Pengembangan Penelitian dan Kegiatan Anti Korupsi di Non ...
Transcript of Pengembangan Penelitian dan Kegiatan Anti Korupsi di Non ...
Pengembangan Penelitian dan Kegiatan
Anti Korupsi di Non-Fakultas Hukum;
Studi Kasus FEB-UGM
Rimawan Pradiptyo Kepala Laboratorium Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis,
Universitas Gadjah Mada dan Penggiat GEMATI-UGM (Gerakan
Masyarakat Akademis untuk Transparansi Indonesia di UGM)
26 Oktober 2016
Anti Corruption Summit ‘Konsolidasi Gerakan Anti Korupsi berbasis Akademisi dan Kampus di Indonesia’, PUKAT FH UGM dan KPK, Yogyakarta, 25-26 Oktober 2016
Tantangan Gerakan Anti
Korupsi di Universitas
Pembangunan Database Korupsi
Situs Cegah Korupsi
Penelitian Tentang Korupsi
GEMATI-UGM
2
3
• Sejak 2009 diresmikan konsentrasi MSc in Crime Economics di program Magister Sains dan Doktor, FEB UGM. Konsentrasi ini adalah yang pertama di Indonesia dan bahkan ASEAN.
• Sejak 2010 merger 10 unit di FEB menghasilkan P2EB (Penelitian dan Pelatihan Ekonomika dan Bisnis). P2EB mengedepankan aspek GCG dalam pengoperasiannya. – GEMATI-UGM didanai oleh dana CSR dari P2EB
• Pada 10 Maret 2015 dicanangkan Prakarsa Bulaksumur Anti Korupsi yang didukung naskah akademik yang disusun oleh peneliti FEB UGM, diikuti launching MonitorKorupsi.net.
Komitmen Anti Korupsi di FEB UGM Database Korupsi (sejak 2008)
MSc in Crime Economics (sejak 2009)
Penelitian Korupsi (sejak 2008)
Gemati-UGM (Sejak Sept 2013 )
Situs: CegahKorupsi.feb.ugm.ac.id (sejak Nov 2015)
Diskusi Jumat: Thinking the Unthinkable
Mitos Analisis Tentang Korupsi Didominasi Aspek Hukum
Hanya ahli hukum yang boleh mengkritisi produk hukum
Pusat Studi Anti Korupsi harus fokus pada aspek advokasi
Pendirian Pusat Studi Anti Korupsi sebagai satu-satunya jalan pengembangan gerakan/studi anti korupsi
Fakta Korupsi dapat dianalisis dari berbagai cabang ilmu
Produk hukum dapat dianalisis oleh pakar di luar pakar hukum
Pusat Studi Anti Korupsi dapat fokus ke aspek lain selain advokasi (e.g. GCG, Transparansi, dll)
Berbagai inisiatif dapat dilakukan untuk mengembangkan gerakan/studi anti korupsi
Tantangan Pusat Studi Anti Korupsi
Siapa yang bersedia menjadi motor?
Jika terbentuk, bagaimana keberlangsungan pendanaan lembaga?
Apakah perkembangan lembaga cukup konsisten untuk menjunjung prinsip-prinsip anti korupsi?
• Aspek keberlangsungan (sustainability) menjadi tantangan utama pembentukan pusat studi anti korupsi. • pasar cenderung terbatas
• Sistem keuangan negara tidak mendukung keberlangsungan pusat studi anti korupsi • Aturan pengadaan barang dan jasa
cenderung diskriminatif terhadap PTN dan peneliti/dosen PNS
• Pengembangan lembaga di Indonesia masih bergantung pada faktor individu.
Fraud dalam Penelitian/Pelatihan • Di Indonesia, potensi
fraud/korupsi dalam riset dan pelatihan selalu ada;
• Faktor penyebab:
– Heterogenitas sistem insentif di sektor publik
– Transparansi bermasalah
– evidence-based policy belum optimal diterapkan
– Peraturan pemerintah yang seringkali tidak rasional
• Tantangan terbesar pengembangan lembaga riset adalah:
– keberlanjutan lembaga riset
– menerapkan GCG untuk menghindarkan diri dari korupsi dan fraud
Dampak Fraud dan Korupsi di Riset
Asymmetric Information
Moral Hazard
Adverse Selection
Principal-Agency
problems
7
Korupsi
Adverse Selection
Moral Hazard
• Jika penelitian dan pelatihan
terdapat unsur korupsi dan
fraud:
• Salah identifikasi
masalah
• Salah analisis
• Salah rekomendasi
• Salah kebijakan
Potensi Fraud dan Korupsi
Fraud dan
korupsi
Uang
Kick Back
Kontrak yang Lemah
Swakelola dengan “titipan”
Pemotongan gaji peneliti sbg fee
lembaga
‘Jualan Stempel Lembaga’
‘Penyembunyian’ pos gaji
8
Kendala Ketentuan Pemerintah No Jenis Pengeluaran Biaya yang diusulkan (Rp)
1 Gaji dan upah (maksimum 30%)
2 Bahan perangkat/penunjang (40-50%)
3 Perjalanan (10-20%)
4 Pengolahan data, laporan, publikasi seminar,
pendaftaran HKI, dll (Maksimum 10%)
9
Sumber: Panduan riset pengembangan IPTEK, Kemenristek dan Dikti, 2015
• Di masa lalu, pemerintah HANYA mengakui 1 metodologi riset!! Selain menggunakan
metodologi riset tersebut, siapapun yang mendapatkan dana riset pasti KORUPSI jika:
• peneliti hanya menggunakan modeling matematika
• peneliti hanya menggunakan data sekunder
• peneliti menggunakan data kualitatif
Reputasi sebagai Kunci Keberlanjutan
Reputasi Lembaga
Keuangan
Proses
Kualitas Pekerjaan
Integritas
Publikasi/ Jaminan
Mutu
10
• Bisnis lembaga penelitian bergantung
pada reputasi dan musuh utama dari
reputasi adalah:
• Fraud
• Korupsi
• Bekerja serampangan/moral hazard
• Tidak fokus pada detail
• Tidak fokus pada jaminan mutu
• Ketika reputasi telah terbangun, maka
faktor harga adalah hal yang paling
akhir dipertimbangkan klien
Fokus Peneliti dan Lembaga Penelitian
Reputasi
Reputasi
Reputasi
11
Fokus
Pengelola dan
Staff
Fokus
Alokasi
Sumberdaya
Kontrak Individu ke Lembaga • Hanya di Indonesia, para mitra lembaga asing memiliki skema
‘kontrak individu’, meski di negara maju hal ini tidak mungkin terjadi.
– Lembaga asing hanya beradaptasi dengan sistem di Indonesia.
• Beberapa lembaga internasional telah bersedia untuk meninggalkan ‘kontrak individu’ dan beralih ke ‘kontrak lembaga’ dengan dosen FEB UGM dan kontrak dilakukan dengan P2EB FEB UGM
• Idealnya semua kontrak antara lembaga luar dengan dosen/peneliti di universitas harus melalui lembaga (universitas/fakultas/lembaga penelitian)
12
Pencegahan Fraud dan Korupsi
Transparansi Keuangan
Transparansi SPK, Kegiatan
dan Pendanaan
WYSIWYG Keuangan
Fee Lembaga
Transparansi Proses Kegiatan
Shared directory/ informasi
Kinerja peneliti
Peer reviews
Transparansi SOP
Hak dan kewajiban jelas
Pembagian tugas jelas
Prosedur kerja
Publikasi sbg Jaminan Mutu
Working paper
Journal International
13
Tantangan Gerakan Anti
Korupsi di Universitas
Pembangunan Database Korupsi
Situs Cegah Korupsi
Penelitian Tentang Korupsi
GEMATI-UGM
14
Evidence-Based Policy (EBP) • Metoda: Economic Evaluation dan metoda
lain yang dapat digunakan untuk melakukan monitoring dan evaluasi suatu program pemeirntah
• Tujuan:
– Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelanjaan
– Meningkatkan sistem perencanaan
– Memisahkan mitos dan realitas
– Meningkatkan transparansi and good governance
• Di negara maju, setiap program dialokasikan 10% dana untuk EBP
• Pelaksana: lembaga independen (universitas dan think tank)
15
• Di negara demokrasi, transparansi kebijakan pemerintah sangat dibutuhkan:
– media kontrol terhadap pemerintah
– media pembelajaran bagi pengambil kebijakan (kebijakan apa yang berhasil, apa yang gagal, apa yang menjanjikan?)
• Monitoring dan evaluasi terhadap program-program pemerintah sangat diperlukan
• Pengambil kebijakan harus mampu memisahkan antara fakta (hard evidence) dan mitos (anecdotal evidence)
Pendahuluan • Database korupsi adalah salah satu
dari beberapa database kejahatan yang disusun oleh Laboratorium Ilmu Ekonomi, FEB, UGM.
• Database didasarkan pada putusan MA yang dapat diakses publik di putusan.MahkamahAgung.go.id
• Database-database ini selalu diupdate dari waktu ke waktu terutama untuk keperluan penelitian, meski dapat pula digunakan sebagai masukan kebijakan.
16
Korupsi
Narkoba
Perpajakan
Illegal Logging
Illegal Fishing
Perkembangan Database Korupsi
17
•549 kasus
•831 terdakwa
V1 2001-2009
•1289 kasus
•1831 terdakwa
V2 2001-2012
•1518 Kasus
•2142 Terdakwa
V3 2001-2013
•2321
•3109 Terdakwa
V4 2001-2015
Sumber dan Pola Update Data
MA
In Kracht hanya di level MA atau PK
KPK
In Kracht di level MA dan PK
In Kracht di level Pengadilan Negeri
dan Pengadilan Tinggi
18
• Update data putusan pengadilan cenderung tidak linear: – Update cenderung tidak linear
– Update di tahun 2015 seringkali berisi peningkatan putusan-putusan untuk tahun-tahun sebelumnya
• Masih terdapat 1016 kasus korupsi yang tidak dapat diakses di situs putusan.mahkamahagung.or.id
• Hasil update data ditampilkan di Peta Korupsi di situs CegahKorupsi.feb.ugm.ac.id.
Distribusi Kasus Korupsi
19
9 17 36
61
185 178 194
254
395 398 372
254
409
299
48
7 12 26 34
121 140
102
186
326
372
301
219
381
288
48
Distribusi Terdakwa & Terpidana
Terdakwa Terpidana
Gurem (<Rp 10 juta)
Kecil (Rp10 juta - Rp99.9 juta)
Sedang (Rp100 juta - Rp999.9 juta)
Besar (Rp1 miliar - Rp24.9 miliar)
Kakap (Rp25 miliar atau lebih)
Distribusi Wilayah Terpidana
• Keberadaan terpidana korupsi masih didominasi di Jawa dan Sumatera
• Terdapat hubungan yang erat antara pusat pemerintahan dan aktivitas ekonomi dengan jumlah terpidana korupsi.
• Nilai total korupsi masih didominasi oleh Jabodetabek dan Sumatera yaitu Rp121,3 T (harga berlaku), 94,08% dari total korupsi, atau senilai Rp195,14 T di tahun 2015
20
424
735
578
225
360
136
111
0 100 200 300 400 500 600 700 800
JABODETABEK
JAWA LAIN
SUMATERA
KALIMANTAN
SULAWESI
BALI & NT
MALUKU DAN PAPUA
Wilayah Terpidana
Kerugian Negara Menurut Wilayah
21
Wilayah
Kerugian Negara
Harga Berlaku
(Rp Miliar) Proporsi
Harga Konstan
(Rp Miliar) Proporsi
Jabodetabek 88,207.4 68.39% 129,258.0 63.03%
Jawa Lain 4,012.1 3.11% 5,110.5 2.49%
Sumatera 33,137.0 25.69% 65,881.4 32.12%
Kalimantan 1,640.8 1.27% 2,562.5 1.25%
Sulawesi 1,580.2 1.23% 1,779.6 0.87%
Bali & NT 123.5 0.10% 147.1 0.07%
Maluku dan Papua 275.2 0.21% 341.8 0.17%
Total 128,976.1 100.00% 205,080.8 100.00%
Tantangan Gerakan Anti
Korupsi di Universitas
Pembangunan Database Korupsi
Situs Cegah Korupsi
Penelitian Tentang Korupsi
GEMATI-UGM
22
Ide Situs CegahKorupsi
Diseminasi Pengetahuan
Diskusi
Penelitian
Database
• Akumulasi pengetahuan mengenai korupsi dan anti korupsi di FEB-UGM dituangkan dalam situs CegahKorupsi.feb.ugm.ac.id
• Pembangunan situs ini didanai oleh UGM di bawah skema ‘Menara Air’ suatu skema diseminasi ilmu pengetahuan yang disusun oleh para pakar di UGM
• CegahKorupsi dibangun berdasarkan prinsip EBP
Misi dan Visi Cegah Korupsi
24
Misi
Visi
Strategi
Pendanaan
MISI: • Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
masyarakat terhadap bahaya laten korupsi dan pencucian uang serta berbagai metoda penanggulangan korupsi dan pencucian uang di Indonesia
VISI: • Menjadi media diseminasi pengetahuan
mengenai penanggulangan korupsi dan pencucian uang yang terpercaya di Indonesia
1. Mendiseminasikan hasil penelitian mengenai korupsi dan pencucian uang beserta berbagai strategi penanggulangannya secara sederhana dan mudah dicerna oleh publik.
2. Memfasilitasi debat publik terkait berbagai aspek penanggulangan korupsi dan pencucian uang melalui media daring
3. Memfasilitasi penelitian di bidang korupsi dan pencucian uang beserta penanggulangannya dengan menyediakan database terkait korupsi dan pencucian uang
4. Meningkatkan jangkauan (outreach) melalui daring terhadap kelompok tujuan yang selama ini terkendala faktor geografis dan bahasa dalam mengakses akumulasi pengetahuan mengenai korupsi dan pencucian uang beserta penanggulangannya.
Strategi Cegah Korupsi
25
Akumulasi Pengetahuan
Database lain
Database TPPU
Database Korupsi
1. Daring
Fakta vs Mitos Pusat Data Hasil Penelitian Community
Practice
Penyusunan Database Dan Penelitian
• Survey literature • Praktek terbaik (best practice) • Materi perkuliahan
2. Webinar
Seminar Bedah Buku Diskusi Kuliah Jarak Jauh
Evidence Based Policy
Penanggulangan Korupsi
• Fokus:
– Konsep dan metodologi evidence-based
policy (EBP)
– Best practice penanggulangan korupsi
– Konsep dan metodologi estimasi biaya sosial
korupsi
– Impact evaluation di bidang penanggulangan
korupsi
• Kelompok Sasaran:
– Aparat penegak hukum
– CSO dan aktivis anti korupsi
– Akademisi dan mahasiswa
Community of Practice di CegahKorupsi.Net
27
NKRI 3015 • Fokus
– Konsep NKRI 3015
– Pembangunan institusi untuk mendukung NKRI 3015
– Optimalisasi strategi pembangunan untuk mendukung NKRI 3015
• Kelompok Sasaran:
– Aparat penegak hukum
– Birokrat
– Politisi dan Partai Politik
– CSO
– Akademisi dan mahasiswa
http://cegahkorupsi.wg.ugm.ac.id
Tantangan Gerakan Anti
Korupsi di Universitas
Pembangunan Database Korupsi
Situs Cegah Korupsi
Penelitian Tentang Korupsi
GEMATI-UGM
30
Penelitian Berbasis Database
Database Korupsi
Penelitian Mandiri
Skripsi/Thesis
Disertasi S3
Penelitian KPK, UNODC
• Database korupsi memungkinkan
studi korupsi berbasis analisis
kuantitatif
• Pola korupsi dengan mudah
diketahui:
• faktor demografis: gender, usia,
pekerjaan, agama (kecuali
pendidikan)
• faktor geografis: pulau, provinsi,
kabupaten, kecamatan, desa.
• skala korupsi: gurem - kakap
Penelitian Empiris Probabilitas hukuman
Intensitas hukuman
Aspek geografis
Periode proses pengadilan
Biaya Sosial Korupsi
Penelitian Analitis Optimalisasi LHKPN
Pembukaan KPK Regional
Dampak Pilkada Tidak Langsung
Optimalisasi Sistem Pengadaan Barang dan Jasa
Evaluasi UU 8/2010 tentang TPPU
Kontribusi Konsep Korupsi Struktural
Rakyat Menyubsidi Koruptor
Biaya Sosial Korupsi
Hukuman Berbasis Reputasi
Prakarsa Bulaksumur Anti Korupsi
Biaya Sosial Korupsi (KPK, 2012) • Biaya Eksplisit Korupsi
– Nilai uang yang dikorupsi, baik itu dinikmati sendiri maupun bukan (kerugian negara secara eksplisit)
• Biaya Implisit Korupsi
– Opportunity costs akibat korupsi, termasuk beban cicilan bunga di masa datang yang timbul akibat korupsi di masa lalu
– Perbedaan multiplier ekonomi antara kondisi tanpa adanya korupsi dengan kondisi jika terdapat korupsi
• Biaya Antisipasi Tindak Korupsi
– Biaya sosialisasi korupsi sebagai bahaya laten
– Reformasi birokrasi untuk menurunkan hasrat korupsi (memisahkan orang korupsi karena terpaksa atau karena keserakahan)
• Biaya Akibat Reaksi Terhadap Korupsi
– Biaya peradilan (jaksa, hakim, dll)
– Biaya penyidikan (KPK, PPATK, dll)
– Policing costs (biaya operasional KPK, PPATK dll)
– Biaya proses perampasan aset di luar dan di dalam negeri
Biaya Reaksi
Korupsi
Biaya Implisit Korupsi
Biaya Eksplisit Korupsi
Biaya Antisipasi Korupsi
3
4
1
2
Estimasi Biaya Sosial Korupsi (KPK, 2012)
• Subsidi kepada koruptor di atas belum sepenuhnya mencerminkan biaya sosial korupsi
• Nilai biaya sosial korupsi di 4 kasus ternyata jauh lebih besar daripada besarnya kerugian negara di 4 kasus tersebut (KPK, 2012)
35
SUMBER DAYA ALAM (0.18%)
• Biaya sosial = Rp 923 milyar
• Hukuman finansial = Rp 2 milyar
PERDAGANGAN (2.09%)
• Biaya sosial = Rp 218 milyar
• Hukuman finansial = Rp 5 milyar
INFRASTRUKTUR (26.59%)
• Biaya sosial = Rp 9.6 milyar
• Hukuman finansial = Rp 2.5 milyar
PELAYANAN PUBLIK (25.48%)
• Biaya sosial = Rp 75 milyar
• Hukuman finansial = Rp 19 milyar
Kerugian Negara vs Kerugian Ekonomi (KPK, 2012)
36
Kasus di
Sektor
Kerugian
Negara (A)
Biaya Sosial
Korupsi
Tercatat (B)
Hukuman
Finansial
(C ) B/A (%)
C/A
(%)
C/B
(%)
Kehutanan Rp10,2 Miliar Rp 923,2 Miliar Rp 1,7 Miliar 9.040,22% 16.65% 0,18%
Perdagangan Rp5,2 Miliar Rp218,2 Miliar Rp4,6 M 4.165,76% 86.94% 2,09%
Kesehatan Rp26,7 Miliar Rp 75,6 Miliar Rp19,3 Miliar 283,33% 72.21% 25,48%
Transportasi Rp3,9 Miliar Rp 9,7 Miliar Rp 2,6 Miliar 250,02% 66.60% 26,64%
Kerugian Negara vs Biaya Sosial Korupsi • Dampak korupsi akan jauh lebih
besar jika dihitung berdasarkan biaya sosial korupsi daripada kerugian negara saja
• Estimasi biaya sosial korupsi dilakukan dengan mengalikan kerugian negara (harga berlaku) dengan angka pengali 2,5x lipat yang diperoleh dari hasil analisis untuk kasus transportasi (minimum irreducible approach)
• Biaya sosial korupsi akan jauh lebih tinggi jika kasus korupsi tsb merusak lingkungan
37
128,2
203,9
320,5
114,6
182,6
286,5
KERUGIAN NEGARA (HARGA BERLAKU)
KERUGIAN NEGARA (HARGA KONSTAN 2015)
BIAYA SOSIAL KORUPSI TERCATAT
Biaya Korupsi Subsidi Koruptor
Tantangan Gerakan Anti
Korupsi di Universitas
Pembangunan Database Korupsi
Situs Cegah Korupsi
Penelitian Tentang Korupsi
GEMATI-UGM
38
GEMATI-UGM • GEMATI-UGM: Gerakan Masyarakat Akademis untuk
Transparansi Indonesia di UGM – Ajang akademisi UGM untuk mempromosikan transparansi
– Media silaturahmi dan memberikan kontribusi untuk meningkatkan transparansi di Indonesia
• Berbagai kegiatan Gemati-UGM didokumentasikan di situs Gemati.feb.ugm.ac.id
• Pada tanggal 10 Maret 2015, diselenggarakan seminar Prakarsa Bulaksumur Anti Korupsi di Grha Sabha Permana dihadiri 500 lebih partisipan dan para dekan dan pakar UGM dan universitas-universitas di Yogyakarta.
39
Forum Diskusi Jum’at • Forum Diskusi Jum’at bertujuan membangun analisis
berbasis pemodelan Ekonomika terhadap berbagai aspek menyangkut masalah korupsi
• Tujuan: thinking the unthinkable menciptakan terobosan-terobosan baru di bidang anti korupsi:
– optimalisasi LHKPN,
– Pembukaan KPK Regional,
– Resiko Pilkada Tidak Langsung, dll
Pengembangan GEMATI di Perguruan Tinggi
• GEMATI-UGM adalah forum komunikasi civitas akademika dalam meningkatkan
transparansi
– GEMATI-UGM adalah CSR dari P2EB FEB UGM
• Aktivitas GEMATI-UGM
– Diskusi dengan topik-topik aktual
– Bedah buku
– Forum komunikasi akademisi UGM ttg Transparansi dan Anti Korupsi
• GEMATI dapat didirikan di universitas lain, misalnya: GEMATI-UI, GEMATI-
UNCEN, GEMATI-USU, dll
• GEMATI dapat dimanfaatkan untuk menjembatani kebutuhan instansi penegak
hukum terhadap pakar/tenaga ahli dan hal ini dapat disediakan oleh jaringan
GEMATI se Nusantara
41
THANK YOU