PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10710/2/T1...pelajaran...
Transcript of PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10710/2/T1...pelajaran...
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SIMULASI INSTALASI
SISTEM OPERASI
Artikel Ilmiah
Diajukan Kepada
Fakultas Teknologi Informasi
Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer
Oleh :
Oleh :
Ryanshah Akbar Raditya
702011020
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2016
7
Pengembangan Media Pembelajaran Simulasi Instalasi Sistem Operasi
1)
Ryanshah Akbar Raditya 2)
Widya Damayanti, S.Pd., M.Sc.
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga
Email: 1)[email protected]
Abstract
This research is aimed at generating decent tutorial instructional media used for subject
computer assembly in class X RPL SMK Negeri 1 Tengaran. Method for development of these
media is using a prototype method. The subjects were learning media simulation operating system
installation. Data collection instrument validation in the form of sheet materials experts, media
experts, and questionnaires to evaluate the response of the students after using instructional media
simulation. In addition, research development of instructional media also aims to help students
practice operating system installation. In subjects especially in the computer assembly plant
material required direct practice of computer installations, but the absence of props in the school
inhibit practice activities. So that students have a fear of computer installations. This resulted in a
lack of students' ability to perform the installation of the operating system. The results showed
media generated as a whole meets the following criteria: (1) the validation of subject matter
experts from the aspect of the content is appropriate to the learning objectives and the needs of
students about the material that has not been controlled, (2) the results of validation of media
experts on aspects of media display of learning has been good, (3) the use of instructional media
simulation can help students to practice the installation of the operating system so that they can
practice any steps to install the operating system.
Keywords: Learning Media Simulation, Operating System Installation, Prototype.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan menghasilkan media pembelajaran simulasi yang layak
digunakan pada mata pelajaran perakitan komputer kelas X RPL di SMK Negeri 1 Tengaran.
Model pengembangan media ini menggunakan metode prototipe. Subjek penelitian ini adalah
media pembelajaran simulasi instalasi sistem operasi. Instrumen pengumpulan data berupa lembar
validasi ahli materi, ahli media, dan angket untuk mengetahui respon siswa setelah menggunakan
media pembelajaran simulasi. Selain itu penelitian pengembangan media pembelajaran ini juga
bertujuan untuk membantu siswa melakukan praktek instalasi sistem operasi. Dalam mata
pelajaran perakitan komputer khususnya pada materi instalasi dibutuhkan praktek langsung
melakukan instalasi komputer, akan tetapi ketiadaan alat peraga di sekolah menghambat kegiatan
praktek. Sehingga siswa memiliki rasa takut dalam melakukan instalasi komputer. Hal tersebut
mengakibatkan kurangnya kemampuan siswa dalam melakukan instalasi sistem operasi. Hasil
penelitian menunjukkan media yang dihasilkan secara keseluruhan memenuhi kriteria sebagai
berikut: (1) pada validasi ahli materi dari aspek isi sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran dan
kebutuhan siswa tentang materi yang belum dikuasai, (2) hasil validasi dari ahli media dari aspek
tampilan media pembelajaran sudah baik, (3) penggunaan media pembelajaran simulasi dapat
membantu siswa melakukan praktek instalasi sistem operasi sehingga mereka dapat
mempraktekkan setiap langkah-langkah instalasi sistem operasi.
Kata Kunci: Media Pembelajaran Simulasi, Instalasi Sistem Operasi, Prototipe.
8
1. Pendahuluan
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini
berkembang pesat. Kemajuan tersebut memberikan dampak terciptanya
inovasi baru serta membawa perubahan pada berbagai bidang, baik dalam
bidang ekonomi, sosial, budaya maupun dalam dunia pendidikan.
Pendidikan merupakan peranan penting dalam meningkatkan sumber daya
manusia. Salah satu inovasi dalam dunia pendidikan adalah penggunaan
media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar. Penggunaaan media
pembelajaran dalam menyampaikan materi ajar akan mempermudah siswa
memahami materi. Penggunaan media pembelajaran merupakan salah satu
unsur penting dalam mendukung proses belajar mengajar. Kegiatan
pembelajaran biasa dilakukan dengan menggunakan LCD proyektor
sebagai media pembelajaran yang membantu menunjukkan materi yang
dijelaskan oleh guru. Dibutuhkan media pembelajaran yang tepat sesuai
dengan kebutuhan siswa dan materi agar materi yang diberikan oleh guru
dapat diterima dengan baik oleh siswa.
Berdasarkan hasil pengamatan di SMK Negeri 1 Tengaran, tujuan
pembelajaran belum sepenuhnya tercapai. Guru sudah menjelaskan kepada
siswa setiap langkah instalasi sistem operasi lengkap dengan gambarnya,
namun sebagian besar siswa tidak memahami apa yang didemonstrasikan
oleh guru. Kondisi tersebut membuat siswa tidak berani melakukan
instalasi sistem operasi pada komputer, mereka takut apabila akan terjadi
kerusakan pada komputer yang mereka instal sistem operasinya. Dalam
mata pelajaran perakitan komputer khususnya pada materi instalasi
dibutuhkan praktek langsung melakukan instalasi komputer, akan tetapi
ketiadaan alat peraga di sekolah menghambat kegiatan praktek. Hal
tersebut mengakibatkan kurangnya kemampuan siswa dalam melakukan
instalasi sistem operasi.
Salah satu solusi yang dapat digunakan untuk memecahkan
masalah tersebut adalah dengan memanfaatkan media pembelajaran
simulasi dalam proses pembelajaran. Di dalam kemasan media
pembelajaran simulasi berisi langkah-langkah detail pembuatan bootable
USB, instalasi windows 7 dan instalasi driver. Sehingga siswa dapat
mengulang-ulang langkah-langkah instalasi sistem operasi beserta driver-
nya sampai paham dan merasa mampu untuk mempraktekkan
menggunakan komputer sesungguhnya. Hal ini juga dapat mengurangi
resiko kerusakan komputer dan kehilangan data. Penggunaan media
pembelajaran simulasi dapat membantu mengatasi masalah siswa pada
saat proses pembelajaran. Media pembelajaran simulasi dapat membantu
siswa yang mempunyai daya tangkap lemah dalam proses pembelajaran.
Jadi, siswa yang belum bisa mempraktekkan langkah-langkah instalasi
sistem operasi dapat mengulang-ulang simulasi dan memahami langkah-
langkahnya.
Uraian permasalahan diatas mendorong untuk melakukan
pengembangan sebuah media pembelajaran simulasi, yang dapat
membantu pembelajaran praktek instalasi sistem operasi. Penelitian ini
9
diharapkan mampu menciptakan media pembelajaran yang menarik, agar
siswa memiliki pengalaman yang baru dalam proses belajar mengajar.
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Dulari penelitian tersebut
bertujuan mengembangkan media tutorial berbantuan komputer untuk
meningkatkan keterampilan pemecahan masalah serta mendeskripsikan
kelayakannya untuk mendukung pembelajaran fisika pada materi
Keseimbangan dan Dinamika Rotasi. Penelitian ini merupakan penelitian
pengembangan dengan model prosedural mengadaptasi prosedur
pengembangan Sukmadinata. Penelitian menggunakan angket untuk
penilaian validator dan uji kualitas produk oleh pengguna dalam uji coba
terbatas. Kegiatan validasi meliputi validasi produk pengembangan dan
validasi soal pilihan ganda sebagai komponen produk. Jenis data penelitian
meliputi data kuantitatif berupa penilaian validator dan tanggapan siswa
berdasarkan skala Likert, data kualitatif berupa tanggapan dan saran yang
diberikan oleh validator dan pengguna. Hasil dari analisis data kuantitatif
menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan berkategori baik sehingga
tidak memerlukan revisi. Berdasarkan data kualitatif, produk telah direvisi
berdasarkan tangapan dan saran validator. Produk yang dihasilkan sudah
dikatakan layak namun masih memerlukan penelitian dan pengembangan
lebih lanjut, serta uji coba yang berulang agar lebih bermanfaat dalam
pembelajaran [1].
Penelitian lainnya dilakukan oleh Meyta Pritandhari dan Triani
Ratnawuri tujuan penelitian tersebut adalah mengevaluasi penggunaan
video tutorial sebagai media pembelajaran. Penggunaan video tutorial
sebagi media pembelajaran berdampak positif terhadap mahasiswa.
Mahasiswa lebih tertarik terhadap pembelajaran yang langsung
dipraktekkan. Video tutorial berisi tentang materi yang akan dipelajari.
Pemanfaatan video tutorial terhadap pembelajaran bukan hanya
memudahkan mahasiswa dalam mendalami materi, tapi memudahkan
dosen dalam membimbing mahasiswa secara langsung. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan analisis
kualitatif dengan model analisis interaktif. Teknik sampling yang
digunakan adalah purposive sampling untuk mahasiswa. Teknik
pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi dan
dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi kualitas belajar mahasiswa. Diantaranya adalah
pembelajaran yang monoton, kurangnya fasilitas pembelajaran, dan materi
kurang menarik. Oleh karena itu penggunaan media video tutorial sangat
bermanfaat bagi pembelajaran. Kurangnya kemandirian belajar dapat
diatasi dengan pembelajaran menggunakan media pembelajaran yaitu
media video tutorial. Dengan menggunakan media berupa video tutorial
mahasiswa sangat antusias dalam mengikuti mata kuliah pengenalan
komputer. Minat mahasiswa dalam belajar pun meningkat. Hal ini
10
ditunjukkan oleh tingkat absensi yang hampir selalu terisi penuh. Hasil
rekap absen kelas A dan B menunjukkan bahwa rata-rata mahasiswa yang
tidak masuk hanya 10 % atau 7 mahasiswa selama satu semester ini. Jika
dibandingkan dengan semester yang lalu mahasiswa yang tidak hadir bisa
mencapai 20% atau 14 mahasiswa selama satu semester. Dengan
meningkatnya minat mahasiswa, akan berdampak terhadap hasil dan
kualitas pembelajaran yang meningkat [2].
Penelitian-penelitian terdahulu digunakan sebagai acuan pada
penelitian yang akan dilakukan. Terdapat kesamaan dengan penelitian
pertama dan kedua yaitu pengembangan media pembelajaran berbasis
komputer. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan
oleh (1) Dulari mengembangkan media pembelajaran tutorial untuk
peningkkatan keterampilan fisika dan (2) Meyta Pritandhari dan Triani
Ratnawuri meneliti evaluasi penggunaan video tutorial sebagai media
pembelajaran, penelitian kali ini meneliti pengembangan media
pembelajaran simulasi untuk membantu siswa mempraktekkan instalasi
sistem operasi selain itu media pembelajaran simulasi ini juga dapat
digunakan sebagi alat peraga.
Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses
belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang
disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih
baik dan sempurna [3]. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang
secara harfiah berarti „tengah‟, „perantara‟, atau „pengantar‟ [3]. Selain itu
media apabila dipahami secara garis besar adalah materi atau kejadian
yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini buku teks,
dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian
media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat –
alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan
menyusun kembali informasi visual dan verbal. Ciri – ciri media
pembelajaran sebagai berikut : (1) ciri fiksatif yaitu, Ciri yang
menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan,
dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek, (2) ciri manipulatif yaitu,
ciri yang bisa merubah suatu kejadian atau proses. Contoh, kejadian yang
memakan waktu berhari – hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu
dua atau tiga menit dalam teknik pengampilan gambar time-lapse
recording, (3) ciri distributif yaitu, merupakan ciri media yang bisa
direproduksi seberapa kali pun dan siap digunakan secara bersamaan di
berbagai tempat. Kemiripan informasi yang telah direkam akan terjamin
sama atau hampir sama dengan aslinya [3]. Ciri fiksatif terdapat pada
media pembelajaran tutorial karena media pembelajaran ini
merekonstruksikan suatu proses instalasi sistem operasi. Selain itu media
pembelajaran ini juga memenuhi syarat ciri manipulatif karena proses
intalasi sistem operasi menggunakan media pemelajaran tutorial lebih
11
singkat dibandingkan dengan proses instalasi yang sebenarnya. Selain
memenuhi ciri fiksatif dan manipulatif, media pembelajaran ini juga
memenuhi syarat ciri distributif karena media pembelajaran ini dapat
digunakan bersamaan dimana saja dan kapan saja.
Fungsi media pembelajaran ada 4 yaitu : (1) fungsi atensi yaitu,
fungsi yang berguna untuk menarik dan mengarahkan perhatian siswa
untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran, (2) fungsi afektif yaitu, fungsi
yang dapat menggugah minat, emosi dan sikap siswa melalui media visual.
Dapat terlihat dari tingkat kenikamatan siswa ketika belajar (atau
membaca) teks yang bergambar, (3) fungsi kognitif yaitu, fungsi yang
mencakup tentang pengetahuan, pemahaman dan penerapan. Jadi media
pembelajaran berupa tutorial dapat membantu pencapaian tujuan untuk
memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung, (4)
fungsi kompensatoris yaitu, fungsi yang digunakan untuk membantu siswa
yang lemah dalam mengorganisasikan informasi maupun teks[3].
Peran media pembelajaran yaitu, (1) Memperjelas penyajian pesan
dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses
belajar, (2) Meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga
dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara
siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-
sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya, (3) Mengatasi
keterbatasan indera, ruang, dan waktu; (a) objek atau benda yang terlalu
besar untuk ditampilkan langsung di ruang kelas dapat diganti dengan
gambar, foto, slide, realita, film, radio, atau model; (b) objek atau benda
yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat disajikan dengan
bantuan mikroskop, film, slide, atau gambar; (c) kejadian langka yang
terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat
ditampilkan melalui rekaman video, film, foto, slide disamping secara
verbal [4].
Menurut Walker dan Hess memberikan kriteria dalam me-review
media pembelajaran yang berdasarkan kualitas diantaranya, (1) Kualitas
isi dan tujuan meliputi, kesesuaian contoh gerakan dengan penjelasan
uraiannya, kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, kesesuaian dengan
tujuan pembelajaran (2) Kualitas pembelajaran diantaranya, dapat
memberikan bantuan untuk belajar, dapat memberikan dampak yang
signifikan bagi siswa dalam menerima materi (3) Kualitas teknis meliputi,
media pembelajaran mudah untuk digunakan, kualitas tampilan dan
kualitas suara [4].
Media Pembelajaran Simulasi
Simulasi adalah suatu representasi dari sebuah kenyataan atau bayangan
dari suatu obyek, sistem atau sebuah fenomena. Ini adalah sebuah imitasi
atau tiruan. Banyak fenomena dapat direpresentasikan dari struktur tata
surya hingga atom, dari erosi tanah hingga terbang ke angkasa [5]. Model
simulasi pada dasarnya merupakan salah satu strategi pembelajaran yang
bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret melalui
12
penciptaan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mengikuti suasana
sebenarnya dan berlangsung dalam suasana yang tanpa resiko. Model
simulasi adalah model CBI yang menampilkan materi pelajaran yang
dikemas dalam bentuk simulasi-simulasi pembelajaran dalam bentuk
animasi yang menjelaskan konten secara menarik, hidup dan memadukan
unsure teks, gambar, audio, gerak dan paduan warna yang serasi dan
harmonis [6]. Secara umum tahapan materi model simulasi adalah sebagai
berikut: pengenalan, penyajian informasi (simulasi 1, simulasi 2 dan
seterusnya), pernyataan dan respon jawaban, penilaian respons, pemberian
feedback tentang respons, pembetulan, segmen pengaturan pengajaran dan
penutup.
Supaya dapat dikatakan sebagai simulasi, suatu media
pembelajaran harus memiliki empat komponen utama. Berikut ini adalah
empat komponen utama yang harus dimiliki oleh setiap simulasi [5] : (a)
Presentasi sistem, presentasi sistem adalah segala sesuatu yang dapat
merangsang indera. Dalam berbagai aplikasi, komputer dan monitor
berfungsi untuk mempresentasikan sistem. Simulasi adalah sebuah
presentasi audiovisual dengan gambar 2D/3D dan efek suara. Selain
gambar dan suara, simulasi harus menampilkan teks. (b) Siswa, siswa
sebagai subyek yaitu partisipan dalam sebuah simulasi. (c) Pengontrol
sistem, pengontrol sistem termasuk semua hal yang dapat digunakan oleh
siswa dalam menggunakan simulasi, misalnya: joystick, mouse, keyboard,
light pen, dan lain-lain. (d) Manajer sistem, manajer sistem adalah
manusia atau komputer. Terkadang itu adalah gabungan dari keduanya.
Sebuah manajer sistem harus memiliki memori dan kemampuan membuat
keputusan. Manajer menyesuaikan tampilan simulasi berdasarkan
manipulasi yang dilakukan oleh siswa melalui pengontrol sistem.
3. Metodologi Penelitian
Model Pengembangan Media Pembelajaran
Model perancangan pembuatan media pembelajaran ini adalah
model prototipe. Prototyping adalah suatu proses yang memungkinkan
penciptaan sebuah model perangkat lunak yang hendak dibangun agar
dapat diketahui terlebih dahulu efisiensi suatu algoritma, adaptabilitas
sistem operasi atau interaksi manusia dan komputer yang sesuai [6].
Gambar 1 Paradigma Prototipe [7]
13
Paradigma prototipe dimulai dengan pengumpulan kebutuhan.
Pengembang dan pelanggan bertemu dan mendefinisikan obyektif
keseluruhan dari perangkat lunak, mengidentifikasi segala kebutuhan yang
diketahui, dan area garis besar di mana definisi lebih jauh merupakan
keharusan kemudian dilakukan “perancangan kilat”. Perancangan kilat
berfokus pada penyajian dari aspek-aspek perangkat lunak tersebut yang
akan nampak bagi pelanggan (contohnya pendekatan input dan format
output). Perancangan kilat membawa kepada konstruksi sebuah prototipe.
Prototipe tersebut dievaluasi oleh pelanggan dan dipakai untuk menyaring
kebutuhan pengembangan perangkat lunak. Iterasi terjadi pada saat
prototipe disetel untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan pada saat
yang sama memungkinkan pengembang untuk secara lebih baik
memahami apa yang harus dilakukannya [7].
Proses pembuatan media pembelajaran sesuai dengan model
prototipe, yang dilakukan selama 3 siklus yang berulang. Dimulai dari
mendengarkan pelanggan, membangun prototipe, dan pengujian prototipe.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai proses pembuatan media sesuai
dengan model prototipe:
Gambar 2 Tahapan Prototipe
Siklus I
Mendengarkan Pelanggan, tahapan yang pertama kali dilakukan
dalam pembuatan media pembelajaran ini adalah mendengarkan
pelanggan. Pada penelitian ini mendengarkan pelanggan adalah melakukan
wawancara kepada guru di sekolah. Dalam bagian ini diperlukan analisa
kebutuhan penggunaan media pembelajaran, apa sajakah fitur-fitur dan
konten-konten yang akan ditampilkan pada media pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan kegiatan pembelajaran.
Membangun Prototipe, tahapan yang kedua adalah membuat media
pembelajaran. Pembuatan media pembelajaran diawali dengan desain
Membangun prototipe
Mendengarkan Pelanggan
Menguji prototipe
Siklus I
Wawancara guru dan
siswa
Membangun Prototipe
Menguji Prototipe pada ahli
Siklus II
Analisa hasil ahli
materi dan
Memperbaiki program
Menguji Prototipe
pada
Siklus III
Analisa hasil
sampel
Memperbaiki program
Menguji Prototipe
pada
14
media pembelajaran, tahap desain ini adalah tahapan dalam membuat
sebuah desain media pembelajaran yang sekiranya dapat digunakan
sebagai alat peraga instalasi sistem operasi. Isi materi media pembelajaran
mengacu kepada kurikulum yang berlaku, dan sesuai kebutuhan untuk
mengatasi masalah yang terjadi pada saat pembelajaran. Dalam proses
perancangan desain media pembelajaran, perlu adanya sketsa desain yang
digunakan untuk menggambarkan pembuatan media. Sketsa tersebut
dibentuk dalam sebuah flowchart, berikut flowchart pengembangan media:
Gambar 3 Flowchart Pengembangan Media
Siklus II
Pada siklus kedua dimulai dari tahap mendengarkan pelanggan,
tahapan ini mendengarkan kekurangan-kekurangan media pembelajaran
yang sudah dibuat. Kemudian memperbaiki prototipe, tahapan yang kedua
adalah memperbaiki media pembelajaran. Perbaikan media pembelajaran
diawali dengan desain media pembelajaran yang diharapkan oleh siswa.
Setelah desain selesai tahapan selanjutnya adalah memperbaiki media
pembelajaran.
Mulai
Judul Media
Menu
kuis Pengembang
Tutorial
USB Booting Install Windows 7
Driver Software
Selesai
15
Setelah pembuatan media pembelajaran selesai, media
pembelajaran tersebut perlu diujikan lagi kepada sampel siswa. Pengujian
media pembelajaran yang dilakukan kepada sampel siswa bertujuan untuk
mengetahui kesesuaian media pembelajaran dengan kebutuhan siswa.
Siklus III
Pada siklus ketiga dimulai dari tahap mendengarkan pelanggan,
tahapan ini mendengarkan kekurangan-kekurangan media pembelajaran
yang sudah dibuat. Kemudian memperbaiki prototipe, tahapan yang kedua
adalah memperbaiki media pembelajaran. Setelah pembuatan media
pembelajaran selesai, media pembelajaran tersebut perlu diujikan lagi
kepada siswa. Pengujian media pembelajaran yang dilakukan kepada guru
dan siswa bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan siswa
setelah menggunakan media pembelajaran tersebut.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket dan
wawancara. Angket digunakan untuk mengetahui pendapat ahli media
untuk menilai dari segi tampilan. Ahli materi untuk menilai kesesuaian
materi yang ada di dalam media pembelajaran tutorial sesuai dengan
silabus dan kebutuhan pembelajaran yang dibutuhkan. Kemudian siswa
sebagai sasaran untuk menilai dari fungsi, peran maupun manfaat media
yang dibuat. Wawancara digunakan untuk melihat kebutuhan yang
diperlukan di lapangan. Berikut adalah indikator untuk ahli media, materi
dan siswa:
Tabel 1. Indikator kelayakan untuk ahli materi [3]
Aspek Indikator
Aspek Isi /
Materi
Kesesuaian dengan indikator
Kesesuaian contoh dengan uraian
Kejelasan uraian
Kejelasan contoh
Aspek
Pembelajaran
Kesesuaian pendekatan (pemberitahuan
tujuan,kompetensi,apersepsi)
Urutan penyajian/penjelasan gerakan
Kesesuain dengan karakteristik sasaran
Indikator pada tabel 1 digunakan untuk pembuatan angket yang
diberikan pada ahli materi. Angket digunakan untuk mengetahui data tentang
kualitas materi dilihat dari segi aspek isi maupun pembelajaran. angket ahli
materi diberikan sebelum diberikan kepada siswa. Jadi, apabila ada perbaikan
bisa direvisi terlebih dahulu. Angket dinilai oleh ahli materi sesuai
kompetensinya.
16
Tabel 2. Indikator kelayakan untuk ahli media [3]
Aspek Indikator
Tampilan Daya tarik opening
Ketajaman gambar
Kesesuaian gambar dengan materi
Keterbacaan, tulisan, ukuran huruf, warna huruf
Suara Musik
Penggunaan bahasa
Indikator pada tabel 2 digunakan untuk pembuatan angket yang
diberikan pada ahli media. Angket digunakan untuk mengetahui data tentang
kualitas media dilihat dari segi aspek tampilan maupun suara. Angket ahli
media diberikan sebelum diberikan kepada siswa. Angket ahli media dinilai
oleh ahli media yang berkompetensi dibidangnya.
Tabel 3. Indikator kelayakan untuk siswa[3] Aspek Indikator Pertanyaan
Aspek Isi/Materi
Kejelasan Uraian
Saya bisa menirukan langkah-
langkah instalasi dengan tepat dan
benar setelah menggunakan media
tutorial
Kejelasan Contoh
Petunjuk pada setiap langkah yang
ada dalam media tutorial mudah
saya pahami
Aspek Media
Kesesuaian gambar dengan
materi
Isi langkah-langkah pada media
tutorial dengan materi yang ada di
buku sudah sesuai
Kualitas ketajaman gambar pada
media tutorial membuat saya
nyaman dan jelas dalam
mempelajari materi pembelajaran
Keterbacaan,tulisan,ukuran
huruf,warna huruf
Penggunaan huruf dalam media
tutorial ini terlihat jelas
Kalimat yang ada di media tutorial
mudah untuk dipahami
Warna yang digunakan dalam
media tutorial menarik
Efek suara
Efek suara yang ada dalam media
membantu mengetahui perpindahan
slide.
Aspek fungsi
Media dalam
pembelajaran
Fungsi media dalam
pembelajaran
Penyampaian materi pembelajaran
tidak kaku, karena ada alternatif
media pembelajaran tutorial
Pembelajaran perakitan komputer
bisa lebih menarik dengan
menggunakan media pembelajaran
tutorial
17
Lama waktu pembelajaran yang
diperlukan dapat dipersingkat tetapi
pesan dan isi dapat saya terima
melalui media pembelajaran
tutorial
Aspek peran
media dalam
pembelajaran
Peran media dalam
pembelajaran
Saya lebih tertarik mata pelajaran
perakitan komputer menggunakan
media pembelajaran tutorial
Saya senang pembelajaran
perakitan komputer dengan
menggunakan media pembelajaran
tutorial
Saya lebih bisa memahami dan
menirukan langkah-langkah yang
dipraktekkan dengan media
pembelajaran tutorial
Saya bisa menerima dan
memahami isi pelajaran yang
disajikan dengan media
pembelajaran tutorial
Saya bisa memahami materi
bootable usb, instalasi windows
dan instalasi driver dan bisa
mengikuti langkah-langkah
instalasi yang ada di dalam media
pembelajaran tutorial
Saya bisa mempelajari materi
pembelajaran kapan dan dimana
saja dengan adanya media
pembelajaran tutorial
Saya lebih bisa memahami materi
dan mengkikuti langkah-langkah
yang dipraktekkan dengan media
pembelajaran tutorial
Saya bisa mengetahui tentang usb
booting dengan adanya media
pembelajaran tutorial
Setelah media diuji oleh ahli media dan ahli materi dan dilakukan
revisi, maka media pembelajaran tutorial bisa dipakai oleh siswa. Indikator
pada tabel 3 digunakan untuk mengetahui peran dan fungsi media dalam
proses pembelajaran. Media pembelajaran tutorial nantinya bisa digunakan
untuk mengatasi masalah yaitu tidak adanya alat peraga pratik instalasi sistem
operasi.
Uji coba media yang dikembangkan dilakukan sebanyak dua kali,
yaitu: uji ahli dan uji lapangan. Sebelum dilakukan uji coba produk yang
dilakukan siswa, terlebih dahulu dilakukan uji kelayakan terhadap media
pembelajaran yang dihasilkan, yang bertindak sebagai uji ahli materi yaitu
dua orang guru komputer dan yang bertindak sebagai uji ahli media yaitu
dosen pengampu mata kuliah multimedia. Jenis data yang didapatkan dari
hasil uji kelayakan yaitu berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data
kuantitatif diambil dari data anget berupa skor penilaian dan data kualitatif
18
diperoleh dari kritik, saran dan komentar pada angket. Setelah mendapatkan
masukan dan saran dari ahli materi dan ahli media, kemudian dilakukan
revisi.
Setelah dilakukan analisis dan tidak ada revisi lagi dilanjutkan dengan
uji lapangan menggunakan angket kepada beberapa sampel siswa. Hasil dari
uji lapangan kemudian dianalisis dengan menghitung persentase kelayakan
media pembelajaran tutorial. Instrumen dikembangkan dengan menggunakan
4 skala. Skor terendah diberi angka 1 dan skor tertinggi diberi skor [9]. Jenis
data yang didapatkan dari hasil validasi dan uji coba yaitu berupa data
kuantitatif dan data kualitatif (deskriptif). Data kuantitatif diambil dari data
kuesioner berupa skor penilaian dan data kualitatif diperoleh dari kritik, saran
dan komentar pada angket. Hasil angket dianalisis dengan menggunakan
skala likert yang terdiri dari 4 skor, 4 sangat setuju, 3 setuju, 2 tidak setuju, 1
sangat tidak setuju [9]. Data yang terkumpul diproses dengan cara
dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh
persentase, atau dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut [9];
Persentase Kelayakan (%) =
Data yang sudah dihitung persentasenya kemudian dianalisis. Setelah
itu diubah dalam bentuk persentase, langkah selanjutnya mendeskriptifkan
dan mengambil kesimpulan tentang masing-masing indikator. Kesesuaian
aspek dalam pengembangan bahan ajar dan media pembelajaran dapat
menggunakan tabel berikut [8]:
Tabel 4. Tabel skala persentase
Persentase Pencapaian Interpretasi
75,01 – 100,00 % Sangat Layak (dapat digunakan tanpa revisi)
50,01 – 75,00 % Cukup Layak (dapat digunakan dengan revisi kecil)
25,01 – 50,00 % Tidak Layak (tidak dapat digunakan)
0,00 – 25,00 % Sangat tidak Layak (terlarang digunakan)
4. Hasil dan Pembahasan
Rancangan desain media pembelajaran yang telah dibuat kemudian
direalisasikan sesuai dengan paradigma prototipe dan dilakukan selama 3
siklus yang berulang.
Siklus I Mendengarkan Pelanggan, tahapan yang pertama kali dilakukan
dalam pembuatan media pembelajaran ini adalah mendengarkan
pelanggan. Pada penelitian ini mendengarkan pelanggan adalah melakukan
wawancara kepada guru dan siswa di sekolah. Dalam bagian ini
diperlukan analisa kebutuhan penggunaan media pembelajaran, apa
sajakah fitur-fitur dan konten-konten yang akan ditampilkan pada media
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan kegiatan pembelajaran.
Membangun Prototipe, tahapan yang kedua adalah membuat media
pembelajaran. Pembuatan media pembelajaran diawali dengan desain
media pembelajaran, desain media pembelajaran harus sesuai dengan
19
materi dan tujuan pembelajaran yang ada di RPP. Setelah desain selesai
tahapan selanjutnya adalah pembuatan media pembelajaran. Berikut ini
adalah hasil pembuatan media pembelajaran tutorial:
Gambar 4. Tampilan awal dan menu awal media pembelajaran tutorial
Gambar 4 menunjukkan realisasi dari desain pembuka media
pembelajaran tutorial. Pada tampilan awal terdapat tombol „start‟ yang
harus dipilih untuk memulai tutorial. Kemudian pada menu awal terdapat
2 buah tombol yang harus dipilih salah satu. Tombol „tutorial‟ untuk
menggunakan tutorial, sedangkan tombol „kuis‟ untu melakukan evaluasi
dengan cara mengerjakan kuis.
Gambar 5. Tampilan isi tombol tutorial
Gambar 5 menunjukkan halaman yang tampil setelah memilih
tombol „tutorial‟. Di dalam halaman ini terdapat 4 tombol, yaitu „menu‟
untuk kembali ke halaman menu awal. Tombol „usb booting’ berisi
tutorial pembuatan bootable usb dan penggunaannya dalam instalasi
sistem operasi. Tombol „instalasi windows7‟ berisi tutorial instalasi
windows 7, yang terakhir tombol „instalasi driver‟ yang berisi instalasi
driver untuk kelengkapan proses instalasi. Selain 4 tombol tadi, terdapat
juga sebuah petunjuk dalam memilih tombol-tombol tersebut.
Gambar 6. Tampilan tombol usb booting
Gambar 6 menunjukkan tampilan yang muncul apabila kita
memilih tombol usb booting. Pada awal tampilan akan muncul beberapa
20
penjelesan untuk membuat bootable usb dan hal apa saja yang diperlukan
dalam pembuatannya.
Gambar 7. Tampilan salah satu langkah pembuatan bootable usb
dan tampilan booting
Gambar 7 menunjukkan salah satu langkah pembuatan bootable
usb, dalam gambar tersebut nampak langkah untuk melakukan format pada
flashdisk yang akan digunakan sebagai bootable usb. Disampingnya
terdapat tampilan tutorial booting yang harus diatur sebelum melakukan
instalasi.
Gambar 8. Tampilan instalasi windows 7
Gambar 8 menunjukkan salah satu tampilan instalasi windows 7
beserta keterangan dan apa yang harus dilakukan pada bagian tersebut.
Setelah pembuatan media pembelajaran selesai, media pembelajaran
tersebut diujikan kepada ahli media yaitu dosen yang ahli dalam
pembuatan media pembelajaran dan ahli materi yaitu guru mata pelajaran
peraitan komputer. Pengujian media pembelajaran yang dilakukan kepada
ahli media bertujuan untuk mengetahui kualitas media pembelajaran.
Sedangkan pengujian kepada ahli materi bertujuan untuk mengetahui
kesesuain isi media pembelajaran dengan materi dan tujuan pembelajaran
yang ada di RPP. Penilaian dilakukan dengan mengisi angket dengan
memberikan penilaian mulai dari sangat baik sampai kurang baik, dan
memberikan saran perbaikan.
Siklus II
Pada siklus kedua dimulai dengan mendengarkan pelanggan, yaitu
menganalisis angket dan membaca saran yang telah diisi oleh ahli media
dan ahli materi. Pada tahap validasi ahli media terdapat kekurangan yang
21
harus direvisi dan saran perbaikan yaitu pemberian warna pada
background tulisan, supaya tulisan dapat terlihat dengan jelas.
Tabel 5. Hasil Penilaian Ahli Media No Aspek Penilaian % Kriteria
1 Tampilan 86,11 Sangat layak
2 Suara 93,75 Sangat layak
Rata-rata 89,93 Sangat layak
Dari hasil perhitungan yang diambil dari angket, maka penilaian
media pembelajaran tutorial oleh ahli media yaitu 89,93%. Hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran tutorial ini cukup valid
dapat digunakan dengan revisi kecil untuk digunakan sebagai media
pembelajaran.
Validasi angket media pembelajaran tutorial untuk ahli materi
dilakukan oleh guru mata pelajaran perakitan komputer di SMKN 1
Tengaran, yang langsung berhubungan dengan mata pelajaran perakitan
komputer. Penilaian dilakukan menggunakan angket, dengan memberikan
penilaian mulai dari sangat baik sampai kurang baik, dan memberikan
saran perbaikan. Pada tahap validasi ini tidak terdapat kekurangan yang
harus direvisi.
Tabel 6. Hasil Penilaian Ahli Materi
No Aspek Penilaian % Kriteria
1 Aspek Isi/ Materi 85,41 Sangat layak
2 Aspek Pembelajaran 90 Sangat layak
Rata-rata 87,70 Sangat layak
Hasil pengisian angket yang dilakukan oleh ahli materi dari segi
tampilan dan suara memperoleh jumlah 87,70%. Materi didalam media
pembelajaran sudah sesuai antara gambar dengan penjelasan. Secara
keseluruhan dari aspek materi sangat layak digunakan dalam proses
pembelajaran.
Memperbaiki Prototipe, tahapan yang kedua adalah memperbaiki
media pembelajaran. Perbaikan dilakukan pada background tulisan,
background diberi warna agar tulisan bisa terlihat lebih jelas. Perbaikan ini
sesuai dengan saran dari ahli media. Pada bagian materi tidak ada
perbaikan yang dilakukan karena sudah sesuai dengan RPP.
Setelah perbaikan media pembelajaran selesai, media pembelajaran
tersebut diujikan lagi tidak pada ahli tetapi kepada beberapa siswa.
Pengujian media pembelajaran yang dilakukan kepada sampel siswa
bertujuan untuk mengetahui kesesuaian media pembelajaran dengan apa
yang diharapkan siswa.
22
Siklus III
Pada siklus ketiga dimulai lagi dari tahap mendengarkan
pelanggan, yaitu menganalisis angket dan membaca saran yang telah diisi
oleh sampel siswa. Berikut ini adalah tabel hasil penilaian sampel siswa.
Tabel 7. Hasil Penilaian Sampel Siswa
No Aspek Penilaian % Kriteria
1 Aspek isi/materi 90,00 Sangat layak
2 Aspek media 84,00 Sangat layak
3 Aspek fungsi media
dalam pembelajaran
90,00 Sangat layak
4 Aspek peran media
dalam pembelajaran
87,00 Sangat layak
Rata-rata 87,75 Sangat layak
Berdasarkan tabel 7 penilaian sampel siswa terhadap media
pembelajaran terdapat hasil yang sangat valid karena dari segi materi,
media, fungsi dan peranan media pembelajaran sesuai dengan apa yang
dibutuhkan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Memperbaiki Prototipe, tahapan yang kedua adalah memperbaiki
media pembelajaran. Pada siklus ketiga perbaikan yang dilakukan tidak
terlalu berarti, hanya penyempurnaan media pembelajaran.
Setelah pembuatan media pembelajaran selesai, media
pembelajaran tersebut perlu diujikan lagi kepada siswa. Pengujian media
pembelajaran yang dilakukan kepada siswa dilakukan untuk menguji
kelayakan media pembelajaran
Tabel 8. Hasil Penilaian Siswa No Aspek Penilaian % Kriteria
1 Aspek isi/materi 88,23 Sangat layak
2 Aspek media 82,94 Sangat layak
3 Aspek fungsi media
dalam pembelajaran
90,56 Sangat layak
4 Aspek peran media
dalam pembelajaran
88,76 Sangat layak
Rata-rata 87,62 Sangat layak
Pengujian media pembelajaran tutorial dilakukan di SMK Negeri 1
Tengaran pada kelas X Rekayasa Perangkat Lunak. Jumlah siswa yang
melakukan pengisian angket berjumlah 34 siswa. Berdasarkan hasil angket
yang diperoleh dari siswa memperoleh jumlah 87,62%. Dari aspek
isi/materi sudah sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan, aspek fungsi
media dalam pembelajaran sudah berjalan dengan baik, ditunjukkan
dengan siswa bisa berkonsentrasi pada isi pelajaran, tingkat pemahaman
dan pengetahuan siswa meningkat.
Media pembelajaran ini berfungsi sesuai dengan yang telah tertulis
di landasan teori yaitu fungsi atensi dan fungsi kognitif. Fungsi yang
berkaitan dengan media pembelajaran tutorial adalah fungsi atensi, karena
23
pada saat menggunakan media pembelajaran tutorial siswa sangat
berkonsentrasi penuh dan fokus pada isi materi yang ada dalam media
pembelajaran. Selain fungsi atensi fungsi lain yang berkaitan adalah fungsi
kognitif, karena pada mata pelajaran perakitan komputer khususnya
intalasi sistem operasi ada langkah-langkah tertentu yang harus dilakukan
siswa dengan runtut, maka dengan adanya media pembelajaran dapat
membantu siswa dalam memahami dan mengingat langkah-langkah
tersebut.
Temuan
Pada penelitian ini terdapat beberapa temuan yaitu : 1) Teknik
pengambilan Animasi Loading dilakukan dengan cara Print Screen setiap
gerakan, agar mendapatkan kualitas gambar yang bagus. 2) Perintah klik
kanan tidak dapat dilakukan sehingga digantikan dengan klik kiri.
5. Kesimpulan
Media pembelajaran simulasi instalasi sistem operasi layak untuk
dijadikan media pembelajaran pada mata pelajaran perakitan komputer,
dalam materi memahami prosedur instalasi sistem operasi. Maka didapat
hasil sebagai berikut : 1) Kelayakan media tutorial instalasi Windows 7
pada mata pelajaran perakitan komputer sebagai berikut : a) Penilaian
kelayakan ahli media dalam persentase 87,70% pada kategori sangat
layak. b) Penilaian kelayakan ahli materi dalam persentase 89,93% pada
kategori sangat layak. Dengan demikian media tutorial instalasi Windows
7 untuk kelas X RPL SMK N 1 Tengaran dapat digunakan sebagai media
dalam proses pembelajaran. 2) Tanggapan siswa terhadap media
pembelajaran tutorial sebagai media pembelajaran sangat layak sesuai
dengan hasil uji angket siswa yang mendapatkan persentase 87,62% pada
kategori sangat layak. 3) Dengan menggunakan media pembelajaran
tutorial pada kegiatan pembelajaran, masing-masing siswa aktif dalam
proses pembelajaran.
6. Daftar Pustaka
[1] Dulari. 2015. Pengembangan Media Tutorial Berbantuan Komputer
untuk Meningkatkan Keterampilan Pemecahan Masalah Fisika Siswa
SMA Negeri 1 Malang. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIX HFI Jateng &
DIY. ISSN : 0853 – 0823
[2] Pritandhari, Meyta. 2015. Evaluasi Penggunaan Video Tutorial
Sebagai Media Pembelajaran Semester IV Program Studi Pendidikan
Ekonomi Universitas Muhammadiyah Metro. Jurnal Pendidikan Ekonomi
UM Metro. 3(2): 11-20
[3] Kustandi Cecep, dkk. 2011. Media Pembelajaran; Manual dan Digital.
Bogor: Ghalia Indah.
24
[4] Umar.2013.Media Pendidikan:Peran dan Fungsinya dalam
Pembelajaran.
Diakses tanggal 10 Januari 2016 dari
http://stainmetro.ac.id/ejournal/index.php/tarbawiyah/article/download/19
1/180
[5] Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer.
Bandung: Alfabeta.
[6] Novaliendry, Doni. 2011. Multimedia Bahasa Mandarin dan Web
Promosi. Jurnal Teknologi Informasi dan Pendidikan. 3(1) : 122-139.
[7] Pressman, Roger S. 2002. Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan
Praktisi (Buku Satu). Yogyakarta: Andi.
[8] Sadiman Arief,dkk .2012 .Media Pendidikan;
Pengertian,Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
[9] Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendeatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.Pressman, Roger S. 2002.
Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi (Buku Satu). Yogyakarta:
Andi