Pengertian Nyeri

47
2Pengertian nyeri Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007). Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan Fisiologi nyeri Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara potensial merusak. Reseptor nyeri disebut juga nosireceptor, secara anatomis reseptor nyeri (nosireceptor) ada yang bermielien dan ada juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer. Berdasarkan letaknya, nosireseptor dapat dikelompokkan dalam beberapa bagaian tubuh yaitu pada kulit (Kutaneus), somatik dalam (deep somatic), dan pada daerah viseral, karena letaknya yang berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda. Nosireceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang berasal dari daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan. Reseptor jaringan kulit (kutaneus) terbagi dalam dua komponen yaitu : a. Reseptor A delta Merupakan serabut komponen cepat (kecepatan tranmisi 6-30 m/det) yang memungkinkan timbulnya nyeri tajam yang akan cepat hilang apabila penyebab nyeri dihilangkan b. Serabut C Merupakan serabut komponen lambat (kecepatan tranmisi 0,5 m/det) yang terdapat pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya bersifat tumpul dan sulit dilokalisasi Struktur reseptor nyeri somatik dalam meliputi reseptor nyeri yang terdapat pada tulang, pembuluh darah, syaraf, otot, dan jaringan penyangga lainnya. Karena struktur reseptornya komplek, nyeri yang timbul merupakan nyeri yang tumpul dan sulit dilokalisasi. Reseptor nyeri jenis ketiga adalah reseptor viseral, reseptor ini meliputi organ-organ viseral seperti jantung, hati, usus, ginjal dan sebagainya. Nyeri yang timbul pada reseptor ini

Transcript of Pengertian Nyeri

Page 1: Pengertian Nyeri

2Pengertian nyeriNyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007).Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakanFisiologi nyeriReseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara potensial merusak. Reseptor nyeri disebut juga nosireceptor, secara anatomis reseptor nyeri (nosireceptor) ada yang bermielien dan ada juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer.Berdasarkan letaknya, nosireseptor dapat dikelompokkan dalam beberapa bagaian tubuh yaitu pada kulit (Kutaneus), somatik dalam (deep somatic), dan pada daerah viseral, karena letaknya yang berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda.Nosireceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang berasal dari daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan. Reseptor jaringan kulit (kutaneus) terbagi dalam dua komponen yaitu :a. Reseptor A deltaMerupakan serabut komponen cepat (kecepatan tranmisi 6-30 m/det) yang memungkinkan timbulnya nyeri tajam yang akan cepat hilang apabila penyebab nyeri dihilangkanb. Serabut CMerupakan serabut komponen lambat (kecepatan tranmisi 0,5 m/det) yang terdapat pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya bersifat tumpul dan sulit dilokalisasiStruktur reseptor nyeri somatik dalam meliputi reseptor nyeri yang terdapat pada tulang, pembuluh darah, syaraf, otot, dan jaringan penyangga lainnya. Karena struktur reseptornya komplek, nyeri yang timbul merupakan nyeri yang tumpul dan sulit dilokalisasi.Reseptor nyeri jenis ketiga adalah reseptor viseral, reseptor ini meliputi organ-organ viseral seperti jantung, hati, usus, ginjal dan sebagainya. Nyeri yang timbul pada reseptor ini biasanya tidak sensitif terhadap pemotongan organ, tetapi sangat sensitif terhadap penekanan, iskemia dan inflamasi.Teori Pengontrolan nyeri (Gate control theory)Terdapat berbagai teori yang berusaha menggambarkan bagaimana nosireseptor dapat menghasilkan rangsang nyeri. Sampai saat ini dikenal berbagai teori yang mencoba menjelaskan bagaimana nyeri dapat timbul, namun teori gerbang kendali nyeri dianggap paling relevan (Tamsuri, 2007)Teori gate control dari Melzack dan Wall (1965) mengusulkan bahwa impuls nyeri dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat. Teori ini mengatakan bahwa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat sebuah pertahanan tertutup. Upaya menutup pertahanan tersebut merupakan dasar teori menghilangkan nyeri.Suatu keseimbangan aktivitas dari neuron sensori dan serabut kontrol desenden dari otak mengatur proses pertahanan. Neuron delta-A dan C melepaskan substansi C melepaskan substansi P untuk mentranmisi impuls melalui mekanisme pertahanan. Selain itu, terdapat mekanoreseptor, neuron beta-A yang lebih tebal, yang lebih cepat yang melepaskan neurotransmiter penghambat. Apabila masukan yang dominan berasal dari serabut beta-A, maka akan menutup mekanisme pertahanan. Diyakini mekanisme penutupan ini dapat terlihat saat seorang perawat menggosok punggung klien dengan lembut. Pesan yang dihasilkan akan menstimulasi mekanoreseptor, apabila masukan yang dominan berasal dari serabut delta A dan serabut C, maka akan membuka pertahanan tersebut dan klien mempersepsikan sensasi

Page 2: Pengertian Nyeri

nyeri. Bahkan jika impuls nyeri dihantarkan ke otak, terdapat pusat kortek yang lebih tinggi di otak yang memodifikasi nyeri. Alur saraf desenden melepaskan opiat endogen, seperti endorfin dan dinorfin, suatu pembunuh nyeri alami yang berasal dari tubuh. Neuromedulator ini menutup mekanisme pertahanan dengan menghambat pelepasan substansi P. tehnik distraksi, konseling dan pemberian plasebo merupakan upaya untuk melepaskan endorfin (Potter, 2005) Respon Psikologisrespon psikologis sangat berkaitan dengan pemahaman klien terhadap nyeri yang terjadi atau arti nyeri bagi klien.Arti nyeri bagi setiap individu berbeda-beda antara lain :1) Bahaya atau merusak2) Komplikasi seperti infeksi3) Penyakit yang berulang4) Penyakit baru5) Penyakit yang fatal6) Peningkatan ketidakmampuan7) Kehilangan mobilitas8) Menjadi tua9) Sembuh10) Perlu untuk penyembuhan11) Hukuman untuk berdosa12) Tantangan13) Penghargaan terhadap penderitaan orang lain14) Sesuatu yang harus ditoleransi15) Bebas dari tanggung jawab yang tidak dikehendakiPemahaman dan pemberian arti nyeri sangat dipengaruhi tingkat pengetahuan, persepsi, pengalaman masa lalu dan juga faktor sosial budayaRespon fisiologis terhadap nyeri1) Stimulasi Simpatik:(nyeri ringan, moderat, dan superficial)a) Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rateb) Peningkatan heart ratec) Vasokonstriksi perifer, peningkatan BPd) Peningkatan nilai gula darahe) Diaphoresisf) Peningkatan kekuatan ototg) Dilatasi pupilh) Penurunan motilitas GI2) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)a) Muka pucatb) Otot mengerasc) Penurunan HR dan BPd) Nafas cepat dan irregulere) Nausea dan vomitusf) Kelelahan dan keletihanRespon tingkah laku terhadap nyeri1) Respon perilaku terhadap nyeri dapat mencakup:2) Pernyataan verbal (Mengaduh, Menangis, Sesak Nafas, Mendengkur)3) Ekspresi wajah (Meringis, Menggeletukkan gigi, Menggigit bibir)4) Gerakan tubuh (Gelisah, Imobilisasi, Ketegangan otot, peningkatan gerakan jari & tangan

Page 3: Pengertian Nyeri

5) Kontak dengan orang lain/interaksi sosial (Menghindari percakapan, Menghindari kontak sosial, Penurunan rentang perhatian, Fokus pd aktivitas menghilangkan nyeri)Individu yang mengalami nyeri dengan awitan mendadak dapat bereaksi sangat berbeda terhadap nyeri yang berlangsung selama beberapa menit atau menjadi kronis. Nyeri dapat menyebabkan keletihan dan membuat individu terlalu letih untuk merintih atau menangis. Pasien dapat tidur, bahkan dengan nyeri hebat. Pasien dapat tampak rileks dan terlibat dalam aktivitas karena menjadi mahir dalam mengalihkan perhatian terhadap nyeri.Meinhart & McCaffery mendiskripsikan 3 fase pengalaman nyeri:1) Fase antisipasi (terjadi sebelum nyeri diterima)Fase ini mungkin bukan merupakan fase yg paling penting, karena fase ini bisa mempengaruhi dua fase lain. Pada fase ini memungkinkan seseorang belajar tentang nyeri dan upaya untuk menghilangkan nyeri tersebut. Peran perawat dalam fase ini sangat penting, terutama dalam memberikan informasi pada klien. 2) Fase sensasi (terjadi saat nyeri terasa) Fase ini terjadi ketika klien merasakan nyeri. karena nyeri itu bersifat subyektif, maka tiap orang dalam menyikapi nyeri juga berbeda-beda. Toleraransi terhadap nyeri juga akan berbeda antara satu orang dengan orang lain. orang yang mempunyai tingkat toleransi tinggi terhadap nyeri tidak akan mengeluh nyeri dengan stimulus kecil, sebaliknya orang yang toleransi terhadap nyerinya rendah akan mudah merasa nyeri dengan stimulus nyeri kecil. Klien dengan tingkat toleransi tinggi terhadap nyeri mampu menahan nyeri tanpa bantuan, sebaliknya orang yang toleransi terhadap nyerinya rendah sudah mencari upaya mencegah nyeri, sebelum nyeri datang.Keberadaan enkefalin dan endorfin membantu menjelaskan bagaimana orang yang berbeda merasakan tingkat nyeri dari stimulus yang sama. Kadar endorfin berbeda tiap individu, individu dengan endorfin tinggi sedikit merasakan nyeri dan individu dengan sedikit endorfin merasakan nyeri lebih besar.Klien bisa mengungkapkan nyerinya dengan berbagai jalan, mulai dari ekspresi wajah, vokalisasi dan gerakan tubuh. Ekspresi yang ditunjukan klien itulah yang digunakan perawat untuk mengenali pola perilaku yang menunjukkan nyeri. Perawat harus melakukan pengkajian secara teliti apabila klien sedikit mengekspresikan nyerinya, karena belum tentu orang yang tidak mengekspresikan nyeri itu tidak mengalami nyeri. Kasus-kasus seperti itu tentunya membutuhkan bantuan perawat untuk membantu klien mengkomunikasikan nyeri secara efektif. 3) Fase akibat (terjadi ketika nyeri berkurang atau berhenti)Fase ini terjadi saat nyeri sudah berkurang atau hilang. Pada fase ini klien masih membutuhkan kontrol dari perawat, karena nyeri bersifat krisis, sehingga dimungkinkan klien mengalami gejala sisa pasca nyeri. Apabila klien mengalami episode nyeri berulang, maka respon akibat (aftermath) dapat menjadi masalah kesehatan yang berat. Perawat berperan dalam membantu memperoleh kontrol diri untuk meminimalkan rasa takut akan kemungkinan nyeri berulang.Faktor yang mempengaruhi respon nyeri1) Usia Anak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat harus mengkaji respon nyeri pada anak. Pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri jika sudah patologis dan mengalami kerusakan fungsi. Pada lansia cenderung memendam nyeri yang dialami, karena mereka mengangnggap nyeri adalah hal alamiah yang harus dijalani dan mereka takut kalau mengalami penyakit berat atau meninggal jika nyeri diperiksakan.2) Jenis kelamin

Page 4: Pengertian Nyeri

Gill (1990) mengungkapkan laki-laki dan wnita tidak berbeda secara signifikan dalam merespon nyeri, justru lebih dipengaruhi faktor budaya (ex: tidak pantas kalo laki-laki mengeluh nyeri, wanita boleh mengeluh nyeri).3) KulturOrang belajar dari budayanya, bagaimana seharusnya mereka berespon terhadap nyeri misalnya seperti suatu daerah menganut kepercayaan bahwa nyeri adalah akibat yang harus diterima karena mereka melakukan kesalahan, jadi mereka tidak mengeluh jika ada nyeri.4) Makna nyeriBerhubungan dengan bagaimana pengalaman seseorang terhadap nyeri dan dan bagaimana mengatasinya.5) PerhatianTingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat mempengaruhi persepsi nyeri. Menurut Gill (1990), perhatian yang meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat, sedangkan upaya distraksi dihubungkan dengan respon nyeri yang menurun. Tehnik relaksasi, guided imagery merupakan tehnik untuk mengatasi nyeri.6) AnsietasCemas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri bisa menyebabkan seseorang cemas.7) Pengalaman masa laluSeseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa lampau, dan saat ini nyeri yang sama timbul, maka ia akan lebih mudah mengatasi nyerinya. Mudah tidaknya seseorang mengatasi nyeri tergantung pengalaman di masa lalu dalam mengatasi nyeri. 8) Pola kopingPola koping adaptif akan mempermudah seseorang mengatasi nyeri dan sebaliknya pola koping yang maladaptive akan menyulitkan seseorang mengatasi nyeri.9) Support keluarga dan sosialIndividu yang mengalami nyeri seringkali bergantung kepada anggota keluarga atau teman dekat untuk memperoleh dukungan dan perlindunganIntensitas NyeriIntensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling mungkin adalah menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Namun, pengukuran dengan tehnik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri (Tamsuri, 2007).Menurut smeltzer, S.C bare B.G (2002) adalah sebagai berikut :1) skala intensitas nyeri deskritif

2) Skala identitas nyeri numerik

3) Skala analog visual

Page 5: Pengertian Nyeri

4) Skala nyeri menurut bourbanis

Keterangan :0 :Tidak nyeri 1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis,menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik.7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapatmengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagiberkomunikasi, memukul.Karakteristik paling subyektif pada nyeri adlah tingkat keparahan atau intensitas nyeri tersebut. Klien seringkali diminta untuk mendeskripsikan nyeri sebagai yang ringan, sedang atau parah. Namun, makna istilah-istilah ini berbeda bagi perawat dan klien. Dari waktu ke waktu informasi jenis ini juga sulit untuk dipastikan.Skala deskritif merupakan alat pengukuran tingkat keparahan nyeri yang lebih obyektif. Skala pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor Scale, VDS) merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima kata pendeskripsi yang tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang garis. Pendeskripsi ini diranking dari “tidak terasa nyeri” sampai “nyeri yang tidak tertahankan”. Perawat menunjukkan klien skala tersebut dan meminta klien untuk memilih intensitas nyeri trbaru yang ia rasakan. Perawat juga menanyakan seberapa jauh nyeri terasa paling menyakitkan dan seberapa jauh nyeri terasa paling tidak menyakitkan. Alat VDS ini memungkinkan klien memilih sebuah kategori untuk mendeskripsikan nyeri. Skala penilaian numerik (Numerical rating scales, NRS) lebih digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini, klien menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10. Skala paling efektif digunakan saat mengkaji intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi terapeutik. Apabila digunakan skala untuk menilai nyeri, maka direkomendasikan patokan 10 cm (AHCPR, 1992).Skala analog visual (Visual analog scale, VAS) tidak melebel subdivisi. VAS adalah suatu garis lurus, yang mewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya. Skala ini memberi klien kebebasan penuh untuk mengidentifikasi keparahan nyeri. VAS dapat merupakan pengukuran keparahan nyeri yang lebih sensitif karena klien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian dari pada dipaksa memilih satu kata atau satu angka (Potter, 2005).Skala nyeri harus dirancang sehingga skala tersebut mudah digunakan dan tidak mengkomsumsi banyak waktu saat klien melengkapinya. Apabila klien dapat membaca dan

Page 6: Pengertian Nyeri

memahami skala, maka deskripsi nyeri akan lebih akurat. Skala deskritif bermanfaat bukan saja dalam upaya mengkaji tingkat keparahan nyeri, tapi juga, mengevaluasi perubahan kondisi klien. Perawat dapat menggunakan setelah terapi atau saat gejala menjadi lebih memburuk atau menilai apakah nyeri mengalami penurunan atau peningkatan (Potter, 2005).

 Konsep Nyeri Konsep Nyeri. Nyeri adalah perasaan tidak nyaman, baik ringan maupun berat. Nyeri ini hanya dapat dirasakan oleh individu tersebut tanpa dapat dirasakan oleh orang lain, serta mencakup pola fikir, aktifitas seseorang secara langsung, dan juga perubahan hidup seseorang. Nyeri merupakan tanda dan gejala penting yang dapat menunjukkan telah terjadinya gangguan secara fisiologikal. Demikian sedikit pengertian dan konsep nyeri. Untuk kali ini Blog Keperawatan akan mencoba berbagi sedikit mengenai konsep nyeri ini dan semoga bisa memberikan manfaat.

Ada juga pengertian nyeri dari beberapa ahli diantaranya yaitu : Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual dan potensial (Brunner & Suddarth, 2002)Nyeri adalah sensasi ketidaknyamanan yang dimanisfestasikan sebagai penderitaan yang diakibatkan oleh persepsi jiwa yang nyata, ancaman dan fantasi luka (Kozier dan Erb, 1983)Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan atau potensial menyebabkan kerusakan jaringan (Perry & Potter, 2005)

Selanjutnya kita melangkah kepada penyebab dari nyeri. Penyebab nyeri diantaranya yaitu :1. Trauma. Trauma ini juga terbagi menjadi beberapa macam. Penyebab trauma ini terbagi menjadi :

1. Mekanik. Rasa nyeri yang diakibatkan oleh mekanik ini timbul akibat ujung-ujung saraf bebas mengalami kerusakan. Contoh dari nyeri akibat trauma mekanik ini adalah akibat adanya benturan, gesekan, luka dan lain-lain.

2. Thermis. Nyeri karena hal ini timbul karena ujung saraf reseptor mendapat rangsangan akibat panas, dingin, misal karena api dan air.

3. Khemis. Nyeri yang ditimbulkan karena adanya kontak dengan zat kimia yang bersifat asam atau pun basa kuat.

4. Elektrik. Nyeri yang ditimbulkan karena adanya pengaruh aliran listrik yang kuat mengenai reseptor rasa nyeri yang menimbulkan kekejangan otot dan luka bakar.

2. Neoplasma. Neoplasma ini juga terbagi menjadi dua yaitu : Neoplasma Jinak. Neoplasma Ganas.

3. Gangguan sirkulasi darah dan kelainan pembuluh darah. Hal ini dapat dicontohkan pada pasien dengan infark miokard akut atau pun angina pektoris yang dirasakan adalah adanya nyeri dada yang khas.4. Peradangan. Nyeri yang diakibatkan karena adanya kerusakan ujung-ujung saraf reseptor akibat adanya peradangan atau terjepit oleh pembengkakan. Contohnya adalah nyeri karena abses.5. Trauma psikologis.

Setelah kita mengetahui akan penyebab dari nyeri pada konsep nyeri ini maka selanjutnya kita melangkah kepada klasifikasi nyeri.

Page 7: Pengertian Nyeri

Klasifikasi nyeri dibedakan menjadi : 1. Menurut Tempat Nyeri.

1. Periferal Pain. Periferal pain ini terbagi menjadi 3 yaitu nyeri permukaan (superfisial pain), nyeri dalam (deep pain), nyeri alihan (reffered pain). Nyeri alihan ini maksudnya adalah nyeri yang dirasakan pada area yang bukan merupakan sumber nyerinya.

2. Central Pain. Nyeri ini terjadi karena perangsangan pada susunan saraf pusat, spinal cord, batang otak.

3. Psychogenic Pain. Nyeri ini dirasakan tanpa adanya penyebab organik, tetapi akibat dari trauma psikologis.

4. Phantom Pain. Phantom Pain ini merupakan perasaan pada bagian tubuh yang sudah tak ada lagi, contohnya pada amputasi. Phantom pain timbul akibat dari stimulasi dendrit yang berat dibandingkan dengan stimulasi reseptor biasanya. Oleh karena itu, orang tersebut akan merasa nyeri pada area yang telah diangkat.

5. Radiating Pain. Nyeri yang dirasakan pada sumbernya yang meluas ke jaringan sekitar.

2. Menurut Sifat Nyeri. Insidentil. Yaitu sifat nyeri yang timbul sewaktu-waktu dan kemudian menghilang. Steady. Yaitu sifat nyeri yang timbul menetap dan dirasakan dalam waktu yang lama. Paroxysmal. Yaitu nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali dan

biasanya menetap selama 10 – 15 menit, lalu menghilang dan kemudian timbul kembali.

Intractable Pain. Yaitu sifat nyeri yang resisten dengan diobati atau dikurangi. Contoh pada arthritis, pemberian analgetik narkotik merupakan kontraindikasi akibat dari lamanya penyakit yang dapat mengakibatkan kecanduan.

3. Menurut Berat Ringannya Nyeri.1. Nyeri Ringan yaitu nyeri yang berada dalam intensitas yang rendah.2. Nyeri Sedang yaitu nyeri yang menimbulkan suatu reaksi fisiologis dan juga reaksi

psikologis.3. Nyeri Berat yaitu nyeri yang berada dalam intensitas yang tinggi.

4. Menurut Waktu Serangan.1. Nyeri Akut. Nyeri akut biasanya berlangsung singkat, misalnya nyeri pada fraktur.

Klien yang mengalami nyeri akut pada umumnya akan menunjukkan gejala-gejala antara lain : respirasi meningkat, Denyut jantung dan Tekanan darah meningkat, dan pallor.

2. Nyeri Kronis. Nyeri kronis berkembang lebih lambat dan terjadi dalam waktu lebih lama dan pada umumnya penderita sering sulit mengingat sejak kapan nyeri mulai dirasakan.

Selanjutnya melangkah pada patofisiologi nyeri. Patofisiologi nyeri ini dapat digambarkan sebagai berikut :Reseptor nyeri disebut nosiseptor. Nosiseptor mencakup ujung-ujung saraf bebas yang berespon terhadap berbagai rangsangan termasuk tekanan mekanis, deformasi, suhu yang ekstrim, dan berbagai bahan kimia. Pada rangsangan yang intensif, reseptor-reseptor lain misalnya badan Pacini dan Meissner juga mengirim informasi yang dipersepsikan sebagai nyeri. Zat-zat kimia yang memperparah nyeri antara lain adalah histamin, bradikini, serotonin, beberapa prostaglandin, ion kalium, dan ion hydrogen. Masing-masing zat tersebut tertimbun di tempat cedera, hipoksia, atau kematian sel. Nyeri cepat (fast pain) disalurkan ke korda spinalis oleh serat A delta, nyeri lambat (slow pain) disalurkan ke korda spinalis oleh serat C lambat.

Page 8: Pengertian Nyeri

Serat-serat C tampak mengeluarkan neurotransmitter substansi P sewaktu bersinaps di korda spinalis. Setelah di korda spinalis, sebagian besar serat nyeri bersinaps di neuron-neuron tanduk dorsal dari segmen. Namun, sebagian serat berjalan ke atas atau ke bawah beberapa segmen di korda spinalis sebelum bersinaps. Setelah mengaktifkan sel-sel di korda spinalis, informasi mengenai rangsangan nyeri diikirim oleh satu dari dua jaras ke otak- traktus neospinotalamikus atau traktus paleospinotalamikus (Corwin, 2000 : 225).

Informasi yang di bawa ke korda spinalis dalam serat-serat A delta di salurkan ke otak melalui serat-serat traktus neospinotalamikus. Sebagian dari serat tersebut berakhir di reticular activating system dan menyiagakan individu terhadap adanya nyeri, tetapi sebagian besar berjalan ke thalamus. Dari thalamus, sinyal-sinyal dikirim ke korteks sensorik somatic tempat lokasi nyeri ditentukan dengan pasti (Corwin, 2000 : 225).

Informasi yang dibawa ke korda spinalis oleh serat-serat C, dan sebagian oleh serat A delta, disalurkan ke otak melalui serat-serat traktus paleospinotalamikus. Serat-serat ini berjalan ke daerah reticular dibatang otak, dan ke daerah di mesensefalon yang disebut daerah grisea periakuaduktus. Serat- serat paleospinotalamikus yang berjalan melalui daerah reticular berlanjut untuk mengaktifkan hipotalamus dan system limbik. Nyeri yang di bawa dalam traktus paleospinotalamik memiliki lokalisasi yang difus dan berperan menyebabkan distress emosi yang berkaitan dengan nyeri (Corwin, 2000 : 225).

Demikian tadi sahabat sedikit mengenai konsep nyeri dan dengan kita mengenal akan penyebab nyeri dan juga konsep nyeri ini akan bisa memberikan manfaat.- See more at: http://askep-net.blogspot.com/2012/06/konsep-nyeri.html#sthash.Zkr9VJKl.dpuf

KONSEP DASAR NYERI1. Pengertian nyeri

Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007).

Nyeri adalah suatu keadaan individu mengalami dan melaporkan adanya rasa tidak nyaman yang berat atau perasaan tidak menyenangkan. (Diagnosa keperawatan edisi 8 Linda Jual 1998).

Nyeri adalah pengalaman sensori serta emosi yang tidak menyenangkan dan meningkatkan akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. (Judith M. Wilkinson 2002).

2. Fisiologi nyeriReseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri.

Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara potensial merusak. Reseptor nyeri disebut juga nosireceptor, secara anatomis reseptor nyeri (nosireceptor) ada yang bermielien dan ada juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer.

Berdasarkan letaknya, nosireseptor dapat dikelompokkan dalam beberapa bagaian tubuh yaitu pada kulit (Kutaneus), somatik dalam (deep somatic), dan pada daerah viseral, karena letaknya yang berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda.

Page 9: Pengertian Nyeri

Nosireceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang berasal dari daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan. Reseptor jaringan kulit (kutaneus) terbagi dalam dua komponen yaitu :a. Reseptor A delta

Merupakan serabut komponen cepat (kecepatan tranmisi 6-30 m/det) yang memungkinkan timbulnya nyeri tajam yang akan cepat hilang apabila penyebab nyeri dihilangkanb. Serabut C

Merupakan serabut komponen lambat (kecepatan tranmisi 0,5 m/det) yang terdapat pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya bersifat tumpul dan sulit dilokalisasi

Struktur reseptor nyeri somatik dalam meliputi reseptor nyeri yang terdapat pada tulang, pembuluh darah, syaraf, otot, dan jaringan penyangga lainnya. Karena struktur reseptornya komplek, nyeri yang timbul merupakan nyeri yang tumpul dan sulit dilokalisasi.

Reseptor nyeri jenis ketiga adalah reseptor viseral, reseptor ini meliputi organ-organ viseral seperti jantung, hati, usus, ginjal dan sebagainya. Nyeri yang timbul pada reseptor ini biasanya tidak sensitif terhadap pemotongarn organ, tetapi sangat sensitif terhadap penekanan, iskemia dan inflamasi.

3. Etiologi NyeriAdapun Etiologi Nyeri yaitu:

1.      Stimulasi Kimia (Histamin, bradikirun, prostaglandin, bermacam-macam asam)2.      Pembengkakan Jaringan3.      Spasmus Otot4.      Kehamilan5.      Inflamasi6.      Keletihan7.      Kanker

4. Manifestasi klinis1.      Gangguam Tidur2.      Posisi Menghindari Nyeri3.      Gerakan Menghindari Nyeri4.      Pucat5.      Perubahan Nafsu Makan

5. Komplikasi1.      Edema Pulmonal2.      Kejang3.      Masalah Mobilisasi4.      Hipertensi5.      Hipovolemik6.      Hipertermia

6. Fokus Pengkajian1.      Riwayat Keperawatana.    Keluhan Utama : Pasien mengatakan Nyerib.   Riwayat Kesehatan sekarang : Mulai kapan dimulai nyeri (Akut/kronis) Pola Nyeri, Skala

NyeriMenurut smeltzer, S.C bare B.G (2002) adalah sebagai berikut :

Page 10: Pengertian Nyeri

c.    Riwayat Penyakit Dahulu melalui kemungkinan pernah nyeri, atau pengalaman nyeri dimasa lalu, penyakit penyebab Nyeri

d.   Riwayat Penyakit keluarga : meliputi penyakit menular atau menahun yang mengakibatkan Nyeri.

7. Hal Pemenuhan KDM Menuruta.       Pola Oksigenasi : Keluhan sesak (nyeri), pola nafas ,bersihan jalan nafas.

                                                     Pola Nutrisi           : Asupan Nutrisi, pola makanan, kecukupan gizi, pantangan makanan.                                                     Pola Eliminasi       : Pola BAB dan BAK, konsistensi fases, warna urin, volume out put,

frekuensi BAB dan BAK sebagai identifikasi nyeri.                                                    Pola Aktivitas       : meliputi gerakan (mobilitas) pasien, aktivitas/ pekerjaan pasien yang

dapat menimbulkan nyeri/ mengurangi nyeri.                                                     Pola Istirahat         : Meliputi Kebiasaan tidur/ istirahat pasien, kebiasaan dalam istirahat.                                                     Pola Berpakaian    : Meliputi  baju yang sesuai berpakaian dan melepas pakaian.                                                     Pola Mempertahankan temperatur tubuh dan lingkungan            : meliputi suhu tubuh,

akral (dingin / hangat) warna (kaji adanya sianosis, kemerahan)                                                      Pola Personal Hygiene

Meliputi : kebiasaan menjaga kebersihan tubuh dari penampilan yang baik serta melindungi kulit, kebiasaan mandi, gosok gigi dll untuk menjaga kebersihan.

i.        Pola menghindari bahaya lingkungan dan rasa Nyaman.j.        Pola komunikasi         : bagaimana berinteraksi dengan orang lain k.      Pola beribadah           l.        Pola bekerja                : Meliputi waktu bekerja m.    Pola Bermainn.      Pola Belajar

8. Pemeriksaan Umuma.       Keadaan Umumb.      Kesadaranc.       TDd.      Ne.       Sf.       RRg.      Skala Nyeri : meliputi P,Q,R,S,T

9. Pemeriksaan Fisik1.      Kepala       : bentuk mesochepal/ tidak, rambut lurus beruban, rambut agak kotor, tidak ada

lesi.2.      Mata          : Bentuk simetris/tidak, konjungtiva tidak anemis, tidak /ada nyeri tekan pada

kelopak mata, warna bola mata hitam. Reflek berkedip kurang, penglihatan agak berkurang.3.      Hidung      : Bentuk simetris/tidak, tidak/ ada polip, tidak /ada nyeri tekan, tidak/ ada sekret.4.      Telinga      : Bentuk, tidak/ ada sirumen berlebih, tidak\menggunakan menggunakan alat

bantu pernafasan, tidak ada infeksi, selama sakit belum pernah dibersihkan.5.      Mulut        : Bibir kering/tidak, gigi agak kotor/ bersih, dan terdapat karies tidak/ada nyeri

tekan pada langit-langit mulut, tidak/ada pendarahan gusi.6.      Leher         : Tidak/ada pembesaran kelenjar tyroid, kaku leher/ tidak, tidak/ada pembesaran

venajugularis.

Page 11: Pengertian Nyeri

7.      Dada         : Bentuk, terdengar bunyi wheezing/tidak, tidak/ada nyeri tekan, bunyi jantung normal terdapat kontraksi inspirasi.

8.      Abdomen  : Tidak/ada lesi, suara bising usus lemah/ kuat, tidak/ada nyeri tekan,tympani9.      Inguinal     : Terpasang kateter/ tidak, tidak/bisa kencing10.  Integumen : Warna kulit , jumlah rambut banyak/ sedikit, lembab atau tidaknya, tidak ada

lesi/ tidak11.  Extermitas

Akral dingin, edema -/- atau tidak, kekuatan 2/2, gerak yang tidak disadari -/-, atropi-/-. Perifer tampak pucat.Tulang belakang.(ada/tidaknya)Tidak ada lordosis, kifosis atau scoliosis.(tidak/ adanya)

12.  Genetalia : bentuk apa, tidak/ ada lesi, kulit skrotum kemerahan atau tidak,, tidaka/ada nyeri tekan, tidak/ada benjolan.

10.  Pengkajian Nyeria.    Meliputi : titik nyeri berasal :

1)      Pada bagian nyeri mulai terasa2)      Kapan Rasa Nyeri Terasa3)      Apa yang dikerjakan pada saat nyeri mulai terasa4)      Apakah rasa nyeri mulai menyebar

b.              Faktor- factor yang mempengaruhia.       Apa yang dapat membuatnya lebih baikb.      Apa yang membuatnya semakin terasa nyeric.       Obat-obatan penghilang

c.              Intensitas Nyerid.             Sifat Nyeri

        Gambaran rasa nyeri   : tidak nyaman, rasa terbakar, tegang, patah, kram.11.  Pengkajian Fisik         Kaji tanda-tanda Vital (TTV)  Nadi   : Karotid, apical, Radial, Femoral, Poppitea, Tibialispost,Dorsalis pedis.  RR      : Kecepatan Peningkatan nafas, kedalaman, keteraturan, mulut dan hidung (nafas,

cuping, hidung)  Suhu  Tekanan12.  Fokus Intervensi

Intervensi Preoritas NICa. Penatalaksanaan Nyeri : Meringankan dan mengurangi nyeri sampai pada tingkat

kenyamanan yang dapat diterima oleh pasien.b.      Pemberian Analgetik : penggunaan agen-agen farmakologi untuk mengurangi dan

menghilanngkan nyeri.13.  Diagnosa Keperawatan -          Nyeri berhubungan dengan iskemik miocard14.  Intervensi1.    Mandiri  Ukur Tanda-tanda vital

Rasional : tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.   Kaji saat timbulnya nyeri dan intensitas nyeri

Rasional : untuk mengetahui pola nyeri dan penanganan yang tepat.  Kaji pola Istirahat pasien

Rasional : Untuk mengurangi nyeri  Berikut relaksasi / distraksi

Page 12: Pengertian Nyeri

Rasional : Pemberian distraksi relaksasi dapat mengurangi nyeri.2.    Kolaborasi

Pemberian AnalgetikRasional : Analgetik digunakan untuk mengurangi nyeri yaitu dengan menghambat Sintesis prostaglandin

3.    Pankes  Anjurkan Pasien untuk berfikir positif dan tenang untuk mengurangi nyeri.  Beri penjelasan mengenai penanganan nyeri kepada klien dan keluarga

makalah konsep dasar   nyeri Posted on November 3, 2012 by elvimonasari  BAB IPENDAHULUAN 1.1            LATAR BELAKANGBelakangan ini , kehidupan sehari-hari kita sering merasakan nyeri yang membuat ketidak nyamanan dalam hidup kita,sebagian dari individu merasa tidak kwatir terhadap nyeri,dan sebgian individu merasa cemas,takut terhadap nyeri itu.banyak diantara individu yang tidak bisa menyelesaikan masalah ketidak nyamanan ini,untuk itu saya membuat makalah ini,untuk memberi petunjuk bagi pembaca dalam menyelesaikan masalah ketidak nyamanan yaitu nyeri1.2            TUJUANMakalah ini betujuan untuk menerangkan,membuktikan,menjelaskan,serta menerapkan konsep dasar nyeri dalam menyelesaikan masalah ketidak nyamanan1.3            MANFAAT Menambah wawasan tentang konsep dasar nyeri dan  menerapkan dalam kehidupan   BAB IIPEMBAHASAN 2.1 PENGERTIAN Muenurut LONG,1996 ,Nyeri adalah perasaan yang tidk nyaman,sngt subjektif ,dan hanya orng yang mengalami yang dapt mengungkapkan dan menjelaskanya perasaan tersebut Menurut PRIHARJO,1992,perasaan tidak nyaman baik ringan maupun berat2.2 fisiologi nyeriBagaiman nyeri merambat dan di persepsikan oleh individu masih belum sepenuhnya di mengerti.akan tetapi ,bisa tidaknya nyeri diraskan dan hingga derajat mana nyeri                                                           1tersebut mengganggu di pengaruhi oleh interaksi antaras sistem algesia,transmisi saraf serta insiterpretasi stimulusq NosisepsiReseptor yang bertugas merambat sensasi nyeri disebut nosiseptor,nosiseptor merupakan ujung-ujung saraf perifer yang bebas.reseptor nyeri tersebut dapat di rangsang oleh stimulus mekanisme,suhu,atau kimawi,sedangkan proses fisiologi terkait nyeri di sebut nosisepsi  Prose tersebut Terdiri atas  4 fase:

Ø Transduksi adanya rangsangan yang membahayakan(bhn kimia,suhu,listrik)memicu pelepasan mediator biokimia yang mensensitisasi nosiseptor

Ø Transmisi ,fase ini terdiri dari 3 bagian:

Page 13: Pengertian Nyeri

Pada bagian pertama:nyeri merambat dari Seraput saraf perifer ke medula spinalis.serabut nosiseptor yang terlibat adalah serabut C,yang mentransmisikan nyeri tumpuldan menyakitkan .dan serabut A-delta yang mentransmisikan nyeri tajamBagian ke dua:transmisi nyeri dari Medula spinalis ke otak dan talamus melalui spinotalamic tract (stt) yang membawa informasi mengenai sifat dan lokasi dari stimulus ke stimulus2 Bagian ke tiga:sinyal dari stimulus tadi di teruskan  ke korteks sensor motorik,tempat nyeri di persepsikan 

Ø Persepsi,pada fase ini kita mulai menyadari adanya nyeri ,sehingga munculnya berbagi prilaku kognitif untuk mengurangi komponen sensorik,dan afektif nyeri

Ø Modulasi(sistem desenden) pada fase ini neuron di batang otak mengirim sinyal-sinyal ke medula spinalis ,dan melepaskan subtansi (opioid,serotonin, )yang akan menghambat impuls aseden yang membahayakan di bagian medula spinalis

  q Teori gate kontrolBanyak teori yang menjelaskan fisiologi nyeri ,namun yang paling sederhana adalah teori gate control(Melzeck dan well)Teori ini menjelaskan bahwa subtansi gelatinosa pada medula spinalis bekerja layaknya pintu gerbang yang memungkinkan atau menghalangi masuknya implus nyeri ke otak 3   Berikut teori transmisi nyeriJENIS TEORI 

RESPON FISIOLOGI 

PEMISAHAAN(SPEcifity) 

Resepror nyeri tertentu akan menyalaurkan implus sraf nyeri ke otak,proses ini tdk memperhitungkan aspek fisiologi persepsi dan respon nyeri 

Pola(pattem) 

Nyeri terjadi karena efek gabungan dari intensitas stimulus,dan jumlah implus pada ujung dorsal medula spinalis,ini tdk termasuk aspek fisiologi 

Teori gate control 

Nyeri terjadi karena efek gabungan dari intensitas stimulus,dan jumlah implus pada ujung dorsal medula spinalis,ini tdk termasuk aspek fisiologi 

Transmisi dan inhibisi 

Stimulus yang mengenal nosiseptor memulai transmisi implus saraf.inhibisi implus nyeri menjadi efektif oleh adanya : 1)implus menuju serabut  besar yang membelok implus pada searbut serabut lambat 2)sistem supresif oplat endogen 

 2.3 Makna nyeri

Page 14: Pengertian Nyeri

Ø Berbahaya atau merusak Ø Menunjukan adanya komplikasi(infeksi) Ø Memerlukan penyembuhan Ø Menyebabkan ketidak mampuan Ø Merupakan hukuman akibat dosa Ø Merupakan sesuatu yang harus di tolerensi

   2.4 Persepsi nyeriPersepsi nyeri ,tepatnya pada area korteks(fungsi evaluatif kognitif)muncul akibat stimulus menuju saraf spinnotalamikus dan talamiko kortikalis,  4Bersifat:q Objektifq Sangat kompleks q Persepsi nyeri bisa berkurang atau hilang pada periode stes berat atau emosiContoh: penderita luka bakar derajat III tidak akan merasa nyeri walaupun cederanya sngat hebat2.4Toleransi nyeriToleransi terhadap nyeri terkait dengan intensitas nyeri yang membuat seseorang mampu menahan rasa nyeri seblum minta pertolongan.Toleransi yang tinggièindividu mampu menahan nyeri yang berat sebelum mencari pertolongan2.6 Reaksi nyeri

Setiap orang memberikan reaksi yang berbeda terhadap nyeri,diantaranya:v Takutv Gelisav Optimisv Menangisv Mengerang5v Menjeritv Mondar mandirMengepal tangan,dllFaktor reaksi nyeriv Makna nyeri bagi individuv Tingkat persepsi nyeriv Pengalaman masa laluv Nilai budayav Harapan sosialv Kesehatan fisik dan mentalv Sikap orang tuav Lokasi nyeriv Perassan takutv usia 

Page 15: Pengertian Nyeri

2.7 Jenis dan bentuk nyeriq Jenis nyeri

Nyeri perifer,nyeri ini ada tiga jenis o Nyeri supersial,rasa nyeri yang muncul akibat ranagsangan pada kulit dan mukosao Nyeri viseral,yakni nyeri yang muncul akibat stimulasi pada reseptor nyeri pad

abdomen ,kranium,dan torakso Nyeri alih,yakni nyeri yang dirasakan pada daerah yang jauh dari jaringan penyebab

nyerio Nyeri sentral ,yakni nyeri yang muncul akibat stimulasi pada medula spinalis ,batang

otak,dan talamuso Nyeri psikogenik,nyeri yang tidak di ketahui penyebab fisiknya ,nyeri ini timbul

akibat pikiran si penderita sendiriq Bentuk nyeri

Ø Nyeri akut Berlangsung tdk lebih dari 6 bulan Gejalanya mendadak Penyebab dan lokasi nyeri sudah di ketahui Ditandai dengan penegangan otot dan kecemasan

  7 

Ø Nyeri kronis Berlangsung lebih dari 6 bulan Sumber nyeri bisa di ketahui/tidak Hilng tmbul Tidak dapat di sembuh Pengindraan nyeri lebih mendalam Sulit menunjukan lokasi

Dampaknya: Mudah tersinggung

8 Kurang perhatian. Sering putus asa

Perbedaan nyeri akut dan kroniskarateristik 

Nyeri akutNyeri kronis 

pengalaman 

Suatu kejadian,jika klien baru mngalami episode nyeri

Suatu situasi, status eksistensi nyeri.

Sumber 

Sebab eksternal  atau penyakit yang berasal dari dalam 

Sumber nyeri tidak diketahui; klien sukar menentukan  sumber nyeri karena penginderaan nyeri yang sudah lebih dalam

Serangan 

Mendadak 

Bisa mendadak atau bertahap, tersembunyi 

Durasi Transien(sampai 6 bulanBeberapa bulan hingga beberapa tahun 

Pernyataan nyeri

Daerah nyeri umumnya diketahui dengan pasti.klien yang mengalami

Daerah yang nyeri dan yang tidak, intensitasnya menjadi sukar di evaluasi.

Page 16: Pengertian Nyeri

 

nyeri ini sering kali merasa takut dan khawatir dan berharap nyeri dapat segera teratasi. Nyeri ini dapat hilang setelah area yang mengalami gangguan kembali pulih 

Klien yang mengalami nyeri ini kerap merasa tidak aman karena mereka tidak tahu apa yang mereka  rasakan. Dari hari ke hari klien mengeluh mengalami keletihan, insomnia, anokresia, depresi,  putus asa, dan sulit mengontrol emosi 

Gejala krinis 

Pola respon khas,dengan gejala yang lebih jelas 

Bervariasi,kdng hllng,kdng bertmbah parah 

perjalanan 

Biasanya melaporkan kekeurngn gejala setelah beberapa waktu 

Berlngsung terus 

  10  2.8 Faktor nyeriv Etni dan nilai budayaLatar belakang etnik dan budaya merupakan faktor yang memengaruhi reaksi terhadap nyeri dan ekspresi nyeriCntoh:individu dari buday tertentu cenderung mengukapkap nyeri yang mereka rasakan,sedngkan budaya lain lebih memilih untuk menahan ,mereka tidak ingin merepotkan orang lainv Tahap perkembanganAnak-anak cendrung kurang mampu mengungkapkan nyeri yang mereka rasakan,dibandingkan dengan orang dewasa,dan lansia lebih tinggi karena penyakit yang di deritav Lingkungan dan individu pendukungLingkungan yang bising,tingkat kebisingan yang tinggi,pencahayaan  dan aktivitas yang tinggi,serta dukungan dari orang terdekatContoh:individu yang sendiri ,tanpa keluarga atau teman-teman akan cenderung merasakan nyeri yang lebih bert 12 v Pengalaman nyeri sebelumnyaPengalaman masa lalu  memengaruhi kepekaan terhadap nyeri.individu yang pernah merasakan atau melihat penderit nyeri  merasa terancam dengan nyeri yang akan terjadiv Ansietas dan stres Ansietas sering kali menyertai peristiwa nyeri yang terjadi.ancaman yang tidak jelas asalnya dan ketidak mampuan mengontrol nyeri atau peristiwa sekililingnya dpat mempeberat persepsi nyeri.2.9 mengukur intesitas nyeriHayword (1975)Alat mengukur nyeri painometerIntensitas nyeri sifatnya subjektif dipengaruhi oleh:

tingkat kesadaran

Page 17: Pengertian Nyeri

Konsentrasi Jumlah distrasi Tingkat aktivitas Harapan keluarga

Skala nyeri Haywardskala keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri,msh bisa di kontrol

10 Sngt nyeri tidak bisa di kontrol McGill(Mcgill’scale)Mengukur nyeri dengan menggunakan 5 angka0ètidak nyeri1ènyeri ringan2ènyeri sedang3ènyeri berat4ènyeri sngt berat5ènyeri hebat    14    3.1 Asuhan keperawatan klien yang mengalami nyeri

PengkajianPengkajian nyeri yang akurat sangat penting ,untuk itu perawata perlu mengkaji semua faktor yang memengaruhi nyeri:q Fisiologiq Psikologiq Perilakuq Emosinalq sosiokltural

Pengkajian nyeri terdiri dua komponen utama:1. Riwayat nyeri untuk mendapatkan data dari klien2. Observasi langsung pada respon perilaku fisiologi klien

Tujuan pengkajianèuntuk mendapatkan pemahaman objektif terhadap pengalaman subjektifMnmonik pengkajian nyeriP Provoking/pemicu yang menimbulkan nyeri

Q Qualiti /kualitas nyeri(TUMPUL .TAJAM)

R Regio/daerah=perjalnan

S Severity/keganasan=intensitas

T Tme/waktu=serangan,lama,kekerapan,sebab

Page 18: Pengertian Nyeri

 Riwayat nyeri

Ø LokasiMenentukan lokasi nyeri yang spesifik

Ø Intensitas nyeriMenggunakan skala intensitas

Ø Kualitas nyeriRasa yang di tmbulkan

Ø Polawaktu,durasi,kekambuhan interval nyeri16

Ø Faktor presipitasiAktivitas tertentu dapat memicu  munculnya nyeri

Ø Gejala yang menyertaiMual.muntah,pusing,diare

Ø Pengaruh pda aktivitas sehari-hariTidur,nafsumakan,konsentrsi,pekerjaaan,hubgn pernikahan,aktivitas di rumah,emosional

Ø Sumber kopingPengaruh agama atau budaya

Ø Respon efektifTakut,lelah,depresi, 3.2 Observasi respon prilaku&fisiologirespon nonverbal yang bisa dijadikan indikator nyeri,

ekspresi wajah: Menutup mata rapat-rapat Menggigit bibir bawah Respons vokalis: Erangan Manangi Berteriak

17 

Gerakan tubuh: Menendang-nendang Mebolak balikan tubuh

Respon fisiologi Nyeri akut: Peningkatan tekanan darah,nadi,pernapasan Diaforesis Dilatasi pupil Jika nyeri belangsung lama,saraf simpatik telah beradaptasi,respon fisiologi tersebut

mungkin akan bekurang atau bahkan tdak ada 3.3 Penetapan diagnosa

Menurut NANDA(2003), diagnosa keperawatan untuk klien yang mengalami nyeri atau ketidak nyamanan adalah:

q Nyeri akutq Nyeri kronisSaat menulis pernyataan diagnoesa ,perawat harus menyebuttkan lokasinya(nyeri pegelangan kaki kanan)

Page 19: Pengertian Nyeri

3.4 Perencanaan dan implementasi Tujuan asuhan keperawatan untuk klien yang mengalami ketidaknyaman atau nyeri

bervariasi,bergantung pada diagnosis dan batasan karakteristiknya.v Nyeri akut

Trauma pada perineum slm persalinan atau kelahiran Trauma jaringan dan refleks spasme otot Inflamasi(saraf,sendi,tenton,otot)

18 Efek kanker Kram abdomen,diare,muntah Inflamasi dan spasme otot polos Trauma jaringan dan spsme otot refleks Demam Respons alergi Iritan kimia

 Kriteria hasilèindividu akan menyampaikan kepuasa setelah tindakan pereda nyeri yang diberikanIntervensi  umum

kaji faktor yang menurunkan toleransi nyeri (ketidak percayaan orang lain ,kurang pengetahuan,keletihan,kehidupan yang menonton)

kurangi atau hilangkan faktor yang dapat meningkatkan nyeri Ketidak percayaan orang lain

o sampaikan penerimaan anda atas respons klien terhadap nyerio akui nyeri yang klien rasakano jelaskan pada klien bahwa bahwa anda mengkaji nyeri karena ingin memahami nyeri

yang klien rasakan dengan baik (bukan untuk memastikan bahwa nyeri benar-benar terjadi)

o jelaskan tentang konsep nyeri sebagai pengalaman yang bersifat pribadio diskusikan alasan mengapa klien dapat mengalami peningkatan atau penurunan

nyerio Kurang pengetahuan

dorong kelurga untuk memberikan perhatian ,juga pada saat nyeri sedanag tidak terjadi

jelaskan mengenai mengenai penyebab nyeri kepada klien,jika penyebabnya diketahui

jelaskan lamanya nyeri akan berlangsung,jika dsiketahui secara pasti, jelaskan tentang pemeriksaan diagnosa dan prosedur yang akan dilakukan

secara rinci Keletihan

Tentuka penyebab keletihan Jelaskan bahwa nyeri dpat mendukung terjadinya stres Beri kesempatan klien untuk istirahat pada siang hari Konsultasi dengan dokter untuk meningkatkan dosis obat Kehidupan yang mononton

Diskusikan bersama klien dan keluarga mengenai manfaat terapieutik dari metode distraksi

Jelaskan bahwa distraksi biasanya akan meningkatkan intensitas nyeri

Variasika lingkungan Ajarka beberapa metode distraksi

Page 20: Pengertian Nyeri

  Kolaborasi bersama klien untuk menentukan metoda mana yang digunakan untuk

mengurangi intensitas nyeri Pertimbangkan kemauan klien,hal yang disukai,kontraindikasi,dll Jelaskanberbagai metode pereda nyer Diskusikan metoda nyeri yang akan di pakai

  Beri pereda nyeri yang optimal

o Kaji respons pasien terhadap obat-obat pereda nyerio Kurangi atau hilangi efek smping narkotika umumo Bantu keluarga merespons positif terhadap pengalaman nyerio Kaji pengetahuan keluarga dan respons terhadap nyeri

Beri klien kesempatan untuk mendiskusikan ketakutan,kemarahan,dll Libatkan keluarga dalam prosedur untuk menurunkan nyeri Berika informasi kepada klien setelah nyeri hilang Dorrong klien untuk mendiskusikan nyeri yang dialami Beri pujian untk kesabarn pasien Lakukan penyuluhan kesehatan sesuai indikasi

     Rasional

Jika klien harus meyakinkan tenaga kesehatan bahwa dia merasa nyeri ,kecemasan akan semakin meningkat dan persepsi nyeri

Klien yang mendapatkan penjelasan tentang sensasi sesungguhnya yang akan ia rasakan sebelum menjalani prosedur yang menyakitkan

Penelitian membuktikan bahwa otak manusia akan menyekresikan endorfin yang menghilangkan rasa nyeri

  Penggunaan metode pereda nyeri noninvansin Individu dewasa dan anak-anak yang mengalami nyeri merasa tubuh dan kehidupanya

kehilangan konrol Tidur yang tdk cukup dapt menurunkan individu untk menolerin nyeri Penataan nyeri seharusnya dilakukan secara agresif dan individual Intervensi nonfarmakologi menjadi pendekatan tindakan utama untuk nyeri

Pengelolaan non farmalogi Teknik masase

Tidakan keperawatan dengan cara masase,dilakukan pada daerah superfesial atau otot,tulangHanya untuk membantu mengurangi rangsangan nyeri akibat terganggunya sirkulasiTujuan

Meningkatkan sirkulasi pada daerah yang dimasase Meningkatkan relaksasi

Alat dan bahan: Minyak untuk massase handuk

 Prosedur kerja1)     Jelaskan prosedur yang akan dilakuakn2)     Cuci tangan

Page 21: Pengertian Nyeri

3)     Lakukan mesase pada daerah yang dirasakan nyeri slma 5-10 menit4)     Lakukan dengan telapak tngan dan jari dengan tekanan halus

gerakan tangan selang seling(tekanan pendek,cepat,bergantian tngan)èpinggang o Teknik remasan( menguap otot bahu)èbahuo Gerakan menggesek dengan ibu jari dan memutarèpunggung dan pinggango Teknik eflurasi dengan kedua tanganèpunggung dan pinggango Teknik petrisasi,menekan punggung secara horizontalo Tknik tekanan menyikat dengan menggunakan ujung jarièdaerah pinggango Kompres panas basah

Tindakan ini dapat dilakukan pada pasien yang mengalani nyeri,resiko terjadi infeksi luka,dan kerusakan fisikTUJUAN

Memperbaiki sirkulasi Mengilangkan edema Meningkatkan drainasrpus Mengurangi rasa nyeri

Kompres basah pada luka terbuka1)     Gunkan srung tangan2)     Bsahi kasa steril dengan larutan pada magkuk kecil lalu peras3)     Letakan perassan kasa pada daerah luka4)     Tutup basa basah denga kering5)     Tutup dengn balutan atau displester6)     Cuci tngan7)     Catat keadaan luka.drainase.warna,integritas,dan respon pasien Kompres panas basah dengan buli-buli1)     Buli-buli diisi air/larutan hangang buli-buli 1/3-2/3 bagian2)     Di bungkus dengan kantong buli-buliah3)     Letakan pada deerah luka4)     Catt5)     Cuci tnganKompres menggunakan elektrikal pad1)    Periksa tegangan listrik2)    Pasang stop kontak3)    Atur panas4)    Letakan electrical pad pada bagian yang akan di kompres5)    Catt6)    Cuci tngan

Kompres dingin basah Tidakan untuk memberikan rasa dingin dengan menggunkan lap atau kain yang di celupkan

ke dalam air dingin,dilakukan pada pahaTujuan

Menurunkan suhu tubuh pada penderita nyeriAlat dan bahan

Baskom berisi air dingin Pengalas Kain Termometer

Cara kerja Jelaskan prosedur pda pasien

Page 22: Pengertian Nyeri

Cuci tngan Ukur suhu tubuh

o Pasang pengalas di bawah tempat yang akan di kompreso Basahi kain dengan air dingino Letakan kainyang telah di basahi pada daerah aksila,dahi,atau lipatan pahao Cuci tngno ctto rendam

Digunakan cairn hangat yang dapat dilakukan pda daerah tngan,kaki,glutea,pada seluruh tubuh yng mengalmi gngguan integritas,sirkulasi,ketegangan otot,dan luka kotorTujuan

Mengendor oto,tendon,dan ligamen Menghilngkan nyeri dan peradangan Mempercept penyembuhab jaringan Memperbaiki sirkulasi Membersihkan luka kotor

      BAB IIIPENUTUP KESIMPULANNyeri merupakan suatu gejala yang bersifat ojektif .hanya orang yang merasakan yang bisa mengungkapkan.kebutuhan dasar manusia untuk memenuhi rasa yang tidak nyaman atau nyeri ini,perawat perlu memperhatiakn ,mengkaji konsep dasar nyeri pada klien yangmengalami gngguan keamaman.SaranSemoga dengan memahami konsep dasar nyeri ini .kita bisa menerapkan dan membagi ilmu dalam menyelesaikan masalah gengguan tidak nyaman ini dalan kehidupan .     Konsep Dasar Nyeri Defenisi

Nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subjektif dan hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan tersebut (Long, 1996).

Jenis dan Bentuk nyeri

Jenis 1. Nyeri perifer2. Nyeri sentral3. Nyeri psikogenik

Page 23: Pengertian Nyeri

Bentuk

1. Nyeri akut : nyeri berlangsung tidak lebih dari 6 bulan2. Nyeri kronis : nyeri berlangsung lebih dari 6 bulan

Faktor yang mempengaruhi nyeri Etnik dan nilai budaya, Tahap perkembangan, Lingkungan dan individu pendukung, Pengalaman nyeri sebelumnya, Ansietas dan stres.

Cara mengukur intensitas nyeri

Skala nyeri menurut Hayward (1975),

0 : tidak nyeri1-3 : nyeri ringan4-6 : nyeri sedang7-9 : sangat nyeri, tetapi masih bisa dikontrol dengan aktivitas yang biasa dilakukan.10 : sangat nyeri dan tidak bisa dikontrol

Asuhan Keperawatan Klien Nyeri

Pengkajian1. Riwayat nyeri untuk mendapatkan data dari klien

Lokasi. Minta klien menunjukkan area nyerinya. Intensitas nyeri. Dengan menggunakan skala nyeri. Kualitas nyeri. Terkadang nyeri terasa seperti "dipukul-pukul" atau "ditusuk-tusuk". Pola. Pola nyeri meliputi waktu awitan, durasi, dan kekambuhan atau interval nyeri. Faktor presipitasi. Aktivitas tertentu dapat memicu munculnya nyeri. Gejala menyertai. Gejala ini meliputi mual, muntah, pusing, dan diare. Pengaruh pada aktivitas sehari-hari. Beberapa aspek kehidupan yang perlu dikaji adalah

tidur, nafsu makan, konsentrasi, pekerjaan, hubungan interpersonal, hubungan pernikahan, aktivitas di rumah, aktivitas diwaktu senggang, serta status emosional.

Sumber koping. Setiap individu memiliki strategi koping yang berbeda dalam menghadapi nyeri.

Respons afektif. Respons afektif klien terhadap nyeri bervariasi, bergantung pada situasi, derajat dan durasi nyeri, interpretasi tentang nyeri, dan banyak faktor lainnya.

2. Observasi langsung pada respons perilaku dan fisiologis klien lihat ekspresi wajah Vokalisasi (erangan, meringis, menangis, berteriak) Gerakan tubuh tanpa tujuan (menendang-nendang, membolak-balikkan tubuh diatas kasur.

Tujuan pengkajian adalah untuk mendapatkan pemahaman objektif terhadap pengalaman subjektif

Perencanaan

1. Nyeri Akut berhubungan dengan trauma jaringan dan spasme otot refleks. Tujuan : klien mampu mengatasi nyeri Kriteria hasil : individu akan menyampaikan kepuasan setelah tindakan pereda nyeri yang

diberikan.Intervensi umum

Page 24: Pengertian Nyeri

Kaji faktor yang dapat menurunkan toleransi nyeri. Kurangi atau hilangkan faktor yang dapat meningkatkan nyeri. Kolaborasikan bersama klien untuk menentukan metode mana yang dapat digunakan untuk

mengurangi intensitas nyeri. Beri pereda nyeri yang optimal bersama analgesik yang diresepkan Kaji respons klien terhadap obat-obat pereda nyeri. Bantu keluarga berespons positif terhadap pengalaman nyeri klien Kaji pengetahuan keluarga dan responsnya terhadap nyeri. Berikan informasi kepada klien setelah nyeri hilang atau berkurang. Dorong klien untuk mendiskusikan nyeri yang dialami. Beri pujian untuk kesabaran klien dan sampaikan padanya bahwa ia telah mengatasi nyeri

dengan baik, tanpa memerhatikan perilaku yang ditunjukkan klien. Lakukan penyuluhan kesehatan, sesuai indikasi.

Rasional Jika klien harus meyakinkan tenaga kesehatan bahwa dia merasa nyeri, kecemasannya akan

semakin meningkat dan akan meningkatkan persepsi nyerinya. Klien yang mendapat penjelasan tentang sensasi sesungguhnya yang akan ia rasakan

sebelum menjalani prosedur yang menyakitkan akan lebih sedikit mengalami stres dibandingkan klien yang menerima penjelasan yang gamang mengenai prosedur tersebut.

Penelitian membuktikan bahwa otak manusia akan menyekresikan endofin, yang memiliki kandungan seperti opium yang menghilangkan nyeri.

Individu dewasa dan anak-anak yang mengalami nyeri merasa tubuh dan kehidupannya kehilangan kontrol.

Tidur yang tidak mencukupi dapat menurunkan kemampuan individu untuk menoleransi nyeri dan menguras energi yang mereka butuhkan untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial.

Penatalaksanaan nyeri seharusnya dilakukan secara agresif dan individual untuk menghilangkan nyeri yang tidak perlu.

Intervensi nonfarmakologis menjadi pendekatan yindakan utama untuk nyeri, terutama nyeri kronis.

Intervensi nonfarmakologis memberi klien perasaan kontrol yang kian meningkat, membantunya terlibat aktif dalam berbagai kegiatan, mengurangi stres dan ansietas, memperbaiki mood, dan meningkatkan ambang nyeri.

Intervensi kognitif untuk nyeri berfokus pada upaya memodifikasi proses pikir guna menghilangkan nyeri.

Berbagai metode perilaku bertujuan memodifikasi reaksi fisiologis terhadap nyeri. Informasi yang diberikan sebelum peritiwa yang berpotensi membuat stres akan mengurangi

ketakutan terhadap sesuatu yang tidak diketahui dan membantu klien beradaptasi. Relaksasi dan imajinasi terbimbing cukup efektif dalam mengatasi nyeri, yakni dengan

meningkatkan perasaan kontrol, mengurangi perasaan tidak berdaya dan putus asa, menjadi metode pengalih yang menenangkan, serta mengganggu siklus nyeri-ansietas-ketegangan.

SumberMubarak, I. Wahit, dkk. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta. EGC

HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP)Januari 23, 2013 pada 2:09 pm (Artikel Kesehatan)

Download PENDAHULUAN

Page 25: Pengertian Nyeri

Hernia Nukleus Pulposus (HNP) merupakan salah satu penyebab dari nyeri punggung (NPB) yang penting. Prevalensinya berkisar antara 1-2% dari populasi. HNP lumbalis paling sering (90%) mengenai diskus intervertebralis L5-S1 dan L4-L5. Biasanya NBP oleh karena HNP lumbalis akan membaik dalam waktu kira-kira 6 minggu. Tindakan pembedahan jarang diperlukan kecuali pada keadaan tertentu.DEFINISIHNP adalah suatu keadaan dimana sebagian atau seluruh bagian dari nucleus pulposus mengalami penonjolan kedalam kanalis spinalis.ANATOMI & PATOFISIOLOGIDiskus intervertebralis menghubungkan korpus vertebra satu sama lain dari servikal sampai lumbal/sacral. Diskus ini berfungsi sebagai penyangga beban dan peredam kejut (shock absorber). Diskus intervertebralis terdiri dari dua bagian utama yaitu :1.   Anulus fibrosus, terbagi menjadi 3 lapis :

Lapisan terluar terdiri dari lamella fibro kolagen yang berjalan menyilang konsentris mengelilingi nucleus pulposus sehingga bentuknya seakan-akan menyerupai gulungan per (coiled spring)

Lapisan dalam terdiri dari jaringan fibro kartilagenus Daerah transisi. Mulai daerah lumbal 1 ligamentum longitudinal posterior makin mengecil

sehingga pada ruang intervertebre L5-S1 tinggal separuh dari lebar semula sehingga mengakibatkan mudah terjadinya kelainan didaerah ini.

2.  Nukleus Pulposus adalah suatu gel yang viskus terdiri dari proteoglycan (hyaluronic long chain) mengandung kadar air yang tinggi (80%) dan mempunyai sifat sangat higroskopis. Nucleus pulposus berfungsi sebagai bantalan dan berperan menahan tekanan/beban. Kemampuan menahan air dari nucleus pulposus berkurang secara progresif dengan bertambahnya usia. Mulai usia 20 tahun terjadi perubahan degenerasi yang ditandai dengan penurunan vaskularisasi kedalam diskus disertai berkurangnya kadar air dalam nucleus sehingga diskus mengkerut dan menjadi kurang elastic.Sebagian besar HNP terjadi pada L4-L5 dan L5-S1 karena :

1. Daerah lumbal, khususnya daerah L5-S1 mempunyai tugas yang berat, yaitu menyangga berat badan. Diperkirakan 75% berat badan disangga oleh sendi L5-S1.

2. Mobilitas daerah lumabal terutama untuk gerak fleksi dan ekstensi sangat tinggi. Diperkirakan hamper 57% aktivitas fleksi dan ekstensi tubuh dilakukan pada sendi L5-S1

3. Daerah lumbal terutama L5-S1 merupakan daerah rawan karena ligamentum longitudinal posterior hanya separuh menutupi permukaan posterior diskus. Arah herniasi yang paling sering adalah postero lateral.

FAKTOR RISIKOFaktor risiko yang tidak dapat dirubah :

1. Umur : makin bertambah umur risiko makin tinggi2. Jenis kelamin : laki-laki lebih banyak dari wanita3. Riawayat cedera punggung atau HNP sebelumnya

Faktor risiko yang dapat dirubah :1. Pekerjaan dan aktivitas: duduk yang terlalu lama, mengangkat atau menarik barang-barang

berta, sering membungkuk atau gerakan memutar pada punggung, latihan fisik yang berat, paparan pada vibrasi yang konstan seperti supir.

2. Olahraga yang tidak teratur, mulai latihan setelah lama tidak berlatih, latihan yang berat dalam jangka waktu yang lama.

3. Merokok. Nikotin dan racun-racun lain dapat mengganggu kemampuan diskus untuk menyerap nutrien yang diperlukan dari dalam darah.

4. Berat badan berlebihan, terutama beban ekstra di daerah perut dapat menyebabkan strain pada punggung bawah.

5. Batuk lama dan berulang.

Page 26: Pengertian Nyeri

MANIFESTASI KLINISManifestasi klinis HNP tergantung dari radiks saraf yang lesi. Gejala klinis yang paling sering adalah iskhialgia (nyeri radikuler sepanjang perjalanan nervus iskhiadikus). Nyeri biasanya bersifat tajam seperti terbakar dan berdenyut menjalar sampai di bawah lutut. Bila saraf sensorik yang besar (A beta) terkena akan timbul gejala kesemutan atau rasa tebal sesuai dengan dermatomnya. Pada kasus berat dapat terjadi kelemahan otot dan hilangnya refleks tendon patella (KPR) dan Achills (APR). Bila mengenai konus atau kauda ekuina dapat terjadi gangguan miksi, defekasi dan fungsi seksual.Sindrom kauda equina dimana terjadi saddle anasthesia sehingga menyebabkan nyeri kaki bilateral, hilangnya sensasi perianal (anus), paralisis kandung kemih, dan kelemahan sfingter ani. Sakit pinggang yang diderita pun akan semakin parah jika duduk, membungkuk, mengangkat beban, batuk, meregangkan badan, dan bergerak. Istirahat dan penggunaan analgetik akan menghilangkan sakit yang diderita.DIAGNOSISDiagnosis ditegakkan berdasarkan amanesis, pemeriksaan klinis umum, pemeriksaan neurologik dan pemeriksaan penunjang. Ada adanya riwayat mengangkat beban yang berat dan berulang kali, timbulnya low back pain. Gambaran klinisnya berdasarkan lokasi terjadinya herniasi.Diagnosa pada hernia intervertebral , kebocoran lumbal dapat ditemukan secepat mungkin. Pada kasus yang lain, pasien menunjukkan perkembangan cepat dengan penanganan konservatif dan ketika tanda-tanda menghilang, tes nya tidak dibutuhkan lagi. Myelografi merupakan penilaian yang baik dalam menentukan suatu lokalisasi yang akurat yang akurat.1.  AnamnesisDalam anamnesis perlu ditanyakan kapan mulai timbulnya, bagaimana mulai timbulnya, lokasi nyeri, sifat nyeri, kualitas nyeri, apakah nyeri yang diderita diawali kegiatan fisik, faktor yang memperberat atau memperingan, ada riwayat trauma sebelumnya dan apakah ada keluarga penderita penyakit yang sama. Perlu juga ditanyakan keluhan yang mengarah pada lesi saraf seperti adanya nyeri radikuler, riwayat gangguan miksi, lemah tungkai dan adanya saddle anestesi.2.  Pemeriksaan klinik umum

Inspeksi dapat di mulai saat penderita jalan masuk ke ruang pemeriksaan. Cara berjalan (tungkai sedikit di fleksikan dan kaki pada sisi sakit di jinjit), duduk (pada sisi yang sehat)

Palpasi, untuk mencari spasme otot, nyeri tekan, adanya skoliosis, gibus dan deformitas yang lain.

3.  Pemeriksaan neurologik, Pemeriksaan sensorik Pemeriksaan motorik à dicari apakah ada kelemahan, atrofi atau fasikulasi otot Pemeriksaan tendon Pemeriksaan yang sering dilakukan1. Tes untuk meregangkan saraf ischiadikus (tes laseque, tesbragard, tes Sicard)2. Tes untuk menaikkan tekanan intratekal (tes Nafzigger, tes Valsava)

4.   Pemeriksaan penunjang       Pemeriksaan neurofisiologi. Terdiri dari:

1. Elektromiografi (EMG) bisa mengetahui akar saraf mana yang terkena dan sejauh mana gangguannya, masih dalam tahap iritasi atau tahap kompresi

2. Somato Sensoric Evoked Potential (SSEP) Berguna untuk menilai pasien spinal stenosis atau mielopati

3. Pemeriksaan Radiologi Foto polos untuk menemukan berkurangnya tinggi diskus intervetebralis sehingga ruang

antar vertebralis tampak menyempit

Page 27: Pengertian Nyeri

Kaudografi, mielografi, CT Mielo dan MRI Untuk membuktikan HNP dan menetukan lokasinya. MRI merupakan standar baku emas untuk HNP.

DiskogarfiDAFTAR PUSTAKA

1. Purwanto ET. Hernia Nukleus Pulposus Lumbalis. Jakarta: Perdossi2. Partono M. Mengenal Nyeri pinggang.3. Anonim. Hernia Nukleus Pulposus (HNP).

Artikel HNP   Download  

HERNIA NUCLEUS PULPOSUS

1. Definisi

Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah penonjolan diskus inter vertabralis dengan protusi dan nukleus kedalam kanalis spinalis pumbalis mengakibatkan penekanan pada radiks atau cauda equina. HNP adalah suatu penekanan pada suatu serabut saraf spinal akibat dari herniasi dan nukleus hingga annulus, salah satu bagian posterior atau lateral.

Diskus intervertebral dibentuk oleh dua komponen yaitu; nukleus pulposus yang terdiri dari serabut halus dan longgar, berisi sel-sel fibroblast dan dibentuk oleh anulus fibrosus yang mengelilingi nukleus pulposus yang terdiri dari jaringan pengikat yang kuat. Diskus Intervertebralis adalah lempengan kartilago yang membentuk sebuah bantalan diantara tubuh vertebra. Material yang keras dan fibrosa ini digabungkan dalam satu kapsul. Bantalan seperti bola dibagian tengah diskus disebut nukleus pulposus. HNP merupakan rupturnya nukleus pulposus.

Herniasi nucleus pulposus bisa ke korpus vertebra diatas atau di bawahnya. Bisa juga menjebol langsung ke kanalis vertbralis. Menjebolnya sebagian dari nucleus pulposus ke dalam korpus vertebra dapat dilihat dari foto roentgen polos dan dikenal sebagai nodus Schmorl. Robekan sirkumferensial dan radikal pada nucleus fibrosus diskus intervertebralis berikut dengan terbentuknya nodus schomorl merupakan kelainan mendasari “low back pain”sub kronik atau kronik yang kemudian disusun oleh nyeri sepanjang tungkai yang dikenal sebagai khokalgia atau siatika

2. Etiologi dan Faktor ResikoEtiologi penyakit ini antara lain:

a. Trauma, hiperfleksia, injuri pada vertebra.b. Spinal stenosis.c. Ketidakstabilan vertebra karena salah posisi, mengangkat, dll.d. Pembentukan osteofit.e. Degenerasi dan degidrasi dari kandungan tulang rawan annulus dan nukleus mengakibatkan

berkurangnya elastisitas sehingga mengakibatkan herniasi dari nukleus hingga annulus.Ada beberapa faktor yang berpotensi menyebabkan HNP, di antaranya adalah berat badan

yang berlebihan, gaya hidup bermalasmalasan, dan postur tubuh yang tidak diposisikan secara benar. Faktor lainnya adalah perubahan degeneratif yang mengurangi kekuatan dan stabilitas tulang belakang sehingga menyebabkan tulang belakang rentan terhadap cedera.

Perubahan degeneratif antara lain pertambahan usia yang berpengaruh pada penurunan kemampuan menahan air yang dimiliki nukleus pulposus, proteoglikan rusak, komponen mekanik memburuk yang menyebabkan terlampauinya tekanan maksimal dalam diskus sehingga mengakibatkan penonjolan anulus. Selain itu, pergerakan tiba-tiba dan bertenaga atau traumatik yang memindahkan gaya dalam jumlah besar ke tulang belakang juga berisiko besar terhadap kemungkinan terjadinya HNP.

Page 28: Pengertian Nyeri

Faktor Resiko yang tidak dapat dirubah:a. Umur: makin bertambah umur makin berisikob. Jenis kelamin: laki-laki lebih banyak dari perempuanc. Riwayat cedera punggung atau HNP sebelumnya

Faktor Resiko yang tidak dapat dirubah:a. Pekerjaan atau aktivitas: mengangkat barang-barang berat, duduk yang terlalu lama, sering

membungkuk atau gerakan memutar pada punggung, latihan fisik yang berat, paparan vibrasi yang konstan seperti pada supir

b. Olahraga yang tidak teratur, seperti mulai latihan setelah lama tidak berlatih, latihan yang berat dalam jangka waktu yang lama.

c. Merokok. Nikotin dan zat-zat beracun lain dapat mengganggu kemampuan diskus untuk menyerap nutrien yang diperlukan dari dalam darah.

d. Berat badan berlebihan, terutama beban ekstra didaerah perut dapat menyebabkan strain pada punggung bawah.

e. Batuk lama dan berulang.

3. PatofisiologiProtrusi atau ruptur nukleus pulposus biasanya didahului dengan perubahan degeneratif

yang terjadi pada proses penuaan. Kehilangan protein polisakarida dalam diskus menurunkan kandungan air nukleus pulposus. Perkembangan pecahan yang menyebar di anulus melemahkan pertahanan pada herniasi nukleus. Setela trauma (jatuh, kecelakaan, dan stress minor berulang seperti mengangkat) kartilago dapat cedera.

Pada kebanyakan pasien, gejala trauma segera bersifat khas dan singkat, dan gejala ini disebabkan oleh cedera pada diskus yang tidak terlihat selama beberapa bulan maupun tahun. Kemudian pada degenerasi pada diskus, kapsulnya mendorong ke arah medula spinalis atau mungkin ruptur dan memungkinkan nukleus pulposus terdorong terhadap sakus dural atau terhadap saraf spinal saat muncul dari kolumna spinal.

Hernia nukleus pulposus ke kanalis vertebralis berarti bahwa nukleus pulposus menekan pada radiks yang bersama-sama dengan arteria radikularis berada dalam bungkusan dura. Hal ini terjadi kalau tempat herniasi di sisi lateral. Bilamana tempat herniasinya ditengah-tengah tidak ada radiks yang terkena. Lagipula,oleh karena pada tingkat L2 dan terus kebawah sudah tidak terdapat medula spinalis lagi, maka herniasi di garis tengah tidak akan menimbulkan kompresi pada kolumna anterior.

Setelah terjadi hernia nukleus pulposus sisa duktus intervertebralis mengalami lisis sehingga dua korpora vertebra bertumpang tindih tanpa ganjalan.

4. Gejala klinisGejala Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah adanya nyeri di daerah diskus yang

mengalami herniasasi didikuti dengan gejala pada daerah yang diinorvasi oleh radika spinalis yang terkena oleh diskus yang mengalami herniasasi yang berupa pengobatan nyeri kedaerah tersebut, matu rasa, kelayuan, maupun tindakan-tindakan yang bersifat protektif. Hal lain yang perlu diketahui adalah nyeri pada hernia nukleus pulposus ini diperberat dengan meningkatkan tekanan cairan intraspinal (membungkuk, mengangkat, mengejan, batuk, bersin, juga ketegangan atau spasme otot), akan berkurang jika tirah baring. Tanda dan gejala :

a. Mati rasa, gatal dan penurunan pergerakan satu atau dua ekstremitas.b. Nyeri tulang belakangc. Kelemahan satu atau lebih ekstremitas.d. Kehilangan control dari anus dan atau kandung kemih sebagian atau lengkap.

5. Pemeriksaan pencitraan

Page 29: Pengertian Nyeri

Pemeriksaan radiologi tidak perlu selalu dilakukan pada setiap pasien yang mengeluh gejala HNP. Pencitraan hanya dianjurkan pada pasien yang akan menjalani pembedahan diskus, atau bila gejala tidak membaik setelah 4-6 minggu terapi konservatif. Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah pencitraan yang paling baik untuk melihat patologi tulang lumbal. Keuntungan lain adalah tidak invasif dan tidak beradiasi.

Pencitraan lain adalah diskografi dan computed tomography (CT) diskografi. Keduanya lebih baik mencitrakan ruptur anulus fibrosus dibandingkan MRI. Diskografi diindikasikan pada kasus kecurigaan nyeri diskus tanpa keterlibatan saraf. Ultrasonografi tidak dapat digunakan untuk mendiagnosis HNP karena keterbatasannya dalam memvisualisasi kanal spinalis dan saraf spinal. Epidural venografi tidak lagi dipakai saat ini.

6. KomplikasiKomplikasi yang dapat terjadi:

a. RUb. Infeksi lukac. Kerusakan penanaman tulang setelah fusi spinal.

7. Penatalaksanaana. Penanganan Medis

Penanganan medis yaitu dengan laminectomy hanya dilakukan pada penderita yang mengalami nyeri menetap dan tidak dapat diatasi, terjadi gejala pada kedua sisi tubuh dan adanya gangguan neurology utama seperti inkontinensia usus dan kandung kemih serta foot droop.Laminectomy adalah suatu tindakan pembedahan atau pengeluaran atau pemotongan lamina tulang belakang dan biasanya dilakukan untuk memperbaiki luka pada spinal. Laminectomy adalah pengangkaan sebagian dari discus lamina. Laminectomy adalah memperbaiki satu atau lebih lamina vertebra, osteophytis, dan herniated nucleus pulposus.

b. Penanganan FisioterapiPrinsip penanganan fisioterapi memiliki tujuan jangka panjang yaitu mengembalikan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional ADL. Sedangkan tujuan jangka pendeknya, antara lain:

1) Mengurangi nyeri pinggang menjalar ke tungkai kanan2) Mengurangi spasme otot-otot erector spine lumbal.3) Mengatasi kontraktur otot-otot flexor4) Menambah mobilisasi gerak lumbal5) Meningkatkan kekuatan otot6) Memperbaiki postur7) Memperbaiki ADL

Pada fase akut, tindakan fisioterapi yang dapat diberikan antara lain:1) Mengurangi nyeri pinggang yang menjalar : Interferensi Terapi2) Mengurangi spasme : Manual terapi3) Mengatasi keterbatasan gerak : mobilisasi lumbal

Pada fase kronik, tindakan fisioterapinya antara lain:1) Protrusi diskus : mobilisasi diskus2) Nyeri : Interferensi Terapi3) Spasme : Neuromuskular Teknik4) Kelemahan otot : Manual Terapi5) Kontraktur otot : Manual Terapi6) Keterbatasan ROM : Manual terapi7) Keterbatasan gerak lumbal : mobilisasi lumbal8) Gangguan Postur : koreksi postur

Page 30: Pengertian Nyeri

9) Gangguan Aktivitas sehari-hari (ADL) : latihan ADLDiposkan oleh CN za

A. KONSEP DASAR MEDIK

1. PengertianHernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah menjebolnya nucleus pulposus ke dalam kanalis

vertebralis akibat degenerasi annulus fibrosus korpus vertebralis. HNP mempunyai banyak sinonim antara lain Herniasi Diskus Intervertebralis, ruptured disc, slipped disc, prolapsus disc dan sebagainya.

HNP sering menyebabkan nyeri punggung bawah (Low Back Pain). Nyeri punggung bawah atau LBP adalah nyeri yang terbatas pada region lumbar, tetapi gejalanya lebih merata dan tidak hanya terbatas pada satu radiks saraf, namun secara luas berasal dari diskus intervertebralis lumbal.

Diskus Intervertebralis adalah lempengan kartilago yang membentuk sebuah bantalan diantara tubuh vertebra. Material yang keras dan fibrosa ini digabungkan dalam satu kapsul. Bantalan seperti bola dibagian tengah diskus disebut nukleus pulposus. HNP merupakan rupturnya nukleus pulposus. (Brunner & Suddarth, 2002)

Hernia Nukleus Pulposus bisa ke korpus vertebra diatas atau bawahnya, bisa juga langsung ke kanalis vertebralis. (Priguna Sidharta, 1990)

2. EtiologiHNP terjadi karena proses degenratif diskus intervetebralis. Keadaan patologis dari

melemahnya annulus merupakan kondisi yang diperlukan untuk terjadinya herniasi. Banyak kasus bersangkutan dengan trauma sepele yang timbul dari tekanan yang berulang. Tetesan annulus atau titik lemah tidak ditemukan akibat dari tekanan normal yang berulang dari aktivitas biasa atau dari aktivitas fisik yang berat.

3. PatofisiologiProtrusi atau ruptur nukleus pulposus biasanya didahului dengan perubahan degeneratif

yang terjadi pada proses penuaan. Kehilangan protein polisakarida dalam diskus menurunkan kandungan air nukleus pulposus. Perkembangan pecahan yang menyebar di anulus melemahkan pertahanan pada herniasi nukleus. Setela trauma jatuh, kecelakaan, dan stress minor berulang seperti mengangkat) kartilago dapat cedera.Pada kebanyakan pasien, gejala trauma segera bersifat khas dan singkat, dan gejala ini disebabkan oleh cedera pada diskus yang tidak terlihat selama beberapa bulan maupun tahun. Kemudian pada degenerasi pada diskus, kapsulnya mendorong ke arah medula spinalis atau mungkin ruptur dan memungkinkan nukleus pulposus terdorong terhadap sakus dural atau terhadap saraf spinal saat muncul dari kolumna spinal.

Hernia nukleus pulposus ke kanalis vertebralis berarti bahwa nukleus pulposus menekan pada radiks yang bersama-sama dengan arteria radikularis berada dalam bungkusan dura. Hal ini terjadi kalau tempat herniasi di sisi lateral. Bilamana tempat herniasinya ditengah-tengah tidak ada radiks yang terkena. Lagipula,oleh karena pada tingkat L2 dan terus kebawah sudah tidak terdapat medula spinalis lagi, maka herniasi di garis tengah tidak akan menimbulkan kompresi pada kolumna anterior.Setelah terjadi hernia nukleus pulposus sisa duktus intervertebralis mengalami lisis sehingga dua korpora vertebra bertumpang tindih tanpa ganjalan.

4. Manifestasi Klinis

Page 31: Pengertian Nyeri

Nyeri dapat terjadi pada bagian spinal manapun seperti servikal, torakal (jarang) atau lumbal. Manifestasi klinis bergantung pada lokasi, kecepatan perkembangan (akut atau kronik) dan pengaruh pada struktur disekitarnya. Penekanan terhadap radiks posterior yang masih utuh dan berfungsi mengakibatkan timbulnya nyeri radikular. Jika penekanan sudah menimbulkan pembengkakan radiks posterior, bahkan kerusakan structural yang lebih berat gejala yang timbul ialah hipestesia atau anastesia radikular. Nyeri radikular yang bangkit akibat lesi iritatif diradiks posterior tingkat cervical dinamakan brakialgia, karena nyerinya dirasakan sepanjang lengan. Sedangkan nyeri radikular yang dirasakan sepanjan tungkai dinamakan iskialgia, karena nyerinya menjalar sepanjang perjalanan. iskiadikus dan lanjutannya ke perifer.

Gejala klasik dari HNP lumbal adalah : nyeri punggung bawah yang diperberat dengan posisi duduk dan nyeri menjalar hingga ekstremitas bawah. Nyeri radikuler atau sciatica, biasanya digambarkan sebagai sensasi nyeri tumpul, rasa terbakar atau tajam, disertai dengan sensasi tajam seperti tersengat listrik yang intermiten. Level diskus yang mungkin mengalami herniasi dapat dievaluasi berdasarkan distribusi tanda dan gejala neurologis yang timbul.

Sindrom lesi yang terbatas pada masing – masing radiks lumbalis : L3 : Nyeri, kemungkinan parestesia atau hipalgesia pada dermatom L3, parestesia otot quadrisep

femoris, reflex tendon kuadrisep (reflex patella) menurun atau menghilang. L4 : Nyeri, kemungkinan parestesia atau hipalgesia pada dermatom L4, parestesia otot kuadrisep dan

tibialis anterior dan tibialis anterior, reflex patella berkurang. L5 : Nyeri, kemungkinan parestesia atau hipalgesia pada dermatom L5, parestesis dan kemungkinan

atrofi otot ekstensor halusis longus dan digitorium brevis, tidak ada reflex tibialis posterior. S1 : Nyeri, kemungkinan parestesia atau hipalgesia pada dermatom S1, paresis otot peronealis dan

triseps surae, hilangnya reflex triseps surae (reflex tendon Achilles).

5. Fakto resiko timbulnya HNP :a) Faktor resiko yang tidak dapat diubah : Umur Jenis kelamin Riwayat cedera punggung atau HNP sebelumnya

b) Faktor resiko yang dapat diubah : Pekerjaan dan aktivitas Olah raga yang tidak teratur Berat badan berlebihan Batuk lama dan berulang

C. KEPERAWATANa) Penatalaksanaan Pembedahan

Tujuan : Mengurangi tekanan pada radiks saraf untuk mengurangi nyeri dan mengubah defisit neurologik.Macam :

a. Disektomi : Mengangkat fragmen herniasi atau yang keluar dari diskus intervertebralb. Laminektomi : Mengangkat lamina untuk memajankan elemen neural pada kanalis spinalis,

memungkinkan ahli bedah untuk menginspeksi kanalis spinalis, mengidentifikasi dan mengangkat patologi dan menghilangkan kompresi medula dan radiks.

c. Laminotomi : Pembagian lamina vertebra.d. Disektomi dengan peleburan.

Immobilisasi

Page 32: Pengertian Nyeri

Immobilisasi dengan mengeluarkan kolor servikal, traksi, atau brace. Traksi

Traksi servikal yang disertai dengan penyanggah kepala yang dikaitkan pada katrol dan beban. Meredakan Nyeri

Kompres lembab panas, analgesik, sedatif, relaksan otot, obat anti inflamasi dan jika perlu kortikosteroid.

Terapi Konservatif Tirah baring, berguna untuk mengurangi rasa nyeri mekanik dan tekanan intradiskal. Medikamentosa :o Analgetik dan NSAIDo Muscle relaxanto Kortikosteroid oralo Analgetik adjuvanto Rehabilitasi medik: Traksi pelvis Termoterapi (terapi panas) Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS) Korset lumbal Latihan dan modifikasi gaya hidup dengan menurunkan berat badan yang berlebihan.

Conditioning exercise yang bertujuan untuk memperkuat otot – otot punggung dimulai sesudah dua minggu karena bila dimuali pada awal mungkin akan memperburuk keluhan penderita.

D. ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian. Anamnesa

Keluhan utama, riwayat perawatan sekarang, Riwayat kesehatan dahulu, Riwayat kesehatan keluarga.

B. Pemeriksaan fisik. Keadaan umum

Pada keadaan HNP umumnya tidak mengalami penurunan kesadaran. Adanya perubahan pada tanda-tanda vital, contohnya bradikardi yang menyebabkan hipotensi yang berhubungan dengan penurunan aktivitaskarena adanya paraperese.

C. Pemeriksaan diagnostik.a. RO Spinal : Memperlihatkan perubahan degeneratif pada tulang belakang.b. M R I : untuk melokalisasi protrusi diskus kecil sekalipun terutama untuk penyakit spinal lumbal.c. CT Scan dan Mielogram jika gejala klinis dan patologiknya tidak terlihat pada M R I.d. Elektromiografi (EMG) : untuk melokalisasi radiks saraf spinal khusus yang terkena.

D. Diagnosa Keperawatan.1. Nyeri b.d Kompresi saraf, spasme otot2. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri, spasme otot, terapi restriktif dan kerusakan neuromuskulus3. Ansietas b.d tidak efektifnya koping individual4. Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi mengenai kondisi, prognosis dan tindakan

pengobatan.

E. Intervensi1. Nyeri b.d kompresi saraf, spasme otot

Page 33: Pengertian Nyeri

a) Kaji keluhan nyeri, lokasi, lamanya serangan, faktor pencetus / yang memperberat. Tetapkan skala 0 – 10.

b) Pertahankan tirah baring, posisi semi fowler dengan tulang spinal, pinggang dan lutut dalam keadaan fleksi, posisi telentang.

c) Gunakan logroll (papan) selama melakukan perubahan posisi.d) Bantu pemasangan brace / korset.e) Batasi aktifitas selama fase akut sesuai dengan kebutuhan.f) Ajarkan teknik relaksasi.g) Kolaborasi : analgetik, traksi, fisioterapi.

2. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri, spasme otot, terapi restriktif dan kerusakan neuromuskulus.a) Berikan / bantu pasien untuk melakukan latihan rentang gerak pasif dan aktif.b) Bantu pasien dalam melakukan aktivitas ambulasi progresif.c) Berikan perawatan kulit dengan baik, masase titik yang tertekan setelah rehap perubahan posisi.

Periksa keadaan kulit dibawah brace dengan periode waktu tertentu.d) Catat respon emosi / perilaku pada immobilisasi.e) Demonstrasikan penggunaan alat penolong seperti tongkat.f) Kolaborasi : analgetik

3. Ansietas b.d tidak efektifnya koping individual.a) Kaji tingkat ansietas pasien.b) Berikan informasi yang akurat.c) Berikan kesempatan pasien untuk mengungkapkan masalah seperti kemungkinan paralisis, pengaruh

terhadap fungsi seksual, perubahan peran dan tanggung jawab.d) Kaji adanya masalah sekunder yang mungkin merintangi keinginan untuk sembuh dan mungkin

menghalangi proses penyembuhannya.e) Libatkan keluarga.

4. Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi mengenai kondisi, prognosis.a) Jelaskan kembali proses penyakit dan prognosis dan pembatasan kegiatan.b) Berikan informasi mengenai mekanika tubuh sendiri untuk berdiri, mengangkat dan menggunakan

sepatu penyokong.c) Diskusikan mengenai pengobatan dan efek sampingnya.d) Anjurkan untuk menggunakan papan / matras yang kuat, bantal kecil yang agak datar dibawah leher,

tidur miring dengan lutut difleksikan, hindari posisi telungkup.e) Hindari pemakaian pemanas dalam waktu yang lama.f) Berikan informasi mengenai tanda-tanda yang perlu diperhatikan seperti nyeri tusuk, kehilangan

sensasi / kemampuan untuk berjalan.