Pengembangan Kurikulum Dlm Seting Inklusif 2011

35
PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN RENCANA PEMBELAJARAN DALAM SETING INKLUSIF

Transcript of Pengembangan Kurikulum Dlm Seting Inklusif 2011

Page 1: Pengembangan Kurikulum Dlm Seting Inklusif 2011

PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN RENCANA PEMBELAJARAN

DALAM SETING INKLUSIF

Page 2: Pengembangan Kurikulum Dlm Seting Inklusif 2011

BIO DATA :

Nama : Iis Masdiana, M.Pd. NIP :1962 0505 198403 2 017 Pangkat/Gol.Ru : Pembina IV/a. Jabatan : Guru SLB Pembina

Tk.Prov.Sul- Sel Alamat Kantor : Jl.Dg. Tata

Parangtambung Makassar

Alamat Rumah : BTN.Minasa Upa Blok.F.13/9

Makassar

Nomor HP : 081524245670/085242727431

Page 3: Pengembangan Kurikulum Dlm Seting Inklusif 2011

Ciri Anak dengan Kebutuhan Khusus

Tidak ada bedanya anak yang terlalu pintar ataupun terlalu bodoh..Mereka semuanya membutuhkan perhatian dan pengertian

(John Clark)

Page 4: Pengembangan Kurikulum Dlm Seting Inklusif 2011

Jenis Keterbatasan Anak 1. Permasalahan Fungsi Pikir

› Hambatan Kesukaran Belajar. Kesulitan memahami, mengingat, menghitung, membaca

› Hambatan Pemusatan Perhatian. Hiperaktif, perilaku yang tidak sesuai situasi, mencari perhatian, menyela pembicaraan, perilaku berlebihan

› Hambatan Berbicara & Berkomunikasi. Gagap, kesalahan pengucapan, cedal, sulit menangkap percakapan

2. Permasalahan Fungsi Sosial dan Perilaku› Hambatan Emosi & Perilaku. Suasana hati

berubah cepat, agresif, memukul, berteriak, mengejek

› Autis. Minim kontak sosial, menyendiri, gerakan tak lazim

Page 5: Pengembangan Kurikulum Dlm Seting Inklusif 2011

Jenis Keterbatasan Anak 3. Keterlambatan Fungsi Pikir & Sosial

› Mental Retarded. IQ dibawah rerata, keterbatasan berkomunikasi, kompetensi akademis minim

4. Anak Berbakat› Gifted. Kreatif, suka mengganggu,

mudah tidak puas, eksplorasi luas

5. Gangguan Fisik & Indera› Gangguan penglihatan, gangguan

pendengaran dan keterbatasan ganda (penglihatan dan pendengaran)

Page 6: Pengembangan Kurikulum Dlm Seting Inklusif 2011

1. Gangguan Kesukaran Belajar

Meminimalisir stimulasi yang dapat mengacaukan pikiran dan konsentrasi› Situasi kelas tenang terkendali, gangguan dari luar

minim Menggunakan media belajar yang menarik & inovatif

› Sesuai dengan modalitas anak (visual, auditori, kinestetik), praktek langsung, menyenangkan, variatif, sesuai dengan kompetensi anak dan sesuai dengan target pendidikan

Melakukan analisis kualitatif untuk mendeteksi kesulitan siswa› Berguna untuk mengidentifikasi kekhasan kesulitan

anak Mengajarkan strategi meningkatkan memori

› Mnemonik, kata kunci, peta pikiran dan insightPenanganan Khusus kepada Anak

Page 7: Pengembangan Kurikulum Dlm Seting Inklusif 2011

2. Gangguan Pemusatan Perhatian

Merancang lingkungan pembelajaran kondusif› Menjauhkan benda berbahaya/tajam, lingkungan

fisik nyaman, memfasilitas siswa normal untuk menjadi role model

Mengajarkan siswa strategi menjaga konsentrasi› Mempertahankan kontak mata, memberikan

pekerjan yang menantang, memastikan adanya sisi menarik pengajaran

Memberikan instruksi secara tepat› Menyederhanakan instruksi, memperjelas

instruksi, menjelaskan tujuan/target dengan jelas, memberi contoh

Memonitor tugas siswa› Monitoring perlu dilakukan untuk memberi

masukan pada penanganan lebih lanjutPenanganan Khusus kepada Anak

Page 8: Pengembangan Kurikulum Dlm Seting Inklusif 2011

3. Gangguan Bicara-Komunikasi

Mendorong anak mengungkapkan ide melalui ucapan› Meningkatkan harga diri, menceritakan

pengalaman, mempesentasikan hasil tugas Menerapkan model pembelajaran yang sesuai

› Membaca cerita, menangkap maksud percakapan, menyampaikan gagasan

Melakukan klarifikasi informasi› Memastikan anak telah menangkap informasi yang

didapat, misalnya dengan menanyakan kembali Mendengar siswa dengan sabar

› Memberik kesempatan siswa menyelesaikan pembicaraannya, tidak menyela, tidak mengkritik dan menghargai setiap gagasan yang diungkapkan

Penanganan Khusus kepada Anak

Page 9: Pengembangan Kurikulum Dlm Seting Inklusif 2011

4. Gangguan Emosi-Perilaku

Menunjukkan kepedulian yang tinggi› Anak ADHD biasanya kurang disukai temannya,

sehingga kepercayaan diri mereka menurun Tidak menghargai perilaku yang buruk

› Guru tidak memberi kesempatan kepada anak untuk berlama-lama keluar dari konsentrasinya

Menyusun kegiatan yang sesuai dengan minat anak› Dengan memberikan kegiatan yang sesuai

dengan minatnya, anak dapat belajar memfokuskan pada sesuatu

Menerapkan Peraturan dan Penguatan Positif› Peraturan di kelas secara konsisten diterapkan

pada semua anak dan anak yang menghargai peraturan mendapatkan reward (penghargaaa)

Penanganan Khusus kepada Anak

Page 10: Pengembangan Kurikulum Dlm Seting Inklusif 2011

Peran Guru dan Siswa dalam Pendidikan Inklusi

Page 11: Pengembangan Kurikulum Dlm Seting Inklusif 2011

Kompetensi Guru

Skill : Kerjasama-keterampilan sosial› Sistem pengajaran Pendidikan Inklusi adalah Tim

Teaching sehingga kemammpuan komunikasi, kerja sama, pembagian tugas & peran sangat penting

Karakter : Sabar-ulet› Kesabaran diperlukan karena permasalahan yang

dihadapi Pendidikan Inklusi sangat kompleks

Pengetahuan : Perkembangan-Pendidikan Permasalahan yang dihadapi Pendidikan Inklusi tidak hanya

anak normal akan tetapi juga anak dengan kebutuhan khusus sehingga guru diharapkan memiliki wawasan mengenai perkembangan anak dan permasalahannya serta strategi pembelajaran efektif

Peranan Guru dalam Pendidikan Inklusi

Page 12: Pengembangan Kurikulum Dlm Seting Inklusif 2011

Kompetensi Guru

Kompetensi Pedagogik› Kemampuan mengelola kelas, perencanaan dan

pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar Kompetensi Profesional

› Penguasaan materi, aplikasi materi pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari

Kompetensi Kepribadian› Karakter yang mantap, stabil, dewasa, arif dan

berakhlak mulia, suri tauladan Kompetensi Sosial

› Mampu berkomunikasi dengan baik, bekerja sama, peka terhadap permasalahan siswa, empatik

Berdasarkan PP No.19 Tahun 2005

Peranan Guru dalam Pendidikan Inklusi

Page 13: Pengembangan Kurikulum Dlm Seting Inklusif 2011

Peranan Anak Tanpa Kebutuhan Khusus

Peer Tutoring (anak sebagai tutor)› Kompetensi keduanya berbeda

Anak tanpa kebutuhan khusus membagikan ilmu dan pengalamannya kepada anak dengan kebutuhan khusus

Anak tanpa kebutuhan khusus menjadi model bagi anak dengan kebutuhan khusus

Peer Collaboration (anak sebagai tutor)› Kompetensi keduanya sama

Anak berkebutuhan khusus dan tanpa berkebutuhan khusus menghadapi permasalahan serupa yang harus dipecahkan bersama-sama

Peranan Guru dalam Pendidikan Inklusi

Page 14: Pengembangan Kurikulum Dlm Seting Inklusif 2011

Prinsip Pengelolaan Pendidikan Inklusif

Belajar Kooperatif

Kelas Menyenangkan

Evaluasi Belajar Alternatif

Kolaborasi Guru

Pengelolaan Kelas Inklusif

Page 15: Pengembangan Kurikulum Dlm Seting Inklusif 2011

1. Modifikasi Pola Belajar Kompetisi

› Siswa berjuang dengan keras dan berkompetisi mengalahkan yang lain untuk mendapatkan penghargaan dari guru

Individualis› Belajar dilihat sebagai kebutuhan individu. Ketika

kebutuhan terpenuhi maka ia tidak memiliki tanggung jawab yang lain

Kooperatif› Siswa mencapai tujuan secara bersama-sama

dan tujuan tersebut dapat dicapai apabila ia bekerja sama dengan siswa lainnya

› Pendekatan ini sangat cocok diterapkan di Pendidikan InklusiPengelolaan Kelas Inklusif

Page 16: Pengembangan Kurikulum Dlm Seting Inklusif 2011

2. Modifikasi Kelas Kelas memiliki aturan jelas dan tidak diskriminatif

› Aturan dijalankan dengan konsisten Modifikasi kelas interaktif

› memungkinan guru melihat dan menjangkau anak-anak

Modifikasi penempatan› Mendekatkan siswa berkebutuhan khusus pada

siswa yang baik dan positif Modifikasi lingkungan

› Meningkatkan ketenangan dan mengurangi stimulasi gangguan (visual dan auditori)

Modifikasi media belajar› Media belajar menstimulasi kerja sama, tidak

kompetitif

Pengelolaan Kelas Inklusif

Page 17: Pengembangan Kurikulum Dlm Seting Inklusif 2011

3. Penilaian Hasil Belajar Tidak semua anak belajar melalui cara yang

sama Penilaian alternatif dipakai untuk ABK Hasil penilaian yang baik

› mudah diinterpretasilan (interpretive)› menggambarkan kondisi (descriptive)› mengidentifikasi permasalahan

(diagnostic)

Pengelolaan Kelas Inklusif

Page 18: Pengembangan Kurikulum Dlm Seting Inklusif 2011

4. Peranan Guru

Consultant Model› Guru sebagai konsultan lepas, turut merancang

dalam hal asesmen, pengembangan materi dan modifikasi kurikulum

Teaming Model› Guru sebagai konsultan merangkap pendidik

intensif di kelas turut membantu mengembangkan materi dan strategi pembelajaran

Co-Teaching Model› Guru khusus (yang memahami anak berkebutuhan

khusus) dan guru umum bekerja sama berbagi peran di dalam kelas

Pengelolaan Kelas Inklusif

Page 19: Pengembangan Kurikulum Dlm Seting Inklusif 2011

4. Peranan Guru[ Co-Teaching Model ]

One Teacher-One Support› Satu guru dan satu orang guru pendukung (guru

terlatih/psikolog) bertanggung jawab pada satu kelas Parallel Teaching Design

› Guru membagi kelas menjadi dua kelompok. Satu kelompok oleh guru biasa dan satu kelompok untuk guru pendukung

Station Teaching› Satu materi satu guru sehingga terjadi perputaran

dalam mengajar. Semua guru diharapkan memahami perkembangan anak berkebutuhan khusus

Team Teaching› Pendidik dan pendukung bersama mengisi pertemuan

di kelas

Pengelolaan Kelas Inklusif

Page 20: Pengembangan Kurikulum Dlm Seting Inklusif 2011

MODEL-MODEL KURIKULUM DALAM PEMBELAJARAN INKLUSIF

DUPLIKASI

MODIFIKASI

SUBSTITUSI

OMISI

KURIKULUM UNTUK ABK DISAMAKAN DENGAN KURIKULUM UMUM.

KURIKULUM UMUM DIRUBAH UNTUK DISESUAIKAN DENGAN KEBUTUHAN DAN KEMAMPUAN SISWA ABK

BEBERAPA BAGIAN DARI KURIKULUM UMUM DITIADAKAN TETAPI DIGANTI DENGAN SESUATU YANG KURANG LEBIH SETARA.

BEBERAPA BAGIAN DARI KURIKULUM UMUM DITIADAKAN SAMA SEKALI KARENA TIDAK MEMUNGKINKAN BAGI ABK

Page 21: Pengembangan Kurikulum Dlm Seting Inklusif 2011

SISWA ASESMENKURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

• KEMAMPUAN• GAYA BELAJAR• PRILAKU•…

• Informasi dari tenaga ahli• Informasi dari orang tua• Informasi dari guru pendamping• Tes, pengamatan, wawancara

TUJUAN MATERI PROSES ALAT/MEDIA EVALUASI

RANCANGAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN INKLUSI

Duplikasi

Modifikasi

Substitusi

Omisi

Page 22: Pengembangan Kurikulum Dlm Seting Inklusif 2011

ELEMEN PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN INKLUSIF

TUJUAN

MATERI

PROSES

EVALUASI

DUPLIKASI MODIFIKAS SUBSTITUSI OMISI

1

5

9

13

2

6

10

14

3

7

11

15

4

8

12

16

Page 23: Pengembangan Kurikulum Dlm Seting Inklusif 2011

TUJUAN PEMBELAJARAN

STANDAR KOMPETENSI

KOMPETENSIDASAR

INDIKATOR

TUJUAN NASIONAL

TUJUAN INSTITUSIONAL

TUJUAN KURIKULER

STANDAR KOMPETENSI

LULUSAN

Page 24: Pengembangan Kurikulum Dlm Seting Inklusif 2011

ANALISIS TUJUAN PEMBELAJARAN DALAM SETING INKLUSI

STANDAR KOMPETENSI

KOMPETENSIDASAR

INDIKATOR

Duplikasi

Modifikasi

Substitusi

Omisi

STANDAR KOMPETENSI

LULUSAN

Page 25: Pengembangan Kurikulum Dlm Seting Inklusif 2011

MODIFIKASI TUJUAN

Siswa dapat menghitung luas segitiga sama sisi

Siswa dapat membedakan

bentuk segitiga dengan bentuk

lingkaran

ANAK PADA UMUMNYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

KOMPETENSI

Page 26: Pengembangan Kurikulum Dlm Seting Inklusif 2011

MODIFIKASI MATERI

PERKALIAN BILANGAN DENGAN HASIL

DIBAWAH SERATUS

PENJUMLAHAN BILANGAN DENGAN

HASIL DI BAWAH LIMA

ANAK PADA UMUMNYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

MATERI MATEMATIKA SD

Page 27: Pengembangan Kurikulum Dlm Seting Inklusif 2011

ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN DALAM SETING INKLUSI

PROSES PEMBELAJARAN

WAKTU

CARA

TEMPAT

SUMBER

ALAT

Duplikasi

Modifikasi

Substitusi

Omisi

Page 28: Pengembangan Kurikulum Dlm Seting Inklusif 2011

Contoh:MODIFIKASI PROSES

Waktu belajar diperpanjang. Pembelajaran sewaktu-waktu di

laksanakan di kelas khusus (resource room).

Penggunaan alat bantu khusus dalam pembelajaran.

Penggunaan guru pendamping (shadow teacher).

Penempatan tempat duduk pada lokasi tertentu (dekat dengan guru).

Page 29: Pengembangan Kurikulum Dlm Seting Inklusif 2011

Contoh:MODIFIKASI PROSES

Pemanfaatan siswa “normal” sebagai tutor.

Pemberian tugas khusus yang berbeda dengan siswa lain.

Pemberian penjelasan/pembelajaran khusus di luar jam belajar umum.

Penggunaan bahan/sumber ajar yang berbeda/khusus.

Page 30: Pengembangan Kurikulum Dlm Seting Inklusif 2011

ANALISIS PROSES EVALUASI DALAM SETING INKLUSI

EVALUASI

WAKTU

ISI

CARA

TEMPAT

ALAT

Duplikasi

Modifikasi

Substitusi

Omisi

Page 31: Pengembangan Kurikulum Dlm Seting Inklusif 2011

MODIFIKASI DALAM EVALUASI

Waktu penilaian diperpanjang. Soal yang digunakan berbeda dengan anak pada

umumnya. (soal disesuaikan dengan materi yg diajarkan untuk ABK)

Evaluasi dilaksanakan di tempat tertentu. Evaluasi dilaksanakan secara individual. Evaluasi dilaksanakan secara lisan (guru

membacakan soal murid menuliskan jawaban; guru membacakan soal siswa menjawab secara lisan, kemudian dituliskan oleh guru).

Page 32: Pengembangan Kurikulum Dlm Seting Inklusif 2011

MODIFIKASI DALAM EVALUASI

Evaluasi menggunakan alat khusus (braille, atau komputer).

Standar kelulusan berbeda. Sistem pelaporan yang berbeda

(rapor). Sistem kenaikan kelas otomatis Sistem Ijazah yang berbeda.

Page 33: Pengembangan Kurikulum Dlm Seting Inklusif 2011

PENILAIAN HASIL BELAJAR DALAM SETING PENDIDIKAN INKLUSIF

Asesmen, antara lain ntuk menentukan standar awal (baseline)

Fleksibilitas Desain Pembelajaran misalnya dengan Program Pembelajaran Individual (PPI)

Fleksibilitas Kegiatan Pembelajaran (Seting kelas, cara/strategi/pendekatan/metode pembelajaran, penggunaan media pembelajaran /media pembelajaran khusus/alat bantu khusus)

Fleksibilitas Penilaian Hasil Belajar (Penyesuaian waktu, cara dan materi)

Page 34: Pengembangan Kurikulum Dlm Seting Inklusif 2011

PENILAIAN HASIL BELAJAR DALAM SETING PENDIDIKAN INKLUSIF

Penilaian hasil belajar dalam seting pendidikan inklusif harus fleksibel. Sistem penilaian yang fleksibel memiliki dua model, yaitu dengan tes yang datanya bisa kuantitatif dan kualitatif, salah satu contohnya fortofolio. Penerimaan siswa tanpa tes serta ujian dilakukan secara lokal bagi jenjang pendidikan dasar dengan model sistem kenaikan kelas otomatis. Dengan demikian, peluang ini bisa kita manfaatkan untuk menuju pelaksanaan proses pembelajaran yang ramah bagi semua siswa, karena proses pembelajarannya senantiasa disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik setiap siswa (Sunanto et all. : 2004).

Page 35: Pengembangan Kurikulum Dlm Seting Inklusif 2011

Siapa yang berani mengajar.. Ia harus

berani belajar selamanya

(John Calton Dana)