Pengertian Tanah Longsor (Tugas TIK)

13
TUGAS TIK (TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI) KELAS : IX-F ANGGOTA : RAHMAN.W YUDHY.J FATHUR.R M.DAFI.A SMP KEMALA BHAYANGAKARI BANDUNG

description

Pengertian Tanah Longsor (Tugas TIK)

Transcript of Pengertian Tanah Longsor (Tugas TIK)

TUGAS TIK (TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI)

KELAS : IX-FANGGOTA : RAHMAN.W YUDHY.J FATHUR.R M.DAFI.A

SMP KEMALA BHAYANGAKARIBANDUNG

TANAH LONGSOR

Pengertian tanah longsor Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak kebawah atau keluar lereng. Proses terjadinya tanah longsor diawali oleh air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai ke tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan diatasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.Beberapa ahli mendefinisikan tanah longsor (landslide) sebagai suatu pergerakan masa batuan, tanah, atau bahan rombakan penysusun lereng bergerak ke bawah atau kelur lereng karena pengaruh gravitasi. Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor penahan. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu/penahan adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut. Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi yang memengaruhi suatu lereng yang curam.Tanah longsor terjadi apabila gaya pendorong pada lereng lebih besar dari pada gaya penahan. Gaya penahan pada umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut lereng, air, beban serta berat jenis tanah atau batuan (PVMBG, 2008). Jadi, dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa tanah longsor/longsoran (landslide) adalah pergerakan suatu material penyusun lereng berupa massa batuan, tanah, atau bahan rombakan material (yang merupakan percampuran tanah dan batuan) menuruni lereng, yang terjadi apabila gaya pendorong pada lereng lebih besar dari pada gaya penahan. Proses tersebut melalui tiga tahapan, yaitu pelepasan, pengangkutan atau pergerakan, dan pengendapan.

Jenis-jenis tanah longsor Ada enam jenis tanah longsor, yaitu longsor translasi, longsor rotasi, pergerakan blok, runtuhan batu, rayapan tanah, dan aliran bahan rombakan. Di indonesia jenis longsor yang paling sering terjadi adalah longsor translasi dan longsor rotasi. Sementara itu, jenis tanah longsor yang paling banyak memakan korban jiwa adalah aliran bahan rombakan.

Longsor TranslasiLongsor ini terjadi karena bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.

Longsor RotasiLongsoran ini muncul akibat bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk cekung.

Pergerakan BlokPergerakan blok terjadi karena perpindahan batuan yang bergerak pada bidang gelincir berbentuk rata. Longsor jenis ini disebut juga longsor translasi blok batu.

Runtuhan BatuRuntuhan batu terjadi saat sejumlah besar batuan atau material lain bergerak kebawah dengan cara jatuh bebas. Biasanya, longsor ini terjadi pada lereng yang terjal sampai menggantung, terutama di daerah pantai. Runtuhan batu-batu besar dapat menyebabkan kerusakan parah.

Rayapan TanahLongsor ini bergerak lambat serta serta jenis tanahnya berupa butiran kasar dan halus. Longsor ini hampir tidak dapat dikenal. Setelah beberapa lama terjadi longsor jenis rayapan, posisi tiang-tiang telepon, pohon-pohon, dan rumah akan miring kebawah.

Aliran Bahan RombakanLongsor ini terjadi ketika massa tanah bergerak didorong oleh air dan terjadi di sepanjang lembah yang mencapai ratusan meter jauhnya. Kecepatan bergantung pada kemiringan lereng, volume air, tekanan air dan jenis materialnya.

Gejala Umum Tanah LongsorGejala-gejala umum yang biasanya timbul sebelum terjadinya bencana tanah longsor adalah : - Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing.- Biasanya terjadi setelah hujan.- Munculnya mata air baru secara tiba-tiba. - Tebing rapuh dan krikil mulai berjatuhan

Faktor-faktor Penyebab Terjadinya tanah Longsor Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar daripada gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan bantuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan.

a. Hujan. Ancaman tanah longsor biasanya dimulai pada bulan November karena meningkatnya intensitas curah hujan. Musim kering yang panjang akan menyebabkan terjadinya penguapan air di permukan tanah dalam jumlah besar. Hal ini mengakibatkan munculnya pori-pori atau rongga tanah hingga terjadi retakan dan merekahnya tanah permukaan. Ketika hujan, air akan menyusup ke bagian yang retak sehingga tanah dengan cepat mengembang kembali. Pada awal musim hujan, intesitas hujan yang tinggi biasanya sering terjadi, sehingga kandungan air pada tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat.Hujan lebat pada awal musim dapat menimbulkan longsor, karena melalui tanah yang merekah air akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral. Bila ada pepohonan di permukaanya, tanah longsor dapat dicegah karena air akan diserap oleh tumbuhan. Akar tumbuhan juga akan berfungsi mengikat tanah.

b. Lereng terjal. Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong. Lereng yang terjal terbentuknya karena pengikisan air sungai, mata air, air laut dan angin. Kebanyakan sudut lereng yang menyebabkan longsor adalah 180 apabila ujung lerengnya terjal dan bidang longsorannya mendatar.

c. Tanah yang kuramg padat dan tebal. Jenis tanah yang kurang padat adalah tanah lempung atau tanh liat dengan ketebalan lebih dari 2.5 m dan sudut lereng lebih dari 220. Tanah jenis ini memilki potensi untuk terjadinya tanah longsor terutama bila terjadi hujan. Selain itu tanah ini sangat rentan terhadap pergerakan tanah karena menjadi lembek terkena air dan pecah ketika hawa terlau panas.

d. Batuan yang kurang kuat. Batuan endapan gunung api dan batuan sedimen berukuran pasir dan campuran antara kerikil, pasir dan lempung umumnya kurang kuat. Batuan tersebut akan mudah menjadi tanah bila mengalami proses pelapukan dan umumnya rentan terhadap tanah longsor bila terjadi pada lereng yang terjal.

e. Jenis tata lahan. Tanah longsor banyak terjadi di daerah tata lahan persawahan, perladangan dan adanya genangan air di lereng yang terjal. Pada lahan persawahan akarnya kurang kuat untuk mengikat butir tanah dan membuat tanah menjadi lembek dan jenuh dengan air sehingga mudah menjadi longsor. Sedangkan untuk daerah perladangan penyebabnya adalah karena akar pohonnya tidak dapat menembus bidang longsoran yang dalam dan umumnya terjadi di daerah longsor lama.f. Getaran.Getaran yang terjadi biasanya diakibatkan oleh gempa bumi, ledakan, getaran mesin dan getaran lalu lintas kendaraan. Akibat yang ditimbulkannya adalah tanah, badan jalan, lantai dan dinding rumah menjadi retak.

g. Susut muka air danau atau bendungan.Akibat susutnya muka air yang cepat di danau maka gaya penahan lereng menjadi hilang, dengan sudut kemiringan waduk 220 mudah terjadi lonsoran dan penurunan tanah yang biasanya diikuti oleh retakan.

h. Adanya beban tambahan. Adanya beban tambahan seperti beban bangunan pada lereng dan kendaraan akan memperbesar gaya pendorong terjadinya longsor, terutama disekitar tikungan jalan pada daerah lembah. Akibatnya adalah sering terjadinya penurunan dan retakan yang arahnya kearah lembah.

i. Pengikisan/erosi.Pengikisan banyak dilakukan oleh air sungai kea rah tebing, selain itu akibat penggundulan hutan di sekitar tikungan sungai, tebing akan menjadi terjal.

j. Adanya material timbunan pada tebing.Untuk mengembangkan dan memperluas lahan pemukiman umumnya dilakukan pemotongan tebing dan penimbunan lembah. Tanah timbunan pada lembah tersebut belum terpadatkan sempurna seperti tanah asli yang berada dibawahnya. Sehingga apabila hujan akan terjadi penurunan tanah yang kemudian diikuti dengan retakan tanah.

k. Bekas longsoran lama.Longsoran lama umumnya terjadi selama dan setelah terjadi pengendapan material gunung api pada lereng yang relative terjal atau pada saat atau sesudah terjadi patahan kulit bumi.

l. Adanya bidang diskontuinitas.Bidang ini memiliki ciri:a. Bidang pelapisan batu.b. Bidang kontak antara tanah penutup dan batuan besar.c. Bidang kontak antara batuan yang retak-retak dengan batuan yang kuat.d. Bidang kontak antara batuan yang dapat melewatkan air dengan batuan yang tidak melewatkan air.e. Bidang kontak antara tanah yang ;lembek dengan tanah yang padat.f. Bidang-bidang tersebut merupakan bidang lemah dan dapat berfungsi sebagai bidang luncuran tanah longsor.

k. Penggundulan hutan Tanah longsor umumnya banyak terjadi di daerah yang relatif gundul dimana pengikatan air tanah sangat kurang. l. Daerah pembuangan sampahPenggunaan lapisan tanah yang rendah untuk pembuangan sampah dalam jumlah banyak dapat mengakibatkan tanah longsor apalagi ditambah dengan guyuran hujan, seperti yang terjadi di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Leuwigajah di Cimahi. Bencana ini menyebabkan sekitar 120 orang lebih meninggal.

Faktor-faktor yang menyebabkan longsor Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar dari gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut kemiringan lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan. Faktor penyebab terjadinya gerakan pada lereng juga tergantung pada kondisi batuan dan tanah penyusun lereng, struktur geologi, curah hujan, vegetasi penutup dan penggunaan lahan pada lereng tersebut, namun secara garis besar dapat dibedakan sebagai faktor alam dan faktor manusia:1). Faktor alam - Kondisi geologi : batuan lapuk, kemiringan lapisan, sisipan lapisan batu lempung, strukutur sesar dan kekar, gempa bumi, stragrafi dan gunung berapi. - Iklim : curah hujan yang tinggi. - Keadaan topografi : lereng yang curam. - Keadaan air : kondisi drainase yang tersumbat, akumulasi massa air, erosi dalam, pelarutan dan tekanan hidrostatika. - Tutup lahan yang mengurangi tahan geser, misalnya tanah kritis. - Getaran yang diakibatkan oleh gempa bumi, ledakan, getaran mesin, dan getaran lalu lintas kendaraan.

2). Faktor manusia- Pemotongan tebing pada penambangan batu di lereg yang terjal.- Penimbunan tanah urugan di daerah lereng.- Kegagalan struktur dinding penahan tanah.- Penggundulan hutan.- Budidaya kolam ikan diatas lereng.- Sistem pertanian yang tidak memperhatikan irigasi yang aman.- Pengembangan wilayah yang tidak di imbangi dengan kesadaran masyarakat, sehingga RUTR tidak ditaati yang akhirnya merugikan sendiri.- Sistem drainase daerah lereng yang tidak baik.

Tahapan Mitigasi Bencana Tanah Longsora. Pemetaan.Menyajikan informasi visual tentang tingkat kerawanan bencana alam geologi di suatu wilayah, sebagai masukkan kepada masyarakat dan atau pemerintah kabupaten/kota dan propinsi sebagai data dasar untuk melakukan pembangunan wilayah agar terhindar dari bencana.

b. Penyelidikan.Mempelajari penyebab dan dampak dari suatu bencana sehingga dapat digunakan dalam perencanaan penanggulangan bencana dan rencana pengembangan wilayah.

c. Pemeriksaan.Melakukan penyelidikian pada saat dan setelah terjadinya bencana, sehingga dapat diketahui penyebab dan cara penanggulangannya.

d. Pemantauan.Pemantauan dilakukan di daerah rawan bencana, pada daerah strategis sevara ekonomi dan jasa, agar diketahui secara dini tingkat bahaya, oleh pengguna dan masyarakat yang bertempat tinggal di daerah tersebut.

e. Sosialisasi.Memberikan pemahaman kepada Pemerintah Propinsi/kabupaten/kota atau masyarakat umum, tentang bencana alam tanah longsor dan akibat yang ditimbulkannya. Sosialisasi dilakukan dengan berbagai cara antara lain, mengirim poster, booklet dan leaflet atau dapat juga secara langsung kepada masyarakat dan aparat pemerintah.

f. Pemeriksaan bencana longsor.Bertujuan mempelajari penyebab, proses terjadinya, kondisi bencana dan tata cara penanggulangan bencana di suatu daerah yang terlanda bencana tanah longsor.

Tanda-tanda tanah longsor yaitu sebagai berikut :- Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing. Biasanya terjadi setelah hujan.- Munculnya mata air baru secara tiba-tiba.- Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.- Jika musim hujan biasanya air tergenang, menjelang bencana itu, airnya langsung hilang.- Pintu dan jendela yang sulit dibuka.- Runtuhnya bagian tanah dalam jumlah besar.- Pohon/tiang listrik banyak yang miring.- Halaman/dalam rumah tiba-tiba ambles.

Mengurangi Dampak Tanah Longsor Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng, dapat berupa tanah atau batuan yang bergerak secara cepat atau perlahan menuruni lereng. Tanah longsor bisa terjadi di daerah berbukit dengan kemiringan lereng lebih dari 20 derajat. Namun demikian, untuk daerah dengan struktur tanah lempung pada kondisi jenuh air akan mungkin terjadi longsor pada sudut lereng kurang dari 20 derajat. Tanah longsor juga merupakan dampak dari terdapatnya lapisan tanah yang tebal menumpang di atas batuan yang lebih keras dan kedap air. Sistem tata air dan tataguna lahan yang kurang baik di daerah lereng seperti adanya kolam ikan pada lereng, sawah, ladang terbuka yang hanya ditanami dengan tanaman berperakaran dangkal, kurangnya tanaman penutup lereng , terdaptanya retakan-retakan berbentuk tapal kuda pada bagian atas tebing, atau terdapatnya mata air pada tebing yang menunjukan tebing telah jenuh air yang sering disertai longsoran-longsoran kecil merupakan ciri bahwa daerah tersebut rawan terjadinya tanah longsor. Upaya yang harus dilakukan dalam rangka mengurangi dampak tanah longsor, diantaranya:1) Mengenali daerah tempat tinggal dan sekitarnya, sehingga jika terdapat ciri-ciri rawan longsor dapat segera menghindar.2) Menanami daerah lereng dengan pohon-pohon berperakaran dalam (terutama pohon-pohon yang dapat dimanfaatkan buahnya dengan tujuan tidak untuk diambil kayunya/atau tidak untuk ditebang).3) Melarang penebangan pohon pada daerah rawan longsor.4) Menutup retakan-retakan yang timbul di atas tebing dengan tanah lempung untuk mencegah air hujan masuk ke dalam tanah.5) Selalu waspada jika terjadi curah hujan tinggi.6) Waspada terhadap rembesan air dan longsoran kecil di sepanjang lereng.Jika terjadi bencana longsor, maka upaya yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:1) Lakukan evakuasi korban yang tertimbun secara hati-hati.2) Melakukan evakuasi penduduk yang tinggal di daerah bahaya ke tempat penampungan yang aman.3) Mencari sumber-sumber air bersih yang dapat dimanfaatkan untuk daerah penampungan korban.4) Segera menghubungi fihak terkait lurah/camat atau satlak penanggulangan bencana dan pengungsi.

Wilayah yang rawan tanah longsor di Indonesia Di Indonesia, terdapat ratusan lokasi rawan longsor dengan kerugian setiap tahunnya mencapai miliaran rupiah. Berikut daerah-daerah yang berpotensi rawan longsor yaitu :- Jawa Tengah ( 327 lokasi )- Jawa Barat ( 276 lokasi ) - Sumatera Barat ( 100 lokasi )- Sumatera Utara ( 53 lokasi )- Yogyakarta ( 30 lokasi ) - Kalimantan Barat ( 23 lokasi )

Ciri Daerah Rawan Longsor1. Daerah berbukit dengan kelerengan lebih dari 20 derajat2. Lapisan tanah tebal di atas lereng3. Sistem tata air dan tata guna lahan yang kurang baik4. Lereng terbuka atau gundul5. Terdapat retakan tapal kuda pada bagian atas tebing6. Banyaknya mata air/rembesan air pada tebing disertai longsoran-longsoran kecil7. Adanya aliran sungai di dasar lereng8. Pembebanan yang berlebihan pada lereng seperti adanya bangunan rumah atau saranan lainnya.9. Pemotongan tebing untuk pembangunan rumah atau jalan

Hal-hal yang dilakukan selama dan sesudah terjadi bencanaa). Tangga Darurat Yang harus dilakukan dalam tahap tangga darurat adalah penyelamatan dan pertolongan korban secepatnya supaya korban tidak bertambah.

b). Rehabilitasi Upaya pemulihan korban dan prasarananya, meliputi kondisi sosial, ekonomi, dan sarana transportasi. Selain itu dikaji juga perkembangan tanah longsor dan teknik pengendaliannay supaya tanah longsor tidak berkembang dan penentuan relokasi korban tanah longsor bila tanah longsor sulit dikendalikan.

c). Rekontruksi Penguatan bangunan-bangunan infrastruktur di daerah rawan longsor tidak menjadi pertimbangan utama untuk mitigasi kerusakan yang disebabkan oleh tanah longsor, karena kerentanan untuk bangunan-bangunan yang dibangun pada jalur tanah longsor hampir 100%.

ANTISIPASI TANAH LONGSOR JANGKA PANJANG- Melakukan pengamatan dan melakukan upaya-upaya penanggulangan yang sesuai- Menanami lereng dengan tanaman serta memperbaiki tata air dan tata guna lahan (Melakukan penghijauan sesuai tata guna lahan)- Menyusun Peta Kawasan Rawan Bencana Tanah Longsor yang digunakan secara disiplin dalam penataan ruang dan kehidupan sehari-hari.

KesimpulanTanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng. Proses terjadinya tanah longsor adalah air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk. Konsekuensi dari tumbukan itu maka terbentuk palung samudera, lipatan, punggungan dan patahan di busur kepulauan, sebaran gunung api, dan sebaran sumber gempa bumi.

SaranAda beberapa tindakan perlindungan dan perbaikan yang bisa ditambah untuk tempat-tempat hunian, antara lain :1). Perbaikan drainase tanah (menambah materi-materi yang bisa menyerap).2). Modifikasi lereng (pengurangan sudut lereng sebelum pembangunan)3). Vegetasi kembali lereng-lereng.4). Beton-beton yang menahan tembok mungkin bisa menstabilkan lokasi hunian.

Selain itu ada hal-hal yang harus diketahui untuk menghindari bencana tanah longsor adalah :1). Jangan mencetak sawah dan membuat kolam pada lereng bagian atas di dekat pemukiman2). Buatlah terasering (sengkedan) [ada lereng yang terjal bila membangun permukiman3). Segera menutup retakan tanah dan dipadatkan agar air tidak masuk ke dalam tanah melalui retakan.4). Jangan melakukan penggalian di bawah lereng terjal