PengembWilayah4 PERUMAHAN

download PengembWilayah4 PERUMAHAN

of 26

description

pengembangan wilayah

Transcript of PengembWilayah4 PERUMAHAN

  • PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN

    (Penataan Ruang Perumahan dan Pemukiman)

    PERUMAHAN &

    PEMUKIMAN

    KEPENDUDUKAN PERTANAHAN KETERJANGKAUAN DAYA

    BELI MASYARAKAT

    (AFFORDABILITAS)

    PERKEMBANGAN

    TEKNOLOGI DAN JASA

    KONSTRUKSI

    KELEMBAGAAN,

    PERATURAN &

    PERUNDANG-UNDANGAN

    SWADAYA, SWAKARSA &

    PERANSERTA

    MASYARAKAT

  • A. Urbanisasi

    B. Lahan terbatas

    C. Semakin mahal

    D. Penyediaan prasarana dan sarana perkotaan

    ( kota menjadi lebih luas, jaringan semakin mahal)

    E. Permukiman kumuh, slums, squatters

    F. Permukiman illegal / liar

    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI :

    PERTANAHAN

  • Kenaikan harga tanah disebabkan oleh kelangkaan penyediaan lahan untuk perumahan dan permukiman, sehingga memerlukan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mengendalikan harga tanah, untuk melindungi kepentingan pemilik tanah dan pemakai, atau untuk yang memerlukan tanah (pengembang dan masyarakat).

    Harga Tanah :

    akan dipengaruhi beberapa faktor, yaitu nilai tanah (land value), proses dalam tawar menawar dan perijinan yang berkaitan dengan perolehan tanah.

    Harga tanah adalah harga yang disepakati oleh penjual dan pembeli dalam

    transaksi jual beli.

    Nilai Tanah : merupakan nilai yang ditetapkan atau diharapkan pemiliki tanah atas tanahnya sebagai milik atau yang merupakan assets dari yang bersangkutan. Nilai tanah sangat dipengaruhi oleh hal-hal yang besifat subyektif (intern) dan obyektif (ekstern).

  • SUBYEKTIF

    Tanah warisan atau yang

    merupakan sumber mata

    pencaharian

    Posisi tanah terhadap masyarakat

    di sekitarnya (tanah makam)

    OBYEKTIF

    Posisi ekonomis tanah : Lokasi,

    Peruntukan, Prospeknya dimasa depan

    Status tanah : hak milik, hak guna

    bangunan, hak guna usaha, hak pakai,

    hak sewa atau hak garap.

    PENATAAN RUANG

    PEMBANGUNAN

    KAWASAN LINDUNG

    TERBATAS

    MAHAL

    SPEKULASI

    TANAH

  • PERUMAHAN DAN

    PEMUKIMAN

    LOKASI PERUNTUKAN

    PROSPEK DI

    MASA DEPAN

    KETERBATASAN LAHAN PRASARANA

    DAN SARANA

    KOTA

    VERTIKAL HORISONTAL

    KEPADATAN

    BANGUNAN

    POLA /

    LAYOUT

  • RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA /

    KABUPATEN (RTRWK) :

    Skala 1 : 10.000 dan 1 : 100.000

    RDTRK Skala 1 : 5.000 dan 1 : 2.000

    RTRK Skala 1 : 1.000

    YANG DIATUR :

    1. PERUNTUKAN LAHAN (Ruko, Rukan, Mixed Use)

    2. KEPADATAN BANGUNAN

    3. TIPE RUMAH DAN LUAS KAPLING

    4. FASUM DAN FASOS (Pendidikan, Perdagangan & Jasa,

    Olahraga & Rekreasi, Ruang Terbuka, Kesehatan)

    5. PRASARANA DAN SARANA PERKOTAAN

    (Jalan, Air Bersih, Listrik, Telepon, Gas & Drainase)

    6. PERATURAN BANGUNAN

    (Perpetakkan, GSB, Damija, KDB, KLB, Ketinggian Bangunan)

    7. PERLENGKAPAN BANGUNAN (Utilitas, Pemadam Kebakaran)

    8. POLA (Horisontal, Vertikal, Kopel)

  • 1. Keseimbangan Ruang Terbuka (open space) dengan daerah terbangun (build up area)

    2. Sinar Matahari

    3. Sirkulasi Udara

    4. Resapan Air

    5. Kontrol Temperatur secara mikro

    6. Mengoptimalkan fungsi lahan (Lokasi, Peruntukkan, Persyaratan Bangunan)

    7. Aksesibilitas

    8. Prasarana dan Sarana Kota

    PENDEKATAN / PERTIMBANGAN

  • 1. Program 1 : 3 : 6 pembangunan rumah untuk

    semua kelompok masyarakat (penghasilan rendah, sedang dan tinggi)

    2. Pembangunan 1 juta unit rumah Program pengadaan rumah di

    seluruh wilayah Indonesia 3. RSS dan RS Fokus pengadaan rumah oleh

    Pemerintah 4. Rumah Susun khusus untuk kota besar yang

    memiliki lahan terbatas 5. Rumah Susun Sederhana Sewa

    terutama ditujukan bagi pekerja dan buruh di kawasan industri atau kota besar

    6. Subsidi Silang Pembiayaan rumah untuk kelompok

    berpenghasilan rendah dari yang berpenghasilan tinggi

    7. Self Help Building Masyarakat diperbolehkan membangun

    sendiri rumah mereka serta mematuhi peraturan.

    8. Rumah Inti Umumnya berupa bangunan inti 12 m2

    yang dapat diperluas sendiri oleh pemilik rumah

    9. Kasiba, Lisiba, Kapling Siap Bangun Infrastruktur telah direncanakan dan

    dibangun, masyarakat membangun sendiri rumah mereka

    10. Kompensasi BBM untuk perumahan Subsidi pembangunan rumah untuk

    kelompok berpenghasilan rendah yang berasal dari harga BBM

    KEBIJAKAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

  • POLA LINIER

    Pola pemukiman yang terbentuk memanjang (ribbon) karena pengaruh :

    1. Aksesibilitas yang sangat kuat untuk transportasi dan kegiatan perekonomian, misalnya jalan, dan sungai

    2. Landscape (bentang alam) yang membatasi pembangunan fisik, misalnya tebing, sungai, dan pantai

    POLA CLUSTER

    Pola permukiman yang terbentuk secara mengelompok karena

    pengaruh :

    1. Sosial budaya masyarakat

    2. Lokasi fasilitas umum

    dan fasilitas sosial

    3. Kegiatan perekonomian

    POLA MENYEBAR

    Pola permukiman yang terbentuk karena rumah mendekati lokasi pekerjaan, terutama pertanian dan perkebunan. Rumah letaknya berjauhan dengan fasilitas umum dan fasilitas sosial

    Pola linier menyebabkan perletakan infrastruktur, fasilitas umum dan fasilitas sosial tidak efisien

    Pemukiman dan tempat pekerjaan relatif berjauhan

    Pola cluster menempatkan fasilitas umum dan fasilitas sosial relatif berdekatan dengan kawasan perumahan, sehingga fungsinya menjadi efisien. Permukiman dan tempat pekerjaan mungkin berjauhan.

    POLA PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN

  • POLA GRIDIRON Pola permukiman yang juga merupakan pola atau layout

    kota masa lalu.

    Pembagian kapling atau persil sangat efisien dan teratur.

    Aksesibilitas mudah dan cepat

    Penamaan jalan lebih mudah untuk diidentifikasikan

    Tidak terlihat perbedaan karakter antara kawasan yang

    satu dengan lainnya.

    Banyak terjadi simpang empat, yang memungkinkan

    rawan kecelakaan lalu lintas

    Kawasan permukiman lebih mudah dikenali dengan

    sistem blok.

    Kapling kecil sangat memungkinkan

    SISTEM GRIDIRON

    YANG DIMODIFIKASI

    POLA PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN

  • POLA CUL-DE-SAC

    Pola permukiman yang lebih dinamis,

    Setiap kawasan mungkin memiliki karakter atau ciri-ciri yang berbeda.

    Pembagian kapling lebih rumit.

    Aksesibilitas menjadi kurang leluasa, memerlukan lebih banyak waktu

    Mengurangi jumlah simpang empat untuk keamanan berkendaraan.

    Lebih aman secara fisik karena memiliki banyak dead ends

    Perencanaan utilitas dan infrastruktur lebih efisien dan hemat

    POLA PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN

  • POLA LOOP

    Pola permukiman ini merupakan modifikasi dari gridiron dan cul-de-sac.

    Karakter permukiman sangat dinamis

    Dapat dikombinasikan dengan ruang terbuka bersama sebagai tempat kontak sosial masyarakat.

    Dapat menghemat infrastruktur

    POLA PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN

  • POLA LOOP

    POLA PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN

  • HOUSING LAYOUT

    POLA PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN

  • HOUSING LAYOUT

    POLA PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN

  • HOUSING LAYOUT

    POLA PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN

  • INDIAN VILLAGE IRAN VILLAGE

  • MASSAI VILLAGE

    SAMBURU VILLAGE

    PERMUKIMAN

    TRADISIONAL DI AFRIKA

    ZAMBIA VILLAGE

  • PERMUKIMAN TRADISIONAL

    SUKU INDIAN KOGI DI KOLUMBIA

  • THE END THANK YOU