Pengembangan Kurikulum Dlm Seting Inklusif 2011
-
Upload
andhika-amran -
Category
Documents
-
view
72 -
download
4
Transcript of Pengembangan Kurikulum Dlm Seting Inklusif 2011
PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN RENCANA PEMBELAJARAN
DALAM SETING INKLUSIF
BIO DATA :
Nama : Iis Masdiana, M.Pd. NIP :1962 0505 198403 2 017 Pangkat/Gol.Ru : Pembina IV/a. Jabatan : Guru SLB Pembina
Tk.Prov.Sul- Sel Alamat Kantor : Jl.Dg. Tata
Parangtambung Makassar
Alamat Rumah : BTN.Minasa Upa Blok.F.13/9
Makassar
Nomor HP : 081524245670/085242727431
Ciri Anak dengan Kebutuhan Khusus
Tidak ada bedanya anak yang terlalu pintar ataupun terlalu bodoh..Mereka semuanya membutuhkan perhatian dan pengertian
(John Clark)
Jenis Keterbatasan Anak 1. Permasalahan Fungsi Pikir
› Hambatan Kesukaran Belajar. Kesulitan memahami, mengingat, menghitung, membaca
› Hambatan Pemusatan Perhatian. Hiperaktif, perilaku yang tidak sesuai situasi, mencari perhatian, menyela pembicaraan, perilaku berlebihan
› Hambatan Berbicara & Berkomunikasi. Gagap, kesalahan pengucapan, cedal, sulit menangkap percakapan
2. Permasalahan Fungsi Sosial dan Perilaku› Hambatan Emosi & Perilaku. Suasana hati
berubah cepat, agresif, memukul, berteriak, mengejek
› Autis. Minim kontak sosial, menyendiri, gerakan tak lazim
Jenis Keterbatasan Anak 3. Keterlambatan Fungsi Pikir & Sosial
› Mental Retarded. IQ dibawah rerata, keterbatasan berkomunikasi, kompetensi akademis minim
4. Anak Berbakat› Gifted. Kreatif, suka mengganggu,
mudah tidak puas, eksplorasi luas
5. Gangguan Fisik & Indera› Gangguan penglihatan, gangguan
pendengaran dan keterbatasan ganda (penglihatan dan pendengaran)
1. Gangguan Kesukaran Belajar
Meminimalisir stimulasi yang dapat mengacaukan pikiran dan konsentrasi› Situasi kelas tenang terkendali, gangguan dari luar
minim Menggunakan media belajar yang menarik & inovatif
› Sesuai dengan modalitas anak (visual, auditori, kinestetik), praktek langsung, menyenangkan, variatif, sesuai dengan kompetensi anak dan sesuai dengan target pendidikan
Melakukan analisis kualitatif untuk mendeteksi kesulitan siswa› Berguna untuk mengidentifikasi kekhasan kesulitan
anak Mengajarkan strategi meningkatkan memori
› Mnemonik, kata kunci, peta pikiran dan insightPenanganan Khusus kepada Anak
2. Gangguan Pemusatan Perhatian
Merancang lingkungan pembelajaran kondusif› Menjauhkan benda berbahaya/tajam, lingkungan
fisik nyaman, memfasilitas siswa normal untuk menjadi role model
Mengajarkan siswa strategi menjaga konsentrasi› Mempertahankan kontak mata, memberikan
pekerjan yang menantang, memastikan adanya sisi menarik pengajaran
Memberikan instruksi secara tepat› Menyederhanakan instruksi, memperjelas
instruksi, menjelaskan tujuan/target dengan jelas, memberi contoh
Memonitor tugas siswa› Monitoring perlu dilakukan untuk memberi
masukan pada penanganan lebih lanjutPenanganan Khusus kepada Anak
3. Gangguan Bicara-Komunikasi
Mendorong anak mengungkapkan ide melalui ucapan› Meningkatkan harga diri, menceritakan
pengalaman, mempesentasikan hasil tugas Menerapkan model pembelajaran yang sesuai
› Membaca cerita, menangkap maksud percakapan, menyampaikan gagasan
Melakukan klarifikasi informasi› Memastikan anak telah menangkap informasi yang
didapat, misalnya dengan menanyakan kembali Mendengar siswa dengan sabar
› Memberik kesempatan siswa menyelesaikan pembicaraannya, tidak menyela, tidak mengkritik dan menghargai setiap gagasan yang diungkapkan
Penanganan Khusus kepada Anak
4. Gangguan Emosi-Perilaku
Menunjukkan kepedulian yang tinggi› Anak ADHD biasanya kurang disukai temannya,
sehingga kepercayaan diri mereka menurun Tidak menghargai perilaku yang buruk
› Guru tidak memberi kesempatan kepada anak untuk berlama-lama keluar dari konsentrasinya
Menyusun kegiatan yang sesuai dengan minat anak› Dengan memberikan kegiatan yang sesuai
dengan minatnya, anak dapat belajar memfokuskan pada sesuatu
Menerapkan Peraturan dan Penguatan Positif› Peraturan di kelas secara konsisten diterapkan
pada semua anak dan anak yang menghargai peraturan mendapatkan reward (penghargaaa)
Penanganan Khusus kepada Anak
Peran Guru dan Siswa dalam Pendidikan Inklusi
Kompetensi Guru
Skill : Kerjasama-keterampilan sosial› Sistem pengajaran Pendidikan Inklusi adalah Tim
Teaching sehingga kemammpuan komunikasi, kerja sama, pembagian tugas & peran sangat penting
Karakter : Sabar-ulet› Kesabaran diperlukan karena permasalahan yang
dihadapi Pendidikan Inklusi sangat kompleks
Pengetahuan : Perkembangan-Pendidikan Permasalahan yang dihadapi Pendidikan Inklusi tidak hanya
anak normal akan tetapi juga anak dengan kebutuhan khusus sehingga guru diharapkan memiliki wawasan mengenai perkembangan anak dan permasalahannya serta strategi pembelajaran efektif
Peranan Guru dalam Pendidikan Inklusi
Kompetensi Guru
Kompetensi Pedagogik› Kemampuan mengelola kelas, perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar Kompetensi Profesional
› Penguasaan materi, aplikasi materi pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari
Kompetensi Kepribadian› Karakter yang mantap, stabil, dewasa, arif dan
berakhlak mulia, suri tauladan Kompetensi Sosial
› Mampu berkomunikasi dengan baik, bekerja sama, peka terhadap permasalahan siswa, empatik
Berdasarkan PP No.19 Tahun 2005
Peranan Guru dalam Pendidikan Inklusi
Peranan Anak Tanpa Kebutuhan Khusus
Peer Tutoring (anak sebagai tutor)› Kompetensi keduanya berbeda
Anak tanpa kebutuhan khusus membagikan ilmu dan pengalamannya kepada anak dengan kebutuhan khusus
Anak tanpa kebutuhan khusus menjadi model bagi anak dengan kebutuhan khusus
Peer Collaboration (anak sebagai tutor)› Kompetensi keduanya sama
Anak berkebutuhan khusus dan tanpa berkebutuhan khusus menghadapi permasalahan serupa yang harus dipecahkan bersama-sama
Peranan Guru dalam Pendidikan Inklusi
Prinsip Pengelolaan Pendidikan Inklusif
Belajar Kooperatif
Kelas Menyenangkan
Evaluasi Belajar Alternatif
Kolaborasi Guru
Pengelolaan Kelas Inklusif
1. Modifikasi Pola Belajar Kompetisi
› Siswa berjuang dengan keras dan berkompetisi mengalahkan yang lain untuk mendapatkan penghargaan dari guru
Individualis› Belajar dilihat sebagai kebutuhan individu. Ketika
kebutuhan terpenuhi maka ia tidak memiliki tanggung jawab yang lain
Kooperatif› Siswa mencapai tujuan secara bersama-sama
dan tujuan tersebut dapat dicapai apabila ia bekerja sama dengan siswa lainnya
› Pendekatan ini sangat cocok diterapkan di Pendidikan InklusiPengelolaan Kelas Inklusif
2. Modifikasi Kelas Kelas memiliki aturan jelas dan tidak diskriminatif
› Aturan dijalankan dengan konsisten Modifikasi kelas interaktif
› memungkinan guru melihat dan menjangkau anak-anak
Modifikasi penempatan› Mendekatkan siswa berkebutuhan khusus pada
siswa yang baik dan positif Modifikasi lingkungan
› Meningkatkan ketenangan dan mengurangi stimulasi gangguan (visual dan auditori)
Modifikasi media belajar› Media belajar menstimulasi kerja sama, tidak
kompetitif
Pengelolaan Kelas Inklusif
3. Penilaian Hasil Belajar Tidak semua anak belajar melalui cara yang
sama Penilaian alternatif dipakai untuk ABK Hasil penilaian yang baik
› mudah diinterpretasilan (interpretive)› menggambarkan kondisi (descriptive)› mengidentifikasi permasalahan
(diagnostic)
Pengelolaan Kelas Inklusif
4. Peranan Guru
Consultant Model› Guru sebagai konsultan lepas, turut merancang
dalam hal asesmen, pengembangan materi dan modifikasi kurikulum
Teaming Model› Guru sebagai konsultan merangkap pendidik
intensif di kelas turut membantu mengembangkan materi dan strategi pembelajaran
Co-Teaching Model› Guru khusus (yang memahami anak berkebutuhan
khusus) dan guru umum bekerja sama berbagi peran di dalam kelas
Pengelolaan Kelas Inklusif
4. Peranan Guru[ Co-Teaching Model ]
One Teacher-One Support› Satu guru dan satu orang guru pendukung (guru
terlatih/psikolog) bertanggung jawab pada satu kelas Parallel Teaching Design
› Guru membagi kelas menjadi dua kelompok. Satu kelompok oleh guru biasa dan satu kelompok untuk guru pendukung
Station Teaching› Satu materi satu guru sehingga terjadi perputaran
dalam mengajar. Semua guru diharapkan memahami perkembangan anak berkebutuhan khusus
Team Teaching› Pendidik dan pendukung bersama mengisi pertemuan
di kelas
Pengelolaan Kelas Inklusif
MODEL-MODEL KURIKULUM DALAM PEMBELAJARAN INKLUSIF
DUPLIKASI
MODIFIKASI
SUBSTITUSI
OMISI
KURIKULUM UNTUK ABK DISAMAKAN DENGAN KURIKULUM UMUM.
KURIKULUM UMUM DIRUBAH UNTUK DISESUAIKAN DENGAN KEBUTUHAN DAN KEMAMPUAN SISWA ABK
BEBERAPA BAGIAN DARI KURIKULUM UMUM DITIADAKAN TETAPI DIGANTI DENGAN SESUATU YANG KURANG LEBIH SETARA.
BEBERAPA BAGIAN DARI KURIKULUM UMUM DITIADAKAN SAMA SEKALI KARENA TIDAK MEMUNGKINKAN BAGI ABK
SISWA ASESMENKURIKULUM DAN PEMBELAJARAN
• KEMAMPUAN• GAYA BELAJAR• PRILAKU•…
• Informasi dari tenaga ahli• Informasi dari orang tua• Informasi dari guru pendamping• Tes, pengamatan, wawancara
TUJUAN MATERI PROSES ALAT/MEDIA EVALUASI
RANCANGAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN INKLUSI
Duplikasi
Modifikasi
Substitusi
Omisi
ELEMEN PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN INKLUSIF
TUJUAN
MATERI
PROSES
EVALUASI
DUPLIKASI MODIFIKAS SUBSTITUSI OMISI
1
5
9
13
2
6
10
14
3
7
11
15
4
8
12
16
TUJUAN PEMBELAJARAN
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSIDASAR
INDIKATOR
TUJUAN NASIONAL
TUJUAN INSTITUSIONAL
TUJUAN KURIKULER
STANDAR KOMPETENSI
LULUSAN
ANALISIS TUJUAN PEMBELAJARAN DALAM SETING INKLUSI
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSIDASAR
INDIKATOR
Duplikasi
Modifikasi
Substitusi
Omisi
STANDAR KOMPETENSI
LULUSAN
MODIFIKASI TUJUAN
Siswa dapat menghitung luas segitiga sama sisi
Siswa dapat membedakan
bentuk segitiga dengan bentuk
lingkaran
ANAK PADA UMUMNYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
KOMPETENSI
MODIFIKASI MATERI
PERKALIAN BILANGAN DENGAN HASIL
DIBAWAH SERATUS
PENJUMLAHAN BILANGAN DENGAN
HASIL DI BAWAH LIMA
ANAK PADA UMUMNYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
MATERI MATEMATIKA SD
ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN DALAM SETING INKLUSI
PROSES PEMBELAJARAN
WAKTU
CARA
TEMPAT
SUMBER
ALAT
Duplikasi
Modifikasi
Substitusi
Omisi
Contoh:MODIFIKASI PROSES
Waktu belajar diperpanjang. Pembelajaran sewaktu-waktu di
laksanakan di kelas khusus (resource room).
Penggunaan alat bantu khusus dalam pembelajaran.
Penggunaan guru pendamping (shadow teacher).
Penempatan tempat duduk pada lokasi tertentu (dekat dengan guru).
Contoh:MODIFIKASI PROSES
Pemanfaatan siswa “normal” sebagai tutor.
Pemberian tugas khusus yang berbeda dengan siswa lain.
Pemberian penjelasan/pembelajaran khusus di luar jam belajar umum.
Penggunaan bahan/sumber ajar yang berbeda/khusus.
ANALISIS PROSES EVALUASI DALAM SETING INKLUSI
EVALUASI
WAKTU
ISI
CARA
TEMPAT
ALAT
Duplikasi
Modifikasi
Substitusi
Omisi
MODIFIKASI DALAM EVALUASI
Waktu penilaian diperpanjang. Soal yang digunakan berbeda dengan anak pada
umumnya. (soal disesuaikan dengan materi yg diajarkan untuk ABK)
Evaluasi dilaksanakan di tempat tertentu. Evaluasi dilaksanakan secara individual. Evaluasi dilaksanakan secara lisan (guru
membacakan soal murid menuliskan jawaban; guru membacakan soal siswa menjawab secara lisan, kemudian dituliskan oleh guru).
MODIFIKASI DALAM EVALUASI
Evaluasi menggunakan alat khusus (braille, atau komputer).
Standar kelulusan berbeda. Sistem pelaporan yang berbeda
(rapor). Sistem kenaikan kelas otomatis Sistem Ijazah yang berbeda.
PENILAIAN HASIL BELAJAR DALAM SETING PENDIDIKAN INKLUSIF
Asesmen, antara lain ntuk menentukan standar awal (baseline)
Fleksibilitas Desain Pembelajaran misalnya dengan Program Pembelajaran Individual (PPI)
Fleksibilitas Kegiatan Pembelajaran (Seting kelas, cara/strategi/pendekatan/metode pembelajaran, penggunaan media pembelajaran /media pembelajaran khusus/alat bantu khusus)
Fleksibilitas Penilaian Hasil Belajar (Penyesuaian waktu, cara dan materi)
PENILAIAN HASIL BELAJAR DALAM SETING PENDIDIKAN INKLUSIF
Penilaian hasil belajar dalam seting pendidikan inklusif harus fleksibel. Sistem penilaian yang fleksibel memiliki dua model, yaitu dengan tes yang datanya bisa kuantitatif dan kualitatif, salah satu contohnya fortofolio. Penerimaan siswa tanpa tes serta ujian dilakukan secara lokal bagi jenjang pendidikan dasar dengan model sistem kenaikan kelas otomatis. Dengan demikian, peluang ini bisa kita manfaatkan untuk menuju pelaksanaan proses pembelajaran yang ramah bagi semua siswa, karena proses pembelajarannya senantiasa disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik setiap siswa (Sunanto et all. : 2004).
Siapa yang berani mengajar.. Ia harus
berani belajar selamanya
(John Calton Dana)