PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum...

105
1 PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING MENGGUNAKAN MEDIA ROKET PADA SISWA KELAS IX SMP N 2 PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : LEO RIZKY 6101408271 PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

Transcript of PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum...

Page 1: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

1

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING

MENGGUNAKAN MEDIA ROKET PADA

SISWA KELAS IX SMP N 2 PEMALANG

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

SKRIPSI Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

LEO RIZKY

6101408271

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013

Page 2: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

ii

SARI

Leo Rizky. 2013. Pengembangan Pembelajaran Lempar Lembing Menggunakan

Media Roket Pada Siswa Kelas IX SMP N 2 Pemalang Tahun Pelajaran

2012/2013.Skripsi. Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas

Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Rumini, S.Pd., M.Pd, Ipang

Setiawan, S.Pd., M.Pd

Kata Kunci: Pengembangan pembelajaran, lempar lembing, media roket.

Salah satu permasalahan kurang berkembangnya proses pembelajaran

penjasorkes di sekolah antara lain, terbatasnya sarana dan prasarana pembelajaran

yang tersedia di sekolah, kekurangan dana untuk menyelenggarakan program

yang akan menghasilkan perubahan bermakna, hasil belajar yang diharapkan.

Permasalahan tersebut semakin mendalam dan berpengaruh secara signifikan

terhadap proses pembelajaran penjasorkes, dari permasalahan diatas dapat ditarik

rumusan masalah : bagaimana mengembangkan pembelajaran penjasorkes

menggunakan media roket pada pembelajaran lempar lembing siswa kelas IX

SMP N 2 Pemalang. Tujuan penelitian ini adalah menghasilan media

pembelajaran roket pada kelas IX SMP N 2 Pemalang dalam meningkatkan

pembelajaran penjasorkes.

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang mengacu pada

model pengembangan dari Suharsimi Arikunto. (1) melakukan analisis produk

yang akan dikembangkan dari hasil observasi lapangan dan kajian pustaka, (2)

mengembangkan bentuk produk awal, (3) evaluasi ahli yaitu menggunakan satu

ahli penjas dan satu ahli pembelajaran penjas SMP, serta uji coba skala kecil (10

siswa), menggunakan angket kuesioner kemudian dianalisis, (4) revisi produk

awal, (5) uji coba skala besar (32 siswa), (6) revisi produk akhir setelah

melakukan uji coba lapangan skala besar, (7) hasil akhir media roket bagi siswa

SMP kelas IX F yang dihasilkan melalui revisi uji coba lapangan skala besar.

Instrumen yang digunakan adalah angket kuesioner. Teknik analisis data adalah

deskriptif persentase.

Kesimpulan penelitian ini adalah hasil penilaian dari para ahli yaitu, ahli

Penjas 92% (sangat baik) dan ahli pembelajaran 98% (sangat baik), dari uji coba

skala luas didapat hasil kuesioner rata-rata persentase pilihan jawaban sebesar 90

% (sangat baik). Hasil belajar kognitif siswa sebesar ≥ 88%. Dari data yang ada

dapat dikatakan bahwa media pengembangan roket ini efektif untuk siswa kelas

IX F SMP N 2 Pemalang. Saran: 1) media roket ini dapat menjadi alternatif

penyampaian materi, 2) media roket dapat digunakan untuk mencapai tujuan

penjasorkes, 3) penggunaan media ini harus memperhatikan faktor keamanan dan

keselamatan siswa terutama bagi siswa yang bermain.

Page 3: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

iii

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya

bahwa skripsi ini hasil karya saya sendiri. Apabila pernyataan saya ini tidak benar

saya bersedia menerima sangsi akademik dari Universitas Negeri Semarang dan

sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia.

Semarang, Maret 2013

Peneliti

Leo Rizky

NIM. 6101408271

Page 4: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

iv

PERSETUJUAN

Telah disetujui untuk diujikan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi

Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

Nama : Leo Rizky

NIM : 6101408271

Judul : Pengembangan Pembelajaran Lempar Lembing Menggunakan

Media Roket Pada Siswa Kelas IX SMP N 2 Pemalang Tahun

Pelajaran 2012/2013.

Pada Hari :

Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Rumini, S.Pd., M.Pd Ipang Setiawan, S.Pd., M.Pd

NIP. 197002231995122001 NIP. 197508252008121001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Semarang

Drs. Mugiyo Hartono, M. Pd

NIP. 19610903 198803 1 002

Page 5: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

v

Page 6: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami meminta

pertolongan” (Q.S AL FATIHAH : 5)

“Tak ada orang berlatih untuk menduduki tempat kedua” (Justin Herald)

“Berjuanglah atau Pulang saja” (Penulis)

PERSEMBAHAN

1. Kedua orang tua tercinta, Bapak Danu Utomo

dan Ibu Sugirah, yang senantiasa memberikan

doa, nasehat, dukungan dan kasih sayangnya.

2. Kakak saya, Henry Sasongko dan Shita

Anggraini yang saya cintai.

3. Teman-teman saya yang memberikan bantuan.

4. Orang yang selalu sayang dan mencintai saya.

5. Almamater FIK Unnes.

Page 7: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

vii

KATA PENGANTAR

Syukur Alkhamdulillah berkat rahmat serta hidayah Allah SWT penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan Pembelajaran Lempar

Lembing Menggunakan Media Roket pada Siswa Kelas IX SMP N 2 Pemalang

Tahun Pelajaran 2012/2013. Dengan demikian juga penulis dapat menyelesaikan

studi program Sarjana di Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi,

Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang.

Dengan selesainya penulisan skripsi ini, maka penulis mengucapkan

ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri

Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menjadi

mahasiswa FIK UNNES.

2. Drs. Harry Pramono, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin kepada peneliti

untuk menyelesaikan skripsi.

3. Drs. Mugiyo Hartono, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani

Kesehatan dan Rekreasi sekaligus Dosen pembimbing utama, yang telah

memberikan ijin penelitian, membimbing skripsi dan kesempatan untuk

menyelesaikan skripsi.

4. Rumini, S.Pd., M.Pd selaku Dosen pembimbing pertama yang telah sabar

memberikan dorongan, motivasi dan bimbingannya dalam penulisan skripsi

ini.

Page 8: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

viii

5. Ipang Setiawan, S.Pd., M.Pd selaku Dosen pembimbing kedua yang telah

sabar memberikan dorongan, motivasi dan bimbingannya dalam penulisan

skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen dan staf jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan

Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, yang

telah memberikan bekal ilmu dan bantuannya kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

7. Kismo S.Pd., M.Pd selaku Kepala SMP N 2 Pemalang yang telah

memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian, dan segenap

keluarga besar SMP N 2 Pemalang yang sudah banyak membantu.

8. Kedua orang tua dan kedua kakak yang saya sayangi, yang senantiasa

memberikan doa, dukungan dan kasih sayangnya.

9. Teman-teman PJKR FIK UNNES angkatan 2008 atas kerjasama dan yang

telah memberikan dukungan selama ini. Semoga tali silaturahmi kita tetap

terjaga selamanya.

10. Wulandari yang telah selalu setia menemani dan semua teman-teman saya

atas dukungan yang diberikan selama ini.

11. Semua saudara-saudaraku dari keluarga besar bapak dan ibu atas doa dan

dukungannya.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi

semua pihak.

Semarang, Maret 2013

Penulis

Page 9: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

ABSTRAK ....................................................................................................... ii

PERNYATAAN ............................................................................................... iii

PERSETUJUAN .............................................................................................. iv

PENGESAHAN ............................................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

1.2 Permasalahan .............................................................................. 6

1.3 Tujuan Pengembangan ................................................................ 6

1.4 Manfaat Pengembangan .............................................................. 6

1.5 Pemecahan Masalah .................................................................... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

2.1 Pendidikan Jasmani ..................................................................... 8

2.2 Media Pembelajaran penjas......................................................... 9

2.3 Pembelajaran atletik lempar lembing ......................................... 10

2.3.1 pengertian lempar lembing ............................................... 10

Page 10: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

x

2.4 Teknik Dasar Lempar Lembing ................................................... 14

2.4.1 Teknik Pegangan Lembing .............................................. 14

2.4.2 Awalan dalam Melempar Lembing ................................... 16

2.4.3 Run Up .............................................................................. 18

2.4.4 Langkah Jingkat ................................................................ 18

2.4.5 Posisi Melempar ................................................................ 18

2.4.6 Lemparan ........................................................................... 19

2.4.7 gerak lanjutan (Follow through) ....................................... 20

2.5 Pembelajaran PAIKEM .............................................................. 21

2.5.1 Pengertian PAIKEM ......................................................... 21

2.6 Modifikasi Pembelajaran ............................................................ 22

2.7 Modifikasi Pembelajaran Lempar Lembing ............................... 23

2.8 Karakteristik pembelajaran penjasorkes menggunakan media

roket pada pembelajaran lempar lembing .................................... 24

2.9 Kerangka Berpikir ....................................................................... 27

BAB III METODE PENGEMBANGAN

3.1 Metode Pengembangan .............................................................. 29

3.2 Prosedur Pengembangan ............................................................ 30

3.2.1 Analisis Kebutuhan ........................................................... 32

3.2.2 Pembuatan Produk Awal ................................................... 32

3.3 Uji coba Produk ........................................................................ 32

3.3.1 Desain uji coba .................................................................. 32

3.3.1.1 Evaluasi ahli ......................................................... 33

Page 11: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

xi

3.3.1.2 Uji coba kelompok kecil ........................................ 33

3.3.1.3 Revisi produk pertama .......................................... 34

3.3.1.4 Uji coba kelompok besar ...................................... 34

3.3.1.5 Revisi Produk Akhir ............................................. 34

3.3.1.6 Produk Akhir ........................................................ 34

3.3.2 Subjek Uji Coba ............................................................... 35

3.4 Jenis data ..................................................................................... 35

3.5 Instrumen Pengumpulan Data ..................................................... 35

3.6 Analisis Data Produk .................................................................. 37

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN

4.1 Penyajian Data Uji Skala Kecil .................................................. 40

4.1.1 Draf Produk Awal media pembelajaran bola berekor ....... 40

4.1.2 Indikator Media Pengembangan ……………………… ... 40

4.1.3 Uji Coba Skala Kecil …………………………. ............... 41

4.2 Hasil analisis Uji Coba I ………………………………………… 42

4.3 Uji coba skala besar …………………………. .............................. 45

4.4 Hasil analisis data uji coba skala besar …………………………. 46

4.5 Prototipe produk ……………………………………………… ... 47

4.6 Keunggulan dan Kelemahan Produk …………………………… 49

4.6.1 Keunggulan Produk …………………………………….. 49

4.6.2 Kelemahan Produk ……………………………………... . 49

BAB V KAJIAN PRODUK DAN SARAN

5.1 Kajian Produk ............................................................................. 50

Page 12: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

xii

5.2 Saran ........................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 53

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Faktor, Indikator, dan Jumlah Butir Kuesioner......................................... 37

3.2 Skor Jawaban Kuesioner "Ya" dan " Tidak".............................................. 38

3.3 Faktor, Indikator dan Jumlah Butir Kuesioner........................................... 38

3.4 Klasifikasi Persentase................................................................................ 39

4.1 Rekapitulasi hasil kuesioner ahli................................................................ 45

4.2 Hasil belajar kognitif siswa kelas IX F...................................................... 49

Page 14: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Grip/pegangan lembing cara Finlandia...................................................... 16

2. Grip/pegangan lembing cara Amerika.........................................................16

3. Grip/pegangan lembing cara “V”................................................................ 17

4. Phase lari ancang-ancang ........................................................................... 18

5. Lemparan 5 Langkah ................................................................................. 19

6. Posisi melempar........................................................................................... 20

7. Standing lembing di depan ......................................................................... 21

8. Gerak lanjutan (followthrough..................................................................... 21

9. Media roket................................................................................................. 27

10. prosedur pengembangan media pembelajaran penjasorkes

Menggunakan media roket ....................................................................... 31

11. Uji coba skala kecil ................................................................................... 43

12. a) Tampilan media sebelum revisi ............................................................ 44

b) Tampilan media sesudah revisi ............................................................. 44

Page 15: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing ........................................ 54

2. A. Surat Keterangan ijin Penelitian .............................................................. 55

B. Surat keterangan telah selesai penelitian ................................................ 56

3. Lembar Evaluasi untuk Ahli ........................................................................ 57

4. A. Jawaban Evaluasi untuk Ahli Pembelajaran ............................................ 69

B. Jawaban Evaluasi untuk Ahli Penjas ....................................................... 63

5. Kuesioner Penelitian untuk Siswa ................................................................ 66

6. Contoh jawaban kuesioner penelitian untuk Siswa ...................................... 70

7. A. Hasil rekapitulasi penilaian uji ahli pembelajaran .................................. 75

B. Hasil rekapitulasi penilaian uji ahli penjas ............................................... 76

8. Data, Hasil, Dan Analisis Data Uji Skala Kecil ........................................... 77

9. Data, Hasil, dan Analisis Data Uji Skala Besar ........................................... 82

10. Dokumentasi Penelitian ............................................................................... 87

Page 16: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan media untuk membina anak agar kelak

mereka mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani yang

dilakukan dan menjalani pola hidup sehat di sepanjang hayatnya. Tujuan ini

tercapai jika melalui penyediaan pengalaman langsung dan nyata berupa aktivitas

jasmani. Aktivitas Jasmani itu dapat berupa permainan atau olahraga yang

terpilih. Penjasorkes merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas

jasmani dan direncanakan secara sistematik bertujuan untuk meningkatkan

individu secara organik, neuromuscular, perseptual, kognitif, social, dan

emosional. (Adang Suherman 2000:22).

Pendidikan Jasmani, Olahraga,dan Kesehatan bertujuan agar peserta

didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan

dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai

aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.

2) Meningkatkan pertumbuhan fisik pengembangan psikis yang lebih baik.

3) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.

4) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai

yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.

Page 17: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

5) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama,

percaya diri dan demokratis.

6) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri orang

lain dan lingkungan.

7) Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih

sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola

hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif (Adang

Suherman 2000:24).

Pendidikan jasmani di sekolah memberi kesempatan kepada siswa untuk

terlibat secara langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas

jasmani, bermain, dan aktivitas olahraga secara sistematik, dan terarah sebagai

media untuk meningkatkan kemampuan. Gerak sebagai aktivitas jasmani

merupakan dasar alami bagi manusia untuk belajar dalam upaya mengenal dunia

dan dirinya. Struktur belajar dalam pendidikan jasmani berkaitan dengan

bagaimana siswa belajar mencapai tujuan pendidikan melalui medium akivitas

fisik. Tujuan ideal program pendidikan jasmani bersifat menyeluruh, sebab

mencakup bukan hanya aspek fisik tetapi juga aspek lainnya yang mencakup

aspek intelektual, emosional, sosial, dan moral dengan maksud kelak anak muda

itu menjadi seseorang yang percaya diri, berdisiplin, sehat, bugar dan hidup

bahagia (Rusli Lutan: 2001:43).

Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang tertua, yang telah

dilakukan manusia sejak jaman purba sampai dewasa ini. Bahkan boleh dikatakan

sejak adanya manusia di muka bumi ini atletik sudah ada, karena gerakan-gerakan

Page 18: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

yang terdapat dalam cabang olahraga atletik, seperti berjalan, berlari, melompat

dan melempar adalah gerakan yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupannya

sehari-hari. Atletik adalah suatu cabang olahraga, bahkan disebut sebagai mother

of sport atau ibu dari cabang-cabang olahraga lainnya (Aip Syarifudin 1992:1),

yang sudah diajarkan mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Dengan

demikian cabang olahraga atletik sudah sangat tidak asing lagi bagi para khalayak

yang pernah mengenyam pendidikan. Dalam atletik terdapat bemacam-macam

nomor yaitu jalan, lari, lempar dan lompat.

Lempar adalah salah satu nomor yang terdapat dalam cabang olahraga

atletik yang selalu diperlombakan. Baik didalam penyelenggaraan pesta-pesta

olahraga yang bersifat nasional dan internasional maupun dalam kejuaraan atletik

sendiri. Dalam cabang olahraga atletik, istilah yang digunakan untuk setiap bagian

dari cabang olahraga tersebut adalah “Nomor”, yaitu : nomor jalan dan lari, nomor

lompat, dan nomor lempar. Lempar atau melempar bagi anak-anak merupakan

salah satu dari akifitas pengembangan kemampuan daya geraknya, yaitu untuk

bertindak melakukan suatu bentuk gerakan dengan anggota badannya secara lebih

terampil (manipulasi), atau sering juga dikatakan dengan ketrampilan

mengangkat, memukul, mendorong, dan sebagainya. Oleh karena itu, dalam

upaya membina dan meningkatkan akitvitas pengembangan kemampuan daya

gerak anak, maka dalam pengajaran pendidikan jasmani diajarkan mengenai

atletik. Selain mengenai nomor jalan, lari, dan lompat, juga mengenai nomor

lempar yang merupakan suatu alat untuk mendidik anak. Lempar lembing adalah

salah satu nomor yang terdapat dalam nomor lempar pada cabang olahraga atletik,

Page 19: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

sama seperti halnya tolak peluru. Lempar lembing diikutsertakan dalam peserta

Olimpiade sejak tahun 1908 sebagai nomor perorangan untuk putra dan putri.

(Aip Syarifuddin 1992:18).

Salah satu permasalahan kurang berkembangnya proses pembelajaran

penjasorkes di sekolah antara lain, terbatasnya sarana dan prasarana pembelajaran

yang tersedia di sekolah, kekurangan dana untuk menyelenggarakan program

yang akan menghasilkan perubahan bermakna, hasil belajar yang diharapkan.

Permasalahan tersebut semakin mendalam dan berpengaruh secara signifikan

terhadap proses pembelajaran penjasorkes, karena kurang didukung oleh tingkat

kemampuan, kreativitas dan inovasi para guru Penjasorkes selaku pelaksana

khususnya dalam pengembangan model pembelajaran. Dampak dari itu secara

tidak disadari akan mempengaruhi terhadap tingkat kesegaran jasmani dan

penguasaan ketrampilan gerak peserta didik yang semestinya dapat dikembangkan

sesuai perkembangan gerak seusianya. Dengan demikian potensi peserta didik

akan tidak berkembang secara optimal pada masanya, dan pada akhirnya kurang

optimal pula dalam mendukung dan memberikan kontribusi bibit-bibit atlet

potensi yang dapat dikembangkan pada pembinaan prestasi olahraga kedepan.

Pengembangan media pembelajaran Penjasorkes merupakan salah satu

upaya membantu menyelesaikan permasalahan terbatasnya sarana dan prasarana

pembelajaran Penjasorkes di sekolah. Dari hasil pengamatan selama ini,

pengembangan model pembelajaran Penjasorkes yang dilakukan oleh para guru

Penjasorkes dapat membawa suasana pembelajaran yang inovatif, dengan

terciptanya pembelajaran yang menyenangkan dan dapat memotivasi peserta didik

Page 20: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

untuk lebih berpeluang mengeksploitasi gerak secara luas dan bebas, sesuai

tingkat kemampuan yang dimiliki. Dengan memodifikasi media pembelajaran

pendidikan jasmani tidak akan mengurangi aktivitas siswa dalam melakukan

pendidikan jasmani. Namun justru sebaliknya dengan memodifikasi pembelajaran

dan pendekatan dalam bentuk permainan sebagai contohnya, proses pembelajaran

pendidikan jasmani akan lebih menyenangkan. Guru dapat mengurangi atau

menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara

memodifikasi peralatan yang digunakan untuk melakukan skill itu. Misalnya,

berat-ringannya, besar-kecilnya, tinggi-rendahnya, panjang-pendeknya peralatan

yang digunakan. (Rusli Lutan 2001:32) menyatakan bahwa “Modifikasi dalam

mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan, meningkatkan kemungkinan

keberhasilan dalam berpartisipasi dan dapat melakukan pola gerak secara benar”.

Hasil observasi dan wawancara salah satu guru mata pelajaran

pendidikan jasmani di SMP N 2 Pemalang menunjukan bahwa media yang

digunakan untuk mengajar pembelajaran lempar lembing yaitu menggunakan

lembing bambu. Pada saat kegiatan belajar mengajar lempar lembing guru tidak

melakukan modifikasi media tetapi menggunakan lembing bambu pada saat

pemberian materi dan evaluasi lempar lembing. Hal ini disebabkan karena

lembing mempunyai nilai ekonomis yang rendah sehingga media yang digunakan

masih terbatas, yaitu berjumlah 4 buah lembing bambu sedangkan setiap kelas

berjumlah 32 anak.

Page 21: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

1.2 Permasalahan

Penyelenggaraan pendidikan jasmani di sekolah Menengah Pertama

belum dikemas sebagaimana mestinya, sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan

perkembangan peserta didik, baik dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

Guru sering menggunakan pembelajaran Lempar Lembing sesungguhnya tanpa

adanya modifikasi atau variasi, kelemahannya adalah anak cenderung pasif.

Setelah mencermati latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dikaji

peneliti adalah : “Bagaimana mengembangkan pembelajaran penjasorkes

menggunakan media roket pada pembelajaran lempar lembing siswa kelas IX

SMP N 2 Pemalang?”

1.3 Tujuan Pengembangan

Tujuan dari penelitian adalah menghasilkan media pembelajaran roket

yang sesuai pada kelas IX SMP N 2 Pemalang dalam meningkatkan pembelajaran

penjasorkes di sekolah.

1.4 Manfaat Pengembangan

1.4.1 Bagi Peneliti

1) Sebagai modal dalam penyusunan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana

program studi pendidikan jasmani, kesehatan dan rekreasi, S1 (PJKR)

2) Sebagai bekal/pengalaman dalam mengembangkan model pembelajaran

penjasorkes.

1.4.2 Bagi Penelitian Lanjutan

1) Sebagai pertimbangan untuk penelitian pengembangan media

pembelajaran dalam pembelajaran penjas siswa SMP.

Page 22: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

2) Sebagai dasar penelitian lebih lanjut

1.4.3 Bagi Guru Penjas

1) Menjadikan siswa lebih aktif dalam pembelajaran Penjasorkes

2) Mengatasi keterbatasan saranan dan prasarana lempar lembing di sekolah.

3) Meningkatkan pengetahuan tentang pembelajaran lempar lembing

terhadap guru penjas.

1.5 Pemecahan Masalah

Pengembangan media pembelajaran lempar lembing melalui media roket

penting untuk dilakukan, mengingat pembelajaran lempar lembing yang

diterapkan guru Penjasorkes masih jauh dari harapan, serta mengingat

karakteristik siswa SMP sangat menyukai media pembelajaran yang bervariasi.

Pelaksanaan pembelajaran lempar lembing selama ini yang dilakukan

oleh guru SMP N 2 Pemalang masih dengan metode pembelajaran lama, yaitu

dengan menggunakan media yang sebenarnya yaitu lembing dari bambu pada saat

penyampaian materi dan evaluasi sehingga menyebabkan tujuan pembelajaran

kurang sesuai dengan yang diharapkan, seperti halnya pencapaian tujuan untuk

mengembangkan dan meningkatkan kebugaran jasmani.

Pemecahan masalah pembelajaran lempar lembing di SMP, melalui

pengembangan media pembelajaran berupa roket ini diharapkan dapat membantu

dan mempermudah guru Penjasorkes dalam memberikan pembelajaran lempar

lembing, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan sesuai dengan tujuan penjas

yang diharapkan.

Page 23: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

2.1 Pendidikan Jasmani

Pengertian Pendidikan Jasmani dapat dilihat dari dua sudut pandang,

yaitu pandangan tradisional dan pandangan modern. Pandangan tradisional

menganggap manusia terdiri dari dua komponen utama yang dapat dipilah-pilah,

yaitu jasmani dan rohani. Oleh karena itu, pendidikan jasmani diartikan sebagai

proses pendidikan untuk keselarasan antara tumbuhnya badan dan perkembangan

jiwa. Sedangkan pandangan modern mengananggap manusia sebagai satu

kesatuan yang utuh. Oleh karena itu, pendidikan jasmani adalah proses pendidikan

melalui aktivitas jasmani dan sekaligus merupakan proses pendidikan untuk

meningkatkan kemampuan jasmani. Penjasorkes merupakan proses pendidikan

yang memanfaatkan aktivitas jasmani dan direncanakan secara sistematik

bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neuromuscular,

perseptual, kognitif, social, dan emosional.

Pendidikan Jasmani, Olahraga,dan Kesehatan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut :

1) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya

pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat

melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.

2) Meningkatkan pertumbuhan fisik pengembangan psikis yang lebih baik.

3) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.

Page 24: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

4) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui in ternalisasi nilai-

nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani,olahraga dan

kesehatan.

5) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab,

kerjasama, percaya diri dan demokratis.

6) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri

orang lain dan lingkungan.

7) Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang

bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang

sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap

yang positif. (Depdknas 2006)

2.2 Media Pembelajaran penjas

Media adalah kata jamak dari medium, berasal dari bahasa latin yang

berarti perantara atau pengantar. Media sering juga disebut sebagai perangkat

lunak yang bukan saja memuat pesan atau bahan ajar yang untuk disalurkan

melalui alat tertentu tetapi juga dapat merangsang pikiran, perasaan, kemauan

sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. Dengan

demikian media media harus digunakan secara kreatif dalam arti guru harus

menyiapkan dan merancang dengan tepat agar memungkinkan siswa belajar lebih

banyak, mencamkan lebih baik apa yang dipelajari dan meningkatkan performa

mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Disinilah guru dituntut lebih

hati-hati dalam memilih dan menetapkan media yang tepat. Proses pembelajaran

pada hakekatnya adalah proses komunikasi. Pengalaman menunjukkan bahwa

Page 25: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

dalam komunikasi ini sering terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga

komunikasi tersebut tidak efektif dan efisien. Penyebab penyimpangan dalam

komunikasi pembelajaran antara lain adalah kecenderungan verbalisme dalam

proses pembelajaran, ketidak siapan siswa, kurangnya minat, semangat siswa dan

lain-lain. Salah satu upaya untuk mengatasi hal-hal tersebut di atas ialah

penggunaan media dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena fungsi

media dalam proses pembelajaran adalah sebagai penyaji stimulus (informasi dan

lain-lain) dan untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi

(Soepartono, 2000:92).

2.3 Pembelajaran Atletik lempar lembing

2.3.1 Pengertian Lempar lembing

Atletik adalah salah satu cabang yang tertua yang dilakukan manusia

sejak zaman purba sampai dewasa ini. Bahkan boleh dikatakan sejak adanya

manusia di muka bumi ini atletik sudah ada karena gerakan-gerakan yang terdapat

dalam cabang atletik seperti berjalan, melompat, dan melempar adalah gerakan

yang dilakukan oleh manusia di dalam kehidupannya sehari-hari. Istilah atletik

yang kita kenla sekarang ini berasal dari bahsa yunani yaitu “Athlon atau athlum”

yang berarti perlombaan atau pertandingan, orang yang melakukannya dinamakan

athleta (atlet). Dengan demikian Atletik merupakan salah satu cabang olahraga

yang dipertandingkan atau diperlombakan yang meliputi nomor jalan, Lari,

Lompat, dan Lempar. Istilah Atletik di Amerika dinamakan “Track and Field”

yaitu di dalam perlombaan atletik, ada nomor yang dilakukan di lintasan (Track)

dan dilapangan (Field) (Aip syarifuddin 1992:2).

Page 26: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

Atletik yang sering disebut sebagai “Mother Of sport” yang terdiri dari

nomor jalan, lari, lompat, dan lempar yang menjadi inti dari semua cabang

olahraga, gerakan-gerakannya yang ada di semua cabang olahraga didasari

biomotor yang dimiliki oleh atletik. Olahraga atletik merupakan salah satu cabang

olahraga yang penting dalam pelaksanaan olimpiade modern. Cabang atletik

dilaksanakan disemua negara, karena nilai-nilai pendidikan yang terkandung

didalamnya, memegang peranan yang sangat penting dalam pengembangan

kondisi fisik, sering pula menjadi dasar pokok untuk pengembangan atau

peningkatan prestasi yang optimal bagi cabang olahraga lain dan bahkan dapat

diperhitungkan sebagai suatu ukuran kemajuan suatu negara (Khomsin 2005:3).

Nomor-nomor yang ada dalam cabang atletik secara garis besar dapat

dijadikan menjadi tiga bagian, yaitu : nomor lari dan jalan, nomor lompat, dan

nomor lempar (Aip syarifudin 1992:9), masing-masing nomor dapat diperinci lagi

sebagai berikut ; 1) Nomor lari dan jalan, nomor jalan dalam perlombaan atletik

dinamakan nomor jalan cepat. Jalan cepat dalam perlombaan atletik adalah suatu

bentuk gerakan jalan yang dilakukan secepat mungkin dengan ketentuan pada saat

melangkahkan kaki, salah satu harus selalu kontak dengan tanah, nomor lari

terdiri atas : lari jarak pendek, lari jarak menengah, lari jarak jauh dan halang

rintang. 2) Nomor lompat, nomor lompat yang diperlombakan dalam event

nasional maupun internasional terdiri dari : lompat jauh, lompat tinggi, lompat

jangkit, dan lompat tinggi galah. 3) Nomor lempar yang diperlombakan bersifat

internasional maupun nasional terdiri dari : tolak peluru, lempar lembing, lempar

cakram dan lomtar martil.

Page 27: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

Selain nomor-nomor tersebut di atas ada nomor-nomor gabungan yang

selalu dilombakan, baik bersifat nasional maupun internasional yaitu :

Pancalomba, adalah suatu perlombaan gabungan yang khusus untuk wanita terdiri

dari lima nomor yang dilakukan oleh seorang atlet secara berurutan dalam dua

hari, yaitu : 100 m gawang, tolak peluru, lompat tinggi, lompat jauh dan 800 m.

Dalam kongres IAAF di moskow, diperoleh kesepakatan bahwa pancalomba

diganti sapta lomba yang terdiri dari tujuh nomor yang harus diselesaikan dalam

dua hari, yaitu ditambah lempar lembing dan lari 200 m (Aip Syarifudin 1992:11).

Dasalomba adalah suatu perlombaan gabungan yang khusus untuk pria

terdiri dari sepuluh nomor yang dilakukan oleh seorang atlet secara berurutan

dalam dua hari, yaitu : 100 m, tolak peluru, lompat tinggi, lompat jauh, 400 m,

110 m gawang, lempar cakram, lompat tinggi galah, lempar lembing dan lari 1500

m (Aip Syarifudin 1992:11).

Sebelum membahas teknik lempar lembing, terlebih dahulu perlu kiranya

diketahui adanya dari prinsip-prinsip dari pada semua nomor lempar. Karena

teknik lempar bola prinsipnya sama dengan lempar lainnya khususnya lempar

lembing. Adapun prinsip-prinsip tersebut: 1) Sudut lepas benda yang

dilemparkan/ditolakkan sekitar 40-45 derajat, 2) Titik lepas benda yang

dilemparkan/ditolakkan sejauh-jauhnya dari badan, 3) Kecepatan awalan secepat

mungkin dan tidak boleh adanya saat berhenti. 4) Pada saat melempar/menolak

harus ada tumpuan dari kaki dan tidak melompat, 5) Kekuatan lemparan/tolakan

datang dari belakang benda, yaitu kekuata yang berasal sejak dari ujung kaki

belakang, panggul, perut, bahu, lengan, pergelangan tangan. Jadi kekuatan

Page 28: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

lemparan/tolakan terhadap udara harus sekecil mungkin, 6) Gerakan

melempar/menolak harus dilakukan explosis dan dinamis.

Disamping prinsip-prinsip tersebut di atas, nomor lempar juga

mempunyai unsur-unsur pokok yang sama dengan nomor lompat, yaitu : 1) Harus

dapat membangun body momentum yang sebesar-besarnya, 2) Harus dapat

menggabungkan momentum-momentum tersebut dengan tenaga badan yang

sebesar-besarnya, melalui suatu jarak yang produktif. Jadi kecepatan yang

dilemparkan/ditolakkan sejauh-jauhnya dengan waktu yang sesingkat-singkatnya.

Jelas bahwa untuk meningkatkan prestasi lempar lembing khususnya

maupun nomor lempar lainnya, tidak hanya dengan tenaga yang besar saja, akan

tetapi banyak faktor-faktor yang harus diperhatikan/dikuasai oleh seorang

pelempar, disamping penguasaan tekniknya. Seperti telah dijelaskan di atas,

prinsip lempar lembing sama dengan nomor-nomor lempar yang lainnya, maka

dalam hal teknikpun pada dasarnya sama. Teknik nomor lempar adalah :

Pegangan, awalan, gerakan, lemparan, dan sikap badan setelah melempar (Yusuf

Adisasmita 1992:89).

Nomor lempar adalah salah satu bagian yang terdapat dalam cabang

olahraga atletik yang selalu diperlombakan. Baik di dalam penyelenggaraan pesta-

pesta olahraga yang bersifat nasional dan internasional, maupun dalam nomor

atletik itu sendiri. Dalam penelitian ini penulis akan meneliti tentang lempar

lembing, karena ketertarikan penulis dengan lempar lembing dan lempar lembing

mempunyai gerakan lempar yang ideal, yaitu menggunakan awalan dengan lari

dan diakhiri dengan melempar lembing itu sendiri. Lempar lembing adalah suatu

Page 29: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

bentuk gerakan melempar suatu alat yang berbentuk panjang dan bulat dengan

berat tertentu yang terbuat dari kayu, bambu, atau metal (untuk perlombaan) yang

dilakukan dengan satu tangan untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya, sesuai

dengan peraturan yang berlaku (Aip Syarifudin 1992:159).

Konstruksi lembing terdiri dari tiga bagian, yaitu : 1) Mata lembing, 2)

Badan lembing, 3) Tali pegangan lembing. Dengan melihat konstruksi lembing

tersebut maka banyak teknik yang harus diketahui dan dikuasai oleh seorang atlet

lempar lembing yang ingin berprestasi maksimal antar lain : (a) Cara memegang

lembing (b) Awalan dalam melempar lembing (c) Sikap irama langkah (d)

Gerakan pelepasan dan badan setelah melempar lembing.

2.4 Teknik Dasar Lempar Lembing

2.4.1 Teknik Pegangan Lembing

Telah dikemukakan di atas, bahwa kontruksi lembing terdiri dari tiga

bagian yang diantaranya terdapat tali pegangan lembing, yaitu tali yang dilitkan di

tengah-tengah badan lembing yang lebarnya untuk putra 150 mm sampai 160 mm,

dan untuk putri 140 mm sampai 150 mm (Aip Syarifuddin 1992:160). Selain dari

faktor dari power dan kekuatan otot, tehnik peganagan lembing yang baik akan

berpengaruh kepada jauhnya lemparan. Dalam lempar lembing ada tiga macam

pegangan (grip) lembing yaitu :

1) Cara Finlandia

Dalam pegangan ini “ibu jari dan jari tengah”, ibu jari dan ruas jari

tengah ada di belakang ikatan, sedang jari telunjuk memanjang badan lembing.

Pegangan ini paling umum digunakan oleh atlet-atlet lempar lembing, karena

Page 30: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

pegangan ini paling mudah digunakan dan memungkinkan pengontrolan yang

baik terhadap lembing.

Gambar 1

Grip/pegangan lembing cara finlandia

(sumber:IAAF 2001:2)

2) Cara Amerika

Dalam pegangan cara Amerika ini ibu jari dan telunjuk ada di belakang

tali ikatan lembing, jari-jari yang lain ada di tali ikatan. Pegangan semacam ini

dapat mengarah kesalah alur selama lembing dilemparkan. Seperti tampak pada

gambar 2 di bawah ini.

Gambar 2

Pegangan/grip cara Amerika

(Sumber : IAAF 2001:2)

3) Cara tang/V

Dalam pegangan “V” atau cengkraman atau tang, lembing dipegang

diantara ibu jari telunjuk dari jari tengah. Pegangan ini membantu mencegah

terjadinya cedera siku karena ini mencegah sendi siku dari diluruskan berlebihan.

Page 31: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

Ikatan tali yang tipis dapt juga menciptkan kesukaran dalam melempar lembing,

dan penting bagi semua variasi bahwa posisi tangan adalah relaks dan semua jari-

jari ada dalam kontak dengan tali ikatan lembing (lihat gambar 3) (IAAF 2001:2).

Gambar 3

Pegangan/grip lembing “V”

(Sumber : IAAF 2001:2)

Pegangan lembing yang digunakan dalam penelitian adalah pegangan

cara Finlandia, karena mudah digunakan dan pengontrolan lemparan yang baik.

Pegangan ini adalah pegangan yang umum digunakan oleh atlet Indonesia pada

umumnya.

2.4.2 Awalan dalam Melempar Lembing

Tidak seperti lempar cakram dan tolak peluru, lempar lembing tidak

ditentukan oleh tinggi, berat badan dan kekuatan maksimum. Kecuali dari power

dan kekuatan khusus lempar dari atlet sebagai hasil dari awalan yang

panjang/jauh. Berat lembing resmi yang ringan untuk lomba membutuhkan

kecepatan khusus yang luar biasa dan kekuatan lempar pada otot-otot ekstensor

kaki dan lengan dan utamanya pada otot-otot tubuh. Hal ini karena lembing itu

perlu diakselerasikan sampai 30-35m per detik. Kecepatan lari awalan yang

relative tinggi dan tambahan akselerasi irama lima langkah membutuhkan pada

suatu pihak suatu tingkat tinggi lari sprint dan kecepatan gerak dan juga

Page 32: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

koordinasi yang luar biasa dalam merubah dari bagian gerakan a-siklus (sumber :

IAAF 2001:2). Lari awalan sepanjang 8-12 langkah sesuai kecakapannya dala lari

sprint, adalah seperti suatu lari akselerasi cepat dan harus dalam garis lurus.

Lembing itu dibawa setinggi kepala dengan mata lembing menuju sedikit

kebawah. Punggung tangan menghadap kearah luar.selama lari awalan lengan

lempar bergerak hanya sedikit sedangkan lengan yang bebas mengikuti irama lari

(IAAF:2001:140). Dalam awalan melempar lembing ada beberapa tahap yang

dilakukan yaitu :

Lembing dipegang horisontal/mendatar di atas bahu, bagian atas lembing

adalah setinggi kepala, lengan diupayakan tetap tenang stabil (tidak bergerak

kemuka atau ke belakang). Lari percepatan adalah relaks, terkontrol dan berima,

lari percepatan mencapai kecepatan optimum, yang adalah di pertahankan dalam

lari lima langkah.

Gambar 4

Phase lari ancang-ancang

(IAAF 2000)

Gambar 4

Phase lari ancang-ancang

(IAAF 2000:143)

Dalam even lempar lembing panjang minimum jalur ancang-ancang adalah 30 m

dan maximum 36,5 m. Apabila kondisi memungkinkan panjang minimum 33,5 m.

Jalur lempar ini ditandai dengan dua garis putih selebar 5 cm dan 4 m terpisah.

Page 33: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

Garis lempar itu dibuat dari belakang suatu garis batas lengkungan dari sebuah

srikel yang dibuat dengan radius 8 m (suyono 2001:158).

2.4.3 Run up (awalan lari)

Menghadap ke arah lemparan, bahu dan pinggul lurus ke depan, lembing

mengarah ke arah lemparan, gerakan lembing ke belakang, tangan lurus, ujung

lembing diangkat ke sudut lintasan, bahu diangkat 90 derajat ke kanan.

2.4.4 Langkah Jingkat

Kaki kanan melangkah Jingkat di depan kaki kiri, memiringkan tubuh

dan membawa bahu dan tangan yang memegang lembing ke belakang.

Lemparan 5 langkah

Gambar. 5

Gambar 5

lemparan 5 langkah

2.4.5 Posisi melempar

Kaki kiri melangkah keluar dengan posisi melempar yang lebar dengan

tumit menyentuh permukaan terlebih dahulu, pinggul berputar kekanan, kaki

Page 34: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

kanan ditekuk pada lutut di putar ke samping luar, tubuh miring ke belakang,

tangan di luruskan sepenuhnya.

Gambar 6

Gambar 6

Posisi melempar

2.4.6 Lemparan

Lutut kanan diputar dengan kuat kearah lemparan, memaksa pinggul

bergerak kearah yang sama. Pinggul diikuti oleh dada, didorong kedepan dengan

paksa sehingga tubuh menjadi seperti busur. Tangan yang memegang lembing

ditarik ke depan pada kecepatan tinggi diatas bahu. Tubuh digerakkan keatas kaki

kiri yang lurus, dan lembing dilepaskan di depan kepala pelempar.

Standing lembing di depan.

Page 35: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

Gambar. 7

Standing lembing di depan

Standing lembing di samping.

Standing gaya Jingkat.

2.4.7 Gerak lanjutan (follow through)

Setelah lembing dilepaskan, pelempar terus bergerak ke depan dengan

menempatkan kaki kanan di depan kaki kiri.

Gambar. 8

Gerak lanjutan (follow through)

Page 36: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

2.5 Pembelajaran PAIKEM

2.5.1 Pengertian PAIKEM

PAIKEM merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,

Efektif, dan Menyenangkan. Selanjutnya, PAIKEM dapat didefinisikan sebagai:

pendekatan mengajar (approach to teaching) yang digunakan bersama metode

tertentu dan pelbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan

sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif,

dan menyenangkan. Dengan demikian, para siswa merasa tertarik dan mudah

menyerap pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan. Selain itu, PAIKEM

juga memungkinkan siwa melakukan kegiatan yang beragam untuk

mengembangkan sikap, pemahaman, dan keterampilannya sendiri dalam arti tidak

semata-mata “disuapi” guru.

Beberapa alasan perlunya pendekatan PAIKEM diterapkan di sekolah,

yakni:

a) PAIKEM lebih memungkinkan perserta didik dan guru sama-sama aktif

terlibat dalam pembelajaran. Selama ini kita lebih banyak mengenal

pendekatan pembelajaran konvensional. Hanya guru yang aktif

(monologis), sementara para siswanya pasif, sehingga pembelajaran

menjemukan, tidak menarik, tidak menyenangkan, bahkan kadang-kadang

menakutkan siswa.

b) PAIKEM lebih memungkinkan guru dan siswa berbuat kreatif bersama.

Guru mengupayakan segala cara secara kreatif untuk melibatkan semua

siswa dalam proses pembelajaran. Sementara itu, peserta didik juga

Page 37: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

didorong agar kreatif dalam berinteraksi dengan sesama teman, guru,

materi pelajaran dan segala alat bantu belajar, sehingga hasil pembelajaran

dapat meningkat.

PAIKEM dilandasi oleh falsafah konstruktivisme yang menekankan agar

peserta didik mampu mengintegrasikan gagasan baru dengan gagasan atau

pengetahuan awal yang telah dimilikinya, sehingga mereka mampu membangun

makna bagi fenomena yang berbeda. Falsafah pragmatisme yang berorientasi

pada tercapainya tujuan secara mudah dan langsung juga menjadi landasan

PAIKEM, sehingga dalam pembelajaran peserta didik selalu menjadi subjek aktif

sedangkan guru menjadi fasilitator dan pembimbing belajar mereka (Muhibbin

Syah:2009:1).

2.6 Modifikasi Pembelajaran

Modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan tujuan pembelajaran

dari mulai tujuan yang paling rendah sampai dengan tujuan yang paling tinggi.

Modifikasi tujuan materi ini dapat dilakukan dengan cara membagi tujuan materi

ke dalam tiga komponen, yaitu : 1) Tujuan perluasan maksudnya adalah tujuan

pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan

kemampuan melakukan bentuk atau wujud keterampilan yang dipelajarinya tanpa

memperhatikan aspek efisiensi dan efektivitas. 2) Tujuan penghalusan maksudnya

adalah tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan

dan kemampuan melakukan gerak secara efisien. 3) Tujuan penerapan maksudnya

adalah tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan

dan kemampuan tentang efektif tidaknya gerakan yang dilakukannya melalui

Page 38: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

pengenalan kriteria-kriteria tertentu sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.

(Adang Suherman 2000:84).

Pendekatan modifikasi adalah pendekatan yang didesain dan disesuaikan

dengan kondisi kelas yang menekankan kepada kegembiraan dan pengayaan

perbendaharaan gerak agar sukses dalam mengembangkan ketrampilan. Yang

menjadi tujuan atau sasaran dalam modifikasi pembelajaran penjas adalah siswa

memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran, meningkatkan kemungkinan

keberhasilan dalam berpartisipasi, siswa dapat melakukan pola gerak dasar secara

benar (Supartono 2000:34).

2.7 Modifikasi Pembelajaran Lempar Lembing

Dilihat dari payung keolahragaan, materi pembelajaran atletik secara garis

besar dapat diklasifikasikan ke dalam tiga nomor, yaitu : nomor jalan dan lari,

nomor lompat, dan nomor lempar. Dilihat dari kemampuan fisik yang diperlukan

dan dipelajarinya, materi pembelajaran atletik dapat diklasifikasikan ke dalam

kondisi fisik (physical fitness), skill atau keterampilan, dan konsep gerak.

Sehubungan dengan itu, modifikasi pembelajaran atletik dapat dikaitkan dengan

materi-materi pembelajaran tersebut. Beberapa kemungkinan modifikasi

pembelajaran dikaitkan dengan materinya.

Karakteristik gerak dasar lempar pada umumnya hampir sama dengan

gerakan-gerakan melempar dalam cabang olahraga lainnya. Oleh karena itu,

pengembangan umum gerak melempar dapat dilakukan :

Lemparan dengan satu tangan (kiri atau kanan) atau dua tangan

bersamaan.

Page 39: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

Lemparan lewat atas kepala ke arah depan atau belakang, satu atau dua

tangan.

Melakukan gerak melempar, menolak, ayunan, gerak bandul.

Melempar dari posisi badan berdiri, berbaring atau berlutut.

Melempar ke arah jauh atau tinggi.

Melempar dengan awalan lurus atau berputar.

Melempar dengan melewati, menembus, ke dalam sesuatu.

Melempar dengan bola, roket, tongkat, batu, simpai, botol, busa, kayu,

dlsb.

Melempar peluru, cakram, lembing, atau martil.

Melempar bersama teman atau menjadi lawan.

Struktur gerak dasar lempar merupakan urutan gerakan yang tidak sama

atau termasuk jenis keterampilan asiklis. Urutan gerakannya dimulai dari sikap

awal, gerak awal, awalan, sampai sikap lempar dan gerak pemulihan. Untuk

mengembangkan gerak lempar, siswa diberikan tugas melakukan lemparan

dengan berbagai alat, arah/target, dan posisi (Adang Suherman:2000:93-94).

2.8 Karakteristik pembelajaran penjasorkes menggunakan media roket

pada pembelajaran lempar lembing.

Minimnya sarana dan prasarana olahraga yang tidak merata serta tidak

sesuainya dengan kondisi murid ini menuntut guru pendidikan jasmani lebih

kreatif. Guru harus bisa memodifikasi pembelajaran dengan memanfaatkan sarana

dan prasarana olahraga seadanya yang tersedia di sekolah. Pengajaran dengan

menggunakan peralatan seadanya di sekolah atau alat buatan guru sendiri

Page 40: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

dinamakan pengajaran dengan pendekatan modifikasi. Cara-cara guru

memodifikasi pembelajaran akan tercermin dari aktivitas pembelajaran yang

diberikan guru dari mulai awal hingga akhir pelajaran. Beberapa aspek analisa

modifikasi ini tidak terlepas dari pengetahuan guru tentang : tujuan, karakteristik

materi, kondisi lingkungan dan evaluasinya. Terbatasnya media dan tingginya

nilai jual lempar lembing membuat kegiatan belajar mengajar para siswa kelas IX

F SMP N 2 Pemalang hasilnya tidak optimal jika dilihat dari ranah psikomotor,

afektif dan kognitif. Sehingga diperlukan modifikasi media pembelajaran dengan

tujuan agar dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang pembelajaran lempar

lembing dan memotivasi siswa dalam pembelajaran.

Pembelajaran lempar lembing yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

pembelajaran lempar lembing dengan menggunakan media roket untuk

memudahkan siswa dalam melaksanakan pembelajaran dan menjadikan proses

pembelajaran menjadi menyenangkan karena pada pembelajaran lempar lembing

disini siswa dibentuk formasi empat atau lima barisan secara berurutan, kemudian

siswa melakukan pembelajaran lempar lembing dengan melempar media roket

agar dapat meluncur dan dibayangkan menjadi lembing dengan cara melempar.

Kegiatan ini dilakukan selama 20 menit, dengan tujuan agar siswa dapat

melempar lembing yang sebenarnya dengan baik dan benar serta menjadikan

otomatisasi lemparan.

Page 41: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

1

3

2

4

Keterangan media roket :

a. Bola pingpong sebagai pengganti mata lembing agar tidak berbahaya pada saat

digunakan.

Gambar 10. Bola Pingpong

b. Batang bulung sebagai pengganti badan lembing dengan panjang 30 cm,

batang bulung digunakan karena lebih ringan dan aman dibandingkan dengan

bambu atau fiber.

Gambar.9

Media roket

Gambar 11. Batang Bulung

Page 42: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

c. Benang kasur sebagai pengganti tambang grip yang dililitkan ke batang

bulung.

Gambar 12. Benang

a. Mika yang dibentuk menyerupai ekor roket.

Gambar 13. Mika

2.9 Kerangka Berpikir

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral

dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek

kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan

sosial penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan

pengenalan lingkungan bersih melaui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan

terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan

Pendidikan Nasional (Adang Suherman 2000:63).

Page 43: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

Sesuai dengan kompetensi dasar dalam kurikulum Pendidikan Jasmani,

Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Menengah Pertama siswa diharapkan dapat

mempraktekkan pembelajaran lempar lembing dengan media yang sudah

dikembangkan. Pada kenyataannya dalam proses pembelajaran lempar lembing di

SMP N 2 Pemalang masih dalam bentuk pembelajaran yang sebagaimana

mestinya yaitu dengan menggunakan media lembing dan tidak memanfaatkan

media lain. Dari pelaksanaan pembelajaran tersebut dijumpai anak-anak yang

merasa tidak senang, bosan, dan kurang aktif bergerak dalam pembelajaran

Pendidikan Jasmani.

Pengembangan media pembelajaran penjasorkes menggunakan media

roket merupakan salah satu upaya yang harus diwujudkan. pengembangan media

pembelajaran lempar lembing media roket diharapkan mampu membuat anak

lebih aktif bergerak dalam berbagai situasi dan kondisi yang menyenangkan,

ketika mengikuti pembelajaran lempar lembing.

Page 44: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

29

BAB III

METODE PENGEMBANGAN

3.1 Metode Pengembangan

Metode pengembangan yang digunakan adalah penelitian pengembangan

yang biasanya disebut penelitian berbasis pengembangan (research and

development) merupakan jenis penelitian yang tujuan penggunaannya adalah

menghasilkan produk berupa media roket bagi siswa kelas IX SMP N 2

Pemalang.

(Suharsimi Arikunto 2006) mengatakan bahwa penelitian pengembangan

atau penelitian developmental adalah penelitian yang mengadakan percobaan dan

penyempurnaan. Penelitian pengembangan mengembangkan pembelajaran

penjasorkes menggunakan media roket. Disesuaikan dengan kondisi sarana dan

prasarana yang tersedia. Penelitian ini juga disesuaikan dengan keterbatasan

waktu, tenaga, dan biaya sehingga tidak mengambil subyek yang besar. Langkah-

langkah yang dilakukan dalam penelitian pengembangan pembelajaran

penjasorkes menggunakan media roket adalah sebagai berikut:

1) Melakukan penelitian pendahuluan dan pengumpulan informasi.

2) Mengembangkan produk awal (berupa media roket).

3) Evaluasi ahli pendidikan jasmani dan satu orang ahli pembelajaran, uji

coba kelompok kecil dengan menggunakan kuesioner, konsultasi dan

evaluasi yang kemudian dianalisis.

Page 45: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

4) Revisi produk pertama, berdasarkan dari hasil evaluasi ahli dan uji coba

kelompok kecil. Revisi ini digunakan untuk perbaikan terhadap produk

awal yang dibuat oleh peneliti.

5) Uji coba lapangan.

6) Revisi produk akhir yang dilakukan berdasarkan hasil uji coba lapangan.

7) Hasil akhir pengembangan media pembelajaran penjasorkes

menggunakan media roket pada siswa kelas IX F SMP N 2 Pemalang.

3.2 Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan pada pembelajaran penjasorkes menggunakan

media roket ini dilakukan melalui berbagai tahapan. Tahapan-tahapannya antara

lain :

3.2.1 Analisis kebutuhan : kajian pustaka, observasi, dan wawancara.

3.2.2 Pembuatan produk awal : tinjauan ahli pendidikan jasmani, ahli

pembelajaran, dan uji coba kelompok kecil.

3.2.3 Revisi produk pertama.

3.2.4 Uji coba lapangan kelas IX F SMP N 2 Pemalang

3.2.5 Revisi produk akhir.

3.2.6 Produk akhir pengembangan media pembelajaran penjasorkes menggunakan

media roket.

Page 46: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

Analisis Kebutuhan

Kajian Pustaka Observasi Dan Wawancara

Pembuatan Produk Awal

Tujuan Ahli pendidikan jasmani Ujicoba Kelompok Kecil

dan Ahli Pembelajaran 10 Siswa Kelas IX F SMP N 2 Pemalang

Revisi Produk Pertama

Uji Lapangan

Seluruh siswa kelas IX F SMP N 2 Pemalang

Revisi Produk Akhir

Produk akhir

Media pembelajaran media roket

Gambar 14. Prosedur Pengembangan media pembelajaran penjasorkes

menggunakan media roket

Page 47: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

3.2.1 Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan adalah langkah awal dalam melakukan penelitian.

Langkah ini bertujuan untuk menentukan apakah pengembangan media

pembelajaran penjasorkes menggunakan media roket ini dibutuhkan atau tidak.

Pada tahap ini peneliti mengadakan observasi di SMP N 2 Pemalang tentang

pelaksanaan olahraga lempar lembing dengan cara melakukan pengamatan

langsung tentang aktivitas siswa.

3.2.2 Pembuatan Produk awal

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan tersebut, maka langkah selanjutnya

adalah pembuatan produk media pembelajaran media roket. Dalam pembuatan

produk yang dikembangkan, peneliti membuat produk berdasarkan kajian teori

yang kemudian dievaluasi oleh satu ahli atletik dan satu guru pendidikan jasmani

sebagai ahli pembelajaran, serta uji coba kelompok kecil.

3.3 Uji Coba Produk

Uji coba produk penelitian ini bertujuan untuk memperoleh efektivitas,

efisiensi dan kebermanfaatan dari produk. Langkah-langkah yang ditempuh dalam

pelaksanaan uji coba produk adalah sebagai berikut:

3.3.1 Desain uji coba

Desain uji coba yang dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui tingkat

keefektifan dan segi pemanfaatan produk yang dikembangkan. Desain uji coba

yang dilaksanakan terdiri dari :

Page 48: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

3.3.1.1 Evaluasi ahli

Sebelum produk pembelajaran dikembangkan dan diuji cobakan kepada

subyek, produk yang dibuat evaluasi (validasi) terlebih dahulu oleh ahli Penjas

yaitu : (Agus Widodo,S.Pd, M.Pd ) dan ahli pembelajaran (Gufron Ridwan S.Pd)

Guru Penjas SMP N 2 Pemalang.

Variabel yang dievaluasi oleh ahli meliputi fasilitas dan peralatan, jumlah

subyek, waktu penyajian pembelajaran, media pembelajaran (Modifikasi produk),

kesesuaian bahan pelajaran dengan kurikulum, efektivitas metode pembelajaran.

Untuk menghimpun data dari para ahli dilakukan dengan Cara pemberian draf

model awal kuesioner atau lembar evaluasi kepada para ahli dan ahli penjas (Guru

Penjas), Hasil evaluasi dari para ahli yang berupa penilaian, saran terhadap produk

yang telah dibuat, dipergunakan sebagai acuan dasar pengembangan produk.

3.3.1.2 Uji Coba Kelompok Kecil

Pada tahapan ini produk yang telah di revisi dan hasil evaluasi ahli

kemudian diujicobakan kepada siswa kelas IX F SMP N 2 Pemalang. Pada uji

coba kelompok kecil ini menggunakan 10 siswa sebagai subjeknya. Pengambilan

siswa dilakukan dengan menggunakan sampel secara random karena karakteristik

dan tingkat kesegaran jasmani siswa yang berbeda.

Siswa diberikan penjelasan tentang penggunaan media roket yang

kemudian melakukan uji coba siswa mengisi kuesioner tentang pembelajaran

lempar lembing menggunakan media roket yang telah dilakukan. Tujuan uji coba

kelompok kecil ini adalah untuk mengetahui tanggapan awal dari produk yang

dikembangkan.

Page 49: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

3.3.1.3 Revisi Produk Pertama

Hasil data dari evaluasi satu ahli penjas menyarankan beberapa revisi

yang 1) permainan dalam pembelajaran perlu diperjelas lagi; 2) media/alat

pengganti perlu ditambah berat dan panjang; dan dari satu ahli pembelajaran

tidak ada revisi dengan menyatakan media pembelajaran layak digunakan atau uji

coba skala tanpa revisi, setelah dilakukan revisi selanjutnya dijadikan acuan

untuk merevisi produk yang telah dibuat dan dilaksanakan uji coba skala kecil.

3.3.1.4 Uji Coba Kelompok Besar

Hasil analisis uji coba kelompok kecil serta revisi produk pertama,

selanjutnya dilakukan uji coba kelompok besar dengan jumlah 32 siswa. Uji

lapangan ini dilakukan pada seluruh siswa kelas IX SMP N 2 Pemalang. Siswa

diberikan penjelasan tentang penggunaan media roket yang telah direvisi

kemudian melakukan uji coba pembelajaran lempar lembing menggunakanmedia

roket. Setelah selesai melakukan uji coba siswa mengisi kuesioner tentang

permainan yang telah dilakukan.

3.3.1.5 Revisi Produk Akhir

Revisi produk dari hasil uji lapangan yang telah diuji cobakan siswa kelas

IX F SMP N 2 Pemalang yang diperoleh dari tanggapan siswa yaitu berupa

pemberian lem pada ujung roket agar dari bola tidak terlepas dari batang bulung.

3.3.1.6 Produk Akhir

Hasil akhir produk pengembangan dari uji lapangan yang berupa media

pembelajaranmedia roket pada pembelajaran lempar lembing.

Page 50: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

3.3.2 Subjek Uji Coba

Adapun subjek yang terlibat dalam penelitian antara lain :

1) Satu orang ahli pendidikan Jasmani dan Kesehatan.

2) Satu orang guru pembelajaran Penjasorkes.

3) Siswa dalam uji coba skala kecil sebanyak 10 orang.

4) Siswa dalam uji coba skala besar sebanyak 32 orang.

3.4 Jenis Data

Data yang diperoleh adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif

diperoleh dari hasil wawancara dan kuisioner yang berupa kritik dan saran dari

ahli penjas dan nara sumber secara lisan maupun tulisan sebagai masukan untuk

bahan revisi produk. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari pengambilan hasil

kuesioner dari setelah penggunaan produk.

3.5 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah berbentuk

kuesioner. Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data dari evaluasi ahli dan

uji coba. Alasan memilih kuesioner adalah jumlah subjek yang relatif banyak

sehingga data dapat diambil secara serentak dan waktu yang singkat. Kepada ahli

dan siswa diberikan kuesioner yang berbeda. Kuesioner ahli dititikberatkan pada

produk pertama yang dibuat, sedangkan kuesioner siswa dititikberatkan pada

kenyamanan dalam menggunakan produk. yaitu dalam motivasi siswa dalam

melakukan produk, tingkat kesenangan siswa terhadap produk, apakah produk

membosankan bagi siswa, keaktifan siswa dalam melaksanankan produk

pembelajaran.

Page 51: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

Kuesioner yang digunakan untuk ahli berupa sejumlah aspek yang harus

dinilai kelayakannya. Faktor yang digunakan dalam kuesioner berupa tingkat

kesesuaian produk dengan kompetensi dasar yang ada pada Kurikulum KTSP

Sekolah Menengah Pertama, ketepatan memilih bahan ajar, kesesuaian fasilitas

yang digunakan, ketepatan model dengan tingkat, karakteristik siswa usia Sekolah

Menengah Pertama, tingkat efektivitas penggunaan media pembelajaran media

roket, serta komentar dan saran umum jika ada. Rentangan evaluasi mulai dari

"kurang baik" sampai dengan " sangat baik" dengan cara memberi tanda ""

pada kolom yang tersedia.

(1) kurang baik

(2) Cukup baik

(3) Baik

(4) Sangat baik

Berikut adalah faktor, indikator dan jumlah kuesioner yang akan

digunakan pada kuesioner ahli:

Tabel 3.1 Faktor, Indikator, dan Jumlah Butir Kuesioner

No. Faktor Indikator Juml

ah I Kualitas Model Kualitas produk terhadap standar kompetensi,

keaktifan siswa, dan kelayakan untuk diajarkan

pada siswa Sekolah Menengah Pertama.

15

Kuesioner yang digunakan siswa berupa sejumlah pertanyaan yang

harus dijawab oleh siswa dengan altenatif jawaban " Ya" dan " Tidak". Faktor

Page 52: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

yang digunakan dalam kuesioner meliputi aspek psikomotorik kognitf, dan

afektif.

Cara pemberian skor pada alternatif jawaban sebagai berikut :

Tabel 3.2 Skor Jawaban Kuesioner "Ya" dan " Tidak".

Alternatif Jawaban Positif Negatif

Ya

Tidak

1

0

0

1

Berikut adalah faktor-faktor, indikator dan jumlah butir kuesioner yang

akan digunakan pada siswa:

Tabel 3.3 Faktor, Indikator dan Jumlah Butir Kuesioner.

No Faktor Indikator Jml

1

2

3

Kognitif

Psikomotor

Afektif

Kemampuan siswa memahami penggunaan media roket

pada saat pembelajaran lempar lembing.

Kemampuan siswa mempraktekkan gerak

Dalam pembelajaran lempar lembing dengan menggunakan

media roket.

Menampilkan sikap aktif dalam mengikuti pembelajaran

lempar lembing menggunakan media roket.

10

10

10

3.6 Analisis Data Produk

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini

adalah menggunakan teknik analisis deskriptif berbentuk persentase. Sedangkan

Page 53: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

data yang berupa saran dan alasan memilih jawaban dianalisis dengan

menggunakan teknik analisis kualitatif.

Dalam pengolahan data, persentase diperoleh dengan rumus dari

Sukirman,dkk.(2003), yaitu :

Keterangan:

F= Frekuensi relative/angka persentase

f= Frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N= Jumlah seluruh data

100% = Konstanta

Dari hasil persentase yang diperoleh kemudian diklasifikasikan untuk

memperoleh kesimpulan data.

Tabel 3.4 Klasifikasi Persentase

Persentase Klasifikasi Makna

20,1 – 40 %

40,1 – 70 %

70,1 – 90 %

90,1 – 100 %

Kurang baik

Cukup baik

Baik

Sangat baik

Diperbaiki

Digunakan (bersyarat)

Digunakan

Digunakan

Sumber Guilford (dalam Faqih, 1996)

F= X 100

%

Page 54: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

Data efektivitas produk pengembangan media roket ini adalah hasil belajar

kognitif siswa dengan kriteria ketuntasan klasikal minimal 85% pada KKM 75

melalui rumus:

%100siswajumlah

tuntassiswajumlahklasikalKetuntasan

Page 55: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

40

BAB IV

HASIL PENGEMBANGAN

4.1 Penyajian Data Uji Skala Kecil

4.1.1 Draf Produk Awal media pembelajaran media roket

Pembelajaran lempar lembing menggunakan media roket ini dilakukan

secara berkelompok, kelompok dibagi menjadi empat atau lima barisan secara

berurutan. siswa dibariskan menghadap searah tidak saling berhadapan dan

diajarkan teknik lemparan yang benar dengan melempar ke arah depan. Lemparan

dilakukan bergantian dan berulang kali untuk melancarkan teknik lemparan.

Sesudah siswa melakukan lemparan dengan menggunakan media roket dengan

benar dan lancar, siswa diajarkan lemparan menggunakan lembing yang

sesungguhnya secara bergantian untuk mendapatkan hasil lemparan yang

diharapkan. Sesudah siswa melakukan lemparan dengan menggunakan lembing

yang sesungguhnya dengan benar, dilakukan evaluasi satu persatu.

4.1.2 Indikator media pengembangan media roket

a. Bersifat Menarik

Pengembangan media roket bersifat menarik karena media ini

merupakan jenis media yang belum pernah diterapkan di SMP N 2 Pemalang.

b. Bersifat Lebih Aman

Media pengembangan media roket bersifat lebih aman karena media ini

menggunakan alat yang sederhana dan tidak membahayakan siswa, batang media

menggunakan batang bulung dan dibuat silinder dengan panjang 30 cm dan berat

Page 56: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

80 gram, bola yang digunakan menggunakan bola pingpong dan ekor yang

digunakan menggunakan mika plastik sedangkan media asli dari lembing terbuat

dari bambu yang ujungnya menggunakan besi sebagai mata lembingnya.

c. Bersifat Mudah

Media roket bersifat mudah karena media ini mudah gunakan dan mudah

dimainkan. Media roket oleh siswa putra maupun putri karena dengan bentuk

yang praktis dan ringan.

d. Bersifat Menyenangkan

Media roket bersifat menyenangkan karena dalam permainan ini tidak

ada peraturan resmi yang mengikat.

4.1.3 Uji Coba Skala Kecil

Uji coba skala kecil ini bertujuan untuk menjaring tanggapan siswa guna

mengetahui dan mengidentifikasi berbagai permasalahan seperti kelemahan,

kekurangan, ataupun keefektifan produk saat digunakan oleh siswa. Data yang

diperoleh dalam uji coba ini digunakan sebagai dasar untuk melakukan revisi

produk sebelum digunakan pada uji coba lapangan.

Berdasarkan data pada hasil kuesioner yang diisi siswa diperoleh persentase

tanggapan mengenai pengembangan media roket sesuai dengan aspek yang dinilai

sebesar 80%. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan maka pengembangan

media roket ini telah memenuhi kriteria baik, sehingga dapat digunakan untuk

siswa kelas IX F SMP N 2 Pemalang. Hal itu bisa dilihat pada tabel dibawah ini :

Berikut adalah gambar kegiatan uji coba skala kecil.

Page 57: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

Gambar . 15

Uji coba skala kecil

Dari gambar.15 terlihat gambar yang dilingkari adalah posisi bola terlepas

dari media hal ini menunjukkan bahwa pemasangan media roket pada uji coba

skala kecil belum cukup kuat sehingga pada saat digunakan oleh siswa, bola

terlepas dari media dan jatuh ke tanah. Hal ini disebabkan karena pemasangan

media roket tidak menggunakan lem, hanya menggunakan baut sehingga perlu

penambahan lem pada baut saat pemasangan bola pada media atau batang bulung.

Setelah revisi dilakukan kemudian media siap digunakan pada uji coba skala

luas/lapangan pada siswa kelas IX F SMP N 2 Pemalang.

4.2 Hasil Analisis Data Uji Coba I

Produk awal pengembangan media roket bagi siswa SMP N 2 Pemalang

sebelum diuji cobakan terlebih dahulu dilakukan validasi oleh ahli yang sesuai

dengan bidang penelitian ini. Untuk memvalidasi produk yang sedang

dikembangkan, peneliti melibatkan ahli pembelajaran penjas lempar lembing,

yaitu Agus Widodo, S.Pd, M.Pd selaku dosen FIK dan Pakar pembelajaran

Penjasorkes SMP N 2 Pemalang, yaitu Gufron Ridwan S.Pd.

Page 58: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

Validasi dilakukan dengan cara memberikan draf produk awal media

pengembangan media roket, untuk ahli dan guru penjas. Evaluasi dari ahli

pembelajaran lempar lembing dan pakar pembelajaran penjas SMP N 2 Pemalang

menitikberatkan pada kualitas media pengembangan pembelajaran lempar

lembing yang akan diujicobakan terhadap objek penelitian. Hasil evaluasi yang

berupa masukan, saran dan komentar dari ahli dilampirkan dalam bentuk angket.

Hasil validasi dari ahli pembelajaran tidak ada revisi sedangkan hasil validasi oleh

ahli penjas menyarankan perbaikan pada panjang media dan berat media Berikut

revisi yang telah dilakukan.

(a) (b)

Gambar. 16

Data yang diperoleh dari pakar atau ahli, merupakan pedoman untuk

menyatakan kelayakan produk media pengembangan media roket dapat digunakan

untuk uji coba skala kecil dan uji coba pelaksanaan lapangan. Masukan, saran dan

komentar terhadap pengembangan media roket sangat diperlukan sebagai bahan

revisi sebelum melakukan ujicoba lapangan.

(a) Tampilan media sebelum revisi dan (b) sesudah revisi

Page 59: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

Tabel 4.1 Rekapitulasi hasil kuesioner ahli

SKOR (n) (N) (%)

1 2 3 4

Ahli penjas 5 10 55 60 92

Ahli pembelajaran 1 14 59 60 98

Sumber : Data Penelitian Penjas orkes 2013

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat hasil penilaian dari semua aspek oleh

ahli penjas dan ahli pembelajaran, dengan persentase rata-rata untuk ahli

pembelajaran 98% dengan jumlah skor yang diperoleh sebanyak 59 dari penilaian

seluruh aspek. Aspek yang mendapat skor 3 dengan kategori baik yaitu aspek

kejelasan petunjuk penggunaan media pembelajaran karena sesuai nilai yang

diberikan petunjuk penggunaan media sudah baik dan semua siswa paham dengan

cara menggunakan media roket dan nilai yang diberikan ahli penjas sebanyak

92% dengan jumlah skor 55 dari penilaian seluruh aspek. Dari seluruh aspek yang

mendapat skor 3 dengan kategori baik yaitu, 1) kejelasan petunjuk penggunaan

media pembelajaran, 2) mendorong perkembangan aspek fisik atau jasmani siswa,

3) mendorong perkembangan afektif siswa, 4) dapat dimainkan siswa yang

terampil maupun tidak terampil, 5) meningkatkan minat dan motivasi siswa

berpartisipasi dalam pembelajaran lempar lembing.

Berdasarkan hasil pengisian kuesioner yang dilakukan oleh ahli penjas dan

ahli pembelajaran dapat disimpulkan penilaian ahli penjas dan ahli pembelajaran

berpendapat bahwa media pengembangan media roket termasuk dalam kategori

sangat baik. Namun, dari hasil penilaian ahli penjas menyarankan beberapa revisi,

antara lain berat dan panjang media pelu ditambah dan diperpanjang, yaitu dari

berat 50 gram menjadi 80 gram dan panjang media yang semula 25 cm menjadi

30 cm. Setelah revisi dilakukan kemudian produk media pengembangan media

Page 60: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

roket siap untuk diuji cobakan dalam skala kecil. Hasil tanggapan siswa pada uji

coba skala kecil dapat dilihat dalam grafik 1 sebagai berikut.

Grafik 1. Hasil kuesioner tanggapan siswa pada uji coba skala kecil

Sumber: Data Penelitian Penjasorkes 2012

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa seluruh aspek terlihat sudah baik,

akan tetapi ada revisi yang harus dilakukan, saran dari para siswa SMP N 2

Pemalang setelah mengikuti uji coba skala kecil yaitu pada perbaikan media

karena pada saat kegiatan bola yang digunakan pada media roket belum cukup

kuat sehingga ada beberapa bola yang jatuh. Untuk itu perlu adanya revisi media

pembelajaran.

4.3 Uji Coba Skala Besar

Berdasarkan evaluasi ahli serta Uji coba kelompok kecil langkah

berikutnya adalah uji coba lapangan. Uji coba lapangan bertujuan untuk

mengetahui keefektifan perubahan yang telah dilakukan pada evaluasi ahli serta

ujicoba kelompok kecil apakah media pengembangan media roket layak untuk

dapat digunakan. Uji coba lapangan dilakukan oleh siswa kelas IX F SMP N 2

Pemalang yang berjumlah 32 siswa.

Kriteria tanggapan siswa

0

2

4

6

8

10

Kurang baik Cukup baik Baik Sangat baik Ju

mla

h s

isw

a

Page 61: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

Berdasarkan data pada hasil kuesioner yang telah diisi oleh siswa diperoleh

persentase jawaban yang sesuai dengan aspek yang dinilai sebesar 97%.

Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan maka pengembangan media roket ini

telah memenuhi kriteria “baik”, sehingga dapat digunakan untuk siswa kelas siswa

kelas IX F SMP N 2 Pemalang. Berikut data hasil kuesioner pada uji coba skala

besar yang disajikan dalam Grafik 2.

Tabel 4.3 Hasil kuesioner tanggapan siswa pada uji coba skala besar

4.4 Hasil Analisis Data Uji Coba Skala Besar

Hasil akhir dari kegiatan penelitian pengembangan ini adalah produk

media pengembangan media roket yang berdasarkan data pada saat uji coba skala

kecil (N=10) dan uji coba lapangan (N=32).

Berdasarkan analisa hasil penelitian dan pembahasan dalam skripsi ini,

maka dilakukan beberapa revisi meliputi :

1. Perubahan panjang batang pada media media roket yang semula 25 cm

menjadi 30 cm.

Ju

mla

h S

isw

a

Kriteria tanggapan siswa

0

5

10

15

20

25

30

35

Kurang baik Cukup baik Baik Sangat baik

Tanggapan Siswa Uji Coba Skala Besar

Page 62: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

2. Perubahan berat pada media roket yang ditambah dari 50 gram menjadi 80

gram.

3. Penggunaan lem pada baut untuk memasang bola pada ujung media roket.

4.5 Prototipe Produk

Sesuai dengan kompetensi dasar pada atletik khususnya cabang lempar

lembing bagi siswa SMP, disebutkan bahwa siswa dapat melakukan lempar

lembing dengan peraturan dan media yang telah dimodifikasi untuk menanamkan

nilai percaya diri pada siswa. Pada proses pembelajaran lempar lembing ditemui

beberapa hal, yaitu : (1) Ditemukan beberapa siswa mengeluh merasa takut

terkena mata lembing yang tajam. (2) Ditemukan beberapa siswa yang tidak benar

melakukan lemparan sehingga mata lembing tidak menyentuh tanah terlebih

dahulu. (3) Siswa merasa sulit melempar dengan lembing yang sesungguhnya

karena kurangnya otomatisasi lemparan dikarenakan kurangnya latihan dengan

menggunakan media yang dimodifikasi dan jumlah lembing yang terbatas.

Untuk menjawab permasalahan yang ada dalam pembelajaran lempar

lembing bagi SMP maka dalam penelitian ini dikembangkan produk modifikasi

media yang dalam penyusunannya memperhatikan tahap pertumbuhan dan

perkembangan anak usia Sekolah Menengah Pertama.

Hasil dari pengembangan media yang dikembangkan sesuai prosedur

pengembangan didapat sebuah produk yang sesuai dengan karakteristik siswa

SMP yaitu media media roket. Media roket ini dikembangan untuk mengganti alat

lembing yang sesungguhnya agar lebih aman dan ekonomis. Bahan-bahan yang

terbuat dari media roket sangat aman yaitu menggunakan batang bulung pada

Page 63: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

batangnya dan ekor roket menggunakan mika yang berwarna agar lebih menarik.

Hasil analisis data uji coba lapangan didapat persentase pilihan jawaban yang

sesuai 88 %. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan maka media roket ini

telah memenuhi kriteria sangat baik, sehingga dari uji lapangan media ini dapat

digunakan untuk siswa kelas IX SMP N 2 Pemalang.

Hal itu bisa dilihat dari tabel berikut :

Tabel 4.4 Hasil belajar kognitif siswa kelas IX F

Nilai awal Nilai media

jumlah siswa tuntas 21 28

jumlah siswa tidak tuntas 11 4

Jumlah 32 32

persentase ketuntasan 66% 88%

Media dikatakan efektif jika memenuhi kriteria ketuntasan klasikal

minimal sebanyak 85%. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa produk modifikasi media yang telah dikembangkan efektif digunakan

untuk pembelajaran lempar lembing bagi siswa SMP kelas IX karena dapat dilihat

dari perolehan hasil ketuntasan pada awal media sebelum dikembangkan sebanyak

66% setelah media dikembangkan menjadi 88%. Dengan adanya hasil

pengembangan media roket dapat membawa perubahan suasana pembelajaran

yang lebih menarik bagi siswa dan meningkatkan motivasi siswa untuk aktif

dalam mengikuti pembelajaran.

Page 64: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

4.6 Keunggulan dan Kelemahan Produk

4.6.1 Keunggulan Produk

1. Kognitif

pengembangan media roket dapat menambah pengetahuan tentang teknik

dasar lempar lembing, siswa dengan menggunakan media roket dapat membuat

siswa bersemangat mengikuti kegiatan pembelajaran lempar lembing.

2. Psikomotor

Teknik cara menggunakan media lempar lembing siswa akan meningkat,

serta aktivitas gerak juga lebih aktif sehingga meningkatkan kesehatan tubuh.

3. Afektif

Siswa dapat memupuk kedisiplinan, kerjasama, dan menghormati teman

sehingga tujuan penjasorkes akan tercapai, yaitu untuk menjadikan siswa

mempunyai sikap yang baik, Siswa dapat mentaati peraturan pada saat melakukan

pembelajaran lempar lembing.

4.6.2 Kelemahan Produk

Kualitas media belum maksimal

Secara kualitas, media tidak dapat tahan dalam jangka waktu lama

dikarenakan media yang terbuat dari batang bulung akan mudah pecah jika

dipakai terus menerus.

Page 65: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

50

BAB V

KAJIAN PRODUK DAN SARAN

5.1 Kajian Produk

Hasil akhir dari kegiatan penelitian pengembangan ini adalah produk

pengembangan media roket yang berdasarkan data pada saat uji coba skala kecil

dan uji coba skala besar.

Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan dalam skripsi ini,

maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Produk awal pengembangan media roket bagi siswa SMP N 2 Pemalang

sebelum diuji cobakan terlebih dahulu dilakukan validasi oleh ahli yang

sesuai dengan bidang penelitian ini. Untuk memvalidasi produk yang sedang

dikembangkan, peneliti melibatkan ahli pembelajaran penjas lempar lembing.

Hasil evaluasi yang berupa masukan, saran dan komentar dari ahli

dilampirkan dalam bentuk angket. Produk pengembangan media roket dapat

dikatakan layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran di SMP N 2

Pemalang dengan jumlah skor yang diperoleh sebanyak 59 dari penilaian

seluruh aspek. Aspek yang mendapat skor 3 dengan kategori baik yaitu aspek

kejelasan petunjuk penggunaan media pembelajaran karena sesuai nilai yang

diberikan petunjuk penggunaan media sudah baik dan semua siswa paham

dengan cara menggunakan media roket dan nilai yang diberikan ahli penjas

sebanyak 92% dengan jumlah skor 55 dari penilaian seluruh aspek. Dari

seluruh aspek yang mendapat skor 3 dengan kategori baik yaitu, 1) kejelasan

Page 66: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

petunjuk penggunaan media pembelajaran, 2) mendorong perkembangan

aspek fisik atau jasmani siswa, 3) mendorong perkembangan afektif siswa, 4)

dapat dimainkan siswa yang terampil maupun tidak terampil, 5)

meningkatkan minat dan motivasi siswa berpartisipasi dalam pembelajaran

lempar lembing.

2. Media roket dikatakan layak untuk digunakan oleh siswa SMP N 2 Pemalang

dengan persentase 97% dari tanggapan positif siswa yang diperoleh dari uji

coba skala besar dengan jumlah 32 siswa. Para siswa memberikan penilaian

pada media roket dengan mengisi angket meliputi 3 aspek yaitu aspek kognitif,

afektif dan psikomotor dengan jumlah masing-masing 10 butir penilaian.

3. Produk pengembangan media roket dapat berpengaruh efektif sesuai dengan

kondisi sekolah dan dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa, hal ini

dibuktikan pada uji coba skala besar melalui pembelajaran lempar lembing

menggunakan media roket ketuntasan klasikal yang mencapai ≥ 88% pada

KKM 75. Pembelajaran lempar lembing menggunakan media roket ini

dilakukan secara berkelompok, kelompok dibagi menjadi empat atau lima

barisan secara berurutan. siswa dibariskan menghadap searah tidak saling

berhadapan dan diajarkan teknik lemparan yang benar dengan melempar ke

arah depan. Lemparan dilakukan bergantian dan berulang kali untuk

melancarkan teknik lemparan. Sesudah siswa melakukan lemparan dengan

menggunakan media roket dengan benar dan lancar, siswa diajarkan lemparan

menggunakan lembing yang sesungguhnya secara bergantian untuk

mendapatkan hasil lemparan yang diharapkan. Sesudah siswa melakukan

Page 67: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

lemparan dengan menggunakan lembing yang sesungguhnya dengan benar,

dilakukan evaluasi satu persatu.

5.2 Saran Pemanfaatan, Diseminasi dan Pengembangan lebih Lanjut

1. Media roket sebagai produk yang telah dihasilkan dari penelitian ini dapat

digunakan sebagai alternatif penyampaian pembelajaran penjasorkes kelas IX

F SMP N Pemalang.

2. Bagi guru penjasorkes di SMP N 2 Pemalang diharapkan dapat

mengembangkan media roket agar lebih menarik dan dapat meningkatkan

produktivitas nilai.

3. Acuan yang perlu diperhatikan oleh pembaca, adalah penggunaan media ini

harus memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan siswa terutama bagi

siswa yang bermain.

Page 68: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

53

DAFTAR PUSTAKA

Adang Suherman, 2000. Dasar-dasar Penjas. Jakarta : Depdiknas

Aip syaifudin, 1992. Atletik. Jakarta : Depdikbud.

IAAF. 2001. Pendidikan Pelatih dan Sistem Sertifikasi Event Lempar. Jakarta :

PASI

Khomsin, 2005. Atletik 1. Semarang : UNNES PRES.

Muhibbin Syah, 2009. Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan

menyenangkan (paikem). Bandung : UIN Sunan Gunung Djati.

Rusli Lutan. 2001. Asas-Asas Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas

Soepartono, 2000. Sarana dan Prasarana Olah Raga. Depdiknas.

Suharsimi Arikunto 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta

Sukirman, dkk.,2003. Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka

Suyono Ds, 2001. Peraturan/Ketentuan Perlombaan Atletik 2002-2003. Jakarta:

PASI

Yusuf Adisasmita, 1992. Olahraga Pilihan Atletik. Depdikbud.

Page 69: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

54

Page 70: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

Lampiran 2a

Page 71: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

Lampiran 2b

Page 72: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

LEMBAR UJI AHLI

UJI AHLI PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING

MENGGGUNAKAN MEDIA ROKET PADA SISWA KELAS IX SMP N

2 PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

MateriPokok : Lempar lembing

Sasaran Program : Siswa Sekolah Menengah Pertama

Lembar evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu,

sebagai ahli Pendidikan Jasmani terhadap pengembangan pembelajaran lempar

lembing menggunakan media roket yang efektif dan efisien untuk proses

pembelajaran Penjasorkes bagi siswa kelas IX SMP yang dimodifikasi.

Sehubungan dengan hal tersebut kami berharap kesediaan Bapak/Ibu untuk

memberikan respon pada setiap pertanyaan sesuai dengan petunjuk di bawah ini :

1. Lembar evaluasi ini diisi oleh ahli Penjas.

2. Evaluasi mencakup aspek bentuk media pembelajaran, komentar dan saran

umum, serta kesimpulan.

3. Rentangan evaluasi mulai dari “kurang baik” sampai dengan “sangat baik”

dengan cara dengan memberi tanda ″√″ pada kolom yang tersedia.

Keterangan :

1 : kurang baik

2 : cukup baik

3 : baik

4 : sangat baik

4. Komentar, kritik, dan saran mohon dituliskan pada kolom yang telah

disediakan dan apabila tidak mencukupi mohon ditulis pada kertas yang

telah disediakan.

Lampiran 3

Page 73: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

A. Kualitas Media Pembelajaran

No Aspek yang dinilaketi Skala Penilaian

Komentar 1 2 3 4

1. Kesesuaian dengan kompetensi dasar.

2. Kejelasan petunjuk penggunaan media

pembelajaran

3. Ketepatan memilih modifikasi media

pembelajaran bagi siswa.

4. Kesesuaian alat dan fasilitas yang digunakan.

5. Kesesuaian modifikasi media pembelajaran

untuk dimainkan siswa.

6. Kesesuaian media pembelajaran dengan

karakteristik siswa.

7. Mendorong perkembangan aspek fisik /

jasmani siswa.

8. Mendorong perkembangan aspek kognitif

siswa.

9 Mendorong perkembangan aspek psikomotor

siswa.

10. Mendorong perkembangan aspek efektif

siswa

11. Dapat dimainkan siswa yang terampil maupun

tidak terampil.

12. Dapat dimainkan siswa putra maupun putri.

13. Mendorong siswa aktif bergerak.

14. Meningkatkan minat dan motivasi siswa

berpartisipasi dalam pembelajaran lempar

lembing

15. Aman untuk diterapkan dalam pembelajaran

lempar lembing

Page 74: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

B. Komentar dan Saran

C. Kesimpulan

Media pembelajaran ini dinyatakan :

1. Layak untuk digunakan / ujicoba skala kecil tanpa revisi

2. Layak untuk digunakan / ujicoba skala kecil dengan revisi sesuai saran

3. Tidak layak untuk digunakan / ujicoba skala kecil

( mohon diberi tanda silang pada nomor sesuai dengan kesimpulan Anda )

Semarang,……………………

Evaluator

Page 75: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

Lampiran 4a

Page 76: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...
Page 77: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...
Page 78: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

Lampiran 4b

Page 79: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...
Page 80: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...
Page 81: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

KUESIONER PENELITIAN UNTUK SISWA

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PENJASORKES

MENGGGUNAKAN MEDIA BOLA BEREKOR PADA PEMBELAJARAN

LEMPAR LEMBING SISWA SMP N 2 PEMALANG.

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

1. Jawablah pertanyaan ini dengan sebenar-benarnya dan sejujur-jujurnya.

2. Jawablah secara runtut dan jelas.

3. Berilah tanda silang (X) pada huruf A atau B sesuai dengan pilihanmu.

I. IDENTITAS RESPONDEN

Nama Sekolah : ……………………………………………………………

Nama Siswa : ……………………………………………………………

Umur : ……………………………………………………………

Kelas : ……………………………………………………………

Jenis Kelamin : ……………………………………………………………

Alamat Rumah : ……………………………………………………………

II. PERTANYAAN

A. PSIKOMOTOR

1. Apakah kamu pernah menggunakan media bola berekor selama mengikuti

pembelajaran lempar lembing?

a. Tidak b. Ya

2. Apakah pembelajaran lempar lembing menggunakan media bola berekor

adalah materi yang diajarkan oleh guru dengan tujuan kamu bergerak?

a. Tidak b. Ya

3. Apakah pembelajaran lempar lembing menggunakan media bola berekor

dapat mendorong siswa lebih aktif bergerak ?

a. Tidak b. Ya

Lampiran 5

Page 82: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

4. Apakah kamu perlu melakukan pemanasan sebelum mengikuti

pembelajaran lempar lembing ?

a. Tidak b. Ya

5. Apakah menurut kamu lempar lembing tergolong merupakan mata

pelajaran yang sulit?

a. Tidak b. Ya

6. Apakah kamu merasa kesulitan dengan pengembangan media pembelajaran

bola berekor?

a. Tidak b. Ya

7. Apakah kamu bekerja sama dengan teman yang lain menggunakan media

bola berekor dalam pembelajaran lempar lembing?

a. Tidak b. Ya

8. Apakah mengikuti pembelajaran lempar lembing menggunakan media bola

berekor membuat tubuh kamu menjadi sehat ?

a. Tidak b. Ya

9. Apakah kamu merasa kesulitan menggunakan media yang dimodifikasi

dengan batang bulung selama pembelajaran lempar lembing?

a. Tidak b. Ya

10. Apakah dengan mengguanakan media bola berekor lebih mudah jika

dibandingkan dengan lembing yang sesungguhnya?

a. Tidak b. Ya

B. KOGNITIF

11. Apakah kamu memahami teknik dasar pembelajaran lempar lembing?

a. Tidak b. Ya

12. Apakah kamu memahami teknik pembelajaran lempar lembing

menggunakan media bola berekor?

a. Tidak b. Ya

13. Apakah dengan media bola berekor kamu dapat melakukan lemparan

dengan benar menggunakan media yang sebenarnya?

a. Tidak b. Ya

Page 83: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

14. Apakah kamu merasa kesulitan menggunakaan media bola berekor pada

saat pembelajaran lempar lembing ?

a. Tidak b. Ya

15. Apakah kamu merasa senang mengikuti pembelajaran lempar lembing

menggunakan media bola berekor?

a. Tidak b. Ya

16. Apakah dengan menggunakan media bola berekor membuat kamu

bersemangat dalam mengikuti pembelajaran lempar lembing?

a. Tidak b. Ya

17. Apakah kamu merasa kesulitan saat melakukan lemparan?

a. Tidak b. Ya

18. Apakah setelah adanya pengembangan media pembelajaran bola berekor

membuat kamu dapat melakukan lemparan dengan baik?

a. Tidak b. Ya

19. Apakah dengan pengembangan media bola berekor membuat kamu lebih

aktif bergerak ?

a. Tidak b. Ya

20. Apakah dengan adanya pengembangan media pembelajaran bola berekor

dapat membuat kamu mencapai nilai yang maksimal?

a. Tidak b. Ya

C. AFEKTIF

21. Apakah kamu suka dengan pembelajaran lempar lembing?

a. Tidak b. Ya

22. Apakah pengembangan media pembelajaran bola berekor menarik bagi

kamu?

a. Tidak b. Ya

23. Apakah kamu bersungguh-sungguh ketika mengikuti pembelajaran lempar

lembing?

a. Tidak b. Ya

Page 84: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

24. Apakah kamu dapat mentaati peraturan pada saat melakukan pembelajaran

lempar lembing ?

a. Tidak b. Ya

25. Apakah setiap siswa harus memahami teknik penggunaan media bola

berekor pada pembelajaran lempar lembing?

a. Tidak b. Ya

26. Apakah kamu bisa bekerjasama dengan teman satu tim atau regu ketika

kamu mengikuti pembelajaran lempar lembing menggunakan media bola

berekor ?

a. Tidak b. Ya

27. Apakah dalam menggunakan media bola berekor dibutuhkan kerjasama?

a. Tidak b. Ya

28. Apakah kamu suka dengan pembelajaran lempar lembing menggunakan

media bola berekor?

a. Tidak b. Ya

29. Apabila kamu merasa kesulitan jika dalam mengikuti pembelajaran lempar

lembing dikerjakan secara berkelompok?

a. Tidak b. Ya

30. Apakah kamu bersedia melakukan pembelajaran lempar lembing dengan

menggunakan media bola berekor ?

a. Tidak b. Ya

Page 85: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

Lampiran 6

Page 86: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...
Page 87: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...
Page 88: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...
Page 89: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...
Page 90: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

Hasil rekapitulasi penilaian uji ahli pembelajaran

No Aspek yang dinilai SKOR

1 Kesesuaian dengan kompetensi dasar 4

2 Kejelasan petunjuk penggunaan media pembelajaran 3

3 Ketepatan memilih modifikasi media pembelajaran bagi siswa 4

4 Kesesuaian alat dan fasilitas yang digunakan 4

5 Kesesuaian modifikasi media pembelajaran untuk dimainkan siswa 4

6 Kesesuaian media pembelajaran dengan karakteristik siswa 4

7 Mendorong perkembangan aspek fisik/jasmani siswa 4

8 Mendorong perkembangan aspek kognitif siswa 4

9 Mendororng perkembangan aspek psikomotor siswa 4

10 Mendorong perkembangan aspek afektif siswa 4

11 Dapat dimainkan siswa yang terampil maupun tidak terampil 4

12 Dapat dimainkan siswa putra maupun putri 4

13 Mendorong siswa aktif bergerak 4

14

Meningkatkan minat dan motivasi siswa berpartisipasi dalam

pembelajaran lempar lembing 4

15 Aman untuk diterapkan dalam pembelajaran lempar lembing 4

Jumlah 59

Persentase 98%

Lampiran 7a

Page 91: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

Hasil rekapitulasi penilaian uji ahli penjas

No Aspek yang dinilai SKOR

1 Kesesuaian dengan kompetensi dasar 4

2 Kejelasan petunjuk penggunaan media pembelajaran 3

3 Ketepatan memilih modifikasi media pembelajaran bagi siswa 4

4 Kesesuaian alat dan fasilitas yang digunakan 4

5 Kesesuaian modifikasi media pembelajaran untuk dimainkan siswa 4

6 Kesesuaian media pembelajaran dengan karakteristik siswa 4

7 Mendorong perkembangan aspek fisik/jasmani siswa 3

8 Mendorong perkembangan aspek kognitif siswa 4

9 Mendororng perkembangan aspek psikomotor siswa 4

10 Mendorong perkembangan aspek afektif siswa 3

11 Dapat dimainkan siswa yang terampil maupun tidak terampil 3

12 Dapat dimainkan siswa putra maupun putri 4

13 Mendorong siswa aktif bergerak 4

14

Meningkatkan minat dan motivasi siswa berpartisipasi dalam pembelajaran

lempar lembing 3

15 Aman untuk diterapkan dalam pembelajaran lempar lembing 4

Jumlah 55

Persentase 92%

Lampiran 7b

Page 92: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

NO NAMA JENIS

KELAMIN

USIA

(TAHUN)

1 BAGUS ESTI WALUYO L 14

2 DENI KURNIAWAN L 14

3 ESTI MONIKA SARI P 14

4 KUSSUMA SARY P 14

5 MUHAMMAD IVAN L 14

6 PUTRI ISMAULIDIA P 14

7 REZQIANA RAFIKA DEWI P 14

8 RIDZAN EKA MARGA L 14

9 RIZKI DYASTUTI P 14

10 SEPTIANTO ADITYA L 14

DAFTAR SISWA KELAS IX F SMP N 2 PEMALANG

UJI COBA SKALA KECIL

Lampiran 8

Page 93: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

78

Page 94: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

79

Page 95: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

80

Page 96: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

81

Page 97: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

DAFTAR SISWA KELAS IX F SMP N 2 PEMALANG

UJI COBA SKALA LUAS

NO NAMA JENIS KELAMIN USIA

(TAHUN)

1 ADITYA PRAYOGA L 15

2 ADITYAS NUR FITRIANA P 14

3 AGUNG BAYU PAMUNGKAS L 15

4 ANANDA ILHAM ARYA L 14

5 ANGGITYA NARESWARI P 15

6 BAGUS ESTI W L 14

7 BILQIS NABILAH P 14

8 DENI KURNIAWAN L 14

9 EMA WIDYASMARA P 14

10 ESTI MONIKASARI P 14

11 FIRMAN SAFARUDIN L 14

12 GIVA IZZANI MAULINIA P 15

13 JIHAN FAHIRA P 14

14 KAISAR PRABU KUSUMA L 14

15 KUSSUMA SARY P 14

16 LARIZA PUTRI P P 15

17 LUTHFI ASFAR SANI L 14

18 MOH REZA SYAFEI L 14

19 MUHAMMAD AKBAR L 14

20 MUHAMMAD FIKRI L 14

21 MUHAMMAD IVAN L 14

22 NABILA AGIESTA P 14

23 PUTRI ISMAULIDIA P 14

24 RAHMADAH SYIFANNISA P 14

25 REZQIANA RAFIKA DEWI P 14

26 RIDZAN EKA MARGA L 14

27 RIZKI DYASTUTI P 14

28 ROMANTI SILFA PUSPITA P 14

29 SEPTIANTO ADITYA P L 14

30 STENY ROBY WALUYA L 14

31 YUDHO FAHRI L 14

32 ZAKIYA MEDIANA SABILA P 14

Lampiran 9 82

Page 98: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

83

Page 99: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

84

Page 100: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

85

Page 101: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

86

Page 102: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

Guru memberi penjelasan tentang materi lempar lembing kepada siswa

Guru menjelaskan kepada siswa tentang cara menggunakan media bola berekor

87

Page 103: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

Pembelajaran saat dilakukan uji skala kecil dengan menggunakan bola berekor

Pembelajaran saat dilakukan uji skala luas dengan menggunakan bola berekor

88

Page 104: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

Guru sedang menerangkan kepada siswa saat dilakukan evaluasi lempar lembing

Pembelajaran saat dilakukan evaluasi lempar lembing

89

Page 105: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia. Semarang, Maret 2013 ...

Guru memimpin doa setelah proses KBM telah selesai

Siswa sedang mengisi angket setelah melakukan pembelajaran lempar lembing

90