Pengertian narkoba

3
Pengertian narkoba menurut Kurniawan (2008) adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam tubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan lain sebagainya. 1. Narkotika Menurut Soerdjono Dirjosisworo mengatakan bahwa pengertian narkotika adalah “Zat yang bisa menimbulkan pengaruh tertentu bagi yang menggunakannya dengan memasukkan kedalam tubuh. Pengaruh tersebut bisa berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat dan halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan. Sifat-sifat tersebut yang diketahui dan ditemukan dalam dunia medis bertujuan dimanfaatkan bagi pengobatan dan kepentingan manusia di bidang pembedahan, menghilangkan rasa sakit dan lain-lain. Narkotika digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu : Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya adiktifnya sangat tinggi. Golongan ini digunakan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan. Contoh : ganja, heroin, kokain, morfin, dan opium. Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : petidin, benzetidin, dan betametadol. Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : kodein dan turunannya. Psikotropika Psikotopika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun sintesis, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal dan perilaku. Psikotropika digolongkan lagi menjadi 4 kelompok adalah : Psikotropika golongan I adalah dengan daya adiktif yang sangat kuat, belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan dan sedang diteliti khasiatnya. Contoh: MDMA, LSD, STP, dan ekstasi. Psikotropika golongan II adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : amfetamin, metamfetamin, dan metakualon. Psikotropika golongan III adalah psikotropika dengan daya adiksi sedang serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : lumibal, buprenorsina, dan fleenitrazepam. Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : nitrazepam (BK, mogadon, dumolid ) dan diazepam. 3. Zat adiktif lainnya Zat adiktif lainnya adalah zat – zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat menimbulkan ketergantungan pada pemakainya, diantaranya adalah : Rokok Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan. Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton, cat, bensin yang bila dihirup akan dapat memabukkan (Alifia,

Transcript of Pengertian narkoba

Page 1: Pengertian narkoba

Pengertian narkoba menurut Kurniawan (2008) adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan

psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam tubuh manusia

baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan lain sebagainya.

 1.    Narkotika

Menurut Soerdjono Dirjosisworo mengatakan bahwa pengertian narkotika adalah “Zat yang bisa

menimbulkan pengaruh tertentu bagi yang  menggunakannya dengan memasukkan kedalam tubuh.

Pengaruh tersebut  bisa berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat dan

halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan. Sifat-sifat tersebut yang  diketahui dan ditemukan

dalam dunia medis bertujuan dimanfaatkan bagi  pengobatan dan kepentingan manusia di bidang

pembedahan, menghilangkan rasa sakit dan lain-lain.

        Narkotika digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu :

Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya adiktifnya sangat tinggi.

Golongan ini digunakan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan. Contoh : ganja, heroin, kokain,

morfin, dan opium.

Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk

pengobatan dan penelitian. Contoh : petidin, benzetidin, dan betametadol.

Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi bermanfaat untuk

pengobatan dan penelitian. Contoh : kodein dan turunannya.

     Psikotropika

Psikotopika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun sintesis, yang memiliki

khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan

khas pada aktivitas normal dan perilaku. Psikotropika digolongkan lagi menjadi 4 kelompok adalah :

Psikotropika golongan I adalah dengan daya adiktif yang sangat kuat, belum diketahui manfaatnya

untuk pengobatan dan sedang diteliti khasiatnya. Contoh: MDMA, LSD, STP, dan ekstasi.

Psikotropika golongan II adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat serta berguna untuk

pengobatan dan penelitian. Contoh : amfetamin, metamfetamin, dan metakualon.

Psikotropika golongan III adalah psikotropika dengan daya adiksi sedang serta berguna untuk

pengobatan dan penelitian. Contoh : lumibal, buprenorsina, dan fleenitrazepam.

Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan serta berguna untuk

pengobatan dan penelitian. Contoh : nitrazepam (BK, mogadon, dumolid ) dan diazepam.

3.     Zat adiktif lainnya

Zat adiktif lainnya adalah zat – zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat menimbulkan

ketergantungan pada pemakainya, diantaranya adalah :

Rokok

Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan.

Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton, cat, bensin yang bila dihirup

akan dapat memabukkan (Alifia, 2008). Demikianlah jenis-jenis narkoba, untuk selanjutnya faktor-

faktor penyebab penyalahgunaan narkotika.

Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu seperti kepribadian, kecemasan, dan depresi serta kurangya religiusitas. Kebanyakan penyalahgunaan narkotika dimulai atau terdapat pada masa remaja, sebab remaja yang sedang mengalami perubahan biologik, psikologik maupun sosial yang pesat merupakan individu yang rentan untuk menyalahgunakan obat-obat terlarang ini. Anak atau remaja dengan ciri-ciri tertentu mempunyai risiko lebih besar untuk menjadi penyalahguna narkoba.

Page 2: Pengertian narkoba

Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu atau lingkungan seperti keberadaan zat, kondisi keluarga, lemahnya hukum serta pengaruh lingkungan

http://belajarpsikologi.com/tag/penanggulangan-narkoba/

Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari masyarakat itu sendiri yang

menyebabkan perubahan kebudayaan, yang diantaranya:

1. Perubahan penduduk, seperti: Kelahiran, Kematian, dan Migrasi. 

2. Adanya penemuan baru, seperti: Adanya ide atau alat baru yang

sebelumnya belum pernah ada (Discovery), Penyempurnaan penemuan baru

(Invention), dan Proses pembaharuan atau melengkapi atau mengganti yang telah

ada (Innovation).

3. Konflik yang terjadi di dalam masyarakat. Konflik dapat merubah

kepribadian orang-orang yang terlibat di dalamnya, misalnya menjadi pendiam,

murung, tidak mau bergaul, atau bahkan berusaha memperbaiki keadaan tersebut

supaya menjadi lebih baik.

4. Pemberontakan atau revolusi. Hal ini menyebabkan perubahan pada

struktur pemerintahan pada suatu negara.

     Faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar masyarakat melalui

interaksi sosial yang mendorong terjadinya suatu perubahan kebudayaan, yang

diantaranya:

1. Peperangan. Hal ini dapat menyebabkan perubahan yang mendasar pada

suatu negara baik seluruh wujud budaya (sistem budaya, sistem sosial, dan unsur-

unsur budaya fisik) maupun seluruh unsur budaya (sistem pengetahuan, teknologi,

ekonomi, bahasa, kesenian, sistem religi, dan kemasyarakatan). Biasanya akibat ini

lebih berpengaruh kepada negara yang kalah.

2. Perubahan alam. Pada zaman sekarang sebagian besar hal ini disebabkan

oleh tindakan manusia sendiri yang menyebabkan kerusakan alam, seperti

mebuang sampah sembarangan, penebangan liar, pembangunan terus menerus di

lahan pertanian, dan masih banyak lagi. Hal ini dapat merugikan manusia sendiri

seperti kehilangan keluarga, tempat tinggal, harta benda, dan sarana umum

lainnya.

3. Pengaruh budaya lain, seperti: Penyebaran kebudayaan (Difusi),

Pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya

(Akulturasi), dan Pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang baru

tanpa terlihat budaya yang lama sama sekali (Asimilasi)