PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN C.pdf · Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi...

314

Transcript of PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN C.pdf · Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi...

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI C Penulis: Drs. Supandi, M.Pd. PPPPTK PKn dan IPS Drs. H. Haryono Adipurnomo PPPPTK PKn dan IPS Rahma Tri Wulandari, S.Pd. PPPPTK PKn dan IPS Magfirotun Nur Insani, S.Pd. PPPPTK PKn dan IPS Gatot Malady, S.IP., M.Si. PPPPTK PKn dan IPS Drs. Suparlan Al Hakim, M.Si. Universitas Negeri Malang Dr. Sri Untari, M.Pd., M.Si. Universitas Negeri Malang Dr. Rasyid Al Atok, M.H., M.Pd. Universitas Negeri Malang Siti Awaliyah, S.Pd., S.H., M.Hum Universitas Negeri Malang Yudarini Probowati, S.Pd. SMP Nasional, Malang Warih Sutji Rahayu, S.Pd., M.Pd SMP N 21 Malang Murthofiatis Zahrok, S.Pd., M.Pd. SMP N 21 Malang

Penyunting: Murthofiatis Zahrok Desain Grafis dan Ilustrasi: Tim Desain Grafis Copyright © 2017 Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan

PPKn SMP KK C

iii

Kata Sambutan

Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci

keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten

membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan

pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru

sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun pemerintah

daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi

guru.

Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan

Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam

upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan

kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk

kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Peta profil hasil

UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan

pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut

dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut

pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG pada

tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2017 ini dengan Program

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk

meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar

utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda Tatap Muka, 2) Moda

Daring Murni (online), dan 3) Moda Daring Kombinasi (kombinasi antara tatap

muka dengan daring).

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

(PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga

Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK

KPTK) dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah

(LP2KS) merupakan Unit Pelaksanana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal

iv

Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan

perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya.

Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru moda tatap muka

dan moda daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan

modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas

kompetensi guru.

Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini untuk

mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.

Jakarta, April 2017

Direktur Jenderal Guru

dan Tenaga Kependidikan,

Sumarna Surapranata, Ph.D. NIP. 195908011985031002

PPKn SMP KK C

v

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah

Menengah Pertama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS), Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn),

Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya, serta Pendidikan

Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Modul ini merupakan dokumen wajib untuk

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru merupakan tindak

lanjut dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) 2015 dan bertujuan meningkatkan

kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran

yang diampunya.

Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan suatu program diklat,

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar pada tahun 2017 melaksanakan

review, revisi, dan mengembangkan modul paska UKG 2015 yang telah

terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Penilaian Berbasis Kelas,

serta berisi materi pedagogik dan profesional yang akan dipelajari oleh peserta

selama mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah

Menengah Pertama ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan wajib bagi para

peserta diklat untuk dapat meningkatkan pemahaman tentang kompetensi

pedagogik dan profesional terkait dengan tugas pokok dan fungsinya.

vi

Terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada para pimpinan

PPPPTK IPA, PPPPTK PKn/IPS, PPPPTK Bahasa, PPPPTK Matematika,

PPPPTK Penjas-BK, dan PPPPTK Seni Budaya yang telah mengijinkan stafnya

dalam menyelesaikan modul Pendidikan Dasar jenjang Sekolah Menengah

Pertama ini. Tidak lupa saya juga sampaikan terima kasih kepada para

widyaiswara, Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP), dosen perguruan

tinggi, dan guru-guru hebat yang terlibat di dalam penyusunan modul ini.

Semoga Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini dapat

meningkatkan kompetensi guru sehingga mampu meningkatkan prestasi

pendidikan anak didik kita.

Jakarta, April 2017

Direktur Pembinaan Guru

Pendidikan Dasar

Poppy Dewi Puspitawati NIP. 196305211988032001

PPKn SMP KK C

vii

Daftar Isi Hal.

Kata Sambutan .................................................................................................... iii Kata Pengantar ..................................................................................................... v Daftar Isi .............................................................................................................. vii Daftar Gambar ..................................................................................................... xi Daftar Tabel ......................................................................................................... xii

Pendahuluan ......................................................................................................... 1 Latar Belakang ............................................................................................ 1 Tujuan .......................................................................................................... 2 Peta Kompetensi ......................................................................................... 3 Ruang Lingkup ............................................................................................ 4 Saran Penggunaan Modul .......................................................................... 5

Bagian I Kompetensi Profesional .......................................................... 17

Kegiatan Pembelajaran 1 Ruang Lingkup PPKn ............................................ 19 Tujuan Pembelajaran ................................................................................ 19 Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................................ 19 Uraian Materi ............................................................................................. 19 Aktivitas Pembelajaran .............................................................................. 24 Latihan/Kasus/Tugas ................................................................................. 26 Rangkuman ............................................................................................... 28 Umpan Balik dan Tindak Lanjut. ............................................................... 28

Kegiatan Pembelajaran 2 Persamaan dan Perbedaan Usulan Dasar Negara ................................................................................................................. 29

Tujuan Pembelajaran ................................................................................ 29 Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................................ 29 Uraian Materi ............................................................................................. 29 Aktivitas Pembelajaran .............................................................................. 39 Latihan/ Kasus /Tugas ............................................................................... 40 Rangkuman ............................................................................................... 44 Umpan Balik dan Tindak Lanjut. ............................................................... 45

Kegiatan Pembelajaran 3 Perbedaan Baik dan Buruk dalam Bertutur Kata Berperilaku dan Bersikap Sesuai dengan Nilai-Nilai Pancasila .................... 46

Tujuan Pembelajaran ................................................................................ 47 Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................................ 47 Uraian Materi ............................................................................................. 48 Aktivitas Pembelajaran .............................................................................. 56 Latihan/Kasus/Tugas ................................................................................. 58 Rangkuman ............................................................................................... 62 Umpan Balik dan Tindak Lanjut. ............................................................... 63

viii

Kegiatan Pembelajaran 4 Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ........................................................................ 65

Tujuan Pembelajaran ................................................................................. 65 Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................................. 65 Uraian Materi ............................................................................................. 66 Aktivitas Pembelajaran .............................................................................. 72 Latihan/Kasus/Tugas ................................................................................. 74 Rangkuman ................................................................................................ 79 Umpan Balik dan Tindak Lanjut. ................................................................ 80

Kegiatan Pembelajaran 5 Makna Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945 . 81 Tujuan Pembelajaran ................................................................................. 81 Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................................. 81 Uraian Materi Pembelajaran 1 ................................................................... 81 Aktivitas Pembelajaran .............................................................................. 84 Latihan/Kasus/Tugas ................................................................................. 86 Rangkuman ................................................................................................ 90 Umpan Balik dan Tindak Lanjut. ................................................................ 91

Kegiatan Pembelajaran 6 Hubungan Antar Lembaga Negara dalam UUD Negara RI tahun 1945 ......................................................................................... 92

Tujuan Pembelajaran ................................................................................. 93 Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................................. 93 Uraian Materi ............................................................................................. 93 Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 101 Latihan/Tugas .......................................................................................... 103 Rangkuman .............................................................................................. 108 Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................... 108

Kegiatan Pembelajaran 7 Jaminan Perlindungan Hak Dan Kewajiban Asasi Manusia Di Indonesia ....................................................................................... 110

Tujuan Pembelajaran ............................................................................... 111 Indikator Pencapaian Kompetensi ........................................................... 111 Uraian Materi ........................................................................................... 111 Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 121 Latihan/Tugas/Kasus ............................................................................... 123 Rangkuman .............................................................................................. 125 Umpan Balik dan Tindak Lanjut. .............................................................. 126

Kegiatan Pembelajaran 8 Persamaan dan Perbedaan Norma dalam Masyarakat ........................................................................................................ 127

Tujuan Pembelajaran ............................................................................... 127 Indikator Pencapaian Kompetensi ........................................................... 127 Uraian Materi ........................................................................................... 127 Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 132

PPKn SMP KK C

ix

Latihan/Kasus/Tugas ............................................................................... 134 Rangkuman ............................................................................................. 137 Umpan Balik dan Tindak Lanjut. ............................................................. 138

Kegiatan Pembelajaran 9 Lembaga-Lembaga Peradilan ............................. 139 Tujuan Pembelajaran .............................................................................. 139 Indikator Pencapain Kompetensi ............................................................ 139 Uraian Materi .......................................................................................... 139 Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 146 Latihan/Kasus/Tugas ............................................................................... 148 Rangkuman ............................................................................................. 151 Umpan Balik dan Tindak Lanjut. ............................................................. 152

Kegiatan Pembelajaran 10 Norma & Kebiasaan Antar Daerah di Indonesia ........................................................................................................... 153

Tujuan Pembelajaran .............................................................................. 153 Indikator Pencapaian Kompetensi .......................................................... 153 Uraian Materi ........................................................................................... 153 Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 161 Latihan/Tugas/Kasus ............................................................................... 163 Rangkuman ............................................................................................. 167 Umpan Balik dan Tindak Lanjut. ............................................................. 168

Kegiatan Pembelajaran 11 Semangat dan Komitmen Sumpah Pemuda Bagi Bangsa Indonesia ............................................................................................. 169

Tujuan Pembelajaran .............................................................................. 169 Indikator Pencapaian Kompetensi .......................................................... 169 Uraian Materi ........................................................................................... 170 Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 175 Latihan/Kasus/Tugas ............................................................................... 177 Rangkuman ............................................................................................. 181 Umpan Balik dan Tindak Lanjut. ............................................................. 182

Kegiatan Pembelajaran 12 Semangat Kebangsaan dalam Mempertahankan dan Mengisi Kemerdekaan NKRI .................................................................... 183

Tujuan Pembelajaran .............................................................................. 183 Indikator Pencapaian Kompetensi .......................................................... 183 Uraian Materi ........................................................................................... 183 Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 193

x

Latihan/Kasus/Tugas ............................................................................... 195 Rangkuman .............................................................................................. 198 Umpan Balik dan Tindak Lanjut. .............................................................. 199

Bagian II Kompetensi Pedagogik ......................................................... 201

Kegiatan Pembelajaran 13 Prosedur Penerapan Pendekatan Saintifik ...... 203 Tujuan Pembelajaran ............................................................................... 203 Indikator Pencapaian Kompetensi ........................................................... 203 Uraian Materi ........................................................................................... 203 Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 210 Latihan/Kasus/Tugas ............................................................................... 212 Rangkuman .............................................................................................. 214 Umpan Balik dan Tindak Lanjut. .............................................................. 214

Kegiatan Pembelajaran 14 Langkah-Langkah Penerapan Model Pembelajaran..................................................................................................... 215

Tujuan Pembelajaran ............................................................................... 215 Indikator Pencapaian Kompetensi ........................................................... 215 Uraian Materi ........................................................................................... 216 Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 224 Latihan/Tugas/Kasus ............................................................................... 226 Rangkuman .............................................................................................. 227 Umpan Balik dan Tindak Lanjut. .............................................................. 228

Kegiatan Pembelajaran 15 Sasaran Penilaian Hasil Belajar PPKn ............. 229 Tujuan Pembelajaran ............................................................................... 229 Indikator Pencapaian Kompetensi ........................................................... 229 Uraian Materi ........................................................................................... 229 Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 234 Latihan/Kasus/Tugas ............................................................................... 236 Rangkuman .............................................................................................. 237 Umpan Balik dan Tindak Lanjut. .............................................................. 238

Kegiatan Pembelajaran 16 Prosedur Penyusunan RPP PPKn .................... 239 Tujuan Pembelajaran ............................................................................... 239 Indikator Pencapaian Kompetensi ........................................................... 239 Uraian Materi ........................................................................................... 240 Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 241 Latihan/Kasus/Tugas ............................................................................... 243 Rangkuman .............................................................................................. 244 Umpan Balik dan Tindak Lanjut. .............................................................. 244

PPKn SMP KK C

xi

Kegiatan Pembelajaran 17 Kriteria Pemilihan Sumber Belajar dan Media Pembelajaran PPKn SMP ................................................................................ 245

Tujuan Pembelajaran .............................................................................. 245 Indikator Pencapaian Kompetensi .......................................................... 245 Uraia Materi ............................................................................................. 245 Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 251 Latihan/Kasus/Tugas ............................................................................... 253 Rangkuman ............................................................................................. 255 Umpan Balik dan Tindak Lanjut. ............................................................. 256

Kegiatan Pembelajaran 18 Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas .................................................................................................................. 257

Tujuan Pembelajaran .............................................................................. 257 Indikator Pencapaian Kompetensi .......................................................... 257 Uraian Materi .......................................................................................... 257 Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 263 Latihan/ Kasus /Tugas ............................................................................. 263 Rangkuman ............................................................................................. 265 Umpan Balik dan Tindak Lanjut. ............................................................. 265

Kunci Jawaban Latihan//Kasus/Tugas ........................................................... 267 Evaluasi Akhir ................................................................................................... 277 Penutup ............................................................................................................. 291 Daftar Pustaka .................................................................................................. 293 Glosarium .................................................................. Error! Bookmark not defined.

Daftar Gambar

Hal. Gambar 1. Ruang Lingkup .................................................................................... 4 Gambar 2. Alur Model PembelajaranTatap Muka ................................................. 5 Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh ................................................ 6 Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In .................................. 8 Gambar 5. Aktivitas Pembelajaran Moda Tatap Muka Penuh ............................. 57 Gambar 6. Lembaga-Lembaga dalam Sistem Ketatanegaraan .......................... 99 Gambar 7. Struktur Organisasi Pengadilan Negeri ........................................... 140 Gambar 8. Struktur organisasi Pengadilan Militer Jakarta ................................ 144 Gambar 9. Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek ..... 216

xii

Daftar Tabel

Hal. Tabel 1. Peta Kompetensi ..................................................................................... 3 Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul .................................................................... 10 Tabel 3. Kisi-Kisi Ujian Sekolah SMP/MTs – PPKn ............................................ 13 Tabel 4. Ruang Lingkup Materi Pelajaran PPKn SMP ........................................ 23 Tabel 5. Perbedaan Usulan Dasar Negara oleh Para Pendiri Negara ................ 34 Tabel 6. Bertutur Kata Baik Menurut Nilai-Nilai Pancasila ................................... 49 Tabel 7. Bertutur Kata Buruk Menurut Nilai Pancasila ....................................... 50 Tabel 8. Aktivitas Pembelaran 4 (Tatap Muka Penuh) ........................................ 73 Tabel 9. Aktivitas Pembelajaran 5 Pada Tatap Muka Penuh .............................. 84 Tabel 10. Latihan/Tugas pada Kegiatan Pembelajaran 6 .................................. 103 Tabel 11. HAM dalam Pembukaan UUD Tahun 1945 ....................................... 112 Tabel 12. HAM dalam UU No. 39 Tahun 1999 .................................................. 117 Tabel 13. Perilaku penerapan norma ................................................................ 135 Tabel 14. Putusan Kongres Pemuda II .............................................................. 171 Tabel 15. Format Analisis Keterkaitan KI dan KD dengan IPK & Materi Pembelajaran ..................................................................................................... 204 Tabel 16. Contoh Analisis Keterkaitan KI dan KD dengan IPK & Materi Pembelajaran. .................................................................................................... 205 Tabel 17. Perancangan Penerapan Prosedur Pendekatan Saintifik ................. 210 Tabel 18. Aktivitas Pembelajaran 13 (Tatap Muka Penuh) ............................... 210 Tabel 19. Penilaian Aspek Sikap ....................................................................... 231 Tabel 20. Penilaian Aspek Pengetahuan ........................................................... 232 Tabel 21. Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik Pada Keterampilan Abstrak Berupa Kemampuan Belajar ................................................................ 233 Tabel 22. Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik .................................. 233

PPKn SMP KK C

1

Pendahuluan

Latar Belakang

Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,

konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan

lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam

menyelenggarakan pendidikan. Guru dan tenaga kependidikan wajib

melaksanakan kegiatan pengembangan keprofesian secara berkelanjutan agar

dapat melaksanakan tugas profesionalnya. Program Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan kompetensi Guru dan Tenaga

Kependidikan yang dilaksanakan sesuai kebutuhan, bertahap, dan berkelanjutan

untuk meningkatkan profesionalitasnya.

Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai salah satu strategi pembinaan

guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga

kependidikan mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan

mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Pelaksanaan kegiatan PKB akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi

yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang

dipersyaratkan.

Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan PKB baik secara mandiri

maupun kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat dilakukan oleh lembaga

pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Penyelenggaraan

diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK atau penyedia layanan

diklat lainnya. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu

sumber belajar bagi peserta diklat. Modul merupakan bahan ajar yang dirancang

untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat berisi materi, metode,

batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang disajikan secara sistematis dan

menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan

tingkat kompleksitasnya.

Pendahuluan

2

Pedoman penyusunan modul diklat PKB bagi guru dan tenaga kependidikan ini

merupakan acuan bagi penyelenggara pendidikan dan pelatihan dalam

mengembangkan modul pelatihan yang diperlukan guru dalam melaksanakan

kegiatan PKB.

Tujuan

Modul diklat Kelompok Kompetensi C ini merupakansalah satu sumber belajar

bagi guru PPKn SMP dalam memahami materi PPKn Sekolah Menengah

Pertama. Modul ini bertujuan dalam upaya peningkatan kompetensi professional

dan pedagogik materi PPKn SMP sebagai tindak lanjut dari UKG tahun 2015.

Modul ini memberi fasilitasi kepada Anda untuk mengkaji materi yang terdiri atas

materi profesional dan materi pedagogik. Materi profesional terkait dengan

penguasaan materi PPKn, yang meliputi: (1) Ruang lingkup PPKn; (2) Persamaan

dan Perbedaan usulan dasar negara; (3) Perbedaan Baik dan buruk dalam

bertutur kata, berperilaku, dan bersikap; (4) Perubahan Undang-Undang Dasar

Republik Indonesia Tahun 1945; (5) Makna Pembukaan UUD Negara Republik

Indonesia Tahun 1945; (6) Hubungan antarlembaga-lembaga Negara dalam UUD

Negara Republik Indonesia Tahun 1945; (7) Jaminan perlindungan Hak Asasi

Manusia; (8) Persamaan dan Perbedaan Norma dalam kehidupan bermasyarakat

dan bernegara; (9) Lembaga-lembaga PeradilaN; (10) Norma antardaerah di

Indonesia; (11) Semangat dan komitmen Sumpah Pemuda; dan (12) Semangat

Kebangsaan dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI.

Sedangkan materi pedagogik berhubungan dengan materi yang mendukung

proses pembelajaran yang meliputi: (1) Prosedur Penerapan Pendekatan Saintifk;

(2) Langkah-langkah penerapan Model Pembelajaran; (3) Prosedur Penyusunan

RPP; (4) Sasaran Penilaian Hasil Belajar; (5) Kriteria Pemilihan Sumber dan Media

Belajar; dan (6) serta Penyusunan PTK

Dan secara keseluruhan materi yang ada modul ini telah diintegrasi dengan

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan pengembangan soal USBN

PPKn SMP KK C

3

Peta Kompetensi

Setelah peserta diklat mempelajari Modul ini diharapkan memiliki kompetensi

sebagai berikut.

Tabel 1. Peta Kompetensi

Pembelajaran ke - Kompetensi yang Dicapai

1. Menguraikan ruang lingkup PPKn. 2. Menguraikan persamaan dan perbedaan usulan dasar negara 3. Menguraikan perbedaan baik dan buruk dalam bertutur kata,

berperilaku, dan bersikap. 4. Menjabarkan perubahan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 5. Menguraikan makna Pembukaan UUD Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 6. Menguraikan hubungan antar lembaga-lembaga negara

dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 7. Menguraikan jaminan perlindungan hak asasi manusia (HAM) 8. Menguraikan persamaan dan perbedaan norma dalam

kehidupan bermasyarakat dan bernegara 9. Menguraikan lembaga-lembaga peradilan 10. Menguraikan norma antardaerah di Indonesia 11. Menguraikan semangat dan komitmen Sumpah Pemuda 12. Menguraikan semangat kebangsaan dalam mempertahankan

dan mengisi kemerdekaan NKRI 13. Menguraikan prosedur penerapan Pendekatan Saintifk, 14. Menguraikan langkah-langkah penerapan model

pembelajaran 15. Menguraikanpenilaian PPKn di SMP 16. Menguraikan prosedur penyusunan RPP PPKn di SMP 17. Menguraikan kriteria pemilihan Sumber dan Media Belajar 18. Menguraikan penyusunan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Pendahuluan

4

Ruang Lingkup

Gambar 1. Ruang Lingkup

Mat

eri P

PK

n S

MP

Profesional

Ruang lingkup PPKn.

Persamaan dan Perbedaan usulan dasar negara

Perbedaan Baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku, dan bersikap.

Perubahan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945

Makna Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Hubungan antar-Lembaga-lembaga Negara dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Jaminan perlindungan Hak Asasi Manusia

Persamaan dan Perbedaan Norma dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara

Lembaga-lembaga Peradilan

Norma antardaerah di Indonesia

Semangat dan Komitmen Sumpah Pemuda

Semangat Kebangsaan dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI

Pedagogik

Pendekatan Saintifik PPKn SMP

Model pembelajaran PPKn SMP

Penilaian hasil belajar

Penyusunan RPP PPKn SMP

Sumber dan Media Pembelajaran PPKn SMP

Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

PPKn SMP KK C

5

Saran Penggunaan Modul

Agar peserta berhasil menguasai dan memahami materi dalam modul ini, lalu

dapat mengaplikasikannya dalam pembelajaran di sekolah, maka cermati dan ikuti

petunjuk berikut.

1. Awali penguasaan materi modul dengan menguasai dulu materi modul

kelompok professional (Kegiatan 1 sampai 12), untuk mengenal secara

akademik tentang karakteristik matapelajaran Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan (PPKn).

2. Selanjutnya masuklah pada penguasaan materi modul Kelompok

pedagogik(kegiatan 13 sampai dengan 18).

3. Ketika Anda mengkaji masing-masing materi modul baik untuk Kelompok

profesional maupun Kelompok pedagogik, bacalah dengan teliti setiap tujuan

pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi pada masing-masing

kegiatan pembelajaran agar Anda mengetahui pokok-pokok isi modul yang akan

Anda pelajari

4. Selama mempelajari modul ini, Anda dipersilahkan memperkaya diri dengan

membaca seperangkat referensi yang dianjurkan.

5. Dalam aktivitas pembelajaran harap dicermati dengan baik. Karena modul tatap

muka ini juga mengakomodir untuk kegiatan In-On-In maka dalam aktivitas

pembelajaran dibagi 2 di setiap kegiatan pembelajaran. Point 1 untuk peserta

tatap muka penuh dan point 2 bagi peserta In-On-In.

Alur model pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan dibawah.

Gambar 2. Alur Model PembelajaranTatap Muka

Pendahuluan

6

1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi

peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang dilaksanakan

oleh unit pelaksana teknis dilingkungan ditjen. GTK maupun lembaga diklat

lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara terstruktur pada suatu

waktu yang di pandu oleh fasilitator.

Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat

dilihat pada alur dibawah.

Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat

dijelaskan sebagai berikut :

a. Pendahuluan Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta

diklat untuk mempelajari :

latar belakang yang memuat gambaran materi

tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul. ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran langkah-langkah penggunaan modul

PPKn SMP KK C

7

b. Mengkaji Materi Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi C, fasilitator

memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi

yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil

belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual

maupunberkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada

fasilitator.

c. Melakukan aktivitas pembelajaran Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan

rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh

fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan

menggunakan pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas

pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan

menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik, dan latihan

kasus.

Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana

menerapkan pemahamanmateri-materi yang berada pada kajian materi.

Pada aktivitas pembelajaranmateri ini juga peserta secara aktif menggali

informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat

membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.

d. Presentasi dan Konfirmasi Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan

fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. pada

bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh

kegiatan pembelajaran

e. Persiapan Tes Akhir Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir

yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

Pendahuluan

8

2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi

peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In

Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In-

2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar

pada alur berikut ini.

Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai

berikut,

a. Pendahuluan Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan

In service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat

untuk mempelajari :

latar belakang yang memuat gambaran materi

tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi

kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.

ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran

langkah-langkah penggunaan modul

PPKn SMP KK C

9

b. In Service Learning 1 (IN-1) Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi C, fasilitator

memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari

materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian

hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara

individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan

kepada fasilitator.

Melakukan aktivitas pembelajaran Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai

dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu

oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini

akan menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung

berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan

metodeberfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi, maupun studi

kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah disusun

sesuai dengan kegiatan pada IN1.

Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali

informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran

pada on the job learning.

c. On the Job Learning (ON) Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi C,guru

sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in

service learning 1 (IN1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan

mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjaka tugas-tugas

yang ditagihkan kepada peserta.

Melakukan aktivitas pembelajaran Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah

maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada

IN1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada

modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan

menggunakan pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi,

Pendahuluan

10

implementasi, peer discussionyang secara langsung di dilakukan di

sekolah maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja

yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada ON.

Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif

menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data denganmelakukan

pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job learning.

d. In Service Learning 2 (IN-2) Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON

yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian ini

juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan

pembelajaran

e. Persiapan Tes Akhir Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir

yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

3. Lembar Kerja Modul pembinaan karir guru kelompok kompetensi C terdiri dari beberapa kegiatan

pembelajaran yang di dalamnya terdapat aktivitas-aktivitas pembelajaran sebagai

pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang dipelajari.

Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh

peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada tabel berikut.

Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul

No Kode LK Nama LK Keterangan 1. LK.1.1 Ruang lingkup PPKn TM, IN1

2. LK.1.2 Ruang lingkup PPKn ditinjau dari aspek dasar Negara, UUDNRI, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI

ON

3. LK. 2.1. Persamaan dan perbedaan usulan dasar negara

TM, IN1

4. LK 2.2 Kesepakatan yang terjadi atas perbedaan usulan dasar negara

ON

5. LK.3.1 Identifikasi Perbedaan baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku, dan bersikap

TM, IN1

PPKn SMP KK C

11

No Kode LK Nama LK Keterangan 6. LK 3.2 Akibat dari bertutur kata, bersikap dan

berperilaku buruk yang yang pernah terjadi di Indonesia.

ON

7. LK. 4.1 Dasar Pemikiran Perubahan UUD NRI Tahun 1945

TM, IN1

8. LK 4.2 Perubahan Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945

ON

9. LK. 5.1 Makna Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 TM, IN1

10. LK. 5.2 Membuat makalah makna Pembukaan UUD NRI Tahun 1945

ON

11 LK.6.1 Diskusi tentang seleksi pimpinan lembaga negara

TM, IN1

12 LK.6.2 Hubungan antar lembaga-lembaga negara dalam UUD NRI Tahun 1945

ON

13 LK. 7.1 Jaminan perlindungan hak asasi manusia (HAM)

TM, IN1

14 LK 7.2 Meresume materi jaminan perlindungan hak asasi manusia (HAM)

ON

15 LK 8.1 Perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan norma di lingkungan sekolah, Masyarakat dan Negara

TM, IN1

16 LK 8.2 Persamaan dan perbedaan norma dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara

ON

17 LK. 9.1 Lembaga-lembaga peradilan TM, IN1

18 LK 9.2 Membuat rangkuman tentang lembaga-lembaga peradilan di Indonesia

ON

19 LK. 10.1 Perbedaan norma dan kebiasaan daerah di Indonesia

TM, IN1

20 LK. 10.2 Arti penting sikap saling menghargai keberagaman norma dan kebiasaan antardaerah yang ada di Indonesia

ON

21 LK. 11.1 Semangat dan komitmen Sumpah Pemuda TM, IN1

22 LK 11.2 Membuat Makalah semangat dan komitmen Sumpah Pemuda

ON

23 LK. 12.1 Semangat kebangsaan dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI

TM, IN1

24 LK.12.2 Identifikasi Semangat kebangsaan dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI pada era sekarang

ON

25 LK.13.1 Prosedur penerapan pendekatan saintifik TM, IN1

Pendahuluan

12

No Kode LK Nama LK Keterangan 26 LK.13.2 Membuat model penerapan pendekatan

saintifik dalam pembelajaran PPKn ON

27 LK. 14.1. Penerapan model pembelajaran TM, IN1

28 LK. 14.2 Pemahaman tentang langkah-langkah penerapan model pembelajaran

ON

29 LK. 15.1 Penilaian PPKn di SMP TM, IN1

30 LK.15.2 Komponen-komponen dalam penilaian ON

31 LK.16.1 Prosedur penyusunan dan komponen penyusunan RPP

TM, IN1

32 LK.16.2 Menyusun RPP ON

33 LK. 17.1 Pemilihan Sumber belajar dan media belajar

TM, IN1

34 LK. 17.2 Permasalahan pemilihan Sumber belajar dan media belajar

ON

35 LK. 18.1 Proposal Tindakan Kelas TM, ON

Keterangan.

TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh

IN1 : Digunakan pada In Service Learning 1

ON : Digunakan pada On the Job Learning

PPKn SMP KK C

13

4. Kisi-kisi Ujian sekolah SMP/MTs – PPKn

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH

KURIKULUM 2013 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 MATA PELAJARAN: PENDIDIKAN PANCASILA DAN

KEWARGANEGARAAN

Tabel 3. Kisi-Kisi Ujian Sekolah SMP/MTs – PPKn

LEVEL KOGNITIF

LINGKUP MATERI PANCASILA

SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

NORMA DAN KONSTITUSI

KOMITMEN TERHADAP

KEUTUHAN NKRI

Pengetahuan dan Pemahaman • Mengidentifikasi • Menunjukkan • Menjelaskan • Mendeskripsikan

Siswa dapat memahami dan menguasai : • Proses

perumusan Pancasila

• Nilai-nilai dan moral dalam Pancasila

Siswa dapat memahami dan menguasai : • Proses

perumusan UUD NRI Tahun 1945

• Penerapan Norma

• Lembaga negara berdasarkan UUD NRI 1945

• Hak Asasi Manusia

Siswa dapat memahami dan menguasai : • Aspek-aspek

pengokohan NKRI

• Keberagaman dalam masyarakat

• Semangat persatuan dan kesatuan

Aplikasi • Memberi contoh • Menentukan • Menerapkan • Menginterpretasi • Mengurutkan

Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang : • Proses

perumusan Pancasila

• Nilai-nilai dan moral dalam Pancasila

Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang : • Proses

perumusan UUD NRI Tahun 1945

• Penerapan Norma

• Lembaga negara berdasarkan UUD NRI 1945

• Hak Asasi Manusia

Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang : • Aspek-aspek

pengokohan NKRI

• Keberagaman dalam masyarakat

• Semangat persatuan dan kesatuan

Pendahuluan

14

LEVEL KOGNITIF

LINGKUP MATERI PANCASILA

SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

NORMA DAN KONSTITUSI

KOMITMEN TERHADAP

KEUTUHAN NKRI

Penalaran • Menganalisis • Mengevaluasi • Mengaitkan • Menyimpulkan

Siswa dapat menganalisis : • Proses

perumusan Pancasila

• Nilai-nilai dan moral dalam Pancasila

Siswa dapat menganalisis : • Proses

perumusan UUD NRI Tahun 1945

• Penerapan Norma

• Lembaga negara berdasarkan UUD NRI 1945

• Hak Asasi Manusia

Siswa dapat menganalisis : • Aspek-aspek

pengokohan NKRI

• Keberagaman dalam masyarakat

• Semangat persatuan dan kesatuan.

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH

KURIKULUM 2006 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 MATA PELAJARAN: PENDIDIKAN PANCASILA DAN

KEWARGANEGARAAN

LEVEL KOGNITIF

LINGKUP MATERI

ATURAN DAN

IDEOLOGI

HAK dan KEWAJIBAN

WARGA NEGARA

KEDAULATAN RAKYAT

GLOBALISASI DAN

PRESTASI DIRI

Pengetahuan dan Pemahaman • Mengidentifi

kasi • Menunjukka

n • Menjelaskan • Mendeskrips

ikan

Siswa dapat memahami dan menguasai : • Norma • Konstitusi

dan Proklamasi

• Bahaya Korupsi

• Pancasila

Siswa dapat memahami dan menguasai : • Hak Asasi

Manusia • Usaha Bela

Negara

Siswa dapat memahami dan menguasai : • Demokrasi

dan Kedaulatan

• Kemerdekaan mengemukakan pendapat

• Otonomi daerah

Siswa dapat memahami dan menguasai : • Globalisasi • Prestasi diri

Aplikasi • Memberi

contoh • Menentukan

Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan

Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan

Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan

Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan

PPKn SMP KK C

15

LEVEL KOGNITIF

LINGKUP MATERI

ATURAN DAN

IDEOLOGI

HAK dan KEWAJIBAN

WARGA NEGARA

KEDAULATAN RAKYAT

GLOBALISASI DAN

PRESTASI DIRI

• Menerapkan • Menginterpr

etasi • Mengurutkan

pemahaman tentang : • Norma • Konstitusi

dan Proklamasi

• Bahaya Korupsi

• Pancasila

pemahaman tentang : • Hak Asasi

Manusia • Usaha Bela

Negara

pemahaman tentang : • Demokrasi

dan Kedaulatan

• Kemerdekaan mengemukakan pendapat

• Otonomi daerah

pemahaman tentang: • Globalisasi • Prestasi diri

Penalaran • Menganalisis • Mengevaluasi • Mengaitkan • Menyimpulk

an

Siswa dapat menganalisis : • Norma • Konstitusi

dan Proklamasi

• Bahaya Korupsi

• Pancasila

Siswa dapat menganalisis : • Hak Asasi

Manusia • Usaha Bela

Negara

Siswa dapat menganalisis: • Demokrasi

dan Kedaulatan

• Kemerdekaan mengemukakan pendapat

• Otonomi daerah

Siswa dapat menganalisis • Globalisasi • Prestasi diri

Pendahuluan

16

Bagian I Kompetensi Profesional

PPKn SMP KK C

19

Kegiatan Pembelajaran 1 Ruang Lingkup PPKn

Tujuan Pembelajaran

1. Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat menguraikanruang lingkup

mata pelajaran PPKn secara benar

2. Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat menjelaskan ruang lingkup

materi PPKn secara benar

Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menguraikan ruang lingkup mata pelajaran PPKn

2. Menguraikan ruang lingkup materi PPKn

Uraian Materi

1. Ruang Lingkup Mata Pelajaran PPKn Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan mata

pelajaran penyempurnaan dari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

(PKn) yang semula dikenal dalam Kurikulum 2006. Penyempurnaan tersebut

dilakukan atas dasar pertimbangan: (1) Pancasilasebagai dasar negara dan

pandangan hidup bangsa diperankan dan dimaknai sebagai entitas inti yang

menjadi sumber rujukan dan kriteria keberhasilan pencapaian tingkat

kompetensi dan pengorganisasian dari keseluruhan ruang lingkup mata

pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan; (2) substansi dan jiwa

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945, nilai dan

semangat Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen Negara Kesatuan Republik

Indonesia ditempatkan sebagai bagian integral dari Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan, yang menjadi wahana psikologis-pedagogis pembangunan

warganegara Indonesia yang berkarakter Pancasila.

Kegiatan Pembelajaran 1

20

a. Pancasila sebagai dasar negara, ideologi dan pandangan hidup bangsa Dalam kehidupan bangsa dan negara, kiranya Pancasila bukanlah barang

asing bagi bangsa Indonesia. Sejak awal Pancasila diposisikan menjadi milik

bangsa Indonesia secara keseluruhan dan bukan sebuah golongan,

kelompok, suku bangsa ataupun organisasi tertentu yang ada di Indonesia.

Pancasila adalah ‘label nasional’ yang menggambarkan identitas bangsa

Indonesia. Label nasional ini telah disepakati, sejak bangsa Indonesia

memikirkan dasar-dasar yang digunakan, menjelang Indonesia merdeka

pada saat itu. Lewat kesepakatan ‘pendiri negara’ (the founding fathers)

dalam sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945, ditetapkan bahwa dasar

negara Indonesia bernama Pancasila, yang di dalamnya mengandung lima

nilai-nilai dasar yang digunakan sebagai gambaran kelakuan berpola bangsa

Indonesia, yang erat dengan jiwa, moral dan kepribadian bangsa (Al-Hakim,

2014).

Pancasila menempati dua kedudukan utama, yakni sebagai dasar negara

dan pandangan hidup bangsa. Sebagai dasar negara, Pancasila dijadikan

sebagai dasar ayau landasan dalam mendirikan bangunan Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Perwujudan Pancasila sebagai dasar negara,

ditampakkan dalam hukum nasional, dimana Pancasila harus menjadi

sumber dari segala sumber hukum yang ada di Indonesia. Sedangkan

sebagai pandangan hidup bangsa (way of life), Pancasila memberikan

tuntunan pada seluruh bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.

Di samping dua kedudukan utama Pancasila di atas, kita mengenal juga

fungsi-fungsi Pancasila, antara lain: (1) sebagai kepribadian bangsa

Indonesia, Pancasila merupakan sikap mental, tingkah laku dan amal

perbuatan bangsa Indonesia yang bersifat khas yang berbeda dengan

kepribadian bangsa-bangsa lain; (2) Pancasila sebagai jiwa dan moral

bangsa Indonesia, artinya Pancasila itu merupakan jiwanya bangsa

Indonesia, (3) Pancasila sebagai perjanjian luhur, maksudnya Pancasila itu

merupakan hasil perjanjian dari wakil-wakil rakyat yang mengesahkan

perjanjian itu; (4) sebagai falsafah yang mempersatukan bangsa Indonesia,

dalam arti bahwa Pancasila merupakan sarana yang ‘ampuh’ untuk

mempersatukan bangsa Indonesia; dan (5) sebagai ideologi negara dan

PPKn SMP KK C

21

bangsa Indonesia, maksudnya Pancasila itu merupakan prinsip yang

mengantarkan bangsa Indonesia dalam mengejar cita-cita nasionalnya.

Sebagai kepribadian bangsa, Pancasila harus menggambarkan identitas

bagi kepribadian bangsa Indonesia. Konsep kepribadian bangsa harus diberi

makna sebagai sebuah ‘komitmen bersama’ anggota masyarakat dalam

bentuk bangsa, yang diangkat dari realitas empirik (pengalaman nyata) dan

akar kultural (budaya) masyarakat yang tergambarkan pada pola-pola hidup,

nilai-nilai dan moral kehidupan yang dipandang baik dan dapat digunakan

sebagai perwujudan ‘jati diri bangsa’. Dengan demikian, kepribadian bangsa

adalah sebuah ‘label psikologis’ suatu bangsa yang tercermin dalam bentuk

aktivitas dan pola tingkah lakunya yang dapat dikenali oleh seluruh bangsa

sendiri dan bangsa-bangsa lain.

Berdasarkan Naskah Akademik PPKn (2012), substansi utama Pancasila

adalah Sejarah (latar belakang, proses perumusan, proses pengesahan, dan

perkembangannya), Substansi (filosofi, konsep, prinsip, dan norma) dan

Penerapan; dan dijabarkan menjadi

1) Latar belakang lahirnya Pancasila sebagai dasar negara

2) Proses perumusan dan pengesyahan Pancasila sebagai dasar negara

3) Penerapan Pancasila sebagai pandangan dan sikap hidup bangsa

Indonesia;

4) Masalah-masalah aktual Pancasila dalam kehidupan sehari-hari

5) Nilai-nilai historis dari perumusan UUD 1945

6) Pembukaan UUD 1945 sebagai kaidah fundamental negara

7) Sistem pemerintahan menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun

1945

8) Nilai, konsep, azas, norma, dan sistem yang terkandung dalam

Pembukaan dan pasal-pasal UUD Negara Republik Indonesia Tahun

1945

9) Kesadaran berkonstitusi berdasarkan pemahaman latar belakang, proses

perumusan dan pengesahan, dan perkembangan aktualisasi UUD

Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Kegiatan Pembelajaran 1

22

10) Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai kesepakatan final bentuk

Negara Republik Indonesia

b. UUD NRI Tahun 1945 sebagai hukum dasar tertulis yang menjadi

landasan konstitusional kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara

c. Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai kesepakatan final bentuk

Negara Republik Indonesia.

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah sebuah negara

kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan

hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang.Adanya wilayah merupakan

suatu syarat berdirinya sebuah negara.

d. Bhinneka Tunggal Ika, sebagai wujud filosofi kesatuan yang melandasi dan

mewarnai keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara.“Bhinneka Tunggal Ika”, semboyan yang bertujuan menghargai

perbedaan/keberagaman, tetapi tetap bersatu dalam ikatan sebagai bangsa

Indonesia, bangsa yang memiliki kesamaan sejarah dan kesamaan cita-cita

untuk mewujudkan masyarakat yang “adil dalam kemakmuran” dan “makmur

dalam keadilan” dengan dasar negara Pancasila dan dasar konstitusional

UUD 1945.

Sesuai dengan Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016tentang Standar isi

dijelaskan bahwa tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi PPKn pada

SMP/MTs/SMPLB/PAKET B,adalah tingkat kompetensi 4 dan 4a, tingkat kelas

VII, VIII, IX dengan kompetensi dan ruang lingkup materi sebagai berikut.

PPKn SMP KK C

23

Tabel 4. Ruang Lingkup Materi Pelajaran PPKn SMP

Kompetensi Ruang Lingkup Materi Menjelaskan komitmen para pendiri Negara dalam merumuskan dan menetapkan Pancasila. Menganalisis proses

pengesahan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.

Menunjukkan sikap toleransi dalam makna keberagaman dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

Menjelaskan karakteristik daerah tempat tinggalnya dalam kerangka NKRI.

Menunjukkan perilaku menghargai dengan dasar: moral, norma, prinsip dan spirit kewarga

Komitmen para pendiri Negara dalam merumuskan dan menetapkan Pancasila.

Proses perumusan dan pengesahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Norma hukum dan kepatutan yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Harmoni keutuhan wilayah dan kehidupan dalam konteks NKRI.

Makna keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan gender dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

Menunjukkan sikap dalam dinamika perwujudan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari secara individual dan kolektif. Menganalisis nilai dan moral

yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Menjelaskan masalah yang muncul terkait keberagaman masyarakat dan cara pemecahannya.

Menerapkan perilaku kewarganegaraan berdasarkan prinsip saling menghormati, dan menghargai dalam rangka pengokohan NKRI.

Menghargai dan menghayati dengan dasar: kesadaran nilai, moral, norma, prinsip dan spirit keseluruhan entitas kehidupan kebangsaan.

Dinamika perwujudan nilai dan moral Pancasila dalam kehidupan sehari-hari .

Esensi nilai dan moral Pancasila dalam Pembukaan

Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Makna ketentuan hukum yang berlaku dalam perwujudan kedamaian dan keadilan.

Semangat persatuan dan kesatuan dalam keberagaman masyarakat.

Aspek-aspek pengokohan NKRI.

Kegiatan Pembelajaran 1

24

Aktivitas Pembelajaran

Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti

moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.

Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas

pembelajaran pada point 2.

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Ruang Lingkup

PPKn”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran

dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Ruang Lingkup PPKn”.

b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan

yang hendak dicapai pada modul ini.

c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau

kelompok.

d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan

kerja keras memahami terhadap materi modul

e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan

keperluan);

f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi

latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul

(LK.1.1). Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok,

berani mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda

serta berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.

g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar.

h. Penyampaian hasil diskusi;

i. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya

pada diskusi dan kerja kelompok

j. Menyimpulkan hasil pembelajaran

k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut

PPKn SMP KK C

25

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1

Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Ruang Lingkup

PPKn”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai

berikut.

Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses

pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Ruang

Lingkup PPKn”.

Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan

tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.

Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual

Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan

kerja keras memahami materi modul

Kegiatan on

Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara

individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan

harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja

keras dalam mengerjakan LK 1.2 yang ada.

b. Kegiatan In 2 Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan

pertanyaan, saran dan komentar.

Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil

pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain

Menyimpulkan hasil pembelajaran

Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

Merencanakan kegiatan tindak lanjut

Kegiatan Pembelajaran 1

26

Latihan/Kasus/Tugas

Setelah membaca dengan cermat seluruh uraian di atas, kini tiba saatnya anda

meningkatkan pemahaman dengan mengerjakan latihan berikut. Anda dapat

mengerjakan latihan secara individual atau bersama dengan teman anda. Lakukan

kegiatan sebagai berikut.

Aktivitas: Menguraikan ruang lingkup PPKn LK.1.1 Ruang lingkup PPKn Prosedur kerja

1. Identifikasi materi kompetensi pengetahuan (KD PPKn SMP) yang berkaitan

dengan Pancasila!

2. Identifikasi materi kompetensi pengetahuan (KD PPKn SMP) yang berkaitan

dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945!

3. Identifikasi materi kompetensi pengetahuan (KD PPKn SMP) yang berkaitan

dengan Bhinneka Tunggal Ika!

4. Identifikasi materi kompetensi pengetahuan (KD PPKn SMP) yang berkaitan

dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia!

Setelah mengerjakan latihan, anda dapat membaca alternatif jawaban latihan

untuk membandingkan tingkat ketepatan hasil kerja anda. Jika anda menganggap

hasil latihan anda belum sempurna, maka sebaiknya anda menganalisis

penyebabnya dan kemudian memperbaikinya.

LK.1.2 Ruang lingkup PPKn ditinjau dari aspek dasar Negara, UUDNRI, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI Membuat makalah dengan tema ruang lingkup materi PPKn ditinjau dari aspek

cakupan dasar negara, UUD NRI, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI).

Petunjuk Pembuatan 1. Makalah adalah betul-betul karya Saudara sendiri. Hal-hal yang bukan karya

Saudara dalam makalah tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

2. Sistematika Makalah: a. Pendahuluan/ Latar belakang Masalah b. Isi c. Penutup/ Kesimpulan

PPKn SMP KK C

27

3. Ketentuan lain a. Makalah terdiri dari 7 sampai 10 halaman. b. Jenis huruf: Arial c. Besar/ukuran huruf atau font adalah 11. d. Spasi:1,5 spasi

Jangan lupa untuk mencantumkan identitas Saudara pada makalah.

Tes Formatif untuk Kegiatan Umpan Balik 1. Yang bukan termasuk ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Pancasila

dan Kewarganegaraan adalah …. A. Pancasila C. Bhinneka Tunggal ika B. UUD NRI 1945 D. HAM

2. Pancasila menempati dua kedudukan utama, yakni sebagai dasar negara dan

pandangan hidup bangsa Pengertian Pancasila sebagai dasar negara adalah .... A. Pancasila memberikan tuntunan pada seluruh bangsa Indonesia dalam

kehidupan sehari-hari B. Pancasila menjadi sumber hukum nasional yang ada di Indonesia C. maksudnya Pancasila itu merupakan hasil perjanjian dari wakil-wakil

rakyat yang mengesahkan perjanjian itu D. Pancasila itu merupakan prinsip yang mengantarkan bangsa Indonesia

dalam mengejar cita-cita nasionalnya

3. Di samping dua kedudukan utama Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup, kita mengenal juga fungsi-fungsi Pancasila, antara lain: sebagai kepribadian bangsa. Pancasila sebagai kepribadian bangsa adalah …. A. Pancasila menjadi sumber hukum nasional yang ada di Indonesia B. maksudnya Pancasila itu merupakan hasil perjanjian dari wakil-wakil

rakyat yang mengesahkan perjanjian itu C. Pancasila itu merupakan prinsip yang mengantarkan bangsa Indonesia

dalam mengejar cita-cita nasionalnya D. Pancasila merupakan sikap mental, tingkah laku dan amal perbuatan

bangsa Indonesia yang bersifat khas yang berbeda dengan kepribadian bangsa-bangsa lain

4. Landasan konstitusional kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Republik Indonesia adalah …. A. Pancasila C. Undang-undang B. UUD NRI 1945 D. Peraturan Menteri

5. Permendikbud dibawah ini yang mengatur tentang Standar isi yang berkaitan

dengan kompetensi dan ruang lingkup materi PPKn SMP adalah …. A. Pemendikbud Nomor 20 Tahun 2016 B. Pemendikbud Nomor 21 Tahun 2016 C. Pemendikbud Nomor 22 Tahun 2016 D. Pemendikbud Nomor 24 Tahun 2016

Kegiatan Pembelajaran 1

28

Rangkuman

Setelah semua kegiatan latihan Anda kerjakan, ada baiknya Anda membuat

rangkuman dan butir-butir yang telah Anda capai. Anda dapat mencocokkan

rangkuman Anda dengan rangkuman berikut ini.

1. Ruang lingkup mata pelajaran PPKn meliputi: (1) Pancasila, sebagai dasar

negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa;(2) UUD 1945 sebagai

hukum dasar tertulis yang menjadi landasan konstitusional kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; (3) Negara Kesatuan Republik

Indonesia, sebagai kesepakatan final bentuk Negara Republik Indonesia;

(4) Bhinneka Tunggal Ika, sebagai wujud filosofi kesatuan yang

melandasi dan mewarnai keberagaman kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara.

2. Ruang lingkup mata pelajaran PPKn sesuai dengan Permendikbud Nomor

21 Tahun 2016 tentang Standar isi terdiri atas tingkat kompetensi dan ruang

lingkup materi

Umpan Balik dan Tindak Lanjut.

Setelah Anda mempelajari Modul dan mengerjakan Latihan Kerja/ tes formatif,

Cocokan jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Apabila Anda belum

mencapai 80%, dipersilakan mempelajari kembali. Sebaiknya apabila sudah

mencapai 80% ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran

berikutnya (nilai tanggung jawab, komitmen moral)

Rumus berikut digunakan untuk menghitung tingkat penguasaan anda :

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 = 𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏

𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽 𝑥𝑥 100%

PPKn SMP KK C

29

Kegiatan Pembelajaran 2 Persamaan dan Perbedaan Usulan Dasar Negara

Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan membaca dan berdiskusi, peserta diklat dapat menguraikan

persamaan dan perbedaan usulan dasar negara oleh para pendiri negara dengan

benar

Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menguraikan ragam usulan rumusan dasar negara

2. Menguraikan persamaan usulan dasar negara oleh para pendiri negara

3. Menguraikan perbedaan usulan dasar negara oleh para pendiri negara

4. Menguraikan kesepakatan para pendiri negara dalam Sidang PPKI

5. Menjelaskan nilai juang dalam Proses Perumusan Pancasila

Uraian Materi

1. Ragam Usulan Rumusan Dasar Negara Dasar negara merupakan fondasi berdirinya sebuah negara. Jika diibaratkan

sebuah bangunan, tanpa adanya pondasi yang kuat, bangunan tidak akan mampu

berdiri dengan kokoh. Fondasi sebuah dasar negara harus disusun sebaik

mungkin. Membuat rumusan dasar negara bukanlah suatu perkara yang mudah.

Pada proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, mengalami berbagai

perbedaan pendapat dan pandangan, dikarenakan bangsa Indonesia memiliki

berbagai macam keragaman, baik itu keragaman suku, agama, budaya adat

istiadat dan lain sebagainya.

Berikut kita ikuti pemikiran usulan mengenai dasar negara Indonesia yang dalam

sidang pertama BPUPKI secara berurutan dikemukakan oleh Mr. Mohammad

Yamin, Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno.

a. Mr. Mohammad Yamin (29 Mei 1945)

Kegiatan Pembelajaran 2

30

Mr. Mohammad Yamin menyatakan pemikirannya tentang dasar negara

Indonesia merdeka di hadapan sidang BPUPKI pada tanggal 29 Mei 1945

yang diberi judul “Asas dan Dasar Negara Kebangsaan Republik Indonesia”.

Secara lisan, Mr. Mohammad Yamin mengusulkan dasar negara Indonesia

merdeka yang intinya sebagai berikut :

Peri Kebangsaan

Peri Kemanusiaan

Peri Ketuhanan

Peri Kerakyatan

Kesejahteraan Rakyat.

Setelah menyampaikan pidatonya, Mr. Mohammad Yamin menyampaikan

usul tertulis naskah Rancangan Undang-Undang Dasar. Di dalam Pembukaan

Rancangan UUD itu tercantum rumusan lima asas dasar negara yang berbunyi

sebagai berikut:

1) Ketuhanan Yang Maha Esa

2) Kebangsaan Persatuan Indonesia

3) Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

4) Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam

Perumusyawaratan/ Perwakilan

5) Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

b. Mr. Soepomo Mr. Soepomo mengemukakan pemikirannya di sidang BPUPKI pada tanggal

31 Mei 1945. Dalam pidatonya, Mr. Soepomo menguraikan teori-teori negara

atau juga dikenal dengan teori landasan yang digunakan untuk mendirikan

negara, sebagai berikut:

1) Teori negara perseorangan (individualistik) sebagaimana yang diajarkan oleh

Thomas Hobbes (abad 17), Jean Jacques Rouesseau (abad 18), Herbert

Spencer (abad 19), Hj. Laski (abad 20), yang menegaskan bahwa negara

adalah masyarakat hukum (Legal Society) yang disusun atas kontrak seluruh

individu (Contract Social)

PPKn SMP KK C

31

2) Paham negara kelas (Class Theory) atau Teori Kolektivisme, yang diajarkan

oleh Karl Marx, F. Engels, Lenin. Negara tidak lebih hanyalah “instrument”

atau alat. Alat kelas yang berkuasa (borjuis – kapitalis) untuk menindas kelas

yang tidak berdaya (buruh - proletar), karena itu kaum proletar harus bersatu

mengalahkan kaum borjuis. Merebut kekuasaan, kemudian ganti menindas

kaum penindas.

3) Paham negara integralistik. Negara yang didirikan seperti yang diajarkan oleh

Hegel, Adam Muller, Spinoza. Jika teori pertama Negara dibentuk untuk

menjamin kepentingan individu. Teori kedua, negara dibentuk untuk

menjamin kepentingan golongan (kelompok), maka teori integralistik

menjamin kepentingan keseluruhan (totalitas). Negara menjamin

kepentingan keseluruhan sebagai “persatuan organis”, semua unsur

berhubungan sebagai satu kesatuan. Negara menjamin penghidupan seluruh

negara, tidak memihak golongan yang kuat, paling besar, dan tidak

menjadikan kepentingan individu sebagai pusat. Negara menjamin dan

melindungi kepentingan keseluruhan sebagai suatu persatuan yang utuh.

Selanjutnya dalam kaitannya dengan filsafat negara Indonesia, Mr. Soepomo

mengusulkan hal-hal sebagai berikut :

1) Negara tidak menyatukan diri dengan golongan terbesar, terkuat, tapi

mengatasi semua golongan besar atau kecil. Dalam Negara yang bersatu

seperti itu maka urusan agama diserahkan pada golongan – golongan

pemeluk agama yang bersangkutan.

2) Hendaknya para warga negara beriman takluk kepada Tuhan. Setiap waktu

selalu ingat pada Tuhan.

3) Negara Indonesia hendaknya berdasarkan kerakyatan, dalam susunan

pemerintahan negara Indonesia harus dibentuk sistem badan

permusyawaratan. Kepala Negara akan terus berhubungan erat dengan

Badan Permusyawaratan, dengan begitu kepala negara senantiasa tahu dan

merasakan rasa keadilan dan cita-cita rakyat. Kepala negara terus menerus

bersatu jiwa dengan rakyat.

4) Dalam penyelenggaraan bidang ekonomi hendaknya ekonomi Negara

bersifat kekeluargaan. Kekeluargaan merupakan sifat masyarakat timur yang

harus dijunjung tinggi. Sistem tolong menolong, sistem koperasi hendaknya

Kegiatan Pembelajaran 2

32

dijadikan dasar ekonomi Negara Indonesia yang makmur, bersatu, berdaulat,

adil.

5) Negara Indonesia hendaknya melakukan hubungan antar negara, antar

bangsa. Soepomo mengajarkan supaya negara Indonesia bersifat Asia Timur

Raya, sebab Indonesia menjadi bagian kekeluargaan Asia Timur Raya.

Dalam pidatonya, Mr. Soepomo memberikan penekanan pada karakteristik

negara persatuan, kebersamaan atau populer sebagai paham integralistik.

Secara garis besar dalam sidang ini Mr. Soepomo menyampaikan rumusan

Pancasila sebagai berikut :

1) Persatuan

2) Kekeluargaan

3) Keseimbangan Lahir dan Batin

4) Musyawarah

5) Keadilan Rakyat

c. Ir. Soekarno

Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno mendapat kesempatan untuk

mengemukakan pendapatnya yang terdiri dari lima asas sebagai berikut ini :

1) Kebangsaan Indonesia

2) Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan

3) Mufakat atau demokrasi

4) Kesejahteraan sosial

5) Ketuhanan yang berkebudayaan.

Lima prinsip sebagai dasar negara tersebut kemudian oleh Soekarno

diusulkan agar diberi nama “Pancasila” atas saran salah seorang teman beliau

seorang ahli bahasa. Berikutnya Soekarno kelima sila tersebut bisa diperas

menjadi “Tri Sila" yaitu: (1) sosio-nasionalisme yang merupakan sintesis dari

Sila kebangsaan dengan peri kemanusiaan, (2) Sosio-demokrasi yang

merupakan sintesis dari Sila mufakat atau demokrasi dengan Kesejahteraan

Sosial, dan (3) Ketuhanan yang berkebudayaan. Kemudian Tri Sila tersebut

dapat diperas lagi menjadi Eka Sila, yaitu Gotong Royong.

Beliau mengusulkan Pancasila adalah sebagai dasar filsafat negara dan

PPKn SMP KK C

33

pandangan hidup bangsa atau “Philosofhische grondslag” juga pandangan

dunia yang setingkat dengan aliran-aliran besar dunia atau dikenal sebagai

“weltanschauung” dan di atas dasar itulah kita didirikan. Selanjutnya 1 Juni kita

peringati sebagai hari Lahir Istilah Pancasila.

Dari sidang BPUPKI yang pertama, bisa ditarik kesimpulan bahwa segenap

tokoh pendiri bangsa (founding fathers) berusaha untuk merumuskan dasar

negara yang akan menjadi tumpuan utama bagi kokohnya bangsa Indonesia.

Setiap tokoh walaupun memiliki pemikiran yang tidak persis sama, akan tetapi

memiliki satu pemikiran yaitu untuk memberikan yang terbaik bangi bangsa,

dimana setiap usulan yang ada tidak terlepas dari karakteristik yang dimiliki

oleh bangsa Indonesia.

2. Persamaan Usulan Dasar Negara Oleh Para Pendiri Negara Walaupun rumusan Pancasila sebagaimana dikemukakan oleh ketiga tokoh (Mr.

Mohammad Yamin, Mr. Soepomo dan Ir. Soekarno) terdapat perbedaan, akan

tetapi rumusan-rumusan tersebut memiliki persamaan dari segi materi dan

semangat yang menjiwainya.

Mr. Moh. Yamin mengemukakan bahwa Indonesia merupakan suatu negara

kebangsaan dan berdasarkan kepada kebudayaan Indonesia. Walaupun dalam

pidatonya tidak terdapat uraian terperinci mengenai lima dasar negara dan juga

tidak dikemukakan nama Pancasila, akan tetapi dalam lampiran rancangan

Undang-Undang Dasar Negara yang disampaikannya, ada terdapat perumusan

mengenai lima dasar. Mr. Soepomo mengemukakan bahwa staatsidee dan

rechtsidee itu harus selaras dengan struktur dan kebudayaan masyarakat. Negara

Indonesia harus didasarkan kepada alam pikiran Indonesia. Pemikiran kedua

tokoh tersebut sejalan dengan pemikiran yang disampaikan oleh Ir. Soekarno yang

disampaikan dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945 yang mengungkapkan

ideologi kebangsaan mengenai dasar negara.

Selain persamaan tentang pandangan kebangsaan, ketiga tokoh tersebut dalam

setiap pemikiran yang dikemukakan tidak pernah terlepas dari pentingnya nilai

Ketuhanan dalam kehidupan bengsa Indonesia.

Secara garis besar ada beberapa persamaan yang bisa kita simpulkan dari

Kegiatan Pembelajaran 2

34

berbagai pandangan dari ketiga tokoh tersebut, antara lain :

1) Semua para pendiri bangsa berpikir tentang bagaimana memajukan suatu

negara agar bisa menjadi makmur dan sejahtera

2) Ingin menyatukan NKRI, menciptakan kesetaraan sosial, membuat dasar

negara yang kokoh dari ancaman bangsa lain, dengan kata lain sama sama

memiliki cita cita besar untuk bangsa dan negara ini

3) Sama-sama mementingkan orang banyak/rakyat, tujuannya sebagai pemersatu,

ada unsur Tuhan didalamnya, kesejahteraan rakyat, keadilan, bermusyawarah 4) Dasar negara harus selaras dengan struktur, budaya dan kepribadian bangsa.

3. Perbedaan Usulan Dasar Negara Oleh Para Pendiri Negara Pada proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, selain terdapat

beberapa persamaan pemikiran oleh para tokoh bangsa, terdapat pula berbagai

perbedaan pendapat dan pandangan.

Tabel 5. Perbedaan Usulan Dasar Negara oleh Para Pendiri Negara

Mr. Moh. Yamin Mr. Soepomo Ir. Soekarno

1. Peri Kebangsaan 2. Peri Kemanusiaan 3. Peri Ketuhanan 4. Peri Kerakyatan 5. Kesejahteraan

Rakyat.

1. Persatuan 2. Kekeluargaan 3. Keseimbangan Lahir

dan Batin 4. Musyawarah 5. Keadilan Rakyat

1. Kebangsaan Indonesia. 2. Internasionalisme atau

Peri Kemanusiaan. 3. Mufakat atau demokrasi. 4. Kesejahteraan sosial. 5. Ketuhanan yang

berkebudayaan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa pemikiran mengenai rumusan Pancasila terus

mengalami perkembangan selama sidang dilaksanakan. Terdapat perbedaan tiga

ideologi yang melatar belakangi antara lain ideologi kebangsaan, ideologi Islam

dan ideologi Barat Modern Sekular. Dengan semua perbedaan dan usulan yang

ada, walaupun sempat mengalami kemacetan, akhirnya dapat disepakati melalui

Panitia Sembilan yang bertugas untuk menyelaraskan mengenai hubungan

negara dan agama.

Pada tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan berhasil merumuskan dasar negara

yang diberi nama Piagam Jakarta atau Jakarta Charter oleh Mr. Mohammad

PPKn SMP KK C

35

Yamin, yang merupakan persetujuan antara pihak Islam dan pihak kebangsaan.

Panitia Sembilan telah berhasil mencapai satu persetujuan yang selanjutnya

dicantumkan dalam suatu rancangan pembukaan atau preambule hukum dasar

dan dilaporkan dalam sidang BPUPKI kedua tanggal 10 Juli 1945.

Rumusan dasar negara dalam Piagam Jakarta, dapat dikemukakan sebagai

beriku.

1) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-

pemeluknya

2) Kemanusiaan yang adil dan beradab

3) Persatuan Indonesia

4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan

5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

4. Kesepakatan Para Pendiri Negara dalam Sidang PPKI Berkaitan dengan UUD, terdapat perubahan dari bahan yang dihasilkan

sebelumnya oleh BPUPKI, antara lain:

1) Kata Mukadimah diganti dengan kata Pembukaan.

2) Pada pembukaan alenia keempat anak kalimat “Ketuhanan dengan

menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya diganti dengan

Ketuhanan yang Maha Esa.

3) Pada pembukaan alinea keempat anak kalimat ".... menurut kemanusiaan

yang adil dan beradab" diganti menjadi ".... kemanusiaan yang adil dan

beradab".

4) Kalimat “… dalam suatu Hukum Dasar Negara Indonesia …” dalam Piagam

Jakarta diganti dengan “… dalam suatu UUD Negara Indonesia ....”

5) Pada pasal 6 ayat 1 yang semula berbunyi Presiden ialah orang Indonesia

asli dan beragama Islam diganti menjadi Presiden adalah orang Indonesia

asli.

6) Pada pasal 29 ayat 1 dengan mencoret kalimat “dengan kewajiban dan lain-

lain”.

Kegiatan Pembelajaran 2

36

7) Selanjutnya Moh. Hatta menjelaskan perubahan-perubahan berkenaan

dengan pasal 4 ayat 2, pasal 5, pasal 6 ayat 2, pasal 7, pasal 8 ayat 1 dan

ayat 2, pasal 9, pasal 33, pasal 24 pasal 25 dan pasal 26.

Berikut ini merupakan kronologi beberapa usulan perubahan yang terjadi dalam

pembahasan Pembukaan:

Nama Usulan Keterangan

Hadi Koesoemo

Kata “menurut dasar kemanusiaan” diganti dengan Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adl dan Beradab

Usul diterima

Otto Iskandardinata Kata “pintu gerbang” dihilangkan saja Usul tidak diterima

I Gusti Ktut Pudja Kata “Atas berkat Rahmat Allah” pada alinea 3 diganti dengan “atas berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa”

Usul diterima

Tanggal 18 Agustus tercatat pula merupakan perjalanan sejarah paling

menentukan bagi rumusan Pancasila. Hari itu akan disyahkan Undang-Undang

Dasar untuk negara Indonesia merdeka. Sementara rumusan Pancasila menjadi

bagian dari preambul (pembukaan) Undang-Undang Dasar negara tersebut.

Namun demikian sehari sebelum tanggal ini ada peristiwa penting. Sore hari

setelah kemerdekaan Negara Indonesia diproklamirkan, Moh. Hatta menerima

Nisyijima (pembantu Laksamana Mayda/Angkatan Laut Jepang) yang

memberitahukan bahwa ada pesan berkaitan dengan Indonesia merdeka. Pesan

tersebut, kaitannya berasal dari wakil-wakil Indonesia bagian Timur di bawah

penguasaan Angkatan Laut Jepang. Isi pesannya menyatakan bahwa wakil-wakil

Protestan dan Katolik dari daerah-daerah yang dikuasai Angkatan Laut Jepang

keberatan dengan rumusan sila pertama dan mengancam akan mendirikan

negara sendiri apabila kalimat tersebut tidak diubah.

Ketika itu Hatta menyadari bahwa penolakan terhadap pesan tersebut akan

mengakibatkan pecahnya negara Indonesia Merdeka yang baru saja dicapai. Jika

hal itu terjadi tidak menutup kemungkinan daerah (Indonesia) luar Jawa akan

kembali dikuasai oleh kaum Kolonial Belanda. Akhirnya bung Hatta dan beberapa

PPKn SMP KK C

37

tokoh Islam mengadakan pembahasan sendiri untuk mencari penyelesaian

masalah kalimat ”... dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-

pemeluknya” pada kalimat ”Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat

Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Tokoh-tokoh Islam yang membahas adalah Ki

Bagus Hadikusumo, Kasman Singodimejo, K.H. Abdul Wachid Hasyim, dan Teuku

Moh. Hassan.

Dalam waktu yang tidak terlalu lama, dicapai kesepakatan untuk menghilangkan

kalimat ”... dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-

pemeluknya”. Hal ini dilakukan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa

Indonesia. Kita harus menghargai nilai juang para tokoh-tokoh yang sepakat

menghilangkan kalimat ”.... dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi

pemeluk-pemeluknya”. Para tokoh PPKI berjiwa besar dan memiliki rasa

nasionalisme yang tinggi. Mereka juga mengutamakan kepentingan bangsa dan

negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Adapun tujuan diadakan

pembahasan sendiri tidak pada forum sidang agar permasalahan cepat selesai.

Rumusan sila-sila Pancasila yang ditetapkan oleh PPKI dapat dilihat selengkapnya

dalam naskah Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945

1) Ketuhanan Yang Maha Esa

2) Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

3) Persatuan Indonesia

4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/ perwakilan

5) Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.

Rumusan inilah kemudian dijadikan dasar negara hingga sekarang bahkan hingga

akhir perjalanan bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia bertekad bahwa Pancasila

sebagai dasar negara tidak dapat diubah oleh siapapun, termasuk oleh MPR hasil

pemilu. Jika mangubah dasar negara Pancasila berarti membubarkan negara hasil

proklamasi (tap MPRS No. XX/MPRS/1966). Selanjutnya untuk mengamankan

rumusan sila-sila Pancasila yang benar dan sah maka dikeluarkanlah Instruksi

Presiden (Inpres) Nomor 12 tahun 1968 pada tanggal 13 April 1968 yang isinya

menegaskan bahwa pengucapan dan penulisan Pancasila adalah seperti yang

tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Selanjutnya dikeluarkan Tap MPR No.

Kegiatan Pembelajaran 2

38

XVII/MPR/1998 tentang Penegasan Pancasila Sebagai Dasar Negara dan

dinyatakan didalamnya bahwa Pancasila mengandung makna sebagai ideologi

nasional dan sebagi cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia

5. Nilai Juang Nilai Juang dalam Proses Perumusan Pancasila Berdasarkan uraian materi di atas, proses perumusan Pancasila melewati tahapan

yang tidak mudah, dikarenakan terdapat berbagai pendapat dan pandangan yang

berbeda. Tanpa melalui rasa persatuan dan semangat kemerdekaan, segala

perbedaan yang ada dapat semakin menghancurkan bangsa Indonesia yang pada

saat itu sedang berjuang dalam meraih kemerdekaannya. Dengan sikap

kenegarawanan para tokoh, pada akhirnya proses perumusan Pancasila dapat

mencapai kesepakatan bersama, yang dijadikan sebagai landasan bagi bangsa

Indonesia.

Pancasila merupakan karya besar para tokoh-tokoh besar pendiri negara yang

“digali” dari ibu Pertiwi. Hasil “renungan” sedalam-dalamnya dari dalam hidup dan

kehidupan bangsa Indonesia sejak dulu kala. Konsensus bersama, janji para

pahlawan tokoh nasional, komitmen untuk menjadi suatu sistem yang diyakini

kebenarannya, serta menjadi pandangan hidup bagi bangsa Indonesia dalam

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Nilai-nilai luhur Pancasila terlahir dari sikap dan tindakan luhur para bapak bangsa.

Mustahil pikiran besar lahir dari manusia yang tidak memiliki konsepsi besar, jiwa

besar, kemampuan membaca tanda-tanda jaman dalam memperjuangkan masa

depan menjadi lebih baik. Namun tetap kuat berakar pada jati diri kepribadian

bangsa sendiri sosio-budaya sendiri. Karena itulah generasi penerus perlu

meneladani menjadikannya “panutan” dalam bertutur, bersikap, bertindak dalam

kehidupan sehari-hari.

PPKn SMP KK C

39

Aktivitas Pembelajaran

Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 2 ini, peserta yang mengikuti

moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.

Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas

pembelajaran pada point 2.

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh a. Penyampaian tujuan pembelajaran, yaitu melalui kajian referensi dan

diskusi, peserta pelatihan dapat menjelaskan persamaan dan perbedaan

usulan dasar negara oleh para pendiri negara b. Peserta diminta melakukan aktivitas belajar sebagai berikut:

1) Mencermati uraian materi di atas tentang persamaan dan perbedaan

usulan dasar negara oleh para pendiri negara

2) Peserta membentuk kelompok (idealnya anggota kelompok

berjumlah 5-6 orang). Masing-masing kelompok menerima tugas

yang berbeda, yaitu:Kelompok ganjil (1,3 dan 5) mengidentifikasi

persamaan usulan dasar negara oleh para pendiri negara. Kelompok

genap (2,4 dan 6) mengidentifikasi perbedaan usulan dasar negara

oleh para pendiri negara (LK 2.1)

3) Hasil diskusi dipresentasikan dan kelompok lain menanggapi

c. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan klarifikasi dari fasilitator terhadap

hasil diskusi kelas dan Refleksi

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1

1) Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses

pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul

2) Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan

tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.

3) Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta

tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta

dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual

4) Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas

dan kerja keras memahami terhadap materi modul

Kegiatan Pembelajaran 2

40

b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara

individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan

harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja

keras dalam mengerjakan LK 2.2 yang ada.

c. Kegiatan In 2 1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan peserta

lain menyampaikan pertanyaan, saran dan komentar.

2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil

pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain

3) Menyimpulkan hasil pembelajaran

4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut

Latihan/ Kasus /Tugas

Setelah membaca dengan cermat seluruh uraian di atas serta mengerjakan tugas

diskusi yang diberikan pada kegiatan belajar, kini tiba saatnya anda meningkatkan

pemahaman dengan mengerjakan latihan berikut.

Aktivitas : Menguraikan persamaan dan perbedaan usulan dasar negara LK. 2.1. Persamaan dan perbedaan usulan dasar negara

1. Buatlah telaah tentang beberapa persamaan pandangan dari ketiga tokoh

perumus Pancasila!

2. Buatlah telaah tentang beberapa perbedaan pandangan dari ketiga tokoh

perumus Pancasila!

LK 2.2 Kesepakatan yang terjadi atas perbedaan usulan dasar negara 1. Identifikasikan kesepakatan yang terjadi atas perbedaan usulan dasar negara!

2. Membuat analisis 1-2 halaman terkait dengan persamaan dan perbedaan

usulan dasar negara oleh para pendiri negara

PPKn SMP KK C

41

3. Menganalisis dalam 1-2 halaman tentang dihilangkannya kata dengan

kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya pada sila 1

dan diganti dengan Ketuhanan Yang Maha Esa

Tes Formatif untuk Umpan balik 1. Tokoh dibawah ini yang mengusulkan rumusan dasar negara adalah....

A. Ir Soekarno dan Drs.Moh Hatta B. Ir Soekarno dan Mr Muhamad Yamin C. Drs.Moh Hatta dan Mr Muhamad Yamin D. Drs.Moh Hatta dan Mr Supomo

2. Ir. Soekarno dan Muh. Yamin memiliki persamaan dalam menyampaikan

usulan tentang dasar negara yakni berkaitan dengan .... A. Keseimbangan lahir batin C. Ketuhanan B. Keadilan rakyat D. Kekeluargaan

3. Pernyataan :

1) Adanya diskriminasi bagi warga negara yang beragama non Islam 2) Bangsa Indonesia tidak hanya Islam, tetapi bermacam-macam

agama yang dipeluk warganya 3) Bangsa Indonesia banyak yang muslim 4) Ada yang berkeberatan dengan isi dari rumusan dasar negara

tersebut Dari pernyataan tersebut, yang merupakan alasan perubahan sila rumusan dasar negara pada Piagam Jakarta yang menyebutkan bahwa: “...dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” ditunjukkan pada nomor .... A. 1,2 dan 3 C. 1, 3 dan 4 B. 1,2 dan 4 D. 2, 3 dan 4

4. Kebangsaan Indonesia Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan, Mufakat

atau Demokrasi, Kesejahteraan Sosial, Ketuhanan yang Berkebudayaan. Usulan dasar Negara menurut... A. Mr Mohamad Yamin C. Ir Sukarno B. Mr Soepomo D. Drs. Mohamad Hatta

5. Ketuhanan Yang Maha Esa, Kebangsaan persatuan Indonesia, Rasa

kemanusiaan yang adil dan beradab, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Usulan dasar Negara menurut... A. Mr Mohamad Yamin C. Ir Sukarno B. Mr Soepomo D. Drs. Mohamad Hatta

Kegiatan Pembelajaran 2

42

AKTIVITAS: PENGEMBANGAN BUTIR SOAL PENILAIAN BERBASIS KELAS LK.Pengembangan Soal Prosedur Kerja 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul C

Kelompok Kompetensi Pedagogik pada Kegiatan Pembelajaran 16 2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan seperti pada saran penggunaan modul E.4 3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari sesuai format

berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda) KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK a. Kurikulum 2006 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn

No Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal

1

Menampilkan perilaku yang sesuai dengan nilai- nilai Pancasila

Menjelaskan Pancasila sebagai dasar Negara dan ideologi Negara

VIII

Pancasila sebagai dasar

Negara

Menguraikan proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara

PG Level Pengetahuan dan Pemahaman

2

Menampilkan perilaku yang sesuai dengan nilai- nilai Pancasila

Menjelaskan Pancasila sebagai dasar Negara dan ideologi Negara

VIII

Pancasila sebagai dasar

Negara

Menguraikan proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara

PG Level Aplikasi

3

Menampilkan perilaku yang sesuai dengan nilai- nilai Pancasila

Menjelaskan Pancasila sebagai dasar Negara dan ideologi Negara

VIII

Pancasila sebagai dasar

Negara

Menguraikan proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara

PG Level Penalaran

4. VIII

Pancasila sebagai dasar

Negara

Menguraikan proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara

Uraian Level Aplikasi

5. VIII

Pancasila sebagai dasar

Negara

Menguraikan proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara

Uraian Level Penalaran

PPKn SMP KK C

43

b. Kurikulum 2013 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn

No Kompetensi Dasar Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal

1 VII Proses perumusan Pancasila

PG Level Pengetahuan dan Pemahaman

2

VII Proses perumusan Pancasila

PG Level Aplikasi

3

VII Proses perumusan Pancasila

PG Level Penalaran

4

VII Proses perumusan Pancasila

Uraian Level Pengetahuan dan Pemahaman

5

VII Proses perumusan Pancasila

uraian Level Aplikasi

6

VII Proses perumusan Pancasila

Uraian Level Penalaran

4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN/ penilaian berbasis kelas pada

lingkup materi yang dipelajari pada modul ini. 5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs. 6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal 7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal.

KARTU SOAL Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn Kelas : VII Kompetensi : Level : Pengetahuan dan Pemahaman Materi : Persamaan dan perbedaan usulan dasar negara Bentuk Soal : Pilihan Ganda/ uraian

BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban :

Kegiatan Pembelajaran 2

44

Rangkuman

1. Dasar negara merupakan pondasi berdirinya sebuah negara. bila diibaratkan

sebuah bangunan, tanpa adanya pondasi yang kuat, bangunan tidak akan

mampu berdiri dengan koko

2. Walaupun rumusan Pancasila sebagaimana dikemukakan oleh ketiga tokoh

(Mr. Mohammad Yamin, Mr. Soepomo dan Ir. Soekarno) terdapat perbedaan,

akan tetapi rumusan-rumusan tersebut memiliki persamaan dari segi materi dan

semangat yang menjiwainya.Masing-masing tokoh perumus Pancasila memiliki

pandangan yang berbeda, akan tetapi rumusan-rumusan tersebut memiliki

persamaan dari segi materi dan semangat yang menjiwainya.

3. Pada proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, mengalami berbagai

perbedaan pendapat dan pandangan, dikarenakan bangsa Indonesia memiliki

berbagai macam keragaman, baik itu keragaman suku, agama, budaya adat

istiadat dan lain sebagainya.

4. Pancasila merupakan karya besar para tokoh-tokoh besar pendiri negara yang

“digali” dari ibu Pertiwi. Hasil “renungan” sedalam-dalamnya dari dalam hidup

dan kehidupan bangsa Indonesia sejak dulu kala. Konsensus bersama, janji

para pahlawan tokoh nasional, komitmen untuk menjadi suatu sistem yang

diyakini kebenarannya, serta menjadi pandangan hidup bagi bangsa Indonesia

dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.Dengan sikap

kenegarawanan para tokoh, pada akhirnya proses perumusan Pancasila dapat

mencapai kesepakatan bersama, yang dijadikan sebagai landasan bagi bangsa

Indonesia.

PPKn SMP KK C

45

Umpan Balik dan Tindak Lanjut.

Setelah Anda mempelajari Modul dan mengerjakan Latihan Kerja, Cocokan

jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Apabila Anda belum mencapai

80%, dipersilakan mempelajari kembali,. Sebaiknya apabila sudah mencapai 80%

ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya (nilai

tanggung jawab, komitmen moral)

Rumus berikut digunakan untuk menghitung tingkat penguasaan anda :

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 = 𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏

𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽 𝑥𝑥 100%

Kegiatan Pembelajaran 3

46

PPKn SMP KK C

47

Kegiatan Pembelajaran 3 Perbedaan Baik dan Buruk dalam Bertutur Kata Berperilaku dan Bersikap Sesuai dengan Nilai-Nilai Pancasila

Tujuan Pembelajaran

1. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan maksud

bertutur kata baik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

2. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan maksud

bertutur kata buruk yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila

3. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan

perbedaan bertutur kata baik dan buruk menurut nilai-nilai Pancasila

4. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan bersikap

baik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

5. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan bersikap

buruk yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila

6. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan

perbedaan bersikap baik dan buruk menurut nilai-nilai Pancasila

Indikator Pencapaian Kompetensi

1. peserta diklat mampu menjelaskan bertutur kata baik dan buruk menurut

dengan nilai-nilai Pancasila.

2. peserta diklat mampu menjelaskan perbedaan bertutur kata baik dan buruk

menurut nilai-nilai Pancasila

3. peserta diklat mampu menjelaskan bersikap baik dan buruk menurut dengan

nilai-nilai Pancasila.

4. peserta diklat mampu menjelaskan perbedaan bersikap baik dan buruk

menurut nilai-nilai Pancasila

5. peserta diklat mampu menjelaskan perilaku baikdan buruk menurut nilai-nilai

Pancasila.

Kegiatan Pembelajaran 3

48

6. peserta diklat mampu menjelaskan perbedaan berperilaku baik dan buruk

menurut nilai-nilai Pancasila

Uraian Materi

1. Bertutur Kata Baik Dan Buruk Menurut Nilai-Nilai Pancasila Pancasila disepakati secara nasional oleh bangsa Indonesia sebagai dasar negara

Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pandangan hidup bangsa,namun

dalam upaya implementasinya mengalami berbagai hambatan,sejak jaman

Presiden Soekarno sampai jaman Presiden Joko Widodo.

Gerakan reformasi mengajukan tuntutan untuk melaksanakan demokratisasi di

segala bidang, menegakkan hukum dan keadilan, menegakkan hak asasi manusia

(HAM), memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), melaksanakan

otonomi daerah dan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah,

serta menata kembali peran dan kedudukan TNI dan POLRI. Hal ini hanya akan

menjadi cita-cita tanpa realita jika tidak dibarengi dengan perubahan mendasar

dalam tutur kata , sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Pemerintah Presiden Joko Widodo terus menggelorakan semangat perubahan,

antara lain yang dikenal dengan revolusi mental. Jadi yang diubah mentalitasnya

yakni mentalitas sebagai warga bangsa yang cerdas dan baik (good and smart

citizen). Hal ini dapat dilakukan melalui pendidikan karakter bangsa. Dengan

pendidikan karakter melalui PPKn diharapkan peserta didik mengetahui baik dan

buruk menurut standar nilai yang berlalu yakni sesuai dengan nilai nilai Pancasila

a. Bertutur kata Baik Menurut Nilai-Nilai Pancasila Kondisi masyarakat Indonesia nampak mengalami perubahan dalam tutur

kata. Tanda atau indikasi penggunaan tutur kata dapat diperhatikan dalam

pecakapan sehari-hari. Apakah yang dimaksud baik ? Baik berarti pantas,

santun, bagus dan masih banyak padanan lainnya. Dalam kamus Besar

Bahasa Indonesia (1995:78) baik artinya elok, apik, tidak ada cela. Sedangkan

buruk artinya jahat, tidak menyenangkan. Tutur kata baik adalah cermin akhlaq

yang mulia. Perangai beradab penuh kelembutan masih perlu ditingkatkan

dalam kehidupan. Memang bahasa dan tutur kata sering tergantung pada adat

PPKn SMP KK C

49

dan kebiasaan yang bersifat lokalitas, artinya ada tutur kata kasar menurut

penilaian orang dan kelompok masyarakat, ternyata tutur kata yang biasa atau

yang baik baik saja menurut lainnya.

Tutur kata adalah perkataan yang diucapkan atau berbincang-bincang. Ajaran

moral menuntun manusia dalam bertutur kata untuk senantiasa menghiasi

lisan dengan tutur kata yang manis. Ucapan yang mengandung tutur kata yang

manis pasti mengandung sesuatu yang bermanfaat. Tutur kata yang manis,

membuat sejuk, nyaman dan sopan, sehingga diucapkan dihadapan orang lain

tidak akan marah, tersinggung, sakit hati ataupun kecewa. Sebaliknya tutur

kata yang tidak baik menurut nilai-nilai Pancasila adalah tutur kata yang

berakibat seseorang yang kita ajak berbicara kecewa, marah, tersinggung dan

sakit hati

Tutur kata baik yang dimaksudkan disini adalah tutur kata sesuai nilai-nilai

Pancasila yang dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Tutur kata

baik adalah tutur kata yang secara umum diterima oleh masyarakat Indonesia,

atau tutur kata yang mengandung nilai-nilai etika dan kesopanan yang jika

diucapkan dipandang sopan oleh siapa saja di seluruh Indonesia.

Berikut daftar tutur kata yang dianggap sebagai tutur kata yang baik:

Tabel 6. Bertutur Kata Baik Menurut Nilai-Nilai Pancasila

Tutur Kata Baik Jujur Tulus Mengalah

rendah hati berprasangka baik Memuji

menghormati sesama melaksanakan tugas menunjukkan empati

menyenangkan, menghargai

patuh pada yang punya otoritas

kata-kata standar

berbicara sesuai konteks memuji dengan tulus ada penanda lingual (maaf, tolong, terima kasih)

Lembut Mendukung Sederhana

hormat pada orang tua humor lucu sesuai konvensi

Sapaan menentramkan, meredam

berbicara sesuatu yang nyata

Pantas Sabar Halus

tidak kaku, toleran mudah dipahami pujian tulus

b. Bertutur Kata Buruk Menurut Nilai Pancasila Tutur kata buruk adalah tutur kata yang menyimpang dari nilai-nilai Pancasila,

Kegiatan Pembelajaran 3

50

yakni yang bertentangan ajaran agama yang dianut oleh masyarakat Indonesia

(nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa), misalnya tutur kata menghujat,

menghina, memfitnah. Tutur kata yang tidak menempatkan kedudukan

manusia pada harkat dan martabatnya (nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan

Makmur, misalnya menyebut manusia dengan sebutan hewan. Tutur kata

buruk adalah tutur kata yang dapat menimbulkan perpecahan, pertengkaran,

konflik antar suku , agama, ras, antar golongan (SARA) , hal ini berarti tutur

kata yang menciderai sila Persatuan Indonesia, misalnya menghina suku,

agama. Tutur kata buruk adalah yang mau menang sendiri, sehingga menutup

jalan musyawarah, ini bertentangan dengan sila Kerakyatan Yang dipimpin

oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/ Perwakilan. Dan tutur

kata buruk adalah yang senantiasa memperlakukan secara semena-mena,

sehingga menghinakan, merendahkan sehingga merasa tidak mendapat

keadilan. Ini bertentangan dengan Sila Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia. Adapun tutur kata yang buruk sebagai berikut:

Tabel 7. Bertutur Kata Buruk Menurut Nilai Pancasila

Tidak Baik/buruk bohong, fitnah tidak menggunakan

sapaan (njangkar) menjatuhkan mental

sombong, diksi vulgar, kasar humor olok-olok melecehkan kaku menyulut emosi, memanas-memanasi melukai tidak tulus (ada

maksud, basa-basi) ngotot

berbicara seenaknya

menuduh mempermalukan

kasar mengabaikan tugas tidak peduli kasar pada orang tua

kurang ajar kata-kata campuran (bahasa daerah)

merendahkan, memuji tapi ironi tidak menggunakan penanda kesopanan menyakiti melanggar aturan berbelit-belit (tidak pernah minta maaf, tidak

mengenal kata terima kasih , dan tidak pernah menggunakan kata tolong)

arogan berbicara hal yang dibuat-dibuat

memanas-memanasi

superior status sosial lebih bawah

provokatif

marah-marah pujian berlebihan menyindir tidak peduli konteks

menyalahkan menyalahkan

nada tinggi berani pada otoritas tidak toleran

2. Bersikap Baik dan Buruk Menurut Nilai-Nilai Pancasila Sikap yang baik yakni yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila merupakan

sesuatu yang harus terus dibiasakan , sedangkan sikap yang tidak baik harus

PPKn SMP KK C

51

sedapat mungkin dikurang bahkan kalau bias dihilangkan. Bersikap yang baik dan

buruk menurut nilai-nilai Pancasila dapat dijelaskan sebagai berikut

a. Bersikap yang baik Menurut Nilai Pancasila Sikap (attitude) yaitu ekspresi kejiwaan, suatu pernyataan evaluatif, baik yang

menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap objek, individu, atau

peristiwa. Sikap adalah cara menempatkan atau membawa diri, atau cara

merasakan, jalan pikiran, dan perilaku.Sikap menempatkan posisi seseorang

untuk berpikir mengenai suka (like) atau tidak suka( dislike) sesuatu. Dengan

demikian bersikap baik menurut nilai-nilai Pancasila adalah yang sesuai

dengan keluhuran budi bangsa Indonesia. Untuk itu perlu terus dibangun

dengan pembinaan dan kebiasaan. Ada sikap positif sebagai adopsi dari

pikiran dari negara lain namun relevan dengan kepribadian Indonesia adalah:

(1). Sikap proaktif, 2).sikap memulai dengan tujuan akhir.3).sikap

mendahulukan yang utama , 4). Sikap membangun saling menang(win-win),

5). Sikap memahami, baru dipaham, 6)sikap sinergi dan 7).sikap senantiasa

mengasah kemampuan

Sikap mulia yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila sebenarnya cukup

banyak , yang senantiasa menjadi ajaran kebaikan bagi warga negara

Indonesia dan sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa menjadi lebih

baik: ikhlas rendah hati, tidak menyombongkan diri, amanah, taubat,

prasangka baik terhadap orang lain, pemaaf, pemurah, syukur,zuhud (tidak

terpaut pada dunia),tenggang rasa ,sabar ,ridha dengan ketentuan Allah

,berani ,lapang dada,lemah lembut ,kasih sayang ,selalu ingat mati ,tawakal

,takut Allah ,suka dengan ilmu pengetahuan ,rasa malu, terutama jika berbuat

salah ,kasih saying.

Sikap baik diatas jika dibasiskan pada nilai-nilai luhur Pancasila , akan

melahirka perilaku yang mencerminkan keluhuran budi dan karakter baik pula.

Kegiatan Pembelajaran 3

52

b. Bersikap yang buruk Menurut Nilai Pancasila Bersikap buruk buruk tentu saja kebalikan dengan sikap yang baik, jika

dipandang dari nilai-nilai Pancasila , tentu saja sikap buruk adalah sikap yang

menyimpang dari ajaran agama yang dianut oleh masyarakat Indonesia ( nilai-

nilai Ketuhanan Yang Maha Esa), misalnya sikap tidak jujur, tidak ikhlas, tidak

amanah. Sikap yang tidak menempatkan kedudukan manusia pada harkat dan

martabatnya (nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab) misalnya

sombong,tidak pemaaf dan sebagainya. Sikap buruk adalah sikap yang dapat

menimbulkan perpecahan, pertengkaran, konflik antar suku , agama, ras, antar

golongan (SARA) , hal ini berarti sikap yang menciderai sila Persatuan

Indonesia, misalnya diskriminasi, etnosentris, fanatik berlebihan pada

agamanya. Sikap buruk adalah yang mau menang sendiri, sehingga menutup

jalan musyawarah, ini bertentangan dengan sila Kerakyatan Yang dipimpin

oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/ Perwakilan. Dan sikap

buruk adalah yang senantiasa memperlakukan secara semena-mena,

sehingga terhinakan, terendahkan sehingga merasa tidak merasa mendapat

keadilan. Ini bertentangan dengan Sila Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia.

3. Perbedaan Berperilaku Baik dan buruk menurut Nilai-Nilai Pancasila Pengertian perilaku kondisi jiwa untuk berpendapat, berfikir, bersikap, dan lain

sebagainya sebagai refleksi dari berbagai macam dimensi , baik fisik maupun

non fisik.Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang

mempunyai bentangan arti yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara,

menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari

uraian tersebut bisa disimpulkan bahwa perilaku manusia adalah semua

kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang

tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003). Sedangkan dalam

pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan yang

dilakukan oleh makhluk hidup.

Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan perilaku adalah tanggapan atau

reaksi terhadap rangsangan atau lingkungan.Pengertian perilaku dapat

dibatasi sebagai keadaan jiwa untuk berpendapat, berfikir, bersikap, dan lain

sebagainya yang merupakan refleksi dari berbagai macam aspek, baik fisik

PPKn SMP KK C

53

maupun non fisik.

a. Berperilaku baik Perilaku berasal dari kata peri artinya cara berbuat, kelakuan, perbuatan dan

laku artinya perbuatan, cara menjalankan tindakan. Perilaku menurut Skinner

sebagaimana di sitir Al Atok (2012) ada 2 macam yakni (1) perilaku alami

(innate behaviour) tidak lain perilaku yang dibawa sejak manusia dilahirkan

dalam bentuk reflek dan insting. (2) perilaku operan (operant behaviour) adalah

perilaku yang dibentuk melalui proses belajar.

Perilaku baik adalah perilaku yang sesuai dengan nilai, norma dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Dengan demikian perilaku baik menurut

Pancasila adalah segala perbuatan, tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai

Pancasila. Perilaku baik menurut nilai Pancasila menggambarkan karakter

bangsa antara lain sebagai berikut:

Sila Ketuhanan yang Maha Esa : 1) Percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai ajaran agama

yang dianut

2) Melaksanakan kepercayaan dan ketaqwaan pada Tuhan Yang Maha Esa

menurut dasar kemanusaiaan yang adil dan beradap

3) Membina saling menghormati antara pemeluk agama

4) Membina kerjasama dan toleransi antar pemeluk agama

5) Menginginkan adanya kerukunan pemeluk agama

6) Mengaku bahwa hubungan antara manusia dengan Tuhan merupakan hak

manusia yang paling hakiki

7) Menjunjung tinggi pengakuan bahwa tiap warga negara bebas menjalankan

ibadah sesuai dengan agamanya

8) Tidak memaksakan suatu agama pada orang lain

Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab 1) Berlapang dada

2) Mengutamakan kepentingan orang banyak dengan tidak melupakan unsur

individu yang juga memerlukan perlindungan

3) Iklhas dan bertanggung jawab dalam melaksanakan setiap keputusan

4) Menghargai pendapat orang lain

Kegiatan Pembelajaran 3

54

5) Tidak memaksakan kehendak pada orang lain

Sila Persatuan Indonesia Perilaku yang sesuai dengan nilai pancasila sila ketiga antara lain:

1) Cinta tanah air

2) Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara

3) Menempatkan persatuan, kesatuan serta keselamatan bangsa dan negara

di atas kepentingan pribadi dan golongan

4) Berjiwa inovatif, kreatif dan kompotitif

5) Tidak mudah menyerah

Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan

1) Mengutamakan kepentingan bersama

2) Tidak memaksakan kehendak pada orang lain

3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambilan keputusan

4) Mengutamakan musyawarah untuk mufakat dengan diliputi oleh semangat

kekeluargaan

5) Menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah

6) Melaksanakan musyawarah dengan akal sehat dan sesuai dengan hati

nurani yang luhur

7) Mengambil keputusan dengan pertanggung jawaban secara moral kepada

Tuhan Yang Maha Esa dengan menjunjung tinggi harkat dan martabat serta

nilai-nilai kebenaran dan keadilan

Sila Keadilan sosial Bagi seluruh Rakyat Indonesia 1) Mengembangkan perbuatan yang luhur yang mencerminkan suasana

kekeluargaan dan gotong royong

2) Berbuat adil

3) Menjaga keseimbangan hak dan kewajiban

4) Menghormati hak orang lain

5) Suka memberi pertolangan pada orang lain

6) Tidak boros

7) Tidak bergaya hidup mewah

8) Suka bekerja keras

PPKn SMP KK C

55

b. Berperilaku buruk Perilaku buruk merupakan kebalikan dari perilaku baik. Perilaku burukadalah

perilaku yang tidak sesuai dengan nilai, norma dan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Dengan demikian perilaku buruk menurut Pancasila

adalah segala perbuatan, tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai

Pancasila. Perilaku buruk menurut nilai Pancasila merusak karakter bangsa

antara lain sebagai berikut:

Sila Ketuhanan yang Maha Esa : 1) Ingkar atas perintah terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai ajaran agama

yang dianut

2) Melaksanakan kepercayaan dan ketaqwaan pada Tuhan Yang Maha Esa

menurut dasar kemanusaiaan yang adil dan beradap

3) Senantiasa melakukan konflik antara pemeluk agama

4) Tidak mentoleransi antar pemeluk agama

5) Tidak menginginkan adanya kerukunan pemeluk agama

6) memaksakan suatu agama pada orang lain secara terselubung atau terang-

terangkan

Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab 1) Egois

2) Mengutamakan kepentingan pribadi dan kelompo ataupun keluarganya dari

pada kepentingan bangsa dan negara

3) Tidak bertanggung jawab dalam melaksanakan setiap keputusan

4) Tidak menghargai pendapat orang lain

5) memaksakan kehendak pada orang lain

Sila Persatuan Indonesia

Perilaku yang sesuai dengan nilai Pancasila sila ketiga antara lain:

1) Merusak lingkungan

2) Tidak menghargai suku, ras lain

3) Mengutamakan daerah asalnya

4) Tidak mau berpartisipasi

5) Mudah menyerah

Kegiatan Pembelajaran 3

56

Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan 1) Mengutamakan kepentingan pribadi

2) memaksakan pendapat dan kehendak pada orang lain

3) memilih perselisihan dibandingkan menggunakan musyawarah dalam

mengambilan keputusan

4) menciderai hasil keputusan musyawarah

5) Memilih debat dari pada musyawarah dengan akal sehat dan sesuai dengan

hati nurani yang luhur

Sila Keadilan sosial Bagi seluruh Rakyat Indonesia 1) Tidak menghargai karya orang lain

2) Berbuat tidak adil

3) Mengutamakan hak dan mengabaikan kewajiban

4) Tidak menghormati hak orang lain

5) Tidak peduli kesulitan orang lain

6) Perilaku boros

7) Bergaya hidup mewah

8) Malas bekerja

Aktivitas Pembelajaran

Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 3 ini, peserta yang mengikuti

moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.

Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas

pembelajaran pada point 2.

1. Kegiatan moda tatap muka penuh Aktivitas pembelajaran yang digunakan dalam aktivitas pembelajar ini adalah

ceramah bervariasi dan diskusi kelompok. Adapun skenario atau alur aktivitas

pembelajaran sebagai berikut:

PPKn SMP KK C

57

Gambar 5. Aktivitas Pembelajaran Moda Tatap Muka Penuh

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In

a. Aktivitas In -1

1) Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses

pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul

2) Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan

tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.

3) Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual

4) Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan

kerja keras (Mandiri) memahami terhadap materi modul

b. Kegiatan on

Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara

individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan

harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja

keras (Mandiri) dalam mengerjakan LK 3.2 yang ada.

Penyampaian informasi oleh nara sumber dan membaca

modul 15 menit(Mengamati)

Curah Pendapat diiringi sharing pengalaman praktis

25 menit(Menanya)

Kerja kelompok, diskusi kelompok 50 menit(Mencari Informasi)

Membuat Laporan hail keja kelompok 20 menit

(Mengasosiasi)

Presentasi hasil unjuk kerja kelompok50 menit

(mengomunikasi)

Tanggapan, masukan dan refleksi serta refisi hasil kerja

kelompok(20 Menit)

Kegiatan Pembelajaran 3

58

c. Kegiatan In 2

1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan peserta

lain menyampaikan pertanyaan, saran dan komentar.

2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil

pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain

3) Menyimpulkan hasil pembelajaran

4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut

Latihan/Kasus/Tugas

Pemahaman Anda akan semakin mendalam atas materi ini manakala anda

mengerjakan latihan berikut:

Aktivitas : Menguraikan perbedaan baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku, dan bersikap LK.3.1 Identifikasi Perbedaan baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku, dan bersikap (LK 3.1 digunakan untuk peserta Tatap muka penuh dan IN 1) Perhatikan orang-orang di sekitarmu yang senantiasa berkomunikasi dengan

bahasa Indonesia maupun bahasa daerahnya. Coba anda identifikasi bagaimana

tutur kata, sikap dan perilaku mereka selam diklat, identifikasikan dalam tabel

berikut

Tabel 7.Latihan/Kasus/Tugas Kegiatan Pembelajaran 3

Aspek Yang Diamati Baik Buruk

Tutur kata

Sikap

Perilaku

PPKn SMP KK C

59

LK 3.2 Akibat dari bertutur kata, bersikap dan berperilaku buruk yang yang pernah terjadi di Indonesia.

1) Setelah membaca bahan bacaan pada kegiatan pembelajaran 3

2) Carilah dari berbagai sumber dan media tentang kasus akibat dari

bertutur kata, bersikap dan berperilaku buruk yang yang pernah terjadi

di Indonesia.

3) Berdasarkan kasus tersebut, bertutur kata, bersikap dan berperilaku

yang bagaimana yang seharusnya dilakukan!

4) Jangan lupa untuk melengkapi isian identitas Saudara

Tes Formatif untuk Kegiatan Umpan Balik 1. Dibawah ini yang bukan merupakan contoh bertutur kata yang menciderai sila

Persatuan Indonesia adalah …. A. Memuji daerah lain dan tidak membeda-bedakan B. Tidak menghardik suku lain C. Menghina suku, agama dan antar golongan lain D. Mengutamakan kepentingan pribadi dan kelompok ataupun keluarganya

dari pada kepentingan bangsa dan negara

2. Yang bukan termasuk contoh bertutur kata buruk menurut nilai Pancasila adalah …. A. Berbohong C. Memfitnah B. Memuji tapi ironi D. Memuji

3. Dibawah ini yang bukan termasuk sikap mulia yang sesuai dengan nilai-nilai

Pancasila adalah …. A. Ikhlas C. Prasangka baik B. Rendah diri D. Amanah

4. Yang bukan perilaku baik yang sesuai dengan Pancasila sila ke-1 adalah….

A. Membina saling menghormati antara pemeluk agama B. Membina kerjasama dan toleransi antar pemeluk agama C. Menginginkan adanya kerukunan antar kelompoknya saja D. Menginginkan adanya kerukunan pemeluk agama

5. Pernyataan :

1) Tidak bertanggung jawab dalam melaksanakan setiap keputusan 2) Tidak egois 3) Mengutamakan kepentingan pribadi dan kelompok ataupun

keluarganya dari pada kepentingan bangsa dan negara 4) Tidak menghargai pendapat orang lain 5) Tidak memaksakan kehendak pada orang lain

Kegiatan Pembelajaran 3

60

Yang termasuk perilaku buruk yang tidak sesuai dengan nilai, norma dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, ditunjukkan pada nomor …. A. 1, 2, dan 3 C. 1, 4 dan 5 B. 1, 3, dan 4 D. 2, 4 dan 5

AKTIVITAS: PENGEMBANGAN BUTIR SOAL PENILAIAN BERBASIS KELAS LK.Pengembangan Soal Prosedur Kerja 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul C

Kelompok Kompetensi Pedagogik pada Kegiatan Pembelajaran 16

2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan seperti pada Saran Penggunaan Modul bagian E.4

3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari sesuai format

berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda) KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK a. Kurikulum 2006 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn

No Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal

1 2 3 1. 2.

b. Kurikulum 2013 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn

No Kompetensi Dasar Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal

1

Perbedaan Baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku, dan bersikap.

PG Level Pengetahuan dan Pemahaman

Perbedaan Baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku, dan bersikap.

2

Perbedaan Baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku, dan bersikap.

PG Level Aplikasi

Perbedaan Baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku, dan bersikap.

PPKn SMP KK C

61

3

Perbedaan Baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku, dan bersikap.

PG Level Penalaran

Perbedaan Baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku, dan bersikap.

4

Perbedaan Baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku, dan bersikap.

Uraian Level Pengetahuan dan Pemahaman

Perbedaan Baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku, dan bersikap.

5

Perbedaan Baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku, dan bersikap.

Uraian Level Aplikasi

Perbedaan Baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku, dan bersikap.

6

Perbedaan Baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku, dan bersikap.

Uraian Level Penalaran

Perbedaan Baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku, dan bersikap.

4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN/ penilaian berbasis kelas pada

lingkup materi yang dipelajari pada modul ini.

5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs.

6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal

7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal.

Kegiatan Pembelajaran 3

62

KARTU SOAL Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn Kelas : IX Kompetensi : Level : Pengetahuan dan Pemahaman Materi : Perbedaan Baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku,

dan bersikap. Bentuk Soal : Pilihan Ganda/uraian

BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban :

Rangkuman

1. Tutur kata baik yang dimaksudkan adalah tutur kata sesuai nilai-nilai Pancasila

yang dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Tutur kata baik adalah

tutur kata yang secara umum diterima oleh masyarakat Indonesia, atau tutur

kata yang mengandung nilai-nilai etika dan kesopanan yang jika diucapkan

dipandang sopan oleh siapa saja di seluruh Indonesia

2. Bertutur kata buruk tentu saja kebalikan dengan tutut kata yang baik, jika

dipandang dari nilai-nilai Pancasila , tentu saja tutur kata buruk adalah tutur kata

yang menyimpang dari ajaran nilai norma moral secara umum diterima oleh

masyarakat Indonesia.

3. Sikap mulia yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila senantiasa menjadi ajaran

kebaikan bagi warga negara Indonesia dan sangat dibutuhkan untuk

membangun bangsa menjadi lebih baik: ikhlas rendah hati , tidak

menyombongkan diri,amanah ,taubat,prasangka baik terhadap orang lain,

pemaaf, pemurah, syukur ,zuhud (tidak terpaut pada dunia), tenggang

rasa,sabar ,ridha dengan ketentuan Allah ,berani ,lapang dada,lemah lembut

,kasih sayang ,selalu ingat mati ,tawakal ,takut Allah ,suka dengan ilmu

pengetahuan ,rasa malu, terutama jika berbuat salah ,kasih saying.

4. Sikap buruk menurut nilai-nilai Pancasila adalah kebalikan sikap baik yang

senantiasa bertentangan dengan ajaran kebaikan bagi warga negara Indonesia

dan sangat menghambat membangun bangsa karena menjadi “penyakit” bagi

gerak langkah bangsa dalam membangun bangsa dan karakter bangsa rendah

PPKn SMP KK C

63

dirii, suka menyombongkan diri,kalau diberi amanah khianat ,maksiat

,prasangka buruk terhadap orang lain, pendendam, pelit, kufur.

Umpan Balik dan Tindak Lanjut.

Setelah Anda mempelajari Modul dan mengerjakan Latihan Kerja, Cocokan

jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Apabila Anda belum mencapai

80%, dipersilakan mempelajari kembali,. Sebaiknya apabila sudah mencapai 80%

ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya (nilai

tanggung jawab, komitmen moral)

Rumus berikut digunakan untuk menghitung tingkat penguasaan anda :

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 = 𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏

𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽 𝑥𝑥 100%

Kegiatan Pembelajaran 3

64

PPKn SMP KK C

65

Kegiatan Pembelajaran 4 Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Tujuan Pembelajaran

1. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan Dasar

pemikiran perubahan UUD RI 1945 dengan benar.

2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mendeskripsikan

Tujuan perubahan UUD RI 1945 secara benar

3. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan

pengertian alasan yuridis perubahan UUD RI 1945 secara benar

4. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan

kesepakatan dasar dalam perubahan UUD RI 1945

5. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan proses

perubahan UUD RI 1945

6. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan hasil

perubahan UUD RI 1945

Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menjelaskan pemikiran perubahan UUD RI 1945

2. Mendeskripsikan Tujuan perubahan UUD RI 1945

3. Menjelaskan pengertian yuridis perubahan UUD RI 1945

4. Menjelaskankesepakatan dasar dalam perubahan UUD RI 1945

5. Menjelaskan proses perubahan UUD RI 1945

6. Menjelaskan hasil perubahan UUD RI 1945

Kegiatan Pembelajaran 4

66

Uraian Materi

1. Dasar Pemikiran Pembukaan UUD RI

Tuntutan perubahan Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun

1945 pada era reformasi tersebut merupakan suatu langkah terobosan yang

mendasar karena pada era sebelumnya tidak dikehendaki adanya perubahan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945

dilakukan oleh MPR sesuai dengan kewenangannya yang diatur dalam Pasal 3

dan Pasal 37 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, yang

menegaskan bahwa “untuk mengubah Undang-Undang Dasar, sekurang-

kurangnya 2/3 dari jumlah MPR harus hadir”.

Perubahan UUD dilakukan secara bertahap dan sistematis dalam empat kali

perubahan yang merupakan satu rangkaian dan satu sistem kesatuan.

Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945

pertama kali pada Sidang Umum MPR tahun 1999 menghasilkan Perubahan

Pertama. Setelah itu, dilanjutkan dengan Perubahan Kedua pada Sidang Tahunan

MPR tahun 2000, Perubahan Ketiga pada Sidang Tahunan MPR tahun 2001,

Perubahan Keempat pada Sidang Tahunan MPR tahun 2002.

Dasar pemikiran yang melatarbelakangi dilakukannya perubahan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, antara lain:

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 membentuk

struktur ketatanegaraan yang bertumpu pada kekuasaan tertinggi ditangan MPR

yang sepenuhnya melaksanakan kedaulatan ralyat. Hal ini berakibat pada tidak

terjadinya saling mengawasi dan saling mengimbangi (checks and balances)

pada institusi-institusi ketatanegaraan

b. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memberikan

kekuasaan yang sangat besar kepada pemegang kekuasaan eksekutif

(presiden), disamping itu presiden juga punya Hak Prerogatif . Dua cabang

kekuasaan negara yang seharusnya dipisahkan dan dijalani oleh lembaga

negara yang berbeda, tetapi nyatanya berada di satu tangan (presidan) yang

PPKn SMP KK C

67

menyebabkan tidak bekerjanya prinsip saling mengawasi dan saling

mengimbangi (checks and balances) dan berpotensi mendorong lahirnya

kekuasaan yang otoriter.

c. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengandung

pasal-pasal yang terlalu “luwes” sehingga dapat menimbulkan lebih dari satu

tafsiran (multitafsir), misalnya Pasal 7 Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 (sebelum diubah) berbunyi “Presiden

memegang jabatannya selama masa lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih

kembali” Rumusan pasal itu dapat ditafsirkan lebih dari satu, yakni tafsir pertama

bahwa presiden dan wakil presiden dapat dipilih berkali-kali dan tafsir kedua

adalah bahwa presiden dan wakil presiden hanya boleh memangku jabatan

maksimal dua kali dan sesudah itu tidak boleh dipilih kembali.

d. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terlalu banyak

memberikan kewenangan kepada kekuasaan Presiden untuk mengatur hal-hal

yang penting dengan Undang-Undang.

e. Rumusan Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945

tentang semangat penyelenggaraan negara belum cukup didukung ketentuan

konstitusi yang memuat aturan dasar tentang kehidupan yang demokratis,

supremasi hukum, pemberdayaan rakyat, penghormatan hak asasi manusia

(HAM), dan otonomi daerah.

2. Tujuan Perubahan UUD Negara RI 1945

Tujuan Perubahan UUD Negara RI Tahun 1945, antara lain adalah:

a. Menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan dasar dalam mencapai

tujuan nasional yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar

Negara RepublikIndonesia Tahun 1945 dan memperkokoh Negara Kesatuan

Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

b. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan pelaksanaan

kedaulatan rakyat serta memperluas partisipasi rakyat agar sesuai dengan

perkembangan paham demokrasi.

c. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan perlindungan hak asasi

manusia agar sesuai dengan perkembangan paham hak asasi manusia dan

peradaban umat manusia yang sekaligus merupakan syarat bagi suatu negara

Kegiatan Pembelajaran 4

68

hukum dicita-citakan oleh Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945.

d. Menyempurnakan aturan dasar penyelenggaraan negara secara demokratis

dan modern.

e. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan konstitusional dan

kewajiban negara mewujudkan kesejahteraan sosial, mencerdaskan kehidupan

bangsa, menegakkan etika, moral, dan solidaritas dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sesuai dengan harkat dan martabat

kemanusiaan dalam perjuangan mewujudkan negara sejahtera.

f. Melengkapi aturan dasar yang sangat penting dalam penyelenggaraan negara

bagi eksistensi negara dan perjuangan negara mewujudkan demokrasi, seperti

pengaturan wilayah negara dan pemilihan umum.

g. Menyempurnakan aturan dasar mengenai kehidupan bernegara dan

berbangsa sesuai dengan perkembangan aspirasi, kebutuhan, serta

kepentingan bangsa dan negaraIndonesia dewasa ini sekaligus

mengakomodasi kecenderungannya untuk kurun waktu yang akan datang.

3. Alasan Yuridis Perubahan UUD Negara RI 1945 Dalam Panduan Pemasyarakatan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

yang diterbitkan oleh Sekretaris MPR RI dinyatakan bahwa terdapat tujuh tujuan

pokok perubahan UUD 1945 berikut ini:

a. Menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan Negara dalam mencapai

tujuan nasional yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 dan memperkokoh

Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarka Pancasila. b. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan pelaksanaan kedaulatan

rakyat serta memperluas partisipasi rakyat agar sesuai dengan perkembangan

paham demokrasi c. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan perlindungan hak asasi

manusia sesuai dengan perkembangan paham hak asasi manusia dan

peradaban umat manusia yang sekaligus merupakan syarat bagi suatu negara

hukum yang dicita-citakan oleh UUD 1945. d. Menyempurnakan dasar penyelenggaraan negara secara demokratis dan

modern, antara lain melalui pembagian kekuasaan yang lebih tegas, system

saling mengawasi dan saling imbang yang lebih ketat dan transparan dan

PPKn SMP KK C

69

pembentukan lembaga-lembaga baru untuk mengakomodasi perkembangan

kebutuhan bangsa dan tantangan zaman. e. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan konstitusional dan

kewajiban Negara mewujudkan kesejahteraan social, mencerdaskan

kehidupan bangsa, menegakkan etika, moral, dan solidaritas dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai dengan harkat dan martabat

kemanusiaan dalam perjuangan mewujudkan negara kesejahteraan f. Melengkapi aturan dasar yang sangat penting dalam penyelenggaraan negara

bagi eksistensi negara dan perjuangan negara mewujudkan demokrasi, seperti

pengaturan wilayah negara dan pemilihan umum g. Menyempurnakan aturan dasar mengennai kehidupan bernegara dan

berbangsa sesuai dengan perkembangan aspirasi, kebutuhan, serta

kepentingan bangsa dan negara Indonesia dewasa ini sekaligus

mengakomodasi kecendrungan untuk kurun waktu yang akan datang.

Dari semua alasan melakukan perubahan tersebut, salah satu tujuan pokok adalah

melakukan penataan terhadap semua lembaga negara agar tercipta mekanisme

saling mengawasi dan saling imbang dianara lembaga negara.

Akibatnya, pada salah satu sisi ada lembaga negara yang mendapat tambahan

kewenangan secara signifikan, sementara di sisi lain sejumlah lembaga negara

yang berkurang kewenangannya. Tidak hanya sekedar terjadi penambahan dan

pengurangan kewenangan, perubahan UUD 1945 juga memunculkan lembaga

negara yang sama sekali baru.

Bahkan karena dinilai tidak relevan lagi dengan kebutuhan, ada lembaga negara

yang dihapus dalam struktur ketatanegaraan Indonesia.

4. Kesepakatan Dasar Dalam Perubahan UUD 1945 Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah dilakukannya perubahan

(amandemen) terhadap UUD 1945. Latar belakang tuntutan perubahan UUD 1945

antara lain karena pada masa Orde Baru, kekuasaan tertinggi di tangan MPR (dan

pada kenyataannya bukan di tangan rakyat), kekuasaan yang sangat besar pada

Presiden, adanya pasal-pasal yang terlalu “luwes” (sehingga dapat menimbulkan

multitafsir), serta kenyataan rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara

negara yang belum cukup didukung ketentuan konstitusi. Berkaitan dengan hal

Kegiatan Pembelajaran 4

70

tersebut, pada awal reformasi muncul berbagai tuntutan reformasi dari berbagai

komponen bangsa, termasuk mahasiswa dan pemuda. Tuntutan tersebut antara

lain sebagai berikut:

a. Amandemen UUD 1945

b. Penghapusan doktrin dwi fungsi ABRI

c. Penegakan supremasi hukum, penghormatan hak asasi manusia (HAM), dan

pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN)

d. Desentralisasi dan hubungan yang adil antara pusat dan daerah (Otonomi

Daerah)

e. Mewujudkan kebebasan Pers

f. Mewujudkan kehidupan demokrasi (Gotong royong)

Tujuan dari perubahan UUD 1945 adalah menyempurnakan aturan dasar seperti

tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi

negara demokrasi dan negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan

perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa.. Dalam proses amandemen UUD

1945 sejak tahun 1999 hingga tahun 2002 lalu komitmen MPR RI untuk tidak

mengubah bagian Pembukaan UUD 1945 tertuang dalam lima kesepakatan dasar

MPR tentang pengubahan UUD 1945. Kelima kesepakatan dasar itu adalah:

a. Tidak mengubah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Alasan MPR tidak

mengubah Pembukaan UUD 1945 adalah karena "Pembukaan UUD 1945

memuat dasar filosofis dan dasar normatif yang mendasari seluruh pasal dalam

Undang-Undang Dasar 1945. Pembukaan UUD 1945 mengandung staatsidee

berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), tujuan (haluan)

negara, serta dasar negara yang harus tetap dipertahankan".

b. Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kesepakatan

untuk tetap mempertahankan bentuk negara Indonesia, yakni Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI) didasari pertimbangan bahwa negara kesatuan

adalah bentuk negara yar telah ditetapkan sejak awal berdirinya negara dan

yang dipandan, paling tepat untuk mewadahi ide persatuan sebuah bangsa

yang majemuk ditinjau dari berbagai latar belakang.

c. Mempertegas sistem pemerintahan presidensial. Kesepakatan dasar untuk

mempertegas sistem pemerintahan presidensial dimaksudkan untuk

memperkokoh sistem pemerintahan yang stabil dan demokratis yang dianut

PPKn SMP KK C

71

oleh negara Republik Indonesia dan telah dipilih oleh pendiri negara pada tahun

1945.

d. Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 ditiadakan serta hal-hal normatif

dalam Penjelasan dimasukkan ke dalam pasal-pasal. Peniadaan Penjelasan

UUD 1945 dimaksudkan untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan status

Penjelasan dari sisi sumber hukum dan tata urutan peraturan perundangan.

Selain itu, Penjelasan UUD 1945 bukanlah produk BPUPKI atau PPKI karena

kedua lembaga ini hanya menyusun rancangan Pembukaan dan Batang Tubuh

(pasal-pasal) UUD 1945 tanpa penjelasan.

e. Perubahan UUD 1945 dilakukan dengan cara adendum. Artinya perubahan

dilakukan dengan tetap mempertahankan naskah asli UUD 1945 sebagaimana

terdapat dalam Lembaran Negara Nomor 75 Tahun 1959 hasil Dekrit Presiden

5 Juli 1959, dan naskah perubahan-perubahan UUD 1945 diletakkan melekat

pada naskah asli.

5. Proses Perubahan UUD Negara RI 1945

Proses perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945 mengikuti ketentuan Pasal 92 Peraturan Tata Tertib MPR mengenai tingkat-

tingkat pembicaraan dalam membahas dan mengambil putusan terhadap materi

sidang MPR. Tingkat-tingkat pembicaraan sebagaimana tercantum dalam Pasal

92 Peraturan Tata Tertib adalah sebagai berikut :

a. Tingkat I

Pembahasan oleh Badan Pekerja Majelis terhadap bahan-bahan yang masuk

dan hasil dari pembahasan tersebut merupakan rancangan Majelis sebagai

bahan pokok Pembicaraan Tingkat II.

b. Tingkat II

Pembahasan oleh Rapat Paripurna Majelis yang didahului oleh penjelasan

Pimpinan dan dilanjutkan dengan Pemandangan Umum Fraksi-fraksi.

c. Tingkat III

Pembahasan oleh Komisi/Panitia Ad Hoc Majelis terhadap semua hasil

pembicaraan Tingkat I dan II. Hasil pembahasan pada Tingkat III merupakan

rancangan putusan Majelis.

d. Tingkat IV

Pembambilan putusan oleh Rapat Paripurna Majelis setelah mendengar

Kegiatan Pembelajaran 4

72

laporan dari Pimpinan Komisi/Panitia Ad Hoc Majelis dan bilamana perlu

dengan kata akhir dari fraksi-fraksi

6. Hasil Perubahan UUD Negara RI Tahun 1945

Sesuai dengan ketentuan pasal 92 Peraturan Tata Tertib MPR , dalam beberapa

sidang MPR telah mengambil putusanvempat kali perubahan UUD RI Tahun

1945dengan perincian sebagai berikut :

a. Perubahan Pertama UUD RI 1945 hasil Sidang Umum MPR tahun 1999

tanggal 14 sampai dengan 21 Oktober 1999.

b. Perubahan Kedua UUD RI Tahun 1945 hasil Sidang Tahunan MPR tahun 2000

tanggal 7 sampai dengan 18 Agustus 2000

c. Perubahan Ketiga UUD RI Tahun 1945 hasil Sidang Tahunan MPR tahun 2001

tanggal 1 sampai dengan 9 Nopember 2001

d. Perubahan Keempat UUD RI Tahun 1945 hasil Sidang Tahunan MPR tahun

2000 tanggal 1 sampai dengan 11 Agustus 2002

Setelah disahkannya Perubahan Keempat UUD RI Tahun 1945 pada Sidang

Tahunan MPR tahun 2002 yang lalu, maka agenda reformasi konstitusi Indonesia

untuk kurun waktu sekarang dipandang telah tuntas.

Aktivitas Pembelajaran

Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 4 ini, peserta yang mengikuti

moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.

Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas

pembelajaran pada point 2.

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Akitivitas pembelajaran pada diklat tatap muka penuh pada mata diklat

“Perubahan UUD Negara RI Tahun 1945 ” sebagai berikut :

PPKn SMP KK C

73

Tabel 8. Aktivitas Pembelaran 4 (Tatap Muka Penuh)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Pendahuluan

a. Menyiapkan peserta diklat agar termotivasi mengikuti proses pembelajaran;

b. Mengantarkan suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari dan menjelaskan tujuan pembelajaran diklat.

c. menyampaikan tujuan dan garis besar cakupan materi Perubahan UUD Negara RI Tahun 1945.

Kegiatan Inti

Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok ( sesuai dengan tipe STAD) dimana langkah-langkahnya sebagai berikut : 1) Instruktur memberi informasi proses pelatihan yang akan dilakukan

dilanjutkan dengan tanya jawab tentang Perubahan UUD Negara RI 1945.

2) Kelas dibagi menjadi 6 kelompok ( A, B, C, …….s/d kelompok ) masing-masing beranggotakan 5 orang.

3) Instruktur memberi tugas mencari sumber informasi/data LK 4.1 untuk menemukan jawaban terhadap permasalahan yang diajukan dan ditanyakan peserta diklat. Peserta bebas mengambil dan menemukan sumber belajar, termasuk dari internet.

4) Berdasarkan kelompok yang sudah dibentuk: setiap kelompok melakukan diskusi untuk memecahkan permasalahan yang diajukan peserta didik hingga selesai dalam waktu yang sudah ditetntukan instruktur.

5) Peserta diklat mengerjakan kuis tentang permasalahan Perubahan UUD Negara RI Tahun 1945

6) Melaksanakan penyusunan laporan hasil diskusi. 7) Masing masing kelompok melakukan presentasi hasil diskusi. 8) Instruktur/Nara sumber memberikan klarifikasi berdasarkan hasil

pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok .

Kegiatan Penutup

1) Narasumber bersama-sama dengan peserta menyimpulkan hasil pembelajaran

2) melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. 3) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. 4) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran.

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In

a. Aktivitas In -1

1) Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses

pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul

2) Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan

tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.

3) Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual

Kegiatan Pembelajaran 4

74

4) Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan

kerja keras(Mandiri) memahami terhadap materi modul

b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara mandiri

sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan

peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja

keras(Mandiri) dalam mengerjakan LK 4.2 yang ada.

c. Kegiatan In 2 1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan peserta

lain menyampaikan pertanyaan, saran dan komentar.

2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil

pengamatannya dan menghargai(Gotong Royong)pendapat peserta lain

3) Menyimpulkan hasil pembelajaran

4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut

Latihan/Kasus/Tugas

Aktivitas: Menjabarkan perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945

LK. 4.1 Dasar Pemikiran Perubahan UUD NRI Tahun 1945 (LK 4.1 untuk peserta tatap muka/ IN 1) Tugas dan Langkah Kerja untuk kelompok A, B, C dst. sebagai berikut Kelas dibagi menjadi 6 kelompok , tiap kelompok mengambil amplop yang

yang sudah disediakan dan di dalamnya berisi satu pertanyaan. Masing-

masing kelompok mendiskusikan pertanyaan yang sudah diterima, apabila

sudah selesai dipresentasikan. Waktu untuk diskusi 10 menit.

1. Jelaskan dasar pemikiran perubahan UUD 1945 dengan benar

2. Deskripsikan tujuan perubahan UUD 1945 secara benar

3. Jelaskan alasan yuridis perubahan UUD 1945 secara benar.

4. Jelaskan kesepakatan dasar dalam perubahan UUD RI 1945 secara

benar

5. Jelaskan proses perubahan UUD 1945 secara benar

PPKn SMP KK C

75

6. Jelaskan hasil perubahan UUD 1945 secara benar

LK 4.2 Perubahan Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945 Membuatlah analisis tentang hal-hal dibawah ini:

1. Dalam mengubah UUD 1945 harus ada kesepakatan dasar. Jelaskan!

2. Bagaimana cara agar UUD RI 1945 dapat lebih dipahami oleh rakyat

Indonesia.

3. Tujuan di adakannya perubahan UUD RI 1945.

Ketentuan penulisan: analisis yang dibuat terdiri dari 7 sampai 10 halaman,

Jenis huruf: Arial, Besar/ukuran huruf atau font adalah 11, Spasi:1,5 spasi

Tes Formatif untuk Kegiatan Umpan Balik

1. Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945

dilakukan oleh MPR sesuai dengan kewenangannya yang diatur dalam

Pasal….

A. Pasal 2 dan Pasal 36 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun

1945

B. Pasal 2 dan Pasal 37 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun

1945

C. Pasal 3 dan Pasal 36 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun

1945

D. Pasal 3 dan Pasal 37 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun

1945

2. Dibawah ini yang bukan termasuk dasar pemikiran yang melatarbelakangi

dilakukannya perubahan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 adalah ….

A. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terlalu

banyak memberikan kewenangan kepada kekuasaan Presiden untuk

mengatur hal-hal yang penting dengan Undang-Undang

B. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

membentuk struktur ketatanegaraan yang bertumpu pada kekuasaan

tertinggi ditangan MPR yang sepenuhnya melaksanakan kedaulatan rakyat

C. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Kegiatan Pembelajaran 4

76

mengandung pasal-pasal yang terlalu “luwes” sehingga dapat

menimbulkan lebih dari satu tafsiran (multitafsir)

D. Rumusan Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945

tentang semangat penyelenggaraan negara cukup didukung ketentuan

konstitusi yang memuat aturan dasar tentang kehidupan yang demokratis,

supremasi hukum, pemberdayaan rakyat, penghormatan hak asasi

manusia (HAM), dan otonomi daerah

3. Pernyataan :

1. Menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan dasar dalam merubah

tujuan nasional yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar

Negara RepublikIndonesia Tahun 1945 dan memperkokoh Negara

Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

2. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan pelaksanaan

kedaulatan rakyat serta memperluas partisipasi rakyat agar sesuai dengan

perkembangan paham demokrasi.

3. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan perlindungan hak

asasi manusia agar sesuai dengan perkembangan paham hak

asasi manusia dan peradaban umat manusia yang sekaligus merupakan

syarat bagi suatu negara hukum dicita-citakan oleh Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

4. Menyempurnakan aturan dasar penyelenggaraan negara secara

demokratis dan modern

Dari pernyataan diatas yang termasuk Tujuan Perubahan UUD Negara RI

Tahun 1945 ditunjukkan pada nomor ….

A. 1, 2, dan 3

B. 1, 3, dan 4

C. 2, 3, dan 4

D. 1 dan 4 saja

PPKn SMP KK C

77

4. Perubahan Pertama UUD RI 1945 hasil Sidang Umum MPR pada tahun …

A. 1999

B. 2000

C. 2001

D. 2002

5. Disahkannya Perubahan Keempat UUD RI Tahun 1945 pada Sidang Tahunan

MPR pada tahun….

A. 1999

B. 2000

C. 2001

D. 2002

AKTIVITAS: PENGEMBANGAN BUTIR SOAL PENILAIAN BERBASIS KELAS LK.Pengembangan Soal Prosedur Kerja

1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul C Kelompok Kompetensi Pedagogik pada Kegiatan Pembelajaran 16

2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan seperti pada Saran dan penggunaan modul bagian E.4

3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari sesuai format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda)

KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK a. Kurikulum 2006

Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn

No. Urut

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal

1 VIII Perubahan UUD 1945

PG Level Pengetahuan dan Pemahaman

2 VIII Perubahan UUD 1945 PG Level Aplikasi

3 VIII Perubahan UUD 1945 PG Level Penalaran

4 VIII Perubahan UUD 1945

Uraian Level Pengetahuan dan Pemahaman

5 VIII Perubahan UUD 1945 Uraian Level Aplikasi

6 VIII Perubahan UUD 1945 Uraian Level

Penalaran

Kegiatan Pembelajaran 4

78

b. Kurikulum 2013 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn

No. Urut Kompetensi Dasar Bahan

Kelas Materi Indikator Bentuk Soal

1

VIII Perubahan UUD 1945

PG Level Pengetahuan dan Pemahaman

2 VIII Perubahan UUD 1945 PG Level Aplikasi

3 VIII Perubahan UUD 1945 PG Level

Penalaran

4 VIII Perubahan UUD 1945

Uraian Level Pengetahuan dan Pemahaman

5 VIII Perubahan UUD 1945 Uraian Level

Aplikasi

6 VIII Perubahan UUD 1945 Uraian Level

Penalaran

4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN/ Penilian berbasis kelas pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini.

5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs. 6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal 7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal.

KARTU SOAL

Jenjang : Sekolah Menengah Pertama

Mata Pelajaran : PPKn

Kelas : VIII

Kompetensi :

Level : Pengetahuan dan Pemahaman

Materi : Perubahan UUD 1945

Bentuk Soal : Pilihan Ganda/uraian

BAGIAN SOAL DISINI

Kunci Jawaban :

PPKn SMP KK C

79

Rangkuman

1. Dasar Pemikiran Perubahan UUD NRI 1945 adalah Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengandung pasal-pasal yang terlalu

“luwes”.

2. Perubahan Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945

bertujuan untuk menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan dasar

dalam mencapai tujuan nasional , menyempurnakan aturan dasar mengenai

jaminan dan pelaksanaan kedaulatan rakyat serta memperluas partisipasi

rakyat agar sesuai dengan perkembangan paham demokrasi.

3. Alasan Yuridis Perubahan UUD RI 1945 adalah melakukan penataan terhadap

semua lembaga negara agar tercipta mekanisme saling mengawasi dan saling

imbang diantara lembaga negara.

4. Perubahan UUD 1945 dilaksanakan melalui kesepakatan diantaranya tidak

mengubah Pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan Negara Kesatuan

Republik Indonesia, serta mempertegas sistem presidensiil.

5. Proses dan hasil Perubahan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 terdapat beberapa hal yang perlu dijelaskan

agar diperoleh kesamaan dan keseragaman pendapat dalam memahami

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, termasuk

menjadi acuan bagi para narasumber dalam melakukan kegiatan sosialisasi

Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945.

6. Penulisan UUD RI Tahun 1945 dalam satu naskah, tidak mengubah

sistematika UUD RI Tahun 1945 yakni secara penomoran tetap terdiri atas 16

bab dan 37 pasal. Perubahan bab dan pasal ditandai dengan penambahan

huruf (A, B, C dan seterusnya) dibelakang angka bab atau pasal (Contoh Bab

VII A tentang DPD dan Pasal 22 E). Penomoran UUD RI Tahun 1945 yang

tetap tersebut sebagai konsekuensi logis dari pilihan melakukan perubahan

UUD RI Tahun 1945 dengan cara adendum.

Kegiatan Pembelajaran 4

80

Umpan Balik dan Tindak Lanjut.

Setelah Anda mempelajari Modul dan mengerjakan Latihan Kerja, Cocokan

jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Apabila Anda belum mencapai

80%, dipersilakan mempelajari kembali,. Sebaiknya apabila sudah mencapai 80%

ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya (nilai

tanggung jawab, komitmen moral)

Rumus berikut digunakan untuk menghitung tingkat penguasaan anda :

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 = 𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏

𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽 𝑥𝑥 100%

PPKn SMP KK C

81

Kegiatan Pembelajaran 5 Makna Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945

Tujuan Pembelajaran

1. Dengan membaca cermat, peserta diklat mampu menjelaskan makna

Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945 dengan benar.

2. Dengan berdiskusi kelompok, peserta diklat mampu mendeskripsikan makna

alinea Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945

Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menjelaskan makna Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945

2. Mendeskripsikan makna alinea Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945

Uraian Materi Pembelajaran 1

1. Makna Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945 Pada saat sidang perubahan UUD 1945, MPR bersepakat untuk tidak mengubah

Pembukaan UUD RI Tahun 1945, dan tetap mempertahan Negara Kesatuan

Republik Indonesia, mempertegas sistem Presidensiil, Penjelasan UUD RI Tahun

1945 yang bersifat normatif akan dimasukkan ke dalam pasal-pasal, perubahan

dilakukan dengan cara adendum.

Mengapa Pembukaan UUD RI Tahun 1945 tidak dilakukan perubahan? Menurut

buku panduan Pemasyarakatan UUD NRI Tahun 1945 yang dikeluarkan oleh MPR

ada beberapa alasan sebagai berikut :

a. Pembukaan UUD Negara RI 1945 memuat dasar filosofis dan normatif yang

mendasari seluruh pasal dalam UUD RI Tahun 1945.

b. Pembukaan UUD RI Tahun 1945 mengandung staatside (cita-cita negara),

berdirinya negara Kesatuan Republik Indonesia , tujuan negara, dan dasar

negara harus tetap dipertahankan.

Dua hal yang mendasar inilah yang mmenjadikan bangsa Indonesia tetap

Kegiatan Pembelajaran 5

82

mempertankan Pembukaan UUD RI 1945. Berdasar dua hal penting di atas

mengandung makna sebagai bahwa:

a. Pembukaan UUD RI 1945 merupakan pernyataan kemerdekaan yang

terperinci, kemerdekaan bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945

dinyatakan dalam sebuah naskah proklamasi, yamg pada hakekatnya berisi

dua hal yaitu, suatu pernyataan kemerdekaan dan tindakan-tindakan yang

harus segera dijalankan berkaitan dengan proklamasi kemerdekaan.

b. Pembukaan UUD RI 1945 merupakan tertib hukum ( legal order ) yang

tertinggi di negara Indonesia , adalah suatu kesatuan tatanan hukum yang

membentuk sistem hukum. Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945

mengandung pokok-pokok pikiran yang dijabarkan dalam pasal-pasal UUD RI

Tahun 1945.

c. Pembukaan UUD RI Tahun 1945 sebagai pokok kaidah yang fundamental.

Pokok kaidah negara yang fundamental menurut ilmu hukum tata negara

mempunyai beberapa unsur mutlak, antara lain , dari segi terjadinya,

ditentukan oleh pembentuk negara dan terjelma dalam suatu bentuk

pernyataan lahir sebagai penjelmaan kehendak pembentuk negara untuk

menjadikan hal-hal tertentu sebagai dasar negara yang dibentuknya dan dari

segi isinya memuat dasar-dasar pokok negara yang dibentuk.

2. Makna Alenia Pembukaan UUD RI Tahun 1945 Alinea I: “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan

oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak

sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. Pernyataan ini mengandung 2 (dua) makna, yaitu

a. Makna objektif (universal), yaitu kemerdekaan adalah hak segala bangsa

b. Makna subjektif (tekad yang tumbuh dari bangsa Indonesia), yaitu

menghapuskan penjajahan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan

dan perikeadilan.

Alinea II: “Bahwa perjuangan pergerakan kemerde-kaan Indonesia telah

sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa

mengantarkan rakyatIndonesia ke depan pintu gerbang

kemerdekaan Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan

PPKn SMP KK C

83

makmur”. Hal ini mengandung makna bahwa Perjuangan bangsa Indonesia telah sampai

pada saat yang menentukan.Kemerdekaan bukanlah tujuan akhir, pernyataan

tentang cita-cita negara yang didirikan, yaitu negara Indonesia yang merdeka,

bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. (Integritas)

Alinea III: “Atas berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa dan dengan didorongkan

oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas maka

rakyat Indonesiamenyatakan dengan ini kemerdekaannya”.

Alinea ini mengandung makna bahwa: (1) Pernyataan

kemerdekaan Indonesia yang didorong oleh nilai luhur bangsa yang

bermartabat dan mempunyai harga diri sebagai bangsa yang sederajat

dengan bangsa lain di dunia; (2) Motivasi spiritual religius, yaitu pengakuan

bangsa Indonesia bahwa kemerdekaan Indonesia merupakan berkat rahmat

Allah, bukan semata-mata usaha manusia atau rakyat dan bangsa Indonesia.

Alinea IV: “Kemudian dari pada itu, untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara

Indonesia yang melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah

darah Indonesiadan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial maka

disusunlahkemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-

Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan

Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan

kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,

Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta mewujudkan suatu

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

Alinea ini mengatur beberapa segi yang mendasari penyelenggaraan

kehidupan bernegara yang disebut pokok kaidah negara yang fundamental.

Pembukaan UUDNRI Tahun 1945, memuat tentang: (1)Tujuan negara

(melindungi segenap bangsa Indonesiadan seluruh tumpah

darah Indonesia,memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan kehidupan

bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi dan keadilan sosial; (2) Memuat Asas Politik (“...negara

Kegiatan Pembelajaran 5

84

RepublikIndonesia yang berkedaulatan rakyat...”.); (3) Asas kerokhanian

(Asas kerohanian negara, yakni Pancasila: “yang berdasarkan kepada

Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,

Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan

dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu

keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia...”.

Aktivitas Pembelajaran

Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti

moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.

Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas

pembelajaran pada point 2.

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Akitivitas pembelajaran diklat dengan moda tatap muka penuh pada mata diklat

“Makna Pembukaan UUD 1945” sebagai berikut.

Tabel 9. Aktivitas Pembelajaran 5 Pada Tatap Muka Penuh

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Pendahuluan

1. Menyiapkan peserta diklat agar termotivasi mengikuti proses pembelajaran

2. Mengantarkan suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari dan menjelaskan tujuan pembelajaran diklat.

3. Menyampaikan tujuan dan garis besar cakupan materi Perubahan UUD Negara RI Tahun 145

Kegiatan Inti

Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok ( sesuai dengan tipe STAD) dimana langkah-langkahnya sebagai berikut: 1. Instruktur memberi informasi proses pelatihan yang akan

dilakukan dilanjutkan dengan Tanya jawab tentang konsep pembelajaran dengan menggunakan contoh yang kontekstual..

2. Kelas dibagi menjadi 6 kelompok ( A, B, C, …….s/d kelompok ) masing-masing beranggotakan 5 orang.

3. Instruktur memberi tugas mencari sumber informasi/data sesuai LK 5.1. Dan perserta secara berkelompok dengan kerja keras(Mandiri) dapat menemukan jawaban terhadap permasalahan yang diajukan dan ditanyakan peserta diklat. Peserta bebas mengambil dan menemukan sumber belajar, termasuk dari internet.

PPKn SMP KK C

85

4. Berdasarkan kelompok yang sudah dibentuk: setiap Kelompok melakukan diskusi/musyawarah(Gotong royong) untuk memecahkan permasalahan yang diajukan pesertadidik hingga selesai dalam waktu yang sudah ditentukan instruktur.

5. Peserta diklat mengerjakan kuis tentang permasalahan konsep pembelajaran yang telah disepakati bersama

6. Melaksanakan penyusunan laporan hasil diskusi. 7. Masing-masing Kelompok melakukan presentasi hasil diskusi. 8. Instruktur/Nara sumber memberikan klarifikasi berdasarkan

hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok .

Kegiatan Penutup

1. Narasumber bersama-sama dengan peserta menyimpulkan hasil pembelajaran

2. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

3. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

4. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran.

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In

a. Aktivitas In -1

Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Makna

Pembukaan UUD 1945”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas

pembelajaran sebagai berikut.

1) Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses

pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Makna

Pembukaan UUD 1945”.

2) Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan

tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.

3) Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual

4) Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas

dan kerja keras(Mandiri) memahami terhadap materi modul

b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara

individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan

harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja

keras(Mandiri) dalam mengerjakan LK yang ada.

c. Kegiatan In 2

Kegiatan Pembelajaran 5

86

1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan

pertanyaan, saran dan komentar.

2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil

pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain

3) Menyimpulkan hasil pembelajaran

4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut

Latihan/Kasus/Tugas

AKTIVITAS: PENGEMBANGAN BUTIR SOAL PENILAIAN BERBASIS KELAS LK.Pengembangan Soal Prosedur Kerja 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul C

Kelompok Kompetensi Pedagogik pada Kegiatan Pembelajaran 16

2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan seperti pada tabel 3

3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari sesuai format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda) KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK a. Kurikulum 2006 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn

No. Urut

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal

1 VIII Makna

pembukaan UUD 1945

PG Level Pengetahuan dan Pemahaman

2 VIII Makna

pembukaan UUD 1945

PG Level Aplikasi

3 VIII Makna

pembukaan UUD 1945

PG Level Penalaran

4 VIII Makna

pembukaan UUD 1945

Uraian Level Pengetahuan dan Pemahaman

5 VIII Makna

pembukaan UUD 1945

UraianLevel Aplikasi

6 VIII Makna

pembukaan UUD 1945

Uraian Level Penalaran

PPKn SMP KK C

87

b. Kurikulum 2013 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn

No. Urut Kompetensi Dasar Bahan

Kelas Materi Indikator Bentuk Soal

1 VIII Makna

pembukaan UUD 1945

PG Level Pengetahuan dan Pemahaman

2 VIII Makna

pembukaan UUD 1945

PG Level Aplikasi

3 VIII Makna

pembukaan UUD 1945

PG Level Penalaran

4 VIII Makna

pembukaan UUD 1945

Uraian Level Pengetahuan dan Pemahaman

5 VIII Makna

pembukaan UUD 1945

Uraian Level Aplikasi

6 VIII Makna

pembukaan UUD 1945

Uraian Level Penalaran

4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN/ penilian berbasis kelas pada

lingkup materi yang dipelajari pada modul ini. 5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs. 6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal 7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal.

KARTU SOAL

Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn Kelas : VII Kompetensi : Level : Pengetahuan dan Pemahaman Materi : Makna Pembukaan UUD 1945 Bentuk Soal : Pilihan Ganda/ Uraian

BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban :

Kegiatan Pembelajaran 5

88

Aktivitas : Menguraikan makna Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 LK. 5.1 makna Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 Tugas dan Langkah Kerja untuk kelompok A, B, C dst. Sebagai berikut : Diskusikan dengan anggota kelompokmu , waktu 20 menit

1. Jelaskan makna dari Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dengan

benar.

2. Deskripsikan makna alenia-alenia dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar

1945.

LK. 5.2 membuat makalah makna Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 Membuat makalah dengan tema arti penting Makna Pembukaan UUD

1945dalam kehidupan sehari-hari

Petunjuk Pembuatan (a) Makalah adalah betul-betul karya Saudara sendiri. Hal-hal yang

bukan karya Saudara dalam makalah tersebut diberi tanda citasi

dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

(b) Sistematika Makalah:

• Pendahuluan/ Latar belakang Masalah

• Isi

• Penutup/ Kesimpulan

(c) Ketentuan lain

• Makalah terdiri dari 7 sampai 10 halaman.

• Jenis huruf: Arial

• Besar/ukuran huruf atau font adalah 11.

• Spasi:1,5 spasi

Jangan lupa untuk mencantumkan identitas Saudara pada makalah

PPKn SMP KK C

89

Tes Formatif untuk Kegiatan Umpan Balik 1. Alasan Pembukaan UUD RI Tahun 1945 tidak dilakukan perubahan adalah

….

A. Pembukaan UUD Negara RI 1945 memuat dasar filosofis dan normatif

yang mendasari seluruh pasal dalam UUD RI Tahun 1945.

B. Pembukaan UUD RI Tahun 1945 mengandung staatside (cita-cita

negara), berdirinya negara Kesatuan Republik Indonesia , tujuan negara,

dan dasar negara harus tetap dipertahankan.

C. Pembukaan UUD RI 1945 merupakan sumber segala sumber hukum di

Indonesia

D. Pembukaan UUD RI Tahun 1945 sebagai pokok kaidah yang

fundamental

2. Alinea I: “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa

dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena

tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. Pernyataan ini memiliki makna, yaitu….

A. Makna objektif (universal), yaitu kemerdekaan adalah hak segala bangsa

B. Makna subjektif (tekad yang tumbuh dari bangsa Indonesia), yaitu

melangsungkan penjajahan karena sesuai dengan perikemanusiaan

dan perikeadilan.

C. Makna objektif (universal), yaitu kemerdekaan adalah hanya hak bangsa

Indonesia

D. Makna subjektif (tekad yang tumbuh dari bangsa Indonesia), yaitu

menunggu penjajahan karena sesuai dengan perikemanusiaan dan

perikeadilan.

3. Makna alenia kedua Pembukaaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun

1945...

A. Perjuangan bangsa Indonesia belum mencapai tingkat yang

menentukan.

B. Perjuangan bangsa Indonesia telah mencapai kemerdekaan

C. Perjuangan bangsa Indonesia belum mencapai kemerdekaan.

D. Perjuangan bangsa Indonesia telah mendapatkan ijin Jepang

Kegiatan Pembelajaran 5

90

4. Bahwa proklamasi adalah keinginan luhur bangsa Indonesia , didorong

motivasi spiritual yang luhur yaitu berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa

adalah makna Pembukaan UUD 1945...

A. Alinea 1 C. Alinea 3

B. Alinea 2 D. Alinea 4

5. Tujuan negara tertulis dalam pembukaan UUD 1945 alinea ….

A. 1 C. 3

B. 2 D. 4

Rangkuman

1. Makna Pembukaan UUD 1945, merupakan pernyataan kemerdekaan bangsa

Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 dinyatakan dalam sebuah naskah

proklamasi.Pembukaan UUD RI 1945 merupakan tertib hukum (legal order)

yang tertinggidi negara Indonesia , adalah suatu kesatuan tatanan hukum yang

membentuk sistem hukum. Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945

mengandung pokok-pokok pikiran yang dijabarkan dalam pasal-pasal UUD RI

Tahun 1945.Pembukaan UUD RI Tahun 1945 sebagai pokok kaidah yang

fundamental. Pokok kaidah negara yang fundamental menurut ilmu hukum tata

negara mempunyai beberapa unsur mutlak dan tidak dapat berubah.

2. Alinea I mengandung 2 (dua) makna, yaitu kemerdekaan adalah hak segala

bangsa makna subjektif (tekad yang tumbuh dari bangsa Indonesia), yaitu

menghapuskan penjajahan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan

dan perikeadilan. Alinea II mengandung maknaPerjuangan

bangsa Indonesia telah sampai pada saat yang menentukan; Kemerdekaan

bukanlah tujuan akhir. dan Pernyataan tentang cita-cita negara yang didirikan,

yaitu negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan

makmur. Alinea III mengandung makna pernyataan

kemerdekaan Indonesia yang didorong oleh nilai luhur bangsa yang

bermartabat dan mempunyai harga diri sebagai bangsa yang sederajat dengan

bangsa lain di dunia danmerupakan motivasi spiritual religius, yaitu pengakuan

bangsa Indonesia bahwa kemerdekaan Indonesiamerupakan berkat rahmat

PPKn SMP KK C

91

Allah, bukan semata-mata usaha manusiaatau rakyat dan bangsa Indonesia.

Alinea IV mengatur beberapa segi yang mendasari penyelenggaraan

kehidupan bernegara yang disebut pokok kaidah negara yang fundamental.

Ketentuan tersebut adalah: Tujuan negara, yaitu:melindungi segenap bangsa

Indonesiadan seluruh tumpah darah Indonesia,memajukan kesejahteraan

umum,mencerdaskan kehidupan- bangsa, danikut melaksanakan ketertiban

dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Umpan Balik dan Tindak Lanjut.

Setelah Anda mempelajari Modul dan mengerjakan Latihan Kerja, Cocokan

jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Apabila Anda belum mencapai

80%, dipersilakan mempelajari kembali,. Sebaiknya apabila sudah mencapai 80%

ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya (nilai

tanggung jawab, komitmen moral)

Rumus berikut digunakan untuk menghitung tingkat penguasaan anda :

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 = 𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏

𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽 𝑥𝑥 100%

Kegiatan Pembelajaran 6

92

PPKn SMP KK C

93

Kegiatan Pembelajaran 6 Hubungan Antar Lembaga Negara dalam UUD Negara RI tahun 1945

Tujuan Pembelajaran

1. Dengan mencermati modul, peserta diklat dapat menjelaskan prinsip

hubungan antar lembaga negara menurut UUDNRI 1945 dengan benar.

2. Dengan berdialog dam bentuk berdiskusi, peserta diklat dapat memberikan

formulasi hubungan antara lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif menurut

UUDNRI 1945 dengan benar.

Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menguraikan hubungan fungsional antarlembaga negara dalam UUD Negara

RI Tahun 1945;

2. Mendiskusikan hubungan antara lembaga eksekutif, yudikatif, dan legislatif

menurut UUDNRI Tahun 1945.

Uraian Materi

1. Prinsip Hubungan antar lembaga Negara Menurut UUDNRI Tahun 1945 a. Supremasi Konstitusi

UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 1 ayat (2) berbunyi

“kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD”.

Ketentuan ini membawa implikasi bahwa kedaulatan rakyat tidak lagi

dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR, tetapi dilakukan menurut ketentuan

UUD. MPR tidak lagi menjadi lembaga tertinggi negara di atas lembaga-

lembaga tinggi negara. Hal ini berarti kedaulatan rakyat dilakukan oleh

seluruh lembaga negara dengan masing-masing fungsi dan

kewenangannya berdasarkan UUD Negara RI Tahun 1945. Atau dengan

kata lain, kedaulatan berada di tangan rakyat dan pelaksanaanya langsung

Kegiatan Pembelajaran 6

94

didistribusikan secara fungsional (distributed functionally) kepada organ-

organ konstitusional. (Jimly Asshiddiqqie, 2007:35)

b. Sistem Presidensial Semangat untuk melaksanakan pemurnian sistem presidensial di

Indonesia baru dimulai pada era-reformasi, seiring dengan hasil

amandemen keempat UUD Negara RI Tahun 1945. Setidaknya ada 4 hal

utama yang memperkuat pelembagaan sekaligus pemurnian sistem

pemerintahan presidensial di Indonesia berdasarkan UUD Negara RI

Tahun 1945. Pertama, pelembagaan sistem pemilihan presiden dan wakil

presiden secara langsung (Pasal 6A Ayat (1) UUD Negara RI Tahun 1945).

Kedua, pembatasan masa jabatan presiden dan wakil presiden, sehingga

masa jabatannya tetap(Pasal 7 UUD Negara RI Tahun 1945). Ketiga,

penguatan posisi parlemen dengan harapan fungsi cheks and balance

dapat berjalan ketika berhadapan dengan lembaga eksekutif. Lembaga

legislative terdiri dari DPR dan (Pasal 19, 20, 20A, 21, 22, 22A, 22B, 22C,

22D UUD Negara RI Tahun 1945) serta DPR tidak dapat dibubarkan oleh

Presiden (Pasal 7C UUD Negara RI Tahun 1945). Dan keempat, presiden

dan wakil presiden tidak bisa dijatuhkan oleh parlemen secara politik. Hal

ini tertulis dalam Pasal 7A UUD Negara RI Tahun 1945 “Presiden dan atau

Wakil Presiden hanya dapat diberhentikan dalam masa jabatannya apabila

terbukti telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan

terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau

perbuatan tercela maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat

sebagai Presiden dan atau Wakil Presiden.”

c. Pemisahan Kekuasaan dan Check and Balances Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 ayat (1) UUD Negara RI Tahun

1945, maka yang disebut sebagai lembaga legislative (utama) adalah

DPR, sedangkan lembaga eksekutif adalah Presiden. Walaupun dalam

proses pembuatan suatu UU dibutuhkan persetujuan Presiden, namun

demikian fungsi Presiden dalam hal ini adalah sebagai co-legislator sama

seperi DPD untuk materi Undang-undang tertentu, bukan sebagai

legislator utama. Sedangkan kekuasan kehakiman (yudikatif) dilakukan

oleh Mahkamah Agung (dan badan Peradilan di bawahnya) dan

Mahkamah Konstitusi.

PPKn SMP KK C

95

Hubungan antara kekuasaan eksekutif yang dilakukan oleh Presiden,

Kekuasaan Legislatif oleh DPR (dan dalam bidang tertentu dibantu DPD),

dan kekuasaan yudikatif dilakukan oleh MK dan MA merupakan

perwujudan checks and balaces. Hal ini dimaksudkan untuk mengimbangi

pembagian kekuasaan yang dilakukan agar tidak terjadi penyalahgunaan

kekuasaan oleh lembaga pemegang kekuasaan tertentu atau terjadi

kebuntuan dalam hubungan antarlembaga. Oleh karena itu, dalam

pelaksanaan suatu kekuasaan selalu ada peran tertentu dari lembaga lain.

2. Hubungan Antar Lembaga-lembaga Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945 Secara fungsional hubungan antara lembaganegara sesuai UUD Negara RI

tahun 1945 dapat juga dijelaskan sebagai berikut (Patrialis Akbar, 2013:213)

a. Hubungan Kekuasaan Legislatif dengan Eksekutif 1) Hubungan MPR dan DPR Hubungan antara kedua lembaga negara dalam rumpun kekuasaan

legislatif ini mencakup dua hal, yaitu pertama, pemakzulan Presiden dan

atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya. DPR merupakan lembaga

yang menuntut Presiden dan atau Wakil Presiden telah melakukan

pelanggaran Pasal 7A UUD Negara RI Tahun 1945 sehingga harus

dimakzulkan. Pendapat DPR tersebut tidak dapat langsung diserahkan

kepada MPR untuk diproses, namun harus melalui mekanisme hukum

terlebih dahulu di MK. Kedua, terkait keterlibatan anggota DPR sebagai

anggota MPR yang berwenang mengusulkan dan mengambil putusan

mengenai perubahan konstitusi.

2) Hubungan DPR dan DPD Hubungan kedua lembaga negara ini erat tapi tidak setara. Bahkan ada

ketergantungan dari DPD kepada DPR. Hal itu dikarenakan seluruh

pelaksanaan kewenangan DPD harus selalui DPR. Hubungan antara

kedua lembaga tersebut mencakup: pertama, pengajuan RUU terkait

daerah; kedua, pembahasan RUU terkait daerah; ketiga, pemberian

pertimbangan atas RUU tertentu; keempat, penyampaian hasil

pengawasan atas pelaksanaan UU terkait daerah dan UU tertentu.

3) Hubungan MPR dan DPD

Kegiatan Pembelajaran 6

96

Secara kelembagaan, tidak ada hubungan langsung antara kedua

lembaga negara ini. Yang ada hubungan tidak langsung antara anggota

DPD yang menjadi anggota MPR dikarenakan sebagian anggota MPR

adalah anggota DPD. Para anggota DPD ketika ikut sidang-sidang MPR

berkedudukan sebagai anggota MPR dan terlibat dalam pelaksanaan

wewenang MPR sebagaimana diatur dalam UUD Negara RI Tahun 1945.

b. Hubungan Kekuasaan Eksekutif dengan Cabang Kekuasaan Lain

1) Hubungan Presiden dan MPR Hubungan antara kedua lembaga negara ini terkait dengan, pertama,

kewenangan MPR melakukan pemakzulan terhadap presiden dalam

masa jabatannya (dengan syarat-syarat tertentu). Kedua, pemilihan

Presiden dan Wakil Presiden karena kekosongan Presiden dan Wakil

Presiden dalam masa jabatan; dan ketiga, pengucapan sumpah jabatan

Presiden dan Wakil Presiden terpilih dalam Pemilu.

2) Hubungan Presiden dan DPR Hubungan antara kedua lembaga negara ini terkait dengan, pertama,

pembentukan UU dan PERPPU; kedua, pernyataan perang, membuat

perdamaian dan perjanjian dengan negara lain; ketiga, pengangkatan

dan penerimaan duta besar; dan keempat, pemberian amnesty dan

abolisi.

Sebagian hubungan tersebut terkait dengan pelaksanaan hak prerogatif

Presiden. Dengan adanya keterlibatan DPR diharapkan menjadi fungsi

kontrol dan pengawasan.

3) Hubungan Presiden dan DPD Hubungan langsung antara Presiden dan DPD secara teoritik tidak ada,

kecuali hubungan administrasi yakni terhadap pengangkatan anggota

DPD dengan surat keputusan presiden. Semua hubungan Presiden dan

DPD harus melalui pintu DPR. Dan pelaksanaan kewenangan DPD

harus melalui DPR, seperti; pertama, pengajuan RUU tertentu terkait

daerah; kedua, melakukan pembahasan RUU tertentu terkait daerah;

ketiga, pemberian pertimbangan atas RUU tertentu; dan keempat,

pengawasan atas pelaksanaan UU tertentu terkait daerah.

4) Hubungan Presiden dan MK

PPKn SMP KK C

97

Hubungan Presiden dengan MK terkait dengan, pertama, pengujian UU

terhadap UUD Negara RI Tahun 1945; kedua, sengketa kewenangan

antara Presiden dengan lembaga negara lain yang kewenangannya

diberikan oleh UUD Negara RI Tahun 1945; ketiga, pembubaran partai

politik; dan keempat, proses pemakzulan Presiden.

5) Hubungan Presiden dan MA Hubungan antara kedua lembaga negara ini terkait dengan, pertama,

pengujian peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang;

kedua, pemberian grasi dan rehabilitasi; ketiga, penetapan hakim

agung; dan keempat, pengucapan sumpah presiden di luar sidang MPR

atau DPR.

6) Hubungan Presiden dan BPK Hubungan antara Presiden dengan BPK ada yang bersifat langsung dan

tidak langsung. Hubungan tidak langsung terkait dengan pertama, posisi

BPK sebagai mitra DPR dalam melakukan fungsi pengawasan; kedua,

penyampaian hasil kerja BPK kepada badan-badan penegak hukum

yang secara struktural berada di bawah Presiden. Sementara hubungan

langsung terkait dengan peresmian anggota BPK oleh Presiden.

7) Hubungan Presiden dan KY Hubungan kedua lembaga negara ini bersifat administratif belaka, yakni

terkait dengan pertama, pengangkatan anggota KY; dan kedua,

pemberhentian anggota KY. Kedudukan presiden dikaitkan dengan

dengan dua macam hubungan tersebut adalah sebagai kepala

administrasi pemerintahan tertinggi.

c. Hubungan antar cabang dan dalam rumpun Kekuasaan Yudikatif 1) Hubungan MA dan MK

Hubungan antara kedua lembaga negara ini terkait dengan rekrutmen

hakim konstitusi. UUD Negara RI Tahun 1945 telah mengatur bahwa

terdapat tiga sumber lembaga rekrutmen 9 hakim konstitusi, yaitu dari

MA (3 orang), DPR (3 orang), dan Presiden (3 orang). Ketiga lembaga

secara independen dan sendiri-sendiri melakukan seleksi dan merekrut

calon hakim konstitusi dan selanjutnya mengajukan ketiga calon hakim

Kegiatan Pembelajaran 6

98

konstitusi tersebut kepada Presiden, selanjutnya dilantik oleh Presiden

selaku kepala administrasi pemerintahan tertinggi.

2) Hubungan MA dan KY Hubungan antara MA dan KY terkait dengan pertama, pengangkatan

hakim agung; dan kedua, pengawasan eksternal terhadap hakim.

Rekrutmen hakim agung MA dilakukan melalui KY, baik hakim agung

karir maupun nonkarir. KY melakukan pendaftaran, seleksi, dan

mengirimkan mereka yang lulus seleksi ke DPR untuk dilakukan fit and

proper test. Selanjutnya, calon hakim agung yang lolos seleksi diajukan

ke Presiden untuk diangkat.

d. Hubungan lintas cabang kekuasaan negara

1) Hubungan MPR dan MK Hubungan antarkedua lembaga ini terkait dengan pemakzulan Presiden

dan atau Wakil Presiden. Proses pemakzulan di MPR tergantung pada

putusan MK. Apabila MK memutuskan benar pendapat DPR yang

menyatakan Presiden dan atau Wakil Presiden melakukan pelanggaran

hukum atau perbuatan tercela atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai

Presiden dan atau Wakil Presiden, maka MPR akan menggelar sidang

untuk mengambil keputusan tersebut. Begitu pula sebaliknya.

2) Hubungan DPR dan MK Hubungan antara DPR dan MK terkait dengan pertama; pengujian UU

terhadap UUD Negara RI Tahun 1945; kedua, sengketa kewenangan

antara DPR dengan lembaga negara lain yang kewenangannya

diberikan oleh UUD Negara RI Tahun 1945; ketiga, proses pemakzulan

Presiden dan atau Wakil Presiden; dan keempat, pengajuan hakim

konstitusi.

3) Hubungan DPR dan MA Hubungan antara DPR dan MA terkait dengan pengangkatan hakim

agung pada MA. Hasil kerja KY yang melakukan seleksi calon hakim

agung disampaikan ke DPR untuk dilakukan fit and proper test. DPR lah

yang menentukan apakah para calon hakim agung tersebut lulus atau

tidak.

PPKn SMP KK C

99

Gambar 6. Lembaga-Lembaga dalam Sistem Ketatanegaraan

Sementara itu, hubungan antara lembaga negara dalam UUD Negara RI Tahun

1945 sesuai dengan sifatnya dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Hubungan bersifat fungsional 1) Hubungan antara DPR/DPD dengan Presiden dalam membuat UU dan

APBN, juga untuk menyampaikan usul, pendapat, serta hak imunitas.

2) Hubungan antara DPR dengan DPD dalam membuat peraturan atau

kebijakan yang berhubungan dengan otonomi daerah

3) Hubungan antara KY, DPR, dan Presiden dalam pengangkatan Hakim

Agung (dalam konteks memberikan rekomendasi)

4) BPK dengan lembaga negara lain ( terutama Presiden dan Menteri-menteri)

dalam penyelenggaraan keuangan lembaga-lembaga tersebut

5) KPU dengan Pemerintah dalam penyelenggaraan Pemilu

6) KPK dengan Kepolisian dan Kejaksaan Agung dalam melakukan

penyelidikan atas adanya dugaan korupsi

b. Hubungan bersifat pengawasan

TNI/POLRI

dewan pertimb

angan

kementerian

negara badan-badan lain yang fungsinya

KY

UUD

k ba

DPR

DPD

MPR

LEMBAGA-LEMBAGA DALAM SISTEM

BPK

MA

MK Presiden

PUS

DAE

LingkuLingku

LingkuLingkuPerw

akilaPemerinta

DPRGub

Pemerintahan Daerah DPR

D Bupati/

5

Kegiatan Pembelajaran 6

100

1) Hubungan antara Presiden dengan DPR dalam melaksanakan

pemerintahan

2) Hubungan antara DPD dengan Pemerintah Pusat dan Daerah, khususnya

dalam pelaksanaan otonomi daerah

3) MA dengan Presiden, untuk menguji peraturan perundang-undangan di

bawah Undang-undang

4) MK dengan DPR/DPD dan Presiden ( sebagai pembentuk UU ) untuk

menguji konstitusionalitas UU

5) KPK dengan Pemerintah

6) Komisi Ombudsman Nasional dengan Pemerintah dan Aparatur

Pemerintah, Aparat Lembaga Negara serta lembaga penegak hukum dan

peradilan, dalam pelaksanaan pelayanan umum agar sesuai dengan asas-

asas umum pemerintahan yang baik ( good governance)

c. Hubungan berkaitan dengan penyelesaian sengketa 1) MK dengan lembaga-lembaga negara lain, untuk menyelesaikan sengketa

kewenangan antarlembaga negara

2) MK dengan penyelenggara pemilu untuk menyelesaikan perselisihan hasil

pemilu dan pemilukada

d. Hubungan bersifat pelaporan atau pertanggungjawaban 1) DPR/DPD/MPR dengan Presiden

2) DPR dengan komisi-komisi negara seperti Komnas HAM, Komisi

Ombudsman Nasional, KPK, Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi, Komisi

Anti Kekerasan terhadap Perempuan

PPKn SMP KK C

101

Aktivitas Pembelajaran

Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 6 ini, peserta yang mengikuti

moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.

Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas

pembelajaran pada point 2.

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Hubungan Antar

lembaga Negara dalam UUD Negara RI Tahun 1945”, maka Anda perlu mengikuti

aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran

dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Hubungan Antar lembaga

Negara dalam UUD Negara RI Tahun 1945”.

b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan

yang hendak dicapai pada modul ini.

c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil

kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan

materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok.

d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan

kerja keras(Mandiri) memahami terhadap materi modul

e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan

keperluan);

f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi

latihan/kasus/tugas LK 6.1 sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam

modul. Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok,

berani mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda

serta berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.

g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar.

h. Penyampaian hasil diskusi;

i. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya

pada diskusi dan kerja kelompok

j. Menyimpulkan hasil pembelajaran

k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Kegiatan Pembelajaran 6

102

l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In

1) Aktivitas In -1

Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Hubungan Antar

lembaga Negara dalam UUD Negara RI Tahun 1945”, maka Anda perlu

mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran

dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Hubungan Antar lembaga

Negara dalam UUD Negara RI Tahun 1945”.

b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan

yang hendak dicapai pada modul ini.

c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual

d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan

kerja keras(Mandiri) memahami terhadap materi modul

e. Berdiskusi bersama tentang Latihan/ kasusLK.1 yang telah disediakan

2) Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara individu

sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan

peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja

keras(Mandiri) dalam mengerjakan LK yang ada.

LK pada kegiatan ON Menganalisis LK.6.2 kerjakan 2-4 halaman tentang analisis saudara terkait dengan “Seleksi Pimpinan Lembaga Negara“

3) Kegiatan In 2 a. Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan

pertanyaan, saran dan komentar.

b. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya

dan menghargai pendapat peserta lain

c. Menyimpulkan hasil pembelajaran

d. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

PPKn SMP KK C

103

e. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

f. Merencanakan kegiatan tindak lanjut

Latihan/Tugas

Aktivitas : Menguraikan hubungan antar lembaga-lembaga negara dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. LK.6.1 Diskusi tentang seleksi pimpinan lembaga negara Bacalah wacana berikut dengan baik, kemudian diskusikan bersama kelompok

Anda isi dari wacana berikut.

Tabel 10. Latihan/Tugas pada Kegiatan Pembelajaran 6

Seleksi Pimpinan Lembaga Negara Oleh: Andryan, S.H., M.H.*)

KELEMBAGAAN negara pasca amandemen konstitusi telah banyak mengalami perubahan, baik yang ada maupun yang baru lahir. Berbicara kelembagaan negara, tentunya tidak terlepas pula dengan perekrutan pimpinan-pimpinan lembaga negara, yang sedikit banyak harus melibatkan lembaga DPR. Sebagai lembaga representatif rakyat, DPR oleh konstitusi diberi kewenangan dalam hal seleksi pimpinan lembaga-lembaga Negara mulai lembaga di bawah eksekutif, yudikatif hingga lembaga-lembaga negara independen.

Kewenangan DPR dalam hal seleksi pimpinan lembaga negara dipandang tidak sesuai fungsi dan tugasnya sebagai wakil rakyat. Terlebih lagi mayoritas keanggotaannya semua dari kalangan politisi, maka DPR menjadi rawan muatan politis dan kepentingan dalam memilih pimpinan lembaga-lembaga negara. Diketahui pula, Mahkamah Konstitusi (MK) sebagai lembaga pengawal konstitusi telah beberapa kali membatalkan serta memperbaiki proses seleksi pimpinan-pimpinan lembaga negara yang diatur dalam undang-undang. Adapun mekanisme proses seleksi pimpinan lembaga negara yang telah dibatalkan MK terkait kewenangan mutlak DPR, yakni mengubah ketentuan fit and proper test dengan to confirm. Artinya, DPR terhadap proses seleksi beberapa lembaga negara tidak lagi melakukan seleksi penilaian tetapi hanya boleh menyetujui atau menolak calon yang telah diajukan presiden. Jika DPR menolak dengan alasan yang kuat, maka presiden mengajukan lagi calon baru. Lembaga negara yang telah diubah ketentuan mekanisme seleksi pimpinannya oleh MK adalah Komisi Yudisial (KY) dengan komisionernya. Sebelumnya, ketentuan mekanisme seleksi komisioner KY adalah dengan DPR melakukan fit and proper test terhadap calon komisioner KY yang telah diajukan presiden sebanyak 21 calon untuk dipilih tujuh nama menjadi calon komisioner KY. Pasca putusan MK, calon komisioner KY yang telah

Kegiatan Pembelajaran 6

104

diseleksi pansel dan disetujui presiden, maka presiden cukup mengajukan tujuh nama calon komisioner KY untuk langsung mendapat persetujuan DPR. Atas pengajuan tersebut, DPR hanya boleh menyetujui atau menolak calon komisioner KY. Dengan muatan politik yang tinggi terhadap lembaga DPR, maka dalam hal proses seleksi pimpinan lembaga negara harus benar-benar dilakukan secara fair dan objektif. Agar pimpinan lembaga-lembaga negara tersebut tidak tersandera politik, mekanisme seleksinya pun harus dilakukan perubahan untuk menjamin kemerdekaan pimpinan tersebut dari pengaruh kepentingan. Banyak yang berpendapat keterlibatan DPR dalam seleksi pimpinan lembaga negara harus dibatasi, bahkan ditanggalkan untuk beberapa pimpinan lembaga yang mengedepankan kredibilitas dan integritas. Salah satu mekanisme yang dipandang baik untuk diterapkan dalam seleksi pimpinan lembaga negara adalah dengan keterlibatan DPR untuk hanya sebatas setuju atau menolak calon pimpinan yang diajukan. Ketentuan ini menjadikan DPR hanya bersifat to confirm dan bebas muatan politis dagang sapi. Mekanisme seleksi pimpinan lembaga negara yang banyak melibatkan DPR memang menjadi isu ketatanegaraan yang harus segera diselesaikan. Meskipun mekanisme seleksi dengan model to confirm dari DPR dianggap baik, tetapi masih banyak terdapat problem lainnya dalam hal seleksi pimpinan lembaga negara. Seleksi Pimpinan Lembaga Independen Dengan praktik ketatanegaraan yang banyak melahirkan komisi-komisi negara independen, kemunculan komisi negara tersebut tentu juga membuka peluang perlunya proses rekrutmen yang baik dan stabil. Karenanya, dibutuhkan sebuah komisi yang fokus pada rekrutmen permanen, sebagaimana dikemukakan Fajrul Falaakh (2008) terhadap gagasan perlunya dibentuk komisi permanen untuk seleksi pejabat lembaga/komisi negara. Zainal Arifin Mochtar, mengusulkan model seleksi komisi negara yang melibatkan presiden dan sebuah komisi khusus untuk rekrutmen pimpinan komisi negara. Dalam struktur komisi rekrutmen bisa terdiri Ketua DPR sebagai ketua, dibantu 20 orang anggota terdiri sepuluh anggota DPR dan sepuluh anggota DPD. Komisi ini keanggotaannya bisa bersifat staggered atau malah tidak bisa dipilih kembali untuk kedua kali. Dalam membentuk komisi rekrutmen yang kuat, persyaratan anggota komisi negara harus dibuat secara komprehensif, sehingga anggota yang dihasilkan betul-betul memiliki kapasitas untuk melakukan rekrutmen pimpinan komisi negara independen. Adapun model mekanisme seleksi yang digagas Zainal Arifin Mochtar, yakni: Tahap I, presiden dapat langsung mengusulkan nama-nama calon pimpinan lembaga negara tertentu atau presiden melakukan proses seleksi nama calon melalui head hunting dengan bantuan Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). Tahap II, setelah menyeleksi nama-nama calon tersebut, maka presiden mengajukan nama-nama calon pimpinan komisioner sebanyak dua kali jumlah yang dibutuhkan kepada komisi rekrutmen. Tahap III, komisi rekrutmen melakukan fit and proper test dengan mengadakan panel ahli. Hasil dari panel ahli akan digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh anggota komisi rekrutmen dalam memilih nama yang akan diusulkan ke presiden untuk diangkat menjadi komisioner pada komisi negara tersebut. Tahap IV, presiden menerima nama-nama yang diusulkan komisi rekrutmen untuk diangkat dengan membuat keputusan presiden. Dengan adanya komisi rekrutmen dan model seleksi yang digunakan relatif sederhana dan efesien, maka negara tidak terbebani waktu yang lama dan biaya tinggi untuk memilih

PPKn SMP KK C

105

1 2

3

4

5

pimpinan lembaga negara independen. Hingga kini, dalam hal seleksi pimpinan lembaga/komisi negara selalu adala pembentukan panitia seleksi (pansel), padahal diketahui dengan membentuk pansel juga akan banyak menghabiskan biaya dan waktu yang tidak efektif. Pembentukan komisi rekrutmen menjadi hal yang mendesak mengingat semakin banyaknya lembaga/komisi negara. Hal terpenting adalah bisa membatasi keterlibatan DPR dalam melakukan seleksi pimpinan lembaga negara. Tentunya tidak diinginkan, dengan masa jabatan lima tahun keanggotaan DPR hanya disibukkan urusan seleksi pimpinan lembaga negara. Padahal, dengan fungsi DPR sebagai legislasi, pengawasan dan anggaran, pastinya banyak pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan daripada melakukan seleksi pimpinan lembaga Negara, yang jika tidak dibatasi di khawatirkan akan menjadi sarang korupsi, kolusi dan nepotisme di tubuh DPR. (selesai) (*) Dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Sumber : http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2015/11/02/195949/seleksi-pimpinan-lembaga-negara/ diunduh pada 5 Desember 2015

LK. 6.2 Hubungan antar lembaga-lembaga negara dalam UUD NRI Tahun 1945. Setelah membaca uraian materi di atas, jawablah pertanyaan berikut ini dengan

baik.

1) Jelaskan hubungan fungsional antar lembaga- lembaga tinggi negara!

2) Jelaskan hubungan antara lembaga eksekutif, yudikatif, dan legislatif!

Tes Formatif untuk Kegiatan Umpan Balik 1. Prosedur pemberhentian presiden dalam masa jabatan adalah sebagai

berikut…. Dugaan penyimpangan diajukan oleh kepada

diputuskan Kemudian disampaikan kepada DPR dan DPR mengajukan usul pemberhentian kepada Melalui sidang istimewa, dan kemudian diputuskan pemberhentian oleh Untuk melengkapi alur tersebut di atas, yang benar adalah …. A. 1 = DPR, 2 = MK, 3 = MK, 4 = MPR, 5 = MPR B. 1 = DPR, 2 = MA, 3 = MK, 4 = DPD, 5 = MPR C. 1 = MPR, 2 = MA, 3 = MK, 4 = DPR, 5 = MPR D. 1 = MPR, 2 = MK, 3 = MK, 4 = MPR, 5 = DPR

2. Diantara wewenang DPD adalah mengajukan RUU yang berhubungan dengan

…. A. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) B. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) C. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) D. Pemekaran dan penggabungan daerah

Kegiatan Pembelajaran 6

106

3. Tugas Presiden menjalankan UU, berarti presiden memegang kekuasaan ….

A. Legislatif C. Yudikatif B. Eksekutif D. Federatif

4. Dalam menjalankan kewenangannya presiden memiliki beberapa hak, antara

lain hak prerogratif yaitu hak presiden untuk …. A. Menjalankan pemerintahan B. Menjalankan UU C. Mengangkat dan memberhentikan menteri negara D. Menyusun UU bersama DPR

5. Tugas Badan Pemerikasa Keuangan (BPK) adalah ….

A. Mengelola keuangan negara B. meriksa pengelolaan keuangan negara C. Mengawasi keuangan negara D. Melaporkan keuangan negara

AKTIVITAS: PENGEMBANGAN BUTIR SOAL PENILAIAN BERBASIS KELAS LK.Pengembangan Soal Prosedur Kerja 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul C

Kelompok Kompetensi Pedagogik pada Kegiatan Pembelajaran 16 2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

seperti pada Saran Pengunaan modul bagian E.4 3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari sesuai format

berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda)

KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK a. Kurikulum 2006 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn

No. Urut

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal

1 VIII Lembaga negara

PG Level Pengetahuan dan Pemahaman

2 VIII

Lembaga negara PG Level Aplikasi

3 VIII

Lembaga negara PG Level Penalaran

4 VIII Lembaga negara

Uraian Level Pengetahuan dan Pemahaman

5 VIII

Lembaga negara Uraian Level Aplikasi

6 VIII

Lembaga negara Uraian Level

Penalaran

PPKn SMP KK C

107

b. Kurikulum 2013 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn

No. Urut Kompetensi Dasar Bahan

Kelas Materi Indikator Bentuk Soal

1 VIII Lembaga negara

PG Level Pengetahuan dan Pemahaman

2 VIII

Lembaga negara PG Level Aplikasi

3 VIII

Lembaga negara PG Level

Penalaran

4

VIII Lembaga negara

Uraian Level Pengetahuan dan pemahaman

5 VIII

Lembaga negara Uraian Level

Aplikasi

6 VIII

Lembaga negara Uraian Level

Penalaran 4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN/ penilaian berbasis kelas pada

lingkup materi yang dipelajari pada modul ini. 5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs. 6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal 7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal.

KARTU SOAL Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn Kelas : VII Kompetensi : Level : Pengetahuan dan Pemahaman Materi : Hubungan antar-Lembaga-lembaga Negara dalam

UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Bentuk Soal : Pilihan Ganda/ Uraian

BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban :

Kegiatan Pembelajaran 6

108

Rangkuman

1. Hubungan fungsional antar lembaga- lembaga tinggi negara!

a. Antara DPR dengan Presiden dalam membuat UU dan menyusun APBN,

juga untuk menyampaikan usul, pendapat, serta hak imunitas.

b. Hubungan antara DPR dengan DPD dalam membuat peraturan atau

kebijakan yang berhubungan dengan otonomi daerah

c. Hubungan antara KY, DPR, dan Presiden dalam pengangkatan hakim

(dalam konteks memberikan rekomendasi)

d. BPK dengan lembaga negara lain ( terutama Presiden dan Menteri-menteri)

dalam penyelenggaraan keuangan lembaga-lembaga tersebut

e. KPU dengan Pemerintah dalam penyelenggaraan Pemilu

f. KPK dengan Kepolisian dan Kejaksaan Agung dalam melakukan

Penyelidikan atas adanya dugaan korupsi

2. Hubungan antara lembaga eksekutif, yudikatif, dan legislative

Sebagai negara demokrasi, pemerintahan Indonesia menerapkan teori trias

politika. Trias politika adalah pembagian kekuasaan pemerintahan menjadi tiga

bidang yang memiliki kedudukan sejajar. Ketiga bidang tersebut yaitu:

pertama, Legislatif bertugas membuat undang undang. Bidang legislatif

adalah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah

(DPD). Kedua, Eksekutif bertugas menerapkan atau melaksanakan undang-

undang. Bidang eksekutif adalah presiden dan wakil presiden beserta menteri-

menteri yang membantunya. Dan Ketiga, Yudikatif bertugas mempertahankan

pelaksanaan undang-undang. Adapun unsur yudikatif terdiri atas Mahkamah

Agung(MA) dan Mahkamah Konstitusi (MK).

Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah Anda mempelajari Modul dan mengerjakan Latihan Kerja, Cocokan

jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Apabila Anda belum mencapai

80%, dipersilakan mempelajari kembali,. Sebaiknya apabila sudah mencapai 80%

ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya (nilai

tanggung jawab, komitmen moral)

PPKn SMP KK C

109

Rumus berikut digunakan untuk menghitung tingkat penguasaan anda :

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 = 𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏

𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽 𝑥𝑥 100%

Kegiatan Pembelajaran 7

110

PPKn SMP KK C

111

Kegiatan Pembelajaran 7 Jaminan Perlindungan Hak dan Kewajiban Asasi Manusia di Indonesia

Tujuan Pembelajaran

Dengan membaca modul dan brainstorming peserta diklat mampu :

1. Menguraikan jaminan perlindungan hak hak asasi manusia dalam UUD

Negara Republik Indonesia Tahun 1945

2. Menguraikan jaminan perlindungan kewajiban asasi manusia dalam UUD

Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menjelaskan jaminan perlindungan hak asasi manusia dalam UUD Negara

Republik Indonesia Tahun 1945

2. Menjelaskan jaminan perlindungan kewajiban asasi manusia dalam UUD

Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Uraian Materi

1. Jaminan Perlindungan Hak Asasi Manusia Sesuai UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Pemikiran akan jaminan perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia di Indonesia

telah di mulai sejak persidangan BPUPKI.Dalam sidang seperti termuat dalam

risalah sidang BPUPKI, Ir. Soekarno menyatakan pemikirannya “Buat apa

groundwet (UUD). jikalau misalnya tidak ada sociale rechvaardigheid (keadilan

sosial), apa guna groundwet kalau ia tidak bisa mengisi perut orang yang hendak

mati kelaparan…. kita rancangkan UUD dengan kedaulatan rakyat dan bukan

kedaulatan individu, inilah jaminan bangsa Indonesia seluruhnya akan selamat

dikemudian hari”.

Pemikiran para pendiri negara dituangkan dalam Pembukaan dan Batang Tubuh

Kegiatan Pembelajaran 7

112

UUD 1945. Pembukaan UUD 1945 secara tegas telah memuat pengakuan hak

asasi manusia. Secara lebih jelas kandungan HAM dalam Pembukaan UUD 1945

diuraikan berikut.

Tabel 11. HAM dalam Pembukaan UUD Tahun 1945

Pembukaan UUD 1945 Penjelasan Alinea pertama,

Dalam alinea pertama Pembukaan UUD 1945 dimuat pernyataan “kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan:’

Alinea pertama Pembukaan UUD 1945 memberikan jaminan universal bahwa kemerdekaan dan kebebasan adalah hak segala bangsa. Pernyataan inilah yang kemudian mengilhami bangsa Indonesia untuk aktif dalam memperjuangkan bagi bangsa-bangsa terjajah di seluruh dunia.

Aline kedua, Dalam alinea kedua merupakan penjabaran pernyataan Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia. Alinea kedua memuat pernyataan “menghantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur:’

Alinea kedua Pembukaan UUD 1945 mengandung pengertian bahwa setelah bangsa Indonesia merdeka maka rakyat Indonesia dijamin dan diwujudkan hak politik dan hak ekonomi atau hak kesejahteraannya. Hak politik termuat dalam pernyataan bersatu dan berdaulat dan hak ekonomi yaitu terwujudnya masyarakat adil dan makmur.

Aline ketiga, Dalam aline ketiga termuat kalimat “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”.

Alinea ketiga Pembukaan UUD 1945 mengandung pengertian bahwa hak-hak yang telah bangsa Indonesia dapatkan yaitu kemerdekaan dan berbagai hak yang melekat didalamnya, adalah tidak hanya hasil perjuangan manusia semata melainkan anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Pernyataan tersebut akan menimbulkan kesadaran ketuhanan, sebagai penyeimbang dari nilai-nilai keduniaan semata.

Aline keempat, Dalam alinea keempat dimuat tentang tujuan negara dan dasar negara. Tujuan negara ada empat, yaitu “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Tujuan negara yang terkandung dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945, didalamnya mengandung berbagai hak seperti hak perlindungan keamanan dan perlindungan hukum, hak ekonomi, dan hak sosial budaya. Serta hak kemerdekaan dan keamanan bagi seluruh dunia. Yang dimaksud dasar negara dalam alinea keempat tersebut adalah dasar negara Pancasila.

PPKn SMP KK C

113

Berikut merupakan rincian dari hak-hak asasi manusia yang terdapat dalam pasal

pasal UUD NRI 1945, yaitu sebagai berikut : 1) Pasal 27 ayat (1) segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam

hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintah itu dengan

tidak ada kecualinya". Pasal ini merupakan pengakuan dan jaminan hak

persamaan semua warga negara dalam hukum dan pemerintahan.

2) Pasal 27 Ayat (2). " Tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan

yang layak bagi kemanusiaan". Pasal ini merupakan pengakuan dan jaminan

martabat manusia. Oleh karena itu, ia berhak memperoleh pekerjaan dan

mencapai penghidupan yang layak sebagai manusia.

3) Pasal 27 ayat (3), "Setiap warga negara berhak ikut serta dalam upaya

pembelaan Negara". Pasal ini merupakan hasil amandemen terhadap UUD 1945.

Artinya, setiap warga negara mempunyai hak untuk ikut serta dalam usaha

pembelaan Negara. Misalnya, mempunyai kesempatan yang sama untuk

memasuki dinas kemiliteran atau ambil bagian dalam sistem hankamrata.

4) Pasal 28, dalam pasal ini terkandung hak-hak warga Negara sebagai berikut:

• hak untuk berorganisasi yang mencakup hak mendirikan, menj adi

pengurus, atau menj adi anggota organisasi;

• berkumpul yang meliputi berkumpul dalam ruangan, misal diskusi, rapat,

atau konferensi dan berkumpul di luar ruangan, misalnya kampanye, pawai,

atau demonstrasi;

• mengeluarkan pendapat secara lesan tulisan

Pasal 28A

Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan

kehidupannya.

Pasal 28B

(1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan

melalui perkawinan yang sah.

(2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta

berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Kegiatan Pembelajaran 7

114

Pasal 28C

(1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan

dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu

pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas

hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.

(2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya

secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negara.

Pasal 28D

(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian

hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum.

(2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan

yang adil dan layak dalam hubungan kerja.

(3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam

pemerintahan.

(4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.

Pasal 28E

(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,

memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih

kewarganegaraan, memilih tempat tinggal diwilayah negara dan

meninggalkannya, serta berhak kembali.

(2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan

pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.

(3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan

mengeluarkan pendapat.

Pasal 28F

Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk

mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,

memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi

dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.

Pasal 28G

(1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,

PPKn SMP KK C

115

martabat dan harta benda yang dibawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa

aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat

sesuatu yang merupakan hak asasi.

(2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atas perlakuan yang

merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari

negara lain.

Pasal 28H

(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan

mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh

layanan kesehatan.

(2) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk

memeperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan

dan keadilan.

(3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan perkembangan

dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.

(4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak

boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun.

Pasal 28I (1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati

nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai

pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang

berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan

apa pun.

(2) Setiap orang berhak atas bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas

dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang

bersifat diskriminatif itu.

(3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional di hormati selaras dengan

perkembangan zaman dan peradaban.

(4) Perlindungan, pemajuan, penegakan dan pemenuhan hak asasi manusia

adalah tanggung jawab negara terutama pemerintah.

(5) Untuk menegakan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip

negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin,

Kegiatan Pembelajaran 7

116

diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.

Pasal 28J

(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk

kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud

semata mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan

kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan

pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan dan ketertiban umum dalam

suatu masyarakat yang demokratis.

Selain itu, dalam Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 juga diatur tentang

Hak Asasi Manusia, yang terdiri dari Pembukaan, 10 bab, 44 pasal yang

mengatur hak asasi manusia harus dilindungidan ditegakkan, yang meliputi

hak dalam bidang berikut. 1) Hak untuk hidup

2) Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan

3) Hak keadilan

4) Hak kemerdekaan

5) Hak atas kebebasan informasi

6) Hak keamanan

7) Hak kesejahteraan

8) Kewajiban

9) Perlindungan dan pemajuan

Sebagai penjabaran lebih lanjut terhadap hak asasi manusia di Indonesia, DPR

menetapkan Jaminan HAM dalam UU No. 39 Tahun 1999. Undang-undang

tentang HAM tersebut terdiri atas XI bab dan 106 pasal. Jaminan HAM dalam UU

No. 39 Tahun 1999, meliputi hak-hak dalam matrik berikut.

PPKn SMP KK C

117

Tabel 12. HAM dalam UU No. 39 Tahun 1999

NO. PASAL PROFIL HAM

1 9 Hak untuk hidup

2 10 Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan

3 11 – 16 Hak mengembangkan diri

4 17 – 19 Hak memperoleh keadilan

5 20 – 27 Hak atas kebebasan pribadi

6 28 – 35 Hak atas rasa aman

7 36 – 42 Hak atas kesejahteraan

8 43 – 44 Hak turut serta dalam pemerintahan

9 45 – 51 Hak wanita

10 52 – 66 Hak anak

Di Indonesia, jaminan perlindungan terhadap hak asasi manusia diatur dalam UUD

NKRI Tahun 1945. Menurut Steenbeek, sebagaimana dikutip oleh Sri Soemantri,

UUD berisi tiga pokok materi muatan, yakni pertama adanya jaminan terhadap

hak-hak asasi dan warga negara; kedua ditetapkannya susunan ketatanegaraan

suatu negara yang bersifat fundamental; dan ketiga adanya pembagian dan

pembatasan tugas ketatanegaraan yang juga bersifat fundamental.

Menyikapi jaminan UUD 1945 atas hak asasi manusia, menurut Dahlan Thaib baik

dalam Pembukaan, Batang Tubuh maupun Penjelasan akan ditemukan 15 (lima

belas) prinsip hak asasi manusia, yaitu :

1. Hak untuk menentukan nasib sendiri

2. Hak akan warga negara

3. Hak akan kesamaan dan persamaan di hadapan hukum

4. Hak untuk bekerja

5. Hak akan hidup layak

6. Hak untuk berserikat

7. Hak untuk menyatakan pendapat

8. Hak untuk beragama (Religius)

9. Hak untuk membela negara (Nasionalis)

10. Hak untuk mendapatkan pengajaran

Kegiatan Pembelajaran 7

118

11. Hak akan kesejahteraan sosial

12. Hak akan jaminan sosial

13. Hak akan kebebasan dan kemandirian peradilan(Mandiri)

14. Hak mempertahankan tradisi budaya (Nasionalis)

15. Hak mempertahankan bahasa daerah

Menurutnya ketentuan-ketentuan diatas cukup membuktikan bahwa UUD 1945

sangat menjamin hak asasi manusia. Tinggal bagaimana hal tersebut dapat

dioperasionalisasikan dengan baik dalam hukum positif Indonesia.

Dalam sejarah UUD 1945, perubahan UUD merupakan sejarah baru bagi masa

depan konstitusi Indonesia. Khusus mengenai pengaturan hak asasi manusia

dapat dilihat pada Perubahan Kedua UUD 1945 Tahun 2000. Perubahan dan

kemajuan signifikan adalah dengan dicantumkannya persoalan HAM secara tegas

dalam sebuah bab tersendiri, yakni Bab XA (Hak Asasi Manusia) dari mulai pasal

28A sampai dengan 28J. Penegasan HAM kelihatan menjadi semakin eksplisit,

sebagaimana ditegaskan pada Pasal 28A yang berbunyi, “setiap orang berhak

untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya”.

Pentingnya pengaturan HAM dalam konstitusi menggambarkan komitmen atas

upaya penegakan hukum dan HAM. Selain itu, beragamnya muatan HAM dalam

konstitusi secara maksimal telah diupayakan untuk mengakomodasi hajat dan

kebutuhan perlindungan HAM baik dalam konteks pribadi, keluarga, masyarakat

dan sebagai warga negara Indonesia.

2. Jaminan Perlindungan Kewajiban Asasi Manusia Sesuai UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang bersifat mendasar dan melekat dengan

jati diri manusia secara universal. Siapa pun manusianya berhak memiliki hak

tersebut. Artinya disamping keabsahannya terjaga dalam eksistensi kemanusiaan

manusia, juga terdapat kewajiban yang sungguh-sungguh untuk dimengerti,

dipahami dan bertanggung jawab untuk memeliharanya. Adanya hak pada

seseorang berarti bahwa ia mempunyai suatu “keistimewaan” yang membuka

kemungkinan baginya untuk diperlakukan sesuai dengan “keistimewaan” yang

PPKn SMP KK C

119

dimilikinya. Juga adanya suatu kewajiban pada seseorang berarti bahwa diminta

daripadanya suatu sikap yang sesuai dengan “keistimewaan” yang ada pada orang

lain.

Adapun mengenai relasi antara hak dan kewajiban, bahwa diantara keduanya

terdapat beberapa relasi hukum yang masing-masing memiliki karakteristik yang

berbeda. Sudikno Mertokusumo mengatakan bahwa setiap hubungan hukum yang

diciptakan oleh hukum selalu mempunyai dua segi yang isinya di satu pihak

sebagai hak, sedang di pihak lain kewajiban. Tidak ada hak tanpa kewajiban,

sebaliknya tidak ada kewajiban tanpa hak. Hal inilah yang membuat hukum

berbeda dengan hak dan kewajiban, walaupun keduanya tidak dapat dipisahkan.

Hak dan kewajiban menjadi lebih tegas berlaku pada saat hukum dilibatkan dalam

kasus konkret. Dengan demikian implikasinya adalah lahirnya hak dan kewajiban.

Hak dan kewajiban bukanlah kumpulan peraturan atau kaidah melainkan

perimbangan kekuasaan dalam bentuk hak individual di satu pihak yang tercermin

pada kewajiban bagi pihak lain. Oleh karena itu jaminan perlindungan kewajiban

asasi manusia diatur dalam UUD NKRI Tahun 1945.

Kewajiban-kewajiban tersebut antara lain sebagai berikut:

1) pasal 23A, membayar pajak;

2) pasal 27 ayat (1), kewajiban mentaati hukum dan pemerintah;

3) pasal 27 ayat (3), kewajiban pembelaan negara;

4) pasal 28J ayat (1), kewajiban menghormati hak asasi manusia orang lain;

5) pasal 28J ayat (2), hak tunduk pada pembatasan undang-undang dalam

menjalankan hak asasi manusia; 6) pasal 30 ayat (1), kewajiban ikut

dalam upaya pertahanan keamanan negara;

6) pasal 31 ayat (2), kewajiban untuk mengikuti pendidikan dasar

Selain UUD Tahun 1945, jaminan perlindungan kewajiban asasi manusia juga

diatur dalam Pasal 69 ayat (2) UU No. 39 Tahun 1999 menyatakan “Setiap hak

asasi manusia seseorang menimbulkan kewajiban asasi dan tanggung jawab

(Integritas) untuk menghormati hak asasi orang lain (Religius) secara timbal balik

serta menjadi tugas pemerintah untuk menghormati, melindungi, menegakkan dan

memajukkannya”.

Kegiatan Pembelajaran 7

120

UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia menegaskan dua hal prinsipal,

yakni Hak Asasi Manusia (HAM) dan Kewajiban Dasar Manusia (KDM). Korelasi

keduanya menunjukkan terdapatnya keseimbangan tatanan dalam kehidupan

masyarakat. Sebagaimana layaknya hak menuntut adanya pula kewajiban bagi

pihak yang lain. Adapun KDM adalah seperangkat kewajiban yang apabila tidak

dilaksanakan, tidak memungkinkan terlaksana dan tegaknya hak asasi manusia.

Dalam hal kedudukannya, UU ini merupakan payung hukumdari seluruh peraturan

perundang-undangan yang menyangkut hak asasi manusia.

Adapun kewajiban dasar manusia yang termuat dalam UU No. 39 Tahun 1999,

antara lain :

1. Pasal 67 yang berbunyi, “Setiap orang yang ada di wilayah negara Republik

Indonesia wajib patuh pada peraturan perundang-undangan, hukum tak tertulis

dan hukum internasional mengenai hak asasi manusia yang telah diterima oleh

negara Republik Indonesia”.

2. Pasal 68 yang berbunyi, “Setiap warga negara wajib ikut serta dalam upaya

pembelaan negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”.

3. Pasal 69 ayat (1) yang berbunyi, “Setiap orang wajib menghormati hak asasi

manusia orang lain, moral, etika, dan tata tertib kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara”.

4. Pasal 69 ayat (2) yang berbunyi, “Setiap hak asasi manusia seorang

menimbulkan kewajiban dasar dan tanggung jawab untuk menghormati hak

asasi orang lain secara timbal balik serta menjadi tugas pemerintah untuk

menghormati, melindungi, menegakkan dan memajukannya”.

5. Pasal 70 yang berbunyi, “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap

orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan oleh undang-undang

dengan maksud untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan

kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan

pertimbangan moral, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu

masyarakat demokratis.

Oleh karena itu seluruh warga negara tidak terkecuali pemerintah wajib

menghormati hak asasi orang lain, dengan cara menjalankan kewajiban asasi

manusia, menjunjung hukum, moral, etika dan tata tertib kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.

PPKn SMP KK C

121

Aktivitas Pembelajaran

Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 7 ini, peserta yang mengikuti

moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.

Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas

pembelajaran pada point 2.

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “jaminan perlindungan

hak asasi manusia dan kewajiban asasi manusia di Indonesia, maka Anda perlu

mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan

kebermaknaan mempelajari materi modul “Jaminan perlindungan hak asasi

manusia dan kewajiban asasi manusia di Indonesia”.

b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang

hendak dicapai pada modul ini.

c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil

kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi

modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok.

d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja

keras(Mandiri) memahami terhadap materi modul

e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan

keperluan);

f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi latihan/kasus/tugas

LK.7.1 sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Diskusi

dilakukan dengan kerjasama ( Gotong royong) setiap anggota kelompok, berani

mengemukakan pendapat, menghargai pendapat (Gotong royong) yang

berbeda serta berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.

g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar.

h. Penyampaian hasil diskusi;

i. Peserta berani (Mandiri)memberikan klarifikasi berdasarkan hasil

pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok

j. Menyimpulkan hasil pembelajaran

k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran 7

122

m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1

Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Jaminan

perlindungan hak asasi manusia dan kewajiban asasi manusia di

Indonesia”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai

berikut.

1) Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses

pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Jaminan

perlindungan hak asasi manusia dan kewajiban asasi manusia di

Indonesia”.

2) Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan

tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.

3) Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual

4) Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan

kerja keras (Mandiri) memahami terhadap materi modul dan

mendiskusikan tugas yang ada di Latihan

b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara

mandirisebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan

harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja

keras dalam mengerjakan LK 7.2 yang ada.

PPKn SMP KK C

123

c. Kegiatan In 2 1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan

pertanyaan, saran dan komentar.

2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil

pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain

3) Menyimpulkan hasil pembelajaran

4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut

Latihan/Tugas/Kasus

Aktivitas : Menguraikan Jaminan perlindungan hak asasi manusia (HAM) LK. 7.1 Jaminan perlindungan hak asasi manusia (HAM) 1. Kemukakan jaminan universal bahwa kemerdekaan dan kebebasan adalah

hak segala bangsa termaktub dalam Pembukaan UUD NKRI Tahun 1945

2. Lakukan analisis kewajiban menghormati hak asasi orang lain telah

diamanatkan oleh UUD NKRI Tahun 1945

3. Sebutkan Kewajiban Dasar Manusia (KDM) yang diatur dalam Pasal 69 ayat

(1) UU Nomor 39 Tahun 1999

4. Jelaskan Hak perlindungan keamanan dan perlindungan hukum, hak

ekonomi, dan hak sosial budayatermaktub dalam Pembukaan UUD NKRI

Tahun 1945?

LK 7.2 meresume materi jaminan perlindungan hak asasi manusia (HAM) 1. Setelah membaca bahan bacaan pada kegiatan pembelajaran 7

2. Resume materi tentang jaminan hak dan kewajiban asasi di Indonesia.pada

kertas ukuran folio dan ditulis tangan

3. Jangan lupa untuk melengkapi isian identitas Saudara

Tes Formatif untuk Kegiatan Umpan Balik 1. Bahwa setiap bangsa memiliki hak untuk merdeka. Prinsip tersebut dinyatakan

dalam.... A. Pancasila B. Pernyataan sedunia tentang hak asasi manusia C. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-1

Kegiatan Pembelajaran 7

124

D. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-3

2. Pasal 27 ayat 1 UUD 1945 mengatur tentang …. A. Kewajiban warga negara untuk membela negara B. Hak atas kesamaan mendapatkan pengajaran C. Hak warga negara untuk memeluk agama D. Hak atas kesamaan dalam hukum

3. Hak mendapatkan pendidikan diatur di dalam UUD NRI 1945 Pasal ….

A. 28 C. 30 B. 29 D. 31

4. Dalam UUD NRI 1945 yang menjamin tentang Hak secara khusus adalah

pasal …. A. Pasal 28 A-H C. Pasal 28 A-I B. Pasal 28 A-J D. Pasal 28A-E

5. Pasal 34 UUD 1945 mengatur tentang …

A. Kedudukan yang sama daam hukum dan Pemerintahan bagi setiap warga negara

B. Hak atas jaminan sosial terutama bagi anakanak terlantar C. Hak ikut serta dalam pembelaan negara D. Hak mengembangkan kebudayaan nasionaldan daerah

Aktivitas: Pengembangan Butir Soal Penilaian Berbasis Kelas LK.Pengembangan Soal Prosedur Kerja 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul C

Kelompok Kompetensi Pedagogik pada Kegiatan Pembelajaran 16 2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

seperti pada Saran Penggunaan modul bagian E.4 3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari sesuai format

berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda)

KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK a. Kurikulum 2006 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn

No. Urut

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal

1 VII HAM PG Level Pengetahuan dan Pemahaman

2 VII HAM PG Level Aplikasi

3 VII HAM PG Level Penalaran

4 VIII HAM Uraian Level

Pengetahuan dan

PPKn SMP KK C

125

No. Urut

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal

Pemahaman 5 VIII HAM Uraian Level Aplikasi

6 VIII HAM Uraian Level Penalaran

b. Kurikulum 2013 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn

No. Urut Kompetensi Dasar Bahan

Kelas Materi Indikator Bentuk Soal

1 2

4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN/penilaian berbasis kelas pada

lingkup materi yang dipelajari pada modul ini. 5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs. 6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal 7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal.

KARTU SOAL Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn Kelas : VII Kompetensi : Level : Pengetahuan dan Pemahaman Materi : Jaminan HAM Bentuk Soal : Pilihan Ganda/ uraian

BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban :

Rangkuman

1. Jaminan Perlindungan Hak Asasi Manusia Sesuai UUD Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 telah muncul dalam Sidang BPUPKI dan kemudian

dituangkan dalam pasal UUD 1945. Perkembangan berikut tampak tegas

diatur dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Azassi Manusia.

2. Jaminan Perlindungan Kewajiban Asasi Manusia Sesuai UUD Negara

Kegiatan Pembelajaran 7

126

Republik Indonesia Tahun 1945. Selain UUD Tahun 1945, jaminan

perlindungan kewajiban asasi manusia juga diatur dalam Pasal 69 ayat (2) UU

No. 39 Tahun 1999 menyatakan “Setiap hak asasi manusia seseorang

menimbulkan kewajiban asasi dan tanggung jawab untuk menghormati hak

asasi orang lain secara timbal balik serta menjadi tugas pemerintah untuk

menghormati, melindungi, menegakkan dan memajukkannya”.

Umpan Balik dan Tindak Lanjut.

Setelah Anda mempelajari Modul dan mengerjakan Latihan Kerja, Cocokan

jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Apabila Anda belum mencapai

80%, dipersilakan mempelajari kembali,. Sebaiknya apabila sudah mencapai 80%

ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya (nilai

tanggung jawab, komitmen moral)

Rumus berikut digunakan untuk menghitung tingkat penguasaan anda :

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 = 𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏

𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽 𝑥𝑥 100%

PPKn SMP KK C

127

Kegiatan Pembelajaran 8 Persamaan dan Perbedaan Norma dalam Masyarakat

Tujuan Pembelajaran

1. Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat menguraikan persamaan

macam-macam norma secara benar

2. Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat menguraikan perbedaan

macam-macam norma dalam masyarakat secara benar

Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menguraikan persamaan macam-macam norma dalam masyarakat

2. Menguraikan perbedaan macam-macam norma dalam masyarakat

Uraian Materi

1. Persamaan Macam-macam Norma dalam Masyarakat Norma adalah petunjuk hidup bagi tingkah laku manusia dan apabila dilanggar

akan mendapat sanksi (ancaman hukuman). Norma juga dapat diartikan sebagai

kaidah atau aturan-aturan bertindak yang dibenarkan untuk mewujudkan sesuatu

yang penting, berguna, dan benar. Norma-norma itu mempunyai dua macam isi,

yaitu perintah dan larangan. Perintah merupakan kewajiban bagi seseorang untuk

berbuat sesuatu oleh karena akibat-akibatnya dipandang baik. Larangan

merupakan kewajiban bagi seseorang untuk tidak berbuat sesuatu oleh karena

akibat-akibatnya dipandang tidak baik.

Norma juga dipakai sebagai patokan perilaku, dan tata aturan yang berisi ukuran

tingkah laku manusia yang baik dan benar.

Norma bertujuan untuk menetapkan bagaimana tindakan dan tingkah laku

manusia seharusnya. Norma yang berlaku, baik norma agama, norma kesopanan,

Kegiatan Pembelajaran 8

128

norma kesusilaan maupun norma hukum bertujuan untuk:

a. Menjamin keharmonisan hidup manusia secara pribadi dan dalam dirimanusia

tenteram karena merasa tidak ada pelanggaran dan pertentangan batin (konflik

kejiwaan).

b. Menjamin keselarasan dan keseimbangan hak dan kewajiban; juga

keseimbangan pribadi; antar pribadi dengan masyarakat dan negara.

c. Untuk mengatur kedudukan antar manusia secara mendasar. Artinya mereka

yang melanggar norma ialah pribadi yang “rendah” martabatnya, sedangkan

yang menjunjung norma ialah pribadi yang

Dalam praktiknya norma sosial berbentuk kode-kode. Kode atau sistem norma-

norma sosial merupakan peraturan-peraturan yang mengandung sanksi atau

hukuman. Dengan demikian, kode lebih bersifat memaksa. Namun, pada

umumnya kode sosial timbul tanpa adanya paksaan. Anggota masyarakat dapat

menerima secara sukarela, sehingga penyimpangan dan pelanggaran jarang

sekali terjadi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fungsi norma

masyarakat adalah

a. sebagai petunjuk arah dalam bersikap dan bertindak;

b. pemandu dan pengontrol bagi sikap dan tindakan;

c. alat pemersatu masyarakat;

d. benteng perlindungan keberadaan masyarakat;

e. pendorong sikap dan tindakan manusia;

pengendalikan tindakan dalam mewujudkan keinginan dan/atau kepentingan

semuanya harus secara proporsional sesuai kebutuhan untuk hidup; dan

c. mengupayakan terpenuhinya keanekaragaman kepentingan yang ada agar

berlangsung secara, tertib, aman, tenteram, damai, dan terkendali.

Setiap norma mempunyai dua macam isi, yaitu perintah dan larangan. Perintah

merupakan kewajiban bagi seseorang untuk berbuat sesuatu oleh karena akibat-

akibatnya dipandang baik. Larangan merupakan kewajiban bagi seseorang untuk

tidak berbuat sesuatu oleh karena akibat-akibatnya dipandang tidak baik.

Setiap nilai dan norma selalu mengandung dua nilai gunanya, yaitu bila

dilaksanakan bernilai baik dan menyenangkan subyek pelaku; sebaliknya bila

dilanggar berakibat penyesalan, rasa berdosa, kecewa dan nestapa subyek

PPKn SMP KK C

129

pelaku. Keadaan demikian sebenarnya konsekuensi atau resiko setiap tindakan,

karena tindakan itu bersumber atas suatu nilai dan berdasarkan suatu motivasi

(niat dan dorongan), maka terlaksananya suatu tindakan adalah pelaksanaan

suatu nilai (pilihan) dan suatu norma (kaidah). Sedangkan hasil pelaksanaan itu

merupakan konsekuensi atau resiko suatu tindakan dapat berwujud kepuasan

ataupun kekecewaan.

Oleh sebab itu setiap norma memiliki sanksi. Sanksi merupakan pengukuhan,

persetujuan, penguatan suatu tindakan yang tanpa itu tidak akan sah menurut

hukum. Sanksi merupakan alat pemaksa, selain oleh hukuman, juga untuk

menaati ketetapan yang telah ditentukan. Sanksi juga dapat diartikan sebagai

reaksi sosial terhadap macam tingkah laku yang dibolehkan atau tidak dibolehkan

(dilarang). Sanksi sebagai kata benda meliputi pengertian hak atau izin yang

diberikan oleh penguasan untuk melakukan sesuatu; persetujuan dorongan

(tingkah laku) oleh kebiasaan atau tradisi yang sudah umun; hukuman yang

ditujukan untuk memenuhi atau memelihara kehormatan hukum atau penguasa;

alasan untuk mematuhi peraturan (Dardji Darmodihardjo:1986).

Setiap norma mempunyai sikap moral yang berkaitan dengan kata hati rasa

percaya diri, rasa cinta, pengendalian diri dan rasa hormat.Setiap orang harus

selalu bersikap positif dalam melaksanakan norma. Sikap positif dimaknai sebagai

individu, anggota masyarakat dan warga negara mengerti dan mau mentaati

norma karena keyakinan dalam hatinya bahwa dengan mentaati norma akan

menciptakan kebaikan bagi dirinya dan semua orang. Sikap positif seseorang yang

senantiasa berusaha untuk melaksanakan norma yang berlaku, bukan semata-

mata karena adanya sanksi.

Ketaatannya pada norma bukan karena takut mendapat sanksi, namun karena

dorongan untuk menciptakan ketertiban dan ketentraman masyarakat dan negara.

Sebagai hasil pertimbangan yang baik. rasa percaya diri ini diwujudkan juga dalam

perilaku yang mantap dalam melaksanakan norma-norma yang berlaku dalam

kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.

Rasa cinta terhadap norma merupakan sikap yang dilandasi oleh ketulusan dan

keikhlasan yang diwujudkan dalam perbuatan demi terlaksananya norma-norma

yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Selalu tanggap dan

Kegiatan Pembelajaran 8

130

waspada terhadap setiap kemungkinan pelanggaran terhadap norma dan selalu

melaksanakan norma-norma yang berlaku demi kebaikan diri sendiri dan orang

lainjuga merupakan rasa cinta terhadap norma.

Agar ketertiban masyarakat tetap terjamin, di dalam masyarakat itu perlu ada

peraturan peraturan sebagai petunjuk. Misalnya hukum dibuat untuk memberi

jaminan bagi setiap orang agar kepentingannya tidak terganggu. Demikian juga

hukum bagi kepentingan masyarakat, bahwa setiap orang harus menyadari

pentingnya mematuhi hukum. Setiap orang harus berupaya untuk mengendalikan

diri agar tidak melanggar norma-norma yang berlaku dalam kehidupan

bermasyarakat dan berbangsa.

2. Perbedaan macam-macam norma dalam masyarakat Norma agama, norma kesopanan, norma agama dan norma hukum apabila

ditinjau dari konsep dasar terdapat perbedaan.Norma Agama merupakan

peraturan hidup yang harus diterima manusia sebagai perintah-perintah, larangan-

larangan dan ajaran-ajaran yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa.Norma

agama menjadi pedoman perilaku para penganutnya. Norma agama mengajarkan

bagaimana seharusnya sesama manusia saling berhubungan, saling berbicara,

bersikap dan bertindak di tengah-tengah kehidupan bersama.Norma Kesusilaan

ialah peraturan hidup yang berasal dari suara hati sanubari manusia. Norma

kesusilaan bersifat umum, universal, dan dapat diterima oleh seluruh umat

manusia.Norma kesopanan peraturan hidup yang timbul dan diadakan oleh

masyarakat itu sendiri untuk mengatur pergaulan sehingga masing-masing

anggota masyarakat saling hormat menghormati. Peraturan-peraturan itu ditaati

sebagai pedoman yang mengatur tingkah laku manusia terhadap manusia yang

ada di sekitarnya. Peraturan itu mengatur mana yang boleh dilakukan dan tidak

boleh dilakukan.Hakikat norma kesopanan adalah kepantasan, kepatutan, atau

kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat.Norma hukum ialah peraturan-

peraturan yang timbul dan dibuat oleh lembaga kekuasaan negara. Norma hukum

merupakan aturan-aturan yang dibuat oleh negara atau perlengkapannya. Isinya

mengikat setiap orang dan berlakunya dapat dipaksankan oleh alat-alat

kekuasaan negara seperti polisi, jaksa, dan hakim.

PPKn SMP KK C

131

Norma agama, norma kesopanan, norma agama dan norma hukum apabila

ditinjau dari sumbernya terdapat perbedaan.Norma agama bersumber dari Tuhan

Yang Maha Esa. Sumber norma agama adalah kitab suci masing-masing

agama.Norma kesusilaan bersumber dari hati nurani manusia.Sumber norma

kesopanan adalah keyakinan masyarakat yang bersangkutan itu sendiri dapat

berupa hal-hal yang bersifat dari kepantasan, kepatutan, kebiasaan. Walaupun

norma kesusilaan dan kesopanan mempunyai sumber yang sama yaitu dari akal

budi nurani dan masyarakat namun dari segi tinjauan berbeda. Norma kesusilaan

sebenarnya ditinjau dari sisi dalam kepribadian manusia, sedangkan norma

kesopanan ditinjau dari sisi luar kepribadian manusia yaitu sopan santun dan tata

krama atau etika pergaulan. Norma hukum merupakan aturan-aturan yang

bersumber atau dibuat oleh lembaga negara yang berwenang.

Ditinjau dari tujuannya, norma agama, norma kesopanan, norma agama dan

norma hukum mempunyai tujuan yang berbeda. Tujuan norma agama adalah

menjadikan manusia-manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, dalam arti mampu melaksanakan semua perintahNya dan

meninggalkan segala laranganNya. Tujuan norma kesusilaan adalah agar setiap

manusia mempunyai rasa kesusilaan yang tinggi dalam hidup dan kehidupannya

di masyarakat. Tujuan norma kesopanan adalah agar tercipta ketertiban dalam

hidup bermasyarakat dengan cara setiap anggota masyarakat menaati segala apa

yang diharuskan oleh adatnya. Tujuan norma hukum adalah untuk mewujudkan

ketertiban dan kedamaian dalam masyarakat melalui upaya penciptaan kapastian

hukum.

Ditinjau dari kegunaannya, norma agama, norma kesopanan, norma agama dan

norma hukum mempunyai kegunaan yang berbeda. Kegunaan norma agama

adalah untuk mengendalikan sikap dan perilaku setiap manusia dalam hidup dan

kehidupannya di dunia dan di akherat. Kegunaan norma kesusilaan adalah untuk

mengendalikan tutur kata, sikap dan perilaku setian individu melalui teguran hati

nuraninya sendiri. Kegunaan norma kesopanan adalah untuk mengatur kehidupan

atau hubungan antar manusia dalam berinteraksi dengan sesamanya, sehingga

tidak terjadi perselisihan di antara sesama anggota masyarakat yang

bersangkutan. Kegunaan norma hukum adalah untuk melindungi kepentingan

orang lain misalnya yang berkaitan dengan jiwa, badan, kehormatan dan

Kegiatan Pembelajaran 8

132

kekayaan/benda.

Norma agama, norma kesopanan, norma agama dan norma hukum mempunyai

sanksi yang berbeda-beda. Sanksi norma agama berasal dari Tuhan Yang Maha

Esa bagi yang melakukan pelanggaran akan berdosa dan mendapatkan hukuman

dari Tuhan Yang Maha Esa.Sanksi norma kesusilaan adalah pelanggaran

perasaan yang berakibat penyesalan.Sanksi norma kesopanan adalah mendapat

cemooh atau celaan dari anggota masyarakat .Sanksi norma hukum adalah

ancaman hukuman.Keistimewaan norma hukum terletak pada sifatnya yang

memaksa.Penataan dan sanksi terhadap pelanggaran peraturan-peraturan hukum

bersifat heteronom, artinya dapat dipaksakan oleh kekuasaan dari luar, yaitu

kekuasaan negara.

Ditinjau dari lingkungan pengaruhnya maka norma agama sangat luas yaitu

seluruh umat agama masing-masing. Norma kesusilaan sifatnya universal dan

norma hukum mencakup selutuh warga negara, hanya norma kesopanan

sebenarnya tidak memiliki lingkungan pengaruh yang luas. Norma kesopanan itu

bersifat khusus hanya berlaku bagi golongan masyarakat tertentu. Apa yang

dianggap sopan oleh suatu masyarakat, belum tentu bagi masyarakat lain tetap

dianggap sopan.

Aktivitas Pembelajaran

Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 8 ini, peserta yang mengikuti

moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.

Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas

pembelajaran pada point 2.

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “persamaan dan

perbedaan norma dalam masyarakat, maka Anda perlu mengikuti aktivitas

pembelajaran sebagai berikut.

a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan

kebermaknaan mempelajari materi modul “persamaan dan perbedaan norma

dalam masyarakat”.

PPKn SMP KK C

133

b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan

yang hendak dicapai pada modul ini.

c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil

kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi

modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok.

d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja

keras(Mandiri) memahami terhadap materi modul

e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan

keperluan);

f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi

latihan/kasus/tugas LK 8.1 sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam

modul. Diskusi dilakukan dengan kerjasama ( Gotong royong) setiap anggota

kelompok, berani mengemukakan pendapat, menghargai pendapat (Gotong

royong) yang berbeda serta berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai

oleh kelompok.

g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar.

h. Penyampaian hasil diskusi;

i. Peserta berani (Mandiri)memberikan klarifikasi berdasarkan hasil

pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok

j. Menyimpulkan hasil pembelajaran

k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1

Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “persamaan dan

perbedaan norma dalam masyarakat”, maka Anda perlu mengikuti

aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

1) Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses

pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul

“persamaan dan perbedaan norma dalam masyarakat”.

2) Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan

tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.

Kegiatan Pembelajaran 8

134

3) Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual

4) Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas

dan kerja keras (Mandiri) memahami terhadap materi modul dan

mendiskusikan tugas yang ada di Latihan, mempresentasikan dan

menyimpulkan bersama di akhir kegiatan

b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara

mandirisebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan

harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja

keras dalam mengerjakan LK 8.2 yang ada.

c. Kegiatan In 2 1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan

pertanyaan, saran dan komentar.

2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil

pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain

3) Menyimpulkan hasil pembelajaran

4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut

Latihan/Kasus/Tugas

Aktivitas : Menguraikan persamaan dan perbedaan norma dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara

LK 8.1 Perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan norma di lingkungan sekolah, Masyarakat dan Negara Setelah membaca dengan cermat seluruh uraian di atas, kini tiba saatnya anda

meningkatkan pemahaman dengan mengerjakan latihan berikut. Anda dapat

mengerjakan latihan secara individual atau bersama dengan teman anda. Lakukan

kegiatan sebagai berikut.

PPKn SMP KK C

135

1. Identifikasi perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan norma di lingkungan

sekolah!

2. Identifikasi perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan normadi lingkungan

masyarakat!

3. Identifikasi perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan norma di lingkungan

negara!

4. Jelaskan perilaku tenggang rasa dan sopan santun dalam berinteraksi

dengan masyarakat sekitar!

LK 8.2 Persamaan dan perbedaan norma dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara Setelah membaca bahan bacaan pada kegiatan pembelajaran 8, Peserta diminta

mengerjakan LK sebagai berikut :

Tabel 13. Perilaku penerapan norma

No Norma Uraian Perilaku di lingkungan sekolah

Perilaku di lingkungan masyarakat

1 Norma Agama Sumber norma agama

berasal dari…….

Sanksi apabila melanggar

norma agama adalah …

………………………… ………………………… ………………………… …………………………

……………………… ……………………… ……………………… ………………………

2 Norma Hukum ……………………………… ……………………………… ……………………………… ………………………………

………………………… ………………………… ………………………… …………………………

……………………… ……………………… ……………………… ………………………

3 Norma Kesusilaan ……………………………… ……………………………… ……………………………… ………………………………

………………………… ………………………… ………………………… …………………………

……………………… ……………………… ……………………… ………………………

4 Norma Kesopanan ……………………………… ……………………………… ……………………………… ………………………………

………………………… ………………………… ………………………… …………………………

……………………… ……………………… ……………………… ………………………

Jangan lupa untuk melengkapi isian identitas Saudara

Tes Formatif untuk Kegiatan Umpan Balik 1. Kaidah atau aturan yang dijadikan pedoman dalam kehidupan bermasyarakat

pengertian... A. Kaidah C. Tradisi B. Aturan D.Norma

2. Perlunya Norma sopan santun dalam masyarakat untuk...

A. Mengatur kehidupan di masyarakat sesuai kebiasaan-kebiasaan yang disepakati

B. Mengatur kehidupan di keluarga sesuai kebiasaan-kebiasaan yang disepakati

Kegiatan Pembelajaran 8

136

C. Mengatur kehidupan di masyarakat tidak sesuai dengan kebiasaan yang disepakati

D. Mengatur kehidupan di keluarga tidak sesuai dengan kebiasaan yang disepakati

3. Tidak boleh meludah didepan orang merupakan bentuk pelanggaran terhadap norma ….

A. Kesusilaan C. Agama B. Hukum D. Kesopanan

4. Peraturan hidup yang dianggap sebagai suara hati sanubari menusia dan

bersifat umum disebut norma …. A. Kesopanan C. Agama B. Adat istiadat D. Kesusilaan

5. Agama di Indonesia terdiri atas beberapa macam, diantarannya agama

Islam yang salah satu kewajibannya yakni menjalankan sholat lima waktu. Hal tersebut terkait dengan norma …. A. Agama C. Hukum B. Kesopanan D. Kesusilaan

Aktivitas: Pengembangan Butir Soal Penilaian Berbasis Kelas LK.Pengembangan Soal Prosedur Kerja 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul C

Kelompok Kompetensi Pedagogik pada Kegiatan Pembelajaran 16 2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

seperti pada Saran Penggunaan Modul pada bagian E.4 3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari sesuai format

berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda) KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK a. Kurikulum 2006 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn

No. Urut

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal

1 VII

Norma PG Level Pengetahuan dan Pemahaman

2 VII Norma PG Level Aplikasi 3 VII Norma PG Level

Penalaran

4 VII

Norma Uraian Level Pengetahuan dan Pemahaman

5 VII Norma Uraian Level Aplikasi

6 VII Norma Uraian Level Penalaran

PPKn SMP KK C

137

b. Kurikulum 2013 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn

No. Urut Kompetensi Dasar Bahan

Kelas Materi Indikator Bentuk Soal

1 VII Norma PG Level Pengetahuan dan Pemahaman

2 VII Norma PG Level Aplikasi

3 VII Norma PG Level Penalaran

4 VII

Norma Uraian Level Pengetahuan dan Pemahaman

5 VII Norma Uraian Level Aplikasi

6 VII Norma Uraian Level Penalaran

4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN/ penilaian berbasis kelas pada

lingkup materi yang dipelajari pada modul ini. 5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs. 6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal 7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal.

KARTU SOAL

Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn Kelas : VII Kompetensi : Level : Pengetahuan dan Pemahaman Materi : NORMA Bentuk Soal : Pilihan Ganda/ uraian

BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban :

Rangkuman

1. Norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara adalah

norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan dan norma hokum, dan

tiaptiap norma mempunyai sumber dan sanksinya masing-masing.

2. Norma-norma itu mempunyai dua macam isi, yaitu perintah dan larangan.

Perintah merupakan kewajiban bagi seseorang untuk berbuat sesuatu oleh

Kegiatan Pembelajaran 8

138

karena akibat-akibatnya dipandang baik. Larangan merupakan kewajiban bagi

seseorang untuk tidak berbuat sesuatu oleh karena akibat-akibatnya

dipandang tidak baik.

3. Norma berfungsi mengendalikan tindakan dalam mewujudkan keinginan

dan/atau kepentingan semua anggota masyarakat harus secara proporsional

sesuai kebutuhan untuk hidup, agar berlangsung secara tertib, aman,

tenteram, damai, dan terkendali.

Umpan Balik dan Tindak Lanjut.

Setelah Anda mempelajari Modul dan mengerjakan Latihan Kerja, Cocokan

jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Apabila Anda belum mencapai

80%, dipersilakan mempelajari kembali,. Sebaiknya apabila sudah mencapai 80%

ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya (nilai

tanggung jawab, komitmen moral)

Rumus berikut digunakan untuk menghitung tingkat penguasaan anda :

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 = 𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏

𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽 𝑥𝑥 100%

PPKn SMP KK C

139

Kegiatan Pembelajaran 9 Lembaga-Lembaga Peradilan

Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti diklat dan membaca modul secara seksama, diharapkan

peserta dapat:

1. Menguraikan keberadaan Pengadilan Negeri

2. Menguraikan keberadaan Pengadilan Agama

3. Menguraikan keberadaan Pengadilan Militer

4. Menguraikan keberadaan Pengadilan Tata Usaha Negara

Indikator Pencapain Kompetensi

Indikator pencapaian kompetensi setelah mempelajari modul berikut adalah

1. Peserta diklat mampu menguraikan keberadaan Pengadilan Negeri.

2. Peserta diklat mampu menguraikan keberadaan Pengadilan Agama.

3. Peserta diklat mampu menguraikan Pengadilan Militer.

4. Peserta diklat mampu menguraikan Pengadilan Tata Usaha Negara.

Uraian Materi

1. Pengadilan Negeri

Pengadilan Negeri berkedudukan di kota atau kabupaten yang daerah hukumnya

meliputi wilayah kota atau kebupaten tersebut. Susunan Pengadilan Negeri terdiri

dari pimpinan (ketua dan wakil ketua), hakim anggota, panitera, sekretaris dan juru

sita. Susunan organisasi di Pengadilan Negeri secara jelas dapat dilihat pada

gambar 5

Kegiatan Pembelajaran 9

140

Gambar 7. Struktur Organisasi Pengadilan Negeri

2. Pengadilan Agama Tugas dan wewenang Pengadilan Agama pada intinya adalah memeriksa,

mengadili, dan memutus sengketa antara orang-orang yang beragama Islam

mengenai bidang hukum perdata tertentu yang harus diputus berdasar syariat

tertentu. Susunan Organisasi Pengadilan Agama terdiri dari :

a. Pimpinan,

b. Hakim Anggota,

c. Panitera,

d. Sekretaris, dan

e. Juru Sita.

Tempat kedudukan Pengadilan Agama berada di pusat kota atau pusat kabupaten

yang daerah hukumnya meliputi kota atau kabupaten. Penjelasan Pasal 4 ayat (1)

menyatakan pada dasarnya tempat kedudukan Pengadilan Agama ada di

kotamadya atau ibu kota kabupaten, yang daerah hukumnya meliputi wilayah

kotamadya atau kabupaten, tapi tidak tertutup kemungkinan adanya pengecualian.

PPKn SMP KK C

141

Tiap pengadilan agama mempunyai wilayah tertentu atau”yuridiksi relatif” tertentu.

Yuridiksi relatif ini penting berkaitan dengan pengadilan tempat dimana seseorang

dapat mengajukan perkaranya dan berkaitan dengan hak eksepsi tergugat.

Pengadilan agama memiliki kekuasaan absolut untuk memeriksa, mengadili, dan

memutuskan perkara pada tingkat pertama dalam kasus: perkawinan, warisan,

wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq, shadaqah, dan ekonomi syari’ah.

Perkawinan berkaitan dengan beberapa hal, yaitu: ijin beristri lebih dari satu

orang, ijin perkawinan bagi orang yang belum berusia 21 tahun dalam hal orang

tua atau wali atau keluarga dalam garis lurus ada perbedaan pendapat, dispensasi

kawin, pencegahan perkawinan, penolakan perkawinan oleh Pegawai Pencatat

Nikah, pembatalan perkawinan, gugatan kelalaian atas kewajiban suami atau istri,

perceraian karena talak, gugatan perceraian, penyelesaian harta bersama,

mengenai penguasaan anak-anak, beserta hal yang berkaitan dengan waris.

Waris adalah penentuan siapa yang menjadi ahli waris, penentuan mengenai harta

peninggalan, penentuan pembagian harta peninggalan tersebut, serta penetapan

pengadilan atas permohonan seseorang tentang penentuian siapa yang menjadi

ahli waris, penentuan bagian masing-masing ahli waris.

Wasiatadalah perbuatan seseorang memberikan suatu benda atau manfaat

kepada oranglainatau lembaga/badan hukum, yang berlaku setelah yang memberi

tersebut meninggl dunia.

Hibah adalah pemberian suatu benda secara suka rela dan tanpa imbalan dari

seseorang atau badan hukum kepada orang lain atau badan hukum untuk dimiliki.

Wakaf adalah perbuatan seseorang atau kelompok orang (wakif) untuk

memisahkan dan/ atau menyerahkan sebagian harta tertentu sesuai dengan

kepentingan guna keperluan ibadah dan/ atau kesejahteraan umum menurut

syari’ah

Zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seseorang muslim sesuai dengan

ketentuan syari’ah untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya.

Infak adalah perbuatan seseorang memberikan sesuatu kepada orang lain guna

menutupi kebutuhan, baik berupa makanan, mendermakan, memberikan rezeki

(karunia), atau menafkahkan sesuatu kepada orang lain berdasarkan rasa ikhlas,

Kegiatan Pembelajaran 9

142

dan karena Allah SWT.

Shadaqah adalah perbuatan seseorang memberikan sesuatu kepada orang lain

atau lembaga/badan hukum secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh

waktu dan jumlah tertentu.

Kewenangan lainnya dari pengadilan agama adalah: (a) memberikan keterangan,

pertimbangan dan nasihat tentang hukum Islam kepada Instansi pemerintah di

daerah hukumnya apabila diminta memberikan isbat kesaksian rukyat hilal dalam

penentuan awal bulan tahun hijriahatas permintaan departemenagama, (b)

memberikan keterangan atau nasehat mengenai perbedaan penentuan arah kiblat

dan penentuan waktu shalat, (c) kewenangan lain yang diperoleh atau

berdasarkan undang-undang tertentu.

3. Pengadilan Militer Pengadilan yang berada dalam ranah peradilan militer berwenang untuk:

a. mengadili perkara tindak pidana yang dilakukan oleh prajurit atau yang

disamakan dengan prajurit,

b. mengadili sengketa Tata Usaha Angkatan Bersenjata.

c. Menggabungkan perkara gugatan ganti rugi dalam perkara pidana yang

bersangkutan atas permintaan pihak yang dirugikan sebagai akibat yang

ditimbulkan oleh tindak pidana yang menjadi dasar dakwaan dan sekaligus

memutus kedua perkara tersebut dalam satu putusan.

Sengketa Tata Usaha Angkatan Bersenjata adalah sengketa yang timbul dalam

bidang Tata Usaha Angkatan Bersenjata antara orang atau badan hukum perdata

dengan badan atau Pejabat Tata Usaha Angkatan Bersenjata sebagai akibat

dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha Angkatan Bersenjata.

Asas-asas yang digunakan dalam peradilan militer adalah:

a. Peradilan cepat, sederhana dan biaya ringan

b. Praduga tak bersalah

c. Asas oportunitas

d. Pemeriksaan pengadilan terbuka untuk umum

e. Semua orang diperlakukan sama didepan hukum

f. Peradilan dilakukan oleh hakim karena jabatannya dan tetap

PPKn SMP KK C

143

g. Tersangka/terdakwa berhak mendapat bantuan hukum

h. Asas inkusator dan kusator

Dalam asas inkusator, tersangka dipandang sebagai objek pemeriksaan,

posisis tersangka tidak sejajar melainkan berada dibawah pemeriksaan

sehingga dalam pemeriksaan pendahuluan yang dianut dalam asas ini lebih

mengutamakan pengakuan dari tersangka. Namun dalam Pasal 184 KUHAP

dan Pasal 172 hukum acara peradilan militer mengganti pengakuan tersangka

dengan keterangan tersangka, sehingga asas inkusator ditinggalkan dan

diganti asas akusator yang menempatkan tersangka sejajar dengan

pemeriksaan.

i. Pemeriksaan hakim yang langsung dan lisan

Asas-asas tersebut hampir sama dengan asas-asas hukum acara pidana pada

umumnya. Terdapat beberapa asas-asashukum acara peradilan militer yang

berbeda dengan asas hukum acara pada umumnya, diantaranya ada 3 (tiga)

berikut ini.

1) Asas Kesatuan Komando.

2) Asas Komandan Bertanggung Jawab Terhadap Anak Buahnya.

Kehidupan dan ciri-ciri organisasi mliter komandan berfungsi sebagai

pimpinan, guru, bapak, dan pelatih, sehingga komandan bertanggung

jawab penuh terhadap anak buahnya.

3) Asas Kepentingan Militer.

Hukum peradilan militer menganut adanya keseimbangan antara

kepentingan militer dengan kepentingan hukum.

Struktur organisasi pengadilan militer secara jelas dapat dilihat pada gambar 4.

Beberapa istilah yang terdapat dalam struktur organisasi tersebut adalah: (a)

kepala pengadilan, (b) POKKIMMIL, (c) wakil kepala, (d) KATAUD, (e) KATERA,

(f) KAURTU, (g) KAURDAL, (h) KAURMINRADANG, (i) KAURMINU, (j)

KAURDOKPUSTAK, (k) KAURMINKU.

Kegiatan Pembelajaran 9

144

Gambar 8. Struktur organisasi Pengadilan Militer Jakarta (Sumber: Laman Pengadilan Militer II-08 Jakarta)

4. Pengadilan Tata Usaha Negara Tujuan dibentuknya Peradilan Tata Usaha Negara (PERATUN) adalah untuk

mewujudkan tata kehidupan negara dan bangsa yang sejahtera, aman, tenteram

serta tertib yang menjamin kedudukan warga masyarakat dalam hukum dan

menjamin terpeliharanya hubungan yang serasi, seimbang, serta selaras antara

aparatur dibidang tata usaha negara dengan para warga masyarakat (Tutik,

2010:304). Pengadilan Tata Usaha Negara memiliki kewenangan untuk

memeriksa, mengadili, memutuskan, dan menyelesaikan sengketa tata usaha

negara di tingkat pertama.

Peradilan Tata Usahan Negara bertugas untuk memeriksa, mengadili dan

memtuskan suatu sengketa. Sengketa yang dimaksud adalah sengketa yang

timbul dalam bidang Tata Usaha Negara antara orang atau badan hukum perdata

dengan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara, baik di pusat maupun di daerah

sebagai akibat dikeluarkannya keputusan Tata Usaha Negara, termasuk sengketa

kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Berdasarkan uraian tersebut secara jelas menunjukkan bahwa subyek di

PERATUN adalah perorangan atau badan hukumperdata sebaga penggugat dan

pejabat Tata Usaha Negara sebagai tergugat. Obyek di PERATUN adalah surat

keputusan tata usaha negara (beschikking). Keputusan TUN yang dimaksud harus

memenuhi unsur berikut.

PPKn SMP KK C

145

a. Bentuk penetapan harus tertulis.

b. Dikeluarkan oleh badan atau pejabat TUN.

c. Berisi tindakan hukum TUN.

PTUN hanya memproses kasus keperdataan yang memiliki karakteristik agak

berbeda dengan proses peradilan kasus perdata pada umumnya. Karakteristik

hukum acara PERATUN adalah:

a. adanya tenggang waktu mengajukan gugatan,

b. terbatasnya tuntutan yang dapat diajukan dalam petitum gugatan penggugat,

c. adanya proses dismissal (rapat permusyawaratan) oleh ketua PERATUN,

d. dilakukan pemeriksaan persiapan sebelum diperiksa di persidangan yang

terbuka untuk umum,

e. peranan hakim Tata Usaha Negara aktif untuk mencari kebenaran materiil,

f. kedudukan yang tidak seimbang antara penggugat dan tergugat, kedudukan

penggugat lebih lemah dibandingkan dengan tergugat karena tergugat adalah

penguasa,

g. sistem pembuktian mengarah pada pembuktian bebas yang terbatas,

h. gugatan di pengadilan tidak mutlak menunda pelaksanaan keputusan TUN

yang digunakan,

i. putusan hakim tidak boleh bersifat ultra petita (melebihi apa yang dituntut dalam

gugatan).

j. putusan hakim TUN bersifat erga omnes yaitu putusan tidak hanya berlaku bagi

para pihak yang bersengketa, akan tetapi berlaku juga bagi pihak-pihak lainnya

yang terkait,

k. berlakunya asas audiet alteram partem, yaitu para pihak yang terlibat dalam

sengketa harus didengar penjelasannya sebelum hakim menjatuhkan putusan.

Kegiatan Pembelajaran 9

146

Aktivitas Pembelajaran

Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 9 ini, peserta yang mengikuti

moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.

Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas

pembelajaran pada point 2.

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Lembaga-lembaga

peradilan”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan

kebermaknaan mempelajari materi modul “Jaminan perlindungan hak asasi

manusia dan kewajiban asasi manusia di Indonesia”.

b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan

yang hendak dicapai pada modul ini.

c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil

kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi

modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok.

d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja

keras(Mandiri) memahami terhadap materi modul

e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan

keperluan);

f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi

latihan/kasus/tugas LK 9.1 sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam

modul. Diskusi dilakukan dengan kerjasama ( Gotong royong) setiap anggota

kelompok, berani mengemukakan pendapat, menghargai pendapat (Gotong

royong) yang berbeda serta berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai

oleh kelompok.

g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar.

h. Penyampaian hasil diskusi;

i. Peserta berani (Mandiri) memberikan klarifikasi berdasarkan hasil

pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok

j. Menyimpulkan hasil pembelajaran

k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

PPKn SMP KK C

147

l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1

Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “lembaga

peradilan”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai

berikut.

a) Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses

pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul

“lembaga-lembaga peradilan”.

b) Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan

tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.

c) Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta

tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta

dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual

d) Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas

dan kerja keras (Mandiri) memahami terhadap materi modul dan

mendiskusikan tugas yang ada di Latihan

b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara

mandirisebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan

harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja

keras dalam mengerjakan LK 9.2 yang ada.

c. Kegiatan In 2 1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan

pertanyaan, saran dan komentar.

2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil

pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain

3) Menyimpulkan hasil pembelajaran

4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut

Kegiatan Pembelajaran 9

148

Latihan/Kasus/Tugas

Aktivitas : Menguraikan lembaga-lembaga peradilan LK. 9.1 Lembaga-lembaga peradilan

1. Lakukan Analisis terhadap Pengadilan Negeri yang meliputi: (a) kedudukan

dan luas daerah hukumnya; (b) wenangnya.

2. Lakukan analisis terhadap Pengadilan Agama yang meliputi: (a) kedudukan

dan luas daerah hukumnya; (b)berwenangnya

berkedudukan di kota atau kabupaten yang wilayah hukumnya meliputi

wilayah kota atau kabupaten tersebut. Tugas dan wewenang Pengadilan

Agama adalah memeriksa, mengadili, dan memutus sengketa antara

orang-orang yang beragama Islam mengenai bidang hukum perdata

tertentu yang harus diputus berdasar syariat tertentu.

3. Berikan rumusan beberapa hal penting yang terkait dengan Pengadilan

yang berada dalam ranah peradilan militer. Bagaimana perbedaannya

dengan jenis peradilan Negeri dan peradilan Agama?

LK 9.2 Membuat rangkuman tentang lembaga-lembaga peradilan di Indonesia

1. Setelah membaca bahan bacaan pada kegiatan pembelajaran 9

2. Resume materi tentang lembaga-lembaga peradilan di Indonesia, uraikan

tugas.pada kertas ukuran folio dan ditulis tangan

3. Jangan lupa untuk melengkapi isian identitas Saudara

Tes Formatif untuk Kegiatan Umpan Balik 1. Pengadilan Negeri berkedudukan di ….

A. Kota dan Provinsi C. Kota dan Kabupaten B. Provinsi dan Pusat D. Kota saja

2. Tugas dan wewenang Pengadilan Agama pada intinya adalah….

A. Memeriksa, mengadili, dan memutus sengketa antara orang-orang yang beragama tertentu mengenai bidang hukum perdata tertentu yang harus diputus berdasar syariat tertentu

B. Memeriksa, mengadili, dan memutus sengketa antara orang-orang yang beragama Islam mengenai bidang hukum perdata tertentu yang harus diputus berdasar syariat tertentu

C. Memeriksa, mengadili, dan memutus sengketa antara orang-orang yang beragama mengenai bidang hukum perdata tertentu yang harus diputus berdasar syariat tertentu

PPKn SMP KK C

149

D. Memeriksa, mengadili, dan memutus sengketa antara orang-orang yang beragama apapun mengenai bidang hukum perdata tertentu yang harus diputus berdasar syariat tertentu

3. Dibawah ini yang bukan termasuk wewenang peradilan militer adalah…. A. Mengadili perkara tindak pidana yang dilakukan oleh prajurit atau yang

disamakan dengan prajurit, B. Mengadili sengketa Tata Usaha Angkatan Bersenjata. C. Mengadili perkara tindak perdata yang dilakukan oleh prajurit atau yang

disamakan dengan prajurit D. Menggabungkan perkara gugatan ganti rugi dalam perkara pidana yang

bersangkutan atas permintaan pihak yang dirugikan sebagai akibat yang ditimbulkan oleh tindak pidana yang menjadi dasar dakwaan dan sekaligus memutus kedua perkara tersebut dalam satu putusan

4. Pengadilan Tata Usaha Negara memiliki kewenangan untuk…. A. Memeriksa, mengadili, memutuskan, dan menyelesaikan sengketa tata

usaha negara di tingkat kasasi B. Memeriksa, mengadili, memutuskan, dan menyelesaikan sengketa tata

usaha negara di tingkat pertama C. Memeriksa, mengadili, memutuskan, dan menyelesaikan sengketa tata

usaha negara di tingkat terakhir D. Memeriksa, mengadili, memutuskan, dan menyelesaikan sengketa tata

usaha negara di tingkat awal

5. Pengadilan agama memiliki kekuasaan absolut untuk memeriksa, mengadili, dan memutuskan perkara pada tingkat pertama dalam kasus: perkawinan, warisan, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq, shadaqah, dan ekonomi syari’ah. Pengertian dari hibah adalah ….. A. Perbuatan seseorang atau kelompok orang (wakif) untuk memisahkan

dan/ atau menyerahkan sebagian harta tertentu sesuai dengan kepentingan guna keperluan ibadah dan/ atau kesejahteraan umum menurut syari’ah

B. Harta yang wajib disisihkan oleh seseorang muslim sesuai dengan ketentuan syari’ah untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya.

C. Pemberian suatu benda secara suka rela dan tanpa imbalan dari seseorang atau badan hukum kepada orang lain atau badan hukum untuk dimiliki.

D. Perbuatan seseorang memberikan sesuatu kepada orang lain guna menutupi kebutuhan, baik berupa makanan, mendermakan, memberikan rezeki (karunia), atau menafkahkan sesuatu kepada orang lain berdasarkan rasa ikhlas, dan karena Allah SWT.

Kegiatan Pembelajaran 9

150

Aktivitas: Pengembangan Butir Soal Penilian Berbasis Kelas LK.Pengembangan Soal Prosedur Kerja 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul C

Kelompok Kompetensi Pedagogik pada Kegiatan Pembelajaran 16 2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

seperti pada Saran Penggunaan Modul bagian E.4 3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari sesuai format

berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda) KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK a. Kurikulum 2006 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn

No. Urut

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal

1 VIII Lembaga peradilan

PG Level Pengetahuan dan Pemahaman

2 VIII Lembaga peradilan PG Level Aplikasi

3 VIII Lembaga peradilan PG Level Penalaran

4 VIII Lembaga peradilan

Uraian Level Pengetahuan dan Pemahaman

5 VIII Lembaga peradilan Uraian Level Aplikasi

6 VIII Lembaga peradilan Uraian Level

Penalaran b. Kurikulum 2013 Jenis Sekolah : SMP/MTs

Mata Pelajaran : PPKn No. Urut Kompetensi Dasar Bahan

Kelas Materi Indikator Bentuk Soal

1 VIII Lembaga

peradilan PG Level Pengetahuan dan Pemahaman

2 VIII Lembaga peradilan PG Level Aplikasi

3 VIII Lembaga peradilan PG Level

Penalaran

4 VIII Lembaga

peradilan Uraian Level Pengetahuan dan Pemahaman

5 VIII Lembaga peradilan Uraian Level

Aplikasi

6 VIII Lembaga peradilan Uraian Level

Penalaran

4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN/ Penilaian berbasis kelas pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini.

5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs.

PPKn SMP KK C

151

6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal 7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal.

KARTU SOAL

Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn Kelas : VII Kompetensi : Level : Pengetahuan dan Pemahaman Materi : Lembaga-lembaga Peradilan Bentuk Soal : Pilihan Ganda/ uraian

BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban :

Rangkuman

1. Pengadilan Negeri berkedudukan di kota atau kabupaten yang daerah

hukumnya meliputi wilayah kota atau kebupaten tersebut. Pengadilan negeri

berwenang untuk memeriksa, mengadili, dan memutuskan pada tingkat

pertama berbagai kasus tindak pidana dan perdata.

2. Pengadilan Agama berkedudukan di kota atau kabupaten yang wilayah

hukumnya meliputi wilayah kota atau kabupaten tersebut. Tugas dan

wewenang Pengadilan Agama adalah memeriksa, mengadili, dan memutus

sengketa antara orang-orang yang beragama Islam mengenai bidang hukum

perdata tertentu yang harus diputus berdasar syariat tertentu.

3. Pengadilan yang berada dalam ranah peradilan militer berwenang untuk

mengadili perkara tindak pidana yang dilakukan oleh prajurit atau yang

disamakan dengan prajurit, mengadili sengketa Tata Usaha Angkatan

Bersenjata dan menggabungkan perkara gugatan ganti rugi dalam perkara

pidana yang bersangkutan atas permintaan pihak yang dirugikan sebagai

akibat yang ditimbulkan oleh tindak pidana yang menjadi dasar dakwaan dan

sekaligus memutus kedua perkara tersebut dalam satu putusan.

Kegiatan Pembelajaran 9

152

Umpan Balik dan Tindak Lanjut.

Setelah Anda mempelajari Modul dan mengerjakan Latihan Kerja, Cocokan

jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Apabila Anda belum mencapai

80%, dipersilakan mempelajari kembali,. Sebaiknya apabila sudah mencapai 80%

ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya (nilai

tanggung jawab, komitmen moral)

Rumus berikut digunakan untuk menghitung tingkat penguasaan anda :

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 = 𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏

𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽 𝑥𝑥 100%

PPKn SMP KK C

153

Kegiatan Pembelajaran 10 Norma dan Kebiasaan Antar Daerah di Indonesia

Tujuan Pembelajaran

1. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan hakekat

norma dan kebiasaan yang ada dalam masyarakat Indonesia.

2. Dengan berdiskusi peserta diklat mampu mendeskripsikan lima contoh norma

dan kebiasaan yang ada di daerah-daerah di Indonesia.

3. Dengan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan arti penting

keberagaman norma dan kebiasaan yang ada di daerah-daerah di Indonesia.

4. Dengan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan arti penting sikap saling

menghargai keberagaman norma dan kebiasaan antardaerah yang ada di

Indonesia.

Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Peserta diklat mampu menjelaskan hakekat norma dan kebiasaan yang ada

dalam masyarakat Indonesia.

2. Peserta diklat mampu mendeskripsikan lima contoh norma dan kebiasaan yang

ada di daerah-daerah di Indonesia.

3. Peserta diklat mampu menjelaskan arti penting keberagaman norma dan

kebiasaan yang ada di daerah-daerah di Indonesia.

4. Peserta diklat mampu menjelaskan arti penting sikap saling menghargai

keberagaman norma dan kebiasaan antardaerah yang ada di Indonesia.

Uraian Materi

1. Norma dan Kebiasaan Antar Daerah Di Indonesia Dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari manusia tidak lepas dari aturan-

aturan hidup yang berlaku. Aturan-aturan tersebut sering disebut norma. Norma

adalah kaidah atau aturan yang disepakati dan memberi pedoman bagi perilaku

Kegiatan Pembelajaran 10

154

para anggotanya dalam mewujudkan sesuatu yang dianggap baik dan diinginkan.

Norma berisikan perintah, anjuran dan larangan. Dengan emikian, norma adalah

ketentuan yang mengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat. Norma

mengikat bagi setiap manusia yang hidup dalam lingkungan berlakunya norma

tersebut. Di balik norma ada nilai yang menjadi landasan bertingkah laku bagi

manusia.

Pada umumnya norma hanya berlaku dalam suatu lingkungan masyarakat

tertentu atau dalam suatu lingkungan etnis tertentu atau dalam suatu wilayah

negara tertentu. Namun demikian ada pula norma yang bersifat universal, yang

berlaku di semua wilayah dan semua umat manusia, seperti misalnya larangan

mencuri, membunuh, menganiaya, memperkosa, dan lain-lain.

Norma biasanya dikelompok dalam 4 macam, yaknu norma agama, norma

kesusilaan, norma kesopanan, dan norma hukum. Norma kesusilaan, yaitu

peraturan hidup yang berasal dari hati nurani manusia. Norma susila menentukan

mana yang baik dan mana yang buruk. Norma susila yang mendorong manusia

untuk kebaikan akhlak pribadinya. Norma susila memiliki sanksi atau ancaman

hukuman dikucilkan bagi yang melanggar norma tersebut.

Norma kesopanan, yaitu ketentuan hidup yang berasal dari pergaulan dalam

masyarakat. Dasar dari norma kesopanan adalah kepantasan, kebiasaan dan

kepatutan yang berlaku dalam masyarakat. Norma kesopanan sering dinamakan

norma sopan santun atau tata krama. Norma sopan santun berbeda antara

masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. Pelanggar norma kesopanan

akan mendapatkan sanksi dicela, baik dalam bentuk kata-kata, sikap kebencian,

pandangan rendah dari orang sekelilingnya, sehingga akan menimbulkan rasa

malu dan hina yang dapat menimbulkan penderitaan batin.

Norma susila dan kesopanan itu bervariasi, masing-masing daerah mempunyai

norma yang tidak mesti sama. Norma susila dan sopan santun biasanya berkaitan

dengan baik-buruk perilaku, seperti tata pergaulan, cara berpakaian, cara bicara,

cara duduk dan berjalan, cara bersikap kepada orang tua, cara makan dalam

perjamuan,dan sebagainya.

PPKn SMP KK C

155

Selain norma dikenal pula kebiasaan dan adat istiadat. Kebiasaan adalah

perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama karena orang banyak

menyukai dan menganggap penting dan karenanya juga terus dipertahankan.

Kebiasaan atau adat Istiadat merupakan aturan yang sudah menjadi tata kelakuan

dalam masyarakat yang sifat kekal serta memiliki keterpaduan (integritas) yang

tinggi dengan pola perilaku masyarakat. Anggota masyarakat yang melanggar

adat istiadat akan menerima sanksi yang keras yang kadang-kadang secara tidak

langsung diperlukan. Pelanggaran terhadap adat istiadat diyakini akan dapat

menimbulkan malapetaka, dan untuk menghindari malapetaka itu maka diperlukan

suatu upacara adat khusus dan membutuhkan biaya besar. Biasanya orang yang

melakukan pelanggaran tersebut dikeluarkan dari masyarakat itu. Juga

keturunannya sampai dia dapat mengembalikan keadaan yang semula.

Keberagaman norma dan kebiasaan (adat istiadat) di Nusantara merupakan

anugerah yang tak terhingga sebagai kekayaan bangsa Indonesia. Kita akan

menemukan berbagai perbedaan norma dan kebiasaan (adat isyyiadat) antar

daerah. Norma dan kebiasaan dalam suatu masyarakat tumbuh didasarkan oleh

jiwa masyarakat itu sendiri. Tiap daerah memiliki norma dan adat istiadat masing-

masing yang menjadi ciri khas masyarakat tersebut. Pada umumnya, adat istiadat

daerah merupakan budaya asli dan telah lama ada serta diwariskan turun-temurun

kepada generasi berikutnya.

2. Beberapa contoh kebiasaan di daerah-daerah Indonesia Sebagai contoh adalah adat istiadat di Tana Toraja yang tidak menguburkan

mayat, melainkan diletakan di “Tongkonan“ untuk beberapa waktu. Jangka waktu

peletakan ini bisa lebih dari 10 tahun sampai keluarganya memiliki cukup uang

untuk melaksanakan upacara yang pantas bagi si mayat. Setelah upacara,

mayatnya dibawa ke peristirahatan terakhir di dalam goa atau dinding gunung.

Biasanya, musim festival pemakaman dimulai ketika padi terakhir telah dipanen,

sekitar akhir Juni atau Juli, paling lambat September. Peti mati yang digunakan

dalam pemakaman dipahat menyerupai hewan (Erong). Adat masyarakat Toraja

antara lain, menyimpan jenazah pada tebing/liang gua, atau dibuatkan sebuah

rumah (Pa’tane). Rante adalah tempat upacara pemakaman secara adat yang

dilengkapi dengan 100 buah “batu” yang dalam Bahasa Toraja disebut Simbuang

Kegiatan Pembelajaran 10

156

Batu. Sebanyak 102 bilah batu yang berdiri dengan megah terdiri dari 24 buah

ukuran besar, 24 buah sedang, dan 54 buah kecil. Ukuran batu ini mempunyai nilai

adat yang sama, perbedaan tersebut hanyalah faktor perbedaan situasi dan

kondisi pada saat pembuatan/pengambilan batu. Simbuang Batu hanya diadakan

bila pemuka masyarakat yang meninggal dunia dan upacaranya diadakan dalam

tingkat “Rapasan Sapurandanan” (kerbau yang dipotong sekurang- kurangnya 24

ekor).

Contoh lainnya adalah upacara Ngaben di Bali. Ngaben adalah upacara

pembakaran mayat, khususnya oleh mereka yang beragama Hindu, yang

merupakan agama mayoritas di Pulau Bali. Upacara Ngaben termasuk dalam

“Pitra Yadnya”, yaitu upacara yang ditujukan untuk roh lelulur. Makna upacara

Ngaben pada intinya adalah, untuk mengembalikan roh leluhur (orang yang sudah

meninggal) ke tempat asalnya. Dalam keyakinan mereka bahhwa manusia itu

memiliki Bayu, Sabda, dan Idep. Setelah meninggal Bayu, Sabda, dan Idep itu

dikembalikan ke Brahma, Wisnu, dan Siwa.

Upacara Ngaben biasanya dilaksanakan oleh keluarga sanak saudara dari orang

yang meninggal, sebagai wujud rasa hormat seorang anak terhadap orang tuanya.

Upacara ini biasanya dilakukan dengan semarak, tidak ada isak tangis, karena di

Bali ada suatu keyakinan bahwa, kita tidak boleh menangisi orang yang telah

meninggal karena itu dapat menghambat perjalanan sang arwah menuju

tempatnya. Hari pelaksanaan Ngaben ditentukan dengan mencari hari baik yang

biasanya ditentukan oleh Pedanda. Beberapa hari sebelum upacara Ngaben

dilaksanakan, keluarga dibantu oleh masyarakat akan membuat “Bade dan

Lembu” yang sangat megah terbuat dari kayu, kertas warna warni dan bahan

lainnya. “Bade dan Lembu” ini adalah, tempat meletakkan mayat. Kemudian

“Bade” diusung beramai-ramai ke tempat upacara Ngaben, diiringi dengan

“gamelan”, dan diikuti seluruh keluarga dan masyarakat. Di depan “Bade” terdapat

kain putih panjang yang bermakna sebagai pembuka jalan sang arwah menuju

tempat asalnya. Di setiap pertigaan atau perempatan, dan “Bade” akan diputar

sebanyak 3 kali. Upacara Ngaben diawali dengan upacara-upacara dan doa

mantra dari Ida Pedanda, kemudian “Lembu” dibakar sampai menjadi abu yang

kemudian dibuang ke laut atau sungai yang dianggap suci.

PPKn SMP KK C

157

Satu contoh lagi adalah adat istiadat Suku Dayak di Kalimantan yang mempunyai

tradisi penandaan tubuh melalui tindik di daun telinga. Tak sembarangan orang

bisa menindik diri, hanya pemimpin suku atau panglima perang yang mengenakan

tindik di kuping, sedangkan kaum wanita Dayak menggunakan anting-anting

pemberat untuk memperbesar kuping/daun telinga. Menurut kepercayaan

mereka, semakin besar pelebaran lubang daun telinga semakin cantik, dan

semakin tinggi status sosialnya di masyarakat. Kegiatan-kegiatan adat budaya ini

selalu dikaitkan dengan kejadian penting dalam kehidupan seseorang atau

masyarakat. Berbagai kegiatan adat budaya ini juga mengambil bentuk kegiatan-

kegiatan seni yang berkaitan dengan proses inisiasi perorangan seperti kelahiran,

perkawinan dan kematian ataupun acara-acara ritus serupa. Dalam acara ini

selalu ada unsur musik, tari, sastra, dan seni rupa. Kegiatan-kegiatan adat budaya

ini disebut Pesta Budaya. Manifestasi dari aktivitas kehidupan budaya masyarakat

merupakan miniatur yang mencerminkan kehidupan sosial yang luhur, gambaran

wajah apresiasi keseniannya, dan gambaran identitas budaya setempat. Kegiatan

adat budaya ini dilakukan secara turun temurun dari zaman nenek moyang dan

masih terus berlangsung sampai saat ini, sehingga seni menjadi perekam dan

penyambung sejarah.

Perbedaan kebiasaan diantara masyarakat sepatutnya disikapi secara bijak oleh

masyarakat itu sendiri agar tercipta kehidupan masyarakat yang damai dan

tentram. Bentuk perilaku menghargai norma dan kebiasaan yang beragam

dimasyarakat dapat dilakukan dengan berbaai cara. Kebiasaan boleh berbeda,

namun kita tetap saling menghormati perbedaan tersebut. Pepatah; dimana bumi

dipijak disana langit dijunjung tepatlah kiranya menggambarkan sikap perilaku kita

dalam pergaulan disekolah.

3. Arti penting keberagaman norma dan kebiasaan yang ada di daerah-daerah di Indonesia

a. Arti Penting bagi Diri Sendiri Norma seperti telah dibahas sebelumnya memiliki arti yang sangat baik bagi

diri sendiri dan masyarakat. Dalam konteks pribadi, manusia sebagai mahluk

ciptaan Tuhan terlahir sebagai mahluk individu. namun, seiring dengan

pertumbuhannya, kodrat manusia bergeser menjadi mahluk sosial. Hal ini

disebabkan sejak lahir sampai meninggal manusia senantiasa membutuhkan

Kegiatan Pembelajaran 10

158

pertolongan dan bantuan manusia lainnya.

Dalam pergaulan dengan manusia lainnya, tiap-tiap manusia mempunyai

keinginan atau kepentingan sendiri sendiri, ada manusia yang mempunyai

kepentingan yang sama dan ada pula yang mempunyai kepentingan berbeda

bahkan ada pula kepentingan yang bertentangan satu sama lainnya.

Pertentangan antara kepentingan manusia itu dapat menimbulkan kekacauan

di dalam masyarakat apabila dalam masyarakat tidak ada tata tertib atau

norma yang mengaturnya.

Rasa tenang dalam hati akan tercipta apabila kita sebagai pribadi mampu

melaksanakan norma dengan baik. Seperti apabila kita selalu jujur dalam

kehidupan sehari-hari, maka hati kita akan terasa tenang.

Pada dasarnya hati manusia akan selalu menyuruh untuk berbuat baik dan

menyalahkan perbuatan salah. Pemahaman ini oleh para ahli disebut juga

dengan ruang ketuhanan (Godspot) atau DNA Spiritualitas. Godspot ada pada

diri manusia, yaitu menjelma menjadi suara hati yang akan menyuruh pada

kebenaran dan merasa bersalah apabila melanggar suatu aturan.

Manfaat keberagaman norma dan kebiasaan antar daerah di Indonesia bagi

diri sendiri

• Dapat memperluas wawasan tentang keanekaragaman norma dan

kebiasaan

• Dapat meningkatkan sikap toleransi, saling menghormati dan menghargai

• Dapat meningkatkan kebanggaan menjadi bangsa Indonesia

b. Arti Penting bagi Masyarakat

Dalam kehidupan bermasyarakat, norma memiliki arti yang sangat penting.

Norma mengatur kehidupan masyarakat agar menjadi tertib dan damai.

Keinginan setiap orang dalam masyarakat pasti berbeda. Adanya berbagai

keinginan dan lebih jauhnya kepentingan dalam masyarakat ini menyebabkan

dalam masyarakat mudah terjadinya pertentangan.

Agar pemenuhan kebutuhan setiap manusia itu berjalan secara teratur, tidak

terjadi benturan-benturan antara kepentingan manusia yang satu dengan

PPKn SMP KK C

159

kepentingan sesama, diperlukan pengaturan petunjuk hidup, aturan atau

patokan yang biasa disebut norma. Sebagai kaidah atau aturan yang berisi

perintah dan larangan yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama

norma dapat mengatur perilaku manusia di dalam masyarakat guna mencapai

ketertiban dan kedamaian. Dengan mentaati norma, maka tatanan kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara menjadi tertib, aman, rukun, dan

damai. Suasana masyarakat yang taat terhadap norma yang berlaku dapat

membentuk suatu kehidupan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera.

Manfaat keberagaman norma dan kebiasaan antar daerah di Indonesia bagi

masyarakat

• Memperkaya khasanah kekayaan budaya bangsa

• Memperkuat jati diri, ciri khas, identitas bangsa

• Memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka memperkuat

ketahanan nasional

• Menghargai Norma dan Kebiasaan Antardaerah di Indonesia

• Menghargai Keberagaman Norma dan Kebiasaan dalam Lingkungan

Sekolah

Kebiasaan boleh berbeda, namun kita tetap saling menghormati perbedaan

tersebut. Pepatah; dimana bumi dipijak disana langit dijunjung tepatlah kiranya

menggambarkan sikap perilaku kita dalam pergaulan disekolah.

Di rumah masing-masing tentunya kalian memiliki kebiasaan dan perilaku yang

berbeda. Diantara kalian mungkin saja merupakan anak satu-satunya atau

anak tunggal dalam keluarga. Anak tunggal mungkin saja berbeda sikap dan

kebiasaannya dalam kehidupan keluarga dibandingkan dengan keluarga yang

anaknya lebih dari satu.

Perbedaan sikap dan perilaku dirumah dan dimasyarakat masing-masing

ketika berada di sekolah harus disesuaikan dengan tata aturan yang berlaku

disekolah. Bagi siswa yang diperlakukan istimewa di rumahnya, ketika berada

di sekolah semuanya memiliki kedudukan dan diperlakukan secara sama.

Diantara siswa pun harus saling menghargai, bekerjasama dan tolong

menolong tanpa membedakan satu diantara yang lainnya.

Bentuk perilaku menghargai norma dan kebiasaan yang beragam di

Kegiatan Pembelajaran 10

160

Lingkungan Sekolah dapat dilakukan dengan cara berikut :

• Berpakaian yang bersih dan sopan sesuai aturan

• Menjaga kebersihan, kerapihan dan keindahan sekolah

• Mengikuti kegiatan upacara bendera dengan khidmat dan bersemangat

Menghargai Keberagaman Norma dan Kebiasaan dalam Lingkungan Per-

gaulan. Dalam lingkungan pergaulan, menghargai perbedaan norma dan

kebiasaan dapat dilakukan dengan hal-hal berikut :

• Keterbukaan, untuk memahami keberagaman maka kita harus bersikap

terbuka terhadap perbedaan norma, sikap, perilaku, dan kebiasaan dan

yang harus disadari adalah bahwa semua orang itu berbeda.

• Memahami lebih jauh hal-hal yang ada dalam lingkungan pergaulan.

• Mendukung sikap dan perilaku baik dari teman yang berbeda budaya.

Seperti contoh, kepada teman yang suka berkata dengan lemah lembut kita

tidak harus mempermainkannya. Lebih baik kita berkata sopan kepadanya.

• Sikap positif seperti tidak suka mengeluh akan membuat orang lain nyaman

bergaul dengan kita.

• Percaya diri dengan tidak menganggap rendah orang lain sangat diperlukan

dalam pergaulan.

• Kebersamaan dalam pergaulan yaitu melibatkan dan tidak memilah-milah

teman karena adanya berbagai perbedaan.

• Memahami tatacara pergaulan terutama dalam masyarakat yang

budayanya beragam. Seperti contoh dalam pergaulan masyarakat tertentu

kita tidak boleh memotong pembicaraan orang karena dianggap tidak

sopan.

• Tidak memonopoli atau menguasai teman. Tindakan memonopoli teman

seperti memaksakan hobinya kepada orang lain akan menyebabkan

pecahnya kebersamaan.

• Berteman dengan memperlihatkan ekspresi dan penghargaan. Seperti

tersenyum dan memuji teman merupakan perbuatan yang akan memelihara

kebersamaan.

• Menghargai Keberagaman Norma dan Kebiasaan dalam Lingkungan

Masyarakat

PPKn SMP KK C

161

4. Arti penting sikap saling menghargai keberagaman norma dan kebiasaan antar daerah yang ada di Indonesia.

Keberagaman norma dan kebiasaan akan semakin mudah ditemukan dalam

lingkungan masyarakat terutama dalam masyarakat perkotaan. Masyarakat

perkotaan seringkali dibentuk oleh masyarakat pendatang. Masyarakat

pendatang, membawa norma dan kebiasaan dari daerah asal yang tentunya

berbeda.

Dalam pergaulan masyarakat perkotaan berbagai perbedaan yang dimiliki tiap

orang dapat menyebabkan konflik. Konflik dapat terjadi apabila hilangnya

tenggangrasa dan saling menghargai antara satu orang dengan orang lain atau

antar masyarakat. Semua orang didalam masyarakat memiliki kedudukan dan

kewajiban yang sama. Tidak ada orang yang lebih tinggi dibandingkan dengan

yang lainnya.

Perbedaan kebiasaan diantara masyarakat sepatutnya disikapi secara bijak oleh

masyarakat itu sendiri agar tercipta kehidupan masyarakat yang damai dan

tentram. Bentuk perilaku menghargai norma dan kebiasaan yang beragam

dimasyarakat dapat dilakukan dengan cara berikut :

• Menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan

• Melayat, menengok tetangga yang mendapat musibah

• Menghormati tetangga yang berbeda agama

Sedangkan Akibat tidak menghargai keberagaman norma dan kebiasaan di

berbagai lingkungan masyarakat

• Dikucilkan oleh masyarakat sekitar

• Dimusuhi masyarakat

• Tidak dihargai oleh masyarakat

• Dicapsebagai orang yang tidak tahu tata krama

Aktivitas Pembelajaran

Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti

moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.

Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas

Kegiatan Pembelajaran 10

162

pembelajaran pada point 2.

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Norma dan Kebiasaan

Antar Daerah di Indonesia”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran

sebagai berikut.

a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan

kebermaknaan mempelajari materi modul “Norma dan Kebiasaan Antar

Daerah di Indonesia”.

b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan

yang hendak dicapai pada modul ini.

c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil

kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi

modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok.

d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja

keras memahami terhadap materi modul

e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan

keperluan);

f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi

latihan/kasus/tugas LK. 10.1 sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam

modul. Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani

mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta

berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.

g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar.

h. Penyampaian hasil diskusi;

i. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada

diskusi dan kerja kelompok

j. Menyimpulkan hasil pembelajaran

k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In

a. Aktivitas In -1

Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Norma dan

PPKn SMP KK C

163

Kebiasaan Antar Daerah di Indonesia”, maka Anda perlu mengikuti

aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

1) Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses

pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Norma

dan Kebiasaan Antar Daerah di Indonesia”.

2) Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan

tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.

3) Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual

4) Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas

dan kerja keras memahami terhadap materi modul

b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara

individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan

harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja

keras dalam mengerjakan LK.10.2 yang ada.

c. Kegiatan In 2 1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan

pertanyaan, saran dan komentar.

2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil

pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain

3) Menyimpulkan hasil pembelajaran

4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut

Latihan/Tugas/Kasus

Aktivitas : Menguraikan Norma dan Kebiasaan Antar Daerah di Indonesia

LK. 10. 1 Perbedaan norma dan kebiasaan daerah di Indonesia Carilah informasi dari berbagai sumber dan diskusikan beberapa permasalahan di

bawah dalam kelompok masing-masing:

Kegiatan Pembelajaran 10

164

Kelompok 1: Carilah informasi dari berbagai sumber mengenai perbedaan

norma sopan santun dan kesusilaan dari 5 (lima) daerah yang ada di Jawa,

Bali, dan Sumatera.

Kelompok 2: Carilah informasi dari berbagai sumber mengenai perbedaan

kebiasaan atau adat istiadat dari 5 (lima) daerah yang ada di Jawa, Bali, dan

Sumatera.

Kelompok 3: Carilah informasi dari berbagai sumber mengenai perbedaan

norma sopan santun dan kesusilaan dari 5 (lima) daerah yang ada di Sulawesi,

Maluku dan Papua.

Kelompok 4: Carilah informasi dari berbagai sumber mengenai perbedaan

norma kebiasaan atau adat istiadat dari 5 (lima) daerah yang ada di Sulawesi,

Maluku dan Papua.

Kelompok 5: Jelaskan dengan singkat apa saja yang harus dilakukan jika

dalam suatu masyarakat terjadi perbedaan norma susila dan sopan santun

serta adat istiadat sehingga tidak terjadi pertikaian dan perpecahan.

LK. 10.2 Arti penting sikap saling menghargai keberagaman norma dan kebiasaan antardaerah yang ada di Indonesia Prosedur kerja : 1. Bacalah modul kegiatan pembelajaran 10

2. Bagaimana menurut pendapat saudara tentang arti penting sikap saling

menghargai keberagaman norma dan kebiasaan antar daerah di Indonesia?

3. Kerjakan pada kertas folio dan jangan lupa diberi identitas saudara

PPKn SMP KK C

165

Tes Formatif untuk Kegiatan Umpan Balik 1. Norma sopan santun antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang

lain terdapat perbedaan hal ini dikarenakan dasar dari norma kesopanan adalah…. A. Kepantasan dan kebaikan C. Kepantasan dan kebiasaan B. Kepantasan dan kepatutan D. Kebiasaan dan kebaikan

2. Contoh kebiasaan di daerah-daerah Indonesia diantaranya ….

A. tindik di daun telinga dari Banjar C. Subak dari Bali B. Tongkonan dari batak D. Simbuang Batu dari Bugi

3. Pernyataan :

1) Memperkaya khasanah kekayaan budaya bangsa 2) Memperkuat jati diri, ciri khas, identitas golongannya 3) Memperkokoh kekuatan daerahnya saja 4) Menghargai Norma dan Kebiasaan Antardaerah di Indonesia 5) Menghargai Keberagaman Norma dan Kebiasaan dalam Lingkungan

Sekolah Yang bukan termasuk manfaat keberagaman norma dan kebiasaan antar daerah di Indonesia bagi masyarakat ditunjukkan pada nomor …. A. 1,2,dan 3 C. 1, 3 dan 5 B. 1,2 dan 4 D. 1, 4 dan 5

4. Akibat tidak menghargai keberagaman norma dan kebiasaan di berbagai

lingkungan masyarakat adalah …. A. Dikucilkan dan dibina C. Diusir dan dipuji B. Dikucilkan dan dihargai D. Dikucilkan dan dimusuhi

5. Menghargai keberagaman norma dan kebiasaan dalam lingkungan per-

gaulan. Dalam lingkungan pergaulan, menghargai perbedaan norma dan kebiasaan dapat dilakukan dengan ….

A. Memahami lebih jauh kehidupan pribadi teman dalam pergaulan. B. Mendukung sikap dan perilaku baik dari teman dekat saja C. Percaya diri dengan menganggap rendah orang lain D. Berteman dengan memperlihatkan ekspresi dan penghargaan

Aktivitas: Pengembangan Butir Soal Penilaian Berbasis Kelas LK.Pengembangan Soal Prosedur Kerja : 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul C

Kelompok Kompetensi Pedagogik pada Kegiatan Pembelajaran 16 2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan seperti pada Saran Penggunaan Modul bagian E.4 3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari sesuai format

berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda)

Kegiatan Pembelajaran 10

166

KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK a. Kurikulum 2006 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn

No. Urut

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal

1 VII Norma

PG Level Pengetahuan dan Pemahaman

2 VII Norma

PG Level Aplikasi

3 VII Norma PG Level Penalaran

4 VII Norma

Uraian Level Pengetahuan dan Pemahaman

5 VII Norma Uraian Level Aplikasi

6 VII Norma Uraian Level Penalaran

b. Kurikulum 2013 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn

No. Urut Kompetensi Dasar Bahan

Kelas Materi Indikator Bentuk Soal

1 VII Norma

PG Level Pengetahuan dan Pemahaman

2 VII Norma

PG Level Aplikasi

3 VII Norma PG Level Penalaran

4 VII Norma

Uraian Level Pengetahuan dan Pemahaman

5 VII Norma Uraian Level Aplikasi

6 VII Norma Uraian Level Penalaran

4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN/ Penilaian berbasis kelas

pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini. 5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs. 6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal 7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal.

PPKn SMP KK C

167

KARTU SOAL Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn Kelas : VII Kompetensi : Level : Pengetahuan dan Pemahaman Materi : Lembaga-lembaga Peradilan Bentuk Soal : Pilihan Ganda

BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban :

Rangkuman

1. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari berbagai suku, ras, pemeluk

agama, budaya, gender, dan kebiasaan, adat/tradisi tentu mempunyai norma

susila, sopan santun, dan kebiasaan atau adat istiadat yang beragam.

2. Keberagaman norma susila, sopan santun, dan kebiasaan atau adat istiadat

antardaerah di Indonesia di satu sisi merupakan suatu bentuk kekayaan

budaya tersendiri, namun di sisi lain bisa menimbulkan konflik dan pertikaian.

3. Sikap dan perilaku saling menghargai perbedaan norma susila, sopan santun,

dan kebiasaan atau adat istiadat antardaerah yang ada dalam masyarakat

Indonesia perlu dipelihara dan dilestarikan guna memperkokoh persatuan dan

kesatuan masyarakat dan bangsa Indonesia.

Kegiatan Pembelajaran 10

168

Umpan Balik dan Tindak Lanjut.

Setelah Anda mempelajari Modul dan mengerjakan Latihan Kerja, Cocokan

jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Apabila Anda belum mencapai

80%, dipersilakan mempelajari kembali,. Sebaiknya apabila sudah mencapai 80%

ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya (nilai

tanggung jawab, komitmen moral)

Rumus berikut digunakan untuk menghitung tingkat penguasaan anda :

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 = 𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏

𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽 𝑥𝑥 100%

PPKn SMP KK C

169

Kegiatan Pembelajaran 11 Semangat dan Komitmen Sumpah Pemuda Bagi Bangsa Indonesia

Tujuan Pembelajaran

1. Dengan mencermatimateri modul peserta diklat mampu menjelaskan dan

menganalisis semangat sumpah pemuda bagi bangsa Indonesiadan komitmen

sumpah pemuda bagi bangsa Indonesia.

2. Dengan tugas kelompok peserta diklat dapat memberi contoh semangat

sumpah pemuda bagi bangsa Indonesia dan komitmen sumpah pemuda bagi

bangsa Indonesia.

3. Dengan berdiskusi peserta diklat mampu menganalisis kasus yang berkaitan

dengan semangat sumpah pemuda bagi bangsa Indonesia dan komitmen

sumpah pemuda bagi bangsa Indonesia dengan benar.

Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Peserta diklat mampu menjelaskan dan menganalisis semangat sumpah

pemuda bagi bangsa Indonesiadan komitmen sumpah pemuda bagi bangsa

Indonesia.

2. Peserta diklat mampu memberi contoh kasus yang berkaitan dengan

semangat sumpah pemuda bagi bangsa Indonesiadan komitmen sumpah

pemuda bagi bangsa Indonesia.

3. Peserta diklat mampu menganalisis kasus yang berkaitan dengan semangat

sumpah pemuda bagi bangsa Indonesiadan komitmen sumpah pemuda bagi

bangsa Indonesia.

Kegiatan Pembelajaran 11

170

Uraian Materi

1. Semangat Sumpah Pemuda bagi Bangsa Indonesia Tahun 1928 adalah tahun yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Pada tahun

itu, orang Jawa, orang Sumatera, orang Sunda, orang Madura, orang Banjar dan

lain sebagainya telah merasakan dirinya sebagai bagian dari bangsa yang besar,

yaitu bangsa Indonesia.

Bangsa Indonesia merasa bangga, merasa telah menemukan dirinya sendiri,

merasa telah memiliki cita-cita yang tinggi, Indonesia Merdeka. Semua komponen

kepemudaan berpendapat bahwa waktunya sudah matang untuk mencetuskan

Sumpah Pemuda. Sumpah pemuda memang tidak datang secara tiba-tiba,

apalagi jatuh dari langit begitu saja. Sumpah Pemuda merupakan hasil perjuangan

bangsa Indonesia serta merupakan titik kulminasi perjuangan nasional yang tidak

bisa tidak harus terjadi karena merupakan syarat mutlak bagi berhasilnya

perjuangan demi kelangsungan hidup bangsa Indonesia. Sumpah Pemuda

dicetuskan oleh gerakan pemuda, merupakan bukti kepeloporan pemuda sebagai

eksponen perjuangan nasional dan perjuangan pemuda merupakan yang tidak

terpisahkan dari perjuangan bangsa secara keseluruhan. (Suwirta, 2015)

Kongres Pemuda II Diselenggarakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928, Susunan

Panitianya sebagai berikut:

Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)

Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)

Sekretaris : Muhammad Yamin (Jong Sumatranen Bond)

Bendahara : Amir Sjarifudin (Jong Bataks Bond)

Pembantu I : Djohan Muhammad Tjaja (Jong Islamieten Bond)

Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemuda Indonesia)

Pembantu III : R.C.L Senduk (Jong Celebes)

Pembantu IV : Johannes Leimena (Jong Ambon)

Pembantu V : Rochjani Soe’oed (Pemoeda Kaoem Betawi)

Kongres pemuda II berlangsung selama dua hari. Sidang berlangsung penuh

semangat dan dijiwai oleh hasrat dan keinginan yang berkobar untuk mencapai

kesatuan dan persatuan menuju Indonesia merdeka, diselingi pula dengan dua

PPKn SMP KK C

171

kali insiden dengan polisi Belanda yang mengawasi jalannya Kongres. Pada

sidang ke tiga seorang wartawan yang gemar musik Wage Rudolf Soepratman

memperdengarkan nyanyian Indonesia Raya untuk pertama kali melalui gesekan

biolanya. Setelah dilanjukan, sidang menghasilkan resolusi yang berjudul

“Poetoesan Congres Pemoeda-Pemoeda Indonesia”. Putusan kongres inilah yang

kemudian disebut “Soempah Pemoeda”.

Secara lengkap demikian isi putusan kongres pemuda II waktu itu

Tabel 14. Putusan Kongres Pemuda II

POETOESAN CONGRES PEMOEDA-PEMOEDA INDONESIA

Kerapatan pemoeda-pemoeda Indonesia jang diadakan oleh perkoempoelan-perkoempoelan pemoeda Indonesia jang berdasarkan kebangsaan dengan namanya: jong java, jong Soematera (Pemoeda Soematera), Pemoeda Indonesia, Sekar Roekoen, Jong Islamieten Bond, Jong Bataks Bond, Jong Celebes, Pemoeda Kaoem Betawi, dan Perhimpoenan Peladjar-peladjar Indonesia.

Memboeka rapat pada tanggal 27-28 Oktober di negeri Djakarta, sesoedshnys

mendengar pidato-pidato dan pembitjaraan jang diadakan di dalam kerapatan tadi, sesoedah menimbang segala isi pidato-pidato dan pembitjaraan ini; kerapatan laloe mengambil poetoesan:

Pertama, KAMI POETRA DAN POETERI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH INDONESIA. Kedua, KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE BANGSA INDONESIA. Ketiga, KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA.

Setelah mendengar poetoesan ini kerapatan mengeloearkan kejakinan azas ini wajib dipakai oleh segala perkoempoelan-perkoempoelan kebangsaan Indonesia;

Mengeloerkan kejakinan persatoean Indonesia diperkoeat dengan memperhatikan dasar persatoennya: • Kemaoean • Sedjarah • Bahasa • Hoekoem adat • Pendidikan dan Kepanoean

Dan mengeloearkan pengharapan soepaja poetoesan ini disiarkan dalam segala soerat kabar dan dibatjakan di moeka rapat perkoempoelan-perkoempoelan kita.

Sumber: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Sumpah Pemuda, Latar Belakang dan Pengaruhnya bagi Pergerakan Nasional. Musium Sumpah Pemuda. 2008.

Makna Sumpah Pemuda dalam Perjuangan Indonesia dari gambaran singkat

tersebut dapat diambil sebagai berikut:

Kegiatan Pembelajaran 11

172

• Peristiwa ini adalah pernyataan akan keharusan kontinuitas dalam

perkembangan nasionalisme yang mengatasi ikatan etnis, daerah, agama dan

sebagainya.

• Ketika kata Indonesia disebut secara tegas maka di waktu itu pula tekad ke arah

kemerdekaan bangsa telah dijadikan sebagai landasan cita-cita.

• Ketika Sumpah Pemuda dipatrikan, maka jalan kembali ke situasi lama secara

konseptual dan ideologis telah tertutup.

• Ketika bahasa Indonesia telah diakui sebagai bahasa persatuan bukan saja

sistem komunikasi nasional ingin diteguhkan, demokratisasi dalam hubungan

sosialpun ditegaskan pula.

• Sumpah Pemuda menghadiran sebuah bangsa dirasakan sebagai suatu

realitas pencarian tatanan masyarakat, politik, bahkan kebudayaan barupun

diperdebatkan secara intens.

Sumpah Pemuda merupakan momentum historis yang penting dan menjadi

bagian yang tidak terpisahkan dari mata rantai perjuangan bangsa. Sumpah

Pemuda yang lahir dari Kongres Pemuda ke-2, merupakan salah satu bagian dari

proses konsolidasi kebangsaan menuju cita-cita Indonesia merdeka. Sumpah

Pemuda telah berhasil menyatukan gerak langkah seluruh bangsa untuk

melakukan perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme yang telah

menjajah selama lebih dari tiga setengah abad. Sumpah Pemuda telah

memberikan semangat dan motivasi baru bagi bangsa Indonesia untuk

memperjuangkan nasib dan eksistensinya sebagai bangsa yang merdeka, bersatu

dan berdaulat. Sumpah Pemuda telah memberikan inspirasi terhadap seluruh

anak bangsa untuk tetap menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan

bersumpah untuk mengakui satu tumpah darah, satu bangsa dan satu bahasa.

(Suseno, 2008: 5)

Kenyataan yang terjadi sekarang ialah pemuda Indonesia menghadapi tantangan

yang semakin berat, dalam kecenderungan sosial yang semakin masif dan

dinamis. Nasionalisme terancam oleh berbagai persoalan kebangsaan, seperti

besarnya utang luar negeri, memudarnya rasionalitas dan praktik kriminalitas

sosial. Persoalan nasionalisme bukan sekedar merasa satu bangsa, satu bahasa,

dan satu tumpah darah untuk membuat identitas tunggal guna melawan kekuatan

PPKn SMP KK C

173

asing. Revitalisasi nasionalisme sangat diperlukan guna mempertahankan

nasionalisme dari dampak negatif globalisasi politik dan ekonomi.

Berdasarkan pasal Pasal 7 UU No 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan dijelaskan

pelayanan kepemudaan diarahkan untuk:

a. menumbuhkan patriotisme, dinamika, budaya prestasi, dan semangat

profesionalitas; dan

b. meningkatkan partisipasi dan peran aktif pemuda dalam membangun dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara

2. Komitmen Sumpah Pemuda bagi Bangsa Indonesia Reaktualisasi jiwa dan semangat sumpah pemuda harus dimaknai sebagai upaya

serius dalam menjaga integritas, karakter bangsa dan semangat nasionalisme

melalui pemuda-pemuda Indonesia di tengah berbagai persoalan yang melanda

bangsa Indonesia, baik yang datang dari dalam negeri maupun sebagai akibat

dari interaksi global. Reaktualisasi jiwa dan semangat sumpah pemuda juga harus

dimaknai sebagai upaya yang serius untuk dapat menjaga integritas dan jati diri

bangsa. Eksistensi bangsa Indonesia di masa depan akan sangat ditentukan oleh

seberapa jauh bangsa ini mampu berdiri sama tegak dengan negara-negara lain

dalam dinamika internasional. Dalam kaitan ini upaya untuk membangun kembali

jati diri bangsa harus didasarkan pada kemampuan nasional untuk membangun

kompetensi bangsa sehingga mampu bersaing di era global. Pemuda harus

menjadi pelopor dan pioner dalam membangun jati diri bangsa Indonesia.

Penanaman semangat dan jiwa sumpah pemuda akan membentuk pemuda

Indonesia yang santun, cerdas, inspiratif, dan berprestasi. Pemuda yang santun

adalah pemuda yang memiliki budi pekerti, berakhlak mulia, menghormati yang

lebih tua dan menyayangi yang lebih muda serta peduli terhadap sesama. Pemuda

Indonesia dituntut santun dalam perkataan, pikiran dan perbuatan. Pemuda yang

cerdas adalah pemuda yang memiliki kemampuan inovasi dan kreativitas yang

tinggi, yang mampu mengatasi segala persoalan yang dihadapinya, memiliki

kompetensi sehingga mampu bertahan dan akan unggul dalam menghadapi

persaingan. Pemuda yang inspiratif adalah pemuda yang mampu memberikan

inspirasi bagi pembangunan bangsa. Mampu menjadi inspirasi bagi perubahan

serta dalam mengembangkan generasi yang unggul dan berdaya saing. Pemuda

Kegiatan Pembelajaran 11

174

yang berprestasi adalah pemuda yang senantiasa berorientasi pada kejayaan,

keunggulan, dan kegemilangan masa depan. Pemuda yang tidak mudah

menyerah, bertanggung jawab, dan senantiasa melakukan yang terbaik untuk

dirinya, masyarakat, dan bangsanya. Demikianlah pemuda yang mewarisi jiwa dan

semangat sumpah pemuda.

Melalui Sumpah Pemuda dan rangkaian proses yang menghantarkannya serta

peristiwa terwujudnya integritas nasional dengan terbentuknya kemerdekaan

Indonesia sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat kita simpulkan

bahwa peranan pemuda dan kepemudaan sangat menentukan keberhasilan

perjuangan bangsa Indonsia selama ini.

Walaupun demikian, menarik untuk dicermati pernyataan Sudjoko:"... maka yang

dipersoalkan dewasa ini ialah kelesuan kaum muda yang seharusnya tidak lesu

oleh karena hidupnya sebenamya sudah cukup terjamin". Sifat dan kondisi

kelesuan pemuda tersebut, diungkapkan menjadi sepuluh macam, yaitu: (1) lesu

kerja; (2) senang bermalas; (3) Mengutamakan hiburan; (4) bersemangat

bangsawan; (5) lesu disiplin; (6) loyo otak; (7) mengabaikan mutu; (8) takut mawas

diri; (9) hidup dangkal; (10). segan mengabdi pada sesama. (Rahmad, 2003)

Sepuluh kelesuan dan sifat negatif pemuda yang digambarkan tersebut patut pula

dicermati penyebabnya yaitu bahwa sistem pendidikan dan corak pendidikan yang

selama ini dianut ada kekeliruan atau kekurangannya. Terutama pada segi

pendidikan akhlak untuk pembinaan moral dan mental pemuda yang berakibat

menjadi lesu tersebut antara lain kurangnya pendidikan afektif dan psikomotorik

dan sangat menekankan pada ranah kognitif. Untuk itu, perlu ditata ulang dan

disiapkan kegiatan pendidikan yang mengacu pada pembentukan afeksi yang

berlandaskan moral agama bagi peserta didik dan psikomotorik berupa

keterampilan kerja dan jasa di samping perlunya pendidikan kognisi.

Selain itu sudah waktunya bangsa Indonesia menguatkan kembali komitmen

pemuda sebagaimana disemangatka pada Sumpah Pemuda tahun 1928.

Panggilan kesejarahan bangsa, panggilan nurani, panggilan jiwa-jiwa rakyat yang

kelaparan, dan panggilan kejujuran intelektual pemuda meniscayakan pemuda

Indonesia hari ini semestinya tampil memimpin perubahan.

PPKn SMP KK C

175

Gagasan kembalinya pemuda Indonesia bersatu, menyatakan sikap untuk

melakukan koreksi total terhadap pemerintahan saat ini dengan sebuah gerakan

sosial dan gerakan moral Sumpah Pemuda baru, menjadi sebuah tanggung jawab

moral dan keharusan sejarah menuju Indonesia adi daya di masa depan.

Pemuda Indonesia dari beragam latar belakang bersatu dan bersumpah untuk 1)

Bertanah air satu tanah air Indonesia, 2) Berbangsa satu bangsa Indonesia, 3)

Menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia, 4) Berideologi satu ideologi

Pancasila, dan 5) Bertekad mengembalikan konstitusi kepada UUD 1945 teks

yang asli.Naskah Sumpah Pemuda baru mengandung makna melanjutkan

militansi semangat pemuda 1928 dan menyatukan diri untuk Indonesia masa

depan yang maju berdaulat secara politik, secara ekonomi, dan berkepribadian

dalam kebudayaan, dengan menegaskan bahwa ideologi Pancasila adalah

ideologi Indonesia dan UUD NRI Tahun 1945 adalah konstitusi Indonesia, sebagai

modal dasar strategis bangsa. (Mahmud, 2012)

Bangsa Indonesia harus digiring oleh para pemuda supaya berada di jalan UUD

NRI Tahun 1945. Pemuda harus mendobrak praktik politik uang, korupsi, konflik

horizontal, konflik elite, dan pemimpin yang tidak berkualitas. Oleh karena itu,

pemuda siap menjadi pelopor kebangkitan Indonesia. Ketua Umum Gerakan

Pemuda Antikorupsi dan inisiator Sumpah Pemuda baru.

Aktivitas Pembelajaran

Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti

moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.

Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas

pembelajaran pada point 2.

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Semangat Dan

Komitmen Sumpah Pemuda Bagi Bangsa Indonesia”, maka Anda perlu mengikuti

aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan

kebermaknaan mempelajari materi modul “Semangat Dan Komitmen Sumpah

Kegiatan Pembelajaran 11

176

Pemuda Bagi Bangsa Indonesia”.

b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan

yang hendak dicapai pada modul ini.

c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil

kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi

modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok.

d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja

keras memahami terhadap materi modul

e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan

keperluan);

f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi

latihan/kasus/tugas LK. 11.1 sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam

modul. Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani

mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta

berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.

g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar.

h. Penyampaian hasil diskusi;

i. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada

diskusi dan kerja kelompok

j. Menyimpulkan hasil pembelajaran

k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In

a. Aktivitas In -1

Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Semangat Dan

Komitmen Sumpah Pemuda Bagi Bangsa Indonesia”, maka Anda perlu

mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

1) Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses

pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul

“Semangat Dan Komitmen Sumpah Pemuda Bagi Bangsa Indonesia”.

2) Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan

tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.

PPKn SMP KK C

177

3) Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual

4) Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas

dan kerja keras memahami terhadap materi modul

b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara

individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan

harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja

keras dalam mengerjakan LK 11.2 yang ada.

c. Kegiatan In 2 1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan

pertanyaan, saran dan komentar.

2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil

pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain

3) Menyimpulkan hasil pembelajaran

4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut

Latihan/Kasus/Tugas

Aktivitas: Menguraikan Semangat dan Komitmen Sumpah Pemuda LK. 11.1 Semangat dan Komitmen Sumpah Pemuda Diskusikan bersama Kelompok Anda (4-5) orang teman diklat, tugas berikut:

1. Carilah kasus di berbagai sumber media cetak ataupun media elektronik yang

menggambarkan dan menjelaskan lunturnya semangat dan komitmen pemuda

Indonesia terdahap masa depan bangsa Indonesia.

2. Selanjutnya analisis kasus tersebut dan kemukakan informasi yang dapat

dipetik dan nilai-nilai yang mana yang bisa digunakan sebagai sumber belajar

PPKn?

LK 11.2 Membuat Makalah semangat dan komitmen Sumpah Pemuda Membuat analisis 2-3 halaman di kertas folio tentang perkembangan Semangat

Dan Komitmen Sumpah Pemuda Bagi Bangsa Indonesia dalam pelaksanaan

Kegiatan Pembelajaran 11

178

kehidupan era sekarang.

Jangan lupa untuk mencantumkan identitas Saudara pada makalah

Tes Formatif untuk Kegiatan Umpan Balik 1. Berdasarkan pasal Pasal 7 UU No 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan

dijelaskan pelayanan kepemudaan diarahkan untuk…. A. Menumbuhkan budaya prestasi tanpa ada rasa sportivitas B. Meningkatkan partisipasi dan peran aktif pemuda dalam membangun

dirinya saja C. Meningkatkan partisipasi dan peran aktif pemuda dalam membangun

kelompoknya D. Menumbuhkan patriotisme, dinamika, budaya prestasi, dan semangat

profesionalitas

2. Sumpah Pemuda berisi tiga sandi persatuan Indonesia yaitu persatuan…. A. Bangsa, tanah air, ras B. Tanah air, bangsa dan bahasa C. Tanah air, bangsa dan suku D. Bangsa, bahasa dan suku

3. Dengan Sumpah Pemuda kita sebagai generasi muda harus berperilaku ….

A. Mendahulukan daerahnya B. Menghormati suku bangsa lain C. Mementingkan daerah D. Bangga terhadap daerahnya

4. Butir-butir dalam Sumpah Pemuda itu tidak hanya semata-mata disusun untuk

menggerakkan pemuda untuk meraih kemerdekaan, namun juga mempertegas jati diri bangsa Indonesia sebagai …. A. Bangsa yang pemberani C. Bangsa yang maju B. Bangsa yang bertanggung jawab D. Sebuah negara

5. Perbuatan yang sesuai dengan perwujudan semangat Sumpah Pemuda adalah… A. Berteman dengan orang yang kita senangi B. Memilih teman yang kita senangi saja C. Saling tolong menolong D. Menjauhi teman yang kekurangan.

PPKn SMP KK C

179

Aktivitas: Pengembangan Butir Soal Penilaian Berbasis KELAS LK.Pengembangan Soal Prosedur Kerja 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul C

Kelompok Kompetensi Pedagogik pada Kegiatan Pembelajaran 16

2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan seperti pada Saran Penggunaan Modul bagian E.4

3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari sesuai format

berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda)

KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK a. Kurikulum 2006 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn

No. Urut

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal

1 2

3 b. Kurikulum 2013 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn

No. Urut Kompetensi Dasar Bahan

Kelas Materi Indikator Bentuk Soal

1 VIII Semangat dan komitmen

Sumpah Pemuda PG Level Pengetahuan dan Pemahaman

2 VIII Semangat dan komitmen

Sumpah Pemuda PG Level Aplikasi

3 VIII Semangat dan komitmen Sumpah Pemuda PG Level

Penalaran

4 VIII Semangat dan komitmen

Sumpah Pemuda Uraian Level Pengetahuan dan Pemahaman

5 VIII Semangat dan komitmen Sumpah Pemuda Uraian Level

Aplikasi

6 VIII Semangat dan komitmen Sumpah Pemuda Uraian Level

Penalaran

1. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN/ penilaian berbasis kelas

pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini.

2. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs.

3. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal

4. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal.

Kegiatan Pembelajaran 11

180

KARTU SOAL

Jenjang : Sekolah Menengah Pertama

Mata Pelajaran : PPKn

Kelas : VII

Kompetensi :

Level : Pengetahuan dan Pemahaman

Materi : Noma Bentuk Soal : Pilihan Ganda

BAGIAN SOAL DISINI

Kunci Jawaban :

PPKn SMP KK C

181

Rangkuman

1. Dalam sejarah perjuangan bangsa, Sumpah Pemuda merupakan momentum

historis yang penting dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari mata

rantai perjuangan bangsa. Sumpah Pemuda yang lahir dari Kongres Pemuda

ke-2 merupakan salah satu bagian dari proses konsolidasi kebangsaan menuju

cita-cita Indonesia merdeka.

2. Semangat sumpah pemuda harus ditanamkan kembali ke dalam sanubari

pemuda Indonesia. Sumpah pemuda bagi bangsa Indonesia harus menjadi

sumber semangat dalam membangun bangsa dan Negara. Pemuda Indonesia

harus mewarisi semangat sumpah pemuda yaitu semangat pantang

menyerah, bekerja keras, berkemauan keras, bertanggung jawab, dan

mempunyai cita-cita tinggi.

3. Reaktualisasi jiwa dan semangat sumpah pemuda harus dimaknai sebagai

upaya serius dalam menjaga integritas, karakter bangsa dan semangat

nasionalisme melalui pemuda-pemuda Indonesia di tengah berbagai

persoalan yang melanda bangsa Indonesia, baik yang datang dari dalam

negeri maupun sebagai akibat dari interaksi global.

4. Bangsa Indonesia harus bangkit kembali terhadap komitmen pemuda untuk

sekali lagi menggelorakan semangat sumpah pemuda layaknya tahun 1928.

Panggilan kesejarahan bangsa, panggilan nurani, panggilan jiwa-jiwa rakyat

yang kelaparan, dan panggilan kejujuran intelektual pemuda meniscayakan

pemuda Indonesia hari ini semestinya tampil memimpin perubahan.

Kegiatan Pembelajaran 11

182

Umpan Balik dan Tindak Lanjut.

Setelah Anda mempelajari Modul dan mengerjakan Latihan Kerja, Cocokan

jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Apabila Anda belum mencapai

80%, dipersilakan mempelajari kembali,. Sebaiknya apabila sudah mencapai 80%

ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya (nilai

tanggung jawab, komitmen moral)

Rumus berikut digunakan untuk menghitung tingkat penguasaan anda :

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 = 𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏

𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽 𝑥𝑥 100%

PPKn SMP KK C

183

Kegiatan Pembelajaran 12 Semangat Kebangsaan dalam Mempertahankan dan Mengisi Kemerdekaan NKRI

Tujuan Pembelajaran

1. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan makna

semangat kebangsaan.

2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menguraikan

semangat kebangsaan dalam mempertahankan kemerdekaan NKRI sesuai

dengan fakta

Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Peserta diklat mampu menjelaskan makna semangat kebangsaan.

2. Peserta diklat mampu menguraikan semangat kebangsaan dalam

mempertahankan kemerdekaan NKRI sesuai dengan fakta secara benar

Uraian Materi

1. Makna Semangat Kebangsaan Semangat kebangsaan merupakan daya dorong dan motivasi yang berperan kuat

dalam tahap perjuangan mengisi dan mempertahankan kemerdekaan dengan

pembangunan disegala bidang.Untuk menanamkan semangat kebangsaan

kepada bangsa Indonesia diperlukan adanya nasionalisme dan patriotisme.

Nasionalisme adalah perasaan satu keturunan, senasib, sejiwa dengan bangsa

dan tanah airnya. Nasionalisme yang dapat menimbulkan perasaan cinta kepada

tanah air disebut patriotisme.

Nasionalisme dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Nasionalisme dalam arti luas yaitu perasaan cinta / bangga terhadap tanah air

dan bangsanya dengan tidak memandang bangsa lain lebih rendah

Kegiatan Pembelajaran 12

184

derajatnya.

b. Nasionalisme dalam arti sempit yaitu perasaan cinta/bangga terhadap tanah air

dan bangsanya secara berlebihan dengan memandang bangsa lain lebih

rendah derajatnya.

Nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme yang berdasarkan Pancasila yang

selalu menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi

dan golongan. Nasionalisme Indonesia adalah perasaan bangga/cinta terhadap

bangsa dan tanah airnya dengan tidak memandang bangsa lain lebih rendah

derajatnya. Dalam membina nasionalisme harus dihindarkan paham kesukuan

chauvinisme, ekstrimisme, kedaulatan yang sempit. Pembinaan nasionalisme juga

perlu diperhatikan paham kebangsaan yan gmengandung penegrtian persatuan

dan kesatuan Indonesia, artinya persatuan bangsa yang mendiami wilayah

Indonesia.

Patriotisme berasal dari kata patriot yang berati pecinta/pembela tanah air.

Patriotisme diartikan sebagai semangat/jiwa cinta tanah air yang berupa sikap rela

berkorban untuk kejayaan dan kemakmuran bangsanya. Patriotisme tidak hanya

cinta kepada tanah air saja, tapi juga cinta bangsa dan negara. Kecintaan terhadap

tanah air tidak hanya ditampilkan saat bangsa Indonesia terjajah, tetapi juga

diwujudkan dalam mengisi kemerdekaan.

Ciri-ciri patriotisme :

Cinta tanah air

Rela berkorban untuk kepentingan nusa dan bangsa

Menempatkan persatuan, kesatuan dan keselamatan bansga dan negara di

atas kepentingan pribaadi dan golongan

Bersifat pembaharuan

Tidak kenal menyerah

Bangga sebagai bangsa Indonesia.

Nasionalisme dan patriotisme sangat penting bagi kelestarian kehidupan bangsa

Indonesia. Hal ini mengingat kondisi :

a. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk atau

keanekaragaman dalam suku, ras, golongan, agama, budaya dan wilayah.

PPKn SMP KK C

185

b. Alam Indonesia, dimana kepulauan nusantara terletak pada posisi silang yang

dapat mengandung kerawanan bahaya dari negara lain.

c. Adanya bahaya disintegrasi (perpecahan bangsa) dan gerakan separatisme

(gerakan untuk memisahkan diri dari suatu bangsa), apabila pemerintah tidak

bersikap bijaksana.

Semangat kebangsaan dapat diwujudkan dengan adanya sikap patriotisme dan

nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari. Warga negara yang memiliki

semangat kebangsaan yang tinggi akan memiliki nasionalisme dan patriotisme

yang tinggi pula.

2. Semangat Kebangsaan dalam Mempertahankan Kemerdekaan NKRI Semangat kebangsaan dalam mewujudkan kemerdekaan NKRIbagi bangsa

Indonesia dapat dilihat dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia antara lain :

a. Sebelum Masa Kebangkitan Nasional Perjuangan bangsa Indonesia untuk membela tanah air atau jiwa patriotisme

sebelum kebangkitan nasional, masih bersifat kedaerahan, tergantung pada

pemimpin, belum terorganisir dan tujuan perjuangan belum jelas.

b. Masa Kebangkitan Nasional Perjuangan bangsa Indoensia tidak lagi bersifat kedaerahan, tapi bersifat

nasional. Perjuangan dilakukan dengan cara organisasi modern, dimana sejak

berdirinya Budi Utomo (1908) merupakan titik awal kesadaran nasionalisme.

Masa ini disebut angkatan perintis, sebab disamping merintis kesadaran

nasional juga merintis berdirinya organisasi.

c. Masa sumpah pemuda

Sumpah pemuda (1928) merupakan tonggak sejarah bagi perjuangan bangsa

Indonesia. Yang jelas dan tegas dalam menuntut kemerdekaan bagi bngsa

Indonesia. Sumpah pemuda mengandung nilai yang sangat tinggi yaitu nilai

persatuan dan kesatuan yan gmerupakan modal perjuangan untuk mencapai

kemerdekaan. Masa ini d sebut angkatan penegas, sebab angkatan inilah

yang menegaskan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa dalam

berjuang mencapai kemerdekaan.

Kegiatan Pembelajaran 12

186

d. Masa proklamasi kemerdekaan

Proklamasi kemerdekaan merupakan titik kulminasi (puncak) perjuangan

bangsa Indoensia, juga merupakan wujud perjuangan yan gberdasarkan

persatuan Indonesia. Oleh karena itu, semangat kebangsaan, semangat

persatuan dan kesatuan bangsa yang mengantarkan Indoensis mencapai

tonggak sejarah yang paling fundamental harus kita jaga dan kita pertahankan.

Proklamasi kemerdekaan merupakan jembatan emas yan gakan

mengantarkan bangsa Indoensia menuju cita-cita nasional yaitu masyarakat

yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur.

Semangat kebangsaan dalam mempertahankan kemerdekaan NKRI bagi bangsa

Indonesia dapat dilihat dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia antara lain

adalah:

a. Perjuangan Fisik Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Ancaman terhadap keutuhan Negara Kesatua Republik Indonesia setelah

diproklamasikan tanggal 17 Agustus1945 adalah kedatangan Belanda ke

Indonesia. Belanda sebagai salah satu anggota Sekutu yang memenangkan

Perang Dunia II, menyatakan berhak atas Indonesia karena sebelumnya

mereka menjajah Indonesia. Mereka dating dengan membentuk Netherlands-

Indies Civil Administration (NICA) dengan menumpang dalam Allied Forces

Netherland East Indies (AFNEI).

1) Pertempuran SurabayaTanggal 10 November1945 Terjadinya pertempuran di Surabaya diawali dengan kedatangan atau

mendaratnya brigade 29 dari divisi India ke 23 dibawah pimpinan Brigadir

Mallaby pada tanggal 25 oktober 1945. Namun kedatangannya tersebut

mengakibatkan terjadinya kerusuhan dengan pemuda karena adanya

penyelewengan kepercayaan oleh pihak Sekutu.Pada tanggal 27 Oktober

1945 pemuda surabaya berhasil memporak-porandakan kekuatan Sekutu.

Bahkan, hampir menghancurkannya, kemudian untuk menyelesaikan

insiden tersebut diadakan perundingan. Namun, pada saat perundingan,

terjadi insiden Jembatan Merah pada insiden tersebut Brigadir Mallaby

tewas.

PPKn SMP KK C

187

Tanggal 9 November 1945 tentara Sekutu mengeluarkan ultimatum yang

isinya agar para pemilik senjata menyerahkan senjata kepada Sekutu

sampai tanggal 10 November jam 06.00. Ultimatum itu tidak dihiraukan

oleh rakyat Surabaya.Akibatnya, pecahlah perang di Surabaya pada

tanggal 10 november 1945, pemuda Surabaya melakukan perlawanan

dengan menyusun organisasi yang teratur di bawah komando Sungkono.

Bung Tomo melalui Radio pemberontakan mengobarkan semangat

perlawanan Pemuda Surabaya agar pantang menyerah kepada penjajah,

misalnya slogan Revolusi ”merdeka atau mati”. Pertempuran ini

merupakan pertempuran yang paling dahsyat yang menelan korban

15.000 orang,peristiwa 10 November ini diperingati sebagai Hari Pahlawan

oleh seluruh bangsa Indonesia.

2) Perlawanan terhadapAgresi Militer Belanda

Belanda selalu berusaha menguasai Indonesia dengan berbagai cara.

Berbagai perundingan yang dilakukan sering kali dilanggar dengan

berbagai alasan. Untuk menguasai seluruh wilayah Indonesia, Belanda

melancarkan agresi militer sebanyak dua kali.AgresiMiliter I dilaksanakan

pada tanggal 21 Juli 1947, dengan menguasai daerah- daerah yang

dikuasai oleh Republik Indonesia di Sumatera, Jawa Barat, JawaTengah

dan Jawa Timur. Indonesia mengadukan AgresiMiliter ini ke masyarakat

Internasional dan akhirnya atas tekanan resolusi PBB tercapailah gencatan

senjata.

Agresi militer II dilakukan kembali pada 19 Desember 1948 yang diawali

dengan serangan terhadap Yogyakarta, ibukota Indonesia saat itu,serta

penangkapan Soekarno,Mohammad Hatta,Sjahrir dan beberapa tokoh

lainnya. Jatuhnya ibu kota negara ini menyebabkan dibentuknya

Pemerintah Darurat Republik Indonesia di Sumatera yang dipimpin oleh

Sjafruddin Prawiranegara.Setelah Yogyakarta dikuasai Belanda,bangsa

Indonesia mengubah strategi perlawanannya dengan cara perang gerilya.

Salah satu hasil perang gerilya adalah serangan umum tanggal 1

Maret1949, yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Suharto. Serangan ini

Kegiatan Pembelajaran 12

188

memberi dampak bagi dunia internasional tentang keberadaan NKRI.

3) Perang Gerilya

Salah satu contoh perang gerilya dipimpin oleh Jenderal Sudirman. Beliau

bergerilya dari luar kota Yogyakarta selama delapan bulan menempuh

perjalanan kurang lebih sepanjang 1000 km di daerah Jawa

TengahdanJawa Timur. TidakjarangPanglima Sudirman harus ditandu

atau digendong karena dalam keadaan sakit keras. Setelah berpindah-

pindah dari beberapa desa rombongan Sudirman kembalike Yogyakarta

pada tanggal 10 Juli 1949.Kolonel A.H.Nasution, selaku PanglimaTentara

danTeritorium Jawa menyusun rencana pertahanan rakyat Totaliter yang

kemudian dikenal sebagai Perintah Siasat No 1 Salah satu pokok isinya

ialah: Tugas pasukan-pasukan yang berasal dari daerah-daerah federal

adalah ber-wingate (menyusup ke belakang garis musuh) dan membentuk

kantong-kantong gerilya sehingga seluruh Pulau Jawa akan menjadi

medan gerilya yang luas.Salah satu pasukan yang harus melakukan

wingate adalah pasukan Siliwangi. Pada tanggal 19 Desember 1948

bergeraklah pasukan Siliwangi dari Jawa Tengah menuju daerah-daerah

kantong yang telah ditetapkan di Jawa Barat. Perjalanan ini dikenal dengan

nama Long March Siliwangi.

b. Perjuangan Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia Melalui Jalur Diplomasi Perjuangan melalui jalur diplomasi ini dilakukan melalui berbagai perundingan

terutama dengan Belanda. Tujuannya satu yakni agar Belanda mengakui

kedaulatan Indonesia sebagai sebuah negara yang merdeka dan mempunyai

kedudukan yang sama dengan negara lainnya yang sudah terlebih dahulu

merdeka. Berikut ini beberapa perundingan yang dilakukan oleh Indonesia

dengan Belanda pada masa revolusi kemerdekaan.

1) Perjanjian Linggarjati Perjanjian atau Perundingan Linggarjati adalah suatu perundingan antara

Indonesia dan Belanda di Linggarjati, Jawa Barat pada Tanggal 10-15

November 1946. Indonesia diwakili oleh Sutan Syahrir, Belanda diwakili

PPKn SMP KK C

189

oleh tim yang disebut Komisi Jenderal dan dipimpin oleh Wim

Schermerhorn dengan anggota H.J. van Mook. Perundingan ini

ditandatangani di Istana Merdeka Jakarta pada 15 November 1946 dan

ditandatangani secara sah oleh kedua negara pada 25 Maret 1947.

Hasil perundingan terdiri dari 17 pasal yang antara lain berisi hal-hal

berikut.

Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik

Indonesia, yaitu Jawa, Sumatera dan Madura.

Belanda harus meninggalkan wilayah RI paling lambat tanggal 1

Januari 1949.

Pihak Belanda dan Indonesia sepakat membentuk Negara Republik

Indonesia Serikat (RIS).

Dalam bentuk RIS Indonesia harus tergabung dalam Commonwealth

(Persemakmuran) Indonesia-Belanda dengan mahkota negeri Belanda

sebagai kepala uni.

2) Perjanjian Renville Perjanjian Renville dilaksanakan di atas kapal yang bernama Renville milik

Amerika Serikat, antara pemerintah Indonesia dengan pihak Belanda, dan

Komisi TigaNegara (Amerika Serikat, Belgia dan Australia) sebagai

perantaranya. Delegasi Indonesia diketuai oleh Perdana Menteri Amir

Syarifuddin dan pihak Belanda menempatkan seorang Indonesia yang

bernama Abdulkadir Wijoyoatmojo sebagai ketua delegasinya.

Penempatan Abdulkadir Wijoyoatmojo ini merupakan siasat pihak Belanda

dengan menyatakan bahwa pertikaian yang terjadi antara Indonesia

dengan Belanda merupakan masalah dalam negeri Indonesia dan bukan

menjadi masalah intemasional yang perlu adanya campur tangan negara

lain.

Isi Perjanjian Renville itu adalah sebagai berikut.

Belanda tetap berdaulat sampai terbentuknya Republik Indonesia

Serikat (RIS).

Republik Indonesia sejajar kedudukannya dalam Uni Indonesia

Belanda.

Kegiatan Pembelajaran 12

190

Sebelum Republik Indonesia Serikat terbentuk, Belanda dapat

menyerahkan kekuasaannya kepada pemerintah federal sementara

Republik Indonesia menjadi negara bagian dari Republik Indonesia

Serikat.

Antara enam bulan sampai satu tahun akan diselenggarakan pemilihan

umum untuk membentuk Konstituante RIS.

Tentara Indonesia di daerah pendudukan Belanda (daerah

kantong) harus dipindahkan ke daerah Republik Indonesia

3) Perundingan Roem-Royen

Dilaksanakan pada tanggal4 April 1949 di Jakarta antara Belanda (ketuai

delegasi J.H van Royen) dengan Indonesia (delegasi dipimpin oleh

Mohammad Roem). Perjanian dipimpin oleh Merle Cochran, anggota

komisi Amerika serikat.

Dalam perundingan Roem-Royen, pihak Republik Indonesia tetap

berpendirian bahwa pengembalian pemerintahan Republik Indonesia ke

Yogyakarta merupakan kunci pembuka untuk perundingan selanjutnya.

Sebaliknya, pihak Belanda menuntut penghentian perang gerilya oleh

Republik Indonesia.Akhirnya,pada tanggal 7Mei 1949 berhasil dicapai

persetujuan antara pihak Belanda dengan pihak Indonesia. Kemudian

disepakati kesanggupan kedua belah pihak untuk melaksanakan Resolusi

Dewan Keamanan PBB tertanggal 28 Januari 1949 dan persetujuan

pada tanggal 23 Maret 1949. Pernyataan pemerintah Republik Indonesia

dibacakan oleh Ketua Delegasi Indonesia Mr. Mohammad Roem yang

berisi antara lain sebagai berikut.

Pemerintah Republik Indonesia akan mengeluarkan perintah

penghentian perang gerilya.

Kedua belah pihak bekerja sama dalam hal mengembalikan

perdamaian dan menjaga keamanan serta ketertiban.

Belanda turut serta dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) yang

bertujuan mempercepat penyerahan kedaulatan lengkap dan tidak

bersyarat kepada negara Republik Indonesia Serikat.

PPKn SMP KK C

191

Pernyataan Delegasi Belanda dibacakan oleh J.H. van Royen, yang berisi

antara lain sebagai berikut.

Pemerintah Belanda menyetujui bahwa pemerintah Republik

Indonesiaharus bebas dan leluasa melakukan kewajiban dalam satu

daerah yang meliputi KaresidenanYogyakarta

Pemerintah Belanda membebaskan secara tidak bersyarat para

pemimpin Republik Indonesia dan tahanan politik yang ditawan sejak

tanggal 19 Desember 1948.

Pemerintah Belanda menyetujui bahwa Republik Indonesia akan

menjadi bagian dari Republik Indonesia Serikat (RIS).

Konferensi Meja Bundar (KMB) akan diadakan secepatnya di Den

Haag sesudah pemerintah Republik Indonesia kembali ke

Yogyakarta.Setelah tercapainya Perundingan Roem-Royen, pada

tanggal 1 Juli 1949 pemerintah Republik Indonesia secara resmi

kembali ke Yogyakarta.

4) Konferensi Meja Bundar Konferensi Meja Bundar (KMB) yang berlangsung di Den Haag pada

tanggal 23 Agustus sampai 2 November 1949 berhasil mengakhiri

konfrontasi fisik antara Indonesia dengan Belanda.Hasil konferensi

tersebut yang paling utama adalah ”pengakuan dan penyerahan”

kedaulatan dari Pemerintah Belanda kepada Pemerintah Indonesia yang

disepakati akan disusun dalam struktur ketatanegaraan yang berbentuk

negara federal, yaitu negara Republik Indonesia Serikat.

Di samping itu, terdapat empat hal penting lainnya yang menjadi isi

kesepakatan dalam KMB. Pertama, pembentukan Uni Belanda-Republik

Indonesia Serikat yang dipimpin oleh Ratu Belanda secara simbolis;

Kedua,Soekarno dan Moh. Hatta akan menjabat sebagai presiden dan

wakil presiden Republik Indonesia Serikat untuk periode 1949-1950,

dengan Moh. Hatta merangkap sebagai perdana menteri; Ketiga, Irian

Barat masih dikuasasi Belanda dan tidak dimasukkan ke dalam Republik

Indonesia Serikat sampai dilakukan perundingan lebih lanjut; Keempat,

Pemerintah Indonesia harus menanggung hutang negeri Hindia Belanda

Kegiatan Pembelajaran 12

192

sebesar 4,3 miliar gulden.

3. Semangat Kebangsaan dalam Mengisi Kemerdekaan NKRI Pada saat ini semangat kebangsaan dalam mengisi kemerdekaan NKRI tidak

ditampilkan melalui perang fisik,akan tetapi semangat kebangsaan dilakukan

dalam upaya untuk mempertahankan jati diri bangsa dalam era persaingan dan

kompetisi yang semakin mengglobal sehingga Indonesia dapat terus eksis sebagai

negara yang beradab. Salah satu hal yang mesti kita laksanakan pada saat ini

adalah berjuang mengeluarkan bangsa dan negara kita dari belenggu kebodohan,

kemiskinan dan keterbelakangan.

Nilai-nilai patriotisme dapat kita tampilkan dalam perilaku kehidupan sehari-hari,

baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, maupun bangsa dan negara.

Berikut ini contoh perilaku yang menampilkan nilai-nilai patriotisme.

a. Dalam kehidupan keluarga, dapat dilakukan melalui kegiatan:

1) menonton film-filmperjuangan yang diputar di televisi,

2) membaca buku-buku yang bertemakan perjuangan,

3) mengibarkan bendera merah putih di depan rumah pada hari-hari besar

nasional dengan baik dan benar.

b. Dalam kehidupan sekolah, dapat dilakukan melalui kegiatan:

1) melaksanakan upacara di lingkungan sekolah secara khidmat,

2) menghayati dan memahami makna lagu-lagu perjuangan,

3) mengaitkan setiap materi pembelajaran dengan nilai-nilai kepahlawanan.

c. Dalam kehidupan bermasyarakat dapat dilakukan melalui kegiatan:

1) melaksanakan upacara hari-hari besar nasional seperti hari

Kemerdekaan, Kebangkitan Nasional,hari Pahlawan dan sebagainya,

2) mengamalkan sikap kesetiakawanan nasional di lingkungan sekitar,

3) memelihara kerukunan dengan sesama warga masyarakat.

d. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,kita dapat mewujudkan nilai-nilai

patriotisme dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial- budaya dan

hankam.

PPKn SMP KK C

193

Aktivitas Pembelajaran

Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti

moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.

Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas

pembelajaran pada point 2.

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Semangat kebangsaan

dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI”, maka Anda perlu

mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan

kebermaknaan mempelajari materi modul “Semangat kebangsaan dalam

mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI”.

b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan

yang hendak dicapai pada modul ini.

c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil

kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi

modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok.

d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja

keras memahami terhadap materi modul

e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan

keperluan);

f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi

latihan/kasus/tugas LK. 12.1 sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam

modul. Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani

mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta

berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.

g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar.

h. Penyampaian hasil diskusi;

i. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada

diskusi dan kerja kelompok

j. Menyimpulkan hasil pembelajaran

k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran 12

194

m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In

a. Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Semangat

kebangsaan dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI”,

maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

1) Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses

pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul

“Semangat kebangsaan dalam mempertahankan dan mengisi

kemerdekaan NKRI”.

2) Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan

tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.

3) Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual

4) Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas

dan kerja keras memahami terhadap materi modul

b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara

individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan

harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja

keras dalam mengerjakan LK 12.2 yang ada.

c. Kegiatan In 2 1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan

pertanyaan, saran dan komentar.

2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil

pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain

3) Menyimpulkan hasil pembelajaran

4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut

PPKn SMP KK C

195

Latihan/Kasus/Tugas

Aktivitas : Menguraikan semangat kebangsaan dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI LK. 12.1 Semangat Kebangsaan dalam Mempertahankan dan Mengisi Kemerdekaan NKRI

Tugas dan Langkah Kerja untuk kelompok A, B, C dst. sebagai berikut.

Diskusikan bersama kelompok anda beberapa persoalan berikut :

1. Masing-masing anggota kelompok diklat membahas 1 materi pembahasan:

a. Anggota kelompok 1 membahas makna semangat kebangsaan

b. Anggota kelompok 2 membahas semangat kebangsaan mewujudkan

kemerdekaan

c. Anggota kelompok 3 membahas semangat kebangsaan para pahlawan

dalam mempertahankan kemerdekaan dengan perjuangan fisik.

d. Anggota kelompok 4 membahas semangat kebangsaan para pahlawan

dalam mempertahankan kemerdekaan dengan perjuangan diplomasi

2. Masing-masing anggota harus menjelaskan kepada anggota kelompok lain

tentang materi yang dipelajari atau di bahas.

3. Setelah menjelaskan masing-masing anggota kelompok membuat pertanyaan

yang diberikan kepada pemateri.

4. Masing-masing pemateri menjawab ketiga pertanyaan yang didapatkan, setelah

dicari jawabannya, masing-masing membacakan jawaban.

5. Penanya harus memberikan komentar dari jawaban tersebut.

6. Kelompok harus menghasilkan kesimpulan serta rekomendasi diskusi yang

telah dilakukan.

LK.12.2 Identifikasi Semangat kebangsaan dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI pada era sekarang

Prosedur kerja : 1. Bacalah bacaan modul kegiatan pembelajaran 12

2. Uraikan Semangat kebangsaan dalam mempertahankan dan mengisi

kemerdekaan NKRI saat ini yang saudara rasakan

3. Kerjakan pada kertas folio dan jangan lupa beri identitas saudara.

Kegiatan Pembelajaran 12

196

Tes Formatif untuk Kegiatan Umpan Balik 1. Pada 1946, secara sepihak Belanda kembali masuk ke Indonesia dengan

mengatasnamakan sebagai penguasa yang sah karena berhasil mengalahkan Jepang. Menghadapi situasi semacam ini, menggeloralah semangat revolusi kemerdekaan. Perjuangan mempertahankan kemerdekaan tersebut harus melewati beberapa episode penting, salah satunya perjuangan fisik. Dibawah ini yang menunjukkan perjuangan fisik dalam mempertahankan kemerdekaan NKRI ditunjukkan pada nomor ....

1) Pertempuran Surabaya 10 November 1945 2) Perjanjian Renville 3) Perang Gerilya 4) Perlawanan agresi militer Belanda 5) Perjanjian Linggarjati

A. 1,2, dan 3 C. 1,3 dan 4 B. 1,2 dan 4 D. 1,3 dan 5

2. Perundingan Linggarjati adalah suatu perundingan antara Indonesia dan

Belanda di Linggarjati, Jawa Barat pada Tanggal 10-15 November 1946. Dibawah ini yang bukan merupakan hasil perjanjian Linggarjati adalah .... A. Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia, yaitu

Jawa, Sumatera dan Madura B. Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia, yaitu

Jawa dan Sumatera C. Pihak Belanda dan Indonesia sepakat membentuk negara Republik

Indonesia Serikat (RIS) D. Belanda harus meninggalkan wilayah RI paling lambat tanggal 1 Januari

1949

3. Perjanjian Renville diambil dari nama sebutan kapal perang milik Amerika Serikat yang dipakai sebagai tempat perundingan antara pemerintah Indonesia dengan pihak Belanda, dan Komisi Tiga Negara (KTN) sebagai perantaranya. Dalam perundingan itu, delegasi Indonesia diketuai oleh Perdana Menteri .... A. Amir Syarifuddin C. Sjafruddin Prawiranegara B. Hatta D. Natsir

4. Pengembalian Yogyakarta sebagai ibukota RI dan pembebasan Soekarno-

Hatta sebagai hasil dari perundingan..... A. Roem-Royen C. KTN B. Linggarjati D. Renville

5. Dibawah ini yang bukan merupakan contoh perilaku patriotisme dalam kehidupan sehari-hari dilingkungan sekolah yang menunjukkan sikap patriotisme adalah .... A. Melaksanakan upacara di lingkungan sekolah secara khidmat B. Menghayati dan memahami makna lagu-lagu perjuangan C. Mengibarkan bendera merah putih di depan rumah pada hari-hari besar

nasional dengan baik dan benar D. Mengaitkan setiap materi pembelajaran dengan nilai-nilai kepahlawanan

PPKn SMP KK C

197

Aktivitas: Pengembangan Butir Soal Penilaian Berbasis Kelas

LK. Pengembangan Soal Prosedur Kerja 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul C

Kelompok Kompetensi Pedagogik pada Kegiatan Pembelajaran 16 2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

seperti pada Saran Penggunaan Modul bagian E.4 3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari sesuai format

berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda)

KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK a. Kurikulum 2006

Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn

No. Urut

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal

1 VII Semangat kebangsaan dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI

PG Level Pengetahuan dan Pemahaman

2 VII Semangat kebangsaan

dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI

PG Level Aplikasi

3 VII Semangat kebangsaan

dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI

PG Level Penalaran

4 VII Semangat kebangsaan dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI

Uraian Level Pengetahuan dan Pemahaman

5 VII Semangat kebangsaan

dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI

Uraian Level Aplikasi

6 VII Semangat kebangsaan

dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI

Uraian Level Penalaran

b. Kurikulum 2013 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn

No. Urut Kompetensi Dasar Bahan

Kelas Materi Indikator Bentuk Soal

1 IX Semangat kebangsaan dalam

mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI

PG Level Pengetahuan dan Pemahaman

2 IX Semangat kebangsaan dalam

mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI

PG Level Aplikasi

3 IX Semangat kebangsaan dalam

mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI

PG Level Penalaran

4 IX Semangat kebangsaan dalam

mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI

Uraian Level Pengetahuan dan Pemahaman

5 IX Semangat kebangsaan dalam

mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI

Uraian Level Aplikasi

6 IX Semangat kebangsaan dalam

mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI

Uraian Level Penalaran

Kegiatan Pembelajaran 12

198

4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN/ penilaian berbasis kelas pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini.

5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs. 6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal 7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal.

KARTU SOAL Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn Kelas : VII Kompetensi : Level : Pengetahuan dan Pemahaman Materi : Lembaga-lembaga Peradilan Bentuk Soal : Pilihan Ganda

BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban :

Rangkuman

1. Perwujudan semangat kebangsaan dan patriotisme yang berupa sikaprela

berkorban untuk kepentingan tanah air, bangsa dan negara sebagai tempat

hidup dan kehidupan dengan segala apa yangdimiliki, akan memperkuat

pertahanan dan keamanan nasional, proklamasi kemerdekan yang dicita-

citakan telah terwujud, berkas perjuangan dan pengorbanan para pahlawan.

2. Semangat kebangsaan dalam mempertahankan NKRI dilakukan secara fisik

(pertempuran 10 Nopember 1945, Perlawanan agresi militer Belanda dan

Perang Gerilya) dan jalur diplomasi ( perjanjian Linggarjati, Renville, Roem-

Royen dan Konferensi Meja Bundar)

PPKn SMP KK C

199

Umpan Balik dan Tindak Lanjut.

Setelah Anda mempelajari Modul dan mengerjakan Latihan Kerja, Cocokan

jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Apabila Anda belum mencapai

80%, dipersilakan mempelajari kembali,. Sebaiknya apabila sudah mencapai 80%

ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya (nilai

tanggung jawab, komitmen moral)

Rumus berikut digunakan untuk menghitung tingkat penguasaan anda :

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 = 𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏

𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽 𝑥𝑥 100%

Bagian II Kompetensi Pedagogik

PPKn SMP KK C

203

Kegiatan Pembelajaran 13 Prosedur Penerapan Pendekatan Saintifik

Tujuan Pembelajaran

1. Dengan membaca modul dan berbagai sumber relevan dan berdiskusi peserta

diklat mampu memilih pasangan KI dan KD dalam penerapan pendekatan

saintifik dengan benar.

2. Dengan membaca modul dan berbagai sumber relevan dan berdiskusi peserta

diklat mampu menyusun indikator pencapaian kompetensi dengan benar.

3. Dengan membaca modul dan berbagai sumber relevan dan berdiskusi peserta

diklat mampu memilih materi pembeljaran dengan tepat.

4. Dengan membaca modul dan berbagai sumber relevan dan berdiskusi peserta

diklat mampu mengisi langkah-lngkah pendekatan saintifik dengan benar.

Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Peserta diklat mampu memilih pasangan KI dan KD dalam penerapan

pendekatan saintifik dengan benar.

2. Peserta diklat mampu menyusun indikator pencapaian kompetensi dengan

benar.

3. Peserta diklat mampu memilih materi pembeljaran dengan tepat.

4. Peserta diklat mampu mengisi langkah-lngkah pendekatan saintifik dengan

benar.

Uraian Materi

1. Memilih Pasangan KI dan KD Untuk memiliki KI dan KD, lakukan analisis melalui diskusi kelompok.

Tujuan Kegiatan:

Melalui diskusi kelompok peserta mampu menjabarkan KI dan KD ke dalam

indikator pencapaian kompetensi dan materi pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran 13

204

Langkah Kegiatan: a. Pelajari hand out dan contoh penjabaran KI dan KD ke dalam IPK dan materi

pembelajaran.

b. Siapkan dokumen kurikulum KI – KD dan silabus.

c. Isilah lembar kerja yang tersedia dengan KI dan KD yang bapak/ibu pilih.

d. Rumuskan indikator pencapaian kompetensi ( IPK) hasil penjabaran KD

tersebut, cantumkan pada kolom yang tersedia.

e. Tentukan materi/topik pembelajaran yang sesuai dengan KD dan rumusan

indikator.

f. Setelah selesai, presentasikan hasil diskusi kelompok Anda.

g. Perbaiki hasil kerja kelompok Anda jika ada masukan dari kelompok lain.

Tabel 15. Format Analisis Keterkaitan KI dan KD dengan IPK dan Materi Pembelajaran

Mata Pelajaran Kelas Semester

Kompetensi Inti

Kompetensi Dasar

Indikator Pencapaian Kompetensi

Materi Pembelajaran

Topik/Subtopik

2. Menetapkan Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan

perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran,

satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional

yang terukur dan/atau dapat diobservasi.

Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan:

a. tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan

dalam KD;

b. karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah;

c. potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/ daerah.

PPKn SMP KK C

205

Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan

indikator, yaitu:

a. Indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai indikator yang terdapat

dalam RPP.

b. Indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal

yang di kenal sebagai indikator soal.

Pengembangan indikator harus mengakomodasi kompetensi yang tercantu dalam

KD.Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja

operasional. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu

tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi.

Kata kerja operasional pada indikator pencapaian kompetensi aspek pengetahuan

dapat mengacu pada ranah kognitif taksonomi Bloom, aspek sikap dapat

mengacu pada ranah afektif taksonomi Bloom, aspek keterampilan dapat

mengacu pada ranah psikomotor taksonomi Bloom seperti pada tabel berikut.

Perumusan indikator pada Kurikulum 2013 Indikator untuk KD yang diturunkan

dari KI-1 dan KI-2 dirumuskan dalam bentuk perilaku umum yang bermuatan nilai

dan sikap yang gejalanya dapat diamati sebagai dampak pengiring dari KD pada

KI-3 dan KI-4.

Indikator untuk KD yang diturunkan dari KI-3 dan KI-4 dirumuskan dalam bentuk

perilaku spesifik yang dapat diamati dan terukur.

Tabel 16. Contoh Analisis Keterkaitan KI dan KD dengan IPK dan Materi Pembelajaran.

D. Kompetensi Inti

E. Kompetensi Dasar

F. Indikator Pencapaian Komptensi

G. Materi Pembelajaran

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

1.1 Menghayati perilaku beriman dan bertaqwa kepada TuhanYME dan berakhlak mulia dalam kehidupan di lingkungan pergaulan antarbangsa

.1.1.1 Mensyukuri keberadaan aturan hukum yang berlaku untuk menjamin perwujudan keadilan dan kedamaian sebagai insan yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha

Kegiatan Pembelajaran 13

206

D. Kompetensi Inti

E. Kompetensi Dasar

F. Indikator Pencapaian Komptensi

G. Materi Pembelajaran

Esa. 2. Menghargai

dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

2.3 Menghargai hukum yang berlaku dalam masyarakat sebagai wahana perwujudan keadilan dan kedamaian

2.3.1 Menghargai terhadap keberadaan aturan hukum yang berlaku dalam masyarakat sebagai wahana perwujudan keadilan dan kedamaian.

2.3.2 Menunjukkan perilaku santun dalam berkendaraan bermotor di jalan sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

3.3 Memahami aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

3.3.1 Menjelaskan pengertin aturan hukum

3.3.2.Mengidentifikasi macam-macam aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

3.3.3. Menjelaskan arti pentingnya aturah hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

3.3.4 Menunjukkan contoh perilaku ketidakpatuhan masyarakat terhadap aturan hukum yang berlaku.

3.3.5. Menampilkan perilaku disiplin terhadap aturan hukum yang

3.3.1 Pengertin aturan hukum

3.3.2. Macam-macam aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

3.3.3. Arti pentingnya aturah hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

3.3.4 Contoh perilaku ketidakpatuhan masyarakat terhadap aturan hukum yang berlaku.

3.3.5. Tampilan perilaku disiplin terhadap aturan hukum yang berlaku di

PPKn SMP KK C

207

D. Kompetensi Inti

E. Kompetensi Dasar

F. Indikator Pencapaian Komptensi

G. Materi Pembelajaran

berlaku di lingkungan sekolah, masyarakat.

3.3.6. Menunjukkan contoh akibat ketidakpatuhan warga masyarakat terhadap aturan hukum yang berlaku.

lingkungan sekolah, masyarakat.

4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

4.3 Menyaji hasil telaah tentang aturan hukumyang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

4.3.1. Merancang sistematikan laporan hasil telaah tentang aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

4.3.2. Merancang bahan tayang hasil telaah tentang aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

4.3.1. Sistematika laporan hasil telaah tentang aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

4.3.2 Bahan tayangan hasil telaah tentang aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

3. Memilih Materi Pembelajaran Materi pembelajaran dikembankan dari Kompetensi Dasar Pengetahuan (KD-3),

sehingga untuk menemukan materi pembelajaran dari KD-3 harus membaca buku

panduan guru dan buku siswa. Untuk memudahkan memilih materi, dibuat “peta

materi “, artinya dari materi pokok yang terdapat dalam kompetensi dasar

pengetahuan, dijabarkan ke materi-materi esensial. Dalam pencapaian kopetensi

Kegiatan Pembelajaran 13

208

spiritual, sikap dan ketrampilan tetap mengacu kepada kompetensi pengetahuan.

Dari contoh di atas, dapat ditemukan sejulah materi esensial artinya materi pokok

yang mendukung materi pembelajaran yan dikandung dalam kompetensi dasar

pengetahuan, yaitu (1) Pengertian aturan hokum, (2) Macam-macam aturan

hokum, (3) Arti pentingnya aturan hokum dalam kehidupan bermaayrakat dan

bernegara, (5) Sifat aturan hokum, (6) akibat pelanggaran aturan hokum,dsb.

4. Mengisi Langkah-Langkah Penerapan Pendekatan Saintifik. Kurikulum 2013 menggunakan standar proses dengan pendekatan saintifik atau

pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan saintifik dapat menggunakan

beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual (contextual teaching and

learing), pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dengan beberapa

model/tipe pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran merupakan suatu bentuk

pembelajaran yang memiliki nama, ciri, sintak, pengaturan, dan budaya, misalnya

discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry

learningdan model-model pembelajaran yang lain. Kegiatan pembelajaran dapat

menggunakan pendekatan saintifik denga model-model pembelajaran yang ada

yang disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran dan peserta didik

(Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016).

Menurut McCollum (2009) komponen-komponen penting dalam mengajar

menggunakan pendekatan saintifikdiantaranya adalah guru harus menyajikan

pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa keingintahuan (Foster a sense of

wonder),meningkatkan keterampilan mengamati (Encourage observation),

melakukan analisis (Push for analysis) dan berkomunikasi (Require

communication).

PPKn SMP KK C

209

a. Meningkatkan rasa keingintahuan Semua pengetahuan dan pemahaman dimulai dari rasa ingin tahu dari

peserta didik tentang ’siapa, apa, dan dimana‘ atau “who, what dan where”

dari apa yang ada di sekitar peserta didik. Pada kurikulum 2013, peserta

didik dilatih rasa keingintahuannya sampai ’mengapa dan bagaimana’atau

“why”and “how”. Untuk meningkatkan rasa keingintahuan, bisa dilakukan

dengan kegiatan tanya jawab, memberikan suatu masalah, fakta-fakta atau

kejadian alam yang ada di sekitar peserta didik.

b. Mengamati Motode yang paling dominan adalah observasi. Dengan observasi peserta

didik dapat menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang

dianalisis dengan materi pembelajaran yang disajikan oleh guru (Sudarwan,

2013). Menurut Nuryani, 1995 mengamati merupakan kegiatan

mengidentifikasi ciri-ciri objek tertentu dengan alat inderanya secara teliti,

menggunakan fakta yang relevan dan memadai dari hasil pengamatan,

menggunakan alat atau bahan sebagai alat untuk mengamati objek dalam

rangka pengumpulan data atau informasi. Pengamatan yang dilakukan hanya

menggunakan indera disebut pengamatan kualitatif, sedangkan pengamatan

yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur disebut pengamatan

kuantitatif. Untuk meningkatkan keterampilan mengamati, maka didalam

pembelajaran sebaiknya dimunculkan kegiatan yang memungkinkan siswa

mengunakan berbagai panca indranya untuk mencatat hasil pengamatan.

c. Menganalisis Analisis dapat berupa analisis kuantitatif dan kualitatif. Peserta didik perlu

dilatih dan dibiasakan melakukan analisas data yang sesuai dengan tingkat

kemampuannya, misalnya data pengamatan yang diperoleh sendiri. Berikan

kesempatan kepada peserta didik untuk meninjau kembali hasil pengamatan

dan mereka dilatih membuat pola-pola atau grafik dari data yang

diperolehnya. Latih peserta untuk melakukan klasifikasi, menghubungkan

dan menghitung.

d. Mengomunikasikan Pada pendekatan saintifik guru diharapkan memberi kesempatan untuk

mengkomunikasikan hal-hal yang peserta didik telah pelajari baik secara lisan

maupun tulisan atau menggunakan media seperti laporan praktikum, carta

Kegiatan Pembelajaran 13

210

atau poster.

Tabel 17. Perancangan Penerapan Prosedur Pendekatan Saintifik

Kompetensi Dasar :

Indikator Pencapaian Kompetensi :

Topik /Tema :

Sub Topik/Tema :

Alokasi Waktu :

Tahapan Pembelajaran Kegiatan Mengamati

Menanya

Mengumpulkan informasi

Mengasosiasikan

Mengkomunikasikan

Aktivitas Pembelajaran

Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat “Prosedur penerapan

pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP peserta yang mengikuti

moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.

Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas

pembelajaran pada point 2.

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Tabel 18. Aktivitas Pembelajaran 13 (Tatap Muka Penuh)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pendahuluan

a. menyiapkan peserta diklat agar termotivasi mengikuti proses pembelajaran;

b. mengantarkan suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari dan menjelaskan tujuan pembelajaran diklat.

c. menyampaikan tujuan dan garis besar cakupan materi tentang Prosedur Penerapan Pendekatan Saintifik

Kegiatan Inti

Membagi peserta diklat ke dalam beberapa pasangan belajar ( sesuai model Think Paire and Share) dimana langkah-langkahnya sebagai berikut : d. Instruktur memberi informasi proses pelatihan yang akan

dilakukan dilanjutkan dengan tanya jawab tentang Prosedur

PPKn SMP KK C

211

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Penerapan Pendekatan Saintifik dengan menggunakan contoh yang kontekstual..

e. Kelas dibagi kelompok-kelompok pasangan( pasangan A, pasangan B, pasangan C, …….s/d kelompok )

f. Instruktur memberi tugas sesuai LK 13.1 merumuskan permasalahan yang berhubungan dengan prosedur penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP.

g. Bila sudah merumuskan sejumlah pertanyaan, tiap pasangan mencari sumber informasi/data untuk menemukan jawaban terhadap permasalahan yang diajukan dan ditanyakan peserta diklat. Peserta bebas mengambil dan menemukan sumber belajar, termasuk dari internet.

h. Berdasarkan kelompok pasangan yang sudah dibentuk: setiap kelompok pasangan melakukan diskusi untuk memecahkan permasalahan yang diajukan peserta didik hingga selesai dalam waktu yang sudah ditentukan instruktur.

i. Bila sudah selesai, tiap pasangan kelompok belajar memilih kelompok paangan belajar lain, sehingga terbentuk kelompok kecil terdiri atas 4 orang.

j. Instruktur meminta agar tiap kelompok kecil berbagai pendapat terhadap hasil pemecahan masalah terkait dengan prosedur penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP.

k. Masing masing kelompok melakukan presentasi hasil diskusi. l. Instruktur/Nara sumber memberikan klarifikasi berdasarkan hasil

pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok . Kegiatan Penutup

m. Narasumber bersama-sama dengan peserta menyimpulkan hasil pembelajaran

n. melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. o. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. p. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran.

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In

a. Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Prosedur

penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP”, maka

Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses

pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Prosedur

penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP”.

b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan

tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.

c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual

Kegiatan Pembelajaran 13

212

d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan

kerja keras(Mandiri) memahami terhadap materi modul

e. Berdiskusi bersama yang telah disediakan (LK.13.1)

b. Kegiatan On Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara

individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan

harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja

keras (Mandiri) dalam mengerjakan LK 13.2 yang ada.

LK pada kegiatan ON Membuat model penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran

PPKn SMP di kelas 7 sesuai dengan Permendikbud no 24 tahun 2016

c. Kegiatan In 2 1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan

pertanyaan, saran dan komentar.

2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil

pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain

3) Menyimpulkan hasil pembelajaran

4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut

Latihan/Kasus/Tugas

Aktivitas : Menguraikan Prosedur Penerapan Pendekatan Saintifk LK.13.1 Prosedur penerapan pendekatan saintifik 1. Jelaskan prosedur penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn!

2. Buatlah suatu model penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran

PPKn SMP.

PPKn SMP KK C

213

LK.13.2 Membuat Model Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PPKn Membuat model penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP

di kelas 7 pilih salah satu materi yang disesuaikan dengan Permendikbud no 24

tahun 2016

Tes Formatif untuk Kegiatan Umpan Balik 1. Pernyataan :

1) Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan

dalam KD;

2) Gaya belajar peserta didik

3) Karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah;

4) Sarana prasana sekolah

5) Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan

Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan hal-hal di atas yang

ditunjukkan pada nomor ….

A. 1,2 dan 3 C. 1, 3 dan 4

B. 1,2 dan 4 D. 1, 3 dan 5

2. Guru PPKn memberikan contoh-contoh yang dikenal peserta didiknya untuk

memperjelas konsep yang dibelajarkan. Kegiatan ini menggambarkan pelaksanaan

pendekatan …. A. Kontesktual C. Cara belajar siswa aktif

B. Ketrampilan proses D. Kooperatif

3. Guru menayangkan video pelanggaran berlalu lintas dan video kecelakaan

berlalu lintas dan peserta didik diminta untuk mencermati baik-baik, hal ini

merupakan penerapan saintifik pada tahap ….

A. Mengamati C. Menanya

B. Mengkomunikasikan D. Menganalisis

4. Dibawah ini yang bukan merupakan model pembelajaran saintifik adalah .... A. Problem based learning C. Discovery learning

B. Project based learning D. Teacher center

Kegiatan Pembelajaran 13

214

5. Kegiatan mengidentifikasi ciri-ciri objek tertentu dengan alat inderanya secara

teliti, menggunakan fakta yang relevan dan memadai dari hasil pengamatan,

menggunakan alat atau bahan sebagai alat untuk mengamati objek dalam

rangka pengumpulan data atau informasi hal ini merupakan penerapan saintifik

pada tahap ….

A. Mengamati C. Menanya

B. Mengkomunikasikan D. Menganalisis

Rangkuman

Prosedur penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP

meliputi

1. Analisis KI da KD yang relevan

2. Menentukan intikator pencapaian kompetensi

3. Menetapkan materi pembelajaran

4. Mengisi format perancangan penerapan pendekatan saintifik.

Umpan Balik dan Tindak Lanjut.

Setelah Anda mempelajari Modul dan mengerjakan Latihan Kerja, Cocokan

jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Apabila Anda belum mencapai

80%, dipersilakan mempelajari kembali,. Sebaiknya apabila sudah mencapai 80%

ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya (nilai

tanggung jawab, komitmen moral)

Rumus berikut digunakan untuk menghitung tingkat penguasaan anda :

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 = 𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏

𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽 𝑥𝑥 100%

PPKn SMP KK C

215

Kegiatan Pembelajaran 14 Langkah-Langkah Penerapan Model Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran

1. Dengan membaca modul dan berbagai sumber relevan dan berdiskusi peserta

diklat mampu menyusun langkah-angkah penrapan model pembelajaran PjBL

dengan benar.

2. Dengan membaca modul dan berbagai sumber relevan dan berdiskusi peserta

diklat mampu menyusun langkah-langkah penerapan model pembelajaran

PBL dengan benar.

3. Dengan membaca modul dan berbagai sumber relevan dan berdiskusi peserta

diklat mampu menyusun langkah-langkah penerapan model pembelajaran DL

dengan tepat.

4. Dengan membaca modul dan berbagai sumber relevan dan berdiskusi peserta

diklat mampu menyusun langkah-langkah penerapan model pembelajaran

kooperatif yang berbasis saintifik dengan benar.

Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Peserta diklat mampu menyusun langkah-angkah penrapan model

pembelajaran PjBL dengan benar.

2. Peserta diklat mampu menyusun langkah-langkah penerapan model

pembelajaran PBL dengan benar.

3. Peserta diklat mampu menyusun langkah-langkah penerapan model

pembelajaran DL dengan tepat.

4. Peserta diklat mampu menyusun langkah-langkah penerapan model

pembelajaran kooperatif yang berbasis saintifik dengan benar.

Kegiatan Pembelajaran 14

216

Uraian Materi

1. Langkah-langkah Penerapan Model Pembelajaran PjBL Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek

Langkah-langkahnya dapat dijelaskan sebagai berikut.

Gambar 9. Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek

Penjelasan: Langkah 1: Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question)

Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang

dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas.

Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan

sebuah investigasi mendalam. Guru berusaha agar topik yang diangkat

relevan untuk para peserta didik.

Langkah 2: Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project) Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik.

Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas

proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas

yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara

mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan

bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.

Langkah 3: Menyusun Jadwal (Create a Schedule) Guru dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam

menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat

timeline untuk menyelesaikan proyek, (2) menetapkan batas penyelesaian

proyek, (3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, (4)

membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak

berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk membuat

penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.

1 PENENTUAN PERTANYAAN

MENDASAR

2MENYUSUN PERECANAAN

PROYEK

3MENYUSUN JADWAL

4MONITORING

5MENGUJI HASIL

6EVALUASI PENGALAMAN

PPKn SMP KK C

217

Langkah 4: Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the Project) Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta

didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara

menfasilitasi peserta didik pada setiap roses. Dengan kata lain guru berperan

menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses

monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas

yang penting.

Langkah 5: Menguji Hasil (Assess the Outcome) Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian

standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta

didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai

peserta didik, membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran

berikutnya.

Langkah 6: Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience) Pada akhir proses pembelajaran, guru dan peserta didik melakukan refleksi

terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi

dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik

diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama

menyelesaikan proyek. Guru dan peserta didik mengembangkan diskusi

dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga

pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab

permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.

Penilaian pembelajaran dengan model Pembelajaran Berbasis Proyek harus

dilakukan secara menyeluruh terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan

yang diperoleh peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran berbasis proyek.

Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek dapat menggunakan teknik penilaian

yang dikembangkan oleh Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan yaitu penilaian proyek atau penilaian produk.

2. Langkah Penerapan Model Pembelajaran PBL Langkah-langkah kegiatan dapat diuraikan sebagai berikut.

Fase 1: Mengorientasikan Peserta Didik pada Masalah

Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan

aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan. Tahapan ini sangat penting

Kegiatan Pembelajaran 14

218

dimana guru harus menjelaskan dengan rinci apa yang harus dilakukan

oleh peserta didik, serta dijelaskan bagaimana guru akan mengevaluasi

proses pembelajaran.

Ada empat hal yang perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu sebagai

berikut.

a. Tujuan utama pengajaran tidak untuk mempelajari sejumlah besar

informasi baru, tetapi lebih kepada belajar bagaimana menyelidiki

masalah-masalah penting dan bagaimana menjadikan peserta didik

mandiri.

b. Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai

jawaban mutlak “benar“, sebuah masalah yang rumit atau kompleks

mempunyai banyak penyelesaian dan seringkali bertentangan.

c. Selama tahap penyelidikan, peserta didik didorong untuk mengajukan

pertanyaan dan mencari informasi.

d. Selama tahap analisis dan penjelasan, peserta didik akan didorong

untuk menyatakan ide-idenya secara terbuka dan penuh kebebasan.

Fase 2: Mengorganisasikan Peserta Didik untuk Belajar Di samping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah,

pembelajaran PBL juga mendorong peserta didik belajar berkolaborasi.

Pemecahan suatu masalah sangat membutuhkan kerjasama dan saling

berbagi (sharing) antar anggota. Oleh sebab itu, guru dapat memulai

kegiatan pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok peserta

didik dimana masing-masing kelompok akan memilih dan memecahkan

masalah yang berbeda.

Fase 3: Membantu Penyelidikan Mandiri dan Kelompok

Penyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi permasalahan

memerlukan teknik penyelidikan yang berbeda, namun pada umumnya

tentu melibatkan karakter yang identik, yakni pengumpulan data dan

eksperimen, berhipotesis dan penjelasan, dan memberikan pemecahan.

Pengumpulan data dan eksperimentasi merupakan aspek yang sangat

penting. Pada tahap ini, guru harus mendorong peserta didik untuk

mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen (mental maupun

aktual) sampai mereka betul-betul memahami dimensi situasi

PPKn SMP KK C

219

permasalahan. Tujuannya adalah agar peserta didik mengumpulkan

cukup informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka sendiri.

Fase 4: Mengembangkan dan Menyajikan Artefak (Hasil Karya) dan Memamerkannya

Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artefak (hasil karya) dan

pameran. Artefak lebih dari sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu

video tape (menunjukkan situasi masalah dan pemecahan yang

diusulkan), model (perwujudan secara fisik dari situasi masalah dan

pemecahannya), program komputer, dan sajian multimedia. Tentunya

kecanggihan artefak sangat dipengaruhi tingkat berpikir peserta didik.

Langkah selanjutnya adalah mempamerkan hasil karyanya dan guru

berperan sebagai organisator pameran. Akan lebih baik jika dalam

pemeran ini melibatkan peserta didik lainnya, guru-guru, orang tua, dan

lainnya yang dapat menjadi “penilai” atau memberikan umpan balik.

Fase 5: Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah

Fase ini dimaksudkan untuk membantu peserta didik menganalisis dan

mengevaluasi proses mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan dan

intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini guru meminta peserta

didik untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan

selama proses kegiatan belajarnya.

3. Langkah Penerapan Model Pembelajaran DL Langkah-langkah dalam mengaplikasikan model discovery learning di kelas

adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan Pada langkah perencanaan kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:

1) Menentukan tujuan pembelajaran.

2) Melakukan identifikasi karakteristik peserta didik (kemampuan awal,

minat, gaya belajar, dan sebagainya).

3) Memilih materi pelajaran.

4) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari peserta didik secara induktif

(dari contoh-contoh generalisasi).

5) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh,

ilustrasi.

Kegiatan Pembelajaran 14

220

6) Menyusun tugas untuk dipelajari peserta didik.

7) Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari

yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik.

8) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan model discovery learningdi dalam kelas menurut Syah (2004)

ada beberapa prosedur atau tahap yang harus dilaksanakan dalam kegiatan

belajar mengajar yakni:

Tahap stimulasi/pemberian rangsangan (Stimulation) Pada tahap pemberian rangsangan peserta didik dihadapkan pada sesuatu

yang menimbulkan banyak pertanyaan, pro-kontra dan timbul keinginan untuk

menyelidiki sendiri. Guru memulai kegiatan pembelajaran dengan

mengajukan pertanyaan, melempar kasus, memutar video, anjuran membaca

buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan

pemecahan masalah.Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan

kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu peserta

didik dalam mengeksplorasi bahan.Dengan demikian seorang Guru harus

menguasai teknik-teknik dalam memberi stimulus kepada peserta didik agar

tujuan mengaktifkan peserta didik untuk mengeksplorasi dapat tercapai.

Contoh kegiatan pemberian rangsangan : wacana konvoi peserta didik untuk

merayakan kelulusan, hukuman mati bagi bandar narkoba, video

pelanggaran lalu lintas dan sebagainya.

Tahap pernyataan/ identifikasi masalah (Problem statement) Setelah dilakukan tahap stimulasi, guru memberi kesempatan kepada peserta

didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan dengan

bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam

bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah). Contoh

pernyataan: hukuman mati bagi bandar narkoba melanggar HAM,

pelanggaran lalu lintas disebabkan oleh rendahnya kesadaran hukum oleh

masyarakat.

Tahap pengumpulan data( Data collection ) Pada saat peserta didik melakukan eksperimen atau eksplorasi, guru memberi

kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak-

PPKn SMP KK C

221

banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya

hipotesis.Data dapat diperoleh melalui membaca literatur, mengamati objek,

wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.

Tahap pengolahan data (Data processing) Pada tahap pengolahan data peserta didik melakukan analisis atas data ,

informasi yang dikumpulkan melalui wawancara, observasi, angket dan

dokumen yang selanjutnya ditafsirkan sesuai rumusan masalah,

sebagaimana pendapat Syah (2004:244) yang mengatakan bahwa

pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang

telah diperoleh para peserta didik baik melalui wawancara, observasi, dan

sebagainya, lalu ditafsirkan.

Tahap pembuktian( Verification) Pada tahap ini peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk

membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang telah ditetapkan,

dihubungkan dengan hasil pengolahan data (data processing).Berdasarkan

hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau

hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah

terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.

Tahap menarik kesimpulan/generalisasi( Generalization ) Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah

kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua

kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi.

Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari

generalisasi.

Kegiatan Pembelajaran 14

222

4. Langkah Penerapan Model Pembelajaran Koopertif Learning. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Think Pair and Share Frank Lyman, tahun 1985 telah mengembangkan pembelajaran kooperatif teknik

Think Paire and Sharre (berpikir berpasang-pasangan dan curah pendapat).

Model pembelajaran kooperatif dimana siswa dalam satu kelas dibagi dalam

kelompok kecil (4-6 orang) atau lebih saling berpasangan untuk tukar pendapat

serta saling membantu satu sama lain dalam rangka mencapai kompetensi yang

ditetapkan.

Tujuan model pembelajaran ini adalah (1) meningkatkan hasil belajar akademik,

(2) meningkatkan kesadaran untuk menerima terhadap keragaman, (3) mampu

meningkatkan dan mengembangkan ketrampilan sosial.

Pembelajaran dengan cooperative learning tknik think paire and share akan

memberikan manfaat bagi siswa dalam: (1) meningkatkan kemampuannya untuk

bekerjasama dan bersosialisasi, (2) melatih kepekaan diri, empati melalui variasi

perbedaan sikap – laku selama bekerjasama, (3) upaya mengurangi rasa

kecemasan dan menumbuhkan rasa percaya diri, (3) meningkatkan iklim belajar

yang lebih aktif dan membangun masyarakat belajar yang saling ketergantungan

dan bekerjasama, (4) meningkatkan motivasi belajar, harga diri dan sikap-laku

yang positif, (5) memupuk rasa tanggung jawab baik individu maupun kelompok,

Langkah-Langkah Pembelajaran: a. Guru menyampaikan pokok materi (bukan ceramah, tetapi topik pembahasan)

dan kompetensi yang ingin dicapai.

b. Siswa diminta membentuk pasangan (paire)

c. Siswa diminta untuk berpikir dan memecahkan permasalahan yang

disampaikan guru terkait dengan pokok materi (think paire = berpikir

berpasang-pasangan).

d. Bila sudah selesai dalam memecahkan persoalan berpasangan, kemudian tiap

pasangan memilih pasangan lain, sehingga terbentuk kelompok berempat dan

tiap anggota kelompok berempat diberi kesempatan untuk mengemukakan

hasil pemikiran (sharring).

e. Guru memimpin pleno diskusi dan tiap kelompok diberi kesempatan untuk

mengemukakan hasil diskusinya.

PPKn SMP KK C

223

f. Berawal dari kegiatan tersebut mengarah pada pembicaraan pokok

permasalahan dan guru dapat menambah materi yang belum diungkap para

siswa.

g. Guru memberi kesimpulan.

h. Penutup

5. Model Student Teams Achievment Divisions (STAD) Model Student Teams Achivement Devissions (STAD) atau Tim Belajar Siswa

Berprestasi dikembangkan oleh Slavin tahun 1994. Di dalam kelompok belajar,

pasti ada murid pandai dan kurang pandai atau siswa berprestasi dan kurang

berprestai. Menyadari kondisi seperti Slavin mengembangkan model

pembelajaran, di mana tiap-tiap kelompok tim belajar terdapat siswa yang memiliki

prestasi lebih dibanding dengn teman sejawatnya.

Pembelajaran kooperatif teknik STAD adalah model pembelajaran kooperatif,

dimana proses pembelajaran siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok

kecil (4 - 6 ) dimana di dalam kelompok siswa harus ada yang memliki prestasi

lebih. Sehingga dalam kelompok belajar di antara temannya saling bertukar

pendapat, siswa yang merasa kurang, akan bisa belajar melalui teman sebaya

dalam kelompok tersebut.

Tujuan pembelajaran STAD adalah untuk memberikan pengetahuan dan

ketrampilan dari siswa yang memiliki kemampuan lebih kepada siswa yang

memiliki kemampuan kurang, sehingga timbul interaksi pembelajaran antar siswa

dalam satu kelompok atau tutorial sebaya..

Langkah-Langkah Pembelajaran a. Membentuk kelompok @ 3-5 orang siswa secara heterogen (menurut prestasi,

jenis kelamin, suku dsb)

b. Guru menyajikan/menyampaikan materi pembelajaran.

c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan. Anggota kelompok

yang sudah menguasai diminta menjelaskan pada anggota kelompoknya

sampai anggota dalam kelompok itu mengerti atau memahami.

d. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab

kuis teman kelompok tidak boleh membantu.

e. (5) Guru memberi evaluasi.

Kegiatan Pembelajaran 14

224

Aktivitas Pembelajaran

Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat “ Langkah-langkh Penerapan

Model Pembelajaran dalam pembelajaran PPKn SMP “ peserta yang mengikuti

moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.

Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas

pembelajaran pada point 2.

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Pendahuluan

1. menyiapkan peserta diklat agar termotivasi mengikuti proses pembelajaran;

2. mengantarkan suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari dan menjelaskan tujuan pembelajaran diklat.

3. menyampaikan tujuan dan garis besar cakupan materi tentang langkah-lankah penerapan model pembelajaran

Kegiatan Inti

1. Instruktur memberi informasi proses pelatihan yang akan dilakukan dilanjutkan dengan tanya jawab tentang langkah-langkah penerapan model pembelajaran dengan menggunakan contoh yang kontekstual.

2. Kelas dibagi kelompok-kelompok pasangan( pasangan A, pasngan B, pasangan C, …….s/d kelompok ).

3. Instruktur memberi tugas untuk merumuskan permasalahan yang berhubungan dengan langkah-langkah penerapan model pembelajaran dalam pembelajaran PPKn SMP.

4. Bila sudah merumuskan sejumlah pertanyaan, tiap pasangan mencari sumber informasi/data untuk menemukan jawaban terhadap permasalahan yang diajukan dan ditanyakan peserta diklat. Peserta bebas mengambil dan menemukan sumber belajar, termasuk dari internet.

5. Berdasarkan kelompok pasangan yang sudah dibentuk: setiap kelompok pasangan melakukan diskusi untuk memecahkan permasalahan yang diajukan peserta didik hingga selesai dalam waktu yang sudah ditetntukan instruktur.

6. Bila sudah selesai, tiap pasangan kelompok belajar memilih kelompok pasangan belajar lain, sehingga terbentuk kelompok kecil terdiri atas 4 orang.

7. Instruktur memerintahkan agar tiap kelompok kecil berbagai pendapat terhadap hasil pemecahan masalah terkait dengan langkah-langkah penerapan model pembelajaran dalam pembelajaran PPKn SMP.

8. Bila sudah selesai, kelompok kecil terdiri atas 4 orang menyusunan laporan hasil diskusi.

9. Masing masing kelompok melakukan presentasi hasil diskusi. 10. Instruktur/Nara sumber memberikan klarifikasi berdasarkan hasil

pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok .

Kegiatan Penutup

1. Narasumber bersama-sama dengan peserta menyimpulkan hasil pembelajaran

2. melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. 3. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. 4. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran.

PPKn SMP KK C

225

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In

a. Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Menguraikan

langkah-langkah penerapan model pembelajaran”, maka Anda perlu

mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

1) Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses

pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul

“Menguraikan langkah-langkah penerapan model pembelajaran”.

2) Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan

tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.

3) Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual

4) Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas

dan kerja keras(Mandiri) memahami terhadap materi modul

5) Berdiskusi bersama tentang Latihan/ kasus LK.14.1 yang telah

disediakan

b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara

individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan

harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja

keras (Mandiri) dalam mengerjakan LK14.2 yang ada.

c. Kegiatan In 2 1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan

pertanyaan, saran dan komentar.

2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil

pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain

3) Menyimpulkan hasil pembelajaran

4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut

Kegiatan Pembelajaran 14

226

Latihan/Tugas/Kasus

Aktivitas : Menguraikan Langkah-Langkah Penerapan Model Pembelajaran LK. 14.1. Penerapan Model Pembelajaran 1. Jelaskan langkah-langkah penerapan model pembelajaran PjBL, PBL, DL

dalam pembelajaran PPKn!

2. Buatlah suatu model pembelajaran yang menggambarkan penerapan

pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP.

LK. 14.2 Pemahaman tentang langkah-langkah penerapan model pembelajaran Kerjakan pada folio tentang pemahaman saudara terkait dengan “langkah-langkah

penerapan model pembelajaran” jangan lupa beri nama saudara!

Tes Formatif Untuk Kegiatan Umpan Ballik

1. Pembelajaran PPKn dengan discovery learning, antara lain dilakukan dengan

menghadapkan peserta didik pada sesuatu yang membingungkan agar timbul

keinginan untuk menyelidiki permasalahannya. Tahapan pembelajaran ini lebih dikenal

dengan ... A. Problem statement C. Stimulation

B. Data collection D. Verification

2. Penggunaan model discovery learning dalam pembelajaran PPKn, dimaksudkan agar

peserta didik dapat …. A. Menemukan masalah C. Memecahkan masalah

B. Menemukan konsep D. Mengasosiasi informasi

3. Model pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang memberikan kesempatan

kepada peserta didik dalam: mendesain proses untuk menentukan solusi atas

permasalahan atau tantangan yang diajukan dan berkala melakukan refleksi atas

aktivitas yang sudah dijalankan, adalah penerapan .... A. Inquiry learning C. Discovery learning

B. Project based learning D. Problem based learning

PPKn SMP KK C

227

4. Penggunaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran yang memberikan kesempatan

kepada peserta didik bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi atas

permasalahan dunia nyata, maka penerapan model pembelajarannya adalah…. A. Inquiry learning C. Discovery learning

B. Project based learning D. Problem based learning

5. Model pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang memberikan kesempatan

kepada peserta didik dalam membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja dan

secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi guna

memecahkan permasalahan, adalah .... A. Discovery learning C. Inquiry learning

B. Project based learning D. Problem based learning

Rangkuman

1. Setiap model pembelajaran memilih sintak atau urutan dalam penerapan

pembelajaran.

2. Agar sintak dari suatu model pembelajaran menggambarkan penerpan

pendekatan saintifik, maka setiap model di dalam langkah-langkahnya harus

memuat kegiatan mengamatan, menanya, mengumpulkan informasi,

mengasosiasi, dan mengkumunikasikan.

3. Model pembelajaran saintifik terbatas pada model PjBL, PBL, dan DL,namun

masih banyak model pembelajaran kopeeratif ang dikembangkan dengan

menggunakan pendekatan saintifik.

Kegiatan Pembelajaran 14

228

Umpan Balik dan Tindak Lanjut.

Setelah Anda mempelajari Modul dan mengerjakan Latihan Kerja, Cocokan

jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Apabila Anda belum mencapai

80%, dipersilakan mempelajari kembali,. Sebaiknya apabila sudah mencapai 80%

ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya (nilai

tanggung jawab, komitmen moral)

Rumus berikut digunakan untuk menghitung tingkat penguasaan anda :

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 = 𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏

𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽 𝑥𝑥 100%

PPKn SMP KK C

229

Kegiatan Pembelajaran 15 Sasaran Penilaian Hasil Belajar PPKn

Tujuan Pembelajaran

1. Dengan mencermati materi modul, Peserta diklat mampu menguraikan

sasaran penilaian hasil belajar PPKn dengan benar

2. Dengan membaca modul Peserta diklat mampu menguraikan sasaran

penilaian hasil belajar PPKn aspek sikap dengan benar

3. Dengan berdiskusi Peserta diklat mampu menguraikan sasaran penilaian hasil

belajar PPKn aspek pengetahuan dengan benar

4. Peserta diklat mampu Menguraikan Sasaran penilaian hasil belajar PPKn

aspek keterampilan dengan benar

Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menguraikan sasaran penilaian hasil belajar PPKn

2. Menguraikan sasaran penilaian hasil PPKn aspek belajar sikap

3. Menguraikan sasaran penilaian hasil belajar PPKn aspek pengetahuan

dengan benar

4. Menguraikan sasaran penilaian hasil belajar PPKn aspek keterampilan dengan

benar

Uraian Materi

1. Pengertian Penilaian Hasil Belajar Penilaian dalam proses pendidikan merupakan komponen yang tidak dapat

dipisahkan dari komponen lainnya khususnya pembelajaran. Penilaian adalah

proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian

hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan untuk

memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik

secara berkesinambungan. Penegasan tersebut termaktub dalam Peraturan

Kegiatan Pembelajaran 15

230

Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah

Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penilaian hasil

belajar oleh pendidik memiliki peran antara lain untuk membantu peserta didik

mengetahui capaian pembelajaran (learning outcomes). Berdasarkan penilaian

hasil belajar oleh pendidik, pendidik dan peserta didik dapat memperoleh informasi

tentang kelemahan dan kekuatan pembelajaran dan belajar.

Dengan mengetahui kelemahan dan kekuatannya, pendidik dan peserta didik

memiliki arah yang jelas mengenai apa yang harus diperbaiki dan dapat

melakukan refleksi mengenai apa yang dilakukannya dalam pembelajaran dan

belajar. Selain itu bagi peserta didik memungkinkan melakukan proses transfer

cara belajar tadi untuk mengatasi kelemahannya (transfer of learning). Penilaian

hasil belajar oleh pendidik merupakan alat untuk mewujudkan akuntabilitas

profesionalnya, dan dapat juga digunakan sebagai dasar dan arah pengembangan

pembelajaran remedial atau program pengayaan bagi peserta didik yang

membutuhkan, serta memperbaiki rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan

proses pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Kurikulum 2013 mensyaratkan penggunaan penilaian autentik (authentic

assesment). Secara paradigmatik penilaian autentik memerlukan perwujudan

pembelajaran autentik (authentic instruction) dan belajar autentik (authentic

learning). Hal ini diyakini bahwa penilaian autentik lebih mampu memberikan

informasi kemampuan peserta didik secara holistik dan valid.

2. Fungsi Penilaian Hasil Belajar Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik memiliki fungsi untuk memantau kemajuan

belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil

belajar peserta didik secara berkesinambungan. Berdasarkan fungsinya Penilaian

Hasil Belajar oleh Pendidik meliputi:

a. Penilan Formatif yaitu memperbaiki kekurangan hasil belajar peserta didik

dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada setiap kegiatan penilaian

selama proses pembelajaran dalam satu semester, sesuai dengan prinsip

Kurikulum 2013 agar peserta didik tahu, mampu dan mau. Hasil dari kajian

terhadap kekurangan peserta didik digunakan untuk memberikan pembelajaran

remedial dan perbaikan RPP serta proses pembelajaran yang dikembangkan

PPKn SMP KK C

231

guru untuk pertemuan berikutnya; dan

b. Penilaian Sumatif yaitu menentukan keberhasilan belajar peserta didik pada

akhir suatu semester, satu tahun pembelajaran, atau masa pendidikan di

satuan pendidikan. Hasil dari penentuan keberhasilan ini digunakan untuk

menentukan nilai rapor, kenaikan kelas dan keberhasilan belajar satuan

pendidikan seorang peserta didik.

3. Tujuan Penilaian Pembelajaran PPKn a. Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap, pengetahuan, dan

keterampilan yang sudah dan belum dikuasai seorang/sekelompok peserta

didik untuk ditingkatkan dalam pembelajaran remedial dan program pengayaan.

b. Menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi belajar peserta didik dalam

kurun waktu tertentu, yaitu harian, tengah semesteran, satu semesteran, satu

tahunan, dan masa studi satuan pendidikan.

c. Menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat

penguasaan kompetensi bagi mereka yang diidentifikasi sebagai peserta didik

yang lambat atau cepat dalam belajar dan pencapaian hasil belajar.

d. Memperbaiki proses pembelajaran pada pertemuan semester berikutnya.

4. Lingkup Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik Berdasarkan Permendikbud no 23 Tahun 2016 disebutkan bahwa penilaian hasil

belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan menengah terdiri atas penilaian

aspek sikap, pengetahuan dan ketrampilan

a. Penilaian Aspek Sikap (Spiritual dan Sosial) Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada ranah sikap spiritual dan

sikap sosial adalah sebagai berikut.

Tabel 19. Penilaian Aspek Sikap

Tingkatan Sikap Deskripsi Menerima nilai

Kesediaan menerima suatu nilai dan memberikan perhatian terhadap nilai tersebut

Menghargai nilai

Menganggap nilai tersebut baik; menyukai nilai tersebut;

dan komitmen terhadap nilai tersebut

Menghayati nilai

Memasukkan nilai tersebut sebagai bagian dari sistem

nilai dirinya

Kegiatan Pembelajaran 15

232

Tingkatan Sikap Deskripsi

Mengamalkan nilai

Mengembangkan nilai tersebut sebagai ciri dirinya

dalam berpikir, berkata, berkomunikasi, dan bertindak

(karakter)

Sumber: Olahan Krathwohl dkk.,1964

b. Penilaian Aspek Pengetahuan Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada dimensi pengetahuan

adalah sebagai berikut :

Tabel 20. Penilaian Aspek Pengetahuan

Dimensi Pengetahuan Deskripsi

Faktual

Pengetahuan tentang istilah, nama orang, nama benda,

angka, tahun, dan hal-hal yang terkait secara khusus

dengan suatu mata pelajaran.

Konseptual

Pengetahuan tentang kategori, klasifikasi, keterkaitan

antara satu kategori dengan lainnya, hukum kausalita,

definisi, teori.

Prosedural

Pengetahuan tentang prosedur dan proses khusus dari

suatu mata pelajaran seperti algoritma, teknik, metoda,

dan kriteria untuk menentukan ketepatan penggunaan

suatu prosedur.

Metakognitif

Pengetahuan tentang cara mempelajari pengetahuan,

menentukan pengetahuan yang penting dan tidak

penting (strategic knowledge), pengetahuan yang sesuai

dengan konteks tertentu, dan pengetahuan diri (self-

knowledge).

Sumber: Olahan dari Andersen, dkk., 2001

c. Penilaian Belajar Aspek Keterampilan

Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada keterampilan abstrak

berupa kemampuan belajar adalah sebagai berikut.

PPKn SMP KK C

233

Tabel 21. Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik Pada Keterampilan Abstrak Berupa Kemampuan Belajar

Dimensi Pengetahuan Deskripsi Faktual

Pengetahuan tentang istilah, nama orang, nama benda, angka, tahun, dan hal-hal yang terkait secara khusus dengan suatu mata pelajaran.

Konseptual

Jenis, kualitas, dan jumlah pertanyaan yang diajukan peserta didik (pertanyaan faktual, konseptual, prosedural, dan hipotetik)

Prosedural

Jumlah dan kualitas sumber yang dikaji/digunakan, kelengkapan informasi, validitas informasi yang dikumpulkan, dan instrumen/alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.

Metakognitif

Mengembangkan interpretasi, argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan informasi dari dua fakta/konsep, interpretasi argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan lebih dari dua fakta/konsep/teori, mensintesis dan argumentasi serta kesimpulan keterkaitan antarberbagai jenis fakta/konsep/teori/ pendapat; mengembangkan interpretasi, struktur baru, argumentasi, dan kesimpulan yang menunjukkan hubungan fakta/ konsep/teori dari dua sumber atau lebih yang tidak bertentangan; mengembangkan interpretasi, struktur baru, argumentasi dan kesimpulan dari konsep/teori/pendapat yang berbeda dari berbagai jenis sumber.

Mengomunikasikan

Menyajikan hasil kajian (dari mengamati sampai menalar) dalam bentuk tulisan, grafis, media elektronik, multi media dan lain-lain.

Sumber: Olahan Dyers

Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada keterampilan kongkret

adalah sebagai berikut :

Tabel 22. Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik

Keterampilan Kongkret Deskripsi

Persepsi (perception)

Menunjukan perhatian untuk melakukan suatu gerakan

Kesiapan (set)

Menunjukan kesiapan mental dan fisik untuk melakukan suatu gerakan

Meniru (guided response) Meniru gerakan secara terbimbing

Membiasakan gerakan (mechanism) Mahir (complex or overt response)

Melakukan gerakan mekanistik

Mahir (complex or overt response) Melakukan gerakan kompleks dan termodifikasi Menjadi gerakan alami (adaptation) Menjadi gerakan alami yang diciptakan sendiri atas

dasar gerakan yang sudah dikuasai sebelumnya

Menjadi tindakan orisinal (origination)

Menjadi gerakan baru yang orisinal dan sukar ditiru oleh orang lain dan menjadi ciri khasnya

Sumber: Olahan dari kategori Simpson

Kegiatan Pembelajaran 15

234

Aktivitas Pembelajaran

Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat “Sasaran Penilaian Hasil Belajar

PPKn” pada kegiatan pembelajaran 1 untuk peserta yang mengikuti moda tatap

muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1. Sedangkan bagi

peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada

point 2.

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Pendahuluan 1. Narasumber/instruktur mengkondisikan peserta diklat untuk sipap menerima materi sajian serta memberi motivasi menunju profesionalisme

2. Melakukan penjajakan melalui tanya jawab sekitar perencanaan pembelajaran

3. Menyampaikan tujuan dan garis besar materi pelatihan. Kegiatan Inti 1. Meminta peserta membentuk kelompok pasangan (@ 2 orang)

2. Tiap kelompok pasangan menuliskan permasalahan yang dihadapi lapangan terkait dengan sasaran penilaian hasil belajar

3. Tiap pasangan diminta memilih pasangan lain, sehingga terbentuk kelompok kecil terdiri dari 4 orang (dua pasangan).

4. Masing-masing anggota kelompok berembuk terhadap permasalahan yang sudah dirumuskan.

5. Narasumber memberi gambaran penilaian hasil belajar untuk di analisis, dikaji kelebih dan kekurangannya.

6. Memberi kesempatan pada kelompok untuk mencari sumber, mengumpulkan informasi untuk memecahkan masalah terebut.

7. Tiap kelompok kecil berdiskusi memecahkan permasalahan yang dihadapi

8. Tiap kelompok mempersiapkan presentasi hasil kerja kelompoknya.

9. Narsumber mengamati, mencermati hasil presentasi perserta diklat bila diperlukan diberi kesempatan kelompok lain memberi komentar terhadap hasil presentasi kelompok lain.

10. Presentasi Hasil Kerja kelompok tentang sasaran penilaian hasil belajar

11. Nara sumber mengklarifikasi bila terjadi kesalahan konsep, prosedur, langkah-langkah dari hasil kerja

Penutup 1. Narasumber bersama peserta diklat membuat simpulan 2. Narasumber melakukan tes secara lisan. 3. Narasumber melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah

dilakukan. 4. Memberi tugas untuk merencanakan penilaian hasil belajar

tersebut.

PPKn SMP KK C

235

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1

Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Penilaian PPKn

di SMP”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai

berikut.

1) Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses

pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Penilaian

PPKn di SMP””.

2) Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan

tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.

3) Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual

4) Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas

dan kerja keras memahami terhadap materi modul

b. Kegiatan On Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara

individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan

harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja

keras dalam mengerjakan LK 15.2 yang ada.

c. Kegiatan In 2 1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan

pertanyaan, saran dan komentar.

2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil

pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain

3) Menyimpulkan hasil pembelajaran

4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut

Kegiatan Pembelajaran 15

236

Latihan/Kasus/Tugas

Aktivitas: Menguraikan Penilaian PPKn di SMP LK. 15.1 Penilaian PPKn di SMP Tugas dan Langkah Kerja untuk kelompok A, B, C dst. sebagai berikut: 1. Jabarkanlah sasaran penilaian hasil belajar dengan benar.

2. Tentukan Lingkup Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dengan benar.

3. Bagaimana menentukan Acuan penilaian dengan baik.

LK.15.2 Komponen-komponen dalam penilaian Berdasarkan Permendikbud nomor 23 Tahun 2016, uraikan Bagaimanakah

gambaran komponen-komponen dalam penilaiannya? Tuliskan pada selembar

kertas folio.

Tes Formatif untuk Kegiatan Umpan Balik

1. Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik memiliki fungsi untuk memantau kemajuan

belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil

belajar peserta didik secara berkesinambungan. Berdasarkan fungsinya

Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik meliputi Penilaian formatif dan sumatif,

dibawah ini yang bukan termasuk penilaian sumatif adalah …. A. Ulangan akhir semester

B. Ulangan tengah semester

C. Ulangan kenaikan kelas

D. Ulangan harian E.

2. Penilaian Formatif yaitu memperbaiki kekurangan hasil belajar peserta didik

dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada setiap kegiatan penilaian

selama proses pembelajaran dalam satu semester, sesuai dengan prinsip

Kurikulum 2013 agar peserta didik tahu, mampu dan mau. Contoh penilaian

formatif adalah ….

A. Ulangan akhir semester

B. Ulangan tengah semester

C. Ulangan kenaikan kelas

D. Ulangan harian

PPKn SMP KK C

237

3. Yang bukan tujuan penilaian pembelajaran PPKn adalah ….

A. Memperbaiki proses pembelajaran pada pertemuan semester berikutnya.

B. Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap, pengetahuan dan

ketrampilan

C. Menetapkan program perbaikan atau pengayaan

D. Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap dan pengetahuan

4. Berdasarkan Permendikbud no 23 Tahun 2016 disebutkan bahwa penilaian

hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan menengah terdiri dari

penilaian….

A. Pengetahuan, psikomotor, kognitif

B. Pengetahuan, sikap, ketrampilan

C. Sikap, kognitif, proses

D. Proses, sikap, pengetahuan

5. Dibawah ini yang bukan termasuk sasaran penilaian hasil belajar oleh Pendidik

pada dimensi pengetahuan adalah….

A. Faktual C. Prosedural

B. Metakonseptual D. Konseptual

Rangkuman

1. Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk

mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar oleh

pendidik dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan

hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.

2. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun

2016 disebutkan bahwa mengenai Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada

Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah terdiri atas penilaian sikap,

pengetahuan dan ketrampilan

3. Berdasarkan fungsinya Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik meliputi: a.

formatif ; b. sumatif

Kegiatan Pembelajaran 15

238

Umpan Balik dan Tindak Lanjut.

Setelah Anda mempelajari Modul dan mengerjakan Latihan Kerja, Cocokan

jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Apabila Anda belum mencapai

80%, dipersilakan mempelajari kembali,. Sebaiknya apabila sudah mencapai 80%

ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya (nilai

tanggung jawab, komitmen moral)

Rumus berikut digunakan untuk menghitung tingkat penguasaan anda :

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 = 𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏

𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽 𝑥𝑥 100%

PPKn SMP KK C

239

Kegiatan Pembelajaran 16 Prosedur Penyusunan RPP PPKn

Tujuan Pembelajaran

1. Dengan membaca materi modul peserta diklat mampu menganalisis silabus

PPKn dengan benar.

2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu merumuskan indikator

pencapaian kompetensi secara benar

3. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menganalisis materi

pembelajaran PPKn secara benar

4. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjabarkan kegiatan

pembelajaran PPKn secara benar

5. Dengan membaca modul dan berdiskusi kelompok peserta diklat mampu

menetapkan alokasi waktu pembelajaran PPKn dengan tepat

6. Dengan membaca modul dan berdiskusi kelompok peserta diklat mampu

mengembangkan teknik dan instrumen penilaian PPKn dengan tepat

7. Dengan membaca modul dan berdiskusi kelompok peserta diklat mampu

menetapkan strategi pembelajaran remedial PPKn dengan baik

8. Dengan membaca modul dan berdiskusi kelompok peserta diklat mampu

memilih media dan alat pembelajaran PPKn yang tepat

Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menganalisis silabus PPKn

2. Merumuskan indikator pencapaian kompetensi

3. Menganalisis materi pembelajaran PPKn

4. Menjabarkan kegiatan pembelajaran PPKn

5. Menetapkan alokasi waktu pembelajaran PPKn

6. Mengembangkan teknik dan instrumen penilaian PPKn

7. Menetapkan strategi pembelajaran remidial PPKn

8. Memilih media dan alat pembelajaran PPKn

Kegiatan Pembelajaran 16

240

Uraian Materi

Menurut Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 prosedur penyusunan RPP

sebagai berikut:

1. Pengkajian silabus meliputi: (1) KI dan KD; (2) materi pembelajaran; (3)

pembelajaran; (4) penilaian pembelajaran; (5) alokasi waktu; dan (6) sumber

belajar;

2. Perumusan indikator pencapaian KD;

3. Jangan lupa memberikan identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;

identitas mata pelajaran atau tema/subtema; kelas/semester; materi pokok;

dan alokasi waktu.

4. Kompetensi inti, kompetensi dasar dan indicator pencapaian kompetensi yang

telah dirumuskan sebelumnya

5. Materi pembelajaran memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang

relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator

ketercapaian kompetensi;

6. Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang

disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai

7. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk

menyampaikan materi pelajaran;

8. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar,

atau sumber belajar lain yang relevan;

9. Langkah-langkah pembalajaran, ini ada pada silabus dalam bentuk yang lebih

operasional berupa pendekatan saintifik disesuaikan dengan kondisi peserta

didik dan satuan pendidikan termasuk penggunaan media, alat,bahan, dan

sumber belajar; Penentuan alokasi waktu untuk setiap pertemuan berdasarkan

alokasi waktu pada silabus, selanjutnya dibagi ke dalam kegiatan

pendahuluan, inti, dan penutup;

10. Pengembangan penilaian pembelajaran dengan cara menentukan lingkup,

teknik, dan instrumen penilaian, serta membuat pedoman penskoran;

PPKn SMP KK C

241

Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 16 ini, peserta yang mengikuti

moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.

Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas

pembelajaran pada point 2.

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan

1. Menyiapkan peserta diklat agar termotivasi mengikuti proses pembelajaran;

2. Mengantarkan suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari dan menjelaskan tujuan pembelajaran diklat.

3. Menyampaikan tujuan dan garis besar cakupan materi prosedur penyusunan RPP pembelajaran PPKn SMP.

15 menit

Kegiatan Inti

Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan tipe STAD) dimana langkah-langkahnya sebagai berikut: 1. Instruktur memberi informasi proses pelatihan

yang akan dilakukan dilanjutkan dengan tanya jawab tentang prosedur penyusunan RPP dengan menggunakan contoh yang kontekstual..

2. Kelas dibagi menjadi 6 kelompok ( A, B, C, …….s/d kelompok ) masing-masing beranggotakan 5 orang.

3. Instruktur memberi tugas mencari sumber informasi/data untuk menemukan jawaban terhadap permasalahan yang diajukan dan ditanyakan peserta diklat. Peserta bebas mengambil dan menemukan sumber belajar, termasuk dari internet.

4. Berdasarkan kelompok yang sudah dibentuk: setiap kelompok melakukan diskusi untuk memecahkan permasalahan yang diajukan peserta didik hingga selesai dalam waktu yang sudah ditetntukan instruktur.

5. Peserta diklat mengerjakan kuis tentang permasalahan prosedur penyusunan RPP yang telah disepakati bersama

6. Melaksanakan penyusunan laporan hasil diskusi.

105 menit

Kegiatan Pembelajaran 16

242

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

7. Masing masing kelompok melakukan presentasi hasil diskusi.

8. Instruktur/Narasumber memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok .

Kegiatan Penutup

1. Narasumber bersama-sama dengan peserta menyimpulkan hasil pembelajaran

2. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

3. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

4. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran.

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In

a. Aktivitas In -1

Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Prosedur

penyusunan RPP PPKn di SMP”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas

pembelajaran sebagai berikut.

1) Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses

pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Prosedur

penyusunan RPP PPKn di SMP”.

2) Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan

tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.

3) Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual

4) Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas

dan kerja keras memahami terhadap materi modul

b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara

individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan

harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja

keras dalam mengerjakan LK 16.2 yang ada.

c. Kegiatan In 2 1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan

PPKn SMP KK C

243

pertanyaan, saran dan komentar.

2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil

pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain

3) Menyimpulkan hasil pembelajaran

4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut

Latihan/Kasus/Tugas

Aktivitas : Menguraikan prosedur penyusunan RPP PPKn di SMP LK.16.1 Prosedur penyusunan dan komponen penyusunan RPP Tugas dan Langkah Kerja untuk kelompok A, B, C dst. sebagai berikut :

1. Jelaskan prosedur penyusunan RPP PPKn

2. Jelaskan komponen-komponen RPP PPKn

LK.16.2 Menyusun RPP Prosedur kerja : Siapkan RPP sesuai dengan Permendikbud No 24 Tahun 2016

dan susunlah RPP pilih salah satu materi yang saudara sukai. Dan susunlah

sesuai dengan Permendikbud No. 22 tahun 2016.

Tes Formatif Untuk Kegiatan Umpan Balik

1. RPP sebagai rancangan pembelajaran yang mendidik dapat dilihat pada komponen

A. Indikator kompe tensi dan tujuan pembelajaran

B. Metode pembelajaran dan kegiatan pembelajaran

C. Penilaian proses dan hasil belajar D. Materi ajar dan sumber belajar

2. Pada saat menyusun RPP, pemilihan dan penetapan komponen media

pembelajaran mengacu pada …. A. Tujuan/indikator dan materi pembelajaran

B. Metode dan kegiatan pembelajaran

C. Indikator dan materi pembelajaran

D. Tujuan dan indikator

Kegiatan Pembelajaran 16

244

3. Agar peserta didik lebih memahami sesuai dengan tingkat perkembangannya, maka

materi pembelajaran PKn perlu dikemas dalam bentuk .... A. Lembar kegiatan siswa C. Makalah B. Diktat D. Modul

4. Prosedur penyusunan RPP saat ini berdasarkan pada Pemendikbud no…

A. 20 tahun 2016 C. 22 tahun 2016

B. 21 tahun 2016 D. 23 tahun 2016

5. Digunakan pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan

karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai adalah ….

A. Metode Pembelajaran C. Tujuan Pembelajaran

B. Media Pembelajaran D. Sumber belajar

Rangkuman

Prosedur penyusunan RPP adalah langkah urutan yang harus dilalui dalam rangka

menusun sebuah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

Umpan Balik dan Tindak Lanjut.

Setelah Anda mempelajari Modul dan mengerjakan Latihan Kerja, Cocokan

jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Apabila Anda belum mencapai

80%, dipersilakan mempelajari kembali,. Sebaiknya apabila sudah mencapai 80%

ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya (nilai

tanggung jawab, komitmen moral)

Rumus berikut digunakan untuk menghitung tingkat penguasaan anda :

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 = 𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏

𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽 𝑥𝑥 100%

PPKn SMP KK C

245

Kegiatan Pembelajaran 17 Kriteria Pemilihan Sumber Belajar dan Media Pembelajaran PPKn SMP

Tujuan Pembelajaran

1. Dengan mencermati materi modul peserta diklat mampu menjelaskan

klasifikasi kriteria umum pemilihan sumber belajar dan media pembelajaran

dengan benar.

2. Dengan tugas kelompok peserta diklat dapat menganalisis kriteria khusus

pemilihan sumber belajar dan media pembelajaran PPKn dengan benar.

3. Dengan berdiskusi peserta diklat mampu memberikan rasional faktor dalam

memilih sumber belajar dan media pembelajaran PPKn dengan benar.

Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menjelaskan kriteria umum pemilihan sumber belajar dan media pembelajaran

PPKn

2. Menganalisis kriteria khusus pemilihan sumber belajar dan media

pembelajaran PPKn

3. Memberikan rasional faktor dalam memilih sumber belajar dan media

pembelajaran PPKn.

Uraia Materi

Untuk menguasai seperangkat tujuan pembelajaran modul ini, Anda dianjurkan

untuk membaca dengan cermat uraian materi berikut.

1. Kriteria Pemilihan Sumber Belajar dan Media Pembelajaran

Pemilihan sumber belajar dan media pembelajaran menjadikan problematik

tersendiri. Kegiatan pembelajaran terkait dengan bagaimana seorang guru mampu

memproses pesan pembelajaran agar sampai kepada siswa. Ibarat orang mau

membawa barang dari suatu tempat ke tempat tujuan, kiranya perlu diperhatikan

Kegiatan Pembelajaran 17

246

barang itu mau dibawa dengan apa? Mau dibawa dengan diusung oleh orang, atau

bantuan gerobak dengan didorong, atau bahkan diangkut dengan kendaraan yang

bermotor roda dua atau roda empat? Apakah pilihan-pilihan sarana untuk

mengangkut barang tadi menguntungkan, bersifat praktis, dan tersedia atau tidak?

Pertanyaan itu mengarah pada aktiviatas guru dalam pemilihan sumber belajar

dan media pembelajaran.

Tidak semua sumber belajar dan media pembelajaran yang dipilih atau ditetapkan

oleh guru pasti baik atau cocok, bahkan memudahkan siswa untuk

menginternalisasikan pesan (bahan) pembelajaran dalam mencapai tujuan

pembelajaran.Oleh karena itu, dalam memilih sumber belajar dan media

pembelajaran perlu memperhatikan kriteria tertentu, agar sumber belajar dan

media pembelajaran terpilih benar-benar bermanfaat bagi pembelajar (siswa).

Kendati terdapat beberapa kriteria, pada umumnya kriteria yang paling utama

dalam pemilihan sumber belajar dan media pembelajaran tidak bisa terlepas

dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Misalnya,apabila

tujuan atau kompetensi siswa bersifat menghafalkan kata-kata tentunya media

audio yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai

bersifat memahami isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat digunakan.

Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktivitas), maka media film

dan video bisa digunakan.

Kriteria pemilihan media, dapat dibedakan ke dalam beberapa hal, antara lain:

kriteria umum, kriteria khusus, syarat pemilihannya dan kriteria aplikasi

pembelajaran (Al- Hakim, 2010).

a. Kriteria umum pemilihan sumber belajar dan media pembelajaran Dalam kaitan ini Sudrajat (2008) mengemukakan lima kriteria umum dalam

pemilihan sumber belajar, yaitu:

PPKn SMP KK C

247

1) Ekonomis, yang berarti bahwa sumber belajar tidak harus mahal. Sumber

belajar perlu disesuaikan dengan alokasi dana dan kebutuhan sumber

belajar yang akan digunakan. Seperti layaknya prinsip ekonomi, perlu

diusahakan agar mampu mendapatkan sumber belajar yang berkualitas

yang sesuai dengan kebutuhan dengan alokasi dana yang seminimal

mungkin.

2) Praktis dan sederhana, sumber belajar harus mudah digunakan dan tidak

membingungkan. Tidak memerlukan lagi tambahan pelayanan atau alat lain

yang sulit diadalakan.

3) Mudah diperoleh, bshwa sumber belajar harus mudah dicari dan

didapatkan. Jika perlu dapat memanfaatkan lingkungan sekitar yang

sederhana sehingga peserta didik juga dapat dengan mudah

memanfaatkannya.

4) Fleksibel atau compatible, sumber belajar tidak harus mengikat pada satu

tujuan atau materi pembelajaran tertentu. Akan lebih baik jika dimanfaatkan

untuk berbagai tujuan pembelajaran bahkan juga untuk keperluan lain.

Selain pertimbangan tersebut, Sanjaya (2008) mengungkapkan sejumlah

pertimbangan lain yang dapat digunakan dalam memilih media pembelajaran yang

tepat, yakni dengan menggunakan kata ACTION (Access, Cost, Technology,

Interactivity, Organization, Novelty).

1) Access,artinya bahwa kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama

dalam pemilihan media. Apakah media yang diperlukan itu tersedia, mudah dan

dapat dimanfaatkan?. Akses juga menyangkut aspek kebijakan, apakah media

tersebut diijinkan untuk digunakan?

2) Cost, hal ini menyangkut pertimbangan biaya. Biaya yang dikeluarkan

untuk penggunaan suatu media harus seimbang dengan manfaatnya.

3) Technology, dalam pemilihan media perlu juga dipertimbangkan

ketersediaan teknologiya dan kemudahan dalam penggunaannnya.

4) Interactivity, media yang baik adalah media yang mampu menghadirkan

komunikasi dua arah atau interaktifitas.

5) Organization, menyangkut pertimbangan dukungan organisasi atau

lembaga dan bagaimana pengorganisasiannya.

Kegiatan Pembelajaran 17

248

6) Novelty, menyangkut pertimbangan aspek kebaruan dari media yang

dipilih. Media yang lebih baru biasanya lebih menarik dan lebih baik.

Kriteria diatas mungkin juga berlaku untuk mempertimbangkan pemilihan

sumber belajar.

Sesuai dengan tujuan, sumber belajar harus dapat mendukung proses dan

pencapaian tujuan belajar, dapat membangkitkan motivasi dan minat

belajar siswa.

b. Kriteria khusus pemilihan sumber belajar dan media. Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemilihan sumber belajar dan

media pembelajaran yang berkualitas adalah sebagai berikut.

1) Sumber belajar dapat memotivasi peserta didik dalam belajar;

2) Sumber belajar untuk tujuan pengajaran. Maksudnya sumber belajar yang

dipilih sebaiknya mendukung kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan

3) Sumber belajar untuk penelitian. Maksudnya sumber belajar yang dipilih

hendaknya dapat diobservasi, dianalisis, dicatat secara teliti, dan

sebagainya;

4) Sumber belajar untuk memecahkan masalah. Maksudnya sumber belajar

yan dipilih hendaknya dapat mengatasi problem belajar peserta didik yang

dihadapi dalam kegiatan belajar mengajar;

5) Sumber belajar untuk presentasi. Maksudnya sumber belajar yang dipilih

hendaknya bisa berfungsi sebagai alat, metode, atau strategi pencapai

pesan pembelajaran.

Selain itu, secara khusus pemilihan sumber belajar juga harus memperhatikan

kriteria berikut (Al-Hakim, 2010)

Ketepatan dengan kompetensi

Cara pencapaian kompetensi

Dukungan terhadap isi materi

Kemudahan memperoleh bahan/media

Tingkat kesukaran

Biaya

Mutu teknis

Keterampilan guru

PPKn SMP KK C

249

Dalam kaitan kriteria khusus dalam memilih media, Ibrahim (2002),

mengemukakan mengenai syarat pemilihan media yang disingkat dengan

VISUALS yang terjabar sebagai berikut.

V isible (mudah dilihat)

I nteresting (menarik)

S imple (sederhana)

U seful (berguna/bermanfaat)

A curate (benar/dapat dipertanggung jawabkan)

L egitimate (masuk akal/sah)

S truktur (tersusun/tersistem).

Dengan menerapkan kriteria tersebut maka pemilihan sumber belajar dapat

dilakukan lebih mudah karena sudah ada batasan kriteri, dimana sumber

belajar yang tidak masuk dalam kriteria dalam kriteria dapat langsung tidak

digunakan. Secara demikian sumber belajar yang terpilih juga menjadi tepat

dan efektif digunakan untuk pembelajaran.

2. Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih media pembelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar, pemilihan media hendaknya memperhatikan

beberapa kriteria sebagai berikut:

(1) Tujuan Pembeiajaran. Media yang dipilih oleh guru hendaknya menunjang

tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Masalah tujuan ini merupakan

persoalan yang paling pokok, sebab dengan tujuan, arah kegiatan

pembelajaran dapat diketahui. Apabila tujuan pembelajaran yang dirumuskan

itu agar siswa dapat menghafal kata-kata dengan sempurna, maka media

audiovisual yang paling tepat;

(2) Ketepatgunaan. Penetapan suatu media dapat dikatakan tepat guna atau

tidak, dapat dikaitkan dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan.

Jika materi pembelajaran berkaitan dengan bagian-bagian penting suatu

benda, maka gambar mati seperti bagan, chart, slide dapat digunakan.

Sedangkan apabila materi yang akan dipelajari adalah aspek-aspek yang

menyangkut gerak, maka media film atau video dipandang tepat.

(3) Keadaan siswa. Sebuah program media, mungkin cocok untuk tujuan tertentu,

Kegiatan Pembelajaran 17

250

akan tetapi tingkat kerumitannya jauh dengan kemampuan siswa. Jika hal ini

terjadi, maka hal demikian tidak bisa dipilih. Oleh karena itu, guru perlu

memperhatikan kondisi siswa, misalnya jenjang pendidikan (SD, SLTP atau

SMU), besar-kecilnya kelompok siswa, serta perkembangan psikologis yang

melekat pada mereka.

(4) Ketersediaan. Seringkali media yang dinilai sangat tepat untuk mencapai

tujuan pembelajaran tertentu, temyata tidak tersedia. Sedangkan untuk

memproduksi sendiri adalah jauh dari yang memungkinkan. Dalam kaitan ini,

guru terpaksa harus memilih alternatif yang tidak telalu jauh dengan pilihan

utama tersebut.

(5) Mutu teknis. Misalnya, guru akan menerangkan bagaimana proses

pengambilan keputusan rapat. Media yang tersedia adalah slide atau film.

Setelah diteliti, ternyata pengambilannya tidak memenuhi persyaratan teknis,

sehingga ada bagian-bagian penting yang terlewatkan atau tidak jelas- Jadi

karena mutu teknisnya rendah, maka media tersebut tidak dapat

dipergunakan.

(6) Kemampuan guru. Kemampuan guru berpengaruh terhadap pemilihan media.

Sebagai contoh, andaikata guru akan menggunakan Over Head Projector

(OHP) atau Liguid Crystal Display(LCD), maka diperlukan terlebih dahulu

kemampuan guru dalam mengoperasikan alat tersebut. Misalnya, untuk OHP:

cara menyalakan, membuat transparansi (power point untuk LCD)

meletakkan transparansi terbalik/tidak, fokus atau variasi sinar dekat-jauh,

lamanya menggunakan aliran listrik dan sebagainya; sedang untuk LCD,

harus menguasai beberapa kemampuan, misalnya cara memasang LCD dan

menghubungkan dengan Laptop, menyalakan, fokus dan mengoperasikan

tayangan power point, dan seterusnya sampai dengan mematikan meringkas

dn mengemasnya.

(7) Pembiayaan. Kriteria yang tidak kalah penting, adalah faktor biaya atau

produksi . Biaya yang digunakan untuk mendapatkan dan mempergunakan

sumber belajar dan media; hendaknya benar-benar seimbang dengan hasil

yang akan dicapai. Apabila tujuan pembelajaran yang diidamkan adalah agar

siswa dapat menyebutkan bagian-bagian lambang negara Indonesia,

susunan atau struktur pemerintahan, tingkatan peradilan di Indonesia, dan

PPKn SMP KK C

251

sebagainya, cukup menggunakan media gambar mati atau mungkin bagan

sebagai medianya, dan tidak perlu memilih media lain yang biayanya lebih

besar.

Aktivitas Pembelajaran

Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 17 ini, peserta yang

mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point

1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas

pembelajaran pada point 2

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Kriteria Pemilihan

Sumber Belajar dan Media Pembelajaran PPKn SMP”, Anda perlu melakukan

aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

Kegiatan Deskripsi Aktivitas Kegiatan

Pendahuluan

1. Bangunlah motivasi belajar Anda untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Kriteria Pemiliahan Sumber Belajar dan Media Pembelajaran PPKn SMP”.

2. Lakukan adaptasi modul (judul modul, lingkup Kegiatan Pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul) ini.

3. Perhatikan informasi intruktur Anda mengenai skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul.

Kegiatan Inti

1. Tahapan konsentrasi. Bacalah dengan cerdas dan cermat (secara individual) agar Anda mampu mendapatkan pemahaman terhadap materi modul Anda!

2. Tahapan dialog a. Peserta membagi diri ke dalam beberapa kelompok (sesuai

dengan keperluan); b. Kelompok mendiskusikan materi latihan/ kasus/tugas

sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. c. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. d. Penyampaian hasil diskusi; e. Instruktur/nara sumber memberikan klarifikasi berdasarkan

hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok . 3. Tahap kristalisasi

Penyusunan rekomendasi serta komitmen peserta terhadap media pembelajaran PPKn SMP.

Penutup 1. Peserta di bawah fasilitasi narasumber menyim-pulkan hasil

pembelajaran; 2. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan;

Kegiatan Pembelajaran 17

252

3. Menecermati umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

4. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran.

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In

a. Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Pemilihan

Sumber Belajar dan Media Pembelajaran PPKn SMP”, maka Anda perlu

mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

1) Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses

pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul

“Pemilihan Sumber Belajar dan Media Pembelajaran PPKn SMP”.

2) Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan

tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.

3) Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual

4) Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas

dan kerja keras memahami terhadap materi modul

b. Kegiatan On Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara

individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan

harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja

keras dalam mengerjakan LK 17.2 yang ada.

c. Kegiatan In 2 1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan

pertanyaan, saran dan komentar.

2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil

pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain

3) Menyimpulkan hasil pembelajaran

4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut

PPKn SMP KK C

253

Latihan/Kasus/Tugas

Aktivitas : Menguraikan kriteria pemilihan Sumber dan Media Belajar LK. 17.1 Pemilihan Sumber belajar dan media belajar Diskusikan bersama Kelompok Anda (4-5) orang teman diklat, beberapa persoalan

berikut!

1. Pemilihan sumber belajar dan media pembelajaran dibedakan ada kriteia

umum dan kriteria khusus. Diskusikan perbedaan substansi antara kriteria

pemilihan sumber belajar dan media secara umum dan secara khusus!

2. Persepsi pendidikan dan pembelajaran bahwa sekarang ini, media LCD

dipandang paling ngetren. Hal ini berpengaruh pada pengambilan kebijakan

opini teknologi pendidikan, bahwa jika guru tidak bisa LCD, maka dipandang

mengajarnya tidak modern, dan mereka tidak segan-segan divonis dengan

“Guru Gatek”, alias Gagap Teknologi”. Diskusikan dalam kelompok Anda,

Bagaimana jika pernyataan itu, jika ditinjau dari kriteria pemilihan media

pembelajaran, terutama kriteria kemampuan guru dan pembiayaan?

LK. 17.2 Permasalahan pemilihan sumber belajar dan media belajar Prosedur Kerja : 1. Bacalah modul kegiatan pembelajaran 17

2. Uraikan tentang permasalahan saudara dalam pemilihan sumber belajar dan

media belajar

3. Kerjakan dikertas folio

4. Jangan lupa beri identitas saudara

Tes Formatif untuk Kegiatan Umpan Balik 1. Fungsi media sebagai alat bantu pencapaian tujuan/indikator lebih mengena,

maka relevansi suatu media bergantung kepada materi pokok dan kompetensi

guru untuk menayangkannya dalam pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan

faktor ….

A. Ketersediaan C. Ketepatgunaan

B. Kualitas dan teknik D. Biaya dan tujuan

Kegiatan Pembelajaran 17

254

2. Yang bukan termasuk kriteria umum dalam pemilihan sumber belajar adalah

….

A. Ekonomis C. Praksis

B. Praktis dan sederhana D. Mudah diperoleh

3. Pernyataan

1) Sumber belajar dapat memotivasi peserta didik dalam belajar

2) Sumber belajar untuk tujuan pengajaran

3) Sumber belajar untuk memunculkan masalah

4) sumber belajar yang dipilih hendaknya bisa berfungsi sebagai

penyampai pesan menarik

5) sumber belajar yang dipilih hendaknya dapat diobservasi, dianalisis,

dicatat secara teliti,

dari pernyata di atas yang termasuk kriteria dalam pemilihan sumber belajar

dan media pembelajaran yang berkualitas ditunjukkan pada nomor ....

A. 1, 2 dan 3 C. 1, 2 dan 5

B. 1, 2 dan 4 D. 2,3 dan 5

4. Sumber belajar harus mudah digunakan dan tidak membingungkan. Tidak

memerlukan lagi tambahan pelayanan atau alat lain yang sulit diadalakan. hal

ini sesuai dengan kriteria sumber belajar ….

A. Ekonomis C. Fleksibel

B. Praktis dan sederhana D. Mudah diperoleh

5. Jika materi pembelajaran berkaitan dengan bagian-bagian penting suatu

benda, maka gambar mati seperti bagan, chart, slide dapat digunakan. hal

yang tepat dalam pemilihan media tepatnya tentang ….

A. Ketersediaan C. Ketepatgunaan

B. Kualitas dan teknik D. Biaya dan tujuan

PPKn SMP KK C

255

Rangkuman

Berdasarkan uraian materi, dapat dikristalkan dalam rangkuman sebagai berikut.

1. Kriteria umum pemilihan sumber belajar dan media pembelajaran, yaitu: (a)

Ekonomis, yang berarti bahwa sumber belajar tidak harus mahal; (b) Praktis

dan sederhana, sumber belajar harus mudah digunakan dan tidak

membingungkan; (c) Mudah diperoleh, bahwa sumber belajar harus mudah

dicari dan didapatkan; (d) Fleksibel atau compatible, sumber belajar tidak

harus mengikat pada satu tujuan atau materi pembelajaran tertentu. Akan lebih

baik jika dimanfaatkan untuk berbagai tujuan pembelajaran bahkan juga untuk

keperluan lain.

2. Kriteria khusus pemilihan sumber belajar dan media, adalah: (a) Sumber

belajar dapat memotivasi peserta didik dalam belajar; (b) Sumber belajar untuk

tujuan pengajaran; maksudnya sumber belajar yang dipilih sebaiknya

mendukung kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan; (c) Sumber belajar

untuk penelitian. Maksudnya sumber belajar yang dipilih hendaknya dapat

diobservasi, dianalisis, dicatat secara teliti, dan sebagainya; (d) Sumber belajar

untuk memecahkan masalah. Maksudnya sumber belajar yan dipilih

hendaknya dapat mengatasi problem belajar peserta didik yang dihadapi

dalam kegiatan belajar mengajar; (e) Sumber belajar untuk presentasi.

Maksudnya sumber belajar yang dipilih hendaknya bisa berfungsi sebagai alat,

metode, atau strategi pencapai pesan pembelajaran.

3. Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih media pembelajaran,

adalah: (1) Tujuan Pembelajaran. Media yang dipilih oleh guru hendaknya

menunjang tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan: (2) Ketepatgunaan.

Penetapan suatu media dapat dikatakan tepat guna atau tidak, dapat dikaitkan

dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan; (3) Keadaan siswa.

Sebuah program media, mungkin cocok untuk tujuan tertentu, akan tetapi

tingkat kerumitannya jauh dengan kemampuan siswa; (4) Ketersediaan.

Seringkali media yang dinilai sangat tepat untuk mencapai tujuan

pembelajaran tertentu, temyata tidak tersedia. (5) Mutu teknis. Misalnya,

kelengapan dan kesempurnaan mutu media; (6) Kemampuan guru.

Kemampuan guru berpengaruh terhadap pemilihan media. Sebagai contoh,

andaikata guru akan menggunakan Over Head Projector (OHP) atau Liguid

Kegiatan Pembelajaran 17

256

Crystal Display (LCD), maka diperlukan terlebih dahulu kemampuan guru

dalam mengoperasikan alat tersebut. (7) Pembiayaan. Biaya yang digunakan

untuk mendapatkan dan mempergunakan sumber belajar dan media;

hendaknya benar-benar seimbang dengan hasil yang akan dicapai.

Umpan Balik dan Tindak Lanjut.

Setelah Anda mempelajari Modul dan mengerjakan Latihan Kerja, Cocokan

jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Apabila Anda belum mencapai

80%, dipersilakan mempelajari kembali,. Sebaiknya apabila sudah mencapai 80%

ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya (nilai

tanggung jawab, komitmen moral)

Rumus berikut digunakan untuk menghitung tingkat penguasaan anda :

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 = 𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏

𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽 𝑥𝑥 100%

PPKn SMP KK C

257

Kegiatan Pembelajaran 18 Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas

Tujuan Pembelajaran

1. Dengan membaca modul dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan

pengertian proposal penelitian tindakan kelas dengan benar.

2. Dengan membaca modul dan berdiskusi peserta diklat mampu

mendeskripsikan sistematika proposal penelitian tindakan kelas secara benar

Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menjelaskan pengertian proposal penelitian tindakan kelas.

2. Menjabarkan sistematika proposal penelitian tindakan kelas

Uraian Materi

1. Pengertian Proposal PTK Aspek substantif (isi pokok) dari usulan penelitian yang dituangkan dalam

proposal penelitian menyangkut tiga hal pokok, yaitu (1) masalah yang akan

dipecahkan, (2) prosedur yang ditempuh dan cara-cara yang akan digunakan

untuk memecahkan masalah, dan (3) rasional tentang pentingnya pelaksanaan

penelitian (Sukarnya, 2002)

Penyusunan proposal atau usulan penelitian merupakan langkah awal yang harus

dilakukan peneliti sebelum memulai kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Proposal penelitian tindakan kelas PTK dapat membantu memberi arah pada

peneliti agar mampu menekan kesalahan yang mungkin terjadi selama penelitian

berlangsung. Proposal penelitian tindakan kelas PTK harus dibuat sistematis dan

logis sehingga dapat dijadikan pedoman yang mudah diikuti. Proposal penelitian

tindakan kelas PTK adalah gambaran terperinci tentang proses yang akan

dilakukan peneliti (guru) untuk memecahkan masalah dalam pelaksanaan tugas

(pembelajaran).

Kegiatan Pembelajaran 18

258

Proposal penelitian atau sering disebut juga sebagai usulan penelitian adalah

suatu pernyataan tertulis mengenai rencana atau rancangan kegiatan penelitian

secara keseluruhan. Proposal penelitian tindakan kelas PTK berkaitan dengan

pernyataan atas nilai pentingnya penelitian. Membuat proposal penelitian tindakan

kelas PTK bisa jadi merupakan langkah yang paling sulit namun menyenangkan

di dalam tahapan proses penelitian. Sebagai panduan, berikut dijelaskan

sistematika usulan penelitian tindakan kelas PTK.

2. Sistematika proposal PTK Isi dan sistematikan proposal penelitian tindakan kelas menurut Sukarnyana,

2002, sebagai berikut.

a. Judul penelitian

b. Latar belakang masalah

c. Masalah penelitian

d. Tujuan penelitian

e. Hipotesis tindakan

f. Manfaat Penelitian

g. Kajian Pustaka

h. Metode penelitian

i. Jadwal penelitian

j. Personalia penelitian

k. Anggaran biaya

Lebih lanjut di bawah ini diuraikan satu-persatu sistematika tersebut.

Judul : Judul penelitian akan menggambarkan isi keutuhan dari suatu penelitian.

Bab I Pendahuluan, terdiri atas :

A. Latar Belakang, Tujuan utama penelitian tindakan kelas PTK adalah untuk memecahkan

permasalahan pembelajaran. Untuk itu, dalam uraian latar belakang masalah

yang harus dipaparkan hal-hal berikut.

Masalah yang diteliti adalah benar-benar masalah pembelajaran yang

terjadi di sekolah. Umumnya didapat dari pengamatan dan diagnosis yang

PPKn SMP KK C

259

dilakukan guru atau tenaga kependidikan lain di sekolah. Perlu dijelaskan

pula proses atau kondisi yang terjadi.

Masalah yang akan diteliti merupakan suatu masalah penting dan

mendesak untuk dipecahkan, serta dapat dilaksanakan dilihat dari segi

ketersediaan waktu, biaya, dan daya dukung lainnya yang dapat

memperlancar penelitian tersebut.

Identifikasi masalah di atas, jelaskan hal-hal yang diduga menjadi akar

penyebab dari masalah tersebut. Secara cermat dan sistematis berikan

alasan (argumentasi) bagaimana dapat menarik kesimpulan tentang akar

masalah itu.

B. Rumusan Masalah, Perumusan Masalah, berisi rumusan masalah penelitian. Dalam perumusan

masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan

penelitian tindakan kelas PTK. Rumusan masalah sebaiknya menggunakan

kalimat tanya dengan mengajukan alternatif tindakan yang akan dilakukan dan

hasil positif yang diantisipasi dengan cara mengajukan indikator keberhasilan

tindakan, cara pengukuran serta cara mengevaluasinya.

C. Tujuan Penelitian. Tujuan PTK dirumuskan secara jelas, dipaparkan sasaran antara dan sasaran

akhir tindakan perbaikan. Perumusan tujuan harus konsisten dengan hakikat

permasalahan yang dikemukakan dalam bagian-bagian sebelumnya. Sebagai

contoh dapat dikemukakan penelitian tindakan kelas PTK di bidang IPA yang

bertujuan meningkatkan prestasi siswa dalam mata pelajaran IPA melalui

penerapan strategi pembelajaran yang dianggap sesuai, pemanfaatan

lingkungan sebagai sumber belajar mengajar dan lain sebagainya.

D. Manfaat Peneliian. Di samping tujuan penelitian tindakan kelas PTK di atas, juga perlu diuraikan

kemungkinan kemanfaatan penelitian. Dalam hubungan ini, perlu dipaparkan

secara spesifik keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh, khususnya bagi

siswa, di samping bagi guru pelaksana penelitian tindakan kelas PTK, bagi

rekan-rekan guru lainnya serta bagi dosen LPTK sebagai pendidik guru.

Pengembangan ilmu, bukanlah prioritas dalam menetapkan tujuan penelitian tindakan kelas PTK.

Kegiatan Pembelajaran 18

260

Bab II Kerangka Teoritik dan Hipotesis Tindakan. Pada bagian ini diuraikan landasan konseptual dalam arti teoritik yang digunakan

peneliti dalam menentukan alternatif pemecahan masalah. Untuk keperluan itu,

dalam bagian ini diuraikan kajian baik pengalaman peneliti PTK sendiri nyang

relevan maupun pelaku-pelaku penelitian tindakan kelas PTK lain di samping

terhadap teori-teori yang lazim hasil kajian kepustakaan. Pada bagian ini diuraikan

kajian teori dan pustaka yang menumbuhkan gagasan mendasar usulan

rancangan penelitian tindakan. Kemukakan juga teori, temuan dan bahan

penelitian lain yang mendukung pilihan tindakan untuk mengatasi permasalahan

penelitian tersebut. Uraian ini digunakan untuk menyusun kerangka berpikir atau

konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Pada bagian akhir dapat

dikemukakan hipotesis tindakan yang menggambarkan indikator keberhasilan

tindakan yang diharapkan/ diantisipasi. Sebagai contoh, akan dilakukan penelitian

tindakan kelas PTK yang menerapkan model pembelajaran kontekstual sebagai

jenis tindakannya. Pada kajian pustaka harus jelas dapat dikemukakan:

Bagaimana teori pembelajaran kontekstual, siapa saja tokoh-tokoh

dibelakangnya, bagaimana sejarahnya, apa yang spesifik dari teori tersebut,

persyaratannya, dll.

Bagaimana bentuk tindakan yang dilakukan dalam penerapan teori tersebut

pada pembelajaran, strategi pembelajarannya, skenario pelaksanaannya, dll.

Bagaimana keterkaitan atau pengaruh penerapan model tersebut dengan

perubahan yang diharapkan, atau terhadap masalah yang akan dipecahkan,

hal ini hendaknya dapat dijabarkan dari berbagai hasil penelitian yang sesuai.

Bagaimana perkiraan hasil (hipotesis tindakan) dengan dilakukannya

penerapan model di atas pada pembelajaran terhadap hal yang akan

dipecahkan.

Bab III Prosedur Penelitian (Metodologi Penelitian) Pada bagian ini diuraikan secara jelas prosedur penelitian yang akan dilakukan.

Kemukakan obyek, waktu dan lamanya tindakan, serta lokasi penelitian secara

jelas. Prosedur hendaknya dirinci dan perencanaan, pelaksanaan tindakan,

observasi, evaluasi-refleksi, yang bersifat daur ulang atau siklus. Sistematika

penelitian tindakan kelas ini meliputi:

PPKn SMP KK C

261

1) Setting penelitian dan karakteristik subjek penelitian. Pada bagian

ini disebutkan di mana penelitian tersebut dilakukan, di kelas berapa

dan bagaimana karakteristik dari kelas tersebut seperti komposisi siswa pria dan

wanita. Latar belakang sosial ekonomi yang mungkin relevan dengan

permasalahan, tingkat kemampuan dan lain sebagainya.

2) Variabel yang diselidiki. Pada bagian ini ditentukan variabel-variabel penelitian

yang dijadikan fokus utama untuk menjawab permasalahan yang dihadapi.

Variabel tersebut dapat berupa (1) variabel input yang terkait dengan siswa,

guru, bahan pelajaran, sumber belajar, prosedurevaluasi, lingkungan belajar,

dan lain sebagainya; (2) variabel proses pelanggaran KBM seperti interaksi

belajar-mengajar, keterampilan bertanya, guru, gaya mengajar guru, cara

belajar siswa, implementasi berbagai metode mengajar di kelas, dan

sebagainya, dan (3) variabel output seperti rasa keingintahuan siswa,

kemampuan siswa mengaplikasikan pengetahuan, motivasi siswa, hasil belajar

siswa, sikap terhadap pengalaman belajar yang telah digelar melalui

tindakan perbaikan dan sebagainya.

3) Rencana Tindakan. Pada bagian ini digambarkan rencana tindakan

untuk meningkatkan pembelajaran, seperti :

Perencanaan, yaitu persiapan yang dilakukan sehubungan dengan

penelitian tindakan kelas PTK yang diprakarsai seperti penetapan tindakan,

pelaksanaan tes diagnostik untuk menspesifikasi masalah, pembuatan

skenario pembelajaran, pengadaan alat-alat dalam rangka implementasi

penelitian tindakan kelas PTK, dan lain-lain yang terkait dengan

pelaksanaan tindakan perbaikan yang ditetapkan. Disamping itu juga

diuraikan alternatif-alternatif solusi yang akan dicobakan dalam rangka

perbaikan masalah

Implementasi Tindakan, yaitu deskripsi tindakan yang akan dilakukan.

Skenario kerja tindakan perbaikan dan prosedur tindakan yang akan

diterapkan.

Observasi dan Interpretasi, yaitu uraian tentang prosedur perekaman dan

penafsiran data mengenai proses dan produk dari implementasi tindakan

perbaikan yang dirancang.

Analisis dan Refleksi, yaitu uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil

pemantauan dan refleksi berkenaan dengan proses dan dampak tindakan

Kegiatan Pembelajaran 18

262

perbaikan yang akan digelar, personel yang akan dilibatkan serta kriteria

dan rencana bagi tindakan berikutnya.

4) Data dan cara pengumpulannya. Pada bagian ini ditunjukan dengan jelas

jenis data yang akan dikumpulkan yang berkenaan dengan baik proses

maupun dampak tindakan perbaikan yang di gelar, yang akan digunakan

sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau kekurangberhasilan tindakan

perbaikan pembelajaran yang dicobakan. Format data dapat bersifat kualitatif,

kuantitatif, atau kombinasi keduanya.

5) Indikator kinerja, pada bagian ini tolak ukur keberhasilan tindakan perbaikan

ditetapkan secara eksplisit sehingga memudahkan verifikasinya untuk tindakan

perbaikan melalui penelitian tindakan kelas PTK yang bertujuan mengurangi

kesalahan konsep siswa misalnya perlu ditetapkan kriteria keberhasilan yang

diduga sebagai dampak dari implementasi tindakan perbaikan yang dimaksud.

6) Tim peneliti dan tugasnya, pada bagian ini hendaknya dicantumakan nama-

nama anggota tim peneliti dan uraian tugas peran setiap anggota tim peneliti

serta jam kerja yang dialokasikan setiap minggu untuk kegiatan penelitian.

7) Jadwal kegiatan penelitian disusun dalam matriks yang menggambarkan

urutan kegiatan dari awal sampai akhir.

8) Rencana anggaran, meliputi kebutuhan dukungan financial untuk tahap

persiapan pelaksanan penelitian, dan pelaporan.

PPKn SMP KK C

263

Aktivitas Pembelajaran

1. Peserta diklat membaca sub modul dan memahami kompetensi, ruang lingkup

tujuan dan indikator pencapaian kompetensi

2. Selanjutnya peserta diklat diminta membaca modul secara cermat dan

mencatat hal-hal yang kurang dimengerti.

3. Peserta diklat mengidentifikasi kesulitan memahami materi modul dan

merumuskan menjadi suatu permasalahan terkait penyusunan proposal

penelitian tindakan kelas.

4. Secara berkelompok peserta diklat brainstorming mencari informasi dan data-

data yang dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan yang diajukan.

5. Peserta diklat melakukan diskusi kelompok guna memecahkan permasalahan

yang dihadapi.

6. Presentasi hasil kerja kelompok.

Latihan/ Kasus /Tugas

Aktivitas : Menguraikan Penelitian Tindakan Kelas LK. 18.1 Proposal Tindakan Kelas Prosedur kerja : 1. Bacalah pernyataan dibawah ini!

Seorang guru PPKn SMP Banjarjumput menemukan permasalahan, dimana

prestasi hasil belajar peserta didik terhadap materi pemhaman aturan hukum

yang berlaku di masyarakat tidak menunjukkan prestasi yang

menggembirakan, bahkan dibawah KKM.

Setelah dikaji faktor penyebabnya adalah penerapan model pembelajaran

kurang menarik dimana model tersebut hanya terpusat pada sang guru.Guru

memilih model pembelajaran yang dianggap mampu meningkatkan prestasi

hasil belajar peserta didik yaitu model Cooperatif Learning dengan Think Paire

and Share.

2. Setelah membaca buatlah proposal penelitian tindakan kelas berdasarkan

kasus tersebut.

Kegiatan Pembelajaran 18

264

Tes Formatif untuk Kegiatan Umpan Balik

1. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan guru pada dasarnya sebagai upaya

untuk .… A. Meningkatkan hasil pembelajaran melalui tindakan perbaikan

B. Menguji metode baru yang dikemukakan ahli

C. Untuk memperoleh metode yang paling baik dalam pembelajaran pkn

D. Untuk dapat menentukan media yang paling bagus dalam pembelajaran 2. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas berpedoman pada ….

A. Kalender pendidikan C. Proposal penelitian

B. Metodologi penelitian D. Rencana kerja sekolah

3. Apabila Guru PKn akan melaksanaan PTK untuk memperbaiki kualitas

pembelajaran, maka langkah pertama yang perlu dilakukan adalah ….

A. Menyusun proposal C. Menetapkan masalah

B. Menetapkan hipotesis D. Menyusun RPP dan

lembar observasi

4. Proposal PTK yang berisi tentang obyek, waktu dan lamanya tindakan, serta

lokasi penelitian adalah

A. Pendahuluan C. Rumusan masalah

B. Prosedur penelitian D. Tujuan penelitian

5. Pernyataan

1) Judul penelitian

2) Masalah penelitian

3) Latar belakang masalah

4) Tujuan penelitian

5) Hipotesis tindakan

Urutan dari sistematika proposal penelitian tindakan kelas ditunukkan pada

nomor ….

A. 1,2,3,4 dan 5 C. 1,3,2,4 dan 5

B. 1,2,3,5 dan 4 D. 1,3,2,5 dan 4

PPKn SMP KK C

265

Rangkuman

Proposal penelitian atau sering disebut juga sebagai usulan penelitian adalah

suatu pernyataan tertulis mengenai rencana atau rancangan kegiatan penelitian

secara keseluruhan.

Sistematika proposal penelitian tindakan kelas meliputi :

Bab I Pendahuluan, terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian dan manfaat penelitian

Bab II berisi kajian teori dan Bab III bisa mengenai metodologi penelitian

tindakan kelas termasuk di dalamnya biaya dan jadwal penelitian tindakan

kelas.

Umpan Balik dan Tindak Lanjut.

Setelah Anda mempelajari Modul dan mengerjakan Latihan Kerja, Cocokan

jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Apabila Anda belum mencapai

80%, dipersilakan mempelajari kembali,. Sebaiknya apabila sudah mencapai 80%

ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya (nilai

tanggung jawab, komitmen moral)

Rumus berikut digunakan untuk menghitung tingkat penguasaan anda :

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 = 𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏

𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽 𝑥𝑥 100%

Kunci Jawaban Latihan//Kasus/Tugas

266

PPKn SMP KK C

267

Kunci Jawaban Latihan//Kasus/Tugas

Kegiatan Pembelajaran 1

1. Materi kompetensi pengetahuan (KD PPKn SMP) yang berkaitan dengan

Pancasila adalah

a. Pemahaman tentang sejarah dan semangat komitmen para pendiri Negara

dalam merumuskan dan menetapkan Pancasila sebagai dasar negara

b. Pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara

danpandangan hidup bangsa

c. Pemahaman tentang dinamika perwujudan Pancasila sebagai dasar negara

dan pandangan hidup bangsa

d. Pemahaman tentang perbedaan baik dan buruk dalam bertutur kata,

berperilaku, dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai Pancasila

2. Materi kompetensi pengetahuan (KD PPKn SMP) yang berkaitan dengan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah

a. Pemahaman tentang sejarah perumusan dan pengesahan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

b. Pemahaman tentang isi alinea Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945.

c. Pemahaman tentang norma-norma yang berlaku dalam kehidupan

bermasyarakat dan bernegara.

d. Pemahaman tentang fungsi lembaga-lembaga negara dalam Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

e. Pemahaman tentang tata urutan peraturan perundang-undangan nasional

f. Pemahaman terhadap norma dan kebiasaan antardaerah di Indonesia.

g. Pemahaman tentang Hak Asasi Manusia (HAM) dalam Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

h. Pemahaman terhadap aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan

bermasyarakat dan bernegara.

i. Pemahaman terhadap pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

3. Materi kompetensi pengetahuan (KD PPKn SMP) yang berkaitan dengan

Kunci Jawaban Latihan//Kasus/Tugas

268

Bhinneka Tunggal Ika adalah

b. Pemahaman keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan gender

c. Pemahaman pengertian dan makna Bhinneka Tunggal Ika

d. Pemahaman makna keberagaman dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika

e. Pemahaman masalah-masalah yang muncul dalam keberagaman

masyarakat dan cara pemecahannya

4. Materi kompetensi pengetahuan (KD PPKn SMP) yang berkaitan dengan

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

a. Pemahaman karakteristik daerah tempat tinggalnya dalam kerangka NKRI

b. Pemahaman unsur-unsur NKRI

c. Pemahaman konteks kesejarahan NKRI

Kegiatan Pembelajaran 2

1. Secara garis besar ada beberapa persamaan yang bisa kita simpulkan dari

berbagai pandangan dari ketiga tokoh tersebut, antara lain :

1) Semua para pendiri bangsa berpikir tentang bagaimana memajukan suatu

negara agar bisa menjadi makmur dan sejahtera

2) Ingin menyatukan NKRI, menciptakan kesetaraan sosial, membuat dasar

negara yang kokoh dari ancaman bangsa lain, dengan kata lain sama sama

memiliki cita cita besar untuk bangsa dan negara ini

3) Sama-sama mementingkan orang banyak/rakyat, tujuannya sebagai

pemersatu, ada unsur Tuhan didalamnya, kesejahteraan rakyat, keadilan,

bermusyawarah 4) Dasar negara harus selaras dengan struktur, budaya dan kepribadian

bangsa. 2. Perbedaan usulan dasar Negara oleh para pendiri negara

Mr. Moh. Yamin Mr. Soepomo Ir. Soekarno

1. Peri Kebangsaan

2. Peri Kemanusiaan

3. Peri Ketuhanan 4. Peri

Kerakyatan 5. Kesejahteraan

Rakyat.

1. Persatuan 2. Kekeluargaan 3. Keseimbangan

Lahir dan Batin 4. Musyawarah 5. Keadilan Rakyat

1. Kebangsaan Indonesia. 2. Internasionalisme atau Peri

Kemanusiaan. 3. Mufakat atau demokrasi. 4. Kesejahteraan sosial. 5. Ketuhanan yang

berkebudayaan.

PPKn SMP KK C

269

3. Adanya kesepakatan untuk menghilangkan kalimat ”... dengan kewajiban

menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Hal ini dilakukan untuk

menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Menghargai nilai juang

para tokoh-tokoh yang sepakat menghilangkan kalimat ”.... dengan kewajiban

menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Para tokoh PPKI berjiwa

besar dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Mereka juga mengutamakan

kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.

Kegiatan Pembelajaran 3

Aspek Yang Diamati Baik Buruk Tutur kata Tulus

berprasangka baik melaksanakan tugas patuh pada yang punya otoritas memuji dengan tulus Mendukung humor lucu menentramkan, meredam Sabar mudah dipahami

bohong, fitnah sombong, Melecehkan Melukai berbicara seenaknya Kasar kasar pada orang tua merendahkan, Menyakiti Arogan Superior marah-marah tidak peduli konteks nada tinggi

Sikap Ikhlas, rendah hati , tidak menyombongkan diri,amanah ,taubat,prasangka baik terhadap orang lain, pemaaf, pemurah, syukur ,zuhud (tidak terpaut pada dunia) ,tenggang rasa ,sabar ,ridha dengan ketentuan Allah ,berani ,lapang dada,lemah lembut ,kasih sayang ,selalu ingat mati ,tawakal ,takut Allah ,suka dengan ilmu pengetahuan ,rasa malu, terutama jika berbuat salah ,kasih saying.

sikap tidak jujur, tidak ikhlas, tidak amanah. Sikap yang tidak menempatkan kedudukan manusia pada harkat dan martabatnya (nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab) misalnya sombong,tidak pemaaf dan sebagainya

Kunci Jawaban Latihan//Kasus/Tugas

270

Aspek Yang Diamati Baik Buruk Perilaku 1. Membina saling

menghormati antara pemeluk agama

2. Membina kerjasama dan toleransi antar pemeluk agama

3. Menginginkan adanya kerukunan pemeluk agama

4. Berlapang dada 5. Mengutamakan

kepentingan orang banyak dengan tidak melupakan unsur individu yang juga memerlukan perlindungan

6. Iklhas dan bertanggung jawab dalam melaksanakan setiap keputusan

1. Melaksanakan kepercayaan dan ketaqwaan pada Tuhan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusaiaan yang adil dan beradap

2. Senantiasa melakukan konflik antara pemeluk agama

3. Tidak mentoleransi antar pemeluk agama

4. Tidak menginginkan adanya kerukunan pemeluk agama Merusak lingkungan

5. Tidak menghargai suku, ras lain

6. Mengutamakan daerah asalnya

Kegiatan Pembelajaran 4

1. Dasar pemikiran yang melatarbelakangi dilakukannya perubahan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, antara lain:

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

membentuk struktur ketatanegaraan yang bertumpu pada kekuasaan

tertinggi ditangan MPR yang sepenuhnya melaksanakan kedaulatan ralyat.

Hal ini berakibat pada tidak terjadinya saling mengawasi dan saling

mengimbangi (checks and balances) pada institusi-institusi ketatanegaraan

b. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

memberikan kekuasaan yang sangat besar kepada pemegang kekuasaan

eksekutif (presiden), disamping itu presiden juga punya Hak Prerogatif . Dua

PPKn SMP KK C

271

cabang kekuasaan negara yang seharusnya dipisahkan dan dijalani oleh

lembaga negara yang berbeda, tetapi nyatanya berada di satu tangan

(presidan) yang menyebabkan tidak bekerjanya prinsip saling mengawasi

dan saling mengimbangi (checks and balances) dan berpotensi mendorong

lahirnya kekuasaan yang otoriter.

c. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

mengandung pasal-pasal yang terlalu “luwes” sehingga dapat menimbulkan

lebih dari satu tafsiran (multitafsir), misalnya Pasal 7 Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945

d. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terlalu

banyak memberikan kewenangan kepada kekuasaan Presiden untuk

mengatur hal-hal yang penting dengan Undang-Undang.

e. Rumusan Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945

tentang semangat penyelenggaraan negara belum cukup didukung

ketentuan konstitusi yang memuat aturan dasar tentang kehidupan yang

demokratis, supremasi hukum, pemberdayaan rakyat, penghormatan hak

asasi manusia (HAM), dan otonomi daerah.

2. Tujuan Perubahan UUD RI Tahun 1945 :

a. Menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan dasar dalam mencapai

tujuan nasional yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar RI

Tahun 1945

b. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan pelaksanaan

kedaulatan rakyat serta memperluas partisipasi rakyat agar sesuai dengan

perkembangan paham demokrasi.

c. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan perlindungan hak

asasi manusia agar sesuai dengan perkembangan paham hak

asasi manusia dan peradaban umat manusia yang sekaligus merupakan

syarat bagi suatu negara hukum dicita-citakan oleh Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Kunci Jawaban Latihan//Kasus/Tugas

272

3. Alasan Yuridis Perubahan UUD RI 1945

a. Menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan Negara dalam mencapai

tujuan nasional yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 dan

memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarka

Pancasila. b. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan pelaksanaan kedaulatan

rakyat serta memperluas partisipasi rakyat agar sesuai dengan

perkembangan paham demokrasi c. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan perlindungan hak

asasi manusia sesuai dengan perkembangan paham hak asasi manusia

dan peradaban umat manusia yang sekaligus merupakan syarat bagi suatu

negara hukum yang dicita-citakan oleh UUD 1945. 4. Kesepakatan dasar untuk mengubah UUD RI 1945

a. Tidak mengubah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Alasan MPR

tidak mengubah Pembukaan UUD 1945 adalah karena Pembukaan UUD

1945 memuat dasar filosofis dan dasar normatif .

b. Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

c. Mempertegas sistem pemerintahan presidensial. Kesepakatan dasar untuk

mempertegas sistem pemerintahan presidensial .

d. Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 ditiadakan serta hal-hal normatif

dalam Penjelasan dimasukkan ke dalam pasal-pasal.

5. Perubahan UUD 1945 dilakukan dengan cara adendum.

Proses perubahan UUD RI Tahun 1945 a. Tingkat I

Pembahasan oleh Badan Pekerja Majelis terhadap bahan-bahan yang

masuk dan hasil dari pembahasan tersebut merupakan rancangan Majelis

sebagai bahan pokok Pembicaraan Tingkat II.

b. Tingkat II

Pembahasan oleh Rapat Paripurna Majelis yang didahului oleh penjelasan

Pimpinan dan dilanjutkan dengan Pemandangan Umum Fraksi-fraksi.

c. Tingkat III

Pembahasan oleh Komisi/Panitia Ad Hoc Majelis terhadap semua hasil

pembicaraan Tingkat I dan II. Hasil pembahasan pada Tingkat III merupakan

rancangan putusan Majelis.

PPKn SMP KK C

273

d. Tingkat IV

Pembambilan putusan oleh Rapat Paripurna Majelis setelah mendengar

laporan dari Pimpinan Komisi/Panitia Ad Hoc Majelis dan bilamana perlu

dengan kata akhir dari fraksi-fraksi

6. Hasil Perubahan UUD RI 1945

a. Perubahan Pertama UUD RI 1945 hasil Sidang Umum MPR tahun 1999

tanggal 14 sampai dengan 21 Oktober 1999.

b. Perubahan Kedua UUD RI Tahun 1945 hasil Sidang Tahunan MPR tahun

2000 tanggal 7 sampai dengan 18 Agustus 2000

c. Perubahan Ketiga UUD RI Tahun 1945 hasil Sidang Tahunan MPR tahun

2001 tanggal 1 sampai dengan 9 Nopember 2001

d. Perubahan Keempat UUD RI Tahun 1945 hasil Sidang Tahunan MPR

tahun 2000 tanggal 1 sampai dengan 11 Agustus 2002

Kegiatan Pembelajaran 5

1. Pembukaan UUD RI Tahun 1945 sebagai pernyataan kemerdekaan yang

terperinci, mengandung arti bahwa memuat dasar filosofis dan normatif yang

mendasari seluruh pasal dalam UUD RI Tahun 1945, Pembukaan UUD RI

Tahun 1945 mengandung staatsidee ( cita-cita negara ), berdirinya Negara

Kesatuan Republik Indonesia , tujuan negara dan dasar negara yang harus

dipertahankan.

2. Alinea I mengandung makna bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa

dan bangsa Indonesia bertekad untuk menghapus segala bentuk penjajahan,

karena penjajahan tidak sesuai dengan peri kemnusiaandan perikeadilan

Alinea II, alenia ini mewujudkan adanya ketetapan dan ketajaman penilaian

bahwa perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampai pada

tingkat yang menentukan, bahwa momentum yang telah dicapai tersebut

harus dimanfaatkan untukmenyatakan kemerdekaan, bahwa kemerdekaan

tersebut bukan merupakan tujuan akhir tetapi masih harus diisi dengan

mewujudkan negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Alenia ketiga, alenia ini memuat motivasi spiritual yang luhur, dan mengilhami

Proklamasi kemerdekaan serta menunjukka pula ketaqwaan bangsa

Indonesia kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Kunci Jawaban Latihan//Kasus/Tugas

274

Alenia keempat, alenia ini menegaskan bahwa negara Indonesia mempunyai

fungsi sekaligus melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah

darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia. Negara Indonesia berbentuk republik dan berkedaulatan rakyat,

negara Indonesia mempunyai dasar falsafah Pancasila.

Kegiatan Pembelajaan 6

Untuk membantu menjawab kasus tersebut maka bacalah bacaan pada kegiatan

pembelajaran 6 , diskusikan dengan teman sekelompok saudara, dan uraikan

menurut pendapat kelompok saudara.

Kegiatan Pembelajaran 7

1. Untuk membantu menjawab jaminan universal bahwa kemerdekaan dan

kebebasan adalah hak segala bangsa termaktub dalam Pembukaan UUD

NKRI Tahun 1945 maka baca bacaan kegiatan pembelajaran 7 hal 99 - 104

2. Untuk menganalisis kewajiban menghormati hak asasi orang lain telah

diamanatkan oleh UUD NKRI Tahun 1945 maka bacalah bacaan kegiatan

pembelajaran 7 hal.105

Kewajiban-kewajiban hak asasi yang diamanatkan UUDNRI 1945 antara lain

sebagai berikut:

a) pasal 23A, membayar pajak;

b) pasal 27 ayat (1), kewajiban mentaati hukum dan pemerintah;

c) pasal 27 ayat (3), kewajiban pembelaan negara;

d) pasal 28J ayat (1), kewajiban menghormati hak asasi manusia orang

lain;

e) pasal 28J ayat (2), hak tunduk pada pembatasan undang-undang

dalam menjalankan hak asasi manusia; 6) pasal 30 ayat (1), kewajiban

ikut dalam upaya pertahanan keamanan negara;

f) pasal 31 ayat (2), kewajiban untuk mengikuti pendidikan dasar

PPKn SMP KK C

275

3. Kewajiban Dasar Manusia (KDM) yang diatur dalam Pasal 69 ayat (1) UU

Nomor 39 Tahun 1999 bahwa “Setiap orang wajib menghormati hak asasi

manusia orang lain, moral, etika, dan tata tertib kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara”.

4. Hak perlindungan keamanan dan perlindungan hukum, hak ekonomi, dan hak

sosial budaya termaktub dalam Pembukaan UUD NKRI Tahun 1945

Kegiatan Pembelajaran 8

Untuk membantu menjawab dari beberapa pertanyaan tersebut maka bacalah

bacaan kegiatan pembelajaran 8 dan uraikan pendapat saudara

Kegiatan Pembelajaran 9

Untuk membantu menjawab dari beberapa pertanyaan tersebut maka bacalah

bacaan kegiatan pembelajaran 9 dan uraikan pendapat saudara

Kegiatan Pembelajaran 10

Untuk membantu menjawab dari beberapa pertanyaan tersebut maka bacalah

bacaan kegiatan pembelajaran 10 dan uraikan pendapat saudara

Kegiatan Pembelajaran 11

Untuk membantu menjawab dari beberapa pertanyaan tersebut maka bacalah

bacaan kegiatan pembelajaran 11 dan uraikan pendapat saudara

Kegiatan Pembelajaran 12

Untuk membantu menjawab dari beberapa pertanyaan tersebut maka bacalah

bacaan kegiatan pembelajaran 12 dan uraikan pendapat saudara

Kunci Jawaban Latihan//Kasus/Tugas

276

Kegiatan Pembelajaran 13

Untuk membantu menjawab dari beberapa pertanyaan tersebut maka bacalah

bacaan kegiatan pembelajaran 13 dan uraikan pendapat saudara

Kegiatan Pembelajaran 14

Untuk membantu menjawab dari beberapa pertanyaan tersebut maka bacalah

bacaan kegiatan pembelajaran 14 dan uraikan pendapat saudara

Kegiatan Pembelajaran 15

Untuk membantu menjawab dari beberapa pertanyaan tersebut maka bacalah

bacaan kegiatan pembelajaran 15 dan uraikan pendapat saudara

Kegiatan Pembelajaran 16

Untuk membantu menjawab dari beberapa pertanyaan tersebut maka bacalah

bacaan kegiatan pembelajaran 16 dan uraikan pendapat saudara

Kegiatan Pembelajaran 17

Untuk membantu menjawab dari beberapa pertanyaan tersebut maka bacalah

bacaan kegiatan pembelajaran 17 dan uraikan pendapat saudara

Kegiatan Pembelajaran 18

Untuk membantu menjawab dari beberapa pertanyaan tersebut maka bacalah

bacaan kegiatan pembelajaran 18 dan uraikan pendapat saudara

PPKn SMP KK C

277

Evaluasi Akhir

Petunjuk Umum:

1. Periksa dan bacalah setiap butir tes dengan seksama sebelum menjawab pertanyaan. Apabila dijumpai tulisan yang kurang jelas, rusak, atau jumlah butir tes yang tidak lengkap, segera laporkanlah kepada pengawas.

2. Tes terdiri atas 30 butir pilihan ganda, dengan rincian 20 butir soal Kompetensi Profesional.

dan 10 butir soal Kompetensi Pedagogik Jawablah butir-butir pertanyaan di

lembar jawaban yang disediakan. Tidak diperkenankan untuk mencoret,

mengotori, atau merusak lembar soal.

3. Apabila hendak memperbaiki atau mengganti jawaban, bersihkan atau coretlah huruf yang telah diberi tanda silang.

4. Periksalah kembali seluruh pekerjaan sebelum lembar jawaban dan lembar soal diserahkan kepada pengawas.

5. Bekerjalah dengan baik, serius, mandiri, dan tidak mencontek.

Petunjuk Pengerjaan:

1. Setiap butir pertanyaan mendapat nilai 1 (untuk jawaban betul) dan 0 (untuk jawaban salah).

2. Pilihlah satu jawaban yang betul dengan memberi tanda silang pada huruf A, B, C, atau D di lembar jawaban.

Bagian A Kompetensi Profesional

1 Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, NKRI dan

Bhinneka Tunggal Ika merupakan ….

A. Visi PPKn

B. Misi PPKn

C. Tujuan PPKn

D. Ruang lingkup PPKn

Kunci : D

Evaluasi

278

2 Keberagaman dipandang sebagai kekayaan bersifat kodrati dan

alamiah, artinya ….

A. keberagaman bisa menjadi ancaman dan hambatan dalam

pembangunan.

B. sebagai budaya bangsa karena itu harus dipelihara dan

dilestarikan.

C. sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa karena itu tidak perlu

dipermasalah-kan.

D. keberagaman menjadi khasanah bangsa Indonesia.

Kunci : C

3 Usulan mengenai rumusan dasar negara, berbeda-beda, tetapi

memiliki kesamaan pandangan dan pemikiran, yaitu ….

A. ideologi politik dan garis kemerdekaan Indonesia

B. ideologi kebangsaan mengenai dasar negara merdeka.

C. ideologi nasional guna mendirikan sebuah negara

D. Landasan berdirinya suatu negara merdeka.

Kunci B

4 Bertutur kata dan berperilaku yang baik, dimaksudkan secara formal

ukuran kepantasannya mengacu pada ….

A. norma masyarakat

B. nilai Pancasila

C. norma hukum

D. norma susila

Kunci B

5 Kehidupan pada kelompok masyarakat adat, bertutur kata dan

berperilaku di lingkungan harus mengikuti norma yang berlaku,

kepatasan ukurannya bersumber pada norma ….

A. kebiasaan B. kesusilaan C. agama D. hukum Kunci : A

PPKn SMP KK C

279

6 Kesepakatan bangsa Indonesia untuk tidak merubah Pembukaan

UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan hal yang

sangat penting, karena ….

A. mengandung pokok pikiran yang terdiri 4 alenia

B. memuat pernyataan kehendak negara

C. mengandung arah dan tujuan politik luar negari

D. memuat dasar filosofis dan normative negara

Kunci: D 7 Berikut ini contoh nyata sebagai wujud tuntutan reformasi dibidang

penegakan hukum adalah ….

A. dijatuhi hukuman yang tetap bagi koruptor

B. peningkatan pendapatan perkapita sekuruh rakyat.

C. pemberian anggaran ke desa-desa.

D. peningkatan infra struktur pembangunan /

Kunci : A

8 Berikut ini meruakan makna yang tergandung dalam Pembukaan

UUD Negara Republik Indonesia, adalah ….

A. menunjukkan perjuangan bangsa Indonesia sudah selesai

mencapai kemerdekaan

B merupakan pernyataan kemerdekaan yang terperinci dan sumber

hukum tertinggi

C. merupakan garis-garis besar arah dan tujuan pembangunan

Indonesia.

D. merupakan motivasi dan aksi bangsa Indonesia dalam kancah

Internasional

Kunci: B

Evaluasi

280

9 Untuk mengangkat Duta besar Presiden meminta pertimbangan

pada DPR. Dalam hal ini keterlibatan DPR memiliki fungsi di bidang

…..

A. politik diplomatik

B. anggaran dan pengawasan

C. control dan pengawasan

D. legislasi.

Kunci : C

10 Ketika terjadi pembunuhan pada seseorang buruh (pelanggaran

HAM) berdasarkan UUD NRI Tahun 1945, maka UU organik

mendasarkan pada ….

A. UU No. 23 Tahun 2014

B. UU No. 13 Tahun 2003

C. UU No 26 Tahun 2000

D. UU No. 39 Tahun 1999

Kunci : D

11 Wujud perilaku bela negara di lingkungan masyarakat tempat tinggal

adalah …..

A. menjaga kelestarian lingkungan

B. berpartisipasi dalam organisasi

C. memberantas pelacuran D. turut baris berbaris

Kunci :A

12 Setiap norma memiliki kesamaan, yaitu …..

A. petunjuk hidup dalam berperilaku sesuai aturan yang berlaku

B. memuat nilai-nilai luhur yang harus dilaksana-kan

C. petunjuk dalam kehidupan bersama seluruh warga

D. pranata kehidupan manusia dalam bernegara.

Kunci : A

PPKn SMP KK C

281

13 Petunjuk hidup yang diikuti oleh para pengikutnya untuk kehidupan di

dunia dan di akhirat merupakan norma ….

A. agama

B. susila

C..adat

D. hukum

Kunci : A

14 Seseorang melakukan perilaku “ tidak pantas, tidak sopan”, maka

penilaian itu ditinjau dari ….

A. sisi dalam kepribadian

B. sisi luar kepribadian

C. kepantasan dalam berperilaku

D. aturan hukum yang berlaku.

Kunci: B

15 Ketika tersangka diperiksa oleh pihak berwenang, tanpa di damping

kuasa hukum, sebenarnya bertentangan dengan ….

A. praduga tak bersalah

B. legalitas peradilan

C. azas peradilan

D. asas legalitas.

Kunci : C

16 Upacara “ Buang sesaji di laut“ ,”upacara sedekah bumi” bagi

masyarakat tertentu, merupakan wujud dari norma ….

A. kesopnan

B. kesusi;aam

C. keagamaan

D kebiasaan

Kunci : D

Evaluasi

282

17 Keingin yang kuat yang bersatu padu untuk mencapi kemerdekaan

dan pertama kali dinyanyikan Lagu Indonesia Raya terbukti pada ….

A. Sidang BPUPKI

B. Sidang PPKI

C. KMB di Denhaag

D. Sumpah Pemuda

Kunci : D

18 Reaktualisasi jiwa dan semangat sumpah pemuda harus dimaknai

sebagai upaya serius dalam ….

A. menjaga integritas, karakter bangsa dan semangat nasionalisme

melalui pemuda-pemuda Indonesia di tengah berbagai persoalan

yang melanda bangsa Indonesia

B. menubmuhkan kesadaran bangsa Indoensia berpartisipasi dalam

pembangunan nasional

C. motivasi para pemimpin untuk menjadi pemimpin yang handal

tidak menyerah dalam menghadapi persoalan/

D. pelajaran yang berharga bagi generasi mudah untuk selalu ingat

perjuangan masa lalu

Kunci A

19 Gerak cepat TNI dalam membongkar mercu suara yang dibangun

oleh Malaysia di daerah Kab. Sambas merupakan wujud nyata ….

A. bentuk kerakusan suatu negara ingin menguasaiwilayah negara

lain.

B. bentuk provokasi Malaysia terhadap Indonesia untuk memecah

belah bangsa.

C. unjuk kekuatan negara lain terhadap negara tentangga yaitu

Indonesia.

D TNI untuk mempertahankan kedaulatan dan keutuhan NKRI

Kunci : D

PPKn SMP KK C

283

20 Berikut ini contoh nyata dari implementasi nilai semangat

kebangsaan di bidang keutuhan wilayah adalah ….

A. penjaga perbatasan wilayah Indonesia.

B. penjaga mercu suar di pelabuhan

C. pengabdian pendidik di daerah terpencil

D. penjaga keamanan hutan

Kunci A

Bagian B Kompetensi Pedagogik

21 Orientasi siswa kepada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar,

membimbing penyelidikan individual maupun kelompok,

mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan

mengevaluasi proses pemecahan masalah, merupakah langkah model

pembelajaran ....

A, Inquiry Learning

B. Discovery Learning

C. Project Based Laerning

D. Problem Based Learning

Kunci: D

22 Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan scientific dalam

mengumpulkan informasi kompetensi yang dikembangkan adalah ….

A. menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomuni-kasi,

mengembangkan kebia-saan belajar sepanjang hayat.

B. sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan

menerapkan prosedur dan kemampuan berfikir.

C. kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan

untuk membentuk pikiran kritis..

D. Melatih kesungguhan, ketelitian dan kemandirian peserta didik

karena kemandirian merupakan hal penting dalam saintifik.

Kunci : A

Evaluasi

284

23 Ketika peserta didik diputarkan slide tentang kecelakaan lalu lintas,

grafik tentang angka kecelakaan lalu lintas. Hasil belajar yang ingin

dicapai adalah tumbuhnya kesadaran berlalu lintas, maka metode

pembelajaran yang tepat adalah ….

A. Keteladanan

B. simulasi

C. diskusi

D. baca

Kunci : A

24 Guru membelajarkan “ Memahami norma hukum yang berlaku dalam

kehidupan bermasarakat dan bernegara. Pada kegiatan inti peserta

didik diputarkan video tentang “ Bahaya Narkoba dan akibatnya”, guru

menugaskan untuk mencermat, mencatat hal-hal penting dan

bermanfaat bagi peserta didik serta perlu di bahas dalam pembelajaran,

maka langkah guru tersebut dalam discovery learning adalah ….

A. data prosessing

B. data collection

C. problem statment

D. stimulation

Kunci D

25 Indikator pencapaian kompetensi berbunyi “ menampilkan perilaku

patuh terhadap norma yang berllaku, di masyarakat”, maka sasaran

penilaian pada aspek ….

A. pengetahuan

B. ketrampilan

C. sikap spiritual

D. sikap sosial

Kunci : B

PPKn SMP KK C

285

26 Setiap komponen silabus memiliki hubungan yang sistemtik, artinya

….

A. memiliki peranan yang penting dalam pembelajaran

B. sangat penting dalam proses pembelajaran

C. memiliki keterkaitan yang tidak terpisahkan.

D. memiliki fungsi dan manfaat sendiri-sendiri

Kunci : C

27 Dalam kegiatan mengumpulkan informasi/data, dalam pembelajar-an

saintifik, maka metode yang dipilh guru adalah …..

A. diskusi

B. praktik

C. simulasi

D penugasan

Kunci : D

28 Bila KD PPKn berbunyi “ Menganalisis kasus pelanggaran HAM

menurut UUD 1945, maka bahan ajar utama yang dikembangkan

bersumber pada …

A. UUD NRI 1945 dan UU No. 39 Tahun 1999

B. UUD NRI 1945 dan UU No.26 Tahun 2000

C. UUDS 1950 dan UU No. 7 Tahun 1953

D. UUD 1949 dan peraturan perundangan lainnya

Kunci: A

29 Kompetensi Dasar pengetahuan berbunyi ”Memahami sistem hukum

dan peradilan nasional dalam lingkup NKRI”. Mengingat materi tersebut

cukup luas, maka media belajar yang paling tepat digunakan adalah ….

A. Projektor

B. Grafis

C. OHP

D. LCD

Kunci : B

Evaluasi

286

30 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan karena guru menghadapi

masalah pembelajaran di kelasnya. Setelah diidentifikasi

permasalahan, dirumuskan masalah, guna memecahkan masalahan

tersebut sebelum guru melakukan tindakan, langkah utama adalah ….

A. mencari landasan teori untuk memecahan masalah

B. menentukan metodologi pemecahan masalah.

C. menentukan teknik analisis pemecahan masalah

D. menentukan instrument penelitian.

Kunci : A

PPKn SMP KK C

287

Kunci Jawaban Tes Formatif

Kegiatan Pembelajaran 1 1 D. HAM 2 B. Pancasila menjadi sumber hukum nasional yang ada di Indonesia 3 D. Pancasila merupakan sikap mental, tingkah laku dan amal perbuatan bangsa

Indonesia yang bersifat khas yang berbeda dengan kepribadian bangsa-bangsa lain

4 B. UUD NRI 1945 5 D. Pemendikbud Nomor 24 Tahun 2016 Kegiatan Pembelajaran 2 1 B. Ir Soekarno dan Mr Muhamad Yamin 2 C. Ketuhanan 3 B. 1,2 dan 4 4 C. Ir Sukarno 5 A. Mr Mohamad Yamin Kegiatan Pembelajaran 3 1 C. Menghina suku, agama dan antar golongan lain 2 D. Memuji 3 B. Rendah diri 4 C. Menginginkan adanya kerukunan antar kelompoknya saja 5 C. 1, 4 dan 5 Kegiatan Pembelajaran 4 1 D. Pasal 3 dan Pasal 37 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 2 B. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 membentuk

struktur ketatanegaraan yang bertumpu pada kekuasaan tertinggi ditangan MPR yang sepenuhnya melaksanakan kedaulatan rakyat

3 C. 2, 3, dan 4 4 A. 1999 5 D. 2002 Kegiatan Pembelajaran 5 1 A.Pembukaan UUD Negara RI 1945 memuat dasar filosofis dan normatif yang

mendasari seluruh pasal dalam UUD RI Tahun 1945 2 A. Makna objektif (universal), yaitu kemerdekaan adalah hak segala bangsa 3 B. Perjuangan bangsa Indonesia telah mencapai kemerdekaan 4 C. Alinea 3 5 D.4 Kegiatan Pembelajaran 6 1 A. 1 = DPR, 2 = MK, 3 = MK, 4 = MPR, 5 = MPR 2 D. Pemekaran dan penggabungan daerah 3 B. Eksekutif 4 B. Mengangkat dan memberhentikan menteri negara 5 B. Memeriksa pengelolaan keuangan negara

Evaluasi

288

Kegiatan Pembelajaran 7 1 C. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-1 2 A. Kewajiban warga negara untuk membela negara 3 D.31 4 B. Pasal 28 A-J 5 B. Hak atas jaminan sosial terutama bagi anak-anak terlantar Kegiatan Pembelajaran 8 1 D. Norma 2 A. Mengatur kehidupan di masyarakat sesuai kebiasaan-kebiasaan yang

disepakati 3 D. Kesopanan 4 D. Kesusilaan 5 A. Agama Kegiatan Pembelajaran 9 1 C. Kota dan Kabupaten 2 B. Memeriksa, mengadili, dan memutus sengketa antara orang-orang yang

beragama Islam mengenai bidang hukum perdata tertentu yang harus diputus berdasar syariat tertentu

3 C. Mengadili perkara tindak perdata yang dilakukan oleh prajurit atau yang disamakan dengan prajurit

4 B. Memeriksa, mengadili, memutuskan, dan menyelesaikan sengketa tata usaha negara di tingkat pertama

5 C. Pemberian suatu benda secara suka rela dan tanpa imbalan dari seseorang atau badan hukum kepada orang lain atau badan hukum untuk dimiliki

Kegiatan Pembelajaran 10 1 B. Kepantasan dan kepatutan 2 C. Subak dari Bali 3 D. 1, 4 dan 5 4 D. Dikucilkan dan dimusuhi

5 D. Berteman dengan memperlihatkan ekspresi dan penghargaan

Kegiatan Pembelajaran 11 1 D. Menumbuhkan patriotisme, dinamika, budaya prestasi, dan semangat

profesionalitas 2 B. Tanah air, bangsa dan bahasa 3 B. Menghormati suku bangsa lain 4 D. Sebuah negara 5 C. Saling tolong menolong Kegiatan Pembelajaran 12 1 C. 1,3 dan 4 2 A. Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia, yaitu Jawa,

Sumatera dan Madura 3 C. Sjafruddin Prawiranegara 4 A. Roem-Royen

PPKn SMP KK C

289

5 C. Mengibarkan bendera merah putih di depan rumah pada hari-hari besar nasional dengan baik dan benar

Kegiatan Pembelajaran 13 1 D. 1, 3 dan 5 2 A. Kontesktual 3 A. Mengamati 4 D. Teacher center 5 A. Mengamati Kegiatan Pembelajaran 14 1 C. Stimulation 2 A. Menemukan masalah 3 B. Project based learning 4 D. Problem based learning 5 B. Project based learning Kegiatan Pembelajaran 15 1 D. Ulangan harian 2 D. Ulangan harian 3 D. Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap dan pengetahuan 4 B. Pengetahuan, sikap, Ketrampilan 5 B. Metakonseptual Kegiatan Pembelajaran 16 1 B. Metode pembelajaran dan kegiatan pembelajaran 2 A. Tujuan/indikator dan materi pembelajaran 3 A. Lembar kegiatan siswa 4 C. 22 tahun 2016 5 A. Metode Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran 17 1 A. Ketersediaan 2 B. Praksis 3 C. 1, 2 dan 5 4 B. Praktis dan sederhana 5 C. Ketepatgunaan

Evaluasi

290

Kegiatan Pembelajaran 18 1 A. Meningkatkan hasil pembelajaran melalui tindakan perbaikan 2 C. Proposal penelitian 3 A. Menyusun proposal 4 B. Prosedur penelitian 5 C. 1,3,2,4 dan 5

PPKn SMP KK C

291

Penutup

Demikianlah modul guru pembelajar kelompok kompetensi C bagi guru Mata

Pelajaran PPKn SMP.

Mudah-mudahan anda dapat memahami secara menyeluruh apa yang diuraikan

dalam modul ini, sebab pemahaman tersebut akan menjadi bekal dalam

menyusun materi PPKn, pelaksanaan proses pembelajaran yang bermutu yaitu

kesesuaian, daya tarik, efektivitas, efisiensi dan produktivitas pembelajaran serta

bermakna bagi para peserta didik.

Kemampuan-kemampuan yang anda kuasai setelah mempelajari modul ini akan

berguna bagi anda dalam membimbing teman sejawat dalam meningkatkan

kualitas pembelajaran.

Semoga bahan modul ini mampu memfasilitasi kinerja Anda tidak saja pada saat

pendidikan latihan tetapi pada saat Anda melaksanakan tugas di daerah masing-

masing

Modul ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penyusun berharap saran dan

kritik yang membangun untuk kesempurnaan modul.

PPKn SMP KK C

293

Daftar Pustaka

Abdulgani, Roeslan. (1964). Dihadapan Tunas Bangsa. Djakarta: Penerbit B.P. Prapantja.

AECT, (1977), The Definition of Educational Technology. Association For Educational Communication and Technology.

Akbar, Patrialis. 2013. Lembaga-Lembaga Negara Menurut UUD Negara RI Tahun 1945. Jakarta: Sinar Grafika.

Al-Hakim, S. 2010. Media Pembelajaran Berbasis Pembudayaan Nilai-Nilai Pancasila. Malang. UM Press.

Al-Hakim, S. 2011. Media Pembelajaran dan Sumber Belajar. Makalah Disajikan pada Workshop Pembudayaan Nilai-nilai Pancasila (PNP) Berbasis Pendidikan Karakter Bangsa Bagi Guru Sekolah Dasar Di Jawa Timur. Batu, Tanggal 14 s/d 16 Nopember 2011

Al-Hakim, S. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Konteks Indonesia. Malang. Madani (Kelompok Intrans Publishing)

Ana Oqi, Media dan Sumber Belajar, http://info-makalah.blogspot.com/2011/07/media-dan-sumber-belajar.ht, diakses pada tanggal 2 Desember 2015

Arsyad. Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo, 2009

Asshiddiqie, Jimly ( 2005 ), Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Jakarta : Konstitusi Press

Asshiddiqie, Jimly, 2012. Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi, Jakarta: Sinar Grafika.

Budiarjo, Miriam. 2003. Dasar- Dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Darji Darmodiharjo, et al.1986; Nilai, Norma dan MoralJakarta: Aries Lima.

Darji Darmodiharjo, Prof, S.H.; 1986; Pancasila Sebagai Filsafat dan Ideologi Nasional; Malang: Laboratorium IKIP Malang

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Sumpah Pemuda, Latar Belakang dan Pengaruhnya bagi Pergerakan Nasional. Musium Sumpah Pemuda. 2008

Depdiknas. 2004. Pedoman Merancang Sumber Belajar. Jakarta.

Daftar Pustaka

294

1945 Sampai Dengan Perubahan UUD 1945 Tahun 2002 Edisi Kedua. Jakarta: Kencana

Fathoni, Abdurrahmat.2006. Antropologi Sosial Budaya. Jakarta:Rineka Cipta

Gaffar, Afan. 2000. Politik Indonesia: Transisi Menuju Demokrasi, Yogyakarta : Pusataka Pelajar.

Harjanto, 2008. Perencanaan Pengajaran, Jakarta:Rineka Cipta.

Hartanti, Evi. 2007. Tindak Pidana Korupsi. Jakarta: Sinar Grafika

Hasibuan, Sofia R. 2002.Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, Teori dan Konsep, Jakarta: Dian Rakyat,

Herimanto. 2008. Ilmu Sosial. Jakarta: Bumi Aksara

Http://www.academia.edu/4757053/Proses_Perumusan_Pancasila

Http://Herrypkn.Blogspot.Com/2012/08/Semangat-Kebangsaannasionalisme-Dan.Html

Http://Komunitasgurupkn.Blogspot.Co.Id/2014/08/Norma-Dan-Kebiasaan Antardaerah-Di.Html

Https://Sahabatkurikulum2013.Wordpress.Com/2015/01/09/Norma-Dan-Kebiasaan-Antar-Daerah-Di-Indonesia-2/

Http://ainamulyana.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-penelitian-tindakan-kelas.html

Http://Perpus-Maya.Blogspot.Com/2015/07/Makna-Semangat-Kebangsaan.Html

Juliardi, Budi. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Kaelan. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma Kaelan. 2014. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma

Kansil, C.S.T, (2002), Pengantar Ilmu Hukum , Jakarta : Balai Pustaka

Kansil, C.S.T, dkk. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan SMP/MTs. Jakarta: Bumi Nusantara

PPKn SMP KK C

295

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013.Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta : Kemdikbud

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2013. Tentang Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta : 2014

KementerianPendidikandanKebudayaan. 2015. PendidikanPancasiladanKewarganegaraan Kelas 9

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI,2014. Buku Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP , Jakarta, Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Jakarta.

Khon, Hans.1961. Nasionalisme; Arti dan Sedjarahnja.Jakarta: PT Pembangunan

Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Koentjaraningrat. 1993. Masalah Kesukubangsaan dan Integrasi Nasional. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Koentjaraninngrat. 1977. Masyarakat dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Jambatan

Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, (2006), Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 24 tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi , Sekretariat Jendral, Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.

Mahmud, Thariq. Menggagas Sumpah Pemuda 201. Media Indonsia, 27 Oktober 2012

Malian, Sobirin dan Marzuki, Suparman. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan dan Hak Asasi Manusia. Yogyakarta: UII Press

Mas’oed, Mochtar dan MacAndrews, Colin, Editor. 2001. Perbandingan Sistem Politik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Mertokusumo, Sudikno. 1999. Mengenal Hukum; Suatu Pengantar. Yogyakarta: Liberty.

Moleong, Lexy. J, 2000, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rajawali

Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta. Prestasi Pustaka.

Mutiara Rindu, Media dan Sumber Belajar, http://reditayuke10.blogspot.com/2012/02/v-behaviorurldefaultvmlo.html, di akses pada tanggal 5 Desember 2015

Daftar Pustaka

296

Nickel, James W. 1996. Hak Asasi Manusia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Notonagoro, 1980, Pancasila Secara Ilmiah Populer, Djakarta: Pantjuran Tudjuh

Nur Alfani, 2015 Juni 9 , ( 2015 ), Sistematika Perubahan UUD Negara RI 1945

Penerbit Erlangga

Pengadilan Militer II-08 Jakarta. Struktur Organisasi. Online. http://www.dilmil-jakarta.go.id/rnews.php?nid=114. Diakses tanggal 1 Desember 2015.

Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah.

Pranarka. A.M.W. 1985. Sejarah Pemikiran Tentang Pancasila. Jakarta: Yayasan Proklamasi

Pudjantoro, P. 2011. Media Pembelajaran PPKn. Malang. Panitia Sertifikasi Guru 115.

Rahardjo, Satjipto. 1996. Ilmu Hukum. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung.

Rahardjo, Satjipto. 2002. Sosiologi Hukum, Perkembangan, Metode dan Pilihan Masalah. Surakarta: UII

Rahmat. Sumpah Pemuda:Antara Idealisme dan RealismePendidikan Politik. Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 1, No. 1, Februari-Juli 2003

Republik Indonesia , Kementeri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Republik Indonesia, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan No. 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013.

Republik Indonesia, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan No. 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah

Republik Indonesia. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Rohani. Ahmad, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2004

Saksono, Ign. Gatut . 2007. Pancaila Soekarno. Yogyakarta: Rumah Belajar Tabinkas

Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta, Penerbit Kecana.

Saraswati, LG. 2006. Hak Asasi Manusia (Teori, Hukum, Kasus).Jakarta: Filsafat UI Press

PPKn SMP KK C

297

Sedyawati, Edi. 2006. Budaya Indonesia (Kajian Arkeologi, Seni dan Sejarah). Jakarta : Rajawali Pers.

Sekretariat Jendar MPR RI, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Soekanto, Soerjono, Dr., S.H., MA., 1982, Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum; Jakarta: CV Rajawali

Soemantri, Sri. 1987. Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi. Bandung: Alumni

Sujatmoko, Andrey. 2015. Hukum HAM dan Hukum Humaniter. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada

Sukarnyana, 2002.Penelitian Tindakan Kelas, Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Proyek Peningkatan Pusat Pengembangan Penataran Guru IPS dan PMP Malang,

Supandi, 2014. Materi Pelatihan Kurikulum 2013 Mata Pelajaran PPKn SMP, Jakarta, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penjaminan Mutu Pendidikan.

Suseno, Franz Magnis. 2008. Etika Kebangsaan Etika Kemanusiaan: 79 Tahun Sudah Sumpah Pemuda. Yogyakarta: Kanisius

Suwirta,Andi. Memaknai Peristiwa Sumpah Pemuda Dan Revolusi Kemerdekaan Indonesia Dalam Perspektif Pendidikan. Sipatahoenan: South-East Asian Journal for Youth, Sports & Health Education, 1(1) April 2015

Taniredja, Tukiran, dkk. 2014. Kedudukan dan Fungsi Pancasila Bagi Bangsa dan Negara Indonesia. Bandung: Alfabeta

Thaib, Dahlan. 1998. Reformasi Hukum Tatanegara; Mencari Model Alternatif Perubahan Konstitusi. Yogyakarta: UII Press

Tim Dosen PKn UPI. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: CV Maulana Media Grafika.

Tutik, Titik Triwulan. 2010. Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia. Prestasi Pustakaraya. Jakarta.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.

Daftar Pustaka

298

Wahidin, Samsul. 2015. Dasar-dasar Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Wulandeltapkn, Sabtu 25 Pebruari ( 2015 ), Perubahan UUD Negara RI 1945

Yuda AR, Hanta. 2010. Presidensialisme Setengah Hati: Dari Dilema Ke Kompromi, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Zoelva, Hamdan. 2002. Sistem Penyelenggaraan Kekuasaan Negara Setelah Perubahan UUD 1945. Makalah. Jakarta : Sekretaris Negara RI.

PPKn SMP KK C

299

Glosarium

Afeksi Perasaan dan emosi yg lunak bangsa laindengan maksud untuk memperluas negara itu dapat mewakili danmenjadi contoh dari teori tersebut atau orang

Dasar Negara Pondasi bagi berdirinya suatu negara, sumber pelaksanaan kehidupan ketatanegaraan atau sumber segala peraturan yang ada dalam suatu negara

Diplomasi Seni dan praktik bernegosiasi oleh seseorang (disebut diplomat) yang biasanya mewakili sebuah negara atau organisasi

Eksponen Orang yang menerangkan atau menafsirkan suatu teori Imperialisme Sistem politik yang bertujuan menjajah negara lain untuk

kembali Kolonialisme Paham tentang penguasaan oleh suatu negara atas

daerah atau mendapatkan kekuasaan dan keuntungan yang lebih besar

Momentum Saat yang tepat Observasi

Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati

Orde baru Masa pemerintahan yang dipimpin oleh Suharto Orde lama Masa pemerintahan yang dipimpin oleh Sukarno Otoriter Kekuasaan yang dipegang sendiri dengan sewenang-

wenang Penilaian proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk

mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Psikomotorik Berhubungan dengan aktivitas fisik yang berkaitan

dengan Rakyat kumpulan manusia yang dipersatukan oleh rasa

persamaan dan bersama-sama mendiami suatu wilayah Negara

Reaktualisasi Proses, cara, perbuatan mengaktualisasikan kembali Revitalisasi Proses, cara, perbuatan menghidupkan atau

menggiatkan Revolusi Perubahan ketatanegaraan (pemerintahan atau keadaan

sosial) Rezim Pemerintahan yang berkuasa Sub ordinat Bersifat ada di bawah

Glosarium

300

Warga negara rakyat yang menetap di suatu wilayah negara tertentu, yang memiliki hak dan kewajian dalam hubungannya dengan Negara yang dilakukandengan cepat yang menganut teori