Pengembangan strategi bisnis produk olahan susu di pt...

6
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Susu adalah salah satu minuman yang dibutuhkan untuk melengkapi kebutuhan gizi harian. Namun konsumsi susu dan produk turunan masyarakat Indonesia saat ini masih lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN. Pada tahun 2012 konsumsi susu di Indonesia sebesar 14.6 liter susu per kapita per tahun, sementara jumlah konsumsi di negara ASEAN yang lain lebih besar daripada Indonesia yang dapat dilihat pada Gambar 1. Sumber: Tetrapacks Compass Product and Packages (2011) Gambar 1 Konsumsi susu di Indonesia tahun 2007-2012 Konsumsi susu di Indonesia telah mengalami peningkatan walaupun masih berada di bawah negara-negara ASEAN. Peningkatan konsumsi susu dan produk turunannya berjalan seiring peningkatan daya beli masyarakat, peningkatan jumlah penduduk dan tingginya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan (Oktariani 2014). Delgado et al. (1999) menyatakan bahwa perubahan pola konsumsi produk hewani susu tidak hanya dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi tapi juga didorong oleh arus urbanisasi dan kesadaran gizi serta perubahan gaya hidup masyarakat. Kementan pada tahun 2016 telah melakukan perhitungan perkiraan pertambahan jumlah konsumsi susu segar di Indonesia. Terjadi pertumbuhan konsumsi susu yang berkisar 4 persen per tahun berdasarkan hasil perhitungan tersebut yang dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Perkiraan konsumsi susu segar di Indonesia Tahun Perkiraan Konsumsi (ton) 2016 972619 2017 1013238 2018 1054983 2019 1098125 2020 1142393 Sumber: Kementan (2016)

Transcript of Pengembangan strategi bisnis produk olahan susu di pt...

Page 1: Pengembangan strategi bisnis produk olahan susu di pt ...repository.sb.ipb.ac.id/3372/5/R56-05-Rachman-Pendahuluan.pdfIndonesia saat ini masih lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara

1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Susu adalah salah satu minuman yang dibutuhkan untuk melengkapi

kebutuhan gizi harian. Namun konsumsi susu dan produk turunan masyarakat

Indonesia saat ini masih lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara di

ASEAN. Pada tahun 2012 konsumsi susu di Indonesia sebesar 14.6 liter susu per

kapita per tahun, sementara jumlah konsumsi di negara ASEAN yang lain lebih

besar daripada Indonesia yang dapat dilihat pada Gambar 1.

Sumber: Tetrapacks Compass Product and Packages (2011)

Gambar 1 Konsumsi susu di Indonesia tahun 2007-2012

Konsumsi susu di Indonesia telah mengalami peningkatan walaupun masih

berada di bawah negara-negara ASEAN. Peningkatan konsumsi susu dan produk

turunannya berjalan seiring peningkatan daya beli masyarakat, peningkatan jumlah

penduduk dan tingginya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan (Oktariani

2014). Delgado et al. (1999) menyatakan bahwa perubahan pola konsumsi produk

hewani susu tidak hanya dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi tapi juga

didorong oleh arus urbanisasi dan kesadaran gizi serta perubahan gaya hidup

masyarakat. Kementan pada tahun 2016 telah melakukan perhitungan perkiraan

pertambahan jumlah konsumsi susu segar di Indonesia. Terjadi pertumbuhan

konsumsi susu yang berkisar 4 persen per tahun berdasarkan hasil perhitungan

tersebut yang dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Perkiraan konsumsi susu segar di Indonesia

Tahun Perkiraan Konsumsi (ton)

2016 972619

2017 1013238

2018 1054983

2019 1098125

2020 1142393 Sumber: Kementan (2016)

Page 2: Pengembangan strategi bisnis produk olahan susu di pt ...repository.sb.ipb.ac.id/3372/5/R56-05-Rachman-Pendahuluan.pdfIndonesia saat ini masih lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara

2

Walaupun terjadi peningkatan jumlah konsumsi secara nasional, hal ini

tidak berjalan seiring dengan produksi susu dalam negeri. Produksi susu nasional

saat ini berkisar 23 persen dari kebutuhan susu nasional atau sebesar 0.85 juta ton.

Sedangkan 77 persen kebutuhan susu atau sebesar 2.85 juta ton dipenuhi dengan

mengimpor susu sapi yang berasal dari Australia dan Selandia Baru dalam bentuk

susu skim dan susu bubuk (Kemenperin 2017). Produksi susu segar dalam negeri

saat ini diserap oleh indutri pengolahan susu. Tercatat ada 14 industri pengolahan

susu yang menyerap produksi susu segar dalam negeri. Namun produksi susu segar

tersebut belum mampu memenuhi kapasitas produksi industri pengolahan susu

sehingga industri pengolahan susu pun mengalami ketergantungan terhadap impor.

Terjadinya keterbatasan dalam mendapatkan susu segar membuat

perkembangan industri susu menjadi terhambat. Menurut IFC (2011), terdapat

beberapa isu yang mengakibatkan terhambatnya perkembangan industri susu di

Indonesia, seperti kelangkaan stok susu, tingginya harga pakan sapi, industri

peternakan skala kecil, keterbatasan lahan yang sesuai untuk peternakan sapi perah,

produktivitas sapi perah yang rendah dimana setiap sapi menghasilkan sekitar

sepuluh liter per hari, rendemen susu rendah yang mengakibatkan keuntungan

peternak rendah, kualitas susu yang belum baik, kurangnya teknologi untuk

pemerahan dan pengolahan susu segar, akses terbatas terhadap genetika sapi yang

berkualitas tinggi, terbatasnya akses pembiayaan, dan terbatasnya pendidikan

petani.

Salah satu faktor yang menghambat perkembangan industri susu adalah

produktivitas sapi perah yang rendah, berkisar sepuluh liter per sapi per hari.

Bachdar (2017) mengatakan bahwa produktivitas susu belum optimal karena proses

pemerahan susu yang masih dilakukan dengan cara manual. Hanya sebesar satu

persen dari Gabungan Koperasi Susu Indonesia yang telah menggunakan mesin

untuk memerah susu.

Jumlah produksi susu segar dalam negeri masih terbilang sedikit jika

dibandingkan dengan jumlah konsumsi nasional, namun beberapa perusahaan tetap

memproduksi produk susu maupun olahannya yang berasal dari susu segar. Salah

satu contohnya adalah PT Ultrajaya Milk Industry Tbk yang terkenal akan produk

susu UHT Ultra. Susu UHT Ultra berasal dari susu segar yang diproduksi oleh

peternakan yang dikelola anak perusahaan PT Ultrajaya Milk Industry Tbk, yaitu

PT Ultra Peternakan Bandung Selatan dan PT Ultra Sumatera Dairy Farm. Produksi

dari kedua anak perusahaan tersebut tentu mampu untuk memenuhi kebutuhan

produksi susu yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Selain Ultrajaya, terdapat salah satu perusahaan yang terletak di Bogor yang

juga meproduksi produk olahan susu yang berasal dari susu segar, yaitu PT Cisarua

Mountain Dairy atau yang biasa disingkat Cimory. Cimory merupakan industri

pengolahan susu yang tidak memiliki peternakan sendiri dan menjalin kerja sama

dengan koperasi-koperasi susu petani daerah sebagai pemasok utama bahan baku

susu segar. Seiring dengan berjalannya waktu, industri susu Cimory semakin

berkembang dan membutuhkan inovasi pada produk susu karena adanya

keterbatasan pada susu berupa tingkat kedaluwarsa yang cukup cepat. Oleh karena

itu, Cimory melakukan inovasi untuk mengolah susu dengan menciptakan produk

olahan susu dengan tingkat kedaluwarsa yang lebih lama. Salah satu produk olahan

susu yang terkenal dari Cimory adalah Yoghurt Cimory. Yoghurt Cimory dikenal

Page 3: Pengembangan strategi bisnis produk olahan susu di pt ...repository.sb.ipb.ac.id/3372/5/R56-05-Rachman-Pendahuluan.pdfIndonesia saat ini masih lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara

3

dengan tingkat kekentalan yoghurt yang encer dan rasa yang enak sehingga banyak

disukai oleh masyarakat Indonesia.

Pertambahan jumlah produksi Cimory saat telah mencapai kisaran 20 persen

per tahun. Pertambahan nilai ini dapat diartikan bahwa masyarakat Indonesia

menunjukkan peningkatan konsumsi pada produk-produk Cimory. Rasa yang enak,

inovasi baru yogurt dan kemudahan dalam membawa produk tersebut menjadi

kelebihan bagi produk Cimory untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Namun

sayangnya Cimory tidak memiliki peternakan sendiri yang mengakibatkan

munculnya ancaman dari persaingan dalam mendapatkan bahan baku susu segar.

Persaingan susu segar ini melibatkan 14 industri pengolahan susu, sehingga Cimory

memerlukan strategi untuk dapat terus berkembang dalam mengatasi permasalahan

yang terjadi.

Perumusan Masalah

Permasalahan ketersediaan susu sapi dalam negeri menjadi ancaman bagi

para pelaku industri susu nasional. Kekurangan produksi susu dapat mengakibatkan

lambatnya pertumbuhan produksi susu pada industri susu sehingga perluasan pasar

bagi industri susu menjadi terhambat. Produksi yoghurt dan susu Cimory saat ini

sangat ditentukan oleh produksi susu dalam negeri, khususnya produksi susu segar

dari daerah sekitar Bogor, Cianjur dan Sukabumi.

Persoalan ketersediaan susu sapi segar ini juga akhirnya diatur oleh

pemerintah melalui Permentan No. 26 Tahun 2017 mengenai kebijakan yang

diharapkan dapat meningkatkan kemampuan peternak dan juga industri pengolahan

susu di Indonesia. Pasal 23 memuat tentang pelaku usaha susu yang wajib menyerap

susu segar dalam negeri. Sementara itu pasal 24 mengatur tentang pelaku usaha

susu wajib membangun unit pengolahan susu. Adanya pasal 23 tersebut mendorong

peternak untuk memproduksi susu segar lebih banyak karena adanya jaminan

bahwa susu tersebut akan digunakan oleh pelaku usaha susu. Sementara itu pasal

24 mendorong para pelaku usaha susu untuk meningkatkan nilai produk susu, tidak

terbatas kepada penjualan susu segar, namun juga produk olahan susu lainnya yang

akan meningkatkan nilai susu tersebut.

Produksi yogurt dan olahan susu lainnya dari Cimory tentu bergantung

kepada produksi susu segar yang dihasilkan oleh peternak. Adanya Permentan No.

26 Tahun 2017 membuat adanya persaingan dalam mendapatkan bahan baku susu

segar di kalangan industri pengolahan susu. Industri susu bubuk yang selama ini

bergantung pada impor susu kini diharuskan untuk menyerap susu segar dalam

negeri. Sementara itu produksi susu segar di Indonesia belum mampu mencukupi

kebutuhan konsumsi masyarakat, hanya berkisar 23 persen dari total konsumsi

masyarakat. Cimory sebagai industri pengolahan susu yang menyerap susu segar

dalam negeri mulai mengalami keterbatasan dalam mendapatkan bahan baku.

Permasalahan bahan baku ini menyebabkan rendahnya produksi produk

olahan susu Cimory. Cimory memiliki kapasitas produksi sebesar 160 ton per hari,

namun karena adanya keterbatasan dalam mendapatkan bahan baku membuat

kemampuan produksi Cimory hanya sebesar 120 ton per hari. Terdapat perbedaan

sebesar 40 ton yang belum termanfaatkan oleh Cimory untuk memenuhi kapasitas

produksinya. Cimory sudah berusaha mendapatkan bahan baku dari koperasi yang

Page 4: Pengembangan strategi bisnis produk olahan susu di pt ...repository.sb.ipb.ac.id/3372/5/R56-05-Rachman-Pendahuluan.pdfIndonesia saat ini masih lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara

4

berada di sekitar pabrik, termasuk koperasi susu yang terletak dekat dengan pabrik

baru Cimory yang berada di Sentul. Namun sayangnya, kualitas bahan baku susu

segar dari koperasi ini tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh Cimory sehingga

Cimory menolak untuk mendapatkan bahan baku tersebut.

Selain permasalahan ketersediaan bahan baku yang menghambat proses

produksi, terdapat peluang yang bisa diambil oleh Cimory yaitu tingginya minat

konsumen terhadap produk Cimory. Pangsa pasar Cimory mengalami peningkatan

sebesar 2 persen di Makasar (Hiola dan Aisyah 2017). Sementara itu peningkatan

pasar Cimory ini juga dapat dilihat dari lonjakan pertumbuhan produksi yang

meningkat sebesar 20 persen. Hal ini menandakan bahwa terjadi peningkatan minat

konsumen pada produk Cimory yang harus mampu dipenuhi oleh Cimory.

Cimory memiliki rencana untuk melakukan ekspansi pasar menuju luar

negeri dengan tujuan pasar yang ingin dituju adalah negara-negara ASEAN seperti

Singapura dan Malaysia yang memiliki jumlah konsumsi susu yang tinggi. Namun

proses untuk melakukan ekpor ini memiliki kendala dari masalah keterlacakan

bahan baku yang digunakan oleh Cimory. Produksi susu segar dari peternak masih

belum memiliki standar yang sesuai dengan yang diterapkan oleh negara-negara

tujuan ekspor, khususnya masalah keterlacakan bahan baku (traceability).

Keterlacakan bahan baku merupakan perhatian pemerintah terhadap keamanan

pangan (food safety) untuk menentukan seberapa aman produk tersebut.

Cimory sebagai perusahaan yang ingin terus berkembang dan mampu

mengembangkan produknya hingga ke luar negeri perlu melakukan kajian

mendalam sebagai pertimbangan dalam melakukan strategi pengembangan bisnis

produk olahan susu. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan

menggambarkan rencana bisnis yang dapat dilakukan dengan pendekatan model

bisnis. Pendekatan model bisnis dapat membantu perusahaan dalam

menggambarkan rencana bisnis yang akan dilakukan dan pengembangan strategi

dalam pengambilan keputusan yang tepat bagi perusahaan. Berdasarkan uraian di

atas, terdapat beberapa rumusan masalah yang perlu diteliti di Cimory ini, yaitu:

1. Bagaimana potret bisnis Cimory yang dijalankan saat ini?

2. Elemen apa saja dalam model bisnis Cimory dari hasil evaluasi yang perlu

diperbaiki.

3. Strategi perbaikan apa yang bisa dilakukan oleh Cimory di masa mendatang?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengidentifikasi model bisnis yang dijalankan Cimory saat ini

2. Mengidentifikasi faktor eksternal yang dapat mempengaruhi model bisnis

Cimory.

3. Mengevaluasi model bisnis Cimory yang telah dilakukan saat ini.

4. Menyusun strategi perbaikan dari hasil evaluasi model bisnis Cimory.

Page 5: Pengembangan strategi bisnis produk olahan susu di pt ...repository.sb.ipb.ac.id/3372/5/R56-05-Rachman-Pendahuluan.pdfIndonesia saat ini masih lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara

5

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diperuntukkan bagi Cimory sebagai salah satu pelaku

yang bergerak dalam industri pengolahan susu untuk melakukan perencanaan dan

pengembangan model bisnis yang tepat sehingga mampu memperkuat daya

saingnya dalam industri pengolahan susu di masa mendatang.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada PT Cisarua Mountain Dairy sebagai

perusahaan yang memproduksi produk olahan susu (corporate strategy). Penelitian

yang dilakukan mencakup pemetaan model bisnis yang dilakukan Cimory, faktor-

faktor lingkungan yang mempengaruhi Cimory, evaluasi terhadap model bisnis

yang ada saat ini, dan pernyusunan strategi perbaikan untuk Cimory. Sementara itu

untuk implementasi strategi diserahkan kepada pihak perusahaan.

2 TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Strategi

Manajemen strategi adalah perangkat tindakan dan keputusan manajerial

yang mempengaruhi kinerja secara jangka panjang dari suatu perusahaan atau

organisasi. Hal-hal yang masuk dalam manajemen stratejik adalah analisis

lingkungan (eksternal dan internal), formulasi strategi, implementasi strategi, serta

evaluasi dan kontrol (Wheelen dan Hunger 2012).

Manajemen strategi dapat diartikan sebagai panduan komitmen dan tindakan

yang terintegrasi dan terkoordinasi dengan baik melalui pemanfaatan kompetensi

inti guna memperoleh keuntungan kompetitif. Strategi merupakan suatu cara untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi, intitusi atau

perusahaan. Sebuah perusahaan atau organisasi akan menciptakan strategi yang

berbeda dengan perusahaan atau organisasi lain sesuai dengan tujuan dan kondisi

usahanya. Strategi perusahaan adalah rumusan perencanaan komprehensif tentang

bagaimana sebuah perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya (Wheelen dan

Hunger 2003).

Menurut Wheelen dan Hunger (2003) terdapat tiga tipe strategi bisnis

perusahaan dalam analisis strategi, yaitu strategi korporasi, strategi bisnis dan

strategi fungsional. Ketiga tipe strategi tersebut akan berinteraksi secara

berkelanjutan dan terintegrasi dengan baik untuk membangun kesuksesan

perusahaan.

Strategi korporasi berhubungan dengan pengalokasian dan pengelolaan

sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk mencapai misi dan tujuannya dengan

menyatukan unit-unit bisnis yang berbeda menjadi satu kesatuan strategi organisasi

menyeluruh. Stategi ini menggambarkan arah dan sikap perusahaan secara umum

serta menyeluruh mengenai arah pertumbuhan dan manajemen berbagai bisnis dan lini produk yang dimiliki perusahaan untuk mencapai keseimbangan portofolio

Page 6: Pengembangan strategi bisnis produk olahan susu di pt ...repository.sb.ipb.ac.id/3372/5/R56-05-Rachman-Pendahuluan.pdfIndonesia saat ini masih lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara

Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan SB-IPB