Pengendapan Sol Hidrofob Oleh Elektrolit
-
Upload
nisrina-rizkia -
Category
Documents
-
view
716 -
download
24
Transcript of Pengendapan Sol Hidrofob Oleh Elektrolit
LAPORAN KIMIA FISIK KI-3141
Percobaan H-1
PENGENDAPAN SOL HIDROFOB OLEH ELEKTROLIT
Percobaan H-2
PENGENDAPAN TIMBAL BALIK SOL HIDROFOB
Nama : Nisrina Rizkia
NIM : 10510002
Kelompok : 1
Tanggal Percobaan : 05 Oktober 2012
Tanggal Laporan : 11 Oktober 2012
Asisten Praktikum : Hapsari D. (10508094)
LABORATORIUM KIMIA FISIKPROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMINSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2012
PENGENDAPAN SOL HIDROFOB OLEH ELEKTROLIT
I. Tujuan Percobaan
Menentukan nilai pengendapan ion-ion bervalensi satu, dua dan tiga terhadap sol
hidrofob tertentu.
II. Teori Dasar
Partkel dispersi koloid dalam medium polar memiliki muatan listrik. Permukaan
bermuatan ini mempengaruhi distribusi ion terdekat dalam medium pendispersi. Akan
timbul lapis rangkap listrik dan distribusi muatan yang baur di sekitarnya.
Penambahan elektrolit ke dalam sol hidrofob akan menyebabkan penyempitan bagian
luar dari rangkap listrik dan proses adsorpsi ke dalam lapisan stern. Muatan pada
permukaan partikel ternetralisasi sebagian atau seluruhnya oleh ion yang teradsorpsi.
Daerha tolak-menolak lapisan rangkap listrik terkurangi dan memungkinkan jarak
antara partikel cukup merapat sehingga ada gaya tarik-menarik van der waals. Dalam
hal ini akan terjadi flokulasi, partikel sol menggumpal kemudian mengendap. Nilai
pengendapan adalah konsentrasi elektrolit minimum yang diperlukan untuk terjadinya
flokulasi sol hidrofob dalam waktu tertentu. Adapun persamaan untuk konsentrasi
flokulasi yaitu:
Cflokulasi = 9.75B2 3k5T5 2/e2NA2Z6
Nilai pengendapan elektrolit bervalensi satu, dua, dan tiga terhaap sol hidrofob akan
mempunyai perbandingan : : atau 100 : 16 : 0.13
III. Data Pengamatan
Truangan = 26.5˚C
[sol besi] = 9.19 g/liter
[sol negatif] = 3.3333 g/liter
[MgSO4] = 0.05 M
[Na3PO4] = 0.005 M
[NaF] = 0.2 M
[(Al)2(SO4)3] = 0.005 M
a. Sol Postif
V elektrolit
(mL)
V air
(mL)
NaF Al2(SO4)3 MgSO4 Na3PO4
1 4 + + + -
2 3 + + + -
3 2 ++ + ++ -
4 1 + ++ + ++
5 0 + + + +
Variasi Sol Positif
i) NaF ii) Al2(SO4)3
iii) MgSO4 iv) Na3PO4
V elektrolit
(mL)
V air
(mL)
Endapan
3.2 1.8 +
3.4 1.6 ++++
3.6 1.4 ++
3.8 1.2 +++
V elektrolit
(mL)
V air (mL) Endapan
3.2 1.8 +++
3.4 1.6 ++++
3.6 1.4 +
3.8 1.2 ++
b. Sol Negatif
V elektrolit
(mL)
V air
(mL)
NaF Al2(SO4)3 MgSO4 Na3PO4
1 4 - + - -
2 3 - - - -
3 2 - - - -
4 1 - - - -
5 0 - - - -
Variasi Sol Negatif
Al2(SO4)3
Pengamatan Sol Positif
V elektrolit
(mL)
V air (mL) Endapan
0.2 4.8 +
0.4 4.6 -
0.6 4.4 -
0.8 4.2 -
Larutan setelah divariasikan Larutan Variasi MgSO4
Larutan Variasi Na3PO4 Larutan Variasi NaF
Larutan variasi Al2(SO4)3
Pengamatan Sol Negatif
Gambar sol negatif keseluruhan Larutan Na3PO4
Larutan NaF Larutan MgSO4
Larutan Al2(SO4)3 Larutan variasi Al2(SO4)3
IV. Pengolahan Data
Vtotal = Velektrolit +Vair + Vsol = 10 mL
a. Sol Positif
i) NaF
Cp= = = 0.052 M
ii) Al2(SO4)3
Cp= = = 0.0017 M
iii) MgSO4
Cp= = = 0.013 M
iv) Na3PO4
Cp= = = 0.0017 M
b. Sol Negatif
Al2(SO4)3
Cp= = = 0.0001
II. Pembahasan
Dalam percobaan ini akan dilakukan pengamatan mengenai kestabilan sol hidrofob.
Kestabilan sol hidrofob disebabkan oleh muatan sejenis dari partikel-partikel terdispersi,
hingga terjadi tolak menolak antar partikel, dan adanya lapisan rangkap listrik pada
antarmuka partikel terdispersi dengan medium pendispersinya. Gaya tolak-menolak antar
partikel yang bermuatan sejenis mencegah partikel-partikel koloid bergabung dan
mengendap. Apabila muatan listrik ini hilanga maka partikel koloid akan bergabung dan
membentuk gumpalan , prosesnya disebut flokulasi dan gumpalannya disebut flok. Jika
suatu elektrolit ditambahkan ke dalam sistem koloid, maka partikel-partikel koloid yang
bermuatan negatif akan menarik ion positif (kation) dari elektrolit. Sementara itu, partikel-
partikel koloid yang bermuatan positif akan menarik ion negatif (anion) dari elektrolit. Hal
ini menyebabkan partikel -partikel koloid tersebut dikelilingi oleh lapisan kedua yang
memiliki muatan berlawanan dengan muatan lapisan pertama. Apabila jarak antara lapisan
pertama dan kedua cukup dekat, maka muatan keduanya akan hilang sehingga terjadi
koagulasi.
Elektrolit yang digunakan dalam percobaan ini adalah elektrolit bervalensi satu, dua,
dan tiga yaitu diantaranya NaF, MgSO4, Al2(SO4)3, dan Na3PO4. Perbandingan nilai
pengendapan elektrolit bervalensi satu, dua, dan tiga adalah 100: 16: 0.13, sedangkan pada
percobaan kali ini 0.052: 0.013 : 0.0017 atau 100: 25 : 3.3 . Kesalahan yang terjadi dapat
disebabkan oleh kesalahan dalam menentukan larutan yang memiliki endapan paling banyak.
Hasil yang diperoleh kurang tepat karena dilihat hanya dari tingkat kejernihan larutan dan
endapan terbanyak, serta pembuatan larutan yang divariasikan hanya sekali, jika dilakukan
lebih detail mungkin akan mendapatkan hasil yang maksimal namun butuh waktu yang lebih
lama.
Campuran sol besi – air – elektrolit pada awalnya berwarna orange selurhnya, kemudian
seiring bertambahnya waktu, perlahan-lahan terjadi pengendapan sehingga bagian atas
berupa larutan bening dan bagian bawah terdapat gumpalan yang mengendap akibat tertarik
gravitasi. Pengendapan terbanyak ditentukan dengan melihat warna larutan yang paling
bening. Penentuan dengan cara ini sangat subyektif sehingga diperoleh hasil yang kurang
tepat.
Pada sol negatif (sol arsen sulfida) endapan hanya dihasilkan dengan larutan elektrolit
Al2(SO4)3 hal tersebut dikarenakan Al2(SO4)3 adalah elektrolit bervalensi tiga sehingga
banyak muatan yang dapat mengelilingi permukaan sol sehingga mengganggu kestabilan dan
akhirnya terbentuk endapan. Hal tersebut membuktikan bahwa sol negatif memiliki
kestabilan yang lebih tinggi dibandingkan dengan sol positif.
III. Kesimpulan
Nilai pengendapan elektrolit untuk sol positif Besi (III) Oksida adalah:
NaF = 0.052 M
Al2(SO4)3= 0.0017 M
MgSO4 = 0.013 M
Na3PO4= 0.0017 M
Nilai pengendapan elektrolit untuk sol negatif Arsen (III) Oksida adalah:
Al2(SO4)3 = 0.0001 M
IV. Daftar Pustaka
D.J Shaw, “Introduction Colloid and Surface Chemistry”, edisi ke-2, 1970, hal 167-176
Findlay-Kitchener, “Practical Physical Chemistry”, edisi ke-8, hal 314
V. Lampiran
1. Sebutkan cara-cara umum membuat sol !
2. Apa arti dan gunanya dialisis?
3. Bagaimana cara menentukan tanda muatan sol?
4. Bagaimana bunyi hokum Hardy-Schulze ? Faktor-faktor apa yang
mempengaruhi nilai pengendapan suatu sol?
5. Apa yang dimaksud dengan koloid pelindung ? Berikan contohnya !
6. Jelaskan proses apa yang terjadi pada penjernihan air dengan menggunakan
tawas!
Jawab:
1. Dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu
a. Kondensasi : Reaksi Redoks, Dekomposisi Rangkap, Hidrolisis, dan Pergantian
Pelarut
b. Mekanik : Peptisasi dan loncatan bunga listrik
2. Dialisis merupakan proses pemurnian koloid dengan membersihkan atau
menghilangkan ion-ion pengganggu menggunakan suatu kantong yang terbuat dari
selaput semipermiabel. Caranya, sistem koloid dimasukkan ke dalam kantong
semipermeabel, dan diletakkan dalam air. Selaput semipermeabel ini hanya dapat
dilalui oleh ion-ion, sedang partikel koloid tidak dapat melaluinya, dengan demikian
akan diperoleh koloid yang murni. Ion-ion yang keluar melalui selaput semipermeabel
ini kemudian larut dalam air. Dalam proses dialisis hilangnya ion-ion dari sistem koloid
dapat dipercepat dengan menggunakan air yang mengalir.Dialysis bertujuan untuk
memurnikan.
3. Muatan suatu sol dapat diketahui dengan metode elektroforesis, koloid bermuatan
negatif akan bergerak ke anode (elektrode positif) sedang koloid bermuatan positif akan
bergerak ke katode (elektrode negatif).
4. Hukum Hardy-Schulze berbunyi : faktor-faktor yangmempengaruhi nilai pengendapan
suatu sol antara lain lapisan rangkap listrik diantara permukaan partikel dan medium
pendispersinya, afinitas partikel-partikel terdispersi.
5. Koloid yang bersifat melindungi koloid lain supaya tidak mengalami koagulasi. Koloid
semacam ini disebut koloid pelindung. Koloid pelindung ini membentuk lapisan di
sekeliling partikel koloid yang lain sehingga melindungi muatan koloid tersebut. Koloid
pelindung ini akan membungkus partikel zat terdispersi, sehingga tidak dapat lagi
mengelompok. Contoh pemanfaatan koloid pelindung adalah sebagai berikut:
- Pada pembuatan es krim digunakan gelatin untuk mencegah pembentukan Kristal
besar atau gula
- Cat dan tinta dapat bertahan lama karena menggunakan suatu koloid pelindung.
- Zat-zat pengemulsi seperti sabun dan detergen juga tergolong koloid pelindung.
6. Proses yang terjadi pada penjernihan air menggunakan tawas adalah koagulasi dan
flokulasi. Koagulasi adalah penambahan koagulan yang menjadikan partikel tidak stabil
dan membentuk flok. Sedangkan flokulasi adalah penggabungan flok menjadi ukuran
yang lebih besar.
PENGENDAPAN TIMBAL BALIK SOL HIDROFOB
I. Tujuan Percobaan
Menentukan konsentrasi relatif dua sol hidrofob yang berlawanan muatan pada saat
terjadi pengendapan timbal balik sempurna
II. Teori Dasar
Kestabilan sol hidrofob disebabkan karena adanya lapisan rangkap listrik di
antara permukaan partikel dan medium pendispersinya. Permukaan partikel
terdispersi mengadsorpsi ion-ion tertentu sehingga partikel tersebut memperoleh
muatan listrik tertentu. Partikel-partikel koloid akan bermuatan sejenis maka satu
sama lain saling tolak-manolak dan ion-ion di sekitarnya terdistribusi membnetuk
lapisan rangkap listrik menyesuaikan diri dengan muatan pada permukaan partikel
tersebut. Jadi adanya sedikit elektrolit dapat menstabilkan sol.
Sol hidrofob dapat diendapkan dengan menambahkan elketrolit. Antaraksi
yang terjadi antara partikel sol dengan ion yang berlawanan muatan akan
mengakibatkan penetralan muatan partikel, menghilangkna kestabilan sol tersebut
karena hilangnya gaya tolak-menolak antar partikel dan sol tersebut akan mengalami
flokulasi akhirnya partikel-partikel sol akan mengendap. Efek yang sama akan
dialami apabila ke dalam suatu sol ditambahkan sol lain yang berlawanan jenis.
III. Data Pengamatan
Truangan = 26.5˚C
Mr Besi (III) Oksida = 159.7 g/mol
Mr Arsen (III) Sulfida = 246.04 g/mol
[sol besi] = 9.19 g/liter / Mr = 9.19/159.7 = 0.057545398 M
[sol negatif] = 3.3333 g/liter/ Mr = 3.3333/264.04 = 0.012624224 M
No tabung V sol + (mL) V sol – (mL) Endapan1 1 9 +2 2 8 -3 3 7 -4 4 6 -5 5 5 -6 6 4 -7 7 3 -8 8 2 -9 9 1 -
Setelah divariasikan
No tabung V sol + (mL) V sol – (mL) Endapan1 0.2 9.8 -2 0.4 9.6 +3 0.6 9.4 +++4 0.8 9.2 ++++5 1.0 9.0 ++6 1.2 8.8 -7 1.4 8.6 -8 1.6 8.4 -9 1.8 8.2 -
IV. Pengolahan Data
[C+] = = = 0.004603632 M
[C-] = = = 0.011614286 M
Konsentrasi Relatif = = = 0.396376663 M
V. Pembahasan
Muatan koloid ditentukan oleh muatan ion yang terserap permukaan koloid. Sol posotif
mengadsorpsi kation dari medium pendispersinya, sedangkan sol positif mengadsorpsi anion
dari medium pendispersinya. Partikel-partikel koloid yang bermuatan sejenis akan tolak-
menolak dan ion-ion di sekitarnya akan terdistribusi membentuk lapisan rangkap listrik
menyesuaikan diri dengan muatan pada permukaan partikel tersebut.
Kestabilan sol hidrofob disebabkan karen adanya lapisan rangkap listrik di anatara
permukaan partikel dan medium pendispersinya. Pemukaan partikel terdispersi mengadsorpsi
ion-ion tertentu sehingga partikel akan bermuatan. Partikel-partikel koloid akan bermuatan
sejenis maka akan tolak-menolak. Hal tersebutlah yang diakibatkan dengan penambahan
elektrolit, hal yang sama juga akan dilihat jika penambahan sol hidrofob yang berlawanan
muatan dilakukan, penambahan dalam jumlah yang sedikit mungkin dapat menstabilkan sol,
namu pada penambahan jumlah tertentu akan membuat sol terflokulasi karena akan terjadi
penetralan muatan partikel.
Dalam percobaan kali ini yang semulanya hanya terdapat sol pisitif (Besi (III) oksida)
kemudian ditambahkan dengan sol negatif (Arsen (III) oksida) , maka interaksinya akan
menyebabkan penetralan muatan partikel, menghilangkan kestabilan sol tersebut karena
hilangnya gaya tolak-menolak antar partikel dan sol tersebut akhirnya terflokulasi, partikel-
partikel sol akan mengendap. Dalam hal ini akan terjadi bila kedua sol dicampurkan dengan
perbandingan tertentu.
Pada awalnya didapatkan volume sol positif 1 mL dan volume sol negatif 9 mL di
mana terjadi endapan, setelah dilakukan variasi terhadap keduanya maka didapatkan volume
sol positif 0.8 mL dan volume sol negatif 9.2 mL di mana terbentuk endapan paling banyak.
Dari hasil percobaan diperoleh konsentrasi relatif di mana terjadi pengendapan secara
sempurna yaitu 0.396376663 M.
VI. Kesimpulan
Konsentrasi relatif kedua sel hidrofob adalah 0.396376663 M
VII. Daftar Pustaka
G.f.Levvet, “Findlay’s Practical Physical Chemistry” 9nd ed, hal. 402-403
S.Glasstone,”Textbook of Chemistry”, 2nd ed, 1946, hal.1243-1245