Nilai mutlak pada persamaan dan pertidaksamaan kwadrat kurikulum 2013 preteaching kel. 2 maryanto cs
Pengertian Dan Dimensi Kurikulum Kel 1
-
Upload
w-ana-bone-ka -
Category
Documents
-
view
547 -
download
5
Transcript of Pengertian Dan Dimensi Kurikulum Kel 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan
pendidikan, dan sekaligus digunakan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar pada berbagai jenis dan tingkat
sekolah. Kurikulum menjadi dasar dan cermin falsafah pandangan
hidup suatu bangsa, akan diarahkan kemana dan bagaimana bentuk
kehidupan bangsa ini di masa depan, semua itu ditentukan dan
digambarkan dalam suatu kurikulum pendidikan. Kurikulum haruslah
dinamis dan terus berkembang untuk menyesuaikan berbagai
perkembangan yang terjadi pada masyarakat dunia dan haruslah
menetapkan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.
Kurikulum merupakan suatu hal yang penting karena kurikulum
bagian dari program pendidikan. Tujuan utamanya adalah
meningkatkan kualitas pendidikan dan bukan semata-mata hanya
menghasilkan suatu bahan pelajaran. Kurikulum tidak hanya
memperhatikan perkembangan dan pembangunan masa sekarang
tetapi juga mengarahkan perhatian ke masa depan. Tujuan
pendidikan sekolah lebih luas dan kompleks karena dituntut selalu
sesuai dengan perubahan. Kurikulum harus selalu diperbarui sejalan
dengan perubahan itu. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang
1
ditetapkan, kurikulum harus disusun secara strategis dan dirumuskan
menjadi program-program tertentu. Karena harus selalu relevan
dengan perubahan masyarakat, penyusunan kurikulum harus
mempertimbangkan berbagai macam aspek seperti perkembangan
anak, perkembangan ilmu pengetahuan, perkembangan kebutuhan
masyarakat dan lapangan kerja dan sebagainya.
Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki
posisi yang strategis, karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara
kepada kurikulum. Begitu pentingnya kurikulum sebagaimana sentra
kegiatan pendidikan, maka di dalam penyusunannya memerlukan
landasan atau fondasi yang kuat. Maka sebelum merancang suatu
kurikulum maka perlu diketahui terlebih dahulu tentang pengertian,
dimensi, fungsi dan peranan kurikulum. Oleh karena itu, dalam
makalah ini akan membahas tentang pengertian kurikulum, dimensi,
fungsi dan peran dari kurikulum itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka adapun rumusan
masalah dari makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Jelaskan pengertian kurikulum!
2. Jelaskan pengertian kurikulum dari beberapa ahli kurikulum!
3. Jelaskan keterkaitan dimensi kurikulum dengan berbagai
pengertian kurikulum!
4. Jelaskan fungsi dari kurikulum!
2
5. Jelaskan peranan dari kurikulum!
C. Tujuan
Adapun tujuan/harapan yang ingin dicapai dari makalah ini yaitu
sebagai berikut :
1. Menjelaskan pengertian kurikulum.
2. Menjelaskan pengertian kurikulum dari beberapa ahli kurikulum.
3. Menjelaskan keterkaitan dimensi kurikulum dengan berbagai
pengertian kurikulum.
4. Menjelaskan fungsi dari kurikulum.
5. Menjelaskan peranan dari kurikulum!
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Dimensi Kurikulum
Istilah kurikulum (curriculum) berasal dari kata curir (pelari)
dan curere (tempat berpacu), dan pada awalnya digunakan dalam
dunia olahraga . pada saat itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang
harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start sampai finish
untuk memperoleh medali/penghargaan. Kemudian, pengertian
tersebut diterapkan dalam dunia pendidikan menjadi sejumlah mata
pelajaran (subject) yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal
sampai akhir program pelajaran untuk memperoleh penghargaan
dalam bentuk ijazah.
Berdasarkan pengertian diatas, dalam kurikulum terkandung
dua hal pokok yaitu : (1) adanya mata pelajaran yang harus ditempu
oleh siswa, dan (2) tujuan utamanya yaitu untuk memperoleh ijazah.
Dengan demikian, implikasinya terhadap praktik pengajaran, yaitu
setiap siswa harus menguasai seluruh mata pelajaran yang diberikan
dan menempatkan guru dalam posisi yang sangat penting dan
menentukan. Keberhasilan siswa ditentukan oleh seberapa jauh mata
pelajaran tersebut dikuasainya dan biasanya disimbolkan dengan skor
yang diperoleh setelah mengikuti suatu tes atau ujian.
4
Pengertian kurikulum seperti yang disebutkan diatas dianggap
terlalu sempit atau sangat sederhana. Jika kita mempelajari buku-
buku atau literatur lainnya tentang kurikulum terutama yang
berkembang di negara-negara maju maka akan ditemukan banyak
pengertian yang lebih luas dan beragam. Istilah kurikulum pada
dasarnya tidak hanya terbatas pada sejumlah mata pelajaran saja,
tetapi mencakup semua pengalaman belajar (learning esperiences)
yang dialami siswa dan mempengaruhi perkembangan pribadinya.
Bahkan Harold B. Alberty (1965) memandang kurikulum sebagai
semua kegiatan yang diberikan kepada siswa di bawah tanggung
jawab sekolah (all of the activities that are provided for the student by
the school). Sehingga kurikulum tidak dibatasi pada kegiatan di dalam
kelas, tetapi mencakup juga kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
siswa di luar kelas.
Pendapat dan senada menguatkan pengertian tersebut
dikemukan oleh Saylor, Alexander, dan Lewis (1974) yang
menganggap kerikulum sebagai segala upaya sekolah untuk
mempengaruhi siswa supaya belajar, baik dalam ruangan kelas, di
halaman sekolah, maupun diluar sekolah. Selanjutnya berdasarkan
hasil pengumpulan informasi tentang kata kurikulum tahun 1916 –
1982 diperoleh beberapa penyataan yang dapat dikembangkan
sebagai definisi dari kurikulum.
5
Tabel 1.1. Definisi Kurikulum
Nama ahli Tahun Pengertian kurikulum
John Dewey 1916 ...education consists primarily in transmission through communication. ...As societies become more complex in structure and resources, the need for formal or intentional teaching and learning increases.
William C. Bagley 1907 [The Curriculum]...is a storehouse of organized race experience, conserved [until] needed in the constructive solution of new and untried problems.
Frederick G. Bonser
1920 ...experiences in which pupils are expected to engaged in school and the general...sequence in which these experiences are to come
Franklin Bobbitt 1924 ...the series of things which children and youth must do and experience by way of developing abilities to do the things well that make up the affairs of adult life; and to be in all respect what adult should be
Hollis L. Caswell and Doak S. Campbell
1935 ...all of experinces choldren have under the guidances of teachers
Robert M. Hutchins
1936 The curriculum should include grammer, reading, rhetoric and logic, and mathematics, and in addition at the secondary level introduce the great books of Western world
Pickens E. Harris 1937 ...real curriculum development is individual. It is also multiple in the sense that there are teachers and separate children....there will be a curriculum for each child.
Henry C. Marrison 1940 ...the content of instruction without reference to instructional ways or means.
Dorris Lee and Murray Lee
1940 ...those experiences of the child which the school in any way utilizes or attempts to influence.
L. Thomas Hopkins
1941 The curriculum [is a design made] by all of those who are most intimately concerned with the activities of the life of the children while they are in school... a curriculum must be as flexibel as life and living. It cannot be made beforehand and given to pupils and teachers to install. [also
6
it]...represent those learning each child select, accepts, and incorporetes into himself to act with, in, and upon in subsequent experiences.
H. H. Giles, S. P. McCutchen, and A. N. Zechiel
1942 ...the curriculum is...the total experiences with which the school deals in educating young people
Harold Rugg 1947 [the curriculum is] the...stream of guided activities that constitutes the life of young people and theirs elders. [in a much earlier book, Rugg disapprovingly spoke of the traditional curriculum as one”...passing on descriptions of earlier cultures and to perpetuating dead languages nad abstract techniques which were useful to no more than a negligible fraction of our population.”]
Ralph Tyler 1949 ...learning take place through the experinces the learner has...”learning experinces”...[the curriculum consist of]...all of the learning of students which is planned by and directed by the school to attain its educational goals.
Edward A. Krug 1950 ...all learning experiences under the direction of the school.
B. Othanel Smith, W.O. Stanley, and J. Harlan Shores
1950 ...a sequences of potential experinces...set up in school for the purpose of disciplining children and youth in group ways of thinking and acting
Roland B. Faunce and Nelson L. Bossing
1951 ...those learning experiences that fundamental for all learners because they derive from (1) our common, individual drivers and needs and (2) our civil and social needs as participating members of a democratic society.
Authur E. Bestor 1953 The economic, political, and spiritual health of democratic state,,,requires of every man and women a variety of complex skill which rest upon sound knowledge of science, history, economic, philosophy, and other fundamental discplines...the fundamental discplines...have become, in the jargon of educationists, “sunject matter fields.” But a discpline is by no means the same as a subject matter field. The one is a way of thinking, the other a mere aggregation of facts.
Harold Alberty 1953 All of the activities that are provided for students by the school constitute its curriculum
George Beauchamp
1956 ...the design of a social group for the educational experiences of their children in school. [Dr.
7
Beauchamp reflects growing emphasis on group processes by the 1950s]
Philip H. phenix 1962 The curriculum should consist entirely of knowledge which comes from the disciplines [while] education should be conceived as guided recapitulation of the processes of inquiry which gave rise to the fruitful bodies of organized knowledge comprising the established disciplines.
Hilda Taba 1962 A curriculum is a plan for learning; therefore, what is known about the learning process and the development of the individual has beating on the shaping of a curriculum
John I. Goddlad 1963 A curriculum consists of all those learning intended for a student or group of student
Harry S. Broudy, B. Othanel Smith, and Joe R. Burnett
1964 ...modes og teaching are not, strictly speaking, a part of the curriculum [which] consist primarily of certain kinds of content organized into categories of instruction
J. Galen saylor and William M. Alexander
1966 and 1974
[the curriculum is]...all learning opportunities provided by the school...a plan for providing sets of learning opportunities to achieve broad educational goals and related specific objectives for an identifiable population served by single school center.
The Plowden Report (British)
1967 The curriculum, in the narrow sense, [consist of] the subjects studied,,,in the period 1898 to 1944...
Mauritz Johnson, Jr.
1967 ...a structured series of intended learning outcomes
W.J. Popham and Eva L. Baker
1970 ...alll planned learning outcomes for which the school is responsible
Daniel Tanner and laurel Tenner
1975 ...the planned and guided learning experiences and intended learning outcomes, formulated through the systematic reconstruction of knowledge and experiences under the auspices of the school, for the learner’s continuous and will full growth in personal-social competence
Donald E. Orlosky and B. Othanel Smith
1978 Curriculum is the substances of the school program, it is the content pupils are expected to learn
Peter F. Oliva 1982 Curriculum [is] the plan or program for all experiences which the learner encounters under the direction of the school.
8
Sumber : Definitional and Descriptive Statements of Curriculum, 1916-1982 (diadaptasi dari Curriculum in the New Millenium, 1993)
Pengertian kurikulum senantiasa berkembang terus sejalan
dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan. Dengan
beragamnya pendapat mengenai pengertian kurikulum, maka secara
teoretis kita agak sulit menentukan satu pengertian yang dapat
merangkum semua pendapat. Berdasarkan hasil kajian, diperoleh
beberapa dimensi pengertian kurikulum.
R. Ibrahim (2005) mengelompokkan kurikulum menjadi tiga
dimensi, yaitu kurikulum sebagai subtansi, kurikulum sebagai sistem,
dan kurikulum sebagai bidang studi. Dimensi pertama memandang
kurikulum sebagai rencana kegiatan belajar bagi siswa di sekolah atau
sebagai perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum dapat
juga menunjuk pada suatu dokumen yang berisi rumusan tentang
tujuan, bahan ajar, kegiatn belajar mengajar, jadwal dan evaluasi.
Suatu kurikulum juga dapat digambarkan sebagai dokumen tertulis
sebagai hasil persetujuan bersama antara penyusun kurikulum dan
pemegang kebijakan pendidikan dan masyarakat.
Dimensi kedua memandang kurikulum sebagai bagian dari
sistem persekolahan, sistem pendidikan dan bahkan sistem
masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur personalia
dan prosedur kerja bagaimana cara menyusun kurikulum,
melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Hasil dari
9
suatu sistem adalah tersusunnya suatu kurikulum dan fungsi dari
sistem kurikulum adalah memelihara kurikulum agar tetap dinamis.
Dimensi ketiga memandang kurikulum sebagai bidang studi,
yaitu bidang studi kurikulum. Hal ini merupakan kajian para ahli
kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Mereka yang
mendalami bidang kurikulum mempelajari konsep-konsep dasar
tentang kurikulum, melalui studi kepustakaan dan berbagai kegiatan
penelitia dan percobaan, sehingga menemukan hal-hal baru yang
dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum
Nana Syaodih Sukmadinata (2005) mengemukakan pengertian
kurikulum ditinjau dari tiga dimensi, yaitu sebagai ilmu, sebagai sistem
dan sebagai rencana. Kurikulum sebagai ilmu dikaji konsep, asumsi,
teori-teori dan prinsip-prinsip dasar tentang kurikulum. Kurikulum
sebagai sistem dijelaskan kedudukan kurikulum dalam hubungannnya
dengan sistem-sistem lain, komponen-komponen kurikulum, kurikulum
dalam berbagai jalur, jenjang, jenis pendidikan, manajemen kurikulum,
dan sebagainya. Kurikulum sebagai rencana diungkap beragam
rencana dan rancangan tau desain kurikulum. Rencana bersifat
menyeluruh untuk semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan atau
khusus untuk jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Demikian
pula, dengan rancangan atau desain, terdapat desain berdasarkan
konsep, tujuan, isi, proses, masalah, kebutuhan siswa.
10
Said Hamid Hasan (1988) mengemukakan bahwa pada saat
sekarang istilah kurikulum memiliki empat dimensi pengertian, dimana
satu dimensi dengan dimensi lainnya saling berhubungan. Keempat
dimensi kurikulum tersebut, yaitu : (1) kurikulum sebagai suatu
ide/gagasan; (2) kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang
sebenarnya merupakan perwujudan dari kurikulum sebagai ide; (3)
kurikulum sebagai suatu kegiatan yang sering pula disebut dengan
istilah kurikulum sebagai suatu realita atau implementasi kurikulum.
Secara teoritis, dimensi kurikulum ini adalah pelaksanaan dari
kurikulum sebagai suatu rencana tertulis; (4) kurikulum sebagai suatu
hasil yang merupakan konsekuensi dari kurikulum sebagai suatu
kegiatan.
Selanjutnya, bila kita merujuk pada dimensi pengertian yang
terakhir, maka dapat dengan mudah mengungkap keeempat dimensi
kurikulum tersebut dikaitkan dengan pengertian kurikulum.
a. Pengertian kurikulum dihubungkan dengan dimensi ide
Pengertian kurikulum sebagai dimensi yang berkaitan dengan ide
pada dasarnya mengandung makna bahwa kurikulum itu adalah
sekumpulan ide yang akan dijadikan pedoman dalam
pengembangan kurikulum selanjutnya. Pengertian-pengertian
kurikulum yang berkaitan dengan dimensi ini, diantaranya :
1) “...the content of intruction without refernce to instructional ways
or means” (Henry C. Marrison, 1940).
11
2) “...curriculum is the substance of the school program. It is the
content pupils are expected to learn” (Donald E. Orlosky and B.
Othanel Smith, 1978)
3) “...curriculum it self is a construct or concept, a verbalization of
an extremely complex idea or set of ideas” (Oliva, 1997).
b. Pengertian kurikulum dikaitkan dengan dimensi rencana
Makna dari dimensi kurikulum ini adalah sebagai seperangkat
rencana dan cara mengadministrasikan tujuan, isis dan bahan
pelejaran, serta cara yang digunakan untuk pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran guna mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Pengertian-pengertian kurikulum yang
berkaitan dengan dimensi ini, diantaranya :
1) “...A curriculum is a plan for learning; therefore, what is known
about the learning process and the development of the
individual has bearing on the shaping of curriculum” (Hilda
Taba).
2) “...all planned learning outcomes for which the school is
responsible” (W. Popham and Eva L. Baker, 1970).
3) “...the planned and guided learning experiences and intended
learning outcomes formulated through the systematic
reconstruction of knowledge and experiences of the school, for
12
learner’s continuous and will full growth in personal-social
competence” (Danial Tanner and Laurel Tanner, 1975).
c. Pengertian kurikulum dikaitkan dengan dimensi aktivitas
Pengertian kurikulum sebagai dimensi aktivitas memandang
kurikulum merupakan segala aktivitas dari guru dan siswa dalam
prose pembelajaran di sekolah. Pengertian-pengertian kurikulum
yang berkaitan dengan dimensi ini, diantaranya :
1) “...the curriculum [is a design, made] by all of those who are
most intimately concerned with the activities of the life of the
children while they are inschool...a curriculum must be as
flexibel as life and living. It cannot be made beforehand and
given to pupils and teachers to install. [also it/...represents those
learning each child selects, accepts, and incorporates into
himself to act with, in, and upon in subsequent experiences” (L.
Thomas Hopkins, 1941).
2) “[the curriculum is] the...stream of guided activities that
constitutes the life of young people and their elders. [in a much
earlier book, Rugg disapprovingly spoke of the traditional
curriculum as one...passing in description of earlier cultures and
to perpetuating dead languanges and abstract techniques which
were useful to no more than a negligible fraction of our
population” (Harold Rugg, 1947).
13
3) “All of the activities that are provided for student by the school
constitutes its curriculum” (Harold Alberty, 1953).
d. Pengertian kurikulum dikaitkan dengan dimensi hasil
Dedinisi kurikulum sebagai dimensi hasil memandang kurikulum itu
sangat memperhatikan hasil yang akan dicapai oleh siswa agar
sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan yang menjadi
tujuan dari kurikulum tersebut. Pengertian-pengertian kurikulum
yang berkaitan dengan dimensi ini, diantaranya :
1) “...a structured series of intended learning outcomes” (Mauritz
Johnson, Jr., 1967).
2) “Curriculum is defined as a plan for achieving intended learning
outcomes; a plan concerned with purposes, with what is to be
learned and with the result of instruction” (Unruh and Unruh,
1984).
3) “segala usaha yang dilakukan oleh sekolah untuk memperoleh
hasil yang diharapkan dalam situasi di dalam ataupun di luar
sekolah” (Hilda Taba dalam Nasution, 1993).
Adapun pandangan atau anggapan yang sampai saat ini
masih lazim dipakai dalam dunia pendidikan dan persekolahan di
negara kita, adalah kurikulum merupakan suatu rencana tertulis
yang disusun guna memperlancar proses pembelajaran. Hal ini
sesuai dengan rumusan pengertian kurikulum seperti yang tertera
dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
14
Pendidikan Nasional bahwa “ kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Dalam kerangka dasar kurikulum berbasis kompetensi, pengertian
kurikulum yang digunakan mengacu pada pengertian seperti tertera
dalam UU tersebut dengan penekanan pada rencana dan
pengaturan tentang kompetensi yang dibakukan untuk mencapai
tujuan nasional dan cara pencapaiannya disesuaikan dengan
keadaan dan kemampuan daerah dan sekolah/madrasah.
B. Fungsi Kurikulum
Apa sebenarnya fungsi kurikulum bagi guru, siswa, kepala
sekolah/pengawas, orang tua, dan masyarakat?. Pada dasarnya
kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau acuan. Bagi guru,
kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Bagi kepala sekolah dan pengawas, kurikulum
berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan supervisi atau
pengawasan. Bagi orang tua, kurikulum berfungsi sebagai pedoman
dalam membimbing anaknya belajar di rumah. Bagi masyarakat,
kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan
bagi terselenggranya proses pendidikan di sekolah. Sedangkan bagi
siswa, kurikulum berfungsi sebagai suatu pedoman belajar.
15
Berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi siswa sebagai subjek
didik, terdapat enam fungsi kurikulum, yaitu :
a. Fungsi penyesuaian (the adjustive or adaptive function)
Fungsi penyesuaian mengandung makna bahwa kurikulum sebagai
alat pendidikan harus mampu mengarahkan siswa agar memiliki
sifat well adjusted yaitu mampu menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.
Lingkungan itu sendiri sanantiasa mengalami perubahan dan
bersifat dinamis. Oleh karena itu, siswa pun harus memiliki
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang
terjadi pada lingkungannya.
b. Fungsi integrasi (the integrating function)
Fungsi intergrasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai ide
pendidikan harus mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh.
Siswa pada dasarnya merupakan anggota dan bagian integral dari
masyarakat. Oleh karena itu, siswa harus memiliki kepribadian
yang dibutuhkan untuk dapat hidup dan berintegrasi dengan
masyarakatnya.
c. Fungsi diferensiasi (the differentiating function)
Fungsi diferensiasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai
alat pendidikan harus mampu memberikan pelayanan terhadap
perbedaan individu siswa. Setiap siswa memiliki perbedaan, baik
16
dari aspek fisik maupun psikis yang harus dihargai dan dilayani
dengan baik.
d. Fungsi persiapan (the propaedeutic function)
Fungsi persiapan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai
alat pendidikan harus mampu mempersipkan siswa untuk
melanjutkan studi ke jenjang pendidikan berikutnya. Selain itu,
kurikulum juga diharapkan dapat mempersiapkan siswa untuk
dapat hidup dalam masyarakat seandainya karena sesuatu hal,
tidak dapat melanjutkan pendidikannya.
e. Fungsi pemilihan (the selective function)
Fungsi pemilihan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai
alat pendidikan harus mampu memberikan kesempatan kepada
siswa untuk memilih program-program belajar yang sesuai dengan
kemampuan dan minatnya. Fungsi pemilihan ini sangat erat
hubungannya dengan fungsi diferensiasi, karena pengakuan atas
adanya perbedaan individual siswa berarti pula diberikan
kesempatan bagi siswa tersebut untuk memilih apa yang sesuai
dengan minat dan kemapuannya. Untuk mewujudkan kedua fungsi
tersebut, kurikulum perlu disusun secara lebih luas dan bersifat
fleksibel.
f. Fungsi diagnostik (the diagnostic function)
17
Fungsi diagnostik mengandung makna bahwa kurikulum sebagai
alat pendidikan harus mampu menbantu dan mengarahkan siswa
untuk dapat memahami dan menerima kekuatan (potensi) dan
kelemahan yang dimilikinya. Apabila siswa sudah mampu
memahami kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan yang
ada pada dirinya, maka diharapkan siswa adapat mengembangkan
sendiri potensi kekuatan yang dimilikinya atau memperbaiki
kelemahan-kelemahannya.
C. Peranan Kurikulum
Kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah/madrasah
memiliki peranan yang sangat strategis dan menetukan pencapaian
tujuan pendidikan. Apabila dirinci secara lebih mendetail terdapat tiga
peranan yang dinilai sangat penting, yaitu peranan konservatif,
peranan kreatif, dan peranan kritis/evaluatif (Oemar Hamalik, 1990).
a. Peranan Konservatif
Peranan konservatif menekankan bahwa kurikulum dapat dijadikan
sebagai sarana untuk mentransmisikan nilai-nilai warisan budaya
masa lalu yang dianggap masih relevan dengan masa kini kepada
generasi muda, dalam hal ini para siswa. Peranan konservatif ini
pada hakikatnya menempatkan kurikulum yang berorientasi ke
masa lampau. Peranan ini sifatnya menjadi sangat mendasar,
disesuaikan dengan kenyataan bahwa pendidikan pada hakikatnya
merupakan proses sosial. Salah satu tugas pendidikan yaitu
18
mempengaruhi dan membina perilaku siswa sesuai dengan nilai-
nilai sosial yang hidup di lingkungan masyarakatnya.
b. Peranan kreatif
Perkembangan ilmu pengetahuan dan aspek-aspek lainnya
senantiasa terjadi setiap saat. Peranan kreatif menekankan bahwa
kurikulum harus mampu mengembangkan sesuatu yang baru
sesuai dengan perkembangan yang terjadi dan kebutuhan-
kebutuhan masyarakat pada masa sekarang dan masa mendatang.
Kurikulum harus mengandung hal-hal yang dapat membantu setiap
siswa mengembangkan semua potensi yang ada pada dirinya
untuk memperoleh pengetahuan-pengetahuan baru, kemampuan-
kemampuan baru, serta cara berpikir baru yang dibutuhkan dalam
kehidupannya.
c. Peranan kritis dan evaluatif
Peranan ini dilatarbelakangngi oleh adanya kenyataan bahwa nilai-
nilai dan budaya yang hidup dalam masyarakat senantiasa
mengalami perubahan, sehingga pewarisan nilai-nilai dan budaya
masa lalu kepada siswa perlu disesuaikan dengan kondisi yang
terjadi pada masa sekarang. Selain itu, perkembangan yang terjadi
pada masa sekarang dan masa mendatang belum tentu sesuai
dengan apa yang dibutuhkan. Oleh karena itu , peranan kurikulum
tidak hanya mewariskan nilai dan budaya yang ada atau
menerapkan hasil perkembangan baru yang terjadi, melainkan juga
19
memiliki peranan untuk menilai dan memilih nilai dan budaya serta
pengetahuan baru yang akan diwariskan tersebut. Dalam hal ini,
kurikulum harus turut aktif berpartisipasi dalam kontrol atau filter
sosial. Nilai-nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan dan
tuntunan msa kini dihilangkan dan diadakan modifikasi atau
penyempurnaan-penyempurnaan.
Ketiga peranan kurikulum diatas tentu saja harus berjalan
secara seimbang dan harmonis agar dapat memenuhi tuntunan
keadaan. Jika tidak, akan terjadi ketimpangan-ketimpangan yang
menyebabkan peranan kurikulum persekolahan menjadi tidak optimal.
Menyelaraskan ketiga peranan kurikulum tersebut menjadi tanggung
jawab semua pihak yang terkait dalam proses pendidikan, diantaranya
guru, kepala sekolah, pengawas, orang tua, siswa dan masyarakat.
Dengan demikian, pihak-pihak yang terkait tersebut idealnya dapat
memahami betul apa yang menjadi tujuan dan isi dari kurikulum yang
diterapkan sesuai dengan bidang tugas masing-masing
Selain itu, perkembangan yang terjadi pada masa sekarang
dan masa mendatang belum tentu sesuai dengan apa yang
dibutuhkan. Oleh karena itu, peranan kurikulum tidak hanya
mewariskan nilai dan budaya yang ada atau menerapkan hasil
perkembangan baru yang terjadi, melainkan juga memiliki peranan
untuk menilai dan memilih nilai dan budaya serta pengetahuan baru
yang akan diwariskan tersebut. Dalam hal ini, kurikulum harus turut
20
aktif berpartisipasi dalam kontrol dan filter sosial. Nilai-nilai sosial yang
tidak sesuai lagi dengan keadaan dan tuntunan masa kini dihilangkan
dan diadakan modifikasi atau penyempurnaan-penyempurnaan.
Ketiga peranan kurikulum di atas tentu saja harus berjalan secara
seimbang dan harmonis agar dapat memenuhi tuntunan keadaan.
Jika tidak, akan terjadi ketimpanagan-ketimpangan yang
menyebabkan peranan kurikulum persekolahan menjadi tidak optimal.
Menyelaraskan ketiga peranan kurikulum tersebut menjadi
tanggung jawab semua pihak yang terkait dalam proses pendidikan,
diantaranya guru, kepala sekolah, pengawas, orang tua, siswa dan
masyarakat. Dengan demikian, pihak-pihak yang terkait tersebut
idealnya dapat memahami betul apa yang menjadi tujuan dan isi dari
kurikulum yang diterapkan sesuai dengan bidang tugas masing-
masing
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian kurikulum diorganisasi mejadi dua, kurikulum adalah
sejumlah rencana isi yang merupakan sejumlah tahapan belajar yang
didesain untuk siswa dengan petunjuk institusi pendidikan yang isinya
berupa proses yang statis ataupun dinamis dan kompetensi yang
harus dimiliki. Selanjutnya, kurikulum adalah seluruh pengalaman di
bawah bimbingan dan arahan dari institusi pendidikan yang membawa
ke dalam kondisi belajar.
22
Konsep kurikulum meliputi; (1) sebagai substansi yang dipandang
sebagai rencana pembelajaran bagi siswa atau seperangkat tujuan
yang ingin dicapai; (2) sebagai sistem, merupakan bagian dari sistem
persekolahan, pendidikan, dan bahkan masyarakat; dan (3) sebagai
bidang studi, merupakan kajian para ahli kurikulum yang bertujuan
untuk mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum
Istilah kurikulum merujuk beberapa dimensi pengertian, dimana
setiap dimensi memiliki hubungan satu dengan yang lainnya. keempat
dimensi tersebut adalah; (1) kurikulum sebagai suatu ide; (2)
kurikulum sebagai suatu rencan tertulis yang sebenarnya merupakan
perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide; (3) kurikulum sebagai
aktivitas atau sering disebut juga kurikulum sebagai suatu realita,
yang secara teoritis merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai
rencana tertulis; (4) kurikulum sebagai hasil yang merupakan
konsekuensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan.
Kurikulum berperan dalam pencapaian tujuan pendidikan, yakni
(1) kurikulum peran konservatif, (2) kreatif, (3) kritis, dan (4) evaluatif.
B. Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan yaitu sebelum
merancang/menyusun suatu kurikulum, seharusnya harus diketahui
terlebih dahulu pengertian, dimensi, fungsi dan peranan kurikulum.
23