Pengertian Hukum Benda 1ckwbmh

37
PENGERTIAN DAN DASAR PENGERTIAN DAN DASAR PENGERTIAN DAN DASAR PENGERTIAN DAN DASAR PENGERTIAN DAN DASAR PENGERTIAN DAN DASAR PENGERTIAN DAN DASAR PENGERTIAN DAN DASAR HUKUM BENDA HUKUM BENDA HUKUM BENDA HUKUM BENDA HUKUM BENDA HUKUM BENDA HUKUM BENDA HUKUM BENDA Rachmadi Usman Rachmadi Usman 1

Transcript of Pengertian Hukum Benda 1ckwbmh

PENGERTIAN DAN DASAR PENGERTIAN DAN DASAR PENGERTIAN DAN DASAR PENGERTIAN DAN DASAR PENGERTIAN DAN DASAR PENGERTIAN DAN DASAR PENGERTIAN DAN DASAR PENGERTIAN DAN DASAR HUKUM BENDAHUKUM BENDAHUKUM BENDAHUKUM BENDAHUKUM BENDAHUKUM BENDAHUKUM BENDAHUKUM BENDA

Rachmadi UsmanRachmadi Usman

1

Pokok Bahasan �Istilah dan Pengertian Hukum Benda;�Kedudukan Hukum Benda dalam Perspektif

Hukum Perdata�Sumber dan Perkembangan Pengaturan Hukum

Benda;�Eksistensi Hukum Benda Setelah Berlakunya

Undang-Undang Pokok Agraria dan Undang-Undang Hak Tanggungan�Sifat Pengaturan Hukum Benda Dibandingkan

dengan Sifat Pengaturan Hukum Perikatan;�Asas-asas Hukum Benda.

2

Istilah Hukum BendaIstilah Hukum Benda

3

Pengertian Hukum BendaPengertian Hukum BendaM. MarwanM. MarwanM. MarwanM. Marwan& Jimmy P & Jimmy P & Jimmy P & Jimmy P

Hukum benda: keseluruhan dari kaidah-Hukum benda: keseluruhan dari kaidah-Hukum benda: keseluruhan dari kaidah-Hukum benda: keseluruhan dari kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan-kaidah hukum yang mengatur hubungan-kaidah hukum yang mengatur hubungan-kaidah hukum yang mengatur hubungan-hubungan hukum antara subyek hukum hubungan hukum antara subyek hukum hubungan hukum antara subyek hukum hubungan hukum antara subyek hukum dengan benda dan hak kebendaan.dengan benda dan hak kebendaan.dengan benda dan hak kebendaan.dengan benda dan hak kebendaan.

Titik Triwulan Tutik Titik Triwulan Tutik Titik Triwulan Tutik Titik Triwulan Tutik Hukum harta kekayaan mutlak adalah suatu Hukum harta kekayaan mutlak adalah suatu Hukum harta kekayaan mutlak adalah suatu Hukum harta kekayaan mutlak adalah suatu ketentuan yang mengatur tentang hak-hak ketentuan yang mengatur tentang hak-hak ketentuan yang mengatur tentang hak-hak ketentuan yang mengatur tentang hak-hak kebendaan dan barang-barang tak terwujud kebendaan dan barang-barang tak terwujud kebendaan dan barang-barang tak terwujud kebendaan dan barang-barang tak terwujud (immaterial). (immaterial). (immaterial). (immaterial). Hukum harta kekayaan mutlak disebut juga Hukum harta kekayaan mutlak disebut juga Hukum harta kekayaan mutlak disebut juga Hukum harta kekayaan mutlak disebut juga dengan hukum kebendaan, yaitu hukum yang dengan hukum kebendaan, yaitu hukum yang dengan hukum kebendaan, yaitu hukum yang dengan hukum kebendaan, yaitu hukum yang mengatur tentang hubungan hukum antara mengatur tentang hubungan hukum antara mengatur tentang hubungan hukum antara mengatur tentang hubungan hukum antara seseorang dengan benda. Hubungan hukum ini, seseorang dengan benda. Hubungan hukum ini, seseorang dengan benda. Hubungan hukum ini, seseorang dengan benda. Hubungan hukum ini, melahirkan hak kebendaan (zakelijk recht) melahirkan hak kebendaan (zakelijk recht) melahirkan hak kebendaan (zakelijk recht) melahirkan hak kebendaan (zakelijk recht) yakni hak yang memberikan kekuasaan yakni hak yang memberikan kekuasaan yakni hak yang memberikan kekuasaan yakni hak yang memberikan kekuasaan langsung kepada seseorang yang berhak langsung kepada seseorang yang berhak langsung kepada seseorang yang berhak langsung kepada seseorang yang berhak menguasai sesuatu benda di dalam tangan menguasai sesuatu benda di dalam tangan menguasai sesuatu benda di dalam tangan menguasai sesuatu benda di dalam tangan siapa pun benda itu.siapa pun benda itu.siapa pun benda itu.siapa pun benda itu. 4

Pengertian Hukum BendaTitik Triwulan Tutik Titik Triwulan Tutik Titik Triwulan Tutik Titik Triwulan Tutik Hukum harta kekayaan relatif, yaitu Hukum harta kekayaan relatif, yaitu Hukum harta kekayaan relatif, yaitu Hukum harta kekayaan relatif, yaitu

ketentuan yang mengatur utang piutang ketentuan yang mengatur utang piutang ketentuan yang mengatur utang piutang ketentuan yang mengatur utang piutang atau yang timbul karena adanya perjanjian. atau yang timbul karena adanya perjanjian. atau yang timbul karena adanya perjanjian. atau yang timbul karena adanya perjanjian. Hukum harta kekayaan relatif disebut Hukum harta kekayaan relatif disebut Hukum harta kekayaan relatif disebut Hukum harta kekayaan relatif disebut dengan hukum perikatan, yaitu hukum dengan hukum perikatan, yaitu hukum dengan hukum perikatan, yaitu hukum dengan hukum perikatan, yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum antara yang mengatur hubungan hukum antara yang mengatur hubungan hukum antara yang mengatur hubungan hukum antara seseorang dengan seseorang lain. seseorang dengan seseorang lain. seseorang dengan seseorang lain. seseorang dengan seseorang lain. Hubungan hukum ini menimbulkan hak Hubungan hukum ini menimbulkan hak Hubungan hukum ini menimbulkan hak Hubungan hukum ini menimbulkan hak terhadap seseorang atau hak perseorangan terhadap seseorang atau hak perseorangan terhadap seseorang atau hak perseorangan terhadap seseorang atau hak perseorangan ((((persoonelijk rechtpersoonelijk rechtpersoonelijk rechtpersoonelijk recht), yakni hak yang ), yakni hak yang ), yakni hak yang ), yakni hak yang memberikan kekuasaan kepada seseorang memberikan kekuasaan kepada seseorang memberikan kekuasaan kepada seseorang memberikan kekuasaan kepada seseorang untuk menuntut seseorang yang lain agar untuk menuntut seseorang yang lain agar untuk menuntut seseorang yang lain agar untuk menuntut seseorang yang lain agar berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu.berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu.berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu.berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu.

5

Pengertian Hukum BendaP.N.H. SimanjuntakP.N.H. SimanjuntakP.N.H. SimanjuntakP.N.H. Simanjuntak Hukum Benda adalah peraturan-Hukum Benda adalah peraturan-Hukum Benda adalah peraturan-Hukum Benda adalah peraturan-

peraturan hukum yang mengatur peraturan hukum yang mengatur peraturan hukum yang mengatur peraturan hukum yang mengatur mengenai hak-hak kebendaan yang mengenai hak-hak kebendaan yang mengenai hak-hak kebendaan yang mengenai hak-hak kebendaan yang sifatnya mutlaksifatnya mutlaksifatnya mutlaksifatnya mutlak

Soediman Soediman Soediman Soediman KartohadiprojoKartohadiprojoKartohadiprojoKartohadiprojo

Hukum kebendaan ialah semua kaidah Hukum kebendaan ialah semua kaidah Hukum kebendaan ialah semua kaidah Hukum kebendaan ialah semua kaidah hukum yang mengatur apa yang hukum yang mengatur apa yang hukum yang mengatur apa yang hukum yang mengatur apa yang diartikan dengan benda dan mengatur diartikan dengan benda dan mengatur diartikan dengan benda dan mengatur diartikan dengan benda dan mengatur hak-hak atas bendahak-hak atas bendahak-hak atas bendahak-hak atas benda

L.J. van ApeldoornL.J. van ApeldoornL.J. van ApeldoornL.J. van Apeldoorn Hukum Kebendaan adalah peraturan Hukum Kebendaan adalah peraturan Hukum Kebendaan adalah peraturan Hukum Kebendaan adalah peraturan mengenai hak-hak kebendaanmengenai hak-hak kebendaanmengenai hak-hak kebendaanmengenai hak-hak kebendaan

Sri Soedewi Sri Soedewi Sri Soedewi Sri Soedewi Masjchoen SofwanMasjchoen SofwanMasjchoen SofwanMasjchoen Sofwan

Apa yang diatur dalam Hukum Benda itu ? Apa yang diatur dalam Hukum Benda itu ? Apa yang diatur dalam Hukum Benda itu ? Apa yang diatur dalam Hukum Benda itu ? Pertama-tama hukum benda itu Pertama-tama hukum benda itu Pertama-tama hukum benda itu Pertama-tama hukum benda itu mengatur pengertian dari benda, mengatur pengertian dari benda, mengatur pengertian dari benda, mengatur pengertian dari benda, kemudian pembedaan macam-macam kemudian pembedaan macam-macam kemudian pembedaan macam-macam kemudian pembedaan macam-macam benda, dan selanjutnya bagian yang benda, dan selanjutnya bagian yang benda, dan selanjutnya bagian yang benda, dan selanjutnya bagian yang terbesar mengatur mengenai macam-terbesar mengatur mengenai macam-terbesar mengatur mengenai macam-terbesar mengatur mengenai macam-macam hak kebendaanmacam hak kebendaanmacam hak kebendaanmacam hak kebendaan

6666

Unsur Pengertian Hukum Unsur Pengertian Hukum Unsur Pengertian Hukum Unsur Pengertian Hukum KebendaanKebendaanKebendaanKebendaan� Serangkain ketentuan hukum yang

mengatur hubungan hukum antara seseorang (subjek hukum) dengan benda (objek dari ha milik).

� Dengan kata lain hukum benda atau hukum kebendaan adalah keseluruhan kaidah-kaidah hukum yang mengatur mengenai kebendaan atau yang berkaitan dengan benda.

7777

Unsur Pengertian Hukum Unsur Pengertian Hukum Unsur Pengertian Hukum Unsur Pengertian Hukum KebendaanKebendaanKebendaanKebendaan� Kebendaan di sini adalah segala sesuatu

menyangkut tentang pengertian benda, pembedaan benda dan hak-hak kebendaan dan hal lainnya yang menyangkut tentang benda dan hak-hak kebendaan.

� Pada umum ketentuan hukum benda tersebut bersumberkan kepada ketentuan hukum yang tertulis, baik yang berasal dari ketentuan-ketentuan hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan, termasuk yurisprudensi, baik itu berupa peraturan yang original (asli) maupun peraturan derivatif (turunan).

8888

Kedudukan Hukum Kebendaan (Perdata Barat)

9

Perbandingan ke dua sistematika Hukum Perdata

� Ilmu Pengetahuan Hukum

Hukum Perorangan

Hukum Kekeluargaan

Hukum Kekayaan

Hukum Waris

� KUHPerdata

Buku I Tentang Orang

Absolut → Buku II Tentang Benda

Relatif → Buku III Tentang Perikatan

Buku IV Tentang Pembuktian dan Daluwarsa

10

Kaitan Hukum Waris dengan Hukum Kaitan Hukum Waris dengan Hukum Kaitan Hukum Waris dengan Hukum Kaitan Hukum Waris dengan Hukum BendaBendaBendaBenda

. Materi yg diatur dlm Buku II Tentang Benda Hukum Benda dan Hukum Waris

Pasal 528 KUHPerdata → hak waris identik dgn hak kebendaan

Pasal 584 KUHPerdata → “waris” → salah satu cara memperoleh hak kebendaan

11111111

Sumber dan Perkembangan Hukum Sumber dan Perkembangan Hukum Sumber dan Perkembangan Hukum Sumber dan Perkembangan Hukum Sumber dan Perkembangan Hukum Sumber dan Perkembangan Hukum Sumber dan Perkembangan Hukum Sumber dan Perkembangan Hukum BendaBendaBendaBendaBendaBendaBendaBenda

12

Materi Buku II KUH PerdataTentang Kebendaan Dan Cara-cara Membeda-bedakan Benda (Pasal Tentang Kebendaan Dan Cara-cara Membeda-bedakan Benda (Pasal Tentang Kebendaan Dan Cara-cara Membeda-bedakan Benda (Pasal Tentang Kebendaan Dan Cara-cara Membeda-bedakan Benda (Pasal 499 sd Pasal 528)499 sd Pasal 528)499 sd Pasal 528)499 sd Pasal 528)

Tentang Hak-hak Kebendaan Yang Memberikan Kenikmatan (Pasal Tentang Hak-hak Kebendaan Yang Memberikan Kenikmatan (Pasal Tentang Hak-hak Kebendaan Yang Memberikan Kenikmatan (Pasal Tentang Hak-hak Kebendaan Yang Memberikan Kenikmatan (Pasal 529 sd Pasal 829)529 sd Pasal 829)529 sd Pasal 829)529 sd Pasal 829)

Tentang Kewarisan (Pasal 830 sd Pasal 1130)Tentang Kewarisan (Pasal 830 sd Pasal 1130)Tentang Kewarisan (Pasal 830 sd Pasal 1130)Tentang Kewarisan (Pasal 830 sd Pasal 1130)

Tentang Piutang-piutang Yang Diistimewakan (Pasal 1131 sd Pasal Tentang Piutang-piutang Yang Diistimewakan (Pasal 1131 sd Pasal Tentang Piutang-piutang Yang Diistimewakan (Pasal 1131 sd Pasal Tentang Piutang-piutang Yang Diistimewakan (Pasal 1131 sd Pasal 1149)1149)1149)1149)Tentang Hak-hak Kebendaan Yang Memberikan Jaminan (Pasal 1150 Tentang Hak-hak Kebendaan Yang Memberikan Jaminan (Pasal 1150 Tentang Hak-hak Kebendaan Yang Memberikan Jaminan (Pasal 1150 Tentang Hak-hak Kebendaan Yang Memberikan Jaminan (Pasal 1150 sd Pasal 1232) sd Pasal 1232) sd Pasal 1232) sd Pasal 1232)

13

Lanjutan ….. Materi Hukum Benda � Hukum Kebendaan� Hukum Kewarisan� Hukum Jaminan

� 21 Bab 21 Bab 21 Bab 21 Bab � (Pasal 499 sd Pasal (Pasal 499 sd Pasal (Pasal 499 sd Pasal (Pasal 499 sd Pasal

1232) 1232) 1232) 1232)

14

PERBEDAAN SISTEM HUKUM BENDA PERBEDAAN SISTEM HUKUM BENDA DAN SISTEM HUKUM PERIKATANDAN SISTEM HUKUM PERIKATAN

SISTEM HUKUM BENDASISTEM HUKUM BENDA�� Mengatur seseorang Mengatur seseorang

dengan bendadengan benda�� Zakelijk rechtZakelijk recht�� Bersifat absolutBersifat absolut�� Sistem tertutup:Sistem tertutup:

Jumlah hak-hak Jumlah hak-hak kebendaan adalah kebendaan adalah terbatas pada apa yang terbatas pada apa yang hanya termuat dalam hanya termuat dalam Buku II BW bersifat Buku II BW bersifat memaksa (memaksa (dwingend dwingend rechtrecht))

SISTEM HUKUM PERIKATANSISTEM HUKUM PERIKATAN�� Mengatur seseorang Mengatur seseorang

dengan orang laindengan orang lain�� Persoonlijk rechtPersoonlijk recht�� Sifatnya nisbiSifatnya nisbi�� Sistem terbuka: Sistem terbuka:

kedudukan rangkaian kedudukan rangkaian pasal-pasal dalam hukum pasal-pasal dalam hukum perikatan hanyalah perikatan hanyalah bersifat mengatur atau bersifat mengatur atau hanya sebagai hukum hanya sebagai hukum pelengkap saja pelengkap saja ((aanvullende rechtaanvullende recht))

15

UU No. 5/1960UU No. 5/1960UU No. 5/1960UU No. 5/1960tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok AgrariaPeraturan Dasar Pokok-pokok AgrariaPeraturan Dasar Pokok-pokok AgrariaPeraturan Dasar Pokok-pokok Agraria

• Pengaturan hukum kebendaan tanah tidak lagi tunduk kepada Buku II BW, melainkan telah tunduk kepada hukum kebendaan yang diatur dalam UUPA yang merupakan dasar pembentukan Hukum Agraria Nasional.

• Perubahan fundamental pertama terhadap BW, yang mengakhiri dualisme hukum agraria

16

SempitSempitSempitSempit Mengatur tentang penataan tanah belaka atau Mengatur tentang penataan tanah belaka atau Mengatur tentang penataan tanah belaka atau Mengatur tentang penataan tanah belaka atau berkaitan dengan hak-hak atas tanah atau tanah berkaitan dengan hak-hak atas tanah atau tanah berkaitan dengan hak-hak atas tanah atau tanah berkaitan dengan hak-hak atas tanah atau tanah pertanian.pertanian.pertanian.pertanian.

LuasLuasLuasLuas Mengatur tentang bumi, air, ruang angkasa dan Mengatur tentang bumi, air, ruang angkasa dan Mengatur tentang bumi, air, ruang angkasa dan Mengatur tentang bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.�Dalam pengertian Dalam pengertian Dalam pengertian Dalam pengertian ““““bumibumibumibumi”””” selain permukaan bumi, selain permukaan bumi, selain permukaan bumi, selain permukaan bumi, termasuk pula tubuh bumi dibawahnya serta yang termasuk pula tubuh bumi dibawahnya serta yang termasuk pula tubuh bumi dibawahnya serta yang termasuk pula tubuh bumi dibawahnya serta yang berada dibawah air.berada dibawah air.berada dibawah air.berada dibawah air.�Dalam pengertian Dalam pengertian Dalam pengertian Dalam pengertian ““““airairairair”””” termasuk baik perairan termasuk baik perairan termasuk baik perairan termasuk baik perairan pedalaman maupun laut.pedalaman maupun laut.pedalaman maupun laut.pedalaman maupun laut.�Dalam pengertian ruang angkasa ialah ruang di Dalam pengertian ruang angkasa ialah ruang di Dalam pengertian ruang angkasa ialah ruang di Dalam pengertian ruang angkasa ialah ruang di atas bumi dan air.atas bumi dan air.atas bumi dan air.atas bumi dan air.

17

PENGERTIAN “AGRARIA”

18181818

DIKTUM UUPA

””””Dengan mencabut:Dengan mencabut:Dengan mencabut:Dengan mencabut:1.1.1.1. .....;.....;.....;.....;2.2.2.2. .....;.....;.....;.....;3.3.3.3. .....;.....;.....;.....;4.4.4.4. Buku ke-II Kitab Undang-undang Hukum Buku ke-II Kitab Undang-undang Hukum Buku ke-II Kitab Undang-undang Hukum Buku ke-II Kitab Undang-undang Hukum

Perdata Indonesia sepanjang yang mengenai Perdata Indonesia sepanjang yang mengenai Perdata Indonesia sepanjang yang mengenai Perdata Indonesia sepanjang yang mengenai bumi, air, serta kekayaan alam yang bumi, air, serta kekayaan alam yang bumi, air, serta kekayaan alam yang bumi, air, serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, kecuali ketentuan-terkandung di dalamnya, kecuali ketentuan-terkandung di dalamnya, kecuali ketentuan-terkandung di dalamnya, kecuali ketentuan-ketentuan mengenai hypotheek yang masih ketentuan mengenai hypotheek yang masih ketentuan mengenai hypotheek yang masih ketentuan mengenai hypotheek yang masih berlaku pada mulai berlakunya undang-undang berlaku pada mulai berlakunya undang-undang berlaku pada mulai berlakunya undang-undang berlaku pada mulai berlakunya undang-undang ini.ini.ini.ini.””””

19191919

PASAL 51 UUPA

�“Hak Tanggungan yang dapat dibebankan pada hak milik, hak guna usaha, dan hak guna bangunan tersebut dalam Pasal 25, 33, dan 39 diatur dengan “undang-undang”.”

20202020

�””””Selama undang-undang mengenai Selama undang-undang mengenai Selama undang-undang mengenai Selama undang-undang mengenai hak tanggungan tersebut dalam pasal hak tanggungan tersebut dalam pasal hak tanggungan tersebut dalam pasal hak tanggungan tersebut dalam pasal 51 belum terbentuk, maka yang 51 belum terbentuk, maka yang 51 belum terbentuk, maka yang 51 belum terbentuk, maka yang berlaku ialah ketentuan-ketentuan berlaku ialah ketentuan-ketentuan berlaku ialah ketentuan-ketentuan berlaku ialah ketentuan-ketentuan mengenai hypotheek tersebut dalam mengenai hypotheek tersebut dalam mengenai hypotheek tersebut dalam mengenai hypotheek tersebut dalam Kitab Undang-undang Hukum Kitab Undang-undang Hukum Kitab Undang-undang Hukum Kitab Undang-undang Hukum Perdata Indonesia dan Perdata Indonesia dan Perdata Indonesia dan Perdata Indonesia dan credietverband tersebut dalam credietverband tersebut dalam credietverband tersebut dalam credietverband tersebut dalam S.1908-542 sebagai yang telah S.1908-542 sebagai yang telah S.1908-542 sebagai yang telah S.1908-542 sebagai yang telah diubah dengan S. 1937-190diubah dengan S. 1937-190diubah dengan S. 1937-190diubah dengan S. 1937-190””””....

PASAL 57 UUPA

21212121

UU NO. 4/1996UU NO. 4/1996UU NO. 4/1996UU NO. 4/1996TENTANG HAK TANGGUNGAN ATAS TANAH TENTANG HAK TANGGUNGAN ATAS TANAH TENTANG HAK TANGGUNGAN ATAS TANAH TENTANG HAK TANGGUNGAN ATAS TANAH

BESERTA BENDA-BENDA YANG BERKAITAN DENGAN BESERTA BENDA-BENDA YANG BERKAITAN DENGAN BESERTA BENDA-BENDA YANG BERKAITAN DENGAN BESERTA BENDA-BENDA YANG BERKAITAN DENGAN TANAHTANAHTANAHTANAH

� perlunya lembaga hak jaminan yang kuat perlunya lembaga hak jaminan yang kuat perlunya lembaga hak jaminan yang kuat perlunya lembaga hak jaminan yang kuat dan mampu memberi kepastian hukum bagi dan mampu memberi kepastian hukum bagi dan mampu memberi kepastian hukum bagi dan mampu memberi kepastian hukum bagi pihak-pihak yang berkepentingan, yang pihak-pihak yang berkepentingan, yang pihak-pihak yang berkepentingan, yang pihak-pihak yang berkepentingan, yang dapat mendorong peningkatan partisipasi dapat mendorong peningkatan partisipasi dapat mendorong peningkatan partisipasi dapat mendorong peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan nasional;masyarakat dalam pembangunan nasional;masyarakat dalam pembangunan nasional;masyarakat dalam pembangunan nasional;

� belum terbentuknya ketentuan-ketentuan belum terbentuknya ketentuan-ketentuan belum terbentuknya ketentuan-ketentuan belum terbentuknya ketentuan-ketentuan lengkap mengenai Hak Tanggungan sebagai lengkap mengenai Hak Tanggungan sebagai lengkap mengenai Hak Tanggungan sebagai lengkap mengenai Hak Tanggungan sebagai lembaga hak jaminan yang dapat lembaga hak jaminan yang dapat lembaga hak jaminan yang dapat lembaga hak jaminan yang dapat dibebankan atas tanah berikut atau tidak dibebankan atas tanah berikut atau tidak dibebankan atas tanah berikut atau tidak dibebankan atas tanah berikut atau tidak berikut benda-benda yang berkaitan dengan berikut benda-benda yang berkaitan dengan berikut benda-benda yang berkaitan dengan berikut benda-benda yang berkaitan dengan tanah;tanah;tanah;tanah;

22

UU NO. 4/1996UU NO. 4/1996UU NO. 4/1996UU NO. 4/1996TENTANG HAK TANGGUNGAN ATAS TANAH TENTANG HAK TANGGUNGAN ATAS TANAH TENTANG HAK TANGGUNGAN ATAS TANAH TENTANG HAK TANGGUNGAN ATAS TANAH

BESERTA BENDA-BENDA YANG BERKAITAN DENGAN BESERTA BENDA-BENDA YANG BERKAITAN DENGAN BESERTA BENDA-BENDA YANG BERKAITAN DENGAN BESERTA BENDA-BENDA YANG BERKAITAN DENGAN TANAHTANAHTANAHTANAH

� ketentuan hypotheek yang diatur dalam Buku II KUH ketentuan hypotheek yang diatur dalam Buku II KUH ketentuan hypotheek yang diatur dalam Buku II KUH ketentuan hypotheek yang diatur dalam Buku II KUH Perdata sepanjang mengenai tanah dan ketentuan Perdata sepanjang mengenai tanah dan ketentuan Perdata sepanjang mengenai tanah dan ketentuan Perdata sepanjang mengenai tanah dan ketentuan credietverbandcredietverbandcredietverbandcredietverband yang diatur dalam Staatsblad 1908 yang diatur dalam Staatsblad 1908 yang diatur dalam Staatsblad 1908 yang diatur dalam Staatsblad 1908 Nomor 542 sebagaimana telah diubah dengan Nomor 542 sebagaimana telah diubah dengan Nomor 542 sebagaimana telah diubah dengan Nomor 542 sebagaimana telah diubah dengan Staatsblad 1937 Nomor 190, dipandang tidak sesuai Staatsblad 1937 Nomor 190, dipandang tidak sesuai Staatsblad 1937 Nomor 190, dipandang tidak sesuai Staatsblad 1937 Nomor 190, dipandang tidak sesuai lagi dengan kebutuhan kegiatan perkreditan, lagi dengan kebutuhan kegiatan perkreditan, lagi dengan kebutuhan kegiatan perkreditan, lagi dengan kebutuhan kegiatan perkreditan, sehubungan dengan perkembangan tata ekonomi sehubungan dengan perkembangan tata ekonomi sehubungan dengan perkembangan tata ekonomi sehubungan dengan perkembangan tata ekonomi Indonesia;Indonesia;Indonesia;Indonesia;

� pengaturan dimungkinkan pembebanan Hak Pakai pengaturan dimungkinkan pembebanan Hak Pakai pengaturan dimungkinkan pembebanan Hak Pakai pengaturan dimungkinkan pembebanan Hak Pakai atas tanah tertentu yang wajib didaftar dan menurut atas tanah tertentu yang wajib didaftar dan menurut atas tanah tertentu yang wajib didaftar dan menurut atas tanah tertentu yang wajib didaftar dan menurut sifatnya dapat dipindahtangankan dengan Hak sifatnya dapat dipindahtangankan dengan Hak sifatnya dapat dipindahtangankan dengan Hak sifatnya dapat dipindahtangankan dengan Hak Tanggungan.Tanggungan.Tanggungan.Tanggungan.

23232323

Sistematika UUHTBab IBab IBab IBab I Tentang Ketentuan Umum (Pasal 1 sampai dengan Pasal 3)Tentang Ketentuan Umum (Pasal 1 sampai dengan Pasal 3)Tentang Ketentuan Umum (Pasal 1 sampai dengan Pasal 3)Tentang Ketentuan Umum (Pasal 1 sampai dengan Pasal 3)

Bab IIBab IIBab IIBab II Tentang Objek Hak Tanggungan (Pasal 4 sampai dengan Tentang Objek Hak Tanggungan (Pasal 4 sampai dengan Tentang Objek Hak Tanggungan (Pasal 4 sampai dengan Tentang Objek Hak Tanggungan (Pasal 4 sampai dengan Pasal 7)Pasal 7)Pasal 7)Pasal 7)

Bab IIIBab IIIBab IIIBab III Tentang Pemberi dan Pemegang Hak Tanggungan (Pasal 8 Tentang Pemberi dan Pemegang Hak Tanggungan (Pasal 8 Tentang Pemberi dan Pemegang Hak Tanggungan (Pasal 8 Tentang Pemberi dan Pemegang Hak Tanggungan (Pasal 8 sampai dengan Pasal 9)sampai dengan Pasal 9)sampai dengan Pasal 9)sampai dengan Pasal 9)

Bab IVBab IVBab IVBab IV Tentang Tata Cara Pemberian, Pendaftaran, Peralihan, dan Tentang Tata Cara Pemberian, Pendaftaran, Peralihan, dan Tentang Tata Cara Pemberian, Pendaftaran, Peralihan, dan Tentang Tata Cara Pemberian, Pendaftaran, Peralihan, dan Hapusnya Hak Tanggungan (Pasal 10 sampai dengan Pasal Hapusnya Hak Tanggungan (Pasal 10 sampai dengan Pasal Hapusnya Hak Tanggungan (Pasal 10 sampai dengan Pasal Hapusnya Hak Tanggungan (Pasal 10 sampai dengan Pasal 19)19)19)19)

Bab VBab VBab VBab V Tentang Eksekusi Hak Tanggungan (Pasal 20 sampai Tentang Eksekusi Hak Tanggungan (Pasal 20 sampai Tentang Eksekusi Hak Tanggungan (Pasal 20 sampai Tentang Eksekusi Hak Tanggungan (Pasal 20 sampai dengan Pasal 21)dengan Pasal 21)dengan Pasal 21)dengan Pasal 21)

Bab VIBab VIBab VIBab VI Tentang Pencoretan Hak Tanggungan (Pasal 22)Tentang Pencoretan Hak Tanggungan (Pasal 22)Tentang Pencoretan Hak Tanggungan (Pasal 22)Tentang Pencoretan Hak Tanggungan (Pasal 22)Bab VIIBab VIIBab VIIBab VII Tentang Sanksi Administratif (Pasal 23);Tentang Sanksi Administratif (Pasal 23);Tentang Sanksi Administratif (Pasal 23);Tentang Sanksi Administratif (Pasal 23);Bab VIIIBab VIIIBab VIIIBab VIII Tentang Ketentuan Peralihan (Pasal 24 sampai dengan Tentang Ketentuan Peralihan (Pasal 24 sampai dengan Tentang Ketentuan Peralihan (Pasal 24 sampai dengan Tentang Ketentuan Peralihan (Pasal 24 sampai dengan

Pasal 26);Pasal 26);Pasal 26);Pasal 26);Bab IXBab IXBab IXBab IX Tentang Ketentuan Penutup (Pasal 27 sampai dengan Pasal Tentang Ketentuan Penutup (Pasal 27 sampai dengan Pasal Tentang Ketentuan Penutup (Pasal 27 sampai dengan Pasal Tentang Ketentuan Penutup (Pasal 27 sampai dengan Pasal

31).31).31).31). 24

�Kebutuhan yang sangat besar dan terus Kebutuhan yang sangat besar dan terus Kebutuhan yang sangat besar dan terus Kebutuhan yang sangat besar dan terus meningkat bagi dunia usaha atas tersedianya meningkat bagi dunia usaha atas tersedianya meningkat bagi dunia usaha atas tersedianya meningkat bagi dunia usaha atas tersedianya dana, perlu diimbangi dengan adanya ketentuan dana, perlu diimbangi dengan adanya ketentuan dana, perlu diimbangi dengan adanya ketentuan dana, perlu diimbangi dengan adanya ketentuan hukum yang hukum yang hukum yang hukum yang ““““jelasjelasjelasjelas”””” dan dan dan dan ““““lengkaplengkaplengkaplengkap”””” yang yang yang yang mengatur mengenai fidusia;mengatur mengenai fidusia;mengatur mengenai fidusia;mengatur mengenai fidusia;

� Jaminan fidusia sebagai salah satu bentuk Jaminan fidusia sebagai salah satu bentuk Jaminan fidusia sebagai salah satu bentuk Jaminan fidusia sebagai salah satu bentuk lembaga jaminan sampai saat ini masih lembaga jaminan sampai saat ini masih lembaga jaminan sampai saat ini masih lembaga jaminan sampai saat ini masih didasarkan pada didasarkan pada didasarkan pada didasarkan pada ““““yurisprudensiyurisprudensiyurisprudensiyurisprudensi”””” dan belum dan belum dan belum dan belum diatur dalam peraturan perundang-undangan diatur dalam peraturan perundang-undangan diatur dalam peraturan perundang-undangan diatur dalam peraturan perundang-undangan secara secara secara secara ““““lengkaplengkaplengkaplengkap”””” dan dan dan dan ““““komprehensifkomprehensifkomprehensifkomprehensif””””;;;;

25

�Untuk Untuk Untuk Untuk ““““memenuhi kebutuhan hukummemenuhi kebutuhan hukummemenuhi kebutuhan hukummemenuhi kebutuhan hukum”””” yang yang yang yang dapat lebih memacu pembangunan nasional dan dapat lebih memacu pembangunan nasional dan dapat lebih memacu pembangunan nasional dan dapat lebih memacu pembangunan nasional dan untuk untuk untuk untuk ““““menjamin kepastian hukummenjamin kepastian hukummenjamin kepastian hukummenjamin kepastian hukum”””” serta serta serta serta mampu mampu mampu mampu ““““memberikan perlindungan hukummemberikan perlindungan hukummemberikan perlindungan hukummemberikan perlindungan hukum”””” bagi bagi bagi bagi pihak yang berkepentingan, maka perlu dibentuk pihak yang berkepentingan, maka perlu dibentuk pihak yang berkepentingan, maka perlu dibentuk pihak yang berkepentingan, maka perlu dibentuk ketentuan yang ketentuan yang ketentuan yang ketentuan yang ““““lengkaplengkaplengkaplengkap”””” mengenai Jaminan mengenai Jaminan mengenai Jaminan mengenai Jaminan Fidusia dan jaminan tersebut Fidusia dan jaminan tersebut Fidusia dan jaminan tersebut Fidusia dan jaminan tersebut ““““perlu didaftarkanperlu didaftarkanperlu didaftarkanperlu didaftarkan”””” pada Kantor Pendaftaran Fidusia.pada Kantor Pendaftaran Fidusia.pada Kantor Pendaftaran Fidusia.pada Kantor Pendaftaran Fidusia.

26

Bab IBab IBab IBab I Tentang Ketentuan Umum (Pasal 1)Tentang Ketentuan Umum (Pasal 1)Tentang Ketentuan Umum (Pasal 1)Tentang Ketentuan Umum (Pasal 1)

Bab IIBab IIBab IIBab II Tentang Tentang Tentang Tentang Ruang Lingkup (Pasal 2 sampai dengan Pasal 3Ruang Lingkup (Pasal 2 sampai dengan Pasal 3Ruang Lingkup (Pasal 2 sampai dengan Pasal 3Ruang Lingkup (Pasal 2 sampai dengan Pasal 3))))

Bab IIIBab IIIBab IIIBab III Tentang Pembebanan, Pendaftaran, Pengalihan, dan Hapusnya Tentang Pembebanan, Pendaftaran, Pengalihan, dan Hapusnya Tentang Pembebanan, Pendaftaran, Pengalihan, dan Hapusnya Tentang Pembebanan, Pendaftaran, Pengalihan, dan Hapusnya Jaminan Fidusia (Pasal 4 sampai dengan Pasal 26)Jaminan Fidusia (Pasal 4 sampai dengan Pasal 26)Jaminan Fidusia (Pasal 4 sampai dengan Pasal 26)Jaminan Fidusia (Pasal 4 sampai dengan Pasal 26)

Bab IVBab IVBab IVBab IV Tentang Hak Mendahulu (Pasal 27 sampai dengan Pasal 28)Tentang Hak Mendahulu (Pasal 27 sampai dengan Pasal 28)Tentang Hak Mendahulu (Pasal 27 sampai dengan Pasal 28)Tentang Hak Mendahulu (Pasal 27 sampai dengan Pasal 28)

Bab VBab VBab VBab V Tentang Eksekusi Jaminan Fidusia (Pasal 29 sampai dengan Tentang Eksekusi Jaminan Fidusia (Pasal 29 sampai dengan Tentang Eksekusi Jaminan Fidusia (Pasal 29 sampai dengan Tentang Eksekusi Jaminan Fidusia (Pasal 29 sampai dengan Pasal 34)Pasal 34)Pasal 34)Pasal 34)

Bab VIBab VIBab VIBab VI Tentang Ketentuan Pidana (Pasal 35 sampai dengan Pasal 36Tentang Ketentuan Pidana (Pasal 35 sampai dengan Pasal 36Tentang Ketentuan Pidana (Pasal 35 sampai dengan Pasal 36Tentang Ketentuan Pidana (Pasal 35 sampai dengan Pasal 36) ) ) )

Bab VIIBab VIIBab VIIBab VII Tentang Ketentuan Peralihan (Pasal 37 sampai dengan Pasal Tentang Ketentuan Peralihan (Pasal 37 sampai dengan Pasal Tentang Ketentuan Peralihan (Pasal 37 sampai dengan Pasal Tentang Ketentuan Peralihan (Pasal 37 sampai dengan Pasal 38383838))))

Bab VIIIBab VIIIBab VIIIBab VIII Tentang Ketentuan Penutup (Pasal 39 sampai dengan Pasal 41Tentang Ketentuan Penutup (Pasal 39 sampai dengan Pasal 41Tentang Ketentuan Penutup (Pasal 39 sampai dengan Pasal 41Tentang Ketentuan Penutup (Pasal 39 sampai dengan Pasal 41))))

27

KUHD dan Perundangan lainnya28

� Bab Kesatu Buku Kedua KUH Dagang mengenai Kapal Bab Kesatu Buku Kedua KUH Dagang mengenai Kapal Bab Kesatu Buku Kedua KUH Dagang mengenai Kapal Bab Kesatu Buku Kedua KUH Dagang mengenai Kapal Laut;Laut;Laut;Laut;

� KUH Dagang, Buku Kesatu Bab VI tentang surat wesel KUH Dagang, Buku Kesatu Bab VI tentang surat wesel KUH Dagang, Buku Kesatu Bab VI tentang surat wesel KUH Dagang, Buku Kesatu Bab VI tentang surat wesel dan surat order, dan Buku Kesatu Bab VII tentang cek, dan surat order, dan Buku Kesatu Bab VII tentang cek, dan surat order, dan Buku Kesatu Bab VII tentang cek, dan surat order, dan Buku Kesatu Bab VII tentang cek, promes dan kuitansi kepada pembawa;promes dan kuitansi kepada pembawa;promes dan kuitansi kepada pembawa;promes dan kuitansi kepada pembawa;

� UU 7/1992 tentang Perbankan sebagaimana telah UU 7/1992 tentang Perbankan sebagaimana telah UU 7/1992 tentang Perbankan sebagaimana telah UU 7/1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UUNo. 10/1998 dan peraturan diubah dengan UUNo. 10/1998 dan peraturan diubah dengan UUNo. 10/1998 dan peraturan diubah dengan UUNo. 10/1998 dan peraturan pelaksanaannya, misalnya yang mengatur mengenai pelaksanaannya, misalnya yang mengatur mengenai pelaksanaannya, misalnya yang mengatur mengenai pelaksanaannya, misalnya yang mengatur mengenai cek, giro, sertifikat deposito dan lain-lain surat cek, giro, sertifikat deposito dan lain-lain surat cek, giro, sertifikat deposito dan lain-lain surat cek, giro, sertifikat deposito dan lain-lain surat berharga yang diperdagangkan dalam pasar uang;berharga yang diperdagangkan dalam pasar uang;berharga yang diperdagangkan dalam pasar uang;berharga yang diperdagangkan dalam pasar uang;

KUHD dan Perundangan lainnya29

� UU No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas UU No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas UU No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas UU No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas pengganti UU No.1/1995 tentang Perseroan pengganti UU No.1/1995 tentang Perseroan pengganti UU No.1/1995 tentang Perseroan pengganti UU No.1/1995 tentang Perseroan Terbatas, yang mengatur mengenai saham Terbatas, yang mengatur mengenai saham Terbatas, yang mengatur mengenai saham Terbatas, yang mengatur mengenai saham sebagai benda;sebagai benda;sebagai benda;sebagai benda;

� UU No. 8/1995 tentang Pasar Modal, yang UU No. 8/1995 tentang Pasar Modal, yang UU No. 8/1995 tentang Pasar Modal, yang UU No. 8/1995 tentang Pasar Modal, yang mengatur mengenai efek sebagai benda, yang mengatur mengenai efek sebagai benda, yang mengatur mengenai efek sebagai benda, yang mengatur mengenai efek sebagai benda, yang meliputi pula pengaturan mengenai saham, dan meliputi pula pengaturan mengenai saham, dan meliputi pula pengaturan mengenai saham, dan meliputi pula pengaturan mengenai saham, dan hak atas saham yang menyertai suatu saham, hak atas saham yang menyertai suatu saham, hak atas saham yang menyertai suatu saham, hak atas saham yang menyertai suatu saham, yang ditawarkan melalui bursa efek;yang ditawarkan melalui bursa efek;yang ditawarkan melalui bursa efek;yang ditawarkan melalui bursa efek;

� UU No. 24/2002 tentang Surat Utang Negara;UU No. 24/2002 tentang Surat Utang Negara;UU No. 24/2002 tentang Surat Utang Negara;UU No. 24/2002 tentang Surat Utang Negara;� UU No. 19/2008 tentang Surat Berharga Syariah UU No. 19/2008 tentang Surat Berharga Syariah UU No. 19/2008 tentang Surat Berharga Syariah UU No. 19/2008 tentang Surat Berharga Syariah

Negara.Negara.Negara.Negara.

Sumber Hukum Kebendaan Immaterial�Kebendaan immaterial lazim disebut dengan nama

“Hak Milik Intelektual”, ”Hak Kepemilikan Intelektual”, atau ”Hak atas Kekayaan Intelektual”, sebagai terjemahan istilah “Intellectual Property Rights”, yang meliputi hak cipta (copy rights) dan hak milik perindustrian (industrial property). �Pengaturan hukum terhadap kebendaan immaterial

tersebar di dalam beberapa peraturan perundang-undangan.

30

Lanjutan …..1. UU No. 6/982 tentang Hak Cipta sebagaimana telah diubah

berturut-turut dengan UU No. 7/1987 dan UU No.12/1997, kemudian disempurnakan dan diganti secara menyeluruh dengan UU No. 19/2002 tentang Hak Cipta.

2. UU No. 6/1989 tentang Paten sebagaimana telah diubah pertama kali dengan UU No. 13/1997, yang kemudian disempurnakan dan diganti secara menyeluruh dengan UU No. 14/2001 tentang Paten;

3. UU No. 19/1992 tentang Merek sebagaimana telah diubah pertama kali dengan UU No. 14/1997, yang kemudian disempurnakan dan diganti secara menyeluruh dengan UU No. 15/2001 tentang Merek;

4. UU No. 29/2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman;5. UU No. 30/2000 tentang Rahasia Dagang;6. UU No. 31/2001 tentang Desain Industri;7. UU No. 32/2001 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.

31

Eksistensi Hukum Kebendaaan Pasca UUPASurat Departemen Pertanian dan Agraria Nomor Surat Departemen Pertanian dan Agraria Nomor Surat Departemen Pertanian dan Agraria Nomor Surat Departemen Pertanian dan Agraria Nomor Unda 10/3/29 tanggal 26 Pebruari 1961 :Unda 10/3/29 tanggal 26 Pebruari 1961 :Unda 10/3/29 tanggal 26 Pebruari 1961 :Unda 10/3/29 tanggal 26 Pebruari 1961 :•Pasal-pasal Pasal-pasal Pasal-pasal Pasal-pasal yyyyang masih berlaku penuhang masih berlaku penuhang masih berlaku penuhang masih berlaku penuh���� Pasal Pasal Pasal Pasal Hukum WarisHukum WarisHukum WarisHukum Waris•Pasal-pasal yang menjadi tak berlaku lagi Pasal-pasal yang menjadi tak berlaku lagi Pasal-pasal yang menjadi tak berlaku lagi Pasal-pasal yang menjadi tak berlaku lagi ���� Pasal- Pasal- Pasal- Pasal-pasal bumi, air dan kekayaan alam yang pasal bumi, air dan kekayaan alam yang pasal bumi, air dan kekayaan alam yang pasal bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnyaterkandung di dalamnyaterkandung di dalamnyaterkandung di dalamnya•Pasal-pasal yang masih berlaku tetapi tidak penuh Pasal-pasal yang masih berlaku tetapi tidak penuh Pasal-pasal yang masih berlaku tetapi tidak penuh Pasal-pasal yang masih berlaku tetapi tidak penuh ���� pengertian dan pembedaan benda pengertian dan pembedaan benda pengertian dan pembedaan benda pengertian dan pembedaan benda

32

Berlakunya UUHT atas Hukum Pertahanan Berlakunya UUHT atas Hukum Pertahanan Berlakunya UUHT atas Hukum Pertahanan Berlakunya UUHT atas Hukum Pertahanan Nasional dan akibat-akibatnya thd Buku II Nasional dan akibat-akibatnya thd Buku II Nasional dan akibat-akibatnya thd Buku II Nasional dan akibat-akibatnya thd Buku II KUHPerdataKUHPerdataKUHPerdataKUHPerdata

�UUHT No.4 Tahun 1996 → merupakan realisasi pasal 51 UUPA;� Hak Tanggungan dpt dibebankan pada:

- Hak Milik → pasal 25 UUPA- Hak Guna Usaha → pasal 36

UUPA- Hak Guna Bangunan → pasal

39 UUPA 33333333

Pasal 29 UUHT� ““““Dengan berlakunya Undang-undang ini, ketentuan

mengenai Credietverband sebagaimana tersebut dalam Staatsblad 1908-542 jo. Staatsblad 1909-586 dan Staatsblad 1909-584 sebagai yang telah diubah dengan Staatsblad 1937-190 jo. Staatsblad 1937-191 dan ketentuan mengenai Hypotheek sebagaimana tersebut dalam Buku II Kitab Undang-undang Hukum Perdata Indonesia sepanjang mengenai pembebanan Hak Tanggungan pada hak atas tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan tanah dinyatakan tidak berlaku”.

34

Penjelasan atas Pasal 29 UUHT:�““““Dengan berlakunya Undang-Dengan berlakunya Undang-Dengan berlakunya Undang-Dengan berlakunya Undang-undang ini, ketentuan mengenai undang ini, ketentuan mengenai undang ini, ketentuan mengenai undang ini, ketentuan mengenai Credietverband seluruhnya tidak Credietverband seluruhnya tidak Credietverband seluruhnya tidak Credietverband seluruhnya tidak diperlukan lagi. Sedangkan diperlukan lagi. Sedangkan diperlukan lagi. Sedangkan diperlukan lagi. Sedangkan ketentuan mengenai Hypotheek ketentuan mengenai Hypotheek ketentuan mengenai Hypotheek ketentuan mengenai Hypotheek yang tidak berlaku lagi hanya yang tidak berlaku lagi hanya yang tidak berlaku lagi hanya yang tidak berlaku lagi hanya yang menyangkut pembebanan yang menyangkut pembebanan yang menyangkut pembebanan yang menyangkut pembebanan Hypotheek atas hak atas tanah Hypotheek atas hak atas tanah Hypotheek atas hak atas tanah Hypotheek atas hak atas tanah beserta benda-benda yang beserta benda-benda yang beserta benda-benda yang beserta benda-benda yang berkaitan dengan tanahberkaitan dengan tanahberkaitan dengan tanahberkaitan dengan tanah””””....

35353535

Keberlakuan ketentuan Hipotik Pasca UUHT36

�Tidak berlaku lagi sepanjang atau hanya yang menyangkut pembebanan hipotik atas hak atas tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan tanah, dikarenakan dengan sendirinya pembebanan hak atas tanah sebagai jaminan utang dengan Hak Tanggungan tunduk kepada ketentuan dan persyaratan yang diatur di dalam UUHT;

�Masih berlaku sepanjang atau yang menyangkut pembebanan hipotik yang objeknya selain hak atas tanah tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan tanah, misalnya hipotik atas kapal laut, hipotik atas pesawat udara.

Kaitan UUHT dan UUJF37

�UUJF juga mengandung ketentuan tentang jaminan hak atas tanah. UUJF ini melengkapi UUHT.

�Hak-hak atas tanah yang tidak dapat dijaminkan dengan Hak Tanggungan dapat dijaminkan dengan UUJF.

�UUJF berlaku bagi jaminan atas benda-benda bukan tanah dan jaminan atas hak-hak atas tanah yang tidak dapat dibebani dengan Hak Tanggungan.

�Cara pembaharuan secara parsial ini mengandung kelemahan, karena besar kemungkinan undang-undang yang dibentuk itu satu dengan lainnya tidak terpadu (integrated).