Pengenalan alat theodolite
-
Upload
rizkysamuraiflamenco -
Category
Documents
-
view
146 -
download
9
Transcript of Pengenalan alat theodolite
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu ukur tanah ialah ilmu, seni, dan teknologi untuk menyajikan informasi
bentuk permukaan bumi baik unsur alam maupun unsur buatan manusia pada bidang
yang dianggap datar yang dibatasi pada cakupan relatif sempit berkisar antara 0,5o ×
0,5o atau 55 km × 55 km. Ilmu Ukur Tanah termasuk dalam kegiatan survei dan studi
kelayakan .
Salah Satu Sub Disiplin Survey dan Pemetaan yaitu Pengukuran Kerangka
Dasar Horizontal (KDH) yang menggunakan Theodolite sebagai alatnya. Tentu
sebagai praktisi Teknik Sipil harus mengetahui yang dimaksud dengan Theodolite.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Theodolite?
1.2.2 Apa Saja Macam Theodolite
1.2.3 Apa Hasil Survey Menggunakan Theodolite
1.3 Tujuan
1.3.1 Agar Mengetahui Pengertian Alat Theodolite
1.3.2 Agar Mengetahui Macam Theodolite
1.3.3 Agar Mengetahui hasil Survey Menggunakan Theodolite
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengenalan Alat Theodolite Untuk Polygon KDH
Theodolit digunakan untuk mengukur besaran sudut datar, sudut miring/zenit,
dan jarak optik pada pengukuran survei dan pemetaan. Alat pengukur sudut theodolit
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Bagian bawah, terdiri dari atas tiga sekrup penyetel Sk yang menyangga
suatu tabung dan pelat yang berbentuk lingkaran. Pada tepi lingkaran ini
dibuat skala lms yang dinamakn limbus.
2. Bagian tengah, terdiri dari atas suatu sumbu yang dimasukan ke dalam
tabung bagian bawah. Sumbu ii adalah sumbu tegak atau sumbu kesatu S1.
Di atas sumbu S1 diletakkn lagi suatu pelat yang berbentuk lingkaran dan
mempunyai jari-jari kurang dari jari-jari pelat bagian bawah. Pada dua
tempat di tepi lingkaran dibuat pembaca no yang berbentuk alat pembaca
nonius. Di atas nonius ini dileakkan di atas pelat nunius untuk membuat
sumbu ke satu tegak lurus.
3. Bagian atas, terdiri dai sumbu mandatar atau sumbu kedua yang diltakkan
di atas kaki penyangga sumbu kedua S2. Pada sumbu kedua ditempatkan
suatu teropong tp yang mempunyai diafragma dan dengan demikian
mempunyai garis bidik gb. Pada sumbu kedua diletakkan pelat yang
berbentuk lingkaran dilengkapi dengan skala Its. Untuk mendapatkan
bacaan pada skala lingkaran tegak iniditempatkan dua nonius pada kaki
penyangga sumbu kedua.
Theodolite mempunyai dua macam gerakan :
1. Putaran horisontal dengan sumbu putar sumbu I (sumbu tegak)
2. Putaran vertikal dengan sumbu II (sumbu mendatar)
Setiap alat terdiri dari tiga bagian :
Bagian Bawah :
a. tiga skrup kiap
b. pembidik centring optis (eye piece)
c. skrup kunci gerakan horisontal
d. skrup penggerak halus horisontal
e. skrupkunci lingkaran skala skala horisontal
f. skrup penggerak halus skala horisontal
g. skrup perubah skala horisontal
h. lingkaran skala horisontal
i. nivo kotak
j. pengunci bousole
Bagian tengah :
a. skrup pengunci gerakan vertikal
b. skrup penggerak halus vertikal
c. nivo tabung
d. skrup pengungkit
e. nivo tabung untuk pembacaan skala vertikal
f. nonius, tempat pembacaan skala vertikal dan horisontal
g. skrup mikrometer pembacaan skala.
Bagian teropong :
a. bagian bagian optis
b. lingkaran skala vertikal
c. garis bidik
d. pembidik kasar
e. tempat pembacaan (nonius) skala horisontal dan vertikal
f. skrup pengatur fokus.
2.2 Theodolite yang digunakan pada praktikum
1 Theodolit Top Con
Bagian-Bagian Dari Theodolit Top Con :
1. Lensa Obyektif
2. Visir
3. Cermin Sudut
4. Nivo Tabung
5. Pengunci Mendatar Bagian Atas
6. Piringan Derajat Horizontal
7. Pengarah Halus Mendatar Bagian Bawah
8. Penyetel Nivo
9. Tribrach
10. Penyetel Nivo
11. Nivo Kotak
12. Pengunci Menadatar
13. Penggerak Halus Mendatar Bagian Atas
14. Pengunci Vertikal
15. Penggerak Halus
16. Knob Mikrometer
17. Visir
2. Theodolit Wild –T0
2.3 Jenis jenis Theodolite
Jenis dari theodolite dapat dilihat dari dua segi pandangan :
a. segi lingkaran skala horisontal
b. segi konstruksi alat, terutama bagian bawah yang berkenaan dengan lingkaran skala
horisontal.
Dilihat dari segi lingkaran skala horisontal.
1. Theodolite biasa
Piringan skala horisontal pada jenis alat ini bukan merupakan benda yang
mengandung magnet, sehingga tidak ada pengaruh magnet bumi pada piringan
skalanya. Theodolite jenis ini tidak dapat menunjukkan utara magnet bumi, dan
pengukuran hanya pada saat sudut yang dibentuk oleh dua sisi saja.
2. Theodolite kompas
Merupakan theodolite yang piringan skalanya bermuatan magnet, atau tempat
pembacaannya ditunjukkan oleh garis yang bermuatan magnet.
Dilihat dari segi konstruksi alat, terutama bagian bawah yang berkenaan
dengan lingkaran skala horisontal.
1 Theodolite reiterasi adalah alat pengukur sudut datar/lereng, jarak optik, beda
tinggi, yang mana lingkaran skala mendatar menjadi satu dengan kiap, sehingga
lingkaran skala mendatar tidak dapat diputar-putar.
2 Theodolite repetisi adalah alat untuk mengukur sudut datar, sudut lereng, jarak
optik serta beda tinggi, yang mana lingkaran skala mendatar dapat diatur juga
mengelilingi sumbu tegak.
Dilihat dari segi konstruksi alat, terutama yang berkenaan dengan sumbu.
1 Theodolite Tipe Sumbu Ganda, theodolite ini digunakan untuk pengukuran
dengan ketelitian yang rendah. Theodolite ini mempunyai dua buah sumbu pada
bagian dalam dan bagian luar, sehingga memungkinkan pengukuran sudut dengan
penulangan (repetition) tertentu, yang akan diuraikan kemudian.
2 Theodolite Tipe Sumbu Tunggal, theodolite ini tidak mempunyai klem bawah dan
hanya mempunyai sumbu dalam, karena bagian yang berputar dengan tabung
sumbu luar dan pelat atas sejajar disatukan.
A. Sumbu Dalam
B. Plat sejajar atas
C. Sumbu Luar (Lingkaran Graduasi Horisontal)
Theodolite (Tipe Sumbu Ganda)
A. Sumbu Dalam
B. Sumbu Luar
Theodolite (Tipe Sumbu Tunggal)
Bagian-bagian utama Theodolite terdiri dari :
Teleskop, terdiri dari bagian-bagiannya yaitu: benang-benag silang, sistem pembidik
dan tabung.
Fungsi teleskop adalah untuk mengetahui arah sasaran (garis kolimasi). Karena itu
disyaratkan agar bidang pandangan harus terang, pembesaran harus cukup memadai
dan bayangan harus nyata. Bagian ini direncana sesuai dengan daya penglihatan mata
(kira-kira 60 detik), graduasi dengan pembacaan yang teliti, dan sebagainya.
Benang Silang, titik perpotongan benang silang (cross-hair) adalah untuk
menempatkan sasaran pada titik tertentu dalam teleskop.
Sistem Pembidik, pada dasarnya adalah kombinasi dari sebuah lensa pandang
(field view lens) dan lensa bidik (eye piece).
Nivo
Nivo adalah benda yang terdiri dari suatu tabung kaca lengkung, dimana didalamnya
terdapat uap cairan (eter) jenuh.
Jenis Nivo ada dua macam :
1. Nivo Tabung
2. Nivo Kotak
Penyimpangan Kromatik Penyimpangan Speris
Perbedaan jenis Nivo tabung dan Nivo kotak.
Nivo Kotak Nivo Tabung
1. Ketelitian rendah / kasar
2. Lingkaran
3. Radius Pendek
4. Biasanya tidak terdapat garis pars
1. Teliti
2. Tabung
3. Radius Panjang
4. Terdapat garis pars.
Garis jurusan nivo adalah garis yang menyinggung titik tengah skala nivo.
Garis acuan nivo adalah garis yang menyinggung titik tengah gelembung nivo.
Fungsi Nivo :
1. Membuat garis mendatar, bila gelembung nivo berada atau berimpit dengan titik
tengah nivo.
2. Membuat suatu bidang mendatar, bila setiap arah nivo tersebut, gelembung nivo
tetap berada ditengah.
3. Membuat suatu garis tegak atau vertikal, bila garis tersebut tegak lurus suatu
bidang, dan bila nivo telah mendatarkan bidang tersebut.
4. Dapat mengukur sudut vertikal yang kecil, bila satuan dari skala nivo diketahui.
Sudut vertikal = sudut yang terbentuk oleh 2 garis pada bidang vertikal.
Pada suatu alat ukur cara mengatur alat bidang mendatar
1. Mendatarkan secara kasar (mengetengahkan kotak dengan ketiga skrup kiap)
2. Mengetengahkan Nivo Tabung :
a. membuat tabung nivo kira kira sejajar dua skrup kiap
b. gelembung nivo diketengahkan dengan memutar skrup satu dan skrup dua
dengan arah berlawanan.
c. cek dengan cara memutar alat ±180°.
d. gerakan alat ±90° sehingga tegak lurus kedua skrup tadi.
e. putar skrup tiga untuk mengetengahkan gelembung nivo.
f. cek setiap arah nivo, gelembung harus tetap ditengah.
Koreksi Nivo
Membuat suatu bidang mendatar dengan bantuan nivo, tidak dapat terlaksana
apabila kedudukan tidak sejajar bidang tersebut. Untuk ini diperlukan koreksi nivo
agar kedudukan nivo sejajar bidang tempat nivo tersebut.
Pada nivo tabung, bidang tersebut ditunjang oleh tiga buah skrup (skrup kiap),
aturlah seperti biasa untuk pendataran bidang, pada saat melakukan cek alat diputar
±180°.
Gelembung nivo bergeser, koreksi dilakukan dengan pin koreksi, besar geseran
dikoreksi ½ geseran sisanya dengan skrup kiap kembali. Putar alat ±180°, bila masih
bergeser lakukan hal diatas. Koreksi baru selesai dilakukan bila gelembung nivo
sudah tetap di tengah.
2.4 Benang Diafragma
Definisi : Benang yang terdapat pada bidang diafragma, yaitu bidang tempat
bayangan lensa objektif jatuh.
Pada alat ukur, sipat datar dan theodolite terdapat beberapa benang.
1. Benang diafragma vertikal
2. Benang diafragma horisontal tengah
3. Benang diafragma horisontal atas
4. Benang diafragma horisontal bawah
Benang vertikal dan horisontal membentuk silang diafragma, sebutan lain
1. Horisontal tengah disebut benang tengah (BT)
2. Horisontal atas disebut benang atas (BA)
3. Horisontal bawah disebut benang bawah (BB)
Fungsi benang atas dan benang bawah
1. Untuk mengontrol benang tengah
2. Untuk pengukuran jarak optis.
Nivo Tabung
Nivo Tabung Bundar
2.5 Langkah –Langkah Penggambaran Pada Polygon
1. Menghitung Jarak Total Poligon
2. Menentukan Ukuran Kertas yang akan dipakai
3. Membuat tata jarak peta, meliputi muka peta dan ruang legenda
4. Menghitung Panjang dan Lebar Muka Peta
5. Mendapatkan Skala Jarak Horizontal dengan membuat perbandingan jarak muka
peta horizontal dengan satuan yang sama.
6. Membuat Sumbu Datar dan Tegak yang titik pusatnya memiliki jarak tertentu
terhadap batas muka peta
7. Menggambarkan titik-titik yang merupakan posisi hasil pengukuran dengan jarak-
jarak tertentu serta menghubungkan titik-titik tersebut
8. Membuat keterangan nilai tinggi dan jarak di dalam muka peta, serta melengkapi
informasi legenda, membuat skala, dll.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan Laporan ini penulis menyimpulkan bahwa Survey dan Pemetaan
khususnya KDH dalam Pengenalan Alat Theodolite. Agar Dapat Melaksanakan
Survey KDH, Teknisi Sipil harus mampu memahami dan mengoprasikan alat
Theodolite
3.2 Saran
Dalam suatu pengukuran yang harus diperhatikan adalah pada saat
mengoprasikan alat atau pesawat. Dan yang harus diperhatikan dari alat ini adalah
penerangan, karena alat ini sangat membutuhkan pencahayaan yang terang untuk
dapat membaca BA.BT,BB, sudut horizontal dan sudut vertikalnya. Pada perhitungan
jarak pesawat ke patok di sejajarkan dengan bidang nivo, bukan mengikuti turun
naiknya jalan.
DAFTAR PUSTAKA
Purwaamijaya, Iskandar Muda . 2000. Diktat Pengukuran Dan Pemetaan I.
Bandung.
Sosrodarsono, Suyono. 1997. Pengukuran Topografi Dan Teknik Pemetaan.
Jakarta : Pradnya Paramita.
Suhardi, Edi. 1983. Diktat Catatan Kuliah Ilmu Ukur Tanah Jurusan Geodesi
Institut Teknologi Bandung. Bandung.
Sutomo. Pengenalan Ilmu Ukur Tanah. Bandung : ITB.