PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB...

126
PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA FANTASI BERBASIS METAKOGNITIF UNTUK PESERTA DIDIK SMP/MTs KELAS VII (Tesis) Oleh MERINA TRI RAHMA OKTA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2018

Transcript of PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB...

Page 1: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA FANTASI

BERBASIS METAKOGNITIF UNTUK PESERTA DIDIK SMP/MTs

KELAS VII

(Tesis)

Oleh

MERINA TRI RAHMA OKTA

MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2018

Page 2: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

i

ABSTRAK

PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA FANTASI

BERBASIS METAKOGNITIF UNTUK PESERTA DIDIK SMP/MTs

KELAS VII

Oleh

MERINA TRI RAHMA OKTA

Penelitian ini didasari oleh kondisi pembelajaran menulis teks cerita fantasi yang

belum optimal. Bahan ajar yang digunakan belum membantu peserta didik untuk

belajar secara mandiri dan menerapkan aspek metakognitif. Penelitian ini

bertujuan (1) menghasilkan LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis

Metakognitif, (2) mendeskripsikan kelayakan bahan ajar LKPD Menulis Teks

Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif yang dikembangkan berdasarkan ahli

materi, ahli media, praktisi, guru, dan siswa.

Prosedur penelitian ini mengadaptasi penelitian pengembangan menurut Brog

and Gall dari sepuluh menjadi tujuh langkah sehingga menghasilkan produk

oprasional berupa “LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif”.

Penelitian ini dilaksanakan melalui observasi, wawancara, dan penyebaran angket

pada tiga sekolah meliputi SMP Global Madani Bandar Lampung, SMP Negeri

13 Bandar Lampung, dan SMP IT Baitul Jannah Bandar Lampung pada tahun

ajaran 2017/2018.

Aspek metakognitif yang terdapat dalam bahan ajar ini adalah keterampilan

perencanaan (planning skills), keterampilan pemantauan (monitoring skills), dan

keterampilan penilaian (evaluation skills). Hasil penelitian ini (1) menghasilkan

“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

keseluruhan dinyatakan “Sangat Baik atau Sangat Layak” berdasarkan penilaian

dari ahli materi, ahli media, praktisi, guru bahasa Indonesia, dan siswa.

Kata Kunci: LKPD, Menulis Teks Cerita Fantasi, Metakognitif.

Page 3: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

ii

ABSTRACT

LKPD DEVELOPMENT WRITE TEXT-BASED FANTASY STORY

METACOGNITIVE FOR JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS IN

CLASS VII

By

MERINA TRI RAHMA OKTA

This research was based on the condition of learning to write the fantasy story

text has not been optimal. The materials used have not helped students to learn

independently and apply aspects of metacognitive. This research aims (1) to

produce LKPD write text-based Fantasy Story Metacognitive, (2) to describe

eligibility of materials LKPD write text-based Fantasy Story Metacognitive

developed based on material experts, media experts, practitioners, teachers and

students of Junior High School.

This research procedure adapts development research according to Brog and Gall

from ten to seven steps so as to produce an operational product " LKPD write

text-based Fantasy Story Metacognitive”. This research was conducted through

observation, interview and questionnaire in three schools, including Junior High

School of Global Madani Bandar Lampung, Junior High School of 13 Bandar

Lampung, and Junior High School of IT Baitul Jannah Bandar Lampung in the

academic year 2017/2018.

Metacognitive aspects contained in these materials include planning skills,

monitoring skills, and evaluation skills. The results of this research resulted (1)

"LKPD write text-based Fantasy Story Metacognitive", (2) the learning materials

overall expressed "very good or very decent" based on the assessment of material

experts, media experts, practitioners, Indonesia language teachers, and students.

Keywords: LKPD, Write Text-Based Fantasy Story, Metacognitive.

Page 4: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA FANTASI

BERBASIS METAKOGNITIF UNTUK PESERTA DIDIK SMP/MTs

KELAS VII

Oleh

MERINA TRI RAHMA OKTA

TESIS

SebagaiSalah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

MAGISTER PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG

2018

Page 5: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara
Page 6: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara
Page 7: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara
Page 8: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Bandar Lampung pada tanggal 6 Oktober

1991. Penulis adalah anak ketiga dari empat bersaudara, dari

pasangan Bapak Drs. H. Maryan Husin (Alm) dan Ibu Hj.

Siti Zahra, S.Pd. Pendidikan yang telah ditempuh penulis

adalah TK Melati Puspa Tanjung Senang Bandar Lampung

diselesaikan pada tahun 1997.

Pendidikan di SD Negeri 2 Tanjung Senang Bandar Lampung diselesaikan pada

tahun 2003. Pendidikan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung diselesaikan pada

tahun 2006. Pendidikan di SMA Negeri 9 Bandar Lampung diselesaikan pada

tahun 2009.Tahun 2009 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Pendidikan

(Tadris) Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta melalui jalur SNMPTN, dan

menyelesaikan strata 1 pada tahun 2013. Pada tahun 2015 penulis menjadi

mahasiswi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas

Lampung.

Page 9: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

viii

MOTO

“Sesunggguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”

(Q.S. Al-Insyirah : 6)

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-

orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”

(Q.S. Al Mujadalah: 11)

“Barangsiapa belum merasakan pahitnya menuntut ilmu walau sesaat, ia akan

merasakan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya”

(Imam Syafi’i)

“Jangan pernah berhenti mengejar yang kamu impikan meski apa yang didamba

belum ada di depan mata”.

(BJ Habibie)

Page 10: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

ix

PERSEMBAHAN

Teriring doa dan rasa syukur ke hadirat Allah SWT, kupersembahkan tesis ini

untuk orang-orang yang paling berharga dalam hidupku.

1. Kedua orang tua, uwanku Drs. H. Maryan Husin (Alm) yang telah

mendukung dalam melanjutkan kuliah walaupun tidak hingga titik akhir

perjalananku meraih gelar magister dan umiku Hj. Siti Zahara, S.Pd. yang tak

henti-hentinya mencurahkan kasih sayang, mendidik dengan penuh cinta, dan

berdoa dengan keikhlasan hati untuk keberhasilanku menggapai cita-cita.

2. Suamiku tercinta, Ahmad Syapri Zahab, S.S.T.Pel. yang senantiasa

memotivasi dan dengan sabar menanti dalam menyelesaikan pendidikan, serta

calon buah hatiku yang dengan kuat menemani dalam perjuangan

menyelesaikan tesis.

3. Kedua Kakakku, Mira Anita Shofia, S.E. dan Maya Dwi Lestari, S.P. dan

adikku Muthia Yuli Astuti, S.Pi, yang telah menyemangati dalam

menyelesaikan pendidikan.

4. Keluarga besarku yang selalu memberikan doa dan dukungan untuk

keberhasilan.

5. Almamater tercinta, Universitas Lampung yang telah mendewasakan pribadi

dan pemikiranku.

Page 11: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

x

SANWACANA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengembangan LKPD

Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif untuk Peserta Didik

SMP/MTs Kelas VII ” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Lampung.

Dalam proses penyusunan tesis ini, penulis tentu telah banyak menerima

masukan, arahan, bimbingan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak.

Sehubungan dengan hal itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada

1. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas

Lampung;

2. Prof. Mustofa, M.A.,Ph.D., selaku Direktur Pascasarjana Universitas

Lampung;

3. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung;

4. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Seni, Universitas Lampung sekaligus dosen penguji tamu yang telah

memberikan arahan, motivasi, kritik dalam menyelesaikan tesisi ini;

5. Dr. Edi Suyanto, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Magister Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Lampung sekaligus Pembimbing

Akademik yang memberi motivasi dalam menyelesaikan pendidikan;

Page 12: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

6. Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd., selaku Pembimbing 1 atas

kesediaan dan keikhlasannya dengan sabar memberikan bimbingan, saran,

arahan, dan motivasi yang diberikan selama penyusunan tesis ini;

7. Dr. Munaris, M.Pd., selaku pembimbing II atas kesediaan dan keikhlasan

dalam membimbing, menasihat, dan memotivasi kepada penulis;

8. Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku dosen pembahas I yang telah

memberikan bimbingan, arahan, motivasi, dan kritik dalam tesis ini;

9. Dr. Herpratiwi, M.Pd., selaku validator untuk bahan ajar dari unsur media

pembelajaran;

10. Dr. Yuli Yanti, M.Pd., selaku validator untuk bahan ajar dari praktisi

pendidikan.

11. Bapak dan Ibu dosen serta staf Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia dan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni.

12. Ibu Dr. Meliyanti, S.Pd., M.M., dan Ibu Pilu Minasari, S.Pd., selaku Guru

SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Ibu Ririn Tria Prianti, S.Pd., selaku

Guru SMP Global Madani Bandar Lampung, dan Ibu Sulistyaningsih, S.T.

M.Pd., selaku Guru SMP IT Baitul Jannah Bandar Lampung yang telah

membantu penulis selama proses penelitian di sekolah;

13. Teman-teman seperjuangan Era Octafiona, Yunita Handiawati, Heriza

Nevisi, Mami Meliza, dan Nila Chandra yang menjadi teman belajar

bersama dalam menyelesaikan tesis ini;

14. Teman-teman Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan

2015 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas

persahabatan, kekeluargaan, dan kebersamaan yang telah diberikan selama

ini.

Page 13: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

15. Kepada semua pihak yang ikut berperan dan membantu penulis dalam

menyelesaikan pendidikan.

Semoga Allah SWT membalas segala keikhlasan, amal, dan bantuan semua pihak

yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Harapan penulis

semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi dunia pendidikan,

khususnya Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Aamiin.

Bandar Lampung, Oktober 2018

Merina Tri Rahma Okta

Page 14: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ....................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ...................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................ v

SURAT PERNYATAAN ................................................................ vi

RIWAYAT HIDUP ......................................................................... vii

MOTTO ........................................................................................... viii

PERSEMBAHAN ............................................................................ ix

SANWACANA ................................................................................ x

DAFTAR ISI .................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ........................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................... xix

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 14

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................. 14

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................ 15

II. LANDASAN TEORI

2 LANDASAN TEORI 2.1 Hakikat Bahan Ajar .............................................................. 16

2.1.1 Pengertian Bahan Ajar .............................................. 16

2.1.2 Fungsi Bahan Ajar ................................................... 18

2.1.3 Tujuan dan Manfaat Bahan Ajar ............................... 20

2.1.4 Unsur-Unsur Bahan Ajar........................................... 22

2.1.5 Klasifikasi Bahan Ajar .............................................. 23

2.2 Pengembangan Bahan Ajar .................................................. 26

2.2.1 Tujuan dan Manfaat Pengembangan Bahan Ajar...... 28

2.2.2 Prinsip Pengembangan Bahan Ajar ........................... 29

2.3 Pedoman Penyusunan Bahan Ajar ....................................... 30

2.3.1 Analisis Kebutuhan Bahan Ajar ................................ 30

2.3.2 Penyusunan Peta Bahan Ajar .................................... 33

2.3.3 Struktur Bahan Ajar .................................................. 34

2.4 Hakikat Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) ................ 35

2.4.1 Pengertian Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) 36

Page 15: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

xiv

2.4.2 Fungsi dan Tujuan Lembar Kegiatan Peserta Didik

(LKPD) ...................................................................... 37

2.4.3 Jenis-Jenis Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) 37

2.4.4 Langkah-Langkah Aplikatif Membuat Lembar Kegiatan

Peserta Didik (LKPD) ............................................... 39

2.5 Hakikat Menulis ................................................................... 42

2.5.1 Pengertian Menulis.................................................... 42

2.5.2 Tujuan Menulis ......................................................... 43

2.5.3 Menulis Kreatif ......................................................... 44

2.5.4 Tahapan Menulis Kreatif........................................... 47

2.5.5 Konsep Pembelajaran Menulis .................................. 51

2.5.6 Karakteristik Pembelajaran Menulis ......................... 52

2.6 Hakikat Cerita Fantasi ........................................................... 52

2.6.1 Fantasi ....................................................................... 52

2.6.2 Pengertian dan Ciri-Ciri Cerita Fantasi ..................... 60

2.6.3 Jenis-Jenis Cerita Fantasi .......................................... 64

2.6.4 Struktur Cerita Fantasi .............................................. 65

2.6.5 Unsur-Unsur Intrinsik Cerita Fantasi ........................ 67

2.6.6 Unsur-Unsur Kebahasaan Cerita Fantasi .................. 70

2.6.7 Langkah-Langkah Menyusun Cerita Fantasi ............ 71

2.7 Metakognitif ......................................................................... 72

2.7.1 Pengertian Metakognitif ............................................ 72

2.7.2 Komponen Metakognitif ......................................... 74

2.7.3 Strategi Metakognitif ................................................ 79

2.7.4 Kelebihan dan Kekurangan Metakognitif ................. 82

III. METODE PENELITIAN

3 METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian ........................................................... 84

3.2 Tempat Penelitian................................................................. 85

3.3 Spesifikasi Produk Pegembangan ........................................ 85

3.4 Langkah Penelitian Pengembangan ..................................... 86

3.4.1 Studi Pendahuluan .................................................... 89

3.4.2 Perancangan dan PengembanganProduk .................. 90

3.4.3 Evaluasi Produk ....................................................... 90

3.5 Teknik Pengumpulan Data .................................................... 92

3.6 Instrumen ............................................................................. 93

3.7 Subjek Penelitian ................................................................. 95

3.8 Analisis Data ........................................................................ 96

3.9 Teknik Analisis Data ............................................................ 97

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ................................................................... 100

4.1.1 Proses Pengembangan Bahan Ajar .......................... 100

4.1.2 Kelayakan Bahan Ajar LKPD Menulis Teks Cerita

Fantasi Berbasis Metakognitif ................................. 141

Page 16: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

xv

4.1.2.1 Penilaian Ahli Materi atas Kelayakan Bahan

Ajar LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi

Berbasis Metakognitif ................................. 141

4.1.2.2 Penilaian Ahli Media atas Kelayakan Bahan

Ajar LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi

Berbasis Metakognitif ................................. 144

4.1.2.3 Penilaian Validator Praktisi atas Kelayakan

Bahan Ajar LKPD Menulis Teks Cerita

Fantasi Berbasis Metakognitif .................... 147

4.1.2.4 Penilaian Guru SMP Global Madani Bandar

Lampung, SMP Negeri 13 Bandar Lampung,

SMP IT Baitul Jannah Bandar Lampung atas

Kelayakan Bahan Ajar LKPD Menulis Teks

Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif ......... 150

4.1.2.5 Penilaian Siswa SMP Global Madani Bandar

Lampung, SMP Negeri 13 Bandar Lampung,

SMP IT Baitul Jannah Bandar Lampung atas

Kelayakan Bahan Ajar LKPD Menulis Teks

Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif ......... 158

4.2 Pembahasan ......................................................................... 164

4.2.1 Proses Pengembangan Produk ................................. 164

4.2.2 Analisis Kelayakan Produk ....................................... 168

V. PENUTUP

5 PENUTUP

5.1 Simpulan .............................................................................. 172

5.2 Keterbatasan Penelitian ........................................................ 173

5.3 Saran ...................................................................................... 174

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 175

LAMPIRAN

Page 17: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel

Tabel 2.1 Struktur Bahan Ajar ........................................................... 35

Tabel 2.2 Aktivitas Strategi Metakognitif (Brown 2007:154) ........... 81

Tabel 3.1 Subjek Penelitian ................................................................ 95

Tabel 3.2 Aturan Pemberian Skor Angket Kebutuhan ...................... 97

Tabel 3.3. Aturan Pemberian Skor untuk Ahli/Pakar Materi, Media,

Praktisi, dan Guru Bahasa Indonesia ................................. 97

Tabel 3.4 Aturan Pemerian Skor Penilaian Siswa ............................. 98

Tabel 3.5 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif .................... 99

Tabel 4.1 Analisis Hasil Wawancara Guru tentang Kebutuhan

Bahan Ajar ......................................................................... 102

Tabel 4.2 Hasil Wawancara Siswa pada Aspek Ketersediaan

Bahan Ajar ........................................................................ 108

Tabel 4.3 Hasil Wawancara Siswa pada Aspek Kesesuaian

dengan Tujuan Pembelajaran .............................................. 109

Tabel 4.4 Hasil Wawancara Siswa pada Aspek Penyajian ............... 110

Tabel 4.5 Hasil Wawancara Siswa pada Aspek Pengayaan Materi ... 111

Tabel 4.6 Hasil Wawancara Siswa pada Aspek Penambahan

Basis Metakognitif ............................................................. 112

Tabel 4.7 Hasil Validasi Ahli Materi ................................................ 119

Tabel 4.8 Saran Perbaikan Ahli Materi .............................................. 120

Tabel 4.9 Hasil Validasi Ahli Media.................................................. 120

Tabel 4.10 Saran Perbaikan Ahli Media ............................................. 121

Tabel 4.11 Hasil Validasi Praktisi ....................................................... 122

Tabel 4.12 Saran Perbaikan Praktisi .................................................... 122

Page 18: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

xvii

Tabel 4.13 Hasil Revisi Ahli Materi ................................................... 124

Tabel 4.14 Hasil Revisi Ahli Media .................................................... 127

Tabel 4.15 Hasil Revisi Praktisi .......................................................... 137

Tabel 4.16 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif ................... 141

Tabel 4.17 Tingkat Kriteria Kelayakan oleh Ahli Materi ................... 142

Tabel 4.18 Tingkat Kriteria Kelayakan oleh Ahli Media ................... 144

Tabel 4.19 Tingkat Kriteria Kelayakan oleh Praktisi .......................... 147

Tabel 4.20 Tingkat Kriteria Kelayakan oleh Guru .............................. 150

Tabel 4.21 Tingkat Kriteria Kelayakan oleh Siswa ............................ 158

Page 19: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Peta Bahan Ajar ............................................................... 34

Gambar 2.2 Diagram Todorov ............................................................ 55

Gambar 2.3 Diagram Jackson ............................................................. 57

Gambar 2.4 Rumus Piramida Cerita ................................................... 66

Gambar 3.1 Tahap Penilaian Brog & Gall dalam Emzir (2015:275).. 83

Gambar 3.2 Tahapan-Tahapan Penelitian Pengembangan LKPD

Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif ...... 88

Gambar 4. 1 Peta Bahan Ajar pada Strandar Kompetensi Menulis

Teks Cerita Fantasi .......................................................... 115

Page 20: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

xix

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Penelitian

2. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian

3. Surat Permohonan Uji Ahli

4. Angket Kebutuhan Bahan Ajar oleh Guru

5. Hasil Angket Analisis Kebutuhan Bahan Ajar oleh Guru

6. Angket Kebutuhan Bahan Ajar oleh Peserta Didik

7. Hasil Angket Analisis Kebutuhan Bahan Ajar oleh Peserta Didik

8. Hasil Perhitungan Angket Analisis Kebutuhan Bahan Ajar

9. Lembar Penilaian LKPD oleh Ahli Materi

10. Tabel Perhitungan Penilaian LKPD oleh Ahli Materi

11. Lembar Penilaian LKPD oleh Ahli Media

12. Tabel Perhitungan Penilaian LKPD oleh Ahli Media

13. Lembar Penilaian LKPD oleh Praktisi

14. Tabel Perhitungan Penilaian LKPD oleh Praktisi

15. Lembar Penilaian LKPD oleh Guru

16. Tabel Perhitungan Penilaian LKPD oleh Guru

17. Lembar Penilaian LKPD oleh Siswa

18. Tabel Perhitungan Angket Penilaian oleh Peserta Didik

19. Perhitungan Kelayakan Bahan Ajar (LKPD)

20. Hasil Kerja Siswa Menulis Teks Cerita Fantasi

21. LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif

Page 21: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Materi pembelajaran merupakan komponen terpenting dalam kurikulum dalam

melaksanakan pembelajaran. Materi pembelajaran dirancang oleh guru agar

pembelajaran sesuai dengan sasaran. Sasaran yang akan dicapai siswa memiliki

kesesuaian dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar. Pentingnya peran

materi pembelajaran dalam pelaksanaan proses belajar siswa. Hal ini berarti

bahwa materi yang akan diberikan kepada siswa dapat menunjang ketercapaian

indikator pembelajaran.

Keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan bergantung pada guru dalam

merancang materi pembelajaran. Guru dituntut untuk kreatif dalam menyusun

materi ajar. Materi pembelajaran dirancang seoptimal mungkin untuk membantu

siswa mencapai tujuan pembelajarannya. Dalam merancang hal tersebut guru

harus memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan pemilihan materi

pembelajaran, yakni jenis, cakupan, urutan, dan perlakuan terhadap materi

tersebut. Terkait dengan hal itu, apabila guru memiliki kepiawaian dalam

menyusun materi pembelajarannya, akan membantu munculnya potensi dan

meningkatnya kemampuan siswa.

Page 22: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

2

Bahan ajar atau materi ajar merupakan seperangkat materi atau subtansi

pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis, digunakan guru

dan peserta didik dalam proses pembelajaran (Prastowo, 2015:17). Keberhasilan

pembelajaran secara keseluruhan bergantung pada guru dalam merancang

jalannya pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Hal tersebut menuntut

guru untuk kreatif dalam membuat bahan ajar yang inovatif. Bahan ajar

merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara

sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta

didik dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan

implementasi pembelajaran (Prastowo, 2015:17). Bahan ajar dirancang secara

optimal untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajarannya.

Materi pembelajaran bahasa Indonesia mencakup kemampuan berbahasa dan

bersastra yang meliputi empat aspek keterampilan mendengar, berbicara,

membaca, dan menulis. Aspek keterampilan menulis merupakan keterampilan

yang tidak terlepas dari peran aspek-aspek keterampilan lainnya, yakni

mendengar, berbicara, dan membaca. Seseorang dapat menulis apa saja yang ada

dalam pikirannya melalui pengalaman-pengalaman yang mungkin sebelumnya

pernah didengar dan dari pengalamannya membaca. Hal itu membuat aspek

menulis menjadi erat kaitannya dengan aspek keterampilan kebahasaan lainya dan

membuat keterampilan menulis menjadi keterampilan kebahasaan tingkat tinggi.

Peran keterampilan menulis dalam kehidupan menjadi landasan dalam

pengembangan kurikulum 2013 yang berbasis teks. Jika dibandingkan dengan

Page 23: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

3

kurikulum sebelumnya, kurikulum 2013 menekankan pada kemampuan peserta

didik dalam mengenali hingga menciptakan berbagai jenis teks sastra maupun

nonsastra. Sebagai contoh, di tingkat SMP kelasVII terdapat beberapa jenis teks

yang dipelajari peserta didik, yaitu teks deskripsi, teks cerita fantasi, teks

prosedur, teks laporan observasi, dan teks cerita rakyat. Dalam kegiatan

pembelajaran, peserta didik akan mengamati hingga menuliskan teks tersebut

secara mandiri. Oleh karena itu, keterampilan menulis sangat penting untuk

ditingkatkan.

Perlunya mengembangkan potensi peserta didik agar terampil menulis. Menulis

merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif (Tarigan, 2013:3). Tidak

hanya secara produktif menciptakan tulisan dan menuangkan perasaan,

keterampilan menulis melibatkan kreativitas dan pemikiran. Dengan menulis,

seseorang akan dapat menyuarakan apa saja yang diinginkan ide, gagasan, laporan

peristiwa, persoalannya masyarakat, keadaan ekonomi, sosial, budaya, dan juga

politik. Menulis adalah kegiatan yang kompleks, karena dengan menulis,

seseorang akan dituntut untuk mengorganisasikan pemikiran dan perasaannya

melalui tulisan. Kegiatan yang kompleks tersebut sangat bermanfaat bagi

pengembangan intelektual, mental, dan sosial peserta didik. Kemahiran dalam

keterampilan menulis yang dimiliki peserta didik akan mengantarkan dirinya

menuju masa depan yang lebih baik.

Kurikulum 2013 edisi revisi mata pelajaran bahasa Indonesia secara umum

bertujuan agar peserta didik mampu menyimak, mewicara, membaca, dan

Page 24: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

4

menulis. Kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan keempat

keterampilan tersebut saling berhubungan mendukung dalam pengembangan tiga

ranah, yakni pembelajaran berbahasa, bersastra, dan pengembangan literasi.

Pembelajaran bersastra dalam konteks kurikulum 2013 edisi revisi inilah yang

dianggap menarik untuk diteliti, ditambah dengan peran kompetensi pengetahuan

dan kompetensi keterampilan yang diutamakan dalam kurikulum 2013,

menjadikan pembelajaran bersastra yang tidak hanya tahu secara teoritis namun

peserta didik diberi peluang untuk menciptakan karyanya sendiri.

Pendidikan kreatif sastra mencoba mengajarkan peserta didik untuk mau dan

mampu menulis karya sastra. Salah satu materi baru dalam ranah sastra yang

mulai diajarkan dalam kurikulum 2013 edisi revisi 2016 kelas VII semester ganjil

adalah teks cerita fantasi. Cerita fantasi merupakan pengembangan dari teks narasi

yang dapat dijadikan sebuah cerita fiktif. Cerita fantasi menjadi salah satu genre

sastra yang sangat digemari saat ini. Tidak hanya sekedar ceritanya yang tidak

masuk akal, tetapi tokoh-tokoh dengan krakteristik unik yang diciptakan dalam

cerita fantasi menjadi alasan mengapa banyak orang menyukainya.

Penelitian ini berfokus pada pembelajaran menulis teks cerita fantasi karena teks

cerita fantasi merupakan salah satu materi baru pada pembelajaran bahasa

Indonesia. Cerita fantasi termasuk pada bagian dari creative writing fiksi (Pranoto,

201:135). Cerita fantasi sangat berbeda dengan cerpen, novelet, maupun novel

karena ditulis berdasarkan fantasi atau rekaan belaka, baik objek cerita, peristiwa

yang terjadi, tokoh-tokohnya, maupun setting-nya. Cerita fantasi merupakan cerita

Page 25: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

5

khayalan, bayangan,rekaan, yang berdasarkan bukan kejadian yang

sesungguhnya.

Cerita fantasi menghadirkan tokoh khayal, penokohan yang tidak masuk akal,

seperti adanya tokoh dewa, peri, naga, garuda, atau hal-hal lain yang dapat saja

bersifat supernatural dan penuh fantasi. Hal-hal supernatural yang biasanya

terdapat di dalam jenis cerita ini sebagai contoh, cerita mengenai sapu ajaib,

cincin atau cermin yang memiliki kekuatan gaib, lahirnya tokoh – tokoh imajinatif

yang menggambarkan pahlawan pembela kebenaran di era modern, dan hal

imajinatif lainnya, sehingga cerita menarik dan menjadi hiburan tersendiri dalam

dunia anak-anak (Hasanuddin, 2015:7).

Cerita fantasi merupakan salah satu genre cerita yang dapat melatih kreativitas.

Melatih kreativitas dapat dilakukan dengan berfantasi secara akif dengan

menuangkan melalui cerita. Cerita fantasi merupakan cerita khayalan yang

mewujudkan imajinasi anak. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara

memberikan ruang imajinatif dalam pikiran peserta didik kelas VII, dengan

harapan akan adanya cerita-cerita menarik yang dapat menambah khazanah

kepengarangan sastra anak Indonesia. Menulis cerita dapat dijadikan salah satu

sarana bagi peserta didik untuk berkesempatan menuangkan imajinasi-imajinasi

yang berkembang di pikiran mereka.

Upaya dalam meningkatkan keterampilan menulis peserta didik khususnya pada

materi menulis teks cerita fantasi tidaklah mudah. Adanya kendala yang ditemui

Page 26: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

6

di lapangan sehingga hasil yang diharapkan belum tercapai. Berdasarkan hasil

studi pendahuluan bahwa pada dasarnya kegiatan pembelajaran menulis teks

cerita fantasi cenderung disampaikan tidak menarik dan kurang kreatif. Para guru

hanya menggunakan bahan ajar buku teks saja tanpa menggunakan bahkan

mengembangkan bahan ajar lain yang secara khusus dapat mengembangkan

keterampilan menulis peserta didik khususnya pada materi cerita fantasi.

Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada guru dan siswa menunjukkan

bahwa belum adanya penggunaaan bahan ajar selain buku teks yang digunakan di

masing-masing sekolah. Selain itu, pembelajaran dalam buku teks masih bersifat

umum dibutuhkan bahan ajar penunjang untuk membantu pembelajaran agar lebih

efektif. Dalam pembelajaran menulis teks cerita fantasi, peserta didik belum

secara optimal melatih proses berpikirnya dalam berfantasi secara aktif, dan

belum percaya diri menuliskan ceritanya berdasarkan imajinasi yang dimiliki.

Upaya yang dapat dilakukan dalam mencapai keberhasilan belajar peserta didik

membutuhkan bimbingan berdasarkan materi dan strategi belajar, oleh karena itu

dibutuhkan bahan ajar yang mengintegrasikan antara pemahaman materi dan

strategi belajarnya sekaligus yaitu dengan bahan ajar berbasis metakognitif yang

khususnya digunakan dalam materi menulis teks cerita fantasi.

Pembelajaran masa kini menuntut tingginya partisipasi peserta didik

(Iskandarwassid dan Sunendar, 2011:158). Peserta didik diharapkan berperan aktif

dalam kegiatan pembelajaran. Adapun, peran guru sebagai pendidik dituntut

untuk menjadi fasilitator yang mampu membangkitkan potensi dan meningkatkan

Page 27: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

7

motivasi peserta didik. Guru diharapkan mengembangkan kemampuan berpikir

peserta didik dalam mengatasi permasalahan secara mandiri. Peserta didik

diharapkan mampu menyadari kemampuannya, menentukan strategi, dan

memutuskan langkah yang tepat untuk menyelesaikan masalah secara mandiri.

Pada tahap ini guru tidak hanya berupaya meningkatkan kemampuan kognitif,

namun dalam tahap lanjut juga meliputi kemampuan metakognitif (Gumilar,

2016:3).

Metakognitif terbagi atas dua komponen, yaitu pengetahuan kognisi dan

pengaturan kognisi, dimana para peneliti mengarahkan kedua komponen tersebut

sebagai pengetahuan metakognitif dan keterampilan metakognitif. Metakognitif

memberikan pengaruh besar dalam proses belajar peserta didik. Kemampuan

metakognitif memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan

belajar (Levingston dalam Gumilar, 2016:3). Peserta didik secara sadar

mengendalikan proses berpikir sendiri dan menentukan strategi belajar yang

terbaik untuk menyelesaikan tujuan yang diinginkan. Metakognitif adalah salah

satu cara berpikir yang lebih mendalam dengan memfokuskan diri pada kontrol

dan kesadaran diri siswa. Aktivitas metakognitif terjadi pada saat peserta didik

secara sadar mengelola pemikiran untuk memikirkan suatu tujuan (Santrock

dalam Barata, 2014:701). Ketika siswa secara sadar dengan tujuannya, dalam hal

ini mampu menciptakan teks cerita fantasi, siswa akan berusaha mengelola diri,

pengetahuan, dan pengalaman yang dimiliki.

Page 28: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

8

Metakognitif merupakan proses individu dalam menilai kemampuan diri mereka

dalam belajar dengan gayanya tersendiri dan setiap individu akan belajar efektif

dengan memperdayakan modalitas belajar yang dimilikinya sendiri yang unik dan

tak terbandingkan. Hal ini dapat menjadi modal peserta didik dalam membuat

cerita fantasi, yang mana setiap individu memiliki ide, penafsiran, khayalan, dan

imajinasi yang masing-masing berbeda-beda. Namun, perhatian guru terhadap

kemampuan metakognitif khususnya dalam pembelajaran menulis yang masih

minim.

Metakognitif mengacu pada kesadaran tentang apa yang diketahui. Strategi

metakognitif merujuk pada cara untuk meningkatkan kesadaran mengenai proses

berpikir dan pembelajaran yang berlaku sehingga bila kesadaran ini terwujud

maka seseorang biasa mengawali pikirannya dengan merancang, memantau, dan

menilai apa yang telah dipelajarinya. Metakognitif memiliki peranan penting

dalam mengatur dan mengontrol proses-proses kognitif seseorang dalam belajar

dan berpikir, sehingga belajar dan berpikir yang dilakukan oleh seseorang menjadi

lebih efektif dan efisien. Metakognitif sebagai pengetahuan dan keterampilan

dapat diajarkan, dilatihkan, atau dikembangkan. Siswa dapat menggunakan

strategi metakognitif dalam pembelajaran meliputi tiga tahap, yaitu merancang

apa yang hendak dipelajari, memantau perkembangan diri dalam belajar, dan

menilai apa yang dipelajari.

Penelitian mengenai pengembangan bahan ajar berbasis metakognitif, pernah

dilakukan oleh Selfi Indra Gumilar dengan judul Pengembangan Modul Menulis

Page 29: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

9

Teks Diskusi Berbasis Strategi Metakognitif Untuk Siswa SMP kelas VIII. Dalam

penelitian ini dikembangkan sebuah bahan ajar menulis teks diskusi dan produk

bahan ajar yang dihasilkan berupa modul yang mampu mengoptimalkan proses

pembelajaran khususnya pada materi teks diskusi yang mengaktifkan kemampuan

metakognitif peserta didik. Aspek metakognitif yang terdapat pada modul, yaitu

tahap perencanaan, tahap pemantauan, dan tahap penilaian. Penelitian Gumilar

(2016:7) mengembangkan bentuk bahan ajar berupa modul dan terbatas pada

materi teks diskusi di ranah teks nonsastra.

Penelitian berbasis metakognitif yang penerapannya dalam bentuk yang berbeda

adalah penelitian Indah, dkk (2015), “Validitas LKS Berbasis Strategi

Metakognitif Pada Materi Sistem Pernapasan Kelas XI SMA.” Penelitian ini

mengembangkan LKS berbasis metakognitif yang layak secara teoritis maupun

empiris untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi sistem

pernapasan. Selain itu, penelitian ini mengembangkan pengembangan LKS yang

mengacu pada model pengembangan 4D (define, design, develop, dan

disseminate), akan tetapi pengembangannya terbatas hanya sampai tahap develop

saja.

Penelitian mengenai hubungan antara metakognitif dan kemampuan menulis

karangan telah dilakukan oleh Brata yang berjudul “Hubungan Strategi

Metakognitif dengan Kemampuan Menulis Karangan Sugestif dan Ekspositoris

Siswa Kelas X SMK Minhajut Thullab Banyuwangi Semeser Genap Tahun

2013/2014.” Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dalam menguji

Page 30: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

10

adanya hubungan antarastrategi metakognitif dengan kemampuan menulis

karangan sugestif dan ekspositoris (Brata, 2014:700). Selain itu pada penelitian ini

menghasilkan bahwa adanya hubungan signifikan antara penggunaan strategi

metakognitif dengan kemampuan menulis karangan sugestif dan kemampuan

menulis karangan ekspositoris, yang menunjukan semakin baik penerapan strategi

metakognitif dalam media pembelajaran dan metode guru, khususnya pada aspek

menulis maka semakin baik hasil belajar peserta didik.

Penelitian mengenai strategi metakognitif juga telah dilakukan oleh Mursinah

(2013:326) dengan judul “Model Penerapan Strategi Metakognitif dalam

Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas VI”. Hasil penelitian menjelaskan

bahwa pembelajaran yang menerapkan model strategi metakognitif terbukti

efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa. Penelitian

Mursinah (2013: 327) menggunakan strategi metakognitif hanya sebagai model

pembelajaran dalam materi menulis narasi untuk siswa SD kelas VI dan belum

menerapkan dalam bentuk bahan ajar secara mandiri.

Penelitian jurnal selanjutnya ditulis oleh Ruba Monem dari Florida Internasional

University dengan judul “Metakognitif Functions, Inters, and Student Engagement

in The Writing: A Review of the Literature.” Penelitian tentang fungsi

metakognitif dalam proses penelitian ini difokuskan pada tiga hal. Pertama,

menulis adalah proses kompleks yang memerlukan upaya sadar dan pengaturan

diri. Kedua, siswa yang tertarik dengan kegiatan menulis akan lebih termotivasi

untuk menulis dan cenderung lebih berkomitmen pada proses penulisannya.

Page 31: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

11

Ketiga, siswa yang memegang keyakinan positif tentang tulisan mereka lebih

cenderung tetap pada tugas dan bertahan melalui penyelesaian tugas. Tujuan

penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana kegiatan menulis dapat

dipahami sebagai suatu proses dan minat dalam merangsang fungsi metakognitif.

Metakognitif menfasilitasi proses penulisan sebagai kontrol metakognitif untuk

meningkatkan pengembangan keterampilan menulis. Melalui upaya sadar dan

keinginan intrinsik dari siswa adar dapat menghasilkan tulisan yang berkualitas

dan mencapai keberhasilan akademis.

Penelitian sejenis mengenai strategi metakognitif ditulis oleh Ramazan Goctu

pada Journal of Education in Black Sea Region (2017), dalam penelitiannya yang

berjudul “Metacognitive Strategies in Academic Writing.” Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui apakah mahasiswa baru di Fakultas Teknologi dan Teknik

Komputer di International Black Sea University (Tbilisi, Georgia) secara sadar

mengunakan strategi pembelajaran metakognitif dalam penulisan akademik

mereka, dan apakah dosen mereka menyediakan pengembangan strategi

pembelajaran metakognitif. Adapun, hasil yang didapatkan adalah 15 dari 20

responden menyatakan bahwa mereka menyadari dan menggunakan strategi

pembelajaran metakognitif yang dapat meningkatkan kinerja menulis. Dosen juga

memperkenalkan dan mengintruksikan metakognitif di kelas, yaitu keterampilan

esekutif tingkat tinggi yang berisi perencanaan, pemantaan dan evaluasi.

Penelitian sejenis mengenai cerita fantasi, Laksmana (2017) dalam penelitiannya

yang berjudul “Kemampuan Menulis Cerita Fantasi Siswa Kelas VII C MTs

Page 32: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

12

Negeri Talang Bakung Kota Jambi Tahun 2016/2017.” Penelitian ini

menghasilkan penilaian kemampuan menulis peserta didik yang bervariasi, baik

dalam bagian komplikasi, orientasi, resolusi, dan ciri kebahasaan. Selain itu,

dalam penelitian ini disarankan kepada guru bahasa Indonesia harus

memperhatikan waktu menjelaskan bagian-bagian dalam cerita fantasi.

Penelitian lain oleh Fajria (2017) dalam penelitiannya yang berjudul

“Pelaksanaan Pembelajaran Teks Cerita Fantsi di Kelas VII F SMP Negeri 8

Yogyakarta.” Penelitian ini mendeskripsikan bagaimana perencanaan,

pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran dalam materi teks cerita fantasi yang

dilakukan oleh guru dan peserta didik ditinjau dari materi, metode, dan media

pembelajaran. Kedua penelitian tersebut sangat perlu dalam memberikan

gambaran pelaksanaan pembelajaran menulis cerita fantasi untuk dijadikan acuan.

Penelitian yang akan dikembangkan oleh peneliti adalah penelitian yang berbeda

dari apa yang telah dijelaskan di atas. Penelitian ini berupaya untuk membuat

pengembangan bahan ajar menulis teks cerita fantasi yang diintegrasikan dengan

keterampilan metakognitif. Aspek metakognitif yang terdapat dalam bahan ajar

ini, antara lain keterampilan perencanaan (planning skills), keterampilan

pemantauan (monitoring skills), dan keterampilan penilaian (evaluation skills).

Pengembangan bahan ajar ini akan dikemas dalam bentuk Lembar Kegiatan

Peserta Didik (LKPD) yang dapat digunakan peserta didik belajar secara mandiri

dengan atau tanpa bimbingan guru.

Page 33: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

13

Pengembangan LKPD yang dilengkapi dengan penggunaan basis metakognitif

sesuai dengan kebutuhan karakteristik peserta didik yang dibutuhkan pada

kurikulum 2013, yaitu seorang peserta didik diharapkan mampu bersikap mandiri,

dan tahu apa yang telah dipelajari, apa yang sedang dipelajari, dan apa yang harus

dipelajari. Peserta didik akan berlatih untuk menyusun perencanaan keberhasilan

belajarnya, memantau perkembangan diri dalam proses belajar yang sedang

berlangsung, dan menilai proses dan hasil belajarnya sendiri.

Pengembangan bahan ajar menulis teks cerita fantasi berbasis metakognitif

dilengkapi dengan piramida cerita mempermudah peserta didik untuk

mengkontruksikan pengetahuannya, diharapkan dapat meningkatkan minat dan

kreativitas siswa dalam kemampuan menulis kreatif, berfantasi aktif dalam

menulis teks cerita fantasi. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) diharapkan

dapat menjadi alternatif bahan ajar berbasis metakognitif yang dapat membantu

guru untuk menerapkan keterampilan metakognitif pada kegiatan menulis teks

cerita fantasi, membantu guru dalam mengelola pembelajaran yang efektif,

membantu siswa mengasah kemampuan metakognitif sesuai dengan modalitas

pengentahuan dan pengalaman yang dimiliki, serta dapat digunakan sebagai

referensi pembelajaran menulis teks cerita fantasi.

Berdasarkan latar belakang dan rincian di atas penulis merasa perlu untuk meneliti

pengembangan bahan ajar yang menerapkan strategi metakognitif khususnya pada

materi menulis teks cerita fantasi. Penelitian pengembangan bahan ajar ini dapat

memenuhi kelayakan untuk digunakan pada siswa tingkat SMP/MTs kelas VII,

Page 34: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

14

sebagai penelitian baru yang dikembangkan oleh peneliti, sebagai penyempurna

dari penelitian sebelumnya. Adapun, judul penelitian adalah “Pengembangan

LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif Untuk Peserta

Didik SMP/MTs Kelas VII.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan peneliti dapat dirumuskan

sebagai berikut.

1. Bagaimanakah pengembangan “LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi

Berbasis Metakognitif untuk Peserta Didik SMP/MTs Kelas VII”?

2. Bagaimanakah kelayakan bahan ajar “LKPD Menulis Teks Cerita

Fantasi Berbasis Metakognitif untuk Peserta Didik SMP/MTs Kelas VII”

yang dikembangkan berdasarkan ahli materi, ahli media, praktisi, guru

dan siswa?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian pengembangan ini sebagai

berikut.

1. Menghasilkan “LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis

Metakognitif untuk Peserta Didik SMP/MTs kelas VII”.

2. Mendeskripsikan kelayakan bahan ajar “LKPD Menulis Teks Cerita

Fantasi Berbasis Metakognitif untuk Peserta Didik SMP/MTs Kelas VII

yang dikembangkan berdasarkan ahli materi, ahli media, praktisi, guru

dan siswa.

Page 35: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

15

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah tersedianya produk pengembangan bahan ajar

menulis teks cerita fantasi berupa Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)

berbasis Metakognitif untuk Peserta Didik Kelas VII. Adapun, beberapa manfaat

penelitian ini, yaitu

1. bagi peserta didik, sebagai alternatif sumber belajar mandiri yang dapat

meningkatkan penguasaan materi menulis teks cerita fantasi dan sarana

pembelajaran yang dapat membantu melatih keterampilan metakognitif;

2. bagi guru, sebagai sarana pengoptimalan proses pembelajaran, khususnya

pada materi menulis teks cerita fantasi, sebagai referensi pilihan berbentuk

LKPD yang dapat mengakomodasi keterampilan metakognitif peserta

didik, dan sebagai bahan rujukan untuk pengembangan bahan ajar sejenis;

3. bagi sekolah, produk hasil pengembangan penelitian ini dapat berguna

sebagai bahan peningkatan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia di

sekolah;

4. bagi peneliti lain, dapat menambah literatur penelitian mengenai LKPD

menulis teks cerita fantasi dan strategi metakognitif dan juga dapat

menjadi acuan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut.

Page 36: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

16

II. LANDASAN TEORI

2.1 Bahan Ajar

Secara teori terdapat beberapa yang harus dipahami dalam menyusun bahan ajar

agar nantinya menjadi bahan ajar yang berkualitas dan sesuai dengan tujuan

pengembangan. Hal tersebut meliputi pengertian bahan ajar, fungsi bahan ajar,

tujuan dan manfaat pembuatan bahan ajar, unsur-unsur bahan ajar, dan klasifikasi

bahan ajar.

2.1.1 Pengertian Bahan ajar

Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis beras

terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari peserta

didik dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara

lebih sempit bahan ajar biasanya disebut sebagai materi pembelajaran. Materi

pembelajaran yang dapat dikatakan sebagai program yang disusun guru untuk

mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif terhadap

pembelajaran yang diturunkan dari kurikulum yang berlaku (Abidin, 2014:263).

Bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara

sistematis, yang digunakan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran

Page 37: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

17

(Panen dalam Prastowo, 2015:17). Definisi bahan ajar dapat dijabarkan sebagai

berikut (Depdiknas, 2008: 6-7).

1. Bahan ajar merupakan informasi, alat, dan teks yang diperlukan

guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi

pembelajaran.

2. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu

guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.

3. Bahan yang dimaksud baik berupa tertulis maupun tidak tertulis.

4. Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun sistematis baik tertulis

maupun tidak tertulis sehingga tercipta lingkungan/suasana yang

memungkinan peserta didik untuk belajar.

Menurut National Centre For Comperency Based Training bahwa segala bentuk

bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan

proses pembelajaran dikelas. Bahan tersebut baik bersifat tertulis maupun tidak

tertulis (Prastowo, 2015:16). Pendapat lain menyatakan bahwa bahan ajar adalah

segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dan peserta didik

dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Bahan ajar sangat menentukan

dalam keberhasilan suatu pembelajaran. Bahan ajar harus dikuasai dan dipahami

oleh peserta didik, karena membantu dalam pencapaian pembelajaran (Astrini,

2013:19). Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar

adalah seperangkat bahan-bahan baik tertulis maupun tidak tertulis yang tersusun

berdasarkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, yang digunakan oleh guru

dan peserta didik dalam menguasai kompetensi pembelajaran.

Page 38: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

18

2.1.2 Fungsi Bahan Ajar

Beberapa klasifikasi utama fungsi bahan ajar sebagaimana diuraikan sebagai

berikut.

1. Fungsi bahan ajar menurut pihak yang memanfaatkan bahan ajar.

Berdasarkan pihak-pihak yang menggunakan bahan ajar, fungsi bahan ajar

dibedakan menjadi dua macam, yakni fungsi bagi pendidik dan fungsi bagi

peserta didik. Fungsi bahan ajar bagi pendidik, yaitu

a. menghemat waktu pendidik dalam mengajar;

b. mengubah peran pendidik dari seorang pengajar menjadi fasilitator;

c. meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif;

d. sebagai pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua

aktivitas dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi

kompetansi yang semestinya diajarkan kepada peserta didik;

e. sebagai alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil pembelajaran.

Adapun, fungsi bahan ajar bagi peserta didik, yaitu

a. peserta didik dapat belajar tanpa harus ada pendidik atau teman peserta

didik yang lain;

b. peserta didik dapat belajar kapan saja dan dimana saja ia kehendaki;

c. peserta didik dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri;

d. membantu potensi peserta didik untuk menjadi pelajar/mahasiswa yang

mandiri;

Page 39: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

19

e. sebagai pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan semua

aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi

kompetensi yang seharusnya dipelajari atau dikuasainya.

2. Fungsi bahan ajar menurut strategi pembelajaran yang digunakan.

Berdasarkan strategi pembelajaran yang digunakan, fungsi bahan ajar dapat

dibedakan menjadi tiga macam, antara lain fungsi dalam pembelajaran klasikal,

fungsi dalam pembelajaran individual, dan fungsi dalam pembelajaran kelompok.

Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal, yaitu

a. sebagai satu-satunya sumber informasi serta pengawas dan pengendali

proses pembelajaran (dalam hal ini peran peserta didik bersifat pasif

dan belajar sesuai kecepatan pendidik dalam mengajar);

b. sebagai bahan pendukung proses pembelajaran yang diselenggarakan.

Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran individual, yaitu

a. sebagi media utama dalam proses pembelajaran;

b. sebagai alat yang digunakan untuk memperoleh informasi;

c. sebagai penunjang media pembelajaran individual lainnya.

Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran kelompok, yaitu

a. sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar kelompok,

dengan cara memberikan informasi tentang latar belakang materi,

informasi tentang peran orang-orang yang terlibat dalam belajar

kelompok, serta petunjuk tentang proses pembelajaran kelompoknya

sendiri;

Page 40: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

20

b. sebagai bahan pendukung bahan belajar utama, apabila dirancang

sedemikian rupa, dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

2.1.3 Tujuan dan Manfaat Bahan Ajar

Dalam pembuatan bahan ajar terdapat empat hal pokok yang melingkupinya

menjadi pembuatan bahan ajar (Prastowo, 2015:24), yaitu

1. membantu peserta didik dalam mempelajari sesuatu;

2. menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar, sehingga mencegah

timbulnya rasa bosan pada peserta didik;

3. memudahkan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran;

4. agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.

Adapun, tujuan penyusunan bahan ajar (Depdiknas, 2008:9) sebagai berikut.

1. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum

dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar

yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial

peserta didik.

2. Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di

samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.

3. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Manfaat yang dapat diperoleh apabila seorang guru mengembangkan bahan ajar

sendiri, yaitu

Page 41: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

21

1. diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan

kebutuhan belajar peserta didik;

2. tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk

diperoleh;

3. bahan ajar menjadi lebih kaya karena dikembangkan dengan

menggunakan berbagai referensi;

4. menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam

menulis bahan ajar;

5. bahan ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran yang

efektif antara guru dan peserta didik, karena peserta didik akan merasa

lebih percaya kepada gurunya;

6. bahan ajar dapat diajukan sebagai karya yang dinilai untuk menambah

angka kredit pendidik guna keperluan kenaikan pangkat.

Manfaat lain yang diperoleh peserta didik, apabila tersedianya bahan ajar yang

bervariasi, inovatif, dan menarik, yaitu

1. kegiatan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan;

2. peserta didik lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar secara

mandiri dengan bimbingan pendidik;

3. peserta didik mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap

kompetensi yang harus dikuasainya.

Page 42: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

22

2.1.4 Unsur-unsur Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan sebuah susunan atas bahan-bahan yang berhasil

dikumpulkan dari berbagai sumber belajar yang terpat secara sistematis, oleh

karena itu bahan ajar mengandung unsur-unsur tertentu. Terdapat enam komponen

yang berkaitan dengan unsur-unsur penyusun bahan ajar (Prastowo, 2015:28)

dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Petunjuk belajar

Komponen pertama ini meliputi petunjuk bagi pendidik maupun peserta didik. Di

dalamnya dijelaskan tentang bagaimana pendidik sebaiknya mengajarkan materi

kepada peserta didik dan bagaimana pula peserta didik sebaiknya mempelajari

materi yang ada dalam bahan ajar.

2. Kompetensi yang akan dicapai

Komponen yang kedua adalah kompetensi yang akan dicapai oleh peserta didik

sebagai pendidik, harus menjelaskan dan mencantumkan dalam bahan ajar yang

tersusun tersebut dengan dengan kompetensi inti, kompetensi dasar dan indikator

pencapaian hasil belajar yang ingin dikuasai peserta didik.

3. Informasi pendukung

Komponen ketiga adalah informasi pendukung yang merupakan berbagai

informasi tambahan yang dapat melengkapi bahan ajar sehingga peserta didik

akan semakin mudah dan semakin komprehensif untuk menguasai pengetahuan

yang akan mereka peroleh.

4. Latihan-latihan

Komponen keempat ini merupakan suatu bentuk tugas yang diberikan kepada

peserta didik untuk melatih kemampuan mereka setelah mempelajari bahan ajar.

Page 43: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

23

Dengan demikian, kemampuan yang sering mereka pelajari akan semakin terarah

dan terkuasai secara matang.

5. Petunjuk kerja atau lembar kerja

Petunjuk kerja atau lembar kerja adalah suatu lembar atau beberapa lembar kertas

yang berisi sejumlah langkah-langkah prosedural cara pelaksanaan aktivitas atau

kegiatan tertentu yang harus dilakukan oleh peserta didik berkaitan dengan praktik

dan lainya.

6. Evaluasi

Komponen terakhir ini merupakan salah satu bagian dari proses penilaian. Dalam

komponen evaluasi terdapat sejumlah pertanyaan yang ditujukan kepada peserta

didik untuk mengukur seberapa jauh penguasaan kompetensi yang berhasil

mereka kuasai setelah mengikuti proses pembelajaran.

2.1.5 Klasifikasi Bahan Ajar

Klasifikasi bahan ajar dapat dijelaskan berdasarkan beberapa klasifikasi, yaitu

bahan ajar menurut bentuknya, bahan ajar menurut cara kerjanya, dan bahan ajar

menurut sifatnya. Klasifikasi ini diuraikan (Diknas dalam Prastowo, 2015:40-43)

sebagai berikut.

1. Bahan Ajar Menurut Bentuknya

Menurut bentuknya, bahan ajar dibedakan menjadi empat macam, antara lain

bahan ajar cetak, bahan ajar dengar, bahan ajar pandang dengar, dan bahan ajar

interaktif.

a. Bahan cetak (printed), yakni sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas,

yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian

Page 44: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

24

informasi. Contohnya: handout, buku, modul, lembar kerja peserta didik,

brosur, leflet, wallchart, foto atau gambar, dan model atau maket.

b. Bahan ajar dengan program audio, yakni semua sistem yang menggunakan

sinyal radio secara langsung dapat didengar oleh seseorang maupun

sekelompok orang. Contohnya: kaset, radio, piringan hitam, dan compact

disk audio.

c. Bahan ajar pandang dengar (audiovisual), yakni segala sesuatu yang

memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar

bergerak secara sekuensial. Contohnya: video compact disk dan film.

d. Bahan ajar interaktif (interactive teaching materials), yakni kombinasi

dari dua atau lebih media (audio, teks, grafik, animasi, video) yang

dimanipulasi atau diberi perlakuan untuk mengendalikan suatu perintah

dan/atau perilaku alami dari suatu presenasi. Contohnya: compact disk

interactive.

2. Bahan Ajar Menurut Cara Kerjanya

Menurut cara kerjanya bahan ajar dibedakan menjadi lima macam, antara lain

bahan ajar yang tidak diproyeksikan, bahan ajar yang diproyeksikan, bahan ajar

audio, bahan ajar audio, dan bahan ajar media (komputer).

a. Bahan ajar yang tidak diproyeksikan, yakni bahan ajar yang tidak

memerlukan perangkat proyektor untuk memproyeksikan isi di dalamnya,

sehingga peserta didik bisa langsung mempergunakan (membaca, melihat,

dan mengamati) bahan ajar tersebut. Contoh: foto, diagram, display,

model, dan lain sebagainya.

Page 45: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

25

b. Bahan ajar yang diproyeksikan, yakni bahan ajar yang memerlukan

proyektor agar bisa dimanfaatkan dan/atau dipelajari peserta didik.

Contoh: slide, filmstrips, overhead transparencies,dan proyeksi komputer.

c. Bahan ajar audio, yakni bahan ajar yang berupa sinyal audio yang direkam

dalam suatu media rekam. Untuk menggunakannya, memerlukan alam

pemain (player) media rekam tersebut, seperti tape compo, CD player,

VCD player, multimedia player, dan lain sebagainya. Contoh bahan ajar

seperti ini adalah kaset, CD, flash disk, dan lain-lain.

d. Bahan ajar video, yakni bahan ajar yang memerlukan alat pemutar yang

biasanya berbentuk video, video tape player, VCD player, DVD player,

dan sebagainya. Bahan ajar ini dilengkapi dengan gambar yang disajikan

secara bersamaan dengan suara. Contoh: video, film, dan lain sebagainya.

e. Bahan ajar (media) komputer, yakni berbagai jenis bahan ajar mencetak

yang membutuhkan komputer untuk menayangkan sesuatu untuk belajar.

Contoh: computer medicated instruction, dan computer based multimedia

atau hypermedia.

3. Bahan Ajar Menurut Sifatnya

Berdasarkan sifat bahan ajar dibagi menjadi empat macam sebagai berikut.

a. Bahan ajar yang berbasiskan cetak, misalnya: buku, pamflet, panduan

belajar peserta didik, bahan tutorial buku kerja peserta didik, peta, charts,

foto bahan dari majalah serta koran, dan lain sebagainya.

b. Bahan ajar yang berbasiskan teknologi, misalnya: audio cassette, siaran

radio, slide, film strips, film, video cassettes, siaran televise,

videointeraktif, computer based tutorial, dan multimedia.

Page 46: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

26

c. Bahan ajar yang digunakan untuk praktik atau proyek, misalnya: kit sains,

lembar observasi, lembar wawancara, dan lain sebagainya.

d. Bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan interaksi manusia (terutama

untuk keperluan pendidikan jarak jauh), misalnya: telepon, handphone,

video conferencing, dan lain sebagainya.

2.2 Pengembangan Bahan Ajar

Terdapat sejumlah alasan, mengapa guru perlu untuk mengembangkan bahan ajar,

yakni ketersediaan bahan sesuai tuntutan kurikulum, karakteristik sasaran, dan

tuntutan pemecahan masalah belajar. Pengembangan bahan ajar harus

memperhatikan tuntutan kurikulum, artinya bahan belajar yang akan

dikembangkan harus sesuai dengan kurikulum. Dalam hal ini, guru dituntut untuk

mempunyai kemampuan mengembangkan bahan ajar sendiri. Sebuah bahan ajar

bisa saja menempati posisi sebagai bahan ajar pokok ataupun suplemen untuk

mendukung kurikulum.

Bahan ajar pokok adalah bahan ajar yang memenuhi tuntutan kurikulum,

sedangkan bahan ajar suplemen adalah bahan ajar yang dimaksudkan untuk

memperkaya, menambah, ataupun memperdalam isi kurikulum. Apabila bahan

ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum tidak ada ataupun sulit diperoleh,

dengan membuat bahan belajar sendiri adalah suatu keputusan yang bijak.

Mengembangkan bahan ajar, referensi dapat diperoleh dari berbagai sumber baik

itu berupa pengalaman maupun pengetahuan sendiri, ataupun penggalian

informasi dari narasumber baik orang ahli ataupun teman sejawat. Demikian pula

Page 47: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

27

referensi dapat kita peroleh dari buku-buku, media masa, dan internet. Namun

demikian, kalaupun bahan yang sesuai dengan kurikulum cukup melimpah bukan

berarti kita tidak perlu mengembangkan bahan sendiri. Bagi peserta didik,

seringkali bahan yang terlalu banyak membuat mereka bingung, untuk itu guru

perlu membuat bahan ajar untuk menjadi pedoman bagi peserta didik.

Pertimbangan lain adalah karakteristik sasaran. Bahan ajar yang dikembangkan

orang lain seringkali tidak cocok untuk peserta didik kita. Ada sejumlah alasan

ketidakcocokan, misalnya lingkungan sosial, geografis, budaya, dan lain-lain.

Bahan ajar yang dikembangkan sendiri dapat disesuaikan dengan

karakteristik sasaran. Selain lingkungan sosial, budaya, dan geografis,

karakteristik sasaran juga mencakup tahapan perkembangan peserta didik,

kemampuan awal yang telah dikuasai, minat, dan latar belakang keluarga. Bahan

ajar yang dikembangkan sendiri dapat disesuaikan dengan karakteristik peserta

didik sebagai sasaran.

Pengembangan bahan ajar harus dapat menjawab atau memberikan solusi

kesulitan dalam belajar. Terdapat sejumlah materi pembelajaran yang seringkali

peserta didik sulit untuk memahaminya ataupun guru sulit untuk menjelaskannya.

Kesulitan tersebut dapat saja terjadi karena materi tersebut abstrak, rumit, asing,

dan banyak penyebab lainnya, untuk mengatasi kesulitan ini perlu dikembangkan

bahan ajar yang tepat. Jika materi pembelajaran yang akan disampaikan bersifat

abstrak, bahan ajar harus mampu membantu peserta didik menggambarkan

sesuatu yang abstrak tersebut, misalnya dengan penggunaan gambar, foto, bagan,

Page 48: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

28

dan skema. Demikian pula materi yang rumit, harus dapat dijelaskan dengan cara

yang sederhana, sesuai dengan tingkat berpikir peserta didik, sehingga menjadi

lebih mudah dipahami.

2.2.1 Tujuan dan Manfaat Pengembangan Bahan Ajar

Tujuan disusunnya bahan ajar sebagai berikut.

1. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan

mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai

dengan karakteristik dan lingkungan sosial peserta didik.

2. Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di

samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.

3. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Adapun, manfaat yang dapat diperoleh apabila seorang guru mengembangkan

bahan ajar sebagai berikut.

1. Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan

kebutuhan belajar peserta didik.

2. Tidak lagi bergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk

diperoleh.

3. Bahan ajar menjadi lebih kaya karena dikembangkan dengan

menggunakan berbagai referensi.

4. Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis

bahan ajar.

Page 49: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

29

5. Bahan ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran yang

efektif antara guru dengan peserta didik karena peserta didik akan merasa

lebih percaya kepada gurunya.

Di samping itu, guru juga dapat memperoleh manfaat lain misalnya: tulisan

tersebut dapat diajukan untuk menambah angka kredit saat kenaikan pangkat

ataupun dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.

2.2.2 Prinsip Pengembangan Bahan Ajar

Pengembangan bahan ajar hendaklah memperhatikan prinsip-prinsip

pembelajaran. Di antara prinsip pembelajaran tersebut sebagai berikut (Diknas,

2008 :10).

1. Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang kongkret

untuk memahami yang abstrak. Peserta didik akan lebih mudah memahami

suatu konsep tertentu apabila penjelasan dimulai dari yang mudah atau

sesuatu yang kongkret, sesuatu yang nyata ada di lingkungan mereka.

2. Pengulangan akan memperkuat pemahaman. Dalam pembelajaran,

pengulangan sangat diperlukan agar peserta didik lebih memahami suatu

konsep.

3. Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman

peserta didik. Seringkali kita menganggap enteng dengan memberikan

respon yang sekedarnya atas hasil kerja peserta didik. Padahal respon yang

diberikan oleh guru terhadap peserta didik akan menjadi penguatan pada

diri peserta didik.

Page 50: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

30

4. Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu

keberhasilan belajar. Seorang peserta didik yang memiliki motivasi belajar

tinggi akan lebih berhasil dalam belajar, untuk itu salah satu tugas guru

dalam melaksanakan pembelajaran adalah memberikan dorongan

(motivasi) agar peserta didik mau belajar.

5. Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan

mencapai ketinggian tertentu.

6. Pembelajaran adalah suatu proses yang bertahap dan berkelanjutan, dalam

proses pembelajaran, guru ibarat pemandu perjalanan. Pemandu perjalanan

yang baik, akan memberitahukan kota tujuan akhir yang ingin dicapai,

bagaimana cara mencapainya, kota-kota apa saja yang akan dilewati, dan

memberitahukan pula sudah sampai di mana dan berapa jauh lagi

perjalanan. Dalam pembelajaran, setiap anak akan mencapai tujuan tersebut

dengan kecepatannya sendiri, namun mereka semua akan sampai kepada

tujuannya dengan waktu yang berbeda-beda. Inilah sebagian dari prinsip

belajar tuntas.

2.3 Pedoman Penyusunan Bahan Ajar

Pedoman penyusunan bahan ajar, yaitu analisis kebutuhan bahan ajar dan

penyusunan peta bahan ajar.

2.3.1 Analisis Kebutuhan Bahan Ajar

Bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dikuasai oleh

peserta didik, diperlukan analisis terhadap KI dan KD, analisis sumber belajar,

Page 51: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

31

dan penentuan jenis serta judul bahan ajar. Analisis yang dimaksud dijelaskan

sebagai berikut.

1. Analisis KI dan KD

Analisis KI dan KD dilakukan untuk menentukan kompetensi-kompetensi mana

yang memerlukan bahan ajar. Dari hasil analisis ini akan dapat diketahui berapa

banyak bahan ajar yang harus disiapkan dalam satu semester tertentu dan jenis

bahan ajar mana yang dipilih. Berikut diberikan contoh analisis KI dan KD untuk

menentukan jenis bahan ajar.

Contoh analisis KI-KD

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : VII

Semester : 1

Kompetensi Dasar : Menyajikan gagasan kreatif dalam bentuk cerita fantasi

secara lisan dan tulis dengan memperhatikan struktur dan

penggunaan bahasa.

Kompetensi

Dasar

Indikator Materi

pembelajaran

Kegiatan

Pembelajaran

Jenis

Bahan

Ajar

Menyajikan

gagasan

kreatif

dalam

bentuk

cerita

fantasi

secara lisan

dan tulis

dengan

memperhati

kan struktur

dan

penggunaan

Merencanakan

pengembangan

cerita fantasi

Menulis cerita

fantasi dengan

memperhati-

kan pilihan

kata,

kelengkapan

struktur,

kaidah

penggunaan

kata/kalimat/ta

nda baca/ejaan

Langkah

penyusunan

cerita fantasi

Mengamati

judul,

kerangka,

dan

langkah

Mengem-

bangkan

cerita

fantasi

Memperta-

nyakan

langkah

membuat

cerita

Buku

teks,

LKPD

Page 52: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

32

bahasa fantasi

Menggali

informasi

dari

berbagai

sumber

langkah

menulis

cerita

fantasi

Menggali

informasi

untuk

mengem-

bangkan

kerangka

cerita

fantasi

menjadi

cerita utuh.

Kebutuhan bahan ajar dapat dilihat dari analisis di atas, jenis bahan ajar dapat

diturunkan dari pengalaman belajarnya. Semakin jelas pengalaman belajar

diuraikan akan semakin mudah guru menentukan jenis bahan ajarnya. Jika analisis

dilakukan terhadap seluruh KI maka akan diketahui berapa banyak bahan ajar

yang harus disiapkan oleh guru.

2. Analisis Sumber Belajar

Sumber belajar yang akan digunakan sebagai bahan penyusunan bahan ajar perlu

dilakukan analisis. Analisis dilakukan terhadap ketersediaan, kesesuaian, dan

kemudahan dalam memanfaatkannya. Analisis ini dilakukan dengan cara

menginventarisasi ketersediaan sumber belajar yang dikaitkan dengan kebutuhan.

3. Pemilihan dan Penentuan Bahan Ajar

Pemilihan dan penentuan bahan ajar dimaksudkan untuk memenuhi salah satu

kriteria bahwa bahan ajar harus menarik dan dapat membantu peserta didik untuk

Page 53: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

33

mencapai kompetensi. Dengan demikian, bahan ajar dibuat sesuai dengan

kebutuhan dan kecocokan dengan KD yang akan diraih oleh peserta didik. Jenis

dan bentuk bahan ajar ditetapkan atas dasar analisis kurikulum dan analisis

sumber bahan sebelumnya.

2.3.2 Penyusunan Peta Bahan Ajar

Peta kebutuhan bahan ajar disusun setelah diketahui berapa banyak bahan ajar

yang harus disiapkan melalui analisis kebutuhan bahan ajar. Peta kebutuhan bahan

ajar sangat diperlukan guna mengetahui jumlah bahan ajar yang harus ditulis dan

sekuensi atau urutan bahan ajarnya seperti apa. Sekuensi bahan ajar ini sangat

diperlukan dalam menentukan prioritas penulisan. Di samping itu peta dapat

digunakan untuk menentukan sifat bahan ajar, apakah dependen (tergantung) atau

independen (berdiri sendiri). Bahan ajar dependen adalah bahan ajar yang ada

kaitannya antara bahan ajar yang satu dengan bahan ajar yang lain sehingga dalam

penulisannya perlu memperhatikan bahan ajar lainnya apalagi kalau saling

mempersyaratkan. Bahan ajar independen adalah bahan ajar yang berdiri sendiri

atau dalam penyusunannya tidak harus memperhatikan atau terikat dengan bahan

ajar yang lain. Contoh peta bahan ajar sebagai berikut.

Page 54: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

34

Gambar 2.1 Peta Bahan Ajar

2.3.3 Struktur Bahan Ajar

Penyusunan bahan ajar terdapat perbedaan dalam strukturnya antara bahan ajar

yang satu dengan bahan ajar yang lain. Guna mengetahui perbedaan-perbedaan

dimaksud dapat dilihat pada matrik berikut ini.

KI4

Mencoba,

mengolah, dan

menyaji dalam

ranah konkret

(menggunakan,

mengurai,

merangkai,memo-

difikasi,dan

membuat) dan

ranah abstrak

(menulis,

membaca,

menghitung,

menggambar,

mengarang) sesuai

dengan yang

dipelajari di

sekolah dan

sumber lain yang

sama dalam sudut

pandang/teori.

Kompetensi

Dasar (KD)

Menyajikan

gagasan kreatif

dalam bentuk

cerita fantasi

secara lisan dan

tulis dengan

memperhatikan

struktur dan

penggunaan

bahasa

Merencanakan

pengembangan

cerita fantasi

Menulis teks

cerita fantasi

Page 55: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

35

Tabel 2.1 Struktur Bahan Ajar Cetak (Printed)

No. Komponen Ht Bu Ml LKPD Bro Lf Wch F/Gb Mo/M

1. Judul √ √ √ √ √ √ √ √ √

2. Petunjuk

belajar

- √ √ - - - - -

3. KD/MP - √ √ √ √ √ ** ** **

4. Informasi

pendukung

√ √ √ √ √ ** ** **

5. Latihan - √ √ - - - - - -

6. Tugas/L.kerja - √ √ - - - ** **

7. Penilaian - √ √ √ √ √ ** ** **

Keterangan:

Ht: handout, Bu:Buku, Ml:Modul, LKPD:Lembar Kegiatan Peserta didik,

Bro:Brosur, Lf: Leaflet, Wch: Wallchart, F/Gb: Foto/ Gambar,

Mo/M: Model/Maket (Depdiknas, 2008:18)

2.4. Hakikat Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)

LKPD merupakan Lembar Kegiatan Peserta Didik. LKPD adalah materi ajar

yang sudah dikemas sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat mempelajari

secara mandiri. Dalam LKPD, peserta didik akan mendapatkan materi dan tugas.

Selain itu LKPD dapat menemukan arah yang terstruktur untuk memahami materi

yang diberikan.

Page 56: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

36

2.4.1 Pengertian Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)

Penelitian ini akan membahas tentang bahan ajar cetak, yakni Lembar Kegiatan

Peserta Didik (LKPD). Lembar kegiatan peserta didik (student work sheet) adalah

lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik

(Depdiknas, 2008:23-24). LKPD didefnisikan sebagai bahan ajar cetak berupa

lembaran-lembaran kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk

pelaksanaan tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik, mengacu pada

kompetensi dasar yang dicapai (Prastowo, 2015:204).

Lembar kegiatan dapat digunakan untuk mata pelajaran apa saja. Tugas-tugas

sebuah lembar kegiatan tidak akan dapat dikerjakan oleh peserta didik secara baik

apabila tidak dilengkapi dengan buku lain atau referensi lain yang terkait dengan

materi tugasnya. Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik dapat berupa

teoretis dan/atau tugas-tugas praktis.

Dari penjelasan tersebut bahwa LKPD merupakan suatu bahan ajar cetak yang

berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk

pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan peserta didik, baik bersifat

teoretis dan/atau praktis, yang mengacu kepada kompetensi dasar yang harus

dicapai peserta didik dan penggunaanya tergantung dengan bahan ajar lain.

Page 57: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

37

2.4.2 Fungsi dan Tujuan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)

LKPD berfungsi sebagai panduan belajar peserta didik dan juga memudahkan

peserta didik dan guru melakukan kegiatan belajar mengajar. Secara lebih rinci

LKPD mempunyai empat fungsi, yaitu Pertama, LKPD sebagai bahan ajar yang

bias meminimalkan peran pendidik, tetapi lebih mengaktifkan peserta didik.

Kedua, LKPD sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk

memahami materi yang diberikan. Ketiga, LKPD sebagai bahan yang ringkas dan

kaya tugas untuk berlatih. Dan keempat, LKPD memudahkan pelaksanaan

pengajaran kepada peserta didik.

Paling tidak terdapat empat poin penting yang menjadi tujuan penyusunan LKPD,

yaitu pertama, menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk

berinteraksi dengan materi yang diberikan; kedua, menyajikan tugas-tugas yang

meningkatkan penguasaan peserta didik terhadap materi yang diberikan; ketiga,

melatih kemandirian belajar peserta didik; dan keempat, memudahkan pendidik

dalam memberikan tugas kepada peserta didik (Andrani dalam Prastowo,

2015:270).

2.4.3 Jenis-jenis Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)

Setiap LKPD disusun dengan materi dan tugas-tugas tertentu yang dikemas

sedemikian rupa untuk tujuan tertentu. Adanya perbedaan maksud dan tujuan

pengemasan materi pada tiap-tiap LKPD tersebut, hal ini berakibat pada jenis

LKPD yang bermacam-macam. Jika ditelusuri lebih lanjut, kita dapat menemukan

lima jenis LKPD yang umum digunakan oleh peserta didik.

Page 58: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

38

1. LKPD penemuan (membantu peserta didik menemukan suatu konsep).

Sesuai dengan prinsip konstruktivisme, seseorang akan belajar jika ia aktif

mengkonstruksi pengetahuan di dalam otaknya. Ini merupakan salah satu

karakteristik pembelajaran tematik. Salah satu cara mengimplementasikannya

di kelas, yakni dengan cara mengemas materi pembelajaran dalam bentuk

LKPD. Terutama LKPD yang memiliki karakteristik mengetengahkan terlebih

dahulu suatu fenomena yang bersifat konkret, sederhana, dan berkaitan

dengan konsep yang akan dipelajari. Berdasarkan pengamatan, selanjutnya

peserta didik diajak untuk mengonstruksi pengetahuan yang didapatnya

tersebut.

LKPD jenis ini memuat apa yang mengamati, dan menganalisis. Rumuskan

langkah-langkah yang harus dilakukan peserta didik kemudian mintalah

peserta didik untuk mengamati fenomena hasil kegiatannya, dan berilah

pertanyaan analisis yang membantu peserta didik mengaitkan fenomena yang

diamati dengan konsep yang akan dibangun peserta didik dalam benaknya.

Dalam penggunaannya tentu saja LKPD ini didampingi oleh sumber belajar

lain, misalnya buku, sebagai bahan verifikasi bagi peserta didik.

2. LKPD aplikatif-integratif (membantu peserta didik dalam menerapkan dan

mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan).

Dalam sebuah pembelajaran, setelah peserta didik berhasil menemukan

konsep, peserta didik selanjutnya kita latih untuk menerapkan konsep yang

telah dipelajari tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Page 59: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

39

3. LKPD penuntun (berfungsi sebagai penuntun belajar)

LKPD penuntun berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya ada di dalam

buku. Peserta didik dapat mengerjakan LKPD tersebut jika ia membaca buku

sehingga fungsi utama LKPD ini ialah membantu peserta didik mencari,

menghafal, dan memahami materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku.

LKPD ini juga cocok untuk keperluan remedial.

4. LKPD penguatan (berfungsi sebagai penguat)

LKPD penguatan diberikan setelah peserta didik selesai mempelajari topik

tertentu. Materi pembelajaran yang dikemas di dalam LKPD penguatan lebih

menekankan dan mengarahkan kepada pendalaman dan penerapan materi

pembelajaran yang terdapat di dalam buku ajar. LKPD ini juga cocok untuk

pengayaan.

5. LKPD praktikum (berfungsi sebagai petunjuk pratikum)

Alih-alih memisahkan petunjuk praktikum ke dalam buku tersendiri, kita

dapat menggabungkan petunjuk praktikum ke dalam kumpulan LKPD.

Dengan demikian, dalam bentuk LKPD ini, petunjuk praktikum merupakan

salah satu konten dari LKPD (Prastowo 2015:211).

2.4.4 Langkah-langkah Aplikatif Membuat Lembar Kegiatan Peserta Didik

(LKPD)

LKPD adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta

didik. Lembar kegiatan peserta didik memuat paling tidak judul, KD yang akan

dicapai, waktu penyelesaian, peralatan atau bahan yang diperlukan untuk

menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus

Page 60: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

40

dilakukan. Keberadaan LKPD yang inovatif dan kreatif menjadi harapan semua

peserta didik. LKPD yang inovatif dan kreatif akan menciptakan proses

pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Dengan demikian, menjadi keharusan

bahwa setiap pendidik ataupun calon pendidik mampu menyiapkan dan membuat

bahan ajar yang inovatif.

Terdapat empat langkah penyusunan LKPD, yaitu 1) analisis kurikulum, 2)

menyusun peta kebutuhan LKPD, 3) menentukan judul LKPD, 4) menulis LKPD.

Selanjutnya, tahap menulis LKPD didasarkan pada struktur LKPD yang terdiri

dari enam komponen, yaitu judul, petunjuk belajar (petunjuk siswa), kompetensi

yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas dan langkah-langkah kerja, dan

Penilaian (Prastowo, 2015:215).

Langkah-langkah penyusunan LKPD akan diuraikan secara rinci sebagai berikut.

1. Melakukan Analisis Kurikulum

Analisis kurikulum merupakan langkah pertama dalam penyusunan

LKPD. Langkah ini dimaksud untuk menentukan materi-materi mana yang

memerlukan bahan ajar LKPD. Pada umumnya, dalam menentukan

materi, langkah analisisnya dilakukan dengan cara melihat materi pokok,

pengalaman belajar, serta materi yang akan diajarkan.

2. Menyusun peta kebutuhan LKPD

Peta kebutuhan LKPD sangat diperlukan guna mengetahui jumlah LKPD

yang harus ditulis dan sekuensi atau urutan LKPD-nya juga dapat dilihat.

Sekuensi LKPD ini sangat diperlukan dalam menentukan prioritas

penulisan. Diawali dengan analisis kurikulum dan analisis sumber belajar.

Page 61: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

41

3. Menentukan judul-judul LKPD

Judul LKPD ditentukan atas dasar SK-KD, materi-materi pokok, atau

pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. Satu KD dapat

dijadikan sebagai judul modul apabila kompetensi itu tidak terlalu besar,

sedangkan besarnya KD dapat dideteksi dengan cara tertentu. Apabila

diuraikan ke dalam materi pokok dapat dijadikan sebagai satu judul

LKPD. Apabila diuraikan menjadi lebih dari 4 MP, kompetensi itu perlu

dipecah misalnya menjadi 2 judul LKPD.

4. Penulisan LKPD

Penulisan LKPD dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Perumusan Kompetensi Dasar

Rumusan KD pada LKPD langsung diturunkan dari Kompetensi Inti.

b. Menentukan Alat Penilaian

Penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil peserta didik.

Karena pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah kompetensi,

penilaiannya berdasarkan pada penguasaan kompetensi. Alat penilaian

yang cocok adalah menggunakan pendekatan Panilaian Acuan Patokan

atau Criterion Referenced Assesment. Dengan demikian guru dapat

menilainya melalui proses dan hasil kerjanya

c. Penyusunan materi

Materi LKPD sangat tergantung pada KD yang akan dicapai. Materi

LKPD dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau

ruang lingkup substansi yang akan dipelajari. Materi dapat diambil dari

berbagai sumber seperti buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian.

Page 62: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

42

Agar pemahaman peserta didik terhadap materi lebih kuat, dapat saja

dalam LKPD ditunjukkan referensi yang digunakan agar peserta didik

membaca lebih jauh tentang materi itu. Tugas-tugas harus ditulis

secara jelas guna mengurangi pertanyaan dari peserta didik tentang

hal-hal yang seharusnya peserta didik dapat melakukannya.

d. Struktur LKPD

Struktur LKPD secara umum terdiri dari: 1) judul, 2) petunjuk belajar

(petunjuk siswa), 3) kompetensi yang akan dicapai, 4) informasi

pendukung, 5) tugas-tugas dan langkah-langkah kerja, dan 6)

penilaian.

2.5 Hakikat Menulis

Landasan teoretis yang akan dijelaskan dalam subbab ini akan membahas

mengenai pengertian menulis, tujuan menulis, menulis kreatif, dan pembelajaran

menulis.

2.5.1 Pengertian Menulis

Menulis adalah salah satu dari empat komponen dalam keterampilan berbahasa.

Komponen-komponen tersebut adalah menyimak (listening skills), berbicara

(speaking skills), membaca (reading skills) dan menulis (writing skills) (Tarigan,

2013:1). Menurut Doon Byner menulis bukan sesuatu yang diperoleh secara

spontan, tetapi memerlukan usaha sadar “menuliskan” kalimat dan

mempertimbangkan cara mengkomunikasikan dan mengatur. Menurut Lado

menulis adalah menempatkan simbol-simbol grafis yang menggambarkan suatu

bahasa yang dimengerti oleh seseorang kemudian dapat dibaca oleh orang lain

Page 63: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

43

yang memahami bahasa tersebut beserta simbol-simbol grafisnya (Diknas,

2009:5).

Menulis adalah kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan. Dapat

juga diartikan bahwa menulis adalah berkomunikasi mengungkapkan pikiran,

perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara tertulis Dengan demikian,

keterampilan menulis menjadi salah satu cara berkomunikasi karena dalam

pengertian tersebut muncul kesan adanya pengirim dan penerima pesan

(Suriamiharja dalam Astrini 2013: 44). Pendapat lain dari Gere menulis ialah

menyampaikan pengetahuan atau informasi tentang subjek, dan menulis berarti

mendukung ide (Diknas, 2009:5).

Berdasarkan uraian pengertian menulis di atas, menulis merupakan salah satu

keterampilan berbahasa yang dipergunakan dalam komunikasi secara tidak

langsung. Keterampilan menulis didapatkan melalui proses belajar dan berlatih.

Seseorang yang tidak pernah berlatih menulis akan mengalami kesulitan dalam

menuangkan ide atau gagasan ke dalam tulisan. Di dalam kegiatan menulis

memerlukan kemampuan yang bersifat kompleks. Kemampuan yang diperlukan,

antara lain kemampuan berpikir secara teratur dan logis, kemampuan

pengungkapkan pikiran atau gagasan secara jelas dengan menggunakan bahasa

yang efektif sesuai dengan kaidah tulis menulis dengan baik.

2.5.2 Tujuan Menulis

Tujuan menulis adalah memproyeksikan sesuatu mengenai diri seseorang. Tulisan

mengandung nada yang serasi dengan maksud dan tujuannya. Menulis tidak

Page 64: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

44

mengharuskan memilih suatu pokok pembicaraan yang cocok dan sesuai, tetapi

harus menentukan siapa yang akan membaca tulisan tersebut dan apa maksud dan

tujuannya mengemukakan bahwa setiap jenis tulisan mengandung beberapa jenis

tujuan, tetapi karena tujuan itu sangat beraneka ragam, maka bagi penulis yang

belum berpengalaman ada baiknya memperhatikan kategori berikut ini.

1. Memberitahu atau mengajar.

2. Meyakinkan atau mendesak.

3. Menghibur atau menyenangkan.

4. Mengutarakan atau mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi-api

(Tarigan 2008: 23).

Menurut Hartig, tujuan menulis, antara lain (a) assigment purpose (tujuan

penugasan), (b) altruistic purpose (tujuan altruistik), (c) persuasive purpose

(tujuan persuasi), (d) information purpose (tujuan penerangan atau tujuan

informasional), (e) self-exprtessive purpose (tujuan pernyataan diri), (f) creative

purpose (tujuan kreatif), dan (g) problem-solving purpose (tujuan pemecahan

masalah), (Tarigan 2013: 24). Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan

bahwa menulis mempunyai tujuan untuk memberitahukan, meyakinkan,

menghibur, memperkenalkan diri, membuat tugas, dan mengekspresikan perasaan

agar dipahami oleh orang lain. Tujuan menulis dalam penelitian ini mengacu pada

tujuan menulis creative purpose (tujuan kreatif), yaitu menuangkan ide, pikiran

dan imajinasi seseorang dalam bentuk tulisan cerita fantasi.

2.5.3 Menulis Kreatif

Menulis dalam arti sesungguhnya adalah menggoreskan alat tulis untuk

menuliskan huruf dan angka. Menuliskan buah pikiran atau mengungkapkan

Page 65: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

45

perasaan yang menjadi keahlian (skill). Menulis kreatif bukan semata-mata karena

adanya faktor bakat, namun menulis dapat dilakukan siapa saja yang mau

melakukan latihan dan mengembangkan kreativitasnya. Kemampuan menulis

cerita menyangkut bagaimana seseorang menyusun karangan atau tulisan dan

kemampuannya menulis paragraf. Hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Kemampuan menyusun isi karangan

Kalimat dalam karangan harus jelas dan terang. Sehingga isi karangan mudah

dipahami oleh pembaca. Syarat utama bagi penuturan atau menyusun kalimat

dalam karangan adalah jelas dan terang. Penuturan yang jelas adalah penuturan

yang tidak samar-samar sehingga segala sesuatu yang dituturkan tidak samar-

samar sehingga segala sesuatu yang dituturkan seakan-akan tampak nyata oleh

pembaca. Selain jelas, terang juga tidak meragukan, tidak mendua arti serta tidak

pula menimbulkan salah paham dalam memahaminya. Berikut beberapa hal yang

menyebabkan samar-samarnya isi karangan.

a. Menyalahi tata tertib dan tata bahasa; pelanggaran tata bahasa yang

sekecil-kecilnya mungkin hanya menimbulkan keraguan tetapi

pelanggaran yang besar akan melenyapkan maksud isi karangan.

b. Memakai ungkapan yang kurang tepat; penggunaan yang tidak tepat,

tidak pada tempatnya, tidak lazim, atau tidak sewajarnya sudah tentu akan

menimbulkan kesamaran maksud atau isi sekurang-kurangnya terasa

aneh.

c. Penghematan penuturan atau kalimat secara berlebihan.

d. Kurang dan lebihnya apabila penuturan jadi samar atau gelap karena

kurang lengkap.

Page 66: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

46

e. Terlampau banyak kata.

2. Kemampuan menyusun paragraf

Menurut A. Widyamartaya (Laksmana, 2017: 15) menyatakan bahwa asas-asas

paragraf yang baik sebagai berikut.

a. Kejelasan berarti sifat tidak samar-samar sehingga tiap butir fakta atau

pendapatan yang dikemukakan seakan-akan tampak nyata oleh pembaca

dan kejelasan tidaklah hanya dapat dipahami saja, akan tetapi bahwa

tulisan harus tidak menimbulkan kesalahtafsiran.

b. Keringkasan bukan berarti tulisan harus singkat, melainkan tulisan tidak

memiliki pemborosan kata, tidak berlebihan dengan tidak mengulang-

ulang dengan butir ide yang sama, dan tidak berputar-putar dalam

menyampaikan gagasan.

c. Ketepatan, yang berarti ketepatan dalam menaati tata bahasa, ejaan, tanda

baca, peristilahan, dan kelaziman bahasa.

d. Kesatupaduan, berarti segala sesuatu yang tersajikan dalam tulisan harus

berkisar kepada suatu gagasan pokok atau pikiran utama dan segala yang

disajikan harus bergayutan dan relevan dengan gagasan pokok atau

pikiran utama.

e. Harkat adalah asas yang menghendaki agar tulisan benar-benar berbobot

dan berisi.

Modal yang diperlukan untuk menulis khususnya penulisan kreatif, sebagai

berikut (Pranoto, 2009:2).

Page 67: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

47

1. Penguasaan bahasa dan cara menulisnya. Maksudnya bahasa yang

dipergunakan dalam menulis.

2. Memiliki kosakata yang memadai.

3. Memiliki akar dan wawasan lingkungan serta kebudayaan dari objek yang

tertulis.

4. Kepekaan terhadap lingkungan sekitar untuk memahami segala yang ada.

5. Ada daya imajinasi untuk berkreasi (mencipta).

6. Berkonsentrasi untuk menulis.

7. Menyediakan waktu khusus untuk menulis.

8. Serius dalam menulis.

9. Disiplin berlatih menulis.

Kesembilan butir modal untuk menulis diatas, bagi peserta didik merupakan paket

materi yang belum dimiliki sepenuhnya. Namun proses belajar dan modalitas

yang dimiliki peserta didik dapat membuat modal tersebut menjadi hasil yang

maksimal.

2.5.4 Tahapan Menulis Kreatif

Menurut Graves kegiatan menulis dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu tahapan

pramenulis, tahapan menulis, dan tahapan pasca menulis (Mursinah 2013:328).

Pertama, tahapan pramenulis adalah tahapan yang dilakukan sebelum kegiatan

menulis. Tahapan ini yang berupa pemilihan topik, mengorganisasikan ide dengan

pemetaan konsep yang akan ditulis, dan pembuatan draft atau kerangka tulisan.

Kedua, tahapan menulis adalah tahapan menyusun konsep, merangkum ide-ide

yang ada relevansinya dengan kegiatan yang disusun sebelumnya. Pada tahapan

Page 68: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

48

ini penulis dapat mengungkapkan isi, gagasan, menyusun kalimat, menggunakan

kosa kata menggunakan ejaan, dan menggunakan tanda baca. Ketiga, tahapan

pasca menulis meliputi perbaikan, penyuntingan, dan publikasi. Tahapan ini

penulis dapat memperbaiki, mengganti, serta menyusun konsep tulisan sesuai

dengan yang diharapkan.

Sastrawan dalam menulis karya sastra melewati proses kreatif. Wallek dan

Warren menerangkan bahwa proses kreatif adalah keseluruhan tahapan, mulai dari

dorongan bawah sadar yang melahirkan karya sastra sampai pada perbaikan

perbaikan yang dilakukan pengarang (Siswanto 2008:25). Menurut Jakop

Sumardjo, proses kreatif pengarang dipetakan menjadi lima tahap (Lilis, 2009:18),

yaitu

1) tahap persiapan, tahap ini pengarang/penulis dengan kesiapan jiwa dan

keakifannya mengamati dan menghayati berbagai hal yang ada di

lingkungan diri dan sekitarnya (realitas), melakukan pencarian ide/bahan

yang akan ditulisnya, dan menemukan masalah yang layak untuk

dituliskan, inilah yang disebut ilham/inspirasi;

2) tahap inkubasi, pada tahap ini pengarang/penulis memikirkan dengan

matang inspirasi yang telah didapatkan, mulai memikirkan pemilihan kata-

kata, merencanakan struktur, menentukan gagasan dasar dan tujuan

kepenulisan;

3) tahap inspirasi, pada tahap ini desakan untuk segera menuliskan cerita

semakin kuat, pengarang/penulis membuat mind mapping ada yang

Page 69: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

49

dituliskan berupa kerangka cerita, merencanakan cerita secara tertulis

terkait dengan tokoh, latar, plot, penceritaan, dan bahasa;

4) tahap penulisan, pada tahap ini pengarang/penulis menyusun cerita mulai

dari permulaan, tengah dan akhir;

5) tahap revisi, pada tahap ini pengarang/penulis meninjau kembali isi dan

bentuk tulisan yang telah dibuat, mulai memperbaiki kata/kalimatnya,

ejaanya, serta pemotongan dan penambahan gagasan.

Kegiatan-kegiatan yang dilalui oleh sastrawan dalam kegiatan pramenulis,

kegiatan saat menulis, dan kegiatan pasca menulis beragam. Kegiatan yang

pramenulis yang dilakukan sastrawan dengan berjalan-jalan, membaca,

mendengarkan dan memperoleh pengalaman. Selanjutnya, kegiatan saat menulis

para sastrawan memiliki kebiasaan- kebiasaan yang berbeda-beda dan ada juga

sastrawan juga memperhatikan dan membayangkan bagaimana respon pembaca.

Kegiatan terakhir, yakni kegiatan setelah menulis. Kegiatan yang dilakukan

sastrawan setelah menulis karya sastra bisa berupa merevisi, melakukan

perenungan, dan ada pula yang mengambil keputusan akan menulis atau berhenti

menulis (Siswanto 2013:41).

Dalam kegiatan menulis, daya pikir sangat diperlukan agar kegiatan menulis

menjadi lancar. Oleh karena itu kegiatan menulis merupakan proses berpikir.

Peserta didik khususnya kelas VII merupakan individu yang masih pemula,

sehingga biarkan pemikiran dan imajnasi mereka lepas dan mengalir. Hal tersebut

berbeda dengan penulis dewasa, seperti sastrawan yang akan menuliskan hal-hal

Page 70: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

50

yang ada dalam pikirannya melalui pengendapan atau kristalisasi. Peserta didik

khususnya kelas VII belum mampu untuk melakukan hal demikian. Perlu digiring

untuk mau berlatih mengungkapkan pikiran yang ada dalam dirinya.

Hal-hal yang perlu diarahkan, yaitu

1. penggunaan bahasa yang benar (bahasa baku, tetapi menggunakan

kosakata yang mudah dimengerti dan akrab);

2. cara penulisan yang benar (diarahkan menaati gramatika dan

penggunaan tanda-tanda baca secara benar);

3. format tulisan (judul, isi tulisan,dan penutup, yang ditulis berdasarkan

tatanan paragraph sederhana);

4. bentuk tulisan (prosa atau puisi, fiksi atau nonfiksi).

Selain yang disampaikan di atas, mengajarkan anak-anak menulis hendaknya

disertai dengan ketulusan, bukan sekedar kewajiban semata. Mengajarkan peserta

didik menulis kreatif juga bukan sekedar mengajak menggoreskan huruf dan

angka dengan pena, melainkan mengajak peserta didik menulis untuk:

1. berkomunikasi secara tertulis (communication);

2. menggunakan gelombang dan gejolak perasaan (emotion);

3. menggunakan kekuatan berpikir kreatif (power of creativity);

(Pranoto, 2009:18).

Page 71: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

51

2.5.5 Konsep Pembelajaran Menulis

Peserta didik diarahkan untuk pengembangan potensi diri sendiri dalam

pembelajaran menulis. Segala masalah kebahasaan yang perlu dijadikan

pembelajaran harus disesuaikan dengan zamannya. Kata, kalimat, paragraf,

bahkan tulisan harus bernuansa kekinian. Sumber bahasa yang digunakan oleh

guru mengacu kepada minat dan harapan para peserta didik. Dengan demikian

peserta didik tertarik untuk mempelajari bahasa Indonesia.

Peserta didik sudah semestinya dapat berpikir, berkreasi, dan berkomunikasi, baik

lisan maupun tulisan dengan bahasa Indonesia secara logis, langsung, dan lancar.

Dengan begitu peserta didik akan mampu menghasilkan karya-karya besar, dan

hal ini harusnya menjadi obsesi setiap guru bahasa Indonesia. Guru berperan

dalam menentukan pembelajaran bahasa Indonesia. Oleh karena itu, guru dituntut

untuk menguasai bahasa Indonesia dan pembelajarannya sehingga menjadi mata

pelajaran yang menarik bagi peserta didik.

Kemenarikan ini akhirnya membawa peserta didik ke tingkat komunikasi secara

lancar. Komunikasi yang didasari minat yang kuat dari peserta didik. Kuatnya

peran dulu dalam hal ini. Peran tersebut didasari oleh kekuatan konsep dan

kekuatan mengembangkan strategi pembelajaran. Banyaknya strategi

pembelajaran yang dapat digunakan. Guru diharapkan dapat memvariasikan

strategi pembelajaran bahasa Indonesia agar pembelajaran terkelola dengan baik.

Page 72: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

52

2.5.5 Karakteristik Pembelajaran Menulis

Setiap guru keterampilan menulis harus memahami karakteristik keterampilan

menulis karena sangat menentukan dalam ketepatan penyusunan perencanaan,

pelaksanaan, maupun penilaian keterampilan menulis. Tanpa memahami

karakteristik keterampilan menulis guru yang bersangkutan tak mungkin

menyusun perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran menulis yang

akurat, bervariasi, dan menarik. Ada empat karakteristik keterampilan menulis

yang sangat menonjol (Diknas, 2009:14), yaitu

1. keterampilan menulis merupakan kemampuan yang komplek;

2. keterampilan menulis condong kearah skill atau praktik;

3. keterampilan menulis bersifat mekanistik;

4. penguasaam keterampilan menulis harus melalui kegiatan yang bertahap

atau akumulatif.

2.6 Hakikat Cerita Fantasi

Pembahasan mengenai teori cerita fantasi, akan diulas satu persatu, dimulai dari

pembahasan mengenai fantasi, pengertian dan ciri cerita fantasi, jenis-jenis cerita

fantasi, struktur teks cerita fantasi, unsur-unsur intrinsik cerita fantasi, unsur-unsur

kebahasaan cerita fantasi, dan langkah-langkah menyusun cerita fantasi.

2.6.1 Fantasi

Kemunculan literatur fantasi sudah diyakini ada sejak zaman manusia mulai

mencoba menjawab fenomena-fenomena alam sekitarnya. Berbagai jawaban yang

mereka dapatkan, menjadi cikal bakal kemunculan literatur fantasi, sehingga

dapat dikatakan bahwa genre fantasi sebagai genre tertua. Karya-karya fantasi

Page 73: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

53

awal ini dikenal dengan nama mitologi dan folklore. Selanjutnya, perkembangan

literatur fantasi terus berkembang dalam sepanjang peradaban. Dimulai dari

bangsa Yunani, bangsa Romawi, dan Inggris. Tak hanya sampai di Inggris, karya-

karya fantasi sebenarnya bermunculan di berbagai negara lain seperti Perancis,

Portugis, dan Italia. Karya-karya masing-masing di wilayah ini menjadi sangat

dalam pembentukan karya-karya fantasi selanjutnya.

Orang pertama yang mengekploitasi elemen-elemen fantasi dalam karyanya

adalah William Morris. Morris memberikan setting imajiner pada karyanya seperti

The House of Wolfings (1889), The Wood Beyound the World (1895),The Well at

the Word‟s End (1860), dan The Water of the Wondrous Isles (1897) (Hamzah,

2008:3).

Mengulas tentang pemahaman mengenai fantasi, mencoba mengutip esai yang

berjudul The Subjuncitivity of Science Fiction bahwa:

Fantasy embodies a „negative subjunctivity‟- that is,fantasy is fantasy

because contravenes the real and violates it. The actual word is

constantly present in fantasy, by negation…. Fantasy is what could not

have happened; ie. What cannot happen, what cannot exist.. the negative

subjunctivity, the cannot or could not,constitutes in fact the chief

pleasuare of fantasy. Fantasy violates the real, contravenes it, denies it,

and insists in this denial throughout. (Jackson dalam Hamzah, 2008:5)

Meninjau kutipan diatas bahwa fantasi mewujudkan subjektivitas negatif,

maksudnya fantasi adalah khayalan yang bertentangan dengan keadaan yang

sebenarnya atau melanggar. Apa yang tidak terjadi atau terjadi merupakan

kesenangan fantasi. Fantasi melanggar kontradiksi nyata yang menolaknya dan

menegaskan penolakan secara keseluruhan.

Page 74: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

54

Penelitian mengenai fantasi masih sangat minim di Indonesia, sebaliknya dalam

dunia kritik sastra barat sudah banyak penelitian mengenai jenis sastra tersebut.

Istilah fantasi mempunyai dua pengertian: umum dan khusus. Pengertian umum,

menurut Rosemary Jockson semua aktivitas imajiner adalah fantasi, semua karya

sastra adalah fantasi. Tetapi dalam pengertian khusus, seperti yang juga

dinyatakan oleh Jackson, dalam dunia kritik istilah ini diterapkan tanpa ada

pandang bulu kepada segala sastra yang tidak disajikan secara realistis, yaitu mite,

legenda, dongeng rakyat atau dongeng peri, alegori-alegori khayal, rekaan-rekaan

impian, teks –teks surealis, cerita-cerita yang berdasarkan pada kemungkinan

penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu, cerita-cerita yang mengerikan,

yang kesemuanya menyajikan bidang-bidang yang “lain” dari yang dikenal

manusia. Pengertian khusus ini pun masih terlalu umum karena tidak semua fiksi

nonrealis adalah fantasi walaupun fantasi termasuk dalam kelas besar fiksi

nonrealis, karna fantasi masih ada hubungannya dengan yang nyata (Prihatmi,

1993:39).

Menurut Irwin dalam Prihatmi (1993:40) menyatakan bahwa fantasi adalah

sebuah cerita yang berdasarkan atas dan kontrol oleh satu pelanggaran terang-

terangan terhadap apa yang umumnya diterima sebagai kemungkinan.

Selanjutnya, pencirian fantasi, yaitu

1. penulis fantasi dengan sengaja melangar norma-norma dan fakta-fakta

nyata agar menimbulkan suatu gambaran lawan struktur atau lawan

norma;

Page 75: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

55

2. antireal, menunjukan bahwa hal-hal yang tidak mungkin tersebut

disuguhkan dalam konteks melawan kepada yang nyata atau melanggar

pada yang nyata.

Pada tahun 1978 Fredircks (Prihatmi, 1999:5) melakukan survey para kritisi

tentang sastra yang berkisar pada hal-hal yang tidak mungkin, yang mereka

disebut fantasi. Menurut Todorov (Prihatmi, 1999:5) mengemukakan bahwa

fantasi adalah sastra yang penyajikan peristiwa-peristiwa yang berada di antara

dua kutub: natural dan supranatural. Peristiwa –peristiwa dapat diterangkan secara

natural atau secara supernatural, sehingga ceritanya tidak digolongkan kedalam

jenis “uncanny” atau “marvelous”.

“Uncanny” merupakan hal-hal yang tidak dapat dipahami sebenarnya merupakan

peristiwa lampau yang pernah terjadi, misalnya ilusi dari peristiwa yang pernah

dialaminya, yang membentuk peristiwa baru. Dengan demikian hukum-hukum

realita tetap utuh/lengkap karena hukum-hukum tersebut memungkinkan untuk

menerangkan gejala yang dilukiskan (natural). Sedangkan dalam “marvelous”

memang melibatkan gejala yang tidak atau belum pernah diketahui atau dilihat,

sehingga hukum alam yang baru harus dibuat untuk memperhitungkan gejala

tersebut, “realitas baru” harus diperhitungkan (supernatural). “Marvelous”

mengarah pada waktu yang akan datang (barangkali dalam arti imajinasi).

Pembaca tidak dapat memutuskan apakah peristiwa-peristiwa tersebut dapat

diterangkan secara natural atau supranatural. Sebab secara natural maka akan

termasuk subgenre fantastic-uncanny, sedangkan apabila secara supranatural akan

Page 76: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

56

termasuk subgenre fantastic marvelous. Diagram Todorov dapat digambarkan

sebagai berikut.

(pure)

uncanny

Fantastic -

Uncanny

Fantastic -

Marvelous

(pure)

Marvelous

Gambar 2.2 Diagram Todorov (Prihatmi, 199:7)

Rosemary Jackson menyambut pendapat diatas dengan melakukan pergeseran.

Alasannya marvelous adalah istilah sastra, sedangkan uncanny bukan. Oleh

karena itu ia berkeyakinan bahwa mendefinisikan fantasi sebagai “modus” dalam

pengertian Frederic Jameston digunakan untuk mengidentifikasi ciri-ciri struktural

dari tipe khusus wacana sastra, tidak terikat kepada konvensi-konvensi tertentu;

model ekspresi yang melewati secaga mazhab dan zaman yang dapat diulang dan

diperbaharui. Menurut Jackson terdapat tiga cara pengungkapan cerita rekaan,

yaitu marvelous, mimetik, dan fantastic.

Marvelous menyajikan tiruan sebuah dunia lain. Dongeng, hikayat, cerita peri,

cerita-cerita magis dan supranatural termasuk modus marvelous. Sebagai tanda

bahwa yang diceritakan adalah sebuah dunia lain, yang kadang-kadang disebut

dengan dunia kedua (secoundary world), pencerita menggunakan “kata tumpuan”

hatta, arkian, alkisah, syahdan, dan semacam dengan itu. Dengan demikian

pembaca disiapkan untuk masuk ke dalam sebuah dunia lain, yang berbeda

dengan dunia kita. Oleh karena itu seandainya ada peristiwa-peristiwa yang tidak

mungkin, pembaca tidak heran, ragu-ragu atau terkejut. Sebab mereka sadar

Page 77: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

57

bahwa mereka menghadapi sebuah dunia yang berbeda dengan hukum-hukum

yang berbeda.

Modus mimetik meniru realitas sehari-hari yang kadang-kadang disebut “dunia

pertama” (primary world). Mode mimetik meniru realitas lahiriah, realitas dunia

nyata sehari-hari. Ia juga meniru pengalaman-pengalaman manusia, walaupun

dalam peniruan terjadi jarak antara peristiwa yang sebenarnya dengan peristiwa

yang dilukiskan dalam cerita. Sedangkan modus fantastik berada di antara kedua

modus yang sudah disebut, meramu elemen-eleman marvelous dan mimetik.

Tidak hanya ada kata-kata tumpuan, sehingga pembaca seperti diajak masuk ke

dalam tiruan dunia nyata sehari-hari, dan sesudah kita yakin berada dalam dunia

kita tiba-tiba kita diseret kedalam tiruan sebuah dunia yang lebih dekat dengan

dunia yang tersaji dalam marvelous. Fantasi berdialog langsung dengan yang rill.

Berdialog dengan yang nyata, yang nyata itu sendiri juga dihadirkan, akan tetapi

dengan maksud untuk diserang atau dipatahkan.berikut diagram Jackson, yang

mengalami pergeseran dari pendapat Todorov sebagai berikut.

Marvelous Fantastic Mimetic

Gambar 2.3. Diagram Jackson (Prihatmi, 1999:9)

Berdasarkan konsep yang diberikan oleh Todorov, terdapat tiga ketentuan sebuah

karya fiksi disebut fantasi (Prihatmi, 1993:45), yaitu

1. mengharuskan pembaca mempertimbangkan dunia karakter-karakter

tersebut sebagai dunia orang-orang yang hidup dan meragukan apakah

Page 78: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

58

peristiwa-peristiwa yang dilukiskan dapat diterangkan secara natural atau

supranatural;

2. keraguan tersebut mungkin juga dialami seorang tokoh-dengan peranan

pembaca dipercayakan kepada seseorang tokoh, keraguan tersebut

dilukiskan sebagai sari tema karya itu;

3. pembaca harus mengambil satu sikap terhadap teks; ia akan menolak

interpretasi alegoris maupun yang bersifat puisi.

Fantasi juga merupakan salah satu genre dari sastra anak. Menurut Lukens genre

sastra anak dikelompokkan menjadi enam macam, yaitu realisme, fiksi formula,

fantasi, sastra tradisional, puisi dan nonfiksi dengan masing-masing mempunyai

beberapa jenis lagi. Berbeda dengan genre sastra dewasa yang dibagi menjadi tiga

besar genre, yaitu puisi, prosa, dan drama, namun sastra anak faktanya tidak

sesederhana itu dan perbedaan genre kedalam tiga macam tersebut tidak dilakukan

(Nurgiyantoro, 2005:14). Genre drama sengaja tidak dimasukkan karena menurut

Lukens, drama baru lengkap setelah pertunjukan dan ditonon, dan bukan semata-

mata urusan bahasa-sastra.

Fantasi dapat dipahami sebagai “The willing suspension of disbelief”. Cerita yang

menawarkan sesuatu yang sulit diterima (Coleridge dalam Nurgiyantoro 2005:20).

Fantasi sering disebut juga dengan cerita fantasi (literary fantasy) dan perlu

dibedakan dengan cerita rakyat fantasi (folk fantasy) yang tidak pernah dikenal

siapa penulisnya, mencoba menghadirkan sebuah dunia lain (other word) di

samping dunia realitas. Fantasi dikembangkan lewat imajinasi yang lazim dan

Page 79: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

59

dapat diterima sehingga sebagai sebuah cerita dapat diterima oleh pembaca. Jenis

sastra anak yang dapat dikelompokan ke dalam fantasi adalah cerita fantasi,

fantasi tingkat tinggi, dan fiksi sain (Lukens dalam Nurgiyantoro, 2005:297).

Adapun, pemaparan dari masing-masing ketiga subgenre fantasi, sebagai berikut.

1. Cerita Fantasi (fantastic stories)

Cerita Fantasi (fantastic stories) dapat dipahami sebagai cerita yang menampilkan

tokoh, alur, atau tema yang derajat kebenarannya diragukan, baik menyangkut

(hampir) seluruh maupun hanya impian cerita. Cerita fantasi sebenarnya juga

menampilkan berbagai peristiwa dan aksi yang realistik sebagaimana halnya

dalam cerita realistik. Tetapi di dalamnya juga terdapat sesuatu yang sulit

diterima. Contoh cerita tentang kehidupan manusia mini yang memiliki kebiasaan

kehidupan seperti kebutuhan manusia sebagaimana mestinya baik dalam

kebutuhan fisik, batin, maupun spiritual dan kebenaran cerita pun tetap diragukan.

Cerita fantasi menampilkan tokoh-tokoh yang derajat kebenarannya

dipertanyakan, atau gabungan antara unsur realistik dengan fantastik.

2. Cerita Fantasi Tinggi

Cerita fantasi tinggi (high fantasy) dimaksudkan sebagai cerita yang pertama-tama

ditandai oleh adanya fokus konflik antara yang baik (good) dan yang jahat (evil),

antara kebaikan dengan kejahatan. Konflik semacam ini sebenarnya merupakan

tema umum yang telah mentradisi. Kebanyakan cerita selalu memenangkan yang

baik. Cara dan pemilihan sudut pandang pengisahan akan mempengaruhi

penerimaan terhadap tokoh dan pengalamanya. Latar dapat bervariasi, biasanya

masa lampau, namun sering berbeda dengan latar belakang kehidupan kita.

Page 80: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

60

3. Fiksi Sain

Fiksi sain adalah fiksi spekulatif yang pengarangnya mengambil postulat dari

dunia nyata sebagaimana yang kita ketahui dan mengaitkan fakta dengan hukum

alam. Cerita fiksi tentulah dikembangkan di sekitar kehidupan manusia,

permasalahan manusia, dan dengan penyelesaian manusia, tetapi semuanya

berlangsung dalam lingkup ilmiah. Cerita ini biasanya lebih mengutamakan

konflik, misalnya konflik kepentingan, dan nilai-nilai kemanusiaan, daripada

unsur penokohan. Secara tradisional fiksi sain lebih dikaitkan dengan kehidupan

masa depan (future worlds), atau sebagai variasi ditampilkan tokoh dari masa

lampau atau masa mendatang. Fiksi sain dapat juga berkaitan dengan tokoh

manusia robot atau robot manusia.

2.6.2 Pengertian dan Ciri-Ciri Cerita Fantasi

Cerita fantasi adalah salah satu jenis teks narasi. Narasi merupakan cerita fiksi

yang berisi perkembangan kejadian atau peristiwa. Menurut Nurgiyantoro, fiksi

sering digunakan dengan realitas, sehingga kebenarannya dapat dibuktikan

dengan data empiris (Fajria, 2017:8). Fiksi bergenre fantasi merupakan dunia

khayal yang tidak mungkin dijadikan biasa. Fiksi fantasi (fantastic fiction) dapat

dipahami sebagai “the willing suspension of disbelief”(Coleridge, Lukens,

Nurgiyantoro, 2012:295), cerita yang menawarkan sesuatu yang sulit diterima.

Cerita fantasi dikembangkan lewat imajinasi yang lazim dan dapat diterima

sehingga sebagai sebuah cerita dapat diterima oleh pembaca.

Page 81: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

61

Cerita fantasi adalah cerita yang menampilkan tokoh, alur, latar, atau tema yang

derajat kebenarannya diragunakan, baik menyangkut (hampir) seluruh maupun

hanya sebagian cerita (Nurgiyantoro, 2012:295). Dalam sumber yang sama, cerita

fantasi menurut Huck dkk adalah cerita yang memiliki makna lebih dari sekedar

yang dikisahkan. Cerita fantasi bukan hanya cerita yang berkisah dengan tokoh-

tokoh supranatural yang lazim muncul pada cerita masa lalu pada cerita masa lalu,

tetapi juga dapat melibatkan tokoh dan kehidupan modern. Cerita fantasi

menciptakan dunia imajinatif yang diciptakan sendiri oleh pengarang cerita.

Cerita fantasi juga merupakan salah satu ragam sastra anak yang membahas

persoalan-persoalan yang dipahami oleh anak. Tingkat intelektual peserta didik

berkonsentrasi pada bagian isi cerita yang dapat diterima oleh logika peserta

didik. Hal yang tidak mungkin dapat menjadi mungkin dan dapat diterima dalam

penciptaan cerita fantasi. Cerita fantasi menjadi genre yang dapat dijadikan lahan

untuk mengembangkan kreativitas bagi peserta didik dalam menciptakan karya

sastranya sendiri. Menulis cerita fantasi dapat menjadikan peserta didik

menuangkan imajinasinya, karena fantasi sangat berkaitan dengan unsur imajiner.

Yang mana peserta didik dapat menuangkan ide kreatif dan khayalannya sesuai

dengan logika usia peserta didik.

Menulis cerita fantasi dapat membantu mengembangkan daya fantasi. Menurut

Huck dkk, hal tersebut merupakan sumbangan yang paling penting walau juga

tidak berarti menisbikan adanya berbagai kemanfaatan yang lain. Lewat berbagai

kisah fantastik itu, lewat daya imajinasinya, anak dapat mengembangkan berbagai

potensi kediriannya. Orang yang tidak memiliki imjinasi, kata Paul Fenimmore

Page 82: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

62

adalah ibarat orang hidup, tetapi hanya separu hidup, orang hidup membutuhkan

visi, dan imajinasi akan memberikan visi yang diperlukan (dalam Huck,

Nurgiyantoro, 2012:297).

Ciri umum cerita fantasi sebagai salah satu jenis teks narasi sebagai berikut.

1. Ada keajaiban/keanehan/kemisteriusan

Cerita mengungkapkan hal-hal supranatural/kemisteriusan/keghaiban yang

ditemui dalam dunia nyata. Pada cerita fantasi hal yang tidak mungkin menjadi

biasa. Tokoh dan latar diciptakan penulis tidak ada di dunia nyata atau modifikasi

dunia nyata. Tema fantasi adalah majic, supernatural atau futuristik.

2. Ide cerita.

Ide cerita terbuka terhadap khayalan penulis, tidak dibatasi oleh realitas atau

kehidupan nyata. Ide juga berupa irisan dunia nyatadan dunia khayal yang

diciptakan pengarang. Ide cerita terkadang sederhana tetapi mampu menyimpan

pesan yang menarik.

3. Menggunakan berbagai latar (lintas ruang dan waktu)

Peristiwa yang dialami tokoh terjadi pada dua latar, yaitu latar yang masih ada

dalam kehidupan sehari-hari dan latar yang tidak ada pada kehidupan sehari-hari.

Alur dan latar cerita fantasi memiliki kekhasan. Rangkaian peristiwa cerita fantasi

menggunakan berbagai latar yang menerobos ruang dan waktu.

4. Tokoh unik

Tokoh dalam cerita fantasi bisa diberi watak dan ciri yang unik yang tidak ada

dalam kehidupan sehari-hari. Tokoh memiliki kesaktian-kesaktian tertentu. Tokoh

mengalami kejadian misterius yang tidak terjadi pada kehidupan sehari-hari.

Page 83: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

63

Tokoh mengalami kejadian dalam berbagai latar waktu dan tempat yang berbeda

zaman (bisa waktu lampau atau waktu yang akan datang).

5. Bersifat fiksi

Cerita fantasi bersifat fiktif (bukan kejadian nyata). Cerita fantasi bisa diilhami

oleh latar nyata atau objek nyata dalam kehidupan tetapi diberi fantasi. Contoh

Ugi Agustono diilhami hasil observasi penulis terhadap Pulau Komodo, sehingga

latar dan tokoh difantasikan dari hasil observasinya di Pulau Komodo.

6. Bahasa,

Penggunaan sinonim dengan emosi yang kuat dan variasi kata cukup menonjol.

Bahasa yang digunakan variatif, ekspresif, dan menggunakan ragam percakapan

(bukan bahasa formal).

Beberapa ciri karangan fantasi yang membedakan dengan karangan lain dengan

ciri-ciri sebagai berikut.

1. Berdasarkan tujuan, karangan fantasi bertujuan memperluas wawasan

pengetahuan orang dan karangan fantasi dapat menyampaikan maksud

terselubung kepada pembaca atau pendengar.

2. Berdasarkan pembentukan, karangan fantasi sama akan karangan narasi,

yang mana dasar pembentukannya adalah perbuatan atau tindakan yang

terjadi dalam suatu rangkaian waktu,dan dapat merangsang daya khayal

para pembaca.

3. Berdasarkan penggunaan bahasa, dalam karangan fantasi menggunakan

tulisan yang bersifat subjektif. Kata-kata yang digunakan dipengaruhi oleh

jiwa pengarangnya.

Page 84: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

64

4. Berdasarkan isi, isi karangan fantasi memaparkan suatu peristiwa rekaan

maupun kenyataan. Cerita tersebut dirangkai dengan gaya

kefantasiannya/khayalannya sehingga cerita tersebut menarik minat

pembaca.

2.6.3 Jenis-jenis Cerita Fantasi

Jenis-jenis cerita fantasi akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Cerita Fantasi Total dan Sebagian (Irisan)

Jenis cerita fantasi berdasarkan kesesuaiannya dalam kehidupan nyata, terdapat

dua kategori, yakni fantasi total dan fantasi sebagian (irisan). Pertama, dalam

kategori fantasi total berisi fantasi pengarang terhadap objek/tertentu.pada cerita

kategori ini semua yang terdapat dalam cerita, tidak terjadi dalam dunia nyata.

Kedua, cerita fantasi irisan, yaitu cerita fantasi yang mengungkapkan fantasi tetapi

masih menggunakan nama-nama kehidupan dalam kehidupan nyata,

menggunakan nama tempat yang ada dalam kehidupan nyata, atau peristiwa-

peristiwa yang pernah terjadi pada dunia nyata.

2. Cerita Fantasi Sezaman dan Lintas Waktu

Jenis cerita fantasi berdasarkan kesesuainya dibedakan menjadi dua kategori,

yaitu latar lintas waktu dan latar waktu sezaman. Latar sezaman berarti latar yang

digunakan satu masa (fantasi masa kini, fantasi masa lampau, atau fantasi masa

yang akan datang/futuristik). Latar lintas waktu berarti cerita fantasi

menggunakan dua latar watu yang berbeda (misalnya masa kini, dengan zaman

prasejarah, masa kini, dan 40 tahun mendatang/futuristik).

Page 85: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

65

2.6.4 Struktur Teks Cerita Fantasi

Struktur teks yang terdapat dalam cerita fantasi diantaranya sebagai berikut.

1. Orientasi

Orientasi adalah bagian awal cerita yang berisikan tentang pengenalan

tokoh, latar tempat dan waktu, dan bagian awal yang mengantarkan

untuk masuk ke bagian komplikasi.

2. Komplikasi

Komplikasi adalah bagian pertengahan dalam suatu cerita yang bertugas

mengembangkan konflik. Dalam komplikasi antarlakon antara tokoh dan

kejadian yang membangun atau menumbuhkan suatu ketegangan serta

mengemangkan suatu masalah yang muncul dari situasi yang orisinil

yang disajikan dalam cerita. Komplikasi berisikan rangkaian kejadian

yang berhubungan sebab dan akibat kejadian sebua cerita.

3. Resolusi

Resolusi adalah bagian akhir atau bagian penutup dalam sebuah cerita.

Dalam resolusi, pengarang akan memberikan pemecahan masalah dari

konflik yang telah dikembangkan sebelumnya. Resolusi berkaitan

dengan penyelesaian dari evaluasi.

Dalam membangun struktur cerita untuk menghindari terjadinya muddle and

jumble (cerita campur aduk tidak terstruktur), Laurie E. Rozakis, Ph.D, penulis

buku Creative Writing menyarankan agar sebelum menulis cerita hendaknya

membuat diagram terlebih dahulu, yang disebut dengan Story Triangle (Piramida

Cerita) dengan rumus sebagai berikut (Pranoto, 2015:30).

Page 86: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

66

1) Tulis nama pelaku utama: 1(satu) kata

2) Lukiskan karakter pelaku tersebut : 2 (dua) kata

3) Lukiskan setting di mana tejadinya cerita : 3(tiga) kata

4) Ceritakan pokok permasalahan dari cerita yang disajikan: 4(empat) kata

5) Ceritakan masalah pertama dari butir 4: 5 (lima) kata

6) Ceritakan masalah kedua dari butir 4 : 6 (enam) kata

7) Ceritakan masalah ketiga dari butir 4: 7 (tujuh) kata

8) Ceritakan resolusi/penyelesaian masalah yang ada: 8 (delapan) kata

Pengembangan LKPD menulis teks cerita fantasi ini menggunakan rumus

piramida cerita agar membantu peserta didik dalam mengonstruksikan ide

ceritanya, sehingga cerita menjadi terstruktur. Hal ini dilakukan pada tahap

perencanaan untuk melatih keterampilan perencanaan (planning skills), Rumus

tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

_(1)_

_ _ (2)_ _

_ _ _ (3) _ _ _

_ _ _ _ (4) _ _ _ _

_ _ _ _ _ (5) _ _ _ _ _

_ _ _ _ _ _ (6) _ _ _ _ _ _

_ _ _ _ _ _ _ (7) _ _ _ _ _ _ _

_ _ _ _ _ _ _ _ (8) _ _ _ _ _ _ _ _

Gambar 2.4 Rumus Piramida Cerita

Dari rumus tersebut dapat disimpulkan dengan rangkaian sebagai berikut.

Sumber: Creative Writing (2004.Alpha-USA dalam Pranoto 2015: 31)

Pelaku Pelaku Pelaku Pelaku

Page 87: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

67

2.6.5 Unsur-unsur Intrinsik Cerita Fantasi

Unsur intrinsik merupakan unsur yang terdapat di dalam sebuah cerita dan

menjadi bagian untuk membentuk cerita. Unsur-unsur intrinsik dalam cerita

fantasi sebagai berikut.

1. Tema

Tema disebut juga sebagai ide sentral atau makna sentral suatu cerita. Tema

merupakan jiwa cerita dalam karya fiksi (Priyatni, 2010:119). Tema adalah pokok

pembicaraan yang menjadi dasar penceritaan penulis. Tema adalah sesuatu yang

menjiwai cerita atau sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam cerita. Dalam

tema tersirat amanat atau tujuan pengarang menulis cerita. Tema merupakan

gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di

dalam teks sebagai struktur semantis dan yang menyangkut persamaan-persamaan

atau perbedaan-perbedaan (Hartoko dalam Nurgiyantoro, 2012:68). Pada cerita

fantasi biasanya tema yang digunakan bersifat fantasi, berhubungan dengan majic,

supranatural atau futuristik.

2. Alur (plot)

Plot merupakan hubungan antarperistiwa yang bersifat sebab akibat, tidak hanya

jalinan secara kronologis. Alur ini erat hubungannya dengan tokoh-tokoh yang

berperan dalam sebuah cerita, karena melukiskan peristiwa yang dialami oleh

tokoh-tokoh cerita atau aktivitas dari tokoh cerita yang melahirkan konfliks

(Nurgiyantoro, 2012:112). Alur adalah rangkaian peristiwa yang berarti bahwa

peristiwa menjadi unsur dari alur. Keterampilan pengarang dalam menggarap

peristiwa menjadi jalinan cerita yang menarik ikut menentukan kualitas cerita

yang ditampilkan pengarang (Priyatni, 2010:112).

Page 88: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

68

3. Penokohan

Penokohan adalah teknik bagaimana pengarang menampilkan tokoh-tokoh dalam

cerita sehingga dapat diketahui karakter atau sifat para tokoh. Tokoh cerita adalah

orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama yang oleh

pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti

yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Tokoh

dalam cerita fantasi bisa diberi watak dan ciri yang unik yang tidak ada dalam

kehidupan sehari-hari. Tokoh memiliki kesaktian kesaktian tertentu. Tokoh

mengalami peristiwa misterius yang tidak terjadi pada kehidupan sehari-hari.

Tokoh mengalami kejadian dalam berbagai latar waktu. Tokok dapat ada pada

seting waktu dan tempat yang berbeda zaman (bisa waktu lampau atau waktu

yang akan datang/futuristik).

4. Watak

Watak atau karakter berhubungan dengan perangai si pelaku dengan perangai si

pelaku atau tokoh dalam suatu narasi.

5. Latar (setting)

Latar atau setting yang disebut sebagai landasan tumpu, menyarankan pada

pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya

peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Latar memberikan pijakan cerita secara

konkret dan jelas. Unsur latar dapat dibedakan kedalam tiga unsur pokok, yaitu

tempat, waktu, dan sosial. Berikut ini, ketiga unsur itu walau masing-masing

menawarkan permasalahan yang berbeda dan dapat dibicarakan secara sendiri,

pada kenyataannya saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang

lainnya.

Page 89: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

69

a. Latar Tempat

Latar tempat adalah lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam

sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa

tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, mungkin lokasi

tertentu tanpa nama jelas.

b. Latar Waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-

peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi masalah “kapan”

tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang

kaitannya atau dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah.

c. Latar Sosial

Latar sosial berhubungan pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku

kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya

fiksi.

6. Sudut Pandang

Sudut pandang berhubungan dengan dari mana penulis memandang suatu

peristiwa. Ada sudut pandang orang pertama atau orang ketiga. Menurut

Nurgiyantoro (2009: 256) dapat dibedakan dua, yaitu sudut pandang persona

ketiga: dia, mereka, dan kalian. Sudut pandang persona pertama : aku. Sudut

pandang campuran adalah sudut pandang yang menggabungkan antara sudut

pandang orang ketiga “dia” dan sudut pandang orang pertama “aku”. Pengarang

melakukan kreativitas dalam penceritaan dengan mencampurkan sudut pandang

tersebut. Menurut Nurgiyantoro (2009: 267) tidak semua penceritaan

Page 90: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

70

menggunakan sudut pandang ini, namun tergantung dengan efek yang diinginkan

oleh pengarang saja.

2.6.6 Unsur-unsur Kebahasaan Cerita Fantasi

Terdapat enam ciri-ciri kebahasaan dalam cerita fantasi, yaitu

1. penggunaan kata ganti dan nama orang sebagai sudut pandang penceritaan.

(contoh: aku, mereka, dia, dikau, engkau, Quen, Angel Biru);

2. penggunaan kata yang mencerap panca indera dalam diskripsi latar (tempat,

waktu, dan suasana), contohnya dalam beberapa teks berikut.

a. Latar tempat

Tiga pohon berjajar rapih berdiri dengan kokoh. Sayap-sayap burung yang

mulai mengepak, menggoyangkan daun-daun dalam dahan. Hembusan

angin yang tak biasa. Mengemparkan kota Zaitun di sore ini.

b. Latar suasana

Air mata pun jatuh di pipi Pangeran Xin. Sepucuk surat dari Sang Nenek

menjadi saksi kepiluannya. Tawa canda pangeran sirna.

c. Latar Waktu

Pagi hari seperti biasa para agent mempersiapkan diri. Matahari bersinar

terang membawa hawa semangat. Kokok jago bersautan menyambut hari

telah datang.

3. Menggunakan pilihan kata dengan makna kias dan makna khusus.

Contoh: Monster itu bekaki empat. Langkah seribunya penuh dengan keberanian.

Semakin mendekat semakin melawan.

4. Kata sambung penanda urutan waktu

Page 91: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

71

Kata sambung urutan waktu itu, sementara itu, bersamaan dengan itu, tiba-tiba,

ketika, sebelum, dan sebagainya. Penggunaan kata sambung uruan waktu untuk

menandakan datangnya tokoh lain atau perubahan latar, baik latar suasana, waktu,

dan tempat.

Contoh:

1. Sebelum Alien itu datang langit mendung

2. Tiga tahun yang lalu, gunung itu memuntahkan lahar dingin

3. Akhirnya, Raja Zahab berkuasa kembali di kerajaan Saturnus.

5. Penggunaan kata/ungkapan keterkejutan.

Penggunaan kata/ungkapan keterkejutan berfungsi untuk menggerakan cerita

(memulai masalah). Contoh:

1. Tiba-tiba pesawat tempur melepaskan tembakan petamanya.

2. Ditengah pesta datanglah pereman-pereman itu.

3. Tanpa ku duga, Cermin Ajaib berpindah tempat.

6. Penggunaan dialog/kalimat langsung dalam cerita.

Contoh: “Berlarilah Natakoo! Monster itu mengejarmu.” teriak ninja Kusuke

dengan kecemasan. Natakoo pun berlari sekuat tenaganya.

2.6.7 Langkah-Langkah Menyusun Cerita Fantasi

Cerita fantasi dapat disusun dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.

1. Memilih topik atau menjadi dasar penceritaan, yaitu menentukan ide awal.

2. Mengumpulkan materi sebagai bahan uraian dengan melakukan riset.

3. Menentukan pola pengembangan bahan uraian. Pengarang dapat

melakukan pembuatan detail-detail ide awal cerita.

Page 92: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

72

4. Menyusun kerangka paragraf berupa gagasan dan gagasan penjelas

lainnya.

5. Mengembangkan kerangka paragraf menjadi kalimat yang padu sehingga

tersusun sebuah cerita.

2.7 Metakognitif

Penambahan basis metakognitif pada penelitian pengembangan LKPD menulis

teks cerita fantasi berdasarkan teori yang mendukung dan menjadi acuan dalam

pengembangan bahan ajar. Adapun, landasan teori metakognitif meliputi

pengertian metakognitif, komponen metakognitif, strategi metakognitif, dan

kelebihan dan kekurangan metakognitif. Hal-hal tersebut akan dijabarkan sebagai

berikut.

2.7.1 Pengertian Metakognitif

Metakognitif atau metakognisi adalah sesuatu yang berhubungan dengan berpikir

peserta didik tentang cara berpikir mereka sendiri dan kemampuan mereka

menggunakan strategi belajar tertentu dengan tepat (Agustina, 2011: 322).

Metakogntif adalah salah satu cara berpikir yang mendalam dengan memfokuskan

diri pada kontrol dan kesadaran diri peserta didik. Aktivitas metakognitif terjadi

saat peserta didik secara sadar menyesuaikan dan mengelola strategi pemikiran

mereka pada saat memecahkan masalah dan memikirkan tujuan Santrock (Al-

Qibtia, 2013:5).

Metakognitif sebagai kesadaran seseorang tentang bagaimana ia belajar,

kemampuan untuk menilai kesukaran suatu masalah, kemampuan untuk

Page 93: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

73

mengamati tingkat pemahaman dirinya, kemampuan menggunakan berbagai

informasi untuk mencapai tujuan, kemampuan untuk menilai kemajuan belajar

sendiri (Flavel, 1979: 901). Metakognitif adalah salah satu kata yang berkaitan

dengan apa yang diketahui tentang dirinya sebagai individu yang belajar dan

bagaimana ia mengontrol serta menyesuaikan perilakunya.seseorang perlu

menyadari kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya (Suherman dalam

Anggraini, 2015:13).

Metakognitif merupakan istilah umum yang berarti “berpikir tentang berpikir”.

Strategi ini membuat peserta didik menyadari bahwa proses pemecahan masalah.

Mereka akan lebih menyadari keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk

memenuhi situasi belajar tertentu. Metakognitif berkaitan dengan diri seseorang

dalam mengetahui apa yang telah diketahui , mengontrol diri, dan menyesuaikan

perilaku. Setiap individu perlu mempelajari kekurangan dan kelebihan yang

dimiliki diri sendiri, dengan begitu indvidu akan menilai kemampuan yang

dimilikinya. Dengan kemampuan ini seorang individu akan timbul pertanyaan

pada dirinya “Apa yang saya kerjakan?, Mengapa saya mengerjakan ini?, Untuk

apa saya mengerjakan ini?, dan Bagaimana saya bisa menyelesaikan ini?”

Metakognitif adalah kesadaran berpikir tentang apa yang diketahui. Dalam

konteks pembelajaran peserta didik mengetahui bagaimana untuk belajar,

mengetahui kemampuan dan modalitas belajar yang dimiliki dan mengetahui

strategi belajar terbaik untuk belajar efektif (Suyantoro dalam Mursinah

2013:328). Strategi metakognitif berhubungan dengan berpikir peserta didik

Page 94: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

74

tentang cara berpikir mereka sendiri dan kemampuan menggunakan strategi

belajar dengan tepat.

Metakognitif merupakan suatu kemahiran tersendiri. Orang yang mempunyai

metakognitif yang tinggi maka ia akan mampu mengontrol dan menyalurkan

aktivitas kognitif yang berlangsung dalam dirinya sendiri. Bagaimana ia

memutuskan perhatian, bagaimana ia belajar, bagaimana ia menggali ingatan,

bagaimana ia menggunakan pengetahuan yang dimiliki, bagaimana ia berpikir

menggunakan konsep, kaidah pengetahuan yang dimiliki, yang terorganisasikan

dengan baik dalam menghadapi sebuah masalah. Secara ringkas metakognitif

dapat diistilahkan “thinking about thinking”.

Jadi metakognitif adalah suatu kesadaran tentang proses berpikir seseorang, yang

dapat membantu memecahkan permasalahan dalam proses belajar dengan

meyadari kemampuan dan modalitas belajar yang dimiliki. Pada peserta didik,

kesadaran dalam belajar tidak akan muncul dengan sendirinya, sangat diperlukan

pelatihan dan pengarahan sehingga muncul menjadi kebiasaan. Peran gurulah

yang mendampingi peserta didik dalam pemantauan (monitoring), penilaian, dan

pemantapan diri.

2.7.2 Komponen Metakognitif

Metakognitif mementingkan how to learn, yaitu belajar bagaimana seharusnya

belajar. Metakognitif terbagi atas dua komponen, yaitu pengetahuan kognisi dan

pengaturan kognisi, para peneliti mengarahkan kedua komponen tersebut sebagai

Page 95: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

75

pengetahuan metakognitif dan keterampilan metakognitif. Flevell dan Brown

menyatakan bahwa metakognisi atau metakognitif adalah pengetahuan

(knowledge) dan regulasi (regulation) pada suatu aktivitas kognitif seseorang

dalam proses belajarnya. Pengetahuan-kognitif adalah kesadaran seseorang

tentang apa yang sesungguhnya diketahui dan regulasi-kognitif adalah bagaimana

seseorang mengatur aktivitas kognitifnya secara efektif. Pengetahuan-kognitif

memuat pengetahuan deklaratif, prosedural, dan kondisional, sedangkan regulasi-

kognitif mencakup kegiatan perencanaan, pemantauan, dan evaluasi.

Pendapat berikutnya menurut Desoete (2001) menyatakan bahwa metakognisi

memiliki dua komponen pada penyelesaian masalah dalam pembelajaran, yaitu (a)

pengetahuan metakognitif, (b) keterampilan metakognitif. Pengetahuan

metakognitif mengacu kepada pengetahuan deklaratif, pengetahuan prosedural,

dan pengetahuan kondisional seseorang pada penyelesaian masalah. Keterampilan

metakognitif mengacu kepada keterampilan perencanaan, keterampilan

monitoring, dan keterampilan evaluasi (Syaiful, 2011).

Adapun, yang akan dijabarkan dalam penelitian ini adalah keterampilan

metakognitif. Keterampilan metakognitif dapat dilihat sebagai pengontrolan

orang-orang yang memiliki lebih dari proses kognitif mereka sendiri (Brown

dalam Sarnubi, 2016:27). Hal tersebut mengacu pada tiga keterampilan

metakognitif, yaitu perencanaan, pemantauan, dan evaluasi.

1. Keterampilan Perencanaan (Planning Skills)

Page 96: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

76

Perencanaan merupakan keterampilan yang mengutamakan proses sistematis

dan berpikir dalam pemecahan masalah, yang bertujuan adanya solusi dalam

suatu pilihan. Keterampilan perencanaan tidak hanya membantu untuk

menciptakan solusi tapi juga membantu untuk lebih memahami permasalahan

itu sendiri.

Proses perencanaan menggiring untuk berpikir kembali atau merangkai

masalah kembali. Apabila perencanaan suatu kegiatan dirancang dengan

baik, kegiatan akan mudah dilaksanakan, terarah, serta terkendali. Demikian

pula halnya dengan proses belajar mengajar, agar pelaksanaan proses tersebut

berjalan dengan baik maka diperlukan perencanaan pembelajaran yang baik

pula. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya keterampilan

perencanaan maka suatu proses pemecahan masalah akan mendapatkan hasil

yang lebih baik.

Pada tahap perencanaan dalam pembelajaran melalui “LKPD Menulis Teks

Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif”, peserta didik akan membangun ide

menjadi sebuah konsep tulisan. Dengan berbantu piramida cerita peserta

didik akan belajar menyusun rencana penulisan cerita fantasinya berdasarkan

konsep yang telah dibuat sendiri. Hal ini akan melatih keterampilan

perencanaan (planning skills) peserta didik dalam pembelajaran menulis.

2. Keterampilan Monitoring (Monitoring Skill)

Monitoring merupakan pemantauan yang dapat dijelaskan sebagai kesadaran

(awareness) tentang apa yang ingin diketahui. Monitoring menyediakan data

dasar untuk menjawab permasalahan. Keterampilan monitoring adalah

Page 97: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

77

keterampilan dalam proses pengumpulan dan analisis informasi (berdasarkan

indikator yang ditetapkan) secara sistematis dan berkelanjut tentang kegiatan

belajar sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi untuk penyempurnaan

kegiatan selanjutnya.

Monitoring melibatkan pemantauan kondisi saat ini atau keadaan yang

sedang berlangsung pada pembelajaran. Tujuan monitoring, yaitu (1)

mengkaji apakah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan

rencana;(2) mengidentifikasi masalah yang timbul agar langsung dapat

diatasi; (3) melakukan penilaian apakah pola yang digunakan sudah tepat

untuk mencapai tujuan pembelajaran; (4) mengetahui kaitan antara kegiatan

dengan tujuan untuk memperoleh ukuran kemajuan; (5) menyesuaikan

kegiatan berkelanjut tentang kegiatan belajar sehingga dapat dilakukan

tindakan koreksi untuk penyempurnaan kegiatan selanjutnya (Mulyasa dan

Sanubri, 2016:28). Monitoring merupakan proses yang memungkinkan

seseorang untuk mengamati, merenungkan, dan mengalami kognitif sendiri.

Dengan demikian seseorang akan mengetahui secara sadar apa yang telah ia

pahami atau kuasai.

Pada tahap pemantauan dalam pembelajaran melalui “LKPD Menulis Teks

Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif”, peserta didik akan melangsungkan

kegiatan yang telah konsep pada tahap sebelumnya. Berkaitan dengan materi

menulis teks cerita fantasi, peserta didik akan mengamati piramida cerita

yang telah disusun dan merenungkan judul yang tepat untuk membuat

Page 98: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

78

ceritanya mejadi menarik. Selanjutnya, peserta didik dengan kognitifnya

menyusun cerita berdasarkan struktur cerita fantasi sesuai dengan rencana

cerita yang telah dibentuk pada piramida cerita. Pada tahapan inilah peserta

didik akan melakukan penyempurnaan mengenai karya yang dibuat serta

keterampilan pemantauan (monitoring skills) pun terlatih.

3. Keterampilan Evaluasi (Evaluation Skills)

Evaluating meliputi kondisi yang terjadi sepanjang proses pengerjaan tugas.

Evaluasi berkaitan dengan refleksi diri, tugas, dan konteks seperti penilaian

kognitif atau kinerja (Ana Zohar dalam Safitri, 2015:32). Keterampilan

evaluasi sangat diperlukan oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

Adapun, tujuan dari keterampilan evaluasi adalah untuk mendapatkan

informasi dan menarik pelajaran dari pengalaman dari kegiatan yang baru

selesai dilaksanakan, maupun yang sudah berfungsi sebagai umpan balik

bagi pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan,

pemantauan dan pengendalian pembelajaran selanjutnya (Sukmadinata

dalam Syaiful, 2011).

Keterampilan penilaian (evaluation skill) yang diterapkan dalam

pembelajaran melalui “LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis

Metakognitif” sebagai berikut.

a. Evaluasi terhadap hasil (produk teks cerita yang telah dibuat). Peserta

didik akan mengevaluasi dengan dua cara, yaitu perbaikan dan

penyuntingan. Melalui perbaikan peserta didik akan melihat kembali

Page 99: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

79

atau menghaluskan kembali ide-ide tulisan dengan cara menambah,

mengurangi, mengganti, menghilangkan, atau menyusun kembali

konsep ceritanya. Melalui penyuntingan peserta didik akan memeriksa

kembali kesalahan menggunaan ejaan, tanda baca, kosakata dan

kalimat.

b. Evaluasi proses belajar atau unjuk kerja . Peserta didik merefleksikan

diri untuk mendapatkan informasi yang menarik dari pengalaman

belajar dan mendapatkan umpan balik untuk kemajuan belajar. Peserta

didik akan mendeskripsikan penilaiannya mengenai hasil cerita fantasi

yang telah dibuat, menuliskan pengalaman yang membantu dalam

menyelesaikan cerita, dan manfaat yangdidapat selama proses belajar

menulis teks cerita. Refleksi diri, yaitu peserta didik akan menuliskan

pengalaman/pengetahuan apa saja yang membantu menyelesaikan

karya teks cerita fantasi.

2.7.3 Strategi Metakognitif

Metakognitif adalah strategi yang melibatkan perencanaan belajar, pemikiran

tentang proses pembelajaran yang sedang berlangsung, pemantauan produksi dan

pemahaman seseorang, dan evaluasi pembelajaran setelah aktivitas selesai (Brown

(2007:143). Huda berpendapat bahwa strategi metakognitif adalah langkah yang

dipakai untuk mempertimbangkan proses kognitif, seperti pemantauan

(monitoring) diri sendiri, penilaian diri sendiri, dan pemantapan diri sendiri

(Iskandarwassid , 2016:15).

Strategi metakognitif merujuk kepada cara untuk meningkatkan kesadaran

Page 100: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

80

mengenai proses berpikir dan pembelajaran yang berlaku. Mewujudkan

kesadaran tersebut, seseorang dapat mengawali pikirannya dengan merancang,

memantau, dan menilai apa yang dipelajari. Bila dikaitkan dengan pembelajaran,

metakognitif tidak perlu diajarkan sebagai bagian terpisah dengan mata pelajaran.

Metakognitif perlu disampaikan secara terintegrasi, yaitu dengan menerapkan

metakognitif dalam prinsip-prinsip pembelajaran. Dengan penerapan ini,

kemampuan metakognitif dalam setiap tahapan pembelajaran akan terjadi secara

spontan dan tanpa disadari dapat dikembangkan.

Strategi metakognitif merujuk kepada cara untuk meningkatkan kesadaran

mengenai proses berpikir dan pembelajaran yang berlaku. Apabila kesadaran ini

terwujud, seseorang dapat mengawal pikirannya dengan merancang, memantau

(memonitor) dan menilai apa yang dipelajarinya (mengevaluasi). Menurut Oxford

(Mursinah, 2013:327), dengan strategi metakognitif setiap individu peserta didik

dapat menilai kemampuan diri mereka masing-masing dalam belajar, setiap

peserta didik dapat menentukan kesuksesan belajar dengan menggunakan gaya

belajar mereka sendiri. Dengan strategi metakognitif ini pula setiap peserta didik

dapat belajar efektif dengan memberdayakan modalitas belajar dirinya sendiri

yang unik dan tak terbandingkan.

Strategi metakognitif adalah strategi yang melibatkan perencanaan belajar,

pemikiran tentang pemrosesan pembelajaran secara langsung, pemantauan

produksi dan pemahaman seseorang, dan evaluasi pembelajaran setelah sebuah

aktivitas selesai (Brown 2007:143). Dapat dikatakan bahwa pernyataan Brown

Page 101: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

81

adalah proses feed back dari aktivitas yang akan, sedang, dan telah berlangsung.

Adapun, aktivitas strategi metaognitif menurut Brown sebagai berikut.

Tabel 2.2 Aktivitas Strategi Metakognitif (Brown 2007:154)

1. Merangkum dan

mengaitkan dengan

materi yang sudah

diketahui

1. Merangkum dan mengaitkan dengan materi

yang sudah diketahui

2. Memperhatikan

3. Menunda produksi wicara untuk fokus

mendengar

2. Mengatur dan menata

pembelajaran

1. Mencari tahu tentang pembelajaran bahasa

2. Mengorganisir

3. Menetapkan maksud dan tujuan

4. Mengidentifikasi maksud sebuah tugas bahasa

(menyimak, berbicara, membaca dan menulis

penuh arti)

5. Merencanakan sebuah tugas bahasa

6. Mencari kesempatan berlatih.

3. Mengevaluasi

pembelajaran

1. Memantau diri

2. Mengevaluasi Diri

Sedikit berbeda dengan pendapat diatas, menurut Flavel dalam Anggraini

(2015:17) strategi metakognitif dapat dilaksanakan melalui beberapa tahapan,

yaitu

1. tahap proses sadar belajar;

2. tahap proses merencanakan dan memantau belajar;

3. tahap refleksi mengevaluasi belajar.

Menurut Oxford yang termasuk ke dalam strategi metakognitif, yaitu

1. memperoritaskan kegiatan belajar;

2. mengatur dan merencanakan kegiatan belajar;

3. melakukan kegiatan evaluasi belajar.

Metakognisi memiliki peranan penting dalam mengatur dan mengontrol proses-

proses kognitif seseorang dalam belajar dan berpikir, sehingga belajar dan

Page 102: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

82

berpikir yang dilakukan oleh seseorang menjadi lebih efektif dan efisien.

Metakognisi sebagai pengetahuan dan keterampilan dapat diajarkan, dilatihkan,

atau dikembangkan. Siswa dapat menggunakan strategi metakognitif dalam

pembelajaran meliputi tiga tahap berikut (Syafitri, 2015:958), yaitu

1. merancang apa yang hendak dipelajari;

2. memantau perkembangan diri dalam belajar; dan

3. menilai apa yang dipelajari.

Strategi belajar metakognitif dapat diajarkan menggunakan berbagai macam

metode, salah satunya dengan penggunaan bahan ajar pelajaran atau bahan

ajar berbasis metakognitif. Penggunaan bahan ajar metakognitif akan

mengorganisasikan strategi belajar metakognitif dan materi pembelajaran menjadi

suatu integrasi yang utuh, sehingga siswa dapat memahami materi dan strategi

belajarnya sekaligus.

2.7.4 Kelebihan dan Kurangan Metakognitif

Adapun, kelebihan dalam penerapan strategi metakognitif, yaitu

1. dapat merubah peserta didik pasif menjadi peserta didik aktif dalam proses

pembelajaran;

2. peserta didik lebih mudah memahami materi dan bebas mengeluarkan

pendapat;

3. menambah wawasan guru dengan menggunakan berbagai macam metode

pembelajaran;

4. adanya praktik langsung membuat peserta didik mudah memahami materi;

Page 103: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

83

5. merangsang peserta didik untuk berpikir kritis (tingkat tinggi) terhadap

suatu permasalahan.

Adapun, kekurangan dalam penerapan strategi metakognitif, yaitu

1. guru butuh kesiapan dalam proses pembelajaran;

2. manajemen waktu;

3. kondisi dan situasi tempat pelaksanaan harus kondusif;

4. tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya motivasi peserta didik.

Page 104: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

84

III. METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan. Metode

penelitian ini mengacu pada istilah yang digunakan oleh Borg and Gall, yaitu

research and development (R&D). Borg & Gall menyatakan bahwa “what is

research and development? It is a process used to develop and validate

educational product.” bahwa metode penelitian dan pengembangan dapat

diartikan sebagai cara ilmiah untuk meneliti, merancang, memproduksi, dan

menguji validitas produk yang telah dihasilkan (Sugiyono, 2015:30). Penelitian

ini dapat digolongkan dalam jenis penelitian pengembangan atau

menyempurnakan produk yang sudah ada. Prosedur penelitian dilaksanakan

mengikuti prosedur penelitian dan pengembangan menurut Borg & Gall yang

terdiri dari sepuluh tahap.

Gambar 3.1 Tahap Penelitian Borg & Gall dalam Emzir (2015:275)

Potensi dan

Masalah

Pengumpulan

Data Desain

Produk

Validasi

Desain

Revisi

Desain

Uji Coba

Produk

Revisi

Produk

Uji Coba

Pemakaian

Revisi

Produk

Produksi

Masal

Page 105: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

85

3.2 Tempat Penelitian

Penelitian pengembangan ini dilaksanakan pada tiga sekolah di Kota Bandar

Lampung yang meliputi SMP Global Madani Bandar Lampung, SMP Negeri 13

Bandar Lampung, dan SMP IT Baitul Jannah Bandar Lampung. Alasan sekolah-

sekolah tersebut dipilih sebagai tempat penelitian, yaitu

1. pertimbangan efisiensi waktu, tenaga, dan biaya;

2. sekolah-sekolah tersebut telah menggunakan kurikulum 13, bahkan SMP

IT Baitul Jannah baru menggunakan kurikulum 2013 pada tahun ajaran

2017/2018 sehingga sangat membutuhkan adanya bahan ajar yang

mengimplementasikan kurikulum tersebut;

3. sekolah-sekolah tersebut memiliki budaya belajar yang berbeda-beda,

diharapkan dengan adanya pengembangan LKPD dapat membantu

meningkatkan pengalaman belajar yang disesuaikan dengan budaya

belajar dimasing-masing sekolah.

3.3 Spesifikasi Produk Pengembangan

Produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini berupa LKPD

menulis teks cerita fantasi berbasis metakognitif untuk peserta didik SMP/MTs

dengan spesifikasi sebagai berikut.

1. Lembar Kegiatan Peserta Didik adalah lembaran-lembaran yang berisikan

rangkaian kegiatan belajar yang dikerjakan peserta didik kelas VII

SMP/Mts.

Page 106: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

86

2. Lembar kegiatan ini berisi petunjuk dan langkah-langkah untuk

menyelesaikan tugas sesuai dengan kompetensi dasar menulis teks cerita

fantasi kelasVII. Kompetensi dasar tersebut adalah 4.4.menyajikan

gagasan kreatif dalam bentuk cerita fantasi secara lisan dan tulis dengan

memperhatikan struktur dan penggunaan bahasa.

3. Lembar kegiatan ini digunakan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia

untuk kelas VII selama dua jam pelajaran dalam dua pertemuan. Lembar

kegiatan ini digunakan sebagai pendamping buku paket yang digunakan

dalam pembelajaran terkait materi menulis teks cerita fantasi.

4. Lembar kegiatan ini tersusun dengan struktur judul, kata pengantar, daftar

isi, sistematika LKPD, petunjuk penggunaan LKPD, peta konsep

pengembangan LKPD, materi dan latihan menulis teks cerita fantasi,

evaluasi, kunci jawaban, daftar pustaka, dan glosarium.

3.4 Langkah Penelitian Pengembangan

Borg & Gall menyatakan ada sepuluh langkah pelaksanaan strategi penelitian dan

pengembangan (Emzir, 2015:271) sebagai berikut.

1) Penelitian dan pengumpulan informasi (research and information

collecting).

2) Perencanaan (planning).

3) Pengembangan draf produk (develop preliminary form of product).

4) Uji coba lapangan awal (preliminary field testing).

5) Merevisi hasil uji coba (main product revision).

6) Uji coba lapangan (main field testing).

Page 107: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

87

7) Penyempurnaan produk hasil uji lapangan (operational product revision).

8) Uji pelaksanaan lapangan (operational field testing).

9) Penyempurnaan produk akhir (final product revision).

10) Diseminasi dan implementasi (dissemination and implementation).

Berdasarkan kesepuluh langkah menurut Borg & Gall diatas, disederhanakan

menjadi tiga tahap untuk mengembangkan LKPD pembelajaran menulis teks

cerita fantasi. Penyederhanaan langkah-langkah pengembangan produk

disebabkan karena keterbatasan waktu dan biaya. Tahap-tahap tersebut meliputi

1. studi pendahuluan;

2. pengembangan produk;

3. evaluasi produk.

Tahapan-tahapan penelitian pengembangan LKPD tersebut kemudian diuraikan

dalam langkah-langkah berupa 1) potensi dan masalah; 2) pengumpulan data

kebutuhan bahan ajar; 3 ) pengembangan bahan ajar melalui perancangan (desain)

produk dan mengembangkan bentuk produk awal; 4) evaluasi produk melalui

validasi oleh ahli/pakar yang relevan; 5) revisi rancangan produk hasil validasi;

6) uji coba produk pada teman sejawat dan uji coba kelas kecil dan revisi produk

hasil uji coba dilanjutkan dengan uji coba lebih luas dengan kelas sesungguhnya

(20—40 siswa); 7) melakukan revisi menjadi produk operasional berupa LKPD

yang siap diuji efektivitas penggunaannya.

Page 108: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

88

Gambar 3.2 Tahapan-Tahapan Penelitian Pengembangan LKPD

Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif

Produk Pengembangan LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi

Berbasis Metakognitif Pada Peserta SMP/MTs Kelas VII

Revisi

Perancangan dan Pengembangan Bahan Ajar

Validasi ahli/pakar

Revisi

Uji coba produk

Uji teman sejawat/praktisi

Revisi

Studi Pendahuluan melalui kajian potensi, masalah dan

pengumpulan data

Page 109: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

89

3.4.1 Studi Pendahuluan

Penelitian dan pengembangan bahan ajar dimulai dengan melaksanakan analisis

kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan berdasarkan potensi dan masalah yang

ada dalam pembelajaran menulis teks cerita fantasi dan pengumpulan data yang

digunakan untuk mengembangkan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) untuk

peserta didik kelas VII SMP/MTs. Analisis potensi dan masalah pembelajaran

diamati berdasarkan pelaksanan pembelajaran, angket pengalaman siswa, dan

wawancara kepada guru dan siswa mengenai penggunaan LKPD saat ini dan

pengembangan yang diharapkan.

Hal terpenting yang menjadi fokus dalam studi pendahuluan ini adalah

didapatkannya deskripsi kebutuhan mengenai Lembar Kegiatan Peserta Didik

mengenai menulis teks cerita fantasi. Dasar deskripsi kebutuhan ini adalah hasil

wawancara kebutuhan tentang perlunya LKPD menulis teks cerita fantasi.

Wawancara ditujukan kepada guru bahasa Indonesia dan siswa dalam

mempelajari materi teks cerita fantasi sekaligus penilaian mengenai materi teks

cerita fantasi yang telah ada pada buku teks pelajaran bahasa Indonesia yang

digunakan.

Hasil observasi dan wawancara dianalisis untuk mendapatkan deskripsi yang

dapat menginformasikan kondisi pembelajaran, bahan ajar, Lembar Kegiatan

Peserta Didik dan penggunaan pendekatan dalam pembelajaran. Hasil analisis

kebutuhan bahan ajar yang diperlukan, yaitu LKPD yang disesuaikan dengan

kebutuhan dan karakteristik SMP/MTs.

Page 110: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

90

3.4.2 Perancangan dan Pengembangan Produk

Berdasarkan analisis kebutuhan, setelah mendapatkan masukan dari siswa dan

guru terkait pengalaman awal membaca, menulis, pembelajaran menulis teks

cerita fantasi, dan manfaat buku teks pelajaran bahasa, maka langkah selanjutnya

adalah membuat desain atau produk yang akan dikembangkan. Pada tahap ini

mulai mendesain LKPD. Penyusunan produk berupa LKPD yang disesuaikan

dengan aspek isi/materi, penyajian, bahasa, dan kegrafikan. Langkah awal

mendesain LKPD adalah menentukan judul, tujuan, pemilihan bahan, penyusunan

kerangka, dan pengumpulan bahan.

Pada tahap ini pula mengumpulkan referensi-referensi serta teks bacaan yang

sesuai dengan teori menulis teks cerita fantasi serta keterampilan metakognitif.

Setelah referensi terkumpul, langkah selanjutnya menyusun LKPD.Penyusunan

ini berdasarkan kerangka yang sudah dibuat sebelumnya. Desain LKPD yang

dikembangkan, dilengkapi dengan halaman judul, kata pengantar, daftar isi,

sistematika LKPD, petunjuk penggunaan LKPD, peta konsep pengembangan

LKPD, evaluasi, kunci jawaban, daftar pusaka, daftar pustaka dan glosarium.

Revisi rancangan awal LKPD ini ketika ketidaksesuaian rancangan dengan

kelayakan pembelajaran.

3.4.3 Evaluasi Produk

Evaluasi pengembangan LKPD ini dilakukan dalam empat tahap meliputi: (1) uji

ahli/pakar yang relevan dengan bidang kajian dan uji praktisi, (2) uji teman

sejawat, yaitu guru bidang studi bahasa Indonesia di SMP/MTs, (3) uji coba

Page 111: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

91

lapangan kelompok kecil yang melibatkan 10 siswa, dan (4) uji coba lapangan

kelompok besar .

1. Penilaian LKPD oleh ahli/pakar dan praktisi

Pelaksanaan uji ahli atau pakar dimaksudkan untuk memperoleh masukan dari

ahli atau pakar yang memiliki kompetensi pada bidang kajian yang relevan.

Dalam konteks ini uji ahli atau pakar dilakukan kepada ahli materi atau isi

pembelajaran sastra dan ahli teknologi pembelajaran. Hasil uji ahli atau pakar juga

berupa komentar, kritik, saran, koreksi, dan penilaian terhadap produk

pengembangan. Uji ahli atau pakar dilakukan dengan teknik wawancara, diskusi,

dan angket penilaian produk. Hasil uji praktisi dan uji ahli atau pakar

dimanfaatkan untuk merevisi desain produk sampai diperoleh desain produk yang

layak.

2. Penilaian LKPD oleh teman sejawat

Penilaian teman sejawat untuk memperoleh masukan sebanyak mungkin dari

guru-guru Bahasa Indonesia di SMP/MTs. Pengujian ini bertujuan untuk

mendapatkan respon guru terhadap produk yang dikembangkan.penilaian

meliputi kelayakan isi, kelayakan penyajian, kelayakan bahasa, dan kelayakan

kegrafikan yang diukur menggunakan angket.

3. Uji coba lapangan kelompok kecil

Uji coba lapangan kelompok kecil (10 siswa) dilakukan untuk mengetahui respon

siswa mengenai respon pengunaan LKPD melalui angket. Uji coba lapangan

dalam kelompok kecil ini dilakukan dengan mengujicobakan produk bahan ajar

kepada guru dan siswa sebagai calon pengguna produk. Hasil uji lapangan

kelompok kecil dimanfaatkan untuk merevisi produk sehingga dihasilkan produk

Page 112: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

92

yang berkualitas. Uji coba lapangan kelompok kecil dan revisi produk dilakukan

dengan kolaborasi antara peneliti dan guru dengan berbekal saran dan komentar

dari siswa sebagai pengguna bahan ajar.

4. Uji coba lapangan kelompok besar

Uji coba lapangan dalam kelompok besar dilakukan pada tiga sekolah yang

berbeda. Uji coba lapangan dalam kelompok besar dilakukan dengan

mengujicobakan produk pengembangan kepada guru dan siswa sebagai calon

pengguna produk. Hasil uji lapangan dalam kelompok besar juga dimanfaatkan

untuk merevisi produk. Uji coba lapangan dalam kelompok besar dan revisi

produk dilakukan secara berkolaborasi antara guru, peneliti. Uji coba lapangan

dalam kelompok besar dilakukan sampai diperoleh produk yang siap untuk

digunakan sebagai bahan ajar. LKPD pada uji skala luas ini melibatkan tiga

sekolah, yakni SMP Global Madani Bandar Lampung, SMP Neger 13 Bandar

Lampung, dan SMP IT Baitul Jannah Bandar Lampung.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan menelaah dokumen-dokumen yang berkaitan

dengan bahan ajar menulis puisi. Dokumentasi dilakukan pada perangkat

pembelajaran berupa silabus, RPP, bahan ajar, media, evaluasi, dan kondisi guru

serta siswa.

Page 113: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

93

2. Observasi

Teknik observasi lapangan dilakukan dengan pengamatan secara langsung proses

pembelajaran di kelas. Tujuannya untuk memperoleh deskripsi kegiatan guru

dalam menerapkan pendekatan (metode atau teknik) dalam pembelajaran, bahan

ajar, media, evaluasi, dan perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran.

3. Angket

Pemberian angket ditujukan kepada ahli/pakar yang memiliki kompetensi pada

bidang kajian yang relevan, guru-guru mata pelajaran Bahasa Indonesia

SMP/MTs dan siswa kelas VII yang menerima materi teks cerita fantasi. Tujuan

penyebaran angket ini adalah untuk mendapatkan deskripsi objektif tentang

kelayakan LKPD yang dikembangkan dan daya tarik penggunaannya sehingga

dapat memotivasi siswa untuk belajar

4. Wawancara

Wawancara dan diskusi dilakukan dengan guru dan siswa, untuk mengetahui

secara langsung kondisi pembelajaran yang dilakukan berkaitan dengan

kebutuhan penggunaan LKPD menulis teks cerita fantasi berbasis metakognitif.

3.6 Instrumen

Instrumen penelitian digunakan untuk menilai kelayakan LKPD menulis teks

cerita fantasi berbasis metakognitif. Instrumen yang digunakan berbentuk

kuesioner/angket. Penilaian ini menggunakan lembar angket tentang kelayakan

LKPD menulis teks cerita fantasi berbasis metakognitif yang telah disusun.

Penelitian ini menggunakan Skala Guttman dan Skala Likert untuk mengetahui

kebutuhan bahan ajar dan penilaian ahli materi, ahli media, praktidi, guru dan

Page 114: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

94

siswa terhadap kelayakan LKPD menulis teks cerita fantasi. Angket berbentuk

Skala Guttman digunakan untuk mendapatkan jawaban yang tegas ―ya‖atau

―tidak‖. Pada skala ini hanya ada dua interval, yaitu ―setuju‖ dan ―tidak setuju‖.

Jawaban dapat dibuat skor tertinggi satu dan terendah nol. Misalnya untuk

jawaban ―ya: diberi nilai ―1‖ dan untuk jawaban tidak diberi nilai ―0‖. Skala

Likert menggunakan 5 dan 4 kategori penilaian. Skala Likert untuk penilaian

ahli/pakar, praktisi, dan guru menggunakan 4 kategori, sedangkan untuk siswa

menggunakan Skala Likert dengan 5 kategori.

Lembar angket yang diberikan kepada ahli/pakar, praktisi, guru, dan siswa

berbeda. Perbedaan terletak pada butir penilaiannya saja. Penilaian dilakukan

terhadap empat aspek kriteria, yaitu aspek kelayakan isi, aspek kelayakan

penyajian, aspek kelayakan kebahasaan, dan aspek kelayakan kegrafikan. Aspek

kriteria kelayakan bahan ajar menulis teks cerita fantasi berbasis metakognitif

yang dikembangkan menggunakan penilaian kelayakan yang dikembangkan

berdasarkan kriteria penilaian buku teks Pusat Kurikulum dan Perbukuan

(Puskurbuk) Kemendikbud (Nurwanti:2015) dan instrumen penilaian buku teks

BNSP tahun 2014.

3.7 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini dikelompokkan berdasarkan tiga tahap pokok

penelitian, yaitu subjek penelitian pada tahap studi pendahuluan, tahap proses

pengembangan produk, dan evaluasi produk. Untuk lebih jelas, dapat dicermati

dalam tabel berikut.

Page 115: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

95

Tabel 3.1 Subjek Penelitian

Tahapan Pokok

Penelitian Subjek Keterangan

Studi Pendahuluan

(Potensi, masalah dan

pengumpulan

informasi)

75 siswa dari 3 sekolah

(1kelas: 20 – 32 siswa)

6 Guru Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia

SMP Global Madani

Bandar Lampung

SMPN 13 Bandar

Lampung

SMP IT Baitul Jannah

Bandar Lampung

Pengembangan dan

Evaluasi Produk

Bahan Ajar

1. Uji Ahli/Pakar

Dr. Edi Suyanto,M.Pd.

Dr. Herpratiwi, M.Pd.

Validator Ahli/Pakar

Materi

Validator Ahli/Pakar

Media

2. Uji teman sejawat/

Uji Praktisi

Dr. Yuli Yanti, M.Pd. Validator Praktisi

Dr. Meliyanti, S.Pd.

M.M.

Guru SMP N 13 Bandar

Lampung

Pilu Minasari,S.Pd.

Sulistianingsih,

S.T.M.Pd.

Guru SMP IT Baitul

Jannah Bandar Lampung

Ririn Tria Piani, S.Pd Guru SMP Global Madani

Bandar Lampung

Uji coba lapangan

kelompok kecil Guru dan 10 Siswa

SMP Global Madani

Bandar Lampung

Uji coba lapangan

kelompok besar Guru dan Siswa

SMP Global Madani

Bandar Lampung

SMP N 13 Bandar

Lampung

SMP IT Baitul Jannah

Bandar Lampung

Page 116: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

96

3.8 Analisis data

Kegiatan analisis data dalam penelitian ini, yaitu (1) analisis data angket

kebutuhan bahan ajar, (2) analisis data dari praktisi dan ahli/pakar, dan (3) analisis

data saat uji coba produk. Kegiatan analisis data akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Analisis Data Angket Kebutuhan Bahan Ajar

Kegiatan analisis data angket kebutuhan bahan ajar dalam pembelajaran dan

materi cerita fantasi dilakukan saat studi pendahuluan. Peneliti menyebarkan

angket mengenai kebutuhan bahan ajar dalam pembelajaran menulis teks cerita

fantasi. Secara umum penyebaran angket dilakukan untuk mengetahui bagaimana

ketersediaan bahan ajar yang ada di sekolah tempat penelitian dan bagaimana

harapan bahan ajar yang dikembangkan. Angket kebutuhan bahan ajar meliputi 5

aspek, yaitu (1) ketersedian bahan ajar, (2) kesesuaian dengan tujuan

pembelajaran, (3) penyajian, (4) pengayaan materi, (5) penambahan basis

metakognitif.

2. Analisis Data dari Ahli/Pakar dan Teman Sejawat

Dalam tahapan analisis data dari hasil angket dilakukan dengan mencari rata-rata

skor Skala Likert berdasarkan masing-masing aspek atau domain. Hasil angket ini

dianalisis dengan tringulasi dengan data hasil wawancara dan masukan-masukan

lain sebaginya. Kesimpulan terhadap hasil analisis ini dimanfaatkan untuk

melakukan revisi terhadap bahan ajar yang akan dikembangkan.

Page 117: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

97

3. Analisis Data Hasil Uji Coba Produk

Kegiatan analisis data saat uji coba produk terhadap hasil kerja siswa. Hasil uji

coba ini dimanfaatkan untuk revisi terhadap produk secara berkelanjutan hingga

diperoleh pengembangan bahan ajar yang optimal.

3.9 Teknik Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, tahap terakhir adalah analisis data, yakni dengan

mengunakan deskriptif kualitatif. Analisis data yang dilakukan sebagai berikut.

a. Analisis Lembar Angket Kebutuhan Bahan Ajar

Tabel 3.2 Aturan Pemberian Skor Angket Kebutuhan Bahan Ajar

Kategori Skor

Setuju / ya 1

Tidak Setuju / tidak 0

b. Analisis Lembar Angket Ahli Materi, Ahli Media, Praktisi, dan reviewer

(Guru Bahasa Indonesia)

Pada tahap ini hasil lembar angket diubah dari bentuk kualitatif menjadi

kuantitatif dengan ketentuan sebagai berikut.

Tabel 3.3 Aturan Pemberian Skor untuk Ahli/Pakar Materi, Media, Praktisi,

dan Reviewer (guru bahasa Indonesia)

Kategori Skor

Sangat Baik 4

Baik 3

Cukup 2

Kurang 1

Page 118: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

98

Tabel 3.4 Aturan Pemberian Skor untuk Penilaian Siswa

Kategori Skor

Sangat Baik 5

Baik 4

Cukup Baik 3

Kurang Baik 2

Tidak Baik 1

c. Setelah data terkumpul, kemudian dihitung skor rata-rata setiap aspek kriteria

yang dinilai dengan menggunakan rumus berikut

Keterangan rumus :

: Skor rata-rata

∑ : Jumlah Skor

n : Jumlah subjek penilai

d. Setelah menggunakan skor rata-rata seluruh kriteria penilaian. Kemudian

diubah kedalam hasil persentase/proporsi. Skor persentase diperoleh dengan

cara menghitung rata-rata jawaban berdasarkan instrument penilaian menurut

1 ahli materi, 1 ahli media, praktisi, guru Bahasa Indonesia,

dan siswa SMP kelasVII. Rumus menghitung persentase

kelayakan bahan ajar, yaitu

Skor dari perhitungan tersebut akan menunjukan tingkat kelayakan bahan ajar

―LKPD Menulis Teks cerita Fantasi Berbasis Metakognitif ‖ dari ahli materi,

Persentase =

X 100 %

Page 119: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

99

media, praktisi, guru bahasa Indonesia dan 3 sekolah, yaitu kelas VII SMP Global

Madani Bandar Lampung, SMP Negeri 13 Bandar Lampung, dan SMP IT Baitul

Jannah Bandar Lampung. Hasil pesentase skor tersebut kemudian diubah ke data

kualitatif dengan menggunakan interpretasi skor menurut pandangan Sukardjo

(dalam Prasaja, 2016: 48). Konversi tersebut adalah sebagai berikut.

Tabel 3.5 Konversi Data Kuntitatif ke Data Kualitatif

Rentang Skor Rata-Rata Persentase Data Kualitatif

>4,2 85% - 100 % Sangat Baik

3,4 < 4,2 69% - 84 % Baik

2,6 3,4 53 % - 68 % Cukup

1,8 37 % - 52 % Kurang Baik

0 % - 36 % Sangat Tidak Baik

Page 120: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

172

V. PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengembangan Lembar

Kegiatan Peserta Didik (LKPD) Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis

Metakognitif untuk Peserta Didik SMP/MTs Kelas VII diperoleh kesimpulan

sebagai berikut.

1. Penelitian ini menghasilkan LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis

Metakognitif untuk Peserta Didik SMP/MTs Kelas VII. Pengembangan

LKPD mengadaptasi penelitian pengembangan menurut Borg and Gall

dari sepuluh menjadi tujuh langkah. Pengembangan LKPD ini

menambahkan basis metakognitif yang berintegrasi dengan materi menulis

teks cerita fantasi sebagai bahan ajar pembelajaran menulis di kelas VII

SMP/MTs. Pengembangan LKPD ini tidak hanya memberikan peserta

didik paham akan materi yang dipelajari tetapi juga paham bagaimana

strategi belajarnya sendiri. Penambahan basis metakognitif ini digunakan

untuk melatih mengoptimalkan proses berpikir peserta didik dalam

meningkatkan belajar mandiri dan berfantasi secara aktif hingga mampu

menulis teks cerita fantasi. Peserta didik merancang apa yang hendak

Page 121: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

173

dipelajari, memantau perkembangan diri dalam belajar, dan menilai apa

yang dipelajari.

2. Hasil uji validasi yang dilakukan oleh ahli materi pembelajaran diperoleh

nilai 89% dinyatakan “sangat baik atau sangat layak” dan ahli media

pembelajaran diperoleh nilai 85% dinyatakan “sangat baik atau sangat

layak”. Adapun, uji coba lapangan kelompok kecil dan uji coba lapangan

pada kelompok besar dilakukan sebagai evaluasi produk LKPD.

Berdasarkan hasil penilaian oleh guru dan siswa dari tiga sekolah, yaitu

SMP Global Madani Bandar Lampung, SMP Negeri 13 Bandar Lampung,

dan SMP IT Baitul Jannah Bandar Lampung menyatakan bahwa LKPD ini

“sangat baik atau sangat layak” untuk digunakan dalam kegiatan

pembelajaran menulis teks cerita fantasi.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian pengembangan produk ini mempunyai beberapa keterbatasan sebagai

berikut.

1. Penelitian ini mengembangkan keterampilan metakognitif (planning,

monitoring, dan evaluating) dalam bahan ajar menulis cerita fantasi berupa

LKPD.

2. Aktivitas strategi metakognitif yang dikembangkan adalah merancang apa

yang hendak dipelajari, memantau perkembangan diri dalam belajar, dan

menilai apa yang dipelajari.

3. Penelitian dikembangkan tujuh tahap dari sepuluh tahap model

pengambangan Borg and Gall.

Page 122: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

174

4. LKPD menulis teks cerita fantasi berbasis metakognitif terfokus pada

rangkaian kegiatan menulis, tidak banyak memberikan uraian materi.

5.3 Saran

Saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Pembelajaran berbasis metakognitif guru harus siap menjadi fasilitator

yang menjembatani proses berpikir dan latihan dalam proses belajar serta

menyiasati manajemen waktu yang ada terhadap cepat lambatnya

kemampuan belajar peserta didik yang beragam.

2. LKPD ini merupakan alternatif sumber belajar mandiri yang dapat

meningkatkan penguasaan materi menulis teks cerita fantasi dan sarana

pembelajaran yang dapat membantu melatih keterampilan metakognitif.

3. LKPD ini dapat dijadikan sarana pengoptimalan proses pembelajaran,

khususnya pada materi menulis teks cerita fantasi, sebagai referensi

pilihan yang dapat mengakomodasi keterampilan metakognitif peserta

didik, dan sebagai bahan rujukan untuk pengembangan bahan ajar sejenis.

4. LKPD dapat berguna sebagai bahan peningkatan kualitas pembelajaran

bahasa Indonesia di sekolah.

5. Penelitian ini menambah literatur penelitian mengenai LKPD menulis teks

cerita fantasi dan strategi metakognitif dan juga dapat menjadi acuan untuk

mengadakan penelitian lebih lanjut.

Page 123: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

174

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks 2013.

Bandung: PT Refika Aditama.

Agustina, Lucky. 2011. Penerapan Strategi Belajar Metakognitif dalam

Meningatkan Kualitas Belajar Siswa Pada Materi Cahaya di KelasVIII

SMP Negeri 1 Mojokerto. Jurnal UNESA.

Al-Qibtia, Mariah. 2013. Hubungan Kemampuan Metakognisi dengan

Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi Siswa Kelas X SMA Negeri 2

Perbaungan Tahun Pelajaran 2012/2013 (Artikel Ilmiah). Medan:

Universitas Negeri Medan.

Anggraini, Reni. 2015. Metakognitif Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam. Jakarta:UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Astrini, Linda. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Menulis Teks Petunjuk Bagi

Pembelajar dengan Pendekatan Kontekstual Pada Siswa SMP. Semarang:

UNNES.

Barata, Mahendra AS. 2014. Hubungan strategi Metakognitif dengan

Kemampuan Menulis Karangan Sugestif dan Ekspositoris Siswa Kelas X

SMK Minhajut Thullab Banyuwangi Semester Genap Tahun Pembelajaran

2013/2014. Jurnal NOSI Volume 2, No.7.

Brown, H. Douglas. 2008. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa Edisi

Kelima. Jakarta: Kedutaan besar Amerika Serika.

Depdiknas. 2006. Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk

Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Dirjendikdasmen.

_____. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Dirjendikdasmen.

Emzir. 2015. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung. PT Raja Grafindo

Persada.

Fajria, Najmi. 2017. Pelaksanaan Pembelajaran Teks Cerita Fantasi di Kelas VII

F SMP Negeri 8Yogyakrta. Yogyakarta:Universitas Negeri Yogyakarta.

Page 124: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

Flavell, John H. 1979. Metacognition and Cognition Monitoring:A New Area

Cognitive-Development Inquiry. American Psychological Association, Inc.

Vol 304 No.10 906-911.

Gumilar, Selfi Indra. 2016. Pengembangan Modul Menulis Teks Diskusi Berbasis

Strategi Metakognitif untuk Siswa Kelas VIII. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia.

Goctu, Ramazan. 2017. Metacognitive Strategies in Academic Writing. Tbilisi:

Ph.D. International Black Sea University Georgia.

Hamzah, Yeni Imaniar. 2008. Dibalik Fantasi. Jakarta: FIB Universitas Indonesia.

Hasanuddin. 2015. Sastra Anak: Kajian Tema, Amanat, dan Teknik Pengampaian

Cerita Anak Terbitan Surat Kabar. Bandung: Angkasa.

Indah, Dewi Anggraini. 2015. Validitas LKS Berbasis Strategi Metakognitif Pada

Materi Sistem Pernapasan KelasXI SMA. Surabaya: FMIPA Universitas

Surabaya.

Iskandarwassid, dkk. 2016. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT.

Rosdakarya dan UPI.

Laksmana, Yana Bella. 2017. Kemampuan Menulis Cerita Fantasi Siswa Kelas

VIIC MTs Negeri Talang Bakung Kota Jambi Tahun Pelajaran 2016/2017.

Jambi: FKIP Universitas Jambi.

Laras. Klara Ken. 2018. Pengembangan LKPD Menulis Teks Eksplanasi Berbasi

Model Pembelajaran Koperatif Tipe STAD untuk Siswa SMP kelas VIII.

Bandar Lampung: Pascasarjana Universitas Lampung.

Lilis A, Nenden. 2009. Tips Peraktis Menulis Kreatif. Rumput Merah.

Mulyatiningsih, Endang. 2014. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.

Bandung. Alfabeta.

Mursinah 2013. Model Penerapan Strategi Metakognitif dalam Pembelajaran

Menulis Narasi Siswa Kelas IV A SDN Sukun 1 Kota Malang Tahun

Pelajaran 2012/2013. Jurnal NOSI Volume 1.

Monem, R. 2010. Metacognitive functions, interest, and student engagement in

the writing process: A review of the literature. Miami: Florida International

University, USA.

Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Sastra Anak. Yogyakarta. Gajamada University

Press.

---------------------------. 2012. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis

176

Page 125: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

Kompetensi. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

---------------------------. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press..

Nurwanti. 2015. Pengembangan Modul Bahasa Indonesia Berbasis Life Skills

Untuk Kelas X SMK. Bandar Lampung: Pascasarjana FKIP Universitas

Lampung.

Pranoto, Naning. 2009. Penulisan Kreatif Untuk Anak. Solo: Tiga Serangkai.

---------------------. 2015. Seni Menulis Cerita Pendek. Jakarta: Opuss.

Prasaja, FX Dalu.2016. Pengembangan Bahan Ajar Modul Menulis Teks Cerpen

Berdasarkan Teknik Storyboard Untuk Siswa SMA/MAKelas XI.

Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Prastowo, Andi. 2015. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.

Yogyakarta: DIVA PRESS.

Prihatmi, Th. Sri Rahayu. 1993. Fantasi Dalam Kumpulan Cerpen

Danarto:Dialog Antara Dunia Nyata dan Tidak Nyata. Jakarta: Balai

Pustaka.

------------------------------- 1999. Cerkan Yang Merongrong Tradisi Realisme:

Makna dan Fungsinya (Pidato Pengukuhan). Semarang: Universitas

Diponogoro.

Priyatni, Endah Tri. 2010. Membaca Sastra dengan Ancangan Literasi Kritis.

Jakarta: Bumi Aksara.

Sarnubi, Ahmad Ahsan. 2016. Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Berbasis

Metakognitif Pada Materi Bangun Sisi Ruang Lengkung untuk SMP Kelas

IX. FKIP Universitas Jambi.

Syafitri.Sundaniawati. 2015. Pengembangan LKS Berbasis Metakognitif Pada

Materi Laju Reaksi. Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta. Grasindo.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian dan Pengembangan: Research and

Development. Bandung: CV Alfabeta.

------------. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta.

Syaiful. 2011.Metakognisi Siswa dalam Pembelajaran Matematika Realistik di

Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Edumatica:Universitas Jambi

177

Page 126: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS CERITA ...digilib.unila.ac.id/54621/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf“LKPD Menulis Teks Cerita Fantasi Berbasis Metakognitif, (2) bahan ajar secara

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Zaidan. Dkk. 2007. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Balai Pustaka.

178