PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN TARI CENDRAWASIH …
Transcript of PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN TARI CENDRAWASIH …
1
PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN
TARI CENDRAWASIH DI SMA NEGERI 6 DENPASAR
Ni Kadek Miantari Putri, I Gede Mawan, Ni Luh Sustiawati
Program Studi Pendidikan Sendratasik, Fakultas Seni Pertunjukan,
Institut Seni Indonesia Denpasar
Email. [email protected]
Abstrak
Minat siwa SMA Negeri 6 Denpasar dalam belajar menari Bali sangat tinggi, namun penguasaan
teknik tari khususnya dalam tari Cendrawasih masih kurang dan masih ragu untuk bergerak. Permasalahan
seperti ini perlu dicarikan solusi (pemecahan) melalui inovasi komponen pembelajaran salah satunya
adalah media pembelajaran. Media pembelajaran memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam
pencapaian tujuan pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang kaya dan bervariasi, tidak saja
membuat motivasi belajar meningkat, tetapi juga menjadikan hasil belajar lebih bermakna termasuk
prestasi belajar siswa dalam pembelajaran seni tari.
Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan penelitian pengembangan atau Research and
development (R&D). Tujuan penelitian ini (1) mendeskripsikan proses pembuatan video pembelajaran tari
Cendrawasih; (2) mendeskripsikan hasil validasi video pembelajaran tari Cendrawasih melalui uji ahli; (3)
mendeskripsikan hasil validasi video pembelajaran tari Cendrawasih melalui uji perorangan; (4)
mendeskripsikan hasil validasi video pembelajaran tari Cendrawasih melalui uji kelompok kecil. Data yang
diperoleh berupa data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan penyekoran, sedangkan data yang
diperoleh berupa komentar dan saran dianalisis secara kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tari Cendrawasih diciptakan oleh Dr. N L N Swasthi Widjaja
Bandem, SST., M.Hum (penata tari) dan I Nyoman Windha, S.Skar., M.A (penata iringan) tanggal 20
Februari 1988 pada Festival Walter Spies. Hasil penilaian uji ahli tari, ahli media dan guru seni tari
terhadap video pembelajaran tari Cendrawasih dalam katagori sangat layak dan tidak perlu direvisi. Hasil
uji coba perorangan dan kelompok kecil terhadap video pembelajaran tari Cendrawasih pada siswa SMA
Negeri 6 Denpasar yang mengikuti ekstrakulikuler tari ada dalam katagori sangat layak.
Kata kunci: Pengembangan, video pembelajaran, tari cendrawasih.
Abstract
Student interest SMA Negeri 6 Denpasar in learning to dance Bali is very high, but the mastery of dance
techniques, especially in Cendrawasih dance is still lacking and still hesitate to move. Problems like this need to find
solutions (solving) through innovative learning component one of them is learning media. Learning media has a role
and a strategic function in the achievement of learning objectives. The use of rich and varied learning media not only
makes learning motivation improve, but also makes the learning outcomes more meaningful, including student
achievement in dance learning.
The research approach uses a research development or research and development (R & D) approach that
aims to develop (create) Cendrawasih dance learning video. The purpose of this study (1) describes the process of
making a learning video of Cendrawasih dance; (2) to describe the validation result of Cendrawasih dance learning
video through expert test; (3) to describe the results of the validation of individual tests; (4) describe the results of
2
small group test validation. The data obtained in the form of quantitative data is analyzed by using the scoring
method, while the data obtained in the form of comments and suggestions are analyzed qualitatively.
The results showed that Cendrawasih dance was created by Dr. N L N Swasthi Widjaja Bandem, SST.,
M.Hum (dancer) and I Nyoman Windha, S.Skar., M.A (stylists) on February 20, 1988 at the Walter Spies Festival.
The results of the assessment of dance experts, media experts and dance teachers on Cendrawasih dance learning
videos in the category is very feasible and does not need to be revised. The results of individual trials and small
groups of Cendrawasih dance learning videos on the students of SMA Negeri 6 Denpasar following the
extracurricular dance are in a very decent category
Keywords: Development, learning video, cendrawasih dance.
PENDAHULUAN
Pembelajaran pada hakekatnya adalah
proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkungan, sehingga terjadi perubahan yang
lebih baik (Mulyasa, 2004:117). Perubahan
tersebut berupa perubahan perilaku secara
keseluruhan, sebagai hasil perubahan individu
sendiri. Untuk meningkatkan proses dalam
pembelajaran, maka guru dituntut untuk membuat
pembelajaran menjadi lebih inovatif yang dapat
mendorong siswa dapat belajar secara optimal
baik belajar mandiri maupun pembelajaran di
kelas, maka guru harus menggunakan dan
memanfaatkan komponen pembelajaran dimana
masing-masing komponen pembelajaran tersebut
tidak bersifat terpisah, tetapi harus berjalan secara
teratur, saling tergantung dan berkesinambungan.
Media pembelajaran adalah salah satu
komponen penting dalam proses pembelajaran.
Pemanfaatan media sehararusnya bagian yang
harus mendapat perhatian guru sebagai fasilitator
di dalam setiap kegiatan pembelajaran, karena
media dalam konteks pembelajaran adalah
bahasanya guru (Munadi, 2013:9). Namun secara
teknis fungsi media pembelajaran dapat
menggantikan fungsi guru terutama sebagai
sumber belajar.
Media pembelajaran memiliki peran dan
fungsi yang strategis dalam pencapaian tujuan
pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran
yang kaya dan bervariasi, tidak saja membuat
motivasi belajar meningkat, tetapi juga
menjadikan hasil belajar lebih bermakna. Media
pembelajaran dapat dimaknai sebagai semua
bentuk perantara yang digunakan oleh manusia
untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan
atau pendapat, yang dikemukakan itu sampai
kepada penerima yang dituju.
Penggunaan media atau alat bantu disadari oleh
banyak praktisi pendidikan sangat membantu
aktivitas proses pembelajaran baik di dalam
maupun diluar kelas, terutama membantu dalam
peningkatan prestasi belajar siswa dan membantu
juga dalam pencapaian tujuan pendidikan
tersebut. Namun, dalam implementasinya tidak
banyak guru yang memanfaatkannya, bahkan
penggunaan metode ceramah (lecture method)
monoton masih cukup populer dikalangan guru
dalam proses pembelajarannya.
SMA Negeri 6 Denpasar berlokasi di
Jalan Tukad Nyali Desa Sanur Kaja Denpasar
menyelenggarakan ekstrakurikuler seni tari setiap
hari jumat pukul 14.00 WITA bertempat aula
(wantilan) sekolah. Dalam ekstrakurikuler seni
tari materi yang diberikan disetiap tingkat
berbeda yaitu kelas X tari Puspawresti, kelas XI
tari Cendrawasih, dan kelas XII tari maskot atau
tari kebesaran SMA Negeri 6 Denapsar.
Berdasarkan hasil pengalaman peneliti yang telah
melakukan praktek pengalaman lapangan atau
PPL di SMA Negeri 6 Denpasar, minat siswa
untuk belajar menari sangat tinggi, namun
penguasaan teknik tari khususnya dalam tari
Cendrawasih masih kurang dan ragu untuk
bergerak dalam menari.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu
Ni Wayan Purnamawati, S.Sn., M.Si., guru
ekstrakurikuler di SMA Negeri 6 Denpasar pada
tanggal 22 Oktober 2017 mengatakan bahwa:
Saya sangat senang apabila anda akan
melakukan pengajaran di ekstrakurikuler
tari ini dengan menggunakan video
pembelajaran. Karena sebelumnya saya
belum pernah mengajar ekstrakurikuler
2
menggunakan video pembelajaran, saya
cuma mengajar dengan metode ceramah
dan demontrasi saja. Tidak semua siswa-
siswi yang mengikuti ekstrakurikuler tari
ini pintar menari, ada saja yang ragu-ragu
untuk bergerak, terkadang mereka biasa
menarikan tetapi gerak-geraknya kurang
tepat dan susah untuk memperbaiki itu
dengan keterbatasan waktu. Jadi saya
sangat mendukung bila ada sarana yang
membantu anak-anak untuk lebih cepat
memahami materi tari.
Dari hasil wawancara di atas terdapat
bahwa peserta didik belum menguasai teknik
gerak tari Cendrawasih dengan baik dan benar,
oleh karena itu perlu ada upaya agar
pembelajaran dapat menarik minat dan perhatian
siswa, sehingga setiap siswa lebih teliti dalam
menyimak materi yang disampaikan. Salah satu
bentuk media audio-visual yang banyak
dikembangkan untuk keperluan pembelajaran
berbentuk video pembelajaran berupa media
VCD (Video Compact Disc).
Berdasarkan permasalahan yang ditemui
di SMA Negeri 6 Denpasar, bahwa kurangnya
pemahaman siswa tentang teknik tari
Cendrawasih, teknik yang baik dan benar belum
dilakukan dengan maksimal, maka video
pembelajaran yang di buat adalah video
pembelajaran tari Cendrawasih yang berisi materi
pokok yaitu sejarah, ragam gerak, pola lantai, tata
rias dan busana. Alasan dikembangkan video
pembelajaran tari Cendrawasih adalah: Pertama
materi tari Cendrawasih sangat diperlukan untuk
pembelajaran ekstrakurikuler tari bagi anak-anak
di sekolah; Kedua, pembelajaran tari Cendrawsih
masih diberikan secara konvensional, maksudnya
hanya menggunakan metode ceramah dan
demostrasi, sedangkan alat bantu berupa video
pembelajaran belum tersedia di sekolah; Ketiga
tari Cendrawasih sangat populer dan disenangi
masayarakat, sehingga dijadikan materi
pembelajaran dan materi pertunjukan tari; dan
Keempat, sepanjang pengetahuan peneliti,
penggunaan video pembelajaran tari pada
ekstrakurikuler tari Cendrawasih di SMA Negeri
6 Denpasar belum dilakukan.
Untuk itu sangat penting dikembangkan
video pembelajaran tari Cendrawasih sehingga
dapat memperjelas penyajian materi secara
bervariasi dan meningkatkan pemahaman gerak
tari yang benar, serta dapat dijadikan pedoman
bagi para pengajar atau pelatih tari di SMA
Negeri 6 Denpasar.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dirancang dalam bentuk
penelitian pengembangan atau Research and
Development (R&D). Model yang digunakan
dalam pengembangan produk Video
Pembelajaran adalah elaborasi oleh Charles, M
Reigeluth (1999) (dalam Sustiawati, 2008) yaitu
sebuah model preskripsi untuk menata,
mensintesis dan merangkum isi pembelajaran.
Model ini dipilih karena memiliki urutan
organisasi isi bahan pelajaran yang sistematis dari
umum ke khusus atau dari yang sederhana ke
kompleks. Proses penelitiannnya melalui (1)
tahap pra pengembangan, (2) tahap
pengembangan, (3) tahap pasca pengembangan.
Instrumen pengumpulan data menggunakan
angket (kuesioner) yang dilengkapi dengan
komentar dan saran dari subyek uji coba. Teknik
analisis data yang digunakan adalah analisis
secara kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif
dianalisis dengan menggunakan penyekoran,
sedangkan data berupa komentar dan saran
dianalisis secara kualitatif.
Proses Pembuatan Video Pembelajaran Tari
Cendrawasih
1. Deskripsi Tari Cendrawasih
Tari Cendrawasih menggambarkan gerak
gerik kehidupan burung cendrawasih jantan dan
betina yang sedang memadu kasih di
pegunungan Irian Jaya. Tari cendrawasih sudah
di resmikan hak ciptanya pada tanggal 18 April
2018. Menururt Dr. N L N Swasthi Wijaya
Bandem, S.S.T., M.Hum, selaku pemegang hak
cipta dan sekaligus pencipta tari Cendrawasih,
tarian ini diciptakan tanggal 20 Februari 1988
pada Festival Walter Spies yang berlagsung di
wantilan Taman Budaya Denpasar. Gagasan ini
didukung oleh Dr. Tantra mantan kepala Kantor
Wilayah Kehutanan Provensi Bali di Denpasar,
yang membantu mencarikan dan meminjamkan
3
film mengenai kehidupan burung cendrawasih di
hutan Irian Jaya. Dalam proses garapan ini
Bapak I Wayan Baratha turut serta memikirkan
iringan dan memberikan masukan kepada Bapak
I Nyoman Windha, S.Skar., M.A., selaku
pencipta iringanya (wawancara dengan ibu N L
N Swasthi Wijaya Bandem, 1 Mei 2018).
Ciri khas dalam tari Cendrawasih terletak
pada agem yang terbuka dengan tangan telapak
tangan menghadap ke belakang, gerakan kecas-
kecos dan maaras-arasan yang dilakukan
dengan memegang sayap juga menjadi ciri khas
dalam tarian ini. Tari Cendrawasih adalah
garapan duet atau berpasangan yang dibawakan
oleh dua orang penari wanita yang memerankan
burung cendrawasih betina dan jantan, namun
bentuk dan penampilan kostum yang digunakan
kedua penarinya sama, begitu pula gerakan
penarinya (Dibia, 1999:61). Struktur tari
Cendrawasih terdiri dari pepeson, pengawak,
pengecet dan pekaad. Adapun karakter dan peran
kedua penari dalam tarian ini terlihat pada
bagian pengecet, yaitu satu penari sebagai
burung cendrawasih jantan dan satu penari
sebagai burung cendrawasih betina.
Fungsi tari Cendrawasih adalah sebagai
hiburan atau balih-balihan. Tarian ini dapat
dipentaskan kapan dan dimana saja tanpa ada
batasan waktu, tempat, serta peristiwa-peristiwa
yang terlalu mengikat.
Iringan tari Cendrawasih berupa barungan
Gong Kebyar. Menurut hasil wawancara I
Nyoman Windha, S.Skar., M.A., 5 Desember
2017 sebagai komposer tari Cendrawasih,
Gending atau musik iringan tari Cendrawasih ini
tidak terlepas dari pola-pola tradisi atau pakem
yang sudah ada di dalam komposisi karawitan
Bali. Struktur iringan tari Cendrawasih terdiri
dari kawitan atau pepeson, pengawak, pengecet
dan pekaad.
2. Ragam gerak tari Cendrawasih
1. Sikap dan gerak kaki.
(a) Nyigcig adalah gerakan berjalan dengan
langkah kecil-kecil, baik pelan maupun cepat. (b)
Nayung adalah gerakan kaki yang di tayung atau
diayunkan ke arah samping. (c) Miles yaitu
gerakan memutar tumit depan kurang lebih 45º.
(d) Nyerigsig yaitu posisi kaki menjijit berjalan
secara cepat ke samping kiri atau ke samping
kanan dengan posisi kaki tetap berjajar
berdekatan. (e) Ngekeh yaitu salah satu kaki
menjinjit lalu digerakan seperti mengais-ngais. (f)
Gandang uri yaitu gerakan kaki yang diawali
dengan piles dan berjalan ke belakang. (g)
Mekecos yaitu gerakan kedua kaki melompat ke
samping atau diagonal.
2. Sikap Dan Gerak Tangan
(a) Ukel yaitu gerakan pergelangan tangan yang
diputar ke dalam.
3. Gerak Mata, Leher Dan Kepala
(a) Sledet adalah suatu ekspresi yang ditonjolkan
melalui gerakan mata. Di dalam melakukan sledet
mata digerakkan ke samping kanan atau kiri
diikuti gerakan dagu yang searah serta bersamaan
dengan gerakan mata. (b) Ngelier yaitu gerakan
melirik mata ke kanan maupun kiri yang diikuti
gerakan kepala dan dagu memutar ke arah lirikan
mata. (c) Nyegut yaitu gerakan mengganguk
dengan tekanan pada dagu, disertai gerakan mata
melihat ke bawah dengan kening dikerutkan. (d)
Kipek yaitu gerak kepala menoleh ke samping
kanan atau ke kiri. (e) Ulu Wangsul yaitu gerakan
leher ke samping kanan dan ke samping kiri
berulang-ulang secara lambat.
4. Sikap Dan Gerak Badan
(a) Agem kanan tari Cendrawasih yaitu pose
dengan posisi kaki tapak sirang, posisi kaki kiri
maju dengan tumit berada di samping mata kaki
kanan dengan jarak satu kepalan tangan, posisi
badan ngeed (rendah) dan badan direbahkan ke
kanan (berat badan berada di kaki kanan), dengan
tangan kanan dibuka, tangan kiri ditekuk serta
kedua telapak tangannya mengarah ke luar. (b)
Agem kiri tari Cendrawasih yaitu pose dengan
posisi kaki tapak sirang, posisi kaki kanan maju
dengan tumit berada di samping mata kaki kiri
dengan jarak satu kepalan tangan, posisi badan
ngeed (rendah) dan badan direbahkan ke kanan
(berat badan berada di kaki kanan), dengan
tangan kiri dibuka, tangan kanan ditekuk serta
kedua telapak tangannya mengarah ke luar. (c)
Agem pengawak kiri tari Cendrawasih yaitu
posisi kaki nyilat kiri atau kedua posisi kaki
menyilang, badan rebah kiri, ngeed, tangan kanan
4
melengkung ke ke atas. Tangan kiri mendekat di
pinggang dengan telapak tangan nunceb atau
mengaraah ke bawah dan pandangan ke arah
diagonal kiri. (d) Agem pengawak kanan tari
Cendrawasih yaitu posisi kaki nyilat kanan atau
kedua posisi kaki menyilang, badan rebah kanan,
ngeed, tangan kiri melengkung ke atas. Tangan
kanan mendekat di pinggang dengan telapak
tangan nunceb atau mengaraah ke bawah dan
pandangan kearah diagonal. (e) Gelatik nuwut
papah kanan yaitu gerakan kaki yang melangkah
ke samping kanan mulai kaki kanan tanjek kanan,
kiri cepat, lalu jadi agem kanan tari Cendrawasih.
(f) Gelatik nuwut papah kiri yaitu gerakan kaki
yang melangkah ke samping kiri mulai dengan
angkat kiri, tanjek kiri, kanan cepat, lalu jadi
agem kiri tari Cendrawasih. (g) Ngombak Angkel
adalah tekanan atau aksen pada kedua
pergelangan tangan yang jatuh bersamaan dengan
iringanya. Gerakan ini diawali dari kaki tampak
sirang pada, kedua tangan sejajar sirang susu,
ngeed, kaki kiri piles perlahan, tangan ukel dan
kepala mengikuti gerak badan. Sumber gerak ini
berada pada tulang rusuk. (h) Ngontel dalam tari
Cendrawasih yaitu gerakan kepala samping kanan
dan kiri secara bergantian dan perlahan
mengambil sayap diikuti gerak ngegol.
5. Gerak Penghubung
(a) Mekeber yaitu gerakan terbang dengan posisi
kaki menjinjit bergerak dengan tidak terlalu cepat
ke samping kiri dan kanan sambil
mengembangkan sayap. (b) Angsel tari
Cendrawasih yaitu gerakan dengan ngombak
angkel ke kanan, lalu ke kiri yang dilanjutkan
dengan mundur kaki kanan ke belakang, nanjek
kaki kiri dan maju kaki kanan, kaki kanan jinjit
posisi badan ngeed. (c) Mekilit gerakan ini
dilakukan oleh kedua penari. Mekilit diawali
dengan agem kanan yang memegang sayap, kaki
nyerisig memutar ke kanan setengah lingkaran
dan kembali memutar ke kiri. (d) Mesaki yaitu
gerakan Cendrawasih penari jantan yang
mendekati betinanya sambil mengembangkan
sayapnya dan menukik sambil menangkap sayap,
sementara yang penari betina menjongkok sambil
nyikupang sayap. (e) Ngindang yaitu Gerak
terbang ke kiri dan kanan dengan posisi tubuh di
miringkan sesuai dengan arah kaki. (f) Nyisik
bulu adalah gerakan kepala mengelus bulu.
Dalam tari Cendrawasih ada 2 macam gerak,
Nyisik bulu pertama; posisi tangan nyigug arah
hadap ke pojok, kaki melangkah dua kali
bersamaan tangan ukel. Nyisik bulu kedua; arah
hadap ke samping kiri, posisi tangan kiri di depan
sejajar dengan wajah, tangan kanan di samping
pinggang, ngeed bersamaan kaki ngekeh.
Gerakan ini dilakukan ke samping kanan atau kiri
yang bisa dilihat pada bagian pengawak. (g)
Ngelengisin bulu dilakukan dengan tangan
sejajar, mengalun perlahan diikuti badan
merendah ke samping kanan dan kiri.
3. Susunan tari Ceendrawasih yaitu:
1. Pepeson
Masuknya satu orang penari jantan ke
panggung melakukan gerak mekeber, hadap
samping kanan, berjalan lihat ke bawah, atas
ke samping, lalu kaki nyigcig, cegut, berputar
ke kanan perlahan mengambil sayap.
Lepas sayap, nayung kanan, agem kanan sledet
2 kali. Ngindang ke kiri, langkah kaki
menyilang dimulai dari kaki kanan kiri kanan,
agem kiri, sledet 2 kali. Nayung kanan, gelatik
nuut papah ke kanan sledet 1 kali, tayung kiri,
gelatik nuut papah ke kiri sledet kiri.
Gandang uri, agem kanan dengan tangan kiri
di depan dada sledet 2 kali, tayung kaki kanan
tanjek kaki kiri sledet 2 kali, tayung kiri tanjek
kaki kanan sledet 2 kali, nayung kanan tanjek
kiri sledet 2 kali, disambung angsel ngelier
sledet 2 kali ngindang.
Hadap ke samping kiri gelatik nuut papah kiri
di ikuti agem kiri sledet 2 kali. Ngindang
hadap ke kanan, gelatik nuut papah kanan
sledet 2 kali. Mundur kaki kiri Nyisik bulu,
nepuk dada, sledet kiri. Nyisik bulu, nepuk
dada, sledet 2 kali, gandang uri, Agem kanan
dengan kedua tangan di samping pinggang,
sledet kanan 2 kali, ngegol ke samping kiri
kanan kiri.
angsel, ngelier sledet 2 kali kanan lihat pojok
kiri bawah, ngindang. Nayung kaki kiri, Agem
kiri dengan kedua tangan di samping
pinggang, sledet kiri 2 kali, kipek pojok kanan
bawah, ngindang. Nayung kaki kanan Agem
5
kanan dengan posisi kedua tangan di samping
pinggang di ikuti sledet kanan 2 kali. Mundur
kiri diikuti posisi badan jongkok, makecos 2
kali ke pojok kanan, sledet kiri, kipek ke pojok
kiri, mekecos 2 kali, sledet kanan.
Bangun ngindang sambil memegang sayap,
nayung kiri, agem dengan kedua tangan di
samping pinggang, sledet 2 kali, ngegol kiri
kanan kiri (bersamaan dengan penari betina
datang). Penari jantan kecos kanan 3 kali.
Penari betina nyigcig, sama-sama putar
ditempat, melakukan gerak mekilit. Terbang
mencari posisi penari betina di sudut kiri
depan, penari jantan di sudut kanan belakang.
2. Pengawak
Lepas sayap, agem kanan, ulu wangsul,
langkah kaki kanan kiri kanan tutup, kecos,
agem kanan, ngelier sledet kanan 2 kali, cegut,
ulu wangsul tutup kiri, putar kanan, nengok
kanan, kecos, nengok kiri, agem kiri.
Ngelengisin bulu ke samping kiri dan ke
kanan, kecos kanan, hadap kiri (dengan tangan
kanan di depan, tangan kiri di samping
pinggang), kipek 3 kali, kaki ngekeh diikuti
dengan nyisik bulu, kipek ke depan, Berputar
disertai ulu wangsul. lompat ke kanan 2 kali,
lompat ke kiri 2 kali, ombak angkel.
agem kiri, ulu wangsul, langkah kaki kiri
kanan kiri tutup, kecos, agem kiri, ngelier
sledet kiri 2 kali, cegut, ulu wangsul, putar
kiri, nengok kiri, kecos, nengok kanan, agem
kanan. Ngelengisin bulu ke samping kanan dan
kiri, lompat kiri, hadap kanan (dengan tangan
kiri di depan tangan kanan di samping
pinggang), kipek 3 kali, kaki ngekeh diikuti
dengan nyisik bulu, kipek ke depan, berputar
disertai ulu wangsul. Melompat ke kanan 2
kali dilanjutkan ke kiri 2 kali, ombak angkel
agem kanan, ulu wangsul, langkah kaki kanan
kiri kanan tutup, kecos, agem kanan, ngelier
sledet kanan 2 kali, cegut, ulu wangsul, putar
kanan, nengok kanan, kecos, nengok kiri, agem
kiri. Ngelengisin bulu ke samping kiri dan ke
kanan, kecos, hadap kiri (dengan tangan kanan
di depan, tangan kiri di samping pinggang),
kipek 3 kali, kaki ngekeh diikuti dengan nyisik
bulu, kipek ke depan, berputar disertai ulu
wangsul. Melompat ke kanan 2 kali, ke kiri 2
kali. Sama-kedua penari melakukan gerak
nyisik bulu dengan posisi berhadapan,
kemudian penari jantan agem tinggi, penari
betina agem rendah.
4. Tata Rias Tari Cendrawasih
Tata rias tari Cendrawasih menggunakan
tata rias pentas dengan berisi cundang dan caling
kidang. Penggunaan bedak muka, alis-alis,
eyeshadow, merah pipi, lipstik sebatas
memberikan aksentuasi pada bagian-bagian muka
sehingga ekspresi penari bisa dilihat dengan lebih
jelas oleh penonton, selain menambah kecantikan
wajah penari. Tata rias juga diperlukan untuk
memberikan tekanan atau aksentuasi bentuk dan
garis-garis muka sesuai dengan karakter tarian.
5. Tata Busana Tari Cendrawasih
(a) Angkin berwarna merah marun. (b) Kain
pepradaan yang merupakan lembaran kain dijahit
menyerupai rok yang menumpuk bulak balik
berwarna merah marun. (c) Tutup dada. (d) Sayap
(kampid) tari Cendrawasih. (e) Ampok-ampok. (f)
Badong Lenter. (g) Gelang kana atas dan gelang
kana bawah. (h) Gelungan. (i) Bunga kamboja. (j)
Subeng dan rumbin.
Proses pemakaian busana tari Cendrawasih yaitu:
(1) Pemakaian angkin sama dengan penggunaan
angkin seperti tari-tarian pada umumnya. (2)
Pemakaian kain menyerupai rok, yang melingkar
pada pinggul penari. (3) Cara pemakaian sayap
(kampid) yang di pasang melingkar dari pinggang
kiri ke kanan yang menyerupai sayap burung
cendrawasih. (4) Cara pemaikaian tutup dada
yang melingkar diatas angkin. (5) Cara
pemakaian ampok-ampok dalam tari Cendrawasih
sama dengan tari-tarian pada umumnya. (6) Cara
pemasangan badong lenter yaitu diletakan di
leher penari. (7) Cara pemakaian gelang kana
atas dan gelang kana bawah di kedua tangan
penari. (8) Rambut disasak dan ujungnya ditekuk
dan di bungkus dengan menggunakan arnet. (9)
Pememakaian gelungan kulit. (10) Bunga
kamboja yang digunakan yaitu bunga kamboja
yang diletakan di samping telinga. (11)
Pemakaian subeng/rumbing.
6
Gambar Tari Cendrawasih
Tanggapan Ahli Isi, Ahli Media dan Guru
Tari Terhadap Video Pembelajaran Tari
Cendrawasih
Produk pengembangan VCD pembelajaran
tari Cendrawasih diserahkan kepada seorang ahli
isi (seni tari). Ahli isi yang dijadikan penilai
produk pengembangan adalah Ni Wayan Suartini,
S.Sn., M.Sn Beliau adalah seorang ahli seni tari
dan sebagai dosen seni tari di Fakultas Seni
Pertunjukan ISI Denpasar. Tinjauan dari ahli isi
dilakukan pada tanggal 16 Mei 2018. Data
diperoleh melalui kegiatan konsultasi, diskusi dan
angket A. Hasilnya berupa angka, komentar dan
saran.
Komentar dan saran yang diberikan oleh
ahli isi, antara lain, Komentar: Video
Pembelajaran ini sangat baik untuk di terapkan
pada sekolah-sekolah khususnya dalam
pembelajaran seni tari. Saran: Pemilihan tempat
pembuatan video pembelajaran hendaknya
dipertimbangan agar tampilan gambarnya akan
menjadi lebih baik dan menarik. Hasil analisis
angket A, diperoleh total skor 22 dengan
persentase 95,83, ini berarti produk yang
dikembangkan masuk dalam kriteria sangat layak
dan tidak perlu direvisi.
Ahli Media, untuk meriview VCD
pembelajaran tari Cendrawasih adalah Ayu Gede
Chrisna Udayanie, S.Pd., M.Pd. Beliau adalah
seorang ahli media pembelajaran dan dosen
Institut Sein Indonesia Denpasar. Review dari
ahli media pembelajaran dilakukan pada tanggal
17 Mei 2018. Data diperoleh melalui kegiatan
konsultasi, diskusi dan angket B. Hasilnya berupa
angka, komentar dan saran.
Komentar dan saran yang diberikan oleh
ahli media pembelajaran, antara lain, Pada
dubbing di bagian Nyisik Bulu diperjelas dan
diperbesar lagi. Pada saat posisi penari hadap
kanan atau kiri sebaiknya pengikutan gambar
mengikuti penari. Saran: Video pembelajaran
secara keseluruhan sudah sangat baik dan layak
untuk dipergunakan, namun apabila ingin
diperbaiki mohon dubbingnya lebih diperpanjang
dan diperlambat agar tidak terlihat antara dubbing
dan penari seperti kejar-kejaran. Hasil analisis
angket B, diperoleh total skor 19 dengan
persentase 95, ini berarti produk yang
dikembangkan masuk dalam kriteria sangat layak
dan tidak perlu direvisi.
Guru Mata Pelajaran Seni Tari, bernama
Ni Wayan Purnamawati, S.Sn., M.S., seorang
guru seni tari di SMA Negeri 6 Denpasar.
Penilaian produk pengembangan dari guru seni
tari dilakukan pada tanggal 18 Mei 2018. Data
yang diperoleh melalui kegiatan konsultasi,
diskusi dan angket C. Hasilnya berupa angka,
komentar dan saran.
Komentar dan saran yang diberikan guru
seni tari di SMA Negeri 6 Denpasar antara lain,
menurut penilaian saya sudah bagus dan indah
sesuai dengan materi yang disajikan. Saran, untuk
ke depannya, bilamana mengajar agar
menyampaikan materi sesuai dengan video
pembelajaran tari Cendrawasih ini. Hasil analisis
angket C dari guru seni tari diperoleh total skor
31 dengan persentase 96, 87, ini berarti produk
yang dikembangkan masuk dalam kriteria sangat
layak dan tidak perlu direvisi.
Tanggapan Siswa Dalam Uji Coba Perorangan
Terhadap Video Pembelajaran Tari
Cendrawasih
7
Uji coba perorangan diberikan pada siswa
yang mengikuti ekstrakulikuler seni tari di SMA
Negeri 6 Denpasar. Pelaksanaan uji coba
perorangan dilakukan pada tanggal 21 Mei 2018
di SMA Negeri 6 Denpasar. Seluruh responden
(siswa) diberikan kuesioner dan penayangan
VCD, kemudian dilanjutkan kegiatan mengisi
kuesioner yang telah dibagikan. Aspek yang
dipertanyakan adalah ketepatan, kegunaan, dan
kelayakan dari produk yang dikembangkan.
Saran dan komentar dari siswa yang
menjadi responden dalam uji coba perorangan
terhadap video pembelajaran tari Cendrawasih
dapat disimpulkan sebagai berikut : (1) Video
yang ditampilkan sangat menarik, penyampaian
materi dari video tersebut sangat jelas dan mudah
diterapkan dan mudah dipahami. (2) Diterapkan
disekolah-sekolah dan sebaiknya dalam
menampilkan video tersebut menggunakan
proyektor dan sound agar semua peserta dapat
menyaksikan dengan baik
Hasil analisis data kuesioner uji coba
perorangan, diperoleh total skor dari responden
nomor 1 total skor yaitu 32 dengan nilai
persentase 100. Responden nomor 2 diperoleh
total skor 31 dengan nilai persentase 96,87 dan
dari responden nomor 3 memperoleh total skor 31
dengan nilai persentase 96,87. Dapat disimpulkan
bahwa hasil uji coba perorangan menunjukan
produk yang dikembangkan masuk dalam
kategori sangat layak.
Tanggapan Siswa Dalam Uji Coba Kelompok
Kecil Terhadap Video Pembelajaran Tari
Cendrawasih
Anak-anak yang menjadi responden uji
coba kelompok kecil berjumlah 9 orang yaitu
siswa SMA Negeri 6 Denpasar yang mengikuti
ekstrakulikuler. Uji coba kelompok kecil ini
dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2018 di SMA
Negeri 6 Denpasar.
Seluruh responden (siswa) diberikan
kuesioner dan penayangan VCD, kemudian
dilanjutkan mengisi kuesioner. Aspek yang
dipertanyakan meliputi tiga aspek yaitu
ketepatan, kegunaan, dan kelayakan dari produk
yang dikembangkan. Beberapa saran dan
komentar dari siswa yang menjadi responden
dalam uji coba kelompok kecil terhadap video
pembelajaran tari Cendrawasih dapat
disimpulkan: (1) Video pembelajaran tari
Cendrawasih sangat menarik, tampilan gambar
sudah jelas dan bahasa yang dipergunakan juga
mudah dipahami. (2) Sebaiknya video
pembelajaran tari Cendrawasih ini diterapkan
pada proses pembelajaran, karena dapat
membantu orang yang ingin mempelajarinya, dan
ada di sekolah-sekolah dalam prosesnya
menggunakan proyektor serta sound.
Hasil kuesioner uji coba kelompok kecil
terhadap video pembelajaran tari Cendrawasih,
diperoleh hasil (1) Responden nomor 1 total skor
yaitu 30 dengan nilai persentase 93,75; (2)
Responden nomor 2 diperoleh total skor 31
dengan nilai persentase 96,87; (3) Responden
nomor 3 diperoleh total skor 29 dengan nilai
persentase 90,62; (4) Responden nomor 4
diperoleh total skor 32 dengan nilai persentase
100; (5) Responden 5 diperoleh total skor 32
dengan nilai persentase 100; (6) Responden
nomor 6 diperoleh total skor 29 dengan nilai
persentase 90,62; (7) Responden nomor 7
diperoleh total skor 31 dengan nilai persentase
96,87; (8) Responden nomor 8 diperoleh total
skor 30 dengan nilai persentase 93,75; (9)
Responden nomor 9 diperoleh total skor 32
dengan nilai persentase 100. Dapat disimpulkan
bahwa hasil uji coba perorangan menunjukkan
produk yang dikembangkan masuk dalam
kategori sangat layak.
Komentar dan saran dari peserta didik
dalam uji kelompok kecil tidak mengarah ke
arah revisi produk yang dkembangkan, akan
tetapi berupa harapan-harapan agar pembelajaran
tari Cendrawasih secara kontinu diadakan dan
produk yang dikembangkan ini segera dapat
diterapkan.
Merujuk pembahasan hasil analisis
penelitian yang dibahas pada bab per bab dengan
mengacu kepada tujuan penelitian, maka dapat
disimpulkan bahwa:
Pengembangan video pembelajaran tari
Cendrawasi di SMA Negeri 6 Denpasar diawali
dengan kegiatan need assessment yaitu
mengidenfikasi persoalan-persoalan terkait
8
dengan pembelajaran tari Cendrawasih di SMA
Negeri 6 Denpasar. Persoalan yang terdapat di
SMA Negeri 6 Denpasar adalah kurangnya
pemahaman siswa tentang teknik tari
Cendrawasih, karena teknik yang baik dan benar
belum dilakukan dengan maksimal, dan untuk
lebih meningkatkan pemahaman agar siswa tidak
menjadi sekedar belajar menari, maka dibuatkan
atau dikembangkan video pembelajaran tari
Cendrawasih.
Proses pembuatan video pembelajaran tari
Cendrawasih diawali dengan mengkaji tentang
tari Cendrawasih yang mencakup sejarah, iringan,
fungsi, ragam gerak, struktur tari, pola lantai, tata
rias dan busananya, serta pemakaian busana tari
Cendrawasih secara keseluruhan yang dikemas
dalam media VCD (Video Compact Disc).
Setelah video pembelajaran tari Cendrawasih
terbentuk, maka dilakukan uji ahli, uji perorangan
dan uji kelompok kecil.
Dari hasil uji ahli seni tari diperoleh total
skor 23 dengan presentase 95,83 ini berarti
produk berupa video pembelajaran tari
Cendrawasih masuk dalam kriteria sangat layak
dan tidak perlu direvisi. Selanjutnya hasil uji ahli
media pembelajaran memperoleh skor 19 dengan
persentase 95, ini berarti video pembelajaran tari
Cendrawasih masuk dalam kriteria sangat layak
dan tidak perlu
direvisi. Dilanjutkan penilaian oleh guru seni tari
SMA Negeri 6 Denpasar, hasil penilaiannya
memproleh total skor 31 dengan persentase 96,87
ini berarti video pembelajaran tari Cendrawasih
masuk dalam kriteria sangat layak dan tidak perlu
direvisi.
Setelah melakukan uji ahli seni tari, uji
ahli media, dan guru seni tari, video pembelajaran
tari Cendrawasih tersebut diujicobakan pada
siswa kelas XI yang mengikuti ekstrakurikuler
tari di SMA Negeri 6 Denpasar. Validasi pertama
yang dilakukan melalui uji perorangan dengan
menggunakan tiga orang peserta didik di SMA
Negeri 6 Denpasar. Hasil validasi uji perorangan
dari responden nomor 1 diperoleh total skor yaitu
32 dengan nilai persentase 100. Responden
nomor 2 diperoleh total skor 31 dengan nilai
persentase 96,87 dan dari responden nomor 3
memperoleh total skor 31 dengan nilai persentase
96,87.
Dapat disimpulkan bahwa hasil uji coba
perorangan menunjukkan video pembelajaran tari
Cendrawasih masuk dalam kategori sangat layak.
Selanjutnya dilakukan uji kelompok kecil
yang terdiri dari sembilan peserta didik di SMA
Negeri 6 Denpasar, hasilnya adalah (1)
Responden nomor 1 total skor yaitu 30 dengan
nilai persentase 93,75; (2) Responden nomor 2
diperoleh total skor 31 dengan nilai persentase
96,87; (3) Responden nomor 3 diperoleh total
skor 29 dengan nilai persentase 90,62; (4)
Responden nomor 4 diperoleh total skor 32
dengan nilai persentase 100; (5) Responden 5
diperoleh total skor 32 dengan nilai persentase
100; (6) Responden nomor 6 diperoleh total skor
29 dengan nilai persentase 90,62; (7) Responden
nomor 7 diperoleh total skor 31 dengan nilai
persentase 96,87; (8) Responden nomor 8
diperoleh total skor 30 dengan nilai persentase
93,75; (9) Responden nomor 9 diperoleh total
skor 32 dengan nilai persentase 100.
Dapat disimpulkan bahwa hasil uji coba
kelompok kecil menunjukkan video pembelajaran
tari Cendrawasih masuk dalam kategori sangat
layak
PENUTUP
Daftar Rujukan
Anderson, Ronald H. 1987. Pemilihan Dan
Pengembanagan Media Untuk
Pembelajaran. Jakarta: Rajawali.
Arini. 2012. Teknik Tari Bali. Denpasar: Yayasan
Tari Bali Warini.
Arsyad, Azhar. 2004. Media Pembelajaran.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
____________.2013. Media Pembelajaran.
Jakarta: Raja Gafindo Persada.
____________.2016. Media Pembelajaran.
Jakata: Rajawali Pers.
9
Asmoro, Novian Tri. (2012). “Pengembangan
video interaktif tari
Bedana untuk pembelajaran tari
nusantara di SMP”. Skripsi:
Program Studi Pendidikan Seni
Tari. FBS UNY.
Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Daryanto. 2010. Media Pembelajaran, Peranan
Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan
Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
____________.2013. Media Pembelajaran.
Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Dibia, I Wayan. 1999. Selayang Pandang Seni
Pertunjukan Bali. Denpasar:
Masyarakat Seni Pertunjukan
Indonesia.
____________.2012. Ilen-Ilen Seni Pertunjukan
Bali. Bali Mangsi-Denpasar.
____________.2013. Puspasari Seni Tari Bali.
Denpasar.UPT.Penerbitan ISI
Denpasar.
Djelantik, A.A.A. 1990. Pengantar Dasar Ilmu
Estetika Jilid I Estetika
Instrumental. Denpasar: Sekolah
Tinggi Seni Indonesia (STSI)
Hadi, Waluyo. 1988. Pendidikan Seni Drama.
Semarang: Aneka Ilmu.
Hadi, Y. Sumandiyo, 2007. Kajian Tari Teks Dan
Konteks. Yogyakarta: Pustaka
Book Publisher.
Hamalik, Oemar, 1989. Media Pendidikan.
Bandung: Citra Aditya Bakti.
Iriaji, M.Pd. 2011. Pembelajaran Seni Budaya.
Universitas Negeri Malang.
Pustaka Kaswari.
Miarso. 2009. Menyemai Benih Teknologi
Pendidikan. Jakarta: Kencana
Prenda Media Grup
Mulyasa, 2004. Implementasi 2004. Panduan
Pembelajaran.
Munadi, Yudhi. 2013. Media Pembelajaran
(Sebuah Pendekatan baru).
Penerbit: Reefrensi (GP Press
Group).
Musfiqon. 2012. Pengembangan Media Dan
Sumber Pembelajaran. Jakarta:
PT. Prestasi Pustaka
Pratiwi, Esha Ni Wayan. 2018. “Pengembangan
Video Pembelajaran Tari
Puspanjali Di Sekolah Dasar
Negeri 1 Singapadu Kaler-
Gianyar”. Denpasar: Institut Seni
Indonesia Denpasar.
Rai, dkk. 1979. “Mengenal Beberapa Sikap Atau
Gerak Tari Bali”. SUB Proyek
ASTI Denpasar.
Riyana Cheppy. 2007. Pedoman Pengembangan
Media Video. Jakarta: P3AI UPI
Rusman, Deni Kurniawan, Cepi Riyana.2012.
Pembelajaran Berbasis Teknologi
Dan Komunikasi:
Mengembangkan Profesionalitas
Guru, Jakarta: PT Raja grafindo
Persada.
Sabri, Ahmad. 2005. Strategi Belajar Mengajar
dan Micro Teaching. Jakarta:
Quatum Teaching.
Sadiman, Arief. 1990. Media Pendidikan,
Pengertian Pengembangan dan
Pemanfaatan. Jakarta: Rajawali.
10
Sedyawati, Edi. 1986. Pengantar Elemen Tari
dan Beberapa Masalah Tari.
Jakarta: Direktorat Kesenian
Proyek Pengembangan Kesenian
Jakarta Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
Soedarsono, R.M. 2006. Pengantar Pengetahuan
dan Komposisi Tari Pengetahuan
Elemen Tari dan Beberapa
Masalah Tari. Jakarata: Direktorat
Kesenian.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2005. Media
Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan
R &D.Bandung: Alfabeta.
____________.2011. Metode Penelitian
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan
R &D.Bandung: Alfabeta.
Sungkono, dkk. 2003. Pengembangan Bahan
Ajar. Yogyakarta: FIP UNY.
Suyanto dan Djihad Hisyam. 2010. Pendidikan
Indonesia Memasuki Milenium III.
Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
Sustiawati, Ni Luh. 2008. Pengembangan
Manajemen Pelatihan Seni Tari
Multikultural Berpendekatan
Silang Gaya Tari Bagi Guru Seni
Tari Sekolah Menengah Pertama
Negeri Di Kota Denpasar.
Disertasi Yang Tidak
Dipublikasikan. Universitas
Negeri Malang.
Slameto. 2014. Metode Penelitian Pendidikan
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
fan R&D) Bandung: Alfabeta.
Totalia, Salman Alfarisy. 2010. Modifikasi Media
Pembelajaran Inovatif Berbasis IT
Kombinasi. Surakarta: Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret.
Usman,Moh. Uzer dan Lilis. (1993). Upaya Opti
malisasi Kegiatan Belajar Mengaj
ar. PT. Remaja Rosdakarya:
Bandung.
Warsita, Bambang. 2008. Teknologi
Pembelajaran Landasan &
Aplikasinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Wiyani, Novan Ardy. 2013. Desain
Pembelajaran Pendidikan.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
____________.2013. Membumikan Pendidikan
Karakter di SD. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.
Yudha M. Saputra. (1998). Pengembangan
Kegiatan Ekstrakurikuler. Jakarta:
Depdikbud.
Narasumber :
Nama : Dr. N L N Swasthi Widjaja Bandem, S.S.T.,
M.Hum
Profesi : Seniman
TTL : Denpasar, 23 Mei 1949
Alamat : Jalan Sandat V/17 Denpasar 80233
Nama : I Nyoman Windha, S.Skar., M.A..
Profesi : Dosen
TTL : Gianyar, 4 Juli 1956
Alamat : Br. Kutri, Desa Singapadu
Nama : Ni Wayan Suartini, S.Sn., M.Sn
Profesi : Seniman
TTL : Badung, 13 Mei 1971
Alamat : Jl. Gunung Agung, Gg. XVIII. No. 1
Tabanan
Nama : Ni Wayan Purnamawati, S.Sn., M.Si.,
11
Profesi : Guru
TTL : Klungkung, 14 Januari 1960
Alamat : Jln Drupadi, Gang Dewi Uma 1b