Pengertian dan Pentingnya SMK

22
PENGANTAR PENDIDIKAN PENGERTIAN DAN PENTINGNYA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Oleh: I Nyoman Bayu Ary Yoga 1213011128 UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2015

description

Pengertian dan pentingnya sekolah menengah kejuruan

Transcript of Pengertian dan Pentingnya SMK

Page 1: Pengertian dan Pentingnya SMK

PENGANTAR PENDIDIKAN

PENGERTIAN DAN PENTINGNYA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Oleh:

I Nyoman Bayu Ary Yoga 1213011128

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

2015

Page 2: Pengertian dan Pentingnya SMK

I. Latar Belakang

ASEAN Free Trade Area (AFTA) merupakan wujud kesepakatan dari

negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam

rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan

menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta menciptakan pasar regional

bagi 500 juta penduduknya. Adanya persaingan global menuntut untuk meningkatkan

segala sektor negara, baik politik, ekonomi, pendidikan, maupun ilmu pengetahuan

dan teknologi.

Dalam upaya pembangunan bangsa, tampaknya pengembangan sumber daya manusia

adalah yang paling penting. Masalah SDM tidak bisa lepas dari masalah tenaga kerja.

Kualitas tenaga kerja sangat bergantung pada kualitas SDM.

Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas SDM tersebut adalah

pendidikan. Dengan pendidikan maka kualitas manusia diubah ke arah yang lebih

baik dan menjadikannya sumber daya yang berguna bagi dirinya maupun bagi

masyarakat. Pendidikan merupakan suatu proses dalam meningkatkan, memperbaiki,

mengubah pengetahuan, keterampilan sertaperilaku seseorang sebagai usaha

mencerdaskan manusia melalui kegiatann pengajaran dan pelatihan. Pendidikan

adalah suatu proses yang berkelanjutan, terus menerus dan berlangsung seumur hidup

dalam rangka mewujudkan manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

Semakin ketatnya persaingan di era global dan tuntutan persaingan di dunia

kerja, sangat dibutuhkan SDM yang mampu membangun dirinya sendiri serta

bersama-sama berta nggung jawab atas pembangunan bangsa. Untuk menyiapkan

SDM yang berkualitas sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar kerja atau dunia

usaha/industri, perlu adanya hubungan timbal balik dengan dunia usaha/industri dan

lembaga pendidikan baik pendidikan formal, informal maupun yang dikelola oleh

industri itu sendiri.

Berpijak dari kebutuhan SDM yang berkualitas, maka usaha pemerintah

antara lain menyelenggarakan jalur-jalur pendidikan sekolah maupun luar sekolah.

Jalur pendidikan menengah adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik

menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan

Page 3: Pengertian dan Pentingnya SMK

timbal-balik dengan lingkungan sosial budaya, dan alam sekitar, serta dapat

mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi,

sekolah menengah terdiri atas pendidikan umum dan pendidikan kejuruan. Jalur

pendidikan umum adalah pendidikan yang mengutamakan perluasan pengetahuan dan

keterampilan peserta didik dengan pengkhususan yang diwujudkan pada tingkat-

tingkat akhir masa pendidikan.

Pendidikan umum berfungsi sebagai acuan umum bagi jenis pendidikan

lainnya, yang termasuk pendidikan menengah umum adalah SMA. Pendidikan

kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja

pada bidang pekerjaan tertentu, seperti bidang teknik, jasa boga, dan busana,

perhotelan, kerajinan, administrasi perkantoran, dan lain-lain. Lembaga

pendidikannya seperti SMK, SMTK, SMIP, SMIK, SMEA.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang merupakan salah satu dari lembaga

pendidikan diharapkan mampu mencetak tenaga-tenaga terampil yang siap pakai

sebagai tenaga menengah dalam berbagai bidang. SMK merupakan sekolah yang

menjanjikan lapangan kerja bagi para lulusannya, karena di SMK siswanya disiapkan

untuk mememiliki keahlian atau skill, supaya lulusannya nanti siap pakai memasuki

dunia kerja. Siswa SMK dipersiapkan untuk siap kerja setelah lulus sekolah.

Persoalan lapangan lowongan kerja di Indonesia memang menjadi salah satu faktor

mengapa sebagian siswa memilih masuk ke SMK. Siswa tersebut cenderung mencari

sekolah yang bisa mempermudah untuk mencari lowongan pekerjaan. Hal ini juga

dipengaruhi semakin tingginya biaya untuk melanjutkan kuliah.

Sebagai bagian dari Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan menengah

kejuruan merupakan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah, yang

mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik untuk dapat bekerja dalam

bidang tertentu, kemampuan beradaptasi di lingkungan kerja, melihat peluang kerja

dan mengembangkan diri di kemudian hari.

Page 4: Pengertian dan Pentingnya SMK

II. Pengertian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 telah mengatakan bahwa

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab” (Pasal 3 UU RI No 20/ 2003). Penyelenggaraan sekolah

menengah kejuruan didasarkan atas ketentuan yang ada pada Undang-Undang

Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional Bab VI

pasal 14 yang berbunyi sebagai berikut: “Jenis pendidikan formal terdiri atas

pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi” dan pasal 15 yang

berbunyi sebagai berikut: “Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan,

akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus”. Sekolah menengah kejuruan

berdasarkan tingkatan pendidikan setara dengan sekolah menengah atas, akan tetapi

keduanya mempunyai tujuan yang berbeda.

Pengertian mengenai sekolah menengah kejuruan terdapat pada Peraturan

Pemerintah No. 74 tahun 2008 pasal 1 ayat 21 yang menyatakan bahwa “Sekolah

Menengah Kejuruan yang selanjutnya disingkat SMK adalah salah satu bentuk satuan

pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang

Pendidikan Menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang

sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau

MTs”. SMK sering disebut juga STM (Sekolah Teknik Menengah). Sekolah

Menengah Kejuruan merupakan salah satu jenjang pendidikan menengah dengan

kekhususan mempersiapkan lulusannya untuk siap bekerja. Pendidikan kejuruan

mempunyai arti yang bervariasi namun dapat dilihat suatu benang merahnya.

Menurut Evans dalam Rasto (2012) mendefinisikan bahwa pendidikan kejuruan

adalah bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih

mampu bekerja pada suatu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada

Page 5: Pengertian dan Pentingnya SMK

bidang-bidang pekerjaan lainnya. Dengan pengertian bahwa setiap bidang studi

adalah pendidikan kejuruan sepanjang bidang studi tersebut dipelajari lebih

mendalam dan kedalaman tersebut dimaksudkan sebagai bekal memasuki dunia kerja.

Mengacu pada pada isi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun

2003 pasal 3 mengenai tujuan pendidikan nasional dan penjelasan pasal 15 yang

menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang

mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja di bidang tertentu.

III. Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Sekolah menengah kejuruan (SMK) sebagai bentuk satuan pendidikan

kejuruan sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan Pasal 15 UU SISDIKNAS,

merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk

bekerja dalam bidang tertentu. Tujuan umum dan tujuan khusus pendidikan

menengah kejuruan adalah sebagai berikut.

Tujuan Umum:

1) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Tuhan Yang

Maha Esa;

2) Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga negara yang

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan

bertanggung jawab;

3) Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan kebangsaan,

memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia;

4) Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap

lingkungan hidup, dengan secara aktif turut memelihara dan melestarikan

lingkungan hidup, serta memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif dan

efisien.

Tujuan Khusus:

1) Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja

mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia

Page 6: Pengertian dan Pentingnya SMK

industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi

dalam program keahlian yang dipilihnya;

2) Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam

berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap

profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya;

3) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, agar

mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun

melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi;

4) Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan

program keahlian yang dipilih.

IV. Teori Belajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Teori belajar menurut psikologi pendidikan yang melandasi pembelajaran

yang diterapkan di SMK adalah:

1. Aliran Behavioristik

Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku

sebagai hasil dari pengalaman. Belajar merupakan akibat adanya interaksi

antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia

dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar

yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa

respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa,

sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang

diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon

tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat

diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa

yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh siswa

(respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan

pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat

terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.

Page 7: Pengertian dan Pentingnya SMK

Pendidikan kejuruan merupakan upaya menyediakan stimulus berupa

pengalaman belajar untuk membantu mereka dalam mengembangkan diri dan

potensinya. Oleh karena itu, keunikan tiap individu dalam berinteraksi dengan

dunia luar melalui pengalaman belajar merupakan upaya terintegrasi guna

menunjang proses perkembangan diri anak didik secara optimal. Kondisi ini

tertampilkan dalam prinsip pendidikan kejuruan “learning by doing”, dengan

kurikulum yang berorientasi pada dunia kerja.

Hal ini sesuai dengan teori belajar sosial yang dikemukakan oleh

Albert Banduran. Bandura menyatakan, banyak aspek fungsi kepribadian

melibatkan interaksi orang itu dengan orang lain. Bandura juga

mengemukakan melalui observasi orang dapat memperoleh respon yang tidak

terhingga banyaknya, yang mungkin diikuti dengan hubungan atau penguatan.

Inti dari belajar melalui observasi adalah modeling. Menurut Bandura proses

mengamati dan meniru perilaku dan sikap orang lain sebagai model

merupakan tindakan belajar. Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia

dalam konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif,

perilaku dan pengaruh lingkungan. Peniruan atau meniru sesungguhnya tidak

tepat untuk mengganti kata modeling, karena modeling bukan sekedar

menirukan atau mengulangi apa yang dilakukan orang model (orang lain),

tetapi modeling melibatkan penambahan dan atau pengurangan tingkah laku

yang teramati, menggeneralisir berbagai pengamatan sekaligus, melibatkan

proses kognitif.

Bila dikaitkan dengan pembelajaran dalam sekolah menengah

kejuruan, hal ini sangat kental penerapannya dalam program magang atau

pelatihan lapangan yang dilakukan siswa. Maka dalam menyiapkan siswa agar

mampu lebih memahami dan mengenal dunia kerja nantinya sangat

diperlukan tenaga ahli yang akan menjadi panutan mereka dalam melihat dan

mempelajari dunia kerja secara langsung.

Page 8: Pengertian dan Pentingnya SMK

2. Aliran Informasi

Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran

merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan anak.

Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Dalam

pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah

sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam

pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal

dan kondisi-kondisi eksternal indivisdu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam

diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif

yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan

dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.

Teori konstruktivis merupakan salah satu teori yang dilandasi oleh

aliran informasi. Filsafat konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan

adalah hasil konstruksi manusia melalui interaksi dengan objek, fenomena

pengalaman dan lingkungan mereka.

Konstruktivisme personal yang dikemukakan oleh Piaget menekankan

bagaimana anak secara individual mengkonstruksi pengetahuan dari

berinteraksi dengan pengalaman dan objek yang dihadapinya. Ia menekankan

bagaimana seorang anak mengadakan abstraksi, baik secara sederhana

maupun secara refleksif, dalam membentuk pengetahuannya. Dalam

pandangan Piaget, pengetahuan dibentuk oleh anak lewat asimilasi dan

akomodasi dalam proses yang terus menerus.

Konstruktivisme sosial yang dikemukakan oleh Vygotsky berpendapat

bahwa di samping individu, kelompok di mana individu berada, sangat

menentukan proses pembentukan pengetahuan pada diri seseorang. Melalui

komunikasi dengan komunitasnya, pengetahuan seseorang mengalami

verifikasi dan penyempurnaan. Vygotsky menandaskan bahwa kematangan

fungsi mental anak justru terjadi lewat proses kerjasama dengan orang lain.

Konstruktivisme sosial menekankan bahwa pembentukan ilmu pengetahuan

Page 9: Pengertian dan Pentingnya SMK

merupakan hasil pembentukan individu bersama-sama dengan masyarakat

sekitarnya.

Aktivitas adalah salah satu faktor dalam konstruksi pengetahuan, dan

keikutsertaan siswa dalam seluruh aktivitas dan interaksi pembelajaran setiap hari

merupakan kekuatan untuk mengakses informasi dan keterampilan yang lebih tinggi.

Bertambahnya pengalaman secara rutin dan langsung dalam melakukan suatu

pekerjaan akan memberikan siswa kemampuan untuk memecahkan masalah secara

efektif, reflektif dan berkesinambungan.

V. Pendekatan Pembelajaran

Pemelajaran berbasis kompetensi harus menganut prinsip pemelajaran tuntas

(mastery learning) untuk dapat menguasai sikap (attitude), ilmu pengetahuan

(knowledge), dan keterampilan (skills) agar dapat bekerja sesuai dengan profesinya

seperti yang dituntut oleh suatu kompetensi. Untuk dapat belajar secara tuntas, perlu

dikembangkan prinsip pemelajaran sebagai berikut:

1) Learning by doing (belajar melalui aktivitas/kegiatan nyata, yang memberikan

pengalaman belajar bermakna) yang dikembangkan menjadi pemelajaran

berbasis produksi.

2) Individualized learning (pemelajaran dengan memperhatikan keunikan setiap

individu) yang dilaksanakan dengan sistem modular.

Mengingat lulusan SMK dapat bekerja sebagai wiraswastawan atau pegawai,

pelaksanaan pemelajaran dengan pendekatan tersebut di atas dapat dilakukan melalui

dua jalur alternatif sebagai berikut:

1) Jalur kelas industri/employee : peserta didik belajar di sekolah dan berlatih di

industri.

2) Jalur kelas wiraswasta/mandiri/selfemployed : peserta didik belajar dan

berlatih berwiraswasta di sekolah dan berusaha secara mandiri.

Page 10: Pengertian dan Pentingnya SMK

Pemilihan model pemelajaran kelas industri atau kelas wiraswasta

mempertimbangkan minat dan kemampuan peserta didik serta kondisi sekolah,

industri serta dunia kerja sekitar sekolah. Yang paling menentukan adalah ada

tidaknya kesempatan berwirausaha pada program keahlian yang diminati peserta

didik.

VI. Pola Penyelenggaraan

Pendidikan di SMK dapat menerapkan berbagai pola penyelengaraan

pendidikan yang dapat dilaksanakan secara terpadu yaitu pola pendidikan sistem

ganda (PSG), multi entry-multi exit (MEME), dan pendidikan jarak jauh.

1) Pola pendidikan sistem ganda (PSG)

PSG pada dasarnya merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan

keahlian profesional yang memadukan secara sistematik dan sinkron program

pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui

kegiatan bekerja langsung di dunia kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkat

keahlian profesional tertentu. PSG adalah pola penyelenggaraan diklat yang

dikelola bersama-sama antara SMK dengan industri/ asosiasi profesi sebagai

institusi pasangan (IP), mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga tahap

evaluasi dan sertifikasi yang merupakan satu kesatuan program dengan

menggunakan berbagai bentuk alternatif pelaksanaan, seperti day release, block

release, dsb. Durasi pelatihan di industri dilaksanakan selama 4 (empat) bulan

s.d. 1 (satu) tahun pada industri dalam dan atau luar negeri. Pola pendidikan

sistem ganda diterapkan dalam proses penyelenggaraan SMK dalam rangka lebih

mendekatkan mutu lulusan dengan kemampuan yang diminta oleh dunia

industri/usaha.

2) Pola multi entry-multi exit

Pola multi entry-multi exit, sebagai perwujudan konsep pendidikan dengan

sistem terbuka, diterapkan agar peserta didik dapat memperoleh layanan secara

fleksibel dalam menyelesaikan pendidikannya. Dengan pola ini, peserta didik di

SMK dapat mengikuti pendidikan secara paruh waktu karena sambil bekerja atau

Page 11: Pengertian dan Pentingnya SMK

mengambil program/kompetensi di berbagai institusi pendidikan antara lain

SMK, lembaga kursus, diklat industri, politeknik, dan sebagainya.

3) Pendidikan jarak jauh

Dengan pola pendidikan jarak jauh, peserta didik di SMK dapat

menyelesaikan pendidikannya tanpa perlu hadir secara fisik di sekolah. Pola ini

akan diterapkan secara terbatas hanya bagi mata diklat atau kompetensi yang

memungkinkan untuk dilaksanakan sepenuhnya secara mandiri.

4) Bimbingan dan Konseling

Untuk menjamin terselenggaranya kegiatan pemelajaran yang efektif dan

efisien, SMK menyelenggarakan bimbingan dan konseling bagi peserta didik.

Kegiatan pembimbingan ini pada dasarnya merupakan bentuk layanan untuk

mengungkapkan, memantau dan mengarahkan kemampuan, bakat, dan minat

peserta didik pada saat penerimaan siswa baru dan selama proses pemelajaran di

SMK, untuk membantu mempersiapkan peserta didik memasuki dunia kerja.

5) Perpindahan Sekolah

Peserta didik SMK dimungkinkan untuk pindah pada jalur dan satuan

pendidikan lain yang setara, atau sebaliknya, sejauh memenuhi persyaratan

sekolah atau satuan pendidikan yang dituju.

VII. Peraturan Yang Melandasi Sekolah Menengah Kejuruan

1. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang standar pendidikan nasional pada Bab VI

pasal 14 tentang pendidikan formal, pasal 15 tentang jenis pendidikan, serta

penjelasan pasal 15 yang berbunyi “Pendidikan kejuruan merupakan

pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk

bekerja dalam bidang tertentu”.

2. PP Nomor 17 Tahun 2010 pasal 76 ayat (2) yang mengatur tentang fungsi dari

pendidikan menengah kejuruan yang berbunyi :

Pendidikan menengah kejuruan berfungsi:

a. meningkatkan, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai keimanan,

akhlak mulia, dan kepribadian luhur;

Page 12: Pengertian dan Pentingnya SMK

b. meningkatkan, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai kebangsaan dan

cinta tanah air;

c. membekali peserta didik dengan kemampuan ilmu pengetahuan dan

teknologi serta kecakapan kejuruan para profesi sesuai dengan kebutuhan

masyarakat;

d. meningkatkan kepekaan dan kemampuan mengapresiasi serta

mengekspresikan keindahan, kehalusan, dan harmoni;

e. menyalurkan bakat dan kemampuan di bidang olahraga, baik untuk

kesehatan dan kebugaran jasmani maupun prestasi; dan

f. meningkatkan kesiapan fisik dan mental untuk hidup mandiri di

masyarakat dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan

tinggi.

3. Permendikbud Nomor 60 Tahun 2014 yang mengatur tentang kurikulum 2013

Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan yang berisikan

kerangka dasar kurikulum, struktur kurikulum, silabus, dan pedoman mata

pelajaran.

4. Permendikbud Nomor 70 Tahun 2013 yang mengatur tentang kerangka dasar

dan struktur kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah

Kejuruan secara lebih terperinci.

5. PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan pasal 7 ayat

(6) yang mengatur tentang kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan

teknologi pada SMK/MAK, pasal 26 ayat (3) yang mengatur tentang tujuan

standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan, pasal

30 ayat (5) yang mengatur tentang pendidik pada SMK/MAK, pasal 70 ayat

(7) yang mengatur tentang Ujian Nasional pada SMK/MAK.

VIII. Pentingnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Persepsi yang berkembang atau anggapan dalam masyarakat bahwa Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) “lebih rendah” jika dibandingkan dengan Sekolah

Menengah Atas (SMA), karena ada perbedaan yang mendasar antara SMK dan SMA.

Page 13: Pengertian dan Pentingnya SMK

Perbedaan tersebut dalam masyarakat sangat beralasan, karena orang tua yang

menyekolahkan anak di SMK umumnya berasal dari keluarga menengah ke bawah,

karena jika anak mereka lulus dari SMK pasti sudah memiliki ketrampilan yang

diperoleh selama studi. Dan jika anak mereka tidak memiliki kesempatan untuk

melanjutkan studi ke perguruan tinggi karena alasan orang tua tidak mampu,

dipastikan siswa tersebut telah memiliki ketrampilan untuk dapat membuka

usaha/berwirausaha ataupun bekerja.

Berdasarkan dari hal di ataslah keberadaan sekolah menengah kejuruan sangat

diperlukan. Pendidikan kejuruan menurut Sudira (dalam Rasto, 2012) memiliki tiga

manfaat utama yaitu: (1) bagi peserta didik sebagai peningkatan kualitas diri,

peningkatan peluang mendapatkan pekerjaan, peningkatan peluang berwirausaha,

peningkatan penghasilan, penyiapan bekal pendidikan lebih lanjut, penyiapan diri

bermasyarakat, berbangsa, bernegara, penyesuaian diri terhadap perubahan dan

lingkungan; (2) bagi dunia kerja dapat memperoleh tenaga kerja berkualitas tinggi,

meringankan biaya usaha, membantu memajukan dan mengembangkan usaha; (3)

bagi masyarakat dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan

produktivitas nasional, meningkatkan penghasilan negara, dan mengurangi

pengangguran.

Pentingnya pendidikan kejuruan bila dikaji dari fungsinya menurut

Djojonegoro (dalam Rasto, 2012) menjelaskan pendidikan kejuruan memiliki multi-

fungsi yang kalau dilaksanakan dengan baik akan berkontribusi besar terhadap

pencapaian tujuan pembangunan nasional. Fungsi-fungsi itu meliputi: (1) sosialisasi

yaitu, transmisi dan konkritisasi nilai-nilai ekonomi, solidaritas, religi, seni, dan jasa;

(2) kontrol sosial yaitu, kontrol perilaku dengan normanorma kerjasama, keteraturan,

kebersihan, kedisiplinan, kejujuran, keterbukaan; (3) seleksi dan alokasi yaitu,

mempersiapkan, memilih, dan menempatkan calon tenaga kerja sesuai dengan

permintaan pasar kerja; (4) asimilasi dan konservasi budaya yaitu, absorbsi antar

budaya masyarakat serta pemeliharaan budaya lokal; (5) mempromosikan perubahan

demi perbaikan. Pendidikan kejuruan tidak sekedar mendidik dan melatih

keterampilan yang ada, tetapi juga harus berfungsi sebagai pendorong perubahan.

Page 14: Pengertian dan Pentingnya SMK

Pendidikan kejuruan berfungsi sebagai proses akulturasi atau penyesuaian diri dengan

perubahan dan enkulturasi atau pembawa perubahan bagi masyarakat. Karenanya

pendidikan kejuruan tidak hanya adaptif tetapi juga harus antisipatif.

Page 15: Pengertian dan Pentingnya SMK

DAFTAR PUSTAKA

Kumaat, Hernie. 2010. Persepsi Masyarakat Terhadap Sekolah Menengah Kejuruan

(Smk) Sebagai Upaya Memasuki Dunia Kerja.

http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/APTEKINDO/article/view/97. Di

akses pada tanggal 9 November 2015

Rasto. 2012. Pendidikan Kejuruan. Tersedia pada

http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._PENDIDIKAN_MANAJEMEN_

PERKANTORAN/132296305-RASTO/Manajemen%20Pendidikan/Tinjauan

%20Pustaka/Pendidikan%20Kejuruan.pdf. Di akses pada tanggal 9 November

2015.

Saefudin, Agus. 2015. SMK: Sekolah Mencetak Kuli?.

http://www.kompasiana.com/agussaefudin/smk-sekolah-mencetak-

kuli_55c818f5187b6183048b4567. Di akses pada tanggal 9 November 2015.