Pengertian Sistem Pemerintahan Presidensial Dan

5
pengertian sistem pemerintahan presidensial dan parlementer Filed under: Belajar Ilmu Negara Tinggalkan Komentar Oktober 20, 2011 Sistem Presidensial A. Pengertian Sistem Presidensial Sistem pemerintahan presidensial atau disebut juga dengan sistem kongresional adalah sistem pemerintahan dimana badan eksekutif dan legislatif memiliki kedudukan yang independen. Kedua badan tersebut tidak berhubungan secara langsung seperti dalam sistem pemerintahan parlementer. Mereka dipilih oleh rakyat secara terpisah. Sistem presidensial tidak mengenal adanya lembaga pemegang supremasi tertinggi. Kedaulatan negara dipisahkan ( separation of power ) menjadi tiga cabang kekuasaan, yakni legislatif, eksekutif, dan yudikatif, yang secara ideal diformulasikan sebagai ”Trias Politica” oleh Montesquieu. Presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat untuk masa kerja yang lamanya ditentukan konstitusi. Konsentrasi kekuasaan ada pada presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Dalam sistem presidensial para menteri adalah pembantu presiden yang diangkat dan bertanggung jawab kepada presiden. merupakan sistem pemerintahan negara republik di mana kekuasan eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasan legislatif. Menurut Rod Hague, pemerintahan presidensiil terdiri dari 2 unsur yaitu: • Presiden yang dipilih rakyat memimpin pemerintahan dan mengangkat pejabat- pejabat pemerintahan yang terkait. • Presiden dengan dewan perwakilan memiliki masa jabatan yang tetap, tidak bisa saling menjatuhkan.. Dalam sistem presidensial, presiden memiliki posisi yang relatif kuat dan tidak dapat dijatuhkan karena rendah subjektif seperti rendahnya dukungan politik. Namun masih ada mekanisme untuk mengontrol presiden. Jika presiden melakukan pelanggaran konstitusi, pengkhianatan terhadap negara, dan terlibat masalah kriminal, posisi presiden bisa dijatuhkan. Bila ia diberhentikan karena pelanggaran-pelanggaran tertentu, biasanya seorang wakil presiden akan menggantikan posisinya. Model ini dianut oleh Amerika serikat, Indonesia ,dan sebagian besar Negara Amerika latin Bentuk MPR sebagai majelis permusyawaratan-perwakilan dipandang lebih sesuai dengan corak hidup kekeluargaan bangsa Indonesia dan lebih menjamin pelaksanaan

description

Pengertian Sistem Pemerintahan Presidensial DanPengertian Sistem Pemerintahan Presidensial DanPengertian Sistem Pemerintahan Presidensial DanPengertian Sistem Pemerintahan Presidensial DanPengertian Sistem Pemerintahan Presidensial DanPengertian Sistem Pemerintahan Presidensial DanPengertian Sistem Pemerintahan Presidensial DanPengertian Sistem Pemerintahan Presidensial DanPengertian Sistem Pemerintahan Presidensial DanPengertian Sistem Pemerintahan Presidensial DanPengertian Sistem Pemerintahan Presidensial DanPengertian Sistem Pemerintahan Presidensial DanPengertian Sistem Pemerintahan Presidensial Dan

Transcript of Pengertian Sistem Pemerintahan Presidensial Dan

pengertian sistem pemerintahan presidensial dan parlementerFiled under: Belajar Ilmu Negara — Tinggalkan Komentar

Oktober 20, 2011

Sistem Presidensial

A. Pengertian Sistem Presidensial

Sistem pemerintahan presidensial atau disebut juga dengan sistem kongresional adalah sistem

pemerintahan dimana badan eksekutif dan legislatif memiliki kedudukan yang independen.

Kedua badan tersebut tidak berhubungan secara langsung seperti dalam sistem pemerintahan

parlementer. Mereka dipilih oleh rakyat secara terpisah. Sistem presidensial tidak mengenal

adanya lembaga pemegang supremasi tertinggi. Kedaulatan negara dipisahkan (separation of

power) menjadi tiga cabang kekuasaan, yakni legislatif, eksekutif, dan yudikatif, yang secara

ideal diformulasikan sebagai ”Trias Politica” oleh Montesquieu. Presiden dan wakil presiden

dipilih langsung oleh rakyat untuk masa kerja yang lamanya ditentukan konstitusi. Konsentrasi

kekuasaan ada pada presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Dalam sistem

presidensial para menteri adalah pembantu presiden yang diangkat dan bertanggung jawab

kepada presiden.

merupakan sistem pemerintahan negara republik di mana kekuasan eksekutif dipilih melalui

pemilu dan terpisah dengan kekuasan legislatif.

Menurut Rod Hague, pemerintahan presidensiil terdiri dari 2 unsur yaitu:

• Presiden yang dipilih rakyat memimpin pemerintahan dan mengangkat pejabat-pejabat

pemerintahan yang terkait.

• Presiden dengan dewan perwakilan memiliki masa jabatan yang tetap, tidak bisa saling

menjatuhkan..

Dalam sistem presidensial, presiden memiliki posisi yang relatif kuat dan tidak dapat dijatuhkan

karena rendah subjektif seperti rendahnya dukungan politik. Namun masih ada mekanisme untuk

mengontrol presiden. Jika presiden melakukan pelanggaran konstitusi, pengkhianatan terhadap

negara, dan terlibat masalah kriminal, posisi presiden bisa dijatuhkan. Bila ia diberhentikan

karena pelanggaran-pelanggaran tertentu, biasanya seorang wakil presiden akan menggantikan

posisinya.

Model ini dianut oleh Amerika serikat,Indonesia,dan sebagian besar Negara Amerika latin

Bentuk MPR sebagai majelis permusyawaratan-perwakilan dipandang lebih sesuai dengan corak

hidup kekeluargaan bangsa Indonesia dan lebih menjamin pelaksanaan demokrasi politik dan

ekonomi untuk terciptanya keadilan sosial,dan sebagai ciri demokrasi Indonesia. Dalam struktur

pemerintahan negara, MPR berkedudukan sebagai supreme power dan penyelenggara negara

yang tertinggi. DPR adalah bagian dari MPR yang berfungsi sebagai legislatif. Presiden

menjalankan tugas MPR sebagai kekuasaan eksekutif tertinggi, sebagai mandataris MPR.

Sebagai penjelmaan rakyat dan merupakan pemegang supremasi kedaulatan, MPR adalah

penyelenggara pemerintahan negara tertinggi, “pemegang” kekuasaan eksekutif dan legislatif.

DPR adalah bagian MPR yang menjalankan kekuasaan legislatif, sedangkan presiden adalah

mandataris yang bertugas menjalankan kekuasaan eksekutif. Bersama-sama, DPR dan presiden

menyusun undang-undang. DPR dan presiden tidak dapat saling menjatuhkan seperti pada

sistem parlementer maupun presidensial.

Sistem presidensial dipandang mampu menciptakan pemerintahan negara berasaskan

kekeluargaan dengan stabilitas dan efektifitas yang tinggi. Sehingga para anggota legislatif bisa

lebih independent dalam membuat UU karena tidak khawatir dengan jatuh bangunnya

pemerintahan. Sistem presidensial mempunyai kelebihan dalam stabilitas pemerintahan,

demokrasi yang lebih besar dan pemerintahan yang lebih terbatas. Adapun kekurangannya,

kemandekan (deadlock) eksekutif-legislatif, kekakuan temporal, dan pemerintahan yang lebih

eksklusif.

Secara konstitusional, DPR mempunyai peranan untuk menyusun APBN, mengontrol jalannya

pemerintahan, membuat undang-undang dan peranan lain seperti penetapan pejabat dan duta.

Presiden tak lagi bertanggung jawab pada DPR karena ia dipilih langsung oleh rakyat.

Konstitusi RI jelas telah menetapkan sistem pemerintahan presidensial. Pemerintahan

presidensial mengandalkan pada individualitas. Sistem pemerintahan presidensial bertahan pada

citizenship yang bisa menghadapi kesewenang-wenangan kekuasaan dan juga kemampuan DPR

untuk memerankan diri memformulasikan aturan main dan memastikan janji presiden berjalan.

Pemerintahan presidensial memang membutuhkan dukungan riil dari rakyat yang akan

menyerahkan mandatnya kepada capres. Namun, rakyat tak bisa menyerahkan begitu saja

mandatnya tanpa tahu apa yang akan dilakukan capres.

B. Ciri-ciri pemerintahan presidensial yaitu

• Dikepalai oleh seorang presiden sebagai kepala pemerintahan sekaligus kepala negara.

• Kekuasaan eksekutif presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat dan dipilih langsung oleh

mereka atau melalui badan perwakilan rakyat.

• Presiden memiliki hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat dan memberhentikan

menteri-menteri yang memimpin departemen dan non-departemen.

• Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan eksekutif (bukan kepada

kekuasaan legislatif).

.

• Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh presiden. Kabinet bertangungjawab kepada presiden

dan tidak bertanggung jawab kepada parlemen atau legislatif.

• Presiden tidak bertanggungjawab kepada parlemen. Hal itu dikarenakan presiden tidak dipilih

oleh parlemen.

• Presiden tidak dapat membubarkan parlemen seperti dalam sistem parlementer.

• Parlemen memiliki kekuasaan legislatif dan sebagai lembaga perwakilan. Anggota parlemen

dipilih oleh rakyat.

.

C. Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pemerintahan Presidensial

Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial:

• Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung pada parlemen.

• Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu. Misalnya, masa

jabatan Presiden Amerika Serikat adalah empat tahun, Presiden Filipina adalah enam tahun dan

Presiden Indonesia adalah lima tahun.

• Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa jabatannya.

• Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena dapat diisi oleh

orang luar termasuk anggota parlemen sendiri.

• Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung pada parlemen.

• Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu. Misalnya, masa

jabatan Presiden Amerika Serikat adalah empat tahun, Presiden Indonesia adalah lima tahun.

• Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa jabatannya.

• Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena dapat diisi oleh

orang luar termasuk anggota parlemen sendiri.

D. Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial:

• Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat menciptakan

kekuasaan mutlak.

• Sistem pertanggungjawaban kurang jelas.

• Pembuatan keputusan atau kebijakan publik umumnya hasil tawar-menawar antara eksekutif

dan legislatif sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas dan memakan waktu yang lama.

• Karena presiden tidak bertanggung jawab pada badan legislatif, maka sistem

pertanggungjawabannya menjadi tidak jelas

• Bisa menciptakan sebuah kekuasaan yang mutlak karena kekuasaan eksekutif berada di luar

pengawasan langsung legislatif.

E. Tugas presiden sebagai kepala Negara dan pemerintahan

F. Tugas Presiden Sebagai Kepala Negara :

Kepala negara adalah orang yang mengepalai negara dan sebagai symbol resmi negara

Indonesia di dunia yang mempunyai tugas sebagai berikut :

1. Menetapkan dan mengajukan anggota dari hakim konstintusi.

2. Mangangkat duta dan konsul untuk negara lain dengan pertimbangan DPR.

3. Menerima duta dari negara lain dengan pertimbangan DPR.

4. Memberikan Grasi dan Rehabilitasi dengan pertimbangan dari MA / Mahkamah Agung.

5. Memberikan Amnesti dan Abolisi Rehabilitasi dengan pertimbangan dari DPR.

6. Memegang kekuasaan tertinggi atas AU / Angkatan Udara, AD / Angkatan Darat dan AL /

Angkatan Laut.

7. Menyatakan keadaan bahaya yang syarat-syaratnya ditetapkan oleh Undang- Undang.

8. Menyatakan perang dengan negara lain, damai dengan negara lain dan perjanjian dengan

negara lain dengan persetujuan DPR.

9. Membuat perjanjian yang menyangkut hajat hidup orang banyak, mempengaruhi beban

keuangan negara dan atau mengharuskan adanya perubahan / pembentukan Undang-Undang

harus dengan persetujuan DPR.

10. Memberi gelar, tanda jasa, tanda kehormatan dan sebagainya yang diatur oleh UU

11. Menetapkan calon Hakim Agung yang diusulkan oleh KY / Komisi Yudisial dengan persetujuan

DPR.

12. Meresmikan anggota Badan Pemeriksa Keuangan yang dipilih DPR atas dasar pertimbangan

DPD.

13. Membentuk dewan pertimbangan yang memiliki tugas memberi nasehat dan pertimbangan

untuk Presiden yang diatur oleh UU.

G. Tugas Presiden Sebagai Kepala Pemerintahan :

Sebagai kepala pemerintahan, Presiden dibantu oleh menteri-menteri dalam kabinet, memegang

kekuasaan eksekutif untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintahan sehari-hari. Tugas presiden

sebagai kepala pemerintahan yaitu sebagai berikut :

1. Menjalankan roda pemerintahan dengan di bantu oleh para menteri dan stafnya

2. Menetapkan peraturan pemerintah

3. Mengajukan rancangan Undang-Undang