PENGENALAN DAN PENGENDALIAN OPT CABAIjatim.litbang.pertanian.go.id › wp-content › uploads ›...

76
PENGENALAN DAN PENGENDALIAN OPT CABAI Dipresentasikan pada acara BIOS seri ke 4 BPTP JAWA TIMUR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

Transcript of PENGENALAN DAN PENGENDALIAN OPT CABAIjatim.litbang.pertanian.go.id › wp-content › uploads ›...

PENGENALAN DAN PENGENDALIAN

OPT CABAI

Dipresentasikan pada acara BIOS seri ke 4

BPTP JAWA TIMUR

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2

Latar Belakang

Mengapa harus mengenal OPT yang menyerang ???

• Keberhasilan pengendalian OPT sangat tergantungpada identifikasi terhadap jenis OPT yang menyerang.

• Diketahuinya jenis OPT yang menyerang, maka akandapat ditentukan cara pengendalian yang tepat.

KENAPA OPT SELALU ADA ?

MANUSIA

Tanaman Inang Organisme Pengganggu

Tanaman

Lingkungan

Lingkungan dan tanaman

yang direkayasa,

keseimbangan lingkungan

BERPENGARUH

EL NINO/LA NINA

EFEK RUMAH KACA - RESPIRASITANAMAN

PENINGKATAN HAMA DAN PENYAKITTANAMAN

MENGANCAM KETAHANAN

PANGAN NASIONAL

(KRISIS PANGAN)

OPT CABAI MERAH

Sumber : Balitsa

Hama-hama Penting

Tanaman Cabai Merah Myzus persicae Sulzer (Kutu daun)

warna bervariasi, hijau

keputihan, hijau kuning

pucat, hijau abu-abu,

merah jingga atau merah.

Imago bertelur smp 73

telur Hidup berkoloni terutama

pada permukaan bawah

daun muda. Menyebabkan tumbuhnya

cendawan embun jelaga

Kutudauna. Kutudaun persik (Myzus persicae)b. Kutudaun kubis (Lipaphis erysimi)c. Kutudaun kacang (Aphis craccivora)d. Kutudaun bawang merah (Neotoxoptera formosana)e. Kutudaun kapas (Aphis gossypii)

• Serangga kecil dengan warna yang bervariasi• Nimfa dan imago menyerang daun-daun muda, dengan cara menusuk dan mengisap

cairan daun• Aktif sepanjang hari

• Gejala serangan : ditandai dengan perubahan tekstur daun menjadi keriput, terpuntir, berwarna kekuningan, pertumbuhan tanaman kerdil, daun menjadi layu dan akhirnya mati

• Tanaman inang kutudaun lebih dari 400 jenis tanaman, antara lain cabai, kentang,tembakau, mentimun, semangka, tomat, petsai, bawang merah, dll.

• Kutudaun merupakan vektor penyakit virus

a b c d

e

Thrips (Thrips parvispinus)

• Telur(4-8 hr)-Nimfa (5-9hr),prepupa(1-4hr) –pupa (2-4 hr)-imago (20-23hr)minggu. Prepupa masuk ke tanah dan menjadi pupa (Lu dan Lee,1997)

• Seekor serangga ♀ mampu menghasilkan telur : 80 butir.

• T. Tabaci sebagai vektor Iris Yellow Spot Virus

• Cuaca panas dan kering sangat disenangi

Ulat Grayak (Spodoptera litura dan Spodoptera exigua)

• Warna ulat bervariasi tergantung jenis makanannya bersifat polyfag

• Mempunyai tanda hitam yang menyerupai kalung pada lehernya

• Aktif pada senja hari

• Gejala serangan : daun berlubang-lubang tidak beraturan

• Tanaman inang : cabai, bawang merah, tomat, terung, bayan, kangkung, paria, kacang panjang, dll.

Ulat buah(Helicoverpa armigera)

• Warna ulat bervariasi hijau kekuningan, hijau kecoklatan atau hijau kehitaman

• Aktif pada senja hari

• Gejala serangan : timbulnya lubang-lubang pada buah

• Tanaman inang : tomat, cabai, jagung, kacang-kacangan, dll.

Kutukebul (Bemisia tabaci dan Trialeurodes vaporariorum)

• Serangga dewasa berwarna putih dengan sayap berwarna jernih yang ditutupi lapisan lilin yang bertepung

• Imago kutu kebul pengisap cairan daun

dan ekskresinya menghasilkan embun

madu yang menjadi media untuk

tumbuhnya embun jelaga

• Gejala serangan : ditandai adanya

bercak nekrotik pada daun

• Serangga ini merupakan vektor

penyakit virus gemini

• Tanaman inang dari kutu kebul

adalah tomat, kentang, cabai,

semangka, terung, mentimun, tembakau, dll.

Trialeurodes vaporariorum Bemisia tabaci

Tungau(Polyphagotarsonemus latus dan

Tetranychus sp.)

• Berkelompok dibawah permukaan daun dan membentuk jarin

• Siklus hidup telur 1-2hr-larva 1-3hr-nimfa3-4hr-imago 10-18 hr

• Parthenogenesis,kawin menghasilkan 36 telur dan tidak kawin 21 telur. Secara umum telur menetas sebanyak 74%

• Gejala dengan timbulnya warna sepertitembaga pada permukaan bawah daun, tepidaun mengeriting, daun menjadi kaku danmelengkung ke bawah (seperti sendokterbalik). Pada serangan berat, tunas danbunga gugur

• Tanaman inang tungau lebih dari 57 jenistanaman, antara lain cabai, tomat, teh, karet, dll.

Gejala serangan tungau pada daun

P. latus

Tetranychus sp.

Lalat buah (Bactrocera spp.)

• Serangga dewasa lalat buah menyerupai lalat rumah dengan panjang tubuh berkisarantara 6 - 8 mm,ovipositor,1 tusuk 10-20 telur (vektor bakteri Escherichia coli)

• Gejala serangan ditandai dengan terdapatnya titik hitam pada pangkal buah cabaitempat serangga dewasa memasukkan telur. Belatung (larva) memakan daging buah , sehingga buah busuk dan jatuh

• Larva yang menetas mengeluarkan enzim yg berfingsi melunakkan daging buah dan mempercepat pembusukan

• Tanaman inang lalat buah lebih dari 20 jenis macam tanaman buah-buahan dansayuran, antara lain, cabai, mentimun, pisang, belimbing, mangga dan apel

PENYAKIT TANAMAN CABAI

Penyakit bercak daun serkospora

• Penyebab : jamur Cercospora sp.

• Gejala serangan pada daun terdapat bercak-bercak kecil berbentuk bulat. Pusat

bercak berwarna pucat

sampai putih, dengan

tepinya berwarna

kecoklatan. Pada

serangan berat,

daun-daun

akan gugur.

• Tanaman inang : cabai,

terung, tomat, kacang-

panjang, seledri, dll.

Bercak kering alternaria (Alternaria sp.)

• Penyakit bercak ungu atau trotol disebabkan oleh cendawan Alternaria porri.

• Patogen ditularkan melalui udara. Penyakit ini akan berkembang dengan cepat pada kondisi kelembaban tinggi dan suhu udara rata-rata di atas 26o C.

• Gejala serangan ditandai dengan terdapatnya bintik lingkaran berwarna ungu pada pusatnya, yang melebar menjadi semakin tipis. Bagian yang terserang umumnya berbentuk cekungan.

• Tanaman inangnya antara lain ialah bawang merah, bawang putih, bawang daun, dan tanaman bawang-bawangan lainnya.

Penyakit busuk buah antraknosa

• Penyebab : jamur Colletotrichum sp.

• Gejala serangan :

- Pada tanaman, gejala serangan ditandai

dengan mati pucuk, infeksi selanjutnya

menjalar ke bagian daun dan batang.

- Pada buah akan ditandai dengan

perubahan warna buah seperti

terkena sengatan matahari dan diikuti

dengan busuk basah yang berwarna

hitam.

• Tanaman inang :

cabai, tomat, mentimun, kacang

panjang, terung, waluh, dll.

Penyakit busuk daun fitoftora

• Penyebab : jamur Phytophthora sp.

• Gejala serangan :ditandai dengan timbulnya bercak kebasah-basahan di bagian tepi atau tengah daun. Selanjutnya bercak melebar dan terbentuk daerah nekrotik yang berwarna coklat. Bercak dikelilingi oleh masa sporangium yang berwarna putih dengan latar belakang hijau kelabu. Serangan penyakit ini dapat menyebar ke batang, tangkai dan buah.

• Tanaman inang :

tomat, cabai, terung, kentang,

paria, dll.

• Penyakit busuk basah disebabkan olehbakteri Erwinia carotovora. (lodoh)

• Patogen ini ditularkan melalui air, pupukkandang, dan tanah.

• Gejala serangan penyakit inidimulai dari tangkai dan kelopak,jaringan buah hingga menjadi keras dan berair,cairan keruh akan menetes,mengering,transparan

• Tanaman inangnya antara lain ialah kubis, kubis bunga, kailan, caisim, kentang, tomat, wortel dan tanaman sayuranlainnya.

Penyakit busuk basah

Penyakit layu bakteri

• Penyebab : bakteri Ralstoniasolanacearum

• Gejala serangan : ditandai denganpucuk tanaman menjadi layu, kemudiangejala layu akan menyebar ke bagianbawah tanaman. Pada buah gejala

serangan penyakit layu bakteri dimulai

dengan perubahan warna buah menjadi

kuning, selanjutnya buah menjadibusuk.

• Tanaman inang :

cabai, tomat, kacang panjang, paria,

waluh, mentimun, dll.

• Penyakit layu fusarium disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum.

• Patogen ditularkan melalui udara dan air.

• Gejala serangan ditandai tanaman menjadi layu, mulai dari daun bagianbawah. Anak tulang daun menguning.

• Jaringan batang dan akar berwarna coklat.

• Tanaman inangnya antara lain ialah buncis, cabai kentang, kacang panjang, labu, mentimun, oyong, paria, seledri, semangka, tomat, dan terung.

Penyakit layu fusarium

• Penyakit virus kompleks dapat disebabkan oleh berbagai jenis virus, seperti virus mosaik, virus daun menggulung, virus Y, dll.

• Pada umumnya penyakit virus ditularkan oleh serangga vektor seperti kutudaun atau oleh tangan, peralatan pertanian, dll.

• Gejala serangan virus kompleks sangat bervariasi. Namun demikian gejala umum yang tampak pada daun-daun muda terdapat gambaran mosaik yang mempunyai beberapa corak. Bagian daun yang klorosis dapat berwarna hijau muda sampai kuning, bahkan mendekati putih. Seringkali permukaan daun menjadi tidak rata atau tampak mempunyai lekuk-lekuk hijau tua.

• Tanaman inangnya antara lain ialah tomat, kentang, cabai, kacang-kacangan, mentimun dan bawang-bawangan.

Penyakit virus kompleks

Penyakit virus gemini

• Penyebab : virus gemini

• Gejala serangan :tanaman yang terserang menunjukkan daun menguning dengan tulang daun tetap hijau.

• Penyebaran melalui vektornya (Bemisia tabaci)

• Tanaman inang : cabai, kacang-kacangan dan tomat.

3.Teknik Bercocok Tanam2.Persemaian Sehat

5.Pengendalian.Biologi

6. Pengendalian Kimiawi

P H T

Pengelolaan Hama Terpadu

4. Pengendalian. Fisik

1.Varietas Toleran

1. varietas yang Tahan/Toleran

Dalam pemilihan varietas cabai beberapa hal yang perlu dipertimbangkan antara lain ialah :

•Sesuai dengan permintaan pasar (rasa, warna, penampakan, ukuran)

•Produktivitas tinggi

•Tahan terhadap serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT)

•Cocok ditanam pada kondisi ekosistem setempat

Sumber : Balitsa

Vektor Virus Kuning

Imago B.tabaci

a) Benih bersertifikat

b) Sterilisasi Media

c) Perlakuan benih

d) Isolasi di Persemaian(Penggunaan Sungkup)

e) Imunisasi (Induzer Daun Bunga Pagoda)

2. Persemaian Sehat (Pembibitan)

2. Persemaian Sehat (Imunisasi daun pagoda atau bayam

berduri atau bunga pukul 4)

• Tujuan : untuk mengaktifkan gen pertahanan dari tanaman

• Konsentrasi ekstrak 25 % (daun 25 gr + Buffer fosfat 75 ml)

ditambahkan karborundum 4 gr (ukuran 600 mess)

Buffer fosfat : 1.362 g KH2PO4 + 1 L Aquades

1.781 g Na2HPO4 + 1 L aquades

100 ml buffer fosfat : 49 ml KH2PO4 + 51 ml Na2HPO4

Sumber : Balitsa

Cara Pembuatan SAP Inducer

• Daun pagoda/daun bayam duri 25 gr + Buffer fosfat 75 ml

• Disaring

• Karborundum• Disemprotkan dan stlh 30 menit dibilas

PROSES IMUNISASI

Intensitas Serangan OPT (Bocek, Malang)

Perlakuan Pengamatan IS Gemini virus (%)

I II III IV

P1 Pagoda 2,08 0 2,08 2,08

P1 Bayam 0 0 0 0

P2 0 2,08 2,08 2,08

P3 2,08 0 2,08 3,03 Gemini virus

Perlakua

n

Rerata hasil Pengamatan/10

tanaman (g) Intensitas Serangan (%)

Bobot buah Jumlah Buah Lalat Buah

Busuk

Basah Antraknosa

P1

Pagoda 1055,63 126,937,58 6,37

0

P1

Bayam 1103,42 119,606,9 8,13

0

P2 826,40 157,98 16,63 15,89 4,53

P3 1339,70 143,68 8,9 7,83 2,13

Antraknosa

Busuk basah

Malang

Malang

No Jenis

Organisme

Populasi/ Tunas Atau Tingkat Serangan

Waktu (HST)

30 45 60 95

1. Thrip 3,2 2,6 1,08 0,7

2. Fusarium 2 7 19 24

3. Virus Gemini 2 2 6 10

Blitar

P1Pag

x x

x x

x x

x x

x x

x x

x x

x x

P1Bym

x x

x x

x x

x x

x x

x x

x x

x x

P2

x x

x x

x x

x x

x x

x x

x x

x x

P3

x

xx

x

x

x

x

x

x

x

x

P1Pgd

x x

x x

x x

x x

x x

x x

x x

x x

P1Bym

x x

x x

x x

x x

x x

x x

x x

x x

P2

x x

x x

x x

x xx x

x x

x x

x x

P3

x

xx

x

x

x

xx

x

x

x

P1Pag

x x

x x

x x

x x

x x

x x

x x

x x

P1Bym

x x

x x

x x

x x

x x

x x

x x

x x

P2

x x

x x

x x

x x

x x

x xx x

x x

P3

x

x

x

x

xx

x

xx

x

x

Denahpenyebaran

intensitas geminivirus. Bocek.

2019

X :Gemini VirusX : Phytopthora spp.X : Fusarium spp

3. Teknik Bercocok Tanam (Pengaturan sistem tanam)

• Pengaturan sistem tanam : tumpangsari, tumpanggilir,

menanam tanaman perangkap,

1. Modifikasi lingkungan

• Pengolahan tanah : dilakukan minimal 1 bulan agar

patogen dan sisa-sisa pupa dari hama di dalam tanah

akan terjemur oleh sinar matahari sehingga akan mati.

3.Teknik Bercocok Tanam (Pengolahan tanah)

• Media pesemaian terdiri atas campuran tanah halus dan pupuk kandang (1 : 1) yang telah dikukus dengan uap air panas selama 4 jam

Campuran tanah + pupuk

kandang (1:1)

Tanah halus Pupuk kandang

Sterilisasi tanah dengan cara

pengukusan selama 4 jam

+

Sterilisasi tanah

STERILISASI TANAH SOLARISASI TANAH

o Merupakan salah satu cara pembuatan tanah supresif (sehat)

o Tanah supresif adalah kondisi tanah yang menghambat

proses terjadinya penyakit tanaman, meskipun ada patogen

,namun tanaman tidak terinfeksi, mikroba bermanfaat

o Aktifnya peran mikroba tanah yang bermanfaat:

• Mikroba penghasil metabolit yang berpengaruh

terhadap pertumbuhan tanaman

• Mikroba penghambat cendawan patogen

Cara SOLARISASI TANAH

o Bahan

• Bahan organik: kompos atau pupuk

kandang

• Plastik bening/transfaran tebal 0,03

mm - 0,05 mm, plastik mulsa

o Cara

• Olah tanah dengan baik dan buat

guludan setinggi 30 cm dan selebar

2/3 lebar plastik

• Sebarkan bahan organik

secukupnya dan aduk secara merata

• Siram dengan air sampai lembab

sedalam 30 cm

• Tutup bedengan dengan plastik

bening dan biarkan selama 2-3

minggu

• Buka plastik & tanah siap digunakan

• Peningkatan suhu yang terjadi pada tanah

dapat mematikan beberapa penyebab

penyakit di dalam tanah, biji gulma, dan

nematoda

• Meningkatkan nutrisi tersedia bagi tanaman

(nitrogen dan beberapa unsur penting lainnya)

Apa yg

terjadi

SOLARISASI

TANAH

3. Modifikasi lingkungan

• Pengapuran : kemasaman

tanah untuk tanaman bawang

merah/bawang putih dan

cabai merah pada pH 5,6-6,5.

Jika pH tanah kurang dari

kisaran angka tersebut dapat

dilakukan pengapuran

menggunakan dolomit atau

kaptan yang dilakukan

minimal 1 bulan sebelum

tanam.

Pengapuran

Modifikasi lingkungan

• Jarak tanam cabai merah :

• Pembersihan gulma

• Pemupukan : Tanaman yang kelebihan

atau kekurangan unsur hara akan rentan

terhadap serangan OPT.

Modifikasi lingkungan

Solarisasi tanah

Penanaman tanaman border

Lampu perangkap

Pengendalian OPT secara Fisik

Jagung ditanam 3 – 4 minggu sebelum tanam cabai

Jagung ditanam sebanyak 5-6 baris secara zigzag

Apa Perbedaan???

Pengendalian Secara Mekanik

• Pengambilan telur ulat

• Pemasangan perangkap : monitoring,perangkap,pengacau kawin

Metil Eugenol

Perangkap Lalat buah

• Perangkap Kutukebul

dan Aphidferomon seks perangkap penggerek

buah cabai, Helicoverpa armigera

Perangkap Thrips

5. Pemanfaatan Sumber Daya Hayati (SDH)

• Dalam pengendalian OPT ramah lingkungan, peranan musuh alami harus lebih diutamakan dengan menitikberatkan pada pemanfaatanmusuh alami domestik dengan cara menciptakan lingkungan yang mendukung semakin berfungsinya musuh-musuh alami secaramaksimal. Beberapa musuh alami penting seperti parasitoid, predator dan cendawan entomatogen diketahui dapat menekan serangan OPT pada tanaman cabai.

Pemanfaatan Trichoderma

• Mikroorganisme yg mampu

menyuburkan tanah (dekomposer)

• Pengendali hayati ( Fusarium

oxysporum, Rizoctonia solani,

Sclerotium rolsii dll

• Mempunyai kemampuan untuk

meningkatkan kecepatan pertumbuhan

dan perkembangan tanaman

(memproduksi akar sehat)

• Menghasilkan toksi trichodermin yang

dapat menghancurkan propagul spora

patogen

• .

Gambar a

Gambar b

Hari Ke- Daya Hambat

Fusarium oxysporum Colletotrichum capsici

4 40,94 36,84

8 60,69 52,42

12 64,66 61,46

BAKTERI P. fluorenscens• Penambat N, Pelarut Hara pada

tanaman

• Perakaran Rumput Teki

• Perakaran Putri Malu

• Perakaran Rumput Gajah

Pseudomonas fluorenscens dapat menstimulir

timbulnya ketahanan tanaman terhadap infeksi

jamur patogen akar, bakteri dan virus (Van Peer et al

1991; Wei et al. 1994; Zhou et al. 1992; Alstrom

1991).Voisard et al (1989) mendapati bahwa sianida

yang dihasilkan P. fluorescens stroin CHAO

merangsang pembentukan akar rambut pada

tumbuhan tembakau dan menekan penyebab

penyakit busuk akar, diduga bahwa sianida mungkin

penyebab timbulnya ketahanan sistemik (ISR).

Maurhofer et al (1994) mengatakan bahwa siderofor

pyoverdine dari P. fluorescens strain CHAO adalah

sebab timbulnya ketahanan sistemik pada

tumbuhan tembakau terhadap infeksi virus nekrosis

6. Pemanfaatan Pestisida Nabati

• Lebih dari 2300 jenis tumbuhan dari berbagai penjuru dunia diketahui dapat digunakan sebagai pestisida nabati dan tidak kurang dari 100 jenis tumbuhan telah diketahui mengandung bahan aktif insektisida. Beberapa tumbuhan yang dapat digunakan sebagai biopestisida dan efektif mengendalikan OPT cabai antara lain serai wangi, babadotan, kirinyuh, tagetes, mindi, nimbi, kipahit, kacang babi, legundi, kapayang, gamal, bintaro, mengkudu, berenuk dsb.

Kumbang Coccinella

Ambang pengendalian hama tanaman cabai merah

No. Jenis hamaAmbang pengendalian hama pada komoditas

Cabai

1. Trips 10 nimfa/ daun

2. Kutudaun 0,7 ekor/ daun

3. Lalat pengorok daun kerusakan daun 10%

4. Ulat grayak kerusakan daun 12,5%

5. Tungau kerusakan daun 5%

7. Penyemprotan pestisida secara preventif

KEAMANAN PESTISIDA ......

MEMENUHI SYARAT INI AMAAAN

TEKNIK PENYEMPROTAN

Penyemprotan merupakan cara aplikasi

pestisida yang paling umum. Sekitar 75%

dari seluruh pestisida di dunia

diaplikasikan dengan cara disemprotkan

Membuat larutan semprot dalam

ember kecilMenuangkan larutan semprot dalam

pompa semprot

Mengambil air dari selokanMenambahkan air selokan ke dalam

tangki semprot yang telah berisi

larutan pestisidaSumber : Tonny K.Moekasan Balitsa

PENCAMPURAN PESTISIDA

Apa yang akan terjadi

??????

Sumber : Tonny K.Moekasan Balitsa

• Sinergistik (saling menguatkan)

Contoh :

Daya bunuh pestisida A = 2

Daya bunuh pestisida B = 3

Daya bunuh pestisida A + B = 10

• Antagonistik (saling mengalahkan)

Contoh :

Daya bunuh pestisida A = 2

Daya bunuh pestisida B = 3

Daya bunuh pestisida A + B = 1 atau 0

• Netral (tidak mempunyai efek)

Contoh :

Daya bunuh pestisida A = 2

Daya bunuh pestisida B = 3

Daya bunuh pestisida A + B = 2 atau 3??

Sumber : Tonny K.Moekasan Balitsa

Pencampuran pestisida dapat dilakukan jika :

• Berdasarkan hasil penelitian atau direkomendasikan :

• Insektisida + fungisida + perekat perata

Catatan :

Disarankan insektisida, fungisida dan perekat perata yang diproduksi oleh satu produsen atau pabrik yang sama.

Tidak boleh melakukan pencampuran formulasi pestisida

yang berbentuk WP dengan EC

Tidak boleh melakukan pencampuran dalam bentuk formulasi

Contoh : Formulasi Siodan 20 WP + Formulasi Dithane M 45 80 WP

Formulasi Agrimec 18 EC + Formulasi Curacron 500 EC

Contoh : Dithane M 45 80 WP dengan Curacron 500 EC

Sumber : Tonny K.Moekasan Balitsa

PEMBUATAN LARUTAN SEMPROT UNTUK

POMPA GENDONG

a. Larutkan pestisida pada ember yang berisi air sesuai kapasitas pompa semprot

b. Aduk pestisida secara merata

c. Tuangkan larutan pestisida ke dalam pompa semprot secara hati-hati

Sumber : Tonny K.Moekasan Balitsa

PEMBUATAN LARUTAN SEMPROT UNTUK POMPA MESIN

a. Larutkan pestisida pada ember kecil yang berisi air

b. Aduk pestisida sampai merata

c. Tuangkan larutan pestisida dari ember kecil ke dalam drum yang telah berisi air sesuai dengan kebutuhan

d. Aduk pestisida di dalam drum secara merata. Larutan pestisida siap digunakan

Sumber : Tonny K.Moekasan Balitsa

UMUR LARUTAN SEMPROT

• Pada pH air 3,5-6 : umur larutan semprot 12 jam

• Pada pH air 6,1-7 : umur larutan semprot 1-2 jam

Sumber : Tonny K.Moekasan Balitsa

• Pestisida dengan bahan aktif yang berbeda dapat pula memiliki cara kerja yang sama. Contoh : Golongan organofosfat dan karbamat bekerja menghambat kerja enzim asetilkolin esterase pada sistem saraf dan otot serangga

• Jika telah menggunakan insektisida dari golongan organofosfat harus dihindari menggunakan insektisida dari golongan karbamat. Hal ini disebabkan serangga yang telah terpapar oleh organofosfat telah membentuk pertahanan, sehingga jika diaplikasi dengan karbamat serangga tersebut tidak akan mati

Mengapa perlu dilakukan pergiliran penggunaan pestisida

Sumber : Tonny K.Moekasan Balitsa

Strategi pergiliran pestisida :

• Bertujuan untuk menghambat terjadinya resistensi (kekebalan)

hama dan penyakit terhadap pestisida

• Pergiliran penggunaan pestisida harus dilakukan berdasarkan pada

cara kerja (Mode of Action/ MoA) pestisida yang berbeda

• Cara kerja atau Mode of Action (MoA) adalah mekanisme kerja

pestisida dalam mematikan hama atau penyakit sasaran melalui

target pada bagian tubuh OPT

• Cara kerja pestisida ditetapkan dengan kode angka dan huruf

Sumber : Tonny K.Moekasan Balitsa

Hasil penyemprotan yang berlebihan

Sumber : Tonny K.Moekasan Balitsa

Hasil penyemprotan yang baikSumber : Tonny K.Moekasan Balitsa

Hasil penyemprotan yang tidak rataSumber : Tonny K.Moekasan Balitsa

Tidak Boleh dilakukan

+PESTISIDA PUPUK DAUN

Sumber : Tonny K.Moekasan Balitsa

Pestisida Pupuk daun

Sifat kimia Asam Basa

Waktu penyemprotan Sore hari Siang hari

Ukuran droplet 150-200

mikron

450 mikron

ALASAN TIDAK BOLEH PENCAMPURAN PESTISIDA

DENGAN PUPUK DAUN

Sumber : Tonny K.Moekasan Balitsa

TERIMA KASIHBALITSA

(Ineu Sulastrini, L. Prabaningrum dan Tonny K. Moekasan,Eli Korlina dkk.)

TIM PROLIGA CABAITIM HAMA PENYAKIT