PENGEMBANGAN MODUL OTOMATISASI...

10
Pengolahan Data dan Pengenalan Pola Seminar Nasional Penginderaan Jauh 2014 289 PENGEMBANGAN MODUL OTOMATISASI PRODUKSI DATA PADA APLIKASI BROWSE KATALOG BDPJN Riyan Mahendra Saputra *) *) Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh, LAPAN e-mail: [email protected] / [email protected] Abstract LAPAN Pustekdata has a responsibility for dissemination of remote sensing data to the remote sensing data user. To reach that goal, there was developing a browse catalog application of the National Remote sensing Data Bank (BDPJN) at 2012. The application is divided into two sections, the first section is the user interaction and the second is the data produced at browse catalog. Data production at catalog require longer periods of time because some of the process is done manually. This paper tried to do research on production process and make a prototype module for the acceleration of the process of data production to perform the automation process for SPOT 5 Virtual Reception data in 2013. The results showed that the acceleration occurs at least 40% in the production time process. KeyWords: module automation data production, remote sensing browse catalog, BDPJN Abstrak Pustekdata LAPAN mempunyai kewajiban untuk melakukan diseminasi data penginderaan jauh kepada pengguna data inderaja. Untuk mewujudkan hal tersebut telah dibangun aplikasi browse katalog Bank Data Penginderaan Jauh Nasional (BDPJN) pada tahun 2012. Aplikasi tersebut terbagi dalam dua bagian, pertama adalah interaksi dengan pengguna dan kedua adalah produksi data di browse katalog. Produksi data dibrowse katalog memerlukan waktu yang cukup lama karena sebagian proses dilakukan secara manual. Tulisan ini mencoba melakukan kajian terhadap proses produksi dan membuat prototype modul untuk percepatan proses produksi data dengan melakukan otomatisasi proses untuk data SPOT 5 Virtual Reception tahun 2013. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terjadi percepatan waktu proses produksi sebesar 40%. Kata Kunci: modul otomatisasi produksi data, browse katalog, BDPJN 1. Pendahuluan Pusat Teknologi dan Data (PUSTEKDATA) adalah salah satu pusat di bawah Kedeputian Penginderaan Jauh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). PUSTEKDATA LAPAN mempunyai kewajiban untuk menyampaikan informasi mengenai data penginderaan jauh (inderaja), baik hasil akuisisi/pengadaan dan hasil pengolahan lanjut kepada pengguna data inderaja. Pustekdata LAPAN saat ini mengelola cukup banyak jenis data inderaja yang tersimpan di berbagai media, baik media penyimpanan magnetik (hardisk), optik (CD/DVD) maupun media cetak (katalog dan berkas lainnya). Data inderaja tersebut adalah data Landsat (5, 7 dan 8), SPOT (2, 4, 5 dan 6), Modis Aqua/Terra, JERS, NOAA, Fengyun, ALOS, Ikonos, Quickbird, Worldview dan beberapa data citra satelit lainnya. Saat ini, PUSTEKDATA telah memiliki sistem browse katalog yang siap operasional berbasis webGIS. Sistem browse katalog yang ada saat ini di merupakan implementasi dari Masterplan IT Bank Data Penginderaan Jauh Nasional (PUSTEKDATA, 2011) dalam menjalankan fungsi pelayanan atau diseminasi data penginderaan jauh, sekaligus mendukung tugas PUSTEKDATA sebagai bagian dari simpul Jaringan Data Spasial Nasional (INA-SDI). Aplikasi browse katalog yang ada tersebut merupakan salah satu sarana penghubung atau sarana komunikasi dengan pengguna (user) yang membutuhkan informasi dan data inderaja. Aplikasi browse katalog terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian interaksi dengan pengguna/sistem (front end) dan bagian produksi data (back-end) di dalam lingkungan sistem. Perlu adanya penambahan fitur-fitur yang terdapat dalam browse katalog untuk meningkatkan fungsionalitasnya dalam menjalankan fungsi diseminasi data.

Transcript of PENGEMBANGAN MODUL OTOMATISASI...

Pengolahan Data dan Pengenalan Pola

Seminar Nasional Penginderaan Jauh 2014 289

PENGEMBANGAN MODUL OTOMATISASI PRODUKSI DATA PADA

APLIKASI BROWSE KATALOG BDPJN

Riyan Mahendra Saputra*) *) Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh, LAPAN

e-mail: [email protected] / [email protected]

Abstract

LAPAN Pustekdata has a responsibility for dissemination of remote sensing data to the remote sensing data user. To reach that goal, there was developing a browse catalog application of the National Remote sensing Data Bank (BDPJN) at 2012. The application is divided into two sections, the first section is the user interaction and the second is the data produced at browse catalog. Data production at catalog require longer periods of time because some of the process is done manually. This paper tried to do research on production process and make a prototype module for the acceleration of the process of data production to perform the automation process for SPOT 5 Virtual Reception data in 2013. The results showed that the acceleration occurs at least 40% in the production time process.

KeyWords: module automation data production, remote sensing browse catalog, BDPJN

Abstrak

Pustekdata LAPAN mempunyai kewajiban untuk melakukan diseminasi data penginderaan jauh kepada pengguna data inderaja. Untuk mewujudkan hal tersebut telah dibangun aplikasi browse katalog Bank Data Penginderaan Jauh Nasional (BDPJN) pada tahun 2012. Aplikasi tersebut terbagi dalam dua bagian, pertama adalah interaksi dengan pengguna dan kedua adalah produksi data di browse katalog. Produksi data dibrowse katalog memerlukan waktu yang cukup lama karena sebagian proses dilakukan secara manual. Tulisan ini mencoba melakukan kajian terhadap proses produksi dan membuat prototype modul untuk percepatan proses produksi data dengan melakukan otomatisasi proses untuk data SPOT 5 Virtual Reception tahun 2013. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terjadi percepatan waktu proses produksi sebesar 40%.

Kata Kunci: modul otomatisasi produksi data, browse katalog, BDPJN

1. Pendahuluan

Pusat Teknologi dan Data (PUSTEKDATA) adalah salah satu pusat di bawah Kedeputian

Penginderaan Jauh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). PUSTEKDATA LAPAN

mempunyai kewajiban untuk menyampaikan informasi mengenai data penginderaan jauh (inderaja), baik

hasil akuisisi/pengadaan dan hasil pengolahan lanjut kepada pengguna data inderaja. Pustekdata LAPAN

saat ini mengelola cukup banyak jenis data inderaja yang tersimpan di berbagai media, baik media

penyimpanan magnetik (hardisk), optik (CD/DVD) maupun media cetak (katalog dan berkas lainnya).

Data inderaja tersebut adalah data Landsat (5, 7 dan 8), SPOT (2, 4, 5 dan 6), Modis Aqua/Terra, JERS,

NOAA, Fengyun, ALOS, Ikonos, Quickbird, Worldview dan beberapa data citra satelit lainnya.

Saat ini, PUSTEKDATA telah memiliki sistem browse katalog yang siap operasional berbasis

webGIS. Sistem browse katalog yang ada saat ini di merupakan implementasi dari Masterplan IT Bank

Data Penginderaan Jauh Nasional (PUSTEKDATA, 2011) dalam menjalankan fungsi pelayanan atau

diseminasi data penginderaan jauh, sekaligus mendukung tugas PUSTEKDATA sebagai bagian dari

simpul Jaringan Data Spasial Nasional (INA-SDI). Aplikasi browse katalog yang ada tersebut merupakan

salah satu sarana penghubung atau sarana komunikasi dengan pengguna (user) yang membutuhkan

informasi dan data inderaja. Aplikasi browse katalog terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian interaksi dengan

pengguna/sistem (front end) dan bagian produksi data (back-end) di dalam lingkungan sistem. Perlu

adanya penambahan fitur-fitur yang terdapat dalam browse katalog untuk meningkatkan

fungsionalitasnya dalam menjalankan fungsi diseminasi data.

Proses produksi data yang terjadi pada saat ini yaitu, d

dikelola oleh PUSTEKDATA tersimpan di berbagai media penyimpa

inventarisasi dan di migrasikan kedalam server penyimpanan. Selanjutnya data

akan di simpan/register kedalam file basis data (geodatabase) yang terintegrasi.

geodatabase tersebut kemudian di publish

menjadi layanan peta (mapservice

implementasi aplikasi browse katalog. Secara umum proses produksi/operasional browse

ada saat ini dapat dilihat pada gambar 1

Gambar 1

Namun dalam proses operasional produksi data masih membutuhkan waktu dalam proses produksi

data(tabel 1-1) yang cukup lama dan waktu produksi tiap data inderaja berbeda, dipengaruhi oleh ukuran

data, jumlah data dan proses menampilkan data

diproses dan sejauh mana proses yang dilakukan terhadap data tersebut

untuk mempercepat proses produksi data agar bisa ditampilkan dalam browse katalog.

NO PROSES

1 Migrasi Data

2 Konversi metadata

3 Geodatabase

4 Pembuatan mapservice

5 Publish mapservice

6 Update data

Pengolahan Data dan Pengenalan Pola

Proses produksi data yang terjadi pada saat ini yaitu, data-data (data inderaja dan metadata) yang

dikelola oleh PUSTEKDATA tersimpan di berbagai media penyimpanan, data tersebut

inventarisasi dan di migrasikan kedalam server penyimpanan. Selanjutnya data citra inderaja

akan di simpan/register kedalam file basis data (geodatabase) yang terintegrasi. Data yang terdapat dalam

publish ke dalam sistem server sistem informasi geografis

mapservice) sehingga nantinya dapat menjadi object pendukung dalam

implementasi aplikasi browse katalog. Secara umum proses produksi/operasional browse

ada saat ini dapat dilihat pada gambar 1-1.

Gambar 1-1. Proses produksi/operasional browse katalog

Namun dalam proses operasional produksi data masih membutuhkan waktu dalam proses produksi

yang cukup lama dan waktu produksi tiap data inderaja berbeda, dipengaruhi oleh ukuran

data, jumlah data dan proses menampilkan data. belum adanya informasi mengenai data yang sudah

diproses dan sejauh mana proses yang dilakukan terhadap data tersebut. Untuk itu perlu dilakukan kajian

untuk mempercepat proses produksi data agar bisa ditampilkan dalam browse katalog.

Tabel 1-1 Proses produksi data

PROSES WAKTU

Manual variatif

Konversi metadata Otomatis

Manual 10-15 menit/data

Pembuatan mapservice Manual 5-10 menit/data

Publish mapservice Manual 20-30 menit/data

Manual 35-55 menit/data

Pengolahan Data dan Pengenalan Pola

dan metadata) yang

nan, data tersebut kemudian di

citra inderaja tersebut

ata yang terdapat dalam

sistem informasi geografis(SIG/GIS)

) sehingga nantinya dapat menjadi object pendukung dalam

implementasi aplikasi browse katalog. Secara umum proses produksi/operasional browse katalog yang

Namun dalam proses operasional produksi data masih membutuhkan waktu dalam proses produksi

yang cukup lama dan waktu produksi tiap data inderaja berbeda, dipengaruhi oleh ukuran

. belum adanya informasi mengenai data yang sudah

tuk itu perlu dilakukan kajian

Pengolahan Data dan Pengenalan Pola

Seminar Nasional Penginderaan Jauh 2014 291

2. Studi Literatur

Katalog data satelit inderaja berbasis webGIS yang ada saat ini, mengacu ke salah satu contoh

aplikasi katalog (benchmark fitur) yang di. Aplikasi yang dirujuk adalah aplikasi EarthExplorer

(http://earthexplorer.usgs.gov/). Aplikasi tersebut merupakan katalog data satelit inderaja yang dimiliki

oleh USGS. Beberapa fitur yang terdapat pada EarthExplorer dan digunakan untuk pengembangan fungsi

yang ada dalam sistem katalog BDPJN yang ada saat ini adalah sebagai berikut :

� Sistem aplikasi katalog dapat menampilkan layanan peta (map services) yang direquest dari

server SIG, yang terdiri dari basemap dan data citra yang di request oleh user/guest.

� Sistem aplikasi katalog dapat menampilkan footprint data citra pada basemap.

� Sistem aplikasi dapat menampilkan hasil overlay data citra pada basemap.

Aplikasi browse katalog tersebut merupakan aplikasi bebasis WebGIS. Untuk komunikasi antar

komponen yang berbeda-beda di lingkungan web, maka web server diperlukan untuk mengelola

komunikasi antar komponen tersebut. Sedangkan dalam hal pengembangan sistem yang digunakan,

pengembangan arsitektur sistem mengikuti asitektur ‘Client Server’, hal ini di karenakan standart dan

kondisi dari data spasial berbeda beda dan sangat spesifik. Salah satu konsep mengenai arsitektur

pemetaan secara online (webGIS) ditunjukkan pada gambar 2-1.

Gambar 2-1. Arsitektur pemetaan online (WEBGIS) (Sumber: Horanont, et.al., 2002)

Gambar diatas menunjukan arsitektur minimum sebuah sistem WebGIS. Aplikasi berada disisi client

yang berkomunikasi dengan server sebagai penyedia data melalui web Protokol seperti HTTP (Hyper

Text Transfer Protocol). Aplikasi seperti ini menggunakan web browser (Mozilla Firefox, Opera, Internet

Explorer, dll). Untuk menampilkan dan berinteraksi dengan data GIS, umumnya sebuah browser

membutuhkan tambahan Pug-In atau Java Applet atau bahkan keduanya. Web server bertanggung jawab

terhadap proses permintaan dari client dan mengirimkan tanggapan terhadap permintaan tersebut. Web

server juga mengatur komunikasi dengan server GIS. Komponen di server GIS bertanggung jawab

terhadap koneksi kepada database spasial seperti menterjemahkan query kedalam SQL dan membuat

representasi (transformasi data spasial sehingga mudah diakses oleh web) yang diteruskan ke server. Pada

kenyataannya server GIS berupa software libraries yang menawarkan beberapa layanan khusus untuk

pengolahan dan analisis pada data. Implementasi konsep tersebut di PUSTEKDATA, memiliki tambahan

komponen arsitektur, yaitu adanya server

konten untuk menjalankan salah satu proses bisnis(pelayanan data).

Proses produksi dalam sistem BDPJN

metadata adalah proses konversi metadata

konversi kemudian disimpan ke dalam

browse katalog dan aplikasi INA-SDI untuk mendapatkan informasi data inderaja

proses registrasi data, kemudian data disimpan didalam

(mapservice) menggunakan server GIS, layanan tersebut nantinya akan diakses oleh katalog.

dalam sistem BDPJN dapat di lihat pada gambar berikut.

Gambar

Pada tulisan kali ini, akan memperdalam tentang produksi data. Alur proses data, diawali dengan

registrasi data kedalam geodatabase, input data kedalam mosaic dataset dan publikasi

data(PUSTEKDATA, 2012). Setiap proses yang dijalankan belum memiliki ca

sehingga untuk penelusuran data yang belum/sudah diproses memerlukan waktu. Proses registrasi data

kedalam enterprise geodatabase dipengaruhi oleh koneksi data kedalam geodatabase melalui jaringan,

terjadi permasalahan koneksi ke geodatabase

Tipe geodatabase dalam framework ESRI (ESRI, 2013) terdiri dari 3 jenis

geodatabase dengan maksimal kapasitas penyimpanan 500 Gb,

kapasitas penyimpanan 2 Tb dan enterprise geodatabase

dimiliki. Pembuatan mapservice secara manual membutuhkan waktu dalam pengerjaannya. Hal ini bisa

disingkat dengan menggunakan tipe data

dataset kemudian dipublikasi menjadi

dilakukan dengan pemilihan band yang digunakan dalam pengaturan di

Hasil kajian yang dilakukan bahwa diper

memudahkan dalam penelusuran data. Informasi tersebut disimpan dalam bentuk tabel. Setiap proses

Pengolahan Data dan Pengenalan Pola

Implementasi konsep tersebut di PUSTEKDATA, memiliki tambahan

server untuk sistem otentikasi, server metadata dan sistem manajemen

konten untuk menjalankan salah satu proses bisnis(pelayanan data).

sistem BDPJN memiliki 2 proses yaitu, proses data dan metadata. Proses

metadata format stasiun bumi menjadi standart ISO metadata

disimpan ke dalam server katalog metadata. Server ini digunakan oleh aplikasi

SDI untuk mendapatkan informasi data inderaja. Proses data merupakan

data disimpan didalam geodatabase, dan dibuat suatu layanan peta

) menggunakan server GIS, layanan tersebut nantinya akan diakses oleh katalog.

dalam sistem BDPJN dapat di lihat pada gambar berikut.

Gambar 2-2. Alur Proses dalam BDPJN

Pada tulisan kali ini, akan memperdalam tentang produksi data. Alur proses data, diawali dengan

registrasi data kedalam geodatabase, input data kedalam mosaic dataset dan publikasi

data(PUSTEKDATA, 2012). Setiap proses yang dijalankan belum memiliki catatan (

sehingga untuk penelusuran data yang belum/sudah diproses memerlukan waktu. Proses registrasi data

dipengaruhi oleh koneksi data kedalam geodatabase melalui jaringan,

eodatabase sehingga diperlukan alternatif jenis geodatabase

Tipe geodatabase dalam framework ESRI (ESRI, 2013) terdiri dari 3 jenis geodatabase

dengan maksimal kapasitas penyimpanan 500 Gb, file geodatabase

enterprise geodatabase ditentukan oleh kapasitas penyimpanan yang

secara manual membutuhkan waktu dalam pengerjaannya. Hal ini bisa

disingkat dengan menggunakan tipe data mosaic dataset, semua data inderaja diregister kedalam

kemudian dipublikasi menjadi imageservice . Visualisasi citra dengan warna natural dapat

yang digunakan dalam pengaturan di mosaic dataset.

Hasil kajian yang dilakukan bahwa diperlukannya informasi data yang telah diproses, sehingga

memudahkan dalam penelusuran data. Informasi tersebut disimpan dalam bentuk tabel. Setiap proses

Pengolahan Data dan Pengenalan Pola

Implementasi konsep tersebut di PUSTEKDATA, memiliki tambahan

ata dan sistem manajemen

memiliki 2 proses yaitu, proses data dan metadata. Proses

standart ISO metadata. Hasil

ini digunakan oleh aplikasi

Proses data merupakan

, dan dibuat suatu layanan peta

) menggunakan server GIS, layanan tersebut nantinya akan diakses oleh katalog. Proses

Pada tulisan kali ini, akan memperdalam tentang produksi data. Alur proses data, diawali dengan

registrasi data kedalam geodatabase, input data kedalam mosaic dataset dan publikasi

tatan (log) proses data,

sehingga untuk penelusuran data yang belum/sudah diproses memerlukan waktu. Proses registrasi data

dipengaruhi oleh koneksi data kedalam geodatabase melalui jaringan,

geodatabase lainnya.

geodatabase, personal

dengan maksimal

ditentukan oleh kapasitas penyimpanan yang

secara manual membutuhkan waktu dalam pengerjaannya. Hal ini bisa

a inderaja diregister kedalam mosaic

. Visualisasi citra dengan warna natural dapat

lukannya informasi data yang telah diproses, sehingga

memudahkan dalam penelusuran data. Informasi tersebut disimpan dalam bentuk tabel. Setiap proses

yang dilakukan dicatat dan dilakukan perubahan status pada tabel, ditunjukkan pada gambar 2

pembuatan mapservice tidak dilakukan, diganti dengan register data kedalam mosaic dataset dan

dipublikasi menjadi imageservice. Untuk publikasi data tidak lagi mempublikasi tiap dataset, hanya

publikasi mosaic dataset saja. Jika terjadi penambahan data maka diperlukan modul update informasi, hal

ini bisa dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap lokasi penyimpanan data, memanfaatkan

modul library yang terdapat pada pemrograman java (Oracle, 2013).

Gambar 2

Pembuatan modul otomatisasi menggunakan metode perekayasaan perangkat lunak menggunakan

model prototyping (Pressman, 2001).

mendefenisikan objektif umum dari perangkat lunak tanpa merinci kebutuhan

outputnya, sementara pengembang tidak begitu yakin akan efisiensi algoritma, adaptasi sistem operasi,

atau bentuk antarmuka manusia-mesin yang harus diambil. Cakupan aktivitas dari

terdiri dari, mengidentifikasi kebutuhan yang sudah diketahui,

sebagai dasar untuk membuat prototype

melakukan penambahan dan perbaikan

prototype berfungsi sebagai sebuah mekanisme untuk mengidentifikasi kebutuhan perangkat lunak.

Adapun kelemahan model prototyping

tidak tersusun dengan baik dan dalam

cepat.

3. Metodologi

3.1 Data dan Peralatan

Data yang digunakan adalah data citra Spot 5 (

Sedangkan peralatan yang digunakan ditunjukkan pada tabel 3

Pengolahan Data dan Pengenalan Pola

yang dilakukan dicatat dan dilakukan perubahan status pada tabel, ditunjukkan pada gambar 2

tidak dilakukan, diganti dengan register data kedalam mosaic dataset dan

. Untuk publikasi data tidak lagi mempublikasi tiap dataset, hanya

saja. Jika terjadi penambahan data maka diperlukan modul update informasi, hal

ini bisa dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap lokasi penyimpanan data, memanfaatkan

yang terdapat pada pemrograman java (Oracle, 2013).

2-3. Usulan Proses Produksi di Browse Katalog.

modul otomatisasi menggunakan metode perekayasaan perangkat lunak menggunakan

(Pressman, 2001). Pendekatan model prototyping digunakan jika pemakai hanya

dari perangkat lunak tanpa merinci kebutuhan input

nya, sementara pengembang tidak begitu yakin akan efisiensi algoritma, adaptasi sistem operasi,

mesin yang harus diambil. Cakupan aktivitas dari prototyp

kebutuhan yang sudah diketahui, melakukan perancangan secara cepat

prototype, menguji coba dan mengevaluasi prototype

melakukan penambahan dan perbaikan-perbaikan terhadap prototype yang sudah dibuat.

berfungsi sebagai sebuah mekanisme untuk mengidentifikasi kebutuhan perangkat lunak.

prototyping adalah, prototype yang dibuat terburu-buru sehingga

dan dalam implementasi dilakukan sembarang, karena ingin bekerja dengan

Data yang digunakan adalah data citra Spot 5 (virtual reception) Multispektral berjumlah 209 data.

Sedangkan peralatan yang digunakan ditunjukkan pada tabel 3-1.

Pengolahan Data dan Pengenalan Pola

yang dilakukan dicatat dan dilakukan perubahan status pada tabel, ditunjukkan pada gambar 2-3.

tidak dilakukan, diganti dengan register data kedalam mosaic dataset dan

. Untuk publikasi data tidak lagi mempublikasi tiap dataset, hanya

saja. Jika terjadi penambahan data maka diperlukan modul update informasi, hal

ini bisa dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap lokasi penyimpanan data, memanfaatkan

modul otomatisasi menggunakan metode perekayasaan perangkat lunak menggunakan

digunakan jika pemakai hanya

input, pemrosesan dan

nya, sementara pengembang tidak begitu yakin akan efisiensi algoritma, adaptasi sistem operasi,

prototyping model

elakukan perancangan secara cepat

prototype dan kemudian

yang sudah dibuat. Secara ideal

berfungsi sebagai sebuah mekanisme untuk mengidentifikasi kebutuhan perangkat lunak.

sehingga rancangan

sembarang, karena ingin bekerja dengan

) Multispektral berjumlah 209 data.

Pengolahan Data dan Pengenalan Pola

Seminar Nasional Penginderaan Jauh 2014 294

Tabel 3-1 Peralatan

No Komponen Spesifikasi

1 Komputer

server

Prosesor : Intel Xeon E5504 @ 2 GHz,Memori : 8 GB, Jenis sistem : 64 bit,

Sistem operasi : Windows Server 2003 SP 2

2 Komputer

desktop

Prosesor : Intel® CoreTM i5-2400 CPU @ 3.10 GHz, Memori : 8 GB, Jenis

sistem : 32-bit, Sistem operasi : Windows 7 Professional SP1

3 POSTGRESQL Object Relational Database Management System (ORDBMS)

4 DB CLIENT Relational Database Management System (RDBMS)

5 ECLIPSE JAVA

SDK Editor Java- Programming Language

6 python 2.7 Programming Language

3.2 Metode

Gambar 3-1. Diagram alur pengembangan Modul Produksi Data.

1. Studi Literatur

Dalam kegiatan ini diperlukan kajian untuk memberikan gambaran serta penjelasan yang berkaitan

dengan karakteristik citra yang di gunakan sebagai bahan kajian, konsep geodatabase, tipe data, dan

tipe publikasi, serta informasi lainnya yang berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan.

2. Analisis & Desain modul

Kegiatan yang dilakukan pada tahap analisis ini ada dua bagian, yaitu tahap survei pengumpulan data

dan analisis terstruktur yang secara garis besar untuk memperoleh pengertian dari permasalahan -

permasalahan, efisiensi dan pertimbangan - pertimbangan yang mengarah ke proses produksi yang

ada saat ini serta mencari kendala-kendala yang dihadapi dalam sistem sedang berjalan tersebut dan

menentukan solusi-solusi alternatif yang akan dilakukan.

studi literatur

Analisa dan Desain

Pembuatan modul

Pengujian aplikasi

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan

Pengolahan Data dan Pengenalan Pola

Seminar Nasional Penginderaan Jauh 2014 295

3. Pengembangan aplikasi/Pembuatan modul aplikasi

Pada tahap ini dilakukan proses pengembangan aplikasi yang mencakup proses konfigurasi struktur

data, arsitektur prosedur detail dan karakteristik antarmuka program aplikasi yang di buat sampai

dengan pembuatan aplikasi, yaitu pembuatan modul-modul proses aplikasi.

4. Pengujian aplikasi dan evaluasi

Setelah proses implementasi selesai, selanjutnya menguji program apakah sudah sesuai tujuan dan

memberi solusi untuk permasalahan yang ada. Proses ini dilakukan untuk melakukan uji coba

penerapan sistem yang dibangun. Dalam kegiatan pengujian, dilihat dan dicatat kekurangan yang ada

dari sistem yang telah didesain. Dari hasil pengujian, bila didapatkan kelemahan dan kekurangan

sistem yang ada, kemudian dilakukan revisi.

5. Hasil dan pembahasan

Hasil dan pembahasan menjelaskan hasil yang diperoleh dalam pengembangan modul.

6. Kesimpulan

4. Hasil dan Pembahasan

4.1 Analisa dan Desain Tabel Data Spot 5

Di dalam lingkungan sistem terdapat 11 karakteristik objek sebagai elemen dari tabel yang

menginformasikan mengenai data serta informasi proses-proses yang dilakukan terhadap data tersebut.

Adapun elemen-elemen dari tabel tersebut yaitu id, folder, metadata, image, thumbnail, geodb,

mosaic_ds, download, download_path dan tahun (ditunjukkan pada tabel 4-1).

Tabel 4-1. spot 5

No Nama Field Tipe data Keterangan

1 id Char No identifikasi

2 folder Text Informasi path data

3 metadata Text Path+File metadata

4 image Text Path+File image

5 thumbnail Text Path+File thumbnail

6 konversi Booleaan Informasi konversi

7 geodb Booleaan Informasi import geodb

8 mosaic_ds Booleaan Informasi mosaic dataset

9 download Text Path+file

10 download_path Text Informasi link download

11 tahun Date Informasi tahun data

4.2 Desain Modul Produksi Data Spot

Modul distribusi data spot terdiri dari 5 modul, yaitu modul input data, modul input data ke dalam

file geodatabase, modul penambahan data kedalam proses

modul update data. Gambar desain modul produksi data spot tersebut adalah sebagai berikut.

Pada modul input data, sebelum dilakukan proses pembacaan data, langkah awal yang

sistem adalah mengkonfigurasi lokasi folder data yang akan di proses. selanjutnya program aplikasi akan

memproses file-file yang ada didalam folder lokasi tersebut, mengakses serta membaca informasi

metadata serta file atau informasi lainnya yang

selanjutnya.

Informasi- informasi yang telah di baca sistem sebelumnya, kemudian di simpan ke dalam tabel data

sesuai elemen-elemen informasi yang ada (id, folder, metadata, image, thumbnail, geodb, mosaic

download, download_path dan tahun). Sistem akan memproses tahapan berikutnya untuk import data

citra kedalam file geodatabase, serta meng

Selanjutnya hasil dari proses import data yang dilak

mosaic dataset, proses mosaik datat tersebut dilakukan terhadap semua data yang ada di dalam

geodatabase. Langkah selanjutnya adalah mempublikasi mosaik dataset tersebut menjadi layanan web

(imageservice) menggunakan server

Gambar 4

Untuk memonitoring keadaan aktual dari data spot 5 yang ada, modul updating akan mencari dan

memantau perubahan aktivitas dari folder tempat data spot 5 berada, dan kemudian

proses jika ada perubahan atau penambahan di dalam lingkungan folder lokasi tersebut. proses yang

dilakukan sistem tersebut mencakup proses

(modul proses 1-4).

Pengolahan Data dan Pengenalan Pola

Desain Modul Produksi Data Spot

Modul distribusi data spot terdiri dari 5 modul, yaitu modul input data, modul input data ke dalam

, modul penambahan data kedalam proses mosaic dataset, modul publish/republish

data. Gambar desain modul produksi data spot tersebut adalah sebagai berikut.

Pada modul input data, sebelum dilakukan proses pembacaan data, langkah awal yang

sistem adalah mengkonfigurasi lokasi folder data yang akan di proses. selanjutnya program aplikasi akan

file yang ada didalam folder lokasi tersebut, mengakses serta membaca informasi

metadata serta file atau informasi lainnya yang di butuhkan sistem untuk melakukan proses

informasi yang telah di baca sistem sebelumnya, kemudian di simpan ke dalam tabel data

elemen informasi yang ada (id, folder, metadata, image, thumbnail, geodb, mosaic

download, download_path dan tahun). Sistem akan memproses tahapan berikutnya untuk import data

, serta meng-update informasi pada tabel untuk setiap file yang diproses.

Selanjutnya hasil dari proses import data yang dilakukan sebelumnya, kemudian dilakukan registrasi pada

, proses mosaik datat tersebut dilakukan terhadap semua data yang ada di dalam

. Langkah selanjutnya adalah mempublikasi mosaik dataset tersebut menjadi layanan web

server GIS.

Gambar 4-1 Desain Modul Produksi Data Spot.

Untuk memonitoring keadaan aktual dari data spot 5 yang ada, modul updating akan mencari dan

memantau perubahan aktivitas dari folder tempat data spot 5 berada, dan kemudian

proses jika ada perubahan atau penambahan di dalam lingkungan folder lokasi tersebut. proses yang

dilakukan sistem tersebut mencakup proses-proses yang dilakukan oleh modul-modul proses sebelumnya

Pengolahan Data dan Pengenalan Pola

Modul distribusi data spot terdiri dari 5 modul, yaitu modul input data, modul input data ke dalam

publish/republish dan

data. Gambar desain modul produksi data spot tersebut adalah sebagai berikut.

Pada modul input data, sebelum dilakukan proses pembacaan data, langkah awal yang dilakukan

sistem adalah mengkonfigurasi lokasi folder data yang akan di proses. selanjutnya program aplikasi akan

file yang ada didalam folder lokasi tersebut, mengakses serta membaca informasi

di butuhkan sistem untuk melakukan proses-proses

informasi yang telah di baca sistem sebelumnya, kemudian di simpan ke dalam tabel data

elemen informasi yang ada (id, folder, metadata, image, thumbnail, geodb, mosaic_ds,

download, download_path dan tahun). Sistem akan memproses tahapan berikutnya untuk import data

update informasi pada tabel untuk setiap file yang diproses.

ukan sebelumnya, kemudian dilakukan registrasi pada

, proses mosaik datat tersebut dilakukan terhadap semua data yang ada di dalam file

. Langkah selanjutnya adalah mempublikasi mosaik dataset tersebut menjadi layanan web

Untuk memonitoring keadaan aktual dari data spot 5 yang ada, modul updating akan mencari dan

memantau perubahan aktivitas dari folder tempat data spot 5 berada, dan kemudian akan melakukan

proses jika ada perubahan atau penambahan di dalam lingkungan folder lokasi tersebut. proses yang

modul proses sebelumnya

Pengolahan Data dan Pengenalan Pola

Seminar Nasional Penginderaan Jauh 2014 297

5. Hasil pengujian Modul

Berdasarkan pengujian modul yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut :

� Proses dilakukan terhadap 209 data SPOT 5 MS, 209 data teregistrasi ditabel data, 195 data

dalam file geodatabase dan mosaic dataset, terdapat 14 duplikasi data.

� Waktu proses yang diperoleh adalah, Input data (25-29 dtk), import ke file geodatabase ( 8

menit/data), menambahkan data file ke mosaic dataset (20 detik/data ) dan Publikasi image

service ( 20 menit/publish) serta update data (28 menit 20 detik/data) .

Tabel 4-2 menunjukkan perbandingan proses sebelum dan sesudah otomatisasi

Tabel 4-2. Perbandingan sebelum dan sesudah otomatisasi

No PROSES WAKTU awal WAKTU sesudah otomatisasi

1 Input data - ±29 detik

2 Import Geodatabase 10-15 menit/data ±8 menit/data

3 Add to

mosaic dataset

5-10 menit/data ±20 detik/data

4 Publish 20-30 menit/data ±20 menit/publish

5 Update data 35-55 menit/data ±28 menit 20 detik/data

Berikut gambar 4-2 hasil proses pengujian modul yang dilakukan dan gambar 4-3 hasil publikasi yang

diakses pada jaringan data spasial nasional(JDSN).

Gambar 4-2. Hasil Proses data spot 5 (View ArcCatalog Arcgis)

Pengolahan Data dan Pengenalan Pola

Seminar Nasional Penginderaan Jauh 2014 298

Gambar 4-3. Akses image service data spot 5 pada portal INA-SDI

6. Kesimpulan

� Modul aplikasi terdiri dari 5 modul yaitu modul input data kedalam tabel, modul import data ke

dalam file geodatabase, modul penambahan data kedalam proses mosaic dataset, modul

publish/republish dan modul update data

� Berdasarkan hasil proses pengujian modul-modul aplikasi yang di buat, waktu proses otomatisasi

yang dilakukan mengalami peningkatan dengan waktu penyelesaian menjadi 28 menit 49 detik

dan efisiensi waktu sebesar ±40 %.

� Kedepannya akan dibuatkan modul otomatisasi untuk jenis data lainnya.

7. Daftar Rujukan

ESRI. 2013. online help: raster basic. http://resources.arcgis.com/en/help/main/

10.1/index.html#/Raster_basics/003n00000006000000/. (diakses 8-02-2013).

ESRI. 2013. online help: types of geodatabase. http://resources.arcgis.com/en/help/main/

10.1/index.html#/Types_of_geodatabases/003n00000007000000/. (diakses 8-02-2013).

ESRI. 2013. online help: Approches for publishing services with ArcGIS. http://resources.arcgis.com/

en/help/main/10.1/#/Approaches_for_publishing_services_with_ArcGIS/0154000002pp000000/.

(diakses 1-03-2013).

Horanont, et.al., 2002. A comparative assessment of internet GIS server systems. In: Map Asia, Bangkok,

Thailand, 2002.

Oracle. 2013. Java Tutorials: Watching a directory for changes. http://docs.oracle.com/

javase/tutorial/essential/io/notification.html. (diakses 3-04-2013).

Pressman, Roger, F. 2001. Software Engineering: a practitioner's approach. Fifth edition. McGraw-Hill

Science/Engineering/Math. ISBN-10: 0072496681 | ISBN-13: 978-0073655789. pp 26-42.

PUSTEKDATA. 2011. Riset Insentif Kedirgantaraan: MASTERPLAN-IT Bank Data Penginderaan Jauh

Nasional.

PUSTEKDATA. 2012. Dokumen Pengembangan: Rancang bangun browse katalog Bank Data

Penginderaan Jauh Nasional.