PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB...

92
PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP KELAS VII Tesis Oleh NURUL INSANI MAGISTER KEGURUAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Transcript of PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB...

Page 1: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS

PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

SISWA SMP KELAS VII

Tesis

Oleh

NURUL INSANI

MAGISTER KEGURUAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 2: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

Nurul Insani

ABSTRACT

PROJECT BASED LEARNING BASED SEPARATION

LKS TO INCREASE CRITICAL THINKING SKILLS

STUDENTS OF CLASS VII MIDDLE SCHOOL

By

NURUL INSANI

This study aims to develop worksheet based mixed project based learning to

improve critical thinking skills of Grade VII Middle School students. The research

design used is the 4D design (Define, Design, Develop, Disseminate). The

preparation of LKS is done after conducting a literature study and field study in

accordance with the research objectives. The validity of LKS is based on the

results of expert validation on aspects of content conformity to IC and BC, project

based learning models and indicators of critical thinking skills and expert

validation on construct aspects of the LKS format, project based learning

approaches and critical thinking skills. In addition, teachers and students are asked

to provide a response to the results of the worksheet. Teacher responses include

the appropriateness of content and attractiveness in the development worksheet.

Student responses include aspects of attractiveness to the worksheet and the

response to learning by using the worksheet from the results of development. The

results of the analysis show that the validation of experts in the very high

ii

Page 3: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

Nurul Insani

category, the response of the teacher and the response of students to the worksheet

categorized as very high and the existence of a significant difference in the

average n-gain. The results showed that project based learning worksheet can

improve students' critical thinking skills.

Keywords: LKS, mixed separation material, project based learning,

critical thinking skills

iii

Page 4: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

Nurul Insani

ABSTRAK

PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS

PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

SISWA SMP KELAS VII

Oleh

NURUL INSANI

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LKS pemisahan campuran

berbasis project based learning untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis

siswa SMP Kelas VII. Desain penelitian yang digunakan adalah desain 4D

(Define, Desain, Develop, Disseminate). Penyusunan LKS dilakukan setelah

melakukan studi kepustakaan dan studi lapangan sesuai dengan tujuan penelitian.

Kevalidan LKS didasarkan pada hasil validasi ahli pada aspek kesesuaian isi

terhadap KI dan KD, model project based learning dan indikator keterampilan

berpikir kritis dan validasi ahli pada aspek konstruk terhadap format LKS,

pendekatan project based learning dan keterampilan berpikir kritis. Selain itu,

guru dan siswa diminta memberikan respon terhadap LKS hasil pengembangan.

Respon guru meliputi aspek kesesuaian isi dan kemenarikan terhadap LKS hasil

pengembangan. Respon siswa meliputi aspek kemenarikan terhadap LKS dan

respon terhadap pembelajaran dengan menggunakan LKS hasil pengembangan.

Hasil analisis menunjukkan validasi ahli dengan kategori sangat tinggi, respon

iv

Page 5: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

Nurul Insani

guru dan respon siswa terhadap LKS yang berkategori sangat tinggi dan adanya

perbedaan rata-rata n-Gain yang signifikan. Hasil penelitian menunjukkan LKS

berbasis project based learning dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis

siswa.

Kata Kunci : LKS, materi pemisahan campuran, project based learning,

keterampilan berpikir kritis

v

Page 6: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS

PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

SISWA SMP KELAS VII

Oleh

NURUL INSANI

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

MAGISTER PENDIDIKAN

Pada

Program Pascasarjana Magister Keguruan IPA

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

MAGISTER KEGURUAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 7: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015
Page 8: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015
Page 9: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015
Page 10: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

x

MOTTO

Jenius adalah 1% inspirasi dan 99% keringat. Tidak ada yang bisa menggatikan

kerja keras. Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan

bertemu dengan kesiapan.

(Thomas A. Edison)

Saya bisa karena saya belajar dan mencoba. Bila gagal, saya harus mencoba

sekali lagi .

(Nurul Insani)

Janganlah kamu berfokus pada satu pintu saja, karena sesungguhnya masih

banyak pintu yang belum kau buka

(Drajat Kuncoro, S.Pd)

Page 11: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

xi

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji hanya milik Allah S.W.T., Shalawat

beserta salam semoga tercurah pada suri tauladan kita Rasulullah Muhammad

S.A.W., dengan penuh rasa syukur ku persembahkan tulisan ini kepada :

۩ Ibu dan Bapakku tercinta yang telah sepenuh hati dan tanpa letih

mendoanku yang tiada pernah putus untukku. Terimakasih atas

kesabarannya menunggu aku lulus

۩ Yani dan Najma yang selalu memberi dukungan, dan keceriaan.

۩ Saudaraku di Kantor dan Kampus yang selalu memberikan semangat untuk

menyelesaikan tesis ini

۩ Almamater tercintaku Universitas Lampung

Page 12: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

xii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 2 Februari 1990, anak kedua

dari tiga bersaudara buah hati Bapak Suparmin dan Ibu Yuli Purwati

Penulis mengawali pendidikan pada tahun 1995 di TK. Darma Wanita Sub. Unit

PTP X. diselesaikan tahun 1996. Kemudian dilanjutkan di SDN 2 Way Halim

Permai diselesaikan tahun 2002, SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung diselesaikan

pada tahun 2005, dan SMA Gajah Mada Bandar Lampung yang diselesaikan

tahun 2008. Pada tahun 2013 penulis menyelesaikan pendidikan Strata-1

Pendidikan Kimia Universitas Lampung, dan saat ini sedang menyelesaikan

Program Magister di Keguruan IPA Universitas Lampung.

Pada tahun 2014 penulis terdaftar sebagai mahasiswa magister keguruan IPA

Universitas Lampung. Sejak tahun 2014 hingga saat ini penulis bekerja di Balai

Pengembangan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Lampung.

Page 13: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

xiii

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat dan kehendak-Nya penulis

dapat menyelesaikan tesis yang berjudul ” Pengembangan LKS Pemisahan

Campuran Berbasis Project Based Learning untuk Meningkatkan Keterampilan

Berpikir Kritis Siswa SMP Kelas VII” sebagai salah satu syarat dalam meraih

gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Keguruan IPA, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini tidak terlepas dari peranan

dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd, selaku Dekan FKIP Unila;

2. Bapak Prof. Drs. Mustofa, M.A., Ph.D. selaku Direktur Program Pascasarjana;

3. Bapak Caswita, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidkan MIPA;

4. Bapak Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku Ketua Program Studi Magister Keguruan

IPA atas bimbingan, arahan, dan masukannya kepada penulis pada masa

perkuliahan;

5. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si.,selaku Pemimbing I atas bantuan dan kesabaran

dan semangatnya dalam memberikan bimbingan, arahan, dan masukan kepada

penulis selama menyelesaikan tesis;

Page 14: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

xiv

6. Ibu Dr. Ratu Betta Rudibyani, M.Si., selaku Pembimbing II atas bantuan dan

kesabarannya dalam memberikan bimbingan, dan saran dalam proses

penyelesaian kuliah dan penyusunan tesis ini;

7. Bapak Dr. Undang Rosidin, M.Pd, selaku Dosen Penguji yang telah

memberikan saran, masukan, dan arahan yang diberikan hingga terselesainya

tesis ini;

8. Bapak dan Ibu dosen serta staf program studi magister keguruan IPA atas

waktu serta saran yang diberikan;

9. Saudaraku Magister Keguruan IPA ’14 genap, atas kebersamaan dan

kekeluargaan selama di bangku kuliah Magister Keguruan IPA Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

10. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini;

Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta

berkenan membalas semua budi baik yang diberikan kepada penulis dan semoga

tesis ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Bandar Lampung, 27 Juni 2019

Penulis,

Nurul Insani

Page 15: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

xv

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xviii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 7

C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 8

E. Ruang Lingkup Penelitain ...................................................................... 9

II. TINAJUAN PUSTAKA

A. Lembar Kerja Siswa ................................................................................ 10

B. Pemisahan Campuran .............................................................................. 15

C. Model Pembelajaran Project Based Learning ........................................ 20

D. Keterampilan Berpikir Kritis .................................................................. 24

E. Peneliti yang Relevan .............................................................................. 26

F. Kerangka Berpikir ................................................................................... 27

G. Hipotesis .................................................................................................. 32

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian .................................................................................. 33

B. Subyek dan Lokasi Penelitian ................................................................ 33

C. Sumber Data ........................................................................................... 34

D. Prosedur Penelitian ................................................................................ 34

E. Intrumen Penelitian ................................................................................ 50

F. Teknis dan Analisis Pengumpulan Data ................................................ 53

G. Teknis Analisis Data .............................................................................. 55

Page 16: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

xvi

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ...................................................................................... 66

B. Pembahasan ............................................................................................ 104

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................................. 125

B. Saran ........................................................................................................ 126

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 130

DAFTAR LAMPIRAN

1. Angket Analisis Kebutuhan Guru terhadap LKS

Berbasis Project Based Learning ............................................................. 134

2. Angket Analisis Kebutuhan Siswa terhadap LKS

Berbasis Project Based Learning ............................................................. 137

3. Hasil Analisis Kebutuhan Guru terhadap

LKS Berbasis Project Based Learning .................................................... 139

4. Hasil Analisis Kebutuhan Siswa terhadap

LKS Berbasis Project Based Learning .................................................... 140

5. Analisis KI dan KD ................................................................................. 142

6. Silabus ..................................................................................................... 146

7. RPP .......................................................................................................... 154

8. Kisi-Kisi Instrumen Uji Ahli Konstruk ................................................... 166

9. Instrumen Validasi Kontruk .................................................................... 169

10. Kisi-Kisi Instrumen Uji Ahli Materi........................................................ 172

11. Instrumen Respon Guru terhadap LKS.................................................... 174

12. Instrumen Respon Siswa terhadap LKS .................................................. 177

13. Instrumen Respon Guru terhadap Pembelajaran ..................................... 179

14. Lembar Keterlaksanaan Pembelajaran .................................................... 184

16. Soal Pretes dan Posttes ............................................................................ 186

17. Kisi-Kisi Soal Pretest dan Postest............................................................ 190

18. Hasil Validasi Konstruk ........................................................................... 198

19. Hasil Validasi Isi...................................................................................... 201

20. Hasil Respon Guru .................................................................................. 203

21. Hasil Respon Siswa ................................................................................. 209

22. Hasil Tingkat Keterlaksanaan .................................................................. 211

23. Hasil Respon Guru terhadap Pembelajaran ............................................. 212

24. Hasil Respon Siswa terhadap Pembelajaran ............................................ 214

25. Hasil Uji Validasi dan Reliabilitasi Soal ................................................. 216

26. n-Gain Kelas Eksperiman ........................................................................ 216

27. n-Gain Kelas Kontrol ............................................................................... 217

28. Hasil Uji Normalitas Data ....................................................................... 218

29. Hasil Uji Homogenitas Data .................................................................... 219

30. Hasil Uji-t ................................................................................................ 220

Page 17: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Indikator Keterampilan Berpikir Kritis ..................................................... 25

2. Peneliti yang Relevan ................................................................................ 26

3. Tafsiran Skor (Persentase) Lembar Validasi.............................................. 46

4. Desain The Matching Only Pretest Postest Control .................................. 49

5. Kriteria Ketercapaian Validitas ................................................................. 57

6. Kriteria Tingkat Keterlaksanaan ............................................................... 59

7. Kriteria Koefisien Reliabilitas ................................................................... 61

8. Kriteria n-Gain .......................................................................................... 62

9. Saran Validator dan Hasil Revisi pada Angket Isi/Materi ......................... 84

10. Hasil Validasi Isi/Materi ........................................................................... 86

11. Saran Validator dan Hasil Revisi pada Angket Konstruk ......................... 87

12. Hasil Validasi Konstruk ............................................................................ 88

13. Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran ......................................... 91

14. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Item Soal

Tes Keterampilan Berpikir Kritis ............................................................. 95

15. Keterlaksanaan Pembelajaran ................................................................... 96

16. Respon Guru dan Siswa terhadap Pembelajaran ........................................ 98

17. Hasil Uji Normalitas Data ......................................................................... 101

18. Hasil Uji Homogenitas ............................................................................. 102

19. Hasil uji-t n-Gain Keterampilan Berpikir Kritis ...................................... 103

Page 18: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Skema Kerangka Berfikir ........................................................................... 31

2. Langkah-langkah Penelitian Pengembangan LKS ..................................... 35

3. Presentase Guru terhadap Penggunaan Bahan Ajar ................................... 69

4. LKS yang Beredar di Pasaran ................................................................... 70

5. Presentase Siswa terhadap Penggunaan Bahan Ajar ................................. 72

6. Cover LKS Pemisahan Campuran Berbasis Project Based Learning ...... 75

7. Tampilan Cover pada LKS 1 dan 2 ............................................................ 76

8. Tampilan Permasalahan pada LKS 1 ........................................................ 77

9. Tampilan Rumusan Masalah pada LKS .................................................... 78

10. Contoh Tampilan Produk Minyak Astri dan Proses Destilasi .................. 79

11. Contoh Tampilan Perencanaan Proyek ...................................................... 80

12. Contoh Tampilan Kolom Kegiatan dan Permasalahan dalam

Pelaksanaan Proyek. ................................................................................. 81

13. Presentase Respon Guru terhadap LKS Project Based Learning .............. 92

14. Presentase Respon Siswa terhadap LKS Project Based Learning ............ 95

15. Rerata Nilai Pretes dan Postes Kelas Kontrol dan Eksperimen ................. 99

16. Rerata n-Gain Kelas Kontrol dan Eksperimen ........................................... 100

17. Rerata n-Gain Keterampilan Berpikir Kritis .............................................. 101

18. Contoh Rumusan Masalah yang Ditulis oleh Siswa pada LKS 1 ............. 116

19. Contoh Ide Gagasan yang Ditulis oleh Siswa pada LKS 1 ........................ 119

20. Contoh Rencana Proyek pada Proyek Destilasi Minyak Astiri ................ 120

21. Contoh Rincian Kegiatan dan Kendala yang Dihadapi pada Proyek

Penjernihan Air ........................................................................................ 122

Page 19: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sains adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena-fenomena di alam semesta

(Depdiknas, 2006). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari

tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja te-

tapi juga merupakan suatu proses penemuan. IPA sifatnya selalu berkembang dari

waktu ke waktu sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Perubahan ini diperoleh karena adanya penemuan-penemuan yang dihasilkan dari

penerapan metode ilmiah. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana

bagi peserta didik untuk mempelajari sendiri dan alam sekitar, serta prospek

pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari

(Trianto, 2009)

Pembelajaran sains saat ini masih menjadi masalah di Indonesia, hal tersebut

tercermin dari beberapa hasil studi internasional terhadap tingkat pencapaian

kemampuan sains siswa seperti TIMSS (Trends in International Mathematics and

Science Study) dan PISA (Programme for International Student Assessment).

Page 20: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

2

Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015 pada bidang Sains,

Indonesia memperoleh skor 397 dan berada di urutan ke 45 dari 48 negara dan

hasil studi PISA tahun 2015 Indonesia masih berada pada 10 besar peringkat

terbawah yaitu peringkat 62 dari 72 negara dengan rata-rata skor 395 (Kemendik-

bud, 2016). Hasil tersebut diperoleh berdasarkan kondisi siswa di Indonesia yang

masih menggunakan standar pendidikan dengn kemampuan berpenalaran sebagai

dasar dalam pembelajaran. Sedangkan soal yang terdapat pada TIMMS dan PISA

sudah mengacu pada sistem Higher Order of Thinking Skill

Higher Order of Thinking Skill atau kemampuan berpikir tingkat tinggi merupa-

kan suatu kemampuan berpikir yang tidak hanya membutuhkan kemampuan

mengingat saja, namun membutuhkan kemampuan lain yang lebih tinggi, seperti

kemampuan berpikir kreatif dan kritis. Kemampuan berpikir kritis berhubungan

dengan perolehan hasil belajar yang erat kaitannya dengan kemampuan mengolah

informasi pada materi yang dipelajari. Melalui berpikir kritis siswa menganalisis

apa yang mereka pikirkan, mensintesis informasi, dan menyimpulkan (Rehena

dan Tumbel, 2010). Oleh karna itu pemerintah telah berupaya untuk menerapkan

pola pembelajaran Higher Order of Thinking Skill dalam sistem pendidikan yaitu

dengan menerapkan pengembangan kurikulum 2013 (Kemendikbud, 2013).

Pengembangan kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang dapat menghasilkan

insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap,

keterampilan dan pengetahuan terintegrasi (Kemendikbud, 2014). Penguatan

keterampilan dan pengetahuan yang dimaksud menuntut siswa memiliki

kemampuan bertindak secara efektif, kreatif dan mengaplikasikan materi yang

Page 21: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

3

dipelajari di sekolah di kehidupan sehari-hari dengan mengembangkan

kemampuan mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji dan mencipta.

Kemampuan tersebut dapat di bentuk dengan melakukan metode praktikum dalam

pembalajaran, sehingga memungkinkan siswa untuk dapat menemukan konsep-

konsep dan prisip-prinsip yang sesuai.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan terhadap 10 orang guru SMP

dari beberapa sekolah negeri dan swasta di Provinsi Lampung menunjukkan

bahwa di dalam kegiatan belajar-mengajar dengan menggunakan metode prakti-

kum, biasanya guru menggunakan buku dan media pembelajaran sebagai panduan

dalam melakukan kegiatan praktikum disekolah. Media pembelajaran yang di-

gunakan adalah lembar kerja siswa. Keterangan tersebut diperoleh berdasarkan

hasil analisis, dimana 81,82% guru menggunakan LKS dalam pembelajaran sains

di sekolah, sedangkan 18,18% guru tidak menggunakan LKS sehingga proses

pembelajaran hanya mengandalkan buku paket yang disediakan oleh sekolah.

Buku paket yang disediakan sekolah jumlahnya terbatas dan belum mengarahkan

siswa untuk belajar aktif dalam melakukan praktikum dan belum mengembangkan

keterampilan berpikirnya, sehingga siswa masih membutuhkan media pembelaja-

ran lain seperti LKS sebagai penunjang proses pembelajaran. Selain itu, diperoleh

data bahwa 72,73% LKS yang digunakan oleh guru diperoleh dengan membeli di

pasaran, hanya 9,09% guru yang membuat LKS sendiri, dan 18,18% LKS diper-

oleh dari sekolah. Peneliti juga melakukan studi kepustakaan dengan menganalisis

4 LKS yang beredar dipasaran. LKS yang beredar dipasaran merupakan LKS hasil

produksi penerbit yang isi pada kegiatan praktikum hanya berupa instruksi

Page 22: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

4

percobaan secara langsung, siswa tidak dituntun untuk memikirkan alasan

pengerjaan tahap demi tahap yang dilakukan, sehingga siswa tidak memahami

makna setiap langkah cara kerja dan siswa tidak dituntun untuk mengacu pada

konsep kurikulum. Seharusnya bahan ajar atau media pembelajaran yang

digunakan dalam kurikulum 2013 harus mengacu kepada konsep kurikulum (KI,

KD dan Silabus), dapat mengembangkan aktivitas siswa bukan hanya sekedar

bahan bacaan dan harus memuat model pembelajaran, sehingga dapat

mengembangkan keterampilan berfikir siswa (Faoziah, 2012)

Peneliti juga melakukan observasi dan wawancara terhadap guru di SMP Negeri 1

Pugung dengan melakukan analisis Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi

Dasar (KD) mata pelajaran IPA SMP Kelas VII. Berdasarkan hasil analisis yang

dilakukan dengan guru IPA di SMP tersebut, diperoleh data bahwa SMP Negeri 1

Pugung pada pembelajaran IPA sudah menggunakan LKS yang berbasis K13,

namun LKS yang digunakan belum mengembangkan sikap, keterampilan,

pemahaman serta aktivitas siswa, sehingga menyebabkan hasil belajar siswa

masih dalam katagori rendah khususnya pada materi pembelajaran IPA yang

harus dipahami secara konseptual maupun secara praktikal, salah satunya yaitu

materi pemisahan campuran.

Pemisahan campuran merupakan materi yang terdapat pada KD 3.3 Memahami

konsep campuran dan zat tunggal (unsur dan senyawa), sifat fisika dan kimia,

perubahan fisika dan kimia dalam kehidupan sehari-hari dan 4.3 Menyajikan

hasil penyelidikan atau karya tentang sifat larutan, perubahan fisika dan

perubahan kimia, atau pemisahan campuran. Kompetensi dasar materi pemisahan

Page 23: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

5

campuran berisi tentang konsep pemisahan yang menuntun siswa untuk dihadap-

kan pada permasalahan yang nyata sampai pada akhirnya dapat menghasilkan

suatu karya berdasarkan hasil penyelidikan, yang tentunya memerlukan keteram-

pilan berpikir tingkat tinggi, khususnya keterampilan berpikir kritis dalam

menghasilkan karya tersebut.

Salah satu model pembelajaran pada Kurikulum 2013 yang dapat digunakan untuk

meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi yaitu project based learning.

Model Project Based Learning merupakan model pembelajaran yang secara

langsung melibatkan siswa dalam proses pembelajaran melalui kegiatan penelitian

untuk mengerjakan dan menyelesaikan suatu proyek pembelajaran tertentu

(Abidin, 2014). Project Based Learning merupakan model yang relevan untuk

digunakan dalam pembelajaran pemisahan campuran karena menggunakan

permasalahan terutama dalam kehidupan sehari-hari sebagai langkah awal dalam

mengumpulkan masalah dan mengintegrasi pengetahuan baru berdasarkan

pengalaman dalam berkreativitas secara nyata (Bahri, 2009).

Tujuan model Project Based Learning adalah menuntun siswa untuk dapat

menunjukkan penguasaan suatu materi dengan menciptakan dan menyajikan

sebuah proyek berbasis penelitian yang didorong oleh kepentingan mereka sendiri

dalam topik dan memungkinkan siswa untuk bekerja dalam parameter yang sama

sebagai seorang peneliti sesungguhnya. Proyek dapat membangun pengetahuan

konten, konsep, keterampilan dan kompleksitas, serta memungkinkan siswa untuk

berpikir secara mendalam dan menganalisis topik yang memiliki makna bagi

mereka (Kelin, 2009).

Page 24: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

6

Terdapat beberapa hasil penelitian terdahulu yang meneliti tentang LKS dan

model Project Based Learning, yaitu : Lestari (2017) meneliti tentang “Keefekti-

fan Lembar Kerja Siswa materi Pemisahan Campuran untuk Melatihkan Keteram-

pilan Proses Sains Siswa” yang memperoleh hasil bahwa LKS materi pemisahan

campuran untuk melatihkan keterampilan proses sains dinyatakan layak berdasar-

kan keefektifannya dilihat dari ketuntasan hasil belajar siswa diperoleh persentase

sebesar 66% dengan interpretasi efektif, peningkatan hasil belajar siswa sebesar

42% termasuk pada kriteria gain tinggi dan 58% siswa pada kriteria n-Gain

sedang. Selain itu hasil penelitian tentang keefektifan model Project Based

Learning dalam proses pembelajaran yaitu: Luthvitasari dkk (2013) meneliti tentang

“Implementasi Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Keterampilan Berikir dan

Kemahiran Generik Sains” yang memperoleh hasil bahwa pembelajaran berbasis

proyek dapat meningkatkan aspek keterampilan berfikir kritis, berfikir kreatif dan

kemahiran generik siswa SMK.

Penelitian Umikasih (2017) meneliti tentang “Pengembangan Lembar Kerja Siswa

Berbasis Problem Based Learning Materi Pencemaran Lingkungan Untuk

Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa” diperoleh hasil bahwa

pengembangan LKS dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.

Sastrika dkk (2013) meneliti tentang “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek

terhadap Pemahaman Konsep dan Keterampilan Berfikir Kritis diperoleh hasil bahwa

siswa dengan model pembelajaran berbasis proyek mendapatkan ruang lebih luas untuk

belajar secara mandiri.

Page 25: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

7

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian yang dilakukan berjudul

“ Pengembangan LKS Pemisahan Campuran berbasis Model Project Based

Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP Kelas

VII”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana karateristik LKS pemisahan campuran berbasis Project Based

Learning untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa SMP kelas

VII ?

2. Bagaimanakah respon guru terhadap LKS pemisahan campuran berbasis

Project Based Learning untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa

SMP kelas VII?

3. Bagaimanakah respon siswa terhadap LKS pemisahan campuran berbasis

Project Based Learning untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa

SMP kelas VII?

4. Bagaimanakah efektivitas LKS pemisahan campuran berbasis Project Based

Learning untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa SMP kelas

VII ?

Page 26: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

8

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mendeskripsikan karateristik LKS pemisahan campuran berbasis Project

Based Learning untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa SMP

kelas VII

2. Mendeskripsikan respon guru terhadap LKS pemisahan campuran berbasis

Project Based Learning untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa

SMP kelas VII

3. Mendeskripsikan respon siswa terhadap LKS pemisahan campuran berbasis

Project Based Learning untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa

SMP kelas VII

4. Mendeskripsikan efektivitas LKS pemisahan campuran berbasis Project

Based Learning untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa SMP

kelas VII

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Siswa

Bagi siswa untuk mempermudah dalam mencapai kompetensi dasar pada

pembelajran IPA, khususnya pada materi pemisahan campuran dan melatih

keterampilan berpikir kritis melalui LKS yang dikembangkan

2. Guru

Bagi guru memberikan salah satu referensi bahan ajar yang dapat digunakan

dalam membelajarkan materi IPA khususnya pada materi pemisahan campuran

Page 27: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

9

3. Peneliti

Bagi peneliti dapat mengetahui cara mengembangkan LKS materi pemisahan

campuran menggunakan model Project Based Learning

4. Sekolah

Bagi sekolah sebagai sumber informasi dan dapat menambah refensi perangkat

pembelajaran di sekolah

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah :

1. LKS yang dikembangkan berbasis project based learning berdasarkan sintak

dalamPermendikbud No 58 Tahun 2014 yitu penentuan pertanyaan mendasar,

menyususn perencanaan proyek, menyusun jadwal, memonitoring dan

kemajuan proyek, penilaian hasil dan evaluasi.

2. Respon siswa yang diukur adalah kemudahan, kemenarikan dan

keterpahaman serta respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan LKS

yang telah dikembangkan, diukur menggunakan instrumen berupa angket.

3. Respon guru yang diukur adalah materi, kemenarikan dan kebahasaan LKS

yang telah dikembangkan, diukur menggunakan intrumen berupa angket.

4. Efektivitas LKS hasil pengembangan ditinjau dari perbedaan rata-rata n-Gain

yang signifikan.

Page 28: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Lembar Kerja Siswa

LKS merupakan sejumlah lembar yang berisi aktivitas yang bisa dilakukan oleh

siswa untuk melaksanakan aktivitas realistik berkaitan dengan objek/ permasala-

han yang sedang dipelajari (Abdurrahman, 2015). Menurut Trianto (2011)

Lembar Kerja Siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan

kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Lembar kerja siswa dapat berupa

panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk

pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen

atau demonstrasi. Menurut (Faoziah, 2012) LKS merupakan media pembelajaran

yang berlandaskan atas tugas yang harus diselesaikan oleh siswa dan berfungsi

untuk mengembangkan keterampilan berpikir siswa.

LKS sebagai media pembelajaran bertujuan untuk mempermudah siswa

melakukan proses-proses belajar, sehingga dalam kegiatan pembelajaran siswa

tidak hanya mendengarkan penjelasan guru tetapi melakukan suatu kegiatan

seperti melakukan percobaan, mengidentifikasi bagian-bagian, membuat tabel,

melakukan pengamatan, menggunakan mikroskop atau alat pengamatan lainnya

dan menuliskan atau menggambar hasil pengatamantan, melakukan pengukuran

dan mencatat data hasil pengukurannya, menganalisis data hasil pengukuran, dan

Page 29: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

11

menarik kesimpulan. Selain itu, penggunaan LKS juga membantu siswa dalam

memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku buku teks yang terkadang sulit

diperoleh dan memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran (Depdiknas,

2006).

LKS menurut Prastowo (2011), setidaknya memiliki empat fungsi dalam kegiatan

pembelajaran sebagai berikut: (1) Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan

peran pendidik namun lebih mengaktifkan peserta didik, (2) Sebagai bahan ajar

yang mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang diberikan, (3)

Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya akan tugas untuk berlatih, (4) Memu-

dahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik. Sedangkan Siddiq (2008)

menyatakan bahwa kelebihan dari LKS antara lain: (1) menciptakan pembelaja-

ran mandiri bagi siswa, (2) dapat melengkapi penggunaan bahan ajar yang lain,

(3) lebih ekonomis dibandingkan dengan penggunaan media elektronik

LKS secara garis besar terbagi menjadi dua jenis yaitu LKS terstruktur dan LKS

yang tidak terstruktur. LKS tak terstruktur berisi sedikit informasi atau petunjuk

yang mengarah pada materi, sedangkan LKS terstruktur dilengkapi dengan petun-

juk dan pengarahan (Zulfa, 2009). Sedangkan Prastowo (2011) membagi LKS

yang ada kedalam 5 jenis berdasarkan perbedaan maksud dan tujuan pengemasan

materi pada masing-masing LKS. Kelima jenis LKS tersebut ialah: (1) LKS yang

membantu peserta didik menemukan suatu konsep, (2) LKS yang membantu

peserta didik untuk menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah

ditemukan, (3) LKS yang berfungsi sebagai penuntun belajar, (4) LKS yang

Page 30: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

12

berfungsi sebagai penguat, dan (5) LKS yang berfungsi sebagai petunjuk

praktikum dan penuntun kegiatan observasi.

Kelebihan LKS yang diungkapkan Trianto (2011), LKS untuk mengaktifkan

peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, membantu peserta didik menemukan

dan mengembangkan konsep, melatih peserta didik menemukan konsep, menjadi

alternatif cara penyajian materi pelajaran yang menekankan keaktifan peserta

didik, serta dapat memotivasi peserta didik. Manfaat LKS bisa dirasakan oleh

pendidik dan peserta didik. Bagi pendidik LKS memudahkannya dalam melaksa-

nakan pembelajaran, menjadi pedoman dalam mengarahkan aktivitas pembelaja-

ran, menambah pengetahuan dan pengalaman pendidik dalam menulis, serta men-

jadi tantangan bagi pendidik untuk menyiapkan bahan ajar yang inovatif, mema-

hami tugas-tugas tertulis, dan membangun komunikasi efektif antara pendidik dan

peserta didik.

Sebagai bahan ajar LKS mengarahkan peserta didik untuk melakukan kegiatan,

berbuat, berfikir, dan membangun pengetahuan yang dilakukan secara eksperime-

ntal, melatih keterampilan yaitu mengarahkan peserta didik untuk berlatih dan

menekankan membangun kemampuan psikomotorik. LKS yang digunakan oleh

guru dalam memfasilitasi peserta didik harus berorientasikan pada proses ilmiah

untuk menemukan ataupun membuktikan konsep sains (Trianto, 2011). Penyusu-

nan LKS yang dapat dikembangkan oleh guru secara mandiri di sekolah disesuai-

kan dengan tujuan penyusunan LKS, bahan yang akan difokuskan untuk dikaji,

metode yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut, dan juga pertim-

Page 31: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

13

bangan dari sudut kepentingan peserta didik, serta prinsip penggunaan LKS

(Prastowo, 2011).

Penilaian kualitas LKS menurut Nieveen (2007), adalah suatu material dikatakan

berkualitas jika memenuhi aspek-aspek : relevansi (mengacu pada validitas isi),

konsistensi (yang mengacu pada validitas konstruk), kepraktisan (practically),

keefektivan (effectiveness). Aspek kevalidan dikaitkan dengan dua hal, yaitu kese-

suaian kurikulum dan model yang dikembangkan sudah didasarkan pada pertim-

bangan teoritis yang kuat dan terdapatnya kekonsistenan antara komponen yang

satu dengan yang lain. Suatu produk dinyatakan valid apabila memenuhi validasi

isi dan validasi konstruk. Untuk mengukur kevalidan LKS yang dikembangkan

maka dilakukan validasi oleh ahli atau validator.

Aspek kepraktisan dipenuhi jika ahli dan praktisi (guru dan siswa) menyatakan

bahwa apa yang dikembangkan dapat diterapkan dan didukung fakta yang

menunjukkan bahwa apa yang dikembangkan dapat diterapkan. Berdasarkan

pernyataan Nieeven tentang kepraktisan tersebut, maka dalam penelitian ini

kepraktisan diukur berdasarkan respon dan penilaian dari guru dan siswa yang

berkategori tinggi atau sangat tinggi terhadap aspek kesesuaian isi, keterbacaan,

kemenarikan, serta terhadap pembelajaran dengan LKS hasil pengembangan.

Untuk mengetahui keefektivan LKS, maka di akhir uji coba keterlaksanaan

diberikan postest di akhir pembelajaran. Jadi, dalam hal ini LKS yang

dikembangkan dapat dikatakan baik jika memenuhi kriteria kevalidan,

kepraktisan, dan keefektifan.

Page 32: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

14

Langkah - langkah penyusunan LKS menurut Depdiknas dalam Syakrina (2012),

yaitu:

1) Analisis Kurikulum

Analisis kurikulum dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang

akan memerlukan bahan ajar LKS.

2) Menyusun Peta Kebutuhan LKS

Peta kebutuhan LKS sangat diperlukan guna mengetahui jumlah LKS yang

harus ditulis dan urutan LKS untuk menentukan prioritas penulisan.

3) Menentukan Judul-Judul LKS

Judul LKS ditentukan atas dasar Kompetensi Dasar-Kompetensi Dasar,

materi pokok yang terdapat dalam kurikulum.

4) Penulisan LKS, meliputi:

a) Perumusan KD berdasarkan standar isi

b) Menentukan alat penilaian

c) Penyusunan materi

Materi LKS sangat tergantung pada KD yang akan dicapai. Materi LKS

dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang ling-

kup substansi yang akan dipelajari. Materi dapat diambil dari berbagai

sumber seperti buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian.

Selain memperhatikan langkah penyusunan, untuk menghasilkan lembar kegiatan

siswa yang dapat menunjang proses pembelajaran dan pencapaian hasil belajar

siswa dalam memahami suatu materi, diperlukan beberapa syarat. Menurut

Darmodjo & Kaligis (1992), Lembar Kegiatan Siswa (LKS) harus memenuhi

syarat didaktik, syarat konstruksi, dan syarat teknis. Syarat didaktik dari Lembar

Kegiatan Siswa artinya harus mengikuti azas-azas pembelajaran efektif, yaitu

sebagai berikut : Lembar kegiatan siswa yang baik memperhatikan adanya

perbedaan individual, sehingga dapat digunakan oleh seluruh siswa yang

memiliki kemampuan berbeda, lembar kegiatan siswa menekankan pada proses

Page 33: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

15

untuk menemukan konsep-konsep sehingga berfungsi sebagai petunjuk bagi

siswa untuk mencari informasi dan bukan alat pemberi tahu informasi dan

Pengalaman belajar dalam LKS memperhatikan tujuan pengembangan pribadi

siswa (intelektual, emosional, dan sebagainya) dan bukan ditentukan oleh materi

pelajaran.

B. Pemisahan Campuran

Pemisahan campuran merupakan proses memisahan antara dua jenis zat atau lebih

agar zat-zat tersebut terpisah dan menjadi zat tunggal (satu, bukan menjadi satu)

dengan melakukan tindakan secara fisika maupun kimia. Materi pemisahan

campuran terdiri dari :

1) Sifat fisika dan sifat kimia

Sifat fisika adalah ciri suatu materi yang dapat diamati tanpa mengubah zat –

zat yang menyusun materi tersebut. Sifat fisika dapat dilihat berdasarkan

warna, bentuk, ukuran, kepadatan, titik lebur, dan titik didih. Misalnya paku,

sebuah paku besi dapat digambarkan sebagai silinder berujung lancip yang

terbuat dari bahan padat berwarna kelabu pudar. Sifat kimia adalah sifat zat

yang berkaitan dengan perubahan kimia yang dialami oleh suatu zat. Contoh

lain dari sifat kimia misalnya, suatu zat mudah atau sukar berkarat. Besi

mudah sekali berkarat apabila terkena udara lembab, dan air hujan

2) Metode pemisahan campuran

Campuran adalah gabungan dari dua zat atau lebih yang hasil penggabungan-

nya masih mempunyai sifat yang sama dengan zat aslinya.

Page 34: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

16

Misalnya, campuran antara air dan gula menghasilkan cairan yang berasa

manis dan juga larutan yang manis tersebut disebut campuran yang homogen

(menyatu). Sedangkan campuran heterogen memiliki komposisi yang tidak

seragam. Misalnya, campuran antara air dan pasir. Campuran banyak

ditemukan di alam, misalnya air, tanah, udara, minyak bumi dan batuan.

Sebagian zat penyusun campuran sangat berguna bagi kita, sedangkan

sebagiannya lagi merugikan. Sebagai contoh, zat – zat pengotor perlu

dipisahkan pada pengolahan air minum supaya layak dikonsumsi.

Pemisahan juga dilakukan berdasarkan manfaat dari setiap zat penyusun.

Contohnya, pada proses pengolahan minyak bumi. Bensin, solar, minyak

tanah aspal, nafta, dan kerosin mempunyai manfaat yang berbeda – beda

sehingga perlu dipisahkan. Zat – zat penyusun campuran dapat dipisahkan

berdasarkan perbedaan sifat setiap zat. Contohnya perbedaan titik didih,

kelarutan, atau ukuran partikel. Campuran dapat dipisahkan dengan

menggunakan berbagai macam metode, Diantaranya yaitu: pengayakan,

penyaringan, sentrifugasi, evaporasi, pemisahan campuran dengan

menggunakan magnet, sublimasi, destilasi, corong pisah dan kromatografi.

a) Pengayakan

Pengayakan merupakan salah satu metode pemisahan campuran. Pengaya-

kan dilakukan untuk memisahkan campuran padatan yang memiliki ukuran

partikel berbeda-beda.

Page 35: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

17

b) Dekantasi

Metode dekantasi digunakan untuk memisahkan campuran yang penyusu-

nnya berupa cairan dan padatan (Lutfi, 2004). Dalam hal ini, ukuran pada-

tan cukup besar sehingga mengendap dibagian bawah cairan. Dekantasi

dilakukan dengan menuang cairan ke wadah lain secara hati-hati supaya

padatan terpisah dari cairan. Untuk memudahkan proses dekantir dapat

digunakan pengaduk saat menuang cairan. Dengan demikian, cairan tidak

mengalir ke luar wadah dan dapat terpisah dari padatan dengan baik.

c) Penyaringan (Filtrasi)

Seperti halnya dekantasi, proses penyaringan juga digunakan untuk memi-

sahkan campuran yang zat penyusunnya cairan dan padatan. Bedanya,

ukuran padatan cukup kecil sehingga tidak mengendap di dasar cairan,

tetapi tersebar pada cairan. Jika campuran jenis ini diproses secara dekan-

tir, maka padatan dan cairan tidak terpisah dengan baik. Untuk itu dilaku-

kan penyaringan.

d) Evaporasi (Penguapan)

Evaporasi dapat digunakan untuk memisahkan larutan yang zat penyusun-

nya padatan dan cairan, dimana padatan tersebut larut dalam cairan (Lutfi,

2004). Metode ini dilakukan dengan memanaskan larutan. Pemanasan

mengakibatkan pelarut akan menguap, sedangkan padatan yang terlarut

akan tertinggal di dalam wadah. Metode evaporasi dapat digunakan untuk

proses pengolahan garam dari air laut. Caranya, air laut dimasukkan ke

dalam tambak. Panas matahari akan menguapkan air laut, sedangkan

Page 36: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

18

padatan garam akan tertinggal di tambak. Padatan garam ini lalu

dikumpulkan dan diproses lebih lanjut untuk menghasilkan garam yang

siap dikonsumsi.

e) Sublimasi

Sublimasi merupakan proses pemurnian suatu zat dengan cara memanas-

kan campuran sehingga dihasilkan sublimat (kumpulan materi yang terbe-

ntuk karena pemanasan zat tersebut, dimana zat tersebut mampu berubah

langsung dari fasa gas ke fasa padat). Bahan-bahan yang menggunakan

metoda ini adalah bahan yang mudah menyublim seperti kamfer dan iod.

Proses yang dilakukan yaitu bahan dipanaskan untuk mempercepat

penyubliman

f) Destilasi

Tujuan destilasi atau penyulingan adalah pemisahan cairan yang mudah

menguap dari senyawa yang tidak menguap atau biasanya merupakan pe-

misahan dua atau lebih cairan yang berbeda titik didihnya (Sujadi, 1988).

Metode destilasi digunakan untuk memisahkan zat-zat penyusun dalam

campuran yang berupa larutan. Pemisahan ini didasarkan atas perbedaan

titik didih antara zat-zat penyusun larutan di mana perbedaan tersebut cu-

kup besar. Campuran dipanaskan sampai suhu sedikit di atas titik didih

zat penyusun yang akan dipisahkan. Pada saat pemanasan berlangsung,

zat penyusun dengan titik didih lebih rendah akan menguap dan mendidih

lebih dahulu. Sementara zat penyusun dengan titik didih lebih tinggi tidak

sampai menguap. Uap yang dihasilkan akan terus naik, kemudian mele-

Page 37: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

19

wati pendingin air. Uap yang melewati pendingin akan mengalami kon-

densasi atau berubah menjadi tetes-tetes cairan. Cairan ini selanjutnya

dikumpulkan dalam sebuah wadah. Pendingin air berfungsi untuk mendi-

nginkan uap air sehingga menjadi cairan. Jika tidak memakai pendingin,

maka uap akan hilang ke udara. Pada saat proses destilasi berlangsung, ke

dalam campuran biasanya ditambahkan batu didih. Tujuannya agar pema-

nasan dapat berlangsung secara merata.

g) Ekstraksi

Ekstraksi merupakan metode pemisahan dengan melarutkan bahan cam-

puran dalam pelarut yang sesuai. Dasar metode pemisahan ini adalah ke-

larutan bahan dalam pelarut tertentu. Ekstraksi merupakan proses penga-

mbilan komponen berdasarkan kelarutannya dalam dua fasa cair yang

berbeda. Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solut)

di antara dua fasa cair yang tidak saling bercampur. Kedua pelarut

tersebut umumnya pelarut organik dan air. Dalam praktek solut akan

terdistribusi dengan sendirinya ke dalam dua pelarut tersebut setelah

dikocok dan dibiarkan terpisah. Perbandingan konsentrasi solut di dalam

kedua pelarut tersebut tetap, dan merupakan suatu tetapan pada suhu tetap.

h) Kromatografi

Kromatografi menyangkut metode pemisahan yang didasarkan atas distri-

busi diferensial komponen sampel di antara dua fasa. Menurut pengertian

ini kromatografi selalu melibatkan dua fasa, yaitu fasa diam (stationary

phase) dan fasa gerak. Fasa diam dapat berupa padatan atau cairan yang

Page 38: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

20

terikat pada permukaan padatan (kertas atau suatu adsorben), sedangkan

fasa gerak dapat berupa cairan disebut eluen atau pelarut, atau gas pemba-

wa yang inert. Gerakan fasa gerak ini mengakibatkan terjadinya migrasi

diferensial komponen – komponen dalam sampel. Keuntungan pemisahan

dengan kromatografi adalah: dapat digunakan untuk sampel atau

konstituen yang sangat kecil, proses pemisahan dapat dilakukan dalam

waktu yang relative singkat, dan sederhana karena umumnya tidak

memerlukan alat yang mahal dan rumit.

C. Model Pembelajaran Project Based Learning

Model Project Based Learning adalah model pembelajaran yang menggunakan

proyek/kegiatan sebagai media. Guru menugaskan siswa untuk melakukan eksplo-

rasi, penilaian, interpretasi, sistesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai

bentuk hasil belajar. Model pembelajaran ini menggunakan masalah sebagai

langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru

berdasarkan pengalamannya dalam berkreativitas secara nyata (Hosnan, 2014).

Model Project Based Learning menurut (Abidin, 2014) merupakan model pem-

belajaran yang secara langsung melibatkan siswa dalam proses pembelajaran me-

lalui kegiatan penelitian untuk mengerjakan dan menyelesaikan suatu proyek

pembelajaran tertentu dan model Project Based Learning memiliki tujuh karate-

ristk antara lain: 1. Melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran; 2.

Menghubungkan pembelajaran dengan dunia nyata; 3. Dilaksanakan dengan ber-

basis penelitian; 4. Melibatkan berbagai sumber belajar; 5. Bersatu dengan penge-

Page 39: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

21

tahuan dan keterampilan; 6. Dilakukan dari waktu ke waktu; 7. Diakhiri dengan

sebuah produk tertentu.

Project Based Learning dirancang untuk digunakan pada permasalahan kompleks

yang diperlukan pelajaran dalam melakukan investigasi dan memahaminya. Da-

lam Project Based Learning, siswa mengembangkan sendiri investigasi mereka

bersama rekan kelompok maupun secara individual, sehingga siswa secara otoma-

tis akan mengembangkan pula kemampuan riset mereka. Siswa secara aktif ter-

libat dalam proses pendefinisian masalah, pemecahan masalah, pengambilan

keputusan, dan aktivitas investigatif lainnya. Mereka didorong untuk memuncul-

kan ide-ide secara solusi realistis. Sementara itu, menurut Stripling, dkk. dalam

Majid (2014), karakteristik Project Based Learning yang efektif adalah 1) menga-

rahkan siswa untuk menginvestigasi ide dan pertanyaan penting; 2) merupakan

proses inkuiri; 3) terkait dengan kebutuhan dan minat siswa; 4) berpusat pada

siswa dengan membuat produk dan melakukan presentasi secara mandiri; 5)

menggunakan keterampilan berfikir kreatif, kritis, dan mencari informasi untuk

melakukan investigasi, menarik kesimpulan, dan menghasilkan produk;

Model Project Based Learning menurut Permendikbud No 58 Tahun 2014,

langkah-langkah pembelajaran ber basis proyek adalah sebagai berikut:

Fase 1: Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question),

yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan siswa dalam

melakukan suatu aktivitas. Pertanyaan disusun dengan mengambil

topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan

Page 40: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

22

sebuah investigasi mendalam. Pertanyaan hendaknya tidak mudah

untuk dijawab dan dapat mengarahkan siswa untuk membuat proyek

dan bersifat terbuka, membutuhkan keterampilan berpikir tingkat

tinggi dan terkait dengan kehidupan sehrai-hari.

Fase 2: Menyusun Perencanaan Proyek (Design Project), yaitu Perencanaan

yang dilakukan secara kalaboratif antara siswa dan guru. Perencanaan

berisi tentang aturan main, pemilihan kegiatan yang dapat mendukung

dalam menjawab pertanyaan penting, dengan cara mengintegrasikan

berbagai materi yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang

dapat diakses untuk penyelesaian proyek.

Fase 3: Menyususn Jadwal (Create Schedule). Aktivitas pada tahap ini antara

lain : membuat jadwal untuk menyelesaikan proyek, menentukan

waktu akhir penyelesaian proyek, membawa siswa agar merencanakan

cara yang baru, membimbing siswa ketika mereka membuat cara yang

tidak berhubungan dengan proyek, meminta siswa untuk membuat

penjelasan tentang cara pemilihan waktu.

Fase 4: Memantau Siswa dan Kemajuan Proyek ( Monitoring The Students

And Progress Of Project). Pemantauan dilakukan dengan cara

memfasilitasi siswa pada setiap proses. Guru berperan menjadi mentor

bagi aktivitas siswa dengan menggunakan rubik yang dapat merekam

keseluruhan kegiatan yang penting.

Page 41: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

23

Fase 5: Penilaian Hasil (Assess The Outcome). Penilaian dilakukan untuk

mengukur keterampilan standar kompetensi, berperan dalam

mengevaluasi kemajuan masing-masing siswa, memberi umpan balik

tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai siswa.

Fase 6:Evaluasi Pengalaman (Evaluation The Experience).yaitu pembelajaran

guru dan siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan dan hasil proyek

yang sudah dijalankan. Pada tahap ini siswa diminta untuk

mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan

proyek.

Model Project Based Learning menurut MacDonell dalam Abidin (2014), meru-

pakan model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan tingkat perkembang-

an berpikir siswa dengan berpusat pada aktivitas belajar siswa sehingga memung-

kinkan mereka untuk beraktivitas sesuai dengan keterampilan, kenyamanan, dan

minat belajarnya. Berkenaan dengan keunggulan model ini, Kemedikbud (2012b)

memerinci keunggulan model ini sebagai berikut:

1. Meningkatkan motivasi belajar

2. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

3. Membuat siswa aktif dan berhasil memecahkan permasalahan yang kompleks

4. Meningkatkan kolaborasi

5. Mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan komunikasi

6. Meningkatkan keterampilan siswa dalam mengelola sumber

7. Memberikan pengalaman kepada siswa

Page 42: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

24

8. Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan siswa secara kompleks

dan dirancang untuk berkembang sesuai dengan dunia nyata

9. Melibatkan siswa untuk belajar mengambil informasi

10. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan

D. Keterampilan Berpikir Kritis

Berpikir adalah memanipulasi data, fakta dan informasi untuk membuat keputusan

berperilaku (Darma, 2008). Menurut Tawil & Liliasari (2013) berpikir merupa-

kan suatu proses kognitif, suatu proses mental untuk memperoleh pengetahuan.

Berpikir kritis adalah salah satu elemen penting dari pemikiran ilmiah. Berpikir

kritis merupakan proses mental yang aktif dan terorganisir yang mewujudkan

pemikiran kita sendiri dengan tetap mempertimbangkan orang lain, mempraktek-

kan apa yang telah dipelajari, bertujuan untuk memahami peristiwa, dan keadaan

lingkungan. Ada lima karakteristik dasar berpikir kritis yaitu berpikir kritis

membutuhkan untuk aktif, menjadi independen, berpikiran terbuka untuk ide baru,

mengharuskan untuk mempertimbangkan bukti-bukti dan alasan advokasi berpikir

dan memerlukan organisasi (Azar, 2010).

Berpikir kritis menurut Tawil dan Liliasari (2013) bertujuan untuk menganalisis

argument dan memunculkan wawasan terhadap tiap-tiap makna dan interpretasi

untuk mengembangkan pola penalaran yang kohesif dan logis, memahami asumsi

dan bias yang mendasari tiap-tiap posisi. Akhirnya dapat memberikan model

presentasi yang dapat dipercaya, ringkas dan meyakinkan. Keterampilan berpikir

kritis dapat diklasifikasikan ke dalam 5 dimensi, yaitu: Klasifikasi dasar,

Page 43: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

25

Klasifikasi mendalam, Inferensi, Penilaian serta Strategi dan Taktik. Menurut

Ennis yang dikutip oleh Usman (2008) terdapat 12 indikator berpikir kritis yang

terangkum dalam 5 kelompok keterampilan berpikir. Kemudian 12 indikator

tersebut dijabarkan dalam beberapa sub indikator seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 1. Indikator Keterampilan Berpikir Kritis No Keterampilan

berpikir kritis

Sub Keterampilan

berpikir kritis

Penjelasan

1 2 3 4

1 Memberikan

penjelasan

sederhana

Memfokuskan

pertanyaan

a. Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan

b. Mengidentifikasi atau merumuskan kriteria

untuk mempertimbangkan kemungkinan

jawaban

Menganalisis argument a. Mengidentifikasi kesimpulan

b. Mengidentifikasi alasan (sebab) yang dinyatakan

(eksplisit)

c. Mengidentifikasi alasan (sebab) yang tidak

dinyatakan (eksplisit)

d. Mencari persamaan dan perbedaan

e. Mengidentifikasi dan menangani suatu

ketidaktepatan

f. Melihat struktur dari suatu argument

g. Membuat ringkasan

Bertanya dan

menjawab

Pertanyaan

a. Mengapa

b. Bagimana menerapkannya dalam kasus tersebut

c. Perbedaan apa yang menyebabkan

d. Akankah anda menyatakan lebih dari itu

2 Membangun

keterampilan dasar

Mempertimbangkan

kredibilitas suatu

sumber

a. Kesepakatan anatar sumber

b. Reputasi

c. Menggunakan prosedur yang ada

d. Mengetahui resiko

e. Kemampuan memberi alasan

Mengobservasi dan

mempertimbangkan

hasil observasi

a. Ikut terlibat dalam menyimpulkan

b. Mencatat hal-hal yang diinginkan

c. Penguatan dan kemungkinan penguatan

d. Kondisi akses yang baik

e. Penggunaan teknologi yang kompeten

3 Menyimpulkan Membuat deduksi dan

mempertimbangkan

hasil deduksi

a. Kemompok yang logis

b. Kondisi yang logis

c. Interprestasi pernyataan

Membuat induksi dan

mempertimbangkan

induksi

a. Membuat generalisasi

b. Membuat kesimpulan dan hipotesis

Membuat dan

mempertimbnagkan

nilai keputusan

a. Penerapan prinsip-prinsip

b. Memikirkan alternative

c. Menyeimbangkan, memutuskan

Page 44: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

26

Tabel 1 (Lanjutan)

4 Membuat

penjelasan

lebih lanjut

Mendefinisikan

istilah,

mempertimbangkan

definisi

a. Ada 2 dimensi

b. A. Bentuk : klasifikasi, rentang, ekspresi yang

sama, operasional, contoh dan non contoh

c. Startegi definisi (tindakan, mengidentifikasi

persamaan)

d. Konten (isi)

Mengidentifikasi

asumsi a. Penalaran secara implisit

b. Asumsi yang diperlukan, rekonstruksi

argumen

5 Strategi dan

taktik

Memutuskan suatu

tindakan a. Mendefinisikan masalah

b. Menyeleksi kriteria untuk membuat seleksi

c. Merumuskan alternative yang memungkinkan

d. Memutuskan hal-hal yang akan dilakukan

secara tentative

e. Mereview

f. Memonitoring implementasi

E. Peneliti yang Relevan

Tabel 2. Penelitian yang relevan No Penulis

(Tahun)

Judul Metode Hasil penelitian

1 2 3 4 5

1 Ida Ayu Kade

Sastrika, I

Wayan Sadia,

dan I Wayan

Muderawan

(2013)

Pengaruh Model

Pembelajaran

Berbasis Proyek

Terhadap

Pemahaman Konsep

Kimia dan

Keterampilan

Berfikir Kritis

Kuasi

eksperimen

One Group

Pre-test and

Post-test

Design

Hasil analisis uji gain

menunjukkan bahwa

pembelajaran berbasis

proyek dapat

meningkatkan

pemahaman konsep dan

keterampilan berpikir

kritis siswa

2

Navies

Luthvitasari,

Ngurah Made

D. P, Suharto

Linuwih

(2012)

Implementasi

Pembelajaran Fisika

Berbasis Proyek

terhadap

Keterampilan

Berpikir Kritis,

Berpikir Kreatif dan

Kemahiran Generik Sains

Kuasi

eksperimen

One Group

Pre-test and

Post-test

Design

Hasil analisis uji gain

menunjukkan bahwa

pembelajaran berbasis

proyek dapat

meningkatkan aspek

keterampilan berpikir

kritis, berpikir kreatif

dan kemahiran generik

siswa SMK

3

Medine

Baran,

Abdulkadir

Maskan

(2010)

The Effect of Project-

Based Learning on

Pre- Service Physics

Teachers’

Electrostatic

Achievements

Kuasi

eksperimen,

pretes postes

control

group design

Terdapat perbedaan yang

signifikan antara hasil

belajar siswa pada kelas

eksperimen yang

diterapkan pembelajaran

berbasis proyek

dibandingkan pada kelas

kontrol.

Page 45: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

27

4

Sema ALTUN

YALÇIN, Ümit

TURGUT,

Erdoğan

BÜYÜKKASA

(2009)

The Effect of Project

Based Learning on

Science Undergraduates’

Learning of Electricity,

Attitude towards Physics

and Scientific Process

Skills

Kuasi

eksperimen

One Group

Pre-test and

Post-test

Design

Hasil analisis uji gain

menunjukkan bahwa

pembelajaran berbasis

proyek dapat

meningkatkan aspek

keterampilan proses

sains siswa

5

N. W. Y.

Amanda, I W.

Subagia, I N.

Tika

(2014)

Pengaruh Model

Pembelajaran Berbasis

Proyek Terhadap Hasil

Belajar IPA Ditinjau

Dari Self Efficacy

Siswa

Kuasi

eksperimen,

pretes postes

control

group design

Hasil analisis menunjukkan

bahwa pembelajaran berbasis

proyek dapat meningkatkan

hasil belajar pada

pembelajaran kimia

6

Tri Winarti,

Sri

Nurhayati

(2015)

Pembelajaran

Praktikum Berorientasi

Proyek untuk

Meningkatkan

Keterampilan Proses

Sains dan Pemahaman

Konsep

Metode

kuasi

eksperimen,

posttest only

control

group

design.

Terdapat perbedaan yang

signifikan antara

pemahaman konsep dan

keterampilan proses sains

siswa pada kelas

eksperimen pertama

dibandingkan pada kelas

eksperimen kedua

7

Ibrahim Bilgin,

Yunus

Karakuyu,

Yusuf Ay

(2014)

The Effects of Project

Based Learning on

Undergraduate

Students’ Achievement

and Self-Efficacy

Beliefs Towards

Science Teaching

Kuasi

eksperimen,

pretes postes

control

group design

Pembelajaran berbasis proyek

dapat meningkatkan hasil

belajar dan kepercayaan diri

siswa

8

Nurisalfah,

Resti (2017)

Lembar Kerja Siswa Materi

Pemisahan Campuran

berbasis Project Based

Learning Untuk Meningka-

kan Keterampilan Berpikir

Kreatif Siswa.

Metode

kuasi

eksperimen,

posttest only

control

group

design.

Hasil penelitian

menunjukan Lembar Kerja

Siswa Materi Pemisahan

Campuran berbasis Project

Based Learning efektif

meningkakan Keterampilan

Berpikir Kreatif Siswa.

F. Kerangka Berpikir

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala

alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan yang

berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan

suatu proses penemuan. Pembelajaran sains saat ini masih menjadi masalah di

beberapa negara, hal tersebut tercermin dari beberapa hasil studi internasional

terhadap tingkat pencapaian kemampuan sains siswa seperti TIMSS dan PISA.

Page 46: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

28

Rendahnya prestasi sains ini disebabkan karena soal-soal yang terdapat pada

TIMMS dan PISA masih jauh dari pandangan pendidikan di Indonesia.

Pemerintah telah melakukan uapaya untuk memperbaiki kondisi pendidikan

tersebut, dengan menerapkan pengembangan kurikulum 2013 yang dapat

menghasilkan insan yang produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan

sikap, dan keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam hal ini keterampilan berpikir

kritis. Tipe hasil belajar yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis

siswa adalah tipe belajar penerapan, analisi, evaluasi dan kreasi. Peningkatan

kemampuan berfikir kritis tersebut dapat dikembangkan dengan menggunakan

sumber belajar berupa LKS dalam proses pembelajaran. LKS digunakan untuk

mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, membantu siswa menemukan

dan mengembangkan konsep, dan menjadi alternatif cara penyajian materi

pelajaran yang menekankan keaktifan siswa, serta dapat memotivasi siswa,

sehingga keterampilan berpikir kritis dapat dikembangkan melalui tahapan yang

terdapat pada LKS.

Kurikulum IPA SMP memiliki beberapa materi ajar yang dapat digunakan untuk

melatih keterampilan berpikir kritis, salah satu diantaranya adalah materi pemisa-

han campuran. Materi pemisahan campuran ini sangat terkait dengan kehidupan

sehari-hari, seperti cara memperoleh garam, proses penjernihan air, perolehan

minyak astiri dan lain sebagainya, dengan demikian diharapkan siswa dapat

melatih kemampuan berpikir kritisnya dalam mencari solusi dari permasalahan

yang dijumpai. Peningkatan keterampilan berpikir kritis juga dapat dilakukan

guru dengan menggunakan strategi pembelajaran konstruktivistik yang berpotensi

Page 47: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

29

memberdayakan keterampilan berpikir kritis, seperti pembelajaran berbasis

proyek (Project Based Learning).

Model Project Based Learning memiliki sintak diantaranya, tahap pertama adalah

penentuan proyek, atau pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial yaitu

pertanyaan yang dapat memberi penugasan kepada siswa dalam melakukan suatu

aktivitas. Topik penugasan sesuai dengan dunia nyata yang relevan untuk siswa

dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam kehidupan sehari-hari, sehingga

keterampilan berfikir kritis yang dicapai adalah memberikan penjelasan sederhana.

Tahap kedua adalah perencanaan langkah-langkah penyelesaian proyek, perencana-

an dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa, agar siswa diharapkan akan

merasa memiliki atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main,

pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial,

serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian

proyek dan keterampilan berfikir kritis yang dicapai adalah penjelasan sederhanana

dan membangun keterampilan dasar.

Tahap ketiga yaitu penyusunan jadwal pelaksanaan proyek, guru dan siswa secara

kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek dan keteram-

pilan berpikir kritis yang dicapai adalah membangun keterampilan dasar, seperti

mengemati dan memberikan penjelasan lebih lanjut. Tahap keempat adalah

penyelesaian proyek dengan fasilitasi dan monitoring guru. Guru bertanggung -

jawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas siswa selama menyelesaikan

proyek dan keterampilan berpikir kritis yang dikembangkan adalah membuat

penjelasan lebnih lanjut. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi siswa

Page 48: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

30

pada setiap proses. Dengan kata lain guru berperan menjadi mentor bagi aktivitas

siswa, sehingga keterampilan berpikir kritis yang dicapai adalah mengatur stategi

dan taktik dan menyimpulkan.

Tahap kelima yaitu Penyusunan laporan dan presentasi/ publikasi hasil proyek.

Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar,

berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing siswa, memberi umpan

balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai siswa, membantu guru

dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya. Keterampilan berpikir kritis

yang dicapai adalah memberikan penjelasan sederhana, memberikan penjelasan

lebih lanjut dan menyimpulkan. Tahap keenam yakni evaluasi proses dan hasil

proyek dimana keterampilan berpikir kritis yang dicapai adalah menyimpulkan,

mengatur strategi dan taktik. Melalui proses kegiatan LKS yang sesuai pada

sintak Project Based Learning tersebut diharapkan dapat meningkatkan

keterampilan berpikir kritis siswa.

Page 49: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

31

Berikut bagan kerangka pikir pada penelitian ini :

Gambar 1. Skema Kerangka Berfikir

LKS yang digunakan belum

bebasis penelitian yang relevan

dalam kehidupan siswa

Siswa belum terlibat aktif dalam

proses pembelajaran

Pembelajaran belum menuntun

siswa untuk meningkatkan

keterampilna berpikir kritis

Masalah di lapangan

Siswa dan guru membutuhkan LKS

yang dapat meningkatkan

keretampilan berpikir kritis

Siswa dan guru membutuhkan LKS

yang dapat menutun proses

pembelajaran berbasi Project

Dibutuhkan LKS berbasis project based learning yang dapat meningkatkan ketermapilan berpikir kritis

Keterampilan Berfikir Kritis

Memberikan penjelasan sederhana

Tahapan LKS Berbasis Project Based Learning

yang dikembangkan

Membangun keterampilan dasar

Menyimpulkan

Membuat penjelasan

lebih lanjut

Mengatur strategi dan taktik

Keterampilan Berpikir Kritis yang

ditingkatkan

LKS Berbasis Project Based Learning

untuk Meningkatkan Keterampilan

Berpikir Kritis

Sintak Project Based Learning

Tahap 1 :

Penentuan pertayaan mendasar

Tahap 2 :

Mendesain perancanaan penyelesaian proyek

Tahap 3 :

Penyusunan jadwal pelaksanaan proyek

Tahap 4 :

Memonitoring kemajuan proyek

Tahap 5 :

Pengujian hasil proyek

Tahap 6 :

Mengevaluasi

Page 50: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

32

G. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikiran yang disajikan maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah LKS Pemisahan Campuran Berbasis Project Based Learning Efektif

dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa.SMP Kelas VII

Page 51: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

33

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunaan metode penelitian dan pengembangan yang biasa di-

kenal dengan istilah Research and Development (R&D). Penelitian ini

merupakan penelitian pengembangan yang menghasilkan produk tertentu dan

menguji keefektifan produk dalam penelitian ini produk yang dihasilkan adalah

Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis Project Based Learning yang dapat

meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Desain penelitian yang

digunakan adalah desain penelitian pengembangan model 4D (Define, Desain,

Develop, Disseminate) menurut Thiagarajan dkk (1974).

B. Subyek dan Lokasi Penelitian

Subyek pada penelitian ini adalah Lembar Kerja Siswa materi pemisahan

campuran menggunakan model project based learning untuk meningkatkan

keterampilan berpikir kritis siswa. Lokasi penelitian pada penelitian ini adalah di

5 SMP di provinsi Lampung, yaitu SMPN 20 Bandar Lampung, SMPN 1 Kota

Agung, SMPN 1 Pugung , SMPN 12 Kotabumi, SMPN 1 Abung Selatan, dan

SMPN 2 Baradatu. Kemudian lokasi pada tahap uji coba produk dan implementasi

produk yaitu di SMPN 1 Pugung

Page 52: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

34

C. Sumber Data

Pada tahap studi pendahuluan, yaitu untuk mengetahui LKS yang dipergunakan di

sekolah, sumber data yang digunakan adalah 11 guru mata pelajaran IPA dan 30

dari SMPN 20 Bandar Lampung, SMPN 1 Kota Agung, SMPN 1 Pugung , SMPN

12 Kotabumi, SMPN 1 Abung Selatan, dan SMPN 2 Baradatu. Pada tahap uji

coba produk, yaitu untuk mengetahui respon guru dan respon siswa terhadap

produk LKS, yang menjadi sumber data adalah 5 guru IPA dan 25 siswa.

Kemudian pada tahap implementasi produk, yaitu untuk mengetahui efektivitas

produk, yang menjadi sumber data atau populasi dalam penelitian ini adalah

semua siswa kelas VII SMP N 1 Pugung.

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling.

Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang didasarkan pada

suatu pertimbangan tertentu oleh peneliti berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat

populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Sehingga diperoleh satu kelas

sebagai kelas eksperimen (kelas VII D) dan satu kelas sebagai kelas kontrol

(kelas VII D).

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian digunakan untuk memudahkan proses penelitian, maka

disusunlah alur penelitian yang memuat tahap penelitian pengembangan model 4D

dengan modifikasi dapat dilihat pada Gambar 2

Page 53: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

35

Gambar 2. Langkah-langkah Penelitian Pengembangan LKS (Sumber: Modifikasi

dari Thiagarajan, et al., 1974)

Revisi

Ya Tidak

Revisi LKS berdasarkan hasil respon guru dan siswa

terhadap LKS

Draf III LKS

Implenlasi produk untuk mengetahui efektivitas

produk

Produk LKS pemisahan campuran menggunakan

model project based learning untuk meningkatkan

keterampilan berpikir kritis siswa

Define

Design

Design

Analisis Awal

Analisis Siswa

Analisis Konsep Analisis Tugas

Analisis Tujuan Pembelajarran

Penyusunan Instrumen Instrumen validasi ahli, respon guru dan siswa serta

intrumen tes

Penyusunan Media (LKS)

Penyusunan Format

Desain Awal LKS (Draf I)

Validasi

Ahli

Draf II LKS Valid

Uji coba produk secara terbatas (respon guru

dan siswa terhadap LKS) Develop

Design

Disseminate

Design

Page 54: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

36

Berdasarkan Gambar 2, model pengembangan yang dilakukan terdiri dari empat

tahap yaitu:

1. Tahap Pendefinisan (Define)

Tahap pendefinisian merupakan tahap untuk menguraikan beberapa kebutuhan

dalam proses pembelajaran hingga diperoleh deskripsi fakta, harapan, dan alterna-

tif penyelesaian masalah dasar yang akan memudahkan dalam pemilihan bahan

ajar yang dikembangkan. Dalam tahap ini, terdapat 5 kegiatan yang meliputi:

1.1 Analisis awal

Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan informasi-informasi tentang kegiatan

pembelajaran di lapangan. Tujuan dari pengumpulan informasi ini adalah

untuk memunculkan dan menetapkan permasalahan yang ada di lapangan.

Informasi tersebut akan digunakan sebagai dasar penyusunan LKS. Untuk

mengumpulkan informasi yang mendukung tersebut, dilakukan observasi

awal di sekolah kemudian disusun rancangan pembelajaran yang

dikembangkan sesuai dengan permasalahan yang ada di sekolah.

1.2 Analisis peserta didik

Tahap analisis peserta didik merupakan tahap mempelajari karakteristik

peserta didik yang akan dijadikan sebagai acuan dalam menentukan model/

pendekatan/ metode/ media pembelajaran yang sesuai. Karakteristik tersebut

meliputi kemampuan akademik, analisis keterampilan berpikir dan

wawancara dengan guru, sehingga akan ditemukan pola aktivitas dalam

pembelajaran yang mereka ikuti.

Page 55: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

37

1.3. Analisis tugas

Analisis tugas menurut Thiagarajan, dkk (1974) bertujuan untuk

mengidentifi-kasi keterampilan-keterampilan utama yang akan dikaji oleh

peneliti dan menganalisisnya ke dalam himpunan keterampilan tambahan

yang mungkin diperlukan. Analisis ini memastikan ulasan yang menyeluruh

tentang tugas dalam materi pembelajaran.

1.4 Analisis konsep

Analisis konsep merupakan satu langkah penting untuk memenuhi prinsip da-

lam membangun konsep atas materi yang digunakan sebagai sarana

pencapaian kompetensi dasar dan standar kompetensi. Analisis konsep

diperlukan untuk mengidentifikasi konsep pokok yang akan disampai-

kan,mengidentifikasi peng-etahuan deklaratif atau prosedural pada materi

yang akan dikembangkan deng-an menyusunnya dalam bentuk hirarki, dan

merinci konsep-konsep individu ke dalam hal yang kritis dan tidak relevan.

Dalam mendukung analisis konsep ini, analisis yang dilakukan adalah (1)

analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar yang bertujuan menentukan

jumlah dan jenis bahan ajar, (2) analisis sumber belajar, yakni mengumpulkan

dan mengidentifikasi sumber yang mendukung penyusunan bahan ajar.

1.5 Analisis tujuan pembelajaran

Analisis tujuan pembelajaran ini dilakukan untuk menentukan tujuan pembela-

jaran yang sesuai dengan materi yang akan dipelajari. Tujuan pembelajaran

yang sudah ditentukan menjadi dasar untuk merancang perangkat pembelajaran

Page 56: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

38

dan penyususnan tes yang kemudian diintegrasikan ke dalam materi LKS yang

akan dikembangkan.

2. Tahap Perancangan (Design)

Tahap perancangan bertujuan untuk merancang perangkat pembelajaran. Empat

langkah yang dilakukan pada tahap ini, antara lain : penyusunan instrumen ,

pemilihan media yang sesuai dengan karakteristik materi dan tujuan pembelaja-

ran, pemilihan format, yakni mengkaji format bahan ajar yang ada dan

menetapkan format bahan ajar yang akan dikembangkan, dan membuat rancangan

awal sesuai format yang dipilih. Adapun langkah–langkahnya sebagai berikut:

2.1 Pemilihan media

Pemilihan media disesuaikan dengan materi dan tujuan pembelajaran yang te-

lah dirumuskan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengidentifikasi

media pembelajaran yang relevan. Proses pemilihan media disesuaikan

dengan hasil analisis tugas, analisis konsep, dan analisis karakteristik peserta

didik. Hal ini bertujuan membantu peserta didik untuk mencapai kompetensi

yang telah ditentukan.

2.2 Penyusunan instrumen

Instrumen yang disusun meliputi instrumen LKS, instrumen validasi,

instrumen pretes dan postest, kuisioner, pedoman wawancara, intrumen

keterlaksanaan. Instrumen validasi LKS dan instrumen penilaian hasil uji

coba produk. Instrumen validasi LKS ini digunakan untuk menilai kelayakan

dan keefektifan produk LKS yang akan dikembangkan melalui angket

Page 57: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

39

penilaian oleh dosen ahli dan guru IPA. Sedangkan instrumen penilaian hasil

uji coba produk digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa

selama menggu-nakan LKS dalam pembelajaran. Selain itu, juga digunakan

instrumen lembar keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan berbasis

project based learning dan angket respon peserta didik terhadap LKS yang

telah dikembangkan.

2.3 Pemilihan format

Pemilihan format dalam pengembangan perangkat pembelajaran ini

dimaksud-kan untuk mendesain atau merancang isi pembelajaran, pemilihan

strategi, pendekatan, metode pembelajaran, dan sumber belajar. Format yang

dipilih adalah yang format memenuhi kriteria menarik, memudahkan dan

membantu dalam pembelajaran IPA. Pemilihan format atau bentuk

penyajian pembelajaran disesuaikan dengan karateristk LKS berbasis project

based learning.

2.4 Rancangan awal

Pada tahap ini, rancangan awal digunakan untuk menyusun LKS berbasis

project based learning sebagai Draft I beserta perangkat pembelajaran yang

harus disiapkan sebelum uji coba produk dilaksanakan. Tujuan dari kegiatan

ini adalah agar LKS yang dikembangkan sesuai dengan langkah-langkah dan

komponen-komponen yang terdapat dalam project based learning.

Rancangan awal perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan pada

tahap ini disebut Draft I.

Page 58: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

40

2.5 Desain LKS Project Based Learning pada Materi Pemisahan Campuran

LKS dirancang dengan tahap atau langkah kerja dengan tahap pembelajaran

project based learning pada materi pemisahan campuran dengan tujuan untuk

meningkatkan keterampilan berfikir kritis oleh karena itu LKS project based

learning ini dirancang. Desain LKS ini terdiri dari Konstruksi dan Isi LKS

2.5.1 Konstruksi LKS Project Based Learning Berbasis Keterampilan

Berpikir Kritis Siswa

LKS project based learning yang terdiri dari 3 bagian yaitu bagian awal, isi

dan penutup. Bagian awal LKS terdiri atas cover depan, cover dalam, kata

pengantar, petunjuk penggunaan serta daftar isi. Bagian isi terdiri dari

kompetensi dasar, indikator, langkah – langkah PjBL. Bagian penutup terdiri

dari daftar pustaka dan cover penutup.

1) Bagian Awal

Bagian awal teriri dari 4 bagian, yaitu: Cover depan, Cover dalam

Kata Pengantar dan Daftar Isi

2) Bagian Isi

Bagian isi LKS terdiri dari kompetensi dasar, indikator serta langkah-langkah

project based learning dalam LKS

A. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar yang akan dicapai dalam Kurikulum 2013, kelas VII

semester ganjil yaitu: 4.3 Menyajikan hasil penyelidikan atau karya

Page 59: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

41

tentang sifat larutan, perubahan fisika dan perubahan kimia, atau

pemisahan campuran

B. Indikator

Indikator yang akan dicapai pada materi pemisahan campuran adalah :

a) Mengamati fenomena pencemaran air dari berbagai wilayah di

Indonesia

b) Mengamati gambar penjernihan air dengan metode filtrasi

(penyaringan)

c) Mengidentifisikan permasalahan berdasarkan fenomena pencemaran air

yang disajikan

d) Mengajukan pertanyaan dalam bentuk rumusan masalah

e) Mencari informasi dari berbagai sumber tentang penjernihan air

dengan metode filtrasi (penyaringan)

f) Mengidentifikasi bahan material yang digunakan pada proses

penjernihan air dengan metode filtrasi (penyaringan)

g) Menganalisis susunan material pada proses penjernihan air dengan

metode filtrasi (penyaringan)

h) Menganalisis ketebalan material pada proses penjernihan air dengan

metode filtrasi (penyaringan)

i) Mengamati fenomena minyak astiri di Indonesia

j) Mengamati gambar pembuatan minyak astiri dengan metode destilasi

(penyulingan) uap

k) Mengidentifisikan permasalahan yang terdapat pada fenomena yang

disajikan

l) Mengajukan pertanyaan dalam bentuk rumusan masalah

m) Mencari informasi dari berbagai sumber tentang proses pembuatan

minyak astiri dengan metode destilasi (penyulingan) uap

n) Mengidentifikasi bahan yang dapat digunakan pada proses minyak astiri

dengan metode destilasi (penyulingan) uap

Page 60: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

42

o) Menganalisis kondisi bahan proses pada proses minyak astiri dengan

metode destilasi (penyulingan) dengan uap

p) Menganalisis ukuran bahan proses pada proses minyak astiri dengan

metode destilasi (penyulingan) dengan uapMengemukakan ide/

gagasan tentang rencana proyek yang akan dilakukan untuk

menyelesaikan masalah dan mengkonsultasikan ide/ gagasan tersebut

dengan guru

q) Menyusun rancangan proyek sesuai dengan format rencana proyek

(yang terdiri atas : tujuan proyek, metode atau prosedur proyek, jadwal

pelaksanaan proyek, dan penjelasan tugas setiap anggota kelompok

dalam pelaksanaan proyek)

r) Melaksanakan proyek sesuai dengan rancangan proyek

s) Menguraikan secara rinci kegiatan proyek yang dilakukan secara

berkala

t) Mengkonsultasikan perkembangan kegiatan proyek yang dilakukan

secara berkala

u) Mengevaluasi kegitan proyek yang telah dilakukukan

v) Melaporkan hasil dan evaluasi proyek dalam bentuk format laporan

proyek

w) Mengkomunikasikan hasil proyek

C. Langkah – langkah PjBL

Langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek meliputi: penentuan

pertanyaan mendasar, menyusun perencanaan proyek, menyususn jadwal,

memonitoring siswa dan kemajuan proyek, menguji hasil dan evaluasi

D. Penutup

Bagian penutup terdiri dari 2 bagian, yaitu: Daftar Pustaka dan Cover

Penutup

Page 61: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

43

2.6 Isi LKS Project Based Learning Berbasis Keterampilan Berpikir Kritis

Siswa

LKS Project Based Learning berisi rangkaian penyelesaian proyek yang

dapat menumbuhkan keterampilan berpikir kritis siswa. Perencanaan proyek

diberikan melalui penyajian fenomena dan permasalahan yang terjadi di

sekitar lingkungan melalui tayangan gambar atau video, siswa berinteraksi

dengan LKS melalui tahapan perencanaan proyek, dan penyelesaian proyek.

Tahap pertama adalah penentuan pertanyaan mendasar yaitu pertanyaan yang

dapat memberikan penugasan kepada siswa dalam melakukan suatu aktivitas

yang sesuai dengan kehidupan siswa atau permasalahan yang terdapat dalam

kehidupan sehari-hari.

LKSyang digunakan diharapkan dapat menjawab pertanyaan dengan

menuntukan topik dalam suatu proyek atau melakukan aktivitas berdasarkan

sebuah analisis yang mendalam sebagai jawaban atas pertanyaan tersebut.

Tahap kedua adalah penyusunan perencanaan proyek yaitu siswa mengum-

pulkan informasi dari berbagai sumber sebagai rujukan untuk mengintegrasi-

kan berbagai materi yang mungkin dalam kegiatan proyek, penentuan alat dan

bahan yang akan digunakan serta perencanaan peraturan dalam pelaksanaan

proyek yang telah ditentukan. Tahap ketiga yaitu penyusunan jadwal dalam

penyelesaian proyek. Siswa membuat jadwal pelaksanaan proyek disertai

dengan alasan tentang pemilihan waktu dalam penyelesaian proyek tersebut,

tentunya siswa telah mempertimbangkan cara penyelesaian proyek yang baru

apabila rencana penyelesaian proyek awal gagal, sehingga siswa dapat

Page 62: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

44

melakukan penilaian sendiri terhadap waktu yang dibutuhkan dalam akhir

penyelesaian proyek.

Tahap keempat adalah memantau siswa dan kemajauan proyek. Pemantau

dilakukan selama siswa menyelesaikan proyek dengan cara menjadi mentor

atau memfasilitasi pada setiap aktivitas siswa dalam proses penyelesaian

proyek. Tahap kelima adalah penyusunan laporan dan prentasi atau penilaian

hasil yaitu penilaian dilakukan dalam mengukur ketercapaian standar

kompetensi dan kemajuan tingkat pemahaman yang sudah dicapai siswa

berdasarkan penyusunan laporan dan presentasi/ publikasi hasil proyek yang

telah siswa lakukan. Tahap keenam adalah evaluasi proses dan hasil proyek

yaitu siswa diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya

selama menyelesaikan proyek. Selanjutnya guru dan siswa mengembangkan

diskusi hasil evaluasi tersebut untuk memperbaiki kinerja atau memberikan

alternatif penyelesaian masalah selama proses pembelajaran, sehingga siswa

dapat memilih kemungkinan solusi dan menentukan kemungkinan-

kemungkinan yang akan dilaksanakan pada proyek-proyek selanjutnya.

3. Tahap Pengembangan (Develop)

Tahap pengembangan merupakan tahap implementasi dari perencanaan produk

yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya. Menurut Thiagarajan dkk

(1974), “expert appraisal is a technique for obtaining suggestions for the

improvement of the material”. Validasi ahli merupakan teknik untuk

memvalidasi atau menilai kelayakan rancangan produk yang dilakukan oleh

Page 63: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

45

ahli dalam bidangnya. Penilaian para ahli/praktisi terhadap LKS mencakup

aspek kesesuaian isi dan konstruksi LKS. Selanjutnya LKS diperbaiki/direvisi

berdasarkan saran/masukan dari ahli sehingga dihasilkan produk LKS yang

baik. Draft LKS setelah direvisi berdasarkan masukan dari ahli disebut sebagai

Draft II LKS. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menghasilkan produk akhir

LKS berbasis project based learning yang layak dikembangkan. Adapun

langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut.

3.1 Uji Validasi

Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap produk yang dihasilkan berupa

validasi para ahli sebelum digunakan pada tahap implemantasi. Validasi

produk ini difokuskan pada :

a) Validasi Ahli Kelayakan Isi LKS

Validasi ahli kelayakan isi LKS berbasis project based learning bertujuan

untuk mendapatkan data berupa penilaian, pendapat, kritik, dan saran

terhadap ketepatan, dan kesesuaian materi yang terdapat dalam integrasi

LKS dengan model project based learning. Validasi sangat berguna

memastikan materi yang terdapat dalam LKS benar secara ilmiah. Aspek-

aspek penilaian meliputi: Indikator pembelajaran, Cakupan materi, Akurasi

materi, Tes, dan Model Project Based Learning

b) Validasi Ahli Penyajian

Validasi ahli penyajian LKS berbasis project based learning bertujuan

untuk mendapatkan data berupa penilaian, pendapat, kritik, dan saran

Page 64: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

46

terhadap kesesuaian dan penyajian produk. Aspek-aspek penilaian

kelayakan penyajian meliputi: (1) Teknik penyajian, (2) Penyajian

pembelajaran, (3) Pendukung penyajian materi.

Hasil validasi oleh ahli ditabulasi kemudian diolah datanya untuk menghitung

jumlah skor jawaban” Ya” dan jawaban “tidak”. Kemudian dihitung

persentase jawaban angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

∑S

%Xin = X 100% (Sudjana, 2005)

Smaks

Keterangan:

%Xin = Persentase jawaban “ya”

∑S = Jumlah skor jawaban

Smaks = Skor maksimum

Tahapan selanjutnya adalah menafsirkan data persentase yang diperoleh dari

hasil validasi secara keseluruhan dengan menggunakan tafsiran berdasarkan

Arikunto (2006).

Tabel 3. Tafsiran skor (persentase) lembar validasi

Persentase Kriteria

80,1 % - 100 % Sangat tinggi

60,1% - 80% Tinggi

40,1% - 60% Sedang

20,1% - 40% Rendah

0,0 % - 20% Sangat rendah

Page 65: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

47

3.2 Uji Coba Produk/ Uji Coba Terbatas Terbatas

Uji coba ini bertujuan untuk menjaring respon guru dan siswa terhadap

produk yang dikembangkan. Respon guru menilai aspek kesesuaian isi

materi dan grafika (kemenarikan dan bahasa yang digunakan), sedangkan

respon siswa pada aspek keterbacaan (kemudahan, kemenarikan, dan

keterpahaman). Respon ini diukur melalui pengisian angket yang diisi oleh

guru dan siswa menggunakan instrumen observasi, kemudian dianalisis

secara deskriptif, artinya peneliti pada langkah ini menggunakan pendekatan

kualitatif.

Pemilihan lokasi dan subyek penelitian pada uji coba terbatas pada siswa

dilakukan dengan purposive, dengan pertimbangan siswa telah menerima

materi sebelumnya di kelas VII. Pelaksanaan uji coba produk dilakukan pada

10 siswa kelas VIII di SMPN 1 Pugung. Pemilihan siswa dilakukan

berdasarkan kriteria nilai siswa tertinggi, sedang, dan rendah pada materi

pemisahan campuran. Sedangkan untuk menjaring respon guru terhadap LKS

yang dikembangkan dilakukan pada 5 orang guru IPA di SMPN 1 Pugung.

Selanjutnya revisi dilakukan berdasarkan hasil respon guru meliputi aspek

kesesuaian isi dan kemenarikan. Revisi juga dilakukan berdasarkan hasil

respon siswa meliputi aspek kemenarikan LKS hasil pengembangan. Draft

LKS setelah direvisi berdasarkan hasil penilaian guru dan respon siswa

disebut sebagai Draft III LKS.

Page 66: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

48

4. Tahap Penyebaran (Develop )

Tahap Disseminate merupakan suatu tahap akhir pengembangan produk.

Thiagarajan S,dkk (1974), membagi tahap disseminate dalam tiga tahapan, yaitu:

validation testing, packaging, diffusion, dan adoption. Pada tahap validation

testing, produk yang telah direvisi pada tahap develop (Draft III) kemudian

diimplementasikan pada sasaran yang sesungguhnya. Saat implementasi

dilakukan pengukuran ketercapaian tujuan. Pengukuran ini dilakukan untuk

mengetahui efektivitas produk yang dikembangkan. Setelah produk diimplemen-

tasikan, pengembang perlu melihat hasil pencapaian tujuan. Tujuan yang belum

dapat tercapai perlu dijelaskan solusinya sehingga tidak terulang kesalahan yang

sama setelah produk disebarluaskan.

Lokasi penelitian pada pelaksanaan implementasi produk juga dilakukan di SMPN

1 Pugung dan sampel penelitian dipilih secara purposive sampling untuk dua kelas

di SMPN 1 Pugung yaitu kelas VII A dan kelas VII D dengan jumlah masing-

masing kelas 25 siswa di SMPN 1 Pugung. Kelompok kelas eksperimen adalah

siswa kelas VII D yang menggunakan produk LKS berbasis model project based

learning dan kelompok kelas kontrol adalah siswa kelas VII A yang tidak

menggunakan produk LKS berbasis model project based learning. Pengujian ini

dilakukan menggunakan desain penelitian kuasi eksperimen untuk mengetahui

perbedaan kemampuan kelas yang diberi perlakuan dan kelas yang tidak diberi

perlakuan.

Page 67: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

49

Desain penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk

The Matching-Only Pretest-Posttest Control Group Design, dengan

memberikan treatment kepada salah satu kelompok. Fraenkel et. al.( 2012)

mengungkapkan bahwa penelitian yang menguji keefektifan sebuah metode

baru dalam pengajaran setidaknya satu kelompok diberikan perlakuan metode

baru dibandingkan dengan kelompok pembanding yang belajar seperti biasa

oleh gurunya.

Tabel 4. Desain The Matching-Only Pretest-Posttest Control Group Design

Kelas Pretes Perlakuan Postes

M O X O

M O C O

. (Fraenkel et. al., 2012)

Keterangan :

M : Kelas eksperimen

M : Kelas kontrol

O : Pengukuran awal dan pengukuran akhir

X : Perlakuan pembelajaran melalui pengembangan LKS berbasis project

based learning

C : Perlakuan pembelajaran tanpa menggunakan pengembangan LKS berbasis

project based learning

Pada kelas eksperimen yaitu kelas yang menggunakan produk LKS berbasis

model project based learning proses pembelajaran dimulai dengan tahapan

yang tersusun seperti dalam RPP, yaitu tahap pertama pendahuluan dengan

apersepsi mengenai materi pemisahan campuran, lalu dilakukan pretes

menggunakan soal-soal yang dikembangkan sesuai dengan indikator berpikir

kritis. Tahap selanjutnya adalah proses pembelajaran dengan LKS berbasis

model project based learning. Siswa dibagi menjadi lima kelompok, lalu

diberikan LKS berbasis project based learning pada masing-masing kelompok.

Page 68: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

50

Siswa berdiskusi untuk menyelesaikan proyek yang ada dalam LKS dan sesui

dengan tahap-tahap project based learning.

Pada tahap akhir pembelajaran guru dan siswa menyimpulkan materi yang

didiskusikan saat itu. Setelah dilakukan pertemuan sebanyak 3 kali pertemuan,

kemudian dilakukan postes kepada siswa dengan soal-soal yang sama yang

diberikan pada saat pretes. Setelah siswa melakukan pembelajaran

menggunakan LKS berbasis project based learning, siswa diberi angket untuk

mengetahui respon siswa terhadap proses pembelajaran menggunakan LKS

berbasis model project based learning yang dikembangkan. Untuk kelas

kontrol yaitu kelas yang tidak menggunakan LKS berbasis project based

learning proses pembelajarannya pun sama seperti kelas eksperimen yaitu

menggunakan LKS biasa yang mereka gunakan. Di awal pembelajaran kelas

kontrol ini juga diberikan soal-soal pretes dan di akhir pembelajaran dilakukan

postes.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian antara lain Instrumen studi pendahu-

luan, Instrumen valididasi ahli (validitas isi dan konstruk), Instrumen kesesuaian

isi, konstruksi dan keterbacaan bagi guru, Instrumenr keterbacaan dan kemenari-

kan bagi siswa, Instrumen respon siswa, lembar observasi keterlaksanaan LKS,

lembar observasi aktivitas siswa, soal tes pengetahuan faktual, konseptual dan

prosedural siswa. Adapun penjelasan instrumen-instrumen tersebut adalah:

Page 69: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

51

1. Instrumen studi pendahuluan

a. Instrumen analisis kebutuhan untuk guru

Instrumen ini berupa angket yang digunakan untuk mengetahui LKS seperti

apa yang sudah digunakan guru dan mengetahui LKS seperti apa yang

dibutuhkan oleh guru.

b. Instrumen analisis kebutuhan untuk siswa

Instrumen ini berupa angket yang digunakan untuk mengetahui LKS seperti

apa yang sudah digunakan oleh siswa dan mengetahui LKS seperti apa yang

dibutuhkan oleh siswa.

2. Instrumen validasi ahli

a. Instrumen validasi aspek kesesuaian isi

Instrumen ini berupa angket yang disusun untuk mengetahui kesesuaian isi

LKS dengan kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD), kesesua-ian

indikator, dan materi. Hasil pengisian angket validasi kesesuaian isi ini

akan berfungsi sebagai referensi dalam pengembangan, perbaikan,

penyempurnaan dan revisi LKS yang dikembangkan.

b. Instrumen validasi aspek konstruksi

Instrumen ini berupa angket dan disusun untuk mengetahui apakah kon-

struksi LKS yang dikembangkan telah memuat penilaian yang berdasarkan

KI-1 (sikap spiritual), KI-2 (sikap sosial) dan kekonsistenan dalam penyusu-

nannya (tata letak gambar, tabel, dan diagram).

Page 70: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

52

Hasil pengisian angket validasi konstruksi LKS ini berfungsi sebagai

referensi dalam pengembangan, perbaikan, penyempurnaan dan revisi LKS

yang dikembangkan.

3. Instrumen pada uji coba produk secara terbatas

a. Instrumen respon guru

Instrumen ini berbentuk angket yang di dalamnnya terdapat pernyataan-

pernyataan yang dimaksudkan untuk menilai aspek kesesuaian isi dan

kemenarikan LKS.

b. Instrumen respon siswa

Instrumen ini berbentuk angket yang di dalamnnya terdapat pernyataan-

pernyataan yang dimaksudkan untuk menilai kemenarikan desain LKS.

4. Intrumen pada tahap implementasi produk

a. Instrumen keterlaksanaan LKS

Instrumen ini berupa lembar observasi yang terdapat pertanyaan-pertanyaan

untuk mengetahui tanggapan pengamat terhadap keterlaksanaan LKS yang

dikembangkan.

b. Instrumen respon guru dan siswa terhadap pembelajaran dengan LKS

Instrumen ini berbentuk angket yang di dalamnnya terdapat pernyataan-

pernyataan yang dimaksudkan untuk menilai pembelajaran dengan LKS

Page 71: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

53

c. Instrumen tes

Instrument ini berupa soal tes untuk mengukur pengetahuan faktual, konseptual

dan prosedural siswa sebelum dan setelah pembelajaran dengan LKS berbasis

project based learning.

F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik dan alat pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Teknik pengumpulan data

Dalam tahap pengumpulan data, peneliti memerlukan alat bantu dalam bentuk ins-

trument pengembangan. Pada tahap pendahuluan teknik pengumpulan data yang

dilakukan menggunakan angket dan lembar observasi untuk mengungkap proses

pembelajaran yang berlangsung saat ini meliputi : analisis standar kompetensi dan

kompetensi dasar, inovasi pembelajaran, perkembangan kognitif anak, analisis

sumber belajar, model/metode pembelajaran yang digunakan, respon siswa dalam

pembelajaran, dan kemampuan berpikir kritis siwa dalam proses pembelajaran.

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada res-ponden

untuk dijawab (Sugiyono: 1999).

Pada tahap pengembangan, teknik pengumpulan data pada ujicoba terbatas adalah

menggunakan angket untuk menjaring respon siswa dan respon guru terhadap

produk yang dikembangkan. Pada uji validasi ahli, teknik pengumpulan data yang

Page 72: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

54

digunakan juga berupa angket untuk melihat karakteristik yang meliputi

konstruk/ desain, kesesuaian isi, dan keterbacaan dari produk yang dikembangkan.

Tahap pengujian luas menggunakan teknik pengumpulan tes. Metode tes khusus

digunakan untuk mengetahui tingkat efektivitas produk yang dihasilkan sebagai

dampak penerapan LKS yang dikembangkan terhadap peningkatan kemampuan

berpikir kritis siswa melalui perbandingan hasil pengukuran sebelum dan sesudah

penggunaan LKS.

2. Alat/instrumen pengumpulan data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan deng-

an teknik pengumpulan data yang dilakukan pada masing-masing tahap penelitian,

dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan

data melalui kegiatan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran yang sedang

berlangsung. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan

yang digunakan sebagai pedoman dalam melakuakan obsevasi selama pelaksa-

naan pembelajaran.

b. Angket

Angket digunakan untuk menganalisis kebutuhan siswa dan guru, serta respon

atau tanggapan guru dan siswa terhadap LKS yang dikembangkan. Angket

analisis kebutuhan berisi pertanyaan untuk mengungkap kebutuhan siswa dan

Page 73: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

55

guru. Angket tanggapan guu dan siswa digunakan pada tahap uji coba produk

untuk mengetahui tanggapan LKS yang dikembangkan.

c. Lembar validasi

Lembar validasi berisi skor penilaian yang harus diisi oleh ahli, meliputi vali-

ditas isi dan konstruk. Lembar ini digunakan untuk mendapatkan data menge-

nai pendapat para ahli (validator) terhadap LKS yang dikembangkan.

d. Tes

Tes yang digunakan meliputi pretes dan postes. Pretes adalah tes yang dilaku-

kan sebelum siswa menggunakan LKS, sedangkan postes dilakukan setelah

siswa menggunakan LKS. Data yang diperoleh dari tes ini bertujuan untuk

mengetahui efektivitas LKS yang dikembangkan dalam meningkatkan

keterampilan berpikir kritis siswa.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Teknik analisis data pada analisis kebutuhan

Pada tahap studi pendahuluan, dilakukan analisis terhadap angket analisis

kebutuhan guru dan siswa yang dideskripsikan dalam bentuk persentase,

kemudian dianalisis atau diinterpretasikan secara kualitatif. Adapun kegiatan

dalam teknik analisis data angket dilakukan dengan cara:

a) Mengklasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban berdasarkan

pertanyaan pada kuisioner.

Page 74: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

56

b) Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk

memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban

berdasarkan pertanyaan pada Angket dan banyaknya sampel penelitian.

c) Menghitung frekuensi jawaban, berfungsi untuk memberikan informasi tentang

kecenderungan jawaban yang banyak dipilih dalam setiap Angket pertanyaan.

d) Menghitung persentase jawaban, bertujuan untuk melihat besarnya persentase

setiap jawaban dari pertanyaan sehingga data yang diperoleh dapat dianalisis

sebagai suatu temuan dalam penelitian.

2. Teknik analisis validitas isi dan konstruksi LKS

Aspek kevalidan merupakan suatu kriteria kualitas perangkat pembelajaran dilihat

dari materi yang terdapat di dalam perangkat pembelajaran. Perangkat

pembelajaran termasuk dalam kategori valid jika materi yang terdapat dalam

perangkat pembelajaran sesuai dengan pengetahuan dan semua komponen dalam

perangkat pembelajaran terhubung secara konsisten (Nieveen,1999). Tingkat

kevalidan pada perangkat pembelajaran yang dikembangkan ditentukan dari

pendapat para ahli. Analisis data berdasarkan instrumen uji ahli dilakukan untuk

menilai tingkat kelayakan produk yang dihasilkan sebagai bahan ajar. Instrumen

penilaian uji ahli menggunakan skala Guttman yang memiliki pilihan jawaban

sesuai konten pertanyaan, yaitu: “Setuju” dan “Tidak Setuju” dengan skor “1” dan

“0”. Revisi dilakukan pada konten pertanyaan yang diberi pilihan jawaban “Tidak

Setuju” atau para ahli memberikan masukan khusus terhadap LKS yang sudah

dibuat.

Page 75: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

57

Jika hasil validasi oleh 2 orang ahli menghasilkan validitas yang kurang dari batas

minimum (yaitu 0,60) berdasarkan perhitungan menggunakan rumus Content

Validity Ratio (CVR), maka setelah direvisi dilakukan uji ahli kembali sampai

memperoleh harga validitas isi dengan batas minimum 0,60 dan 3 validator ahli

menyatakan valid.

𝐶𝑉𝑅 = 𝑛𝑒−

𝑁

2𝑁

2

Keterangan :

CVR = rasio validitas isi

ne = jumlah ahli yang menunjukkan “setuju atau layak”

N = jumlah total ahli (Cohen & Swerdlik, 2010)

Validitas terhadap LKS yang dikembangkan dan perangkatnya juga dihitung

berdasarkan skor yang diberikan oleh validator untuk setiap aspek penilaian,

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menghitung jumlah skor yang diberikan oleh validator untuk setiap aspek

yang dinilai

2) Menghitung persentase ketercapaian skor dari skor ideal/skor maksimal untuk

setiap aspek yang dinilai

3) Menghitung rata-rata persentase ketercapaian skor dari tiga orang validator,

kemudian menafsirkan data menggunakan penafsiran seperti pada Tabel 5.

Tabel 5 Kriteria ketercapaian validitas

Persentase Kriteria

21,00 % - 36,00% Tidak valid

37,00 % - 52,00% Kurang valid

53,00 % - 68,00% Cukup valid

69,00 % - 84,00% Valid

85,00 % - 100,00% Sangat valid

(Ratumanan, 2003)

Page 76: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

58

3. Analisis Kepraktisan

Aspek kepraktisan merupakan kriteria kualitas perangkat pembelajaran ditinjau

dari tingkat kemudahan guru dan siswa dalam menggunakan perangkat

pembelajaran yang dikembangkan (Nieveen, 1999: 127). Oleh karena itu, dalam

mengembangkan perangkat pembelajaran sebaiknya dapat disesuaikan dengan

harapan dan kebutuhan di lapangan. Analisis kepraktisan LKS yakni dengan

menggunkan keterlaksanaan LKS dan respon guru dan siswa terhadap LKS yang

diberikan

a. Teknik analisis data lembar observasi keterlaksanaan LKS

Keterlaksanaan LKS berbasis project based learning diukur melalui penilaian

terhadap keterlaksanaan LKS. Untuk analisis keterlaksanaan LKS berbasis

project based learning, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

i. Menghitung jumlah skor yang diberikan oleh pengamat untuk setiap aspek

pengamatan, kemudian dihitung persentase ketercapaian dengan rumus:

% Ji = (ΣJi / N) x 100%

Keterangan :

%Ji = Persentase ketercapaian dari skor ideal untuk setiap aspek

pengamatan pada pertemuan ke-i

ΣJi = Jumlah skor setiap aspek pengamatan yang diberikan oleh pengamat

pada pertemuan ke-i

N = Skor maksimal (skor ideal)

ii. Menghitung rata-rata persentase ketercapaian untuk setiap aspek

pengamatan dari dua orang pengamat

Page 77: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

59

iii. Menafsirkan data dengan kriteria ketercapaian pelaksanaan pembelajaran

sebagaimana Tabel 6. (Ratumanan, 2003).

Tabel 6 Kriteria Tingkat Keterlaksanaan

Persentase Kriteria

00,0 % - 20,0% Sangat rendah

20,1 % - 40,00% Rendah

40,1 % - 60,0% Sedang

60,1 % - 80,0% Tinggi

80,1 % - 100,00% Sangat tinggi

(Ratumanan, 2003).

b. Analisis data angket respon guru dan siswa

Untuk analisis data respon guru dan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran

dengan LKS berbasis project based learning , dilakukan langkah-langkah

berikut:

i. Menghitung jumlah guru dan siswa yang memberikan respon positif dan

negatif terhadap pelaksanaan pembelajaran.

ii. Menghitung persentase jumlah guru dann siswa yang memberikan respon

positif dan negatif.

iii. Menafsirkan data dengan menggunakan kriteria sebagaimana Tabel 6 di

atas.

4. Analisis data tes

Sebelum soal tes dapat digunakan, terlebih dahulu divalidasi dengan

menggunakan uji korelasi Pearson untuk mengetahui seberapa jauh hubungan

antara jawaban pada setiap butir tes yang diskor secara dikotomi dengan skor total

Page 78: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

60

tes. Uji korelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan korelasi

product-moment dengan rumus:

rxy = 𝑥𝑦

𝑁 𝑆𝑥 (𝑆𝑦)

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel X (skor butir) dan Y (skor total)

∑xy = jumlah perkalian X dan Y

N = jumlah responden

Sx = varian skor butir (variabel X)

Sy = varian skor total (variabel Y) (Anastasi, 1982)

Perhitungan validitas butir soal tersebut dilakukan dengan menggunakan program

SPSS versi 17.0. Soal tes dikatakan valid harga koefisien korelasi untuk setiap

item tes > 0,30 (Sugiyono, 2017). Selanjutnya instrumen tes diuji reliabilitasnya

untuk mengetahui tingkat keajegan instrumen tersebut. Pengujian reliabilitas

dalam penelitian ini menggunakan alfa Cronbach dengan rumus:

rtt = 𝑛𝑛−1

𝑆𝑡2− 𝑆𝑡2

𝑆𝑡2

Keterangan:

Rtt = koefisien reliabilitas tes alfa Cronbach

n = jumlah item soal tes

St = varian skor total

∑St2 = jumlah varian skor setiap item (Anastasi, 1982)

Rumus alfa Cronbach digunakan dengan alasan bahwa perhitungan tersebut

mudah dilakukan dan merupakan prosedur yang lazim digunakan untuk

memperkirakan reliabilitas berdasarkan korelasi antar item. Perhitungan validitas

butir soal tersebut dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 17.0 dan

Page 79: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

61

penafsirannya menggunakan kriteria Arikunto (2002: 245) yang dinyatakan dalam

Tabel 7

Tabel 7. Kriteria koefisien reliabilitas

Koefisien reliabilitas Keterangan

0,80 < rn ≤ 1,00 Sangat tinggi

0,60 < rn ≤ 0,80 Tinggi

0,40 < rn ≤ 0,60 Sedang

0,20 < rn ≤ 0,40 Rendah

0,00 < rn ≤ 0,20 Sangat rendah

5. Analisis Kefektifan

Aspek keefektifan dipenuhi apabila hasil dari penggunaan produk menghasilkan

pencapaian yang diharapkan (Nieveen, 2007). Keefektifan menurut Wicaksono

(2008) yaitu hasil belajar siswa apabila secara statistik hasil belajar siswa

menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pemahaman awal dengan

pemahaman setelah pembelajaran (n-Gain yang signifikan).

1) Perhitungan nilai siswa

Peningkatan kemampuan siswa meliputi peningkatan kemampuan faktual,

konseptual dan prosedural dan ditunjukkan oleh skor yang diperoleh siswa

dalam tes pengetahuan siswa (pretes dan postes). Teknik penskoran nilai pretes

dan postes yaitu :

Nilai siswa = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100 %

Peningkatan skor antara pretes dan postes menunjukkan adanya peningkatan

keterampilan berpikir kritis.

Page 80: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

62

2) Menghitung n-Gain

Untuk mengetahui efektivitas LKS project based learning dapat meningkat-

kan keterampilan berfikir kritis pada materi pemisahan campuran, maka

dilakukan analisis nilai gain ternormalisasi. Peningkatan skor tersebut dihitung

berdasarkan perbandingan gain yang dinormalisasi atau n-Gain <g> dengan

menggunakan rumus Hake (1999) yaitu:

n-Gain = nilai postes – nilai petes/ nilai maks – nilai pretes

<g> =

Keterangan:

<g> = rata-rata n-Gain

% <postes> = rata-rata persentase postes

%<pretes> = rata-rata persentase postes

Hasil gain ternormalisisasi (n-Gain) ini diinterpretasikan untuk menyatakan

peningkatan kemampuan siswa dengan kriteria seperti disajikan pada tabel 8

dibawah ini :

Batasan Katagori

g > 0,7 Tinggi

0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang

g < 0,3 Rendah

Hake (Cheng, 2004)

Data yang diperoleh dianalisis untuk mengetahui efektifitas perlakuan dengan

menggunakan rumus uji t (Arikunto, 2002).

(%<postes> – %<pretes>)

(100 – %<pretes>)

Page 81: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

63

3) Uji Normalitas Data

Uji normalitas berfungsi untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal

dari populasi berdistrtibusi normal atau tidak dan untuk menentukan uji

selanjutnya, apakah menggunakan statistik parametrik atau non parametrik.

Uji normalitas dilakukan dengan program SPSS versi 17. Rumusan hipotesis

untuk uji normalitas:

H0 : sampel berasal dari populasi berdistribusi data normal

H1 : sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

Kriteria uji normalitas:

Jika zhitung < z tabel atau nilai sig > 0,05 maka H0 diterima (data

berdistribusi normal)

Jika z hitung ≥ z tabel atau nilai sig < 0,05 maka H0 ditolak (data tidak

berdistribusi normal)

4) Uji kesamaan dua varians (homogenitas)

Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan

uji kesamaan dua varians (homogenitas). Uji homogenitas dilakukan untuk

memperoleh asumsi bahwa sampel penelitian berawal dari kondisi yang sama

atau homogen, yang selanjutnya untuk menentukan uji yang akan digunakan

dalam pengujian hipotesis. Adapun pengujian homogenitas data dalam

penelitian ini menggunakan program SPSS versi 17.

Hipotesis uji homogenitas:

H0 = kedua kelas penelitian mempunyai variansi yang homogen

H1 = kedua kelas penelitian mempunyai variansi yang tidak homogen

Page 82: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

64

Kriteria uji homogenitas :

Terima H0 hanya jika F hitung < F tabel , atau nilai sig > 0,05

Tolak H0 hanya jika F hitung ≥ F tabel , atau nilai sig < 0,05

5) Pengujian hipotesis

Untuk menguji hipotesis dilakukan dengan uji kesamaan dua rata-rata dan uji

perbedaan dua rata-rata menggunakan uji-t dengan program SPSS versi17.

a) Uji kesamaan dua rata-rata

Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai rata-rata yang

tidak berbeda pada tahap awal. Jika rata-rata kedua kelompok tersebut

tidak berbeda, berarti kedua kelompok itu mempunyai kondisi yang

sama. Uji kesamaan dua rata-rata yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan uji-t.

Hipotesis yang diujikan adalah:

H0 = Tidak ada perbedaan hasil pretes keterampilan berpikir kritis siswa

di kelas eksperimen dan hasil pretes di kelas kontrol

H1 = ada perbedaan hasil pretes keterampilan berpikir kritis siswa di

kelas eksperimen dan hasil pretes di kelas kontrol

Kriteria uji :

Jika t hitung ≥ t tabel, atau nilai sig < 0,05 maka Ho ditolak, H1 diterima.

Jika t hitung < t tabel, atau nilai sig > 0,05 maka Ho diterima, H1 ditolak

(Pratisto, 2004)

Page 83: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

65

b) Uji perbedaan dua rata-rata

Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk menentukan seberapa

efektif perlakuan sampel dengan melihat n-Gain keterampilan berpikir

kritis siswa yang berbeda secara signifikan anatara pembelajaran di kelas

eksperimen dan kontrol.

Rumusan hipotesis statistik:

H0 = Rata-rata n-Gain keterampilan berpikir kritis siswa kelas

eksperimen lebih rendah daripada rata-rata n-Gain keterampilan

berpikir kritis siswa kelas kontrol

H1 = Rata-rata n-Gain keterampilan berpikir kritis siswa kelas

eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata n-Gain keterampilan

berpikir kritis siswa kelas control

Kriteria Uji :

Jika t hitung ≥ t tabel, atau nilai sig < 0,05 maka H0 ditolak, H1 diterima.

Jika t hitung < t tabel, atau nilai sig > 0,05 maka Ho diterima, H1 ditolak

Page 84: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

125

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Karakteristik LKS pemisahan campuran berbasis project based learning

untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa yang dikembangkan

adalah sebagai berikut: 1) LKS disusun sesuai dengan tahapan pembelajaran

project based learning meliputi tahap menentukan pertanyaan mendasar,

mendesain dan merencanakan proyek, melaksanakan proyek, monitoring

kemajuan proyek dan menguji hasil serta mengevaluasi proyek. 2) LKS

disusun dengan melatihkan keterampilan berpikir kritis meliputi aspek

memberikan penjelasan sederhana, membangun keterrampilan dasar,

menyimpulkan, membuat penjelasan lebih lanjut dan mengatur strategi dan

taktik. 3) Struktur LKS meliputi bagian pendahuluan, isi dan penutup.

2. LKS berbasis project based learning untuk meningkatkan keterampilan

berpikir kritis dinyatakan valid. Hal ini dapat dilihat dari hasil validasi ahli

terhadap aspek kesesuaian isi yaitu 100% (sangat tinggi) dan aspek

kontruksi LKS yaitu 91,75% (sangat tinggi).

Page 85: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

126

3. LKS hasil pengembangan mendapatkan respon yang baik dari guru. Hal ini

dapat terlihat dari hasil respon guru terhadap aspek kesesuaian isi yaitu

100% (sangat tinggi), aspek kemenarikan yaitu 85% (sangat tinggi), dan

aspek kebahasaan yaitu 92%(sangat tinggi).

4. LKS hasil pengembangan mendapatkan respon yang baik dari siswa. Hal ini

dapat terlihat dari hasil respon siswa terhadap aspek kemenarikan yaitu 88%

(sangat tinggi) dan hasil respon siswa terhadap aspek kemudahan 92,5%

(sangat tinggi) dan hasil respon siswa terhadap aspek keterpahaman yaitu

82,5% (sangat tinggi).

5. LKS yang dikembangkan efektif untuk meningkatkan keterampilan berpikir

kritis siswa. Hak ini dapat terlihat dari adanya perbedaan yang signifikan

antara rata-rata nilai postes keterampilan berpikir kritis siswa dikelas

eksperimen dan kelas kontrol. Rata-rata nilai postes pada kelas eksperimen

lebih tinggi dibandingkan rata-rata nilai postes pada kelas kontrol.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, adapun saran peneliti adalah sebagai

berikut:

1. Pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis project based learning

hendaknya diterapkan dalam pembelajaran IPA, karena terbukti efektif

dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.

Page 86: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

127

2. Agar penerapan LKS berbasis project based learning berjalan maksimal,

hendanya guru mempertimbangkan pembagian waktu dalam setiap tahap

project based learning, karena LKS berbasis project based learning dalam

pembelajaran membutuhkan waktu yang sangat banyak khususnya ketika

siswa hendak berkonsultasi.

3. Perlu dikembangakan LKS berbasis project based learning yang tidak hanya

untuk meningkatkanb keterampilan berpikir kritis, namun dapat

meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi lainnya.

Page 87: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

127

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum

2013. Bandung: PT Refika Aditama.

Abdurrahman, 2015. Guru Sains sebagai Inovator Merancang Pembelajaran

Sains Inovatif Berbasis Riset. Media Akademi. Yogyakarta.

Amanda, dkk. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap

Hasil Belajar IPA Ditinjau dari Self Efficacy Siswa. e-Journal Program

Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Program Studi IPA volume

4 tahun 2014

Asan, A., & Haliloglu, Z. 2005. Implementing project based learning in

computerclassroom. The Turkish Online Journal of Educational

Technology, 4(3), 68-81.

Arikunto, S. 2002. Penilaian Program Pendidikan. Jakarta : Bina Aksara,

Azar, Ali. 2010. The Effect of Critical Thinking Dispositions on Students

Achievement in Selection and Placement Exam for University in Turkey.

Journal Of Turkish Science Education Volume 7, Issue 1, March 2010.

Bahri, S. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Baker, E. Trygg, B. Otto, P. Tudor, M, dan Ferguson L.2011. Project Based

LearningModel Relevant Learning for teh 21st Century. Amerika Utara:

Pacific Education Institute. [Online]. Tersedia: www.nccte.com. [3 Januari

2016]

Bagheri, M., Wan Ali, W., Chong, M. B., & Dauh, S. M. 2013. Effects of Project-

based Learning Strategy on Self-directed Learning Skills of Educational

Technology Students. Journal Contemporary Educational Technology,

Volume 4 Nomor 1, 15-29

Barak, M, Dori, Y.J. 2005. Enhancing Undergraduate Students’ Chemistry

Understanding Through Project-Based Learning in an it

Environment.Science Education,89 (1), 117- 139.

Page 88: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

128

Baran, M., & Maskan, A. 2010. The Effect of Project-Based Learning On Pre-

Service Physics Teachers Electrostatic Achievements. Cypriot Journal of

Educational Sciences, Volume 5 Nomor 4, 243-257.

Basuki, Ismet dan Hariyanto. 2014. Assesmen Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Cohen, Ronald Jay and Mark E.Swerdlik. 2010. Psychology Tenting and

Assessment.Mc Graw Hill Higher Education: United State

Costa, Arthur L. 1985. Goal for a Critical Thinking Curriculum. Dalam Costa ,

A.L. (ed) Developing Minds. Alexandria. Virginia: A Resource Book for

Teaching Thinking. ASDC.

Creswell, John W. 2008. Educational Research. Planing, Conducting, and

Evaluating Qualitative & Quantitative Approaches. London. Sage

Publications.

Dahar, Ratna Wilis. 1986. Interaksi Belajar Mengajar IPA. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Darma, Surya. 2008. Kreativitas. Jakarta : Direktorat Tenaga Kependidikan

Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga

Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.

Darmodjo, Hendro & Kaligis, Jenny R.E. 1993. Pendidikan IPA II. Jakarta :

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan..

De Bono, Edward. 2007. Revolusi Berpikir. Bandung: PT. Mizan Pustaka.

Depdiknas. 2006. Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu,

SMP/MTs. Jakarta: Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan

Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional.

Djamarah, Syaiful, B dan Aswan, Z. 2006. Eds Revisi : Strategi Belajar

Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Doppelt, Y. 2005. Assessment of project-based learning in a MECHATRONICS

context. Journal of Technology Education, 16(2), 7.

Ebrahimi, S. 2012. Comparing the Effect of 5 E and Problem Solving Teaching

Methods on the Students' Educational Progress in the Experimental Sciences

Course. Journal of Basic andApplied Scientific Research, Vol.2 (2)

Faoziah, Khaerani.2012. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Praktikum

Berbasis Inkuiri Pada Pokok Bahasan Reaksi Kimia. Di akses dari

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_kim_0801329_chapter2.pdf

pada (15 April 2016 09.00 p.m)

Page 89: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

129

Firman, H. 2007. Laporan Analisis Literasi Sains Berdasarkan Hasil PISA

Nasional Tahun 2006. Jakarta: Pusat Penilaian Balitbang Depdiknas.

Fraenkel, Jack. R., and Norman E. Wallen. 2012. How to Design and Evaluate

Research in Education 8th Edition. Boston: McGraw-Hill Higher

Education.

Giilbahar, Y., & Tinmaz, H. 2006. Implementing Project-Based Learning and E-

Portofolio Assesment In an Undergraduate Course. Journalof Research on

Technology in Education, 38 (3)

Hake dan Richard, R. 2002.Relationship of Individual Student Normalized

Learning Gains in Mechanics with Gender, High - School Physics, and

Pretest Scores on Mathematics and Spatial Visualization .Tersedia pada

http://w ww.physics.indiana.edu/~hake.Diakses pada tanggal 15 Maret

2016 .

Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Hosnan,M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran

Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Ibrahim. 2007. Pengembangan Kemempuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa

SMP dalam Matematika melalui Pendekatan Advokasi dengan

Pengajaranasalah Open-Ended.. Bandung.

Isjoni. 2013. Cooperative Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok.

Bandung : Alfabeta.

Johnson, E.B. 2011. Contextual Teaching & Learning : Menjadikan Kegiatan

Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Terjemahan. Bandung:

Penerbit Kaifa.

Kelin, J.I., et al. 2009. Project Based Learning: Inspiring Middle School Student

to Engage in Deep and Active Laerning. New York:NYC Departement of

Education.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014, ―Konsep dan Implementasi

Kurikulum‖, Jakarta.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.2013.. ―Kurikulum 2013 Kompetensi

Dasar Sekolah Menengah Atas‖ . Jakata

Khazaal, H.F. 2015. Problem Solving Method Based on E-Learning System for

Engineering Education. Jurnal of College Teaching & Learning, XII (1), 1-

12.

Page 90: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

130

Kurniawan, A. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap

Keterampilan Berpikir Kritis Dan Sikap Terkait Sains Siswa SMP (Studi

Esperimen di SMP Negeri 4 Singaraja), artikel dalam Jurnal Pendidikan

IPA. Pascasarjana UNDHIKSA, Vol 2(1).

Lestari, M.D. 2017. Keefektifan Lembar Kegiatan Siswa Materi Pemisahan

Campuran Untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Kelas

VII SMP, artikel dalam jurnal Unesa.

Liliasari. 2009. Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sains Kimia Menuju

Profesionalitas Guru. Bandung :Universitas Pendidikan Indonesia

Lutfi. 2004. Sains Kimia untuk SMP, Jilid 2. Jakarta: Erlangga..

Luthvitasari, Navies. 2013. Implementasi Pembelajaran Berbasis Proyek Pada

Keterampilan Berpikir Dan Kemahiran Generik Sains. e-Journal Program

Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA

Vol.3,2013.

Majid, Abdul. 2014. Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Interes.

Mitchell, S., Foulger, T. S., Wetzel, K., & Rathkey, C. 2008. The negotiated

project approach: Project-based learning without leaving the standards

behind. Early Childhood Education Journal, 36(4), 339-346.

Muderawan, I.W., Sastrika, I.A.K.,&Sadia, I.W. 2013. Pengaruh Model

Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Pemahaman Konsep Kimia Dan

Keterampilan Berpikir Kritis. Journal Program Pascasarjana Universitas

Pendidikan Ganesha Program Studi IPA, 3, 1-13

Muhtar, T. 2014. Analisis Kurikulum 2013 Ditinjau Dari Aspek Nilai Karakter

Bangsa. UPI Bandung: Mimbar Sekolah Dasar Volume 1 Nomor 2

Oktober 2014 (hal 168—175).

Nieveen, N.2007. Formative Evaluation in Educational Design Research.Dalam

Plomp T & Nieveen, N (Eds.).An Intruction to Educational. Natherland:

SLO. Pajares.Novak. 1979. Meaningfull Reception Learning as a Basis for

The Phychology of Teaching for Thinking Creativity. Cleraing. Ohio.

Nurisalfah, Resti .2017. Lembar Kerja Siswa Materi Pemisahan Campuran

berbasis Project Based Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan

Berpikir Kreatif Siswa. Lampung :Unila.

Nyamupangedengu, Eunice & Lelliot, Anthony. 2012. An Exploration on

Learners Use of Worksheets During a Science Museum Visit. African

Journal of Research in Mathematics, Science and Technology Education.

Vol.16 Issue 12 pp 1-15.

Page 91: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

131

Umikasih, Siti. 2017. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Problem

Based Learning Materi Pencemaran Lingkungan Untuk Meningkatkan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. Lampung : Unila.

Usman Riyadi, 2008. Model Pembelajaran Inkuiri dengan Kegiatan

Laboraturium untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa,

Tesis, Semarang : Universitas Negeri Semarang

Oktiningrum, Wuli. 2014. TIMSS (Trends International Mathematics and Science

Study. [Online]. (http://wulieokti.blogspot.com/2014/04/timss-trends-

international- mathematics.html diakses 23 Mei 2016, 17.54 WIB).

Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD). 2013.

Snapshot of performance in mathematics, reading and science. (Online).

(http://www.oecd.org/pisa/keyfindings/PISA-2012-results-snapshot-

Volume-I-ENG.pdf) diakses 11 Jnauari 2016.

Pratisto, Arif. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan

Percobaan dengan SPSS 12. Jakarta : Gramedia.

Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.

Yogyakarta :Diva Press.

Rehena, J.F. dan Tumbel, F.M. 2010. ―Strategi Pembelajaran yang

Memberdayakan Kemampuan Berpikir Siswa‖. Kompetensi. Vol 1 No 1

Juli 2010. hal 12 – 19.

Ruggiero, Vincent Ryan. 1988. Teaching Thinking Across The Curriculum.

Harper & Row, Publisher, Inc. USA.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta : Rajawali Pers.

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media.

Sastika Ida Ayu Kade, Sadia I Wayan, dan Muderawan.. 2013. Pengaruh Model

Pembelajran Berbasis Proyek Terhadap Pemahaman Konsep Kimia Dan

Keterampilan Berfikir Kritis. e-Journal Program Pascasarjana

Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA. (3).

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta :

Rineka Cipta.

Sola dan Ojo . 2007. Effects of Project, Inquiry, and Lecture-Demonstration Teaching

Methods on Senior Secondary Student’ Achievement in Separation of Mixtures

Practical Test. Journal of Educational Research and Review vol 2 (6), pp. 124-

132.

Page 92: PENGEMBANGAN LKS PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/58679/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-21 · Berdasarkan data TIMSS yang diperoleh pada tahun 2015

132

Sudijono, A. 2004. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo.

Sugiyono.2017.Metode Penelitian Pendidikan;Pendekatan kuantitatif,kualitatif

dan R&D.Bandung:Alfabeta.

Sudjana. 2005. Metode Statistika Edisi ke-6. Bandung : Tarsito

Suyanto S, Paidi & Wilujeng I. 2011. Lembar Kerja Siswa (LKS). Makalah

disampaikan pada Pembekalan Guru Daerah Terluar dan Tertinggal.

Akademi Angkatan Udara. Yogyakarta 26 November–6 Desember 2011

Tanwil, Muh & Liliasari. 2013. Berpikir Kompleks dan Implementasinya dalam

Pembelajaran IPA. Makassar : Badan Penerbit Universitas Negeri

Makassar.

Thiagarajan, S., et al.1974. InstructionalDevelopment for Training Teachers of

Expectional Children. Minneapolis, Minnesota: Leadership Training

Institute/Special Education, University of Minnesota

Thomas.J.W. 2000. A Review Of Research on Project Based Learning. California:

The Autodesk Foundation. Tersedia pada: http://www.Autodesk.com.

Diakses pada 4 Oktober 2011.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep

Landasan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP).Jakarta : Kencana Prenada Media

Trowbridge, Leslie W. & Bybee, Rodger W. 1990. Becoming a Secondary School

Science Teacher. Merrill Publishing & Co. Colombus.

Widodo, T & Kadarwati, S. 2013. High Order Thinking Berbasis Pemecahan Masalah

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Berorientasi Pembentukan Karakter

Siswa. Cakrawala Pendidikan 32(1), 161-171.

Winarti, T., & Nurhayati, S. 2015. Pembelajaran Praktikum Berorientasi Proyek

untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Pemahaman Konsep.

Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Volume 8 Nomor 2.

Yalcin, S. A., Turgut, Ü., & Büyükkasap, E. 2009. The Effect of Project Based

Learning on Science Undergraduates’ Learning of Electricity, Attitude

Towards Physics and Scientific Process Skills. International Online

Journal of Educational Sciences, Volume 1 Nomor 1, 81-105.

Yamin, M. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press dan

Center for Learning Innovation (CLI).

Zulfa. 2009. Pengembangan Bahan Ajar Matematika. (Online)