PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas...

44
PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Etika Profesi Guru Dosen Pengampu: Ahmad Chafid Alwi, S.Pd., M.Pd. Disusun oleh: Sevrilla Difa Putri (15804241001) Fajar Nur Arfian (15804241028) Risa Nur Fauzi (15804241031) Fatimatus Solichah (15804241044) Universitas Negeri Yogyakarta Fakultas Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ekonomi Kampus Karangmalang, Caturtunggal, Depok, Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta 55281 Tahun Ajaran 2016/2017

Transcript of PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas...

Page 1: PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas ...arfian.blogs.uny.ac.id/.../1825/2017/12/Revisi-Makalah...Keguruan_.pdf · Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas

PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah

Etika Profesi Guru

Dosen Pengampu: Ahmad Chafid Alwi, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:

Sevrilla Difa Putri (15804241001)

Fajar Nur Arfian (15804241028)

Risa Nur Fauzi (15804241031)

Fatimatus Solichah (15804241044)

Universitas Negeri Yogyakarta

Fakultas Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ekonomi

Kampus Karangmalang, Caturtunggal, Depok, Sleman

Daerah Istimewa Yogyakarta 55281

Tahun Ajaran 2016/2017

Page 2: PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas ...arfian.blogs.uny.ac.id/.../1825/2017/12/Revisi-Makalah...Keguruan_.pdf · Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya

maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul

“Pengembangan Profesi Keguruan”.

Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas kelompok mata kuliah

Etika Profesi Keguruan jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri

Yogyakarta dan memberikan wawasan kepada penulis maupun pembaca.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih

yang kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penulisan

makalah ini, khususnya kepada :

1. Bapak Ahmad Chafid Alwi, M.Pd.,dosen mata kuliah Etika Profesi Keguruan

yang telah memberikan gambaran dan arahan dalam penyusunan makalah.

2. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada teman-teman

tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang

besar kepada penulis.

3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan

bantuan dalam penulisan makalah ini.

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-

kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan

kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak

sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Yogyakarta, 21 September 2017

Penulis

Page 3: PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas ...arfian.blogs.uny.ac.id/.../1825/2017/12/Revisi-Makalah...Keguruan_.pdf · Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas

ii

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar ....................................................................................... i

Daftar Isi............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2

1.3 Tujuan ............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................... 3

A. Pengertian Pengembangan Profesi Keguruan .............................. 3-5

B. Sikap Profesionalitas .................................................................. 5-12

a. Konsep Sikap Profesionalitas ................................................ 5-8

b. Ciri – Ciri Guru Profesional ................................................ 8-10

c. Prinsip Profesional ............................................................ 10-11

d. Faktor Penyebab Rendahnya Profesionalisme Guru ......... 11-12

C. Pengembangan Profesi Guru .................................................... 13-28

a. Strategi Pengembangan Profesi Guru ............................... 13-15

b. Prinsip Pengembangan Profesi Guru ................................ 15-17

c. Jenis – Jenis Kegiatan Pengembangan Profesi Guru ........ 17-28

D. Implementasi Program Pengembangan Profesi Guru di Indonesia

a. Permasalahan PLPG dan sertifikasi di Indonesia…………28-31

b. Analisis PLPG dan sertifikasi secara mendalam………….31-35

c. Solusi permasalahan PLPG dan sertifikasi………………..35-36

BAB III PENUTUP ............................................................................ 37

3.1 Kesimpulan ................................................................................... 37

Page 4: PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas ...arfian.blogs.uny.ac.id/.../1825/2017/12/Revisi-Makalah...Keguruan_.pdf · Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas

iii

3.2 Saran .............................................................................................. 38

DaftarPustaka ................................................................................ 39-40

Page 5: PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas ...arfian.blogs.uny.ac.id/.../1825/2017/12/Revisi-Makalah...Keguruan_.pdf · Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Guru memiliki peran yang sangat esensial bagi mutu pendidikan di

Indonesia karena guru menjadi salah satu faktor yang menentukan berhasil atau

tidaknya proses pembelajaran disamping kurikulum dan sarana prasarana. Guru

memiliki tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, dan mengevaluasi

peserta didik. Tugas utama tersebut akan menjadi efektif apabila guru memiliki

derajat profesionalitas tertentu yang meliputi kompetensi yang harus dimiliki guru

disertai dengan kode etik tertentu. Menurut Undang-undang Nomor 14 tahun 2005

kompetensi yang harus dimiliki guru meliputi meliputi kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. keempat

kompetensi tersebut dalam praktiknya merupakan satu kesatuan yang utuh. Guru

profesional sudah seyogyanya mampu menguasai keempat kompetensi tersebut.

Dalam kaitannya dengan mutu pendidikan, kompetensi guru memiliki

hubungan yang positif. Semakin guru menguasai kompetensi minimal yang harus

dimilikinya maka mutu pendidikan di Indonesia juga akan meningkat. Namun

melihat fenomena yang ada sekarang, masih banyak ditemukan kasus yang

mencerminkan masih rendahnya tingkat profesionalitas guru di Indonesia. Salah

satunya dapat dilihat dari masih banyak guru yang menggunakan metode

pembelajaran yang monoton tanpa adanya inovasi dalam pembelajaran, masih

benyak guru yang belum mempunyai kualifikasi S1dan masih banyak persolan

lainnya. Pengembangan guru di Indonesia juga masih rendah. Banyak guru-guru

dalam bidang skill (kemampuan mengajar) masih kurang, kurangnya

pengembangan dan peningkatan organisasi serta kurangnya pengembangan dan

peningkatan keperibadian (motivasi berprestasi). Padahal peran guru demikian

penting dalam peningkatan mutu pendidikan.

Secara kuantitatif jumlah tenaga guru telah cukup memadai, tetapi mutu

serta profesionalismenya belum sesuai dengan harapan. Guru bukan hanya

sekedar profesi. Guru bukan hanya mengajarkan materi dan memberikan

Page 6: PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas ...arfian.blogs.uny.ac.id/.../1825/2017/12/Revisi-Makalah...Keguruan_.pdf · Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas

2

penilaian. Dalam proses penyampaian materi itu sendiri memerlukan teknik dan

seni sebagai hasil dari perpaduan kompetensi yamg dimiliki oleh guru. Sehingga

guru menjadi lebih kreatif dalam mengembangkan pembelajaran. Peningkatan

kompetensi guru dalam rangka pengembangan profesi guru dinilai sangat

berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik dan lebih luas lagi meningkatkan

mutu pendidikan di Indonesia. Maka dalam makalah ini, penulis tertarik untuk

membahas tentang guru berkaitan denganpengembangan profesi guru.

1.2 RumusanMasalah

a. Apa yang dimaksud dengan pengembangan profesi keguruan?

b. Bagaimana sikap professional seorang guru?

c. Bagaimana pengembangan profesi keguruan?

1.3 Tujuan

Penulis menyusun makalah “Pengembangan Profesi Keguruan” dalam rangka

memenuhi tugas kelompok mata kuliah Etika Profesi Keguruan dan antara lain

bertujuan agar dapat:

a. Menjelaskan pengertian pengembangan profesi keguruan.

b. Menjelaskan sikap professional guru.

c. Menjelaskan pengembangan profesi guru.

Page 7: PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas ...arfian.blogs.uny.ac.id/.../1825/2017/12/Revisi-Makalah...Keguruan_.pdf · Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengembangan Profesi Keguruan

Sebelum menguraikan definisi Pengembangan profesi keguruan,

terlebih dahulu kita mengetahui apa sebenarnya definisi dari ketiga kata

tersebut.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Pengembangan bisa

diartikan dengan proses atau perbuatan mengembangkan.Sedangkan menurut

UU no 18 tahun 2002, Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan

yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan

aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau menghasilkan

teknologi baru.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, profesi bisa diartikan

dengan bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian keterampilan,

kejuruan, tertentu. Selain istilah profesi kita mengenal istilah profesional,

profesionalisme, dan profesionalisasi. Ketiga istilah tersebut memiliki definisi

masing-masing. Sudarwan Danim(2011:103) membedakan ketiga istilah

tersebut sebagai berikut :

Profesional merujuk pada dua hal yaitu orang yang menyandang suatu

profesi dan kinerja dalam melakukan pekerjaan yang sesuai denga profesinya.

Profesionalisme dapat diartikan sebagai komitmen para anggota suatu profesi

untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus menerus

mengembangkan strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan

sesuai dengan profesinya itu. Sedangkan profesionalisasi merupakan proses

peningkatan kualifikasi atau kemampuan para anggota penyandang suatu

profesi untuk mencapai kriteria standar ideal dari penampilan atau perbuatan

yang diinginkan oleh profesinya itu.

Page 8: PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas ...arfian.blogs.uny.ac.id/.../1825/2017/12/Revisi-Makalah...Keguruan_.pdf · Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas

4

Keguruan sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bisa

diartikan perihal (yang menyangkut) pengajaran, pendidikan, dan metode

pengajaran. Dalam UU Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, Profesi

keguruan adalah pendidikan profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada usia dini,

jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Joan Dean mengemukakan bahwa, pengembangan profesionalitas guru

(professional development teacher) dimaknai sebagai a process

wherebyteacher become more professional, yakni suatu proses yang

dilakukan untuk menjadikan guru dapat tampil secara lebih profesional. “

(Pahrudin, 2015)”

Dengan kata lain dapat diartikan bahwa, pengembangan profesi guru

didefinisikan sebagai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan taraf atau

derajat profesi seorang guru yang menyangkut kemampuan guru, baik

penguasaan materi ajar atau penguasaan metodologi pengajaran, serta sikap

keprofesionalan guru menyangkut motivasi dan komitmen guru dalam

menjalankan tugas sebagai guru.

Pengembangan dan peningkatan profesi guru juga dilakukan dalam

rangka menjaga agar kompetensi keprofesiannya tetap sesuai dengan

perkembangan zaman yang semakin modern. Pembinaan dan pengembangan

profesi guru meliputi pembinaan kompetensi pedagogik, kepribadian,

profesional, dan sosial. Sedangkan pembinaan dan pengembangan karier

meliputi penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi. Keduanya disesuaikan

dengan jabatan fungsional masing-masing.

Urgensi program pengembangan guru sendiri didasarkan pada sebuah

asumsi bahwa tidak semua guru dan tenaga kependidikan yang dihasilkant

Page 9: PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas ...arfian.blogs.uny.ac.id/.../1825/2017/12/Revisi-Makalah...Keguruan_.pdf · Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas

5

elah memenuhi kriteria guru profesional. Dengan berdasarkan pada asumsi-

asumsi tersebut, agar guru dapat memberikan kontribusinya secara maksimal

bagi pencapaian tujuan pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan di

Indonesia, maka harus ada upaya pengembangan profesi guru yang dilakukan

secara bertahap dan berkesinambungan (terus-menerus). Kegiatan pembinaan

dan pengembangan profesi guru dilakukan atas prakarsa pemerintah,

pemerintah daerah, penyelenggara satuan pendidikan, asosiasi guru, dan guru

secara pribadi.

Pemerintah idealnya berperan aktif dalam upaya pengembangan profesi

guru seperti dalam UU Nomor 14 tahun 2005 bahwasanya pemerintah

berkewajiban untuk memberikan dana dalam rangka membina dan

mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi guru agar terbentuk

guru yang profesional dan mumpuni dari segi kompetensi. Secara pribadi,

seorang guru seharusnya memposisikan diri sebagai guru pembelajar. Dimana

ia akan selalu berusaha mengupgrade kapasitas dirinya dengan proses belajar

mandiri sehingga pengetahuan dan skill yang dimiliki semakin terasah dan

memenuhi kriteria sebagai guru yang profesional. Secara umum, kegiatan

pengembanagan profesi guru dimaksudkan untuk merangsang, memelihara,

dan meningkatkan kompetensi guru dalam memecahkan masalah pendidkan

dan pembelajaran yang berdampak pada peningkatan mutu belajar siswa yang

selanjutnya meningkatkan mutu pendidikan.

B. Sikap Profesionalitas

a. Konsep sikap profesionalitas

Menurut para ahli, profesionalisme menekankan kepada penguasaan

ilmu pengetahuan atau kemampuan manajemen beserta strategi

penerapannya. Maister (1997) (Mustofa,2007) mengemukakan bahwa

profesionalisme bukan sekadar pengetahuan, teknologi dan manajemen

tetapi lebih merupakan sikap, pengembangan profesionalisme lebih dari

Page 10: PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas ...arfian.blogs.uny.ac.id/.../1825/2017/12/Revisi-Makalah...Keguruan_.pdf · Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas

6

seorang teknisi bukan hanya memiliki keterampilan yang tinggi tetapi

memiliki suatu tingkah laku yang dipersyaratkan.

Profesional juga bisa diartikan sebagai pekerjaan atau kegiatan yang

dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan

yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi

standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi

(UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen ). Jadi profesional

menunjuk pada dua hal yakni orang yang melakukan pekerjaan dan

penampilan atau kinerja orang tersebut dalam melaksanakan tugas atau

pekerjaannya Daryanto (2013) (Lilies,2014).

Jadi Guru profesional adalah guru yang menyadari bahwa dirinya

adalah pribadi yang dipanggil untuk mendampingi peserta didik dalam

belajar. Sehingga guru secara terus-menerus perlu mengembangkan

pengetahuannya tentang bagaimana seharusnya peserta didik itu belajar.

Perwujudannya, jika terjadi kegagalan pada peserta didik, guru terpanggil

untuk menemukan akar penyebabnya dan mencari solusi bersama peserta

didik, bukan mendiamkannya atau malahan menyalahkannya. Sikap yang

harus senantiasa dipupuk adalah kesediaan untuk mengenali diri dan

kehendak untuk memurnikan keguruannya serta mau belajar dengan

meluangkan waktu untuk menjadi guru. Seorang guru yang tidak bersedia

belajar, tidak mungkin kerasan dan bangga menjadi guru. Kerasan dan

kebanggan atas keguruannya adalah langkah untuk menjadi guru yang

profesional Kunandar (2010) ( Lilies,2014). Kualitas profesionalisme

guru ditunjukkan oleh lima sikap,yakni :

1) Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati

standar ideal;

2) Meningkatkan dan memelihara citra profesi;

Page 11: PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas ...arfian.blogs.uny.ac.id/.../1825/2017/12/Revisi-Makalah...Keguruan_.pdf · Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas

7

3) Keinginan untuk senantiasa mengejar kesempatan pengembangan

profesional yang dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas

pengetahuan dan ketrampilannya

4) Mengejar kualitas dan cita-cita dalam profesi;

5) Memiliki kebanggaan terhadap profesinya Sagala (2009)

(Lilies,2014).

Guru profesional adalah guru yangmelaksanakan tugas keguruan

dengan kemampuan tinggi (profesiensi) sebagai sumber kehidupan.

Dalam menjalankan kewenangan profesionalnya, guru dituntut memiliki

keanekaragaman kecakapan (competencies) psikologis yang meliputi :

(1) Kompetensi kognitif (kecakapan ranah cipta);

(2) Kompetensi afektif (kecakapan ranah rasa);

(3) Kecakapan psikomotor (kecakapan ranah karsa).

Disamping itu, ada satu kompetensi yang diperlukan guru, yakni

kompetensi kepribadian Syah (2011) ( Lilies,2014).

Menurut Suryadi dalam Suwarna (2004) ( Mustofa,2007), predikat

guru profesional dapat dicapai dengan memiliki empat karakteristik

profesional, yaitu:

1. Kemampuan profesional (professional capacity), yaitu kemampuan

intelegensi sikap, nilai, dan keterampilan serta prestasi dalam

pekerjaannya. Secara sederhana, guru harus menguasai materi yang

diajarkan.

2. Kompetensi upaya profesional (professional effort), yaitu kompetensi

untuk membelajarkan siswanya.

3. Profesional dalam pengelolaan waktu (time devotion).

Page 12: PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas ...arfian.blogs.uny.ac.id/.../1825/2017/12/Revisi-Makalah...Keguruan_.pdf · Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas

8

4. Imbalan profesional (professional rent) yang dapat menyejahterakan

diri dan keluarganya.

Arifin (2000) (Mustofa,2007) mengemukakan guru Indonesia yang

profesional dipersyaratkan mempunyai:

1. Dasar ilmu yang kuat sebagai pengejawantahan terhadap masyarakat

teknologi dan masyarakat ilmu pengetahuan di abad 21;

2. Penguasaan kiat-kiat profesi berdasarkan riset dan praksis pendidikan

yaitu ilmu pendidikan sebagai ilmu praksis bukan hanya merupakan

konsep-konsep belaka. Pendidikan merupakan proses yang terjadi di

lapangan dan bersifat ilmiah, serta riset pendidikan hendaknya

diarahkan pada praksis pendidikan masyarakat Indonesia;

3. Pengembangan kemampuan profesional berkesinambungan. Profesi

guru merupakan profesi yang berkembang terus menerus dan

berkesinambungan antara LPTK dengan praktek pendidikan.

Kekerdilan profesi guru dan ilmu pendidikan disebabkan terputusnya

program pre-service dan in-service karena pertimbangan birokratis

yang kaku atau manajemen pendidikan yang lemah.

b. Ciri-ciri Guru Profesional

GPM memiliki ciri-ciri sebagai professional sungguhan. Ciri-ciri itu

terefleksi dari perilaku kesehariannya sebagai GPM. Hasil study beberapa

ahli mengenai sifat-sifat atau karakteristik profesi, yang secara taat asas

dimiliki dan dijunjung tinggi oleh GPM, yang menghasilkan kesimpulan

sebagai berikut:

1. Kemampuan intelektual yang diperoleh melalui pendidikan. Termasuk

dalam kerangka ini, pelatihan-pelatihan khusus yang berkaitan dengan

keilmuan yang dimiliki oleh seorang penyandang profesi.

Page 13: PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas ...arfian.blogs.uny.ac.id/.../1825/2017/12/Revisi-Makalah...Keguruan_.pdf · Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas

9

2. Memiliki pengetahuan spesialisasi. Pengetahuan spesialisasi

mengkhususkan penguasaan bidang keilmuan tertentu. Guru yang

sesungguhnya harus memiliki spesialisasi bidang studi (subject matter)

dan penguasaan metodologi pembelajaran.

3. Menjadi anggota organisasi profesi. Dibuktikan dengan kepemilikan

kartu anggota, pemahaman terhadap norma–norma organisasi,

kepatuhan terhadap kewajiban dan larangan yang ditetapkan oleh

organisasi tersebut.

4. Memiliki pengetahuan praktis yang dapat digunakan langsung oleh

orang lain atau klien. Pengetahuan khusus itu bersifat aplikatif dimana

aplikasinya didasari atas kerangka teori yang jelas dan teruji.

5. Memiliki teknik kerja yang dapat dikomunikasikan atau

communicable. GPM mampu berkomunikasi sebagai guru dalam

makna apa yang disampaikannya dapat dipahami oleh siswa.

6. Memiliki kapastitas mengorganisasikan kerja secara mandiri dan self-

organization. Istilah mandiri disini berarti kewenangan kademiknya

melekat pada diri sendiri.

7. Mementingkan kepentingan orang lain (altruism). Memberikan

layanan kepada anak didik pada saat bantuan itu diperlukan.

8. Memiliki kode etik. Kode etik dijadikan norma dan asas yang

disepakati dan diterima oleh guru–guru Indonesia sebagai pedoman

sikap dan perilaku dalam melaksanakan tugas profesi sebagai

pendidik.

9. Memiliki sanksi dan tanggung jawab komunitas. Dalam bekerja GPM

memiliki tanggung jawab kepada komunitas terutama anak didiknya.

10. Mempunyai sistem upah. Sistem upah yang dimaksud disini adalah

standar gaji yang terima oleh guru.

11. Budaya professional. Budaya profesi dapat berupa penggunaan symbol

yang berbeda dengan simbol–simbol untuk profesi lain.

Page 14: PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas ...arfian.blogs.uny.ac.id/.../1825/2017/12/Revisi-Makalah...Keguruan_.pdf · Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas

10

12. Melaksanakan pertemuan professional tahunan. Pertemuan ini dapat

dilakukan dalam bentuk forum guru, seminar, diskusi panel, workshop.

c. Prinsip Profesional

Profesi guru menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang

Guru dan Dosen harus memiliki prinsip-prinsip profesional seperti

tercantum pada pasal 5 ayat 1, yaitu: ”Profesi guru dan dosen merupakan

bidang pekerjaan khusus yang memerlukan prinsip-prinsip profesional

sebagai berikut:

1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme.

2. Memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan sesuai

dengan bidang tugasnya.

3. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya.

4. Mematuhi kode etik profesi.

5. Memiliki hak dan kewajiban dalam melaksanakan tugas.

6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi

kerjanya.

7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesinya secara

berkelanjutan.

8. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas

profesionalnya.

9. Memiliki organisasi profesi yang berbadan hukum.

Menurut Richard D. Kellough (1998) (Danim, Sudarwan,2011)

kompetensi yang harus dikuasai guru professional yaitu :

a) Menguasai pengetahuan tentang materi pelajaran yang diajarkan,

b) Merupakan anggota aktif organisasi profesi guru, membaca jurnal

professional, melakukan dialog dengan sesame guru, mengembangkan

kemahiran metodologi, membina siswa dan materi pelajaran,

Page 15: PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas ...arfian.blogs.uny.ac.id/.../1825/2017/12/Revisi-Makalah...Keguruan_.pdf · Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas

11

c) Memahami proses belajar dalam artian siswa memahami tujuan

belajar, harapan – harapan dan prosedur yang ada di kelas,

d) Terbuka untuk berubah, berani mengambil resiko dan bertanggung

jawab,

e) Mengorganisasi kelas dan merencanakan pelajaran secara cermat,

f) Komunikator yang efektif,

g) Bisa mengambil keputusan secara efektif,

h) Menyiapkan situasi belajar yang positif dan konstruktif,

i) Mempunyai humor yang sehat,

j) Mampu mengenali secara cepat siswa yang mememerlukan perhatian

yang khusus,

k) Mampu mengimplementasikan materi pembelajaran dengan kehidupan

sehari–hari,

l) Dapat dipercaya baik dalam membuat perjanjian maupun kesepakatan.

Lebih lanjut dalam PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan, pasal 28 menyebutkan bahwa ”pendidik harus memiliki

kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat

jasmani dan rokhani, serta memilki kemampuan untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional”.

d. Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Profesionalisme Guru

Menurut Ani M. Hasan (2003) (Mustofa,2007), faktor-faktor yang

menyebabkan rendahnya profesionalisme guru antara lain:

a. Masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara utuh.Hal

ini disebabkan oleh banyak guru yang bekerja diluar jam kerjanya

untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sehingga waktu untuk

membaca dan menulis untuk meningkatkan diri tidak ada;

Page 16: PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas ...arfian.blogs.uny.ac.id/.../1825/2017/12/Revisi-Makalah...Keguruan_.pdf · Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas

12

b. Kemungkinan disebabkan oleh adanya perguruan tinggi swasta sebagai

pencetak guru yang lulusannya asal jadi tanpa mempehitungkan

outputnya kelak di lapangan sehingga menyebabkan banyak guru yang

tidak patuh terhadap etika profesi keguruan;

c. Kurangnya motivasi guru dalam meningkatkan kualitas diri karena

guru tidak dituntut untuk meneliti sebagaimana yang diberlakukan

pada dosen di perguruan tinggi.

Secara lebih rinci, Akadum (1999) (Mustofa,2007) mengemukakan

bahwa ada lima penyebab rendahnya profesionalisme guru:

a. Masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara total,

b. Rentan dan rendahnya kepatuhan guru terhadap norma dan etika

profesi keguruan,

c. Pengakuan terhadap ilmu pendidikan dan keguruan masih setengah

hati dari pengambilan kebijakan dan pihak-pihak terlibat. Hal ini

terbukti dari masih belum mantapnya kelembagaan pencetak tenaga

keguruan dan kependidikan,

d. Masih belum ada kesepakatan pendapat tentang proporsi materi ajar

yang diberikan kepada calon guru,

e. Masih belum berfungsinya PGRI sebagai organisasi profesi yang

berupaya secara maksimal meningkatkan profesionalisme anggotanya.

Kecenderungan PGRI bersifat politis memang tidak bisa disalahkan,

terutama untuk menjadi pressure group agar dapat meningkatkan

kesejahteraan anggotanya. Namundemikian di masa mendatang PGRI

sepantasnya mulai mengupayakan profesionalisme para anggotanya.

Page 17: PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas ...arfian.blogs.uny.ac.id/.../1825/2017/12/Revisi-Makalah...Keguruan_.pdf · Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas

13

C. Pengembangan Profesi Guru

a. strategi pengembangan Profesi Guru

Pengembangan profesionalisme guru selalu mendapatkan perhatian

secara global, karenaguru berperan penting dalam mencerdaskan bangsa dan

sebagai sentral pendidikan karakter. Tugas mulia yang diemban seorang guru

tersebut menjadi berat karena bukan saja guru harus mempersiapkan generasi

muda sebagai penerus yang mampu bersaing namun juga unggul dari segi

karakter. Mengembangkan profesi guru bukan sesuatu yang mudah, maka

diperlukan strategi yang tepat dalam upaya menciptakan iklim kondusif bagi

pengembangan profesi guru. Situasi kondusif ini jelas amat diperlukan oleh

tenaga pendidik untuk dapat mengembangkan diri sendiri ke arah

profesionalisme guru. Dalam jurnal ekonomi dan pendidikan yang ditulis

Mustofa dijelaskan beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk menciptakan

situasi yang kondusif bagi pengembangan profesi guru, yaitu:

a. Strategi perubahan paradigma

Strategi ini dimulai dengan mengubah paradigma birokasi agar

menjadimampu mengembangkan diri sendiri sebagai institusi yang

berorientasipelayanan, bukan dilayani. Strategi perubahan paradigma

dapat dilakukan melalui pembinaan guna menumbuhkan penyadaran akan

peran dan fungsi birokrasi dalam kontek pelayanan masyarakat.

b. Strategi debirokratisasi

Strategi ini dimaksudkan untuk mengurangi tingkatan birokrasi yang

dapatmenghambat pada pengembangan diri guru. Strategi tersebut

memerlukan metode operasional agar dapat dilaksanakan. Sementara

strategi debirokratisasi dapat dilakukan dengan cara mengurangi dan

menyederhanakan berbagai prosedur yang dapat menjadi hambatan bagi

pengembangan diri guru serta menyulitkan pelayanan bagi masyarakat.

Page 18: PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas ...arfian.blogs.uny.ac.id/.../1825/2017/12/Revisi-Makalah...Keguruan_.pdf · Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas

14

Untuk melakukan profesionalisasi ada tiga pengembangan yang

ditawarkan oleh R.D. Lansbury (Pahrudin, 2015) yang dapat dijadikan

sebagai kerangka dalam merumuskan strategi pengembangan yakni :

Pendekatan karakteristik, berupaya memunculkan karakter yang

melekat dalam suatu profesi, sehingga profesi itu benar-benar

dijalankan sesuai dengan tuntunan profesional.

Pendekatan institusional, pendektan yang lebih memandang

profesionalitas sebagai suatu proses konstitusional atau perkembangan

asosional

Pendekatan legalistik, merupakan upaya profesionalisasi yang

menekankan pada adanya pengakuan suatu profesi oleh negara.

Dari pendekatan diatas, dapat dirumuskan strategi dalam

pengembanganprofesionalitas kedalam tiga level yaitu: pertama, upaya-

upaya profesionalisasi yang dilakukan oleh guru secara pribadi agar

mereka dapat meningkatkan kualitas keprofesionalan, dengan atau tanpa

bantuan pihak lain. Dengan kata lain dapat dikatakan sebagai pelatihan

mandiri. Kedua, pengembangan yang dilakukan oleh manajemen lembaga

melalui berbagai kebijakan manajerial yang dilakukan. Kedua level ini

dapat diaktegorikan dalam strategi mikro pengembangan profesional guru.

Sedangkan level ketiga adalah upaya pengembangan pada level makro

yang menjadi tanggung jawab pemerintah dan masyarakat secara luas

dalam kerangka manajemen pendidikan nasional.

Di lihat dari konteks manajemen makro dalam sistem pendidikan

nasional, Tilaar (Pahrudin, 2015) menawarkan langkah-langkah yang

disebut dengan strategi pengembangan profesionalitas guru yaitu:

1. Mengupayakan terjadinya peningkatan status profesi guru agar dapat

sejajar dengan profesi lain.

Page 19: PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas ...arfian.blogs.uny.ac.id/.../1825/2017/12/Revisi-Makalah...Keguruan_.pdf · Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas

15

2. Pengembangan profesionalitas guru harus lebih berorientasi pada

peningkatan kualitas, bukan kuantitas. Dalam hal ini maka dperlukan

SDM maupun finansial.

3. Profesionalitas guru membutuhkan upaya pendataan kembali terhadap

guru agar mereka dapat dikembangkan.

b. Prinsip pengembangan Profesi Guru

Sudarwan Danim (2011 : 92) menyebutkan ada dua prinsip

pengembangan profesi guru yaitu prinsip umum dan khusus. Prinsip umum

pengembangan profesi guru adalah sebagai berikut:

Demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung

tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural , dan

kemajemukan bangsa.

Satukesatuan yang sitematis dengan sistem yang terbuka dan

multimakna.

Suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan guru yang berlangsung

sepanjang hayat.

Memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan

kreativitas guru dalam proses pembelajaran.

Prinsip khusus atau operasional pengembangan profesi guru meliputi hal-

hal sebagai berikut:

Ilmiah, dimana keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan

dalam kompetensi dan indikator harus benar dan dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Relevan, dimana rumusnya berorientasi pada tugas pokok dan fungsi guru

sebagai pendidik profesional.

Page 20: PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas ...arfian.blogs.uny.ac.id/.../1825/2017/12/Revisi-Makalah...Keguruan_.pdf · Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas

16

Sistematis, dimana setiap komponen dalam kompetensi jabatan guru

berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.

Konsisten, dimana adanya hubungan yang ajeg dan taat asas antar

kompetensi dan indikator.

Aktual dan kontekstual yakni rumusan kompetensi dan indikator dapat

mengikuti perkembangan iptek.

Fleksibel, dimana rumusan kompetensi dan indikator dapat berubah sesuai

dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.

Demokratis, dimana setiap guru memiliki hak dan peluang yang sama

untuk diberdayakan melalui proses pembinaan dan pengembangan

keprofesionalitasnya.

Objektif, dimana setiap guru dibina dan dikembangkan profesi dan

karirnya dengan mengacu pada hasil penilaian yang dilaksanakan

berdasarkan indikator-indikatorterukur dari kompetensi profesinya.

Komprehensif, dimana setiap guru dibina dan dikembangkan profesi dan

karirnya untuk mencapai kompetensi profesi dan kinerja yang bermutu

dalam memberikan layanan pendidikan.

Memandirikan, dimana setiap guru secara terus menerus diberdayakan

untuk mampu meningkatkan kompetensinya secara berkesinambungan,

sehingga memiliki kemandirian profesional dalam melaksanakan tugas

dan fungsi profesinya.

Profesional, dimana pengembangan profesi dan karier guru dilaksanakan

dengan mengedepankan nilai-nilai profesionalitas.

Bertahap, dimana pengembangan profesi dan karier guru dilaksanakan

secara bertahap agar guru benar-benar mancapai puncak profesionalitas.

Berjenjang, dimana pengembangan profesi guru dilaksanakan secara

berjenjang berdasarkan jenjang kompetensi atau tingkat kesulitan

kompetensi yang ada pada standar kompetensi.

Page 21: PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas ...arfian.blogs.uny.ac.id/.../1825/2017/12/Revisi-Makalah...Keguruan_.pdf · Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas

17

Berkelanjutan, dimana pengembanagn profesi guru dilaksanakan secara

berkelanjutan karena perkembangan ilmu pegetahuan, teknologi dan seni

serta adanya kebutuhan penyegaran kompetensi guru.

Accountable, dimana pengembangan profesi guru dipertanggungjawabkan

secara transparan kepada publik.

Efektif, dimana pelaksanaan pengembangan profesi guru harus mampu

menberikan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar dalam

pengambilan keputusan yang tepat oleh pihak terkait.

Efesien, dimana pelaksanaan pengembangan profesi guru harus didasari

atas pertimbangan penggunaan sumber daya seminimal mungkin untuk

hasil yang optimal.

c. Jenis-jenis Kegiatan Pengembangan Profesi Guru

Inisiatif pengembangan keprofesian guru idealnya banyak berasal dari

prakarsa lembaga. Atas dasar ini, diasumsikan munculnya proses pembiasaan,

yang kemudian guru dapat tumbuh dengan sendirinya. Tentu saja, semua itu

juga berawal dari prakarsa guru secara individual. Menurut Sudarwan Danim

(2011 : 94) Apabila dilihat dari sisi prakarsa lembaga, pengembangan profesi

guru dilaksanakan melalui berbagai strategi dalam bentuk pendidikan dan

pelatihan (diklat) maupun bukan diklat, antara lain:

1. Pendidikan dan Pelatihan

a. In-House Training (IHT)

Pelatihan dalam bentuk IHT adalah pelatihan yang dilaksanakan

secara internal di kelompok kerja guru, sekolah, atau tempat lain yang

ditetapkan untuk menyelenggarakan pelatihan. Strategi pembinaan

melalui IHT dilakukan berdasarkan pemikiran bahwa sebagian

kemampuan dalam meningkatkan kompetensi dan karier guru tidak

Page 22: PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas ...arfian.blogs.uny.ac.id/.../1825/2017/12/Revisi-Makalah...Keguruan_.pdf · Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas

18

harus dilakukan secara eksternal, tetapi bisa juga secara internal

dengan cara dilakukan oleh guru yang memiliki kompetensi yang

belum dimiliki guru lain. Program ini diharapkan dapat menghemat

waktu dan biaya.

b. Program magang

Program magang merupakan pelatihan yang dilaksanankan di dunia

kerja atau industri yang relevan dalam rangka meningkatkan

kompetensi profesional guru. Program magang ini diperuntukkan bagi

guru dan dapat dilakukan selama periode tertentu misalnya, magang di

sekolah. Program magang ini dipilih dengan alasan bahwa

keterampilan tertentu yang memerlukan pengalaman nyata.

c. Kemitraan sekolah

Pelatihan melalui kemitraan sekolah dapat dilaksanakan antara sekolah

yang baik dan sekolah yang kurang baik, antara sekolah negeri atau

sekolah swasta. Pembinaan lewat mitra sekolah diperlukan dengan

alasan bahwa agar terjadi transfer nilai-nilai kebaikan dari beberapa

keunikan dan kelebihan yang dimiliki mitra kepada mitra lain.

Misalnya dalam bidang manajemen sekolah

d. Belajar jarak jauh

Pelatihan melalui belajar jarakjauh dapat dilaksanakan tanpa

menghadirkan instruktur dan peserta pelatihan dalam satu tempat

tertentu, melainkan dengan sistem pelatihan internet dan sejenisnya.

Pelatihan jarak jauh dilakukan dengan pertimbangan bahwa tidak

semua guru terutama di daerah terpencil dapat mengikuti pelatihan di

tempat-tempat pembinaan yang ditunjuk seperti di ibu kota kabupaten

atau provinsi.

e. Pelatihan berjenjang dan khusus

Pelatihan jenis ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pelatihan yang

diberi wewenang, dimana program disusun secara berjenjang mulai

Page 23: PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas ...arfian.blogs.uny.ac.id/.../1825/2017/12/Revisi-Makalah...Keguruan_.pdf · Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas

19

dari jenjang dasar, menengah, lanjut, dan tinggi. Jenjang pelatihan

disusun berdasarkan tingkat kesulitan dan jenis kompetensi.

Sedangkan pelatihan khusus (spesialisasi) disediakan berdasarkan

kebutuhan khusus atau disebabkan adanya perkembangan baru dalam

keilmuan tertentu.

f. Kursus singkat di perguruan tinggi atau lembaga pendidikan lainnya.

Kursus singkat dimaksudkan untuk melatih meningkatkan kemampuan

guru dalam beberapa kemampuan seperti kemampuan melakukan

penilitian tindakan kelas, menyusun karya ilmiah, merencanakan,

melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran.

g. Pembinaan internal oleh sekolah

Pembinaan internal ini dilaksanakan oleh kepala sekolah dan guru-

guru yang memiliki kewenangan membina, melalui rapat dinas, rotasi

tugas mengajar, pemberian tugas-tugas internal tambahan, dan diskusi

dengan rekan sejawat.

h. Pendidikan lanjut

Pembinaan guru melalui pendidikan lanjut juga merupakan alternatif

bagi peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru. Pengikutsertaan

guru dalam pendidikan lanjut ini dapat dilaksanakan dengan

memberikan tugas belajar baik dalam maupun luar negeri bagi guru

yang berprestasi. Pelaksanaan pendidikan lanjut ini akan menghasilkan

guru-guru pembina yang dapat membantu guru-guru lain dalam upaya

pengembangan profesi.

2. Non-pendidikan dan pelatihan

a. Diskusi masalah pendidikan

Diskusi ini diselenggarakan secara berkala dengan topik diskusi sesuai

dengan masalah yang dialamai sekolah. melalui diskusi berkala

diharapkan para guru dapat memecahkan masalah yang dihadapi

Page 24: PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas ...arfian.blogs.uny.ac.id/.../1825/2017/12/Revisi-Makalah...Keguruan_.pdf · Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas

20

berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah ataupun masalah

peningkatan kompetensi dan pengembangan kariernya.

b. Seminar

Pengikutsertaan guru dalam kegiatan seminar dan pembinaan

publikasi ilmiah juga dapat menjadi model pembinaan berkelanjutan

bagi peningkatan keprofesian guru. Kegiatan ini memberikan peluang

kepada guru untuk berinteraksi secara ilmiah dengan kolega

seprofesinya berkaitan dengan hal-hal terkini dalam upaya

peningkatan kualitas pendidikan.

c. Workshop

kegiatan ini dilakukan untuk menghasilkan produk yamng bermanfaat

bagi pembelajaran, peningkatan kompetensi mauapun pengembangan

kariernya. Workshop dapat dilakukan,misalnya dalam kegiatan

menyusun KTSP, analisis kurikulum, pengembangan silabus,

sertapenulisan rencana pembelajaran.

d. Penelitian

Penelitian dapat dilakukan guru dalam bentuk penelitian tindakan

kelas, penelitian eksperimen, ataupun jenis lain dalam rangka

peningkatan mutu pembelajaran.

e. Penulisan buku/ bahan ajar.

Bahan ajar yang ditulis guru dapat berbentuk diktat, buku pelajaran,

ataupun buku dalam bidang pendidikan.

f. Pembuatan media pembelajaran.

Media pembelajaran yang dibuat guru dapat berbentuk alat peraga, alat

praktikum sederhana, maupun bahan ajar elektronik atau animasi

pembelajaran.

g. Pembuatan karya teknologi/ karya seni.

Page 25: PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas ...arfian.blogs.uny.ac.id/.../1825/2017/12/Revisi-Makalah...Keguruan_.pdf · Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas

21

Karya teknologi/seni yang dibuat guru dapat berupa karya yang

bermanfaat untuk masyarakat atau kegiatan pendidikan serta karya

seni yang memiliki nilai estetika yang diakui oleh masyarakat.

Selain kegiatan-kegiatan pengembangan profesi yang dikemukakan

Sudarwan Danim, terdapat berbagai model pengembangan profesi guru

yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain :

Menurut Richard dan Lockhart (2000) (Sobri, 2016) terdapat beberapa

model pengembangan profesional guru, meliputi:

1) Keikutsertaan dalam konferensi (conference participation),

2) Workshop dan seminar (workshops and in service seminars),

3) Kelompok membaca (reading groups),

4) Pengamatan kolega (peer observation),

5) Penulisan jurnal/catatan harian guru (writing teaching diaries/journals),

6) Kerjaproyek (project work),

7) Penelitian tindakan kelas (classroom action research),

8) Portofolio mengajar (teaching portfolio),

9) Mentoring (mentoring).

Sedangkan menurut Kennedy (2005) (Sobri, 2016) menyatakan ada

sembilan model pengembangan profesionalisme guru, yaitu:

a. Training model,

b. Award-bearing model,

c. Deficit model,

d. Cascade model,

e. Standards-based model,

f. Coaching/mentoring model,

g. Community of practice model,

h. Action research model,

Page 26: PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas ...arfian.blogs.uny.ac.id/.../1825/2017/12/Revisi-Makalah...Keguruan_.pdf · Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas

22

i. Transformative model. Masing-masing mempunyai karakteristik yang

disesuaikan dengan kebutuhan guru.

Ditjen Dikdasmen Kementerian PendidikanNasional

menyebutkanbeberapa alternatif program pengembanganprofesional guru,

yaitu:

a) Program peningkatan kualifikasi guru atau program studi lanjut,

b) Program penyetaraan dan sertifikasi,

c) Program pelatihan terintegrasi berbasis kompetensi,

d) Program supervisi pendidikan,

e) Program pemberdayaan MGMP,

f) Simposium guru,

g) Program tradisional lainnya, misalnya CTL, PTK, penulisan karya

ilmiah,

h) Membaca dan menulis jurnal atau karya ilmiah,

i) Berpartisipasi dalam pertemuan ilmiah,

j) Melakukan penelitian,

k) Magang,

l) Mengikuti berita aktual dari media pemberitaan,

m) Berpartisipasi dan aktif dalam organisasi profesi,

n) Menggalang kerjasama dengan teman sejawat.

Diaz dan Maggioli (2003) (Sobri, 2016) menambahkan enam model

atau pendekatan, yaitu:

a) Rancangan konferensi (conference plan),

b) Pemantauan kolega (peer coaching),

c) Penelitian tindakan kelas (classroom action research),

d) Kelompok belajar kolaboratif (collaborative study groups)

e) Rencana pengembangan pribadi (individual development plan), dan

f) Jurnal percakapan (dialog journals).

Page 27: PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas ...arfian.blogs.uny.ac.id/.../1825/2017/12/Revisi-Makalah...Keguruan_.pdf · Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas

23

Selanjutnya Castetter (Sobri, 2016) juga menyampaikan lima model

pengembangan profesional guru, yaitu:

a) Pengembangan guru yang dipandu secara individual (individual

guided staff development),

b) Observasi atau penilaian (observation/assessment),

c) Keterlibatan dalam proses pengembangan/ peningkatan,

d) Pelatihan (training), dan

e) Pemeriksaan (inquiry).

Berbagai model profesionalisme guru yang dikemukakan oleh para

ahli ternyata memiliki banyak persamaan. Ahmad Yusuf Sobri

menjelaskan dalam jurnalnya pada Konvensi Nasional Pendidikan

Indonesia (KONASPI) VIII Tahun 2016 beberapa implementasi model-

model profesionalisme guru sehingga memungkinkan guru dapat memilih

model tersebut sesuai dengan kebutuhannya masing-masing :

1. Program peningkatan kualifikasi pendidikan guru

Program ini ditujukan bagi guru yang belum memiliki kualifikasi

pendidikan minimal sarjana untuk mengikuti pendidikan sarjana

bahkanmagister pendidikan keguruan dalam bentuk tugasbelajar.

Namun saat ini, sangat jarang guruberkualifikasi di bawah sarjana.

2. Program penyetaraan dan sertifikasi

Program penyetaraan diberikan kepada guru yang latar

belakangpendidikannya tidak sesuai dengan tugas mengajarnya atau

bukan dari program pendidikan keguruan. Sedangkan program

sertifikasi ditujukan kepada guru yang telah memenuhi syarat

(misalnya, minimal telah mengajar lima tahun, lulus UKG) agar

mereka dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan jugamemperoleh

kesejahteraan.

3. Program pelatihan terintegrasi berbasis kompetensi

Page 28: PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas ...arfian.blogs.uny.ac.id/.../1825/2017/12/Revisi-Makalah...Keguruan_.pdf · Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas

24

Program pelatihan ini diberikan kepada guru agar tercapai kompetensi

yang diinginkan sehingga materi pelatihan mengacu kepada bahan-

bahan yang menunjang kompetensi yang akan dicapai.

4. Program supervisiPendidikan

Program ini ditujukan untuk memberikanbantuan kepada guru dalam

menyelesaikan persoalanpembelajaran yang dihadapi guru di kelas dan

jugapersoalan yang terkait dengan pendidikan secaraumum.

5. Program pemberdayaan KKG dan MGMP

KKG adalah wadah kegiatan profesional guru, biasanya untuk guru

SD (guru kelas), sedangkan MGMP untuk guru SMP dan SMA sesuai

dengan bidang studi masing-masing guru. Dengan adanya wadah ini,

guru dapat saling memberi masukan tentang materi pembelajaran yang

diajarkan dan dapat mencari alternatif pemecahan terhadap persoalan-

persoalan pembelajaran yang dihadapi di dalam kelas.

6. Simposium guru

Simposium merupakan media guru untuk saling bertukar pikiran dan

pengalaman tentang proses pembelajaran dan ajang untuk kompetisi

ajang kreativitas diantara guru.

7. Program pelatihan tradisional lainnya

Program pelatihan yang ditujukan kepada guru dengan hanya

membahas persoalan aktual dan penting sehingga guru tidak

ketinggalan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, misalnya

pembelajaran kontektual, Kurikulum 2013, blended learning,

danpenelitian tindakan kelas.

8. Membaca dan menulis jurnal atau karya ilmiah

Salah satu kelemahan guru adalah kurangnya membaca dan menulis

karya ilmiah sehingga karir guru sedikit terhambat karena mereka

kekurangan karya ilmiah. Untuk itu gugus sekolah perlu memprogram

pelatihan penulisan karya ilmiahbagi guru sehingga mereka produktif

Page 29: PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas ...arfian.blogs.uny.ac.id/.../1825/2017/12/Revisi-Makalah...Keguruan_.pdf · Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas

25

dalam berkarya,serta perlu adanya pendampingan dari pihak

kepalasekolah dan pengawas pendidikan.

9. Berpartisipasi dalam pertemuan ilmiah

Pertemuan ilmiah ditujukan kepada guru untuk

memberikanpengetahuan mutakhir tentang pendidikan dan

pembelajaran. Pemberian informasi tersebut bertujuan untuk

meningkatkan aspek kompetensi dan profesional guru dalam proses

pembelajaran.

10. Melakukan penelitian tindakan kelas (PTK)

Penelitian ini sangat dianjurkan kepada guru supaya guru dapat

merefleksikan program pembelajaran yang telah dilaksanakan di

dalam kelasnya sehingga guru selalu dapat memperbaiki performansi

mengajarnya. Namun, karena tugas mengajar yang banyak

menyebabkan guru jarang melakukan PTK selain juga disebabkan

kemauan dan kemampuan mereka menulis karya ilmiah. Oleh karena

itu perlu adanya pendampingan dari kepalasekolah dan pengawas

sekolah agar guru menjadi produktif dalam melakukan PTK.

11. Magang

Kegiatan ini biasanya ditujukan kepada guru pemula. Guru pemula

melakukan magang di dalam kelas dengan bimbingan guru senior

sesuai dengan bidang studinya. Kegiatan magang biasanya meliputi:

pengelolaan pembelajaran dan pengelolaan kelas dengan tujuan agar

guru pemula tersebut dapat mengikuti jejak guru senior yang

profesional.

12. Mengikuti berita aktual dari media pemberitaan

Pengetahuan dan pemahaman guru tidak hanya terpacu dengan materi

pembelajaran di buku, tetapi juga perlu pengetahuan yang lebih luas

melalui media cetak dan eletronik, dan bahkan guru diharapkan dapat

mengikuti pemberitaan melalui internet. Guru profesional akan selalu

Page 30: PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas ...arfian.blogs.uny.ac.id/.../1825/2017/12/Revisi-Makalah...Keguruan_.pdf · Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas

26

mengikuti perkembangan pengetahuan dari berbagai sumber media

yang tersedia.

13. Berpartisipasi dan aktif dalam organisasi profesi

Organisasi profesi memberikan keuntungan yang besar kepada guru

(PGRI) untuk mengembangkan profesionalitasnyadengan membangun

sesama komunitas pembelajaran.

14. Menggalang kerjasama dengan teman sejawat

Kerjasama yang erat diantara sejawat guru dapat memberikan peluang

pengembangan profesionalnya melalui kegiatan ilmiah dan kegiatan

lainnya sehingga profesionalisme guru meningkat.

15. Pengembangan guru yang dipandu secara individual

Program ini bertujuan agar guru dapat menilai kebutuhan belajar

mereka sendiri, mampu belajar aktif serta mengarahkan diri mereka

sendiri. Oleh karena itu, kepala sekolah dan pengawas sekolah

seyogyanya memotivasi guru saat menyeleksi tujuan belajar

berdasarkan penilaian personal kebutuhan mereka.

16. Observasi dan Penilaian

Kegiatan ini ditujukan kepada guru agar mereka dapat mengamati dan

menilai program pembelajaran yang dilakukansehingga guru memiliki

data yang akurat tentang pembelajarannya untuk kemudian mereka

dapat melakukan refleksi dan analisis terhadap peningkatan proses

pembelajaran di kelasnya.

17. Pemberian penghargaan

Agar guru giat menjalankan profesinya, maka diperlukanpenghargaan

terhadap prestasi yang telah ditorehkan,dan bahkan penghargaan perlu

juga diberikan kepadaguru tidak tetap sehingga tidak perbedaan

perlakukandiantara guru.

18. Model defisit

Page 31: PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas ...arfian.blogs.uny.ac.id/.../1825/2017/12/Revisi-Makalah...Keguruan_.pdf · Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas

27

Kepala sekolah dan pengawas sekolah seharusnya mengatasidefisit

atau kekurangan dalam kinerja guru yang dikarenakan kelemahan guru

secara individual dalam menjalankan tugas profesinya. Untuk itu,

pemimpin sekolah perlu menerapkan manajemen kinerja terhadap guru

sehingga apabila guru mengalami kesulitan dalam menjalankan

tugasnya dapat dibantuoleh kepala sekolah dan pengawas sekolah

secara individual.

19. Model cascade atau desiminasi

Karena keterbatasan sumberdaya di sekolah, guru secara individual

dikirim untuk mengikuti pelatihan. Setelah selesai mengikuti

pelatihan, guru tersebut menyebarkan informasikepada rekan-rekannya

agar mereka juga memperolehpengetahuan yang sama.

20. Model berbasis standar

Model pengembangan ini menitikberatkan kepada standar-standar

yang harus dipenuhi dalam mengadakan pengembangan profesional

guru. Model ini kurang diminati karena lebih menitikberatkan pada

standar-standar yang harus dipenuhi bukan kepada kompetensi apa

yang harus dimiliki guru sehingga pengelolaan program

pengembangan profesional guru bersifat seragam tidak berdasarkan

kebutuhan.

21. Model mentoring

Model pengembangan ini melibatkan dua guru (guru pemula dan

berpengalaman) dan mengandung unsur konseling dan profesional.

Guru yang berpengalaman memberikan pelatihan kepada guru pemula

agar guru pemula dapat meningkatkanprofesionalnya. Ada pula yang

menyatakan model iniadalah model supervisi klinis kepada guru

pemula.

Page 32: PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas ...arfian.blogs.uny.ac.id/.../1825/2017/12/Revisi-Makalah...Keguruan_.pdf · Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas

28

D. Implementasi Program Pengembangan Profesi Guru di Indonesia

a. Implementasi Secara Umum Program Sertifikasi Guru Di Indonesia

Dunia pendidikan erat kaitannya dengan proses transfer ilmu

pengetahuan dan nilai-nilai karakter. Dimana pelaku utamanya adalah

guu. Guru menjadi poros utama yang menentukan kualitas peserta

didiknya dan lebih jauh lagi mempengaruhi mutu pendidikan. Jabatan

guru sebagai profesi bermula setelah dikeluarkannya Undang-Undang No

14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD) yang disahkan oleh

DPR. Sesuai dengan amanat Undang - Undang No 14 Tahun 2005 tentang

Guru dan Dosen yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah No 74

tahun 2008 tentang Guru dan Peraturan Menteri pendidikan Nasional No

18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan menyebabkan

perlu adanya penyelenggaraan sertifikasi profesi guru melalui penilaian

portofolio atau melalui pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh

Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang selanjutnya disebut

LPTK.

LPTK merupakan Perguruan Tinggi yang ditunjuk untuk

pelaksanaan proses sertifikasi (Permendikbud No.62 Tahun 2013). LPTK

yang dipilih merupakan perguruan tinggi yang terakreditasi dan

ditetapkan oleh pemerintah. Sertifikasi guru sebagai upaya peningkatan

mutu guru yang diikuti dengan peningkatan kesejahteraan guru,

diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan meningkatkan

mutu layanan bimbingan dan konseling yang pada akhirnya meningkatkan

mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan. Bagi peserta

sertifikasi yang belum dinyatakan lulus, LPTK Rayon merekomendasikan

alternatif untuk melakukan kegiatan mandiri untuk melengkapi

kekurangan dokumen portofolio atau mengikuti Pendidikan dan Pelatihan

Profesi Guru (Diklat Profesi Guru atau PLPG) yang diakhiri dengan ujian.

Page 33: PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas ...arfian.blogs.uny.ac.id/.../1825/2017/12/Revisi-Makalah...Keguruan_.pdf · Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas

29

PLPG diakhiri dengan uji kompetensi guru (UKG) yang dilakukan oleh

LPTK Penyelenggara Sertifikasi Guru dengan mengacu pada rambu-

rambu Ujian PLPG. Uji kompetensi meliputi uji tulis dan uji kinerja

(praktik pembelajaran).

PLPG sangat diperlukan dalam meningkatkan dan

mengembangkan sumber daya manusia dalam suatu lembaga pendidikan.

PLPG juga penting untuk membantu meningkatkan kemampuan sumber

daya manusia dengan lebih baik. Selain itu PLPG akan membawa

keuntungan bagi lembaga pendidikan, sehingga akan tercipta tenaga-

tenaga pendidik yang profesional serta berkompetensi pada bidangnya

masing-masing.

Berdasarkan rambu-rambu pelaksanaan pendidikan dan latihan

profesi guru adapun penyelenggaraan PLPG dilakukan berdasarkan proses

baku sebagai berikut:

1. PLPG dilaksanakan oleh LPTK penyelenggara sertifikasi guru dalam

jabatan yang telah ditetapkan pemerintah.

2. PLPG diselenggarakan selama minimal 9 hari dan bobot 90 jam

pertemuan (JP), dengan alokasi 30 JP teori dan 60 JP praktik. Satu JP

setara dengan 50 menit.

3. Pelaksanaan PLPG bertempat di LPTK atau di kabupaten/kota dengan

memperhatikan kelayakannya (representatif dan kondusif) untuk proses

pembelajaran.

4. Rombongan belajar (rombel) PLPG diupayakan satu bidang

keahlian/mata pelajaran. Dalam kondisi tertentu yang tidak

memungkinkan (dari segi jumlah) rombel dapat dilakukan berdasarkan

rumpun bidang studi/mata pelajaran.

5. Satu rombel maksimal 30 orang peserta, dan satu kelompok peer

teaching/peer counseling/peer supervising maksimal 10 orang peserta

Page 34: PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas ...arfian.blogs.uny.ac.id/.../1825/2017/12/Revisi-Makalah...Keguruan_.pdf · Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas

30

dalam kondisi tertentu jumlah peserta satu rombel atau kelompok peer

teaching/peer counseling/peer supervising dapat disesuaikan.

6. Satu kelompok peer teaching/peer counseling/peer supervising

difasilitasi oleh dua orang instruktur. Dalam kondisi tertentu, peer

teaching/peer counseling/peer supervising dapat difasilitasi oleh satu

orang, tetapi pada saat ujian, instruktur harus 2 orang.

7. Dalam proses pembelajaran, instruktur menggunakan multi media dan

multi metode yang berbasis pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif,

dan menyenangkan (PAIKEM).

8. PLPG diawali pretest sacara tertulis (1 JP) untuk mengukur kompetensi

pedagogic dan professional awal peserta.

9. PLPG diakhiri uji kompetensi dengan mengacu pada rambu-rambu

pelaksanaan PLPG. Uji kompetensi meliputi uji tulis dan uji kinerja

(praktik pembelajaran).

10. Ujian tulis pada akhir PLPG dilaksanakan dengan pengaturan tempat

duduk yang layak dan setiap 30 peserta diawasi oleh dua orang

pengawas.

11. Ujian praktik dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:

a. Guru kelas dan guru mata pelajaran terpadu dengan kegiatan peer

teaching.

b. Guru bimbingan konseling atau konselor terpadu dengan kegiatan

peer counseling.

c. Guru yang diangkat dalam jabatan pengawas, ujian praktik terdiri

atas penyusunan rencana program kepengawasan, penyusunan

laporan kepengawasan dan ujian praktik supervisi (peer supervising).

d. Sekurang-kurangnya satu penguji pada ujian praktik harus memiliki

NIA yang relevan atau dalam kondisi tertentu serumpun dengan mata

pelajarannya.

Page 35: PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas ...arfian.blogs.uny.ac.id/.../1825/2017/12/Revisi-Makalah...Keguruan_.pdf · Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas

31

e. Ujian praktik mengajar dinilai dengan Lembar Penilaian Pelaksanaan

Pembelajaran (IPKG II), ujian praktik bimbingan konseling dinilai

dengan Lembar Penilaian Pelaksanaan Bimbingan Konseling.

f. Khusus untuk guru yang diangkat dalam jabatan pengawas ujian

praktik supervisi dinilai dengan lembar penilaian yang analog dengan

IPKG II.

12. Penentuan kelulusan peserta PLPG dilakukan secara objektif dan

didasarkan pada rambu-rambu penilaian yang telah ditentukan.

13. Peserta yang lulus mendapat sertifikat pendidik, sedangkan yang tidak

lulus diberi kesempatan untuk mengikut ujian ulang sebanyak-

banyaknya dua kali. Ujian ulang diselesaikan pada tahun berjalan. Jika

terpaksa tidak terselesaikan, maka ujian ulang dilakukan bersamaan

dengan ujian PLPG kuota tahun berikutnya.

14. Pelaksanaan ujian diatur oleh LPTK penyelenggara sertifikasi guru

dalam jabatan dengan mengacu rambu-rambu ini.

15. Peserta yang belum lulus pada ujian ulang yang kedua diserahkan

kembali ke dinas pendidikan/kandepag kabupaten/kota untuk dibina

lebih lanjut18

Adapun materi PLPG disusun dengan memperhatikan empat kompetensi

guru, yaitu ”1) pedagogik, 2) profesional, 3) kepribadian, 4) sosial.”

Standarisasi kompetensi dirinci dalam materi PLPG ditentukan oleh LPTK

penyelenggara sertifikasi dengan mengacu pada rambu-rambu yang

ditetapkan oleh Dirjen Dikti atau Ketua Konsorsium Sertifikasi Guru dan

hasil need assesment. (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen

Pendidikan Nasional, Sertifikasi Guru dalam Jabatan Tahun 2009:Rambu-

rambu Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) : 4-6)

Page 36: PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas ...arfian.blogs.uny.ac.id/.../1825/2017/12/Revisi-Makalah...Keguruan_.pdf · Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas

32

b. Analisis Mendalam permasalahan program sertifikasi guru di Indonesia

Menjadi guru bukan merupakan bakat sejak lahir, seseorang yang akan

menjadi guru profesional harus melewati proses pendidikan, pengarahan, dan

pelatihan yang intensif terlebih dahulu. Guru sebagai pemeran utama dalam

menentukan kualitas pendidikan memang sudah semestinya mendapatkan

sarana dalam mengupgrade kapasitas dirinya agar menjadi guru yang

berkompeten dan profesional yang kemudian berdampak pada peningkatan

kualitas peserta didik dan lebih jauh lagi menigkatkan kualitas pendidikan di

Indonesia.

Dalam rangka merealisasikan amanat Undang-Undang No 14 Tahun

2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD) tentang sertifikasi guru, pemerintah

telah menyusun berbagai program yang bertujuan untuk peningkatan kualitas

dan juga kesejahteraan guru. Salah satunya adalah adanya program sertifikasi

guru. Namun dalam realisasinya pelaksanaan program sertifikasi guru masih

menemui banyak permasalahan, baik dalam hal pelaksannannya maupun

pencapian tujuan sesuai dengan hasil yang diinginkan. Dalam praktiknya

ternyata banyak ditemui berbagai tindak penyelewengan baik yang nampak

hingga ke publik maupun yang terselubung oleh pihak-pihak tertentu.

Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Malem Sendah

Sembiring, Staf Peneliti Puslitjaknov, balitbang Kemdiknas, melalui

penelitiannya yang berjudul “Kajian Implementasi Kebijakan Program

Sertifikasi Guru” (Rohemi, 2013) mencatat setidaknya ada empat temuan

yang menunjukkan kegagalan program sertifikasi guru di Indonesia.

Pertama, implementasi kebijakan uji kompetensi guru melalui uji

portofolio diragukan pengaruhnya terhadap peningkatan kompetensi guru dan

mutu pembelajaran. Kedua, untuk memenuhi persyaratan penilaian portofolio

sejumlah guru terkendala dengan persyaratan jumlah jam mengajar dan

kualifikasi pendidikan. Ketiga, terindikasi adanya praktek-praktek kurang

terpuji alam proses mendapatkan dokumen yang diperlukan untuk penilian

Page 37: PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas ...arfian.blogs.uny.ac.id/.../1825/2017/12/Revisi-Makalah...Keguruan_.pdf · Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas

33

portofolio guru. Keempat, belum terlihat adanya perbedaan kompetensi

akademik, paedagogik, sosial antara guru yang bersertifikat dan belum

bersertifikat (Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan, vol. 8 tahun ke-3,

Agustus 2010) (Rohemi, 2013)

Dari hasil penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa misi

sertifikasi guru untuk meningkatkan mutu pendidikan dan menyejahterakan

guru akan sulit terwujud bila hambatan dan kecurangan-kecurangan yang

sudah terjadi baik oleh pihak pemda maupun oleh para guru itu sendiri masih

tetap terpelihara. Praktik-praktik kecurangan yang telah terindikasi beberapa

tahun terakhir masih saja terjadi. Sehingga tidak menutup kemungkinan

proses sertifikasi guru akan gagal mencapai tujuannya.

Berkaitan dengan UUGD, banyak memberikan efek positif terhadap

profesi guru. Martabat guru semakin dihargai dan dihormati, kesejahteraannya

semakin diperhatikan, terlebih lagi dengan adanya program sertifikasi guru.

Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru dan

dosen (UU No 14 Tahun 2005).

Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi

standar profesional guru. Guru profesional merupakan syarat mutlak untuk

menciptakan sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas. Tujuan

utamanya adalah meningkatkan profesionalitas guru sehingga kinerjanya lebih

baik dan kualitas pendidikan akan meningkat seiring dengan meningkatnya

profesionalitas guru tersebut. Sebagai konsekuensi logis dari disandangnya

predikat guru profesional, maka guru yang bersangkutan berhak untuk

mendapatkan tunjangan profesi, yaitu sejumlah uang yang besarnya sama

dengan satu kali gaji pokok PNS tiap bulan. Dengan adanya tunjangan

tersebut diharapkan kesejahteraan para guru meningkat dan yang lebih utama

dan esensial adalah kualitas guru semakin baik dan kompetensinya semakin

terasah.

Page 38: PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas ...arfian.blogs.uny.ac.id/.../1825/2017/12/Revisi-Makalah...Keguruan_.pdf · Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas

34

Amanat UUGD yang berkaitan dengan sertifikasi guru ini didukung

secara penuh oleh Pemerintah. Komitmen pemerintah, dalam hal ini

Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), dalam meningkatkan

profesionalitas guru di Indonesia ini dibuktikan dengan memberikan anggaran

Rp 70 triliun hingga tahun 2016 untuk membiayai peningkatan profesionalitas

guru melalui sertifikasi. Sebuah jumlah anggaran yang fantastis dan dianggap

wajar yang sedang dan akan digunakan bagi 2,7 juta guru yang saat ini ada di

Indonesia.

Tujuan mulia adanya sertifikasi guru ternyata dalam tataran

implementasinya menimbulkan berbagai permasalahan. Permasalahan-

permasalahan ini pada umumnya dikeluhkan oleh para guru, antara lain: tidak

transparannya penetapan kuota guru yang disertifikasi; banyak guru yang

seharusnya berhak, justru tidak ditetapkan sebagai peserta sertifikasi;

pembayaran tunjangan sertifikasi yang tidak menentu dan selalu terlambat;

kalaupun tunjangan profesi pada akhirnya dibayarkan, tetapi terkadang jumlah

bulan yang dibayarkan tidak utuh, harusnya 12 bulan misalnya, ternyata yang

cair hanya 9 bulan; jarak waktu yang lumayan agak lama antara pengumuman

kelulusan dengan penerbitan SK pencairan tunjangan profesi; khusus untuk

guru agama yang merangkap guru kelas atau kepala sekolah, namanya

terkadang tercantum pada kuota sertifikasi guru di Kemendiknas dan di

Kementerian Agama (Kemenag); kinerja guru yang sudah disertifikasi biasa-

biasa saja dan tidak menunjukkan peningkatan kinerja secara signifikan, tidak

ada perubahan yang berarti, malah kinerjanya lebih rendah dari guru yang

belum disertifikasi;

Masalah yang sangat mencolok adalah adanya disharmoni. Program

sertifikasi telah menimbulkan terjadinya kesenjangan atau disharmoni antara

guru-guru yang sudah disertifikasi dengan guru-guru yang belum. Banyak

guru senior di sekolah dasar yang hanya berbekal ijazah Sekolah Pendidikan

Guru (SPG) yang sudah bertahun-tahun mengajar tetapi tidak terpanggil untuk

Page 39: PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas ...arfian.blogs.uny.ac.id/.../1825/2017/12/Revisi-Makalah...Keguruan_.pdf · Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas

35

disertifikasi. Sementara guru baru bergelar sarjana (S-1) yang baru beberapa

tahun mengajar sudah dipanggil untuk sertifikasi. Setelah proses sertifikasi

bergulir celakanya tidak ada alat evaluasi atau mekanisme yang jelas dan

mampu memetakan kinerja guru sebelum dan setelah disertifikasi. Yang ada

hanya ancaman kalau kelak ada evaluasi kinerja guru yang sudah disertifikasi

dan terbukti kinerjanya rendah, maka guru yang bersangkutan akan dicabut

tunjangan profesinya. Sepertinya proses sertifikasi kurang mampu

membangun etos kerja guru tetapi justru membuat para guru haus tunjangan.

Aspek ini yang menyebabkan para guru seperti menghalalkan segala

cara untuk mencapai tujuannya. Kisah bahwa kelulusan sertifikasi diperoleh

dengan curang bukanlah dongeng belaka. Manipulasi portofolio, kelengkapan

dokumen seperti piagam, makalah dan syarat-syarat lain yang diperlukan

menjadi bukti bahwa tunjangan sertifikasi jauh lebih menggiurkan ketimbang

prosesnya sendiri yang harus disertai dengan kerja keras membangun kultur

pendidikan.

c. Solusi permasalahan PLPG dan sertifikasi

Dengan memperhatikan berbagai problematika dalam realisasi sertifikasi

guru, bukan berarti sertifikasi guru ini harus ditinjau ulang dan distop

pelaksanaannya. Sertifikasi guru harus tetap berlangsung dan terus dievaluasi

secara komprehensif karena program ini merupakan amanat undang-undang.

Dalam tataran penerapannya ada beberapa aspek atau komponen yang harus

dibenahi, antara lain :

1. Pentingnya peran petugas dalam pelaksanaan program sertifikasi guru dalam

jabatan seharusnya diimbangi dengan pemenuhan jumlah sumber dayanya.

Maka dari itu perlu untuk memerhatikan jumlah staf atau pegawai yang

dibutuhkan untuk melaksanakan segala kegiatan yang berhubungan dengan

implementasi program sertifikasi guru serta sumber daya finansialnya.

Page 40: PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas ...arfian.blogs.uny.ac.id/.../1825/2017/12/Revisi-Makalah...Keguruan_.pdf · Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas

36

2. Sosialisasi merupakan hal yang penting agar program sertifikasi guru dalam

jabatan dapat berjalan sesuai dengan tujuan dan harapan. Maka dari itu

seharusnya kegiatan sosialisasi ini lebih ditingkatkan lagi agar pelaksanaan

program sertifikasi guru ini berjalan sesuai dengan panduan yang telah

ditetapkan sehingga baik para pelaksana maupun peserta dapat melaksanakan

tugas dan fungsinya masing-masing dengan baik.

3. Dalam melaksanakan suatu program, kegiatan pengawasan dan Pembuatan

laporan secara kontinyu sangat dibutuhkan untuk nantinya dapat digunakan

sebagai patokan atau acuan dan sebagai bahan evaluasi. Untuk itu seharusnya

dalam memberikan laporan pelaksanaanprogram harus sesuai dengan jadwal

yang telah ditentukan agar dapat melihat perkembangan dari program

sehingga memudahkan dalam pengambilan keputusan dan tindakan

selanjutnya. (Ningrum Fauziah Yusuf, dkk. 2017)

4. Diperlukan adanya kesadaran diri khususnya bagi guru yang sudah

tersertifikasi, sudah semestinya berupaya munjukkan kinerja yang lebih baik

lagi, khususnya kinerja yang terkait dengan proses belajar mengajar sangat

erat kaitannya dengan usaha meningkatkan mutu pendidikan.

5. Keyakinan dalam diri setiap guru yang sudah maupun belum tersertifikasi

bahwa tunjangan profesi bukan tujuan utama dan bukan segala-galanya.

Semangat atau tidaknya mengajar bukan dikarenakan ada atau tidaknya

tunjangan profesi. Guru bukan merupakan mata pencaharian yang akan

menjadikan kita kaya karena guru adalah pengabdian yang berbalas pahala

dan tunjangan itu hanyalah penghargaan. Maka sudah seharusnya mindset

ingin kaya dengan menjadi guru karena berbagai tunjangan yang didapatkan

harus dibuang jauh-jauh. Tanamkan dalam diri sebuah keyakinan bahwa

mendidik merupakan panggilan jiwa, panggilan hati nurani, yang harus bersih

dari motivasi duniawi.

Page 41: PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas ...arfian.blogs.uny.ac.id/.../1825/2017/12/Revisi-Makalah...Keguruan_.pdf · Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas

37

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengembangan profesionalitas guru didefinisikan sebagai upaya yang

dilakukan untuk meningkatkan taraf atau derajat profesi seorang guru yang

menyangkut kemampuan guru, baik penguasaan materi ajar atau penguasaan

metodologi pengajaran, serta sikap keprofesionalan guru menyangkut motivasi

dan komitmen guru dalam menjalankan tugas sebagai guru.

Guru profesional adalah guru yang menyadari bahwa dirinya adalah pribadi

yang dipanggil untuk mendampingi peserta didik untuk/dalam belajar.

Sehingga,guru secara terus-menerus perlu mengembangkan pengetahuannya

tentang bagaimana seharusnya peserta didik itu belajar. Perwujudannya, jika

terjadi kegagalan pada peserta didik, guru terpanggil untuk menemukan akar

penyebabnya dan mencari solusi bersama peserta didik, bukan mendiamkannya

atau malahan menyalahkannya. Sikap yang harus senantiasa dipupuk adalah

kesediaan untuk mengenali diri dan kehendak untuk memurnikan keguruannya

serta mau belajar dengan meluangkan waktu untuk menjadi guru.

Strategi dalam pengembanganprofesionalitas dapatdirumuskankedalam tiga

level yaitu: pertama upaya-upaya profesionalisasi yang dilakukan oleh guru

secara pribadi agar mereka dapat meningkatkan kualitas keprofesionalan, dengan

atau tanpa bantuan pihak lain. Dengan kata lain dapat dikatakan sebagai pelatihan

mandiri. Kedua, pengembangan yang dilakukan oleh manajemen lembaga melalui

berbagai kebijakan manajerial yang dilakukan. Kedua level ini dapat

diaktegorikan dalam strategi mikro pengembangan profesional guru. Sedangkan

level ketiga adalah upaya pengembangan pada level makro yang menjadi

tanggung jawab pemerintah dan masyarakat secara luas dalam kerangka

manajemen pendidikan nasional.

Page 42: PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas ...arfian.blogs.uny.ac.id/.../1825/2017/12/Revisi-Makalah...Keguruan_.pdf · Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas

38

3.2 Saran

Diharapkan bagi pembaca khusunya mahasiswa jurusan kependidikan dan

calon guru serta para guru supaya lebih meningkatkan dan mengembangkan

profesinya sehingga menjadi guru yang lebih professional dan berkualitas dalam

upaya menambah wawasan dan memperkaya pengetahuan pesertadidik.

Page 43: PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas ...arfian.blogs.uny.ac.id/.../1825/2017/12/Revisi-Makalah...Keguruan_.pdf · Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas

39

DAFTAR PUSTAKA

Alzano, Alfi. 2015.” Efektivitas Program Sertifikasi Guru Dalam Meningkatkan

Mutu Hasil Pendidikan (Studi pada SMK Negeri 2 Batusangkar)”. Skripsi.

Bandung. Program Sarjana Unpad.

Chairiah, Siti. 2010. “Efektivitas Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

Dalam Menunjang Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pada Guru Smp

Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang Tangerang – Banten).”. Skripsi

Program Studi Ki-Manajemen Pendidikan . Jakarta. Fakultas Ilmu Tarbiyah

Dan Keguruan Uin Syarif Hidayatullah

Danil, Deden. 2009. “Upaya Profesionalisme Guru Dalam Meningkatkan Prestasi

Siswa di Sekolah (Study Deskriptif Lapangan di Sekolah Madrasah Aliyah

Cilawu Garut)”. Garut: Jurnal Pendidikan Universitas Garut. Vol. 3,No. 1.

Danim, Sudarwan. 2011. Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Kencana Prenada

Media Grup.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Sertifikasi

Guru dalam Jabatan Tahun 2009:Rambu-rambu Pelaksanaan Pendidikan

dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG).

Drajat, Manpandan Ridwan Effendi. 2014. Etika Profesi Keguruan. Bandung:

Alfabeta.

Lilies, Noorjanah. 2014. “Pengembangan Profesionalisme Guru Melalui Penulisan

Karya Tulis Ilmiah Bagi Guru Profesional di SMA NEGERI 1 KAUMAN

KABUPATEN TULUNGAGUNG”. Tulungagung: Jurnal Humanity. Vol.

10,No. 1.

Mustofa. 2007. “Upaya Pengembangan Profesionalisme Guru di Indonesia”.

Yogyakarta: Jurnal Ekonomi dan Pendidikan. Vol. 4,No. 1.

Pahrudin. 2015. “Peningkatan Kinerja dan Pengembangan Profesionalitas Guru

Sebagai Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia”. Surakarta:

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Ekonomi dan Bisnis.

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia. Nomor 62

Tahun 2013 Tentang Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Dalam Rangka

Penataan Dan Pemerataan Guru.

Rohemi. 2013. “Sertifikasi Guru dan Problematikannya”. Semarang: Seminar

Nasional Evaluasi Pendidikan.

Page 44: PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Disusun untuk memenuhi tugas ...arfian.blogs.uny.ac.id/.../1825/2017/12/Revisi-Makalah...Keguruan_.pdf · Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas

40

Sobri, Ahmad Yusuf.2016. “Model-Model Pengembangan Profesionalisme Guru”.

Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia (KONASPI) VIII. Malang.

Syahrul. 2009. ”Pengembangan Profesi dan Kompetensi Guru Berbasis Moral dan

Kultur”. Malang: Jurnal MEDTEK. Vol. 1,No. 1.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen sebagai Tenaga

Profesi.

Yusuf, Ningrum Fauziah; Herijanto Bekti; Dedi Sukarno. 2017. “Implementasi

Program Sertifikasi Guru Dalam Jabatan (Studi Pada Madrasah Aliyah

Negeri Ciparay Kabupaten Bandung)”. Bandung: Jurnal Administrasi

Negara.Volume 2 No 1.