PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan...

165
PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA BERGAMBAR TENTANG TEKNOLOGI PENANGANAN KEBAKARAN HUTAN UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh : Alisa Pranita Utama NIM : 161134105 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2021 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan...

Page 1: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA BERGAMBAR

TENTANG TEKNOLOGI PENANGANAN KEBAKARAN HUTAN

UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Alisa Pranita Utama

NIM : 161134105

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2021

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

i

PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA BERGAMBAR

TENTANG TEKNOLOGI PENANGANAN KEBAKARAN HUTAN

UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Alisa Pranita Utama

NIM : 161134105

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2021

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

iv

PERSEMBAHAN

Karya tulis ini peneliti persembahkan kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus, atas berkat dan penguatan-Nya dalam menjalani

berbagai rintangan.

2. Kedua orangtua dan adik saya, keluarga yang selalu mendukung dan

memberikan nasihat tanpa henti.

3. Universitas Sanata Dharma, almamater tercinta dan kebangganku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

v

MOTTO

Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah

mengeringkan tulang.

(Amsal 17:22)

Dalam kesenanganku aku berkata: “Aku takkan goyah untuk selama-lamanya!”

(Mazmur 30:7)

Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal

kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya jika kamu beriman.

(Qs. Ali Imran ayat 139)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 5 Februari 2021

Peneliti

Alisa Pranita Utama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Alisa Pranita Utama

Nomor Mahasiswa : 161134105

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA BERGAMBAR

TENTANG TEKNOLOGI PENANGANAN KEBAKARAN HUTAN

UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencatumkan nama saya sebagai peneliti.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta,

Pada tanggal: 5 Februari 2021

Yang menyatakan

Alisa Pranita Utama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

viii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA BERGAMBAR

TENTANG TEKNOLOGI PENANGANAN KEBAKARAN HUTAN

UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Alisa Pranita Utama

Universitas Sanata Dharma

2021

Latar belakang penelitian ini ialah adanya keprihatinan terhadap kondisi

lingkungan, khususnya kondisi hutan di Indonesia. Kebakaran hutan merupakan

permasalahan lingkungan yang selalu terjadi di Indonesia. Pentingnya menjaga

dan melestarikan lingkungan terdapat dalam materi kelas IV SD pada tema 3,

subtema 3, pembelajaran 1. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan guru

kelas IV SD diperoleh informasi bahwa media pembelajaran yang digunakan

untuk menyampaikan materi pelestarian lingkungan masih sangat terbatas.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengembangan dan kualitas

prototipe cergam tentang teknologi penanganan kebakaran hutan untuk siswa

kelas IV Sekolah Dasar. Penelitian ini menggunakan jenis pengembangan

Research & Development (R&D) dengan menggunakan model ADDIE (Analysis,

Design, Development, Implementation, and Evaluation). Subjek penelitian ialah

10 siswa kelas IV SDN 01 Sejiram. Objek penelitian adalah prototipe buku cerita

bergambar tentang pelestarian lingkungan. Teknik pengumpulan data diperoleh

dengan wawancara dan angket. Analisis data penelitian menggunakan analisis

kualitatif dan kuantitatif.

Berdasarkan hasil verifikasi kedua validator, kualitas prototipe buku cerita

bergambar mendapatkan skor rata-rata sebanyak 3,7 dengan rentang skor dari 1-4

sehingga termasuk dalam kategori “Sangat Baik” serta perlu dilakukan perbaikan

sesuai komentar validator. Dengan demikian dapat disimpulkan prototipe buku

cerita bergambar memiliki kualitas sangat baik dan dapat digunakan sebagai

media pembelajaran serta sarana gerakan literasi sekolah.

Kata kunci: pendidikan lingkungan hidup, buku cerita bergambar, kebakaran

hutan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

ix

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF PROTOTYPE OF PICTURE STORYBOOK WITH

ABOUT FOREST FIRE MANAGEMENT TECHNOLOGY FOR GRADE IV

STUDENTS OF ELEMENTARY SCHOOL

Alisa Pranita Utama

Sanata Dharma University

2021

The background of this research is the concern about environmental

conditions, especially the condition of forests in Indonesia. The forest fires are the

problem that always occur in Indonesia. The importance of protecting and

preserving the environment is found in the material for fourth grade elementary

school students on 3rd theme, subtheme 3rd, learning 1st. in addition based on the

result of interviews with fourth grade elementary school teachers it was found that

the learning media to deliver environmental conservation material still limited.

The purpose of this research was to find out the development and the

quality of prototype picture storybook about forest fire management technology

for fourth grade elementary school students.

This research used a Research & Development (R&D) type of development

using the ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, and

Evaluation) model. The subjects of this research were students 10 fourth students

of Sejiram Elementary School 01. The object of this research is a prototype story

book with picture about environmental conservation. Data collection techniques

obtained by interviews and questionnaires. The analysis of research data using

qualitative and quantitative analysis.

Based on the validation of the two validators, the quality of prototype

picture storybook gets an average score of 3,7 with a score range from 1-4 so it

included as “Very Good” category, the improvements are needed according to

the validator’s comment. Therefore, it can be concluded that prototype picture

storybook has very good quality and can be used as a learning medium as well as

a school literacy movement.

Keywords: Environmental Education, Picture Storybook, Forest Fires.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan atas rahmat dan karunia yang

telah diberikan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengembangan Prototipe Buku Cerita Bergambar tentang Teknologi Penanganan

Kebakaran Hutan untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”. Skripsi ini ditulis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru

Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan dari berbagai pihak. Peneliti

ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus yang menjadi penguat dan penjaga dalam segala hal

yang terjadi.

2. Kedua orang tua dan adik perempuan satu-satunya, mereka pihak yang

selalu memberikan dukungan dalam segala hal dan menjadi motivasi

peneliti untuk menyelesaikan skripsi.

3. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Universitas Sanata

Dharma, Kintan Limiansih S.Pd., M.Pd. selaku Kaprodi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar, dan Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku

Wakaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

4. Kintan Limiansih S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing I dan Ibu Dra.

Ignatia Esti Sumarah, M.Hum., selaku dosen pembimbing II yang sabar

dalam memberikan bimbingan sehingga peneliti mampu menyelesaikan

skripsi.

5. Ilustrator yang telah membantu dalam proses pembuatan buku cerita

bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil

yang memuaskan.

6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas IV SD yang sudah

bersedia membantu proses verifikasi buku cerita bergambar.

7. Guru kelas IV SDN 01 Sejiram dan SDN 02 Sejiram yang telah bersedia

diwawancarai untuk proses penyelesaian skripsi.

8. Teman dekat peneliti yaitu Aling, Dita, dan Niken yang selalu membantu

dan menemani selama masa sulit-sulit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

xi

9. Teman dekat di kampus yaitu Elin, Eka, Evita dan teman-teman sama

dihek yang telah menemani masa-masa skripsi dan memberikan motivasi

untuk tidak menyerah.

10. Maya dan Katon teman baik peneliti yang bersedia meminjamkan laptop

dan menjawab setiap pertanyaan yang tidak dimengerti dalam proses

mengerjakan skripsi.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini banyak kekurangan karena

keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki peneliti. Peneliti berharap skripsi ini

dapat menjadi sumbangan untuk dunia pendidikan dan dapat menjadi bahan

masukan bagi mahasiswa-mahasiswi dalam proses menyusun skripsi.

Yogyakarta, 5 Februari 2021

Penulis

Alisa Pranita Utama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PEESETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ..................................... vii

ABSTRAK ..................................................................................................... viii

ABSTRACT .................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi

DAFTAR GRAFIK ....................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 5

D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 5

E. Definisi Operasional ............................................................................ 6

F. Spesifikasi Produk ............................................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 8

A. Kajian Pustaka ..................................................................................... 8

1. Pendidikan Lingkungan Hidup ..................................................... 8

a. Pengertian Pendidikan Lingkungan Hidup ............................. 8

b. Tujuan Pendidikan Lingkungan Hidup ................................... 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

xiii

c. PLH di Kurikulum 2013 Kelas IV SD .................................... 12

2. PLH Berbasis Pendekatan STEAM .............................................. 15

3. Kebakaran Hutan ........................................................................... 19

a. Penyebab ................................................................................ 20

b. Dampak ................................................................................... 21

c. Pencegahan ............................................................................. 23

d. Penanganan ............................................................................. 25

e. Pemulihan ................................................................................ 39

4. Media Pembelajaran ...................................................................... 42

a. Pengertian Media Pembelajaran .............................................. 42

b. Manfaat Media Pembelajaran ................................................. 43

c. Jenis-jenis Media Pembelajaran .............................................. 45

5. Buku Cerita Bergambar ................................................................. 46

a. Pengertian Buku Cerita Bergambar ........................................ 46

b. Tujuan Buku Cerita Bergambar .............................................. 46

c. Komponen-komponen Buku Cerita Bergambar ..................... 48

d. Kriteria Buku Cerita Bergambar ............................................. 50

6. Literasi ........................................................................................... 52

7. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ............................................... 54

B. Penelitian yang Relevan ...................................................................... 58

C. Kerangka Berpikir ............................................................................... 61

D. Pertanyaan Penelitian .......................................................................... 62

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 63

A. Jenis Penelitian .................................................................................... 63

B. Setting Penelitian ................................................................................. 63

1. Subjek Penelitian ........................................................................... 63

2. Objek Penelitian ............................................................................ 63

3. Lokasi Penelitian ........................................................................... 64

4. Waktu Penelitian ........................................................................... 64

C. Prosedur Pengembangan ..................................................................... 64

1. Tahap Analysis .............................................................................. 65

2. Tahap Design ................................................................................ 65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

xiv

3. Tahap Development ...................................................................... 66

4. Tahap Implementation .................................................................. 66

5. Tahap Evaluation .......................................................................... 66

D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 67

1. Wawancara .................................................................................... 67

2. Angket ........................................................................................... 67

E. Instrumen Penelitian ............................................................................ 68

1. Pedoman Wawancara .................................................................... 68

2. Pedoman Angket ........................................................................... 70

3. Pedoman Verifikasi ....................................................................... 72

F. Teknik Analisis Data ........................................................................... 73

1. Analisis Data Kualitatif ................................................................. 73

2. Analisis Data Kuantitatif ............................................................... 74

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 76

A. Hasil Penelitian ................................................................................... 76

1. Prosedur Pengembangan Prototipe Buku Cerita Bergambar ........ 76

2. Kualitas Produk Prototipe Buku Cerita Bergambar ...................... 96

B. Pembahasan ......................................................................................... 103

1. Cergam Dikembangkan Sesuai PLH .............................................. 104

2. Cergam Sesuai Kaidah Penulisan Cergam & STEAM ................ 106

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 110

A. Kesimpulan ......................................................................................... 110

B. Keterbatasan Pengembangan .............................................................. 110

C. Saran .................................................................................................... 111

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 112

LAMPIRAN ................................................................................................... 115

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... 146

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Pendidikan Lingkungan Hidup dalam Pembelajaran Tematik SD . 13

Tabel 2.2 Kompetensi Dasar Kelas IV Tema 3 Subtema 3.............................. 15

Tabel 2.3 Rekap Luas Kebakaran Hutan di Indonesia .................................... 19

Tabel 2.4 Proses Pembuatan Hujan Buatan .................................................... 38

Tabel 3.1 Kisi-kisi Wawancara Guru .............................................................. 68

Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Siswa Kelas IV SD .............................................. 70

Tabel 3.3 Lembar Angket Siswa .................................................................... 71

Tabel 3.4 Kisi-kisi Lembar Verifikasi ............................................................ 71

Tabel 3.5 Lembar Verifikasi ........................................................................... 72

Tabel 3.6 Koversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif ................................... 74

Tabel 3.7 Kriteria Kelayakan Produk .............................................................. 75

Tabel 4.1 Rekap Wawancara ........................................................................... 77

Tabel 4.2 Rekap Angket Siswa ...................................................................... 79

Tabel 4.3 Kisi-kisi Buku Cerita Bergambar .................................................... 81

Tabel 4.4 Rekap Verifikasi Dosen & Guru ..................................................... 90

Tabel 4.5 Konversi data Kuantitatif dan Kualitatif ......................................... 93

Tabel 4.6 Perbaikan Produk ............................................................................ 95

Tabel 4.7 Perbaikan Produk Bagian 2 ............................................................. 96

Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Verifikasi Halaman Sampul ............................. 97

Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Verifikasi Aspek Bahasa .................................. 97

Tabel 4.10 Rekapitulasi Skor Hasil Verifikasi Aspek Desain Produk ............ 98

Tabel 4.11 Rekapitulasi Skor Hasil Verifikasi Aspek Isi ................................ 100

Tabel 4.12 Hasil Verifikasi Produk Setiap Aspek .......................................... 102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kanal di Wilayah Kalimantan Tengah ........................................ 24

Gambar 2.2 Sumur Bor di Daerah Gambut Kalimantan Tengah .................... 25

Gambar 2.3 Tampilan Awal Aplikasi SiPongi ................................................ 26

Gambar 2.4 Tampilan Login ........................................................................... 27

Gambar 2.5 Tampilan Menu ........................................................................... 29

Gambar 2.6 Tampilan Hotspot Mingguan ...................................................... 30

Gambar 2.7 Tampilan Info & Call Center ...................................................... 30

Gambar 2.8 Tampilan Awal Aplikasi LAPAN ............................................... 32

Gambar 2.9 Aktivitas Utama .......................................................................... 33

Gambar 2.10 Aktivitas Utama (2) ................................................................... 34

Gambar 2.11 Hotspot History ......................................................................... 35

Gambar 2.12 Hotspot History ......................................................................... 36

Gambar 2.13 Desain Penelitian ........................................................................ 60

Gambar 3.1 Tahap-tahap Penelitian Pengembangan ADDIE ......................... 64

Gambar 3.2 Perhitungan Rata-rata Skor Verifikasi Produk ............................. 74

Gambar 3.3 Perhitungan Persentase Kelayakan Produk ................................. 75

Gambar 4.1 Cover Produk Awal ..................................................................... 87

Gambar 4.2 Halaman 1 Cergam ...................................................................... 88

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

xvii

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 4.1 Kelayakan Produk .......................................................................... 102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1a. Pedoman Wawancara Guru ...................................................... 116

Lampiran 1b. Hasil Wawancara Guru ............................................................. 118

Lampiran 2a. Angket Siswa ............................................................................ 120

Lampiran 2b. Hasil Angket Siswa .................................................................. 121

Lampiran 2c. Rekap Hasil Angket Siswa ....................................................... 125

Lampiran 3. Angket Validator ........................................................................ 127

Lampiran 3a. Hasil Angket Validator I ........................................................... 130

Lampiran 3b. Hasil Angket Validator II ......................................................... 132

Lampiran 3c. Rekap Angket Validator ........................................................... 134

Lampiran 4. Kisi-kisi Prototipe Buku Cerita Bergambar ................................ 137

Lampiran 5. Produk yang Dikembangkan ...................................................... 145

Lampiran 6. Daftar Riwayat Hidup ................................................................. 146

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini peneliti akan menguraikan tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan

spesifikasi produk.

A. Latar Belakang Masalah

Lingkungan merupakan sebuah kesatuan ruang dengan segala benda dan

makhluk hidup di dalamnya termasuk manusia dan perilakunya yang

mempengaruhi keberlangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta

makhluk hidup yang lainnya (UU No. 32 Tahun 2009). Lingkungan hidup erat

kaitannya dengan manusia, karena ia memegang peranan penting dalam

kehidupan manusia. Perbuatan dan tingkah laku manusia mempengaruhi

lingkungan hidup sehingga dapat menimbulkan dampak bagi makhluk hidup

lainnya. Lingkungan yang terjaga kelestariannya akan memberikan manfaat

yang besar bagi kehidupan masyarakat. Pemanfaatan lingkungan hidup bagi

kebutuhan manusia harus diimbangi dengan pengelolaan yang baik, sehingga

akan tercipta keseimbangan dalam kehidupan. Apabila lingkungan tidak

dikelola dengan baik dan terjadi kerusakan lingkungan hidup, maka kehidupan

manusia dan makhluk hidup lainnya akan terganggu. Salah satu permasalahan

lingkungan yakni kerusakan hutan di Indonesia yang disebabkan oleh

kebakaran hutan.

Kebakaran hutan dan lahan (karthutla) di Indonesia merupakan

permasalahan yang rutin terjadi setiap tahunnya. Kebakaran hutan dan lahan

yang terjadi diberbagai daerah telah menyebabkan berbagai masalah yang

pelik dan luas. Menurut Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana

(BNPB) 99% kebakaran hutan dan lahan pada umumnya disebabkan oleh

manusia yaitu pada saat mereka melakukan persiapan lahan untuk

perladangan, pertanian atau perkebunan dengan cara membakar. Penyebab

lainnya yang disebabkan oleh kelalaian manusia ialah seperti membuang

putung rokok yang masih menyala di hutan atau membiarkan bekas api

unggun menyala. Kelalaian manusia yang seperti itu dapat menimbulkan

kebakaran di hutan, oleh sebab itu seharusnya masyarakat lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

2

memperhatikan lagi keadaan sekitar terutama pada saat sedang melakukan

suatu kegiatan di dalam hutan. Kesadaran dan kepedulian terhadap keadaan di

dalam hutan perlu ditanamkan agar tidak menyebabkan dampak lanjutan dari

kelalaian tersebut. Dampak lanjutan yang dimaksud ialah dampak dari

kebakaran hutan.

Dampak kebakaran hutan yang dirasakan oleh masyarakat ialah hilangnya

manfaat dari potensi hutan, kabut asap, pencemaran udara, dan masih banyak

lagi. Dampak kebakaran hutan yang menyebabkan kabut asap dan pencemaran

udara mengakibatkan berbagai macam penyakit. Kabut asap jika terhirup

dapat menyebabkan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), Asma, penyakit

paru-paru, penyakit jantung, dan iritasi pada kulit dan mata serta dapat

mengganggu aktifitas sehari-hari. Pada tahun 2015, dampak yang ditimbulkan

oleh kabut asap yang besar sehingga sangat banyak warga mengalami sesak

nafas dan tidak bisa mendapatkan obat-obatan karena tidak adanya pos

kesehatan yang memadai. Dampak ini bukan hanya menyerang orang dewasa

namun juga anak kecil juga turut merasakannya. Dampak kebakaran hutan dan

lahan yang sangat serius adalah terjadinya kabut asap yang mengganggu

kesehatan dan sistem transportasi darat, laut, dan udara. Kebakaran hutan dan

lahan sudah berlarut-larut dan menimbulkan dampak bagi lingkungan dan

ekonomi nasional. Maka dari itu, perlu dilakukan berbagai upaya penanganan

dan penanggulangan yang serius.

Agar masalah kebakaran hutan dapat ditangani dan dicegah dengan benar,

masyarakat perlu meningkatkan kesadaran betapa pentingnya menjaga

pelestarian hutan. Pendidikan lingkungan hidup (PLH) menjadi upaya yang

dapat dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap keadaan

lingkungan khususnya hutan Indonesia. Pedidikan lingkungan hidup berperan

penting dalam pelestarian dan perbaikan lingkungan di Indonesia. Pentingnya

Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) ditegaskan oleh Menteri Lingkungan

Hidup dan Menteri Pendidikan Nasional dengan mengeluarkan SK bersama

Kep No 07MenLH/06/2005 No 05/VI/KB/2005 untuk pembinaan dan

pengembangan pendidikan lingkungan hidup. Dengan adanya pendidikan

lingkungan hidup diharapkan masyarakat mampu mengubah pola pikir untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

3

dapat lebih peduli dengan lingkungan yang ada disekitarnya demi

keberlangsungan hidup.

Pendidikan lingkungan hidup perlu diajarkan sejak dini kepada siswa

Sekolah Dasar. Dalam proses pembelajaran di Sekolah Dasar, melalui

pembelajaran tematik terdapat materi yang berkaitan dengan pendidikan

lingkungan hidup. Pendidikan lingkungan hidup menjadi salah satu materi

pembelajaran di kelas IV Sekolah Dasar. Materi lingkungan hidup terdapat

pada pembelajaran tematik Tema 3 “Peduli Terhadap Makhluk Hidup”,

Subtema 3 “Ayo Cintai Lingkungan”. Materi pendidikan lingkungan hidup

tersebut berkaitan dengan pelestarian lingkungan dan pentingnya upaya

keseimbangan sumber daya alam. Materi IPA akan dikolaborasikan dengan

mata pelajaran IPS yang membahas pemanfaatan sumber daya alam untuk

kesejahteraan masyarakat.

Menurut Piaget, peserta didik kelas IV Sekolah Dasar tergolong kedalam

tahap operasional konkret. Pada tahap ini, siswa sudah cukup matang untuk

menggunakan pemikiran logika, tetapi hanya untuk objek fisik yang ada pada

saat ini. Dari penjelasan tersebut peneliti mengembangkan sebuah media

pembelajaran berupa prototipe buku cerita bergambar. Buku cerita bergambar

merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk

mengajarkan siswa mengenai pendidikan lingkungan hidup secara konkret dan

nyata. Buku cerita bergambar menjadi salah satu media pembelajaran yang

kontekstual. Melalui buku cerita bergambar, siswa dapat melihat gambaran

atau illustrasi mengenai materi yang sedang dipelajari. Dengan adanya

gambar-gambar yang berhubungan dengan materi pembelajaran, siswa

diharapkan dapat lebih memahami materi yang disampaikan dengan baik.

Buku-buku yang memiliki gambar atau ilustrasi yang menarik akan

merangsang rasa ingin tahu anak sehingga mampu membangkitkan motivasi

untuk membacanya. Buku cerita bergambar juga dapat digunakan sebagai

sarana literasi yang bisa digunakan para siswa. Peneliti tertarik untuk

mengembangkan prototipe buku cerita bergambar mengenai pendidikan

lingkungan hidup. Peneliti kemudian melakukan wawancara dan menyebarkan

angket.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

4

Peneliti melakukan pengambilan data melalui wawancara dan angket.

Peneliti melakukan wawancara dengan dua guru kelas IV di SDN 01 Sejiram

dan SDN 02 Sejiram. Berdasarkan hasil wawancara tersebut peneliti

memperoleh informasi bahwa masih kurangnya media pembelajaran yang

dapat digunakan oleh guru dalam mengajarkan materi pelestarian lingkungan.

Berdasarkan pengalaman kedua guru kelas IV dalam mengajar belum ada

yang menggunakan buku cerita bergambar dalam mengajar dan

menyampaikan materi terkait materi pelestarian lingkungan pada Tema 3

“Peduli Terhadap Lingkungan Hidup” Subtema 3 “Ayo Cintai Lingkungan”

Pembelajaran 1. Berdasarkan wawancara dengan kedua guru kelas IV SD,

peneliti juga mendapatkan informasi bahwa dalam menjelaskan materi

lingkungan belum ada yang menjelaskan mengenai pelestarian hutan. Kedua

guru kelas IV berpendapat bahwa belum terdapat buku cerita bergambar yang

dipakai untuk media pembelajaran, namun mereka mengatakan bahwa buku

cerita bergambar dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran dalam

memberikan materi mengenai pelestarisan lingkungan. Untuk memperkuat

data peneliti menyebarkan angket kepada siswa kelas IV SD.

Berdasarkan hasil angket yang telah disebar oleh peneliti kepada siswa

kelas IV SD diperoleh data sebanyak 70% siswa merasa bosan dan tidak

tertarik untuk membaca buku yang tidak disertai gambar dan sebanyak 60%

siswa setuju bahwa mereka lebih mudah memahami materi pembelajaran

dengan menggunakan buku cerita bergambar. Namun, sebanyak 90% siswa

berpendapat belum pernah menggunakan buku cerita bergambar tentang

materi lingkungan hidup. Kemudian sebanyak 80% siswa menyatakan bahwa

guru tidak menggunakan buku cerita bergambar sebagai media pembelajaran.

Berdasarkan hasil angket yang diberikan kepada siswa kelas IV SD, peneliti

menyimpulkan bahwa siswa merasa lebih mudah memahami materi

pembelajaran jika menggunakan media buku cerita bergambar namun pada

kenyataan proses belajar mereka tidak pernah menggunakan buku cerita

bergambar sebagai media pembelajaran dikarenakan ketidakketersediaan

media buku cerita bergambar di sekolah mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

5

Peneliti tertarik mengembangkan prototipe buku cerita bergambar tentang

pelestarian lingkungan akhibat kebakaran hutan serta teknologi yang dapat

memantau dan memadamkan api. Dalam melakukan penyampaian materi

pelestarian lingkungan kepada siswa, guru juga mengalami kendala berupa

keterbatasan media pembelajaran. Guru menggunakan media berupa buku

guru, buku siswa, dan video dalam menyampaikan materi tersebut. Prototipe

buku cerita bergambar yang peneliti kembangkan merupakan jenis cerita

bergambar informasi. Prototipe buku cerita bergambar yang dikembangkan

oleh peneliti berisi informasi mengenai pelestarian lingkungan hutan yang

dapat dilakukan dengan cara restorasi lahan. Kemudian pencegahan dan

penanganan bencana kebakaran hutan dapat dilakukan menggunakan

teknologi berupa aplikasi pemantau titik api dan teknik atau metode modern

dalam proses pemadaman api.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dalam

penelitian dan pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana prosedur pengembangan buku cerita bergambar tentang

teknologi penanganan kebakaran hutan untuk siswa kelas IV Sekolah

Dasar?

2. Bagaimana kualitas produk buku cerita bergambar tentang teknologi

penanganan kebakaran hutan untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian dan pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan langkah-langkah yang dilakukan dalam

pengembangan prototipe cergam tentang teknologi penanganan

kebakaran hutan untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

2. Mengetahui kualitas prototipe cergam tentang teknologi penanganan

kebakaran hutan untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini diharapkan memberikan manfaat sebagai

berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

6

1. Bagi Siswa

Siswa mendapatkan pengalaman belajar menggunakan buku cerita

bergambar yang berisi tentang teknologi penanganan kebakaran hutan.

2. Bagi Guru

Buku cerita bergambar ini diharapkan dapat menjadi sarana literasi

bagi guru dalam menumbuhkan kesadaran siswa akan pentingnya

pelestarian lingkungan.

3. Bagi Sekolah

Buku cerita ini diharapkan dapat menambah media pembelajaran yang

menarik dalam kegiatan belajar-mengajar. Selain itu, buku cerita

bergambar ini juga dapat menambah koleksi buku bacaan di sekolah.

4. Bagi Peneliti

Peneliti mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dalam membuat

serta mengembangkan buku cerita bergambar sebagai sarana atau

media pembelajaran yang inovatif.

E. Definisi Operasional

1. Prototipe adalah model awal suatu produk yang akan dikembangkan

dan belum dipublikasikan secara luas.

2. Buku cerita bergambar adalah buku cerita yang disertai gambar yang

sesuai dengan isi cerita.

3. Teknologi penanganan kebakaran hutan adalah cara yang dilakukan

untuk mengurangi dampak kerusakan hutan akibat api berupa aplikasi

pemantau titik api, metode hujan buatan, dan Water Boombing serta

restorasi lahan.

4. Siswa kelas IV Sekolah Dasar adalah siswa berusia ± 9-11 tahun yang

menempuh pendidikan tingkat Sekolah Dasar (SD).

F. Spesifikasi Produk

1. Produk yang dihasilkan berupa prototipe buku cerita bergambar yang

berjudul “Teknologi untuk Memantau dan Mamadamkan Api”

mengacu pada materi kelas IV Sekolah Dasar Tema 3 “Peduli

Terhadap Makhluk Hidup” Subtema 3 “Ayo Cintai Lingkungan”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

7

2. Prototipe buku cerita bergambar terdiri dari cover depan dan belakang

kata pengantar, pengenalan tokoh, isi cerita daftar referensi atau

kepustakaan serta biografi penulis dan illustrator.

3. Prototipe buku cerita bergambar memiliki warna dan gambar illustrasi

yang menarik perhatian serta menggunakan bahasa yang sederhana

sehingga mudah dipahami siswa Sekolah Dasar.

4. Prototipe buku cerita bergambar dicetak portrait menggunakan kertas

Ivory untuk cover depan dan belakang dan kertas art paper untuk isi

cerita dengan ukuran A5.

5. Prototipe buku cerita bergambar terdapat 18 halaman, 2 halaman untuk

cover, 1 halaman untuk kata pengantar, 1 halaman untuk pengenalan

tokoh, 11 halaman untuk isi cerita, 1 halaman untuk daftar referensi, 1

halaman untuk bio penulis dan illustrator, dan 1 halaman untuk

pertanyaan mendalam.

6. Prototipe buku cerita bergambar berisi cerita mengenai penyebab dan

dampak kebakaran hutan, teknologi yang dapat digunakan untuk

memantau titik api dan teknik yang digunakan untuk memadamkan

kebakaran hutan, kemudian upaya yang dapat dilakukan untuk

pemulihan lahan yang rusak akibat terbakar.

7. Prototipe buku cerita bergambar yang peneliti buat tersedia dalam

bentuk pdf.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

8

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini menguraikan tentang landasan teori yang digunakan dalam

penelitian ini. Landasan teori terdiri dari beberapa bagian yaitu kajian pustaka

hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian.

A. Kajian Pustaka

Kajian pustaka menguraikan teori-teori yang mendukung penelitian, yaitu

teori pendidikan lingkungan hidup, pendidikan lingkungan hidup berbasis

pendekatan STEAM, kebakaran hutan, media pembelajaran, buku cerita

bergambar, literasi tugas-tugas perkembagan anak Sekolah Dasar, dan

karakteristik siswa Sekolah Dasar.

1. Pendidikan Lingkungan Hidup

a. Pengertian Pendidikan Lingkungan Hidup

Koesoema (2007:53) menyatakan pendidikan merupakan sebuah

proses yang membantu menumbuhkan, mengembangkan, mendewasakan,

membuat yang tidak tertata atau liar menjadi semakin tertata, semacam

proses penciptaan sebuah kultur dan tata keteraturan dalam diri maupun

dalam diri orang lain. Kurniawan (2013: 26) berpendapat bahwa

pendidikan mempunyai definisi yang luas, yang mencakup semua

perbuatan atau semua usaha dari generasi tua untuk mengalihkan nilai-

nilai serta melimpahkan pengetahuan, pengalaman, kecakapan, serta

keterampilan pada generasi selanjutnya sebagai usaha untuk menyiapkan

mereka agar dapat memenuhi fungsi hidup mereka, baik jasmani bagitu

pula rohani. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan

bahwa pendidikan merupakan sebuah proses yang dilakukan secara terus

menerus dengan tujuan mempersiapkan seseorang agar dapat memenuhi

fungsi hidup mereka secara tertata. Salah satu pendidikan yang penting

diterapkan sejak dini ialah pendidikan lingkungan hidup. Pendidikan

lingkungan hidup merupakan suatu upaya untuk menanamkan kesadaran

dalam upaya pelestarian lingkungan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

9

Lingkungan merupakan salah satu unsur yang penting dalam

kehidupan manusia, karena lingkungan tidak saja sebagai tempat manusia

beraktivitas, tetapi lingkungan juga merupakan tempat yang mendukung

segala aktivitas yang dilakukan oleh makhluk hidup. Semua kebutuhan

manusia sudah tersedia di lingkungan, sehingga manusia berupaya untuk

mengeksploitasinya. Dengan adanya interaksi tersebut, maka kondisi

lingkungan akan dipengaruhi oleh perilaku manusia (Hamzah, 2013: 1).

Menurut Supardi (2009: 11) lingkungan hidup dapat di definisikan sebagai

daerah tempat suatu makhluk hidup berada, keadaan atau kondisi yang

melingkupi suatu makhluk hidup, keseluruhan keadaan yang meliputi

suatu makhluk hidup atau sekumpulan makhluk hidup. Sedangkan

menurut Gustavo (Hamzah, 2013:5) lingkungan hidup adalah jumlah total

dari semua kondisi yang mempengaruhi eksistensi, pertumbuhan, dan

kesejahteraan dari suatu organisme yang ada dibumi. Chiras (dalam

Hamzah, 2015:5) mengatakan bahwa lingkungan hidup adalah semua

faktor yang mempengaruhi organisme. Menurut Undang-Undang RI

Nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup, lingkungan hidup dinyatakan sebagai kesatuan ruang dengan semua

benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan

perilakunya, yang mempengaruhi keberlangsungan dan kesejahteraan

manusia serta makhluk hidup lain. Berdasarkan beberapa pendapat di atas,

dapat disimpulkan lingkungan hidup adalah suatu tempat yang memiliki

segala kebutuhan yang dibutuhkan oleh makhluk hidup dan dipengaruhi

oleh perilaku makhluk hidup itu sendiri. Hal ini membuat kita harus

berpikir bagaimana upaya yang harus dilakukan agar masyarakat dapat

meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan. Upaya perlindungan dan

pelestarian lingkungan dapat ditanamkan melalui pendidikan yaitu

pendidikan lingkungan hidup.

Pendidikan lingkungan hidup (PLH) adalah suara program

pendidikan untuk membina anak atau peserta didik agar memiliki

pengertian, kesadaran, sikap, dan perilaku yang rasional serta

bertanggungjawab tentang pengaruh timbal balik antara penduduk dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

10

lingkungan hidup dalam berbagai aspek kehidupan manusia (Pratomo,

2009:8). Pendidikan lingkungan hidup menurut Daryanto (2013:1) adalah

pendidikan tentang lingkungan hidup dalam bagian penyuluhan secara

langsung maupun secara tidak langsung dalam membentuk kepribadian

serta pola pikir sehingga dapat merefleksikan dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan lingkungan hidup merupakan upaya menjaga dan melestarikan

lingkungan yang merupakan tempat berlangsungnya kehidupan makhluk

hidup yang seimbang. Pendidikan lingkungan hidup juga merupakan suatu

proses pengembangan apresiasi akan saling ketergantungan antara

manusia biofisik dan binaannya sehingga terbina sikap dan nilai mau

memelihara keselarasan hubungan antara komponen-komponen

lingkungan hidup (Yusuf, 1994). Pada dasarnya pendidikan lingkungan

hidup bertujuan untuk merubah perilaku individu menjadi perilaku positif

terhadap lingkungan (perilaku ramah lingkungan). Kenyataannya upaya

pelaksanaan PLH di sekolah-sekolah secara umum baru sampai pada tahap

peningkatan pengetahuan, belum mampu mendorong terjadinya perubahan

perilaku siswa menjadi lebih ramah lingkungan (Meilani, 2011).

Pendidikan lingkungan hidup perlu diketahui siswa sejak dini

karena mempunyai peranan penting di dalam kehidupan manusia dan

layak untuk dipertahankan. Pendidikan sejak dini mengenai lingkungan

hidup merupakan upaya untuk menumbuhkan pengertian, kesadaran,

sikap dan perilaku bertanggung jawab untuk merawat, menjaga dan

memelihara lingkungan yang ada demi keberlangsungan hidup makhluk

hidup. Oleh sebab itu, sejak sekolah dasar anak-anak sudah mulai

diperkenalkan dengan pendidikan lingkungan hidup untuk ikut serta

berperan dalam menjaga dan merawat lingkungan sebagai bekal kehidupan

untuk masa yang akan datang. Moral lingkungan yang melekat pada diri

manusia apabila ditanamkan sejak dini dan dilaksanakan dengan penuh

kesadaran akan terwujud pada kepedulian terhadap lingkungan yang

membimbingnya pada perilaku yang beretika pada lingkungan.

Pendidikan lingkungan hidup (PLH) didasarkan pada empat pilar

pendidikan (Anisa Muslicha, 2015 : 112) sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

11

1) Pendidikan untuk mengetahui dan memahami lingkungan hidup

dengan segala aspeknya (learning to know).

2) Pendidikan untuk menanamkan sikap, kemampuan dan

keterampilan dalam melestarikan lingkungan (learning to do).

3) Pendidikan untuk menanamkan cara hidup bersama di bumi yang

harus diamankan kelestariannya bagi generasi yang akan datang

(learning to live together).

4) Pendidikan untuk menanamkan keyakinan mendalam bahwa

manusia merupakan bagian dari alam, bahwa manusia merupakan

teman dan bukan lawan alam, serta dalam kehidupannya harus

bertindak secara ramah dan bijaksana memperlakukan alam

(learning to be).

b. Tujuan Pendidikan Lingkungan Hidup

Tujuan pendidikan lingkungan hidup menurut konferensi Tbilisi

1977 (Hamzah, 2013:40) adalah : (1) untuk membantu menjelaskan

masalah kepedulian serta perhatian tentang saling keterkaitan antar

ekonomi, sosial, politik, ekologi di kota maupun wilayah pedesaan, (2)

untuk memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk

mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, komitmen, dan kemampuan

yang dibutuhkan untuk melindungi dan memperbaiki lingkungan, dan (3)

untuk menciptakan pola perilaku yang baru pada individu, kelompok, dan

masyarakat sebagai suatu keseluruhan terhadap lingkungan. Sedangkan

tujuan yang ingin dicapai tersebut meliputi aspek pengetahuan, sikap,

kepedulian, keterampilan, dan partisipasi.

Konferensi Tbilisis 1977 (dalam Pendidikan Lingkungan, 2013:

48-49) lebih lanjut merinci tujuan yang ini dicapai tersebut yang meliputi

aspek sebagai berikut :

1) Pengetahuan, untuk membentuk siswa memperoleh pemahaman

dasar tentang lingkungan hidup secara keseluruhan dan masalah-

masalah yang berhubungan dengannya.

2) Sikap, untuk membantu siswa memperoleh seperangkat nilai-nilai

dan sikap peduli terhadap lingkungan hidup, motivasi untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

12

berpartisipasi secara aktif dalam memperbaiki, dan melindungi

lingkungan hidup.

3) Kepedulian, untuk membantu siswa mengembangkan kepedulian

dan sesitivitas terhadap lingkungan hidup secara keseluruhan dan

masalah-masalah di dalamnya.

4) Keterampilan, untuk membantu siswa memperoleh keterampilan

dalam mengidentifikasi, menyelidiki, dan memecahkan masalah-

masalah lingkungan hidup.

5) Partisipasi, untuk memberikan kesempatan pada siswa secara aktif

memasuki semua jenjang pekerjaan pada masa datang yang

berkenaan dengan masalah-masalah lingkungan hidup.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan

dari pendidikan lingkungan hidup ialah membantu siswa memperoleh

pehaman dasar yang berkaitan dengan pengetahuan, sikap, kepedulian,

keterampilan dan partisipasi dalam melindungi, merawat dan memperbaiki

lingkungan.

c. Pendidikan Lingkungan Hidup di Kurikulum 2013 Kelas IV SD

Peneliti memilih pembelajaran tematik yang ada dikelas IV pada

tema 3 “Peduli Terhadap Makhluk Hidup” subtema 3 “Ayo Cintai

Lingkungan”. Muatan pelajaran yang terdapat dalam tema 3 subtema 3

ialah IPA, Bahasa Indonesia dan IPS. Pelajaran IPA mempelajari

mengenai betapa pentingnya upaya keseimbangan dan pelestarian sumber

daya alam di lingkungan sekitar. Pelajaran Bahasa Indonesia mempelajari

tentang menggali informasi penting melalui wawancara. Sedangkan

pelajaran IPS mempelajari mengenai karakteristik ruang dan pemanfaatan

sumber daya alam yang ada untuk kepentingan masyarakat dengan tujuan

mensejahterakan masyarakat.

Melalui pembahahasan tentang pembelajaran di kelas IV Tema 3

“Peduli Terhadap Makhluk Hidup”, Subtema 3 “Ayo Cintai Lingkungan”,

peneliti akan mendalami mata pelajaran IPA yaitu mengenai betapa

pentingnya upaya keseimbangan dan pelestarian sumber daya alam di

lingkungan sekitar. Khususnya, peneliti akan membahas mengenai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

13

pembuatan hujan buatan terkait dengan teknologi untuk memadamkan

kebakaran hutan pada musim kemarau. Pendidikan lingkungan hidup

terdapat di kurikulum 2013 di Sekolah Dasar pada setiap jenjang dari kelas

I sampai VI. Tabel dibawah ini merupakan uraian salah satu tema pada

pembelajaran tematik SD dari kelas I sampai kelas VI yang berkaitan

dengan pendidikan lingkungan hidup yang terdapat di buku peserta didik.

Tabel 2.1 Pendidikan Lingkungan Hidup dalam

Pembelajaran Tematik SD

Kelas Tema Kegiatan Peserta Didik

I 6

“Lingkungan,

Bersih Sehat, dan

Asri”

Siswa diajak melakukan kegiatan kerja

bakti membersihkan lingkungan sekitar,

baik di rumah maupun disekolah agar

lingkungan bersih, sehat, dan asri.

II 4

“Hidup Bersih dan

Sehat”

Siswa diajak membersihkan kelas dan

lingkungan sekitar sekolah supaya tidak

ada tumpukan sampah yang menjadi

sarang lalat dan serangga lainnya.

6

“Merawat Hewan

dan Tumbuhan”

Siswa diperkenalkan dengan jenis-jenis

hewan peliharaan, cara merawatnya

kemudian diajarkan langkah-langkah

menanam atau memberi pupuk pada

tanaman.

III 2

“Menyayangi

Tumbuhan dan

Hewan”

Siswa belajar tentang manfaat tumbuhan

dan hewan, ciri-ciri tumbuhan dan hewan,

cara merawat tumbuhan dan hewan, serta

apa yang dihasilkan oleh tumbuhan dan

hewan.

8

“Bumi dan Alam

Semesta”

Siswa diajarkan untuk menjaga bumi yang

merupakan tempat tinggal manusia,

hewan, dan tumbuhan serta cara

pemanfaatan sumber daya alam dengan

baik dan bijak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

14

IV 3

“Peduli Terhadap

Makhluk Hidup”

Siswa diajarkan untuk mengenali

bagaimana sikap-sikap yang

mencerminkan peduli terhadap makhluk

hidup dan belajar tentang pelestarian

lingkungan.

V 8

“Lingkungan

Sahabat Kita”

Siswa diajarkan hubungan manusia

dengan lingkungan dan bagaimana

caranya memanfaatkan dan merawat

lingkungan dengan baik

VI 1

“Selamatkan

Makhluk Hidup”

Siswa diajak untuk mengetahui upaya-

upaya yang harus dilakukan manusia

untuk mencegak kerusakan pada

lingkungan dan kepunahan hewan dan

tumbuhan.

Berdasarkan materi pendidikan lingkungan dipelajaran tematik

kurikulum 2013 di atas, prototipe buku cerita bergambar yang

dikembangkan oleh peneliti sesuai dengan materi pelestarian lingkungan

di kelas IV Tema 3 “Peduli Terhadap Makhluk Hidup”, Subtem 3 “Ayo

Cintai Lingkungan” Pembelajaran 1. Muatan pembelajaran yang

terintegrasi, yaitu IPA, IPS, dan Bahasa Indonesia. Kompetensi Dasar

pada mata pelajaran IPA, yaitu 3.8 Menjelaskan pentingnya upaya

keseimbangan dan pelestarian sumber daya alam di lingkungannya. 4.8

Melakukan kegiatan upaya pelestarian sumber daya alam bersama orang-

orang di lingkungannya. Kemudian, Kompetensi Dasar mata pelajaran

IPS, yaitu 3.1 Mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan

sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat

kota/kabupaten sampai tingkat provinsi. 4.1 Menyajikan hasil identifikasi

karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk

kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat

provinsi. Selanjutnya Kompetensi Dasar pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia, yaitu 3.3 Menggali informasi dari seorang tokoh melalui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

15

wawancara menggunakan daftar pertanyaan. 4.3 Melaporkan hasil

wawancara menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif dalam bentuk

teks tulis.

Tabel 2.2 Kompetensi Dasar Kelas IV Tema 3 Subtema 3

Pembelajaran 1

Mata Pelajaran Kampetensi Dasar

IPA

3.8 Menjelaskan pentingnya upaya keseimbangan dan

pelestarian sumber daya alam di lingkungannya.

4.8 Melakukan kegiatan upaya pelestarian sumber

daya alam bersama orang-orang di lingkungannya.

IPS

3.1 Mengidentifikasi karakteristik ruang dan

pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan

masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat

provinsi.

4.1 Menyajikan hasil identifikasi karakteristik ruang

dan pemanfaatan sumber daya alam untuk

kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten

sampai tingkat provinsi.

Bahasa

Indonesia

3.3 Menggali informasi dari seorang tokoh melalui

wawancara menggunakan daftar pertanyaan.

4.3 Melaporkan hasil wawancara menggunakan

kosakata baku dan kalimat efektif dalam bentuk teks

tulis.

Pada Kompetensi Dasar mata pelajaran IPA memuat materi

pembahasan mengenai upaya pelestarian sumber daya alam yang ada di

lingkungan dan membahas mengenai hewan yang terawat atau tidak

terawat. Pada Kompetensi Dasar mata pelajaran IPS, materi

pembelajarannya mengenai sumber daya alam, manfaat dan cara menjaga

kelestariannya. Cara menjaga kelestarian sumber daya alam dapat

dilakukan dengan menggunakan sebuah teknologi. Berdasarkan materi

tersebut peneliti tertarik membuat prototipe buku cerita bergambar dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

16

mengkoloborasikan materi pelestarian lingkungan dan pemanfaatan

sumber daya alam dengan teknologi untuk memantau dan memadamkan

kebakaran hutan. Pada Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa

Indonesia, materi pembelajarannya membuat daftar pertanyaan wawancara

dan melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi baru.

Berdasarkan Kompetensi Dasar dan materi bahasan dalam setiap

muatan pembelajaran diatas mengintegrasikan ketiga muatan pelajaran

dalam sebuah subtema yang membahas manfaat lingkungan dan

pelestarian lingkungan, termasuk cara untuk melestarikan lingkungan.

Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk mengembangkan prototipe

buku cerita bergambar tentang teknologi untuk memantau dan

memadamkan kebakaran hutan. Keterkaitan antar tema dan subtema yang

ada dikelas IV akan dikaitkan lagi dengan pembelajaran STEAM (Science,

Technology, Enginnerin, Arts, and Mathematics).

2. Pendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Pendekatan STEAM (Science,

Technology, Engineering, Art and Mathematic)

STEAM merupakan singkatan Science, Technology, Engineering, the Arts

and Mathematics. Buinicontro (2017) mendefinisikan STEAM sebagai

integrasi disiplin ilmu seni kedalam kurikulum dan pembelajaran pada

wilayah sains, teknologi, teknik dan matematika yang sebelumnya dikenal

sebagai STEM. STEAM merupakan disiplin ilmu yang mengintegrasikan

sains, teknologi, teknik, seni dan matematika menjadi sebuah pendekatan

terpadu yang dapat diimplementasikan dalam pembelajaran. STEAM sebagai

sebuah pendekatan pembelajaran merupakan sebuah sarana bagi anak untuk

menciptakan ide atau gagasan melalui kegiatan berpikir dan bereksplorasi

dalam memecahkan masalah. Anak usia sekolah dasar diharapkan memiliki

kemampuan hidup sebagai anak yang produktif, kreatif, inovatif dan efektif.

Harapan ini dapat dilaksanakan melalui pendekatan pembelajaran berbasis

STEAM yang menawarkan pendidikan meta disiplin ilmu dalam

mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dalam memecahkan masalah.

Hal ini sejalan dengan pendapat Buinicontro (2017) yang menyatakan bahwa

integrasi pada STEAM akan dapat memberikan kesempatan baru kepada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

17

peserta didik untuk melakukan proses pembelajaran desain secara langsung

dan menghasilkan produk dengan kemampuan kretivitas dan pemecahan

masalah yang baik.

STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) yang

kemudian berkembang menjadi STEAM (Science, Technology, Engineering,

the Arts and Mathematics) dengan penambahan ‘Art’, telah mendapatkan

popularitas dikalangan pendidik, orang tua, perusahaan, dan lembaga

diberbagai negara sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan siswa untuk

pendidikan tinggi dan bekal keterampilan serta pengetahuan. Pembelajaran

yang relevan dalam mempersiapkan siswa untuk menjadi inovator di dunia

yang terus berkembang adalah hal yang sangat penting, tidak hanya untuk

masa depan siswa saat ini tetapi untuk masa depan bangsa. Pendekatan

STEAM memiliki beberapa kelebihan dalam proses pelaksanaannya

(Hadinugrahaningsih,T.,dkk.2017:21) antara lain (1) pendekatan STEAM

menunjukkan hasil yang positif dalam pengetahuan sains siswa, (2)

pendekatan STEAM mengajarkan siswa berpikir untuk menyelesaikan

masalah secara aktif, kreatif dan inovatif, (3) melalui teknologi, siswa mampu

mengkreasikan ide-idenya ke dalam teknologi terkini, (4) pendekatan STEAM

dapat menjebatani konsep yang abstrak secara matematis ke dalam sains,

teknologi, inkuiri dan seni, (5) terintegrasinya seni/art kedalam STEAM akan

menumpuk kreativitas siswa dalam menciptakan alat belajar yang

menyenangkan, (6) pendekatan STEAM siswa dapat mengaplikasikan hasil

belajar yang diperoleh ke dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran menggunakan pendekatan STEAM muncul sebagai

tanggapan terhadap kebutuhan untuk meningkatkan minat dan keterampilan

siswa dalam bidang Science, Technology, Engineering, and Mathematics

(Quigley, Herro, & Jamil, 2017). STEAM menggabungkan “Art” (seni) dalam

pembelajaran STEM untuk tujuan meningkatkan keterlibatan siswa,

kreativitas, inovasi, keterampilan pemecahan masalah, dan manfaat kognitif

lainnya (Liao, 2016). Penambahan “Art” pada kerangka STEM adalah penting

sebagai praktik, seperti pemodelan, mengembangkan kejelasan, dan

memunculkan kritikan dan evaluasi (argumentasi), yang selama ini sering

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

18

ditekankan dalam kontek pendidikan matematika dan sains. Seni dapat dilihat

sebagai cara dimana siswa dapat merenungkan, membuat, mengekspresikan,

dan mewakili ide-ide: sebagai alternatif selain membaca, menulis, berbicara

dan mendengarkan.

STEAM dibagi menjadi tiga level atau tingkatan. Level 1, proyek yang

diberikan bersifat pendek, artinya hanya membutuhkan waktu yang singkat (2-

6 periode pembelajaran). Level 2, lama penyelesaian proyek bisa dalam kurun

waktu 1-3 bulan dan siswa diminta untuk membuat laporan dalam bentuk e-

portofolio, poster, video dan lain sebagainya. Sedangkan level 3, proyek

bersifat long term project yang membutuhkan waktu 5-6 bulan dan siswa

diminta untuk membuat penelitian/invensi/temuan baik secara individu

maupun kelompok (Saputra,2017). Memicu kreativitas dalam pembelajaran

STEAM diperlukan untuk meningkatkan pemikiran siswa agar lebih mandiri

dan fleksibel, serta efikasi diri kreatif dan keterampilan pemecahan masalah

yang kreatif. Oleh karena itu, guru diharapkan untuk dapat memodelkan nilai-

nilai dan perilaku kreativitas dengann tetap mempertahankan suasana kelas

yang mendukung.

Berdasarkan penjelasan STEAM di atas, peneliti tertarik untuk

menggunakan pendekatan STEAM dalam pembelajaran. Lima aspek ilmu

pada pendekatan STEAM merupakan materi untuk mengembangkan buku

cerita bergambar. Ilmu sains mengajarkan tentang upaya atau cara pelestarian

hutan dan bahaya kebakaran hutan bagia masyarakat. Teknologi dan teknik

berhubungan dengan teknologi yang digunakan berupa aplikasi pemantau titik

api yaitu aplikasi SiPongi dan Lapan : Fire Hotspot, metode pemadaman

kebakaran hutan berupa metode water boombing dan hujan buatan. Seni atau

art terlihat pada gambar-gambar dan warna prototipe buku cerita bergambar.

Keindahan gambar-gambar yang mendukung illustrasi cerita menambah daya

tarik bagi pembaca. Penerapan konsep matematika terletak pada jumlah

takaran air yang dipakai dalam menerapkan teknik water boombing serta

kadar potensi hujan pada suatu awan. Melalui pendekatan STEAM yang

mengintegrasikan materi pelestarian lingkungan peneliti tertarik untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

19

mengembangkan prototipe buku cerita bergambar tentang teknologi untuk

memantau dan memadamkan kebakaran hutan.

3. Kebakaran Hutan

Hutan merupakan sumberdaya alam yang tidak ternilai karena di dalamnya

terkandung keanegaraman hayati. Oleh karena itu pemanfaatan hutan dan

perlindungannya diatur dalam UUD 45, UU No.5 tahun 1990, UU No.23

tahun 1997, UU No.41 tahun 1999, PP No.28 tahun 1985 dan beberapa

keputusan Menteri Kehutanan serta beberapa Dirjen PHPA dan Dirjen

Pengusahaan Hutan (Irwandi,dkk. 2016:202). Namun gangguan terhadap

sumberdaya hutan terus berlansung bahkan intensitasnya semakin meningkat.

Permasalahan lingkungan yang diangkat oleh peneliti ialah kasus kebakaran

hutan yang terjadi di wilayah Indonesia. Wilayah Indonesia yang biasanya

sering terjadi kebakaran hutan pada musim kemarau ialah wilayah Sumatera,

Kalimantan, Nusa Tenggara Barat dan Papua. Kebakaran hutan dan lahan

yang terjadi di berbagai daerah telah menyababkan berbagai masalah yang

pelik dan luas. Luasannya mencapai 2,6 juta hektar yang sebagian besar

berada di kawasan rawa gambut (BNPB,2015). Kebakaran hutan merupakan

fenomena yang sering terjadi di Indonesia dan pada saat ini dipandang sebagai

bencana regional dan global. Kebakaran hutan bukanlah hal baru yang terjadi

di Kalimantan. Pada tahun 1980 terjadi peningkatan luas dan intensita

terjadinya di Sumatera dan Kalimantan. Kebijakan pemerintah pada tahun

1980 yang membuka konsesi hutan, mengubah hutan alam menjadi

perkebunan, transmigrasi, pengembangan irigasi dan perluasan pertanian

diduga menjadi penyebab utama meningkatnya luas kebakaran hutan dan

terjadinya kebakaran hutan dan lahan hampir setiap tahun (Prayoga,

Muhamad.,dkk. 2018:2).

Pada tahun 2015 kebakaran hutan dan lahan sudah berlarut-larut dan

menimbulkan dampak bagi lingkungan dan ekonomi nasional. Kebakaran

hutan seolah menjadi kasus rutin yang terjadi setiap tahun dengan waktu dan

tempat yang relatif sama.

Tabel 2.3 Rekapitulasi Luas Kebakaran Hutan di Indonesia

No. Provinsi 2010 2011 2012 2013 2014 2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

20

1 Riau 26.000 74.500 1.060.000 1.077.500 6.301.100 2.025.420

2 Jambi 2.500 89.000 11.250 199.100 3.470.605 92.500

3 Sumsel 84.500 484.150 8.504.860 101.570

4 Kalbar 577.400 22.700 2.556.100 900.200

5 Kalteng 22.000 55.150 3.100 4.022.852 655.780

Sumber: SiPongi.menlhk.go.id

Dari tabel 2.2 di atas, dapat dilihat bahwa dari tahun 2010 ke tahun 2014

rekapitulasi luas kebakaran hutan semakin bertambah, namun di tahun 2015

luas kebakaran hutan berangsur berkurang. Rakpitulasi terparah terjadi di

Sumatera Selatan kemudian disusul oleh Riau pada tahun 2014. Itu artinya

pemerintah memiliki pekerjaan rumah yang sangat banyak terkait kebakaran

hutan yang harus segera ditangani dan dibenahi agar tidak menjadi masalah

yang terus menerus berlanjut.

a. Penyebab

Kebakaran hutan dan lahan terjadi disebabkan oleh dua faktor

utama, yaitu faktor alami dan faktor kegiatan manusia yang tidak

terkontrol. Faktor alami yaitu pengaruh El-Nino yang menyebabkan

kemarau berkepanjangan sehingga tanaman menjadi kering. Tanaman

kering merupakan bahan bakar potensial jika terkena percikan api yang

berasal dari batubara yang muncul dipermukaan ataupun dari pembakaran

lainnya baik disengaja maupun tidak disengaja. Hal tersebut menyebabkan

terjadinya kebakaran bawah (ground fire) dan kebakaran permukaan

(surface fire). Dua tipe kebakaran tersebut merusak semak belukar dan

tumbuhan bawah hingga bahan organik yang berada dibawah lapisan

serasah seperti humus, gambut, akar pohon ataupun kayu yang melapuk.

Faktor alami lainnya dikarenakan tersambar petir dan aktivitas vulkanis.

Aktivitas vulkanis khususnya diwilayah pegunungan berapi. Wilayah

hutan gunung berapi dapat terbakar ketika terjadi aktivitas vulkanik.

Contohnya ketika gunung berapi meletus, lahar dari gunung berapi

tersebut mengenai hutan dilingkungan berapi itu sehingga hutan

mengalami kebakaran.

Faktor kegiatan manusia yang menyebabkan kebakaran hutan dan

lahan antara lain adanya kegiatan pembukaan lahan dengan teknik tebang-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

21

tebas-bakar yang tidak terkontrol, biasanya dilakukan oleh masyarakat

setempat maupun perusahaan besar. Kemudian faktor ketidaksengajaan

atau kelalaian oleh manusia ialah adanya kegiatan pembuatan api unggun

didalam hutan, namun bara bekas api unggun tersebut tidak dipadamkan,

membuang putung rokok sembarangan di hutan tanpa mematikannya serta

membuang sampah di hutan seperti sampah botol kaca. Pantulan matahari

ke botol kaca tersebut dapat menimbulkan munculnya api jika terpantul ke

daun kering atau ranting kayu yang sudah kering. Kelalaian manusia yang

seperti itu dapat menimbulkan kebakaran di hutan, oleh sebab itu

seharusnya masyarakat lebih memperhatikan lagi keadaan sekitar terutama

pada saat sedang melakukan suatu kegiatan di dalam hutan. Kesadaran dan

kepedulian terhadap keadaan di dalam hutan perlu ditanamkan agar tidak

menyebabkan dampak lanjutan dari kelalaian tersebut.

b. Dampak

Peristiwa kebakaran hutan dan lahan di Indonesia dalam skla besar

terjadi pada tahun 1982-1983, 1991, 1994, 1997-1998, 2006, dan dan

2015. Peristiwa kebakaran hutan dan lahan pada tahun 2015 yang kembali

mengancam Indonesia khususnya di Sumatera, Kalimantan, dan Papua

telah menyebabkan 80% wilayah Sumatera dan Kalimantan tertutup asap

pekat. Dampak kebakaran yang sangat dirasakan manusia berupa kerugian

ekonomis. Kerugian ekonomis yaitu hilangnya manfaat dari potensi hutan

seperti tegakan pohon hutan yang biasa digunakan manusia untuk

memenuhi kebutuhannya akan bahan bangunan, bahan makanan, dan obat-

obatan, serta satwa untuk memenuhi kebutuhan akan protein hewani dan

rekreasi. Kerugian lainnya berupa kerugian ekologis. Kerugian ekologis

yaitu kerugian yang diakibatkan oleh berkurangnya luas wilayah hutan,

tidak tersedianya udara bersih serta hilangnya fungsi hutan sebagai

pengaturan tata air dan pencegahan erosi.

Dampak global dari kebakaran hutan dan lahan yang langsung

dirasakan adalah pencemaran udara dari asap yang ditimbulkan. Suryani

(2012) kabut asap mengandung sulfur dioksida (So₂), ozon (O₃),

karbonmonoksida(CO), dan nitrogen dioksida (No₂). Oleh sebab itu kabut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

22

asap yang terhirup dapat mengakibatkan Infeksi Saluran Pernafasan Akut

(ISPA), Asma, penyakit paru-paru, penyakit jantung, dan iritasi pada kulit

dan mata serta dapat mengganggu aktifitas sehari-hari Rasyid (2014).

Peristiwa kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997-

1998, 2002-2005, 2011-2015 menghasilkan asap yang juga dirasakan oleh

masyarakat Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam serta

mengancam terganggunya hubungan transportasi udara antar negara. Salah

satu contohnya adalah pada awal Oktober 2011 sebagian besar wilayah

Malaysia diselimuti kabut sepanjang hari. Penyebabnya tak lain adalah

kebakaran hutan yang terjadi di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Pada

tahun 2015, dampak yang ditimbulkan oleh kabut asap yang besar

sehingga sangat banyak warga mengalami sesak nafas dan tidak bisa

mendapatkan obat-obatan karena tidak adanya pos kesehatan yang

memadai. Dampak ini bukan hanya menyerang orang dewasa namun juga

anak kecil juga turut merasakannya (Prayoga, Muhammad.,dkk, 2018:3).

Kabut asap yang disebabkan oleh kebakaran hutan membawa

kerugian lainnya di sektor ekonomi dan transportasi. Besarnya alokasi

dana yang dibutuhkan untuk menangani masalah kebakaran hutan dan

kabut asap ini berdampak pada timbulnya masalah pada kondisi sosial dan

ekonomi masyarakat yang juga cukup tinggi. Kabut asap mempengaruhi

penurunan pendapatan masyarakat sebagai akibat dari naiknya

pengeluaran rumahtangga atas biaya kesehatan dan penurunan pendapatan

sektor transportasi akibat terganggunya kegiatan usaha. Sektor transportasi

darat, laut, dan udara mengalami dampak yang cukup besar karena adanya

kabut asap. Gangguan transportasi yang utama adalah karena

terganggunya jarak pandang sehingga mempengaruhi keselamatan

perjalanan. Dampak kebakaran hutan dan lahan yang sangat serius adalah

terjadinya kabut asap yang mengganggu kesehatan dan sistem transportasi

darat, laut, dan udara. Kerusakan yang diakibatkan oleh bencana

kebakaran hutan dan lahan pada tahun 2015 lalu seluas 2,61 juta ha hutan

dan lahan terbakar dengan kerugian ekonomi mencapai Rp 221 triliun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

23

(Endrawati, 2016:1). Maka dari itu, perlu dilakukan berbagai upaya serius

untuk menanggulanginya.

c. Pencegahan

1) Kanal

Kanal adalah saluran air yang dibuat di lahan gambut yang mudah

terjadi kebakaran hutan. Dengan adanya kanal ini, penurunan

permukaan air di lahan gambut dapat dicegah dan lahan gambut di

sekitarnya akan tetap basah dan sulit terbakar. Keberadaan kanal atau

parit di dalam lahan atau hutan gambut dengan kondisi fisik berupa

kolam yang selalu tergenang disaat musim kemarau dapat

dimanfaatkan sebagai sekat bakar (pemisah bahan bakar dan

menghambat penyebaran api) serta tandon air untuk pelaksanaan

pemadaman. Khusus untuk parit yang telah diindikasikan sebagai

penyebab terjadinya penurunan muka air tanah, perlu dilakukan

penyekatan. Kegiatan ini ditujukan juga untuk memperbaiki kondisi

hidrologi di lahan gambut. Naiknya muka air di lahan gambut akan

menyebabkan lahan gambut tetap lembab, mempercepat proses suksesi

alami dan mendukung kegiatan rehabilitasi serta kondisi rawan

kebakaran akan menurun. Kegiatan pembuatan kanal merupakan salah

satu upaya untuk mengikutsertakan masyarakat agar berpartisipasi

aktif dalam upaya pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan

lahan yang disesuaikan dengan kondisi sosial, ekonomi dan

budayanya.

Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) telah

menandatangani nota kerja sama dengan United Kingdom Climate

Vhange Unit (UKCCU) pada Januari 2018 untuk kegiatan “Tata kelola

Hutan dan Lahan Gambut untuk Mengurangi Emisi di Indonesia

melalui Kegiatan Lokal (TEGAK)” senilai 3 juta poundsterling. Kerja

sama ini fokus dalam upaya restorasi lahan gambut di Indonesia

selama 2 tahun guna mendukung pemerintah Indonesia dalam

mengurangi kejadian kebakaran hutan, lahan gambut dan lahan

pertanian di lima provinsi di Indonesia yaitu Riau, Jambi, Sumatera

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

24

Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat. Melalui kerja sama

ICCTF-UKCCU, saat ini ICCTF menyalurkan pendanaan kepada 11

mitra pelaksanaan yang mengimplementasikan program kegiatan di

kawasan gambut termasuk diantaranya membuat sekat kanal (canal

bloking).

Sumber: https://www.borneonews.co.id/berita/42013-pembuatan-kanal-

di-lahan-gambut-kontradiktif-dengan-program-restorasi

Gambar 2.1 Kanal di Wilayah Kalimantan Tengah

2) Sumur Bor

Pembuatan sumur bor di kawasan gambut dipercaya sebagai

langkah pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan. Kehadiran

sumur bor juga dinilai sebagai langkah yang cepat, pasalnya bisa

menjadi cara paling efisien untuk mendekatkan sumber air ke lokasi

rawan kebakaran. Sebelumnya, akses air yang jauh menjadi salah satu

masalah dalam pemadaman. Akan tetapi, dengan adanya sumur bor,

tidak hanya membuat penanggulangan kebakaran lahan dapat

dilakukan segera, tapi juga membawa manfaat lain, yakni pembasahan

lahan gambut secara berkala dengan mudah. Kepala BRG Nazir Foead

(2016) menyatakan pembuatan sumur bor menjadi langkah jangka

pendek untuk restorasi gambut. Pasalnya, jika hanya mengandalkan

sekat kanal, akan butuh waktu yang panjang.

Salah satu program yang didukung pendanaannya oleh ICCTF-

UKCCU adalah program “Pembuatan Sumur Bor dan Sekat Bakar

untuk Pencegahan Kebakaran Gambut di Kalimantan Tengah” yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

25

diimplementasikan oleh mitra pelaksana Pusat Pengendalian

Kebakaran Hutan (P2KLH) Lembaga Penelitian dan Pengabdian

kepada masyarakat Universitas Palangka Raya selama Februari-

Desember 2017. Pembuatan sumur bor merupakan salah satu solusi

untuk mengantisipasi kebakaran lahan dan hutan gambut karena

mampu memenuhi fungsi pembasahan lahan gambut. Sumur bor yang

ditempatkan secara teratur dan dalam pola yang teratur mengikuti garis

dalam sekat bakar, akan mempermudah pembasahan gambut dan

pencegahan kebakaran.

Sumber: https://riaulink.com/news/detail/7125/brg-periksa-skat-kanal-

dan-sumur-bor-untuk-optimalisasi-pembasahan-gambut

Gambar 2.2 Sumur Bor di Area Gambut Kalimantan Tengah

d. Penanganan

1) Aplikasi Pemantau Titik Api

a) SiPongi

SiPongi adalah sistem informasi deteksi dini pengendalian

kebakaran hutan dan lahan yang berbasis aplikasi dan web. SiPongi

berbasis data bernama satelit NOAA dan Tera serta dibantu cahaya

matahari. SiPongi merupakan aplikasi yang diluncurkan oleh

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) guna

meminimalisir bencana kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

26

Aplikasi SiPongi dapat dilihat dalam halaman web

http://sipongi.menlhk.go.id/ dan aplikasi SiPongi yang dapat

diunduh di play store atau app store secara gratis.

Gambar 2.3 Tampilan awal aplikasi SiPongi

Tujuan dari aplikasi ini adalah untuk melakukan upaya

pencegahan kebakaran hutan dengan lebih cepat, sehingga dapat

dikurangi resiko ancaman kebakaran hutan. Cara kerja aplikasi

SiPongi adalah menangkap suhu dan luasan titik api, lalu

disampaikan ke pusat informasi dan ditampilkan ke web. Aplikasi

SiPongi terdapat dua tampilan yang bisa dibuka masyarakat dan

pihak internal KLHK (kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan) dengan unit-unit terkait dalam permasalahan

kebakaran hutan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

27

Cara penggunaan aplikasi SiPongi sebagai berikut

(SiPongi-klhk,2016) :

1) Akses Aplikasi

Untuk memulai menggunakan aplikasi, ketik

http://sipongi.menlhk.go.id/ laporan_dalkarhutla_mitra/ pada

kolom Address di web browser anda, kemudian tekan enter

atau klik tombol Go. Kemudian akan tampil window untuk

Login.

2) Login

Pengguna harus melakukan proses login untuk dapat

menggunakan aplikasi. Caranya, ketik pada kolom Username

(1) dan Password (2), lalu ketik tombol Masuk (3). User nama

dan Password yang digunakan dari akun user yang telah

terdaftar pada aplikasi ini.

Gambar 2.4 Tampilan Login

3) Operasi data

Terdapat sejumlah tombol pada penggunaan aplikasi ini :

1. Tambah (+): Untuk menambahkan data baru dari tabel yang

ada. Terletak pada pojok kiri atas

2. Detail: Untuk melihat lebih detail salah satu data. Terletak di

kolom “Opsi” pada tabel.

3. Edit: Untuk mengedit data. Terletak pada kolom “Opsi” pada

tabel atau terletak di pojok kanan atas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

28

4. Hapus: Untuk menghapus data. Terletak di kolom “Opsi”

pada tabel.

5. Print/PDF: Untuk mengekspor ke dalam file format PDF

sehingga bisa dicetak. Terletak di pojok kanan atas.

6. Simpan: Untuk menyimpan data dari form yang diisikan saat

menambah atau mengedit data. Terletak di bawah form.

7. Reset: Untuk me-reset atau mengembalikan isisan data ke

isian data bawaan/default dari form pada saat menambah atau

mengedit. Terletak di bawah form.

8. Batal: Untuk membatalkan Menambah atau mengedit data.

Terletak di bawah form.

9. Filter: Untuk mem-filter data yang akan ditampilkan dari

wilayah, parameter atau waktu yang dipilih.

10. Informasi: Untuk memberikan informasi kepada User

mengenai format pengisian dan standar penilaian.

4) Menu

Terdapat menu pada aplikasi ini :

1. Menu Perusahaan: digunakan untuk pengelolaan data umum

perusahaan.

2. Menu Pelaporan Permen 32: digunakan untuk pengelolaan

data laporan perusahaan berdasarkan peraturan Menteri

Nomor 32 Tahun 2016.

3. Menu Pelaporan Hotspot: digunakan untuk pengelolaan data

laporan monitoring dan pengecekan lapangan (ground check)

hotspot.

4. Menu Rekap Laporan: digunakan untuk pengelolaan rekap

laporan perusahaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

29

Gambar 2.5 Tampilan Menu

5) User

User yang sudah melakukan proses login atau yang saat ini

aktif

1. Profil: untuk melihat profil user lebih detail

2. Keluar: untuk keluar dari aplikasi

Cara penggunaan aplikasi SiPongi di atas merupakan cara

penggunaan yang dikhususkan bagi yang memiliki wewenang

dalam pengawasan titik api yang ada di daerah Indonesia.

Sedangkan untuk masyarakat biasa tidak memerlukan akun untuk

masuk ke dalam aplikasi tersebut. Masyarakat yang ingin

menggunakan cukup mendownload aplikasi SiPongi dan

menggunakan aplikasi tersebut sesuai kebutuhan yaitu mengecek

titik api di Indonesia maupun daerah tertentu, melakukan laporan

melalui call center, mendapatkan informasi mengenai posko

kebakaran yang ada dan masih banyak layanan lainnya yang dapat

diakses masyarakat.

Masyarakat yang menggunakan aplikasi atau membuka

web SiPongi dapat mengecek data titik api mingguan yang terjadi

di daerah Indonesia. Berikut data titik api yang diambil pada

tanggal 14 Januari 2021 di aplikasi SiPongi yang dapat dibuka oleh

masyarakat :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

30

Gambar 2.6 Tampilan Hotspot Mingguan

Selain dapat melihat perkembangan hotspot mingguan,

masyarakat juga melakukan laporan jika mengetahui adanya

kebakaran suatu hutan atau wilayah dengan menggunakan layanan

call center yang terdapat pada aplikasi.

Gambar 2.7 Tampilan Info dan Call Center

b) LAPAN : Fire Hotspot

Aplikasi pemantauan titik panas (hotspot) oleh Lembaga

Penerbangan dan Antartika Nasional (LAPAN) merupakan wujud

nyata komitmen LAPAN dalam penyediaan peringatan dini dan

informasi kebakaran hutan/lahan yang berasal dari data satelit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

31

penginderaan jauh. Melalui aplikasi ini pengguna dapat

mengetahui koordinat-koordinat hotspot di wilayah Indonesia

secara near-realtime. Satelit penginderaan jauh yang digunakan

untuk pemantauan hotspot tersebut berasal dari satelit Aqua, Terra,

SNPP, dan NOAA20 yang diterima langsung oleh Stasiun Bumi

LAPAN (Lapan, 2016). Titik panas selama ini dijadikan sebagai

indikator kejadian kebakaran, meskipun tidak selamanya titik

panas yang terekam dalam citra satelit menunjukkan terjadinya

kebakaran. Namun secara kualitas biasanya jumlah titik api panas

yang bergerombol, diseratai asap dan terpantau terjadinya berulang

menunjukkan adanya kejadian kebakaran suatu wilayah (Lapan,

2016). Dengan demikian, data titik panas hingga saat ini masih

digunakan sebagai cara paling efektif dalam memantau kebakaran

pada suatu wilayah luas secara cepat atau mendekati waktu yang

sebenarnya.

Pada tahun 2020 Lembaga Penerbangan dan Antartika

Nasional (LAPAN) meluncurkan dan meningkatkan kualitas sistem

informasi pemantauan kebakaran hutan/lahan atau LAPAN: Fire

Hotspot berbasis website dan aplikasi mobile yang dilengkapi

dengan informasi posisi dan titik panas. Sistem dengan kualitas

yang ditingkatkan ini diluncurkan dalam Rapat Koordinasi

Nasional Citra Satelit Jauh 2020, yang bertemakan “Pemanfaatan

Teknologi Penginderaan Jauh Cerdas dan Inovatif untuk

Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”. Kepala LAPAN

Thomas Djamaludin dalam Rapat Koordinasi Nasional Citra Satelit

Jauh 2020 mengatakan bahwa mereka meningkatkan resolusi dari

citra yang digunakan atau data satelit yang digunakan dengan

SNPP dan MODIS yang semula resolusinya hanya 750 meter

menjadi 350 meter, yang artinya ini berdampak pada akurasi

penentuan posisinya (LAPAN, 2020). Dengan peningkatan resolusi

citra satelit LAPAN, dapat diperoleh informasi seputar koordinat

yang menentukan lokasi titik panas. Dengan peningkatan resolusi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

32

tersebut, maka area probalitas menjadi di bawah 1 kilometer.

Adanya peningkatan resolusi ini memudahkan identifikasi titik

panas yang berpotensi sehingga kebakaran hutan dapat segera

dicegah.

Aplikasi LAPAN: Fire Hotspot dapat didownload di

playstor secara gratis. Aplikasi update-an 2020 sangat mudah

digunakan dikaarenakan tampilan pertama saat membuka aplikasi

langsung pada tampilan peta dengan informasi titik panas dan

terdapat menu panduan penggunaan aplikasi pada aplikasi tersebut.

Gambar 2.8 Tampilan Awal Aplikasi LAPAN

Berikut panduan penggunaan aplikasi LAPAN : Fire

Hotspot 2020:

A. Aktivitas Utama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

33

Gambar 2.9 Aktivitas Utama (1)

1. Navigasi Menu

Berisi menu navigasi aplikasi

2. Distribusi Hotspot

Distributor hotspot yang terdeteksi di seluruh wilayah

Indonesia dengan warna yang menunjukkan tingkat

kepercayaan (Confidence level). Warna hijau memiliki tingkat

kepercayaan rendah (˂30%). Warna kuning memiliki tingkat

kepercayaan sedang (antara 30%-79%), sedangkan warna

merah memiliki tingkat kepercayaan tinggi (˃79%).

3. Tampilan Tabel

Drag keatas untuk melihat hotspot dengan tampilan tabel.

4. Lokasi Anda

Menunjukkan lokasi anda di peta apabila anda mengaktifkan

servis lokasi (GPS) dan mengijinkan aplikasi untuk mengakses

lokasi anda. Lokasi anda hanya akan tampil (titik berwarna

biru) apabila perangkat anda mendapatkan sinyal satelit

navigasi (GPS).

5. Pilihan Parameter Pencaharian

Menentukan parameter pencaharian hotspot dengan batasan

area provinsi, rentang waktu, dan tingkat kepercayaan. Apabila

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

34

ditemukan hotspot pada parameter yang anda pilih, maka

jumlah hotspot akan tampil di samping area yang anda pilih.

Jika tidak ditemukan hotspot, maka jumlah hotspot akan tertera

0. Rentang waktu dapat dipilih berdasarkan waktu berjalan (24

jam, 48 jam, 72 jam terakhir) atau berdasarkan rentang waktu

tanggal.

Gambar 2.10 Aktivitas Utama (2)

6. Radius Hotspot

Radius menampilkan akurasi dari hotspot. Hotspot

sesungguhnya di lapangan bisa melenceng dari koordinat yang

tertera di keterangan hotspot (7). Radius melencengnya titik

koordinat hotspot bisa mencapai 2.25 km hingga 3 km

bergantung dari jenis satelit, yang ditampilkan dalam bentuk

lingkaran radius.

7. Keterangan Hotspot

Keterangan hotspot berisi ID, waktu lewat satelit saat

mendetekt hotspot, koordinat hotspot, jenis satelit yang

mendeteksi, penerima data satelit, tingkat kepercayaan hotspot,

dan lokasi administratif kecamatan, kabupaten, dan provinsi.

8. Tombol Share

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

35

Digunakan untuk sharing titik koordinat dan beberapa

keterangan tentang hotspot melalui aplikasi media sosial

lainnya.

9. Tombol History

Digunakan untuk melihat distribusi hotspot terdahulu yang

berada di sekitar titik hotspot yang dipilih.

B. Hotspot History

Gambar 2.11 Hotspot History (1)

1. Tombol Kembali

Digunakan untuk kembali ke tampilan awal.

2. Pilihan Parameter Pencaharian Hotspot Terdahulu

Parameter pencaharian untuk melihat distributor hotspot

terlebih dahulu yang berada di sekitar titik koordinat hotspot

yang dipilih. Parameter yang bisa ditentukan adalah rentang

waktu berjalan (data hotspot anatar 1 bulan, 3 bulan, dan 1

tahun terakhir dihitung dari waktu hotspot yang dipilih), radius

dari titik koordinat yang dipilih, dan tingkat kepercayaan.

3. Distribusi Hotspot Terdahulu

Gradasi warna menunjukkan jarak waktu dengan hotspot yang

dipilih. Semakin gelap warnanya maka semakin lama jarak

waktu dengan hotspot yang dipilih dan sebaliknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

36

Gambar 2.12 Hotspot History (2)

4. Tampilan Tabel Hotspot

Informasi hotspot ditampilkan dalam bentuk tabel. Untuk

melihat lebih detail, pengguna dapat memilih salah satu item

dari hotspot.

2) Teknik Pemadaman Api

a) Hujan Buatan

Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi

manusia dan mahluk hidup lainnya. Kebutuhan manusia akan air

bertambah terus menerus diiringi dengan bertambahnya jumlah

penduduk, kebutuhan pangan, dan sebagainya. Secara klimatologis,

Indonesia yang terletak di daerah ekuator sebenarnya memiliki

curah hujan yang cukup melimpah sepanjang tahun, hanya saja

distribusinya tidaklah merata. Hal ini mengakibatkan banyak

tempat yang mengalami krisis air, yang tidak hanya pada musim

kemarau tetapi juga pada musim penghujan.

Salah satu usaha yang dilakukan untuk menanggulangi

masalah kekeringan tersebut adalah dengan memanfaatkan

teknologi hujan buatan. Hujan merupakan salah satu bentuk

presipitasi uap air yang berasal dari awan yang terdapat di

atmosfer, titik-titik air di udara atau awan yang sudah terlalu berat

karena kandungan air sudah sangat banyak kemudian akan jatuh

kembali kepermukaan bumi sebagai hujan. Sedangkan hujan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

37

buatan merupakan suatu teknologi yang dilakukan dengan

memodifikasi cuaca pada keadaan tertentu yang bertujuan untuk

meningkatkan efisiensi terjadinya hujan.

Sejarah hujan buatan di dunia dimulai pada tahun 1946 oleh

penemunya Vincent Schaefer dan Irving Langmuir, diajukan

setahun kemudian 1947 oleh Bernard Vonnegut. Hujan buatan

yang dibuat oleh manusia sebenarnya adalah menciptakan peluang

hujan dan mempercepat terjadinya hujan. Nama yang digunakan

sebagai upaya menbuat hujan adalah Teknologi Modifikasi Cuaca

(TMC).

Teknologi hujan buatan ini dilakukan pertama kali di

Indonesia pada tahun 1979 dengan tujuan utamanya adalah

pengisian waduk dan danau (Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi, 1998). Hujan buatan dapat menjadi pencegahan

kebakaran hutan dengan menjadi solusi bagi lahan kering agar

tidak mudah terbakar. Selain untuk pencegahan, teknologi hujan

buatan dapat menjadi solusi masalah kabut asap yang ditimbulkan

setelah terjadinya kebakaran hutan.

Hujan buatan dibuat dengan cara melakukan penyemaian

bahan-bahan yang bersifat higroskopis (menyerap air). Partikel-

partikel ini dapat meningkatkan jumlah butiran-butiran air di awan.

Apabila butiran-butiran air sudah tidak dapat lagi ditampung oleh

awan, terjadilah hujan. Proses kondesasi terjadi pada partikel-

partikel yang memiliki kelembapan relatif (RH) yang rendah.

Pemilihan garam yang baik juga berperan penting dalam

meningkatkan proses kondensasi di awan. Garam yang biasanya

digunakan adalah garam dapur (NaCi) dan kalsium klorida

(CaCI₂). Garam ini memiliki nilai higroskopis yang cukup baik dan

mudah didapatkan. Janis awan Cumulus adalah awan yang baik

sebagai media pembuatan hujan buatan. Ciri-ciri awan Cumulus

adalah penampilannya berbentuk bunga kol, dengan dasar tidak

lebih tinggi dari 5000 kaki.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

38

Berikut tabel proses pembuatan hujan buatan menurut

laporan kegiatan pekerjaan Teknologi Modifikasi Cuaca (2013) :

Tabel 2.4 Proses Pembuatan Hujan Buatan

No Kegiatan Tujuan

1 Menyebarkan atau

menyemai CaCl₂

Menghasilkan atau

menambah awan.

2 Menyebarkan atau

menyemai NaCl

Memadatkan awan.

3 CO₂ Menurunkan temperatur

awan dan garam-garaman

sehingga dapat dicapai titik

embun.

4 Menyebarkan atau

menyemai urea

Menurunkan temperatur

awan dan mempercepat

proses kondensasi di awan.

Berdasarkan penjelasan mengenai teknik hujan buatan di

atas, peneliti tertarik untuk menggunakan teknik hujan buatan ke

dalam prototipe buku cerita bergambar yang peneliti kembangkan.

Teknik hujan buatan merupakan pengalaman pembelajaran yang

baru bagi siswa sehingga dengan menggunakan media

pembelajaran berupa prototipe buku cerita bergambar akan

memudahkan siswa memahami pembelajaran mengenai teknik

hujan buatan.

b) Water Boombing

Upaya yang dilakukan oleh oleh pemerintah salah satunya

melakukan pengeboman air atau menjatuhkan bom air dari

ketinggian menggunakan helikopter khusus. Berdasarkan laporan

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada 14

September 2019 ada 32 helikopter yang dioperasikan untuk

memercikkan air di titik-titik api. Wilayah operasionalnya meliputi

Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Riau,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

39

Jambi, dan Sumatera Selatan. Upaya pengeboman air ini sekitar

259.594.494 liter air yang digunakan. Dalam penerapan teknik

water boombing, hal pertama yang perlu dilakukan adalah

menentukan titik api menggunakan aplikasi SiPongi dan Lapan

atau menggunakan teknik manual yaitu pencaharian titik api oleh

petugas dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Pada bulan Oktober 2020 lalu, Badan Penanggulangan Bencana

(BNPB) daerah Kalimantan Selatan menerjunkan 10 helikopter

water boombing untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan. Data

yang diterima BNPB daerah Kalsel, sudah 233 hektar hutan dan

lahan yang terbakar dan hampir seluruhnya berhasil dipadamkan

(Kompas.com, 2020).

Berdasarkan penjelasan mengenai teknik water boombing

di atas, metode pemadaman kebakaran hutan menggunakan teknik

water boombing cukup berhasil. Oleh sebab itu peneliti

menggunakan teknik tersebut ke dalam isi cerita prototipe buku

cerita bergambar yang dikembangkan oleh peneliti. Melalui isi

prototipe buku cerita bergambar yang dikembangkan peneliti,

peneliti berharap siswa mendapatkan gambaran nyata dalam proses

penanggulangan bencana kebakaran hutan menggunakan teknik

water boombing.

e. Pemulihan

1) Restorasi Lahan

Restorasi didefinisikan sebagai upaya memperbaiki atau

memulihkan kondisi lahan yang rusak dengan membentuk struktur dan

fungsinya sesuai (mendekati) dengan kondisi awal. The Society for

Ecological Restoration International memberikan defini restorasi

ekologi sebagai suatu ekosistem yang telah menurun, rusak atau

hancur. Definisi tersebut menegaskan bahwa intervensi restorasi

diciptakan untuk membantu proses-proses pemulihan alami. Apabila

proses pemulihan alami tersebut tidak berjalan, bentuk pengelolaan

lain dibutuhkan sebelum intervensi restorasi berpeluang sukses.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

40

Bantuan dalam pemulihan alami dapat berupa bentuk pasif atau secara

tidak langsung atau dalam bentuk aktif atau intervensi langsung.

Restorasi merupakan salah satu istilah yang digunakan dalam kegiatan

pengawetan pengelolaan kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian

alam. Salah satu kegiatan pengawetan adalah pemulihan ekosistem.

Pemulihan ekosistem dilakukan untuk memulihkan struktur, fungsi,

dinamika populasi, serta keanekagaraman hayati dan ekosistemnya.

Restorasi dapat dilakukan melalui kegiatan pemeliharaan,

perlindungan, penanaman, pengkayaan jenis tumbuhan dan satwa liar,

atau pelepasan satwa liar hasil penangkaran atau relokasi satwa liar

dari lokasi lain.

Menurut Sutomo (2011) ekologi restorasi bertujuan untuk (1)

merestorasi situs terlokalisasi yang terganggu atau rusak seperti bekas

areal tambang ataupun bekas kebakaran hutan; (2) untuk meningkatkan

kemampuan produktivitas di lahan produksi yang terdegradasi; (3)

memperkaya nilai-nilai konservasi di area lanskap yang dilindungi; (4)

merestorasi proses-proses ekologis di dalam suatu lanskap yang luas.

Restorasi biasanya dilakukan di lahan gambut dan lahan bekas

tambang. Restorasi gambut sebagai upaya mempercepat pemulihan

fungsi ekosistem rawa gambut pada kesatuan hidrologis gambut dan

untuk perlindungan dan pengaturan tata air alaminya. Istilah restorasi

juga dikenal dalam perlindungan dan pengelolan ekosistem gambut.

Badan Restorasi Gambut (BRG) ditetapkan melalui Peraturan Presiden

No.1 tahun 2016 (Perpes No. 1/2016). BRG merupakan upaya

pemerintah Indonesia dalam bentuk institusi yang memperkuat upaya

pencegahan kebakaran dan mitigasi perubahan iklim. Dalam PP

No.57/2016 pasal 30 ayat (3) disebutkan bahwa pemulihan fungsi

ekosistem gambut dilakukan melalui suksesi alami; rehabilitasi;

restorasi; dan/atau cara yang sesuai dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Restorasi dalam ekosistem gambut

dilaksanakan dengan menerapkan teknik-teknik restorasi yaitu

mencakup peraturan tata air di tingkat tapak; pekerjaan konstruksi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

41

operasi, dan pemeliharaan yang meliputi penataa infrastruktur

pembasahan (rewetting) gambut, dan/atau penerapan budidaya

menurut kearifan lokal (Afriyanti dan Haris, 2019).

Restorasi lahan gambut dilaksanakan dengan pendekatan

pembasahan kembali (rewetting), revegetasi (revegetation), dan

revitalisasi ekonomi lokal (revitalization of local economy); yang

secara terintegrasi dikenal dengan restorasi gambut terintegrasi.

Rewetting dilaksanakan dengan penyekatan kanal untuk

meminimalkan turunnya muka air tanah (maksimal -40 cm) di

kawasan gambut berfungsi budidaya dan penimbunan di kawasan

gambut berfungsi lindung. Sehingga upaya ini berkontribusi dalam

penurunan resiko terjadinya kebakaran hutan dan lahan gambut. Tinggi

muka air 40 cm dibawah permukaan gambut dapat meminimalisir

resiko kebakaran karena mampu menjaga kelembapan kritis gambut.

Revegetasi merupakan upaya penanaman kembali lahan gambut

dengan tanaman jenis asli gmbut menuju paludikultur (jenis-jenis yang

sesuai dengan kondisi gambut yang lembab atau jenuh air). Revegetasi

diperlukan karena regenerasi lama, apalagi pada kawasan yang

mengalami kebakaran beberapa kali. Sedangkan revitalisasi ekonomi

lokal dilaksanakan dengan komoditas yang bernilai ekonomi yang

ramah gambut basah (Afriyanti dan Haris, 2019). Alternatif

pengelolaan lahan gambut lestari yang ramah lingkungan harus terus

digali agar dapat diterima masyarakat secara ekonomi dan sosial dalam

upaya restorasi gambut.

Restorasi ekosistem gambut telah dilakukan oleh pemerintah

dengan membentuk Badan Restorasi Gambut (BRG) tahun 2016. Hasil

kerja BRG akan dapat dilihat pada akhir tahun 2020, yang mengatur

dan memfasilitasi restorasi 2 juta ha lahan gambut diprovinsi Riau,

Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,

Kalimantan Selatan dan Papua (Afriyanti dan Haris, 2019).

Berdasarkan penjelasan diatas, upaya restorasi lahan bertujuan

untuk memulihkan kembali lahan yang telah rusak dengan cara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

42

penanaman kembali jenis tumbuhan asli pada lahan tersebut. Restorasi

merupakan upaya penanggulan kerusakan lahan yang dilakukan

pemerintah melalui Badan Restorasi Gambut (BRG). Pengetahuan dan

pembelajaran mengenai restorasi dituangkan peneliti di dalam

prototipe buku cerita bergambar yang dikembangkan oleh peneliti.

Dalam hal ini, peneliti berharap siswa yang membaca prototipe buku

cerita bergambar dapat menumbuhkan sifat dan sikap kepedulian

terhadap lahan yang rusak akibat terbakar dan semakin peduli terhadap

kelestarian lingkungan.

4. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses

belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang

disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih

baik dan sempurna (Kustadi dan Sutjipto, 2011:8). Media pembelajaran

adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan

atau informasi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang

perhatian dan minat siswa dalam belajar (Arsyad, 2014:10). Schramm

(Krissandi, 2017:6) menjelaskan bahwa media pembelajaran dapat

diartikan dalam beberapa pengertian, yakni (1) Teknologi pembawa pesan

yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran, (2) Sarana fisik

untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti buku, film, video,

slide dan selengkapnya, (3) Sarana komunikasi dalam bentuk cetak

maupun pandang dengar, termasuk teknologi perangkat kerasnya.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

media pembelajaran adalah alat yang dapat digunakan untuk

menyampaikan pesan pembelajaran dalam bentuk menarik agar tujuan

pembelajaran dapat dengan mudah tersampaikan. Media pembelajaran

sebagai alat yang secara fisik yang dapat disentuh dan digunakan untuk

membantu proses pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

43

b. Manfaat Media Pembelajaran

Media pembelajaran memiliki manfaat dalam proses belajar

sebagai alat bantu pembelajaran bagi pengajar dan pembelajar. Berikut ini

manfaat media pembelajaran (Aryad, 2010:24-25) :

1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi

sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil

belajar.

2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian

anak sehingga dapat menimbulkan motifasi belajar, interaksi yang

lebih langsung anta siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa

untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan

waktu ;

a) Objek atau benda Objek atau benda yang terlalu besar untuk

ditampilkan langsung di ruang kelas dapat diganti dengan gambar,

foto, slide, realita, film, radio, atau model.

b) Objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera

dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide, atau

gambar.

c) Kejadian langka yang terjadi dimasa lalu atau terjadi sekali dalam

puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film,

foto, slide disamping secara verbal.

d) Objek atau proses yang amat rumi seperti seperti peredaran darah

dapat ditampilkan secara konkret melalui film, slide atau simulasi

komputer.

e) Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat

disimulasikan dengan media seperti komputer, film, dan video.

f) Peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau proses

dalam kenyataan memakan waktu lama seperti proses kepompong

menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan teknik-teknik rekaman

seperti time-lapse untuk film, video, slide, atau simulasi komputer.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

44

4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada

siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta

memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat,

dan lingkungannya misalnya melalui karyawisata, kunjungan-

kunjungan ke museum atau kebun binatang.

Ega Rima Wati (2016:13-16) media pembelajaran memiliki

beberapa manfaat, yaitu manfaat umum dan manfaat praktis diantaranya :

1) Manfaat Umum

a) Lebih menarik, pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa,

sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa.

b) Materi jelas, materi lebih bisa dipahami oleh siswa. Selain itu,

memungkinkan siswa menguasai materi dan mencapai tujuan

pembelajaran.

c) Tidak mudah bosan, metode yang dipakai dalam proses belajar

mengajar akan lebih bervariasi.

d) Seswa lebih aktif, siswa aktif dalam sebuah kegiatan seperti

mengamati, melakukan demonstrasi, dan lain sebagainya.

2) Manfaat Praktis

a) Meningkatkan proses belajar, sehingga dapat memperjelas

penyajian pesan dan informasi.

b) Memotivasi siswa, meningkatkan dan mengarahkan perhatian

siswa dalam berinteraksi secara langsung antar siswa dan

lingkungan.

c) Merangsang kepekaan, dapat mengatasi kepekaan indera, ruang,

dan waktu.

d) Terjadi interaksi langsung, terjadinya interaksi langsung dengan

guru, masyarakat dan lingkungannya.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

manfaat media pembelajaran adalah untuk memperlancar interaksi antara

guru dengan siswa sehingga dalam kegiatan belajar mengajar dapat

berjalan secara opimal, efektif dan efisien. Media pembelajaran juga

sangat membantu siswa memahami dan memperjelas materi pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

45

yang disampaikan oleh guru serta mempermudah guru pada saat kegiatan

belajar mengajar di kelas.

Media pembelajaran dapat membantu anak menjalankan tugas-

tugas perkembangan anak usia sekolah dasar. Tugas-tugas perkembangan

pada masa sekolah yaitu (Havighurst dalam Yusuf, 2017: 69-71) :

1) Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan

permainan.

2) Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri

sebagai makhluk hidup biologis.

3) Belajar bergaul dengan teman sebaya.

4) Belajar memainkan peran sesuai dengan jenis kelamin.

5) Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan

berhitung.

6) Belajar mengembangkan konsep sehari-hari.

7) Mengembangkan kata hati.

8) Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.

9) Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial

dan lembaga-lembaga.

Tugas-tugas perkembangan anak usia sekolah dasar di atas dapat

dikembangkan menggunakan media pembelajaran yang dipakai guru

dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah.

c. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Media pembelajaran memiliki jenis-jenis yang beragam. Berikut

jenis media yang digunakan dalam pembelajaran (Munadi, 2013) :

1) Media Visual

Media visual adalah media yang hanya melibatkan indera

penglihatan. Termasuk dalam jenis media ini adalah media cetak

verbal, media cetak grafis, dan media visual non cetak.

2) Media Audio

Media audio adalah media yang hanya melibatkan indera

pendengar dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata.

Jenis-jenis media yang termasuk dalam media ini adalah program radio

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

46

dan program media rekam, yang disalurkan melalui hardware seperti

radio dan alat-alat perekam seperti phonograph, record, audio tape

yang menggunakan pita magnetik, dan compact disk.

3) Media Audio-Visual

Media audio-visual adalah media yang melibatkan indera

pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses.

4) Multimedia

Multimedia adalah media yang melibatkan berbagai indera dalam

sebuah proses pembelajaran. Termasuk dalam media ini adalah segala

sesuatu yang memberikan pengalaman secara langsung bisa melalui

komputer dan internet, bisa juga melalui pengalaman berbuat yaitu

lingkungan nyata dan karyawisata dan pengalaman terlibat yaitu

permainan dan simulasi, bermain peran dan forum teater.

5. Buku Cerita Bergambar

a. Pengertian Buku Cerita Bergambar

Buku cerita bergambar merupakan salah visual yang bacaan

ceritanya menampilkan teks narasi secara verbal dan disertai gambar-

gambar ilustrasi (Nurgiyanto, 2005:152). Menurut Mitchel (2003:87) buku

cerita bergambar adalah buku yang menyampaikan cerita bergambar dan

teks dan keduanya saling menjalin. Baik gambar maupun teks secara

sendiri belum cukup untuk mengungkapkan cerita secara lebih

mengesankan, dan keduanya saling membutuhkan untuk saling mengisi

dan saling melengkapi.

b. Tujuan Buku Cerita Bergambar

Tujuan buku cerita bergambar ialah dengan adanya buku cerita

bergambar anak akan menjadi lebih terinspirasi, membantu anak dalam

perkembangan apresiasi kultural, memperluas pengetahuan anak,

menimbulkan kesenangan tersendiri bagi anak, mengembangkan imajinasi

anak dan dapat memotivasi anak untuk lebih banyak menggali literatur

(Raines, 2002: 7). Sayanto dan Abbas (Musfiroh 2005:23)

mengungkapkan bahwa cerita dapat digunakan sebagai sarana mendidik

dan membentuk kepribadian anak. Nilai-nilai luhur ditanamkan pada diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

47

anak melalui penghayatan terhadap maksud dan makna dari cerita. Dari

penggunaan buku cerita bergambar ini anak-anak diharapkan dapat

memahami isi gambar, sehingga siswa lebih tertarik lagi membaca dan

mengetahui isi dari buku cerita bergambar.

Mitchel (Nurgiyantoro, 2005:159) mengungkapkan beberapa

fungsi dan pentingnya buku cerita bergambar sebagai berikut :

1) Buku cerita bergambar dapat membantu anak terhadap pengembangan

dan perkembangan emosi. Perkembangan emosi anak perlu

dikembangkan dan salah satunya adalah lewat buku cerita bergambar.

Berbagai sikap dan reaksi emosi anak perlu mendapat rangsangan

untuk penyaluran agar perkembangan emosi berjalan secara wajar dan

terkontrol. Anak akan merasa terfasilitasi dan terbantu untuk

memahami dan menerima dirinya dan orang lain, serta dapat lebih

mudah mengekspresikan berbagai emosinya, seperti rasa takut dan

senang, serta sedih dan bahagia.

2) Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk belajar tentang

dunia, menyadarkan anak tentang keberadaan didunia ditengah

masyarakat dan alam. Lewat buku cerita bergambar ini anak dapat

belajar tentang kehidupan bermasyarakat untuk menambah

pengalaman hidup yang penting dalam perkembangan dirinya.

3) Buku cerita bergambar dapat membantu anak belajar tentang orang

lain, hubungan yang terjadi, dan pengembangan perasaan. Jadi lewat

buku cerita bergambar anak dapat belajar untuk bersikap dan

bertingkah laku sesuai dengan tuntutan kehidupan dan sosial budaya

yang berlaku. Hal tersebut dapat membangun perasaan anak lewat

hubungan antar sesama. Anak-anak dapat belajar tentang kehidupan

secara nyata lewat kata-kata dan gambar pada buku cerita bergambar.

4) Buku cerita bergambar dapat membantu anak memperoleh

kesenangan. Hal itu dapat diperoleh lewat cerita dan gambar-gambar

yang menarik perhatian, bagus dan cenderung nyata, serta hal-hal lucu

yang dapat merangsang anak untuk tertawa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

48

5) Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk mengapresiasi

keindahan. Objek yang menawarkan keindahan perlu diapresiasi,

dihargai, dan dinikmati dan kegiatan tersebut juga dapat diperoleh

lewat pembelajaran dalam diri anak. Sikap menghargai keindahan

dapat menunjang pengembangan sikap dan perilaku halus pada diri

anak.

6) Buku bergambar dapat membantu anak untuk menstimulasi imajinasi.

Mengembangkan daya imajinasi anak melalui gambar-gambar yang

mendukung cerita dan yang dapat memperkuat pemahaman terdapat

cerita

c. Komponen Buku Cerita Bergambar

Pada buku cerita bergambar yang dikembangkan oleh peneliti

terdapat dua komponen utama yaitu gambar dan teks. Kedua komponen

tersebut memiliki unsur-unsur yang harus diperhatikan dalam membuat,

mengembangkan dan menggunakannya sebagai sebuah media

pembelajaran.

1) Gambar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:329) gambar

adalah tiruan dari barang, binatang, tumbuhan dan sebagainya.

Sadiman (2012:31) mengungkapkan bahwa gambaryang baik harus

memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :

a) Autentik, gambar tersebut harus secara jujur menggambarkan situsi

seperti yang dilihat sebenarnya.

b) Sederhana, komposisi gambar harus cukup jelas dan menunjukkan

poin-poin pada gambar.

c) Ukuran relatif, gambar dapat memperbesar atau memperkecil

ukuran benda sebenarnya. Jika gambar tersebut mengenai benda

yang belum dikenal atau belum pernah dilihat anak sebelumnya

maka anak akan kesulitan membayangkan besar benda tersebut.

Untuk menghindari hal itu, hendaknya didalam gambar tersebut

terdapat sesuatu yang dikenali oleh anak sehingga membantu anak

membayangkan gambar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

49

d) Gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan. Gambar

yang baik tidak menunjukkan objek/benda dalam keadaan diam

tetapi memperlihatkan suatu aktivitas tertentu.

e) Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Walaupun dari segi mutu kurang, gambar anak

sendiri seringkali lebih baik.

f) Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus.

Sebagai media yang baik, hendaklah bagus dari sudut seni dan

sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

2) Teks

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (AIN, 2011: 16)

terdapat 4 unsur kelayakan media teks, yaitu :

a) Komponen isi, mencakup kesesuaian dengan kurikulum,

keakuratan materi, dan materi pendukung pembelajaran.

b) Komponen kebahasaan, meliputi kesesuaian pemakaian bahasa

yang komunikatif, pemakaian bahasa memenuhi syarat dan

keruntutan serta keterpaduan alur pikir.

c) Komponen penyajian, meliputi teknik penyajian, penyajian

pembelajaran, dan kelengkapan informasi.

d) Komponen kegrafisan, mencakup ukuran buku, desain kulit buku

dan desain isi buku.

Berdasarkan penjelasan mengenai komponen buku diatas, dapat

disimpulkan bahwa terdapat dua komponen buku cerita bergambar

yaitu gambar dan teks. Dalam membuat gambar yang baik harus

memperhatikan beberapa syarat, yaitu (1) autentik, (2) sederhana, (3)

ukuran, (4) sebaiknya mengandung gerak atau aktivitas, (5) gambar

yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran, dan

(6) gambar yang bagus tidak selalu merupakan media yang baik.

Sedangkan pada komponen teks sendiri terdapat beberapa unsur antara

lain (1) isi, (2) bahasa, (3) penyajian dan (4) grafis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

50

d. Kriteria Buku Cerita yang Baik

Guru dan orang tua yang memiliki peranan penting dalam

perkembangan anak perlu memperhatikan dan membimbing kebutuhan

bacaan bagi siswa atau anaknya. Salah satu cara yang dapat dilakukan

adalah menuntun anak untuk memilih bacaan yang sesuai dengan

perkembangan kebutuhan dan kematangan berpikir anak.

Menurut Christantiowati (Santosa, 2008:8) buku bacaan yang baik

adalah buku bacaan yang :

1) Dapat memberikan nilai tambahan positif pada pembacanya.

2) Bahasa yang digunakan sederhana, enak dibaca dan penulis seakan

ingin berbagi dengan pembaca bukan menggurui.

3) Gaya penulisannya tidak meledak-ledak.

4) Menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku, dan tidak banyak

menggunakan istilah asing yang sebenarnya ada dalam bahasa

Indonesia.

Effendi, Bangsa, Yudani (2013) mengungkapkan hal yang serupa

yaitu buku cerita yang baik meliputi tampilan visual buku dirancang

dengan penuh warna, lebih dominan gambar dari pada teks, jenis huruf

pada cerita memiliki tingkat ketebalan yang baik bagi anak, judul buku

cerita mewakili keseluruhan isi cerita dan menarik minat anak untuk

membaca lebih lanjut serta tampilan warna mampu memberikan kesan

yang mudah ditangkap oleh indera penglihatan anak. Pada umumnya buku

cerita bergambar berbentuk buku setebal 32 halaman untuk anak usia 4-8

tahun. Naskah buku mencapai 1.500 kata, namun rata-rata 1.000 kata. Plot

masih sederhana dengan satu karakter utama yang seutuhnya menjadi

pusat perhatian dan menjadi alat penyentuk emosi dan pola pikir anak.

Buku cerita ini dapat menggunakan lebih dari 1.500 kata, biasanya sebagai

persiapan bagi pembaca yang memasuki masa-masa puncak di spektrum

usianya. Buku ini sudah membicarakan topik serta menggunakan gaya

penulisan yang luas dan beragam. Cerita non-fiksi dalam format ini dapat

menjangkau usia 10 tahun, dengan tebal sampai 48 halaman dan berisi

hingga 2.000 kata dalam teksnya (Rhamdani, 2012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

51

Menurut pendapat Mansoor (Santosa, 2008: 8) buku yang

memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1) Isinya mudah dipahami pembaca.

2) Mengajak pembaca mudah mengenal kehidupan nyata.

3) Pilihan kata yang tepat.

4) Untuk buku fiksi, buku dikatakan menarik apabila pengarang berhasil

memikat pembaca untuk terus mengikuti jalan pikirannya, puncak atau

klimaks cerita harus berada di akhir cerita, sementara berbagai konflik

harus terjalin sepanjang buku.

5) Pengarang menguasai teknik bercerita sehingga tulisannya tidak

terkesan bertele-tele dan membosankan.

6) Rancangan halamannya tertata baik, artinya pemilihan jenis huruf,

jarak antar baris, tata letak halaman, luas cetak, luas margin, dan

sebagainya sangat menentukan kenyamanan pembaca.

7) Sampul buku yang artistik dan representatif, dimana judul, gambar,

dan warna memegang peranan penting. Judul yang secara langsung

menonjolkan kata kunci adalah harus mencerminkan isi. Warna tidak

boleh sembarangan dipilih, karena warna tertentu membawa pesan

tertentu pula. Misalnya, tanda dilarang masuk adalah lingkaran merah

dengan balok putih melintang ditengahnya. Bila warna merah dan

putih ini diganti, misalnya menjadi warna hitam dan kuning tentu saja

pesan yang ingin disampaikan menjadi keliru.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa

kriteria buku cerita anak yang baik itu yaitu : (1) bernilai positif, (2)

bahasa sederhana dan mudah dipahami, (3) gaya penulisan santai, (4)

menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang benar, (5) penuh warna, (6)

dominan gambar dari pada tulisan, (7) ketebalan huruf sesuai, (8) judul

sesuai dengan isi dan menarik perhatian pembaca, (9) isi mudah dipahami,

(10) mengajak pembaca mengetahui kehidupan nyata, (11) tulisan tidak

bertele-tele dan membosankan, (12) halaman tertata dengan baik dan

mementingkan kenyamanan pembaca, dan (13) sampul buku yang

menarik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

52

6. Literasi

Secara etimologis, literasi berasal dari bahasa latin literatus yang berarti

‘learned person’ atau ‘orang yang belajar’. Hal ini didasarkan pada masa abad

pertengahan yang memberikan suatu penilaian bahwa seseorang disebut

‘literatus’ apabila orang tersebut dapat dan mahir membaca dan menulis

dalam bahasa latin. Literasi dapat dimaknai sebagai kemampuan membaca dan

menulis dengan menggunakan sistem bahasa tulisan (Tiarti dalam Suwandi,

2019:4). Menurut Morisson (dalam Suwandi, 2019:6) literasi adalah

kemampuan seseorang dalam hal membaca, menulis, berbicara, dan

mendengarkan dengan penekanan terhadap kemampuan membaca dan

menulis. Dengan memiliki kemampuan membaca, seseorang akan memiliki

ketertarikan dengan kegiatan membaca. Melalui minat dan kemampuan inilah,

seseorang melakukan kegiatan literasi dasar, yaitu membaca untuk

mendapatkan informasi dan pengetahuan. Setelah seseorang memiliki

kemampuan membaca dan minat membaca, orang tersebut akan mulai terbiasa

mendapatkan pengetahuan dan informasi melalui kegiatan membaca. Tidak

heran gerakan literasi berfokus pada ajakan untuk menjadikan dan

meningkatkan membaca sebagai kebiasaan setiap hari. Literasi sekolah dalam

konteks Gerakan Literasi Sekolah (GSL) adalah kemampuan mengakses,

memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai

aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis dan berbicara

(Faizah, 2016:2).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa literasi dalam

konteks Gerakan Literasi Sekolah adalah kemampuan siswa dalam memahami

isi bacaan melalui kegaitan membaca. Melalui prototipe buku cerita

bergambar yang dikembangkan oleh peneliti diharapkan dapat mendukung

gerakan literasi sekolah.

Menurut Atmazaki, dkk (2017:6-7) literasi tergolong dalam enam dimensi

yaitu :

1) Literasi Baca Tulis

Literasi baca tulis adalah pengetahuan dan kecakapan untuk

membaca, menulis, mencari, menelusuri mengolah dan memahami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

53

informasi untuk menganalisis menanggapi, dan menggunakan teks tertulis

untuk mencapai tujuan, mengembangkan pemahaman dan potensi serta

untuk berpartisipasi di lingkungan sosial.

2) Literasi Numerasi

Literasi numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan untuk bisa:

(a) memperoleh menginterprestasikan menggunakan dan mengkonsumsi

berbagai macam angka dan simbol matematika untuk memecahkan

masalah praktis dalam berbagai konteks kehidupan sehari hari; (b)

menganalis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik,

tabel, bagan, dsb) untuk mengambil keputusan.

3) Literasi Sains

Literasi sains adalah pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk

mampu mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru,

menjelaskan fenomena ilmiah, serta mengambil kesimpulan berdasarkan

fakta, memahami karakteristik sains membangun kesadaran bagaimana

sains dan teknologi membentuk lingkungan alam, intelektual, dan budaya

serta meningkatkan kemauan untuk terlibat dan peduli dalam isu-isu yang

terkait sains seperti permasalahan lingkungan.

4) Literasi Digital

Literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk

menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam

menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan

memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh

hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan

sehari-hari.

5) Literasi Finansial

Literasi finansial adalah pengetahuan dan kecakapan untuk

mengaplikasikan (a) pemahaman tentang konsep dan resiko, (b)

keterampilan, dan (c) motivasi dan pemahaman agar dapat membuat

keputusan yang efekti dalam konteks finansial untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

6) Literasi Budaya dan Kewargaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

54

Literasi budaya adalah pengetahuan dan kecakapan dalam

memahami dan bersikap terhadap kebudayaan Indonesia sebagai identitas

bangsa. Sementara itu, literasi kewargaan adalah pengetahuan dan

kecakapan dalam memahami hak dan kewajiban sebagai warga

masyarakat.

Berdasarkan macam-macam literasi yang telah dijelaskan di atas, prototipe

buku cerita bergambar yang dikembangkan oleh peneliti termasuk kedalam

literasi sains dan literasi baca tulis dimana siswa mendapatkan pengetahuan

dan kecakapan. Buku cerita bergambar yang peneliti kembangkan dapat

dijadikan sarana literasi untuk siswa di sekolah.

7. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Perkembangan kognitif anak dibagi dalam beberapa tahap, setiap tahap

anak-anak memiliki perilaku yang berbeda-beda. Menurut Piaget (1896-1980)

anak akan membangun dunia kognitif mereka sendiri karena anak mampu

mengolah informasi yang diterima untuk mengembangkan gagasan baru, tidak

hanya sekedar menerima informasi dari lingkungan. Ada 4 tahapan

perkembangan menurut Piaget.

a) Sensorimotor (lahir-18 bulan)

Pada tahap ini perilaku anak belajar melalui perasaan, belajar melalui

refleks dan memanipulasi bahan. Pada tahap ini juga, bayi

mengembangkan pemahaman dunia melalui koordinasi antara pengalaman

sesoris dengan gerak motorikfisik.

b) Praoperasional (18 bulan-7 tahun)

Pada tahap ini, anak mulai mampu menerangkan dunia melalui kata-

kata dan gambar. Pada tahap ini juga anak menemukan ide berdasarkan

persepsinya, hanya dapat memfokuskan pada satu variabel pada satu

waktu, dan menyamaratakan berdasarkan pengalaman terbatas.

c) Operasional Konkrit (7-12 tahun)

Pada tahap ini anak-anak mampu mulai berpikir logis untuk

menggantikan cara berpikir sebelumnya yang masih bersifat intuitif-

primitif, namun membutuhkan contoh-contoh nyata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

55

d) Operasional Formal (12 tahun atau lebih)

Pada tahap ini individu melewati dunia nyata dan pengalaman konkret

menuju cara berpikir yang lebih abstrak dan logis, sistematis, serta mampu

mengembangkan hipotesis tentang penyebab terjadinya suatu peristiwa.

Kemudian, dia menguji hipotesis tersbut secara deduktif. Akibatnya anak

mulai mengembangkan gambaran yang ideal.

Perkembangan fase anak sekolah (usia sekolah dasar) ini dibagi menjadi 7

fase (Yusuf, 2009:178) yang diuraikan sebagai berikut :

1) Perkembangan intelektual

Pada usia sekolah dasar anak mampu mereaksi rangsangan intelektual

atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan

intelektual atau kognitif, seperti membaca, menulis dan menghitung.

Diusia ini anak mampu mengelompokkan, menyusun atau menghitung

angka-angka atau bilangan, serta mampu melakukan perhitungan

(penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian).

2) Perkembangan Bahasa

Pada masa usia sekolah dasar perkembangan mengenal dan

menguasai perbendaharaan kata sangat pesat. Anak dapat menguasai 2.500

kata, dan pada usia 12 tahun anak mampu menguasai 50.000 kata. Anak

sudah terampil membaca dan berkomunikasi dengan orang lain yang ada

disekitarnya, pada usia ini anak sudah lebih maju dengan banyak

mengajukan pertanyaan soal waktu dan sebab-akibat.

3) Perkembangan Sosial

Perkembangan sosial pada anak sekolah dasar ditandai dengan adanya

perluasan hubungan dengan keluarga, teman sebaya atau teman sekelas,

sehingga ruang gerak hubungan sosial bertambah luas. Anak mulai dapat

menyesuaikan diri sendiri kepada sikap kerja sama atau kepedulian

terhadap kepentingan orang lain.

4) Perkembangan Emosi

Anak sekolah dasar mulai meyadari bahwa dengan penggunaan emosi

secara kasar tidak dapat diterima di masyarakat. Pengontrolan emosi anak

diperoleh melalui peniruaan dan pembiasaan. Emosi yang biasanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

56

dirakasan oleh anak seusia sekolah dasar ialah marah, takut, cemburu, iri

hati, rasa ingin tahu, kasih sayang dan perasaan senang.

5) Perkembangan Moral

Anak-anak pertama kali mengenal konsep moral (baik-buruk, benar-

salah) di lingkungan keluarga. Anak usia sekolah dasar sudah dapat

mengikuti peraturan dari orang tua atau lingkungan sekitar.

6) Perkembangan Penghayatan Keagamaan

Pada anak usia sekolah dasar, pembentukan nilai-nilai agama

merupakan kelanjuran periode berikutnya. Anak dibiasakan untuk

beribadah, karena menyangkut dengan akhlak terhadap sesama

manusia,seperti hormat kepada orang tua, guru, dan orang lain. Dengan

demikian anak dapat menjadi lebih bertanggung jawab terhadap sikap

kepada dirinya sendiri maupun terhadap orang lain.

7) Perkembangan Motorik

Pada usia sekolah dasar, anak mempunyai kelebihan gerak atau

aktivitas motorik yang lincah, hal ini merupakan masa yang ideal untuk

belajar keterampilan yang berkaitan dengan menggambar, melukis,

menulis, mengetik, olahraga dan bermain bola.

Peneliti memilih tahap Piaget dikarenakan perkembangan anak pada usia

sekolah dasar sudah pasti akan melewati tahap-tahap yang dikemukakan oleh

Piaget. Akan tetapi pada setiap tahapannya, perkembangan setiap anak pasti

berbeda-beda. Menurut Piaget (Izzaty, dkk., 2008 : 105), masa kanak-kanak

akhir berada dalam tahap operasional konkret dalam berpikir (usia 7-12

tahun), dimana konsep yang pada awal masa kanak-kanak merupakan konsep

yang samar-samar dan tidak jelas sekarang lebih konkret.

Menurut Izzaty, dkk. (2008: 116-117), masa kanak-kanak akhir dibagi

menjadi dua fase dan masing-masing fase tersebut memiliki ciri-ciri sendiri.

a) Masa kelas bawah sekolah dasar yang berlangsung antara usia 6 atau 7

tahun – 9 atau 10 tahun, biasanya mereka duduk di kelas 1, 2, dan 3

Sekolah Dasar. Ciri-ciri anak masa kelas bawah adalah sebagai berikut :

1) Ada hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah.

2) Suka memuji diri sendiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

57

3) Kalau tidak dapat menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan, tugas atau

pekerjaannya itu dianggap tidak penting.

4) Suka membandingkan dirinya dengan siswa lain, jika hal itu

menguntungkan dirinya.

5) Suka meremehkan orang lain

b) Masa kelas atas Sekolah Dasar yang berlangsung antara usia 9 atau 10

tahun-12 tahun atau 13 tahun, biasanya mereka duduk dikelas 4,5, dan 6

Sekolah Dasar. Ciri-ciri anak masa kelas atas sebagai berikut :

1) Perhatiannya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari.

2) Mempunyai rasa ingin tahu, ingin belajar dan realistis.

3) Timbul minat pada pelajaran-pelajaran khusus.

4) Siswa memandang bahwa nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai

prestasi belajarnya di sekolah.

5) Siswa suka membentuk kelompok sebaya atau group bermain bersama,

mereka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya.

Menurut Marsh (Izzaty, dkk.,2008: 118) strategi guru dalam pembelajaran

pada masa kanak-kanak akhir adalah sebagai berikut :

a) Menggunakan bahan-bahan yang konkret, misalnya barang atau benda

konkret.

b) Gunakan alat visual, misalnya OHP, transparan.

c) Gunakan contoh-contoh yang sudah akrab dengan siswa dari hal yang

bersifat sederhana ke yang bersifat kompleks.

d) Menjamin penyajian yang singkat dan terorganisasi dengan baik, misalnya

menggunakan angka kecil.

e) Berilah latihan nyata dalam menganalisis masalah atau kegiatan, misalnya

menggunakan teka-teki dan curah pendapat.

Dari uraian diatas, pembelajaran yang cocok bagi siswa kelas atas Sekolah

Dasar ialah menggunakan media pembelajaran konkret berupa media visual

seperti buku cerita bergambar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

58

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Arif

Saefudin (2017) dengan judul “Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis

Pendidikan Lingkungan Hidup untuk Pembelajaran Membaca Siswa SD Kelas

Atas”. Metode yang digunakan oleh peneliti ialah metode penelitian dan

pengembangan ( Research and Development). Penelitian ini menghasilkan produk

berupa buku cerita bergambar yang memuat pendidikan lingkungan hidup untuk

anak SD kelas atas. Peneliti menggunakan 7 tahap yang terdapat dalam langkah-

langkah penelitian R&D. Subjek penelitian yang dilakukan peneliti adalah 10

siswa SDN Deresan Depok Yogyakarta diantaranya 4 siswa kelas IV, 3 siswa

kelas V, dan 3 siswa kelas VI. Ahli media yang melakukan verifikasi produk

penelitian ini adalah salah dosen Universitas Sanata Dharma dan Guru kelas V

SDN Deresan Depok Yogyakrta. Hasil verifikasi oleh Dosen Universitas Sanata

Dharma memperoleh skor rata-rata 4,18 dan termasuk kedalam kategori baik dan

layak untuk digunakan. Sedangkan hasil verifikasi oleh guru kelas V SDN

Deresan Depok Yogyakarta memperoleh skor rata-rata 4,68 dan termasuk

kedalam kategori sangat baik. Berdasarkan uji coba terbatas yang telah dilakukan

oleh 10 siswa kelas atas SDN Deresan Depok Yogyakarta, didapatkan hasil skor

rata-rata 4.66 dalam kategori sangat baik. Penelitian ini menunjukkan bahwa buku

cerita bergambar merupakan salah satu media pembelajaran yang menarik dan

dapat digunakan untuk meningkatkan minat baca siswa terhadap materi

pendidikan lingkungan. Keterkaitan penelitian yang relevan di atas dengan

penelitian yang dikembangkan oleh peneliti yaitu buku cerita bergambar dapat

meningkatkan minat baca siswa terhadap materi lingkungan hidup, sehingga

peneliti memilih buku cerita bergambar sebagai media pembelajaran.

Penelitian yang kedua dilakukan oleh Khoirul Umam pada tahun 2018

yang berjudul “Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup pada Sekolah

Adiwiyata Mandiri SDN Dinoyo 2 Kota Malang”. Tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui perencanaan dan pelaksanaan Pendidikan Lingkungan Hidup di

Sekolah Adimiyata Mandiri SDN Diyono 2 Malang. Penelitian ini menggunakan

pendekatan penelitian kualitas dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

59

dokumentasi. Berdasarkan hasil observasi, hasil penelitian yang dilakukan

menunjukkan bahwa perencanaan dan pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup

di Sekolah Adimiyata SDN Diyono 2 Malang dinilai berhasil dilihat dari semua

program yang dirancang sudah terealisasikan dengan baik . dari 40 butir rubik

yang diobservasi menghasilkan sebanyak 70% yang menunjukkan kondisi sangat

baik, 25 % menunjukkan kondisi baik dan sebanyak 5% yang menunjukkan

kondisi cukup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pendidikan

lingkungan hidup pada sekolah Adiwitaya Mandiri SDN Dinoyo 2 Malang dinilai

berhasil dan menyadarkan siswa akan pentingnya merawat lingkungan hidup.

Keterkaitan penelitian yang relevan ini dengan penelitian yang dikembangkan

oleh peneliti ialah pendidikan lingkungan hidup dapat menumbuhkan kesadaran

siswa mengenai pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan hidup.

Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Mufidathul Izhmy pada tahun 2016

yang berjudul “Penanggulangan Kebakaran Hutan di Indonesia dalam perspektif

Human Security”. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui dan menjelaskan

penanggulangan kebakaran hutan dengan mengimplementasikan konsep human

security dan untuk mengetahui dampak kebakaran hutan terhadap

keberlangsungan hidup masyarakat. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan

bahwa pemerintah mengupayakan penanggulangan kebakaran hutan dengan

berbagai upaya salah satunya merumuskan dan memberlakukan beberapa

kebijakan dalam bentuk Undang-Undang. Dalam penerapannya belum maksimal

karena pihak yang terkait dan bertanggungjawab belum berkoordinasi dengan

baik yang berdampak pada masih terjadi kasus kebakaran hutan di beberapa

wilayah di Indonesia setiap tahunnya. Namun kebakaran hutan pada dan dari

tahun 2015 samapi tahun berikutnya mulai berkurang. Ini menunjukkan bahwa

pemerintah mengupayakan berbagai cara dalam penanggulangan kebakaran hutan

termasuk menggunakan konsep human security. Keterkaitan penelitian yang

relevan ini dengan penelitian yang dikembangkan oleh peneliti ialah

penanggulangan bencana kebakaran hutan serta penyebab dan dampak yang

terjadi akibat kebakaran hutan.

Berdasarkan ketiga penelitian tersebut, terdapat perbedaan pada setiap

penelitian. Penelitian pertama mengenai buku cerita bergambar, penelitian kedua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

60

mengenai pendidikan lingkungan hidup, dan penelitian ketiga mengenai

kebakaran hutan. Peneliti belum menemukan persamaan penelitian yang berkaitan

dengan teknologi untuk memantau dan memadamkan api sehingga peneliti

tertarik untuk mengembangkan prototipe buku cerita bergambar tentang teknologi

yang dapat digunakan untuk memantau dan memadamkan kebakaran hutan.

Peneliti berharap agar prototipe buku cerita bergambar yang dihasilkan dapat

mengembangkan minat baca siswa, meningkatkan kegiatan literasi anak serta

digunakan sebagai dorongan kepada siswa untuk mulai peduli terhadap

lingkungan.

C. Desain Bagan Penelitian

Gambar 2.13 Desain Penelitian

Cergam

Arif Saefudin

(2017)

“Pengembangan

Buku Cerita

Bergambar

Berbasis

Pendidikan

Lingkungan

Hidup untuk

Pembelajaran

Membaca Siswa

SD Kelas Atas”.

Pendidikan

Lingkungan Hidup

Kebakaran

Hutan

Khoirul Umam

(2018)

“Implementasi

Pendidikan

Lingkungan

Hidup pada

Sekolah

Adiwiyata

Mandiri SDN

Dinoyo 2 Kota

Malang”.

Mufidathul

Izhmy (2016)

“Penanggulanga

n Kebakaran

Hutan di

Indonesia dalam

perspektif Human

Security”.

Pranita, Alisa (2021)

“Pengembangan Prototipe Buku Cerita Bergambar Tentang

Teknologi Penanganan Kebakaran Hutan Untuk Siswa Kelas Iv

Sekolah Dasar”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

61

D. Kerangka Berpikir

Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) adalah suara program pendidikan

untuk membina anak atau peserta didik agar memiliki pengertian, kesadaran,

sikap, dan perilaku yang rasional serta bertanggungjawab tentang pengaruh timbal

balik antara penduduk dengan lingkungan hidup dalam berbagai aspek kehidupan

manusia (Pratomo, 2009:8). Lingkungan hidup saat ini sedang mengalami

kerusakan akibat dari adanya perilaku yang tidak bertanggungjawab manusia.

Salah satu kerusakan lingkungan yang terjadi sekarang disebabkan oleh kebakaran

hutan.

Berdasarkan permasalahan yang ada di lingkungan sekitar, peneliti

bertujuan mengembangkan prototipe buku cerita bergambar dengan judul

“Teknologi untuk Memantau dan Memadamkan Api”. Prototipe buku cerita

bergambar yang dikembangkan oleh peneliti memuat pendidikan lingkungan

hidup. Tujuan pendidikan lingkungan hidup memberikan pemahaman kepada

peserta didik untuk mengembangkan kesadaran, pengetahuan, sikap,

keterampilan, dan partisipasi dengan dalam pelestarian lingkungan. Di kelas IV

Sekolah Dasar, pendidikan lingkungan hidup terdapat pada Tema 3 “Peduli

Terhadap Makhluk Hidup”, Subtema 3 “Ayo Cintai Lingkungan” terkait materi

pelestarian lingkungan. Prototipe buku cerita bergambar yang dikembangkan

peneliti mengandung muatan materi pembelajaran IPA mengenai pelestarian

lingkungan yang dipadukan dengan teknologi modern dalam membantu proses

menjaga dan merawat hutan.

Prototipe buku cerita bergambar yang peneliti kembangkan sesuai dengan

karakteristik siswa kelas IV Sekolah Dasar karena pada tahap ini siswa

membutuhkan sarana pembelajaran konkret untuk memahami sesuatu yang

abstrak. Melalui gambar-gambar yang terdapat dalam prototipe buku cerita

membuat cerita menjadi lebih nyata. Siswa juga menjadi lebih memahami isi

cerita yang bersifat abstrak dengan adanya gambar-gambar yang bersifat konkret.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

62

E. Pertanyaan Peneliti

Berdasarkan uraian teori diatas, maka dapat dirumuskan beberapa

pertanyaan peneliti sebagai berikut :

1. Bagaimana proses mengembangan buku cerita bergambar tentang teknologi untuk

memantau dan memadamkan api akibat kebakaran hutan bagi siswa kelas IV

Sekolah Dasar?

2. Bagaimana kelayakan produk prototipe buku cerita bergambar tentang teknologi

untuk memantau dan memadamkan api akibat kebakaran hutan bagi siswa kelas

IV Sekolah Dasar menurut ahli media?

3. Bagaimana kelayakan produk prototipe buku cerita bergambar tentang teknologi

untuk memantau dan memadamkan api akibat kebakaran hutan bagi siswa kelas

IV Sekolah Dasar menurut ahli materi?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

63

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

Research & Development (R&D). Metode penelitian dan pengembangan

merupakan penelitian yang berupaya mengembangkan produk tertentu sesuai

dengan kebutuhan masyarakat saat ini (Winarno, 2011:57). Metode penelitian

dan pengembangan merupakan metode penelitian yang digunakan untuk

menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut

(Sugiyono, 2015:407). Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat

disimpulkan bahwa penelitian dan pengembangan adalah penelitian yang

berupaya mengembangkan suatu produk yang sesuai dengan kebutuhan serta

menguji keefektifan dari produk tersebut.

Model penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah model ADDIE.

Model ADDIE merupakan singkatan dari Analysis (Analisis), Design

(Desain), Development (Pengembangan), Implementation (Implementasi), dan

Evaluation (Evaluasi) (Tung, 2017:57). Penelitian ini digunakan untuk

mengembangkan suatu produk berupa buku cerita bergambar berbasis

pendidikan lingkungan hidup. Penelitian dan pengembangan ini bertujuan

untuk mengetahui prosedur pengembangan dan kualitas produk prototipe buku

cerita bergambar. Salah satu fungsi ADDIE digunakan untuk menjadi

pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan

yang efektif. Dengan menggunakan model penelitian ini, peneliti akan

mengembangkan produk cerita bergambar tentang teknologi untuk memantau

dan memadamkan kebakaran hutan.

B. Setting Penelitian

Setting penelitian akan membahas tentang subjek penelitian, objek

penelitian, tempat penelitian, dan waktu penelitian.

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah 10 peserta didik kelas IV di

Desa Sejiram, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

2. Objek Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

64

Objek dalam penelitian ini adalah pengembangan prototipe buku

cerita bergambar tentang penyebab dan dampak kebakaran hutan serta

upaya dalam mengatasinya untuk kelas IV SD. Buku cerita bergambar

tersebut berjudul “Teknologi Untuk Memantau dan Memadamkan Api”.

Buku cerita bergambar ini juga berisi ajakan untuk lebih mencintai dan

melestarikan lingkungan.

3. Lokasi Penelitian

Tempat dalam penelitian ini dilakukan di Desa Sejiram, Kapuas

Hulu, Kalimantan Barat. Peneliti melakukan wawancara di SDN 01

Sejiram, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

4. Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti membutuhkan waktu selama 14

bulan. Terhitung dari bulan Oktober 2020 sampai bulan Desember 2020.

C. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan dalam penelitian ini menggunakan model

pengembangan ADDIE. Model ini memiliki lima tahap yaitu :

1. Analysis (Analisis)

2. Design (Desain)

3. Development (Pengembangan)

4. Implementation (Implementasi)

5. Evaluation (Evaluasi)

Berikut adalah ilustrasi tahap-tahap prosedur pelaksanaan penelitian

pengembangan menggunakan model ADDIE (Tung, 2017:59-66).

Gambar 3.1 Tahap-Tahap Penelitian Pengembangan Model

ADDIE

Analisis

Evaluasi

Pengembangan

Desain Implementasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

65

Berikut merupakan penjelasan prosedur penelitian dan pengembangan

terkait lima tahapan model pengembangan ADDIE.

1. Tahap Analysis – Analisis

Tahap analisis merupakan tahap pertama yang dilakukan dalam

penerapan model ADDIE. Tahap analisis merupakan suatu proses

mengidentifikasi karakter dan apa yang akan dipelajari oleh siswa, yaitu

melakukan analisis kebutuhan, analisis masalah, analisis tugas,

menetapkan produk dan sasarannya. Produk yang dikembangkan oleh

peneliti bertujuan sebagai solusi dari permasalahan serta untuk memenuhi

kebutuhan. pada tahap ini dilakukan pengumpulan data sebanyak

mungkin untuk mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dari objek

penelitian. Analisis yang dilakukan meliputi analisis masalah yang terjadi

di hutan yang terbakar dan analisis pembelajaran siswa kelas IV Sekolah

Dasar.

Analisis masalah dilakukan melalui wawancara kepada dua guru

kelas IV SD dari dua sekolah yang berbeda. Peneliti juga membagikan

angket kepada 10 siswa kelas IV SD untuk mendukung analisis

kebutuhan siswa.

2. Tahap Design – Desain

Tahap desain berkaitan dengan desain dalam rancangan buku cerita

bergambar berdasarkan analisis yang sudah dilakukan sebelumnya. Tahap

desain dikenal juga dengan istilah membuat rancangan (blueprint). Ibarat

bangunan, maka sebelum dibangun gambarrancang bangun di atas kertas

harus dilakukan terlebih dahulu. Dalam kasus ini, hal yang pertama

dilakukan sebelum membuat prototipe buku cerita bergambar adalah

membuat kisi-kisi cerita bergambar terlebih dahulu. Dalam merancang

kisi-kisi produk, peneliti menyesuaikan dengan perkembangan siswa

kelas IV Sekolah Dasar. Buku cerita bergambar yang akan dibuat memuat

materi kelas IV Sekolah Dasar Tema 3 “Peduli Terhadap Makhluk

Hidup”, Subtema 3 “Ayo Cintai Lingkungan”. Gambar dan isi dari buku

cerita bergambar yang akan dibuat disesuaikan dengan materi

pembelajaran kelas IV Sekolah Dasar. Buku cerita bergambar yang dibuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

66

berisi materi mengenai teknologi untuk memantau dan memadamkan

kebakaran hutan.

3. Tahap Development – Pengembangan

Tahap pengembangan merupakan tahap ketiga model ADDIE.

Tahap ini merupakan tahap produksi untuk mewujudkan rencana

pengembangan yang telah dibuat dalam tahap desain menjadi bentuk

nyata yaitu sebuah buku. Pengerjaan prototipe buku cerita bergambar

menggunakan beberapa aplikasi dalam pembuatan gambarnya. Gambar,

warna dan teks diatur agar sesuai dan menarik untuk anak-anak.

Pada tahap ini, peneliti beberapa kali mengubah isi gambar agar

sesuai dengan isi cerita dan relevan dengan keadaan aslinya. Atas

komentar dan arahan dari dosen pembimbing, peneliti melakukan

perubahan gambar pada warna kulit tokoh, warna rambut titik api,

percakapan, alur cerita, dan beberapa materi yang terkait didalamnya.

Setelah mendapatkan persetujuan dari pembimbing, langkah

selanjutnya ialah mencetak buku cerita bergambar sehingga produk siap

untuk diverifikasi. Sebelum melakukan verifikasi, peneliti membuat

instrument verifikasi terlebih dahulu. Instrument verifikasi disusun

dengan memperhatikan aspek penilaian buku cerita bergambar yaitu

aspek isi, bahasa, gambar serta kelayakan peyajiannya.

4. Tahap Implementation – Implementasi

Tahap implementasi mengembangkan prosedur pembelajaran yang

dapat diimplementasikan bagi guru dan siswa kelas IV Sekolah Dasar.

Pada tahap ini peneliti tidak melakukan uji coba prototipe buku cerita

bergambar karena kondisi saat ini dengan adanya pandemi Covid-19.

Pemerintah memberikan arahan untuk semua siswa belajar dari rumah

atau sekolah online. Sehingga tidak ada evaluasi Prototipe buku cerita

bergambar dari siswa.

5. Tahap Evaluation – Evaluasi

Evaluasi merupakan hasil penilaian untuk melihat apakah proses

dalam sistem pembelajaran yang sedang dibangun telah berhasil atau

tidak, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Tahap evaluasi terdiri dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

67

dua aspek, yaitu formatif dan sumatif. Dalam penelitian ini hanya

dilakukan evaluasi formatif. Evaluasi sumatif dilakukan jika dilakukan uji

coba produk kepada siswa kelas IV. Evaluasi formatif berhubungan

dengan tahapan penelitian pengembangan untuk memperbaiki produk

pengembangan. Pada tahap evaluasi formatif dapat diketahui berdasarkan

hasil verifikasii serta saran dari validator yang digunakan untuk

memperbaiki kekurangan produk.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dihasilkan dalam penelitian Research & Development (R&D)

berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kualitatif diperoleh melalui

kegiatan wawancara, sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil

pembagian angket.

1. Wawancara

Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan

untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya (Sudaryo,

2016:82). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pedoman

wawancara yang telah peneliti buat. Wawancara dilakukan kepada 2 guru

kelas IV Sekolah Dasar di sekolah yang berbeda. Peneliti melakukan

wawancara dengan Ibu Maria Yustina yang merupakan guru kelas IV

Sekolah Dasar 01 Sejiram dan Bapak Pilipus Pikan yang merupakan guru

kelas IV Sekolah Dasar 02 Sejiram. Wawancara dilakukan pada bulan Mei

2020 di rumah pribadi masing-masing kedua guru kelas dengan tetap

menerapkan protokol kesehatan.

2. Angket

Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis angket dengan

pernyataan tertutup yang diberikan kepada siswa kelas IV Sekolah Dasar

untuk mendapatkan data penelitian. Terdapat 10 siswa Sekolah Dasar yang

diminta peneliti untuk mengisi kuesioner atau angket. 10 siswa tersebut

merupakan anak dari daerah tempat tinggal yang sama dengan peneliti

sehingga memudahkan peneliti untuk memberikan angket kepada siswa

secara langsung. Proses pembagian dan pengisian angket dilaksanakan

pada tanggal 6 Juni-8 Juni 2020. Dibutuhkan waktu 3 hari karena peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

68

tidak boleh bertamu terlalu lama, sehingga angket ditinggal dan diambil

kembali pada tanggal 8 Juni.

Angket juga diberikan kepada validator berupa angket terbuka dan

tertutup. Angket peryataan terbuka terdapat pada kolom komentar sebagai

saran atau masukan dari validator kepada peneliti. Sedangkan angket

peryataan tertutup terdapat pada kolom pernyataan dengan rentang skor 1-

4 pada tabel yang tersedia.

E. Instrumen Penelitian

Intrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data

penelitian (Sanjaya, 2011:84). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

instrumen penelitian berupa pedoman wawancara, pedoman angket, dan

lembar verifikasi.

1. Pedoman Wawancara

Peneliti melakukan wawancara dengan dua guru kelas IV Sekolah

Dasar. Berikut adalah pedoman wawancara yang berupa pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan :

Tabel 3.1 Kisi-kisi Wawancara guru

Variabel Sub Variabel Pertanyaan

Pendidikan

Lingkungan

Hidup (PLH)

Pendidikan

Lingkungan Hidup

(PLH) dalam

pembelajaran

tematik

1. Bagaimana Bapak/Ibu

mengajarkan materi

tematik kelas IV Tema

3 “Peduli Terhadap

Makhluk Hidup”

Subtema 3 “Ayo Cintai

Lingkungan”?

2. Apa saja kegiatan yang

dilakukan ketika

Bapak/Ibu mengajarkan

materi tematik kelas IV

Tema 3 “Peduli

Terhadap Makhluk

Hidup” Subtema 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

69

“Ayo Cintai

Lingkungan”?

3. Lingkungan apa saja

yang telah Bapak/Ibu

jelaskan pada kelas IV

Tema 3 “Peduli

Terhadap Makhluk

Hidup” Subtema 3

“Ayo Cintai

Lingkungan”?

Buku Cerita

Bergambar

(Cergam)

Ketersediaan buku

cerita bergambar

4. Apakah ada buku cerita

bergambar untuk siswa

kelas IV?

5. Dalam pembelajaran,

sumber belajar apa saja

yang telah digunakan?

Pengguna buku

cerita bergambar

sebagai media

pembelajaran IPA

6. Berdasarkan

pengalaman Bapak/Ibu

mengajar, media apa

yang digunakan dalam

mengajarkan materi

tematik kelas IV Tema

3 “Peduli Terhadap

Makhluk Hidup”

Subtema 3 “Ayo Cintai

Lingkungan”?

7. Apakah dalam

pembelajaran

Bapak/Ibu

menggunakan buku

cerita bergambar

sebagai media

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

70

pembelajaran?

Karakteristik buku

cerita bergambar

8. Menurut Bapak/Ibu

guru, bagaimana

karakteristik cerita

bergambar yang dapat

membuat anak tertarik

untuk membacanya?

2. Pedoman Angket

Angket diberikan kepada siswa kelas IV SD. Angket yang

diberikan merupakan jenis angket tertutup dan bertujuan untuk

mendapatkan data awal penelitian. Berikut merupakan pedoman angket

dan lembar angket yang diberikan kepada siswa kelas IV SD.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Siswa Kelas IV SD

Variable Indikator Pertanyaan

Buku Cerita

Bergambar

(Cergam)

Ketersediaan buku

cerita bergambar

untuk siswa kelas

IV SD

1. Di sekolah saya terdapat

buku cerita bergambar

untuk siswa kelas IV

2. Saya sudah pernah

membaca buku cerita

bergambar

Penggunaan buku

cerita bergambar

sebagai media

pembelajaran

3. Sebelum memulai

pembelajaran, saya

membaca buku cerita

bergambar sebagai

sarana literasi

4. Guru menggunakan

buku cerita bergambar

sebagai media

pembelajaran

5. Saya merasa bosan dan

tidak tertarik membaca

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

71

buku yang tidak disertai

gambar

6. Dengan buku cerita

bergambar saya lebih

mudah memahami

materi pembelajaran

Pembelajaran

tematik kelas IV

Tema 3 “Peduli

Terhadap

Makhluk

Hidup” Subtema

3 “Ayo Cintai

Lingkungan”

Materi pelestarian

lingkungan

7. Saya belajar materi

pelestarian lingkungan

sekitar di kelas IV

8. Ada buku cerita

bergambar tentang

materi pelestarian

lingkungan.

Tabel 3.3 Lembar Angket Siswa

No Pertanyaan SS S TS STS

1 Di sekolah saya terdapat buku cerita

bergambar untuk siswa kelas IV

2 Saya sudah pernah membaca buku cerita

bergambar

3 Sebelum memulai pembelajaran, saya

membaca buku cerita bergambar sebagai

sarana literasi

4 Guru menggunakan buku cerita bergambar

sebagai media pembelajaran

5 Saya merasa bosan dan tidak tertarik

membaca buku yang tidak disertai gambar.

6 Dengan buku cerita bergambar saya lebih

mudah memahami materi pembelajaran

7 Saya belajar materi pelestarian lingkungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

72

sekitar di kelas IV.

8 Ada buku cerita bergambar tentang materi

pelestarian lingkungan

3. Pedoman Verifikasi

Verifikasi produk dalam penelitian ini berdasarkan pada

pengembangan produk. Lembar verifikasi diisi oleh dosen prodi

pendidikan fisika dan guru kelas IV Sekolah Dasar selaku validator dari

produk prototipe buku cerita bergambar yang disusun oleh peneliti.

Lembar verifikasi diisi setelah kedua validator melihat dan menilai produk

yang dibuat oleh peneliti. Berikut adalah kisi-kisi dan lembar verifikasi

yang disusun oleh peneliti.

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Lembar Verifikasi

Variabel Indikator No Item

Buku

Panduan

Desain

Produk

1,2,3,4,5,6,7

Isi Buku 8,9,10,11,12,13,14,15

Tabel 3.5 Lembar Verifikasi

No Aspek yang

Dinilai Skor Saran/

Komentar 1 2 3 4

Desain Produk

1 Memuat judul yang

mendeskripsikan isi cerita.

2 Memuat nama penulis.

3 Bahasa sesuai dengan

EBI.

4 Bahasa mudah dipahami

oleh siswa SD kelas IV.

5 Komponen dalam buku

cerita bergambar lengkap

(sampul, kata pengantar,

isi cergam, kepustakaan,

biodata penulis).

6 Tampilan fisik (warna,

huruf, gambar) dalam

buku cerita menarik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

73

7 Tampilan fisik (warna,

huruf, gambar) sesuai

dengan perkembangan

anak Sekolah Dasar.

Isi Buku Cerita Bergambar

8 Cergam berisi narasi dan

gambar yang saling

berkaitan.

9 Cergam berisi cerita yang

mendukung judul utama

tentang “Teknologi Untuk

Memantau dan

Memadamkan Api”.

10 Cergam berisi informasi

tentang penjelasan

“Teknologi Untuk

Memantau dan

Memadamkan Api”.

11 Cergam berisi informasi

penyebab dan dampak

kebakaran hutan.

12 Cergam berisi informasi

tentang alat untuk

memantau titik api.

13 Cergam berisi tentang

informasi cara

memadamkan api.

14 Cergam berisi informasi

upaya pemulihan hutan

yang rusak akibat terbakar.

15 Cergam berisi informasi

upaya pencegahan

kebakaran hutan.

Jumlah Skor

Total Skor

Rata-rata Skor

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan untuk mengolah data yang diperoleh

melalui verifikasi produk. Berikut pembahasan teknik analisis data secara

kualitas dan kuantitas yang dilakukan oleh peneliti.

1. Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, gerak

tubuh, ekspresi wajah, bagan, gambar dan foto (Sugiyono, 2015:7).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

74

Data kualitatif yang digunakan penelitian ini diambil dari verifikasi

guru kelas IV Sekolah Dasar dan dosen Pendidikan Fisika. Data

diperoleh berdasarkan hasil komentar dan saran dari validator. Data

tersebut kemudian dianalisis sebagai dasar untuk peneliti memperbaiki

produk yang dikembangkannya.

2. Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data

kualitas yang diangkakan/skor (Sugiyono, 2015:7). Data kuantitatif

diperoleh dari hasil skor verifikasi yang diberikan oleh guru kelas IV

Sekolah Dasar dan dosen Pendidikan Fisika. Data yang diperoleh

kemudian dianalisis menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial (Sudaryono, 2016:100).

Peneliti menggunakan pedoman penskoran skala Likert 1-4, yaitu

sangat baik (4), baik (3), tidak baik (2), dan sangat tidak baik (1).

Setelah diberikan penilaian oleh validator kemudian skor rata-rata

dapat diperoleh dengan perhitungan menggunakan rumus sebagai

berikut.

Gambar 3.2 Perhitungan Rata-Rata Skor VerifikasiProduk

Setelah memperoleh rata-rata skor dari kedua validator, peneliti

mengkonversikan data kuantitatif tersebut kedalam data kualitatif pada

tabel dibawah ini (Widayoko, 2014:144).

Tabel 3.6 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif

Skor Akhir Klasifikasi

˃3,25-4,00 Sangat Baik

˃2,50-3,25 Baik

˃1,75-2,50 Tidak baik

1,00-1,75 Sangat Tidak Baik

Rata-rata skor = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

75

Kemudian setelah mendapatkan skor rata-rata hasil verifikasidari

kedua validator, peneliti akan menghitung persentase kelayakan

produk berdasarkan tiap-tiap aspek penilaian. Nilai kelayakan produk

yang dihasilkan dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut.

Gambar 3.3 Perhitungan Persentase Kelayakan Produk

Hasil persentase rata-rata skor yang diperoleh kemudian dikonversi

menjadi data kualitatif berdasarkan tabel persentase kelayakan produk.

Berikut merupakan tabel konversi dari data kuantitatif ke data

kualitatif dengan kategori kelayakan berdasarkan kriteria sebagai

berikut (Arikunto dalam Ernawati dan Sukardiyono, 2017:207).

Tabel 3.7 Kriteria Kelayakan Produk

No Skor Dalam

Persen Kategori Kelayakan

1 ˂ 21% Sangat Tidak Layak

2 21-40% Tidak Layak

3 41-60% Cukup Layak

4 61-80% Layak

5 81-100% Sangat Layak

Hasil = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚× 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

76

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan membahas mengenai hasil penelitian yang berisi

prosedur pengembangan protipe buku cerita bergambar dan deskripsi kualitas

produk serta pembahasan.

A. Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan dijelaskan prosedur pengembangan protipe

buku cerita bergambar dan penjelasan terkait hasil penelitian mengenai

kualitas protipe buku cerita bergambar yang diperoleh dari hasil verifikasi.

1. Prosedur Pengembangan Protipe Buku Cerita Bergambar

Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah model ADDIE yang terdiri dari: Analysis, Design, Development,

Implementation, dan Evaluation. Berikut adalah penjelasan dari setiap

tahap pengembangan :

a. Analisis (Analysis)

Pengembangan protipe buku cerita bergambar dalam pembelajaran

tema 3 di kelas IV diawali dengan melakukan analisis kebutuhan. Pada

tahap ini, peneliti mengumpulkan informasi mengenai kerusakan

lingkungan yang diakibatkan kebakaran hutan. Laporan Greenpeace Asia

Tenggara mengungkapkan ada sekitar 4,4 juta hektar lahan terbakar antara

tahun 2015-2019 (Kompas.com, 2020). Ancaman karhutla 4 provinsi di

Indonesia berpotensi semakin luas (Kompas.com, 2020), dan kebakaran

hutan dan lahan di Dumai (Riau) sejak Januari terus meluas (Tempo.com,

2019). Masalah kebakaran hutan berdampak pada kelestarian lingkungan

dan makhluk hidup sekitarnya. Salah satu upaya untuk menjaga

lingkungan melalui Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH).

Pentingnya melestarikan lingkungan juga dimuat dalam

pembelajaran tematik kelas IV Sekolah Dasar Tema 3 “Peduli Terhadap

Makhluk Hidup”, Subtema 3 “Ayo Cintai Lingkungan”. Peneliti kemudian

mengumpulkan informasi melalui wawancara dengan guru. Peneliti

melakukan wawancara dengan guru kelas IV Sekolah Dasar di SDN 01

Sejiram, Kalimantan Barat dan guru kelas IV Sekolah Dasar di SDN 02

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

77

Sejiram. Berikut merupakan hasil rekap wawancara dengan dua guru kelas

IV SD.

Tabel 4.1 Rekap Wawancara Guru

No Pertanyaan Kesimpulan

1 Bagaimana Bapak/Ibu

mengajarkan materi

tematik kelas IV Tema 3

“Peduli Terhadap

Makhluk Hidup”

Subtema 3 “Ayo Cintai

Lingkungan”?

Berdasarkan hasil wawancara dapat

disimpulkan bahwa guru kadang

mengajak anak belajar dihalaman

sekolah kemudian melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan materi hari

tersebut. Sekolah tersebut juga memiliki

kebun kecil khusus untuk siswa di

belakang sekolah jadi terkadang siswa

diajak ke kebun tersebut untuk belajar

mengenai tanaman.

2 Apa saja kegiatan yang

dilakukan ketika

Bapak/Ibu mengajarkan

materi tematik kelas IV

Tema 3 “Peduli Terhadap

Makhluk Hidup”

Subtema 3 “Ayo Cintai

Lingkungan”?

Berdasarkan hasil wawancara dapat

disimpulkan bahwa kegiatan yang

dilakukan ketika mengajarkan tematik

kelas IV Tema 3 “Peduli Terhadap

Makhluk Hidup” Subtema 3 “Ayo

Cintai Lingkungan” yaitu dengan

diskusi dan tanya jawab

dikelas,menonton video pembelajaran,

merawat kebun dibelakang sekolah, dan

pekerjaan rumah seperti menanam

bunga dan merawat binatang peliharaan

di rumah.

3 Lingkungan apa saja

yang telah Bapak/Ibu

jelaskan pada kelas IV

Tema 3 “Peduli Terhadap

Makhluk Hidup”

Berdasarkan hasil wawancara dapat

disimpulkan bahwa lingkungan yang

telah dijelaskan kepada siswa yaitu

lingkungan sekitar seperti lingkungan

sekolah dan lingkungan tempat tinggal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

78

Subtema 3 “Ayo Cintai

Lingkungan”?

atau rumah.

4 Apakah ada buku cerita

bergambar untuk siswa

kelas IV?

Berdasarkan hasil wawancara dapat

disimpulkan bahwa belum ada buku

cerita bergambar untuk siswa kelas IV

SD.

5 Dalam pembelajaran,

sumber belajar apa saja

yang telah digunakan?

Berdasarkan hasil wawancara dapat

disimpulkan bahwa sumber belajar yang

digunakan dalam pembelajaran ialah

buku, video pembelajaran, tanaman di

kebun sekolah.

6 Berdasarkan pengalaman

Bapak/Ibu mengajar,

media apa yang

digunakan dalam

mengajarkan materi

tematik kelas IV Tema 3

“Peduli Terhadap

Makhluk Hidup”

Subtema 3 “Ayo Cintai

Lingkungan”?

Berdasarkan hasil wawancara dapat

disimpulkan bahwa media yang

digunakan dalam mengajarkan materi

tematik kelas IV Tema 3 “Peduli

Terhadap Makhluk Hidup” Subtema 3

“Ayo Cintai Lingkungan” yaitu dengan

buku, tayangan video, dan peralatan

berkebun.

7 Apakah dalam

pembelajaran Bapak/Ibu

menggunakan buku

cerita bergambar sebagai

media pembelajaran?

Berdasarkan hasil wawancara dapat

disimpulkan bahwa kedua bapak/ibu

guru tidak menggunakan buku cerita

bergambar sebagai media pembelajaran.

8 Menurut Bapak/Ibu guru,

bagaimana karakteristik

cerita bergambar yang

dapat membuat anak

tertarik untuk

membacanya?

Berdasarkan hasil wawancara dapat

disimpulkan bahwa karateristik cerita

bergambar yang dapat menarik siswa

untuk membacanya ialah buku cerita

bergambar dengan cerita yang ringan

sehingga mudah dipahami, berwarna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

79

cerah dan gambar animasi sehingga

dapat menumbuhkan imajinasi anak.

Berdasarkan hasil rekap wawancara dengan dua guru kelas IV

Sekolah Dasar pada tabel di atas, peneliti memperoleh informasi bahwa

masih kurangnya media pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru

dalam mengajarkan materi pelestarian lingkungan. Berdasarkan

pengalaman kedua guru kelas IV dalam mengajar belum ada yang

menggunakan buku cerita bergambar dalam mengajar dan menyampaikan

materi terkait materi pelestarian lingkungan pada Tema 3 “Peduli

Terhadap Lingkungan Hidup” Subtema 3 “Ayo Cintai Lingkungan”

Pembelajaran 1. Berdasarkan wawancara dengan kedua guru kelas IV SD,

peneliti mendapatkan informasi bahwa dalam menjelaskan materi

lingkungan belum ada yang menjelaskan mengenai pelestarian hutan.

Adapun ciri-ciri buku cerita bergambar yang sesuai untuk siswa kelas IV

Sekolah Dasar berdasarkan hasil wawancara dengan kedua guru kelas IV

yaitu buku cerita bergambar dengan cerita yang ringan sehingga mudah

dipahami, berwarna cerah dan gambar animasi sehingga dapat

menumbuhkan imajinasi anak.

Tabel 4.2 Rekap Angket Siswa

No Pertanyaan Responden Siswa

SS S TS STS

1 Di sekolah saya terdapat buku

cerita bergambar untuk siswa

kelas IV.

80% 20%

2 Saya sudah pernah membaca

buku cerita bergambar.

40% 60%

3 Sebelum memulai pembelajaran,

saya membaca buku cerita

bergambar sebagai sarana

literasi.

20% 70% 10%

4 Guru telah menggunakan buku 80% 20%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

80

cerita bergambar sebagai media

pembelajaran.

5 Saya merasa bosan dan tidak

tertarik membaca buku yang

tidak disertai gambar.

30% 70%

6 Dengan buku cerita bergambar

saya lebih mudah memahami

materi pembelajaran.

20% 60% 20%

7 Saya belajar materi pelestarian

lingkungan sekitar di kelas IV.

30% 70%

8 Ada buku cerita bergambar

tentang materi pelestarian

lingkungan.

90% 10%

Berdasarkan angket yang telah dibagikan, peneliti mendapatkan

data sebanyak 70% siswa merasa bosan dan tidak tertarik untuk membaca

buku yang tidak disertai gambar dan sebanyak 60% siswa setuju bahwa

mereka lebih mudah memahami materi pembelajaran dengan

menggunakan buku cerita bergambar. Namun, sebanyak 90% siswa belum

pernah menggunakan buku cerita bergambar tentang materi lingkungan

hidup. Serta sebanyak 80% siswa menyatakan bahwa guru tidak

menggunakan buku cerita bergambar sebagai media pembelajaran. Dalam

hal ini, peneliti menyimpulkan bahwa siswa membutuhkan media

pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan berupa buku cerita

bergambar sehingga saat belajar siswa tidak bosan dan semakin

memahami isi materi pembelajaran.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara dan angket

peneliti menemukan masalah mengenai keterbatasan media yang

digunakan dalam proses belajar mengajar. Sehingga peneliti

mengembangkan prototipe buku cerita bergambar yang berisi informasi

mengenai teknologi untuk memantau dan memadamkan api dan

pendidikan lingkungan hidup bagi kelas IV Sekolah Dasar sebagai media

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

81

pembelajaran. Langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti ialah

merancang produk berdasarkan masalah yang ada.

b. Desain (Design)

Langkah yang dilakukan peneliti selanjutnya adalah tahap desain.

Tahap desain merupakan tahap untuk membuat konsep dari produk yang

akan dikembangkan. Peneliti kemudian membuat kisi-kisi cergam

berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang dilakukan oleh peneliti pada

tahap sebelumnya. Isi cerita dalam kisi-kisi dirancang sesuai dengan

materi kelas IV SD Tema 3 “Peduli Terhadap Makhluk Hidup” Subtema 3

“Ayo Cintai Lingkungan”.

1) Kisi-kisi Buku Cerita Bergambar

Peneliti membuat kisi-kisi terlebih dahulu sebagai dasar sebelum

mengembangkan prototipe buku cerita bergambar. Kisi-kisi yang dibuat

oleh peneliti memuat rencana alur cerita dan tokoh dalam cerita bergambar

yang akan dikembangkan. Berikut merupakan kisi-kisi yang telah peneliti

buat.

Tabel 4.3 Kisi-kisi Cergam

No Deskripsi Rencana Cergam Keterangan

PENYEBAB DAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN

1 Cover Gambar hutan yang

terbakar dan gambar

peta Indonesia dengan

titik api

-

2 Pengenalan

tokoh & Kata

pengantar

Biodata singkat tokoh

cerita dan

disebalahnya berisi

kata pengantar yaitu

inti cerita dan ucapan

terima kasih penulis

-

3 Kebakaran

hutan di

Indonesia

• Eva dan Kak

Icut sedang

menonton Tv.

kebakaran hutan sering terjadi

di Indonesia, khususnya di

Pulau Kalimantan, Sumatera,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

82

Di Televisi di

siarkan berita

mengenai

kebakaran

Hutan

• Penjelasan

kebakaran

hutan terjadi

didaerah mana

saja di

Indonesia

Nusa Tenggara Barat dan

Papua.

4 Penyebab

kebakaran

hutan

• Penyebab

kebakaran

hutan

Kebakaran hutan terjad

karena membuka lahan

pertanian yang baru.

Penyebab lainnya itu ialah

dikarenakan faktor alam dan

faktor ketidaksengajaan

akibat kurangnya kesadaran

masyarakat terhadap bahaya

api.

5 Dampak

kebakaran

hutan

• Dampak-

dampak yang

diakibatkan

oleh kebakaran

hutan

kebakaran hutan dapat

menimbulkan kabut asap

yang berdampak pada

kesehatan masyarakat yang

menghirupnya. Kebakaran

hutan juga dapat

menyebabkan banjir.

Kebakaran hutan juga

berdampak buruk bagi

perekonomian

CARA MENGETAHUI TITIK API & MEMADAMKAN API

6 Aplikasi • Aplikasi titik Aplikasi yang dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

83

api

memudahkan kita untuk

memantau titik api yang ada

dihutan, yaitu aplikasi

Sipongi. Dan aplikasi

LAPAN: Fire Hotspot.

7 Pemadaman

Manual

masyarakat memadamkan api

dengan cara menyiramkan api

menggunakan sumber air

terdekat, entah menggunakan

ember dan bolak-balik atau

menggunakan selang dari

mobil pemadam kebakaran

8 Water

Bombing

Penjelasan mengenai

teknik water bombing

menggunakan

helikopter

Water bombing merupakan

teknik yang dapat digunakan

jika skala kebakaran besar

dan jalur menuju lokasi

kebakaran sulit untuk

dimasuki mobil pemadam.

Cara kerjanya dengan

menjatuhkan air dalam

jumlah besar menggunakan

helikopter pada titik panas

diarea lahan yang terbakar.

9 Hujan Buatan • Penjelasan

mengenai

Hujan buatan

• Cara membuat

hujan buatan

Hujan buatan dibuat dengan

penanaman zat-zat khusus

dan garam pada awan yang

akan dibuat hujan.

PEMULIHAN LAHAN & PENCEGAHAN

10 Restorasi

Lahan

• Pengertian

• Cara-cara

Restorasi lahan itu artinya

proses untuk mengembalikan

fungsi ekologi lahan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

84

meningkatkan kesejahteraan

masyarakat yang terkena

dampak dari lahan yang rusak

akibat kebakaran.

11 Kanal Kanal dapat digunakan

sebagai aliran air yang

mengaliri lahan atau hutan

yang rawan terbakar. Kalau

dapat menyimpan air lebih

banyak sehingga akan sulit

terbakar.

12 Sumur bor

Sumur bor merupakan cara

yang efisien untuk

mendekatkan sumber air

dengan lokasi rawan

kebakaran.

13 pencegahan Ajakan untuk

melakukan

pencegahan

menanam bbit mahoni

merupakan upaya yang dapat

kita lakukan sebagai

pencegahan lahan gundul dan

upaya pemulihan lahan yang

sudah terlanjur gundul.

14 Pertanyaan

pendalaman

Pertanyaan

pendalaman untuk

mengetahui

pemahaman siswa

setelah membaca buku

cerita bergambar

15 Daftar pustaka Buku dan sumber

internet yang

digunakan

-

16 Biodata penulis Biodata penulis dan -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

85

ilustrator

17 Cover belakang Gambar hutan yang

hijau atau dengan kata

lain bebas dari

kebakaran

-

Kisi-kisi buku cerita bergambar yang dibuat menjelaskan mengenai

rancangan setiap halaman pada produk yang akan peneliti kembangkan.

Berikut uraian mengenai rancangan pada setiap bagian buku cerita

bergambar yang akan peneliti kembangkan.

a) Cover

Cover atau sampul buku prototipe buku cerita bergambar (cergam)

dibuat dengan illustrasi yang sesuai dengan alur cerita. Sampul memuat

gambar peta Indonesia dengan titik api yang berada di wilayah yang sering

terjadi kebakaran hutan, kemudian gambar helikopter yang mengangkut

air untuk memadamkan api dan gambar hutan yang terbakar. Bagian

sampul belakang terdapat gambar dengan pemandangan hutan yang hijau

dan sehat.

b) Kata pengantar

Kata pengantar berisi penjelasan pengembangan prototipe cerita

bergambar dapat digunakan sebagai sarana literasi dan ajakan penulis

kepada pembaca untuk lebih mencintai lingkungan. Selain itu, kata

pengantar berisi ucapan terima kasih kepada semua pihak yang membantu

dan mendukung penulis dalam proses pembuatan prototipe buku cerita

bergambar.

c) Halaman pengenalan tokoh

Halaman pengenalan tokoh terdapat gambar 2 karakter atau 2

tokoh yang terdapat dalam prototipe buku cerita bergambar. Selain gambar

tokoh, terdapat juga penjelasan singkat pengenai tokoh cerita.

d) Isi Cerita

Isi cerita prototipe buku cerita bergambar terdapat 11 halaman

yang memuat cerita yaitu kedua tokoh yang sedang menonton televisi dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

86

membicarakan topik yang sedang dibahas didalam acara tv. Topik

pembicaraan tokoh memuat lokasi atau daerah mana yang sering

terjadinya kebakaran, penyebab, dampak, penanganan serta pencegahan

kebakaran hutan.

e) Pertanyaan mendalam

Di dalam buku cerita bergambar terdapat pertanyaan pendalaman yang

dapat dijawab siswa setelah membaca cerita. Pertanyaan pendalaman

tersebut berfungsi untuk mengukur pemahaman siswa. Pertanyaan

pendalaman terdiri dari lima soal yang berbeda-beda.

f) Kepustakaan

Kepustakaan dalam prototipe buku cerita bergambar berisi sumber-

sumber yang digunakan penulis sebagai penunjang dalam isi prototipe

cergam.

g) Biodata Singkat Penulis

Pada halaman biodata terdapat biodata singkat mengenai penulis

cerita dan ilustratornya. Tujuan adanya biodata singkat penulis dan

ilustrator agar pembaca atau pengguna mengetahui identitas asli dari

penulis dan ilustrator cerita.

c. Pengembangan (Development)

Pengembangan merupakan tahap dimana peneliti menyusun

produk prototipe buku cerita bergambar sesuai dengan kisi-kisi yang telah

dibuat. Hal yang perlu dilakukan dalam proses pengembangan prototipe

buku cerita bergambar yaitu memberikan detail pada setiap halaman yang

dibuat. Selanjutnya peneliti melakukan pengaturan warna, gambar dan teks

yang sesuai dan menarik untuk dilihat anak-anak usia sekolah dasar.

Kegiatan terakhir yang dilakukan adalah mencetak produk berupa buku

cerita bergambar. Peneliti mencetak buku cerita bergambar sebanyak 2

buku sehingga produk menjadi siap untuk diverifikasi oleh kedua

validator.

Pada tahap pengembangan ini memuat produk awal prototipe buku

cerita bergambar dan verifikasi produk oleh ahli fisika dan guru kelas IV

SD, dan hasil pengembangan produk. Hasil verifikasiproduk dari para ahli

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

87

merupakan tahap evaluasi formatif, yakni melakukan revisi berdasarkan

masukan dari kedua validator. Setelah mendapatkan penilaian kelayakan,

prototipe buku cerita bergambar direvisi sesuai dengan komentar validator.

1) Produk Awal Prototipe Buku Cerita Bergambar

Produk awal prototipe buku cerita bergambar terdiri dari beberapa

bagian. Berikut penjelasan mengenai produk awal buku cerita

bergambar yang peneliti buat.

Gambar 4.1 Cover Produk Awal

Pada produk buku cerita bergambar yang peneliti rancang meliputi

cover depan dan belakang, kata pengantar, pengenalan tokoh, isi cerita,

pertanyaan mendalam, daftar pustaka, serta biodata penulis dan

illustrator. Pada cover depan terdapat judul buku cerita bergambar

“Teknologi Untuk Memantau dan Memadamkan Api”, nama penulis

dan illustrator, serta gambar teknologi water boombing berupa

helikopter, peta Indonesia dengan titik api dan hutan yang terbakar.

Pada kata pengantar berisi mengenai bagian umum cerita bergambar

dan ucapan terima kasih penulis kepada semua pihak yang sudah

membantu penulis. Pada halaman pengenalan tokoh berisi gambar

tokoh dan informasi mengenai tokoh seperti nama dan tingkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

88

pendidikan. Kemudian halaman berikutnya merupakan halaman isi

cerita.

Gambar 4.2 Halaman 1

Pada bagian awal cerita, diceritakan mengenai tokoh yang sedang

menonton berita mengenai kebakaran hutan kemudian dilanjutkan

dengan dialog mengenai lokasi atau wilayah tang terdampak kebakaran

hutan. Pada halaman selanjutnya terdapat informasi mengenai

penyebab dari kebakaran hutan. Halaman 3 menjelaskan mengenai

dampak apa saja yang terjadi akibat kebakaran hutan. Halaman 4-5

membahas teknologi berupa aplikasi untuk memantau titik api dari

dekat maupun dari jarak jauh. Halaman 6-7 membahas teknologi

berupa metode hujan buatan dan water boombing yang menggunakan

helikopter untuk memadamkan kebakaran hutan. Halaman 8,9 dan 10

membahas teknologi dalam upaya pencegahan dan pemulihan

kebakaran hutan. Halaman 11 merupakan contoh nyata dan ajakan

untuk pembaca dalam upaya melestarikan lingkungan.

Peneliti mengembangkan produk berupa prototipe buku cerita

bergambar yang memuat berbagai objek nyata dan memiliki bentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

89

yang sama dengan bentuk aslinya. Siswa yang membacanya dapat

mengetahui bentuk dari helikopter pengankut air atau water boombing.

Siswa juga menjadi mengetahui tampilan aplikasi LAPAN dan

SiPongi, serta mengetahui cara penggunaaan aplikasi tersebut.

Kegiatan terakhir setelah produk dirancang yaitu dilakukan verifikasi

menjadi evaluasi bagi peneliti. Peneliti melakukan evaluasi formatif

berupa perbaikan produk berdasarkan hasil verifikasi yang dilakukan.

d. Implementasi (Implementation)

Tahap keempat adalah tahap implementation atau penerapan.

Setelah dinyatakan layak oleh validator, buku cerita bergambar sudah siap

untuk diterapkan di kelas atau diujicobakan. Pada tahap ini, peneliti tidak

dapat melakukan uji coba produk dikarenakan keterbatasan kondisi pada

saat wabah pandemi Virus Covid-19. Pemerintah mewajibkan kepada

seluruh jenjang sekolah di Indonesia untuk melaksanakan kegiatan belajar

dari rumah atau secara online. Siswa Sekolah Dasar juga harus melakukan

kegiatan belajar dari rumah sehingga kegiatan uji coba produk tidak dapat

dilakukan.

e. Evaluasi (Evaluation)

Tahap kelima atau tahap terakhir dari model ADDIE adalah tahap

evaluation atau evaluasi. Tahap evaluasi terbagi menjadi dua, yaitu

formatif dan sumatif. Evaluasi formatif dilakukan untuk mengumpulkan

data pada setiap tahapan yang digunakan untuk penyempurnaan. Pada

tahap ini, hal pertama yang peneliti lakukan ialah mendapatkan

persetujuan dari dosen pembimbing mengenai buku cerita bergambar yang

peneliti buat. Persetujuan ini bertujuan agar buku cerita bergambar cukup

layak untuk diverifikasi oleh Dosen ahli yaitu dosen Pendidikan Fisika dan

guru kelas IV. Untuk mendapatkan persetujuan dari dosen pembimbing,

peneliti harus dapat meperbaiki masalah-masalah yang terdapat dalam

buku cerita bergambar. Peneliti banyak menemukan masalah dalam proses

pembuatan buku cerita bergambar seperti gambar yang harus diubah

karena warna rambut, warna kulit, ukuran badan, pohon-pohon yang

terdapat dihutan, dan masih banyak lagi. Masalah-masalah tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

90

ditemukan peneliti setelah melakukan evaluasi dan konsultasi dengan

dosen pembimbing. Setelah menemukan masalah-masalah tersebut,

peneliti memperbaiki buku cerita bergambar. Sedangkan evaluasi sumatif

merupakan evaluasi adalah evaluasi yang berkaitan dengan hasil belajar.

Evaluasi yang berkaitan dengan hasil belajar dapat dilakukan jika peneliti

melibatkan siswa-siswi kelas IV. Peneliti tidak melakukan evaluasi

sumatif dikarenakan kendala yang disebabkan pandemi Covid-19 serta

peraturan pemerintah yang telah menetapkan seluruh pelajar untuk belajar

dari rumah dan peraturan mengenai pembatasan dalam skala besar yang

artinya tidak boleh ada kerumunan disuatu tempat untuk menghindari

resiko penyebaran. Sehingga dalam penelitian ini hanya dilakukan

evaluasi formatif, karena jenis evaluasi ini berhubungan dengan tahap

penelitian pengembangan untuk memperbaiki produk pengembangan.

Peneliti menggunakan hasil kritik, saran dan masukan yang diberikan

dosen pembimbing dan hasil verifikasi dari validator sebagai evaluasi

formatif. Berikut peneliti akan menjelaskan masukan dari validator

sebagai perbaikan desain prototipe buku cerita bergambar.

1) Hasil Verifikasi

Verifikasi produk dilakukan dengan cara memberikan skor pada

setiap item dengan rentang 1-4, kemudian terdapat kolom komentar

atau saran dari validator. Peneliti melakukan verifikasi produk kepada

dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas IV Sekolah Dasar. Produk

diverifikasi oleh dosen Pendidikan Fisika dilaksanakan pada tanggal 3

Desember 2020 sampai 15 Desember 2020. Sedangkan guru kelas IV

melakukan verifikasi pada tanggal 21 Desember 2020 sampai dengan

tanggal 24 Desember 2020. Kedua validator memberikan komentar

atau saran pada kolom yang sudah disediakan sebagai masukan agar

produk prototipe buku cerita bergambar dapat dikembangkan menjadi

lebih baik. Berikut merupakan hasil verifikasi dosen dan guru terhadap

prototipe buku cerita bergambar yang peneliti kembangkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

91

Tabel 4.4 Rekap Verifikasi Dosen dan Guru

No Aspek yang

Dinilai

Validator dosen Validator guru

Skor Saran/

Komentar

Skor Saran/ Komentar

Desain Produk

1 Memuat judul

yang

mendeskripsikan

isi cerita.

4 4

2 Memuat nama

penulis.

4 4

3 Bahasa sesuai

dengan EBI.

4 3 Kalimat yang

panjang bisa

dipersingkat lagi

disesuaikan

dengan konsep

EYD (PEUBI)

4 Bahasa mudah

dipahami oleh

siswa SD kelas

IV.

3 Terdapat

beberapa

penjelasan

yang rumit,

sebaiknya

bahasa

disederhanakan

3

5 Komponen

dalam buku

cerita bergambar

lengkap

(sampul, kata

pengantar, isi

cergam,

4

Perlu ditambah

halaman

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

92

kepustakaan,

biodata penulis).

6 Tampilan fisik

(warna, huruf,

gambar) dalam

buku cerita

menarik.

3

Tulisan terlalu

kecil

4

7 Tampilan fisik

(warna, huruf,

gambar) sesuai

dengan

perkembangan

anak Sekolah

Dasar.

4 4

Isi Buku Cerita Bergambar

8 Cergam berisi

narasi dan

gambar yang

saling berkaitan.

3 3 Gambar ilustrasi

sebaiknya diberi

nomor urutan

agar siswa lebih

mengerti tata

urutannya

9 Cergam berisi

cerita yang

mendukung

judul utama

tentang

“Teknologi

Untuk

Memantau dan

Memadamkan

Api”.

4 4

10 Cergam berisi 4 4 Secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

93

informasi

tentang

penjelasan

“Teknologi

Untuk

Memantau dan

Memadamkan

Api”.

keseluruhan

konsep isi buku

cergam sudah

sesuai terutama

dengan teknologi

yang akan

disampaikan

11 Cergam berisi

informasi

penyebab dan

dampak

kebakaran

hutan.

4 4

12 Cergam berisi

informasi

tentang alat

untuk memantau

titik api.

4 4

13 Cergam berisi

tentang

informasi cara

memadamkan

api.

4 4

14 Cergam berisi

informasi upaya

pemulihan hutan

yang rusak

akibat terbakar

4 4

15 Cergam berisi

informasi upaya

pencegahan

4 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

94

kebakaran

hutan.

Jumlah Skor

56 56

Total Skor

3,7 3,7

Rata-rata Skor

3,7

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa rerata skor yang

diperoleh dari skor kedua validator yaitu 3,7. Rentan skor dan kategori

dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.5 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif

Skor akhir Kategori

˃3,25-4,00 Sangat Baik

˃2,50-3,25 Baik

˃1,75-2,50 Tidak Baik

1,00-1,74 Sangat Tidak Baik

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, diperoleh skor dari kedua validator

yang menunjukkan bahwa buku cerita bergambar yang berjudul

“Teknologi Untuk Memantau dan Memadamkan Api” termasuk dalam

kategori “Sangat Baik”.

2) Perbaikan Produk

Setelah produk prototipe buku cerita bergambar dinilai oleh Dosen

Pendidikan Fisika dan guru kelas IV Sekolah Dasar selanjutnya

peneliti melakukan perbaikan berdasarkan saran dan komentar dari

validator. Berikut peneliti akan menjelaskan produk prototipe buku

cerita bergambar sebelum perbaikan dan sesudah perbaikan yang

dilakukan peneliti dan illustrator.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

95

Tabel 4.6 Perbaikan Produk Bagian 1

Sebelum diperbaiki Sesudah diperbaiki

Percakapan terlalu panjang dan sulit

dimengerti

Percakapan disederhanakan agar mudah

dipahami

Berdasarkan komentar dari dari guru kelas bahwa kalimat yang

panjang perlu dipersingkat, peneliti memperbaiki dialog bagian tokoh

kakak agar mudah dimengerti. Awalnya dialognya seperti ini “Syarat

utama dibuat hujan buatan adalah awan yang memiliki kadar potensi

hujan minimal 70%. Nantinya BMKG dan BPPT yang akan

melakukan pemantauan awan yang cocok untuk dilakukan proses

penyemaian garam untuk dijadikan hujan buatan” kemudian diubah

menjadi “Syarat utama dibuat hujan buatan adalah awan yang

memiliki kadar potensi hujan minimal 70% dan merupakan awan jenis

cumulus yang aktif”. Peneliti tambahkan kalimat baru yang mudah

dimengerti oleh anak dan merupakan informasi penting.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

96

Tabel 4.7 Perbaikan Produk Bagian 2

Sebelum perbaikan

Tidak terdapat nomor halaman dan nomor urutan percakapan

Sesudah perbaikan

Sudah memiliki nomor halaman dan nomor urutan percakapan

Berdasarkan komentar dari guru kelas IV Sekolah Dasar bahwa

percakapan sebaiknya diberikan nomor urutan agar siswa lebih

mengerti tata urutan membacanya maka peneliti menambahkan nomer

urutan disebelah kiri bola percakapan. Selain itu berdasarkan komentar

dari Dosen Pendidikan Fisika bahwa perlu diberi nomer halaman maka

peneliti menambahkan nomer halaman dibagian paling bawah. Peneliti

juga mengubah ukuran tulisan atau percakapan didalam cerita karena

berdasarkan komentar dari kedua validator tulisannya terlalu kecil dan

perlu diperbesar agar mudah terbaca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

97

2. Kualitas Produk Protipe Buku Cerita Bergambar

Setelah melakukan verifikasi produk, peneliti akan mengetahui

kualitas produk dari buku cerita bergambar. Hasil dari jumlah rerat skor

validator adalah 3,73 dan termasuk kedalam kategori “Sangat Baik”

berdasarkan skala Likert. Skor diperoleh dari penilaian empat aspek yang

terdapat pada buku cerita bergambar. Empat aspek tersebut ialah halaman

sampul, bahasa, desain produk, dan isi cerita. Berikut ini peneliti akan

menjelaskan mengenai hasil validator pada setiap aspek yang dinilai.

Tabel 4.8 Rekap Hasil Verifikasi Halaman Sampul

No Aspek yang Dinilai Validator dosen Validator guru

Skor kategori Skor kategori

1

Memuat judul yang

mendeskripsikan isi

cerita.

4 Sangat

Baik 4

Sangat

Baik

2

Memuat nama

penulis.

4 Sangat

Baik 4

Sangat

Baik

Jumlah Skor

8 8

Total Skor

4 4

Rata-rata Skor

4

Berdasarkan tabel skor verifikasi aspek penilaian halaman sampul

di atas, peneliti memperoleh rerata skor 4 yang termasuk kedalam kategori

“Sangat Baik”. Hal tersebut dikarenakan halaman sampul memuat judul

yang mendeskripsikan isi cerita, dan memuat nama penulis dan illustrator.

Tabel 4.9 Rekap Hasil Verifikasi Aspek Bahasa

No Aspek yang

Dinilai

Validator dosen Validator guru

Skor Kategori Skor Kategori

3 Bahasa sesuai

dengan EBI. 4 Sangat Baik 3 Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

98

4

Bahasa mudah

dipahami oleh

siswa SD kelas

IV.

3 Baik 3 Baik

Jumlah Skor

7 6

Total Skor

3,5 3

Rata-rata Skor

3,25

Berdasarkan tabel skor verifikasi aspek bahasa di atas, peneliti

memperoleh rerata nilai 3,25 yang termasuk dalam kategori “Baik”. Pada

tabel di atas terdapat nilai 3 dan 4. Menurut validator bahasa yang

digunakan sudah sesuai dengan EBI namun tulisan berukuran terlalu kecil

sehingga menyulitkan siswa untuk membacanya. Kekurangan tersebut

menjadi masukan dan saran bagi peneliti dalam mengembangkan prototipe

buku cerita bergambar.

Tabel 4.10 Rekap Skor Hasil Verifikasi Aspek Desain Produk

No Aspek yang

Dinilai

Validator dosen Validator guru

Skor Kategori Skor Kategori

Desain Produk

5 Komponen

dalam buku

cerita

bergambar

lengkap

(sampul, kata

pengantar, isi

cergam,

kepustakaan,

4 Sangat Baik 4 Sangat Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

99

biodata

penulis).

6 Tampilan fisik

(warna, huruf,

gambar) dalam

buku cerita

menarik.

3 Baik 4 Sangat Baik

7 Tampilan fisik

(warna, huruf,

gambar) sesuai

dengan

perkembangan

anak Sekolah

Dasar.

4 Sangat Baik 4 Sangat Baik

8 Cergam berisi

narasi dan

gambar yang

saling

berkaitan.

3 Baik 3 Baik

Jumlah Skor

14 15

Total Skor

3,5 3,75

Rata-rata Skor

3,6

Berdasarkan tabel skor verifikasi aspek penilaian desain produk di

atas, peneliti memperoleh rerata skor 3,6 yang termasuk kedalam kategori

“Sangat Baik”. Komponen dalam buku cerita bergambar berupa sampul,

kata pengantar, isi cergam, kepustakaan dan biodata penulis dan ilustrator

lengkap. Selain itu tampilan fisik buku cerita bergambar ini juga sangat

menarik, namun menurut kedua validator terdapat satu kekurangan yaitu

huruf pada percakapan terlalu kecil sehingga takutnya sulit terbaca oleh

siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

100

Tabel 4.11 Rekap Skor Hasil VerifikasiAspek Isi Buku Cerita Bergambar

No Aspek yang

Dinilai

Validator dosen Validator guru

Skor Kategori Skor Kategori

9

Cergam berisi

cerita yang

mendukung

judul utama

tentang

“Teknologi

Untuk

Memantau dan

Memadamkan

Api”.

4 Sangat Baik 4 Sangat Baik

10

Cergam berisi

informasi

tentang

penjelasan

“Teknologi

Untuk

Memantau dan

Memadamkan

Api”.

4 Sangat Baik 4 Sangat Baik

11

Cergam berisi

informasi

penyebab dan

dampak

kebakaran

hutan.

4 Sangat Baik 4 Sangat Baik

12

Cergam berisi

informasi

tentang alat

untuk

4 Sangat Baik 4 Sangat Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

101

memantau titik

api.

13

Cergam berisi

tentang

informasi cara

memadamkan

api.

4 Sangat Baik 4 Sangat Baik

14

Cergam berisi

informasi

upaya

pemulihan

hutan yang

rusak akibat

terbakar

4 Sangat Baik 4 Sangat Baik

15

Cergam berisi

informasi

upaya

pencegahan

kebakaran

hutan.

4 Sangat Baik 4 Sangat Baik

Jumlah Skor

28 28

Total Skor

4 4

Rata-rata Skor

4

Berdasarkan tabel verifikasi aspek isi buku cerita bergambar di

atas, peneliti memperoleh rerata skor 4 yang termasuk dalam kategori

“Sangat Baik”. Setiap aspek yang harus dinilai mendapatkan nilai yang

sangat baik, kecuali satu aspek verifikasi dari dosen guru pada bagian

cergam berisi narasi dan gambar yang berkaitan. Salah satu validator

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

102

memberi komentar bahwa gambar illustrasi sebaiknya diberi nomer urutan

agar siswa lebih memahami tata urutan membacanya.

Penjelasan di atas dapat digunakan untuk mengetahui kualitas

produk prototipe buku cerita bergambar melalui rerata skor setiap aspek

penilaian. Peneliti merangkum kualitas dari setiap aspek didalam tabel

berikut ini berdasarkan skala Likert.

Tabel 4.12 Hasil Verifikasi Produk setiap Aspek

Aspek Skor Kriteria

Sampul 4 Sangat Baik

Bahasa 3,25 Baik

Desain 3,6 Sangat Baik

Isi 4 Sangat Baik

Berdasarkan hasil verifikasi produk setiap aspek di atas, dapat

dilihat rerata skor pada setiap aspek penilaian. Pada aspek sampul

diperoleh rerata skor 4 yang termasuk kedalam kategori “Sangat Baik”.

Pada aspek bahasa diperoleh rerata skor 3,25 yang termasuk kedalam

kategori “Baik”. Pada aspek desain diperoleh rerata skor 3,6 yang

termasuk kedalam kategori “Sangat Baik”. Pada aspek isi diperoleh rerata

skor 4 yang termasuk kedalam kategori “Sangat Baik”. Setelah

mengetahui rata-rata skor dari setiap aspek kemudian peneliti akan

menghitung persentase kelayakan produk yang disajikan dalam sebuah

grafik sebagai berikut.

Grafik 4.1 Kelayakan Produk

100%

81%90%

100%92.50%

HalamanSampul

Bahasa Desain Produk Isi Rata-Rata

Presentase Kelayakan Produk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

103

Dari hasil presentase yang diperoleh, dapat diketahui aspek

halaman sampul sebesar 100% dan termasuk pada kategori “Sangat

Layak”. Kualitas prototipe buku cerita bergambar pada aspek halaman

sampul menunjukkan bahwa bagian tersebut memiliki warna yang menarik

dan memuat nama penulis serta illustrator. Kemudian presentase aspek

bahasa sebanyak 81% dan termasuk kedalam kategori “Layak”. Menurut

komentar dan saran dari validator, bahasa dalam prototipe masih

membutuhkan perbaikan seperti disederhanakan dan dipersingkat agar

mudah dipahami oleh siswa. Selain itu ukuran tulisan pada teks

percakapan perlu diperbesar agar memudahkan siswa dalam membacanya.

Presentase kelayakan pada aspek desain produk sebanyak 90% dan

termasuk pada kategori “Sangat Layak”. Aspek desain produk memiliki

komponen yang lengkap dan sesuai dengan perkembangan anak sekolah

dasar. Namun, ukuran bola percakapan perlu diperbesar dan diberikan

nomer urutan membaca agar anak mengetahui urutan membaca

percakapan cerita. Selain itu validator menambahkan komentar untuk

memberikan nomer halaman pada prototipe buku cerita bergambar yang

peneliti kembangkan. Hal tersebut menjadi perbaikan yang dilakukan oleh

peneliti. Dari perhitungan persentase kelayakan produk pada keempat

aspek diperoleh persentase rata-rata sebanyak 92,50% dan dapat

disimpulkan bahwa termasuk kedalam kategori “Sangat Layak”.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil dari jumlah skor kedua validator adalah 3,7 dengan

rentang skor 1-4 sehingga termasuk kedalam kategori “Sangat Baik”.

Prototipe buku cerita bergambar dapat digunakan sebagai media

pembelajaran dan juga sarana literasi di sekolah. Komentar dan saran dari

validator menjadi acuan bagi peneliti untuk memperbaiki desain prototipe

buku cerita bergambar. Setelah peneliti melakukan perbaikan pada produk

prototipe buku cerita bergambar peneliti tidak melakukan uji coba

dikarenakan melihat kondisi saat ini dengan adanya pandemi Covid-19,

pemerintah memberlakukan siswa untuk belajar dari rumah dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

104

memperpanjang masa Lokcdown pada bulan Januari 2021. Peneliti

memperhatikan beberapa kaidah dalam mengembangkan prototipe buku

cerita bergambar antar lain :

1. Prototipe buku cerita bergambar dikembangkan sesuai dengan

Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)

Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) adalah suatu program

pendidikan untuk membina anak atau peserta didik agar memiliki

pengertian, kesadaran, sikap, dan perilaku yang rasional serta

bertanggungjawab tentang pengaruh timbal balik antara penduduk

dengan lingkungan hidup dalam berbagai aspek kehidupan manusia

(Pratomo, 2009:8). Masalah kebakaran hutan menjadi masalah

bersama karena dampak yang ditimbulkan dapat menimbulkan

masalah bagi seluruh masyarakat. Melalui buku cerita bergambar,

peneliti ingin menyampaikan bahwa pentingnya menjaga kelestarian

hutan. Peneliti mengembangkan prototipe buku cerita bergambar yang

memuat penjelasan mengenai pendidikan lingkungan hidup. Hal

tersebut terdapat dihalaman 4-5 mengenai dampak yang ditimbulkan

setelah terjadinya kebakaran hutan. Bahaya yang ditimbulkan

berdampak kepada lingkungan dan kesehatan masyarakat akibat kabut

asap sehingga masalah kebakaran hutan harus diatasi. Solusi untuk

mencegah dan mengatasi kebakaran hutan terdapat pada halaman 7-9

yang menjelaskan bagaimana masyarakat dapat memantau

perkembangan titik api di Indonesia kemudian metode-metode untuk

memadamkan api. Untuk melestarikan kembali hutan yang rusak

akibat kebakaran hutan juga sudah dijelaskan pada halaman 10 yaitu

upaya pemulihan yang disebut restorasi lahan.

Berdasarkan penjelasan tersebut, prototipe buku cerita bergambar

yang dibuat peneliti sesuai dengan teori pendidikan lingkungan hidup

yaitu sebuah proses pembelajaran yang menanamkan keprihatinan dan

kepedulian terhadap lingkungan hidup melalui pengetahuan perasaan

dan keterampilan. Prototipe buku cerita bergambar yang peneliti

kembangkan dapat membantu menanamkan kesadaran pada siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

105

bahwa betapa pentingnya menjaga kelestarian hutan. Dalam proses

penyusunan prototipe buku cerita bergambar peneliti memperhatikan

materi yang memuat pendidikan lingkungan hidup.

Dalam pembelajaran tematik kelas IV Sekolah Dasar Tema 3

“Peduli Terhadap Makhluk Hidup” Subtema 3 “Ayo Cintai

Lingkungan”, pembelajaran 1 terdapat tiga muatan pelajaran yaitu

IPA, IPS dan Bahasa Indonesia. Pada mata pelajaran IPA, materi yang

dibahas mengenai upaya-upaya yang dapat dilakukan terkait

pelestarian lingkungan. Pada mata pelajaran IPS, materi yang dibahas

tentang karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk

kesejahteraan masyarakat. Pada mata pelajaran Bahasa Indonesia

materi yang dibahas yaitu membuat daftar pertanyaan dan melakukan

wawancara untuk memperoleh informasi baru.

Prototipe buku cerita bergambar yang peneliti kembangkan

mengacu pada buku tematik kelas IV Sekolah Dasar (SD) tema 3,

subtem 3, pembelajaran 1. Prototipe buku cerita bergambar ini

dijadikan sebagai media pembelajaran tentang materi pelestarian

lingkungan. Dalam buku cerita bergambar tersebut membahas tentang

upaya pencegahan kebakaran hutan, cara memadamkan kebakaran

hutan dan upaya pelestarian hutan kembali. Hal ini mengajarkan

sebagai bentuk upaya agar lingkungan hutann tetap terjaga sehingga

sumber daya alam yang ada di hutan tetap seimbang seperti yang

diajarkan pada pelajaran IPA. Penjelasan mengenai dampak yang

ditimbulkan kebakaran hutan bagi masyarkat merupakan pembelajaran

pada mata pelajaran IPS. Sedangkan mata pelajaran Bahasa Indonesia

tentang percakapan dan tanya jawab kedua tokoh di dalam cerita,

sehingga masing-masing tokoh mendapatkan informasi baru.

Karakteristik siswa Sekolah Dasar usia 9-13 tahun atau usia siswa

kelas atas menurut Izzaty, dkk (2008:116-117) ialah (1) perhatiannya

tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari, (2) mempunyai rasa ingin

tahu dan ingin belajar, (3) timbul minat pada pelajaran tertentu (4)

menganggap nilai itu penting dan tolak ukur suatu prestasi (5) suka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

106

membentuk kelompok bermain. Berdasarkan karakteristik siswa kelas

atas di atas, guru harus memiliki strateri dalam pembelajaran masa

kanak-kanak akhir tersebut. Salah satu strategi yang dapat digunakan

oleh guru ialah mengajar dengan menggunakan suatu media

pembelajaran yang menarik dan konkret. Media yang menarik dapat

membuat rasa ingin tahu siswa muncul dan akan dibarengi oleh rasa

ingin mempelajarinya. Harus menggunakan media yang konkret

dikarenakan media konkret mampu memberikan arti nyata mengenai

hal-hal yang sebelumnya hanya digambarkan. Media konkret selain

meningkatkan minat terhadap materi pelajaran, juga dapat

membangkikan ide-ide atau gagasan yang bersifat konseptual pada

anak. Media konkret juga dapat memberikan pengalaman nyata yang

merangsang aktivitas diri untuk belajar. Oleh sebab itu peneliti tertarik

untuk membuat media pembelajaran yang menarik dan konkret yaitu

buku cerita bergambar. Melalui buku cerita bergambar, siswa dapat

menemukan gambar-gambar yang digambarkan secara nyata sehingga

dapat mudah dipahami. Buku cerita gambar tersebut disesuaikan

dengan karakter siswa yang membutuhkan media pembelajaran yang

menarik dan dapat meningkatkan minat belajar mereka.

2. Prototipe buku cerita bergambar dikembangkan sesuai dengan

kaidah penulisan cergam dan STEAM

Buku cerita bergambar merupakan salah visual yang bacaan

ceritanya menampilkan teks narasi secara verbal dan disertai gambar-

gambar ilustrasi (Nurgiyanto, 2005:152). Menurut Mitchel (2003:87)

buku cerita bergambar adalah buku yang menyampaikan cerita

bergambar dan teks dan keduanya saling menjalin. Baik gambar

maupun teks secara sendiri belum cukup untuk mengungkapkan cerita

secara lebih mengesankan, dan keduanya saling membutuhkan untuk

saling mengisi dan saling melengkapi. Dalam buku cerita bergambar

terdapat jenis-jenis buku cerita bergambar, yaitu fiksi historis,

informasi biografi cerita rakyat dan kisah nyata (McElmeel dalam

Krissandi, 2017).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

107

Prototipe yang dikembangkan oleh peneliti termasuk dalam jenis

buku cerita bergambar informasi. Informasi diberikan dalam buku

cerita bergambar tersebut berupa penyebab dan dampak kebakaran

hutan serta teknologi yang dapat digunakan untuk memantau dan

memadamkan api. Agar lebih menarik peneliti menambahkan gambar

illustrasi berupa objek yang sesuai dengan narasi cerita. Gambar-

gambar ilustrasi tersebut dibuat berupa animasi dan berwarna-warni

sehingga dapat menarik perhatian siswa. Melalui gambar-gambar

tersebut siswa diharapkan dapat melihat objek-objek secara konkret

sehingga dapat membantu untuk memahami informasi yang akan

disampaikan melalui buku cerita bergambar.

Setelah produk yang dikembangkan oleh peneliti selesai, peneliti

melakukan verifikasi ke beberapa ahli untuk mengetahui kelayakan

produk tersebut. Peneliti melakukan verifikasi ke Dosen Pendidikan

Fisika dan Guru kelas IV Sekolah Dasar. Berdasarkan penilaian dari

kedua validator ada beberapa hal yang perlu dikembangkan yaitu

tentang pentingnya penyusunan kalimat yang mudah dipahami siswa.

Pada skor hasil verifikasi prototipe buku cerita bergambar pada aspek

bahasa mendapatkan nilai 3 dari kedua validator. Nilai tersebut

menunjukkan bahwa ada kelemahan pada aspek bahasa di prototipe

buku cerita bergambar yang peneliti kembangkan sehingga peneliti

harus lebih memperhatikan penggunaan ejaan serta penyususan

kalimat agar mudah dipahami oleh siswa. Kedua validator juga

menambahkan komentar bahwa ukuran tulisan di prototipe buku cerita

bergambar terlalu kecil sehingga kemungkinan sulit terbaca oleh

siswa. Oleh sebab itu peneliti juga melakukan perbaikan pada ukuran

tulisan di prototipe buku cerita bergambar.

Pemilihan gambar illustari yang tepat menjadi pendukung peserta

didik dalam memahami bahasa dalam cerita. Melalui gambar-gambar

siswa terbantu dalam memahami bahasa yang menyampaikan isi

cerita. Buku cerita bergambar yang peneliti kembangkan sesuai dengan

karakteristik siswa kelas IV Sekolah Dasar (SD) yang berapa pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

108

tahap operasional Konkret. Pada tahap ini siswa membutuhkan contoh

atau gambaran dari sesuatu yang abstrak. Gambar-gambar yang

mengilustrasikan cerita yang abstrak menjadi konkret sehingga siswa

dapat lebih mudah memahami materi dan pesan yang sedang

disampaikan.

Proptotipe buku cerita bergambar dikembangkan sesuai dengan

STEAM. STEAM merupakan singkatan Science, Technology,

Engineering, the Arts and Mathematics. Buinicontro (2017)

mendefinisikan STEAM sebagai integrasi disiplin ilmu seni kedalam

kurikulum dan pembelajaran pada wilayah sains, teknologi, teknik dan

matematika yang sebelumnya dikenal sebagai STEM. STEAM

merupakan disiplin ilmu yang mengintegrasikan sains, teknologi,

teknik, seni dan matematika menjadi sebuah pendekatan terpadu yang

dapat diimplementasikan dalam pembelajaran. STEAM sebagai sebuah

pendekatan pembelajaran merupakan sebuah sarana bagi anak untuk

menciptakan ide atau gagasan melalui kegiatan berpikir dan

bereksplorasi dalam memecahkan masalah. Anak usia sekolah dasar

diharapkan memiliki kemampuan hidup sebagai anak yang produktif,

kreatif, inovatif dan efektif.

Berdasarkan pengertian STEAM diatas peneliti tertarik

menggunakan pendekatan STEAM sebagai salah satu pendekatan

pembelajaran. Buku cerita bergambar yang peneliti kembangkan berisi

informasi mengenai cara memantau titik api di Indonesia

menggunakan teknologi berupa aplikasi dan metode pemadaman api

menggunakan huajn buatan dan water boombing. Informasi yang

terdapat dalam prototipe buku cerita bergambar tersebut memuat lima

unsur ilmu pada STEAM. Pada prototipe buku cerita bergambar yang

dikembangkan oleh peneliti, penerapan konsep science dengan upaya

atau cara pelestarian hutan dan bahaya kebakaran hutan bagi

masyarakat. Penerapan konsep technology dan engineering terletak

pada aplikasi pemantau titik api dan metode pemadaman api

menggunakan teknik hujan buatan dan water boombing. Penerapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

109

konsep art yaitu terletak pada gambar dan warna prototipe buku cerita

bergambar. Sedangkan penerapan konsep mathematic terletak pada

jumlah takaran air yang dipakai dalam menerapkan teknik water

boombing serta kadar potensi hujan pada suatu awan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

110

BAB V

PENUTUP

Pada bab ini akan menjelaskan kesimpulan dari penelitian yang telah disusun

oleh peneliti. Adapun yang akan dijelaskan meliputi kesimpulan, keterbatasan

penelitian, dan saran.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Produk prototipe buku cerita bergambar menggunakan model

pengembangan ADDIE. Langkah pengembangan ADDIE yang

dilakukan yaitu (1) Analis kebutuhan prototipe cerita bergambar

mengenai kebakaran hutan, dan teknologi pemantau dan pemadam

kebakaran menggunakan wawancara dan angket, (2) desain produk

dengan membuat kisi-kisi prototipe buku cerita bergambar, (3)

pengembangan produk dilakukan untuk membuat produk prototipe

buku cerita bergambar sesuai kisi-kisi dan dilakukan verifikasi, (4)

implementasi namun tidak dilakukan dikarenakan wabah Covid-19

dimana pemerintah mewajibkan siswa belajar dari rumah secara

online, (5) evaluasi dilakukan berdasarkan saran dan komentar dari

hasil verifikasi yang dilakukan oleh dosen ahli dan guru kelas IV SD.

2. Kualitas prototipe buku cerita bergambar yang berjudul “Teknologi

untuk Memantau dan Memadamkan Api” dari hasil verifikasi dosen

ahli dan guru kelas IV Sekolah Dasar diperoleh skor rata-rata sebanyak

3,7 berdasarkan rentang skor 1-4 sehingga termasuk kedalam kategori

“Sangat Baik” dan perlu dilakukan perbaikan produk sesuai dengan

komentar dari kedua validator.

B. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain :

1. Adanya pandemi Covid-19 membuat pemerintah mengeluarkan

peraturan untuk seluruh siswa belajar dari rumah secara daring dan

tidak ada kegiatan belajar mengajar di sekolah sehingga peneliti tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

111

dapat melakukan tahap implementasi terhadap prototipe buku cerita

bergambar.

2. Prototipe buku cerita bergambar belum menjadi sumber utama peserta

didik untuk belajar mengenai pembelajaran tematik.

C. Saran

Saran peneliti untuk penelitian selanjutnya antara lain :

1. Buku cerita bergambar ini belum dapat diujicobakan, namun tidak

menutup kemungkinan bagi guru dan pihak lainnya untuk

menggunakan prototipe buku cerita bergambar ini sebagai sumber

belajar untuk mendapatkan informasi baru kepada siswa.

2. Dalam mengembangkan prototipe buku cerita bergambar selajutnya,

sebaiknya peneliti menggunakan kata-kata sederhana pada isi cerita

sehingga mudah dipahami siswa.

3. Saran peneliti untuk penelitian selanjutnya yaitu perlu lebih

memperhatikan penggunaan gambar ilustrasi yang tepat pada teks

narasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

112

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Penelitian Tindakan 2010. Yogyakarta: Aditya Media

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Arsyad, A. (2014). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Atmazaki, dkk. (2017). Panduan Gerakan Literasi Nasional. Jakarta:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

BRG. (2016). Rencana Strategis Badan Restorasi Gambut 2016-2020.

Budiningsih, Kushartati. (2017). Implementasi Kebijakan Pengendalian

Kebakaran Hutan dan lahan di Provinsi Sumatera Selatan. Bogor: Pusat

penelitian dan pengembangan sosial, ekonomi, kebijakan dan perubahan

iklim, badan litbang dan inovasi, kementerian lingkungan hidup dan

kehutanan.

Daryanto dan Suprihatin, Agus. (2013). Pengantar Pendidikan Lingkungan

Hidup. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. (2003). Kebakaran

Hutan Menurut Fungsi Hutan, Lima Tahun Terakhir. Diktorat Jenderal

Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Jakarta.

Effendi, Y., Bangsa, G., & Yudani. (2013). Perancangan Buku Cerita Bergambar

Dang Gedunia untuk Anak Usia 4-6 Tahun. Jurnal DKV Adiwarna:

Universitas Kristen Petra.

Endrawati. (2016). Analisis Data Titik Panas (Hotspot) dan Areal Kebakaran

Hutan dan Lahan. Jakarta : Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan

Sumber Daya Hutan, Ditjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Ernawati, Iis dan Sukardiyono, Totok. (2017). Uji coba kelayakan media

pembelajaran interkatif pada masa pelajaran adminitrasi server. Elinvo

(Electronics, Informatics, and Vocational Education). Vol.2, No.02,

Hal.204-210. Diakses 4 Januari 2021.

Faizah, dkk. (2016). Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar.

Jakarta: Kemendikbud.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

113

Gunawan, Haris., & Afriyanti. (2019). Potensi Perhutanan Sosial dalam

Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Restorasi Gambut. Jakarta :

Badan Restorasi Gambut.

Hamalik, O. (1994). Media Pendidikan. Bandung: Alumni.

Hamzah, Syukri. (2013). Pendidikan Lingkungan Sekelumit Wawasan Pengantar.

Bandung: PT Refika Aditama. 2019.

Hadinugrahaningsih, dkk. (2017). Keterampilan Abad 21 dan STEAM (Science,

Technology, Engineering, Arts, and Mathematics) Project Dalam

Pembelajaran Kimia. Jakarta Timur: LPPM Universitas Negeri Jakarta.

Izhmy, Mufidathul. (2016). Penanggulangan Kebakaran Hutan di Indonesia

dalam perspektif Human Security. Makasar: Universitas Hasanuddin.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2003). Jakarta: Depdiknas.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2015). Statistik kementerian

lingkungan hidup dan kehutanan tahun 2014. Jakarta: Pusat Data dan

Informasi.

Krissandi, Apri Damai Sagita. (2017). Merancang Buku Cerita Bergambar

Sebagai Media Membaca Anak yang Berkarakter. Yogyakarta: Sanata

Dharma University Press.

Mitchell, D. (2003). Children’s Literature: Animatation to world. USA: Allyn &

Bacon.

Munadi, Y. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta: GP Press Group.

Musfiroh, Tadkiroatun. (2005). Bermain Sambil Belajar dan Mengasah

Kecerdasan. Jakarta. Depdiknas.

Nurgiyantoro, B. (2005). Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak.

Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press.

Pratomo, Suko. (2009). Model Pembelajaran Tematik dalam Pendidikan

Lingkungan Hidup (PLH) di Sekolah Dasar.

Raines. (2002). Tujuh Belas Cerita Moral dan Aktivitas Anak. Jakarta: PT

Gramedia.

Sanjaya, W. (2011). Stategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sanjaya, W. (2013). Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode, dan Prosedur. Jakarta:

Kencana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

114

Santosa, Hari. (2008). Peran Buku Bacaan dan Lingkungan dalam Menunjang

Perkembangan Bahasa Anak. Malang: Universitas Negeri Malang.

Sudaryono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Group.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung:Alfabeta.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Supriatna, dan Mulyadi. (2009). Konsep Dasar Desain Pembelajaran. Jakarta : Pusat

Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

Suparno, Paul. (2004). Teori Inteligensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah.

Yogyakarta: Kanisius.

Tung Yao. (2017). Desain Intruksional. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Umam, Khoirul. (2018). Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup Pada

Sekolah Adiwiyata Mandiri SDN Donoyo 2 Kota Malang. Malang:

Universitas Negeri Malang.

Widayoko, E. (2014). Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Yaumi, M. & Ibrahim, N. (2013). Pembelajaran berbasis kecerdasan jamak

(Multiple Inteligences). Jakarta: Kencana.

Yusuf, H.S (2009). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya Offset.

Yusuf, Syamsu. (2017). Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Aplikasi/Web Pemantau Titik Api :

http://sipongi.menlhk.go.id/home/main

http://lowres-catalog.lapan.go.id/monitoring/

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

115

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

116

Lampiran 1a. Pedoman Wawancara Guru

Variabel Sub Variabel Pertanyaan

Pendidikan

Lingkungan

Hidup (PLH)

Pendidikan

Lingkungan Hidup

(PLH) dalam

pembelajaran

tematik

1. Bagaimana Bapak/Ibu

mengajarkan materi tematik kelas

IV Tema 3 “Peduli Terhadap

Makhluk Hidup” Subtema 3 “Ayo

Cintai Lingkungan”?

2. Apa saja kegiatan yang

dilakukan ketika Bapak/Ibu

mengajarkan materi tematik

kelas IV Tema 3 “Peduli

Terhadap Makhluk Hidup”

Subtema 3 “Ayo Cintai

Lingkungan”?

3. Lingkungan apa saja yang

telah Bapak/Ibu jelaskan pada

kelas IV Tema 3 “Peduli

Terhadap Makhluk Hidup”

Subtema 3 “Ayo Cintai

Lingkungan”?

Buku Cerita

Bergambar

(Cergam)

Ketersediaan buku

cerita bergambar

4. Apakah ada buku cerita

bergambar untuk siswa kelas

IV?

5. Dalam pembelajaran, sumber

belajar apa saja yang telah

digunakan?

Pengguna buku

cerita bergambar

sebagai media

pembelajaran IPA

6. Berdasarkan pengalaman

Bapak/Ibu mengajar, media

apa yang digunakan dalam

mengajarkan materi tematik

kelas IV Tema 3 “Peduli

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

117

Terhadap Makhluk Hidup”

Subtema 3 “Ayo Cintai

Lingkungan”?

7. Apakah dalam pembelajaran

Bapak/Ibu menggunakan buku

cerita bergambar sebagai

media pembelajaran?

Karakteristik buku

cerita bergambar

8. Menurut Bapak/Ibu guru,

bagaimana karakteristik cerita

bergambar yang dapat

membuat anak tertarik untuk

membacanya?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

118

Lampiran 1b. Hasil Wawancara Guru

No Pertanyaan Kesimpulan

1 Bagaimana Bapak/Ibu

mengajarkan materi tematik

kelas IV Tema 3 “Peduli

Terhadap Makhluk Hidup”

Subtema 3 “Ayo Cintai

Lingkungan”?

Berdasarkan hasil wawancara dapat

disimpulkan bahwa guru kadang mengajak

anak belajar dihalaman sekolah kemudian

melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

materi hari tersebut. Sekolah tersebut juga

memiliki kebun kecil khusus untuk siswa

di belakang sekolah jadi terkadang siswa

diajak ke kebun tersebut untuk belajar

mengenai tanaman.

Jawaban : MY

Jawaban : PP

2 Apa saja kegiatan yang

dilakukan ketika Bapak/Ibu

mengajarkan materi tematik

kelas IV Tema 3 “Peduli

Terhadap Makhluk Hidup”

Subtema 3 “Ayo Cintai

Lingkungan”?

Berdasarkan hasil wawancara dapat

disimpulkan bahwa kegiatan yang

dilakukan ketika mengajarkan tematik

kelas IV Tema 3 “Peduli Terhadap

Makhluk Hidup” Subtema 3 “Ayo Cintai

Lingkungan” yaitu dengan diskusi dan

tanya jawab dikelas,menonton video

pembelajaran, merawat kebun dibelakang

sekolah, dan pekerjaan rumah seperti

menanam bunga dan merawat binatang

peliharaan di rumah.

Jawaban : MY

Jawaban :PP

3 Lingkungan apa saja yang

telah Bapak/Ibu jelaskan pada

kelas IV Tema 3 “Peduli

Terhadap Makhluk Hidup”

Subtema 3 “Ayo Cintai

Lingkungan”?

Berdasarkan hasil wawancara dapat

disimpulkan bahwa lingkungan yang telah

dijelaskan kepada siswa yaitu lingkungan

sekitar seperti lingkungan sekolah dan

lingkungan tempat tinggal atau rumah.

Jawaban :MY

Jawaban :PP

4 Apakah ada buku cerita

bergambar untuk siswa kelas

Berdasarkan hasil wawancara dapat

disimpulkan bahwa belum ada buku cerita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

119

IV? bergambar untuk siswa kelas IV SD.

Jawaban :MY

Jawaban :PP

5 Dalam pembelajaran, sumber

belajar apa saja yang telah

digunakan?

Berdasarkan hasil wawancara dapat

disimpulkan bahwa sumber belajar yang

digunakan dalam pembelajaran ialah buku,

video pembelajaran, tanaman di kebun

sekolah.

Jawaban : MY

Jawaban : PP

6 Berdasarkan pengalaman

Bapak/Ibu mengajar, media

apa yang digunakan dalam

mengajarkan materi tematik

kelas IV Tema 3 “Peduli

Terhadap Makhluk Hidup”

Subtema 3 “Ayo Cintai

Lingkungan”?

Berdasarkan hasil wawancara dapat

disimpulkan bahwa media yang digunakan

dalam mengajarkan materi tematik kelas

IV Tema 3 “Peduli Terhadap Makhluk

Hidup” Subtema 3 “Ayo Cintai

Lingkungan” yaitu dengan buku, tayangan

video, dan peralatan berkebun.

Jawaban :MY

Jawaban :PP

7 Apakah dalam pembelajaran

Bapak/Ibu menggunakan

buku cerita bergambar

sebagai media pembelajaran?

Berdasarkan hasil wawancara dapat

disimpulkan bahwa kedua bapak/ibu guru

tidak menggunakan buku cerita bergambar

sebagai media pembelajaran.

Jawaban :MY

Jawaban :PP

8 Menurut Bapak/Ibu guru,

bagaimana karakteristik cerita

bergambar yang dapat

membuat anak tertarik untuk

membacanya?

Berdasarkan hasil wawancara dapat

disimpulkan bahwa karateristik cerita

bergambar yang dapat menarik siswa

untuk membacanya ialah buku cerita

bergambar dengan cerita yang ringan

sehingga mudah dipahami, berwarna cerah

dan gambar animasi sehingga dapat

menumbuhkan imajinasi anak.

Jawaban :MY

Jawaban :PP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

120

Lampiran 2a. Angket Siswa

No Pertanyaan SS S TS STS

1 Di sekolah saya terdapat buku cerita bergambar

untuk siswa kelas IV

2 Saya sudah pernah membaca buku cerita

bergambar

3 Sebelum memulai pembelajaran, saya membaca

buku cerita bergambar sebagai sarana literasi

4 Guru menggunakan buku cerita bergambar

sebagai media pembelajaran

5 Saya merasa bosan dan tidak tertarik membaca

buku yang tidak disertai gambar.

6 Dengan buku cerita bergambar saya lebih mudah

memahami materi pembelajaran

7 Saya belajar materi pelestarian lingkungan

sekitar di kelas IV.

8 Ada buku cerita bergambar tentang materi

pelestarian lingkungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

121

Lampiran 2b. Hasil Angket Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

123

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

125

Lampiran 2c. Rekap Hasil Angket Siswa

No Pertanyaan Jawaban

1 Di sekolah saya

terdapat buku cerita

bergambar untuk

siswa kelas IV.

• 20% siswa sangat tidak setuju dengan

pernyataan tersebut.

• 80% siswa tidak setuju dengan peryataan

tersebut.

• 0% siswa setuju dengan peryataan tersebut.

• 0% siswa sangat setuju dengan peryataan

tersebut.

2 Saya sudah pernah

membaca buku cerita

bergambar.

• 0% siswa sangat tidak setuju dengan

pernyataan tersebut.

• 0% siswa tidak setuju dengan peryataan

tersebut.

• 60% siswa setuju dengan peryataan tersebut.

• 40% siswa sangat setuju dengan peryataan

tersebut.

3 Sebelum memulai

pembelajaran, saya

membaca buku cerita

bergambar sebagai

sarana literasi.

• 10% siswa sangat tidak setuju dengan

pernyataan tersebut.

• 70% siswa tidak setuju dengan peryataan

tersebut.

• 20% siswa setuju dengan peryataan tersebut.

• 0% siswa sangat setuju dengan peryataan

tersebut.

4 Guru menggunakan

buku cerita bergambar

sebagai media

pembelajaran.

• 20% siswa sangat tidak setuju dengan

pernyataan tersebut.

• 80% siswa tidak setuju dengan peryataan

tersebut.

• 0% siswa setuju dengan peryataan tersebut.

• 40% siswa sangat setuju dengan peryataan

tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

126

5 Saya merasa bosan

dan tidak tertarik

membaca buku yang

tidak disertai gambar.

• 0% siswa sangat tidak setuju dengan

pernyataan tersebut.

• 0% siswa tidak setuju dengan peryataan

tersebut.

• 70% siswa setuju dengan peryataan tersebut.

• 30% siswa sangat setuju dengan peryataan

tersebut.

6 Dengan buku cerita

bergambar saya lebih

mudah memahami

materi pembelajaran.

• 0% siswa sangat tidak setuju dengan

pernyataan tersebut.

• 20% siswa tidak setuju dengan peryataan

tersebut.

• 60% siswa setuju dengan peryataan tersebut.

• 20% siswa sangat setuju dengan peryataan

tersebut.

7 Saya belajar materi

pelestarian lingkungan

sekitar di kelas IV.

• 0% siswa sangat tidak setuju dengan

pernyataan tersebut.

• 0% siswa tidak setuju dengan peryataan

tersebut.

• 70% siswa setuju dengan peryataan tersebut.

• 30% siswa sangat setuju dengan peryataan

tersebut.

8 Ada buku cerita

bergambar tentang

materi pelestarian

lingkungan.

• 10% siswa sangat tidak setuju dengan

pernyataan tersebut.

• 90% siswa tidak setuju dengan peryataan

tersebut.

• 0% siswa setuju dengan peryataan tersebut.

• 0% siswa sangat setuju dengan peryataan

tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

127

Lampiran 3. Angket Validator

INSTRUMEN VALIDASI DESAIN BUKU CERITA BERGAMBAR KELAS

IV SEKOLAH DASAR

Kepada

Yth ..............................................

Di tempat

Dengan hormat,

Bersama surat ini, peneliti memohon bantuan Bapak/Ibu untuk

memvalidasikan atau memverifikasi pengembangan cergam yang berjudul

“Teknologi Untuk Memantau dan Memadamkan Api”. Cergam tersebut berkaitan

dengan materi pembelajaran kelas IV Sekolah Dasar: Tema 3 “Peduli Terhadap

Makhluk Hidup” dan subtema 3 “Ayo Cintai Lingkungan”. Melalui cergam ini,

siswa diharapkan dapat lebih peduli terhadap lingkungan.

Mohon Bapak/Ibu berkenan untuk menilai kualitas desain buku cerita

bergambar untuk siswa kelas IV SD dengan cara memberikan tanda (√) pada

kolom yang berada di bawah 1, 2, 3, dan 4 serta memberi komentar sesuai dengan

pendapat Bapak/Ibu pada kolom yang tersedia.

Skala penilaian verifikasi produk adalah sebagai berikut :

Skor 1, jika kriteria cergam sangat tidak baik.

Skor 2, jika kriteria cergam tidak baik.

Skor 3, jika kriteria cergam baik.

Skor 4, jika kriteria cergam sangat baik.

Variabel Indikator No Item

Buku Panduan Desain Produk 1,2,3,4,5,6,7

Isi Buku 8,9,10,11,12,13,14,15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

128

Verifikasi Produk

No Aspek yang Dinilai Skor Saran/ Komentar

1 2 3 4

Desain Produk

1 Memuat judul yang

mendeskripsikan isi

cerita.

2 Memuat nama penulis.

3 Bahasa sesuai dengan

EBI.

4 Bahasa mudah

dipahami oleh siswa

SD kelas IV.

5 Komponen dalam buku

cerita bergambar

lengkap (sampul, kata

pengantar, isi cergam,

kepustakaan, biodata

penulis).

6 Tampilan fisik (warna,

huruf, gambar) dalam

buku cerita menarik.

7 Tampilan fisik (warna,

huruf, gambar) sesuai

dengan perkembangan

anak Sekolah Dasar.

Isi Buku Cerita Bergambar

8 Cergam berisi narasi

dan gambar yang saling

berkaitan.

9 Cergam berisi cerita

yang mendukung judul

utama tentang

“Teknologi Untuk

Memantau dan

Memadamkan Api”.

10 Cergam berisi

informasi tentang

penjelasan “Teknologi

Untuk Memantau dan

Memadamkan Api”.

11 Cergam berisi

informasi penyebab dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

129

dampak kebakaran

hutan.

12 Cergam berisi

informasi tentang alat

untuk memantau titik

api.

13 Cergam berisi tentang

informasi cara

memadamkan api.

14 Cergam berisi

informasi upaya

pemulihan hutan yang

rusak akibat terbakar.

15 Cergam berisi

informasi upaya

pencegahan kebakaran

hutan.

Jumlah Skor

Total Skor

Rata-rata Skor

Berdasarkan nilai rata-rata tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Cergam

“Teknologi Untuk Memantau dan Memadamkan Api” :

a. Layak diujicobakan tanpa revisi.

b. Layak diujicobakan setelah revisi.

c. Tidak layak diujicobakan.

Yogyakarta, ............................. 2020

Validator

(......................................)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

130

Lampiran 3a. Hasil Angket Validator I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

131

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

132

Lampiran 3b. Hasil Angket Validator II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

133

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

134

Lampiran 3c. Rekap Angket Validator

No Aspek yang Dinilai Validator I Validator II

Skor Saran/ Komentar Skor Saran/ Komentar

Desain Produk

1 Memuat judul yang

mendeskripsikan isi

cerita.

4 4

2 Memuat nama penulis.

4 4

3 Bahasa sesuai dengan

EBI.

4 3 Kalimat yang

panjang bisa

dipersingkat lagi

disesuaikan dengan

konsep EYD

(PEUBI)

4 Bahasa mudah

dipahami oleh siswa

SD kelas IV.

3 Terdapat

beberapa

penjelasan yang

rumit, sebaiknya

bahasa

disederhanakan

3

5 Komponen dalam

buku cerita bergambar

lengkap (sampul, kata

pengantar, isi cergam,

kepustakaan, biodata

penulis).

4

Perlu ditambah

halaman

4

6 Tampilan fisik (warna,

huruf, gambar) dalam

buku cerita menarik.

3 Tulisan terlalu

kecil

4

7 Tampilan fisik (warna,

huruf, gambar) sesuai

dengan perkembangan

anak Sekolah Dasar.

4 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

135

Isi Buku Cerita Bergambar

8 Cergam berisi narasi

dan gambar yang

saling berkaitan.

3 3 Gambar ilustrasi

sebaiknya diberi

nomor urutan agar

siswa lebih

mengerti tata

urutannya

9 Cergam berisi cerita

yang mendukung judul

utama tentang

“Teknologi Untuk

Memantau dan

Memadamkan Api”.

4 4

10 Cergam berisi

informasi tentang

penjelasan “Teknologi

Untuk Memantau dan

Memadamkan Api”.

4 4 Secara keseluruhan

konsep isi buku

cergam sudah

sesuai terutama

dengan teknologi

yang akan

disampaikan

11 Cergam berisi

informasi penyebab

dan dampak kebakaran

hutan.

4 4

12 Cergam berisi

informasi tentang alat

untuk memantau titik

api.

4 4

13 Cergam berisi tentang

informasi cara

memadamkan api.

4 4

14 Cergam berisi

informasi upaya

pemulihan hutan yang

rusak akibat terbakar

4 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

136

15 Cergam berisi

informasi upaya

pencegahan kebakaran

hutan.

4 4

Jumlah Skor

56 56

Total Skor

3,7 3,7

Rata-rata Skor

3,7

Berdasarkan nilai rata-rata hasil verifikasi yaitu 3,7. Dalam mengetahui

kelayakan penggunaan prototipe buku cerita bergambar berdasarkan jumlah skor,

peneliti menyajikan pedoman penggolongan kualitas sebagai berikut:

Skor akhir Kategori

˃3,25-4,00 Sangat Baik

˃2,50-3,25 Baik

˃1,75-2,50 Tidak Baik

1,00-1,74 Sangat Tidak Baik

Berdasarkan hasil verifikasi, diperoleh skor yang menunjukkan bahwa

buku cerita bergambar yang berjudul “Teknologi Untuk Memantau dan

Memadamkan Api” termasuk dalam kategori “Sangat Baik” dan sudah layak

diujicobakan dengan revisi sesuai dengan masukan validator.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

137

Lampiran 4. Kisi-kisi Prototipe Buku Cerita Bergambar

No Deskripsi Rencana

Cergam

Percakapan

PENYEBAB DAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN

1 Kebakaran

hutan di

Indonesia

• Eva dan Kak

Icut sedang

menonton

Tv. Di

Televisi di

siarkan berita

mengenai

kebakaran

Hutan

• Penjelasan

kebakaran

hutan terjadi

didaerah

mana saja di

Indonesia

Eva : Kak Icut, apa yang sedang kamu

tonton?

Icut : Kakak sedang menonton berita

mengenai kebakaran hutan yang terjadi

di Indonesia.

Eva : memangnya kebakaran hutan

terjadi dimana saja kak?

Icut : kebakaran hutan sering terjadi di

Pulau Kalimantan, Sumatera, Nusa

Tenggara Barat dan Papua.

(Gambar perkotak dalam 1 atau 2

halaman wilayah-wilayah terdampak)

2 Penyebab

kebakaran

hutan

• Penyebab

kebakaran

hutan

Eva : kebakaran hutan itu karena orang-

orang bakar lahan untuk berkebun?

Icut : iya, biasanya mereka sengaja

melakukannya untuk membuka lahan

pertanian yang baru.

Eva : membuka lahan untuk pertanian

bukannya ada cara lain selain dengan

cara dibakar

Icut : ada, namun metode pembakaran

hutan bisa dikatakan murah dan efektif.

(gambar 2 kotak, 1 nya gambar

membuka lahan dengan cara manual

yaitu mengunakan alat seperti gergaji,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

138

tenso, parang dan lain-lain. 1 kotak lagi

membuka lahan dengan cara membakar

hutan)

Penyebab lainnya itu ialah dikarenakan

faktor alam seperti ; musim kemarau

yang panjang sehingga memudahkan

lahan terbakar, aktivitas vulkanis,

migrasi penduduk, dan faktor

ketidaksengajaan akibat kurangnya

kesadaran masyarakat terhadap bahaya

api. (Misalnya kebiasaan masyarakat

mencari rota dihutan sambil merokok

atau api yang diakibatkan pantulan

sampah botol kaca)

(digambarkan dalam 1 halaman)

3 Dampak

kebakaran

hutan

• Dampak-

dampak yang

diakibatkan

oleh

kebakaran

hutan

Eva : Kabut asap yang sering terjadi itu

disebabkan oleh kebakaran hutan kan

kak?

Icut : iya va, kebakaran hutan dapat

menimbulkan kabut asap yang

berdampak pada kesehatan masyarakat

yang menghirupnya.

(gambar kabut asap dan orang-orang

yang menggunakan masker)

Eva : kebakaran hutan juga dapat

membuat banjir kak, karena hutan yang

terbakar akan lama dipulihkan sehingga

menyebabkan lahan terbuka, jadinya

mudah erosi dan tidak akan kuat

menahan banjir.

Icut : kebakaran hutan juga berdampak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

139

buruk bagi perekonomian karena untuk

memulihkan hutan kembali

membutuhkan banyak biaya dan waktu

yang lama. Pohon-pohon yang sudah

terlanjur terbakar akan membutuhkan

waktu yang lama untuk bertumbuh.

(1 halaman dengan kotak-kotak gambar

penjelasan diatas)

CARA MENGETAHUI TITIK API & MEMADAMKAN API

4 Aplikasi • Aplikasi titik

api

Eva : Agar tidak terjadi kebakaran

hutan, apakah ada yang bisa kita

lakukan kak?

Icut : api yang sudah terlanjur menyala

dihutan sangat susah dipadamkan jadi

sebelum apinya menyebar kita harus

segera memadamkannya atau

memanggil petugas pemadam

kebakaran hutan atau pun warga sekitar

yang dapat membantu madamkan api.

(gambar warga dan petugas

memadamkan api dalam 1 halaman)

Eva : bagaimana caranya kita bisa selalu

tahu ada api yang muncul dihutan?

Icut : sekarang ada aplikasi yang dapat

memudahkan kita untuk memantau titik

api yang ada dihutan.

Eva : Aplikasi apa kak yang bisa

memantau titik api?

Icut : yang pertama ada aplikasi

Sipongi. Aplikasi Sipongi merupakan

aplikasi resmi yang diluncurkan oleh

Menteri Lingkungan Hidup dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

140

Kuhutanan Ibu Siti Nurbaya pada tahun

2015. Cara kerjanya yaitu nanti satelit

menangkap suhu dan luasan titik api

kemudian disampaikan kepusat

informasi dan ditampilkan ke web. oh

iya, setelah kakak buka aplikasinya

ternyata aplikasi ini juga dapat

memberikan informasi tentang kualitas

udara dan didukung dengan fasilitas call

center sehingga mempermudah bagi

masyarakat melakukan pengaduan titik

api baru.

Aplikasi resmi lainnya yaitu aplikasi

LAPAN: Fire Hotspot. Aplikasi ini

disediakan oleh Lembaga dan Antariksa

Nasional (LAPAN). Cara kerja

aplikasinya mirip dengan aplikasi

Sipongi. Tampilan muka aplikasi versi

Android cukup sederhana. Saat dibuka,

akan terpampang peta Indonesia dengan

sejumlah titik berwarna hijau, kuning,

hingga merah yang merupakan titik api.

(gambar dengan 2 halaman, masing2 1

halaman)

Eva : Kalau nanti kita sudah mengetahui

titik api dan melakukan laporan apa

yang akan terjadi selanjutnya?

Icut : nantinya Fire officer akan

menerima lapaoran dan akan lanjutkan

ke petugas terdekat dengan titik api

sehingga Satgas dapat langsung menuju

ke lokasi kebakaran dan melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

141

tindakan untuk memadamkan api

dengan segera.

5 Pemadaman

Manual

Eva : biasanya masyarakat

memadamkan api dengan cara

menyiramkan api menggunakan sumber

air terdekat, entah menggunakan ember

dan bolak-balik atau menggunakan

selang. Aku pernah melihatnya dari

televisi. Ibu juga kalau memadamkan

api dikebun belakang saat membakar

sampah dan api membesar dengan cara

menyirakan air seember.

Icut : itu merupakan teknik paling

umum digunakan namun sangat

berbahaya karena jarak api dengan

orang yang memadamkan api sangat

dekat. Orang yang memadamkan api

pasti akan terkena asap yang muncul

saat api dipadamkan dan bisa saja

percikan api yang bisa saja membesar.

6 Water

Bombing

Penjelasan

mengenai teknik

water bombing

menggunakan

helikopter

Eva : Kalau begitu apa ada cara lain yng

tidak terlalu berbahaya?

Icut : tentu saja ada, ada 2 cara yang

dapat dilakukan.

Yang pertama teknik water bombing.

Water bombing merupakan teknik yang

dapat digunakan jika skala kebakaran

besar dan jalur menuju lokasi kebakaran

sulit untuk dimasuki mobil pemadam.

Cara kerjanya dengan menjatuhkan air

dalam jumlah besar menggunakan

helikopter pada titik panas diarea lahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

142

yang terbakar.

7 Hujan Buatan • Penjelasan

mengenai

Hujan buatan

• Cara

membuat

hujan buatan

Icut : cara kedua adalah membuat hujan

buatan. cara ini dapat dijadikan sebagai

penanganan sekaligus pencegahan

kebakaran hutan. Jika cara ini dapat

dilaksanakan sebelum terjadinya

kebakaran maka akan memperkecil

kemungkinan terjadinya kebakaran

akibat keringnya lahan.

Eva : bagaimana cara membuat hujan

buatan?

Icut : nanti akan dilakukan penanaman

zat-zat khusus di awan yang akan dibuat

hujan. Hujan buatan ini akan sangat

dipengaruhi oleh banyak atau sedikitnya

awan yang berada diats wilayah yang

membutuhkan hujan.

Eva : bagaimana kalau tidak ada awan

yang dapat digunakan? Biasanya jika

kemarau panjang, jarang ada awan

dilangit, kalaupun ada pasti sedikit dan

kecil.

Icut : maka akan dibuat terlebih dahulu

awan, walau jadinya akan memakan

waktu lama hingga proses pembuatan

hujan buatan.

Eva : wah keren sekali, teknologi benar-

benar semakin berkembang.

PEMULIHAN LAHAN & PENCEGAHAN

7 Restorasi

Lahan

• Pengertian

• Cara-cara

Eva : Tapi bagaimana kalau sudah

terlanjur terbakar dan rusak seperti yang

di Tv tadi?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

143

Icut : Dapat dilakukan restorasi lahan

atau upaya pemulihan.

Eva : Restorasi lahan? Apa maksudnya

?

Icut : Restorasi lahan itu artinya proses

untuk mengembalikan fungsi ekologi

lahan dan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat yang terkena dampak dari

lahan yang rusak akibat kebakaran.

Dapat dilakukan penanaman kembali

bibit-bibit pohn dan tanaman dihutan

yang sudah gundul karena terbakar.

8 Kanal Eva : Kalau yang tadi upaya pemulihan,

aku tahu upaya pencegahannya kak.

Icut : Bagaimana caranya?

Eva : membuat kanal, seperti yang ada

disawah kita. Kanal dapat digunakan

sebagai aliran air yang mengaliri lahan

atau hutan yang rawan terbakar. Kalau

ada kanal maka lahan yang tadinya

mudah terbakar karena musim kemarau

panjang jadi dapat menyimpan air lebih

banyak sehingga akan sulit terbakar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

144

9 Sumur bor

Icut : Wah, ide yang kreatif sekali dek.

Selain kanal, kita juga dapat

menggunakan sumur bor. Sumur bor

merupakan cara yang efisien untuk

mendekatkan sumber air dengan lokasi

rawan kebakaran.

Eva : benar kak, kalau ada sumur bor

akan memudahkan orang-orang untuk

melakukan pembasahan lahan, jadi

tidak mudah kering dan terbakar.

Wahhh hebat!

10 Langkah

awal yang

dapat

dilakukan

sebagai

upaya

pencegahan

Ajakan untuk

melakukan

pencegahan

Icut : nah sekarang kakak mau

mengajak kamu ke kebun belakang

rumah untuk menanam bibit pohon

mahoni yang dibeli ayah kemarin.

Eva : untuk apa menanam pohon,

mendingan kita menanam bunga atau

sayur-sayuran.

Icut : menanam bbit mahoni merupakan

upaya yang dapat kita lakukan sebagai

pencegahan lahan gundul dan upaya

pemulihan lahan yang sudah terlanjur

gundul. Kalau sudah selesai menanam

bibit pohon mahoni baru kita menanam

bibit bunga dan sayuran.

Eva : Baiklah kak kalau begitu mari kita

berkebun!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

145

Lampiran 5 Produk yang dikembangkan

(Produk lengkap prototipe buku cerita bergambar dicetak terpisah)

2.1 Halaman sampul prototipe buku cerita bergambar “Teknologi untuk

Memantau dan Memadamkan Api”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ...bergambar sehingga buku cerita bergambar dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. 6. Validator yaitu dosen Pendidikan Fisika dan guru kelas

146

Lampiran 6. Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Alisa Pranita Utama lahir di Dusun Keledan, 17

November 1998 dari pasangan Bapak Antonius Anton

dan Ibu Gerteruda Teru. Jenjang pendidikan yang

ditempuh yaitu SDN 01 Sejiram tahun 2004-2010, SMP

Negeri 1 Seberuang tahun 2010-2013, SMA Negeri 1

Sintang tahun 2013-2016 dan saat ini sedang menempuh

pendidikan S1 di Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta angkatan 2016. Selama menjadi mahasiswa, peneliti mengikuti

kegiatan kepanitiaan : 1) Pekan Kreativitas Mahasiswa pada tahun 2017 sebagai

anggota devisi medis, 2) Parade Gamelan Anak ke-X Se-Yogyakarta dan Jawa

Tengah “Budayaku, Harga Diri Bangsaku” pada tahun 2017 sebagai anggota

devisi dampok, 3) Dayak Nite “Pererat Integrasi Bangsa, Merangkul Tradisi

Leluhur” pada tahun 2017 sebagai anggota devisi makeup & kostum, 4) Kegiatan

pemilihan Calon Presiden dan Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa

Universitas Sanata Dharma Tahun 2018/2019 sebagai anggota devisi humas pada

tahun 2018. Dalam memenui tugas akhir, maka peneliti menulis skripsi dengan

judul “Pengembangan Prototipe Buku Cerita Bergambar Tentang Teknologi

Penanganan Kebakaran Hutan untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar” pada tahun

2021.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI