Pengertian narkoba
-
Upload
sigitharyahytama -
Category
Documents
-
view
78 -
download
0
Transcript of Pengertian narkoba
Pengertian narkoba menurut Kurniawan (2008) adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan
psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam tubuh manusia
baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan lain sebagainya.
1. Narkotika
Menurut Soerdjono Dirjosisworo mengatakan bahwa pengertian narkotika adalah “Zat yang bisa
menimbulkan pengaruh tertentu bagi yang menggunakannya dengan memasukkan kedalam tubuh.
Pengaruh tersebut bisa berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat dan
halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan. Sifat-sifat tersebut yang diketahui dan ditemukan
dalam dunia medis bertujuan dimanfaatkan bagi pengobatan dan kepentingan manusia di bidang
pembedahan, menghilangkan rasa sakit dan lain-lain.
Narkotika digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu :
Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya adiktifnya sangat tinggi.
Golongan ini digunakan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan. Contoh : ganja, heroin, kokain,
morfin, dan opium.
Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk
pengobatan dan penelitian. Contoh : petidin, benzetidin, dan betametadol.
Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi bermanfaat untuk
pengobatan dan penelitian. Contoh : kodein dan turunannya.
Psikotropika
Psikotopika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun sintesis, yang memiliki
khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada aktivitas normal dan perilaku. Psikotropika digolongkan lagi menjadi 4 kelompok adalah :
Psikotropika golongan I adalah dengan daya adiktif yang sangat kuat, belum diketahui manfaatnya
untuk pengobatan dan sedang diteliti khasiatnya. Contoh: MDMA, LSD, STP, dan ekstasi.
Psikotropika golongan II adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat serta berguna untuk
pengobatan dan penelitian. Contoh : amfetamin, metamfetamin, dan metakualon.
Psikotropika golongan III adalah psikotropika dengan daya adiksi sedang serta berguna untuk
pengobatan dan penelitian. Contoh : lumibal, buprenorsina, dan fleenitrazepam.
Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan serta berguna untuk
pengobatan dan penelitian. Contoh : nitrazepam (BK, mogadon, dumolid ) dan diazepam.
3. Zat adiktif lainnya
Zat adiktif lainnya adalah zat – zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat menimbulkan
ketergantungan pada pemakainya, diantaranya adalah :
Rokok
Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan.
Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton, cat, bensin yang bila dihirup
akan dapat memabukkan (Alifia, 2008). Demikianlah jenis-jenis narkoba, untuk selanjutnya faktor-
faktor penyebab penyalahgunaan narkotika.
Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu seperti kepribadian, kecemasan, dan depresi serta kurangya religiusitas. Kebanyakan penyalahgunaan narkotika dimulai atau terdapat pada masa remaja, sebab remaja yang sedang mengalami perubahan biologik, psikologik maupun sosial yang pesat merupakan individu yang rentan untuk menyalahgunakan obat-obat terlarang ini. Anak atau remaja dengan ciri-ciri tertentu mempunyai risiko lebih besar untuk menjadi penyalahguna narkoba.
Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu atau lingkungan seperti keberadaan zat, kondisi keluarga, lemahnya hukum serta pengaruh lingkungan
http://belajarpsikologi.com/tag/penanggulangan-narkoba/
Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari masyarakat itu sendiri yang
menyebabkan perubahan kebudayaan, yang diantaranya:
1. Perubahan penduduk, seperti: Kelahiran, Kematian, dan Migrasi.
2. Adanya penemuan baru, seperti: Adanya ide atau alat baru yang
sebelumnya belum pernah ada (Discovery), Penyempurnaan penemuan baru
(Invention), dan Proses pembaharuan atau melengkapi atau mengganti yang telah
ada (Innovation).
3. Konflik yang terjadi di dalam masyarakat. Konflik dapat merubah
kepribadian orang-orang yang terlibat di dalamnya, misalnya menjadi pendiam,
murung, tidak mau bergaul, atau bahkan berusaha memperbaiki keadaan tersebut
supaya menjadi lebih baik.
4. Pemberontakan atau revolusi. Hal ini menyebabkan perubahan pada
struktur pemerintahan pada suatu negara.
Faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar masyarakat melalui
interaksi sosial yang mendorong terjadinya suatu perubahan kebudayaan, yang
diantaranya:
1. Peperangan. Hal ini dapat menyebabkan perubahan yang mendasar pada
suatu negara baik seluruh wujud budaya (sistem budaya, sistem sosial, dan unsur-
unsur budaya fisik) maupun seluruh unsur budaya (sistem pengetahuan, teknologi,
ekonomi, bahasa, kesenian, sistem religi, dan kemasyarakatan). Biasanya akibat ini
lebih berpengaruh kepada negara yang kalah.
2. Perubahan alam. Pada zaman sekarang sebagian besar hal ini disebabkan
oleh tindakan manusia sendiri yang menyebabkan kerusakan alam, seperti
mebuang sampah sembarangan, penebangan liar, pembangunan terus menerus di
lahan pertanian, dan masih banyak lagi. Hal ini dapat merugikan manusia sendiri
seperti kehilangan keluarga, tempat tinggal, harta benda, dan sarana umum
lainnya.
3. Pengaruh budaya lain, seperti: Penyebaran kebudayaan (Difusi),
Pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya
(Akulturasi), dan Pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang baru
tanpa terlihat budaya yang lama sama sekali (Asimilasi)