PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan...

74

Transcript of PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan...

Page 1: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida
Page 2: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida
Page 3: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA (+)-2,2’-EPISITOSKIRIN A DARI JAMUR

ENDOFIT UNTUK MENDUKUNG KEMANDIRIAN ANTIBIOTIK DI INDONESIA

Page 4: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

Dilarang mereproduksi atau memperbanyak seluruh atau sebagian dari buku ini dalam bentuk atau cara apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit.

© Hak cipta dilindungi oleh Undang-Undang No. 28 Tahun 2014

All Rights Reserved

Page 5: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

ORASI PENGUKUHAN PROFESOR RISETBIDANG KIMIA BAHAN ALAM

PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA (+)-2,2’-EPISITOSKIRIN A DARI

JAMUR ENDOFIT UNTUK MENDUKUNG KEMANDIRIAN

ANTIBIOTIK DI INDONESIA

OLEH:ANDRIA AGUSTA

LIPI Press

Page 6: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

© 2018 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian Biologi

Katalog dalam Terbitan (KDT)

Pengembangan Senyawa Kimia (+) -2,2-Episitoskirin A dari Jamur Endofit untuk Mendukung Kemandirian Antibiotik di Indonesia/Andria Agusta-Jakarta: LIPI Press, 2018.

ix + 60 hlm.; 14,8 x 21 cm

ISBN 978-602-496-022-3 (cetak) 978-602-496-023-0 (e-book)

1. Teknologi Kimia 2. Antibiotik

661.8.579.5.547.7

Copyeditor : Risma Wahyu H.Proofreader : Martinus Helmiawan dan Sonny Heru KusumaPenata Isi : Rahma Hilma TaslimaDesainer Sampul : Rusli Fazi

Diterbitkan oleh: LIPI Press, anggota IkapiJln. R.P. Soeroso No. 39, Menteng, Jakarta 10350Telp: (021) 314 0228, 314 6942. Faks.: (021) 314 4591E-mail : [email protected] Website : lipipress.lipi.go.id LIPI Press @lipi_press

Page 7: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

v

BIODATA RINGKAS

Andria Agusta, lahir di Bukittinggi, tanggal 16 Agustus 1969, adalah anak keempat dari empat bersaudara, dari Bapak Arifadillah Panduko Inaro (alm.) dan Ibu Dahniar (almh.). Menikah de-ngan Dra. Admarita dan dikaruniai dua orang anak, yaitu Adnan Luthfi Agusta dan Dhea Demitri Agusta.

Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor: 141/M Ta-hun 2011, tanggal 9 Agustus 2011, yang bersangkutan diangkat sebagai

Peneliti Utama terhitung mulai tanggal 1 Maret 2011.Berdasarkan Keputusan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia Nomor 17/A/2018 tanggal 4 Desember 2018 tentang Pembentukan Majelis Pengukuhan Profesor Riset, yang ber-sangkutan dapat melakukan pidato pengukuhan Profesor Riset.

Menamatkan Sekolah Dasar Inpres 6/75 Bukit Batabuh di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, tahun 1982; Sekolah Me-nengah Pertama Negeri 3 Bukittinggi, tahun 1985; dan Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bukittinggi, tahun 1988. Memperoleh gelar Sarjana Kimia dari Universitas Andalas, Padang, tahun 1993; memperoleh gelar Master of Science dan Doktor dalam bidang Pharmacy & Pharmaceutical Sciences dari Fukuyama University, Japan, tahun 2003 dan 2006. Selain itu, mengikuti beberapa pelatihan yang terkait bidang kompetensinya, yaitu Computer Aided Drug Design Training di Chulalongkorn Uni-versity di Thailand, tahun 1995.

Jabatan fungsional peneliti diawali sebagai Asisten Peneliti

Page 8: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

vi

Muda tahun 1996, Ajun Peneliti Muda tahun 1999, Peneliti Muda golongan III/d tahun 2000, Peneliti Madya golongan IV/b tahun 2008, Peneliti Utama golongan IV/d tahun 2011, dan memperoleh jabatan Peneliti Utama golongan IV/e bidang Kimia Bahan Alam tahun 2015.

Menghasilkan 94 karya tulis ilmiah, baik yang ditulis sendiri maupun dengan penulis lain dalam bentuk buku, jurnal, prosi-ding, makalah yang diterbitkan, dan 17 di antaranya dalam bahasa Inggris serta 3 (tiga) Paten dan Hak Cipta

Ikut serta dalam pembinaan kader ilmiah sebagai Pengajar (Dosen Luar Biasa) pada Universitas 17 Agustus 1945, Seko-lah Tinggi Teknologi Ilmu Farmasi (STTIF) Bogor, dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; Pembimbing dan Penguji Skripsi (S1), Tesis (S2), dan Disertasi (S3) pada Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Institut Pertanian Bogor, Universitas Andalas, UIN Syarif Hidayatullah, Universitas 17 Agustus 1945, Universitas Pancasila, Institut Sain dan Teknologi Nasional (ISTN) Jakarta, Universitas Jenderal Soedirman, STTIF Bogor, dan Universitas Mulawarman. Selain itu, aktif dalam organisasi profesi ilmiah sebagai anggota The Pharmaceutical Society of Japan, tahun 2001–2006.

Memperoleh tanda penghargaan Anugerah Inventor Award (2017), Anugerah 15 Penelitian Terbaik Program Insentif Pe-neliti dan Perekayasa (2009), Anugerah Penelitian Terbaik Ke-tiga (2010) dari LIPI serta Satyalancana Karya Satya X Tahun (2006) dan XX Tahun (2014) dari Presiden Republik Indonesia.

Page 9: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

vii

DAFTAR ISI

BIODATA RINGKAS .............................................................................. vPRAKATA PENGUKUHAN ................................................................... ix I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1II. KERAGAMAN DAN POTENSI JAMUR ENDOFIT .................... 3

2.1 Keragaman Mikroba Endofit ..................................................... 32.2 Jamur Endofit sebagai Agen Biokonversi ................................. 42.3 Jamur Endofit sebagai Penghasil Senyawa Bioaktif ................. 6

III. PENGEMBANGAN KANDIDAT ANTIBIOTIK (+)-2,2’-EPISITOSKIRIN A ............................................................ 10

3.1 Penelitian dan Pengembangan (+)-2,2’-Episitoskirin A ............ 103.2 Tantangan dan Solusi Pengembangan Bahan Obat

di Indonesia ............................................................................... 153.2.1 Tantangan Pengembangan Bahan Obat .......................... 153.2.2 Solusi Pengembangan Bahan Obat Antibiotik

di Indonesia ..................................................................... 15IV. KESIMPULAN ................................................................................ 17V. PENUTUP ........................................................................................ 19

UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................... 21DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 23LAMPIRAN ............................................................................................. 31DAFTAR PUBLIKASI ILMIAH............................................................. 39DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... 50

Page 10: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

viii

Page 11: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

ix

PRAKATA PENGUKUHAN

Bismillaahirrahmaanirrahiim. Assalamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat siang dan salam sejahtera untuk kita semua. Majelis Pengukuhan Profesor Riset yang mulia dan hadirin yang saya hormati.

Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Swt. atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kita dapat berkumpul dan bersama-sama hadir pada acara orasi ilmiah pengukuhan Profesor Riset di Lembaga Ilmu Pengeta-huan Indonesia. Tidak lupa shalawat dan salam kita sampaikan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad saw. beserta ke-luarga, para sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, dengan segala ke-rendahan hati, perkenankan saya menyampaikan orasi ilmiah dengan judul:

“PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA

(+)-2,2’- EPISITOSKIRIN A DARI JAMUR ENDOFIT UNTUK MENDUKUNG KEMANDIRIAN ANTIBIOTIK

DI INDONESIA”

Page 12: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

x

Page 13: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

1

I. PENDAHULUAN

Indonesia telah dikukuhkan sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman jenis tumbuhan yang tinggi. Tidak kurang 40.000 jenis tumbuhan hidup tersebar dari Sabang sampai ke ujung timur Indonesia, Merauke. Dari zaman dahulu sampai saat ini, berbagai jenis tumbuhan yang ada di Nusantara telah diman-faatkan untuk mencukupi kebutuhan pangan, sandang, dan pa-pan oleh masyarakat.1

Iklim tropis Indonesia yang lembap dengan temperatur ha-ngat yang relatif stabil sepanjang tahun merupakan rumah yang sangat ideal untuk tumbuh dan berkembangnya berbagai jenis mikrob. Diperkirakan sekitar 1,5 juta jenis mikrob hidup terse-bar di berbagai belahan dunia dan baru sekitar 10% di antaranya yang sudah dikenal dan diidentifikasi.2

Mikrob sejauh ini telah dikenal dengan baik sebagai organis-me penghasil bahan obat yang potensial, terutama antibiotik. Antibiotik pertama yang dihasilkan oleh mikrob, yaitu penisilin yang ditemukan oleh Ian Fleming pada tahun 1929 berasal dari jamur genus Penicillium3 yang pada beberapa penanggulangan kasus infeksi masih tetap digunakan sampai saat ini. Seiring berjalannya waktu, berbagai jenis bahan obat yang berasal dari mikrob telah ditemukan dan dikembangkan. Dalam kurun waktu tahun 1929 sampai dengan tahun 1962, yang sering disebut “the golden age”-nya antibiotik, delapan golongan antibiotik yang dikembangkan dari bahan alam telah diintroduksi ke pasar dan digunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida tetrasiklin, aminoglikosida, gliko-peptida, dan streptogramin.4,5 Pada masa tersebut hanya dua golongan antibiotik sintetis yang berhasil masuk ke pasar, yaitu dari golongan sulfonamida dan quinolona.4

Page 14: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

2

Ironi, sampai saat ini belum satu pun antibiotik “yang secara resmi” dihasilkan oleh mikrob berasal dari Indonesia. Bahkan sampai saat ini, Indonesia masih dihadapkan masalah pelik di bidang kesehatan, yaitu ketergantungan yang nyaris secara total terhadap bahan baku obat impor. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, disinyalir bahwa lebih dari 95% bahan baku obat yang beredar di Indonesia adalah barang impor dengan nilai total Rp11,66 triliun di tahun 2016. Dalam total impor bahan baku obat tersebut, impor antibiotik men-duduki porsi yang terbesar dengan nilai total mencapai US$ 91,3 juta atau setara dengan Rp1,37 triliun pada tahun 2014.6 Oleh karena itu, kita bangsa Indonesia dalam hal ini dapat diibaratkan “seperti ayam mati kelaparan di lumbung padi”.

Untuk itu, mulai dari tahun 2001 laboratorium Kimia Bahan Alam, Pusat Penelitian Biologi LIPI Cibinong, secara intensif telah melakukan pencarian dan pengembangan bahan obat, ter-utama antibiotik yang diproduksi oleh mikrob, khususnya jamur endofit yang berasosiasi dengan tumbuhan obat di Indonesia.

Page 15: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

3

II. KERAGAMAN DAN POTENSI JAMUR ENDOFIT

2.1 Keragaman Mikroba EndofitSalah satu golongan mikrob yang dikenal adalah jamur endofit, yaitu jamur yang sepanjang siklus hidupnya tinggal dan beraso-siasi di dalam jaringan sehat tumbuhan tertentu tanpa menim-bulkan efek merugikan bagi tumbuhannya.7 Diperkirakan bahwa setiap satu jenis tumbuhan hidup berasosiasi dengan paling ti-dak 1–4 jenis jamur endofit.8 Dengan keberadaan sekitar 40.000 jenis tumbuhan di Indonesia maka dapat dikalkulasikan bah-wa terdapat minimal 40.000 jenis jamur endofit di Indonesia.9 Menariknya, dalam beberapa dekade belakangan ini, berbagai kelompok peneliti telah berhasil mengungkapkan bahwa jamur endofit memiliki kemampuan yang unik dan spesifik dalam menghasilkan senyawa bioaktif yang dapat dikembangkan men-jadi bahan obat.

Penelitian terkait mikrob endofit ini telah diinisiasi oleh peneliti Belanda, Melciour Treub pada tahun 1884 dan telah dilaporkan adanya mikrob endofit pertama kali pada perkecam-bahan tumbuhan lycopod.10 Namun, selama lebih dari satu abad, perkembangan penelitian terkait mikrob endofit lebih terfokus pada interaksi mereka dalam aspek simbiosis untuk menunjang sektor pertanian. Akibatnya pengetahuan dan teknologi peman-faatan mikroba endofit lebih banyak di sektor pertanian dan perkebunan di era sebelum tahun 1990-an dibandingkan aspek lainnya.

Pada era 1990-an, berhasil diungkapkan bahwa jamur en-dofit yang berasosiasi dengan tumbuhan Taxus brevifolia juga memiliki kemampuan untuk memproduksi senyawa antitumor taksol.11 Hal ini menjadi tonggak sejarah bagi perkembangan pengetahuan pemanfaatan mikrob endofit di sektor kesehatan, yakni untuk produksi bahan baku obat. Terpicu oleh penemuan

Page 16: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

4

kemampuan jamur endofit Taxomyces andreanae yang bera-sosiasi dengan tumbuhan Taxus brevifolia tersebut, berbagai kelompok peneliti di berbagai belahan dunia berlomba-lomba untuk mengeksplorasi potensi spesifik dari mikrob endofit da-lam penelitian di bidang biokonversi dan bioproduksi senyawa bioaktif. Begitu intensifnya pencarian mikrob penghasil taksol sehingga sampai tahun 2009, telah berhasil ditemukan sebanyak 39 strain jamur endofit yang berasosiasi dengan berbagai jenis tumbuhan.12

2.2 Jamur Endofit sebagai Agen BiokonversiKonversi suatu bahan obat ke bentuk turunan lainnya adalah salah satu teknik yang bisa diterapkan untuk mendapatkan ba-han baku obat baru yang lebih potensial. Ada tiga macam teknik konversi bahan obat yang bisa ditempuh untuk hal tersebut, per-tama adalah konversi yang dilakukan dengan melibatkan reaksi kimia, kedua adalah konversi yang melibatkan reaksi enzimatik, dan yang ketiga serta yang akan diuraikan pada kesempatan ini adalah konversi yang menggunakan sel mikrob, atau lebih dike-nal dengan istilah biokonversi. Dalam orasi ini difokuskan pada biokonversi sebagai bahan baku obat.

Berbeda dengan konversi secara reaksi kimiawi, reaksi biokonversi yang unik dan spesifik diperlihatkan oleh berbagai jenis mikrob untuk mengubah struktur molekul kimia menjadi turunan dengan keunggulan tertentu. Konversi obat antikanker viblastin menjadi obat antikanker yang lebih potensial, yaitu vinkristin. Hal ini telah dilaporkan dapat dilakukan oleh jamur endofit Fusarium oxysporum yang diisolasi dari tumbuhan penghasil kedua bahan obat tersebut, Catharantus roseus.14 Konversi obat antimalaria kinina menjadi turunan kinina oksida oleh jamur endofit Xylaria sp. yang diisolasi dari tumbuhan kina itu sendiri, dapat menurunkan efek toksisitas senyawa produk14 sehingga meningkatkan keamanan penggunaan senyawa obat tersebut.

Page 17: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

5

Jamur endofit Diaporthe sp. E diisolasi dari tanaman teh (Camellia sinensis). Jamur ini dapat mengubah senyawa- senyawa katekin yang terdapat pada tumbuhan teh menjadi turunan 3,4-dihidroksiflavan, seperti (+)-leukosianidin (1) dan (-)-leukodelfinidin (2).15,16,17 Penambahan gugus hidroksi pada posisi C-4 pada senyawa-senyawa katekin, yaitu (+)-katekin (3), (-)-epikatekin (4), (-)-galokatekin (5), dan (-)-epigalokatekin (6) (Gambar 1), secara total terjadi dengan konformasi yang sama dengan gugus hidroksi pada posisi C-3 yang relatif sulit untuk dilakukan secara kimiawi. Kemampuan melakukan biokonversi ini ternyata selain unik juga sangat spesifik karena dari 6 jenis jamur endofit yang diisolasi dari tanaman teh, yaitu Diaporthe sp. E, Diaporthe sp. F, Schizophyllum sp. C, Schizophyllum sp. D, Penicillium sp., Fusarium sp. Selain itu, hanya Diaporthe sp. E yang dapat mengubah molekul senyawa-senyawa katekin menjadi turunan 4-hidroksi katekin. Dengan kata lain, hanya jamur endofit Diaporthe sp. E yang memiliki enzim yang bisa mengoksidasi senyawa katekin menjadi turunannya. Secara teoritis, penambahan gugus hidroksi pada molekul senyawa katekin secara otomatis akan meningkatkan aktivitas antioksi-dan senyawa produk.

Reaksi biokonversi senyawa-senyawa katekin ini ternyata tidak hanya berhenti pada satu tahapan reaksi saja. Jika inkubasi senyawa katekin dan jamur endofit Diaporthe sp. E dilakukan dalam waktu yang lebih lama, reaksi akan berlanjut memben-tuk senyawa turunan lainnya. Jamur endofit Glomerella sp. yang diisolasi dari benalu teh, Scurulla atropurpurea, juga menghasilkan (+)-(2R,3R)-dihidrokuersetin (7) sebagai produk utama, dan senyawa (+)-(2R,3S,4S)-leukosianidin (1) sebagai produk minor dalam waktu 2 hari.18 Jamur endofit Diaporthe sp. E menghasilkan produk utama (-)-(2R,3R)-dihidrokuersetin (8) dengan masa inkubasi lebih dari 28 jam dan senyawa intermediet (-)-(2R,3R,4R)-leukosianidin (9).19

Page 18: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

6

Senyawa protoberberina yang dikenal memiliki banyak manfaat sebagai antibakteri, antifungal, penurun kolesterol, antidiabetes tipe 220, yaitu berberina (10) dan palmatina (11) dapat dikonversi menjadi turunan berberina-7-oksida (12) dan palmatina-7-oksida (13) oleh jamur endofit Coelomycetes AFKR-121 dan jamur endofit AFKR-3.22 Namun, produk yang dihasilkan memiliki efek antibakteri yang lebih lemah diban-dingkan senyawa asal. Konversi senyawa seskiterpena alkohol 2E,6E-farnesol (14) yang dikenal sebagai intermediet senya-wa-senyawa seskiterpena siklik pada temu hitam (Curcuma aeruginosa) secara spesifik menjadi turunan 10,11-dihidroksi 2E,6E-farnesol (15) dilakukan oleh jamur endofit Botryospaeria sp. CA2C-3 juga diisolasi dari tumbuhan temu hitam terse-but.23 Produk biokonversi yang dihasilkan menjadi berbeda, yaitu 2E,6E-3,7,11-trimetil-2,6,10-dodekatrien-1-karboksilat (16) (Gambar 2) ketika biokonversi dilakukan oleh khamir endofit CA1C-424 (spesies belum diidentifikasi). Produk turunan asam karboksilat dari farnesol ini memiliki aktivitas biologi yang kuat untuk menghambat transisi sel Candida albicans dari bentuk uniseluler menjadi multiseluler atau hifa.25

2.3 Jamur Endofit sebagai Penghasil Senyawa BioaktifSebagai mikrob yang hidup di ekosistem yang sangat spesifik, mikrob endofit, terutama jamur endofit juga memiliki karakter dan kemampuan untuk menghasilkan metabolit bioaktif yang unik dan spesifik. Tidak hanya memiliki kemampuan untuk memproduksi senyawa bioaktif dengan aktivitas biologi yang beragam, seperti antimikrobial, antitumor, dan antioksidan, beberapa jenis jamur endofit secara spesifik juga memiliki ke-mampuan untuk memproduksi metabolit bioaktif yang menjadi senyawa marker dari tumbuhan tempat tinggalnya.

Senyawa obat antikanker taksol yang menjadi ciri khas tumbuhan dari marga Taxus juga dapat diproduksi oleh jamur endofit yang diisolasi dari tumbuhan marga tersebut. Selain

Page 19: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

7

senyawa taksol (17), lebih dari 5 senyawa bahan obat penting lainnya yang sudah dikomersialisasikan dan merupakan senya-wa spesifik pada tumbuhan tertentu juga diproduksi oleh jamur endofit. Senyawa obat antikanker kamptotesin (18) yang terdapat pada tumbuhan obat China Camptotheca acuminata ditemukan juga atau dapat dihasilkan oleh jamur endofit Tricoderma atroviride LY357 yang berasosiasi dengan tumbuhan tersebut.26 Sebelum nya, senyawa ini juga telah dilaporkan diproduksi oleh jamur endofit yang belum diidentifikasi dan diisolasi dari jenis tumbuhan yang sama.27 Hiperisin (19) adalah senyawa obat yang berperan sebagai antibiotik dan antidepresan yang dapat diproduksi oleh jamur endofit yang belum diidentifikasi dengan berasosiasi pada tumbuhan Hypericum perforatum.28 Podofilo-toksin (20), yaitu senyawa lignin yang merupakan bahan baku untuk sintesis obat kanker etoposida (21), tenoposida (22), dan etoposida fosfat (23), ditemukan juga pada kultur jamur endofit Phialochepala fortinii29 dan Fusarium solani P130 dari tumbu-han Podophyllum spp. Bahan obat antikanker viblastin (24) dan vinkristin (25) yang identik dengan tumbuhan Catharanthus roseus belakangan juga dapat diproduksi melalui kultivasi jamur endofit Talaromyces radicus-CrP20.31

Jamur endofit Diaporthe sp. CLF-J dan CLF-K yang diiso-lasi dari ranting tanaman kina Cinchona ledgeriana memiliki kemampuan yang luar biasa dalam memproduksi 4 jenis alkaloid kina kinina (26), kuinidina (27), sinkonidina (28), dan sinkonina (29) yang relatif stabil walaupun setelah beberapa tahun dipisah-kan dari tumbuhan inangnya.32 Uniknya, jamur endofit Diaporthe sp. CLS-1-CLS-4 yang diisolasi dari bagian biji tanaman kina memiliki kemampuan untuk memproduksi senyawa alkaloid kina yang jauh lebih tinggi dari jamur endofit yang diisolasi dari bagian rantingnya. Jamur endofit ini juga selektif hanya untuk produksi kinina (26) dan kuinidina (27) (Gambar 3).33

Kemampuan jamur endofit dalam memproduksi metabolit sekunder tidak terbatas hanya pada senyawa-senyawa yang

Page 20: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

8

menjadi ciri spesifik dari tumbuhan inangnya saja. Akan tetapi, juga memiliki kemampuan yang bervariasi dan unik dalam memproduksi senyawa bioaktif yang bisa dikembangkan le-bih lanjut untuk bahan dasar produk yang bermanfaat secara ekonomi. Pada kultur jamur endofit Diaporthe sp. E yang juga diisolasi dari tanaman teh C. sinensis berhasil ditemukan senyawa (+)-epiepoksidon (30).34 Senyawa kimia ini memiliki aktivitas sebagai antikanker terhadap sel lestari P388 limfositik leukemia,35 adenokarsima gastrik, dan adenokarsinoma hep-atoselular36 dengan kapasitas produksi yang relatif tinggi 70 mg/L. Selain memiliki aktivitas sebagai antikanker, senyawa (+)-epiepoksidon juga memiliki aktivitas sebagai antibakteri melawan Bacillus subtilis.37 Bersamaan dengan (+)-epiepoksidon (30) juga ditemukan senyawa lainnya, yaitu tolukinol (31) dan gentisil alkohol (32) yang merupakan senyawa intermediet da-lam proses biosintesis (+)-epiepoksidon (30) oleh jamur endofit Diaporthe sp. E.34

Senyawa 1,2-diamino-9-10-antrasendiona (33) yang ditemu-kan pada kultur jamur endofit Coelomycetes AFK-8 memper-lihatkan aktivitas antibakteri yang lebih kuat diban dingkan antibiotik komersial kloramfenikol melawan bakteri S. aureus.38 Senyawa anthrakinona, pacibasin (34) dihasilkan oleh jamur endofit Coelomycetes AFKR-8 yang diisolasi dari tumbuhan akar kuning Archangelesia flava (L.) Merr.39 Hal yang menarik adalah kenyataan bahwa senyawa pacibasin (34) memperlihat-kan aktivitas antifungal yang lebih kuat dibandingkan antifungal komersial.

Sebanyak 14 isolat jamur endofit telah berhasil diisolasi dari tanaman brotowali, Tinospora crispa (Menispermaceae). Salah satu di antara jamur endofit tersebut, yaitu jamur endofit Coelomycetes TCBP-4 memiliki kemampuan untuk mem-produksi metabolit bioaktif turunan 1,4-naftoquinona, yaitu 3-asetil-2,5,7-trihidroksi-1,4-naftalendiona (35). Senyawa ini

Page 21: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

9

memiliki aktivitas antibakteri yang dua kali lebih kuat melawan bakteri patogen S. aureus dibandingkan antibiotik komersial kloramfenikol dan setara dengan antifungal komersial nistatin dalam melawan Candida albicans.40 Di samping memproduksi senyawa floroglusinol (36) yang bersifat sebagai antioksidan,41 jamur endofit Xylaria sp. DAP-KRI-5 yang diisolasi dari tumbu-han Albertisia papuana juga memiliki kemampuan untuk mem-produksi senyawa sitokalasin D (37)42 yang merupakan senyawa bioaktif dengan aktivitas yang unik, yaitu menghambat aktivitas proliferasi aktin pada mekanisme kerja obat antikanker.43

Page 22: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

10

III. PENGEMBANGAN KANDIDAT ANTIBIOTIK (+)-2,2’-EPISITOSKIRIN A

3.1 Transformasi dan Pengembangan (+)-2,2’-Episitoskirin A

Seperti telah diuraikan di atas, jamur endofit memiliki keunikan dan kekhasan dalam memproduksi senyawa-senyawa yang dapat dimanfaatkan oleh manusia, seperti antibiotik. Dari tahun 2001 sampai dengan 2018 ini sebanyak 1.000 lebih isolat jamur endofit telah dikoleksi dan ditapis kemampuannya untuk mem-produksi senyawa dengan aktivitas biologi, baik sebagai anti-bakteri, antifungal, antioksidan, inhibitor α- dan β-glukosidase maupun inhibitor asetilkolin esterase.41,44,45,46,47,48,49

Salah satu di antara jamur endofit yang telah ditapis tersebut, yaitu jamur endofit Diaporthe sp. F yang diisolasi dari ranting muda tumbuhan teh (Camellia sinensis) yang dikoleksi dari kebun teh Gunung Mas Bogor ditemukan memiliki kemam-puan untuk memproduksi dua metabolit baru bisantrakuinon, (+)-2,2’-episitoskirin A (38) dan (+)-1,1’-bislunatin (39) (Gambar 4).50,51 Kedua senyawa ini belakangan ditemukan juga sebagai metabolit jamur endofit Diaporthe sp. GNBP-10 yang diisolasi dari tanaman gambir Uncaria gambier yang berasal dari perkebunan gambir Lembah Harau, Sumatra Barat.52 Kedua senyawa kimia ini telah memperlihatkan aktivitasnya sebagai antikanker, antibakteri, dan antifungal pada uji secara in-vitro di laboratorium.

Aktivitas senyawa sebagai antikanker terhadap sel kanker KB (kanker mulut), HeLa (kanker serviks), MCMB2 (kanker payudara), K562 (leukemia), dan WiDr (kanker usus), senyawa (+)-2,2’-episitoskirin A (39) jauh lebih potensial dibandingkan senyawa (+)-1,1’-bislunatin (39) (Agusta, unpublish data). Begi-tu juga dengan potensinya sebagai antibakteri terhadap 21 strain

Page 23: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

11

bakteri patogen, termasuk bakteri isolat klinis serta antifungal, (+)-2,2’-episitoskirin A (38) memperlihatkan potensi yang jauh lebih kuat dibandingkan senyawa (+)-1,1’-bislunatin (39).52,53,54,55 Tidak hanya lebih kuat daripada senyawa (+)-1,1’-bislunatin (39), senyawa (+)-2,2’-episitoskirin A (38) bahkan lebih kuat dibandingkan antibiotik komersial amoksisilin dan vankomisin dalam menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri isolat klinis yang diisolasi dari manusia, seperti Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Streptococcus pneumoniae, Pseudomo-nas aeruginosa, Salmonella enteritidis, Salmonella thyphi yang merupakan penyebab penyakit infeksi, seperti diare, pneumonia atau radang paru-paru, infeksi saluran kemih, bahkan sampai pada meningitis atau radang selaput otak.52 Di samping itu, data dari laboratorium juga memperlihatkan bahwa potensi senyawa (+)-2,2’-episitoskirin A (38) sebagai kandidat antibiotik lebih baik dibandingkan sebagai kandidat obat antikanker, khususnya sebagai antibiotik untuk melawan infeksi bakteri S. aureus. Berdasarkan kenyataan tersebut pengembangan senyawa (+)-2,2’-episitoskirin A (38) sebagai bahan obat lebih difokus-kan sebagai antibiotik.

Walaupun secara in-vitro suatu senyawa kimia memper-lihatkan aktivitas yang kuat sebagai bahan obat, bisa saja hal yang bertolak belakang dijumpai saat dilakukannya percobaan secara in-vivo di dalam tubuh hewan coba. Dari percobaan secara in-vitro telah diketahui bahwa senyawa (+)-2,2’-episit-oskirin A (38) memiliki aktivitas paling kuat dalam menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus.50,51 Secara in-vivo telah berhasil dibuktikan bahwa senyawa (+)-2,2’-episitoskirin A (38) juga dengan sukses dapat menghambat timbulnya abses atau borok pada hewan mencit yang diinfeksikan dengan sejumlah suspensi bakteri S. aureus sebagai penyebab abses. Uji biodistribusi (+)-2,2’-episitoskirin A (38) berpenanda isotop di dalam tubuh hewan coba juga memperlihatkan akumulasi yang 2 kali lebih tinggi pada jaringan yang diinfeksi dengan S. aureus diban-

Page 24: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

12

dingkan jaringan normal.56 Hal yang lebih menggembirakan adalah kenyataan bahwa senyawa (+)-2,2’-episitoskirin A (37) ini memiliki efek toksisitas oral akut yang tergolong lemah dan tidak menimbulkan efek toksik yang berarti pada organ pent-ing, seperti hati, ginjal, limfa, dan paru-paru57 sehingga relatif aman untuk digunakan sebagai obat internal. Klaim keamanan senyawa (+)-2,2’-episitoskirin A (38) selanjutnya ditunjang oleh data uji toksisitas sub-akut secara oral pada hewan mencit yang memperlihatkan bahwa penggunaan kandidat antibiotik ini selama 90 hari tidak menyebabkan adanya perubahan pada organ penting secara signifikan. Penggunaan (+)-2,2’-episit-oskirin A (38) selama 90 hari hanya menimbulkan degenerasi hiropik dan degenerasi lemak atau penumpukan air dan lemak pada sel-sel di organ hati yang bersifat tidak tetap. Artinya, jika penggunaan (+)-2,2’-episitoskirin A dihentikan, penimbunan air dan lemak pada sel hati tersebut akan kembali normal.58 Bahkan, senyawa (+)-2,2’-episitoskirin A (38) ini dapat menurunkan efek peradangan pada sel-sel organ hati akibat adanya agen infeksi, seperti bakteri S. aureus.59

Dalam pengembangan suatu bahan obat, pertanyaan bagaimana suatu senyawa kimia itu bisa bekerja sebagai bahan obat harus dijelaskan berdasarkan data ilmiah hasil eksperi-mental di laboratorium. Seperti telah diuraikan di atas bahwa senyawa (+)-2,2’-episitoskirin A (38) memiliki spektrum anti-biotik yang relatif luas. Walaupun tidak sekuat aktivitasnya ter-hadap S. aureus (gram positif) senyawa ini juga aktif melawan bakteri gram negatif E. coli (MIC 8–16 µm/ml). Fenomena ini bertolak belakang dengan aktivitas antibakteri epimer senyawa (+)-2,2’-episitoskirin A (38), yaitu sitoskirin A (40) yang hanya aktif terhadap S. aureus atau bakteri gram positif dan tidak aktif sama sekali terhadap bakteri gram negatif E. coli.60 Perbedaan aktivitas antibakteri kedua senyawa ini terletak pada perbedaan orientasi ruang gugus hidroksi pada posisi C-2 dan C-2’ dengan orientasi gugus axial, seperti pada senyawa (+)-2,2’-episitoski-

Page 25: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

13

rin A (38) dengan aktivitas yang lebih kuat. Substitusi gugus hidroksi pada posisi C-4 dan C-4’ menjadi gugus keton pada senyawa sitoskirin B (41) menjadikannya tidak aktif sama sekali dalam menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus.60 Sebaliknya, perubahan gugus keton pada posisi C-9’ menjadi gugus hidroksi pada sitoskirin C (42) hanya berakibat sedikit penurunan aktivitas antibakterinya.61 Dengan adanya fenomena perbedaan aktivitas yang disebabkan oleh adanya perbedaan gu-gus fungsi pada senyawa (+)-2,2’-episitoskirin A (38), sitoskirin A (40), sitoskirin B (41), dan sitosirin C (42) dapat disimpulkan bahwa gugus fungsi yang berada pada posisi C-2, C-2’, C-4, dan C4’ adalah sebagai bagian dari pusat aktif senyawa ini dalam kaitan aktivitasnya sebagai antibakteri. Di samping itu, gugus hidroksi pada posisi C-2 dan C-2’ memiliki peran sangat krusial dalam selektivitas penghambatan pertumbuhan bakteri gram positif dan gram negatif. Pengetahuan ini memberikan indikasi kepada kita bahwa untuk mendapatkan turunan obat antibiotik yang lebih potensial dari senyawa golongan ini harus dilakukan modifikasi gugus samping pada pusat aktif ini secara sintesis kimia di masa yang akan datang.

Bakteri uji yang terpapar sejumlah konsentrasi senyawa (+)-2,2’-episitoskirin A (38) akan mengakibatkan perubahan morfologi sel bakteri menjadi tidak normal dan mengganggu integritas dinding sel bakteri. Gangguan terhadap integritas din-ding sel akan menyebabkan kebocoran-kebocoran pada dinding sel sehingga cairan sel terekspos keluar sel yang ditandai dengan peningkatan kandungan ion Ca+2 dan K+ di luar sel. Peningkatan konsentrasi asam nukleat dan protein pada medium kultur bak-teri uji yang terpapar sejumlah konsentrasi (+)-2,2’-episitoskirin A juga mendukung indikasi terjadinya kebocoran dinding sel. Pengamatan lebih detail dengan mikroskop elektron memper-lihatkan adanya sel-sel bakteri yang seolah-olah kempes, sama halnya dengan efek yang ditimbulkan oleh antibiotik komersial kloramfenikol dan eritromisin (Gambar 5).52 Fenomena yang

Page 26: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

14

sama juga terjadi pada sel khamir Candida albicans yang ter-papar sejumlah konsentrasi senyawa (+)-2,2’-episitoskirin A (Gambar 6).55

Kebocoran dinding sel ini diduga berkaitan erat dengan kemampuan (+)-2,2’-episitoskirin A (38) untuk berinteraksi dengan DNA. Senyawa ini memiliki kemampuan untuk masuk ke dalam struktur double helix DNA atau yang diistilahkan de-ngan interkalasi DNA (Agusta, unpublish data) dan kemungk-inan juga akan membentuk ikatan dengan timidin dalam struktur DNA sehingga terjadinya perusakan DNA seperti mekanisme kerja senyawa sitoskirin A (40).62 Mekanisme inkorporasi dengan DNA ini juga terjadi pada sel eukaryote, seperti halnya sel khamir dan sel mamalia atau sel kanker yang menjadi salah satu pemicu terjadinya proses apoptosis atau kematian sel secara terprogram.52,55,63 Beberapa indikasi mekanisme dan aksi dari senyawa (+)-2,2’-episitoskirin (38) sebagai interkalasi DNA berujung pada perusakan sel bakteri, namun masih diperlukan klarifikasi lebih lanjut terkait proses ini.

Dalam rangkaian pengembangan bahan baku obat, keterse-diaan teknologi produksi adalah salah satu bagian yang sangat penting. Pada awal pengembangannya, kemampuan jamur endofit, baik Diaporthe sp. F maupun Diaporthe sp. GNBP-10 dalam memproduksi senyawa (+)-2,2-episitoskirin (38) hanya berkisar pada 100 mg/L medium. Selanjutnya, melalui serang-kaian penelitian yang intensif, telah berhasil dan ditemukan teknologi produksi (+)-2,2’-episitoskirin A (38) yang sederhana dan mudah dengan kapasitas produksi yang mencapai 350 mg/L64. Tentu saja hal ini masih perlu ditingkatkan untuk mencapai tahapan ekonomis dan tujuan komersial nantinya.

Page 27: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

15

3.2 Tantangan dan Solusi Pengembangan Bahan Obat di Indonesia

3.2.1 Tantangan Pengembangan Bahan ObatPengembangan bahan obat bukanlah sesuatu hal yang mudah untuk dilakukan. Di negara-negara maju, seperti di Eropa dan Amerika, penelitian dan pengembangan suatu bahan obat itu memakan waktu 10–15 tahun dengan biaya mencapai jutaan bahkan miliaran US dolar. Hal yang perlu digarisbawahi adalah bahwa penelitian dan pengembangan yang dilakukan di negara maju tersebut telah mengikuti pipeline penelitian dan pengem-bangan yang sudah terstruktur dan terbangun dengan baik.

Belum terbangunnya alur penelitian dan pengembangan bahan obat yang terstruktur dan terintegrasi inilah yang menjadi salah satu titik lemah penelitian dan pengembangan obat di Indonesia. Tidak adanya suatu sistem dan fasilitas riset yang ter-integrasi dari hulu hingga ke hilir sangat menyulitkan kita untuk menghasilkan suatu obat baru. Kenyataan tersebut diperparah dengan minimnya minat swasta untuk ikut terjun dalam aktivitas penelitian dan pengembangan bahan obat. Perusahaan-perusa-haan farmasi swasta yang ada di Indonesia sebagian besar tidak lebih hanya sebagai sebuah perusahaan dagang biasa. Baru dalam kurun waktu 5–10 tahun belakangan ini satu atau dua perusahaan farmasi nasional mulai ikut terjun dalam kancah pe-nelitian di Indonesia walaupun masih belum memiliki hubungan yang mesra dengan lembaga-lembaga riset pemerintah.

3.2.2 Solusi Pengembangan Bahan Obat Antibiotik di Indonesia

Secara spesifik, penelitian dan pengembangan kandidat baru an-tibiotik indigenos Indonesia (+)-2,2’-episitoskirin A (38) juga tidak berjalan mulus seperti yang diharapkan. Pada tahap awal penemuan senyawa ini, yakni tahun 2007, kegiatan pencarian

Page 28: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

16

bahan obat baru ini dianggap gagal oleh lembaga pemberi dana sehingga hanya didanai selama satu tahun penelitian. Pada ta-hun berikutnya, yaitu tahun 2008 kegiatan praktis vakum kare-na terkendala dana. Namun, usaha yang pantang menyerah dari tim peneliti telah membuka peluang untuk mendapatkan sumber dana baru pada tahun 2009 yang berlanjut sampai tahun 2017. Dalam sepuluh tahun pengembangan kandidat antibiotik baru ini tidak kurang sepuluh tahapan penelitian juga telah dilakukan seperti terlihat pada Gambar 7.

Ditinjau dari sisi teknis, beberapa kendala juga ditemui di laboratorium. Salah satu kendala fundamental dalam pengem-bangan (+)-2,2’-episitoskirin A (38) sebagai kandidat antibiotik indigenos Indonesia ini adalah tingkat kelarutannya yang sangat rendah di dalam air. Kita semua mengetahui bahwa transpor-tasi di dalam tubuh, yaitu darah sebagian besar terdiri atas air. Akibatnya akumulasi senyawa (+)-2,2’-episitoskirin A (38) paling tinggi berada dalam sistem pencernaan dan kemudian disekresikan melalui urine dan feses. Dengan demikian, sangat kecil jumlah yang bisa dan sampai ke sistem peredaran darah sehingga menjadi penghambat efektivitasnya sebagai antibiotik. Namun, kekurangan ini telah berhasil kita atasi dengan mengu-bah bentuk (+)-2,2’-sitoskirin A (38) menjadi bentuk turunan garamnya. Luar biasanya, turunan garam natrium dari senyawa ini memiliki aktivitas antibakteri melawan S. aureus yang dua kali lebih kuat dibandingkan senyawa asal (Agusta dkk., persia-pan draf paten).

Page 29: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

17

IV. KESIMPULAN

Indonesia sebagai negara dengan keanekaragaman sumber daya hayati yang tinggi, telah terbukti memiliki keragaman jamur endofit yang tinggi dan berasosiasi dengan berbagai je-nis tumbuhan obat. Jamur endofit tidak hanya sekadar hidup menumpang, namun juga ikut memainkan peran penting dalam metabolisme di dalam jaringan tumbuhan. Penulis telah berhasil melakukan penelitian selama 18 tahun ini (tahun 2000–2018) dan membuktikan bahwa jamur endofit yang berasosiasi dengan tumbuhan obat tertentu dapat dimanfaatkan untuk mendapat-kan senyawa-senyawa baru yang lebih potensial melalui proses biokonversi. Bahkan, jamur endofit juga berhasil membuktikan keunggulannya, yaitu memiliki kemampuan untuk memproduk-si senyawa-senyawa karakteristik dari tumbuhan tempat tinggal-nya pada medium sintetik. Oleh karena itu, senyawa-senyawa ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengurangi pema-nenan tumbuhan obat secara masif sehingga konservasi tumbu-han dapat lebih dipertahankan.

Selain memiliki keragaman jenis organisme jamur endofit yang tinggi, kelompok ini juga memiliki kemampuan untuk menghasilkan jenis senyawa kimia baru yang beragam serta beragam juga aktivitas biologinya. Dalam serangkaian pene-litian yang telah penulis lakukan secara konsisten selama 18 tahun terakhir (2000–2018) telah berhasil memunculkan suatu kandidat antibiotik baru indigenos Indonesia, yaitu senyawa (+)-2,2’-episitoskirin A (38). Boleh dikatakan bahwa senyawa (+)-2,2’-episitoskirin A (38) ini adalah kandidat antibiotik yang penelitian dan pengembangannya 100% dilakukan di Indonesia dan tanpa melibatkan peneliti asing. Hal ini membuktikan bah-wa bangsa Indonesia sebagai suatu bangsa yang besar juga bisa menggali potensi sumber daya hayatinya sendiri menjadi bahan baku obat. Tentunya akan sangat bermanfaat untuk menye-

Page 30: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

18

jahterakan rakyat Indonesia pada khususnya jika dilakukan dengan serius dan konsisten. Dengan keberhasilan yang sudah dicapai sejauh ini, sangat diharapkan bahwa kandidat antibiotik (+)-2,2’-episitoskirin A ini dapat menjadi pemicu ditemukannya antibiotik asli Indonesia yang akan menjadi pengganti atau sub-stitusi bagi impor antibiotik yang nilainya mencapai triliunan rupiah setiap tahunnya. Namun, perlu digarisbawahi bahwa tahap pengembangan kandidat antibiotik (+)-2 episitoskirin A (38) ini belumlah selesai. Masih diperlukan beberapa tahapan lagi untuk menjadi antibiotik yang benar-benar dapat digunakan oleh masyarakat luas.

Page 31: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

19

V. PENUTUP

Pada bagian penutup ini, hal yang perlu ditekankan pada masa sekarang dan terutama masa yang akan datang adalah kebutuhan antibiotik baru mutlak diperlukan. Suatu studi dan analisis men-dalam terkait dampak perkembangan resistensi agen infeksi ter-hadap antibiotik yang ada sekarang ini oleh Pemerintah Inggris telah menimbulkan kekhawatiran akan kembalinya suatu era di mana semua antibiotik yang ada tidak lagi mampu untuk mem-bunuh ataupun menghambat pertumbuhan bakteri patogen yang diistilahkan dengan era dark medicine.65 Oleh karena itu, pada tahun 2050 diperkirakan bahwa penyakit infeksi ini akan lebih mematikan dibandingkan penyakit kanker.

Permasalahan resistensi antibiotik ini jika tidak ditangani se-cara benar dan serius, tidak hanya akan meningkatkan mortalitas penduduk, tetapi juga akan memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian nasional atau bahkan perekonomian global. Fenomena ini akan memicu peningkatan biaya pengo-batan atau pemeliharaan kesehatan yang harus dikeluarkan, baik oleh masyarakat maupun oleh pemerintah. Sebagai contoh di negara kita biaya BPJS akan meningkat secara signifikan dan tidak menutup kemungkinan semakin beragamnya “syarat dan ketentuan” yang harus dipenuhi. Tentunya hal ini akan menjadi sebuah “dilema tak berujung” bagi masyarakat.

Di sisi lain, jumlah mikrob yang sudah dipelajari tidak lebih dari 10% dari total mikrob yang ada, termasuk di bumi pertiwi Indonesia. Apalagi belum ada satu pun mikrob dari Indonesia yang sudah teregistrasi sebagai penghasil suatu antibiotik. Karena sejauh ini penelitian antibiotik di Indonesia lebih banyak hanya berputar-putar di bagian hulu saja. Penelitian-penelitian terkait aktivitas antimikrob di Indonesia lebih banyak hanya sebatas penapisan aktivitas antibakteri atau pun antifungi yang berujung pada pemenuhan kebutuhan akan karya tulis ilmiah

Page 32: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

20

saja untuk menunjang kenaikan pangkat peneliti. Hal ini dari sisi seorang ilmuwan sah-sah saja, namun kita juga perlu mem-buktikan bahwa bangsa Indonesia mampu menghasilkan bahan baku obat yang berasal dari sumber daya hayati sendiri. Dengan demikian, kita sebagai bangsa mampu berdiri dengan kepala tegak di hadapan bangsa-bangsa lain.

Marilah kita para peneliti secara serius dan konsisten melaku-kan penelitian dan pengembangan di bidang bahan baku obat, khususnya antibiotik. Di sisi lain, pemerintah sangat perlu untuk memprioritaskan penelitian-penelitian dan alokasi dana peneli-tian untuk menemukan obat antiinfeksi, tidak hanya antiinfeksi oleh bakteri patogen, tetapi juga antiinfeksi yang disebabkan oleh organisme lainnya, seperti malaria, tuberkulosis ataupun infeksi yang disebabkan oleh virus.

Page 33: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

21

UCAPAN TERIMA KASIH

Perkenankan saya menyampaikan rasa syukur yang tak ter-hingga ke hadirat Allah Swt. atas segala nikmat, karunia, dan rahmat-Nya sehingga penyampaian orasi ini telah berjalan se-bagaimana yang diharapkan. Saya ingin menyampaikan peng-hargaan dan terima kasih kepada Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo; Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indo-nesia (LIPI), Dr. Laksana Tri Handoko M.Sc.; Ketua Majelis Pengukuhan Profesor Riset, Prof. Dr. Ir. Bambang Subiyanto, M.Agr.; Plt. Sekretaris Utama LIPI, Rr. Nur Tri Aries Suestin-ingtyas, S.IP., M.A.; Plt. Kepala Pusbindiklat Peneliti LIPI, Ra-tih Retno Wulandari, M.Si.; Plt. Kepala BOSDM LIPI, Nining Setyowati Dwi Andayani, S.E., M.M.; serta Tim Penilai Naskah Orasi Ilmiah, yaitu Prof. Dr. Partomuan Simanjuntak, M.Sc., Prof. Dr. Silvester Tursiloadi, M.Eng., dan Prof. Dr. Witono Ba-suki, M.Sc., atas kesempatan yang diberikan kepada saya dalam acara pengukuhan profesor riset pada hari ini.

Terima kasih juga saya sampaikan kepada Deputi IPH LIPI, Prof. Dr. Enny Sudarmonowati, Kepala Pusat Penelitian Biologi, Dr. Ir. Witjaksono, M.Sc., dan Kepala Bidang Botani, Dr. Joeni Rahajoe Setijoe, M.Sc., atas dukungan dan kesempatan yang diberikan kepada saya dalam meniti karier sebagai penelitian dan menyampaikan orasi ilmiah ini.

Kepada guru dan dosen yang telah mendidik saya mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi yang tidak dapat disebut satu per satu, diucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas ilmu pengetahuan yang telah diajarkan. Secara khusus terima kasih dan penghargaan disampaikan kepada Prof. Dr. Hirotaka Shibuya dan Prof. Dr. Kazuyoshi Ohashi (alm.), mereka sebagai pembimbing penulis selama S2 dan S3 di Universitas Fukuyama, Jepang. Juga tak lupa kepada teman-teman di Laboratorium Kimia Bahan Alam, Pusat Penelitian Biologi LIPI, yang telah

Page 34: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

22

bahu membahu dalam melaksanakan penelitian. Saya mengucapkan terima kasih kepada panitia penyeleng-

gara orasi ilmiah ini dan seluruh undangan, rekan-rekan peneliti dan karyawan Pusat Penelitian Biologi LIPI, teman sekolah dan teman kuliah atas kerelaannya berbagi ide dan pengalaman. Selain itu, terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga diberikan kepada kedua orang tua yang saya cintai dan muliakan, ayahanda Arifadillah Panduko Inaro (alm.) dan ibunda tercinta Dahniar (almh.) atas kasih sayang dan didikannya. Terima kasih dan penghargaan juga diberikan kepada mertua Bapak H. Muchtar St. Sampono (alm.) dan Ibu Hj. Nurlela. Selanjutnya, kepada kakanda Ir. Elfius Arda, Dharmavita (almh.), dan El-nadesi, B.Sc. atas dukungannya.

Terakhir kepada istri tercinta, Dra. Admarita serta anak-anak kami tersayang, Adnan Luthfi Agusta, S.Si. dan Dhea Demitri Agusta, terima kasih atas dukungan, pengertian dan pengor-banannya. Saya mohon maaf atas segala kekhilafan, semoga Allah Subhanahu Wata’ala melimpahkan taufik, hidayah, dan rahmat-Nya kepada kita semua, Aamiin.

Wabillahi taufik wal hidayah. Wassalamu alaikum warakhmatullahi wabarakaatuh.

Page 35: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

23

DAFTAR PUSTAKA

1. Widjaja EA, Rahayuningsih Y, Rahajoe JS, Ubaidillah R, Mary-anto I, Walujo IB, Semiadi G. (Eds). Kekinian keanekaragaman hayati Indonesia. Jakarta: LIPI Press; 2014. 344 hlm.

2. Hawksworth DL. The magnitude of fungal diversity: the 1.5 million species estimated revised. Mycological Res. 1991; 105: 1422–1432.

3. Saga T, Yamaguchi, K. 2009. History of antimicrobial agents and resistant bacteria. JMAJ. 2009; 52(2): 103–108.

4. Singh SB, Barrett. Empirical antibacterial drug discovery-foun-dation in natural products. Biochem. Pharmacol. 2006; 71: 1006–1015.

5. Lewis K. Platforms for antibiotic discovery. Nature Rev. Drug Discovery. 2013; 12: 371–387.

6. BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal). Peluang investasi bahan baku obat di Indonesia. Direktorat Perencanaan Industri Manufaktur TA 2016; 2016. 47 hlm.

7. Petrini O. Fungal endophytes of tree leaves. Dalam Andrews JH, Hirano SS, editor. Microbial Ecology of Leaves. Springer-Verlag, New York; 1991. 179 hlm.

8. Strobel G, Daisy B. Bioprospecting for microbial endophytes and their natural products. Microbiol. Mol. Biol. Rev. 2003; 67(4): 491–502.

9. Agusta A. Biologi dan kimia jamur endofit. Bandung: ITB Press; 2009. 120 hlm.

10. Yam TW, Yeung EC, Ye XL, Zee SY, Arditti J. Embryology seeds: orchid embryos. Dalam Kull T, Arditti J, editor. Orchid biolo-gy VIII: reviews and perpectives. Kluwer Academic Publisher; 2002. 584 hlm.

Page 36: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

24

11. Stierle A, Strobel G, Stierle D. Taxol and taxane production by Taxomyces andreanae, an endophytic fungus of Pacific yew. Science. 1993; 260 (5105): 214–216.

12. Zhao J, Zhou L, Wang J, Shan T, Zhong L, Liu X, Gao X. En-dophytic fungi for producing bioactive compounds originally from their host plants. Dalam Mendez-Vilas A, editor. Current Research, Technology and Education Topics in Applied Microbi-ology and Microbial Technology; 2010. 567–576.

13. Kumar A, Ahmad A. Biotransformation of viblastin to vincris-tine by the endophytic fungus Fusarium oxysporum isolated from Catharantus roseus. Biocatal. Biotrans. 2013; 31(2): 89–93.

14. Shibuya H, Kitamura C, Maehara S, Nagahata M, Winarno H, Simanjuntak P, Kim HS, Wataya Y, Ohashi K. 2003. Transfor-mation of Cinchona alkaloids into 1-N-oxide derivatives by endophytic Xylaria sp. isolated from Cinchona pubescens. Chem. Pharm. Bull. 2003; 51:71.

15. Agusta A, Maehara S, Ohashi K, Simanjuntak P, Shibuya H. Ste-reoselective oxidation at C-4 of flavans by the endophytic fungus Diaporthe sp. isolated from a tea plant. Chem. Pharm. Bull. 2005; 53(12): 1565–1569.

16. Shibuya H, Agusta A, Ohashi K, Maehara S, Simanjuntak P. Bio-oxidation of (+)-catechin and (-)-epicatechin into 3,4-dihydroxy-flavan derivatives by the endophytic fungus Diaporthe sp. iso-lated from a tea plant. Chem. Pharm. Bull. 2005; 53(7): 866–867.

17. Agusta A. Biotransformation of (-)-epicatechin into (-)-(2R,3S)- dihidroquercetin by the endophytic fungus Diaporthe sp. E iso-lated from tea plant. Berita Biologi. 2009; 9(4): 387–392

18. Hosomoto S. Biotransformation of (+)-catechin by the endophy-tic fungus Glomerella sp. isolated from Scurulla atropurpurea [master thesis]. Japan: Faculty of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, Fukuyama University; 2005.

Page 37: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

25

19. Agusta A. Biotransformation of (-)-epigallocatechin-3-O-gallate into (-)-(2R,3S)- dihydromiricetin by the endophytic fungus fungi endofit Diaporthe sp. E isolated from tea plant. Hayati J. Biosci. 2007; 14(4): 150–154.

20. Cicero AFG, Ertek S. 2009. Berberine: metabolic and cardiovas-cular effects in preclinical and clinical trials. Nutr. Diet Suppl. 2009; 1: 1–10.

21. Agusta A, Jamal Y, Praptiwi, Fathoni A. Biooxidation of berber-ine by the endophytic fungus coelomycetes AFKR-1 isolated from Kayu Kuning (Archangelisia flava (L.) Merr.: Menispermaceae). Proceeding International Seminar Biotechnology, Bandung: Pad-jajaran University; 2011.

22. Agusta A, Wulansari D, Praptiwi, Nurkanto A, Fathoni A. Bio-transformation of protoberberine alkaloids by the endophytic fungus coelomycetes AFKR-3 isolated from Yellow Moonsheed Plant (Archangelisia flava (L.) Merr.). Proc. Chem. 2014; 13: 38–43. doi:10.1016/j.proche.2014.12.004.

23. Agusta A. Biotransformation of 2E-6E-Farnesol by the endo-phytic fungus Botryosphaeria sp. CA2C-3 isolated from Temu Hitam (Curcuma aeruginosa ROXB.). J. Biol. Indones. 2013; 9(2): 283–288.

24. Agusta A, Jamal Y. Biotransformasi farnesol oleh Khamir End-ofit CA1C-4. Berk. Penelitian Hayati. 2011; 17: 1–4.

25. Kim S, Kim E, Shin DS, Kang H, Oh KB. Evaluation of mor-phogenic regulatory activity of farnesoic acid and its derivatives against Candida albicans dimorphism. Boorg. Med. Chem. Let-ters. 2002; 12: 895–898

26. Pu X, Qu X, Chen F, Bao J, Zhang G, Luo Y. Camptothecin-pro-ducing endophytic fungus Trichoderma atroviride LY357: isola-tion, identification, and fermentation conditions optimization for camptothecin production. Appl. Microbiol. Biotechnol. 2013; 97: 9365–9375.

Page 38: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

26

27. Kusari S, Lamshoft M, Zuhlke S, Spiteller M. An endophytic fungus from Camtotheca acuminata that produces camtothecin and analogues. J. Nat. Prod. 2009; 72: 2–7.

28. Kusari S, Lamshoft M, Zuhlke S, Spiteller M. An endophytic fungus from Hypericum perforatum that produces hypericin. J. Nat. Prod. 2008; 71(2): 159–162.

29. Eyberger AL, Dondapati R, Porter JR. Endophytes fungal isolate from Podophyllum peltatum produce podophyllotoxin. J. Nat. Prod. 2006; 69(8): 1121–1124.

30. Nadeem M, Ram M, Alam P, Ahmad MM, Mohammad A, Al-Quariny F, Khan S, Abdin MZ. Fusarium solani, P1, a new en-dophytic podophyllotoxin-producing fungus from roots of Podo-phyllum hexandrum. African J. Microbiolo. Res. 2012; 6(10): 2493–2499.

31. Palem PPC, Kuriakose GC, Jayabaskaran C. An endophytic fu ngus, Talaromyces radicus, isolated from Catharanthus roseus, Produces Vincristine and Vinblastine, which induce apoptotic cell death. PloS one. 2015 December 23; 1–22.

32. Maehara S, Simanjuntak P, Kitamura C, Ohashi K, Shibuya H. Cinchona alkaloids are also produce by an endophytic filamen-tous fungus living in Cinchona plant. Chem. Pharm. Bull. 2011; 59(8): 1073–1074.

33. Maehara S, Agusta A, Kitamura C, Ohashi K, Shibuya H. 2016. Composition of the endophytic filamentous fungi associated with Cinchona ledgeriana seeds and production of cinchona alkaloids. J. Nat. Med. 2016; 70: 271–275.

34. Agusta, A. Bioproduction of (+)-epiepoxydon by the endophytic fungus Diaporthe sp. E isolated from a tea plant. Berita Biologi. 2006; 8: 164–169.

35. Iwamoto C, Minoura K, Oka T, Ohta T, Higishita S, Numata A. Absolute stereostructures of novel cytotoxic metabolites, penos-tatins A-E, from a Penicillium species separataed from an Entero-morpha alga. Tetrahedron. 1999; 55: 14353–14368.

Page 39: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

27

36. Klemke C, Kehraus S, Wright AD, Konig GM. New secondary metabolites from the marine endophytic fungus Apiospora mon-tagnei. J. Nat. Prod. 2004; 67: 1058–1063.

37. Sekiguchi J, Gaucher GM. Isoepoxydon, a new metabolite of the patulin pathway in Penicillium urticae. Biochem. J. 1979; 182: 445–453.

38. Praptiwi, Jamal Y, Fathoni A, Agusta A. Antimicrobial metabo-lite from the culture broth of endophytic fungus AFK-8 isolated from kayu kuning (Archangelisia flava (L.) Merr.) Proceeding of International Seminar of Biotechnology, Pajajaran University; 2011.

39. Wulansari D, Jamal Y, Praptiwi, Agusta A. Pachybasin, a major metabolite from culture broth of endophytic fungus coelomycetes AFKR-18 isolated from a Yellow Moonsheed Plant (Arcangelisia flava (L.) Merr.) Hayati J. Biosci. 2013; 21(2): 95–100.

40. Praptiwi, Jamal Y, Fathoni A, Nurkanto A, Agusta A. 3-ace-tyl-2,5,7-trihydroxy-1,4-naphtalenedione, an antimicrobial me-tabolite from the culture of endophytic fungus Coelomycetes TCBP4 from Tinospora crispa. Media Litbangkes. 2013; 23(3): 95–101.

41. Fathoni A, Ilyas M, Praptiwi, Cahyana AH, Agusta A. Skrining dan isolasi senyawa aktif antibakteri kultur jamur endofit dari tumbuhan Albertisia papuana. Berita Biologi. 2014; 12(3): 307–314.

42. Fathoni A, Agusta A. Bioproduction of cytochalasin D by endo-phytic Fungus Xylaria sp. DAP KRI-5. J. App. Pharm. Sci. 2018. Accepted for Publication.

43. Goddette DW, Frieden C. Actin polymerization, the mecha-nism of action of cytochalasin D. J. Biol. Chem. 1986; 261(34): 15974–15980.

44. Jamal Y, Ilyas M, Kanti A, Agusta A. Diversity and secondary metabolite profile produce by endophytic fungi from gambier plant (Uncaria gambier) and its antibacterial activity. Berita Biologi. 2008; 9(2): 149–154.

Page 40: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

28

45. Jamal Y, Ilyas M, Kanti A, Agusta A. Diversity of endophytic fungi in pandan wangi plant (Pandanus amarylifolius) and an-tifungal activity of their metabolites. Biota. 2009; 14(2): 81–86.

46. Ilyas M, Kanti A, Jamal Y, Hertina, Agusta A. Biodiversity of endophytic fungi associate with Uncaria gambier Roxb. (Rubia-ceae) from West Sumatra. Biodiv. J. Biol. Diversity. 2009; 10(1): 23–28.

47. Praptiwi, Ilyas M, Fathoni A, Wulansari D, Agusta A. Antibac-terial screening of the culture of endophytic fungi extracts isolat-ed from Cinnamon Stick (Cinnamomum burmannii [Nees & T. Nees] Blume). Teknologi Indonesia. 2015; 38(1): 33–41.

48. Wulansari D, Putra AP, Ilyas M, Praptiwi, Fathoni A, Palupi KD, Agusta A. Skrining beberapa jamur endofit tumbuhan dari pulau Enggano, Bengkulu sebagai antibakteri dan antioksidan. Berita Biologi. 2016; 15(3): 227–235.

49. Praptiwi, Raunsai M, Wulansari D, Fathoni A, Agusta A. Anti-bacterial and antioxidant activities of endophytic fungi extracts of medicinal plants from Central Sulawesi. J. App. Pharm. Sci. 2018.; 8(08): 069–074.

50. Agusta A, Ohashi K, Shibuya H. Bisanthraquinone metabolites produced by the endophytic fungus Diaporthe sp., Chem. Pharm. Bull. 2006; 4: 579–582.

51. Agusta A, Ohashi K, Shibuya H. Composition of the endophytic filamentous fungi from a tea plant Camellia sinensis. J. Nat. Med. 2006; 60(3): 268–272.

52. Agusta A, Wulansari D, Praptiwi, Nurkanto A, Fathoni A. Anti-bacterial activity and mode of action of (+)-2,2’-epicytoskyrin A. Microbiol. Indones. 2015; 9(1): 35–43.

53. Agusta A, Jamal Y, Praptiwi, Nurkanto A, Fathoni A. Senyawa (+)-2,2’-episitoskirin A sebagai bahan obat antibakteri dan anti-kanker. Paten tersertifikasi no. IDP000041425; 2017.

Page 41: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

29

54. Praptiwi, Jamal Y, Fathoni A, Nurkanto A, Agusta A. Antibacte-rial activity of Bisanthraquinone (+)-1,1’-bislunatin. Microbiol. Indones. 2013; 7(4): 159–166.

55. Wulansari D, Praptiwi, Julistiono H, Nurkanto A, Agusta A. Antifungal activity of (+)-2,2’-epicytoskyrin A and its effect on fungal cells. Makara J. Sci. 2016; 20(4): 160–166.

56. Agusta A, Wulansari D, Nurkanto A, Fathoni A. Senyawa (+)-2,2’-episitoskirin A untuk mengobati abses. Paten terdaftar no. P00201705053; 2017.

57. Praptiwi, Nurkanto A, Wulansari D, Agusta A. Oral acute toxicity of two Bisanthraquinones (+)-2,2’-epicytoskyrin A and (+)-1,1’-bislunatin. Berita Biologi. 2015; 14(1): 11–18.

58. Phadmacanthy NLPR, Wulansari D, Kurniasih, Agusta A. Oral sub-chronic toxicity of (+)-2,2’-epicytoskyrin A on mice. Ma-nuscript in preparation.

59. Padmacanty, NLP, Wulansari D, Palupi KD, Agusta A. Pengaruh episitoskirin A dalam menurunkan peradangan hati mencit (Mus musculus) yang diinfeksi Staphylococcus aureus. Zoo Indonesia. 2016; 25(2): 83–89.

60. Singh MP, Janso JE, Brady SF. Cytoskyrins and cytosporones produced by Cytospora sp. CR200: taxonomy, fermentation and biological activities. Mar Drugs. 2007; 5(3): 71–84.

61. Tian W, Liao Z, Zhou M, Wang G, Wu Y, Gao S, Qiu D, Liu X, Lin T, Chen H. Cytoskyrin C, an unusual asymmetric bisanthra-quinone with cage-like skeleton from the endophytic fungus Dia-porthe sp. Fitoterapia. 2018; 128: 253–257.

62. Hussain H, Al-Harrasi A, Green IR, Hassan Z, Ahmed I. Recent advance in the chemicatry and biology of natural dimeric qui-nones. Ur-Rahman A, editor. Stud. Nat. Prod. Chem. 2015; 46: 447–517.

Page 42: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

30

63. Julistiono H, Artanti R, Agusta A, Nurkanto A. Protective effect of epigallocatechin -3-gallate (EGCG) in Yeast Candida albi-cans and Treated with antifungal nystatin or (+)-2,2’-epicytoskyrin A. Proceeding of ASIAHORCS Sympo-sium 2013; 2014: 211–220.

64. Agusta A, Jamal Y, Fathoni A. Proses untuk memproduksi senya-wa (+)-2,2’-episitoskirin A dan (+)-1,1’-bislunatin. Paten terserti-fikasi no. IDP000047457; 2017.

65. O’Neill J. Antimicrobial resisteance: tackling a crisis for the health and whealth of nation; 2014. https://amr-review.org/ Diak-ses 2 Juli 2018.

Page 43: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

31

LAMPIRAN

Gambar 1. Struktur Senyawa Kimia 1–15

Page 44: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

32

Gambar 2. Struktur Senyawa Kimia 16–25

Page 45: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

33

Gambar 3. Struktur Senyawa Kimia 26–37

Page 46: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

34

Gambar 4. Struktur Senyawa Kimia 38–42

Page 47: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

35

Ket.: (a) kontrol, (b) (+)-2,2’-episitoskirin A 1 MIC, (c) (+)-2,2’- episitoskirin A 2 MIC, (d) kloramfenikol 1 MIC, (e) kloramfenikol 2 MIC, (f) eritromisin 1 MIC, (g) eritromisin 2 MIC.Gambar 5. Morfologi Sel Bakteri S. aureus B1452 dengan 1.000 Kali Perbesaran

Page 48: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

36

Ket.: (a) kontrol, (b) (+)-2,2’- episitoskirin A 1 MIC, (c) (+)-2,2’-episitoskirin A 2 MIC, (d) nistatin 1 MIC, (e) nistatin 2 MIC. Tanda panah memperlihatkan cell shrinkage terlihat seperti kue donat. Perbesaran gambar adalah 2.000x.

Gambar 6. Foto Scaning Electron Microscope (SEM) Sel Khamir C. tropicalis LIPIMC 60 dalam Lima Perlakuan

Page 49: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

37

Gam

bar

7. K

rono

logi

Pen

eliti

an d

an P

enge

mba

ngan

Kan

dida

t Ant

ibio

tik (+

)-2,

2’-e

pisi

tosk

irin

A

Page 50: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

38

Page 51: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

39

DAFTAR PUBLIKASI ILMIAH

Paten1. Agusta A, Wulansari D, Nurkanto A, Fathoni A. Senyawa

(+)-2,2’-episitoskirin A untuk mengobati abses. Paten terdaftar no. P00201705053; 2017.

2. Agusta A, Jamal Y, Praptiwi, Nurkanto A, Fathoni A. Senyawa (+)-2,2’-episitoskirin A sebagai bahan obat antibakteri dan anti-kanker. Paten tersertifikasi no. IDP000041425; 2016.

3. Agusta A, Jamal Y, Fathoni A. Proses untuk memproduksi senya-wa (+)-2,2’-episitoskirin A dan (+)-1,1’-bislunatin. Paten terserti-fikasi No. IDP000047457; 2017.

Buku4. Agusta A. Biologi dan kimia jamur endofit. Bandung: ITB Press;

2009. ISBN. 978-979-1344-42-5. 120 hlm.5. Agusta A. Minyak atsiri tumbuhan tropika Indonesia. Bandung:

ITB Press; 2016. ISBN 979-9299-14-4. 136 hlm.6. Agusta A. Aromaterapi, cara sehat dengan wewangian alami.

Jakarta: Penebar Swadaya; 2016. ISBN 979-489-558-X. 154 hlm.7. Agusta A. Coscinium fenestratum (Gaertner) colebr. Plant re-

sources South East Asia: medicinal and poisonous plants. Prosea. 2003; 3: 139–140.

Publikasi Internasional8. Kamitakahara H, Okayama O, Praptiwi, Agusta A, Tobimatsu Y,

Takano T. Twi dimensional NMR analysis of Angiopteris evecta rhizome and improved extraction for angiopteroside. Phytoch-meical Analysis. 2018; 30(1): 1–6.

Page 52: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

40

9. Praptiwi, Raunsai M, Wulansari D, Fathoni A, Agusta A. Anti-bacterial and antioxidant activities of endophytic fungi extracts of medicinal plants from Central Sulawesi. Journal of Applied Phar-maceutical Science. 2018; 8(08): 069–074.

10. Sumiasih IH, Poerwanto R, Efendi D, Agusta A, Yuliani S. The analysis of β-cryptoxanthin and Zeaxanthin using HPLC in the accumulation of orange color on Lowland Citrus. International Journal of Applied Biology. 2017; 1(2): 37–45.

11. Maehara S, Agusta A, Kitamura C, Ohashi K, Shibuya H. Com-position of the endophytic filamoentous fungi associated with Cinchona ledgeriana seeds and production of cinchona alkaloids. Journal of Natural Medicines. 2016; 70: 271–275.

12. Agusta A, Wulansari D, Praptiwi, Nurkanto A, Fathoni A. Bio-transformation of protoberberine alkaloids by the endophytic fungus coelomycetes AFKR-3 isolated from Yellow Moonsheed Plant (Archangelisia flava (L.) Merr.). Procedia Chemistry. 2014; 13: 38–43. doi:10.1016/j.proche.2014.12.004.

13. Agusta A, Ohashi K, Shibuya H. Composition of the endophytic filamentous fungi from a tea plant Camellia sinensis. Journal of Natural Medicines. 2006; 60(3): 268–272.

14. Agusta A, Ohashi K, Shibuya H. Bisanthraquinone metabolites produced by the endophytic fungus Diaporthe sp. Chemical and Pharmaceutical Bulletin. 2006; 54: 579–582.

15. Kitamura C, Nagoe T, Prana MS, Agusta A, Ohashi K, Shibuya K. Comparison of Curcuma sp. in Yakushima with C. aeruginosa and C. zedoaria in Java by trnK gene sequence, RAPD pattern and essential oil component. Journal of Natural Medicines. 2007; 61: 239–243.

16. Agusta A, Maehara S, Ohashi K, Simanjuntak P, Shibuya H. Ste-reoselective oxidation at C-4 of flavans by the endophytic fungus Diaporthe sp. isolated from a tea plant, Chemical and Pharmaceu-tical Bulletin. 2005; 53(12): 1565–1569.

Page 53: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

41

17. Shibuya H, Agusta A, Ohashi K, Maehara S, Simanjuntak P. Bio-oxidation of (+)-catechin and (-)-epicatechin into 3,4-dihydroxy-flavan derivatives by the endophytic fungus Diaporthe sp. isola-ted from a tea plant, Chemical and Pharmaceutical Bulletin. 2005; 53(7): 866–867.

Publikasi Nasional18. Musdja MY, Hapsari MA, Agusta A. Comparison of activi-

ty and inhibitory mechanism between (+)-catechin and water extract of Gambier (Uncaria gambir Roxb.) Against Some Bac-teria. Scientific Journal of PPI-UKM. 2017; 4(2): 55–60. DOI: 10.27512/sjppi-ukm/se/a29012018.

19. Anita S, Agusta A, Farida WR, Nugroho N, Wulansari D. A pre-liminary study of aphrodisiac property from porcupine tail meat ethanol extract in Male Mice. Zoo Indonesia. 2017; 26(1): 52–58.

20. Purwantoro RS, Siregar HM, Sudarmono, Agusta A. Potensi an-tibakteri ekstrak daun Lasianthus terhadap bakteri Pseudomonas aeroginosa. Jurnal Jamu Indonesia. 2017; 1(3): 6–11.

21. Wulansari D, Putra AP, Ilyas M, Praptiwi, Fathoni A, Palupi KD, Agusta A. Skrining beberapa jamur endofit tumbuhan dari Pulau Enggano, Bengkulu sebagai antibakteri dan antioksidan. Berita Biologi. 2017; 15(3): 227–235.

22. Praptiwi, Palupi KD, Fathoni A, Keim AP, Royani MF, Effendi O, Agusta A. Evaluasi antibakteri dan antioksidan ekstrak Simllax spp. dari Pulau Enggano. Berita Biologi. 2017; 15(3): 227–235.

23. Phadmacanty NLPR, Wulansari D, Palupi KD, Agusta A. Pen-garuh (+)-2, 2’-episitoskirin A dalam menurunkan peradangan hati Mencit (Mus musculus) yang diinfeksi Staphylococcus au-reus. Zoo Indonesia. 2017; 25(2).

24. Wulansari D, Praptiwi, Julistiono H, Nurkanto A, Agusta A. Antifungal activity of (+)-2,2’-epicytoskyrin A and its effect on fungal cells. Makara Journal of Science. 2016; 20(4): 160–166.

Page 54: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

42

25. Praptiwi, Nurkanto A, Wulansari D, Agusta A. Oral acute toxicity of two bisanthraquinones (+)-2,2’-epicytoskyrin A and (+)-1,1’-bislunatin. Berita Biologi. 2015; 14(1): 11–18.

26. Agusta A, Wulansari D, Praptiwi, Nurkanto A, Fathoni A. Anti-bacterial activity and mode of action of (+)-2,2’-epicytoskyrin A. Microbiology Indonesia. 2015; 9(1): 35–43.

27. Praptiwi, Ilyas M, Fathoni A, Wulansari D, Agusta A. Antibac-terial screening of the culture of endophytic fungi extracts isola-ted from Cinnamon Stick (Cinnamomum burmannii [Nees & T. Nees] Blume). Teknologi Indonesia. 2015; 38(1): 33–41.

28. Nurkanto A, Agusta A. Molecular identification and mor-pho-physiological characterization of Actinomycetes with an-timicrobial properties. Jurnal Biologi Indonesia. 2015; 11(2): 195–203.

29. Handayani D, Suminar SA, Agusta A. Antibacterial constituent from leaves of belawan putih (Tristaniopsis whiteana). Jurnal Bi-ologi Indonesia. 2014; 10(1): 93–102.

30. Praptiwi, Jamal Y, Fathoni A, Nurkanto A, Agusta A. Antibacteri-al activity of Bisanthraquinone (+)-1,1’-Bislunatin. Microbiology Indonesia. 2013; 7(4): 159–166.

31. Wulansari D, Jamal Y, Praptiwi, Agusta A. Pachybasin, a ma-jor metabolite from culture broth of endophytic fungus Coelo-mycetes AFKR-18 isolated from a Yellow Moonsheed Plant, Ar-cangelisia flava (L.) Merr. Hayati Journal of Biosciences. 2013; 21(2): 95–100.

32. Agusta A. Nerolidol, an aromatic chemical constituent of tea plant that produce by an endophytic fungus Schizophyllum sp. D. Berita Biologi. 2013; 12(2): 177–182.

33. Nurkanto A, Agusta A, Sjamsuridjal W, Julistiono H. Bacterial response after exposure with pure metabolite produce by Strepto-myces sp. BL225 isolated from Batanta island’s leaf litter. Micro-biology Indonesia. 2013; 7(1): 24–36.

Page 55: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

43

34. Jamal Y, Pariwidjayanti AM, Agusta A. Chemical compositions and antibacterial effect of essential oil of Key Lime Leaves (Cit-rus aurantifolia Swingle.: Rutaceae). Anales Bogoriense. 2012; 16(2): 23–28.

35. Agusta A. Biotransformation of 2E-6E-Farnesol by the endo-phytic fungus Botryosphaeria sp. CA2C-3 isolated from Temu Hitam (Curcuma aeruginosa ROXB.). Jurnal Biologi Indonesia. 2013; 9(2): 283–288.

36. Nurkanto A, Julistiono H, Agusta A, Sjamsuridzal W. Screening antimicrobial activity of actinomycetes isolated from Raja Am-pat, West Papua, Indonesia. Makara Journal of Sciences. 2012; 16(1): 16–26.

37. Nurkanto A, Listyaningsih F, Julistiono H, Agusta A. Exploration of soil Actinomycetes from Ternate as an antibiotic resources. Jurnal Biologi Indonesia. 2010; 6(3): 325–339.

38. Jamal Y, Praptiwi, Agusta A. Methyleugenol, a major metabo-lite in a culture of endophytic fungus isolated from pandan wangi plant (Pandanus amarylifolius). Journal of Indonesian Pharmacy. 2009; 20(4): 185–189.

39. Agusta A. Biotransformation of (-)-epicatechin into (-)-(2R,3S)-di-hidroquercetin by the endophytic fungus Diaporthe sp. E isolated from tea plant. Berita Biologi. 2009; 9(4): 387–392.

40. Jamal Y, Ilyas M, Kanti A, Agusta A. Diversity of endophytic fungi in pandan wangi plant (Pandanus amarylifolius) and an-tifungal activity of their metabolites. Biota. 2009; 14(2): 81–86.

41. Ilyas M, Kanti A, Jamal Y, Hertina, Agusta A. Biodiversity of endophytic fungi associate with Uncaria gambier Roxb. (Rubia-ceae) from West Sumatra. Biodiversitas J. Biol. Diversity. 2009; 10(1): 23–28.

42. Agusta A. Comparizon of chemical constituents of temu hitam (Curcuma aeruginosa Roxb.) rhizomes cultivated in Indonesia and Temu Putih (C. zedoaria) rhizomes cultivated in Japan. Ma-jalah Obat Tradisional. 2008; 13(46): 155–159.

Page 56: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

44

43. Yuliasri J, Ilyas M, Kanti A, Agusta A. Diversity and second-ary metabolite profile produce by endophytic fungi from gam-bier plant (Uncaria gambier) and its antibacterial activity. Berita Biologi. 2008; 9(2): 149–154.

44. Agusta A. Biotransformation of (-)-epigallocatechin-3-O-gallate into (-)-(2R,3S)- dihydromiricetin by the endophytic fungus fungi endofit Diaporthe sp. E isolated from tea plant. Hayati Journal of Biosciences. 2007; 14(4): 150–154.

45. Agusta A. Bioproduction of (+)-epiepoxydon by the endophytic fungus Diaporthe sp. E isolated from a tea plant. Berita Biologi. 2006; 8: 164–169.

46. Agusta A. Diversitas jalur biosintesis senyawa terpena pada makhluk hidup sebagai target obat antiinfektif. Berita Biologi. 2006; 8: 141–152.

47. Jamal Y, Agusta A. Praptiwi. Chemical composition and antibac-terial effects of essential oil from the fruits of gedebong (Piper aduncum L.). The Journal of Indonesian Pharmacy. 2003; 14(1): 284–289.

48. Jamal Y, Praptiwi, Agusta A. Phytochemicals screening, to xicity and antibacterial test of Garcinia celebica and G. Tetandra extracts. The Journal of Indonesian Pharmacy. 2001; 12(4): 181–185.

49. Jamal Y, Agusta A. Chemical compositions of the essential oil from leaves of Schinus terebinthifolius Raddi. The Journal of In-donesian Pharmacy. 2001; 12(3): 135–139.

50. Agusta A, Jamal Y. Phytochemistry and pharmacology of Santa-lum album. Berita Biologi. 2001; 5: 571–574.

51. Agusta A. Chemical compositions of the essential oil from pala maba (Myristica succedanea). The Journal of Indonesian Phar-macy. 2000; 11(2): 103–110.

52. Jamal Y, Praptiwi, Agusta A. Chemical constituents and anti-bacterial effects of essential oils from peels and leaves of Jeruk Kasturi (Citrus macrocarpa Bunge). The Journal of Indonesian Pharmacy. 2000; 11(2): 77–85.

Page 57: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

45

53. Jamal Y, Agusta A. Komponen kimia dan uji daya antibakteri ek-strak daun kirinyu (Tithonia diversifolia). Majalah Farmasi Indo-nesia. 1999; 10(2): 113–120.

54. Jamal Y, Semiadi G, Agusta A. Chemical constituents of Chro-molaema odorata from livestock field environment. Jurnal Peter-nakan dan Lingkungan. 1998; 4(3): 25–29.

55. Agusta A, Harapini M. Perubahan komposisi komponen kimia minyak adas (Foeniculum vulgare Mill.) karena penyimpanan. The Journal on Indonesian Medicinal Plants. 1998; 4(1): 16–18.

56. Chairul, Lestari D, Agusta A, Handono S. Phytochemical screening on benalu teh (Lepeotegres gemmiflorus Bl.) extract by GCMS. The Journal on Indonesian Medicinal Plants. 1998; 4(4): 21–23.

57. Agusta A, Jamal Y, Chairul. Chemical constituents of wati (Piper methysticum Forst.). Berita Biologi. 1998; 4(2–3): 53–59.

58. Agusta A, Jamal Y, Chairul. Steroids from stem bark of Anthoce-palus cadamba (Rubiaceae). The Journal of Indonesian Pharma-cy. 1998; 9(1): 24–34.

59. Agusta A. Determination of cholesterol contents in meat of some of Molusca species. Analitical Chemistry News. 1998; 13: 37–39.

60. Agusta A, Jamal Y, Harapini M, Chairul. Quantitative electronic structure and structure activity relationship of coumarin deriva-tives as HIV-1 reverse transcriptase inhibitor. Cermin Dunia Far-masi. 1997; 32: 31–35.

61. Agusta A. Chemical constituents of essential oil from Piper aduncum L. (Piperceae). Cermin Dunia Farmasi. 1997; 3: 1–18.

62. Agusta A, Jamal Y, Harapini M. Komponen kimia minyak atsi-ri Kayu Manis Halmahera (Cinnamomum macrophyllum Miq.). Hayati. 1997; 3(1): 31–38.

63. Jamal Y, Chairul, Agusta A. Comparison of chemical consti-tuents of essential oils from Myrtaceus plants. Berkala Penelitian Hayati. 1997; 3(1): 17–24.

Page 58: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

46

64. Agusta A. Chemical constituents of leaves of Cinnamomum macrophyllum Miq. (Lauraceae). Berkala Penelitian Hayati. 1997; 3(1): 31–38.

65. Agusta A, Harapini M, Chairul. Analisis kandungan kimia ekstrak daun katuk (Sauropus androgynus) dengan GCMS. Warta Tumbuhan Obat Indonesia. 1997; 3(3): 31–34.

66. Agusta A, Jamal Y. Quantitative electronic structure and structure activity relationship of antithrombotic natural flavonoids. Jurnal Mathematic and Natural Sciences. 1997; 6(1): 21–34.

67. Agusta A, Jamal Y, Chairul. Non-polar constituents of Archangelesia flava. The Journal of Indonesian Pharmacy. 1997; 7(4): 170–179.

68. Agusta A, Jamal Y. Chemical constituents of narcotic plants, wati (Piper methysticum). Cermin Dunia Farmasi. 1997; 34: 13–19.

69. Agusta A, Jamal Y, Harapini M. Chemical constituents of essen-tial oil from Tetrachtomia obovata Merr. (Rutaceae). Indonesian Engineering. 1997; XIX(2): 55–63.

70. Jamal Y, Agusta A, Semiadi G. Chemical constituents of flowers and leaves of Chromolaema odorata (L.) R.M. King & H. Robin-son. Berkala Penelitian Hayati. 1996; 2(2): 61–66.

71. Agusta A, Jamal Y, Semiadi G. Alelopati from leaves of Chro-molaema odorata (L.) R. M. King & H. Robinson. Agrijournal. 1996; 4(1): 23–26.

72. Agusta A, Chairul. Plants and secondary metabolites for an-ti-HIV. The Journal of Indonesian Pharmacy. 1995; 6(1): 20–29.

Prosiding Internasional73. Praptiwi, Wulansari D, Fathoni A, Kamitakahara H, Takano T,

Agusta A. Acute Oral Toxicity Study of Root Bark Extract of Yel-low Ginseng (Rennellia elliptica Korth) in Mice. Proceeding of ISBINARU. In Press; 2018.

Page 59: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

47

74. Sumiasih IH, Poerwanto R, Efendi D, Agusta A, Yuliani S. β-Cryptoxanthin and Zeaxanthin pigments accumulation to in-duce orange color on Citrus Fruits. IOP Conf. Series: Mate-rials Science and Engineering 299; 2017. doi:10.1088/1757-899X/299/1/012074

75. Julistiono H, Artanti R, Agusta A, Nurkanto A. Protective Effect of Epigallocatechin -3-gallate (EGCG) in Yeast Candida albi-cans and Candida Tropicalis Treated with antifungal nystatin or (+)-2,2’-epicytoskyrin A. Proceeding of 5th ASIAHORCS Joint Symposium, LIPI Press; Oktober 2014.

76. Agusta A, Praptiwi, Jamal Y, Fathoni A. Biooxidation of ber-berine by the endophytic fungus Coelomycetes AFKR-1 isolated from Kayu Kuning [Archangelisis flava (L.) Merr.: Menisperma-ceae. Proceeding of International Seminar of Biotechnology, Pa-jajaran University; 2011.

77. Praptiwi, Jamal Y, Fathoni A, Agusta A. Antimicrobial metabo-lite from the culture broth of endophytic fungus AFK-8 isolated from Kayu Kuning [Archangelisia flava (L.) Merr. Proceeding of International Seminar of Biotechnology, Padjajaran University; 2011.

Prosiding Nasional78. Agusta A. Study in Indonesian biosphere reserve. Makalah pada

Workshop on Sustainable Management of Bio-resources in Tro-pical Peat Swamp Forest. Komite Nasional MAB Indonesia, Puslit Biologi LIPI; 19 Juli 2011; 2011.

79. Andria A. Bioprospecting of Endophytic filametous fungi found in some Indonesia medicinal plants. Invited paper on Internation-al Seminar of Indonesian Society for Microbiology, Bogor, 7 Ok-tober 2010; 2010.

80. Sudarmono, Siregar HM, Purwantoro RS, Agusta A. Uji an-tibakteri pada Plecranthus javanicus (Bt) Bth. dan P. galeatus Vahl. (Lamiaceae) sebagai bahan baku obat. Prosiding Seminar Potensi Sumber Daya Hayati Tropis dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat. Fakul-tas Biologi UGM, 10 Desember 2009; 2009.

Page 60: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

48

81. Agusta A, Jamal Y. Komposisi minyak atsiri daun Cinnamomum kinabaluensis dan C. Subavenium (Lauraceae). Makalah pada Seminar Sehari PERHIPBA, 22 Juli 1999, UI; 1999.

82. Jamal Y, Agusta A, Praptiwi. Komponen kimia dan daya antibak-teri minyak daun silver dollar (Eucaliptus cinerea). Makalah pada Seminar Sehari PERHIPBA, 22 Juli1999, UI; 1999.

83. Sulianti SB, Agusta A. Perbandingan kandungan kimia minyak atsiri daun jeruk Trengganu (Citrus papeda Miq.) dan jeruk purut (Citrus hystrix Dc.). Makalah pada Seminar Sehari PERHIPBA, 22 Juli1999, UI; 1999.

84. Agusta A, Jamal Y. Komponen kimia non-polar dari kulit batang Ciinamomum macrophyllum (Lauraceae). Makalah pada Semi-nar Nasional XIV Tumbuhan Obat Indonesia, 22–23 September 1998, IPB; 1998.

85. Jamal Y., Agusta A, Chairul. Komposisi kimia minyak atsiri Piper amboinense dan Piper majusculum (Piperaceae). Makalah pada Seminar Nasional XIV Tumbuhan Obat Indonesia, 22–23 September 1998, IPB; 1998.

86. Sulianti SB, Chairul, Agusta A. Identifikasi komponen minyak atsiri Homalomena aromatica Schott. (Araceae) dengan GCMS. Makalah pada Simposium PERHIPBA IX, 12–13 November 1997, UGM; 1997.

87. Chairul, Agusta A. Komponen penyusun minyak atsiri bebera-pa Cinnamomum (Lauraceae). Prosiding Simposium Penelitian Bahan Obat Alami VIII dan Muktamar PERHIPBA VI; 1996, 534–542.

88. Agusta A, Chairul. Analisis komponen kimia minyak atsiri dari rimpang temulawak. Prosiding Simposium Penelitian Bahan Obat Alami VIII dan Muktamar PERHIPBA VI 1996; 1996, 628–634.

89. Harapini M, Agusta A, Rahayu RD. Analisis komponen kimia minyak atsiri dari dua macam sirih (daun kuning dan hijau). Sim-posium Nasional 1 APINMAP, Puslitbang Biologi LIPI; 1996, 58–64.

Page 61: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

49

90. Agusta A, Chairul, Firmansyah. Komponen kimia fraksi non-po-lar pada tempuyung (Sonchus arvensis L.). Simposium Nasional 1 APINMAP, Puslitbang Biologi LIPI; 1996,131–138.

91. Harapini M, Chairul, Agusta, A. 1996. Komponen kimia minyak atsiri Pseudocalymma alliaceum (Bignoniaceae). Prosiding semi-nar ilmiah FMIPA Universitas Pakuan,; 1996, 161–164.

92. Jamal Y, Agusta A. Identifikasi komponen minyak atsiri kayu putih (v leucadendron) yang berasal dari Pulau Buru. Prosiding Seminar Ilmiah FMIPA Universitas Pakuan; 1996, 165–168.

93. Chairul, Harapini M, Agusta A. Senyawa bioaktif keto dan hi-droksiketo steroid pada biji buah seruni (Toona sureni). Proceeding UNESCO National Seminar on Chemicatry of Natural Products of Indonesian Plants. UI, Februari 1995, 342–357.

94. Chairul, Silvianii R., Agusta A. dan Handono S. Uji efek anti-piretik ekstrak etanol kayu secang (Caesalpinia sappan L.) pada tikus putih jantan. Makalah pada Seminar Nasional POKJANAS TOI IX, 21–22 September 1995, UGM; 1995.

KTI LainnyaTulisan Ilmiah Populer1. Agusta A. Wati sang pelipur lara. Intisari, Edisi Maret. 1999;

XXXV: 82–86.2. Agusta A. Sehat perkasa dengan wewangian alami. Intisari, Edisi

November. 1999; XXXVI: 110–116.3. Agusta A. Dari pala sampai ke pil gedek. Intisari, Edisi Agustus,

1997; XXXIV(409): 120–123.4. Agusta A. Kandungan senyawa anti-HIV dari Calophyllum

inophyllum Linn. Warta APINMAP Indonesia. 1997; V(2).

Page 62: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

50

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi

Nama : Dr. Andria AgustaTempat/Tanggal Lahir : Bukittinggi, 16 Agustus 1969Anak ke : Empat dari empat bersaudaraNama Bapak Kandung : Arifadillah Panduko Inaro (alm.)Nama Ibu Kandung : Dahniar (alm.)Nama Istri : Dra. AdmaritaJumlah Anak : 2 (dua) orangNama Anak : 1. Adnan Luthfi Agusta 2. Dhea Demitri AgustaNama Instansi : Pusat Penelitian Biologi – LIPIJudul Orasi : Pengembangan Senyawa Kimia

(+)-2,2’-Episitoskirin A dari Jamur Endofit untuk Mendukung Kemandirian Antibiotik di Indonesia

Bidang Kepakaran : Kimia Bahan AlamNo. SK Pangkat Terakhir : Keppres RI No. 29/K Tahun 2018No. PAK Peneliti Utama : Nomor 1236/0/2015Tgl. PAK Disahkan Ka.LIPI : 13 November 2015

Page 63: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

51

B. Pendidikan FormalNo. Jenjang Nama Sekolah/PT Tempat/Kota/

NegaraTahun Lulus

1. SD SDN 1 Kubu Apar Kab. Agam 19822. SMP SMPN 3 Bukittinggi 19853. SMA SMAN 1 Bukittinggi 19884. S1 Universitas Andalas Padang 19935. S2 Fukuyama University Fukuyama,

Jepang2003

6. S3 Fukuyama University Fukuyama, Jepang

2006

C. Jabatan FungsionalNo. Jenjang Jabatan TMT Jabatan1. Asisten Peneliti Muda III/a 01-20-19962. Ajun Peneliti Muda III/b 01-01-19993. Peneliti Muda III/d 01-07-20004. Peneliti Madya IV/b 01-09-20085. Peneliti Utama IV/d 01-03-20116. Peneliti Utama IV/e 01-11-2015

D. Karya Tulis IlmiahNo. Kualifikasi Penulis Jumlah1. Penulis Tunggal 172. Penulis bersama Penulis lainnya 77

Total 94

No. Kualifikasi Bahasa Jumlah1. Karya Tulis dalam Bahasa Inggris 182. Karya Tulis dalam Bahasa Indonesia 763. Karya Tulis dalam Bahasa lainnya -

Total 94

Page 64: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

52

No. Kualifikasi Publikasi Jumlah1. Paten dan Hak Cipta 32. Buku dan Bagian dari Buku 43. Jurnal Internasional 104. Jurnal Nasional 555. Prosiding Internasional 56. Prosiding Nasional 17

Total 94

E. Pengalaman Karier Terkait KepakaranPeriode Tempat/Program Jabatan dan Keterangan2016–sekarang Direktorat Produksi

dan Distribusi Kefarmasian, Kemenkes

Anggota Tim Teknis Fasilitasi Peralatan Pusat Pengolahan Pasca Panen Tumbuhan Obat (P4TO)

2017 Balai Besar, Kemenkes Anggota Tim Validasi dan Tim Pakar Analisis Fitokimia Riset Tumbuhan Obat dan Jamu 2017

2014–2015,2018, –sekarang

Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer (Yankestradkom), Kemenkes

Anggota Tim Pembahas Penapisan Sentra P3T

2006–2012 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dosen Luar Biasa

Juli–Des. 2006 STTIF Bogor Dosen Luar Biasa1998–2000 Universitas 17

Agustus, JakartaDosen Luar Biasa

Page 65: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

53

F. Pembinaan Kader IlmiahNo Universitas/PT

TempatMembimbing

Nama yangDibimbing

TahunMembimbing

1. Program Sarjana S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Muhammad Ridwan Fahreza

2009

2. Program Sarjana S1 Universitas Andalas, Padang

Mitra Fany Mahesa 2009

3. Program Sarjana S1 Universitas Andalas, Padang

Ratih Shintani 2009

4. Program Sarjana S1 Universitas Andalas, Padang

Dewi Astuti 2009

5. Program Sarjana S1 Universitas Diponegoro, Semarang

Farida Yulistianingrum

2009

6. Program Sarjana S1 ISTN Jakarta

Maznur Teresia 2009

7. Program Sarjana S1 Universitas 17 Agustus 1945, Jakarta

Pajar Budi Lestari 2009

8. Program Sarjana S1 Universitas 17 Agustus 1945, Jakarta

Tika Lestari 2009

9. Program Sarjana S1 Universitas Andalas, Padang

Dini Frisna Putri 2009

10. Program Sarjana S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Rahmania Hidayah 2010

Page 66: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

54

No Universitas/PTTempatMembimbing

Nama yangDibimbing

TahunMembimbing

11. Program Sarjana S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Wida Kharismaya 2010

12. Program Sarjana S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Suvrela Artiani 2010

13. Program Sarjana S1 ISTN Jakarta

Reza Farahdita 2010

14. Program Sarjana S1 Universitas Andalas, Padang

Naomi Wimina Difia

2010

15. Program Sarjana S1 Universitas Andalas, Padang

Azadli Dito 2011

16. Program Sarjana S1 Universitas Andalas, Padang

Hashemy Rafsanjani

2011

17. Program Sarjana S1 Universitas Andalas, Padang

Nila Kurnia Sari 2011

18. Program Sarjana S1 Universitas Andalas, Padang

Zurrahmi Ulya 2011

19. Program Sarjana S1 Universitas Andalas, Padang

Sri Rahayu 2011

20. Program Sarjana S1 Universitas Andalas, Padang

Miftahul Jannah 2011

21. Program Sarjana S1 Universitas Andalas, Padang

Ade Fitotinnadiroh 2012

Page 67: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

55

No Universitas/PTTempatMembimbing

Nama yangDibimbing

TahunMembimbing

22. Program Sarjana S1 Universitas Andalas, Padang

Ratu Feni Chairunnisa

2012

23. Program Sarjana S1 Universitas Andalas, Padang

Chyntia Zareva 2012

24. Program Sarjana S1 Universitas Andalas, Padang

Fajri Ikhsan 2012

25. Program Sarjana S1 IPB, Bogor

Fauzi Darma 2012

26. Program Sarjana S1 Universitas Andalas, Padang

Sukmaning Syahri 2012

27. Program Sarjana S1 UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta

Ainul Mardia 2013

28. Program Sarjana S1 STTIF, Bogor

Dimas Anggi Siswanto

2013

29. Program Sarjana S1 UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta

Dyah 2013

30. Program Sarjana S1 UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta

Farichah 2013

31. Program Sarjana S1 STTIF, Bogor

Lina Asriani 2013

32. Program Sarjana S1 UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta

Nurul Adawiyah 2013

33. Program Sarjana S1 STTIF, Bogor

Tia Apriliantami 2014

Page 68: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

56

No Universitas/PTTempatMembimbing

Nama yangDibimbing

TahunMembimbing

34. Program Sarjana S1 STTIF, Bogor

Ade Ummatul Munawarah

2014

35. Program Sarjana S1 STTIF, Bogor

Fitri Ristikasari 2014

36. Program Sarjana S1 STTIF, Bogor

Heri Irwansyah 2014

37. Program Sarjana S1 STTIF, Bogor

Muhamad Indra Faisal

2014

38. Program Sarjana S1 STTIF, Bogor

Vevi Rismayasari 2014

39. Program Sarjana S1 STTIF, Bogor

Wita Viviani Danarti

2014

40. Program Sarjana S1 Universitas Pancasila, Depok

Venantia Adita Putri Anugra

2016

41. Program Sarjana S1 Universitas Pancasila, Depok

Yustina Intan Sulistiawati

2016

42. Program Sarjana S1 UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta

Ervina Octaviani 2017

43. Program Sarjana S1 UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta

Fifi Nur Hidayah Ningseh

2017

44. Program Pascasarjana S2 Universitas Andalas, Padang

Endi Febrianto 2011

45. Program Pascasarjana S2 Universitas Indonesia, Jakarta

Arif Nurkanto 2012

Page 69: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

57

No Universitas/PTTempatMembimbing

Nama yangDibimbing

TahunMembimbing

46. Program Pascasarjana S2 Universitas Indonesia, Depok

Ahmad Fathoni 2013

47. Program Pascasarjana S2 IPB, Bogor

Dewi Handayani 2013

48. Program Pascasarjana S2 Universitas Gajah Mada, Yogyakarta

Ni Luh Putu Rischa Phadmacanty

2015

49. Program Pascasarjana S3 Universitas Indonesia, Jakarta

Muhammad Yanis Musja

2009-2011

50. Program Pascasarjana S3 IPB, Bogor

Inanpi Hidayati Sumiasih

2015-2018

No Universitas/PTTempatMenguji

Nama yangDiuji

TahunMenguji

1. Program Pascasarjana S3 IPB, Bogor

Suliantari 2009

2 Program Pascasarjana S3 Universitas Indonesia, Jakarta

Liza Meutia Sari 2016

G. Editor Majalah/ProsidingNo Jabatan Majalah/Prosiding Tahun

1. Chief Editor Berita Biologi 2014–sekarang2. Dewan Editor Berita Biologi 2006–2013 3. Editor Proceeding of 5th

ASIAHORCs Joint Symposium

2013

4. Dewan Editor Widyariset 2013–2015

Page 70: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

58

H. Pembicara IlmiahNo Penulis, Judul Nama Kegiatan

IlmiahPenyelenggara (Tempat, waktu)

1. Agusta A./ Microbial Natural Product BasedDrug Discovery

Indonesia-Germany Workshop on Biodiversity and Health

Ristek, LIPI, BMBF (Cibinong, 11 Juni 2013)

2. Agusta, A. / Genetic Resources Potentiality for Human Health

International Workshop “Forestry and Local People: Toward A Joint Use and Management of Tropical Rainforest, Indonesia”

Universitas Mulawarman Dan Kyoto University, (Pontianak, 5–6 Maret, 2013)

3. Agusta, A. / The Search for Antibiotics from Endophytic Fungi Associated with Indonesian Medicinal Plants and Discovery of (+)-2,2’-Epicytoskyrin A

6th ASIAHORCs Joint Symposium

NSTDA, (Bangkok, 14 Nov. 2014)

4. Agusta, A., Jamal, Y., Nurkanto, A., Julistiono, A., Wulansari, D., Fathoni, A., Palupi KD., dan Phadmacanty NLPR./Pengembangan Kandidat Obat Antibakteri dan Antikanker (+)-2,2’-Episitoskirin A

IPH LIPI EXPO Sept 2014

IPH LIPI, (Bogor, September 2014)

Page 71: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

59

No Penulis, Judul Nama Kegiatan Ilmiah

Penyelenggara (Tempat, waktu)

5. Agusta, A. / Riset Bahan Obat/Obat Tradisional: Permasalahan, kondisi terkini dan Strategi ke Depan

FGD Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Masyarakat: Proses, Kebijakan dan Prospeknya di Indonesia”

P2KK-LIPI, (Jakarta, 2 Agustus 2015)

6. Agusta, A. / Biodiversity and Human Health

FGD SBSTTA Puslit Biologi – LIPI, 20-10-2015

7. Agusta A. / The Search for Antibiotics from Endophytic Fungi Associated with Indonesian Medicinal

Guest Lecture Kagoshima University (Kagoshima, Jepang 27 Januari 2015)

8. Agusta A., Kamitakahara H., Takano T., and Eiadthong W. / Bioprospecting of Plant Resources in South East Asia to Produce Highly Value-Added Products

JASTIP Work Package 3 Kick-off Symposium“Collaborative Bioresources and Biodiversity Studies for the ASEAN Region”

LIPI dan Kyoto University (Jakarta, 10 Juni 2016)

9. Agusta A., Fathoni A., Praptiwi, Kamitakahara H., and Takano T./ Bioactive Metabolites from Angiopteris spp. collected in Indonesia

2nd JASTIP Bioresources and Biodiversity Lab Workshop “Collaborative Bioresources and Biodiversity Studies for the ASEAN Region”

Kyoto University (Kyoto, Jepang, 23 Januari 2017)

Page 72: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida

60

I. Tanda PenghargaanNo Pejabat/Instansi

yang memberikanNama/Jenis Penghargaan Tahun

1. Kepala LIPI Anugerah Inventor Award 20172. Kepala LIPI Anugerah 15 Penelitian

Terbaik Program Insentif Peneliti dan Perekayasa

2009

3. Kepala LIPI Anugerah Penelitian Terbaik ke-3 Program Insentif Peneliti dan Perekayasa

2010

4. Presiden RI Satyalancana Karya Satya X Tahun

2006

5. Presiden RI Satyalancana Karya Satya XX Tahun

2014

Page 73: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida
Page 74: PENGEMBANGAN SENYAWA KIMIA KEMANDIRIAN ...penerbit.lipi.go.id/data/naskah1550561542.pdfdigunakan sampai saat ini seperti golongan antibiotik β-laktam, fenil propanaoid, poliketida