PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KETERAMPILAN PROSES …digilib.unila.ac.id/27944/2/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KETERAMPILAN PROSES …digilib.unila.ac.id/27944/2/SKRIPSI TANPA BAB...
PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINSPADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT
DAN NON ELEKTROLIT
(Skripsi)
Oleh
EKAYANA PUTRIANI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG2017
ABSTRAK
PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINSPADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT
Oleh
EKAYANA PUTRIANI
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LKS berbasis keterampilan proses
sains (KPS) pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit serta untuk menge-
tahui respon guru dan respon siswa mengenai LKS yang dikembangkan. Desain
pada penelitian ini menggunakan desain R&D menurut Sugiyono (2008), dimana
tahapan langkah penelitian dalam desain ini terdiri dari sepuluh langkah, namun
desain yang digunakan dibatasi hanya sampai revisi uji coba lapangan awal.
Subjek pada penelitian ini yaitu LKS berbasis KPS pada materi larutan elektrolit
dan non elektrolit. Setelah penyusunan LKS selanjutnya dilakukan validasi ahli
terhadap aspek kesesuaian isi, konstruksi, keterbacaan dan kemenarikan. Hasil
validasi ahli terhadap keempat aspek yang dinilai yaitu LKS memiliki kriteria
sangat tinggi. Selanjutnya dilakukan uji coba lapangan terhadap tiga responden
guru pada aspek kesesuaian isi, keterbacaan, dan konstruksi terhadap LKS
berbasis KPS diperoleh hasil persentase rata-rata sebesar 79,21%, 83,91%, dan
85,30 %. Sedangkan uji coba lapangam awal pada responden siswa terhadap
aspek keterbacaan dan kemenarikan terhadap LKS berbasis KPS yang di-
kembangkan diperoleh hasil sebesar 84,58% dan 83,63%. Berdasarkan hasil
tersebut, dapat disimpulkan bahwa LKS berbasis KPS yang dikembangkan
Ekayana Putriani
memiliki kriteria sangat tinggi dan dapat digunakan dalam proses pembelajaran di
sekolah.
Kata kunci : keterampilan proses sains, larutan elektrolit dan non-elektrolit,lembar kerja siswa
PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINSPADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT
DAN NON ELEKTROLIT
Oleh
EKAYANA PUTRIANI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan KimiaJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur pada tanggal 6 Juli
1994 sebagai anak pertama dari Bapak Eko Purwanto dan Ibu Khaeratun. Pendidi-
kan formal diawali di TK Aisyah Bustanul Athfal Way Jepara tahun 1999 hingga
tahun 2000. Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Negeri 1 Labuhan Ratu Dua
pada tahun 2006, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 1 Way
Jepara pada tahun 2009 dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1
Way Jepara pada tahun 2012.
Tahun 2012 terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia Juru-
san Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung. Selanjutnya pada tahun 2015
mengikuti Program Praktik Lapangan (PPL) di SMA Negeri 2 Ulu belu yang
terintergrasi dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pekon Tanjung Baru Kecama-
tan Ulu belu Kabupaten Tanggamus tahun 2015.
Teruntuk Bapak dan Ibu tersayang
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya sehingga dapat diselesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan LKS
Berbasis Keterampilan Proses Sains Pada Materi Larutan Elektrolit dan Non
Elektrolit” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan
kimia. Tak lupa shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW, seorang suri tauladan yang sangat luar biasa dalam kesederha-
naannya, keluarga, sahabat serta umat-Nya yang senantiasa menjalankan kewaji-
ban-Nya dengan istiqomah.
Banyak pihak yang mendukung atas terselesaikannya skripsi ini, maka pada
kesempatan ini ucapan terima kasih disampaikan kepada:
1. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas
Lampung;
2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA;
3. Ibu Dr. Ratu Beta Rudibyani, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Kimia;
4. Ibu Dra. Nina Kadaritna, M.Si., selaku pembimbing utama atas kesediaan,
keikhlasan, dan kesabarannya memberikan bimbingan, pengarahan dan
masukan dalam proses perbaikan serta penyelesaian skripsi ini;
5. Ibu Lisa Tania, S.Pd., M.Sc, selaku pembimbing akademik dan pembimbing
kedua atas motivasi dan kesediaannya dalam memberikan bimbingan, penga-
rahan, dan masukan kepada penulis selama penyusunan skripsi;
6. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Pembahas atas keikhlasan dan
kesediannya dalam memberikan bimbingan, arahan, dan masukan;
7. Bapak M. Mahfudz Fauzi S., S.Pd., M. Sc., selaku validator atas masukan,
kritik dan saran serta motivasi untuk produk yang dihasilkan;
8. Bapak/Ibu guru SMA Negeri 3 Bandarlampung, SMA Negeri 1 Bukit
Kemuning dan SMA Negeri 16 Bandarlampung, dan SMA Muhammadiyah 2
Bandarlampung;
9. Nurman Musa atas keikhlasan, dukungan dan semangat yang telah diberikan.
10. Venny, Mba Ugi, Ratna, Mba Yanti, Nur dan Adit terimakasih atas
kebersamaannya dan persahabatannya.
11. Ichan, Citra, Popy, Intan, Rara, Ella, Uci dan Nadia atas dukungan, semangat
dan bantuannya yang telah diberikan selama ini.
12. Sahabat-sahabat Pendidikan Kimia 2012.
13. Tim KKN-KT Pekon Tanjung Baru Kecamatan Ulu Belu Tanggamus.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, akan tetapi sedikit
banyaknya semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri
dan umumnya bagi pembaca. Aamiin.
Bandar Lampung, Agustus 2017
Penulis,
Ekayana Putriani
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvii
I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 6
E. Ruang Lingkup .................................................................................... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 8
A. Media Pembelajaran............................................................................. 8
B. Lembar Kerja Siswa ............................................................................ 9
C. Keterampilan Proses Sains.................................................................... 13
D. Analisis Konsep Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit ........................ 16
III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 20
A. Metode Penelitian ............................................................................... 20
B. Subjek dan Lokasi Penelitian............................................................... 21
C. Sumber Data......................................................................................... 21
D. Alur Penelitian .................................................................................... 22
E. Langkah-Langkah Penelitian ............................................................... 23
1. Penelitian dan pengumpulan data .................................................. 232. Perencanaan dan pengemanbangan................................................ 253. Evaluasi produk ............................................................................. 28
F. Instrumen Penelitian ........................................................................... 29
1. Instrumen pada studi pendahuluan................................................. 292. Instrumen pada validasi ahli .......................................................... 293. Instrumen pada uji coba ................................................................. 31
G. Teknik Pengumpulan Data................................................................... 32
H. Teknik Analisis Data............................................................................ 32
1. Mengolah data angket analisis kebutuhan ..... .............................. 332. Mengolah data validasi dan tanggapan guru.................................. 33
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 36
A. Hasil Studi Pendahuluan ........................................................................ 36
1. Hasil studi pustaka ........................................................................... 362. Hasil studi lapangan ......................................................................... 36
B. Hasil Analisis Perencanaan dan Pengembangan Produk LKS BerbasisKPS ........................................................................................................ 38
1. Cover luar......................................................................................... 392. Cover dalam .................................................................................... 403. Kata pengantar ................................................................................. 404. Daftar isi........................................................................................... 415. KI, KD dan Indikator Pencapaian .................................................... 426. Petunjuk umum penggunaan LKS ................................................... 427. Isi LKS ............................................................................................ 428. Daftar pustaka .................................................................................. 469. Cover belakang................................................................................. 46
C. Penyusunan Instrumen Validasi............................................................. 47
1. Instrumen kesesuaian isi .................................................................. 472. Instrumen konstruksi........................................................................ 473. Instrumen keterbacaan ..................................................................... 484. Instrumen kemenarikan.................................................................... 48
D. Hasil Validasi Ahli ................................................................................. 48
1. Validasi aspek kesesuaian isi ........................................................... 49
2. Validasi aspek konstruksi................................................................. 503. Validasi aspek keterbacaan .............................................................. 514. Validasi aspek kemenarikan............................................................. 53
E. Hasil Tanggapan Guru dan Siswa Terhadap Produk ............................. 54
1. Tanggapan Guru............................................................................... 55
a. Hasil tanggapan aspek kesesuaian isi......................................... 55b. Hasil tanggapan aspek keterbacaan............................................ 56c. Hasil tanggapan aspek konstruksi .............................................. 57
2. Tanggapan Siswa ............................................................................. 58
a. Hasil tanggaapan aspek keterbacaan......................................... 58b. Hasil tanggapan aspek kemenarikan ......................................... 59
F. Karakteristik LKS .................................................................................. 59
G. Kendala dalam Pengembangan LKS berbasis KPS ............................... 60
V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 61
A. Kesimpulan ........................................................................................... 61
B. Saran ..................................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 63
LAMPIRAN ..................................................................................................... 67
1. Persentase Hasil Studi Pendahuluan Guru................................................. 682. Persentase Hasil Studi Pendahuluan.......................................................... 713. Analisi SKL KI-KD................................................................................... 734. Silabus ....................................................................................................... 785. RPP ............................................................................................................ 846. Instrumen Validasi Ahli Aspek Keseusaian Isi ................................. ...... 957. Persentase dan Kriteria Validasi Aspek Kesesuaian Isi .......................... 988. Instrumen Validasi Ahli Aspek Konstruksi............................................. 999. Persentase dan Kriteria Validasi Aspek Konstruksi ................................ 10210. Instrumen Validasi Ahli Aspek Keterbacaan ........................................ 10311. Persentase dan Kriteria Validasi Aspek Keterbacaan............................ 10612. Instrumen Validasi Ahli Aspek Kemenarikan....................................... 10713. Persentase dan Kriteria Validasi Aspek Kemenarikan .......................... 10914. Instrumen Uji Coba Terbatas Kesesuaian Isi ........................................ 11015. Persentase dan Kriteria Uji Coba Terbatas Aspek Kesesuaian Isi ........ 11316. Instrumen Uji Coba Terbatas Keterbacaan............................................ 114
17. Persentase dan Kriteria Uji Coba Terbatas Aspek Keterbacaan............ 11718. Instrumen Uji Coba Terbatas Konstruksi .............................................. 11819. Persentase dan Kriteria Hasil Uji Aspek Konstruksi............................. 12120. Persentase dan Kriteria Hasil Uji Aspek Kesesuaian Isi ....................... 12221. Persentase dan Kriteria Hasil Uji Aspek Keterbacaan .......................... 12322. Persentase dan Kriteria Hasil Uji Aspek Konstruksi............................. 12423. Persentase dan Kriteria Hasil Uji Aspek Kesesuaian Isi ....................... 12524. Persentase dan Kriteria Hasil Uji Aspek Keterbacaan .......................... 12625. Persentase dan Kriteria Hasil Uji Aspek Konstruksi............................. 12726. Persentase Rata-Rata Responden Guru ................................................. 12827. Tabulasi Jawaban Angket Keterbacaan LKS ........................................ 12928. Persentase dan Kriteria Angket Siswa Keterbacaan LKS ..................... 13329. Tabulasi Jawaban Angket Kemenarikan LKS....................................... 13530. Persentase dan Kriteria Angket Siswa Kemenarikan LKS.................... 138
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Indikator keterampilan proses sains .................................................. 15
2. Analisis konsep.................................................................................. 17
3. Penskoran pada angket untuk pertanyaan positif .............................. 34
4. Tafsiran skor (penskoran) angket ...................................................... 35
5. Hasil validasi ahli terhadap LKS yang dikembangkan ..................... 48
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Langkah-langkah metode Research and Development (R&D)......... 20
2. Alur pengembangan LKS berbasis KPS pada materi larutanelektrolit dan elektrolit ...................................................................... 22
3. Cover luar LKS ................................................................................. 39
4. Cover dalam LKS.............................................................................. 40
5. Kata pengantar LKS .......................................................................... 41
6. Kegiatan merancang percobaan pada LKS 1 .................................... 43
7. Kegiatan berdikusi pada LKS 1......................................................... 44
8. Kegiatan mengamati pada LKS 2...................................................... 45
9. Kegiatan berdiskusi pada LKS 2 ....................................................... 45
10. Cover belakang LKS ......................................................................... 46
11. Cover luar hasil saran validator......................................................... 52
12. Cover luar setelah revisi .................................................................... 53
13. Cover belakang setelah revisi............................................................ 54
14. Persentase hasil tanggapan guru terhadap LKS berbasis KPS .......... 55
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu hal penting yang harus dilakukan terhadap
manusia, karena dengan adanya pendidikan hidup seseorang dapat menjadi lebih
baik. Tujuan pendidikan nasional yakni untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Oleh karena itu, pendidi-
kan nasional harus berfungsi secara optimal sebagai wahana utama dalam pem-
bangunan bangsa dan karakter (Tim Penyusun, 2012). Berdasarkan tujuan pen-
didikan nasional dan untuk mengembangkan seluruh potensi peserta didik, maka
saat ini pemerintah menerapkan kurikulum 2013.
Pembelajaran dalam kurikulum 2013 dilakukan dengan menggunakan pendekatan
ilmiah (scientific approach), di mana peserta didik diharapkan memiliki kemam-
puan untuk menggali informasi melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba,
menalar, dan mengomunikasikan (Tim penyusun, 2014). Melalui pendekatan ini
diharapkan mampu mengeksplor potensi peserta didik dalam berbagai mata
pelajaran. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah yaitu mata
pelajaran kimia.
2
Mata pelajaran kimia mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi
komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika dan energetika zat yang me-
libatkan keterampilan dan penalaran (Tim Penyusun, 2006). Proses pembelajaran
kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses, produk dan
menanamkan sikap ilmiah pada siswa. Sehingga dalam pembelajarannya, tidak
hanya untuk menguasai pengetahuan kimia sebagai produk, tetapi juga untuk me-
nguasai sikap, proses ilmiah, dan penerapan kimia dalam kehidupan sehari-hari.
Kimia sebagai proses yang dinyatakan sebagai proses ilmiah. Melalui proses
ilmiah maka akan diperoleh penemuan-penemuan ilmiah, sikap ilmiah serta ke-
terampilan ilmiah dan juga produk dari ilmu kimia tersebut. Keterampilan ilmiah
yang dihasilkan seperti mengamati, mengidentifikasi, menafsirkan, meramalkan,
mengklasifikasi, mengomunikasi serta menggunakan alat dan bahan yang akan
menyangkut suatu cara kerja untuk memperoleh hasil (Ronah, 2013). Keterampi-
lan-keterampilan ilmiah inilah yang dinamakan dengan Keterampilan Proses Sains
(KPS). Hartono (2007) menyatakan bahwa KPS dibutuhkan untuk memahami
dan menggunakan sains, termasuk ilmu kimia.
KPS adalah kemampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dalam memaha-
mi, mengembangkan, dan menemukan ilmu pengetahuan (Dahar, 2011). KPS
merupakan keterampilan-keterampilan yang dimiliki oleh para ilmuwan untuk
memperoleh dan mengembangkan produk sains (Anitah, 2007). KPS sangat
penting bagi setiap siswa sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam
mengembangkan sains serta diharapkan memperoleh pengetahuan baru atau me-
ngembangkan pengetahuan yang telah dimiliki (Yamtinah dkk, 2016).
3
Guru mampu melatihkan kemampuan KPS dalam diri siswa dengan cara mem-
fasilitasi proses pembelajaran menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS). Selain
itu penggunaan LKS diharapkan dapat membantu siswa agar tercapainya pem-
belajaran kimia yang berorientasi pada proses. LKS merupakan salah satu alat
bantu yang dapat menjadi fasilitas pendukung dalam proses pembelajaran dan
dapat menuangkan langkah-langkah KPS dalam LKS.
Keberadaan LKS memberikan pengaruh yang cukup besar dalam proses pembe-
lajaran kimia disekolah, hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Pangestika (2013) yang menyatakan bahwa LKS berbasis KPS dapat meningkat-
kan hasil belajar siswa dengan persentase sebesar 83,3% sehingga LKS dapat
menjadi media pembelajaran yang efektif untuk mendesain langkah-langkah KPS
agar tidak terlewatkan.
Penggunaan LKS berbasis KPS diharapkan dapat membantu siswa dalam proses
pembelajaran sains, khususnya dalam mata pelajaran kimia karena kemampuan
sains siswa Indonesia berada pada ranking amat rendah dalam kemampuan (1)
memahami informasi yang kompleks; 2) teori, analisis dan pemecahan masalah;
(3) pemakaian alat, prosedur, dan pemecahan masalah; dan 4) melakukan investi-
gasi (Tim Penyusun, 2012). Hal ini terlihat dari hasil TIMSS (Trends in Interna-
tional Mathematics and Science Study) yang merupakan studi internasional yang
mengukur kemampuan siswa dibidang matematika dan sains. Hasil TIMSS siswa
Indonesia pada tahun 2015, menempati urutan ke 45 dari 48 negara (Rahmawati,
2016).
4
Berdasarkan data TIMSS tersebut memberikan gambaran bahwa kemampuan
sains siswa di Indonesia yang masih rendah disebabkan karena dalam pelaksana-
aan pembelajaran sains yang telah dilaksanakan di sekolah belum tepat, siswa
hanya dituntut untuk belajar dengan cara menghafal (Nurhadi, 2004). Sanjaya
(2008) menyatakan bahwa salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan
adalah kurang berorientasinya pembelajaran sains pada proses yang tentunya
menyebabkan kurang terlatihnya KPS pada diri siswa.
Salah satu materi pelajaran kimia yang diajarkan disekolah yaitu materi larutan
elektrolit dan non elektrolit. Materi ini diajarkan di kelas X pada semester genap.
Materi larutan elektrolit dan non elektrolit dalam kurikulum 2013 yaitu terdapat
pada kompetensi dasar (KD) 3.8 yang berbunyi menganalisis sifat larutan elek-
trolit dan non elektrolit berdasarkan daya hantar listriknya. Sedangkan KD 4.8
berbunyi merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil per-
cobaan untuk mengetahui sifat larutan elektrolit dan larutan non elektrolit (Tim
Penyusun, 2013). Pembelajaran pada KD ini dapat melatihkan keterampilan
siswa dalam merancang percobaan, melakukan percobaan dan menginterpretasi-
kan data yang merupakan kegiatan KPS. Sehingga dalam proses pembelajaran
KD ini dapat dilatihkan KPS pada diri siswa
Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan dengan cara pengisian
angket yang dilakukan di empat SMA (SMAN 3 Bandarlampung, SMAN 16
Bandarlampung, SMAN 1 Bukit Kemuning dan SMA Muhammadiyah 2 Bandar-
lampung) mengenai LKS berbasis KPS pada materi larutan elektrolit dan non
ektrolit diketahui bahwa sebanyak 50% responden guru sudah menggunakan LKS
5
pada pembelajaran larutan elektrolit dan non elektrolit, tetapi hanya 25% respon-
den guru yang sudah menggunakan LKS berbasis KPS. KPS yang diterapkan
hanya pada kegiatan mengamati dan mengkomunikasikan, sedangkan LKS yang
tidak berbasis KPS hanya berisi latihan soal dan panduan praktikum. Lebih lanjut
sebanyak 50% responden guru menyatakan sudah mengetahui tentang KPS dan
semua responden guru menyatakan bahwa perlu dilakukan pengembangan LKS
berbasis KPS pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit. Selanjutnya,
sebanyak 50% responden siswa menyatakan telah menggunakan LKS, sedangkan
siswa yang tidak menggunakan LKS hanya menggunakan buku cetak saja sebagai
sumber belajarnya.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diperlukan LKS yang mampu melatih-
kan KPS untuk membantu guru dan siswa dalam meningkatkan penguasaan
materi mata pelajaran kimia khususnya materi larutan elektrolit dan non elek-
trolit. Oleh karena perlu dikembangkan LKS berbasis keterampilan proses sains
pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana karakteristik LKS berbasis KPS pada materi larutan elektrolit dan
non elektrolit yang dikembangkan ?
2. Bagaimanakah respon guru terhadap LKS berbasis KPS pada materi larutan
elektrolit dan non elektrolit yang dikembangkan ?
6
3. Bagaimanakah respon siswa terhadap LKS berbasis KPS pada materi larutan
elektrolit dan non elektrolit yang dikembangkan ?
4. Apa kendala yang ditemui selama menyusun LKS berbasis KPS pada materi
larutan elektrolit dan non elektrolit ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengembangkan LKS berbasis KPS pada materi larutan elektrolit dan non
elektrolit yang dikembangkan;
2. Mendeskripsikan respon guru mengenai LKS berbasis KPS pada materi
larutan elektrolit dan non elektrolit yang dikembangkan;
3. Mendeskripsikan respon siswa mengenai LKS berbasis KPS pada materi
larutan elektrolit dan non elektrolit yang dikembangkan;
4. Mendeskripsikan hal-hal yang menjadi kendala dalam penyusunan LKS
berbasis KPS pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit yang
dikembangkan.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam pengembangan LKS berbasis KPS pada materi larutan elektrolit
dan non elektrolit ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Siswa
LKS berbasis KPS ini diharapkan dapat membantu siswa dalam
mengkonstruksi konsep-konsep dalam ilmu kimia, khususnya pada materi
7
larutan elektrolit dan non elektrolit, serta melatih keterampilan proses sains
siswa;
2. Guru
Pengembangan LKS berbasis KPS ini dapat dijadikan sebagai salah satu
alternatif media pembelajaran;
3. Sekolah
Dengan adanya pengembangan LKS ini diharapkan menjadi informasi dan
sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran kimia
di sekolah.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan merupakan suatu proses atau langkah-langkah untuk me-
rancang suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada
sebelumnya yang dapat dipertanggungjawabkan. Pengembangan yang di-
kembangkan yaitu LKS (Sukmadinata, 2011);
2. LKS yang dikembangkan adalah LKS berbasis KPS.
3. Keterampilan proses sains yang digunakan dalam penelitian ini adalah ke-
terampilan proses dasar (Hartono, 2007).
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Pembelajaran
Media berasal dari kata medium yang artinya perantara atau pengantar. Media
pembelajaran dapat diartikan sebagai perantara sampainya pesan belajar (message
learning) dari sumber pesan (message resource) kepada penerima pesan (message
receiver), sehingga terjadi interaksi belajar mengajar (Munir, 2008). Selain itu
menurut Arsyad (2004) media pembelajaran merupakan sebuah alat yang ber-
fungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Media pembelajaran dapat di-
artikan juga sebagai bahan,alat, maupun metode/teknik yang digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi dan komunikasi
antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat (Latuheru, 1988). Ber-
dasarkan definisi diatas maka media pembelajaran merupakan salah satu
komponen pendukung keberhasilan proses belajar mengajar.
Fungsi media dalam proses pembelajaran dikelas yaitu : 1) membantu guru dalam
mempermudah, menyederhanakan, dan mempercepat berlangsungnya proses
belajar mengajar, penyajian informasi atau keterampilan secara utuh dan lengkap,
serta merancang informasi dan keterampilan secara sistematis sesuai dengan
tingkat kemampuan dan alokasi waktu; 2) membantu siswa dalam mengaktifkan
fungsi psikologis dalam dirinya antara lain dalam pemusatan dan
9
mempertahankan perhatian, memelihara, keseimbangan mental, serta belajar men-
dorong mandiri (Arifin, 2003).
B. Lembar Kerja Siswa
LKS merupakan salah satu media pembelajaran yang digunakan dalam proses
pembelajaran. LKS termasuk media cetak hasil pengembangan teknologi cetak
yang berupa buku dan berisi materi visual (Arsyad, 2004). LKS (student work
sheet) merupakan jenis hand out yang dimaksudkan untuk membantu siswa
belajar secara terarah. LKS biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk
menyelesaikan suatu tugas, dimana tugas yang diperintahkan dalam LKS tersebut
harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya (Majid, 2007).
Firdaus (2011) mendefinisikan LKS sebagai lembar kerja yang berisi pedoman
bagi siswa untuk melakukan kegiatan yang mencerminkan keterampilan proses
agar siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang perlu dikuasinya.
LKS merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dikembangkan oleh guru,
yang berperan sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. LKS dapat di-
susun dan dikembangkan sesuai dengan kondisi dan situasi kegiatan pembelajaran
yang akan dihadapi (Widjajanti, 2008). LKS juga merupakan media pem-
belajaran, karena dapat digunakan secara bersama dengan sumber belajar yang
lain. LKS dapat menjadi sumber belajar atau media pembelajaran tergantung
pada kegiatan pembelajaran yang dirancang.
Menurut Sriyono (1992), LKS merupakan salah satu bentuk program yang ber-
landaskan atas tugas yang harus diselesaikan dan berfungsi sebagai alat untuk me-
ngalihkan pengetahuan dan keterampilan sehingga mampu mempercepat
10
tumbuhnya minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Menurut Hidayah
(2007), isi pesan LKS harus memperhatikan unsur-unsur penulisan media grafis,
hirarki dan pemilihan pertanyaan-pertanyaan sebagai stimulus yang efisien dan
efektif.
Peran LKS dalam proses kegiatan belajar mengajar yaitu sebagai alat untuk mem-
berikan pengetahuan, sikap dan ketrampilan pada siswa (Dhari dan Haryono,
1988). Penggunaan LKS memungkinkan guru lebih optimal dalam mengajar,
memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan, memberikan
penguatan, serta melatih siswa memecahkan masalah.
Menurut Sudjana (Djamarah dan Aswan, 2000), fungsi LKS adalah sebagaiberikut:
a) Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yangefektif.
b) Sebagai alat bantu untuk melengkapi proses belajar mengajar supaya lebihmenarik perhatian siswa.
c) Untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalammenangkap pengertian pengertian yang diberikan guru.
d) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya men-dengarkan uraian guru tetapi lebih aktif dalam pembelajaran.
e) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan pada siswa.f) Untuk mempertinggi mutu belajar mengajar, karena hasil belajar yang
dicapai siswa akan tahan lama, sehingga pelajaran mempunyai nilai tinggi.
Dengan penggunaan LKS diharapkan dapat menjadikan siswa aktif dan cepat
tanggap, serta kreatif. LKS dapat digunakan pada siswa untuk mengamati
kognitif, afektif dan psikomotorik siswa. LKS dapat pula digunakan untuk me-
latih dan mengembangkan keterampilan proses siswa, dimana siswa berlatih me-
ngumpulkan konsep sebanyak-banyaknya untuk memperoleh kesimpulan tentang
materi yang akan dipelajari (Sungkono, 2009).
11
Pemanfaatan LKS sebagai media pembelajaran dilakukan secara optimal, yaitu
digunakan sebagai sumber perolehan informasi serta media dalam latihan soal.
Implementasi pendekatan keterampilan proses, dilakukan sesuai bagan desain
pembelajaran dengan pendekatan ketrampilan proses melalui media LKS. Proses
pembelajaran dilakukan dengan terlebih dahulu membagi siswa dalam kelompok
kelompok. Pembelajaran dilakukan menggunakan berbagai macam metode, yaitu
metode penemuan konsep, metode diskusi, dan metode latihan soal. Penerapan
setiap metode pembelajaran tersebut disesuaikan dengan karakteristik materi pem-
belajaran pada setiap pertemuan (Darliana, 1991).
Menurut Prianto dan Harnoko (1997), manfaat dan tujuan LKS yaitu:
a) Mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar.b) Membantu siswa dalam mengembangkan konsep.c) Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan proses belajar me-
ngajar.d) Membantu guru dalam menyusun pelajaran.e) Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembe-
lajaran.f) Membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang dipelajarai me-
lalui kegiatan belajar.g) Membantu siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang
dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.
Azhar (1993) menyatakan bahwa tujuan pembuatan LKS yaitu:
Menuntun siswa akan berbagai kegiatan yang perlu diberikan serta memper-timbangkan proses berpikir yang akan ditumbuhkan pada diri siswa. LKSmempunyai fungsi sebagai urutan kerja yang diberikan dalam kegiatan baikintrakurikuler maupun ekstrakurikuler terhadap pemahaman materi yang telahdiberikan.
LKS yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan menurut Rumaharto dalam
Hartati (2002) yaitu:
Harus memenuhi persyaratan konstruksi dan didaktik. Persyaratan konstruksitersebut meliputi syarat-syarat yang berkenaan dengan penggunaan
12
bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat kesukaran dan kejelasan yang padahakekatnya haruslah tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh pihakpengguna LKS yaitu siswa sedangkan syarat didaktif artinya bahwa LKStersebut haruslah memenuhi asas-asas yang efektif.
Syarat-syarat dalam penyusunan LKS menurut Siddiq dkk (2009) harus me-
menuhi beberapa aspek yaitu : (1) Syarat diktatik, LKS harus mengikuti asas
pembelajaran yang efektif, yaitu menekankan pada tahapan proses siswa untuk
menemukan konsep-konsep, sehingga LKS dapat berfungsi sebagai petunjuk
bagi siswa untuk mencari tahu dan mengembangkan kemampuannya; (2) Syarat
konstruksi, yaitu berkenaan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa
kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan yang pada hakikatnya haruslah tepat guna
dalam arti dapat dimengerti oleh siswa, sehingga akan mempermudah siswa
dalam menangkap apa yang diisyaratkan dalam LKS; (3) Syarat teknis, dalam
syarat teknis yang harus termuat dalam LKS yaitu tulisan, gambar dan penampi-
lan dalam LKS agar tidak menimbulkan kesan jenuh pada siswa saat mengikuti
proses pembelajarannya.
Suryobroto (1986) menyatakan bahwa pengembangan LKS dapat dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menetapkan standar kompetensi, judul dan tujuan pembelajaran yang ingindicapai;
2. Melakukan analisis kurikulum baik KI, KD, dan materi pokok;3. Merumuskan indikator pencapaian kompetensi berdasarkan KI-KD4. Menetapkan prosedur, jenis dan alat penilaian;5. Menetapkan alternatif kegiatan (pengalaman belajar) yang dapat
memberikan peluang yang optimal kepada siswa untuk mengembangkanketerampilan-keterampilan proses sains di dalam dirinya;
6. Menetapkan dan mengembangkan bahan/media/sumber yang sesuaidengan kemampuan dasar yang akan dicapai, karakteristik siswa, fasilitas,dan karakteristik lingkungan siswa;
7. Menyusun LKS yang lengkap, yaitu menuangkan hasil-hasil yang telahdilakukan menjadi sebuah LKS.
13
Menurut Arsyad (2004) ada dua kategori LKS, yaitu LKS eksperimen dan LKS
non eksperimen. LKS eksperimen adalah lembar kegiatan siswa yang berisikan
petunjuk dan pertanyaan yang harus diselesaikan oleh siswa untuk menemukan
suatu konsep dan disajikan dalam bentuk kegiatan eksperimen di laboratorium.
LKS ini berisi tujuan percobaan, alat percobaan, bahan percobaan, langkah kerja,
pernyataan, hasil pengamatan, dan soal-soal hingga kesimpulan akhir dari eks-
perimen yang dilakukan pada materi pokok yang bersangkutan. Sedangkan LKS
non-eksperimen adalah lembar kegiatan yang berisikan perintah atau pertanyaan
yang harus diselesaikan oleh siswa untuk menemukan suatu konsep dan disajikan
dalam bentuk kegiatan di kelas. Jadi, LKS non-eksperimen dirancang sebagai
media teks terprogram yang menghubungkan antara hasil percobaan yang telah
dilakukan dengan konsep yang harus dipahami. Siswa dapat menemukan konsep
pembelajaran berdasarkan hasil percobaan dan soal-soal yang dituliskan dalam
LKS noneksperimen tersebut.
Berdasarkan penjelasan tersebut, LKS yang disusun dapat dirancang dan dikem-
bangkan sesuai dengan kondisi dan situasi kegiatan pembelajaran yang dihadapi.
Apabila dalam pembelajaran dilakukan praktikum atau demonstrasi maka LKS
yang digunakan adalah LKS eksperimen dan apabila pembelajaran dilakukan
hanya dengan diskusi di kelas maka LKS yang digunakan adalah LKS non ek-
sperimen.
C. Keterampilan Proses Sains
Keterampilan Proses Sains (KPS) adalah semua keterampilan yang diperlukan
untuk memperoleh, mengembangkan, dan menerapkan suatu konsep-konsep,
14
hukum-hukum, dan teori-teori IPA, baik berupa keterampilan mental, keterampi-
lan fisik (manual) maupun keterampilan sosial (Rustaman, 2005). KPS terdiri
atas keterampilan-keterampilan dasar (basic skills) dan keterampilan terintegrasi
(integrated skills). Keterampilan-keterampilan dasar meliputi enam keterampilan,
yakni: mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan,
mengomunikasikan. Keterampilan-keterampilan terintegrasi terdiri atas: meng-
identifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk gra-
fik, menggambarkan hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data,
menganalisis penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara ope-
rasional, merancang penelitian dan melaksanakan eksperimen (Dimyati dan
Mudjiono, 2009).
Menurut Hariwibowo, dkk. (2009):
Keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemam-puan-kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerakkemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan-kemampuan men-dasar yang te-lah dikembangkan dan telah terlatih lama-kelamaan akan men-jadi suatu keterampilan, sedangkan pendekatan keterampilan proses adalahcara memandang anak didik sebagai manusia seutuhnya. Cara memandang inidijabarkan dalam kegiatan belajar mengajar memperhatikan pengembanganpengetahuan, sikap, nilai,serta keterampilan. Ketiga unsur itu menyatu dalamsatu individu dan terampil dalam bentuk kreatifitas.
Menurut Indrawati (1999) dalam Nuh (2010) KPS merupakan keseluruhan kete-
rampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotor) yang dapat
digunakan untuk menemukan suatu konsep; prinsip; teori serta mengembangkan
konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan
terhadap suatu penemuan (falsifikasi). Menurut pendapat Tim action Research
Buletin Pelangi Pendidikan (1999) keterampilan proses dasar (Basic Science Pro-
cess Skill) meliputi observasi, klasifikasi, pengukuran, berkomunikasi dan
15
menarik kesimpulan. Selanjutnya Esler & Esler (1996) mengelompokkan ke-
terampilan proses sains seperti pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1. Indikator keterampilan proses sains
Keterampilan Proses Dasar Keterampilan Proses Terpadu
Mengamati (observasi)InferensiMengelompokkan (klasifikasi)Menafsirkan (interpretasi)Meramalkan (prediksi)Berkomunikasi
Mengajukan pertanyaanBerhipotesisPenyelidikanMenggunakan alat/bahanMenerapkan KonsepMelaksanakan percobaan
Menurut Mahmuddin (2010) keterampilan proses dasar diuraikan oleh sebagai
berikut:
1. Observasi atau mengamati, menggunakan lima indera untuk mencari tahuinformasi tentang obyek seperti karakteristik obyek, sifat, persamaan, danfitur identifikasi lain.
2. Klasifikasi, proses pengelompokan dan penataan objek.3. Mengukur, membandingkan kuantitas yang tidak diketahui dengan jumlah
yang diketahui, seperti: standar dan non-standar satuan pengukuran.4. Komunikasi, menggunakan multimedia, tulisan, grafik, gambar, atau cara
lain untuk berbagi temuan.5. Menyimpulkan, membentuk ide-ide untuk menjelaskan pengamatan.6. Prediksi, mengembangkan sebuah asumsi tentang hasil yang diharapkan.
Menurut Rezba (1999), keenam keterampilan proses dasar di atas terintegrasi se-
cara bersama-sama ketika ilmuan merancang dan melakukan penelitian, maupun
dalam kehidupan sehari-hari. Semua komponen keterampilan proses dasar
penting baik secara parsial maupun ketika terintegrasi secara bersama-sama. Kete-
rampilan proses dasar merupakan fondasi bagi terbentuknya landasan berpikir
logis. Oleh karena itu, sangat penting dimiliki dan dilatihkan bagi siswa sebelum
melanjutkan ke keterampilan proses yang lebih rumit dan kompleks.
16
Keterampilan proses sains dapat meletakkan dasar logika untuk meningkatkan
kemampuan berpikir siswa bahkan pada siswa di kelas awal tingkat sekolah dasar.
Di kelas awal, siswa lebih banyak menggunakan keterampilan proses sains yang
mudah seperti pengamatan dan komunikasi, namun seiring perkembangannya
mereka dapat menggunakan keterampilan proses sains yang kompleks seperti
inferensi dan prediksi (Rezba, 1999).
D. Analisis Konsep Larutan Elektrolit dan Non elektrolit
Menurut Herron dkk. dalam Fadiawati (2011) berpendapat bahwa belum terdapat
definisi tentang konsep yang telah disepakati oleh para ahli, biasanya konsep di-
samakan dengan ide. Selanjutnya Markle dan Tieman dalam Fadiawati (2011)
mendefinisikan konsep sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh ada. Mungkin
tidak ada satupun definisi yang dapat mengungkapkan arti dari konsep tersebut.
Analisis konsep diperlukan dalam mendefinisikan sebuah konsep dengan cara
menghubungkan antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya. menurut
pendapat Herron dkk. dalam Fadiawati (2011) bahwa analisis konsep merupakan
suatu prosedur yang dikembangkan untuk menolong pendidik dalam merencana-
kan urutan-urutan pengajaran bagi pencapaian konsep. Dalam analisis konsep
perlu diidentifikasi karakteristik konsep yang meliputi label konsep, definisi
konsep, atribut kritis dan atribut variabel, hirarki konsep (superordinat, ordinat
dan subordinat), serta contoh dan non contoh. Adapun analisis konsep pada
materi pelajaran larutan elektrolit dan non elektrolit disajikan pada Tabel 2.
21
Tabel 2. Analisis Konsep Larutan Elektrolit dan Non- Elektrolit
Nama/ label Definisi konsepJenis
konsep
Atribut konsep Posisi konsepContoh Non contoh
Kritis Variabel Superordinat Ordinat Subordinat
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Larutan Campuranhomogen yangterdiri dari dua zatatau lebih, dimanasalah satunyabertindak sebagaizat terlarutsedangkan yanglainnya sebagai zatpelarut danmempunyai sifatdapatmenghantarkan aruslistrik (elektrolit)atau tidak dapatmenghantarkanlistrik (nonelektrolit)
Konkrit a. Larutan
b.Zat terlarut
c. Zat pelarut
d.Larutanelektrolit
e. Larutan nonelektrolit
Sifatmenghantar-kan listrik
Campuran Campuran zattunggal
a. Larutanelektrolit
b.Larutannonelektrolit
c. Larutanasam basa
d.Larutangaram
e. Larutanpenyangga
Larutan garam a. Susu
b.Campuranair danpasir
17
Tabel 2 (Lanjutan)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Larutanelektrolit
Larutan yang dapatmenghantarkan aruslistrik, ditandaidengan timbulnyagelembung gasserta nyala lampupada elektrolittesteryang dapat bersifatelektrolit kuat atauelektrolit lemah
Konsepyangmenyatakan sifat
a. Larutanelektrolit
b. Larutanelektrolitkuat
c. Larutanelektrolitlemah
a. Jumlah ion
b. Kerapatanion
Larutan Larutan nonelektrolit
a. Larutanelektrolitkuat
b.LarutanNaOH
c. LarutanH2SO4
a. LarutanHCl
b.LarutanNaOH
c. LarutanH2SO4
a.Larutanurea
b.Air
c. Larutangula
Larutanelektrolit kuat
Larutan yang dapatmenghantarkan aruslistrik, ditandaidengan timbulnyagelembung gasserta nyala lampuyang terang padaelektrolittester
Konsepyangmenyatakan sifat
Larutanelektrolit kuat
a. Konsentrasilarutan
b. Kerapatanion
c. Jumlah ion
Larutanelektrolit
Larutanelektrolitlemah
- a. LarutanHCl
b.LarutanNaOH
a. Larutangula
b. Alkohol
c. Urea
Larutanelektrolitlemah
Larutan yang dapatmenghantarkan aruslistrik ditandaidengan timbulnyagelembung gasserta nyala lampuyang redup atau
Konsepyangmenyatakan sifat
Larutanelektrolitlemah
a. Konsentrasilarutan
b. Kerapatanion
c. Jumlah ion
Larutanelektrolit
Larutanelektrolit kuat
- LarutanCH3COOH
Alkohol
18
Tabel 2 (Lanjutan)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
hanya timbulgelembung padaelektrolittester
d. Derajat ione. Kerapatan
ionisasi (α)
Larutan nonelektrolit
Larutan yang tidakdapat menghantar-kan arus listrik;tidak adagelembung gasserta lampu yangtidak menyala
Konsepyangmenyatakan sifat
Larutan nonelektrolit
- Larutan Larutanelektrolit
- a. Larutanurea
b.Larutangula
c. Alkohol
a.LarutanNaOH
b.LarutanHCl
c. LarutanNaCl
19
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan pe-
ngembangan atau Research and Development (R&D). Penelitian dan pengem-
bangan merupakan suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan
suatu produk atau menyempurnakan yang telah ada sebelumnya yang dapat diper-
tanggungjawabkan (Sukmadinata, 2011). Selanjutnya langkah-langkah penelitian
dan pengembangan menurut Borg dan Gall adalah sebagai berikut:
Keterangan:= aktivitas= arah aktivitas selanjutnya (Sukmadinata, 2011)
Gambar 1. Langkah-langkah Metode Research and Development (R&D)
Pengembangan drafawal
Penelitian danpengumpulan data Perencanaan
Uji coba lapangan Revisi hasil uji coba Uji coba lapanganawal
Penyempurnaanproduk hasil uji coba
lapangan
Uji pelaksanaanlapangan
Penyempurnaanproduk akhir
Deseminasi danimplementasi
21
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penlitian dan pengembangan ini hanya
sampai pada tahap revisi hasil uji coba. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu
dan keahlian peneliti yang masih kurang dalam melakukan tahapan selanjutnya.
B. Subjek dan Lokasi Penelitian
Subyek pada penelitian ini adalah LKS berbasis KPS pada materi larutan elek-
trolit dan non elektrolit. Adapun lokasi pada tahap studi pendahuluan yaitu SMA
Negeri 3 Bandarlampung, SMA Negeri 16 Bandarlampung, SMA Negeri 1 Bukit
Kemuning dan SMA Muhammadiyah 2 Bandarlampung. Lokasi pada saat valida-
si produk yaitu di Universitas Lampung, dan lokasi pada tahap uji coba lapangan
yaitu di SMA Negeri 16 Bandarlampung.
C. Sumber Data
Sumber data pada tahap studi pendahuluan terdiri dari responden empat orang
guru kimia serta 40 siswa SMA kelas XI yang tersebar di wilayah Kota Bandar-
lampung dan Kabupaten Lampung Utara. Tiga diantaranya merupakan SMA
Negeri dan satu SMA swasta. Sedangkan sumber data pada tahap uji coba ter-
batas yaitu terdiri dari tiga orang responden guru kimia dan 20 orang siswa kelas
XI IPA di SMA Negeri 16 Bandar Lampung dan dosen FKIP Kimia Universitas
Lampung. Pada tahap validasi produk, data didapatkan dari hasil pengisian
angket validasi terhadap empat aspek yaitu aspek kesesuaian isi, konstruksi,
keterbacaan dan kemenarikan LKS.
22
D. Alur Penelitian
Alur penelitian dan pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains pada
materi larutan elektrolit dan non elektrolit menurut Sukmadinata (2011) adalah
sebagai berikut:
Gambar 2. Alur Pengembangan LKS berbasis KPS pada materi larutan elektrolitdan non elektrolit
StudiPendahuluan
Per
anca
ngan
dan
Pen
gem
bang
andr
aft
prod
uk
LKS berbasis KPS hasil revisiRepresentasi Sub-mikroskopis Hasil Revisi Berdasarkan
Masukan Ahli.
Validasi Ahli
Revisi draft produk awal LKS berbasis KPS
LKS berbasis keterampilan proses sains
Uji Coba Terbatas
Revisi LKS berdasarkan hasil uji coba Terbatas
Penyusunan Rancangan LKS berbasis KPS
Pengembangan LKS berbasis KPS
Studi Pendahuluan
Studi Kepustakaan Studi Lapangan
- Analisis KI dan KD- Pembuatan analisis
konsep- Literatur LKS berbasis
KPS- Kriteria LKS yang baik
- Pengisian angket oleh gurudan siswa kelas XI
- Analisis LKS yangdigunakan oleh guru dansiswa
Uji cobalapangan danRevisi hasiluji coba
23
E. Langkah-Langkah Penelitian
Berdasarkan alur penelitian di atas, maka dapat dijelaskan langkah-langkah yang
dilakukan pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Penelitian dan pengumpulan data
Menurut Borg dan Gall (Sukmadinata, 2011), tahap penelitian dan pengumpulan
data adalah tahap awal atau persiapan untuk pengembangan. Tujuan dari peneliti-
an dan pengumpulan informasi adalah untuk menghimpun data tentang kondisi
yang ada sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar untuk produk yang dikem-
bangkan. Tahap penelitian dan pengumpulan informasi ini disebut juga analisis
kebutuhan. Tahap pertama dari penelitian ini adalah analisis kebutuhan yang ber-
tujuan untuk mengumpulkan data-data yang mendukung dilakukannya pengem-
bangan LKS berbasis keterampilan proses sains pada materi larutan elektrolit dan
larutan elektrolit.
a. Studi kepustakaan
Menurut Sukmadinata (2011), studi literatur ditujukan untuk menemukan konsep-
konsep atau landasan-landasan teoritis yang memperkuat suatu produk. Penelitian
ini diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan untuk mengumpulkan
informasi. Tahap ini terdiri dari melakukan pengukuran kebutuhan, studi literatur
dan mengidentifikasi permasalahan yang terdapat disekolah. Kegiatan diawali
dengan melakukan pengukuran kebutuhan. Pada tahap ini, peneliti mengacu ke-
pada Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi
yang menyatakan bahwa mata pelajaran kimia di SMA merupakan kelanjutan dari
24
IPA SMP yang lebih menekankan pada penguasaan konsep yang abstrak (Tim
Penyusun, 2006).
Studi ini terdiri dari studi literatur dan studi kurikulum. Studi literatur ditujukan
untuk menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan teoritis yang memper-
kuat LKS berbasis keterampilan proses sains yang akan dikembangkan. Dalam
penelitian dan pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains ini diper-
kuat dengan teori-teori tentang media pembelajaran, keterampilan proses sains
serta hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengembangan LKS ber-
basis keterampilan proses sains pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit.
Pada tahap persiapan ini, kegiatan yang dilakukan meliputi : menganalisis standar
isi SMA dan materi pelajaran pada buku-buku teks untuk menyusun materi yang
akan diajarkan. Lalu melakukan studi kurikulum mengenai model pembelajaran
Keterampilan Proses Sains (KPS) dan menentukan materi yang akan diteliti. Serta
mengkaji kompetensi inti (KI), kompetensi dasar (KD), literatur LKS, literatur
KPS, dan menyusunnya menjadi LKS larutan elektrolit dan larutan non elektrolit
yang baik.
b. Studi lapangan
Studi lapangan terdiri dari penyebaran angket untuk analisis kebutuhan dan anali-
sis LKS pada materi larutan elektolit dan non elektrolit yang sudah ada. Studi
lapangan dilakukan untuk mengetahui tentang media yang digunakan untuk men-
dukung proses pembelajaran pada materi, dan untuk mendapatkan masukan dalam
pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains pada materi larutan
25
elektrolit dan non elektrolit. Studi lapangan ini pula dilakukan untuk mengetahui
penghambat dan pendukung di sekolah ketika produk ini dipergunakan, seperti
kegiatan yang akan tertera pada LKS nantinya.
Studi lapangan dilakukan dengan pengisian angket oleh satu orang perwakilan
guru mata pelajaran kimia dan sepuluh perwakilan siswa-siswi pada masing-
masing sekolah tersebut. Sebelum dilakukan penyebaran angket tersebut, langkah
yang dilakukan adalah penyusunan analisis kebutuhan pengembangan LKS ber-
basis KPS pada materi larutan elektrolit dan larutan elektrolit untuk guru dan
siswa. Analisis terhadap LKS dilakukan untuk mengetahui kesesuaian isi LKS
pada materi larutan elektrolit dan larutan elektrolit yang telah dibuat sendiri oleh
guru ataupun yang beredar di pasaran.
2. Perencanaan dan pengembangan
Langkah selanjutnya yaitu melakukan perencanaan yang meliputi penentuan tuju-
an penggunaan produk, penentuan pengguna produk, penentuan komponen-kom-
ponen produk dan cara pengembangannya. Tujuan penggunaan produk pada
penelitian ini hanya tujuan pembelajaran kognitif saja. Tahap ini dilakukan dengan
cara melakukan analisis KI-KD sampai dengan pengembangan indikator dan tujuan
pembelajaran.
Selanjutnya menentukan pengguna produk, dalam hal ini pengguna yang ditentukan
ialah siswa SMA. Hal ini disebabkan karena materi yang diambil dalam penelitian ini
ada di SMA. Selanjutnya menentukan komponen-komponen produk dan cara pe-
26
ngembangannya yaitu menentukan format LKS, menentukan subjek dan lokasi uji co-
ba serta membuat instrumen evaluasi.
Pada tahapan ini yang dilakukan adalah menentukan nama LKS, pemilihan orien-
tasi yang sesuai dengan materi larutan elektrolit dan larutan elektrolit yang dekat
dengan kehidupan sehari-hari, menentukan kegiatan-kegiatan yang akan dilaku-
kan, keterampilan proses yang hendak dilatihkan, dan menyusun pertanyaan-
pertanyaan yang ada dalam LKS. Acuan dalam perencanaan dan pengembangan
LKS berbasis KPS pada materi larutan elektrolit dan larutan elektrolit adalah hasil
dari analisis kebutuhan yang telah dilakukan. Tahapan yang dilakukan dalam
tahap perencanaan dan pengembangan adalah penyusunan desain produk awal dan
validasi desain serta revisi desain.
a. Penyusunan desain produk awal
Setelah rancangan awal dibuat, maka dilakukanlah penyusunan LKS. Hal-hal
yang dilakukan dalam penyusunan desain produk awal ini adalah:
1) Mengembangkan silabus, membuat analisis konsep, dan membuat RPP untuk
materi larutan elektrolit dan larutan elektrolit.
2) Merancang prosedur praktikum sederhana. Sebelum merancang prosedur prak-
tikum sederhana, peneliti menentukan materi-materi yang dapat dilakukan dan
yang tidak dapat dilakukan praktikum berdasarkan studi lapangan. Prosedur
praktikum yang akan dirancang pada penelitian ini merupakan hasil kajian dari
beberapa literatur dan disesuaikan pula dengan kondisi SMA.
3) Membuat konsep LKS. Pada tahapan ini yang dilakukan adalah menentukan
nama LKS, pemilihan orientasi yang sesuai dengan materi larutan elektrolit
dan larutan elektrolit dekat dengan kehidupan sehari-hari, menentukan
27
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, keterampilan proses yang hendak
dilatihkan, dan menyusun pertanyaan-pertanyaan yang akan dihadirkan dalam
LKS.
4) Menyusun LKS. Setelah rancangan awal dibuat, maka dilakukanlah penyusun-
an LKS. Pada tahapan ini yang akan dilakukan adalah, pembuatan tabel, pe-
milihan jenis dan ukuran huruf, serta menyesuaikan tata letak bagian-bagian
dari LKS.
5) Membuat bagian-bagian pelengkap LKS. Bagian-bagian pelengkap LKS ini
terdiri dari cover luar, cover dalam, kata pengantar, daftar isi, daftar pustaka,
dan cover belakang LKS.
Pengembangan LKS yang dilakukan mengacu pada buku yang digunakan di
sekolah, contohnya buku kimia kelas X karangan Michael Purba. Peneliti dalam
mengembangakn LKS juga menyesuaikan dengan LKS yang memenuhi syarat
didaktik, syarat konstruksi, syarat teknis dan aspek-aspek penilaian LKS
(Darmojo dan Kaligis, 1992; Hermawan, 2004 dalam Widjajanti, 2008).
b. Validasi produk dan revisi produk
Setelah selesai dilakukan penyusunan LKS berbasis KPS, kemudian LKS di-
validasi oleh validator ahli yang merupakan dosen dari FKIP Pendidikan Kimia
Universitas Lampung. Setelah divalidasi, rancangan atau desain produk tersebut
direvisi sesuai dengan saran yang diberikan oleh validator ahli. Selanjutnya,
mengkonsultasikan hasil revisi LKS sehingga produk hasil revisi tersebut dapat
diuji cobakan lapangan awal.
28
3. Evaluasi produk
Evaluasi produk meliputi uji coba produk secara terbatas dan revisi setelah uji
coba produk secara terbatas.
a. Uji coba lapangan awal
Setelah dihasilkan LKS berbasis KPS pada materi larutan elektrolit dan larutan
elektrolit yang telah divalidasi oleh ahli dan telah direvisi, selanjutnya dilakukan
uji coba produk awal di SMA Negeri 16 Bandar Lampung. Uji coba ini di-
maksudkan untuk mengetahui kelayakan LKS. Adapun aspek kelayakan pada
LKS yang dinilai adalah aspek kesesuaian isi, keterbacaan, dan konstruksi untuk
guru sedangkan aspek keterbacaan dan kemenarikan untuk siswa. LKS ini diuji
cobakan pada siswa kelas XI IPA dan satu orang guru mata pelajaran kimia.
Teknik uji ini menggunakan angket respon guru dan angket respon siswa.
Pada uji ini, guru dimintai tanggapan terhadap LKS berbasis keterampilan proses
sains mengenai kesesuaian isi, keterbacaan, dan konstruksi LKS dengan mengisi
angket dan memberikan tanggapan terhadap pernyataan yang ada. Aspek ke-
menarikan dan keterbacaan LKS juga dinilai oleh siswa yang notabennya adalah
pengguna LKS. Respon siswa ini dilakukan dengan mengisi angket respon siswa
yang disediakan.
b. Revisi produk setelah uji coba terbatas
Dari beberapa tahap yang telah dilakukan, maka tahap akhir yang dilakukan pada
penelitian ini adalah revisi dan penyempurnaan LKS berbasis KPS pada materi
larutan elektrolit dan larutan elektrolit. Revisi dilakukan berdasarkan pertim-
29
bangan hasil uji coba lapangan awal, yaitu hasil uji kesesuaian isi, keterbacaan
dan konstruksi oleh guru serta respon siswa terhadap LKS berbasis KPS hasil pe-
ngembangan pada aspek keterbacaan dan kemenarikan. Selanjutnya mengkonsu-
ltasikan hasil revisi dengan dosen pembimbing. Hasil revisi tersebut merupakan
produk akhir dari pengembangan LKS berbasis KPS pada materi larutan elektrolit
dan larutan elektrolit.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data. Berdasarkan pada tujuan penelitian dan bagan alur peneliti-
an, dirancang dan disusun instrumen-instrumen sebagai berikut:
1. Instrumen pada studi pendahuluan
a. Instrumen analisis kebutuhan untuk guru
Instrumen ini berbentuk angket terhadap guru yang disusun untuk mengetahui
LKS seperti apa yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan berfungsi untuk mem-
berikan masukan dalam pengembangan LKS berbasis KPS.
b. Instrumen analisis kebutuhan untuk siswa
Instrumen ini berbentuk angket terhadap siswa yang disusun untuk mengetahui
LKS seperti apa yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan berfungsi untuk
memberi masukan dalam pengembangan LKS berbasis KPS.
2. Instrumen pada validasi ahli
a. Instrumen validasi aspek kesesuaian isi
30
Instrumen ini berbentuk angket dan disusun untuk mengetahui kesesuaian isi LKS
dengan kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD), kesesuaian indikator,
materi, penggambaran multipel representasi, serta kesesuaian urutan materi
dengan indikator. Hasil dari validasi kesesuaian isi ini akan berfungsi sebagai
masukan dalam pengembangan atau tepatnya revisi pada LKS berbasis keteram-
pilan proses sains.
b. Instrumen validasi aspek konstruksi.
Instrumen ini berbentuk angket dan disusun untuk mengetahui apakah gambar
maupun grafik dalam LKS telah sesuai dengan materi larutan elektrolit dan
larutan elektrolit berbasis keterampilan proses sains. Hasil dari validasi
konstruksi LKS ini akan berfungsi sebagai masukan dalam pengembangan atau
tepatnya revisi pada LKS berbasis keterampilan proses sains.
c. Instrumen validasi aspek keterbacaan.
Instrumen ini berbentuk angket dan disusun untuk mengetahui apakah LKS berba-
sis keterampilan proses sains ini dapat terbaca dengan baik dilihat dari segi ukuran
dan pemilihan jenis huruf, tata letak, serta pewajahan LKS. Hasil dari validasi ke-
terbacaan LKS ini akan berfungsi sebagai masukan dalam pengembangan atau te-
patnya revisi pada LKS berbasis keterampilan proses sains.
d. Instrumen validasi aspek kemenarikan
Instrumen ini berbentuk angket untuk mengetahui apakah LKS berbasis ke-
terampilan proses sains pada materi larutan elektrolit dan larutan elektrolit
memiliki tata letak gambar yang menarik satu dengan yang lainnya, segi warna
dan tampilan yang tidak membosankan.
31
3. Instrumen pada uji coba lapangan
a. Instrumen respon guru
Instrumen ini berbentuk angket dan didalamnnya terdapat pernyataan-pernyataan
yang dimaksudkan untuk menilai aspek kesesuaian isi, keterbacaan, dan konstruk-
si desain LKS. Dalam angket ini pula dilengkapi dengan kolom komentar yang
dimaksudkan memberikan ruang kepada guru bila terdapat masukan untuk bahan
pertimbangan perbaikan LKS. Aspek kesesuaian isi, keterbacaan, dan konstruksi
yang dinilai sama halnya pada penilaian LKS oleh validator.
b. Instrumen respon siswa
Instrumen ini berbentuk angket dan didalamnnya terdapat pernyataan-pernyataan
yang dimaksudkan untuk menanggapi keterbacaan dan kemenarikan desain LKS.
Dalam angket ini pula dilengkapi dengan kolom komentar yang dimaksudkan
memberikan ruang kepada siswa bila terdapat masukan untuk bahan pertimbangan
perbaikan LKS. Aspek keterbacaan yang dinilai adalah kesesuaian penggunaan
jenis dan ukuran huruf, penggunaan kalimat dan bahasa yang sesuai, maupun tata
letak bagian-bagian LKS. Aspek kemenarikan yang dinilai adalah kemenarikan
dari desain LKS berbasis keterampilan proses sains hasil pengembangan baik dari
segi pewarnaan dan tata letak LKS.
Agar data yang diperoleh sahih dan dapat dipercaya, maka instrumen yang di-
gunakan harus valid dan bersifat reliable. Untuk itu, perlu dilakukan pengujian
terhadap instrumen yang akan digunakan. Dalam konteks pengujian instrumen
dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu cara judgment atau penilaian, dan
pengujian empirik. Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur
32
apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variable yang diteliti secara
tepat.
Penelitian ini menggunakan validitas isi. Kevalidan isi adalah kesesuaian antara
instrumen dengan ranah yang diukur. Adapun pengujian validitas isi ini dilaku-
kan dengan cara judgment. Dalam hal ini pengujian dilakukan dengan menelaah
kisi-kisi, terutama kesesuaian antara tujuan penelitian, indikator, dan butir-butir
pertanyaannya. Bila antara unsur-unsur itu terdapat kesesuaian, maka dapat di-
nilai bahwa instrumen dianggap valid untuk digunakan dalam mengumpulkan
data sesuai kepentingan penelitian yang bersangkutan
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket (kuisioner). Menu-
rut Sugiyono (2008), kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertayaan tertulis kepada responden untuk di-
jawab. Pada studi lapangan, penyebaran angket dilakukan terhadap guru kimia
dan siswa di empat SMA yang terdiri dari tiga SMA di kota Bandar lampung dan
satu SMA di Kabupaten Lampung Utara. Pada tahap validasi produk, angket
diberikan kepada dosen Universitas Lampung.
H. Teknik Analisis Data
Adapun kegiatan dalam teknik analisis data angket aspek kesesuaian isi, konstruk-
si, keterbacaan dan kemenarikan LKS pada materi larutan elektrolit dan larutan
elektrolit berbasis keterampilan proses sains dilakukan dengan cara:
33
1. Mengolah data angket analisis kebutuhan
a. Mengode atau klasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban
berdasarkan pertanyaan angket.
b. Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk
memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban ber-
dasarkan pertanyaan angket dan banyaknya responden (pengisi angket).
c. Menghitung frekuensi jawaban. Hal ini bertujuan untuk memberikan informasi
tentang kecenderungan jawaban yang banyak dipilih oleh siswa dan guru setiap
pertanyaan angket.
d. Menghitung persentase jawaban. Hal ini bertujuan untuk melihat besarnya per-
sentase jawaban dari setiap pertanyaan, sehingga data yang diperoleh dapat di-
analisis sebagai temuan. Berikut rumus untuk menghitung persentase jawaban
responden pada setiap item.
% Jin =∑
x 100 %
Keterangan : % Jin = Persentase pilihan jawaban-i pada LKS berbasisKPS pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit∑ = Jumlah responden yang menjawab jawaban-i
N = Jumlah seluruh responden (Sudjana, 2005)
2. Mengolah data validasi dan tanggapan guru
Adapun kegiatan dalam teknik analisis data angket kesesuaian isi, konstruksi,
keterbacaan dan kemenarikan LKS berbasis KPS pada materi larutan elektrolit
dan larutan elektrolit dilakukan dengan cara:
a. Mengkode atau mengklasifikasi data. Hal ini bertujuan untuk mengelompok-
kan jawaban berdasarkan pertanyaan angket. Dalam pengkodean data ini di-
34
buat buku kode berupa tabel yang berisi tentang substansi-substansi yang
hendak diukur, pertanyaan-pertanyaan yang menjadi alat ukur substansi
tersebut serta kode jawaban dari setiap pertanyaan dan rumusan jawabannya.
b. Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat. Hal ini bertujuan
untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban
berdasarkan pertanyaan angket dan banyaknya responden.
c. Memberi skor jawaban responden. Penskoran jawaban responden berdasarkan
skala Likert.
Tabel 3. Penskoran pada angket untuk pertanyaan positif.
No. Pilihan Jawaban Skor1. Sangat Setuju (SS) 5
2. Setuju (ST) 4
3. Kurang Setuju (KS) 3
4. Tidak Setuju (TS) 2
5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1
d. Mengolah jumlah skor jawaban responden. Pengolahan jumlah skor (S )
jawaban angket adalah sebagai berikut:
1) Skor untuk pernyataan Sangat Setuju (SS)Skor = 5 × jumlah responden
2) Skor untuk pernyataan Setuju (S)Skor = 4 × jumlah responden
3) Skor untuk pernyataan Kurang Setuju (KS)Skor = 3 × jumlah responden
4) Skor untuk pernyataan Tidak Setuju (TS)Skor = 2 × jumlah responden
5) Skor untuk pernyataan Sangat Tidak Setuju (STS)Skor = 1 × jumlah responden
e. Menghitung persentase jawaban angket pada setiap item dengan mengguna-
kan rumus sebagai berikut:
35
%100% maks
in S
SX
Keterangan:
inX% = Persentase jawaban angket-i LKS berbasis KPS pada materi
larutan elektrolit dan larutan elektrolit
S = Jumlah skor jawaban
maksS = Skor maksimum (Sudjana, 2005).
f. Menghitung rata-rata persentase angket untuk mengetahui tingkat kesesuaian
isi, konstruksi, kemenarikan dan keterbacaan LKS berbasis KPS pada materi
larutan elektrolit dan larutan elektrolit dengan rumus sebagai berikut
n
XX
in
i
%%
Keterangan :
iX% = Rata-rata persentase jawaban angket-i pada LKS berbasis KPS
pada materi larutan elektrolit dan larutan elektrolit
inX% = Jumlah persentase jawaban angket-i pada LKS berbasis KPS pada
materi larutan elektrolit dan larutan elektrolitn = Jumlah pertanyaan angket (Sudjana 2005).
g. Memberi skor jawaban responden. Penskoran jawaban responden dalam
uji kesesuaian dan uji kemenarikan berdasarkan skala Likert.
Tabel 4. Tafsiran skor (penskoran) angket (Arikunto, 2010).
Persentase (%) Kriteria
80,1 – 100 Sangat tinggi
60,1 – 80 Tinggi
40,1 – 60 Sedang
20,1 – 40 Rendah
0,0 – 20 Sangat rendah
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Diperoleh LKS berbasis KPS pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit
hasil pengembangan dengan karakteristik LKS yang mengacu pada
kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) yang sesuai dengan
kurikulum 2013, LKS terdiri terdiri dari bagian pembuka, bagian inti yang
terdiri dari 5 kegiatan KPS dasar, dan bagian akhir LKS;
2. Respon guru terhadap LKS yang dikembangkan dilihat dari aspek kesesuaian
isi dengan materi, aspek keterbacaan dan aspek konstruksi dikategorikan
sangat tinggi dengan persentase secara berurutan sebesar 79,31%, 83,91%
dan 85,30%. LKS dikategorikan memiliki kriteria sangat tinggi. Hal ini
berarti LKS hasil pengembangan dapat digunakan dalam pembelajaran.
3. Respon siswa terhadap produk LKS yang dikembangkan dilihat dari aspek
keterbacaan dan kemenarikan dikategorikan sangat tinggi dengan persentase
secara berurtan sebesar 84,58% dan 83,63%. Hal ini berarti LKS hasil
pengembangan sudah menarik siswa untuk mempelajarinya.
62
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat diajukan oleh
peniliti yaitu:
1. LKS berbasis KPS pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit yang di-
kembangkan ini hanya dilakukan sampai revisi berdasarkan tanggapan guru
dan siswa pada tahap pengembangan produk sehingga diperlukan penelitian
lebih lanjut untuk menguji efektivitasnya secara luas.
2. LKS yang dikembangkan hanya menampilkan materi larutan elektrolit dan
non elektrolit berbasis KPS sehingga diharapkan peneliti lain untuk melaku-
kan pengembangan LKS pada materi kimia yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Anitah, S. 2007. Strategi Pembelajaran Kimia. Universitas Terbuka. Jakarta.
Arifin, M. 2003. Strategi Belajar Mengajar Kimia Common Textbook (EdisiRevisi). Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Bandung.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. RinekaCipta. Jakarta.
Arsyad, A. 2004. Media Pengajaran. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Asyhar, R. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. GP Press.Jakarta.
Azhar, L. 1993. Proses Belajar Mengajar Pola CBSA. Usaha Nasional. Surabaya.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Kompetensi dan KompetensiDasar. BSNP : Jakarta.
Dahar, R. W. 2011. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Erlangga. Jakarta.
Darliana. 1991. Metode Pembelajaran Keterampilan Proses. Jakarta. Depdikbud.
Dhari, H.M., dan A.P. Haryono. 1998. Perangkat Pembelajaran. Depdikbud.Malang.
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.
Djamarah, S.B., dan Z. Aswan. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta.Jakarta.
Esler, W.K., dan M.K, Esler. 1996. Teaching Elementary Science. CaliforniaWadsworth.
Fadiawati, N. 2011. Perkembangan Konsepsi Pembelajaran Tentang StrukturAtom Dari SMA Hingga Perguruan Tinggi. Disertasi. SPs-UPI Bandung.Bandung.
Fadiawati, N. 2014. Ilmu Kimia Sebagai Wahana Mengembangkan Sikap danKeterampilan Berpikir. Majalah Eduspot. FKIP. Universitas Lampung, 10 :8-9.
64
Firdaus, S. 2011. LKS (Lembar Kerja Siswa) Sebagai Sumber Belajar. diaksespada 12 Februari 2016. https://pirdauslpmp.wordpress.com/
Hariwibowo, K., R. Febrianto, A. Rengganis, dan Hera. Makalah Pembelajaran-proses; Pendekatan Keterampilan Proses.www.yahoo.com.CERPEN LUBISGRAFURA. Lubis grafura (ed), 26 Mei 2009. Universitas Negeri Semarang.12 April 2016. http: // lubisgrafura.wordpress.com/ 2014/05/ 26/makalah-pembelajaran-proses-pendekatan-keterampilan-proses/
Hartati. 2002. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Matematika Berbasis Web.UPI. Bandung.
Hartono. 2007. Profil Keterampilan Proses Sains Mahasiswa Program PendidikanJarak Jauh SI PGSD Universitas Sriwijaya. Proceedingof The First Inter-national Seminar on Science Education, 27 Oktober 2007. Bandung.
Hidayah. 2007.Workshop Pendidikan Matematika 2. Jurusan MatematikaUNNES. Semarang.
Latuheru, J. D. 1988. Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar MengajarMasa Kini. Depdikbud & P2 LPTK. Jakarta.
Mahmuddin. 2010. Belajar Jadi Manusia: Komponen Penilaian KeterampilanProses Sains. Diakses pada tanggal 26 Maret 2016 dari http://mahmud-din.wordpress.com
Majid, A. 2007. Perencanaan Pembelajaran. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Munir. 2008. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Alfabeta.Bandung.
Nuh, U. 2010. Fisika SMA Online: KPS. Artikel Pendidikan. diakses pada tanggal25 Maret 2016 http://fisikasmaonline.blogspot.com/2010/03/keterampilan-proses-sains .html
Nurhadi. 2004. Pembelajaran kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. UMPress. Malang.
Pangestika, M., dan E. Suyanto. 2013. Pengembangan Lembar Kerja SiswaBerbasis Keterampilan Proses Sains Pada Kompetensi Dasar MenyelidikiSifat-Sifat Zat Berdasarkan Wujudnya dan Penerapan dalam KehidupanSehari-hari. Jurnal Pembelajaran Fisika. 1(1), 9-10.
Prianto dan Harnoko. 1997. Perangkat Pembelajaran. Depdikbud. Jakarta.
Rahmawati. 2016. Hasil TIMSS 2015: Diagnosa Hasil Untuk Perbaikan Mutu danPeningkatan Pencapaian. Badan Penelitian dan Pengembangan. Jakarta.
65
Rezba. 1999. Learning and assessing science process skill Four edition.Hunt Publishing Company lawa. Kendal.
Ronah, S.M.(2013),http://chemistryandkpopforever.blogspot.com/2013/05/haki-
kat dan pembelajaran kimia.html diakses 06 Februari 2016.
Rustaman, N. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. UM Press. Malang.
Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidi-kan. Kencana Prenada Media. Jakarta.
Siddiq, M.D., I. Munawaroh, dan Sungkono. 2009. Pengembangan Bahan Pem-belajaran SD. Direktorat. Jakarta.
Sriyono. 1992. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Rineka Cipta. Jakarta.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung. Tarsito.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung.
Sukmadinata, N.S. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. PT Remaja RosdaKarya. Bandung.
Sungkono. 2009. Pengembangan Bahan Ajar. Universitas Negeri Yogyakarta.Yogyakarta.
Suryobroto, B. 1986. Mengenal Metode Pengajaran di Sekolah dan PendekatanBaru dalam Proses Belajar-Mengajar. Amarta. Yogyakarta.
Tim Action Research Buletin Pelangi Pendidikan. 1999. Proses BelajarMengajar. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Tim Penyusun. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidi-kan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Depdiknas. Jakarta.
-----------------. 2012. Dokumen Kurikulum 2013. Kemendikbud. Jakarta.
-----------------.2013. Permendikbud No 69 Tahun 2013 Tentang Kurikulum SMAdan MA. Kemendikbud. Jakarta.
-----------------.2014. Permendikbud RI Nomor 59 Tahun 2014. Depdiknas.Jakarta.
Widjajanti, E. Kualitas Lembar Kerja Siswa. Makalah Seminar Pelatihanpenyusunan LKS untuk Guru SMK/MAK pada Kegiatan Pengabdian KepadaMasyarakat Jurusan Pendidikan FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. 2
66
Agustus 2008. Universitas Negeri Yogyakarta. Diakses pada tanggal 24 Mei206 Pukul 20.12 WIB. http://staff.uny.ac.id.
Yamtinah, S., Haryono, M. Bakti, dan A.S. Shidiq. 2016. Pelatihan Guru KimiaSMA dalam Mengembangkan Tes Jenis Testlet dan Profil Individu untukMengukur Keterampilan Proses Sains. Prosiding Seminar Nasional Pendidi-kan Sains (SNPS), 22 Oktober 2016. Surakarta.