PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3)...

77
PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM PENGELOLAAN PIUTANG MACET (STUDI KASUS PADA BANK BRI CABANG BULUKUMBA UNIT TANAH LEMO) SKRIPSI A R J U N A 105730524615 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Transcript of PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3)...

Page 1: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

1

PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM PENGELOLAAN PIUTANG MACET (STUDI KASUS PADA BANK BRI

CABANG BULUKUMBA UNIT TANAH LEMO)

SKRIPSI

A R J U N A

105730524615

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR 2020

Page 2: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

2

PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM PENGELOLAAN PIUTANG MACET (STUDI KASUS PADA BANK BRI

CABANG BULUKUMBA UNIT TANAH LEMO)

A R J U N A

105730524615

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata 1 (S1) Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR 2020

ii

Page 3: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

3

Page 4: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

4

HALAMAN PENGESAHAN

SkripsiatasnamaArjuna, NIM 105730524615,

diterimadandisahkanolehpanitiaUjianSkripsiberdasarkanSuratKeputusanRektorU

niversitasMuhammadiyah Makassar, Tanggal 2020 M,

sebagaisalahsatusyaratgunamemperolehgelarSarjanaEkonomipada Program

StudiAkuntansiFakultasekonomidanBisnisUniversitasMuhammadiyah Makassar.

H Makassar,

2020 M PANITIA UJIAN

1. Pengawas Umum : Prof Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE., MM (.........................) (Rektor Unismuh Makassar)

2. Ketua : Ismail Rasulong, SE., MM (.........................) (Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis)

3. Sekretaris : Dr. Agus Salim HR, SE., MM (.........................) (WD 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis

4. Penguji : 1. (.........................)

2. (.........................)

3

(.........................)

4.

(.........................)

Page 5: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

5

Page 6: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

6

MOTTO

“Cinta mengubah kekasaran menjadi kelembutan,

mengubah orang tak berpendirian menjadi teguh berpendirian,

mengubah pengecut menjadi pemberani, mengubah

penderitaan menjadi kebahagiaan, dan cinta membawa

perubahan-perubahan bagi siang dan malam.”

_JALALUDIN RUMI_

vi

Page 7: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

7

PERSEMBAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini penulis dedikasikan untuk ayah dan ibu;

H. Aha Muddin dan Hj. Juara Samuda

Spesial untuk kakak tercinta; Sri Hartati

dan adik-adikku; Raju Adrian dan Tri Fauziiah Astari

Teruntuk almamater Universitas Muhammadiyah Makassar,

khususnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis karya ini

penulis persembahkan.

vii

Page 8: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

8

KATA PENGANTAR

SyukurAlhamdulillah, puji syukur panjatkan kepada AllahSWTyang telah

memberikankesehatan dan kekuasaan sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skiripsi yang berjudul;“Pengendalian Internal Piutangdalam

Pengelolaan Piutang Macet (Studi Kasus Pada Bank BRI CabangBulukumba

Unit Tanah Lemo)”Penulis juga haturkan salam dan shalawat kepada Nabi

junjungan, pemberi rahmat bagi alam semesta yaitu baginda Rasulullah

Muhammad SAW yang telah membawa ummat keluar dari alam gelap gulita

menuju kealam yang terang benderang.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik

guna memperoleh gelar sarjana (S1)Akuntansi pada Fakultas Ekonomidan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dari awal penyusunan skripsi, faktor luar sangat membakar api semangat

penulis untuk selalu bertindak sehingga skripsi ini bisa terselesaikan. Penulis

hanya bisa membalas mereka dengan doa dan menyampaikan terima kasih yang

setulus-tulusnya kepada mereka yang turut andil dalam momen skripsi ini.

Bukan berarti tanpa hambatan, karena perhatian, pengertian, dukungan

moril dan materil dari orang tua sangat menunjang penulis.Terima kasih kepada

Ayahanda H. Aha Muddin yang membesarkan dengan bingkai pendidikan.

Kepada ibunda Hj. Juar Samuda terkasih yang dari dulu hingga sekarang tak

sedikit pun mengurangi jatah kasih sayang dan motivasi kepada penulis.Harapan

viii

Page 9: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

9

yang mereka alamatkan yang tak lekang disertai doa dan dorongan adalah

nyawa lain yang membuat penulis berambisi mewujudkan harapan mereka.

Demikian pula buat pihak yang berkontribusi selama penyusunan skripsi ini. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima

kasih kepada pihak.

1. Bapak Prof. Dr. Ambo Asse, M.Ag, Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar, atas segala kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk

menimbah ilmu di Universitas Muhammadiyah Makassar, Khususnya Jurusan

Akuntansi Falultas Ekonomi dan Bisnis.

2. Bapak Ismail Rosulong, SE., MM,Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar, atas segala kebijakan-kebijakannya

sebagai pimpinan Fakultas tempat penulis menimbah ilmu selamaini.

3. Bapak Dr.Ismail Badollahi, SE., M.Si.Ak.CA, CSP Ketua Jurusan Akuntansi,

atas segala bantuannya dalam perkuliahan dan memberikan bekal ilmu

pengetahuan kepada penulis.

4. Bapak Moch. Aris Pasigai, SE., MM, Pembimbing I dan Ibu Linda Arisanti

Razak, SE., M.Si., Ak.CA, Pembimbing II, yang telah banyak meluangkan

waktu dan pikiran dalam memberikan arahan, petunjuk dan motivasi kepada

penulis sejak penulisan proposal hingga penyelesaian penulisanskripsi ini.

5. Bapak, Ibu Dosen, dan Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Khususnya

Jurusan Akuntansi yang telah banyak membantu penulis selama melanjutkan

studi.

6. Bapak Muh. Syuaib, Kepala Bank BRI Cabang Bulukumba Unit Tanah Lemo

dan seluruh staf yang telah membantu penulis selama melakukan observasi

ix

Page 10: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

10

penelitian, serta memberikan informasi dan pengetahuan yang berharga

kepada penulis.

7. Ucapan terima kasih atas segalah motivasi dar ikak Tuti, Kak Sri hartati,

kakak Talisman, Kakak Daeng Rewa, maupunsetiapdukungandariadik-adik

terbaik; Raju Adrian, Riandan Tri Fauziah Astari.

8. Teman- teman Jurusan Akuntansi, terima kasih atas kebersamaannya

selama kurang lebih 4 tahun dimana suka dan duka telah di lalui bersama-

sama yang tidak pernah akan terlupakan.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para peneliti selanjutnya

serta dapat bermanfaat bagi pembaca dan semoga kebaikan dan keikhlasan

serta bantuan dari semua pihak bernilai ibadah di sisi Allah SWT. Amin.

Makassar, Oktober 2020

Penulis

x

Page 11: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

11

ASBTRAK

ARJUNA. 2020.Pengendalian Internal Piutang dalam Pengelolaan Piutang Macet (Studi Kasus Pada Bank BRI Cabang Bulukumba Unit Tanah Lemo)di bawah arahan Pembimbing I Moch.Aris Pasigai dan Pembimbing II Linda Arisanti Razak.

Penelitian ini bertujuan untukmengetahui pengendalian intern piutang dalam mengelola piutang macet pada Bank BRI Cabang Bulukumba Unit Tanah Lemo.Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data penelitian menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi.

Hasil analisis data penelitian dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal piutang dalam pengelolaan piutang macet yang dilakukan pada bank BRI Cabang Bulukumba Unit Tanah Lemo meliputi; 1) penerapan prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan upaya memaksimalkan penjagaan kekayaan BRI, khususnya pada BRI Cabang Bulukumba Unit Tanah Lemo.Pengendalian internal ini dilakukan melalui manajemen dan personal lainnya untuk mencapai suatau keyakinan terhadap keandalan pelaporan keuangan bank, aspek kepatuhan hukum dan mekanisme yang berlaku, dan untuk mencapai efektifitas dan efisiensi operasi bank.

Kata Kunci: Pengendalian Intern, PiutangMacet

xi

Page 12: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

12

DAFTAR TABEL

Tabel Uraian Halaman

1.1

2.1

Data KreditMacet...................................................... 5

PenelitianTerdahulu …………………………….........

5

17

4.1 Data KreditMacet ……………………………………... 35

4.2 Pejabat Pemutus Plafond Kredit Ekonomi

MakroBank BRI Cabang Bulukumba

Unit Tanah Lemo ………………………………………

40

xii

Page 13: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

13

DAFTAR GAMBAR

Gambar Uraian Halaman

2.1 Kerangka Pikir ……………………………………….. 22

4.1 Bagan Struktur Organisasi ……………………….... 30

4.2 Flowchart Piutang................................................. 42

xiii

Page 14: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

14

DAFTAR ISI

SAMPUL............................................................................................ i

HALAMAN JUDUL ............................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iv

SURAT PERNYATAAN.................................................................... v

MOTTO ............................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ............................................................................... vii

KATA PENGANTAR .......................................................................... viii

ABSTRAK .......................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xiii

DAFTAR ISI ......................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................ 6

C. Tujuan Penelitian .............................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ............................................................ 6

BAB IITINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 8

A. Pengertian Piutang ......................................................... ... 8

B. Piutang Macet................................................................... 9

C. Latar Belakang Terjadinya Piutang Macet........................ 10

D. Faktor-Faktor Penyebab Piutang Macet ..................... ..... 11

E. Penilaian Kerugian ............................................................ 14

F. Pengertian Pengendalian Internal ..................................... 15

G. Unsur-Unsur Pengendalian Internal ............................. ..... 16

H. Tujuan Pengendalian Internal atas Piutang ...................... 20

I. Landasan Empiris ............................................................. 21

J. Kerangka Pikir ................................................................... 25

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 26

A. Jenis Penelitian .................................................................. 26

xiv

Page 15: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

15

B. Fokus Penelitian ................................................................ 26

C. Batasan Istilah ................................................................... 26

D. Sumber Data ..................................................................... 27

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 29

A. Sejarah Singkat Perusahaan ............................................. 29

B. Hasil Analisis Data ........................................................... 38

C. Pembahasan ..................................................................... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 55

A. Kesimpulan ....................................................................... 55

B. Saran ................................................................................. 55

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 57

LAMPIRAN

xv

Page 16: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan suatu perusahaan ditinjau dari sudut pandang ekonomi adalah

untuk memporoleh keuntungan (profit oriented), untuk menjaga kelangsungan

hidup, dan kesinambungan operasi perusahaan, sehingga mampu

berkembang menjadi perusahaan yang besar dan tangguh.Kesuksesan

perusahaan dalam bisnis hanya bisa dicapai melalui pengelolaan yang baik,

khususnya pengelolaan manajemen keuangan sehingga modal yang dimiliki

bisa berfungsi sebagaimana mestinya.

Banksebagai salah satu lembaga ekonomi berperan penting dalam

mengembangkan perekonomian suatu negara sekarang ini sangatlah

penting.Hampir semua pihak atau sektor yang berhubungan dengan beragam

kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa perbankan.Dalam aktivitas

perbankan, adanya kegiatan pinjam meminjam sejumlah uang merupakan

suatu kegiatan yang selalu saja dilakukan.Praktek pinjam meminjam dalam

sistem perbankan mengakibatkan timbulnya pihak yang memberi pinjaman

(kreditor), yaitu bank dan pihak yang menerima pinjaman (debitor), yaitu

nasabah.

Pemberian kredit kepada nasabah, bank juga harus siap menghadapi

berbagai resiko yang akan terjadi. Sebelum pihak bank mengadakan

penyaluran kredit terhadapnasabah, ada beberapa prinsip kehati-hatian yang

harus dilakukan pihak bank melalui analisa yang akurat dan mendalam,

adanya pengawasan dan pemantauan, adanya perjanjian yang sah antara

pihak pemberi pinjaman dan yang menerima pinjaman, harus memenuhi

1

Page 17: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

2

syarat hukum, adanya jaminan yang kuat dan dokumentasi perkreditan. Hal ini

bertujuan untuk menghindari berbagai resiko yang mungkin dapat terjadi

dalam proses pinjam meminjam. Akan tetapi secara teknis, banyak faktor tak

diduga yang menyababkan pembayaran kredit dari pihak peminjam jadi

terhambat atau macet, seperti karena kebangkrutan, kebijakan pemerintah

dan beberapa faktor lainnya yang tidak dapat dikendalikan baik dari pihak

bank ataupun dari pihak debitur seperti bencana alam.

Secara umum piutang timbul karna adanya transaksi penjualan barang

atau jasa secara kredit.Ditengah persaingan bisnis yang ketat perusahaan

dituntut untuk mampu meraih posisi pasar, sehingga perusahaan perlu

melakukan strategi penjualan secara kredit, agar jumlah penjualan meningkat.

Namun, konsekuensi dari kebijakan tersebut dapat menimbulkan

peningkatan jumlah piutang, piutang tak tertagih dan biaya-biaya lainnya yang

muncul seiring dengan peningkatan jumlah piutang.Penjualan barang ataupun

jasa merupakan sumber pendapatan perusahaan.

Perusahaan dapat melakukannya secara tunai ataupun secara kredit.

Sudah barang tentu perusahaan akan lebih menyukai transaksi penjualan

yang dapat dilakukan secara tunai, karena perusahaan akan segera

menerima kas dan kas tersebut dapat segera digunakan kembali untuk

mendapatkan pendapatan selanjutnya. Di sisilain, para konsumen umumnya

lebih menyukai bila perusahaan dapat melakukan penjualaan secara kredit,

karena pembayaran dapat ditunda. Dalam kenyataannya, penjualan kredit

pada kebanyakan perusahaan biasanya jauh lebih besar dari penjualan tunai.

Dari penjualan kredit tersebut maka akan timbul akun piutang.

Page 18: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

3

Piutang merupakan salah satu jenis aset lancar yang tercantum dalam

neraca.Didalam piutang tertanam sejumlah ivestasi perusahaan yang tidak

terdapat pada aktiva lancar lainnya.Untuk itu pengelolaan piutang

memerlukan perencanaan yang matang, mulai dari penjualan kredit yang

menimbulkan piutang sampai menjadi kas.Investasi yang terlalu besar dalam

piutang bisa menimbulkan kecil atau lambatnya perputar modal kerja,

sehingga semakin kecil pula kemampuan perusahaan dalam meningkatkan

volume penjualan.Akibatnya semakin kecilnya kesempatan yang dimiliki

perusahaan untuk menghasilkan keuntungan atau laba.

Peningkatan piutang yang diiringi oleh meningkatnya piutang tak

tertagih perlu mendapat perhatian. Untuk itu sebelum suatu perusahaan

memutuskan melakukan penjualan kredit, maka terlebih dahulu

diperhitungkan mengenai jumlah dana yang diinvestasikan dalam piutang,

syarat penjualan dan pembayaran yang diinginkan, kemungkinan kerugian

piutang dalam (piutang tak tertagih) dan biaya- biaya yang akan timbul dalam

menangani piutang.Oleh karna itu, pengendalian terhadap piutang merupakan

sesuatu yang mutlak dilakukan oleh perusahaan.

Sistem pengendalian piutang yang baik akan mempengaruhi

keberhasilan perusahaan dalam menjalankan kebijakan penjualan secara

kredit. Demikian pula, kelalaian dalam pengendalian piutang bisa berakibat

fatal bagi perusahaan, misalnya banyak piutang yang tak tertagih karna

lemahnya kebijakan pengumpulan dan penagihan piutang.

Nurazizah (2018), tentang “Pengendalian Intern Piutang Dalam

Mengelola Piutang Macet (Studi Kasus pada PNPM Mandiri Kecamatan

Medang deras Kabupaten Batu Bara). Pengendalian intern piutang yang di

Page 19: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

4

terapkan di kantor PNPM Mandiri bagian SPP Kecamatan Medang Deras

Kabupaten Batubara adalah tanggung ranteng dengan sanksi local dan sanksi

kekeluargaan. Kolektibilitas piutang selama tiga tahun terakhir berada pada

persentase kolektibilitas untuk kategori lancar sebesar 61,34%, kredit dalam

perhatian khusus sebesar 6,88%, kurang lancar sebesar 11,99% sedangkan

diragukan sebesar 11,7% dan yang terakhir kategori kredit macet sebesar

8,04%, dengan rata-rata nonperforming loan sebesar 32%. Persentase ini

menunjukkan bahwa piutang selama tiga tahun terakhir kurang baik dengan

kolektibilitas kredit lancarnya 61,34% dengan NPL nya berada pada kategori

risiko tinggi (high). Dengan angka persentase sebesar 32%. Dari kesimpulan

angka persentase diatas Keefektivitasan pengendalian piutangnya

berdasarkan hasil rasio kolektibilitas NPL kurang baik namun perguliran

piutangnya masih berlanjut sampai sekarang karena program SPP ini

merupakan program pemerintah yang bersifat bantuan sosial dengan visi misi

yang positif demi meningkatkan taraf hidup dengan memberikan pembiayaan

usaha untuk ibu-ibuRTM agar menjadi lebih mandiri dan produktif dalam

mengembangkan usaha dan membuka lapangan pekerjaan walaupun

kecilkecilan.

Sejalan dengan penelitian tersebut di atas, piutang juga dapat terjadi

dalam pelayanan Bank BRI Cabang Bulukumba Unit Tanah Lemo.Bank BRI

Cabang Bulukumba. Bank BRI Cabang Bulukumba Unit Tanah Lemo.Bank

BRI Cabang Bulukumba merupakan salah satu perusahaan jasa keuangan

yang beorientasi pada pemberian pelayanan keuangan kepada masyarakat.

Kegiatan usaha pada Bank BRI Cabang Bulukumba Unit Tanah

Lemosecara terarah pada aspek usaha simpan pinjam keuangan dan

Page 20: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

5

penyaluran kredit kepada masyarakat khususnya di Kabupaten

Bulukumba.Tentunya pelayanan keuangan melalui kredit pada Bank BRI

Cabang Bulukumba Unit Tanah Lemo dapat menimbulkan piutang yang

memungkinkan banyak resiko, termasuk piutang macet.Piutang yang macet

membutuhkan perhatian khusus perusahaan sehingga dapat dikelola secara

baik.Hal ini terjadi terutama melalui pemberian kredit keuangan.

Proses kredit ini melibatkan dua pihak yakni yang menerima kredit dan

yang memberikan kredit, dengan demikian hutang debitur akan menimbulkan

piutang bagi pihak debitur.Berikut data pengendalian intern piutang dalam

pengelolaan piutang macet pada Bank BRI Cabang Bulukumba dilakukan

melalui usaha pencegahan maupun penanganan kredit macet sebagaimana

dapat dilihat pada data kredit macet, berikut:

Tabel 1.1 Data Kredit Macet

Tahun 2017-2019

Tahun Jumlah (Rp) Jumlah Kredit Macet

(Rp)

2017 5.399.581.489 244.000.000

2018 5.898.193.177 433.764.872

Sumber: Data Bank BRI Cabang Bulukumba Unit Tanah Lemo

Berdasarkan data diatas menunjukkan terjadinya peningkatan kredit

macet pada periode tahun 2017 dan 2018. Proses pemberian kredit ini juga

menimbulkan hak penagihan piutang. Permasalahan yang lahir dari situasi ini

dapat diperhadapkan pada resiko piutang macet.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik melakukan penelitian lebih

lanjut dengan judul “Pengendalian Intern Piutang dalam Mengelola Piutang

Macetpada Bank BRI Cabang Bulukumba Unit Tanah Lemo”.

Page 21: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

6

B. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah“Apakah pengendalian intern piutang dalam

mengelola piutang macet padaBank BRI Cabang BulukumbaUnit Tanah Lemo

sudah efektif?”

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui keefektifan pengendalian intern piutang dalam mengelola piutang

macet pada Bank BRI Cabang Bulukumba Unit Tanah Lemo.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memberikan asas manfaat, sebagaimana diuraikan

berikut.

a. Manfaat Teoritis

Hasil penilitian ini di harapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan

wawasan tentang faktor-faktor penyebab timbulnya piutang tak tertagih pada

perusahaan.

b. Manfaat Praktis

Sebagai salah satu persyaratan akademis untuk menyelesaikan studi

pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.

Page 22: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Piutang

Piutang merupakan salah satu instrumen penting dalam

pengelolaan perusahaan, piutang menunjukkan adanya klaim perusahaan

kepada pihak (perusahaan) lain akibat kejadian di waktu sebelumnya

dalam bentuk uang, barang, jasa atau dalam bentuk aktiva non kas lainnya

yang harus dilakukan penagih (collect) pada tanggal jatuh temponya.

Piutang dagang merupakan adanya janji lisan dari pembeli untuk

membayar barang atau jasa yang dijual yang penagihannya tidak lebih dari

satu periode akuntansi dan pada umumnya penjualan secara kredit

biasanya dengan syarat pembayaran (2/10, n/30), seperti piutang yang

timbul dari penjualan barang atau jasa secara kredit. Sedangkan piutang di

luar dagang merupakan adanya transaksi di luar dagang yang

mengakibatkan timbulnya tagihan pada masa yang akan datang kepada

konsumen, seperti: piutang dividen, piutang bunga, piutang sewa.

Besar kecilnya piutang sangat berpengaruh terhadap kinerja

perusahaan. Piutang yang terlalu besar dapat membahayakan

kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini adanya resiko yang dihadapi

perusahaan yaitu adanya kemungkinan kegagalan perusahaan (Munandar,

A., Huda, N,.dan Muhajirin. 2018).

Perusahaan juga memiliki kendala dalam melakukan penagihan.

Keterlambatan pembayaran (jatuh tempo), barang yang telah dibeli

7

Page 23: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

8

konsumen tidak ada ataupun hilang. Kendala seperti inilah yang

menyebabkan kerugian pada piutang tak tertagih.

Dengan kata lain manajemen perusahaan juga harus

mempertimbangkan resiko dari penjualan kredit yaitu adanya kemungkinan

penunggakan pembayaran hingga resiko terjadinya penumpukan piutang.

Kurangnya pengelolaan atas piutang mengakibatkan kerugian yang cukup

besar. Piutang pada dasarnya merupakan sumber pendapatan

perusahaan yang harus dikendalikan dengan sebaik-baiknya, bagi

beberapa perusahaan.

Penerapan sistem penjualan secara kredit yang dilakukan

perusahaan merupakan salah satu usaha perusahaan dalam rangka

meningkatkan volume penjualan.Undang-undang Perbankan Nomor 10

Tahun 1998 (Kasmir, 2015:115) mengungkapkan bahwa kredit adalah

penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersembahkan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjaman meminjam antara

bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak pijaman melunasi utangnya

setelah jangka waktu dengan pemberian bunga.

B. piutang Macet

Kredit atau pembiayaan dapat berupa uang atau tagihan yang

nilainya diukur dengan uang, kemudian adanya kesepakatan antara bank

(kreditor) dengan nasabah penerima kredit (debitor), bahwa mereka

sepakat sesuai perjanjian yang telah dibuatnya (Rompa, et, al. 2018 dalam

Kasmir, 2015). Dapat disimpukan bahwa kredit adalah kesepakatan

Page 24: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

9

pinjaman miminjan antara kedua belah pihak, berupa uang atau tagihan

yang nilainya diukur dengan nilai uang.

Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi

menimbulkan apa yang disebut dengan piutang, sehingga dengan kata lain

piutang timbul karna perusahaan menerapkan sistem penjualan secara

kredit.Setiap pemberian kredit, pasti dihadapkan kepada resiko

macet.Artinya munculnya kredit macet bukanlah hal yang mustahil.Kredit

macet merupakan permasalahan yang sering muncul baik di negara-

negara berkembang maupun di negara maju. Perusahaan besar pun risiko

macetnya kredit tetap akanada.

Menurut Martani (2012)menjelaskan piutang sebagai klaim suatu

perusahaan pada pihak lain. Hampir semua entitas memiliki piutang

kepada pihak lain baik terkait dengan transaksi penjualan. Dengan

demikian, piutang merupakan sejumlah uang hutang dari konsumen pada

perusahaan yang membeli barang dan jasa secara kredit kepada

perusahaan.

C. Latar Belakang Terjadinya Utang Piutang

Menurut Supramono (2013 : 10), perjanjian utang piutang dapat

terjadi karna dilatarbelakangi sejarah. Pada pokoknya, terjadinya perjanjian

utang piutang ada dua macam, yaitu karena murni perjanjian utang piutang

dan arena dilatarbelakangi perjanjian lain.

a. Karena murni perjanjian utang piutang

Perjanjian utang piutang yang dimaksud disini, tidak ada latar

belakang persoalan lain, dan perjanjian itu dibuat hanya semata-mata

untuk melakukan utang piutang.

Page 25: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

10

b. Karena dilatarbelakangi perjanjian lain

Lain halnya dengan perjanjian piutang yang satu ini, terjadinya

perjanjian tersebut karena sebelumnya telah terjadi perjanjian lain.

Perjanjian sebelumnya dengan perjanjian berikutnya yaitu perjanjian

utang piutang yang kedudukannya berdiri sendiri.

D. Faktor-Faktor Penyebab Piutang Macet

Menurut Rivai (2012), faktor intern penyebab timbulnya piutang

macet adalah penyimpangan dalam melaksanakan prosedur pengkreditan,

itikad kurang baik dari pemilik, pengurus, atau pegawai bank, lemahnya

sistem administrasi dan pengawasan kredit serta lemahnya informasi

piutang macet.

Sedangkan faktor eksternal penyebab timbulnya piutang macet

adalah kegagalan usaha debitur, serta menurunnya kegiatan ekonomi dan

tingginya suku bunga kredit. Selain faktor internal dan eksternal gejala

piutang macet antara lain di sebabkan oleh:

a. Menurunnya pendapatan bersih

Turunnya pendapatan bersih dapat disebabkan oleh adanya

kenaikan biaya yang tak diimbangi dengan pendapatan yang tinggi.

b. Menurunnya penjualan secara tajam

Penjualan yang menurun adalah hal yang wajar dalam siklus hidup

perusahaan, tetapi jika penjualan tersebut mengalami penurunan yang

sangat tajam, maka hal ini menandakan bahwa pendapatan akan

menemui titik kritis.

Page 26: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

11

c. Menurunnya perputaran persediaan

Perputaran persediaan yang cepat akan memberikan kelancaran

bagi perusahaan. Tetapi jika perputaran tersebut kecepatannya

menurun berarti banyak barang yang tidak laku, seperti perusahaan

diambang kesulitan dalam melakukan pemasaran produk.

d. Meningkatnya penjualan secara tajam

Naiknya penjualan secara tajam disebabkan perusahaan ingin

mempunyai uang secara cepat sehingga perusahaan melakukan

penjualan produknya dengan harga jual dibawah harga pokok

e. Menurunnya perputaran piutang

Lambannya proses pelunasan pelanggan dan sulitnya penagihan

akan menimbulkan dampak negatif bagi perusahaan sehingga

perusahaan akan mengalami kesulitan dalam melanjutkan kegiatan

operasionalnya.

f. Menurunnya modal lancar

Turunnya modal lancar dapat di sebabkan oleh pembelian kredit,

membengkaknya hutang kepada pihak ketiga atau mungkin disebabkan

adanya pemborosan.

g. Nasabah mulai ingkar janji

h. Nasabah membuat laporan fiktif

i. Nasabah tidak terbuka

j. Nasabah menolak wawancara

Dasar pemberian kredit oleh suatu bank atau lembaga

pembiayaankepada seorang debitur adalah kepercayaan.Menurut pasal

1 ayat 11 UU No.10/1998 tentang Perubahan UU No.10/1992 tentang

Page 27: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

12

perbankan“Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

pinjammeminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu

dengan pemberian bunga, imbalan atau pengembalian

hasilkeuntungan”.

Menurut Widiasmara, Anny. 2014 dalam I Made Sudana (2011)

Jika perusahaan memutuskan untuk memberikan kredit kepada

pelanggannya, perusahaan harus menentukan prosedur untuk

memperoleh kredit dan pelunasannya yang dituangkan dalam kebijakan

kredit , yang meliputi hal berikut:

a. Syarat penjualan

b. Analisis kredit

c. Kebijakan penagihan piutang

Kredit bermasalah atau problem loan dapat diartikan sebagai

pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor

kesengajaan dan atau karena faktor eksternal diluar kemampuan kendali

debitur.Kredit bermasalah sering juga disebut non performing loan yang

dapat diukur dari kolektibilitasnya (Suci Andiani dalam Siamat).

Perputaran piutang mempunyai hubungan yang erat dengan kredit

yang diberikan kepada debitur.Menurut Suci Andiani dalam Riyanto

(2001:90) Perputaran piutang adalah periode terikatnya modal dalam

piutang yang tergantung kepada syarat pembayarannya.Makin lunak atau

makin lama syarat pembayarannya, berarti makin lama modal terikat pada

Page 28: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

13

piutang, yang berarti bahwa tingkat perputarannya selama periode tertentu

adalah makin rendah.

Posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai

dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut (turn over

receivable), yaitu dengan membagi total penjualan kredit (netto) dengan

piutang rata-rata (Suci Andiani dalam Munawir, 2002).

E.Penilaian Kerugian

Penjualan produk secara kredit atau piutang dagang dilakukan

dengan maksud untuk menggenjot penjualan agar tercapai sesuai dengan

target yang diinginkan. Namun persoalan sering terjadi pada saat angka

penjualan kredit diperbesar menjadi seiring dengan meningkatnya piutang

ragu-ragu dan semakin besar piutang ragu-ragu maka semakin besar

permasalahan yang harus ditanggung oleh perusahaan di kemudian hari,

dan ini lebih jauh berakibat pada mengecilnya perolehan keuntungan yang

akan diterima (Fahmi, 2012 : 63)

Menurut Ariefiansyah (2013:26) mengatakan besar kecilnya piutang

dagang dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut:

a. Jumlah penjualan kredit

Semakin besar persentase penjualan kredit maka jumlah piutang

dagang juga semakin besar, begitu juga sebaliknya.Biasanya semakin

besar skala perusahaan, piutang dagang juga semakin besar, juga

sebaliknya.Perusahaan kecil biasanya belum memiliki akun piutang

usaha atau meskipun memiliki maka porsinya tidak terlalu besar.

Page 29: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

14

b. Kebijakan perusahaan

1) Pembatasan piutang pada nilai tertentu

Perusahaan bisa saja membuat kebijakan untuk membatasi piutang

pada nominal tertentu. Kebijakan ini tentu saja akan memengaruhi

jumlah piutang dagang.

2) Pengetatan syarat piutang

Semakin longgar persyaratan piutang dagang maka pembeli atau

pelanggan akan semakin mudah berutang pada perusahaan, juga

sebaliknya.

c. Proses pengumpulan piutang dagang oleh perusahaan

Ternyata kebiasaan pelanggan juga bisa memengaruhi jumlah

piutang dagang.Ada pelanggan yang membayar sebelum deadline, ada

yang tepat saat waktu yang sudah ditentukan dan disepakati bersama,

serta ada juga pelanggan yang membayar telat melebihi waktu yang

sudah disepakati. Ketiga jenis kebisaan pelanggan tersebut akan

memengaruhi jumlah piutang dagang perusahaan

F. Pengertian Pengendalian Intern

Menurut Hery (2016), pengendalian internal adalah seperangkat

kebijakan dan prosedur untuk melindungi aset atau kekayaan perusahaan

dari segala bentuk tindakan penyalahgunaan, menjamin tersedianya

informasi akuntansi perusahaan yang akurat, serta memastikan bahwa

semua ketentuan (peraturan) hukum/undang-undang serta kebijakan

manajemen telah dipatuhi atau dijalankan sebagaimana mestinya oleh

seluruh karyawan perusahaan.

Page 30: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

15

Pengendalian intern terhadap piutang usaha sebagai tindakan

preventif atas keselamatan piutang usaha dari adanya kemungkinan

piutangtak tertagih, keterlambatan penagihan dan penyalahgunaan

piutang oleh karyawan. Ditinjau dari cara pendekatan manajemen preventif

, makaada tiga bidang pengendalian yang umum pada titik mana

dapat diambil tindakan untuk mewujudkan pengendalian piutang. Ketiga

bidang itu adalah :

1) Pemberian kredit dagang

2) Penagihan (Collections)

3) Penetapan dan penyelenggaraan pengendalian intern yang layak

Menurut Mulyadi (2016), sistem pengendalian internal meliputi

struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikordinasikan untuk

menjaga aset organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data

akuntansi, mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan

manajemen. Dalam buku Sistem Akuntansi menyatakan bahwa

pengendalian dibutuhkan untuk mengurangi eksposur (ancaman) terhadap

resiko. Oleh sebab itu, pengendalian yang efektif untuk mengurangi

eksposur mencakup hal-hal diantaranya pemisahan tugas dankebijakan

serta prosedur(Mulyadi 2016)

G. Unsur-unsur Pengendalian Internal

Menurut Mulyadi (2016: 394-396), unsur pengendalian internal yang

ada dalam sistem akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai adalah

sebagai berikut:

Page 31: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

16

a. Organisasi

Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas.Fungsi penjualan

yang merupakan fungsi operasional harus di pisahkan dari fungsi kas

yang merupakaan fungsi penyimpanan.Fungsi kas harus terpisah dari

fungsi akuntansi.

Berdasarkan unsur sistem pengendalian intern yang baik, fungsi

akuntansi harus dipisahkan dari kedua fungsi pokok yang lain : fungsi

operasi dan fungsi penyimpanan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga

kekayaan perusahaan dan menjamin ketelitian dan keandalan data

akuntansi, dengan kata lain menutup celah untuk melakukan

kecurangan oleh karyawan perusahaan yaitu dengan mengubah catatan

akuntansi, mencegah terjadinya penggunaan dana dari penjualan tunai

oleh bagian kassa untuk kepentingan pribadinya.

Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi

penjualan, fungsi kas, fungsi pengiriman, dan fungsi akuntansi.Tidak

ada transaksi penjualan tunai yang dilaksanakan secara lengkap hanya

oleh satu fungsi tersebut. Dengan dilaksanakannya setiap transaksi

penjualan tunai oleh berbagai fungsi tersebut akan tercipta adanya

pengecekan intern pekerjaan setiap fungsi tersebut oleh fungsi lainnya.

b. Sistem Otorisasi Dan Prosedur Pencatatan

Penerimaan order dari pembeli di otorisasi oleh faktur penjualan

dengan menggunakan formulir faktur penjualan tunai. Transaksi

penjualan tunai dimulai dengan diterbitkannya faktur penjualan tunai

oleh fungsi penjualan, formulir ini akan digunakan oleh fungsi

Page 32: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

17

penerimaan kas untuk menerima pembayaran kas dan dengan formulir

ini pula fungsi pengiriman akan menyerahkan barang kepada pembeli.

Penerimaan kas di otorisasi oleh fungsi penerimaan kas

dengan cara membubuhkan cap “lunas” dan penempelan pita register

kas pada faktur tersebut. Sebagai bukti bahwa fungsi penerimaan kas

telah menerimakas dari pembeli, fungsi tersebut harus membubuhkan

cap “lunas” dan menempelkan pita register kas pada faktur penjualan

tunai.

Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan

permintaan otorisasi dari bank penerbit kartu kredit.Masalah yang

dihadapi oleh merchant dalam penjualan dengan kartu kredit dari bank

adalah penentuan bonafiditas pemegang kartu kredit.

Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan

cara membubuhkan cap “sudah diserahkan” pada faktur penjualan

tunai. Cap “sudah diserahkan” yang dibubuhkan oleh fungsi

pengiriman pada faktur penjualan tunai membuktikan telah

diserahkannya barang kepada pembeli yang berhak. Dengan bukti ini

fungsi akuntasi telah memperoleh bukti yang sahih untuk mencatat

adanya transaksi penjualan tunai dengan mendebit akun kas dan

mengkredit akun hasil penjualan.

Pencatatan kedalam catatan akuntansi harus di dasarkan atas

dokumen sumber yang di lampiri dengan dokumen pendukung yang

lengkap.Catatan akuntansi harus diisi informasi yang berasal dari

dokumen sumber yang sahih (valid).

Page 33: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

18

Pencatatan kedalam catatan akuntansi harus dilakukan oleh

karyawan yang diberi wewenang.Setiap pencatatan kedalam catatan

akuntansi harus dilakukan oleh karyawan yang diberi wewenang untuk

mengubah catatan akuntansi tersebut. Sehabis karyawan tersebut

memutakhirkan catatan akuntansi berdasarkan dokumen sumber, ia

harus mengotorisasi atau membubuhkan tanda tangan dan tanggal

pada dokumen sumber sebagai bukti telah dilakukannya pengubahan

yang dicatat dalam catatan akuntansi pada tanggal tersebut. Dengan

cara ini maka tanggung jawab atas pengubahan catatan akuntansi

dapat dibebankan kepada karyawan tertentu sehingga tidak ada

satupun perubahan data yang dicantumkan dalam catatan akuntansi

yang tidak dipertanggung jawabkan.

c. Praktik Yang Sehat

1) Faktur penjualan tunai yang tidak bernomor urut tercetak dan

pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan. Dalam

organisasi, setiap transaksi keuangan hanya akan terjadi jika telah

mendapat otorisasi dari yang berwenang.

2) Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke

bank pada hari yang sama dengan transaksi penjualan tunai atau hari

kerja berikutnya. Penyetoran segera sejumlah kas yang diterima dari

penjualan tunai ke bank akan menjadikan jurnal kas perusahaan

dapat diuji ketelitian dan keandalannya dengan menggunakan

informasi dari bank yang tercantum dalam rekening Koran bank (bank

statement).

Page 34: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

19

3) Perhitungan saldo kas yang ada ditangan fungsi kas secara periode

dan secara mendadak oleh fungsi pemeriksaan intern. Penghitungan

kas secara periodik dan secara mendadak mengurangi resiko

penggelapan kas yang diterima kasir. Dalam penghitungan fisik kas

ini dilakukan pencocokan antara jumlah kas hasil hitungan dengan

jumlah yang seharusnya ada menurut faktur penjualan tunai dan bukti

penerimaan kas yang lain (misalnya bukti kas masuk).

H. Tujuan Pengendalian Internalatas Piutang

Tujuan pengendalian intern menurut COSO (committee of

Sponsoring Organizations) (Sanyoto 2007 dikuip oleh Hamel,Gary, 2013),

untuk menyediakan data yang dapat diandalkan, untuk mendorong

kepatuhan terhadap kebijakan akuntansi, untuk melindungi aset dan

catatan.

Sedangkan menurut Hery (2016), tujuan dari pengendalian internal

adalah untuk memberikan jaminan yang memadai bahwa :

a. Aset yang dimiliki oleh perusahaan telah diamankan sebagaimana

mestinya dan hanya digunakan untuk kepentingan perusahaan

semata, bukan untuk kepentingan individu (perorangan) oknum

karyawan tertentu.Dengan demikian, pengendalian internal diterapkan

agar supaya seluruh aset perusahaan dapat terlindungi dengan baik

dari tindakan penyelewengan, pencurian, dan penyalahgunaan yang

tidak sesuai dengan wewenangnya dan kepentingan perusahaan.

Page 35: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

20

b. Informasi akuntansi perusahaan tersedia secara akurat dan dapat

diandalkan.

c. Karyawan telah menaati hukum dan peraturan.

Nurazizah (2018), suatu pengendalian intern yang baik dalam

perusahaan akan memberikan keuntungan yang sangat berarti bagi

perusahaan itu sendiri, karena:

1) Dapat memperkecil kesalahan-kesalahan dalam penyajian data

akuntansi sehingga akan menghasilkan laporan yang benar.

2) Melindungi atau membatasi kemungkinan terjadinya kecurangan

dan penggelapan-penggelapan.

3) Kegiatan organisasi akan dapat dilaksanakan dengan efisien.

4) Mendorong dipatuhinya kebijakan pimpinan.

5) Tidak memerlukan detail audit dalam bentuk pengujian subtantif

atas bahan bukti atau data perusahaan yang cukup besar oleh

akuntan publik.

I. Landasan Empiris

Penelitian terdahulu merupakan acuan untuk penelitian selanjutnya,

digunakan untuk membandingkan hasil penelitian. Adapun beberapa

penelitian terdahulu yang menjadi landasan dalam melakukan penelitian ini di

antaranya disajikan dalam tabel 2.1 berikut.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama

Penelitian Judul

Penelitian Variabel

Penelitian Hasil Penelitian

1 Wisnu Adi Hidayat (2007) (Jurnal

Faktor-faktor Kredit Macet Usaha Kecil

Perencanaan penggunaan modal,

Faktor yang berpengaruh terhadap kredit macet adalah faktor perencanaan

Page 36: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

21

Manajemen dan Keuangan)

dan Menengah di Sentra Konveksi Ulujami Pemalang

pendapatan, pemasaran, manajemen, kebijakan pemerintah, tingkat persaingan

penggunaan modal, faktor pemasaran dan tingkat persaingan.

2 Hermanto (2006) (Jurnal Manajemen dan Keuangan)

Analisis Kredit Macet Pada PD. BPR BKK Ungaran Kab.Semarang

Itikad nasabah, penggunaan kredit, pendapatan nasabah, administrasi, ketentuan pemerintah, musibah

Faktor yang menyebabkan kredit macet yaitu salah penggunaan kredit, pengelola administrasi pembukuan nasabah (debitur), pendapatan debitur.

3 Dian Hartati (2009) (Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan)

Analisis Pengendalian Intern Piutang Usaha Pada PT. SFI Medan

Kualitatif deskriptif yang mengunakan pendekatan studi kasus macet

Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis terhadap prosedur kerja, mulai dari mendapatkan calon debitur sampai pelunasan piutang usaha pada PT. SFI Medan diketahui bahwa manajemen perusahaan memberikan perhatian yang baik.

4 Sri Riwayati (2013) (jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan)

Analisis Pengendalian Piutang Terhadap Resiko Piutang Tak Tertagih Pada PT. Bintang Colombia

Kualitatif deskriptif yang menggunakan pendekatan studi kasus

Pengendalian piutang pada PT. Bintang Colombia telah berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan jumlah piutang tak tertagih sebesar 2,58 % pada tahun 2011 dan pada tahun 2012 2,66 % dari jumlah piutangnya.

5 Rahmat Mulyana Dali dan Reza Ramdhani (2013) (Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan)

Analisis Sistem Pengendalian Intern Atas Piutang Dalam Meningkatkan Efektivitas Penerimaan Kas Pada PT. Bentara Sinergies Multifinance

Deskriptif dengan cara menguraikan secara terperinci suatu masalah dan kemudian dilakukan penelitian melalui pengumpulan data, analisis dan evaluasi data-data

Perubahaan sudah melaksanakan sistem pengendalian intern atas piutang dengan baik hal itu dapat dibuktikan dengan adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab secara tepat, adanya sistenotorisasi dan pencatatan yang tepat, adanya praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi, dan juga karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawab. Maka sistem pengendalian intern yang diterapkan pada PT.

Page 37: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

22

Bentara Sinergies Multifinance (Bess Finance) sudah cukup efektif.

6 Aris Munandar, Nurul Huda, dan Muhajirin (2018) (Jurnal Manajemen Dan Keuangan)

Analisis Piutang Tak Tertagih pada PT. Astra International Tbk

Deskriptif, dimana penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri

Berdasarkan hasil peneliitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan piutang tak tertagih rata-rata selama 5 tahun terakhir sebesar 3,36% yang berarti masuk dalam kategori besar.

7 Andi Maujung Tjodi, David Paul Elia Saerang, Meily yoke Betsy Kalalo (2017) (Jurnal EMBA)

Analisis Sistem Pengendalian Internal Piutang Usaha pada PT. Bank Sulutgo KCP Ronotana

Kualitatif dan Analisis Deskriptif

Berdasarkan analisis sistem pengendalian internal atas piutang usaha pada PT. Bank Sulutgo KCP Ranotana diperoleh bahwa sistem pengendalian internal atas piutang usaha telah berjalan dengan baik. Manajemen perusahaan telah menerapkan konsep dasar dan prinsip-prinsip pengendalian intern menurut COSO.

8 Nur Rositah, Siti Ragil Handayani (2018) (Jurnal Administrasi)

Pengaruh Beban Piutang Tak Tertagih Terhadap Return On Assets (Studi pada PT. PLN (Persero) Ditribusi Jawa Timur Area Malang pada Periode Tahun 2009-2016)

Penelitian assosiatif (hubungan) dengan pendekatan survey

Hasil penelitian menujukkan bahwa hasil uji statistik menunjukkan bahwa piutang tak tertagih berpengaruh negatif dan signifikat terhadap Return On Assets (ROA), hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji regresi linear sederhana dengan nilai koefisien -0.036, nilai negatif yang berarti ada hubungan yang berlawanan antara variabel piutang tak tertagih dengan variabel Return ON Assets (ROA).

9 Junita Stevani Wuisan (2013) (Jurnal EMBA)

Analisis Efektifitas Pengendalian Intern Piutang Lease pada PT. Finance Multi Finance Tomohon

Analisis Deskriptif

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa unsur-unsur pengendalian internal berdasarkan kerangka kerja COSO yaitu unsur lingkungan pengendalian kurang efektif karena tidak adanya komite audit yang mengwasi kinerja semua personil. Unsur penilaian resiko sudah berjalan efektif dengan adanya

Page 38: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

23

kelayakan pemberian kredit bagi calon konsumen. Unsur aktivitas pengendalian belum berjalan efektif dimana pemisahan tugas belum dilakukan dengan baik. Pemantauan terhadap piutang tidak berjalan efektif karena tidak adanya komite audit.

10 Jeffry Rolando Taroreh, Jessy D.L Warongan, dan Treesje Runtu (2016) (Jurnal EMBA)

Evaluasi Penerapan Sistem Pengendalian Intern Piutang pada PT. Mandiri Tunas Finance Cabang Manado

Data kualitatif yang menekankan pada segi pengamatan langsung

Berdasarkan evaluasi hasil penelitian yang telah dilakukan, menunjukan bahwa sistem pengendalian internal terhadap piutang usaha pada PT. Mandiri Tunas Finance Cabang Manado sudah berjalan dengan cukup baik. Manajemen perudahaan telah menerapkan konsep dasar dan prinsip-prinsip pengendalian internal menurut kerangka Committee Of Sponsoring Organizations (COSO) namun masih perlu beberapa perbaikan.

Page 39: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

24

J. Kerangka Pikir

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa pengendalian intern

piutang macet pada Bank BRI Cabang Bulukumba. Penjelasan tersebut dapat

digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

PT Bank BRI

Cabang Bulukumba

Pengendalian Intern Piutang

Piutang Macet

Analisis

HasilBank BRI Cabang

Bulukumba

Page 40: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptifkualitatif, yaitu suatu

penelitian yang mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan suatu fenomena,

peristiwa, gejala, dan kejadian yang terjadi secara faktual, sistematis dan

akurat.Penelitian ini bertujuan menjelaskan makna di balik realita sosial yang

terjadi.

Fenomena tersebut berupa aktivitas, hubungan, karakteristik, serta

persamaan maupun perbedaan antar fenomena. Dengan demikian, metode

penelitian ini akan digunakan untuk mengkaji fenomena gejala piutang macet

pada Bank BRI Cabang Bulukumba Unit Tanah Lemo.

B. Fokus Penelitian

Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan, maka memilih

perusahaan sebagai obyek penelitian yaitu pada Bank BRI Cabang

Bulukumba Unit Tanah Lemo.Adapun waktu penelitian dari Januari 2020

sampai pada perampungan hasil.

C. Batasan Istilah

Batasan istilah merupakan definisi variabel-variabel dalam penelitian ini

diuraikan sebagai berikut.

1. Piutang

Piutang merupakan bentuk penjualan yang dilakukan oleh suatu

perusahaan dimana pembayarannya tidak dilakukan secara tunai, namun

25

Page 41: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

26

bersifat bertahap. Penjualan piutang artinya lebih jauh menerapkan

manajemen kredit (Fahmi, 2012 : 62)

2. Pengendalian Intern

Menurut Mulyadi (2016), sistem pengendalian internal meliputi struktur

organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikordinasikan untuk menjaga

aset organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,

mendororng efesiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

D. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder, sebagaimana diuraikam sebagai berikut.

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek

penelitian, dalam hal ini peneliti memperoleh data atau informasi langsung

dengan menggunakan instrumen-instrumen yang telah ditetapkan. Data

primer dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

penelitian. Dengan demikian, data primer penelitian ini diperoleh dari hasil

wawancara dengan kepala Bank BRI Cabang Bulukumba Unit Tanah Lemo.

2. Data Sekunder

Data sekunder penelitian umumnya berupa bukti, catatan atau laporan

historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang

dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.Dalam penelitian ini data

sekunder didapat dari lembaga maupun perusahaan atau pihak-pihak yang

berkaitan dengan penelitian ini.

Page 42: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

27

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Menurut Sugiyono (2015), wawancara merupakan teknik pengumpulan

data dimana pewawancara (peneliti atau yang bertugas melakukan

pengumpulan data) dalam mengumpulkan data mengajukan suatu

pertanyaan kepada yang di wawancara mengenai data yang ada sangkut

pautnya dengan masalah yang akan dibahas.

2. Dokumentasi

Menurut sugiyono (2015) dokumen merupakan catatan peristiwa yang

sudah berlalu.Dokumen biasa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang.

3. Teknik Analisis

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif

analisis dengan pendekatan studi kasus. Dalam metode ini akan diamati

secara seksama aspek-aspek yang berkaitan dengan masalah yang diteliti

yaitu bagaimanakah pengendalian intern piutang dalam mengelola piutang

macet yang di terapkan di Bank BRI Cabang Bulukumba Unit Tanah Lemo.

Data tersebut dapat berupa data primer maupun data sekunder.

Page 43: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

28

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

Bank Rakyat Indonesia adalah salah satu Bank yang tertua di Indonesia

yang merupakan milik negara yang memiliki sejarah yang cukup panjang.

Pada tanggal 16 Desember 1895 Raden Wiriaatmadja dan kawan kawan

mendirikan Depoerweketose Hu-en Spaarbank der Indelansche Hofden

(Bank Priyayi Purwokerto). Kemudian tahun 1896 seorang asisten Residen

Poerwokerto mendirikan Depoerwoketose Hulp Spaaren Lanbouwcrediet-

bank sebagai kelanjutan dari Depoerweketose Hu-en Spaarenbank der

Indlansche Hoofden (Suyatno, 2001)

Pada zaman tersebut dunia perbankan sudah bersaing satu sama lain

untuk mencari nasabah. Selain Bank Priyayi Purwokerto juga terdapat De

Javasche Bank yang beroperasi sebagai Bank Komersil. Pada tahun 1898

didirikan Volksbanken atau yang lebih dikenal dengan Bank Rakyat yang

didirikan atas bantuan Hindia Belanda, ketika Bank Rakyat mengalami

kesulitan, pemerintah Hindia Belanda turut campur dalam menanganinya

yaitu dengan didirikan Dienst der Volkscredietewesen (Dinas Perkreditan

Rakyat).

Selanjutnya dalam rangka mengendalikan dan mengembangkan usaha

perbankan, pada tahun 1912 pemerintahan Hindia Belanda mendirikan

Centrale Kas dibawah naungan Dapartemen Dalam Negeri yang berfungsi

sebagai Bank sentral bagi Dienst der Volkscredietewesen. Pendirian Centrale

Kas ini tidak juga membawa perubahan pada usaha perbankan, hal ini

28

Page 44: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

29

kerena terjadi resesi dunia pada tahun 1929 sampai 1939 dan akibatnya

Volkscredietewesen tidak dapat berjalan dengan baik. Akhirnya Centrale Kas

dibubarkan. Bersamaan dengan itu didirikanlah Algemene Volkscrediet Bank

pada tahun 1934.

Algemene Volkscrediet Bank berganti nama menjadi Syoomin Ginko

(Bank Rakyat) setelah Jepang masuk ke Indonesia pada tahun 1942.

Pergantian nama ini berlangsung pada tanggal 22 Maret 1946 melalui

peraturan pemerintah No.1 tahun 1946 Bank Rakyat tidak mau berkerja sama

dengan Belanda. Setelah perjanjian Royem Royen Bank Rakyat diaktifkan

kembali. Pada tanggal 21 April 1951 Bank Rakyat ditetapkan menjadi Bank

Menengah (ibit).

Setelah Indonesia lepas dari seluruh kolonialisme, pada bulan Agustus

1965 semua Bank milik pemerintahan dilebur menjadi satu dan diberi nama

Bank Indonesia. Dimana Bank Rakyat Indonesia masuk kedalam Bank

Indonesia Unit 2. Pada tahun 1982 Dewan direksi membentuk tim tentang

sejarah Bank Rakyat Indonesia dan menetapkan melalui surat keputusan

Direksi BRI NOKED; 67/DIR/12/1982 tentang berdirinya Bank Rakyat

Indonesia dan menetapkan bahwa pada tanggal 16 Desember 1985 sebagai

hari lahirnya.

Bank Rakyat Indonesia berkembang menjadi Bank devisa sejak tahun

1957 dan berubah status menjadi perseroan sejak tanggal 1 Juli 1992

dengan nama PT.Bank Rakyat Indonesia (persero). Sejak tahun 2003 Bank

BRI melakukan penawaran dan penjualan sahamnya kepada masyarakat dan

telah berubah statusnya menjadi PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Page 45: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

30

1. Visi dan Misi Organisasi

Visi dan misi Bank BRI Cabang Bulukumba Unit Tanah Lemo sesuai

visi dan misi Bank BRI (Persero) Tbk secara nasional sebagai berikut.

a. Visi

Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan

kepuasan nasabah (Customer Is a King).

b. Misi

1) Melakukan kegiatan perbankan terbaik dengan mengutamakan

pelayanan pada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang

perkembangan ekonomi masyarakat.

2) Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja

yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang

propesional dengan semangat kerja BRI yaitu integritas,

propesionalisme, kepuasan nasabah, keteladanan dan penghargaan

terhadap SDM.

3) Melaksanakan praktek Good Corporate Governance secara

berkesenambungan.

4) Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-

pihak yang berkepentingan.

2. Jati Diri Bank BRI Cabang Bulukumba Unit Tanah Lemo

Bank BRI Cabang Bulukumba Unit Tanah Lemo dikembangkan

berdasarkan jati diri Bank BRI (Persero) Tbk. Jati diri ini merupakan

seperangkat nilai karakter yang diharapkan dapat dipedomani oleh kepala

Bank dan seluruh staf dan pegawai di lingkungan Bank BRI Secara

Page 46: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

31

umum. Adapun jati diri Bank BRI Cabang Bulukumba Unit Tanah Lemo

diuraikan sebagai berikut.

a. Semboyan

“Swadharma Bhakti Nagara” artinya berbakti kepada negara

sesuai dengan kewajiban yang dipikul, Bank BRI memiliki tanggung

jawab kepercayaan masyarakat.

b. Motto

“Terpecaya, Kokoh dan Bersahabat”. Motto ini dapat dimaknai

sebagai usaha menjadi yang terpecaya ditengah-tengah riak

gelombang dan kemajuan zaman. Bank BRI senantiasa fitrah

perjuangannya yang diwariskan sejak masa Revolusi.

c. Pilar Budaya Kerja

Selain semboyan dan motto di atas, kinerja Bank BRI Cabang

Bulukumba Unit Tanah Lemo juga didukung dengan rumusan Pilar

Budaya Kerja, sebagai berikut.

1) Bank BRI adalah Bank umum Milik negara berstatus Perusahaan

Perseroan (Persero).

2) Bank BRI Berorientasi kepada pasar dan perkembangan

masyarakat.

3. Struktur Organisasi

Struktur orgnasasi merupakan tingkatan operasionalisasi bagian-

bagian dalam tubuh lembaga Bank BRI Cabang Bulukumba Unit Tanah

Lemo untuk memaksimalkan kinerja pelayanan yang sesuai dengan visi

dan misi Bank BRI. Hasil observasi menunjukkan bahwa Bank BRI

Page 47: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

32

Cabang Bulukumba Unit Tanah Lemo sesuai dengan struktur yang

berlaku secara internal.

Struktur organisasi Bank BRI Cabang Bulukumba Unit Tanah Lemo

berbentuk garis lurus komando dari pimpinan cabang ke bawah. Masing-

masing bawahan bertanggung jawab langsung kepada pimpinan Unit

Cabang karena tidak dihubungkan dengan garis putus-putus koordinasi.

Lebih detail struktur Bank BRI Cabang Bulukumba diuraikan sebagai

berikut.

Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi

Bagan struktur organisasi Bank BRI Cabang Bulukumba Unit Tanah

Lemo tersebut di atas menjalankan tugas dan fungsi masing-masing.

Lebih detail, tugas dan fungsinya diuarikan sebagai berikut.

a. Kepala Unit Cabang

1) Memimpin kantor cabang sesuai tugas pokoknya yang diterima

dan ditetapkan serta membina kantor dalam meningkatkan

pelayanan kepada masyarakat.

2) Mewakili dan menandatangani untuk masing-masing dan atas

nama bank guna menyelenggarakan urusan kantor cabang

KEPALA UNIT

MANTRI CS TELLER SATPAM ACCOUNT OFFICER

CLEANING SERVICE

Page 48: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

33

dengan melakukan tindakan sebagaimana yang dimaksud dalam

surat direksi.

3) Mengambil keputusan dalam batas wewenangnya serta

menentukan dan mengatur operasional kantor cabang sesuai

dengan kebijaksanaan pelaksanaan kantor wilayah.

4) Memelihara hubungan kerja baik dengan nama sub unit

organisasi Bank dan Instansi lainya sesuai dengan tugas pokok

cabang dalam batas-batas wewenang yang dimiliki.

5) Melaksanakan internal kontrol terhadap seluruh kegiatan

operasional pada kantor cabang BRI unit.

b. Mantri

1) Melaksanakan prosedur kredit di unit kerjanya

2) Mempelajari dan melakukan analisis terhadap potensi ekonomi di

wilayah kerjanya.

3) Mempersiapkan dan melaksanakan rencana bisnis prioritas

terhadap debitur dan mentapkan prioritas pembinaan atas debitur

yang dikelolanya.

4) Bertindak sebagai pemrakarsa atau penganalisa dan atau

perekomendasi untuk setiap permohonan kredit.

5) Melaporkan situasi dan kondisi bisnis debitur baik yang masih

lancar maupun memburuk serta memberikan usul, saran

pemecahan atau penanggulangannya (RTL) dan menindak lanjuti

RTL yang sudah di putus Kaunit.

Page 49: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

34

c. Customer Servis

1) Memberikan penjelasan kepada nasabah atau calon nasabah

mengenai produk-produk maupun syarat-syarat serta tata cara

prosedurnya.

2) Melayani pembukaan rekening giro dan tabungan sesuai dengan

permohonan nasabah serta memberikan pelayanan percetakan

cek atau bliyet Giro dan melakukan permintaan nasabah untuk

pemblokiran, baik rekening giro maupun tabungan.

3) Melayani penutupan rekening giro atas permintaan nasabah

sendiri karena ketentuan Bank (yang telah disepakati nasabah)

maupun karena peraturan Bank Indonesia.

4) Melayani permohonan penerbitan dan pencairan deposito

berjangka dari nasabah.

5) Melayani nasabah yang butuh informasi tentang saldo dan

mutasi rekening maupun melayani nasabah yang ingin pindah ke

cabang lain.

6) Melayani nasabah dalam hal ada permintaan tembusan rekening

giro.

7) Melayani nasabah dalam hal pelayanan jasa-jasa bank seperti

transfer, inkaso, pemindahan-bukuan rekening antar nasabah,

auto save, surat refrensi Bank, dan sebagainya.

8) Melayani transaksi transfer masuk berikut melakukan

pemeriksaan kebutuhan tanda bukti dari nasabah dengan data-

data yang ada pada surat pemberitahuan kiriman uang (SPUK)

dan membubuhkan paraf pada SPUK.

Page 50: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

35

9) Menyiapkan administrasi berupa kartu-kartu yang diperlukan

untuk pelayanan kepada nasabah, dan input data Customer

facility.

d. Teller

1) Membuat aplikasi tambahan kas awal dan menerima uang dari

supervisor.

2) Menerima uang setoran dari nasabah dan mencocokan dengan

tanda setoran.

3) Meneliti keabsahan bukti yang diterima masuk kelengkapan MCS

sebesar dibayarkan kepada yang berhak.

4) Mengesahkan dalam OLSIB dan menandatangani bukti kas atas

transaksi yang melebihi batas wewenangnya.

5) Meminta pengesahan atau flat bayar kepada pejabat yang

berwenang atas transaksi yang melebihi batas wewenangnya.

6) Mengelola dan menyetorkan uang fisik kas kepada supervisor baik

selama pelayanan kas maupun akhir hari.

7) Memelihara kerjakan register perincian sisa kas dan membayar

biaya-biaya hutang, realisasi kredit dan transaksi lainnya yang

kwitansinya telah disahkan oleh pejabat yang berwenang.

e. Satpam

1) Mengawasi seluruh wilayah Bank BRI Cabang Bulukumba Unit

Tanah Lemo mulai dari radius lokasi bank sampai dengan pintu

masuk dan ruangan dalam bank.

2) Membuka pintu, menyambut dan memberi salam dengan ramah

kepada setiap nasabah yang akan masuk dan keluar.

Page 51: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

36

3) Memeriksa bawaan nasabah jika mencurigakan atau sikap dan

tindak-tanduk nasabah mencurigakan.

4) Menanyakan keperluan nasabah dan memberikan nomor antrian

kepada nasabah sesuai dengan keperluan nasabah.

5) Memberikan petunjuk dan arahan dengan baik pada nasabah

yang memerlukan pertanyaan dan informasi.

6) Memperhatikan seluruh kegiatan di dalam dan di luar bank dan

sigap bertindak pada pengunjung yang mencurigakan.

7) Melakukan tindakan cepat tanggap dengan mengedepankan

keamanan dan keselamatan nasabah dan pegawai bank bila ada

kejadian yang menjurus ke arah kriminal.

f. Account Officer

1) Account Officer berperan penting dalam proses pemasaran produk

kredit.

2) Bertugas mencari nasabah yang mempunyai usaha dan

memerlukan dana untuk memajukan usahanya seperti untuk

modal kerja atau stok barang dagangannya.

3) Mencari informasi nasabah yang dibutuhkan dengan cara

melakukan survei kepada nasabah yang selanjutnya menganalisis

dan mengevaluasi calon nasabah dan perkembangan usaha

nasabah

4) Melayani kebutuhan dan keluhan nasabah dalam perkembangan

usaha nasabah yang terkait dengan bank.

Page 52: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

37

g. Cleaning Service

1) Datang lebih awal untuk malakukan pengelapan pada inventari

kantor atau benda yang ada dalam ruang lingkup kerja cleaning

service meliputi meja kursi dan semua peralatan kantor.

2) Penyapuan kantor baik di dalam maupun di luar tergantung dari

dimana Cleaning Service di tugaskan.

3) Pengepelan yaitu mengepel lantai kantor yang dianggap kotor dan

tidak higenis untuk memberikan kenyamanan.

4) Memeriksa persedian kelengkapan di toilet untuk kemudian

membersihkan dan melengkapi kembali semuanya.

5) Pembuangan sampah ketempat sampah yang diangkut oleh

petugas kebersihan atau ada tindakan lain dari Cleaning Service.

B. Hasil Analisis Data

Hasil penelitian ini mencakup data wawancara yang dilakukan dengan

informan kunci dalam penelitian. Wawancara yang dilakukan menggunakan

pedoman wawancara yang telah disediakan. Pedoman wawancara berfungsi

untuk menggali informasi berkaitan dengan tujuan penelitian. Hasil analisis

data pengendalian intern piutang dalam pengelolaan piutang macet pada

Bank BRI Cabang Bulukumba dilakukan melalui usaha pencegahan maupun

penanganann kredit macet sebagaimana dapat dilihat pada data, berikut.

Tabel 4.1 Data Kredit Macet

Tahun 2017-2019

Tahun Jumlah (Rp) Jumlah Kredit Macet

(Rp)

2017 5.399.581.489 244.000.000

2018 5.898.193.177 433.764.872

Page 53: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

38

2019 1.130.000.000 0

Sumber: Data Bank BRI Cabang Bulukumba Unit Tanah Lemo

Data tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kredit macet pada

periode tahun 2017 dan 2018. Meskipun demikian, BRI Cabang Bulukumba

Unit Tanah Lemo menekan tingkat kredit macet tersebut pada tahun 2019.

Penerapan pengendalian internal dilakukan dengan memerhatikan berbagai

resiko yang akan dihadapi oleh Bank BRI Cabang Bulukumba. Pengendalian

yang telah dilakukan, diantaranya melalui tahapan sebagai berikut.

1. Prosedur Penilaian Calon Debitur

Prosedur penilaian merupakan mekanisme yang harus dipenuhi oleh

calon debitur. Hal ini menjadi salah satu mekanisme penting dan paling

mendasar dalam pemberian kredit pada Bank BRI Cabang Bulukumba

Unit Tanah Lemo. Setiap calon debitur diharuskan memenuhi tahapan

penilaian dan pengajuan proposal kreditnya serta menyiapkan segala

dokumen yang dibutuhkan, termasuk pemeriksaan keaslian dokumen

hingga kredit dikucurkan kepada debitur yang layak menerima. Kepala

Bank BRI Cabang Bulukumba Unit Tanah Lemo menjelaskan hal ini

sebagaimana kutipan wawancara sebagai berikut.

“Pemberian piutang melalui kredit di sini harus memenuhi sejumlah prosedur sebagai mekanisme dasar, karena syarat ini harus terpenuhi sehingga calon debitur dapat diketahui latar belakang dan kemampuannya. Sejumlah prosedur yang mengikat debitur berupa syarat administrasi dan pemberkasan lainnya dapad siasumsikan sebagai upaya pengendalian piutang secara internal. Oleh karena itu, proses ini sangatlah menentukan ke tahapan pengendalian lainnya” (Muh. Syuaib, 2020)

Page 54: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

39

Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa prosedur penilaian

calon debitur merupakan langkah penting yang bertujuan mengendalikan

setiap kemungkinan piutang kredit macet. Proses tersebut merupakan

serangkaian pemenuhan syarat-syarat administratif yang bertujuan

untuk memastikan kelayakan suatu kredit, diterima atau di tolak.

Dalam menentukan kelayakan suatu kredit maka dalam setiap tahap

selalu dilakukan penilaian yang mendalam. Apabila dalam penilaian ada

kekurangan maka pihak Bank dapat meminta kembali ke nasabah atau

bahkan langsung ditolak jika tidak memenuhi prosedur yang berlaku

secara internal. Kepala Bank BRI Cabang Bulukumba Unit Tanah Lemo

menjelaskan teknis pelaksanaan prosedurnya sebagai berikut.

“Teknisnya, debitur harus menyampaikan permohonan kredit dilampirkan seluruh kelengkapan administrasi yang disyaratkan. Selanjutnya akan dilakukan penyelidikan berkas pinjaman, penilaian kelayakan kredit, wawancara pertama, kemudian dilanjutkan peninjauan ke lokasi. Setelah itu akan dilakukan wawancara kedua, keputusan kredit, penandatanganan akad, dan realisasi kredit.” (Muh. Syuaib, 2020) Hasil observasi terhadap dokumen prosedur pemberian piutang pada

Bank BRI Cabang Bulukumba Unit Tanah Lemo selanjutnya dapat

diuraikan sebagai berikut.

a. Tahap Permohonan Kredit

Permohonan ini merupakan tahap pertama yakni pemohon kredit

mengajukan permohonan kredit secara tertulis dalam suatu proposal.

Proposal kredit harus dilampiri dengan dokumen lainnya sebagai

persyaratan. Yang perlu diperhatikan dalam setiap pengajuan proposal

Page 55: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

40

suatu kredit hendaknya berisi keterangan tertentu. Untuk debitur

perorangan harus memenuhi sejumlah keterangan sebagai berikut.

1) Riwayat hidup calon debitur

2) Tujuan pengambilan kredit, dalam hal ini harus jelas tujuan

pengambilan kredit

3) Besarnya kredit dan jangka waktu

4) Cara pemohon mengembalikan kredit, perlu dijelaskan secara

rinci apakah dari penghasilannya atau dengan cara lainnya.

5) Jaminan kredit, yang diberikan dalam bentuk surat atau sertifikat

haruslah teliti jangan sampai terjadi sengketa palsu dan sebagainya,

biasanya setiap jaminan diikat dengan asuransi tertentu, selanjutnya

proposal dilampiri dengan berkas dan persyaratan yaitu: (a) Kartu

tanda penduduk, surat nikah dan kartu keluarga calon debitur,

KTP suami/istri calon debitur. (b) Nomor pokok wajib pajak. (c)

Keterangan penghasilan calon debitur. Dan (d) Foto copy sertifikat

yang dijadikan jaminan (apabila jaminan berupa tanah), Foto copy

bukti kepemilikan kendaraan bermotor), faktur/ kuitansi pembelian

mesin (apabila jaminan berupa mesin atau alat-alat berat)

b. Tahap Penyelidikan Berkas Pinjaman

Tahap penyelidikan berkas pinjaman dilakukan dengan tujuan

mengetahui kelengkapan berkas sesuai syarat yang ada. Jika berkas

belum lengkap sesuia syarat, maka nasabah akan diminta melengkapi

berkas yang kurang dalam batas waktu tertentu. Dalam proses

penyelidikan berkas ini juga untuk memastikan keaslian seluruh berkas

yang digunakan pemohon, kemudian bank melakukan kalkulasi jumlah

Page 56: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

41

kredit yang diajukan pemohon relevan atau tidak dengan kemampuan

nasabah melakukan pembayaran nantinya.

c. Tahap Penilaian Kelayakan Kredit

Bank BRI Cabang Bulukumba Unit Tanah Lemo melakukan penilaian

kelayakan kredit menggunakan analisis dan studi kelayakan yang meliputi

karakter (watak), kemampuan, modal, jaminan, dan keadaan ekonomi

dari nasabah yang mengajukan permohonan kredit.

d. Tahap Wawancara Pertama

Dalam wawancara yang dilakukan kepada calon debitur dengan cara

berhadapan langsung dengan calon debitur. Tujuannya adalah untuk

mendapatkan keyakinan apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan

lengkap seperti yang bank inginkan. Wawancara ini juga dimaksudkan

untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya.

Dalam wawancara ini akan dipertanyakan beberapa hal yang dilakukan

dengan serileks mungkin sehingga mendapatkan hasil wawancara yang

sesuai dengan tujuan yang diharapkan Bank. Pertanyaan yang

diajukan dilakukan dengan wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.

e. Tahap Peninjauan Ke Lokasi

Setelah memperoleh keyakinan atas keabsahan dokumen dari hasil

penyelidikan dan wawancara maka langkah selanjutnya adalah

melakukan peninjauan kelokasi yang menjadi objek kredit. Kemudian

hasil peninjauan kelapangan dicocokkan dengan hasil wawancara

pertama, pada saat melakukan peninjauan ke lapangan tidak dilakukan

pemberitahuan terlebih dahulu kepada calon debitur agar apa yang dilihat

Page 57: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

42

dilapangan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Dilakukannya

peninjauan kelapangan adalah untuk memastikan bahwa objek yang

dibiayai benar-benar ada dan sesuai dengan apa yang tertulis dalam

proposal.

f. Wawancara Kedua

Hasil peninjauan kelapangan akan dicocokkan dengan dokumen

yang ada serta hasil wawancara pertama dengan wawancara kedua.

Wawancara kedua ini merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika ada

kekurangan-kekurangan pada saat peninjauan ke lokasi. Catatan yang

ada pada permohonan saat wawancara pertama, dicocokkan pada saat

peninjauan kelokasi apakah ada kesesuaian dan mengandung suatu

kebenaran atau tidak.

g. Tahap Keputusan Kredit

Setelah melalui berbagai penilaian mulai dari kelengkapan,

keabsahan dan keaslian dokumen, serta penilaian yang meliputi seluruh

aspek studi kelayakan kredit maka langkah selanjutnya adalah keputusan

kredit. Keputusan kredit pada Bank BRI Cabang Bulukumba Unit Tanah

Lemo dibuat untuk menentukan apakah kredit layak untuk diberikan atau

ditolak, jika layak, maka setiap administrasinya harus dilengkapi. Ada

beberapa hal yang mencakup dalam keputusan kredit:

(1) Akad kredit yang ditandatangani,

(2) Jumlah uang yang diterima,

(3) Jangka waktu kredit, dan

(4) Biaya lain yang harus dibayar.

Page 58: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

43

Keputusan kredit ini dibuat berdasarkan jumlah tertentu sepenuhnya

dibuat oleh pejabat bank BRI Cabang Bulukumba Unit Tanah Lemo yang

berwenang sebagai pejabat pemutus. Pejabat pemutus inilah yang berhak

memutuskan debitur mana yang bisa mendapatkan kredit. Adapun

pejabat-pejabat pemutus ini dapat memutuskan besaran kredit,

khususnya ekonomi mikro sesuai tabel berikut.

Tabel 4.2 Pejabat Pemutus Plafond Kredit Ekonomi Makro

Bank BRI Cabang Bulukumba Unit Tanah Lemo

No Pemutus Plafond

1 Kaunit s/d 50 Juta

2 AMBM 50 -75 Juta

3 Pimpinan Cabang 75 -100 Juta

Sumber: Wawancara dengan Kepala BRI Unit Tanah Lemo

h. Tahap Penandatanganan Akad Kredit

Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit.

Sebelum kredit dicairkan, maka terlebih dahulu calon debitur

menandatangani akad kredit, kemudian mengikat jaminan kredit dengan

hak tanggungan atau Fidusia tergantung dari jenis jaminan yang

dijaminkan. Penandatanganan akad kredit dilakukan antara bank dengan

debitur secara langsung dan memalui Notaris.

i. Tahap Realisasi Kredit

Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan segala surat yang

diperlukan kemudian debitur akan diarahkan untuk membuka rekening

giro atau tabungan di Bank BRI Cabang Bulukumba Unit Tanah Lemo

yang bertujuan untuk penarikan dana kredit yang dilakukan melalui

rekening tersebut. Pencairan atau pengambilan uang dari rekening

sebagai realisasi dari pemberian kredit dapat diambil sesuai dengan

Page 59: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

44

tujuan kredit. Pencairan dana kredit tergantung dari kesepakatan bank

dengan calon debitur, apakah dana yang dicairkan diambil secara

sekaligus atau bertahap.

Saat terjadi penjualan kredit umumnya perusahaan

mengharuskan konsumen untuk membayar uang muka dahulu.

pembayaran sebagian dari harga yang telah disepakati oleh

pembeli kepada penjual. Piutang merupakan klaim kepada pihak

lain atas uang, barang, jasa yang dapat diterima dalam jangka satu

tahun atau dalam satu siklus kegiatan perusahaan.

Berikut ini flowchart Penerimaan Kas dari Piutang yang

menggambarkan proses dari penerimaan piutang yang telah jatuh

tempo sampai pencatatan kas tersebut.

Page 60: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

45

Gambar 4.2 Flowchart Piutang

Penerimaan Kas dari Piutang:

1) Kasir mengirimkan faktur ke Bagian Piutang. Bagian Piutang

melakukan pengecekan jatuh tempo piutang berdasarkan faktur

yang sudah diterimanya.

2) Apabila jatuh tempo sudah dicek, maka Bagian piutang mencatat

waktu jatuh tempo tersebut pada Schedule Umur Piutang (SUP).

3) Berdasarkan SUP tersebut, Bagian Piutang membuat Surat

Tagihan Piutang (STP) dan STP dikirimkan ke Pelanggan.

Page 61: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

46

4) Pelanggan menerima STP, dan melakukan pembayaran pada

saat jatuh tempo. Pembayaran dikirimkan ke Bagian Piutang.

5) Bagian Piutang menerima pembayaran dari pelanggan dan

membuat faktur lunas rangkap 2. Lembar 1 dikimkan ke

Pelanggan. Lembar 2 disimpan sebagai arsip.

6) Bagian Piutang membuat Laporan Penerimaan Kas dari Piutang

rangkap 2. Lembar 1 dikirimkan ke Bagian Keuangan. Lembar 2

disimpan sebagai arsip.

Jobdesc atau Uraian Kegiatan (Operating List):

1. Pelanggan

Menerima SPT dari bagian piutang

Melakukan pembayaran ke bagian piutang

Menerima faktur lunas lembar 1 dari bagian piutan

2. Kasir

Mengirimkan faktur ke bagian piutang

3. Bagian piutang

Menerima faktur dari kasir

Melakukan pengecekan jatuh tempo dan dicatat pada

Schedule Umur Piutang (SUP)

Membuat surat tagihan piutang (STP) yang dikirimkan ke

pelanggan

Menerima pembayaran (uang) dari pelanggan

Membuat faktur lunas rangkap 2

Lembar ke-1 : dikirimkan ke pelanggan karena pelanggan

sudah membayar sejumlah utangnya pada perusahaan saat

jatuh tempo.

Lembar ke-2 : disimpan sebagai arsip untuk kepentingan

perusahaan pada bagian piutang.

Membuat laporan penerimaan kas dari piutang (LPKP)

rangkap 2:

Page 62: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

47

Lembar ke-1 : LPKP lembar 1 dikirimkan ke bagian

keuangan

Lembar ke-2 : disimpan sebagai arsip untuk dokumen

perusahaan.

4. Bagian Keuangan

Menerima Laporan Penerimaan Kas dari Piutang (LPKP)

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa prosedur

penilaian calon debitur merupakan komponen dasar dalam pengendalian

piutang secara internal pada Bank BRI Cabang Bulukumba Unit Tanah

Lemo. Prosedur ini merupakan unsur terpenting yang dapat menjadi

mekanisme preventif terhadap resiko piutang macet. Meskipun demikia,

faktor lain dapat menjadi penyebab terjadinya piutang macet sewaktu-

waktu sehingga membutuhkan mekanisme pengendalian lainnya secara

internal.

2. Penjadwalan Kembali (Rescheduling)

Pengendalian dengan cara penjadwalan kembali dilakukan dengan

upaya penyesuaian pinjaman. Hal ini dilakukan untuk memudahkan

debitur kembali mencicil pembayaran kreditnya. Dapat dijelaskan bahwa

pihak Bank BRI cabang Bulukumba memberikan perpanjangan pinjaman

dari debitur yang sedang macet, sehingga beban angsuran yang harus

dibayarkan lebih ringan berdasarkan kemampuan pembayaran yang akan

dilakukan oleh debitur. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh kepala Bank

BRI Cabang Bulukumba Unit Tanah Lemo, sebagai berikut.

“Pengendalian internal yang dilakukan Bank BRI Cabang Bulukumba terhadap piutang macet atau kredit macet dilakukan sesuai prosedur yang ada. Salah satu prosedurnya yaitu dilakukan penjadwalan ulang,

Page 63: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

48

ini merupakan evaluasi terhadap debitur yang diketahui kreditnya macet, sehingga untuk membantu dilakukanlah penyesuaian pinjaman melalui penjadwalan ulang ini. Sehingga diharapkan angsuran dari debitur lebih ringan berdasarkan kemampuan pembayarannya.” (Muh. Syuaib, 2020)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa

pengendalian piutang macet melalui penjadwalan ulang dilakukan untuk

memastikan piutang debitur dapat diangsur kembali sehingga resiko

piutang macet dapat dikendalikan secara maksimal melalui pemberian

angsuran sesuai kemampuan peminjam. Sehingga dapat dikemukakan

bahwa pengendalian melalui penjadwalan ini merupakan evaluasi

tersendiri untuk membuat beberapa kebijakan dasar seperti perpanjangan

jangka waktu kredit, perpanjangan jangka waktu pinjaman, serta

menurunkan besaran angsuran dari besaran angsuran sebelumnya.

Kepala Bank BRI Cabang Bulukumba Unit Tanah Lemo, lebih lanjut

menjelaskan bahwa proses pelaksanaan pada tahap pertama ini

dilakukan secara persuasi kekeluargaan yaitu petugas mendatangi

debitur, menyampaikan perihal tunggakan yang macet, kemudian debitur

diberikan kesempatan beberapa hari untuk melanjutkan angsurannya

yang macet tersebut. Persuasi semacam ini merupakan bentuk dikungan

Bank BRI Cabang Bulukumba Unit Tanah Lemo untuk memaksimalkan

potensi yang dimiliki oleh masyarakat Bulukumba.

3. Persyaratan Kembali (Reconditioning)

Cara pengendalian piutang macet selanjutnya dilakukan melalui

proses pesyaratan kembali. Hal ini dilakukan untuk mengubah syarat

peminjaman termasuk dilakukannya perubahan mekanisme jadwal

Page 64: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

49

pembayaran serta jangka waktu dan persyaratan lain yang dibutuhkan

tanpa harus menguba plafin kredit yang telah dilakukan oleh debitur Bank

BRI Cabang Bulukumba Unit Tanah Lemo. Proses pesyaratan kembali ini

dijelaskan oleh Kepala Bank BRI Cabang Bulukumba Unit Tanah Lemo

sebagai berikut.

“…Persyaratan kembali dilakukan sebagai upaya pengendalian piutang macet. Selain pendekatan pertama di atas yang dilakukan secara persuasi, diterapkan pula persyaratan kembali untuk lebih melonggarkan syarat-syarat pinjaman. Jangka waktu pembayaran juga kembali ditinjau untuk kemudahan angsuran debitur melunasi pinjamannya.” (Muh. Syuaib, 2020)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa

dilakukannya persyaratan kembali dimaksudkan untuk memudahkan

debitur melunasi pinjamannya. Salah satu unsur jangka waktu juga lebih

dilonggarkan untuk memaksimalkan pembayaran. Bank BRI Cabang

Bulukumba Unit Tanah Lemo juga melakukan kapitalisasi bunga menjadi

piutang pokok serta melakukan penundaan pembayaran bunga.

“Beberapa langkah khusus pada aspek persyaratan kembali pada Bank BRI Cabang Bulukumba ini mencakup dilakukannya perpanjangan jangka waktu pelunasan secara bersyarat, termasuk penurunan suku bunga. Penagihan berkelanjutan juga akan dilakukan pada akhir pelunasan.” (Muh. Syuaib, 2020)

Pengendalian melalui langkah tersebut di atas merupakan upaya

penyelamatan piutang. Upaya ini menjadi penyelesaian hutang yang

bermasalah dengan cara mengubah sebagian atau seluruh persyaratan

pembiayaan, seperti jadwal pembayaran, jumlah angsuran, jangka waktu

pembayaran yang diubah agar tidak memberatkan nasabah serta

Page 65: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

50

pemberian potongan sepanjang tidak menambah sisa kewajiban yang

harus dibayarkan kepada bank.

4. Penataan Kembali (Restructuring)

Cara pengendalian piutang macet selanjutnya yaitu melalui upaya

penataan kembali. Melalui penataan kembali ini Bank BRI Cabang

Bulukumba melakukan rekondisi kredit. Hal ini dimaksudkan untuk lebih

meringankan tanggung jawab debitur yang mengalami kredit macet

dengan cara penambahan fasilitas kredit serta melakukan konversi

tunggakan hingga penjadwalan dan persyaratan kembali dilakukan.

Kepala Bank BRI Cabang Bulukumba Unit Tanah Lemo menjelaskan hal

ini, sebagai berikut.

“Penataan kembali dilakukan sebagai cara terakhir pengendalian secara internal. Proses ini dilakukan dengan melakukan penambahan pokok kredit debitur sehingga berjalan dengan baik. Dilakukan pula penghapusan buku dalam arti penghilangan nama debitur yang macet pada daftar debitur.” (Muh. Syuaib, 2020)

Kepala Bank BRI Cabang Bulukumba Unit Tanah Lemo lebih lanjut

menjelaskan hal ini sebagai berikut.

“Dalam melakukan penataan kembali secara teknis dengan cara bank akan melayangkan surat pemanggilan kepada debitur macet yang lebih dari tiga kali angsuran. Jika debitur tidak memenuhi pemanggilan, maka akan dilakukan pemberian surat peringatan. Kemudian dilakukan penyishan hutan dari neraca dan dilakukannya lelang aset yang dijaminkan debitur kepada bank.” (Muh. Syuaib, 2020) Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa proses

penataan kembali merupakan tindaklanjut dua proses pengendalian

piutang macet yang telah diuraikan sebelumnya. Secara teknis, langkah

penataan kembali merupakan cara yang lebih tegas setelah diberikannya

berbagai kelonggaran penyelesaian piutang macet kepada debitur.

Page 66: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

51

Prosedur penerapan penataan kembali (restructuring) secara bertahap

yang dilakukan oleh Bank BRI Cabang Bulukumba ini guna memberikan

kesempatan kepada debitur untuk menyelesaikan kredit macetnya

sebelum terjadinya pelelangan Asset.

C. Pembahasan

Piutang macet merupakan salah satu masalah serius yang dihindari oleh

perbankan pada umumnya, khususnya Bank BRI Cabang Bulukumba Unit

Tanah Lemo. Jenis piutang ini dapat ditelusuri pada pemberian kredit sebagai

salah satu sumber utama bagi bank. Banyak Bank yang menyediakan

pinjaman modal usaha, salah satunya adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI)

Cabang Bulukumba Unit Tanah Lemo.

Sebagai salah satu bank yang mengusung visi dan misi yaitu Menjadi

Bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah,

Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan

pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang

peningkatan ekonomi masyarakat dan memberikan keuntungan serta

manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dari visi dan

misi tersebut terbukti bahwa sampai saat ini debitur di Bank BRI semakin

bertambah dan menyebar luas diseluruh wilayah Indonesia.

BRI adalah Bank yang banyak memberikan berbagai macam jenis kredit

seperti, kredit modal kerja, kredit program, kredit konsumtif, kredit briguna,

kredit investasi dan juga kartu kredit, yang diberikan kepada nasabah dengan

persyaratan yang lebih mudah. Kunci sukses pemberian kredit pada Bank

BRI ialah cepat, sederhana dan kualitas pelayanan yang baik. Maksud dari

cepat disini ialah cepat dalam pencairan dana guna memenuhi tuntutan bisnis

Page 67: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

52

dengan putaran dana yang tinggi. Sederhana diartikan sebagai administrasi

dan persyaratan mudah di penuhi, namun harus tetap memenuhi standard

yang ditentukan dan pelayanan yang baik maksudnya setiap debitur akan

dilayani dengan baik dan secara merata sesuai dengan permintaan yang

diajukan.

Fenomena kemudahan pemberian kredit pada Bank BRI dapat

menimbulkan sebuah masalah, yaitu apakah Bank BRI telah melaksanakan

kehati-hatian sesuai standard atau kebijakan perkreditan Bank Indonesia.

Untuk mengetahui apakah proses pemberian kredit kepada calon debitur pada

Bank BRI telah sesuai dengan sistem pengendalian internal yang ada pada

Bank Indonesia, sehingga perlu dilakukan evaluasi pada proses pemberian

kredit tersebut. Menurut COSO (1997) strategi pemberian kredit yang

diterapkan yang ada pada Bank BRI bertujuan untuk: Pertama, Penjagaan

dan pengawasan terhadap kekayaan BRI, khususnya dibidang perkreditan

dapat berjalan dengan baik untuk menghindari penyelewengan baik dari

internal maupun eksternal. Kedua, Kebenaran data administratif di bidang

perkreditan serta penyusunan dokumen-dokumen perkreditan yang baik.

Ketiga, Peningkatan efesiensi di dalam pengelolaan operasioanal sesuai

rencana. Dan Keempat, Menjaga dan memastikan pelaksanaan

peraturan dan perundangan serta kebijakan yang telah ditetapkan dalam

buku pedoman, atau surat edaran telah dilaksanakan dengan baik.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa upaya

pengendalian piutang sudah berjalan secara efektif, khususnya pada BRI

Cabang Bulukumba Unit Tanah Lemo. Pengendalian internal ini dilakukan

melalui manajemen dan personal lainnya untuk mencapai suatau keyakinan

Page 68: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

53

terhadap keandalan pelaporan keuangan bank, aspek kepatuhan hukum dan

mekanisme yang berlaku, dan untuk mencapai efektifitas dan efisiensi operasi

bank. Dengan demikian, sistem pengendalian internal terdiri dari beberapa

kebijaksanaan dan prosedur spesifikasi yang dirancang untuk memberikan

manajemen kepastian yang wajar bahwa sasaran dan tujuan penting bagi

perusahaan untuk dipenuhi. Kebijaksanaan dan prosedur ini sering kali

disebut pengendalian dan secara kolektif disebut pengendalian internal

perusahaan.

Page 69: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan hasil analisis data penelitian dapat disimpulkan

bahwa pengendalian intern dalam pengelolaan piutang macet pada bank BRI

Cabang Bulukumba sudah efektif sebagai pencegahan terhadap kredit macet

dengan memerhatikan berbagai resiko yang akan dihadapi oleh perbankan.

Pengendalian internal piutang dalam pengelolaan piutang macet pada

bank BRI Cabang Bulukumba Unit Tanah Lemo yang sudah efektif tersebut

dilakukan meliputi; 1) penerapan prosedur penilaian calon debitur, 2)

penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali.

Pengendalian piutang merupakan upaya memaksimalkan penjagaan

kekayaan BRI, khususnya pada BRI Cabang Bulukumba Unit Tanah Lemo.

Pengendalian internal ini dilakukan melalui manajemen dan personal lainnya

untuk mencapai suatau keyakinan terhadap keandalan pelaporan keuangan

bank, aspek kepatuhan hukum dan mekanisme yang berlaku, dan untuk

mencapai efektifitas dan efisiensi operasi bank.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, dapat dirumuskan beberapa

saran penelitian, sebagai berikut.

1. Pihak Bank BRI Cabang Bulukumba Unit Tanah Lemo sangat penting

untuk membuka informasi data kepada setiap peneliti dan memberikan

akses data dan informasi secara wajar selama tidak membahayakan

kerahasiaan informasi yang dimiliki oleh bank.

54

Page 70: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

55

2. Bagi penelitian selanjutnya untuk lebih memperbanyak variabel penelitian

khususnya penelitian yang berkaitan dengan pengendalian internal

piutang macet.

3. Penelitian ini tidak terlepas dari segala kekurangan yang menyertainya.

Untuk itu, kritik dan saran sangat diharapkan sebagai bekal penelitian-

penelitian yanag akan penulis lakukan selanjutnya.

Page 71: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

56

DAFTAR PUSTAKA

Ariefiansyah, R. Dan Miyosi M.U. 2013. 205 Tanya Jawab Tentang Utang

Piutang. Jakarta Timur : Laskar Aksara

Aminah dan Darmawijaya, A. 2015. Analysis Procedure For Credit In Efforts To Minimize Non Performing Loans On Pt. Bank Lampung. Jurnal Akuntansi & Keuangan. Vol.6 No. 2

Dali, R.M., dan Ramdhani, R. 2013. Analisis Sistem Pengendalian Intern Atas Piutang Dalam Meningkatkan Efektivitas Penerimaan Kas Pada PT. Bentara Sinergies Multifinance. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan. Vol. No.1

Fahmi, Irfan. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Bandung : Alfabeta

Hamel, Gary. 2013. Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Terhadap Piutang Pada PT Nusantara Surya Sakti. Jurnal Emba. Vo. 1, No. 3.

Hartati, Dian. 2009. Analisis Pengendalian Intern Piutang Usaha Pada PT. SFI Medan. Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Keuangan. Vol.1 No.1

Hermanto. 2006. Analisis Kredit Macet Pada PD. BPR BKK Ungaran Kabupaten Semarang. Jurnal Manajemen Dan Keuangan. Vol. No.1

Hery. 2016. Akuntansi Dasar 1 Dan 2. Jakarta : PT. Grasindo

Hidayat, W.A. 2007. Faktor-faktor Kredit Macet Usaha Kecil Dan Menengah Di Sentra Konveksi Ulujami Pemalang. Jurnal Manajemen Dan Keuangan. Vol. No.1

Martani, Dwi. dkk. 2012. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Buku 1. Jakarta : Salemba Empat

Mulyadi. 2016. Sistem Akuntansi. Jakarta Selatan: Salemba Empat

Munandar, A., Huda, N,. dan Muhajirin. 2018. Analisis Piutang Tak Tertagih Pada PT. Astra International Tbk. Jurnal Manajemen dan Keuangan. Vol.7. No.2

Nurazizah. 2018. Pengendalian Intern Piutang Dalam Mengelola Piutang Macet (Studi Kasus Pada PNPM Mandiri Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara). Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Rivai, Veithzal, dkk. 2012. Manajemen Perbankan Dari Teori Ke Praktik. Jakarta : Rajawali Pers

Riwayati, Sri. 2013. Analisis Pengendalian Piutang terhadap Resiko Piutang Tak Tertagih Pada PT. Bintang Colombia. Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Keuangan. Vol. No.1

Rompa, et, al. 2018. Analisis Pengelolaan Piutang dan Kerugian Piutang tak Tertagih pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Jurnal Riset Akuntansi Going Concern. vol. 13 No. 3.

Rosita, N., dan Handayani, S.R. 2018. Pengaruh Beban Piutang Tak Tertagih Terhadap Return On Assets (Studi Pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa

56

Page 72: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

57

Timur Area Malang Pada Periode Tahun 2009-2016. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol.60. No.1

Suci Andiani, “Analisis Tingkat Perputaran Piutang Berdasarkan Kolektibilitas Kredit

Sugiyono 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta.Bandung.

Supramono. 2013. Perjanjian Utang Piutang. Jakarta : Kencana Pramedia Grup

Taroreh, J.R., Warongan, J.D.L., dan Runtu, T. 2016. Evaluasi penerapan Sistem Pengendalian Intern Piutang Pada PT. Mandiri Tunas Finance Cabang Manado. Jurnal Emba. Vol.4. No.3

Tandiyo, M.A. 2012. Annual Report Award Bermanfaat ataukah tidak bagi

investor

Tjodi, A.M., Saerang, D.P.E., dan Kalalo, M.Y.B. 2017. Analisis Sistem Pengendalian Internal Piutang Usaha Pada PT. Bank Sulutgo KCP Ranotana. Jurnal emba. Vol.5. No.2

Veralita, M. Dan Siti K. 2014. Faktor-Faktor Mempengaruhi Penyebab Piutang Tak tertagih Pada Koperasi Baitul Malwat Tamwil (BMT) Tarbiyah Palembang. STIE MDP

Widiasmara, Anny. 2014. Analisis Pengendalian Intern Piutang Usaha Untuk Meminimalkan Piutang Tak Tertagih (Bad Debt) Pada PT. Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk Cabang Madiun. Vol.1

Wuisan, J.S. 2013. Analisis Efektivitas Pengendalian Intern Piutang Lease Pada PT. Finance Multifinance Tomohon. Jurnal Emba. Vol.1. No.4

50

Page 73: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

58

lampiran

Page 74: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

59

PANDUAN WAWANCARA

PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM PENGELOLAAN PIUTANG

MACET (STUDI KASUS PADA BRI

CABANG BULUKUMBA UNIT TANAH LEMO)

A. Identitas Indorman

Nama :

Jenis Kelamin :

Umur :

Pekerjaan Tetap :

Jabatan :

B. Pertanyaan

1. Bagaimana gambaran pemberian piutang pada Bank BRI Cabang

Bulukumba Unit Tanah lemo?

2. Bagaimana latar belakang calon debitor yang menjadi prioritas Bank BRI

Cabang Bulukumba Unit Tanah lemo?

3. Berapa banyak jumlah debitor pada Bank BRI Cabang Bulukumba Unit

Tanah lemo saat ini?

4. Apa saja yang termasuk dalam jenis piutang macet pada Bank BRI

Cabang Bulukumba Unit Tanah lemo?

5. Apa saja jenis dan syarat pinjaman kredit pada Bank BRI Cabang

Buluumba Unit Tanah lemo?

6. Bagaimana prosedur pemberian kredit pada Bank BRI Cabang

Bulukumba Unit Tanah lemo?

7. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kredit macet pada

Kredit Usaha Rakyat Bank Rakyat Indonesia Cabang Bulukumba Unit

Tanah lemo?

8. Upaya apa saja yang dilakukan dalam penyelesaian kredit macet pada

pada Bank BRI Cabang Bulukumba Unit Tanah lemo?

9. Berapa banyak kasus piutang macet yang belum terselesaikan hingga

saat ini?

10. Efek apa saja yang diakibatkan piutang macet pada Bank BRI Cabang

Bulukumba Unit Tanah lemo?

Page 75: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

60

Page 76: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

61

Page 77: PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DALAM ...prosedur penilaian calon debitur, 2) penjadwalan kembali, 3) persyaratan kembali, dan 4) penataan kembali. Upaya pengendalian piutang merupakan

62

BIOGRAFI PENULIS

Arjuna, lahir di Tanah Beru tanggal 30 mei 1996 dari

pasangan Bapak H. Aha muddin dan Ibu H. Jaura

Samuda. Peneliti adalah ana dari 4 bersaudara. Peneliti

sekarang bertempat tinggal di jalan Alauddin 2

Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Pendidikan yang

telah di tempuh oleh peneliti yaitu SDN 179 Tanah Lemo lulus pada tahun

2008, SMP NEGERI 1 Bonto Bahari lulus pada tahun 2011, PKBM Panrita

Lopi Lembanna Bonto Bahari lulus pada tahun 2014. Dan mulai tahun

2015 mengikuti program S1 Akuntansi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR sampai sekarang. Sampai dengan penulisan skripsi ini

peneliti masih terdaftar sebagai mahasiswa Program S1 Akuntansi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR.