Pengenalan Bahasa Isyarat Tangan Menggunakan Metode PCA...

26
Pengenalan Bahasa Isyarat Tangan Menggunakan Metode PCA dan Haar-Like Feature Oleh : ATIK MARDIYANI (2207100529) Dosen Pembimbing : 1) Prof.Dr.Ir. Mauridhi Hery Purnomo M.Eng. 2) Dr. I Ketut Eddy Purnama ST., MT.

Transcript of Pengenalan Bahasa Isyarat Tangan Menggunakan Metode PCA...

Pengenalan Bahasa Isyarat Tangan

Menggunakan Metode PCA dan

Haar-Like Feature

Oleh :

ATIK MARDIYANI

(2207100529)

Dosen Pembimbing :

1) Prof.Dr.Ir. Mauridhi Hery Purnomo M.Eng.

2) Dr. I Ketut Eddy Purnama ST., MT.

BAHASA ISYARAT

Bahasa yang mengutamakan komunikasi

manual, yaitu menggunakan bahasa tubuh,

tangan dan gerakan bibir tanpa suara.

Komunikasi yang berguna bagi para

tunarungu.

BATASAN MASALAH TUGAS AKHIR

Dibuat hanya menentukan bahasa isyarat statik saja dimana gambar (image 2 dimensi) konfigurasi tangan dan jari sebagai komponen utama.

Aplikasi ini dapat digunakan oleh satu orang saja.

Karena sifat bahasa isyarat yang tidak universal serta kompleks maka sistem ini hanya menerjemahkan isyarat huruf A hingga Z, kecuali huruf I dan J.

Background yang ada menggunakan background putih atau putih kecoklatan.

Pencahayaan harus cukup (normal).

Hasil keluaran dari aplikasi ini berupa text atau dimana text yang dihasilkan bersesuaian dengan huruf alfabet pada sistem isyarat bahasa Indonesia (SIBI).

Aplikasi ini menggunakan bahasa pemrograman C# dan library EmguCV.

DIGITAL IMAGE PROCESSING

Pengolahan citra digital merupakan suatu metode yang dipergunakan untuk melakukan proses atau manipulasi gambar digital yang disimpan dalam skala dua dimensi. (Gonzalez & Wood, 2002)

Tujuan : Mengolah dan memproses dari gambar asli agar menghasilkan gambar lain sesuai dengan kebutuhan

Dasar dari pengolahan citra adalah pengolahan warna RGB pada tiap pixel

TEKNIK PENGAMBILAN CITRA

Model citra digital dinyatakan dalam bentuk

matrik yang nilainya berupa nilai derajat

keabuan.

Citra dengan derajat keabuan (citra gray level)

bisa memiliki beragam nilai derajat keabuan,

mulai dari 2 nilai derajat keabuan yaitu 0 & 1

(citra biner),

RGB TO GRAYSCALE

Untuk citra berwarna digunakan model RGB (Red, Green, Blue) dimana satu citra berwarna dinyatakan sebagai 3 buah matrik gray-scale yang berupa matrik untuk Red (R-layer), Green (G-layer) dan Blue (B-layer).

Mengubah citra RGB menjadi citra grayscale digunakan untuk menyederhanakan model citra, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses selanjutnya berjalan lebih cepat

Nilai grayscale :

S = 3

bgr

METODE PCA

(Principal Component Analysis) Metode Principal Component Analysis (PCA) merupakan suatu

metode matematika untuk merepresentasikan data, mengekstraksi ciri-ciri data tersebut dan mereduksinya dengan cara mentransformasikannya menggunakan eigenvalue dan eigenvektor secara linier

Kegunaan utama dari Principal Component Analysis (PCA) adalah untuk mengurangi variasi yang ada dengan tetap menjaga informasi yang diperlukan, supaya variasi yang tersisa memang variasi yang paling menonjol dan paling mencerminkan feature yang ada. Sisa variasi yang tersisa ini disebut sebagai Principal Component. Pada proses pengurangan variasi ini dilakukan dengan mereduksi daerah matriks yang mempunyai nilai ciri mulai dari yang paling lemah. Kegunaan lain dari Principal Component Analysis (PCA) adalah akan membuat aplikasi yang menggunakannya akan lebih cepat, karena data yang digunakan sudah direduksi. Suwandi et al (2006 : hal 8 )

DETEKSI OBJEK

HAAR-LIKE FEATURE

TEORI VIOLA JONES

INTEGRAL IMAGE

CASCADE CLASSIFIER

STAGE CLASSIFIER

HAAR-LIKE FEATURE

Ada beberapa alasan mengapa harus menggunakan fitur daripada pengolahan pixel secara langsung.

1. Bahwa fitur dapat bertindak untuk melakukan encode ad-hoc pada daerah pengetahuan yang sukar untuk dipelajari apabila menggunakan suatu kuantitas data pelatihan yang terbatas.

2. Operasi dasar dari suatu fitur jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan pengolahan pixel.

Nilai haar-like feature adalah perbedaan antara jumlah nilai-nilai piksel gray level dalam daerah kotak hitam dan daerah kotak putih

f(x) = sum black rectangle(pixel gray level) – sum white rectangle(pixel gray level)

TEORI VIOLA JONES

Ada 3 kontribusi utama dalam teori viola jones , yaitu :

Integral Image, yaitu penyajian gambar menggunakan teknik

yang mengijinkan perhitungan feature dapat dilakukan

dengan cepat karena dilakukan pada waktu yang konstan.

Adaptive Boosting atau AdaBoost, adalah metode untuk

membangun suatu pengklasifikasian dengan menyeleksi

sejumlah fitur penting.

Mengkombinasikan pengklasifikasian dalam sebuah stuktur

cascade yang akan meningkatkan kecepatan dari proses

pendeteksian, yaitu dengan cara memusatkan perhatian

pada daerah-daerah dalam image yang berpeluang saja. Hal

ini dilakukan untuk menentukan di mana letak obyek yang

dicari pada suatu gambar.

INTEGRAL IMAGE

Representasi tengah (intermediate) untuk suatu citra yang terdiri dari jumlah nilai keabu-abuan (grayscale pixel) dari citra tersebut dengan tinggi y dan lebar x.

Integral Image pada lokasi x,y merupakan jumlah dari piksel-pixel mulai dari atas sampai piksel sebelah kiri dari x,y.

ii(x,y) = Σx’< x,y’ < y i (x’, y’)

ii(P4) + ii(P1) – ii(P2) – ii(P3) jumlah nilai-nilai piksel di dalam “D”: P1 = A P2 = A + B P3 = A + C P4 = A + B + C + D P1 + P4 - P2 - P3 = A + A + B + C + D – A – B – A – C = D

CASCADE CLASSIFIER

Sebuah rantai stage classifier, dimana

setiap stage classifier digunakan untuk

mendeteksi apakah di dalam image sub

window terdapat obyek yang diinginkan

(object of interest).

STAGE CLASSIFIER

Stage classifier dibangun dengan menggunakan algoritma adaptive-boost (AdaBoost). Algoritma tersebut mengkombinasikan performance banyak weak classifier untuk menghasilkan strong classifier.

Weak classifier dalam hal ini adalah nilai dari haar-like feature.

Algoritma pembelajaran AdaBoost digunakan untuk meningkatkan performa pengklasifikasian weak learning algorithm.

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

Menggunakan pemograman C# dan library Emgu CV.

Diagram blok sistem sbb :

Tahap Pengenalan Data

Tahap Awal Pengambilan Data

Webcam Laptop

Capture Image Ekstraksi Image

Set Data Image Training(.bmp)

Deteksi Objek Tangan(Haar Training)

Webcam Laptop

Capture Image Deteksi Objek Tangan(Haar Training)

Identifikasi ImageYang Diharapkan

Hasil PengenalanBahasa Isyarat

(Text)

Hitung PCA(Eigen Vektor & Eigen

Value

PROSES CAPTURE IMAGE

Resolusi display

yang digunakan

320 x 240.

Dalam melakukan

koneksi dengan

webcam,

menggunakan

fungsi capture pada

EmguCV.

MULAI

INISIALISASI

WEBCAM ?

CAPTURE IMAGE

SELESAI

STOPWEBCAM

N

Y

N

Y

PROSES DETEKSI OBJEK Pada proses ini pendeteksian dilakukan dengan

menggunakan algoritma haar classifier.

Dalam melakukan proses haar classifier dibutuhkan data training berupa data image positif dan image negatif.

Tool atau program yang digunakan adalah :

1. Objectmarker.cpp, program ini digunakan untuk manandai object secara manual.

2. Createsamples.cpp, program ini digunakan untuk menciptakan sample dataset positif.

3. Haartraining.cpp, program ini digunakan untuk proses training.

4.Convert_cascade.cpp, program ini digunakan untuk mengubah cascade classifier ke bentuk file xml, untuk kemudian digunakan pada program utama.

Mengumpulkan gambartangan yang akan dideteksi

(gambar positif) sebagaipembanding

MULAI

Selesai

Mengubah nilai cascade kefile .xml database

Mendapatkan nilai cascade

Haar Training

Membuat sampel baru imagepostif tangan

Mengambil potongan gambarbentuk tangan (Crop Image)

sebagai penanda objek

PROSES PENYIMPANAN DATA IMAGE

Pengambilan data jumlah data image yang

diambil untuk setiap bentuk postur tangan

,dimana image ini merepresentasikan huruf

A-Z (kecuali huruf J dan Z).

Data image diambil dengan posisi tegak , dan

jarak yang telah ditentukan (30 s/d 50cm).

Dari setiap hasil capture image deteksi objek

disimpan dalam format grayscale (*.bmp)

berukuran 48x48 pixel.

MULAI

Hitung DataTraining

DeteksiObjek

Tangan

Crop dan ResizeImage

Pelabelan danshow image(grayscale)

SELESAI

N

Y

PROSES PENGENALAN DENGAN EIGEN OBJECT

Dalam library Emgu CV terdapat fungsi EigenObject dimana fungsi ini dapat digunakan sebagai tahapan klasifikasi dan pengenalan suatu objek.

Informasi - informasi yang relevan dari data yang disimpan akan dilakukan tahap penghitungan eigenvalue dan eigenvector dari citra bentuk tangan dan jari

MULAI

Input Capture

EigenObject Data fitur tangan(deteksi_tangan.xml)

Hitung rata-rata perbedaandata fitur input dan fitur hasil

training

Pengenalan danIdentifikasi

Tangan

SELESAI

DESAIN GUI PROGRAM

Sebelum running program Setelah running program

PENGUJIAN & ANALISA SISTEM

PENGUJIAN AKURASI DETEKSI

TERHADAP CAHAYA

PENGUJIAN AKURASI DETEKSI

TERHADAP JARAK

PENGUJIAN AKURASI PROGRAM

(Baca Huruf)

UJI DENGAN KURVA ROC

PENGUJIAN AKURASI DETEKSI

TERHADAP CAHAYA

Uji ke- Gelap Normal Remang

1 X V V

2 X V V

3 X V X

4 X V X

5 X V V

6 X V X

7 X V V

8 X V V

9 X V V

10 X V V

Akurasi

Terdeteksi 0% 100% 70%

• Faktor pencahayaan sangat

mempengaruhi deteksi

objek tangan.

• Program yang dijalankan

harus berada pada kondisi

pencahayaan yang cukup

(normal)

Keterangan : X = terdeteksi V = tidak terdeteksi

Tabel 1

PENGUJIAN AKURASI DETEKSI

TERHADAP JARAK

Uji Coba

Ke-

Jarak (cm)

10 30 50 70 90

1 X V V V X

2 X X V V V

3 X V V X V

4 X X V V X

5 X V V V X

6 V V V V X

7 X V V V X

8 X V V V V

9 X V V X X

10 X V V X V

Akurasi

Terdeteksi 10% 80% 100% 70% 40%

Keterangan : X = terdeteksi V = tidak terdeteksi

Faktor jarak antara alat

(webcam) dan objek tangan

mempengaruhi dalam

pendeteksian

Tabel 2

PENGUJIAN AKURASI PROGRAM

(Baca Huruf)

Huruf

Percobaan ke- Akurasi Deteksi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y 100%

B Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y 100%

C Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y 100%

D Y Y N Y N Y Y N Y Y 80%

E Y N N N Y Y N N Y N 60%

F Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y 100%

G Y Y Y Y Y Y Y Y N Y 90%

H Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y 100%

I Y N Y Y Y N Y Y Y Y 80%

K Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y 100%

L Y Y Y N N Y Y N Y Y 70%

M N N Y N Y N Y Y N N 40%

N N Y N Y Y N N N Y N 40%

O Y Y Y Y Y Y N Y Y Y 90%

P Y Y Y Y Y Y Y Y Y N 90%

Q Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y 100%

R Y Y N Y Y N Y N Y Y 70%

S N Y Y N N Y N N N Y 40%

T Y N N Y Y Y N N N N 40%

U Y Y Y Y N Y Y Y N Y 80%

V Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y 100%

W Y Y Y Y Y Y Y N Y Y 90%

X Y Y Y N Y Y Y Y Y Y 90%

Y Y Y N Y Y Y Y N Y Y 80%

Rata-Rata Akurasi Deteksi Tangan 80,42 %

Tabel 3

KURVA ROC

(Receiver Operating Characteristics)

Teknik pengujian yang digunakan untuk menilai kinerja atau performa sistem

KESIMPULAN Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa faktor pencahayaan pada

program yang telah dibuat sangat berpengaruh dalam pendeteksian objek.

Pencahayaan normal (pecahayaan tidak terlalu terang, remang, maupun

gelap) memiliki efektivitas deteksi tangan sebesar 100%.

Jarak efektif deteksi objek tangan dilakukan pada jarak 30 s/d 50 cm.

Selebihnya akurasi baca tangan akan turun pada jarak melebihi jarak

tersebut.

Posisi deteksi baca tangan hanya dapat dilakukan pada posisi tegak sesuai

dengan bentuk bahasa isyarat yang telah ditentukan.

Dengan menggunakan metode PCA (EigenObject) pada program yang

telah dibuat memiliki akurasi rata-rata baca huruf sebesar 80,42%.

Untuk pembacaan huruf M, N, S, T memiliki akurasi baca yang rendah 40%

dikarenakan adanya kesamaan pola atau postur tangan huruf A dan E.

Program yang telah dibuat hanya dapat mengenali huruf statis berupa text

huruf tanpa adanya pergerakan sehingga untuk pembacaan huruf I dan J

belum dapat dilakukan karena huruf ini menggunakan gerakan dinamik

tangan.

TERIMA KASIH