Pengertian M1, M2, M3

40
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian, Jenis dan Fungsi Uang Mankiw (2006) mendefinisikan uang sebagai persediaan aset yang dapat dengan segera digunakan untuk melakukan transaksi. Berdasarkan jenisnya, uang dapat dibedakan menjadi uang kartal, uang giral dan uang kuasi. Uang kartal adalah uang yang dijadikan sebagai alat transaksi sah dan wajib diterima seluruh masyarakat pada perekonomian. Uang kartal umumnya berbentuk uang kertas dan uang logam yang dibuat oleh bank sentral yang diberi hak tunggal mencetak uang / hak oktroi. Uang giral adalah suatu tagihan pada bank umum yang dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran dan transaksi yang sah dan masyarakat tidak wajib menerima pembayarannya. Uang giral dapat dibilang mudah, aman dan praktis karena dalam melakukan transaksi di mana seseorang tidak perlu menghitung dan membawa banyak uang kontan. Uang kuasi adalah surat-surat berharga yang dapat dijadikan sebagai alat pembayaran. Uang kuasi ini terdiri atas deposito berjangka dan tabungan serta rekening valuta asing milik swasta. Berdasarkan penghitungan jumlah permintaan uang di masyarakat, uang dapat dibedakan dengan M0, M1, M2 dan M3. M0 merupakan definisi permintaan uang yang paling sempit karena M0 hanya terdiri dari uang kartal, yaitu uang kertas dan logam yang dipegang masyarakat sehari-hari. M1, yaitu M0 ditambah dengan demand deposit. Demand deposit adalah tabungan yang dimiliki masyarakat yang ada 10 Universitas Sumatera Utara

description

money pengertian data terakhir

Transcript of Pengertian M1, M2, M3

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Pengertian, Jenis dan Fungsi Uang

    Mankiw (2006) mendefinisikan uang sebagai persediaan aset yang dapat

    dengan segera digunakan untuk melakukan transaksi. Berdasarkan jenisnya, uang

    dapat dibedakan menjadi uang kartal, uang giral dan uang kuasi. Uang kartal adalah

    uang yang dijadikan sebagai alat transaksi sah dan wajib diterima seluruh masyarakat

    pada perekonomian. Uang kartal umumnya berbentuk uang kertas dan uang logam

    yang dibuat oleh bank sentral yang diberi hak tunggal mencetak uang / hak oktroi.

    Uang giral adalah suatu tagihan pada bank umum yang dapat dipergunakan sebagai

    alat pembayaran dan transaksi yang sah dan masyarakat tidak wajib menerima

    pembayarannya. Uang giral dapat dibilang mudah, aman dan praktis karena dalam

    melakukan transaksi di mana seseorang tidak perlu menghitung dan membawa

    banyak uang kontan. Uang kuasi adalah surat-surat berharga yang dapat dijadikan

    sebagai alat pembayaran. Uang kuasi ini terdiri atas deposito berjangka dan tabungan

    serta rekening valuta asing milik swasta.

    Berdasarkan penghitungan jumlah permintaan uang di masyarakat, uang dapat

    dibedakan dengan M0, M1, M2 dan M3. M0 merupakan definisi permintaan uang

    yang paling sempit karena M0 hanya terdiri dari uang kartal, yaitu uang kertas dan

    logam yang dipegang masyarakat sehari-hari. M1, yaitu M0 ditambah dengan

    demand deposit. Demand deposit adalah tabungan yang dimiliki masyarakat yang ada

    10

    Universitas Sumatera Utara

  • di bank, yang dapat dicairkan sewaktu-waktu apabila dibutuhkan. M1 ini merupakan

    perhitungan jumlah uang beredar yang sangat likuid. M2, yaitu M1 ditambah dengan

    time deposit . Time deposit adalah tabungan, deposito, dan sejenisnya, yang memiliki

    waktu jatuh tempo atau tidak dapat dicairkan sewaktu-waktu apabila dibutuhkan.

    M3, yaitu M2 ditambah dengan deposito jangka panjang, meliputi dana-dana

    institusional yang ada dipasar uang.

    Uang memiliki tiga fungsi, yaitu sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan

    media pertukaran (Mankiw : 2006). Sebagai penyimpan nilai (store of value), uang

    adalah cara mengubah daya beli dari masa kini ke masa depan. Jika seseorang

    bekerja hari ini dan mendapatkan $ 100, maka dia dapat menyimpan uang tersebut

    dan membelanjakannya besok, minggu depan atau bulan depan. Tentu saja uang

    adalah penyimpan nilai yang tidak sempurna, jika harga meningkat jumlah yang

    bisa dibeli dengan jumlah uang tertentu akan turun. Namun begitu, orang

    memegang uang karena mereka bisa membelanjakannya untuk mendapatkan

    barang dan jasa pada suatu saat di masa depan.

    Sebagai unit hitung (unit of account), uang memberikan ukuran dimana

    harga ditetapkan dan utang dicatat. Untuk menentukan harga sejenis barang

    diperlukan uang sebagai satuan hitung. Dengan adanya satuan hitung, kita dapat

    mengadakan perbandingan harga satu barang dengan barang lain. Sebagai media

    pertukaran (medium of exchange), uang adalah apa yang kita gunakan untuk

    membeli barang dan jasa. Kemudahan untuk mengubah uang menjadi sesuatu yang

    lain misalnya barang dan jasa disebut juga dengan likuiditas uang.

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.2. Teori Permintaan Uang Klasik

    Teori permintaan uang klasik bermula dari teori tentang jumlah uang yang

    beredar dalam masyarakat (teori kuantitas uang). Teori ini tidak dimaksudkan untuk

    menjelaskan mengapa seseorang atau masyarakat menyimpan uang kas, tetapi lebih

    pada peranan uang dalam perekonomian. Dengan sederhana Fisher dalam Waluyo

    (2004) merumuskan teori kuantitas uang sebagai berikut :

    PTMV (2.1) dimana :

    M = Jumlah uang beredar

    V = Perputaran uang dari satu tangan ke tangan lain dalam satu periode

    P = Harga barang

    T = Volume barang yang diperdagangkan

    Persamaan diatas menunjukkan bahwa nilai barang yang diperdagangkan

    sama besarnya dengan jumlah uang beredar dikalikan kecepatan perputarannya.

    Meskipun persamaan diatas tidak mencerminkan permintaan uang namun bisa diubah

    bentuknya menjadi persamaan permintaan uang.

    Pertama dengan mengganti volume barang yang diperdagangkan (T) dengan

    output riil (Q), formulasi teori kuantitas menjadi :

    YPQMV (2.2)

    dimana :

    Y = PQ = GNP Nominal

    Universitas Sumatera Utara

  • V = Tingkat perputaran pendapatan (income velocity of money)

    Dalam satu periode waktu tertentu (misalnya satu tahun), kuantitas barang

    yang diperdagangkan jumlahnya tertentu. Dengan demikian kita bisa menganggap

    bahwa besarnya nilai Q tidak berubah. Dalam keseimbangan (full employment) nilai

    Q ini tidak juga berubah. Nilai V relatif tetap karena V mencerminkan tata cara suatu

    masyarakat mempergunakan uang. Dengan sendirinya V hanya berubah kalau terjadi

    perubahan kelembagaan seperti misalnya kebiasaan melakukan pembayaran serta

    perubahan teknologi komunikasi. Konsekuensi dari kedua anggapan ini, maka M

    hanyalah mempengaruhi P dan pengaruhnya proporsional. Artinya, kalau M naik dua

    kali maka P juga akan naik dengan dua kali.

    Kedua, versi yang dikemukakan oleh A. Marshall dari Cambridge University.

    Dengan notasi yang sama, formulasi Marshall terlihat sebagai berikut :

    M = k P Q (2.3)

    = k Y dimana k = 1/V

    Secara matematis formulasi Marshal ini sama dengan formulasi Irving Fisher,

    namun implikasinya berbeda. Marshall memandang bahwa individu atau masyarakat

    selalu menginginkan sebagian (proporsi) tertentu dari pendapatannya (Y) dalam

    bentuk uang kas (dinyatakan dengan k). sehingga k Y merupakan keinginan individu

    atau masyarakat akan uang kas (Md). Secara matematis dapat diformulasikan sebagai

    berikut :

    kYkPQMd (2.4)

    Universitas Sumatera Utara

  • dimana :

    Md = permintaan uang kas

    Dari formulasi ini kita mendapatkan perilaku permintaan uang menurut teori

    Marshall, yang merupakan awal dari teori permintaan akan uang.

    2.3. Teori Permintaan Uang Keynes

    Keynes menerangkan mengapa seseorang memegang uang kas berdasarkan

    kegunaan uang. Seperti kita ketahui, uang dapat berfungsi sebagai alat tukar

    (transaksi) dan penyimpan kekayaan. Dalam teorinya tentang permintaan akan uang

    kas, Keynes membedakan antara motif transaksi (dan berjaga-jaga) serta spekulasi.

    Seseorang memerlukan uang karena dia akan melakukan transaksi dan untuk

    brejaga-jaga (kalau sakit, musibah dan sebagainya yang pada akhirnya merupakan

    kegiatan transaksi). Selain itu orang mau memegang uang karena motif spekulasi.

    Dalam hal ini seseorang berusaha supaya hasil dari uang yang dipegang maksimum

    dengan cara mengkombinasikan uang yang dipegang dalam bentuk kekayaan lainnya.

    2.3.1. Permintaan Uang Transaksi

    Individu atau perusahaan memerlukan uang kas untuk membiayai transaksi.

    Transaksi ini sering terjadi tidak bersamaan waktunya dengan penerimaan uang.

    Pengeluaran ini seringkali tidak bisa diperkirakan terlebih dahulu sehingga sangat

    diperlukan adanya uang kas di tangan. Meskipun seandainya pengeluaran dan

    penerimaan itu dapat diperkirakan dengan tepat, namun uang kas di tangan tetap

    Universitas Sumatera Utara

  • diperlukan. Sebab penerimaan yang diharapkan mungkin tidak jadi diterima atau

    pengeluaran untuk transaksi yang sangat penting perlu dilakukan sebelum penerimaan

    datang, atau mungkin suatu transaksi yang memberikan keuntungan besar sangat

    menarik untuk dilakukan sebelum penerimaan datang dan sebagainya.

    Keynes mengatakan bahwa permintaan uang kas untuk tujuan transaksi ini

    tergantung dari pendapatan. Makin tinggi tingkat pendapatan seseorang, makin besar

    keinginan akan uang kas untuk transaksi. Seseorang atau masyarakat yang tingkat

    pendapatannya tinggi biasanya melakukan transaksi lebih banyak dibanding

    seseorang atau masyarakat yang pendapatannya lebih rendah. Ketergantungan

    permintaan uang untuk transaksi terhadap pendapatan ditunjukkan pada Gambar 2.1.

    Mt L1

    0 (Y/P)

    Gambar 2.1 Permintaan Uang Untuk Transaksi

    Permintaan uang untuk transaksai riil ditunjukkan dengan L1. Terlihat

    semakin tinggi pendapatan maka semakin banyak uang yang dipegang untuk

    Universitas Sumatera Utara

  • keperluan transaksi (Mt). hubungan antara permintaan uang untuk transaksi dengan

    pendapatan riil (Y/P) tidak selalu linier. Berbeda dengan kaum klasik, Keynes lebih

    menekankan analisisnya pada motif spekulasi yaitu peranan tingkat bunga dalam

    menetukan permintaan uang untuk spekulasi.

    2.3.2. Permintaan Uang Spekulasi

    Keynes juga menyadari bahwa masyarakat menghendaki jumlah uang kas

    yang lebih dari kebutuhannya untuk keperluan transaksi. Namun demikian Keynes

    memfokuskan analisisnya pada permintaan uang untuk spekulasi. Menurut Keynes,

    orang bersedia memegang uang melebihi kebutuhan untuk transaksi. Hal ini karena

    uang merupakan salah satu bentuk kekayaan. Uang kas yang disimpan ini memenuhi

    fungsi uang sebagai alat penimbun kekayaan (store of value). Dalam istilah yang

    lebih modern sering disebut permintaan uang untuk penimbun kekayaan (asset

    demand for money).

    Besarnya permintaan uang untuk tujuan spekulasi ini ditentukan oleh

    perbandingan hasil dari bentuk kekayaan yang lain. Misalnya ada dua bentuk

    kekayaan, Uang (Money M) dan Obligasi (Bond B), apabila memegang uang, maka

    hasil yang diperoleh tidak ada namun memperoleh kemudahan untuk melakukan

    transaksi. Dengan memegang obligasi seseorang akan memperoleh bunga. Dengan

    demikian semakin tinggi tingkat bunga semakin rendah keinginan masyarakat

    memegang uang kas. Alasanya, pertama apabila tingkat bunga naik berarti ongkos

    memegang uang kas (oportunity cost of holding money) makin besar atau tinggi,

    Universitas Sumatera Utara

  • orang lebih baik memegang obligasi. Keinginan masyarakat akan uang kas akan

    makin kecil, sebaliknya makin rendah tingkat bunga makin besar keinginan

    masyarakat untuk memegang kas. Kedua, hipotesis Keynes bahwa masyarakat

    menganggap akan adanya tingkat bunga normal berdasarkan pengalaman, terutama

    pengalaman tingkat bunga yang baru-baru terjadi. Tingkat bunga normal artinya suatu

    tingkat bunga yang menyebabkan masing-masing orang bersikap indifferent (tidak

    acuh) apakah ia akan memegang uang atau obligasi. Selain itu, setiap terjadi

    perubahan atau penyimpangan, tingkat bunga diharapkan akan kembali ke tingkat

    bunga normal ini. Jadi, apabila tingkat bunga kenyataanya berada diatas tingkat

    normal, maka masyarakat mengharapkan tingkat bunga tidak akan naik lagi, bahkan

    diperkirakan akan turun atau kembali ke tingkat bunga normal. Apabila suatu saat

    tingkat bunga berada diatas tingkat bunga normal maka seluruh uang yang

    dialokasikan untuk spekulasi akan diwujudkan dalam bentuk obligasi dan pada

    tingkat uang berada dibawah tingkat bunga normal ia akan memegang uang kas

    seluruhnya. Hubungan antara tingkat bunga normal dengan jumlah uang yang

    dipegang ditunjukkan pada Gambar 2.2.

    Universitas Sumatera Utara

  • r

    r* A

    0 Ms Msp

    Gambar 2.2 Permintaan Uang Dengan Tingkat Bunga Normal

    Misalnya tingkat bunga normal adalah r*. pada tingkat bunga yang terjadi

    lebih tinggi dari r*, uang yang dipegang akan berupa obligasi (sehingga Ms, jumlah

    uang untuk spekulasi nol), sedangkan pada tingkat bunga di bawah r* seluruh uang

    untuk spekulasi dipegang dalam bentuk kas (Ms banyak). Pada tingkat bunga sama

    dengan r* maka ia tidak acuh apakah memegang kas atau obligasi (dalam grafik

    dicerminkan oleh segi empat Or*AMs).

    Permintaan uang untuk spekulasi oleh seseorang (individu) berbentuk patah

    seperti pada Gambar 2.2. Hal ini karena harapan mengenai suku bunga yang akan

    terjadi sudah pasti. Pada suku bunga di atas r* harapan untuk memperoleh

    keuntungan (gain) dari obligasi positif, sehingga orang mengalokasikan uangnya

    dalam bentuk obigasi semua. Pada Gambar 2.2, untuk r > r* banyaknya Msp = 0. Pada

    Universitas Sumatera Utara

  • saat suku bunga dibawah atau lebih rendah dari r* harapan memperoleh keuntungan

    dari obligasi negatif sehingga orang lebih senang memegang uang daripada

    memegang obligasi. Pada r < r*, banyaknya uang yang dipegang untuk spekulasi

    sama dengan total kekayaan. Pada saat r = r* harapan memperoleh keuntungan dari

    obligasi sama dengan nol sehingga orang bersikap acuh tak acuh apakah memegang

    kas atau obligasi.

    Obligasi adalah surat berharga yang memberikan hasil (return r) yang tetap

    jumlahnya. Nilai sekarang (present discounted value, PDV) dari r (selama memegang

    obligasi) ini merupakan harga sekarang dari obligasi. Nilai sekarang dari suatu

    penerimaan yang akan diterima di masa mendatang besarnya berbanding terbalik

    dengan tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat bunga maka akan semakin rendah PDV

    dari r maka semakin rendah harga sebuah obligasi. Dengan demikian apabila tingkat

    bunga berada diatas tingkat bunga normal, orang berharap tingkat bunga akan turun

    (harga obligasi naik), orang lebih baik memegang obligasi. Demikian sebaliknya

    apabila tingkat bunga kenyataanya dibawah normal, masyarakat akan memperkirakan

    tingkat bunga akan naik kembali pada tingkat bunga normal tersebut. Harga surat

    berharga diperkirakan akan turun (sebab tingkat bunga naik) sehingga mereka akan

    menjual surat berharga dan dengan demikian keinginan memegang uang kas naik.

    Ketergantungan permintaan uang kas untuk spekulasi terhadap tingkat bunga

    ditunjukkan pada Gambar 2.3 yang menunjukkan adanya hubungan negatif antara

    tingkat bunga (r) dengan permintaan uang untuk spekulasi (L2).

    Universitas Sumatera Utara

  • r L2

    0 Msp

    Gambar 2.3 Permintaan Uang Untuk Spekulasi

    Untuk suatu perekonomian dianggap bahwa terdapat suatu rentang (range)

    suku bunga normal. Tiap orang memiliki harapan berbeda mengenai seberapa besar

    laju perubahan suku bunga menuju normal. Dengan kata lain tiap orang memiliki

    harapan memperoleh keuntungan dari obligasi dengan tingkat yang berbeda-beda.

    Pada umumnya semakin rendah suku bunga semakin besar orang berharap suku

    bunga akan naik. Dengan kata lain semakin banyak orang ingin memegang uang

    (menjual obligasi). Demikian sebaliknya pada tingkat bunga yang tinggi. Permintaan

    uang untuk spekulasi akan berupa kurva dengan slope negatif seperti pada Gambar

    2.3.

    Universitas Sumatera Utara

  • r rL

    0 Msp

    Gambar 2.4 Liquidity Trap

    Gambar 2.4 menunjukkan adanya apa yang oleh Keynes disebut liquidity trap

    bagian horizontal dari permintaan uang kas pada tingkat bunga rL. Liquidity trap

    menggambarkan bahwa pada tingkat bunga yang begitu rendah (menurut ukuran

    pengalaman-penalaman masa lalu), elastisitas permintaan uang kas menjadi tak

    terhingga besarnya. Masyarakat tidak akan memegang surat berharga pada tingkat

    bunga ini (rL) karena masyarakat memperkirakan bahwa dikemudian hari tingkat

    bunga akan naik sebab tingkat bunga rL sudah begitu rendah tidak mungkin turun

    lagi. Dengan kata lain setiap orang akan mengharapkan harga surat berharga akan

    turun di masa datang sehingga tidak ada seorangpun yang mau membeli surat

    berharga sekarang, semuanya menghendaki uang kas. Secara matematis, permintaan

    uang total ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

    WrlkYPM d )()/( (2.5)

    Universitas Sumatera Utara

  • dimana Mt = k Y untuk tujuan transaksi (besarnya tergantung pendapatan) dan Ms =

    1(r) W = permintaan uang spekulasi.

    Permintaan uang total merupakan permintaan uang riil. Karena analisa

    Keynes adalah analisa jangka pendek, maka W dianggap tetap tidak berubah sehingga

    dapat dituliskan sebagai berikut : (M/P)d = k Y + 1(r). Dengan demikian Keynes telah

    memasukkan tingkat bunga sebagai faktor yang mempengaruhi permintaan uang.

    Kenyataanya, sampai saat ini arti pentingnya tingkat bunga dalam mempengaruhi

    permintaan uang masih diterima oleh banyak ahli bahkan dalam perkembangan

    selanjutnya tingkat bunga juga mempengaruhi permintaan uang untuk tujuan

    transaksi.

    r L1

    rL L2 Md (L1 + L2)

    0 Mt (L1) Md

    Gambar 2.5 Permintaan Uang Untuk Tujuan Transaksi Dan Spekulasi

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.4. Teori Permintaan Uang Friedman

    Teori permintaan uang Friedman ini dikenal dengan "restatement" of the

    quantity theory (penegasan kembali tentang teori kuantitas). Friedman menyatakan

    bahwa uang pada prinsipnya merupakan salah satu bentuk kekayaan. Permintaan uang

    (mirip dengan permintaan akan suatu barang) tergantung pada tiga hal, yaitu: (a) total

    kekayaan yang dimiliki, dalam segala macam bentuk kekayaan ini merupakan kendala

    anggaran (budget constraint) dalam perilaku konsumen; (b) harga dan keuntungan

    (return) dari masing-masing bentuk kekayaan; dan (c) selera dan preferensi pemilik

    kekayaan. Analisis Friedman bertitik-tolak pada keuntungan marginal dari proses

    substitusi antar bentuk kekayaan seperti uang, obligasi, saham, surat berharga dan

    bentuk kekayaan yang lain (baik manusiawi maupun non manusiawi).

    Dalam definisinya yang paling luas, kekayaan seseorang adalah seluruh

    sumber "pendapatan" atau jasa yang dapat dikonsumsi. Salah satu bentuk kekayaan

    ini adalah kapasitas produktif dari manusia. Dengan demikian bentuk kekayaan yang

    pertama yang dapat dimiliki seseorang adalah kapasitas produksi manusia (sumber daya

    manusia). Kapasitas manusia berhubungan erat dengan besarnya harapan memperoleh

    penghasilan di masa depan. Dengan demikian semakin kaya seseorang harapan

    pendapatan di masa depan semakin besar. Apabila kekayaan adalah W, pendapatan

    adalah y dan suku bunga adalah r; maka W = y/r menunjukkan nilai sekarang dari

    pendapatan di masa depan. Bila W P maka YP akibatnya jumlah uang yang dipegang

    juga akan naik.

    Universitas Sumatera Utara

  • Keuntungan dalam memegang uang berupa kemudahan dalam melakukan

    transaksi. Secara riil, besarnya keuntungan memegang uang ini dipengaruhi oleh

    volume barang yang ditransaksikan. Untuk per unit uang yang dipegang, volume barang

    yang dapat ditransaksikan ditentukan oleh harga barang, P. Dengan demikian

    keuntungan memegang uang tergantung tingkat harga, P.

    Obligasi (Bond, B), misalnya obligasi berperiode tidak terbatas (perpetual),

    merupakan surat hak memperoleh pendapatan sejumlah nominal tertentu setiap

    periode dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Keuntungan memiliki obligasi dapat

    berbentuk dua macam, yaitu: penerimaan per periode yang nilai nominalnya tetap dan

    perubahan harga obligasi (bisa kenaikan maupun penurunan). Dengan demikian

    besarnya keuntungan memegang senilai satu rupiah obligasi dapat ditulis sebagai rb -

    (l/rb).(drb/dt).

    Seperti Obligasi, Saham (Equity, E) dianggap sebagai hak memperoleh aliran

    pendapatan dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Keuntungan memiliki saham

    dapat berbentuk tiga macam, yaitu: sejumlah uang nominal konstan (tertentu) setiap

    tahun (apabila tidak terdapat perubahan tingkat harga umum, P) besarnya tergantung

    deviden yang diberikan oleh perusahaan, kenaikan atau penurunan nilai nominal

    akibat perubahan harga, dan perubahan harga saham (dapat terjadi akibat perubahan

    tingkat bunga maupun tingkat harga). Secara ringkas, keuntungan memegang setiap

    satu rupiah saham dapat ditulis menjadi re + (l/P)(dP/ dt)- (l/re).(dre/dt).

    Bentuk kekayaan fisik memberikan aliran keuntungan yang tidak berupa uang

    (nominal) namun berupa aliran barang atau jasa konsumsi. Secara nominal, aliran

    Universitas Sumatera Utara

  • barang dan jasa konsumsi ini dapat dinilai sesuai dengan perkembangan harga. Dengan

    demikian keuntungan memegang setiap rupiah bentuk kekayaan fisik adalah

    perubahan harga, (l/P)(dP/dt).

    Selanjutnya, bentuk kekayaan yang lain adalah kekayaan yang bersifat

    manusiawi (human wealth). Di dalam perekonomian modern tanpa adanya

    perbudakan, menilai kekayaan manusiawi tidak mudah. Tidak mudah menentukan

    harga pasar dari pertukaran antara kekayaan manusiawi dengan non manusiawi.

    Salah satu cara untuk menentukan nilai kekayaan manusiawi ini adalah dengan

    mengandaikan adanya kontrak penyerahan sejumlah aliran jasa dari tenaga kerja

    pada periode tertentu dengan imbalan pendapatan uang. Selanjutnya nilai pasar

    kekayaan manusiawi bukan sebesar aliran uang ini namun sebesar investasi yang

    harus dilakukan supaya seseorang mampu menghasilkan aliran pendapatan tersebut.

    Dengan kata lain nilai kekayaan manusiawi ini dinilai sebesar kekayaan non-

    manusiawi yang harus diinvestasikan (dialihkan) menjadi kekayaan manusiawi.

    Dalam bentuknya yang demikian kekayaan manusiawi tidak dapat dinilai dalam

    artian harga pasar. Untuk setiap waktu tertentu komposisi kekayaan seseorang selalu

    terdiri atas kekayaan manusiawi dan non-manusiawi. Komposisi ini mungkin saja

    berubah-ubah, namun pada suatu titik waktu dianggap konstan. Dengan demikian,

    apabila w merupakan rasio antara kekayaan non-manusiawi dengan kekayaan

    manusiawi, atau rasio antara aliran pendapatan dari kekayaan non-manusiawi dengan

    aliran pendapatan dari kekayaan manusiawi, w ini mencerminkan rasio antara

    kekayaan (wealth) dengan pendapatan (income). Besar kecilnya nilai w merupakan

    Universitas Sumatera Utara

  • cerminan besar kecilnya kekayaan manusiawi yang perlu diperhitungkan di dalam

    analisis permintaan uang.

    Preferensi seseorang dalam memegang berbagai bentuk kekayaan, u, sama

    pengertiannya dengan preferensi seseorang dalam memilih mengkonsumsi suatu barang.

    Dengan demikian u ini bisa langsung diterima sebagai salah satu variabel penentu besar

    kecilnya jumah uang yang diminta. Dari uraian di atas, fungsi permintaan uang dapat

    dituliskan sebagai berikut:

    );;11,1,( urYw

    redtdP

    PdtdPre

    rbdtdrbrbPfM (2.6)

    ),,,,,( uywrPfM dimana m = jumlah uang nominal yang diminta

    r = suku bunga

    = laju inflasi w = rasio kekayaan manusia dan non-manusia

    y = pendapatan

    u = selera/preferensi

    2.5. Teori Baumol dan Tobin

    Baumol menggunakan pendekatan teori penentuan persediaan barang yang

    biasa dipakai dalam dunia usaha. Baumol menganalisa tingkah laku individu (rumah

    tangga maupun perusahaan) dan menganggap pendapatan mereka diterima sekali

    misalnya tiap bulan namun individu tersebut harus membelanjakannya sepanjang

    waktu (satu bulan). Untuk menyederhanakan analisanya, Baumol menganggap bahwa

    Universitas Sumatera Utara

  • penghasilan tadi dibelanjakan merata setiap saat selama periode pendapatannya.

    Masalahnya adalah penentuan berapa besarnya uang kas yang harus dipegang setiap

    saat yang mana ongkosnya paling rendah. Hal ini mengingat bahwa kekayaan

    individu itu selain berupa uang kas dapat berupa surat berharga yang menghasilkan

    bunga, serta adanya ongkos untuk menukarkan surat berharga tersebut dengan uang

    kas (Nopirin : 2000).

    Penentuan jumlah uang kas optimum yang memiliki ongkos paling rendah

    dapat dijelaskan sebagai berikut, misalkan T = nilai riil pendapatan selama satu

    periode, juga besarnya nilai rill transaksi selama satu periode, r = tingkat bunga

    (tetap setiap periode), b = ongkos perantara yang besarnya tetap, tidak tergantung

    pada besarnya transaksi, dan c = nilai riil surat berharga yang ditukarkan dengan uang

    kas setiap kali, atau besarnya uang kas yang diambil dari tabungan setiap kali

    seandainya semua pendapatan ditabung.

    Jadi besarnya transaksi selama satu bulan (apakah itu menjual surat berharga

    atau mengambil tabungan di bank) adalah (T/C), yakni jumlah pendapatan dibagi

    dengan besarnya uang kas yang setiap saat akan dipegang. Ongkos atau biaya

    perantara adalah sebesar bT/C. Karena individu tersebut memegang uang kas sebesar

    C setiap periode dan dibelanjakan secara merata selama satu periode dan menjual

    surat berharga (atau mengambil tabungan) lagi manakala uang kasnya (C) habis,

    maka rata-rata jumlah uang kas yang dipegang setiap saat sebesar (C/2). Dengan

    demikian biaya total memegang uang kas adalah :

    Universitas Sumatera Utara

  • 2rC

    CbTTC (2.7)

    Jumlah uang kas (C) yang optimal, dimana biaya totalnya paling rendah

    (minimum) dapat diperoleh dengan mencari turunan pertama persamaan diatas

    terhadap C dan hasil turunan ini disamakan dengan nol :

    022 r

    CbT atau

    rbTC 2 (2.8)

    Hasil inilah yang sering disebut rumus akar (square root formula) dari

    Baumol, yakni besarnya uang kas yang diinginkan oleh individu proporsional

    terhadap akar dari nilai transaksi dan berbanding terbalik dengan akar tingkat bunga.

    Apabila kita asumsikan bawha rata-rata uang kas yang ditahan setiap saat sebesar C/2

    maka persamaan permintaan akan uang kas riil (Md/P) yang dapat diperoleh dari

    analisa Baumol adalah :

    rbTC

    PMd 2

    21

    2 (2.9)

    Baumol telah menunjukkan bahwa tingkat permintaan uang kas untuk tujuan

    transaksi itu tergantung pada tingkat bunga. Dengan cara yang lain James Tobin

    menganalisa ketergantungan ini. Menurut Tobin, ketidakbersamaan antara

    pengeluaran dan penerimaan penghasilan memaksa individu untuk menyediakan alat

    pembayar guna membiayai transaksinya. Namun tidak berarti bahwa alat pembayar

    ini harus berupa uang kas, dapat berupa sebagian surat berharga yang memberikan

    bunga. Tetapi kerugiannya individu tersebut harus mengeluarkan biaya untuk

    Universitas Sumatera Utara

  • transaksi menukarkan surat berharga manakala alat pembayar yang berupa uang kas

    habis. Besarnya alat pembayar yang diwujudkan uang kas tergantung dari besarnya

    tingkat bunga surat berharga serta biaya transaksi untuk menukarkan surat berharga

    tersebut. Apabila tingkat bunga tinggi (dibanding dengan biaya transaksi) maka

    individu tersebut akan mengurangi alat pembayaran berupa uang kas dan

    memperbanyak surat berharga. Sebaliknya apabila tingkat bunga rendah (dibanding

    dengan biaya transaksi) maka individu tersebut akan memperbanyak uang kas.

    2.6. Faktor Penentu Permintaan Uang

    a. Model Dasar Permintaan Uang

    Model permintaan uang bertujuan untuk mengembangkan pengertian tentang

    faktor-faktor penentu permintaan uang, fungsi uang sebagai alat tukar, dan

    optimalisasi jumlah permintaan uang. Karakteristik permintaan uang menjelaskan

    hubungan permintaan uang dengan jumlah transaksi dan biaya memegang uang.

    Respons permintaan uang terhadap rencana transaksi, biaya memegang uang atau

    tingkat bunga dan inflasi merupakan pusat perhatian dari analisis permintaan uang.

    Model dasar permintaan uang riil memperhatikan tujuan individu untuk

    memegang uang, yaitu tujuan transaksi, berjaga-jaga dan spekulasi. Model dasar

    permintaan uang diformulasikan sebagai berikut:

    ),( ttt

    t RyLPM (2.6.1)

    dimana:

    t = periode waktu,

    Universitas Sumatera Utara

  • M = permintaan uang nominal,

    P = tingkat harga umum,

    L = likuiditas,

    y = pendapatan riil, dan

    R = tingkat bunga nominal.

    Dari model dasar ini diketahui bahwa Ly > 0 dan LR < 0, artinya permintaan

    uang naik jika pendapatan riil naik dan permintaan uang turun jika tingkat bunga

    nominal naik. Individu atau rumah tangga ingin memaksimalkan utilitas memegang

    uang sampai waktu tak terhingga, sehingga fungsi utilitas memegang uang adalah

    ...),(),(),( 222

    11 tttttt lculculcu (2.6.2) dimana:

    c = konsumsi barang atau jasa,

    l = leisure, dan

    < 1 = faktor diskonto. Peningkatan konsumsi dan leha-leha akan meningkatkan utilitas [uc, ul > 0],

    dan utilitas marginal dari konsumsi dan leha-leha semakin kecil [ucc dan ull < 0].

    Rumahtangga dapat meminjam atau memberi pinjaman sebesar obligasi B dengan

    tingkat bunga nominal [R]. Jika B > 0 maka rumahtangga memberi pinjaman dan jika

    B < 0 maka rumahtangga meminjam. Oleh sebab itu kendala anggaran rumahtangga

    pada periode [t] adalah

    tttttttt BMcPBRMyP 111 )1( (2.6.3)

    Universitas Sumatera Utara

  • Komponen sebelah kiri persamaan merupakan jumlah sumber dana, yaitu

    pendapatan nominal periode [t], saldo kas nominal periode [t - 1], dan obligasi

    periode [t - 1] dan komponen sebelah kanan persamaan merupakan jumlah

    penggunaan dana, yaitu konsumsi nominal periode [t], saldo kas nominal periode [t]

    dan obligasi periode [t]. Pengaturan kendala anggaran rumahtangga pada perriode [t +

    1] adalah

    11111 )1( tttttttt BMcPBRMyP

    t

    tttttt R

    BMMycPB

    1)( 1111 (2.6.4)

    Eliminasi obligasi [Bt] dari kendala anggaran rumahtangga karena tujuan

    membahas masalah permintaan uang bukan permintaan obligasi dengan

    menggunakan proses iteratif sebagai berikut:

    tttttttt BMcPBRMyP 111 )1(

    )]()([)1( 111 tttttt MMycPBR

    )]()([)1( 1111

    ttttt MMycPR

    + ... (2.6.5) )]()([)1( 12222

    ttttt MMycPR

    Persamaan (2.6.5) disebut kendala anggaran intertemporal atau intertemporal

    budget constraint, yaitu kendala anggaran setiap periode sampai periode

    takberhingga. Persamaan tersebut menjelaskan bahwa peningkatan harga akan

    meningkatkan permintaan uang nominal untuk mengimbangi jumlah konsumsi atau

    transaksi riil. Artinya leha-leha [l] berhubungan negatip dengan konsumsi riil [ct] dan

    Universitas Sumatera Utara

  • berhubungan positip dengan permintaan uang riil [mt]. Permintaan leha-leha

    dirumuskan sebagai berikut:

    ),( ttt mcl (2.6.6) Tujuan dari rumahtangga pada periode [t] adalah menentukan [ct] dan [mt]

    dengan maksimisasi fungsi utilitas:

    ...,,,,1

    111

    t

    ttt

    t

    ttt P

    MccuPMccu (2.6.7)

    Fungsi lagrange dari optimalisasi utilitas rumahtangga persamaan (2.6.7) dan

    kendala persamaan (2.6.5) adalah

    ...,,,,1

    111

    t

    ttt

    t

    ttt P

    MccuPMccuL

    1111 )1()]()([)1{( ttttttt RMMycPBR ...})]()([ 111 tttt MMycP (2.6.8)

    First-order condition [FOC] dari (2.6.8) terhadap ct dan Mt akan

    menghasilkan persamaan konsumsi riil dan permintaan stok uang nominal, yaitu:

    0),()],(,[)],(,[ 121 tttttttttt

    PmcmccumccucL (2.6.9A)

    0)1(),()],(,[ 122 tt

    ttttt

    t

    RP

    mcmccuM

    L (2.6.9B)

    Eliminasi [Pt] dari persamaan (2.6.9A) dan (2.6.9B) ini akan menghasilkan persamaan sebagai berikut:

    Universitas Sumatera Utara

  • ttttttttt Pmcmccumccu ),()],(,[)],(,[ 121

    )],()],(,[ 22 ttttt mcmccu 1)1( ttt RPP (2.6.10A)

    )],(,[]{)1(1[)],()],(,[ 1122 ttttttttt mccuRmcmccu )},()],(,[ 12 ttttt mcmccu

    (2.6.10B)

    dimana permintaan uang riil adalah ),( ttt RcLm . Misalkan hubungan permintaan

    uang riil dibentuk dalam fungsi eksplisit sehingga fungsi u(ct, lt) dan (ct, mt) masing-masing adalah

    tttt lclcu

    1),( (2.6.11A)

    tttt mcmc ),( (2.6.11B) Derivasi parsial persamaan (2.6.11A) dan (2.6.11B) terhadap [ct, lt dan mt]

    akan menghasilkan persamaan-persamaan berikut:

    11112 )(

    tttttt

    mcclcluu (2.6.12A)

    12

    tt

    t

    mcm

    (2.6.12B)

    )()1()1(1 tttttt

    mcclccuu (2.6.12C)

    ttt

    mcc

    )1(1

    (2.6.12D)

    Substitusi persamaan (2.6.12A) dan (2.6.12D) ke (2.6.10A) dan (2.6.10B)

    akan menghasilkan permintaan uang riil sebagai berikut:

    Universitas Sumatera Utara

  • )()1]{)1(1[)( 1111 ttttttttt mccRmcmcc

    })( )1(11 ttttt mcmcc

    ttttt

    tttttt mcmcc

    mccRmc )1()1()1(111 )1(])1(1[

    tt

    ttttt mc

    mcRmc )1()1(

    11 )1(])1(1[

    tttt

    t

    ttt mc

    mcR

    Rmc 11

    1 )1(1

    ttt

    t

    t ccRR

    m1)1(

    11

    tt

    t

    t cRR

    m 1

    11

    ttt Rcm 11

    1 (2.6.13)

    Persamaan (2.6.13) menjelaskan bahwa respons permintaan stok uang riil

    terhadap konsumsi riil adalah positip, sebaliknya respons terhadap biaya memegang

    uang atau tingkat bunga nominal adalah negatip, dengan syarat nilai [1 - ] . Perubahan konsumsi mempunyai efek langsung dan lebih kuat pada utilitas

    dibandingkan dengan efek tidak langsung dari leha-leha. Artinya peningkatan utilitas

    rumahtangga akan lebih tinggi akibat peningkatan konsumsi dibandingkan dengan

    peningkatan leha-leha. Substitusi (2.6.13) ke hasil derivasi parsial (2.6.10A) dan

    (2.6.10B) akan menghasilkan persamaan:

    Universitas Sumatera Utara

  • ttttttt Pmclculcu ),(),(),( 121 (2.6.14A)

    tttttt

    RPmclcu

    111

    ),(),( 22 (2.6.14B)

    Komponen pertama kiri persamaan (2.6.14A) menjelaskan utilitas yang

    tersedia untuk tambahan satu unit konsumsi dan komponen kedua menjelaskan

    utilitas yang tersedia untuk tambahan satu unit leha-leha. Komponen kanan

    persamaan menjelaskan utilitas marginal netto dari konsumsi, yaitu utilitas yang

    diperoleh secara langsung akibat peningkatan satu unit konsumsi dikurang biaya dari

    leha-leha. Komponen kiri persamaan (2.6.14B) menjelaskan utilitas marginal dari

    satu unit leha-leha dikali unit leha-leha dari memegang uang riil. Komponen kanan

    menjelaskan utilitas marginal netto dari satu unit uang atau utilitas marginal satu unit

    lesiure dari memegang uang sama dengan utilitas marginal dari satu unit uang dikali

    pendapatan bunga per unit uang.

    b. Pengembangan Model Permintaan Uang

    Unsur ketidakpastian menyebabkan individu menentukan keputusan untuk

    memegang stok uang kas dan aktiva keuangan lainnya, yaitu obligasi, saham, deposit

    dan pinjaman sistem perbankan pada periode tertentu. Individu membagi endowment

    nominal [y] dalam bentuk kas [Mt] dan aktiva keuangan lainnya [Bt]. Periode [t + 1]

    dan [t + 2] mengandung unsur ketidakpastian dalam konsumsi, sehingga expektasi

    utilitas maksimum adalah :

    ][)1(][)( 21 tt cuqcuquE (2.6.15)

    Universitas Sumatera Utara

  • dimana:

    q = probabilitas mengkonsumsi periode [t + 1], dan

    1 - q = probabilitas mengkonsumsi periode [t + 2].

    Konsumsi periode [t + 1] adalah Mt / Pt+1, konsumsi periode [t + 2] adalah

    [Mt + Bt (1 + R)] / Pt+2 dan tingkat bunga nominal [R]. Persamaan (2.6.15) dapat ditulis kembali dalam bentuk persamaan:

    21

    )1()1()(

    t

    tt

    t

    t

    PRBMuq

    PMuquE (2.6.16)

    Berdasarkan clower or cash in advance constraint [Y = Mt + Bt], fungsi

    lagrange dari ekspektasi utilitas dan FOC masing-masing adalah

    ][)1()1(21

    ,, ttt

    tt

    t

    t

    BMBMY

    PRBMuq

    PMuqL

    tt

    0)1(2

    2

    1

    1

    t

    t

    t

    t

    PCuq

    PCuq

    0)1()1(2

    2 R

    PCuq

    t

    t

    Y - Mt - Bt = 0

    )1()1()1(2

    2

    2

    2

    1

    1 RPCuq

    PCuq

    PCuq

    t

    t

    t

    t

    t

    t

    2

    2

    1

    1 )1(

    t

    t

    t

    t

    PCuqr

    PCuq

    2211

    )]1()([)1(

    tt

    tt

    tt

    t

    PPRMYMuqR

    PPMuq (2.6.17)

    Universitas Sumatera Utara

  • Individu atau rumahtangga diasumsikan constant relative risk aversion

    [CRRA] sehingga fungsi utilitas individu:

    1)(

    1CCU (2.6.18)

    Koefisien CRRA adalah )('/)(" CUCCU sehingga persamaan (2.6.17) dapat ditulis dalam bentuk:

    12

    2

    11

    1

    )1)(()1(

    tt

    ttt

    t

    t PP

    RMYMuqRPPMuq

    /1

    2

    1

    1

    2

    /11

    1

    )1()1(

    tt

    t

    t

    t

    t

    PP

    PRMRY

    qqR

    PM

    /1

    2

    1

    1

    2

    /1

    1 )1()1(

    t

    t

    t

    t

    t

    t

    PP

    PRMRY

    qqR

    MP

    /1

    2

    12

    /1

    1

    )1()1(

    t

    t

    t

    t

    t

    t

    PP

    RMRYP

    qqR

    MP

    /1

    2

    1

    1

    2

    /1)1()1(

    t

    t

    t

    t

    t

    t

    PP

    PP

    qqR

    MRMRY

    /)1(

    2

    1

    /1)1()1(

    t

    t

    t

    t

    PP

    qqR

    MRMRY

    /)1(

    1

    2

    /1)1()1(

    t

    t

    t

    t

    PP

    qqR

    MRMRY

    Universitas Sumatera Utara

  • /)1(/1

    ]1[)1()1(

    q

    qRM

    RMRY

    t

    t

    RRq

    q

    RYMt

    /1

    /)1( )1()1(

    )1( (2.6.19A)

    RRq

    q

    Rq

    q

    YBt

    /1

    /)1(

    /1/)1(

    1)1(

    11)1( (2.6.19B)

    Persamaan (2.6.19A) dan (2.6.19B) masing-masing menjelaskan permintaan

    uang untuk tujuan transaksi, berjaga-jaga dan spekulasi obligasi dan aktiva keuangan

    lainnya. Nilai probabilitas adalah 0 q 1 dan individu atau rumah tangga enggan risiko [ 1] sehingga respons permintaan uang untuk berjaga-jaga dan transaksi terhadap inflasi [] dan tingkat bunga nominal [R] adalah negatip. Respons permintaan uang untuk spekulasi obligasi atau aktiva keuangan lainnya terhadap

    tingkat bunga nominal [R] adalah negatip dan respons terhadap inflasi [] adalah positip. Respons positip dari permintaan uang untuk spekulasi obligasi atau aktiva

    keuangan lainnya terhadap inflasi disebut Tobins effect. Oleh sebab itu unsur

    ketidakpastian dan preferensi mengkonsumsi individu atau rumahtangga akan

    menentukan permintaan uang untuk transaksi, berjaga-jaga dan spekulasi. Menurut

    persamaan (2.6.19A) dan (2.6.19B), elastisitas permintaan uang untuk transaksi,

    berjaga-jaga dan spekulasi terhadap output agregat [Y] bersifat uniter jika q = 1.

    Universitas Sumatera Utara

  • Dari uraian diatas diperoleh hasil bahwa permintaan uang nominal ditentukan

    oleh tingkat pendapatan (PDB) suku bunga (SBI) dan tingkat harga (INFLASI).

    Dengan demikian peneliti menyajikan model sebagai berikut :

    tttt INFLASISBIPDBM 32101 (2.6.20)

    c. Model Permintaan Uang Secara Empiris

    Fungsi permintaan uang secara empiris tidak hanya ditentukan oleh

    permintaan uang setiap periode akan tetapi juga ditentukan oleh unsur ketidakpastian

    terhadap tingkat bunga dan tingkat harga. Adanya unsur ketidakpastian

    mengakibatkan penyesuaian terhadap permintaan uang, yaitu:

    )]ln()[ln()ln()ln( 11 tettt mmmm (2.6.21) Nilai = 1 disebut penyesuaian penuh dan pada umumnya 0 1, dimana

    merupakan ukuran dari kecepatan penyesuaian atau speed of adjustment. Perbedaan permintaan uang dari periode [t + 1] dan [t - 1] mengakibatkan model permintaan

    uang riil secara empiris dari persamaan (2.6.13) adalah

    )ln()ln()ln()ln( 3210 tttt Rcym (2.6.22) Substitusi (2.6.22) ke (2.6.21) dengan asumsi bahwa ekspektasi permintaan

    uang riil [mte] sama dengan (2.6.22), yaitu model permintaan uang riil secara empiris

    merupakan model autoregression:

    )]ln(ln)ln()ln([)ln()ln( 132101 tttttt mRcymm

    tttt Rcym ln)ln()ln()ln( 3210

    Universitas Sumatera Utara

  • )log()1( 1 tm (2.6.23) Persamaan (2.6.23) dapat ditaksir dengan OLS atau dengan berbagai teknik

    ekonometrika lainnya. Jika terjadi penyesuaian penuh maka nilai = 1 dan model permintaan uang riil sama dengan (2.6.22), sebaliknya jika individu atau rumahtangga

    tidak dapat melakukan penyesuaian penuh maka model permintaan uang riil (2.6.22)

    berbeda dengan (2.6.23), atau permintaan uang tidak pasti.

    R M = P m[R, y, c]

    M

    Gambar 2.6 Faktor-faktor Penentu Permintaan Uang

    Model empiris permintaan uang nominal atas menunjukkan tiga faktor

    penting penentu permintaan uang riil, yaitu tingkat pendapatan riil, tingkat konsumsi

    riil, dan tingkat harga umum. Peningkatan pendapatan riil, konsumsi riil rumah

    tangga dan tingkat harga umum akan meningkatkan skedul permintaan uang.

    Sebaliknya penurunan pendapatan riil, konsumsi riil dan harga umum akan

    menurunkan skedul permintaan uang, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.6.

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.7. Perubahan-Perubahan Nilai Uang

    Perubahan-perubahan nilai uang berhubungan erat dengan perubahan-

    perubahan permintaan terhadapnya. Apabila permintaan terhadap uang sedemikian

    meningkatnya, maka nilai uang itu naik, sebabnya jika permintaan terhadap uang

    sedikit maka nilai uang itupun akan merosot. Naik turunnya permintaan terhadap

    uang dapat kita lihat dari kecepatan perputaran uang. Semakin cepat perputaran uang

    berarti semakin sedikit permintaan terhadap uang, artinya uang lari kepada barang.

    Sebaliknya semakin lambat perputaran uang semakin besar permintaan terhadap

    uang, dengan kata lain semakin ingin orang menyimpan sebagian kekayaannya dalam

    bentuk uang. Dalam keadan perputaran uang yang sangat cepat yang berarti turunnya

    permintaan terhadap uang, nilai uang turun. Selanjutnya dalam keadaan perputaran

    uang yang sangat lambat yang berarti naiknya permintaan terhadap uang, nilai uang

    naik.

    Telah diketahui bahwa nilai uang itu ditentukan oleh jumlah uang yang

    beredar dalam masyarakat yaitu oleh penawaran aan permintaan terhadap uang itu

    sendiri dan juga oleh jumlah barang yang diperdagangkan. Faktor penawaran dapat

    dilihat dari jumlah uang yang beredar dalam masyarakat dan faktor permintaan

    terlihat dari keinginan orang untuk menyimpan sebahagian dari kekayaannya dalam

    beberapa uang.

    Perubahan-perubahan nilai uang mempengaruhi aktivitas-aktivitas manusia di

    lapangan ekonomi dan dalam kehidupan kita sehari-hari. Jika nilai uang naik, maka

    aktivitas manusia tidak akan sama dalam keadaan dimana nilai uang turun. Dengan

    Universitas Sumatera Utara

  • naiknya nilai uang di dalam permintaan terhadap uang cenderung naik atau dimana

    orang berusaha untuk menyimpan uang yang dimilikinya dan tidak

    membelanjakannya, maka kegiatan di lapangan ekonomi menunjukkan tanda-tanda

    kemunduran. Ini disebabkan karena dalam keadaan seperti ini tingkat bunga naik,

    naiknya tingkat bunga akan mengurangi investasi. Pengurangan investasi berarti

    berkurangnya kegiatan-kegiatan di lapangan ekonomi.

    Di negara-negara dimana nilai uangnya terus menerus mengalami

    kemunduran atau penurunan, maka di negara-negara tersebut adalah lebih baik

    mengadakan investasi. Investasi dalam keadaan ini haruslah ditujukan kepada usaha

    untuk sebanyak mungkin menaikkan jumlah barang yang diperdagangkan. Kenaikan

    jumlah barang yang diperdagangkan cenderung menaikkan nilai uang, sebab

    kenaikan jumlah barang yang diperdagangkan berarti memperkecil kecepatan

    beredarnya uang, atau menaikkan permintaan terhadap uang. Tiap usaha untuk

    menaikkan permintaan terhadap uang berarti akan menaikkan nilai uang.

    Naiknya permintaan terhadap uang yang nampak dalam keadaan semakin

    meningkatnya keinginan orang untuk menyimpan uang tunai, akan cenderung

    menaikkan nilai uang dan menurunkan rilai tukar barang-barang. Sebaliknya

    turunnya permintaan terhadap uang yang nampak dalam keadaan kecenderungan

    orang untuk terus membelanjakan setiap uang yang sampai di tangannya akan

    menurunkan nilai uang dan menaikkan nilai tukar barang-barang. Perubahan-

    perubahan nilai uang telah mempengaruhi aktivitas dilapangan ekonomi. Pada

    Universitas Sumatera Utara

  • naikknya nilai uang, aktivitas ekonomi semakin berkurang, sebaliknya pada turunnya

    nilai uang secara lambat laun aktivitas ekonomi semakin meningkat.

    2.8. SBI, Inflasi dan PDB

    SBI menurut Noprin (2000) suku bunga adalah biaya yang harus di bayar oleh

    peminjam atas pinjaman yang diterima dan merupakan imbalan bagi pemberi

    pinjaman atas investasinya. Suku bunga mempengaruhi keputusan individu terhadap

    pilihan membelanjakan uang lebih banyak atau menyimpan uangnya dalam bentuk

    tabungan. Suku bunga juga merupakan sebuah harga yang menghubungkan masa kini

    dengan masa depan, sebagaimana harga lainnya maka tingkat suku bunga ditentukan

    oleh interaksi antara permintaan dan penawaran (Suhedi: 2000).

    Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan

    terus menerus Sadono Sukirno (2002). Akan tetapi bila kenaikan harga hanya dari

    satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas

    atau menyebabkan kenaikan sebagian besar dari harga barang-barang lain. (Boediono

    : 2000). Kenaikan harga-harga barang itu tidaklah harus dengan persentase yang

    sama. Inflasi merupakan kenaikan harga secara terus menerus dan kenaikan harga

    yang terajadi pada seluruh kelompok barang dan jasa Pohan (2008:158).

    Produk Domestik Bruto atau PDB adalah hasil output produksi dalam suatu

    perekonomian dengan tidak memperhitungkan pemilik faktor produksi dan hanya

    menghitung total produksi dalam suatu perekonomian saja (Sukirno : 2002), yang

    diformulasikan sebagai berikut :

    Universitas Sumatera Utara

  • PDB = C + G + I + ( X - M ) (2.7)

    dimana PDB = produk domestik bruto

    C = pengeluaran rumah tangga

    G = pengeluaran pemerintah

    I = pengeluaran investasi

    (X-M) = ekspor - impor

    2.9. Penelitian Terdahulu

    Aghevli (1976), mencoba melihat hubungan antara uang dan tingkat harga

    dengan menggunakan alat analisis model ekonometrik dari sektor moneter.

    Penelitian yang dilakukan ditujukan untuk menyediakan estimasi besarnya ekspansi

    moneter yang sesuai agar konsisten dengan target pertumbuhan pendapaatan riil dan

    tingkat harga. Menurut Aghevli, permintaan real balance, (M/P)*, adalah fungsi

    keseimbangan dari pendapatan riil, Y, dan tingkat inflasi, , yang mengukur biaya

    opportunitas memegang uang relatif terhadap barang.

    Boediono (1985), mencoba untuk mengidentifikasikan faktor-faktor penentu

    dari permintaan uang di Indonesia selama periode 1975 - 1984. Kajian yang dilakukan

    mencakup uang kartal (currency), narrow money (M1) dan broad money (M2). Kerangka

    kerja yang digunakan mengadopsi pada pendekatan yang selama ini berkembang,

    dimana faktor yang mempengaruhi permintaan uang masyarakat adalah gross domestic

    product (GDP), suku bunga dalam negeri (umumnya digunakan suku bunga deposito),

    dan inflasi domestik, serta dengan memperhitungkan karakteristik dari perekonomian

    Universitas Sumatera Utara

  • Indonesia, seperti keterbukaan pada sektor perdagangan dan finansialnya terhadap

    kondisi perekonomian internasional. Variabel GDP merupakan terkait dengan motif

    permintaan uang untuk transaksi. Tingkat bunga menggambarkan biaya memegang uang

    dalam hubungannya dengan tabungan dalam bentuk jumlah uang yang tidak dapat diperoleh

    bila tetap memegang uang dalam bentuk tunai sebesar bunga yang dibayarkan. Inflasi

    menunjukan biaya dalam hubungannya dengan barang dalam bentuk menurunnya nilai

    uang terhadap barang ketika inflasi terjadi. Dari penelitian ini menghasilkan indikasi

    bahwa beberapa variabel konvensional, seperti tingkat bunga dan inflasi domestik,

    terbukti mempengaruhi permintaan uang.

    Simon dan Insukindro (1994), mencoba untuk menganalisa komponen

    permintaan uang dalam arti sempit (money stock) dengan menggunakan teknik

    ekonometrik modern. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa uang kartal memiliki

    elastisitas pendapatan dibawah satu sedangkan demand deposit elastisitas

    pendapatannya bernilai diatas satu. Ditemukan pula bahwa permintaan uang

    tersebut juga dipengaruhi oleh tingkat bunga, baik domestik ataupun pengaruh faktor

    tingkat bunga luar negeri.

    Sugiyanto (1994), menganalisis permintaan uang M1, M2 dan uang kuasi

    dengan menggunakan metode PAM dan ECM. Data yang digunakan dalam studi ini

    antara tahun 1960 1990. Dengan menggunakan variabel-variabel uang M1, uang

    M2, uang kuasi, konsumsi agregat, suku bunga deposito 12 bulan, indeks harga

    konsumen, tingkat inflasi dan kurs US dollar terhadap rupiah. Dalam estimasi

    permintaan uang M1 diperoleh hasil bahwa koefisien regresi ECT(-1) bertanda

    Universitas Sumatera Utara

  • negatif dan signifikan secara statistik dan ini sesuai dengan harapan teori. Sedangkan

    untuk variabel-variabel dependent konsumsi agregat, inflasi dan indeks harga

    konsumen signifikan secara statistic dan untuk suku bunga deposito 12 bulan secara

    statistik tidak signifikan.

    Insukindro (1998), dengan judul Pendekatan Stok Penyangga Permintaan:

    Tinjauan Teori dan Sebuah Studi Empirik di Indonesia. Data yang digunakan dalam

    studi ini adalah data kuartalan tahun 1987:1 1997:4. Variabel shock adalah jumlah

    uang beredar M1 yang tidak diantisipasi selaras dengan konsep Carr-Darby (1981)

    dan diestimasi dengan menggunakan pendekatan AR(2) dan deviasi trend kuadrat.

    Dalam estimasi permintaan uang menggunakan uji kointegrasi dan koreksi kesalahan

    model (I-ECM) diperoleh hasil bahwa koefisien regresi pendapatan bertanda positif

    dan suku bunga bertanda negatif sesuai harapan (teori) dan statistik CRDW

    (cointegrating regression Durbin-Watson) dan DF (Dickey Fuller) untuk uji

    kointegrasi memberi indikasi bahwa variabel permintaan uang kartal, pendapatan dan

    suku bunga berkointegrasi atau mempunyai hubungan keseimbangan jangka panjang.

    Dengan demikian residu regresi kointegrasi atau kesalahan ketidakseimbangan

    stasioner atau I(0). Hasil studi empirik memperoleh hasil koefisien regresi ECT(-1)

    bertanda negatif dan signifikan secara statistik berarti sesuai dengan harapan (teori).

    Sedangkan untuk pendapatan koefisien regresi bertanda positf dan suku bunga

    bertanda negatif dan ini semua semua dengan harapan teori. Sedangkan hasil

    estimasi koefisien regresi variabel shock ternyata hanya signifikan untuk jangka

    Universitas Sumatera Utara

  • pendek dan ini sekaligus mendukung harapan studi bahwa pendekatan stok

    penyangga melandasi permintaan uang kartal di Indonesia.

    Doriyanto (1999), mencoba mengetahui apakah permintaan uang riil di Indonesia

    selama periode sebelum krisis (sebelum Agustus 1997) dan saat krisis tetap stabil. Studi

    yang dilakukan mempergunakan observasi bulanan (seasonally unadjusted)1 selama

    periode 1988:01 - 1999:03 untuk permintaan uang (CURRENCY) yang dideflasikan

    terhadap Indeks Harga Konsumen (IHK) dengan tahun dasar 1996. Produk Domestik Bruto

    Riil (PDBREAL) dipergunakan sebagai variabel untuk menaksir transaksi permintaan uang

    yang terjadi. Data kwartalan yang akan dipergunakan telah dilakukan spline untuk menjadi

    data bulanan. Tingkat inflasi (INFBUL) dan suku bunga yang dipergunakan adalah suku

    bunga deposito 1 bulan (DEP1) sebagai penaksir opportunity cost menyimpan currency.

    Nilai tukar (ER) juga berpengaruh terhadap permintaan uang terutama setelah

    pemberlakuan sistem nilai tukar berubah menjadi free floating. Selanjutnya dibuktikan

    bahwa permintaan uang riil di Indonesia tetap stabil sebelum dan selama krisis. Analisis

    kointegrasi menggunakan teknik Johansen menunjukkan hubungan kointegrasi yang

    kuat antara currency riil dan PDB riil. Model dinamis permintaan uang riil dengan

    menggunakan Error Correction Model (ECM) menunjukkan konsistensi parameter

    yang ditaksir bahkan selama krisis terjadi. Disimpulkan pula bahwa perubahan yang

    signifikan pada permintaan uang riil karena adanya krisis dapat dijelaskan dengan

    perubahan pada variabelvariabel yang secara historis memang mempengaruhi

    permintaan uang di Indonesia

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.10. Kerangka Pemikiran

    Dalam jangka pendek faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan uang

    sangat dipengaruhi oleh pendapatan riil, inflasi dan tingkat suku bunga. Dalam jangka

    panjang perlu dilakukan penelitian apakah faktor-faktor saling mempengaruhi satu

    dengan yang lainnya atau dengan kata lain satu faktor berkontribusi terhadap

    perubahan faktor yang lain. Untuk melihat hubungan simultanitas tersebut, maka

    kerangka pemikiran dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut:

    Pendapatan Riil

    Tingkat Suku Bunga Permintaan Uang

    Inflasi

    Gambar 2.7 Kerangka Pemikiran

    2.11. Hipotesis Penelitian

    Menurut Husein Umar (2002) : "Hipotesis diartikan suatu pernyataan yang

    kedudukannya belum sekuat proposisi atau dalil". Untuk mengarahkan pembahasan

    ini penulis membuat hipotesis sebagai berikut :

    1. Pendapatan riil, tingkat suku bunga, inflasi berkontribusi terhadap perubahan

    permintaan uang di Indonesia.

    Universitas Sumatera Utara

  • 2. Pendapatan riil, tingkat suku bunga, permintaan uang, berkontribusi terhadap

    perubahan inflasi di Indonesia.

    3. Pendapatan riil, inflasi, permintaan uang, berkontribusi terhadap perubahan

    tingkat suku bunga di Indonesia.

    4. Inflasi, permintaan uang, tingkat suku bunga, berkontribusi terhadap perubahan

    pendapatan riil di Indonesia.

    Universitas Sumatera Utara