Pengembangan Moral Anak Jalanan Melalui Pendidikan Karakter2

31
Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015 PENGEMBANGAN MORAL ANAK JALANAN MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER Disusun oleh : Muhammad Nuh Firdaus 1506738353 (085332612385) Avivah Gusti Rahma 1506729935 Annisa Nursyifa Qolbi 1506732122 Lia Yulia Deliana 1506725861 Muhammad Indra Saputra 1506729310 Alvin Rizalsan Chaniago 1506767441 Aqila Mazi 1506727103 Adinda Nabila Herdani 1506727293 Chaterina Dwi Puspita 1506733232 Fridha Aprilia Pertiwi 1506737571 Page | 1

description

Makalah OKK

Transcript of Pengembangan Moral Anak Jalanan Melalui Pendidikan Karakter2

Page 1: Pengembangan Moral Anak Jalanan Melalui Pendidikan Karakter2

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

PENGEMBANGAN MORAL ANAK JALANAN MELALUI PENDIDIKAN

KARAKTER

Disusun oleh :

Muhammad Nuh Firdaus 1506738353

(085332612385)

Avivah Gusti Rahma 1506729935

Annisa Nursyifa Qolbi 1506732122

Lia Yulia Deliana 1506725861

Muhammad Indra Saputra 1506729310

Alvin Rizalsan Chaniago 1506767441

Aqila Mazi 1506727103

Adinda Nabila Herdani 1506727293

Chaterina Dwi Puspita 1506733232

Fridha Aprilia Pertiwi 1506737571

UNIVERSITAS INDONESIA

Kampus UI, Kota Depok, Jawa Barat 16424

2015

Page | 1

Page 2: Pengembangan Moral Anak Jalanan Melalui Pendidikan Karakter2

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

DAFTAR ISI

COVER

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Perumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan

1.4 Manfaat Penulisan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 PEMBAHASAN / ISI

3.1 Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter

3.2 Nilai-Nilai Pembentuk Karakter

3.3 Faktor-Faktor Pembentuk Karakter

3.4 Kontribusi Mahasiswa dalam Memberikan Pendidikan Karakter

3.5 Proses Pengajaran Pendidikan Karakter

3.6 Dampak dari Pengajaran Pendidikan Karakter

BAB 4 PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page | 2

Page 3: Pengembangan Moral Anak Jalanan Melalui Pendidikan Karakter2

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara berkembang di Asia Tenggara yang memiliki penduduk

lebih dari 207 Juta jiwa. Pada tahun 2010, sekitar 19 persen penduduk Indonesia adalah

anak yang di bawah sepuluh tahun, sekitar 37 persen di bawah dua puluh tahun dan sekitar

setengah populasi Indonesia berusia di bawah tiga puluh tahun. Dengan ini, usia produktif

(15-64 tahun) menjadi komposisi demografi terbanyak,

Penduduk Indonesa sebanyak dua pertiga nya memusat di kota yang menjadi pusat

kegiatan ekonomi. Urbanisasi besar-besaran masyarakat desa tidak diimbangi dengan

tingkat pendidikan yang memadai untuk bekerja di kota. Sehingga terjadi kesenjangan

sosial yang di masyarakat kota. Tak jarang anak-anak dibawah umur menjadi korban

karena disalahgunakan untuk mencari nafkah. Masalah ini melahirkan berbagai fenomena,

antara lain fenomena anak jalanan.

Anak jalanan dirundung banyak masalah. Mereka dibesarkan di lingkungan yang

kurang sejahtera sehingga kurang terpenuhinya hak-hak anak. Hak-hak asasi anak terlantar

dan anak jalanan, seperti halnya tercantum dalam UU No. 39 tahun 1999, salah satunya

adalah pendidikan. Pendidikan kurang dianggap penting di kalangan keluarga anak jalanan

karena tingginya biaya pendidikan dan keharusan mereka untuk mencari nafkah. Padahal

sekolah menjadi salah satu agen yang penting untuk masa depan dan perilakunya. Di

lingkungan tempat tinggal dan jalanan yang keras, mereka beradaptasi dengan perilaku

tersebut sehingga setelah dewasa menghasilkan karakter yang kurang baik.

Pendidikan karakter sangat diperlukan bagi anak jalanan untuk menanamkan karakter

yang bertakwa, berbudi luhur, dan sesuai budaya bangsa. Dengan populasi anak jalanan

yang besar, menurut data Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Badan Pusat

Statistik Republik Indonesia tahun 2010 sebanyak 3,1 juta, pendidikan karakter ini

berpengaruh besar terhadap masa depan bangsa. Disamping pendidikan akademis,

Page | 3

Page 4: Pengembangan Moral Anak Jalanan Melalui Pendidikan Karakter2

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

pendidikan karakter ini sangat penting untuk keberlangsungan hidup anak jalanan di masa

mendatang.

Karena mereka tidak mendapat pendidikan langsung dari lembaga pendidikan formal,

maka salah satu yang dapat membantu mereka ialah mahasiswa. Mahasiswa memiliki peran

yang penting sebagai generasi penerus bangsa. Mahasiswa juga turut berkontribusi dalam

mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini ditekankan oleh Tri Dharma Perguruan Tingi

sebagai dasar pelaksanaan pendidikan di universitas – universitas. Poin ketiga menekankan

perlunya kepedulian seorang mahasiswa terhadap lingkungan sekitarnya dalam hal ini

adalah anak jalanan. Seorang mahasiswa dituntut untuk dapat membagikan ilmu yang telah

di dapat di bangku kuliah kepada orang yang ada disekitarnya dan salah satu contohnya

adalah anak jalanan.

Penelitian ini ditujukan untuk membantu tugas agen keluarga dan sekolah yang hilang

pada kehidupan anak jalanan yaitu mendidik karakter anak-anak jalanan. Disamping itu,

penelitian ini adalah salah satu gerakan untuk mengubah keadaan bangsa menuju

masyarakat adil dan makmur seperti yang tertera pada Ikatan Keluarga Mahasiswa

Universitas Indonesia (IKM UI).

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah fungsi dan tujuan pendidikan karakter?

2. Apa saja nilai – nilai yang terdapat dalam pembentukan karakter?

3. Apakah faktor yang menyebabkan penyimpangan karakter pada anak jalanan?

4. Bagaimana proses pengajaran pendidikan karakter yang dilakukan terhadap anak

jalanan?

5. Adakah dampak yang dihasilkan setelah melakukan pengajaran pendidikan karakter?

6. Bagaimana peran mahasiswa dalam memberikan pendidikan karakter kepada anak

jalanan?

1.3 Tujuan Penulisan

Page | 4

Page 5: Pengembangan Moral Anak Jalanan Melalui Pendidikan Karakter2

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

Adapun tujuan dari makalah ini, antara lain :

1. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan pendidikan karakter;

2. Untuk mengetahui nilai-nilai pembentuk karakter;

3. Untuk mengetahui faktor penyimpangan karakter pada anak jalanan;

4. Untuk mengetahui aktivitas pengajaran pendidikan berkarakter terhadap anak

jalanan;

5. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan karakter terhadap karakter anak jalanan;

6. Untuk mewujudkan pemerataan pendidikan ke semua lapisan sosial.

7. Untuk mengetahui peran mahasiswa dalam memberikan pendidikan karakter kepada

anak jalanan.

1.4 Manfaat Penulisan.

Penulisan makalah ini diharapkan mempunyai manfaat bagi kami sendiri sebagai penulis,

masyarakat, maupun untuk lembaga terkait. Adapun manfaat yang diharapkan dari

penulisan ini adalah:

1. Manfaat untuk Peneliti

a. Sebagai sumber pengetahuan tambahan mengenai pendidikan karakter;

b. Memberikan sikap peduli sosial;

c. Memberikan pengalaman untuk memberikan pendidikan karakter kepada anak

jalanan.

2. Manfaat untuk Masyarakat

a. Memberikan sumbangan informasi tentang pentingnya pendidikan karakter bagi

anak bangsa;

b. Memberikan solusi kepada masyarakat sekitar terkait fenomena anak jalanan;

c. Sebagai solusi bagi permasalahan kurangnya pendidikan pada kehidupan anak

jalanan.

3. Manfaat untuk Lembaga

a. Memberikan solusi dalam masalah kurangnya pemerataan pendidikan

khususnya bagi anak jalanan;

Page | 5

Page 6: Pengembangan Moral Anak Jalanan Melalui Pendidikan Karakter2

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

b. Membantu proses pengajaran pendidikan karakter anak bangsa khususnya anak

jalanan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pemberdayaan adalah proses, cara,

perbuatan memberdayakan. Artinya pemberdayaan merupakan suatu cara yang dilakukan

terhadap suatu objek, agar objek tersebut dapat melakukan suatu hal yang diharapkan oleh

pemberdaya. Dalam penelitian kami, objek yang dimaksud adalah anak jalanan. Anak

jalanan adalah individu yang berumur di bawah 18 tahun yang menghabiskan sebagian

atau seluruh waktunya di jalanan dengan melakukan kegiatan-kegiatan guna

mendapatkanuang atau guna mempertahankan hidupnya. Jalanan yang dimaksudkan tidak

hanya menunjuk pada “jalanan” saja, melainkan juga tempat-tempat lain seperti pasar,

pusat pertokoan, taman kota, alun-alun, terminal, dan stasiun (Shalahuddin 2000).

Anak jalanan dapat dikategorikan menjadi beberapa macam.Konsorsium Anak

Jalanan Indonesia (Supartono, 2004, h.10) pada tahun 1996 di Ambarita, Sumatera Utara,

mengelompokkan anak jalanan menjadi tiga kelompok, yaitu anak jalanan perantauan

(mandiri), anak bekerja di jalanan dan anak jalanan asli. Shalahuddin dalam penelitiannya

mengkategorikan anak jalanan menjadi beberapa macam diantaranya adalah anak jalanan

yang melakuka kegiatan dijalan tapi masih pulang kerumah baik rutin maupun tidak rutin,

anak jalanan yang seluruh waktunya berada di jalanan dan cenderung tidak memiliki

hubungan dengan orang tua maupun keluarga lagi, serta anak jalanan yang dilahirkan dari

keluarga yang tinggal di jalanan (Shalahuddin, dalam Jurnal Perempuan, 2007 h.40).

Jumlah anak jalanan di Indonesia dari tahun ketahun mengalami

peningkatan.Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia sejak pertengahan Tahun 1997 diyakini

banyak pihak sangat berpengaruh terhadap peningkatan jumlah anak jalanan di

Page | 6

Page 7: Pengembangan Moral Anak Jalanan Melalui Pendidikan Karakter2

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

Indonesia.Pada awal krisis, peningkatan jumlah anak jalanan mencapai sekitar 400% (Sri

Kustartati, 2004).

Anak jalanan melakukan aktivitas tertentu di jalanan yang bertujuan untuk

mempertahankan hidup. Beberapa aktivitas yang dilakukan anak jalanan antara lain adalah

membangun solidaritas, melakukan kegiatan ekonomi, memanfaatkan barang bekas/sisa,

melakukan tindakan kriminal, dan melakukan kegiatan yang rentan terhadap eksploitasi

seksual (Shalahuddin, 2000, h. 20-27).

Masalah anak jalanan merupakan hal yang sangat penting dan harus dikelola

denganbaik, karena anak jalanan termasuk investasi bangsa Indonesia yang berupa sumber

daya manusia, namun keberadaananak jalanan diabaikan dan tidak dianggap ada oleh

sebagian besar masyarakat, terutama masyarakat awam (PratiwiWijayanti, 2010).

Salah satu cara mengelola anak jalanan adalah dengan pemberdayaan melalui

pendidikan karakter, karena sumber daya manusia yang berkualitas pada umumnya lahir

melalui proses pendidikan yang baik dan bermutu (Fenny Oktaviany, 2010).

Konsep pendidikan karakter pada hakikat nya merupakan pendidikan tentang nilai-

nilai luhur yang bersumber dari budaya sendiri dan bertujuan untuk mengembangkan

kepribadian anak atau siswa didik ke arah yang baik sehingga bias menjadi generasi muda

yang membanggakan bangsa dan negara (T. Ramli, 2003).

Nilai-nilai luhur pada masyarakat Indonesia telah hilang, dapat dilihat dari perilaku

anti budaya yang tercemin diantaranya dari memudarnyasikap kebhinekaan dan kegotong-

royongan bangsa Indonesia, disamping kuatnya pengaruh budaya asing di tengah-tengah

masyarakat.Adapun perilaku anti karakter bangsa diantaranya ditunjukkan oleh hilangnya

nilai-nilai luhur yang melekat pada bangsa Indonesia, seperti kejujuran, kesantunan, dan

kebersamaan, serta ditandai dengan munculnya berbagai kasus kriminal (Marzuki, 2013).

Mursyid Itsnaini (2010) judul penelitian ini adalah Pemberdayaan Anak Jalanan oleh

Rumah Singgah Kawah di Kelurahan Klitren, Gondokusuman, Yogyakarta. Penelitian ini

membahas tentang Rumah Singgah sebagai tempat pemusatan sementara yang bersifat

non formal, dimana anak – anak bertemu untuk memperoleh informasi dan pembinaan awal

Page | 7

Page 8: Pengembangan Moral Anak Jalanan Melalui Pendidikan Karakter2

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

sebelum dirujuk ke dalam proses pembinaan lebih lanjut. Rumah Singgah memiliki tujuan

untuk memberikan perlindungan kepada anak – anak jalanan dalam bingkai

mengembangkan sikap dan perilaku yang positif untuk memperoleh kembali nilai – nilai

dan hak – hak sebagai anak yang selama ini tidak terpenuhi oleh anak jalanan.

Mardiana (2008) judul penelitian ini adalah Perilaku Belajar Anak Jalanan. Dalam

penelitian ini penulis menuturkan bahwa usaha guru mengembangkan perilaku belajar anak

jalanan dalam mengembangkan perilaku belajar anak jalanan dapat dikategorikan ke dalam

enam cara. Pertama, mengondisikan kelas. Kedua, membimbing. Ketiga member cara/trik.

Keempat menstimulus. Kelima, memberi hukuman. Keenam, mengimplementasikan

kebersamaan.

Dwinda Reina Sari (2008) judul penelitian ini adalah Motivasi Belajar Anak Jalanan

di Rumah Singgah DILTS Foundation. Dalam penelitian ini penulis menyimpulkan bahwa

motivasi belajar anak lebih bersifat eksternal, dimana sangat di pengaruhi oleh lingkungan

yang ada, harapan akan mempengaruhi munculnya motivasi sebagai pendorong untuk

merealisasikan dalam perilaku kuat atau tidaknya sebuah motivasi dalam diri subjek

tergantung pada besar atau kecilnya keyakinan anak dalam mencapai harapannya.

Thianzi Zakarya (2012) judul penelitian ini adalah Sisi Kehidupan Anak Jalanan.

Dari penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pada dasarnya pemberdayaan

anak-anak jalanan seharusnya dilakukan dengan cara-cara yang manusiawi dan berpihak

satu sama lain bukan hanya salah satu saja. Seperti melakukan berbagai program

pendidikan , bimbingan belajar, pendidikan agama, pelatihan seni,kreatifitas dan olahraga

serta adanya forum yang memiliki rasa kekeluargaan sehingga mereka tidak sendiri dan

merasa kesepian bahkan mereka akan terus bahagia dengan cara yang benar.

Pratiwi Wijiyanti (2010) judul penelitian Aspirasi Hidup Anak Jalanan. Dibalik

kehidupan jalanan yang sulit, ada sebuah harapan untuk memiliki kehidupan yang lebih

baik. Aspirasi sesungguhnya didasari oleh kebutuhan dasar manusia untuk berprestasi (need

for achievement) yaitu kebutuhan untuk mewujudkan keinginan dan berbuat yang lebih

Page | 8

Page 9: Pengembangan Moral Anak Jalanan Melalui Pendidikan Karakter2

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

baik dari keadaan sekarang. Oleh karena itu semua orang bisa memiliki aspirasi, termasuk

anak jalanan.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter

Pada dasarnya, pendidikan karakter bertujuan menciptakan generasi bangsa yang

tangguh, toleran, peduli sesama, cinta tanah air dan terbuka akan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Adapun tujuan pendidikan karakter sejalan dengan Undang-Undang Dasar 1945

pasal 3 (3):

“Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional,

yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlaq mulia dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan Undang-Undang.”

Pendidikan karakter, untuk pencapaiannya dengan hasil terbaik, tentu diperlukan

dukungan dari berbagai media sosialisasi seperti keluarga, satuan pendidikan, pemerintah

dan media massa, sehingga penndidikan ini dapat menjalankan fungsinya dengan baik pula.

Fungsi yang dimaksud adalah

(1) mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan

berperilaku baik;

(2) memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultur;

(3) meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia.

3.2 Nilai-Nilai Pembentuk Karakter

Page | 9

Page 10: Pengembangan Moral Anak Jalanan Melalui Pendidikan Karakter2

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

Adapun terdapat 18 nilai pembentuk karakter yang bersumber dari agama, Pancasila,

budaya,dan tujuan pendidikan nasional, yaitu :

1) Religius

2) Jujur

3) Toleransi

4) Disiplin

5) Kerja Keras

6) Kreatif

7) Mandiri

8) Demokratis

9) Rasa Ingin Tahu

10) Sikap Kebangsaan

11) Cinta Tanah Air

12) Menghargai Prestasi

13) Bersahabat / Komunikatif

14) Cinta Damai

15) Gemar Membaca

16) Peduli Lingkungan

17) Peduli Sosial

18) Tanggung Jawab

3.3 Faktor-Faktor Pembentuk Karakter

Page | 10

Page 11: Pengembangan Moral Anak Jalanan Melalui Pendidikan Karakter2

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

Adanya perbedaan kepribadian setiap individu sangatlah bergantung pada faktor-faktor

yang memengaruhinya. Kepribadian terbentuk, berkembang, dan berubah seiring dengan

proses sosialisasi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut.

a. Faktor Biologis

Faktor biologis yang paling berpengaruh dalam pembentukan kepribadian adalah

jika terdapat karakteristik fisik unik yang dimiliki oleh seseorang. Contohnya, adanya hal

ganjil dalam bentuk fisik dapat membuat seorang anak menjadi pemalas karena adanya

tekanan terhadap kejiwaannya. Perlu dipahami bahwa faktor biologis yang dimaksudkan

dapat membentuk kepribadian seseorang adalah faktor fisiknya dan bukan warisan genetik.

b. Faktor Geografis

Faktor lingkungan menjadi sangat dominan dalam mempengaruhi kepribadian

seseorang.Faktor geografis yang dimaksud adalah keadaan lingkungan fisik (iklim,

topografi, sumberdaya alam) dan lingkungan sosialnya.

c. Faktor Kebudayaan

Kebudayaan mempunyai pengaruh besar terhadap perilaku dan kepribadian

seseorang. Kebudayaan dapat menjadi pedoman hidup manusia dan alat untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Oleh karena itu, unsur-unsur kebudayaan yang

berkembang di masyarakat dipelajari oleh individu agar menjadi bagian dari dirinya dan ia

dapat bertahan hidup.

d. Faktor Pengalaman Kelompok

Kelompok yang sangat berpengaruh dalam perkembangan kepribadian seseorang

dibedakan menjadi dua sebagai berikut.

Kelompok Acuan (Kelompok Referensi). Sepanjang hidup seseorang, kelompok-

kelompok tertentu dijadikan model yang penting bagi gagasan atau norma-norma perilaku.

Dalam hal ini, pembentukan kepribadian seseorang sangat ditentukan oleh pola hubungan

dengan kelompok referensinya. Pada mulanya, keluarga adalah kelompok yang dijadikan

Page | 11

Page 12: Pengembangan Moral Anak Jalanan Melalui Pendidikan Karakter2

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

acuan seorang bayi selama masa-masa yang paling peka. Setelah keluarga, kelompok

referensi lainnya adalah teman-teman sebaya.

Kelompok Majemuk. Kelompok majemuk menunjuk pada kenyataan

masyarakat yang lebih beraneka ragam. Dengan kata lain, masyarakat majemuk memiliki

kelompok-kelompok dengan budaya dan ukuran moral yang berbeda-beda.

e. Faktor Pengalaman

Pengalaman akan memengaruhi kepribadian seseorang. Kepribadian itu berbeda-

beda antara satu dan lainnya karena pengalaman yang dialami seseorang itu unik dan tidak

seorang pun mengalami serangkaian pengalaman yang persis sama. Sekalipun dalam

lingkungan keluarga yang sama, tetapi tidak ada individu yang memiliki kepribadian yang

sama, karena meskipun berada dalam satu, setiap individu keluarga tidak mendapatkan

pengalaman yang sama. Begitu juga dengan pengalaman yang dialami oleh orang yang

lahir kembar, tidak akan sama.

3.4 Kontribusi Mahasiswa dalam Memberikan Pendidikan Karakter

Mahasiswa sebagai golongan terpelajar berperan sebagai Agent of Change yang

memegang tanggung jawab terhadap maju tidaknya Negara ini. Jika kita mencoba untuk

menengok lembaran – lembaran sejarah setidaknya sudah dua kali mahasiswa berhasil

menggulingkan rezim otoriter yang pernah berkuasa di negeri ini. Di zaman reformasi ini

peran mahasiswa sebagai agent of change bergeser, dari yang dulunya berperan sebagai

pengontrol pelaksanaan pemerintah di negeri ini menjadi individu yang aktif berkontribusi

terhadap Negara ini. Satu contoh kontribusi nyata mahasiswa terhadap Negara ini adalah

aktivitas pengajaran pendidikan karakter kepada anak jalanan. Sekelompok mahasiswa

yang berasal dari berbagai latar belakang pendidikan yang berbeda – beda berangkat ke

sekolah anak jalanan dan putus sekolah. Di sana mereka membagikan pengalaman mereka

dan memberikan motivasi agar anak – anak tersebut tetap bermimpi untuk meraih cita – cita

mereka.

3.5 Proses Pengajaran Pendidikan Karakter

Page | 12

Page 13: Pengembangan Moral Anak Jalanan Melalui Pendidikan Karakter2

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

Dalam pengajaran pendidikan karakter, kami sebagi pengajar mengharapkan adanya

perkembangan potensi daripada anak-anak jalanan yang kami didik. Mungkin untuk

sebagian orang akan merasa kasihan atau tidak ingin repot saat mengajari anak didiknya,

namun setiap niat baik tidak selalu menghasilkan hal yang baik pula. Karena dengan begitu

maka kita tidak membiarkan potensi dalam diri mereka berkembang. Sesungguhnya saat

seorang anak dihadapi dengan suatu masalah sulit dan menyelesaikannya sendiri dapat

membuat anak tersebut menjadi kuat dan berkarakter. Dengan begitu anak telah belajar

untuk bersabar, toleransi dan bertanggung jawab, seperti yang telah tercantum dalam nilai

pembentukan karakter. Sesungguhnya seorang anak jalanan yang tidak pernah mengenyam

bangku pendidikan pun sudah memiliki karakter yang tertanam pada dirinya, seperti

kedisiplinan. Contohnya anak-anak jalanan akan mulai turun ke jalan di waktu yang sama

setiap hari. Maka dari itu disini peran pengajar hanya bertindak sebagai pebimbing yang

menuntun mereka untuk melakukan hal-hal yang seharusnya.

3.6 Dampak dari Pengajaran Pendidikan Karakter

Dampak yang didapatkan terhadap anak-anak berupa kemampuan dalam pengendalian

emosi dan sosial yang dapat menekan tingkat kriminalitas dan tindakan beresiko lainnya.

Selain itu dengan adanya perkembangan emosi dan sosial pada anak-anak dapat

meningkatkan kualitas hidup mereka.

Adapun dampak lainnya adalah kami selaku pengajar telah berkontribusi besar dalam

meningkatkan kualitas karakter masyarakat. Kami juga membantu dalam membangun

karakter bangsa yang merupakan aspek penting dalam perkembangan social–ekonomi.

Page | 13

Page 14: Pengembangan Moral Anak Jalanan Melalui Pendidikan Karakter2

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Pendidikan karakter yang dimulai sejak dini tanpa memandang status seseorang

dalam masyarakat perlu diselenggarakan di Indonesia saat ini. Pendidikan karakter ini dapat

turut membantu meningkatkan harkat, martabat, dan perekonomian Indonesia. Semua anak

di Indonesia memiliki hak yang sama dalam hal memperoleh pendidikan, termasuk

pendidikan karakter yang bermanfaat dalam kehidupan sosial mereka. Salah satu faktor

utama yang dapat memengaruhi karakter seorang anak adalah lingkungan dimana ia

tinggal. Proses pengajaran yang dilakukan ialah dengan mengerahkan mahasiswa untuk

memberikan pendidikan karakter kepada anak – anak jalanan. Setelah anak-anak itu

mendapat pendidikan karakter, setidaknya ia telah memiliki pengetahuan awal tentang

pengertian karakter itu sendiri, mulai dari jenis-jenisnya, seperti apa itu karakter dan

sebagainya. Setelah mendapatkan ilmu tersebut, karakter mereka akan terbentuk dengan

sendirinya dengan pengaruh dari lingkungan dan kebiasaan mereka sehari-hari.

B. Saran

Masalah yang kita hadapi ini bukanlah masalah yang dapat disepelekan dan

memerlukan solusi yang tepat. Krisisnya kepedulian dari berbagai pihak mengenai

pendidikan karakter dan juga kurangnya pengetahuan dari berbagai pihak mengenai

petingnya pendidikan karakter untuk anak bangsa merupukan hal utama yang harus

dibenahi. Untuk pencapaian terbaik, diperlukan dukungan dan kerja sama yang konkret dan

saling melengkapi dari berbagai pihak, mulai dari keluarga, pemerintahan, media massa,

Page | 14

Page 15: Pengembangan Moral Anak Jalanan Melalui Pendidikan Karakter2

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

masyarakat indonesia, dan tak terkecuali kami selaku mahasiswa Universitas Indonesia.

Berikut merupakan saran-saran dari kami untuk pihak-pihak penting terkait upaya

pemberdayaan anak jalanan melalui pendidikan karakter.

Pihak utama yang sangat memengaruhi karakter anak bangsa adalah keluarga.

Untuk itu, keluarga harus memberikan contoh sifat-sifat berkarakter positif kepada anak.

Ajarkanlah anak-anak hal-hal positif mulai dari yang paling sederhana, dan usahakanlah

agar hal-hal positif tersebut menjadi kebiasaan bagi anak. Seperti, ajarkanlah dan

berikanlah contoh kepada anak untuk senantiasa jujur, patuh tata tertib, sopan santun, juga

peduli terhadap sesama.

Pemerintahan juga merupakan pihak yang memegang peranan penting untuk upaya

pemberdayaan anak-anak, terlebih anak jalanan, melalui pendidikan karakter. Pemerintah

harus berperan aktif dalam memfasilitasi pendidikan formal, maupun pendidikan informal

secara merata bagi seluruh masyarakat indonesia. Seperti memberlakukan program

pendidikan berbasis karakter, bimbingan belajar, dan upaya pengembangan bakat dan seni

keterampilan terutama untuk anak-anak jalanan. Selain itu, pemerintah seharusnya

memahami proses dan tahapan merupakan hal yang jauh lebih penting dibanding hasil

akhir.

Media massa juga memiliki peranan penting dalam upaya pemberdayaan anak jalanan

melalui pendidikan karakter. Media massa harus memberikan informasi-informasi yang

patut diteladani sehingga terbentuklah karakter positif bagi anak bangsa. Seperti

memberbanyak menyuguhkan tokoh-tokoh inspiratif, kesuksesan anak bangsa,dan

merangkul anak jalanan seraya pemberian pendidikan karakter anak jalanan yang berbasis

agama.

Selain itu, masyarakat indonesia terutama kita selaku mahasiswa diharapkan juga ikut

turun tangan dalam upaya pemberdayaan anak jalanan melalui pendidikan karakter.

Masyarakat indonesia harus meningkatkan kepededuliannya juga empatiya terhadap anak

jalanan. Masyarakat indonesia dapat memberikan pendidikan gratis secara sukarela kepada

Page | 15

Page 16: Pengembangan Moral Anak Jalanan Melalui Pendidikan Karakter2

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

anak jalanan, merangkul mereka agar terbentuklah anak bangsa yang berpendidikan juga

bermoral.

Pihak-pihak lain yang tidak disebutkan di atas juga sangat diperlukan dukungan dan

kerja samanya untuk upaya pemberdayaan anak jalanan melalui pendidikan karakter. Agar

terbentuk anak-anak bangsa yang berintelegensi tinggi yang diimbangi moral sehingga siap

untuk bersaing dalam tahap internasional. Karena sesungguhnya anak jalanan bukanlah

anak-anak yang terbuang dan perlu diasingkan, melainkan anak-anak bangsa yang cita-

citanya terpaksa terbuang karena kurangnya kepedulian dari sesama.

DAFTAR PUSAKA

http://cumadiindonesia.com/makin-maraknya-anak-jalanan-siapa-yang-bertanggung-

jawab/2014

https://datakata.wordpress.com/2014/04/13/pembentukan-karakteristik-individu/

https://pndkarakter.wordpress.com/category/tujuan-dan-fungsi-pendidikan-karakter/

http://rumahinspirasi.com/18-nilai-dalam-pendidikan-karakter-bangsa/

http://www.arhysinjai.com/2013/05/pengertian-pendidikan-karakter.html?m=1

http://www.indonesia-investments.com/id/budaya/demografi/item67

Itsnaini, Mursyid. (2010). Pemberdayaan Anak Jalanan oleh Rumah Singgah Kawah di Kelurahan

Klitren, Gondokusuman, Yogyakarta.Skripsi pada Fakultas Ushuludin, Studi Agama dan Pemikian

Islama Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta; tidak diterbitkan.

Page | 16

Page 17: Pengembangan Moral Anak Jalanan Melalui Pendidikan Karakter2

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

Oktaviany, Fenny.(2010). Pemberdayaan Anak Jalanan melalui Program Sekolah Otonom oleh

Sanggar Anak Akar di Gudang Seng Jakarta Timur .Skripsi pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: tidak diterbitkan.

Sari, Reina. (2008). Motivasi Belajar Anak Jalanan di Rumah Singgah DILTS Foundation. Makalah

pada Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma: tidak diterbitkan.

Wijayati, Pratiwi. (2010). Aspirasi Hidup Anak Jalanan Semarang .Skripsi Sarjana pada Fakultas

Psikologi Universitas Diponegoro Semarang: tidak diterbitkan.

Zakarya, Thianzi. (2011). Sisi Kehidupan Anak Jalanan. Makalah Diploma pada Departemen

Pendidikan Nasional RI: tidak diterbitkan.

Page | 17

Page 18: Pengembangan Moral Anak Jalanan Melalui Pendidikan Karakter2

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

Lampiran

Identitas Kelompok

Ketua Kelompok :

Nama : Muhammad Nuh Firdaus

NPM : 1506738353

Program : Reguler

Fakultas : Teknik (FT)

Jurusan : Teknik Kimia

Anggota Kelompok :

Nama : Adinda Nabila Herdani

NPM : 1506727293

Program : Reguler

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Jurusan : Geofisika

Nama : Alvin Rizalsan Chaniago

NPM : 1506767441

Program : Reguler

Fakultas : Ilmu Administrasi (FIA)

Jurusan : Ilmu Administrasi Negara

Nama : Annisa Nursyifa Qolbi

NPM : 1506732122

Program : Reguler

Fakultas : Ilmu Keperawatan

Jurusan : Ilmu Keperawatan

Page | 18

Page 19: Pengembangan Moral Anak Jalanan Melalui Pendidikan Karakter2

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

Nama : Aqila Mazi

NPM : 1506727103

Program : Reguler

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Nama : Avivah Gusti Rahma

NPM : 1506729935

Program : Reguler

Fakultas : Kesehatan Masyarakat (FKM)

Jurusan : Ilmu Kesehatan Masyarakat

Nama : Chaterina Dwi Puspita

NPM : 1506733232

Program : Reguler

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)

Jurusan : Matematika

Nama : Fridha Aprilia Pertiwi

NPM : 1506737571

Program : Reguler

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)

Jurusan : Biologi

Nama : Lia Yulia Deliana

NPM : 1506725861

Program : Reguler

Fakultas : Ekonomi (FE)

Jurusan : Bisnis Islam

Page | 19

Page 20: Pengembangan Moral Anak Jalanan Melalui Pendidikan Karakter2

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

Nama : Muhammad Indra Saputra

NPM : 1506729310

Program : Reguler

Fakultas : Ekonomi

Jurusan : Ilmu Ekonomi Islam

Foto Pemecahan Masalah

Untuk memecahkan masalah di atas kami melakukan kunjungan ke sekolah anak jalanan

dan putus sekolah binaan Yayasan Pemimpin Anak Bangsa.

Yayasan Pemimpin Anak Bangsa (YPAB) merupakan sebuah organisasi non-profit yang

menyelenggarakan pendidikan kesetaraan program Paket A (Setara SD), Paket B (Setara

SMP), dan Paket C (Setara SMA) sejak 10 September 2012 khusus diperuntukkan

masyarakat putus sekolah diberbagai jenjang tanpa dikenakakan biaya pendidikan apapun

atau gratis.

Melalui program Homeschooling Komunitas, YPAB merupakan wadah bagi warga putus

sekolah dari berbagai usia dan pekerjaan mendapatkan pendidikan cuma-cuma yang

berkualitas dan berdaya saing dengan pendidikan formal. YPAB juga merupakan wadah

yang mempertemukan keinginan profesional muda untuk menjadi relawan dan

membagikan ilmunya melalui mengajar warga putus sekolah secara langsung. Sebagian

besar dari tutor di YPAB adalah kalangan profesional dari berabgai macam profesi, agama,

usia, ras, dengan tujuan yang sama yaitu “saling berbagi ilmu.”

 

Program pendidikan yang dijalankan YPAB diantaranya:

1. Pendidikan Kesetaraan

Ditujukan untuk seluruh masyarakat putus sekolah  dimana akhir pembelajarannya, peserta

yang telah menjalani kegiatan belajar dan evaluasi berkala yang diadakan akan mengikuti

Ujian Nasional Kesetaraan Paket yang diadakan Pemerintah.

2. Program Pengembangan Wawasan, Pelatihan dan Keterampilan

Page | 20

Page 21: Pengembangan Moral Anak Jalanan Melalui Pendidikan Karakter2

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

Ditujukan untuk masyarakat umum dan/atau putus sekolah yang ingin menambah wawasan

dan/atau memiliki keterampilan praktis.

3. Bimbingan Belajar Anak

Ditujukan untuk anak-anak usia sekolah 4 – 15 tahun untuk mendapatkan bimbingan

belajar, tambahan materi pelajaran, berbagai pengetahuan dan ketrampilan, pendidikan

karakter dan mengikutsertakan mereka ke berbagai kompetisi yang bernilai positif.

(dikutip dari ypab.org)

Kegiatan sharing, berbagi pengalaman dan penanaman pendidikan karakter di sekolah anak

jalanan dan putus sekolah binaan Yayasan Pemimpin Anak Bangsa

Page | 21

Page 22: Pengembangan Moral Anak Jalanan Melalui Pendidikan Karakter2

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

Terlihat siswa tampak tertarik menyimak materi yang di sampaikan

Pemateri juga nampak antusias menyampaikan materi yang ingin disampaikan

Page | 22

Page 23: Pengembangan Moral Anak Jalanan Melalui Pendidikan Karakter2

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

Foto bersama siswa sekolah anak jalanan dan putus sekolah binaan Yayasan Pemimpin

Anak Bangsa

Page | 23