Pengertian Dan Definisi Akuntansi

download Pengertian Dan Definisi Akuntansi

of 23

description

Untuk SMA Kelas X

Transcript of Pengertian Dan Definisi Akuntansi

A. Pengertian dan Definisi Akuntansi

Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya.

Akuntansi berasal dari kata asing accounting yang artinya bila diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi digunakan di hampir seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk mengambil keputusan sehingga disebut sebagai bahasa bisnis.

Fungsi Akuntansi

Fungsi utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi. Dari laporan akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan sutu organisasi beserta perubahan yang terjadi di dalamnya. Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan satuan ukuran uang. Informasi mengenai keuangan sangat dibutuhkan khususnya oleh pihak manajer / manajemen untuk membantu membuat keputusan suatu organisasi.

- Laporan Dasar Akuntansi

Pada dasarnya proses akuntansi akan membuat output laporan rugi laba, laporan perubahan modal, dan laporan neraca pada suatu perusahaan atau organisasi lainnya. Pada suatu laporan akuntansi harus mencantumkan nama perusahaan, nama laporan, dan tanggal penyusunan atau jangka waktu laporan tersebut untuk memudahkan orang lain memahaminya. Laporan dapat bersifat periodik dan ada juga yang bersifat suatu waktu tertentu saja.

B. Sejarah AkuntansiSejarah akuntansi dimulai sejak manusia mengenal hitungan uang dan menggunakan catatan. Pada abad XIV perhitungan rugi laba telah dilakukan pedagang-pedagang Genoa dengan cara menghitung harta yang ada pada akhir suatu pelayaran dan dibandingkan pada saat mereka berangkatTonggak sejarah akuntansi dimulai pada tahun 1494 pada saat Lucas Paciolo {Lukas dari Burgos) menerbitkan buku ilmu pasti yang berjudul Suma de Arilhmalica, Proportioni et Proportionaiita. Dalam buku itu terdapat satu bab, berjudul Tractatus de Computis et Scriptorio. yang berisi cara-cara pembukuan menurut catatan berpasangan (double book keepingf).

-Sejarah Akuntansi dari abad ke abadPada akhir abad XV, sejalan dengan menurunnya pengaruh Romawi, pusat perdagangan bergeser ke Spanyol, Portugis, dan Belanda. Akibatnya, sistem akuntansi yang telah dikembangkan Romawi juga ikut berpindah dan digunakan di negara-negara tersebut. Sejak itu perhitungan rugi laba mulai dibuat secara tahunan yang kemudian mendorong dikembangkannya penyusunan neraca secara rutin pada akhir jangka waktu tertentu.Pada abad XIX revolusi industri di Eropa mendorong berkembangnya akuntansi biaya dan konsep penyusutan. Pada tahun 1930, New York Slock Exchange dan American Institute of Certified Public Accountant membahas dan menetapkan prinsip-prinsip akuntansi bagi perusahaan-perusahaan yang sahamnya terdaftar di bursa saham.Akuntansi mulai diterapkan di Indonesia sejak tahun 1642. Akan tetapi bukii yang jelas terdapat pada pembukuan Amphioen Societeit yang berdiri di Jakarta sejak 1747. Selanjutnya akuntansi di Indonesia berkembang setelah UU Tanam Paksa dihapuskan pada tahun 1870. Hal ini mengakibatkan munculnya para pengusaha swasta Belanda yang menanamkan modalnya di Indonesia, Mereka menerapkan sistem pembukuan seperti yang diajarkan Lucas Pacilo. Kemudian pada tahun 1907, di Indonesia diperkenalkan sistem pemeriksaan (auditing) untuk menyusun dan mengontrol pembukuan perusahaan.C. Pemakai Informasi Akuntansi danManfaatnya Secara umum Horngen dkk (1996 : 4 ) merumuskan pemakai dan manfaat informasi akuntansi dalam 3 kategori, yaitu : Manajer internal, yang menggunakan informasi untuk perencanaan jangka pendek dan pengendalian rutin operasi. Manajer internal, yang menggunakan informasi untuk membuat keputusan-keputusan non rutin (seperti investasi pada peralatan, penetapan harga produk dan jasa) dan memformulasikan seluruh kebijaksanaan/keseluruhan dan rencana-rencana jangka panjang. Pihak luar, seperti investor dan pemerintah yang berwenang yang menggunakan informasi untuk membuat keputusan tentang perusahaan. Sementara itu IAI (1994:3) mengelompokkan pemakai dan manfaat informasi akuntansi kedalam beberapa kelompok berikut : InvestorMereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah membeli, manahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. KaryawanKaryawan memerlukan informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan disamping kemampuan perusahaan untuk memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja. Pemberi pinjamanPemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan untuk memutuskan apakah pinjaman dan bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. Pemasok dan kreditor lainnyaMereka tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. PelangganPara pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenasi kelangsungan hidup perusahaan terutama bila terlibat dalam perjanjian dengan perusahaan. PemerintahMereka membutuhkan informasi untuk mengatur aktifitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar penyusunan statistik. MasyarakatMasyarakat dapat mengetahui kontribusi perusahaan dalam perekonomian nasional, trend dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktifitasnya.Pemakaian Informasi AkuntansiPihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi akuntansi dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Pihak Intern (InternUsers)Pemakai intern adalah manajer/pimpinan, yaitu orang yang bertanggungjawab terhadap perusahaan.Pimpinan perusahaan memerlukan informasi akuntansi sebagai dasar untuk membuat perencanaan, dan menentukan kebijaksanaan untuk masa yang akan datang, mengadakan pengawasan terhadap kegiatan-kegiatan perusahaan yang dikelolanya serta untuk mengetahui tingkat keberhasialan yang dicapainya. 2. Pihak Ekstern (ExternalUsers)a. Pemilik perusahaan/investorPemilik perusahaan memerlukan informasi akuntansi untuk mengetahui posisi keuangan, perkembangan perusahaan, prospek yang akan datang, serta ,menilai keberhasilan manajemen dalam mengelola perusahaan.b. Calon investorSebelum menanamkan modalnya, calon investor harus memilih perusahaan mana yang dapat memberikan keuntungan paling banyak.Untuk dapat mengetahui tingkat rentabilitas dan prospek masa yang akan datang, informasi akuntansi sangat diperlukan.c. Kreditur/calon krediturYang termasuk kreditur adalah lembaga-lembaga keuangan seperti bank dan lembaga keuangan bukan bank, serta suppier/leveransir yang melakukan penjualan secara kredit kepada perusahaan.Mereka memerlukan informasi keuangan untuk dapat mengetahui posisi dan prospek keuangan perusahaan, keadaan likuiditas dan solvabilitas perusahaan, sehingga risiko yang kan dipikul dapat dikurangi.d. PemerintahPemerintah memerlukan informasi akuntansi untuk menetapkan pajak.e. KaryawanDengan informasi akuntansi, karyawan dapat mengetahui prospek perusahaan untuk masa yang akan datang yang berkaiatan langsung dengan kesejahteraan.f. MasyarakatMasyarakat, terutama yang berada di sekitar perusahaan, berkepentingan terhadap perusahaan dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan dan manfaat social lainnya.D. Bidang Ahli Akuntansia. Teori akuntansib. Akuntansi biaya c. Pengauditan d. Sistem akuntansi e. Perpajakan f. Sistem informasi manajemen g. Akuntansi keuangan h. Ekonomi perusahaan Bidang profesi akuntan dapat digolongkan menjadi empat bagian, yaitu : 1. Akuntan Publik Akuntan publik adalah sebuah profesi yang membuka praktik untuk melayani kebutuhan masyarakat atau pihak-pihak yang membutuhkan keahliannya dengan menerima honor. Tugas seorang akuntan publik, antara lain sebagai pemeriksa (audit) yang meliputi penyusunan sistem akuntansi, memberikan penyempurnaan organisasi perusahaan, dan memberi nasihat-nasihat lain yang berkaitan dengan masalah ekonomi perusahaan, misalnya membuat budget dan feasibility study untuk memperoleh kredit. 2. Akuntan Swasta Akuntan swasta adalah akuntan yang bekerja di perusahaan-perusahaan swasta sebagai penasihat atau pembantu tugas-tugas pemilik atau pemimpin perusahaan yang bersangkutan. Tugas akuntan swasta adalah mengatur pencatatan, membuat laporan keuangan, dan membuat sistem akuntansi perusahaan dan pemeriksaan intern. 3. Akuntan Pemerintah Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada badan-badan pemerintah terutama bertugas mengawasi keuangan milik negara. Badan yang sangat membutuhkan jasa akuntan pemerintah, antara lain Bada Pemeriksa Keuangan Negara dan Direktorat Akuntan Negara. 4. Akuntan Pendidik Akuntan pendidik adalah akuntan yang menjadi tenaga pengajar diperguruan tinggi dan bertugas mengembangkan pendidikan akuntansi. Mereka umumnya tidak semata-mata mengajar, tetapi merangkap dengan pekerjaan lain, misalnya dengan membuka praktik untuk melayani kebutuhan masyarakat atau pihak-pihak yang membutuhkan keahliannya. E. DASAR HUKUM AKUNTANSI Undang-Undang No. 9 th.1969 Tiap-tiap orang menjalankan perusahaan wajib menyelenggarakan pembukuan 2. Undang-Undang No. 6 th. 1983 Orang pribadi atau badan hukum (perusahaan) yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas di Indonesia wajib menyelenggarakan pembukuan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) PASAL 6, Ayat 1 : Setiap orang yang menyelenggarakan suatu perusahaan diwajibkan membuat catatan-catatan dengan cara demikian, sehingga sewaktuwaktu dapat diketahui segala hak dan kewajibannya Ayat 2: Dari tahun ke tahun dalam waktu 6 bulan yang pertama dari tiap-tiap tahunnya, ia diwajibkan menandatangani sendiri sebuah Neraca yang tersusun sesuai dengan kebutuhan perusahaan tsb Ayat 3 : Ia diwajibkan menyimpan selama 30 tahun untuk buku-buku dan dokumen sumber yang bersangkutan, dan iapun diharuskan menyimpan surat-surat kawat dan surat-surat lainnya selama 10 tahun Standar Akuntansi Keuangan(SAK)

Pengertian SAKStandar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan keuangan agar terjadi keseragaman dalam penyajian laporan keuangan. Berikut ini penjelasan dari macam-macam SAK tersebut :1. PSAK-IFRSPSAK-IFRS diterapkan secara utuh pada tahun 2012. Saat ini masih dalam proses konvergensi. Proses ini melalui tahap adopsi pada tahun 2008-2010 kemudian tahun ini memasuki tahap persiapan akhir sebelum tahap implementasi di tahun 2012.Pada PSAK ini wajib diterapkan untuk entitas dengan akuntabilitas public seperti : Emiten, perusahaan publik, perbankan, asuransi, dan BUMN. Tujuan dari PSAK ini adalah memberikan informasi yang relevan bagi user laporan keuangan.IFRS Indonesia mengadopsi IFRS karena Indonesia adalah bagian dari IFAC yang sudah pasti harus mematuhi SMO(Statement Membership Obligation) yang menjadikan IFRS sebagai accounting standard. Selain itu konvergensi IFRS adalah kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai anggota G20 Forum. Pada pertemuan pemimpin G20 di Wahington DC, pada 15 November 2008 didapati hasil : Strengthening Transparency and Accountability yang kemudian pada 2 April 2009 di London pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan untuk : Strengthening Financial Supervision and Regulationto call on the accounting standard setters to work urgently with supervisors and regulators to improve standards on valuation and provisioning and achieve a single set of highquality global accounting standards.MANFAAT IFRSManfaat dari penerapan IFRS sebagai berikut :1. Meningkatkan daya banding laporan keuangan2. Memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal Internasional3. Menghilangkan hambatan arus modal Internasional dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan4. Mengurangi biaya pelaporan keuangan perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para analis5. Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju best practiceJadi walaupun Indonesia harus menyesuaikan standard keuangan dengan IFRS namun hal ini akan mempermudah untuk pelaporan keuangan meskipun aka nada perubahan-perubahan dalam penyusunan laporan keuangan itu sendiri yang bersifat menyuluruh.Karakter IFRSIFRS menggunakan Principles Base yaitu : Lebih menekankan Interpretasi dan aplikasi atas standar sehingga harus berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut Standard membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi Membutuhkan professional judgement pada penerapan standard akuntansi.IFRS juga menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar aktif harus melakukan penilaian sendiri atau menggunakan jasa penilai. Selain itu IFRS mengharuskan pengungkapan(disclosure) yang lebih banyak baik kwantitatif maupun kualitatif.2.SAK-ETAPSAK ETAP adalah Standard akuntansi keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. ETAP yaitu Entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan serta menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal.ETAP menggunakan acuan IFRS untuk Small Medium Enterprises. SAK-ETAP diterbitkan pada tahun 2009 dan berlaku efektif 1 Januari 2011 dan dapat diterapkan pada 1 Januari 2010. SAK ini diterapkan secara retrospektif namun jika tidak praktis dapat diterapkan secara prospektif yang berarti mengakui semua asset dan kewajiban sesuai SAK ETAP juga tidak mengakui asset dan kewajiban jika tidak diizinkan oleh SAK-ETAP, selain itu Mereklasifikasi pos-pos yang sebelumnya menggunakan PSAK lama menjadi pos-pos sesuai SAK-ETAP juga menerapkan pengukuran asset dan kewajiban yang diakui SAK ETAP.Manfaat SAK ETAPDengan adanya SAK ETAP diharapkan perusahaan kecil dan menangah dapat untuk menyusun laporan keuangannya sendiri juga dapat diaudit dan mendapatkan opini audit, sehingga perusahaan dapat menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana untuk pengembangan usahanya.Manfaat lain dari SAK ETAP antara lain :1. Lebih mudah implementasinya dibandingkan PSAK-IFRS karena lebih sederhana2. Walaupun sederhana namun tetap dapat memberikan informasi yang handal dalam penyajian laporan keuangan3. Disusun dengan mengadopsi IFRS for SME dengan modifikasi sesuai dengan kondisi di Indonesia serta dibuat lebih ringkas4. SAK ETAP masih memerlukan profesional judgement namun tidak sebanyak untuk PSAK-IFRS5. Tidak ada perubahan signifikan dibandingkan dengan PSAK lama, namun ada beberapa hal yang diadopsi/modifikasi dari IFRS/IASSAK ETAP terdiri dari 30 Bab dan daftar istilah yang mempermudah untuk memahami SAK ini.3. PSAK SyariahPSAK Syariah digunakan oleh entitas yang melakukan transaksi syariah baik entitas lembaga syariah maupun lembaga non syariah. Dalam PSAK Syariah ini pengembangan dilakukan dengan model PSAK umum namun psak ini berbasis syariah dengan acuan fatwa MUI.PSAK Syariah berada dalam PSAK 100-106 yang terdiri dari :1. Kerangka Konseptual2. Penyajian Laporan Keuangan Syariah3. Akuntansi Murabahah4. Musyarakah5. Mudharabah6. Salam7. Istishna4. SAPSAP adalah Standar Akuntansi Pemerintah yang diterbitkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. SAP ini ditetapkan sebagai PP(Peraturan Pemerintah) yang diterapkan untuk entetitas pemerintah dalam menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).SAP diterapkan dengan PP Nomor 24 Tahun 2005 tanggal 13 Juni 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (PP SAP). Penyusunan SAP melalui tahapan-tahapan seperti :1. Identifikasi Topik untuk Dikembangkan Menjadi Standar2. Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) di dalam KSAP3. Riset Terbatas oleh Kelompok Kerja4. Penulisan draf SAP oleh Kelompok Kerja5. Pembahasan Draf oleh Komite Kerja6. Pengambilan Keputusan Draf untuk Dipublikasikan7. Peluncuran Draf Publikasian SAP (Exposure Draft)8. Dengar Pendapat Terbatas (Limited Hearing) dan Dengar Pendapat Publik (Public Hearings)9. Pembahasan Tanggapan dan Masukan Terhadap Draf Publikasian10. Finalisasi StandarJadi SAP disusun hanya untuk instalasi kepemerintahan baik pusat maupun daerah untuk menyusun laporan keuangan dalam pemerintahan. Dan diharapkan dengan adanya SAP maka akan ada transparansi, parisipaso dan akuntabilitas pengelolaan keuangan Negara sehingga dapat mewujudkan pemerintahan yang baik.

Penggolongan Perusahaan Penggolongan perusahaan dapat dibedakan berdasarkan hal-hal berikut:

1. Berdasarkan kegiatannya atau menurut operasinya, perusahaan digolongkan sebagai berikut:

a. Perusahaan jasa adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa/menjual jasa.Contoh: Bioskop, rumah sakit, sekolah, bengkel, KAI, Garuda, DAMRI, Pelni.b. Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan utamanya membeli barang jadi dan mejualnya kembali tanpa mengolah lebih lanjut dengan harapn mendapat laba.Contoh: toko swalayan, Carefour.c. Perusahaan industri adalah perusahaan yang kegiatan utamanya mengolah bahan baku menjadi bahan jadi kemudian menjual hasil pengolahan tersebut.Contoh: pabrik roti dan pabrik tekstil, PT.Djarum

2. Berdasarkan bedan hukumnya, perusahaan dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Perusahaan perseorangan adalah perusahaan yang dimiliki oleh satu orang saja dan mempunya tanggung jawab penuh terhadapt seluruh kegiatan perusahaan termasuk dalam hal utang piutang.Contoh: Tokob. Persekutuan Firma dan CV (Commandiataere Vennotschap) adalah perusahaan yang kepemilikan modalnya terdiri atas dua orang atau lebih. Jika pemilik modal turut bekerja dalam perusahaan disebut sekutu/anggota aktif, dan jika pemilik modal tidak bekerja pada perusahaan tersebut dusebut sekutu/anggota pasif.c. Perseroan Terbatas (PT) adalah suatu bentuk badan usaha yang memperoleh modal dari suatu sero (saham). Pemilik saham dinamakan Persero. Setiap persero memiliki satu saham atau lebih. Mereka bertanggung jawab hanya sebatas besar modal yang ditanamkan dalam perusahaan.PT mempunyai hak dan kewajiban yang terbatas. Pengertian "terbatas" di sini termasuk membayar utang dan kewajiban lain terbatas hanya sebesar modal (saham) yang dimilikmya. Pendirian suatu PT harus dibuat di hadapan notaris dan disahkan oleh mentri kehakiman, lalu didaftarkan kepada pengadilan negeri yang diumumkan dalam berita cerita (Lembaga Negara). Adapun kekuasaan tertinggi dalam PT berasal dari rapat pemegang saham. Kegiatan operasinya diseraahkan kepada dewan direksi. Biasanya pimpinan tertinggi dalam PT berasal dari pemilik saham (Persero). Kadang-kadang pimpinan tertinggi ini dijabat oleh orang luar setelah diberi kekuasaan untuk mengolah PT. Jika PT memperoleh laba, para persero akan memperoleh hasil dari bagian laba tersebut (Deviden). Pemilik saham yang besar akan memperoleh deviden yang besar.d. Koperasi menurut undang-undang Bo. 25 tahun 1992.Yang dimaksud dengan koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang, atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya pada prinsio koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berlandaskan asas kekeluargaan.Tujuan didirikan koperasi adalah untuk mensejahterakan khusunya para anggota dan masyarakat pada umunya, sekaligus turut serta membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Koperasi memperoleh dana dari:1. Simpanan pokok, yang dibayar pada saat tercatat sebagai anggota.2. Simpanan wajib, yang dibayar dalam waktu-waktu tertentu, sesuai dengan anggran dasar.3. Simpanan sukarela, yang diabayr secara sukarela.4. Pinjaman dari luar, misalnya dari induk koperasi, bank, dan sebagainya.Kekuasaa yang tertinggi berada berada pada hasil Rapat Anggota Tahunan (RAT), pengurus koperasi diangkat melalui rapat anggota dan bertanggung jawab kepada anggota koperasi. Keuntungan yang diperoleh oleh koperasi disebut Sisa Hasil Usaha (SHU), dan SHU akan dibagikan kepada anggota sesuai dengan aturan yang berlaku. KONSEP DASAR AKUNTANSI

DefinisiAkuntansi adalah teknik yang menggambarkan proses pencatatan, pengelompokan dan pengikhtisaran sehingga dapat digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak internal dan pihak eksternal dalam sebuah perusahaan. Faktor pendukung dalam proses akuntansi diantaranya meliputi jurnal/jurnal khusus sebagai tempat dicatatnya transaksi, buku besar sebagai tempat postingan dari jurnal, Neraca saldo sebagai tempat mencatat seluruh saldo di buku besar, Neraca lajur sebagai tempat pengikhtisaran seluruh rekening agar menghasilkan laporan keuangan yang akurat.

Konsep Dasar Akuntansia. Kesatuan akuntansi artinya akuntansi harus diselenggarakan sesuai ruang lingkup kepentingannya. Misalnya: Pemilik tidak boleh membebankan biaya pembelian sembako untuk keperluan keluarga ke dalam akuntansi. b. Kesinambungan artinya akuntansi diselenggarakan dengan asumsi akan terus melakukan usahanya dan tanpa bermaksud akan dibubarkan. Betapa ruginya jika anda mengeluarkan modal besar, tapi tiba-tiba perusahaan anda gulung tikar, tentu mubazir bukan. Lakukanlah riset sebelum menjalankan usaha anda. c. Pengukuran artinya semua kejadian dan transaksi dalam akuntansi dinilai dalam bentuk uang.

1. Konsep Entitas Bisnis (Entity Theory) Dalam konsep ini bisnis perusahaan sebagai suatu organisasi bisnis diperlakukan berbeda atau secara hukum terpisah dengan pemilik dari bisnis tersebut. Hal ini termasuk bahwa transaksi-transaksi dalam bisnis tersebut harus dijaga secara keseluruhannya agar terpisah dari urusan pribadi dari seorang pemiliknya. Namun, diperbolehkan bagi seorang pemilik untuk dapat memperoleh informasi yang benar mengenai kondisi perusahaannya. Business entity concept atau dalam literatur-literatur teori akuntansi dikenal dengan entity theory digagas oleh William A Paton, seorang professor dari Universitas Michigan. Ditegaskan olehnya, bahwa dengan adanya entity theory, perusahaan dengan pemiliknya menjadi terpisah. Kepemilikan aset dimiliki oleh perusahaannya, dan antara kewajiban dengan pemegang ekuitas oleh investor dalam aset tersebut merupakan hak yang berbeda. Atas dasar konsep ini, maka dapat dirumuskan dalam posisi keuangan atau neraca bahwa aset sama dengan jumlah kewajiban ditambah dengan ekuitas pemilik. Konsep ini menurut Suwardjono (2005) mempersonifikasi badan usaha sebagai orang yang dapat melakukan perbuatan hukum dan ekonomi, misalnya dalam pembuatan kontrak dan kepemilikan aset. Menurutnya, sebagai konsekuensi dari konsep entitas, hubungan antara entitas dengan pemilik dipandang sebagai hubungan bisnis terutama dalam hak dan kewajiban atau utang piutang. Meskipun antara perusahaan dengan pemiliknya terpisah, namun pemilik tetap berhak atas keuntungan yang harus diberikan oleh perusahaan dalam bentuk dividen. Laba bersih yang diperoleh dengan demikian bukanlah semerta-merta adalah hak dari pemilik perusahaan. Diperlukan proses dalam menentukan untuk dapat ditentukan kebijakan distribusi laba dalam bentuk dividen atau mengambil kebijakan untuk menahan laba, yang dikenal dengan laba ditahan yang ditambahkan pada ekuitas pada posisi keuangan. Yang secara substansi juga menambah kekayaan dari pemilik perusahaan itu sendiri. Dalam hubungan antara perusahaan dengan pemilik ini memang perlu pengkajian apakah entity theory selamanya menjadi relevan pada semua bentuk bisnis. Sebab pada tiap bentuk bisnis, tetap ada keinginan pemilik untuk menjadi bagian dari manajemen dan mengoperasikan bisnisnya tersebut. Namun, American Accounting Association (AAA) yang dikutip Wolk, Francis, dan Tearney (1991) dalam bukunya Accounting Theory: a Conceptual and Institutional Approach menyatakan bahwa:Although the entity theory provides a good description of the relationship between the firm and its owners, its duality relative to income and owners equity in the traditional form has probably been responsible for fact that its precepts have not taken a strong hold in committee reports and release of various accounting bodies. (hlm 132)

Suwardjono (1986) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan konsep entitas bisnis (business entity concept) memberikan konsekuensi bahwa laporan keuangan merupakan pertanggungjawaban perusahaan dan bukanlah pertanggungjawaban pemilik, maka dengan demikian pendapatan dan biaya dipandang sebagai perubahan dalam kekayaan perusahaan bukannya perubahan dalam kekayaan pemilik. Sebagai implikasi dalam administrasi perusahaan yang baik, Suwardjono (1986) menyatakan bahwa menjadi hal yang sangat penting untuk memisahkan transaksi perusahaan dan transaksi pribadi. Dalam administrasi lainnya, terutama dalam memperlakukan biaya, semua biaya yang secara nyata terjadi dalam perusahaan adalah tepat untuk dicatat pertama kali sebagai bagian dari total kekayaan (aset atau aktiva) perusahaan. Jadi, biaya pendirian perusahaan, biaya emisi saham, dan biaya yang ada hubungannya dengan hal tersebut adalah unsur aktiva perusahaan,(Suwardjono, 1986, hlm.5). Yang jelas konsep ini mendapat legitimasi dengan diakuinya dalam bentuk badan usaha Perseroan Terbatas (PT) secara hukum.

2. Konsep Pengukuran Uang (Money Measurement Concept) Konsep ini mengandung pengertian bahwa uang merupakan alat ukur umum dan paling tepat dalam aktivitas ekonomi dan menjadi dasar yang tepat pula bagi pengukuran analisis akuntansi. Dalam pencatatan, unit moneter yang diwakili oleh uang sangat relevan, sederhana, tersedia secara universal, dapat dipahami dan berguna. Secara umum, dengan adanya uang sebagai alat ukur, menjadikan penyajian akuntansi dengan unit moneter lebih dapat terkomunikasikan atas informasi sumber daya ekonomi yang dimiliki dan tersaji dalam bentuk informasi kuantitatif. Hal inilah yang membuat pengguna laporan keuangan lebih dapat melihat objektifitas informasi sumber daya ekonomi bagi perusahaan untuk dapat membuat keputusan ekonomi yang rasional. Sebenarnya dalam konteks ekonomi, kehadiran uang sebagai alat tukar (medium of exchange) karena sistem ekonomi tidak lagi menganut sistem ekonomi non-barter. Hasilnya, uang saat ini sebagai standar utama dalam menilai dan sebagai hal yang pokok dalam proses pengukuran. Dengan demikian, laporan keuangan disajikan dengan unit moneter yang disesuaikan dengan jenis mata uang suatu Negara di mana perusahaan tersebut beroperasi. Dalam pokok pikiran Paton dan Littleton, Suwardjono (1986) mengemukakan bahwa satu-satunya data yang pasti yang dapat diperoleh untuk menunjukkan adanya transaksi pertukaran secara objektif dan untuk menyatakan transaksi pertukaran tersebut secara homogen adalah jumlah satuan uang yang terlibat dalam pertukaran. Maka, data tersebut merupakan bahan olah dasar akuntansi. 3. Konsep Kelangsungan Usaha (Going Concern) Postulat kelangsungan usaha (going concern) mengasumsikan bahwa perusahaan akan terus berlanjut sampai waktu yang tidak ditentukan. Implikasi asumsi ini, pada keadaan luar biasa, nilai laporan likuidasi untuk aset dan ekuitas adalah pelanggaran atas konsep atau asumsi dasar ini. Sebab asumsi kelangsungan usaha mengasumsikan bahwa perusahaan akan mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka panjang dan tidak untuk dilikuidasi dalam jangka pendek. Belkaoui (1992) menambahkan bahwa dengan adanya konsep ini (going concern) entitas akan melanjutkan operasinya cukup lama untuk mewujudkan proyek-proyeknya, komitmen, dan kegiatan yang sedang berlangsung. Mengambil pokok pikiran Paton dan Littleton, Suwardjono (1986) berpendapat mengenai konsep ini bahwa data keuangan terus terjadi setiap waktu akibat aliran kegiatan yang berlangsung terus dalam perusahaan dan validitas data keuangan yang dilaporkan pada waktu tertentu seringkali harus diuji dengan jalannya kejadian pada waktu yang akan datang. Maka menurutnya, data keuangan yang dituangkan dalam laporan keuangan harus dianggap bersifat sementara dan bukannya bersifat final. Secara jelas Suwardjono (2005) menyatakan:Konsep ini menyatakan bahwa kalau tidak ada tanda-tanda, gejala-gejala, atau rencana pasty di masa datang bahwa kesatuan usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi, maka akuntansi menganggap bahwa kesatuan usaha tersebut akan berlangsung terus sampai waktu yang tidak terbatas.(hlm.223)

Dasar pikiran adanya konsep kontinuitas usaha, Paton & Littleton yang dikutip Suwardjono (1986) didasarkan karena pertimbangan kepraktisan dan kemudahan dalam pelaksanaan akuntansi oleh karena jalannya operasi perusahaan di masa mendatang tidak dapat diduga secara pasti. Konsep ini berimplikasi terhadap laporan-laporan periodik. Selama perusahaan merupakan wadah aliran kegiatan yang tidak terputus-putus, maka proses pemenggalan aliran kegiatan ke dalam periode-periode fiskal atau akuntansi (yang merupakan periode laporan keuangan) berakibat memutus hubungan kegiatan yang saling berkaitan antara periode yang satu dengan yang lainnya. Alasan lainnya adalah karena dalam menghadapi ketidakpastian kelangsungan usaha, maka akuntansi menganut konsep ini atas dasar penalaran bahwa harapan normal atau umum pendirian perusahaan adalah untuk berlangsung terus dan berkembang, bukan untuk mati atau dilikuidasi.

4. Konsep Dua Aspek Akuntansi Di bawah konsep ini, pada setiap dan masing-masing transaksi dibagi ke dalam dua aspek. Salah satu aspek berhubungan dengan penerimaan atas suatu manfaat tertentu sedangkan aspek yang lain berhubungan dengan pemberian atas manfaat tersebut. Misalnya, ketika mesin yang telah dibeli oleh perusahaan, mesin memberikan manfaat untuk dapat memproduksi barang atau jasa. Untuk memiliki mesin tersebut perusahaan harus membayar sejumlah uang kepada supplier mesin. Dengan demikian setiap transaksi bisnis berkaitan dengan dua aspek yang tidak terpisahkan dan kedua aspek tersebut dicatat tanpa terkecuali. Konsep dual aspect ini mendasarkan pada kaidah bahwa untuk setiap kegiatan bisnis selalu memiliki persamaan dan reaksi sebaliknya. Menurut konsep ini aset perusahaan akan sama dengan kewajiban ditambah modal. Anthony, Hawkins dan Merchant yang dikutip Suwardjono (2005) mengemukakan bahwa sebenarnya konsep dua aspek akuntansi (sistem berpasangan) merupakan turunan dari konsep kesatuan usaha. Hubungan bisnis antara manajemen dan pemilik mengakibatkan manajemen harus selalu mempertanggungjawabkan aset yang telah dan sedang dikelolanya serta menyajikan sumber aset tersebut.

5. Konsep KosPada dasarnya penggunaan prinsip ini karena perusahaan memiliki kepentingan untuk menentukan nilai jual dari setiap aset setiap kali perusahaan ingin menilai laba yang diperolehnya. Di mana penilaian dengan cara yang lain akan mengakibatkan munculnya subjektifitas sehingga berdampak pada informasi keuangan yang bias. Namun, dalam standar akuntansi keuangan pun jika hal tersebut menjadi tidak relevan, maka diperkenankan menilai dengan nilai wajar sebagai basis pengukurannya. Menurut konsep ini semua transaksi dicatat dalam buku akun senilai dengan harga pembelian. Misalnya, jika bangunan dibeli dengan harga US$ 75,000 yang mana secara aktual seharga US$ 100,000, maka dalam buku akun dicatat dengan nilai harga pembelian, yakni US$ 75,000. Sebagai tambahan, Suwardjono (1986) dalam pokok pikiran Paton & Littleton, menyatakan mengenai konsep ini dengan berimplikasi kepada biaya menjadi bagian penting dari total upaya yang dikorbankan dalam memproduksi dan menjual barang atau jasa. Pada tiap jenis biaya tersebut dapat digabung-gabungkan berdasarkan divisi operasi (departemen), bagian dari produk, atau interval waktu seolah-olah biaya-biaya tersebut mempunyai daya saling mengikat sebagaimana data ikat yang dimiliki benda fisik.

6. Konsep Periode Akuntansi Meskipun akuntansi juga berasumsi bahwa bisnis akan tetap ada selama jangka waktu yang lama dan tidak ditentukan, penting untuk dipantau akun atau pencatatan dengan keterangan yang jelas untuk periode bisnis yang ditujukan untuk mengetahui hasil operasi bisnis dan disajikan posisi keuangan untuk periode tersebut. Biasanya pencatatan dipersiapkan untuk periode satu tahun yang mana boleh jadi sesuai dengan kalender tahunan sebagai tahun laporan keuangan. Konsep perioda menyatakan bahwa akuntansi memperhitungkan laba dengan periode waktu sebagai takarannya dan bukan angkatan produk, (Suwardjono, 2003, hlm 101). Lanjut Suwardjono (2003) bahwa sebagai implikasi dari konsep ini adalah akuntansi menentukan laba dengan menandingkan atau mengasosiasi pendapatan periode dengan biaya yang dianggap menciptakan pendapatan untuk periode tersebut. Jadi, biaya dianggap sebagai upaya untuk menghasilkan pendapatan dengan waktu sebagai takaran penandingan, (Suwardjono, 2003: hlm. 101).

7. Konsep Penandingan (Matching Concept) Dalam akuntansi dikenal prinsip matching concept. Di mana yang dimaksud dari prinsip ini adalah dengan diakuinya beban bukan pada saat pengeluaran kas telah terjadi atau telah dibayarkan. Namun, diakui ketika suatu produk atau jasa secara aktual memberikan kontribusi terhadap pendapatan. Pendapatan suatu periode harus dibebani dengan biaya-biaya yang secara ekonomis berkaitan dengan produk yang menghasilkan pendapatan tersebut,(Suwardjono, 1986, hlm 116). Hal ini memungkinkan adanya biaya yang ditangguhkan dan diperlakukan sebagai aset pada posisi keuangan atau neraca. Meskipun dalam kenyataannya biaya ditangguhkan tersebut tidak memberikan manfaat ekonomi di masa depan. Expenses are defined as costs that expire as a result of generating revenues, (Wolk, Francis, Tearney, 1991, hlm. 124). Bahwa beban ditentukan sebagai upaya untuk memperoleh penghasilan atau pendapatan. Proses pengakuan beban untuk kategori seperti depresiasi, harga pokok produk atau penjualan, bunga dan biaya ditangguhkan disebut dengan konsep penandingan ini (matching concept). Konsep matching berimplikasi pada biaya diakui secara adil dan secara wajar untuk mengakui pendapatan. Wolk, Francis, dan Tearney (1991) menyatakan bahwa konsep matching dengan demikian memiliki dua aspek:First, the historical cost approach often tends to substantially understate expense measurements relative to the value of expired-asset service. Second, the systematic and rational method employed under generally accepted accounting principles tend to be extremely arbitrary: a particular problem can be handled in more than one way. (hlm. 124)

Suwardjono (2003) mengatakan bahwa konsep penandingan merupakan implikasi dari adanya konsep periode akuntansi. Penandingan (matching) dilakukan untuk menentukan laba periode tersebut, sehingga pendapatan periode tersebut ditandingkan dengan biaya-biaya yang dianggap menciptakan pendapatan tersebut. Maka, biaya dengan demikian merupakan upaya untuk menghasilkan pendapatan dengan waktu sebagai takaran penandingannya.

8. Konsep Upaya dan Hasil (Effort and Accomplishment) Lebih lanjut dalam konsep penandingan (matching concept) yang berimplikasi pula pada konsep upaya dan hasil dalam akuntansi, memberikan implikasi bahwa biaya adalah upaya dalam rangka memperoleh hasil yang dalam hal ini disebut pendapatan. Secara konseptual, pendapatan timbul karena biaya bukan sebaliknya pendapatan menanggung biaya, (Suwardjono, 2005, hlm. 234). Artinya pendapatan sudah dapat diakui meskipun belum terealisasi karena adanya pengeluaran atau upaya entitas dalam melakukan kegiatan produktifnya. Dalam pokok pikiran Paton & Littleton, Suwardjono (1986) juga menyatakan bahwa jikalau jumlah rupiah yang diperhitungkan dalam pembelian barang dan jasa digunakan untuk mengukur upaya untuk memperoleh hasil. Dan jumlah rupiah tersebut yang diperhitungkan dalam penjualan barang dan jasa digunakan untuk mengukur hasil yang diperoleh, maka persoalan utama akuntansi adalah menandingkan biaya (sebagai representasi upaya) dan pendapatan (sebagai representasi hasil) periodik sebagai pembacaan alat duga untuk mengetahui pengaruh upaya yang dikorbankan terhadap hasil.d. 2.PENGGOLONGAN TRANSAKSI KEUANGAN

Transaksi keuangan InternalAdalah transaksi yang terjadi secara internal tanpa melibatkan pihak dari luar perusahaan.Contohnya adalah pemakaian perlengkapan, dan jumlah piutang tak tertagih.Transaksi keuangan EksternalAdalah transaksi yang dilakukan oleh perusahaan dengan pihak laindiluar perusahaan.Contohnya adalah pembelian peralatan. Berbeda dengan transaksi internal, dalam transaksi ini terjadi proses pertukaran barang atau jasa.ransaksi adalah kejadian-kejadian dalam kegiatan ekonomi yang dapat mempengaruhi kekayaan perusahaan.

()

Transaksi keuangan InternalAdalah transaksi yang terjadi secara internal tanpa melibatkan pihak dari luar perusahaan.Contohnya adalah pemakaian perlengkapan, dan jumlah piutang tak tertagih.Transaksi keuangan EksternalAdalah transaksi yang dilakukan oleh perusahaan dengan pihak laindiluar perusahaan.Contohnya adalah pembelian peralatan. Berbeda dengan transaksi internal, dalam transaksi ini terjadi proses pertukaran barang atau jasa. ransaksi adalah kejadian-kejadian dalam kegiatan ekonomi yang dapat mempengaruhi kekayaan perusahaan.

()

Transaksi keuangan InternalAdalah transaksi yang terjadi secara internal tanpa melibatkan pihak dari luar perusahaan.Contohnya adalah pemakaian perlengkapan, dan jumlah piutang tak tertagih.Transaksi keuangan EksternalAdalah transaksi yang dilakukan oleh perusahaan dengan pihak laindiluar perusahaan.Contohnya adalah pembelian peralatan. Berbeda dengan transaksi internal, dalam transaksi ini terjadi proses pertukaran barang atau jasa.5. KODE AKUN Untuk mempermudah pencatatan, sebaiknya akun tersebut disusun sedemikian rupa dan diberi nomor/kode. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian nomor atau kode akun, yaitu kode akun dibuat secara sederhana dan mudah untuk diingat, kode akun harus digunakan secara konsisten, dan jika ada penambahan akun baru, usahakan jangan sampai mengubah kode yang sudah ada.

1.Kode NumerikKode numerik adalah cara pemberian kode akun dengan menggunakan nomor-nomor yang dimulai dari 0 sampai dengan 9. Sistem numerik dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.a.Kode Nomor BerurutanDengan cara ini, akun diberi nomor secara berurutan. Nomor yang digunakan dapat dimulai dari 1,100, atau sesuai dengan yang diinginkan.Kode AkunNama Akun

100101102103104121122123124201202KasBankPiutang usahaWesel tagihPerlengkapanTanahGedungAkumulasi penyusutan gedungPeralatan kantorUtang usahaWesel bayar

b.Kode KelompokPosisi AngkaKelompok Akun

Angka pertamaAngka keduaAngka ketigaAngka keempatKelompok akunGolongan akunSubgolongan akunJenis akun

Untuk lebih jelas, perhatikan bagan klasifikasi akun secara lengkap beserta kode masing-masing dengan menggunakan tiga angka, angka ketiga menunjukan jenis akun.

Aktiva11Aktiva Lancar111Kas112Bank113Piutang usaha12Aktiva Tetap121Tanah122Gedung123Peralatan

Kewajiban21Kewajiban Lancar211Utang usaha212Wesel bayar213Sewa yang masih harus dibayar22Kewajiban Jangka Panjang221Utang obligasi222Utang hipotek223UtangEkuitas31Modal pemilik

Pendapatan41Pendapatan Operasional411Pendapatan service mobil412Pendapatan pengecatan mobil42Pendapatan Nonoperasional421Pendapatan bunga422Laba atas penjualan alat

Beban51Beban Operasional511Beban gaji512Beban iklan52Beban Nonoperasional521Beban bunga522Rugi atas penjualan aktiva tetap

c.Kode Blok1.Tiap kelompok diberikan satu blok nomorKelompokKode

AktivaKewajibanEkuitasPendapatanBeban100 199200 299300 399400 499500 599

2.Tiap golongan diberikan satu blok nomorGolonganKode

Aktiva lancarAktiva tetapKewajiban lancarKewajiban jangka panjang100 149150 199200 249250 299

Kas dapat digolongkan ke dalam aktiva lancar

3.Tiap jenis diberikan satu nomor kodeJenisKode

KasPiutang usahaPeralatanKendaraanUtang usahaWesel bayarUtang obligasiUtang hipotikModalPrive100101150151201202250251300301

2.Kode DesimalPada kode desimal, akun diklasifikasikan menjadi kelompok atau rubrik. Tiap rubrik dibagi menjadi golongan, dan tiap golongan dibagi menjadi jenis akun. Setiap rubrik, golongan, dan jenis akun diberi nomor kode dimulai dari 0 sampai dengan 9.Akun dibagi menjadi beberapa rubrikRubrik 0: Akun aktiva lancarRubrik 1: Akun aktiva tetapRubrik 2: Akun kewajiban lancarRubrik 3: Akun kewajiban jangka panjangRubrik 4: Akun EkuitasRubrik 5: Akun pendapatanRubrik 6: Akun bebanRubrik 7: Akun pembelianRubrik 8: Akun penjualanRubrik 9: Akun pendapatan lain-lain

Rubrik dibagi menjadi beberapa golonganRubrik 2: Akun kewajiban lancarGolongan: 20Utang usaha21Utang wesel

Golongan dibagi menjadi beberapa jenisGolongan: 20Utang usahaJenis: 201Utang gaji202Utang sewa203Utang bunga

3.Kode MnemonikPemberian kode mnemonik dilakukan dengan menggunakan huruf.Nama AkunKode Akun

AktivaAktiva lancarKasAktiva TetapKewajibanKewajiban LancarKewajiban jangka PanjangEkuitasPendapatanBebanAALKATKKLKJPEPB

4.Kode Kombinasi Huruf dan AngkaNama AkunKode Akun

AktivaAktiva LancarKasPiutang UsahaPerlengkapanKewajibanKewajiban LancarUtang UsahaUtang weselUtang gajiAALAL 01AL 02AL 03KKLKL 01KL 02KL 03

Persamaan Akuntansi atau accounting equation merupakan suatu persamaan yang menggambarkan bahwa jumlah harta yang tercatat pada sebelah kiri itu sama dengan jumlah sumber pembelanjaan atau kekayaan yang terdapat pada sebelah kanan.Pada umumnya harta yang dimiliki oleh sebuah perusahaan dikatakan sebagai aktiva atau aset. Jika aktiva ini bernilai Rp 1.000.000 maka sumber pembelanjaan juga harus berjumlah Rp 1.000.000. Maka aktiva ini akan menunjukkan sebagai bentuk kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan dan merupakan sumber daya pada perusahaan yang melakukan usaha. Dengan demikian sumber kekayaan atau sumber pembelanjaan ini menggambarkan siapa yang membelanjai kekayaan tersebut saat itu. Oleh karena itu, aktiva harus sama dengan sumber harta belanja. Sumber belanja ini terbagi menjadi atas dua yaitu berasal dari pemilik dan dari kreditor (pemakai pinjaman). Sumber belanja yang berasal dari pemilik disebut sebagai modal sedangkan sumber belanja yang berasal dari kreditor dikatakan sebagai kewajiban atau hutang. Sumber belanja yang diatas dapat dipahami dengan menunjukkan persamaan sebagai berikut:

Persamaan AkuntansiImage Courtesy ofKROMKRATHOG/FreeDigitalPhotos.netAKTIVA = KEWAJIBAN + MODAL Persamaan Akuntansi diatas akan menunjukkan keadaan keuangan perusahaan. Dengan demikian transaksi usaha akan mempengaruhi keadaan keuangan untuk suatu perusahaan, sehingga tiap transaksi usaha tersebut bisa dinyatakan dalam kondisi efeknya kepada ketiga unsur dalam Persamaan Akuntansi.Elemen Penting Dalam Laporan Keuangan HartaHarta atau sering dikatakan dengan aset merupakan sumber daya yang dimiliki perusahaan dimana harta ini akan memberikan nilai ekonomis untuk masa yang datang.Contoh harta dalam transaksi akuntansi adalah : Kas, piutang usaha, piutang wesel, perlengkapan, beban dibayar dimuka, tanah, gedung, peralatan, dan mesin. HutangHutang atau dikatakan sebagai kewajiban merupakan klaim kepada harta yang berasal dari pihak selain terhadap pemilik. Misalkan : Utang usaha, Utang wesel, Utang gaji, Utang bunga, Utang sewa dan lain-lain. ModalModal atau ekuitas adalah sisa dari hak pada harta di suatu perusahaan yang dikurangi setelahnya dengan pihak ketiga. Modal ini dipengaruhi oleh pendapatan, beban atau biaya, investasi, dan prive atau penarikan secara pribadi.Proses pencatatan untuk Persamaan Akuntansi sebaiknya dalam keadaan seimbang pada antara kedua kolom yaitu kolom debet dan kolom kredit, karena pada tiap transaksi tersebut merangkum akun yang berbeda dan dapat kemungkinan mempengaruhi besar kecilnya unsur-unsur dalam transaksi sehingga adapun sifat-sifat yang dimiliki dari transaksi untuk Persamaan Akuntansi adalah sebagai berikut :1. Setiap transaksi bisa mempengaruhi kolom akun debet dan akun kredit, ataupun dapat juga untuk kedua kolom.2. Penambahan dan peningkatan dalam salah satu unsur yang terdapat di kolom kiri (kredit) maka sebaiknya diimbangi dengan penurunan untuk unsur lain dikolom kiri juga, atau bisa diimbangi melalui penambahan pada unsur lain dikolom kanan (debet) dan begitu sebaliknya.3. Akun pendapatan akan selalu menambah akun modal, sedangkan akun beban selalu juga mengurangi modal.Pencatatan Persamaan Akuntansi Akun riil Akun nominalAktiva atau aset dapat dibagi menjadi tiga yaitu Aktiva lancar atau aktiva yang bersifat jangka pendek, dalam artian bahwa aktiva ini bersifat liquid atau dapat dicairkan dalam periode waktu yang kurang dari satu tahun. Aktiva tetap atau aktiva yang bersifat permanen, maksudnya adalah aktiva tetap tidak dapat dicairkan untuk periode waktu satu tahun karena aktiva ini bersifat jangka panjang. Aktiva tidak berwujud atau sebuah hak yang istimewa dimiliki oleh suatu perusahaan dari kegiatan usahanya. Dikatakan sebagai aktiva tak berwujud bahwa sudah jelas tidak memiliki bentuk secara fisik.Sedangkan untuk akun pasiva dibagi menjadi dua yaitu hutang dan modal. Hutang terdiri atas dua bagian, yakni hutang lancar dan hutang jangka panjang. Hutang ancar adalah hutang yang dibayarkan dalam periode waktu satu tahun atau kurang dari setahun dan hutang jangka panjang adalah hutang yang dibayarkan dalam periode waktu lebih dari setahu. Sedangkan modal ialah bagian dari hak pemilik berupa investasi oleh pemilik (pribadi) dan hasil usaha di perusahaan.