Pengembangan perpustakaan khusus
-
Upload
akperyapenas21 -
Category
Documents
-
view
120 -
download
0
Transcript of Pengembangan perpustakaan khusus
MATERI PENYULUHAN PERPUSTAKAAN
PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN KHUSUS
Disusun oleh
WAFIAH EL WAFA, SE
BALAI PENELITIAN TANAMAN SEREALIA
2012KATA PENGANTAR
Materi ini ditujukan untuk membantu peserta yang telah mengikuti
penyuluhan pengembangan perpustakaan.
Setelah peserta selesai mengikuti penyuluhan ini, diharapkan dapat
memahami dan menghayati arti pentingnya penyuluhan perpustakaan dalam
mengadakan, memajukan perpustakaan serta menarik perhatian masyarakat untuk
berkunjung ke perpustakaan.
Semoga materi penyuluhan ini bermanfaat.
Maros, 2012
PENDAHULUAN
A. Pandangan Masyarakat Terhadap Perpustakaan
Perpustakaan berkembang pesat dari waktu ke waktu
menyesuaikan dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat,
kebutuhan, pengetahuan, dan teknologi informasi. Perkembangan
tersebut juga membawa dampak kepada “pengelompokkan”
perpustakaan berdasarkan pola-pola kehidupan, kebutuhan,
pengetahuan, dan teknologi informasi tadi. Istilah-istilah perpustakaan
“membengkak” menjadi sangat luas namun cenderung mempunyai
sebuah spesifikasi tertentu. Dilihat dari perkembangan teknologi
informasinya perpustakaan berkembang dari perpustakaan tradisional,
semi-tradisional, elektronik, digital hingga perpustakaan “virtual”.
Kemudian dilihat dari pola kehidupan masyarakat berkembang mulai
perpustakaan desa, perpustakaan masjid, perpustakaan pribadi,
perpustakaan keliling, dan sebagainya. Kemudian juga dilihat dari
perkembangan kebutuhan dan pengetahuan sekarang ini banyak
bermunculan istilah perpustakaan umum, perpustakaan khusus,
perpustakaan anak-anak, perpustakaan sekolah, perpustakaan
akademik (perguruan tinggi), perpustakaan perusahaan, dan lain
sebagainya (Surachman 2005).
Namun dari sekian banyak istilah dan jenis perpustakaan
tersebut, sebetulnya berdasarkan sifat dan golongan besar
perpustakaan secara umum terbagi dalam sebuah bentuk
perpustakaan khusus dan perpustakaan umum. Dimana dari kedua
perpustakaan tersebutlah berkembang istilah lain yang disesuaikan
dengan cara pengelolaan, pengguna, tujuan, teknologi yang digunakan,
pengetahuan yang dikemas, serta tujuan perpustakaan didirikan.
Perpustakaan khusus merupakan perpustakaan yang didirikan
untuk mendukung visi dan misi lembaga-lembaga khusus dan berfungsi
sebagai pusat informasi khusus terutama berhubungan dengan
penelitian dan pengembangan. Biasanya perpustakaan ini berada di
bawah badan, institusi, lembaga atau organisasi bisnis, industri, ilmiah,
pemerintah, dan pendidikan misal perguruan tinggi, perusahaan,
departemen, asosiasi profesi, instansi pemerintah dan lain sebagainya.
Perpustakaan khusus biasanya juga mempunyai karakteristik
khusus apabila dilihat dari fungsi, subyek yang ditangani, koleksi yang
dikelola, pemakai yang dilayani, dan kedudukannya. Sehingga dari hal
tersebut nantinya akan terlihat dengan jelas perbedaannya dengan
perpustakaan-perpustakaan pada umumnya.
Perpustakaan Umum merupakan perpustakaan yang bertugas
mengumpulkan, memelihara, menyimpan, dan mengatur koleksi untuk
mendayagunakan bahan perpustakaan atau informasi untuk
kepentingan pendidikan, penerangan, penelitian dan pelestarian
kebudayaan, dan tempat rekreasi masyarakat sekelilingnya.
Penyuluh sebagai komunikator dalam sebuah penyuluhan yang
tugasnya menyampaikan pesan, apakah itu pesan perpustakaan dalam
arti yang lebih umum ataupun pesan yang sifatnya pribadi. Paradigma
memajukan perpustakaan ada keberanian merubah metode
pengembangan perpustakaan melalui promosi atau penyuluhan
perpustakaan. Keterampilan berkomunikasi yang dimiliki oleh seorang
penyuluh sangan mempengaruhi penampilannya ketika sedang
mengadakan komunikasi. . Soekartawi (2008) menyatakan bahwa
sering dijumpai bahwa penampilan komunikator ditentukan oleh
kredibilitas yang mereka miliki. Seseorang yang mempunyai gelar di
bidang perpustakaan sering diasumsikan mempunyai kredibilitas yang
tinggi dalam prioritas pekerjaan melakukan komunikasi.
B. Deskripsi Singkat
Uraian penyuluhan ini mengemukakan bagaimana pentingnya
perpustakaan, memberi petunjuk/penjelasan dan bimbingan tentang
pengembangan perpustakaan sehingga mendorong mereka lebih mengenal
perpustakaan. menggunakan metode pemasaran perpustakaan, dan alat-alat
promosi atau penyuluhan yang dapat digunakan dalam pengembangan
perpustakaan.
C. Tujuan Penyuluhan Pengembangan Perpustakaan
Setelah peserta selesai mengikuti penyuluhan ini, diharapkan dapat
memahami dan menghayati arti pentingnya penyuluhan perpustakaan dalam
mengadakan, memajukan perpustakaan serta menarik perhatian masyarakat untuk
berkunjung ke perpustakaan.
BAB II
Penyuluhan Pengembangan Perpustakaan Khusus
A. Penyuluhan
Penyuluh sebagai komunikator dalam sebuah penyuluhan adalah orang yang
tugasnya menyampaikan pesan, apakah itu pesan pembangunan dalam artian
yang lebih umum ataupun pesan yang sifatnya pribadi untuk mengubah perilaku
masyarakat atau pemustaka. . Tugas komunikator adalah berkomunikasi kepada
komunikan. Yuhana, dkk. (2008) menyatakan terdapat paling tidak empat faktor
yang ada pada sumber yang dapat meningkatkan ketepatan komunikasi, yaitu:
keterampilan berkomunikasi, sikap mental, tingkat pengetahuan, dan posisi
dalam system sosial budaya.
1. Pengertian Penyuluh
Penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu sosial yang mempelajari sistem dan proses
perubahaan pada individu serta masyarakat agar dapat terwujud perubahan yang lebih
baik sesuai dengan yang diharapkan (Setiana. L. 2005). Penyuluhan dapat dipandang
sebagai suatu bentuk pendidikan untuk orang dewasa.
Peranan penyuluhan dalam pemberdayaan masyarakat, yaitu: 1) menyadarkan
masyarakat atas peluang yang ada untuk merencanakan hingga menikmati hasil
pembangunan, 2) memberikan kemampuan masyarakat untuk menentukan program
pembangunan, 3) memberi kemampuan masyarakat dalam mengontrol masa depannya
sendiri, dan 4) memberi kemampuan dalam menguasai lingkungan sosialnya. Menurut
Sastraatmadja (1993), peran seorang pekerja pengembangan masyarakat dapat
dikategorikan ke dalam empat peran, yaitu : (1) peran fasilitator (Facilitative Roles), (2)
peran pendidik (Educational Roles), (3) peran utusan atau wakil (Representasional
Roles), (4) peran teknikal (Technical Roles). Peranan fasilitator yang dilakukan oleh
pekerja pengembangan masyarakat antara lain sebagai orang yang mampu membantu
masyarakat agar masyarakat mau berpartisipasi dalam kegiatan bertani, orang
yang mampu mendengar dan memahami aspirasi masyarakat, mampu
memberikan dukungan, mampu memberikan fasilitas kepada masyarakat.
2. Metode Penyuluhan
Metode atau cara penyuluhan tergantung pada tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan bisa dikelompokkan menjadi tiga bidang, yaitu : pengertian atau
pengetahuan, sikap dan ketrampilan atau tindakan dengan cara :
1. Ceramah,
Ceramah adalah cara memberikan penyuluhan perpustakaan di mana
menjelaskan sesuatu dengan lisan disertai dengan Tanya jawab dengan dibantu
beberapa alat peraga yang dianggap perlu. Selain ceramah metode yang
digunakan juga bisa dengan diskusi. Kedua metode ini dapat digunakan jika
tujuan yang ingin dicapai adalah bidang pengertian atau pengetahuan.
2. Simulasi
Merupakan metode penyuluhan yang dalam pelaksanaannya penyuluh
dapat melakukan suatu kegiatan belajar mengajar yang berorientasi pada
penghayatan ketrampilan dan praktek dalam situasi sebenarnya, sesuai dengan
tujuan belajarnya. Metode ini dapat digunakan bila tujuan yang ingin dicapai
adalah untuk mengembangkan sikap positif sehingga sasaran perlu menyaksikan
kejadian tersebut..
3. Demonstrasi
Suatu cara penyampaian penyuluhan atau penyajian informasi , pengertian
dan ide yang dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan secara langsung
objek atau bagaimana cara menjalankan suatu prosedur atau proses yaitu dengan
melibatkan peserta di dalamnya, sasaran harus diberi kesempatan untuk
mencoba sendiri. Pada metode ini proses penerimaan sasaran terhadap materi
penyuluhan akan lebih berkesan secara mendalam sehingga mendapatkan
pemahaman yang lebih baik dan sempurna. Sasaran adalah pihak yang
menerima informasi dari pihak penyuluh. Dalam penyuluhan perpustakaan perlu
diperhatikan tingkat kemampuan masing-masing sasaran sesuai dengan kriteria
sasaran yang dikehendaki. Sehingga agar tujuan dari penyuluhan berhasil.
4. Pesan
Pesan adalah informasi atau materi yang disampaikan oleh penyuluh
kepada sasaran. Pesan dapat berbentuk lisan maupun tulisan. Pesan penyuluhan
terdiri atas isi penyuluhan dan lambang. Isi pesan penyuluhn bisa satu tetapi
lambang yang dipergunakan untuk menyampaikan penyuluhan bermacam-
macam seperti gambar, warna, bahasa, dan sebagainya. Lambang yang paling
banyak dipergunakan dalam penyuluhan adalah bahasa karena bahasa dapat
mengungkapkan pikiran, perasaan fakta dan opini, hal-hal yang konkret dan
abstrak, karena itu dalam penyuluhan, bahasa memegang peranan yang penting.
5. Media
Media merupakan alat bantu pendidikan yang digunakan untuk
mempermudah penerimaan pesan-pesan bagi masyarakat oleh sasaran Disebut
media pendidikan karena alat-alat tersebut merupakan alat saluran untuk
menyampaikan karena alat-alat tersebut digunakan untuk mempermudah
penerimaan pesan-pesan perpustakaan bagi masyarakat.
. Fungsi penyuluhan perpustakaan adalah menjembatani kesenjangan antara
praktek yang biasa dijalankan oleh pustakawan dengan pengetahuan dan
teknologi yang selalu berkembang menjadi kebutuhan masyarakat atau
pemustaka. Dengan itikad baik akan berhasil dan mendapat partisipasi
masyarakat.
B. Pengembangan Perpustakaan Khusus
Perpustakaan khusus merupakan perpustakaan yang didirikan untuk mendukung
visi dan misi lembaga-lembaga khusus dan berfungsi sebagai pusat informasi khusus
terutama berhubungan dengan penelitian dan pengembangan. Biasanya perpustakaan ini
berada di bawah badan, institusi, lembaga atau organisasi bisnis, industri, ilmiah,
pemerintah, dan pendidikan misal perguruan tinggi, perusahaan, departemen, asosiasi
profesi, instansi pemerintah dan lain sebagainya.
Perpustakaan khusus biasanya juga mempunyai karakteristik khusus
apabila dilihat dari fungsi, subyek yang ditangani, koleksi yang
dikelola, pemakai yang dilayani, dan kedudukannya. Sehingga dari
hal tersebut nantinya akan terlihat dengan jelas perbedaannya
dengan perpustakaan-perpustakaan pada umumnya.
C. Perpustakaan Khusus VS Perpustakaan Umum
Perpustakaan khusus dan perpustakaan umum apabila dilihat
secara sekilas sebetulnya tidak banyak perbedaan. Bahkan tidak
sedikit terjadi “tumpang tindih” antara perpustakaan yang bersifat
khusus dan perpustakaan yang bersifat umum. Hanya dalam hal-hal
tertentu akan terlihat bahwa ada perbedaan signifikan antara
keduanya.
Secara umum sebetulnya kita dapat melihat, membedakan dan
membandingkan antara perpustakaan khusus dan perpustakaan
umum seperti di bawah ini:
PERPUSTAKAAN KHUSUS PERPUSTAKAAN UMUM
Kedudukan
Bernaung di bawah badan/ instansi/lembaga/organisasi tertentu seperti organisasi profesi, perusahaan, pusat studi, departemen, dsb
Bernaung di bawah lembaga / badan / organisasi publik seperti pemerintah, yayasan social, dsb
Cakupan Subyek
Berkaitan erat dengan bidang/subyek tertentu (khusus) dari berbagai disiplin ilmu.
Mencakup bermacam subyek / bidang ilmu pengetahuan
Koleksi Mempunyai jenis-jenis koleksi yang mempunyai informasi tertentu (bidang tertentu tergantung dari spesifikasi perpustakaan) dan termuat dalam berbagai media.
Biasanya koleksi berupa buku dan pamlet dengan cakupan bidang koleksi yang lebih luas dan umum
Pemakai Mempunyai / Melayani pemakai dalam kelompok tertentu
Mempunyai / Melayani pemakai secara umum / luas
Fungsi Berfungsi untuk menyimpan, menemukan, memberikan dan menyebarkan informasi secara cepat.
Berfungsi untuk memberikan fasilitas baca dan pinjam untuk tujuan pendidikan, rekreasi dan penelitian.
D. Unsur Pengelolaan Perpustakaan Khusus
Ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan
perpustakaan khusus, yakni:
Koleksi
Koleksi perpustakaan khusus difokuskan pada koleksi muktahir
di dalam subyek yang menjadi tujuan perpustakaan tersebut atau
untuk mendukung kegiatan badan induknya. Koleksi suatu
perpustakaan khusus adalah tidak terletak dalam banyaknya jumlah
bahan pustaka atau jenis terbitan lainnya melainkan ditekankan
kepada kualitas koleksinya, agar dapat mendukung jasa penyebaran
informasi muktahir serta penelusuran informasi.1
Pembinaan koleksi perpustakaan khusus menekankan pada
beberapa jenis bahan pustaka seperti referensi, buku teks, majalah,
jurnal ilmiah, hasil penelitian dan sejenisnya dalam bidang khusus,
baik dalam bentuk tercetak maupun media rekam lainnya.
Alat Bantu Koleksi
1
Koleksi yang akan diadakan dipilih terutama disesuaikan dengan
subyeknya yang relevan dengan kebutuhan pengguna atau
pemustaka. Kegiatan seleksi dilakukan melalui :
1. Menganalisis usulan kebutuhan informasi
2. Majalah, katalog dan indeks
Pengadaan Bahan Perpustakaan
Pengadaan bahan perpustakaan diperoleh dengan cara
pembelian, penukaran dan hadiah. Selain itu titipan, buatan sendiri
seperti klipping, bulletin, brosur, penelitian dan lain-lain.
Inventarisasi .
“Kegiatan pencatatan setiap bahan perpustakaan ke dalam
Buku Inventaris atau Buku Induk sebagai tanda bukti
perbendaharaan atau kepemilikan perpustakaan”.
Kegunaannya untuk mengetahui :
1. Jumlah koleksi yg dimiliki oleh suatu perpustakaan;
2. Bahan perpustakaan mana yang hilang dan mungkin perlu
diupayakan untuk
menggantinya;
3. Besarnya prosentase kehilangan bahan perpustakaan
sehingga perlu diambil
tindakan pengamanan;
4. Bahan perpustakaan yang sudah tidak sesuai dengan
kebutuhan pemustaka
(out of date).
Sumber Daya Manusia
Penanganan perpustakaan khusus memerlukan seorang “ahli”
dalam bidang/subyek yang ditangani. Hal ini akan mempermudah
perpustakaan dalam memberikan apa yang menjadi tuntutan dan
kebutuhan pemakainya. Untuk itu biasanya dalam perpustakaan
khusus ini dibutuhkan seorang pustakawan yang mengerti dan paham
akan bidang kerja/bidang yang ditangani oleh lembaga induknya.
Sehingga kebutuhan akan “pustakawan khusus” adalah penting.
Pengolahan Bahan Perpustakaan
Proses pengolahan dalam perpustakaan khusus pada prinsipnya
tidak jauh berbeda dengan perpustakaan pada umum. Hanya biasanya
dalam proses pengolahan dituntut untuk lebih memberhatikan
kecepatan dalam temu kembali informasi dan penyajian. Sehingga
terkadang dalam klasifikasi contohnya disesuaikan dengan kebutuhan
dan karakter perpustakaan tersebut.
Pengguna atau Pemustaka
Perpustakaan khusus dalam pemilihan dan setting pengelolaan
sangat disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik penggunanya.
Hubungan antara pengguna dan pengelola perpustakaan sangat erat
terutama apabila dihubungkan dengan pemenuhan kebutuhan dan
pengembangan perpustakaan itu sendiri. Tidak sedikit pengguna akan
ikut andil dalam menentukan pola pengelolaan dan juga penentuan
koleksi/informasi yang perlu disediakan oleh perpustakaan. Pengguna
mempunyai arti penting karena pengguna merupakan faktor penting
mengapa perpustakaan khusus itu ada.
Layanan
Layanan perpustakaan khusus harus dapat memberikan nilai
lebih kepada pengguna dan organisasi/badan induk yang
membawahinya. Untuk itu pengelola perpustakaan perlu selalu
memberikan alternatif-alternatif dalam penyampaian informasi kepada
penggunanya. Aspek layanan menjadi penting untuk diperhatikan
dikarenakan tuntutan kebutuhan penyajian informasi yang cepat, tepat
dan terbaru selalu ada.
Jenis layanan perpustakaan khusus dapat bersifat terbuka maupun
tertutup, tergantung pada kebijakan organisasi, pengelola dan tipe
penggunanya. Namun kebanyakan perpustakaan khusus menerapkan
sistem terbuka dengan akses terbatas. Hal ini untuk lebih memberikan
peluang kepada penggunaan yang lebih luas namun tetap terkontrol.
Terbuka artinya siapapun dapat memanfaatkan koleksi yang ada,
sedangkan akses terbatas adalah pengaturan terhadap proses
pemanfaatan koleksi seperti fasilitas pinjam, fasilitas baca, fotokopi,
dan sebagainya.
E.Faktor-Faktor Pendukung Lainnya
Teknologi Informasi
Teknologi informasi merupakan satu hal yang tidak bisa
dihindarkan akan masuk ke dalam proses perkembangan
perpustakaan. Apalagi dalam perpustakaan khusus yang
mengutamakan informasi yang muktahir dan serba cepat, maka
penerapan teknologi informasi adalah kebutuhan mutlak. Hal ini
terutama difokuskan pada teknologi yang memberikan kesempatan
kepada pengguna untuk memperoleh informasi lebih luas, cepat, tepat,
dan up to date, misalkan melalui fasilitas Internet, Database Online,
Media Compact Disk, dan sebagainya.
Jaringan Kerjasama
Jaringan kerjasama perpustakaan adalah penting, terutama bagi
perpustakaan khusus yang memiliki perhatian dalam bidang yang
sama. Kerjasama ini akan banyak membantu untuk peningkatan
layanan perpustakaan dan saling melengkapi layanan informasi antara
satu perpustakaan dan perpustakaan lainnya dalam jaringan tersebut.
Pemasaran / Promosi
Pemasaran atau promosi adalah hal penting yang perlu
dilakukan dalam sebuah perpustakaan khusus. Promosi bertujuan
untuk memfasilitasi komunikasi antara perpustakaan dan calon
pengguna. Karena salah satu keberhasilan sebuah perpustakaan
adalah dapat dilihat dari tingkat kunjungan pengguna dan
pemanfaatan informasi (koleksi) oleh pengguna. Hal yang penting yang
harus dipikirkan adalah dukungan dari manajemen, karena promosi
mestinya termasuk dalam anggaran perpustakaan dan terintegrasi ke
dalam proses perencanaan perpustakaan.
PENUTUP
Pada intinya perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang
mempunyai kekhususan dalam hal informasi yang dikemas, koleksi
yang dimiliki, pengguna, dan juga cara pengelolaannya. Perpustakaan
khusus menjadi penting karena biasanya merupakan bagian dari
tercapainya sebuah tujuan, misi maupun visi sebuah organisasi atau
institusi. Eksistensi dan mutu dari perpustakaan khusus ini sangat
dipengaruhi oleh informasi, koleksi dan cara pengelolaan sehingga
menarik dan mampu mencukupi kebutuhan penggunanya. Hal ini
dikarenakan biasanya apa yang ada diperpustakaan khusus “tidak bisa
diketemukan” di perpustakaan lain.
Penyuluh sebagai komunikator dalam sebuah penyuluhan yang tugasnya
menyampaikan pesan. Penyuluhan perpustakaan menjembatani kesenjangan
antara praktek yang biasa dijalankan oleh pustakawan dengan pengetahuan dan
teknologi yang selalu berkembang menjadi kebutuhan masyarakat atau
pemustaka.
Dalam sebuah institusi pendidikan, keberadaan perpustakaan
khusus harus memberikan andil tersendiri dalam proses pembelajaran.
Untuk itu perlu adanya sinergi yang kuat antara kebijakan dalam
institusi pendidikan dengan pengelola perpustakaan terutama untuk
memberikan daya dukung dalam mencapai tujuan dan misi institusi.
Disini peran pengambil kebijakan, pengelola perpustakaan dan civitas
akademika (pengguna) tidak bisa saling dipisahkan.
DAFTAR PUSTAKA
Entang Sastraatmadja, 1993. Penyuluhan Pertanian Falsafah dan Strategi. Bandung : Alumni
Perpustakaan Nasional RI. Panduan Koleksi Perpustakaan Khusus. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 1992.
__________. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 1992.
__________. Pembinaan Jaringan Layanan Perpustakaan dan Informasi Bidang Perpustakaan Khusus. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 1992.
__________. Standar Perpustakaan Khusus. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2002.
Setiana, Lucie. 2005. Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. Bogor: Ghalia Indonesia.
Setiarso, Bambang. “Upaya Pemberdayaan Forum Perpustakaan Khusus di Masa Mendatang”. Makalah disampaikan pada Rapat Kerja Pusat XI – Ikatan Pustakawan dan Seminar Ilmiah. Jakarta: Perpustakaan Nasional, 5-7 November 2001.
Shofner, Pamela. “Use of Library Committees in Special Libraries”. CLIS J724. April 26, 2004.
Weaver, Susanna. “Non-Traditional Jobs for Special Librarians”. Special Libraries Handbook. http://www.libsci.sc.edu/bob/class/clis724/ SpecialLibrariesHandbook/non-traditional.htm. Diakses tanggal 18 Agustus 2005.
Yuhana Ida, dkk. 2008. Dasar-Dasar Komunikasi: Bahan kuliah. IPB.
DAFTAR PUSTAKA
________. Guidelines for Australian Special Libraries. 1999. http://www.alia.org.au/policies/special.libraries.html . Diakses tanggal 19 Agustus 2005.
________. “Starting A Special Library from Scratch”. Special Libraries Handbook. http://www.libsci.sc.edu/bob/class/clis724/SpecialLibrariesHandbook/ScratchIndex_files/ScratchLibraryIndex.htm. Diakses tanggal 18 Agustus 2005.
________. Top Ten Reasons to Use an Information Center. http://www.sla.org/content/SLA/ professional/meaning/what/isldten.cfm Diakses tanggal 20 Agustus 2005.
Ala, Roland Astall. Special Libraries and Information Bureaux: an examination guidebook. Melbourne: F W Cheshire, 1966.
Berry, Aimee. “Promoting Special Library Services”. Special Libraries Handbook. 21 April 1999. http://www.libsci.sc.edu/bob/class/clis724/SpecialLibrariesHandbook/ promoting.htm Diakses tanggal 18 Agustus 2005.
Broxis, Peter F. Organising the Arts. Melbourne, F W Cheshire, 1968.
Harrison, K.C. The Library and the Community. London: Andre Deutsch, 1963.
Haverkamp, Laura J and Kelly Coffey. “Instruction Issues in Special Library”. Special Libraries Handbook. http://www.libsci.sc.edu/bob/class/clis724/ SpecialLibrariesHandbook/ Diakses tanggal 18 Agustus 2005.
Parent, Roger H., “What’s Special About Special Libraries?” 64th IFLA General Conference August 16-August 21, 1998. Chicago: American Association of Law Libraries, 1998.
Perpustakaan Nasional RI. Panduan Koleksi Perpustakaan Khusus. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 1992.
__________. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 1992.
__________. Pembinaan Jaringan Layanan Perpustakaan dan Informasi Bidang Perpustakaan Khusus. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 1992.
__________. Standar Perpustakaan Khusus. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2002.
Price, Carol Lynn. “Defining Value in Information Centers”. CLIS 724/Spring 2004. Special Libraries Handbook. http://www.libsci.sc.edu/bob/class/clis724/ SpecialLibrariesHandbook/definingvalue.htm. Diakses tanggal 18 Agustus 2005.
Setiana, Lucie. 2005. Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. Bogor: Ghalia Indonesia.
Setiarso, Bambang. “Upaya Pemberdayaan Forum Perpustakaan Khusus di Masa Mendatang”. Makalah disampaikan pada Rapat Kerja Pusat XI – Ikatan Pustakawan dan Seminar Ilmiah. Jakarta: Perpustakaan Nasional, 5-7 November 2001.
Shofner, Pamela. “Use of Library Committees in Special Libraries”. CLIS J724. April 26, 2004.
Weaver, Susanna. “Non-Traditional Jobs for Special Librarians”. Special Libraries Handbook. http://www.libsci.sc.edu/bob/class/clis724/ SpecialLibrariesHandbook/non-traditional.htm. Diakses tanggal 18 Agustus 2005.
Yuhana Ida, dkk. 2008. Dasar-Dasar Komunikasi: Bahan kuliah. IPB.
PEDOMAN
PENYELENGGARAAN PENYULUHAN PERPUSTAKAAN
TANGGAL 17 JANUARI 2012
DINAS PENDIDIKAN NASIONAL MAROS
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perpustakaan khusus adalah salah satu jenis perpustakaan yang dibentuk untuk lembaga
pemerintah/swasta atau perusahaan atau asosiasi yang menangani atau mempunyai bidang
tertentu dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dilingkungannya baik dalam hal
pengelolaan maupun pelayanan informasi perpustakaan dalam rangka mendukung
pengembangan dan peningkatan lembaga maupun kemampuan sumber daya manusianya.
Masyarakat tidak mengetahui bahwa pengembangan perpustakaan sesungguhnya
sangat luas dan bukan hanya untuk kebutuhan segelintir orang saja, tetapi untuk semua
orang perpustakaan dengan hanya terdiri dari bahan perpustakaan yang dapat membantu
keterampilan seseorang misalnya untuk bisa membuat kue melalui membaca buku-buku
resep membuat makanan atau seorang yang ingin berhasil beternak itik.
Karena kurangnya pemahaman atau memang tidak tahu sama sekali
pengembangan perpustakaan setiap saat kurang mendapat kunjungan. Disinilah
pentingnya sebuah penyuluhan perpustakaan secara kesinambungan dan terprogram tidak
hanya sekali-kali saja.
B.Landasan Kerja
Dengan terbitnya Keputusan MENPAN nomor 132/KEP/M.PAN/12/2002 dan Keputusan
Bersama Kepala Perpustakaan Nasional RI dan Kepala BKN Nomor 21 Tahun 2003
tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya, Petunjuk Teknis Jabatan
Fungsional Pustakawan dan angka kreditnya ini dapat dijadikan pedoman bagi
Pustakawan, tim penilai dan pejabat lain yang terkait. Dan Keputusan BUP Maros No.
435/Kpts/800/XII/2011 Tgl. 31 Des 2011 untuk mengadakan penyuluhan perpustakaan.
C.Tujuan
- Meningkatkan profesionalitas pustakawan
- Membekali peserta dan penyelenggara dengan pengetahuan tentang pengembangan
perpustakaan
D.Sasaran
Peserta dari berbagai guru, mahasiswa dan umum.
BAB II
PELAKSANAAN PENYULUHAN
A.Waktu Pelaksanaan
Penyuluhan pengembangan perpustakaan dilaksanakan tanggal 17 Januari 2012
bertempat di Perpustakaan Daerah Kabupaten Maros, Jalan Jenderal Sudirman Maros
B.Penyuluh
Penyuluh berasal dari Dinas Pendidikan Nasional Maros, Perpustakaan Daerah Maros dan
Balitsereal
C. Metode penyuluhan
- Ceramah dan Tanya jawab
- Alat bantu
- Evaluasi
D.Peserta
- Guru, mahasiswa, dan umum (Daftar terlampir)
E.Jadwal Penyuluh
- Terlampir
F.Fasilitas
- Peserta mendapatkan materi makalah dan perlengkapan ATK
- Peserta mendapatkan makan. minum dan kudapan
G.Penilaian
Peserta mendapatkan sertifikat dan evaluasi terhadap penyuluhan perpustakaan yang
dilakukan oleh tim penyelenggara, dengan pengamatan dan penilaian yang meliputi dua
aspek yaitu sikap dan perilaku, kerjasama dan prakarsa serta aspek penguasaan materi.
Evaluasi terhadap penyuluh dan penyelenggara dilakukan oleh peserta dengan format
penyuluh dan penyelenggara.
BAB III
LAIN-LAIN
A.Personalia
Personalia dalam pelaksanaan penyuluhan perpustakaan 2012 yaitu :
- Pengarah : - Kepala Dinas Pendidikan Nasional Maros
-Kepala Perpustakaan Daerah
- Penanggung Jawab : Kepala Bagian Sumber Daya Manusia Diknas
Ketua : Kepala Subbag.Pengajaran
Wakil : Kepala Subbag. Sarana Pemda Maros
Sekretaris : Nasrun, SE, M.Si
Anggota : Kencang, S.Pd, M.Pd
Vermawati, S.Pd
Sutarna, SE
Drs. Zainuddin
Drs. A. Tabbu
Dra. Basirah
Drs. Alwi
B.Tata Tertib
Demi kelancaran penyelenggaraan penyuluhan perpustakaan tahun 2012
ditentukan tata tertib sebagai berikut :
1. Mendaftarkan diri
2. Berpakaian rapih
3. Peserta hadir 15 menit sebelum acara dimulai
4. Peserta diwajibkan memakai tanda pengenal
5. Peserta pemegang handphone selama penyuluhan berlangsung tidak
diperkenankan mengaktifkan handphonenya.
EVALUASI
A. Latar Belakang
Evaluasi penyuluhan perpustakaan dilaksanakan terhadap aspek yang berkaitan
dengan kegiatan penyuluhan perpustakaan yaitu masukan-masukan. Strategi
evaluasi yang digunakan meliputi evaluasi terhadap peserta penyuluhan terhadap
pengajar dan evaluasi terhadap penyelanggaraan penyuluhan. Pelaksanaannya
mengacu pada Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional RI Nomor 42 Tahun
2001 tentang Pedoman Evaluasi Penyuluhan Perpustakaan
B. Deskripsi Singkat
Materi ini meliputi aspek kognitif (pengetahuan dan wawasan) peserta terhadap
penguasaan materi masing-masing.
C. Tujuan Evaluasi
Untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pengetahuan dan wawasan peserta pada
perpustakaan.
EVALUASI TES AWAL DAN EVALUASI TEST AKHIR PENYULUHAN
Evaluasi test awal adalah evaluasi
DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN PERPUSTAKAAN
MAROS, Tanggal 4 Desember 2012
No. N a m a Instansi Tanda tangan
1. Bambang Mhs.Univ.CokroaminotoPalopo Kab. Luwu
2. Silvasari Mhs.Univ.CokroaminotoPalopo Kab. Luwu
3. Yulitha Sa’bi Mhs.Univ.CokroaminotoPalopo Kab. Luwu
4. Indah Mhs.Univ.CokroaminotoPalopo Kab. Luwu
5. Rati Kusuma Dewi Mhs.Univ.CokroaminotoPalopo Kab. Luwu
6. Rohana, SH Diknas Maros
7. Dra. Salma Diknas Maros
8. Nurhayati, S.Pd SLTP Neg.1.Mandai Maros
9. Abdullah Juddah, S.Pd SLTP Neg.1.Mandai Maros
10. Suardi, S.Pd SD Neg.I Tanralili Maros
11. Ani Suardi, S.Pd SD Neg.I Tanralili Maros
12. Isnanei, S.Pd SLTP Neg.1Mandai Maros
13. Mustaking, S.Pd SLTP PGRI 3 Maros
14. Rohani Tahir, S.Pd SLTP PGRI 3 Maros
15. Ratna HM, S.Pd SLTP PGRI 3 Maros
16. Salma Tajuddin, S.Pd SMA Neg.2 Maros
17. Juddawi, S.Pd SLTP Pergis Maros
18. Dra. Sofiah, S.Pd SMA Neg.I Maros
19. Dra. Aminah Tahir SMA Neg.1 Maros
20. Dra. Masating Depag Maros
21. Naisah Bajeng, BA Pemda Maros
22. Ria Said, S.Sos Pemda Maros
23. Andi Bau Purnama, A.Md Pemda Maros
24. Buddi Umum
25. Rajab Umum
Diketahui Atasan langsung
Koordinator Perpustakaan