PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK...

182
i PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS III SD SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh : Anna Juta Aprihida NIM: 131134179 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK...

Page 1: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

i

PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN

PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI

PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI

MEDIA KOMIK UNTUK KELAS III SD

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Anna Juta Aprihida

NIM: 131134179

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan rahmat-Nya

kepada saya dalam segala hal

Kedua orang tua saya, Bapak Martinus Sumarjo dan Ibu

Listyorini yang selalu memberi saya semangat untuk segera

menyelesaikan tugas akhir skripsi

Sahabat seperjuangan saya dari masa putih abu-abu

Anastasia Herlinawati dan Yustina Mira Andika yang selalu

mendukung

Saudara perempuan saya Septri Anggreani Timaria, Erwindha

Mahanani dan Rosaliana Wahyu Setyani Dewi yang sudah

memberi semangat dan mendengar keluh kesah saya

Kakak laki-laki saya, Yeremia Indra Ismara yang selalu

memberikan perhatian, dukungan dan semangat untuk

menyelesaikan tugas akhir

Teman-teman seperjuangan payung “Matematika Berbasis

Seni” yang selalu berjuang bersama untuk menyelesaikan

skripsi

Almamater Universitas Sanata Dharma

Segala pihak yang mendukung dan membantu dalam setiap

proses penelitian dan penyusunan skripsi ini yang tidak dapat

disebutkan satu per satu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

v

MOTTO

“The whole purpose of education is to turn mirrors into windows”

(Sydney J. Harris)

“Try not become man of success, but rather become a man value”

(Albert Einstein)

“Education is the most powerful weapon which you can use to change the

world”

(Nelson Mandela)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 27 Maret 2017

Peneliti

Anna Juta Aprihida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Anna Juta Aprihida

Nomor Mahasiswa :131134179

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN

TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN

BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS III SD”,

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian, saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam

bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan

secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk

kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan

royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 27 Maret 2017

Yang menyatakan

Anna Juta Aprihida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

viii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN

TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN

BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS III SD

Anna Juta Aprihida

Universitas Sanata Dharma

2017

Penelitian ini dilakukan karena adanya potensi dan masalah yang berkaitan

dengan pembelajaran tematik Matematika dan Bahasa Indonesia pada Kurikulum

2013 di kelas III SD. Wawancara guru menyatakan bahwa 22 dari jumlah 27 peserta

didik belum mencapai nilai KKM. Berdasar kuesioner yang dibagikan pada 27

peserta didik kelas III SD, 77.8% atau 17 peserta didik menyatakan sulit memahami

perkalian bilangan bulat dan 74.1% atau 20 peserta didik menyatakan sulit

memahami pembagian bilangan bulat. Penelitian ini merupakan penelitian dan

pengembangan (R&D) yang bertujuan untuk mengembangkan Prototipe Rancangan

Pembelajaran Tematik Matematika Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat

melalui Media Komik untuk kelas III SD; dan mendeskripsikan kualitas dari

prototipe tersebut.

Pengembangan prototipe dalam penelitian ini menggunakan 6 langkah

pengembangan dari Borg dan Gall yang telah dimodifikasi meliputi: (1) Potensi dan

Masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Desain Produk, (4) Validasi produk, (5) Revisi

desain, (6) Uji coba produk. Validasi dilakukan oleh 3 validator dan mendapat skor

rata-rata 3.7 yang masuk dalam kategori sangat baik sehingga prototipe layak untuk

diujicobakan.

Uji coba terbatas dilakukan peneliti kepada 15 peserta didik kelas III SD N

Tegalrejo 2. Materi yang diujicobakan adalah perkalian bilangan bulat menggunakan

media komik “Belajar Konsep Perkalian melalui Periode Iklim Subtropis”. Dari hasil

refleksi, 100% peserta didik menyatakan menjadi tahu tentang konsep perkalian. Dari

hasil evaluasi soal perkalian, 53.3% peserta didik mendapat nilai 100 dan 46.7%

peserta didik mendapat nilai 80.

Kata kunci: Rancangan Pembelajaran, Matematika, Perkalian dan Pembagian

Bilangan Bulat, Komik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

ix

ABSTRACT

PROTOTYPE DEVELOPMENT OF MATHEMATICS THEMATIC LEARNING

DESIGN IN MULTIPLICATION AND DIVISION OF INTEGERS MATERIALS

THROUGH COMICS MEDIA FOR THE THIRD GRADE OF ELEMENTARY

SCHOOL

Anna Juta Aprihida

Sanata Dharma University

2017

This research was conducted because of the potentials and problems related

to thematic learning of Mathematics and Indonesian Language at the Curriculum

2013 in the third grade of elementary school. The teacher’s interview stated that 22

out of 27 students had not reached the KKM score. Based on the questionnaires

which distributed to 27 students of elementary school, 77.8% or 17 students difficult

to understand the multiplication of integer and 74.1% or 20 students difficult to

understand the division of integers. This research is a research and development (R &

D) which aimed to develop Prototype of Mathematics Thematic Material Design

Multiplication and Division of Integer through Comic Media for third grade of

elementary school; and describes the quality of the prototype.

The prototype development in this study used 6 modified development steps

from Borg and Gall including: (1) Potentials and Problems, (2) Data Collection, (3)

Product Design, (4) Product Validation, (5) Design Revision, (6) Product Test.

Validation is done by 3 validation experts and got an average score of 3.7 that include

into very good category so that prototype is proper to be tested.

A limited trial conducted by researcher to 15 students of the third grade of

Tegalrejo 2 elementary school. The material tested is multiplication of integers using

the comic media "Learning the Concept of Multiplication through Subtropical

Climate Period". From the results of reflection, 100% of students claimed to know

about the concept of multiplication. From the evaluation of multiplication, 53.3% of

students got score 100 and 46.7% of the students got score 80.

Keywords: Learning Design, Math, Multiplication and Division of Integers, Comics

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

telah melimpahkan berkat-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Pengembangan

Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika Materi Perkalian dan

Pembagian Bilangan Bulat melalui Media Komik untuk Kelas III SD” dapat

peneliti selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, pada Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti

mendapatkan banyak bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Pada kesempatan ini

peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan izin kepada peneliti

sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan lancar

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., Kaprodi PGSD Universitas Sanata

Dharma yang telah memberikan arahan dan bimbingan yang bermanfaat serta

menjadi validator bagi penyusunan skripsi ini

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., Wakaprodi PGSD Universitas

Sanata Dharma yang telah memberikan arahan dan bimbingan yang

bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini

4. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum., dosen pembimbing I yang telah

membimbing dan memberi dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi ini

5. Maria Agustina Amelia, S.Si., M.Pd., dosen pembimbing II yang telah

membimbing dan memberikan dukungan sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

xi

6. Drs. Sukawit, kepala sekolah dan Ibu Widyastuti, S.Pd., guru pamong di SD

N Tegalrejo 2 yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada peneliti

untuk melaksanakan penelitian di SD N Tegalrejo 2

7. Ibu Sri Endarwati, S.Pd., guru kelas III SD N Tegalrejo 2 yang telah

memberikan izin untuk melakukan penelitian di kelas III dan menjadi

validator serta narasumber pada penelitian ini

8. Bapak Muchammad Bayu Tejo Sampurno, S.Pd., M.A., validator yang telah

memberikan pengarahan dan semangat

9. Peserta didik kelas III SD N Tegalrejo 2 yang telah bersedia membantu

selama proses penelitian berlangsung

10. Kedua orang tua tercinta Bapak Martinus Sumarjo dan Ibu Listyorini yang

selalu memberikan dukungan serta semangat dalam bentuk apapun sehingga

dapat menyelesaikan skripsi ini

11. Seluruh teman dan sahabat serta Teman-teman payung R&D matematika

berbasis seni di Universitas Sanata Dharma yang telah mendukung dan

memberi semangat dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini

12. Almamater Universitas Sanata Dharma

13. Segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberi

dukungan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini

Semoga skripsi ini berguna bagi para pembaca, baik dalam isi maupun

inspirasi untuk lebih baik. Peneliti meminta maaf apabila dalam penulisan skripsi ini

ada beberapa kesalahan baik dalam penyajian ataupun isi. Peneliti mengharapkan

kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perkembangan dan kemajuan

pendidikan di Indonesia.

Peneliti

Anna Juta Aprihida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................................ iv

HALAMAN MOTTO ..................................................................................................... v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................................ vii

ABSTRAK ........................................................................................................................ viii

ABSTRACT ....................................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xvi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1

B. Pembatasan Masalah ........................................................................................ 4

C. Rumusan Masalah ............................................................................................. 5

D. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 5

E. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 5

F. Definisi Operasional .......................................................................................... 6

G. Spesifikasi Produk ............................................................................................. 7

BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................................... 10

A. Kajian Pustaka .................................................................................................. 10

1. Tinjauan tentang Model Pembelajaran Tematik pada Kurikulum 2013 ..... 10

a. Kompetensi sebagai Pendidikan Karakter ............................................... 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

xiii

b. Pengertian Model Pembelajaran tematik .............................................. 12

c. Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran Tematik ............................. 14

2. Tinjauan tentang Rancangan Pembelajaran ................................................ 16

a. Pengertian Rancangan Pembelajaran ...................................................... 16

b. Komponen Rancangan Pembelajaran ..................................................... 18

3. Tinjauan tentang Kecerdasan Matematika Logis dan Verbal-Linguistik ...... 21

a. Pengertian kecerdasan Matematika Logis ................................................ 21

b. Pengertian Kecerdasan Verbal-Linguistik ............................................... 22

4. Tinjauan tentang Matematika ..................................................................... 23

a. Pengertian Matematika .......................................................................... 23

b. Kajian Matematika di Sekolah Dasar ..................................................... 26

c. Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ............................. 27

d. Perkalian ............................................................................................... 27

e. Pembagian ............................................................................................. 28

f. Bilangan bulat ........................................................................................ 29

5. Tinjauan tentang Materi Perubahan Musim ................................................ 30

a. Proses Terjadinya Perubahan Musim ..................................................... 30

b. Musim pada Iklim Tropis ..................................................................... 31

c. Musim pada Iklim Subtropis ................................................................ 32

d. Perilaku Hewan yang Dapat Menunjukkan Perubahan Cuaca ............... 33

6. Tinjauan tentang Komik sebagai Hasil Karya Seni Rupa ........................... 34

a. Pengertian Seni Rupa ............................................................................ 34

b. Pendidikan Seni Rupa di SD ................................................................... 36

c. Pengertian Komik ................................................................................. 40

d. Kelebihan Komik sebagai Media Pembelajaran .................................. 42

e. Kelebihan Gambar sebagai Visualisasi Seni Rupa dalam Komik ............ 44

7. Tinjauan tentang Belajar ............................................................................... 47

a. Pengertian Belajar ................................................................................. 47

b. Prinsip-Prinsip Belajar .......................................................................... 49

c. Pengertian Minat Belajar........................................................................... 52

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

xiv

d. Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar ........................................... 56

e. Gaya Belajar Tipe Visual ........................................................................ 59

8. Tinjauan tentang Media ............................................................................... 60

a. Pengertian Media sebagai Media Pembelajaran .................................. 60

b. Fungsi Media Pembelajaran ................................................................ 62

9. Tinjauan tentang Karakteristik Anak Sekolah Dasar Kelas Bawah ............. 64

10. Tugas Perkembangan Masa Anak .............................................................. 67

a. Tugas Perkembangan Pribadi-Sosial......................................................... 67

b. Tugas Perkembangan Belajar ............................................................... 68

B. Penelitian Yang Relevan ................................................................................. 68

C. Kerangka Berpikir ............................................................................................. 73

D. Pertanyaan Penelitian ........................................................................................ 74

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 75

A. Jenis Penelitian .................................................................................................. 75

B. Setting Penelitian ............................................................................................... 80

C. Prosedur Pengembangan ................................................................................... 81

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................. 89

E. Instrumen Penelitian .......................................................................................... 91

F. Teknik analisis Data ........................................................................................ 99

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................. 103

A. Hasil Penelitian .................................................................................................. 103

1. Langkah-langkah Pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran ........ 103

2. Kualitas Prototipe Rancangan Pembelajaran .............................................. 116

B. Pembahasan ...................................................................................................... 118

C. Kelebihan dan Kekurangan ............................................................................... 122

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ........................................ 125

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 125

B. Keterbatasan Penelitian ...................................................................................... 126

C. Saran ................................................................................................................. 126

Daftar Kepustakaan ...................................................................................................... 128

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

xv

Lampiran ......................................................................................................................... 131

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Pertanyaan wawancara tidak terstruktur ....................................................... 92

Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner pra penelitian ................................................................... 93

Tabel 3.3 Kisi-kisi instrumen refleksi .......................................................................... 95

Tabel 3.4 Kisi-kisi soal tes ............................................................................................. 96

Tabel 3.5 Rubrik penilaian produk oleh validator ......................................................... 98

Tabel 3.6 Klasifikasi kelayakan skor skala empat ......................................................... 100

Tabel 4.1 Rekapitulasi kuesioner pra penelitian ............................................................ 105

Tabel 4.2 Hasil validasi prototipe berupa skor nilai ....................................................... 111

Tabel 4.3 Saran validator mengenai prototipe ......................................................... 113

Tabel 4.4 Hasil rekapitulasi refleksi pembelajaran menggunakan komik matematika

“Belajar Konsep Perkalian melalui Iklim Subtropis” .................................. 117

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Skema penelitian yang relevan ................................................................ 71

Gambar 3.1 Langkah penelitian dan pengembangan (Research and Delelopment)

(R&D) ..................................................................................................... 77

Gambar 3.2 Prosedur pengembangan prototipe rancangan pembelajaran matematika

materi perkalian dan pembagian bilangan bulat melalui media komik

untuk kelas III SD ....................................................................................... 82

Gambar 4.1 Sketsa awal cover komik bagian 1, 2 dan 3 ................................................ 107

Gambar 4.2 Cover dan pengenalan tokoh ................................................................... 108

Gambar 4.3 Komik “Belajar Bilangan Bulat melalui Perubahan Iklim Tropis” ............. 109

Gambar 4.4 Komik “Belajar Konsep Perkalian melalui Perubahan Iklim Subtropis” . 110

Gambar 4.5 Komik “Belajar Konsep Pembagian melalui Tingkah Laku Hewan” ........ 110

Gambar 4.6 Revisi cover komik ................................................................................. 114

Gambar 4.7 Kegiatan uji coba di SD N Tegalrejo 2 ..................................................... 116

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ..................................................................................... 132

Lampiran 2 Surat Selesai Melakukan Penelitian ............................................................... 133

Lampiran 3 Kuesioner Pra Penelitian .............................................................................. 134

Lampiran 4 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Pra Penelitian ................................................. 136

Lampiran 5 Persentase Perhitungan Kuesioner Pra Penelitian .......................................... 137

Lampiran 6 Validasi Prototipe Oleh Validator .............................................................. 141

Lampiran 7 Hasil Lembar Kerja Peserta Didik .............................................................. 156

Lampiran 8 Rekapitulasi Hasil Lembar Kerja Peserta Didik .............................................. 158

Lampiran 9 Hasil Refleksi Peserta Didik ...................................................................... 159

Lampiran 10 Rekapitulasi Hasil Refleksi Peserta Didik ................................................ 160

Lampiran 11 Hasil Wawancara Guru Kelas III SD N tegalrejo 2....................................... 161

Lampiran 12 Foto Kegiatan Uji Coba Prototipe ........................................................... 162

Lampiran 13 Curriculum Vitae ..................................................................................... 163

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini peneliti akan membahas mengenai latar belakang masalah,

pembatasan penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

definisi operasional dan spesifikasi produk.

A. Latar Belakang Penelitian

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai diterapkan

pada tahun pelajaran 2013/2014. Kurikulum 2013 menekankan pada peningkatan

dan keseimbangan kemampuan soft skills (kemampuan bersosialisasi, sikap) dan

hard skills (kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan) yang meliputi aspek

kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan. Pembelajaran pada kurikulum

ini pun lebih bersifat tematik integratif dalam semua pelajaran. Pembelajaran

tematik integratif adalah pendekatan dalam pembelajaran yang mengintegrasikan

berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema

(Fadlillah, 2014: 52).

Pembelajaran tematik di kelas III Sekolah Dasar pada tema 3:

Perubahan di Alam, subtema 3: Perubahan Musim, pembelajaran 1, 3 dan 5,

menginterintegrasikan mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Seni

Budaya dan Prakarya (SBdP). Materi pada Matematika adalah perkalian dan

pembagian bilangan bulat, materi pada Bahasa Indonesia adalah mengenai

perubahan musim dan materi SBdP adalah tentang bernyanyi lagu daerah.

Peneliti akan fokus pada integrasi mata pelajaran Matematika dan

Bahasa Indonesia. Berdasarkan KD Bahasa Indonesia pada pembelajaran adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

2

tentang membaca teks bacaan perubahan musim. Maka, agar dapat menarik

minat peserta didik untuk membaca, peneliti mengembangkan buku bergambar

yang mendukung materi tentang perubahan musim. Gambar yang peneliti

kembangkan berbentuk komik. Komik adalah sebuah media yang dapat

menggambarkan peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia nyata, dimana

pengilustrasiannya dibatasi oleh imajinasi pengarangnya (Smith, 2006: 2).

Komik juga dikaitkan dengan pelajaran Matematika materi perkalian dan

pembagian bilangan bulat. Sehingga, proses belajar akan lebih menyenangkan.

Penelitian ini didukung dengan adanya penelitian sebelumnya yaitu

pembelajaran tematik dengan menggunakan media komik. Dari hasil penelitian

tersebut, dapat disimpulkan bahwa media komik dapat digunakan sebagai media

pembelajaran yang persuasif. Belajar melalui komik menjadikan peserta didik

lebih semangat dan tidak jenuh untuk mengikuti pelajaran, sehingga kegiatan

belajar akan lebih menyenangkan.

Peneliti mengembangkan prototipe rancangan pembelajaran tematik

Matematika melalui media komik berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner.

Pada bulan September 2016, peneliti melakukan wawancara tidak terstruktur

kepada 4 guru kelas III di empat SD yang berbeda yaitu SD N Tegalrejo 2, SD

Kanisius Kotabaru, SD Sarikarya dan SD Kintelan. Berdasarkan hasil

wawancara tersebut, empat guru menyatakan bahwa materi perkalian dan

pembagian masih menjadi kesulitan belajar oleh peserta didik. Salah satu guru

kelas III di SD Negeri Tegalrejo 2 mengatakan bahwa kelas III yang berjumlah

27 peserta didik, beberapa sudah mampu memahami bagaimana konsep

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

3

perkalian dan pembagian, tetapi masih ada yang belum paham dan kurang teliti

dalam mengalikan ataupun membagi. Sekitar 5 peserta didik dari jumlah peserta

didik di kelas III sudah mendapat nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM), namun 22 peserta didik masih mendapat nilai di bawah KKM. KKM

pada mata pelajaran matematika di kelas III ini adalah 65. Guru juga mengatakan

bahwa dalam melaksanakan pembelajaran jarang menggunakan media karena

guru merasa lebih mudah mengajarkan materi perkalian dan pembagian secara

lisan dengan memberikan contoh di papan tulis.

Pada bulan Oktober, peneliti membagikan kuesioner pra penelitian

kepada peserta didik kelas III di SD N Tegalrejo 2 dengan jumlah 27 peserta

didik. Dari kuesioner pra penelitian tersebut, peneliti dapat menyimpulkan data

bahwa: (1) 77,8% atau 21 peserta didik menyatakan masih kesulitan belajar

materi perkalian bilangan bulat, (2)74,1% atau 20 peserta didik masih kesulitan

belajar materi pembagian bilangan bulat dan (3) 88,9% atau 24 peserta didik

tertarik untuk belajar perkalian dan pembagian. Dari pernyataan di atas, dapat

disimpulkan bahwa pelajaran Matematika pada materi perkalian dan pembagian

masih menjadi kesulitan belajar bagi sebagian peserta didik. Namun, peserta

didik memiliki ketertarikan untuk belajar mengenai materi tersebut.

Oleh karena itu, peneliti sebagai calon guru SD tertarik untuk

mengembangkan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika berupa

media komik dengan judul “Belajar dari Perubahan Musim: Prototipe Rancangan

Pembelajaran Tematik Matematika Materi Bilangan Bulat, Perkalian dan

Pembagian melalui Media Komik untuk Kelas III SD”. Prototipe rancangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

4

pembelajaran ini, dikembangkan berdasarkan pada Kurikulum 2013 dengan

mengkolaborasikan dua mata pelajaran sebagai materi yaitu pelajaran

Matematika dan Bahasa Indonesia. Peneliti mengembangkan prototipe rancangan

pembelajaran berupa komik sebagai media, dengan alasan karena komik

termasuk dalam hasil karya seni rupa dan pelajaran seni telah diafirmasi menjadi

bagian dari mata pelajaran yang diajarkan pada peserta didik dalam Kurikulum

2013. Peneliti memilih komik sebagai media pembelajaran karena komik

mempunyai keunggulan salah satunya adalah karakter belajar visualnya yang

baik melalui kombinasi teks cerita singkat dan gambar. Sehingga peserta didik

akan tertarik belajar dengan memahami gambar.

B. Pembatasan Masalah

Peneliti melakukan pembatasan masalah pada penelitian ini yang meliputi:

1. Prototipe rancangan pembelajaran dikembangkan berdasarkan Kurikulum

2013 dengan mengintegrasikan dua mata pelajaran yaitu Matematika dan

Bahasa Indonesia.

2. Prototipe rancangan pembelajaran dibuat berdasarkan pada tema 3

perubahan di alam, subtema 3 perubahan musim khususnya pembelajaran

1, 3 dan 5.

3. Materi pada prototipe rancangan pembelajaran berpusat pada pengadaan

media belajar Matematika untuk menjawab kesulitan peserta didik terhadap

belajar perkalian dan pembagian bilangan bulat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

5

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana prosedur pengembangan “Prototipe Rancangan Pembelajaran

Tematik Matematika Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat

melalui Media Komik untuk Kelas III SD”?

2. Bagaimana kualitas “Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik

Matematika Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat melalui

Media Komik untuk Kelas III SD”?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, dapat dibuat tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan langkah-langkah prosedur pengembangan “Prototipe

Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika Materi Perkalian dan

Pembagian Bilangan Bulat melalui Media Komik untuk Kelas III SD”.

2. Mendeskripsikan kualitas “Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik

Matematika Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat melalui

Media Komik untuk Kelas III SD”.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Matematika merupakan pelajaran dengan dasar mengolah bilangan

sebagai kegiatan berhitung yang sangat berguna dan berperan penting karena

dapat mempertajam cara berpikir logis peserta didik. Oleh karena itu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

6

matematika yang dipadukan dengan unsur seni rupa menjadikan kolaborasi

yang sangat bermanfaat yaitu dapat meningkatkan minat belajar peserta didik

sehingga peserta didik dapat lebih mudah memahami materi yang diberikan.

Selain itu, peserta didik akan merasa senang dan tertarik untuk belajar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengembangkan kreativitas dengan menciptakan media

pembelajaran berupa komik Matematika untuk menumbuhkan minat

belajar peserta didik terhadap pelajaran Matematika.

b. Bagi Peserta didik

Peserta didik dapat memanfaatkan media komik untuk mempelajari

Matematika materi perkalian dan pembagian bilangan bulat.

c. Bagi Guru

Guru mendapatkan contoh media pembelajaran Matematika berupa

komik yang di dalamnya terdapat unsur edukasi.

F. Definsi Operasional

Definisi operasional pada penelitian ini adalah:

1. Prototipe adalah sebuah model draf yang dirancang sebagai fasilitas atau

media yang dapat digunakan untuk meningkatkan stimulus seseorang.

2. Rancangan Pembelajaran adalah sebuah rencana yang disusun dengan

sistematis berdasarkan kebutuhan guna menyampaikan materi pada

peserta didik yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

7

3. Tematik adalah sebuah model pembelajaran yang mengkolaborasikan

beberapa mata pelajaran dengan mengkaitkan materi ke dalam suatu tema

sehingga pelajaran akan lebih efektif.

4. Matematika adalah sebuah bidang tentang logika mengenai bentuk,

susunan dan konsep-konsep yang berhubungan dengan kegiatan berhitung

dan mengolah bilangan.

5. Perkalian adalah sebuah penjumlahan berulang dengan menambahkan

bilangan di belakang tanda × sebanyak bilangan di depan tanda ×.

6. Pembagian adalah pengurangan berulang yaitu dengan mengurangkan

bilangan yang akan dibagi dengan bilangan sebagai pembagi.

7. Bilangan Bulat adalah bilangan yang terdiri dari bilangan negatif (lawan

bilangan positif), nol dan bilangan positif.

8. Media adalah suatu alat yang disertai dengan metode dan tehnik yang

digunakan dalam proses atau kegiatan belajar mengajar, agar dapat

menyampaikan informasi secara efektif.

9. Komik adalah salah satu hasil karya seni yang di dalamnya terdapat

gambar dan dialog percakapan yang berisi suatu pristiwa serta terdapat

unsur persuasif.

G. Spesifikasi Produk

1. Prototipe rancangan pembelajaran berupa komik Matematika terdiri dari

cover berjudul “Belajar dari Perubahan Musim: Prototipe Rancangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

8

Pembelajaran Tematik Matematika Materi Bilangan Bulat, Perkalian dan

Pembagian melalui Media Komik untuk Kelas III SD”.

2. Dalam prototipe rancangan pembelajaran tersebut, terdapat kata

pengantar yang bertujuan untuk merangkum tujuan pembuatan komik dan

ungkapan syukur, pendahuluan, daftar isi, keterangan simbol, isi prototipe

yang terbagi menjadi tiga bagian yaitu bagian 1 adalah teori dan bagian 2

adalah komik dan bagian 3 adalah contoh RPP pembelajaran 3. Di bagian

akhir prototipe terdapat kepustakaan dan biografi penulis.

3. Bagian 1, berisikan teori tentang definisi bilangan bulat, perkalian,

pembagian dan teori perubahan musim.

4. Bagian 2 berupa komik terbagi menjadi 3 bagian yaitu Komik

pembelajaran 1 “Belajar Bilangan Bulat melalui Periode Iklim Tropis”,

Komik pembelajaran 2 “Belajar Konsep Perkalian melalui Periode Iklim

Subtropis” dan Komik pembelajaran 3 “Belajar Konsep Pembagian

melalui Tingkah Laku Hewan”.

5. Bagian 3 adalah berupa contoh RPP Pembelajaran 3.

6. Komik tersebut mencakup pengetahuan dari dua mata pelajaran yang

telah dikolaborasi yaitu materi perubahan musim untuk pelajaran Bahasa

Indonesia dan materi perkalian dan pembagian bilangan bulat untuk mata

pelajaran Matematika. Kedua materi tersebut, menjadi pokok bahasan

dalam pembelajaran di Kurikulum 2013 dan dipelajari pada tema 3

perubahan di alam, subtema 3 perubahan musim. Pada pelajaran Bahasa

Indonesia, terdapat materi perubahan musim yang dipelajari dengan cara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

9

membaca teks bacaan beserta pemahaman pada gambar komik,

sedangkan pada pelajaran Matematika lebih ditekankan pada konsep

perkalian dan pembagian bilangan bulat.

7. Prototipe rancangan pembelajaran dicetak dengan ukuran kertas A5.

8. Cover prototipe rancangan pembelajaran dicetak menggunakan jenis

kertas ivory.

9. Isi prototipe berupa kata pengantar, daftar isi, pendahuluan, teori, RPP,

daftar pustaka dan tentang penulis menggunakan jenis kertas HVS,

sedangkan untuk halaman pengenalan tokoh dan komik dicetak

menggunakan jenis kertas art paper.

10. Prototipe rancangan pembelajaran pada bagian komik diisi dengan frame

gambar berwarna dan menggunakan font Comic Sans Ms.

11. Gambar yang ada pada prototipe rancangan pembelajaran merupakan

gambar ilustrasi karya peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

10

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini peneliti akan membahas mengenai kajian teoritis, penelitian yang

relevan, kerangka berpikir dan pertanyaan penelitian.

A. Kajian Pustaka

Kajian teoritis pada penelitian ini akan membahas teori-teori yang

mendukung penelitian yaitu belajar, model pembelajaran tematik, kecerdasan

visual-spasial dan matematika logis dalam kecerdasan majemuk, rancangan

pembelajaran, media pembelajaran, karakteristik peserta didik SD, komik,

matematika, perubahan musim dan minat.

1. Tinjauan tentang Model Pembelajaran Tematik pada Kurikulum 2013

a. Kompetensi sebagai Pendidikan Karakter

Pembelajaran tematik didesain dengan pendekatan belajar yang

ilmiah, dimana salah satu harapannya adalah agar peserta didik dapat

belajar dari lingkungannya yaitu dengan mencari tahu dan mengolah

pengetahuan itu sendiri sehingga peserta didik akan mempunyai

pengalaman belajar yang bermakna. Pengalaman belajar yang bermakna

tersebut harus selalu diarahkan pada kompetensi yang menjadi acuan

untuk mengembangkan karakter peserta didik. Kompetensi dirancang

dalam empat kelompok yang saling terkait, yaitu sikap keagamaan

(spiritual), sikap sosial, pengetahuan (kognitif) dan penerapan

pengetahuan (psikomotorik) (Majid, 2014: 27). Keberhasilan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

11

pengembangan empat kemampuan tersebut, juga mampu mendorong

keberhasilan pengembangan karakter dalam pembelajaran tematik.

Kurniawan (2014: 199) mengatakan pentingnya penilaian yang

dilakukan harus memperhatikan beberapa aspek seperti, aspek pemikiran,

aspek keterampilan dan juga aspek sikap agar mengetahui perubahan hasil

belajar peserta didik. Aspek pemikiran berkaitan dengan kemampuan

kognitif atau kemampuan berpikir. Aspek keterampilan berkaitan dengan

kemampuan motorik tubuh atau kemampuan yang bersifat jasmaniah,

sedangkan aspek sikap berkaitan dengan kualitas dan perubahan yang

berkaitan dengan afeksi peserta didik.

Pembelajaran karakter dilakukan melalui kegiatan belajar mengajar

pada setiap materi pelajaran yang aktif dengan mengembangkan

kemampuan peserta didik pada ranah kognitif, konatif, afektif dan

psikomotor. Akbar (2016: 63) mengatakan untuk menciptakan

pembelajaran yang aktif agar pembelajaran karakter dapat dioptimalkan,

perlu memperhatikan tujuan kegiatan pembelajaran, pengalaman belajar

sendiri oleh peserta didik, penggunaan model pembelajaran aktif yang

berorientasi pada pendidikan karakter, pembelajaran yang bermakna,

pencakupan seluruh kecakapan hidup peserta didik, sumber atau media

pembelajaran konkret, penialaian yang autentik dan penggunaan prinsip

Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM).

Prinsip PAKEM ditujukan agar pembelajaran oleh peserta didik menjadi

kreatif, invensi dan inovasi serta suasana pembelajaran menyenangkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

12

Jadi, berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa

melalui penilaian empat kompetensi yaitu sikap spiritual, sikap sosial,

kognitif dan psikomotorik merupakan penilaian autentik yang berguna

untuk pembentukan karakter. Empat kompetensi tersebut menjadi acuan

membentuk suatu pembelajaran yang dapat mengembangkan kepribadian

peserta didik secara optimal. Sehingga prototipe rancangan pembelajaran

yang dikembangkan dapat membentuk karakter peserta didik.

b. Pengertian Model Pembelajaran Tematik

Pembelajaran Tematik adalah salah satu model yang ada di dalam

pembelajaran terpadu (integrated instruction). Pembelajaran tematik ini

adalah suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik

belajar lebih aktif, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan

secara holistik, bermakna dan autentik baik secara individual ataupun

kelompok.

Model pembelajaran tematik merupakan model pembelajaran

terpadu yang menggunakan pendekatan tematik dan melibatkan beberapa

mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada

setiap peserta didik secara menyeluruh (Rusman, 2013: 254). Fokus

perhatian dalam pembelajaran tematik bertumpu pada proses yang akan

ditempuh oleh peserta didik saat berusaha memahami isi pembelajaran

yang searah dengan bentuk keterampilan yang harus dikembangkan. Pada

dasarnya, pembelajaran tematik ini adalah belajar dengan

mengkolaborasikan dua atau lebih mata pelajaran dengan memperhatikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

13

keterkaitan isi dari mata pelajaran tersebut. Setiap pembelajaran akan di

rangkum ke dalam sebuah tema. Tujuan dari tema tersebut, bukan hanya

untuk menguasai konsep-konsep dalam suatu mata pelajaran, tetapi juga

menguasai keterkaitan konsep-konsep dari mata pelajaran lainnya.

Majid (2014: 80) mengungkapkan pembelajaran tematik

merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk

mengkaitkan beberapa mata pelajaran, sehingga peserta didik dapat

belajar melalui pengalaman yang bermakna. Bermakna berarti bahwa

dalam pembelajaran tematik, setiap peserta didik akan mudah memahami

konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan

nyata yang menghubungkan konsep pada setiap mata pelajaran yang

berbeda. Pengalaman belajar dapat berpengaruh serta dapat meningkatkan

kualitas lulusan peserta didik. Usaha dalam mengingkatkan kualitas

lulusan, dimulai dari diterapkannya pendekatan pembelajaran tematik

integratif. Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan

pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai

mata pelajaran ke dalam berbagai tema (Majid, 2014: 86).

Kurniawan (2014: 95) mengungkapkan bahwa tematik merupakan

salah satu bentuk atau model dari pembelajaran terpadu, yaitu model

webbed atau disebut model terjala. Model webbed, pada intinya

menekankan pola pengorganisasian materi yang terintergrasi dipadukan

oleh tema. Tema dikembangkan dari mata pelajaran yang disesuaikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

14

dengan kompetensi dasar dan standar isi dari masing-masing mata

pelajaran.

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran tematik merupakan salah salah satu model pembelajaran

dengan mengkolaborasikan beberapa mata pelajaran dengan

menghubungkan materi atau topik yang satu dengan yang lain sehingga

pembelajaran akan menjadi lebih efektif.

Pembelajaran tematik Bahasa Indonesia memilih KD 3.1 Menggali

informasi dari teks laporan informatif hasil observasi tentang perubahan

wujud benda, sumber energi, perubahan energi, energi alternatif,

perubahan iklim dan cuaca, rupa bumi dan perubahannya, serta alam

semesta dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan

dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk

membantu pemahaman. Pelajaran Matematika mengambil KD 3.5

Menyederhanakan kesamaan dua ekspresi dengan menggunakan

penambahan / pengurangan bilangan sampai dua angka.

c. Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran Tematik

Pendekatan scientific disebut juga sebagai pendekatan ilmiah.

Pendekatan scientific merupakan pendekatan yang diterapkan pada

pembelajaran dengan maksud untuk memberikan pemahaman kepada

para peserta didik dalam mengenal dan memahami berbagai materi

menggunakan pendekatan ilmiah (Majid, 2014: 70). Pendekatan ilmiah

digunakan agar dapat mengembangkan aktivitas belajar peserta didik,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

15

yaitu kegiatan mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji,

menalar dan mencipta. Tujuh kegiatan belajar tersebut adalah aktivitas

dalam mengembangkan keterampilan berpikir untuk meningkatkan rasa

ingin tahu pada peserta didik.

Pendekatan belajar ilmiah dimaksudkan bahwa segala bentuk

informasi bisa berasal dari mana saja dan kapan saja, tidak bergantung

pada informasi searah dari guru. Pendekatan ilmiah ini, diyakini dapat

menjadi titian emas perkembangan dan pengembangan sikap,

keterampilan dan pengetahuan peserta didik (Majid dan Chaerul, 2014:

196). Ranah sikap ini, menggamit transformasi substansi atau materi ajar

agar peserta didik tahu tentang ‘mengapa’ atau adanya hubungan sebab

akibat. Ranah keterampilan, menggamit transformasi substansi atau

materi ajar agar peserta didik tahu ‘bagaimana’, atau proses terjadinya

sesuatu, sedangkan ranah pengetahuan, menggamit transformasi substansi

materi ajar agar peserta didik mengetahui tentang ‘apa’. Pencapaian tiga

ranah tersebut, harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah

dan menghindari nilai atau sikap yang non-ilmiah. Hasil akhirnya adalah

peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi pribadi

yang baik (soft skills) dan pribadi yang memiliki kecakapan dan

pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari seluruh peserta

didik yang berdasar pada kompetensi sikap, pengetahuan dan

keterampilan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

16

Pendekatan ilmiah (scientific approach) memiliki relevansi yang

kuat dengan penilaian autentik dalam pembelajaran yang sesuai dengan

tuntutan Kurikulum 2013. Penilaian autentik mampu menggambarkan

peningkatan hasil belajar peserta didik, termasuk dalam rangkaian

kegiatan mengobservasi, menanya, menalar, mencoba ataupun

membangun jejaring (Kurniasih, 2014: 48). Penilaian autentik ini,

mempunyai kecenderungan yang fokus pada tugas kompleks atau

kontekstual yang memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan

kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Pernyataan tersebut menjadikan penilaian autentik sangat relevan dengan

pendekatan saintifik.

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa

pendekatan saintifik adalah salah satu pendekatan yang memungkinkan

peserta didik untuk aktif memberikan pemahaman kepada para peserta

didik dalam mengenal dan memahami berbagai materi melalui kegiatan

pembelajaran seperti mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji,

menalar dan mencipta.

2. Tinjauan tentang Rancangan Pembelajaran

a. Pengertian Rancangan Pembelajaran

Strategi adalah sebuah rencana atau metode atau desain aktivitas,

sedangkan strategi pembelajaran diartikan sebagai rancangan, cara atau

beberapa kegiatan yang dirancang untuk mencapai tujuan pendidikan

secara khusus (Kadir dan Hanun, 2014: 118). Setiap strategi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

17

digunakan berawal dari asumsi bahwa dengan strategi pembelajaran

tertentu, proses belajar mengajar akan lebih bergairah (aktif) lebih kreatif

dan menyenangkan. Rancangan pelaksanaan pembelajaran tematik, pada

dasarnya harus memperhatikan faktor yang meliputi:

1. Waktu. Waktu yang tersedia menjadikan guru lebih leluasa

dalam merancang pembelajaran tematik sehingga setiap

jaringan topik akan mendapat porsi yang seimbang.

2. Urutan kegiatan pembelajaran. Sistematika dan proses

pembelajaran sangat penting untuk diperhatikan seperti

mempelajari bahan materi mulai dari yang mudah ke yang sulit

atau sebaliknya, ataupun memilih strategi belajar mulai dari

global ke khusus dan lain sebagainya (Kadir dan Hanun, 2014:

125).

Rancangan pembelajaran dimaksudkan sebagai sebuah rencana

yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk

mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan

telah dijabarkan dalam silabus atau disebut RPP (Majid, 2014: 226).

Prinsip pengembangan RPP meliputi:

1. Memperhatikan perbedaan setiap individu.

2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik.

3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis.

4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut RPP.

5. Keterkaitan dan keterpaduan perangkat RPP (Majid, 2014: 226).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

18

Fadlillah (2014: 144) rancangan pembelajaran atau Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sangat dibutuhkan karena merupakan

seperangkat rencana atau skenario dalam melaksanakan pembelajaran.

Dalam merancang sebuah kegiatan pembelajaran, seorang pendidikan

perlu memperhatikan secara cermat baik materi, penilaian, alokasi waktu,

sumber belajar, maupun metode pembelajaran yang akan digunakan

sehingga secara detail kegiatan pembelajaran sudah tersusun rapi dalam

RPP.

Jadi, berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa

rancangan pembelajaran adalah sebuah rencana yang disusun dengan

sistematis berdasarkan kebutuhan guna menyampaikan materi pada

peserta didik yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

b. Komponen Rancangan Pembelajaran

Dalam menyusun sebuah rancangan atau rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) komponen yang perlu diperhatikan meliputi:

1. Identitas Sekolah

Keterangan data yang berkaitan dengan sekolah seperti nama

sekolah.

2. Tema atau Subtema

Judul yang digunakan sebagai tema besar yang berisi

keterkaitan antar mata pelajaran.

3. Kelas atau Semester

Subjek yang akan melakukan kegiatan pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

19

4. Mata Pelajaran

Keterangan mengenai mata pelajaran yang akan dipelajari.

5. Alokasi Waktu

Beban waktu yang diberikan untuk setiap kompetensi yang akan

dicapai. Alokasi waktu ditentukan berdasar keluasan materi

yang diajarkan.

6. Kompetensi Inti (KI)

Tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi

Kelulusan (SKL). Kompetensi berfungsi sebagai unsur

pengorganisasi kompetensi dasar yang meliputi empat

kelompok, yaitu sikap keagamaan (KI 1), sikap sosial (KI 2),

pengetahuan (KI 3) dan penerapan pengetahuan atau

keterampilan (KI 4).

7. Kompetensi Dasar (KD)

Kompetensi Dasar adalah konten yang terdiri dari sikap,

pengetahuan, dan keterampilan yang bersumber pada

kompetensi inti .

8. Indikator Pencapaian Kompetensi

Kegiatan yang mengacu pada kompetensi dasar yang akan

dicapai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

20

9. Tujuan Pembelajaran

Sesuatu yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran. Tujuan

pembelajaran biasanya berhubungan dengan kompetensi inti

atau kompetensi dasar yang ingin dicapai.

10. Materi Pembelajaran

Suatu tema atau pokok bahasan yang akan dipelajari.

11. Metode Pembelajaran

Cara atau strategi yang digunakan untuk menyampaikan suatu

materi tertentu dalam kegiatan pembelajaran.

12. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran

Media dan alat merupakan sarana pembantu dalam kegiatan

belajar.

13. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran (Pendahuluan, Inti,

Penutup)

Rencana kegiatan yang dilakukan saat pembelajaran yang

dimulai saat membuka pelajaran sampai menutup pelajaran.

14. Penilaian Hasil Pembelajaran

Pengukuran untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau

ketercapaian peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

Penilaian dapat berupa penilaian tertulis, observasi atau bentuk

lainnya yang relevan (Akbar, 2016: 40).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

21

3. Tinjauan tentang Kecerdasan Matematika Logis dan Kecerdasan

Verbal-Linguistik

a. Pengertian tentang Kecerdasan Matematika Logis

Kecerdasan Matematika logis disebut sebagai kecerdasan logika

Matematika. Kecerdasan matematik ini meliputi keterampilan berhitung,

berpikir secara logis atau masuk akal serta keterampilan pemecah masalah

(Ula, 2013: 89). Intelegensi logis Matematika termasuk kepekaan pada

pola logika, abstraksi prinsip sebab akibat, kategorisasi dan perhitungan,

manipulasi angka, kuantitas dan operasi Matematika (Ula, 2013: 90).

Peserta didik yang memiliki inteligensi Matematika logis yang baik

biasanya memiliki nilai matematika yang baik dibandingkan beberapa

temannya yang lain. Selain itu, pola pikir dan cara berbicaranya logis

raisonal atau masuk akal. Ciri-ciri peserta didik yang mempunyai

intelegensi matematis logis memiliki kemampuan yang mumpuni dalam

penalaran, pengurutkan, berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan

hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola numerik dan bahkan

biasanya, pandangan hidupnya bersifat rasional (Gadner dalam Ula, 2013:

90).

Yaumi dan Nurdin (2013: 14) mengatakan bahwa kecerdasan

Matematika adalah kemampuan yang berkenaan dengan rangkaian alasan,

mengenal pola-pola dan aturan. Kecerdasan Matematika disebut juga

kecerdasan logis dan penalaran karena merupakan dasar dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

22

memecahkan masalah dengan memahami prinsip-prinsip yang mendasari

sistem kausal atau dapat memanipulasi bilangan, kuantitas dan operasi.

Kezar (dalam Naumi dan Nurdin, 2013: 14) berpendapat bahwa

kecerdasan Matematika logis merujuk pada kemampuan untuk

mengeksplorasi pola-pola, kategori-kategori dan hubungan dengan

memanipulasi objek-objek atau simbol untuk melakukan percobaan

dengan cara terkontrol dan teratur. Seseorang yang memiliki gaya belajar

tipe Matematika logis sangat menyukai bermain dengan bilangan dan

menghitung, suka diatur, baik dalam problem solving, mengenal pola-

pola, menyukai permainan Matematika, suka melakukan percobaan

dengan cara yang logis, sangat teratur dalam tulis tangan dan tertarik pada

pernyataan logis (Naumi dan Nurdin, 2013: 15).

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa

kecerdasan matematika logis adalah sebuah kemampuan yang dimiliki

seseorang untuk memahami sesuatu melalui suatu pola, simbol dan

tertarik pada sesuatu yang menggunakan bilangan sebagai perhitungan

dan memiliki keterampilan berhitung.

b. Kecerdasan Verbal-Linguistik

Yaumi dan Nurdin (2013: 13) berpendapat bahwa kecerdasan

verbal-linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan bahasa,

termasuk bahasa ibu dan bahasa asing, untuk mengekspresikan apa yang

ada di dalam pikiran dan memahami orang lain. Kemampuan ini

berhubungan dengan penguasaan bahasa. Seseorang yang memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

23

kemampuan ini, akan lebih senang bercerita, menulis dan mempunyai

memori yang lebih baik untuk mengingat nama, tempat dan lainnya.

Seseorang dengan kecerdasan ini juga akan lebih suka berbicara dan

memiliki kosa kata yang sangat baik.

Kecerdasan verbal-linguistik diartikan juga sebagai kemampuan

dalam menggunakan dan mengolah kata-kata dengan efektif, baik secara

lisan maupun tertulis (Ula, 2013: 88). Seseorang yang menonjol dalam

intelegensi linguistik memiliki kemampuan seperti mengerti urutan dan

arti kata, mampu berkomunikasi dan merasakan sesuatu melalui bahasa,

dapat menjelaskan, bercerita, mengajar dan berdebat, mudah mengingat

atau menghafal, mampu menulis dan mahir dalam perbendaharaan kata.

Jasmine (2007: 17) mengatakan bahwa seseorang yang memiliki

kecerdasan verbal-linguistik dapat berbicara atau bertutur kata dengan

baik. Orang yang memiliki kecerdasan ini, juga memiliki keterampilan

auditori (berkaitan dengan pendengaran) yang sangat tinggi dan juga

belajar melalui pendengaran.

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa

kecerdasan verbal-linguistik adalah sebuah kemampuan dalam mengolah

kata-kata atau bertutur kata baik dalam bentuk lisan ataupun tertulis.

4. Tinjauan tentang Matematika

a. Pengertian Matematika

Matematika merupakan salah satu pelajaran yang sudah dikenalkan

pada peserta didik sejak dini terlebih pada jenjang pendidikan Sekolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

24

Dasar. Matematika dasar yang diajarkan pada peserta didik usia dini

adalah mengenal bilangan. Ini adalah tahapan yang paling utama bagi

peserta didik untuk perkembangan pembelajaran Matematika selanjutnya.

Pelajaran Matematika ini, akan mengembangkan kemampuan mengolah

angka atau berhitung pada peserta didik.

Definisi Matematika menurut Johnson dan Rising (dalam

Runtukahu dan Selpius, 2014: 28) adalah bahasa simbol tentang berbagai

gagasan dengan menggunakan istilah-istilah yang didefinisikan secara

cermat, jelas dan akurat. Matematika dikatakan akurat karena

perhitungannya yang bersifat matematis dan pasti.

Reys (dalam Runtukahu, 2014: 30) beranggapan bahwa

Matematika adalah studi tentang pola dan hubungan, cara berpikir dengan

strategi organisasi, analisis dan sintetis, seni, bahasa dan alat untuk

memecahkan masalah-masalah abstrak dan praktis. Haryono (2014: 6)

mengemukakan bahwa Matematika merupakan bagian dari ilmu

pengetahuan yang sifatnya pasti (eksakta) yang digunakan sebagai

pengetahuan dalam proses belajar proses belajar.

Definisi Matematika yang begitu beragam dan luas membuat

pengertian Matematika masih terkesan abstrak. Karena banyaknya ilmu-

ilmu terapan matematika yang kian berkembang, Matematika kurang

dapat didefinisikan menjadi satu kesatuan yang pasti. Seorang ahli

Matematika, Bishop (dalam Runtukahu dan Selpius, 2014: 29)

mengelompokkan kegiatan Matematika secara umum menjadi enam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

25

kegiatan yaitu menghitung, menempatkan (locating), mengukur,

mendesain, bermain dan menjelaskan. Kegiatan-kegiatan tersebutlah yang

menjadi dasar bagaimana Matematika itu diterapkan dalam pembelajaran.

Matematika selalu memiliki simbol untuk menyatakan sesuatu

secara ringkas. Fungsi simbol Matematika ini adalah sebagai komunikasi,

merekam pengetahuan, menunjukkan struktur, menjelaskan,

mengingatkan kembali dan sebagai pengertian (Runtukahu dan Selpius,

2014: 32). Kalimat Matematika dapat diungkapkan secara lisan maupun

tertulis. Matematika yang dituliskan melalui simbol sebagai ringkasan

dari penjelasan secara lisan. Itulah sebabnya simbol digunakan sebagai

penunjuk verbal. Simbol yang dipahami secara tertulis, mampu

mempermudah otak untuk merekam, mengingat sehingga apa yang sudah

dipelajari dapat dibaca kembali. Dengan mencatat, peserta didik mampu

mengingat pembelajaran secara terstruktur pada apa yang telah

dipelajarinya selama ini. Matematika dikatakan juga memiliki fungsi seni.

Matematika memiliki karakteristik keindahan, keteraturan dan

keterurutan (Reys dalam Runtukahu dan Selpius, 2014: 40). Matematika

tidak hanya diterapkan pada keterampilan matematiknya saja, tetapi harus

juga dikembangkan pada keteraturan dan keindahannya. Matematika yang

banyak menggunakan simbol, membuat garis, titik, siku atau bentuk

geometri lain juga harus memperhatikan kerapian. Kerapian dalam

penulisan ini akan berdampak baik bagi pembaca. Ketika tulisan rapi dan

tertata, maka niat untuk belajar akan bertambah, sedangkan penulisan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

26

yang kurang rapi dapat membuat ketidak fokusan belajar sehingga apa

yang dibaca tidak begitu jelas. Oleh karena itu, perlu adanya keteraturan

dalam membuat simbol Matematika agar dapat dinikmati dari segi

keindahannya.

Dari pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa Matematika

adalah sebuah bidang tentang logika mengenai bentuk, susunan dan

konsep-konsep yang berhubungan dengan kegiatan berhitung dan

mengolah bilangan. Fungsi Matematika bertujuan sebagai pengungkapan

bahasa simbol yang digunakan untuk mengkomunikasikan konsep-konsep

dalam bidang Matematika.

b. Kajian Matematika di Sekolah Dasar

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting di

Sekolah Dasar. Matematika memiliki fungsi tersendiri bagi orang yang

memperlajarinya. Ebbut dan Straker (dalam Marsigit, 2012: 2-5),

menyampaikan pedoman kepada guru Matematika untuk mendukung

peserta didik belajar Matematika. Pedoman tersebut, berdasarkan pada

hakikat Matematika yaitu:

1. Matematika adalah kegiatan penelusuran pola dan hubungan.

2. Matematika adalah kreativitas yang memerlukan imajinasi,

intuisi dan penemuan.

3. Matematika adalah kegiatan problem solving.

4. Matematika merupakan alat berkomunikasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

27

c. Tujuan Pelajaran Matematika di SD

Matematika yang diajarkan di Sekolah Dasar bertujuan untuk

menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung,

menumbuhkan kemampuan peserta didik yang dapat dialihgunakan dan

membentuk sikap logis, kritis, kreatif, cermat serta disiplin (Hudojo,

2003: 123).

d. Perkalian

Perkalian dipelajari oleh peserta didik SD pada kelas III. Pada awal

belajar perkalian ini, perlu adanya penanaman konsep yang benar agar

peserta didik dapat mengerti tentang dasar perkalian. Perkalian

disimbolkan dengan tanda silang (×) yang dibaca kali. Perkalian adalah

penjumlahan berulang (Amin dan Zaini, 2006: 34). Penjumlahan berulang

ini dimaksudkan dengan menjumlah ulang bilangan yang kedua sebanyak

bilangan pertama. Contohnya: terdapat 3 keranjang buah dan masing-

masing keranjang berisikan mangga 2 buah. Maka dapat dituliskan dalam

kalimat matematinya, 3 × 2. 3 adalah jumlah keranjang dan 2 adalah

banyaknya buah dalam keranjang. Untuk menyelesaikannya, maka

dijabarkan 3 × 2 = 2 + 2 + 2 = 6. 2 yang dijumlahkan sebanyak 3 kali

merupakan penjumlahan berulang yang dimaksudkan dalam perkalian.

Endah (2014: 53) menyatakan perkalian adalah menjumlahkan

suatu bilangan pertama secara berulang sebanyak bilangan kedua.

Contoh: terdapat perkalian 2 × 1, maka yang dimaksud sebagai bilangan

pertama adalah angka 2 dan bilangan kedua adalah 1. Kalimat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

28

matematikanya adalah 2 × 1 = 1 + 1 = 2. Penjumlahan berulang 1

sebanyak dua kali merupakan konsep perkalian sebagai penjumlahan

berulang.

Purnomo (2014: 217) juga mengungkapkan pendapat yang sama

mengenai pengertian perkalian sebagai penjumlahan berulang.

Penjumlahan berulang ini adalah menjumlahkan bilangan di belakang

tanda × (kali) sebanyak bilangan yang ada di depan tanda × (kali).

Semisal 4 × 2, maka angka 2 akan dijumlahkan sebanyak 4 kali yang

ditulis 4 × 2 = 2 + 2 + 2 +2 sehingga hasilnya adalah 8.

Dapat disimpulkan bahwa perkalian merupakan sebuah

penjumlahan berulang dengan rumus A × B maka B dijumlahkan

sebanyak A.

e. Pembagian

Jika ada perkalian, tentu saja ada pembagian. Pembagian

disimbolkan dengan titik dua (:). Pembagian ini dikatakan sebagai

kebalikan dari perkalian. Jika perkalian adalah penjumlahan berulang,

maka pembagian adalah pengurangan berulang (Purnomo: 2014: 220).

Contoh, 4 : 2, maka 4 akan dikurangi 2 sebanyak dua kali hingga hasilnya

habis atau nol. Dituliskan 4 : 2 = 2 yang didapat dari hasil pengurangan 4

– 2 – 2 = 0.

Konsep pembagian sebagai pengurangan berulang juga dinyatakan

oleh Amin dan Zaini (2006: 46), dimana pengurangan yang dimaksud

adalah mengurangi bilangan di depan tanda bagi (:) oleh bilangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

29

dibelakang tanda bagi (:) sampai hasilnya nol. Contoh: 12 : 4, maka 12

akan dikurangi 4 sampai hasilnya nol. Ditulis 12 : 4 = 3 yaitu 12 – 4 – 4 –

4 = 0, 12 dikurangi 4 secara berulang sebanyak tiga kali, sehingga

didapatkan hasil bahwa 12 : 4 = 3.

Endah (2014: 53) menambahkan bahwa pembagian merupakan

sebuah bilangan yang dibagi menjadi beberapa bagian yang sama.

Maksudnya adalah semisal terdapat 4 buah permen yang akan dibagikan

pada dua orang peserta didik. Maka, 4 permen tersebut akan dibagikan

sama rata ke dua orang peserta didik dengan membagikan satu persatu

hingga permen terbagi habis dan sama rata. Sehingga masing-masing

peserta didik akan mendapat permen sejumlah 2 yang sama rata.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembagian adalah pengurangan

berulang yaitu dengan mengurangkan bilangan yang akan dibagi dengan

bilangan sebagai pembagi.

f. Bilangan Bulat

Bilangan digunakan untuk menyatakan jumlah. Bilangan ini

terbagi menjadi beberapa bagian salah satunya adalah bilangan Bulat.

Bilangan bulat adalah bilangan yang digunakan untuk menghitung

sesuatu yang utuh (Surya, 2015: 1). Bilangan bulat di bagi menjadi 3

bagian yaitu bilangan positif (1, 2, 3, 4,…), bilangan negatif (-1, -2, -3, -

4,…), dan nol (0). Bilangan positif berada di sebelah kanan nol,

sedangkan bilangan negatif berada di sebelah kiri nol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

30

Supriadi (2013: 100) mengungkapkan bilangan bulat terdiri dari

bilangan bulat positif, bilangan bulat negatif dan nol. Bilangan positif

mempunyai tanda “+” sedangkan bilangan negatif mempunyai tanda “-“.

Bilangan bulat negatif, nol dan bilangan asli disebut bilangan bulat

(integers) (Purnomo, 2014: 32). Contoh bilangan bulat adalah -4, -3, -2, -

1, 0, 1, 2, 3, 4.

Jadi, berdasarkan pendapat para ahli bilangan bulat adalah

bilangan yang terdiri dari bilangan negatif (lawan bilangan positif), nol

dan bilangan positif.

5. Tinjauan tentang Materi Perubahan Musim

a. Proses Terjadinya Perubahan Musim

Perubahan musim terjadi ketika perputaran bumi mengelilingi

matahari dengan kemiringan sekitarnya 23,5˚ terhadap garis vertikal

(Woodward, 2006: 18). Bumi selalu bergerak seperti itu, akibatnya pada

bulan Juni, Kutub Utara mendekati matahari dan pada bulan Desember

menjauhi matahari. Artinya, bahwa pada bulan Juni belahan bumi Utara

menerima panas lebih banyak daripada belahan bumi Selatan. Kemudian

setelah enam bulan akan bergantian.

Musim adalah salah satu pembagian utama tahun berdasarkan

bentuk iklim yang luas. Perubahan musim terjadi ketika bumi

mengelilingi matahari dan bumi berputar miring pada porosnya

(Erminawati, 2008: 38).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

31

Posisi kemiringan bumi dan gaya putar bumi menyebabkan variasi

musim (Howel, 2003: 66). Dipadukan dengan variasi orbit bumi, iklim

panas dan dingin bumi mencapai keseimbangan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa perubahan musim merupakan

perubahan alami karena posisi kemiringan bumi dan revolusi bumi atau

disebut sebagai gerakan bumi mengelilingi matahari.

b. Musim pada Iklim Tropis

Tropis merupakan salah satu iklim yang terletak di Garis Balik

Utara 23˚ 27˚ LU dan Garis Balik Selatan terletak pada 23˚ 27˚ LS

(Howel, 2003: 25). Karakteristiknya adalah berupa terjadinya dua musim

yaitu musim kemarau atau panas dan musim hujan. Musim kemarau

terjadi pada bulan April sampai bulan Oktober, sedangkan musim hujan

terjadi sebaliknya yaitu pada bulan Oktober sampai bulan April.

Terhitung, setiap musim pada iklim tropis terjadi setiap 6 bulan dalam

setahun.

Daerah beriklim tropis memiliki dua musim yaitu musim hujan

dan musim kemarau. Lama waktu siang dan malam sama yakni 12 jam

(Kusuma, 2015: 89). Tumbuhan yang hidup di wilayah beriklim tropis

sangat beragam. Diantaranya adalah buah buahan seperti nanas, pepaya,

mangga, pisang, dan rambutan. Hewan seperti orang utan, badak bercula

satu dan macan tutul banyak terdapat di wilayah ini. Negara-negara yang

termasuk dalam wilayah tropis antara lain Singapura, Malaysia, dan

Hongkong.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

32

Musim hujan di daerah iklim tropis merupakan daerah yang

mendapat intensitas sinar matahari maksimal bergeser dari arah Utara ke

Selatan sepanjang tahun (Woodward, 2006: 19). Hal ini menyebabkan

terjadinya badai tropis di Utara dan Selatan serta menimbulkan musim

hujan dan musim kemarau.

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa musim

pada iklim tropis meliputi musim hujan dan musim kemarau. Musim

hujan terjadi pada bulan Oktober sampai April, sedangkan musim

kemarau terjadi pada bulan April sampai Oktober.

c. Musim pada Iklim Subtropis

Daerah beriklim subtropis memiliki empat musim yaitu musim

semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin (Kusuma, 2015: 89).

Makhluk hidup yang terdapat di daerah subtropis antara lain bambu,

bunga sakura, hewan panda dan rakun. Negara-negara yang termasuk

dalam wilayah subtropis antara lain Jepang, Amerika Serikat, dan

sebagian wilayah Cina.

Jenis musim pada iklim subtropis, dibagi menjadi 4 musim dan

masing-masing terjadi selama 3 bulan (Erminawati, 2008: 40). 4 musim

tersebut adalah yang pertama musim dingin atau musim salju, di mana

suhu sangat dingin pada musim ini. Musim ini berlangsung selama bulan

Desember sampai Maret pada belahan Utara bumi. Kedua, musim gugur

dimana pepohonan mulai menggugurkan daun terjadi pada bulan

September sampai Desember. Ketiga adalah musim semi dimana musim

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

33

ini menjadi peralihan dari musim dingin ke panas dan terjadi pada bulan

Maret hingga Juni. Musim keempat adalah musim panas yang terjadi

pada bulan Juni sampai September.

Iklim subtropis bersuhu tidak terlalu panas atau dingin dan

mengalami empat musim yaitu musim semi, musim panas, musim gugur

dan musim dingin atau salju (Howel, 2003: 27). Iklim ini disebut juga

sebagai iklim sedang yang berarti udara dapat terasa hangat, sejuk atau

dingin.

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa iklim

subtropis memiliki empat musim yaitu musim panas, musim gugur,

musim semi dan musim dingin yang berlangsung dengan periode masing-

masing 3 bulan.

d. Perilaku Hewan yang dapat menunjukkan Perubahan Cuaca

Perubahan musim tidak hanya dapat dirasakan oleh manusia, tetapi

segala makhluk hidup yang berada di lingkungan tersebut termasuk

hewan. Hewan memiliki insting dan kepekaan tersendiri terhadap

perubahan lingkungan di sekitarnya. Beberapa hewan pun dapat

merasakan perubahan cuaca yang akan atau sedang terjadi. Salah satu

contoh hewan yang peka terhadap perubahan cuaca adalah sapi perah.

Sapi perah sangat peka terhadap perubahan iklim mikro terutama suhu

dan kelembaban udara (Yani, 2007: 19). Ketika sapi sedang terlihat

gelisah dengan menggoyangkan ekornya, bisa jadi kalau itu salah satu

tanda akan adanya perubahan cuaca seperti mendung atau hujan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

34

Hewan lain yang dapat menunjukkan perubahan cuaca adalah

kodok atau katak. Ketika musim hujan berlangsung, tanah dan udara

menjadi lebih lembab. Begitu pula dengan kodok yang peka terhadap

perubahan tersebut. Kodok akan keluar dari sarangnya dan mulai

mengeluarkan suara. Suara kodok yang nyaring dan keras, menandakan

bahwa perubahan cuaca sedang terjadi yaitu dari musim kemarau ke

musim hujan. Katak adalah hewan amfibi yang merupakan hewan

eksotermal yang seluruh aspek kehidupannya sangat dipengaruhi oleh

suhu lingkungan termasuk cuaca dan iklim (Corn dalam Rahman, 2009:

2).

Ternyata, burung juga dapat menunjukkan kepekaannya terhadap

perubahan cuaca. Fanggidae (2014: 30) menyatakan bahwa penanda

musim hujan akan ditandai dengan suara burung Toltiu yang keras sambil

berterbangan dengan ketinggian yang rendah.

Jadi, berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan ada

beberapa hewan yang peka terhadap perubahan cuaca. Hal itu dapat

dilihat melalui tingkah laku yang ditunjukkan oleh hewan tersebut.

6. Tinjauan tentang Komik sebagai Hasil Karya Seni Rupa

a. Pengertian Seni Rupa

Seni dipandang menjadi salah satu unsur keindahan yang dapat

disalurkan ke dalam berbagai macam bentuk seperti, seni tari yaitu tarian,

seni musik yaitu terciptanya alunan nada, seni rupa yang berupa lukisan

dan lain sebagainya. Seni rupa merupakan segala kegiatan manusia untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

35

mengkomunikasikan pengalaman batinnya pada orang lain melalui

penggunaan indera yaitu indera raba (Herawati dan Iriaji, 1999: 3).

Pernyataan tersebut menyatakan bahwa banyak sekali hasil karya seni

rupa manusia yang dapat dinikmati melalui penglihatan dan indera

peraba.

Seni juga diartikan sebagai aktivitas yang penciptaannya

memerlukan koordinasi mata dan tangan karena seni rupa dapat dilihat,

diraba dan juga dirasakan (Kamaril, 1999: 1.20). Dengan menggunakan

koordinasi mata dan tangan, maka keterampilan dasar yang diperoleh

peserta didik adalah latihan motorik halus. Dalam konsepnya, seni

memiliki berbagai macam aspek atau sering disebut sebagai matra

substansial seni (Kamaril, 1999: 1.21). Matra terbagi menjadi beberapa

bagian yaitu, matra pengetahuan, matra apresiasi, matra keterampilan dan

matra kreativitas. Bidang seni kreativitas dan keterampilan berpadu

bersama dalam suatu karya. Seperti dikatakan bahwa seni rupa

memadukan gerak mata dan tangan, akan sama dengan keterampilan

mengolah tubuh hingga mampu menciptakan gerakan-gerakan yang

indah. Itu adalah hal yang yang diolah dalam matra keterampilan.

Kemampuan keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan senso-

motorik seseorang.

Dalam berkarya, kegiatan seni rupa dapat menimbulkan

kegembiraan. Kegembiraan peserta didik akan nampak dan terlihat

disebabkan oleh keaktifan atau kesempatan bergerak, bereksperimen,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

36

berlomba dan berkomunikasi. Dapat pula dilihat betapa senangnya

peserta didik-peserta didik berkarya melalui seni rupa, mereka akan

bergerak-gerak dengan sadar atau tidak, mencoba-coba sesuatu yang

diinginkan dan mereka selalu berlomba untuk menyelesaikan karyanya

sesuai dengan gagasan masing-masing. Apabila peserta didik berhasil

berkarya, dengan spontan ia akan menunjukkan perasaan senangnya

dengan berteriak dan bergerak. Demikian sesuai yang disampaikan

Muharam dan Sundaryati (1992: 4) bahwa seni rupa adalah rasa

keindahan, rasa keharuan yang melengkapi kesejahteraan hidup yang

dinyatakan melalui pikiran menjadi bentuk yang dapat disalurkan dan

dimiliki oleh setiap orang. Ketika seseorang meluapkan rasa

emosionalnya pada sebuah bidang gambar untuk menggambarkan isi hati

atau pemikirannya, disitulah fungsi seni rupa sebagai penghilang tekanan

jiwa akibat kegagalan ataupun ketidakpuasan seseorang. Sehingga, seni

dikatakan menjadi sebuah wadah yang baik karena hasil karya yang

terbentuk juga dapat dinikmati melalui panca indera.

Dari pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa seni

rupa merupakan sebuah hasil karya seni yang dibuat oleh manusia

menggunakan inderanya untuk menggambarkan pemikiran, ungkapan

perasaan melalui sebuah gambar.

b. Pendidikan Seni Rupa di SD

Pendidikan seni rupa sudah lama diterapkan di sekolah.

Pendidikan seni rupa saat ini tidak hanya dilakukan agar peserta didik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

37

mampu membuat hasil karya seni, namun lebih ditujukan agar peserta

didik dapat lebih kreatif. Maka dari itu, seni rupa menjadi salah satu

pendidikan yang diajarkan di Sekolah Dasar. Sekolah Dasar atau SD

merupakan jenjang pendidikan dasar yang akan ditempuh oleh peserta

didik di awal usia ketika menginjak 6 atau 7 tahun. SD menjadi tempat

bagi peserta didik untuk mengembangkan diri dan juga talenta yang

dimilikinya. Tidak hanya itu, Sekolah Dasar juga diharapkan mampu

membentuk perilaku peserta didik menjadi lebih baik dengan cara

berpikir dan menyelesaikan masalah sehingga terbentuklah pribadi

peserta didik. Pendidikan sangat penting dalam membentuk kepribadian

seorang peserta didik.

Metode-metode dalam pendidikan pun kian berkembang, salah

satunya adanya metode pendidikan seni seperti, seni tari, seni musik, seni

rupa dan lain sebagainya. Pendidikan melalui seni, bertujuan untuk

mengusahakan pendidikan peserta didik seutuhnya dengan seni sebagai

wahana. Tabrani (2014: 6) mengatakan pendidikan melalui seni rupa

mempersiapkan peserta didik untuk menghayati, membuat dan

menangkap pesan rupa baik melalui imajinasinya sendiri maupun melalui

karya gambarnya.

Pendidikan seni rupa peserta didik penting bukan hanya untuk

pembinaan, pertumbuhan dan perkembangan peserta didik yang

seimbang, tetapi juga karena setiap peserta didik memiliki kesenangan

untuk menggambar meskipun tidak memiliki bakat tersebut. Tabrani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

38

(2014: 6) mencantumkan sebuah skema perkembangan bahasa seni rupa

gambar peserta didik dan hasilnya menyatakan bahwa peserta didik usia 2

sampai sekitar 13 tahun mempunyai perkembangan tahap menggambar

yang makin kompleks. Dikatakan, apabila pembinaan bahasa rupa gambar

pada peserta didik ini berhasil, peserta didik yang berbakat menggambar

akan menjadi calon senirupawan bahkan yang tidak memiliki bakat pun

akan tetap suka menggambar dan tidak takut untuk melukiskan sebuah

gambar sedangkan jika pembinaan gagal, peserta didik tidak suka

menggambar bahkan menyatakan dirinya tidak bisa menggambar.

Menurut Herawati dan Iriaji (1999: 9), konsep pendidikan seni di

Sekolah Dasar diarahkan pada pembentukan sikap, sehingga terjadi

keseimbangan intelektual dan sensibilitas, rasional dan irasional, akal

pikiran dan kepekaan emosi. Jika dilihat, konsep tersebut menempatkan

seni sebagai sarana dalam pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.

Pernyataan tersebut mengacu pada pengertian seni adalah sebagai suatu

materi, alat atau media ataupun metode yang dapat digunakan untuk

mencapai tujuan pendidikan tersebut (Herawati dan Iriaji, 1999: 10). Jika

konsep pendidikan seni di Sekolah Dasar ini dapat berjalan dengan baik,

tidak hanya dapat menyeimbangkan kemampuan berpikir dan berkarya,

namun dapat berfungsi sebagai media ekspresif. Ekspresif tersebut dapat

dituangkan dalam sebuah gambar sebagai perwujudan ekspresi perasaan

peserta didik. Ketika peserta didik tidak dapat mengungkapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

39

perasaannya, peserta didik dapat menggunakan gambar sebagai media

komunikasi yang cukup efektif.

Kamaril (1999: 1.41) juga mengungkapkan tentang tujuan

pendidikan seni di Sekolah Dasar adalah mengembangkan keterampilan

berkarya serta menumbuh kembangkan cita rasa keindahan dan

kemampuan menghargai seni. Selain itu, pendidikan seni juga memiliki

manfaat yaitu, mengolah keterampilan berpikir peserta didik.

Keterampilan berpikir tersebut meliputi berpikir kreatif, inovatif dan

kritis yang diolah melalui cara belajar yang seimbang.

Konsep dasar pendidikan seni di SD diajukan oleh pakar

pendidikan seni bernama Herbert Read dan Lowenfeld serta Brittain,

konsep tersebut adalah Education Through Arts atau dalam bahasa

Indonesia pendidikan melalui seni (Tabrani, 2014: 8). Konsep ini

diterapkan karena melalui pendidikan seni kemampuan-kemampuan

peserta didik untuk belajar dapat dikembangkan yang meliputi fisik, cerap

(perspektual), pikir, emosional, cipta dan estetika. Dengan demikian,

munculnya seni selalu mengikuti perkembangan fisik peserta didik yang

disertai bertambahnya kemampuan peserta didik dalam menerima

masukan, mengolah kesadaran, mencurahkan perasaan, kemampuan

mencipta, kemampuan peserta didik mengolah kesadaran sosial dan

mengolah kepekaan perasaan akan nilai-nilai keindahan (Tabrani, 2014:

9). Kemampuan dasar fisik yang dapat diolah melalui aktivitas seni

adalah motorik kasar dan halus, serta koordinasi dari berbagai motorik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

40

kasar dan halus tersebut dengan indera-indera penglihatan, pendengaran,

penciuman dan juga perabaan.

Dari pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa konsep

pendidikan seni di SD berorientasi pada perkembangan kemampuan

peserta didik serta kebutuhan-kebutuhannya. Kemampuan dan kebutuhan

tersebut diolah melalui kemahirannya berpikir kritis, kreatif dan inovatif

dalam pendidikan seni.

c. Pengertian Komik

Saat ini komik sebagai sebuah bacaan sudah dikenal dengan baik

oleh masyarakat terutama kalangan pecinta komik. Komik dapat

ditemukan di toko-toko buku, minimarket maupun di tempat perbelanjaan

lainnya. Komik memiliki daya tarik tersendiri bagi penikmatnya yaitu

menikmati perjalanan sebuah cerita dengan ilustrasi gambar yang

mendukung. Sehingga pembaca komik makin tertarik dan ingin terus

menerus membaca.

Komik adalah suatu bentuk-bentuk kartun yang mengungkapkan

karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat

dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan

kepada para pembaca (Sudjana dan Rivai, 2010: 64). Seperti yang

dituturkan oleh ahli tersebut, komik tentu terdiri dari gambar dan cerita,

serta terdapat tokoh dan alur ceritanya yang ingin menyampaikan maksud

dan tujuan secara runtut. Pemilihan karakter selalu disesuaikan dengan

pembaca dan berdasar konteks cerita yang ingin dibuat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

41

Menurut Santyasa (2007: 14), komik adalah suatu bentuk sajian

cerita dengan seri bergambar yang lucu. Cerita dalam komik biasanya

berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang dikemas secara menarik dan

menampilkan tokoh atau karakter yang memiliki perwatakan tertentu.

Sajian yang dikemas ke dalam sebuah komik, lebih diperkuat pada

gambar yang menceritakan sesuatu. Sehingga komik tidak membutuhkan

banyak tulisan untuk menjelaskan alur cerita.

Smith (2006: 2) juga menyatakan pengertian komik yang

merupakan sebuah media yang dapat menggambarkan peristiwa-peristiwa

yang terjadi di dunia nyata, dimana pengilustrasiannya dibatasi oleh

imajinasi pengarangnya. Seorang pencipta komik, terlebih dahulu akan

membuat sebuah ilustrasi cerita yang ingin dikembangkan dalam komik

dengan berdasar pada sebuah tema. Ilustrasi tersebut banyak diambil dari

peristiwa nyata atau imajinasi yang dialami oleh pengarang.

Pengilustrasian tersebut penting dalam menarik minat pembaca.

Pengilustrasian yang tepat dan sesuai dengan usia perkembangan

seseorang, dapat menimbulkan minat dan motivasi untuk lebih

mengetahuinya.

Dapat disimpulkan dari ketiga definisi komik menurut para ahli,

bahwa pengertian komik adalah sebuah bentuk karya seni berupa cerita

bergambar yang berisi suatu peristiwa-peristiwa yang digunakan sebagai

hiburan bagi pembaca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

42

d. Kelebihan Komik sebagai Media Pembelajaran

Perkembangan media belajar sudah semakin berkembang karena

kemajuan teknologi. Begitu pula dengan perkembangan dunia di bidang

seni dan pendidikan. Saat ini, keduanya sudah dapat dipadukan untuk

menciptakan sebuah pembelajaran yang menyenangkan dan menarik

perhatian peserta didik, salah satunya adalah komik. Komik saat ini tidak

hanya berfungsi sebagai buku bacaan saja, namun komik dapat dijadikan

sebagai suatu media yang dapat dipergunakan untuk proses belajar.

Menurut Waluyanto (2005: 51) komik sebagai media pembelajaran

merupakan alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran.

Pada konteks ini, pembelajaran merujuk pada sebuah proses komunikasi

yang terjalin antara si pembaca yang adalah peserta didik dan penggunaan

komik sebagai sumber belajar. Komunikasi belajar akan berjalan dengan

maksimal jika pesan pembelajaran disampaikan secara jelas, runtut, dan

menarik. Komik memiliki beberapa keunggulan yang dapat meningkatkan

mutu penggunaannya sebagai sarana belajar.

Menurut pendapat Smith (2006: 6), diketahui bahwa komik

memiliki keunggulan sebagai berikut:

1. Komik merupakan media yang tepat bagi peserta didik dengan

karakter belajar visual yang baik dan memiliki kemampuan fokus

rendah, terlebih melalui kombinasi teks dan ilustrasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

43

2. Komik mampu mendukung perkembangan imajinasi peserta didik

dalam pembelajaran sehingga peserta didik tidak hanya terfokus

dengan belajar menghafal (rote learning).

3. Penggunaan ilustrasi dalam komik dapat meningkatkan

kemampuan analisis peserta didik terhadap suatu literatur dan

menemukan informasi yang terdapat di dalamnya.

4. Mengarahkan peserta didik untuk belajar mandiri dengan membaca

dan memahami informasi yang ada didalam komik.

Selain itu, komik adalah salah satu wujud penyajian materi

pembelajaran yang dapat menampilkan permasalahan-permasalahan yang

relevan dengan peristiwa atau kejadian nyata di kehidupan sehari-hari,

kelebihan inilah yang membuat komik semakin mudah dipahami oleh

peserta didik Sekolah Dasar (Smith, 2006: 7). Hal ini tentunya dapat

membantu guru dalam menyampaikan konsep-konsep yang abstrak ke

dalam bentuk yang lebih konkret berupa gambar dan menarik bagi peserta

didik.

Komik menurut Gene (dalam Wurianto, 2009), memiliki lima

kelebihan jika digunakan dalam pembelajaran yaitu :

1. Komik dapat memotivasi peserta didik selama proses belajar

mengajar.

2. Komik terdiri dari gambar-gambar yang merupakan media yang

dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

44

3. Komik bersifat permanen; komik bisa membangkitkan minat

membaca dan mengarahkan peserta didik untuk disiplin membaca

khususnya mereka yang tidak suka membaca.

4. Komik adalah bagian dari budaya popular.

5. Komik sebagai media pembelajaran juga dapat memperjelas

materi, menciptakan nilai rasa lebih dalam memahami materi,

membangkitkan perhatian dan minat peserta didik untuk membaca

(Hermawan, 2011). Sehingga, munculah motivasi rasa

keingintahuan peserta didik untuk terus belajar.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa

kelebihan komik sebagai media pembelajaran adalah komik dapat

menjadi suatu media pembelajaran yang dapat menarik motivasi dan

semangat belajar melalui pembelajaran visual.

e. Kelebihan Gambar sebagai Visualisasi Seni Rupa dalam Komik

Gambar dapat dijadikan sebuah media yang sangat umum dipakai

dalam proses pembelajaran. Gambar merupakan bahasa yang umum, yang

dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana. Oleh karena itu, ada

pepatah Cina mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak

daripada seribu kata.

Gambar menjadi alat visual penting dan mudah sekali didapat.

Penting, sebab dapat memberikan penggambaran visual yang konkret

yang digambarkannya. Gambar membuat orang dapat menangkap ide

atau informasi yang terkandung di dalamnya dengan jelas, lebih jelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

45

daripada hanya sekedar diungkapkan dengan kata-kata yang ditulis

ataupun diucapkan. Gambar menjadi media untuk belajar dan mengajar

serta dapat dipergunakan dalam jangka panjang dengan efektif.

Banyak sekali macam-macam gambar yang termasuk dalam

kategori alat visual. Alat visual yaitu alat yang dapat memperlihatkan

rupa dan bentuk yang dikenal sebagai peraga. Alat visual atau peraga ini

terbagi menjadi dua, mulai dari alat visual dua dimensi seperti, gambar di

atas kertas karton, poster, slide, filmstrip, grafik, diagram, foto, poster,

komik gambar dan lain sebagainya, maupun alat visual tiga dimensi

seperti, diorama, benda asli, model, contoh barang atau specimen, dan

masih banyak lagi. Bahkan akibat perkembangan zaman yang sudah

modern ini, muncul alat audio-visual yaitu alat yang dapat menghasilkan

rupa dan suara dalam satu unit. Terkadang, akibat terlalu mudahnya untuk

menemukan gambar sebagai media, kita sering menganggapnya terlalu

biasa dan melupakan manfaatnya.

Kelebihan gambar yang dikemukakan oleh Suleiman (1981: 29-

30) menyatakan bahwa:

1. Gambar mudah diperoleh dan mudah digunakan.

2. Penggunaan gambar merupakan hal yang wajar dalam proses

belajar tanpa memberi kesan “show” seperti penggunaan slaid atau

film.

3. Koleksi gambar dapat terus diperbesar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

46

4. Gambar mudah diatur dan dapat disesuaikan dengan pelajaran atau

ukuran yang diinginkan.

Karena kemudahannya, gambar dijadikan sebagai media yang

sampai sekarang masih sering digunakan sebagai media pendidikan.

Pengajar bisa membuatnya secara manual, menemukan diinternet, atau

menggunting dari majalah, koran dan lain sebagainya.

Selain itu, gambar juga merupakan curahan hati dan pikiran

manusia yang diungkapkan melalui gambar. Gambar yang indah serta

warna yang menarik menjadi perhatian tersendiri bagi penikmat seni atau

bahkan orang biasa yang melihatnya. Kelebihan gambar menurut

Hamalik (1982: 81-82):

1. Gambar memiliki sifat konkret.

2. Gambar mengatasi batas waktu dan ruang.

3. Gambar mengatasi kekurangan daya mampu panca indera

manusia.

4. Dapat digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang salah.

5. Gambar mudah didapat dan murah.

6. Mudah digunakan oleh individu maupun kelompok

Sandiman (1986: 29-30) pun mengungkapkan pendapatnya

mengenai kelebihan gambar yaitu:

1. Sifatnya konkret karena gambar lebih realistis menunjukkan pokok

masalah dibandingkan dengan media verbal semata.

2. Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

47

3. Media gambar atau foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan

kita.

4. Dapat memperjelas suatu masalah.

5. Murah, mudah didapat dan digunakan.

Dengan menimbang kelebihan dari penggunaan gambar tersebut,

tidak ada salahnya jika gambar menjadi media yang memudahkan kita

dalam belajar dan mengajar. Penggunaan gambar juga mengolah panca

indera penglihat kita untuk memahami suatu gambar dan mampu

diterjemahkan oleh otak menjadi sebuah ungkapan. Gambar sangat cocok

digunakan sebagai media dalam pembelajaran di Sekolah Dasar.

Umumnya, karena peserta didik lebih mudah memahami gambar dari

pada kalimat atau ucapan yang panjang. Terbebas dari itu, peserta didik

menyukai keindahan dan senang membuat bentuk-bentuk yang adalah

unsur dalam sebuah gambar.

Berdasarkan gagasan para ahli, dapat disimpulkan bahwa kelebihan

gambar sebagai media adalah gambar memiliki sifat konkret yang mudah

didapat, mudah digunakan dan dapat memperjelas suatu kondisi berdasar

pada sebuah gambar.

7. Tinjauan tentang Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar adalah salah satu kata kerja yang sangat lekat dalam

kehidupan manusia sehari-hari. Seseorang dapat dikatakan mulai belajar

saat lahir di dunia. Ketika lahir di dunia, manusia mulai belajar dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

48

mengenal lingkungan sekitarnya mulai dari hal yang sederhana hingga

kompleks sesuai dengan perkembangannya. Belajar dapat dilakukan di

mana saja, kapan saja dan dengan siapa saja.

Belajar menurut Sandiman (1986: 1) adalah suatu proses yang

kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup

sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Tanda seseorang telah

belajar adalah adanya perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut

menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif),

keterampilan (psikomotorik) maupun nilai dan sikap (afektif) (Sandiman,

1986: 1). Hal inilah yang membuat kata belajar menjadi istimewa karena

dalam kegiatan belajar, tidak hanya sekedar menambah ilmu pengetahuan

saja tetapi juga meningkatkan keterampilan yang kita miliki dan dapat

menumbuh kembangkan sikap-sikap baik dalam diri.

Belajar juga diartikan sebagai proses untuk merubah diri seseorang

(peserta didik) agar memiliki pengetahuan, sikap dan tingkah melalui

latihan, baik latihan yang penuh dengan tantangan atau melalui pelbagai

pengalaman yang telah terjadi (Sulistyorini, 2009: 6). Perubahan tersebut

bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju dari pada

keadaan sebelumnya. Tentu saja, ketika seorang peserta didik belajar

terlebih peserta didik Sekolah Dasar, peserta didik tersebut akan melihat,

meniru dan melakukan suatu hal yang sama seperti guru atau orang yang

mengajarkan. Dengan begitu, peserta didik mulai menerima informasi

sebagai stimulus dan memberi respon sehingga ia memiliki pemahaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

49

atau perilaku baru. Pada setiap tahap pembelajaran, peserta didik harus

didampingi oleh guru. Tugas guru tidak hanya menilai kemajuan peserta

didik namun guru adalah sebagai pamong dan harus membimbing peserta

didik untuk dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan

setiap peserta didik termasuk peserta didik yang berkesulitan belajar.

Slameto (2010: 2) juga mengungkapkan mengenai pengertian

belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Belajar merupakan salah satu bentuk usaha di mana

seseorang memperoleh suatu ilmu bukan dengan sikap pasif, tetapi harus

aktif. Keaktifan membuat proses belajar menjadi cepat sehingga wawasan

di luar pengetahuan peserta didik tersebut lebih pesat bertambah dan

berkembang daripada yang pasif.

Dapat disimpulkan dari pendapat para ahli bahwa belajar

merupakan sebuah proses perubahan menjadi lebih baik lagi oleh

seseorang sehingga dapat meningkatkan sikap atau perilaku, cara berpikir,

kreativitas dan keterampilannya melalui interaksi dengan lingkungannya.

b. Prinsip-prinsip Belajar

Belajar tentu memiliki prinsip. Prinsip dipandang sebagai dasar

pokok untuk berpikir atau melakukan sesuatu. Prinsip inilah yang

menguatkan proses belajar. Dengan adanya prinsip dalam sebuah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

50

pembelajaran, pendidik mampu meningkatkan mutu pembelajaran

sehingga peserta didik mencapai keberhasilan belajarnya.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 42), prinsip-prinsip belajar

meliputi perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung atau

berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, dan

terakhir adalah perbedaan individu. Prinsip-prinsip tersebutlah yang

dibutuhkan peserta didik dalam melaksanakan sebuah kegiatan belajar.

Perhatian dan motivasi merupakan peranan yang sangat penting dalam

kegiatan pembelajaran. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada

peserta didik apabila bahan yang digunakan dalam pembelajaran sesuai

dengan kebutuhannya. Selain perhatian, motivasi juga menjadi prinsip

penting dalam belajar. Motivasi adalah tenaga yang dapat menggerakkan

dan mengarahkan aktivitas seseorang dalam kehidupan (Dimyati dan

Mudjiono, 2006: 42). Motivasi dapat bersifat internal atau datang dari

dalam dirinya sendiri atau dapat bersifat eksternal yang datang dari

pengaruh orang lain. motivasi belajar dapat ditingkatkan apabila

didukung oleh kedua faktor tersebut yaitu dengan memperhatikan

ketertarikan oleh peserta didik dan pembelajaran yang mendukung

ketertarikan tersebut.

Dalam melaksanakan pembelajaran, prinsip belajar akan membantu

seorang pendidik dalam memilih tindakan yang tepat sehingga dapat

memaksimalkan proses pembelajaran (Suprihatiningrum, 2016: 99).

Prinsip-prinsip yang perlu dijadikan dasar belajar adalah perhatian dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

51

motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung, pengulangan, tantangan,

balikan dan penguatan, serta perbedaan individual (Dimyati dalam

Suprihatiningrum, 2016: 100). Salah satu prinsip belajar yang terlihat

nyata adalah perbedaan individu. Setiap kelas memiliki jumlah peserta

didik yang tidak sama serta memiliki keberagaman karakteristik yang

artinya peserta didik dalam suatu kelas bersifat heterogen

(Suprihatiningrum, 2016: 104). Pendidik harus melihat setiap perbedaan

setiap individu dan berusaha memfasilitasinya dalam kegiatan belajar.

Baharuddin dan Esa (2015: 19) mengungkapkan prinsip belajar

yang utama adalah harus memperhatikan dari segi objeknya yaitu peserta

didik. Pertama, peserta didik adalah objek dalam kegiatan belajar. Apa

pun yang dipelajari oleh peserta didik, maka dialah yang akan belajar.

Kedua, setiap peserta didik akan belajar sesuai dengan tingkatan

kemampuannya. Penting untuk guru, agar selalu memperhatikan

karakteristik peserta didik karena setiap kemampuan yang dimiliki tidak

sama. Ketiga, peserta didik sangat membutuhkan penguatan agar dapat

belajar dengan baik. Penguatan yang dimaksud adalah dorongan untuk

belajar. Dorongan ini dapat berbentuk dukungan sebagai stimulus atau

dapat dilakukan dengan menggunakan cara atau metode yang

memungkinkan adanya penguatan seperti eksperimen, diskusi, tanya

jawab dan lainnya (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 49). Keempat,

penguasaan seluruh materi pembelajaran oleh peserta didik membuat

proses belajar akan lebih berarti. Jika peserta didik mampu memahami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

52

dan mengerti setiap pembelajaran yang sudah diberikan, maka dapat

dikatakan bahwa peserta didik telah melakukan proses belajar dengan

baik. Kelima, motivasi belajar peserta didik akan lebih meningkat jika

diberikan tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas proses belajarnya.

Peserta didik memiliki karakter yang berbeda begitu pula dengan cara

belajar. Pendidik harus mampu mengetahui cara belajar peserta didik

yang beragam sehingga dapat terhindar dari pemusatan metode atau cara

belajar oleh salah satu peserta didik.

Dari ketiga pendapat ahli, dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip

belajar adalah fokus guru kepada peserta didik yang meliputi perhatian

dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung dalam proses

pembelajaran, penguatan, pengulangan dan tantangan, dan perbedaan

individu.

c. Pengertian Minat Belajar

Kegiatan belajar mengajar membutuhkan minat. Minat merupakan

salah satu kecenderungan rasa suka terhadap suatu benda atau kegiatan.

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena apabila materi

pelajaran yang akan dipelajari tidak sesuai dengan minat peserta didik,

maka peserta didik tidak akan belajar dengan baik karena tidak adanya

daya tarik untuk mempelajari.

Dalam bukunya, Slameto (2010: 180) menjelaskan mengenai

pengertian minat yaitu, suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada

suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

53

adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan

sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin

besar pula minat. Slameto (2010: 181) mengungkapkan bahwa minat

tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Maka, minat

terhadap sesuatu yang sedang dipelajari akan mempengaruhi minat

belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru

lainnya. Diketahui bahwa unsur timbulnya minat adalah perhatian dan

rasa senang atau suka. Seorang peserta didik yang memiliki minat

terhadap subjek atau objek tertentu, cenderung untuk memberikan

perhatian yang lebih besar pada subjek atau objek itu karena hal tersebut

juga menjadi kesukaan bagi peserta didik tersebut. Maka, akan timbul

ketertarikan oleh peserta didik kemudian akan timbul motivasi untuk

lebih mengetahuinya. Perhatian itu terjadi ketika peserta didik mulai

mengarahkan panca indera atau sistem persepsinya untuk menerima

informasi tentang sesuatu. Maka, dapat dikatakan bahwa indikator

terbentuknya minat adalah dengan adanya perhatian dan rasa senang atau

suka terhadap sesuatu yang muncul dari dalam dirinya sendiri.

Baharuddin dan Esa (2015: 29) juga mengungkapkan definisi

minat sebagai kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan

yang besar terhadap sesuatu. Minat bukanlah istilah yang popular dalam

psikologi, disebabkan ketergantungan terhadap berbagai faktor internal

lainnya seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi dan

kebutuhan. Jika seorang peserta didik merasa ingin tahu, menaruh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

54

perhatian dan bermotivasi tinggi untuk kebutuhannya, maka itu disebut

peminatan (Baharuddin dan Esa, 2015: 30). Penting untuk meningkatkan

minat belajar peserta didik dengan cara membuat materi pembelajaran

semenarik mungkin agar tidak membosankan. Baik dari segi buku

pembelajarannya, desain pembelajarannya ataupun media yang digunakan

sebagai penarik perhatian. Pemilihan jurusan atau bidang studi juga

mampu meningkatkan minat seseorang. Karena dengan memilih jurusan

yang diinginkan, ia akan lebih tertarik untuk mendalaminya. Dengan

begitu, indikator terbentuknya minat adalah ketika seseorang mempunyai

rasa perhatian dan motivasi tinggi untuk tahu tentang sesuatu yang

menarik keingintahuannya.

Minat menurut Djamarah (2011: 166) merupakan kecenderungan

yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas,

maka seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan

memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang. Dengan

kata lain, minat dapat diartikan sebagai rasa lebih suka atau senang dan

rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh.

Minat terhadap sesuatu itu, dipelajari dan dapat mempengaruhi belajar

selanjutnya. Jadi, akan banyak tumbuh minat pada diri seseorang dengan

berjalannya waktu. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap kegiatan

belajar. Peserta didik yang berminat terhadap suatu mata pelajaran akan

mempelajarinya dengan bersungguh-sungguh karena hal tersebut menjadi

daya tarik tersendiri baginya. Oleh karena itu, guru perlu membangkitkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

55

minat peserta didik didik agar pelajaran yang diberikan mudah dipahami

peserta didik. Salah satunya adalah dengan menggunakan berbagai

macam bentuk kegiatan belajar, metode, tehnik bahkan media

pembelajaran yang menarik bagi peserta didik. Minat belajar yang besar,

cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar

yang kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah (Dalyono dalam

Djamarah, 2011: 191). Maka indikator terbentunya minat adalah karena

adanya kecenderungan untuk selalu memperhatikan sesuatu secara

konsisten dan mengikuti suatu kegiatan dengan rasa senang atas

ketertarikkannya terhadap sesuatu.

Menurut pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa minat

merupakan sebuah kecenderungan untuk menyukai suatu aktivitas dan

memiliki daya tarik tinggi untuk mengetahuinya secara lebih. Minat dapat

ditandai dengan adanya indikator senang atau suka, motivasi, menetapkan

perhatian dan ketertarikan. Berdasar pada indikator minat yang telah

dikemukakan oleh ahli, peneliti mengambil indikator minat yang akan

diteliti adalah rasa senang yaitu ditandai dengan adanya semangat atau

tidak mengeluh saat belajar dan perhatian yang ditandai dengan

menyimak atau memperhatikan penjelasan guru.

Dengan memperhatikan minat peserta didik dalam pengembangan

prototipe rancangan pembelajaran ini, diharapkan agar peserta didik lebih

tertarik belajar tentang perkalian dan pembagian bilangan bulat sehingga

hasil nilai pada materi tersebut lebih meningkat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

56

d. Faktor yang Mempengaruhi Minat dalam Proses Belajar

Dalam proses belajar, minat menjadi salah satu hal yang penting

karena minat salah satu kunci untuk mingkatkan kualitas pembelajaran.

Minat dapat muncul melalui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

kualitas hasil pembelajaran. Baharuddin dan Esa (2015: 85) menyebutkan

faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran terbagi menjadi dua yaitu

faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang

berasal dari dalam diri peserta didik secara individu dan dapat

mempengaruhi hasil belajarnya. Faktor internal ini meliputi:

a. Faktor fisiologis.

Faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan dengan

kondisi fisik dari masing-masing peserta didik. Kondisi fisik

penting saat berlangsungnya pembelajaran, karena dengan

kondisi tubuh yang sehat dan panca indera yang berfungsi

dengan baik sangat mempengaruhi aktivitas belajar peserta

didik. Oleh karena itu, peserta didik dan guru harus

mengusahakan terciptanya kesehatan jasmani.

b. Faktor psikologis. Faktor psikologis adalah keadaan psikologis

dari masing-masing individu yang meliputi kecerdasan peserta

didik, motivasi, minat, sikap dan bakat (Baharuddin dan Esa,

2015: 24). Kelima faktor psikologis tersebut, memiliki

keterkaitan yang berperan dalam proses pembelajaran untuk

mencapai kesuksesan belajar sehingga kualitas belajar peserta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

57

didik meningkat. Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi

proses belajar digolongkan menjadi dua yaitu faktor lingkungan

sosial dan faktor lingkungan nonsosial (Baharuddin dan Esa,

2015: 32). Lingkungan sosial yang dimaksud adalah

lingkungan sosial sekolah, masyarakat dan keluarga. Hubungan

yang harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi

peserta didik untuk belajar lebih baik. Lingkungan nonsosial

meliputi lingkungan alamiah (lingkungan sebagai tempat

belajar), faktor instrumental (fasilitas belajar hardware maupun

software) dan faktor materi pelajaran.

Suprihatiningrum (2016: 85) menyatakan faktor yang

mempengaruhi proses pembelajaran meliputi peserta didik, pendidik,

kurikulum, sarana dan prasarana, tenaga non pendidik serta lingkungan.

Peserta didik adalah objek pembelajaran. Guru harus memperhatikan

setiap karakteristik yang dimiliki oleh peserta didik agar dapat

menyampaikan materi sesuai dengan kemampuan peserta didik.

Sehingga, kualitas pembelajaran setiap peserta didik baik. Sebagai

seorang pendidik, kompetensi yang harus dimiliki adalah kompetensi

pribadi atau personal, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.

Kompetensi menciptakan seorang pendidik sebagaimana mestinya

menjadi seorang pengajar yang tercermin dalam sikap dan perilaku dalam

dirinya sendiri dan dalam kegiatan dan perencanaan pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

58

Mufarrokah (2009: 27) mengungkapkan faktor yang mempengaruhi

belajar, yang adalah

1. Bahan atau hal yang dipelajari oleh peserta didik. Bahan yang

dipelajari akan menentukan cara atau metode belajar yang akan

digunakan sesuai dengan waktu yang ada. Jadi, metode belajar

ditentukan oleh macam-macam materi yang akan dipelajari.

2. Faktor lingkungan. Proses belajar akan berhasil dan mencapai

kualitas maksimal apabila didukung oleh lingkungan sekitarnya

seperti lingkungan alami (suhu udara, cuaca, dan lainnya) dan

lingkungan sosial.

3. Faktor instrumental. Faktor ini berhubungan dengan fasilitas

yang dapat digunakan sebagai sarana prasarana kegiatan

belajar.

4. Kondisi individu peserta didik. Kondisi dapat digolongkan

menjadi dua, yaitu kondisi fisiologis dan kondisi psikologis.

Kedua kondisi ini sangat erat hubungannya dengan

keberhasilan proses pembelajaran. Kondisi tubuh yang terjaga

kesehatannya (kondisi fisiologis) juga akan mempengaruhi

kondisi psikologisnya seperti munculnya minat, bakat, motivasi

belajar dan kemampuan-kemampuan yang dimiliki.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

minat dalam proses belajar adalah faktor lingkungan sekitar peserta didik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

59

yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, kondisi peserta didik

yaitu kondisi fisiologis dan psikologisnya.

e. Gaya Belajar Tipe Visual

Tipe belajar visual adalah tipe belajar yang dilakukan melalui

kegiatan melihat, memandangi, mengamati dan sejenisnya. Ula (2013:

31) mengatakan bahwa tipe seseorang dengan tipe belajar visual adalah

sesorang yang mudah belajar dengan melihat sesuatu, baik yang berupa

gambar atau diagram, pertunjukan, peragaan atau video. Orang yang

memiliki gaya tipe belajar visual lebih menyukai belajar dengan melihat

atau membaca sesuatu sehingga mereka akan lebih mudah dalam

menerima informasi.

Kekuatan gaya belajar visual terletak pada indra penglihatan. Maka

dari itu mata merupakan alat yang sangat penting untuk menangkap setiap

gejala atau stimulus (rangsangan) belajar (Ula, 2013: 31). Seseorang yang

memiliki kemampuan belajar visual dapat dilihat melalui ciri-ciri

perilaku: (1) Rapi dan teratur, (2) Berbicara dengan cepat, (3) Mampu

membuat rencana jangka pendek dengan baik, (4) Teliti dan rinci, (5)

Mengingat sesuatu berdasar asosiasi visual, (6) Memiliki kemampuan

mengeja huruf dengan sangat baik, (7) Merupakan pembaca yang tepat

dan tekun, (8) Lebih suka membaca daripada dibacakan, (9) Lebih mudah

mengingat melalui kegiatan melihat daripada mendengar, (10) Sulit

menerima instruksi verbal dan mudah menerima instruksi tertulis, (11)

Lupa menyampaikan pesan verbal pada orang lain, (12) Sering menjawab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

60

pertanyaan dengan singkat seperti “Ya” atau “Tidak”, (13) Lebih tertarik

pada bidang seni (lukis, pahat, gambar) dari pada musik, (14) Lebih

menyukai kegiatan demonstrasi daripada menjelaskan, (15) Dapat

membayangkan kata-kata. Tahu apa yang harus dilakukan, tetapi tidak

pandai menuliskan dalam kata-kata (Ula, 2013: 32)

8. Tinjauan tentang Media

a. Pengertian Media sebagai Media Pembelajaran

Kegiatan belajar mengajar di dalam sekolah maupun di luar

sekolah, saat ini telah memanfaatkan alat atau benda yang disebut sebagai

media. Media digunakan sebagai sarana belajar untuk meningkatkan

pemahaman peserta didik. Pemanfaatan media pembelajaran ini,

diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga dapat

lebih memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dan

peserta didik dapat belajar langsung melalui benda konkret.

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan

untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima untuk

merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan peserta didik

sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar (Mufarrokah, 2009:

103). Media pembelajaran tidak hanya sebuah benda yang digunakan

untuk alat bantu belajar, namun media pembelajaran juga termasuk

bagaimana metode atau tehnik yang akan digunakan. Agar dapat

menyampaikan pesan pembelajaran dengan baik, perlu adanya kolaborasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

61

yang baik antara penggunaan media termasuk metode atau tehnik yang

akan digunakan dalam proses pembelajaran.

Media pembelajaran dapat diartikan pula sebagai perantara atau

pengantar pesan dari pengirim kepenerima agar penerima mempunyai

motivasi untuk belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang

lebih baik pada saat proses pembelajaran (Mudlofir dan Fatimatur, 2016:

124). Proses pembelajaran sangat lekat dengan adanya media

pembelajaran. Dengan adanya media pembelajaran, proses belajar

mengajar akan lebih terbantu dan menjadikan proses pembelajaran lebih

hidup berdasar pada kenyataan. Sehingga dalam kegiatan belajar, peserta

didik dapat mengembangkan berbagai kemampuan yang termasuk ke

dalam kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.

Suprihatiningrum (2016: 319) juga menuturkan pendapat

mengenai media pembelajaran adalah alat dan bahan yang digunakan

sebagai pembawa informasi atau bahan pembelajaran yang bertujuan

untuk mempermudah mencapai tujuan pembelajaran. Media pembelajaran

dapat dicetak ataupun non-cetak. Media pembelajaran pun juga dapat

dijadikan bahan praktek. Praktek berarti mencoba secara langsung

melalui kegiatan percobaan, pengamatan dan penciptaan. Ketika peserta

didik mencoba secara langsung, maka peserta didik tersebut telah belajar

telah belajar dan mendapat pengetahuan baru melalui media tersebut.

Media pembelajaran dapat berupa benda konkret yang dibuat atau berasal

dari alam. Peserta didik akan lebih mudah belajar dengan benda konkret

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

62

daripada sekedar membayangkan suatu benda yang abstrak. Tentu saja

media ini sangat berguna untuk membantu pemahaman peserta didik.

Seiring perkembangan zaman, mulai berkembang media yang

menggunakan teknologi modern. Sehingga tidak dipungkiri media

pembelajaran akan lebih beragam bentuk dan fungsinya demi menunjang

masa depan yang lebih maju.

Dapat disimpulkan dari pendapat para ahli bahwa media

pembelajaran merupakan suatu alat yang berupa atau disertai dengan

metode dan tehnik yang digunakan dalam proses atau kegiatan belajar

mengajar, agar dapat menyampaikan informasi secara efektif.

b. Fungsi Media Pembelajaran

Media merupakan salah satu komponen penting pada suatu sistem

pembelajaran terutama pada pembelajaran di Kurikulum 2013. Kurikulum

2013 menekankan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Hal ini

dapat dilakukan dengan bantuan media pembelajaran yaitu agar peserta

didik dapat belajar secara mandiri dan mempunyai pengalaman belajar

yang lebih baik. Media pembelajaran miliki posisi yang strategis sebagai

bagian integral (bagian yang tidak terpisahkan) dari pembelajaran

(Mudlofir dan Fatimatur, 2016: 128).

Media sebagai komponen dalam sistem pembelajaran memiliki

fungsi yang salah satunya adalah sebagai komponen yang dimuati pesan

pembelajaran berupa informasi atau materi untuk disampaikan kepada

peserta didik (Mudlofir dan Fatimatur, 2016: 128). Media yang dirancang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

63

dengan baik dan sesuai dengan materi yang akan disampaikan akan dapat

merangsang timbulnya komunikasi dalam peserta didik. Dengan perkataan

lain, komunikasi yang terjalin antara peserta didik dan media

pembelajaran secara tidak langsung adalah komunikasi sebagai

penyampaian materi oleh guru.

Suprihatiningrum (2016: 320) mengungkapkan bahwa media

pembelajaran yang digunakan untuk mendukung pembelajaran memiliki

enam fungsi utama, yaitu:

1. Fungsi atensi, yaitu menarik perhatian peserta didik dengan

menampilkan sesuatu yang menarik dari media tersebut.

2. Fungsi motivasi, yaitu menumbuhkan kesadaran peserta didik agar

lebih giat belajar.

3. Fungsi afeksi, yaitu menumbuhkan kesadaran emosi dan sikap

peserta didik terhadap materi pembelajaran dan orang lain.

4. Fungsi kompensatori, yaitu mengakomodasi peserta didik yang

lemah dalam menerima pelajaran yang disajikan secara teks atau

lisan.

5. Fungsi psikomotorik, yaitu mengakomodasi peserta didik untuk

melakukan suatu kegiatan secara motorik.

6. Fungsi evaluasi, yaitu mampu menilai kemampuan peserta didik

dalam merespon pembelajaran.

Inti dari enam fungsi media pembelajaran tersebut adalah untuk

meningkatkan mutu pembelajaran dengan menarik perhatian yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

64

sedemikian rupa sehingga tumbuh kesadaran akan belajar oleh peserta

didik dalam merespon pembelajaran.

Jadi, berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan fungsi

media pembelajaran adalah sebagai wadah untuk menyampaikan

informasi yang berkaitan dengan pembelajaran guna menarik perhatian

agar peserta didik dapat lebih memahami materi lebih baik sehingga

kualitas pembelajaran meningkat.

9. Tinjauan tentang Karakteristik Peserta didik Sekolah Dasar Kelas

Bawah

Masa usia Sekolah Dasar sebagai masa kanak-kanak akhir berlangsung

dari usia sekitar enam tahun hingga kira-kira sebelas sampai tigabelas tahun.

Pada masa ini, peserta didik telah mengalami perkembangan-perkembangan

yang membantu peserta didik untuk dapat menerima bahan yang diajarkan

oleh guru. Peserta didik juga sudah siap untuk menjelajahi lingkungannya dan

mencari tahu apa yang diinginkan untuk diketahui. Masa di Sekolah Dasar ini

dibagi menjadi dua fase yaitu yang pertama masa kelas rendah (bawah)

dengan rentang umur 6-10 tahun yang termasuk kelas 1, 2 dan 3, kedua masa

kelas tinggi (atas) berkisar anatara umur 10-13 tahun yang termasuk kelas 4, 5

dan 6 (Djamarah, 2011: 124).

Djamarah (2011: 125) mengungkapkan beberapa sifat khas peserta

didik pada fase awal atau masa kelas-kelas rendah Sekolah Dasar adalah:

adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan

jasmani dengan prestasi sekolah, adanya sikap yang cenderung untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

65

mematuhi peraturan-peraturan permainan yang tradisional, adanya

kecenderungan memuji sendiri, suka membanding-bandingkan dirinya dengan

yang lain, kalau tidak dapat menyelesaikan soal, maka soal dianggap tidak

penting, terakhir pada masa ini, peserta didik mengkehendaki nilai atau angka

rapornya baik tanpa mengingat prestasinya. Ciri-ciri khas tersebut berdampak

pada perkembangan intelektualnya. Perkembangan intelektual, diawali ketika

peserta didik sudah mampu berpikir secara logis mengenai sebab akibat di

lingkungan sekitarnya. Ketika peserta didik sudah mampu berpikir, maka

peserta didik akan tahu dan mengingat jawaban atas pengalamannya tersebut

mengenai hal-hal logis. Berkembangnya ingatan peserta didik ini disebabkan

oleh fungsi panca indera mata yaitu pengamatan yang sudah mampu

menerima kesan-kesan dan dengan dibantu oleh perhatiannya mampu

mengadakan pencaman terhadap kesan-kesan yang diterimanya berdasar

pengamatan (Dalyono dalam Djamarah, 2011: 126).

Sutirna (2013: 31) mengungkapkan tahap perkembangan aspek

didaktis peserta didik Sekolah Dasar (SD) yang berada di usia 7-12 tahun

adalah dimana peserta didik memperoleh pendidikan dasar guna melanjutkan

pendidikan menengah pertama. Itu sebabnya bahwa Sekolah Dasar menjadi

tiang penting demi perkembangan peserta didik yang diolah untuk

mengembangkan kepribadian masing-masing individu. Jika sejak dini peserta

didik sudah dibentuk kepribadiannya, maka langkah berikutnya hanya perlu

diarahkan dan dikembangkan. Perkembangan setiap individu tersebut akan

membawa dampak terhadap kematangan individu itu sendiri dan setiap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

66

kematangan individu selalu berbeda waktunya. Kematangan tersebut dapat

mencakup berbagai macam bentuk seperti kematangan jasmani atau fisik,

kematangan sosial, kematangan emosional serta kematangan cara berpikir dan

bersikap. Husdarta dan Kusmaedi (2012: 33) mengatakan bahwa pada tahap

peserta didik besar (Fase Late Chilhood) atau pada masa Sekolah Dasar,

terjadi perkembangan koordinasi tangan dan mata lebih baik. Hal ini

menyebabkan peserta didik umur 8-9 tahun yang setara dengan peserta didik

SD kelas 3-4 SD akan mudah belajar dengan benda konkret yang mudah

ditangkap oleh panca indera penglihat dan peraba. Dengan begitu, peserta

didik mampu membuat konsep lebih konkret daripada hanya sekedar

membayangkan.

Piaget (dalam Dahar, 1989: 152) juga mengemukakan pendapatnya

mengenai perkembangan intelektual pada peserta didik Sekolah Dasar yang

dibagi menjadi 4 tingkatan yaitu tahap sensori motor (0-2 tahun), pra-

operasional (2-7 tahun), operasional konkret (7-11 tahun) dan operasi formal

(11 tahun ke atas). Peserta didik usia kelas tiga SD termasuk ke dalam tahap

operasional konkret dan sudah mampu mengembangkan pikiran secara

rasional. Artinya bahwa peserta didik sudah mampu memiliki operasi-operasi

logis dalam mengambil keputusan. Salah satu faktor yang menunjang

perkembangan intelektual ini adalah kedewasaan yaitu perkembangan sistem

saraf sentral, otak perkembangan kognitif serta koordinasi motorik.

Pengalaman fisik yang diterima peserta didik sewaktu duduk di bangku

Sekolah Dasar juga mempengaruhi perkembangan peserta didik. Melalui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

67

pengalaman fisik secara konkret, peserta didik mampu mengembangkan

pikirannya sehingga kemampuan berpikir menjadi lebih kompleks.

Kesimpulan mengenai karakteristik peserta didik didik Sekolah Dasar

kelas bawah menurut para ahli adalah bahwa peserta didik Sekolah Dasar

tingkat rendah yaitu kelas 1, 2 dan 3 sudah mampu berpikir secara logis.

Kemampuan berpikir logis ini juga dikarenakan peserta didik sudah

mempunyai koordinasi panca indera mata dan tangan yang meningkat lebih

baik. Koordinasi antara panca indera penglihatan dan peraba tersebut,

menjadikan peserta didik dapat belajar secara konkret. Sehingga, peserta didik

mampu mengembangkan pikiran lebih rasional melalui pengamatan sesuatu

yang konkret dan mampu berpikir secara logis.

10. Tugas Perkembangan Masa Anak

a. Tugas Perkembangan Pribadi-Sosial

Salah satu tugas perkembangan masa anak yang penting adalah

memperoleh latihan dan pengalaman pendahuluan yang dibutuhkan

untuk menjadi seorang yang lebih matang kedepannya (Husdarta dan

Nurlan, 2010: 118). Dasar untuk sosialisasi diletakkan dengan

meningkatkan hubungan antar anak dengan teman sebayanya. Manfaat

yang diperoleh peserta didik dengan diberikannya kesempatan untuk

berhubungan sosial akan sangat dipengaruhi oleh tingkat kematangan

hubungan sosial sebelumnya. Pola sosial yang dapat terbentuk adalah

meniru, kerja sama, simpati, empati, dukungan sosial, berbagi

pengalaman dan perilaku yang akrab suatu benda atau orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

68

b. Tugas Perkembangan Belajar

Pada masa peserta didik yang berusia 6-12 tahun, dunianya

lebih banyak dihabiskan sekolah atau lingkungan sekitar. Dengan

begitu, peserta didik akan lebih banyak belajar dari luar. Beberapa tugas

perkembangan belajar yang harus dikuasai oleh peserta didik adalah

belajar keterampilan fisik, belajar pengembangan sikap, belajar

berkawan dengan teman sebaya, belajar melakukan peranan sosial

sebagai laki-laki atau perempuan, belajar menguasai intelektual dasar,

pengembangan konsep-konsep untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungan, pengembangan moral, pengembangan sikap terhadap

lembaga atau kelompok sosial lainnya dan memiliki kemerdekaan

pribadi yaitu dengan memilih ataupun merencanakan kegiatan yang baik

dilakukan (Hartinah, 2011: 46).

B. Penelitian yang Relevan

Berikut ini merupakan hasil penelitian yang relevan dengan

“Pengembangan Prototipe Media Pembelajaran Komik Matematika Belajar

Bilangan Bulat, Perkalian dan Pembagian melalui Perubahan Musim”:

Penelitian pertama berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran

Matematika Berupa Comic Book untuk Meningkatkan Hasil Belajar Tematik

Materi Jaring-Jaring Bangun Ruang pada Peserta didik Kelas IV SD NU Bahrul

Ulum Malang” yang ditulis oleh Hasanah, Milkhatul (2016). Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui respon dan hasil penggunaan media pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

69

matematika berupa comic book terhadap peningkatan hasil belajar tematik materi

jaring-jaring bangun ruang pada peserta didik kelas IV SD NU Bahrul Ulum

Malang. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and

Development). Penelitian ini menggunakan subjek 22 peserta didik kelas IV SD

NU Bahrul Ulum Malang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah wawancara, observasi, angket dan tes pencapaian hasil

belajar. Instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara, lembar observasi,

lembar kuesioner dan lembar soal pre-test dan post-test. Teknik analisis data yang

digunakan adalah teknik analisis deskriptif dan analisis hasil tes. Hasil analisis

menunjukkan bahwa respon peserta didik terhadap komik sangat tinggi yaitu

mencapai 80,60% valid dan hasil penggunaan media pembelajaran berupa komik

memiliki nilai yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan peserta didik yang

tidak menggunakan media pembelajaran komik yaitu (kelompok eksperimen =

69,09% > kelompok kontrol 52,72%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa penelitian

dan pengembangan media pembelajaran matematika berupa comic book dapat

meningkatkan hasil belajar tematik materi jaring-jaring bangun ruang pada

peserta didik kelas IV SD NU Bahrul Ulum Malang.

Penelitian kedua berjudul “Pengembangan Media Komik untuk

Pembelajaran Bahasa Jawa di Kelas III SD Negeri Tegalpanggung” yang ditulis

oleh Mulyani, Sri Puji (2015). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan

media komik yang layak untuk pembelajaran Bahasa Jawa materi menulis

karangan deskripsi di kelas III SD Negeri Tegalpanggung. Jenis penelitian ini

adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

70

menggunakan subjek 19 peserta didik kelas III di SD Negeri Tegalpanggung.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penyebaran

angket kuesioner pra penelitian. Instrumen yang digunakan adalah instrumen

kuesioner pra penelitian. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik

analisis deskriptif kuantitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa uji coba

lapangan yang dilaksanakan dengan melibatkan sembilan belas peserta didik kelas

III SD Negeri Tegalpanggung, memperoleh skor rata-rata 4,36 dan termasuk

dalam kategori sangat baik. Berdasarkan hasil validasi ahli materi, pengembangan

komik Bahasa Jawa ini memperoleh skor 4,68 dengan kategori sangat baik dan

telah disetujui tanpa revisi dan dinyatakan layak uji coba. Jadi, dapat disimpulkan

bahwa pengembangan media komik ini layak digunakan dalam pembelajaran

bahasa Jawa materi menulis karangan deskripsi.

Penelitian ketiga berjudul “Pengembangan E-Komik Tematik Berbasis

pada Lingkungan Hidup dengan Aplikasi Macromedia-Flash untuk Kelas

Permulaan Sekolah Dasar” yang ditulis oleh Agustiningsih (2015). Penelitian ini

bertujuan untuk mengembangkan dan mendeskripsikan hasil pengembangan yang

berupa desain e-komik tematik berbasis pada pendidikan lingkungan hidup

dengan aplikasi makromedia-flash untuk kelas permulaan Sekolah Dasar. Jenis

penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Penelitian ini

menggunakan subjek 27 peserta didik kelas I SD. Teknik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah wawancara dan observasi. Instrumen yang digunakan adalah

lembar observasi dan pedoman wawancara. Teknik analisis yang digunakan

adalah teknik analisis deskriptif dan teknik analisis statistik. Hasil analisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

71

menunjukkan bahwa hasil penilaian oleh validator 1 dan validator 2 dengan

kriteria baik pada setiap kategori menunjukkan bahwa komponen-komponen

penyusun desain e-komik tematik berbasis pada pendidikan lingkungan hidup

dengan aplikasi macromedia-flash untuk kelas permulaan sekolah dasar telah

terpenuhi dengan baik dan benar. Ketuntasan belajar peserta didik baik secara

individual maupun klasikal pada uji coba 1 dan pada uji coba 2. Ketuntasan

individual pada uji coba 1 adalah 75 % atau hanya 8 peserta didik dari 27 (dua

puluh tujuh) peserta didik yang belum tuntas, sedangkan ketuntasan individual

pada uji coba 2 adalah 85% atau hanya 3 peserta didik yang belum tuntas.

Bagan 2.1 Skema penelitian yang relevan

Berdasarkan ketiga penelitian tersebut, “Pengembangan Prototipe

Rancangan Pembelajaran Matematika Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan

Bulat melalui Media Komik untuk Kelas III SD” masih relevan untuk diteliti. Hal

Mulyani, Sri Puji (2015)

“Pengembangan Media

Komik Untuk

Pembelajaran Bahasa

Jawa Di Kelas III SD

Negeri Tegalpanggung”

Hasanah, Milkhatul (2016)

“Pengembangan Media

Pembelajaran Matematika

Berupa Comic Book untuk

Meningkatkan Hasil Belajar

Tematik Materi Jaring-

Jaring Bangun Ruang pada

Peserta didik Kelas IV SD

Nu Bahrul Ulum Malang”

“Pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika Materi Perkalian

dan Pembagian Bilangan Bulat melalui Media Komik untuk Kelas III SD” (2017)

Agustiningsih (2015)

“Pengembangan E-

Komik Tematik

Berbasis pada

Lingkungan Hidup

dengan Aplikasi

Macromedia-Flash

untuk Kelas Permulaan

Sekolah Dasar”

Matematika Komik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

72

ini dikarenakan: (1) Peneliti masih menemukan masalah yaitu kesulitan peserta

didik dalam belajar Matematika materi perkalian dan pembagian bilangan bulat

dan keterbatasan guru menggunakan komik sebagai media pembelajaran

Matematika. (2) Penelitian yang peneliti kembangkan menggunakan peserta didik

Sekolah Dasar sebagai subjek penelitian (3) Media yang peneliti kembangkan

berupa komik yang dapat membantu peserta didik dalam memahami materi yang

ada di Sekolah Dasar dan (4) Penelitian yang relevan merupakan jenis penelitian

dan pengembangan (R&D) yang dikembangkan untuk membuat dan menguji

kualitas produk berupa media komik ketika pembelajaran.

Perbedaan dari ketiga penelitian sebelumnya dengan penelitian yang

peneliti lakukan dapat dijabarkan secara singkat sebagai berikut:

1. Penelitian pertama mengembangkan media comic book untuk

meningkatkan hasil belajar pada materi jaring-jaring bangun ruang

untuk kelas IV SD.

2. Penelitian kedua mengembangkan media komik untuk membantu

peserta didik membuat karangan deskripsi bahasa Jawa kelas III SD.

3. Penelitian ketiga mengembangkan E-komik tematik berbasis pada

lingkungan hidup untuk kelas permulaan Sekolah Dasar.

4. Penelitian yang peneliti kembangkan yaitu menciptakan media belajar

untuk membantu peserta didik dalam belajar perkalian dan pembagian

bilangan bulat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

73

Dilihat dari keempat poin di atas, dapat diketahui perbedaan penelitian

sebelumnya dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah perbedaan materi

yang dijadikan fokus utama untuk menyelesaikan masalah.

C. Kerangka Berpikir

Penelitian dan pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik

melalui komik Matematika digunakan sebagai media belajar untuk menerapi

kesulitan belajar Matematika pada materi perkalian dan pembagian bilangan

bulat. Prototipe rancangan pembelajaran yang peneliti kembangkan, berawal dari

adanya penelitian sebelumnya dimana pembelajaran tematik menggunakan komik

sebagai media belajar. Penelitian relevan yang pertama menggunakan komik

sebagai media belajar Matematika materi jaring-jaring bangun ruang. Hasil

penelitian tersebut, menyatakan bahwa belajar menggunakan komik sebagai

media, dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik yang dapat dilihat dari

perbedaan nilai yang lebih baik oleh kelompok eksperimen daripada kelompok

kontrol. Penelitian relevan berikutnya, mengembangkan komik sebagai media

belajar yang ringan untuk peserta didik. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan

bahwa komik dapat dijadikan sebagai media yang berfungsi sebagai penyalur

informasi agar dapat diterima oleh peserta didik.

Penelitian-penelitian tersebut, member inspirasi pada peneliti untuk

mengembangkan “Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika

Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat melalui Media Komik untuk

Kelas III SD”. Adapun prototipe yang peneliti kembangkan adalah untuk peserta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

74

didik kelas III SD, dengan mengambil mata pelajaran Matematika tema 3

Perubahan di Alam, subtema 3 Perubahan Musim yang terintegrasi dengan

Bahasa Indonesia. Prototipe dengan judul “Belajar Dari Perubahan Musim:

Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika Materi Bilangan Bulat,

Perkalian dan Pembagian melalui Media Komik” berisi 3 bagian yaitu, bagian 1

berisi teori, bagian 2 terdiri Komik pembelajaran 1 “Belajar Bilangan Bulat

melalui Periode Iklim Tropis”, Komik pembelajaran 3 “Belajar Konsep Perkalian

melalui Periode Iklim Subtropis” dan Komik pembelajaran 5 “Belajar Konsep

Pembagian melalui Tingkah Laku Hewan”, dan bagian contoh RPP Pembelajaran

3. Media dalam prototipe rancangan pembelajaran, peneliti kembangkan dalam

bentuk komik dengan tujuan menciptakan dan mengembangkan media

pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan untuk dibaca oleh peserta didik.

D. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan dalam penelian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana prosedur pengembangan “Prototipe Rancangan Pembelajaran

Tematik Matematika Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat

melalui Media Komik untuk Kelas III SD”?

2. Bagaimana kualitas “Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik

Matematika Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat melalui

Media Komik untuk Kelas III SD”?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

75

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini, peneliti akan membahas menganai Jenis Penelitian, Setting

Penelitian, Prosedur Pengembangan, Teknik Pengumpulan Data, Instrumen Penelitian

dan Teknik Analisis Data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis

penelitian dan pengembangan (Research and Development) atau dikenal dengan

sebutan R&D. Research and Development adalah metode penelitian yang

digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk

tersebut (Borg dan Gall dalam Sugiyono, 2012: 297). Untuk dapat menghasilkan

produk tertentu, digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan (digunakan

metode survey atau kualitatif) dan untuk menguji keefektifan produk tersebut agar

dapat diterima di masyarakat luas dilakukan dengan menguji produk tersebut

(eksperimen).

Sukmadinata (dalam Haryati, 2012: 14) mengatakan bahwa penelitian

dan pengembangan merupakan pendekatan penelitian untuk menghasilkan produk

baru atau menyempurnakan produk yang telah ada. Produk yang dihasilkan dapat

berbentuk software ataupun hardware seperti buku, modul, paket, program

pembelajaran ataupun alat bantu belajar. Penelitian dan pengembangan tidak

hanya menghasilkan saran, tetapi juga menghasilkan produk yang langsung bisa

digunakan (Haryati, 2012: 14).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

76

Haryati (2012: 14) menambahkan produk yang dihasilkan dalam

bidang pendidikan melalui penelitian R&D, diharapkan dapat meningkatkan

produktivitas pendidikan yaitu lulusan yang jumlahnya banyak, pembelajaran

yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan. Produk-produk pendidikan yang

dihasilkan dapat berupa kurikulum yang spesifik untuk keperluan pendidikan

tertentu, metode mengajar, media pendidikan, buku ajar, modul dan lainnya yang

berhubungan dengan dunia pendidikan (Haryati dalam Sugiyono, 2012:14).

Berdasarkan pendapat-pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

penelitian dan pengembangan (R&D) adalah sebuah kajian atau penelitian yang

menghasilkan produk yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan yang

diinginkan. Peneliti akan mengembangkan sebuah prototipe rancangan

pembelajaran Matematika materi perkalian dan pembagian bilangan bulat melalui

media komik yang ditujukan untuk peserta didik kelas III SD.

Borg dan Gall (dalam Sugiyono, 2010: 409) mengemukakan bahwa

ada 10 langkah yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan, diantaranya

(1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi

desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba

pemakaian, (9) revisi produk, (10) pembuatan atau produksi masal. Berikut

merupakan pemaparan desain penelitian dan pengembangan:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

77

Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan (Research

and Development) (Sugiyono, 298)

Penjelasan mengenai sepuluh langkah penelitian dan pengembangan

secara umum menurut Borg dan Gall (dalam Sugiyono, 2010: 409-426) adalah

sebagai berikut:

1. Potensi dan Masalah

Potensi dan masalah menjadi satu kesatuan penting untuk melakukan

penelitian dan pengembangan. Potensi adalah segala sesuatu yang apabila

didayagunakan akan memiliki nilai tambah (Sugiyono, 2010: 409), sedangkan

masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan apa yang

terjadi (Sugiyono, 2010: 410). Masalah juga dapat menjadi potensi, jika kita

dapat mendayagunakannya maka kita dapat menemukan suatu pola, model

Revisi

Produk

Uji Coba

Pemakaian

Potensi

dan

Masalah

Pengum-

pulan

data

Desain

produk

Validasi

Desain

Revisi

Desain

Uji Coba

Produk

Revisi

Produk Produk Masal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

78

atau sistem penanganan terpadu yang efektif. Potensi dan masalah yang

dikemukakan dalam suatu penelitian ditunjukkan dalam data empirik yaitu

dapat berasal dari laporan penelitian orang lain, dokumentasi laporan kegiatan

dari perorangan atau instansi tertentu.

2. Pengumpulan data

Setelah mengetahui potensi dan masalah, langkah berikutnya adalah

pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan dengan mencari dan

mengumpulkan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk

perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah yang

ada.

3. Desain Produk

Desain produk merupakan langkah penting untuk menyelesaikan

penelitian dan pengembangan. Produk yang dihasilkan dalam penelitian dan

pengembangan ini bervariatif sesuai dengan kebutuhan akan potensi dan

masalah yang ada.

4. Validasi desain

Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah

rancangan produk memiliki kualitas baik secara rasional akan lebih efektif

atau tidak. Dikatakan secara rasional karena validasi ini masih bersifat

penilaian yang berdasar pemikiran rasional, belum fakta dari lapangan.

Validasi produk ini, dilakukan dengan cara menghadirkan tenaga ahli

atau pakar yang sudah berpengalaman dalam menilai produk baru yang telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

79

dirancang. Dari penilaian tersebut, dapat diketahui kelebihan dan kelemahan

produk yang dibuat.

5. Revisi desain

Revisi desain dilakukan peneliti setelah mengetahui kekurangan

produk yang telah dibuat. Revisi dilakukan berdasarkan kritik dan saran oleh

validator. Revisi desain dilakukan untuk memperoleh hasil atau produk yang

lebih baik.

6. Uji Coba Produk

Uji coba produk dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan

informasi mengenai kefektifan produk yang telah dikembangkan.

7. Revisi Produk

Revisi produk dilakukan apabila pengujian produk sebelumnya

menunjukkan kekurangan atau belum mencapai hasil maksimal.

8. Uji Coba Pemakaian

Setelah pengujian terhadap produk berhasil serta tidak ada revisi,

maka selanjutnya produk dapat diterapkan dalam kondisi nyata atau ruang

lingkup yang lebih luas.

9. Revisi Produk

Revisi produk dilakukan apabila pemakaian dalam kondisi nyata

terdapat kelemahan. Revisi produk memerlukan evaluasi kinerja untuk

mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada sehingga dapat digunakan untuk

menyempurnakan produk tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

80

10. Produksi Masal

Produksi masal dilakukan apabila produk baru telah diujicobakan

dalam beberapa kali pengujian dan dinyatakan efektif serta layak untuk

diproduksi masal.

B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SD N Tegalrejo 2 yang beralamat Jl.

Wiratama No. 27 Yogyakarta.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah peserta didik Sekolah Dasar kelas III.

Keseluruhan jumlah subjek uji coba prototipe rancangan pembelajaran

adalah 15 peserta didik.

3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pengembangan Prototipe Rancangan

Pembelajaran Tematik Matematika Materi Perkalian dan Pembagian

Bilangan Bulat melalui Media Komik untuk kelas III SD.

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 8 bulan, terhitung dari bulan Juli

2016 sampai Maret 2017.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

81

C. Prosedur Pengembangan

Prosedur penelitian dan pengembangan prototipe rancangan

pembelajaran Matematika ini, menggunakan langkah-langkah penelitian dan

pengembangan menurut Borg dan Gall (dalam Sugiyono, 2012: 298). Dari

sepuluh langkah penelitian dan pengembangan, peneliti memodifikasi menjadi

enam langkah. Hal ini dikarenakan enam tahap tersebut sudah mencakup

keseluruhan tahap dalam mengembangkan prototipe rancangan pembelajaran.

Selain itu, adanya keterbatasan waktu dan biaya juga menjadi alasan peneliti

melakukan modifikasi langkah pengembangan Borg dan Gall. Keenam langkah

tersebut yaitu: (1) Potensi dan masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Desain

produk, (4) Validasi desain, (5) Revisi desain, (6) Uji coba produk.

Bagan pengembangan prototipe rancangan pembelajaran adalah

sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

82

Bagan 3.2 Prosedur Pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran

Tematik Matematika Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat melalui

Media Komik untuk Kelas III SD

Pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika Materi Perkalian dan Pembagian

Bilangan Bulat melalui Media Komik untuk Kelas III SD

Langkah 1

Potensi dan

Masalah

- Potensi: (1) Pelajaran Matematika materi perkalian dan

pembagian bilangan bulat diajarkan di kelas III SD dan menjadi

salah satu materi wajib Ujian Nasional (UN), (2) Dalam

Kurikulum 2013 matematika tentang perkalian dan pembagian

bilangan bulat terdapat di Tema 3 Subtema 3 dan diintegrasikan

dengan pelajaran Bahasa Indonesia dan SBdP, (3) Peserta didik

menyukai Matematika dan 81,5% atau 22 menginginkan

pembelajaran dengan media komik

- Masalah: (1) 77,8% atau 21 peserta didik kesulitan belajar

perkalian bilangan bulat dan 74,1% atau 20 peserta didik

kesulitan belajar pembagian bilangan bulat (2) Di SD penelitian

belum pernah menggunakan komik sebagai media belajar

Langkah 2

Pengumpulan Data - Wawancara tidak terstruktur

- Pembagian lembar kuesioner pra penelitian

Tahap 3

Desain Produk

- Mengkaji KD dan mengembangkan indikator mengenai perkalian

dan pembagian bilangan bulat serta pelajaran yang terintergrasi

pada Kurikulum 2013 tema 3 subtema 3

- Menyusun silabus dan RPP pembelajaran 1, 3 dan 5

- Membuat tokoh komik dan sketsa gambar serta dialog percakapan

- Konsultasi dan revisi

- Perbaikan sketsa gambar dan dialog

- Pembuatan kata pengantar, pendahuluan, daftar isi, keterangan

symbol, kepustakaan dan tentang penulis

Tahap 4

Validasi Desain - Prototipe rancangan pembelajaran komik Matematika divalidasi

oleh 3 validator. Validator 1 adalah dosen ahli Matematika,

validator 2 adalah dosen ahli seni dan validator 3 adalah guru kelas

III SD

Tahap 5

Revisi Desain

- Perbaikan prototipe rancangan pembelajaran yang sesuai dengan

saran dan kritik oleh validator

Tahap 6

Uji Coba Produk

- Uji Coba Produk pada peserta didik kelas III Sekolah Dasar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

83

1. Potensi dan Masalah

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh dua hal yaitu potensi dan masalah.

Terdapat tiga potensi yang dapat peneliti kaji. Pertama, peneliti menemukan

bahwa pelajaran Matematika materi perkalian dan pembagian bilangan bulat

diajarkan di kelas III SD. Kedua, peneliti menemukan bahwa dalam

Kurikulum 2013, Matematika tentang perkalian dan pembagian bilangan bulat

terdapat di Tema 3 Subtema 3 dan diintegrasikan dengan pelajaran Bahasa

Indonesia dan SBdP. Ketiga, peserta didik menyukai matematika dan sebesar

81,5% atau 21 peserta didik dari jumlah total 27, menginginkan pembelajaran

menggunakan media komik. Maka, dapat disimpulkan bahwa komik sangat

relevan untuk dijadikan penelitian dan pengembangan media belajar. Masalah

peneliti temukan dari wawancara guru dan kuesioner yang telah diisi peserta

didik. Guru mengatakan bahwa peserta didik masih kesulitan belajar perkalian

dan pembagian. Guru juga menyatakan belum pernah menggunakan komik

sebagai media pembelajaran.

Hasil penyebarkan kuesioner pra penelitian berupa analisis kebutuhan

peserta didik di SD Negeri Tegalrejo 2 kelas III SD juga menyebutkan data

yang sama yaitu 77,8% atau 21 peserta didik kesulitan belajar perkalian dan

74,1% atau 20 peserta didik kesulitan belajar pembagian. Data analisis

kebutuhan ini diperoleh dari penyebaran lembar kuesioner pada peserta didik

kelas III SD guna mengetahui apakah peserta didik membutuhkan komik

sebagai media belajar Matematika pada materi perkalian dan pembagian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

84

bilangan bulat. Hasilnya, 81,5% peserta didik menginginkan komik

Matematika materi perkalian dan pembagian bilangan bulat.

Hal ini mendorong peneliti sebagai calon guru SD untuk membuat

prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi perkalian dan

pembagian bilangan bulat melalui media komik dengan tujuan agar peserta

didik mudah memahami mengenai konsep perkalian sebagai penjumlahan

berulang dan konsep pembagian sebagai pengurangan berulang. Oleh karena

itu, Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika Materi Perkalian

dan Pembagian Bilangan Bulat melalui Media Komik untuk Kelas III SD ini,

disusun dan dikembangkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan dapat

membantu proses belajar dan pemahaman peserta didik terhadap materi

perkalian dan pembagian bilangan bulat.

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data ini dilakukan dengan dua cara, yaitu wawancara

tidak terstruktur pada empat guru kelas III di SD N Tegalrejo 2, SD Kanisius

Kotabaru, SD Sarikarya dan SD Kintelan serta penyebaran kuesioner pra

penelitian untuk peserta didik kelas III SD. Wawancara tidak terstruktur pada

guru dilakukan dengan menanyakan materi yang masih menjadi kesulitan

belajar peserta didik, media yang digunakan guru untuk mengajar dan jumlah

peserta didik yang nilainya telah memenuhi KKM. Hasil wawancara pada

empat guru tersebut menyebutkan bahwa materi yang masih menjadi kesulitan

belajar peserta didik adalah perkalian dan pembagian. Guru menambahkan

bahwa dalam kegiatan mengajar, guru jarang menggunakan media konkret

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

85

kecuali untuk beberapa materi seperti pengenalan bangun datar. Kemudian

peneliti fokus pada salah satu pernyataan guru kelas III di SD N Tegalrejo 2,

bahwa hanya 5 peserta didik yang nilainya mencapai KKM dan sisanya masih

di bawah KKM. KKM pada mata pelajaran matematika adalah 65.

Lembar kuesioner pra penelitian dibagikan kepada 27 peserta didik

kelas III SD N Tegalrejo 2. Lembar kuesioner analisis kebutuhan berisi 24

pernyataan yang berkaitan dengan kesulitan dan minat belajar Matematika

menggunakan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika berupa

komik. Lembar kuesioner ini dapat digunakan sebagai data peserta didik yang

menginginkan adanya pengembangan prototipe rancangan pembelajaran

tematik Matematika materi perkalian dan pembagian bilangan bulat melalui

media komik sebagai media belajar, sehingga prototipe yang dihasilkan dapat

membantu pemahaman peserta didik terhadap materi perkalian dan

pembagian bilangan bulat. Dari hasil pengumpulan data pada lembar

kuesioner dapat diketahui bahwa: (1) 96,3% atau 26 peserta didik menyukai

pelajaran Matematika, (2) 77,8% atau 21 peserta didik kesulitan belajar

perkalian dan 74,1% atau 20 peserta didik kesulitan belajar pembagian dan (3)

81.5% peserta didik menginginkan komik Matematika materi perkalian dan

pembagian bilangan bulat.

3. Desain Produk

Pada tahap desain prototipe ini, peneliti menyusun dan merancang

prototipe rancangan pembelajaran Matematika ini, komik sebagai media

pembelajaran guna membantu peserta didik dalam mempelajari perkalian dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

86

pembagian bilangan bulat. Langkah pertama yang peneliti lakukan adalah

mengkaji materi perkalian dan pembagian bilangan bulat yang disesuaikan

dengan KI dan KD pada Kurikulum 2013 dan mengembangkan indikator yang

terbagi menjadi tiga bagian komik. Tiga bagian komik tersebut,

dikembangkan sesuai dengan 3 pembelajaran yaitu pembelajaran 1, 3 dan 5

pada tema 3 perubahan di alam, subtema 3 perubahan musim. Kedua, peneliti

menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk

pembelajaran 1, 3 dan 5 yang sudah disesuaikan dengan model pembelajaran

tematik pada Kurikulum 2013. RPP yang disusun mengkolaborasikan dua

mata pelajaran, yaitu pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia.

Langkah ketiga, peneliti mulai membuat tokoh komik yaitu seorang

ayah yang bekerja menjadi guru Sekolah Dasar dan peserta didik

perempuannya yang duduk di kelas III SD. Dilanjutkan dengan sketsa gambar

dan penambahan dialog yang berisi tentang tiga bagian yaitu bagian pertama

adalah komik berjudul “Belajar Bilangan Bulat melalui Periode Iklim Tropis”,

melalui ilustrasi tentang musim pada iklim tropis, peserta didik kemudian

diajak mengetahui periode setiap musim dan kemudian masuk ke materi

bilangan bulat. Bagian kedua adalah komik berjudul “Belajar Konsep

Perkalian melalui Periode Iklim Subtropis” yang di dalamnya menceritakan

tentang musim pada iklim subtropis beserta periodenya, kemudian peserta

didik diajak untuk mendalami konsep perkalian melalui periode musim.

Bagian ketiga adalah komik berjudul “Belajar Konsep Pembagian melalui

Tingkah Laku Hewan”, menceritakan tentang perilaku hewan yang peka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

87

terhadap perubahan cuaca, kemudian materi pembagian disampaikan dengan

ilustrasi menangkap kodok dan membaginya kedua tempat dengan sama

banyak. Cerita dalam komik sudah disesuaikan dengan materi pembelajaran

tematik setiap pembelajaran.

Setelah sketsa gambar dan dialog jadi, peneliti membuat kata

pengantar guna mengetahui tujuan dibuatnya prototipe rancangan

pembelajaran tematik Matematika ini, menyusun daftar isi, pendahuluan guna

menjelaskan isi komik dan pokok bahasan komik, menambahkan daftar

kepustakaan yang digunakan dalam menyusun prototipe ini dan tentang

penulis. Desain prototipe terdiri dari cover, kata pengantar, daftar isi,

pendahuluan, simbol, pengenalan tokoh, bagian isi terbagi menjadi tiga yaitu

bagian 1 berupa teori yang mendukung pembelajaran Matematika dan Bahasa

Indonesia, bagian 2 terdiri dari Komik pembelajaran 1 “Belajar Bilangan

Bulat melalui Periode Iklim Tropis”, Komik pembelajaran 2 “Belajar Konsep

Perkalian melalui Periode Iklim Subtropis” dan Komik pembelajaran 3

“Belajar Konsep Pembagian melalui Tingkah Laku Hewan”, dan bagian 3

terdiri dari contoh RPP pembelajaran 3 dilanjutkan daftar pustaka dan biografi

penulis.

4. Validasi Produk

Prototipe Rancangan Pembelajaran divalidasi oleh dua dosen dan 1

guru, dosen pertama adalah dosen ahli Matematika, dosen 2 adalah dosen ahli

seni dan ketiga adalah guru kelas III SD. Validasi prototipe ini dilakukan

bertujuan untuk mendapatkan kritik dan saran terhadap pengembangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

88

prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika melalui media komik.

Saran dan kritik ini digunakan untuk memperbaiki prototipe rancangan

pembelajaran juga dapat digunakan oleh peneliti untuk menemukan kelebihan

dan kekurangan sebagai prototipe rancangan pembelajaran.

5. Revisi Desain

Revisi desain dilakukan peneliti setelah divalidasi oleh tiga validator

yaitu dosen ahli Matematika, dosen ahli seni dan guru kelas III SD. Revisi

desain ini dilakukan untuk memperbaiki kekurangan dari prototipe rancangan

pembelajaran sehingga komik dapat digunakan sebagai media pembelajaran

Matematika yang bermanfaat.

6. Uji Coba Prototipe

Uji coba Prototipe dilakukan pada subjek penelitian yaitu peserta didik

kelas III di SD N Tegalrejo 2 dengan mengujicobakan satu prototipe

rancangan pembelajaran yaitu prototipe rancangan pembelajaran RPP

pembelajaran 3 dengan media komik “Belajar Konsep Perkalian melalui

Periode Iklim Subtropis”. Uji coba prototipe rancangan pembelajaran

dilakukan satu kali karena keterbatasan waktu dalam melakukan uji coba. Uji

coba produk ini, dilakukan guna memenuhi kebutuhan peserta didik akan

pembelajaran Matematika terkhusus pada materi yang masih dirasa sukar

untuk dipelajari yaitu materi perkalian bilangan bulat. Uji coba produk ini,

juga dilakukan sebagai uji kelayakan terhadap meningkatnya pemahaman

peserta didik tentang konsep perkalian dan pembagian yang dapat dilihat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

89

melalui hasil lembar kerja dan refleksi peserta didik setelah kegiatan

pembelajaran.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu hal yang penting dalam

penelitian karena teknik pengumpulan data ini merupakan strategi atau cara

yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan

seperti bahan-bahan, keterangan, kenyataan dan informasi yang dapat

dipercaya (Widoyoko, 2015: 33).

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini ada tiga macam yaitu

wawancara tidak terstruktur, angket berupa kuesioner pra penelitian dan

penilaian diri berupa refleksi dan terakhir adalah tes.

1. Wawancara

Wawancara merupakan suatu proses tanya jawab atau dialog secara

lisan antara pewawancara (interviewer) dengan responden atau orang

yang terinterviu (interviewee) dengan tujuan memperoleh informasi yang

dibutuhkan oleh peneliti (Widoyoko, 2015: 40). Wawancara merupakan

cara pengumpulan data yang langsung dari sumbernya tentang berbagai

gejala sosial, baik yang terpendam (latent) maupun tampak. Wawancara

merupakan alat yang sangat baik untuk mengetahui tanggapan, pendapat,

keyakinan, perasaan, motivasi, serta proyeksi seseorang terhadap masa

depannya. Wawancara digunakan bila jumlah responden relatif sedikit.

Wawancara dalam penelitian ini adalah jenis wawancara tidak

terstruktur (Unstructured Interview). Wawancara tidak terstruktur atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

90

terbuka merupakan wawancara bebas, yaitu pewawancara tidak

menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis

dan lengkap untuk pengumpulan datanya (Widoyoko, 2015: 44).

2. Angket

Angket atau kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan

tertulis kepada responden untuk memberikan respon sesuai dengan

permintaan penggunanya (Widoyoko, 2015: 33). Angket atau kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu

dengan pasti variabel yang akan diukur atau apa yang bisa diharapkan

dari responden.

Jenis angket menurut Widoyoko (2015: 36) dibagi menjadi dua

yaitu: (1) jenis angket dipandang dari cara menjawab yaitu angket terbuka

dan angket tertutup. Angket terbuka merupakan angket yang bisa dijawab

secara bebas oleh reponden sedangkan angket tertutup merupakan angket

yang jumlah item dan alternatif jawaban maupun responnya sudah

ditentukan sehingga responden tinggal memilih pilihan jawaban. (2) Jenis

angket dipandang dari jawaban yang diberikan yaitu: angket langsung dan

tidak langsung. Angket langsung adalah angket dimana responden

memberi respon tentang keadaan dirinya sendiri sedangkan angket tidak

langsung adalah responden memberi respon tentang keadaan orang lain.

Penelitian ini menggunakan angket atau kuesioner jenis angket

tertutup dan angket langsung. Angket tertutup ini berupa kuesioner pra

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

91

penelitian yang digunakan untuk mengetahui kesulitan belajar peserta

didik dan keinginan terhadap dikembangkannya media belajar berupa

komik. Angket langsung berupa refleksi yang diisi oleh peserta didik

setelah pembelajaran menggunakan komik selesai.

3. Tes

Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat

untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek yang dapat

berupa keterampilan, pengetahuan, bakat dan minat perindividu maupun

kelompok (Widoyoko, 2015: 50). Fokus pengukuran tes pada penelitian

ini adalah tes prestasi. Tes prestasi merupakan tes yang digunakan untuk

mengukur pencapaian maupun kompetensi seseorang setelah mempelajari

sesuatu. Tes prestasi pada penelitian ini mengacu pada penguasaan materi

perkalian bilangan bulat yang telah dipelajari menggunakan RPP dan

komik pembelajaran 3. Tes pada penelitian ini dapat dilihat pada Lembar

Kerja Peserta Didik 2 yang berisi 5 soal perkalian bilangan bulat.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data penelitian dengan cara melakukan

pengukuran (Widoyoko, 2015: 51). Berikut instrumen penelitian yang digunakan

pada penelitian ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

92

1. Instrumen Pedoman Wawancara

Wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur

yang bersumber pada guru kelas kelas III SD N Tegalrejo 2. Wawancara

ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik pada mata

pelajaran Matematika dan pengalaman penggunaan komik sebagai media

pembelajaran pada pelajaran Matematika. Berikut tabel wawancara tidak

terstruktur pada penelitian ini:

Tabel 3.1 Pertanyaan Wawancara Tidak Terstruktur

No. Pertanyaan

1. Apakah terdapat materi pada pelajaran Matematika yang masih sulit dipahami

oleh peserta didik?

2. Berapa jumlah peserta didik yang mencapai dan tidak mencapai KKM ?

3. Berapa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran Matematika?

4. Apakah guru menggunakan media saat mengajarkan matematika?

5. Apakah saat mengajarkan materi perkalian dan pembagian dilakukan dengan

menggunakan media?

6. Apakah ibu pernah menggunakan komik sebagai media pembelajaran pada mata

pelajaran Matematika?

2. Instrumen Kuesioner Pra Penelitian

Peneliti membuat instrumen kuesioner pra penelitian untuk

mengetahui apakah peserta didik mengalami masalah dalam belajar

Matematika terkhusus materi perkalian dan pembagian bilangan bulat dan

apakah peserta didik menginginkan komik Matematika sebagai media

belajar. Terlebih dahulu, peneliti menyusun kisi-kisi. Penyusunan kisi-kisi

berdasarkan tiga aspek, yaitu (1) Perkalian dan pembagian bilangan bulat,

(2) Minat dan (3) Komik. Pernyataan yang diberikan oleh peneliti disusun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

93

secara umum untuk mengetahui jawaban peserta didik mengenai kisi-kisi

yang telah dibuat. Berikut tabel kisi-kisi kuesioner pra penelitian:

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Pra Penelitian

No Aspek Indikator Nomer dan Pernyataan

1. Perkalian

dan

pembagi-

an

bilangan

bulat

Perkalian dan

pembagian

bilangan bulat

1. Saya menyukai pelajaran Matematika

2. Saya mengalami kesulitan padamata pelajaran Matematika

3. Saya mengalami kesulitan untuk menentukan perkalian

bilangan bulat

4. Saya mengalami kesulitan untuk menentukan pembagian

bilangan bulat

5. Saya mendapat nilai di atas KKM pada materi perkalian

bilangan bulat

6. Saya mendapat nilai di atas KKM pada materi pembagian

bilangan bulat

2 Minat a. Senang: tidak

mengeluh

atau

bersemangat

saat

mengerjakan

tugas

b. Perhatian:

menyimak

atau

memperhati-

kan

penjelasan

7. Saya mengeluh saat mengerjakan soal tentang perkalian

dan pembagian bilangan bulat

8. Saya bersemangat mengerjakan soal tentang perkalian dan

pembagian bilangan bulat

9. Saya menyimak penjelasan guru tentang perkalian dan

pembagian bilangan bulat

10. Saya memperhatikan saat guru menjelaskan mengenai

perkalian dan pembagian bilangan bulat

11. Saya ingin mempelajari perkalian dan pembagian bilangan

bulat dengan sungguh-sungguh

12. Saya memiliki inisiatif untuk belajar perkalian dan

pembagian bilangan bulat

13. Tidak ada pemaksaan bagi saya untuk belajar perkalian

dan pembagian bilangan bulat

14. Saya tertarik untuk belajar perkalian dan pembagian

bilangan bulat

15. Saya terdorong untuk mempelajari soal-soal perkalian dan

pembagian bilangan bulat

16. Saya merasa senang mengerjakan soal perkalian dan

pembagian bilangan bulat

17. Saya saya memiliki kesadaran untuk mengerjakan soal-

soal tentang perkalian dan pembagian untuk menambah

pemahaman.

3 Komik a. Cerita: berisi

alur cerita

yang

membantu

pembaca

untuk

memahami isi

cerita

b. Gambar:

mewakili isi

cerita

18. Saya menyukai buku bergambar/komik

19. Buku bergambar/komik membuat saya tertarik untuk

membaca

20. Saya lebih senang belajar dengan banyak gambar

21. Saya lebih senang belajar dengan banyak tulisan

22. Saya menginginkan adanya cerita tentang perkalian dan

pembagian bilangan bulat

23. Saya menginginkan adanya gambar tentang perkalian dan

pembagian bilangan bulat

24. Saya menginginkan adanya buku cerita bergambar yaitu

komik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

94

Setelah menentukan aspek dan kisi-kisi kuesioner pra penelitian

yang akan dijawab oleh peserta didik, kemudian peneliti mengembangkan

24 pernyataan dengan pilihan jawaban “ya” dan “tidak” sehingga menjadi

kuesioner pra penelitian yang mudah dipahami dan diisi oleh peserta

didik.

3. Instrumen Refleksi

Peneliti menyusun refleksi untuk peserta didik. Refleksi ini diisi

oleh peserta didik kelas III setelah belajar menggunakan prototipe

rancangan pembelajaran tematik matematika melalui media komik materi

perkalian bilangan bulat. Penyususunan refleksi dibuat berdasarkan kisi-

kisi. Kisi-kisi ini disusun berdasar pada tiga aspek yang terdapat pada

instrumen kuesioner pra penelitian yang dibatasi pada penggunaan

prototipe rancangan pembelajaran ke 3 yaitu (1) Perkalian bilangan bulat,

(2) Minat dan (3) Komik. Aspek tersebut mengacu pada tercapainya

tujuan pembelajaran yaitu pembelajaran Matematika mengenai perkalian

bilangan bulat menggunakan prototipe rancangan pembelajaran tematik

matematika melalui media komik. Refleksi dikembangkan menjadi

delapan pernyataan yang kemudian diberi pilihan jawaban “Ya” dan

“Tidak”. Berikut kisi-kisi refleksi:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

95

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Refleksi

No Aspek Indikator Pernyataan

1. Perkalian dan

pembagian

bilangan bulat

Perkalian bilangan

bulat 1. Saya semakin tahu tentang konsep perkalian

2. Saya dapat mengerjakan soal perkalian

dengan baik

2 Minat a. Senang: tidak

mengeluh atau

bersemangat saat

mengerjakan

tugas

b. Perhatian:

menyimak atau

memperhatikan

penjelasan

3. Saya semakin semangat belajar matematika

4. Belajar dengan menggunakan komik

membuat saya semakin fokus belajar

6. Minat saya untuk rajin membaca buku dan

belajar semakin bertambah

8. Belajar menggunakan Komik Pintar

Matematika menjadi semakin menarik dan

menyenangkan

3 Komik a. Cerita: berisi alur

cerita yang

membantu

pembaca untuk

memahami isi

cerita

b. Gambar:

mewakili isi

cerita

5. Belajar dengan menggunakan komik

membuat saya mudah memahami konsep

perkalian

7. Komik “Belajar Konsep Perkalian melalui

Periode Iklim Subtropis” sangat membantu

kegiatan belajar

4. Instrumen Soal Tes

Instrumen soal tes yang digunakan pada penelitian ini berupa tes

latihan pada RPP pembelajaran 3 mengenai perkalian bilangan bulat. Hal

ini dilakukan untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan

menggunakan komik sebagai media dapat meningkatkan pemahaman

peserta didik yang dilihat dari peningkatan nilai. Tes pada Lembar kerja

peserta didik ini berisikan 5 soal Matematika yang terkait dengan operasi

hitung perkalian bilangan bulat. Tes berupa lembar kerja peserta didik

yang digunakan untuk mengetahui perkembangan pemahaman peserta

didik tentang konsep perkalian. Berikut kisi-kisi soal tes:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

96

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal Tes

KD Indikator Materi Bentuk Soal Nomer

Soal

4.2Merumuskan dengan

kalimat sendiri,

membuat model

matematika, dan

memilih strategi

yang efektif dalam

memecahkan

masalah nyata sehari-

hari yang berkaitan

dengan penjumlahan,

pengurangan,

perkalian, pembagian

bilangan bulat,

waktu, panjang, berat

benda, dan uang,

serta memeriksa

kebenaran jawabnya.

4.2.8Menuliskan

operasi hitung

perkalian

sebagai

penjumlahan

berulang

Perkalian

bilangan

bulat

Tes Uraian

Terbatas

1, 2, 3, 4

dan 5

5. Instrumen Validasi Produk

Instrumen validasi produk disusun peneliti untuk digunakan oleh

dosen (validator) untuk menilai kualitas prototipe rancangan

pembelajaran komik Matematika materi perkalian dan pembagian

bilangan bulat. Instrumen validasi produk dikembangkan berdasar empat

aspek yaitu (1) Sistematika penyajian buku, (2) Isi prototipe, (3) Bahasa

dan (4) Pemilihan media dan sumber pembelajaran. Keempat aspek

tersebut, kemudian dikembangkan menjadi dua puluh pernyataan yang

akan dinilai dengan cara mencentang nilai/skor pada kolom skor dan

memberikan kritik dan saran pada kolom saran. Skala penilaian ini

menggunakan jenis skala likert. Skala likert adalah prinsip menentukan

lokasi kedudukan seseorang dalam suatu kontinum sikap terhadap objek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

97

sikap, mulai dari sangat negatif sampai dengan sangat positif (Widoyoko,

2015: 104). Skala likert yang digunakan yaitu respon skala empat, yaitu

kriteria penilaian ada empat yaitu: 4 = sangat Baik; 3 = baik; 2 = tidak

baik; dan 1 = sangat tidak baik. Berikut kisi-kisi instrumen validasi

produk untuk validator:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

98

Tabel 3.5 Rubrik Penilaian Produk oleh Validator

No. Komponen

yang Dinilai

Pernyataan

1 Sistematika

Penyajian Buku

1. Judul komik sesuai dengan isi dari prototipe yang

dikembangkan

2. Kata pengantar dalam prototipe menjelaskan tentang tujuan

dan manfaat komik

3. Pendahuluan menjelaskan tentang isi prototipe

4. Daftar isi menunjukkan informasi yang ada dalam prototipe

yang dikembangkan

5. Isi prototipe memuat:

Bagian 1 berisi RPP yang sesuai dengan Tema 3 Subtema

3pembelajaran 1 dan komik berjudul “Belajar Bilangan Bulat

melalui Periode Iklim Tropis”

6. Isi prototipe memuat:

Bagian 2 berisi RPP yang sesuai dengan Tema 3 Subtema 3

pembelajaran 3 dan komik berjudul “Belajar konsep Perkalian

melalui Periode Iklim Subtropis”

7. Isi prototipe memuat:

Bagian 3 berisi RPP yang sesuai dengan Tema 3 Subtema 3

pembelajaran 5 dan komik berjudul “Belajar Konsep

Pembagian melalui Tingkah Laku Hewan”

8. Kepustakaan sesuai dengan sumber yang digunakan sebagai

referensi dalam prototipe

9. Gambar dan dialog sesuai dengan komik yang dikembangkan

2 Isi Prototipe 1. Bagian 1 berisi tentang RPP dan komik “Belajar Bilangan

Bulat melalui Periode Iklim Tropis” yang sesuai dengan

Tema 3 Perubahan di Alam, Subtema 3 Perubahan Musim,

Pembelajaran 1

2. Bagian 2 berisi tentang RPP dan komik “Belajar Konsep

Perkalian melalui Periode Iklim Subtropis” yang sesuai

dengan Tema 3 Perubahan di Alam, Subtema 3 Perubahan

Musim, Pembelajaran 3

3. Bagian 3 berisi tentang RPP dan komik “Belajar Konsep

Pembagian melalui Tingkah Laku Hewan” yang sesuai

dengan Tema 3 Perubahan di Alam, Subtema 3 Perubahan

Musim, Pembelajaran 5

4. Materi pembelajaran dan komik tentang bilangan bulat jelas

dan mudah dipahami

5. Materi pembelajaran dan komik tentang perkalian jelas dan

mudah dipahami

6. Materi pembelajaran dan komik tentang pembagian jelas dan

mudah dipahami

3 Bahasa 1. Bahasa sesuai dengan kaidah penulisan yang baik dan benar

2. Susunan kalimat dapat dipahami oleh guru maupun peserta

didik

4 Pemilihan

Media dan

Sumber

Pembelajaran

1. Kesesuaian media komik dengan tujuan pembelajaran

2. Kesesuaian media komik dengan materi pembelajaran

3. Komponen dalam pengembangan media komik lengkap (KI,

KD, Indikator, Tujuan)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

99

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis data

kualitatif dan analisis data kuantitatif.

1. Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang karakteristiknya berupa kata-kata

(Riduwan, 2002: 5). Data kualitatif didapatkan dari hasil wawancara oleh

guru kelas III dan validasi produk oleh validator berupa saran dan

klasifikasi kelayakan prototipe. Hasil validasi produk oleh validator

berupa saran atau kritik yang telah diberikan oleh validator. Jumlah

pernyataan pada lembar validasi produk tersebut ada 20 item. Saran atau

kritik oleh validator akan dijadikan sebagai perbaikan prototipe dan

mengetahui kelayakan penggunaan prototipe pada subjek penelitian yaitu

peserta didik Sekolah Dasar kelas III.

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang berwujud angka dan menggunakan

perhitungan dalam mengelolanya (Riduwan, 2002: 5). Data kuantitatif

didapatkan dari hasil kuesioner pra penelitian, hasil validasi oleh validator

berupa skor atau nilai, hasil lembar kerja peserta didik berupa hasil nilai

Lembar Kerja Peserta Didik dan hasil refleksi peserta didik berupa

persentase perkembangan pemahaman.

Skala nilai yang digunakan sebagai skor pada setiap pernyataan pada

lembar validasi menunjukkan tingkatan. Skala penilaian terhadap prototipe

rancangan pembelajaran tematik Matematika ini menggunakan skala likert.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

100

Skala likert adalah prinsip menentukan lokasi kedudukan seseorang dalam

suatu kontinum sikap terhadap objek sikap, mulai dari sangat negatif sampai

dengan sangat positif (Widoyoko, 2015: 104). Skala likert yang digunakan

yaitu respon skala empat, yaitu sangat baik = 4, baik = 3, tidak baik = 2,

sangat tidak baik = 1. Penggunaan respon skala empat mampu mengungkap

lebih maksimal perbedaan sikap setiap responden. Hal itu akan membuat

responden terhindar dari sikap netral, sehingga memaksa responden untuk

menilai fenomena sosial yang dinyatakan dalam instrumen (Widoyoko, 2012:

106). Skor yang sudah didapat kemudian dikonversikan menggunakan data

kualitatif menggunakan tabel konversi skala empat berdasar skala likert

(Widoyoko, 2012: 112). Tabel klasifikasi disusun berdasarkan aturan yang

sama dengan dasar jumlah responden, yaitu mencari skor tertinggi (nilai skor

paling tinggi) dan skor terendah (nilai skor paling kecil), jumlah kelas

(jumlah skor) dan jarak interval (selisih rentang skor).

Skor tertinggi = 4

Skor terendah = 1

Jumlah kelas = 4

Jarak interval = skor maksimal−skor minimal

jumlah kelas

= 4−1

4

= 0,75

Tabel 3.6 Tabel Klasifikasi Kelayakan Skor Skala Empat

Rentang Skor Jawaban Klasifikasi Kelayakan

3.25 s/d 4 Sangat Baik

2.5 s/d 3.25 Baik

1.75 s/d 2.5 Cukup

1.0 s/d 1.75 Kurang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

101

Hasil dari perhitungan skor validasi yang dilakukan akan dicari rerata

skor perolehannya kemudian dapat dikonversikan dari data kuantitatif menjadi

data kualitatif dalam kategori tertentu seperti yang telah tertera pada tabel 3.6

klasifikasi kelayakan skor skala empat di atas.

Tabel 3.6 di atas, merupakan tabel yang digunakan untuk mengetahui

klasifikasi kelayakan berupa nilai. Terdapat empat baris kelas yang masing-

masing kelas mempunyai selisih 0.75 sebagai jarak interval antar kelas.

Kriteria layak dapat dilihat dari jumlah skor hasil penilaian dari validator. Jika

penilaian produk mendapat skor yang berada pada rentang skor klasifikasi

kelayakan sangat baik yaitu dengan nilai mulai dari 3.25 s/d 4 maka produk

tersebut dapat dikatakan layak untuk diuji coba karena telah memenuhi syarat

penilaian yang ada. Jika produk mendapat skor yang berada pada rentang skor

klasifikasi kelayakan baik yaitu 2.5 s/d 3.25 maka produk tersebut dapat

dikatakan layak untuk diujicobakan karena masih memenuhi syarat penilaian.

Jika produk mendapat skor yang berada pada rentang skor klasifikasi

kelayakan cukup yaitu 1.75 s/d 2.5 maka produk tersebut masih dapat

dikatakan layak untuk diujicobakan karena masih memenuhi syarat penilaian

namun perlu direvisi dan diperbaiki kekurangannya. Terakhir, jika produk

mendapat skor yang berada pada rentang skor klasifikasi kelayakan kurang

yaitu 1.0 s/d 1.75 maka produk tersebut tidak dapat dikatakan layak untuk

diujicobakan karena tidak memenuhi syarat penilaian dan harus direvisi dan

diperbaiki kekurangannya agar layak diujicobakan. Jika produk telah dinilai

layak oleh validator, maka langkah selanjutnya produk dapat diujicobakan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

102

dilihat kualitas dari produk tersebut berdasar refleksi atau nilai belajar peserta

didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

103

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan menguraikan mengenai hasil penelitian tentang: (1)

langkah-langkah pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik

Matematika materi perkalian dan pembagian bilangan bulat melalui media komik

untuk kelas III SD, (2) deskripsi kualitas pengembangan pengembangan prototipe

rancangan pembelajaran tematik Matematika materi perkalian dan pembagian

bilangan bulat melalui media komik untuk kelas III SD, dan pembahasan serta

kelebihan dan kekurangan. Hasil penelitian dan pembahasan akan diuraikan sebagai

berikut:

A. Hasil Penelitian

1. Langkah-langkah Pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik

Matematika Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat melalui Media

Komik untuk Kelas III SD

Prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika melalui media

komik disusun berdasarkan tahapan penelitian dan pengembangan oleh Borg

dan Gall. Dari 10 langkah penelitian dan pengembangan, peneliti

memodifikasi menjadi 6 langkah. Langkah-langkah yang peneliti gunakan

adalah sebagai berikut:

a. Potensi dan Masalah

Potensi yang peneliti soroti adalah berdasar pada tiga alasan berikut.

Pertama, peneliti menemukan bahwa pelajaran Matematika materi perkalian

dan pembagian bilangan bulat diajarkan di kelas III SD dan menjadi salah satu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

104

materi wajib Ujian Nasional (UN). Kedua, peneliti menemukan bahwa dalam

Kurikulum 2013 Matematika tentang perkalian dan pembagian bilangan bulat

terdapat di Tema 3 Subtema 3 dan diintegrasikan dengan pelajaran Bahasa

Indonesia dan Seni Budaya dan Prakarya (SBdP). Ketiga, peserta didik

menyukai Matematika dan 81,5% atau 22 menginginkan pembelajaran dengan

media komik.

Masalah peneliti dapatkan dari hasil wawancara tidak terstruktur pada

guru dan hasil kuesioner pra penelitian yang telah diisi peserta didik. Hasil

wawancara oleh guru menyatakan bahwa belum semua peserta didik paham

tentang materi perkalian dan pembagian bilangan bulat. Berdasarkan hasil

wawancara dengan guru, diketahui 5 peserta didik berhasil mendapatkan nilai

tuntas diatas KKM dan 22 peserta didik masih mendapat nilai dibawah KKM.

Guru juga menyatakan bahwa saat pembelajaran Matematika belum pernah

menggunakan media terutama pada materi perkalian dan pembagian bilangan

bulat.

Hasil data dari penyebaran kuesioner pra penelitian guna analisis

kebutuhan peserta didik di SD N Tegalrejo 2 setelah diolah, peneliti mendapat

data bahwa dari 27 peserta didik, materi perkalian dan pembagian masih

menjadi kesulitan belajar, yaitu 77,8% atau 21 peserta didik menyatakan

kesulitan belajar perkalian bilangan bulat dan 74,1% atau 20 peserta didik

menyatakan kesulitan belajar pembagian bilangan bulat. Hal ini mendorong

peneliti sebagai calon guru SD untuk membuat dan mengembangkan komik

sebagai media pembelajaran khususnya materi perkalian dan pembagian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

105

bilangan bulat dengan tujuan menambah pemahaman perserta didik tentang

konsep perkalian dan pembagian bilangan bulat.

b. Pengumpulan Data

Peneliti mendapatkan data dari hasil penyebaran angket berupa

kuesioner pra penelitian yang telah diisi oleh 27 peserta didik di SD N

Tegalrejo 2 pada tanggal 3 Oktober 2016. Dari hasil rekapitulasi 24

pernyataan pada kuesioner pra penelitian yang telah diisi oleh peserta didik,

peneliti memilih 5 pernyataan yang dapat menjadi data dan acuan peneliti

untuk mengetahui kesulitan belajar dan minat dari peserta didik kemudian

mengembangkan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika

sebagai solusi. Rekapitulasi keseluruhan dapat dilihat pada lampiran 5.

Berikut hasil data kuesioner pra penelitian untuk peserta didik yang disajikan

dalam tabel 4.1.

Tabel 4.1 Tabel Rekapitulasi Kuesioner Pra Penelitian untuk

Peserta Didik

No. Pernyataan Jawaban

Ya Tidak

1 Peserta didik yang mengalami kesulitan

pada mata pelajaran Matematika 17 (63%) 10 (37%)

2 Peserta didik yang mengalami kesulitan

untuk menentukan perkalian bilangan bulat 21 (77,8%) 6 (22,2%)

3

Peserta didik yang mengalami kesulitan

untuk menentukan pembagian bilangan

bulat

20 (74,1%) 7 (25,9%)

4 Peserta didik yang tertarik untuk belajar

perkalian dan pembagian bilangan bulat 24 (88,9%) 3 (11,1%)

5 Peserta didik yang menginginkan adanya

buku cerita bergambar yaitu komik 22 (81,5%) 5 (18,5%)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

106

c. Desain Produk

Desain produk diawali dengan mengkaji materi perkalian dan

pembagian pada pelajaran Matematika sesuai dengan KD untuk kelas III SD

di Kurikulum 2013 yaitu tema: 3. Perubahan di Alam, sub tema: 3. Perubahan

Musim, pembelajaran: 1, 3 dan 5. Pengkajian materi yang berdasarkan pada

Kurikulum 2013 dilakukan agar media pembelajaran dapat menyesuaikan

dengan proses pembelajaran di sekolah dengan kurikulum yang sedang

diterapkan dan dapat digunakan oleh peserta didik kelas III SD, guru atau pun

Sekolah Dasar yang membutuhkan. Kemudian, setelah menyesuaikan KD

dengan isi pembelajaran, peneliti membagi materi komik menjadi tiga bagian

berdasarkan konsep pembelajaran pada RPP yaitu bagian pertama tentang

bilangan bulat, bagian kedua tentang perkalian dan bagian tiga tentang

pembagian. Langkah berikutnya, peneliti menyiapkan RPP untuk

pembelajaran 1, 3 dan 5, kemudian membuat sketsa komik sebagai media

pembelajaran pada setiap RPP. Sketsa dan hasil isi komik merupakan karya

tangan peneliti. Sehingga keseluruhan prototipe mulai dari sketsa, pewarnaan

dan luaran produk merupakan hasil karya peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

107

Gambar 4.1 Sketsa Awal Cover Komik Bagian 1 (Kiri), Bagian 2

(Tengah) dan Bagian 3 (Kanan)

Prototipe rancangan pembelajaran Matematika ini, memiliki cover

yang disesuai dengan topik pembelajaran kolaboratif Matematika dengan

Bahasa Indonesia yaitu gambar musim pada iklim tropis yaitu musim kemarau

dan musim hujan, dan musim pada iklim subtropis yaitu musim semi, musim

panas, musim gugur dan musim dingin yang terjadi dunia. Cover ini diberi

warna cerah yang sesuai dengan karakteristik setiap musim. Kemudian, buku

diberi kata pengantar, daftar isi, pendahuluan yang menjelaskan isi prototipe,

glosarium, pengenalan tokoh. Kemudian bagian isi dibagi menjadi 3 bagian:

bagian 1 berupa teori, bagian 2 berupa komik pembelajaran 1, 3 dan 5 dan

bagian 3 berupa contoh RPP pembelajaran 3, disertai daftar pustaka dan yang

terakhir adalah biografi penulis.

Bagian 1 pada komik terdiri dari komik untuk pembelajaran 1, 3 dan 5.

Komik untuk pembelajaran 1 berjudul “Belajar Bilangan Bulat melalui

Periode Iklim Tropis” yang menceritakan tentang seorang ayah dan anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

108

perempuan yang sedang membicarakan tentang perubahan cuaca akibat

adanya perubahan musim pada daerah beriklim tropis. Kemudian, mereka

menghitung periode terjadinya setiap musim lalu dikaitkan dengan

pengenalan bilangan bulat. Komik untuk pembelajaran 3 berjudul “Belajar

Konsep Perkalian melalui Periode Iklim Subtropis” yang menceritakan

tentang seorang anak perempuan yang sedang belajar tentang iklim subtropis.

Kemudian ayah membantunya dengan memberikan informasi terkait iklim

subtropis lalu dilanjutkan dengan belajar menghitung periode empat musim

dalam setahun melalui konsep perkalian. Komik untuk pembelajaran 5

berjudul “Belajar Konsep Pembagian melalui Tingkah Laku Hewan” yang

menceritakan tentang seorang anak perempuan yang bercerita tentang

pengalamannya belajar tentang tingkah laku hewan yang peka terhadap

perubahan cuaca. Kemudian, peserta didik perempuan tersebut mengajak

ayahnya untuk menangkap kodok dan membaginya sama banyak melalui

konsep pembagian. Berikut adalah gambar pada setiap komik:

Gambar 4.2 Gambar Cover (Kiri) dan Pengenalan Tokoh (Kanan)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

109

Gambar 4.3 Gambar Komik “Belajar Bilangan Bulat melalui Periode Iklim

Tropis”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

110

Gambar 4.4 Gambar Komik “Belajar Konsep Perkalian melalui Periode Iklim

Subtropis”

Gambar 4.5 Gambar Komik “Belajar Konsep Pembagian melalui Tingkah Laku

Hewan”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

111

d. Validasi Prototipe

Validasi dilakukan oleh 3 validator, yaitu oleh dosen ahli Matematika,

dosen ahli Seni Rupa dan guru kelas III SD. Berikut ini merupakan hasil

rekapitulasi oleh ketiga validator berupa skor nilai dan saran.

Tabel 4.2 Hasil Validasi Prototipe Berupa Skor Nilai

No. Item yang Dinilai Skor nilai 1-4

Validator 1 Validator 2 Validator 3

1 Sistematika

Penyajian Buku

Judul komik sesuai dengan isi

dari prototipe yang

dikembangkan

4 3 4

Kata pengantar dalam prototipe

menjelaskan tentang tujuan dan

manfaat komik

3 3 4

Pendahuluan menjelaskan

tentang isi prototipe

4 3 4

Daftar isi menunjukkan

informasi yang ada dalam

prototipe yang dikembangkan

4 4 3

Isi prototipe memuat:

Bagian 1 berisi RPP yang sesuai

dengan Tema 3 Subtema 3

pembelajaran 1 dan komik

berjudul “Belajar Bilangan

Bulat melalui Periode Iklim

Tropis”

4 4 3

Isi prototipe memuat:

Bagian 2 berisi RPP yang sesuai

dengan Tema 3 Subtema 3

pembelajaran 3 dan komik

berjudul “Belajar konsep

Perkalian melalui Periode Iklim

Subtropis”

4 4 4

Isi prototipe memuat:

Bagian 3 berisi RPP yang sesuai

dengan Tema 3 Subtema 3

pembelajaran 5 dan komik

berjudul “Belajar Konsep

Pembagian melalui Tingkah

Laku Hewan”

4 4 4

Kepustakaan sesuai dengan

sumber yang digunakan sebagai

referensi dalam prototipe

3 3 3

Gambar dan dialog sesuai

dengan komik yang

dikembangkan

3 4 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

112

2 Isi Prototipe Bagian 1 berisi tentang RPP dan

komik “Belajar Bilangan Bulat

melalui Periode Iklim Tropis”

yang sesuai dengan Tema 3

Perubahan di Alam, Subtema 3

Perubahan Musim,

Pembelajaran 1

4 4 4

Bagian 2 berisi tentang RPP dan

komik “Belajar Konsep

Perkalian melalui Periode Iklim

Subtropis” yang sesuai dengan

Tema 3 Perubahan di Alam,

Subtema 3 Perubahan Musim,

Pembelajaran 3

4 4 4

Bagian 3 berisi tentang RPP dan

komik “Belajar Konsep

Pembagian melalui Tingkah

Laku Hewan” yang sesuai

dengan Tema 3 Perubahan di

Alam, Subtema 3 Perubahan

Musim, Pembelajaran 5

4 4 4

Materi pembelajaran dan komik

tentang bilangan bulat jelas dan

mudah dipahami

3 4 3

Materi pembelajaran dan komik

tentang perkalian jelas dan

mudah dipahami

3 4 3

Materi pembelajaran dan komik

tentang pembagian jelas dan

mudah dipahami

3 4 4

3 Bahasa Bahasa sesuai dengan kaidah

penulisan yang baik dan benar

3 4 3

Susunan kalimat dapat dipahami

oleh guru maupun peserta didik

3 4 3

4 Pemilihan

Media dan

sumber

Pembelajaran

Kesesuaian media komik

dengan tujuan pembelajaran

4 4 3

Kesesuaian media komik

dengan materi pembelajaran

4 4 4

Komponen dalam

pengembangan media komik

lengkap (KI, KD, Indikator,

Tujuan)

4 4 4

TOTAL SKOR 72 76 72

NILAI 3.6 3.8 3.6

RATA-RATA NILAI (𝟑. 𝟔 + 𝟑. 𝟖 + 𝟑. 𝟔)

𝟑=

𝟏𝟏

𝟑= 𝟑. 𝟕

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

113

Tabel 4.3 Saran Validator mengenai Prototipe

No. Validator Saran

1 Validator 1

1. Bagian pengenalan tokoh, keterangan tokoh jangan

menggunakan shape untuk percakapan.

2. Bagian lembar kerja peserta didik 2 di pembelajaran

1ditambahkan kata kumpulan

3. Bagian komik bilangan bulat, kata angka diganti bilangan

4. Page layout pada RPP diperbaiki

5. Menuliskan symbol perkalian jangan menggunakan huruf

“x” tapi pakai simbol

2 Validator 2

1. Perhatikan pemenggalan kata

2. Perbaiki page layout

3. Cover tidak perlu diberi outline tebal

4. Font Times New Roman diganti menjadi Comic Sans Mc

5. Pada judul komik, warna judul pilih satu warna saja

6. Pada komik bilangan bulat hal 25, perlu diberikan warna

yang beda pada kolom bulan

7. Komik diberi halaman sendiri

3 Validator 3 1. Prototipe sudah sesuai dengan materi

Hasil validasi oleh ketiga validator jika dilihat dari klasifikasi

kelayakan pada tabel 3.6, diketahui bahwa prototipe yang dikembangkan

mendapatkan nilai yang termasuk dalam klasifikasi sangat baik yang rentang

skornya antara 3.25 s/d 4, yaitu nilai validator 1 adalah 3.6, validator 2 adalah

3.8 dan validator 3 adalah 3.6 kemudian di rata-rata mendapatkan hasil 3.7.

Nilai rata-rata 3.7 dalam tabel 3.6 klasifikasi kelayakan skor skala empat

termasuk ke dalam klasifikasi nilai sangat baik karena nilainya berada pada

kelas pertama dengan rentang skor 3.25 s/d 4 yang hampir mencapai nilai

maksimal atau tertinggi. Sehingga prototipe rancangan pembelajaran

dinyatakan sangat baik dan layak untuk diujicobakan di SD.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

114

Terdapat beberapa saran dan komentar yang telah diberikan oleh

ketiga validator yaitu yang tertera pada tabel 4.2. saran dan komentar tersebut

peneliti gunakan sebagai revisi prototipe rancangan pembelajaran.

e. Revisi Produk

Peneliti melakukan revisi prototipe rancangan pembelajaran sesuai

dengan saran dari validator, yaitu seperti memperbaiki font yang digunakan

dalam dialog komik menggunakan Comic Sans Ms bukan Times New Roman,

perbaikan layout, perbaikan outline pada cover, penambahan halaman pada

komik. Berikut adalah gambar perubahan cover.

Gambar 4.6 Revisi Cover Komik

Perubahan cover dilakukan berdasar masukan dari validator yaitu

dikarenakan tulisan terlihat kaku dan kurang menarik. Selain itu, penggunaan

outline pada cover membuat gambar terlihat terlalu tegas. Sehingga, outline

pada cover dihilangkan dan judul menggunakan font Comic Sans Mc.

Bagian isi prototipe juga dilakukan perubahan, yaitu mengubah

bagian prototipe menjadi 3 bagian. Bagian 1 berisi teori, bagian 2 terdiri dari

komik pembelajaran 1, 3 dan 5, bagian 3 berisi contoh RPP pembelajaran 3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

115

f. Uji Coba Produk

Uji coba dilakukan pada tanggal 10 Februari 2017 di SD N Tegalrejo

2. Uji coba dilakukan satu kali dengan mengambil RPP pembelajaran 2 dan

Komik “Belajar Konsep Perkalian melalui Periode Iklim Subtropis”. Uji coba

dilakukan satu kali karena keterbatasan waktu yang diberikan oleh pihak

sekolah. Uji coba diikuti oleh 15 peserta didik kelas III SD.

Sebelum melakukan uji coba, peneliti menyiapkan peralatan dan bahan

yang dibutuhkan untuk mendukung proses uji coba dalam kelas. Kemudian,

peneliti mempersiapkan peserta didik dengan meminta menyiapkan buku dan

alat tulis yang mendukung. Peneliti memberikan instruksi tentang

pembelajaran yaitu belajar konsep perkalian dengan menggunakan komik

“Belajar Konsep Perkalian melalui Periode Musim Subtropis”. Kegiatan

berlangsung selama 2 jam pembelajaran (JP) yang masing-masing JP

berdurasi 35 menit. Kegiatan dimulai pukul 07.00 WIB – 08.10 WIB.

Kegiatan inti dilakukan dengan mempelajari tentang iklim subtropis

dengan membaca cerita, kemudian dilanjutkan dengan belajar konsep

perkalian melalui prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika

berupa komik. Setelah itu, peserta didik diminta untuk mengerjakan 5 soal

dalam lembar kerja yang terkait dengan operasi hitung perkalian bilangan

bulat. Kegiatan ditutup dengan melakukan refleksi. Peserta didik mengisi

lembar refleksi dengan memberikan tanda centang pada jawaban “Ya” atau

“Tidak” berdasar pernyataan yang berkaitan dengan pembelajaran Matematika

materi perkalian menggunakan komik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

116

Gambar 4.7 Kegiatan Uji coba di SD N Tegalrejo 2

2. Deskripsi Kualitas Pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran

Tematik Matematika Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat melalui

Media Komik untuk Kelas III SD

Deskripsi kualitas Pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran

Tematik Matematika Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat melalui

Media Komik untuk Kelas III SD, peneliti dapatkan setelah mengolah hasil

lembar kerja peserta didik berupa soal dan hasil refleksi yang dibagikan ke 15

peserta didik kelas III di SD N Tegalrejo 2. Soal tes yang terdiri dari 5 soal

uraian singkat dikerjakan oleh 15 peserta didik dan seluruhnya mendapat nilai

di atas KKM yaitu 8 peserta didik mendapat nilai 100 dan sisanya 7 peserta

didik mendapat nilai 80. Rekapitulasi nilai tes dapat dilihat di lampiran 7.

Pada hasil refleksi, dari 8 pernyataan yang diajukan untuk dijawab oleh

peserta didik, peneliti memilih 3 pernyataan untuk mendeskripsikan kualitas

komik setelah digunakan oleh peserta didik sebagai media belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

117

Rekapitulasi hasil refleksi dapat dilihat pada lampiran 10. Berikut merupakan

hasil rekapitulasi refleksi peserta didik.

Tabel 4.4 Hasil Rekapitulasi Refleksi Pembelajaran Menggunakan

Komik Matematika Belajar Konsep Perkalian melalui Iklim Subtropis

No. Pernyataan Jawaban

Ya Tidak

1 Peserta didik yang menyatakan semakin tahu

tentang konsep perkalian 15 (100%) 0 (0%)

2 Peserta didik yang menyatakan semakin

semangat belajar matematika 15 (100%) 0 (0%)

3 Peserta didik yang menyatakan komik “Belajar

Konsep Perkalian melalui Periode Iklim

Subtropis” sangat membantu kegiatan belajar

14 (93%) 1 (7%)

Dari hasil rekapitulasi refleksi yang telah diisi oleh peserta didik

setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media

pembelajaran komik Matematika, peneliti mendapatkan data bahwa: (1) 100%

peserta didik semakin tahu tentang konsep perkalian, (2) 100% peserta didik

menyatakan semakin semangat belajar Matematika, dan (3) 93% peserta didik

menyatakan komik “Belajar Konsep Perkalian melalui Periode Iklim

Subtropis” sangat membantu kegiatan belajar. Berdasarkan data tersebut,

prototipe rancangan pembelajaran melalui media komik dapat membantu

peserta didik dalam belajar Matematika sehingga dapat meningkatkan

pemahaman konsep dan meningkatkan semangat belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

118

B. Pembahasan

Pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika

Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat melalui Media Komik untuk

Kelas III SD dikembangkan berdasar kesulitan peserta didik memahami konsep

perkalian dan pembagian bilangan bulat pada mata pelajaran Matematika.

Prototipe rancangan pembelajaran tematik melalui media komik mendapat

nilai rata-rata 3.7 dari sekor maksimal 4 yang termasuk dalam kategori sangat

baik sehingga layak diujicobakan. Uji coba dilakukan satu kali dengan

mengambil RPP pembelajaran 3 dan Komik “Belajar Konsep Perkalian melalui

Periode Iklim Subtropis” sebagai bahan uji coba. Dari hasil uji coba tersebut,

peneliti mendapatkan data bahwa 100% peserta didik semakin tahu tentang

konsep perkalian yang dapat dilihat dari hasil uji coba yang didapatkan dari

mengolah hasil lembar kerja oleh peserta didik juga menyatakan adanya

pemahaman konsep yang diperoleh dari data bahwa 15 peserta didik yang

mengikuti pembelajaran matematika menggunakan media komik mendapat nilai

maksimal di atas KKM, yaitu 8 peserta didik dari jumlah total 15 mendapat nilai

100 dan sisanya berjumlah 7 mendapat nilai 80 pada lembar kerja berupa soal.

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran ini baik digunakan

sebagai media belajar karena pengembangan prototipe rancangan pembelajaran

Matematika ini memperhatikan beberapa prinsip berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

119

1. Prototipe dikembangkan untuk pembelajaran tematik Matematika dan

Bahasa Indonesia

Prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika berupa komik

dikembangkan berdasarkan Kurikulum 2013 dengan mengintegrasikan

pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia. Prototipe dikembangkan sesuai

dengan tema 3 perubahan di alam, subtema 3 perubahan musim dan sesuai

dengan pembelajaran 1, 3 dan 5 yang terdapat materi perkalian dan pembagian

bilangan bulat. Model pembelajaran tematik merupakan model pembelajaran

terpadu yang menggunakan pendekatan tematik dan melibatkan beberapa

mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada setiap

peserta didik secara menyeluruh. Prototipe ini juga menggunakan pendekatan

scientific yang adalah pendekatan yang diterapkan pada pembelajaran dengan

maksud untuk memberikan pemahaman kepada para peserta didik dalam

mengenal dan memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah,

yaitu 5M: mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar dan

mencipta.

Pelajaran Matematika ditekankan pada konsep belajar perkalian dan

pembagian bilangan bulat yang tertera dalam komik yang terbagi menjadi tiga

bagian yaitu bagian 1 membahas tentang bilangan bulat adalah sebagai

bilangan yang terdiri dari bilangan negatif (lawan dari bilangan positif), nol

dan bilangan positif. Bagian 2 membahas tentang konsep perkalian sebagai

penjumlahan berulang dan bagian 3 membahas tentang pembagian sebagai

pengurangan berulang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

120

Pelajaran Bahasa Indonesia sesuai dengan KD yaitu membahas

tentang perubahan musim. Perubahan musim adalah perubahan alami yang

terjadi akibat posisi kemiringan bumi dan revolusi bumi atau gerakan bumi

mengelilingi matahari. Cerita tentang teks bacaan perubahan musim telah

dimodifikasi agar dapat direlevankan dengan pembelajaran Matematika.

Sehingga komik bagian 1 menceritakan tentang perubahan musim pada iklim

tropis, komik bagian 2 menceritakan tentang perubahan musim pada iklim

subtropis dan komik bagian 3 menceritakan tentang tingkah laku hewan yang

peka terhadap cuaca.

2. Prototipe disusun berdasarkan kaidah penulisan komik

Prototipe melalui media komik, terdiri dari kolom gambar-gambar

yang diberi percakapan singkat untuk mempermudah memahami cerita.

gambar yang tertera dalam komik, dibuat berdasarkan masing-masing bagian

komik. Komik pembelajaran 1 menonjolkan gambar tentang perubahan

musim di iklim tropis yaitu meliputi dua musim, kemarau dan penghujan.

Komik pembelajaran 3 menonjolkan gambar tentang perubahan musim di

iklim subtropis yaitu meliputi empat musim, musim semi, panas, gugur dan

salju. Komik pembelajaran 5 menonjolkan gambar tentang tingkah laku

hewan yang peka terhadap cuaca.

Prototipe dikembangkan dengan mengikuti alur cerita yang di kaitkan

dengan pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia. Alur cerita dibutuhkan

untuk dapat menunjukkan jalan cerita agar lebih terlihat menarik. Komik

menggunakan tokoh seorang ayah yang bekerja menjadi guru SD dan anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

121

perempuannya yang duduk di kelas III dan sedang belajar tentang perubahan

musim yang terintergrasi dengan materi perkalian dan pembagian bilangan

bulat.

Dengan merelevankan pembelajaran melalui media komik dapat

meningkatkan minat peserta didik untuk belajar. Karena dengan belajar

melalui komik, peserta didik dapat belajar melalui ilustrasi gambar sehingga

kegiatan pembelajaran akan lebih terasa menarik dan santai.

3. Prototipe disusun berdasar teori kecerdasan majemuk untuk membantu

peserta didik memaksimalkan kecerdasan verbal-linguistik dan

Matematika logis

Kecerdasan linguistik diperoleh peserta didik dari kegiatan membaca

komik. Kecerdasan verbal-linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan

dan mengolah kata-kata dengan efektif baik secara tertulis maupun lisan.

Dengan kegiatan membaca, peserta didik dapat menambah perbendaharaan

kosa kata melalui percakapan singkat yang ada pada komik.

Kecerdasan Matematika logis diperoleh dari kegiatan peserta didik

menghitung konsep perkalian dan pembagian bilangan bulat. Kecerdasan

Matematika logis adalah kecerdasan sebuah kemampuan berpikir logis,

keterampilan berhitung dan keterampilan pemecahan masalah. Kecerdasan ini

lebih berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika secara efektif.

Kecerdasan Matematika logis diperoleh ketika peserta didik membaca teks

bacaan yang berhubungan dengan konsep perkalian dan pembagian bilangan

bulat. Dalam prototipe, terdapat Lembar Kerja Peserta Didik yang ditujukan

untuk melatih kecerdasan Matematika logis peserta didik yaitu dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

122

melakukan kegiatan berhitung yang bersangkutan dengan perkalian bilangan

bulat.

4. Prototipe dikembangkan untuk membantu minat belajar peserta didik

Minat belajar peserta didik dapat tumbuh dengan dikembangkannya

prototipe melalui media komik. Minat bisa diperoleh dari dalam (internal)

maupun dari luar (eksternal). Pengembangan prototipe ini masuk ke dalam

faktor eksternal. Faktor eksternal terbagi menjadi dua yaitu faktor lingkungan

sosial dan faktor lingkungan nonsosial.

Faktor lingkungan sosial yang dimaksud adalah hubungan harmonis

antara sekolah, masyarakat dan keluarga sehingga dapat menjadi motivasi

belajar yang lebih baik. Faktor lingkungan nonsosial meliputi lingkungan

tempat belajar, ataupun faktor instrumental seperti fasilitas belajar dan materi

pelajaran. Dengan adanya fasilitas belajar seperti alat atau media

pembelajaran, proses pembelajaran akan lebih mudah dicerna dan proses

pembelajaran akan berlangsung lebih baik. Pengembangan prototipe ini

termasuk dalam faktor eksternal dimana mendorong peserta didik untuk

meningkatkan minat belajar dengan menciptakan media belajar yang ringan

dan mudah diterima oleh peserta didik.

C. Kelebihan dan Kekurangan Prototipe

Berdasarkan hasil validasi dan uji coba, peneliti mendapatkan saran dan

kritikan tentang pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik

Matematika Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat melalui Media

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

123

Komik untuk Kelas III. Data tersebut membantu peneliti untuk mengetahui

kelebihan dan kelemahan prototipe rancangan pembelajaran. Berikut akan

dijelaskan mengenai kelebihan dan kelemahan prototipe rancangan

pembelajaran:

1. Kelebihan Prototipe

a. Prototipe rancangan pembelajaran mengintegrasi dua pelajaran yaitu

Matematika dan Bahasa Indonesia yang kemudian dikemas menjadi satu

dalam media komik.

b. Prototipe rancangan pembelajaran berisi tentang materi konsep perkalian

dan pembagian bilangan bulat yang diintegrasikan dengan materi

perubahan musim.

c. Prototipe rancangan pembelajaran berisi teori pendukung, komik

pembelajaran 1, 3 dan 5, dan contoh RPP pembelajaran 3.

d. Prototipe rancangan pembelajaran dilengkapi dengan Lembar Kerja

Peserta Didik pada setiap RPP untuk mengetahui keefektifan

pembelajaran melalui media komik.

e. Prototipe rancangan pembelajaran dikembangkan dengan membuat komik

sesuai dengan minat peserta didik sehingga meningkatkan semangat dan

rasa senang

f. Bagi guru yang memiliki passion menggambar, dapat mengajar dengan

menggunakan komik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

124

2. Kelemahan Prototipe

a. Bagi peserta didik yang memiliki bakat atau tipe belajar gaya visual akan

mudah menyerap pembelajaran dengan menggunakan komik, namun

yang tidak memiliki minat atau bukan tipe gaya belajar visual kurang

dapat mengikuti pelajaran.

b. Pembelajaran Matematika dengan menggunakan komik buatan sendiri

hanya dapat dilakukan oleh guru yang memiliki passion menggambar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

125

BAB V

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

Pada bab ini, peneliti akan membahasa kesimpulan dari seluruh penelitian,

keterbatasan pada penelitian dan saran.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah peneliti jabarkan

pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Prosedur pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik

Matematika Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat melalui Media

Komik untuk Kelas III SD dikembangkan menggunakan langkah penelitian

dan pengembangan oleh Borg dan Gall yang telah dimodifikasi, langkah

tersebut meliputi: (1) Potensi dan Masalah, (2) Pengumpulan Data, (3) Desain

Produk, (4) Validasi Produk, (5) Revisi Desain dan (6) Ujicoba Produk.

Validasi produk dilakukan oleh tiga ahli yaitu Dosen bidang Matematika,

Dosen bidang seni dan guru kelas III SD.

2. Kualitas Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika Materi

Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat melalui Media Komik untuk Kelas

III SD dilihat dari hasil validasi oleh ketiga validator yang menyatakan bahwa

prototipe rancangan pembelajaran mendapat nilai rata-rata 3.7 yang masuk

dalam kategori klasifikasi kelayakan sangat baik. Lembar kerja mengenai

perkalian bilangan bulat yang telah dikerjakan oleh 15 peserta didik

mendapatkan nilai di atas KKM yaitu peserta didik yang mendapatkan nilai

maksimal yaitu 100 ada 8 orang dan sisanya berjumlah 7 peserta didik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

126

mendapat nilai 80. Kemudian hasil rekap refleksi yang telah diisi 15 peserta

didik setelah menggunakan prototipe rancangan pembelajaran menyatakan

bahwa 100% peserta didik semakin paham tentang konsep perkalian.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu:

1. Uji coba prototipe rancangan pembelajaran hanya dilakukan satu kali dari

total 3 prototipe rancangan pembelajaran dengan mengambil RPP

pembelajaran 3 dan Komik “Belajar Konsep Perkalian melalui Periode Iklim

Subtropis” sebagai sampel. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu untuk

melakukan uji coba di SD.

2. Pembelajaran kelas III SD pada Tema 3 Perubahan di Alam, Subtema 3

Perubahan Musim pembelajaran 1, 3 dan 5, terdapat 3 mata pelajaran yang

terintegrasi yaitu Matematika, Bahasa Indonesia dan SBdP. Peneliti hanya

mengintegrasikan Matematika dengan Bahasa Indonesia.

C. Saran

Saran ditujukan bagi peneliti selanjutnya yang akan mengembangkan

penelitian berupa prototipe rancangan pembelajaran melalui media komik:

1. Uji coba prototipe rancangan pembelajaran seharusnya diujicoba

sebanyak prototipe rancangan pembelajaran dikembangkan agar

pengembangan prototipe rancangan pembelajaran seluruhnya teruji dan

diketahui kualitas serta kekurangannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

127

2. Pengintegrasian mata pelajaran seharusnya mengikuti Buku Guru yang

sudah di tetapkan yaitu mengintegrasikan 3 mata pelajaran: Matematika,

Bahasa Indonesia dan SBdP.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

128

Kepustakaan

Agustiningsih. 2015. Pengembangan Desain E-Komik Tematik Berbasis pada

Pendidikan Lingkungan Hidup dengan Aplikasi Macromedia-Flash untuk

Kelas Permulaan Sekolah Dasar. Jurnal Pancaran, Vol. 4. No. 4. Hal: 177-

194.

Akbar, Sa’dun., dkk. 2016. Implementasi Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Amin, Siti M dan Zaini Sani M dan. 2006. Matematika SD di Sekitar Kita. Jakarta:

Erlangga.

Baharuddin dan Esa Nur. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-

Ruzz Media.

Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-Teori Belajar. Bandung: PT Gelora Aksara Pratama.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Endah, Nawang. 2014. Why? Edu Comic Book-Social Science and Literal Arts/

Number and Mathematics. Jakarta: PT Gramedia.

Erminawati. 2008. Ensiklopedia Peserta didik: Ilmu Pengetahuan Alamku “Seri

Bumi”. Jakarta: Rizky Grafis.

Fadlillah. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI,

SMP/MTS dan SMA/MA. Yogyakarta: AR Ruzz Media.

Fanggidae, Silvia., dan Andry Ratumakin. 2014. Nelayan dan Petani Membaca

Cuaca dan Musim. Kupang: Proyek Indonesia Climate Change Trust Fund

(ICCTF).

Hamalik, Oemar. 1982. Media Pendidikan. Bandung: Penerbit Alumni.

Hartinah, Siti. 2011. Pengembangan Peserta Didik. Bandung: Refika Aditama.

Haryono, Didi. 2014. Filsafat Matematika: Suatu Tinjauan Epistemologi dan

Filosifis. Bandung: Alfabeta.

Haryati, Sri. 2015. Research and Development (R&D) sebagai Salah Satu Model

Penelitian dalam BidangPendidikan. Vol. 37. No. 1, 15 September. Hal: 11-

26.

Hasanah, Milkathul. 2016. Pengembangan Media Pembelajaran Matematika berupa

Comic Book untuk Meningkatkan Hasil Belajar tematik Materi Jaring-Jaring

Bangun Ruang pada Peserta didik Kelas IV SD NU Bahrul Ulum Malang.

Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Malang.

Herawati, IS dan Iriaji.1999. Pendidikan Kesenian. Yogyakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Bagian

Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Primary School

Teacher Development Project).

Hermawan, Aksan. 2011. Proses Kreatif Menulis Cerpen. Bandung: Nuansa.

Howel, Laura. 2003. Iklim dan Cuaca yang Berubah. Yogyakarta: Erlangga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

129

Hujodo, Herman. 2003. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika.

Yogyakarta: Pustaka Insane Madani.

Husdarta dan Kusmaedi. 2012. Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik.

Bandung: Alfabeta

Jasmine, Julia. 2007. Mengajar Berbasis Multiple Intelligences. Bandung: Nuansa.

Kadir dan Hanun Asrohah. 2014. Pembelajaran Tematik. Jakarta: PT Rajagrafindo

Persada.

Kamaril, Cut., dkk. 1999. Pendidikan Seni Rupa/Kerajinan Tangan. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014. Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan

Penerapan. Surabaya: Kata Pena.

Kurniawan, Deni. 2014. Pembelajaran Terpadu Tematik (Teori, Praktek, dan

Penilaian). Bandung: Alfabeta.

Kusuma, Sari Dewi., dkk. 2015. Tema Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Buku

Guru SD/MI Kelas 3: Perubahan di Alam. Jakarta: Kementrian Pendidikan

dan Kebudayaan.

Kusuma, Sari Dewi., dkk. 2015. Tema Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Buku

Peserta didik SD/MI Kelas 3: Perubahan di Alam. Jakarta: Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan.

Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Majid, Abdul dan Chaerul Rochman. 2014. Pendekatan Ilmiah dalam Implementasi

Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Marsigit. 2012. Kajian Penelitian (Review Jurnal Internasional) Pendidikan

Matematika. Yogyakarta: Program Pasca Sarjana UNY.

Mudlofir, Ali dan Fatimatur Rusydiyah. 2016. Desain Pembelajaran Inovatif.

Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Mufarrokah, Anissatul. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Teras

Muharam, E dan Sundaryati. 1992. Pendidikan Kesenian II Seni Rupa. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan

TInggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Puji, Sri Mulyani. 2015. Pengembangan Media Komik untuk Pembelajaran Bahasa

Jawa Di Kelas III SD Negeri Tegalpanggung. Yogyakarta: Jurusan

Pendidikan Prasekolah dan Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan:

Universitas Negeri Yogyakarta.

Purnomo, Yoppy Wahyu. 2014. Serial Matematika untuk PGSD Bilangan Cacah dan

Bulat: Sebuah Tinjauan Konsep dan Instruksional dalam Pembelajaran.

Bandung: Alfabeta.

Rahman, Luthfia Nuraini. 2009. Penamanasan Global dan Dampaknya pada Amfibi

di Dunia. Bandung: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan

Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB.

Riduwan. 2002. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:

Penerbit Alfabeta.

Runtukahu, Tombokan dan Selpius Kandou. 2014. Pembelajaran Matematika Dasar

Bagi Peserta didik Berkesulitan Belajar. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

130

Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sandiman, Arief S., Dkk. 1986. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan

Pemanfaatannya. Jakarta: Pustekkom Dikbud dan CV Rajawali.

Santyasa, I Wayan. 2007. Landasan Konseptual Media Pembelajaran. Makalah yang

disajikan dalam Workshop Media Pembelajaran bagi Guru SMA Negeri

Banjar Angkan tanggal 10 Januari 2007, Banjar Angkan Klungkung.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka

Cipta. Edisi Revisi.

Smith, Andrew. 2006. Teaching with Comics. University of Lethbridge.

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2010. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru

Algesindo

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suleiman, Amir Hamzah. 1981. Media Audio Visual untuk Pengajaran, Penerangan

dan Penyuluhan. Jakarta: PT Gramedia.

Sulistyorini. 2009. Evaluasi Pendidikan dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan.

Yogyakarta: Teras.

Supriadi, Dadi. 2013. Matrik: Menjadikan Matematika Lebih Mudah dan

Menyenangkan. Bandung: Nuansa.

Suprihatiningrum, Jamil. 2016. Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: AR Ruzz Media.

Surya, Yohanes., dkk. 2015. Teori Bilangan. Tangerang: PT Kandel.

Sutirna. 2013. Perkembangan dan Pertumbuhan Peserta Didik. Yogyakarta: CV

Andi Offset.

Tabrani, H. Primadi. 2014. Proses Kreasi – Gambar Peserta didik – Proses Belajar.

Jakarta: Penerbit Erlangga.

Ula, S. Shoimatul. 2013. Revolusi Belajar: Optimalisasi Kecerdasan melalui

Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk. Yogyakarta: Arr-Ruzz Media.

Waluyanto, H, D. 2005. Komik sebagai Media Komunikasi Visual Pembelajaran.

Jurnal Pendidikan, Vol. 7. No. 1:45-55.

Widoyoko, S. Eko Putro. 2015. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.

Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Woodward, John. 2006. Cuaca. Yogyakarta: Erlangga.

Wurianto, Eko. 2009. Komik sebagai Media Pembelajaran.

Http://guruindo.blogspot.com. Dikutip pada 18 Oktober 2016 jam 12.15 WIB.

Yani, Ahmad. 2007. Analisis dan Simulasi Distribusi Suhu Udara pada Kandang

Sapi Perah Menggunakan Computational Fluid Dynamic (CFD). Bogor:

Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian.

Yaumi dan Nurdin Ibrahim. 2013. Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak

(Mutiple Intelligences). Jakarta: Kencana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

131

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

132

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

133

Lampiran 2 Surat Selesai Melakukan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

134

Lampiran 3 Kuesioner Pra Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

135

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

136

Lampiran 4 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Pra Penelitian

HASIL REKAP KUESIONER PESERTA DIDIK MENGENAI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI

PERKALIAN DAN PEMBAGIAN DI SD N TEGALREJO 2

Nama / No.

kuesio. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Rizqi Y Y Y Y T T T Y Y Y Y Y T Y T Y Y Y Y Y Y Y T Y

Talita Y Y Y Y T T T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

Iqbal Y Y Y Y T T T Y Y Y Y Y T T T Y Y Y T Y Y Y Y Y

Dara T Y Y Y T T T Y Y Y T Y Y Y Y Y Y T Y T Y Y Y Y

Abdi Y Y Y Y T T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

Ulya Y Y Y Y T T T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T Y Y T Y Y

Nasywa Y Y Y Y T T T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T T T Y Y Y Y

Chealsea Y Y Y Y Y T T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T Y Y T

Ardan Y Y Y Y T T T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T Y Y Y T Y

Kayra Y T Y Y Y Y T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T Y Y Y Y

Citra Y Y Y Y T T T Y Y Y Y Y Y T Y T Y Y T T Y Y Y T

Raka Y Y Y Y Y Y T Y y y y y T Y Y Y Y T Y T Y T Y T

Aldi Y Y Y Y Y Y T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T Y T Y T Y T

Angga Y Y Y Y Y T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

Firdaus Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T T T T T Y Y Y Y Y Y T Y

Alqi Y Y Y Y T T T Y Y Y Y Y T Y Y T Y T T Y T Y Y T

Yuhud Y T Y Y T T T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T Y

Keysa Y T Y Y Y Y T Y Y Y Y Y T Y Y Y Y T Y Y Y Y Y Y

Pradipta Y T Y T Y T T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T T Y Y T Y Y

Jasmine Y T T T T Y T Y T T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T Y

Sonny Y Y Y Y Y Y T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

Arif Y Y Y Y T T T Y Y Y Y Y Y Y T Y Y Y Y Y Y Y Y Y

Wikan Y T T T T T T T Y Y Y Y Y Y Y T Y Y Y Y Y Y Y Y

Gusty Y T T T Y Y T Y Y Y Y Y T Y T Y Y Y Y Y Y Y Y Y

Savina Y T T T Y T T T Y Y Y Y Y Y T Y Y Y Y Y Y Y Y Y

Laura Y T T T T Y T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T T Y Y Y T Y

Joevita Y T T T Y Y T Y Y Y Y Y T Y T Y Y T Y Y Y Y Y Y

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

137

Lampiran 5 Persentase Perhitungan Kueioner Pra Penelitian

Persentase perhitungan:

No Pernyataan Jumlah

Jawaban

Prosentase

1 Peserta didik yang menyukai

pelajaran matematika

Y = 26 peserta

didik

26

27𝑥 100%

= 96,3%

T = 1 peserta

didik

1

27𝑥 100% = 3,7%

2 Peserta didik yang mengalami

kesulitan pada mata pelajaran

matematika

Y = 17 peserta

didik

17

27𝑥 100% = 63%

T = 10 peserta

didik

10

27𝑥 100% = 37%

3 Peserta didik yang mengalami

kesulitan untuk menentukan

perkalian bilangan bulat

Y = 21 peserta

didik

21

27𝑥 100%

= 77,8%

T = 6 peserta

didik

6

27𝑥 100%

= 22,2%

4 Peserta didik yang mengalami

kesulitan untuk menentukan

pembagian bilangan bulat

Y = 20 peserta

didik

20

27𝑥 100%

= 74,1%

T = 7 peserta

didik

6

27𝑥 100%

= 22,2%

5 Peserta didik yang mendapat nilai di

atas KKM pada materi perkalian

bilangan bulat

Y = 12 peserta

didik

12

27𝑥 100%

= 44,4%

T = 15 peserta

didik

15

27𝑥 100%

= 55,6%

6 Peserta didik yang mendapat nilai di

atas KKM pada materi pembagian

bilangan bulat

Y =10 peserta

didik

10

27𝑥 100% = 37%

T = 17 peserta

didik

17

27𝑥 100% = 63%

7 Peserta didik yang mengeluh saat

mengerjakan soal tentang perkalian

dan pembagian bilangan bulat

Y = 3 peserta

didik

3

27𝑥 100%

= 11,1%

T = 24 peserta

didik

24

27𝑥 100%

= 88,9%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

138

8 Peserta didik yang bersemangat

mengerjakan soal tentang perkalian

dan pembagian bilangan bulat

Y = 25 peserta

didik

25

27𝑥 100%

= 92,6%

T = 2 peserta

didik

2

27𝑥 100% = 7,4%

9 Peserta didik yang menyimak

penjelasan guru tentang perkalian

dan pembagian bilangan bulat

Y = 26 peserta

didik

26

27𝑥 100%

= 96,3%

T = 1 peserta

didik

1

27𝑥 100% = 3,7%

10 Peserta didik yang memperhatikan

saat guru menjelaskan mengenai

perkalian dan pembagian bilangan

bulat

Y = 26 peserta

didik

26

27𝑥 100%

= 96,3%

T = 1 peserta

didik

1

27𝑥 100% = 3,7%

11 Peserta didik yang ingin

mempelajari perkalian dan

pembagian bilanga bulat dengan

sungguh-sungguh

Y = 26 peserta

didik

26

27𝑥 100%

= 96,3%

T = 1 peserta

didik

1

27𝑥 100% = 3,7%

12 Peserta didik yang memiliki inisiatif

untuk belajar perkalian dan

pembagian bilangan bulat

Y = 26 peserta

didik

26

27𝑥 100%

= 96,3%

T = 1 peserta

didik

1

27𝑥 100% = 3,7%

13 Peserta didik yang tidak terpaksan

untuk belajar perkalian dan

pembagian bilangan bulat

Y = 19 peserta

didik

19

27𝑥 100%

= 70,4%

T = 8 peserta

didik

8

27𝑥 100%

= 29,6%

14 Peserta didik yang tertarik untuk

belajar perkalian dan pembagian

bilangan bulat

Y = 24 peserta

didik

24

27𝑥 100%

= 88,9%

T = 3 peserta

didik

3

27𝑥 100%

= 11,1%

15 Peserta didik yang terdorong untuk

mempelajari soal-soal perkalian dan

pembagian bilangan bulat

Y = 20 peserta

didik

20

27𝑥 100%

= 74,1%

T = 7 peserta

didik

7

27𝑥 100%

= 25,9%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

139

16 Peserta didik yang merasa senang

mengerjakan soal perkalian dan

pembagian bilangan bulat

Y = 23 peserta

didik

23

27𝑥 100%

= 85,2%

T = 4 peserta

didik

4

27𝑥 100%

= 14,8%

17 Peserta didik yang memiliki

kesadaran untuk mengerjakan soal-

soal tentang perkalian dan

pembagian untuk menambah

pemahaman

Y = 27 peserta

didik

27

27𝑥 100% = 100%

T = 0 0%

18 Peserta didik yang menyukai buku

bergambar/ komik

Y = 18 peserta

didik

18

27𝑥 100%

= 66,7%

T = 9 peserta

didik

9

27𝑥 100%

= 33,3%

19 Adanya buku bergambar/ komik

membuat peserta didik tertarik untuk

membaca

Y =19 peserta

didik

19

27𝑥 100%

= 70,4%

T = 8 peserta

didik

8

27𝑥 100%

= 29,6%

20 Peserta didik yang lebih senang

belajar dengan banyak gambar

Y = 21 peserta

didik

21

27𝑥 100%

= 77,8%

T = 6 peserta

didik

6

27𝑥 100%

= 22,2%

21 Peserta didik yang lebih senang

belajar dengan banyak tulisan

Y= 25 peserta

didik

25

27𝑥 100%

= 92,59%

T = 2 peserta

didik

2

27𝑥 100%

= 7,41%

22 Peserta didik yang menginginkan

adanya cerita tentang perkalian dan

pembagian bilangan bulat

Y = 23 peserta

didik

23

27𝑥 100%

= 85,2%

T = 4 peserta

didik

4

27𝑥 100%

= 14,8%

23 Peserta didik yang menginginkan

adanya gambar tentang perkalian

Y = 21 peserta

didik

21

27𝑥 100%

= 77,8%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

140

dan pembagian bilangan bulat T =6 peserta

didik

6

27𝑥 100%

= 22,2%

24 Peserta didik yang menginginkan

adanya buku cerita bergambar yaitu

komik

Y = 22 peserta

didik

22

27𝑥 100%

= 81,5%

T = 5 peserta

didik

5

27𝑥 100%

= 18,5%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

141

Lampiran 6 Validasi Prototipe Oleh Validator

Validator 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

142

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

143

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

144

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

145

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

146

Validator 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

147

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

148

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

149

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

150

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

151

Validator 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

152

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

153

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

154

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

155

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

156

Lampiran 7 Hasil Lembar Kerja Peserta Didik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

157

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

158

Lampiran 8 Rekapitulasi Hasil Lembar Kerja Peserta Didik

No. Nama Nilai

1 Kayra 100

2 Jasmine 100

3 Bela 100

4 Nara 80

5 Joevita 100

6 Citra 80

7 Nasywa 100

8 Pradipta 100

9 Chelsea 80

10 Keysa 80

11 Savina 80

12 Alqi 80

13 Ulya 100

14 Iqbal 80

15 Abdie 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

159

Lampiran 9 Hasil Refleksi Peserta Didik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

160

Lampiran 10 Rekapitulasi Hasil Refleksi Peserta Didik

No. Pernyataan Jawaban Persentase

Ya Tidak Ya Tidak

1 Peserta didik yang menyatakan semakin

tahu tentang konsep perkalian 15 0 100% 0%

2 Peserta didik yang menyatakan dapat

mengerjakan soal perkalian dengan baik 15 0 15% 0%

3 Peserta didik yang menyatakan semakin

semangat belajar matematika 15 0 100% 0%

4 Peserta didik yang menyatakan semakin

fokus belajar dengan menggunakan

komik

13 2 87% 13%

5 Peserta didik yang menyatakan mudah

memahami konsep perkalian

menggunakan komik

13 2 87% 13%

6 Peserta didik yang menyatakan minatnya

untuk rajin membaca buku dan belajar

semakin bertambah

14 1 93% 7%

7 Peserta didik yang menyatakan komik

“Belajar Konsep Perkalian melalui

Periode Iklim Subtropis” sangat

membantu kegiatan belajar

14 1 93% 7%

8 Peserta didik yang menyatakan belajar

menggunakan Komik Pintar Matematika

menjadi semakin menarik dan

menyenangkan

12 3 80% 20%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

161

Lampiran 11 Hasil Wawancara Guru Kelas III SD N Tegalrejo 2

Tabel 3.1 Pertanyaan Wawancara Tidak Terstruktur

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah terdapat materi pada pelajaran

matematika yang masih sulit dipahami

oleh peserta didik?

Ya. Materi perkalian dan pembagian

masih sulit untuk dipahami peserta

didik.

2. Berapa jumlah peserta didik yang

mencapai dan tidak mencapai KKM ?

Dari 27 peserta didik, hanya 5 peserta

didik yang mencapai KKM. Lainnya

di bawah KKM.

3. Berapa Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) pada mata pelajaran

matematika?

Untuk matematika nilai KKMnya 65.

4. Apakah guru menggunakan media saat

mengajarkan matematika?

Terkadang kalau memungkinkan

menggunakan media.

5. Apakah saat mengajarkan materi

perkalian dan pembagian dilakukan

dengan menggunakan media?

Tidak. Karena menurut saya lebih

mudah dikatakan secara langsung.

Jadi mengajar dengan memberi

contoh di papan tulis.

6. Apakah ibu pernah menggunakan

komik sebagai media pembelajaran

pada mata pelajaran matematika?

Belum pernah. Karena jarang

menemukan komik tentang

pembelajaran. Kalaupun ada komik

yang berkaitan dengan pembelajaran

apalagi pelajaran matematika materi

perkalian atau pembagian ataupun

materi lainnya, mungkin akan saya

gunakan sebagai contoh, sebagai

sumber belajar. ya untuk variasi

mengajar juga ya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

162

Lampiran 12 Foto Kegiatan Uji Coba Prototipe

(Kegiatan diawali dengan berdoa) (Peneliti menjelaskan proses pembelajaran)

(Peneliti menunjukkan komik pembelajaran) (Peneliti membimbing peserta didik)

(Peserta didik memahami konsep perkalian) (Peserta didik mengerjakan LKDP 2)

(Peserta didik mengisi lembar refleksi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

163

Lampiran 13 Curriculum Vitae

Curriculum Vitae

Anna Juta Aprihida, Lahir di Dili, Timor Leste, 1

April 1995. Menamatkan pendidikan di SD Pangudi

Luhur Sedayu (2007), SMP Negeri 1 Sedayu (2010),

SMA Pangudi Luhur Sedayu (2013) dan mengenyam

pendidikan di Perguruan Tinggi Swasta: Universitas

Sanata Dharma dengan Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar (PGSD) pada tahun 2013.

Peneliti selama kuliah S1 di PGSD USD, ikut andil dalam kegiatan yang

diselenggarakan pihak Universitas seperti Kursus Mahir Dasar (KMD) kepramukaan,

Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahapeserta didik (PPKM 1 dan 2), English

Club, kegiatan bimbingan belajar dan Program Pengenalan Lingkungan (Probaling 1

dan 2). Penulis juga ikut serta dalam beberapa perlombaan di luar maupun di dalam

lingkup universitas. Seperti juara 3 lomba menggambar 2013, juara 1 membuat poster

manual 2014, juara 1 lomba mading 3D tahun 2015 dan lainnya. Penulis juga gemar

melakukan kegiatan seni terlebih seni rupa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN ... PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS

164

LAMPIRAN II

(PRODUK DICETAK TERPISAH)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI