Pengembangan Modul

189

description

Pengembangan ModulBuku ini merupakan salah satu judul dalam buku serial Teknologi Pendidikan yang diterbitkan oleh Pustekkom secara berkala

Transcript of Pengembangan Modul

Page 1: Pengembangan Modul
Page 2: Pengembangan Modul

1 1

Pengembangan

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALPUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN

JAKARTA 2007

Penulis:Dr. Purwanto, M.Pd,Drs. Aristo Rahadi,Drs. Suharto Lasmono, M.Pd,

Seri Teknologi Pembelajaran

Modul

Page 3: Pengembangan Modul

2

TIM PENGEMBANG:

Pengarah• Ir. Lilik Gani, HA., M.Sc., Kepala Pusat Teknologi Informasi dan

Komunikasi Pendidikan

Penanggungjawab Program• Ir. Suheriyanto, M.Si., Kepala Bagian Tata Usaha

Penanggungjawab Materi/Substansi• Dr. Purwanto, M.Pd., Kepala Bidang Teknologi Pembelajaran• Drs. Rusjdy S. Arifin, M.Sc., Kepala Bidang Teknologi Informasi• Hardjito, S.IP., M.Si., Kepala Bidang Teknologi Komunikasi

Penaggungjawab Kegiatan• Sunarti, SE

Penulis• Dr. Purwanto, M.Pd• Drs. Aristo Rahadi• Drs. Suharto Lasmono, M.Pd

Editor• Dr. Purwanto, M.Pd

Design Cover & Layout• Rusno Prihardoyo• Erdiyansyah Alim

Katalog Dalam Terbitan (KDT):Seri Teknologi Pembelajaran, judul “PENGEMBANGAN MODUL”,

Hak Cipta@2007 pada Pusat Teknologi Informasi dan KomunikasiPendidikan (PUSTEKKOM) Depdiknas

Jl. Cenderawasih, Ciputat Km. 15,5 Ciputat 15411-Jakartae-mail: pustekkom.go.id

ISBN: 978-979-3322-40-4-7

Page 4: Pengembangan Modul

3

DafDafDafDafDaftttttar Isi:ar Isi:ar Isi:ar Isi:ar Isi:

Daftar Isi: •••• 3

Kata Sambutan •••• 4

Kata Pengantar •••• 5

Bab I : PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL •••• 7

Bab 2 : PENYUSUNAN GARIS BESAR ISI MODUL(GBIM) DAN PERUMUSAN TUJUAN •••• 43

Bab 3 : TEKNIK PENULISAN MODUL •••• 81

Bab 4 : ILUSTRASI DAN BAHASA •••• 107

Bab 5 : PENYUNTINGAN DAN REVISI •••• 151

Bab 6 : EVALUASI MODUL •••• 163

Page 5: Pengembangan Modul

4

KKKKKatatatatata Sambuta Sambuta Sambuta Sambuta Sambutananananan

Sesuai misinya, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustekkom)terus melakukan berbagai upaya dalam hal pendayagunaan teknologiinformasi dan komunikasi untuk pendidikan. Diantara program yangdigarap Pustekkom adalah pengembangan sistem pendidikan jarakjauh (PJJ) dengan memanfaatkan berbagai media pembelajaran. Salahsatu komponen penting dalam sistem pendidikan jarak jauh adalahbahan belajar, yang antara lain berupa bahan belajar cetak (modul).

Karena sistem PJJ memiliki ciri khas tertentu, maka bahan belajar yangdigunakan dalam sistem PJJ juga perlu didesain secara khusus pulasehingga sesuai dengan karakteristik sistem PJJ tersebut. Di lain fihak,hingga saat ini SDM yang berkompeten dalam pengembangan bahanbelajar masih sangat kurang. Bahkan buku-buku sumber dalam bidangini juga masih sulit ditemukan.

Kehadiran buku ini diharapkan dapat mengisi kekurangan tersebut.

Buku ini merupakan salah satu judul dalam buku serial TeknologiPendidikan yang diterbitkan oleh Pustekkom secara berkala. Terbitnyabuku-buku serial Teknologi Pendidikan tersebut diharapkan dapatmelengkapi buku buku sejenis yang telah ada, terutama buku-bukupraktis yang membahas penerapan teknologi pendidikan secara praktis.

Semoga kehadirannya dapat bermanfaat bagi para pembaca, dan duniapendidikan pada umumnya.

Kepala Pustekkom,

Ir. Lilik Gani, HA., M.Sc., Ph.D.NIP 680001660

Page 6: Pengembangan Modul

5

KKKKKatatatatata Pa Pa Pa Pa Pengengengengengantantantantantararararar

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atastersusunnya buku Pengembangan Bahan Belajar Mandiri (Modul) ini.

Saat ini sistem pembelajaran mandiri telah banyak diterapkan di Indo-nesia, seiring dengan makin berkembangnya lembaga pendidikan yangmenyelenggarakan sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh, baik padajalur pendidikan formal maupun non formal termasuk lembaga Diklatkedinasan. Sistem pembelajaran mandiri memang menuntut parapeserta didiknya untuk dapat melakukan kegiatan belajar secaramandiri. Hal ini sebagai konsekwensi adanya ciri keterpisahan antarapengajar dengan peserta belajar dalam sistem pendidikan jarak jauh,serta adanya ciri keterbukaan/keluwesan dalam sistem pendidikanterbuka. Dalam perkembangannya, bahkan, sistem pembelajaranmandiri saat ini bukan hanya diterapkan di kalangan lembagapendidikan terbuka dan jarak jauh, melainkan juga diterapkan padasistem pendidikan regular.

Dalam sistem pendidikan yang menerapkan konsep pembelajaranmandiri, sangat diperlukan bahan-bahan belajar yang dirancangkhusus untuk dapat dipelajari oleh peserta didik secara mandiri, karenaitu diperlukan para tenaga profesional yang mampu mengembangkanbahan belajar mandiri. Di fihak lain, sumber-sumber referensi tentangpengembangan bahan belajar mandiri sampai saat ini masih sangatterbatas, apalagi sumber pustaka lokal.

Terbitnya buku ini diharapkan dapat turut mengatasi terbatasnyareferensi tersebut. Buku ini dimaksudkan untuk membantu parapembaca yang berminat untuk mengembangkan bahan belajar mandiri( modul). Sistematika dan sajian dalam buku ini diupayakan sedemikianrupa agar menjadi semacam paduan yang sederhana, praktis dan dapatdipelajari secara mandiri oleh pembaca sehingga bisa langsung

Page 7: Pengembangan Modul

6

diaplikasikan dalam kegiatan pengembangan bahan belajar mandiri.Meskipun demikian, penulis menyadari bahwa buku ini masih jauhdari sempurna. Berbagai keterbatasan yang ada, menyebabkankekurangsempurnaan buku ini. Oleh karenaya, kritik dan saranperbaikan sangat kami harapkan dari pembaca. Tak lupa penulis jugaingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua fihak yangtelah ikut berperan membantu terbitnya buku ini.

Semoga buku sederhana ini dapat bermanfaat bagi siapapun yangmembacanya.

Tim penulis

Page 8: Pengembangan Modul

7

Bab IBab IBab IBab IBab IPROSEDURPROSEDURPROSEDURPROSEDURPROSEDUR

PENPENPENPENPENGEMBGEMBGEMBGEMBGEMBANANANANANGGGGGANANANANANMODULMODULMODULMODULMODUL

Pendahuluan

Saya yakin bahwa anda telah memiliki pengalaman dalamtulis menulis, apakah itu menulis surat, menulis materiuntuk diklat atau mungkin menulis buku maupun tulisan

lainnya. Namun demikian mungkin Anda belum memilikipengalaman khusus dalam menulis modul. Karena modul inidiharapkan membekali Anda pengetahuan dasar tentangproses pengembangan modul diklat. Modul ini isinyamenjelaskan tentang Prosedur Pengembangan Modul. Isi utamaModul ini adalah langkah-langkah penulisan modul. Namundemikian sebelum uarian tentang penulisan modul, dijelaskanpula tentang konsep dasar modul dan berbagai carapengembangannya. Dalam prosedur pengembangan modullangkah-langkahnya adalah perencanaan, penulisan, reviewdan revisi serta finalisasi.

Tujuan modul ini adalah untuk membimbing Anda secaraumum dalam merencanakan dan mengembangkan modul.Karena itu isi modul ini lebih bersifat praktis dan lebih banyakberisi tentang hal-hal atau rambu-rambu yang perludiperhatikan dalam menulis modul. Kompetensi yang Andakuasai setelah mempelajari modul ini adalah sebagai berikut.

123456789012345678901234567890121123456789012345678901234567890121123456789012345678901234567890121123456789012345678901234567890121123456789012345678901234567890121123456789012345678901234567890121

123456789012345678901234567890121212345678901234567890123456789012121234567890123456789012345678901212123456789012345678901234567890121212345678901234567890123456789012121234567890123456789012345678901212

Page 9: Pengembangan Modul

8

Modul ini berisi dua kegiatan belajar atau dua penggalan.Kegiatan belajar 1 membahas tentang konsep dasar modul danberbagai cara pengembangan modul, dan kegiatan belajar 2tentang langkah-langkah penulisan modul. Penjelasan kegiatan2 meliputi uraian tentang pra penulisan, penulisan, pengkajian/review, uji coba dan revisi, serta finalisasi dan pencetakan. Tiap-tiap kegiatan belajar terkait erat secara berurutan. Karena itusebaiknya Anda mengikuti petunjuk belajar berikut ini:• Bacalah setiap penjelasan yang diberikan dengan cermat

langkah demi langkah dan jangan tergesa-gesa.• Kemudian kerjakan soal-soal atau latihan yang Anda temui

dan cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawabandihalaman belakang modul ini,

• Pelajari sekali lagi uraiannya, terutama bagian yang kurangAnda pahami,

• Praktekkanlah kegiatan-kegiatan yang baru anda pelajaridengan menggunakan bahan-bahan yang tersedia sesuaidengan petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam modul ini.

Maksudnya, jika anda diminta untuk menuliskan, cobalah andamenulis sesuai dengan bidang yang anda kuasai.SELAMAT MEMBACA !

Mampu menerap-kan prosedurpengembanganmodul

KOMPETENSI PENGALAMAN INDIKATORBELAJAR

Pembacamemperolehpengetahuantentang prosedurpengembanganmodul

1. Mampu menjelaskanpengertian modul, danfungsinya.

2. Mampu menjelaskanberbagai carapengembangan modulseperti; adaptasi,kompilasi, dan menulis

3. Mampu menerapkanlangkah-langkahpenulisan modul

Page 10: Pengembangan Modul

9

Kegiatan Belajar 1

MODUL DMODUL DMODUL DMODUL DMODUL DANANANANANPENPENPENPENPENGEMBGEMBGEMBGEMBGEMBANANANANANGGGGGANNYANNYANNYANNYANNYAAAAA

TujuanSetelah membaca kegiatan belajar 1 ini anda diharapkan dapat:• Menjelaskan konsep dasar modul,• Menjelaskan berbagai cara pengembangan modul,• Menjelaskan langkah-langkah penulisan modul.

UraianSetiap kegiatan pembelajaran pastilah membutuhkan bahanbelajar. Bahan belajar yang digunakan dalam kegiatanpembelajaran bentuknya bermacam-macam. Ada bahanbelajar yang dikemas dalam bentuk tercetak, dan non cetak.Satu kesatuan modul sering di sebut sebagai modul.

A. PENGERTIAN MODUL1. Modul

Modul ialah bahanbelajar yang dirancangsecara sistematisb e r d a s a r k a nkurikulum tertentu dandikemas dalam bentuksatuan pembelajaranterkecil danm e m u n g k i n k a ndipelajari secara mandiri dalam satuan waktu tertentu.Dalam buku ini yang disebut sebagai modul dibatasipada “Bahan Belajar Tercetak”.

1234567890123456789012345678901212345678901234567123456789012345678901234567890121234567890123456712345678901234567890123456789012123456789012345671234567890123456789012345678901212345678901234567

Page 11: Pengembangan Modul

10

Tujuan disusunnya modul ialah agar peserta dapatmenguasai kompetensi yang diajarkan dalam diklat ataukegiatan pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Bagiwidiaiswara atau guru, modul juga menjadi acuandalam menyajikan dan memberikan materi selamadiklat atau kegiatan pembelajaran berlangsung.

2. Fungsi ModulFungsi modul ialah sebagai bahan belajar yangdigunakan dalam kegiatan pembelajaran peserta didik.Dengan modul peserta didik dapat belajar lebih terarahdan sistematis. Peserta didik diharapkan dapatmenguasai kompetesi yang dituntut oleh kegiatanpembelajaran yang diikutinya. Modul juga daharapkanmemberikan petunjuk belajar bagi peserta selamamengikuti diklat.

B. BERBAGAI CARA PENGEMBANGAN MODULModul dapat dikembangkan dengan berbagai cara antaralain melalui adaptasi, kompilasi dan menulis sendiri.Sebagai bekal pengetahuan bagi Anda, maka dalam modulini akan dibahas tentang cara pengembangan melaluiadaptasi dan kompilasi. Namun demikian pada modul-modul berikutnya akan lebih banyak dibahas tentang carapengembangan modul dengan “menulis sendiri”.

1. AdaptasiModul adaptasi ialah bahan belajar yangdikembangkan atas dasar buku yang ada di pasaran.Sebelum pembelajaran berlangsung, guru, dosen, atauwidiaiswara mengidentifikasi buku-buku yang ada (ditoko buku atau perpustakaan) yang isinya relevandengan materi yang akan diajarkan. Setelah itu guru,dosen atau widyaiswara memilih salah satu buku

Page 12: Pengembangan Modul

11

tersebut sebagai bahan belajar yang digunakan untuksatu mata pelajaran/diklat. Buku tersebut digunakandalam kegiatan pembelajaran secara utuh atau sebagiandengan dilengkapi panduan belajar. Pengembanganpanduan belajar bersifat melengkapi buku tersebutdengan semacam petunjuk mempelajarinya.

Panduan belajar untuk melengkapi buku antara lainberisi:1. Overview dan rangkuman dari topik-topik yang

wajib dipelajari peserta didik;2. Peta atau diagram yang menggambarkan

keterkaitan topik-topik yang akan dipelajari pesertadidik;

3. Rumusan tujuan pembelajaran atau kompetensiyang harus dikuasai peserta didik;

4. Daftar Pustaka yang relevan5. Petunjuk bagi peserta didik tentang topik mana yang

harus dipelajari dan topik mana yang tidak perludipelajari

6. Penjelasan tambahan (tertulis atau lisan yangdirekam) untuk menjelaskan topik-topik yangdianggap salah, bias, kadaluarsa, sertamembingungkan peserta didik.

2. KompilasiModul kompilasi ialah bahan belajar yangdikembangkan atas dasar buku-buku yang ada dipasaran, artikel jurnal ilmiah dan modul yang sudahada sebelumnya. Kompilasi di lakukan oleh guru, dosenatau widiaiswara dengan menggunakan garis-garisbesar program pembelajaran/pelatihan (GBPP) atausilabi yang disusun sebelumnya.

Page 13: Pengembangan Modul

12

Prosedur KompilasiKompilasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:1. Kumpulkan seluruh buku, artikel jurnal ilmiah,

modul dan sumber acuan lain yang digunakandalam mata diklat seperti tercantum dalam DaftarPustaka di GBPP

2. Tentukan bagian-bagian buku, artikel jurnal ilmiah,modul dan bagian dari sumber acuan lain yangdigunakan per Pokok Bahasan sesuai dengan GBPP

3. Fotocopy seluruh bagian dari sumber yangdigunakan per Pokok Bahasan sesuai dengan GBPP

4. Pilihlah hasil fotocopy tersebut berdasarkan PokokBahasan sesuai dengan GBPP

5. Buatlah/tulislah halaman penyekat bahan untuksetiap Pokok Bahasan

6. Bahan-bahan yang sudah dilengkapi denganhalaman penyekat untuk setiap Pokok Bahasankemudian dijilid rapi (selanjutnya dicopy untukdibagikan kepada peserta didik)

Ada satu hal penting yang harus diperhatikan oleh guru,dosen atau widiaiswara dalam melakukan kompilasi,yaitu harus memperhatikan masalah hak cipta. Untukbuku-buku atau bahan lain yang dilindungi hak ciptamaka penggunaan atau pengkopiannya wajibmemperoleh ijin dari pemegang hak cipta.

3. MenulisMenulis adalah cara pengembangan modul yang pal-ing ideal. Bagi guru, dosen atau widiaiswara menulissendiri modul yang dipergunakan dalam pembelajaranadalah membuktikan dirinya sebagai seorang yang pro-fessional. Bagi guru, dosen, terutama widiaiswaramenulis modul merupakan tugas pokok yang dihargaisebagai kegiatan pengumpuan angka kredit. Angkakredit yang diperoleh guru, dosen atau widiswara dari

Page 14: Pengembangan Modul

13

kegiatan menulis modul ini sangat tinggi nilainya,sehingga akan mengantarkan seorang mencapaijabatan tertinggi. Hal tersebut sesuai dengan tingkatkesulitan dalam mengerjakannya. Menulis modulmemiliki tingkat kesulitan tertinggi dibanding dengankedua cara lain yang telah diuraikan terdahulu.

Ada beberapa syarat atau asumsi yang harus dipenuhidalam penulisan modul. Asumsi-asumsi tersebutadalah:1. guru, dosen atau widiaiswara adalah pakar bidang

ilmu tertentu atau menguasai dengan baik dalambidangnya

2. guru, dosen atau widiaiswara mempunyaikemampuan menulis

3. guru, dosen atau widiaiswara mengerti kebutuhanpeserta didik dalam Ilmu atau mata pelajarantersebut

Ada beberapa acuan yang harus digunakan oleh penulisdalam penulisan modul. Modul ditulis berdasarkan: 1)Kurikulum , 2) Satuan acara pembelajaran atau SAP,dan 3) garis-garis besar isi modul (GBIM).

Penulisan modul sebaiknya mengikuti langkah-langkahsebagai berikut; 1) perencanaan, 2) penulisan, 3) review,ujicoba dan revisi, 4) finalisasi dan pencetakan.

Sampai di sini Anda telah menyelesaikan Kegiatan Belajar1 dari modul 1. Sebelum berlanjut pada Kegiatan Belajar 2,kerjakanlah Tugas berikut ini.

• Tugas 11. Jelaskan tentang cara-cara pengembangan modul!2. Sebutkan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam

penulisan modul!

Page 15: Pengembangan Modul

14

Kegiatan Belajar 2

LLLLLANANANANANGKAH-LGKAH-LGKAH-LGKAH-LGKAH-LANANANANANGKAHGKAHGKAHGKAHGKAHPENPENPENPENPENGEMBGEMBGEMBGEMBGEMBANANANANANGGGGGAN AN AN AN AN MODULMODULMODULMODULMODUL

TujuanSetelah membaca penggalan ini anda diharapkan dapat:• Menjelaskan pentingnya perencanaan dalam proses

pengembangan modul,• Menjelaskan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam

merencanakan modul,• Menuliskan tujuan pembelajaran atau kompetensi,• Menentukan isi dan urutan materi pelajaran sehingga

sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus,• Menjelaskan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam

tahap penulisan• Menjelaskan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam

tahap review, revisi dan uji coba• Menjelaskan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam

tahap finalisasi

1234567890123456789012345678901212345678901234567123456789012345678901234567890121234567890123456712345678901234567890123456789012123456789012345671234567890123456789012345678901212345678901234567

Page 16: Pengembangan Modul

15

TAHAPPERENCANAAN

Penyusunan GarisBesar Isi Modul(GBIM)

TAHAPPENULISAN

- Persiapan Outline/rancangan modul

- Menulis draft I- Melengkapi draft I

menjadi draft II

TAHAP REVIEW UJICOBA DAN REVISI

- Review ahli danteman sejawat

- Uji coba kelompokkecil dan uji cobalapangan

TAHAP FINALISASIDAN PENCETAKAN

- Pembuatan NaskahModul

- Pencetakan

UraianSebelum Anda membaca uraian berikut ini, perhatikan skemadi bawah ini:

Langkah-langkah Pengembanan Modul

A. TAHAP PERENCANAANSetiap kegiatan umumnya dimulai dengan tahapperencanaan. Demikian pula halnya denganpengembangan modul. Bila suatu lembaga atau institusiakan mengembangkan suatu paket modul, dalam tahapperencanaan biasanya dilibatkan para ahli. Para ahli ituumumnya meliputi ahli materi yaitu orang yang menguasaisuatu bidang ilmu atau materi pelajaran, ahli kurikulumdan pembelajaran yaitu orang memiliki pengetahuan danpengalaman tentang metodologi pengajaran dan jugakurikulumnya, ahli media yaitu orang yang memahamitentang karakteristik, keunggulan dan kelemahan berbagaimedia dalam hal ini terutama media cetak dan orang yangahli menulis yaitu penulis.

Tahap perencanaan ini sangat penting dalam prosesPengembangan Modul, agar bahan belajar yang kitakembangkan dapat membantu peserta didik mencapaitujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Selain itubila dilakukan perencanaan yang baik bahan belajar yangdihasilkan memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi dantingkat kedalaman materi yang sesuai dengan tingkatkemampuan sasaran didik.

Page 17: Pengembangan Modul

16

Penulis hendaknya terlibat sejak dalam tahap perencanaansehingga ia benar-benar mengetahui tentang tujuan yangingin dicapai dan materi yang harus disajikan. Para ahlidan penulis ini berkumpul bersama untuk menyusun Garis-Garis Besar Isi Modul (GBIM) atau Garis-Garis IsiPembelajaran/Pelatihan (GPPP) yang akan dijadikanpedoman dalam penyusunan modul. GBIM merupakancetak biru (blueprint) bagi modul yang akan ditulis danbiasanya dituangkan dalam suatu format matrik yangmemuat berbagai aspek terutama menyangkut kompetensi,dan cakupan materi. (matrik GBIPM akan anda baca padabagian berikutnya).

Berikut ini adalah faktor-faktor yang perlu diperhatikandalam penyusunan GBIM modul:- Siapakah peserta diklat yang akan memanfaatkan bahan

belajar tersebut?- Apakah kompetensi atau tujuan pembelajaran umum

dan tujuan pembelajaran khusus yang ingin dicapai?- Materi/isi pelajaran apa yang akan disajikan?- Bagaimanakah urutan penyajian materi pelajaran

tersebut?- Metode mengajar dan media apa yang akan digunakan?- Bila akan digunakan media cetak, media apakah yang

merupakan pendukung media cetak tersebut?- Bagaimanakah penilaian yang akan dilakukan

terhadap peserta diklat?- Bagaimanakah alokasi waktu untuk setiap materi

pelajaran atau setiap mata diklat?- Bagaimanakah bahan belajar akan dinilai dan direvisi?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut penting untukdiperhatikan agar modul yang dihasilkan sesuai dengankebutuhan peserta didik, memiliki kebenaran materi, dantersaji secara baik dan sistematis.

Page 18: Pengembangan Modul

17

Berikut akan diuraikan satu persatu jawaban untukpertanyaan-pertanyaan tersebut.

• Peserta diklatSebelum Andamenulis bahanbelajar berupamodul, sebaiknyaterlebih dahulumemiliki informasiyang jelas untuksiapakah andamenulis atausiapakah yang akan membaca tulisan Anda? Jika andaakan menulis modul untuk peserta diklat atau orangyang sering berhubungan dengan Anda, tentu andatelah banyak tahu tentang mereka. Tetapi jika Andaakan menulis untuk peserta diklat yang baru bagi Andadan Anda belum mengenalnya secara dekat, mungkinsebaiknya Anda menyisihkan waktu untuk mencariinformasi tentang mereka. Informasi apakah yang perluAnda ketahui dan relevan untuk pengembanganmodul?

Ada 4 tipe informasi yang sebaiknya Anda ketahuitentang keadaan peserta didik Anda, yaitu:a. faktor demografi: Berapa jumlah mereka? Berapa

umurnya? Jenis kelaminnya? Status perkawinan?Pekerjaan? Bagaimana adat istiadat mereka?Bagaimana lingkungan sosial budaya diwilayahnya? dan lain-lain,

b. faktor motivasi: Mengapa mereka mengikuti diklatatau kegiatan belajar ini? Bagaimana hubungan diklatatau kegiatan belajar dengan pekerjaan mereka?Mengapa mereka memilih ikut diklat ini? Apa yangmereka inginkan dari diklat ini? Dan lain-lainnya,

Page 19: Pengembangan Modul

18

c. faktor belajar: Bagaimana intelegensi dan kapasitasmereka? Apakah mereka memiliki pengalamansebelumnya tentang diklat sejenis? Apakah merekamemiliki waktu dan fasilitas yang memadai untukbelajar? Dan lain-lain,

d. latar belakang bidang studi: Pengetahuan,keterampilan dan sikap apa yang telah merekakuasai sehubungan dengan bidang yang akandiajarkan? Apakah mereka memiliki ‘‘personal in-terest’’ dan pengalaman yang relevan? (informasi-informasi ini sangat penting bagi Anda untukpenyajian bahan belajar, pemberian anekdot, contohdan analogi).

• Tujuan Pembelajaran Umum (Kompetensi Dasar)dan Tujuan Pembelajaran Khusus (Indikator)Istilah tujuan pembelajaran umum dan tujuanpembelajaran khusus sering pula diartikan sebagaikompetensi dasar dan indikator. Bila tujuanpembelajaran umum (Kompetensi Dasar) dan tujuanpembelajaran khusus (Indikator) telah dipertimbangkandan dipikirkan sejak awal proses pengembangan modul,hal ini akan sangat bermanfaat untuk menghasilkanbahan belajar yang berkualitas. Mengapa demikian?Terlebih dahulu akan dijelaskan tentang perbedaantujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajarankhusus, walaupun mungkin kedua istilah ini tidak asingbagi Anda:• Tujuan pembelajaran umum (Kompetensi Dasar):

suatu pernyataan umum tentang apa yang Andaharapkan dapat dikuasai oleh peserta diklat setelahia menyelesaikan suatu bahan belajar. Tujuanpembelajaran umum ini juga menggambarkantentang bahan belajar apa yang ingin disampaikanoleh guru kepada peserta diklat.

Page 20: Pengembangan Modul

19

• Tujuan pembelajaran khusus (Indikator): adalahterjemahan dari specific instructional objective.Literatur asing menyebutkan pula sebagai objectiveatau enabling objective, untuk membedakannya darigeneral instructional objective/goal, atau terminal ob-jective, yang berarti Tujuan Instruksional Umum(TIU) atau Tujuan Instruksional Akhir. Dalamliteratur asing tentang penulisan modulmenyebutkan sebagai behavioural objective yangberarti suatu pernyataan yang dapatmenginformasikan kepada kita apa yang harusdapat dicapai peserta didik setelah menyelesaikansuatu kegiatan pembelajaran, dan dinyatakan dalamkata kerja yang dapat diukur. Tujuan pembelajarankhusus berisi kecakapan-kecakapan khusus berupapengetahuan, keterampilan dan sikap.

Apakah nilai atau kegunaan tujuan pembelajarankhusus dalam pengembangan modul?a. Komunikatif: tujuan pembelajaran khusus dapat

membantu memperjelas arah dan tekanan kegiatanpembelajaran baik bagi Anda sebagai penulis, temanatau ahli yang akan mengkaji tulisan Anda danterlebih penting bagi peserta diklat.

b. Isi dan urutan materi: dengan adanya tujuanpembelajaran khusus yang jelas akan membantuAnda dalam menentukan materi penting yang akandisampaikan dan materi pendukungnya, sertamengidentifikasikan bagaimana cara mengurutkanmateri tersebut.

c. Media dan metode: bila Anda telah memastikantujuan pembelajaran khusus yang akan dicapai,tentunya Anda dapat dengan mudah menentukanmedia pembelajaran dan aktivitas belajar apa yangpaling tepat.

Page 21: Pengembangan Modul

20

d. Penilaian: tujuan pembelajaran khusus dapatmembantu Anda menentukan alat dan metodepenilaian terhadap peserta diklat, selain itu dapatpula dijadikan dasar penilaian untuk mengukurefektivitas bahan belajar.

Berikutnya saya akan mengajak Anda untuk berdiskusitentang bagaimana merumuskan tujuan pembelajaran.

Jika Anda seorang pengajar tentu Anda tidak asing lagidengan istilah atau singkatan A B C D dalam perumusantujuan pembelajaran. A berarti Audience. B berarti Be-havior. C berarti Condition dan D berarti Degree. Audi-ence adalah peserta diklat yang akan belajar. Dalamtujuan pembelajaran harus dijelaskan siapa pesertadiklat yang akan mengikuti pelajaran itu peserta diklatyang mana? Misalnya peserta diklatpim IV, pesertadiklat komputer tingkat dasar. Keterangan peserta diklatyang akan belajar tersebut diusahakan spesifikmungkin, agar sejak permulaan orang-orang yang tidaktermasuk dalam batasan tersebut sadar bahwa tujuandiklat tersebut belum tentu sesuai bagi mereka. Mungkinbahan terlalu mudah, terlalu sulit atau tidak sesuaidengan kebutuhan mereka.

Dengan perumusan tujuan pembelajaran kita tentuberharap tujuan pembelajaran tersebut dapatmembantu penulis dan peserta diklat. Oleh karena itupertama kita harus memikirkannya secara hati-hatikemudian merumuskannya dalam kata-kata yang jelasdan sesuai, atau kata-kata yang mudah diukur (mea-surable) dan mencerminkan tingkah laku. Dengandemikian tampak jelas tingkah laku apa yang kitaharapkan ditampilkan peserta diklat setelah mempelajarimodul. Ini berdasarkan prinsip kedua yaitu tujuan

Page 22: Pengembangan Modul

21

pembelajaran hendaknya menggambarkan perilakuatau behavior yang dapat diamati atau observable.

Beberapa kata yang sering digunakan dalam perumusantujuan pembelajaran antara lain;• menyebutkan,• menjelaskan,• mengidentfikasikan,• menyusun,• menuliskan,• membandingkan

Condition berarti Anda harus secara spesifik menentukandalam kondisi yang bagaimana peserta diklatmendemonstrasikan hasil belajarnya. Dalam hal iniAnda dapat menggunakan kata-kata misalnya;• diberikan catatan tentang ...,• diberikan kasus ....,• diberikan seperangkat peralatan ...,• tanpa alat dan referensi ...

Degree berarti Anda dan peserta diklat perlu menetapkanstandar pencapaian dalam waktu dan keadaan tertentu.Sebagai contoh pemberian batas waktu atau time limit.“Peserta diklat harus dapat menyelesaikannya dalamwaktu lima belas menit”. Atau dapat pula diberi batasanjulah jawaban minimum, misalnya; “Peserta diklat harusdapat menjawab benar minimal 7 dari 10 soal yangdiberikan”.

Sekarang coba Anda merumuskan beberapa tujuanpembelajaran dengan kriteria yang telah dijelaskan diatas. Anda dapat mengambil permasalahan dari bidangyang Anda kuasai. Setelah itu susunlah urutan tujuanpembelajaran tersebut untuk menggambarkan urutanmencapainya.

Page 23: Pengembangan Modul

22

Pembelajaran lebih lanjut tentang perumusan tujuanpembelajaran ini dapat Anda pelajari pada bagianberikut:

• Penentuan Isi dan Urutan Materi PembelajaranSetelah tujuan pembelajaran dirumuskan (meliputitujuan pembelajarn umum dan tujuan pembelajarankhusus) dan disusun urutannya, langkah berikutnyadalam tahap perencanaan adalah menentukan isipelajaran dan urutannya. Pada langkah ini perludiidentifikasi topik utama, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan teori-teori yang akan dimuat dalam bahanbelajar. Pada tahap ini juga dilakukan rincian pokokbahasan menjadi sub pokok bahasan. Ada beberapa halpenting yang perlu dipertimbangkan:- Apakah materi cukup relevan dengan tujuan

pembelajaran?- Apakah realistik untuk dapat dipelajari pada waktu

yang telah ditetapkan? Jika tidak mana yang harusdihilangkan?

- Apakah materi yang diajarkan mencakup semua yangdiperlukan peserta diklat untuk mencapai tujuan?

- Apakah materi itu sudah benar, sesuai dengantingkat perkembangan peserta diklat dan up to date?

- Apakah masih terdapat materi yang kurang sesuaidan tidak diperlukan?

- Setelah Anda mengidentifikasikan materi, apakahperlu ada penambahan tujuan pembelajaran?

- Apakah masih terdapat materi yang perlu diuraikanlagi menjadi sub materi yang lebih kecil?

- Apakah ada hubungan yang jelas, kesinambungan(continuity) antara materi sebelumnya, materisekarang, dan materi yang akan datang?

- Apakah uraian materi sudah tepat?- Apakah sudah diperhitungkan awal dan akhir dari

pokok materi, sehingga tampak materi tersebutmerupakan satu kesatuan?

Page 24: Pengembangan Modul

23

• Pemilihan MediaW a l a u p u ny a n gd i b i c a r a k a ndalam modulini terutamaadalah mediacetak, namunm e n g i n g a tsetiap mediam e m i l i k ikelebihan dank e k u r a n g a nmaka perlu dipertimbangkan pula perpaduan mediacetak dengan media lain. Bila kita merencanakan me-dia cetak akan sangat baik bila kita berfikir tentangmedia lain yang dapat mendukungnya misalnya kasetaudio, film, atau program video. Khusus untuk diklattertentu (misalnya diklat Bahasa Inggris) media cetakdilengkapi dengan program audio sebagai pelengkap.

Selain itu media cetak dapat diperkuat pula denganpraktek. Praktek ini dapat dilakukan dengan membekalipeserta diklat seperangkat peralatan praktek ataumenganjurkan mereka menggunakan laboratorium.Mereka dapat melakukan praktek secara individu ataukelompok dengan bimbingan fasilitator.

Dalam perencanaan modul khusus untuk diklat jarakjauh perlu dipertimbangkan pula adanya pertemuanreguler antara peserta diklat dengan tutor atau antarpeserta diklat. Pertemuan tatap muka ini merupakansarana penting bagi peserta diklat dalam sistem belajarjarak jauh untuk saling bertukar pikiran, berdiskusi, atauuntuk mengekspresikan dirinya.

Page 25: Pengembangan Modul

24

Ada beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkandalam pemilihan media:• Apakah tujuan yang akan dicapai memang tepat

dengan menggunakan media cetak?• Perlukah ada media lain seperti video, audio, atau

peralatan praktek sebagai media pendamping?• Apakah sarana dan prasarana yang tersedia dalam

diklat memungkinkan untuk menggunakan suatumedia terutama media elektronik?

Berikut ini adalah aturan umum yang perludiperhatikan dalam pemilihan media.• Sebagian besar media dapat digunakan untuk

mengajarkan bidang studi. (Namun demikian dalampemanfaatannya, media tertentu akan lebih efektifuntuk materi tertentu dibandingkan dengan medialainnya).

• Media yang memiliki daya kontrol tinggi;memungkinkan untuk terjadinya interaksi,memungkinkan adanya tes dan pemberianpenguatan terhadap aktivitas belajar peserta diklatjelas menguntungkan.

• Beberapa peserta diklat akan menyukai mediatertentu dari pada yang lain, dan tentunya antarapeserta diklat yang satudengan yang lain berbeda-beda tergantung pada kapasitas belajar mereka darimedia tertentu.

• Pemilihan media hendaknya memperhitungan ataudisesuaikan dengan sumber, bahan dan biaya yangtersedia.

Page 26: Pengembangan Modul

25

• PenilaianMungkin terlalu dini untuk membicarakan masalahpenilaian dalam tahap perencanaan. Namun demikiansejak dalam tahap perencanaan perlu diperhatikanstrategi penilaian hasil belajar peserta diklat.• Siapa yang akan menilai?• Kapan penilaian dilakukan?• Mengapa mereka perlu dinilai?• Bagaimana cara penilaiannya?

Informasi tentang strategi penilian ini harus secara jelasdirancang terlebih dahulu dalam perencanaan suatumodul. Dengan demikian sejak awal telah terlihat tujuanyang akan dicapai dan alat penilaian untuk mengukurpencapaian tujuan tersebut.

Apa yang telah dijelaskan di atas dapat dilihat dalambagan berikut ini.

B. TAHAP PENULISANSeperti telah dijelaskan dalam bagian terdahulu, bahwa daritahap perencanaan diharapkan dapat dihasilkan suaturencana modul yang dituangkan dalam Garis-Garis BesarIsi Modul (GBIM). GBIM ini berisi tentang sasaran ataupeserta diklat, tujuan umum dan tujuan khusus, materi atauisi pelajaran, media yang digunakan dan strategi penilaian.

Anda sebagai penulis, sebaiknya menggunakan GBIMsecara cermat, untuk kemudian melakukan langkahberikutnya yaitu:1. persiapan outline,2. penulisan.

Page 27: Pengembangan Modul

26

1. Persiapan Outline/Rancangana. Menentukan topik yang akan dimuat

Setelah anda menganalisis GBIM, tugas Andaberikutnya adalah membuat catatan tentang topik-topik yang akan dimuat dalam bahan belajar. Dalamhal ini anda harus memilih dan menilai topik-topiktersebut sehingga sesuai dengan keadaan pesertadiklat.

Untuk melakukan ini ada dua hal yang perlu diingat:• Pertama, daftar tentang tujuan pembelajaran

khusus dan kebutuhan peserta diklat. Yakinkanbahwa topik-topik yang akan anda masukkanterkait erat dengan tujuan khusus dankebutuhan peserta diklat,

• Kedua, tentang belajar aktif. Agar dapatmengembangkan belajar aktif dalam modulAnda, sebaiknya Anda membangun materipelajaran bersamaan dengan pengembanganbahan belajar aktif daripada memikirkan aktivitasbelajar setelah materi diuraikan. Agar dapatmelakukan ini Anda perlu mengetahui materi-materi/topik-topik apa yang akan andamasukkan.

b. Mengatur urutan topik-topik sesuai dengan urutantujuan pembelajaranLangkah berikutnya adalah mengatur topik dalamurutan yang logis. Maksudnya, urutan diatursedemikian rupa sehingga membantu peserta diklatdalam menyerap materi pelajaran. Gunakan apayang telah diketahui peserta diklat peserta diklatsebagai “starting point”. Ini berarti segala sesuatuharus berdasarkan pada kebutuhan peserta diklatbukan pada ide Anda.

Page 28: Pengembangan Modul

27

Dari langkah awal ini, kemudian materi pelajaranbergerak selangkah demi selangkah. Sebaiknya setiappenggalan materi berikan aktivitas peserta diklatsebelum ia melangkah pada proses materiberikutnya. Usahakan bila akan mendiskusikan topikbaru beri pengantar terlebih dahulu, jelaskan, berikesempatan mereka mempraktekkannya sebelummelangkah pada tahap berikuntnya. SebaiknyaAnda juga memberikan pengulangan dari waktu kewaktu dan berusaha menghubungkan apa yangtelah diketahui peserta diklat dengan materi yangakan dibahas.

Akhirnya Anda juga perlu mempertimbangkankemungkinan penggunaan media lain. Sebagaicontoh, jika setiap akhir unit Anda mengharapkanpeserta diklat mendengarkan kaset audio, janganlahAnda mengulang materi cetak ke dalam kasetaudio. Urikan materi tersebut dari sudut pandangyang berbeda.

Bila Anda mengurutkan topik-topik, jangan lupauntuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut;• Apakah tingkat kesulitan sesuai dengan

kemampuan peserta diklat?• Apakah topik-topik yang baru telah diantarkan

secara cermat dan hati-hati?• Apakah pekerjaan yang harus dilakukan peserta

diklat sudah jelas?• Apakah penggunaan media lain sebagai media

pendukung sudah tepat?

Page 29: Pengembangan Modul

28

c. Mempersiapkan outlineBerikut ini adalah contoh rancangan atau outlinesebuah modul.

Pendahuluan

Kegiatan Belajar 1 … (judul)Sub-sub judul, uraian, contoh-contoh,

ilustrasi atau diagram, latihan

Kegiatan Belajar 2 … (judul)Sub-sub judul, uraian, contoh-contoh,

ilustrasi atau diagram, latihan

Penutup

Dari bagan di atas tampak bahwa modul terdiri atas:• Pendahuluan; bagian ini berisi tentang uraian

singkat mengenai materi yang akan dijelaskandalam modul, hubungan dengan materisebelumnya, tujuan, peralatan dan waktu yangdiperlukan dalam mempelajari modul, doronganbelajar dan lain-lain.

• Bagian utama; bagian utama ini berisi uraian,contoh-contoh, ilustrasi atau diagram, latihan,umpan balik.

• Bagian penutup: berisi rangkuman ataukesimpulan, penjelasan tentang hubungandengan materi berikutnya, dan dorongan kepadapeserta diklat karena telah berhasilmenyelesaikan modul dan diminta untukmengikuti tes.

Rancangan di atas sekedar contoh. Anda dapatmembuat rancangan yang berbeda dengan contohdi atas, misalnya Anda membuat yang lebih rinci lagi.

Page 30: Pengembangan Modul

29

Dari contoh tersebut tampak bahwa modul tersebutdiawali dengan pendahuluan. Kemudiandilanjutkan dengan penggalan satu, dua dan tigadan diakhiri dengan penutup atau tes. Setiappenggalan umumnya berisi uraian, contoh,aktivitas/latihan dan umpan balik. Anda dapatmembuat outline tersebut secara lebih rinci lagidengan memperhatikan pertanyaan sebagaiberikut.• Uraiannya tentang apa? (tuliskan dalam

rancangan modul Anda)• Contohnya apa? Ilustrasinya apa?• Umpan baliknya bagaimana?

Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh sebuahrancangan modul diklat penyusunan laporan berikutini.

Contoh:

RANCANGAN MODULMata Diklat : Penyusunan Laporan

PENDAHULUAN• Kaitan dengan modul sebelumnya tentang

“Penyusunan Laporan”• Tujuan: Peserta diklat dapat menjelaskan

penyusunan laporan, syarat-syarat dan bahan-bahan untuk penyusunan laporan, sertakegunaannya dalam tugas sehari-hari.

• Kegiatan 1 : bahan-bahan untuk penyusunanlaporan

• Kegiatan 2 : langkah-langlah penyusunanlaporan

• Penjelasan umum tentang bahan-bahan untukpenyusunan laporan dan lain-lain.

Page 31: Pengembangan Modul

30

• Informasikan akan ada contoh dan latihan/praktek menyusun laporan.

• Waktu 4 jam pelajaran.

KEGIATAN 1Bahan-bahan untuk Penyusunan Laporan• Tujuan : menjelaskan bahan-bahan

untuk penyusunan laporan.• Pokok Materi : Data dan informasi

Catatan Bukti-bukti fisik

• Uraian materi:1. Data dan informasi

• Jenis data• Peserta diklat diminta mengidentifikasi

jenis data• Peserta diklat diminta menjawab

pertanyaan berkaitan dengan data daninformasi.

• Disajikan kesimpulan dari pembahasantentang data dan informasi.

• Dst

KEGIATAN 2Langkah-langlah Penyusunan LaporanDst.

PENUTUPUraian singkat penyimpulan tentang PenyusunanLaporan. Peserta diklat diminta kembali untukmelakukan latihan/praktek.

Peserta diklat diminta untuk mencocokkan hasiltugasnya dengan kunci tugas. Bila belum mencapaipenguasaan 65 prosen diminta kembali mempelajarimodul.

Page 32: Pengembangan Modul

31

2. Penulisana. Menulis draft 1

Setelah Anda mempersiapkan outline,langkahberikutnya adalah mencoba menulis draft 1. Adabeberapa pertanyaan yang perlu dipertimbangkandalam menulis draft .• Apakah Anda telah menulis dalam bahasa yang

umum dipakai, dan menggunakan bahasa yangakrab seperti menyapa peserta diklat dengansapaan “Anda”, dan saya bagi penulis?

• Apakah Anda telah menggunakan pertanyaanretorik secara tepat misalnya pada awal uraiandiberikan pertanyaan retorik kemudian Andamenjawabnya dalam uraian berikutnya?

• Apakah Anda telah menghindari penggunaansebuah kata yang terlalu sering, sementara Andadapat menggantinya dengan kata lain?

• Apakah Anda telah menggunakan bahasapreciese atau jelas daripada bahasa yang abstrakdan tidak jelas?

• Apakah Anda telah berusaha menggunakanbahasa/kalimat aktif dari kalimat pasif?

• Apakah Anda telah menggunakan kalimat yangcukup jelas, pendek dan sederhana?

• Apakah Anda telah menggunakan paragrafsecara tepat?

• Apakah telah jelas point pembelajaran dalamsetiap paragraf?

• Apakah Anda telah menghindari lebih dari satupoint pembelajaran dalam setiap paragraf?

• Apakah Anda telah memberikan aktivitas danfeedback secara tepat?

• Apakah Anda telah memberikan contoh secaratepat?

• Apakah Anda telah menampilkan gambar dandiagram secara tepat?

Page 33: Pengembangan Modul

32

Cobalah Anda menulis draft 1 kemudian mereviewtulisan Anda sendiri berdasarkan pertanyaan-pertanyaan di atas.

b. Melengkapi draft 1 menjadi draft 2Setelah Anda selesai menulis draft 1 dan cobamereview berdasarkan pertanyaan di atas, tugasberikutnya adalah melengkapidraft 1 menjadi draft2. Sekarang Anda telah memahami apa kekurangandan kelebihan dari tulisan Anda.

Ada beberapa pertanyaan dalam menilai draft 2• Sudahkah Anda membuat tulisan Anda jelas bagi

peserta diklat tentang apa yang merekaharapkan dari tulisan Anda?

• Sudahkan Anda menghindari bahasa yangmembingungkan?

• Apakah semua uraian cukup jelas bagi pesertadiklat?

• Apakah tata letak, contoh, gambar-gambardibuat dalam efek yang menarik?

• Apakah peserta diklat sudah diarahkan bilamereka harus mendengarkan radio, menontonprogram video, atau melakukan praktek?

• Apakah Anda telah membuat tes mandiri “selfassessment” dengan frekuensi yang cukup danrelevan terhadap tujuan belajar?

• Apakah feedback/umpan balik yang Andaberikan cukup membantu peserta diklat dalammencocokkan jawaban mereka?

• Apakah Anda telah menetapkan waktu yangrealistis bagi peserta diklat dalam melakukansuatu aktivitas?

Page 34: Pengembangan Modul

33

c. Menulis tes/penilaian hasil belajar peserta diklatPengembangan bahan tes atau penilaian padadasarnya tidak terlepas dari pengembangan bahanbelajar itu sendiri. Penulis hendaknya mampumemilih metode, teknik dan alat penilaian yangtepat, sehingga dapat mengukur pencapaian tujuansecara tepat.

Pada dasarnya ada dua penggunaan hasil penilaiandalam proses belajar mandiri, yaitu:• Untuk membantu peserta diklat dalam

memperbaiki kegiatan belajar mereka.• Untuk memberikan laporan tentang apa yang

telah mereka pelajari.

Penggunaan hasil penilaian yang pertama seringdisebut tes formatif karena dimaksudkan untukmembantu peserta diklat belajar. Yang kedua disebuttes sumatif karena untuk menginformasikan tentangpencapaian hasil belajar.

• LATIHAN1. Jelaskan langkah-langkah dalam mempersiapkan out-

line sebuah modul!2. Jelaskan langkah-langkah dalam menulis modul!3. Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan jika Anda

menulis modul?

Page 35: Pengembangan Modul

34

C. TAHAP REVIEW, UJI COBA DAN REVISI1. Review

Dalam kegiatan ini anda meminta beberapa orang untukmembaca draft Anda secara cermat dan mintalah kritikdari mereka, biarkan mereka memberikan komentaryang konstruktif. Siapa sajakah yang dapat Andaharapkan menjadi reviewer?Ada tiga kelompok reviewer, yaitu :• Ahli materi/ahli bidang studi,• Ahli media/ahli instruksional,• Teman sejawat/tutor yang sering berhubungan

dengan peserta diklat.

Jika Anda bekerja dalam satu tim, penting sekali agarahli materi dan ahli media membaca tulisan Andasecara cermat. Selain itu usahakan minimal satu kaliteman sejawat Anda diminta untuk memberikankomentar terhadap tulisan Anda atau pembicaraantatap muka secara pribadi atau dalam pertemuan tim.

Kegiatan diskusi tim ini sangat penting, agar setiappenulis mendapat masukan dari ahli materi dan ahlimedia, serta dapat memberikan masukan sesamapenulis dalam hubungan yang simpatik dan salingmendukung.

Bidang yang dikomentari pada dasarnya ada dua, yaitu:• isi/bidang studi, dan• penyajian atau efektivitas pengajaran

Pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut isi/bidangstudi antara lain :• Apakah tujuan umum dan tujuan khusus telah

tergambar secara jelas ?• Apakah tujuan-tujuan tersebut relevan dengan

kebutuhan nyata peserta diklat ?

Page 36: Pengembangan Modul

35

• Apakah tujuan-tujuan khusus merupakanpenjabaran dan mendukung tujuan umum?

• Apakah ada tambahan tujuan umum dan tujuankhusus yang perlu dimasukkan?

• Apakah materi sudah memadai untuk mencapaitujuan?

• Apakah faktor-faktor yang disajikan sudah benardan tepat?

• Apakah materinya up to-date?• Apakah antar materi saling terkait secara logis?• Apakah uraian materi sudah didukung dengan

contoh, analogi, ilustrasi dan cara studi?

Pertanyaan-pertanyaan di atas terutama menjaditanggung jawab ahli materi.

Dapat pula teman sejawat menyoroti masalah ini ataumemberikan masukan tentang hal-hal yang menyangkutpenyajia/efektivitas antara lain:• Apakah peserta diklat akan memahami apa yang

harus mereka kerjakan? (Apakah sudah adapetunjuk belajar yang memadai)?

• Apakah menurut Anda peserta diklat akanmengalami kesulitan mencapai tujuan-tujuan yangtelah tertulis?

• Apakah materi memiliki tingkat kesukaran yangsesuai dengan kemampuan peserta diklat?

• Apakah contoh, analogi, ilustrasi dan studi kasus(case study) yang diberikan tampaknya sesuaidengan minat dan keadaan peserta diklat?

• Apakah istilah-istilah baru telah dijelaskan secara baik?• Apakah aktivitas-aktivitasnya berguna dan dapat

dipraktekkan?• Apakah tugas-tugas saling terkait dengan aktivitas?• Dapatkah Anda memberikan saran untuk contoh,

analogi, ilustrasi, case study, aktivitas, tugas-tugasdan test untuk perbaikan bahan belajar tersebut?

Page 37: Pengembangan Modul

36

Pertanyaan-pertanyaan tersebut lebih merupakantanggung jawab pengkaji media.

2. Uji Cobaa. Uji coba tatap muka dalam kelompok kecil

Untuk uji coba ini Anda membutuhkan dua atautiga peserta diklat sebagai sampel. Sampelhendaknya dari peserta diklat yang akanmempelajari bahan belajar ini. Peserta diklat tersebutdiminta untuk mengerjakan/mempelajari draftmodul yang telah diperbaiki berdasarkan hasil re-view ahli materi, ahli media dan teman sejawat.

Bagaimana memulai uji coba ? Duduklah bersamapeserta diklat anda dalam tempat yang tidak terlalujauh sehingga anda dapat mengamatinya selamasatu atau dua jam. Teliti jika perlu melalui test bahwamereka memiliki kemampuan untuk memulaipelajaran. Selain itu teliti pula apakah peserta diklatmemiliki pengetahuan awal yang disyaratkan untukmempelajari modul Anda. (Cara ini dapat ditempuhdengan meminta peserta diklat membaca modulsebelumnya, yang materinya terkait erat denganmodul yang akan dipelajari). Jelaskan kepadapeserta diklat bahwa tujuan Anda adalah mengujicoba modul bukan menguji peserta diklat. Mintalahmereka untuk mengerjakannya secara santai/rilexdan dalam keadaan wajar-wajar saja.

Kemudian mintalah peserta diklat untuk memulai.Amati bagaimana mereka mempelajari modul Anda.Dari manakah peserta diklat memulai/apa yangdijadikan ‘‘starting point’’ ? Bagaimana reaksimereka terhadap aktivitas dalam modul ? apakahada hal-hal yang membuat peserta diklat Anda

Page 38: Pengembangan Modul

37

bosan, jenuh atau mengalami kesulitan? Jika pesertadiklat anda telah selesai, berikan test untukmengetahui apakah peserta diklat anda telahbelajar? Informasi yang diperoleh dari hasil uji cobaini, hendaknya dijadikan dasar untuk perbaikanmodul Anda.

Apabila uji coba yang telah Anda lakukan sejauhini belum memberikan semua informasi yang Andabutuhkan, Anda memerlukan suatu uji coba yanglebih ‘‘realistic’’ yang disebut uji coba lapangan “fieldtrials’’.

b. Uji coba lapanganDalam uji coba ini anda membutuhkan sampelpeserta diklat lebih banyak, katakan 20 – 30 orang.Anda dapat melakukan hal-hal sebagai berikut.• Mintalah peserta diklat untuk menyelesaikan test

dalam pelajaran tersebut, baik sebelum atausesudah membaca modul Anda. Koreksilah hasilmereka.

• Mintalah mereka untuk mengisi “kuesioner/daftar pertanyaan yang meminta komentarmereka tentang:- Berapa waktu yang diperlukan untuk

menyelesaikan bahan belajar tersebut?- Bagaimana mengenai kemudahan/

keterkaitan dan kegunaan bahan belajartersebut?

- Bagaimana yang mereka sukai dan tidakmereka sukai?

• Interview beberapa peserta diklat dan amatibagaimana tanggapan umum mereka terhadapbahan belajar dan bagaimana saran merekauntuk perbaikan bahan belajar tersebut.

Page 39: Pengembangan Modul

38

3. RevisiTujuan diadakannya review dan uji coba adalah untukperbaikan bahan belajar. Bila semua informasi ataukomentar yang didapatkan dari ahli materi, ahli mediadan teman sejawat dipakai untuk memperbaiki bahanbelajar, sebenarnya kita telah mendapatkan bahanbelajar yang cukup baik. Apalagi bila hasil uji cobakelompok kecil dan uji coba lapangan dijadikan dasaruntuk perbaikan modul, maka kita telah mendapatkanmodul yang lebih baik lagi. Dengan demikian modultersebut telah siap untuk masuk dalam tahap berikutnyayaitu tahap “finalisasi” atau penyelesaian.

D. FINALISASI DAN PENCETAKANUraianSetelah modul direview, diuji coba dan direvisi makalangkah berikutnya adalah finalisasi dan pencetakan.Finalisasi berarti kita melihat kembali kebenaran text dankelengkapan modul sebelum modul siap untuk dicetak. Adabeberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tahapfinalisasi.• Apakah text telah sempurna (tidak salah ketik)?• Apakah ilustrasi yang diminta telah lengkap?• Apakah catatan kaki dan daftar pustaka telah lengkap?• Apakah penomeran halaman sudah benar?

Dalam pencetakan modul yang penting untuk diperhatikanadalah:• typografi/tata huruf• heading• penomeran halaman dan catatan kaki• layout• ilustrasi• penggunaan warna

Page 40: Pengembangan Modul

39

Dengan memperhatikan masalah tersebut diharapkan hasilpencetakan dapat dibaca dengan baik, enak dibaca,memiliki daya pikat terhadap pembaca, jelas batas uraiandan pemenggalan bahasanya, dan tata letak sesuai denganumur dan tingkat kemampuan pembaca.

Dalam pencetakan modul lembaga pembuat modul dapatmenempuh 2 cara :1. pencetakan diserahkan ke percetakan,2. pencetakan dilakukan di kantor sendiri, dengan

menggunakan Desktop Publishing. Desktop Publishingadalah suatu sistem pencetakan dengan memanfaatkankomputer yang mampu untuk mengatur text dan grafikdengan memanipulasi gambar yang tampak dilayar.Komputer yang dapat digunakan adalah Macintosh danIBM PC, serta jenis komputer lain yang memungkinkanuntuk itu.

Kelebihan Desktop Publishing dibandingkan denganpencetakan konvensional adalah :• pengontrolan lebih baik pada pasca produksi• lebih cepat• lebih mudah dan lebih cepat untuk diedit• revisi dapat dilakukan dari terbitan terbaru• relatif lebih murah, jika dihitung pencetakan perlembar

Kelemahannya adalah :• butuh pelatihan khusus• butuh dukungan teknik yang memadai

Page 41: Pengembangan Modul

40

• TUGAS 11. Mengapa dalam pengembangan modul perlu

perencanaan yang matang?2. Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan dalam

merencanakan modul?3. Faktor-faktor apakah yang perlu diketahui tentang

peserta diklat dalam rangka perencanaan modul?4. Apakah perbedaan antara tujuan pembelajaran umum

dan tujuan pembelajaran khusus?5. Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan dalam

penentuan isi dan urutan materi?6. Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan dalam

rangkan pemilihan media?7. Mengapa penilaian perlu dibicarakan sejak tahap

perencanaan?

Page 42: Pengembangan Modul

41

PenutupModul ini telah menjelaskan tentang Prosedur PengembanganModul. Isi utama modul ini adalah langkah-langkah penulisanmodul. Dalam prosedur pengembangan modul langkah-langkahnya adalah perencanaan, penulisan, review dan revisiserta finalisasi. Saya yakin bahwa anda telah memiliki cukupbekal dalam tulis menulis modul. Namun demikian mungkinAnda sebagai widiaiswara perlu berlatih terus danmemperbanyak pengalaman khusus dalam menulis moduldiklat.

Kompetensi yang telah Anda kuasai setelah mempelajari modulini, adalah mampu menerapkan prosedur pengembanganmodul. Materi pokok yang ada dalam modul ini adalah;1. Pengertian modul, dan fungsinya dalam diklat.2. Cara pengembangan modul seperti; adaptasi, kompilasi,

dan menulis,3. Langkah-langkah penulisan modul.

Sebagai tindak lanjut dalam mempelajari modul ini diharapkanAnda mau mempelajari modul-modul berikutnya yang lebihteknis. Setelah itu mempraktekkan materi yang anda pelajaridengan menggunakan bahan-bahan yang tersedia sesuaidengan petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam modul ini.Semoga sukses sebagai penulis modul.

Page 43: Pengembangan Modul

42

Daftar Istilah-

Daftar PustakaAnonim, 1991. Writing for Distance Education, Samples, In-

ternational Extension College, Cambridge.Arief, S. Sadiman, dkk. 1986. Media Pendidikan, CV Rajawali,

Jakarta.Gachuchi, D. 1989. Handbook for Designing and Writing Dis-

tance Education Materials, DSE, Bonn.Jenkins, Janet. 1987. Course Development, A manual for Editors

of Distance Teaching Materials, London: IECLewis, Roger, and Paine, Nigel, 1985. How to Communicate with

the Learner (open Learning Guide 6), Council for EducationalTechnology, London.

Pat Heim, Ph.D, Elwood, N, Chapman. Learning to Lead, AnAction Plan for Succes, (A Self-Improvement Program forManager)

Rowntree, Derek. 1990. Teaching Through Self-Instruction, KoganPage, London.

Rowntree, Derek, 1981. Developing Courses for Students,McGraw-Hill.

oooOooo

Page 44: Pengembangan Modul

43

Bab 2Bab 2Bab 2Bab 2Bab 2

PENYUSUNPENYUSUNPENYUSUNPENYUSUNPENYUSUNAN GAN GAN GAN GAN GARISARISARISARISARISBESBESBESBESBESAR ISI MODULAR ISI MODULAR ISI MODULAR ISI MODULAR ISI MODUL

(GBIM) D(GBIM) D(GBIM) D(GBIM) D(GBIM) DANANANANANPERPERPERPERPERUMUSUMUSUMUSUMUSUMUSAN TUJUAN TUJUAN TUJUAN TUJUAN TUJUANANANANAN

Pendahuluan

Bab ini merupakan bagian yang khusus membahasmengenai pengembangan modul pembelajaran (bahanbelajar). Kalau Anda seorang widiaiswara, pelatih,

instruktur, guru, dosen atau orang yang bekerja di bidangpendidikan dan pelatihan, Bab ini sangat bermanfaat bagiAnda sebab sangat erat dengan pekerjaan Anda sehari-hari.Bab ini dibagi menjadi dua Sub Bab, yaitu:• 1 : Penyusunan garis-garis besar isi modul (GBIM)• 2 : Perumusan Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini Anda diharapkan dapat menyusungaris-garis besar isi modul/GBIM dan tujuan pembelajarandengan benar.

Pada akhir setiap sub bab disediakan soal-soal latihan atautugas yang perlu Anda kerjakan. Di bagian belakang bab inidisediakan kunci jawaban tugas. Setelah selesai mengerjakansoal atau tugas itu cocokkan jawaban Anda dengan kuncinya.Dengan mengerjakan soal atau tugas itu Anda dapat menilaikemajuan belajar Anda sendiri. Seyogyanya Anda tidakmelihat kunci jawaban sebelum mengerjakan soalnya. Sebabkalau hal itu Anda lakukan, Anda kehilangan kesempatanuntuk menilai kemajuan belajar Anda sendiri.

123456789012345678901234567890121123456789012345678901234567890121123456789012345678901234567890121123456789012345678901234567890121123456789012345678901234567890121123456789012345678901234567890121

123456789012345678901234567890121212345678901234567890123456789012121234567890123456789012345678901212123456789012345678901234567890121212345678901234567890123456789012121234567890123456789012345678901212

Page 45: Pengembangan Modul

44

Pelajarilah bab ini secara berurutan. Mulailah dengan sub bab1 hingga isiya Anda kuasai dengan baik. Untuk mengetahuiapakah Anda telah menguasai isi pelajaran pada suatu subbab, kerjakan tugas yang disediakan pada akhir sub bab itudan kemudian cocokkan jawaban Anda dengan kuncijawabannya. Bila masih ada pertanyaan yang belum dapatAnda jawab dengan benar, itu berarti ada bagian yang belumAnda pahami benar. Pelajarilah kembali bagian itu. SetelahAnda yakin bahwa Anda telah menguasai semua isi pelajaranpada sub bab itu, barulah Anda melanjutkan ke sub babberikutnya.

Anda memerlukan waktu kurang lebih empat jam untukmempelajari bab ini.

Selamat belajar.

Page 46: Pengembangan Modul

45

Kegiatan Belajar 1

PENYUSUNANPENYUSUNANPENYUSUNANPENYUSUNANPENYUSUNANGBIMGBIMGBIMGBIMGBIM

TujuanKegiatan Belajar 1 ini akan membicarakan apa yang dimaksudkandengan “Garis-garis Besar Isi Modul (GBIM)”, dan “KedudukanSerta Pentingnya GBIM dalam Pengembangan Pembelajaran”.

Setelah selesai mempelajari materi Kegiatan Belajar 1 ini,diharapkan Anda akan dapat menjelaskan pengertian,kedudukan dan pentingnya GBIM serta fungsinya dalampengembangan pembelajaran.

Agar mengarah pada pemahaman yang sama, perlu terlebihdahulu dipahami istilah yang sering digunakan yaitu Garis-garis Besar Isi Program Media (GBIPM). Kata “media” di dalamGBIPM ini dapat saja berupa media cetak, seperti modul ataumedia non cetak yang berupa kaset, video atau mediaelektronik.

Dengan demikian, istilah GBIM atau Garis-garis Besar Isi Modul,hakekat dan fungsinya sama saja dengan GBIPM.Perbedaannya adalah bahwa pada GBIPM jenis media yangakan dicakup itu lebih dari satu. Sedangkan pada GBIM, jenismedia yang akan dikembangkan atau dicakup hanya satu, yaitumedia cetak modul.

Istilah lainnya yang perlu juga dipahami adalah Garis-garisBesar Program Pengajaran (GBPP) atau yang lazim disebut jugasebagai kurikulum sekalipun memang masih ada komponenlain di dalam kurikulum.

123456789012345678901234567890121234567890123456123456789012345678901234567890121234567890123456123456789012345678901234567890121234567890123456123456789012345678901234567890121234567890123456

Page 47: Pengembangan Modul

46

GBPP inilah yang dijadikan sebagai pegangan atau pedoman olehpara guru (di samping buku paket atau buku teks) di dalammembelajarkan para peserta didiknya. GBPP ini pula yangdigunakan sebagai pegangan atau pedoman di dalam menulis bukupaket atau buku teks oleh para penulis buku.

GBPP ini juga yang dijadikan sebagai acuan di dalampengembangan butir-butir tes untuk menilai tingkatpenguasaan peserta didik terhadap materi pembelajaran yangditerima peserta didik selama kurun waktu tertentu. Padaumumnya, istilah GBPP digunakan dalam pendidikan sistempersekolahan.

Selanjutnya, apabila sekarang kita bandingkan GBPP denganGBIPM atau GBIM, maka yang sama di antara ketiganyaadalah yang menyangkut fungsinya. Ketiganya berfungsisebagai guidance bagi guru, dosen, instruktur, widiaiswara ataupengembang pembelajaran lainnya dalam melakukanpekerjaannya lebih lanjut.

GBIPM berfungsi sebagai pedoman/landasan untukmengembangkan bahan belajar media dan butir-butir tes untukpenilaian kemampuan peserta didik terhadap materi bahanbelajar media. Demikian juga halnya dengan GBIM, yaitusebagai acuan atau pedoman untuk mengembangkan bahanbelajar modul dan butir-butir tes tentang penguasaan pesertadidik terhadap materi modul.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa GBPP adalahpedoman/landasan yang digunakan guru/dosen untukmengelola kegiatan pembelajaran bagi para siswa ataumahasiswanya. Sedangkan GBIPM, adalah pedoman/landasan yang digunakan untuk mengembangkan program me-dia pembelajaran, baik yang akan digunakan di lingkungansekolah maupun luar sekolah. GBIM lebih khusus lagi, yaitu

Page 48: Pengembangan Modul

47

pedoman/landasan yang digunakan untuk mengembangkan satujenis program media pembelajaran saja, yaitu modul.

Sekarang, cobalah Anda jelaskan secara singkat menggunakankata-kata sendiri sehingga jelas perbedaan atau kesamaanantara GBPP, GBIPM dan GBIM? (10 Menit)

Dalam pengembangan pembelajaran (instructional development),langkah pertama yang harus dilakukan adalah pengembanganrancangan pembelajaran (inctructional design). Untukmenghasilkan rancangan pembelajaran, perlu dilakukanserangkaian kegiatan dan salah satu di antaranya adalahpenyusunan atau pengembangan Garis-garis Besar Isi ProgramMedia (GBIPM).

Dalam uraian lebih lanjut, istilah yang akan digunakan sebagaifokus pembahasan kita adalah GBIM. Mengapa? Sebab hanyasatu jenis media pembelajaran yang akan kita kemas, yaitumedia cetak yang disebut modul.

UraianAda 2 kegiatan besar yang perlu dilakukan untuk dapatmenghasilkan GBIM, yaitu:a. Mengidentifikasi, mengumpulkan dan menganalisis

berbagai informasi atau dokumen yang tersedia tentangsasaran program; dan

b. Melakukan analisis kebutuhan belajar sasaran program.Data dan informasi yang dihasilkan dari kedua kegiataninilah yang menjadi dasar/pijakan di dalam menyusunGBIM.

Page 49: Pengembangan Modul

48

• Apakah yang dimaksud dengan Garis-garisBesar Isi Modul (GBIM)?

Garis-garis Besar Isi Modul adalah suatu matriks yangberfungsi sebagai alat pemetaan materi pembelajaranyang akan dikemas menjadi modul. GBIM ini dapatjuga disebut sebagai patron atau pola yang akanmenjadi landasan pengembangan/pengemasan materipembelajaran modul.

Di dalam GBIM ini dirumuskan apa yang menjadi judul/topik materi yang akan dikemas, pokok bahasan/subpokok bahasan yang akan menjadi fokus uraian materi,acuan/referensi yang digunakan atau yang disarankandigunakan lebih lanjut dalam pengembangan materipembelajaran.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan diuraikan komponen-komponen yang terdapat di dalam format/matriks GBIMsebagaimana yang disajikan pada Lampiran. Tidak adakeharusan bahwa matriks yang terdapat pada Lampiranyang harus Anda gunakan. Juga tidak harus berupamatriks. Anda dapat melakukan penyempurnaan sesuaidengan tuntutan kebutuhan yang ada.

Sekalipun memang tidak harus dalam bentuk matriks,tetapi penggunaan matriks akan membantumempermudah Anda untuk melihat secara cepat danmenyeluruh materi modul yang akan dikemas.

Justru yang lebih dipentingkan adalah bahwa di dalamGBIM ini harus dicakup setidak-tidaknya komponen-komponen berikut.a. Judul atau topik materi pembelajaran,b. Pokok bahasan/sub pokok bahasan,

Page 50: Pengembangan Modul

49

c. Tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajarankhusus,

d. Pokok-pokok materi pembelajaran,e. Butir-butir penilaian,f. Acuan atau literatur yang digunakan menyusun GBIM

dan yang disarankan untuk digunakan dalampengembangan lebih lanjut materi pembelajaran.

Mengapa GBIM itu penting disusun apabila akanmengembangkan modul sebagai media pembelajaran?

Penyusunan atau pengembangan GBIM merupakan langkahawal yang harus dilakukan setelah analisis kebutuhanbelajar apabila kita akan mengembangkan modul.Kekurangcermatan di dalam mengembangkan GBIM akanmempengaruhi langkah-langkah berikutnya, misalnya sajatentang kedalaman atau keluasan materi pembelajaranyang akan dicakup.

GBIM sebagai suatu matriks dijadikan sebagai pegangan/pedoman oleh para penulis materi pembelajaran dan jugabagi pengkaji materi pembelajaran. Tidak hanya peganganatau pedoman bagi kedua jenis tenaga spesialisasi ini, tetapijuga menjadi pegangan/pedoman di dalam pengembanganbutir-butir penilaian penguasaan peserta terhadap materipembelajaran. Mengapa?

Sebab kejelasan perumusan GBIM akan memberikankejelasan pula bagi tenaga “evaluator” untukmengembangkan butir-butir penilaian. Tenaga berkompetenyang seharusnya diikutsertakan setidak-tidaknya adalah:a. Tenaga yang berkompeten di bidang materi/subtansi

yang akan dikembangkan (ahli materi/content specialist).Tenaga spesialis inilah yang benar-benar menguasaimateri yang akan dikembangkan.

Page 51: Pengembangan Modul

50

b. Tenaga yang berkompeten di bidang media (media spe-cialist) khususnya media cetak. Tenaga spesialis yangdemikian ini bertanggungjawab di bidang penentuanmateri yang sesuai dan tepat untuk dikembangkan kedalam media cetak.

Dengan preferensi keilmuannya, ahli media akan dapatmemilah-milah dan menentukan materi pembelajaran yangdiidentifikasi ahli materi yang sesuai dengan karakteristikmedia cetak.

• Komponen-komponen GBIMMarilah kita lanjutkan pembahasan tentang materi apa sajayang tercakup dalam GBIM, atau tentang komponen-komponen GBIM. Komponen-komponen yang akandikemukakan ini tidaklah harus sepenuhnya demikiantetapi dapat disesuaikan dengan perkembangan kondisiyang dihadapi. Memang akan lebih baik jadinya apabilakomponen-komponen tersebut dapat dipenuhi.

Setelah mempelajari materi bagian ini, Anda diharapkanmampu menjelaskan masing-masing komponen GBIM.

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, GBIMmerupakan suatu matriks atau uraian naratif yang berfungsisebagai suatu pola yang di dalamnya terdapat beberapakomponen.

• Komponen-komponen GBIM tersebut adalahsebagai berikut:a) Judul

Yang dimaksudkan dengan “Judul atau Topik”dalam hal ini adalah judul program mediapembelajaran yang akan dikembangkan. “Judul”hendaknya dirumuskan secara singkat tetapi menarik.

Page 52: Pengembangan Modul

51

“Judul” yang dipilih hendaknya dapat denganmudah dan cepat mencerminkan materi yang akandigunakan. Perumusannya dapat saja berupapernyataan atau pertanyaan.

Yang juga tidak kalah pentingnya adalah apabilakita mampu merumuskan “Judul” yang dapatmenggugah rasa ingin tahu seseorang. Perumusan“Judul” ini dapat saja lebih luas/besar, atau samadengan atau bahkan juga lebih sempit/kecildaripada pokok bahasan/sub pokok bahasan yangakan menjadi fokus pembahasan.

Berikut ini disajikan beberapa contoh judul mediapembelajaran di bidang pendidikan terbuka:“Potensi Pendidikan Terbuka”, “Apa PendidikanTerbuka Itu?”, “Hakekat Pendidikan Terbuka”,“Pendidikan Terbuka: Murah Atau Mahal?”.

Cobalah Anda rumuskan di lembar kertas lainbeberapa contoh “Judul” lainnya. Dapat saja Andamengacu pada referensi yang Anda miliki/pelajariatau berdasarkan apa yang Anda dengarkan/pahami sejauh ini. (10 Menit)

b) Pokok Bahasan atau Sub Pokok BahasanUntuk peserta didik yang berada dalam lingkunganjalur pendidikan sekolah, perumusan pokok-pokokatau sub pokok bahasan yang akan menjadi mediapembelajaran tidaklah terlalu menjadi masalah.Mengapa?

Kurikulum sebagai peta kebutuhan belajar telahada. Di dalam kurikulum telah dirumuskan apa yangmenjadi pokok atau sub pokok bahasan. Dengandemikian, ahli materi yang berasal dari lapangan

Page 53: Pengembangan Modul

52

(guru materi pelajaran) tinggal mengidentifikasimana-mana dari pokok atau sub pokok bahasantersebut yang perlu dikemas ke dalam modul danmedia pembelajaran lainnya.

Bagaimana merumuskan pokok atau sub pokokbahasan untuk sasaran yang berada pada jalurpendidikan luar sekolah?

Hasil analisis kebutuhan belajar dan berbagaidokumen penunjang lainnya kita petakan. Denganmenggunakan peta ini akan mempermudah kitauntuk merumuskan pokok atau sub pokok bahasandari materi pembelajaran yang akan kitakembangkan.

Pokok atau sub pokok bahasan yang menjadi fokusmateri pembelajaran haruslah dirumuskan secarasingkat dan jelas serta mencerminkan materi yangakan dikemas. Untuk suatu topik atau judul satuanbahan pembelajaran dapat saja mencakup satu ataulebih pokok atau sub pokok bahasan. Tidak adapatokan yang kaku. Perumusan ini dapat bersifattematik atau frasa.

Contoh pokok bahasan atau sub pokok bahasan darijudul atau topik “Penyusunan/pengembanganGBIM” adalah “GBIM”. Judul atau topik dapatdirumuskan dalam bentuk frasa, sedangkan pokokatau sub pokok bahasan dirumuskan secara tematik.

c) Tujuan PembelajaranSetiap topik materi/bahan pembelajaran yang kitakembangkan haruslah mempunyai tujuanpembelajaran. Mengapa harus demikian?

Page 54: Pengembangan Modul

53

Tujuan pembelajaran yang dirumuskan secara jelasyaitu suatu pernyataan yang menjelaskan tentangtingkat atau perubahan tingkah laku peserta belajaryang diharapkan setelah selesai mempelajari modulatau bahan belajar tertentu lainnya.

Tujuan pembelajaran inilah yang akan menjadi arahyang sekaligus juga sebagai acuan untukmengembangkan butir-butir penilaian tentang sejauhmana kemajuan belajar yang telah Anda capai.

Dengan dirumuskannya tujuan pembelajaran iniakan dapat diketahui apakah Anda telah berhasildi dalam kegiatan belajar Anda atau belum. Ataudengan kata lain, apakah Anda telah sepenuhnyadapat mencapai tujuan pembelajaran yangdirumuskan atau belum. Jika belum, sejauh manatujuan pembelajaran tersebut telah dapat Andacapai? Jika belum, kegiatan apakah selanjutnya yangharus Anda lakukan?

Tujuan pembelajaran ini menjadi pedoman atauarah bagi penulis bahan belajar modul. Tujuanpembelajaran dapat dibagi menjadi : 1) tujuanpembelajaran umum, dan 2) tujuan pembelajarankhusus. Untuk mengetahui lebih jauh tentang tujuanpembelajaran ini, Anda dapat mempelajari modulkhusus tentang tujuan pembelajaran.

Berdasarkan tujuan pembelajaran yang ada, penulismodul akan dapat mempertimbangkan seberapadalam dan seberapa luas materi pembelajaran yangakan diuraikan di dalam modul yang akanditulisnya.

Page 55: Pengembangan Modul

54

Dengan adanya tujuan pembelajaran yang jelas akanmembantu penulis modul untuk mengidentifikasibentuk-bentuk visualisasi yang diharapkan akanmempermudah peserta didik (pembaca modul)memahami materi modul. Atau dengan kata lain,jika demikian halnya, berarti membantu peserta didikmencapai tujuan pembelajaran yang telahdiharapkan.

Cobalah rumuskan alasan Anda mengapa kita perlumerumuskan tujuan pembelajaran pada setiap topikbahan pembelajaran? (5 Menit)

d) Pokok-pokok MateriPokok-pokok materi yang dirumuskan di dalamGBIM akan digunakan penulis modul sebagailandasan untuk menjabarkan materi modul secararinci.

Sehubungan dengan hal ini, sebaiknya perumusanpokok-pokok materi modul di dalam GBIM dilakukandengan menggunakan pendekatan pada tujuanpembelajaran khusus yang telah ditetapkan.Artinya, setiap pembelajaran khusus yang ada,dimulai dari tujuan khusus yang pertamadiidentifikasi dulu secara tuntas apa yang menjadipokok-pokok materinya.

Selesai mengidentifikasi pokok-pokok materi untuktujuan pembelajaran khusus yang pertama, barulahdilanjutkan dengan mengidentifikasi pokok-pokokmateri tujuan pembelajaran khusus yang kedua. Dandemikian seterusnya.

Mengapa perlu kita rumuskan pokok-pokok materimodul di dalam GBIM ini? Apakah tidak cukup

Page 56: Pengembangan Modul

55

apabila telah kita rumuskan tujuan pembelajaranumum dan khusus untuk setiap topik bahanpembelajaran?

Memang, dengan adanya tujuan pembelajaranumum dan khusus, kita dapat mengembangkanmateri modul. Namun akan lebih terarah lagipengembangan/penulisan materi modul apabila kitadahului dengan kegiatan mengidentifikasi ataumerumuskan pokok-pokok materi untuk setiaptujuan pembelajaran khusus.

Dengan merumuskan pokok-pokok materi berartikita telah memberikan rambu-rambu kepada penulismodul tentang seberapa jauh materi modul perludikembangkan. Lebih jauh lagi berarti bahwa penulismodul tidak lagi menulis modul menurutinterpretasinya sendiri terhadap tujuanpembelajaran khusus yang telah diterapkan.

Di dalam pokok-pokok materi disarankan agardicantumkan juga contoh yang akan membantupeserta belajar memahami uraian materi. Penulismodul akan memperbanyak contoh dalammengembangkan uraian materi.

Cobalah Anda jelaskan secara singkat mengapapokok-pokok materi pembelajaran perlu kitacantumkan/masukkan ke dalam GBIM?

e) PenilaianInformasi yang dicantumkan dalam penilaian akanmemberikan gambaran pada penulis modul tentangbentuk dan butir-butir penilaian yang perludikembangkan penulis. Misalkan saja untukmempelajari modul A, peserta belajar harus

Page 57: Pengembangan Modul

56

mengerjakan tugas-tugas dan mengerjakan tes.Untuk ini, penulis juga harus menyiapkan kuncitugas dan kunci tes.

Bentuk-bentuk tugas dapat berupa merumuskanpokok-pokok pikiran terhadap masalah, melengkapi,atau menjawab pertanyaan yang jawabannya dapatdituliskan pada lembar kertas tertentu/buku tugas.Atau, bisa juga tes berupa essay atau pilihan ganda,pilihan salah atau benar, menjodohkan atau bentuktes lainnya.

Perlu juga diinformasikan apakah keseluruhanmateri modul itu akan dicakup di dalam tes atauhanya sebagian besar saja. Apakah ada penekanantentang materi modul yang perlu mendapatkan porsilebih besar di dalam penilaian, ataukah merataporsinya untuk masing-masing pokok materi?

Semakin lengkap informasi yang diberikan (tidakharus terlalu rinci) tentang penilaian akan semakinjelas bagi penulis modul untuk mengembangkanbutir-butir tes penilaian dan pemberian tugas.

f) KepustakaanUntuk menghasilkan GBIM tentu menuntut kitamencari bahan-bahan kepustakaan yang relevandan subtansi yang akan dikembangkan. Bahan-bahan kepustakaan ini berfungsi sebagai acuan kita.Tidak hanya bahan-bahan kepustakaan yang kitagunakan menyusun GBIM saja yang perludicantumkan atau dituliskan tetapi juga termasukbahan-bahan kepustakaan yang menurut kita perludipelajari oleh penulis modul dan media lain atauoleh pengembang butir-butir tes penilaian.

Page 58: Pengembangan Modul

57

Dalam menuliskan bahan-bahan kepustakaan ini,setidak-tidaknya harus jelas judul buku, namapengarang, edisi, tempat dan tahun penerbitan. Bilamemungkinkan, dapat juga dicantumkan tempat dimana bahan kepustakaan tersebut dapat diperoleh.Cara penulisannya dapat mengikuti cara yang biasadigunakan untuk penulisan bahan kepustakaan.

Bahan kepustakaan ini tidak terbatas hanya bahancetak saja tetapi dapat juga yang berupa media noncetak. Dalam kaitan ini perlu disebutkan judul pro-gram, institusi yang memproduksi, lama putar, danharganya serta tempat di mana media non cetak inidapat dengan mudah diperoleh.

GBIM dapat dikembangkan dalam bentuk matriksatau naratif. Format manapun yang akan dipilihtidak menjadi masalah. Yang justru lebih pentingadalah komponen-komponen yang perlu dicakup didalam GBIM.

Pada bagian terdahulu telah diuraikan tentangpengertian GBIM. Pentingnya GBIM disusun apabilakita akan mengembangkan bahan belajar modul.Selanjutnya, pada bagian ini yang akan dibicarakanadalah langkah-langkah penyusunan GBIM.

Setelah selesai mempelajari materi bagian ini, Andadiharapkan mampu menjelaskan langkah-langkahpenyusunan GBIM.

- Penyusunan GBIM pada dasarnya adalahpekerjaan sebuah tim yang terdiri dari berbagaijenis keahlian atau latar belakang. TentunyaAnda masih ingat bukan sewaktu kita membahas

Page 59: Pengembangan Modul

58

(1) (2) (3) (4) (5)

Judul/nomormodul

Kompetensidasar/TujuanpembelajaranUmum

Indikator/tujuanpembelajarankhusus

PokokBahasan/Pokok- materi

Rincian materi/Sub-sub pokokbahasan

Penilian S u m b e rpu s ta ka

materi sebelumnya, di sana kita menjelaskansiapa saja yang berperan di dalam penyusunanGBIM.

- Cobalah sekarang Anda tuliskan di lembar kertaslain atau di buku latihan Anda tentang siapa sajayang setidak-tidaknya perlu diikutsertakan didalam penyusunan GBIM? (10 Menit)

- Baiklah. Apabila Anda telah selesai mengerjakantugas tersebut, cobalah bandingkan jawabanAnda dengan materi yang diuraikan pada bagiansebelumnya.

- Bagus sekali jika jawaban Anda sepenuhnyatelah sesuai. Namun Anda dapat sajamempelajari ulang materi yang dimaksudapabila Anda masih memandang perlu.

- Selanjutnya, dalam penyusunan GBIM ini,memerlukan beberapa jenis tenaga dengan latarbelakang atau keahlian tertentu yang perludiikutsertakan.

Perhatikanlah contoh format GBIM berikut ini.

Mata Perlajaran/Diklat :Kelas/ Jenjang :

Page 60: Pengembangan Modul

59

Kegiatan Belajar 2

TUJUTUJUTUJUTUJUTUJUANANANANANPEMBELPEMBELPEMBELPEMBELPEMBELAJAJAJAJAJARANARANARANARANARAN

TujuanBagian modul ini membicarakan tujuan pembelajaran,termasuk pengertian tujuan, berbagai pendapat mengenaitujuan, dan pentingnya tujuan baik bagi peserta diklat maupunbagi widiaiswara/pelatih. Setelah selesai mempelajari bagianmodul ini Anda diharapkan dapat menyusun tujuanpembelajaran yang megandung kompetensi.

Uraiana. Pengertian Tujuan

Ditinjau dari lingkup permasalahannya, tujuan pendidikandapat dibagi dalam beberapa tingkatan, yaitu tujuanpendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler,dan tujuan instruksional. Tujuan pendidikan nasionalmerupakan rumusan umum tentang pola perilaku dan polakemampuan yang harus dimiliki sebagai hasil pendidikannasional.

Gambar Jenjang Tujuan Pendidikan

Tujuan Nasional Tujuan Kurikuler

Tujuan PembelajaranTujuan Institusional

1234567890123456789012345678901212345678901234567123456789012345678901234567890121234567890123456712345678901234567890123456789012123456789012345671234567890123456789012345678901212345678901234567

Page 61: Pengembangan Modul

60

Tujuan institusional ditentukan oleh tugas dan fungsi yangdipikul oleh lembaga pendidikan bersangkutan dalamrangka menghasilkan lulusan dengan kemampuan yangdibutuhkan oleh masyarakat. Institusi diklat juga memilikitujuan institusional yaitu menyiapkan dan meningkatkankompetensi sumber daya aparatur.

Tujuan kurikuler adalah rumusan umum tentang macam-macam kemampuan yang terdapat dalam masing-masingbidang studi. Sedangkan tujuan pembelajaran (instructionalobjectives) memberikan pernyataan tentang pengetahuan,keterampilan, dan sikap tertentu yang diharapkan akandimiliki oleh siswa atau peserta pelatihan pada akhirkegiatan pembelajaran tertentu.

Mengenai tujuan pembelajaran ini ada beberapa definisiyang diberikan oleh para ahli. Ely (1971) mendefinisikantujuan pembelajaran sebagai suatu deskripsi perubahanperilaku atau hasil perbuatan yang memberi petunjukbahwa proses belajar telah berlangsung. Briggs (1977)mengatakan bahwa tujuan pembelajaran ialah suatupernyataan tentang perilaku yang harus dapat dilakukanoleh siswa/peserta diklat setelah selesai mengikuti kegiatanpembelajaran. Dengan perkataan lain tujuan itu ialahperilaku yang diharapkan dimiliki siswa/peserta diklatsetelah menyelesaikan program pembelajaran ataupelatihan tertentu. Secara lebih nyata (konkrit) dapatdikatakan bahwa tujuan pembelajaran ialah pengetahuan,keterampilan, atau sikap yang diharapkan dimiliki olehsiswa atau peserta diklat setelah menyelesaikan kegiatanpembelajaran.

Page 62: Pengembangan Modul

61

b. Pro dan Kontra mengenai Tujuan PembelajaranTujuan pembelajaran (instructional objectives) mulaidiperkenalkan oleh Mager pada tahun 1962. Sejak itu diAmerika Serikat banyak diselenggarakan lokakaryapenyusunan tujuan pembelajaran yang melibatkan guru-guru. Sesungguhnya perdebatan banyak terjadi mengenaitujuan pembelajaran/diklat dan bagaimana caramerumuskannya itu. Banyak orang yang kurang menyetujuiperumusan tujuan yang berorientasi pada perilaku, tetapimasih lebih banyak orang yang menganggap bahwa tujuanyang berorientasi pada perilaku itu penting.

Good dan Brophy (1990) menyatakan bahwa perumusantujuan berdasarkan perilaku itu telah diasosiasikan denganpendekatan tertentu dalam perencanaan dan pengawasanpelaksanaan kurikulum. Dalam bentuk ekstrimnya, secarakeseluruhan kurikulum dikembangkan dengan menyusuntujuan-tujuan pembelajaran berdasarkan perilaku, lalumengurutkan tujuan-tujuan itu dalam susunan yang masukakal, dan menjabarkan isi dan strategi pembelajaran sertamenyusun alat evaluasi untuk setiap tujuan pembelajaranitu. Akibatnya guru dihadapkan pada beratus-ratus tujuanyang harus diajarkan dalam urutan tertentu denganmenggunakan isi pelajaran yang sesuai dengan tujuantersebut dan menggunakan cara-cara yang telahditentukan.

Dalam versi lain, guru masih diijinkan menggunakankurikulum lama yang telah biasa mereka gunakan, tetapimereka diwajibkan menyusun tujuan-tujuan pembelajaranberdasarkan perilaku untuk kurikulum tersebut. Kemudianguru wajib menyesuaikan pelaksanaan kegiatanpembelajaran sesuai dengan tujuan-tujuan itu. Akibatnya,guru harus berusaha keras untuk menyusun tujuan-tujuanyang sesuai dengan kurikulum yang digunakannya. Bahkantujuan kurikulum yang sesungguhnya lebih bersifat afektif

Page 63: Pengembangan Modul

62

dan kognitifpun diusahakan supaya dapat dirumuskandalam bentuk tujuan berdasarkan perilaku. Kalau gurumenjumpai isi kurikulum yang sukar dirumuskan tujuanpembelajarannya seringkali bagian itu ditinggalkan ataudiabaikan oleh guru.

Karena akibat negatif di atas, Good dan Brophy (1990)menyarankan untuk tidak menggunakan istilah “tujuanpembelajaran berdasarkan perilaku” (instructional behavioralobjectives) tetapi “tujuan pembelajaran” (instructional objec-tives) saja.

Menurut Popham (dalam Haryono, 1988) dan Sukamto(1996) ada beberapa alasan yang diajukan oleh orang yangtidak menyukai tujuan yang tidak berorientasi kepadaperilaku. Contoh : (a) Tujuan yang telah ditentukan secaraspesifik sebelumnya, akan menghalangi guru untukmemanfaatkan hal-hal yang tidak terduga yangberkembang dalam proses pembelajaran dalam kelas, (b)siswa hanya mempelajari hal-hal yang tersurat dalamtujuan pembelajarannya, tidak berusaha untuk belajar lebihlanjut, (c) banyak tujuan pembelajaran yang sulitdirumuskan dalam bentuk yang dapat diamati atau diukur,dan (d) perumusan tujuan itu sukar sehingga tidak realistikkalau kita menuntut guru-guru untuk merumuskannyasetiap kali akan mengajar.

Pendapat di atas dibantah oleh orang-orang yangberpendapat bahwa tujuan pembelajaran itu penting.Popham (dalam Haryono, 1988) yang termasuk orang yangmenganggap bahwa tujuan yang berorientasi kepadaperilaku itu penting, mengatakan bahwa alasan yangdiberikan oleh mereka yang anti tujuan itu kurang tepat.Menurut mereka yang menyetujuinya, tujuan yangberorientasi pada perilaku yang dirumuskan secara spesifikakan menguntungkan siswa atau peserta pelatihan, sebab

Page 64: Pengembangan Modul

63

mereka akan mengetahui kemampuan yang diharapkandapat mereka lakukan pada akhir kegiatan belajar. Tujuanseperti itu juga akan menguntungkan orang yangmembimbing proses belajar karena tujuan itu akan memberipedoman dalam memilih isi pelajaran atau isi pelatihan.Bagi evaluator tujuan itu juga sangat penting, karena tujuanyang telah dirumuskan secara spesifik itu dapat memberipetunjuk mengenai kemampuan siswa atau pesertapelatihan yang akan diukur.

Briggs (1977) menggambarkan pentingnya tujuanpembelajaran dengan mengatakan bahwa: Bila tujuanpembelajaran dapat dirumuskan dengan spesifik, tujuanitu akan memberi petunjuk kepada siswa/peserta pelatihanmengenai kemana mereka harus pergi, bagaimana caramereka harus pergi ke sana, dan bagaimana mengetahuiapakah mereka sudah sampai di sana atau belum”.

c. Pentingnya Tujuan PembelajaranSeperti diuraikan di atas tujuan pembelajaran itubermanfaat bagi siswa/peserta, guru/instruktur, danpenilai (evaluator).

Sukamto (1996) menyimpulkan bahwa bagi siswa ataupeserta pelatihan tujuan itu berguna karena : (1) dapatmemberi arah belajarnya. Dengan memperhatikantujuannya siswa/peserta mengetahui kemampuan yangdiharapkan akan dimiliki pada akhir kegiatanpembelajaran. Karena itu peserta diklat akan belajar ke arahitu. Dengan mengetahui tujuannya peserta diklat tahu kemana mereka akan pergi; (2) dengan memperhatikan tujuanyang ingin dicapai peserta diklat dapat memilih bahanbelajar yang tepat untuk dipelajarinya. Fungsi tujuan bagipeserta diklat adalah menjadi petunjuk bagaimana merekaakan pergi ke tempat yang dituju, (3) dapat mengukursejauh mana peserta diklat telah mencapai tujuan yang

Page 65: Pengembangan Modul

64

diinginkan. Tujuan yang baik akan menyatakan denganjelas tingkat keberhasilan yang diharapkan. Karena ituwaktu belajar peserta selalu dapat menguji dirinya apakahdia sudah mencapai tujuannya, mencapai separo, ataubahkan kurang dari itu. Dengan membandingkan hasil yangtelah dicapai dan tujuan yang harus diselesaikan pesertadiklat akan mengetahui kemajuan belajarnya, (4) motivasibelajar peserta diklat akan meningkat karena peserta diklatmengetahui kemajuan belajarnya.

Bagi guru atau widiaiswara, tujuan pembelajaran yangberorientasi kepada perilaku juga berguna untuk beberapakepentingan, diantaranya; (1) membantu guru atauwidiaiswara dalam memilih isi materi, strategipembelajaran, dan sumber belajar yang sesuai untukdipergunakan peserta diklat dalam belajarnya, (2)memudahkan guru atau widiaiswara dalam mengukur danmengevaluasi keberhasilan tugas mengajarnya.

Selanjutnya apabila disimpulkan tujuan berguna untukmengarahkan agar proses pembelajaran berlangsung efektif.Bagaimana pembelajaran bisa lebih efektif dengan adanyatujuan pembelajaran berikut ini penjelasannya lebih rinci.Tujuan memberikan rambu-rambu dan petunjuk bagisiswa. Tujuan mengingatkan siswa agar memiliki targetyang jelas dalam belajarnya. Tujuan juga menjadi dasarbagi guru dalam pemilihan media dan bahan belajar sertaprosedur atau srtategi pembelajaran. Tujuan yang jelasmemungkinkan berlangusung proses pemberian fasilitasiyang jelas pula.

Tujuan berfungsi memandu prioses evaluasi yangdilakukan guru dan siswa dalam proses pembelajaran.Evaluasi pembelajaran harus selalu berdasarkan tujuanpembelajaran. Tujuan yang baik akan membantu prosesmenentukan teknik dan penyusunan alat evaluasi.

Page 66: Pengembangan Modul

65

RANGKUMANTujuan ialah pernyataan mengenai kemampuan(pengetahuan, keterampilan dan sikap) yang diharapkandimiliki peserta diklat setelah selesai mengikuti prosespembelajaran tertentu. Tujuan penting bagi peserta diklatdan widiaiswara serta evaluator diklat.

• Perumusan TujuanBagian ini menguraikan cara merumuskan tujuan,pemilihan kata kerja dan penentuan tingkat kopetensiyang dituntut dalam tujuan. Setelah selesaimempelajarinya diharapkan Anda dapat merumuskantujuan pembelajaran yang baik.

Berikut ini dijelaskan beberapa hal yang dapat Andajadikan pedoman dalam menyusun tujuanpembelajaran.a. Unsur-unsur Tujuan Pembelajaran

Setiap tujuan pembelajaran minimal terdiri atas katakerja dan obyek. Contoh; mampu menyusun laporankeuangan. Mampu menyusun adalah kata kerja danlaporan keuangan adalah obyek.

b. Tujuan pembelajaran itu harus spesifik dan jelasTujuan yang spesifik itu cakupannya tidak terlaluluas dan tidak mengandung tafsiran ganda.Perhatikan contoh berikut:1) Tujuan yang kurang spesifik

Peserta pelatihan diharapkan dapatmenyelesaikan tugasnya dengan menggunakanmesin.Tujuan di atas kurang spesifik karena tidak jelasyang dimaksud dengan menyelesaikan tugasnya.Dari pernyataan itu kita tidak mengetahui tugasapa yang dimaksudkan. Tujuan ini juga tidak

Page 67: Pengembangan Modul

66

memberikan kejelasan mengenai apa yangdimaksud dengan mesin. Dari pernyataan itutidak jelas bagi kita mesin apa yang bolehdigunakan untuk menyelesaikan tugasnya.Apakah mesin hitung, mesin bubut, mesin tik?Ketidakjelasan itu menimbulkan banyak tafsiran.

2) Tujuan yang lebih spesifikPeserta pelatihan diharapkan dapat menghitungkoefisien korelasi dengan menggunakan SPSSversi 11.Tujuan ini lebih spesifik sebab; (a) kemampuanyang diharapkan dapat dilakukan dinyatakandengan jelas yaitu dapat menghitung koefisienkorelasi; dan (b) alat yang digunakan untukmenyelesaikan tugas juga jelas yaitu SPSS versi11.Tujuan yang spesifik itu mempunyai satu tafsiransaja. Karena itu dapat memberi petunjuk yanglang jelas bagi widiaiswara dan peserta diklatmengenai kemampuan (pengetahuan,keterampilan, dan sikap) yang diharapkandimiliki oleh peserta diklat.

c. Tujuan pembelajaran harus berorientasi kepadasiswa/peserta pelatihanDalam menyusun tujuan pembelajaran yangterpenting bukan apa yang harus dilakukan olehguru/WI dalam proses belajar mengajar, melainkanperilaku yang diharapkan dapat dilakukan olehsiswa/peserta diklat setelah selasi mengikuti kegiatanpembelajaran.

Page 68: Pengembangan Modul

67

Bandingkan dua tujuan berikut ini:1) Guru/widiaiswara mengajarkan cara

menggunakan komputer untuk mengolah datastatistik.

2) Siswa/peserta pelatihan dapat mengolah datastaitistik dengan menggunakan komputer.

Tujuan pada contoh pertama itu berorientasi kepadaguru/pelatih/WI. Kalau kita mengacu pada tujuanitu kita dapat mengatakan bahwa tujuan telahtercapai setelah guru/pelatih/WI selesai mengajaratau melatih. Dalam hal ini tidak dipersoalkanapakah siswa/peserta diklat itu telah menguasaipengetahuan, keterampilan, atau sikap yangdiinginkan atau belum. Yang penting guru/WI telahmelaksanakan tugas mengajarnya.

Tujuan pada contoh kedua itu berorientasi kepadasiswa pelatihan. Kalau kita mengacu kepada tujuanumum itu, kita baru dapat mengatakan bahwatujuan telah tercapai kalau siswa pelatihan telahmenguasai pengetahuan/keterampilan, dan sikapyang diinginkan. Dalam hal ini yaitu mengolah datastatistik dengan menggunakan komputer. Tujuanpada contoh kedua itu lebih baik daripada tujuanpada contoh pertama, sebab tujuan pada contohkedua itu lebih mengutamakan perubahan perilakusiswa pelatihan.

d. Tujuan pembelajaran menggunakan kata kerja yangmenunjukkan perilaku yang dapat diamati atauhasilnya dapat diukur (kata kerja operasional)Gagne (1977) mengatakan bahwa proses belajar barubenar benar terjadi kalau pada diri siswa pelatihantelah terjadi perubahan perilaku dan perubahanketerampilan intelektualnya sesuai dengan tujuan

Page 69: Pengembangan Modul

68

yang telah ditentukan. Bila siswa bertambahpengetahuan dan keterampilannya, atau berubahsikapnya, dapat dikatakan bahwa pada diri siswatelah terjadi perubahan perilaku. Dengan demikiansiswa itu telah mengalami proses belajar. Supayahasil belajar atau perubahan perilaku itu dapatdinilai (dievaluasi) tujuan pembelajaran itu harusdirumuskan dengan menggunakan kata kerja yangoperasional, yaitu kata kerja yang menunjukkanperilaku yang dapat diamati atau yang dapat diukurhasilnya.

Contoh :1) Peserta pelatihan dapat mengemudikan traktor

(mengemudikan adalah perilaku yang dapatdiamati).

2) Peserta pelatihan sekretaris dapatmenterjemahkan sebuah surat dari bahasa Indo-nesia ke dalam bahasa Inggris (hasilnya dapatdinilai atau diukur). Kalau isi suratnya tidakberubah dan bahasa Inggrisnya benar berartipeserta telah menterjemahkan dengan benar.

3) Siswa Sekolah Menengah Olah Raga kelas IIIdapat memukul bola tenis dengan posisi kaki dantangan yang betul (memukul bola dengan posisikaki dan tangan yang betul dapat diamati).

4) Siswa SLTP kelas II dapat mencari harga X dalampersamaan 10 + 2 = x +5 (hasilnya dapat diukuratau dinilai). Kalau x = 7 berarti siswa telahmenghitung dengan benar.

Page 70: Pengembangan Modul

69

menganalisamenghitungmengkategorikanmembandingkanmembedakanmenginventarismenanyakan

Pengetahuan(Knowledge):Mengingatinformasi

Pemahaman(Comprehension):Menafsirkaninformasi dalamsatu kata

Penerapan(Application):Menggunakanpengetahuan ataugeneralisasi dalamsituasi baru

menyusunmendefinisikanmenggandakanmelabelmendaftarmenjodohkanmengingatmenamaimengurutmengenalimenghubungkanmengulangmereproduksi

mengklasifikasimendiskripsikanmendiskusikanmenjelaskanmengekspresikanmengidentifikasimelaporkanmenyatakanmemilihmemilahmenceritakanmenterjemahkan

menerapkanmeimilihmendemonstrasikanmendramakanmenggambarkanmenafsirkanmengoperasikanmenyiapkanmempraktekkanmenjadwalkanmemecahkanmenggunakan

Analysis:(Menguraikanpengetahuan dalambagian-bagian danmenghubung-kanantar bagian itu)

Synthesis:(Menyatukanbagian-bagianmenjadi kesatuanyang utuh danmenghubungkannya dalam situasi baru)

Evaluation:Membuat keputusanberdasarkan kriteriatertentu.

menyusunmenghimpunmengarangmenciptakanmembangunmengkomposisikanmerancangmerumuskanmengaturmengelolamerencanakanmengusulkanmensintesamenulis

menyampaikanmemilihmembandingkanmemperkirakanmengevaluasimemprediksimenskormenyeleksimenilai

Tabel 1 :Daftar Kata Kerja Operasional

Supaya Anda dapat memilih kata kerja yang tepat, Andaharus dapat membedakan kata kerja operasional dari katakerja yang tidak operasional.

Page 71: Pengembangan Modul

70

Pada tabel berikut ini Anda dapat melihat beda antara katakerja operasional (dapat diamati atau dapat diukur) darikata kerja yang kurang operasional.

Tabel 1 :Daftar Kata Kerja Operasional dan Kata Kerja yangKurang Operasional

Kata Kerja Kata Kerja yangoperasional kurang operasional

Menggunakan kata kerja yang tidak operasionaldalam merumuskan tujuan pembelajaran itu tidaktepat (Mager, 1962, Gagne, Briggs 1974). Hal tersebutakan menyebabkan tujuan yang disusun menjaditidak spesifik atau mempunyai tafsiran ganda.Dengan perkataan lain, tujuan yang tidakmenggunakan kata kerja operasional mudahdisalahtafsiran.

Contoh;Siswa Akademi Senirupa/peserta diklat senimengerti kombinasi warna yang bagus.

MengertiMengetahuiMenghargaiMenyukaiMengapresiasiMenghayatiMenyadariMemahamiMenyadariMerasakanMencintaiDsb.

MembedakanMengidentifikasikanMenuliskanMembandingkanMengoperasikanMengemudikanMenguraikanMenyusunMenilaiMemecahkan (soal)MenjelaskanDsb.

Page 72: Pengembangan Modul

71

Tujuan di atas kurang baik karena menggunakankata kerja yang tidak operasional, yaitu “mengerti”.Kata mengerti itu memberikan tafsiran ganda,misalnya:1. Bila peserta dapat menjelaskan susunan warna

yang kombinasinya baik, dapat dikatakan bahwasiswa itu telah mengerti;

2. Bila siswa dapat memakai baju-baju yangkombinasinya baik dapat dikatakan bahwa diatelah mengerti; dan

3. Bila siswa dapat membedakan kombinasi-kombinasi warna yang baik dari kombinasi-kombinasi warna yang tidak baik, dapat jugadikatakan bahwa dia telah mengerti.

Di atas telah Anda pelajari bahwa kata kerja yangtidak operasional menyebabkan tujuan tidakspesifik. Karena itu perlu digunakan kata kerja yangoperasional. Namun demikian dalam hal ini Andaharus berhati-hati, sebab menggunakan kata kerjaoperasional tidak dengan sendirinya menyebabkantujuan yang Anda susun menjadi spesifik. Meskipunkata kerjanya operasional, kalau cakupannya terlaluluas tujuan itu tentu kurang spesifik.

Contoh:1. Siswa kelas lima SD dapat mengerjakan soal

hitungan tanpa kesalahan.2. Peserta diklat sekretaris dapat menulis surat.

Tujuan pembelajaran nomor 1 (satu) di atasmenggunakan kata kerja operasional. Namun tidakjelas soal hitungan apa yang dikerjakan. Apakahsegala jenis hitungan, atau soal-soal pecahan.Apakah soal-soal dengan bilangan tidak diketahui

Page 73: Pengembangan Modul

72

atau soal lainnya. Karena cakupannya terlalu luastujuan di atas menjadi tidak spesifik dan emmpunyaibanyak tafsiran. Jadi agar tujuan bersifat spesifikgunakan kata kerja yang operasional yangcakupannya tidak terlalu luas.

Tujuan pembelajaran nomor 2 juga menggunakankata kerja operasional, namun tidak jelas surat apayang ditulis. Apakah segala jenis dan bentuk suratatau surat lamaran, surat dinas, surat penawarandsb. Meskipun menggunakan kata kerja operasional,tetapi karena cakupannya terlalu luas menjadikurang spesifik.

Dalam pembelajaran di suatu diklat widiaiswarasealu mengharapkan agar peserta diklat mengertiapa yang diajarkannya. Tetapi mengerti adalahperilaku tertutup, yaitu perilaku mental yang tidakmudah diamati dan tidak mudah diukur. Agardapat diukur perilaku mengerti tersebut harus dicaribuktinya yang dapat diamati atau diukur, atau dicariperilaku penggantinya yang menandakan seseorangmengerti. Untuk dapat diterima sebagai perilakupengganti harus dipenuhi dua syarat yaitu sahih dansesuai. Dengan kata lain, perilaku pengganti iniharus benar-benar mewakili perilaku tertutup tadi.

e. Kata kerja yang digunakan dalam tujuanpembelajaran harus menunjukkan tingkatpenguasaan yang diinginkan.Hasil belajar itu mempunyai tingkat yang berbeda-beda. Apabila setelah mempelajari sesuatu, siswahanya mampu menyebutkan kembali pelajaran yangtelah dibaca atau didengar dari guru, maka tingkatkemampuan yang diperoleh siswa sangat rendah.Pengetahuannya bersifat hafalan dan mudah

Page 74: Pengembangan Modul

73

dilupakan. Apabila setelah mempelajari sesuatusiswa dapat menjelaskan atau menceritakan kembalidengan kata-kata sendiri, hasil belajarnya sedikitlebih tinggi. Kemampuan menceritakan kembalidengan kata-kata sendiri hanya dapat dilakukansiswa yang benar-benar telah memahami isipelajaran. Apabila setelah mempelajari sesuatu siswadapat menggunakan atau menerapkan yangdipelajarinya untuk menghadapi situasi yang baru,maka bisa disimpulkan bahwa hasil belajarnya lebihtinggi lagi.

Tingkat penguasaan hasil belajar seperti dijelaskandi atas telah diklasifikasikan secar sistematis menjadibeberapa kategori. Klasifikasi tujuan pembelajaranyang banyak dikenal adalah taksonomi dariBenyamin S. Bloom dan taksonomi dari Gagne.

Menurut teori, peserta diklat harus mempelajarisesuatu dari tingkat yang rendah dahulu barukemudian menuju tingkat yang lebih tinggi. padasaat menguji atau mengevaluasi kemampuanpeserta diklat kita juga harus mendasarkannya padaklasifikasi tersebut. Kalau kita ingin mengevaluasitingkat kemampuan menerapkan, tingkatsebelumnya yaitu menjelaskan dan memahami jugadievaluasi atau terevaluasi.

Taksonomi tujuan pembelajaran menurut Gagneadalah sbb:• informasi verbal• keterampilan intelektual• strategi kognitif• keterampilan motorik• sikap

Page 75: Pengembangan Modul

74

Pengetahuan

MengingatMenghafal

PemahamanMenterjemahkanMenafsirkan

Menyimpulkan

PenerapanMenggunakankonsep danprosedur untuk

memecahkanmasalah

Analisis

Memecahkankonsep-konsepmenjadi bagianMencari

hubungan antarbagian

Sintesis

Menggabungkanbagian-bagianmenjadi satukesatuan

Evaluasi

Membandingkannilai-nilai,ide-ide

dsb.denganstandar

Taksonomi tujuan pembelajaran dalam ranahkognitif menurut Bloom dapat digambarkan sebagaiberikut;

Taksonomi Tujuan Pembelajaran

• Rumusan Tujuan Pembelajaran Yang LengkapBagian modul ini membicarakan susunan tujuanpembelajaran yang lengkap, yaitu tujuan yangmempunyai empat unsur: A, B, C, dan D. Bagian modulini juga membahas pengertian masing-masing unsurtujuan ini. Setelah mempelajari bagian ini Andadiharapkan dapat menyusun tujuan yang unsur-unsurnya lengkap.

Seperti yang telah Anda pelajari di bagian sebelumnya,sebuah tujuan sedikitnya harus mempunyai “subyek”dan “kata kerja beserta dengan obyeknya” Tujuanyang mempunyai dua unsur seperti itu merupakantujuan pembelajaran yang susunannya kurang lengkap.Tujuan pembelajaran yang lengkap itu terdiri dariempat unsur, yaitu A, B, C, dan D. Arti untuk masing-masing unsur itu dapat Anda pelajari dari uraianberikut ini.

Page 76: Pengembangan Modul

75

Perhatikan tujuan pembelajaran berikut ini dan carilahunsur-unsurnya.

Diberikan seperangkat peralatan operasi, siswa SekolahPerawat tingkat akhir dapat menyebutkan nama danfungsi tiap alat operasi itu tanpa satu kesalahan pun.Tujuan pembelajaran di atas mempunyai empat buahunsur, yaitu :

AUDIENCE (biasa disingkat dengan huruf A) yaituorang yang mengikuti pelajaran atau pelatihan. Jadiorang yang diharapkan akan dapat melakukanpekerjaan seperti yang disebutkan oleh kata kerja dalamtujuan itu. Dalam kalimat pernyataan suatu rumusantujuan pemmbelajaran, audience ini selalu menjadisubyek atau pokok kalimat. Pada contoh tujuan di atasaudience-nya adalah “siswa Sekolah Perawat tingkatakhir”.

Bila Anda menyusun tujuan pembelajaran seyogyanyaaudience-nya dinyatakan secara spesifik. Artinya jelasdan tidak mudah disalahtafsirkan. Pada contoh di atasaudience-nya telah disebutkan dengan spesifik. Dalamtujuan itu audience tidak hanya disebutkan siswa saja,tetapi siswa Sekolah Perawat. Bahkan bukansembarang siswa Sekolah Perawat, tetapi siswa SekolahPerawat tingkat akhir. Suatu tujuan pembelajaranyang baik akan menyebutkan audience-nya dengan jelasdan spesifik.

BEHAVIOR atau PERILAKU (yang biasa disebutdengan singkatan B), merupakan “kata kerja” atau“predikat” dalam kalimat pernyataan suatu rumusantujuan. Pada contoh tujuan di atas predikatnya ataubehavior-nya adalah “dapat menyebutkan nama danfungsi tiap alat operasi”.

Page 77: Pengembangan Modul

76

Seperti telah dibicarakan di bagian sebelumnya katakerja yang digunakan sebagai predikat atau kata kerjayang menyatakan behavior itu seyogyanya kata kerjayang operasional. Jadi kata kerja yang dipilih adalahkata kerja yang menunjukkan perilaku yang dapatdiamati atau yang hasilnya dapat diukur. Kecuali itukata kerja itu harus menunjukkan tingkat penguasaanyang dikehendaki. Pada contoh di atas kata kerja yangdigunakan adalah “menyebutkan”, jadi penguasaanyang dituntut hanya kemampuan mengingat. Andaikanaudiencenya adalah mahasiswa Fakultas KedokteranSpesialis Bedah, kata kerja yang digunakan seyogyanyakata “menggunakan”. Karena seorang dokter spesialisbedah dituntut untuk dapat menggunakan peralatanoperasi itu, bukan hanya sekedar menyebutkan namadan fungsinya.

• Rumusan Tujuan Pembelajaran Yang MinimalDalam prakteknya seringkali rumusan tujuanpembelajaran yang dibuat tidak selengkap kriteriaABCD di atas. Atas dasar pertimbangan tentang audi-ence yang telah jelas atau telah dimaklumi bersamamaka seringkali audience tidak disebutkan, makarumusan tujuan pembelajaran yang dibuat tidakmenyebutkan siapa audiencenya, sehingga komposisihanya terdiri dari BCD. Juga atas dasar pertimbanganuntuk memberikan keleluasaan dalam implementasinyadi kelas seringkali rumusan tujuan pembelajaran tidakmenyertakan condition, sehingga komposisinya terdiriatas ABD. Dalam kondisi tertentu susunan tujuanpembelajaran seringkali menghilangkan unsur degree,sehingga komposisinya menjadi BC atau AB. Bahkanada yang merumuskan tujuan pembelajaran secaraminimal, yakni hanya terdiri atas behavior saja.Rumusan tujuan yang terdiri hanya behavior tersebut

Page 78: Pengembangan Modul

77

contohnya “dapat menghitung korelasi”. Rumusantujuan seperti itu biasanya dianggap cukup, meskipunminimal. Apabila kita analisis rumusan tersebut terdiridari dua hal yaitu adanya “kata kerja” dan “obyek”.Menghitung adalah kata kerja, dan korelasi adalahobyek atau kata benda. Rumusan minimal tersebutdianggap cukup apabila di dalamnya mengandungkompetensi yang memadai untuk menyelesaikantuntutan kurikulum.

Pada prinsipnya hal terpenting dalam rumusan tujuanpembelajaran adalah adanya kompetensi yang hendakdicapai oleh pebelajar (learner). Rumusan kompetensiumumnya terdiri atas kata kerja dan kata kerja tersebutmengandung sesuatu kemampuan, yang diikuti denganketerangan tentang obyek yang menyertai kemampuantersebut. Berdasarkan batasan mengenai kompetensitersebut dapat diberikan contoh rumusan kompetensi;“mengukur luas segitiga”, “menulis cerpen”.

Page 79: Pengembangan Modul

78

PenutupSelamat Anda telah selesai mempelajari modul tentangpenyusunan GBIM dan tujuan pembelajaran

Bagaimana setelah beberapa jam menekuni modul ini? Penulismengucapkan terima kasih atas jerih payahnya. Tugas-tugasyang telah Anda kerjakan dengan sungguh-sungguh, menjadibukti atas keberhasilan Anda. Tetapi, bila Anda rasakan masihjuga ingin membaca kembali, tentu saja tidak dihalangi.Mungkin untuk mengingat kembali yang Anda anggap pentinguntuk segera diterapkan dalam kegiatan menulis modul.

Dengan demikian kini Anda mampu menyusun GBIM danmerumuskan tujuan pembelajaran dalam modul yang akanAnda tulis.

Sebaiknya Anda segera menindaklanjuti belajar Anda dengansegera menerapkannya dalam situasi yang nyata. Ingatlahbahwa apabila pengetahuan Anda tidak segera diterapkanmaka pengetahuan yang telah dengan susah payah Andakumpulkan tersebut akan musnah ditelan masa. Mudah-mudahan apa yang telah Anda pelajari tersebut dapat segeraAnda terapkan dan bermanfaat. Selamat berkarya.

Page 80: Pengembangan Modul

79

Daftar IstilahInstruksional; pembelajaranAudience; peserta didikBehavior; perilakuCondition; situasi dan kondisi belajarDegree; tingkatan hasil belajar, tingkat keberhasilan

Page 81: Pengembangan Modul

80

Daftar Pustaka

AECT Task Force. 1977. The Definition of Educational Technol-ogy, Washington DC: AECT

Arief, S. Sadiman, dkk. 1986. Media Pendidikan, CV Rajawali,Jakarta.

Gachuchi, D. 1989. Handbook for Designing and Writing Dis-tance Education Materials, DSE, Bonn.

Gagne, Robert M. 1977. The Condition of Learning. New York:Holt, Rinehart and Wilson

Haryono, A. 1988. Model Pengembangan Program Pembelajaran.Jakarta: PAU PPAI

Lewis, Roger, and Paine, Nigel, 1985. How to Communicate withthe Learner (open Learning Guide 6), Council for EducationalTechnology, London.

Mager, R.F. 1962. Preparing Instructional Objectives. Belmont,Cal:Fearon Publisher.

Pat Heim, Ph.D, Elwood, N, Chapman. Learning to Lead, AnAction Plan for Succes, (A Self-Improvement Program forManager)

PAU PPAI UT, 1996 Mengajar di Perguruan Tinggi, AA. Jakarta:PAU PPAI

Rowntree, Derek. 1990. Teaching Through Self-Instruction, KoganPage, London.

Rowntree, Derek, 1981. Developing Courses for Students,McGraw-Hill.

oooOooo

Page 82: Pengembangan Modul

81

Bab 3Bab 3Bab 3Bab 3Bab 3TEKNIKTEKNIKTEKNIKTEKNIKTEKNIK

PENULISPENULISPENULISPENULISPENULISAN MODULAN MODULAN MODULAN MODULAN MODUL

Pendahuluan

Modul ini isinya menjelaskan tentang teknik penulisanbagian-bagian modul secara utuh. Isi utama modulini adalah cara penulisan modul meliputi cara

penulisan pendahuluan, uraian, latihan dan penutup. Namundemikian setelah uraian tentang penulisan modul, dijelaskanpula tentang penulisan petunjuk instruktur/tutor danpenulisan soal evaluasi. Modul ini diharapkan membekali Andapengetahuan dasar tentang cara-cara penulisan setiapkomponen modul diklat.

Tujuan modul ini adalah untuk membimbing Anda berlatihdan praktek menulis modul. Karena itu isi modul ini lebihbersifat praktis dan lebih banyak berisi tentang cara-cara yangperlu diterapkan dalam menulis modul. Kompetensi yang Andakuasai setelah mempelajari modul ini adalah sebagai berikut.

123456789012345678901234567890121123456789012345678901234567890121123456789012345678901234567890121123456789012345678901234567890121123456789012345678901234567890121123456789012345678901234567890121

123456789012345678901234567890121212345678901234567890123456789012121234567890123456789012345678901212123456789012345678901234567890121212345678901234567890123456789012121234567890123456789012345678901212

Mampumenerapkanberbagai teknikpenulisanbagian-bagianmodul secarautuh

KOMPETENSI PENGALAMAN INDIKATORBELAJAR

Peserta diklatberlatih danpraktek menulisbagian-bagianmodul

1. Mampu menulis modulpeserta diklat. (menulispendahuluan, penutup,uraian, dan latihan)

2. Mampu menulis petunjukinstruktur/tutor

3. Mampu menulis soalevaluasi

Page 83: Pengembangan Modul

82

Modul ini berisi dua kegiatan belajar atau dua penggalan.Kegiatan belajar 1 membahas tentang penulisan modul siswadan kegiatan belajar 2 tentang penulisan petunjuk instrukturdan soal evaluasi. Tiap-tiap kegiatan belajar terkait erat secaraberurutan. Karena itu sebaiknya Anda mengikuti petunjukbelajar berikut ini:• cermati uraiannya, terutama contoh-contohnya,• Praktekkanlah kegiatan-kegiatan yang baru anda pelajari.

Cobalah anda menulis sesuai dengan bidang yang anda kuasai.

SELAMAT BELAJAR !

Page 84: Pengembangan Modul

83

Kegiatan Belajar 1

PENULISPENULISPENULISPENULISPENULISAN MODUL SISAN MODUL SISAN MODUL SISAN MODUL SISAN MODUL SISWWWWWAAAAA(PESER(PESER(PESER(PESER(PESERTTTTTA DIKLA DIKLA DIKLA DIKLA DIKLAAAAAT)T)T)T)T)

TujuanSetelah membaca kegiatan belajar 1 ini anda diharapkan dapat:• Menerapkan cara menulis pendahuluan modul,• Menerapkan cara menulis uraian,• Menerapkan cara menulis penutup dan rangkuman.

Uraian

A. PENULISAN BAGIAN PENDAHULUANMODUL

Bagaimana menulis bagian pendahuluan modul?Pendahuluan suatu modul merupakan pembukaanpembelajaran. Sebagai pembukaan, bagian ini harusmampu menarik perhatian peserta diklat. Selain itu bagianini harus mampu memberikan petunjuk dan memotivasipeserta diklat. Karena itu dalam pendahuluan seyogyanyamemuat hal-hal sebagai berikut.• Tujuan Instruksional Khusus sebagai sasaran belajar

yang ingin dicapai melalui sajian materi dan kegiatanmodul.

• Deskripsi perilaku awal (entry behaviour) yang memuatpengetahuan dan keterampilan apa yang sebelumnyasudah diperoleh atau seyogyanya sudah dimiliki sebagaipijakan (anchoring) dari pembahasan modul itu.

1234567890123456789012345678901212345678901234567123456789012345678901234567890121234567890123456712345678901234567890123456789012123456789012345671234567890123456789012345678901212345678901234567

Page 85: Pengembangan Modul

84

• Keterkaitan pembahasan materi dan kegiatan dalammodul itu dengan materi dan kegiatan dalam modullain dalam sutu mata kuliah atau dalam mata kuliah(cross reference).

• Pentingnya mempelajarai modul itu dalampengembangan dan pelaksanaan tugas guru secaraprofesional.

• Urutan butir sajian modul secara logis.• Petunjuk belajar berisi panduan teknis mempelajari

modul itu agar berhasil dikuasai dengan baik.

Prinsip Dan Prosedur Penulisan Pendahuluana. Prinsip

Pendahuluan harus memenuhi syarat-syarat:· Menarik dan merangsang rasa ingin tahu· Urutan sajian yang logis· Mudah dicerna dan enak dibaca

b. Prosedur urutan penyajian semua unsur tersebut diatursendiri oleh penulis, sesuai dengan prinsip. Carapenyajian bersifat personal dengan menggunakan kataAnda sebagai sapaan penulis terhadap pembaca.

Contoh 1

PENDAHULUAN

Modul ini kelanjutan dari modul pertama. Tentu Andamasih ingat, dari modul pertama Anda telah memperolehpengertian tentang apa pembelajaran kelas rangkap(PKR), mengapa dan untuk apa PKR, dan apa saja yangmenjadi prinsip PKR. Selain itu Anda telah mengenalpraktek PKR yang terjadi saat ini sebagaimana adanya.Dengan cara membandingkan prinsip dan kenyataanPKR serta pembelajaran di SD pada umumnya, tentuAnda sudah dapat menjelaskan perbedaannya.

Page 86: Pengembangan Modul

85

Dalam modul ini Anda akan mempelajari anekamodel pengelolaan PKR dan metode pembelajarandalam PKR. Dari situ Anda diharapkan memilikikemampuan sebagai berikut.1. Dapat menjelaskan prinsip-prinsip pengelolaan

PKR.2. Dapat menerapkan aneka modul pengelolaan

PKR di SD.3. Dapat menjelaskan prinsip-prinsip didaktik-

metodik PKR.4. Dapat menerapkan prosedur dasar PKR.5. Dapat menerapkan aneka modul interksi kelas

dalam PKR.

Kemampuan tersebut sangat penting bagi semuaguru kelas, baik yang selalu bertugas mengajar kelasrangkap di SD kecil maupun yang sewaktu-waktuharus mengajar kelas rangkap karena guru lainterpaksa tidak hadir mengajar. Anda akan tampillebih percaya diri dan mantap, murid Anda punakan merasa lebih puas dapat belajar dari Anda.Lebih dari itu, suasana kelas Anda akan lebihmenarik, menantang dan menyenangkan.

Untuk membantu Anda mendapatkan semua haltersebut diatas, dalam modul ini akan disajikanpembahasan dan latihan dalam butir uraian sebagaiberikut.1. Prinsip dan Model pengelolaan PKR.2. Prinsip didaktik-metodik dan prosedur dasar

PKR.3. Aneka model interaksi kelas dalam PKR.

Agar Anda berhasil dengan baik mempelajari modulini, ikuti petunjuk belajar sebagai berikut.

Page 87: Pengembangan Modul

86

1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluanmodul ini sampai Anda memahami betul apa,untuk apa, dan bagaimana mempelajari modulini.

2. Baca sepintas bagian demi bagian dan temukankata-kata kunci dan kata-kata yang Andaanggap baru. Carilah dan baca pengertian kata-kata kunci dalam daftar kata-kata sulit modulini atau dalam kamus yang ada.

3. Tangkaplah pengertian demi pengertian dari isimodul ini melalui pemahaman sendiri dan tukarpikiran dengan mahasiswa atau guru lain dandengan tutor Anda.

4. Terapkan prinsip, prosedur, dan model PKRsecara imajiner (dalam pikiran) dan dalam situasiterbatas melalui simulasi sejawat (peer-groupsimulation) pada saat tutorial.

5. Mantapkan pemahaman Anda melalui diskusimengenai pengalaman simulasi dalam kelompokkecil atau klasikal pada saat tutorial.

Contoh 2

Pendahuluan

Salah satu tugas tersulit yang dihadapi manajer ataupengelola dalam mengelola diklat adalahmerencanakan anggaran. Menyusun anggaranmenjadi tugas penting bagi manajer diklat sebabsemua kegiatan ditentukan oleh tersedianyaanggaran, yang pada akhirnya harusdipertanggungjawabkan pemanfaatannya.

Modul berjudul Perencanaan Anggaran Diklat inimembahas tentang pengertian, jenis dan komponen

Page 88: Pengembangan Modul

87

biaya dalam diklat, identifikasi jenis, komponen danjumlah kebutuhan biaya untuk suatu program diklatdan cara menghitung satuan biaya program diklat,serta penyusunan sebuah rencana anggaran diklat.Modul ini dikemas dalm dua kegiatan belajar danseluruhnya diberi alokasi waktu delapan jamlat.Dua kegiatan belajar tersebut disusun denganurutan sebagai berikut:• Kegiatan Belajar 1: Pengertian dan Identifikasi

Jenis Biaya dalam Diklat• Kegiatan Belajar 2: Menghitung Satuan Biaya

dan Menyusun Anggaran Diklat

Setelah mempelajari modul ini Anda peserta diklatMOT akan dapat; 1) menjelaskan pengertian danjenis biaya dalam diklat, 2) memperkirakan berbagaijenis dan jumlah kebutuhan biaya untuk suatudiklat, 3) menghitung satuan biaya per peserta untuksuatu diklat, dan 4) menyusun sebuah rencanaanggaran diklat.

Kompetensi-kompetensi tersebut di atas sangatdiperlukan bagi Anda yang bekerja sebagaiperancang atau perencana program diklat. Suatuperencanaan anggaran diklat yang baik akanmenjamin terselenggaranya diklat dengan baik pula.Oleh karena itu tersusunnya rencana anggarandiklat mutlak dierlukan sebelum diputuskan bahwadiklat dilaksanakan.

Perlu Anda ingat, bahwa perencanaan anggarandiklat tersebut memerlukan kemampuanmemahami berbagai jenis kegiatan diklat yang harusdidanai, serta kemampuan menghitung secaracermat. Dengan wawasan dan kemampuantersebut Anda bisa menyusun sendiri anggaran diklat

Page 89: Pengembangan Modul

88

yang paling sesuai bagi diklat yang akan Andalaksanakan.

Proses pembelajaran untuk materi perencanananggaran diklat TNA yang sedang Anda ikutisekarang ini, dapat berjalan dengan lebih lancar bilaAnda mengikuti langkah-langkah belajar sebagaiberikut :1) Pahami dulu mengenai berbagai kegiatan penting

dalam diklat mulai tahap awal sampai akhir.2) Lakukan kajian terhadap anggaran diklat yang

telah ada dan yang telah dilakukan di tempatkerja Anda, sebagai contoh atau acuan.

3) Pelajari terlebih dahulu Kegiatan Belajar 1 danlakukan latihan menyusun anggaran diklatdengan mengambil suatu contoh diklat.

4) Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalammata diklat ini sangat

tergantung kepada kesungguhan Anda dalammengerjakan latihan. Untuk itu, berlatihlahsecara mandiri atau berkelompok dengan temansejawat.

5) Bila Anda menemui kesulitan, silakan hubungiinstruktur/widiaiswara pembimbing ataufasilitator yang mengajar mata diklat ini.

Baiklah saudara perserta diklat manajemen of train-ing (MOT), selamat belajar, semoga Anda suksesmemahami pengetahuan yang diuraikan dalammata diklat ini untuk bekal bertugas mengelola diklatdengan baik.

Page 90: Pengembangan Modul

89

B. PENULISAN URAIANBagaimana menyajikan uraian?Uraian adalah paparan materi berupa fakta/data, konsep,prinsip, beneralisasi/dalil, teori, nilai, prosedur/metode,keterampilan, hukum, dan masalah yang disajikan secaranaratif atau piktorial yang berfungsi untuk merangsangdan mengkondisikan tumbunya pengalaman belajar (learn-ing experience).

Pengalaman belajar di upayakan menampilkan variasiproses yang memungkinkan para mahasiswa memperolehpengalaman konkrit, observasi reflektif, konseptualisasi,abstrak, dan eksperimen aktif. Jenis pengalaman pelajarandisesuaikan dengan kekhususan setiap mata kuliahmisalnya untuk mata kuliah yang bersifat keterampilanberbeda dengan yang bersifat pengetahuan.

Prinsip Dan Prosedur Penulisan Uraiana. Prinsip

Uraian harus memenuhi syarat-syarat:1) Materi harus relevan esensi TIU dan TIK,2) Materi berada dalam cakupan topik inti,3) Penyajiannya bersifat logis dan sistematis,4) Penyajiannya komunikatif/interaktif dan tidak

kaku,5) Memperhatikan latar (setting) a.l. kondisi,

mahasiswa,6) Menggunakan teknik, metode penyajian yang

menarik dan menantang.

b. ProsedurPenulisan uraian seyogyanya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.- Rumuskan pokok uraian (pokok-pokok bahasan).- Buat pemetaan konsep pokok uraian tersebut sesuai

dengan GBPP.

Page 91: Pengembangan Modul

90

- Tentukan urutan penyajian setiap pokok bahasan.- Tulis uraian secara deduktif/induktif dengan

menggunakan bahasa Indonesia yang baik danbenar.

- Sediakan bahan pendukung, gambar, diagram danlain-lain.

Contoh Uraian 1

Biaya investasi (investment cost) adalah biaya yangdikeluarkan untuk pengembangan diklat dankegiatan pembangunan system diklat secarakeseluruhan. Di dalamnya termasuk biayapembangunan sarana-prasarana, danpengembangan sistem diklat, dan penyiapan tenagaserta pemasangan peralatan.

Biaya operasional (running cost) adalah biaya yangdikeluarkan untuk mendanai penyelenggaraandiklat setelah sistemnya siap. Biaya operasional initermasuk biaya-biaya yang diperlukan untuk bahan-bahan habis pakai.

Contoh Uraian 2:

Dari berbagai jenis biaya diklat sebagaimanadiuraikan di atas, menurut sifatnya dapat puladikelompokkan menjadi dua jenis biaya, yaitu biayalangsung dan biaya tak langsung. Agar lebih jelasbagi Anda ikutilah uraian tentang biaya langsungdan biaya tak langsung berikut ini.

Biaya langsung. Biaya langsung adalah biaya-biayayang diperlukan untuk mendanai seluruh kegiatanpelaksanaan diklat. Jenis-jenis pengeluaran untuk

Page 92: Pengembangan Modul

91

BiayaDiklat

Gaji upahKesehatan,Asuransidll.SewaATKPerjalananKetik, cetak, copyTelepon & pos

Biayanon staf

Biayastaf

Biayalangsung

Biaya taklangsung

biaya langsung terdiri atas pengeluaran untuk stafdan non staf. Pengeluaran untuk staf meliputi; gajiupah, biaya konsultan dan biaya lainnya sepertiasuransi, kesehatan, keamanan, sosial dansebagainya. Sedangkan pengeluaran untuk non stafmeliputi; sewa, pengadaan peralatan sepertikomputer dan ATK, telepon, surat menyurat,percetakan dan penggandaan termasuk pengetikandan fotokopi, serta biaya perjalanan termasuklumpsum, transport lokal dan tiket yang diperlukanuntuk instruktur, panitia dan peserta.

Biaya tak langsung. Biaya tak langsung adalahbiaya yang diperlukan untuk menunjang kegiatandiklat, tetapi tidak termasuk dalam biaya langsungdi atas. Biaya ini terkait dengan pemanfaatan segalasarana prasarana dan sumber yang tersedia dandapat digunakan dalam pelaksanaan kegiatandiklat. Pemanfaatan sarana prasarana dan sumberyang ada harus diperhitungkan sebagai biayapenyusutan atau perawatan. Biaya tak langsung inibiasanya dihitung dalam prosentase dari total biayalangsung, misalnya disepakati 20% dari biayalangsung.

Gambar: Jenis-jenis Biaya Diklat

Page 93: Pengembangan Modul

92

C. CARA MENYAJIKAN CONTOH DAN NONCONTOHBagaimana menyajikan contoh dan non contoh?• Contoh adalah benda, ilustrasi, angka, gambar, dan

lain-lain yang mewakili konsep untuk memantapkanpemahaman pembaca tentang fakta/data, konsep,prinsip, generalisasi/dalil, hukum, teori, nilai, prosedur/metode, keterampilan dan masalah.

• Non contoh dapat berupa benda, ilustrasi, angka,gambar, dan lain-lain yang tidak mendukung konsepyang disajikan dan berfungsi memantapkanpemahaman pembaca tentang fakta/data, konsep,prinsip, generalisasi/dalil, hukum, teori, prosedur/metode, keterampilan dan masalah.

Prinsip Dan Prosedur Menyajikan Contoh danNon Contoha. Prinsip

Contoh hendaknya:• Relevan dengan isi uraian,• Konsisten (ada konsisten istilah, konsep, dalil, peran)• Jumlah dan jenisnya memadai, sehingga

memberikan kejelasan tentang suatu konsep, teori,dalil, dan seterusnya,

• Logis (masuk akal)• Sesuai dengan realita, dan• Bermakna

b. ProsedurLangkah-langkah yang harus ditempuh dalammenyajikan contoh dan non contoh adalah sebagaiberikut.• Pilihlah konsep, teori, dalil yang perlu dijelaskan

melalui contoh.• Identifikasi kemungkinan-kemungkinan contoh.

Page 94: Pengembangan Modul

93

• Pilih contoh yang tepat dan benar.• Sajikan contoh yang tepat (ilustrasi, piktorial,

numerik)

Contoh:

Biaya investasi diklat contohnya adalah; biayapembangunan gedung dan pengadaan prasarana,pengembangan bahan belajar dan media, biayapengadaan sarana praktek, laboratoium, dan biayauntuk menyiapkan tenaga.

D. CARA MENYAJIKAN LATIHANBagaimana menyajikan latihan?Latihan adalah berbagai bentuk kegiatan belajar yang harusdilakukan oleh mahasiswa, untuk memantapkanpengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap tentang fakta/data, konsep, prinsip, generalisasi/dalil, teori, prosedur danmetode. Latihan disajikan secara kreatif sesuai dengankarakteristik setiap mata kuliah.

Prinsip Dan Prosedur Menyajikan Latihana. Prinsip

Latihan hendaknya:• Relevan dengan materi yang disajikan,• Sesuai dengan kemampuan mahasiswa,• Bentuknya bervariasi, misalnya tes, tugas,

eksperimen, dan sebagainya.• Bermakna (bermanfaat), serta• Menantang mahasiswa untuk berpikir dan bersikap

kritis,• Bervariasi: dalam penyajiannya sesuai dengan

karateristik setiap mata kuliah

Page 95: Pengembangan Modul

94

b. ProsedurLangkah-langkah yang harus ditempuh dalammenyajikan latihan adalah sebagai berikut.• Tentukan konsep, teori, dalil dan seterusnya yang

memerlukan latihan• Cari berbagai bentuk latihan yang sesuai.• Pilih bentuk latihan yang paling tepat• Tentukan teknik latihan yang akan digunakan• Tentukan bentuk latihan yang akan dilaksanakan• Tentukan sasaran (individu, kelompok)• Rumuskan bentuk latihan itu• Buat rambu-rambu kunci jawaban latihan

Contoh latihan:

Agar Anda memiliki pemahaman yang lebih utuh,sebaiknya lakukanlah latihan menghitung biaya perunit cost untuk sebuah diklat. Carilah data tentangbiaya-biaya yang dikeluarkan untuk seluruhkegiatan diklat, kemudian jumlahkan dan bagilahdengan banyaknya peserta yang dilayani, makaAnda akan memproleh sebuah contoh perhitungansatuan biaya per peserta.

E. CARA MENULIS PENUTUP DANRANGKUMANBagaiman cara menulis penutup dan rangkuman?Penutup adalah bagian modul yang menegaskan sekali lagiapa yang telah dipelajari oleh peserta diklat meliputi materidan komptensinya. Di dalam penutup ada rangkumantentang pokok-pokok isi modul.

Rangkuman adalah sari pati dari uraian materi yangdisajikan pada kegiatan belajar dari suatu modul yang

Page 96: Pengembangan Modul

95

berfungsi menyimpulkan dan menegaskan pengalamanbelajar (isi dan proses) yang dapat mengkondisikantumbuhnya konsep atau skemata baru dalam pikiranpembaca.

Prinsip Dan Prosedur Menulis Penutup danRangkumana. Prinsip

Penutup dan Rangkuman hendaknya memenuhiketentuan:• Berisi ide pokok yang telah disajikan• Disajikan secara berurutan• Disajikan secara ringkas• Bersifat menyimpulkan• Dapat dipahami dengan mudah (komunikatif)• Memantapkan pemahaman pembaca• Rangkuman diletakkan sebelum soal evaluasi pada

setiap kegiatan belajar, dan• Menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan tidak

menggunakan kata-kata yang sulit dipahami.

b. ProsedurPenulisan rangkuman seyogyanya mengikuti langkah-langkah:• Identifikasi ide-ide pokok dari uraian materi,• Urutkan ide-ide pokok tersebut secara logis dan

sistematis, dan• Tuliskan beberapa kesimpulan berdasarkan ide

pokok dalam uraian materi.• Tuliskan tindak lanjut yang harus dilakukan oleh

peserta diklat setelah menyelesaikan modul.

Page 97: Pengembangan Modul

96

Contoh Penutup dan Rangkuman:

Selamat, Anda telah menyelesaikan modul tentangPerencanaan Angaran Diklat. Dengan demikianAnda yang bertugas sebagai pengelola diklat telahmenguasai kompetensi sebagai penyusun anggaran.

Hal-hal penting yang telah Anda pelajari dalammodul Perencanaan Anggaran Diklat ini adalahsebagai berikut.• Menurut jenisnya biaya diklat juga bisa

dikategorikan menjadi biaya investasi dan biayaoperasional, sedangkan menurut sifatnya dapatpula dikelompokkan menjadi dua jenis biaya,yaitu biaya langsung dan biaya tak langsung.

• Jenis-jenis biaya yang diperlukan dalamimplementasi diklat dapat dikategorikan menjaditiga kelompok biaya yaitu; Biaya Persiapan, BiayaPelaksanaan dan Biaya Administrasi.

• Biaya diklat meliputi biaya yang diperlukanuntuk kegiatan analisis, perancangan,pengembangan, pelaksanaan dan evaluasi diklat.Anggaran diklat biasanya disusun untuk satutahun anggaran selama 12 bulan.

• Perhitungan biaya diklat juga bisa dihitung perpeserta atau unit cost per peserta.

Selanjutnya Anda diharapkan dapat menerapkanketerampilan menyusun anggaran diklat ini dalamtugas Anda di lembaga diklat.

Page 98: Pengembangan Modul

97

F. CARA MENYUSUN DAFTAR ISTILAH ATAUKATA-KATA SULITBagaimana menyusun daftar istilah atau kata-katasulit?Kata sulit ialah kata yang dianggap sukar dimengerti olehpembaca, sehingga perlu diberikan penjelasan tambahan.

Kata-kata sulit meliputi:1) Istilah teknis bidang studi ilmu tertentu, contoh: suku

bangsa (IPS), basa (IPA), jeda (Bahasa), start-finish(Olahraga), sinus (Matematika), hal asas (PPKn),perilaku awal (Pendidikan).

2) Kata-kata serapan baik dari bahasa asing maupun daribahasa daerah, contoh: tes, essay, spesies, paruh waktu,penggal waktu.

3) Kata-kata lama yang dipakai kembali, contoh: mantan,tuna grahita, tuna daksa.

4) Kata-kata yang sering dipakai oleh media massa, tetapikurang diketahui oleh awam, contoh: manajemen,infrastruktural, inflasi, kliring.

Daftar kata-kata sulit adalah kumpulan kata-kata sulitberserta penjelasannya yang disusun secara alfabetis.

Prinsip Dan Prosedur Menyusun Daftar Kata-kata Sulita. Prinsip

Daftar kata sulit harus memenuhi kriteria berikut.• Disusun secara alfabetis• Penjelasan diberikan sesuai dengan konteks

pemakaian dalam bacaan/modul• Ditempatkan pada awal setiap buku pokok (setelah

daftar isi)

Page 99: Pengembangan Modul

98

b. ProsedurLangkah-langkah yang harus ditempuh dalammenyusun daftar kata-kata sulit adalah:• Identifikasi kata-kata sulit yang perlu diberi

penjelasan,• Urutkan kata-kata tersebut dalam alfabetis, serta• Buat penjelasan setiap kata dengan menggunakan

berbagai sumber.

G. CARA MENULIS KUTIPAN DAN DAFTARKEPUSTAKAANBagaimana menulis kutipan dan daftar kepustakaan?Kutipan dapat berupa kata, ungkapan, bagian kalimat,paragraf, gambar, ilustrasi, peta, yang diambil dari sumberlain (orang, buku, dokumen, media massa, media elektronik,dan sebagainya) yang diambil langsung atau disadur.

Daftar kepustakaan adalah kumpulan sumber-sumberinformasi yang digunakan dalam penulisan yang disusunsecara alfabetis.

Prinsip Dan Prosedur Penulisan Daftar Kepustakaan1. Kutipan

a. Syarat-syarat kutipan:• Bersifat menegaskan suatu ide yang disajikan,• Berkaitan dengan ide tersebut,• Berasal dari sumber yang mutakhir,• Sahih (valid),• Diusahakan berasal dari sumber pertama, serta• Panjang kutipan tidak lebih ½ halaman. Bila lebih

dari ½ halaman, harus diberi kalimat penyela.

Page 100: Pengembangan Modul

99

b. Prosedur MengutipDalam mengutip hendaknya mengikuti langkah-langkah berikut.• Tentukan uraian dalam sumber yang berisikan

ide yang sahih yang dapat mendukung,menegaskan, berkaitan, dan relevan dengan ideyang disajikan.

• Tentukan inti (saripati) ide yang dikemukakansumber.

• Usahakan menyajikan ide yang dikutip denganbahasa sendiri yang memenuhi aturan bahasaIndonesia yang baik, benar, dan komunikatif.

• Pakailah aturan-aturan baku dalam penulisankutipan (lihat lampiran).

2. Daftar Kepustakaana. Syarat-syarat penulisan daftar kepustakaan:

• Sesuai dengan sumber yang dikutip dalam uraiandan yang mendukung atau dipakai sebagaiacuan,

• Informasi tentang sumber yang digunakan ditulissecara benar dan lengkap, serta

• Gunakan aturan baku penulisan daftarkepustakaan (lihat lampiran)

b. Prosedur penulisan daftar kepustakaanDaftar kepustakaan hendaknya ditulis dengan

mengikuti langkah-langkah berikut.• Kumpulkan semua sumber yang digunakan

dalam penulisan• Tuliskan identitas setiap sumber sesuai dengan

ketentuan yang ditetapkan• Urutkan sumber secara alfabetis menurut nama

penulis/institusi

Page 101: Pengembangan Modul

100

Kegiatan Belajar 2

PENULISPENULISPENULISPENULISPENULISANANANANANPETUNJUK TUTORPETUNJUK TUTORPETUNJUK TUTORPETUNJUK TUTORPETUNJUK TUTOR

DDDDDAN SOAN SOAN SOAN SOAN SOAL EVAL EVAL EVAL EVAL EVALALALALALUUUUUASIASIASIASIASI

TujuanSetelah membaca kegiatan belajar 2 ini anda diharapkan dapat:• Menerapkan cara menulis petunjuk instruktur/tutor,• Menerapkan cara menulis soal evaluasi.

UraianA. CARA MENULIS PETUNJUK INSTRUKTUR/

TUTOR• Bagaimana cara menulis petunjuk tutor? Apa saja

isi petunjuk tutor?Petunjuk tutor isinya antara lain adalah; hal-hal yangharus dilakukan tutor dalam pemanfaatan modul,materi pengayaan, dan soal evaluasi. Petunjuk tutor inimerupakan dokumen terpisah dari modul yangdiperuntukkan bagi peserta diklat. Petunjuk WI disusunsebagai pedoman bagi tutor lain yang melaksanakankegiatan pembelajaran. Hal-hal yang berkaitan denganskenario pembelajaran, meliputi; metode, dan mediaserta pengaturan waktu penyelenggaraan prosespembelajaran untuk menyelesaikan suatu diklat perludisusun dalam suatu pedoman yang jelas, dan itudituangkan dalam suatu dokumen yang disebutpetunjuk tutor atau petunjuk instruktur.

12345678901234567890123456789012123456789012345123456789012345678901234567890121234567890123451234567890123456789012345678901212345678901234512345678901234567890123456789012123456789012345

Page 102: Pengembangan Modul

101

• Penulisan petunjuk ini sebaiknya memperhatikanprinsip-prinsip sebagai berikut;- Proses pembelajaran yang dikembangkan dalam

petunjuk hendaknya menerapkan prosespembelajaran orang dewasa (andragogi)

- Metode pembelajaran dipilih yang memungkinkanpeserta diklat lebih aktif dan partisipatif

- Metode dan media yang digunakan hendaknyadibuat bervariasi

- Petunjuk memberikan alternatif, tidak kaku danmemberikan peluang bagi tutor untuk berimprovisasi.

• Penulisan petunjuk ini sebaiknya mengikutiprosedur sebagai berikut;- Buatlah kerangka isi yang mencakup; 1) penjelasan

tentang mata diklat, kompetensi dan karakteristikpesertanya, 2) skenario pembelajaran, metode yangdigunakan, 3) media yang dimanfaatkan dalampembelajaran, 4) materi pengayaan, 5) soal evaluasi.

- Tulislah bagian demi bagian sesuai dengan kerangkadi atas

- Pada bagai skenario pembelajaran tulislah dahuluaktivitas yang harus dilakukan peserta diklat selamamenyelesaikan kegiatan pembelajaran suatu matadiklat, baru aktivitas yang dilakukan oleh tutor.

- Jelaskan Aktivitas tutor mulai dari kegiatanmembuka, mengisi atau inti, dan menutuppembelajaran.

- Jelaskan media yang harus dipergunakan, atau harusdikembangkan oleh tutor.

- Tulislah seluruh materi pengayaan yang bisamenambah pengetahuan tutor, terutama dengancontoh-contoh yang lebih kaya.

- Tulislah soal-soal evaluasi yang praktis tetapi benar-benar efektif untuk mengukur keberhasilan prosespembelajaran.

Page 103: Pengembangan Modul

102

B. CARA MENULIS SOAL EVALUASIDalam suatu petunjuk instruktur biasanya terdapat soal-soal evaluasi yang dipergunakan untuk mengukurpenguasaan kompetensi peserta diklat.

• Bagaimana menulis soal evaluasi?Soal evaluasi adalah tes yang diberikan untuk mengukurpenguasaan mahasiswa setelah suatu pokok bahasanselesai dipaparkan dalam satu kegiatan belajar berakhir.Soal evaluasi bertujuan untuk mengukur tingkatpenguasaan mahasiswa terhadap materi sesuai denganTIK yang telah ditetapkan.

Hasil soal evaluasi digunakan sebagai dasar untukmelanjutkan ke pokok bahasan selanjutnya.

• Prinsip Dan Prosedur Menulis Soal Evaluasia. Prinsip

Soal evaluasi hendaknya memenuhi syarat-syarat:• Mengukur kompetensi atau tujuan pembelajaran

yang sudah dirumuskan,• Materi tes benar dan logis, baik dari segi pokok

masalah yang dikemukakan, maupun daripilihan jawaban yang ditawarkan,

• Pokok masalah yang ditanyakan cukup penting,• Butir tes harus memenuhi syarat-syarat penulisan

butir soal,• Jika soal evaluasi ditulis dalam bentuk tes objektif,

tes tersebut harus dibuat dalam bentuk pilihanganda,

• Soal evaluasi yang dibuat dalam bentuk pilihanganda, minimal berjumlah 10 butir soal, serta

• Soal evaluasi yang dibuat dalam bentuk isiansingkat minimal berjumlah 10 butir soal.

Page 104: Pengembangan Modul

103

b. ProsedurPenulisan butir-butir soal evaluasi hendaknyamengikuti langkah-langkah berikut.• Cermati kompetensi atau tujuan pembelajaran

(TIK) yang akan diukur pencapaiannya• Buat kisi-kisi tes• Tulislah berdasarkan kisi-kisi tes tersebut• Buat kunci jawaban (hendaknya disertai

alasannya)

Page 105: Pengembangan Modul

104

PenutupSelamat Anda telah menyelesaikan modul tentang PenulisanModul. Isi pokok modul ini adalah teknik penulisan bagian-bagian modul. Telah Anda pelajari teknik menulis modul siswa,mulai dari menulis pendahuluan, menulis uraian dan menulispenutup. Saya yakin bahwa anda telah memiliki cukup bekaldalam tulis menulis modul.

Kompetensi yang telah Anda kuasai setelah mempelajari modulini, adalah mampu menerapkan berbagai teknik menulisbagian-bagian modul. Materi pokok yang telah Anda pelajaridalam modul ini adalah;1. Penulisan modul siswa; pendahuluan, uraian, penutup.2. Penulisan petunjuk tutor dan penulisan soal evaluasi.

Sebagai tindak lanjut dalam mempelajari modul ini diharapkanAnda mau terus memperbanyak praktek atau mendalamipekerjaan menulis modul. Sebaiknya Anda berdiskusi denganteman sejawat mengenai cara menulis, dan bertukarpengalaman Semoga sukses sebagai penulis modul.

Page 106: Pengembangan Modul

105

Daftar PustakaAnonim, 1991. Writing for Distance Education, Samples, Inter-

national Extension College, Cambridge.Arief, S. Sadiman, dkk. 1986. Media Pendidikan, CV Rajawali,

Jakarta.Rowntree, Derek. 1990. Teaching Through Self-Instruction, Kogan

Page, London.Rowntree, Derek, 1981. Developing Courses for Students,

McGraw-Hill.Gachuchi, D. 1989. Handbook for Designing and Writing Dis-

tance Education Materials, DSE, Bonn.Lewis, Roger, and Paine, Nigel, 1985. How to Communicate with

the Learner (open Learning Guide 6), Council for EducationalTechnology, London.

Pat Heim, Ph.D, Elwood, N, Chapman. Learning to Lead, AnAction Plan for Succes, (A Self-Improvement Program for Man-ager)

oooOooo

Page 107: Pengembangan Modul

106

Page 108: Pengembangan Modul

107

Bab 4Bab 4Bab 4Bab 4Bab 4ILILILILILUSUSUSUSUSTRASITRASITRASITRASITRASI

DDDDDAN BAN BAN BAN BAN BAHASAHASAHASAHASAHASAAAAA

Pendahuluan

Modul ini ditujukan bagi Anda yang sedangmempelajari cara menulis modul atau bahan belajar.Modul ini merupakan bagian dari paket modul yang

menguraikan berbagai aspek penting dalam teknik penulisanbahan belajar. Cakupan modul berjudul Ilustrasi dan BahasaModul ini meliputi pengetahuan dan keterampilan, oleh karenaitu di samping diuraikan konsep-konsep, diberikan pula contoh-contoh serta latihan. Topik yang dibahas antara lain tentangperan visual dalam proses belajar, tujuan penggunaan ilustrasi,macam-macam ilustrasi, langkah-langkah perancanganilustrasi, petunjuk praktis penggunaan ilustrasi, gaya bahasa,tata bahasa dan penyusunan paragraf.

Pembahasan modul ini difokuskan pada peran penulis dalam tahappengembangan naskah, khususnya pada tahap proses penulisandan penuangan gagasan atau ide. Uraian yang diberikan akanmembimbing Anda penulis atau calon penulis modul agar mampumenggunakan ilustrasi yang tepat dan bahasa yang baik dalammodul yang akan atau sedang ditulis.

Mempelajari modul ini akan lebih mudah apabila Anda maumenyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dan bersedia berlatih.Apabila Anda mengalami kesulitan jangan ragu untukmenanyakannya kepada teman sejawat. Pengalaman berlatih akanmembimbing Anda untuk mampu menghasilkan modul dengan

123456789012345678901234567890121123456789012345678901234567890121123456789012345678901234567890121123456789012345678901234567890121123456789012345678901234567890121123456789012345678901234567890121

123456789012345678901234567890121212345678901234567890123456789012121234567890123456789012345678901212123456789012345678901234567890121212345678901234567890123456789012121234567890123456789012345678901212

Page 109: Pengembangan Modul

108

ilustrasi yang tepat dan menarik, serta disajikan dengan bahasayang komunikatif.

Selamat belajar.

Page 110: Pengembangan Modul

109

1234567890123456789012345678901212345678901234567123456789012345678901234567890121234567890123456712345678901234567890123456789012123456789012345671234567890123456789012345678901212345678901234567 Kegiatan Belajar 1

ILILILILILUSUSUSUSUSTRASI DTRASI DTRASI DTRASI DTRASI DALALALALALAMAMAMAMAMMODULMODULMODULMODULMODUL

TujuanSetelah Anda mempelajari Kegiatan 1 ini diharapkan dapatmenerapkan penggunaan ilustrasi dalam menulis modul diklat.

Uraian• Peran Visual dalam Proses Belajar

Dalam kehidupan sehari-hari kita berkomunikasi denganorang lain menggunakan kata-kata (verbal), gerak mimik,pantomimik serta dengan simbol. Sayangnya tidak semuapesan atau informasi dapat kita sampaikan secara mudahkepada orang lain dengan hanya menggunakan saranatersebut di atas. Gagasan atau ide adalah salah satucontohnya, terkadang sangat abstrak dan sulit dilukiskandengan kata-kata. Untuk menyampaikan ide yang belumpernah terwujud atau belum pernah ada sebelumnya padapikiran seseorang seringkali memerlukan waktu. Visualisasisangatlah membantu terciptanya ‘pengetahuan’ padaseseorang secara lebih mudah dan cepat. Berikut ini adalahsalah satu contohnya.

Pada zaman lampau jauh sebelum diciptakannya pesawatterbang, ide tentang ‘kendaraan di udara’ telah ada dalambenak sebagian orang dan telah menjadi bahanpembicaraan. Untuk menjelaskan idenya kepada orang lainLeonardo da Vinci melukiskan bentuk ‘kendaraan di udara’tersebut dalam coretan gambarnya. Dengan mengamati

Page 111: Pengembangan Modul

110

gambar tersebut orang menjadi tahu seperti apa pesawatterbang yang ada dalam pikiran Leonardo da Vinci.

Kini di zaman dimana orang dituntut untuk ‘tahu’ lebihbanyak tentang segala sesuatu, orang berusahamengumpulkan informasi dan pengetahuan melaluiseluruh potensi inderawinya. Melalui membaca,mendengar, merasa dan mengamati manusia memperolehinformasi atau pengetahuan, dan nampaknya peran inderapenglihatan cukup menonjol dalam membantu manusiauntuk belajar.

Visualisasi memiliki peran yang penting dan menentukanbagi pencapaian tingkat keberhasilan proses belajar. Halini sudah dibuktikan oleh berbagai penelitian antara lainyang telah dilakukan oleh Wilbur Schramm, Dwyer, danPeoples.

Sementara itu, pada sebagian masyarakat tertentu adakebiasaan yang menunjukkan adanya kecenderunganuntuk lebih menyukai salah satu cara memperolehinformasi, misalnya mengamati saja, atau lebih sukamendengar. Masyarakat kita misalnya dinilai belummemiliki budaya baca yang tinggi, umumnya budayamendengar masih lebih menonjol.

Selain itu, pada anak-anak cenderung lebih mudahmemahami atau lebih suka mengamati gambar/visualisasidaripada memahami simbol huruf dan kata-kata. Padaawal perkembangannya anak-anak lebih mudahmemahami bahasa visual daripada bahasa verbal.

Oleh karena itulah maka penggunaan visualisasimerupakan hal penting dalam penyampaian pesan bagiorang yang sedang belajar dan berusaha mencapaipengetahuan. Penyampaian pesan, gagasan atau ide

Page 112: Pengembangan Modul

111

tertentu lewat visualisasi dapat memperjelas, memperlancarproses sehingga komunikasi berlangsung secara efektif danefisien. Salah satu bentuk visualisasi yang lazim digunakanialah ilustrasi dalam berbagai ragam bentuknya. Dalampembahasan selanjutnya pada modul ini akan difokuskanpada ilustrasi karena berkaitan dengan media pembelajaranyang digunakan adalah modul.

• Tugas• Cobalah adakan percobaan kecil-kecilan tentang peran

visual. Caranya tentukan tiga kelompok peserta diklatyang relatif homogen, kemudian berikanlah penjelasantentang sesuatu konsep yang sama dalam bentuktertulis. Masing-masing kelompok menerima uraianverbal (kata-kata) saja, kelompok kedua visual saja, dankelompok ketiga verbal dan visual. Bandingkanlahhasilnya!

• Tunjukkanlah kepada masing-masing kelompok pesertadiklat tersebut beberapa gambar yang mewakili pesantertentu dan mintalah penjelasan arti.

• Carilah informasi lebih lanjut tentang berbagai hasilpenelitian yang menunjukkan pentingnya peranvisualisasi dalam proses belajar.

• Tujuan Penggunaan IlustrasiBerikut ini secara berturut-turut akan diuraikan tentangalasan penggunaan ilustrasi dan fungsi ilustrasi. Setelahmempelajarinya Anda diharapkan akan dapatmenyebutkan berbagai tujuan penggunaan ilustrasi visualdalam modul atau bahan belajar.

• Alasan Penggunaan IlustrasiIlustrasi digunakan dalam modul agar pesan atau informasiyang disampaikan menjadi lebih jelas. Selain itu ilustrasimemberikan variasi pada modul atau bahan belajar

Page 113: Pengembangan Modul

112

sehingga menjadi lebih menarik dan mampu memotivasipembacanya, menjadi lebih komunikatif serta memudahkansiswa memahami pesan. Ilustrasi juga dapat membanturetensi, maksudnya memudahkan pembaca untukmengingat konsep atau gagasan yang disampaikan.

Ilustrasi dapat menghemat penyajian uraian, sebab denganilustrasi suatu konsep yang rumit dan luas yang biasanyamemerlukan uraian yang panjang lebar dapat disajikanhanya dalam satu gambar. Ilustrasi juga dapatmenampilkan sesuatu yang susah dijelaskan dengan kata-kata, misalnya deskripsi benda konkrit yang rumit dankonsep yang abstrak, konsep spasial, hubungan dangerakan antar bagian pada mesin, serta perbandinganbenda atau konsep, dan sebagainya.

• Fungsi IlustrasiDitinjau dari fungsinya, maka ilustrasi yang digunakandalam bahan belajar mempunyai empat fungsi sebagaiberikut.

a. Fungsi DeskriptifIlustrasi berfungsi deskriptif, yaitu menggantikanuraian. Seringkali untuk mendeskripsikan sesuatu secaraverbal dan naratif tersebut sangat tidak efisien karenamembutuhkan ruang atau halaman yang cukup banyakdan kurang efektif karena menyita perhatian pembacahanya pada bagian itu saja. Tidak jarang, deskripsi ver-bal dan naratif yang panjang dapat menimbulkan salahpersepsi dari pembaca. Ilustrasi dapat dimanfaatkanuntuk melukiskan sesuatu sehingga lebih cepat dan lebihmudah dipahami.

Namun perlu disadari bahwa tidak semua uraian ver-bal dan naratif dapat digantikan dengan ilustrasi. Pada

Page 114: Pengembangan Modul

113

uraian tentang konsep tertentu yang sangat abstrak sulitdibuat ilustrasinya. Ilustrasi terutama dapatmenunjukkan atau mendiskripsikan rupa atau wujuddari suatu benda secara konkrit sesuai aslinya, misalnyadengan foto atau lukisan. Contohnya untukmendiskripsikan rupa binatang (langka/telah punah)seperti panda, marmut, atau cendrawasih digunakanilustrasi gambar.

b. Fungsi EkspresifIlustrasi dapat memperlihatkan atau menyatakan suatuide, gagasan, maksud, perasaan, situasi, atau konsepyang abstrak. Sesuatu ide yang sangat abstrak dapatdiilustrasikan secara nyata, tepat dan mengena sehinggamudah ditafsirkan dan dipahami. Suasana hati, prosesemosi, dan mimik seseorang dapat diperlihatkan melaluiilustrasi. Contohnya ilustrasi untuk menggambarkanorang kesal, sedih atau kecewa dan sebaliknya.

Ilustrasi dapat pula digunakan untuk mendramatisirsesuatu. Peristiwa atau unsur yang sangat sederhanaatau kurang menarik dapat diekspresikan secara atraktifsehingga lebih menarik perhatian.

c. Fungsi Analisis atau StrukturalIlustrasi dapat menunjukkan rincian bagian demibagian dari suatu benda atau sistem atau pun prosessecara detil sehingga lebih mudah dipahami. Tahap-tahapan dalam suatu proses yang kompleks dapat lebihjelas diperlihatkan melalui ilustrasi misalnya berupabagan. Dengan ilustrasi dapat pula dijelaskan suatuelaborasi suatu konsep sehingga lebih jelas. Contohnyaadalah ilustrasi tentang rincian bagian-bagian dariparu-paru manusia yang memberikan rincian sampaidetil yang terkecil.

Page 115: Pengembangan Modul

114

d. Fungsi Kuantitatif.Ilustrasi dapat menunjukkan jumlah bilangan danmenjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabelangka dalam suatu hitungan. Konsep-konsep kualitatifdapat diperjelas dengan ilustrasi kuantitatif untukmemudahkan dipelajari serta diingat. Contoh fungsi ini adapada ilustrasi berupa grafik yang menunjukkan trendkenaikan nilai kurs mata uang pada periode waktu tertentu.

• Tugasa) Ambilah sebuah buku apa saja kemudian perhatikanlah

jenis ilustrasi apa saja yang digunakan untuk setiapbagiannya, kemudian buatlah daftarnya.

b) Periksalah setiap ilustrasi tersebut kemudian jelaskanfungsinya.

c) Tulislah dua naskah tentang hal yang sama denganproporsi antara teks dan ilustrasi yang berbedakemudian tentukan manakah yang terbaik (yang lebihmudah dipahami) menurut Anda.

• Macam-Macam IlustrasiSetelah mempelajari bagian ini Anda diharapkan akandapat menentukan jenis ilustrasi visual sesuai denganmateri yang disampaikan dalam modul atau bahan belajaryang ditulis.

Ilustrasi yang biasa dipergunakan dalam modul atau bahanbelajar antara lain daftar/tabel, diagram dan skema, grafik,foto, gambar dan sketsa, simbol dan kartun.

Sebenarnya ada banyak sekali jenis ilustrasi lainnya, namundalam modul ini hanya dibahas yang penting-pentingsebagaimana tersebut di atas. Masing-masing jenis ilustrasiakan diberikan batasannya dan contohnya.

Page 116: Pengembangan Modul

115

• DAFTAR/TABELDaftar atau tabeladalah catatab ringkasyang memuatinformasi mengenaisesuatu hal. Daftar/tabel tersebut disajikandengan huruf danangka-angka, kadang-kadang disertai tanda-tanda. Daftar hargakebutuhan pokok,daftar jadwal penerbangan, daftar nilai kurs mata uangdll. adalah merupakan contoh dari daftar.

• DIAGRAM DANSKEMADiagram adalahrincian mengenaisesuatu hal yangditampilkan secaravisual. Ada berbagaibentuk diagram yangbiasa digunakansebagai ilustrasi bahan belajar, seperti diagram alur,diagram pohon, dll. Adapula diagram kata yangdipergunakan untuk mendiskripsikan atau merincisesuatu. Sedangkan skema adalah suatu gambarankasar dan sederhana tentang suatu rangkaian obyek.Melalui skema obyek atau sesuatu yang rumit dalamkenyataannya bisa digambarkan secara sederhanasehingga lebih mudah untuk dipahami. Untukmenerangkan suatu rangkaian peralatan yangmenggunakan mesin misalnya, maka dibuat skematentang peralatan tersebut. Skema sering digunakandalam mata pelajaran IPA.

(1) (2) (3)

Judul/nomormodul

Kompetensidasar/TujuanpembelajaranUmum

Indikator/tujuanpembelajarankhusus

.... .... ....

.... .... ....

.... .... ....

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

1st Qtr 2nd Qtr 3rd Qtr 4th Qtr

SDSMPSMA

Page 117: Pengembangan Modul

116

0102030405060708090

100

1st Qtr 2nd Qtr 3rd Qtr 4th Qtr

SDSMPSMA

• GRAFIKGrafik adalah suatuinformasi yangdisajikan dalambentuk gambarsederhana yangmenggunakan titik-titik, garis ataubentuk, dan kadang-kadang dilengkapi pula dengan lambang-lambang.Grafik berfungsi untuk menyajikan data kuantitatif,menerangkan perkembangan atau perbandingan suatuobyek atau peristiwa yang saling berhubungan secararingkas jelas dan teliti. Ada beberapa macam grafik,antara lain grafik garis, grafik batang, grafik gambarsederhana dll. Grafik ini seringkali digunakan dalambahan belajar, karena sangat cocok untuk menunjukkantrend (arah perkembangan), fluktuasi, atauperbandingan antar kuantitas.

• FOTOFoto adalah gambarhasil rekaman kameratentang sesuatuobyek benda.Gambaran visualtentang obyek dalamfoto lebih otentikdibanding jenisgambar yang lain.Foto merupakanilustrasi yang baik untuk bahan ajar, terutama untukmenunjukkan realita dan wujud suatu obyek misalnyatumbuhan, binatang dan benda lainnya. Meskipundemikian masih diperlukan kehati-hatian dalampenggunaannya.

Page 118: Pengembangan Modul

117

• GAMBAR DAN SKETSAGambar adalah suatuvisualisasi obyekyang dituangkandalam medium duadimensi (kertas ataukanvas, dll.) Adaberbagai jenis gambarmulai dari yang pal-ing realistis danotentik sampaidengan yang paling sederhana. Gambar yang baikbersifat otentik, sederhana, artistik, ukurannya tepat danmengandung gerak atau perbuatan.

Sketsa adalah gambar yang menggunakan garis-garissederhana untuk menggambarkan bagian-bagian pokokatau obyek tanpa diserta detil. Meskipun sangatsederhana sketsa tetap dapat dipergunakan untukmemperjelas informasi dan menghindari verbalisme,serta dapat menarik perhatian.

• SIMBOLSimbol adalah bentuksajian grafis yangmenonjolkan ide, ataukonsep tertentu. Simboldiciptakan untukmewakili suatu pesanagar dapat ditangkapdan dimengerti secaracepat dan tepat. Simbolyang baik dapat dengan tepat dimengerti oleh audienmeskipun tanpa disertai deskripsi verbal. Pada umumnyasetiap bidang ilmu mempunyai simbol-simbol khas yangtelah disepakati oleh para ahli bidang tersebut.

Page 119: Pengembangan Modul

118

Selain itu ada pula simbol-simbol khusus untuk bahanbelajar. Simbol-simbol tersebut diciptakan dandigunakan untuk membantu proses belajar.

• KARTUNKartun adalah gambarinterpretatif yang simbolismengenai sikap orang,situasi, atau kejadiantertentu. Kartunmempunyai ciri-ciri; bersifathumor, menonjolkankarakter yang mudahdikenal dan dimengerti,menonjolkan isi pesan,atraktif dan mengabaikandetil atau sederhana. Kartundapat menyampaikan pesan secara ringkas dan cepat,mampu menarik perhatian dan mempengaruhi sikapatau perilaku. Kartun yang baik dan mengena akanberkesan dalam ingatan dalam jangka waktu yang lama.

Page 120: Pengembangan Modul

119

• Menentukan IlustrasiSetelah Anda mengenal berbagai jenis ilustrasi yang dapatdigunakan dalam menulis modul atau bahan belajar makaAnda harus menentukan kebutuhan ilustrasi dalam modulyang Anda tulis. Berbagai pertanyaan yang perlu Andajawab adalah; Ilustrasi apa cocok untuk uraian yang mana?Berapa banyak ilustrasi diperlukan? Bagaimana denganukuran dan penempatannya? Dari mana diperoleh? Danmasih banyak pertanyaan teknis lainnya yang berkaitandengan pemilihan ilustrasi.

Dasar pertimbangan utama dalam menentukan ilustrasiadalah kembali kepada fugsinya, terutama untukmemperjelas pesan.

• Tugas• Tulislah dua naskah tentang hal yang sama dengan

proporsi antara teks dan ilustrasi yang berbedakemudian tentukan manakah yang terbaik menurutAnda.

• Ilustrasi jenis apa (sebutkan 2 saja) yang paling seringdigunakan oleh penulis?

Page 121: Pengembangan Modul

120

• Langkah-Langkah Perancangan PenggunaanIlustrasiSetelah mempelajari bagian ini Anda diharapkan akandapat menerapkan langkah-langkah perancangan danpenggunaan ilustrasi visual dalam modul atau bahanbelajar.

Sebelum melakukan langkah-langkah perancangan ilustrasiperlu Anda ketahui terlebih dahulu tentang cara-caramemperoleh ilustrasi.

• Cara Memperoleh Ilustrasia. Mengambil (adopsi). Mengambil atau mengadopsi

adalah cara paling praktis dalam memperolehilustrasi. Caranya dengan mengambil ilustrasi yangtelah ada atau milik orang lain untuk bahan belajaryang kita tulis. Pengambilan ini dapat dilakukandengan cara mengkopi atau cara lain, dengan ijindan tanpa ijin tergantung kepada status hakciptanya.

b. Mengadaptasi (adapt) atau Modifikasi. Caranyadengan mengambil ilustrasi orang lain disesuaikandengan kebutuhan kita. Penyesuaian tersebutditempuh dengan cara merubah, menambah ataumengurangi unsur-unsurnya.

c. Membuat ilustrasi diperoleh dari hasil membuat,mengadakan sendiri atau dengan bantuan ilustrator.Langkah perancangan ilustrasi apa pun cara yangAnda tempuh untuk memperoleh ilustrasi bahanbelajar Anda hendaknya menempuh langkah-langkah sistematis sebagai berikut. Pada dasarnyaperancangan ilustrasi dalam penulisan bahan belajardimulai dengan tahap identifikasi kebutuhanilustrasi, kemudian tahap disain dan pengembangandan terakhir tahap penyuntingan.

Page 122: Pengembangan Modul

121

• Identifikasi1. Pemilihan pesan. Anda harus menentukan bagian-

bagian penyajian bahan belajar yang membutuhkanilustrasi. Pesan-pesan pokok yang memerlukanilustrasi dan akan diilustrasikan ditulis. Berikanlahnomor sehingga Anda mengetahui jumlah ilustrasiyang dibutuhkan.

2. Penentuan jenis. Anda harus menentukan jenis-jenisilustrasi yang dibutuhkan pada setiap bagian yangtelah Anda tentukan pada langkah pertama,misalnya ilustrasi nomor 1 adalah tabel, nomor 2grafik dan seterusnya.

3. Penentuan penempatan. Selanjutnya Andamenentukan letak ilustrasi dalam bagian uraianbahan belajar, misalnya ilustrasi nomor 1ditempatkan pada uraian pada halaman 2, ilustrasinomor 2 halaman 8, ilustrasi 3 halaman 12, danseterusnya.

4. Penentuan ukuran. Langkah selanjutnya Andamenentukan ukuran untuk masing-masing ilustrasi.Ukuran dapat dinyatakan dengan ukuran halamanmisalnya 1 halaman, setengah halaman atauseperempat halaman dan seterusnya, atau dapatpula dengan ukuran kolom, ukuran sentimeter (cm),skala perbandingan dan sebagainya.

5. Penentuan sumber. Anda harus menentukansumber ilustrasi Anda misalnya ilustrasi nomorsekian dibuat sendiri, dan ilustrasi nomor sekiandibuat oleh ilustrator, sedangkan ilustrasi nomorsekian diambil dari sumber pustaka yaitu Buku Adan seterusnya.

6. Perancangan keterangan. Akhirnya masih padatahap identifikasi ini Anda harus menentukan setiapketerangan, kata-kata atau kalimat yang diperlukanpada setiap ilustrasi.

Page 123: Pengembangan Modul

122

• Disain dan Pengembangan7. Pembuatan ilustrasi. Anda atau ilustrator

mewujudkan ilustrasi sesuai dengan hasil identifikasiyang telah dilakukan. Pembuatan ilustrasi ini harussesuai dengan isi pesan dan sesuai dengan daftaryang telah dibuat.

8. Pemilihan dan seleksi. Dalam hal ilustrasi diperolehdari sumber lain, maka Anda harus memilih danmenyeleksi ilustrasi tersebut sesuai dengankebutuhan. Anda harus melihat satu-persatu secaracermat jangan lupa membubuhkan sumbernyabilamana diperlukan.

9. Modifikasi. Selanjutnya apabila diperlukan Andamembuat berbagai penyesuaian atas ilustrasi yangterpilih agar sesuai dengan isi pesan yang akanAnda sampaikan.

10. Pemberian keterangan. Langkah berikutnya adalahmembubuhkan keterangan (kata-kata atau kalimatyang berfungsi memperjelas) pada setiap ilustrasi

11. Penyusunan tata letak. Anda sebagai penulisdiminta memberikan saran bagi perancang tata letakperwajahan tentang penempatan ilustrasi yangsebaik-baiknya. Apabila ada pesan-pesan khusustentang penempatan ini sebaiknya Anda berikan.

• Pengembangan12. Penilaian. Sebagai penulis Anda sebaiknya menilai

ketepatan ilustrasi dengan isi pesan. Kegiatan iniAnda lakukan setelah semua ilustrasi ditempatkansebagai bagian dari penyajian suatu bahan belajaratau modul.

13. Revisi. Akhirnya Anda harus memperbaiki danmerevisi kesalahan-kesalahan atau kekurangan yangada pada ilustrasi.

Page 124: Pengembangan Modul

123

• Penentuan Keterangan (caption) dalam IlustrasiYang dimaksud dengan keterangan atau “caption” disini adalah judul, nama, penomoran, dan teks tambahansebagai bahan tak terpisahkan dari ilustrasi yangberfungsi memperjelas atau melengkapi ilustrasi.Lazimnya suatu ilustrasi diberi judul atau nama sertapenomoran yang sistematis. Nama atau judul inibiasanya diberikan menurut jenis ilustrasinya.Kemudian diikuti nomor yang diberikan secaraberurutan misalnya Gambar 1. Badak Sumatra. Tabel1.1. Trend Kenaikan Kurs Dolar. Sketsa 2. Metamorfosa,dsb. Penempatan judul dan nomor tersebut ada yangdi atas, di bawah, atau di samping ilustrasi, demikianpula penempatan teks keterangan.

• Evaluasi IlustrasiEvaluasi ilustrasi pada dasrnya berkaitan dengan aspek-aspek pokok yaitu kesesuaian dengan kebutuhan, isipesan atau informasi, kejelasannya, kemenarikannyadan kemanfaatannya. Jadi penilaian ilustrasi modullebih didasarkan pada fungsinya daripada baikburuknya ilustrasi dari segi artistiknya.

Berikut ini pedoman yang dapat Anda gunakan untukmenilai penggunaan ilustrsai pada modul yang Andatulis sendiri. Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini Anda akan bisa mengetahuiseberapa banyak usaha yang telah dilakukan untukmemanfaatkan ilustrasi. Tentu saja pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat Anda modifikasi untukdipertanyakan kepada orang lain apabila Anda inginmenilainya.1. Apakah Anda membuat ilustrasi sendiri? Bila ya,

apakah Anda merasa berhasil?2. Apakah Anda telahberusaha maksimal untuk

mencari dan menemukan ilustrasi yang sesuai?

Page 125: Pengembangan Modul

124

3. Apakah Anda telah menggunakan ilustrasiberangkaian atau berkaitan satu sama lain?

4. Secara umum tujuan apakah yang hendak Andacapai dengan ilustrasi yang Anda gunakan?

5. Apakah Anda memodifikasi ilustrasi sehingga sesuaidengan kebutuhan pembaca?

6. Apakah setiap ilustrasi yang Anda gunakan telahAnda anggap jelas bagi siswa?

7. Apakah Anda telah menyederhanakan ilustrasi yangkompleks sehingga nampak jelas fokusnya?

8. Apakah hal-hal yang detil jelas terlihat dalamilustrasi yang Anda gunakan?

9. Apakah Anda telah menggunakan petunjuk atautanda khusu (pointers) untuk menarik perhatiansiswa?

10. Apakah Anda telah membubuhkan keterangan atau“caption” pada setiap ilustrasi? Apakah Andamemberikan penomoran?

11. Apakah Anda menggunakan kata-kata secaraselektif?

12. Apakah Anda mengujicobakan ilustrasi tersebut?Kepada siapa saja?

13. Apakah Anda merevisi ilustrasi? Atas dasar aparevisi tersebut dilakukan?

14. Apakah Anda menggunakan ilustrasi dari sumberpustaka? Khusus ilustrasi yang dilindungi hak ciptaapakah Anda meminta ijin? Anda mencantumkansumbernya?

15. Apakah dalam uraian materi Anda secara eksplisitada yang mengacu kepada ilsutasi?

16. Apakah Anda memperhatikan konsistensipenempatan da penomoran ilustrasi maupunketerangan?

Page 126: Pengembangan Modul

125

• TugasJelaskanlah secara singkat dengan kalimat Anda sendirilangkah-langkah mengadakan ilustrasi dari sumberpustaka!

Page 127: Pengembangan Modul

126

Kegiatan Belajar 2

BBBBBAHASAHASAHASAHASAHASA MODULA MODULA MODULA MODULA MODUL

TujuanSetelah Anda mempelajari Kegiatan 2 ini diharapkan dapatmenerapkan penggunaan bahasa yang komunikatif dalammenulis modul diklat.

Uraian• Gaya Bahasa Percakapan

Aspek ketiga dari keterbacaan sebuah modul adalahpenggunaan bahasa. Ada tiga topik penting yang akan diulas. Topik pertama diuraikan adalah penggunaan bahasapercakapan pada modul. Topik kedua tentang penggunaantata bahasa secara sederhana. Sedang topik ketiga adalahmengenai penyusunan paragraf.

Setelah mempelajari topik pertama, Anda diharapkan akanmampu menggunakan kata ganti orang, menggugah rasaingin tahu, menggunakan kalimat retorik memberi selinganhumor dengan gaya bahasa percakapan pada modul. Topikini cukup singkat sehingga dalam waktu 50 menit sajasudah dapat Anda selesaikan. Mau mencoba? Silahkan ikutidengan cermat.

Jangan lupa mengerjakan tugas yangdisediakan untuk Anda.

Gaya bahasa percakapan artinya, gaya bahasa yangdipergunakan dalam menulis modul seperti gaya seseorangsedang bercakap-cakap dengan orang lain yang belum

1234567890123456789012345678901212345678901234567123456789012345678901234567890121234567890123456712345678901234567890123456789012123456789012345671234567890123456789012345678901212345678901234567

Page 128: Pengembangan Modul

127

saling mengenal dengan baik. Anda seakan-akanberhadapan dengan pembaca modul pada saat Andamenulis bahan sajian. Cara ini akan menimbulkan suasanaakrab, dan terkesan tidak formal. Gaya percakapan bahasaini tidak akan Anda temui pada buku-buku teks. Pada bukuteks tersebut bahan yang disampaikan bersifat searah. Tidakada kesempatan bagi pembaca untuk saling berkomunikasi.Tidak terjadi komunikasi dua arah.

Misalkan Anda sedang mempelajari diktat sejarah. Isinyakebanyakan menguraikan berbagai peristiwa sejarah secaraberurutan tanpa ada kesempatan bagi pembaca untukberpikir sejenak pun. Buku diktat demikian akan sangatmembosankan, tidak akrab dengan pembaca. Alangkahbaiknya bila sekali-kali ada kalimat seperti ini: “Bagaimana,Anda merasa tercekam mengikuti peristiwa itu?” Hanyadengan kalimat pendek tersebut pembaca sudah merasadiajak serta mengikuti peristiwa yang dimaksud. Pembacamerasa disentuh rasa partisipasinya dan menjadi ikut aktif.Penulis menggunakan kalimat tanya yang perlu dijawaboleh pembaca walaupun jawaban itu hanya dalam hatinya.Dalam hal demikian penulis telah menggunakan sedikitbahasa percakapan.

Gaya bahasa percakapan ini tidak mengurangi keseriusanAnda menulis modul. Pada waktu Anda bercakap-cakapdengan orang lain, seringkali menggunakan kata “kamu”,“engkau”, “anda”, “aku”, “saya”, “dia”, “mereka”,“kami”, “kita”. Kata-kata tersebut disebut kata ganti or-ang. Dalam menulis modul pun disarankan sering-seringmenggunakan kata ganti orang. Penggunaan kata-katatersebut terkesan akrab, bersahabat, mendekatkan penulismodul dengan pembacanya. Penulis modul dapatmenggunakan kata ganti orang pertama (aku atau saya),sedangkan untuk pembacanya dipergunakan kata gantiorang kedua (kamu, engkau, Anda atau saudara).

Page 129: Pengembangan Modul

128

Contoh:Pada kegiatan belajar 1 telah kamu pelajari perubahan kekuasaanyang terjadi. Perang salib telah berakhir...... dan seterusnya.

Anda sebagai pendidik tentu sudah biasa bercakap-cakapdengan siswa di depan kelas. Nah, dalam menulis modulsuasana seperti itu juga yang perlu Anda terapkan. Pernahmenggunakan komputer? Bahasa yang dipakai untukmemberi petunjuk-petunjuk adalah bahasa percakapan.Anda seakan-akan diajak bercakap-cakap dengan pembuatprogramnya. Luwes sekali. Tidak membosankan. Bagi yangsudah jatuh cinta pada komputer, bisa berjam-jam“berdialog” di depan layar monitor. Malah banyak sekalisimbol-simbol yang mudah dipahami penggunaannya.Kalau modul yang Anda tulis seperti itu, tentu pembacaakan mencintai modul itu.

Ada lagi satu aspek yang menyebabkan siswa Anda terpikatdengan bahan pelajaran yang Anda tuangkan dalammodul, yaitu “rasa ingin tahu”. Seperti kalau kitamenonton film detektif, kita benar-benar diarahkan untukselalu ingin tahu adegan apa kiranya yang akan terjadiberikutnya. Dalam benak kita selalu ada tanda tanya:“Bagaimana sih selanjutnya?” Dengan demikian penontonakan terpikat oleh adegan yang memikat itu. Begitu pulahalnya bila Anda menulis modul. Menggugah rasa ingintahu (curiosity) pembaca perlu dibangun dalam tulisan.Ini juga bisa diutarakan melalui bahasa percakapan.

Contoh:“.... Begitulah kisah suami istri yang malang itu terjadi. Kisahmereka akan terus berlanjut. Bila Anda ingin tahu, janganmelepas modul ini dulu. Ikuti terus....”

Gaya bahasa percakapan yang dituangkan dalam bahasatertulis dapat menggunakan kalimat tanya retorik. Kalimat

Page 130: Pengembangan Modul

129

tanya ini tidak perlu dijawab langsung setelah diungkapkanoleh penanya. Bila Anda menggunakan kalimat retorik,Anda bertanya kepada pembaca. Tetapi, sebelum diamenjawab Anda sendiri langsung memberikanjawabannya. Fungsinya hanya sebagai pemicu (trigger)daya persepsi pembaca mengenai jawaban atas pertanyaanitu. Bila persepsinya benar, maka pembaca akan merasabangga bahwa apa yang ia tapsirkan sebagai jawabannyaternyata tepat. Rasa bangga itu akan selalu teringat olehnya,sehingga dia terdorong untuk lebih percaya diri padakemampuannya. Sebaliknya, bila persepsinya salah, diajuga akan selalu ingat akan kesalahan serta perbaikan ataskesalahan itu.

Contoh:Pertanyaan retorik: “Bukankah peristiwa kematian keduaorangtuanya sangat memukulnya?”

Baru saja pertanyaan itu selesai dibaca dalam hati pembaca,lalu Anda menjawabnya sendiri dengan menulis:“Memang demikianlah. Takdir telah menjemput merekabegitu mendadak.”Jadi pertanyaan yang Anda lontarkan itu Anda jawabsendiri. Pada saat pertanyaan itu dibaca oleh pembacaAnda, dalam benaknya telah tergambar suatu jawaban.Pada saat pembaca Anda memikirkan apa kira-kirajawabannya, tahu-tahu jawaban itu sudah Andaungkapkan. Jadi, pertanyaan Anda berfungsi sebagaipelatuk/pemicu, pemancing antisipasi gambaran pembaca.

Namun perlu diingat jangan setiap paragraf memuat satupertanyaan menarik. Jangan terlalu sering membuatpertanyaan retorik. Nanti latah, malah membosankan.Cukup sekedar memberi stimulasi kepada pembaca. Andabisa menempatkan pertanyaan retorik itu di bagian “manasaja” dari uraian bahan pelajaran; boleh bagian awal,

Page 131: Pengembangan Modul

130

tengah, atau akhir uraian. Adakalanya pertanyaan retoriktersebut Anda letakkan pada permulaan paragraf padaawal suatu uraian, lau jawabannya baru ditemukan padaparagraf berikutnya.

Coba Anda rubah pertanyaan berikut ke dalam bentukyang mengandung pertanyaan retorik.

“Agar Anda dapat membedakan kalimat tunggaldengan kalimat majemuk, perlu dicari terlebih dahuluinduk kalimatnya. Sesudah ditemukan, lalu cari manaanak kalimatnya.”

Bagaimana? Bisa merubahnya? Kalau belum, berikut inisaya berikan perubahannya.

“Bagaimana cara membedakan kalimat tunggaldengan kalimat majemuk? Pertama-tama, kenaliterlebih dahulu induk kalimatnya. Kemudian, carianak kalimatnya.”

Jelas ya? Kalimat retorik akan memberi suasana lebih akrab,merangsang daya pikir untuk mencari jawaban. Begitulahsalah satu cara menulis dengan gaya bahasa percakapan.

Dalam bercakap-cakap kadang-kadang seseorang nyeletukdengan gaya bahasa yang cukup membuat orangtersenyum. Lucu. Dalam menulis modul pun Anda bisamelakukannya. Buatlah selingan dengan bahasa yang “ger-ger-sang”. Segar dan merangsang. Siswa Anda juga bisatersenyum simpul bila sangat lucu.....bisa juga membuatmereka lebih gerrr!!

Page 132: Pengembangan Modul

131

Misalkan Anda menulis begini:

Air yang sehat, tidak berwarna dan tidak berbau.Betul? Belum tentu. Hukum itu sudah tidak berlakusekarang. Kemarin saya membeli minuman dalamkaleng berwarna merah, baunya menyengat. Enaksekali. Badan saya tetap sehat.

Selingan bahasa yang lucu tercetus dari karakter penulisyang humoris juga. Banyak orang mengatakan soal bakat.Tetapi, dengan latihan yang sering penulis yang tidakberbakat pun mampu melakukannya. Termasuk Andasendiri.

Cara terbaik untuk lebih dekat dengan pembaca dalammenulis modul ialah modul Anda harus bersahabat, tidakterkesan menggurui dan tidak formal. Namun itu tidakberarti Anda boleh mengurangi bobot atau kualitas bahanyang disajikan. Penyajiannya hendaknya menggunakanbahasa percakapan.

• Kata ganti orang seperti “aku”, “saya”, “kamu”,“anda”, “engkau”, “mereka”, “dia” sangat baikdigunakan untuk membangun suasana bersahabat.

• Penulisan dengan gaya bahasa percakapanmengesankan seolah-olah Anda berhadapan langsungdengan pembaca.

• Dengan menggugah rasa ingin tahu pembaca, modulyang ditulis akan memikat, sehingga pembaca menjaditerpikat. Bahasa percakapan yang Anda gunakanlangsung menyentuh “sudut kemanusiaan”pembacanya.

Page 133: Pengembangan Modul

132

• Bahasa percakapan dapat dituangkan denganmenggunakan kalimat tanya retorik.

• Kalimat-kalimat lucu yang berkaitan langsung denganbahan pelajaran dapat berfungsi memudahkanmengingat materi pelajaran dan sekaligus sebagaiselingan.

• T U G A S• Petunjuk mengerjakan:

Berikut ini adalah bagian dari uraian bahan pelajaranpada modul. Panjang uraiannya kurang dari satuparagraf. Ubahlah uraian tersebut denganmencantumkan sebuah kalimat retorik di dalamnya dangunakan kata ganti orang tertentu pada kalimat ketiga.1. Ada tujuh unsur penting penyebab seorang remaja

terlibat dalam narkotika. Ketujuh-tujuhnya meliputi,1) Keretakan dalam rumah tangga, 2) Paksaan, 3)Coba-coba, 4) Stres, 5) Pelarian, 6) Penonjolan hargadiri, dan, 7) Pergaulan. Bila keluarga kurangwaspada, ada kemungkinan anggotanya akanterjerumus.

2. Ada lima faktor yang sangat berkaitan erat denganpenulisan modul menggunakan bahasa percakapan.Coba kenali, dan tulis semuanya.

• Penerapan Tata Bahasa Secara SederhanaDua bagian berikut, akan diuraikan tentangpenggunaan tata bahasa dalam modul. Tata bahasatidak disajikan secara ilmiah seperti menentukan subjek,predikat, imbuhan, awalan ber- per- dan seterusnya.Kegiatan ini akan menerapkan ilmu-ilmu bahasasederhana saja.

Mula-mula akan diuraikan penggunaan strukturkalimat, kemudian dituntun bagaimana cara

Page 134: Pengembangan Modul

133

menggunakan kalimat sederhana, memilih kata-katasampai mengenai fungsi tanda-tanda baca yang seringdigunakan pada waktu menulis modul. Semua masalahitu disajikan kepada Anda selaku peserta pelatihan.Mengapa? Agar nanti, setelah mempelajari ataumemahami isi modul ini, Anda mampu menulis moduldengan menerapkan tata bahasa secara sederhana.

Anda bacalah dengan teliti dan cermat setiap topikpada uraian kegiatannya. Paling lama akan dapatdiselesaikan dalam waktu, yaaa, katakanlah 40 menit.Pasti mampu, kan?

• Penggunaan Stuktur KalimatMendengar frase “struktur kalimat” Anda pastimembayangkan subjek, predikat, objek danketerangan. Untuk menulis modul hilangkan bayangantersebut untuk sementara. Cukup diingat bahwa modulperlu ditulis dengan kalimat sederhana. Pakailah kalimattunggal; tidak beranak, tidak bercucu. Pendek-pendeksaja. Makin panjang sebuah kalimat makin sukarmemahami isinya. Pernah membaca buku GBHN?Banyak sekali ditulis dengan kalimat yan panjang-panjang. Barangkali karena bahasa yang dipergunakandi sana adalah bahasa hukum, bukan bahasa modul.Pembaca menjadi teler alias pusing memahaminya.

Coba baca ini:Dalam rangka makin memeratakan pembangunan keseluruh wilayah Indonesia, maka perlu dilanjutkandan ditingkatkan pembangunan daerah danpembangunan pedesaan yang lebih diarahkan kepadaperluasan kesempatan kerja, pembinaan danpengembangan lingkungan pemukiman pedesaan

Page 135: Pengembangan Modul

134

dan perkotaan yang sehat serta peningkatankemampuan penduduk untuk memanfaatkan sumber-sumber kekayaan alam dan menanggulangi alam danmenaggulangi masalah-masalah yang mendesak.(GBHN Tap. MPR-RI No.IV/MPR/1978)

Kalau kalimat itu dijadikan kalimat dalam bahasamodul, perlu dipotong-potong menjadi beberapakalimat tunggal. Untuk memotongnya perhatikan katahubung atau koma yang terdapat pada kalimat tersebut.Barangkali bisa dipotong pada “dan”, “yang”, “serta”atau anak kalimat dipisah dengan induknya.Disederhanakan, tetapi tanpa mengurangi maknanya.Kalimat yang panjang itu dipadati oleh setumpuk pokokpikiran (ide). Menulis dengan kalimat pendek cukupdiisi dengan satu gagasan saja.

Contoh:Darah beredar ke seluruh tubuh. Darah bersih di pompaoleh jantung, sedangkan yang kotor dikembalikan lagi kejantung.Begitu terus sepanjang hayat. Bila darah berhenti mengalir,kehidupan berakhir, mati.

Kalimat-kalimat yang pendek itu memberi tekananpada satu ide yang sangat dominan. Kata “Mati”misalnya, memberi kesan peristiwa yang terjadi sangatmendadak. Hanya terjadi sekejap saja. Jadi kata “Mati”disitu sejalan dengan peristiwa kematian sendiri yangsering datang mendadak.

Uraian diatas bukan berarti melarang Andamenggunakan kalimat-kalimat panjang. Dalam kontekstertentu kalimat “agak” panjang terkadang diperlukan.Kalimat panjang yang terletak di tengah-tengah sebuahparagraf lebih mudah dicerna daripada di awal

Page 136: Pengembangan Modul

135

paragraf. Kalimat terpanjang yang dapat digunakantidak lebih dari 50 kata.

Kalimat yang baik adalah kalimat yang dirakit secaralogis dan teratur. Susunan kalimat yang teraturmencerminkan pikiran dan cara berpikir penyusunkalimat itu teratur pula.

Coba perbaiki kesalahan struktur kalimat berikut ini.- Di Jakarta akan mengadakan pameran pembangunan.- Pada bacaan anak-anak harus memberikan teladan yang

baik.

Perbaikan yang dianjurkan adalah,- Jakarta akan mengadakan pameran pembangunan.- Bacaan anak-anak harus memberikan teladan yang baik.

Singkatnya, sebuah kalimat hendaklah berisikan suatugagasan atau ide. Agar gagasan atau ide dalam sebuahkalimat mudah dipahami pembaca, fungsi bagiankalimat yang meliputi subjek, predikat, objek danketerangan harus tampak dengan jelas (eksplisit).

Ada masalah lain mengenai struktur kalimat yaitupenggunaan kalimat negatif.

Coba baca kedua kalimat berikut.- Kalau lampu tidak hijau, jangan menyeberang, kecuali

bila tidak banyak kendaraan lewat.- Bukannya tidak mungkin bahwa dia tidak menerima

surat undangan itu.

Kedua kalimat negatif tersebut lebih sukar dipahamidibandingkan dengan kalimat positifnya berikut ini,- Menyeberanglah pada waktu lampu hijau menyala.- Mungkin dia tidak menerima surat undangan itu.

Page 137: Pengembangan Modul

136

Dari contoh kedua kalimat negatif diatas Andahendaknya mengusahakan untuk menggunakankalimat positif lebih banyak dalam penulisan modul.Kalimat negatif, apalagi bentuk negatifrangkap,cenderung sulit dipahami. Pembacamembutuhkan waktu tambahan untuk mengira-ngiraapa maksud yang dikandung kalimat tersebut.

Masih ada satu hal lagi yang perlu kita bicarakan dalammenerapkan bahasa yang sederhana terutamamenyangkut struktur kalimat. Kita kenal dengan tipekalimat tak lengkap. Ketidak-lengkapannya mungkindisebabkan kalimat tersebut tidak berpredikat,kekurangan kata hubung seperti jika, apabila, setelah,sesudah, ketika, karena dan seterusnya.

Perhatikan contoh berikut,- Bandar udara Soekarno-Hatta yang dibangun- Membaca surat Anda, saya terkejut

Kalimat pertama merupakan tipe kalimat takberpredikat. Mengapa? Penulisnya lupa, padahal katayang dicantumkan disitu mengharuskan hadirnyasebuah predikat. Kata yang pada kalimat tersebut harusdiikuti predikat. Misalnya, Bandar udara Soekarno-Hattayang dibangun dengan menggunakan teknik cakar ayam.Pada kalimat kedua, seakan-akan sudah dianggapbenar. Padahal kalau diubah menjadi: Setelah membacasurat Anda, saya terkejut, kalimat itu menjadi lengkap.

Uraian diatas memberi peringatan kepada Anda untukmenggunakan struktur kalimat yang benar dalammenulis modul.

Page 138: Pengembangan Modul

137

• Penggunaan kalimat sederhanaJika Anda seorang guru Bahasa Indonesia, tentu Andamengerti apa yang dimaksud dengan kalimatsederhana. Kalimat sederhana merupakan aturan ataupaparan yang paling dasar. Kalimat sederhana adalahdasar dari semua macam ragam kalimat yang lain.Secara alamiah kita telah dilatih sejak kecilmenggunakannya. Tiap kali kita berbicara, kalimatsederhanalah yang seringkali kita ucapkan. Dan tiapkali kita mendengar orang berbicara, jenis kalimat itujuga yang sampai ke telinga kita. Oleh karena itu kalimatsederhana paling populer dipergunakan dalamkehidupan sehari-hari. Paling banyak dipahami dandisenangi orang.

Contoh kalimat sederhana,- Mata saya mengantuk- Malam sudah larut- Udara mulai terasa dingin

Jadi sebuah kalimat sederhana itu memang sederhana,baik bentuk maupun isinya. Dari segi bentuk, unsurkata-katanya tidak banyak. Sedangkan dari segi isinya,ia hanya memberikan satu informasi, satu gagasan atauide. Hal itu sudah sering kita singgung pada uraianterdahulu. Oleh sebab itu, memahaminya sangat mudahdan bentuk ini lebih disenangi oleh pembaca.Dianjurkan agar Anda lebih sering menampilkankalimat sederhana dalam modul yang Anda tulis.

• Pemilihan kata-kataBerbagai ragam kata dapat Anda pilih untuk menyusunsuatu kalimat. Secara umum, disarankan menghindaripemilihan kata yang bermakna luas (umum), abstrakatau kabur. Sebab kata-kata demikian seringmenimbulkan berbagai interpretasi.

Page 139: Pengembangan Modul

138

Contoh:Sudah lama disadari bahwa model demikian sudah tidakcocok. Pemilihan kata “disadari” terkesan bermakna luas.Siapa yang menyadari? Masyarakat? Tidak jelas. Subjeknyatidak jelas.

Sebuah kata dasar kadangkala mendapat imbuhan:Awalan, sisipan atau akhiran. Anda jangan sampaimenghilangkan awalan ber pada kata yang dicetak tebalberikut ini.- Sampai jumpa lagi di Ibukota tercinta- Ketika saya datang, mereka sudah kumpul di rumah- Silakan saudara bicara terus terang

Ketiga kalimat tersebut hanya sekedar contoh agar Andamemilih kata yang benar untuk menyusun kalimat.

Sebuah modul akan sulit dipahami apabila Andamemilih kata-kata dan istilah yang tidak umumdipergunakan seperti kata-kata asing serta istilah teknis.Bila Anda terpaksa menggunakannya, sebaiknya diberipenjelasan artinya. Mungkin juga Anda keliru memilihkata yang umum dipakai oleh masyarakat, padahalkata itu salah. Misalnya kata kita dalam kalimat: “Kitasetuju saja pada usulmu itu.” Yang dimaksud kita disiniadalah saya atau aku atau kami.

Penggunaan struktur kalimat dan pemilihan kata yangtepat untuk ditempatkan pada waktu menyusunkalimat, sangat membantu mempermudah memahamiisi pelajaran pada modul yang Anda tulis.

• Penggunaan Tanda BacaPenggunaan tanda baca yang tepat sesuai kaidahbahasa seringkali dikesampingkan. Padahal, tanda-tanda baca seperti koma, titik koma, tanda kutip, tanda

Page 140: Pengembangan Modul

139

tanya, tanda seru dan lain-lain, mengandung maknatertentu bila dipergunakan dalam kalimat.

Tanda baca yang Anda gunakan membantumemudahkan siswa menangkap makna (meaning)kalimat bersangkutan. Anda mungkin sudahmengetahui kapan tanda baca tersebut digunakan.Hanya, kadang-kadang karena curahan pikiran Andabegitu lancar, tanda-tanda itu terlupakan.

Berikut ini beberapa persyaratan penggunaan tandabaca yang sederhana.- KOMA, memberi peluang kepada pembaca untuk

beristirahat sejenak.- Bila hendak memberi komentar tambahan yang agak

menyimpang dari topik, gunakan tanda KURUNGBUKA dan KURUNG TUTUP. Cara lainnya denganmenggunakan, GARIS HUBUNG PANJANG(DASH).

- TITIK KOMA, menghubungkan dua kalimat setara;memberi peluang istirahat lebih lama daripadaKOMA, tetapi lebih singkat daripada TITIK.

- Untuk memberi penekanan atau perhatian, beritanda GARIS BAWAH atau dengan hurufKAPITAL. Kadang-kadang digunakan juga CETAKTEBAL (BOLD).

- Kalau menyuruh seseorang, beri TANDA SERUpada akhir kalimat.

- TANDA SERU juga digunakan untuk menekankanpengertian.

- TANDA ASTERISKN didepan setiap pernyataanseperti yang digunakan disini, memberi penjelasankepada pembaca bahwa pernyataan yang satu salingberkaitan dengan pernyataan berikutnya.

- Disusun secara berurutan sebagai pengganti nomorurut.

Page 141: Pengembangan Modul

140

Bila Anda ingin memperdalam fungsi dari setiap tandabaca yang hanya sepintas lintas diuraikan pada modulini, silakan mempelajari ilmu Bahasa Indonesia denganEjaan Yang Disempurnakan.

Ini contohnya:Tanda Titik (.)

Tanda titik tidak dipakai dibelakang angka suatubagan atau ikhtisar jika angka itu merupakan yangterakhir dalam deretan angka itu.

Misalnya begini:1. Kalimat

1.1 Kalimat berita1.2 Kalimat Tanya1.3 Kalimat Perintah1.3. 1 Kalimat Larangan1.3. 2 Kalimat Seruan

Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilanganribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukanjumlah.

Misalnya:NIP 130121597 bukan: N.I.P. 130121597Telepon nomor 7863149 bukan: 7.863.149

Masih ada lagi. Tanda titik tidak dipakai diakhir judul.Misalnya:

Bentuk dan KedaulatanAcara Kunjungan PresidenSiti Nurbaya

Tanda titik tidak dipakai dibelakang alamat surat.Misalnya:

Yth. Adinda RusdiyonoJalan Raya Darmo 98Surabaya

Page 142: Pengembangan Modul

141

Demikian beberapa peraturan mengenai fungsi tandatitik dalam Tata Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan.Silakan menerapkan dalam modul Anda nanti.

• RangkumanModul hendaknya ditulis dengan menggunakan kalimat-kalimat pendek. Pada setiap kalimat memuat gagasan atauide. Bila Anda secara tidak sadar membuat kalimat yangpanjang, usahakan memenggal kalimat tersebut menjadidua atau lebih kalimat. Biasanya, kalimat terpanjangsebaiknya terdiri kurang dari 50 kata. Untukmemenggalnya, dapat dilakukan pada kata-kata hubung,seperti “dan”, “yang”, “kemudian” dan sebagainya.Kalimat yang mudah dipahami adalah kalimat yang dirakitsecara logis dan teratur.

Kalimat negatif cenderung untuk lebih sulit dipahamidaripada kalimat positif. Oleh karena itu hindari menulismodul dengan menggunakan kalimat negatif yangberlebihan.

Kalimat lengkap adalah kalimat yang memiliki subjek,predikat, objek dan keterangan. Kadangkala Anda menulismodul, disana-sini terdapat kalimat tak lengkap. Usahakanmemperbaiki kalimat tersebut bila terasa janggal.

Kalimat sederhana seperti “Mata saya mengantuk”, dilihatbentuk maupun isinya memang sederhana. Bentuk kalimatsederhana disenangi pembaca dan mudah memahamiisinya.

Modul akan relatif sulit dipahami bila mengandung kata-kata asing, istilah teknis yang tidak umum digunakan. Bilakata-kata demikian terpaksa harus digunakan, berilahpenjelasan artinya.

Page 143: Pengembangan Modul

142

Dalam menulis modul, tidak pernah lepas dari penggunaantanda baca. Usahakan menggunakan tanda baca denganfungsi yang benar

• Tugas• Petunjuk mengerjakan:

a. Berikut ini ada sebuah kalimat yang tidak terlalumudah dipahami untuk dapat dipahami. Cobasederhanakan kalimat tersebut.

Sementara pendapat menyatakan bahwakepemimpinan itu adalah sesuatu yang melekatpada diri si pemimpin, dan oleh karenanya,kepemimpinan itu lalu dikaitkan dengan sifatpembawaan (traits), kepribadian (personality),kemampuan (capability) dan kesanggupan (ability)yang kesemuanya itu mengarah pada ciri-ciri atausifat tertentu.

b. Perbaiki struktur kalimat berikut.1) Bagi warga DKI yang akan mendirikan

bangunan wajib memiliki IMB.2) Dengan membangun PLTU Kasmojang akan

memperluas pemakaian listrik di Jawa Barat.c. Dimanakah letak kesalahan penulisan alamatsurat berikut? Coba Anda perbaiki.

a. P.T. ASRI JAYAJln. Tanah Datar 5 – CiledugTangerang – Jawa BaratP.O..Box 519/K.B.Y.Tlp. 5.864.238

Page 144: Pengembangan Modul

143

• Penyusunan ParagrafTidak banyak yang perlu diuraikan tentang bagaimanamenyusun paragraf. Hal-hal penting adalah menyangkutpanjang, kandungan isi, format atau bentuk sebuahparagraf dan kaitan antara paragraf sebelum sertasesudahnya. Semua itu akan dipaparkan dalam uraian.

Tujuannya adalah agar Anda, setelah selesaimempelajari bagian ini, mampu menyusun paragraf-paragraf yang benar pada modul yang akan ditulis.

Karena uraiannya relatif singkat, Anda akan dapatmenyelesaikan selama 30 menit saja, termasukmengerjakan tugasnya.

Sebuah paragraf merupakan kumpulan dari beberapakalimat yang disusun secara teratur dan logis sehinggamembentuk satu kesatuan yang utuh. Perlu diingatbahwa paragraf yang Anda tulis mengarah kepada satuuraian yang menuju pada pokok pikiran yangdikandung oleh kalimat utama. Yang dimaksud kalimatutama adalah kalimat inti (kunci) pada suatu paragraf.Kalimat tersebut mengandung kunci gagasan (ide) darisuatu paragraf. Untuk dapat memahami kunci gagasandengan jelas, kalimat-kalimat yang dibuat juga harusjelas, padat dan biasanya pendek. Kalimat-kalimat padaparagraf cenderung akan mengaburkan pokok pikiranyang dikandung oleh paragraf bersangkutan.

Contoh:Tanda baca pada sebuah kalimat berfungsi untuk membantupembaca memahami makna kalimatnya. Tanda koma (,),misalnya, memberi kesempatan kepada pembacanya untukberistirahat sejenak. Tanda seru (!), dapat dipakai untukmenekankan pokok dari kalimatnya. Karena itu, Andahendaknya memakai tanda baca sesuai dengan fungsinya.

Page 145: Pengembangan Modul

144

Setelah membaca paragraf diatas, Anda dapatmengenali bahwa kalimat-kalimatnya cukup pendek.Pokok pikiran dari paragraf tersebut terdapat padaparagraf pertama. Apa kira-kira pokok pikirannya?

Kalimat yang mengandung pokok pikiran dari sebuahparagraf boleh ditempatkan pada awal, bagian tengahatau pada akhir paragraf bersangkutan.Penempatannya tergantung pada selera penulis dangaya penulisannya serta bobot atau urgensipermasalahannya. Kalimat kunci diletakkan pada awalparagraf akan memberi informasi dini yang kemudiandiikuti oleh uraian penjelasan mengenai ide yangdibicarakan. Bila kalimat kunci Anda letakkan padaakhir paragraf, itu menandakan bahwa Andamenyimpulkan ide yang diuraikan pada keseluruhanparagraf. Sedangkan posisi kalimat kunci di tengahparagraf, memberi kesan bahwa pokok idenya bersifatnetral, artinya tidak membutuhkan penekanan khusus.

Ada berbagai macam format atau bentuk paragraf.Sebenarnya, tidak ada satu aturan khusus yangmengatur bagaimana sebuah paragraf itu seharusnyadibentuk. Berikut ini diperkenalkan tiga macam bentuk.1) Bentuk rata pada bagian kiri sebuah paragraf. Di

antara tiap paragraf diberi spasi. Biasanya antarasatu setengah sampai dua spasi. Kadang-kadang adajuga yang membuat lebih,

2) Paragraf ditulis atau diketik dengan cetak tebal.Kadangkala satu atau dua paragraf dicetak tebal,karena paragraf tersebut membutuhkan perhatianlebih khusus dibandingkan dengan paragraf-paragraf lainnya. Tentu saja tidak semua paragrafpada satu uraian kegiatan belajar harus diketikdengan cetak tebal.

Page 146: Pengembangan Modul

145

3) Paragraf tertentu diketik dengan cetak miring ataudiberi garis bawah. Maksudnya adalah untukmemberi informasi khusus mengenai paragrafbersangkutan. Seperti pada modul ini, semuaparagraf berupa contoh diketik dengan cetak mir-ing. Dengan demikian, pembaca akan tahu bahwakalau ada paragraf bercetak miring, hal itumenandakan sebuah contoh.

Yang penting perlu Anda perhatikan lagi adalah transisiantara satu paragraf yang mendahului dengan paragrafberikutnya. Pokok pikiran dari setiap paragraf padasuatu uraian, selalu saling berkaitan dan salingmenunjang. Semua pokok pikiran tersebut diikat olehtopik uraian. Agar topik yang diuraikan lancar, makatransisi dari satu paragraf ke paragraf berikutnya haruslancar juga. Dengan kata lain, topik atau judul uraianhendaknya selalu menjadi pegangan arah dalammenuangkan ide ke dalam tiap paragraf. Dengandemikian pertautan antara satu dan lain paragrafdibangun mulus dan lancar.

Bagaimana membuat pertautan itu menjadi mulus?Salah satu diantaranya adalah dengan mengulangipokok pikiran yang terletak pada akhir paragrafsebelumnya.

Contoh:Tingkat keterbacaan modul juga diungkapkan oleh Rob-ert Gunning dengan mengembangkan suatu cara yang diasebut Fog Index. Fog Index berkaitan dengan panjang-pendeknya suatu kalimat yang dipergunakan dalampenulisan modul.

Page 147: Pengembangan Modul

146

Pada contoh di atas, frase “tingkat keterbacaan”merupakan pokok pikiran yang terdapat pada akhirparagraf pertama. Pokok pikiran tersebut dikutipkembali dan diletakkan pada awal paragraf kedua.

Spasi yang ada di sela-sela paragraf berguna untuk“berpikir sejenak” untuk memberi kesempatan kepadaAnda menduga-duga apa kira-kira ide yang dikandungpada paragraf berikutnya. Kalau Anda mampu membuatparagraf seperti diuraikan diatas, modul Anda menjadi lebihmudah dipahami.

• RangkumanUraian kegiatan 5 ini dapat dirangkum sebagai berikut:- Paragraf adalah kumpulan kalimat-kalimat yang disusun

dengan sistematik dan logis sehingga merupakan satukesatuan yang utuh.

- Anda diharapkan membuat kalimat-kalimat pendek (tidaklebih dari 50 kata) pada suatu paragraf agar dapat dipahamiisinya dengan mudah.

- Setiap paragraf satu kalimat kunci dan setiap kalimat kuncimengandung satu pokok pikiran (ide) yang menjadi inti dariparagraf bersangkutan.

- Anda dapat membuat berbagai bentuk paragraf sesuaidengan selera atau penekanan informasi yang disampaikan.

- Antara satu paragraf dengan paragraf lain harus terhubungdengan mulus dan lancar.

Page 148: Pengembangan Modul

147

• Tugas• Petunjuk mengerjakan:

a. Sebutkan 3 bentuk pembuatan paragraf agar mudahdipahami pembacanya.

b. Coba identifikasi di kalimat manakah letak intipemikiran (gagasan) yang dikandung oleh paragrafberikut.

Seringkali pembaca modul menggerutu pada dirinyasendiri:“Mengapa saya begini bodoh. Tidak mampu menyerapisi modul!” Padahal bukan dirinya yang bodoh, tetapi modulyang dibaca tidak sesuai dengan kemampuan pembaca dalammenyerap isinya. Maka modul yang demikianlah yangdikatakan “sukar”.

Page 149: Pengembangan Modul

148

PenutupBagaimana? Sudah cukup capek sekarang, setelah beberapajam menekuni modul ini? Penulis mengucapkan terima kasihatas jerih payah Anda. Tugas-tugas yang telah Anda kerjakandengan sungguh-sungguh, menjadi bukti atas keberhasilanAnda. Tetapi, bila Anda rasakan masih juga ingin membacakembali, tentu saja tidak dihalangi. Mungkin untuk mengingatkembali yang Anda anggap penting untuk segera diterapkandalam kegiatan menulis modul.

Sekali lagi, terima kasih dan silakan membaca modul berikutnya.

Page 150: Pengembangan Modul

149

Daftar Istilahretorik : tidak membutuhkan jawaban atas sesuatu yang ditanyakan.

Daftar PustakaAnonim, 1991. Writing for Distance Education, Samples, Interna-

tional Extension College, Cambridge.Arief, S. Sadiman, dkk. 1986. Media Pendidikan, CV Rajawali,

Jakarta.Gachuchi, D. 1989. Handbook for Designing and Writing Dis-

tance Education Materials, DSE, Bonn.Jenkins, Janet. 1987. Course Development, A manual for Editors

of Distance Teaching Materials, London: IECLewis, Roger, and Paine, Nigel, 1985. How to Communicate with

the Learner (open Learning Guide 6), Council for EducationalTechnology, London.

Pat Heim, Ph.D, Elwood, N, Chapman. Learning to Lead, AnAction Plan for Succes, (A Self-Improvement Program forManager)

Rowntree, Derek. 1990. Teaching Through Self-Instruction, KoganPage, London.

Rowntree, Derek, 1981. Developing Courses for Students,McGraw-Hill.

oooOooo

Page 151: Pengembangan Modul

150

Page 152: Pengembangan Modul

151

Bab 5Bab 5Bab 5Bab 5Bab 5

PENYUNTINPENYUNTINPENYUNTINPENYUNTINPENYUNTINGGGGGANANANANANDDDDDAN REVISIAN REVISIAN REVISIAN REVISIAN REVISI

Pendahuluan

Modul ini ditujukan bagi Anda yang sedangmempelajari cara menyunting dan merevisi modulatau bahan belajar diklat. Modul ini merupakan

bagian dari paket modul pelatihan di bidang penulisan modul.Cakupan isi modul ini meliputi cara menyunting modul dandiberikan pula cara memperbaiki bagian modul lainnya.

Setelah mempelajari modul ini Anda akan dapat menyuntingdan meningkatkan kesempurnaan modul yang sedangdikembangkan. Mempelajari modul ini akan lebih mudahapabila Anda mau berlatih. Apabila Anda mengalami kesulitanjangan ragu untuk menanyakannya kepada teman sejawat.Pengalaman berlatih akan membimbing Anda menjadi orangyang mampu menilai modul secara cermat dan profesional.

Selamat belajar.

123456789012345678901234567890121212345678901234567890123456789012121234567890123456789012345678901212123456789012345678901234567890121212345678901234567890123456789012121234567890123456789012345678901212

123456789012345678901234567890121123456789012345678901234567890121123456789012345678901234567890121123456789012345678901234567890121123456789012345678901234567890121123456789012345678901234567890121

Page 153: Pengembangan Modul

152

Kegiatan Belajar 1

PENYUNTINGANPENYUNTINGANPENYUNTINGANPENYUNTINGANPENYUNTINGANMODULMODULMODULMODULMODUL

TujuanSetelah membaca kegiatan belajar 1 ini anda diharapkan dapat:• Menerapkan cara menyunting modul.

UraianCARA MENYUNTING MODUL

• Bagaimana menyunting modul?Menyunting merupakanterjemahan dari kata “toedit” yang berarti membenahiatau memperbaiki naskahdalam berbagai aspek,sehingga menjadi naskahyang siap cetak. Sejalandengan pengertian ini, makamenyunting modul berartimembenahi ataumemperbaiki berbagai aspekmodul, sampai menjadi modul yang siap untuk dicetak.

Ada tiga aspek yang perlu diberi perhatian modul yaitu:media atau format, materi, dan bahasa. Oleh karena itu,penyuntingan modul meliputi tiga aspek, yaitupenyuntingan media/format, penyuntingan materi, danpenyuntingan bahasa.

123456789012345678901234567890121234567890123456123456789012345678901234567890121234567890123456123456789012345678901234567890121234567890123456123456789012345678901234567890121234567890123456

Page 154: Pengembangan Modul

153

Penyuntingan modul dilakukan untuk meyakinkan bahwamedia & format yang digunakan, materi yang disajikan,dan bahasa yang digunakan sudah sesuai dengan kriteriamodul yang baik, sehingga layak untuk disebarkan dandigunakan.

• Prinsip Dan Prosedur Menyunting ModulAgar penyuntingan dapat berlangsung secara sistematis,langkah kegiatan berikut perlu diikuti.- Baca/pahami modul dengan cermat- Fokuskan perhatian Anda pada aspek tertentu dan

carilah rujukan yang relevan dengan aspek yangdisunting (misalnya aspek media/format, aspek bahasa,atau aspek materi).

- Gunakan daftar isian yang sesuai dengan aspek yangrelevan untuk merekam hasil pemahaman Anda.(lampiran)

- Isi daftar isian tersebut sesuai dengan hasil penilaianAnda terhadap aspek yang Anda sunting.

- Perbaiki bagian-bagian sesuai dengan keputusan yangAnda cantumkan dalam daftar isian penyuntinganyang tersaji dalam bahan ini.

- Setelah membuat perbaikan, periksa kembali hasilperbaikan tersebut, apakah sudah sesuai dengan saranyang Anda tulis dalam format.

Dalam rangka menyunting modul Anda bisa memintabeberapa orang untuk membaca draft Anda secara cermatdan mintalah kritik dari mereka, biarkan merekamemberikan komentar yang konstruktif. Apa sajakah dansiapa saja yang dapat Anda harapkan menjadi penyunting,yaitu :

Page 155: Pengembangan Modul

154

Ada tiga kelompok reviewer, yaitu :• Ahli materi/ahli bidang studi,• Ahli media/ahli instruksional,• Teman sejawat/tutor yang sering berhubungan dengan

peserta diklat.

Penyuntingan harus difokuskan kepada salah satu aspekberikut.

Bidang yang menjadi fokus penyuntingan pada dasarnyaada tiga, yaitu :• Kebenaran, kecukupan isi materi, dan• penyajian atau efektivitas pengajaran,• kejelasan bahasa yang digunakan

Penyuntingan diarahkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut kecukupan isi materi antaralain:• Apakah materi sudah cukup memadai untuk mencapai

tujuan ?• Apakah faktor-faktor yang disajikan sudah benar tepat

cakupan dan urutannya?• Apakah materinya up to – date dan berguna?• Apakah antar materi saling terkait secara logis ?• Apakah uraian materi sudah didukung dengan contoh,

analogi, ilustrasi dan cara studi ?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut menjadi tanggung jawabahli penyunting materi.

Penyuntingan yang menyangkut penyajian / efektivitasantara lain :• Apakah peserta diklat-peserta diklat akan memahami

apa yang harus mereka kerjakan ? (Apakah sudah adapetunjuk belajar yang memadai) ?

Page 156: Pengembangan Modul

155

• Apakah menurut Anda peserta diklat akan mengalamikesulitan mencapai tujuan-tujuan yang telah tertulis ?

• Apakah materi memiliki tingkat kesukaran yang sesuaidengan kemampuan peserta diklat ?

• Apakah contoh, analogi, ilustrasi dan studi kasus (casestudy) yang diberikan tampaknya sesuai dengan minatdan keadaan peserta diklat ?

• Apakah istilah-istilah baru telah dijelaskan secara baik?• Apakah aktivitas-aktivitasnya berguna dan dapat

dipraktekkan ?• Apakah tugas-tugas saling terkait dengan aktivitas?• Dapatkah Anda memberikan saran untuk contoh,

analogi, ilustrasi, case study, aktivitas, tugas-tugas dantest untuk perbaikan bahan belajar tersebut?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut lebih merupakantanggung jawab penyunting media.

Penyuntingan yang menyangkut penggunaan bahasaantara lain terfokus kepada :• Apakah bahasa modul cukup komunikatif?• Apakah terdapat kata-kata dan kalimat yang terlalu

sulit difahami?• Apakah bahasanya enak dibaca?

• Penyuntingan dapat dilakukan melalui ujicoba.Untuk uji coba ini Anda membutuhkan dua atau tigapeserta diklat sebagai sampel. Sampel hendaknya daripeserta diklat yang akan mempelajari bahan belajar ini.Peserta diklat tersebut diminta untuk mengerjakan/mempelajari draft modul yang telah diperbaiki berdasarkanhasil review ahli materi, ahli media dan teman sejawat.

Bagaimana memulai uji coba ? Duduklah bersama pesertadiklat anda dalam tempat yang tidak terlalu jauh sehingga

Page 157: Pengembangan Modul

156

anda dapat mengamatinya selama satu atau dua jam. Telitijika perlu melalui test bahwa mereka memiliki kemampuanuntuk memulai pelajaran. Selain itu teliti pula apakahpeserta diklat memiliki pengetahuan awal yang disyaratkanuntuk mempelajari modul Anda ? (Cara ini dapat ditempuhdangan meminta peserta diklat membaca modulsebelumnya, yang materinya terkait erat dengan modulyang akan dipelajari). Jelaskan kepada peserta diklat bahwatujuan Anda adalah menguji coba modul bukan mengujipeserta diklat. Mintalah mereka untuk mengerjakannyasecara santai/rilex dan dalam keadaan wajar-wajar saja.

Kemudian mintalah peserta diklat untuk memulai. Amatibagaimana mereka mempelajari modul Anda. Darimanakah peserta diklat memulai/apa yang dijadikan‘‘starting point’’ ? Bagaimana reaksi mereka terhadapaktivitas dalam modul ? apakah ada hal-hal yang membuatpeserta diklat Anda bosan, jenuh atau mengalami kesulitan? Jika peserta diklat anda telah selesai, berikan test untukmengaktifitaskan apakah peserta diklat anda telah belajar? Informasi yang diperoleh dari hasil uji coba ini, hendaknyadijadikan dasar untuk perbaikan modul Anda.

Apabila uji coba yang telah Anda lakukan sejauh ini belummemberikan semua informasi yang Anda butuhkan, Andamemerlukan suatu uji coba yang lebih ‘‘realistic’’ yangdisebut uji coba lapangan “field trials’’.

• Uji coba bisa dilakukan di lapanganDalam uji coba ini anda membutuhkan sampel pesertadiklat lebih banyak, katakan 20 – 30 orang. Anda dapatmelakukan hal-hal sebagai berikut. Mintalah peserta diklatuntuk menyelesaikan test dalam pelajaran tersebut, baiksebelum atau sesudah membaca modul Anda. Koreksilahhasil mereka. Mintalah mereka untuk mengisi “kuesioner”/

Page 158: Pengembangan Modul

157

daftar pertanyaan yang meminta komentar merekatentang: Berapa waktu yang diperlukan untukmenyelesaikan bahan belajar tersebut ? Bagaimanamengenai kemudahan / keterkaitan dan kegunaan bahanbelajar tersebut ? Bagaimana yang mereka sukai dan tidakmereka sukai ? Interview beberapa peserta diklat dan amatibagaimana tanggapan umum mereka terhadap bahanbelajar dan bagaimana saran mereka untuk perbaikanbahan belajar tersebut.

Tujuan diadakannya penyuntingan adalah untuk perbaikanmodul. Bila semua informasi atau komentar yangdidapatkan dari penyuntingan dipakai untuk memperbaikibahan belajar, sebenarnya kita telah mendapatkan bahanbelajar yang cukup baik. Dengan telah melakukanpenyuntingan maka diharapkan kita telah mendapatkanmodul yang lebih baik lagi. Dengan demikian modultersebut telah siap untuk masuk dalam tahap berikutnyayaitu tahap “finalisasi” atau penyelesaian.

Sebagai akibat dari penyuntingan biasanya diikuti denganupaya menyempurnakan modul. Penyempurnaan modulantara lain dengan membuat kelengkapan modul.Kelengkapan modul yang harus diperhatikan olehpenyunting antara lain adalah berkaitan dengan daftaristilah, dan daftar pustaka. Berikut ini diuraikan caramenyusunnya.

Page 159: Pengembangan Modul

158

CARA MENYUSUN DAFTAR KATA-KATASULIT• Bagaimana menyusun daftar kata-kata sulit?

Kata sulit ialah kata yang dianggap sukar dimengerti olehpembaca, sehingga perlu diberikan penjelasan tambahan.

Kata-kata sulit meliputi:1) Istilah teknis bidang studi ilmu tertentu, contoh: suku

bangsa (IPS), basa (IPA), jeda (Bahasa), start-finish(Olahraga), sinus (Matematika), hal asas (PPKn),perilaku awal (Pendidikan).

2) Kata-kata serapan baik dari bahasa asing maupun daribahasa daerah, contoh: tes, essay, spesies, paruh waktu,penggal waktu.

3) Kata-kata lama yang dipakai kembali, contoh: mantan,tuna grahita, tuna daksa.

4) Kata-kata yang sering dipakai oleh media massa, tetapikurang diketahui oleh awam, contoh: manajemen,infrastruktural, inflasi, kliring.

Daftar kata-kata sulit adalah kumpulan kata-kata sulitberserta penjelasannya yang disusun secara alfabetis.

Prinsip Dan Prosedur Menyusun Daftar Kata-kata Sulita. Prinsip

Daftar kata sulit harus memenuhi kriteria berikut.• Disusun secara alfabetis• Penjelasan diberikan sesuai dengan konteks

pemakaian dalam bacaan/modul• Ditempatkan pada awal setiap buku pokok (setelah

daftar isi)

Page 160: Pengembangan Modul

159

b. ProsedurLangkah-langkah yang harus ditempuh dalammenyusun daftar kata-kata sulit adalah:• Identifikasi kata-kata sulit yang perlu diberi

penjelasan,• Urutkan kata-kata tersebut dalam alfabetis, serta• Buat penjelasan setiap kata dengan menggunakan

berbagai sumber.

CARA MENULIS KUTIPAN DAN DAFTARKEPUSTAKAAN• Bagaimana menulis kutipan dan daftar

kepustakaan?Kutipan dapat berupa kata, ungkapan, bagian kalimat,paragraf, gambar, ilustrasi, peta, yang diambil dari sumberlain (orang, buku, dokumen, media massa, media elektronik,dan sebagainya) yang diambil langsung atau disadur.

Daftar kepustakaan adalah kumpulan sumber-sumberinformasi yang digunakan dalam penulisan yang disusunsecara alfabetis.

• Prinsip Dan Prosedur Penulisan DaftarKepustakaan1) Kutipan

a. Syarat-syarat kutipan:• Bersifat menegaskan suatu ide yang disajikan,• Berkaitan dengan ide tersebut,• Berasal dari sumber yang mutakhir,• Sahih (valid),• Diusahakan berasal dari sumber pertama, serta• Panjang kutipan tidak lebih ½ halaman. Bila lebih

dari ½ halaman, harus diberi kalimat penyela.

Page 161: Pengembangan Modul

160

b. Prosedur MengutipDalam mengutip hendaknya mengikuti langkah-langkah berikut.• Tentukan uraian dalam sumber yang berisikan

ide yang sahih yang dapat mendukung,menegaskan, berkaitan, dan relevan dengan ideyang disajikan.

• Tentukan inti (saripati) ide yang dikemukakansumber.

• Usahakan menyajikan ide yang dikutip denganbahasa sendiri yang memenuhi aturan bahasaIndonesia yang baik, benar, dan komunikatif.

· Pakailah aturan-aturan baku dalam penulisankutipan (lihat lampiran).

2. Daftar Kepustakaana. Syarat-syarat penulisan daftar kepustakaan:

• Sesuai dengan sumber yang dikutip dalam uraiandan yang mendukung atau dipakai sebagaiacuan,

• Informasi tentang sumber yang digunakan ditulissecara benar dan lengkap, serta

• Gunakan aturan baku penulisan daftarkepustakaan (lihat lampiran)

b. Prosedur penulisan daftar kepustakaanDaftar kepustakaan hendaknya ditulis denganmengikuti langkah-langkah berikut.• Kumpulkan semua sumber yang digunakan

dalam penulisan• Tuliskan identitas setiap sumber sesuai dengan

ketentuan yang ditetapkan• Urutkan sumber secara alfabetis menurut nama

penulis/institusi

Page 162: Pengembangan Modul

161

• Tugas1. Cobalah lakukan penyuntingan terhadap modul yang

sedang Anda susun.2. Apakah Anda menemukan hal-hal yang perlu revisi?

Apa saja?

PenutupSelamat Anda telah selesai mempelajari modul tentangpenyuntingan modul.

Dengan demikian kini Anda mampu menyunting modul yangsedang Anda tulis atau ditulis oleh sejawat.

Sebaiknya Anda segera menindaklanjuti belajar Anda dengansegera menerapkannya dalam situasi yang nyata. Ingatlahbahwa apabila pengetahuan Anda tidak segera diterapkanmaka pengetahuan yang telah dengan susah payah Andakumpulkan tersebut akan musnah ditelan masa. Mudah-mudahan apa yang telah Anda pelajari tersebut dapat segeraAnda terapkan dan bermanfaat. Selamat berkarya.

Page 163: Pengembangan Modul

162

Daftar Istilahretorik : tidak membutuhkan jawaban atas sesuatu yang ditanyakan.

Daftar PustakaAnonim, 1991. Writing for Distance Education, Samples, Interna-

tional Extension College, Cambridge.Arief, S. Sadiman, dkk. 1986. Media Pendidikan, CV Rajawali,

Jakarta.Gachuchi, D. 1989. Handbook for Designing and Writing Dis-

tance Education Materials, DSE, Bonn.Jenkins, Janet. 1987. Course Development, A manual for Editors

of Distance Teaching Materials, London: IECLewis, Roger, and Paine, Nigel, 1985. How to Communicate with

the Learner (open Learning Guide 6), Council for EducationalTechnology, London.

Pat Heim, Ph.D, Elwood, N, Chapman. Learning to Lead, AnAction Plan for Succes, (A Self-Improvement Program forManager)

Rowntree, Derek. 1990. Teaching Through Self-Instruction, KoganPage, London.

Rowntree, Derek, 1981. Developing Courses for Students,McGraw-Hill.

oooOooo

Page 164: Pengembangan Modul

163

Bab 6Bab 6Bab 6Bab 6Bab 6

EVEVEVEVEVALALALALALUUUUUASIASIASIASIASIMODULMODULMODULMODULMODUL

Pendahuluan

Modul ini ditujukan bagi Anda yang sedangmempelajari cara menilai modul atau bahan belajardiklat. Modul ini merupakan bagian dari paket

modul pelatihan di bidang penulisan modul. Cakupan isi modulini meliputi uraian konseptual tentang penilaian modul dandiberikan pula contoh-contoh praktis serta latihan. Topik yangdibahas antara lain tentang tujuan menilai modul, menilaimodul secara formatif, dan menilai modul secara sumatif.

Setelah mempelajari modul ini Anda akan dapat menilaikesempurnaan modul yang sedang dikembangkan, dan menilaikualitas modul yang ada, sehingga Anda mampu memberikanmasukan untuk pembuatan keputusan apakah modul tersebutlayak digunakan atau tidak.

Mempelajari modul ini akan lebih mudah apabila Anda maumenyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dan bersediaberlatih. Apabila Anda mengalami kesulitan jangan raguuntuk menanyakannya kepada teman sejawat. Pengalamanberlatih akan membimbing Anda menjadi orang yang mampumenilai modul secara cermat dan profesional.

Selamat belajar.

123456789012345678901234567890121212345678901234567890123456789012121234567890123456789012345678901212123456789012345678901234567890121212345678901234567890123456789012121234567890123456789012345678901212

123456789012345678901234567890121123456789012345678901234567890121123456789012345678901234567890121123456789012345678901234567890121123456789012345678901234567890121123456789012345678901234567890121

Page 165: Pengembangan Modul

164

Kegiatan Belajar 1

TUJUTUJUTUJUTUJUTUJUANANANANANMENILMENILMENILMENILMENILAI MODULAI MODULAI MODULAI MODULAI MODUL

TujuanSetelah membaca kegiatan belajar 1 ini anda diharapkan dapat:• menjelaskan tujuan menilai modul.

Uraian• Apakah tujuan dari penilaian modul itu?

Modul adalah bahan belajar cetak yang disusun untukmemudahkan orang dalam mencapai suatu kompetensiatau tujuan instruksional yang telah ditentukan. Modultersebut biasanya ditulis untuk membelajarkan orang secaraefektif dan efisien sehingga seseorang menguasaikompetensi atau mencapai tujuan instruksional yang telahditetapkan. Modul ditulis oleh orang yang berpengalamanmengajar, dengan memperhatikan prinsip-prinsip belajarmandiri dan dengan mempertimbangkan karakteristikpembacanya yang sudah ditentukan. Modul isinyadikembangkan berdasarkan kurikulum. Jadi modul diklatisinya harus sesuai dengan kurikulum diklat. Modul yangbaik harus memenuhi berbagai syarat dan kriteria tertentu.

Menilai modul dilakukan dengan dua tujuan. Pertamamenilai modul dengan tujuan untuk menemukan berbagaikelemahan dan kekurangan yang ada, sehingga dapatdilakukan perbaikan dan penyempurnaan seperlunya.Menilai modul semacam ini merupakan bagian dari prosespengembangan modul dan dilakukan ketika modul masihberupa draft atau naskah yang belum final. Contoh;

1234567890123456789012345678901212345678901234567123456789012345678901234567890121234567890123456712345678901234567890123456789012123456789012345671234567890123456789012345678901212345678901234567

Page 166: Pengembangan Modul

165

kegiatan menilai modul oleh seorang ahli dari luar (instansi)yang diminta memberikan masukan untukmenyempurnakan draft modul pada sebuah lembaga diklat.Kedua, menilai modul dengan tujuan untuk menentukankualitas modul sehingga dapat ditentukan kelayakannyauntuk digunakan. Menilai modul semacam ini seringkalidilakukan oleh pihak ketiga, atau pihak yangberkepentingan dengan modul tersebut. Contoh; LembagaAdministrasi Negara (LAN) menilai modul-modul yangdikembangkan oleh berbagai lembaga diklat untukmenentukan layak tidaknya modul tersebut dipergunakanpada suatu diklat.

• Apanya yang dinilai?Modul disusun dengan beberapa tujuan sebagai berikut.Pertama, modul disusun untuk memudahkan orang(peserta diklat) dalam mempelajari bahan belajar sehinggamencapai tujuan instruksional atau sampai menguasaipengetahuan atau keterampilan atau kompetensi tertentu.Kedua, modul isinya disajikan untuk siswa/peserta diklatatau audience tertentu dengan asumsi mereka dapatmempelajarinya secara individu atau secara mandiri.Ketiga, modul ditulis untuk membimbing danmengarahkan proses belajar, termasuk proses diklat. Selainitu, yang keempat, modul disusun agar dapatmeningkatkan kesiapan (readiness) orang yang belajar(peserta diklat) agar mereka dapat belajar secara lebihterarah, dan terprogram, sehingga proses belajar (prosesdiklat) menjadi lebih efektif dan efisien.

• Kecukupan Isi Modul.Pertanyaan pokok dalam menilai modul adalah apakahmodul telah berfungsi memudahkan orang yang belajardalam mencapai kompetensi atau tujuan instruksional yangtelah ditetapkan? Jadi kecukupan isi tersebut standarnya

Page 167: Pengembangan Modul

166

adalah kompetensi atau tujuan instruksional. Kecukupanisi ini biasanya dicapai dengan cara menguraikan danpenyajian yang dilengkapi dengan contoh-contoh sertailustrasi, maka materi pelajaran dapat dipelajari denganlebih mudah. Selanjutnya karena sajian yang lebih ‘konkrit’,maka proses belajar akan lebih mudah, lebih menarik.Kecukupan isi modul juga dapat dicapai oleh karena adanyapengulangan atau kesempatan mengulang untuk bagian-bagian tertentu yang diperlukan, yang memungkinkansiswa mempelajarinya sampai tuntas.

Oleh karena bertujuan memudahkan orang yang belajartersebut maka bisa saja atau dimungkinkan isi modulmemuat sebagian dari materi media lain (program siaran,bila ada). Bila hal ini ditempuh maka yang perlu diingatbahwa materi yang disajikan dalam modul tersebutmerupakan penegasan dari apa yang telah dicantumkandalam media lain. Jangan sampai terjadi isi modul terlalumerinci materi program lain atau pengulangan secarabulat-bulat isi program media lain tersebut.

Isi Modul harus cukup lengkap. Isi modul juga dituntutbersifat self contained, artinya memuat secara lengkap segalasesuatu yang diperlukan untuk membantu pencapaiankompetensi atau tujuan instruksional yang telahditentukan. Hal-hal yang merupakan bahan belajar yangpenting, tetapi karena sulit untuk disajikan melalui pro-gram siaran, biasanya disajikan sebagai suplemen ataulampiran dalam modul. Contoh isi modul yang bersifatmelengkapi ini antara lain berupa; tabel, data, gambar, danrumus-rumus. Materi modul yang bersifat melengkapitersebut bisa berasal atau diambil dari buku-buku sumberatau modul, materi siaran, atau bacaan lainnya ataukombinasi dari sumber-sumber tersebut, tetapi sudahdirancang menjadi suatu keutuhan dengan media yanglainnya. Jadi modul harus lengkap isinya sehingga dalam

Page 168: Pengembangan Modul

167

mempelajarinya, audience tidak tergantung kepada sumberlain. Perlu diingat bahwa modul isinya harus bisa berdirisendiri atau dapat dipelajari begitu saja tanpa mengikutiprogram media yang lainnya. Mempelajari modul akanmemungkinkan seseorang mampu mencapai kompetensiatau tujuan instruksional dengan bantuan seminimalmungkin dari orang lain.

Modul merupakan bagian utama atau yang terlengkap darisuatu paket instruksional yang dilaksanakan secara jarakjauh, karena itu isinya pastilah paling komprehensif jikadibandingkan dengan media lainnya. Secara mendasarmodul mengambil peran dan fungsi yang paling dominandibanding program media yang lainnya. Modul sebagaimateri pokok, isinya harus benar-benar memperjelas,mempermudah audien/siswa dalam belajar. Modulmemberikan uraian informasi yang lebih detil, lebih rincidan lebih lengkap. Fungsi ini ditunjukkan melalui pemberianpenjelasan lebih lanjut, baik berupa gambar maupun kata-kata, pemberian latihan, tugas-tugas, contoh-contoh, sertanon contoh dan sebagainya.

Menilai kecukupan isi ini harus mempergunakan expertjudgement, artinya harus didasarkan kepada pengetahuandan keahlian seorang profesional di bidangnya atau ahlibidang studi (subject matter expert).

• Ketepatan Isi ModulMempelajari modul memerlukan keterampilan membaca(reading skill) dan kesanggupan intelektual (intellectual effort)yang memadai. Oleh karena itu perlu dipertanyakan apakahmodul dinilai telah disusun sesuai dengan tingkat kemampuanmembaca penggunanya atau peserta diklat? Apakah modulmenciptakan kondisi yang kondusif untuk belajar atau prosesdiklat? Apakah pemilihan kata, pemilihan konteksnya tepatdengan tingkat kemampuan pembacanya?

Page 169: Pengembangan Modul

168

Modul berfungsi membimbing dan mengarahkan prosesbelajar. Dengan membaca modul maka siswa/audienceakan memperoleh petunjuk belajar, terutama mengenai apayang dipelajari, mengapa sesuatu topik itu dipelajari, danbagaimana ia harus mempelajarinya, serta tindak lanjutapa yang harus dilakukan untuk memantapkan hasilbelajar. Modul sebagai “guide” juga memandu belajaraudien atau peserta dalam mempelajari materi belajar yangada dalam program media dan sumber belajar lainnya.Dalam modul ada bagian yang berfungsi membimbingpeserta atau siswa melakukan kegiatan atau aktivitas yangdipersyaratkan atau dituntut oleh program diklat atau pro-gram belajar jarak jauh. Modul memiliki fungsi sebagaisumber belajar dan memberi bimbingan bagi peserta/audiendalam mempelajari isi program diklat atau program belajarjarak jauh. Fungsi ini dilakukan dengan dituliskannyaketerangan-keterangan tentang hal-hal yang harusdilakukan (aktivitas) oleh audience agar dapat menguasaikompetensi yang diberikan. Modul berfungsi sebagai tutoryang memberikan bimbingan dan arahan dalam melakukanbanyak hal. Modul juga memberikan sentuhan humanisyang dapat mengisi aspek afektif emosional yang kurangdimiliki oleh program media lain, caranya denganmemberikan respons tertulis berupa pujian atau sapaan.

Modul berfungsi meningkatkan kesiapan peserta dalammengikuti diklat atau melakukan kegiatan belajarmandiri, termasuk kesiapan untuk mengikuti programsiaran. Dengan membaca modul sebelum mengikuti diklat,melakukan kegiatan belajar mandiri atau mengikuti pro-gram siaran, maka peserta/audien tersebut telah siapsecara mental untuk menerima, memahami dan berusahamencapai kompetensi atau tujuan instruksional dari pro-gram diklat atau siaran yang bersangkutan. Membangunkesiapan peserta ini merupakan syarat untuk terjadinyaproses belajar (terutama belajar mandiri) yang optimal.

Page 170: Pengembangan Modul

169

Modul juga memberikan petunjuk yang bersifat praktis.Dalam modul tergambar alur proses atau kegiatan yangharus diikuti oleh peserta diklat dalam melaksanakan prosesbelajar termasuk belajar mandiri, sejak dari persiapan,selama pelaksanaan sampai tindak lanjutnya. Dengandemikian peserta diklat sudah mengetahui apa saja yangharus disiapkannya, dan siap dalam menyelesaikan tugasbelajarnya secara mandiri. Kesiapan ini jugadimungkinkan, oleh karena dalam modul ditunjukkantentang posisi materi yang akan dipelajari dalam kaitannyadengan materi sebelumnya atau yang mendasari, sertamateri berikutnya yang menjadi kelanjutannya. Dalammodul juga diingatkan kembali hal-hal yang merupakanpengetahuan prasyarat (pre-requisite) yang mutlak dikuasaisebelum memulai mempelajari modul berikutnya.

• Kemenarikan Isi ModulMenilai daya tarik modul ini standarnya adalah kualitasfisik penyajian modul dan isi yang memenuhi minat siswa.Secara fisik modul harus menarik bagi siswa, isinya harusberkaitan dengan bidang interest . Dalam menilaikemenarikan isi ini pertanyaan pokoknya adalah apakahmodul tersebut isinya mampu menarik perhatian dan minatsiswa untuk mempelajarinya?

Page 171: Pengembangan Modul

170

Secara ringkas hal-hal yang berkaitan dengan penilaianmodul dapat Anda lihat pada tabel berikut.

ASPEK YANG PERTANYAANNYA DINILAI

- Kecukupan 1. Apakah modul telah berfungsi memudah-Isi kan orang (peserta diklat) mencapai

kompetensi atau tujuan instruksional?2. Apakah uraian disertai contoh, dan

ilustrasi?3. Sudahkah ada pengulangan untuk materi

esensial dan sulit dan penegasan lebihrinci, detil, lengkap, serta pemberianlatihan & tugas?

- Ketepatan 1. Apakah modul telah disusun sesuaiIsi dengan tingkat kemampuan membaca

penggunanya (peserta diklat)?2. Apakah modul menciptakan kondisi yang

kondusif untuk belajar?3. Apakah pemilihan kata, konteksnya tepat

dengan tingkat kemampuan pembacanya?- Kemenarikan 1. Apakah modul isinya mampu menarik

Isi perhatian dan minat peserta diklat/siswauntuk mempelajarinya?

2. Apakah isi modul menarik karenamutakhir?

- Kualitas 1. Apakah modul sesuai dengan pesertaKeseluruhan diklat/siswa yang dituju?

2. Apakah modul sesuai dengan kompetensiatau tujuan instruksional?

3. Apakah modul telah ditulis dan disajikandengan baik?

Page 172: Pengembangan Modul

171

• Tugas- Cobalah adakan pengamatan terhadap berbagai macam

jenis modul yang ada. Bandingkanlah kesamaan danperbedaan diantara modul tersebut!

- Jelaskan apa kelemahan/kekurangan dan kelebihandari modul-modul tersebut?

Page 173: Pengembangan Modul

172

Kegiatan Belajar 2

MENILMENILMENILMENILMENILAI MODULAI MODULAI MODULAI MODULAI MODULSECSECSECSECSECARA FARA FARA FARA FARA FORMAORMAORMAORMAORMATIFTIFTIFTIFTIF

TujuanSetelah membaca kegiatan belajar 1 ini anda diharapkan dapat:• menjelaskan prosedur menilai modul secara formatif.

UraianAda berbagai hal yang perlu Anda perhatikan sebelum Andamenilai modul yang sedang dikembangkan. Berikut ini akandiuraikan tentang beberapa prinsip penilaian modul secaraformatif.

• Prinsip Penilaian Modul secara FormatifSekali lagi perlu ditegaskan bahwa modul ditulis agar pesanatau informasi dapat dipelajari secara efektif dan efisiensehingga mencapai tujuan instruksional. Selain itu modulharus memberikan bimbingan dan bantuan agar prosesbelajar mandiri menjadi lebih menarik dan mampumemotivasi siswa untuk memahami pesan. Oleh karena ituada beberapa prinsip dalam penilaian modul secaraformatif yang dijelaskan dalam uraian berikut ini.

• Penilaian dilakukan Tim Pengembang ModulOrang yang pertama kali menilai modul adalahpengembang modul itu sendiri, yaitu orang yang menulisdan mereka yang bertindak sebagai pengkaji atau reviewer.Merekalah yang dianggap paling tahu mengenai kekuatandan kelemahan dari modul yang mereka kembangkan.

123456789012345678901234567890121234567890123456123456789012345678901234567890121234567890123456123456789012345678901234567890121234567890123456123456789012345678901234567890121234567890123456

Page 174: Pengembangan Modul

173

• Penilaian Bersifat Korektif atauMenyempurnakanMenilai modul secara formatif bersifat korektif, artinyaberusaha menemukan berbagai kesalahan, kelemahan dankekurangan yang ada untuk segera diadakanpenyempurnaan, koreksi dan perbaikan.

• Penilaian dilakukan Selama TahapPengembanganMenilai modul secara formatif dilakukan ketika modulmasih dalam tahap pengembangan. Penilaian modul secaraformatif dilakukan ketika modul masih belum diterbitkan.

• Prosedur Penilaian Modul secara FormatifPenilaian modul untuk tujuan formatif dapat dilakukanmelalui berbagai cara. Prosedur yang ditempuh dalampenilaian formatif tersebut adalah:1. Pengkajian oleh Ahli

Pengkajian dilakukan oleh ahli yang memilikikompetensi di bidang substansi isi (ahli bidang studi),maupun di bidang media pendidikan (ahli media).

Berikut ini contoh seperangkat pertanyaan-pertanyaanuntuk mengkaji modul yang biasa digunakan oleh paraahli dbidang studi maupun ahli media.1) Apakah tujuan-tujuan khusus merupakan

penjabaran dan mendukung pencapaian tujuanumum?

2) Apakah tujuan (TPK) menyebutkan sasaran?3) Apakah tujuan (TPK) menggunakan kata kerja

operasional?4) Apakah jumlah TPK memadai untuk satu unit

pembahasan BP?5) Apakah ada TPK yang perlu dikurangi atau

ditambah?

Page 175: Pengembangan Modul

174

6) Apakah TPK disusun urutannya?7) Apakah telah digambarkan kedudukan antar TPK

(peta konsepnya?8) Apakah dalam petunjuk belajar telah memuat:

- Pokok materi yang akan dibahas?- Perilaku masukan (entry behavior/pre-requisite)?- Kaitan dengan materi sebelumnya?- Manfaat mempelajari materi tersebut bagi

audien?- Aktivitas yang harus dilakukan oleh audien/

peserta? (percobaan, pengamatan, latihan dsb.)9) Apakah petunjuk belajar secara umum telah jelas

bagi audience?10)Apakah dalam uraian materi telah ada pemberian

tanda (signposting) untuk mengacu kepada programsiaran, atau hal-hal lain?

11 Apakah uarian materi yang disajikan sudah benar,tepat dan “up todate”?

12)Apakah modul telah menggunakan petunjuk atautanda khusus (pointers) untuk menarik perhatiansiswa?

13)Apakah uraian materi telah didukung dengancontoh, analogi dan ilustrasi yang tepat?

14)Apakah telah dibubuhkan keterangan atau “caption”pada setiap ilustrasi? Apakah Anda memberikanpenomoran?

15)Apakah telah digunakan kalimat sederhana, mudahdifahami dan komunikatif?

16)Apakah urutan penyajian dan kaitan antar materitelah tersusun secara logis?

17)Apakah uraian materi telah dilengkapi denganlatihan?

18)Apakah materi telah cukup memadai untukmencapai tujuan?

19)Apakah sudah tertulis petunjuk penyelesaian soaltes?

Page 176: Pengembangan Modul

175

20)Apakah soal tes mengukur TPK yang akan dicapai?21)Apakah soal tes telah mengukur tujuan yang

seharusnya diukur?22)Apakah ada kunci tes?23)Apakah kunci tes telah sesuai dengan soal?

2. Pengkajian oleh SejawatPengkajian atau penilaian ini dilakukan oleh sesamapenulis atau orang yang memiliki kesamaan kompetensidalam substansi isi. Sejawat dianggap memilikipengalaman yang berguna untuk menyempurnakandan menambah lengkapnya modul. Pengkajian olehsejawat ini bertujuan memperoleh kritik, masukan dansaran-saran yang dapat digunakan sebagai bahanuntuk penyempurnaan.

Saran dalam Pengkajian Modul SejawatApabila Anda berperan sebagai pengkaji atas modulyang ditulis oleh teman sejawat, sebaiknya Andaberpedoman kepada hal-hal sebagai berikut.a. Lihatlah secara cermat . Adakan pengamatan

terhadap modul yang ada untuk mengetahuikekutan dan kelemahannya. Setelah itu catatlah hal-hal yang menjadi kekuatan tersebut. Kemudianjangan lupa berikan saran pemecahan untukmenyempurnakan kelemahan yang masih ada.

b. Berpikirlah positif. Maksudnya Anda harusberusaha memberikan sumbangan pemikiran yangpositif dan konstruktif untuk menyempurnakanmodul tersebut, bukan mencari kesalahan dankelemahannya.

c. Kemukakanlah pikiran Anda secara lugas .Gunakanlah kata-kata yang tepat sehingga kritikdan saran Anda dapat diterima oleh penulis modulyang bersangkutan.

Page 177: Pengembangan Modul

176

3. Penilaian melalui Ujicoba TerbatasUntuk mengetahui kelemahan dan kekurangan yangada pada modul, dapat dilakukan ujicoba secaraterbatas untuk memperoleh masukan dari calonpengguna. Modul perlu diujicobakan, yaitu digunakanoleh guru untuk membelajarkan siswa dan digunakanoleh siswa untuk belajar. Selama modul tersebutdigunakan pengembang modul dapat melakukanpengamatan untuk mengetahui efektivitas modultersebut. Melalui ujicoba pengembang dapatmemperoleh masukan dari guru dan siswa tentangtingkat kesulitan, kejelasan, ketepatan, kemenarikanmodul dan sebagainya. Semua informasi tersebut sangatberguna bagi pengembang dalam tahappenyempurnaan modul.

Ujicoba modul secara terbatas ini, dapat dilakukanmelalui ujicoba secara individual, dalam kelompok kecilatau dapat situasi nyata di lapangan.

Hasil akhir dari Penilaian Modul secara FormatifPenilaian modul untuk tujuan formatif hasil akhirnyaadalah:1) Informasi berupa temuan-temuan tentang

kekurangan dan kelemahan yang ada pada modul,2) Daftar kesalahan yang ada pada modul, baik

kesalahan konsep atau kesalahan cetak dan lain laindisertai pembetulannya, dan

3) Saran-saran perbaikan yang dapat dilakukan untukme-nyempurnakan modul tersebut.

Page 178: Pengembangan Modul

177

• Tugasa) Ambilah sebuah modul apa saja kemudian

perhatikanlah format yang digunakan, kemudianbuatlah daftar kelemahannya, serta berikan saranperbaikannya!

b) Cobalah lakukanlah suatu ujicoba modul kepada siswadan rumuskan hasilnya!

c) Menurut Anda bagian mana yang paling pentingdiperhatikan dalam menilai modul secara formatif?

Page 179: Pengembangan Modul

178

Kegiatan Belajar 3

MENILMENILMENILMENILMENILAI MODULAI MODULAI MODULAI MODULAI MODULSECSECSECSECSECARA SUMAARA SUMAARA SUMAARA SUMAARA SUMATIFTIFTIFTIFTIF

TujuanSetelah membaca kegiatan belajar 1 ini anda diharapkan dapat:• melaksanakan evaluasi sumatif modul,• menjelaskan pertanyaan pokok dalam menilai modul.

Uraian• Bagaimana Cara Mengevaluasi Sumatif Modul?

Evaluasi sumatif modul berbeda dengan evaluasi formatif,terutama berbeda dalam tujuannya, yaitu untukmembuatkeputusan yang berkaitan dengan modul tersebut.Meskipun aspek yang dinilai dan cara menilai modul bisasama antara evaluasi formatif dan evaluasi sumatif, namunhasil akhir yang diperoleh atau informasi yang diperolehberbeda dalam pemanfaatannya.

• Penilaian tentang Kecukupan Materi/Isi ModulSebenarnya ketika seseorang sedang menulis modul,segala sesuatu yang berkaitan dengan pokok-pokokisinya sudah ada dan sudah ditetapkan dalam garis-garis besar program pendidikan/pelatihan atau GBPP.Tetapi pokok-pokok isi tersebut biasanya belumdijabarkan dan belum memberikan arahan bagi penulismodul tentang penekanan isi materi yang memerlukanelaborasi, contoh, non contoh dan aktivitas yangdiperlukan. Oleh karena itu dalam menilai kecukupanisi materi modul tersebut Anda harus mempertanyakan;

123456789012345678901234567890121234567890123456123456789012345678901234567890121234567890123456123456789012345678901234567890121234567890123456123456789012345678901234567890121234567890123456

Page 180: Pengembangan Modul

179

Apakah elaborasi dan perincian penjelasan atas konsep-konsep tertentu telah cukup rinci? Apakah contoh-contoh diberikan dan cukup membantu menjelaskankonsep yang bersangkutan? Apakah telah digunakanpula non contoh?

• Penilaian mengenai Kecukupan Uraian, Contoh,dan LatihanPada bagian uraian materi modul, apakah isinya telahsecara tepat mencakup seluruh tujuan instruksionalyang hendak dicapai, dan apakah diberikan contoh-contoh untuk memperjelas uraian, dan sudahkahdibuatkan latihannya. Apakah untuk materi yangtergolong sulit telah dijelaskan dengan contoh-contohyang gamblang. Apakah latihan mengenai materi-materi yang esensial dan penting telah diberikan.

Jadi menilai kecukupan isi modul dimulai denganmembandingkan bagian uraian dengan tujuaninstruksional dan GBPP, kemudian dengan mengukurkecukupan dan kejelasannya bagi siswa yang akanmempelajarinya.

• Apa Saja yang Perlu Diperhatikan dalam MenilaiSumatif Modul?Sebelum memulai menilai modul perlu Anda ketahuiterlebih dahulu tentang prinsip-prinsip penilaian modulyang baik dan benar. Ada beberapa prinsip penilaianyang harus diperhatikan, yaitu- Penilaian modul harus menggunakan standar

penilaian yang jelas, telah disepakati bersama.- Penilaian modul harus dilakukan mengikuti

prosedur yang benar.- Penilaian modul harus dilaksanakan dengan

berdasarkan tujuan yang jelas.- Penilaian modul harus dilaksanakan secara obyektif.

Page 181: Pengembangan Modul

180

Implikasi dari penerapan prinsip-prinsip tersebut di atasmaka penilaian modul akan menghasilkan modul yangmemiliki kelebihan-kelebihan sebagai berikut.- Cocok dengan tujuan instruksional- lebih menarik perhatian audien- lebih simpel dan enak dipelajari- kaya dengan variasi penyajian- mudah diikuti dan dikenali identitasnya

• Menilai Modul dengan Perasaan Empati kepadaCalon PemakainyaDalam menilai modul pada dasarnya Anda harusmemiliki empati kepada calon pemakai modul tersebut.Ketika Anda membaca modul yang Anda nilai, Andaharus membayangkan audien yang akan mempelajarimodul tersebut. Pertanyaan yang harus Anda ajukanadalah; Apakah penyajian telah diurut secarasistematis, dan disajikan langkah demi langkah? Apakahmodul telah diuraikan mulai dari hal-hal yang mudahmenuju yang lebih sulit, dari yang sederhana menujuyang kompleks?

• Menilai Bahasa dalam ModulPenggunaan bahasa dalam modul harus memperhatikankaidah-kaidah ejaan yang baik dan benar.

Meskipun demikian untuk memudahkan komunikasihendaknya digunakan bahasa yang tidak terlalu formal.

Apakah modul telah menggunakan dialog sehingga terjadikomunikasi yang baik? Apakah seolah-olah terjadi kotakpersonal antara penulis modul dengan audien/pembacanya? Apakah dengan modul tersebut prosesbelajar menjadi lebih menarik dan menyenangkan,sehingga materi yang disampaikan lebih mudah dipelajari?

Page 182: Pengembangan Modul

181

Apakah bahasa yang digunakan dalam modul telahdisesuaikan dengan siswa atau audience, terutama mengenaitingkat kesulitannya? Apakah selalu digunakan bahasayang sederhana, jelas dan komunikatif? Apakah kalimatyang terlalu panjang yang beranak dan bercucu telahdihindari?

Apakah komunikasi telah dapat ditingkatkan melaluiadanya interaksi timbal balik antara penulis modul denganaudien karena telah memanfaatkan bahasa yang tidakterlalu formal?

Apakah bahasa simbol telah pula digunakan untukmenghemat halaman yang digunakan dan menghematwaktu untuk memahaminya?

• Menilai Ilustrasi dalam ModulBerbagai pertanyaan yang perlu dijawab dalam menilaimodul adalah; Apakah Ilustrasi yang digunakan cocokuntuk uraiannya? Apakah banyaknya ilustrasi cukupmemadai? Apakah ukuran dan penempatannya tepat?

Apakah ilustrasi fungsinya tepat, terutama untukmemperjelas pesan?

• Kriteria Menilai ModulApa saja Kriteria yang Dipergunakan untuk Menilai Baik-Buruknya Modul?

Ada tujuh kategori kriteria untuk menilai modul yang telahdicetak dan dipublikasikan.

Pertama, dan yang utama adalah Kriteria Isi. Dalammenilai isi modul ada enam pertanyaan pokok yaitu 1)Apakah isi modul secara jelas berhubungan dengan tujuan

Page 183: Pengembangan Modul

182

instruksional?, 2) Apakah isi modul akurat?, 3) Apakah isimodul up to date atau tidak ketinggalan jaman?, 4) Apakahcakupan isinya cukup komprehensif?, 5) Apakah telah adakeseimbangan perlakuan mengenai jenis kelamin, ras, danagama?, 6) Apakah isinya telah dilengkapi dengan daftarpustaka, daftar istilah dan hal-hal lain untuk memperjelaspenggunaan?

Kedua, Kriteria Penyajian. Penilaian modul atas dasarkriteria ini peduli akan cara penyajian informasi.Pertanyaan pokoknya adalah; 1) Apakah penyajiannya(kaver, judul, dan ilustrasi) menarik dan mengundangperhatian? 2) Apakah susunan teksnya sistematis? Disajikandari yang sederhana menuju yang kompleks ataumenggunakan urutan logis atau urutan kronologis, secaraspatial atau geografis? 3) Apakah diberikan kunci-kunciuntuk pemahaman secara komprehensif, meliputi tujuan-tujuan, contoh-contoh, ilustrasi, judul dan catatan kaki? 4)Apakah dibuat acuan untuk penggunaan bahan belajaraudio atau visual? 5) Apakah pembaca telah diundanguntuk merespons pertanyaan, melihat jawaban, atauaktivitas lain? Adakah arahan untuk mengkaji teks lainberdasarkan minat pembaca? 6) Apakah pembaca tergiringuntuk berkonsentrasi dan tekun? 7) Apakah telahdigunakan ruang kosong, ukuran, warna, garis dan tanda-tanda lain untuk memusatkan perhatian? 8) Apakah pilihankata, tata bahasa dan gaya penulisannya sesuai dengantingkat kemampuan siswanya?

Ketiga, Kriteria Ilustrasi. Hal-hal yang dipertanyakanberkaitan dengan penggunaan peta, grafik, gambar danlain-lain, adalah; 1) Apakah ilustrasinya cocok denganisinya? 2) Seberapa bagus ilustrasi telah memperjelas ataumelengkapi isi teks? 3) Apakah secara visual tampaknyatelah ada keseimbangan mengenai garis, warna, proporsi?

Page 184: Pengembangan Modul

183

Keempat, Kriteria Bahan Pelengkap. Pertanyaannyaberkaitan dengan 1) Apakah dalam modul telah adabimbingan belajar? 2) Apakah pertanyaan yang diberikanmencerminkan kedalaman keluasan cakupannya? 3)Apakah ada penguatan diberikan?

Kelima, Kriteria Kualitas Teknis. Kriteria ini untukmenilai apakah secara teknis modul telah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut; 1) Apakah ukuran dan kualitascetakan bagus dan mudah dibaca? 2) Apakah kualitaskertas cukup bagus? 3) Apakah penjilidannya bagus?

Keenam, Kriteria Efektivitas. Pertanyaan-pertanyaanpokoknya adalah; 1) Untuk maksud apa teks telah menarikminat siswa? 2) Seberapa baik siswa telah belajar apa yangseharusnya dipelajari? 3) Apakah siswa responsif?

Ketujuh, Kriteria Daya Tarik Secara Menyeluruh.Pertanyaannya adalah apakah secara keseluruhan modulcukup berbobot dan kerkualitas? Berilah kesempatankepada penilai untuk mengekspresikan penilaiannya secaramenyeluruh dalam bentuk opini, komentar secara bebasdan terbuka mengenai kesannya tentang modul tersebut.

Selanjutnya dalam pelaksanaannya, seluruh kriteriapenilaian formatif modul tersebut di atas dituangkan dalambentuk instrumen yang dapat diisi dengan mudah dancepat. Instrumen format evaluasi modul tersebut diperlukanterutama karena alasan praktis.

Page 185: Pengembangan Modul

184

Berikut ini sebuah format evaluasi sumatif modul.

Judul Modul: Penulis:Penerbit: Tahun terbit:Harga: Bidang studi:Sekolah: Kelas:Tujuan: Prasyarat:

Kriteria Penilaian Skor Rating Komentar (1=rendah s.d. 10=tinggi)

1. Kualitas Isia. Kesesuaian isi dengan tujuan –––––– –––––––––b. Ketepatan isi (accuracy) dg. Siswa –––––– –––––––––c. Kemutakhiran isi –––––– –––––––––d. Kecukupan cakupan (sufficiency) –––––– –––––––––

2. Kualitas Metode Penyajiana. Penggunaan contoh –––––– –––––––––b. Sistematika –––––– –––––––––c. Strategi pembelajaran –––––– –––––––––d. Integrasi –––––– –––––––––e. Interaktivitas –––––– –––––––––f. Motivasi –––––– –––––––––

3. Penggunaan Bahasaa. Kesulitan –––––– –––––––––b. Kaitannya dengan teks –––––– –––––––––c. Keterbacaan –––––– –––––––––

4. Penggunaan Ilustrasia. Ketepatan jenis ilustrasi –––––– –––––––––c. Kaitannya dengan teks –––––– –––––––––d. Penempatan –––––– –––––––––e. Pemberian keterangan/caption –––––– –––––––––f. Kualitas teknis grafika –––––– –––––––––g. Keindahan –––––– –––––––––

5. Kualitas Kelengkapan/Bahan Penunjanga. Petunjuk guru –––––– –––––––––b. Tes akhir modul –––––– –––––––––c. Pemanfaatan & kaitan dg. Media lain –––––– –––––––––

6. Kualitas Fisik Modula. Kejelasan cetakan –––––– –––––––––b. Kualitas kertas –––––– –––––––––c. Penjilidan –––––– –––––––––

7. Efektivitas Penggunaannyaa. Minat Siswa terhadap Modul –––––– –––––––––b. Hasil Belajar Siswa dengan Modul –––––– –––––––––c. Penilaian Siswa terhadap Modul –––––– –––––––––

8. Kualitas Modul Secara Keseluruhan –––––– –––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––* Format ini disusun berdasarkan atas berbagai format penilain

modul dari berbagai sumber

Page 186: Pengembangan Modul

185

• Hasil akhir dari Penilaian Modul secara SumatifPenilaian modul untuk tujuan evaluasi sumatif hasilakhirnya adalah berupa nilai tentang kualitas modul danrekomendasi bagi pembuat keputusan untuk menentukankelayakan, atau pemilihan, pembelian dan lain-lainkeputusan tentang modul tersebut.

Apabila dalam melakukan penilaian sumatif modul Andamenggunakan format seperti dicontohkan di atas untukmenilia beberapa buah modul yang berbeda-beda, makahasil akhir yang diperoleh adalah daftar rating beberapamodul. Kemudian berdasarkan rating modul tersebut dapatdijadikan dasar untuk pembuatan keputusan, misalnyauntuk menetapkan modul yang akan dibeli atau dipilihuntuk dipergunakan.

• Tugas- Jelaskanlah secara singkat dengan kalimat Anda sendiri

langkah-langkah menilai modul.- Ambilah dua naskah modul tentang hal yang sama.

Modul 1 ditulis dengan kalimat yang ringkas denganilustrasi. Modul 2 ditulis dengan sedikit ilustrasi dankalimat yang lebih panjang. Kemudian tentukan modulmanakah yang terbaik menurut Anda.

Page 187: Pengembangan Modul

186

PenutupSelamat Anda telah selesai mempelajari modul tentang evaluasiatau penilaian modul.

Hal-hal penting yang telah Anda pelajari adalah:• Menilai modul memiliki dua tujuan yaitu; 1) untuk

menemukan kekurangan-kekurangan dari modul tersebutuntuk kemudian dijadikan dasar untuk melakukanpenyempurnaan, dan 2) untuk membuat keputusan tentangkualitas modul; misalnya menentukan modul yang baik danyang buruk atau untuk memilih modul yang baik.

• Menilai modul secara formatif berbeda tujuannya denganmenilai modul secara sumatif.

• Penilaian modul secara sumatif harus didasarkan padakriteria-kriteria yang jelas. Ada tujuh kategori kriteria untukmenilai modul yang telah dicetak dan dipublikasikan, yaitu;Kualitas Isi, Kualitas Metode Penyajian, PenggunaanBahasa, Penggunaan Ilustrasi, Kualitas Kelengkapan/Bahan Penunjang, Kualitas Fisik Modul, dan EfektivitasPenggunaannya.

• Penilaian modul dapat dilakukan oleh seorang ahli dan bisajuga oleh teman sejawat.

Dengan demikian kini Anda mampu: menilai modul sesuaidengan prosedur dan kriteria yang ditetapkan.

Sebaiknya Anda segera menindaklanjuti belajar Anda dengansegera menerapkannya dalam situasi yang nyata. Ingatlahbahwa apabila pengetahuan Anda tidak segera diterapkanmaka pengetahuan yang telah dengan susah payah Andakumpulkan tersebut akan musnah ditelan masa. Mudah-mudahan apa yang telah Anda pelajari tersebut dapat segeraAnda terapkan dan bermanfaat. Selamat berkarya.

Page 188: Pengembangan Modul

187

Daftar IstilahEvaluasi formatif modul; penilaian yang dilakukan selama proses

pengembangan modulEvaluasi sumatif modul; penilaian yang dilakukan pada akhir

proses pengembangan modul atau penilaian terhadapmodul yang sudah ada untuk menentukan kelayakan ataukualitas modul yang bersangkutan untuk diputuskandigunakan atau tidak, diputuskan dipilih atau tidak, dibeliatau tidak.

Pengkajian modul oleh sejawat; penilaian modul yang dilakukanoleh teman sesama penulis, untuk mendapatkan kritik,masukan dan saran penyempurnaan.

Self contained; isinya serba lengkap tanpa harus mengandalkansumber lain

Accuracy; ketepatan isinyaAdequacy; kecukupan isinya

Page 189: Pengembangan Modul

188

Daftar PustakaArief, S. Sadiman, dkk. 1986. Media Pendidikan, CV Rajawali,

Jakarta.Rowntree, Derek. 1990. Teaching Through Self-Instruction, Kogan

Page, London.Rowntree, Derek, 1981. Developing Courses for Students,

McGraw-Hill.Gachuchi, D. 1989. Handbook for Designing and Writing Dis-

tance Education Materials, DSE, Bonn.Lewis, Roger, and Paine, Nigel, 1985. How to Communicate with

the Learner (open Learning Guide 6), Council for EducationalTechnology, London.

Anonim, 1991. Writing for Distance Education, Samples, Inter-national Extension College, Cambridge.

Pat Heim, Ph.D, Elwood, N, Chapman. Learning to Lead, AnAction Plan for Succes, (A Self-Improvement Program forManager)

oooOooo