PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan...

197
i PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN SPLIT DEMAND UNTUK MEMAKSIMALKAN EKSPEKTASI JUMLAH PELANGGAN (Studi Kasus Minimarket di Kota Surakarta) Skripsi ARYANTININGSIH I 0305018 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan...

Page 1: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

i

PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN

SPLIT DEMAND UNTUK MEMAKSIMALKAN

EKSPEKTASI JUMLAH PELANGGAN

(Studi Kasus Minimarket di Kota Surakarta)

Skripsi

ARYANTININGSIH

I 0305018

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010

Page 2: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

ii

PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN

SPLIT DEMAND UNTUK MEMAKSIMALKAN

EKSPEKTASI JUMLAH PELANGGAN

(Studi Kasus Minimarket di Kota Surakarta)

Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

ARYANTININGSIH

I 0305018

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010

Page 3: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi :

PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN

SPLIT DEMAND UNTUK MEMAKSIMALKAN

EKSPEKTASI JUMLAH PELANGGAN

(Studi Kasus Minimarket di Kota Surakarta)

Ditulis oleh:

Aryantiningsih I 0305018

Mengetahui,

Dosen Pembimbing 1

I Wayan Suletra ST, MT

NIP. 19750308 200012 1 001

Pembantu Dekan I

Fakultas Teknik

Ir. Noegroho Djarwanti, MT

NIP. 19561112 195403 2 007

Dosen Pembimbing II

Eko Liquiddanu ST, MT

NIP. 19710128 199802 1 001

Ketua Jurusan

Teknik Industri

Ir. Lobes Herdiman, MT

NIP. 19641007 199702 1 001

Page 4: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-1

LEMBAR VALIDASI

Judul Skripsi :

PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN

SPLIT DEMAND UNTUK MEMAKSIMALKAN

EKSPEKTASI JUMLAH PELANGGAN

(Studi Kasus Minimarket di Kota Surakarta)

Ditulis oleh:

Aryantiningsih I 0305018

Telah disidangkan pada hari ............. tanggal ....... Januari 2010 Di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta, dengan Dosen Penguji

1. Ir. R. Hari Setyanto

NIP. 19630424 199702 1 001

2. Wakhid A. Jauhari ST, MT

NIP. 19791005 200312 1 003

Dosen Pembimbing

1. I Wayan Suletra ST, MT

NIP. 19750308 200012 1 001

2. Eko Liquiddanu ST, MT

NIP. 19710128 199802 1 001

Page 5: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-2

SURAT PERNYATAAN

ORISINALITAS KARYA ILMIAH

Saya mahasiswa Jurusan Teknik Industri UNS yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Aryantiningsih

Nim : I 0305018

Judul tugas akhir : Pengembangan Network Location Model Dengan Split

Demand Untuk Memaksimalkan Ekspektasi Jumlah Pelanggan (Studi Kasus

Minimarket Di Kota Surakarta)

Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun tidak

mencontoh atau melakukan plagiat dari karya tulis orang lain. Jika terbukti bahwa

Tugas Akhir yang saya susun mencontoh atau melakukan plagiat dapat dinyatakan

batal atau gelar Sarjana yang saya peroleh dengan sendirinya dibatalkan atau

dicabut.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila

dikemudian hari terbukti melakukan kebohongan maka saya sanggup

menanggung segala konsekuensinya.

Surakarta, Januari 2010

Aryantiningsih

I 0305018

Page 6: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-3

SURAT PERNYATAAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Saya mahasiswa Jurusan Teknik Industri UNS yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Aryantiningsih

Nim : I 0305018

Judul tugas akhir : Pengembangan Network Location Model Dengan Split

Demand Untuk Memaksimalkan Ekspektasi Jumlah Pelanggan (Studi Kasus

Minimarket Di Kota Surakarta)

Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun sebagai syarat

lulus Sarjana S1 disusun secara bersama-sama dengan Pembimbing 1 dan

Pembimbing 2. Bersamaan dengan syarat pernyataan ini bahwa hasil penelitian

dari Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun bersedia digunakan untuk

publikasi dari proceeding, jurnal, atau media penerbit lainnya baik di tingkat

nasional maupun internasional sebagaimana mestinya yang merupakan bagian

dari publikasi karya ilmiah

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Surakarta, Januari 2010

Aryantiningsih

I 0305018

Page 7: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-4

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi limpahan rahmat dan karunia-

Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan Laporan Skripsi Pengembangan

Network Location Model dengan Split Demand Untuk Memaksimalkan

Ekspektasi Jumlah Pelanggan (Studi Kasus Minimarket Di Kota Surakarta)

ini dengan baik.

Dengan segenap ketulusan hati penulis menyampaikan ucapan terima

kasih atas segala bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat menyelasaikan

Laporan Tugas Akhir ini. Penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Allah SWT karena atas segala izin, rizki, dan rahmat-Nya penulis berhasil

menyelesaikan Laporan Skripsi ini.

2. Ibu dan Bapakku yang selalu memberi dukungan dan doa yang tak pernah

putus sehingga penulis berhasil menyelesaikan Laporan Skripsi ini.

Semoga Allah selalu menyayangi Bapak dan Ibu.

3. Bapak Ir. Lobes Herdiman, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Industri

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak I Wayan Suletra ST, MT selaku Dosen Pembimbing, terima kasih

atas segala bimbingan, bantuan, dan kesabaran bapak selama penyelesaian

Laporan Skripsi ini. Penulis banyak belajar dari bapak.

5. Bapak Eko Liquidanu ST, MT selaku Dosen Pembimbing, terima kasih

atas segala bantuan dan bimbingan bapak selama penyelesaian Laporan

Skripsi ini. Penulis banyak belajar dari bapak.

6. Bapak Ir. R Hari Setyanto ST, MT dan Bapak Wakhid A. Jauhari ST, MT

selaku Dosen Penguji, terima kasih atas masukan dan perbaikan untuk

Laporan Skripsi ini.

7. Bapak Taufik Rohman STP, MT selaku koordinator Tugas Akhir yang

telah membantu mempermudah pelaksanaan Skripsi ini.

Page 8: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-5

8. Ibu Azizah Aisyati selaku Pembimbing Akademis, terimakasih atas segala

bimbingan dan nasehat yang telah ibu sampaikan kepada saya selama

kurang lebih 4,5 tahun di Teknik Industri ini.

9. Seluruh dosen Teknik Industri yang telah mewariskan indahnya ilmu

Teknik Industri kepada penulis.

10. Mbak Yayuk, Mbak Tutik, Mbak Rina & seluruh Admin TI atas segala

bantuan administrasinya.

11. Adekku dan seluruh keluargaku atas dukungan, semangat, dan do’anya,

sehingga penulis berhasil menyelesaikan laporan Skripsi ini.

12. Teman-teman angkatan 2005 jurusan Teknik Industri UNS atas kerjasama

dan kebersamaan yang sangat berarti bagi penulis – Deny, Tri, Dika,

Nancy, Elok, Dewi, Indri, Iffa, Anis, Putri, Dian, Putu, Imung, Anna,

Heni, Diesel, Galih, Antok, Edwin, Rizal, Udin, Muha, Puput, Endri, Aji,

Agus Susan, Agus Bison, Denta, Bryan, Eryko, Syahrul, juga Fajri &

Baarid –, beruntung memiliki sahabat seperti kaliyan semua, semoga

kesuksesan selalu menyertai kita. Amiin.

13. Teman-teman terbaik – Deny, Tri, Dika, Nancy, Elok, Dewi, Indri -, tetap

jaga ukhuwah, semoga kesuksesan selalu menyertai kita. Amiin.

14. Keluarga besar Laboratorium Sistem Kualitas (LSK), terimakasih atas

kebersamaan selama ini. Semoga LSK ke depan jauh lebih baik.

15. Wisma Padang Crew – Melon, Yogi, Hesti Yustina, Nunik, Iffa, Mbak

Ipeh, Ratih, Kristin, Dwi, Bryan, Ika, Tia –, beserta tamu tetap Padang –

Lilis, Deny, Fitria, Nurin, Iren, Hesti, dll -, kaliyan senantiasa memberikan

keceriaan dan semangat untuk meraih semua ini.

16. Teman-teman lama – Nirub, Dieny, Rieke, dan semuanya – yang

senantiasa mengirimkan do’anya, semoga kesuksesan selalu menyertai

kita. Amiin.

17. Mbak Rini Hadiyati ind’04, Mas Sigit (Mas Yipi) ind’04, serta Mas Heru

Mustari ind’03 yang telah banyak mengajari banyak hal kepada penulis.

18. Seseorang yang senantiasa membantu dan melalui hari-hari bersama

selama penyelesaian Skripsi ini, terima kasih.

Page 9: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-6

19. Semua pihak yang belum tertulis di atas, terima kasih atas segala bantuan

dan dukungannya.

Sebagai akhir dari kata pengantar ini, penulis menyampaikan bahwa laporan ini

masih jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan kemampuan yang penulis

miliki. Saran dan kritik diharapkan untuk perbaikan. Semoga laporan ini

bermanfaat dan dapat memberikan inspirasi bagi semua, Amiin.

Mohon maaf & terima kasih.

Surakarta, Januari 2010

Penulis

Page 10: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-7

ABSTRAK

Aryantiningsih, NIM : I 0305018. PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN SPLIT DEMAND UNTUK MEMAKSIMALKAN EKSPEKTASI JUMLAH PELANGGAN (STUDI KASUS MINIMARKET DI KOTA SURAKARTA). Skripsi. Surakarta: Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Januari 2010.

Pasar modern dengan pertumbuhan cukup pesat di Indonesia saat ini adalah minimarket dengan konsep waralaba. Minimarket sebagai peritel modern memberikan kelengkapan, kemudahan, kenyamanan, keamanan berbelanja, kualitas produk terjamin, dan harga relatif stabil. Di Kota Surakarta terdapat 47 pasar modern, yaitu 3 hypermarket, 8 supermarket, 36 minimarket serta 22 pasar tradisional. Namun, jarak antar beberapa minimarket dengan pasar tradisional dan pasar modern lain cukup dekat. Lokasi pasar modern termasuk minimarket juga cenderung di pusat kota, sehingga penambahan minimarket terutama di daerah pinggiran kota dan area yang tidak tercover pasar yang ada dipandang berpotensi.

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan usulan lokasi pendirian gerai minimarket baru kepada pihak investor. Penelitian ini mempertimbangkan jarak minimal antar minimarket, jarak minimal minimarket dengan pasar modern lain (hypermarket dan supermarket) dan pasar tradisional yang ada, serta faktor preferensi konsumen, yaitu tingkat pendapatan, jarak konsumen berbelanja, volume belanja, dan frekuensi belanja. Hal ini untuk menghitung bobot masing-masing kelas pelanggan sehingga dapat menghitung ekspektasi jumlah pelanggan yang berpeluang berbelanja ke minimarket usulan.

Penyelesaian masalah penentuan lokasi minimarket ini menggunakan model optimasi Network Location Model. Pengolahan data menggunakan bantuan software ArcGIS untuk memetakan lokasi dan Risk Solver Platform 9.0 untuk memaksimalkan jumlah pelanggan yang berpeluang berbelanja ke minimarket usulan dengan running 15 skenario. Skenario ke-1 dimaksudkan untuk memilih satu titik usulan minimarket, skenario ke-2 memilih dua titik usulan, dan seterusnya. Untuk running terdapat 19 alternatif usulan lokasi minimarket. Hasil yang diperoleh adalah 15 usulan lokasi fisibel dan 4 usulan lokasi tidak dapat memenuhi batasan omset.

Model ini mampu memaksimalkan ekspektasi jumlah pelanggan yang berpeluang belanja ke minimarket usulan sebesar 39.444 KK dengan total omset Rp 314.218.198,62 untuk 15 usulan minimarket. Skenario penambahan usulan minimarket yang paling prospektif adalah 10 gerai minimarket karena dengan penambahan jumlah demand tercover 5,46%, tetapi memiliki daya beli yang tinggi sehingga dapat memaksimalkan omset dengan kenaikan 12,22%. Kata kunci : Network Location Model, Penentuan Lokasi, Minimarket.

Page 11: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-8

xx + 153 hal; 50 gambar; 36 tabel; 11 lampiran Daftar pustaka : 39 (1994 – 2009)

ABSTRACT Aryantiningsih, NIM: I 0305018. DEVELOPMENT NETWORK LOCATION MODELS WITH SPLIT DEMAND EXPECTED TO MAXIMIZE TOTAL CUSTOMER (CASE STUDY MINIMARKET IN SURAKARTA). Thesis. Surakarta: Industrial Engineering Department Faculty of Engineering, University, in January 2010.

Modern markets are experiencing fairly rapid growth in Indonesia today is a minimarket with the franchise concept. Minimarket as modern retailers give completeness, convenience, comfort, security to shop, guaranteed product quality and relatively stable prices. In Surakarta there are 47 modern market by 3 hypermarkets, 8 supermarkets, 36 minimarket, and 22 traditional market. However, the distance between some minimarket with traditional markets as well as other modern market are too close. In addition, the location of modern markets, including minimarket tend in downtown, therefore the addition of outlets minimarket especially in suburban areas and non coverage area of existing markets are considered potential.

This research aims to provide the proposed location of the establishment of new outlets to the minimarket investors. This research consider minimum distance between minimarket, minimum distance between minimarket with another modern markets (hypermarket and supermarket) and traditional markets, and consumer preferences factors are level of income, shopping distance, volume purchases, and shopping frequency. This is done to calculate the weight of each class so that customers can calculate the expectations of potential customers to shop minimarket proposal.

Problem solving is determining the location minimarket using Network Location optimization model Data processing using ArcGIS software to help map the market locations and Risk Solver Platform 9.0 to maximize the potential number of customers shopping at minimarket proposal by running 15 scenarios. The first scenario is intended to select one point minimarket proposal, the second scenario to select two points minimarket, and so on. For running there are 19 alternatives proposed minimarket location. The results obtained is 15 proposed location that are feasible and 4 proposed location can not meet the limits turnover.

This model is able to maximize the expected number of customers likely to minimarket proposed expenditures for a total of 39,444 families with a turnover of Rp 314.218.198,62 for the 15 proposed minimarket. Proposed addition of the most prospective minimarket is the proposed addition of 10 outlets minimarket due to demand increase in the number tercover 5.46%, but has a higher purchasing power in order to maximize revenue with the increase of 12.22%. Keywords: Network Location Models, Location Determination, Minimarket.

Page 12: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-9

xx + 153 p.; 50 pictures; 36 tables; 11 attachments Reference: 39 (1994 - 2009)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................

LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................

LEMBAR VALIDASI ............................................................................

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH ............

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...................

KATA PENGANTAR .............................................................................

ABSTRAK ..............................................................................................

ABSTRACT ............................................................................................

DAFTAR ISI……………………............................................................

i

ii

iii

iv

v

vi

ix

x

xi

DAFTAR TABEL.................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR...............................................................................

DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................

xvii

xx

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang …..………………….…………………........... I-1

1.2 Perumusan Masalah……........................................................... I-4

1.3 Tujuan Penelitian ........….…..................................................... I-5

1.4 Manfaat Penelitian..................................................................... I-5

1.5 Batasan Masalah ………............................................................ I-5

1.6 Asumsi ....................................................................................... I-6

1.7 Sistematika Penulisan…………………………….…………… I-7

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Retailing ...................................................................................... II-1

2.1.1 Gambaran Umum Bisnis Ritel ........................................ II-1

2.1.2 Perkembangan Pasar Modern ......................................... II-1

2.1.3 Perkembangan Pasar Modern Berdasarkan Jenisnya ..... II-3

2.1.4 Gerai dan Peritail ............................................................ II-3

Page 13: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-10

2.1.5 Pasar Modern dan Pasar Tradisional .............................. II-4

2.2 Franchising .................................................................................

2.2.1 Definisi Franchise...........................................................

2.2.2 Elemen Franchise ...........................................................

II-8

II-9

II-10

2.2.3 Tipe Franchise ...............................................................

2.2.4 Keuntungan da Kerugian Franchise................................

2.2.5 Waralaba Minimarket Indomaret ...................................

2.2.6 Waralaba Minimarket Alfamart .....................................

2.2.7 Lokasi Retail ……….......................................................

2.3 Facility Location (Penentuan Lokasi) .........................................

2.3.1 Facility Location Menurut Sule R. Dileep (2001) ..........

2.3.2 Facility Location Menurut Daskin (2008) .....................

2.4 Linear Programming ...................................................................

2.4.1 Komponen Model Integer Linear Programming ...........

2.4.2 Bentuk Baku Model Pemrograman Linier …………….

2.4.3 Asumsi – Asumsi Pemrograman Linier ……………….

2.5 Model Referensi ..........................................................................

2.6 GIS (Geographical Information System) ……………………....

2.6.1 Komponen GIS ………………………………..…….…

2.6.2 Proses Sistem Informasi Geografis ………………….…

2.6.3 Proyeksi dan Sistem Koordinat …………………….….

2.7 Sistem Jaringan Jalan ……………………………………….….

2.8 Sampling ……………………………………………………….

BAB III METODE PENELITIAN

II-11

II-12

II-13

II-14

II-16

II-19

II-19

II-20

II-29

II-29

II-29

II-30

II-31

II-33

II-33

II-35

II-36

II-38

II-41

3.1 Kerangka Konseptual ……..…………….………………..……. III-2

3.1.1 Pengumpulan Data Awal …..……………….....................

3.1.2 Kerangka konseptual .........................................................

3.1.3 Karakterisasi Sistem ..........................................................

3.2 Pengumpulan Data ......................................................................

3.2.1 Penyusunan Kuesioner ......................................................

III-3

III-3

III-8

III-10

III-11

Page 14: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-11

3.2.2 Desain Pengambilan Sampel .............................................

3.2.3 Penyebaran Kuesioner .......................................................

3.3 Pengolahan Data .........................................................................

3.3.1 Menentukan Titik Lokasi Demand, Pasar Modern, dan

Pasar Tradisional di Kota Surakarta ke Dalam Peta …......

3.3.2 Ketentuan yang Dipertimbangkan Dalam Penentuan

Usulan Lokasi Minimarket Baru …………………….…..

3.3.3 Penentuan Jumlah Alternatif Minimarket ……………….

3.3.4 Pengukuran Jarak Tempuh Konsumen ……………….…

3.3.5 Penentuan alokasi titik – titik permintaan untuk tiap titik

lokasi minimarket usulan ………………………………..

3.3.6 Penentuan bobot titik demand ……………………….….

3.3.7 Pembentukan Network Location Model …………….…..

3.3.8 Pencarian Solusi ...............................................................

III-12

III-18

III-18

III-18

III-19

III-19

III-20

III-20

III-20

III-20

III-25

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data ...................................................................... IV-1

4.1.1 Peta Kota Surakarta ...........................................................

4.1.2 Data alamat lokasi pasar modern di Kota Surakarta .....…

4.1.3 Data alamat lokasi pasar tradisional di Kota Surakarta ....

4.1.4 Data Jumlah Penduduk Tiap RW ......................................

4.1.5 Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendapatan dan

Jenis Pekerjaan …………………………………………...

4.1.6 Rekap Kuesioner ...............................................................

4.2 Pengolahan Data …......................................................................

IV-1

IV-2

IV-3

IV-4

IV-5

IV-6

IV-11

4.2.1 Menentukan Titik Lokasi Demand, Pasar Modern, dan

Pasar Tradisional di Kota Surakarta ke Dalam Peta ..........

IV-11

4.2.2 Ketentuan yang Dipertimbangakan dalam Penentuan

Usulan Lokasi Minimarket Baru ........................................

4.2.3 Penentuan Jumlah Alternatif Usulan Lokasi Minimarket...

4.2.4 Pengukuran Jarak Tempuh Konsumen ...............................

IV-13

IV-19

IV-24

Page 15: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-12

4.2.5 Penentuan Alokasi Titik – titik Permintaan Untuk Tiap

Titik Lokasi Minimarket Usulan …………………………

4.2.6 Penentuan Bobot Titik Demand ………………………….

4.2.7 Pembentukan Network Location Model ………………….

4.2.8 Pencarian Solusi ………………………………………….

4.2.9 Verifikasi Model ………………………………….……...

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

5.1 Analisis Penelitian ……………………………………………...

5.1.1 Analisis Lokasi Existing Pasar Tradisional dan Pasar

Modern di Kota Surakarta ………………………………...

5.1.2 Analisis Rekap Kuesioner ………………………………...

5.1.3 Analisis Hasil Penelitian ………………………………….

5.2 Interpretasi Hasil Penelitian …………………………………….

5.2.1 Interpretasi Hasil Tiap Skenario………............................

5.2.2 Analisis Perhitungan Kenaikan Marginal Demand dan

Omset …………………………………………………...

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ……………………………………………………..

6.2 Saran ……………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

IV-26

IV-27

IV-34

IV-40

IV-44

V-1

V-1

V-7

V-17

V-20

V-20

V-22

VI-1

VI-2

Page 16: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-13

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1

Tabel 2.2

Tabel 3.1

Tabel 3.2

Tabel 4.1

Tabel 4.2

Tabel 4.3

Tabel 4.4

Tabel 4.5

Tabel 4.6

Tabel 4.7

Tabel 4.8

Tabel 4.9

Tabel 4.10

Tabel 4.11

Tabel 4.12

Tabel 4.13

Tabel 4.14

Tabel 4.15

Tabel 4.16

Karakteristik Beberapa Jenis Ritel Modern ...................

Karakteristik Pasar-pasar Modern .................................

Kategori jenis pekerjaan …………………....................

Strata kelas penduduk yang terbentuk ………….…......

Lokasi Gerai Pasar Modern di Kota Surakarta ……......

Lokasi Pasar Tradisional di Kota Surakarta ..................

Data jarak, frekuensi, dan volume belanja di

minimarket, serta pengeluaran konsumen .....................

Data kebutuhan dan tempat tempat berbelanja ..............

Alasan pemilihan minimarket .......................................

Pola dan Volume Belanja ..............................................

Alasan Pemilihan Tempat Berbelanja (Bahan Makanan

Pokok) ............................................................................

Alasan Pemilihan Tempat Berbelanja ( Makanan dan

Minuman Kemasan ).......................................................

Alasan Pemilihan Tempat Berbelanja (Barang

Kebersihan dan Kecantikan) …………………………..

Alasan Pemilihan Tempat Berbelanja (Fresh Food)…..

Alasan Pemilihan Tempat Berbelanja (Peralatan

Rumah Tangga) ……………………………………….

Alasan Pemilihan Tempat Berbelanja (Non Makanan)

………………………………………………………….

Penjelasan Kode Pasar ...................................................

Penjelasan Kode Minimarket Lain ................................

Penjelasan Kode Supermarket dan Hypermarket ..........

Alamat alternatif usulan lokasi minimarket …...............

II-1

II-2

III-15

III-16

IV-2

IV-4

IV-6

IV-8

IV-8

IV-9

IV-9

IV-9

IV-10

IV-10

IV-10

IV-10

IV-15

IV-16

IV-18

IV-23

Page 17: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-14

Tabel 4.17

Tabel 4.18

Tabel 4.19

Tabel 4.20

Tabel 4.21

Tabel 4.22

Tabel 4.23

Tabel 4.24

Tabel 4.25

Tabel 4.26

Tabel 4.27

Tabel 4.28

Tabel 5.1

Tabel 5.2

Tabel 5.3

Tabel 5.4

Jarak titik demand terpilih ke dua titik supply usulan

terdekat ……...................................................................

Alokasi titik-titik demand yang berpotensi ke titik

usulan minimarket ..............................................………

Persentase jumlah langganan minimarket …..................

Persentase frekuensi belanja ke minimarket …..............

Kelas distribusi pengeluaran ..........................................

Adjusment pengelompokan tingkat pendapatan .............

Peluang frekuensi tiap kelas pendapatan .......................

Total volume belanja tiap kelas pendapatan per bulan

………………………………………………………….

Volume belanja per hari untuk tiap kelas pendapatan ...

Alternatif Usulan Minimarket Baru yang feasible .........

Lokasi 2 Titik Usulan Minimarket Baru …………........

Lokasi titik usulan minimarket baru terpilih beserta

jumlah pelanggan berbobot ………………....................

Klasifikasi alasan berbelanja ke minimarket ………….

Usulan Lokasi yang Tidak Feasibel …………………..

Urutan Prioritas Lokasi Usulan Minimarket …………..

Perbandingan total serta kenaikan demand dan omset

…………………………………………………………

IV-25

IV-26

IV-28

IV-29

IV-30

IV-30

IV-31

IV-33

IV-33

IV-41

IV-43

IV-44

V-12

V-19

V-21

V-23

Page 18: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-15

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1

Gambar 2.2

Gambar 2.3

Gambar 2.4

Gambar 2.5

Gambar 2.6

Gambar 2.7

Gambar 2.8

Gambar 2.9

Gambar 2.10

Gambar 2.11

Gambar 2.12

Gambar 2.13

Gambar 3.1

Gambar 3.2

Gambar 3.3

Gambar 3.4

Gambar 4.1

Gambar 4.2

Gambar 4.3

Gambar 4.4

Gambar 4.5

Gambar 4.6

Gambar 4.7

Gambar 4.8

Segmen pasar retail modern dan retail tradisional ……….

Perang antar saluran ...........................................................

Keuntungan dan problema potensial bagi pewaralaba dan

terwaralaba ..……………………………….……………..

Sistem pengadaan barang Indomaret …………….……....

Sistem pengadaan barang Alfamart ..........…….………....

Analisis area perdagangan .................................................

Taksonomi Location Model ………………...........…….…

Breakdown Discrete Location Models ......…………..…...

Data Vektor ........................................................................

Data Raster .........................................................................

Proses SIG ..........................................................................

Proyeksi Longlat ………………………………………….

Proyeksi UTM ....................................................................

Kerangka Penelitian ……………………............................

Gambaran Umum Kerangka Konseptual ..........……..........

Fakta-fakta dalam preferensi konsumen .............................

Diagran Alir Desain Pengambilan Sampel ……………….

Peta Kota Surakarta …………………………. ……..........

Peta lokasi titik demand tiap RW .............………..............

Peta Lokasi Minimarket, Hypermarket, Supermarket, dan

Pasar tradisional di Kota Surakarta ....................................

Peta Batasan Area Pasar Tradisional di Kota Surakarta ....

Peta Batasan Area Minimarket di Kota Surakarta .............

Peta Batasan Area Supermarket dan Hypermarket di Kota

Surakarta ……………………….........................................

Jaringan Jalan di Kota Surakarta ………………..….…….

Peta Persebaran Pasar Modern dan Pasar Tradisional di

Kota Surakarta …….…………….......................................

II-5

II-6

II-12

II-14

II-15

II-16

II-21

II-23

II-34

II-34

II-35

II-37

II-38

III-1

III-4

III-7

III-13

IV-1

IV-12

IV-13

IV-14

IV-16

I V-17

IV-19

I V-20

Page 19: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-16

Gambar 4.9

Gambar 4.10

Gambar 4.11

Gambar 5.1

Gambar 5.2

Gambar 5.3

Gambar 5.4

Gambar 5.5

Gambar 5.6

Gambar 5.7

Gambar 5.8

Gambar 5.9

Gambar 5.10

Gambar 5.11

Gambar 5.12

Gambar 5.13

Gambar 5.14

Gambar 5.15

Gambar 5.16

Gambar 5.17

Usulan Awal Lokasi Minimarket di Kota Surakarta ……..

Usulan Lokasi Minimarket di Kota Surakarta ……………

Alternatif Usulan Minimarket Baru yang feasible di Kota

Surakarta …………………………………………………

Peta Sebaran Pasar Tradisional dengan Coverage Area

dan Pasar Modern di Kota Surakarta …………….………

Peta Sebaran Pasar Modern dengan Coverage Area dan

Pasar Tradisional di Kota Surakarta ……………………...

Grafik Jumlah Berlangganan Minimarket …………….....

Grafik Jarak Tempuh Minimarket Terdekat Ke-1 ………..

Grafik Jarak Tempuh Minimarket Terdekat Ke-2 ………..

Grafik Volume Belanja Minimarket Terdekat Ke-1 ..........

Grafik Volume Belanja Minimarket Terdekat Ke-2……...

Grafik Kebutuhan dan Tempat Belanja ……………..........

Grafik Alasan Pemilihan Minimarket ……………………

Grafik Pola Belanja ………………………………………

Grafik Alasan Pemilihan Tempat Berbelanja (Bahan

Makanan Pokok) ………………………………………....

Grafik Alasan Pemilihan Tempat Berbelanja (Makanan

dan Minuman Kemasan) …………………………………

Grafik Alasan Pemilihan Tempat Berbelanja (Barang

Kebersihan dan Kecantikan) ……………………………...

Grafik Alasan Pemilihan Tempat Belanja(Fresh food).......

Grafik Alasan Pemilihan Tempat Berbelanja (Peralatan

Rumah Tangga) ……………………………………….….

Grafik Alasan Pemilihan Tempat Berbelanja (Non

Makanan atau Durable Goods) ……………………..........

Klasifikasi Area (Coverage Area dan Noncoverage Area)

…………………………………………………………….

I V-22

I V-23

I V-42

V-1

V-4

V-8

V-9

V-9

V-10

V-10

V-11

V-12

V-13

V-14

V-14

V-15

V-15

V-16

V-16

V-18

Page 20: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-17

Gambar 5.18

Gambar 5.19

Gambar 5.20

Gambar 5.21

Gambar 5.22

Bagan Lokasi Usulan Minimarket Terpilih ……………....

Grafik Total Demand .……………………………………

Grafik Total Omset ….…………………………………...

Grafik Persentase Kenaikan Demand dan Omset ………..

Grafik Gap % Kenaikan Demand dan Omset …….............

V-22

V-23

V-24

V-24

V-25

Page 21: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-18

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian yang telah dilakukan. Selanjutnya

diuraikan mengenai batasan masalah, asumsi yang digunakan dalam permasalahan

dan sistematika penulisan untuk menyelesaikan penelitian. Pokok bahasan dalam

Lampiran 1

Lampiran 2

Lampiran 3

Lampiran 4

Lampiran 5

Lampiran 6

Lampiran 7

Lampiran 8

Lampiran 9

Lampiran 10

Lampiran 11

Data penomoran indeks dan data jumlah DPT, jumlah

penduduk tiap RW di Kota Surakarta …………………

Proyeksi jumlah penduduk menurut pekerjaan di Kota

Surakarta ………………………………………………

Proporsi jumlah penduduk berdasar kelas pendapatan

di Kota Surakarta ……………………………………..

Langkah-langlah untuk memperoleh titik pusat RW

dengan ArcGIS ……………………………………….

Langkah – langkah menggunakan Risk Solver Platform

V9.0 dalam Microsoft Excel …………………………..

Jarak titik demand ke titik supply usulan terdekat ……

Profil Usulan Lokasi …………………………………..

Contoh running data menggunakan Risk Solver

Platform V9.0 …………………………………………

Perbandingan Pengolahan 30 Data dan 60 Data ……...

Kuesioner Penelitian …………………………………..

Urutan Prioritas Lokasi Usulan Minimarket ………….

L-1

L-13

L-20

L-25

L-27

L-30

L-31

L-44

L-45

L-47

L-53

Page 22: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-19

bab ini diharapkan memberikan gambaran umum mengenai penelitian yang

dilakukan dan perlunya penelitian ini dilakukan.

1.1 LATAR BELAKANG

Pasar modern yang mengalami pertumbuhan cukup pesat di

Indonesia saat ini adalah minimarket retail dengan konsep waralaba atau

franchise yang mempermudah para pelaku usaha dan investor untuk

mengelola bisnis retail ini. Tahun ini, diperkirakan pertumbuhan ritel di

Indonesia sekitar 15% hingga 18 %. Hal ini berdasarkan fakta bahwa

hingga pertengahan tahun 2007, pertumbuhan makro ekonomi Indonesia

adalah yang terbaik selama 10 tahun terakhir. Ditambah lagi, trend

kenaikan indeks kepercayaan konsumen, dari 28 % menjadi 30 % (Ramli,

2007).

Berdasarkan hasil riset AC Nielsen (2007), peritel modern

mengalami pertumbuhan pangsa pasar sebesar 2.4% pertahun terhadap

pasar tradisional. Selain itu, pertumbuhanan ritel modern mencapai 14%,

sedangkan ritel tradisional hanya 3%. Minimarket sebagai peritel modern

memberikan kelengkapan, kemudahan, kenyamanan, keamanan,

keleluasaan berbelanja, dan kualitas produk terjamin serta harga yang

relatif stabil meskipun relatif lebih mahal dibandingkan dengan pasar

maupun ritel tradisional. Perkembangan minimarket ini disebabkan oleh

banyak faktor. Salah satunya didukung oleh perubahan pola konsumsi

masyarakat saat ini yang bisa dikatakan pada tahap transisi, dari pasar

maupun ritel tradisional ke ritel modern, khususnya minimarket. Hal ini

dapat dijadikan peluang pendirian minimarket baru dengan

pertimbangan lokasi yang strategis.

Pertumbuhan ritel modern terutama pasar modern cukup

signifikan tidak hanya di kota-kota besar, tetapi juga di kota yang lebih

kecil, termasuk Surakarta. Kota Surakarta dengan jumlah penduduk

Page 23: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-20

sebesar 564.770 jiwa, tingkat kepadatan penduduk 12.827 jiwa/km2

(Sumber: Badan Pusat Statistik dan BAPPEDA Kota Surakarta, 2007),

mempunyai tingkat pertumbuhan yang sangat pesat yang dapat dilihat

dari pertumbuhan ekonomi dan sistem aktivitas kota serta pertumbuhan

fisik kota. Rizki dan Saleh (2007) menyatakan bahwa Pendapatan

Domestik Regional Bruto per kapita (PDRB/kapita) Kota Surakarta di atas

rata-rata dengan tingkat kemiskinan di bawah rata-rata. Berdasarkan

pendataan terakhir Pemerintah Kota Surakarta hingga tanggal 11

September 2007 jumlah penduduk miskin sebesar 103.725 jiwa (29.199

kepala keluarga miskin) dan panti asuhan 1.041 jiwa sehingga total

penduduk miskin 104.766 jiwa atau 18,55% (Amin, 2007). Pertumbuhan

ekonomi yang tinggi melebihi persentase pentumbuhan penduduk akan

mampu meningkatkan kesejahteraan penduduk, yang ditandai dengan

semakin tingginya pendapatan perkapita masyarakat.

Berdasarkan hasil observasi hingga 9 Desember 2009, web Kota

Surakarta www.surakarta.go.id, data dari UPT Kota Surakarta, serta

Hadiyati (2009), saat ini terdapat 47 pasar modern dengan format

hypermarket 3 gerai, 8 gerai supermarket, dan 36 gerai minimarket.

Sedangkan pasar tradisional terdiri dari 22 pasar yang tersebar di hampir

seluruh wilayah Surakarta. Namun, lokasi pasar modern cenderung di

pusat kota, hanya sebagian kecil minimarket yang berada di pinggiran

kota. Oleh karena itu, penambahan gerai minimarket terutama di daerah

pinggiran kota dan daerah dengan konsumen yang belum tercover pasar

modern yang ada, dipandang mempunyai potensi dan prospek yang

cukup bagus, melihat tingkat kepadatan dan PDRB/kapita yang cukup

tinggi serta tingkat kemiskinan yang rendah, sehingga daya beli dan pola

konsumsi masyarakat cenderung tinggi. Usulan penambahan gerai

minimarket ini dengan mempertimbangkan perkembangan kebutuhan

Page 24: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-21

masyarakat dan perubahan gaya hidup yang mengakibatkan terjadinya

perubahan perilaku dalam berbelanja.

Tumbuh pesatnya minimarket dengan jarak lokasi yang terlalu

dekat baik antar minimarket maupun dengan pasar modern lain dan

pasar tradisional, akan berakibat pada kecenderungan penurunan pangsa

pasar tradisional dari tahun ke tahun, terjadinya kanibalisme serta

persaingan tidak sehat antar fasilitas pasar yang ada. Hal ini juga tidak

sesuai dengan kebijakan pemerintah, seperti PP No. 112 tahun 2007

mengenai penataan dan pembinaan pasar tradisional, pusat perbelanjaan,

dan toko modern, serta SK Menperindag No. 107/1998, PP No. 16/1997

dan Kepmenperindag No.259/MPP/Kep/7/1997 mengenai kebijakan

zoning pasar modern dan pasar tradisional.

Ma’ruf (2005) menyatakan bahwa lokasi merupakan salah satu

faktor yang penting dalam pemasaran retail. Oleh karena itu, penentuan

lokasi merupakan faktor yang krusial dalam memulai dan menghadapi

persaingan dalam bisnis minimarket retail ini. Hal ini terkait dengan

prospek minimarket ke depan mengenai tingkat penjualan (omset) dan

kepuasan konsumen. Selain itu, penentuan lokasi yang tepat

dimaksudkan juga untuk melindungi kelangsungan hidup pasar

tradisional dan menghindari kanibalisme antar minimarket. Krajewski

dan Ritzman (2005) menyebutkan faktor-faktor yang perlu

dipertimbangkan dalam menentukan usaha jasa, yaitu: (1) lokasi dekat

dengan konsumen, (2) biaya transportasi dan jarak, (3) lokasi kompetitor,

dan (4) lingkungan lokasi. Dilihat dari sudut pandang konsumen, Ma’ruf

(2005) menyebutkan bahwa karakteristik pasar yang dapat menunjang

bisnis retailing salah satunya dapat dilihat dari tingkat perekonomian yang

meliputi tingkat pendapatan, persebaran pendapatan, dan consumer credit.

Oleh karena itu, dalam penentuan lokasi untuk mendirikan

minimarket baru perlu memperhatikan keberadaan pasar tradisional

Page 25: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-22

maupun pasar modern yang sudah ada, terkait dengan jarak, harga, jenis

produk yang ditawarkan serta kompetitor. Selain itu, penentuan lokasi

juga memperhatikan prospek tingkat penjualan (omset) dan perolehan

laba minimarket dengan mempertimbangkan tingkat kepadatan dan

pendapatan penduduk tiap wilayah serta kecenderungan perilaku

berbelanja masing-masing kelas masyarakat.

Untuk mempermudah dalam menentukan lokasi minimarket baru

agar dapat memenuhi demand konsumen dapat dilakukan dengan

mengembangkan suatu model matematik optimasi, yaitu Network Location

Model. Hal ini mengingat alternatif lokasi cukup banyak dan lokasi

minimarket harus berada di sepanjang jalan umum (network) agar mudah

dijangkau konsumen. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Melkote dan Daskin (2001), model referensi yang digunakan adalah model

mixed integer programming dengan asumsi bahwa satu demand hanya dapat

dilayani oleh satu fasilitas.

Namun, pada kenyataannya dalam menentukan lokasi untuk

berbelanja - dalam hal ini adalah minimarket– konsumen tidak selalu

memilih satu minimarket dengan jarak terdekat. Banyak faktor yang

mempengaruhi perilaku konsumen untuk memilih beberapa alternatif

minimarket, seperti jarak, harga, kelengkapan produk, pelayanan,

keamanan, kenyamanan, kebersihan, faktor objektif (kebutuhan), serta

faktor psikologis, seperti rasa bosan dan ingin mencari suasana baru

dalam berbelanja (Anonymous, 2007). Perubahan selera atau preferensi

konsumen dalam berbelanja menyebabkan konsumen dalam satu lokasi

bisa terbagi ke beberapa minimarket atau disebut dengan split demand.

Pada penelitian ini model yang telah dibuat oleh Melkote dan

Daskin (2001) dikembangkan dengan ketentuan konsumen dapat memilih

2 alternatif minimarket terdekat untuk berbelanja. Penerapan model ini

dilakukan pada kasus penentuan lokasi baru untuk minimarket di Kota

Page 26: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-23

Surakarta. Berdasarkan observasi pendahuluan dan studi literatur

(Priyono, dkk., 2003; Anonymous, 2007; Ma’ruf, 2005), faktor-faktor

seperti jumlah penduduk, jarak konsumen ke minimarket, frekuensi

belanja, volume belanja, serta tingkat pendapatan konsumen akan

dipertimbangkan dalam model. Hal ini dilakukan untuk menghitung

bobot masing-masing kelas pelanggan sehingga dapat menghitung

ekspektasi jumlah pelanggan yang berpeluang untuk berbelanja ke

minimarket usulan atau disebut dengan pelanggan berbobot.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah bagaimana mengembangkan suatu model

Network Location dengan split demand untuk menentukan usulan lokasi

minimarket dengan konsep waralaba di Kota Surakarta dengan

mempertimbangkan faktor jumlah penduduk serta keterkaitan antara

faktor jarak, frekuensi belanja, volume belanja serta kelas pendapatan

penduduk tiap wilayah RW untuk dapat memaksimalkan ekspektasi

jumlah pelanggan berbobot.

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu

mengembangkan suatu model menggunakan Network Location Model

dengan split demand dengan memaksimalkan ekspektasi jumlah pelanggan

berbobot untuk memberikan usulan lokasi minimarket dengan konsep

waralaba di Kota Surakarta.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang dapat diambil dari laporan tugas akhir ini adalah

sebagai berikut:

Page 27: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-24

1. Memberikan usulan lokasi pendirian minimarket baru yang

dapat mewakili kecenderungan perilaku masyarakat dalam

berbelanja sehingga dapat memenuhi demand konsumen.

2. Dengan adanya ekspektasi jumlah pelanggan berbobot dan

strategi pemilihan lokasi yang tepat diharapkan mampu

memaksimalkan omset penjualan (pihak minimarket).

3. Dengan mengatur lokasi pendirian minimarket baru dengan

mempertimbangkan jarak minimal, diharapkan dapat

menghindari kanibalisme antar minimarket serta menjaga

kelangsungan hidup pasar tradisional.

1.5 BATASAN MASALAH

Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian tidak terlalu luas

dan memperjelas obyek penelitian yang akan dilakukan. Batasan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penentuan usulan lokasi minimarket mempertimbangkan

keberadaan pasar tradisional, hypermarket, supermarket, dan

minimarket yang ada.

2. Penentuan lokasi minimarket baru terletak di pinggir jalan

umum, yaitu jalan arteri, jalan kolektor, dan jalan lokal,

sedangkan kelas jalan lingkungan tidak dipertimbangkan, kecuali

jalan lingkungan dalam perumahan/perkotaan.

3. Kriteria yang dijadikan acuan dalam pemilihan lokasi minimarket

adalah jumlah penduduk, jarak konsumen ke minimarket,

frekuensi belanja, volume belanja, serta tingkat pendapatan

konsumen.

1.6 ASUMSI

Page 28: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-25

Asumsi digunakan untuk menyederhanakan kompleksitas

permasalahan yang diteliti. Asumsi yang digunakan dalam penyusunan

laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Tidak ada pembangunan pasar modern dan pasar tradisional

baru selama penelitian karena apabila terjadi perubahan jumlah

existing pasar modern dan pasar tradisional akan berpengaruh

pada jumlah usulan minimarket, sehingga perubahan data yang

terkait tidak dipertimbangkan.

2. Tidak ada pembangunan jalan umum atau network baru selama

penelitian karena apabila terjadi perubahan pada network akan

berpengaruh pada pengolahan data jarak tempuh, sehingga

perubahan data yang terkait tidak dipertimbangkan.

3. Jarak diasumsikan simetris, yaitu jarak dari titik lokasi A ke titik

lokasi B sama dengan jarak dari titik lokasi B ke titik lokasi A.

Pada kenyataannya jarak konsumen dari dan menuju minimarket

bisa saja berbeda karena faktor tertentu, misal kemungkinan jalan

searah. Namun, untuk menyederhanakan perhitungan maka

diasumsikan jarak simetris.

4. Seluruh data yang terkait dalam penelitian tidak mengalami

perubahan selama periode penelitian karena apabila terjadi

perubahan akan berpengaruh pada pengolahan data, sehingga

perubahan data yang terkait dengan penelitian tidak

dipertimbangkan.

5. Berdasarkan jenis pekerjaan penduduk tiap wilayah kelurahan,

tingkat pendapatan diklaster menjadi tiga kelas, yaitu tinggi,

sedang, dan rendah. Hal ini untuk mengklasifikan tingkat daya

beli yang berpengaruh pada perhitungan bobot daya beli untuk

tiap kelas pendapatan.

Page 29: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-26

6. Tingkat pendapatan seluruh RW diasumsikan sama untuk tiap

kelas. Satu titik RW mewakili satu titik demand, sehingga untuk

mempermudah pengelompokan pendapatan dan perhitungan

daya beli maka tingkat pendapatan diasumsikan sama untuk tiap

kelas.

7. Minimarket yang akan di bangun memiliki satu merk dagang.

Hal ini untuk menegaskan bahwa minimarket yang akan

diusulkan merupakan satu jaringan minimarket dengan satu

merk tertentu. Dari sisi persaingan usaha sebenarnya jarak antar

minimarket tidak begitu dipermasalahkan kecuali minimarket

tersebut memiliki satu merek dagang.

8. Jarak minimal antara minimarket usulan dengan existing

minimarket adalah 1 kilometer. Hal ini untuk menghindari

kanibalisme dan persaingan tidak sehat antar minimarket. Jarak

minimal ini juga ditetapkan berdasarkan referensi dan

pertimbangan salah satu Perda, yaitu Perwali Kota Bandar

Lampung No. 17 Tahun 2009

9. Jarak minimal antara minimarket usulan dengan pasar

tradisional, hypermarket, maupun supermarket adalah 500 meter.

Hal ini untuk dilakukan untuk melindungi keberadaan pasar

tradisional. Jarak minimal ini juga ditetapkan berdasarkan

referensi dan pertimbangan beberapa Perda, yaitu Perwali Kota

Bandar Lampung No. 17 Tahun 2009 dan Perda Kota Jakarta No.2

Tahun 2002.

1.7 SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk memberikan

kemudahan dan pemahaman mengenai hasil penelitian tugas akhir bagi

Page 30: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-27

pembaca, adapun sistematika yang digunakan dalam penyusunan tugas

akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan latar belakang penelitian, perumusan

masalah

tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah,

asumsi yang digunakan, dan sistematika penulisan laporan

Tugas Akhir.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini diuraikan konsep dan studi literatur mengenai

retailing, franchising, network location model, Geographic

Information System, dan sampling yang digunakan sebagai

landasan teori, referensi, dan dasar pemikiran dalam

penelitian yang berhubungan dengan penentuan lokasi yang

berasal dari berbagai sumber pustaka.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan mengenai tahapan penyelesaian

masalah secara umum secara terstruktur dan sistematis yang

digambarkan dalam flow chart yang disertai dengan

penjelasan singkat.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pada bab ini diuraikan mengenai proses pengumpulan data

yang diperlukan untuk penyelesaian masalah dan proses

pengolahan data untuk mengembangkan model penentuan

lokasi dan menentukan usulan lokasi minimarket baru di

Kota Surakarta. Data yang diperoleh hasil dari penelitian di

lapangan baik melalui observasi maupun literatur.

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Page 31: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-28

Pada bab ini diuraikan mengenai analisis hasil perhitungan

dan interpretasi hasil pengolahan data yang dilakukan

untuk memperoleh kesimpulan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini diuraikan mengenai target pencapaian dari

tujuan penelitian tugas akhir ini dan kesimpulan yang

diperoleh dari hasil penelitian. Bab ini juga menguraikan

saran dan masukan untuk penelitian lebih lanjut.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 RETAILING

2.1.1 Gambaran Umum Bisnis Ritel

Ritel berasal dari kata retail yang berarti eceran. Bisnis ritel merupakan suatu

bisnis menjual dan jasa pelayanan yang telah diberi nilai tambah untuk memenuhi

kebutuhan pribadi, keluarga, atau pengguna akhir lainnya. Aktivitas nilai tambah yang

ada dalam bisnis ritel diantaranya meliputi assortment, holding inventory, dan providing

service (Sopiah, 2008). Bisnis ritel di Indonesia dibedakan menjadi 2 kelompok, yakni

ritel tradisional dan ritel modern. Ritel modern pada dasarnya merupakan

pengembangan dari ritel tradisional. Format ritel ini muncul dan berkembang seiring

perkembangan perekonomian, teknologi, dan gaya hidup masyarakat yang menuntut

kenyamanan lebih dalam berbelanja (Pandin, 2009). Jenis-jenis ritel modern dapat

dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Karakteristik Beberapa Jenis Ritel Modern

Page 32: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-29

URAIANPASAR MODERN

(PASAR SWALAYAN)

DEPARTEMENT STORE SPECIALITY STORE

MALL/ SUPERMALL/

PLAZATRADE CENTRE

Definisi

Sarana penjualan barang-barang kebutuhan rumah tangga termasuk kebutuhan sembako

Sarana penjualan barang-barang kebutuhan rumah tangga termasuk kebutuhan sembako, yang disusun dalam bagian yang terpisah-pisah dalam bentuk counter

Sarana penjualan yang hanya memperdagangkan satu kelompok produk saja. Trend saat ini adalah produk elektronik dan bahan bangunan dalam skala yang cukup besar

Sarana untuk melakukan perdagangan, rekreasi, restoran, dan sebagainya, yang terdiri dari banyak outlet yang terletak dalam bangunan / ruang yang menyatu

Pusat jual beli barang sandangm papan, kebutuhan sehari-hari, dll. Secara grosiran dan eceran yang didukung oleh sarana yang lengkap, seperti restoran/food courts

Metode Penjualan

* Dilakukan secara eceran, langsung pada konsumen akhir dengan cara swalayan (pembeli mengambil sendiri barang dari rak-rak dagangan dan membayar di kasir). * Tidak dapat dilakukan tawar menawar harga barang

* Dilakukan secara eceran dan cara pelayanan umumnya dibantu oleh pramuniaga. * Tidak dapat dilakukan tawar menawar harga barang

* Dilakukan secara eceran, langsung pada konsumen akhir dengan cara swalayan. * Tidak dapat dilakukan tawar menawar harga barang

* Dilakukan secara eceran langsung pada konsumen akhir, di mana outlet di dalamnya menerapkan metode swalayan maupun dibantu pramuniaga. *Tidak dapat dilakukan tawar menawar harga barang

*Dilakukan secara eceran dan grosir, umumnya dibantu oleh pramuniaga. *Dapat dilakukan tawar menawar harga barang

Sumber: Peraturan Presiden no.112 th 2007, Media Data dalam Pandin (2009) 2.1.2 Perkembangan Pasar Modern

Pasar Modern adalah tempat penjualan barang-barang kebutuhan

rumah tangga (termasuk kebutuhan sehari-hari), dimana penjualan

dilakukan secara eceran dan dengan cara swalayan, konsumen mengambil

sendiri barang dari rak dagangan dan membayar ke kasir (Anonymous,

2009). Dalam lima tahun terakhir, pasar modern merupakan penggerak

utama perkembangan ritel moden di Indonesia. Pada 2004 – 2008, omset

pasar modern bertumbuh 19,8%, tertinggi dibanding format ritel modern

yang lain. Omset Department Store, Specialty Store dan format ritel modern

lainnya masing-masing meningkat hanya 5,2%, 8,1%, dan 10,0% per

tahun. Peningkatan omset yang cukup tinggi tersebut membuat pasar

modern semakin menguasai pangsa omset ritel modern. Perkembangan

market share pasar modern dari tahun 2004-2008 meningkat dari 70,5%

menjadi 78,7% dari total omset ritel modern (AC Nielsen dalam Pandin,

2009).

Page 33: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-30

Setelah diperkenalkan pertama kali di Indonesia pada era 1970-an,

saat ini terdapat tiga jenis pasar modern, yaitu minimarket, supermarket,

dan hypermarket. Perbedaan utama dari ketiganya terletak pada luas lahan

usaha dan range jenis barang yang diperdagangkan, dapat dilihat pada

tabel 2.3. Berikut karakteristik dari ke-3 jenis Pasar Modern tersebut

(Pandin, 2009:4):

Tabel 2.2 Karakteristik Pasar-pasar Modern

Uraian Minimarket Supermarket HypermarketBarang yang diperdagangkan

Berbagai macam kebutuhan rumah tangga termasuk kebutuhan sehari-hari

Berbagai macam kebutuhan rumah tangga termasuk kebutuhan sehari-hari

Berbagai macam kebutuhan rumah tangga termasuk kebutuhan sehari-hari

Jumlah item < 5000 item 5000 - 25000 item > 25000 itemJenis Produk Makanan kemasan, barang-

barang hygienis pokokMakanan, barang-barang rumah tangga

Makanan, barang-barang rumah tangga, elektronik, pakaian, alat olahraga

Model Penjualan Dilakukan secara eceran, langsung pada konsumen akhir dengan cara swalayan

Dilakukan secara eceran, langsung pada konsumen akhir dengan cara swalayan

Dilakukan secara eceran, langsung pada konsumen akhir dengan cara swalayan

Luas Lantai Usaha (BerdasarPerpres No. 112 th 2007)

Maksimal 400m2 4000 - 5000 m2 > 5000 m2

Luas Lahan Parkir Minim Standard Sangat LuasModal (di luar tanah bangunan)

s/d 200 juta Rp 200 juta - Rp 10 Milyar Rp 10 Milyar ke atas

Sumber: Peraturan Presiden no.112 tahun 2007, AC Nielsen, Suryadarma dkk dalam

Pandin(2009)

2.1.3 Perkembangan Pasar Modern Berdasarkan Jenisnya

Berdasarkan jenisnya, minimarket dan hypermarket adalah pasar

modern dengan performance yang sangat signifikan dalam kurun waktu 5

tahun terakhir ini. Performance minimarket yang sangat baik terlihat dari

laju pertumbuhan omsetnya. Pada 2004 – 2008 omset minimarket

meningkat sangat tinggi, rata-rata 38,1% per tahun. Omset hypermarket

juga meningkat cukup tinggi, yakni 21,5% per tahun. Sementara pada

periode 2004 – 2008 tersebut, omset supermarket meningkat hanya 6,2%

per tahun (Pandin, 2009:5).

Page 34: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-31

Penguasaan pangsa omset oleh hypermarket telah terjadi sejak tahun

2005. Sebelumnya, yakni pada 2004, market share omset terbesar dipegang

oleh supermarket. Penurunan pangsa omset supermarket yang terjadi

terus menerus – bahkan pada tahun 2008, menjadi yang yang terkecil –

menunjukkan bahwa format supermarket tidak terlalu favourable lagi.

Sebab, dalam hal kedekatan lokasi dengan konsumen, supermarket kalah

bersaing dengan minimarket (yang umumnya berlokasi di perumahan

penduduk), sementara untuk range pilihan barang, supermarket tersaingi

oleh hypermarket. Kinerja cemerlang hypermarket juga ditunjukkan melalui

pertumbuhan jumlah gerai. Pada 2004-2008 pertumbuhan gerai

hypermarket sangat tinggi, yakni 39,8% per tahun. Gerai minimarket juga

meningkat cukup tinggi , yakni 16,4% per tahun, sementara gerai

supermarket meningkat 10,9% per tahun. Jumlah gerai hypermarket yang

bertumbuh sangat tinggi tersebut menunjukkan bahwa format hypermarket

yang baru diperkenalkan ke masyarakat di Indonesia pada awal tahun

2000-an disambut baik oleh konsumen di tanah air (Pandin, 2009:6-7).

2.1.4 Gerai dan Peritail

Peritel atau pengecer adalah pengusaha yang menjual barang atau

jasa secara eceran kepada masyarakat sebagai konsumen (Ma’ruf,

2005:71). Peritel perorangan atau peritel kecil memiliki jumlah gerai

bervariasi, mulai dari satu gerai hingga beberapa gerai. Gerai dalam

segala bentuknya berfungsi sebagai tempat pembelian barang dan jasa,

yaitu dalam arti konsumen datang ke gerai untuk melakukan transaksi

berbelanja dan membawa pulang barang atau menikmati jasa. Gerai-gerai

dari peritel kecil terdiri atas dua macam, yaitu gerai modern dan

tradisional. Peritel besar adalah peritel berbentuk perusahaan yang

melakukan kegiatan perdagangan ritel dalam skala besar, baik dalam arti

gerai besar maupun dalam arti mempunyai gerai besar dan sekaligus

gerai kecil. Perusahaan perdagangan ritel besar dapat memiliki format

Page 35: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-32

bervariasi dari yang terbesar (perkulakan) hingga yang terkecil atau

minimarket (Ma’ruf, 2005:71).

1) Gerai tradisional

Adalah gerai yang telah lama beroperasi di negeri ini berupa:

warung,toko, dan pasar. Warung biasanya berupa bangunan sederhana

yang permanen (tembok penuh) semi permanen (tembok setinggi 1 meter

di sambung papan sebagai dinding), atau dinding kayu seutuhnya.

Menurut penelitian AC Nilsen dalam Ma’ruf (2005), selama 10 tahun

sampai 2002, telah tumbuh 1 juta warung yang kebanyakan di luar kota

dengan omset rata-rata Rp 100.000 per hari.

2) Gerai modern

Gerai modern mulai beroperasi awal 1960-an di Jakarta, arti modern

di sini adalah penataan barang menurut keperluan yang sama

dikelompokkan di bagian yang sama yang dapat dilihat dan diambil

langsung oleh pembeli, penggunaan alat pendingin udara, dan adanya

pramuniaga profesional.

Modernisasi bertambah meluas pada dasawarsa 1970-an.

Supermarket mulai di perkenalkan pada dasawarsa ini, konsep one stop

shopping mulai dikenal pada dasawarsa 1980-an yang kemudian menjadi

populer awal 1990-an. Macam-macam gerai modern diantaranya

minimarket, convenience store, special store, factory outlet, distro,

supermarket, perkulakan, super store, hypermarket, mall, dan trade centre

(Ma’ruf, 2005:74-75).

2.1.5 Pasar Modern dan Pasar Tradisional

Menurut seorang pakar retail, Prodjolalito dalam Tambunan dkk.

(2004), permasalahan utama antara retail modern (minimarket,

supermarket dan hypermarket) dan retail tradisional, terutama di kota-kota

besar seperti Jakarta adalah lokasi, di mana retail modern dengan

kekuatan modalnya yang luar biasa berkembang begitu pesat yang

Page 36: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-33

lokasinya berdekatan dengan lokasi retail tradisional. Padahal sudah ada

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2002 mengenai pengaturan (izin) lokasi

bagi retail modern. Dua komponen penting dari SK tersebut adalah jarak

minimum antara retail modern dengan retail tradisional, dan jam buka

retail moderen berbeda, yakni antara jam 10 pagi hingga jam 10 malam.

Perbedaan jarak ini dimaksud untuk memberi kesempatan bagi

pasar-pasar tradisional untuk tetap bisa mendapatkan pembeli dari

masyarakat sekitar pasar tersebut. Sedangkan perbedaan waktu buka

adalah untuk memberi kesempatan bagi pasar-pasar tradisional untuk

tetap mendapatkan pembeli yang ingin belanja di bawah jam 10 pagi.

Meskipun demikian, dengan berkembangnya retail modern menyebabkan

pangsa pasar tradisional dari tahun ke tahun semakin menurun.

Menurut seorang pakar retail, Prodjolalito dalam Tambunan dkk.

(2004), masih banyaknya pasar yang tetap bisa bertahan hingga saat ini

(dan kemungkinan juga di masa depan), walaupun pertumbuhan retail

modern sangat pesat, juga disebabkan oleh adanya perbedaan dalam

segmen pasar. Berdasarkan pendapatan, konsumen dapat dibagi dalam 5

segmen, seperti yang terlihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Segmen Pasar Retail Modern dan Retail Tradisional Sumber: Tambunan, dkk., 2004:23

Meskipun segmen pasar retail tradisional dan modern cenderung

berbeda, tetapi masih tetap terjadi persaingan dalam memperoleh

Atas - atas

Bawah - bawah

Menengah – atas Menengah Menengah -

Special market atau toko yang menjual

produk dengan kualitas tinggi

Retail Modern

Retail Tradisional

Page 37: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-34

konsumen, baik antar retail tradisional dan modern, maupun intern retail

tradisional dan intern retail modern (Ma’ruf, 2005). Gambaran persaingan

dapat dilihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Perang Antar Saluran

Sumber: Ma’aruf, 2005:87

Karakteristik pasar yang dapat menunjang bisnis retailing secara

umum dapat dikelompokkan menjadi 3 (Ma’ruf, 2005), yaitu :

1. Pola Demografi

Pola Demografi meliputi :

a. Population growth (Pertumbuhan tingkat populasi)

Oleh karena konsumen yang dituju adalah manusia, maka perlu

diketahui pertumbuhan tingkat populasi di sejumlah daerah yang

diinginkan untuk pendirian toko. Hal ini agar pendirian toko dapat

mengena pada target konsumen yang dituju.

b. Age Distribution (Distribusi Umur)

Adanya tingkat kepentingan yang berbeda untuk beragam

kalangan umur. Konsumen dengan umur lebih tua berbelanja lebih

sering namun dengan kuantitas yang lebih sedikit dibandingkan yang

lebih muda. Dari distribusi umur dapat dijadikan acuan dalam

pemilihan jenis toko ritel yang akan dibuat.

Page 38: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-35

c. Population Mobility

Perubahan lokasi tempat tinggal konsumen setidaknya memiliki

tiga dampak terhadap retailing :

Toko harus mengikuti kemanapun konsumen pergi.

Perbedaan gaya hidup. Perbedaan yang mungkin signifikan

adalah gaya hidup di daerah perkotaan dan pedesaan. Untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat kota lebih memilih

pasar modern, dengan alasan kenyamanan sedangkan

masyarakat pedesaan akan cenderung memilih pasar tradisional

dengan alasan harga yang relatif lebih murah.

Konsumen yang pindah ke daerah baru, cenderung mencari toko

yang sama seperti di daerah sebelumnya.

d. Suburbanization

Pembangunan di daerah suburban saat ini sudah mulai terlihat

mengalami perkembangan. Hal ini ditandai dengan adanya pendirian

shopping center.

2. Tingkat Perekonomian

a. Tingkat Pendapatan konsumen, dapat dijadika pertimbangan jenis

barang dan tingkatan harga yang sebaiknya diterapkan.

b. Persebaran Pendapatan, dapat diperkirakan seberapa besar daya

beli di suatu daerah.

c. Consumer Credit, dapat dijadikan alternatif dalam menarik

konsumen.

3. Karakteristik konsumen

a. Changing Role of Women

Wanita pekerja kantoran akan memilih membeli makanan jadi

daripada membeli bahan makanan yang mengharuskan mereka untuk

memasak

b. More informality but little extra leisure

Page 39: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-36

Penerapan “one stop, self service” di sebuah toko akan memberikan

kemudahan dan kenyamanan tersendiri bagi konsumen. Mereka

diberikan kebebasan dalam memilih produk namun tetap dapat

menghubungi karyawan toko apabila menemui kesulitan.

c. Motif Pemilihan Toko Oleh Konsumen

Motif pemilihan toko oleh konsumen hingga saat ini masih

dipelajari dikarenakan banyaknya alasan yang dapat membuat orang

lebih memilih berbelanja di toko A dari pada toko B. Layout toko yang

menarik, ruangan yang nyaman, karyawan yang ramah, dan

kelengkapan barang dapat menumbuhkan motif pemilihan toko oleh

konsumen.

d. Consumerism and ecological interest

Dengan semakin banyaknya orang yang berpendidikan, maka

mereka akan lebih berhati-hati dalam membeli dan mengkonsumsi

suatu produk.

e. Increased Crime

Adanya sebuah kesenjangan sosial di suatu daerah dapat

mendorong seseorang untuk berbuat kejahatan seperti mencuri dan

merampok. Dalam mendirikan sebuah toko perlu dipertimbangkan

kondisi keamanan lingkungan sekitar.

2.2 FRANCHISING

Franchise diperkenalkan pertama kali pada tahun 1850-an oleh Isaac

Singer, pembuat mesin jahit Singer, ketika ingin meningkatkan distribusi

penjualan mesin jahitnya. Konsep ini kemudian diikuti oleh pewaralaba lain yang

lebih sukses, John S Pemberton, pendiri Coca Cola. Selanjutnya, diikuti oleh

sebuah industri otomotif AS, General Motors Industry ditahun 1898. Dalam

Page 40: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-37

perkembangannya, sistem bisnis ini mengalami berbagai penyempurnaan terutama

di tahun l950-an yang kemudian dikenal menjadi waralaba sebagai format bisnis

(www.pascaldaddy512.wordpress.com).

Di Indonesia, sistem franchise mulai dikenal pada tahun 1950-an, yaitu

dengan munculnya dealer kendaraan bermotor melalui pembelian lisensi.

Perkembangan kedua dimulai pada tahun 1970-an ketika masuknya Shakey Pisa,

KFC, Swensen dan Burger King. Perkembangan kedua franchise ini dilakukan

dengan sistem pembelian lisensi plus, yaitu franchisee tidak sekedar menjadi

penyalur, tetapi juga memiliki hak untuk memproduksi produknya.

Perkembangannya terlihat sangat pesat dimulai sekitar 1995. Data Deperindag

pada 1997 mencatat sekitar 259 perusahaan penerima waralaba di Indonesia.

Setelah itu, usaha franchise mengalami kemerosotan karena terjadi krisis moneter.

Hingga tahun 2000, franchise asing masih menunggu untuk masuk ke Indonesia.

Hal itu disebabkan kondisi ekonomi dan politik yang belum stabil ditandai dengan

perseteruan para elit politik. Tahun 2003, usaha franchise di tanah air mengalami

perkembangan yang sangat pesat (www.pascaldaddy512.wordpress.com).

Agar waralaba dapat berkembang dengan pesat, maka persyaratan utama

yang harus dimiliki satu teritori adalah kepastian hukum yang mengikat baik bagi

franchisor maupun franchisee. Tonggak kepastian hukum akan format waralaba

di Indonesia dimulai pada tanggal 18 Juni 1997, yaitu dengan dikeluarkannya

Peraturan Pemerintah (PP) RI No. 16 Tahun 1997 tentang Waralaba. PP No. 16

tahun 1997 tentang waralaba ini telah dicabut dan diganti dengan PP no 42 tahun

2007 tentang Waralaba (www.pascaldaddy512.wordpress.com).

2.2.1 Definisi Franchise

Definisi Waralaba (franchise) secara umum merupakan suatu strategi

pemasaran yang bertujuan untuk mengembangkan jaringan usaha. Namun,

franchise didefinisikan menjadi beberapa versi, antara lain sebagai berikut

(www.bisnis2121.com):

1. International Franchise Association (IFA) mendefinisikan franchise sebagai

hubungan kontraktual antara franchisor dengan franchise, dimana franchisor

berkewajiban menjaga kepentingan secara kontinyu pada bidang usaha yang

Page 41: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-38

dijalankan oleh franchisee, di bawah merek dagang yang sama, format dan

standar operasional atau kontrol pemilik (franchisor), dimana franchisee

menamankan investasi pada usaha tersebut dari sumber dananya sendiri.

2. Asosiasi Franchise Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba ialah suatu

sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana

pemilik merek (franchisor) memberikan hak kepada individu atau perusahaan

untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-

cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi

area tertentu.

3. PP No.16/1997 waralaba diartikan sebagai perikatan dimana salah satu pihak

diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan

intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan

suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan pihak lain tersebut,

dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan atau jasa. Definisi

inilah yang berlaku baku secara yuridis formal di Indonesia.

Definisi franchise menurut sejumlah pakar, antara lain sebagai berikut:

a. Campbell Black dalam bukunya Black''s Law Dict menjelaskan franchise

sebagai sebuah lisensi merek dari pemilik yang mengijinkan orang lain untuk

menjual produk atau jasa atas nama merek tersebut.

b. David J.Kaufmann memberi definisi franchising sebagai sebuah sistem

pemasaran dan distribusi yang dijalankan oleh institusi bisnis kecil (franchisee)

yang digaransi dengan membayar sejumlah fee, hak terhadap akses pasar oleh

franchisor dengan standar operasi yang mapan dibawah asistensi franchisor.

c. Waralaba adalah hubungan bisnis antara pemilik merek, produk dan sistem

operasioal dengan pihak kedua berupa pemberian izin pemakaian merek,

produk, sistem operasional dalam jangka waktu tertentu (Ma’aruf, 2005:90).

2.2.2 Elemen Franchise

Menurut International Franchise Association (www.Franchise.org),

franchise atau waralaba pada hakekatnya memiliki 3 elemen berikut:

1. Merek

Page 42: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-39

Dalam setiap perjanjian waralaba, sang pewaralaba (franchisor) –

selaku pemilik dari sistem waralabanya memberikan lisensi kepada

terwaralaba (franchisee) untuk dapat menggunakan merek dagang /

jasa dan logo yang dimiliki oleh pewaralaba.

2. Sistem Bisnis

Keberhasilan dari suatu organisasi waralaba tergantung dari

penerapan sistem/metode bisnis yang sama antara pewaralaba dan

terwaralaba. Sistem bisnis tersebut berupa pedoman yang mencakup

standarisasi produk, metode untuk mempersiapkan atau mengolah

produk atau makanan, atau metode jasa, standar rupa dari fasilitas

bisnis, standar periklanan, sistem reservasi, sistem akuntansi, kontrol

persediaan, kebijakan dagang, dan lain-lain.

3. Biaya (Fees)

Dalam setiap format bisnis waralaba, pewaralaba baik secara langsung

atau tidak langsung menarik pembayaran dari terwaralaba atas

penggunaan merek dan partisipasi dalam sistem waralaba yang

dijalankan. Biaya biasanya terdiri atas biaya awal, biaya royalti, biaya

jasa, biaya lisensi dan atau biaya pemasaran bersama.

2.2.3 Tipe Franchise

Menurut International Franchise Association (www.Franchise.org),

secara umum terdapat beberapa bentuk, yaitu :

1. Unit franchising

Dalam unit franchise, pewaralaba memberikan hak kepada terwaralaba

untuk menjalankan sejumlah satu (single) bisnis waralabanya dalam

lokasi/daerah yang telah ditentukan. Ada 2 pihak yang

berkepentingan dalam bentuk ini, yaitu pewaralaba dan terwaralaba

2. Area development franchising

Dalam area development franchising, pewaralaba memberikan hak

kepada terwaralaba (disebut area developer) suatu daerah tertentu yang

Page 43: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-40

harus dikembangkan. Terwaralaba tersebut memiliki hak dan

kewajiban untuk membuka dan mengoperasikan sendiri sejumlah unit

waralaba tertentu sesuai dengan jadwal rencana pengembangan yang

telahditetapkan sebelumnya. Biasanya, jika target jadwal rencana

pengembangan waralaba yang bersangkutan tidak tercapai,

pewaralaba akan memutuskan kontrak perjanjian pengembangan

waralaba pada daerah tersebut.

3. Subfranchising

Subfranchising, kadang disebut juga master franchising, sifatnya mirip

dengan area development franchising, hanya saja bentuk waralaba ini

melibatkan 3 pihak. Perbedaannya adalah, pada bentuk waralaba ini

franchisee memiliki pilihan antara membuka sendiri unit waralabanya

atau menjual kembali unit waralaba (sub kepada pihak lain (ke-3)),

selama tujuan pengembangan waralaba dalam suatu daerah dapat

tercapai.

4. Conversion or affiliation franchising

Bentuk waralaba ini terjadi jika seorang pemilik dari suatu bisnis yang

telah berjalan ingin berafiliasi dengan suatu jaringan waralaba yang

telah terkenal. Tujuannya adalah agar bisnis tersebut dapat

memanfaatkan keuntungan dari merek terkenal dan juga sistem

operasi dari jejaring waralaba yang bersangkutan. Terwaralaba

biasanya diperbolehkan untuk tetap menggunakan merek lama yang

telah mereka miliki diikuti dengan merek terkenal dari pewaralaba.

Bentuk waralaba ini banyak diterapkan di industri perhotelan.

5. Nontraditional franchising

Pada bentuk waraba ini, pewaralaba menjual waralabanya untuk

ditempatkan pada tempat-tempat tertentu yang khusus. Misalkan,

suatu unit waralaba yang dijual didalam lokasi bisnis (misalnya ritel)

milik orang lain. Dalam hal ini pewaralaba membuat 2 perjanjian,

Page 44: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-41

yaitu perjanjian dengan terwaralaba dan perjanjian dengan pemilik

bisnis.

2.2.4 Keuntungan dan Kerugian Franchise

Terdapat keuntungan dan problem potensial dalam berbisnis waralaba yang

perlu diketahui oleh peminat waralaba dan oleh pemberi hak waralaba

sebagaimana di tampilkan dalam gambar berikut:

Pewaralaba TerwaralabaPeluang pertumbuhan tinggi, tidak memerlukan modal besar, terwaralaba menjadikan pemilik waralaba bersemangat, biaya pengawasan rendah, pewaralaba masih mungkin memiliki sendiri gerai yang dioperasikan sendiri, peluang go internasional, cara mudah melakukan tes pasar atau pengembangan pasar

Mempertahankan kemandirian, reward sejalan dengan performen, resiko pendirian usaha baru sedikit, pinjaman dana mudah diperoleh, adanya bantuan persiapan dan pengoperasian, pengguna merk yang sudah dikenal masyarakat, kegiatan pemasaran yang luas bisa sampai tingkat nasional

Pewaralaba TerwaralabaKurang pengawasan sehari-hari, repuasi rawan cacat oleh perilaku beberapa terwaralaba, seorang terwaralaba menjadi terlalu kuat sehingga terjadi terwaralaba dalam terwaralaba

Realisasi laba dan omset mungkin tidak sesuai harapan, berpeluang terjadi penolakan terhadap peraturan pewaralaba, pemasok lain menawarkan dengan harga yang lebih rendah, masih diharuskan membayar fee untuk marketing meski telah berhasil menghimpun sejumlah konsumen loyal, Ketika omset meningkat fee juga meningkat

Kerugian

Keuntungan

Gambar 2.3 Keuntungan dan Kerugian Bagi Pewaralaba dan Terwaralaba

Sumber: MC Goldrick, hal 52 dalam Ma’ruf, 2005:90

2.2.5 Waralaba Minimarket Indomaret

Indomaret dari badan usaha PT. Indomarco Prismatama, adalah nama

(brand) yang dipakai untuk jaringan minimarket/grocery store, yang mulai

beroperasi tahun 1988 dengan dibukanya toko pertama. Indomaret merupakan

suatu perusahaan nasional, yang sejak tahun 1997 melakukan pola kemitraan

(waralaba) dengan membuka peluang bagi masyarakat luas untuk turut serta

memiliki dan mengelola sendiri gerai Indomaret. Dari jumlah toko yang ada,

sebagian besar adalah dalam bentuk waralaba yang terdiri dari 3 bentuk, yakni

badan hukum/usaha, perorangan, dan koperasi. Rata-rata penjualan per hari

Page 45: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-42

diperkirakan sebesar 10 juta rupiah, atau per tahunnya hampir mencapai 2,5 triliun

rupiah. Indomaret mini market cenderung berada dipinggiran kota dan dekat

dengan pemukiman(Tambunan, dkk. 2004).

Pengalaman panjang yang telah teruji itu mendapat sambutan positif

masyarakat, terlihat dari meningkat tajamnya jumlah gerai waralaba Indomaret,

dari 2 gerai pada tahun 1997 menjadi 4000 gerai pada Desember 2009. Indomaret

menjadi mini market modern khas Indonesia dengan keunggulan adalah: (a) lokasi

toko dekat pemukiman atau aktivitas konsumen, dan (b) kesegaran produk,

dijamin dengan pemeriksaan produk mulai dari penerimaan, dan penanganan

produk berlaku First In First Out (Tambunan, dkk., 2004).

Strategi yang diterapkan oleh Indomaret mini market adalah melakukan

segmantasi dari target pasarnya. Indomaret memfokuskan diri pada area

pemukiman, perkantoran dan fasilitas umum dengan sasaran utama adalah ibu

rumah tangga/perempuan dan kelas menengah. Kategori produk-produk yang

dijual adalah untuk kebutuhan sehari-hari (total 3300 item), seperti makanan,

produk-produk non-makanan, barang-barang umum dan produk-produk fresh

food. Pesaing-pesaing langsung bagi Indomaret adalah circle K, Alfa dan

Starmart. Sedangkan pesaing-pesaing yang sifatnya tidak langsung karena

kategori retailnya memang berbeda adalah supermarket dan hypermarket

(Tambunan, dkk. 2004).

Jalur distribusi yang diterapkan oleh Indomaret yang memiliki lebih dari

400 produsen / suppliers / distributor/ pemasok besar dan kecil, dan dalam

pengadaan barang-barang, adalah menerapkan 2 sistem, yakni langsung dengan

pabrik-pabrik besar yang sifatnya nasional, yakni pabrik-pabrik yang mensuplai

tidak hanya Indomaret tetapi juga toko-toko lainnya seperti Alfa, Carrefour, dll.,

termasuk juga pasar-pasar tradisional di Indonesia. Sedangkan jalur distribusi

tidak langsung melalui pusat distribusi yang disebut merchandizing, yakni dengan

pemasok-pemasok kecil (industri rumah tangga) untuk jenis-jenis barang tertentu

(Tambunan, dkk., 2004), seperti dijelaskan pada Gambar 2.4.

Page 46: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-43

Gambar 2.4 Sistem Pengadaan Barang Indomaret

Sumber : Tambunan, dkk., 2004

2.2.6 Waralaba Minimarket Alfamart

Pada awalnya ALFA memposisikan sebagai gudang rabat, di mana

pedagang kecil merupakan target pasar utama, tetapi di dalam perkembangannya

ALFA juga mengembangkan usahanya melalui pembangunan supermarket dan

minimarket (Alfamart). Fungsi dari gudang rabatnya juga telah berubah, tidak lagi

hanya melayani pedagang tetapi juga konsumen/pemakai akhir. Sampai dengan

akhir Septemer 2003, ALFA telah memiliki 492 minimarket, mempekerjakan

5.898 karyawan lokal dan penjualan rata-rata per tahunnya diperkirakan mencapai

1,8 triliun rupiah dengan pangsa pasar sebesar 8%. Sesuai kepemilikan, Alfamart

terdiri dari tiga macam, yakni milik Alfa sendiri, waralaba dan independent

operator. Sejak tahun 1994, kegiatan perusahaan dibagi menjadi 3 (tiga) divisi,

yaitu divisi swalayan, divisi grosir, dan divisi distribusi (Tambunan, dkk., 2004).

Sistem pengadaan barang yang diterapkan oleh Alfa adalah sistem yang

mana pabrik-pabrik, khususnya yang skala besar, mensuplai produknya ke pusat

distribusi (Alfa Distribution Centre), selanjutnya di salurkan ke semua toko

Alfamart. Sedangkan pabrik-pabrik kecil mensuplai langsung ke Alfamart.

Alfamart juga mempunyai kontrak bisnis dengan sejumlah pengumpul komoditi-

komoditi pertanian. Pabrik-pabrik dan pengumpul-pengumpul pertanian yang

mensuplai Alfa juga mensuplai toko-toko dan distributor lainnya (Tambunan dkk.,

2004). Sistem Pengadaan Barang Alfamart dapat dilihat pada gambar 2.5.

Page 47: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-44

Gambar 2.5 Sistem pengadaan barang Alfamart

Sumber : Tambunan dkk., 2004

Alfamart memfokuskan pemasaran pada golongan menengah dan

menengah ke bawah. Adapun strategi pemasaran yang ditetapkan oleh divisi

swalayan adalah sebagai berikut: (a) promosi dalam gerai; (b) komunikasi dengan

pelanggan melalui telepon bebas pulsa 0-800-1090-234 dan situs www.alfa-

retail.co.id; (c) penjualan murah untuk barang-barang yang dibeli dengan harga

khusus dari pemasok dilakukan secara berkala oleh perseroan dan diinformasikan

melalui Alfa Info yaitu brosur yang diterbitkan 2 minggu sekali; (d) pembentukan

Alfa Familly Club (AFC) sebagai wadah loyalitas konsumen, anggota mendapat

diskon khusus; (e) pembentukan divisi customer care melalui pembinaan

pelayanan karyawan kepada konsumen, serta melakukan kegiatan sosial dalam

pundi amal alfa; dan (f) hadiah undian (Tambunan, dkk., 2004).

Alfamart yang mulai berdiri pada 18 Oktiber 1999 dengan outlet pertama

yang beroperasi di Jl. Beringin-Tangerang. Total kini Alfamart telah memilki

outlet lebih dari 3250 buah, dengan didukung oleh 10 Distribution Centre (DC).

Dari keseluruhan outlet tersebut 35%-nya dioperasikan dengan sistem franchise.

Perkiraan biaya investasi awal adalah sekitar 300 - 500 juta, tergantung luas area

(Mariani, dkk., 2008).

Page 48: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-45

2.2.7 Lokasi Retail

Lokasi merupakan faktor yang sangat penting dalam bauran pemasaran

ritel (ritail marketing mix). Pada lokasi yang tepat, sebuah gerai akan lebih sukses

di banding gerai lainnya yang berlokasi kurang strategis, meskipun keduanya

menjual produk yang sama, oleh pramuniaga yang sama banyak dan terampil, dan

sama-sama punya setting yang bagus. Untuk membuka gerai di suatu lokasi baru,

perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut (Ma’aruf, 2005):

1. Analisis area perdagangan (trading area analisis)

Sebelum suatu toko atau gerai didirikan, langkah pertama adalah

mempelajari suatu area agar investasi yang ditanamkan dapat menguntungkan.

Area perdagangan adalah suatu wilayah dimana beberapa perusahaan menjual

barang atau jasa secara menguntungkan, luas suatu trading area dapat bervariasi

pada jenis gerai. Keputusan mendirikan gerai besar atau kecil tergantung pada

keadaan trading area yang dilayani. Suatu wilayah yang berpenduduk banyak

yang berpenghasilan cukup besar adalah trading area yang menarik banyak

pengecer. Wilayah penjualan dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu wilayah

perdagangan utama, wilayah perdagangan sekunder, dan wilayah tambahan jika

digambarkan akan terlihat pada gambar berikut:

Gambar 2.6 Analisis Area Perdagangan

Sumber: Ma’aruf, 2005:117

Page 49: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-46

Informasi itu dipakai untuk memberi gambaran batas geografis tentang

wilayah utama,sekunder,dan wilayah tambahan. Informasi itu pula yang memberi

gambaran seperti (Sumber: Ma’aruf, 2005:117):

a) Frekuensi orang-orang dari wilayah geografis yang berbeda dalam

berbelanja.

b) Besar belanja rata-rata pada toko oleh orang-orang yang berasal dari

suatu wilayah tertentu dalam area perdagangan dimaksud.

c) Konsentrasi kepemilikan kartu belanja

Sedangkan bagi toko berukuran menengah, wilayah perdagangan primer akan

lebih kecil daripada wilayah perdagangan primer gerai besar. Toko kecil akan

lebih terbatas lagi wilayah perdagangan primernya.

2. Mengetahui potensi yang tersedia

Untuk membuka gerai di suatu lokasi baru, daftar berikut ini dapat

dimanfaatkan untuk mengetahui potensi yang tersedia (Engel, dkk.,1995):

a) Besarnya populasi dan karateristiknya

Jumlah penduduk dan kepadatan pada suatu wilayah menjadi faktor

dalam mempertimbangkan suatu area perdagangan ritel.

b) Kedekatan dengan sumber pemasok

Pemasok mempunyai pengaruh pada peritel dalam hal kecepatan

penyediaan, kualitas produk yang terjaga, biaya pengiriman, dan

lain-lain.

c) Basis ekonomi

Industri daerah setempat, potensi pertumbuhan, fluktuasi karena

faktor musiman, dan fasilitas keuangan di daerah sekitar yang harus

diperhatikan peritel.

d) Ketersediaan tenaga kerja

Tenaga kerja yang perlu diperhatikan adalah pada semua tingkat,

yaitu tingkat administratif dan lapangan hingga manajemen trainee

dan manajerial.

Page 50: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-47

e) Situasi persaingan

Penting mengenali jumlah dan ukuran pada peritel di suatu wilayah.

f) Fasilitas promosi

Adanya media massa seperti surat kabar dan radio akan

memfasilitasi kegiatan promosi peritel.

g) Ketersediaan lokasi toko

Faktor bagi suatu area perdagangan dan hal-hal yang terkait dengan

lokasi adalah: jumlah lokasi dan jenisnya, akses pada masing-masing

lokasi, peluang kepemilikan, pembatasan zona perdagangan, dan

biaya-biaya terkait.

h) Hukum dan peraturan

Hukum dan peraturan perlu di perhatikan khususnya jika terdapat

peraturan daerah yang tidak terdapat di daerah lain.

3. Mempertimbangkan faktor dalam letak atau tempat gerai yang akan

didirikan.

a) Lalulintas pejalan kaki

Untuk mendapatkan informasi mengenai:

(1) Jumlah pria dan wanita yang melintas (anak-anak usia tertentu

kebawah tidak dihitung).

(2) Jumlah orang yang melintas pada pagi, siang, sore, dan malam

atau sesuai jam

(3) Proporsi potensi konsumen (presentase pembelanjaan dari orang

yang melintas).

(4) Proporsi orang yang berkunjung dari total yang melintas.

b) Lalu lintas kendaraan

Informasi tentang jumlah dan karakteristik mobil-mobil yang

melintas, faktor lebar jalan, kondisi jalan, dan kemacetan akan

Page 51: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-48

menjadi nilai tambah atau nilai kurang bagi pelangan itu menjadi

perhatian penting seorang pemasar.

c) Fasilitas parkir

Untuk kota-kota besar, pertokoan atau pusat perbelanjaaan yang

memiliki fasilitas parkir yang memadai dapat menjadi pilihan yang

lebih baik bagi peritel dibandingkan dengan pertokoan dan pusat

belanja yang fasilitas perbelanjaan yang fasilitasnya tidak memadai.

d) Trasportasi umum

Transportasi umum yang banyak melintas di depan pusat

perbelanjaan atau pertokoan akan memberi daya tarik yang lebih

tinggi karena bentuk konsumen dengan mudah langsung masuk ke

areal perbelanjaan

e) Komposisi toko

Jika ingin membuka toko perlu mempelajari dulu toko apa saja

disekitarnya, karena toko yang saling melengkapi akan

menimbulkan sinergi.

f) Letak berdirinya gerai

Letak berdirinya gerai sering kali dikaitkan dengan visibility

(keterlihatan), yaitu mudah terlihatnya toko dan plang namanya

oleh pejalan kaki dan pengendara mobil yang melintas di jalan.

g) Penilaian keseluruhan

Penilaian keseluruhan atau overall rating perlu dilakukan

berdasarkan faktor-faktor diatas agar dapat menentukan pilihan

lokasi lebih tepat.

2.3 FACILITY LOCATION (PENENTUAN LOKASI)

Model penentuan lokasi telah diterapkan di beberapa permasalahan

penempatan fasilitas sektor publik dan privat beberapa tahun terakhir.

Aplikasi location modelling juga digunakan dalam penempatan Emergency

Page 52: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-49

Medical Service (EMS), stasiun pemadam kebakaran, sekolah, rumah sakit,

perusahaan penerbangan, tempat pembuangan sampah, gudang, dan

beberapa fasilitas lainnya. Teori dan location modelling pertama kali

dipelajari oleh Weber pada tahun 1909 yang membahas permasalahan

penempatan fasilitas tunggal untuk meminimasi total jarak tempuh antara

titik fasilitas dan titik demand. Kemudian, Hotelling pada tahun 1929

mempelajari penempatan dua fasilitas untuk memaksimalkan market share

(Daskin, 2008).

2.3.1 Facility Location Menurut Sule R. Dileep

Dalam penentuan lokasi, terdapat lima permasalahan penentuan

lokasi yang sering muncul (Dileep, 2001), yaitu :

1) p – Median problem

p – Median problem atau p-MP berkaitan dengan penempatan fasilitas p

(dalam p lokasi) dengan tujuan untuk meminimasi kriteria biaya. Jika

besar p adalah 1, maka permasalahannya menjadi 1-MP dst. Biaya

dapat dalam bentuk waktu, mata uang, banyaknya perjalanan (number

of trip), total jarak, atau bentuk ukuran apapun. p-MP juga sering

disebut sebagai minisum problem atau Weber problem.

2) p – Center problem

p – Center problem disebut juga p-CP dan berkaitan dengan

penempatan sejumlah p fasilitas dengan tujuan meminimasi jarak

maksimum dari fasilitas ke titik permintaan yang harusnya dilayani.

Umumnya merupakan permasalahan yang berkaitan dengan

pelayanan darurat publik, seperti pemadam kebakaran, pelayanan

ambulance, dan kantor polisi.

3) Uncapacitated Facility Location Problem (UFLP)

Page 53: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-50

UFLP memiliki tujuan akhir bersifat minisum dan memperhitungkan

biaya fixed cost tergantung dimana lokasi fasilitas tersebut berada.

Jumlah fasilitas yang akan dibangun tidak ditentukan sebelumnya,

namun diketahui diakhir perhitungan setelah proses minimasi biaya.

Oleh karena kapasitas di tiap fasilitas tidak ditentukan, maka tidak

menguntungkan untuk membagi demand kepada lebih dari satu titik

supply.

4) Capacitated Facility Location Problem (CFLP)

Mirip dengan UFLP namun dengan perbedaan bahwa kapasitas di

setiap fasilitas terbatas sehingga solusi optimum yang didapat

nantinya akan menyatakan bahwa konsumen dapat dilayani oleh lebih

dari satu fasilitas.

5) Quadratic Assignment Problem (QAP)

Adalah menentukan sejumlah n fasilitas, contohnya sejumlah mesin

yang masing-masing memiliki alur, harus ditempatkan dalam

sejumlah n lokasi secara simultan agar didapat minimasi biaya total.

Yang diperoleh dengan perhitungan flow dikali jarak.

2.3.2 Facility Location Menurut Daskin

Menurut Daskin (2008), model penempatan lokasi modern secara

garis besar dibagi menjadi empat, dengan taksonomi yang dapat dilihat

pada gambar berikut:

Page 54: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-51

Gambar 2.7 Taksonomi Location Model

Sumber: Daskin, 2008

1. Analytic Models

Analytic model merupakan model lokasi yang paling sederhana.

Model ini mengasumsikan bahwa demand kontinyu, tersebar di setiap

tempat di dalam area pelayanan (service region) secara uniform, dan

fasilitas dapat ditempatkan disetiap tempat di area tersebut (kontinyu).

Biasanya diselesaikan dengan kalkulus atau teknik sederhana lain.

2. Continuous Models

Continuous model memiliki karakter hampir sama dengan analytic

model, hanya saja mengasumsikan bahwa titik demand diskret, demand

terjadi pada tiap n titik diskret. Lokasi titik demand i diwakili oleh (xi,yi),

untuk i=1, 2, ..., n. Intensitas demand pada lokasi diwakili oleh hi.

Permasalahan Weber adalah untuk mencari lokasi (X,Y) fasilitas tunggal

untuk meminimasi jarak total antara fasilitas dan titik demand, dengan

formulasi sebagai berikut:

Model diselesaikan menggunakan prosedur iterasi numerik seperti

algoritma Weiszfeld (1936) dalam Daskin (2008).

3. Network Models

Page 55: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-52

Network model mengasumsikan bahwa demand diskret, hanya terjadi

pada node. Sedangkan fasilitas dapat ditempatkan hanya pada node

(diskret) dan network (kontinyu). Fokus dari network model adalah

menemukan algoritma waktu polinomial. Fungsi tujuan model ini adalah

untuk meminimasi total jarak antara fasilitas dan node, disebut 1-median

problem on a tree. Goldman (1971) dalam Daskin (2008) menyebutkan

bahwa permasalahan ini dapat diselesaikan pada waktu O(n), di mana n

adalah jumlah node dalam tree. Jika demand dalam suatu node 50% total

demand di seluruh node, maka lokasi optimal pada node tersebut. Jika

tidak, buang node dan linknya dari tree dan tambahkan demand ke node

yang telah dihubungkan. Prosedur diteruskan sampai mendapat node

dengan demand 50% total demand di seluruh node.

Masalah penempatan p fasilitas pada tree untuk meminimasi jarak

total demand juga dapat diselesaikan dengan waktu polinomial. Linear time

algorithma juga digunakan untuk demand yang tak berbobot (hi=1 untuk

semua i), masalah penempatan satu atau dua lokasi untuk meminimasi

jarak antara beberapa node dan fasilitas terdekat.

4. Discrete Models

Model diskret ini secara umum mengasumsikan bahwa demand

maupun fasilitasnya adalah diskret pada titik tertentu, dengan alternatif

lokasi fasilitas di luar titik demand. Demand terjadi di tiap node dan

fasilitas dibatasi pada sebuah set kandidat lokasi yang terbatas. Model

diskret dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, dapat dilihat pada

gambar berikut.

Page 56: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-53

Gambar 2.8 Breakdown Discrete Location Models

Sumber: Daskin, 2008

a. Covering – based Models

Covering-based model mengasumsikan bahwa terdapat cakupan jarak

kritis atau waktu di mana kebutuhan demand harus terlayani apabila

masih termasuk dalam daerah cakupan (covered) atau “serve adequately”.

Model ini sering digunakan dalam mendesain layanan darurat seperti

stasiun pemadam kebakaran, sebuah node mungkin tidak tercovered

(misal, lebih dari 10 menit dari stasiun terdekat), tetapi demand pada lokasi

tersebut masih di layani apabila masih dalam service region. Model ini

memperlakukan jarak sebagai binary (1,0): sebuah node tercover atau

tidak. Covering model dibagi menjadi tiga, yaitu:

1) Set covering problem

Model set covering (Toregas et al., 1971 dalam Daskin, 2008)

bertujuan meminimumkan jumlah titik lokasi fasilitas pelayanan tetapi

dapat melayani semua titik permintaan. Untuk menggambarkan model

set covering dapat dirumuskan atau formulasikan sebagai berikut :

Dimana :

Page 57: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-54

I = titik demand dengan indek i

J = titik alternatif lokasi dengan indek j

dij = jarak antara titik permintaan i dengan alternatif lokasi j

Dc = jarak pemenuhan

Ni = cij Ddj

= semua alternatif lokasi yang meliputi titik permintaan i

Variable keputusannya :

tidakjika0

lokaspadajika1 jix j

Dengan notasi di atas maka dapat di formulasikan sebagai berikut :

Minimize Jj

jx (2.1)

Subject to

iNj

j Iix 1 (2.2)

Jjx j 1.0 (2.3)

Berdasarkan Formulasi tersebut dapat diuraikan menjadi tujuan (2.1)

untuk meminimasi jumlah alternatif lokasi. Batasan (2.2) setiap titik

pemintaan dapat dipenuhi sedikitnya oleh satu fasilitas, (2.3) benar

atau tidaknya suatu keputusan.

2) Max covering problem

Model lokasi maximal covering (Church and ReVelle, 1974 dalam

Daskin, 2008) menunjukkan adanya suatu batasan pada banyaknya

fasilitas untuk dijadikan sebagai lokasi. Model max covering memiliki

fungsi objektif untuk memaksimumkan jumlah titik permintaan yang

terlayani dengan batasan hanya tersedia sejumlah p titik lokasi fasilitas

pelayanan yang dapat melayani titik-titik permintaan tersebut.

Model maximal covering diformulasikan sebagai berikut :

Page 58: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-55

zi = titik demand dengan indeks I,

zi variabel binary, 1 apabila terdapat titik demand, 0 apabila tidak

ih demand atau permintaan pada titik i

p banyaknya fasilitas untuk penentuan lokasi

tidakjika0

dipenuhititikjika1 ix j

Maximize Ii

ii zh (2.4)

Subject to :

IizxiNj

ij

0 (2.5)

Jj

j px (2.6)

Jjx j 1,0 (2.7)

Iiz i 1,0 (2.8)

Berdasarkan formulasi atau rumus pada model maximal covering dapat

diketahui, tujuan (2.4) memaksimalkan total permintaan yang dapat

dipenuhi. Batasan (2.5) pemenuhan permintaan pada titik i tidak

terhitung, kecuali pada salah satu alternatif lokasi yang dapat

memenuhi titik i. (2.6) membatasi banyaknya fasilitas pada daerah

penempatan. (2.7 dan 2.8) merupakan suatu keputusan penempatan

lokasi sebagai pemenuhan titik-titik permintaan.

3) p-center problem

Model p-center fungsi objektifnya adalah meminimumkan rata-rata

jarak terjauh (coverage distance) antara titik permintaan dan titik lokasi

fasilitas pelayanan. Fungsi objektif dalam model p-center sering disebut

MinMax objective. Model p-center diformulasikan sebagai berikut :

W = memaksimal antara titik permintaan dan lokasi pada

jarak yang telah ditentukan.

Page 59: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-56

tidakjika0

titikpadalokasisuatumenentukanuntuktitikjika1 jiy ji

Berdasarkan variabel keputusan di atas maka dapat diformulasikan :

Maximize W (2.9)

Subject to :

Jj

j px (2.10)

IiyJj

ij

1 (2.11)

JjIixy jij ,0 (2.12)

IiydhWJj

ijiji

0 (2.13)

Iix j 1,0 (2.14)

JjIiyij ,1,0 (2.15)

Pada formulasi di atas maka dapat diketahui, tujuan (2.9) adalah

meminimasi jarak pada demand-weighted pada tiap titik permintaan

dengan lokasi yang terdekat sehingga dapat bernilai maksimal.

Batasan (2.10) menetapkan p sebagai lokasi, (2.11) setiap titik

permintaan hanya dapat dipenuhi oleh satu lokasi saja, (2.12)

pembatasan pada titik-titik permintaan hanya pada satu lokasi, (2.13)

pada demand-weighted yang maksimal dapat diminimasi dengan jarak

yang lebih kecil, 2.(14) variabel keputusan dengan bilangan biner, (2.15)

permintaan hanya dapat ditentukan oleh satu titik lokasi saja.

b. Median – based Models

Median-based model mengukur jarak yang sebenarnya. Model ini

dibagi menjadi dua, yaitu:

1) P-median

Page 60: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-57

Model ini bertujuan menempatkan p fasilitas untuk

meminimalkan jarak rata-rata antara titik lokasi fasilitas terdekat

dengan beberapa titik demand. Model p-median dapat diformulasikan

sebagai berikut:

Di mana Yij merupakan variabel assigment, bernillai 1 apabila

demand pada node i ditugaskan ke kandidat fasilitas j, dan bernilai 0

jika sebaliknya. Demand node secara otomatis akan ditugaskan ke

fasilitas terdekat yang buka di beberapa solusi feasible, dirumuskan

dalam constraint berikut.

Model ini dapat diselesaikan dengan mengembangkan algoritma secara

heuristik dan optimal. Neighborhood search algorithm berdasar observasi

1-median dapat menemukan waktu polinomial dengan total enumerasi.

Selain itu, juga bisa digunakan algoritma tabu search dan algoritma

genetika.

P-median tidak memperhatikan perbedaan biaya pada fasilitas

yang berbeda. Uncpacitated Facility Location Problem (UFLP) hampir

sama dengan p-median, hanya saja tidak memakai batasan jumlah

fasilitas yang ditempatkan. P-centre tidak memperhatikan demand level,

cenderung ditempatkan di area dengan jumlah populasi sedikit, tetapi

lebih terpusat. Max covering model menghitung populasi tetapi

Page 61: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-58

perhitungan jarak binary, cenderung menempatkan fasilitas di area

dengan populasi banyak. Sedangkan p-median menghitung baik jumlah

populasi maupun jarak aktual, dan cenderung menempatkan fasilitas

di area padat penduduk.

2) Fixed Charge

Model ini bertujuan untuk meminimalkan biaya fasilitas dan

biaya transport demand menuju lokasi terdekat.

Input:

I set lokasi demand (customer), diwakili i

J set kandidat lokasi fasilitas, diwakili j

hi demand pada node i I

fj fixed cost menempatkan fasilitas pada kandidat j J

cij unit cost shipping antara fasilitas j J dan demand di node i

I

Model fixed charge facility location dapat diformulasikan sebagai berikut

(Balinski, 1965 dalam Daskin, 2008):

Decision Variable:

jX =

tidakjika 0J j fasilitaskandidat enempatkan jika 1 m

Yij = fraksi demand di lokasi demand i I yang dilayani oleh

fasilitas di j J

c. Model Lain

Page 62: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-59

1) P-dispersion

Model ini bertujuan untuk memaksimalkan jarak minimum antar

faslitas. Hal ini dilakukan untuk menghindari kanibalisme antar

fasilitas sejenis, misal: franchise. Model p-dispersion dapat

diformulasikan sebagai berikut:

Decision variabel model ini adalah:

M = konstanta yang besar ( misal : ijJjIidMax

,)

D = jarak minimum yang memisahkan antar fasilitas

2.4 LINEAR PROGRAMMING

Linear Programming (LP) merupakan teknik riset operasional

(operation research technique) yang telah dipergunakan secara luas dalam

berbagai jenis masalah manajemen (Gaspersz, 2004: 315). Pemrograman

linier memakai suatu model matematis untuk menggambarkan masalah

yang dihadapi. Kata sifat ‘linier’ berarti bahwa semua fungsi matematis

dalam model ini harus merupakan fungsi – fungsi linier. Kata

‘pemrograman’ di sini merupakan sinonim untuk kata ‘perencanaan’.

Maka, membuat pemrograman linier adalah membuat rencana kegiatan –

kegiatan untuk memperoleh hasil yang optimal, ialah suatu hasil yang

mencapai tujuan yang ditentukan dengan cara yang paling baik (sesuai

Page 63: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-60

model matematis) di antara semua alternatif yang mungkin (Lieberman

dan Hillier, 1994: 27).

2.4.1 Komponen Model Integer Linear Programming

Lieberman dan Hillier (1994) menyatakan bahwa model integer

linear programming memiliki tiga komponen utama, yaitu :

a. Fungsi Tujuan (Objective Function)

Fungsi tujuan adalah fungsi yang menggambarkan tujuan/sasaran

dari dalam permasalahan integer linear programming yang berkaitan

dengan pengaturan secara optimal sumber daya-sumber daya untuk

mencapai hasil yang optimal.

b. Fungsi Pembatas (Constraint Function)

Fungsi pembatas merupakan bentuk penyajian secara matematis

batasan-batasan kapasitas yang tersedia yang akan dialokasikan secara

optimal ke berbagai kegiatan.

c. Variabel Keputusan (Decision Variables)

Variabel keputusan merupakan aspek dalam model yang dapat

dikendalikan. Nilai variabel keputusan merupakan alternatif yang

mungkin dari fungsi linier.

2.4.2 Bentuk Baku Model Pemrograman Linier

Secara matematis, model umum dari integer linear programming

yang terdiri dari sekumpulan variabel keputusan X1, X2, ..., Xn,

dirumuskan sebagai berikut (Lieberman dan Hillier, 1994) :

Fungsi tujuan : Maksimasi (atau Minimasi)

nn xCxCxCxCZ ...332211 ...................................... (2.4)

Kendala :

nn xaxaxaxaxa 1414313212111 ... ,, 1b

nnxaxaxaxaxa 2424323222121 ... ,, 2b

: :

Page 64: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-61

nmnmmmm xaxaxaxaxa ...44332211 ,, mb

dan 0,...,,,,,, 654321 nxxxxxxx

dimana :

Z = nilai fungsi tujuan yang dimaksimumkan atau

diminimumkan

n = macam batasan sumber daya atau fasilitas yang ada

m = macam aktivitas yang menggunakan sumber daya atau

fasilitas

ix = variabel keputusan

ib = nilai maksimal sumber daya untuk dialokasikan ke

aktivitas

iC = besarnya kenaikan nilai Z setiap ada kenaikan satu satuan

nilai

2.4.3 Asumsi – Asumsi Pemrograman Linier

Asumsi dasar yang digunakan dalam model analitis Integer Linear

Programming adalah (Lieberman dan Hillier, 1994) :

a. Proporsionalitas

Naik turunnya nilai fungsi tujuan (Z) dan penggunaan sumber daya

berubah sebanding (proporsional) dengan perubahan tingkat aktivitas.

b. Additivitas

Aktivitas (variabel keputusan) tidak saling mempengaruhi dalam

menentukan nilai fungsi tujuan sehingga nilai fungsi tujuan

merupakan penjumlahan kontribusi setiap variabel keputusan atau

dengan kata lain kenaikan fungsi tujuan yang diakibatkan oleh suatu

aktivitas dapat ditambahkan tanpa mempengaruhi bagian nilai fungsi

tujuan yang diperoleh dari aktivitas lain.

c. Deterministik

Page 65: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-62

Semua parameter yang terdapat dalam model matematis (Aij, Cj, bi)

dapat ditentukan dengan pasti, meskipun jarang dapat ditentukan

dengan tepat.

d. Accountability

Sumber-sumber yang tersedia harus dapat dihitung sehingga dapat

dipastikan berapa bagian yang terpakai dan berapa bagian yang masih

tersisa.

e. Linearity of Objectives

Fungsi tujuan dan kendala-kendala harus dapat dinyatakan sebagai

suatu fungsi linear.

2.5 MODEL REFERENSI

Model yang digunakan sebagai referensi dalam menyusun model

adalah sebagian model dalam jurnal yang dikembangkan oleh Melkote

dan Daskin (2001). Adapun formulasi matematis model yang

dikembangkan oleh Melkote Daskin (2001) adalah sebagai berikut:

A. Input

N : Kumpulan beberapa titik dalam sebuah network/jaringan.

L : Kumpulan links dalam satu network/jaringan

di : Jumlah permintaan pada titik i

M : Total permintaan pada network N

tij : Biaya transportasi per unit flow on link

fi : Biaya pembangunan fasilitas baru di titik i

Ki : Kapasitas fasilitas di titik i

cij : Biaya pembangunan jaringan baru (i,j)

B. Variabel Keputusan

1, jika dibangun fasilitas di titik i

Zi =

0, jika tidak

Page 66: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-63

1, jika terdapat jalan antara titik i,j

Xij =

0, jika tidak

Yij = flow on link (i,j)

Wi = total demand yang dilayani oleh fasilitas di titik i

Diasumsikan semua inputs bernilai positif.

C. Formulasi Model

1) Fungsi Tujuan

Tujuan dari model ini adalah meminimalkan total biaya sehingga

dengan rumusan sebagai berikut:

Minimasi

LL N ),(, ji

ijijji i

iiijij XcZfYt ..................... (2.1)

2) Batasan persamaan arus (flow equation)

Sistem yang berlaku dalam model ini adalah customer-to-server

dimana demand (dalam hal ini konsumen) bergerak menuju fasilitas

untuk dilayani oleh karena itu diperlukan suatu persamaan yang

mengatur arus (flow) konsumen (demand) ke dan dari minimarket.

Inbound flow = Outbound flow, dimana inbound flow (arus ke fasilitas)

merupakan total inbound demand ditambah demand di node sedangkan

outbound flow (arus dari fasilitas) merupakan outbound demand

ditambah demand yang terlayani di node, sehingga diperoleh

persamaan:

N Nj i

iijiij WYdY , i N .............................

(2.2)

3) Batasan satu titik demand hanya dilayani di satu fasilitas saja

Single-Assignment Property menjadi acuan dalam masalah

pelayanan. Maksudnya adalah bahwa setiap satu titik demand akan

Page 67: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-64

dilayani oleh satu fasilitas saja sehingga tidak ada pembagian demand

ke titik fasilitas lainnya. Berdasarkan acuan tersebut, maka diperoleh

rumusan sebagai berikut:

Wi ≤ KiZi, i N ................................................

(2.3)

4) Batasan yang menyatakan bahwa arus (flow) hanya melalui jalur

yang terkonstruksi

Yij ≥ MXij (i,j) L ..................................................(2.4)

5) Batasan arus (flow) yang mengalir tidak bernilai negatif

Yij ≥ 0, Xij 1,0 , (i,j) L ...................................... (2.5)

6) Batasan total demand tidak bernilai negatif

Wi ≥ 0, Xij 1,0 , i N .......................................... (2.6)

2.6 GIS (Geographical Information System)

GIS (Geographical Information System) atau dikenal pula dengan SIG

(Sistem Informasi Geografis) merupakan sistem infomasi berbasis

komputer yang menggabungkan antara unsur peta (geografis) dan

informasi tentang peta tersebut (data atribut) yang dirancang untuk

mendapatkan, mengolah, memanipulasi, menganalisa, memperagakan

dan menampilkan data spatial untuk menyelesaikan perencanaan,

mengolah dan meneliti permasalahan (Mufidah, 2006).

2.6.1 Komponen GIS

Secara umum SIG bekerja berdasarkan integrasi 5 komponen, yaitu:

hardware, software, data, manusia dan metode (Husein:2006).

1) Hardware

SIG membutuhkan hardware atau perangkat komputer yang

memiliki spesifikasi lebih tinggi dibandingkan dengan sistem

informasi lainnya untuk menjalankan software-software SIG, seperti

Page 68: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-65

kapasitas memori (RAM), hard-disk, prosesor serta VGA Card. Hal

tersebut disebabkan karena data-data yang digunakan dalam SIG baik

data vektor maupun data raster penyimpanannya membutuhkan

ruang yang besar dan dalam proses analisanya membutuhkan memori

yang besar dan prosesor yang cepat.

2) Software

Sebuah software SIG harus menyediakan fungsi dan tool yang

mampu melakukan penyimpanan data, analisis dan menampilkan

informasi geografis. Elemen yang harus terdapat dalam komponen

software SIG adalah:

a) Tools untuk melakukan input dan transformasi data geografis

b) Sistem manajemen basis data

c) Tool yang mendukung query geografis, analisis dan visualisasi

d) Graphical User Interface (GUI), memudahkan akses pada tool

geografi

3) Data

Hal yang merupakan komponen penting dalam SIG adalah data.

Secara fundamental SIG bekerja dengan dua tipe model data geografis

yaitu model data vektor dan model data raster.

a) Model data vektor Informasi posisi point, garis dan polygon

disimpan dalam bentuk x,y koordinat. Suatu lokasi point

dideskripsikan melalui sepasang koordinat x,y.

Page 69: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-66

Gambar 2.9 Data Vektor Sumber : rahmad, 2006

b) Model data raster terdiri dari sekumpulan grid/sel seperti peta

hasil scanning maupun gambar/image. Masing-masing grid/sel

atau pixel memiliki nilai tertentu yang bergantung pada

bagaimana image tersebut digambarkan. Sebagai contoh, pada

sebuah image hasil penginderaan jarak jauh dari sebuah satelit.

Gambar 2.10 Data Raster

Sumber : Rahmad, 2006

4) Manusia

Teknologi SIG tidaklah menjadi bermanfaat tanpa manusia yang

mengelola sistem dan membangun perencanaan yang dapat

diaplikasikan sesuai kondisi dunia nyata.

5) Metode

SIG yang baik memiliki keserasian antara rencana desain yang

baik dan aturan dunia nyata, dimana metode, model dan implementasi

akan berbeda-beda untuk setiap permasalahan.

2.6.2 Proses Sistem Informasi Geografis

Sebelum data geografi digunakan dalam SIG, data tersebut harus

dikonversi kedalam format digital. Proses tersebut dinamakan digitasi.

Untuk mendigitasi peta harus dilekatkan pada peta digitasi titik dan garis

ditelusuri dengan kursor digitasi atau keypad dengan software tertentu

seperti ARC/INFO Autocad, MapInfo atau software lain yang dapat

Page 70: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-67

mensupport proses digitasi tersebut. Untuk SIG dengan teknologi yang

lebih modern, proses konversi data dapat dilakukan dengan

menggunakan teknologi scanning (Utama, 2004).

Gambar 2.11 Proses Sistem Informasi Geografis

Sumber: Utama, 2004

Tahapan selanjutnya adalah editing merupakan tahap koreksi atas

hasil digitasi. Koreksi tersebut dapat berupa penambahan atau

pengurangan arc atau feature yaitu dengan mengedit arc yang berlebih

(overshoot) atau menambahkan arc yang kurang (undershoot). Editing juga

dilakukan untuk menambahkan arc secara manual seperti membuat

polygon, line maupun point. Setelah data keruangan dimasukkan maka

proses selanjutnya beralih ke pengelolaan data – data deskrptif , dalam hal

ini meliputi annotasi (pemberian tulisan pada coverage), labelling

(pemberian informasi pada peta bersangkutan) , dan attributing yaitu

tahap dimana setiap Label ID hasil proses labelling diberi tambahan atribut

yang dapat memberikan sejumlah informasi tentang poligon atau arc yang

diwakilinya (Utama, 2004).

2.6.3 Proyeksi dan Sistem Koordinat

Untuk menggambarkan obyek atau features permukaan bumi di atas

layar komputer, kita memerlukan suatu sistem penggambaran yang

Page 71: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-68

merepresentasikan keadaan bumi sebenarnya yang kita sebut sebagai

proyeksi. Proyeksi kita gambarkan dalam sistem koordinat cartesian, yang

umumnya kita kenal dalam unit X dan Y. Berikut akan kita bahas 2 sistem

proyeksi yang sering digunakan dalam SIG yaitu proyeksi Longitude

Latitude atau Longlat dan Universal Tansverse Mercator atau UTM (Utama,

2004).

1) Proyeksi Longitude Latitude (Geographic Coordinat Systems)

Proyeksi ini umum digunakan untuk menggambarkan keadaan

global. Satuan units yang digunakan adalah degree (derajat atau 0).

Satuan derajat ini dilambangkan dengan satuan decimal degree, DMS

(degree minute second) dan DM (Degree minute decimals). Sebagai contoh:

a) 150 301 2511 berarti 15 derajat (degree) 30 menit dan 25 detik.

Pelambangan ini digunakan dalam unit DMS

Proyeksi longlat didasari dari bentuk bumi spheroid, yang dibagi

atas garis tegak yang mengiris bumi dari belahan bumi utara hingga ke

kutub selatan yang dinamakan garis meridian dan garis-garis

melintang yang membagi bumi dari timur hingga ke barat yang

dinamakan garis paralel. Garis 00 meridian melewati kota Greenwich,

Inggris, implikasinya adalah adanya pembagian waktu yang berbeda

pada daerah-daerah di bumi bagian timur dan barat. Perubahan nilai

garis merdian terjadi secara vertikal sepanjang garis horizontal yang

kita sebut sebagai longitude atau titik X. Sedangkan garis paralel

berubah secara horizontal sepanjang garis vertikal dan kita sebut

sebagai latitude atau titik Y.

Proyeksi ini akan dibaca sebagai proyeksi bumi spheroid oleh

koordinat cartesian, yang memiliki 4 zone utama yaitu zone timur

utara (North East) dengan koordinat (x,y) berupa nilai (+,+), zone timur

selatan (South East) sebagai (+,-), zone barat selatan (South Western)

dengan (-,-) dan zone barat utara (North Western) (-,+). Berikut adalah

Page 72: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-69

contoh penerapan proyeksi longlat untuk negara-negara di seluruh

dunia.

Gambar 2.12 Proyeksi Longitude Latitude

Sumber: Utama, 2004

Proyeksi tersebut walaupun berlaku global tetapi karena bentuk

bumi yang cenderung elips menyebabkan adanya perbedaan jarak

antar garis meridian dan paralel di setiap belahan bumi. Indonesia

menggunakan sistem yang disebut World Geodetic System tahun 1984

(WGS 1984). Untuk menyatakan batas-batas koordinat Indonesia

adalah sebagai berikut: Proyeksi Longitude Latitude dalam sistem WGS

1984 adalah: 60 Northern (LU) - (-11)0 Southern (LS) dan 950 Eastern (BT)

– 1410 Eastern (BT).

2) Proyeksi Universal Transverse Mercator (projected coordinat systems)

Untuk menyatakan proyeksi yang lebih detail dan bersifat lokal

kita gunakan, salah satunya yaitu proyeksi Universal Transverse

Mercator. Satuan units yang digunakan adalah meter, proyeksi ini

didasarkan pada asumsi bahwa jarak datar di permukaan bumi akan

homogen setiap lebar 60 antar garis meridian dan 80 antar garis

paralell. Dengan demikian apabila perhitungan dimulai dari titik -

Page 73: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-70

1800W hingga 1800E terdapat 60 zone, tiap zone dinamakan zone 1,

zone 2, dan seterusnya hingga zone 60.

Gambar 2.13 Proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM)

Sumber: Utama, 2004

Untuk Indonesia, kita akan menggunakan UTM WGS 1984. Zone

pada tiap daerah berbeda sehingga satu unit zone sistem yang berlaku

di daerah tidak bisa digunakan pada daerah lain. Untuk menyatakan

satuan meter atau feet pada peta yang berlaku global kita dapat

menggunakan proyeksi lain seperti mercator, robinson, dan lain

sebagainya tergantung karakteristik posisi merdian dan paralel tiap

daerah/negara.

2.7 SISTEM JARINGAN JALAN

Jalan adalah suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk

apapun, meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan

perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas kendaraan, orang

dan hewan. Berdasarkan lingkup pengaturan, jalan dikelompokan

menurut peruntukan, sistem, fungsi, status dan kelas (www.dardela.com).

a) Berdasarkan Peruntukan, jalan dikelompokan sebagai :

Page 74: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-71

1) Jalan umum adalah jalan yang diperuntukan bagi lalu lintas umum,

termasuk disini adalah jalan bebas hambatan dan jalan tol.

2) Jalan khusus adalah jalan yang tidak diperuntukan untuk lalu lintas

umum. Termasuk dalam kelompok ini adalah jalan kehutanan, jalan

pertambangan, jalan inspeksi pengairan, minyak dan gas, jalan yang

dimaksud untuk pertahanan & keamanan dan jalan komplek.

b) Berdasarkan Sistem, jaringan jalan dikelompokan sebagai sistem

jaringan jalan:

1) Jaringan jalan primer adalah sistem jaringan jalan dengan peranan

pelayanan jasa distribusi untuk pengembangan semua wilayah, yang

menghubungkan simpul jasa distribusi yang berwujud kota.

Jaringan tersebut menghubungkan dalam satu satuan wilayah

pengembangan, yang menghubungkan secara menerus kota, yang

berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan

Wilayah (PKW) dan Pusat Kegiatan Lokal, (PKL).

2) Jaringan jalan sekunder adalah sistem jaringan jalan dengan peran

pelayanan jasa distribusi untuk masyarakat di dalam kawasan

perkotaan, yang menghubungkan antar dan dalam pusat kegiatan di

dalam kawasan perkotaan.

c) Berdasarkan Fungsi, dalam sistem jaringan jalan primer maupun

sekunder, tiap ruas mempunyai fungsi masing-masing, yakni :

1) Jalan arteri, adalah jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-

ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, jumlah jalan

masuk dibatasi. Berdasarkan tingkat pengendalian jalan masuk, jalan

Arteri bisa dibedakan menjadi Jalan Bebas Hambatan (Freeway), Jalan

Expressway dan Jalan Raya (Highway). Dalam Jalan Bebas Hambatan,

semua jalan akses secara penuh dikendalikan dan tanpa adanya

persimpangan sebidang. Jalan Expressway, pengendalian jalan masuk

secara parsial dan boleh adanya persimpangan sebidang, secara

Page 75: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-72

terbatas. Sedang Jalan Raya, pengendalian secara parsial dan boleh

adanya persimpangan sebidang.

2) Jalan kolektor adalah jalan yang melayani angkutan pengumpulan

/pembagian dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-

rata sedang dan jalan masuk dibatasi.

3) Jalan lokal, yaitu jalan yang melayani angkutan lokal dengan ciri

perjalanan jarak dekat, kecepatan rendah dan jumlah jalan masuk,

tidak dibatasi.

4) Jalan lingkungan, jalan yang melayani angkutan lingkungan, dengan

ciri perjalanan jarak dekat dan dengan kecepatan rendah.

d) Pengelompokan Jalan berdasarkan Status, terdiri dari :

1) Jalan nasional adalah jalan umum yang menghubungkan antar

ibukota Propinsi, negara atau jalan yang bersifat strategis nasional.

Sebagai penanggung jawab, pengaturan, pembinaan dan

pengawasan jalan ini adalah Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Daerah bertanggung jawab yang berkaitan dengan pembangunan.

2) Jalan propinsi, adalah jalan umum yang menghubungkan Ibukota

Propinsi dengan Ibukota Kabupaten/Kota, atau antar kota, atau

antar Kota atau antar Ibukota Kabupaten, atau antar Ibukota

Kabupaten dengan Kota atau jalan yang bersifat strategis regional.

Penanggung jawab penyelenggaraan adalah Pemerintah Propinsi.

3) Jalan kabupaten, adalah jalan umum yang menghubungkan Ibukota

Kabupaten dengan Kecamatan, antar Ibukota Kecamatan, Ibukota

Kabupaten dengan Pusat Kegiatan Lokal atau antar Pusat Kegiatan

Lokal dan jalan Strategis Lokal di daerah Kabupaten, serta jaringan

jalan sekunder di daerah Kabupaten. Penanggung jawab adalah

Pemerintah Kabupaten.

4) Jalan kota, adalah jalan umum dalam sistem sekunder yang

menghubungkan antar pusat kegiatan lokal dalam kota,

Page 76: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-73

menghubungkan pusat kegiatan lokal dengan persil,

menghubungkan antar persil, menghubungkan antar pusat

pemikiman. Tanggung jawab penyelenggaraan ada pada Pemerintah

Kota.

5) Jalan desa, adalah jalan umum yang menghubungkan kawasan di

dalam desa dan antar pemikiman. Sebagai penanggung jawab

penyelenggaraan ada pada Pemerintah Kabupaten dan Desa.

2.8 Sampling

Menurut Sekaran (1992) populasi (population) mengacu pada

keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti

investigasi. Sampel (sample) adalah sebagian dari populasi. Sampel terdiri

atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Dengan kata lain,

sejumlah, tetapi tidak semua, elemen populasi akan membentuk sampel.

Dengan mempelajari sampel, peneliti akan mampu menarik kesimpulan

yang dapat digeneralisasikan terhadap populasi.

Pengambilan sampel (sampling) adalah proses memilih sejumlah

elemen secukupnya dari populasi, sehingga penelitian terhadap sampel

dan pemahaman tentang sifat atau karakteristiknya akan membuat

peneliti dapat menggeneralisasikan sifat atau karakteristik tersebut pada

elemen populasi (Sekaran, 1992).

Sampel yang dapat diandalkan dan valid akan memampukan kita

untuk menggeneralisasikan temuan dari sampel untuk populasi yang

diteliti. Dengan kata lain, statistik sampel harus menjadi taksiran yang

dapat diandalkan dan mencerminkan parameter populasi sedekat

mungkin dalam margin kesalahan yang tipis. Jika peneliti mengambil

sejumlah besar sampel secara memadai dan memilihnya dengan teliti,

maka ia akan memperolah distribusi pengambilan sampel dari rata-rata

yang berdistribusi normal. Oleh karena itu, peneliti harus berhati-hati

Page 77: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-74

dalam menentukan ukuran sampel dan teknik pengambilan sampel

(Sekaran, 1992).

Ketelitian dan keyakinan adalah isu penting dalam pengambilan

sampel karena ketika menggunakan data sampel untuk menarik

kesimpulan tentang populasi. Ketelitian (precision) mengacu pada

seberapa dekat taksiran peneliti dengan karakteristik populasi yang

sebenarnya. Sedangkan keyakinan (confidence) menunjukkan seberapa

yakin bahwa taksiran peneliti benar-benar berlaku bagi populasi (Sekaran,

1992).

2.8.1 Ukuran Sampel

Menurut Sekaran (1992) sekurang-kurangnya ada empat hal yang

perlu dipertimbangkan dalam menentukan ukuran sampel. Keempat hal

tersebut yaitu:

1. Seberapa ketelitian yang dibutuhkan dalam menaksir karakteristik

populasi yang diteliti

2. Berapa besar keyakinan yang benar-benar diperlukan

3. Tingkat variabilitas populasi yang diteliti

4. Analisis biaya dan manfaat dari meningkatkan ukuran sampel.

Roscoe (1975) dalam Sekaran (1992) memberikan usulan dalam

penentuan jumlah sampel yaitu sebagai berikut:

a. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat

untuk kebanyakan penelitian.

b. Bila sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita,

junior/senior, dan sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk

tiap kategori adalah tepat.

c. Pada penelitian multivariat (termasuk analisis regresi multivariat)

ukuran sampel sebaiknya beberapa kali (lebih disukai 10 kali atau

lebih) lebih besar dari jumlah variabel yang akan dianalisis.

Page 78: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-75

d. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana dengan kontrol

eksperimen yang ketat, ukuran sampel bisa antara 10 s/d 20

elemen.

Studi kualitatif biasanya menggunakan ukuran sampel kecil karena

sifatnya yang intensif. Bila studi kualitatif dilakukan untuk tujuan

eksploratif, teknik pengambilan sampel yang bisanya digunakan adalah

pengambilan sampel yang mudah (Sekaran, 1992).

Pada berbagai literatur pengantar statistika disebutkan bahwa

angka 30 merupakan pembatas untuk mengkategorikan jumlah sampel.

Jika sampel > 30 maka dikategorikan sampel besar, jika ≤ 30

dikategorikan sampel kecil. Hal ini berimplikasi pada rumus statistika

yang digunakan jika ingin melakukan pendugaan parameter. Distribusi

sampel yang terbentuk mendekati asumsi distribusi normal ketika

jumlah sampel mencapai 30, Semakin besar jumlah sampelnya semakin

normal distribusinya (Anonymous, 2007).

2.8.2 Teknik Pengambilan Sampel

a. Probability sampling

Menurut Istijanto (2005), metode Probability sampling dalam

memilih anggota populasi menggunakan proses random, sehingga

setiap anggota memiliki peluang yang sama untuk terpilih sebagai

sampel. Yang termasuk teknik probability sampling yaitu:

1) Simple random sampling

Kata “random” berarti acak, “simple” berarti sederhana atau

tanpa prosedur yang rumit. Dengan metode ini, sampel dipilih

secara langsung dari populasi dengan peluang setiap anggota

populasi untuk terpilih menjadi sampel sama besar. Teknik ini

dilakukan dengan pengambilan langsung secara acak apabila

jumlah populasi terbatas (puluhan hingga ratusan). Namun,

apabila jumlah populasi cukup besar maka digunakan tabel angka

Page 79: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-76

random yang terdapat di lampiran buku-buku statistik. Bisa juga

digunakan kalkulator atau komputer dengan fasilitas angka

random.

2) Stratified random sampling

Stratified sampling berusaha membagi populasi menjadi

tingkatan atau kelompok. Kemudian, sampel ditarik secara random

dari setiap kelompok. Metode ini digunakan jika tujuan riset

cenderung untuk melihat perbedaan diantara strata populasi

sehingga masing-masing sampel dapat mewakili kelompok

populasi.

3) Cluster sampling

Cluster sampling mrnggambarkan bahwa sampel ditarik hanya

dari salah satu kelompok. Dengan cara ini populasi terlebih dahulu

dibagi menjadi kelompok-kelompok, kemudian sampel ditarik

secara random dari satu cluster group. Desain pengambilan sampel

area merupakan cluster geografis, yaitu jika penelitian berkaitan

dengan populasi dalam area gografi yang dapat diidentifikasi,

seperti negara, blok kota, atau batas tertentu dalam suatu lokasi.

4) Systematic sampling

Kata “systematic” berarti memiliki aturan atau pola tertentu.

Dalam metode ini, sampel dipilih dengan mengambil setiap

anggota populasi yang memiliki interval tertentu diantara para

anggota atau elemen ke- i. jadi interval merupakan pola yang

digunakan dalam pengambilan elemen populasi. Pola disini

menyerupai deret ukur yang berarti bahwa antar anggota yang satu

dengan berikutnya terdapat selang tertentu.

b. Nonprobability sampling

Menurut Istijanto (2005), pada nonprobability sampling pemilihan

elemen populasi tidak maenggunakan proses random, sehingga

Page 80: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-77

anggota populsi dipilih berdasrkan pertimbangan tertentu atau

berdasar alasan kemudahan saja.

1) Convenience Sampling

Kata “convenience” berarti nyaman, tidak repot, mudah. Pada

metode ini periset menarik anggota populasi berdasarkan

kemudahan ditemui atau ketersediaan anggota populasi.

Responden dipilih karena keberadaan pada waktu dan tempat

dimana riset sedang dilakukan. Akibatnya peluang terpilih sebagai

sampel hanya dimiliki oleh anggota polulasi yang kebetulan berada

di sekitar riset, sedangkan anggota populasi yang tidak berada

disekitar riset tidak memiliki peluang menjadi sampel.

2) Purposive Sampling

Pada metode ini, sampel diambil dengan maksud atau tujuan

tertentu. Seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel karena

peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut

memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitiannya.

3) Quota Sampling

Dalam metode ini periset menetapkan kuota atau jumlah

tertentu untuk sampel yang memiliki karakteristik yang

diinginkan.

4) Snowball Sampling

Dalam metode ini pemilihan sampel menyerupan gerak bola

salju yang menggelinding dari atas ke bawah. Dalam prakteknya

periset mula-mula memilih beberapa responden pertama yang

cocok untuk risetnya. Setelah para responden berpartisipasi dalam

riset, mereka diminta memberikan daftar referensi anggota lain

sebagai partisipan berikutnya. Demikian seterusnya, hingga sampel

terkumpul atas dasar referensi sebelumya.

Page 81: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-78

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah gambaran terstruktur tahap demi tahap proses

penyelasaian masalah dalam penelitian yang digambarkan dalam bentuk flowchart

dan tiap tahapnya dijelaskan secara singkat, padat dan jelas. Dalam sebuah

penelitian dibutuhkan sebuah metode untuk memperkecil kesalahan dalam

pengambilan keputusan.

Pada Bab ini diuraikan secara sistematis mengenai gambaran umum

metode penelitian yang meliputi 3 tahap, yaitu tahap kerangka konseptual, tahap

pengumpulan data, dan tahap pengolahan data. Langkah-langkah yang dilakukan

dalam dalam tiap tahap dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini.

Tahap Kerangka Konseptual

Tahap Pengumpulan Data

Mulai

Pengumpulan Data Awal

Pengumpulan Data Sekunder1. Data sekunder dari pihak-pihak terkait

- Peta Kota Solo- Data Jumlah Penduduk Tiap RW- Data Jenis Pekerjaan Penduduk

Kerangka Konseptual dan Karakterisasi Sistem

Pengumpulan Data Primer1. Observasi langsung di lapangan

- Lokasi Pasar Modern di Kota Solo- Lokasi Pasar Tradisional di Kota Solo

2. Wawancara dan Kuesioner- Jarak Tempuh Konsumen- Data frekuensi belanja- Data volume belanja- Data Pengeluaran Penduduk

Penyusunan Kuesioner

Design Pengambilan Sampel

A

Penyebaran Kuesioner

Gambar 3.1 Metode Penelitian

Page 82: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-79

Lanjutan Gambar 3.1 Metode Penelitian

Berdasarkan diagram alir metode penelitian di atas dapat dijelaskan

menjadi beberapa tahapan sebagai berikut :

3.1 KERANGKA KONSEPTUAL

Kerangka konseptual merupakan fondasi di mana seluruh penelitian

didasarkan. Pada tahap ini akan dijelaskan mengenai bagaimana konsep dan dasar

pemikiran peneliti yang dituangkan dalam kerangka konseptual. Selain itu, akan

dijelaskan bagaimana melakukan simplifikasi kondisi sistem nyata agar model

yang akan dikembangkan nantinya dapat merepresentasikan atau sesuai dengan

sistem nyata. Simplifikasi sistem nyata dituangkan dalam karakterisasi sistem.

Page 83: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-80

Selain itu, untuk memperkuat kerangka konseptual penelitian, maka pada tahap

kerangka konseptual ini, dilakukan pengumpulan data awal.

3.1.1 Pengumpulan Data Awal

Pengumpulan data awal secara umum dilakukan untuk mengetahui

karakteristik obyek penelitian sehingga dapat mengetahui hambatan dan kendala

yang mungkin terjadi saat melakukan pengamatan. Selanjutnya, data awal yang

diperoleh digunakan sebagai dasar dan referensi untuk membangun kerangka

konseptual serta karakterisasi sistem nyata ke dalam model. Data awal yang

dibutuhkan sebagai referensi untuk membangun kerangka penelitian yang

diperoleh melalui buku literatur, web, artikel, jurnal penelitian, serta Tugas Akhir,

yaitu:

a) Perkembangan pasar modern terutama retail minimarket dengan konsep

waralaba secara umum

b) Persaingan antar pasar modern dan pasar tradisional

c) Perubahan pola konsumsi masyarakat

d) Peraturan yang berlaku mengenai zoning pasar modern dan pasar

tradisional

e) Fakta-fakta preferensi konsumen

f) Model optimasi untuk penentuan lokasi (facility location)

3.1.2 Kerangka Konseptual

Secara umum, gambaran kerangka konseptual dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Page 84: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-81

Gambar 3.2 Gambaran Umum Kerangka Konseptual

Tujuan utama dari penelitian ini adalah penentuan titik-titik lokasi optimal

untuk usulan lokasi minimarket. Untuk menentukan titik optimal digunakan

model penentuan lokasi, hal ini mengingat alternatif lokasi cukup banyak.

Perkembangan pasar modern (minimarket, supermarket, dan hypermarket) di

Indonesia termasuk Kota Surakarta saat ini sangat pesat, terutama minimarket

dalam konsep franchise. Tiap tahun jumlah gerai minimarket bertambah

signifikan. Perkembangan minimarket ini disebabkan oleh banyak faktor. Selain

kemudahan dalam pengelolaan minimarket dengan konsep franchise itu sendiri,

juga didukung oleh perubahan pola konsumsi masyarakat saat ini yang bisa

dikatakan pada tahap transisi, sehingga dapat dijadikan peluang untuk mendirikan

minimarket baru dengan pertimbangan lokasi yang strategis. Pada era transisi ini,

kecenderungan perubahan pola konsumsi masyarakat dapat dibagi menjadi tiga

kelas kebutuhan, yaitu:

1. Pola transisi konsumsi kebutuhan pokok (food)

Pola belanja cenderung mingguan atau bulanan, dengan pola transisi

sebagai berikut:

Page 85: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-82

Ps. Tradisional Supermarket (luwes, mth)

Hypermarket Minimarket

Masyarakat pada awalnya cenderung berbelanja kebutuhan pokok di

pasar tradisional. Seiring dengan perkembangan pasar modern serta perubahan

pola konsumsi, sebagian masyarakat cenderung memilih berbelanja ke

supermarket yang memberikan kelengkapan, kemudahan, kenyamanan,

keamanan, keleluasaan berbelanja, serta kualitas produk terjamin. Namun, pola

konsumsi sebagian masyarakat cenderung berkembang, sehingga format

supermarket tidak terlalu favourable lagi. Sebab, dalam hal kedekatan lokasi

dengan konsumen, supermarket kalah bersaing dengan minimarket (yang

umumnya berlokasi di perumahan penduduk), sementara untuk range pilihan

barang, supermarket tersaingi oleh hypermarket (yang menawarkan pilihan

barang yang jauh lebih banyak).

2. Pola transisi konsumsi kebutuhan tambahan (food/non food)

Pola belanja cenderung tiap hari atau accidental, dengan pola transisi

sebagai berikut:

Ritel tradisional minimarket (terutama di deket perumahan)

Dalam hal pemenuhan kebutuhan tambahan, perubahan pola konsumsi

masyarakat terjadi dari berbelanja ke ritel tradisional beralih ke minimarket

yang lebih menawarkan kemudahan, kenyamanan, keamanan, keleluasaan

berbelanja, serta kualitas produk terjamin.

3. Barang tahan lama (durable good)

Pola belanja cenderung dalam jangka waktu relatif lama, dengan pola

transisi sebagai berikut:

Ritel tradisional hypermarket, seperti: carefour

Dalam hal pemenuhan kebutuhan durable good, perubahan pola

konsumsi masyarakat terjadi dari berbelanja ke ritel tradisional beralih ke

hypermarket yang lebih menawarkan kelengkapan serta kualitas produk.

Berdasarkan klaster kebutuhan dan pola transisi tersebut, maka dapat

dikatakan bahwa motif konsumen cenderung berbeda untuk berbelanja ke pasar

Page 86: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-83

tradisional, minimarket, supermarket maupun hypermarket. Meskipun begitu,

keberadaan pasar modern khususnya minimarket juga mengurangi pangsa pasar

tradisional walaupun tidak terlalu signifikan. Hal ini dikarenakan zonasi serta

jarak antara minimarket dan pasar tradisional mapuan antar minimarket sendiri

yang kurang begitu diperhatikan. Oleh karena itu, untuk menjaga kelangsungan

hidup pasar tradisional serta menghindari kanibalisme antar minimarket maka

dilakukan pengajuan usulan lokasi minimarket dengan mempertimbangkan jarak

minimal antar fasilitas. Ketentuan jarak minimal mengacu beberapa referensi,

seperti pada Perwali Kota Bandar Lampung No. 17 Tahun 2009 dan Peraturan

Daerah Jakarta No.2 Tahun 2002 yang selanjutnya ditetapkan sebagai asumsi,

yaitu jarak minimal antar fasilitas minimarket adalah radius 500 meter atau jarak 1

kilometer, sedangkan jarak antara minimarket dengan pasar tradisional adalah 500

meter.

Penentuan usulan lokasi minimarket ini juga mempertimbangkan pola

konsumsi dan behaviour masyarakat dalam berbelanja. Pada kenyataannya,

konsumen tidak selalu memilih minimarket dengan jarak terdekat karena berbagai

pertimbangan, yang nantinya akan diteliti lebih jauh pada penelitian ini. Jadi, ada

kemungkinan konsumen tidak hanya memilih 1 minimarket terdekat saja.

Berdasarkan KPPU, konsumen rela berpindah apabila toko langganan yang

bersangkutan tutup atau karena alasan lain adalah sejauh 2 km atau 20 menit

perjalanan. Jadi jarak coverage terjauh untuk usulan minimarket baru adalah 2

kilometer. Jarak yang berbeda-beda juga kemungkinan berpengaruh pada

frekuensi belanja.

Selain itu, tingkat penghasilan juga merupakan salah satu faktor yang

berpengaruh pada volume belanja. Sehingga, dalam hal ini tingkat penghasilan

akan dibagi menjadi tiga kelas untuk mengetahui perbedaan kecenderungan dan

pola belanja masing-masing kelas. Pemukiman penduduk yang cenderung di

daerah pinggiran, termasuk Surakarta menjadi pertimbangan sasaran usulan

minimarket cenderung di daerah dengan lokasi pinggiran kota yang mumnya tidak

termasuk coverage area minimarket yang sudah ada. Secara skematis, fakta-fakta

dalam preferensi konsumen dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 87: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-84

Gambar 3.3 Fakta-fakta Dalam Preferensi Konsumen

Berdasar pertimbangan tersebut, maka faktor – faktor yang

dipertimbangkan dalam penentuan dan pemilihan lokasi minimarket ini antara lain

jarak tempuh, frekuensi belanja, dan volume belanja terkait dengan penghasilan.

Berdasar faktor-faktor tersebut, maka dilakukan perhitungan bobot untuk

memprediksi peluang konsumen berbelanja ke minimarket usulan. Kemudian

dilakukan perhitungan optimasi untuk tiap lokasi usulan minimarket. Selanjutnya

dilakukan pemilihan lokasi usulan minimarket dengan jumlah pelanggan berbobot

yang optimal.

Pada model optimasi network location yang dibuat oleh Melkote dan

Daskin (2001), penentuan titik-titik optimal untuk lokasi fasilitas (titik supply)

baru diperoleh dengan mempertimbangkan biaya pembangunan fasilitas, biaya

transportasi, dan biaya pembangunan network baru sedemikian hingga lokasi yang

terpilih adalah dengan biaya investasi minimum.

Page 88: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-85

Pada model yang akan digunakan dalam penelitian ini, penentuan lokasi

optimal tidak dipandang dari segi biaya investasi, melainkan dengan

mempertimbangkan faktor jarak tempuh, frekuensi belanja, dan volume belanja

terkait dengan penghasilan dalam rangka memaksimalkan jumlah pelanggan

berbobot dari tiap usulan lokasi sehingga diharapkan omset penjualan maksimal.

Model yang akan dikembangkan secara tidak langsung dapat mencerminkan biaya

investasi. Jarak antar titik demand dan titik supply yang dipertimbangkan adalah

jarak terdekat dan alternatif terdekat ke dua, yang mencerminkan biaya

transportasi. Letak lokasi usulan baru dapat mencerminkan besarnya biaya

investasi pembangunan fasilitas.

Selain itu, pada model yang dibuat oleh Melkote dan Daskin (2001) titik

demand hanya diperbolehkan untuk memilih satu alternatif titik supply atau hanya

dilayani di satu fasilitas. Namun, pada model yang akan dikembangkan, titik

demand diperbolehkan memilih dua alternatif minimarket terdekat dengan jarak

maksimal 2 kilometer. Hasil akhir model yang akan dikembangkan adalah

proyeksi jumlah pelanggan berbobot yang maksimal.

3.1.3 Karakterisasi Sistem

Karakterisasi sistem dalam permasalahan penentuan usulan lokasi

minimarket dengan konsep waralaba di Kota Surakarta ini dilakukan agar model

yang dikembangkan mendekati karakteristik kenyataan di lapangan. Karakteristik

sistem dalam permasalahan penentuan usulan lokasi minimarket ini adalah

sebagai berikut:

a. Demand dan usulan lokasi fasilitas dinyatakan dalam titik (node).

Demand (penduduk Kota Surakarta) tersebar di seluruh wilayah Surakarta.

Namun, pada penelitian ini sebaran demand diwakili oleh titik-titik pusat

RW. Tiap satu satuan demand mewakili satu rumah tangga atau KK.

Usulan lokasi minimarket yang merupakan luasan yang berkisar antara

50m2 sampai 400m2 diwakili oleh satu titik.

b. Titik permintaan (konsumen) minimarket usulan tidak termasuk titik

permintaan yang tercover di dalam area pelayanan minimarket lama.

c. Fasilitas dapat dilokasikan di sepanjang network/jalan umum.

Page 89: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-86

Dalam penentuan usulan lokasi minimarket, tidak mungkin dilakukan

apabila tidak ada akses jalan serta dipilih lokasi yang cenderung ramai

dengan akses jalan yang mudah. Oleh karena itu, usulan lokasi minimarket

dilokasikan di sepanjang jalan umum. Network atau jalan umum yang

dipertimbangkan adalah jalan arteri, jalan kolektor, dan jalan lokal,

sementara kelas jalan lingkungan tidak dipertimbangkan, kecuali daerah

perumahan.

d. Apabila terdapat pasar tradisional, maka lokasi usulan fasilitas setidaknya

harus berjarak 500m dari pasar tersebut.

e. Jarak minimal antara dua fasilitas (minimarket), yaitu fasilitas usulan

dengan fasilitas lama adalah 1 kilometer atau radius 500 meter. Sedangkan

jarak minimal antara minimarket dengan pasar modern lain, yaitu

hypermarket dan supermarket adalah 500 meter.

f. Sistem yang berlaku adalah customer-to-server dimana demand (dalam hal

ini konsumen) bergerak menuju fasilitas (minimarket) untuk dilayani.

Seluruh konsumen yang pergi ke minimarket pasti akan berbelanja dan

mendapatkan produk yang diinginkan, sehingga dalam penelitian ini

semua demand yang datang terlayani.

g. Dalam berbelanja, konsumen berpeluang untuk memilih lebih dari satu

minimarket dengan rata-rata jarak maksimal kosumen masih bersedia

berpindah tempat berbelanja adalah 2 kilometer atau 20 menit perjalanan.

Oleh karena itu, pada penelitian ini demand dapat dilayani di beberapa

titik fasilitas, dengan ketentuan jarak maksimal 2 kilometer. Dalam hal ini

konsumen dapat memilih 2 alternatif minimarket usulan terdekat. Apabila

alternatif minimarket terdekat kedua lebih dari 2 km, maka demand tidak

diperbolehkan memilih alternatif minimarket terdekat kedua tersebut.

Page 90: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-87

3.2 PENGUMPULAN DATA

Tahap ini dilakukan pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian.

Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya,

diamati dan dicatat. Data Primer yang diperoleh, yaitu:

1. Data lokasi pasar modern di Kota Surakarta

Data lokasi pasar modern diperoleh dengan obeservasi langsung

menggunakan alat bantu GPS untuk menentukan titik lokasi pasar

modern tersebut.

2. Data lokasi pasar tradisional di Kota Surakarta

Data lokasi diperoleh dengan obeservasi langsung menggunakan alat

bantu GPS untuk menentukan titik lokasi pasar tradisional tersebut.

3. Data frekuensi belanja

Data frekuensi belanja diperoleh melalui kuesioner.

4. Data volume belanja

Data volume belanja diperoleh melalui kuesioner.

5. Data pengeluaran penduduk

Data pengeluaran penduduk diperoleh melalui kuesioner.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang bersumber pada hasil pengamatan

sebelumnya dan mempunyai kaitan dengan obyek yang akan diteliti. Data

sekunder yang diperoleh, yaitu:

1. Peta Kota Surakarta

Peta Kota Surakarta berisikan data batas wilayah kota dan jaringan jalan

umum yang ada di Kota Surakarta diperoleh dari Pamungkas (2008).

2. Data jumlah penduduk tiap RW dan jumlah KK

Data jumlah penduduk dan jumlah KK tiap kelurahan diperoleh dari

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surakarta. Kemudian data jumlah

penduduk tiap RW diproyeksikan dari data tersebut.

3. Data jumlah penduduk berdasarkan jenis pekerjaan

Page 91: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-88

Data jumlah penduduk menurut pekerjaan di tiap kelurahan di Kota

Surakarta ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Surakarta.

4. Data alamat lokasi pasar tradisional di Kota Surakarta

Data alamat 22 pasar tradisional diperoleh dari Hadiyati (2009) serta dari

website resmi Kota Surakarta, www.surakarta.go.id.

5. Data alamat lokasi pasar modern di Kota Surakarta

Data alamat sebagian merupakan data yang diperoleh dari Hadiyati

(2009) serta dari Unit Pelayanan Terpadu Kota Surakarta.

3.2.1 Penyusunan Kuesioner

Kuesioner dirancang untuk mengetahui pola belanja, tingkat pendapatan

yang dilihat dari jumlah pengeluaran, frekuensi belanja, volume belanja, serta

jarak tempuh. Hasil penyusunan kuesioner ini dapat dilihat pada lampiran L-1

sampai L-6. Kuesioner terdiri dari beberapa item pertanyaan yang dibagi kedalam

tiga bagian, yaitu:

1. Pola belanja

Pada bagian ini, dilakukan penggolongan produk-produk yang sudah

mencakup seluruh kebutuhan rumah tangga. Penggolongan produk dilakukan

berdasarkan beberapa referensi yang saling melengkapi, yaitu sebagai berikut

(sumber: Kompas, 2003 dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor

112 tahun 2007):

a. Produk non makanan (misal: elektronik, sandang, alat olah raga, dll)

b. Barang-barang peralatan rumah tangga lain / umum (misal: lap pel, sapu)

c. Perishapble atau fresh food (misal: buah, sayur, daging segar)

d. Barang-barang kebersihan dan kecantikan (misal: sabun, pasta gigi,

detergen, parfum, bedak)

e. Makanan & minuman kemasan (misal: soft drink, snack)

f. Bahan makanan pokok (misal: beras, minyak goreng, gula, telur)

Tiap golongan produk terdiri dari 4 item pertanyaan, yaitu pilihan

tempat berbelanja, alasan pemilihan tempat berbelanja, frekuensi belanja, serta

volume belanja.

Page 92: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-89

2. Pengeluaran

Pada bagian ini terdiri dari dua item pertanyaan, yaitu jumlah

pengeluara per bulan dan jumlah anggota keluarga. Hasilnya akan digunakan

sebagai dasar penggolongan kelas pendapatan.

3. Minimarket

Pada bagian ini terdiri dari empat item pertanyaan, yaitu alasan

pemilihan minimarket sebagai tempat berbelanja, jarak tempuh, frekuensi

belanja, serta volume belanja. Hasilnya akan digunakan sebagai parameter

serta penentuan bobot yang selanjutnya akan dimasukkan ke dalam model

penentuan lokasi minimarket.

3.2.2 Desain Pengambilan Sampel

Secara sistematis, tahap desain pengambilan sampel dapat dilihat pada

flowchart berikut :

Page 93: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-90

Gambar 3.4 Diagran Alir Desain Pengambilan Sampel

Page 94: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-91

Sebelum melakukan penyebaran kuesioner, dirancang desain pengambilan

sampel yang dapat mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan dari penelitian

serta dapat mewakili populasi yang bersangkutan. Penjelasan tahap-tahap desain

pengambilan sampel adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik Masalah Penelitian

Pengambilan sampel ini dilakukan untuk tujuan studi eksploratif, yaitu

untuk mengetahui nilai beberapa variabel yang selanjutnya akan digunakan

untuk perhitungan nilai parameter model. Selain itu, digunakan untuk

mengetahui tingkat hubungan / korelasional antar variabel tersebut.

2. Kategori Penelitian

Pengambilan sampel ini dilakukan untuk penelitian yang bersifat

kuantitatif. Hasil yang diharapkan berupa nilai variabel jarak, frekuensi

belanja, volume belanja serta jumlah pengeluaran. Meskipun dalam rancangan

kuesioner juga terdapat atribut item pertanyaan yang bersifat kualitatif, hanya

digunakan sebagai referensi tambahan dalam peneltian ini.

3. Rumusan tujuan

Tujuan dari pengambilan sampel ini adalah untuk menilai parameter

berbeda dalam sub kelompok populasi. Hasil real berupa nilai rata-rata variabel

jarak, frekuensi belanja, volume belanja serta jumlah pengeluaran dari tiap sub

kelompok populasi yang berbeda.

4. Pendefinisian Populasi

a. Penentuan populasi penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk wilayah

Kota Surakarta, yaitu sebesar 564.770 jiwa yang terbagi ke dalam 133.364

KK (sumber: Badan Pusat Statistik Surakarta, 2007).

b. Analisis Dugaan Karakteristik Populasi

Penduduk Kota Surakarta terdiri dari berbagai jenis pekerjaan

dengan jumlah penduduk yang berbeda untuk tiap wilayah bagian. Untuk

tiap kelurahan terdiri dari berbagai kelompok pekerjaan dengan komposisi

yang berbeda. Dalam analisis dugaan karakteristik populasi ini digunakan

asumsi bahwa seluruh kelurahan di wilayah Surakarta dapat dibagi

Page 95: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-92

menjadi beberapa kelas atau strata dengan pertimbangan proporsi

komposisi tiap wilayah. Wilayah dengan komposisi yang sama

diasumsikan homogen. Perhitungannya adalah sebagai berikut:

1) Perhitungan proporsi penduduk berdasar pekerjaan

Konversi jumlah penduduk bekerja menjadi total penduduk untuk

tiap kelurahan. Dihitung dengan rumus:

Ptn = Pd x Ptk

Perhitungan proporsi penduduk berdasar pekerjaan. Dihitung

dengan rumus: Pp = Ptn / Ptk

Keterangan : Ptn = Jumlah penduduk dengan pekerjaan ke-n

Pd = Persentase jumlah penduduk dewasa dengan

pekerjaan ke-n

Ptk = Jumlah penduduk total kelurahan k

Pp = Persentase jumlah penduduk dengan pekerjaan

ke-n

Hasil perhitungan menunjukkan Pp = Pd. Hasil perhitungan dapat

dilihat pada lampiran L2.1 sampai L2.7.

2) Pengelompokan jenis pekerjaan ke dalam kelas pendapatan

Pada tahap ini dilakukan adjustment pengelompokan kelas

pendapatan berdasarkan pekerjaan, sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kategori jenis pekerjaan

Pendapatan Kelas 1 (atas)

Kelas 2 (menengah)

Kelas 3 (bawah)

Petani sendiri, pedagang, PNS/TNI/POLRI, pensiunan, lain-lain

Pemilik usaha

Buruh tani, Buruh industri, Buruh

Kategori jenis pekerjaan

Sumber: pengolahan data, 2009

3) Perhitungan proporsi kelas pendapatan untuk tiap kelurahan

Prop sn = Psn / Ptk

Keterangan: Prop sn = Proporsi kelas pendapatan ke-n

PSn = Jumlah penduduk kelas pendapatan ke-n

Ptk = Jumlah penduduk total kelurahan k

Page 96: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-93

Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran L3.1 sampai L3.5.

4) Penetapan jumlah strata atau kelas yang terbentuk

Berdasarkan perhitungan proporsi, maka terbentuk 2 strata

dengan karakteristik yang sama. Dalam hal ini diasumsikan bahwa

daerah dengan komposisi penduduk yang sama maka dianggap

memiliki pola konsumsi yang sama pula, sehingga dikatakan homogen.

Strata yang terbentuk yaitu:

- Strata 1 dengan komposisi penduduk yang mendominasi adalah

kelas bawah, kemudian kelas menengah, kemudian kelas atas

- Strata 2 dengan komposisi penduduk yang mendominasi adalah

kelas menengah, kemudian kelas bawah, kemudian kelas atas.

Namun dikarenakan data jumlah penduduk berdasarkan jenis

pekerjaan, terdapat pekerjaan lain-lain dan pada sebagian besar daerah,

jenis pekerjaan lain-lain mendominasi dengan persentase lebih dari

50%, sehingga jenis pekerjaan ini tidak dipertimbangkan dengan asumsi

tersebar ke seluruh kelas pendapatan. Sedangkan untuk sebagian daerah

lainnya, jenis pekerjaan lain-lain memiliki proporsi yang normal,

sehingga jenis pekerjaan lain-lain dipertimbangkan dan dimasukkan ke

dalam kelas pendapatan yang kedua.

Strata yang terbentuk serta kelurahan mana saja yang memiliki

karakteristik yang sama, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2 Strata yang terbentuk

Strata Jumlah kelurahan Nama Kelurahan

1 43

Joyotakan, Kratonan, Kemlayan, Nusukan, Gilingan, Gandekan, Sewu, Penumping, Panularan, Joyosuran, Tipes, Danukusuman, Serengan, Jayengan, Sumber, Ketelan, Mangkubumen, Banyu Anyar, Setabelan, Keprabon, Kestalan, Punggawan, Jebres, Mojosongo, Pucang Sawit

2 8 Manahan, Kauman, Semanggi, Kadipiro, Timuran, Sudiroprajan, Sriwedari, Kampung Baru

Sumber: data diolah, 2009

Page 97: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-94

5. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini mempertimbangkan

keterwakilan tiap kelas atau strata yang telah dibentuk sebelumnya. Oleh

karena itu, penyebaran kuesioner adalah merata untuk semua kelas, dengan

pengambilan sampel yang random dalam tiap strata. Agar dapat mewakili

populasi tiap strata, maka sebaiknya pengambilan sampel minimal untuk tiap

strata adalah 30 sampel.

6. Sasaran Sampel

Sasaran sampling dalam penyebaran kuesioner ini adalah seluruh

penduduk wilayah Surakarta, terutama kelompok ibu rumah tangga yang

umumnya lebih sering dan terbiasa berbelanja. Jadi penyebaran kuesioner

dilakukan dengan proporsi sebagian besar ibu rumah tangga.

7. Sampling Pendahuluan

Sampling ini dilakukan dengan tujuan untuk memvalidasi karakteristik

dugaan masing-masing wilayah bagian (kecamatan / kelurahan). Apabila hasil

dari sampling pendahuluan ini terdapat karakteristik yang sama atau homogen,

maka untuk sampling berikutnya bisa diambil salah satu dari beberapa wilayah

bagian yang homogen tersebut karena dianggap sudah mewakili. Selain itu,

sampling pendahuluan dilakukan untuk mengurangi resiko kesalahan metode

pengambilan sampel yang dipakai. Untuk sampling pendahuluan ini jumlah

sampel yang akan diambil ditetapkan sebesar 30 untuk tiap kelas. Apabila

karakteristik populasi cenderung homogen, maka sudah tidak perlu melakukan

pengambilan sampel, dikarenakan untuk populasi homogen besar sampel tidak

perlu terlalu dipersoalkan.

8. Memilih Metode Sampling

Berdasarkan diagram penentuan sampel di atas, maka metode yang

sesuai digunakan adalah disproporsional stratified sampling atau sampling

acak stratifikasi disproporsional. Hal ini dikarenakan dapat mewakili tiap strata

yang ada. Strata ditentukan berdasarkan komposisi kelas pendapatan tiap

wilayah kelurahan.

Page 98: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-95

9. Menetapkan ukuran sampel

Metode sampling yang terpilih adalah disproporsional stratified

sampling. Sehingga dalam menentukan jumlah sampel tidak memperhatikan

jumlah penduduk tiap kelas atau strata. Jumlah sampel ditetapkan dengan

memilih jumlah sample minimal untuk tiap strata sehingga dapat mewakili

karakteristik tiap strata, yaitu 30 sampel yang diambil secara random. Jadi,

jumlah sample yang diperlukan adalah 30 x 2 = 60 sampel.

3.2.3 Penyebaran Kuesioner

Penyebaran kuesioner dilakukan berdasar hasil desain pengambilan sampel

pada tahap sebelumnya. Kuesioner diberikan dengan mengambil sampel

penduduk Kota Surakarta di tiap kelas atau strata yang telah ditentukan

sebelumnya dengan sasaran utama adalah ibu rumah tangga dan remaja putri.

Jumlah sampel untuk masing-masing strata adalah 30 sampel. Jadi, jumlah

kuesioner yang disebar adalah 60. Hasil dari penyebaran kuesioner selanjutnya

akan dijadikan sebagai dasar pada tahap pengolahan data.

3.3 PENGOLAHAN DATA

Tahap pengolahan data terdiri dari dua langkah utama. Pertama adalah

digitasi peta, yaitu menentukan titik lokasi demand, pasar modern, dan pasar

tradisional ke dalam peta dan menentukan alternatif usulan lokasi minimarket

baru. Kedua adalah optimasi pemilihan alternatif lokasi pendirian minimarket

dengan Network Location Model menggunakan Mixed Integer Programming.

3.3.1 Menentukan Titik Lokasi Demand, Pasar Modern, dan Pasar

Tradisional di Kota Surakarta ke Dalam Peta

Penentuan titik demand berdasarkan lokasi rukun warga (RW) sedangkan

nilai demand merupakan jumlah penduduk yang bertempat tinggal di Rukun

Warga tersebut dengan mempertimbangkan tingkat pendapatan berdasar

pekerjaan. Setiap penduduk yang tinggal diasumsikan sebagai potential buyer.

Data jumlah penduduk diperoleh dari Data Pemilih Tetap Pemilu 2009 Kota

Surakarta milik KPUD Kota Surakarta. Pemetaan lokasi pasar tradisional dan

pasar modern ditentukan berdasarkan data yang diperoleh dari observasi lapangan.

Page 99: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-96

Dalam menentukan titik lokasi demand, pasar modern, dan pasar tradisional ke

dalam peta digunakan alat bantu GPS dan software Arc GIS.

3.3.2 Ketentuan yang Dipertimbangkan Dalam Penentuan Usulan Lokasi

Minimarket Baru

Dalam menentukan usulan lokasi minimarket yang akan dibangun,

dipertimbangkan beberapa faktor berikut:

a. Apabila terdapat pasar tradisional, maka lokasi usulan fasilitas

haruslah berjarak setidaknya 500m dari pasar tersebut.

Hal ini dilakukan untuk melindungi keberadaan pasar tradisional. Jarak

minimal ditetapkan dalam asumsi berdasarkan referensi dan pertimbangan

beberapa Perda, yaitu Perwali Kota Bandar Lampung No. 17 Tahun 2009

(www.lampungpost.com) dan Perda Kota Jakarta No.2 Tahun 2002.

b. Lokasi fasilitas usulan mempertimbangkan syarat bahwa jarak

antara fasilitas yang baru dengan fasilitas yang sudah ada adalah 1

kilometer.

Jarak minimal ditetapkan dalam asumsi berdasarkan referensi dan

pertimbangan beberapa Perda, yaitu Perwali Kota Bandar Lampung No. 17

Tahun 2009 (www.lampungpost.com). Terkait dengan asumsi tersebut,

maka cakupan area pelayanan (service coverage) minimarket baru

ditetapkan dengan radius sebesar 500 meter.

c. Fasilitas dapat dilokasikan di sepanjang network/jalan umum.

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 112 Tahun 2007,

Network/jalan umum yang dipertimbangkan dalam penentuan lokasi

minimarket adalah jalan arteri, jalan kolektor, dan jalan lokal, sedangkan

kelas jalan lingkungan tidak dipertimbangkan, kecuali jalan lingkungan

dalam perumahan.

3.3.3 Penentuan Jumlah Alternatif Minimarket

Jumlah alternatif minimarket usulan memperhatikan batasan penentuan

usulan lokasi minimarket. Jumlah minimarket baru ini merupakan batas maksimal

(upper bound) minimarket yang dimungkinkan untuk dibangun. Untuk

menentukan titik lokasi optimal sejumlah minimarket baru digunakan network

Page 100: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-97

location model. Penentukan lokasi minimarket dengan metode iterasi radius

coverage area berdasarkan titik koordinat tiap RW yang belum tercover

minimarket lama serta pasar tradisional dan pasar modern yang sudah ada, untuk

kemudian ditentukan titik pusatnya. Selanjutnya titik pusat tersebut dipilih untuk

titik lokasi baru minimarket.

3.3.4 Pengukuran Jarak Tempuh Konsumen

Jarak tempuh yang dimaksud adalah jarak tempuh terukur dari masing-

masing titik demand ke titik usulan lokasi minimarket baru. Jarak maksimal antara

titik permintaan dengan titik lokasi minimarket baru maksimal 2 kilometer agar

dapat dipilih sebagai alternatif tempat berbelanja bagi titik permintaan.

Perhitungan jarak berdasarkan rute jalan dilakukan dengan bantuan software

Arcgis menggunakan tool measure. Jarak diasumsikan simetris, yaitu jarak dari

lokasi A ke lokasi B sama dengan jarak dari lokasi B ke lokasi A.

3.3.5 Penentuan alokasi titik – titik permintaan untuk tiap titik lokasi

minimarket usulan

Titik permintaan yang berpeluang untuk dialokasikan ke satu titik

minimarket usulan dengan jarak maksimal 2 kilometer. Tiap titik permintaan

memiliki peluang yang bersifat probabilistik dengan bobot tertentu untuk

berbelanja ke titik minimarket tersebut.

3.3.6 Penentuan bobot titik demand

Penentuan bobot pelanggan dilakukan dengan mempertimbangkan faktor

jarak, frekuensi belanja, volume belanja, dan jumlah pendapatan. Perhitungan

estimasi bobot dilakukan dengan metode menghitung rataan dari data yang

diperoleh dari kuesioner. Hasil dari nilai rataan ini selanjutnya akan

memproyeksikan peluang atau bobot dari masing-masing kelas pelanggan. Setelah

diperoleh bobot, kemudian nilai bobot ini digunakan sebagai parameter yang

selanjutnya akan dimasukkan ke dalam pengembangan model yang akan dibuat.

3.3.7 Pembentukan Network Location Model

Model referensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang

telah dikembangkan oleh Melkote dan Daskin (2001). Model disesuaikan dengan

Page 101: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-98

karakteristik sistem dalam permasalahan penentuan usulan lokasi minimarket dan

kebutuhan penelitian. Maka diperoleh model seperti berikut:

A. Fungsi Tujuan

Fungsi tujuan model yang dikembangkan adalah memaksimalkan jumlah

pelanggan yang berpeluang untuk berbelanja ke minimarket usulan. Fungsi tujuan

jumlah pelanggan berbobot untuk sejumlah tertentu minimarket ini didefinisikan

dengan model matematis sebagai berikut :

Maksimasi )(1

Rn

Rjiji ZYZ …………………………………..….…….(3.1)

untuk i = M1, M2, ..., Mn

j = R1, R2, …, R n

Keterangan:

Yji = jumlah konsumen dari j (mewakili titik RW) menuju titik lokasi

minimarket usulan i (Mn).

Zi = variabel biner (0,1)

tidakjika 0

lokasi padadibangun inimarket jika 1 imZ i

i = titik lokasi minimarket usulan.

j = titik permintaan konsumen ditiap RW.

n

ij kjkjiji dPY

3

1………………………………………………………(3.2)

Keterangan:

Yji = flow on link (i,j)

Pkji = peluang titik permintaan j kelas pendapatan k ke minimarket i

dj = jumlah penduduk di titik j

Berdasarkan fungsi tujuan di atas,

n

j kjkji dP

1

3

1

merupakan flow on

link (i,j). Rumusan ini digunakan untuk mengetahui jumlah konsumen yang

berpotensi ke minimarket usulan. Jumlah konsumen dari j (mewakili titik RW)

Page 102: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

III-99

menuju titik lokasi minimarket usulan i (Mn) diperoleh melalui perhitungan

peluang tiap titik permintaan j ke minimarket i dengan jarak maksimal 2 km.

B. Variabel Keputusan

Variabel keputusan yang dicari dalam formulasi matematis diatas, adalah

sebagai berikut:

Zi = variabel biner (0,1)

tidakjika 0

lokasi padadibangun inimarket jika 1 imZ i

Sedangkan beberapa variable lain yang terlibat dalam model, yaitu:

Yij = flow on link (i,j)

Wi = total demand yang dilayani oleh fasilitas di titik i

C. Parameter

Parameter yang digunakan adalah jumlah belanja untuk tiap kelas

pendapatan dan peluang belanja tiap kelas pendapatan ke minimarket terdekat

pertama dan terdekat kedua, yang ditetapkan berdasar hasil yang diperoleh

melalui kuesioner. Besarnya volume belanja untuk kelas atas adalah B1j, kelas

menegah adalah B2j, sedangkan kelas bawah adalah B3j. Sedangkan peluang

belanja untuk kelas atas adalah P1ji, kelas menegah adalah P2ji, sedangkan kelas

bawah adalah P3ji.

Page 103: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-1

D. Batasan

Kriteria-kriteria yang menjadi constraint pada formulasi matematis diatas,

adalah sebagai berikut :

1) Batasan persamaan arus (flow equation)

Sistem yang berlaku dalam model ini adalah customer-to-server

dimana demand (konsumen) bergerak menuju fasilitas untuk dilayani oleh

karena itu diperlukan suatu persamaan yang mengatur arus (flow) konsumen

(demand) ke dan dari minimarket.

Inbound flow = Outbound flow, dimana inbound flow (arus ke fasilitas)

merupakan total inbound demand yaitu seluruh demand (konsumen) yang

bergerak menuju fasilitas sedangkan outbound flow (arus dari fasilitas)

merupakan outbound demand yaitu jumlah konsumen yang tidak terlayani

ditambah demand yang terlayani di node, sehingga diperoleh persamaan:

ii

Rn

Rjiji WYZY

0

1

……………………………........................ (3.3)

Keterangan:

Wi = jumlah konsumen yang dilayani oleh minimarket i.

Y0i = jumlah konsumen yang tidak terlayani oleh minimarket i.

Yji = jumlah konsumen dari j (mewakili titik RW) menuju titik lokasi

minimarket usulan i (Mn).

Zi = variabel biner (0,1),

tidakjika 0

lokasi padadibangun inimarket jika 1 imZ i

i = titik lokasi minimarket usulan (M1, M2, M3, ....., Mn).

j = titik permintaan konsumen ditiap RW(R1, R2, ....., R n).

2) Batasan Jumlah Minimarket Yang Ingin Dibangun

Batasan ini memastikan jumlah minimarket yang ingin dibangun.

Berikut adalah formulasi rumusnya:

LZMn

Mii

1 ………………………………………………............…….(3.4)

Keterangan :

Page 104: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-2

L = jumlah minimarket yang ingin dibangun,

L Upper bound usulan alternatif minimarket

Zi = variabel biner (0,1),

tidakjika 0

lokasi padadibangun inimarket jika 1 imZ i

i = menyatakan titik lokasi minimarket usulan (M1, M2, M3, ....., Mn).

3) Batasan Omset minimal

Batasan ini digunakan untuk memastikan bahwa omset minimarket

baru memenuhi target minimal rata-rata minimarket yang ada saat ini. Omset

rata-rata per hari untuk sebuah minimarket adalah sebesar 8,5 juta rupiah

(www.indomaret.co.id). Omset per hari untuk minimarket baru dihitung

dengan mempertimbangkan daya beli untuk tiap kelas pendapatan, total

penduduk, serta peluang penduduk berbelanja ke minimarket usulan tersebut

dengan ketentuan jarak maksimal 2 km. Omset per hari (Oi) untuk tiap

minimarket dapat dirumuskan sebagai berikut:

3

1 1k

n

jkjikjikji PdBO

Oleh karena itu, batasan untuk omset perhari minimarket dapat

dirumuskan sebagai berikut:

jutaZPdBk

n

jikjikjikj 5,8

3

1 1

………………….…….………………..(3.5)

Namun, untuk memastikan nilai ruas kiri selalu lebih besar dari ruas kanan

maka pada ruas kiri ditambah dengan bilangan M yang merupakan bilangan

riil yang sangat besar nilainya. Sehingga, persamaan untuk omset perhari

minimarket dirumuskan sebagai berikut:

jutaZMZPdBk

n

jiikjikjikj 5,8))1((

3

1 1

………….………………..(3.6)

Keterangan :

Oi = omset perhari untuk tiap minimarket

Bkj = jumlah belanja untuk tiap kelas pendapatan

dkji = penduduk untuk tiap kelas pendapatan

Page 105: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-3

Pkji = peluang titik permintaan j kelas pendapatan k ke minimarket i

M = Bilangan riil yang sangat besar

Zi = variabel biner (0,1),

tidakjika 0

lokasi padadibangun inimarket jika 1 imZ i

i = titik lokasi minimarket usulan (M1, M2, M3, ....., Mn).

j = titik permintaan konsumen ditiap RW (R1, R2, ......, R n).

k = kelas pendapatan penduduk di tiap kelurahan (k1, k2, k3)

4) Nonnegatif constrains

Batasan ini memastikan bahwa nilai aliran permintaan dan total

demand tidak bernilai negatif.

Wi ≥ 0 untuk i = M1, M2, ... Mn ..............(3.7)

Y0i ≥ 0 untuk i = M1, M2, ... Mn ..............(3.8)

5) Binary

Batasan ini memastikan bahwa Zi bernilai 0 dan 1, yaitu keputusan

membangun minimarket bernilai 1 dan keputusan tidak membangun

minimarket bernilai 0.

Zi (0,1) untuk i = M1, M2, ... Mn...............(3.9)

3.3.8 Pencarian Solusi

Pencarian Solusi meliputi pemilihan alternatif lokasi pendirian minimarket

dengan menggunakan bantuan program software Risk Solver Premium V9.0 untuk

mempermudah perhitungan. Hasil yang akan diperoleh berupa lokasi usulan

minimarket di Kota Surakarta. Untuk memvalidasi kebenaran hasil perhitungan

software Risk Solver Platform 9.0 dilakukan verifikasi dengan membandingkan

output antara hasil running optimasi software Risk Solver Platform 9.0 dengan

hasil perhitungan manual.

BAB IV

Page 106: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-4

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 PENGUMPULAN DATA

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data yang dibutuhkan

dalam penelitian sebagai bahan untuk langkah selanjutnya yaitu tahap

pengolahan data. Data – data yang dikumpulkan merupakan data

sekunder yang diperoleh dari instansi terkait maupun data primer yang

diperoleh dari survey lapangan. Data - data yang diperoleh meliputi:

4.1.1 Peta Kota Surakarta

Peta Kota Surakarta meliputi data batas wilayah kota dan jaringan

jalan umum yang ada di Kota Surakarta. Gambar peta Kota Surakarta

dapat dilihat pada gambar 4.1.

Keterangan :Batas kota

Rel KA

Jalankota

JlnRaya0 850 1.700 2.550 3.400425

Meters

-Jebres

Kadipiro

Mojosongo

Jajar

Pajang

NusukanSumber

Kerten Manahan

Semanggi

Gilingan

KarangAsem

Banyuanyar

Tipes

PucangSawit

Sewu

PurwosariSondokan

Jagalan

Bumi

Baluwerti

Serengan

Sriwedari

Panularan

Joyotakan

Kemlayan

Jayengan

Mangkubumen

Joyosuran

Stabelan

KedunglembuSangkrah

Penumping

Danukusuman

TimuranKeprabon

Gandekan

Keratonan

Ketelan

PasarKliwonGajahan

KapungBaru

PunggawanKastalan

Purwodiningrat

Laweyan

Kauman

Kepatihan Wetan

Tegalharjo

Sudiroprajan

Kepatihan Kulon

475000.000000

475000.000000

476000.000000

476000.000000

477000.000000

477000.000000

478000.000000

478000.000000

479000.000000

479000.000000

480000.000000

480000.000000

481000.000000

481000.000000

482000.000000

482000.000000

483000.000000

483000.000000

484000.000000

484000.000000

485000.000000

485000.000000

9160

000.

0000

00

9160

000.0

0000

0

9162

000.

0000

00

9162

000.0

0000

0

9164

000.

0000

00

9164

000.0

0000

0

9166

000.

0000

00

9166

000.0

0000

0

9168

000.

0000

00

9168

000.0

0000

0

Gambar 4.1 Peta Kota Surakarta

Sumber: Data Diolah, 2009

Page 107: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-5

4.1.2 Data Alamat Lokasi Koordinat Pasar Modern Di Kota Surakarta

Data alamat lokasi pasar modern di Kota Surakarta diperoleh dari

Unit Pelayanan Terpadu Kota Surakarta. Untuk melengkapi data yang

dibutuhkan dalam penelitian, dilakukan observasi langsung ke lapangan

untuk menentukan titik koordinat lokasi pasar modern dengan

menggunakan alat GPS. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan adanya

penambahan jumlah minimarket terhitung hingga tanggal 9 Desember

2009.

Keseluruhan data titik lokasi pasar modern di Kota Surakarta dapat

dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Lokasi Gerai Pasar Modern di Kota Surakarta

Page 108: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-6

Selatan Timur

1 Alfamart Jl. Adisumarmo No. 208 Kel. Banyuanyar Kec. Banjarsari 478478 91666642 Alfamart Jl. Ir. Suryo No. 114 Kel. Jagalan Kec Jebres 482659 91637223 Alfamart Jl. Letjend Suprapto No. 41 Kel. Sumber Kec. Banjarsari 478360 91656004 Alfamart Jl. Kapten Mulyadi no. 228 Kel. Pasar Kliwon Kec. Pasar Kliwon 481250 91618655 Alfamart Jl. R.E. Martadinata No. 219 Kel. Gandekan Kec. Jebres 482318 91631466 Alfamart Jl. M. T. Haryono No. 31 Kel. Manahan Kec. Banjarsari 479279 91650087 Alfamart Jl. Bridgen Katamso No. 24 Kel. Jebres Kec. Jebres 482163 91647348 Alfamart Jl. Samratulangi No. 37 Kel. Manahan Kec. Banjarsari 477612 91643419 Alfamart Jl. Monginsidi No. 125 Kel. Kestalan Kec. Banjarsari 480263 916455010 Alfamart Jl. Veteran Kec. Serengan 479721 916201311 Alfamart Fajar Baru Residence 476735 916570012 Alfamart Jl. Jayawijaya Kel. Mojosongo Kec. Jebres 482230 916693713 Alfamart Jl. Kyai Mojo Kel. Semanggi Kec. Pasar Kliwon 481959 916130614 Alfamart Jl. Kerinci Kec. Banjarsari 480038 916743915 Indomaret Jl. Agus Salim no. 13 Kel. Sondakan Kec. Laweyan 477306 916337116 Indomaret Jl. Kapten Mulyadi no. 188 Kel. Pasar Kliwon Kec. Pasar Kliwon 481347 916211117 Indomaret Jl. Letjend Sutoyo No. 11 kel. Mojosongo Kec. Jebres 482034 916692818 Indomaret Jl. Surya No. 117A Kel. Jagalan Kec. Jebres 482689 916372519 Indomaret Jl. Letjend Sutoyo No. 29 kel. Nusukan Kec. Banjarsari 481231 916539820 Indomaret Jl. M. T. Haryono No. 56 Kel. Mangkubumen Kec. Banjarsari 479329 916509821 Indomaret Jl. Kapten Piere Tendean No. 150 Kel. Nusukan Kec. Banjarsari 480165 916609422 Indomaret Jl. Kyai Mojo RT. 001 RW. 010 Kel. Semanggi Kec. Pasar Kliwon 481711 916143223 Indomaret Jl. Adisumarmo No. 180 Kel. Banyuanyar Kec. Banjarsari 478649 916653024 Indomaret Fajar Baru Residence 476744 916576725 Indomaret Jl. Jayawijaya Kel. Mojosongo Kec. Jebres 472420 916684726 Indomaret Jl. Veteran Kec. Serengan 479999 916195927 Indomaret Jl. Radjiman Kel. Pajang Kec. Laweyan 476095 916349628 Indomaret Jl. Samanhudi, Kec. Laweyan 477338 916380229 S Mart Jl. Bridgen Sudiarto No.35, Kec. Serengan 480749 916165230 S Mart Jl. Adi Sucipto, Kec. Banjarsari 477798 9165044

JENIS PASAR MODERN NO NAMA

TOKO ALAMAT USAHAKoordinat

MIN

IMA

RK

ET

Sumber : Hadiyati (2009), UPT Kota Surakarta dan Hasil Observasi Lapangan, 2009

Lanjutan Tabel 4.1 Lokasi Gerai Pasar Modern di Kota Surakarta

Page 109: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-7

Selatan Timur

31 Ass Gross Belakang Kampus UNS, Jebres 484870 916491932 Ass Gross Koperasi Jl. Sawo raya 476120 916547633 SFA Toserba Jl. R. E Martadinata, Kec Jebres 482554 916309834 Perdana Jaya Jl. Bromoraya, Kec. Banjarsari 480827 916735035 Viyas Mart Jl. Dr. Setia Budi, Kec. Banjarsari 479459 916512936 Sami Kate Jl. Ks. Tubun, Manahan, Kec. Banjarsari 478243 916475137 Luwes Loji Wetan Jl. Kapten Mulyadi 481618 916284438 Luwes Gading Jl. Veteran 480680 916175439 Luwes Mojosongo Jl. Brigjend Katamso 482265 916506440 Ratu Luwes Jl. S. Parman 480592 916415841 Ratu Luwes Jl. Kapten Piere Tendean 480158 916637942 Sami Luwes Jl. Slamet Riyadi 479826 916331443 Asia Baru Jl. Urip Sumoharjo No.30 Sudiroprajan 481503 916349044 Atria Awalayan Jl. Ronggowarsito 480219 916351445 Hypermart SGM Jl. Slamet Riyadi 478775 916356546 Hypermart Solo Square Jl. Slamet Riyadi 476682 916426247 Makro Jl. Bhayangkara 478924 9162354

HYPERMARKET

JENIS PASAR MODERN NO NAMA TOKO ALAMAT USAHA

Koordinat

SUPE

RM

AR

KE

TM

INIM

AR

KET

Sumber : Hadiyati (2009), UPT Kota Surakarta dan Hasil Observasi Lapangan, 2009

4.1.3 Data Alamat Lokasi Koordinat Pasar Tradisional Di Kota

Surakarta

Data alamat lokasi pasar tradisional diperoleh dari website resmi

Kota Surakarta dan Hadiyati (2009), sedangkan data koordinat lokasi

diperoleh dengan obeservasi langsung menggunakan alat bantu GPS

untuk menentukan titik lokasi pasar tradisional tersebut. Dalam

penentuan usulan lokasi minimarket juga mempertimbangkan

keberadaan pasar tradisional. Hal ini dikarenakan, dengan adanya

minimarket akan mempengaruhi kondisi atau iklim usaha serta omset

pasar tradisional yang berada di dekat lokasi usulan minimarket.

Keseluruhan data titik lokasi pasar tradisional di Kota Surakarta

dapat dilihat pada tabel 4.2.

Page 110: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-8

Tabel 4.2 Lokasi Pasar Tradisional di Kota Surakarta

Selatan Timur1 Gading P1 Jl. Veteran 480837 91618802 Gede P2 Jl. Jend. Urip Sumoharjo 481422 91633423 Harjodaksino P3 Jl. Kom. Yos Sudarso 480125 91616984 Jebres P4 Jl. Prof. W.Z. Yohanes 482305 91640525 Jongke P5 Jl. Dr. Rajiman Pajang 476750 91633966 Kabangan P6 Jl. Dr. Radjiman Sondakan 477571 91632767 Kadipolo P7 Jl. Dr. Radjiman Penularan 479633 91629668 Kembang P8 Jl. Dr. Radjiman Sriwedari 479753 91629419 Kliwon P9 Jl. Kapten Mulyadi Kedunglumbu 481503 9162610

10 Ledoksari P10 Jl. Jend. Urip Sumoharjo 481945 916414611 Legi P11 Jl. Jend. S. Parman Stabelan 480577 916403012 Mojosongo P12 Jl. Brigjen Katamso Mojosongo 482234 916504613 Nusukan P13 Jl. Kapten P. Tendean Nusukan 480226 916578414 Purwosari P14 Jl. Brigjen Slamet Riyadi Sondakan 477657 916402515 Sangkrah P15 Barat Stasiun KA. Sangkrah 481954 916264216 Sidodadi P16 Jl. Brigjend Slamet Riyadi 476682 916433017 Sidomulyo P17 Jl. S. Parman Gilingan 480566 916486418 Tanggul P18 Jl. RE. Martadinata Sewu 482448 916311419 Tunggul Sari P19 Jl. Untung Suropati Semanggi 482223 916215720 Turi Sari P20 Jl. RM. Said Mangkubumen 479566 916449021 Notoharjo P21 Jl. Silir Kel. Semanggi Kec. Pasar Kliwon 481759 916103822 Pasar kleco P22 Jl. Talas, Kleco 475665 9164671

No Nama Pasar Alamat Pasar KoordinatKode Pasar

Sumber : www.surakarta.go.id dan Hasil Observasi Lapangan 4.1.4 Data jumlah penduduk tiap RW

Data Kependudukan yang digunakan adalah data jumlah

penduduk di tiap kelurahan yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik

(BPS) Surakarta dan Data Pemilih Tetap (DPT) Kota Surakarta Tahun 2009

dari KPU. Untuk mengetahui jumlah penduduk di tiap RW yang diwakili

dengan jumlah KK, dilakukan dengan menghitung proporsi jumlah

penduduk tiap RW berdasarkan jumlah DPT. Hal ini dilakukan sebagai

proyeksi jumlah penduduk tiap RW yang sebenarnya. Jumlah penduduk

tiap RW dapat didefinisikan dengan rumus sebagai berikut :

Page 111: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-9

Jumlah penduduk di RWn

kelurahanKKjumlahtotalkelurahanDPTtotaljumlah

RWnDPTjumlah ______

__

Contoh perhitungan jumlah penduduk di RW 1 Kelurahan

Serengan

15924577750503

Data jumlah KK tiap RW selengkapnya dapat dilihat pada lampiran

L1.1 sampai L1.12.

4.1.5 Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendapatan dan Jenis

Pekerjaan

a. Data jumlah penduduk menurut pekerjaan

Data jumlah penduduk menurut pekerjaan di tiap kelurahan di

Kota Surakarta diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Surakarta.

Untuk menghitung jumlah penduduk menurut pekerjaan di tiap RW

berdasarkan proporsi jumlah penduduk menurut pekerjaan di

kelurahan yang terkait. Jumlah penduduk menurut pekerjaan di tiap

RW dapat didefinisikan dengan rumus sebagai berikut :

Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan (PMP) di Kelurahan n

(Kn)

KnpendudukjumlahKnPMPtotaljumlah

KnPMPjumlah _____

__

Contoh perhitungan jumlah penduduk dengan pekerjaan

pedagang di Kelurahan Serengan

1264085221021

= 1514

Data jumlah penduduk menurut pekerjaan tiap kelurahan

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran L2.1 sampai L2.7.

b. Data jumlah penduduk berdasar pendapatan

Page 112: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-10

Berdasarkan jenis pekerjaan di atas, tingkat pendapatan

penduduk tiap RW diklaster menjadi tiga kelas, yaitu tinggi, sedang,

dan rendah dengan rincian sebagai berikut:

Kelas tinggi : pemilik usaha.

Kelas sedang : petani sendiri, pedagang, PNS/TNI/POL,

pensiunan, dan kategori pekerjaan lain - lain.

Kelas rendah : buruh tani, buruh industri, buruh bangunan,

angkutan .

Data jumlah penduduk berdasar pendapatan tiap kelurahan dapat

dilihat pada lampiran L3.1-L3.5.

4.1.6 Rekap Kuesioner

Data yang diperoleh berdasarkan hasil penyebaran kuesioner

adalah data jarak tempuh konsumen, frekuensi belanja, dan volume

belanja di minimarket, serta besar pengeluaran konsumen. Selain itu, juga

diperoleh data yang bisa digunakan sebagai referensi mengenai alternatif

tempat berbelanja dan kebutuhan, pola berbelanja, alasan pemilihan

minimarket, serta alasan pemilihan tempat berbelanja. Hasil rekap data

selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

a. Data jarak, frekuensi, dan volume belanja di minimarket, serta pengeluaran

konsumen Tabel 4.3 Data Jarak, Frekuensi, dan Volume Belanja di Minimarket, serta

Pengeluaran Konsumen

Page 113: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-11

jarak (m)

frek (per bl)

volume belanja

(Rp)

total belanja per bulan

jarak (m)

frek (per bl)

volume belanja (Rp)

total belanja per bulan

1 2050000 1 500 1 10000 10000 - - - -2 2575000 1 50 4 20000 80000 - - - -3 1000000 1 25 4 50000 200000 - - - -4 2100000 2 300 2 50000 100000 350 1 50.000 500005 1500000 1 300 2 50000 100000 - - - -6 1100000 2 2000 2 100000 200000 2000 2 100.000 2000007 1270000 2 400 2 100000 200000 500 2 100.000 2000008 1600000 - - - - - - - - -9 750000 2 1200 1 30000 30000 1200 1 30.000 30000

10 1500000 2 1500 1 100000 100000 1200 1 100.000 10000011 1850000 2 500 2 30000 60000 1000 1 20.000 2000012 1850000 1 300 3 50000 150000 - - - -13 950000 1 1000 1 75000 75000 - - - -14 750000 2 200 2 100000 200000 1000 1 30.000 3000015 920000 1 200 1 50000 50000 - - - -16 750000 1 200 1 50000 50000 - - - -17 480000 2 100 4 15000 60000 500 2 50.000 10000018 650000 3 100 2 50000 100000 500 2 100.000 20000019 850000 1 10 8 30000 240000 - - - -20 550000 1 200 3 60000 180000 - - - -21 2100000 2 500 2 100000 200000 2000 1 200.000 20000022 2500000 1 400 1 150000 150000 - - - -23 1800000 2 300 5 50000 250000 800 1 150.000 15000024 1060000 4 500 5 150000 750000 1000 5 150.000 75000025 2000000 1 5 1 - - - - - -26 1000000 2 500 15 30000 450000 650 5 50.000 25000027 1280000 1 50 1 50000 50000 - - - -28 3500000 3 15 2 100000 200000 400 1 100.000 10000029 1250000 2 400 1 50000 50000 500 4 75.000 30000030 6000000 1 500 1 40000 40000 - - - -

No Pengeluaran (Rp)

Jumlah langganan

minimarket

Dekat Jauh

Sumber: Rekap Data Kuesioner, 2009

Lanjutan Tabel 4.3 Data Jarak, Frekuensi, dan Volume Belanja di

Minimarket, serta Pengeluaran Konsumen

Page 114: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-12

jarak (m)

frek (per bl)

volume belanja

(Rp)

total belanja per bulan

jarak (m)

frek (per bl)

volume belanja (Rp)

total belanja per bulan

31 2300000 2 100 10 50000 500000 3000 1 50.000 5000032 1050000 2 2000 2 100000 200000 5000 1 200.000 20000033 2000000 3 500 3 50000 150000 1000 1 250.000 25000034 2000000 3 2000 2 100000 200000 3000 4 100.000 40000035 700000 1 50 1 100000 100000 - - - -36 1500000 1 200 1 50000 50000 - - - -37 720000 3 100 1 100000 100000 300 1 50.000 5000038 740000 2 50 1 20000 20000 500 1 20.000 2000039 3400000 2 500 1 300000 300000 750 1 250.000 25000040 1100000 2 100 5 10000 50000 1000 1 50.000 5000041 3200000 2 100 1 200000 200000 700 1 200.000 20000042 1025000 3 100 2 60000 120000 600 1 54.000 5400043 2400000 2 800 4 50000 200000 2500 1 75.000 7500044 1500000 1 150 2 100000 200000 - - - -45 1100000 1 200 2 150000 300000 - - - -46 2500000 1 1000 1 50000 50000 - - - -47 1300000 1 100 2 100000 200000 - - - -48 3000000 3 500 4 200000 800000 600 2 100.000 20000049 1650000 2 1000 2 50000 100000 4000 1 50.000 5000050 3200000 2 300 4 100000 400000 500 1 100.000 10000051 2650000 3 150 1 350000 350000 500 1 350.000 35000052 900000 1 200 2 100000 200000 - - - -53 1300000 - - - - - - - - -54 2900000 3 2000 1 400000 400000 - - - -55 750000 1 200 3 100000 300000 - - - -56 1741000 2 500 - - - 1000 1 400.000 40000057 925000 2 750 1 150000 150000 1500 1 150.000 15000058 1700000 2 500 1 100000 100000 2000 1 100.000 10000059 1900000 1 2000 2 50000 100000 - - - -60 2800000 4 100 4 150000 600000 700 1 100.000 100000

Total 101486000 106 28505 146 5080000 10765000 42750 53 3954000 5729000rata2 1691433 2 491 3 90714 192232 1257 2 116294 168500max 6000000 4 2000 15 400000 800000 5000 5 400000 750000min 480000 1 5 1 10000 10000 300 1 20000 20000

No Pengeluaran (Rp)

Jumlah langganan minimarket

Dekat Jauh

Sumber: Rekap Data Kuesioner, 2009

b. Data Kebutuhan dan Tempat Berbelanja

Page 115: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-13

Tabel 4.4 Data Kebutuhan dan Tempat Tempat Berbelanja

Kebutuhan Ps. Tradisional Minimarket Hypermarket Supermarket Toko

Bahan makanan pokok 28 5 11 3 17makanan minuman kemasan 1 17 28 8 9Barang kebersihan dan kecantikan 1 9 41 6 4fresh food 47 0 2 2 9peralatan rumah tangga 12 2 23 4 19non makanan 1 0 31 20 9

90 33 136 43 67Bahan makanan pokok 31,11% 15,15% 8,09% 6,98% 25,37%makanan minuman kemasan 1,11% 51,52% 20,59% 18,60% 13,43%Barang kebersihan dan kecantikan 1,11% 27,27% 30,15% 13,95% 5,97%fresh food 52,22% 0,00% 1,47% 4,65% 13,43%peralatan rumah tangga 13,33% 6,06% 16,91% 9,30% 28,36%non makanan 1,11% 0,00% 22,79% 46,51% 13,43%Sumber: Rekap Data Kuesioner, 2009

c. Alasan Pemilihan Minimarket

Tabel 4.5 Alasan Pemilihan Minimarket

1 > 1 1 > 110 13,51%7 9,46%3 4,05%2 2,70%5 1 6,76% 2,17%27 7 36,49% 15,22%12 6 16,22% 13,04%8 9 10,81% 19,57%

11 23,91%5 10,87%7 15,22%

74 46 100% 100%

Harga lebih murah

Memilih Minimarket

Waktu mendesakPelayanan lebih baik

iklan&promosiSekaligus Rekreasi

Lokasi / jarak lebih dekatProduk lebih lengkap

Cari suasana baru

dalam perjalanan

Alasan Persentase

Suasana lebih nyaman

Total

lebih mudah dijangkau

Sumber: Rekap Data Kuesioner, 2009

Page 116: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-14

d. Pola dan Volume Belanja

Tabel 4.6 Pola dan Volume Belanja

tiap hari 2-3 kali /minggu

1 kali /minggu

2 kali /bulan

1 kali /bulan lainnya Max min rata2

Bahan makanan pokok 5 8 20 10 17 1 500000 5000 142833makanan minuman kemasan 4 4 13 8 20 11 400000 5000 63424Barang kebersihan dan kecantikan 0 1 4 7 42 7 350000 5000 106271fresh food 25 16 13 4 0 3 300000 5000 48750peralatan rumah tangga 0 0 0 3 10 48 200000 10000 44673non makanan 0 0 0 2 6 53 2000000 20000 283804

34 29 50 34 95 123Bahan makanan pokok 8,20% 13,11% 32,79% 16,39% 27,87% 1,64%makanan minuman kemasan 6,67% 6,67% 21,67% 13,33% 33,33% 18,33%Barang kebersihan dan kecantikan 0,00% 1,64% 6,56% 11,48% 68,85% 11,48%fresh food 40,98% 26,23% 21,31% 6,56% 0,00% 4,92%peralatan rumah tangga 0,00% 0,00% 0,00% 4,92% 16,39% 78,69%non makanan 0,00% 0,00% 0,00% 3,28% 9,84% 86,89%

Pola belanja Nilai belanja (Rp)

Kebutuhan

Sumber: Rekap Data Kuesioner, 2009

e. Alasan Pemilihan Tempat Berbelanja

Tabel 4.7 Alasan Pemilihan Tempat Berbelanja (Bahan Makanan Pokok)

jarak lebih dekat

Produk lebih

lengkap

Harga lebih

murah

Harga fix

Suasana lebih

nyaman

jumlah yg dibeli

sedikit

Pelayanan lebih baik

Sekaligus rekreasi

Waktu mendesak

Total

Ps. Tradisional 13,33% 8,00% 24,00% 0,00% 1,33% 0,00% 1,33% 0,00% 2,67% 38Minimarket 1,33% 1,33% 0,00% 1,33% 1,33% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 4Supermarket 1,33% 2,67% 10,67% 0,00% 1,33% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 12Hypermarket 1,33% 0,00% 1,33% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 2Toko / warung 14,67% 0,00% 6,67% 0,00% 0,00% 1,33% 0,00% 0,00% 2,67% 19

100% 75

Bahan makanan pokok

Total

Sumber: Rekap Data Kuesioner, 2009

Tabel 4.8 Alasan Pemilihan Tempat Berbelanja (Makanan dan Minuman

Kemasan)

Page 117: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-15

jarak lebih dekat

Produk lebih

lengkap

Harga lebih

murah

Suasana lebih

nyaman

waktu mendesak

Sekaligus Rekreasi

Barang lebih

terjamin

Pelayanan lebih baik

Total

Ps. Tradisional 1,28% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 1Minimarket 10,26% 8,97% 1,28% 2,56% 1,28% 0,00% 0,00% 0,00% 19Supermarket 3,85% 17,95% 17,95% 2,56% 1,28% 1,28% 1,28% 3,85% 39Hypermarket 0,00% 6,41% 1,28% 1,28% 0,00% 1,28% 0,00% 0,00% 8Toko / warung 10,26% 0,00% 1,28% 0,00% 2,56% 0,00% 0,00% 0,00% 11

100,00% 78Total

Makanan dan minuman kemasan

Sumber: Rekap Data Kuesioner, 2009

Tabel 4.9 Alasan Pemilihan Tempat Berbelanja (Barang Kebersihan dan

Kecantikan)

jarak lebih dekat

Produk lebih

lengkap

Harga lebih

murah

Pelayanan lebih baik

iklan & promosi

Suasana lebih

nyaman

waktu mendesak

Sekaligus rekreasi

Total

Ps. Tradisional 0,00% 0,00% 1,20% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 1Minimarket 4,82% 3,61% 2,41% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 9Supermarket 4,82% 30,12% 27,71% 4,82% 2,41% 2,41% 0,00% 3,61% 63Hypermarket 0,00% 4,82% 1,20% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 5Toko / warung 3,61% 0,00% 1,20% 0,00% 0,00% 0,00% 1,20% 0,00% 5

100,00% 83Total

Barang kebersihan dan kecantikan

Sumber: Rekap Data Kuesioner, 2009

Tabel 4.10 Alasan Pemilihan Tempat Berbelanja (Fresh Food)

jarak lebih dekat

Produk lebih

lengkap

Harga lebih

murah

waktu mendesak

suasana lebih

nyaman

Pelayanan lebih baik

Lebih fresh

Total

Ps. Tradisional 14,29% 18,18% 33,77% 1,30% 0,00% 1,30% 11,69% 62Minimarket 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0Supermarket 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 2,60% 0,00% 0,00% 2Hypermarket 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 2,60% 2Toko / warung 10,39% 0,00% 1,30% 1,30% 0,00% 0,00% 1,30% 11

100% 77Total

Fresh food

Sumber: Rekap Data Kuesioner, 2009

Tabel 4.11 Alasan Pemilihan Tempat Berbelanja (Peralatan Rumah Tangga)

Page 118: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-16

jarak lebih dekat

Produk lebih

lengkap

Harga lebih

murah

iklan & promosi

Pelayanan lebih baik

Total

Ps. Tradisional 10,81% 2,70% 8,11% 0,00% 1,35% 17Minimarket 2,70% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 2Supermarket 2,70% 20,27% 17,57% 0,00% 2,70% 32Hypermarket 0,00% 2,70% 2,70% 0,00% 0,00% 4Toko / warung 18,92% 2,70% 4,05% 0,00% 0,00% 19

100,00% 74Total

Peralatan rumah tangga

Sumber: Rekap Data Kuesioner, 2009

Tabel 4.12 Alasan Pemilihan Tempat Berbelanja (Non Makanan)

jarak lebih dekat

Produk lebih

lengkap

Harga lebih

murah

suasana lebih

nyaman

iklan & promosi

Sekaligus Rekreasi

Pelayanan lebih baik

Total

Ps. Tradisional 1,20% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 1Minimarket 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0Supermarket 3,61% 24,10% 14,46% 3,61% 2,41% 4,82% 4,82% 48Hypermarket 0,00% 14,46% 2,41% 3,61% 4,82% 3,61% 2,41% 26Toko / warung 1,20% 3,61% 2,41% 0,00% 2,41% 0,00% 0,00% 8

100,00% 83Total

Non makanan (durable good )

Sumber: Rekap Data Kuesioner, 2009

4.2 PENGOLAHAN DATA

Tahap pengolahan data terdiri dari dua langkah utama. Pertama

adalah digitasi peta, yaitu menentukan titik lokasi demand, pasar modern,

dan pasar tradisional ke dalam peta dan menentukan alternatif usulan

lokasi minimarket baru. Kedua adalah optimasi pemilihan alternatif lokasi

pendirian minimarket dengan Network Location Model menggunakan

Mixed Integer Programming. Tahapan – tahapan yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

4.2.1 Menentukan Titik Lokasi Demand, Pasar Modern, dan Pasar

Tradisional di Kota Surakarta ke Dalam Peta

Untuk digitasi titik lokasi pasar tradisional dan pasar modern di

Kota Surakarta digunakan data titik koordinat tiap lokasi yang diperoleh

dari Unit Pelayanan Terpadu Kota Surakarta serta hasil observasi

lapangan menggunakan alat bantu GPS. Kemudian, keseluruhan titik

koordinat lokasi tersebut ditempatkan pada peta digital Kota Surakarta.

Sedangkan untuk titik demand tiap RW diperoleh melalui pencarian titik

Page 119: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-17

pusat untuk tiap area RW dengan menggunakan tools dalam software

arcGIS, yaitu feature to point. Hasil digitasi lokasi pasar tradisional, pasar

modern, dan titik demand dapat dilihat pada gambar berikut.

a. Digitasi Titik Demand

Jumlah titik demand sesuai dengan jumlah RW di Kota Surakarta,

yaitu 598 titik demand. Pemetaan titik demand dilakukan dengan mencari

titik pusat tiap RW sejumlah 598 titik RW dengan menggunakan software

ArcGIS. Sebaran titik demand digunakan untuk mengetahui potensi

demand yang tercover serta alokasi demand tiap minimarket usulan.

Hasil digitasi lokasi titik demand yang merupakan titik pusat tiap

RW dapat dilihat pada gambar 4.2.

Gambar 4.2 Peta Lokasi Titik Demand Tiap RW

Sumber: Pengolahan Data Digitasi, 2009

Page 120: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-18

Langkah-langkah yang dilakukan untuk memperoleh titik pusat

tiap RW adalah dengan menggunakan tool ArcGIS arc Toolboxdata

management tool features feature to point. Untuk langkah-langkah lebih

jelas dapat dilihat pada lampiran L4.

b. Digitasi Titik Lokasi Minimarket, Hypermarket, Supermarket, dan

Pasar Tradisional di Kota Surakarta

Digitasi dilakukan dengan memetakan koordinat lokasi seluruh

pasar tradisional dan pasar modern yang diperoleh melalui observasi

di lapangan yang terdata hingga tanggal 9 Desember 2009 dengan

software ArcGIS. Hal ini dilakukan untuk melihat sebaran 22 pasar

tradisional dan 47 pasar modern di Kota Surakarta, sehingga dapat

diperoleh informasi mengenai area yang masih berpotensi untuk

dilakukan pendirian minimarket.

Hasil digitasi lokasi titik pasar modern dan pasar tradisional

dapat dilihat pada gambar 4.3.

Page 121: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-19

Gambar 4.3 Peta Lokasi Minimarket, Hypermarket, Supermarket, dan Pasar

Tradisional di Kota Surakarta Sumber: Pengolahan Data Digitasi, 2009

4.2.2 Ketentuan yang Dipertimbangkan dalam Penentuan Usulan

Lokasi Minimarket Baru

Dalam menentukan usulan lokasi minimarket yang akan dibangun,

dipertimbangkan beberapa faktor berikut:

d. Apabila terdapat pasar tradisional, maka lokasi usulan fasilitas

haruslah berjarak setidaknya 500m dari pasar tersebut.

Berdasarkan klaster kebutuhan dan transisi pola belanja

masyarakat saat ini, dapat dikatakan bahwa motif konsumen

cenderung berbeda untuk berbelanja ke pasar tradisional, minimarket,

maupun hypermarket. Meskipun begitu, keberadaan minimarket

Page 122: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-20

dikhawatirkan mengurangi pangsa pasar tradisional walaupun tidak

terlalu signifikan. Jarak antara minimarket dan pasar tradisional

sendiri yang kurang begitu diperhatikan. Namun, pihak Pemerintah

Daerah Kota Surakarta belum juga mengeluarkan kebijakan mengenai

zonasi serta jarak antara pasar tradisional dengan minimarket.

Oleh karena itu, untuk menjaga kelangsungan hidup pasar

tradisional maka dilakukan pengajuan usulan lokasi minimarket

dengan mempertimbangkan jarak minimal antar fasilitas. Ketentuan

jarak minimal ditetapkan dalam asumsi yang mengacu pada Perda

yang ada mengenai zoning pasar tradisional dan pasar modern, yaitu

Perwali Kota Bandar Lampung No. 17 Tahun 2009

(www.lampungpost.com) serta Perda Kota Jakarta No.2 tahun 2002,

yaitu jarak minimal antara minimarket dengan pasar tradisional

adalah 500m. Batasan area untuk 22 pasar tradisional di Kota

Surakarta dapat dilihat pada gambar 4.4.

Page 123: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-21

Gambar 4.4 Peta Batasan Area Pasar Tradisional di Kota Surakarta Sumber: Pengolahan Data Digitasi, 2009

Untuk penjelasan kode pasar dapat dilihat pada tabel 4.13:

Tabel 4.13 Penjelasan Kode Pasar

1 Gading P1 12 Mojosongo P122 Gede P2 13 Nusukan P133 Harjodaksino P3 14 Purwosari P144 Jebres P4 15 Sangkrah P155 Jongke P5 16 Sidodadi P166 Kabangan P6 17 Sidomulyo P177 Kadipolo P7 18 Tanggul P188 Kembang P8 19 Tunggul Sari P199 Kliwon P9 20 Turi Sari P20

10 Ledoksari P10 21 Notoharjo P2111 Legi P11 22 Kleco P22

No Nama Pasar Kode Pasar No Nama Pasar Kode Pasar

Sumber: Data Diolah, 2009

e. Lokasi Fasilitas Usulan Mempertimbangkan Syarat bahwa Jarak

Antara Fasilitas yang Baru Dengan Fasilitas yang Sudah Ada

Adalah 1 Kilometer.

Jarak minimal antara minimarket usulan dan existing

minimarket ditetapkan dalam asumsi yang mengacu pada Perwali

Kota Bandar Lampung No. 17 Tahun 2009 (www.lampungpost.com).

Terkait dengan asumsi tersebut, maka cakupan area pelayanan (service

coverage) minimarket ditetapkan dengan radius sebesar 500 meter.

Minimarket usulan boleh didirikan selama tidak beririsan dengan

service coverage dari existing minimarket. Hal ini ditetapkankan untuk

menghindari kanibalisme antar minimarket.

Selain itu, untuk memperkuat ketetapan jarak minimal 1

kilometer, maka dilakukan penyebaran kuesioner. Berdasarkan hasil

kuesioner tersebut diperoleh kesimpulan bahwa sebagian besar

konsumen biasanya menempuh jarak 500 meter untuk berbelanja ke

minimarket. Sehingga, dapat ditetapkan coverage area untuk

Page 124: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-22

minimarket adalah 500 meter. Agar coverage area tersebut tidak

beririsan, maka ditetapkan jarak minimal antar minimarket adalah 1

kilometer.

Batasan area untuk minimarket di Kota Surakarta dapat dilihat

pada gambar 4.5.

Gambar 4.5 Peta Batasan Area Minimarket di Kota Surakarta

Sumber: pengolahan data digitasi, 2009

Untuk penjelasan kode minimarket lain dapat dilihat pada tabel 4.14:

Tabel 4.14 Penjelasan Kode Minimarket Lain

Page 125: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-23

No Keterangan

L1 S MartL2 S MartL3 Ass GrossL4 SFA ToserbaL5 Ass Gross Koperasi MekarL6 Perdana JayaL7 Viyas MartL8 Sami Kate

Sumber: Data Diolah, 2009

Selain mempertimbangkan minimarket yang sudah ada dan

pasar tradisional, pasar modern lain, yaitu hypermarket dan

supermarket juga dipertimbangkan. Namun, persaingan yang terjadi

tidak secara head to head dikarenakan ada beberapa jenis varian

produk yang tidak tersedia di minimarket tetapi tersedia di

supermarket dan hypermarket. Jadi, untuk kelengkapan produk

supermarket dan hypermarket lebih unggul, tetapi untuk kedekatan

jarak dengan konsumen minimarket lebih unggul.

Coverage area untuk hypermarket dan supermarket adalah 500m

dengan jarak minimal minimarket yang diperbolehkan untuk dibagun

adalah 500 meter dari lokasi hypermarket maupun supermarket. Jarak

minimal antara minimarket dengan pasar modern lain ditetapkan

dalam asumsi, yaitu sebesar 500 meter. Hal ini mempertimbangkan

tipe persaingan yang terjadi secara tidak langsung, serta baik

minimarket maupun hypermarket dan supermarket sendiri cenderung

memilki keunggulan masing-masing.

Batasan area untuk hypermarket dan supermarket di Kota

Surakarta dapat dilihat pada gambar 4.6.

Page 126: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-24

Gambar 4.6 Peta Batasan Area Supermarket dan Hypermarket di Kota

Surakarta Sumber: Pengolahan Data Digitasi, 2009

Untuk penjelasan kode supermarket dan hypermarket dapat dilihat pada

tabel 4.15.

Tabel 4.15 Penjelasan Kode Supermarket dan Hypermarket

No KeteranganS1 Luwes Loji WetanS2 Luwes GadingS3 Luwes MojosongoS4 Ratu LuwesS5 Ratu LuwesS6 Sami LuwesS7 Asia BaruS8 Atria AwalayanH1 Hypermart SGMH2 Hypermart Solo SquareH3 Makro

Sumber: Data Diolah, 2009

Page 127: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-25

f. Fasilitas dapat dilokasikan di sepanjang network/jalan umum.

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 112

Tahun 2007, Network/jalan umum yang dipertimbangkan dalam

penentuan lokasi minimarket adalah jalan arteri, jalan kolektor, dan

jalan lokal, sedangkan kelas jalan lingkungan tidak dipertimbangkan

kecuali jalan lingkungan di daerah perumahan dalam kota atau

perkotaan. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan kemudahan akses

minimarket merupakan salah satu faktor mengapa konsumen memilih

minimarket untuk berbelanja. Peta jaringan jalan di Kota Surakarta

dapat dilihat pada gambar 4.7.

Gambar 4.7 Jaringan Jalan di Kota Surakarta

Sumber: Pengolahan Data Digitasi, 2009

Page 128: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-26

4.2.3 Penentuan Jumlah Alternatif Usulan Lokasi Minimarket

Jumlah alternatif minimarket usulan ini merupakan batas maksimal

(upper bound) minimarket yang dimungkinkan untuk dibangun. Untuk

menentukan jumlah optimal minimarket baru digunakan network location

model. Penentukan lokasi minimarket dengan metode iterasi berdasarkan

titik koordinat tiap RW yang belum tercover minimarket lama.

Penentuan alternatif usulan lokasi minimarket adalah dengan

melihat daerah atau area yang masih berpeluang untuk didirikan

minimarket yang dapat dilihat dari peta sebaran pasar modern dan pasar

tradisional yang sudah ada. Untuk mengetahui daerah yang masih

berpeluang untuk pendirian minimarket, dapat dilihat dari peta

persebaran pasar modern maupun pasar tradisional di Kota Surakarta

pada gambar 4.8.

Page 129: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-27

Gambar 4.8 Peta Persebaran Pasar Modern dan Pasar Tradisional di Kota

Surakarta Sumber: Pengolahan Data Digitasi, 2009

Berdasarkan persebaran pasar modern dan pasar tradisional yang

sudah ada, secara kasar dapat dilihat bahwa daerah yang masih

berpeluang untuk pendirian minimarket adalah Kecamatan Jebres, bagian

utara Kecamatan Banjarsari, serta wilayah perbatasan atau pinggiran

kecamatan Laweyan dan Pasar Kliwon.

Persyaratan untuk membangun minimarket baru adalah dengan

mempertimbangkan coverage area dan jarak minimal dari seluruh fasilitas

atau pasar yang sudah ada baik pasar tradisional maupun pasar modern.

Persyaratan tersebut, yaitu:

Page 130: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-28

- Jarak minimal antara pasar tradisional dan minimarket usulan

adalah 500 meter.

- Jarak minimal antara minimarket usulan dengan hypermarket dan

supermarket adalah 500 meter.

- Jarak minimal antara minimarket yang sudah ada dan minimarket

usulan adalah 1 kilometer.

- radius area pelayanan minimarket adalah 500 meter.

Penentuan lokasi yang baru dilakukan dengan metode iterasi

dengan langkah – langkah sebagai berikut:

1. Penentuan titik awal daerah usulan yang feasible. Daerah feasible

merupakan daerah di luar radius minimarket yang sudah ada serta

mempertimbangkan ketentuan jarak minimal antara minimarket

usulan dengan pasar tradisional, hypermarket, dan supermarket yang

sudah ada.

2. Penentuan titik – titik lokasi dilakukan secara berurutan (sequential)

satu per satu dengan dasar titik awal.

3. Lokasi usulan berikutnya tidak boleh beririsan dengan minimarket

yang sudah ada ataupun titik usulan minimarket yang sebelumnya.

4. Penentuan titik lokasi dengan mencari perkiraan titik pusat dari

radius yang telah dibuat.

5. Apabila titik pusat jatuh pada daerah yang tidak memungkinkan

maka bisa digeser sesuai dengan kondisi agar memungkinkan untuk

bisa dibangun minimarket usulan.

6. Titik harus berada di pinggir network / jalan umum dengan jalan

yang dipertimbangkan adalah jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal,

sedangkan jalan lingkungan tidak dipertimbangkan kecuali

dilingkungan perumahan.

Page 131: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-29

Setelah dilakukan tahapan iterasi di atas maka diperoleh 21 titik

usulan minimarket yang tersebar di Kota Surakarta. Pemetaan titik lokasi

usulan minimarket dapat dilihat pada gambar 4.9.

Gambar 4.9 Usulan Awal Lokasi Minimarket di Kota Surakarta

Sumber: Pengolahan Data Digitasi, 2009

Setelah diperoleh titik-titik alternatif usulan lokasi yang diperoleh

dengan cara iterasi tersebut, kemudian dilakukan pencarian lokasi real

untuk titik usulan lokasi baru minimarket. Setelah dilakukan pencarian

titik usulan lokasi baru, maka hanya diperoleh 19 titik usulan yang

memungkinkan. Untuk usulan M20 dan M21 tidak memungkinkan

dikarenakan tingkat kepadatan pada lokasi tersebut tinggi, sehingga tidak

ada lahan ataupun bangunan kosong di sekitar wilayah titik usulan.

Pemetaan titik usulan lokasi baru minimarket dapat dilihat pada gambar

4.10.

Page 132: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-30

Gambar 4.10 Usulan Lokasi Minimarket di Kota Surakarta

Sumber: Pengolahan Data Digitasi, 2009

Alamat lengkap untuk tiap titik usulan lokasi dapat dilihat pada tabel

4.16. Untuk lebih mengetahui dan menggambarkan bagaimana kondisi

dari tiap titik usulan lokasi pendirian minimarket ini, maka dibuat profil

tiap titik usulan lokasi dengan disertai foto atau gambar daerah alternatif

usulan lokasi tersebut. Profil usulan lokasi dapat dilihat pada lampiran L7.

Tabel 4.16 Alamat Alternatif Usulan Lokasi Minimarket

Page 133: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-31

No Lokasi Selatan Timur Alamat Ket Kode

1 Tanah Kosong 481164 9166421 Jl. Sumpah pemuda dekat jalan raya M1

2 Tanah & Bangunan Kosong 479522 9163886 Jl. Teratai 1 No.16, RT1

RW13 Mangkubumendekat perumahan dan pemukiman penduduk M2

3 Tanah Kosong 481461 9164195 Jl. Arif Rahman Hakim No.49

dekat perumahan dan pemukiman penduduk M3

4 Tanah Kosong 482581 9162045 Jl. Untung Suropati dekat pemukiman penduduk M4

5 Tanah Kosong 483876 9167108 Jl. Manunggal II dekat pemukiman penduduk M5

Sumber: Observasi Lapangan, 2009 Lanjutan Tabel 4.16 Alamat Alternatif Usulan Lokasi Minimarket

No Lokasi Selatan Timur Alamat Ket Kode

6 Tanah Kosong 484400 9166345 Jl. Ringroad dekat pengambilan retribusi jalan M6

7 Tanah Kosong 483281 9166357 RT03, RW34 Mojosongo

dekat pemukiman penduduk M7

8 Tanah Kosong 482138 9165842 Jl. Wilanda Maramus dekat Poltekkes, USB, perumahan M8

9 Bangunan Kosong 484287 9163793 Jl. Ir. Sutami 107 Dekat Jalan raya, Kampus UNS M9

10 Tanah Kosong 483446 9164381 Jl. Guntur Komplek kost mahasiswa, perumahan penduduk M10

11 Tanah Kosong 482955 9165336 Jl. Cahaya dekat perumahan solo elok M11

12 Tanah Kosong 483907 9165179 Jl. Surya 2, Jebres Komplek kost mahasiswa, perumahan penduduk M12

13 Bangunan Kosong 483560 9163285 Jl. Juanda Kertasanjaya Dekat Jalan raya M13

14 Tanah Kosong 485297 9165929 Daerah sebrang Ring Road

Dekat pemukiman penduduk M14

15 Tanah Kosong 479539 9166760 Jetis, RT08 RW III, Kadipiro

dekat perumahan dan pemukiman penduduk M15

16 Tanah Kosong 475061 9165192 Jl. Duwet II/10, Karangasem

Dekat jalan ramai, pemukiman penduduk M16

17 Tanah Kosong 476404 9162672 RT06/II, Sidodadi, Pajang

Dekat pertigaan jalan ramai, pemukiman penduduk

M17

18 Bangunan Kosong 478521 9163065 Jl. Radjiman No.401, Panularan Dekat Jalan raya M18

19 Tanah Kosong 480197 9160892 Jl. KH Wakhid Hasyim Dekat jalan ramai, pemukiman penduduk M19

Sumber: Observasi Lapangan, 2009

4.2.4 Pengukuran Jarak Tempuh Konsumen

Page 134: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-32

Jarak tempuh yang dimaksud adalah jarak tempuh terukur dari

titik usulan lokasi minimarket baru ke masing-masing titik demand.

Perhitungan jarak dilakukan untuk seluruh titik demand ke dua alternatif

minimarket terdekat dengan ketentuan jarak maksimal 2 kilometer.

Pengukuran dilakukan dengan software Arcgis menggunakan tool measure

sesuai pola jalan umum yang dilewati konsumen dari titik demand ke dua

titik alternatif minimarket terdekat. Jalan diasumsikan simetris yaitu jarak

dari lokasi titik demand ke lokasi titik minimarket sama dengan jarak dari

lokasi titik minimarket ke lokasi titik demand.

Hasil pengukuran jarak tempuh dari titik demand ke dua titik supply

usulan terdekat dapat dilihat pada lampiran L6. Contoh hasil pengukuran

jarak tempuh titik demand ke dua titik supply usulan terdekat pada tabel

4.17.

Tabel 4.17 Jarak Titik Demand Terpilih Ke Dua Titik Supply Usulan Terdekat

Page 135: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-33

Titik demand Jarak Titik demand Jarak Titik demand Jarak Titik demand JarakR 48 828,132 R 128 1106,03 R 24 514,12 R 457 1703,87R 49 304,35 R 46 1758,11 R 139 462,54 R 458 1657,84R 50 749,9 R 47 1189,75 R 140 616,92 R 310 1173,92R 53 515,84 R 57 896,38 R 142 977,58 R 311 1098,42R 54 638,46 R 143 954,84 R 312 1208,26R 55 108,93 R 144 650,04 R 313 1241,24R 56 570,71 R 145 1091,41 R 314 1120,05R 58 473,46 R 146 1159,68 R 315 812,79R 59 757,7 R 230 240,29 R 316 732,36R 61 1509,09 R 418 1321,87 R 231 498,02 R 318 855,08R 62 1665,21 R 383 1427,17 R 232 601,53 R 286 1006,96R 63 1567 R 384 1148,85 R 233 223,89 R 194 869,37R 64 1399,92 R 386 1369,9 R 234 716,93 R 195 1122,42R 66 1088,53 R 387 1540,58 R 287 846,59 R 141 930,28R 80 755,85 R 388 1340,29 R 292 653,11 R 147 1286,05R 81 969,32 R 375 1806,29 R 293 698,6 R 70 1104,97R 100 724,47 R 377 1673,24 R 317 547,25 R 71 1356,29R 102 768,43 R 133 1114,73 R 459 1511,86 R 25 1152,6R 103 576,27 R 134 1117,97 R 26 1023,16R 104 568,9 R 135 719,36 R 28 1203,85R 105 470,66 R 96 958 R 31 1267,18R 106 341,48 R 101 804,58 R 32 1137,23R 107 432,79 R 67 1475,46 R 22 932,18R 108 409,24 R 68 1528,33 R 23 949,21R 136 715,77 R 69 1468,33 R 295 740 R 492 1204,02R 137 523,3 R 72 1378,92 R 469 833,14 R 493 1057,96R 138 379,77 R 73 1507,84 R 489 875,81 R 477 857,5R 165 433,79 R 74 1146,61 R 490 988,4 R 478 1001,27R 166 473,48 R 75 1301,25 R 494 869,08R 167 823,14 R 76 1071,6 R 495 857,13R 168 752,2 R 77 1237,11 R 496 445,97R 169 910,68 R 78 1284,39 R 497 690,05R 419 971,57 R 79 903,99 R 498 141,6R 420 550,95 R 65 1587,55 R 499 259,2R 421 479,85 R 555 1543,15 R 500 409,13R 422 402,78 R 559 1487,73 R 501 522,27R 423 648,83 R 502 747,36R 558 1260 R 503 897,57R 560 1112,82 R 521 849,78R 385 1051,17 R 522 719,05R 99 908,3 R 523 581,28

M1

M2

Lokasi Usulan

Alternatif terdekat ke-1 Alternatif terdekat ke-2

M3

M4

Lokasi Usulan

Alternatif terdekat ke-1 Alternatif terdekat ke-2

Sumber: Data Diolah, 2009

Hasil pengukuran jarak tempuh digunakan sebagai dasar

penentuan alokasi titik-titik demand ke titik supply tertentu, dalam hal ini

adalah titik lokasi minimarket. Tiap titik demand diukur jarak terpendek ke

satu dan ke dua dengan titik lokasi minimarket. Titik supply yang

merupakan alternatif minimarket terdekat pertama dan kedua yang

berpeluang dikunjungi titik demand merupakan titik alokasi demand

Page 136: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-34

tersebut. Hal ini berlaku selama jarak tempuh dari titik demand ke titik

supply maksimal 2 kilometer.

4.2.5 Penentuan Alokasi Titik – titik Permintaan Untuk Tiap Titik

Lokasi Minimarket Usulan

Titik permintaan yang dialokasikan ke satu titik minimarket usulan

dengan jarak maksimal 2 kilometer. Tiap titik permintaan memiliki

peluang yang bersifat probabilistik dengan bobot tertentu untuk

berbelanja ke titik minimarket tersebut selama masih dalam area radius 2

kilometer. Perhitungan bobot tiap titik demand untuk memproyeksikan

peluang pemilihan minimarket akan dihitung pada tahap selanjutnya.

Namun, ada batasan bahwa titik demand hanya boleh memilih sebanyak 2

alternatif minimarket terdekat baik minimarket usulan maupun

minimarket yang sudah ada. Jadi, jumlah peluang titik demand ke

minimarket alternatif terdekat akan berkurang sebesar peluang titik

demand kemungkinan memilih alternatif minimarket yang ke-2.

Alokasi titik-titik demand yang berpotensi ke titik usulan

minimarket dapat dilihat pada tabel 4.18.

Tabel 4.18 Alokasi Titik-titik Demand yang Berpotensi ke Titik Usulan

Minimarket

Alternatif terdekat ke-1 Alternatif terdekat ke-2

M1 R48, R49, R50, R53, R54, R55, R56, 58, R59 R128, R46, R47, R57

M2

R61, R62, R63, R64, R66, R80, R81, R100, R102, R103, R104, R105, R106, R107, R108, R136, R137, R138, R165, R166, R167, R168, R169, R419, R420, R421, R422, R423, R558, R560, R385, R99

R418, R383, R384, R386, R387, R388, R375, R377, R133, R134, R135, R96, R101, R67, R68, R69, R72, R73, R74, R75, R76, R77, R78, R79, R65, R555, R559

M3R24, R139, R142, R143, R144, R145, R146, R230, R231, R232, R233, R234, R287, R292, R293, R317, R459

R457, R458, R310, R311, R312, R313, R314, R315, R316, R318, R286, R194, R195, R141, R147, R70, R71, R25, R26, R28, R31, R32, R22, R23

Titik DemandLokasi Usulan

Page 137: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-35

Sumber: Data Diolah, 2009 Lanjutan Tabel 4.18 Alokasi Titik-titik Demand yang Berpotensi ke Titik

Usulan Minimarket

Alternatif terdekat ke-1 Alternatif terdekat ke-2

M4R295, R469, R489, R490, R494, R495, R496, R497, R498, R499, R500, R501, R502, R503, R521, R522, R523

R492, R493, R477, R478

M5 R252, R253M6 R264 R245, R263M7 R244, R245, R250, R251, R262, R268 R252, R253, R258, R260, R264

M8 R52, R237, R238, R239, R243, R266 R49, R51, R129, R130, R132, R235, R240, R244, R265, R268, R269

M9 R207, R208, R209, R270, R271, R279 R206, R210, R229, R267, R278, R279, R280, R281, R282

M10 R198, R199, R201, R202, R203, R204, R205, R206, R219, R284

R197, R208, R218, R220, R222, R225, R270, R271

M11 R220, R221, R240, R241, R242, R269 R202, R204, R227, R219, R224, R226, R227, R228, R236, R239, R243, R252

M12 R216, R217, R218, R263 R203, R305, R207, R242

M13 R193, R272, R273, R274, R275, R276, R277, R278, R280, R281, R282, R283 R284

M14 R212, R213 R211, R214, R215

M15 R34, R35, R36, R37, R38, R39R1, R2, R43, R40, R109, R110, R111, R112, R113, R118, R123, R42, R41

M16 R335, R339, R340, R341 R334, R336, R337M17 R359, R360, R361, R362, R364 R363, R366, R367

M18

R320, R322, R323, R324, R325, R375, R376, R377, R378, R379, R381, R386, R387, R388, R389, R390, R391, R392, R394, R396, R418, R595, R596, R383, R384

R319, R321, R356, R357, R380, R385, R393, R395, R419, R420, R421, R422, R423, R583, R585

M19R454, R455, R456, R532, R536, R537, R538, R539, R549, R550, R551, R552, R553, R554

R450, R529, R530, R535

Titik DemandLokasi Usulan

Sumber: Data Diolah, 2009

4.2.6 Penentuan Bobot Titik Demand

Untuk menentukan bobot atau peluang titik demand, dilakukan

berdasar perhitungan data hasil kuesioner. Tahap-tahap penentuan bobot,

yaitu:

1. Perhitungan persentase peluang pemilihan minimarket

Page 138: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-36

Berdasar hasil rekap kuesioner pada tabel 4.3 maka diperoleh

persentase jumlah konsumen yang hanya berlangganan 1 minimarket

dan lebih dari 1 minimarket, dengan rata-rata konsumen memilih 2

alternatif minimarket terdekat. Persentase pemilihan alternatif

minimarket diperoleh dengan formulasi:

Persentase pemilihan 1 alternatif = jumlah konsumen yang memilih 1

minimarket/total responden

TrTanPan

Keterangan : Pan=Persentase pemilihan alternatif minimarket

Tan= Jumlah pemilih alternatif minimarket sebanyak an.

Tr = Jumlah total responden

an untuk n = 1 atau > 1

Contoh perhitungan: Pa1 = 43,06026

Persentase dapat dilihat pada tabel 4.19.

Tabel 4.19 Persentase Jumlah Langganan Minimarket

1 > 1Jumlah konsumen 26 34 60persentase 0,43 0,57 1,00

Memilih MinimarketTotal

Sumber: Data Diolah, 2009

Berdasar perhitungan di atas maka dapat diketahui proyeksi

peluang titik demand untuk berlanggan 1 minimarket adalah 0.43,

sedangkan untuk berlangganan lebih dari satu minimarket adalah 0.57.

2. Perhitungan bobot untuk pemilihan minimarket

Perhitungan bobot untuk pemilihan minimarket dilakukan

berdasar proporsi frekuensi yang diperoleh melalui kuesioner. Dari hasil

perhitungan dapat diketahui peluang tiap titik demand apakah memilih

alternatif minimarket terdekat ke-1 atau ke-2. Tahap-tahap perhitungan

bobot pemilihan minimarket adalah sebagai berikut:

Page 139: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-37

1) Perhitungan persentase frekuensi tiap responden

Dalam perhitungan persentase frekuensi belanja, responden

yang digunakan dalam pengolahan data adalah responden yang

berlangganan lebih dari 1 minimarket, yaitu 33 responden.

TrTfnPfn

Keterangan: Pfn=Persentase pemilihan alternatif minimarket

Tfn= persentase pemilih alternatif minimarket terdekat ke-fn.

Tr = Jumlah total responden

fn untuk n = 1 (tertdekat ke-1) atau 2 (terdekat ke-2)

Contoh perhitungan: Pf1 = 61,033

18,20

Hasil perhitungan persentase frekuensi dapat dilihat pada tabel 4.20.

Tabel 4.20 Persentase Frekuensi Belanja ke Minimarket

Page 140: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-38

Terdekat Terjauh1 2100000 0,67 0,332 1100000 0,50 0,503 1270000 0,50 0,504 750000 0,50 0,505 1500000 0,50 0,506 1850000 0,67 0,337 750000 0,67 0,338 480000 0,67 0,339 650000 0,50 0,50

10 2100000 0,67 0,3311 1800000 0,83 0,1712 1060000 0,50 0,5013 1000000 0,75 0,2514 3500000 0,67 0,3315 1250000 0,20 0,8016 2300000 0,91 0,0917 1050000 0,67 0,3318 2000000 0,75 0,2519 2000000 0,33 0,6720 720000 0,50 0,5021 740000 0,50 0,5022 3400000 0,50 0,5023 1100000 0,83 0,1724 3200000 0,50 0,5025 1025000 0,67 0,3326 2400000 0,80 0,2027 3000000 0,67 0,3328 1650000 0,67 0,3329 3200000 0,80 0,2030 2650000 0,50 0,5031 925000 0,50 0,5032 1700000 0,50 0,5033 2800000 0,80 0,20

1727878,79 0,61 0,39

Responden ke- Pengeluaran

Persentase

Rata-rata Sumber: Data Diolah, 2009

2) Pembuatan kelas distribusi pengeluaran untuk klasifikasi tingkat

pendapatan

Penentuan panjang kelas dan banyak kelas adalah sebagai berikut:

3500000480000

30200006,011 6

503333,33 503333Banyak KelasPanjang Kelas

MaxMinJangkauan

Setelah ditetapkan panjang kelas dan banyak kelas, maka klasifikasi

pengeluaran adalah sebagai berikut:

Page 141: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-39

Tabel 4.21 Kelas Distribusi Pengeluaran

Kelas BKB BKA Frek1 480000 983333 72 983334 1486667 83 1486668 1990001 54 1990002 2493335 65 2493336 2996669 26 2996670 3500003 5

33Total Sumber: Data Diolah, 2009

3) Pengelompokan kelas pendapatan

Setelah terbentuk 6 kelas distribusi pengeluaran, maka dilakukan

adjustment pengelompokan tingkat pendapatan berdasar kelas

pengeluaran yang terbentuk. Tingkat pendapatan dibagi menjadi 3

kelas, yaitu kelas bawah, menengah, dan atas. Hasil adjusment

dapat dilihat pada tabel 4.22.

Tabel 4.22 Adjusment Pengelompokan Tingkat Pendapatan

Kelas BKB BKA Kelas Pendapatan Frek1 480000 983333 3 (bawah) 72 983334 14866673 1486668 19900014 1990002 24933355 2493336 29966696 2996670 3500003

33Total

19

71 (atas)

2 (menengah)

Sumber: Data Diolah, 2009

4) Perhitungan peluang frekuensi untuk tiap kelas pendapatan

Perhitungan peluang untuk tiap kelas pendapatan diperoleh

dengan menghitung rata-rata frekuensi untuk tiap kelas

pendapatan.

Formulasi perhitungan adalah sebagai berikut:

TrkTfknPfkn

Keterangan:

Page 142: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-40

Pfkn=Persentase pemilihan alternatif minimarket untuk kelas

pendapatan k.

Tfkn =Persentase total pemilih alternatif minimarket terdekat ke-fn.

Trk = Jumlah total responden kelas pendapatan k.

fkn untuk n = 1 (tertdekat ke-1) atau 2 (terdekat ke-2)

k = kelas pendapatan (kelas atas(1), menengah(2), bawah(3))

Contoh perhitungan: Pf11 = 63,0743,4

Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 4.23.

Tabel 4.23 Peluang Frekuensi Tiap Kelas Pendapatan

terdekat terjauh terdekat terjauh1 0,67 0,33 1 0,67 0,332 0,50 0,50 2 0,50 0,503 0,50 0,50 3 0,50 0,504 0,50 0,50 4 0,67 0,335 0,67 0,33 5 0,80 0,206 0,67 0,33 6 0,50 0,507 0,83 0,17 7 0,80 0,208 0,50 0,50 rata2 0,63 0,379 0,75 0,2510 0,20 0,8011 0,91 0,0912 0,67 0,33 terdekat terjauh13 0,75 0,25 1 0,50 0,5014 0,33 0,67 2 0,67 0,3315 0,83 0,17 3 0,67 0,3316 0,67 0,33 4 0,50 0,5017 0,80 0,20 5 0,50 0,5018 0,67 0,33 6 0,50 0,5019 0,50 0,50 7 0,50 0,50

rata2 0,63 0,37 rata2 0,55 0,45

FrekuensiNoNo FrekuensiKelas Menengah Kelas Atas

No FrekuensiKelas Bawah

Sumber: Data Diolah, 2009

Hasil perhitungan rata-rata frekuensi untuk tiap kelas dijadikan

proyeksi peluang pemilihan minimarket alternatif terdekat ke-1

atau ke-2. Untuk kelas atas dan kelas menengah memiliki peluang

yang sama untuk memilih alternatif minimarket, yaitu minimarket

Page 143: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-41

terdekat ke-1 sebesar 0.63 dan minimarket terdekat ke-2 sebesar

0.37. Sedangkan untuk kelas bawah peluang minimarket terdekat

ke-1 sebesar 0.55 dan minimarket terdekat ke-2 sebesar 0.45.

3. Perhitungan bobot volume belanja untuk tiap kelas pendapatan

Perhitungan bobot volume belanja untuk tiap kelas pendapatan

juga menggunakan metode yang sama dengan bobot peluang pemilihan

minimarket, yaitu dengan menghitung rata-rata volume belanja untuk

tiap kelas pendapatan per bulan. Namun, data yang digunakan adalah

keseluruhan responden, yaitu 60. Dari total volume belanja per bulan

kemudian didisagregasi menjadi per hari, yaitu dengan dibagi 30. Dari

perhitungan tersebut maka diperoleh rata-rata pembelian per hari untuk

tiap kelas pendapatan.

Hal ini dilakukan dengan tujuan agar dapat menghitung proyeksi

omset perhari minimarket usulan. Formulasi perhitungan adalah sebagai

berikut:

TrkT

P vkvk

Keterangan:

Pvk=Persentase volume belanja untuk kelas pendapatan k.

Tvk =Total volume belanja untuk kelas pendapatan k.

Trk = Jumlah total responden kelas pendapatan k.

vk untuk k = kelas pendapatan (kelas atas(1), menengah(2), bawah(3))

Contoh perhitungan: Pv1 = 83,833.40512

000.870.4

Hasil perhitungan bobot volume belanja tiap kelas pendapatan

dapat dilihat pada tabel 4.24.

Page 144: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-42

Tabel 4.24 Total Volume Belanja Tiap Kelas Pendapatan per Bulan

1 10000,00 1 80000,002 200000,00 2 150000,003 150000,00 3 300000,004 100000,00 4 40000,005 400000,00 5 550000,006 400000,00 6 400000,007 0,00 7 50000,008 200000 8 10000009 80000 9 500000

10 150000 10 70000011 400000,00 11 40000012 400000,00 12 70000013 1500000,00 rata2 405833,3314 015 70000016 5000017 35000018 550000 1 60000,0019 400000 2 75000,0020 400000 3 230000,0021 600000 4 50000,0022 50000 5 50000,0023 100000 6 160000,0024 174000 7 300000,0025 275000 8 240000,0026 200000 9 180000,0027 300000 10 100000,0028 200000 11 150000,0029 150000 12 40000,0030 0 13 20000031 400000 14 30000032 200000 15 30000033 100000 rata2 162333,33

rata2 278454,55

NoVolume

belanja per bulan

No

Kelas Menengah Kelas Atas

Kelas Bawah

Volume belanja per bulan

NoVolume

belanja per bulan

Sumber: Data Diolah, 2009

Berdasarkan perhitungan di atas, maka hasil rataan total volume

belanja tiap bulan, masing-masing dibagi 30 hari. Volume belanja per

hari untuk tiap kelas pendapatan dapat dilihat pada tabel 4.25.

Tabel 4.25 Volume Belanja per Hari Untuk Tiap Kelas Pendapatan

Page 145: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-43

Atas Menegah BawahKelas Pendapatan

volume belanja per hari 5411,119281,8213527,78

Sumber: Data Diolah, 2009

Jadi, volume belanja untuk kelas atas sebesar Rp 13.600,00, untuk

kelas menengah sebesar Rp 9.300,00, sedangkan untuk kelas rendah

sebesar Rp 5.500,00. Nilai yang diperoleh selanjutnya akan dijadikan

nilai parameter dalam model penentuan lokasi. Berdasarkan

perhitungan tersebut, maka dapat ketahui bahwa tingkat pendapatan

berpengaruh pada volume belanja.

4.2.7 Pembentukan Network Location Model

Model referensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

yang dikembangkan oleh Melkote dan Daskin (2001). Model disesuaikan

dengan karakteristik sistem dalam permasalahan penentuan usulan lokasi

minimarket dan kebutuhan penelitian. Maka diperoleh model seperti

berikut:

E. Fungsi Tujuan

Fungsi tujuan model yang dikembangkan adalah memaksimalkan

jumlah pelanggan yang berpeluang untuk berbelanja ke minimarket

usulan. Fungsi tujuan jumlah pelanggan berbobot untuk sejumlah tertentu

minimarket ini didefinisikan dengan model matematis pada persamaan

3.1. Dalam penentuan usulan lokasi baru minimarket ini terdapat 19 titik

usulan yang berfungsi sebagai titik supply (i) dan 598 titik pusat RW di

Kota Surakarta yang berfungsi sebagai titik demand (j). Sehingga,

persamaan fungsi tujuan model penentuan usulan lokasi baru minimarket

dirumuskan dengan model matematis sebagai berikut:

Fungsi Tujuan:

Page 146: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-44

Maksimasi Z, di mana Z adalah jumlah pelanggan yang berpeluang

belanja ke minimarket usulan.

)]()()()()()()()()()()()()()(

)()()()[(...)]()()()()()()()()()()()()[(

1919535191953019195291919450

19195541919553191955219195511919550

19195491919539191953819195371919536

19195321919456191945519194541157

1147114611128115911581156

115511541153115011491148

MMRMMRMMRMMR

MMRMMRMMRMMRMMR

MMRMMRMMRMMRMMR

MMRMMRMMRMMRMMR

MMRMMRMMRMMRMMRMMR

MMRMMRMMRMMRMMRMMR

ZYZYZYZYZYZYZYZYZYZYZYZYZYZY

ZYZYZYZYZYZYZYZYZYZYZYZYZYZYZYZYZYZ

Keterangan:

Yji = jumlah konsumen dari j (mewakili titik RW) menuju titik

lokasi minimarket usulan i (Mn).

Zi = variabel biner (0,1)

iZ =

tidakjika 0 lokasi titik padadibangun inimarket jika 1 im

i = titik lokasi minimarket usulan, i = M1, M2, M3, ..., M19

j = titik permintaan konsumen ditiap RW, j = R1, R2, R3, ..., R598

n

ij kjkjiji dPY

3

1

………………………………………………………(3.2)

Keterangan:

Yji = flow on link (i,j)

Pkji = peluang titik permintaan j kelas pendapatan k ke

minimarket i

dj = jumlah penduduk di titik j

Berdasarkan fungsi tujuan di atas,

n

j kjkji dP

1

3

1 merupakan flow

on link (i,j). Rumusan ini digunakan untuk mengetahui jumlah

konsumen yang berpotensi ke minimarket usulan. Jumlah konsumen

dari j (mewakili titik RW) menuju titik lokasi minimarket usulan i (Mn)

Page 147: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-45

diperoleh melalui perhitungan peluang tiap titik permintaan j ke

minimarket i dengan jarak maksimal 2 km.

F. Variabel Keputusan

Variabel keputusan yang dicari dalam formulasi matematis diatas,

adalah sebagai berikut :

iZ =

tidakjika 0 lokasi titik padadibangun inimarket jika 1 im

Sedangkan beberapa variabel lain yang terlibat dalam model ini, yaitu:

Yij = flow on link (i,j) (jumlah KK)

Wi = total demand yang dilayani oleh fasilitas di titik i (jumlah

KK)

G. Parameter

Parameter yang digunakan adalah jumlah belanja untuk tiap kelas

pendapatan serta peluang tiap kelas pendapatan untuk ke minimarket

baik terdekat pertama maupun terdekat ke dua. Nilai parameter tersebut

ditetapkan berdasar hasil yang diperoleh melalui kuesioner.

Berdasarkan hasil perhitungan bobot sebelumnya, maka diperoleh

jumlah belanja untuk tiap kelas pendapatan adalah sebagai berikut:

B1j = 13.600

B2j = 9.300

B3j = 5.500

Keterangan :

B1j = jumlah belanja untuk kelas pendapatan atas (Rp/hari)

B2j = jumlah belanja untuk kelas pendapatan menegah (Rp/hari)

B3j = jumlah belanja untuk kelas pendapatan bawah (Rp/hari)

Page 148: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-46

Berdasarkan hasil perhitungan bobot sebelumnya, maka diperoleh

peluang tiap kelas pendapatan untuk ke minimarket baik terdekat

pertama maupun terdekat ke dua adalah sebagai berikut:

Alternatif terdekat ke-satu : 55,0

63,0

3

21

ji

jiji

PPP

Alternatif terdekat ke-dua :45,0

37,0

3

21

ji

jiji

PPP

Keterangan : Pkji : peluang untuk kelas pendapatan ke-k (untuk k=1, 2,

3)

H. Batasan

Kriteria-kriteria yang menjadi constraint pada formulasi matematis

diatas, adalah sebagai berikut :

6) Batasan persamaan arus (flow equation)

Sistem yang berlaku dalam model ini adalah customer-to-server

dimana demand (konsumen) bergerak menuju fasilitas untuk dilayani

oleh karena itu diperlukan suatu persamaan yang mengatur arus (flow)

konsumen (demand) ke dan dari minimarket.

Inbound flow = Outbound flow, dimana inbound flow (arus ke

fasilitas) merupakan total inbound demand yaitu seluruh demand

(konsumen) yang bergerak menuju fasilitas sedangkan outbound flow

(arus dari fasilitas) merupakan outbound demand yaitu jumlah

konsumen yang tidak terlayani ditambah demand yang terlayani di

node. Berdasarkan persamaan 3.3 maka persamaan arus untuk

minimarket usulan dapat diformulasikan sebagai berikut (seluruhnya

terdapat 23 persamaan flow):

Page 149: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-47

1919019195351919530

1919529191945019195541919553

1919552191955119195501919549

1919539191953819195371919536

1919532191945619194551919454

22022559

22555226522792278

22772276227522742273

227222692268226722101

229622135221342213322377

2237522388223872238622383

223982239722418229922385

2256022558224232242222421

2242022419221692216822167

2216622165221382213722136

2210822107221062210522104

22103221022210022812280

22662264226322622261

110115711471146

111281159115811561155

11541153115011491148

)()()()()()()()()()()()()()()()()()(

)()()()()(

)()()()()()()()()()(

)()()()()()()()()()()()()()()(

)()()()()()()()()()()()()()()()()()()()(

)()()()()()()()()()(

)()()()()()()()()()()()()[(

MMMMRMMR

MMRMMRMMRMMR

MMRMMRMMRMMR

MMRMMRMMRMMR

MMRMMRMMRMMR

MMMMR

MMRMMRMMRMMR

MMRMMRMMRMMRMMR

MMRMMRMMRMMRMMR

MMRMMRMMRMMRMMR

MMRMMRMMRMMRMMR

MMRMMRMMRMMRMMR

MMRMMRMMRMMRMMR

MMRMMRMMRMMRMMR

MMRMMRMMRMMRMMR

MMRMMRMMRMMRMMR

MMRMMRMMRMMRMMR

MMRMMRMMRMMRMMR

MMMMRMMRMMR

MMRMMRMMRMMRMMR

MMRMMRMMRMMRMMR

WYZYZYZYZYZYZYZYZYZYZYZYZYZYZYZYZYZYZY

WYZYZYZYZYZY

ZYZYZYZYZYZYZYZYZYZY

ZYZYZYZYZYZYZYZYZYZY

ZYZYZYZYZYZYZYZYZYZY

ZYZYZYZYZYZYZYZYZYZYZYZYZYZYZY

ZYZYZYZYZYZYZYZYZYZY

WYZYZYZYZYZYZYZYZYZYZYZYZYZY

Keterangan :

Wi = jumlah konsumen yang dilayani oleh minimarket i.

Y0i = jumlah konsumen yang tidak terlayani oleh minimarket i.

Yji = jumlah konsumen dari j (mewakili titik RW) menuju titik

lokasi minimarket usulan i (Mn).

Zi = variabel biner (0,1),

iZ =

tidakjika 0 lokasi titik padadibangun inimarket jika 1 im

i = titik lokasi minimarket usulan (M1, M2, M3, ...., M19).

j = titik permintaan konsumen ditiap RW(R1, R2, ....., R598).

Page 150: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-48

7) Batasan Jumlah Minimarket Yang Ingin Dibangun

Batasan ini memastikan jumlah minimarket yang ingin

dibangun. Berikut adalah formulasi rumusnya:

LZZZZZZ MMMMMM 2354321 ...

Keterangan :

L = Jumlah minimarket yang ingin dibangun, dengan L 19

8) Batasan Omset minimal

Batasan ini digunakan untuk memastikan bahwa omset

minimarket baru memenuhi target minimal rata-rata minimarket yang

ada saat ini. Omset rata-rata per hari untuk sebuah minimarket adalah

sebesar 8,5 juta rupiah (www.indomaret.co.id). Omset per hari untuk

minimarket baru dihitung dengan mempertimbangkan daya beli

untuk tiap kelas pendapatan, total penduduk, serta peluang penduduk

berbelanja ke minimarket usulan tersebut dengan ketentuan jarak

maksimal 2 km.

Namun, untuk memastikan nilai ruas kiri selalu lebih besar dari

ruas kanan maka pada ruas kiri ditambah dengan bilangan M yang

merupakan bilangan riil yang sangat besar nilainya. Hal ini

dimaksudkan untuk memperluas daerah fisibel pada saat pencarian

solusi awal, sehingga apabila batasan omset untuk titik lokasi

minimarket j tidak terpenuhi, tetap diijinkan untuk dibangun tetapi

tidak layak, atau tidak dibangun sama sekali. Berdasarkan persamaan

3.6 maka persamaan omset per hari (Oi) untuk minimarket usulan

dapat diformulasikan sebagai berikut (seluruhnya terdapat 19

persamaan omset minimal):

Page 151: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-49

000.500.8))1(()]()()(

)]()()()]()()()]()(

)()]()()()]()()()]()()()]()(

)()()()()()()()()()()()(

)()()()[(

1

157357357315725725721571571571

1473473473147247247214714714711463463463

1462462462146146146111283128312831128212821282

1128112811281159359359315925925921591591591

1583583583158258258215815815811563563563

1562562562156156156115535535531552552552

1551551551154354354315425425421541541541

1533533533153253253215315315311503503503

1502502502150150150114934934931492492492

14914914911483483483148248248214814814811

M

MRRRMRRRMRRR

MRRRMRRRMRRRMRRR

MRRRMRRRMRRRMRRR

MRRRMRRRMRRRMRRR

MRRRMRRRMRRRMRRR

MRRRMRRRMRRRMRRR

MRRRMRRRMRRRMRRR

MRRRMRRRMRRRMRRR

MRRRMRRRMRRRMRRR

MRRRMRRRMRRRMRRRM

ZMpdBpdBpdB

pdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdB

pdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdB

pdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdB

pdBpdBpdBpdBZ

000.500.8))1(()]()()(

)()()()()()()()()()()()()()()()()()(

)()()()()()()()()()()()()()()()()()()()()()()()()()()()()()(

)()()[(

11953353535353

1953525352535219535153515351

195303530353031953025302530219530153015301

195293529352931952925292529219529152915291

194503450345031945024502450219450145014501

195543554355431955425542554219554155415541

195533553355331955325532553219553155315531

195523552355231955225522552219552155215521

195513551355131955125512551219551155115511

195503550355031955025502550219550155015501

195493549354931954925492549219549154915491

195393539353931953925392539219539153915391

195383538353831953825382538219538153815381

195373537353731953725372537219537153715371

195363536353631953625362536219536153615361

195323532353231953225322532219532153215321

194563456345631945624562456219456145614561

194553455345531945524552455219455145514551

19454345434543194542454245421945414541454119

MMvRRR

MRRRMRRR

MRRRMRRRMRRR

MRRRMRRRMRRR

MRRRMRRRMRRR

MRRRMRRRMRRR

MRRRMRRRMRRR

MRRRMRRRMRRR

MRRRMRRRMRRR

MRRRMRRRMRRR

MRRRMRRRMRRR

MRRRMRRRMRRR

MRRRMRRRMRRR

MRRRMRRRMRRR

MRRRMRRRMRRR

MRRRMRRRMRRR

MRRRMRRRMRRR

MRRRMRRRMRRR

MRRRMRRRMRRRM

ZMpdBpdBpdB

pdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdB

pdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdBpdB

pdBpdBpdBZ

Keterangan :

Oi = omset untuk tiap minimarket (Rp/hari)

Bkj = jumlah belanja untuk tiap kelas pendapatan (Rp/hari)

Page 152: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-50

dkj = jumlah penduduk untuk tiap kelas pendapatan

Pji = peluang titik permintaan j ke minimarket i

M = bilangan riil yang sangat besar nilainya

Zi = variabel biner (0,1),

iZ =

tidakjika 0 lokasi titik padadibangun inimarket jika 1 im

i = titik lokasi minimarket usulan (M1, M2, M3, ....., M19).

j = titik permintaan konsumen ditiap RW (R1, R2, ......, R598).

k = kelas pendapatan penduduk di tiap kelurahan (k1, k2, k3)

9) Nonnegatif constrains

Batasan nonnegatif constrains ini digunakan untuk memastikan

bahwa nilai aliran permintaan dan total demand tidak bernilai negatif.

Formulasi model dari persamaan 3.7 dan 3.8 untuk i = M1, M2, …, M23

adalah sebagai berikut:

0,,0,0,0,0,0 1954321 MMMMMM WWWWWW

0,,0,0,0,0,0 1905040302010 MMMMMM YYYYYY

10) Binary

Salah satu keputusan dalam penentuan usulan lokasi

minimarket ini adalah membangun minimarket atau keputusan tidak

membangun minimarket. Hal ini telah dirumuskan pada persamaan

3.9. Pada persamaan ini hanya terdapat dua alternatif keputusan, yaitu

bernilai 1 apabila minimarket dibangun dan bernilai 0 apabila

minimarket tidak di bangun. Formulasi binary untuk untuk i = M1, M2,

…, M23 adalah sebagai berikut:

)1,0(iZ untuk i = M1, M2, ...., M19

4.2.8 Pencarian Solusi

Page 153: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-51

Pencarian Solusi meliputi pemilihan alternatif lokasi pendirian

minimarket dengan menggunakan bantuan program software Risk Solver

Premium V9.0 untuk mempermudah perhitungan. Hasil yang akan

diperoleh berupa lokasi usulan minimarket di Kota Surakarta. Langkah-

langkah dalam menggunakan Risk Solver Platform V9.0 dalam Microsoft

Excel dapat dilihat pada lampiran L5.

Running model untuk menemukan solusi dilakukan dengan

beberapa skenario, yaitu sesuai dengan langkah-langkah penggunaan

software Risk Solver Premium V9.0 dengan memasukkan jumlah minimarket

yang ingin dibangun pada batasan atau constraint. Selanjutnya, Risk Solver

Platform V9.0 akan melakukan pencarian solusi dengan metode iterasi.

Hasil pengolahan yang diperoleh adalah nilai optimal untuk fungsi tujuan

memaksimalkan jumlah pelanggan berbobot dari sejumlah minimarket

terpilih yang ingin dibangun.

Setelah dilakukan perhitungan, maka diketahui bahwa jumlah

alternatif yang feasible berdasarkan perhitungan model adalah 15 alternatif

usulan. Untuk 4 usulan lainnya tidak feasible karena tidak memenuhi

batasan omset minimal. List alternatif usulan yang feasibel dapat dilihat

pada tabel 4.26, sedangkan peta sebaran alternatif usulan feasible dapat

dilihat pada gambar 4.11.

Tabel 4.26 Alternatif Usulan Minimarket Baru yang Feasible

Page 154: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-52

No Lokasi Selatan Timur Alamat Ket Kode

1 Tanah Kosong 481164 9166421 Jl. Sumpah pemuda dekat jalan raya M1

2 Tanah & Bangunan Kosong 479522 9163886 Jl. Teratai 1 No.16, RT1

RW13 Mangkubumendekat perumahan dan pemukiman penduduk

M2

3 Tanah Kosong 481461 9164195 Jl. Arif Rahman Hakim No.49

dekat perumahan dan pemukiman penduduk

M3

4 Tanah Kosong 482581 9162045 Jl. Untung Suropati dekat pemukiman penduduk

M4

5 Tanah Kosong 483281 9166357 RT03, RW34 Mojosongo dekat pemukiman penduduk

M7

6 Tanah Kosong 482138 9165842 Jl. Wilanda Maramus dekat Poltekkes, USB, perumahan

M8

7 Bangunan Kosong 484287 9163793 Jl. Ir. Sutami 107 Dekat Jalan raya, Kampus UNS

M9

8 Tanah Kosong 483446 9164381 Jl. Guntur Komplek kost mahasiswa, perumahan penduduk

M10

9 Tanah Kosong 482955 9165336 Jl. Cahaya dekat perumahan solo elok

M11

10 Tanah Kosong 483907 9165179 Jl. Surya 2, Jebres Komplek kost mahasiswa, perumahan penduduk

M12

11 Bangunan Kosong 483560 9163285 Jl. Juanda Kertasanjaya Dekat Jalan raya M13

12 Tanah Kosong 479539 9166760 Jetis, RT08 RW III, Kadipiro

dekat perumahan dan pemukiman penduduk

M15

Sumber: Data Diolah, 2009 Lanjutan Tabel 4.26 Alternatif Usulan Minimarket Baru yang feasible

No Lokasi Selatan (49M)

Timur (UTM) Alamat Ket Kode

13 Tanah Kosong 476404 9162672 RT06/II, Sidodadi, PajangDekat pertigaan jalan ramai, pemukiman penduduk

M17

14 Bangunan Kosong 478521 9163065 Jl. Radjiman No.401, Panularan Dekat Jalan raya M18

15 Tanah Kosong 480197 9160892 Jl. KH Wakhid Hasyim Dekat jalan ramai, pemukiman penduduk M19

Sumber: Data Diolah, 2009

Page 155: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-53

Gambar 4.11 Alternatif Usulan Minimarket Baru yang feasible di Kota

Surakarta Sumber: Pengolahan Data Digitasi, 2009

Hasil running model dengan Risk Solver Platform V9.0 untuk

beberapa scenario adalah sebagai berikut:

a) Skenario 1 (Membangun 1 Gerai Minimarket)

Pada skenario pertama, dilakukan pencarian solusi di titik usulan

lokasi minimarket mana yang terpilih dan paling potensial dilihat dari

potensi jumlah pelanggan, apabila jumlah gerai minimarket yang ingin

dibangun adalah 1. Setelah dilakukan running model, diperoleh

maksimasi jumlah pelanggan yang berpeluang ke minimarket terpilih:

Jumlah pelanggan berbobot maksimal = 5.872 KK

Lokasi usulan minimarket yang terpilih adalah M2 dengan alamat Jl.

Teratai 1 No.16, RT01 RW13, Mangkubumen. Lokasi merupakan tanah

Page 156: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-54

dan bangunan kosong yang berada di dekat perumahan dan pemukiman

padat penduduk.

b) Skenario 2 (Membangun 2 Gerai Minimarket)

Pada skenario kedua, dilakukan pencarian solusi di titik usulan

lokasi minimarket mana yang terpilih dilihat dari potensi jumlah

pelanggan, apabila jumlah gerai minimarket yang ingin dibangun adalah

2. Setelah dilakukan running model, diperoleh maksimasi jumlah

pelanggan yang berpeluang ke minimarket terpilih:

Jumlah pelanggan berbobot maksimal = 10.549 KK

Rincian lokasi dan peluang jumlah pelanggan potensial adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.27 Lokasi 2 Titik Usulan Minimarket Baru

No Lokasi Selatan Timur Alamat Ket Kode

2 Tanah & Bangunan Kosong 479522 9163886 Jl. Teratai 1 No.16, RT1

RW13 Mangkubumendekat perumahan dan pemukiman penduduk

M2

18 Bangunan Kosong 478521 9163065 Jl. Radjiman No.401, Panularan Dekat Jalan raya M18

Sumber: Data Diolah, 2009

c) Hasil Rekap 15 Model Skenario

15 Model skenario dirunning dengan menggunakan software Risk

Solver Premium V9.0, yaitu dengan memasukkan jumlah minimarket yang

ingin dibangun sebagai batasan atau constraint. Hasil running skenario 1

hingga 15 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.28 Lokasi Titik Usulan Minimarket Baru Terpilih Beserta Jumlah

Pelanggan Berbobot

Page 157: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-55

No Usulan Jumlah Iterasi

Omset total (Rp)

1 M2 5871,75 ≈ 5872 20 46082540,062 M2, M18 10549,24 ≈ 10549 24 82061259,753 M2, M18, M3 13959,09 ≈ 13959 24 110046193,564 M2, M18, M3, M8 17213,32 ≈ 17213 20 134926851,695 M2, M18, M3, M8, M1 20243,6 ≈ 20244 22 159855182,766 M2, M18, M3, M8, M1, M15 23242,59 ≈ 23243 20 183107662,597 M2, M18, M3, M8, M1, M15, M4 26110,25 ≈ 26110 20 193343998,108 M2, M18, M3, M8, M1, M15, M4, M11 28396,66 ≈ 28397 20 213578140,58

9 M2, M18, M3, M8, M1, M15, M4, M11, M19 30676,72 ≈ 30677 20 230282575,67

10M2, M18, M3, M8, M1, M15, M4, M11, M19, M13 32351,02 ≈ 32351 20 258433760,83

11M2, M18, M3, M8, M1, M15, M4, M11, M19, M13, M10 33946,42 ≈ 33946 20 270876782,07

12M2, M18, M3, M8, M1, M15, M4, M11, M19, M13, M10, M17 35469,73 ≈ 35470 20 282663969,36

13M2, M18, M3, M8, M1, M15, M4, M11, M19, M13, M10, M17, M7 36899,05 ≈ 36899 20 293792503,80

14M2, M18, M3, M8, M1, M15, M4, M11, M19, M13, M10, M17, M7, M9 38278,70 ≈ 38279 20 305252272,34

15 M2, M18, M3, M8, M1, M15, M4, M11, M19, M13, M10, M17, M7, M9, M12

39443,74 ≈ 39444 20 314218198,62

Jumlah Pelanggan Berbobot (KK)

Sumber: Data Diolah, 2009

Keterangan : L = jumlah minimarket yang ingin dibangun

4.2.9 Verifikasi Model

Untuk mengecek atau memvalidasi kebenaran hasil perhitungan

software Risk Solver Platform 9.0 dilakukan verifikasi dengan

membandingkan output antara hasil running optimasi software Risk Solver

Platform 9.0 dengan hasil perhitungan manual. Verifikasi dilakukan

dengan menggunakan sebagian data sebagai parameter model. Adapun

parameter yang digunakan dalam validasi model, sebagai berikut :

a) Jumlah minimarket yang ingin dibangun adalah 2

b) Jumlah minimarket usulan yang dipakai adalah 3, yaitu : M17, M18,

dan M19

c) Usulan alternatif 2 minimarket terpilih merupakan kombinasi 3C2,

sehingga ada 3 alternatif kombinasi usulan 2 minimarket terpilih, yaitu

M17M18, M17M19, dan M18M19.

Page 158: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-56

Langkah dalam melakukan pengujian validitas model optimasi adalah

sebagai berikut :

1. Menghitung demand yang berpeluang ke masing-masing minimarket

usulan

a) Minimarket 17 (M17)

Y17 =

n

j kjikji dP

1

3

1

=

36733663363336433623361336033593173

36723662363236423622361236023592172

36713661363136413621361136013591171

)]([

RRRRRRRRM

RRRRRRRRM

RRRRRRRRM

ddddddddPddddddddP

ddddddddP

= [0,63 x (2+199+3+240+3+245+2+140+3+227)] + [0,55 x (151+

+182+186+107+ 172)] + [0.37 x (3+271+2+204+1+105)] + [0,45 x

206+155+80]

= 669,23 + 439,94 + 216,93 + 198,22

= 1523,32 ≈ 1523

b) Minimarket 18 (M18)

Y18 =

n

j kjikji dP

1

3

1

=

)]

([)]

([)]

([

5853583342334223421342034193395339333853

3803357335633213319338433833596359534183

3963394339233913390338933883387338633813

3793378337733763375332533243323332233203183

5852583242324222421242024192395239323852

3802357235623212319238423832596259524182

3962394239223912390238923882387238613812

3792378237723762375232523242323232223202182

5851583142314221421142014191395139313851

3801357135613211319138413831596159514181

3961394139213911390138913881387138613811

3791378137713761375132513241323132213201181

RRRRRRRRRR

RRRRRRRRRR

RRRRRRRRRR

RRRRRRRRRRM

RRRRRRRRRR

RRRRRRRRRR

RRRRRRRRRR

RRRRRRRRRRM

RRRRRRRRRR

RRRRRRRRRR

RRRRRRRRRR

RRRRRRRRRRM

dddddddddddddddddddddddddddddd

ddddddddddPdddddddddddddddddddddddddddddd

ddddddddddPdddddddddddddddddddddddddddddd

ddddddddddP

= [0,63x(1+198+1+168+0+156+0+123+0+113+0+88+1+127+1+131+1+

Page 159: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-57

107+0+55+0+66+4+108+5+122+2+62+3+112+3+118+3+108+2+81

+4+148+3+131+1+149+2+173+3+215+3+91+2+45)]+[0,55x(81+69+

64+50+47+234+341+351+288+148+176+173+195+99+44+46+42+3

2+58+51+56+27+34+145+72)]+[0.37x(1+233+0+152+5+106+6+117

+0+75+3+71+3+109+3+100+1+123+1+92+0+73+1+185+1+143+3+

180+3+203)]+[0,45 x

(96+62+38+42+201+113+42+39+46+34+27+69+

54+29+32)]

= 1915,50 + 1608,15 + 737,42 + 416,41

= 4677,49≈ 4677

c) Minimarket 19 (M19)

Y19 =

n

j kjikji dP

1

3

1

=

)]([

)]([

)]([

535353035293450355435533552355135503

549353935383537353635323456345534543193

535253025292450255425532552255125502

549253925382537253625322456245524542192

535153015291450155415531552155115501

549153915381537153615321456145514541191

RRRRRRRRR

RRRRRRRRRM

RRRRRRRRR

RRRRRRRRRM

RRRRRRRRR

RRRRRRRRRM

ddddddddddddddddddP

ddddddddddddddddddP

ddddddddddddddddddP

= [0,63x(6+99+3+45+4+58+9+137+6+93+5+80+6+92+9+130+8+

52+16+97+22+132+11+66+16+95+10+62)]+[0,55x(271+122+158+6

6+45+38+44+62+129+241+329+165+237+154+)]+[0.37x(5+79+5+7

7+8+121+4+61)]+[0,45 x (214+37+58+29)]

= 860,79 + 1133,53 + 133,26 + 152,48

= 2280,06 ≈ 2280

2. Menghitung jumlah omset masing-masing minimarket usulan

a) Omset M17 (O17)

O17 =

n

j kijikj ZYB

1

3

1

Page 160: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-58

=

36733663363336433623361336033593173

36723662363236423622361236023592172

36713661363136413621361136013591171

)]([

RRRRRRRRMj

RRRRRRRRMj

RRRRRRRRMj

YYYYYYYYZBYYYYYYYYZB

YYYYYYYYZB

= [13600 x (1,38+1,66+1,70+0,97+1,58+1,11+0,83+0,43)]+[9300 x

(125,19+150,95+154,40+88,36+143,03+100,24+75,42+38,91]+[5500

x (83,02+100,10+102,39+58,6+92,6+69,68+35,94)]

= 131.426,60+8.151.365,18+3.504.395,52 = 11.787.187,29

b) Omset M18 (O18)

O18 =

n

j kijikj ZYB

1

3

1

=

)]

([)]

([)]

([

5853583342334223421342034193395339333853

3803357335633213319338433833596359534183

3963394339233913390338933883387338633813

3793378337733763375332533243323332233203183

5852583242324222421242024192395239323852

3802357235623212319238423832596259524182

3962394239223912390238923882387238623812

3792378237723762375232523242323232223202182

5851583142314221421142014191395139313851

3801357135613211319138413831596159514181

3961394139213911390138913881387138613811

3791378137713761375132513241323132213201181

RRRRRRRRRR

RRRRRRRRRR

RRRRRRRRRR

RRRRRRRRRRMj

RRRRRRRRRR

RRRRRRRRRR

RRRRRRRRRR

RRRRRRRRRRMj

RRRRRRRRRR

RRRRRRRRRR

RRRRRRRRRR

RRRRRRRRRRMj

YYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYY

YYYYYYYYYYZBYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYY

YYYYYYYYYYZBYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYY

YYYYYYYYYYZB

= [13600x(0,37+0,32+0,29+0,23+0,21+0,31+0,46+0,47+0,39+0,20+

0,24+2,54+2,85+1,45+1,78+1,88+1,71+1,29+2,36+2,09+0,59+1,57+

1,94+2,12+1,05+0,26+0,17+1,98+2,20+0,16+0,97+1,01+0,94+0,29+

0,21+0,17+0,43+0,33+0,96+1,08)]+[9300x(124,60+105,99+98,52+7

7,25+71,44+55,13+80,29+82,53+67,71+34,78+41,35+68,36+76,74+

38,93+70,4+74,41+67,86+50,99+93,42+82,71+93,75+109,15+135,2

7+57,02+28,3+86,35+56,1+39,1+43,43+27,27+26,23+40,17+37,1+4

5,33+34,06+27,08+68,6+52,95+66,74+75,25

)]+[5500x(44,73+38,05+35,37

Page 161: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-59

+27,73+25,65+128,95+187,80+193,05+158,37+81,34+96,71+95,35+

107,19+54,38+24,01+25,38+23,14+17,39+31,86+28,21+30,6+15,06

+18,67+79,64+39,54+43,19+28,06+17,04+18,93+90,47+51,03+19,0

8+17,63+20,61+15,49+12,32+31,2+24,08+12,83+14,47)]

= 542.143,48+24.301.448,38+11.135.127,83

= 35.978.719,69

c) Omset M19 (O19)

O19=

n

j kijikj ZYB

1

3

1

=

)]([

)]([

)]

([

535353035293450355435533552355135503

549353935383537353635323456345534543193

535253025292450255425532552255125502

549253925382537253625322456245524542192

535153015291450155415531552155115501

549153915381537153615321456145514541191

RRRRRRRRR

RRRRRRRRRMj

RRRRRRRRR

RRRRRRRRRMj

RRRRRRRRR

RRRRRRRRRMj

YYYYYYYYYYYYYYYYYYZB

YYYYYYYYYYYYYYYYYYZB

YYYYYYYYY

YYYYYYYYYZB

= [13600x(3,86+1,73+2,25+5,7+3,89+3,33+3,82+5,4+5,34+9,96+

13,58+6,8+9,79+6,35+1,8+1,88+2,96+1,5)]+[9300x(62,65+28,16+3

6,56+86,35+58,89+50,46+57,87+81,76+32,59+60,8+82,86+41,52+5

9,76+38,75+29,17+28,43+44,79+22,73)]+[5500x(148,8+66,88+86,8

3+36,15+24,66+21,13+24,23+34,23+71,16+132,77+180,93+90,67+1

30,49+84,61+96,52+16,58+26,12+13,26)]

= 1223161,71+8408191,21+7073082,16

= 16.704.435,08

3. Menghitung total demand berbobot untuk 2 alternatif minimarket

terpilih

a) Z M17M18 = Y17 + Y18 = 1523,32 + 4677,49 = 6200,81 ≈ 6201

b) Z M17M19 = Y17 + Y19 = 1523,32 + 2280,06 = 3803,38 ≈ 3803

c) Z M18M19 = Y18 + Y19 = 4677,49 + 2280,06 = 6957,55 ≈ 6958

4. Melakukan pemilihan 2 alternatif minimarket usulan dengan jumlah

pelanggan berbobot yang paling maksimal

Page 162: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-60

Berdasarkan perhitungan total demand berbobot untuk 2 alternatif

minimarket terpilih, kombinasi dengan jumlah pelanggan maksimal

adalah M18M19. Batasan omset untuk tiap alternatif minimarket juga

terpenuhi, yaitu lebih besar sama dengan Rp 8.500.000,00. Jadi, usulan

minimarket yang akan dibangun adalah minimarket usulan 18 dan 19

dengan jumlah pelanggan berbobot sebesar 6958 KK.

5. Melakukan pengolahan data dengan software Risk Solver Platform 9.0

Dengan memasukkan Fungsi tujuan, constraint, serta decision

variabel pada Risk Solver Platform 9.0 dengan langkah-langkah seperti pada

lampiran L6, maka diperoleh output hasil running sebagai berikut:

Objective Cell (Max)Cell Name Original Value Final Value

$V$6 Z= Yji.Zi 0 6957,551034 Decision Variable Cells

Cell Name Original Value Final Value$X$12 M17 Zi 0 0$X$13 M18 Zi 0 1$X$14 M19 Zi 0 1

ConstraintsCell Name Cell Value Formula Status Slack

$AB$12 M17 Oi+(M(1-Zi)) 1011787187 $AB$12>=8500000 Not Binding 1003287187$AB$13 M18 Oi+(M(1-Zi)) 34486608 $AB$13>=8500000 Not Binding 25986608,06$AB$14 M19 Oi+(M(1-Zi)) 16704435 $AB$14>=8500000 Not Binding 8204435,083$T$12 M17 Yji 1523 $T$12=$W$12 Binding 0$T$13 M18 Yji 4677 $T$13=$W$13 Binding 0$T$14 M19 Yji 2280 $T$14=$W$14 Binding 0$T$12 M17 Yji 1523 $T$12>=0 Not Binding 1523,317421$T$13 M18 Yji 4677 $T$13>=0 Not Binding 4677,491153$T$14 M19 Yji 2280 $T$14>=0 Not Binding 2280,059881$V$12 M17 Wi 1523 $V$12>=0 Not Binding 1523,317421$V$13 M18 Wi 4677 $V$13>=0 Not Binding 4677,491153$V$14 M19 Wi 2280 $V$14>=0 Not Binding 2280,059881$W$8 sigma Zi 2 $W$8<=2 Binding 0

6. Membandingkan output antara hasil running optimasi software Risk

Solver Platform 9.0 dan hasil perhitungan manual.

Berdasarkan langkah-langkah di atas, diperoleh output yang sama

antara hasil running optimasi software Risk Solver Platform 9.0 dengan hasil

perhitungan manual. Dengan demikian, maka hasil perhitungan model

Page 163: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-61

yang dikembangkan dengan software Risk Solver Platform 9.0 adalah benar

atau valid.

BAB V

ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Pada Bab ini diuraikan mengenai analisis dan interpretasi hasil

perhitungan dan pengolahan data yang telah dilakukan pada bab IV.

Analisis dan interpretasi hasil akan diuraikan lebih lanjut pada sub bab di

bawah ini.

5.1 ANALISIS PENELITIAN

5.1.1 Analisis Lokasi Existing Pasar Tradisional dan Pasar Modern di

Kota Surakarta

Berdasarkan data alamat dan lokasi pasar tradisional dan pasar

modern yang ada, maka dapat diketahui sebaran kedua jenis pasar

tersebut di Kota Surakarta. Penyebaran titik lokasi pasar tradisional dan

pasar modern dapat dilihat pada gambar 5.1 dan 5.2.

Page 164: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-62

Gambar 5.1 Peta Sebaran Pasar Tradisional dengan Coverage Area dan Pasar

Modern di Kota Surakarta Sumber: Pengolahan Data Digitasi, 2009

Lingkaran dengan warna hijau merupakan coverage area untuk

pasar tradisional dengan radius 500 meter. Ketentuan jarak minimal

antara pasar tradisional dengan pasar modern adalah 500 meter.

Berdasarkan sebaran titik lokasi pada gambar 5.1 dapat dilihat bahwa

sebagian besar lokasi pasar modern masih berada pada jarak kurang dari

500 meter dari pasar tradisional. Lokasi pasar modern yang relatif dekat

dengan pasar tradisional secara tidak langsung dapat mengurangi pangsa

pasar tradisional, sehingga perlu diberlakukan ketentuan jarak minimal

antar pasar tradisional dengan pasar modern. Selain itu, terdapat

beberapa keunggulan yang dimiliki pasar tradisional dibanding dengan

pasar modern, antara lain kokoh terhadap guncangan ekonomi, daya

Page 165: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-63

menyerap tenaga kerja tinggi, serta keberpihakan terhadap pengusaha

kecil dalam rangka mencapai visi ekonomi kerakyatan.

Lokasi minimarket yang masih berada dalam jarak kurang dari 500

meter terhadap pasar tradisional, yaitu:

a) Alfamart 4 (A4) dan S Mart (L1) masih dalam radius Pasar Gading

(P1). Jarak Pasar Gading dengan Alfamart 4 adalah 413,27 meter,

sedangkan dengan S Mart adalah 244,39 meter.

b) Indomaret 12 (I12) masih dalam radius Pasar Harjodaksino (P3)

dengan jarak 289,82 meter.

c) Alfamart 2 (A2) masih dalam radius Pasar Jebres (P4) dengan jarak

adalah 483,96 meter.

d) Indomaret 1 (I1) masih dalam radius Pasar Kabangan (P6) dengan

jarak adalah 281,51 meter.

e) Alfamart 7 (A7) masih dalam radius Pasar Mojosongo (P12) dengan

jarak adalah 319,98 meter.

f) Indomaret 7 (I7) masih dalam radius Pasar Nusukan (P13) dengan

jarak adalah 315,94 meter.

g) Alfamart 8 (A8) dan Indomaret 14 (I14) masih dalam radius Pasar

Purwosari (P14). Jarak Pasar Purwosari dengan Alfamart 8 adalah

319,19 meter, sedangkan dengan Indomaret 14 adalah 389,22 meter.

h) Alfamart 9 (A9) masih dalam radius Pasar Sidomulyo (P17) dengan

jarak adalah 436,35 meter.

i) Alfamart 5 (A5) dan SFA Toserba (L4) masih dalam radius Pasar

Tanggul (P18). Jarak Pasar Tanggul dengan Alfamart 5 adalah 133,88

meter, sedangkan dengan S Mart adalah 107,20 meter.

j) Alfamart 13 (A13) dan Indomaret 8 (I8) masih dalam radius Pasar

Notoharjo (P21). Jarak Pasar Notoharjo dengan Alfamart 13 adalah

334,40 meter, sedangkan dengan Indomaret 8 adalah 396,91 meter.

Page 166: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-64

Lokasi pasar modern lain (hypermarket dan supermarket) yang

masih berada dalam jarak kurang dari 500 meter terhadap pasar

tradisional, yaitu:

a) Hypermart Solo Square (H2) masih dalam radius Pasar Sidodadi (P16)

dengan jarak hanya 68 meter. Lokasi Hypermart dan Pasar Sidodadi

sama-sama berada pada satu ruas jalan yang sama, yaitu Jl. Brigjend

Slamet Riyadi.

b) Ratu Luwes (S4) masih dalam radius Pasar Legi (P11) dengan jarak

hanya 128,86 meter. Lokasi Ratu Luwes dan Pasar Legi sama-sama

berada pada satu ruas jalan yang sama, yaitu Jl. Jend. S. Parman

Stabelan Banjarsari.

c) Sami Luwes (S6) yang berada di Jl. Slamet Riyadi masih dalam radius

Pasar Kadipolo (P7) dan Pasar Kembang (P8) yang berada di Jl. Dr.

Radjiman. Jarak Sami Luwes dengan Pasar Kadipolo hanya 397,94

meter, sedangkan dengan Pasar Kembang adalah 380,08 meter.

d) Luwes Gading (S2) masih dalam radius Pasar Gading (P1) dengan

jarak hanya 201,31 meter. Lokasi Luwes Gading dan Pasar Gading

sama-sama berada pada satu ruas jalan yang sama, yaitu Jl. Veteran.

e) Luwes Loji Wetan (S1) yang berada di Jl. Kapten Mulyadi masih

dalam radius Pasar Kliwon yang juga berada di Jl. Kapten Mulyadi

(P9) dan Pasar Sangkrah (P15) yang berada di barat stasiun KA

Sangkrah. Jarak Luwes Loji Wetan dengan Pasar Kliwon adalah 260,73

meter, sedangkan dengan Pasar Sangkrah adalah 392,05 meter.

f) Asia Baru (S7) masih dalam radius Pasar Gede (P2) dengan jarak

hanya 168,72 meter. Lokasi Asia Baru dan Pasar Gede sama-sama

berada pada satu ruas jalan yang sama, yaitu Jl. Urip Sumoharjo.

g) Luwes Mojosongo (S3) masih dalam radius Pasar Mojosongo (P12)

dengan jarak hanya 35,85 meter. Lokasi Luwes Mojosongo dan Pasar

Page 167: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-65

Mojosongo sama-sama berada pada satu ruas jalan yang sama, yaitu

Jl. Brigjend Katamso.

Gambar 5.2 Peta Sebaran Pasar Modern dengan Coverage Area dan Pasar

Tradisional di Kota Surakarta Sumber: Pengolahan Data Digitasi, 2009

Pada gambar 5.2, coverage area untuk tiap jenis pasar modern

ditandai dengan lingkaran dengan warna berbeda dengan radius 500

meter. Warna merah untuk minimarket indomaret, biru untuk alfamart,

ungu untuk minimarket lain, oranye untuk hypermarket, dan coklat untuk

supermarket. Berdasarkan sebaran titik lokasi pada gambar 5.2 dapat

dilihat bahwa sebagian besar coverage area lokasi berhimpitan antar pasar

modern satu dengan lainnya.

Lokasi minimarket yang masih berada dalam jarak kurang dari 500

meter terhadap pasar modern lain (hypermarket dan supermarket), yaitu:

Page 168: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-66

a) Indomaret 7 (I7) masih dalam radius Ratu Luwes (S5) dengan jarak

hanya 285,08 meter. Lokasi Indomaret 7 dan Ratu Luwes sama-sama

berada pada satu ruas jalan yang sama, yaitu Jl. Kapten Pierre

Tendean.

b) Alfamart 7 (A7) masih dalam radius Luwes Mojosongo (S3) dengan

jarak hanya 345,40 meter. Lokasi Alfamart 7 dan Luwes Mojosongo

sama-sama berada pada satu ruas jalan yang sama, yaitu Jl. Brigjend.

Katamso.

c) S Mart (L1) yang berada di Jl. Brigjend Sudiarto masih dalam radius

Luwes Gading (S2) yang berada di Jl. Veteran dengan jarak adalah

123,15 meter.

Lokasi antar minimarket yang saling berdekatan dan memiliki jarak

kurang dari 1 kilometer, yaitu:

a) Indomaret 10 (I10), Alfamart 11 (A11), dan Ass Gross (L5)

Indomaret 10 dan Alfamart 11 terletak di Fajar Baru Residence,

Kelurahan Jajar, sedangkan Ass Gross terletak di Jl. Sawo Raya,

Kelurahan Karangasem. Jarak antara Indomaret 10 dan Alfamart 11

adalah 67,60 meter, Indomaret 10 dengan Ass Gross adalah 688,52

meter, sedangkan Alfamart 11 dengan Ass Gross adalah 654,52 meter.

b) Indomaret 1 (I1) dan Indomaret 14 (I14)

Indomaret 14 terletak di Jl. Samanhudi, Kelurahan Sondakan,

sedangkan Indomaret 1 terletak di Jl. Agus Salim, Kelurahan

Sondakan. Jarak antara Indomaret 14 dan Indomaret 1 adalah 432,19

meter.

c) Alfamart 8 (A8), Indomaret 14 (I14), dan S Mart (L2)

S Mart terletak di Jl. Adi Sucipto, Kelurahan Kerten, sedangkan

Alfamart 8 terletak di Jl. Sam Ratulangi, Kelurahan Manahan. Jarak

Indomaret 14 dengan Alfamart 8 adalah 604,65 meter, sedangkan

Alfamart 8 dengan S Mart adalah 727,19 meter.

Page 169: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-67

d) Alfamart 3 (A3) dan S Mart (L2)

Alfamart 3 terletak di Jl. Sam Ratulangi, Kelurahan Manahan. Jarak

Alfamart 3 dengan S Mart adalah 790,56 meter.

e) Alfamart 1 (A1), Indomaret 9 (I9), dan Alfamart

Alfamart 1 dan Indomaret 9 terletak di Jl. Adi Sumarmo, Kelurahan

Banyuanyar. Jarak antara Alfamart 1 dan Indomaret 9 adalah 217,25

meter,

sedangkan Indomaret 9 dengan Alfamart 3 adalah 973,87 meter.

f) Alfamart 6 (A6), Indomaret 6 (I6), dan Viyas Mart (L6)

Viyas Mart Mart terletak di Jl. Dr. Setia Budi, Kelurahan Manahan,

sedangkan Indomaret 6 dan Alfamart 6 terletak di Jl. MT. Haryono,

Kelurahan Manahan. Jarak Indomaret 6 dengan Alfamart 6 adalah

102,96 meter, Indomaret 6 dengan Viyas Mart adalah 133,65 meter,

sedangkan Alfamart 6 dengan Viyas Mart adalah 216,89 meter.

g) Alfamart 14 (A14) dan Ass Gross (L5)

Alfamart 14 terletak di Jl. Kerinci, Kelurahan Kadipiro, sedangkan Ass

Gross terletak di Jl. Sawo Raya, Kelurahan Kadipiro. Jarak antara

Alfamart 14 dan Ass Gross adalah 794 meter.

h) Alfamart 12 (A11), Indomaret 3 (I3), dan Indomaret 11 (I11)

Alfamart 12 dan Indomaret 11 sama-sama terletak di Jl. Jaya Wijaya,

Kelurahan Mojosongo, sedangkan Indomaret 3 terletak di Jl. Letjend

Sutoyo, Kelurahan Mojosongo. Jarak antara Alfamart 12 dan

Indomaret 11 adalah 210,24 meter, Alfamart 12 dan Indomaret 3

adalah 196,21 meter, sedangkan Indomaret 3 dengan Indomaret 11

adalah 394,41 meter.

i) Alfamart 2 (A2), Alfamart 5 (A5), Indomaret 4 (I4), dan SFA Toserba

(L4)

Alfamart 2 dan Indomaret 4 sama-sama terletak di Jl. Ir. Surya,

Kelurahan Jagalan, sedangkan Alfamart 5 dan SFA Toserba terletak di

Page 170: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-68

Jl. RE. Martadinata, Kelurahan Gandekan. Jarak antara Alfamart 2 dan

Indomaret 4 adalah 264,43 meter, Alfamart 2 dan Alfamart 5 adalah

669,37 meter, Alfamart 2 dan SFA Toserba adalah 632,77 meter,

Indomaret 4 dan Alfamart 5 adalah 687,66 meter, Indomaret 4 dan

SFA Toserba adalah 641,37 meter, sedangkan Alfamart 5 dengan SFA

Toserba adalah 240,83 meter.

j) Alfamart 10 (A10), Indomaret 12 (I12), dan S Mart (L1)

Alfamart 10 dan Indomaret 12 terletak di Jl. Veteran, Kelurahan

Serengan, sedangkan S Mart terletak di Jl. Brigjend Sugiarto,

Kelurahan Serengan. Jarak antara Alfamart 10 dan Indomaret 12

adalah 283,20 meter, sedangkan Indomaret 12 dan S Mart adalah

810,40 meter.

k) Alfamart 4 (A4), Indomaret 2 (I2), S Mart (L1), dan Indomaret 8 (I8)

Alfamart 4 dan Indomaret 2 terletak di Jl. Kapten Mulyadi, Kelurahan

Pasar Kliwon, sedangkan dan Indomaret 8 terletak di Jl. Kyai Mojo,

Kelurahan Semanggi. Jarak antara Alfamart 4 dan Indomaret 2 adalah

264,43 meter, Indomaret 2 dengan S Mart adalah 753,85 meter,

Alfamart 4 dengan S Mart adalah 544,40 meter, Alfamart 4 dan

Indomaret 8 adalah 632,46 meter, sedangkan Indomaret 2 dengan

Indomaret 8 adalah 770,41 meter.

l) Alfamart 4 (A4), Indomaret 8 (I8), dan Alfamart 13 (A13)

Alfamart 13 terletak di Jl. Kyai Mojo, Kelurahan Semanggi. Jarak

antara Alfamart 4 dan Alfamart 13 adalah 902,86 meter, sedangkan

Indomaret 8 dan Alfamart 13 adalah 278,17 meter.

m) Sami Kate (L7) dengan Alfamart 3 (A3), Alfamart 8 (A8), dan S Mart

(L2)

Sami Kate terletak di Jl. Ks. Tubun, Manahan. Jarak antara Sami Kate

dan Alfamart 3 adalah 857,02 meter, Sami Kate dan Alfamart 8 adalah

Page 171: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-69

752,50 meter, sedangkan Sami Kate dengan S Mart adalah 532,80

meter.

Apabila dilihat dari sisi persaingan usaha, jarak antar minimarket

tidak begitu dipermasalahkan kecuali minimarket yang bersangkutan

memiliki satu merek dagang. Namun, apabila pertumbuhan minimarket

dari tahun ke tahun semakin pesat, maka diperlukan suatu kebijakan yang

mengacu pada aspek tata ruang, persaingan usaha, dan ekonomi untuk

mengatur pertumbuhan minimarket secara bertahap. Salah satunya

adalah dengan menetapkan jarak minimum antar minimarket.

5.1.2 Analisis Rekap Kuesioner

Pada penelitian ini, digunakan kuesioner dalam rangka

memperoleh data nilai jarak tempuh konsumen, frekuensi belanja, dan

volume belanja di minimarket, serta besar pengeluaran konsumen. Selain

itu, juga diperoleh data yang bisa digunakan sebagai referensi mengenai

alternatif tempat berbelanja dan kebutuhan, pola berbelanja, alasan

pemilihan minimarket, serta alasan pemilihan tempat berbelanja.

Metode sampling yang digunakan dalam penyebaran kuesioner

adalah disproporsional stratified random sampling dikarenakan dugaan

karakteristik populasi yang diperoleh melalui sampling pendahuluan

adalah heterogen stratifikasi mengelompok dengan ukuran kelomok tidak

sama. Untuk tiap kelas, jumlah sample yang diambil adalah 30 untuk tiap

strata, dengan pertimbangan bahwa jumlah sampel 30 sudah mendekati

distribusi normal, sehingga dapat mewakili populasi. Analisis hasil rekap

kuesioner akan dijelaskan lebih lengkap pada sub bahasan berikut.

a) Data jarak, frekuensi, dan volume belanja di minimarket, serta

pengeluaran konsumen

Rekap hasil kuesioner untuk data jarak, frekuensi, dan volume

belanja di minimarket serta pengeluaran konsumen dapat dilihat pada

tabel 4.3.

Page 172: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-70

Gambar 5.3 Grafik Jumlah Berlangganan Minimarket

Sumber: Data Diolah, 2009

Berdasarkan grafik 5.3 diketahui bahwa sebagian besar konsumen,

yaitu sebesar 81,03% berlangganan 1 hingga 2 minimarket. Pada

kenyataannya, konsumen masih berpeluang belanja ke minimarket lain,

sehingga pada penelitian ini ditetapkan konsumen boleh memilih dua

alternatif minimarket terdekat (split demand). Hal ini diperkuat dari modus

hasil perhitungan adalah 2 alternatif.

Gambar 5.4 Grafik Jarak Tempuh Minimarket Terdekat Ke-1

Sumber: Data Diolah, 2009

Page 173: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-71

Gambar 5.5 Grafik Jarak Tempuh Minimarket Terdekat Ke-2

Sumber: Data Diolah, 2009

Berdasar grafik 5.4 dan 5.5, dapat diketahui bahwa jarak

maksimum yang ditempuh konsumen untuk berbelanja ke minimarket

terdekat adalah 2 kilometer, sedangkan ke minimarket terjauh adalah 5

kilometer dengan sebagian besar konsumen menempuh jarak 500 meter

(modus). Jarak 500 meter kemudian dijadikan dasar penentuan coverage

area untuk pelayanan minimarket, sehingga untuk menghindari

kanibalisme maka jarak minimal antar minimarket adalah 1 km. Jarak 2

km juga dijadikan dasar jarak terjauh konsumen masih boleh memilih 2

alternatif terdekat. Dalam ketentuan tidak mengambil jarak di atas 2 km

dikarenakan persentase konsumen yang masih mau menempuh jarak

tersebut kecil. Selain itu, setelah dilakukan wawancara lebih lanjut,

konsumen menempuh jarak lebih dari 2 km karena kondisi dalam

perjalanan, sehingga jarak tersebut tidak dipertimbangkan.

Page 174: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-72

Gambar 5.6 Grafik Volume Belanja Minimarket Terdekat Ke-1

Sumber: Data Diolah, 2009

Gambar 5.7 Grafik Volume Belanja Minimarket Terdekat Ke-2

Sumber: Data Diolah, 2009

Berdasar grafik 5.6 dan 5.7, dapat diketahui bahwa volume belanja

untuk 2 alternatif minimarket hampir sama. Hal ini dikarenakan

kebutuhan yang diperlukan untuk dibeli di minimarket cenderung sama

sehingga jarak tidak terlalu berpengaruh secara signifikan pada volume

belanja.

Page 175: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-73

b) Data Kebutuhan dan Tempat Berbelanja

Rekap hasil kuesioner untuk data kebutuhan dan tempat berbelanja

dapat dilihat pada tabel 4.4.

Gambar 5.8 Grafik Kebutuhan dan Tempat Belanja

Sumber: Data Diolah, 2009

Berdasar grafik 5.8, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pada

dasarnya baik pasar tradisional maupun pasar modern memiliki segmen

yang cenderung berbeda, tetapi untuk tiap saluran tetap terjadi

persaingan dalam memperoleh konsumen baik antar pasar tradisional dan

modern, maupun intern pasar tradisional dan intern pasar modern. Untuk

pasar tradisional cenderung bersaing dengan toko atau warung dengan

mayoritas komoditas adalah bahan makanan pokok dan fresh food. Untuk

komoditas peralatan rumah tangga, terjadi persaingan antara toko, pasar

tradisional, serta hypermarket. Sedangkan untuk minimarket cenderung

bersaing dengan supermarket dan hypermarket dengan mayoritas

komoditas makanan dan minuman kemasan serta peralatan kebersihan

dan kecantikan. Untuk produk non makanan (durable goods), minimarket

Page 176: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-74

tidak bersaing secara langsung (head to head) dengan supermarket dan

hypermarket dikarenakan komoditas tersebut tidak tersedia di minimarket.

c) Alasan Pemilihan Minimarket

Rekap hasil kuesioner untuk alasan pemilihan minimarket dapat

dilihat pada tabel 4.5.

Gambar 5.9 Grafik Alasan Pemilihan Minimarket

Sumber: Data Diolah, 2009

Berdasarkan grafik 5.9 dapat diketahui bahwa alasan konsumen

hanya berlangganan 1 minimarket adalah karena faktor jarak yang relatif

dekat. Sedangkan, faktor utama yang berpengaruh mengapa konsumen

berlangganan lebih dari 1 minimarket lebih cenderung faktor psikologis,

yaitu keinginan untuk mencari suasana baru. Alasan-alasan tersebut

dapat dikategorikan menjadi 4 klaster yang dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1 Klasifikasi alasan berbelanja ke minimarket

Page 177: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-75

Level X1

Waktu mendesakPelayanan lebih baikSekaligus Rekreasi

X2 LevelCari suasana barulebih mudah dijangkaudalam perjalanan

X1-X2 (Kuat)

Lokasi / jarak lebih dekatProduk lebih lengkapHarga lebih murah

Kuat

Lemah

Lemah

Kuat

Suasana lebih nyaman

iklan&promosi X1-X2 (Lemah)

Sumber: Data diolah, 2009

Keterangan: X1 = memilih 1 minimarket X2 = memilih > 1 minimarket

d) Pola dan Volume Belanja

Rekap hasil kuesioner untuk pola dan volume belanja dapat dilihat

pada tabel 4.6 (Bab IV halaman IV-9).

Gambar 5.10 Grafik Pola Belanja

Sumber: Data Diolah, 2009

Berdasarkan grafik 5.10 serta tabel 4.6 dapat diketahui bahwa

untuk fresh food, konsumen cenderung memiliki pola belanja harian

dengan jumlah belanja sebagian besar adalah Rp 20.000,00 per hari. Untuk

Page 178: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-76

bahan makanan pokok, konsumen cenderung memiliki pola belanja

mingguan dengan jumlah belanja sebagia besar adalah Rp 100.000,00 per

minggu. Untuk makanan dan minuman kemasan (snack) serta barang

kebersihan dan kecantikan, konsumen cenderung memiliki pola belanja

bulanan dengan jumlah belanja sebagian besar adalah Rp 100.000,00 per

bulan. Sedangkan untuk peralatan rumah tangga dan produk non

makanan (durable goods), konsumen cenderung memiliki pola belanja yang

tidak pasti, biasanya dalam jangka waktu yang relatif lama, sebagian

besar 6 bulan atau sampai produk yang bersangkutan mengalami

kerusakan. Jumlah belanja sebagian besar adalah Rp 100.000,00 hingga Rp

2.000.000,00.

e) Alasan Pemilihan Tempat Berbelanja

Rekap hasil kuesioner untuk alasan pemilihan tempat berbelanja

dapat dilihat pada tabel 4.7 sampai 4.12.

Gambar 5.11 Grafik Alasan Pemilihan Tempat Berbelanja (Bahan Makanan

Pokok) Sumber: Data Diolah, 2009

Page 179: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-77

Berdasarkan grafik 5.11, dapat dilihat bahwa untuk berbelanja

bahan makanan pokok, sebagian besar konsumen memilih pasar

tradisional yang menawarkan harga lebih murah serta jarak yang relatif

dekat dengan konsumen.

Gambar 5.12 Grafik Alasan Pemilihan Tempat Berbelanja

(Makanan dan Minuman Kemasan) Sumber: Data Diolah, 2009

Berdasarkan grafik 5.12, dapat dilihat bahwa untuk berbelanja

makanan dan minuman kemasan, supermarket lebih unggul dikarenakan

harga lebih murah serta kelengkapan produk. Kompetitor utama adalah

minimarket dan toko dengan kelebihan kedekatan jarak dengan

konsumen.

Page 180: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-78

Gambar 5.13 Grafik Alasan Pemilihan Tempat Berbelanja

(Barang Kebersihan dan Kecantikan) Sumber: Data Diolah, 2009

Berdasarkan grafik 5.13, dapat diketahui bahwa supermarket

menjadi pemain utama untuk berbelanja barang kebersihan dan

kecantikan dikarenakan supermarket menawarkan kelengkapan produk

serta harga relatif murah.

Gambar 5.14 Grafik Alasan Pemilihan Tempat Berbelanja (Fresh food)

Sumber: Data Diolah, 2009

Berdasarkan grafik 5.14, dapat diketahui bahwa pasar tradisional

tetap menjadi pilihan utama konsumen untuk berbelanja fresh food.

Page 181: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-79

dikarenakan Pasar tradisional menawarkan produk yang lebih fresh,

harga relatif murah serta jarak yang dekat dengan konsumen.

Gambar 5.15 Grafik Alasan Pemilihan Tempat Berbelanja (Peralatan Rumah

Tangga) Sumber: Data Diolah, 2009

Berdasarkan grafik 5.15, dapat diketahui bahwa terjadi persaingan

antara supermarket, toko, serta pasar tradisional untuk komoditas

peralatan rumah tangga. Supermarket tampil dengan kelebihannya dalam

hal kelengkapan produk dan harga yang relatif murah, sedangkan pasar

tradisional dan toko tetap menjadi alternatif dikarenakan jarak yang

dekat dengan konsumen.

Gambar 5.16 Grafik Alasan Pemilihan Tempat Berbelanja

(Non Makanan atau Durable Goods)

Page 182: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-80

Sumber: Data Diolah, 2009

Berdasarkan grafik 5.16, dapat diketahui bahwa terjadi persaingan

antara supermarket dan hypermarket yang sama-sama menawarkan

kelengkapan produk. Namun, hypermarket dinilai konsumen lebih unggul

dalam hal harga yang lebih murah disbanding dengan supermarket.

Berdasar penjelasan tersebut, dapat ditarik suatu kesimpulan

bahwa ada beberapa alasan utama mengapa konsumen cenderung

memilih tempat berbelanja tertentu. Alasan utama konsumen memilih

pasar tradisional adalah dikarenakan jarak yang dekat serta harga yang

lebih murah, tetapi hanya untuk komoditas tertentu yaitu fresh food, bahan

makanan pokok serta peralatan rumah tangga. Alasan konsumen memilih

toko adalah jarak yang dekat, waktu mendesak, serta harga lebih murah,

tetapi hanya untuk komoditas tertentu yaitu fresh food, bahan makanan

pokok serta peralatan rumah tangga. Alasan utama konsumen memilih

hypermarket dan supermarket adalah kelengkapan produk serta harga

lebih murah, dengan alasan lain seperti suasana lebih nyaman, pelayanan

lebih baik, sekaligus rekreasi dengan keluarga serta adanya iklan dan

promosi. Sedangkan alasan utama konsumen memilih minimarket adalah

jarak lebih dekat, kelengkapan produk, harga relatif murah serta suasana

lebih nyaman.

5.1.3 Analisis Hasil Penelitian

Pemilihan alternatif usulan lokasi lokasi dilakukan dengan

menggunakan Network Location Model yang dikembangkan sesuai dengan

karakterisasi sistem pada bab III (halaman III-8 sampai III-9). Batasan yang

paling penting untuk diperhatikan adalah batasan omset minimal sebesar

Rp 8.500.000,00. Hal ini untuk memastikan minimarket usulan layak

untuk dibangun atau tidak.

Penentuan alternatif usulan lokasi minimarket adalah dengan

melihat daerah atau area yang masih berpeluang untuk didirikan

Page 183: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-81

minimarket yang dapat dilihat dari peta sebaran pasar modern dan pasar

tradisional yang sudah ada. Berdasarkan peta sebaran tersebut maka

dapat diklasifikasikan menjadi dua area, yaitu noncoverage area dan

coverage area pasar modern maupun pasar tradisional yang sudah ada.

Usulan minimarket baru dilokasikan pada noncoverage area. Klasifikasi

area dapat dilihat pada gambar 5.17.

Gambar 5.17 Klasifikasi Area (Coverage Area dan Noncoverage Area)

Sumber: Data Diolah, 2009

Daerah dengan warna biru adalah noncoverage area yang

merupakan daerah yang masih berpeluang untuk didirikan minimarket.

Sedangkan, daerah dengan warna oranye merupakan coverage area pasar

tradisional maupun pasar modern yang sudah ada. Area oranye tua

menunjukkan bahwa coverage area untuk usulan minimarket tidak boleh

beririsan dengan area tersebut dikarenakan jarak minimal antar

minimarket adalah 1 kilometer. Namun, coverage area usulan minimarket

Page 184: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-82

boleh beririsan dengan area oranye muda sepanjang tidak lebih dari 500

meter dikarenakan jarak minimal antar minimarket dengan pasar

tradisional maupun pasar modern lain (hypermarket dan supermarket)

adalah 500 meter.

Setelah dilakukan running pada software Risk Solver Platform V9.0,

dari 19 alternatif usulan lokasi hanya 15 yang memenuhi batasan yang

telah ditetapkan. Usulan lokasi yang tidak dapat memenuhi batasan

omset, yaitu M5 dan M6 (Kelurahan Mojosongo), M14 (Kelurahan Jebres ),

dan M16 (Kelurahan Karangasem). Profil usulan lokasi yang tidak terpilih

dapat dilihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2 Usulan Lokasi yang Tidak Feasibel

No Minimarket Lokasi Kelebihan Kekurangan Demand tercover (KK)

Prediksi omset (Rp)

1 M5

Jl. Manunggal, dibagian utara kelurahan Mojosongo

Area perumahan penduduk

Merupakan jalur pengangkutan sampah menuju TPA Putri Cempo, jarak lokasi usulan relatif dekat dengan TPA, sehingga kurang strategis.

347 2.742.364,93

2 M6 Jl. Ringroad Banyak dilalui kendaraan

kepadatan penduduk rendah, terdapat 3 existing minimarket

426 3.259.097,70

3 M14

di daerah pemukiman sebrang ringroad

Area pemukiman penduduk

Lokasi usulan berada di jalan lokal sehingga tidak terlalu ramai dilalui kendaraan

704 5.347.324,30

4 M16 Jl. Duwet, Karangasem

Area pemukiman penduduk, di tepi jalan kolektor yang cukup ramai

lokasi cukup strategis, tetapi dikarenakan di daerah pinggiran Surakarta maka kepadatan penduduk rendah

798 6.322.992,32

Sumber: Data Diolah, 2009

Meskipun 4 usulan lokasi tersebut tidak memenuhi batasan omset

minimal, tetapi masih boleh didirikan karena sudah memenuhi ketentuan

jarak minimal baik antar minimarket, dengan pasar modern lain, dan

dengan pasar tradisional. Namun, dikhawatirkan apabila didirikan maka

Page 185: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-83

minimarket tersebut kurang layak, terkait dengan perolehan omset dan

laba minimarket.

Berdasarkan tahapan penelitian hingga pencarian solusi, diperoleh

15 titik usulan terpilih yang tersebar di 9 kelurahan di Kota Surakarta,

yaitu Kelurahan Mojosongo (M7, M8, M11), Jebres (M9, M10, M12),

Kadipiro (M1, M15), Karangasem (M16), Pajang (M17), Mangkubumen

(M2), Panularan (M18), Joyotakan (M19), Kepatihan Wetan (M3), dan

Sangkrah (M4). Lokasi-lokasi tersebut telah memenuhi ketentuan

pendirian, yaitu jarak antar minimarket 1 kilometer, jarak minimarket

dengan pasar tradisional 500 meter, jarak antara minimarket dan pasar

modern lain adalah 500 meter, serta terpenuhinya batasan omset minimal,

sehingga minimarket tersebut layak untuk didirikan.

5.2 INTERPRETASI HASIL PENELITIAN

5.2.1 Interpretasi Hasil Penelitian Tiap Skenario

Pada bagian ini akan diuraikan mengenai hasil running tiap

skenario pada software Risk Solver Platform V9.0. Tiap skenario dilakukan

dengan menentukan terlebih dahulu jumlah usulan minimarket yang

ingin dibangun, dengan ketentuan tidak lebih dari 19 usulan minimarket.

Tujuan dari tiap skenario adalah untuk memaksimalkan ekspektasi

jumlah pelanggan berbobot dari tiap usulan minimarket yang terpilih.

Pada perhitungan bab IV dilakukan running untuk 15 skenario. Skenario

ke-1 dimaksudkan untuk memilih satu titik usulan minimarket, scenario

ke-2 dimaksudkan untuk memilih dua titik usulan minimarket, dan

seterusnya hingga skenario ke-15 yang dimaksudkan untuk memilih lima

belas titik usulan minimarket. Hasil perhitungan jumlah pelanggan

berbobot dari tiap skenario dapat dilihat pada tabel 4.28 (Halaman IV-45).

Pada proses pemilihan usulan minimarket terpilih terdapat pola

tertentu di mana minimarket yang terpilih pada skenario sebelumnya

Page 186: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-84

otomatis akan terpilih pada skenario selanjutnya, dikarenakan usulan

yang terpilih sebelumnya memiliki potensi demand potensial serta omset

yang lebih tinggi dibanding usulan yang belum terpilih. Misal, M2 yang

terpilih pada skenario 1 akan menjadi salah satu lokasi terpilih pada

skenario 2, begitu seterusnya hingga skenario 15. Sehingga, berdasarkan

hal tersebut maka dapat diketahui prioritas untuk lokasi usulan terpilih

mulai dari 1 usulan lokasi hingga 15 usulan lokasi. Urutan prioritas

sebagian dapat dilihat pada tabel 5.3, selengkapnya pada lampiran 11.

Page 187: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-21

Tabel 5.3 Urutan Prioritas Lokasi Usulan Minimarket

Radius 500 meter > 500 m s/d ≤ 2 km

1 M2

Jl. Teratai 1 No.16, RT01 RW13, Mangkubumen

tanah dan bangunan

kosong

Dekat perumahan dan pemukiman padat penduduk. Di daerah sekitar Mangkubumen sendiri hanya terdapat supermarket, hypermarket, serta pasar tradisional, sehingga apabila didirikan minimarket memiliki prospek yang cukup bagus

Kelurahan Mangkubumen (RW9, RW10, RW11, RW12, RW13, RW14), Sriwedari (RW2, RW4, RW5, RW6), dan Punggawan (RW1, RW4, RW5, RW6)

Kelurahan Keprabon (RW1, RW2, RW3, RW4, RW5, RW6), Ketelan (RW1, RW2, RW3, RW4, RW6, RW7, RW8, RW9), Mangkubumen (RW2, RW5, RW6, RW7, RW8), Timuran (RW1, RW2, RW3, RW4, RW5), Kemlayan (RW1, RW4, RW5, RW6), Penumping (RW1, RW2, RW3, RW4, RW5, RW6), Sriweda

5872 46.082.540,00

2 M18 Jl. Radjiman, Panularan

bangunan kosong

Di tepi jalan raya, sehingga cenderung ramai dan banyak dilalui kendaraan serta daerah sekitar merupakan kawasan padat penduduk. Di daerah sekitar Panularan sendiri hanya terdapat hypermarket dan pasar tradisional, sehingga apabila didirikan minimarket me

Kelurahan Bumi (RW5, RW6), Panularan (RW1, RW2, RW3), Penumping (RW5, RW6), dan Purwosari (RW1).

Kelurahan Bumi (RW2, RW4, RW7), Panularan (RW4, RW5, RW6, RW7), Penumping (RW1, RW2, RW3, RW4), Purwosari (RW2, RW3, RW4, RW5, RW6, RW7, RW8), Sriwedari (RW1, RW2, RW3, RW4, RW5, RW6), Tipes (RW2, RW4, RW14, RW15), Bumi (RW1, RW3), Laweyan (RW1, RW2)

4677 35.978.720,69

Keterangan LokasiMinimarket LokasiPrioritas

ke-

Demand Tercover

(KK)

Prediksi Omset (Rp)

Demand PotensialAlasan Terpilih

Sumber: Data Diolah, 2009

Page 188: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-i

Berdasarkan urutan prioritas di atas, maka dapat dibuat bagan

lokasi usulan minimarket yang terpilih untuk tiap skenario yang dapat

dilihat pada gambar 5.18.

Gambar 5.18 Bagan Lokasi Usulan Minimarket Terpilih Sumber: Data Diolah, 2009

Anak panah biru menunjukkan usulan lokasi minimarket yang

terpilih pada tiap skenario. Usulan lokasi minimarket yang terpilih di

awal maka akan senantiasa menjadi prioritas apabila ingin membangun

lebih banyak gerai lagi, atau bisa dikatakan pada skenario selanjutnya.

5.2.2 Analisis Perhitungan Kenaikan Marginal Demand dan Omset

Pada dasarnya, seluruh alternatif minimarket terpilih

memaksimalkan jumlah pelanggan berbobot untuk tiap skenario. Semakin

banyak gerai minimarket yang dibangun maka total demand yang tercover

serta omset yang diperoleh semakin besar, akan tetapi rata-rata demand

yang tercover dan omset yang diperoleh semakin kecil. Untuk menentukan

berapa penambahan minimarket yang paling menguntungkan (prospektif),

terkait dengan jumlah pendapatan yang berbeda-beda untuk seluruh

demand maka dilakukan perbandingan antara kenaikan demand dengan

omset yang diperoleh. Prospektif yang dimaksudkan adalah meskipun

dengan menambah gerai minimarket baru hanya sedikit penambahan

demand yang tercover, tetapi dapat memberikan kenaikan omset yang

signifikan. Jadi, parameter nilai prospektif yang digunakan apabila

persentase kenaikan omset lebih besar dibanding persentase kenaikan

Page 189: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-ii

demand. Nilai gap yang paling besar merupakan nilai prospektif jumlah

gerai minimarket yang akan didirikan.

Setelah dilakukan perhitungan pada bab IV maka diperoleh jumlah

demand yang tercover serta omset untuk tiap skenario. Perbandingan total

demand yang tercover dan omset, serta kenaikan omset dan demand untuk

tiap penambahan 1 gerai minimarket adalah sebagai berikut:

Tabel 5.4 Perbandingan total serta kenaikan demand dan omset

Skenario Ke-

Omset total (Rp)

Demand total (KK)

Gap % Kenaikan Demand dan Omset

1 46082540,06 0,00 0,00% 5872 0 0,00% 0,00%2 82061259,75 35978719,69 78,07% 10549 4677 79,66% -1,59%3 110046193,56 27984933,81 34,10% 13959 3410 32,32% 1,78%4 134926851,69 24880658,14 22,61% 17213 3254 23,31% -0,70%5 159855182,76 24928331,07 18,48% 20244 3030 17,60% 0,87%6 183107662,59 23252479,83 14,55% 23243 2999 14,81% -0,27%7 193343998,10 10236335,52 5,59% 26110 2868 12,34% -6,75%8 213578140,58 20234142,48 10,47% 28397 2286 8,76% 1,71%9 230282575,67 16704435,08 7,82% 30677 2280 8,03% -0,21%10 258433760,83 28151185,16 12,22% 32351 1674 5,46% 6,77%11 270876782,07 12443021,24 4,81% 33946 1595 4,93% -0,12%12 282663969,36 11787187,29 4,35% 35470 1523 4,49% -0,14%13 293792503,80 11128534,44 3,94% 36899 1429 4,03% -0,09%14 305252272,34 11459768,54 3,90% 38279 1380 3,74% 0,16%15 314218198,62 8965926,29 2,94% 39444 1165 3,04% -0,11%

Kenaikan omset (Rp) Kenaikan demand (KK)

Sumber: Data Diolah, 2009

Total demand dan omset tiap skenario dapat dilihat pada gambar 5.19 dan

5.20.

Gambar 5.19 Grafik Total Demand

Sumber: Data Diolah, 2009

Page 190: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-iii

Gambar 5.20 Grafik Total Omset

Sumber: Data Diolah, 2009

Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat bahwa kenaikan total

demand cenderung lebih stabil dibanding dengan kenaikan total omset.

Persentase kenaikan demand tercover dan omset dapat dilihat pada grafik

5.21, sedangkan gap antara persentase kenaikan demand dan omset untuk

tiap penambahan satu unit gerai minimarket pada grafik 5.22.

Gambar 5.21 Grafik Persentase Kenaikan Demand dan Omset

Sumber: Data Diolah, 2009

Page 191: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-iv

Gambar 5.22 Grafik Gap Persentase Kenaikan Demand dan Omset

Sumber: Data Diolah, 2009

Nilai gap positif menunjukkan bahwa persentase kenaikan omset

lebih besar dibandingkan dengan persentase kenaikan demand apabila

terjadi penambahan 1 minimarket. Sebaliknya, nilai gap negatif

menunjukkan bahwa persentase kenaikan omset lebih kecil dibandingkan

dengan persentase kenaikan demand. Terjadinya perbedaan gap untuk tiap

kali penambahan gerai minimarket dikarenakan faktor perbedaan tingkat

pendapatan konsumen yang berpengaruh pada tingkat daya beli.

Berdasarkan grafik 5.22 dapat diketahui bahwa skenario yang

memberikan kenaikan omset yang signifikan dengan hanya penambahan

jumlah demand yang tercover kecil adalah skenario ke-10. Hal ini

dikarenakan meskipun penambahan jumlah demand yang tercover sedikit,

tetapi demand memiliki daya beli yang tinggi sehingga dapat

meningkatkan omset. Untuk skenario ke-11 hingga ke-15 tidak terjadi

penambahan demand dan omset yang signifikan. Perhitungan ini tidak

digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan, lebih lanjut untuk

menunjukkan bahwa kenaikan demand tidak selalu sebanding dengan

kenaikan omset karena perbedaan pendapatan yang berpengaruh pada

tingkat daya beli.

Page 192: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-v

Pada dasarnya investor hanya berkepentingan dengan omset dan

keuntungan, tanpa menghiraukan jumlah demand tercover. Pemilihan

jumlah minimarket yang ingin dibangun tergantung anggaran pihak

investor, dengan usulan lokasi sesuai dengan hasil pemilihan tiap

skenario.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan serta

saran yang berisi tentang hal-hal yang harus dipertimbangkan untuk

pengembangan penelitian selanjutnya. Kesimpulan dan saran secara rinci

dipaparkan pada sub bab berikut:

6.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik

kesimpulan yang mengacu pada tujuan, yaitu:

1. Terciptanya 19 alternatif usulan lokasi minimarket dengan konsep waralaba

di kota Surakarta menggunakan model Network Location Model yang telah

mempertimbangkan jarak minimal antar minimarket 1 kilometer, antara

minimarket dan pasar tradisional 500 meter maupun antara minimarket dan

pasar modern lain (supermarket dan hypermarket) 500 meter, sehingga

diharapkan dapat terjadi persaingan yang sehat dan dapat menjaga

kelangsungan hidup pasar tradisional.

2. Model ini mampu memaksimalkan ekspektasi jumlah pelanggan yang

berpeluang belanja ke minimarket usulan sebesar 39.444 KK dengan total

omset Rp 314.218.198,62 untuk 15 usulan minimarket jika dibangun. 15

minimarket yang akan dibangun memenuhi omset minimal sebesar Rp

8.500.000,00, sehingga dapat dikatakan minimarket layak untuk didirikan.

3. Usulan penambahan minimarket yang paling prospektif adalah dengan

usulan penambahan 10 gerai minimarket dikarenakan dengan penambahan

Page 193: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-vi

jumlah demand yang tercover 5,46%, tetapi memiliki daya beli yang tinggi

sehingga dapat memaksimalkan omset dengan kenaikan 12,22%.

6.2 SARAN

Saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini untuk

pengembangan penelitian lebih lanjut adalah sebagai berikut :

1. Pemerintah Kota Surakarta sebaiknya mempertimbangkan dan mulai

memikirkan untuk membuat peraturan daerah mengenai penataan dan

pembinaan pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan pasar modern serta

zonasinya.

2. Pihak investor sebaiknya memperhatikan jarak minimal baik antar

minimarket, antara minimarket dan pasar tradisional, maupun antara

minimarket dan pasar modern lain (supermarket dan hypermarket) ,

sehingga diharapkan dapat menghindari kanibalisme antar minimarket,

persaingan tidak sehat serta menjaga kelangsungan hidup pasar tradisional.

3. Penelitian selanjutnya disarankan untuk memperhatikan variabel lain selain

tingkat pendapatan, seperti faktor tata ruang, faktor demografi lain (misal

jumlah penduduk tidak tetap), serta faktor pejalan kaki dan kendaraan yang

melintas (kepadatan arus lalu lintas).

4. DAFTAR PUSTAKA 5.

6. 7. Amin, Muhammad. 2007. Indikator Lokal Kemiskinan Untuk Efektifitas

Program Penanggulangan Kemiskinan di Kota Surakarta. Surakarta: Konsorsium Solo. http:// konsorsiumsolo.multiply.com diakses tanggal 03 Desember 2009.

8. 9. Anonymous. 2007. Kajian Dampak Ekonomi Keberadaan Hypermarket

terhadap Ritel/Pasar Tradisional. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Departemen Perdagangan RI.

10.

Page 194: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-vii

11. Anonymous. 2007. Mitos Jumlah Sampel Minimum. Zebua: Research Digest. http:// researchexpert.wordpress.com diakses tanggal 25 September 2009.

12. 13. Anonymous. 2009. Alamat Pasar Tradisional. http://www.surakarta.go.id

diakses tanggal 25 Juni 2009. 14. 15. Badan Pusat Statistik dan BAPPEDA Kota Surakarta. 2007. Data

Kependudukan Kecamatan Dalam Angka 2007. Surakarta: Badan Pusat Statistik Kota Surakarta.

16. 17. Dardela Yasa Guna: Engineering Consultant. 2007. Sistem Jaringan

Jalan berdasarkan Konsepsi Pengaturan. http:dardela.com/index.php?option com/content&task/view&id/49&Itemid 9 diakses tanggal 28 Oktober 2009.

18. 19. Daskin, Mark S. 2008. What You Should Know About Location

Modeling. Naval Research Logistics, Vol. 55. 20. 21. Dileep, Sule R. 2001. Logistic of Facility Location and Allocation. New

York: Marcel Dekker. Inc. 22. 23. Engel, James F., Ronger D. Blakwell, and Paul W. Miniard. 1995.

Perilaku Konsumen, Fourth Edition. Fort Wort: Dreyden Press. 24. 25. Gaspersz, Vincent. 2004. Production and Inventory Control

Berdasarkan Pendekatan Sistem Terintegrasi MRP II dan JIT Menuju Manufacturing 21. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

26. 27. Hadiyati, Rini. 2009. Penentuan Lokasi Jaringan Minimarket di Kota

Surakarta dengan Berbasis Pada Network Location Model. Skripsi Sarjana-1, Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

28. 29. Husein, Rahmad. 2006. Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis

(Geographics Information System). www.ilmukomputer.com diakses tanggal 24 Juni 2009.

30. 31. Istijanto. 2005. Aplikasi Riset Pemasaran. Jakarta:PT. Gramedia

Pustaka Utama. 32.

Page 195: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-viii

33. Kompas. 2003. Manajemen marchendise Indomaret. Kompas 9 Februari 2003.

34. 35. Krajewski, Lee J. and Larry P. Ritzman. 2005. Operations

Management: Processes And Value Chains 7th Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

36. 37. Lieberman, Gerald J., and Frederick S. Hiller. 1994. ”Pengantar Riset

Operasi Ed. 5. Terjemahan: Ellen Gunawan dan Ardi Wirda Mulia. Jakarta:Erlangga.

38. 39. Mariani, Vini, dkk. 2008. Evaluasi Terhadap Program Franchise Studi

Kasus Alfamart dan Indomaret. The 2nd National Conference UKWMS. www.lpksl.wima.ac.id/pphks/accurate/makalah/PR10.pdf diakses tanggal 28 April 2009

40. 41. Ma’ruf, Hendri.2005. Pemasaran Ritel. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka

Utama. 42. 43. Melkote, Sanjay and Daskin, Mark S. 2001. Capacitated Facility

Location/Network Design Problem. European Journal Of Operational Research.

44. 45. Mufidah, Nur Meita Indah. 2006. Pengantar GIS (Geographical

Information System). www.ilmukomputer.com diakses tanggal 24 Juni 2009

46. 47. Nielsen, AC. 2007. The Growth of Indonesian Retail Sales Grocery in

2006 Reaches 14,3 %. http://www.bni.co.id diakses tanggal 03 Juni 2009

48. 49. Pamungkas, Sigit. B. 2008. Optimasi Pengalokasian Sampah Wilayah Ke

Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Di Kota Surakarta dengan Model Integer Linear Programming. Skripsi Sarjana-1, Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

50. 51. Pandin, Marina L. 2009. Potret Bisnis Ritel di Indonesia: Pasar Modern

(Economic Review No.215). http://www.bni.co.id diakses tanggal diakses tanggal 03 Juni 2009

52. 53. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 112 Tahun 2007

Tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat

Page 196: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-ix

Perbelanjaan dan Toko Modern. www.bpkp.go.id diakses tanggal 25 September 2009

54. 55. Peraturan Walikota Lampung No.17 Tahun 2009 Tentang

Persyaratan dan Penataan Minimarket di Kota Bandar Lampung. www.lampungpost.com diakses tanggal 28 Juni 2009

56. 57. Perkembangan franchise di Indonesia tahun 2005-2009.

http://www.kreditmart.com diakses tanggal 28 April 2009 58. 59. Priyono, Edi dkk. 2003. Analisis Cost-Benefit Kehadiran Pengecer

Besar. Bekasi, Indonesia: Akademika – Center for Public Policy Analysis. 30 April 2009

60. 61. Ramli. 2007. Franchise & Enterpreneur: Pertumbuhan Retail di

Indonesia. www.ramli31.blogspot.com. Di akses tanggal 28 April 2009 62. 63. Rizki, Bimo dan Saleh, Samsubar. 2007. Keterkaitan Akses Sanitasi

dan Tingkat Kemiskinan: Studi Kasus Propinsi di Jawa Tengah, (h. 223–233). Jurnal Ekonomi Pembangunan: Kajian Ekonomi Negara Berkembang. http://journal.uii.ac.id diakses tanggal 03 Desember 2009

64. 65. Sekaran, Uma. 1992. Research Methods For Business (Metodologi

Penelitian Untuk Bisnis), Buku 2 Edisi 4. Jakarta:Salemba Empat. 66. 67. Sopiah dan Syihabudhin. 2008. Manajemen Bisnis Ritel. Yogyakarta:

Penerbit Andi 68. 69. Tambunan, Tulus TH, dkk.2004. Kajian Persaingan Dalam Industri

Retail. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). www.kadi-indonesia.or.id/enm/images/dokumen/KADIN-98-2832-9052008.pdf diakses tanggal 30 April 2009

70. 71. UPT Kota Surakarta. 2009. Alamat Pasar Modern se-Kota Surakarta.

Surakarta: Unit Pelayanan Terpadu Kota Surakarta. 72. 73. Utama, Eriko. 2004. Modul Pelatihan ARCGIS/MAPINFO, Comlabs

ITB. Bandung. 74. 75. www.alfamartku.com diakses tanggal 30 April 2009 76. 77. www.bisnis2121.com diakses tanggal 05 Mei 2009

Page 197: PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN... · iii-1 lembar validasi judul skripsi : pengembangan network location model dengan split demand untuk memaksimalkan ekspektasi jumlah

V-x

78. 79. www.franchise.org diakses tanggal 05 Mei 2009 80. 81. www.indomaret.co.id diakses tanggal 30 April 2009 82. 83. www.pascaldaddy512.wordpress.com diakses tanggal 05 Mei 2009 84. 85.