Pengertian Kalimat

17
Konsep Kalimat Materi Diskusi Mata Kuliah Bahasa Indonesia Dosen Pengampu: Iwan Marwan, M.Hum Disusun Oleh: 1. Robach Wahabi 2. Sri Wahyuni 3. Syarifatuzzuliana 4. Yudi Irawan PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB JURUSAN TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI 2012/2013

description

makalah bahasa indonesia untuk prodi PBA

Transcript of Pengertian Kalimat

Konsep KalimatMateri Diskusi Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu:Iwan Marwan, M.Hum

Disusun Oleh:1. Robach Wahabi2. Sri Wahyuni3. Syarifatuzzuliana4. Yudi Irawan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARABJURUSAN TARBIYAHSEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI2012/2013

BAB IPEMBAHASANA. Pengertian KalimatKalimat adalah satuan bahasa terkecil yang secara resmi baik dalam wujud lisan maupun tulisan yang harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Definisi-definisi tentang kalimat yaitu: menurut Zainal A. dan Amran Tasai, kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Sedangkan menurut Hasan Ali dkk. kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mnegungkapkan pikiran yang utuh. Dan menurut Abdul Chaer, kalimat adalah satuan bahasa yang berisi suatu pikiran atau amanat yang lengkap.Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik(.), tanda tanya (?), dan tanda seru (!), sementara itu, didalamnya disertakan pula berbagai tanda baca seperti koma (,), titik dua (:), tanda pisah (-), dan spasi. Tanda titik, tanda tanya dan tanda seru sepadan dengan intonasi akhir, sedangkan tanda baca lain sepadan dengan jeda. Spasi yang mengikuti tanda titik, tanda tanya dan tanda seru melambangkan kesenyapan. Kalau dilihat dari hal predikat, kalimat-kalimat dalam bahasa Indonesia ada dua macam yaitu:1) Kalimat-kalimat yang berpredikat kata kerja, contoh: makalah bahasa Indonesia itu dikerjakan oleh para mahasiswa2) Kalimat-kalimat yang berpredikat bukan kata kerja, contoh: monyet yang mencakar anak itu

B. Jenis-Jenis KalimatBerdasarkan jumlah klausa, kalimat terbagi menjadi dua bagian, yaitu:1) Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu pola kalimat atau satu klausa. Unsur-unsur kalimat tunggal diantaranya yaitu:a). Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, ciri-cirinya yaitu: berdiri sendiri, biasanya diisi oleh kata benda (nominal), klausa (frasa verbal). Contoh:a. Adikku sedang bermain.b. Baju kakak besar.c. Yang bersepatu hitam guru sayad. Olahraga menyehatkan badane. Membaca kitab kuning sangat rumit.b). Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan (tindakan) apa atu dalam keadaan sebagaimana subjek (S). Ciri-cirinya yaitu: biasanya terjadi dari kata kerja atau kata keadaan. Contoh:a. Ayam berkokok.b. Bapak sedang tidur malam.c. Kota Surabaya dalam keadaan banjir.c). Objek (O) adalah bagian dari kalimat yang melengkapi predikat. Ciri-cirinya yaitu: pada umumnya diisi oleh nomina (kata benda). Letaknya selalu dibelakang predikat yang berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya objek. Contoh:a. Ana membaca novel.b. Tikus merusak tanaman.d). Pelengkap (Pel) adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat. Ciri-cirinya yaitu: umumnya letak pelengkap dibelakang predikat yang berupa verba. Contoh:a. Tika membaca novel baru.e). Keterangan (ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal yang mengenai bagian kalimat yang lainnya. Unsur keterangan dapat berfungsi menerangkan subjek (S), predikat (P), objek (O), dan pelengkap (Pel). Posisinya bersifat manasuka, dapat di awal, di tengah, atau di akhir kalimat. Contoh:a. Adik mengambil mainan di almari.b. Sri sekarang sedang menangis.c. Yudi memotong rumput dengan gunting.d. Robah belajar bahasa Arab dengan sungguh-sungguh.e. Zuli pergi dengan teman-teman sekelasnya.f. Karena rajin belajar, Lia lulus ujian.g. Tali rafia bersambung satu sama lain.Berdasarkan bentuk predikatnya, kalimat tunggal terbagi ke dalam tiga jenis:a). Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya kata benda, contoh: Andi siswa terbaik se Jawa Timur.b). Kalimat verbal adalah kalimat yang predijatnya berupa kata kerja, contoh: Yahya makan mie ayam.c). Kalimat ajektival atau kalimat statif adalah kalimat yang predikatnya berupa kata sifat, contoh: bunga mawar itu indah.2). Kalimat Majemuk adalah penggabunagn dua kalimat tunggal atau lebih, sehingga kalimat yang baru ini mengandung dua pola kalimat atau lebih. Kalimat mejemuk di bagi menjadi tiga, yaitu:a. Kalimat majemuk setara (KMS) adalah kalimat yang hubungan antara unsur-unsurnya bersifat setara atau sederajat. Kalimat majemuk setara terbagi menjadi tiga macam, yaitu:a). Kalimat majemuk penjumlahan, ditandai oleh kata penghubung lalu, dan, kemudian, dan sejenisnya. Contoh: Ibu memasak dan adik mengerjakan PR.b). Kalimat majemuk pemilihan, ditandai oleh kata penghubung atau. Contoh: Saya bingung apakah saya bisa atau tidak.c). Kalimat majemuk pertentangan, ditandai oleh kata penghubung tetapi, melainkan. Contoh: Dia tidak pernah belajar, tetapi dia pandai.b. Kalimat majemuk bertingkat (KMB) adalah kalimat yang hubungan pola-polanya tidak sederajat, salah satu pada bagian yang lebih tinggi kedudukannya disebut induk kalimat, sedangkan bagian yang lebih rendah disebut dengan anak kalimat. Kalimat majemuk bertingkat, meliputi:a). Kalimat majemuk hubungan waktu, ditandai oleh konjungsi sejak, sewaktu, ketika, setelah, sampai, manakala, hingga dan sebagainya. Contoh: Yahya belajar bersama teman-temannya hingga ibunya selesai memasak.b). Kalimat mejemuk hubungan syarat, ditandai oleh konjungsi jika, seandainya, andaikan, asalkan, apabila. Contoh: Saya akan menikah jika saya mempunyai uang.c). Kalimat majemuk hubungan tujuan, ditandai oleh konjungsi agar, supaya, biar, untuk. Contoh: Andi belajar dengan sungguh-sungguh agar tercapai cita-citanya.d). Kalimat majemuk hubungan konsesif, ditandai oleh konjungsi walaupun, meskipun, sekalipun, biarpun, kendatipun, sungguhpun. Contoh: Walaupun saya sakit, saya tetap pergi ke kampus.e). Kalimat majemuk hubungan perbandingan, ditandai oleh kata penghubung daripada, ibarat, seperti, bagaikan, lakasana, sebagaimana. Contoh: Saya akan membantumu sebagaimana ibumu membantu ibuku.f). Kalimat majemuk hubungan penyebaban, ditandai oleh kata penghubung sebab, karena, oleh karena. Contoh: Firman disukai banyak orang karena dia suka menolong.g). Kalimat majemuk hubungan akibat, ditandai oleh kata penghubung sehingga, sampai-sampai, maka. Contoh: Nia terlalu rindu dengan ibunya sehingga dia jatuh sakit.h). Kalimat majemuk hubungan cara, ditandai oleh kata penghubung dengan, dan tanpa. Contoh: Orang itu rela membantu tanpa pamrih.i). Kalimat majemuk hubungan sangkalan, ditandai oleh kata penghubung seolah-olah dan seakan-akan. Contoh: Dia diam saja seolah-olah dia tidak mengetahui kecelakaan itu.j). Kalimat majemuk hubungan kenyataan, ditandai oleh kata penghubung: padahal dan sedangkan. Contoh: Dia tidak puas dengan kekayaannya padahal dia orang terkaya di daerahnyak). Kalimat majemuk hasil, ditandai oleh konjungsi makanya. Contoh: Tempat ini ber AC, makanya kamu kedinginan.l). Kalimat majemuk hubungan penjelasan, ditandai oleh kata penghubung bahwa dan yaitu. Contoh: Saya tahu bahwa kamu adalah seorang pengusaha.m). Kalimat majemuk hubungan atributif, ditandai oleh konjungsi yang. Contoh: Wanita yang berbaju merah itu adalah ibukun). Kalimat majemuk hubungan optatif, untuk menyatakan harapan. Ditandai dengan konjungsi: semoga atau moga-moga dan mudah-mudahan. Contoh: Saya berharap, semoga cita-citaku tercapai.c. Kalimat majemuk campuran adalah gabungan antara kalimat setara dengan kalimat majemuk bertingkat. Contoh: Pekerjaan rumah adik telah selesai ketika kakak pulang dari sekolah dan ibu sedang menjahit

Berdasarkan isi, kalimat terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:1. Kalimat berita adalah kalimat yang mendukung suatu pengungkapan peristiwa atau kejadian. Kalimat berita sering juga disebut kalimat pernyataan, yaitu kalimat yang dibentuk untuk menyiarkan informasi tanpa mengharapkan responsi tertentu (Cook, 1971). Bentuk penuisan kalimat berita di mulai dengan huruf besar, dan diakhiri dengan tanda titik (.). contoh:a. Banjir sungai ciliwung semakin meresahkan warga Jakarta.b. Hujan terus-menerus menimbulkan banjir.c. Dikirimkan oleh Tbk. Gudang Garam sebulan yang lalu material itu.2. Kalimat tanya adalah kalimat yang mengandung suatu pertanyaan. Kalimat tanya atau kalimat pertanyaan, yaitu kalimat yang dibentuk untuk memancing responsi yang berupa jawaban (Cook, 1971). Bentuk kalimat tanya dimulai dengan huruf besar dan diakhiri dengan tanda tanya. Contoh:a. Mengapa anda belum mengerjakan tugas itu?b. Pamannya seorang dosenkah?c. Menikahkah mereka?d. Apakah temannya banyak?3. Kalimat perintah adalah kalimat yang isinya menyuruh orang lain untuk melakukan sesuatu yang kita kehendaki. Bentuk penulisan kalimat perintah dimulai dengan huruf besar dan diakhiri dengan huruf titik atau tanda seru (!). Contoh:a. Berikan baju ini kepadanya kalau dia pulang!b. Kalian sholatlah dulu!c. Bekerjalah kalian dengan giat!d. Semoga kamu cepat sembuh!e. Bawalah laptopmu!f. Keluarlah!

Berdasarkan hubungan aktor aksi, kalimat terbagi menjadi dua bagian, yaitu:1. Kalimat aktif : kalimat yang subjeknya melakukan pekerjaan. Kalimat aktif ini sering disebut juga kalimat tindak, yaitu kalimat yang subjeknya bertindak melakukan pekerjaan (Suparman, 1988). Contoh:a. Banyak pengendara motor melanggar tata tertib lalu lintas.b. Polisi itu mengamankan jalan.c. Gadis itu rindu pada kekasihnya.d. Anak itu bermain api.2. Kalimat pasif : kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan. Kalimat pasif ini sering juga disebut kalimat tanggap, yaitu kalimat yang subjeknya merupakan hasil suatu perbuatan. Contoh:a. Jembatan itu kita perpanjang.b. Mobil APV itu dinaiki oleh banyak orang.c. Tujuan mahasiswa itu tercapai.d. Kami kepanasan tadi pagi.

Berdasarkan ada tidaknya perubahan dalam pengucapan, kalimat di bedakan atas dua bagian, yaitu:1. Kalimat langsung : kalimat yang langsung diucapkan oleh si pembicara. Suparman (1985) mengatakan bahwa kalimat langsung adalah kalimat yang benar-benar sesuai dengan yang diucapkan oleh si pembicara atau si pengarang.Contoh:a. Ifan berkata, Tragedi itu terjadi tadi pagi.b. Yuni bertanya: Kapan gajiku dibagikan?.c. Budi memerintahkan, Segera selesaikan tugasmu!.2. Kalimat tak langsung : kalimat yang sudah mengalami perubahan pengucapan dari pembicara aslinya. Contoh:a. Mereka menyatakan bahwa nilai ujian sudah terbit.b. Saya tidak tahu mengapa saya tidak lulus.c. Ibu menyarankan agar kami tidak lupa mengerjakan PR.

C. Kalimat EfektifKalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur/penulis secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula sehingga dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.Prinsip-prinsip efektivita kalimat yang pertama dan harus dikuasai oleh seseorang agar dapat mengonstruksi kalimat yang efektif adalah bahwa kalimat itu harus disusun dengan mempertimbangkan dan memperhitungkan kesepadanan bentuk atau kesepadanan strukturnya. Adapun yang dimaksud dengan prinsip kesepadanan struktur adalah adanya keseimbangan antara ide atau pikiran yang dimiliki oleh seseorang dengan bentuk kalimat atau struktur kalimat yang digunakan. Prinsip kesepadanan struktur itu diantaranya terlihat dari:1. Adanya kejelasan subjek.2. Tidak adanya subjek ganda.3. Tidak adanya kesalahan dalam pemanfaatan konjungsi.4. Adanya kejelasan predikat.Sedangkan ciri-ciri kalimat efektif antara lain:1. KepaduanAdalah hubungan timbal balik yang jelas antara unsur-unsur membentuk kalimat itu. Kepaduan suatu kalimat akan terganggu apabila: a). Penggunaan kata ganti yang salah, b.). Kata depan yang tidak tepat, c). Kata penghubung yang jelas.

a. Kata ganti yang salahTidak efektif: Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.Efektif: Atas perhatian Bapak, saya ucapkan terima kasih.b. Kata depan yang tidak tepatTidak efektif: Penulis itu mengisahkan tentang perjalanan hidupnya.Efektif: Penulis itu mengisahkan perjalanan hidupnya.c. Kata penghubung yang tidak jelasTidak efektif: Siska menjatuhkan cermin itu, ia membersihkannya.Efektif : Siska menjatuhkan cermin itu kemudian ia membersihkannya.

2. KesejajaranSemua unsur yang membentuk kalimat haruslah sejajar demi kelancaran dalam membaca dan keselarasan kalimat.a. Kesejajaran BentukPemberian imbuhan harus sejajar agar laju kalimat menjadi lancar. Misalnya: Perusahaan pers kita mengalami perkembangan dan bertumbuh dengan pesat di awal era reformasi. Semestinya agar sejajar semua menggunakan imbuhan per-an.b. Kesejajaran MaknaKalimat yang baik adalah kalimat yang antar unsur-unsurnya memiliki keterkaitan makna yang saling mendukung. Misalnya: Satu orang berdatangan ketempat itu. Penjelasannya, kalimat tersebut akan lebih baik bila diubah menjadi orang berdatangan ketempat itu.

3. KehematanKehematan: kalimat yang menggunakan kata-kata secara efisien, tidak berlebih-lebihan. Upaya untuk mengefektifkan sebuah kalimat dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:a. Menghilangkan subjek yang tidak diperlukanTidak efektif: Para pegawai Gudang Garam itu bekerja dengan produktif karena mereka merasa dihargai pimpinannya.Efektif: Para pegawai Gudang Garam itu bekerja dengan produktif karena mereka merasa dihargai pimpinannya.b. Menjauhkan pemakaian kata depan dari dan daripada yang tidak perlu.Tidak efektif: Sejarah daripada perjuangan bangsa kita, ikut memberi dasar dan arah daripada politik kita yang bebas dan aktif.Efektif: Sejarah perjuangan bangsa kita, ikut memberi dasar dan arah politik kita yang bebas dan aktif.c. Menghindarkan pemakaian kata yang tidak perluTidak efektif: Didekat kantor tempat mendaftarkan mahasiswa baru diketemukan sejumlah uang sebesar 50.000Efektif: Di dekat kantor pendaftaran mahasiswa ditemukan sejumlah uang sebesar 50.000.

4. KesepadananAdalah keseimbangan antara gagasan atau pikiran dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan bahasa yang kompak dan kepaduan bahasa yang baik. Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, yaitu:a. Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas, contoh: Daerah-daerah sudah mempunyai lembaga bahasa.b. Tidak terdapat subjek yang ganda, contoh: Dalam penyusunan makalah itu, kami dibantu oleh para guru.c. Kata penghubung intra kalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal, contoh: Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak mengikuti acara pertama.d. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang. Contoh: Sekolah kami terletak di jalan Ahmad Yani.

5. KelogisanKelogisan adalah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Sebuah kalimat yang sudah benar strukturnya, sudah benar pula pemakaian tanda baca, kata atau frasanya, dapat menjadi salah jika maknanya lemah dari segi logika berbahasa. Contoh:Tidak efektif : Ibunya mengajar bahasa Arab di kampus kami.Efektif : 1). Ibunya mengajarkan bahasa Arab di kampus kami. 2). Ibunya mangajari kami bahasa Arab.6. Penekanan Pengefektifan kalimat, dilakukan pula dengan penekanan unsur-unsur yang penting. Kata atau frase yang dianggap penting, ditonjolkan daripada kata atau frase yang lainnya. Penekanan unsur-unsur kalimat dapat dilakukan sebagai berikut:a. Mengubah posisi kalimat, unsur-unsur yang dianggap penting di letakkan di depan kalimat. Contoh: Tujuan kami adalah agar permasalahan ini dapat kita selesaikan lagi pada waktu dekat ini.b. Menggunakan partikel lah, -pun, dan kah. Contoh: Kami pun akan turut hadir dalam acara tersebut.c. Menggunakan repetisi yakni dengan mengulang-ulang bagian kalimat yang dianggap penting. Contoh: Dalam penyusunan kalimat bahasa arab di butuhkan kejelian dalam membedakan antara mubtada khobar, antara fiil fail, antara naat manut.d. Menggunakan pertentangan, yakni dengan menggunakan kata yang bertentangan berlawanan, maksudnya pada bagian kata yang ingin ditekankan. Contoh: Anak itu tidak nakal, tetapi kreatif.

7. Penggunaan Ejaan.Kalimat efektif ditandai pula dengan penggunaan ejaan secara tepat, baik itu dalam menggunakan tanda baca penulisan huruf, maupun dalam penulisan kata. Contoh:Tidak Efektif : Pak Budi pandai bermain bola.Efektif : 1). Pak, Budi pandai bermain bola. 2). Pak Budi, pandai bermain bola.