PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015)....

110
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA “TUMBUHAN DI SEKITARKU” MENGGUNAKAN PENDEKATAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF UNTUK SISWA KELAS III A SD N JETIS 1 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: Giadiolla Septi Pangesti NIM : 131134094 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015)....

Page 1: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA

“TUMBUHAN DI SEKITARKU” MENGGUNAKAN

PENDEKATAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF

UNTUK SISWA KELAS III A SD N JETIS 1 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Giadiolla Septi Pangesti

NIM : 131134094

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

i

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA

“TUMBUHAN DI SEKITARKU” MENGGUNAKAN

PENDEKATAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF

UNTUK SISWA KELAS III A SD N JETIS 1 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Giadiolla Septi Pangesti

NIM : 131134094

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa

selalu menyertai dan memberikan kasih karuniaNya kepada saya. Orang

tuaku, Ch. Surani dan Sumiati, kakaku Niccolaus Broto Sugandhi,

keluarga besarku Karyo Tamso Suwito, para sahabatku yang tidak bisa

aku sebutkan satu per satu, dan almamaterku tercinta Universitas

Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

v

MOTTO

“Lakukan yang terbaik, bersikaplah yang baik, maka kau akan menjadi orang

yang terbaik”

(Febryan Stefanus Putra)

“Tetap percaya, tetap berdoa, tetap mencoba!”

(Giadiolla Septi Pangesti)

“Jangan takut, sebab aku menyertai engkau. Jangan bimbang, sebab aku ini

Allahmu. Aku akan meneguhkan, bahkan aku akan menolong engkau, aku akan

memegang engkau dan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan”

(Yesaya 41:10)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 14 Juni 2017

Peneliti

Giadiolla Septi Pangesti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPETINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Giadiolla Septi Pangseti

Nomor Mahasiswa : 131134094

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA “TUMBUHAN DI

SEKITARKU” MENGGUNAKAN PENDEKATAN PARADIGMA

PEDAGOGI REFLEKTIF UNTUK SISWA KELAS III A SD N JETIS 1

YOGYAKARTA

Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya atau memberikan royalti kepada saya selama

tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 14 Juni 2017

Yang menyatakan

Giadiolla Septi Pangesti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

viii

ABSTRAK

Pengembangan Modul Pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku”

Menggunakan Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif

Untuk Siswa Kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta

Giadiolla Septi Pangesti

Universitas Sanata Dharma

2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul pembelajaran IPA

menggunakan Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif. Metode penelitian yang

digunakan adalah Research and Development (R&D) berdasarkan 5 langkah

pengembangan modul menurut Tomlinson (Harsono, 2015). Modul pembelajaran

IPA ini diimplementasikan di kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta dengan jumlah

responden 26 siswa. Berdasarkan hasil implementasi yang dilakukan terlihat

bahwa: (1) siswa sudah membaca modul, (2) siswa merasa nyaman, senang dan

bahagia dalam belajar, karena modul menyajikan gambar dan bahasa yang mudah

dipahami oleh siswa, (3) siswa menjadi percaya diri dalam belajar (4) siswa dapat

memahami dan menyadari pentingnya keberadaan tumbuhan di sekitarnya, (5)

siswa mendapatkan kejelasan dari materi yang disampaikan, (6) siswa

mendapatkan pengalaman bermakna, (7) siswa menjadi lebih bertanggung jawab,

disiplin dan dapat menghargai perbedaan, (8) meningkatkan daya nalar pada

siswa, (9) siswa terlibat aktif dalam kegiatan pengamatan, demonstrasi, maupun

diskusi, dan (10) siswa mendapat respon positif melalui kegiatan refleksi dan aksi.

Kata kunci: pengembangan modul, pendekatan paradigma pedagogi reflektif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

ix

ABSTRACT

The Development Natural of Sciences Learning Module “Tumbuhan Di

Sekitarku” Using A Reflective Pedagogical Paradigm Approach for Third

Grade SD N Jetis 1 Yogyakarta

Giadiolla Septi Pangesti

Sanata Dharma University

2017

This research aimed to develop a natural sciences learning modules using

a Reflective Pedagogical Paradigma Approach. The research was held based on

Research and Development (R&D) method based has 5 step in its module

development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning

module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta with 26

student respondents. According to the implementation it was seen that: (1) the

student has read the module, (2) students feel comfortable, happy and happy in

learning, because the module presents images and languages that are easily

understood by students, (3) the students are confident to learn, (4) Students can

understand and realize the importance of the existence of surrounding plants, (5)

Students get the clarity of the material (6) students get meaningful experience (7)

the students become more responsible, discipline and able to appreciate

the difference, (8) improve students reasoning (9) the students actively participate

in the activities of observation activities, demonstration, and discussions, and 10)

students get a positive response through the activities of reflection and action.

Keywords: module development, reflective pedagogical paradigm approach.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat

rahmat dan kasih karuniaNya yang telah diberikan, sehingga skripsi yang berjudul

“Pengembangan Modul Pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku”

Menggunakan Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif untuk Siswa Kelas

III A SD N Jetis 1 Yogyakarta” dapat selesai dengan lancar dan tepat waktu.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah peneliti menyampaikan ucapan

terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma;

2. Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD Universitas

Sanata Dharma;

3. Bapak Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD

Universitas Sanata Dharma;

4. Ibu Eny Winarti, M. Hum., Ph.D. dan Ibu Wahyu Wido Sari, M.Biotech.,

selaku dosen pembimbing yang senantiasa memberikan bimbingan, waktu,

tenaga, kritik, saran kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi;

5. Validator ahli IPA dan Bahasa yang telah berkenan memberikan kritik dan

saran kepada peneliti selama melaksanakan penelitian;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

xi

6. Kepala Sekolah serta para guru kelas I hingga kelas VI SD N Jetis 1

Yogyakata yang telah memberikan waktu, bantuan dan bimbingan kepada

penulis selama melaksanakan PPL dan penelitian;

7. Guru kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta yang senantiasa memberikan izin,

waktu, bantuan dan bimbingan kepada penulis selama peneliti melaksanakan

kegiatan penelitian di kelas;

8. Seluruh siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta yang telah berpartisipasi

aktif dalam kegiatan penelitian sehingga dapat berjalan sesuai dengan

harapan;

9. Sahabat-sahabatku Aisyah, Tanti, Assa, Atika, Okta, Reni, serta teman-teman

sepayung Emansipatoris yang selalu memberikan semangat, dan

dukungannya kepadaku sehingga karyaku ini dapat terselesaikan dengan baik.

10. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, peneliti ucapkan

terimakasih banyak untuk bimbingan dan dukungannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,

oleh karena itu, penulis sangat membutuhkan kritik dan saran demi perbaikan di

masa mendatang. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca dan bagi penulis sendiri.

Peneliti

Giadiolla Septi Pangesti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv

HALAMAN MOTTO .................................................................................. v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................. vii

ABSTRAK ................................................................................................. viii

ABSTRACT .................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR .................................................................................. x

DAFTAR ISI ............................................................................................... xii

DAFTAR BAGAN ...................................................................................... xv

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xvii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 5

1.3 Batasan Masalah....................................................................................... 5

1.4 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5

1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................... 6

1.6 Spesifikasi Produk yang Diharapkan ....................................................... 7

1.7 Definisi Operasional................................................................................. 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

xiii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka ........................................................................................ 10

2.1.1 Penelitian dan Pengembangan (R&D) ............................................. 10

2.1.2 Pendidikan Emansipatoris ................................................................ 11

2.1.3 Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) ............................................... 12

2.1.4 Pembelajaran .................................................................................... 15

2.1.5 Modul IPA ........................................................................................ 16

2.2 Penelitian yang Relevan ......................................................................... 18

2.2.1 Penelitian Mengenai Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif .... 18

2.2.2 Penelitian Mengenai Modul Pembelajaran IPA ............................... 19

2.3 Kerangka Berfikir................................................................................... 23

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................... 24

3.2 Setting Penelitian .................................................................................... 24

3.2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 24

3.2.2 Subjek Penelitian .............................................................................. 25

3.2.4 Objek penelitian ............................................................................... 25

3.3 Prosedur Pengembangan ........................................................................ 25

3.4 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 29

3.5 Instrumen Penelitian............................................................................... 30

3.6 Teknik Analisis Data .............................................................................. 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Proses Pengembangan Modul ................................................................ 36

4.1.1 Analisis Kebutuhan .......................................................................... 36

4.1.2 Desain Produk .................................................................................. 40

4.1.3 Implementasi .................................................................................... 50

4.1.3.1 Implementasi Hari Pertama ........................................................ 51

4.1.3.2 Implementasi Hari Kedua .......................................................... 53

4.1.4 Evaluasi ............................................................................................ 57

4.1.5 Revisi ............................................................................................... 59

4.2 Deskripsi Kualitas Modul ...................................................................... 61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

xiv

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 64

5.2 Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 65

5.3 Saran ....................................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 67

LAMPIRAN ................................................................................................ 69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

xv

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.1 Bagan Literature Map ................................................................. 22

Bagan 3.1 Bagan Prosedur Pengembangan Modul ..................................... 26

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-kisi Wawancara Guru Kelas III A ...................................... 31

Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara Siswa Kelas III A .................................... 31

Tabel 3.3 Instrumen Validasi Perangkat Pembelajaran ............................. 31

Tabel 3.4 Instrumen Validasi Modul oleh Ahli dan Guru ......................... 31

Tabel 3.5 Kuesioner Presepsi Siswa .......................................................... 32

Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Ideal Menurut Sukardjo ................................ 33

Tabel 3.7 Kriteria Skor Skala Empat ......................................................... 35

Tabel 4.1 Hasil Validasi oleh Ahli dan Guru ............................................. 47

Tabel 4.2 Rekapitulasi Penilaian ................................................................ 47

Tabel 4.3 Komentar Ahli IPA dan Revisian .............................................. 48

Tabel 4.4 Komentar Ahli Bahasa dan Revisian ......................................... 48

Tabel 4.5 Komentar Guru Kelas dan Revisian........................................... 49

Tabel 4.6 Hasil Wawancara Presepsi Siswa ............................................. 62

Tabel 4.7 Hasil Kuesioner Presepsi Siswa .................................................. 62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Silabus Hari Pertama dan Kedua .......................................... 42

Gambar 4.2 RPP Hari Pertama dan Kedua .............................................. 43

Gambar 4.3 Sampul dan Isi Modul Pembelajaran untuk Guru ................ 45

Gambar 4.4 Sampul dan Isi Modul Pembelajaran untuk Siswa ............... 45

Gambar 4.5 Proses Implementasi Hari Pertama ...................................... 53

Gambar 4.6 Proses Implementasi Hari Kedua ......................................... 56

Gambar 4.7 Rincian Kegiatan RPP Hari Pertama (Sebelum Revisi) ....... 60

Gambar 4.8 Rincian Kegiatan RPP Hari Pertama (Setelah Revisi) ......... 60

Gambar 4.9 Rincian Kegiatan RPP Hari Kedua (Sebelum Revisi) ......... 61

Gambar 4.10 Rincian Kegiatan RPP Hari Kedua (Setelah Revisi) ............ 61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ............................................................... 70

Lampiran 2 Lembar Wawancara oleh Guru Kelas .................................... 71

Lampiran 3 Hasil Wawancara Guru Kelas................................................ 72

Lampiran 4 Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran oleh

Ahli IPA ................................................................................ 73

Lampiran 5 Hasil Validasi Kualitas Modul oleh Ahli IPA ....................... 74

Lampiran 6 Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran oleh

Ahli Bahasa ........................................................................... 76

Lampiran 7 Hasil Validasi Kualitas Modul oleh Ahli Bahasa .................. 77

Lampiran 8 Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran oleh

Guru Kelas III A..................................................................... 79

Lampiran 9 Hasil Validasi Kualitas Modul oleh Guru Kelas III A .......... 80

Lampiran 10 Lembar Wawancara Validasi Modul oleh Siswa .................. 82

Lampiran 11 Hasil Wawancara Presepsi Siswa .......................................... 83

Lampiran 12 Hasil Karya Siswa ................................................................. 87

Lampiran 13 Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian .................................... 90

Lampiran 14 Curriculum Vitae ................................................................... 91

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab I ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan definisi

operasional.

1.1 Latar Belakang Masalah

Lingkungan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam

kehidupan manusia. Lingkungan hidup tidak hanya terdapat pada lingkungan alam

saja, tetapi juga pada manusia. Manusia dalam hidup selalu berinteraksi dengan

lingkungan di sekitarnya, seperti udara, tanah, sungai, hewan dan tumbuh-

tumbuhan, sehingga manusia berhak mengelola alam sekitar untuk mencukupi

kebutuhan hidupnya secara bijak dengan memperhatikan keseimbangan dan

kelestariannya.

Tuhan menciptakan umat manusia untuk menjaga dan melestarikan alam

dan lingkungan hidup. Akan tetapi, apakah manusia sudah melakukannya?

Lihatlah karena keserakahan, manusia telah merusak alam ciptaan Tuhan dengan

mengeksploitasi alam secara berlebihan demi keuntungan sesaat dan kepentingan

pribadi. Selain itu manusia juga telah menggunakan sumber daya secara tidak

benar. Sikap manusia yang kurang peduli dan bertanggung jawab terhadap

lingkungan merupakan awal dari kerusakan alam semesta ini. Kenyataan ini dapat

dilihat dari banyaknya permasalahan kerusakan lingkungan yang banyak terjadi di

wilayah perkotaan, antara lain polusi udara yang berasal dari asap pabrik-pabrik

dan knalpot kendaraan, sedikitnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) karena tumbuhan

hijau dan segar musnah begitu saja dan digantikan oleh besi-besi dalam berbagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

2

bentuk. Jika alam semesta ini rusak, maka keselamatan populasi manusia tentu

akan terancam. Hal ini bermakna bahwa apapun yang dilakukan oleh manusia

terhadap lingkungannya, dampaknya akan kembali lagi kepada manusia, baik itu

berupa keuntungan maupun kerugian (Soemarwoto, 2001: 55). Soemarwoto

(2001: 56-58) juga menyatakan bahwa mutu lingkungan yang baik akan membuat

orang merasa nyaman hidup dalam lingkungan tersebut. Oleh karena itu,

permasalahan terhadap lingkungan sudah menjadi tanggung jawab dalam diri

manusia untuk berperilaku positif terhadap alam dengan memanfaatkan,

memelihara dan menjaga kelestarian lingkungan alam yang ada. Sebab, Tuhan

telah mempercayakan seluruh ciptaan-Nya di bumi ini kepada kita.

Kepedulian terhadap lingkungan dapat dilakukan dari lingkup terkecil

yaitu lingkungan keluarga, dengan banyak menanam pohon di sekitar rumah dan

mengolah sampah organik dan anorganik. Selain melalui keluarga, sikap peduli

lingkungan bisa dilakukan di sekolah. Sekolah merupakan salah satu jalur

pendidikan formal yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana pembentukan sikap

dan kepedulian terhadap lingkungan secara efektif. Proses pembelajaran di

sekolah hendaknya tidak hanya membina peserta didik agar memiliki

pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang positif terhadap lingkungan, tetapi

juga bertanggung jawab untuk memelihara keseimbangan dan penggunaan

lingkungan tersebut dalam berbagai aspek kehidupan. Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang mempelajari fenomena alam

sekitar. Adanya pembelajaran IPA disekolah dapat menjadi wahana bagi siswa

untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Salah satu materi yang diajarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

3

dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar adalah cara memelihara dan

melestarikan alam di lingkungan sekitar.

Guru senantiasa mempermudah dalam menyampaian materi kepada siswa

yaitu dengan menggunakan bahan ajar. Materi dalam bahan ajar dapat

meningkatkan keaktifan belajar siswa. Bahan ajar tidak hanya memuat materi saja

tetapi harus memenuhi kebutuhan belajar siswa dan mampu mengembangkan

pendidikan karakter siswa. Modul biasanya dijadikan pedoman bagi siswa dalam

melakukan kegiatan pembelajaran. Modul yang dicetak biasanya hanya terdiri dari

materi dan soal-soal latihan saja, sehingga proses kegiatan pengalaman langsung

yang dilakukan siswa hanya sedikit, bahkan ada yang tidak ada sama sekali.

Pendidikan karakter wajib diterapkan disekolah-sekolah untuk membentuk

karakter generasi penerus bangsa supaya memiliki karakter yang baik, salah

satunya karakter peduli lingkungan.

Hal serupa peneliti temukan ketika melaksanakan Program Pengalaman

Lapangan (PPL) dari bulan Juli 2016 sampai Oktober 2016 di SD N Jetis 1

Yogyakarta. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang sudah dilakukan

diketahui bahwa SD N Jetis 1 Yogyakarta dalam proses belajar mengajar, guru

dan siswa sudah difasilitasi bahan ajar berupa buku paket dari pemerintah dan

modul sebagai penujang pembelajaran. Akan tetapi, guru dan siswa dalam proses

pembelajaran hanya menggunakan buku paket saja, hal ini membuat siswa

menjadi kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran karena buku tersebut hanya

berisikan materi-materi pembelajaran saja. Guru menggunakan modul apabila

materi yang terdapat dalam buku paket pembelajaran sudah habis. Modul

pembelajaran yang digunakan guru dan siswa juga kurang memasukan pendidikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

4

lingkungan di dalamnya. Guru kelas III A dalam proses pembelajaran sudah

mengupayakan pendidikan lingkungan, namun pelaksanaanya masih belum

mendalam. Siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta masih belum memiliki

sikap sadar dan peduli akan lingkungan khususnya terhadap keberadaan tumbuhan

yang ada disekitar, hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa tumbuhan di

sekolah ini layu, mati, dan rusak karena kekurangan air, bahkan banyak tanaman

dalam pot menjadi rusak karena dijadikan sebagai tempat sampah dan terkena

bola yang dimainkan oleh siswa pada saat jam istirahat ataupun pulang sekolah.

Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti terdorong untuk

mengembangkan modul pembelajaran IPA menggunakan pendekatan Paradigma

Pedagogi Reflektif (PPR). Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) merupakan suatu

pendekatan pembelajaran yang menerapkan proses refleksi dalam setiap

pengalaman belajar siswa. Penggunaan modul pembelajaran IPA “Tumbuhan Di

Sekitarku” untuk siswa kelas III A membantu siswa memahami dan mengamati

secara langsung tumbuhan yang terdapat di lingkungan sekitarnya, bukan hanya

berpikir secara abstrak. Penggunaan modul pembelajaran IPA menggunakan

pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) ini diharapkan mampu memiliki

pengaruh bagi siswa yaitu membuat siswa merasa nyaman, dan senang belajar,

membantu siswa untuk mengembangkan rasa kepercaya diri, berguna dan relevan

bagi siswa, menimbulkan rasa ketertarikan dam memberikan pencerahan bagi

siswa, mempertimbangkan gaya belajar serta sikap afektif siswa, memaksimalkan

kemampuan otak kiri dan kanan siswa pada siswa sehingga dapat membangun

konsep pembelajarannya secara mandiri dalam terwujudnya feedback setelah

pembelajaran dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah, sebagai

berikut:

1.2.1 Bagaimana proses pengembangan modul pembelajaran IPA “Tumbuhan

Di Sekitarku” dengan menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi

Reflektif untuk siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta?

1.2.2 Bagaimana deskripsi kualitas penggunaan modul pembelajaran IPA

“Tumbuhan Di Sekitarku” dengan menggunakan pendekatan Paradigma

Pedagogi Reflektif untuk siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta?

1.3 Batasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian ini dapat dilakukan secara

terarah dan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Oleh karena dalam

penelitian ini peneliti membatasi hal-hal sebagai berikut:

1.3.1 Modul yang dikembangkan berupa modul pembelajaran IPA “Tumbuhan

Di Sekitarku” menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif

untuk siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta.

1.3.2 Modul yang dikembangkan bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran dan

kepedulian siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta terhadap keberadaan

tumbuhan yang ada disekolah.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini memiliki tujuan yang

akan dicapai, yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

6

1.4.1 Mengetahui proses pengembangkan modul pembelajaran IPA “Tumbuhan

Di Sekitarku” menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif

untuk siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta.

1.4.2 Mendeskripsikan bagaimana kualitas penggunaan modul pembelajaran

IPA “Tumbuhan Di Sekitarku” menggunakan pendekatan Paradigma

Pedagogi Reflektif untuk siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, di

antaranya yaitu:

1.5.1 Bagi Sekolah

Sekolah mendapat sumber belajar baru berupa modul pembelajaran IPA

“Tumbuhan Di Sekitarku” dalam menanamkan sikap sadar dan peduli

siswa pada tumbuhan disekitarnya

1.5.2 Bagi Guru

Modul pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku” menggunakan

pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif dapat menambah wawasan dan

pengetahuan bagi guru dalam memberikan pendidikan lingkungan untuk

siswa.

1.5.3 Bagi Siswa

Siswa memberoleh sumber belajar berupa modul pembelajaran IPA

“Tumbuhan Di Sekitarku” yang dapat membantunya dalam memahami

materi serta dapat mengembangkan sikap sadar dan peduli siswa terhadap

tumbuhan disekitarnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

7

1.5.4 Bagi Peneliti

Peneliti dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru dalam

mengembangkan modul pembelajaran IPA sebagai sumber belajar bagi

siswa kelas III SD menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi

Reflektif.

1.6 Spesifikasi Produk yang diharapkan

Spesifikasi produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah modul

pembelajaran IPA “Tumbuhan Di sekitarku” menggunakan pendekatan Paradigma

Pedagogi Reflektif untuk siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta. Proses

pengembangan modul dilakukan dengan menggunakan 5 langkah prosedur

pengembangan menurut Tomlinson (dalam Harsono, 2015) meliputi: 1) analisis

kebutuhan dilakukan melalui kegiatan observasi dan wawancara. 2) modul

“Tumbuhan Di Sekitarku” berisikan sampul depan, kata pengantar, daftar isi,

silabus hari 1 dan silabus hari 2, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hari 1,

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hari 2, materi pembelajaran IPA, dan

LKS. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat menggunakan

font Times New Roman, dengan ukuran 12pt. RPP hari pertama dan kedua juga

dibuat menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) yang

disesuaikan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006.

Dalam pembuatan modul ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan,

seperti penggunaan warna, jenis kertas, penggunaan gambar, ketebalan huruf, dan

juga besar kecilnya huruf. Modul pembelajaran yang dihasilkan berbentuk buku

berukuran 21cm x 29 cm yang disesain terlebih dahulu dengan menggunakan

Microsoft Word. Sampul luar modul didesain dengan menggunakan program

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

8

Microsoft Publisher dengan memberikan warna putih pada bagian depan dan

belakang. Komponen dalam sampul meliputi nama penulis, sararan modul, judul

modul, gambar tumbuhan-tumbuhan dan tangan yang memegang tumbuhan hidup

merupakan gambaran materi yang akan dibahas dalam modul. Sampul modul

dicetak menggunakan kertas Ivory A4 230 gram. Format yang digunakan dalam

penulisan isi modul adalah font Lucida Calligraphy, Times New Roman, dan

Comic Sans MS. Ukuran font yang digunakan 10, 12, 18 dan 24 dengan spasi 1,5

yang dicetak menggunakan kertas HVS A4 80 gram.

Setiap kegiatan pembelajaran dalam modul dilengkapi dengan langka-

langkah pembelajaran yang menuntun siswa untuk melakukan kegiatan

selanjutnya. Selain dilengkapi dengan panduan, modul ini juga dilengkapi dengan

gambar-gambar dan warna pada tulisan agar siswa tidak merasa bosan ketika

membaca dan mengerjakannya. Disetiap lembar kegiatan juga diberi tempat untuk

siswa menulis hasil pengamatan, pertanyaan-pertanyaan yang telah mereka

lakukan sehingga siswa tidak perlu lagi menuliskan hasil kegiatan mereka di buku

tulis.

3) implementasi dilaksanakan di SD N Jetis 1 Yogyakarta dengan

melibatkan seluruh siswa kelas III A yang berjumlah 26 siswa. 4) evaluasi

disesuaikan dengan hasil data yang telah diperoleh dari proses implementasi. 5)

revisi pada bagian produk yang masih memiliki kekurangan.

1.7 Definisi Operasional

1.7.1 Modul merupakan buku teks yang digunakan sebagai keperluan dalam

pembelajaran yang digunakan secara mandiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

9

1.7.2 Paradigma Pedagogi Refektif merupakan proses kegiatan di mana siswa

dapat menumbuh kembangkan nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan

sehari-hari.

1.7.3 Lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan,

dan makhkuk hidup, termaksud manusia dan perilakunya yang

mempengaruhi kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup

lain.

1.7.4 Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari

gejala-gejala alam dan kebendaan yang ada disekitar.

1.7.5 Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendukung

proses pembelajaran bagi peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

10

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II ini memaparkan tentang kajian pustaka, penelitian yang relevan dan

kerangka berpikir.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/R&D)

Menurut Seels & Richey (dalam Alim Sumarno (2012: 1) pengembangan

merupakan proses penjabaran spesifikasi rancangan ke dalam bentuk fitur fisik.

Pengembangan bertujuan untuk menghasilkan suatu produk. Penelitian

pengembangan (R&D) merupakan suatu penelitian yang bertujuan untuk

mengasilkan atau mengembangkan suatu produk. Borg & Gall (2007) berpendapat

bahwa penelitian dan pengembangan merupakan suatu proses yang dipakai untuk

mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Tomlinson (2005)

menjelaskan bahwa pengembangan bahan adalah pengembangan terhadap apapun

yang dapat digunakan untuk membantu pelaksanaan pembelajaran seperti buku

teks, buku kerja, kaset, CD-ROM, DVD, video, dan bahan dari internet.

Terdapat beberapa model yang digunakan dalam penelitian dan

pengembangan dalam berbagai prosedur pengembangan. Penelitian ini berfokus

pada pengembangan materi menurut Tomlinson yang diyakini relevan dengan

penelitian yang akan dilakukan. Terdapat lima langkah penelitian dan

pengembangan menurut Tomlinson (dalam Harsono, 2015). Pertama, analisis

kebutuhan. Analisis kebutuhan sangat penting dilakukan guna untuk

mengidentifikasi hal-hal yang dibutuhkan oleh subjek penelitian. Tahap kedua,

adalah desain penelitian. Desain penelitian didasarkan pada hasil analisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

11

kebutuhan yang telah didapat kemudian menyusun hal-hal yang diperlukan dalam

mengembangkan suatu produk. Tahap ketiga, adalah implementasi. Hasil dari

desain penelitian kemudian diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran.

Tahap keempat adalah evaluasi. Hasil dari proses implementasi kemudian

dievaluasi kelebihan dan kelemahannya. Tahap kelima yaitu revisi. Proses revisi

merupakan tahap akhir dari pengembangan suatu produk. Proses revisi ini didasari

dari hasil evaluasi yang telah dilakukan. Jika hasil produk sudah diidentifikasi

kelebihan dan kelemahannya, maka produk perlu diperbaiki sebagai produk akhir

yang layak untuk digunakan. Kelima tahap proses pengembangan ini merupakan

jembatan untuk menciptakan suatu produk yang baru sesuai dengan kebutuhan

yang diperlukan, sehingga menjadi produk yang lebih baik dan berkualitas.

2.1.2 Pendidikan Emansipatoris

Pendidikan Emansipatoris merupakan proses pembelajaran yang berpusat

pada siswa, di mana pembelajaran terfokus pada pemusatan perhatian siswa

sebagai subjek dalam pengalaman kemanusiaannya. (Suprijono, 2016:51).

Pendidikan Emansipatoris menempatkan guru dan siswa sebagai pembelajar

(Winarti dan Anggadewi 2015:54), artinya dalam proses pembelajaran akan

terjadi dialog antara keduanya sehingga pengalaman dan pemahaman kedua pihak

dapat berkembang.

Tiga kata kunci utama dalam pendidikan emansipatoris, yaitu humanisasi,

kesadaran kritis dan mempertanyakan sistem. Pengertian humanisasi dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah penumbuhan rasa peri kemanusiaan.

Pendidikan Emansipatoris dengan prinsip humanisasi bertujuan mengajak siswa

untuk mampu berpikir kritis dalam proses pencapaian pengetahuan. Selain itu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

12

Pendidikan Emansipatoris ini juga mengarahkan peserta didik pada penyadaran

kritis dalam memperoleh kebebasan untuk menemukan pengetahuannya.

Pendidikan Emansipatoris dikembangkan dengan tujuan menghasilkan siswa yang

memiliki sikap kritis (Suprijono, 2016). Pembelajaran ini dapat dilakukan dengan

mengarahkan siswa pada pertanyaan-pertanyaan yang logis sehingga mereka

dapat merespon dan menjabarkan pengetahuan yang dimilikinya. Pembelajaran

IPA dapat mendorong siswa untuk mampu berpikir kritis melalui proses

pembelajaran tentang peran penting tumbuhan bagi makhluk hidup serta cara

menjaga dan melestarikan alam di lingkungan sekitar. Pengetahuan siswa dapat

berkembang ketika siswa dapat belajar dari pengalaman sekitarnya, serta dapat

saling bertukar pikiran dengan guru. Terjadinya dialog antara keduanya dapat

mengembangkan pemahaman dan pengalaman kedua belah pihak akan suatu

realitias.

2.1.3 Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) merupakan salah satu bentuk

Pendidikan Emansipatoris (Winarti dan Anggadewi, 2015:54). Paradigma

Pedagogi Reflektif (PPR) merupakan pola pikir (paradigma = pola pikir) dalam

menumbuh kembangkan pribadi siswa (pedagogi reflektif = kemanusiaan)

(Subagyo, 2010:39). Pembelajaran berpendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif

(PPR) adalah proses pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran bidang

studi dengan pengembangan nilai-nilai kemanusiaan. Pembelajaran bidang studi

disesuaikan dengan konteks siswa, sedangkan pengembangan nilai kemanusiaan

dikembangkan melalui dinamika pengalaman, refleksi, dan aksi. Proses

pembelajaran juga disertai dengan evaluasi (Subagya, 2010: 51). Sehingga dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

13

disimpulkan bahwa Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) adalah pendidikan yang

menekankan pada pengembangan nilai-nilai kemanusiaan dan kompetensi siswa

melalui proses pembelajaran di sekolah. Penumbuhan nilai-nilai ini dilakukan

sesuai dengan konteks siswa dan materi pembelajaran, serta melalui pemberian

pengalaman, refleksi, perwujudan aksi, dan evaluasi.

Pembelajaran berpendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

bertujuan untuk memperdalam pemahaman dan kemampuan siswa dalam

menanggapi berbagai hal yang terjadi di sekitar siswa. Tujuan dari pembelajaran

berpendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) terwujud dalam 3 unsur yaitu,

competence (kemampuan kognitif), conscience (kemampuan afektif), dan

compassion (kemampuan psikomotorik).

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam proses

pembelajaran terbentuk dalam sebuah siklus yang terdiri atas 5 unsur pokok yaitu:

konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi (P3MP, 2008: 8). Berikut

merupakan skema siklus dalam PPR dan penjabarannya.

Skema siklus dalam Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

14

Konteks merupakan proses dalam siklus PPR yang dilakukan oleh guru

yang didukung keterbukaan diri dari siswa. Guru berperan sebagai fasilitator

untuk mengamati sejauh mana pencapaian siswa akan perkembangan pribadi

siswa terhadap materi yang akan dipelajarinya atau yang diajarkan. (Subagya,

2010: 43).

Pengalaman merupakan proses pembelajaran yang melibatkan seluruh

kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa dalam memahami dan

mendalami materi yang dipelajarinya. Pengalaman dibedakan atas pengalaman

langsung dan pengalaman tidak langsung. Pengalaman langsung adalah

pengalaman yang dialami sendiri oleh siswa seperti kegiatan diskusi, dan

pengamatan (Subagya, 2010: 52). Sedangkan pengalaman tidak langsung ialah

pengalaman yang bukan berasal dari diri siswa, seperti mendengarkan, melihat,

dan membaca (Subagya, 2010: 52). Dalam hal ini tugas seorang guru hanya

sebagai fasilitator yang menyediakan pengalaman tersebut untuk siswa.

Refleksi merupakan unsur terpenting dari proses pembelajaran dalam

pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Dengan melakukan refleksi

siswa diharapkan mampu memaknai proses pembelajaran yang telah mereka

pelajari. Hal ini tentu saja sangat menunjang pengembangan diri siswa. Maka

refleksi merupakan tindakan yang sangat menentukan siswa untuk begerak dari

pengalaman ke perbuatan (Subagya, 2011:34).

Aksi merupakan tindakan yang dilakukan siswa sebagai hasil refleksi

yang telah dilakukan siswa. Peran guru dalam tahap aksi ini adalah membantu

siswa dalam membangun tindakan nyata siswa berupa pemaknaan hidup, sikap,

dan nilai-nilai yang telah dipilih siswa menjadi bagian dari dirinya (Subagya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

15

2010:62). Evaluasi merupakan proses untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.

pencapaian tujuan dalam Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dilakukan pada

aspek pengetahuan, sikap, dan tindakan nyata yang dilakukan siswa (Subagya,

2010: 63-64). Dari uraian di atas, pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif

(PPR) tepat dijadikan sebagai pilihan pada proses pembelajaran terutama dalam

pendidikan karakter dan penanaman nilai dalam proses pembelajaran.

Sekolah dan guru memiliki tanggung jawab dalam pengembangan

kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Oleh karena itu, pihak sekolah dan guru

diharapkan mampu untuk mengembangkan sebuah sumber belajar yang dapat

digunakan oleh siswa dalam setiap proses pembelajarannya. Sumber belajar yang

dikembangkan diharapkan tidak hanya mampu mengembangkan kognitif siswa

saja tetapi juga dapat mengembangkan sikap dan keterampilan siswa.

2.1.4 Pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses interaksi antara siswa dengan pendidik

dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Daryanto, 2013: 191-192).

Rusman, dkk (2012: 41-42) mengemukakan bahwa pelaksanaan pembelajaran

hasil integrasi dari beberapa komponen yang memiliki fungsi serta maksud agar

ketercapaian tujuan pembelajaran dapat terpenuhi. Ciri utama dari kegiatan

pembelajaran adalah adanya interaksi yang terjadi antara siswa dengan lingkungan

belajarnya.Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara siswa dengan guru dan

sumber belajar yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan pendidikan dalam rangka

pemerolehan pengetahuan (kognitif), perilaku (afektif), dan keterampilan

(psikomotorik). Selain itu, pembelajaran juga berkaitan dengan komponen-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

16

komponen pembelajaran, seperti tujuan, bahan/materi, strategi, media dan

evaluasi pembelajaran.

.

2.1.5 Modul IPA

Menurut Widodo & Jasmadi (2008: 40) bahan ajar merupakan seperangkat sarana

atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-

batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik

dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Modul merupakan salah satu

bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, di dalamnya memuat

seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan di desain untuk membantu

peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik (Daryanto, 2013: 9).

Modul pembelajaran banyak digunakan oleh guru maupun siswa dalam

proses pembelajaran disekolah terutama dalam pembelajaran IPA. Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) atau Sains yaitu pengetahuan yang mempelajari gejala-

gejala alam dan kebendaan yang diperoleh dengan cara observasi, eksperimen,

atau uji coba yang berdasarkan pada hasil pengamatan (Abdullah:1998).

Pembelajaran IPA dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri

sendiri dan alam sekitar serta menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran IPA menekankan pada pengalaman belajar secara langsung melalui

pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Modul pembelajaran ini

tertuju pada pelajaran IPA untuk siswa kelas III semester gasal dengan SK 6.

Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca, dan pengaruhnya bagi manusia,

serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam. KD

6.4 Mengidentifikasi cara manusia dalam memelihara dan melestarikan alam di

lingkungan sekitar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

17

Setidaknya terdapat 16 prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson

(dalam Harsono,2007) dalam pembelajaran bahasa, namun peneliti hanya

berfokus pada 10 prinsip pengembangan dari Tomlinson yang sesuai dengan

penelitian ini yaitu pada pengembangan modul pembelajaran IPA.

Prinsip pertama, memiliki pengaruh bagi siswa. Isi materi pada modul

hendaknya dibuat dengan berbagai variasi gambar, warna, ataupun tulisan yang

menarik, sehingga dapat membangkitkan rasa ingin tahu dan perhatian siswa

untuk membaca dan mempelajarinya. Prinsip kedua, membuat siswa merasa

nyaman, dan senang belajar. Rasa nyaman akan muncul apabila materi dalam

modul mudah untuk dipahami dan dipelajari oleh siswa. Prinsip ketiga, membantu

siswa untuk mengembangkan rasa kepercaya diri. Siswa akan menjadi lebih

percaya diri apabila materi dan kegiatan yang mereka pelajari dapat dipahami

dengan mudah atau tidak terlalu rumit. Prinsip keempat, berguna dan relevan bagi

siswa. Modul yang dikembangkan sebaiknya memperhatikan latar belakang siswa,

sehingga nantinya materi yang disampaikan dapat berguna dalam kehidupan

sehari-hari siswa.

Prinsip kelima, menimbulkan rasa ketertarikan pada siswa. Prinsip

keenam, memberikan pencerahan/penjelasan bagi siswa. Prinsip ketujuh,

mempertimbangkan gaya belajar siswa yang berbeda. Prinsip kedelapan,

mempertimbangkan sikap afektif siswa. Prinsipp kesembilan, memaksimalkan

kemampuan otak kiri dan kanan siswa pada siswa. Prinsip kesepuluh, memberikan

kesempatan untuk terwujudnya timbak balik (feedback) antara guru dengan siswa.

Siswa diharapkan mampu merespon positif maupun negatif dari isi dalam modul

yang sudah diterimanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

18

2.2 Penelitian yang Relevan

2.2.1 Penelitian mengenai Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif

(PPR).

Penelitian yang berkaitan dengan Pendekatan Pendagogi Ignasian

dilakukan oleh Laurentia Sumarni (2014). Penelitian ini berjudul “Implementasi

Model Pembelajaran Berbasis Pendagogi Ignasian Dengan Pendekatan

Meaningful Input Dalam Perkuliahan Speaking 1.” Tujuan dari penelitian ini

adalah 1) meningkatkan grammatical, startegis, sosiolinguistik dan wacana

mahasiswa 2) mempersiapkan dan membentuk sikap, kebisaan, cara pandang dan

cara pikir mahasiswa agar dapat berproses secara optimal dalam perkuliahan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan

mengimplementasikan siklus Pendagogi Ignasian yang meliputi konteks,

pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi dan berfokus pada mencapai tujuan

pembelajaran yang mencakup 3C (Competence, Conscience, Compassion).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi,

kuesioner, rubric dan lembar refleksi. Hasil dari penelitian tindakan kelas ini

adalah deskriptif kualitatif.

Sebelum menerapkan Model Pembelajaran berbasis Pendagogi Ignasian,

skor rata-rata kompetensi dosen biasanya hanya berkisar 5,3-5,7 saja. Namun

dengan penerapan Pendagogi Ignasian di kelas juga membuat dosen lebih

terencana dan professional tanpa meninggalkan kasih kepada mahasiswa sebagai

individu yang menjadi tanggung jawabnya.

Penelitian kedua dilakukan oleh Al-Maqassary, Ardi (2012) dalam

penelitian yang berjudul ”Penerapan Pedagogi Reflektif Dalam Mata Kuliah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

19

Konsep Dasar IPA Biologi 1 Di Prodi PGSD Universitas Sanata Dharma”

bertujuan untuk mengetahui efektifitas penerapan PPR dalam meningkatkan

pemahaman mahasiswa terhadap konsep IPA Biologi serta meningkatkan aspek

kemanusiaan mahasiswa melalui mata kuliah konsep dadar IPA Biologi 1.

Penelitian yang ketiga oleh St. Andri Widyanti (2012) dalam skripsi yang

berjudul ”Pengaruh Pendidikan Karakter Dengan Pendekatan Paradigma Pedagogi

Reflektif Dan Motivasi Belajar Terhadap Kepribadian Siswa Dalam Pendidikan

Agama Katolik Di SMP Katolik Se-Kota Madiun” dilakukan di SMPK St. Yusuf

Madiun dengan mengambil data berupa skor dari kuesioner tentang kepribadian

siswa dan motivasi belajar siswa dalam pendidikan karakter dengan pendekatan

PPR dan pendekatan konvensional pada Pendidikan Agama Katolik. Dari rata-rata

hitung kepribadian siswa yang menggunakan pendekatan PPR dalam Pendidikan

Agama Katolik diperoleh skor rata-rata 108,04 lebih tinggi daripada pendekatan

konvensional dengan skor rata-rata sebesar 99,92. Maka dapat disimpulkan bahwa

pendekatan PPR lebih efektif dari pada pendekatan konvensional.

2.2.2 Penelitian Mengenai Modul Pembelajaran IPA

Penelitian yang berkaitan dengan modul pembelajaran IPA dilakukan oleh

Setyowati, Ratna (2013) dengan judul “Pengembangan Modul IPA Berkarakter

Peduli Lingkungan Tema Polusi Sebagai Bahan Ajar Siswa SMK N 11

Semarang”. Tujuan penelitian ini adalah memberikan gambaran tentang

bagaimana pengembangan modul, serta layak dan efektifnya modul yang

dikembangkan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Research and Development. Dalam pengertian penelitian berisi tentang bagaimana

cara mengembangkan bahan ajar melalui beberapa tahap seperti validasi oleh ahli,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

20

serta revisi. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa dan

guru SMK N 11 Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul yang

dikembangkan layak dan efektif digunakan untuk siswa kelas XI SMK N 11

Semarang. Modul mendapat penilaian layak dari ahli setelah melalui beberapa

tahapan revisi, selain itu modul efektif digunakan oleh siswa dilihat dari keaktifan

serta nilai ketuntasan klasikal yang mencapai lebih 85% dari siswa. Berpijak dari

hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa modul yang dikembangkan mendapat

penilaian layak dari pakar, serta efektif digunakan dalam pembelajaran oleh siswa

kelas XI Multimedia 2 dengan ketuntasan klasikal mencapai 86% dan aktivitas

siswa sebesar 91,4%.

Penelitian kedua dari Taufiq, Dewi dan Widiyatmoko (2014) dalam

penelitian yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran IPA Terpadu

Berkarakter Peduli Lingkungan Tema “Konservasi” Berpendekatan Science

Edutaiment” bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran IPA terpadu

berkarakter peduli lingkungan pada tema konservasi dengan pendekatan science-

edutaiment. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah pengembangan

(Development Research) yang diarahkan untuk mengembangkan media

pembelajaran IPA terpadu berkarakter peduli lingkungan bagi siswa SMP. Subjek

penelitian adalah guru IPA dan siswa kelas VII tahun ajaran 2014/2015. Uji

lapangan dilakukan dengan pelaksanaan pembelajaran menggunakan media

pembelajaran yang telah dikembangkan, kemudian dilakukan penilaian hasil

belajar siswa. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket dan

tes.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

21

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan media pembelajaran

IPA terpadu berkarakter peduli lingkungan dengan tema konservasi

berpendekatan science edutaiment berpengaruh positif terhadap peningkatan tiap

indikator tes hasil belajar Secara keseluruhan peningkatan hasil belajar sebesar

0,85 yang artinya peningkatannya dengan kriteria tinggi. Rata-rata total skor

indikator karakter peduli lingkungan adalah 93,75 yaitu telah menunjukan kriteria

membudaya (MK) dikalangan siswa. Ada pengaruh yang signifikan antara hasil

belajar IPA dengan sikap peduli lingkungan siswa. Semakin tinggi hasil belajar

siswa maka sikap siswa akan lebih positif. Dengan kata lain pemahaman kognitif

siswa tentang lingkungan hidup besar pengaruhnya terhadap sikap peduli

lingkungan.

Dari beberapa penilitian yang telah disebutkan, modul pembelajaran IPA

“Tumbuhan Di Sekitarku” menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi

Reflektif (PPR) yang dikembangkan masih sangat minim dikembangkan. Maka

dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul pembelajaran IPA

“Tumbuhan Di Sekitarku” menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi

Reflektif (PPR). Berikut merupakan literature map dari penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

22

Bagan 2.1 Literature Map

Modul Pembelajaran dan IPA

Paradigma Pedagogi Reflektif

(PPR)

Setyowati, Ratna (2013)

Pengembangan Modul IPA

Berkarakter Peduli Lingkungan Tema

Polusi Sebagai Bahan Ajar Siswa

SMK N 11 Semarang

Sumarni, Laurentia

(2014)

Implementasi Model

Pembelajaran Berbasis

Pendagogi Ignasian

Dengan Pendekatan

Meaningful Input

Dalam Perkuliahan

Speaking 1

Taufiq, M., dkk (2014)

Pengembangan Media Pembelajaran

IPATerpadu Berkarakter Peduli

Limgkungan Tema “Konservasi”

Berpendekatan Science Edutaiment

Pengembangan Modul Pembelajaran IPA “Tumbuhan Di sekitarku”

Menggunakan Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif

untuk Siswa Kelas III A SD Negeri Jetis 1 Yogyakarta

Al-Maqassary, Ardi

(2012)

Penerapan Pedagogi

Reflektif Dalam Mata

Kuliah Konsep Dasar

IPA Biologi 1 Di

Prodi PGSD

Universitas Sanata

Dharma

Widyanti, Andri

(2012)

Pengaruh Pendidikan

Karakter Dengan

Pendekatan Paradigma

Pedagogi Reflektif Dan

Motivasi Belajar Terhadap

Kepribadian Siswa Dalam

Pendidikan Agama

Katolik Di SMP Katolik

Se-Kota Madiun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

23

2.3 Kerangka Berpikir

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang

terdapat di Sekolah Dasar. Pembelajaran IPA lebih ditekankan pada pratik dari

pada teori, sehingga kegiatan pembelajarannya lebih ditekankan pada kegiatan

pengamatan dan percobaan. Pada pembelajaran IPA dibutuhkan suatu pendekatan

pembelajaran yang sesuai dan efektif. Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif

(PPR) merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang membantu siswa

dalam mengembangkan pemahaman, sikap, keterampilan dan menyadari

keberadaanya dalam konteks tertentu. Dalam PPR, proses pembelajaran mampu

mengarahkan peserta didik untuk berefleksi agar dapat menemukan nilai-nilai

kehidupan dalam proses pembelajaran sehingga dapat merencanakan suatu

tindakan yang berguna karena dilakukan atas kesadarannya sendiri.

Pembelajaran IPA SD hendaknya memberi kesempatan kepada siswa

untuk meningkatkan rasa ingin tahu dengan mengembangkan kemampuan

bertanya, dan mencari jawaban berdasarkan bukti. Modul pembelajaran IPA

menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) memungkinkan

siswa untuk berpikir secara konkret serta membangun konsepnya secara mandiri

berdasarkan hasil pengalaman belajar yang telah didapatnya. Berdasarkan hasil

pengamatan dan analisis yang telah dilakukan, penggunaan modul pembelajaran

untuk menunjang pembelajaran belum sepenuhnya diterapkan oleh guru. Hal

inilah yang mendorong peneliti untuk mengembangkan sebuah produk berupa

modul pembelajaran IPA “Tumbuhan Di sekitarku” menggunakan pendekatan

Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) untuk siswa kelas III SD yang difokuskan

pada kompetensi dasar menggolongkan makhluk hidup secara sederhana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

24

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian dalam bab ini meliputi: jenis penelitian, setting

penelitian, prosedur pengembangan, instrumen penelitian, teknik pengumpulan

data dan teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dan pengembangan R&D

(Research and Development) menurut Tomlinson (2005). Tomlinson (2005)

menjelaskan bahwa pengembangan bahan adalah pengembangan terhadap apapun

yang dapat digunakan untuk membantu pelaksanaan pembelajaran seperti buku

teks, buku kerja, kaset, CD-ROM, DVD, video, handout, dan dari internet.

Metode ini dipilih kerena relevan dengan penelitian yang akan dilakukan, yaitu

mengembangkan produk berupa modul pembelajaran IPA “Tumbuhan Di

Sekitarku” menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif untuk siswa

kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta.

3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD N Jetis 1 Yogyakarta yang beralamat di

Jalan Pasiraman No. 02, Dusun Cokrokusuman, Kecamatan Jetis, Provinsi DIY.

Lokasi SD N Jetis 1 Yogyakarta ini sangat strategis dan mudah dijangkau karena

letaknya berada ditengah kota Yogyakarta. Penelitian dan pengembangan ini

dilaksanakan selama 6 bulan dimulai pada bulan Juli 2016 sampai dengan bulan

Januari 2017.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

25

3.2.2 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III A SD N Jetis 1

Yogyakarta yang berjumlah 26 siswa terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 16 siswa

perempuan.

3.2.3 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pengembangan modul pembelajaran IPA

“Tumbuhan Di Sekitarku” untuk siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta.

3.3 Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan

prosedur penelitian dan pengembangan menurut Tomlinson (dalam Harsono,

2005) yang terdiri dari 5 langkah, yaitu (1) analisis kebutuhan (need analysis), (2)

desain (design), (3) implementasi (implementation), (4) evaluasi (evaluation), dan

(5) revisi (revision).

Berikut ini adalah bagan 3.1 mengenai lima langkah prosedur

pengembangan bahan menurut Tomlinson (dalam Harsono, 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

26

Bagan 3.1 Prosedur pengembangan modul yang telah dimodifikasi

Tahap III

Implementasi

Uji coba produk pada siswa kelas III A dan penilaian kualitas produk

(observasi, wawancara, dan kuesioner)

Tahap V

Revisi

Perbaikan dan penyempurnaan produk dari hasil evaluasi yang telah dilakukan

Koreksi dosen pembimbing

skripsi I dan II

Perangkat pembelajaran dan

modul siap untuk uji coba

Tahap IV

Evaluasi

Mengolah hasil data dari kegiatan implementasi dan menganalisis kelebihan dan

kelemahan modul yang dikembangkan

Tahap II

Desain

Pengembangan Silabus, RPP, penilaian, dan modul pembelajaran

Tahap I

Analisis Kebutuhan

- Kegiatan proses pembelajaran di dalam kelas (observasi)

- Bahan ajar yang dibutuhkan saat pelaksanaan pembelajaran (wawancara)

- Perilaku siswa terhadap lingkungan sekitar (observasi)

Mengkaji pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dan

Prinsip Pengembangan menurut Tomlinson

Validasi:

1. Ahli

2. Guru

3. Siswa

Garis-garis besar pembelajaran

- SK/KD

- Indikator

- Gambaran umum

pembelajaran

Revisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

27

Analisis kebutuhan merupakan kegiatan awal dari penelitian ini dengan

melakukan kegiatan observasi dan wawancara. Kegiatan observasi dilakukan

untuk mengetahui kegiatan proses pembelajaran siswa kelas III A di dalam kelas,

serta perilaku siswa terhadap lingkungan di sekitar sekolah. Kegiatan selanjutnya

adalah kegiatan wawancara yang digunakan untuk mengetahui bahan ajar yang

dibutuhkan guru serta siswa dalam pelaksanaan pembelajaran. Hasil analisis

kebutuhan yang diperoleh, kemudian dijadikan sebagai dasar dari pengembangan

desain modul pembelajaran IPA untuk siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta.

Kegiatan kedua adalah mendesain produk yang akan dikembangkan.

langkah pertama yang dilakukan dalam mendesain produk adalah mengkaji ke-10

prinsip dari 16 prinsip pengembangan menurut Tomlinson. Ke-10 prinsip yang

digunakan ini adalah prinsip-prinsip yang menurut peneliti relevan dengan produk

yang dikembangkan oleh peneliti yaitu berupa materi yang dikembangkan dalam

bentuk modul. Materi yang dikembangkan dalam modul ini merupakan materi

yang berhubungan dengan materi pembelajaran IPA.

Kegiatan selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah menyusun garis-garis

besar pembelajaran yang disusun berdasarkan data analisis kebutuhan dan

panduan lembar student need analysis. Garis besar tersebut meliputi, Standar

Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan indikator. Garis-garis besar

pembelajaran tersebut kemudian dievaluasikan terlebih dahulu oleh Dosen

Pembimbing Skripsi I dan II. Garis-garis besar yang sudah tersusun dan telah

dievaluasikan kemudian dikembangkan menjadi silabus dan dikembangkan

kembali menjadi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disesuaikan

dengan kurikulum yang digunakan di kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

28

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 dengan menggunakan

pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Selain mendesain silabus dan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), peneliti juga mendesain modul yang

digunakan sebagai bahan ajar dalam proses pembelajaran IPA di sekolah dasar.

Modul pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku” yang telah tersusun

kemudian divalidasi oleh beberapa ahli (expert judgment), yaitu ahli IPA, bahasa

dan guru kelas. Para ahli ini ditunjuk oleh peneliti sebagai validator perangkat

pembelajaran (silabus, RPP) dan modul pembelajaran yang telah dirancang oleh

peneliti. Modul pembelajaran IPA juga divalidasikan oleh siswa kelas III A

dengan melakukan wawancara kepada lima siswa dengan tingkat kemampuan

yang berbeda-beda untuk membaca dan mempelajari isi modul yang diberikan.

Hasil validasi dari para ahli digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk

memperbaiki silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan modul yang

telah dirancang sehingga dapat digunakan dalam proses pembelajaran.Sedangkan,

hasil validasi siswa terhadap modul pembelajaran digunakan peneliti untuk

memperbaiki kualitas modul pembelajaran.

Modul yang telah divalidasi oleh para ahli dan guru kelas III A kemudian

dapat diimplementasikan. Proses implementasi dilakukan di dalam kegiatan

belajar mengajar di kelas III A SD N Jetis 1 dengan melibatkan 26 siswa.

Sebelumnya peneliti meminta izin terlebih dahulu kepada Kepala Sekolah dan

guru kelas III A. Dalam proses implementasi, peneliti juga melakukan

pengumpulan data untuk mengetahui kualitas dari modul pembelajaran IPA

dengan melakukan observasi, wawancara dan menyebaran angket pada siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

29

Hasil data yang diperoleh peneliti selama implementasi kemudian

dianalisis dan diolah kembali untuk mendapatkan data-data yang empiris. Data-

data tersebut digunakan peneliti untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari

modul pembelajaran IPA yang dikembangkan, sehingga bagian modul

pembelajaran dan perangkat pembelajaran yang masih memiliki kekurangan dapat

dilakukan perbaikan. Revisi ini dilakukan untuk memperbaiki dan

mengembangkan kualitas modul agar layak digunakan di akhir proses penelitian.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Kegiatan observasi dilakukan

dengan tujuan untuk mengetahui proses pembelajaran siswa di dalam kelas, serta

perilaku siswa terhadap tumbuhan yang ada di sekitar sekolah. Kegiatan observasi

dilakukan peneliti selama melaksanakan kegiatan Program Pengalaman Lapangan

(PPL). Hasil observasi yang didapat kemudian dicatat dan dianalisis untuk dibuat

sebuah kesimpulan.

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara

tidak terstruktur, karena peneliti hanya menggunakan pedoman wawancara yang

berisikan garis-garis besar topik yang akan dipertanyakan. Dalam kegiatan

wawancara ini peneliti mengambil narasumber guru kelas III A dan siswa kelas III

A. Informasi yang ingin diperoleh dari narasumber berbeda-beda, diantaranya:

(1) kegiatan wawancara guru kelas III A dilakukan untuk mendapatkan data

berupa pelaksanaan proses pembelajaran didalam kelas, kendala yang dihadapi

dan usaha yang dilakukan pada saat proses pembelajaran, serta bahan ajar yang

digunakan dalam proses pembelajaran di dalam kelas; (2) Kegiatan wawancara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

30

siswa kelas III A dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai kualitas

modul yang dikembangkan oleh peneliti.

Jenis kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

tertutup, di mana peneliti sudah menyiapkan alternatif jawaban bagi responden.

Kuesioner yang digunakan berfungsi untuk memvalidasi modul pembelajaran

yang dikembangkan. Responden yang dipilih untuk menjawab pertanyaan

kuesioner adalah ahli IPA, ahli bahasa, guru kelas III A, dan siswa kelas III A.

Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa foto. Foto

diperoleh ketika peneliti melakukan penelitian di SD N Jetis 1 Yogyakarta. Foto-

foto ini juga digunakan sebagai data pelengkap dalam pelakasanaan penelitian.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah wawancara, dan kuesioner.

Instrumen wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis

kebutuhan siswa dan guru kelas III A terhadap modul pembelajaran IPA.

Sedangkan instrument kuesioner digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui

kualitas perangkat pembelajaraan, serta modul yang dikembangkan. Nilai yang

diperoleh dari instrument kuesioner digunakan peneliti sebagai masukan untuk

modul yang dikembangkan. yang digunakan dalam penelitian ini pada saat proses

validasi kelayakan modul yang dilakukan oleh ahli, guru, serta siswa. Sedangkan,

pedoman wawancara digunakan ketika melakukan wawancara kepada guru pada

saat melakukan analisis kebutuhan, serta untuk memvalidasi modul pembelajaran

IPA oleh siswa. Berikut adalah kisi-kisi/pedoman wawancara dan observasi yang

digunakan dalam penelitian ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

31

Tabel 3.1 Kisi-kisi Wawancara Guru Kelas III A

Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara Siswa Kelas III A

No Aspek Nomor Item

1. Minat siswa dalam membaca modul. 1

2. Modul dapat menumbuhkan ketertarikan bagi siswa. 2

3. Penggunaan bahasa dalam modul. 3

4. Dapat memahami maksud dari isi dan langkah-langkah

kegiatan dalam modul.

4, 5

5. Memberikan kesan positif. 6

Tabel 3.3 Instrumen Validasi Perangkat Pembelajaran

Tabel 3.4 Instrumen Validasi Modul oleh Ahli dan Guru

No Topik Pertanyaan Nomor Pertanyaan

1 Proses pembelajaran IPA didalam kelas 1, 2, 3

2 Bahan ajar yang digunakan guru dalam

pembelajaran IPA

4

3 Pendapat guru mengenai modul pembelajaran yang

layak digunakan.

5

No. Indikator Nomor Pertanyaan

1 Perumusan Indikator 1, 2, 3, 4, 5

2 Uraian Tujuan 6, 7, 8

3 Pemilihan dan Pengorganisasian Materi

Pembelajaran

9, 10, 11

4 Pemilihan Media dan Sumber Belajar 12, 13, 14, 15

5 Skenario/ Kegiatan Pembelajaran 16, 17, 18, 19

6 Rancangan Penilaian 20

No. Indikator Nomor Pertanyaan

1 - Tujuan dan Pendekatan 1, 2, 3, 4, 5, 6

2 - Desain dan Pengorganisasian 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14

3 - Isi 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

32

Tabel 3.5 Kuesioner Presepsi Siswa

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah kualitatif dan

kuantitatif. Data kualitatif dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi

proses pembelajaran di kelas dan aktivitas siswa, serta wawancara dengan guru

dan siswa kelas III A. Selain itu, data kualitatif ini juga didapat dari hasil validasi

oleh ahli IPA, ahli bahasa dan guru kelas berupa kritik, komentar dan saran yang

digunakan untuk memperbaiki kualitas perangkat pembelajaran dan modul yang

dikembangkan oleh peneliti.

Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa skor penilaian hasil validasi

perangkat pembelajaran dan modul oleh ahli IPA, ahli bahasa, dan guru kelas III

A. Terdapat empat pilihan skala penilaian yang digunakan, yaitu skor 4

No. Indikator Nomor Pertanyaan

4 - Topik 22, 23, 24, 25

5 - Metodelogi 26, 27, 28

6 - Bahasa 29, 30, 31, 32

No Pernyataan Ya Tidak

1. Semua petunjuk dan langkah-langkah kegiatan

pembelajaran yang terdapat pada modul pembelajaran

IPA “Tumbuhan Di Sekitarku” dapat saya lakukan.

2 Modul pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku”

mampu menumbuhkan kesadaran dan kepedulian saya

terhadap tumbuhan dilingkungan yang sekitar.

3 Tampilan fisik (warna, huruf, gambar/foto) dalam

modul pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku”

sangat menarik.

4 Bahasa yang digunakan pada modul pembelajaran IPA

“Tumbuhan Di Sekitarku” mudah saya mengerti.

5 Isi dalam modul pembelajaran IPA “Tumbuhan Di

Sekitarku” sesuai dengan lingkungan sekitar saya.

6 Modul pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku”

membuat saya lebih aktif dan mandiri dalam belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

33

merupakan skor tertinggi dan 1 merupakan skor terendah. Hasil skor yang telah

diperoleh kemudian dimasukan kedalam empat kategori pilihan, yaitu angka 4

untuk kategori sangat layak, angka 3 untuk kategori layak, angka 2 untuk kategori

cukup layak, dan angka 1 untuk kategori kurang layak. Skor yang diperoleh akan

dianalisis dan dikonversikan ke dalam tabel kriteria penilaian menurut Sukardjo

(2006:53). Berikut adalah tabel kriteria penilaian ideal yang digunakan dalam

penelitian ini:

Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Ideal Menurut Sukardjo (2006:53)

No. Rentang Skor Kategori Kualitas

1 X > Xi + 1,80 Sbi Sangat Layak

2 Xi + 0,60 Sbi < X ≤ Xi + 1,80 Sbi Layak

3 Xi − 0,60 Sbi < X ≤ Xi + 0,60 Sbi Cukup Layak

4 Xi – 1,80 Sbi < X ≤ Xi − 0,60 Sbi Kurang Layak

Keterangan:

X : Skor akhir rata-rata

Rerata ideal (Xi) : (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)

Simpangan baku ideal (Sbi) : (skor tertinggi ideal – skor terendah ideal)

Berdasarkan rumus konversi pada tabel 3.7, maka perhitungan data

kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif. Adapun konversi kualitatif

pengembangan sebagai berikut.

Diketahui:

Skor tertinggi ideal = 4

Skor terendah ideal = 1

Rata-rata ideal (Xi) = (4+1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

34

= 2,5

Simpangan baku ideal (Sbi) = (4-1)

= 0,5

Ditanyakan:

Rentang skor kelayakan produk

Jawab:

Kategori Sangat Layak

X > Xi + 1,80 Sbi

X > 2,5 + (1,80 . 0,5)

X > 2,5 + (0,9)

X > 3,4

Kategori Layak

Xi + 0,60 Sbi < X ≤ Xi + 1,80 Sbi

2,5 + (0,60 . 0,5) < X ≤ 2,5 + (1,80 . 0,5)

2,5 + 0,3 < X ≤ 3,4

2,8 < X ≤ 3,4

Kategori Cukup Layak

Xi − 0,60 Sbi < X ≤ Xi + 0,60 Sbi

2.5 – (0,60 . 0,5) < X ≤ 2,5 + (0,60 . 0,5)

2.5 – 0,3 < X ≤ 2,8

2,2 < X ≤ 2,8

Kategori Kurang Layak

Xi – 1,80 Sbi < X ≤ Xi − 0,60 Sbi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

35

2,5 – (1,80 . 0,5) < X ≤ 2,5 – (0,60 . 0,5)

2,5 – 0,9 < X ≤ 2,2

1,6 < X ≤ 2,2

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka didapatkan rentang kriteria skor

skala empat dan kategorinya untuk menilai kualitas kelayakan modul. Berikut

tabel kriteria skor skala empat menurut Sukardjo (2006)

Tabel 3.7 Kriteria Skor Skala Empat

Rentang Skor Kategori Kualitas

X > 3,4 Sangat Layak

2,8 < X ≤ 3,4 Layak

2,2 < X ≤ 2,8 Cukup Layak

1,6 < X ≤ 2,2 Kurang Layak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas dua hal yang berkaitan dengan penelitian. Pertama,

membahas mengenai proses pengembangan modul Pembelajaran IPA “Tumbuhan

Di Sekitarku” beserta pembahasannya. Kedua, membahas mengenai deskripsi

singkat kualitas modul Pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku”.

4.1 Proses Pengembangan Modul

Peneliti mengembangkan sebuah modul pembelajaran IPA berjudul

“Tumbuhan Di Sekitarku” menggunakan Standar Kompetensi (SK) point 6 yaitu

memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca, dan pengaruhnya bagi manusia,

serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan.

Kompetensi Dasar (KD) yang digunakan yaitu KD 6.4 mengidentifikasi cara

manusia dalam memelihara dan melestarikan alam di lingkungan sekitar.

Modul pembelajaran IPA dikembangkan menggunakan 5 langkah

prosedur pengembangan menurut Brian Tomlinson, antara lain:

4.1.1 Analisis Kebutuhan

Penelitian ini diawali dengan melakukan analisis kebutuhan. Analisis

kebutuhan dilakukan dengan melakukan observasi dan wawancara. Observasi

digunakan untuk mengobservasi kegiatan pembelajaran dan aktivitas siswa

terhadap lingkungan sekitar sekolah. Sedangkan wawancara dilakukan kepada

guru kelas III A dan siswa kelas III A. Kegiatan observasi dan wawancara

dilakukan peneliti selama melaksanakan kegiatan Program Pengalaman Lapangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

37

(PPL) di SD N Jetis 1 Yogyakarta yakni dari tanggal 18 Juli 2016 sampai tanggal

22 Oktober 2016. Observasi dilakukan peneliti pada hari Kamis, 4 Agustus 2016

di kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta dengan jumlah siswa sebanyak 26 siswa

yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Pembelajaran

dimulai pukul 09.10 WIB setelah kegiatan istirahat. Sebelum memulai

pembelajaran selanjutnya, guru memberikan sedikit pertanyaan tentang materi

yang telah dipelajari sebelumnya. Siswa terlihat gaduh ketika mereka

mengeluarkan buku dan alat-alat yang diperlukan untuk belajar. Pembelajaran

yang dibahas pada hari itu adalah pembelajaran IPA dengan materi penggolongan

tumbuhan. Dalam proses pembelajaran guru hanya menggunakan buku cetak IPA

yang diberikan dari pemerintah. Guru meminta siswa untuk membuka buku cetak

pembelajaran IPA dan membacanya terlebih dahulu. Setelah itu, guru menjelaskan

materi ini hanya secara lisan dan meminta siswa duduk tenang untuk mencatat

penjelasan yang disampaikan oleh guru. Guru memberikan penjelasan lebih lanjut

mengenai penggolongan tumbuhan dengan membawa langsung tumbuhan bayam

dan memunjuk 4 orang siswa maju ke depan kelas untuk membantu guru

menjelaskan kembali penggolongan tumbuhan pada tumbuhan bayam.

Selanjutnya, guru membagi siswa ke dalam 4 kelompok dan memberikan masing-

masing kelompok tumbuhan bayam. Siswa melakukan pengamatan dan

menggolongkan tumbuhan tersebut berdasarkan penggolongannya. Setelah

melakukan pengamatan siswa diberikan soal dan mengerjakannya secara mandiri.

Soal yang telah dikerjakan kemudian dikoreksi bersama dengan memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menunjukan jarinya jika ingin menjawab. Setelah

melakukan koreksi bersama, guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

38

telah dipelajari. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam, dan

siswa dipersilakan untuk beristirahat.

Kegiatan observasi dilanjutkan peneliti di luar kelas pada saat jam istirahat

berlangsung untuk melihat aktivitas dan perilaku siswa kelas III A terhadap

tumbuhan di lingkungan sekolah. SD N Jetis 1 Yogyakarta memiliki tumbuhan

hidup yang beragam dan asri karena terawat, akan tetapi semua itu bukan dirawat

oleh siswa melainkan dirawat oleh penjaga sekolah. Perilaku siswa kelas III A

tidak menunjukan perilaku sadar dan peduli terhadap tumbuhan sekitar. Hal ini

terlihat ketika siswa kelas III A bermain bola di waktu istirahat. Pada saat itu,

tidak sengaja bola yang mereka mainkan masuk ke area taman sekolah, dan siswa

berbondong-bondong masuk ke area taman untuk mengambil bola tersebut.

perilaku tersebut telah membuat tumbuhan di taman tersebut menjadi rusak karena

terinjak-injak oleh mereka. Melihat tumbuhan di taman yang rusak, guru serta

penjaga sekolah menegur siswa-siswa tersebut untuk tidak mengulanginya lagi.

Teguran yang diberikan guru dan penjaga sekolah ternyata tidak menimbulkan

reaksi bagi siswa, mereka dengan santai melanjutkan permainannya kembali.

Perilaku siswa yang lainnya ditunjukan ketika siswa berkumpul di teras depan

kelas untuk mengobrol dan bercanda bersama dengan sengaja memetik beberapa

daun pada tumbuhan yang ada di pot tersebut untuk dijadikan mainannya.

Peneliti juga melakukan wawancara kepada guru kelas III A pada tanggal

15 Agustus 2016 dengan menggunakan lembar pedoman “student need analysis”

yang diberikan dari dosen pembimbing. Point-point wawancara dalam pedoman

tersebut meliputi academic background, serta social dan economic background.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

39

Berdasarkan hasil wawancara, guru kelas III A memaparkan bahwa

kemampuan akademik siswa kelas III A belum terlihat menonjol karena proses

belajar mengajar baru dilaksanakan selama 4 minggu. Akan tetapi, guru kelas III

A menjelasakan bahwa siswa kelas III A mampu mengikuti proses pembelajaran

dengan baik. Menurut penjelasan guru minat dan antusias siswa kelas III A dalam

mengikuti proses pembelajaran sangat besar terutama pada hal yang bersifat

konkret seperti pada pembelajaran IPA. Selain menjelaskan akademik siswa,

beliau juga menjelaskan tentang latar belakang sosial dan ekonomi siswa kelas III

A. Beliau menjelaskan bahwa siswa kelas III A berasal dari lingkungan keluarga

menengah kebawah yang orang tua mereka hanya bekerja sebagai tukang parkir,

pedagang dan buruh. Mayoritas tempat tinggal siswa berasal dari daerah sekitar

Jetis, dengan kondisi lingkungan sekitar rumah yang terlihat kumuh dan tidak

tertata dikarenakan daerah ini tidak memiliki lahan yang cukup luas sehingga

bangunan rumah yang satu dengan yang lain saling berdekatan. Di kelas III A

juga masih terdapat beberapa siswa yang perlu mendapatkan bimbingan khusus,

seperti kurangnya pemusatan perhatian, lambat belajar, dan emosi yang kurang

stabil, sehingga guru biasanya memberikan bimbingan tambahan pada siswa di

akhir pembelajaran.

Selama mengajar pembelajaran IPA, guru kelas III A hanya menggunakan

buku cetak pembelajaran yang telah disediakan oleh pihak sekolah, terkadang

guru juga memanfaatkan alam di lingkungan sekitar siswa. Menurut guru kelas III

A, penggunaan modul pada pelajaran IPA yang melibatkan siswa secara langsung

pada alam sekitarnya dapat menambah pengalaman belajar siswa secara nyata,

tidak hanya membayangkan saja sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

40

yang bermakna dari setiap proses pembelajaran yang dilakukannya. Modul

pembelajaran IPA yang diharapkan guru kelas III A yaitu modul yang mampu

mengajak siswa untuk berpikir dan menemukan manfaat dari kegiatan yang telah

dilakukan, yaitu dapat mengembangkan kesadaran dan kepeduliannya untuk

menjaga dan merawat lingkungan disekitarnya. Hasil wawancara juga

menunjukan bahwa guru membutuhkan sebuah modul pembelajaran IPA yang

tidak hanya mampu menumbuhkan aspek kognitif siswa saja, tetapi juga mampu

menumbuhkan aspek afektif dan psikomotor siswa.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dari analisis kebutuhan,

peneliti melakukan pengembangan materi pembelajaran IPA dengan berbagai

kegiatan pembelajaran yang dituangkan dalam sebuah modul pembelajaran.

Modul tersebut diimplementasikan dalam pembelajaran IPA dengan

menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif di dalamnya.

4.1.2 Desain Produk

Pengembangan desain produk disesuiakan dengan hasil analisis kebutuhan

yang telah diperoleh. Pengembangan desain diawali dengan mengkaji terlebih

dahulu pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dan 10 prinsip dari 16

prinsip pengembangan menurut Tomlinson. Komponen dari desain modul

pembelajaran IPA “tumbuhan di sekitarku” yang dikembangkan, meliputi silabus,

RPP, lampiran pendukung, panduan materi, LKS, serta daftar pustaka.

Terdapat dua desain perangkat pembelajaran yang digunakan dalam

penelitian ini, yaitu peneliti merancang desain perangkat pembelajaran untuk hari

pertama dan hari kedua. Dalam perancangan desain perangkat pembelajaran,

peneliti terfokus pada mata pelajaran IPA. Peneliti memilih SK 6. Memahami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

41

kenampakan permukaan bumi, cuaca, dan pengaruhnya bagi manusia, serta

hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam.

Sedangkan Kompetensi Dasar (KD) yang dipilih, yaitu 6.4 Mengidentifikasi cara

manusia dalam memelihara dan melestarikan alam di lingkungan sekitar. SK dan

KD tersebut disesuaikan dengan mata pelajaran IPA dan dipilih berdasarkan hasil

observasi perilaku siswa kelas III A terhadap tumbuhan.

Garis-garis besar pembelajaran yang telah dikoreksi oleh dosen

pembimbing, kemudian dikembangkan menjadi silabus. Silabus yang telah

tersusun kemudian dikembangkan menjadi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) yang disesuaikan dengan kurikulum yang digunakan di kelas III A SD N

Jetis 1 Yogyakarta yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan memuat identitas,

Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator, tujuan

pembelajaran, materi pelajaran, pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran,

model pembelajaran, media, alat, sumber belajar, kegiatan pembelajaran dan

lampiran. Indikator pembelajaran yang digunakan terbagi menjadi 3 aspek yaitu

competence, conscience, dan compassion.

Tujuan pembelajaran disusun berdasarkan ABCD yaitu audience,

behavior, condition, dan degree. RPP disusun menggunakan pendekatan

Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Kegiatan pembelajaran dibagi menjadi 3

tahap yaitu, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup dengan langkah

langkah pembelajaran yang meliputi konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan

evaluasi. Teknik peer tutoring juga dilakukan di dalam desain perangkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

42

pembelajaran dengan tujuan agar siswa mampu mengajak siswa lain untuk peduli

terhadap lingkungan sekitar dengan pengalaman yang telah di dapatnya.

Dalam mendesain silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

peneliti menggunakan program komputer Microsoft Word 2010, serta

menggunakan font Times New Roman. Berikut merupakan desain silabus dan RPP

yang dirancang oleh peneliti:

Gambar 4.1 Silabus Hari Pertama dan Silabus Hari Kedua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

43

Gambar 4.2 RPP Hari Pertama dan RPP Hari Kedua

Selain mendesain perangkat pembelajaran berupa silabus dan RPP, peneliti

juga mendesain modul pembelajaran yang didasarkan pada pendekatan Paradigma

Pedagogi Reflektif (PPR). Modul pembelajaran IPA untuk guru dan siswa

berbeda satu sama lain. Untuk guru, penggabungkan silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan materi yang dikembangkan dengan berbagai

kegiatan dan LKS dibuat menjadi satu kesatuan dalam modul. Sedangkan untuk

siswa hanya modul yang berisi materi pembelajaran IPA dan kegiatan

pembelajaran saja. Perbedaan modul pembelajaran untuk guru dan siswa juga

terletak pada susunan isi modul. Modul pembelajaran unuk guru terdiri dari

sampul, deskripsi singkat, tujuan penyusunan modul, langkah kegiatan, serta

daftar pustaka. Sedangkan komponen modul untuk siswa terdiri dari sampul,

tujuan penyusunan modul, langkah kegiatan serta daftar pustaka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

44

Aplikasi yang digunakan peneliti untuk mendesain modul pembelajaran

IPA di atas adalah program komputer Microsoft Word 2010. Font yang digunakan

dalam mendesain modul, antara lain adalah Times New Roman, Lucida

Calligraphy, dan Comic Sans MS. Desain modul pembelajaran IPA peneliti buat

lebih menarik dengan menggunakan gambar-gambar yang didapat dari internet.

Gambar pada sampul modul pembelajaran IPA didapat di halaman website

http://riaumandiri.co/read/detail/7805/distangan-raih-juara-penghijauan-

lingkungan.html dan diambil pada tanggal 27 November 2016. Gambar sampul

modul ini mengandung makna untuk mengajak siapa saja yang melihat dan

membaca modul dapat menjaga, merawat, dan melestarikan tumbuhan yang ada

disekitar.

Isi modul dilengkapi dengan materi pembelajaran, LKS dan kegiatan

belajar yang mampu memberikan pengalaman belajar pada siswa, seperti

melakukan pengamatan, demontrasi, dan diskusi. Modul pembelajaran IPA dibuat

dengan memberikan variasi tulisan, warna, dan gambar-gambar untuk menarik

perhatian siswa agar mau membaca dan mempelajari isi materi pada modul.

Bahasa yang digunakan dalam modul untuk siswa juga dibuat lebih sederhana

agar mudah dimengerti oleh siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

45

Gambar 4.3 Sampul dan Isi Modul Pembelajaran untuk Guru

Gambar 4.4 Sampul dan Isi Modul Pembelajaran untuk Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

46

Komponen yang terakhir adalah penutup. Penutup berisikan biografi

peneliti yang mencangkup nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pendidikan

yang telah dan sedang ditempuh, kegiatan yang pernah diikuti, dan foto.

Desain modul yang telah peneliti jelaskan di atas, tidak terlepas dari

prinsip pengembangan menurut Tomlinson. Dalam mendesain modul

pembelajaran, peneliti menggunakan 10 dari 16 prinsip Tomlinson, yaitu 1) isi

pembelajaran dalam modul harus memiliki pengaruh nyata bagi siswa, 2) isi

pembelajaran dalam modul harus menumbuhkan rasa nyaman pada siswa, 3)

materi dalam modul dapat membantu mengembangkan kepercayaan diri siswa, 4)

materi dalam modul yang dipelajari harus relevan bagi siswa, 5) materi dalam

modul memberikan penjelasan dan pencerahan bagi siswa, 6) materi dalam modul

harus memberikan kesempatan bagi siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan

dari setiap proses pembelajaran yang dilakukan, 7) materi dalam modul harus

mempertimbangkan gaya belajar siswa yang berbeda-beda, 8) materi dalam modul

harus mempertimbangkan sikap afektif siswa, 9) materi dalam modul harus

memberdayakan kemampuan intelektual, estetika, emosional, dan menstimulus

otak kanan dan kiri siswa, dan 10) materi dalam modul harus memberikan

kesempatan untuk terwujudnya timbak balik (feedback) antara guru dengan siswa.

Desain modul yang telah tersusun kemudian di validasi kepada ahli IPA,

ahli bahasa, guru kelas, dan siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta. Validasi

yang dilakukan oleh para ahli meliputi validasi kualitas perangkat pembelajaran

dan validasi kualitas modul pembelajaran IPA “tumbuhan di sekitarku”. Aspek

untuk memvalidasi perangkat pembelajaran terdiri dari 6 aspek utama, antara lain

(1) perumusan indikator, (2) uraian tujuan, (3) pemilihan dan pengorganisasian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

47

materi pembelajaran, (4) pemilihan media dan sumber belajar, (5)

skenario/kegiatan pembelajaran, (6) rancangan penilaian. Sedangkan aspek untuk

memvalidasi kualitas modul pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku” terdiri

dari 6 aspek utama, antara lain (1) tujuan dan pendekatan, (2) desain dan

pengorganisasian, (3) isi, (4) topik, (5) metodelogi, dan (6) bahasa.

Hasil validasi perangkat pembelajaran dan Modul Pembelajaran IPA

“Tumbuhan Di Sekitarku” yang diberikan oleh dua ahli dan guru kelas dapat

dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil Validasi oleh Ahli dan Guru

No Validator Skor Rata-rata Kategori

RPP Modul

1. Ahli IPA 3,80 3,53 3,36 Layak

2. Ahli Bahasa 3,80 3,62 3,71 Sangat layak

3. Guru Kelas 3,20 3,09 3,14 Layak

Total skor yang diberikan oleh ahli IPA yaitu 3,36 dengan kategori

“layak”, oleh ahli bahasa 3,71 dengan kategori “sangat layak”, dan dari guru kelas

III 3,14 dengan kategori “layak”. Semua hasil validasi tersebut kemudian di rekap

oleh peneliti untuk mengetahui kelayakan modul dari ketiga validator tersebut.

Rekapitulasi penilaian dari dua ahli dan guru kelas III dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Rekapitulasi Penilaian

No Validator Skor Rata-rata Kategori

RPP Modul

1. Ahli IPA 3,80 3,53 3,36 Layak

2. Ahli Bahasa 3,80 3,62 3,71 Sangat layak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

48

Komentar dan saran yang diberikan oleh para ahli digunakan peneliti

untuk melakukan revisi atau perbaikan pada bagian modul yang dianggap

memiliki kekurangan. Komentar saran, dan revisi modul dapat dilihat pada tabel

4.3, 4.4, dan 4.5.

Tabel 4.3 Komentar Ahli IPA dan Revisian

Komentar dan Saran Revisian

Topik yang dipilih kurang diperjelas Dilakukan perbaikan dengan memperjelas

topik secara detail.

Tata tulis perlu diperhatikan Dilakukan perbaikan tata tulis sesuai

EYD pada kalimat yang tidak sesuai.

Tabel 4.4 Komentar Ahli Bahasa dan Revisian

Komentar Ahli Revisi

Ejaan masih ada yang keliru Dilakukan perbaikan ejaan yang tidak

sesuai agar menghasilkan kalimat yang

jelas maksudnya.

Tanda baca perlu diperhatikan Dilakukan perbaikan tanda baca yang

tidak sesuai.

Layout perlu diperhatikan Dilakukan perbaikan pada layout yang

tidak sesuai agar menjadi menarik.

3. Guru Kelas 3,20 3,09 3,14 Layak

Total Skor 10,21

Rata-rata 3,43 Sangat Layak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

49

Tabel 4.5 Komentar Guru Kelas dan Revisian

Komentar Ahli Revisi

Modul dapat disempurnakan lagi

sehingga dapat menarik untuk

dipelajari oleh siswa.

Mencari kekurangan yang terdapat

pada modul dan menyempurnakannya..

Tanda baca perlu diperhatikan Dilakukan perbaikan tanda baca yang

tidak sesuai.

Validasi yang terakhir adalah validasi modul pembelajaran IPA

“Tumbuhan di Sekitarku” oleh siswa. Validasi dilakukan kepada lima siswa kelas

III A SD N Jetis 1 Yogyakarta yang dipilih berdasarkan rekomendasi dari guru

kelas III A dengan tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Sebelum melakukan

validasi, kelima siswa tersebut telah diberikan modul pembelajaran IPA

“Tumbuhan Di Sekitarku” untuk mereka baca dan mempelajari secara mandiri.

Validasi dilakukan pada tanggal 3 Januari 2017 melalui kegiatan wawancara

dengan mengajukan beberapa pertanyaan sesuai dengan kebutuhan penelitian.

Validator pertama yang diwawancarai oleh peneliti adalah siswa berinisial Sa. Sa

menyatakan bahwa ia bisa membaca dan memahami seluruh isi bahasa dalam

modul. Sa berkata kalau gambar-gambar, tulisan dan warna yang terdapat dalam

modul sangat membuat dirinya tertarik untuk mempelajarinya. Ia juga berkata

“bisa” melaksanakan semua kegiatan yang terdapat pada modul.

Validator kedua adalah siswa berinisial Al. Al mengungkapkan

ketertarikannya untuk mempelajari modul dengan berkata “modulnya bagus

banget”. Al juga berkata “modulnya banyak gambar, terus tulisannya warna-

warni, jadi aku tidak bosen belajar deh”. Peneliti mengajukan pertanyaan terakhir

pada al “Al, apakah kamu bisa mengikuti semua semua kegiatan-kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

50

pembelajaran sesuai petunjuk dalam modul?” kemudian Al menjawab “tadinya

aku sempat bingung kegiatannya disuruh ngapain, tapi aku baca-baca ulang jadi

mengerti deh”. Validator ketiga adalah siswa berinisial Pu. Pu sangat tertarik pada

modul yang dikembangkan peneliti karena menurutnya gambar dan warna pada

modul bagus serta bahasanya dapat dipahami. Pu sangat senang membaca modul

yang dikembangkan peneliti.

Validator keempat adalah Ca. Ca berkata “modulnya menarik banget, aku

suka deh”. Ca sangat tertarik pada modul yang dikembangkan peneliti karena

petunjuk dalam modul kegiatan dalam modul mudah dipahaminya. Fi adalah

siswa terakhir yang dijadikan validator oleh peneliti. Fi mengungkapkan perasaan

senangnya setelah membaca modul. Fi menyatakan bahwa dirinya bisa membaca

dan memahami seluruh isi kegiatan dalam modul.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kelima siswa tersebut, dapat

disimpulkan bahwa kelima siswa merasa tertarik untuk membaca isi materi dan

siswa juga merasa tertarik dengan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang terdapat

dalam modul pembelajaran IPA “Tumbuhan di Sekitarku”.

4.1.3 Implementasi

Implementasi modul pembelajaran IPA “Tumbuhan di Sekitarku”

dilaksanakan selama dua hari dengan melibatkan 26 siswa diantaranya 10 siswa

laki-laki dan 16 siswa perempuan. Dua hari sebelum pelaksanaan implementasi

yakni hari Sabtu 14 Januari 2017, peneliti meminta ijin memasuki kelas kepada

guru kelas III A untuk menyampaikan beberapa hal diantaranya, membentuk

siswa ke dalam kelompok secara heterogen. Siswa dibebaskan untuk memilih

sendiri kelompoknya namun, peneliti juga memberikan aturan agar pembagian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

51

kelompoknya menjadi rata yaitu masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa.

Peneliti juga memberikan tugas kepada siswa untuk membawa alat dan bahan

yang dibutuhkan untuk kegiatan percobaan tumbuhan dalam pot yang berukuran

kecil/sedang, plastik, dan pengikat seperti karet/tali. Proses implementasi yang

dilakukan peneliti disesuiakan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Berikut

merupakan rincian implementasi dengan menggunakan pendekatan PPR.

4.1.3.1 Implementasi Hari Pertama

Proses implementasi hari pertanama dillaksanakan pada hari Senin 16

Januari 2017 pukul 09.15 WIB disaat seluruh siswa kelas III A sudah selesai

beristirahat. Sebelum memulai pembelajaran, peneliti mempersiapkan terlebih

dahulu alat dan bahan yang akan digunakan. Selain itu, peneliti juga mengatur tata

ruang kelas. Kegiatan pembelajaran diawali dengan berdoa sesuai dengan

keyakinan masing-masing siswa dan melakukan presensi kehadiran. Peneliti

menyampaikan aturan yang harus dilakukan selama proses pembelajaran sedang

berlangsung, yaitu peneliti akan memberikan pin bagi siswa yang aktif dalam

mengikuti pembelajaran. Kegiatan selanjutnya, peneliti meminta siswa untuk

menghirup udara dan menahannya selama 1 menit dan menghembuskannya secara

perlahan, lalu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan

kegiatan siswa yang telah dilakukannya tersebut untuk menggali konteks siswa

mengenai pentingnya tumbuhan bagi kesehatan. Pada kegiatan selanjutnya, siswa

melakukan pengamatan kondisi lingkungan sekolah terutama pada tumbuhan yang

ada di sekolah. Siswa berkumpul dalam kelompok kecil yang sudah ditentukan

sebelumnya untuk berdiskusi bersama menjawab berbagai pertanyaan yang ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

52

dalam modul. Peneliti menjelaskan secara singkat mengenai kegiatan percobaan

“tumbuhan menghasilkan oksigen”. Siswa diminta untuk membaca dan

memahami proses kegitannya melalui petunjuk yang ada dalam modul. Peneliti

melakukan kegiatan demonstrasi percobaan “tumbuhan menghasilkan oksigen”

untuk memperkuat pemahan siswa tentang kegiatan yang akan dilakukan.

Tumbuhan yang disediakan untuk percobaan sudah dipersiapkan oleh masing-

masing kelompok pada saat jam istirahat berlangsung. Setiap kelompok

mempersiapkan dua tumbuhan berukuran kecil/sedang dalam pot dan menandai

pot tersebut A dan B. Peneliti telah meminta masing-masing kelompok untuk

menutup tumbuhan dalam pot A menggunakan plastik bening dan diikat. Dan

tumbuhan dalam pot B tetap dibiarkan terbuka. Selain itu, peneliti juga sudah

melakukan kegiatan yang sama yaitu dengan menutup daun dengan plastik pada

pagi harinya untuk berjaga-jaga jika kegiatan siswa tidak berhasil dilakukan.

Setelah kegiatan demontrasi telah dilakukan, siswa diberi kesempatan untuk

mencoba sendiri kegiatan percobaan tersebut bersama kelompoknya sesuai

dengan langkah kerja dalam modul.

Pada saat siswa melakukan percobaan, peneliti juga mengobservasi dan

melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai kegiatan yang berlangsung.

Terlihat bahwa siswa sangat penasaran dengan hasil percobaan mereka, banyak

pertanyaan yang muncul dari para siswa “Bu, kok plastik A ada airnya sih? tapi

yang B ga ada airnya, padahal kan sama-sama ditutup.” Siswa juga mengutarakan

pendapatnya ketika peneliti bertanya tentang kegiatan percobaan yang dilakukan

siswa. Peneliti mendorong siswa untuk mencari jawaban dari pertanyaannya

sendiri dengan meminta mereka untuk membaca modul. Setelah melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

53

percobaan, siswa mengerjakan LKS tentang kegiatan yang telah dilakukan secara

individu. Akhir kegiatan implementasi hari pertama adalah refleksi. Kegiatan

refleksi dilakukan dengan bertanya jawab mengenai pengetahuan dan pengalaman

belajar baru yang didapat oleh siswa. Kegiatan evaluasi dilakukan siswa dengan

menjawab soal pertanyaan yang ada dalam modul. Peneliti juga mendorong siswa

untuk melakukan aksi yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran hari ini,

yaitu berupa melakukan wawancara kepada penjaga sekolah mengenai manfaat

tumbuhan bagi manusia dan makhluk hidup lainnya, serta bagaimana cara

menjaga dan merawatnya. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan berdoa bersama

dan pengucapan salam, tidak lupa peneliti juga mengingatkan siswa untuk

membawa alat dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan pembelajaran hari

selanjutnya.

Gambar 4.5 Proses Implementasi Hari Pertama

4.1.3.2 Implementasi Hari Kedua

Penelitian hari kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 17 Januari 2017

pukul 07.30 stelah apel pagi. Seperti pada implementasi hari pertama, kegiatan

awal dilakukan dengan berdoa, menata ruangan dan siswa sesuai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

54

kelompok, dan melakukan presensi kehadiran. Penelitian hari kedua diikuti oleh

23 siswa dari 26 siswa kelas III A dikarenakan siswa tersebut sedang sakit.

Kegiatan pembelajaran diawali dengan bertanya jawab dengan siswa tentang

kegiatan yang telah dilakukan pada hari sebelumnya. Selanjutnya peneliti

memberikan motivasi dan semangat pada siswa dengan mengajak siswa untuk

bernyanyi bersama lagu “Lihat Kebunku” karya Pak Kasur. Melalui lagu ini,

peneliti mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan isi lagu untuk

menggali konteks siswa terhadap tumbuhan yang berada di lingkungannya.

Antusias siswa terlihat ketika siswa menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti

mengenai bagaiman cara menjaga dan merawat tumbuhan agar kelestariannya

tetap terjaga. Sebagian besar siswa kelas III A mengetahui cara menjaga dan

merawat tumbuhan agar tetap terawat. Akan tetapi, hasil observasi peneliti

sebelumnya menunjukan bahwa siswa belum mencerminkan sikap peduli

lingkungan terutama terhadap tumbuhan di sekitarnya. Kegiatan selanjutnya

dilanjutkan dengan menyimak sebuah cerita yang ada dalam lalu bertanya jawab

bersama tentang sikap siswa selama ini terhadap keberdaan tumbuhan di

sekitarnya. diskusi kelompok mengenai manfaat keberadaan tumbuhan yang ada

di sekitar, dan apa yang ditimbulkan apabila kita tidak menjaga dan merawatnya.

Siswa mengamati gambar teknik bertanam vertikultur yang ada dalam

modul. Peneliti dan siswa kemudian melakukan tanya jawab tentang gambar

teknik bertanam vertikultur tersebut. Setelah melakukan tanya jawab, Peneliti

menjelaskan secara singkat tentang kegiatan bertanam vertikultur. Siswa diminta

untuk membaca dan memahami isi setiap langkah kegiatan bertanam melalui

petunjuk yang ada dalam modul. Peneliti dibantu beberapa siswa melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

55

kegiatan demonstrasi cara menanam menggunakan teknik vertikultur.

Demonstrasi dilakukan untuk memperkuat pemahan siswa tentang kegiatan yang

akan dilakukan. Alat dan bahan sudah dipersiapkan sebelumnya oleh siswa. Selain

itu, peneliti juga mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk berjaga-

jaga jika apabila ada siswa yang lupa untuk membawa alat dan bahan yang

dibutuhkan. Selanjutnya, peneliti memberikan kesempatan pada siswa untuk

melakukan kegiatan menanam secara vertikultur. Kegiatan ini diharapkan dapat

memberikan pengalaman langsung pada siswa tentang proses menanam tumbuhan

menggunakan beragam teknik vertikultur. Kegiatan bertanam diawali siswa

dengan menghias terlebih dahulu pot yang telah dibuat siswa dengan

menggunakan cat/spidol sesuai dengan kreativitas masing-masing kelompok.

Setiap kelompok yang telah selesai menghias pot kemudian melakukan cara

menanam secara vertikultur dengan waktu yang telah disepakati bersama. bibit

tumbuhan yang digunakan untuk kegiatan menanam dibawa sendiri oleh masing-

masing kelompok siswa. Tetapi, peneliti juga menyiapkan bibit tumbuhan untuk

berjaga-jaga apabila siswa salah membawa tumbuhan yang diminta. Siswa terlihat

sangat antusias dan bersemangat saat melaksanakan kegiatan menanam. Tidak

hanya itu saja, kerjasama kelompok juga terlihat saat siswa membagi tugas kerja

secara mandiri untuk menyelesaikan kegiatan bertanam mereka. Setelah siswa

selesai melakukan kegiatan bertanam, peneiliti meminta siswa untuk menata hasil

menanam mereka di tempat yang sudah disediakan oleh peneliti. Siswa kemudian

membersihkan dan merapikan peralatan yang telah digunakan untuk bertaman.

Siswa dengan kesadarannya sendiri membersihkan halaman sekolah yang kotor

karena telah dipakai kegiatan bertanam. Kemudian siswa kembali ke dalam kelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

56

untuk membuat sebuah poster bertemakan “penghijauan lingkungan” sebagai aksi

dari hasil pengalaman belajar dan refleksi siswa. Hasil poster siswa kemudian

dipresentasikan di dalam kelas, lalu poster tersebut mereka tempelkan di mading

sekolah. kegiatan mepresentasikan hasil poster dan menempelkannya di mading

sekolah merupakan bagian dari kegiatan peer tutoring. Kegiatan penutup di akhiri

mengerjakan soal evaluasi yang ada dalam modul. Tidak lupa peneliti juga

mendorong siswa untuk selalu menjaga dan merawat tumbuhan yang mereka

tanam dan yang terdapat di sekeliling mereka. Kemudian, peneliti mengakhiri

kegiatan dengan berdoa dan mengucapkan salam.

Gambar 4.6 Proses Implementasi Hari Kedua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

57

Di dalam Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) terdapat lima siklus yang

saling berkaitan satu sama lain, yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan

evaluasi. Kelima siklus dalam Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) tersebut sudah

dijalankan di dalam implementasi hari pertama dan hari kedua. Melalui tanya

jawab, siswa diajak untuk memahami konteks mereka mengenai pengetahuan

yang dimiliki siswa, kemudia konteks tersebut digali kembali melalui

pengalaman, kegiatan pengamatan, percobaan, dan diskusi kelompok. Pengalam

siswa, kemudian digali kembali dalam kegiatan refleksi pada implementasi hari

pertama dan kedua. Melalui kegiatan refleksi, diharapkan siswa kelas III A dapat

memiliki pandangan baru untuk melaksanakan aksi yang berkaitan dengan

kepedulian lingkungan. Evaluasi merupakan siklus terakhir dari Paradigma

Pedagogi Reflektif (PPR). Evaluasi diberikan dengan mengerjakan lembar

evaluasi yang adal dalam modul. Kegiatan menanam vertikultur pada hari kedua,

diharapkan dapat melatih siswa untuk belajar menjaga dan merawat tanaman yang

mereka tanam.

4.1.4 Evaluasi

Kegiatan evaluasi dilakukan untuk memperoleh perbaikan data selama

implementasi. Hasil data selama penelitian kemudian dianalisis untuk mengetahui

kelebihan dan kelemahan dari modul pembelajaran IPA “Tumbuhan Di

Sekitarku”. Implementasi hari pertama berjalan sesuai dengan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dua hari sebelum melaksanakan implementasi,

peneliti dan siswa kelas III A melakukan pertemuan terlebih dahulu untuk

meminta siswa mempersiapkan beberapa alat dan bahan yang akan digunakan

dalam penelitian, seperti 2 tumbuhan dalam pot berukuran kecil/sedang, kantong

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

58

plastik bening, dan karet/tali. Selain meminta siswa untuk membawa alat dan

bahan, peniliti juga membentuk siswa kedalam 6 kelompok yang beranggotakan

4-5 siswa. Pembentukan kelompok dilakukan dengan memberikan kebebasan

pada siswa untuk memilih sendiri teman kelompoknya. Pada hari penelitian, siswa

diminta untuk menutup tumbuhan dalam salah satu pot menggunakan kantong

plastik bening. Partisipasi aktif siswa dalam dalam kelompok membuat kegiatan

implementasi berjalan sesuai dengan yang direncanakan.

Siswa sangat bersemangat dan antusias saat mengikuti setiap kegiatan

pembelajaran. Berbagai pertanyaan yang diajukan peneliti dijawab oleh siswa

dengat antusias dan mereka tidak segan untuk bertanya tentang hal yang tidak

dimengertinya. Waktu yang digunakan dalam kegiatan juga sudah sesuai dengan

alokasi waktu yang ditentukan. Walaupun kegiatan pembelajaran berjalan dengan

lancar, namun terdapat beberapa langkah pembelajaran yang perlu dievaluasi,

antara lain langkah kegiatan no. 15 yaitu mempelajari langkah kegiatan percobaan

pengamatan. Langkah tersebut perlu dilakukan sebelum kegitan demonstrasi

untuk membuat siswa lebih paham dengan langkah kegiatan yang akan dilakukan.

Sedangkan untuk implementasi hari kedua di kelas III A juga berjalan

dengan lancar sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

sudah dirancang oleh peneliti. Siswa terlibat aktif untuk membawa alat dan bahan

yang dibutuhkan untuk proses implementasi, seperti bibit tanaman, botol platik,

tanah, cetok, dan pewarna. Kegiatan motivasi dengan menyanyikan lagu “Lihat

Kebunku” karya Pak Kasur menambah semangat siswa dalam mengikuti

pembelajaran. Berbagai pertanyaan yang diajukan peneliti juga dijawab dengan

antusias oleh siswa. Pada implementasi hari kedua juga terdapat beberapa langkah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

59

yang harus dievaluasi, yaitu langkah kegiatan no. 20 tentang kegiatan siswa

menghias tempat tumbuhan. Langkah kegiatan no. 9 lebih baik dilakukan sebelum

siswa melakukan kegiatan bertanam vertikultur agar siswa tidak kesulitan untuk

menghias pot tumbuhan. Evaluasi dari kegiatan implementasi menghasilkan

beberapa data untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari modul yang

dikembangkan. Kelemahan kegiatan implementasi diperoleh pada saat kegiatan

bertanam vertikultur. Pada kegiatan bertanam vertikultur kendala yang dialami

adalah cara membuat pot dengan botol dan memasukan tanah pada pot yang

terbuat dari pralon. Kesulitan dialami ketika peneliti dan siswa melubangi botol

menggunakan paku. Siswa harus diawasi ketika membuat pot tersebut. Kesulitan

tersebut merupakan kelemahan dari modul yang dikembangkan oleh peneliti.

Kelebihan modul yang dikembangkan peneliti didapat dari hasil evaluasi

implementasi pada hari pertama dan kedua. Kelebihannya terlihat dari pemberian

kebebasan pada siswa untuk memilih sendiri teman kelompoknya dan kebebasan

untuk berkreasi untuk menghias pot tumbuhan. Dialog dan kerjasama siswa yang

dilakukan di dalam kelompok juga terlihat pada saat proses pembelajaran. Selain

itu penerapan 10 prinsip menurut Tomlinson dapat dilaksanakan dalam modul

yang dikembangkan oleh peneliti dalam penelitian kali ini.

4.1.5 Revisi

Langkah terakhir dari prosedur pengembangan menurut Brian Tomlinson

adalah revisi. Revisi dilakukan untuk memperbaiki kualitas isi modul agar

semakin baik. Revisi dilakukan berdasarkan hasil dari evaluasi yang telah

dilakukan pada implementasi hari pertama dan kedua. Bagian dari Modul

Pembelajaran IPA yang perlu diperbaiki adalah langkah-langkah kegiatan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

60

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Bagian Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) hari pertama yang perlu di revisi adalah langkah kegiatan

pembelajaran no.15 yang diubah menjadi langkah no. 13.

Gambar 4.7 Rincian Kegiatan Inti RPP Hari Pertama No.15 (sebelum revisi)

Gambar 4.8 Rincian Kegiatan Inti RPP Hari Pertama No.15 (setelah revisi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

61

Tidak hanya revisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hari pertama

saja, revisi juga dilakukan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hari

kedua. Revisi dilakukan pada langkah kegiatan pembelajaran no.20. kegiatan

no.20 diubah menjadi langkah no.19. Berikut rincian revisi langkah pembelajaran

dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hari kedua.

Gambar 4.9 Rincian Kegiatan Inti RPP Hari Kedua No.19 (sebelum revisi)

Gambar 4.10 Rincian Kegiatan Inti RPP Hari Kedua No.19 (setelah revisi)

4.2 Deskripsi Kualitas Modul

Kualitas modul yang dikembangkan oleh peneliti diperoleh dari hasil

penilaian validator, hasil wawancara siswa kelas III A, dan penerapan ke-10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

62

prinsip Tomlinson. Hasil penilaian validator, materi yang dikembangkan oleh

peneliti dikategorikan “sangat layak” berdasarkan hasil rekapitulasi penilaian

modul yang terdapat pada tabel 4.2. Kegiatan wawancara dan pembagian

kuesioner kepada siswa pada saat proses implementasi juga dilakukan sebagai

data untuk mengetahui presepsi siswa terhadap kualitas Modul Pembelajaran IPA

“Tumbuhan Di sekitarku”. Hasil wawancara dan penyebaran kuesioner presepsi

siswa terhadap kualitas modul dapat dilihat pada tabel 4.6 dan 4.7.

Tabel 4.6 Hasil Wawancara Presepsi Siswa

Tabel 4.7 Hasil Kuesioner Persepsi Siswa

No Aspek Jumlah

Siswa

1. Tertarik untuk membaca Modul Pembelajaran IPA

“Tumbuhan Di Sekitarku”

26

2. Bahasa dalam Modul Pembelajaran IPA “Tumbuhan Di

Sekitarku” mudah dipahami

23

3. Dapak memahami maksud dari isi materi pada Modul

Pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku”

21

4. Merasa senang setelah membaca Modul Pembelajaran IPA

“Tumbuhan Di Sekitarku”

26

5. Dapat melakukan kegiatan sesuai dengan petunjuk/langkah-

langkah dalam Modul Pembelajaran IPA “Tumbuhan Di

Sekitarku”

23

No Pernyataan Ya Tidak

1. Saya memahami langkah-langkah kegiatan

pembelajaran yang terdapat pada Modul

Pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku”.

20 6

2. Modul Pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku”

mampu menumbuhkan kesadaran dan kepedulian

saya terhadap tumbuhan dilingkungan yang sekitar.

24 2

3. Tampilan fisik (warna, huruf, gambar/foto) dalam

Modul Pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku”

sangat menarik.

26 -

4. Saya memahami bahasa yang digunakan pada Modul

Pembelajaran IPA “Tumbuhan Disekitarku”.

22 4

5. Isi dalam Modul Pembelajaran IPA “Tumbuhan Di 26 -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

63

Kualitas modul juga terlihat dari penerapan ke-10 prinsip Tomlinson

dalam kegiatan implementasi pada hari pertama dan kedua dengan bukti: ((1) isi

pembelajaran dalam modul menimbulkan rasa penasaran pada siswa, (2) siswa

merasa nyaman, senang dan bahagia dalam belajar, karena modul menyajikan

gambar-gambar untuk mempermudah siswa dalam memahami isi materi dalam

modul, (3) isi pembelajaran dalam modul membuat siswa menjadi percaya diri

dalam belajar, (4) isi dalam modul terdapat kegiatan percobaan dan bertanam

vertikultur yang hasil kegiatan tersebut dapat berguna bagi siswa, (5) Siswa

antusias saat melakukan berbagai kegiatan pembelajaran, (6) kegiatan

pembelajaran dalam modul disertai petunjuk untuk mempermudah siswa

melakukan kegiatan, (7) siswa menjadi bebas untuk melakukan berbagai kegiatan

yang terdapat dalam modul, (8) modul yang dikembangkan mengarahkan siswa

untuk memiliki sikap peduli pada lingkungan, (9) siswa terlibat aktif dalam setiap

proses kegiatan pembelajaran, (10) adanya interaksi disetiap proses pembelajaran.

Sekitarku” sesuai dengan lingkungan sekitar saya.

6. Modul Pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku”

membuat saya lebih aktif dan mandiri dalam belajar.

26 -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

64

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Proses pengembangan modul pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku”

untuk siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta menggunakan prosedur

pengembangan menurut Tomlinson (dalam Harsono, 2015), yaitu: (1) analisis

kebutuhan melalui kegiatan observasi dan wawancara dengan hasil bahwa, siswa

kelas III A masih kurang memiliki sikap sadar dan peduli lingkungan terutama

pada keberadaan tumbuhan yang ada disekitarnya; (2) hasil analisis kebutuhan

yang telah didapat dijadikan dasar dalam pengembangan desain yang berdasar

pada pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Pendekatan PPR dipilih

untuk membantu siswa dalam memahami konteks pembelajaran melalui

pengalaman belajar yang didapatnya. Modul pembelajaran IPA “Tumbuhan Di

sekitarku” dapat membuat siswa tertarik serta antusias untuk membaca dan

mempelajari materi pada modul dikarenakan modul ini memberikan penjelasan

dengan penggunaan bahasa yang mudah dipahami serta gambar-gambar yang

menarik; (3) proses implementasi dilakukan dua kali di SD N Jetis 1 Yogyakarta

dengan melibatkan siswa kelas III A yang pada pertumuan pertama berjumlah 26

siswa dan pada hari kedua berjumlah 23 siswa. Selama proses implementasi,

peneliti juga mengumpulkan data tambahan dengan melakukan kegiatan

wawancara, observasi, dan penyebaran kuesioner pada siswa untuk mengetahui

penilaian kualitas modul yang dikembangkan oleh peneliti. (4) Evaluasi dilakukan

untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari modul yang dikembangkan oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

65

peneliti; dan (5) modul yang masih memiliki kekurangan dilakukan perbaikan

sebagai bentuk penyempurnaan modul agar kualitasnya menjadi sangat baik.

Kualitas modul pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku” yang didapat

tidak terlepas dari 10 prinsip menurut Brian Tomlinson. Ke-10 prinsip tersebut

dapat dijadikan sebagai penilaian kualitas modul yang dikembangkan dan

dijalankan dalam proses implementasi hari pertama dan kedua. Penerapan ke10

prinsip tersebut, diantaranya: (1) isi pembelajaran dalam modul menimbulkan rasa

penasaran pada siswa, (2) siswa merasa nyaman, senang dan bahagia dalam

belajar, karena modul menyajikan gambar-gambar untuk mempermudah siswa

dalam memahami isi materi dalam modul, (3) isi pembelajaran dalam modul

membuat siswa menjadi percaya diri dalam belajar, (4) isi dalam modul terdapat

kegiatan percobaan dan bertanam vertikultur yang hasil kegiatan tersebut dapat

berguna bagi siswa, (5) Siswa antusias saat melakukan berbagai kegiatan

pembelajaran, (6) kegiatan pembelajaran dalam modul disertai petunjuk untuk

mempermudah siswa melakukan kegiatan, (7) siswa menjadi bebas untuk

melakukan berbagai kegiatan yang terdapat dalam modul, (8) modul yang

dikembangkan mengarahkan siswa untuk memiliki sikap peduli pada lingkungan,

(9) siswa terlibat aktif dalam setiap proses kegiatan pembelajaran, (10) adanya

interaksi disetiap proses pembelajaran.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dari penelitian ini adalah pelaksanaan penelitian dan

implementasi modul “Tumbuhan Di Sekitarku” hanya bisa dilakukan di kelas III

A SD N Jetis 1 Yogyakarta karena modul yang dikembangkan sudah disesuaikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

66

dengan analisis kebutuhan siswa di kelas tersebut. Keterbatasan lain dari

penelitian ini adalah membutuhkan waktu yang lama dalam pelaksanaan

pembelajaran.

5.3 Saran

Saran dari peneliti untuk penelitian selanjutnya adalah sebaiknya

pengembangan modul “Tumbuhan Di Sekitarku” menggunakan pendekatan

Paradigma Pedagogi Reflektif disesuaikan dengan analisis kebutuhan siswa pada

kelas yang dijadikan penelitian, sehingga hasilnya dapat sesuai dengan sasaran.

Pelaksanaan pembelajaran sebaiknya memperhatikan alokasi waktu sesuai dengan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

67

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Sa’dun. (2013). Instrument Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Alim, Sumarno. (2012). Perbedaan Penelitian dan Pengembangan.

http://blog.elearning.unesa.ac.id/alim-sumarno/perbedaan-penelitian-

danpengembangan, diakses 12 Desember 2016.

Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Daryanto. (2013). Menyusun Modul: Bahan Ajar untuk Persiapan Guru dalam

Mengajar. Yogyakarta: Gava Media.

Gall, M. D., Gall, J. P., & Borg, W. R. (2007). Educational Research: An

Introduction. Boston: Pearson.

Harsono, Y.M. (2015). Developing Learing Materials For Specific Purposes.

Teflin Jurnal. Volume 18, No. 2, 169-179

Iskandar, S,M,. (1997). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta:

Depdikbud & Dikti.

Laurentia, Sumarni. (2014). Implementasi Model Pembelajaran Berbasis

Pedagogi Ignasian Dengan Pendekatan Meaningful Input Dalam

Perkuliahan Speaking 1. Jurnal. Volume 27, No. 1, Oktober 2014.

P3MP-USD. (2012). Pedoman Model Pembelajaran Berbasis Pedagogi Ignasian.

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional

Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Rusman, K. Deni & R. Cepi. (2012). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi

dan Komunikasi: Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta:

Rajawali Pres.

Setyowati, Ratna., dkk. (2013). Pengembangan Modul IPA Berkarakter Peduli

Lingkungan Tema Polusi Sebagai Bahan Ajar Siswa SMK N 11 Semarang.

Unnes Science Education Journal, (online),

(http://journal.uns.ac.id/sju/index.php/usej) diakses 12 Desember 2016.

Soemarwoto, Otto. (2001). Atur-Diri-Sendiri Paradigma Baru Pengelolaan

Lingkungan Hidup. Yogyakarta: Gajahmada University Press.

Subagya. (2010). Paradigma Pedagogi Reflektif. Yogyakarta: Kanisius.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

68

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nanan Syaodih. (2010). Pengembangan Kurikulum Teori dan

Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sukardjo. (2008). Kumpulan Materi Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Prodi

Teknologi Pembelajaran, Pps UNY.

Suprijono, Agus. 2016. Model-model Pembelajaran Emansipatoris. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Taufiq, M., dkk. (2014). Pengembangan Media Pembelajaran IPA Terpadu

Berkarakter Peduli Lingkungan Tema “Konservasi” Berpendekatan

Science-Edutainment, (Online),

(http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php.jpii) diakses 12 Desember 2016.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

Tomlinson. (2005) Material Development in Language Teaching. United

Kingdom: Cambridge University Press.

Widodo, Chomsin S. & Jasmadi. (2008). Panduan Menyusun Bahan Ajar

Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Widyanti, St. Andri. (2012). Pengaruh Pendidikan Karakter Dengan Pendekatan

Paradigma Pedagogi Reflektif Dan Motivasi Belajar Terhadap

Kepribadian Siswa Dalam Pendidikan Agama Katolik Di SMP Katolik Se-

Kota Madiun. Tidak diterbitkan.

Winarti, E., dan Brigita E.T. Anggadewi. (2015). Manusia Pembelajar di Dunia

Tarik Ulur, Bab 3: Pedagogi Ignasian Sebagai Pendidikan Emansipatoris.

Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

70

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

71

Lampiran 2. Lembar Wawancara Guru Kelas

LEMBAR WAWANCARA OLEH GURU KELAS

Hari/tanggal :

Waktu :

Wawancara ini dilakukan secara langsung dan hasilnya dicatat oleh peneliti.

Pertanyaan-pertanyaan yang dijadikan panduan wawancara, dimungkinkan dapat

berkembang.

1. Bagaiman kesan yang Bapak/Ibu guru rasakan selama mengajar IPA di

kelas?

2. Apakah Bapak/Ibu guru mengalami kesulitan pada saat mengajar IPA di

kelas?

3. Bagaimana Bapak/Ibu guru menangani kesulitan yang dialami saat

mengajar IPA?

4. Apakah Bapak/Ibu guru menggunakan bahan ajar berupa modul dalam

kegiatan pembelajaran IPA?

5. Menurut Bapak/Ibu guru modul pembelajaran IPA seperti apa yang layak

untuk digunakan?

Yogyakarta,………………

Pewawancara,

……………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

72

Lampiran 3. Hasil Wawancara oleh Guru Kelas

HASIL WAWANCARA OLEH GURU KELAS III A

Peneliti: Bagaiman kesan yang Bapak/Ibu guru rasakan selama

mengajar IPA di kelas?

Guru: Sangat senang sekali, karena anak-anak sangat antusias

dan aktif setiap pembelajaran IPA.

Peneliti: Apakah Bapak/Ibu guru mengalami kesulitan pada saat

mengajar IPA di kelas?

Guru: Saya mengalami kesulitan untuk mengelola anak-anak,

karena siswanya sangat aktif-aktif jadi buat situasi kelas

menjadi gaduh.

Peneliti: Bagaimana Bapak/Ibu guru menangani kesulitan yang

dialami saat mengajar IPA?

Guru: Ya saya memberi sistem point mbak ke anak-anak, kalo

dia udah melewati 5 point maka saya beri hukuman.

Hukumannya bukan fisik loh mbak tapi saya cuma

mengurangkan jam istirahat dan jam pulangnya mereka

saja.

Peneliti: Apakah Bapak/Ibu guru menggunakan bahan ajar berupa

modul dalam kegiatan pembelajaran IPA?

Guru: Saya lebih sering menggunakan buku paket dan LKS saja

mbak, modul baru saya gunakan bila anak-anak mau

UTS/UAS saja mbak untuk mengulang materi yang sudah

dipelajari.

Peneliti: Menurut Bapak/Ibu guru modul pembelajaran IPA seperti

apa yang layak untuk digunakan?

Guru: Modul yang layak menurut saya adalah yang sesuai

dengan tujuan pembelajaran dan dapat mengaktifkan

siswa dalam setiap proses pembelajarannya, jadi mereka

tidak hanya menghafal saja tapi juga ada kegiatan

pembelajaran yang bisa diingatnya sebagai pengelaman

belajar siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

73

Lampiran 4. Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran oleh Ahli IPA

No Komponen yang dinilai Skor

Perumusan Indikator

1. Kesesuaian dengan standar kompetensi 4

2. Kesesuaian dengan kompetensi dasar 4

3. Kesesuaian dengan nilai competence 4

4. Kesesuaian dengan nilai conscience 4

5. Kesesuaian dengan nilai compassion 4

Uraian Tujuan Pembelajaran

6. Kesesuaian dengan indikator 3

7. Kesesuaian perumusan tujuan dengan aspek Audience, Behaviour,

Condition, dan Degree

3

8. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 4

Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Pembelajaran

9. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 4

10 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 4

11. Keruntutan uraian materi ajar 3

Pemilihan Media dan Sumber Belajar

12. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 4

13. Kesesuaian dengan materi pembelajaran 4

14. Kesesuaian dengan pendekatan PPR 4

15. Kesesuaian dengan karakter peserta didik 4

Skenario/ Kegiatan Pembelajaran

16. Keruntutan kegiatan pembelajaran. 4

17. Kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan pendekatan PPR

( Konteks, pengalaman, refleksi, aksi)

4

18. Kesesuaian kegiatan dengan sistematika / keruntutan materi

pembelajaran

4

19. Kesesuaian alokasi waktu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan

kegiatan penutup dengan cakupan materi dan tingkat pemahaman

siswa

3

Rancangan Penilaian

20. Kesesuaian bentuk, teknik, dan instrumen pencapaian kompetensi 4

Total Skor 76

Rata-rata 3,8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

74

Lampiran 5. Hasil Validasi Kualitas Modul oleh Ahli IPA

No Aspek Skor

Tujuan dan Pendekatan

1 Modul pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. 4

2 Modul pembelajaran mempermudah siswa memahami materi

pembelajaran.

4

3 Modul pembelajaran sesuai kebutuhan siswa. 3

4 Modul pembelajaran mampu menumbuhkan kesadaran dan

kepedulian siswa terhadap tumbuhan.

3

5 Modul pembelajaran merupakan sumber belajar yang baik bagi

siswa dan guru.

3

6 Modul pembelajaran memberikan kesempatan bagi guru untuk

menggunakan beragam variasi dalam mengajar.

3

Desain dan Pengorganisasian

7 Komponen dalam modul lengkap (SK, KD, tujuan, materi

pembelajaran, langkah-langkah kegiatan).

4

8 Materi pembelajaran disusun dari materi yang sederhana ke yang

kompleks.

3

9 Urutan modul pembelajaran telah disusun secara sistematis. 4

10 Ruang lingkup materi bahan ajar sesuai dengan waktu yang

tersedia.

3

11 Modul pembelajaran memfasilitasi siswa untuk belajar mandiri. 3

12 Modul pembelajaran mudah dipahami. 4

13 Tampilan fisik (warna, huruf, gambar/foto) dalam modul

pembelajaran sesuai dengan perkembangan siswa dan menarik.

3

14 Modul pembelajaran menggunakan bahasa tulis yang baik dan

benar.

3

Isi

15 Kegiatan dalam modul pembelajaran sesuai dengan lingkungan

siswa (kontekstual).

4

16 Proses pembelajaran menggunakan pendekatan PPR. 4

17 Modul pembelajaran mampu meningkatkan kesadaran siswa

terhadap tumbuhan.

3

18 Modul pembelajaran menumbuhkan kepedulian siswa terhadap

tumbuhan.

3

19 Modul pembelajaran mencakup pengembangan keterampilan

proses yang sesuai dengan perkembangan siswa.

4

20 Modul pembelajaran memfasilitasi siswa untuk melakukan refleksi

terhadap sikap ilmiah yang dikembangkan.

4

21 Modul pembelajaran mengembangkan sikap ilmiah yang terkait 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

75

No Aspek Skor

dengan diri sendiri.

Topik

22 Topik modul pembelajaran menarik. 3

23 Topik modul membantu untuk menumbuhkan kesadaran dan

memperkaya pengalaman siswa.

3

24 Topik sesuai dengan lingkungan sekitar siswa. 4

25 Topik sesuai dengan perkembangan siswa. 4

Metodelogi

26 Modul pembelajaran dirancang dengan berpusat pada diri siswa

dalam membangun pengetahuannya sendiri (konstruktiv).

4

27 Modul pembelajaran dirancang menyenangkan bagi siswa. 4

28 Modul pembelajaran membuat siswa aktif. 4

Bahasa

29 Pemilihan kalimat dalam modul sudah sederhana. 4

30 Penggunaan tata bahasa sudah baik. 3

31 Pemakaian bahasa dalam modul menghindari penggunaan kalimat

pasif dan negatif ganda.

4

32 Pemilihan kalimat menghindari pemakaian istilah asing. 3

Total Skor 113

Rata-rata 3,53

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

76

Lampiran 6. Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran oleh Ahli Bahasa

No Komponen yang dinilai Skor

Perumusan Indikator

1. Kesesuaian dengan standar kompetensi 4

2. Kesesuaian dengan kompetensi dasar 3

3. Kesesuaian dengan nilai competence 4

4. Kesesuaian dengan nilai conscience 3

5. Kesesuaian dengan nilai compassion 4

Uraian Tujuan Pembelajaran

6. Kesesuaian dengan indikator 4

7. Kesesuaian perumusan tujuan dengan aspek Audience, Behaviour,

Condition, dan Degree

3

8. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 4

Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Pembelajaran

9. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 4

10 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 4

11. Keruntutan uraian materi ajar 4

Pemilihan Media dan Sumber Belajar

12. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 4

13. Kesesuaian dengan materi pembelajaran 4

14. Kesesuaian dengan pendekatan PPR 4

15. Kesesuaian dengan karakter peserta didik 3

Skenario/ Kegiatan Pembelajaran

16. Keruntutan kegiatan pembelajaran. 4

17. Kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan pendekatan PPR

( Konteks, pengalaman, refleksi, aksi)

4

18. Kesesuaian kegiatan dengan sistematika / keruntutan materi

pembelajaran

4

19. Kesesuaian alokasi waktu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan

kegiatan penutup dengan cakupan materi dan tingkat pemahaman

siswa

4

Rancangan Penilaian

20. Kesesuaian bentuk, teknik, dan instrumen pencapaian kompetensi 4

Total Skor 76

Rata-rata 3,8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

77

Lampiran 7. Hasil Validasi Kualitas Modul oleh Ahli Bahasa

No Aspek Skor

Tujuan dan Pendekatan

1 Modul pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. 4

2 Modul pembelajaran mempermudah siswa memahami materi

pembelajaran.

4

3 Modul pembelajaran sesuai kebutuhan siswa. 4

4 Modul pembelajaran mampu menumbuhkan kesadaran dan

kepedulian siswa terhadap tumbuhan.

4

5 Modul pembelajaran merupakan sumber belajar yang baik bagi

siswa dan guru.

4

6 Modul pembelajaran memberikan kesempatan bagi guru untuk

menggunakan beragam variasi dalam mengajar.

3

Desain dan Pengorganisasian

7 Komponen dalam modul lengkap (SK, KD, tujuan, materi

pembelajaran, langkah-langkah kegiatan).

2

8 Materi pembelajaran disusun dari materi yang sederhana ke yang

kompleks.

4

9 Urutan modul pembelajaran telah disusun secara sistematis. 4

10 Ruang lingkup materi bahan ajar sesuai dengan waktu yang

tersedia.

4

11 Modul pembelajaran memfasilitasi siswa untuk belajar mandiri. 4

12 Modul pembelajaran mudah dipahami. 4

13 Tampilan fisik (warna, huruf, gambar/foto) dalam modul

pembelajaran sesuai dengan perkembangan siswa dan menarik.

2

14 Modul pembelajaran menggunakan bahasa tulis yang baik dan

benar.

2

Isi

15 Kegiatan dalam modul pembelajaran sesuai dengan lingkungan

siswa (kontekstual).

4

16 Proses pembelajaran menggunakan pendekatan PPR. 4

17 Modul pembelajaran mampu meningkatkan kesadaran siswa

terhadap tumbuhan.

4

18 Modul pembelajaran menumbuhkan kepedulian siswa terhadap

tumbuhan.

4

19 Modul pembelajaran mencakup pengembangan keterampilan

proses yang sesuai dengan perkembangan siswa.

4

20 Modul pembelajaran memfasilitasi siswa untuk melakukan refleksi

terhadap sikap ilmiah yang dikembangkan.

2

21 Modul pembelajaran mengembangkan sikap ilmiah yang terkait 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

78

No Aspek Skor

dengan diri sendiri.

Topik

22 Topik modul pembelajaran menarik. 4

23 Topik modul membantu untuk menumbuhkan kesadaran dan

memperkaya pengalaman siswa.

4

24 Topik sesuai dengan lingkungan sekitar siswa. 4

25 Topik sesuai dengan perkembangan siswa. 4

Metodelogi

26 Modul pembelajaran dirancang dengan berpusat pada diri siswa

dalam membangun pengetahuannya sendiri (konstruktiv).

4

27 Modul pembelajaran dirancang menyenangkan bagi siswa. 4

28 Modul pembelajaran membuat siswa aktif. 4

Bahasa

29 Pemilihan kalimat dalam modul sudah sederhana. 2

30 Penggunaan tata bahasa sudah baik. 2

31 Pemakaian bahasa dalam modul menghindari penggunaan kalimat

pasif dan negatif ganda.

4

32 Pemilihan kalimat menghindari pemakaian istilah asing. 4

Total Skor 116

Rata-rata 3,62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

79

Lampiran 8. Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran oleh Guru Kelas

No Komponen yang dinilai Skor

Perumusan Indikator

1. Kesesuaian dengan standar kompetensi 3

2. Kesesuaian dengan kompetensi dasar 3

3. Kesesuaian dengan nilai competence 3

4. Kesesuaian dengan nilai conscience 3

5. Kesesuaian dengan nilai compassion 3

Uraian Tujuan Pembelajaran

6. Kesesuaian dengan indikator 3

7. Kesesuaian perumusan tujuan dengan aspek Audience, Behaviour,

Condition, dan Degree

3

8. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 3

Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Pembelajaran

9. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 3

10 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 3

11. Keruntutan uraian materi ajar 4

Pemilihan Media dan Sumber Belajar

12. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 4

13. Kesesuaian dengan materi pembelajaran 4

14. Kesesuaian dengan pendekatan PPR 3

15. Kesesuaian dengan karakter peserta didik 3

Skenario/ Kegiatan Pembelajaran

16. Keruntutan kegiatan pembelajaran. 4

17. Kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan pendekatan PPR

( Konteks, pengalaman, refleksi, aksi)

3

18. Kesesuaian kegiatan dengan sistematika / keruntutan materi

pembelajaran

3

19. Kesesuaian alokasi waktu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan

kegiatan penutup dengan cakupan materi dan tingkat pemahaman

siswa

3

Rancangan Penilaian

20. Kesesuaian bentuk, teknik, dan instrumen pencapaian kompetensi 3

Total Skor 64

Rata-rata 3,2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

80

Lampiran 9. Hasil Validasi Kualitas Modul oleh Guru Kelas

No Aspek Skor

Tujuan dan Pendekatan

1 Modul pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. 3

2 Modul pembelajaran mempermudah siswa memahami materi

pembelajaran.

3

3 Modul pembelajaran sesuai kebutuhan siswa. 3

4 Modul pembelajaran mampu menumbuhkan kesadaran dan

kepedulian siswa terhadap tumbuhan.

3

5 Modul pembelajaran merupakan sumber belajar yang baik bagi

siswa dan guru.

3

6 Modul pembelajaran memberikan kesempatan bagi guru untuk

menggunakan beragam variasi dalam mengajar.

4

Desain dan Pengorganisasian

7 Komponen dalam modul lengkap (SK, KD, tujuan, materi

pembelajaran, langkah-langkah kegiatan).

3

8 Materi pembelajaran disusun dari materi yang sederhana ke yang

kompleks.

3

9 Urutan modul pembelajaran telah disusun secara sistematis. 3

10 Ruang lingkup materi bahan ajar sesuai dengan waktu yang

tersedia.

2

11 Modul pembelajaran memfasilitasi siswa untuk belajar mandiri. 4

12 Modul pembelajaran mudah dipahami. 3

13 Tampilan fisik (warna, huruf, gambar/foto) dalam modul

pembelajaran sesuai dengan perkembangan siswa dan menarik.

3

14 Modul pembelajaran menggunakan bahasa tulis yang baik dan

benar.

3

Isi

15 Kegiatan dalam modul pembelajaran sesuai dengan lingkungan

siswa (kontekstual).

3

16 Proses pembelajaran menggunakan pendekatan PPR. 3

17 Modul pembelajaran mampu meningkatkan kesadaran siswa

terhadap tumbuhan.

3

18 Modul pembelajaran menumbuhkan kepedulian siswa terhadap

tumbuhan.

3

19 Modul pembelajaran mencakup pengembangan keterampilan

proses yang sesuai dengan perkembangan siswa.

3

20 Modul pembelajaran memfasilitasi siswa untuk melakukan refleksi

terhadap sikap ilmiah yang dikembangkan.

3

21 Modul pembelajaran mengembangkan sikap ilmiah yang terkait 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

81

No Aspek Skor

dengan diri sendiri.

Topik

22 Topik modul pembelajaran menarik. 4

23 Topik modul membantu untuk menumbuhkan kesadaran dan

memperkaya pengalaman siswa.

3

24 Topik sesuai dengan lingkungan sekitar siswa. 4

25 Topik sesuai dengan perkembangan siswa. 3

Metodelogi

26 Modul pembelajaran dirancang dengan berpusat pada diri siswa

dalam membangun pengetahuannya sendiri (konstruktiv).

3

27 Modul pembelajaran dirancang menyenangkan bagi siswa. 3

28 Modul pembelajaran membuat siswa aktif. 3

Bahasa

29 Pemilihan kalimat dalam modul sudah sederhana. 3

30 Penggunaan tata bahasa sudah baik. 3

31 Pemakaian bahasa dalam modul menghindari penggunaan kalimat

pasif dan negatif ganda.

3

32 Pemilihan kalimat menghindari pemakaian istilah asing. 3

Total Skor 99

Rata-rata 3,09

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

82

Lampiran 10. Lembar Wawancara Validasi Modul oleh Siswa

LEMBAR WAWANCARA VALIDASI MODUL OLEH SISWA

Nama :

Hari/tanggal :

Waktu :

Wawancara ini dilakukan secara langsung dan hasilnya dicatat oleh peneliti.

Pertanyaan-pertanyaan yang dijadikan panduan wawancara, dimungkinkan dapat

berkembang.

1. Apakah kamu sudah membaca seluruh isi modul pembelajaran IPA

“Tumbuhan Di Sekitarku ini?

2. Menurutmu, isi modul “Tumbuhan Di Sekitarku” ini menarik tidak?

3. Bagaimana dengan bahasa yang digunakan dalam modul “Tumbuhan Di

Sekitarku” ini, apakah kamu bisa mengerti?

4. Apakah kamu merasa kesulitan dalam memahami isi modul “Tumbuhan

Di Sekitarku” ini?

5. Apakah kamu dapat memahami langkah-langkah kegiatan pembelajaran

dalam modul “Tumbuhan Di Sekitarku”?

6. Bagaimana perasaanmu setelah membaca dan melaksanakan semua

kegiatan yang ada di modul “Tumbuhan Di Sekitarku” ini?

Yogyakarta,………………

Pewawancara,

…………………………….

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

83

Lampiran 11. Hasil Wawancara Presepsi Siswa

Hasil Wawancara Presepsi Siswa terhadap

Modul Pembelajaran IPA “Tumbuhan Disekitarku”

1. Dialog wawancara siswa berinisila Sa

Peneliti: Apakah kamu menyukai pelajaran IPA?

Guru: Suka banget

Peneliti: Apakah kamu sudah membaca seluruh isi modul pembelajaran

IPA “Tumbuhan Di Sekitarku ini?

Siswa: Iya sudah.

Peneliti: Menurutmu, isi modul “Tumbuhan Di Sekitarku” ini menarik

tidak?

Siswa: Iya menarik, soalnya banyak gambar-gambarnya jadi aku suka

deh bacanya.

Peneliti: Bagaimana dengan bahasa yang digunakan dalam modul

“Tumbuhan Di Sekitarku” ini, apakah kamu bisa mengerti?

Siswa: Aku ngerti kok, bu.

Peneliti: Apakah kamu merasa kesulitan dalam memahami isi modul

“Tumbuhan Di Sekitarku” ini?

Siswa: Tidak.

Peneliti: Apakah kamu dapat memahami langkah-langkah kegiatan

pembelajaran dalam modul “Tumbuhan Di Sekitarku”?

Siswa: Iya aku paham.

Peneliti: Bagaimana perasaanmu setelah membaca dan melaksanakan

semua kegiatan yang ada di modul “Tumbuhan Di Sekitarku”

ini?

Siswa: Senangggg sekali.

2. Dialog wawancara siswa berinisila Al

Peneliti: Apakah kamu menyukai pelajaran IPA?

Siswa: Suka banget

Peneliti: Apakah kamu sudah membaca seluruh isi modul pembelajaran

IPA “Tumbuhan Di Sekitarku ini?

Siswa: Sudah.

Peneliti: Menurutmu, isi modul “Tumbuhan Di Sekitarku” ini menarik

tidak?

Siswa: Menarik sekali. Modulnya banyak warna, gambar dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

84

kegiatannya jadi akau tidak bosen deh belajarnya.

Peneliti: Bagaimana dengan bahasa yang digunakan dalam modul

“Tumbuhan Di Sekitarku” ini, apakah kamu bisa mengerti?

Siswa: Ya.

Peneliti: Apakah kamu merasa kesulitan dalam memahami isi modul

“Tumbuhan Di Sekitarku” ini?

Siswa: Ya, tapi cuma sedikit aja kok.

Peneliti: Apakah kamu dapat memahami langkah-langkah kegiatan

pembelajaran dalam modul “Tumbuhan Di Sekitarku”?

Siswa: Sebenernya tadi aku sempet bingung bu disuruh ngapain, tapi

aku cob baca-baca dan pahamin lagi petunjuknya disuruh

ngapain jadi ngerti deh.

Peneliti: Bagaimana perasaanmu setelah membaca dan melaksanakan

semua kegiatan yang ada di modul “Tumbuhan Di Sekitarku”

ini?

Siswa: Sangat senang sekali.

3. Dialog wawancara siswa berinisila Pu

Peneliti: Apakah kamu menyukai pelajaran IPA?

Siswa: Suka.

Peneliti: Apakah kamu sudah membaca seluruh isi modul pembelajaran

IPA “Tumbuhan Di Sekitarku ini?

Siswa: Sudah.

Peneliti: Menurutmu, isi modul “Tumbuhan Di Sekitarku” ini menarik

tidak?

Siswa: Menarik banget, soalnya banyak gambar-gambar dan

kegiatannya, bu.

Peneliti: Bagaimana dengan bahasa yang digunakan dalam modul

“Tumbuhan Di Sekitarku” ini, apakah kamu bisa mengerti?

Siswa: Aku paham banget.

Peneliti: Apakah kamu merasa kesulitan dalam memahami isi modul

“Tumbuhan Di Sekitarku” ini?

Siswa: Tidak.

Peneliti: Apakah kamu dapat memahami langkah-langkah kegiatan

pembelajaran dalam modul “Tumbuhan Di Sekitarku”?

Siswa: Ya aku paham kok, soalnya kegiatannya kan berkelompok, bu.

Jadi kalo aku ga ngerti kan bisa tanya ketemen sekelompok.

Peneliti: Bagaimana perasaanmu setelah membaca dan melaksanakan

semua kegiatan yang ada di modul “Tumbuhan Disekitarku”

ini?

Siswa: Senang sekali.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

85

4. Dialog wawancara siswa berinisila Ca

Peneliti: Apakah kamu menyukai pelajaran IPA?

Siswa: Suka banget.

Peneliti: Apakah kamu sudah membaca seluruh isi modul pembelajaran

IPA “Tumbuhan Di Sekitarku ini?

Siswa: Sudah bu.

Peneliti: Menurutmu, isi modul “Tumbuhan Di Sekitarku” ini menarik

tidak?

Siswa: Sangat, sangat, sangat menarik.

Peneliti: Bagaimana dengan bahasa yang digunakan dalam modul

“Tumbuhan Di Sekitarku” ini, apakah kamu bisa mengerti?

Siswa: Ya aku ngerti kok.

Peneliti: Apakah kamu merasa kesulitan dalam memahami isi modul

“Tumbuhan Di Sekitarku” ini?

Siswa: Tidak.

Peneliti: Apakah kamu dapat memahami langkah-langkah kegiatan

pembelajaran dalam modul “Tumbuhan Di Sekitarku”?

Siswa: Ya, aku paham.

Peneliti: Bagaimana perasaanmu setelah membaca dan melaksanakan

semua kegiatan yang ada di modul “Tumbuhan Di Sekitarku”

ini?

Siswa: Senang banget.

5. Dialog wawancara siswa berinisila Fi

Peneliti: Apakah kamu menyukai pelajaran IPA?

Siswa: Suka.

Peneliti: Apakah kamu sudah membaca seluruh isi modul pembelajaran

IPA “Tumbuhan Di Sekitarku ini?

Siswa: Ya, sudah.

Peneliti: Menurutmu, isi modul “Tumbuhan Di Sekitarku” ini menarik

tidak?

Siswa: Sangat, sangat menarik.

Peneliti: Bagaimana dengan bahasa yang digunakan dalam modul

“Tumbuhan Di Sekitarku” ini, apakah kamu bisa mengerti?

Siswa: mengerti.

Peneliti: Apakah kamu merasa kesulitan dalam memahami isi modul

“Tumbuhan Di Sekitarku” ini?

Siswa: Tidak.

Peneliti: Apakah kamu dapat memahami langkah-langkah kegiatan

pembelajaran dalam modul “Tumbuhan Di Sekitarku”?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

86

Siswa: Ya, bisa.

Peneliti: Bagaimana perasaanmu setelah membaca dan melaksanakan

semua kegiatan yang ada di modul “Tumbuhan Di Sekitarku”

ini?

Siswa: Senang sekali.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

87

Lampiran 12. Hasil Karya Siswa

1. Karya Siswa Berinisial AL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

88

2. Karya Siswa Berinisial CA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

89

3. Karya Siswa Berinisial PU

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

90

Lampiran 13. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian

Gambar 1. Mendampingi Siswa

Gambar 2. Kegiatan Pengamatan Gambar 3. Kegiatan Berdiskusi

Gambar 4 dan 5. Kegiatan Bertanam Vertikultur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA - … · development according to Tomlinson (Harsono, 2015). This science learning module was implemented in third A grade of SD N Jetis 1 Yogyakarta

91

Lampiran 14. Curriculum Vitae

CURRICULUM VITAE

Giadiolla Septi Pangesti merupakan anak kedua dari

dua bersaudara yang lahir di Jakarta, 06 September 1995.

Peneliti menempuh pendidikan formal di SD N 08 Pagi

Petukangan Utara pada tahun 2002-2007. Pendidikan menengah pertama

diperoleh di SMP Strada Bhakti Utama pada tahun 2007-2010. Setamat

pendidikan SMP, melanjutkan sekolah menengah atas di kota Yogyakarta di SMK

N 7 Yogyakarta dengan jurusan Pariwisata pada tahun 2010 dan dinyatakan lulus

tahun 2013. Pada tahun 2013, peneliti terdaftar sebagai mahasiswa Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, dengan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).

Selama menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma, peneliti

mengikuti beberapa macam kegiatan akademik dan non-akademik, antara lain:

1. Pengembangan keterampilan di luar perkuliahan wajib tahun 2014

2. Mengikuti workshop Pelatihan Metode Montessori tahun 2015.

3. Anggota Devisi Usaha Dana Parade Gamelan Anak ke-8 Se-Yogyakarta

dan Jawa Tengah Universitas Sanata Dharma tahun 2015.

Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis

skripsi dengan judul “Pengembangan Modul Pembelajaran IPA “Tumbuhan

Disekitarku” Menggunakan Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif untuk

Siswa Kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI