Pengertian Desain Cross Sectional

16
Pengertian Desain Cross Sectional Studi cross-sectionalDari Wi kipedia , en siklopedia bebasLangsung ke : navigasi, cariArtikel ini  berisi daftar referensi , namun tetap tidak jelas sumber karena memil iki inline citations cukup . Harap membantu memperbaiki artikel ini dengan memperkenalkan kutipan lebi tepat . Studi cross-sectional ! juga dikenal sebagai analisis cross- sectional , studi transversal , studi  prevalensi " membentuk kelas metode penelitian #ang melibatkan pengamatan semua populasi , atau subset representatif , pada satu titik $aktu tertentu . %ereka berbeda dari studi kasus-kontrol dalam ba$a mereka bertujuan untuk men#ediakan data pada seluru populasi #ang diteliti , sedangkan studi kasus-kontrol biasan#a an#a mencaku p individu dengan karakteristik tertentu, dengan sampel , sering minoritas kecil , dari sisa penduduk . &enelitian cross-sectional adala studi deskriptif ! tidak memanjang atau percobaan" . 'idak seperti studi kasus-kontrol , mereka dapat digunakan untuk menggambarkan , tidak an#a rasio (dds , tetapi juga risiko absolut dan risiko relatif dari prevalensi ! kadang-kadang disebut rasio risiko prevalensi , atau &)) " . * + * %ereka dapat digunak an untuk menjelaskan beberapa fitur dari populasi , seperti prevalensi  pen#akit , atau mereka dapat mendukung kesimpulan dari sebab dan akibat . Studi longitudinal  berbeda dari kedua dalam membuat serangkaian pengamatan lebi dari sekali pada anggota  populasi penelitian selama periode $aktu . isi  + studi ross- sectional dalam kedokteran   &enggunaan data ruti n : skala bes ar , bia#a renda untuk penelit i  / Data )utin tidak dirancang untuk menja$ab pertan#aan spesifik  0 Data #ang terkumpul dan 1 kesalaan ekologis 1  2 Liat juga  3 )eferensi  4 &ranala luar Studi cross-sectional dalam kedokteran Studi cross-sectional melibatkan data #ang dikumpulkan pada $aktu #ang ditetapkan . %ereka sering digunakan untuk menilai prevalensi kondisi akut atau kronis , atau untuk menja$ab  pertan#aan tentang pen#ebab pen#akit atau asil intervensi medis . %ereka juga dapat digambarkan sebagai sensus . &enelitian lintas seksi mungkin melibatkan pengumpulan data kusus , termasuk pertan#aan tentang masa lalu , tetapi mereka sering mengandalkan data a$aln#a dikumpulkan untuk tujuan lain . %ereka cukup maal , dan tidak cocok untuk studi  pen#akit langka . 5esulitan dalam mengingat peristi$a masa lalu juga dapat berkontribusi 6ias .&enggunaan data rutin : skala besar , bia#a renda untuk peneliti &enggunaan data #ang dikumpulkan secara rutin memungkinkan studi cross- sectional besar #ang akan dibuat dengan bia#a sedikit atau tidak ada . 7ni adala keuntungan besar atas bentuk-  bentuk lain dari studi epidemiologi . Sebua perkembangan alami tela diusulkan dari studi cross- sectional mura data #ang dikumpulkan secara rutin #ang menunjukkan ipotesis ,  penelitian untuk kasus - kontrol #ang menguji mereka lebi kusus , maka studi koort dan uji coba #ang argan#a jau lebi maal dan memakan $aktu lebi lama , namun dapat memberi  bukti #ang kuat . Dalam sebua survei cross- sectional , kelompok tertentu #ang meliat untuk meliat apaka suatu kegiatan , mengatakan konsumsi alkool , berubungan dengan efek keseatan sedang diselidiki , mengatakan sirosis ati . 8ika penggunaan alkool berkorelasi

Transcript of Pengertian Desain Cross Sectional

Page 1: Pengertian Desain Cross Sectional

7/24/2019 Pengertian Desain Cross Sectional

http://slidepdf.com/reader/full/pengertian-desain-cross-sectional 1/16

Pengertian Desain Cross Sectional

Studi cross-sectionalDari Wikipedia , ensiklopedia bebasLangsung ke : navigasi, cariArtikel ini berisi daftar referensi , namun tetap tidak jelas sumber karena memiliki inline citations cukup .

Harap membantu memperbaiki artikel ini dengan memperkenalkan kutipan lebi tepat .Studi cross-sectional ! juga dikenal sebagai analisis cross- sectional , studi transversal , studi

 prevalensi " membentuk kelas metode penelitian #ang melibatkan pengamatan semua populasi ,atau subset representatif , pada satu titik $aktu tertentu . %ereka berbeda dari studi kasus-kontrol

dalam ba$a mereka bertujuan untuk men#ediakan data pada seluru populasi #ang diteliti ,

sedangkan studi kasus-kontrol biasan#a an#a mencakup individu dengan karakteristik tertentu,dengan sampel , sering minoritas kecil , dari sisa penduduk . &enelitian cross-sectional adala

studi deskriptif ! tidak memanjang atau percobaan" . 'idak seperti studi kasus-kontrol , mereka

dapat digunakan untuk menggambarkan , tidak an#a rasio (dds , tetapi juga risiko absolut danrisiko relatif dari prevalensi ! kadang-kadang disebut rasio risiko prevalensi , atau &)) " . * +

* %ereka dapat digunakan untuk menjelaskan beberapa fitur dari populasi , seperti prevalensi

 pen#akit , atau mereka dapat mendukung kesimpulan dari sebab dan akibat . Studi longitudinal berbeda dari kedua dalam membuat serangkaian pengamatan lebi dari sekali pada anggota

 populasi penelitian selama periode $aktu .

isi

  + studi ross- sectional dalam kedokteran

  &enggunaan data rutin : skala besar , bia#a renda untuk peneliti

  / Data )utin tidak dirancang untuk menja$ab pertan#aan spesifik   0 Data #ang terkumpul dan 1 kesalaan ekologis 1

  2 Liat juga

  3 )eferensi

  4 &ranala luar Studi cross-sectional dalam kedokteran

Studi cross-sectional melibatkan data #ang dikumpulkan pada $aktu #ang ditetapkan . %ereka

sering digunakan untuk menilai prevalensi kondisi akut atau kronis , atau untuk menja$ab pertan#aan tentang pen#ebab pen#akit atau asil intervensi medis . %ereka juga dapat

digambarkan sebagai sensus . &enelitian lintas seksi mungkin melibatkan pengumpulan data

kusus , termasuk pertan#aan tentang masa lalu , tetapi mereka sering mengandalkan dataa$aln#a dikumpulkan untuk tujuan lain . %ereka cukup maal , dan tidak cocok untuk studi

 pen#akit langka . 5esulitan dalam mengingat peristi$a masa lalu juga dapat berkontribusi

6ias .&enggunaan data rutin : skala besar , bia#a renda untuk peneliti&enggunaan data #ang dikumpulkan secara rutin memungkinkan studi cross- sectional besar

#ang akan dibuat dengan bia#a sedikit atau tidak ada . 7ni adala keuntungan besar atas bentuk- bentuk lain dari studi epidemiologi . Sebua perkembangan alami tela diusulkan dari studicross- sectional mura data #ang dikumpulkan secara rutin #ang menunjukkan ipotesis ,

 penelitian untuk kasus - kontrol #ang menguji mereka lebi kusus , maka studi koort dan uji

coba #ang argan#a jau lebi maal dan memakan $aktu lebi lama , namun dapat memberi

 bukti #ang kuat . Dalam sebua survei cross- sectional , kelompok tertentu #ang meliat untukmeliat apaka suatu kegiatan , mengatakan konsumsi alkool , berubungan dengan efek

keseatan sedang diselidiki , mengatakan sirosis ati . 8ika penggunaan alkool berkorelasi

Page 2: Pengertian Desain Cross Sectional

7/24/2019 Pengertian Desain Cross Sectional

http://slidepdf.com/reader/full/pengertian-desain-cross-sectional 2/16

dengan sirosis ati , ini akan mendukung ipotesis ba$a penggunaan alkool dapat

men#ebabkan sirosis .Data )utin tidak dirancang untuk menja$ab pertan#aan spesifik 

 9amun, data #ang dikumpulkan secara rutin biasan#a tidak menggambarkan variabel mana #angmerupakan pen#ebab dan mana efekn#a . Studi cross-sectional menggunakan data a$aln#a

dikumpulkan untuk tujuan lain sering tidak dapat memasukkan data pada faktor-faktor

 pengganggu , variabel lain #ang mempengarui ubungan antara sebab dan akibat diduga .Sebagai conto, data an#a pada konsumsi alkool sekarang dan sirosis tidak akan membiarkan

 peran konsumsi alkool di masa lalu , atau pen#ebab lain , untuk dieksplorasi .

5eban#akan studi kasus-kontrol mengumpulkan data #ang dirancang secara kusus pada semua peserta , termasuk bidang data dirancang untuk memungkinkan ipotesis #ang menarik #ang

akan diuji . 9amun, dalam isu-isu di mana perasaan pribadi #ang kuat mungkin terlibat ,

 pertan#aan kusus dapat menjadi sumber bias . Sebagai conto, konsumsi alkool di masa lalu

mungkin sala dilaporkan ole seorang individu #ang ingin mengurangi perasaan pribadi mereka bersala . 6ias tersebut mungkin kurang dalam statistik #ang dikumpulkan secara rutin , atau

secara efektif diilangkan jika pengamatan #ang dibuat ole piak ketiga , untuk catatan

misaln#a perpajakan alkool berdasarkan $ila#a .Data agregat dan 1 kesalaan ekologis 1

Studi cross-sectional dapat berisi data tingkat individu ! satu record per individu , misaln#a ,dalam survei keseatan nasional " . 9amun, dalam epidemiologi modern #ang mungkin mustail

untuk survei seluru penduduk bunga , studi cross- sectional begitu sering melibatkan analisisdata sekunder #ang dikumpulkan untuk tujuan lain . Dalam ban#ak kasus seperti ini, tidak ada

catatan individu #ang tersedia untuk peneliti , dan informasi tingkat grup arus digunakan .

Sumber utama data tersebut sering lembaga-lembaga besar seperti 6iro Sensus atau enters forDisease ontrol di Amerika Serikat . Data sensus terbaru tidak diberikan pada individu - dalam

data sensus individual 7nggris dilepaskan an#a setela satu abad . Sebalikn#a data #ang

dikumpulkan , biasan#a berdasarkan $ila#a administrasi . 5esimpulan tentang individu #ang

didasarkan pada data agregat melema ole kekeliruan ekologis . 8uga mempertimbangkan potensi #ang melakukan 1 kesalaan atomistik 1 di mana asumsi tentang jumla agregat dibuat

 berdasarkan agregasi data tingkat individu ! seperti rata-rata saluran sensus untuk mengitung

rata-rata count# " . Sebagai conto, mungkin benar ba$a tidak ada korelasi antara kematian ba#i dan pendapatan keluarga di tingkat kota , sementara masi benar ba$a ada ubungan #ang

kuat antara kematian ba#i dan pendapatan keluarga pada tingkat individu . Semua statistik

agregat tunduk pada efek komposisi , seingga #ang penting adala tidak an#a ubungantingkat individu antara pendapatan dan kematian ba#i , tetapi juga proporsi renda, menenga ,

dan individu berpengasilan tinggi di setiap kota . 5arena studi kasus-kontrol biasan#a

didasarkan pada data tingkat individu , mereka tidak memiliki masala ini .Liat juga

  Data cross - sectional

  )egresi cross- sectional

)eferensi

  %elompat 1 5apan menggunakan rasio odds atau risiko relatif ; 1 , (le arsten Scmidt

(liver , 'omas 5olmann , 7nt 8 5eseatan %as#arakat 2/ !<<=" +32-+34 +33+-=223 ><=></<+32-/ D(7 +<.+<<4>s<<< - << -4.<3=-/ ? 6irk@user erlag , 6asel , <<= link 

  %elompat Surat untuk Bditor , 1 (dds )atio atau )isiko relatif untuk ross- Sectional Data;

1 , Dari 8A%BS LBB , 7nternational 8ournal of Bpidemiolog# , Asosiasi Bpktemiotogical

7nternational +CC0 , ol . / , 9o + . link 

Page 3: Pengertian Desain Cross Sectional

7/24/2019 Pengertian Desain Cross Sectional

http://slidepdf.com/reader/full/pengertian-desain-cross-sectional 3/16

  Bpidemiologi untuk pemula ole oggon , )ose , dan 6arker , 6ab = , 1 kasus-kontrol dan

studi cross-sectional 1 , 6%8 ! 6ritis %edical 8ournal " &ublising, +CC4  %etode &enelitian 6asis &engetauan ole William %5 'rocim , Web &usat %etode

&enelitian Sosial , ak cipta <<3

  ross- Sectional Desain ole %icelle A. Saint - ermain.

Diposkan ole riEa rifai di +4./3 

b.2. One Group Pre-test – Post-test Design

Desain kedua disebut One Group Pre-test – Post-test Design yang meupakan

perkembangan dari desain di atas. Pengembangannya ialah dengan cara melakukan

satu kali pengukuran didepan (pre-test) sebelum adanya perlakuan (treatment) dan

setelah itu dilakukan pengukuran lagi (post-test). Desainnya adalah sebagai berikut:O ! O2

Pada desain ini peneliti melakukan pengukuran a"al pada suatu obyek yang diteliti#

kemudian peneliti memberikan perlakuan tertentu. $etelah itu pengukuran

dilakukan lagi untuk yang kedua kalinya. Desain tersebut dapat dikembangkan

dalam bentuk lainnya# yaitu: desain time series%. &ika pengukuran dilakukan secara

beulang-ulang dalam kurun "aktu tertentu. 'aka desainnya menadi seperti di

ba"ah ini:

O O2 O ! O* O+ O,

Pada desain time series# peneliti melakukan pengukuran di depan selama kali

berturut# kemudian dia memberikan perlakuan pada obyek yang diteliti. emudian

peneliti melakukan pengukuran selama kali lagi setelah perlakuan dilakukan.

b.. $tatic Group omparison

Page 4: Pengertian Desain Cross Sectional

7/24/2019 Pengertian Desain Cross Sectional

http://slidepdf.com/reader/full/pengertian-desain-cross-sectional 4/16

Desain ketiga adalah $tatic Group omparison yang merupakan modi/kasi dari

desain b. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih sebagai obyek

penelitian. elompok pertama mendapatkan perlakuan sedang kelompok kedua

tidak mendapat perlakuan. elompok kedua ini ber0ungsi sebagai kelompok

pembanding 1 pengontrol. Desainnya adalah sebagai berikut:

! OO2

b.*. Post est Only ontrol Group Design

Desain ini merupakan desain yang paling sederhana dari desain eksperimental

sebenarnya (true e3perimental design)# karena responden benar-benar dipilih

secara random dan diberi perlakuan serta ada kelompok pengontrolnya. Desain ini

sudah memenuhi criteria eksperimen sebenarnya# yaitu dengan adanya manipulasi

4ariable# pemilihan kelompok yang diteliti secara random dan seleksi perlakuan.

Desainnya adalah sebagai berikut:

( 5 ) ! O

( 5 ) O2

'aksud dari desain tersebut ialah ada dua kelompok yang dipilih secara random.

elompok pertama diberi perlakuan sedang kelompok dua tidak. elompok pertama

diberi perlakuan oleh peneliti kemudian dilakukan pengukuran6 sedang kelompok

kedua yang digunakan sebagai kelompok pengontrol tidak diberi perlakukan tetapi

hanya dilakukan pengukuran saa.

b.+. Pre-test – Post – test ontrol Group Design

Desain ini merupakan pengembangan design d di atas. Perbedaannya terletak pada

baik kelompok pertama dan kelompok pengontrol dilakukan pengukuran didepan(pre-test). Desainnya adalah sebagai berikut:

( 5 ) O ! O2

( 5 ) O O*

b.,. $olomon 7our Group Design

Desain ini merupakan kombinasi desain Post est Only ontrol Group Design dan

Pre-test – Post – test ontrol Group Design yang merupakan model desain ideal

untuk melakukan penelitian eksperimen terkontrol. Peneliti dapat menekan sekecil

mungkin sumber-sumber kesalahan karena adanya empat kelompok yang berbedadengan enam 0ormat pengkuran. Desainya adalah sebagai berikut:

( 5 ) O ! O2

( 5 ) O O*

( 5 ) ! O+

( 5 ) O,

'aksud desain tersebut ialah: Peneliti memilih empat kelompok secara random.

Page 5: Pengertian Desain Cross Sectional

7/24/2019 Pengertian Desain Cross Sectional

http://slidepdf.com/reader/full/pengertian-desain-cross-sectional 5/16

elompok pertama yang merupakan kelompok inti diberi perlakuan dan dua kali

pengukuran# yaitu di depan (pre-test) dan sesudah perlakuan (post-test). elompok

dua sebagai kelompok pengontrol tidak diberi perlakuan tetapi dilakukan

pengukuran seperti di atas# yaitu: pengukuran di depan (pre-test) dan pengukuran

sesudah perlakuan (post-test). elompok ketiga diberi perlakuan dan hanya

dilakukan satu kali pengukuran sesudah dilakukan perlakuan (post-test) dankelompok keempat sebagai kelompok pengontrol kelompok ketiga hanya diukur

satu kali saa.

PERBEDAAN METODE PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF

Oleh : Ihsan!!in

PEMBA"ASAN

A# Pengertian Meto!e Penelitian Kantitati$ Dan Kalitati$ 

%etode kuantitatif dan kualitatif sering dipasangkan dengan nama metode #ang

tradisional dan metode baruF metode positivistic dan metode postpositivistic, metode

scientific dan artistic, metode konfirmasi dan temuan. 8adi metode kuantitatif sering

dinamakan metode tradisional, positivistic, scientivic dan metode discover#. Selanjutn#ametoda ase kualitatif sering dinamakan sebagai metode baru, postposivistic, artistic dan

interpretive researc.

%etode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini suda cukup

lama digunakan seingga suda mentradisi sebagai metode untuk penelitian. %etode inidisebut sebagai metode positivistic karena berlandaskan pada filsafat positivisme. %etode

ini sebagai metode scientific karena tela memenui kaida-kaida ilmia #aitu konkrit>

empiris, objektif, terukur, rasional dan sistematis. %etode ini juga disebut metode discover#,5arena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru.

%etode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru karena popularitasn#a

 belum lama, metode ini dinamakan postpositivistik 5arena berlandaskan pada filsafat post

 positifisme. %etode ini disebut juga sebagai metode artistic, 5arena proses penelitian lebi bersifat seni!kurang terpola",dan disebut metode interpretive karena data asil peneletian

lebi berkenaan dengan interprestasi teradap data #ang di temukan di lapangan.metode

 penelitian kuantitatif dapat di artikan sebagai metode penelitian #ang di gunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,pengumpulan data menggunakan instrument

 penelitian,analisis data bersifat kuantitatif>statistic,dengan tujuan untuk menguji ipotesis

#ang tele di tetapkan.

%etode penelitian kualitatif sering di sebut metode penelitian naturalistik karena penelitian#a di lakukan pada kondisi #ang alamia!natural setting"Fdi sebut juga metode

etnograpi,karena pada a$aln#a metode ini lebi ban#ak di gunakan untuk penelitian bidang

Page 6: Pengertian Desain Cross Sectional

7/24/2019 Pengertian Desain Cross Sectional

http://slidepdf.com/reader/full/pengertian-desain-cross-sectional 6/16

antropologi buda#aFdisebut metode kualitatif,karena data #ang terkumpul dan analisisn#a

lebi bersifat kualitatif.

B# Per%e!aan Penelitian Kalitati$ Dan Kantitati$

&erbedaan mendasar dari metode penelitian kualitatif dengan metode penelitiankuantitatif #aitu terletak pada strategi dasar penelitiann#a. &enelitian kuantitatif dipandang

sebagai sesuatu #ang bersifat konfirmasi dan deduktif, sedangkan penelitian kualitatif 

 bersifat eksploratoris dan induktif *+. 6ersifat konfirmasi disebabkan karena metode penelitian kuantitatif ini bersifat menguji ipotesis dari suatu teori #ang tela ada. &enelitian

 bersifat mengkonfirmasi antara teori dengan ken#ataan #ang ada dengan mendasarkan pada

data ilmia baik dalam bentuk angka. &enarikan kesimpulan bersifat deduktif #aitu darisesuatu #ang bersifat umum ke sesuatu #ang bersifat kusus. Hal ini berangkat dari teori-

teori #ang membangunn#a.

Hamidi menjelaskan setidakn#a terdapat + perbedaan pendekatan kualitatif dengan

kualitatif seperti berikut ini*:

+. Dari segi perspektifn#a penelitian kuantitatif lebi menggunakan pendekatan etik, dalamarti ba$a peneliti mengumpulkan data dengan menetapkan terlebi daulu konsep

sebagai variabel-variabel #ang berubungan #ang berasal dari teori #ang suda ada #ang

dipili ole peneliti. 5emudian variabel tersebut dicari dan ditetapkan indikator-indikatorn#a. Han#a dari indikator #ang tela ditetapkan tersebut dibuat kuesioner,

 pilian ja$aban dan skor-skorn#a.G

Sebalikn#a penelitian kualitaif lebi menggunakan persepektif emik . &eneliti dalam al

ini mengumpulkan data berupa cerita rinci dari para informan dan diungkapkan apa

adan#a sesuai dengan baasa dan pandangan informan.

. Dari segi konsep atau teori, penelitian kuantitatif bertolak dari konsep (variabel)  #ang

terdapat dalam teori #ang dipili ole peneliti kemudian dicari datan#a, melalui kuesioner 

untuk pengukuran variabel-variabeln#a.

Di sisi lain penelitian kualitatif berangkat dari penggalian data berupa pandangan

responden dalam bentuk cerita rinci atau asli mereka, kemudian para responden bersama

 peneliti meberi penafsiran seingga menciptakan konsep sebagai temuan. Secara

sederana penelitian kuantitatif berangkat dari konsep, teori atau menguji !retest " teori,sedangkan kualitatif mengembangkan ,menciptakan, menemukan konsep atau teori.

/. Dari segi ipotesis, penelitian kuantitatif merumuskan ipotesis sejak a$al, #ang berasal

dari teori relevan #ang tela dipili, sedang penelitian kualitatif bisa menggunakan

ipotesis dan bisa tanpa ipotesis. 8ika ada maka ipotesis bisa ditemukan di tenga penggalian data, kemudian dibuktikanI melalui pengumpulan data #ang lebi mendalam

lagi.

Page 7: Pengertian Desain Cross Sectional

7/24/2019 Pengertian Desain Cross Sectional

http://slidepdf.com/reader/full/pengertian-desain-cross-sectional 7/16

0. Dari segi teknik pengumpulan data, penelitian kuantitatif mengutamakan penggunaan

kuisioner, sedang penelitaian kualitatif mengutamakan penggunaan $a$ancara dan

observasi.

2. Dari segi permasalaan atau tujuan penelitian, penelitian kuantitatif menan#akan atau

ingin mengetaui tingkat pengaru, keeretan korelasi atau asosiasi antar variabel, ataukadar satu variabel dengan cara pengukuran, sedangkan penelitian kualitatif menan#akan

atau ingin mengetaui tentang makna !berupa konsep" #ang ada di balik cerita detail pararesponden dan latar sosial #ang diteliti.

3. Dari segi teknik memperole jumla ! size" responden ! sample" pendekatan kuantitatif 

ukuran !besar, jumla" sampeln#a bersifat representatif !per$akilan" dan diperoledengan menggunakan rumus, persentase atau tabel-populasi-sampel serta tela ditentukan

sebelum pengumpulan data.

&enelitian kualitatif jumla respondenn#a diketaui ketika pengumpulan data mengalami

kejenuan. &engumpulan datan#a dia$ali dari me$a$ancarai informan-a$al atauinforman-kunci dan berenti sampai pada responden #ang kesekian sebagai sumber #ang

suda tidak memberikan informasi baru lagi. %aksudn#a berenti sampai pada informan

#ang kesekian ketika informasin#a suda tidak berkualitas lagiI melalui teknik bola

salju ! snow-ball ", sebab informasi #ang diberikan sama atau tidak bervariasi lagi dengan para informan sebelumn#a. 8adi penelitian kualitatif jumla responden atau informann#a

didasarkan pada suatu proses pencapaian kualitas informasi.

4. Dari segi alur pikir penarikan kesimpulan penelitian kuantitatif berproses secara deduktif,#akni dari penetapan variabel !konsep", kemudian pengumpulan data dan men#impulkan.

Di sisi lain, penelitian kualitatif berproses secara induktif, #akni prosesn#a dia$ali dari

upa#a memperole data #ang detail !ri$a#at idup responden, life story, life sycle, berkenaan dengan topik atau masala penelitian", tanpa evaluasi dan interpretasi,kemudian dikategori, diabstraksi serta dicari tema, konsep atau teori sebagai temuan.

=. Dari bentuk sajian data, penelitian kuantitatif berupa angka atau tabel, sedang penelitian

kualitatif datan#a disajikan dalam bentuk cerita detail sesuai baasa dan pandangan

responden.

C. Dari segi definisi operasional, penelitian kuantitatif menggunakann#a, sedangkan

 penelitian kualitatif tidak perlu menggunakan, karena tidak akan mengukur variabel

!definisi operasional adala petunjuk bagaimana sebua variabel diukur". 8ika penelitian

kualitatif menggunakan definisi operasional, berarti penelitian tela menggunakan perspektif etik  bukan emik  lagi. Dengan menetapkan definisi operasional, berarti peneliti

tela menetapkan jenis dan jumla indikator, #ang berarti tela membatasi subjek 

 penelitian mengemukakan pendapat, pengalaman atau pandangan mereka.

+<. !Dari segi" analisis data penelitian kuantitatif dilakukan di akir pengumpulan data

dengan menggunakan peritungan statistik, sedang penelitian kualitatif analisis datan#a

dilakukan sejak a$al turun ke lokasi melakukan pengumpulan data, dengan cara

Page 8: Pengertian Desain Cross Sectional

7/24/2019 Pengertian Desain Cross Sectional

http://slidepdf.com/reader/full/pengertian-desain-cross-sectional 8/16

mengangsur atau menabungI informasi, mereduksi, mengelompokkan dan seterusn#a

sampai terakir memberi interpretasi.

++. Dari segi instrumen, penelitian kualitatif memiliki instrumen berupa peneliti itu sendiri.5arena peneliti sebagai manusia dapat beradaptasi dengan para responden dan aktivitas

mereka. Jang demikian sangat diperlukan agar responden sebagai sumber data menjadilebi terbuka dalam memberikan informasi. Di sisi lain, pendekatan kuantitatif 

instrumenn#a adala angket atau kuesioner.

+. Dari segi kesimpulan, penelitian kualitatif interpretasi data ole peneliti melalui

 pengecekan dan kesepakatan dengan subjek penelitian, sebab merekala #ang #ang lebi

tepat untuk memberikan penjelasan teradap data atau informasi #ang tela diungkapkan.&eneliti memberikan penjelasan teradap interpretasi #ang dibuat, mengapa konsep

tertentu dipili. 6isa saja konsep tersebut merupakan istila atau kata #ang sering

digunakan ole para responden. Di sisi lain, penelitian kuantitatif sepenun#aI

dilakukan ole peneliti, berdasarkan asil peritungan atau analisis statistik.

&enelitian eksperimental antara lain dideskripsikan seperti berikut ini.

Page 9: Pengertian Desain Cross Sectional

7/24/2019 Pengertian Desain Cross Sectional

http://slidepdf.com/reader/full/pengertian-desain-cross-sectional 9/16

+. ariable-variabel penelitian dan kondisi eksperimental diatur secara tertib-ketat !rigorous

management", baik dengan menetapkan control, memanipulasi langsung, meupun

random.

. %enggunakan kelompok control sebagai data dasar !base-line" untuk dibandingkan

dengan kelompok eksperimental.

/. %emusatkan diri pada pengontrolan vriansi, untuk memaksimalkan variansi variable

 pengganggu #ang mungkin mempengarui asil eksperimen, tetapi tidak menjadi tujuan penelitian. 8uga, meminimalkan variansi kekeliruan atau rambang, termasuk kekeliruan

 pengukuran. Kntuk itu, sebaikn#a pemilian dan penentuan subjek, serta penempatan

subjek ke dalam kelompok-kelompok dilakukan secara rambang.

0. aliditas internal !internal validit#" mutlak diperlukan pada rancangan penelitianeksperimental, untuk mengetaui apaka manipulasi eksperimental #ang dilakukan pada

saat studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan.

2. aliditas eksternal !eternal validit#" berurusan dengan sampai sejau mana penemuan

 penelitian itu representative dan dapat digeneralisasikan pada kondisi #ang sama.

3. Semua variable penting diusaakan konstan, kecualu variable perlakuan #ang secara

sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.

4. &erlakuan sering kali artificial atau buatan, dan karenan#a sering kurang objektif

diterapkan pada kondisi keidupan social.

 

6agaimana penelitian eksperimental itu dilakukan secara baik dan benar; &enelitian ini

umumn#a dilakukan dengan menempu langka-langka seperti berikut ini.

+. %engidentifikasi dan mendefinisikan masala

. %elakukan studi pustaka

/. %erumuskan ipotesisatas atas dasar asil studi pustaka

0. %erumuskan definisi istila atau definisi operasional variable.

2. %en#usun rancangan eksperimental, #ang meliputi identifikasi variable #ang relevan,

identifikasi variable non-eksperimen, menentukan rancangan, memili sampel #ang

representative bagi populasi tertentu, perlakuan, me#ususn alat ukur asil eksperimen,

rancangan prosedur pengumpulan data, dan menguji ipotesis.

3. %elaksanakan eksperimen

Page 10: Pengertian Desain Cross Sectional

7/24/2019 Pengertian Desain Cross Sectional

http://slidepdf.com/reader/full/pengertian-desain-cross-sectional 10/16

4. %enganalisis data dan melakukan tes signifikan untuk menentukan taap signifikan

untuk menetukan taap signifikan asiln#a.

=. 7nterpretasi asil, perumusan kesimpulan, diskusi, dan pembuatan laporan

 

6eberapa conto penelitian eksperimental #aitu:

+. &enelitian mengenai pengaru dua jenis metode kulia teradap prestasi maasis$a

kepera$atan sebagai fungsi ukuran kelas !besar dan kecil" dan taraf intelegensi

maasis$a !cerdas, tinggi, dan sedang", dengan menempatkan dosen secara random berdasarkan intelegensi, model mengajar, dan ukuran kelas tersebut.

. &enelitian untuk men#elidiki dampak pemberian makanan tamban di sekola bagi anak-

anak sekola kepera$atan di daera tertentu, dengan memperatikan tingkat social-

ekonomi orang tua dan inteligensi mereka.

/. &enelitian untuk men#elidiki efek program pelatian bagi pertumbuan profesioanl pera$at, dengan menggunakan kelompok eksperimen !#ang menerima program itu" dan

kelompok control !#ang tidak menerima program itu", dan dengan menggunakan

rancangan tes a$al-tes akir !pretest and posttest", #ang an#a setenga dari merekatersebut secara randommenerima tes a$alFuntuk menentukan berapa besar perubaan

 pertumbuan professional itu dapat dikatakan akibat dari pengetesan a$al atau ole

 program pelatian

Page 11: Pengertian Desain Cross Sectional

7/24/2019 Pengertian Desain Cross Sectional

http://slidepdf.com/reader/full/pengertian-desain-cross-sectional 11/16

&endauluan

Bksperimen dapat diartikan sebagai sebua tes atau pengujian, atau juga dapat diartikan sebagai

sebua tes #ang tidak terlalu tampak pen#ebabn#a dan dapat diartikan pula sebagai percobaan

atau manipulasi secara sengaja !ook M ampbell, +C4C". &ercobaan tersebut dapat dilakukan

dengan simulasi atau dengan tes secara riil. 9amun tes secara riil dianggap lebi valid

dibandingkan percobaan #ang an#a dilakukan dengan menggunakan teknik simulasi.Di dalam melakukan percobaan tersebut dibutukan adan#a efek perlakuan dengan

menggunakan pembandingan dari satu percobaan dengan percobaan #ang lain. Di dalam

rancangan eksperimen, langka #ang dianggap terbaik adala dengan menggunakan penugasan

secara acak #ang memiliki konsep penafsiran ceteris paribus !segala sesuatu #ang lain bersifat

sama". 'etapi al tersebut seringkali sulit diimplementasikan jika ob#ek penelitian #ang dikenai

adala manusia. 5ususn#a di bidang pendidikan #ang ampir seluru ob#ek penelitiann#a

adala pebelajar, maka penugasan secara acak sangat sulit diimplementasikan.

Dengan meliat kepada fenomena tersebut, maka dibutukan sebua teknik eksperimen lain

#ang tidak menggunakan penugasan secara acak. &enugasan secara acak umumn#a dilakukan

dengan menggunakan teknik true eperiment, sedangkan alternatif teknik #ang tidak

menggunakan penugasan secara acak disebut sebagai Nuasi eperimental design!Scott M Kser,

<++". 'eknik eksperimen ini umumn#a dilakukan jika peneliti tidak memiliki kendali penu

teradap ob#ek penelitian seingga tidak mampu menerapkan penugasan ob#ek secara acak.

Ouasi eperiment didefinisikan sebagai eskperimen #ang memiliki perlakuan, pengukuran

dampak, unit eksperimen namun tidak menggunakan penugasan acak untuk menciptakan

 perbandingan dalam rangka men#impulkan perubaan #ang disebabkan perlakuan!ook M

ampbell, +C4C". 8enis ini juga seringkali disebut sebagai post-oc researc #ang berarti ba$a

 peneliti dapat meliat efek #ang terjadi dari sebua variabel setela kejadian tertentu !Salkind,

<<3:/0". Ouasi eperiment sesunggun#a dapat dikatakan mirip dengan true eperiment jikadiliat dari pemanipulasian variabel independen #ang dilakukan !Ar# et al, <+<:/+3".

6eberapa perbedaan #ang sangat signifikan dari Nuasi eperiment bila dibandingkan dengan true

eperiment adala jika di dalam true eperiment digunakan untuk menguji sebab-akibat #ang

sesunggun#a dari sebua asil relasi, sedangkan di dalam Nuasi eperiment an#a melakukan

 pengujian tanpa adan#a kendali penu didalamn#a !Salkind, <<3:+<F Lev# M Bllis, <++".

 9amun al ini bukan berarti ba$a peneliti sama sekali tidak memiliki kendali teradap ob#ek

Page 12: Pengertian Desain Cross Sectional

7/24/2019 Pengertian Desain Cross Sectional

http://slidepdf.com/reader/full/pengertian-desain-cross-sectional 12/16

 penelitian di dalam Nuasi eperiment, tetapi #ang dimaksudkan adala kendali #ang dimiliki

tidak mutlak bisa digunakan.

6eberapa keterbatasan #ang dimiliki ole desain Nuasi eperiment adala terlalu fokus teradap

kejadian #ang tidak dapat diperkirakan dan tidak berkelanjutan seingga dapat mengaburkan

tujuan jika terjadi perubaan #ang tidak terduga akibat faktor fenomena ekonomi atau

 perkembangan politik. Dan juga kurang kuatn#a pengukuran dalam al asosiasi #ang menjadikan

 beberapa efek #ang terjadi pengukurann#a terbatas. Hal tersebut mengakibatkan beberapa efek

seringkali tidak terliatI pada saat pengukuran terjadi !aporaso, +C4/:/+-/=".

Di dalam dunia pendidikan, kususn#a di 7ndonesia, penggunaan Nuasi eperiment sangat

disarankan mengingat kondisi ob#ek penelitian #ang seringkali tidak memungkinkan adan#a

 penugasan secara acak. Hal tersebut diakibatkan tela terbentukn#a satu kelompok utu

!naturall# formed intact group", seperti kelompok sis$a dalam satu kelas. 5elompok-kelompok

ini juga sering kali jumlan#a sangat terbatas. Dalam keadaan seperti ini kaida-kaida dalam

true eperiment tidak dapat dipenui secara utu, karena pengendalian variabel #ang terkait

subjek penelitian tidak dapat dilakukan sepenun#a. Seingga untuk penelitian #ang berubungan dengan peningkatan kualitas pembelajaran, direkomendasikan penggunaan teknik

Nuasi eperiment di dalam implementasin#a !AEam, Sumarno M )amat, <<3".

'idak adan#a pengacakan dalam menentukan subjek penelitian memungkinkan untuk munculn#a

masala-masala #ang terkait dengan validitas eksperimen, baik validitas internal maupun

eksternal. Akibatn#a, interpreting and generaliEing asil penelitian menjadi sulit untuk

dilakukan. (le karena itu, pembatasan asil penelitian arus diidentifikasi secara jelas dan

subjek penelitian perlu dideskripsikan.

Secara umum, pelaksanaan penelitian dengan menggunakan teknik Nuasi eperiment dapat

 berasil jika strategi berikut diterapkan didalamn#a. Strategi tersebut antara lain !)obson et al,

<<+:/<": menambakan kelompok kontrol, melakukan pengukuran sebelum dan sesudaimplementasi #ang didalamn#a dilakukan intervensi, secara bertaap memperkenalkan perlakuan

teradap kelompok ob#ek, menambakan prosedur terbalik teradap tiap perlakuan di tiap

kelompok dan menggunakan pengukuran luaran tambaan.

6. 8enis Desain Ouasi Bperiment

'erdapat beberapa jenis desain di dalam implementasi Nuasi eperiment, #akni !Ar# et al, <+<F

AEam, Sumarno M )amat, <<3":

+. 9onrandomiEed ontrol roup, &retestP&osttest Design

Disebut juga sebagai non eNivalent control group design dan dianggap sebagai desain #ang

 paling ban#ak digunakan di dalam teknik Nuasi eperiment !Salkind, <<3:/2". Desain ini mirip

dengan pre-test-posttest di dalam true eperiment namun tidak memiliki penugasan acak

didalamn#a.5arena adan#a pretest, maka pada desain penelitian tingkat kesetaraan kelompok

turut diperitungkan. &retest dalam desain penelitian ini juga dapat digunakan untuk

 pengontrolan secara statistik !statistical control" serta dapat digunakan untuk meliat pengaru

 perlakuan teradap capaian skor !gain score".

'abel +: Skema 9onrandomiEed ontrol roup, &retestP&osttest Design !Ar# et al, <+<"

Page 13: Pengertian Desain Cross Sectional

7/24/2019 Pengertian Desain Cross Sectional

http://slidepdf.com/reader/full/pengertian-desain-cross-sectional 13/16

roup &retest 7ndependent ariable &osttest

B J+ Q J

J+ R J

Hal #ang penting diperatikan di dalam desain ini adala jika posttest #ang dilakukan tern#ata

tidak berpengaru kepada subjek eksperimen akibat adan#a pengaru dari pretest sebelumn#a.

Sebab asil posttest bisa jadi an#a merupakan pengaru akibat dari adan#a pretest. %isal: jika

di dalam pretest terdapat pertan#aan, Apaka Anda sering membaca arian 5ompas;I, dan

setela terjadi perlakuan pada subjek eksperimen #ang didalamn#a mengaruskan mereka sering

melakukan revie$ teradap artikel di arian 5ompas, maka ja$aban pada saat posttest untuk

 pertan#aan #ang sama bisa menjadi bias.

'etapi bias #ang terjadi antara asil pretest dan posttest umumn#a dapat diindari jika tes #ang

dilakukan lebi bersifat sebagai acievement test, karena didalamn#a akan menuntut subjek

menja$ab posttest berdasarkan asil perlakuan eksperimen. 9amun jika tes #ang dilakukan lebi

mengara ke motivasi atau sikap, maka disarankan untuk tidak menggunakan desain jenis ini!Ar# et al, <+<".

Hasil #ang mungkin terjadi di dalam desain ini antara lain !ockell, +C=/:+44" :

a. 5elompok #ang mendapat perlakuan mendapatkan asil posttest #ang lebi baik !dianggap

sebagai asil #ang terbaik dari eksperimen"

 b. 5elompok #ang mendapat perlakuan mendapatkan asil posttest #ang sama baik atau sama

meningkat dengan kelompok #ang tidak mendapat perlakuan !diasumsikan sebagai asil gagal

dalam eksperimen karena perlakuan tidak memiliki pengaru"

Secara umum, desain ini cukup memadai untuk dilakukan di dalam situasi #ang tidak

memungkinkan bagi peneliti untuk melakukan penugasan secara acak dan lebi ditekankan

kepada asil posttest #ang bersifat acievement seingga efek dari eksperimen dapat lebi

terliat secara jelas. Kmumn#a desain jenis ini digabungkan dengan desain lain dari Nuasi

eperiment agar dapat mendapatkan asil #ang lebi optimal !ockell, +C=/:+4="

. ounterbalanced Design

Desain jenis ini umumn#a menggunakan lebi dari satu intact class !kelas #ang suda terbentuk

sebelumn#a" lalu dirotasi perlakuann#a pada interval $aktu tertentu. &erbedaan utama antara

 jenis ini dengan jenis sebelumn#a adala ba$a seluru kelompok akan mengalami perlakuan#ang sama, tetapi dengan urutan #ang berbeda-beda !liat pada skema di tabel ".

8enis ini laEim digunakan apabila seorang pembelajar ingin meliat perbandingan efek perlakuan

#ang sama kepada kelompok #ang berbeda.Desain ini juga dapat digunakan jika perlakuan #ang

akan diterapkan lebi dari satu jenis.

5elebian dari desain ini dibandingkan desain pertama, #akni ba$a seluru kelompok

mendapat perlakuan #ang sama, seingga mengurangi risiko akan terjadin#a kekece$aan dari

Page 14: Pengertian Desain Cross Sectional

7/24/2019 Pengertian Desain Cross Sectional

http://slidepdf.com/reader/full/pengertian-desain-cross-sectional 14/16

satu kelompok karena merasa diperlakukan tidak adil di dalam proses eksperimen. 'etapi bisa

 juga terjadi ba$a jika perlakuan #ang dikenakan arus secara berurutan atau sekuensial, maka

asil eksperimen pada kelompok tertentu !#ang terkena perlakuan tidak urut" akan mendapatkan

asil #ang berbeda. )isiko lain adala kebosanan dari kelompok #ang mendapat perlakuan, jika

 perlakuan #ang diberikan dianggap terlalu ban#ak.

'abel : Skema ounterbalanced Design !Ar# et al, <+<"

Bperimental 'reatments

)eplication Q+ Q Q/ Q0

+ roup A 6 D

roup 6 A D 6

/ roup D A

0 roup D 6 A

/. (ne-roup 'ime-Series Design

Desain jenis ini an#a dilakukan pada satu kelompok dengan perlakuan #ang diulang-ulang.

Skema di tabel / menunjukkan conto perlakuan pada desain jenis ini dengan melakukan

observasi #ang sama secara berulang-ulang !dilambangkan dengan J" dan kemudian diselingi

dengan perlakuan !dilambangkan dengan Q" pada $aktu tertentu, kemudian dilakukan observasi

lagi secara berulang-ulang.

'abel /: Skema (ne-roup 'ime-Series Design !Ar# et al, <+<"

J+ J J/ J0 Q J2 J3 J4 J=

Di dalam penerapan desain ini, ancaman teradap validitas #ang mungkin terjadi adala adan#a perubaan #ang radikal #ang bisa terjadi an#a pada saat perlakuan pertama dilakukan, seingga

dapat menimbulkan bias di perlakuan #ang sama pada periode berikutn#a. 9amun dengan

adan#a pola data #ang dapat dibaca secara muda, searusn#a ancaman tersebut dapat

diilangkan dengan muda !ockell, +C=/".

Hasil #ang mungkin diperole dari desain ini tampak pada gambar /, #akni :

a. 5emungkinan pertama !A"

&erlakuan kusus !Q" benar-benar mempengarui variabel dependen

 b. 5emungkinan kedua !6"

&erlakuan kusus !Q" an#a mempengarui variabel dependen secara temporer c. 5emungkinan ketiga !"

&erlakuan kusus !Q" bukan pengaru utama variabel dependen, tetapi lebi karena faktor

maturasi

d. 5emungkinan keempat !D"

'erjadi kejadian kusus di rentang $aktu eksperimen seingga asiln#a tidak beraturan.

Page 15: Pengertian Desain Cross Sectional

7/24/2019 Pengertian Desain Cross Sectional

http://slidepdf.com/reader/full/pengertian-desain-cross-sectional 15/16

Desain jenis ini memiliki keuntungan #akni mampu mendeteksi adan#a kelemaan faktor

maturasi dan regresi. 'etapi di sisi lain, memiliki kelemaan di faktor sejara, misal : di saat

eksperimen dilakukan, pada taapan tertentu !misal J2" tiba-tiba terjadi kejadian di luar dugaan

seperti perubaan cuaca, perubaan perilaku akibat peristi$a tertentu dan lainn#a.

0. ontrol roup 'ime-Series Design

Desain jenis ini merupakan pengembangan dari desain jenis sebelumn#a dengan menggabungkan

desain jenis ketiga dengan desain jenis pertama. &enggabungan tersebut diarapkan dapat

mengatasi kelemaan di desain jenis #ang ketiga seingga faktor sejara dapat dideteksi dan

diilangkan sebagai ancaman validitas internal.

'abel 0: Skema ontrol roup 'ime-Series Design !Ar# et al, <+<"

roup

Bp. J+ J J/ J0 Q J2 J3 J4 J=

ont. J+ J J/ J0 - J2 J3 J4 J=

. aktor 6ias %engukur &erubaan Dalam Bksperimen !6orgM all, +C=/:4<:43"

'erdapat beberapa al #ang perlu diperatikan di dalam proses pengukuran #ang terjadi pada

 penelitian #ang menggunakan desain berjenis eksperimen. 6eberapa faktor tersebut dapat

men#ebabkan bias di dalam asil eksperimen antara lain:

+. eiling effect

Seringkali jangkauan nilai #ang digunakan di dalam pelaksanaan tes sulit untuk dilakukan.

Sebagai conto jika terdapat skala <-+<< dan seorang sis$a memiliki peningkatan nilai dari =2

ke C<, bukan berarti lebi baik peningkatann#a dibanding seorang sis$a #ang memiliki

 peningkatan nilai dari 0< ke 3<. Seingga seakan-akan ba$a sis$a #ang mendapatkan nilai C<memiliki perkembangan lebi baik dibandingkan sis$a #ang mendapatkan nilai akir 3<.

. )egression effect

'erdapat kemungkinan ba$a sis$a #ang mendapatkan nilai lebi renda pada saat pre-test

nantin#a akan mendapatkan nilai lebi tinggi pada saat posttest dan begitu pula sebalikn#a. Hal

tersebut bisa terjadi karena adan#a faktor keberuntungan dan kemungkinan besar ba$a

keberuntungan tersebut tidak terulang lagi. Asumsi lain #ang terjadi adala adan#a perlakuan

#ang dianggap sama rata untuk tiap peningkatan nilai tes, misal : peningkatan dari nilai C< ke C2

searusn#a tidak dianggap sama dengan peningkatan dari nilai 0< ke 02.

/. Simpangan pengukuran #ang berulang

Seringkali keefektifan pengukuran #ang dilakukan berulang-ulang dalam rentang $aktu tertentu bisa men#ebabkan adan#a simpangan #ang besar dari satu pengukuran ke pengukuran lainn#a.

Kntuk mengatasi al tersebut dapat dilakukan pengukuran dengan menggunakan analisa

kelompok perlakuan dikali dengan $aktu pengujian agar didapat rasio #ang signifikan pada

 perbedaan antara pre-test dengan posttest.

Page 16: Pengertian Desain Cross Sectional

7/24/2019 Pengertian Desain Cross Sectional

http://slidepdf.com/reader/full/pengertian-desain-cross-sectional 16/16

Daftar &ustaka

Ar#, Donald et al, <+<, 7ntroduction to )esearc in Bducation =t edition, Wards$ot engage

Learning

AEam, &rof. 9urfani SK, Apt, D). Sumarno M D) Adi )amat, <<3, %etodologi &enelitian

Kntuk &eningkatan 5ualitas &embelajaran &enelitian 5uasi Bksperimen dalam &&5&, Direktorat

5etenagaan Direktorat 8endral &endidikan 'inggi Departemen &endidikan 9asional

6org, Walter ). M %eredit Damien all, +C=/, Bducational )esearc, an 7ntroductionfourt

edition, Longman

aporaso, 8ames .A, +C4/, Ouasi-Bperimental Approaces to Social Science dalam Ouasi-

Bperimental Approaces !ed. 8ames A. aporaso M Leslie L. )oos 8r", 9ort$estern Kniversit#

&ress

ook, 'omas .D M Donald '. ampbell, +C4C, Ouasi Bperimentation Design M Anal#sis 7ssue

for ield Settings, Hougton %ifflin ompan#:6oston

Lev#, Jair M 'imot# 8. Bllis, <++, A uide for 9ovice )esearcers on Bperimental and

Ouasi-Bperimental Studies in 7nformation S#stems )esearc, 7nterdisciplinar# 8ournal of7nformation, 5no$ledge, and %anagement olume 3, <++

)obson, L#nda et al, <<+, uide to Bvaluating te Bffectiveness of Strategies for &reventing

Work 7njuries: Ho$ to So$ Weter a Safet# 7ntervention )eall# Works, 9ational 7nstitute for

(ccupational Safet# and Healt

Salkind, 9eil .8, <<3, Bploring )esearc sit edition, &earson 7nternational

Scott, David M )obin Kser, <++, )esearcing Bducation nd edition, ontinuum 7nternational

&ublising roup

ockell, Bd$ard L, +C=/, Bducational )esearc, %ac%illan &ublising