PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI (terbaru).pptx

37
PERSYARATAN UMUM PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI Oleh Asrizal Tatang Ketua Komisi Sertifikasi

Transcript of PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI (terbaru).pptx

PERSYARATAN UMUM PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI

PROFESI

Oleh Asrizal Tatang

Ketua Komisi Sertifikasi

DATA PRIBADI

NAMA : ASRIZAL TATANG TEMPAT/TGL LAHIR : SAWAHLUNTOPEKERJAAN : 1. DOSEN POLITEKNIK NEGERI JAKARTA (1983- skrg)

2. Dewan Pelatihan Kerja Nasional ( DPKN ) 3. Anggota BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI (BNSP ) 2011- 2016 4. KETUA KOMISI SERTIFIKASI BNSP

ALAMAT : PERUM. POLITEKNIK – UI , BEJITIMUR DEPOK TELP/HP : 021-7774693 / 08161380135EMAIL : [email protected]

Ruang Lingkup

Pedoman pengembangan dan pemeliharaan Skema Sertifikasi adalah acuan dan tata cara untuk mengembangkan dan memelihara Skema Sertifikasi yang mampu telusur terhadap regulasi teknis dan standar / pedoman internasional:

• KBLUI 2005• ICIS (international Standar for international

classification of all Economic Activities) Rev. 4 tahun 2008

Acuan Normatif

• UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan• Undang Undang No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas• PP 31/2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional • Tatacara penetapan SKKNI Permennakertrans N0.8

Tahun 2012• Peraturan Presiden No.8Tahun 2012 tentang KKNI• RMCS ILO 2006• ISO 17024 : 2012

PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI

SISTEM SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI NASIONAL

PENERAPAN SKEMA SERTIFIKASI

Lisensi LSP Pihak 1, 2, & 3.

Lisensi Lembaga profisiensi

Sertifikasi

Harmonisasi Notifikasi

Kooperasi

MRA

Verifikasi Standar

Kompetensi

Profesional Kompeten

Perbaikan Berlanjut

Regulasi:

•Wajib,•Disarankan•Sukarela

Skema sertifikasi ?

Persyaratan sertifikasi spesifik yang berkaitan dengan kategori profesi yang ditetapkan dengan menggunakan standar kompetensi dan aturan khusus yang sama, serta prosedur yang sama.

Pengembangan skema sertifikasi

1. Skema sertifikasi dikembangkan oleh Komite Skema.

2. Komite skema dalam merumuskan pengembangan dan pemeliharaan skema menetapkan Tim perumus yang terdiri dari para pihak kepentingan dan para pakar terkait.

3. Pengembangan skema sertifikasi menggunakan standar kompetensi yang sah (Standar Kompetensi Kerja Nasional dan Harmonized International Standards) dan atau standar kompetensi khusus yang ekivalen yang diverifikasi oleh Otoritas kompeten.

LANJUTAN...........

4.Inisiasi usulan pengembangan skema sertifikasi KKNI dilakukan berdasarkan permintaan / tuntutan dari:

• Dunia usaha melalui asosiasi industri terkait dan/ atau Kadin, dan/ atau;

• Dunia profesi melalui asosiasi profesi terkait dan/ atau;• Pasar terkait dari hasil survey intern / extern atau LSM;• Institusi pendidikan, lemdiklat;• Dalam hal industri tidak melakukan inisiasi

pengembangan skema, sedangkan keberadaannya sudah mendesak, maka Otoritas Kompeten dapat mengambil inisiatif untuk mengembangkan skema bersama-sama dengan para pemangku kepentingan.

LANJUTAN.........

5.Inisiasi usulan pengembangan skema sertifikasi Okupasi Nasional dilakukan berdasarkan permintaan / tuntutan dari:

• Dunia usaha melalui asosiasi industri terkait dan/ atau Kadin, dan/ atau;

• Dunia profesi melalui asosiasi profesi terkait dan/ atau;• Pasar terkait dari hasil survey intern / extern atau LSM;• Institusi pendidikan, lemdiklat;• Dalam hal industri tidak melakukan inisiasi

pengembangan skema, sedangkan keberadaannya sudah mendesak, maka Otoritas Kompeten dapat mengambil inisiatif untuk mengembangkan skema bersama-sama dengan para pemangku kepentingan.

LANJUTAN........

6.Inisiasia usulan pengembangan skema sertifikasi klaster dilakukan berdasarkan permintaan / tuntutan dari:

• Perusahaan tertentu• Dunia profesi melalui asosiasi profesi terkait dan/ atau;• Pasar terkait dari hasil survey intern / extern atau LSM;• Institusi pendidikan, lemdiklat;• Dalam hal industri tidak melakukan inisiasi

pengembangan skema, sedangkan keberadaannya sudah mendesak, maka LSP dapat mengambil inisiatif untuk mengembangkan skema bersama-sama dengan para pemangku kepentingan dan para pakar.

Komite Skema1. Komite Skema Sertifikasi dibentuk oleh :

Otoritas Kompeten bersama sama BNSP berdasarkan Surat Keputusan Pimpinan Otoritas Kompeten terkait untuk skema sertifikasi KKNI,.

Otoritas Kompeten bersama sama Asosiasi Profesi terkait dan BNSP berdasarkan Surat Keputusan Pimpinan Otoritas Kompeten terkait untuk skema sertifikasi Okupasi Nasional,

LSP bersama sama Asosiasi/industri/peruhaan terkait berdasarkan Surat Keputusan Pimpinan LSP dan atau pimpinan Asosiasi/pimpinan perusahaan terkait untuk skema sertifikasi klaster.

2. Komite Skema dibentuk dengan tujuan: Memastikan dukungan dari para pemangku kepentingan serta pihak-

pihak lain yang terkait Memastikan bahwa proses pengembangan Skema dilakukan dengan

mengikutsertakan wakil-wakil dari semua para pemangku kepentingan sesuai dengan porsi peranan masing-masing

Memastikan bahwa proses pengembangan skema telah dilakukan sesuai dengan Pedoman BNSP terkait dengan pengembangan skema termasuk memastikan ketelusuran dari skema yang dikembangkan.

LANJUTAN......

3. Tugas dan tanggung jawab komite skema meliputi: Memastikan dukungan dan partisipasi para pemangku kepentingan

dan semua pihak-pihak lain terkait Memastikan proses pengembangan skema telah mengikuti pedoman

BNSP Memastikan ketelusuran skema Menetapkan lingkup sesuai jenjangnya dan atau kluster tertentu Menetapkan Jenjang kualifikasi, Okupasi sesuai KKNI maupun kluster

tertentu sesuai permintaan. Menetapkan persyaratan Dasar Sertifikasi sesuai dengan jenjangnya Memelihara dan memastikan kesesuaian kualitas skema sesuai

perkembangan terkini Membuat rencana kerja untuk periode masa kerjanya Membentuk tim perumus Skema Sertifikasi Menemukenali dan menetapkan keputusan atas masalah-masalah

tuntutan yang meungkin terjadi

LANJUTAN.....

4. Organisasi komite skema : harus anggota dari wakil–wakil para pemangku

kepentingan terkait, sebaiknya terdiri dari seorang ketua

merangkap anggota, seorang sekretaris merangkap anggota dan anggota,

komposisi anggotanya harusmemperhatikan perimbangan wakil-wakil dari dunia usaha dan profesi terkait tidak ada yang mendominasi.

5. Masa Kerja Komite Skema bersifat sementara dengan masa kerja yang ditetapkan pembuat keputusan.

LANJUTAN........6. Pembentukan Tim Perumus Skema Sertifikasi oleh keputusan Komite Skema. a. Tujuan dari Tim Perumus ini adalah: Memastikan standar yang akan digunakan untuk skema sertifikasi Merumuskan struktur skema sertifikasi yang sesuai dengan kondisi persaratan

jenjang kualifikasi, okupasi, maupun klustrer spoesifik tertentu yang terkini. b. Tugas dan tanggung jawab Tim Perumus harus meliputi: Merumuskan persyaratan kompetensi dan persyaratan lainnya Merumuskan persyaratan Asesor Merumuskan persaratan Tempat Uji Kompetensi Menetapkan lingkup kompetensi (jumlah dan judul unit kompetensi) untuk

setiap skema sertifikasi yang dikembangkan c. Organisasi Tim Perumus sebaiknya: terdiri dari sedikitnya 5 (lima) orang anggota untuk setiap Jenjang atau

beberapa dalam area kerja yang sama terdiri dari seorang Ketua merangkap Anggota, seorang Sekretaris merangkap

Anggota dan Anggota. dibentuk lebih dari satu sesuai lingkup yang ditanganinya. memenuhi persaratan asesor kompetensi sesuai dengan jenjang dan lingkup

sekema yang dikembangkan.

Perumusan Skema Sertifikasi

1. Perumusan Skema Sertifikasi KKNI : sesuai kebutuhan perkembangan mikro, makro, regional dan internasional, berlandaskan pada hubungan industri, spesifik pada salah satu atau beberapa jenjang kualifikasi.

2. Perumusan skema Sertifikasi Okupasi Nasional : sesuai kebutuhan perkembangan okupasi nasional, regional dan

internasional, berlandaskan pada permintaan dari dunia usaha/indindustri, spesifik pada salah satu atau beberapa jenjang okupasi.

3. Perumusan Skema Sertifikasi Klaster : atas dasar kebutuhan perkembangan tertentu pada area kerja tertentu, berlandaskan pada permintaan dari dunia usaha/indindustri tertentu, spesifik pada salah satu atau beberapa area kerja yang spesifik.

4. Perumusan skema sertifikasi didasarkan pada rencana pengembangan skema sertifikasi.

SKEMA SERTIFIKASI KKNI

1. Skema sertifikasi yang bersifat Nasional, yang ditetapkan oleh otoritas kompeten.2. Skema ini mengidentifikasi jenjang kualifikasi berdasarkan

9 level KKNI.3. Identifikasi unit-unit kompetensi dalam setiap jenjang

berdasarkan diskripsi dalam KKNI.4. Jenjang KKNI pada umumnya dapat digunakan sebagai

acuan jenjang fungsional/golongan pada suatu industri/orgtanisasi.

5. Setiap LSP yang melakukan kegiatan ini harus dilisensi oleh Lembaga Otoritas Sertifikasi Profesi (BNSP).

6. Mampu telusur dengan standar nasional dan/atau internasional.

7. Pada skema ini, dapat diidentifikasi unit-unit kompetensi inti dan pilihan, yang diverifikasi oleh BNSP.

8. Dikembangkan oleh Komite Skema Sertifikasi Komite Standardisasi Instansi Teknis

S2

S1

S3

Sekolah Menengah

Umum

KKNI

1

2

3

4

5

7

8

9

6

Profesi

Spesialis

D I

D IV

D III

D II

Sekolah Menengah

Kejuruan

Subspesialis

AHLI

TEKNISI/ANALIS

OPERATOR

PROGRAM AKADEMIK

JENJANG PENDIDIKAN FORMAL

KEJURUAN, VOKASI,PROFESI

JENJANG PENDIDIKAN NONFORMAL, INFORMAL, PELATIHAN, PENGALAMAN

Skema Sertifikasi KKNI ( Perpres 08/2012 )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kemampuan kerja

Penguasaan pengetahuan

Kemampuan manajerial

(alinea 1 disetiap level)

(alinea 2 disetiap level)(alinea 3 & 4 disetiap level)

Unsur Deskripsi KKNI Sikap dan

tata nilai(deskripsi umum)

Unit kompetensi

Karasteristik Pemaketanunit

AnalisisPembidanganSub bidang Pekerjaan

KKNI

Alur pikir pemaketan unit kedalam kualifiksi

Kualifikasi sektoral

1

2

3

8

9

PENYANDINGAN DAN PENYETARAAN KUALIFIKASI JABATAN KE LEVEL KKNI (CONTOH)

JOB TITLE UNIT KOMPETENSI

PARAMETER DESKRIKSI KKNILEVEL KKNIKEMAMPUAN

BIDANG KERJA PENGETAHUAN YANG DIKUASAI

KEMAMPUAN MANAJERIAL

Teknisi JTM

1. Menerapkan K32. Menggelar SKTM3. Memasang kotak

sambung dan kotak ujung SKTM

4. Mendirikan Tiang5. Memasang SUTM6. Memasang SKUTM7. Memasang peralatan

hubung8. Memasang kotak

sambung dan kotak ujung SKUTM

9. Memasang instalasi pembumian

Mampu melaksanakan pemasangan jaringan/saluran tegangan menengah (JTM) untuk SKTM, SUTM dan SKUTM mulai dari mendirikan tiang sampai pemasangan instalasi pembumian, dengan menggunakan , peralatan, gambar kerja dan metode kerja yang sesuai dengan SOP, serta mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan , dibawah pengawasan tidak langsung.

Memiliki pengetahuan tentang :• Teori dasar Listrik• Bahan listrik saluran JTM • Instalasi JTM • PUIL

Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi ditempat kerja

Memimpin kelompok kerja dan

Bertanggung jawab atas pencapaian mutu dan kuantitas pekerjaan pemasangan saluran JTM secara utuh

LEVEL 3

SKEMA SERTIFIKASI OKUPASI NASIONAL

1. Skama sertifikasi yang bersifat Nasional, yang ditetapkan oleh

otoritas kompeten / Sektor2. Dapat berupa, okupasi/ jabatan :

• Jabatan struktural atau jabatan fungsional dalam rangka standardisasi kompetensi nasional.

• Setiap LSP yang melakukan kegiatan ini harus dilisensi oleh Lembaga Otoritas Sertifikasi Profesi (BNSP).

• Dibuat atas Kebutuhan industri/organisasi untuk standardisasi pada suatu fungsi terbatas, atau fungsi utama (major) dalam sistem industri, atau standar jabatan/fungsi okupasi khusus yang mampu telusur dengan standar nasional dan/atau internasional.

• Pada skema ini, dapat diidentifikasi kompetensi inti dan pilihan yang diverifikasi oleh BNSP.

• Dikembangkan oleh Komite Skema Sertifikasi Komite Standardisasi Instansi Teknis/sektor

SKEMA SERTIFIKASI OKUPASI NASIONAL

Jabatan FungsionalContoh Asesor Analis

Jabatan StrukturalContoh: Manager Direktur Supervisor Team Leader

• Dibuat oleh Otoritas nasional

• Berlaku nasional dan harmonis dengan skema sertifikasi internasional

SKEMA SERTIFIKASI KLASTER

Identifikasi unit-unit mandiri yang biasanyadibutuhkan :

1. Untuk bisnis mandiri yang membutuhkan kelompok unit kompetensi untuk membuka suatu

bisnis terbatas.2. Kebutuhan industri/organisasi pada suatu fungsi terbatas, atau fungsi utama (major) dalam sistem industri, atau standar jabatan/okupasi khusus pada suatu indudtri.3. Jumlah unit pada skema ini dapat berbeda antar kebutuhan industri/organisasi.4. Dikembangkan oleh Komite Skema Sertifikasi LSP

ANALISIS KEBUTUHAN KOMPETENSI

JABATAN KERJA/PEKERJAAN YANG

ADA DI INDUSTRI (JOB DES)

STANDAR KOMPETENSI

UNIT-UNIT KOMPETENSI

SEJUMLAH UNIT KOMPETENSI

SEJUMLAH UNIT KOMPETENSI DALAM CLUSTER

LANJUTAN.....

5. Struktur Skema Sertifikasi disusun dan memuat hal-hal sebagai berikut :

• Jastifikasi • Ruang Lingkup skema sertifikasi• Tujuan Sertifikasi• Acuan Normatif• Organisasi pengusul• Lingkup Persyaratan Kompetensi • Persyaratan Dasar.• Permohonan Sertifikasi• Evaluasi.• Keputusan Sertifikasi • Penggunaan Sertifikat dan Logo / Tanda• Surveilan Pemegang Sertifikat• Sertifikasi Ulang

Validasi skema sertifikasi

1. Skema sertifikasi harus menjelaskan tata cara dan mekanisme Validasi Skema Sertifikasi untuk memastikan bahwa : Pembentukan dan keanggotaan Komite Skema dan

tim perumus sudah memenuhi persyaratan dan aturan yang ditetapkan.

Kapabilitas anggota Komite Skema dan tim perumus sudah sesuai dengan tujuan pengembangan skema

Standar dan acuan yang digunakan dalam merumuskan skema sertifikasi sudah sesuai dengan kebutuhan jenjangnya.

LANJUTAN........

2. Skema sertifikasi Nasional divalidasi berdasarkan konvensi rumusan skema sertifikasi, yaitu forum untuk mencapai konsensus dari para pemangku kepentingan dan masyarakat sektor profesi tentang Skema Sertifikasi Nasional. Konvensi rumusan Skema Sertifikasi Nasional diselenggarakan

oleh komite skema. Peserta konvensi terdiri atas para pemangku kepetingan terkait. Konvensi diselenggarakanmenggunakan prinsip-prinsip

transparan, objektif , tidak memihak dan akuntabel. Hasil konvensi dirumuskan dalam bentuk Dokumen Rancangan

Akhir Skema Sertifikasi Sertifikasi untuk diusulkan penetapannya kepada otoritas kompeten.

3. Skema sertifikasi kluster divalidasi berdasarkan konvensi rumusan skema, yaitu forum untuk mencapai konsensus dari para pemangku kepentingan dan asosiasi/perusahaan tentang Skema Sertifikasi kluster tertentu.

Verifikasi Rumusan Skema

1. Semua persyaratan skema sertifikasi diverifikasi secara objektif dan sistematis dengan bukti terdokumentasi sehingga memadai untuk menegaskan kompetensi calon.

2. Rancangan skema sertifikasi nasional hasil konvensi diverifikasi oleh BNSP.

3. Bila dianggap perlu, BNSP dapat mengkaji ulang / meminta masukan dari para pemangku kepentingan.

4. Hasil verifikasi diserahkan kepada Otoritas Kompeten terkait untuk ditetapkan sebagai dokumen yang sah.

Penetapan Skema Sertifikasi

1. Skema sertifikasi Nasional ditetapkan melalui Surat Keputusan yang diterbitkan Otoritas Kompeten terkait

2. Sosialisasi skema sertifikasi Nasional kepada para pemangku kepentingan dan masyarakat sektor terkait dilakukan oleh otoritas kompeten terkait.

3. Skema sertifikasi kluster ditetapkan melalui surat keputusan yang diterbitkan oleh BNSP.

Pemeliharaan Skema Sertifikasi

1. Setiap pemangku kepentingan wajib melakukan pemeliharaan skema sertifikasi.

2. Ruang lingkup pemeliharaan skema sertifikasi mencakup tetapi tidak terbatas pada standar kompetensi, perkembangan dunia usaha / profesi dan perkembangan secara umum.

3. Kegiatan pemeliharaan dilaksanakan secara periodik minimal satu tahun satu kali atau dalam keadaan tertentu sesuai kesepakatan, meliputi:

a. mengevaluasi metode uji kompetensi calon. Penyelenggaraan uji kompetensi harus jujur, absah dan dapat dipertanggungjawabkan, metodologi dan prosedur yang tepat (seperti pengumpulan dan pemeliharaan data statistik) harus ditetapkan untuk menegaskan kembali kejujuran, keabsahan, kepercayaan dan kinerja umum setiap uji kompetensi dan semua perbaikan perbedaan yang teridentifikasi.

b. segera memberikan informasi mengenai setiap perubahan di dalam persyaratan kepada komite skema.

LANJUTAN.......

c. Setelah pengambilan keputusan dan publikasi mengenai perubahan persyaratan, LSP memberikan informasi kepada pihak-pihak yang terkait dan profesi yang disertifikasi, memverifikasi bahwa setiap profesi yang disertifikasi memenuhi persyaratan yang diubah dalam periode waktu, yang penetapannya harus mempertimbangkan pendapat komite skema.

d. Menganalisis pekerjaan/praktek dilakukan secara periodic untuk menghasilkan atau menegaskan hal-hal berikut: Deskripsi target populasi kandidat dan pernyataan tujuan atau

hasil yang diharapkan dalam sertifikasi; Daftar tugas yang penting dan kritis yang dilaksanakan oleh

Personel yang kompeten dalam profesinya; Daftar persyaratan sertifikasi, termasuk dasar dan mekanisme

asesmen yang dipilih untuk setiap persyaratan

LANJUTAN.......

Spesifikasi struktur metode asesmen (tertulis, wawancara, demonstrasi, buku harian atau portfolio) merupakan bagian dari proses evaluasi yang mencakup garis besar, jenis pertanyaan yang dibuat, tingkat kognitif pertanyaan, jumlah pertanyaan untuk setiap subjek, lama waktu asesmen, metode penetapan tingkat keberterimaan nilai, metode penilaian.

Ulasan tentang bagaimana skema yang diusulkan mencapai tranparansi pasar.

Semua mekanisme disiapkan oleh personel yang kompeten tentang sertifikasi profesi dan subjek yang relevan, serta terlatih dalam mempersiapkan mekanisme tersebut.

Semua asesmen sesuai dengan spesifikasi asesmen, menjamin penerapan yang sama dan tidak bias.

Menetapkan pengendalian untuk rotasi materi uji kompetensi dan revisinya dalam rangka memelihara objektivitas dan kerahasiaannya.

PROSEDUR PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI

1. MENGIDENTIFIKASI PERSYARATAN PENGEMBANGAN SKEMA a. Identifikasi ketersediaan standar kompetensi ( SKKNI, SKK Khusus , SKK Internasional ) b. Verifikasi Kelayakan standar kompetensi untuk menyusun Skema Sertifikasi c. Identifikasi Skema Sertifikasi yang akan dikembangkan ( Skema Klaster, Okupasi atau jenjang kualifikasi ) d. Identifikasi Komite Skema Sertifkasi

2. MENGEMBANGKAN STRUKTUR SKEMA SERTIFIKASI a. Persyaratan peserta dasar Uji Kompetensi b. Persyaratan sertifikasi ( hak dan kewajiban, dan kode etik ) c. Proses Sertifikasi ( Permohonan, Evaluasi, Keputusan Asesmen, Survailen, Perpanjangan Sertifikat, dan Penggunaan sertifikat )

PROSEDUR PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI ( lanjutan )

3. MELAKUKAN VALIDASI SKEMA SERTIFIKASI a. Identifikasi Prosedur validasi skema sertifikasi. b. Validasi Kriteria kompetensi peserta uji kompetesi. c. Verifikasi Semua persyaratan skema sertifikasi secara objektif dan sistematis dengan bukti terdokumentasi sehingga memadai untuk menegaskan kompetensi calon. d. Laporkan Skema sertifikasi yang divalidasi kepada BNSP.

PROSEDUR PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI ( lanjutan )

4. MEMELIHARA SKAMA SERTIFIKASI a. Evaluasi Metode dan prinsip-prinsip asesmen. b. Pertimbangkan Pendapat dari pemangku kepentingan dalam rekomendasikan perbaikan. c. Berikan Informasi mengenai setiap perubahan di dalam persyaratan kepada wakil-wakil komite/bidang sertifikasi dan dewan pengarah kepada pemangku kepentingan. d. Verifikasi Perbaikan skema sertifikasi profesi dari usulan pemangku kepentingan berdasarkan pedoman BNSP. e. Identifikasi Analisis pekerjaan/praktek.