Pengembangan model manajemen Kelompok Kerja Guru (KKG...

23
PENGEMBANGAN MODEL MANAJEMEN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU Jurnal Diajukan kepada Program Pascasarjana Magister Manajemen Pendidikan Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Oleh: MUKHLISHIN NPM: 942014047 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

Transcript of Pengembangan model manajemen Kelompok Kerja Guru (KKG...

PENGEMBANGAN MODEL MANAJEMENKELOMPOK KERJA GURU (KKG)

UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSIPROFESIONAL GURU

JurnalDiajukan kepada Program Pascasarjana Magister

Manajemen Pendidikan Untuk MemperolehGelar Magister Pendidikan

Oleh:

MUKHLISHIN

NPM: 942014047

PROGRAM STUDIMAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

ABSTRAK

Mukhlishin. NPM 942014047. 2016. Pengembangan modelmanajemen Kelompok Kerja Guru (KKG) untuk meningkatkankompetensi profesional guru. Program studi Magister ManajemenPendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Kata kunci: Model Manajemen KKG, kompetensi profesional guru

Manajemen menentukan kesuksesan suatu organisasi, sebagaiwadah pembinaan keprofesionalan guru KKG Gugus Hasanudinbelum memberikan konstribusi yang signifikan terhadappeningkatan kompetensi profesional guru, sehubungan dengan haltersebut peneliti melakukan penelitian tentang pengembanganmodel manajemen kelompok kerja guru untuk peningkatankompetensi profesional guru. Penelitian ini bertujuan untuk: (a)bagaimana model manajemen KKG (b) bagaimana mengembangkanmodel manajemen KKG (c) kelayakan model manajemen KKG untukmeningkatkan kompetensi guru. Penelitian ini adalah pengurusdan anggota KKG Gugus Hasanudin. Penelitian ini merupakanjenis penelitian Pengembangan model manajemen KKGmenggunakan langkah-langkah penelitian R & D, tahapanpenyusunan dalam pengembangan model sesuai dengan tahapanpenelitian yang telah dimodifikasi oleh peneliti yaitu: Research andinformation collecting, Planning, Develop preliminary form of product,Validasi ahli, Validasi lapangan melalui praktisi secara terbatas,revisi, produk final. Berdasarkan validasi ahli diperoleh rerata 3,56dan praktisi diperoleh rata-rata 3,62 sehingga setiap komponenmodel dapat dikatakan bahwa model layak digunakan berdasarkanrentang nilai yang telah ditentukan dari skor tertinggi dikurangiskor terendah dibagi aras kelayakan

ABSTRACT

Mukhlishin. NPM 942014047. 2016. Pengembangan modelmanajemen Kelompok Kerja Guru (KKG) untuk meningkatkankompetensi guru. Program Magister Pendidikan UKSW SalatigaPembimbing Dr. Yari Dwikurnaningsih, M.Pd.

Keywords: Teacher’s Group Work Management Model,Teachers Profesional Competence

Management determines the successful of an organization, as aforum for fostering profesional of teachers KKG (Teacher’s GroupWork) Hasanudin has not contribute significantly toward theimprovement of teachers professional competence related to thatproblem then this research is aims to: (a) what is the KKGmanagement models (b) how to develop the KKG’s managementmodels (c) the feasibility of KKG’s management models to improvethe teacher’s competency. This study is focused on the caretakersand the members of Hasanudin’s KKG. This is a researchdevelopment study of KKG’s management model. This study used R& D research stages. The preparation stage in model developmentare based on research stage which have been modifed by theresearcher. Thoose stage include research and informationcollecting, planning, preliminary product form, validation expert,field validation trough limited practitioners, revision, and finalyproduct. Based on the expert validation, the mean of the researh is3.56 and 3.62 for the average of practitioners so each of thecomponents can be used based on the predetermined value rangesfrom the highest score minus the lowest score divided by theeligibility cedar.

PendahuluanPendidikan merupakan salah satu sarana untuk

menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas sebagai dasar

pembangunan di Indonesia. Pendidik merupakan ujung tombak

dalam pembangunan sumber daya manusia di Indonesia, sebagai

guru harus memiliki: (i) kualifikasi akademik minimum S1/D-IV;

(ii) kompetensi sebagai agen pembelajaran yaitu kompetensi

pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional; dan (iii) sertifikat

pendidik agar guru dapat memiliki kompetensi sebagai pembaharu

dalam pembelajaran sebagaimana yang diamanatkan pada

undang-undang tersebut di atas, sebagai guru harus senantiasa

meningkatkan kompetensinya secara terus menerus melalui

berbagai upaya antara lain melalui pelatihan, kegiatan karya tulis

ilmiah. (UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen)

Pertemuan di kelompok kerja dan musyawarah kerja yang

terdiri dari: Kelompok Kerja Guru (KKG) Kelompok Kerja Kepala

Sekolah (KKKS), Kelompok Kerja Pengawas (KKPS), Musyawarah

Guru Mata Pelajaran (MGMP), Musyawarah Kerja kepala Sekolah

(MKKS), dan Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah (MKPS).

Michael, dkk (2007) Group work cannot solve this problem entirely,

but it can certainly help. Kelompok kerja diharapkan dapat

terbentuk pada masing-masing kelompok kerja dan musyawarah

kerja, yang dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja KKG, KKKS

dan KKPS.

Hakanen (2005) The teaching profession is known for having

many job demands. Menurut Kunandar (2007:47) Suatu pekerjaan

profesional memerlukan persyaratan khusus, yakni (1) menuntut

adanya keterampilan berdasarkan konsep dan teori ilmu

pengetahuan yang mendalam; (2) menekankan pada suatu

keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya;

(3) menuntut adanya tingkat pendidikan yang memadai; (4) adanya

kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang

dilaksanakannya; (5) memungkinkan perkembangan sejalan

dengan dinamika kehidupan.

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah

bentuk pembelajaran berkelanjutan bagi guru yang merupakan

kendaraan utama dalam upaya membawa perubahan yang

diinginkan berkaitan dengan keberhasilan siswa. Dengan demikian

semua siswa diharapkan dapat mempunyai pengetahuan lebih,

mempunyai keterampilan lebih baik, dan menunjukkan

pemahaman yang mendalam tentang materi ajar serta mampu

memperlihatkan apa yang mereka ketahui dan mampu

melakukannya.(Permenpan dan RB Nomor 16 Tahun 2009 Pasal 1)

Uji Kompetensi Guru (UKG) Kabupaten Grobogan

dilaksanakan pada bulan November 2015, walaupun Kemdikbud

mengatakan bahwa UKG dimaksudkan untuk pemetaan

kompetensi guru di wilayah Indonesia tetapi guru-guru di Gugus

Hasanudin tentunya telah mempersiapkan diri dalam mengahadapi

UKG tersebut, baik secara fisik maupun mental yaitu dengan

menjaga kesehatan, istirahat, memahami kisi-kisi dan belajar

mencari materi melalui buku maupun internet. Usaha yang

dilakukan guru-guru sudah maksimal, tetapi hasil tes kurang

optimal masih banyak guru yang mendapat nilai dibawah standar

yang ditetapkan oleh kemdikbud yaitu 5,5, untuk itu profesi guru

haruslah menjadi catatan penting bagi pendidik untuk selalu

meningkatkan keprofesionalannya, hal ini juga menjadi tugas

rumah tersendiri bagi KKG Gugus Hasanudin untuk berperan aktif

dalam membantu guru-guru dalam meningkatkan

keprofesionalannya.

Beberapa faktor yang mempengaruhi profe-sionalisme guru

dalam melaksanakan tugasnya yaitu faktor internal yaitu minat,

motivasi, kemauan guru untuk menambah wawasan dan

pengetahuan, faktor eksternal yang berkaitan dengan lingkungan

sekitar, sarana dan prasarana. Oleh karna itu perlu adanya sistem

pembinaan yang menjamin adanya dukungan profesional bagi guru

dalam melaksanakan tugasnya. Salah satu upaya yang ditempuh

untuk mengembangkan profesi guru adalah pembentukan gugus

sekolah. Berdasarkan Keputusan Mendikbud RI No 0487 Tahun

1982 tentang Sekolah Dasar, dan Keputusan Dirjen dikdasmen No.

079/C/Kep/I/1993, Tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem

Pembinaan Profesional Guru, bahwa strategi pembinaan dan

peningkatan profesional guru sekolah dasar adalah pembentukan

gugus sekolah, diantaranya melalui kelompok kerja guru (KKG).

Penelitian yang dilakukan Jadmoko tahun 2014 dalam

penelitiannya yang berjudul “Strategi peningkatan mutu

pendidikan pada Gugus Jayabaya Kecamatan Gemawang

Kabupaten Temanggung” menyimpulkan bahwa kelompok kerja

yang terdiri dari beberapa sekolah dasar yang bertujuan untuk

memperlancar upaya meningkatan kemampuan profesional para

guru SD dalam usahanya meningkatkan mutu proses belajar

mengajar serta hasil belajar siswa dengan mendayagunakan segala

sumber daya dan potensi yang dimiliki sekolah, tenaga

kependidikan dan masyarakat sekitarnya.

Sedangkan penelitian yang dilakukan Guntoro tahun 2013

dalam penelitiannya yang berjudul “Model implementasi lesson

study berbasis musyawarah guru MGMP mapel Biologi SMA di

Kabupaten Pemalang” menyatakan bahwa program yang seringkali

dirancang seringkali tidak dapat dilaksanakan sesuai dengan yang

direncanakan dalam implementasi atau pelaksanaan tidak lepas

dari dari hambatan dan kendala dilapangan.

Dari beberapa hasil penelitian di atas, menunjukkan bahwa

manajemen kelompok kerja guru sebagai wadah pembinaan

keprofesionalan guru belum memberikan konstribusi yang

signifikan terhadap peningkatan kompetensi dan kinerja guru,

perencanaan yang belum tersusun dengan baik, tidak semua

peserta KKG mengetahui jadwal kegiatan, pengorganisasian yang

belum mampu berfungsi sesuai tugas pokok dan fungsinya,

pelaksanaan kegiatan yang belum berjalan secara efektif dan

efisien dikarnakan jadwal yang sudah terencana dalam

pelaksanaannya sering bersamaan dengan kegiatan dinas, evalasi

yang belum dapat mempengaruhi kegiatan kelompok kerja guru di

Gugus Hasanudin, sehubungan dengan hal tersebut peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengembangan Model

Manajemen Kelompok Kerja Guru (KKG) Untuk meningkatan

Kompetensi Profesional Guru terutama di Gugus Hasanudin

Kecamatan Kedungjati. Penelitian ini ditujukan untuk memperoleh

gambaran tentang a. Bagimana memperoleh gambaran model

manajemen b. Bagaimana mengembangkan model manajemen c.

Bagaimana menguji kelayakan model manajemen KKG untuk

meningkatkan kompetensi profesional guru.

Masalah pokok dalam penelitian ini adalah sikap dan

perilaku guru sekolah dasar dalam upaya meningkatkan

kompetensinya untuk menjadi guru profesional, yang kemudian

difokuskan pada rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana manajemen KKG untuk meningkatkan kompetensi

profesional guru?

2. Bagaimana mengembangkan model manajemen KKG untuk

meningkatkan kompetensi profesional guru?

3. Bagaimanakah menguji kelayakan model manajemen KKG untuk

meningkatkan kompetensi profesional guru.

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan

Penelitian adalah sebagai berikut: a) Memperoleh gambaran

manajemen KKG Gugus Hasanudin Kecamatan Kedungjati selama

ini dilaksanakan. (b) Mengembangkan model manajemen KKG

untuk meningkatkan kompetensi profesional guru. (c) Menguji

kelayakan model manajemen KKG di Gugus Hasanudin Kecamatan

Kedungjati.

Manfaat Penelitian ini antara lain; (a) Manfaat Teoritis yaitu

menambah kajian di bidang manajemen pendidikan khususnya

tentang pengembangan model KKG. (b) Manfaat Praktis yaitu

menjadi pedoman bagi pengurus dan anggota KKG di Gugus

Hasanudin untuk meningkatkan peran kegiatan yang mengarah

pada upaya peningkatan profesionalis guru.

Kajian TeoriPengertian Model

Beberapa pendapat yang mengemukakan tentang definisi

model, seperti yang dikemukakan oleh Stockburger (1998:2) “a

model is a representation containing the essential structure of some

object or event in the real world. The representation may take two

major forms: (1) Phisical, as in a model airplane or architect’s model

of a building or (2) Symbolyc, as in a natural language, a computer

program, or a set of mathematical equations”. Arti dari definisi

tersebut adalah bahwa model merupakan sebuah representasi yang

mengandung struktur pokok dari suatu obyek atau kejadian di

dunia nyata. Representasi itu dapat berupa: (1) Fisik seperti model

pesawat terbang atau bangunan atau (2) Simbolis seperti program

komputer dan persamaan matematis. Pendapat yang hampir sama

dikemukakan oleh Law & Kelton (2000:5) yang memaparkan bahwa

model adalah representasi suatu sistem yang dipandang dapat

mewakili sistem sesungguhnya.

Model adalah pola (contoh, acuan, ragam) dari sesuatu yang

akan dibuat atau dihasilkan (Departemen P dan K, 1984:75).

Definisi lain dari model adalah abstraksi dari sistem sebenarnya,

dalam gambaran yang lebih sederhana serta mempunyai tingkat

prosentase yang bersifat menyeluruh, atau model adalah abstraksi

dari realitas dengan hanya memusatkan perhatian pada beberapa

sifat dari kehidupan sebenarnya. (Simamarta, 1983: ix – xii)

Pengertian manajemenMenurut (Usman, 2014: 5-6). Manajemen berasal dari bahasa

Latin, yaitu dari asal kata manus yang berarti tangan dan agere

(melakukan). Kata-kata yang digabung menjadi managere yang

artinya menangani. Managere diterjemahkan ke Bahasa Inggris to

manage (kata kerja), management (kata benda), dan manager untuk

orang yang melakukannya, management diterjemahkan ke Bahasa

Indonesia menjadi manajemen (Pengelolaan). Manajemen dalam

arti luas adalah perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan

(P3) sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara

efektif dan efisien. Manajemen dalam arti sempit adalah

manajemen sekolah yang meliputi: perencanaan program

sekolah, pelaksanaan program sekolah, kepemimpinan

sekolah, pengawasan/evaluasi, dan sistem informasi

sekolah/madrasah.

Menurut Terry dalam (Mulyono, 2008:16) Manejemen

merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-

tindakan: perencanaan, pengorganisasian, yang dilakukan untuk

menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah

ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan

sumber-sumber lain

Dengan perkataan lain manajemen merupakan kegiatan

seorang pimpinan untuk (1) melakukan perencanaan terhadap

tindakan-tindakan yang akan dilakukan, (2) mengorganisasi

sumber daya manusia untuk melakukan tindakan-tindakan yang

direncanakan, (3) mengarahkan orang-orang sesuai dengan

pekerjaanya dan (4) mengawasi pelaksanaannya.

Pengertian Kelompok Kerja Guru (KKG)Pemerintah telah melakukan langkah-langkah strategis

dalam rangka meningkatkan mutu profesionalisme guru. Langkah-

langkah yang diambil melalui Surat Keputusan Jendral Pendidikan

Dasar dan Menengah nomor 079/C/K/1/93 menjelaskan bahwa

KKG sebagai salah satu sistem pembinaan profesional guru yang

dibentuk oleh pemerintah terutama untuk meningkatkan

kemampuan profesional dalam melaksanakan dan mengelola

pembelajaran disekolah dasar/Madrasah Ibtidaiyah di tingkat

Gugus atau Kecamatan yang terdiri dari beberapa guru dan

beberapa sekolah.

KKG merupakan wadah atau forum kegiatan profesional bagi

para guru sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah di tingkat gugus

atau kecamatan yang terdiri dari beberapa guru dan beberapa

sekolah. (Depdiknas 2008)

Sedangkan Kelompok Kerja Guru (KKG) menurut Direktorat

Profesi Pendidik (2010) adalah: “Wadah kegiatan profesional bagi

guru SD/MI/SDLB di tingkat Kecamatan yang terdiri dari sejumlah

guru dan sejumlah sekolah”

Setiyati (2013) Sebagai seorang pendidik, kita mengetahui

bahwa profesionalisme seorang guru bukanlah pada

kemampuannya mengembangkan ilmu pengetahuan, tetapi lebih

pada kemampuannya untuk melaksanakan pembelajaran yang

menarik dan bermakna bagi siswanya. Oleh karena itu, tugas

professional guru adalah menjadikan pelajaran yang belum

menarik menjadi menjadi menarik, yang dirasakan sulit menjadi

mudah, yang tadinya tidak berarti menjadi bermakna. Jika kondisi

tersebut dapat dilaksanakan oleh guru yaitu siswa secara suka rela

mempelajari lebih lanjut karena adanya kebutuhan dan belajar

bukan hanya sekedar kewajiban maka guru sebagai pengajar dapat

dikatakan berhasil. Pada pembelajaran tematik guru masih belum

mampu melaksanakan dengan baik, artinya bahwa pada dasarnya

peserta didik yang berada pada sekolah dasar kelas satu, dua, tiga

berada pada rentangan usia dini.

Penelitian yang dilakukan oleh Ghani pada tahun 2014

tentang Pelaksanaan Kegiatan Kelompok Kerja Guru PAI

Kecamatan Payaraman oleh mengenai peran kelompok kerja guru

(KKG) pendidikan Agama islam dalam meningkatan kompetensi

Pedagogik guru di sekolah dasar negeri Gugus kecamatan

payaraman Kabupaten ogan ilir:

(1) Penyusunan program kegiatan KKG, selain disesuaikan dengan

kebutuhan guru dan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi,juga perlu dipikirkan terobosan-terobosan dan kerja

sama dengan masyarakat, sejalan dengan peningkatan mutu

pendidikan berbasis sekolah, (2) Adanya kecenderungan proses

pembelajaran KKG yang pasif dan kurang menarik dapat ditempuh

KKG dengan Sistem Gugus Terpadu secara berkala/insidental, (3)

Pihak Gugus Sekolah perlu memikirkan upaya-upaya untuk

mengaktifkan guru-guru dalam kegiatan KKG agar tepat waktu

diantaranya dengan memberikan sertifikat KKG, (4) Para pemandu

bidang studi/tutor dalam melakukan tugasnya perlu diimbangi

dengan kemampuannya berkolaborasi dengan media dan metode

pembelajaran, (5) Selain tutorial bermedia. proses interaksi dapat

dioptimalkan dengan mengadakan evaluasi secara sistematis oleh

Gugus Sekolah yang kemudian berupaya untuk memperbaiki

berbagai permasalahan yang ada dalam pelaksanaan KKG, (6)

Untuk menghilangkan kemonotonan di Kelompok Kerja Guru (KKG)

PAI Kecamatan Payaraman Kabupaten Ogan Ilir perlu sekali-sekali

melakukan kerjasama dengan pihak ketiga seperti pelaksanaan

workshop yang bekerjasama dengan LPMP Provinsi Sumatera

Selatan atau Unsri atau Kanwil Kementerian Agama Provinsi

Sumatera Selatan. Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan

bahwa: Kelompok Kerja Guru (KKG) PAI Kecamatan Payaraman

sudah terlaksana dengan baik.

Hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa sebelum

penyusunan progam KKG harus mengetahui jenis kebutuhan guru

yang selama ini belum banyak dikuasai oleh kebanyakan guru.

Metode penelitianJenis penelitian ini menggunanakan penelitian pengembangan

(Research and Development/R&D) yaitu sebuah proses yang

digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk

pendidikan. Hasil penelitian pengembangan tidak hanya

pengembangan sebuah produk yang sudah ada tetapi untuk

menemukan pengetahuan atau jawaban atas permasalahan

praktis.

Sukmadinata, (2010: 164-165) penelitian R & D Suatu proses

atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru,

atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat

dipertanggungjawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk

benda, perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu

pembelajaran di kelas atau di laboratorium, tetapi bisa juga

perangkat lunak (software), seperti program komputer untuk

pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau

laboratorium, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran,

pelatihan, bimbingan, evaluasi, manajemen dan lain-lain.

Penelitian Borg & Gall dalam (Sukmadinata, 2010: 169-170)

mengembangkan 10 tahapan dalam mengembangkan modul, yaitu:

(1) Research and information collecting, (2) Planning, (3) Develop

preliminary form of product, (4) Operational field, (5) Main product

revision, (6) testing, (6) final product revision, (7) Operational product

revision, (8) Operational field testing, (9) Final product revision, (10)

Dissemination and implementation.

Peneliti memodifikasi langkah penelitian R & D menjadi

delapan langkah yaitu: (1) Research and information collecting pada

tahapan ini peneliti melakukan studi literasi atau memahami

tentang kondisi dan manajemen KKG Gugus Hasanudin

Kecamatan Kedungjati, (2) Planning pada tahapan ini peneliti

menyusun rencana penelitian, menentukan tujuan yang akan

dicapai pada setiap tahapan, desain atau langkah- langkah

penelitian, (3) Develop preliminary form of product, pada tahapan ini

peneliti mengembangkan bentuk permulaan dari produk yang akan

dihasilkan dan menyiapkan pedoman, (4) Validasi ahli, pada

tahapan ini produk yang dihasilkan diujikan kepada para ahli atau

pakar di bidang manajemen, (5) Revisi produk, pada tahapan ini

peneliti melakukan perbaikan terhadap produk awal yang

dihasilkan, berdasarkan hasil validasi dari para ahli atau pakar di

bidang manajemen dan ahli praktisi oleh pengurus KKG dan

peserta KKG, (6) Validasi lapangan melalui praktisi secara

terbatas, pada tahapan ini produk yang telah direvisi kemudian

divalidasi oleh praktisi dengan melibatkan khalayak terbatas yaitu

pengurus dan peserta KKG yaitu guru di gugus Hasanudin

Kecamatan Kedungjati, (7) Revisi, pada tahapan revisi ini peneliti

melakukan perbaikan/penyempurnaan terhadap hasil uji coba

lebih luas, sehingga produk yang dikembangkan sudah merupakan

desain model operasional, (8) Produk final, pada tahapan ini peneliti

telah membuat atau menghasilkan produk akhir berupa model

manajemen KKG

Hasil PenelitianProduk final atau produk akhir berupa model yang

didapatkan setelah draf model manajemen KKG ini telah direvisi

berdasarkan kritik dan saran dari validator. Meskipun sudah

merupakan model final, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk

menerima masukan kritik dan saran dari pihak-pihak di luar tim

validator tadi sehingga model ini menjadi lebih baik lagi. Produk

final terdiri dari pendahuluan, rasional model, spesifikasi model,

gambar model, persyratan pokok model, deskrisi model manajemen

KKGP, moditoring dan evaluasi, pengarsipan dan pelaporan dan

kegiatan pasca KKG.

PembahasanKelompok kerja guru saat ini di gugus Hasanudin Kecamatan

Kedungjati merupakan organisasi profesi sebagai wadah untuk

menghimpun dan membina guru-guru untuk mewujudkan guru

yag profesional sesuai dengan tugas yang diembannya, manajemen

KKG yang tidak berjalan dengan baik, menjadikan terhambatnya

kegiatan yang sangat penting ini, karna pentingnya profesionalisme

bagi guru untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal.

Sebagai pengurus KKG perlu melakukan proses perencanaan

sebagai pedoman bagi pelaksanaan KKG, dengan mengacu pada

pedoman KKG diharapkan akan terimplikasi pada pelaksanaan

kegiatan KKG. Buku pedoman disusun beisi tentang latar belakang

yang mengungkapkan pentingnya kegiatan KKG dilaksanakan bagi

pengurus, narasumber, peserta.

Pemilihan narasumber merupakan bagian yang penting

dalam menyampaikan materi KKG. Kualitas kegiatan KKG

dipengaruhi oleh kelancaran pengurus, kualitas narasumber.

Pengalaman kedalaman memahami materi, cara penyampaian,

kemampuan komunikasi narasumber dapat mempengaruhi

peserta KKG dalam menerima materi yang disampaikan.

Pengurus KKG merupakan faktor kunci keberhasilan

pelaksanaan kegiatan KKG. Tanpa adanya pengurus KKG yang

mampu memberikan pelayanan kegiatan secara baik. Prosedur

bagi pengurus perlu dituliskan dalam pedoman KKG. Melalui

prosedur tersebut pihak pengurus akan melakukan proses

perencanaan dan pelaksanaan secara baik dan terarah.

Tahapan penyusunan dalam pengembangan model sesuai

dengan tahapan penelitian yang telah dimodifikasi oleh peneliti

yaitu: Research and information collecting, planning, develop

preliminary form of product, validasi ahli, validasi lapangan melalui

praktisi secara terbatas, revisi, produk final.

Penyusunan draft produk yang diajukan kepada tim ahli

mengalami beberapa kali revisi dari tim ahli, diantaranya mengenai

spesifikasi draft produk, antara model, modul dan panduan,

setelah mendapat arahan dan saran dari tim ahli dan dosen

pembimbing maka peneliti menentukan draf produk berupa model

manajemen dengan judul “model manajemen KKGP”. Setelah draft

produk maka peneliti mengajukan angket atau instrumen kepada

tim ahli untuk menilai atau memvalidasi hasil produk tersebut.

Hasil validasi ahli oleh Prof. Dr. Slameto, M.Pd. dan Dr.

Wasitohadi, M.Pd diperoleh rata-rata setiap aspek dan komponen

yaitu: aspek pendahuluan dengan rata-rata 3,50, perencanaan

3,46, pengorganisasian 3,42, pelaksanaan 4,00, monitoring dan

evaluasi 3,50, kegiatan pasca KKG 3,50 kemudian semua aspek

dirata-rata diperoleh rerata 3,56 , sehingga setiap komponen model

dapat dikatakan bahwa model layak digunakan.

Sedangkan hasil validasi praktisi oleh pengurus KKG dan

peserta KKG diperoleh rata-rata setiap aspek dan komponen yaitu:

aspek pendahuluan dengan rata-rata 3,44, perencanaan 4,00,

pengorganisasian 3,44, pelaksanaan 4,00, monitoring dan evaluasi

3,58, kegiatan pasca KKG 3,50 kemudian semua aspek dirata-rata

diperoleh rerata 3,62, sehingga setiap komponen model dapat

dikatakan bahwa model layak digunakan.

Penelitian Jadmoko pada tahun 2014 yang berjudul strategi

peningkatan mutu pendidikan menyatakan bahwa kelompok kerja

guru yang terdiri dari beberapa sekolah dasar yang bertujuan

untuk memperlancar upaya meningkatan kemampuan profesional

para guru SD dalam usahanya meningkatkan mutu proses belajar

mengajar serta hasil belajar siswa dengan mendayagunakan segala

sumber daya dan potensi yang dimiliki sekolah, tenaga

kependidikan dan masyarakat sekitarnya.

SimpulanKelompok kerja guru merupakan wadah pembinaan

profesionalisme bagi guru-guru Gugus Hasanudin Kecamatan

Kedungjati namun saat ini KKG tidak berjalan dengan efektif,

peserta KKG mengikuti kegiatan ada kecenderungan keterpaksaan,

lantaran takut dengan kepala sekolah atau pengawas, bukan

dilandasi motivasi yang tinggi akan pentingnya wawasan dan

pengetahuan guna meningkatkan kompetensinya. Perencanaan

KKG gugus Hasanudin diantaranya menyusun jadwal kegiatan,

sampai pelaporan, tetapi dalam perencanaan selalu berubah

dikarnakan bersamaan dengan kegiatan dinas, pengorganisasian

tidak sesuai dengan tugas pokok dan fungsi-fungsi, hanya

beberapa pengurus yang aktif, pelaksanaan KKG sering bersamaan

dengan kegiatan dinas lainnya, komitmennya pengurus masih

rendah, terbatasnya narasumber yang berkompeten, materi yang

cukup banyak dan membosankan, evaluasi terhadap kegiatan KKG

namun evaluasi belum mampu mempengaruhi peserta KKG secara

signifikan.

Pengembangan model manajemen KKG menggunakan

langkah-langkah penelitian R & D, tahapan penyusunan dalam

pengembangan model sesuai dengan tahapan penelitian yang telah

dimodifikasi oleh peneliti yaitu: Research and information collecting,

Planning, Develop preliminary form of product, Validasi ahli, Validasi

lapangan melalui praktisi secara terbatas, revisi, produk final. Hasil

pengembangan terdiri dari pendahuluan, rasional model,

spesifikasi model, gambar model, persyratan pokok model, deskrisi

model manajemen KKGP, monitoring dan evaluasi, pengarsipan

dan pelaporan dan kegiatan pasca KKG.

Berdasarkan validasi ahli diperoleh rerata 3,56 dan praktisi

diperoleh rata-rata 3,62 sehingga setiap komponen model dapat

dikatakan bahwa model layak digunakan berdasarkan rentang nilai

yang telah ditentukan dari skor tertinggi dikurangi skor terendah

dibagi aras kelayakan.

SaranBagi kelompok kerja guru agar menggunakan model

manajemen KKGP dengan baik, maka disarankan:

1. Penyelenggara minimal melakukan prosedur kerja sesuai dengan

yang tercantum dalam pedoman pelaksanaan diantaranya

melakukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,

evaluasi dan monitoring.

2. Perlu melakukan pemilian narasumber yang kompeten sesuai

dengan materi.

3. Diakhir kegiatan perlu dilakukan monitoring dan evaluasi

sehingga terlihat ketercapian kegiatan KKG dan kekurangan-

kekurangan yang terjadi saat pelaksanaan kegiatan.

Komitmen pengurus dan peserta KKG yang harus dilandasi

dengan motivasi yang tinggi akan pentingnya wawasan dan

pengetahuan untuk meningkatkan kompetensinya.

Daftar PustakaAbdul Gani, 2012. Peran kelompok kerja guru (KKG)

pendidikan agama islam dalam meningkatan kompetensipaedagogik guru di sekolah dasar negeri Gugus KecamatanPayaraman Kabupaten Ogan Ilirhttp://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/conciencia/article/download/86/73 diakses pada tanggal 13 Januari Tahun 2016

Departemen P dan K, 1984. Model-model mengajar

Depdikbud, 1994/1995. Peran dan fungsi pusat pembinaanProfesional guru (PKG) dalam sistem pembinaan ProfesionalGuru, Jakarta: Depdikbud

Depdiknas, 2008. Petunjuk Pelaksanaan KKG dan MGMP, Jakarta:Direktorat Profesi Pendidik Dirjen Peningkatan MutuPendidik dan Tenaga kependidikan departemen PendidikanNasional

Endah Setiyati, 2013.Peningkatan kemampuan mem-buat RPP danmenerapkan Pembelajaran dengan pendekatan tematikmelalui Pembinaan akademik lewat pemberdayaan kkg Bagiguru sd .di akses pada tanggal 13 Januari 2016)

Jari J. Hakanen, 2005 Burnout And Work Engagement AmongTeachers http://www.beanmanaged.com/ doc/pdf/arnoldbakker/articles/articlesarnold_bakker_134.pdf di akses pada tanggal 12Januari 2016

Michael H, 2007. Group Work, Interlanguage Talk, andSecond Language Acquisition http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.498.6985&rep=rep1&type=pdf di akses pada tanggal 12 Januari 2016

Mulyono. 2008. Manajemen Administrasi dan OrganisasiPendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Permen PAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 tahun 2009 tentangjabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya

Simarmata (1983: ix-xii), definition of models.

Sukmadinata, Nana Syodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan.Bandung. Remaja Rosda Karya

Stockburger M, Gomez-Doblas JJ, Lamas G, Alzueta J, Fernandez-Lozano I, Cobo E, et al. Preventing ventricular dysfunction inpacemaker patients without advanced heart failure: resultsfrom a multicentre international randomized trial (PREVENT-HF). Eur J Heart Fail. 2011;13(6):633-41.http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JPG/article/view File/5142/3234 di akses pada tanggal 12 Januari Tahun2016

UU RI No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Usman, Husaini. 2012. Manajemen Teori, Praktik danRiset Pendidikan. Bumi Aksara