PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN TARI CENDRAWASIH …

12
1 PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN TARI CENDRAWASIH DI SMA NEGERI 6 DENPASAR Ni Kadek Miantari Putri, I Gede Mawan, Ni Luh Sustiawati Program Studi Pendidikan Sendratasik, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Denpasar Email. [email protected] Abstrak Minat siwa SMA Negeri 6 Denpasar dalam belajar menari Bali sangat tinggi, namun penguasaan teknik tari khususnya dalam tari Cendrawasih masih kurang dan masih ragu untuk bergerak. Permasalahan seperti ini perlu dicarikan solusi (pemecahan) melalui inovasi komponen pembelajaran salah satunya adalah media pembelajaran. Media pembelajaran memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang kaya dan bervariasi, tidak saja membuat motivasi belajar meningkat, tetapi juga menjadikan hasil belajar lebih bermakna termasuk prestasi belajar siswa dalam pembelajaran seni tari. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan penelitian pengembangan atau Research and development (R&D). Tujuan penelitian ini (1) mendeskripsikan proses pembuatan video pembelajaran tari Cendrawasih; (2) mendeskripsikan hasil validasi video pembelajaran tari Cendrawasih melalui uji ahli; (3) mendeskripsikan hasil validasi video pembelajaran tari Cendrawasih melalui uji perorangan; (4) mendeskripsikan hasil validasi video pembelajaran tari Cendrawasih melalui uji kelompok kecil. Data yang diperoleh berupa data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan penyekoran, sedangkan data yang diperoleh berupa komentar dan saran dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tari Cendrawasih diciptakan oleh Dr. N L N Swasthi Widjaja Bandem, SST., M.Hum (penata tari) dan I Nyoman Windha, S.Skar., M.A (penata iringan) tanggal 20 Februari 1988 pada Festival Walter Spies. Hasil penilaian uji ahli tari, ahli media dan guru seni tari terhadap video pembelajaran tari Cendrawasih dalam katagori sangat layak dan tidak perlu direvisi. Hasil uji coba perorangan dan kelompok kecil terhadap video pembelajaran tari Cendrawasih pada siswa SMA Negeri 6 Denpasar yang mengikuti ekstrakulikuler tari ada dalam katagori sangat layak. Kata kunci: Pengembangan, video pembelajaran, tari cendrawasih. Abstract Student interest SMA Negeri 6 Denpasar in learning to dance Bali is very high, but the mastery of dance techniques, especially in Cendrawasih dance is still lacking and still hesitate to move. Problems like this need to find solutions (solving) through innovative learning component one of them is learning media. Learning media has a role and a strategic function in the achievement of learning objectives. The use of rich and varied learning media not only makes learning motivation improve, but also makes the learning outcomes more meaningful, including student achievement in dance learning. The research approach uses a research development or research and development (R & D) approach that aims to develop (create) Cendrawasih dance learning video. The purpose of this study (1) describes the process of making a learning video of Cendrawasih dance; (2) to describe the validation result of Cendrawasih dance learning video through expert test; (3) to describe the results of the validation of individual tests; (4) describe the results of

Transcript of PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN TARI CENDRAWASIH …

Page 1: PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN TARI CENDRAWASIH …

1

PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN

TARI CENDRAWASIH DI SMA NEGERI 6 DENPASAR

Ni Kadek Miantari Putri, I Gede Mawan, Ni Luh Sustiawati

Program Studi Pendidikan Sendratasik, Fakultas Seni Pertunjukan,

Institut Seni Indonesia Denpasar

Email. [email protected]

Abstrak

Minat siwa SMA Negeri 6 Denpasar dalam belajar menari Bali sangat tinggi, namun penguasaan

teknik tari khususnya dalam tari Cendrawasih masih kurang dan masih ragu untuk bergerak. Permasalahan

seperti ini perlu dicarikan solusi (pemecahan) melalui inovasi komponen pembelajaran salah satunya

adalah media pembelajaran. Media pembelajaran memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam

pencapaian tujuan pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang kaya dan bervariasi, tidak saja

membuat motivasi belajar meningkat, tetapi juga menjadikan hasil belajar lebih bermakna termasuk

prestasi belajar siswa dalam pembelajaran seni tari.

Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan penelitian pengembangan atau Research and

development (R&D). Tujuan penelitian ini (1) mendeskripsikan proses pembuatan video pembelajaran tari

Cendrawasih; (2) mendeskripsikan hasil validasi video pembelajaran tari Cendrawasih melalui uji ahli; (3)

mendeskripsikan hasil validasi video pembelajaran tari Cendrawasih melalui uji perorangan; (4)

mendeskripsikan hasil validasi video pembelajaran tari Cendrawasih melalui uji kelompok kecil. Data yang

diperoleh berupa data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan penyekoran, sedangkan data yang

diperoleh berupa komentar dan saran dianalisis secara kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tari Cendrawasih diciptakan oleh Dr. N L N Swasthi Widjaja

Bandem, SST., M.Hum (penata tari) dan I Nyoman Windha, S.Skar., M.A (penata iringan) tanggal 20

Februari 1988 pada Festival Walter Spies. Hasil penilaian uji ahli tari, ahli media dan guru seni tari

terhadap video pembelajaran tari Cendrawasih dalam katagori sangat layak dan tidak perlu direvisi. Hasil

uji coba perorangan dan kelompok kecil terhadap video pembelajaran tari Cendrawasih pada siswa SMA

Negeri 6 Denpasar yang mengikuti ekstrakulikuler tari ada dalam katagori sangat layak.

Kata kunci: Pengembangan, video pembelajaran, tari cendrawasih.

Abstract

Student interest SMA Negeri 6 Denpasar in learning to dance Bali is very high, but the mastery of dance

techniques, especially in Cendrawasih dance is still lacking and still hesitate to move. Problems like this need to find

solutions (solving) through innovative learning component one of them is learning media. Learning media has a role

and a strategic function in the achievement of learning objectives. The use of rich and varied learning media not only

makes learning motivation improve, but also makes the learning outcomes more meaningful, including student

achievement in dance learning.

The research approach uses a research development or research and development (R & D) approach that

aims to develop (create) Cendrawasih dance learning video. The purpose of this study (1) describes the process of

making a learning video of Cendrawasih dance; (2) to describe the validation result of Cendrawasih dance learning

video through expert test; (3) to describe the results of the validation of individual tests; (4) describe the results of

Page 2: PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN TARI CENDRAWASIH …

2

small group test validation. The data obtained in the form of quantitative data is analyzed by using the scoring

method, while the data obtained in the form of comments and suggestions are analyzed qualitatively.

The results showed that Cendrawasih dance was created by Dr. N L N Swasthi Widjaja Bandem, SST.,

M.Hum (dancer) and I Nyoman Windha, S.Skar., M.A (stylists) on February 20, 1988 at the Walter Spies Festival.

The results of the assessment of dance experts, media experts and dance teachers on Cendrawasih dance learning

videos in the category is very feasible and does not need to be revised. The results of individual trials and small

groups of Cendrawasih dance learning videos on the students of SMA Negeri 6 Denpasar following the

extracurricular dance are in a very decent category

Keywords: Development, learning video, cendrawasih dance.

PENDAHULUAN

Pembelajaran pada hakekatnya adalah

proses interaksi antara peserta didik dengan

lingkungan, sehingga terjadi perubahan yang

lebih baik (Mulyasa, 2004:117). Perubahan

tersebut berupa perubahan perilaku secara

keseluruhan, sebagai hasil perubahan individu

sendiri. Untuk meningkatkan proses dalam

pembelajaran, maka guru dituntut untuk membuat

pembelajaran menjadi lebih inovatif yang dapat

mendorong siswa dapat belajar secara optimal

baik belajar mandiri maupun pembelajaran di

kelas, maka guru harus menggunakan dan

memanfaatkan komponen pembelajaran dimana

masing-masing komponen pembelajaran tersebut

tidak bersifat terpisah, tetapi harus berjalan secara

teratur, saling tergantung dan berkesinambungan.

Media pembelajaran adalah salah satu

komponen penting dalam proses pembelajaran.

Pemanfaatan media sehararusnya bagian yang

harus mendapat perhatian guru sebagai fasilitator

di dalam setiap kegiatan pembelajaran, karena

media dalam konteks pembelajaran adalah

bahasanya guru (Munadi, 2013:9). Namun secara

teknis fungsi media pembelajaran dapat

menggantikan fungsi guru terutama sebagai

sumber belajar.

Media pembelajaran memiliki peran dan

fungsi yang strategis dalam pencapaian tujuan

pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran

yang kaya dan bervariasi, tidak saja membuat

motivasi belajar meningkat, tetapi juga

menjadikan hasil belajar lebih bermakna. Media

pembelajaran dapat dimaknai sebagai semua

bentuk perantara yang digunakan oleh manusia

untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan

atau pendapat, yang dikemukakan itu sampai

kepada penerima yang dituju.

Penggunaan media atau alat bantu disadari oleh

banyak praktisi pendidikan sangat membantu

aktivitas proses pembelajaran baik di dalam

maupun diluar kelas, terutama membantu dalam

peningkatan prestasi belajar siswa dan membantu

juga dalam pencapaian tujuan pendidikan

tersebut. Namun, dalam implementasinya tidak

banyak guru yang memanfaatkannya, bahkan

penggunaan metode ceramah (lecture method)

monoton masih cukup populer dikalangan guru

dalam proses pembelajarannya.

SMA Negeri 6 Denpasar berlokasi di

Jalan Tukad Nyali Desa Sanur Kaja Denpasar

menyelenggarakan ekstrakurikuler seni tari setiap

hari jumat pukul 14.00 WITA bertempat aula

(wantilan) sekolah. Dalam ekstrakurikuler seni

tari materi yang diberikan disetiap tingkat

berbeda yaitu kelas X tari Puspawresti, kelas XI

tari Cendrawasih, dan kelas XII tari maskot atau

tari kebesaran SMA Negeri 6 Denapsar.

Berdasarkan hasil pengalaman peneliti yang telah

melakukan praktek pengalaman lapangan atau

PPL di SMA Negeri 6 Denpasar, minat siswa

untuk belajar menari sangat tinggi, namun

penguasaan teknik tari khususnya dalam tari

Cendrawasih masih kurang dan ragu untuk

bergerak dalam menari.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu

Ni Wayan Purnamawati, S.Sn., M.Si., guru

ekstrakurikuler di SMA Negeri 6 Denpasar pada

tanggal 22 Oktober 2017 mengatakan bahwa:

Saya sangat senang apabila anda akan

melakukan pengajaran di ekstrakurikuler

tari ini dengan menggunakan video

pembelajaran. Karena sebelumnya saya

belum pernah mengajar ekstrakurikuler

Page 3: PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN TARI CENDRAWASIH …

2

menggunakan video pembelajaran, saya

cuma mengajar dengan metode ceramah

dan demontrasi saja. Tidak semua siswa-

siswi yang mengikuti ekstrakurikuler tari

ini pintar menari, ada saja yang ragu-ragu

untuk bergerak, terkadang mereka biasa

menarikan tetapi gerak-geraknya kurang

tepat dan susah untuk memperbaiki itu

dengan keterbatasan waktu. Jadi saya

sangat mendukung bila ada sarana yang

membantu anak-anak untuk lebih cepat

memahami materi tari.

Dari hasil wawancara di atas terdapat

bahwa peserta didik belum menguasai teknik

gerak tari Cendrawasih dengan baik dan benar,

oleh karena itu perlu ada upaya agar

pembelajaran dapat menarik minat dan perhatian

siswa, sehingga setiap siswa lebih teliti dalam

menyimak materi yang disampaikan. Salah satu

bentuk media audio-visual yang banyak

dikembangkan untuk keperluan pembelajaran

berbentuk video pembelajaran berupa media

VCD (Video Compact Disc).

Berdasarkan permasalahan yang ditemui

di SMA Negeri 6 Denpasar, bahwa kurangnya

pemahaman siswa tentang teknik tari

Cendrawasih, teknik yang baik dan benar belum

dilakukan dengan maksimal, maka video

pembelajaran yang di buat adalah video

pembelajaran tari Cendrawasih yang berisi materi

pokok yaitu sejarah, ragam gerak, pola lantai, tata

rias dan busana. Alasan dikembangkan video

pembelajaran tari Cendrawasih adalah: Pertama

materi tari Cendrawasih sangat diperlukan untuk

pembelajaran ekstrakurikuler tari bagi anak-anak

di sekolah; Kedua, pembelajaran tari Cendrawsih

masih diberikan secara konvensional, maksudnya

hanya menggunakan metode ceramah dan

demostrasi, sedangkan alat bantu berupa video

pembelajaran belum tersedia di sekolah; Ketiga

tari Cendrawasih sangat populer dan disenangi

masayarakat, sehingga dijadikan materi

pembelajaran dan materi pertunjukan tari; dan

Keempat, sepanjang pengetahuan peneliti,

penggunaan video pembelajaran tari pada

ekstrakurikuler tari Cendrawasih di SMA Negeri

6 Denpasar belum dilakukan.

Untuk itu sangat penting dikembangkan

video pembelajaran tari Cendrawasih sehingga

dapat memperjelas penyajian materi secara

bervariasi dan meningkatkan pemahaman gerak

tari yang benar, serta dapat dijadikan pedoman

bagi para pengajar atau pelatih tari di SMA

Negeri 6 Denpasar.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dirancang dalam bentuk

penelitian pengembangan atau Research and

Development (R&D). Model yang digunakan

dalam pengembangan produk Video

Pembelajaran adalah elaborasi oleh Charles, M

Reigeluth (1999) (dalam Sustiawati, 2008) yaitu

sebuah model preskripsi untuk menata,

mensintesis dan merangkum isi pembelajaran.

Model ini dipilih karena memiliki urutan

organisasi isi bahan pelajaran yang sistematis dari

umum ke khusus atau dari yang sederhana ke

kompleks. Proses penelitiannnya melalui (1)

tahap pra pengembangan, (2) tahap

pengembangan, (3) tahap pasca pengembangan.

Instrumen pengumpulan data menggunakan

angket (kuesioner) yang dilengkapi dengan

komentar dan saran dari subyek uji coba. Teknik

analisis data yang digunakan adalah analisis

secara kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif

dianalisis dengan menggunakan penyekoran,

sedangkan data berupa komentar dan saran

dianalisis secara kualitatif.

Proses Pembuatan Video Pembelajaran Tari

Cendrawasih

1. Deskripsi Tari Cendrawasih

Tari Cendrawasih menggambarkan gerak

gerik kehidupan burung cendrawasih jantan dan

betina yang sedang memadu kasih di

pegunungan Irian Jaya. Tari cendrawasih sudah

di resmikan hak ciptanya pada tanggal 18 April

2018. Menururt Dr. N L N Swasthi Wijaya

Bandem, S.S.T., M.Hum, selaku pemegang hak

cipta dan sekaligus pencipta tari Cendrawasih,

tarian ini diciptakan tanggal 20 Februari 1988

pada Festival Walter Spies yang berlagsung di

wantilan Taman Budaya Denpasar. Gagasan ini

didukung oleh Dr. Tantra mantan kepala Kantor

Wilayah Kehutanan Provensi Bali di Denpasar,

yang membantu mencarikan dan meminjamkan

Page 4: PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN TARI CENDRAWASIH …

3

film mengenai kehidupan burung cendrawasih di

hutan Irian Jaya. Dalam proses garapan ini

Bapak I Wayan Baratha turut serta memikirkan

iringan dan memberikan masukan kepada Bapak

I Nyoman Windha, S.Skar., M.A., selaku

pencipta iringanya (wawancara dengan ibu N L

N Swasthi Wijaya Bandem, 1 Mei 2018).

Ciri khas dalam tari Cendrawasih terletak

pada agem yang terbuka dengan tangan telapak

tangan menghadap ke belakang, gerakan kecas-

kecos dan maaras-arasan yang dilakukan

dengan memegang sayap juga menjadi ciri khas

dalam tarian ini. Tari Cendrawasih adalah

garapan duet atau berpasangan yang dibawakan

oleh dua orang penari wanita yang memerankan

burung cendrawasih betina dan jantan, namun

bentuk dan penampilan kostum yang digunakan

kedua penarinya sama, begitu pula gerakan

penarinya (Dibia, 1999:61). Struktur tari

Cendrawasih terdiri dari pepeson, pengawak,

pengecet dan pekaad. Adapun karakter dan peran

kedua penari dalam tarian ini terlihat pada

bagian pengecet, yaitu satu penari sebagai

burung cendrawasih jantan dan satu penari

sebagai burung cendrawasih betina.

Fungsi tari Cendrawasih adalah sebagai

hiburan atau balih-balihan. Tarian ini dapat

dipentaskan kapan dan dimana saja tanpa ada

batasan waktu, tempat, serta peristiwa-peristiwa

yang terlalu mengikat.

Iringan tari Cendrawasih berupa barungan

Gong Kebyar. Menurut hasil wawancara I

Nyoman Windha, S.Skar., M.A., 5 Desember

2017 sebagai komposer tari Cendrawasih,

Gending atau musik iringan tari Cendrawasih ini

tidak terlepas dari pola-pola tradisi atau pakem

yang sudah ada di dalam komposisi karawitan

Bali. Struktur iringan tari Cendrawasih terdiri

dari kawitan atau pepeson, pengawak, pengecet

dan pekaad.

2. Ragam gerak tari Cendrawasih

1. Sikap dan gerak kaki.

(a) Nyigcig adalah gerakan berjalan dengan

langkah kecil-kecil, baik pelan maupun cepat. (b)

Nayung adalah gerakan kaki yang di tayung atau

diayunkan ke arah samping. (c) Miles yaitu

gerakan memutar tumit depan kurang lebih 45º.

(d) Nyerigsig yaitu posisi kaki menjijit berjalan

secara cepat ke samping kiri atau ke samping

kanan dengan posisi kaki tetap berjajar

berdekatan. (e) Ngekeh yaitu salah satu kaki

menjinjit lalu digerakan seperti mengais-ngais. (f)

Gandang uri yaitu gerakan kaki yang diawali

dengan piles dan berjalan ke belakang. (g)

Mekecos yaitu gerakan kedua kaki melompat ke

samping atau diagonal.

2. Sikap Dan Gerak Tangan

(a) Ukel yaitu gerakan pergelangan tangan yang

diputar ke dalam.

3. Gerak Mata, Leher Dan Kepala

(a) Sledet adalah suatu ekspresi yang ditonjolkan

melalui gerakan mata. Di dalam melakukan sledet

mata digerakkan ke samping kanan atau kiri

diikuti gerakan dagu yang searah serta bersamaan

dengan gerakan mata. (b) Ngelier yaitu gerakan

melirik mata ke kanan maupun kiri yang diikuti

gerakan kepala dan dagu memutar ke arah lirikan

mata. (c) Nyegut yaitu gerakan mengganguk

dengan tekanan pada dagu, disertai gerakan mata

melihat ke bawah dengan kening dikerutkan. (d)

Kipek yaitu gerak kepala menoleh ke samping

kanan atau ke kiri. (e) Ulu Wangsul yaitu gerakan

leher ke samping kanan dan ke samping kiri

berulang-ulang secara lambat.

4. Sikap Dan Gerak Badan

(a) Agem kanan tari Cendrawasih yaitu pose

dengan posisi kaki tapak sirang, posisi kaki kiri

maju dengan tumit berada di samping mata kaki

kanan dengan jarak satu kepalan tangan, posisi

badan ngeed (rendah) dan badan direbahkan ke

kanan (berat badan berada di kaki kanan), dengan

tangan kanan dibuka, tangan kiri ditekuk serta

kedua telapak tangannya mengarah ke luar. (b)

Agem kiri tari Cendrawasih yaitu pose dengan

posisi kaki tapak sirang, posisi kaki kanan maju

dengan tumit berada di samping mata kaki kiri

dengan jarak satu kepalan tangan, posisi badan

ngeed (rendah) dan badan direbahkan ke kanan

(berat badan berada di kaki kanan), dengan

tangan kiri dibuka, tangan kanan ditekuk serta

kedua telapak tangannya mengarah ke luar. (c)

Agem pengawak kiri tari Cendrawasih yaitu

posisi kaki nyilat kiri atau kedua posisi kaki

menyilang, badan rebah kiri, ngeed, tangan kanan

Page 5: PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN TARI CENDRAWASIH …

4

melengkung ke ke atas. Tangan kiri mendekat di

pinggang dengan telapak tangan nunceb atau

mengaraah ke bawah dan pandangan ke arah

diagonal kiri. (d) Agem pengawak kanan tari

Cendrawasih yaitu posisi kaki nyilat kanan atau

kedua posisi kaki menyilang, badan rebah kanan,

ngeed, tangan kiri melengkung ke atas. Tangan

kanan mendekat di pinggang dengan telapak

tangan nunceb atau mengaraah ke bawah dan

pandangan kearah diagonal. (e) Gelatik nuwut

papah kanan yaitu gerakan kaki yang melangkah

ke samping kanan mulai kaki kanan tanjek kanan,

kiri cepat, lalu jadi agem kanan tari Cendrawasih.

(f) Gelatik nuwut papah kiri yaitu gerakan kaki

yang melangkah ke samping kiri mulai dengan

angkat kiri, tanjek kiri, kanan cepat, lalu jadi

agem kiri tari Cendrawasih. (g) Ngombak Angkel

adalah tekanan atau aksen pada kedua

pergelangan tangan yang jatuh bersamaan dengan

iringanya. Gerakan ini diawali dari kaki tampak

sirang pada, kedua tangan sejajar sirang susu,

ngeed, kaki kiri piles perlahan, tangan ukel dan

kepala mengikuti gerak badan. Sumber gerak ini

berada pada tulang rusuk. (h) Ngontel dalam tari

Cendrawasih yaitu gerakan kepala samping kanan

dan kiri secara bergantian dan perlahan

mengambil sayap diikuti gerak ngegol.

5. Gerak Penghubung

(a) Mekeber yaitu gerakan terbang dengan posisi

kaki menjinjit bergerak dengan tidak terlalu cepat

ke samping kiri dan kanan sambil

mengembangkan sayap. (b) Angsel tari

Cendrawasih yaitu gerakan dengan ngombak

angkel ke kanan, lalu ke kiri yang dilanjutkan

dengan mundur kaki kanan ke belakang, nanjek

kaki kiri dan maju kaki kanan, kaki kanan jinjit

posisi badan ngeed. (c) Mekilit gerakan ini

dilakukan oleh kedua penari. Mekilit diawali

dengan agem kanan yang memegang sayap, kaki

nyerisig memutar ke kanan setengah lingkaran

dan kembali memutar ke kiri. (d) Mesaki yaitu

gerakan Cendrawasih penari jantan yang

mendekati betinanya sambil mengembangkan

sayapnya dan menukik sambil menangkap sayap,

sementara yang penari betina menjongkok sambil

nyikupang sayap. (e) Ngindang yaitu Gerak

terbang ke kiri dan kanan dengan posisi tubuh di

miringkan sesuai dengan arah kaki. (f) Nyisik

bulu adalah gerakan kepala mengelus bulu.

Dalam tari Cendrawasih ada 2 macam gerak,

Nyisik bulu pertama; posisi tangan nyigug arah

hadap ke pojok, kaki melangkah dua kali

bersamaan tangan ukel. Nyisik bulu kedua; arah

hadap ke samping kiri, posisi tangan kiri di depan

sejajar dengan wajah, tangan kanan di samping

pinggang, ngeed bersamaan kaki ngekeh.

Gerakan ini dilakukan ke samping kanan atau kiri

yang bisa dilihat pada bagian pengawak. (g)

Ngelengisin bulu dilakukan dengan tangan

sejajar, mengalun perlahan diikuti badan

merendah ke samping kanan dan kiri.

3. Susunan tari Ceendrawasih yaitu:

1. Pepeson

Masuknya satu orang penari jantan ke

panggung melakukan gerak mekeber, hadap

samping kanan, berjalan lihat ke bawah, atas

ke samping, lalu kaki nyigcig, cegut, berputar

ke kanan perlahan mengambil sayap.

Lepas sayap, nayung kanan, agem kanan sledet

2 kali. Ngindang ke kiri, langkah kaki

menyilang dimulai dari kaki kanan kiri kanan,

agem kiri, sledet 2 kali. Nayung kanan, gelatik

nuut papah ke kanan sledet 1 kali, tayung kiri,

gelatik nuut papah ke kiri sledet kiri.

Gandang uri, agem kanan dengan tangan kiri

di depan dada sledet 2 kali, tayung kaki kanan

tanjek kaki kiri sledet 2 kali, tayung kiri tanjek

kaki kanan sledet 2 kali, nayung kanan tanjek

kiri sledet 2 kali, disambung angsel ngelier

sledet 2 kali ngindang.

Hadap ke samping kiri gelatik nuut papah kiri

di ikuti agem kiri sledet 2 kali. Ngindang

hadap ke kanan, gelatik nuut papah kanan

sledet 2 kali. Mundur kaki kiri Nyisik bulu,

nepuk dada, sledet kiri. Nyisik bulu, nepuk

dada, sledet 2 kali, gandang uri, Agem kanan

dengan kedua tangan di samping pinggang,

sledet kanan 2 kali, ngegol ke samping kiri

kanan kiri.

angsel, ngelier sledet 2 kali kanan lihat pojok

kiri bawah, ngindang. Nayung kaki kiri, Agem

kiri dengan kedua tangan di samping

pinggang, sledet kiri 2 kali, kipek pojok kanan

bawah, ngindang. Nayung kaki kanan Agem

Page 6: PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN TARI CENDRAWASIH …

5

kanan dengan posisi kedua tangan di samping

pinggang di ikuti sledet kanan 2 kali. Mundur

kiri diikuti posisi badan jongkok, makecos 2

kali ke pojok kanan, sledet kiri, kipek ke pojok

kiri, mekecos 2 kali, sledet kanan.

Bangun ngindang sambil memegang sayap,

nayung kiri, agem dengan kedua tangan di

samping pinggang, sledet 2 kali, ngegol kiri

kanan kiri (bersamaan dengan penari betina

datang). Penari jantan kecos kanan 3 kali.

Penari betina nyigcig, sama-sama putar

ditempat, melakukan gerak mekilit. Terbang

mencari posisi penari betina di sudut kiri

depan, penari jantan di sudut kanan belakang.

2. Pengawak

Lepas sayap, agem kanan, ulu wangsul,

langkah kaki kanan kiri kanan tutup, kecos,

agem kanan, ngelier sledet kanan 2 kali, cegut,

ulu wangsul tutup kiri, putar kanan, nengok

kanan, kecos, nengok kiri, agem kiri.

Ngelengisin bulu ke samping kiri dan ke

kanan, kecos kanan, hadap kiri (dengan tangan

kanan di depan, tangan kiri di samping

pinggang), kipek 3 kali, kaki ngekeh diikuti

dengan nyisik bulu, kipek ke depan, Berputar

disertai ulu wangsul. lompat ke kanan 2 kali,

lompat ke kiri 2 kali, ombak angkel.

agem kiri, ulu wangsul, langkah kaki kiri

kanan kiri tutup, kecos, agem kiri, ngelier

sledet kiri 2 kali, cegut, ulu wangsul, putar

kiri, nengok kiri, kecos, nengok kanan, agem

kanan. Ngelengisin bulu ke samping kanan dan

kiri, lompat kiri, hadap kanan (dengan tangan

kiri di depan tangan kanan di samping

pinggang), kipek 3 kali, kaki ngekeh diikuti

dengan nyisik bulu, kipek ke depan, berputar

disertai ulu wangsul. Melompat ke kanan 2

kali dilanjutkan ke kiri 2 kali, ombak angkel

agem kanan, ulu wangsul, langkah kaki kanan

kiri kanan tutup, kecos, agem kanan, ngelier

sledet kanan 2 kali, cegut, ulu wangsul, putar

kanan, nengok kanan, kecos, nengok kiri, agem

kiri. Ngelengisin bulu ke samping kiri dan ke

kanan, kecos, hadap kiri (dengan tangan kanan

di depan, tangan kiri di samping pinggang),

kipek 3 kali, kaki ngekeh diikuti dengan nyisik

bulu, kipek ke depan, berputar disertai ulu

wangsul. Melompat ke kanan 2 kali, ke kiri 2

kali. Sama-kedua penari melakukan gerak

nyisik bulu dengan posisi berhadapan,

kemudian penari jantan agem tinggi, penari

betina agem rendah.

4. Tata Rias Tari Cendrawasih

Tata rias tari Cendrawasih menggunakan

tata rias pentas dengan berisi cundang dan caling

kidang. Penggunaan bedak muka, alis-alis,

eyeshadow, merah pipi, lipstik sebatas

memberikan aksentuasi pada bagian-bagian muka

sehingga ekspresi penari bisa dilihat dengan lebih

jelas oleh penonton, selain menambah kecantikan

wajah penari. Tata rias juga diperlukan untuk

memberikan tekanan atau aksentuasi bentuk dan

garis-garis muka sesuai dengan karakter tarian.

5. Tata Busana Tari Cendrawasih

(a) Angkin berwarna merah marun. (b) Kain

pepradaan yang merupakan lembaran kain dijahit

menyerupai rok yang menumpuk bulak balik

berwarna merah marun. (c) Tutup dada. (d) Sayap

(kampid) tari Cendrawasih. (e) Ampok-ampok. (f)

Badong Lenter. (g) Gelang kana atas dan gelang

kana bawah. (h) Gelungan. (i) Bunga kamboja. (j)

Subeng dan rumbin.

Proses pemakaian busana tari Cendrawasih yaitu:

(1) Pemakaian angkin sama dengan penggunaan

angkin seperti tari-tarian pada umumnya. (2)

Pemakaian kain menyerupai rok, yang melingkar

pada pinggul penari. (3) Cara pemakaian sayap

(kampid) yang di pasang melingkar dari pinggang

kiri ke kanan yang menyerupai sayap burung

cendrawasih. (4) Cara pemaikaian tutup dada

yang melingkar diatas angkin. (5) Cara

pemakaian ampok-ampok dalam tari Cendrawasih

sama dengan tari-tarian pada umumnya. (6) Cara

pemasangan badong lenter yaitu diletakan di

leher penari. (7) Cara pemakaian gelang kana

atas dan gelang kana bawah di kedua tangan

penari. (8) Rambut disasak dan ujungnya ditekuk

dan di bungkus dengan menggunakan arnet. (9)

Pememakaian gelungan kulit. (10) Bunga

kamboja yang digunakan yaitu bunga kamboja

yang diletakan di samping telinga. (11)

Pemakaian subeng/rumbing.

Page 7: PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN TARI CENDRAWASIH …

6

Gambar Tari Cendrawasih

Tanggapan Ahli Isi, Ahli Media dan Guru

Tari Terhadap Video Pembelajaran Tari

Cendrawasih

Produk pengembangan VCD pembelajaran

tari Cendrawasih diserahkan kepada seorang ahli

isi (seni tari). Ahli isi yang dijadikan penilai

produk pengembangan adalah Ni Wayan Suartini,

S.Sn., M.Sn Beliau adalah seorang ahli seni tari

dan sebagai dosen seni tari di Fakultas Seni

Pertunjukan ISI Denpasar. Tinjauan dari ahli isi

dilakukan pada tanggal 16 Mei 2018. Data

diperoleh melalui kegiatan konsultasi, diskusi dan

angket A. Hasilnya berupa angka, komentar dan

saran.

Komentar dan saran yang diberikan oleh

ahli isi, antara lain, Komentar: Video

Pembelajaran ini sangat baik untuk di terapkan

pada sekolah-sekolah khususnya dalam

pembelajaran seni tari. Saran: Pemilihan tempat

pembuatan video pembelajaran hendaknya

dipertimbangan agar tampilan gambarnya akan

menjadi lebih baik dan menarik. Hasil analisis

angket A, diperoleh total skor 22 dengan

persentase 95,83, ini berarti produk yang

dikembangkan masuk dalam kriteria sangat layak

dan tidak perlu direvisi.

Ahli Media, untuk meriview VCD

pembelajaran tari Cendrawasih adalah Ayu Gede

Chrisna Udayanie, S.Pd., M.Pd. Beliau adalah

seorang ahli media pembelajaran dan dosen

Institut Sein Indonesia Denpasar. Review dari

ahli media pembelajaran dilakukan pada tanggal

17 Mei 2018. Data diperoleh melalui kegiatan

konsultasi, diskusi dan angket B. Hasilnya berupa

angka, komentar dan saran.

Komentar dan saran yang diberikan oleh

ahli media pembelajaran, antara lain, Pada

dubbing di bagian Nyisik Bulu diperjelas dan

diperbesar lagi. Pada saat posisi penari hadap

kanan atau kiri sebaiknya pengikutan gambar

mengikuti penari. Saran: Video pembelajaran

secara keseluruhan sudah sangat baik dan layak

untuk dipergunakan, namun apabila ingin

diperbaiki mohon dubbingnya lebih diperpanjang

dan diperlambat agar tidak terlihat antara dubbing

dan penari seperti kejar-kejaran. Hasil analisis

angket B, diperoleh total skor 19 dengan

persentase 95, ini berarti produk yang

dikembangkan masuk dalam kriteria sangat layak

dan tidak perlu direvisi.

Guru Mata Pelajaran Seni Tari, bernama

Ni Wayan Purnamawati, S.Sn., M.S., seorang

guru seni tari di SMA Negeri 6 Denpasar.

Penilaian produk pengembangan dari guru seni

tari dilakukan pada tanggal 18 Mei 2018. Data

yang diperoleh melalui kegiatan konsultasi,

diskusi dan angket C. Hasilnya berupa angka,

komentar dan saran.

Komentar dan saran yang diberikan guru

seni tari di SMA Negeri 6 Denpasar antara lain,

menurut penilaian saya sudah bagus dan indah

sesuai dengan materi yang disajikan. Saran, untuk

ke depannya, bilamana mengajar agar

menyampaikan materi sesuai dengan video

pembelajaran tari Cendrawasih ini. Hasil analisis

angket C dari guru seni tari diperoleh total skor

31 dengan persentase 96, 87, ini berarti produk

yang dikembangkan masuk dalam kriteria sangat

layak dan tidak perlu direvisi.

Tanggapan Siswa Dalam Uji Coba Perorangan

Terhadap Video Pembelajaran Tari

Cendrawasih

Page 8: PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN TARI CENDRAWASIH …

7

Uji coba perorangan diberikan pada siswa

yang mengikuti ekstrakulikuler seni tari di SMA

Negeri 6 Denpasar. Pelaksanaan uji coba

perorangan dilakukan pada tanggal 21 Mei 2018

di SMA Negeri 6 Denpasar. Seluruh responden

(siswa) diberikan kuesioner dan penayangan

VCD, kemudian dilanjutkan kegiatan mengisi

kuesioner yang telah dibagikan. Aspek yang

dipertanyakan adalah ketepatan, kegunaan, dan

kelayakan dari produk yang dikembangkan.

Saran dan komentar dari siswa yang

menjadi responden dalam uji coba perorangan

terhadap video pembelajaran tari Cendrawasih

dapat disimpulkan sebagai berikut : (1) Video

yang ditampilkan sangat menarik, penyampaian

materi dari video tersebut sangat jelas dan mudah

diterapkan dan mudah dipahami. (2) Diterapkan

disekolah-sekolah dan sebaiknya dalam

menampilkan video tersebut menggunakan

proyektor dan sound agar semua peserta dapat

menyaksikan dengan baik

Hasil analisis data kuesioner uji coba

perorangan, diperoleh total skor dari responden

nomor 1 total skor yaitu 32 dengan nilai

persentase 100. Responden nomor 2 diperoleh

total skor 31 dengan nilai persentase 96,87 dan

dari responden nomor 3 memperoleh total skor 31

dengan nilai persentase 96,87. Dapat disimpulkan

bahwa hasil uji coba perorangan menunjukan

produk yang dikembangkan masuk dalam

kategori sangat layak.

Tanggapan Siswa Dalam Uji Coba Kelompok

Kecil Terhadap Video Pembelajaran Tari

Cendrawasih

Anak-anak yang menjadi responden uji

coba kelompok kecil berjumlah 9 orang yaitu

siswa SMA Negeri 6 Denpasar yang mengikuti

ekstrakulikuler. Uji coba kelompok kecil ini

dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2018 di SMA

Negeri 6 Denpasar.

Seluruh responden (siswa) diberikan

kuesioner dan penayangan VCD, kemudian

dilanjutkan mengisi kuesioner. Aspek yang

dipertanyakan meliputi tiga aspek yaitu

ketepatan, kegunaan, dan kelayakan dari produk

yang dikembangkan. Beberapa saran dan

komentar dari siswa yang menjadi responden

dalam uji coba kelompok kecil terhadap video

pembelajaran tari Cendrawasih dapat

disimpulkan: (1) Video pembelajaran tari

Cendrawasih sangat menarik, tampilan gambar

sudah jelas dan bahasa yang dipergunakan juga

mudah dipahami. (2) Sebaiknya video

pembelajaran tari Cendrawasih ini diterapkan

pada proses pembelajaran, karena dapat

membantu orang yang ingin mempelajarinya, dan

ada di sekolah-sekolah dalam prosesnya

menggunakan proyektor serta sound.

Hasil kuesioner uji coba kelompok kecil

terhadap video pembelajaran tari Cendrawasih,

diperoleh hasil (1) Responden nomor 1 total skor

yaitu 30 dengan nilai persentase 93,75; (2)

Responden nomor 2 diperoleh total skor 31

dengan nilai persentase 96,87; (3) Responden

nomor 3 diperoleh total skor 29 dengan nilai

persentase 90,62; (4) Responden nomor 4

diperoleh total skor 32 dengan nilai persentase

100; (5) Responden 5 diperoleh total skor 32

dengan nilai persentase 100; (6) Responden

nomor 6 diperoleh total skor 29 dengan nilai

persentase 90,62; (7) Responden nomor 7

diperoleh total skor 31 dengan nilai persentase

96,87; (8) Responden nomor 8 diperoleh total

skor 30 dengan nilai persentase 93,75; (9)

Responden nomor 9 diperoleh total skor 32

dengan nilai persentase 100. Dapat disimpulkan

bahwa hasil uji coba perorangan menunjukkan

produk yang dikembangkan masuk dalam

kategori sangat layak.

Komentar dan saran dari peserta didik

dalam uji kelompok kecil tidak mengarah ke

arah revisi produk yang dkembangkan, akan

tetapi berupa harapan-harapan agar pembelajaran

tari Cendrawasih secara kontinu diadakan dan

produk yang dikembangkan ini segera dapat

diterapkan.

Merujuk pembahasan hasil analisis

penelitian yang dibahas pada bab per bab dengan

mengacu kepada tujuan penelitian, maka dapat

disimpulkan bahwa:

Pengembangan video pembelajaran tari

Cendrawasi di SMA Negeri 6 Denpasar diawali

dengan kegiatan need assessment yaitu

mengidenfikasi persoalan-persoalan terkait

Page 9: PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN TARI CENDRAWASIH …

8

dengan pembelajaran tari Cendrawasih di SMA

Negeri 6 Denpasar. Persoalan yang terdapat di

SMA Negeri 6 Denpasar adalah kurangnya

pemahaman siswa tentang teknik tari

Cendrawasih, karena teknik yang baik dan benar

belum dilakukan dengan maksimal, dan untuk

lebih meningkatkan pemahaman agar siswa tidak

menjadi sekedar belajar menari, maka dibuatkan

atau dikembangkan video pembelajaran tari

Cendrawasih.

Proses pembuatan video pembelajaran tari

Cendrawasih diawali dengan mengkaji tentang

tari Cendrawasih yang mencakup sejarah, iringan,

fungsi, ragam gerak, struktur tari, pola lantai, tata

rias dan busananya, serta pemakaian busana tari

Cendrawasih secara keseluruhan yang dikemas

dalam media VCD (Video Compact Disc).

Setelah video pembelajaran tari Cendrawasih

terbentuk, maka dilakukan uji ahli, uji perorangan

dan uji kelompok kecil.

Dari hasil uji ahli seni tari diperoleh total

skor 23 dengan presentase 95,83 ini berarti

produk berupa video pembelajaran tari

Cendrawasih masuk dalam kriteria sangat layak

dan tidak perlu direvisi. Selanjutnya hasil uji ahli

media pembelajaran memperoleh skor 19 dengan

persentase 95, ini berarti video pembelajaran tari

Cendrawasih masuk dalam kriteria sangat layak

dan tidak perlu

direvisi. Dilanjutkan penilaian oleh guru seni tari

SMA Negeri 6 Denpasar, hasil penilaiannya

memproleh total skor 31 dengan persentase 96,87

ini berarti video pembelajaran tari Cendrawasih

masuk dalam kriteria sangat layak dan tidak perlu

direvisi.

Setelah melakukan uji ahli seni tari, uji

ahli media, dan guru seni tari, video pembelajaran

tari Cendrawasih tersebut diujicobakan pada

siswa kelas XI yang mengikuti ekstrakurikuler

tari di SMA Negeri 6 Denpasar. Validasi pertama

yang dilakukan melalui uji perorangan dengan

menggunakan tiga orang peserta didik di SMA

Negeri 6 Denpasar. Hasil validasi uji perorangan

dari responden nomor 1 diperoleh total skor yaitu

32 dengan nilai persentase 100. Responden

nomor 2 diperoleh total skor 31 dengan nilai

persentase 96,87 dan dari responden nomor 3

memperoleh total skor 31 dengan nilai persentase

96,87.

Dapat disimpulkan bahwa hasil uji coba

perorangan menunjukkan video pembelajaran tari

Cendrawasih masuk dalam kategori sangat layak.

Selanjutnya dilakukan uji kelompok kecil

yang terdiri dari sembilan peserta didik di SMA

Negeri 6 Denpasar, hasilnya adalah (1)

Responden nomor 1 total skor yaitu 30 dengan

nilai persentase 93,75; (2) Responden nomor 2

diperoleh total skor 31 dengan nilai persentase

96,87; (3) Responden nomor 3 diperoleh total

skor 29 dengan nilai persentase 90,62; (4)

Responden nomor 4 diperoleh total skor 32

dengan nilai persentase 100; (5) Responden 5

diperoleh total skor 32 dengan nilai persentase

100; (6) Responden nomor 6 diperoleh total skor

29 dengan nilai persentase 90,62; (7) Responden

nomor 7 diperoleh total skor 31 dengan nilai

persentase 96,87; (8) Responden nomor 8

diperoleh total skor 30 dengan nilai persentase

93,75; (9) Responden nomor 9 diperoleh total

skor 32 dengan nilai persentase 100.

Dapat disimpulkan bahwa hasil uji coba

kelompok kecil menunjukkan video pembelajaran

tari Cendrawasih masuk dalam kategori sangat

layak

PENUTUP

Daftar Rujukan

Anderson, Ronald H. 1987. Pemilihan Dan

Pengembanagan Media Untuk

Pembelajaran. Jakarta: Rajawali.

Arini. 2012. Teknik Tari Bali. Denpasar: Yayasan

Tari Bali Warini.

Arsyad, Azhar. 2004. Media Pembelajaran.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

____________.2013. Media Pembelajaran.

Jakarta: Raja Gafindo Persada.

____________.2016. Media Pembelajaran.

Jakata: Rajawali Pers.

Page 10: PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN TARI CENDRAWASIH …

9

Asmoro, Novian Tri. (2012). “Pengembangan

video interaktif tari

Bedana untuk pembelajaran tari

nusantara di SMP”. Skripsi:

Program Studi Pendidikan Seni

Tari. FBS UNY.

Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian

Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran, Peranan

Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan

Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

____________.2013. Media Pembelajaran.

Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

Dibia, I Wayan. 1999. Selayang Pandang Seni

Pertunjukan Bali. Denpasar:

Masyarakat Seni Pertunjukan

Indonesia.

____________.2012. Ilen-Ilen Seni Pertunjukan

Bali. Bali Mangsi-Denpasar.

____________.2013. Puspasari Seni Tari Bali.

Denpasar.UPT.Penerbitan ISI

Denpasar.

Djelantik, A.A.A. 1990. Pengantar Dasar Ilmu

Estetika Jilid I Estetika

Instrumental. Denpasar: Sekolah

Tinggi Seni Indonesia (STSI)

Hadi, Waluyo. 1988. Pendidikan Seni Drama.

Semarang: Aneka Ilmu.

Hadi, Y. Sumandiyo, 2007. Kajian Tari Teks Dan

Konteks. Yogyakarta: Pustaka

Book Publisher.

Hamalik, Oemar, 1989. Media Pendidikan.

Bandung: Citra Aditya Bakti.

Iriaji, M.Pd. 2011. Pembelajaran Seni Budaya.

Universitas Negeri Malang.

Pustaka Kaswari.

Miarso. 2009. Menyemai Benih Teknologi

Pendidikan. Jakarta: Kencana

Prenda Media Grup

Mulyasa, 2004. Implementasi 2004. Panduan

Pembelajaran.

Munadi, Yudhi. 2013. Media Pembelajaran

(Sebuah Pendekatan baru).

Penerbit: Reefrensi (GP Press

Group).

Musfiqon. 2012. Pengembangan Media Dan

Sumber Pembelajaran. Jakarta:

PT. Prestasi Pustaka

Pratiwi, Esha Ni Wayan. 2018. “Pengembangan

Video Pembelajaran Tari

Puspanjali Di Sekolah Dasar

Negeri 1 Singapadu Kaler-

Gianyar”. Denpasar: Institut Seni

Indonesia Denpasar.

Rai, dkk. 1979. “Mengenal Beberapa Sikap Atau

Gerak Tari Bali”. SUB Proyek

ASTI Denpasar.

Riyana Cheppy. 2007. Pedoman Pengembangan

Media Video. Jakarta: P3AI UPI

Rusman, Deni Kurniawan, Cepi Riyana.2012.

Pembelajaran Berbasis Teknologi

Dan Komunikasi:

Mengembangkan Profesionalitas

Guru, Jakarta: PT Raja grafindo

Persada.

Sabri, Ahmad. 2005. Strategi Belajar Mengajar

dan Micro Teaching. Jakarta:

Quatum Teaching.

Sadiman, Arief. 1990. Media Pendidikan,

Pengertian Pengembangan dan

Pemanfaatan. Jakarta: Rajawali.

Page 11: PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN TARI CENDRAWASIH …

10

Sedyawati, Edi. 1986. Pengantar Elemen Tari

dan Beberapa Masalah Tari.

Jakarta: Direktorat Kesenian

Proyek Pengembangan Kesenian

Jakarta Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan.

Soedarsono, R.M. 2006. Pengantar Pengetahuan

dan Komposisi Tari Pengetahuan

Elemen Tari dan Beberapa

Masalah Tari. Jakarata: Direktorat

Kesenian.

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2005. Media

Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif, dan

R &D.Bandung: Alfabeta.

____________.2011. Metode Penelitian

Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan

R &D.Bandung: Alfabeta.

Sungkono, dkk. 2003. Pengembangan Bahan

Ajar. Yogyakarta: FIP UNY.

Suyanto dan Djihad Hisyam. 2010. Pendidikan

Indonesia Memasuki Milenium III.

Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Sustiawati, Ni Luh. 2008. Pengembangan

Manajemen Pelatihan Seni Tari

Multikultural Berpendekatan

Silang Gaya Tari Bagi Guru Seni

Tari Sekolah Menengah Pertama

Negeri Di Kota Denpasar.

Disertasi Yang Tidak

Dipublikasikan. Universitas

Negeri Malang.

Slameto. 2014. Metode Penelitian Pendidikan

(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

fan R&D) Bandung: Alfabeta.

Totalia, Salman Alfarisy. 2010. Modifikasi Media

Pembelajaran Inovatif Berbasis IT

Kombinasi. Surakarta: Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret.

Usman,Moh. Uzer dan Lilis. (1993). Upaya Opti

malisasi Kegiatan Belajar Mengaj

ar. PT. Remaja Rosdakarya:

Bandung.

Warsita, Bambang. 2008. Teknologi

Pembelajaran Landasan &

Aplikasinya. Jakarta: Rineka

Cipta.

Wiyani, Novan Ardy. 2013. Desain

Pembelajaran Pendidikan.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

____________.2013. Membumikan Pendidikan

Karakter di SD. Yogyakarta: Ar-

Ruzz Media.

Yudha M. Saputra. (1998). Pengembangan

Kegiatan Ekstrakurikuler. Jakarta:

Depdikbud.

Narasumber :

Nama : Dr. N L N Swasthi Widjaja Bandem, S.S.T.,

M.Hum

Profesi : Seniman

TTL : Denpasar, 23 Mei 1949

Alamat : Jalan Sandat V/17 Denpasar 80233

Nama : I Nyoman Windha, S.Skar., M.A..

Profesi : Dosen

TTL : Gianyar, 4 Juli 1956

Alamat : Br. Kutri, Desa Singapadu

Nama : Ni Wayan Suartini, S.Sn., M.Sn

Profesi : Seniman

TTL : Badung, 13 Mei 1971

Alamat : Jl. Gunung Agung, Gg. XVIII. No. 1

Tabanan

Nama : Ni Wayan Purnamawati, S.Sn., M.Si.,

Page 12: PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN TARI CENDRAWASIH …

11

Profesi : Guru

TTL : Klungkung, 14 Januari 1960

Alamat : Jln Drupadi, Gang Dewi Uma 1b