PENGEMBANGAN STANDAR PANGAN DIET...

25
Budi Setiawan, Damayanti R Sjarif, Klara Yuliarti , Ari Fahrial Syam, Triyani Kresnawan, Rina Agustina Pangan untuk Keperluan Diet Khusus dan Medik Khusus bagi Bayi, Anak dan Remaja serta Dewasa dan Lansia sebagai Salah Satu Upaya Menanggulangi Stunting Pra-Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi Hotel Kartika Chandra, 22-23 Mei 2018

Transcript of PENGEMBANGAN STANDAR PANGAN DIET...

Budi Setiawan, Damayanti R Sjarif, Klara Yuliarti , Ari Fahrial Syam, Triyani Kresnawan, Rina Agustina

Pangan untuk Keperluan Diet Khusus dan Medik Khusus bagi Bayi, Anak dan Remaja serta Dewasa dan Lansia

sebagai Salah Satu Upaya Menanggulangi Stunting

Pra-Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi Hotel Kartika Chandra, 22-23 Mei 2018

Pendahuluan

Pra-Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi Hotel Kartika Chandra, 22-23 Mei 2018

Gambaran Secara Umum Pangan Keperluan Diet Khusus (PKDK)

Saat ini telah disusun Pedoman Gizi seimbang (PGS) akan tetapi Indonesia masih memiliki berbagai permasalahan gizi dan kesehatan masyarakat.

Perlu dikaji dan dirumuskan pengembangan pedoman pangan untuk keperluan diet khusus (PKDK) dan pangan untuk keperluan medik khusus (PKMK).

Standar PKDK diperlukan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi agar status gizi optimal termasuk tidak stunting

Standar PKMK diperlukan untuk pasien dengan penyakit atau kondisi medis tertentu, atau dengan kelainan metabolisme zat gizi yang memerlukan makanan dengan komposisi zat gizi tertentu.

Kecenderungan prevalensi gizi kurang, pendek, kurus, dan gemuk pada balita, Indonesia 2007, 2010, dan 2013

Gizi kurang, gizi buruk, dan perawakan pendek (stunting) masih menjadi masalah gizi di Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2007, 2010 dan 2013.

Malnutrisi pada balita terbesar di Indonesia adalah tingginya angka perawakan pendek (stunted), yaitu 37,3% pada tahun 2013.

Kelompok usia 0-3 tahun merupakan populasi yang perlu perhatian khusus karena pertumbuhan dan perkembangan terjadi paling pesat pada periode ini.

Volume otak mencapai 80% dari volume otak dewasa pada usia 2 tahun, sedangkan pada aspek pertumbuhan linear, tinggi badan bertumbuh paling pesat pada periode 0-2 tahun.

Kurangnya asupan gizi pada periode usia 0-2 tahun menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang permanen, yaitu stunted dan berkurangnya kemampuan kognitif (Walker SP, et.al, 2005).

Penelitian menunjukkan bahwa 25% dewasa yang mempunyai riwayat gizi buruk pada masa bayi memiliki IQ 50-70 dan 40% antara 71-90.

Oleh karena itu, asuhan nutrisi pediatri harus berfokus pada pencegahan dini bukan pengobatan gizi buruk semata.

Pengertian PKDK dan PKMK

The Codex Alimentarius Commission, yang merupakan bagian dari Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO) dan World Health Organization (WHO), menyusun standar dan panduan berdasarkan bukti ilmiah terkini serta berdasarkan angka kebutuhan gizi pasien yang membutuhkan formula untuk kondisi diet/medis khusus.

Standar dan panduan ini bertujuan untuk melindungi kesehatan konsumen dan menjamin praktik perdagangan yang sehat secara global.

Dalam standar umum label dan klaim makanan pra-kemasan untuk Foods for Special Dietary Uses (FSDU) atau pangan untuk keperluan diet khusus (PKDK), Codex mengartikan PKDK sebagai “pangan yang diproses atau diformulasikan secara khusus untuk memenuhi kebutuhan gizi tertentu karena adanya kondisi fisik atau fisiologi dan/atau pernyakit tertentu dan kelainan lainnya.”

Komposisi dari jenis pangan ini haruslah secara signifikan berbeda dari komposisi jenis makanan pada umumnya (CODEX STAN 146-1985).

Pengertian PKDK dan PKMK...

Selain PKDK Komite Codex Alimentarius dalam standar Codex mengenai label dan klaim Food for Special Medical Purposes (FSMP) atau Pangan untuk Keperluan Medis Khusus (PKMK)

FSMP (PKMK) sebagai “are a category of foods for special dietary uses which are specially processed or formulated and presented for the dietary management of patient and maybe used only under medical supervision” atau katagori makanan diet khusus yang secara khusus diproses atau diformulasi dan dihidangkan untuk managemen diet pasien dan digunakan dibawah pengawasan medis (CODEX STAN 180-1991).

Tenaga medis, dietisien dan farmasi dapat merekomendasi PKDK/PKMK ke konsumen.

Pengertian PKDK dan PKMK...

Pangan untuk Keperluan Medis Khusus (PKMK), didefinisikan sebagai pangan yang ditujukan untuk pasien yang memiliki penyakit, kelainan, atau kondisi medis tertentu sehingga memiliki kebutuhan nutrisi yang tidak dapat terpenuhi dengan mengonsumsi makanan standar; dapat digunakan sebagai sole source of nutrition atau partial source of nutrition; dan harus diresepkan dan disupervisi oleh dokter (EFSA Commission Directive 1999/21/EC).

Definisi PKDK yang berlaku saat ini adalah definisi menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) dalam Peraturan Kepala BPOM RI Nomor 21 Tahun 2016 tentang Kategori Pangan.

Pangan untuk keperluan gizi khusus adalah "pangan yang diproses atau diformulasi secara khusus untuk memenuhi kebutuhan gizi tertentu karena kondisi fisik atau fisiologis dan/atau karena penyakit atau gangguan tertentu. Komposisi pangan tersebut harus berbeda dengan pangan yang serupa”.

Tujuan PKDK dan PKMK

Kajian mengenai PKDK dan PKMK dilakukan bertujuan untuk memberikan dasar ilmiah bagi penyusunan pedoman Pangan untuk Keperluan Diet Khusus

Tujuan khusus yaitu :

1) Memberikan informasi keamanan, mutu dan kesesuaian pangan untuk keperluan diet khusus serta penggunaan yang tepat kepada masyarakat dan melindungi masyarakat dari beredarnya produk pangan maupun informasi/pedoman yang tidak sesuai, tidak benar ataupun yang tidak sesuai standar;

2) Memberi kesempatan adanya lingkungan yang baik bagi para pelaku bisnis melalui aplikasi yang lebih baik dan jelas tentang aturan yang digariskan pemerintah mengenai produk makanan khusus sehingga akan diperoleh kualitas produk dan pemasaran produk yang mengutamakan perlindungan pada konsumen dan keberpihakan pada kepentingan masyarakat.

Target PKDK dan PKMK...

Target dari kajian yang dilakukan adalah tersusunnya pedoman pangan untuk keperluan diet khusus serta rencana sosialisasi maupun implementasinya.

Harapannya pangan untuk keperluan diet khusus ini yaitu beberapa pangan untuk keperluan medis khusus yang berfungsi sebagai obat masuk dalam formularium nasional sehingga mempermudah pembiayaan bagi pasien yang membutuhkan pangan ini karena dibiayai oleh sistem jaminan kesehatan nasional.

Terkait penggunaan dan target populasinya, PKDK dibagi ke dalam 3 golongan besar, yaitu PKDK untuk kondisi fisiologis, kondisi fisik dan kondisi patologis.

PKDK dan PKMK bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan zat gizi sasaran/pasien agar asupan terpenuhi sesuai kondisi fisiologis dan patologis sehingga dapat mengatasi masalah gizi dan mendapatkan status gizi yang optimal.

Populasi yang Mungkin Menjadi Target Berdasarkan Definisi PKDK

Populasi yang

mungkin menjadi

target berdasarkan

definisi PKDK

Kondisi

Fisiologis

Kondisi Patologis

- Penyakit/Kelainan - Kondisi Medis

Kondisi Fisik/

Olahraga

Bayi dan

Anak Batita

Dewasa

dan Lansia

Ibu Hamil dan

Ibu Menyusui

Bayi, Anak

dan Remaja

Dewasa

dan Lansia

Metode

Pra-Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi Hotel Kartika Chandra, 22-23 Mei 2018

Metode

Metode pendekatan yang digunakan dalam kajian ini adalah review evidence based dan Focus Group Discussion (FGD) dengan para pakar pangan dan gizi.

Sumber literatur yang dikaji adalah berdasarkan publikasi ilmiah terbaru, peraturan, standar, ataupun pedoman yang sudah dikeluarkan oleh badan regulasi internasional, regional, maupun nasional terkait dengan pangan untuk keperluan diet khusus.

Hasil dan Pembahasan

Pra-Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi Hotel Kartika Chandra, 22-23 Mei 2018

PKDK dan PKMK bagi Dewasa dan Lansia

PKDK dapat dibuat sesuai keadaan fisiologis dengan komposisi tertentu yang serupa dengan komposisi anjuran diet konvensional.

PKMK untuk kondisi patologis terdapat makanan pengganti dalam bentuk elemental komersial.

PKMK dewasa karena ganguan saluran cerna yaitu formula malabsorbsi ( elemental atau semi elemental, lemak MCT). Energi ≥ 1kalori/ml.

Formula malabsobsi biasanya diperuntukan untuk pasien gizi buruk, HIV, diare kronik, post operasi, short bowel syndrome, pankreatitis. Komposisi PMK dengan protein terhidrolisat, karbohidrat bebas laktosa, MCT > 50%.

Selain untuk malabsorbsi PKMK juga diperuntukan untuk pasien hepatic encephalopathy dengan formula tinggi BCAA dan rendah AAA.

Pemberian PKMK yang tersebut harus berdasarkan resep dan disupervisi/dibawah pengawasan dokter.

PKDK dan PKMK bayi anak dan remaja

Penggolongan PKDK bayi, anak, remaja terbagi menjadi:

1) Pangan untuk Keperluan Diet Khusus fisiologis yang ditujukan untuk populasi khusus, yaitu bayi dan anak bawah tiga tahun (batita), dan

2) Pangan untuk Keperluan Medis Khusus (PKMK) untuk individu yang memiliki kondisi medis/penyakit tertentu untuk usia bayi hingga remaja

Penggolongan PKDK Bayi, Anak dan Remaja

Gambar 2. Penggolongan PKDK Bayi,

Anak dan Remaja

Food for special medical

purposes intended for infants

to adolescent (FSMP/PKMK)

Sole source of

nutrition

Partial source of

nutrition

Food for special dietary

uses (FSDU/PKDK)

Intended for infants

and young children

Infant Formula

Complementary Food

Toddler Formula

PKDK Ibu Hamil dan Ibu Menyusui

Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015 melaporkan bahwa angka kematian ibu adalah 305 per 100.000 kelahiran hidup, padahal target AKI 2015 adalah 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup.

Pada kurun yang sama angka kematian neonatal masih 32 per 1000 kelahiran hidup.

Kematian ibu dan neonatal, 30 % disebabkan karena masalah gizi terutama masalah pola makan yang kurang baik dalam jumlah maupun kualitasnya.

Berdasarkan data PSG 2015, masalah gizi pada ibu hamil diantaranya ibu hamil risiko KEK sebesar 24,2 % turun menjadi 13,3 %, ibu hamil anemia sebesar 37,1 %, dan ibu hamil stunting 31,3 %.

Penyebab kematian ibu hamil sebesar 32 % adalah karena hipertensi dan pre-eklampsia yang diduga berkaitan dengan defisiensi zat gizi mikro.

PKDK Ibu Hamil dan Ibu Menyusui...

Anjuran pemenuhan gizi pada ibu hamil dan ibu menyusui perlu

dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut diatas.

Federasi Obstetri dan Ginekologi (FIGO) pada Tahun 2015

menetapkan bahwa pemenuhan gizi pada ibu hamil dan ibu

menyusui sebaiknya diawali pada saat ibu merencanakan akan hamil

atau pada masa pra- konsepsi, dilanjutkan pada kehamilan trimester

1, trimester 2 dan 3, hingga pada ibu yang memberikan ASI pada

bayinya.

Pada ibu hamil dan ibu menyusui kebutuhan sesuai AKG dan tidak

memerlukan PKDK ataupun formula diet khusus lainnya, kecuali ibu

hamil dan menyusui dengan kondisi khusus seperti ibu hamil dan

menyusui KEK, dan ibu hamil dan menyusui vegan.

Kunci Penting Gizi untuk Ibu dan Bayi dalam Berbagai Tahapan (Pra-konsepsi, Hamil dan Menyusui)

PKDK Kondisi Fisik/Olahraga

Secara umum, PKDK untuk olahraga tidak ada, yang diperlukan adalah penambahan energi, zat gizi dan cairan untuk memenuhi kebutuhan atlet dengan aktifitas fisik yang lebih tinggi daripada aktifitas fisik non-atlet.

Beberapa cabang olahraga memerlukan tambahan zat gizi khusus, namun dapat dipenuhi dari makanan biasa.

Misalnya :

1) Endurance dan power (Olahraga yang perlu kekuatan dan durasi latihan lama) membutuhkan makanan dan minuman yang khusus, yang dapat diperoleh dari makanan sehari-hari;

2) Pangan yang termasuk ergogenics aid hanya akan berfungsi efektif apabila pada kondisi defisien. Minuman isotonik dianjurkan untuk mereka yang berolahraga lebih dari 1 jam.

Kesimpulan dan Saran

Pra-Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi Hotel Kartika Chandra, 22-23 Mei 2018

Kesimpulan dan Saran

PKDK berdasarkan bukti ilmiah yang ada meliputi PKDK dan PKMK untuk bayi, anak, remaja, dewasa, dan lansia. Pada kondisi olahraga, ibu hamil, dan menyusui tidak perlu PKDK dan PKMK.

PKMK berfungsi sebagai obat untuk pasien yang terindikasi. Pada bayi, anak dan remaja dengan kondisi atau penyakit tertentu, misalnya alergi susu sapi, malabsorpsi, kelainan metabolisme bawaan, gizi kurang/gizi buruk, kejang intraktabel, sedangkan kondisi medis adalah prematuritas. Pada usia dewasa dan lansia dengan saluran cerna yang berat pada pasien gizi buruk, HIV, diare kronik dan gangguan fungsi hati berat (hepatic encephalopathy).

Berdasarkan uraian di atas, sangat penting untuk mencegah gagal tumbuh pada 1000 hari pertama kehidupan agar dihasilkan generasi anak Indonesia yang berkualitas. Oleh karena itu, PKMK perlu dimasukkan ke dalam formularium nasional karena masalah gizi merupakan penyakit dan pengobatan penyakit merupakan hak tiap warga negara Indonesia.

PKMK dengan zat gizi yang sudah siap serap protein terhidrolisat, lemak MCT, karbohidrat bebas laktosa, serta tinggi BCAA tidak dapat dibuat di Rumah Sakit perlu dibuatkan kategori dalam formularium nasional.

Ucapan Terima Kasih

Terima Kasih kepada Direktur Gizi Masyarakat dan seluruh Tim Pakar Pokja Standar Mutu dan Kecukupan Gizi, Sub Pokja Pangan Khusus dan Pangan Fungsional sebagai penyusun yang sudah berkontribusi dalam mengumpulkan bahan bacaan sampai selesainya tulisan ini.