Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
-
Upload
sapri-yanto -
Category
Education
-
view
578 -
download
22
Transcript of Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
PENGENDALIAN HAYATI ( Biologi Control ) SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN
PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT)
SAPRIYANTO C1011131162SAHBANDIC1011131165MADJIDI C1011131177Ahmad MINGGU C1011131179
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS TANJUNGPURA
2016
Latar Belakang• PHT merupakan suatu cara pendekatan atau cara berpikir tentang
pengendalian OPT yang didasarkan pada dasar pertimbangan ekologi dan efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan agroekosistem yang berwawasan lingkungan yang berkelanjutan.
• Konsep PHT muncul dan berkembang sebagai koreksi terhadap kebijakan pengendalian hama secara konvensional, yang sangat utama dalam manggunakan pestisida. Kebijakan ini mengakibatkan penggunaan pestisida oleh petani yang tidak tepat dan berlebihan, dengan cara ini dapat meningkatkan biaya produksi dan mengakibatkan dampak samping yang merugikan terhadap lingkungan dan kesehatan petani itu sendiri maupun masyarakat secara luas.
• Pengendalian hayati sangat dilatarbelakangi oleh berbagai pengetahuan dasar ekologi, terutama teori tentang pengaturan populasi oleh pengendali alami dan keseimbangan ekosistem. Pengendalian hayati merupakan komponen yang penting dari program pengendalian hama terpadu (PHT)
Pengendalian hayati
Parasitoid
Predator
Patogen
Musuh Alami
Strategi dalam pemanfaatan
Kosep dasar pengendalian Hayati
Prinsip Pengendalian Hayati
Memanfaatkan musuh-musuh alaminya (agen pengendali biologi), seperti predator, parasit dan patogen. - Pengendalian hayati buatan, dilakukan perbanyakan musuh
alami dilaboratium.- Pengendalian hayati secara alami, proses pengendalian
berjalan sendiri tanpa campur tangan manusia.• Pengendalian hayati dalam pengertian ekologi didifinisikan
sebagai pengaturan populasi organisme dengan musuh-musuh alam hingga kepadatan populasi organisme tersebut berada dibawah rata-ratanya dibandingkan bila tanpa pengendalian.• Musuh alami sebagai bagian dari agroekosistem memiliki
peranan menentukan dalam pengaturan dan pengendalian populasi hama.
Keutungan Pengendaliah Hayati1. Aman tidak menimbulkan pencemaran lingkungan dan
keracunan terhadap manusia dan ternak.2. Tidak menyebabkan retensi hama3. Musuh alami bekerja secara selektif terhadap inang atau
mangsanya4. Bersifat permanen untuk jangka waktu panjang dan
murah.
Kelemahan Dalam Pengendalian Hayati
1. Hasil sulit diramalkan dalam waktu yang singkat2. Diperlukan biaya cukup besar pada tahap awal
baik untuk penelitian maupun pengadaan sarana dan prasarana
3. Pada saat pembiakan di Laboratorium terkadang menghadapi kendala, karena musuh alami menghendaki kondisi lingkungan yang khusus.
4. Teknik aplikasi dilapangan belum banyak dikuasi
MUSUH ALAMI
• Sebagai bagian dari komunitas, setiap komunitas serangga termasuk serangga hama dapat diserang atau menyerang organisme lain. • Bagi serangga yang
diserang, organisme penyerang disebut Musuh Alami
Pengelompokan Musuh Alami1. Parasitoid2. Predator 3. Patogen
A. Parasitoid • Seranga yang memarasit seranga atau binatang
lainya.• Parasitoid menyebabkan kematian pada inangnya
secara perlahan, menyerang setiap fase hidup serangga.
Faktor yang Mendukung Efektifitas Parasitoid Dalam Pengendalian Hama
• Daya kelangsungan hidup yang baik• Hanya satu atau sedikit individu inang yang
diperlukan untuk melengkapi daur hidupnya.• Populasi parasitoid dapat bertahan meskipun
pada aras populasi inang rendah• Sebagian parasitoid monofag atau oligofag,
sehingga memiliki kisaran inang yang sempit.
Penggolongan Perkembangan Parasitoid
1. Berdasarkan posisinyaa. Ektoparasitoid : parasitoid yang masa siklus hidupnya
berada diluar tubuh inangnya (menempel pada tubuh inang. ex: Compsometris spp, yang memerasit Exopholis sp.
b. Endoparasitoid : parasitoid yang berkembang dalam tubuh inang. Ex: Letmansia bicolor yang memerasit telur Sexava sp.
a. Parasitoid telur : parasit yang menyerang inang pada fase telur, bersifat endoparasit. Cth. Anagrus optabilis – wereng Coklat.
b. Parasitoid telur-larva : parasid yang berkembang mulai dari telur sampai larva. Cth. Chelonus sp – pengerek mayang kelapa.
c. Parasitoid larva : parasit yang menyerang inang yang berada pada fase larva atau ulat. Cth. Apenteles erionotae – larva pengulung daun pisang.
d. Parasitoid larva – pupa : parasit yang berkembang mulai dari larva sampai pupa. Cth. Thetrostichus brontispae – rontispa.
e. Parasitoid pupa : parasit yang menyerang inang yang berada pada fase pupa atau kepompong. Cth. Opius sp – kepompong lalat buah.
f. Parasitoid imago : parasit yang menyerang inang yang berada pada fase imago atau serangga dewasa. Cth. Aphytis chrysomphali – Apidiotus destruktor.
2. Berdasarkan fese tumbuh inang yang diserang
B. Predator • Predator merupakan organisme yang hidup bebas
dengan memakan, membunuh atau memangsa serangga lain
Beberapa Ordo Serangga Dalam Kelompok Predator
• Coleoptera: misalnya Colpodes upitarsis dan C. saphyrinus (famili Carabidae) sebagai predator ulat penggulung daun Palagium sp.
• Orthoptera, misalnya Conocephalus longipennis ( famili Tetigonidae ) sebagai predator dari telur dan larva pengerek batang padi dan walang sangit.
• Diptera, misalkan Philodicus javanicus dan Ommatius conopsoides ( famili Asilidae ) sebagai predator serangga lain. Syrphus serrarius (famili Syrphidae) sebagai predator berbagai jenis aphids.
• Ordonata, misalnya Agriocnemis femina femina dan Agriocnemis pygmaea ( famili Coecnagrionidae ) sebagai predator wereng coklat dan ngengat hama putih palsu. Anax junius ( famili Aeshnidae ) sebagai predator dari beberapa jenis ngengat.
• Hemiptera, misalnya Cyrtorhinus lividipenis ( famili Miridae ) sebagai predator telur dan nimfa wereng coklat dan wereng hijau
• Hyminoptera, misalnya Oecophylla smaragdina ( famili Formasidae ) sebagai predator hama tanman jeruk.
C. Patogen Patogen adalah salah satu faktor hayati yang turut serta dalam mempengaruhi dan
menekan perkembangan serangga hama. Beberapa patogen dalam kondisi lingkungan tertentu dapat menjadi faktor mortalitas
utama bagi populasi serangga tetapi ada banyak patogen pengaruhnya kecil terhadap gejolak populasi serangga.
Beberapa agen pengendali hayati dari kelompok patogen diantaranya yaitu : virus, bakteri, jamur, dan nematoda.
1. Bakteri Bakteri yang biasa digunakan adalah bakteri yang menghasilkan spora. Bakteri penghasil spora merupakan bakteri yang sangat penting yang saat ini
banyak digunakan sebagai insektisida mikrobia. Contoh :
- Bacillus popiliae sebagai patogen dari kumbang jepang Popilie japonika dan kumbang skarabia lainya - Bacillus thuringiensis sangat efektif dalam mengendalikan larva dari ordo Lepidoptera dan larva nyamuk.
Lanjutan….
2. Jamur Jamur yang menginfeksi serangga disebut Jamur Entopatogenik. masuk kedalam tubuh serangga melalui kulit atau integumen. beberapa jamur ada yang dapat mempengaruhi pigmentasi serangga dan menghasilkan toksin yang sangat mempengaruhi fisiologis serangga. Penyebaran dan infeksi jamur sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kepadatan inang, kesediaan spora, cuaca terutama angin dan kebasahan. contoh : Jamur Metarhizium anisopliae digunakan untuk mengendalikan hama Oryctes rhinoceros pada tanaman kelapa dan wereng hijau yang meyerang tanaman padi.
3. Virus • Larva serangga terinfeksi oleh virus
umumnya melemah pada saluran pencernaan makanan ketika larva makan bagian tanaman yang telah mengandung polyhidra.
• Masuk ketubuh serangga sewaktu meletakkan telur atau melalui bagian tubuh yang terluka musuh alami
• Virus juga dapat ditransmisikan lewat induk yang telah terinfeksi melalui telur ysng diturunkan.
• Contoh : NPV ( Nucleopolyhedro virus ) paling banyak menyerang pada serangga ordo lepidoptera, Hyminoptera, Diptera serta Coleoptera
4. Nematoda • ada banyak spesies nematoda yang
bersifat parasitik terhadap serangga hama, baik yang bersifat parasit obligat maupun fakultatif.
• Nematoda yang digunakan Entomopatogen
• Keuntungan menggunakan nematoda entomopagen adalah kemampuan mematikan inang sangat cepat, karena serangan nematoda akan mengalami kematian dalam waktu 24-48 jam setelah aplikasi.
• Nematoda akan berkembangbiak dalam tubuh serangga inang sampai menghasilkan keturunan yang sangat banyak.
• contoh : Nematoda Steinernema spp dapat mengendalikan hama dari Ordo Lepidoptera dan Coleoptera
Siklus Hidup Nematoda
Entomopatogen
Strategi Pengendalian HayatiA. Konservasi menjaga kelestarian musuh
alami Musuh alami mempunyai daya kendali terhadap hama
cukup tinggi dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan musuh alami perlu dijaga kelestariaanya.
Tujuan menghindari tindakan-tindakan yang dapat mengganggu kelestarian populasi musuh alami.
Ex : memakai sistem tanam yang lebih beraneka ragam, menanam dan melestarikan tanaman berbunga sebagai makanan dari musuh alami, menekan pemakaian pestisida yang berlebihan serta melestarikan tanaman liar yang mendukung inang alternatif parasitoid atau mangsa alternatif predator.
Pelepasan musuh alami sebaiknya dilakukan saat kondisi lingkungan mendukung aktifitasnya, misalnya pagi atau sore hari
pelepasan dilakukan saat populasi hama mulai meningkat meninggalkan batas keseimbangan alami.
B. Introduksi memasukan populasi musuh alami yang digunakan dalam jumlah banyak sebagai pengendali.
langkah – langkah introduksi musuh alami :
1. Penjelajahan / Ekplorasi di negeri asal2. Pengiriman parasitoid dan predator
dari negeri asal3. Karantina parasitoid dan predator
yang diimpor di dalam negeri4. Perbanyakan parasitoid dan predator
di laboratorium5. Pelepasan dan pemapanan parasitoid
dan predator yang diimpor6. Evaluasi efektivitas pengendali hayati
C. Augmentasi peningkatan jumlah dan kemampuan musuh alami terkait pelepasan / penambahan. Pelepasan secara augmentasi ini akan berhasil bila dilakukan secara
periodik. 3 cara pelepasan pereodik : 1. Pelepasan inokulatif satu kali dalam satu musim atau dalam satu
tahun. Tujuannya : musuh alami dapat mengadakan kolonisasi dan menyebarluas secara alami sehingga dapat menjaga keseimbangan.
2. Pelepasan Suplemen setelah kegiatan sampling diketahui populasi hama mulai meninggalkan populasi musuh alaminya. Tujuannya : membantu musuh alami yang sudah ada agar kembali berfungsi dan dapat mengendalikan populasi hama.
3. Pelepasan inundatif / pelepasan massal pelepasan musuh alami dalam jumlah yang besar. Tujuannya : menurunkan populasi hama secara cepat terutama setelah ratusan ribu atau jutaan individu parasitoid atau predator dilepaskan.
Keterpaduan Dengan Komponen PHT Lain• Pengendalian hayati sangat menentukan semua usaha teknik
pengendalian yang lain secara bersamaan yang ditujukan untuk mempertahankan dan memperkuat berfungsi dari musuh alami sehingga populasi hama tetap berada dibawah ambang ekonomi.
• Memadukan semua teknik atau metode pengendalian hama secara optimal baik secara ekologis maupun secara ekonomis,
• Selain PHt ekologi ada juga teknologi PHT dengan cara : 1. Pengelolaan ekosistem dengan cara bercocok tanam,2. penggunaan varietas yang tahan hama OPT, 3. pengendalian secara fisik atau mekanik, Pengendalian secara
genetik (jantan mandul), penggunaan pestisida secara selektif, 4. penggunaan OPT dengan peraturan atau karantina.
Kesimpulan 1. Prinsip pengendalian hayati adalah pengendalian serangga hama dengan
cara biologi, yaitu dengan memanfaatkan musuh-musuh alaminya( agen pengendali biologi ), seperti predator, parasitoid dan patogen.
2. Parasitoid digolongkan menjadi 2 yaitu berdasarkan posisinya ( Ektoparasitoid dan Endoparasitoid ) dan Berdasarkan fese tumbuh inang yang diserang ( Parasitoid telur, telur-larva, larva, larva – pupa, pupa, dan imago ).
3. Beberapa ordo serangga pada kelompok parasitoid yaitu Coleoptera, Orthoptera, Diptera, Ordonata, Hemiptera, dan Hyminoptera.
4. Beberapa agen pengendali hayati dari kelompok patogen diantaranya yaitu : virus, bakteri, jamur, dan nematoda dsb.
5. strategi pengendalian hayati yang dapat dilakukan yaitu upaya konservasi musuh alami, introduksi musuh alami, dan augmentasi.
6. Memadukan semua teknik atau metode pengendalian hama secara optimal akan memberikan keuntungan baik secara ekologis maupun secara ekonomis.
Pustaka sunarno. 2012. Pengendalian Hayati ( Biologi Control ) Sebagai Salah Satu
Komponen Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Jurnal Volume 1 : nomor 2 . Universitas Halmahera.
Salam PertanianSemoga Sukses