PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI...

155
PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI SMP DAARUL QUR’AN COLOMADU, KARANGANYAR TAHUN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Bidang Pendidikan Oleh Anisa Muslimatun 113111045 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUSI AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA 2017

Transcript of PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI...

Page 1: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

i

PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL

PADA SISWA DI SMP DAARUL QUR’AN

COLOMADU, KARANGANYAR TAHUN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Institut Agama Islam Negeri Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian

Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Dalam Bidang Pendidikan

Oleh

Anisa Muslimatun

113111045

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUSI AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA

2017

Page 2: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

ii

Page 3: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

iii

Page 4: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

iv

MOTTO

Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan

bacaan di waktu itu lebih berkesan"

(QS Al-Muzammil:6)

Page 5: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

v

PERSEMBAHAN

Karya ini ku persembahkan kepada :

1. Ibu dan Bapak yang tak pernah lelah

mendukung dan memberikan motivasi

agar menjadi anak yang berbakti kepada

orang tua dan bermanfaat untuk orang lain

2. Suamiku yang terus memberikan

dukungan dalam menempuh proses gelar

sarjana.

3. Putra kecilku yang selalu memberikan

keceriaan dan semangat disetiap

kelelahan.

4. Semua sahabatku yang selalu

mendampingiku

5. Almamater IAIN Surakarta

Page 6: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

vi

ABSTRAK

Anisa Muslimatun (11.31.1.1.045), Pengembangan kecerdasan spiritual pada

siswa di SMP Daarul Qur‟an Colomadu, Karanganyar

tahun 2015-2016

Pembimbing .Dr. H.Muhammad Munadi, M.Pd

Kata kunci :Pengembangan Kecerdasan Spiritual

Pengembangan kecerdasan spiritual merupakan aspek yang kurang

diperhatikan dalam dunia pendidikan yang lebih mementingkan pengembangan

kemampuan intelektual. Padahal sekolah merupakan lembaga formal yang sangat

berperan dalam menanamkan nilai-nilai spiritual siswa melalui program-program

sekolah. Hal tersebut dikarenakan pula anak mendapatkan sedikit tuntunan

spiritual dari para orang tuanya. Padahal Kecerdasan spiritual membimbing kita

untuk mendidik hati menjadi benar. Mengingat pentingnya kecerdasan spiritual

bagi kehidupan manusia, termasuk kehidupan anak dan remaja, maka berbagai

konsep dibuat guna membantu seseorang dalam meningkatkan kecerdasan

spiritual. Salah satu diantaranya adalah pembinaan dan penanaman kecerdasan

spiritual di lembaga pendidikan.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dan

dilaksanakan di SMP Daarul Qur‟an Colomadu Karanganyar pada bulan

November 2015 sampai Februari 2016. Subyek dalam penelitian ini adalah kepala

sekolah, sedangkan informannya adalah wakamad kurikulum, wakamad

kesiswaan, kepala TU, guru (wali kelas), dan siswa. Tehnik pengumpulan data

dalam penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan

dokumentasi. Dalam penguji keabsahan data digunakan tehnik triangulasi.

Sedangkan datanya menggunakan analisis dengan langkah-langkah pengumpulan

data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Dari data yang telah diperoleh dari penelitian, dapat ditarik kesimpulan

bahwa Upaya guru dalam proses pengembangan kecerdasan spiritual dengan

(1)Perencanaan Pengembangan Kecerdasan Spiritual yang meliputi; Perumusan

tujuan program pengembangan kecerdasan spiritual santri, Perencanaan

lingkungan pengembangan kecerdasan spiritual, Pembuatan silabus dan RPP yang

terinegrasi, Penyusunan jadwal kegiatan santri secara konsisten dan terpogram.

(2)Pelaksanaan pengembangan kecerdasan spiritual pada santri di SMP Daarul

Qur‟an meliputi beberapa aspek antara lain: Pemilihan metode pengembangan

Kecerdasan Spiritual, Pemilihan sumber dan media pengembangan Kecerdasan

Spiritual, Kegiatan pembiasaan budaya religious dan Memaksimalkan adanya

Ma‟had/pondok. (3) Kontrol dan evaluasi pengembangan kecerdasan spiritual

yang meliputi Mengontrol kegiatan santri, dan Kegiatan evaluasi/penilaian.

Page 7: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil‟alamin, segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta

alam, Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang telah melimpahkan nikmat,

hidayah, inayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada baginda

Rasulullah SAW, karena beliau kita dapat menemukan jalan lurus dan benar.

Skripsi yang berjudul“Pengembangan kecerdasan spiritual pada santri di

SMP Daarul Qur‟an Colomadu, Karanganyar tahun 2015/2016”ini disusun guna

memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut

Agama Islam (IAIN) Surakarta.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan dan partisipasi berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis menyampaikan terimakasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Dr. H. Mudofir, S.Ag., M.Pd selaku Rektor IAIN Surakarta.

2. Bapak Dr. H.Giyoto, M.Hum selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

KeguruanIAIN Surakarta

3. Bapak Drs. Suluri, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

4. Bapak Dr. H.Muhammad Munadi, S.Pd. M.Pd selaku pembimbing yang

senantiasa meluangkanwaktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan

bimbingan serta pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Dr. Khuriyah, S.Ag. M,Pd.selaku wali studi yang telah mendampingi dan

memberikan pengarahan yang bermanfaat selama masa studi sampai selesai

studi.

6. Bapak/ Ibu Dosen jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Surakarta yang

tanpa kenal pamrih dan balas jasa telah memberikan bekal ilmu untuk

kehidupan penulis di masa depan.

7. Bapak H.Agus Ma‟arif Arifin, Lc selaku Kepala Sekolah yang telah

memberikan ijin penelitian kepada penulis.

Page 8: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

viii

8. Bapak/Ibu guru di SMP Daarul Qur‟an, atas bantuannya dalam penelitian.

9. Siswa SMP Daarul Qur‟an dan teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan

satu persatu yang telah memberikan dukungan moral maupun material kepada

penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini dengan baik.

Penulis juga menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Semoga

skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada

umumnya.

Surakarta, November 2017

Penulis

Page 9: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................

SURAT PERNYATAAN ....................................................................... i

NOTA PEMBIMBING ........................................................................... ii

PENGESAHAN ...................................................................................... iii

MOTTO .................................................................................................. iv

PERSEMBAHAN ................................................................................... v

ABSTRAK .............................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ............................................................................ vii

DAFTAR ISI ........................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................ 8

C. Pembatasan Masalah ....................................................... 9

D. Rumusan Masalah ........................................................... 9

E. Tujuan Penelitian ............................................................. 9

F. Manfaat Penelitian ........................................................... 10

BAB II LANDASAN TEORI

A. KajianTeori ...................................................................... 11

1. Kecerdasan Spiritual (SQ) ............................................... 11

a. Pengertian Kecerdasan Spiritual ................................ 11

b. Pembuktian adanya Kecerdasan Spiritual................... 15

c. Ciri-ciri Kecerdasan Spiritual ..................................... 18

d. Faktor penghambat Kecerdasan Spiritual ................... 22

e. Manfaat Kecerdasan Spiritual ..................................... 23

f. Aspek-aspek Kecerdasan Spiritual ............................. 24

g. Langkah-langkah menuju Kecerdasan Spiritual.......... 26

Page 10: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

x

2. Pengembangan Kecerdasan Spiritual .............................. 26

B. Kajian Penelitian Terdahulu ............................................ 28

C. Kerangka Berfikir ............................................................ 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ................................................................ 32

B. Setting Penelitian ............................................................. 32

C. Subyek dan InformanPenelitian ...................................... 33

D. Metode Pengumpulan Data ............................................. 33

E. Metode Keabsahan Data .................................................. 34

F. TeknikAnalis Data ........................................................... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran umum SMP Daarul Qur‟an ............................ 38

1. Visi dan misi .................................................................... 38

2. Keadaan Guru/Ustadz ...................................................... 39

3. Program pembelajaran

a. Program formal ........................................................... 41

b. Program non formal..................................................... 41

4. Kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler....................... 42

B. Hasil Penelitian

1. Perencanaan Pengembangan Kecerdasan Spiritual

a. Perumusan tujuan program pengembangan kecerdasan

spiritual santri............................................................... 47

b. Perencanaan lingkungan pengembangan kecerdasan

spiritual ...................................................................... 63

c. Pembuatan silabus dan RPP yang terinegrasi................. 64

d. Penyusunan jadwal kegiatan santri secara konsisten dan

terpogram...................................................................... 69

2. Pelaksanaan pengembangan kecerdasan spiritual pada santri

di SMP Daarul Qur‟an

a. Pemilihan metode pengembangan Kecerdasan Spiritual.. 71

Page 11: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

xi

b. Pemilihan sumber dan media pengembangan

Kecerdasan Spiritual .................................................... 72

c. Kegiatan pembiasaan budaya religius............................. 73

d. Memaksimalkan adanya Ma‟had/pondok....................... 76

e. Kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan luar sekolah........ 77

3. Kontrol dan evaluasi pengembangan kecerdasan spiritual

a. Mengontrol kegiatan santri ............................................. 80

b. Kegiatan evaluasi/penilaian.............................................. 81

C. Pembahasan

1. Perencanaan pengembangan kecerdasan spiritual................ 86

2. Pelaksanaan pengembangan Kecerdasan Spiritual............... 90

3. Kontrol dan evaluasi pengembangan Kecerdasan Spiritual... 94

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................... 95

B. Saran-saran ..................................................................... 98

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara dan Observasi

Lampiran 2 Field Note

Lampiran 3 Surat Permohonan Pembimbing

Lampiran 4 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 5 Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 6 Jadwal Pelajaran

Lampiran 7 Tata tertib siswa

Lampiran 8 Foto

Lampiran 9 Biodata

Page 13: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap anak yang lahir normal, baik fisik maupun mentalnya

berpontensi menjadi cerdas. Hal ini karena secara fitrah manusia dibekali

potensi kecerdasan oleh Allah SWT. Orang-orang yang cerdas banyak sekali

jasanya dalam kemajuan dan memajukan umat manusia. Melalui buah karya

dan pandangan-pandangannya yang ilmiah, telah mampu membebaskan

masyarakat dari kebodohan dan kebiadaban, menuju tatanan yang lebih baik

dan beradab. Karya-karya orang cerdas pula, yang memungkinkan umat

manusia mendapatkan fasilitas teknologi modern dalam memberikan berbagai

kehidupan.

Tetapi untuk menjadi cerdas tidaklah semudah membalikkan telapak

tangan. Begitu juga halnya jika kita berupaya untuk mencerdaskan anak-anak

bangsa kita. Diperlukan semangat, kepedulian, kerja keras, pengorbanan dan

pemahaman yang baik tentang pendidikan. Untuk dapat mencerdaskan anak-

anak tersebut, oleh karena itulah Imam Ali Bin Abi Thalib berkata “Tidak ada

warisan yang lebih baik daripada pendidikan” (Suharsono, 2002:14).

Pendidikan diberikan kepada seorang anak agar mereka dapat tumbuh dan

berkembang, baik fisik, mental, maupun kecerdasannya.

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting dalam

kehidupan manusia. Pendidikan mampu menjadikan manusia sebagai

manusia yang lebih mulia. Demikian pula dalam kehidupan suatu bangsa,

pendidikan memiliki peran yang Sangat penting dalam menjamin

perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa. Dalam kehidupan

sehari-hari terutama dalam menghadapi era globalisasi dewasa ini, banyak

ditemukan individu-individu yang materialistik, individualistik dan lain

sebagainya, sehingga melahirkan perilaku yang menyimpang dari

perkembangan potensi yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada setiap

manusia sejak ia lahir.

Page 14: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

2

Pada saat ini krisis moral yang menimpa Indonesia berawal dari

lemahnya penanaman nilai terhadap remaja. Pada zaman sekarang banyak

remaja yang menggunakan narkoba, bolos sekolah, tawuran, dan berandal

bermotor bahkan banyak remaja pada zaman sekarang ini yang melawan

orang tua dan menganiaya orang tuanya.

Hal tersebut dapat terjadi karena kesalahan sistem pendidikan dan

bimbingan yang diberikan sebelum nya, selain godaan setan yang memang

diperkenankan oleh Allah untuk menggoda manusia. Oleh karena itu, dunia

pendidikan pada saat ini sering dikritik oleh masyarakat yang dikarenakan

adanya sejumlah pelajar dan lulusan pendidikan yang menunjukkan sikap

yang kurang terpuji. Keadaan seperti itu semakin menambah potret

pendidikan semakin tidak menarik serta dapat menurunkan kepercayaan

masyarakat terhadap wibawa dunia pendidikan.

Padahal, pendidikan merupakan bimbingan terhadap perkembangan

pribadi yang bersifat menyeluruh atau dapat diartikan sebagai usaha untuk

membina kepribadian manusia sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat

dan kebudayaan serta norma agama, yang dalam perkembangannya dapat

berarti proses pendewasaan, sehingga dapat bertanggung jawab terhadap diri

sendiri secara biologis, psikologis, paedagogis dan sosiologis. Pada umumnya

manusia yang beradab setidak-tidaknya memiliki common sense (akal sehat)

tentang pendidikan, bahwa pendidikan mempunyai peranan yang sangat

penting dalam kehidupan manusia.

Pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan manusia dalam seluruh

aspek kehidupan dan penghidupan. Pendidikan mempunyai pengaruh yang

dinamis dalam kehidupan manusia di masa depan. Pendidikan dapat

mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya secara optimal, yaitu

pengembangan potensi individu yang setinggi-tingginya dalam aspek fisik,

intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai dengan tahap

perkembangan serta karakteristik lingkungan fisik dan lingkungan sosial

budaya di mana dia hidup.

Page 15: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

3

Disinilah tanggung jawab lembaga pendidikan yang harus

memperhatikan tentang masa depan generasi bangsa ini dengan

membekalinya dengan kecerdasan yang memungkinkan mereka meraih masa

depannya yang cerah yakni dengan kecerdasan spiritual. Meskipun harus pula

disadari bahwa untuk meraih kecerdasan spiritual seseorang tidak bisa kecuali

juga harus memiliki IQ dan IE yang tinggi, disamping tentunya menjalani

kehidupan spiritual itu sendiri.

Kecerdasan spiritual ini bersumber dari fitrah manusia yang modelnya

tidak dibentuk melalui penumpukan memori faktual dan fenomenal akan

tetapi merupakan aktualisasi dari fitrah manusia itu sendiri secara optimal jika

hidup manusia berdasarkan visi dasar dan misi utamanya yakni sebagai „abid

dan sekaligus khalifah dimuka bumi.

Berkaitan dengan kecerdasan spiritual, Islam merupakan agama yang

pandangan dunia tauhidnya sangat prihatin kepada kecerdasan ini. Sebab,

menurut pandangan dunia tauhid Islam manifestasi dari keseluruhan

kecerdasan itu akan tidak bermakna jika tidak berbasikan kecerdasan

spiritualitas. Dengan begitu, kecerdasan spiritual menjadi sentra kepedulian

pendidikan Islam.

SQ atau Kecerdasan Spiritual merupakan kecerdasan yang jarang sekali

dikembangkan di berbagai lembaga pendidikan. Hal ini jika dikaitkan dengan

pernyataan dari penemu dari kecerdasan spiritual Danar Zohar dan Ian

Marshall (2000: 206) karena dalam sejarah ilmu pengetahuan dan psikologi

ilmiah belum menemukan cara untuk mendiskusikan masalah makna dan

perannya dalam hidup kita. Selain itu, kecerdasan spiritual juga dianggap

sebagai hal yang canggung bagi para akademisi karena ilmu pengetahuan

yang ada saat ini tidak dilengkapi dengan perangkat untuk mempelajari

sesuatu yang tidak dapat diukur secara objektif. Padahal menurut Danah

Zohar dan Ian Marshal telah banyak bukti ilmiah mengenai adanya SQ. Dan

itu sebenarnya sudah ada dalam telaah-telaah neurologi, psikologi, dan

antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

proses linguistik (Efendi, 2005:206).

Page 16: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

4

SQ (Spiritual Quotient) atau kecerdasan spiritual berbeda dengan IQ

dan EQ. IQ adalah jenis kecerdasan yang digunakan untuk memecahkan

masalah logika dan strategis. Sementara EQ adalah jenis kecerdasan yang

memberi kita rasa empati, cinta, motivasi, dan kemampuan untuk menanggapi

kesedihan atau kegembiraan secara tepat. Sedangkan SQ adalah jenis

kecerdasan yang memungkinkan manusia menjadi kreatif, mengubah aturan

dan situasi.

Menurut Muhammad Quthub dalam Supriyono (2006: 80), kekuatan

spiritual pada diri manusia merupakan kekuatannya yang paling besar, paling

agung dan paling mampu untuk berhubungan dengan hakikat wujud.

Sedangkan kekuatan fisiknya hanya terbatas pada sesuatu yang dapat

ditangkap oleh indra. Kemampuan akal, meskipun yang paling bebas, namun

masih terbatas ruang dan waktu.

Kekuatan spiritual tidak diketahui batas ataupun ikatannya. Dan hanya

kekuatan spiritual yang mampu berkomunikasi dengan Allah. Terlebih di era

dewasa ini kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi demikian

Pesatnya. Sebagai konsekuensi logis, kita harus menyiapkan sumber daya

manusia yang berkualits, bukan berarti manusia yang hanya menguasai

IPTEK (Ilmu pengetahuan dan teknologi) semata, melainkan harus pula

memiliki IMTAQ (Imam dan taqwa). Dengan demikian bangsa Indonesia

senantiasa mampu mengikuti perkembangan di bidang Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi, juga diharapkan mampu mengantisipasi pengaruh dari luar yang

dapat merusak atau mengancam tatanam hidup, ideology, kepribadian dan

budaya bangsa (Yuliyatun, 2013).

Terlebih dalam menghadapi era globalisasi tersebut, pendidikan

mempunyai tugas yang tidak ringan. Selain mempersiapkan peserta didik

untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan juga

diharapkan dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada tuhan yang

Maha Esa. Peningkatan keimanan dan ketaqwaan dilakukan untuk

mengantisipasi dampak negatif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi. Oleh karenanya dalam rangka memperkuat keimananan,

Page 17: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

5

ketaqwaan terhadap Yuhan Yang Maha Esa serta penanaman nilai moral yang

berlandaskan nilai agama, pendidikan yang berlandaskan nilai agama

dinyatakan sangat penting ditanamkan sejak dini pada remaja yang

mengalami masa perkembangan.Rasulullah juga bersabda dalam hadis yang

diriwayatkan oleh Ibnu Majah yang artinya: “Muliakanlah anak-anakkalian

dan didiklah mereka dengan budi pekerti yang luhur.” (H.R Ibnu Majah).

Dibandingkan dengan masa awal anak-anak misalnya keyakinan agama

remaja telah mengalami perkembangan yang cukup berarti. Kalau pada awal

masa anak-anak ketika mereka baru memiliki kemampuan berfikir simbolik

Tuhan dibayangkan sebagai person yang berada di awan, maka pada masa

remaja mereka mungkin berusaha mencari sebuah konsep yang lebih

mendalam tentang Tuhan dan eksistensi. Perkembangan pemahaman terhadap

keyakinan agama sangat dipengaruhi oleh perkembangan kognitifnya

(Yuliyatun 2013).

Meskipun pada masa awal anak-anak ia telah diajarkan agama oleh

orang tua mereka, namun karena pada masa remaja mereka mengalami

kemajuan dalam perkembangan kognitifnya. Mungkin mereka

mempertanyakan tentang kebenaran keyakinan agama mereka sendiri.

Menurut Muhammad Idrus dalam Desmita (2009:283), pola kepercayaan

yang dibangun remaja bersifat konvensional, sebab secara kognitif, efektif

dan sosial, remaja mulai menyesuaikan diri dengan orang lain yang berarti

baginya (significant others) dan dengan mayoritas lainya.

Zohardan Marshal (2001:10) mengatakan pentingnya menanamkan

kecerdasan Spiritual merupakan sebagai acuan dari agama yang dapat

mempermudah remaja atau siswa dalam memahami makna dari nilai dalam

kehidupan ini. Seperti kemampuan bersikap, siswa yang memiliki

kemampuan ini dapat melepaskan diri dari pengaruh budaya masyarakat

modern.

Untuk mengembangkan moral dan spiritual, pendidikan sekolah formal

yang di tuntut untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan moral

dan spiritual mereka, sehingga mereka dapat menjadi manusia yang moralis

Page 18: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

6

dan religious. Sejatinya pendidikan tidak boleh menghasilkan manusia

bermental benalu dalam masyarakat, yakni lulusan pendidikan formal yang

hanya menggantungkan hidup pada pekerjaan formal semata. Pendidikan

selayaknya menanamkan kemandirian, kerja keras dan kreatifitas yang dapat

membekali manusianya agar bisa survive dan berguna dalam masyarakat.

Kecerdasan spiritual yang demikian menjadi berefleksikan ke dalam

sikap hidup yang toleran, terbuka, jujur, penuh cinta dan kasih sayang

terhadap sesama serta mampu menyelesaikan persoalan hidup. Inilah yang

kita sebut level tertinggi, kecerdasan spiritual. Terlebih sebagai seorang

remaja muslim yang merupakan ujung tombak dari suatu negara, seharusnya

memiliki akhlak yang mulia. Diantaranya dengan meningkatkan berbagai

amalan ibadah baik wajib maupun sunnah dalam menjalani hidup secara

spiritual, dan dengan meningkatkan latihan-latihan yang bersifat intelektual.

Kecerdasan spiritual membimbing kita untuk mendidik hati menjadi

benar. Mengingat pentingnya kecerdasan spiritual bagi kehidupan manusia,

termasuk kehidupan anak dan remaja, maka berbagai konsep dibuat guna

membantu seseorang dalam meningkatkan kecerdasan spiritual.

Oleh karena itu, dalam upaya mewujudkan remaja yang seutuhnya atau

sumber daya manusia yang berkualitas tersebut, diperlukan upaya-upaya

konkret secara maksimal. Salah satu diantaranya adalah pembinaan dan

penanaman kecerdasan spiritual.

Tetapi tak banyak sekolah yang mengembangkan kecerdasan spiritual,

saat ini mungkin terbatas hanya di Sekolah Islam atau Pesantren, terutama

untuk jenjang SMP-Mts. Pendidikan formal dan Kecerdasan Kognitif

dianggap lebih penting untuk mencapai keberhasilan seseorang meraih cita-

citanya. Ditambah lagi dengan pemikiran manusia yang mempermudah

sistem hidup (Khan, 2002:69). Anak sekolah sebagian cenderung bukan untuk

memperoleh ilmu, akan tetapi memperoleh ijasah yang bisa digunakan untuk

mendapatkan pekerjaan dan menghasilkan uang.

Padahal Usia SMP adalah masa awal remaja. Mereka banyak

mengalami perubahan, baik jasmaniah maupun ruhaniah. Mereka yang

Page 19: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

7

sebelum masa remaja menurut perkataan orang tua, kini sering mulai suka

membantah. Yang biasanya rajin untuk berangkat mengaji, mulai tampak

malas mengaji. Usia yang labil ini kadang membuat orang tua kualahan

dalam mengatasi anaknya.

Dari permasalahan di atas, maka pendidikan saat ini juga semakin

beragam. Baik sekolah formal, informal maupun non formal banyak

macamnya. Salah satu pondok yang menekuni Ilmu Umum

tanpamenyampingkan pengembangan kecerdasan Spiritual yang baru ini

adalah SMP Daarul Qur‟an Colomadu Karanganyar. SMP Daarul Qur‟an

adalah sekolah yang berbasis Pesantren melalui pembinaan ruhiyah, yang

merupakan cabang dari pondok Daarul Qur‟an milik Ustadz Yusuf Mansur

yang berada di Jawa Barat (Majalah DAQU Edisi 06/Juli 2013).

Pembelajaran pada SMP Daarul Qur‟an ini dengan program pengajaran

yang merupakan perpaduan boarding dan sekolah formal atau menggunakan

kurikulum diknas dan pesantren, dengan penguatan penanaman nilai-nilai

spiritual dengan kegiatan amaliah, penguatan Al Qur‟an dan lain-lain.

Berusaha menjawab kebutuhan masyarakat bahwa siswa dapat

mengakomodatifkan pendidikan Islam dan pendidikan formal. Dengan

dibantu tenaga pendidikan yang handal dan profesional di bidangnya masing-

masing, yang berasal dari lulusan universitas dalam negeri dan luar negeri

yang ternama.

Selain potensi akademik baik formal dan non-formal, peserta didik

dieksplorasi potensinya dengan program lifeskill, serta diarahkan agar mereka

memiliki komitmen yang tinggi terhadap bangsa dan lingkungannya. Dan

tidak hanya cerdas dalam ilmu umum, tapi juga mampu membawa para

santrinya cerdas dalam menyikapi kehidupan yang sangat diwarnai budaya

barat ini. Maka diharapkan para santri akan menjadi orang yang cerdas

spiritual dalam kehidupannya (Majalah DAQU Edisi 06/Juli 2013).

Sebagai sekolah formal, SMP Daarul Qur‟an memiliki visi dan misi di

bidang pendidikan. SMP Daarul Qur‟an Colomadu tersebut dikhususkan bagi

anak usia SMP dalam rangka membentuk karakteristik anak yang cerdas

Page 20: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

8

dalam spiritualnya tanpa mengesampingkan sekolahnya. Dengan program 4

tahun menekankan pengembangan kecerdasaan spiritual melalui visinya

yaitu:Mencetak generasi Qur‟ani, kreatif, berprestasi yang berakhlak dan

bertakwa. Misinya yaitu: Menyelenggarakan pendidikan Islami dengan active

learning yang profesional, efektif dan efisien; Membentuk karakter yang

mengarah pada sikap semangat berprestasi, proaktif, komunikatif, ikhlas dan

berdedikasi, serta peka terhadap lingkungan dan perkembangan zaman; dan

Mengembangkan sikap keteladanan Rasulullah lewat pembiasaan-pembiasaan

sunnah-sunnahnya (Wawancara Kepala SMP Daarul Qur‟an Colomadu, 16

Januari 2016).

Berdasarkan hasil onbservasi awal pada bulan November 2015, peneliti

memilih sekolah tersebut karena tertarik dengan kualitas anak usia SMP yang

berbeda dengan anak seusianya di zaman sekarang iniyang memiliki nilai

spiritualitas atau akhlak yang mulia dan pengetahuan intelektual yang cukup

baik, padahal mereka juga harus menempuh sekolah umum dengan berbagai

pelajaran umum. SMP yang berdiri sekitar 4 tahun ini mampu menunjukkan

kualitas dan kuantitas yang baik. Di samping itu, latar belakang santri yakni

berasal dari kaum dhuafa dan yatim piatu. Mereka selama mengikuti

pendidikan wajib berada di sekolah/ pondok dibebaskan dari segala biaya

dan diharapkan santri tersebut akan menjadi orang yang cerdas spiritual

dalam kehidupannya.

Berdasarkan latar belakang inilah yang mendorong peneliti untuk

melakukan penelitian tentang “PENGEMBANGAN KECERDASAN

SPIRITUAL PADA SISWA DI SMP DAARUL QUR‟AN COLOMADU,

KARANGANYAR TAHUN 2015/2016”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah di paparkan di dalam latar belakang

masalah di atas, maka menurut penulis ada beberapa mendasar yang menurut

penulis dijadikan sebagai identifikasi masalah, antara lain yaitu :

Page 21: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

9

1. Terdapatnya persepsi yang salah, baik dalam keluarga maupun lembaga

pendidikan bahwa proses pembelajaran hanya menekankan kepada salah

satu pengembangan.

2. Proses pembelajaran yang masih menekankan pada pengembangan nilai-

nilai kognitif.

3. Masih minimnya perhatian terhadap pengetahuan pendidik tentang

pentingnya kecerdasan spiritual.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penelitian ini hanya akan

membahas tentang Pengembangan Kecerdasan Spiritual pada Siswa di SMP

Daarul Qur‟an Colomadu, Karanganyar tahun 2015/2016.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas

sebagai langkah awal dan arah yang jelas dalam penelitian ini untuk

pembahasan selanjutnya, maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai

berikut:

1. Bagaimanakah perencanaan Pengembangan Kecerdasan Spiritual pada

Siswa di SMP Daarul Qur‟an Colomadu, Karanganyar tahun 2015/2016?

2. Bagaimanakah pelaksanaan Pengembangan Kecerdasan Spiritual pada

Siswa di SMP Daarul Qur‟an Colomadu, Karanganyar tahun 2015/2016?

3. Bagaimanakah evaluasi dan kontrol dalam Pengembangan Kecerdasan

Spiritual pada Siswa di SMP Daarul Qur‟an Colomadu, Karanganyar

tahun 2015/2016?

E. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai, sehingga

dalam penelitian yang dilakukan ini ada titik tujuan yang jelas. Adapun tujuan

dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

Page 22: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

10

1. Untuk mengetahui Perencanaan Pengembangan Kecerdasan Spiritual pada

Siswa di SMP Daarul Qur‟an Colomadu, Karanganyar tahun 2015/2016.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan Pengembangan Kecerdasan Spiritual pada

Siswa di SMP Daarul Qur‟an Colomadu, Karanganyar tahun 2015/2016.

3. Untuk mengetahui evaluasi dan kontrol dalam Pengembangan Kecerdasan

Spiritual pada Siswa di SMP Daarul Qur‟an Colomadu, Karanganyar

tahun 2015/2016.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teori

a. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran akan pentingnya Bagaimana

Pengembangan Kecerdasan Spiritual pada Siswa di SMP Daarul

Qur‟an Colomadu, Karanganyar tahun 2015/2016.

b. Untuk menambah pengetahuan penulis mengenai pengembangan

kecerdasan spiritual.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai motivator bagi para pengajar dan para siswa akan pentingnya

Pengembangan Kecerdasan Spiritual.

b. Memberikan masukan kepada para pengajar di Daarul Qur‟an

Colomadu, Karanganyar dalam upaya meningkatkan kecerdasan

spiritual.

c. Memberikan kontribusi kepada masyarakat dalam rangka

meningkatkan kecerdasan spiritual.

Page 23: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Kecerdasan Spiritual (SQ)

a. Pengertian Kecerdasan Spiritual

Sebelum membahas lebih jauh tentang kecerdasan spiritual, maka

terlebih dahulu di sini kita perlu menyinggung sedikit tentang IQ dan

EQ. Maka akan disinggung sedikit tentang Kecerdasan Intelektual dan

Emosional Sebagaimana diketahui, IQ atau kecerdasan intelektual

sejauh ini lebih merujuk pada aspek kecerdasan logik-matematik dan

kecerdasan verbal-linguistik semata. Dalam konteks tersebut,

kecerdasan dipandang bersifat tunggal dan tak dapat berubah. Artinya,

tak ada kecerdasan lain di luar IQ, dan sekali IQ sesorang sudah divonis

(misalnya seseorang itu pintar, atau bodoh atau sedang-sedang saja) .

Kecerdasan emosional ini, menurut penelitian Goleman, lebih

menentukan keberhasilan dan kebahagian seseorang dibanding

kecerdasan intelektual (IQ). Dan kecerdasan emosi (EQ) perlu

dipandang sebagai landasan bagi penggunaan IQ secara efektif. Harus

diakui kecerdasan intelektual dan kecerdasan emotional memiliki peran

penting dalam kehidupan dan keberhasilan seseorang. Namun harus

digaris bawahi bahwa memiliki kecerdasan intelektual dan kecerdasan

emosional saja belumlah cukup dalam menjamin kebahagiaan hidup.

Sehingga diperlukan keseimbangan antara kecedasan intelektual dan

kecerdasan emosional. Untuk menyeimbangkan antara kecerdasan

intelektual dengan kecerdasan emosional diperlukan kecerdasan lain.

Kecerdasan itu disebut dengan “kecerdasan spiritual”(Zohar, 2000:4-5).

Demikian tadi sudah dijelaskan mengenai IQ dan EQ. Untuk

selanjutnya akan dijelaskan mengenai apa itu SQ atau kecerdasan

spiritual. Kecerdasan berasal dari kata cerdas yang berarti Sempurna

perkembangan akal budinya (untuk berpikir, mengerti dan sebagainya).

Sedangkan kecerdasan yaitu perbuatan mencerdaskan kesempurnaan

11

Page 24: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

12

perkembangan akal budi (Depdiknas, 2007:105). Spiritual yaitu

berkenaan dengan hati dan kepedulian antar sesama manusia, makhluk

lain dan alam sekitar berdasarkan keyakinan akan adanya Tuhan Yang

Maha Esa.

Orang-orang yang cerdas secara spiritual adalah orang yang sangat

sadar akan semesta batinnya, mudah diidentifikasi dengan pengalaman

dan merasa begitu selaras dengan pengalaman sehingga ia mampu

mengenalikan dirinya. Kecerdasan spiritual dapat membantu kita

menyembuhkan dan membangun diri kita secara utuh.Banyak sekali

diantara kita yang saat ini menjalani hidup yang penuh luka dan

berantakan.

Berbeda dengan kecerdasan umum (IQ), yang memandang dan

menginterpresikan suatu dalam kategori kuantitatif (data dan fakta)

serta gejala (fenomena).Kecerdasan spiritual memandanga dan

menginterpretasikan suatu tak hanya bersifat kuantitatif dan fenomental,

tetapi melangkah lebih jauh dan mendalam, yakni pada dataran empiric

dan ontology (substansial).Kecerdasan spiritual juga berbeda dengan

kecerdasan emosional, dalam melihat dan menyadari diri.Pada

kecerdasan emosional, manusia melihat dilihat dan dianalisa dalam

batas-batas psikologis dan sosial, sementara pada kecerdasan spiritual,

manusia diinterpretasikan dan dipandang eksistensinya sampai pada

dataran noumental (fitrah) dan universitas (Suharsono, 2002:139).

Orang-orang yang masuk dalam kategori ini, yakni memiliki

kecerdasan spiritual, biasanya memiliki dedikasi kerja yang lebih tulis

dan jauh dari kepentingan pribadi (egoisme), apalagi bertindak dzolim

kepada orang lain. Motivasi-motivasi yang mendorongnya untuk

melaukan sesuatu juga sangat khas, yakni pengetahuan dan

kebenaran.Maka, sebagaimana disimak dari sejarah hidup para nabi dan

biografi orang-orang cerdas dan kreatif, biasanya memiliki kepedulian

terhadap sesame, memiliki integritas moral yang tinggi, shaleh dan

tentu juga integritas sosial.

Page 25: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

13

Dalam Ilmu Psikologi mulai mengarahkan perhatiannya pada

dimensi spiritualitas manusia, tepatnya pada tahun 1969, yakni ketika

Journal of Transpersonal Psyhology pertama kali diterbitkan. Dalam

jurnal tersebut banyak penelitian yang dilakukan untuk memahami

gejala-gejala ruhaniah, seperti peak experience, pengalaman mistis,

ekstasi, kesadaran ruhaniah, kesadaran kosmis, aktualisasi

transpersonal, pengalaman spiritual dan akhirnya kecerdasan spiritual.

(Rahmat, 2001:27)

Menurut Zohar (2000),kecerdasan spiritual adalah kecerdasan

untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai.

Kecerdasan yang dapat membuat kita menempatkan perilaku dan hidup

dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk

menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna

dibandingkan dengan yang lain.

Menurut Tasmara (2001), kecerdasan ruhaniah (spiritual) adalah

kecerdasan yang berpusat pada rasa cinta yang mendalam kepada Allah

dan seluruh ciptaan-Nya. Sebuah keyakinan yang mampu mengatasi

seluruh perasaan yang bersifat materi, bersifat sementara dan

fana.Kecerdasan ini memberi bentuk kesempatan kepada manusia untuk

berbuat, tetapi kebebasannya harus disertai dengan rasa cinta yang

melahirkan tanggung jawab dengan menempatkan mahabbah lillah

sebagai kebenaran tertinggi dan upaya itu berada pada nilai-nilai

keimanan kepada Illahi.

Kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna

ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan melalui langkah-langkah

dan pemikiran yang bersifat fitrah, menuju manusia seutuhnya (insan

kamil), dan memiliki pola pemikiran tauhid (integralistik), serta

berprinsip “hanya kepada Allah SWT”(Ginanjar, 2001: 57)

Jika IQ kecerdasan manusia yang terutama diggunakan untuk

berhubungan dengan dan untuk mengelola alam. Jika IQ setiap orang

dipengaruhi materi otaknya dan ditetkan oleh faktor genetika, dan EQ

Page 26: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

14

seseorang dipengaruhi oleh kondisi dalam dirinya dan masyarakat

sekelilingnya, seperti adat dan tradisi, maka SQ adalah kecerdasan

manusia yang digunakan untuk “berhubungan” dengan Tuhan yang

tidak dibatasi oleh faktor keturunan, lingkungan, atau materi-materi

lainnya (Novan Ardy Wiyani, 2012: 62)

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, Hasan alwi (2003),

kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang berkenaan dengan hati dan

kepedulian antar sesama manusia, makhluk lain dan alam sekitar

berdasarkan keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa.

Sehingga Kecerdasan spiritual pada dasarnya menunjukkan adanya

hati murni dan sifat-sifat mulia serta potensi luar biasa yang terpendam

dalam setiap diri manusia, antara lain bermanfaat untuk pengembangan

pribadi dengan karakter yang baik, dengan menyadari, menghargai,

mensyukuri berbagai potensi diri sebagai insane istimewa ciptaan Allah

SWT (Jalaludin, 2000: 68).

Orang yang cerdas spiritual tidak saja mampu menyelesaikan

problem-problem kehidupannya, tetapi bahkan karya-karyanya juga

sangat berarti bagi masyarakat dan umat manusia pada umumnya.

(Suharsono, 2001: 42)

Kecerdasan spiritual dalam pandangan Islam adalah kemampuan

untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan.

Dalam Islam sendiri memandang bahwa kecerdasan spiritual berkaitan

dengan sifat istiqamah, kerendahan hati, berusaha dan berserah diri,

ketulusan, keseimbangan, integritas dan penyempurnaan itu semua

dinamakan Akhlakul Karimah (Agustian, 2001:280)

Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan, kecerdasan

spiritual adalah kecerdasan mendasar yang berada dalam dimensi non

material (ruh manusia) yang diperoleh melalui penghayatan ketuhanan

yang digunakan untuk memahami dan memecahkan persoalan makna

dan nilai dalam kehidupan.

Page 27: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

15

b. Pembuktian Adanya Kecerdasan Spiritual

1) Antara Ilmiah-Empiris dan Literal-Metafisis

Dengan membuktikan adanya kecerdasan spiritual, secara

ilmiah-empiris didapatkan melalui serangkaian penelitian,

sementara literal-metafisis berdasarkan teks ayat yang ada di

dalam al Qur‟an maupun hadist.

Penelitian yang dilakukan neolog Austria Wolf Singer pada

tahun 1990 tentang “Problem Ikatan” membuktikan adanya proses

saraf dalam otak yang dicurahkan untuk menyatakan dan memberi

makna pada pengalaman manusia. Suatu jaringan saraf yang secara

literal “mengikat” pengalaman manusia secara bersama.Inti dari

penelitian Singer di atas adalah adanya osilasi saraf penyatu yang

menawarkan adanya pemikiran jenis ketiga yang dapat menjawab

pertanyaan mengenai makna, yakni SQ.

Penelitian terbaru dilakukan oleh neurology V.S

Ramachandran pada tahun 1997 bersama timnya di Universitas

California yang menemukan adanya titik Tuhan atau God Spot

dalam otak manusia. Inti penelitian ini memperlihatkan bahwa

Titik Tuhan atau God Spot tidak membuktikan adanya Tuhan,

tetapi menunjukkan bahwa otak telah berkembang untuk

menyatakan “pertanyaan-pertanyaan pokok”, untuk memiliki dan

menggunakan kepekaan terhadap makna dan nilai yang lebih luas.

(Agustian, 2003: 57)

Dalam Islam pembuktian kecerdasan spiritual secara literal-

metafisis yang menjadi acuan para ilmuan muslim terdapat dalam

ayat al Qur‟an.

QS al-Rum:30

Page 28: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

16

Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah;

(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia

menurut fitrah itu. tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah)

agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

(Depag RI, 1994: 645)

Fitrah sangat terkait dengan God Spot (Titik Tuhan). God

Spot seharusnya tidak dilihat sebatas potensi fisik dan psikis saja,

tapi juga sebagai sumber suara hati, yakni kebenaran sejati yang

tidak bisa ditipu oleh apapun.Suara hati yang berasal dari God Spot

inilah yang membimbing seseorang ke jalan fitrah.

Menurut Ary Ginanjar Agustian, setiap orang pada

dasarnya memiliki suara hati yang sama. Pada saat kondisi fitrah,

manusia merasakan suara hati yang sama yang berasal dari sifat-

sifat Allah yang Allah tiupkan ke dalam jiwa manusia. Dan inilah

yang disebut dengan God Spot atau fitrah (Agustian, 2001: 46)

Selanjutnya ayat kedua yang menjelaskan tentang

“perjanjian Primordial” antara manusia dengan Tuhannya:

QS al A‟raf:172

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-

anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian

terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini

Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami

menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari

Page 29: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

17

kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam)

adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)".

(Depag RI, 1994: 250)

Ayat tersebut menegaskan, bahwa manusia dalam keadaan

pra eksistensinya mengakui Allah sebagai Tuhannya.Bukti adanya

perjanjian ini menurut Muhammad Abduh adalah fitrah iman di

dalam jiwa setiap manusia.Menurut Prof. Dr.N. Dryakarna dalam

Agustian (2001: 11) yang membuktikan hal itu ialah adanya suara

hati manusia. Suara hati itu adalah suara Tuhan yang terekam di

dalam jiwa manusia, karenanya bila manusia hendak berbuat jahat,

pasti suara hatinya akan melarang, sebab Tuhan tidak menyukai

manusia berbuat tidak baik. Jika perbuatan buruk itu tetap

dilaksanakan, pada akhirnya akan muncuk perasaan menyesal.

2) Antara Ilahiyah dan non-Ilahiyah

Dalam Islam, pembuktian kecerdasan spiritual berhubungan

dengan Tuhan atau sifat Illahiyah, karena kecerdasan spiritual

berasal dari Tuhan. Ayat yang menunjukkan kecerdasan spiritual

bersifat Illahiyah, salah satunya ayat tentang ruh sebagai berikut:

QS al- Hijr: 29

Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah

meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu

kepadanya dengan bersujud. (Depag RI, 1994: 393)

Ayat ini dengan tegas menyatakan, bahwa ruh yang berada

dalam diri manusia merupakan pemberian langsung dari Allah

tanpa adanya campur tangan dari pihak lain. Ruh inilah sebagai

unsur ketiga, yang memungkinkan manusia untuk mengakses

kecerdasan spiritual.

Menurut agama, jelas manusia memiliki potensi Illahhiah,

fitrah keagamaan yang cenderung kepada kebenaran (hanif), lebih

Page 30: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

18

mudah berbuat baik dibanding berbuat jahat (QS al Baqarah: 266),

memiliki kemampuan mengenal Tuhan (QS al A‟raf: 87, 172),

untuk tanduk kepada Tuhan (QS al Hijr: 29).

Berbeda dengan Psikologi, adanya Titik Tuhan atau God

Spot dalam otak manusia tidak untuk membuktikan keberadaan

Tuhan atau bersifat non Illahiah. Tentang hal ini sebagaimana yang

dinyatakan oleh neurology Persinger dan Ramachandran:

Titik Tuhan (God Spot) atau Modul Tuhan (God Module)

sebagai penanaman terhadap lobus temporal yang berkaitan

dengan pengalaman religious atau spiritual dan telah berevolusi

di dalam otak, untuk tujuan tertentu, tetapi mereka juga

menembahkan bahwa hai ini tidaklah membuktikan bahwa

Tuhan benar-benar ada atau bahwa manusia benar-benar

berkomunikasi dengan-Nya. (Danah Zohar dan Ian Marshall,

2001: 82)

Sementara Danah Zohar dan Ian Marshall berpendapat

bahwa SQ bisa berhubungan dengan Tuhan, tetapi tidak mesti SQ

berhubungan dengan agama. Bagi sebagian orang, SQ mungkin

menemukan cara pengungkapan melalui agama formal, tetapi

beragama tidak menjamin SQ tinggi. Banyak orang humanis dan

atheis memiliki SQ tinggi; sebaliknya, banyak orang yang religious

dalam beragama, tapi memiliki SQ rendah. (Danah Zohar dan Ian

Marshall, 2001: 8)

c. Ciri-ciri Kecerdasan Spiritual

Kecerdasan spiritual yang berkembang dengan baik akan

ditandai dengan kemampuan seseorang untuk bersikap fleksibel dan

mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan, memiliki tingkat

kesadaran yang tinggi, mampu menghadapi penderitaan dan rasa sakit,

mampu mengambil pelajaran yang berharga dari suatu kegagalan,

mampu mewujudkan hidup sesuai dengan visi dan misi, mampu

melihat keterkaitan antara berbagai hal, mandiri dan membuat

seseorang mengerti akan makna hidupnya.

Page 31: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

19

Menurut Sinetar (2001), kecerdasan spiritual memiliki enam

ciri:

1) Mempunyai kesadaran diri mendalam, sehingga bisa menyadari

situasi dan kondisi yang datang dan menanggapinya dengan positif.

2) Mempunyai visi dan memahami tujuan hidup, sehingga kualitas

hidupnya diilhami oleh visi dan nilai-nilai kebaikan yang

dianutnya.

3) Mampu bersikap fleksibel secara spontan dan aktif untuk mencapai

hasil yang baik, berpandangan yang pragmatis (sesuai kegunaan)

dan efisien tentang realitas.

4) Berpandangan holistik, yang melihat keterkaitan peristiwa dalam

berbagai hal sebagai suatu rencana yang indah dari Tuhan di dalam

kehidupannya.

5) Mampu melakukan perubahan dalam bidang-bidang kehidupan

yang ditekuninya, tanpa harus menjatuhkan orang lain.

6) Mampu menjadi sumber inspirasi bagi orang lain, mempunyai

gagasan-gagasan yang segar, unik dan spektakuler.

7) Mampu melakukan refleksi diri dan memilah-milah mana yang

menjadi prioritas dalam hidupnya. (Monty P. Satiadarma & Fidelis

E. Waruwu, 2003: 46)

Menurut Danah Zohar dan Ian Marshall tanda-tanda dari SQ

yang telah berkembang dengan baik mencakup hal-hal berikut:

1) Kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan dan aktif)

2) Tingkat kesadaran yang tinggi.

3) Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan.

4) Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit.

5) Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai.

6) Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu.

7) Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal

(berpandangan holistik)

Page 32: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

20

8) Kecenderungan nyata untuk bertanya “Mengapa?” atau

“Bagaimana jika?” untuk mencari jawaban-jawaban yang

mendasar.

9) Menjadi apa yang disebut oleh para psikolog sebagai “bidang-

mandiri” yaitu memiliki kemudahan untuk bekerja melawan

konvensi.

Seseorang yang tinggi SQ nya juga cenderung menjadi seorang

pemimpin yang penuh pengabdian, yaitu seorang yuang bertanggung

jawab untuk membawakan visi dan nilai yang lebih tinggi kepada

orang lain dan menggunakan petunjuk penggunaanya. Dengan

perkataan lain, seseorang yang memberi inspirasi kepada orang lain.

(Zohar dan Marshall, 2001: 14)

Menurut Tasmara (2003: 1-38) mengungkapkan 8 indikator

kecerdasan spiritual, diantaranya adalah:

1) Merasakan kehadiran Allah

2) Berdizikir dan berdoa

3) Memiliki kualitas sabar

4) Cenderung pada kebaikan

5) Memiliki empati yang kuat

6) Berjiwa besar

7) Bahagia melayani

8) Memiliki visi.

Dari penjelasan atas dapat disimpulkan kalau pribadi yang

memiliki kecerdasan spiritual dengan ciri-ciri diantaranya:

1) Merasa kehadiran Allah

Orang yang memiliki kecerdasan spiritual selalu merasakan

kehadiran Allah dimana saja mereka berada. Mereka meyakini

adanya kamera ilahiah yang terus menyoroti qalbunya, dan mereka

merasakan serta menyadari bahawa seluruh detak hatinya diketahui

dan dicatat Allah tanpa ada satupun yang tercecer (Tasmara,2003:

14)

Page 33: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

21

2) Memiliki tingkat kesadaran

Dalam pendapat Danah Zohar mengenai ciri-ciri

kecerdasan spiritual yaitu, orang yang memiliki tingkat kesadaran

tinggi, keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu,

dan kualitas hidupnya diilhami oleh visi dan nilai, ketiga hal ini

tidak bisa dipisahkan, apabila orang yang memiliki tingkat

kesadaran tinggi dalam hidupnya, maka dia akan enggan untuk

berbuat yang tidak baik, seperti dalam mentaati rambu-rambu lalu

lintas, dia senantiasa mentaati peraturan yang berlaku, karena dia

sadar akan pentingnya, keselamatan dan ketertiban dalam

berkendaraan, dan orang ini juga telah mempunyai kualitas hidup,

karena diilhami oleh nilai-nilai, berupa norma hukum demi

keselamatan semua orang.

Ketiga ciri yang dikatakan Zohar dan Marshall yaitu

memiliki tingkat kesadaran tinggi, kualitas hidup yang diilhami

oleh visi dan nilai, dan kengganan untuk menyebabkan kerugian

yang tidak perlu, ini hampir sama dengan ciri-ciri yang

diungkapkan oleh Ary Ginanjar Agustian yaitu istiqomah, karena

secara terminologi, menurut Tasmara istiqomah diterjemahkan

sebagai bentuk kualitas batin yang melahirkan sikap konsisten dan

teguh pada pendirian untuk menegakkan dan membentuk sesuatu

menuju kepada kesempurnaan atau kondisi yang lebih baik.

Apabila orang yang memiliki sifat istiqomah, dia akan konsisten

dalam berbuat baik, karena dia memiliki tingkat kesadaran tinggi,

untuk menjalani nilai-nilai, seperti norma yang ia pegang dalam

hidupnya (Tasmara, 2003: 203).

3) Rendah hati

Orang yang memiliki kecerdasan spiritual, yaitu memiliki

sifat rendah hati, yaitu sifat, dimana seseorang merasa segala

nikmat yang ia dapatkan, semata-mata karena Allah, dan dia tidak

mengaggap dirinya lebih mulia dari orang lain, tapi dia akan

Page 34: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

22

menghargai orang lain, dan menjauhkan diri dari sifat

menyombongkan dirinya sendiri.

4) Ikhlas

Ikhlas adalah orang yang melakukan sesuatu karena Allah

dan mengharapkan ridha Allah SWT. Ikhlas ada hubungannya

dengan cirri yang diungkapkan oleh Zohar dan Marshall yaitu,

kemampuan untuk menghadapi dan melampui rasa sakit (cobaan),

seseorang akan mampu menghadapi segala cobaan, apabila dia

memiliki sifat tawakkal terhadap segala ketentuan Allah, kemudian

ikhlas menerimanya.

5) Sabar

Sabar adalah kemampuan untuk mengendalikan diri,

menghindari hawa nafsu yang mengajak ke hal-hal negatif. Sabar

berarti terpatrinya sebuah harapan yang kuat untuk menggapai cita-

cita sehingga membuat diri manusia menjadi makhluk yang kuat

dan tidak putus asa dalam menghadapi masalah atau ujian dari

Allah (Syairozi, 2002: 153)

d. Faktor Penghambat Kecerdasan Spiritual

Sedangkan kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional

mempunyai hambatan. Orang yang tidak amu belajar dan tidak

mempunyai kemampuan, IQ nya akan rendah. Orang yang tidak

mempunyai motivasi untuk berlatih, akan memiliki EQ rendah. Untuk

meningkatkan IQ dan EQ seseorang harus mempunyai kehendak yang

keras untuk belajar dan berlatih secara terus menerus.Sedangkan orang

yang ingin meningkatkan SQ nya, orang tersebut selain belajar,

berlatih secara disiplin juga dianjurkan untuk selalu bertanya,

mempunyai kepenasaran yang tinggi mencoba menghubungkan

variable-variabel yang kontradiktif dan berfikir secara independen.

Page 35: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

23

Ada tiga sebab yang membuat seseorang terhambat secara

spiritual:

1) Tidak mengembangkan beberapa bagian dari dirinya sendiri sama

sekali.

2) Tidak mengembangkan beberapa bagian, namun tidak proporsional

atau dengan cara yang negative atau diskriptif.

3) Bertentangan atau buruknya hubungan antara bagian-bagian (Zohar

dan Marsall, 2001:44).

Kondisi jiwa yang kehilangan spiritual merupakan sumber

segala macam penyakit.Orang ini mempunyai jalan hidup destruktif

terhadap dirinya maupun masyarakat.Contohnya penyakti AIDS adalah

perbuatan orang yang memuaskan diri sendiri, berpikir dan

hedonis.Perbuatan-perbuatan itu mencermintan SQ rendah.

e. Manfaat Kecerdasan Spiritual

Banyak sekali manfaat yang diperoleh , bila kita mampu cerdas

spiritual. Adapun manfaat cerdas spiritual diantaranya , yaitu:

1) Kecerdasan spiritual dapat menjadikan kita kreatif. Kita

menghadirkan kecerdasan spiritual ketika ingin menjadi luwes,

berwawasan luas, atau spontas secara kreatif.

2) Kita menggunakan kecerdasan spiritual untuk berhadapan dengan

masalah eksistensial , yaitu saat kita secara pribadi merasa

terp[uruk, terjebak oleh kebiasaan, kekwatiran dan masalah masa

lalu kita akibat penyakit dan kesedihan.

3) Kecerdasan spiritual adalah pedoman saat kita berada “di ujung”.

„ujung” adalah suatu tempat bagi kita untuk menjadi sangat kretif.

Kecerdasan spiritual, pemahaman kita yang dalam dan instuitif

akan makna dan nilai, merupakan petunjuk bagi kita saat berada

diujung. Kecerdasan spiritual adalah hati nurani kita.

4) Kecerdasan spiritual menjadikan kita lebih cerdas secara spiritual

beragama.

Page 36: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

24

5) Kecerdasan spiritual memungkinkan kita untuk menyatukan hal-hal

yang bersifat intrapersonal dan interpersonal , serta menjembatani

kesenjangan antara diri dan orang lain.

6) Kita menggunakan kecerdasan spiritual untuk mencapai

perkembangan diri yang lebih utuh karena kita memiliki potensi

untuk itu.

7) Kecerdasan spiritual dapat membantu di dalam menghadapi

masalah baik dan buruk, hidup dan mati, dan asal-usul sejati dari

penderitaan dan keputusan manusia.(Zohar dan Marshal, 2000:12-

13)

Dari berbagai manfaat kecerdasan spiritual tersebut, tentu saja

akan menjadikan manusia menjadi insan kamil yang sesuai dengan

ajaran Agama Islam. Akhlakul karimah akan dimiliki oleh mereka yang

mampu mengaplikasikan kecerdasan spiritual dalam kehidupannya.

Baik dalam kehidupan pribadi, sosial, maupun dalam bermasyarakat.

f. Aspek-Aspek Kecerdasan Spiritual

Menurut Agustian (2001:98) dalam meningkatkan kecerdasan

spiritual ada aspek-aspek yang harus diperhatikan yaitu aspek

Ketuhanan (God-Spot), aspek ketaguhan pribadi dan aspek ketangguhan

sosial. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1) Tauhid

Kemampuan melihat sesuatu secara jernih dan objektif harus

didahului oleh kemampuan mengenali faktor-faktor yang

mempengaruhinya, caranya adalah dengan mengembalikan manusia

pada fitrah hatinya atau “God-Spot”, sehingg manusia akan mampu

melihat dengan “Mata Hati” mampu melihat dengan tepat,

memprioritaskan dengan benar.

Dengan cara melihat secara objektif, maka keputusan yang

diambil akan benar dengan cara yang adil dan bijaksana sesuai

dengan fitrah dan suatu hati. Berdzikir dan bertasbih dengan

mengingat kesucian nama Tuhan setiap hari akan terus menerus

Page 37: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

25

membantu dan mengendalikan kejernihan hati manusia. Maka ia

akan mampu melihat sesuatu permasalahan tanpa dilandasi latar

belakang, pembanding diri sudut pandangan subjektif, tetapi melihat

sesuatu secara apa adanya (Agustian, 2001:46).

Langkah pengenalan dan pemberian God-Spot disebut “zero

mind process” atau pembentukan hati dan pikiran yang jernih dan

suci. Dia akan siap untuk menghadapi berbagai rintangan karena

mampu bersikap positif dan akan tanggap terhadap rintangan karena

mampu bersikap positif dan akan tanggap terhadap sesuatu peluang

serta bisa menerima pemikiran baru tanpa dipengaruhi hal-hal yang

membelenggu.

Merdeka dalam berfikir, dan hasilnya akan terciptakan pribadi-

pribadi yang kreatif, berwawasan luas, terbuka atau fleksibel,

mampu berfikir jernih dan God-Spot anda akan kembali bercahaya

(Agustian, 2001:47). Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al

qur‟an surat Huud ayat 5.

“Ingatlah, Sesungguhnya (orang munafik itu) memalingkan

dada mereka untuk Menyembunyikan diri daripadanya

(Muhammad). Ingatlah, di waktu mereka menyelimuti dirinya

dengan kain, Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan dan

apa yang mereka lahirkan, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui

segala isi hati.”

Page 38: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

26

Dalam surat Ar-Rum ayat 30 yaitu:

Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama

Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia

menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah)

agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

Fitrah Allah Maksudnya ciptaan Allah.Manusia diciptakan

Allah beragama naluri.Yaitu agama tauhid, kalau ada manusia tidak

beragama tauhid.Maka hal itu tidak wajar, mereka tidak beragama

tauhid ini hanyalah lantaran pengaruh lingkungan.

Salah satu tugas manusia di muka bumi adalah menjadi

khalifah untuk menjalankan visi rahmatan lil‟alamin, dengan tetap

berprinsip dan bersujud hanya Allah Yang Maha Esa.

g. Langkah-Langkah menuju Kecerdasan Spiritual

Berikut ini langkah-langkah ataupun cara yang bisa dilakukan serta

dipelajari manusia dalam kehidupannya agar memiliki kecerdasan

spiritual dalam dirinya. Menurut Sukidi (20005: 77), langkah-langkah

tersebut, yaitu:

1) Menyadari di mana saya sekarang

2) Merasakan dengan kuat bahwa saya ingin berubah

3) Merenungkan tentang dirinya sendiri dan apakah motivasi saya

yang paling dalam

4) Menemukan dan mengatasai rintangan

5) Menggali banyak kemungkinan untuk melangkah maju

6) Menetapkan hati saya pada sebuah jalan

7) Tetap menyadari bahwa ada banyak jalan

Page 39: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

27

2. Pengembangan Kecerdasan Spiritual

Menurut Iskandar Wiryokusumo dalam Zaini (2014),

pengembangan adalah upaya pendidikan baik formal maupun non formal

yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur, dan

bertanggungjawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan,

membimbing, dan mengembangkan suatu dasar kepribadian yang

seimbang, utuh dan selaras, pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan

bakat, keinginan serta kemampuan-kemampuannya, sebagai bekal untuk

selanjutnya atas prakarsa sendiri menambah, meningkatkan dan

mengembangkan dirinya, maupun lingkungannya ke arah tercapainya

martabat, mutu dan kemampuan manusiawi yang optimal dan pribadi yang

mandiri.

Pendidikan agama memberikan ruang pembelajaran anak dalam

memahami eksistensi Allah SWT dan keberadaan manusia sebagai

makhluk ciptaan-Nya yang memiliki tugas untuk beribadah. Sudah saatnya

bagi para orang tua dan para pendidik untuk menanamkan nilai-nilai

agama sebagai dasar rujukan utama mengenal nilai-nilai kemanusiaan,

nilai-nilai ilahiyah dan relevansinya dalam berkehidupan bermasyarakat.

Nilai-nilai itulah yang akan membentangkan potensi kecerdasan spiritual

anak. Yuliyatun, 2013).

Menurut Rahmat dalam Yuliyatun (2013), kiat-kiat

mengembangkan kecerdasan spiritual (SQ) anak yakni:

a. Jadilah kita “gembala spiritual” yang baik,

b. Bantulah anak untuk merumuskan “missi” hidupnya,

c. Baca kitab suci bersama-sama dan ditambah penjelasan maknanya

dalam kehidupan kita,

d. Ceritakan kisah-kisah agung dari tokoh-tokoh spiritual,

e. Diskusikan berbagai persoalan dengan perspektif ruhaniah,

f. Libatkan anak dalam kegiatan-kegiatan ritual keagamaan diluar

sekolah (ex:ekstrakurikuler keagamaan)

Page 40: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

28

g. Bacakan puisi-puisi, atau lagu-lagu yang spiritual dan

inspirasional,

h. Bawa anak untuk menikmati keindahan alam,

i. Bawa anak ke tempat-tempat orang yang menderita, dan

j. Ikut-sertakan anak dalam kegiatan-kegiatan sosial.

Jadi, pendidikan agama yang diiringi dengan tujuan potensi alisasi

kecerdasan spiritual ini akan lebih memahamkan anak pada penghayatan

nilai ajaran Islam yang tidak terbatas pada tujuan ketaatan menjalankan

ibadah saja,tetapi juga penghayatan akan nilai dan cakupan makna terdalam

dalam setiap laku ibadahnya (Yuliyatun, 2013).

B. Kajian Penelitian Terdahulu

Pada dasarnya, suatu penelitian tidak selalu dimulai dari nol secara murni.

Akan tetapi pada umumnya telah ada penelitian sebelumnya yang sejenis

sebagai dasar/awalnya. Maka, peneliti juga perlu mengenal penelitian

sebelumnya yang ada relevansinya dengan penelitian saat ini.

Penelitian Siti Zulaikha (2014) berjudul Pengaruh Tadarus Al Qur‟an

terhadap Kecerdasan Spiritual (Ikhlas) di SDIT MTA Gemolong Kabupaten

Sragen Tahun 2014/2015 bertujuan untuk: (1) mengetahui pengaruh tadarus

AlQur‟an terhadap kecerdasan spiritual (ikhlas) di SDIT MTA Gemolong

kabupaten Sragen tahun 2014/2015, (2) Mengetahui besarnya tingkat

pengaruh tadarus AlQur‟an terhadap kecerdasan spiritual (ikhlas) di SDIT

MTA Gemolong Kabupaten Sragen tahun 2014/2015. Jenis penelitian ini

adalah kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SDIT

MTA Gemolong tahun ajaran 2014/2015. Teknik pengumpulan data berupa

angket, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah

teknik regresi linier sederhana, uji t, uji f, dan uji determinasi. Hasil penelitian

menunjukan (1) tadarus Al-Qur‟ an berpengaruh signifikan terhadap

kecerdasan spiritual (iklas) di SDIT MTA Gemolong Kabupaten Sragen tahun

ajaran 2014/2015 yang ditunjukkan dengan uji hipotesis yang diperolah nilai

signifikansi 0,000 < 0,05 dan thitung > ttabel yaitu 9,923 > 1,996 sedangkan

Page 41: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

29

perolehan dari uji keberartian linier adalah (0,000 < 0,05) dan fhitung > ftabel

dengan df (1,69) α = 5%, maka (98,462 > 3,98), (2) dari hasil uji determinasi

sebesar 0,579 menunjukan bahwa tadarus Al-Qur‟an berpengaruh besar

terhadap kecerdasan spiritual (ikhlas) di SDIT MTA Gemolong Kabupaten

Sragen tahun 2014/2015 yang ditunjukan dengan hasil uji determinasi (R2)

sebesar 0,579 artinya bahwa besarnya pengaruh tadarus Al-Qur‟an terhadap

kecerdasan spiritual (ikhlas) adalah sebesar 57,9% sedangkan 42,1% sisanya

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian di atas adalah: 1) penelitian

diatas menggunakan metode kuantitatif, penelitian ini menggunakan metode

kualitatif; 2) penelitian diatas menekankan kecerdasan spiritual pada poin

ikhlas, penelitian ini menekankan kecerdasan spiritual secara umum; dan 3)

penelitian diatas menekankan observasi pada kegiatan tadarus/membaca kitab

bersama-sama, penelitian ini menekankan kegiatan pembelajaran secara

holistik/terintegrasi.

Penelitian dari Gamar Al Haddar (2016) berjudul Upaya

Pengembangan Kecerdasan Spiritual Siswa melalui Kegiatan Ekstrakurikuler

Rohani Islam di SMP Yapan Indonesia Depok bertujuan untuk mengetahui (1)

keadaan kegiatan ekstrakurikuler rohani Islam SMP YAPAN Indonesia. (2)

keadaan kecerdasan spiritual siswa SMP YAPAN Indonesia (3) upaya dalam

pengembangan kecerdasan spiritual siswa SMP YAPAN Indonesia melalui

kegiatan ekstrakurikuler rohani Islam.

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian

kualitatif. Hasil Penelitian ini menyimpulkan hal-hal sebagai berikut

bahwasanya (1) Berbagai kegiatan yang ada dalam kegiatan ekstrakurikuler

ROHIS, dimulai dari program harian, program mingguan dan

programtahunannya mendukung terhadap pengembangan kecerdasan spiritual

siswa SMP YAPAN Indonesia. (2) Karakteristik siswa SMP YAPAN

Indonesia yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi, ditunjukkan

olehbeberapa hal berikut yakni : siswa mampu menyelesaikanpersoalannya

tidak dengan emosi, siswa mampumematuhi berbagai peraturan yang ada,

Page 42: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

30

siswa mampu mengembangkan kreativitas yang dimilikinya, siswa

mampu merenungkan persoalan yang dihadapinya, dan siswa mampu

bertindak positif yang berorientasi pada nilai-nilai Ketuhanan.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian di atas adalah penelitian

diatas menekankan observasi pada kegiatan ekstrakurikuler Rohani Islam,

penelitian ini menekankan kegiatan pembelajaran secara holistik/terintegrasi

C. Kerangka Berpikir

Pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan manusia dalam seluruh

aspek kehidupan dan penghidupan. Pendidikan mempunyai pengaruh yang

dinamis dalam kehidupan manusia di masa depan. Pendidikan dapat

mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya secara optimal, yaitu

pengembangan potensi individu yang setinggi-tingginya dalam aspek fisik,

intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai dengan tahap

perkembangan serta karakteristik lingkungan fisik dan lingkungan sosial

budaya di mana dia hidup.

Oleh karenanya dalam menghadapi era globalisasi, pendidikan

mempunyai tugas yang tidak ringan. Selain mempersiapkan peserta didik

untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan juga

diharapkan dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada tuhan yang

Maha Esa. Peningkatan keimanan dan ketaqwaan dilakukan untuk

mengantisipasi dampak negatif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi. Oleh karenanya dalam rangka memperkuat keimananan,

ketaqwaan terhadap tuhan yang maha esa serta penanaman nilai moral yang

berlandaskan nilai agama, pendidikan yang berlandaskan nilai agama

dinyatakan sangat penting ditanamkan sejak dini pada remaja yang

mengalami masa perkembangan. Dan salah satu alternatif dalam

mengembangakan kecerdasan spiritual tersebut.

SQ (Spiritual Quotient) atau kecerdasan spiritual berbeda dengan IQ

dan EQ. IQ adalah jenis kecerdasan yang digunakan untuk memecahkan

masalah logika dan strategis. Sementara EQ adalah jenis kecerdasan yang

Page 43: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

31

memberi kita rasa empati, cinta, motivasi, dan kemampuan untuk menanggapi

kesedihan atau kegembiraan secara tepat. Sedangkan SQ adalah jenis

kecerdasan yang memungkinkan manusia menjadi kreatif, mengubah aturan

dan situasi.

Tentunya pendidikan kita akan bangga jika anak-anak didiknya

memiliki kecerdasan spiritual seperti ini, yang tentunya merupakan anak atau

remaja yang cerdas dan kreatif. Lebih dari itu, kecerdasan spiritual

mencerminkan kesalehan dan integritas personal yang kuat. Oleh karena

dalam sebuah pendidikan perlu adanya mengadakn kiat-kiat tertentu untuk

mengembangakn kecerdasan spiritual peserta didiknya.

Terlebih lagi pengembangan kecerdasan spiritual pada usia remaja.

Karena usia remaja merupakan masa transisi atau peralihan. Pada saat itu,

terjadi suatu proses menuju pematangan intelektual, seni, spiritual dan

jasmani guna membentuk kejelasan identitas (jati diri) saat menghadapi

keraguan siapa sebenarnya dirinya, sehingga timbul gejolak emosi dan

tekanan jiwa. Menurut Muhammad Quthub, kekuatan spiritual pada diri

manusia merupakan kekuatannya yang paling besar, paling agung dan paling

mampu untuk berhubungan dengan hakikat wujud. Sedangkan kekuatan

fisiknya hanya terbatas pada sesuatu yang dapat ditangkap oleh indra.

Kemampuan akal, meskipun yang paling bebas, namun masih terbatas ruang

dan waktu. Kekuatan spiritual tidak diketahui batas ataupun ikatannya. Dan

hanya kekuatan spiritual yang mampu berkomunikasi dengan Allah.

Page 44: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian deskriptif yaitu untuk memberikan gambaran yang lebih

jelas tentang situasi-situasi sosial. Penelitian ini lebih spesifik dengan

memusatkan perhatian kepada aspek-aspek tertentu dan sering menunjukkan

hubungan antara berbagai variabel (S. Nasution, 2003:24). Penelitian kualitatif

lapangan yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati

(Mukhtar, 2007:30).

Ada juga yang menyatakan, penelitian kualitatif adalah penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apapun yang dialami subjek

penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain

(Moleong, 2007:175).

Jadi, penelitian yang penulis lakukan merupakan jenis penelitian

deskriptif kualitatif yang memaparkan, mengkaji dan mengaitkan data yang

diperoleh baik secara tekstual maupun secara kontekstual tulisan guna

mendapatkan kejelasan terhadap permasalahan yang dibahas untuk dipaparkan

dalam bentuk penjelasan.

B. Setting Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November 2015 sampai Februari

2016.

2. Tempat Penelitian

Penelitianinidilaksanakan di SMP Daarul Qur‟an Colomadu,

Karanganyar, terletak di kampung Sanggir RT 02 RW 03 desa Paulan,

Colomadu, Karanganyar.

32

Page 45: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

33

C. Subjek dan Informan

Subjek penelitian yaitu benda, keadaan atau orang, tempat data

melekat dan permasalahan. Subjek dalam penelitian mempunyai keadaan

sentral, karena pada subyek data didapat dan diamati (Arikunto,1998:116).

Berdasarkan pengertian tersebut maka subjek yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Kepala Sekolah SMP Daarul Qur‟an.

Sedangkan, informannya adalah orang yang berada dalam komunitas

yang diteliti yang mengetahui dan memiliki informasi yang relevan tentang

komunitas tersebut (Sukardi, 2006:36). Maka informan dalam penelitian ini

adalah Waka Kurikulum, Waka kesiswaan, Staf pengajar dan siswa SMP

Daarul Qur‟an Colomadu, Karanganyar.

D. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan supaya sesuai dengan tujuan

penelitian, maka penulis menggunakan metode sebagai berikut :

1. Interview atau Wawancara

Metode wawancara adalah metode pengumpulan data dengan jalan

tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematis dengan berlandaskan

kepada tujuan penyelidikan (Hadi, 1987:218).

Interview diartikan dengan percakapan dengan maksud tertentu,

yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu interview (pewawancara) yang

mengajukan pertanyaan dan interviewe (terwawancara) yang memberikan

jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2007:145).

Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan data yang penulis

butuhkan dengan cara bertanya langsung kepada kepala sekolah, guru serta

siswa tentang pengembangan kecerdasan spiritual di SMP Daarul Qur‟an

Colomadu, Karanganyar.

2. Observasi

Metode observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan

pencatatan dengan sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki. Dalam

arti yang luas sebenarnya observasi tidak hanya sebatas kepada

Page 46: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

34

pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung,

seperti questioner dan test (Hadi, 2001:136).

Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang

kelakuan manusia seperti terjadi dalam kenyataan. Observasi dilakukan

secara sistematis, diusahakan mengamati keadaan yang wajar dan yang

sebenarnya tanpa usaha yang disengaja untuk mempengaruhi, mengatur

atau memanipulasikannya (Nasution, 2003:106).

Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan gambaran

menyeluruh tentang lokasi penelitian di SMP Daarul Qur‟an Colomadu,

Karanganyar. Dalam kegiatan observasi ini peneliti mengamati langsung

tentang bagaimana implementasi pengembangan kecerdasan spiritual pada

diri siswa di SMP Daarul Qur‟an Colomadu, Karanganyar yang telah

ditanamkan dari pihak sekolah.

3. Dokumentasi

Dokumen ialah setiap bahan tertulis ataupun film. Dokumen sudah

lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam

banyak hal dokumen sebagai sumber dimanfaatkan untuk menguji,

menafsirkan bahkan untuk meramalkan (Moleong, 2007:134).

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1998:236).

Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tertulis

mengenai objek yang diteliti, berupa keadaan objek yang diteliti, berupa

keadaan sekolah, keadaan para Ustadz/pengajar dan siswa di SMP Daarul

Qur‟an Colomadu, Karanganyar.

E. Teknik Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari

konsep keshahihan atau validitas dan keandalan reabilitas dan disesuaikan

dengan tuntutan pengetahuan, kriteria dan paradigmanya sendiri (Moleong,

2007:324).

Page 47: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

35

Dalam penelitian ini menggunakan dua cara untuk menguji kebenaran

dari hasil penelitian yaitu ketekunan pengamatan dan triangulasi.

1. Ketekunan pengamatan

Hal ini dimaksudkan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur

dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan yang sedang peneliti

cari dan kemudian memusatkan pada hal-hal yang tersebut secara rinci

(Moleong, 2007:329).

2. Triangulasi

Ialah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan suatu

yang lain diluar data itu sendiri guna keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data itu ( Moleong, 2007:330)

Dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap

pengembangan kecerasan spiritual pada santri di SMP Daarul Qur;an,

Colomadu, Karanganyar Tahun 2015-2016.

Keabsahan data menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu

mengukur apa yang ingin diukur. Dalam pengumpulan data terhadap data yang

diperoleh. Oleh karena itu, perlu adanya usaha untuk mencari keabsahan data.

Hal ini dapat dicapai dengan jalan :

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara

2. Membandingkan apa yang dikatakan kepala sekolah dengan apa yang

dikatakan para ustadz/guru juga siswa tentang pengembangan kecerdasan

spiritual pada anak didiknya di sekolah tersebut.

3. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang terkait

dengan pengembangan kecerdasan spiritual pada anak didiknya di sekolah

tersebut.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses pengorganisasian dan pengurutan

data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat

ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti disarankan oleh

data (Moleong, 2004:280).

Page 48: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

36

Proses analisis data dalam penelitian ini juga menggunakan teknik

analisis data dari tiga komponen analisis data yaitu reduksi data, penyajian

data dan penarikan kesimpulan. Analisa data dilakukan dengan prosedur

sebagai berikut (Sukardi, 2006:72)

1. Reduksi data

Kegiatan memfokuskan, menyederhanakan dan mentransfer dari data

kasar yang berasal dari catatan-catatan lapangan. Dimulai dengan

menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber. Kemudian

membuat rangkuman untuk setiap kontak atau pertemuan dengan

responden. Kemudian dari rangkuman tersebut peneliti melakukan reduksi

data. Yang kegiatannya mencakup: proses memilih data atas dasar tingkat

relevansi dan kaitannya dengan setiap kelompok data, kemudian

menyusun data dalam satuan-satuan sejenis atau kategorisasi, yang

terakhir membuat koding data sesuai dengan kisi-kisi kerja penelitian.

2. Menampilkan Data

Menyusun data yang relevan, sehingga menjadi informasi yang dapat

disimpulkan dan memiliki makna tertentu dengan cara menampilkan dan

membuat hubungan antar variabel agar peneliti atau pembaca laporan

penelitian mengerti apa yang telah terjadi dan apa yang perlu

ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan penelitian.

3. Verifikasi Data/Penarikan kesimpulan

Sedangkan dalam proses penarikan kesimpulan yaitu pemikiran

kembali yang melintas dalam pikiran penganalisis selama ia menulis suatu

tujuan ulang pada catatan lapangan dan mencari benda-benda, mencatat

keteraturan, pola-pola penjelasan atau konfigurasi yang merupakan

kesimpulan akhir dari penelitian.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar

komponen analisis data berikut:

Page 49: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

37

Gambar 3.1. Model Interaktif Miles &Hubermann

Pengumpulan Data (Data

Collection)

Reduksi Data (data

reduction)

Penyajian Data (Data

display)

Penarikan/

Verifikasi (conclucions:

drawing/verifying)

Page 50: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMP Daarul Qur’an Karanganyar

1. Visi dan Misi

SMP Daarul Qur‟an Karanganyar adalah salah satu SMP swasta yang

berada di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Daarul Qur‟an

Karanganyar. Pondok Pesantren Daarul Qur‟an mempunyai visi yaitu:

“Menumbuhkembangkan kesadaran sosial dan spiritual

Qur‟anipada diri santri (peserta didik) yang berilmu, beramal

dan bertaqwa, terdidik dan berbudaya dengan makna dan nilai

yang terwujud dalam aksi nyata, sehingga menjadi santri yang

memiliki keindahan moral, berakhlak mulia dan memiliki

kompetensi sesuai dengan minat bakatnya” (Dokumen SMP

Daarul Qur‟an, 18 November 2015).

SMP Daarul Qur‟an Karanganyar memiliki visi dengan 2 orientasi

yaitu orientasi kemasyarakatan dan orientasi keagamaan. Orientasi

kemasyarakatan dalam visi SMP Daarul Qur‟an adalah

menumbuhkembangkan kesadaran sosial para santri sehingga santri

memiliki moral yang bagus dan berakhlak mulia. Sedangkan orientasi

keagamaan yaitu menumbuh kembangkan kesadaran spiritual Qur‟ani para

santri sehingga santri menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa lahir

batinnya, giat beramal, dan kuat beribadah. Secara akademis, para santri

memiliki kompetensi sesuai dengan minat bakatnya.

Misi Pondok Pesantren Daarul Qur‟an yaitu:

1) Terbentuknya jiwa yang merdeka/Huriyah Tamah yaitu jiwa

yang merdeka sejati lahir dan batin;

2) Mewujudkan sikap Mahabbah birauhillah,yaitu sikapdan

perilaku yang didasarkan atas jiwa kekeluargaan dan

kebersamaan yang kokoh;

3) Meningkatkan kualitas sumber daya manajeman dan

pengajar/guru agar produktif siap dengan perubahan,

mandiri, maju, berdaya saing, berwawasan lingkungan yang

berkelanjutan dalam rangka memberdayakan seluruh civitas

dengan mengembangkan kemampuan, keahlian, bakat santri

38

Page 51: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

39

dan peningkatan fasilitas/media dalam proses belajar

mengajar (Dokumen SMP Daarul Qur‟an, 18 November

2015).

4) Misi SMP Daarul Qur‟an pada intinya adalah mengupayakan

terbentuknya santri yang mencerminkan nilai Islam dalam

kehidupan keseharian. Santri yang istikomah imannya, cerdas

fikirannya, kuat ibadahnya dan berakhlaqul karimah.Santri

menguasai pengetahuan dasar Islam dan mengejawantahkan

dalam aspek hidup dan kehidupannya. Siswa mampu

mengembangkan ilmu yang dimilikinya, dengan merekrut

keluarga dan lingkungannnya membentuk sebuah komunitas

da‟wah islam. Siswa mampu membuat binaan dan jaringan

da‟wah dimana ditugaskan.

2. Keadaan Guru/Ustadz

Guru/ustadz yang mengajar di pondok pesantren Daarul Qur' an harus

memenuhi berbagai syarat. Syarat yang utama harus dimiliki adalah Hafidz

dan Profesional. Seorang pengajar sangat diperlukan keprofesionalan

dalam bekerja. Dengan prosfesional, tujuan, visi, dan misi dalam pendidikan

akan tercapai. Apalagi dalam hal Al- Qur‟an., semua ustadz yang mengajar

khususnya bidang tahfidz adalah orang-orang yang sudah hafidz dan ahli

dalam bidang Al-Qur‟an dan ilmu Qur‟an. Menurut wawancara dengan Bp.

AM Kepsek di Daarul Qur‟an ada 9 ustadz di SMP Daarul Qur‟an yang

mengajar khusus bidang tahfidz (Wawancara dengan Bp. AM, 28 Januari

2016).

Tabel.4.1 Data Asatidz di Pondok Daarul Qur’an

NO NAMA LULUSAN JABATAN

1. Ust.H.Agus Ma‟arif Arifin, Lc.

S-1, Al.Azhar, Kairo,

Mesir Pemimpin Pondok

2 Lutfi Akbar S.PdI S-1, STAIN Staf pengajar Al-Qur‟an

3. Ahmad Syuhaib Hisyam S-1, STAIMUS Staf pengajar Al-Qur‟an

Page 52: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

40

4. Halimi S.PdI S-1, Staimus Staf pengajar Al-Qur‟an

5. Abdullah Muslim SthI S-1, UIN 2010 Staf pengajar Al-Qur‟an

6. Agus Muslim

MA Salafiah 97‟, PP

Daar Al-Qur‟an Staf pengajar Al-Qur‟an

7. Sholehuddin Ewo SMA Staf pengajar Al-Qur‟an

8. Abdul Kholiq SMA Staf pengajar Al-Qur‟an

9. Hisyam Zamroni S.Sn

S-1 DKV UDINUS

2012 Staf pengajar Al-Qur‟an

(Dokumen SMP Daarul Qur‟an, 28 Januari 2016)

SMP Daarul Qur‟an memiliki dewan Asatidz yang bertugas

untuk mendidik, mengajar serta membimbing para siswa di SMP

Daarul Qur‟an. Sesuai dengan struktural yang ada, jajaran dewan

asatidz memiliki tugas masing-masing selain mengajar tahfidz.

Masing-masing ustadz yang memiliki tugas menjalankan tugasnya

dengan sebaik mungkin, membimbing dan mendidik santri-santri

melalui kegiatan belajar mengajar, kegiatan muhadhoroh dan

kegiatan-kegiatan yang lainnya. Tidak hanya itu, dewan asatidz juga

dituntut untuk mengkaji sumber referensi dalam menuntut ilmu yang

diajarkan di SMP Daarul Qur‟an.

Latar belakang dewan asatidz dari bermacam-macam, pondok

pesantren dan perguruan tinggi Islam di Indonesia maupun luar

negeri. Dewan asatidz adalah para ustadz yang kompeten dalam ilmu

agama dan juga hapal Al Qur‟an. Kemampuan dewan asatidz yang

ada tidaklah dirgukan lagi, karena mereka dapat saling mengisi antar

satu dengan yang lainnya. Deangan latar belakang yang berbeda

itulah keaneragaman kegiatan yang berada di SMP Daarul Qur‟an

menjadi semakin kretaif dan menarik untuk diikuti. Dewan asatidz di

Page 53: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

41

SMP Daarul Qur‟an dibentuk bertujuan untuk mempermudah dan

melancarkan dalam mengontrol para siswa dan menata sekolah.

3. Program Pembelajaran

Di SMP Daarul Qur‟an ada 2 program perpaduan antara sekolah dan

pondok. Siswa/peserta didik tidak hanya fokus pada menghafal Al-Qur‟an saja

akan tetapi mereka juga menempuh sekolah formal dan kedua program

tersebut bisa berjalan dengan seimbang. Dengan demikian, ada 2 program

pembelajaran yakni formal dan non formal.

a. Program formal

Program formal yang harus diikuti siswa di SMP Daarul Qur‟an

adalah pendidikan sekolah sesuai dengan Sisdiknas yaitu di SMP Daarul

Qur‟an. Kurikulum diikuti sesuai apa adanya. Tidak ada pengurangan materi

atau jam untuk kegiatan menghafal.

b. Program nonformal

Program ini tidak lain adalah kegiatan yang dilakukan dalam usaha

untuk mempersiapkan santri menghafal Al-Qur'an. Ada 2 program pondok:

1) Program Takhasus

Program Takhasus adalah program persiapan sebelum masuk SMP.

Dalam program ini semua mata pelajarannya adalah agama, kecuali ada

matematika dan bahasa Inggris. Selain itu, anak diberi motivasi-motivasi,

syarat-syarat, serta kaidah-kaidah tentang menghafal Al-Qur‟an. Dalam

takhasus ini juga, mereka mulai diajarkan menghafal surat-surat pendek

seperti juz 30. Salah satu fungsi dari program takhasus ini adalah untuk

menyamakan atau Mentashih Bacaan Disamping itu, untuk melatih anak

agar ketika nanti masuk SMP mereka tidak kaget antara menghafal Al-

Qur‟an dan menerima pelajaran sekolah.

2) Program Semester

Program semester ini sering juga disebut dengan sistem target.

Disini anak sudah punya kesiapan dan dasar untuk mampu mengikuti

sekolah formal disertai dengan menghafal Al-Qur‟an. Mereka sudah bisa

Page 54: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

42

mengkondisikan diri untuk membagi waktu antara menghafal dan

mengikuti pelajaran. Program ini dibagi menjadi 3 bagian. Lihat tabel di

bawah ini:

Tabel 4.2 Program Semester

KELAS SEMESTER HAFALAN

KelasVII SemesterI

Semester II

Juz l-Juz 3

Juz 3- Juz 5

KelasVIII Semester III

Semester IV

Juz 6-Juz 8

Juz 8-Juz10

KelasIX Semester V

Semester VI

Juz 11-Juz 13

Juz 13-Juz 15

Tabel diatas adalah batas minimal yang harus dihafalkan anak.

Ketika anak tidak memenuhi target diatas, maka akibatnya anak tidak

akan dinaikkan kelas meskipun nilai sekolah formalnya baik dan

memenuhi syarat kenaikan kelas (Wawancara dengan Bp. AM, 28

Januari 2016).

4. Kegiatan Pembelajaran Dan Ekstrakurikuler

Dalam melaksanakan program pembelajaran perpaduan antara

formal dan non formal di SMP Daarul Qur‟an, maka disusunlah jadwal

kegiatan siswa sebagaimana tertera dalam tabel di bawah ini:

Page 55: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

43

Tabel 4.3 Jadwal Kegiatan Harian Santri

NO WAKTU JENISKEGIATAN

1 03.00-03.30 Qiyamullail

2 03.30-04.30 Sahur (puasa senin dan kamis)

3 04.30-04.45 Sholat Subuh

4 04.45-06.00 Kegiatan setoran hafalan

(Menambah Hafalan baru)

(menambahhafalanbaru).

5 06.00-07.00 Makan pagi dan mandi

6 07.00-07.40 Masuk kelas jam pertama

7 07.40-08.20 Masuk kelas jam kedua

8 08.20-09.00 Masuk kelas jam ketiga

9 ISTIRAHAT

10 09.45-10.25 Masuk kelas jam keempat

11 10.25-11.05 Masuk kelas jam kelima

12 11.05-11.40 Masuk kelas jam keenam

13 11.40-12.15 Masuk kelas jam ketujuh

14 12.15-12.50 Masuk kelas jam kedelapan

15 12.50-13.20 Sholat Dzuhur dan muraja'ah

16 13.20-14.00 Makan siang

17 14.00-15.00 Tidur siang

18 15.00-15.20 Sholat Ashar

19 15.20-16.00 Kegiatan muraja„ah

20 16.00-16.30 Pemberian kosa kata

(Bahasa Arab dan Bahasa Inggris)

Page 56: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

44

Para siswa tahfidzul Qur‟an di SMP Daarul Qur‟an memiliki

jadwal yang padat setiap hari. Kegiatan dimulai jam 3.00 pagi dengan

melaksanakan qiyamullail. Qiyamullail adalah kegiatan sholat tahajjud

yang dilakukan para siswa, guru, dan pengurus Pondok Pesantren

Daarul Qur‟an.

Setelah sholat subuh, para siswa melakukan kegiatan muroja‟ah

dan setoran hafalan kepada ustadz pembimbingnya masing-masing,

dilanjutkan aktivitas pagi dan sekolah. Setelah selesai kegiatan sekolah

dan sholat dhuhur, para siswa beristirahat siang. Aktivitas dilanjutkan

lagi setelah ashar dengan kegiatan muroja‟ah dan belajar kosakata

bahasa. Kegiatan pada malam hari diisi dengan menghafal Al Qur‟an

dan belajar dengan dibimbing oleh ustadz pembimbing masing-masing.

Semua siswa wajib mengikuti rangkaian disiplin ketika di

pesantren yang telah ditentukan, dengan pola hidup yang sangat

berdisiplin dan terpola secara sistemik diharapkan seluruh santri dapat

mengatur pola hidupnya. SMP Daarul Qur‟an dengan potensi

lingkungan edukatif yang dimiliki berusaha terus menciptakan atmosfir

akademik yang kondusif dengan melakukan dinamisasi terhadap

seluruh lini kehidupan pesantren secara sinergis dan

berkesinambungan, sehingga kehidupan para siswa terpola secara

21 16.30-17.30 Mandi dan ke Masjid

22 17.40-17.55 Ta„jil puasa (Senin dan Kamis)

23 17.55-18.15 Sholat Maghrib dan tadarrus

24 18.15-18.50 Makan malam/buka puasa

(Senin dan Kamis)

(SenindanKamis) 25 18.50-20.00 Shalat Isya‟

26 20.00-21.00 Tahfidz (setoran muraja‟ah hafalan)

27 21.00-21.45 Belajar malam terbimbing

Page 57: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

45

sistemik, dan pada akhirnya tujuan paripurna dari idealisme luhur

pendidikan SMP Daarul Qur‟an pun dapat terwujud.

Tabel 4.4 Jadwal Kegiatan Ekstrakulikuler Santri

NO HARI WAKTU JENIS KEGIATAN

1 Sabtu 16.30-17.30 Pelatihan tilawah Al-Qur‟an

2 Abad 16.00-17.00 Kegiatan pramuka

3 Senin 16.30-17.30 Pelatihan tartil Al-Qur‟an

4 Kamis 19.30-21.00 Latihan pidato

5 Kamis 16.00-16.30 Pemberian kosa kata Bahasa Arab dan

BahasaI nggris

6 Sabtu 16.00-16.30 Pemberian kosa kata Bahasa Arab dan

Bahasa Inggris

7 Jum'at 08.00-10.00 Morning Convertation, Jum‟at bersih,

Olahraga

8 Jum'at 16.00-17.30 Seni rebana

PROGRAM WAJIB

NO HARI WAKTU JENIS KEGIATAN

1 Selasa 16.00-16.30

Muhadatsah dan kosa kata Bahasa Arab

Takhasus dan VII SMP

2 Rabu 16.00-16.30

Muhadatsah dan kosa kata Bahasa Arab

Kelas VIII dan IX SMP

3 Kamis 12.50-13.20

Conversation English Takhasus

danVIISMP

4 Sabtu 12.50-13.20

Conversation English kelas VIII dan IX

SMP

Page 58: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

46

Para siswa SMP Daarul Qur‟an juga diharuskan melakukan

kesunahan-kesunahan antara lain:

a. Qiyamullail, karena pada 1/3 akhir malam adalah salah satu waktu

mustajabah.

b. Puasa Senin dan Kamis yang diyakini akan mempermudah menghafalAl-

Qur‟an. Puasa dapat meningkatkan kekuatan responsif. Di samping itu,

ketika berpuasa, anak akan lebih menjaga hati, perkataan,dan akhlaknya.

c. Setoran hafalan sehabis sholat subuh. Mereka memilih waktu habis subuh

untuk setoran hafalan yang baru karena pikiran pada waktu subuh masih

jernih ,sehingga anak akan lebih mudah untuk menghafal dan membentuk

hafalan.

d. Kegiatan muroja‟ah dilakukan sendiri oleh masing-masing siswa di

masjid dengan pengawasan ustadz.

e. Tahfidz sehabis isya‟adalah kegiatan setoran pengulangan hafalan yang

telah dihafal sebanyak ¼ Juz / lebih.

f. Belajar terbimbing dilaksanakan sehabis sorogan Al-Qur‟an malam.

Segala sesuatu apabila diawali dengan Al-Qur‟an akan menjadi indah.

Belajar terbimbing adalah belajar mata pelajaran umum (SMP) secara

bersama dimasjid dengan didampingi guru/ustadz.

B. Hasil Penelitian

1. Perencanaan Pengembangan Kecerdasan Spiritual pada Siswa di SMP

Daarul Qur’an

Perencanaan adalah titik tolak dari kegiatan manajemen, karena itu

dengan perencanaan yang baik akan mempengaruhi proses pengorganisasian

dan penggerakan menjadi baik, dan sebaliknya perencanaan yang kurang

baik dapat berakibat pada semua proses kerja manajemen menjadi tidak

baik, pada akhirnya akan menjadi penghambat dalam mencapai tujuan dari

suatu organisasi atau suatu kelembagaan. Untuk mengetahui perencanaan

telah berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang direncanakan atau belum

diperlukan pengawasan atau evaluasi.

Page 59: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

47

a. Perumusan Tujuan dan Program Pengembangan Kecerdasan

Spiritual Siswa

Proses perencanaan yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam

mengembangkan nilai-nilai keagamaan di SMP Daarul Qur‟an terdiri

dari dua tahap yaitu: pertama rencana jangka pendek atau program

tahunan dan kedua rencana operasional. Rencana jangka pendek

merupakan tanggung jawab kepala sekolah sebagai topmanajer di

organisasi sekolah. Sedangkan rencana operasionalnya kepala sekolah

mendelegasikan atau memberikan kepercayaan kepada pembina dan

asatidz tahfidzul Qur‟an yang menanganinya.

Hal ini dikemukakan oleh Bp. AM selaku kepala sekolah, bahwa

“Perencanaan yang saya lakukan dalam pengembangan nilai-nilai

keagamaan selama ini terbagi dalam dua tahap, rencana jangka pendek

yaitu program tahunan sekolah (prota) dan rencana operasional (renop)”

(Wawancara Bp. AM, 28 Januari 2016).

Dari hasil dokumentasi di SMP Daarul Qur‟an, dipaparkan dua

tahap perencanaan yaitu:

1) Perencanaan Jangka Pendek (Program Tahunan)

Perencanaan yang dilakukan secara bertahap sangat penting

guna menentukan program kerja yang di agendakan dapat berjalan

dengan baik dan terarah karena memiliki pedoman atau acuan yang

jelas. Proses perencanaan jangka pendek (program tahunan)

pengembangan nilai-nilai keagamaan merupakan salah satu bentuk

penjabaran dari program strategis sekolah. Berikut penjelasan kepala

sekolah, Bp. AM pada tanggal 28 Januari 2016:

Di dalam menyusun rencana strategis aspek keimanan dan

ketaqwaan itu merupakan program kerja yang pasti ada

karena visinya selalu berdasarkan iman dan taqwa.Dan

misinya, meningkatkan keimanan dan ketaqwaan

berdasarkan kepribadian bangsa serta menciptakan

lingkungan sekolah yang berakhlak mulia. Visi-misi itu

merupakan rencana stragiknya program-program sekolah

yang akan dijabarkan dalam rencana program kerja jangka

pendek (program tahunan) pada setiap bidang.

Page 60: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

48

Dalam pelaksanaan rapat pada awal tahun ajaran baru, semua

guru diwajibkan untuk hadir guna memberikan usulan dan saran

terhadap rencana program yang akan dilaksanakan pada satu tahun ke

depan. Sebagaimana yang disampaikan Bp. AM:

Perencanaan pengembangan nilai-nilai keagamaan di SMP

Daarul Qur‟an, saya berdiskusi dengan para asatidz dan

program tahunannya adalah tanggung jawab saya sebagai

kepala sekolah.Adapun kesepakatan akhir dari rencana

yang telah disusun tersebut ditentukan pada rapat dewan

asatidz di awal tahun ajaran. Dan yang lebih penting pada

rapat tersebut adalah menghasilkan presepsi yang sama

dan kesepakatan bersama untuk menyukseskan program-

program tersebut. Demikian pentingnya rapat di awal

tahun itu dilakukan karena menyangkut kerjasama yang

saling kait mengkait antar seluruh warga sekolah untuk

satu tahun ke depan.

Dari hasil wawancara peneliti, kepala sekolah menjelaskan

bahwa tentang proses membuat perencanaan pengembangan nilainilai

keagamaan, adalah sebagai berikut;

Perencanaan yang kami buat cukup sederhana,

merumuskan tujuannya, mempertimbangkan keadaan

fasilitas dan kemampuan dari sumber daya tenaga, dana

dan disesuaikan dengan kondisi sekolah. Apabila ada

masalah, kami berusaha mencari solusinya dan yang harus

ada itu adalah alat evaluasinya supaya tidak berjalan di

tempat apakah ada kemajuan atau tidak terlihat dari alat

evaluasinya. Mbak bisa melihat di meja kerja saya

bagaimana rancangan kami kedepan terkait dengan

pengembangan kecerdasan spiritiual para siswa di sekolah

ini.

Dari pernyataan di atas, menunjukkan bahwa perencanaan yang

dibuat oleh kepala sekolah memerlukan proses berpikir yang

sistematis dan melalui proses berpikir sebagai berikut:

a) Perumusan Tujuan

Perumusan tujuan merupakan langkah awal dari membuat

perencanan karena dengan merumuskan tujuan akan menjelaskan

arah dan cara yang akan ditempuh untuk mewujudkan tujuan

Page 61: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

49

tersebut. Dan juga akan memberikan pengaruh kepada langkah-

langkah selanjutnya. Tujuan mengembangkan kecerdasan spiritual

perlu dirumuskan secara rinci pada setiap bentuk budaya agama

yang akan dikembangkan. Hal itu dimaksudkan untukmemudahkan

perencanaan dalam menentukan metode, sumber daya yang

dibutuhkan dan waktu pelaksanaannya.

Tujuan pengembangan kecerdasan spiritual di Daarul Qur‟an

dapat dipahami dari visinya “Menumbuhkembangkan kesadaran

sosial dan spiritual Qur‟ani pada diri siswa (peserta didik) yang

berilmu, beramal dan bertaqwa, terdidik dan berbudaya dengan

makna dan nilai yang terwujud dalam aksi nyata, sehingga menjadi

santri yang memiliki keindahan moral, berakhlak mulia dan

memiliki kompetensi sesuai dengan minat bakatnya”.

b) Analisis Situasi dan Kondisi

Analisa tentang situasi dan kondisi diperlukan dalam

perencanaan untuk mengetahui sumber daya yang dimiliki dan

dapat dipergunakan meliputi dana, SDM, waktu, sarana dan

prasarana yang dibutuhkan sehingga penyusunan rencana tersebut

disesuaikan dengan data yang ada yang diperoleh secara akurat.

Daya analisis ini juga digunakan untuk menentukan langkah dalam

menanggulangi permasalahan yang muncul. Data tentang hasil

analisis situasi dan kondisi yang dilakukan kepala sekolah dapat

dilihat dari dokumen yang telah disusun dan paparannya sebagai

berikut:

(1) Kekuatan

(a) Semua warga sekolah beragama Islam;

(b) Masjid sebagai pusat kegiatan keagamaan;

(c) Ada dukungan dari kepala sekolah;

(d) Adanya Perlengkapan dan sarana Ibadah;

(e) Ada tekad/komitmen dari para guru/asatidz.

Page 62: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

50

(2) Kelemahan

(a) Daya tampung sekolah kurang memadai;

(b) Media pembelajaran kurang memadai;

(c) Jumlah siswa banyak.

(3) Pendukung

(a) Adanya kebijakan dari pemerintah pusat;

(b) Adanya kebijakan pemerintah daerah;

(c) Adanya tuntutan pelanggan (orang tua santri);

(d) Kondisi sosial masyarakat yang heterogin.

(4) Ancaman

(a) Pengaruh negative dari globalisasi dan teknologi;

(b) Orang tua menyerehkan pendidikan anaknya kepada

sekolah.

c) Identifikasi Hambatan dan Solusinya.

Setiap kegiatan pasti ada hambatan dan tantangannya, hal

tersebut sebagai bentuk dinamika kehidupan. Karena jika semuanya

berjalan lancer-lancar saja, maka tidak ada upaya-upaya yang

dilakukan dan tidak ada seni kehidupan. Hambatan-hambatan yang

dihadapi dalam pengembangan nilai-nilai keagamaan di SMP

Daarul Qur‟an dapat diidentifikasi sebagaimana berikut ini:

(1) Masalah / Problem

(a) Adanya sebagian warga sekolah yang kurang berpartisipasi

pada setiap kegiatan keagamaan.

(b) Kegiatan keagamaan berjalan sebagai rutinitas.

(c) Keberadaan team yang kurang kompak.

(2) Solusi / Pencegahan

(a) Memotivasi dan mengevaluasi pertisipasi warga sekolah

pada setiap kegiatan keagamaan.

(b) Merumuskan kriteria penilaian berdasarkan: kehadiran

mengikuti kegiatan keagamaan, dan peran serta asatidz

dalam mengawasi siswa.

Page 63: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

51

(c) Membudayakan nilai-nilai persaudaraan, silaturrahim, cinta

dan peduli terhadap sesama pada setiap bentuk kegiatan.

(d) Membuat kesepakatan di kalangan asatidz untuk

mengadakan perubahan pada lingkungan sekolah.

(e) Memotivasi dewan asatidz untuk selalu membimbing para

santri dan bersedia mengevaluasi diri.

(f) Masing-masing ustadz bersedia untuk saling memberikan

kontribusi.

d) Merumuskan Indikator Ketercapaian (Alat Ukur/ Evaluasi)

Manajemen juga tidak lepas dari unsur pengawasan atau

evaluasi untuk mengetahui pencapaian tujuan. Manajemen tanpa

pengawasan sangat susah untuk diharapkan keberhasilannya.

Perencanaan juga membahas dan menentukan alat evaluasi/kontrol

yang akan digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari

suatu program yang direncanakan agar supaya kesalahan tidak akan

dilakukan berulang kali.

(1) Target Minimum

Adanya rencana program pengembangan kecerdasan spiritual

yang tersusun dan terlaksana pada waktunya.

(2) Target Memuaskan

(a) Warga sekolah aktif berpartisipasi dalam setiap kegiatan di

sekolah.

(b) Warga sekolah membiasakan diri untuk senyum, salam,

sapa dan sopan dalam setiap waktu.

(c) Warga sekolah sudah mulai melakukan perubahan.

(d) Meningkatnya pengawasan dari asatidz terhadap siswa.

(e) Warga sekolah giat beribadah (tadarus Al-quran, shalat,

puasa) dan beramal shaleh (berinfak, sodaqoh, tolong

menolong).

(f) Ada upaya membudayakan nilai-nilai persaudaraan, cinta

dan peduli terhadap sesama.

Page 64: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

52

(3) Target Sangat Bagus/Unggul:

(a) Warga sekolah selalu mengembangkan nilai-nilai agama di

lingkungan sekolah.

(b) Senyum, sapa, salam dan sopan telah menjadi budaya bagi

warga sekolah.

(c) Warga sekolah memiliki kesadaran yang baik dalam hal

ibadah dan amal shaleh.

Adapun hasil dari rencana pengembangan kecerdasan

spiritual yang telah berjalan dan memiliki jadwal perencanaan yang

jelas tertuang dalam perencanaan adalah:

(a) Budaya berjabat tangan antara siswa dengan guru dan diikuti

dengan 3 S (senyum, salam dan sapa) serta sopan.

(b) Shalat dhuha pada waktu istirahat pertama.

(c) Jama‟ah shalat dhuhur pada waktu istirahat kedua.

(d) Infak di hari jum‟at.

(e) Pengumpulan dan pembagian zakat fitrah.

(f) Penyembelihan dan pembagian daging kurban.

(g) Bakti social.

(h) Menjaga kebersihan, keindaha, kerapian dan keamanan

Berbagai macam nilai kecerdasan spiritual yang telah

dikembangkan merupakan bukti adanya suatu perencanaan yang

dilakukan oleh Kepala SMP Daarul Qur‟an dengan sebaik-

baiknya.Dan perencanaan tersebut mendapat dukungan dari

berbagai pihak sehingga dapat berhasil dengan baik.

2) Perencanaan Operasional

Penyusunan rencana operasional merupakan tanggung jawab

dewan asatidz karena kepala sekolah telah mempercayakan dan

memberikan kewenangan kepada mereka untuk membuatnya.

Perencanaan operasional dibuat berdasarkan jenis kegiatan untuk

memperjelas kegiatan tersebut supaya berjalan dengan baik. Berikut

penjelasan pengajar Al Qur‟an:

Page 65: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

53

Tugas kami dalam menyusun rencana operasional itu

mulai dari menyusun kegiatannya, membagi-bagi tugas

melaksanakan dan mengontrol pelaksanaan kegiatan itu

merupakan tugas dan tanggung jawab guru. Tetapi dalam

proses penyusunan rencana kerja tersebut, kami

berkonsultasi kepada kepala sekolah dan kepala seklah

memberikan arahan-arahan tentang bagaimana yang akan

dilaksanakan dalam satu tahun ajaran.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa perencanaan

operasional dalam pengembangan kecerdasan spiritual di SMP Daarul

Qur‟an merupakan tindak lanjut dari program tahunan sekolah bidang

keimanan dan ketaqwaan.Penyusunan perencanaan operasional

merupakan tanggungjawab ustadz yang telah mendapat mandat

melalui SK pembagian tugas sebagai guru pembina.

Mengenai Kecerdasan spiritual kepala SMP Daarul Qur‟an

berpendapat bahwa kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan yang

menyangkut akhlak serta kepribadian siswa yang didalamnya

berkenaan dengan moral, sikap dan perilaku keberagamaan seseorang.

Sementara Guru tahfidzul Qur‟an di SMP Daarul Qur‟anberpendapat

bahwa kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan yang sangat

penting, karena kecerdasan ini sebenarnya kecerdasan utama untuk

memperoleh kecerdasan yang lain. Kecerdasan spiritual adalah

kecerdasan yang didalamnya mengajarkan bagaimana seseorang

berperilaku yang baik serta dapat membawa diri seseorang kearah

yang lebih baik dalam hal akhlak serta moralnya.

Sementara perencanaan operasional kecerdasan spiritual di SMP

Daarul Qur‟an adalah sebagai berikut:

a) Pemberian kewajiban pada siswa dalam hal ibadah kepada Allah

SWT sebagai bentuk rasa syukur, seperti santri diwajibkan shalat

dhuha pada waktu sebelum istirahat, siswa berkewajiban hafal juz

amma dengan tingkatan masing-masing sesuai jenjang kelas, siswa

berkewajiban shalat berjamaah.

Page 66: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

54

Pemberian kewajiban melaksanakan ibadah shalat dhuha,

shalat berjamaah dan menghafalkan juz amma sesuai tingkatan

masing-masing merupakan upaya pemberian motivasi kepada santri

agar istiqomah dalam beribadah dan tidak selalu memikirkan

duniawinya saja. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan

Bp. AM (28 Januari 2016) mengatakan bahwa:

“Upaya yang dilakukan pengajar dalam

mengembangkan kecerdasan spiritual para santri

disini adalah dengan dilatihnya untuk beristiqomah

dalam mengamalkan ibadah seperti puasa senin

kamis, shalat sunnah dhuha, dan shalat lima waktu

berjamaah”.

Tujuan adanya kegiatan sholat dhuhur jama‟ah untuk

meningkatkan keimanan dan ketakwaan siswa, meningkatkan rasa

syukur kepada Allah SWT, meningkatkan kedisiplinan serta

terciptanya rasa kekeluargaan dan kebersamaan di lingkungan

sekolah.

Selain itu, pelaksanaan pengembangan kecerdasan spiritual

melalui kegiatan beribadah juga dipengaruhi peran guru sebagai

pembimbing dan panutan bagi para santri. Hal ini sesuai dengan

hasil wawancara dengan Bp. AM (21 Februari 2016) mengatakan

bahwa:

“Peran guru dalam mengembangkan kecerdasan

spiritual siswa melalui kegiatan sholat dhuhur jama‟ah

ini adalah guru harus bisa menjadi panutan yang baik

bagi peserta didiknya, seperti ikut dalam pelaksanaan

sholat dhuhur jama‟ah, membimbing dan menasihati

siswa agar mau melaksanakan sholat dhuhur jama‟ah.

Dengan motivasi dan dengan keteladanan siswa dapat

mudah diajak dalam kegiatan pembelajaran, khususnya

dalam beribadah seperti sholatdhuha, sholat dhuhur

jama‟ah, dan dalam kegiatan-kegiatan keagamaan yang

lain.”

“Usaha yang dilakukan madrasah yakni dengan

guru menjadi teladan bagi peserta didik.Kemudian

dengan mengikutsertakan anak dalam kegiatan

Page 67: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

55

keagamaan. seperti membiasakan anak untuk

melaksanakan ibadah-ibadah sunnah seperti sholat

dhuha, tadarus al-Qur‟an, anak dibiasakan untuk

berdzikir kepada Allah seperti sebelum pelajaran

dimulai anak harus membaca asmaul husna dan doa

sebelum belajar dan membaca surat-surat pendek,

kemudian setelah sholat dhuhur jamaah dilanjutkan

berdzikir, dan untuk kelas IX biasanya sebelum

menjelang Ujian Nasional diajak untuk beristighosah

bersama. Kemudian biasanya untuk program tahunan

pada bulan suci ramadhan ada pesantren kilat, dan anak

diajari untuk zakat fitrah.Itu semua usaha-usaha yang

dilakukan sekolah untuk mengembangkan kecerdasan

spiritual siswa mbak, intinya itu membiasakan anak

untuk ikut serta dan mengalami sendiri dalam kegiatan

keagamaan, tentunya dengan bimbingan seorang guru

yang akan mengarahkan.”

Dalam mengembangkan kecerdasan spiritual siswa ada

beberapa beberapa bentuk-bentuk keteladanan yang dicontohkan

oleh guru kepada siswa.Hal ini dilakukan oleh guru sebagai upaya

dalam mengembangkan kecerdasan spiritual siswa melalui hal-hal

kecil dalam kehidupan sehari-hari.Hasil pengamatan peneliti,

kecerdasan spiritual santri SMP Daarul Qur‟an termasuk baik

dibuktikan ketika peneliti melakukan penelitian. Pada waktu itu

adalah sekitar pukul 09.00 waktu dimana jam istirahat sekolah para

santri, para santri bersama-sama kembali ke pesantren untuk

melaksanakan sholat sunnah dhuha. Menurut peneliti, akan halnya

tersebut adalah bukti bahwa santri patuh dengan peraturan

pesantren dan ketaatannya dengan agama.

b) Menanamkan kepada santri untuk memiliki pegangan yang kuat

terhadap ajaran Al-Qur‟an dan Hadits, hal itu ditandai dengan

pembelajaran mengenal Al‟qur‟an dan hadits.

Dengan mempelajari dan mendalami Al Qur‟an dan Al

Hadits menanamkan nilai-nilai spiritual kepada siswa yaitu dengan

mencintai al-Qur‟an dan membiasakan siswa untuk membaca al-

Page 68: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

56

Qur‟an dengan baik dan benar, dan mempertebal keimanan dan

ketaqwaan siswa, mengasah jiwa spiritual siswa.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bp. AM (21 Februari

2016) mengatakan bahwa:

“Sekolah ini menyelenggarakan kegiatan

keagamaan tak lain adalah dengan tujuan untuk

mengembangkan kecerdasan spiritual siswa, dan

menanamkan nilai-nilai spiritual pada hati dan jiwa

siswa. Dan menurut saya, tujuan dari kegiatan

keagamaan ini adalah untuk mengarahkan, membantu,

memberi pengetahuan kepada siswa tentang bagaimana

hubungan yang baik antara manusia dengan Allah,

interaksi yang baik antara manusia dengan manusia

yang mana dari kegiatan tersebut siswa diajarkan untuk

berkomunikasi yang baik dengan guru dan teman-

temannya. Sehingga diharapkan nantinya siswa timbul

rasa keimanan yang dihayati dengan cara yang sungguh

sungguh, sehingga nantinya bisa membawa siswa

dalam kehidupan yang damai dan tentram dibawah

ridho-Nya.”

Data di atas juga diperkuat dengan pendapat Bp. Agus

Ma‟arif pada tanggal 17 Januari 2016, beliau mengatakan:

“Tujuannya sebagai salah satu upaya guru dalam

mengembangkan kecerdasan spiritual siswa, dengan

cara membiasakan siswa ikut aktif dalam kegiatan

keagamaan, dan terlibat langsung dalam ibadah. Hal ini

diupayakan diharapkan untuk memperluas wawasan,

pengetahuan, kemampuan siswa tentang Islam,

meningkatkan generasi muda untuk mencapai

kecerdasan spiritual yang baik, sehingga akan

melahirkan generasi yang menjunjung tinggi etika,

moral dan nilai-nilai religius, kemudian membangun

kesadaran siswa bahwa kegiatan keagamaan akan

memotivasi sikap beragama yang baik.”

Tadarus al-Qur‟an ini merupakan salah satu usaha dari

sekolah untuk menanamkan nilai-nilai spiritual kepada siswa yaitu

dengan mencintai al-Qur‟an dan membiasakan siswa untuk

membaca al-Qur‟an dengan baik dan benar, dan mempertebal

keimanan dan ketaqwaan siswa, mengasah jiwa spiritual siswa, dan

Page 69: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

57

menjadikan SMP Daarul Qur‟an menjadi sekolah yang religius dan

berakhlak mulia.

c) Ustadz/guru menanamkan nilai moral yang di terapkan pada setiap

kesempatannya, baik dalam pembelajaran maupun diluar

pembelajaran, dan hasil yang dicapai dalam hal ini dapat terlihat

dari perilaku santri yang memiliki akhlak yang baik dan selalu

menunjukan moralitas yang luhur.

Upaya yang dilakukan ustadz dan guru adalah

mengembangkan akhlakul karimah para siswa yang terdiri dari

Konsistensi (istiqomah), kerendahan hati (tawadlu‟), berusaha dan

berserah diri (tawakal), keikhlasan, totalitas (kaffah), tawazun, dan

ihsan. Hasil wawancara Bp. Agus Ma‟arif pada tanggal 17 Januari

2016, beliau mengatakan:

“Perilaku dan akhlak siswa SMP Daarul Qur‟an

cukup baik,dibuktikan dengan cara berpakaian santri yang

terlihat sopan, mematuhi peraturan pesantren, jika

berbicara bisa menempatkan pada tempatnya, tanggung

jawab, saling menghargai, dan saling menghormati satu

sama lain.”

“Contoh yang diberikan adalah kerjasama, tanggung

jawab, saling menghargai satu sama lain, berperilaku yang

positif dan mempunyai rasa saling percaya satu sama lain.

Adapun hal-hal tersebut diperlihatkan ketika ada kerja

bakti, semua personil pesantren termasuk pengurus

pesantren ikut andil dalam kerja bakti tersebut”

Hal ini terlihat ketika peneliti masuk kedalam ruangan

pondok, peneliti melihat para santri sedang nderes (baca) Al-

qur‟an.

Disamping itu, pembentukan dan penanaman nilai moral juga

dilaksanakan melalui keteladanan para guru / ustadz. Hal ini

dilakukan oleh guru sebagai upaya dalam mengembangkan

kecerdasan spiritual siswa melalui hal-hal kecil dalam kehidupan

Page 70: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

58

seharihari. Berdasarkan wawancara dengan Bp. AM (16 Januari

2016) mengatakan bahwa:

“Bentuk keteladanan yang kami ajarkan kepada

siswa baik itu yang disengaja ataupun yang tidak

disengaja. Misalnya keteladanan yang disengaja yang

kami lakukan, pagi hari waktu masuk sekolah, sebelum

masuk kelas guru sudah berbaris di depan gerbang untuk

bersalaman kepada siswa, hal ini kami lakukan untuk

membiasakan siswa agar melakukan hal-hal yang positif

dan bisa menghormati orang yang lebih tua darinya.

Kemudian saat guru berkomunikasi dengan siswa, baik itu

dalam proses pembelajaran atau diluar pembelajaran guru

harus berbicara dengan bahasa yang baik dan sopan, kalau

kita kita kan orang jawa jadi melatih siswa untuk berbicara

kromo alus, agar nantinya siswa juga mengikuti apa yang

dilakukan oleh guru tersebut, dan mengerti kalau berbicara

dengan orang yang lebih tua itu harus dengan bahasa yang

baik dan sopan. Selain itu guru juga harus berpakaian rapi,

bersih dan sopan pada saat berada di sekolah, mengajari

anak-anak sebelum belajar membaca doa terlebih dahulu,

kemudian ada lagi, Mbak, seperti di sini semua guru dan

siswa wajib mengikuti shalat dhuhur jama‟ah di mushola

sekolah, nah, tentunya guru juga harus menjadi contoh

untuk mengikuti shalat dhuhur jama‟ah bersama semua

siswa di mushola. Itu tadi yang saya sebutkan contoh

keteladanan yang disengaja yang kami ajarkan kepada

siswa, Mbak, kemudian untuk keteladanan yang tidak

disengaja itu memang ucapan atau perbuatan yang baik

yang sudah ada pada guru tersebut yang fitrahnya memang

sebagai manusia harus melakukan hubungan yang baik

dengan Allah (hablum minallah) dan dengan manusia

(hablum minannas).”

Hal senada mengenai wujud keteladanan guru yang

dicontohkan oleh guru kepada siswa seperti yang dikatakan

pengampu tahfidz Al-Qur‟an mengatakan:

“Kalau dari kami sebagai seorang guru harus

menjalankan tugas dengan sebaik mungkin mbak,

seperti ketika diberi tanggung jawab menjadi

pendamping dalam tadarus al-Qur‟an itu harus hadir

tepat waktu jam 07.00, jangan sampai siswa itu

menunggu guru terlalu lama, kemudian kita sebagai

guru harus terlihat rapi didepan siswa, membimbing

Page 71: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

59

siswa dengan sungguh-sungguh ketika siswa membaca

al-Qur‟an, kemudian setelah kegiatan tadarus selesai

saya biasanya menasihati dan memotivasi siswa untuk

terus belajar memperbaiki makharijul hurufnya dan

membiasakan siswa agar setiap habis shalat maghrib itu

membaca al-Qur‟an meskipun satu ayat tetapi rutin

dilakukan.”

“Hal yang harus diperhatikan bagi seorang guru

agar bisa jadi panutan atau teladan bagi peserta

didiknya adalah guru harus bisa mengontrol kondisi

psikologisnya ketika berhadapan dengan peserta

didiknya, lalu guru harus bisa menjaga cara dia

berbicara kepada orang lain, guru harus selalu berbuat

baik kepada orang lain, guru teladan juga harus

memperhatikan cara berpakaian yang baik dan sopan,

kemudian guru teladan itu harus tanggung jawab,

disiplin dalam bekerja, tidak hanya itu guru teladan

juga harus berfikir positif dan jernih dalam meghadapi

masalah karena ini juga nantinya juga bisa dijadikan

motivasi bagi peserta didiknya ketika menghadapi

masalah, kemudian guru teladan juga harus memiliki

semangat yang tinggi dalam mendidik dan

membimbing peserta didiknya.”

Guru harus bisa menjadi motivator dalam penanaman budi

pekerti. Jika guru sekedar bisa ceramah atau omong kosong saja,

kemungkinan besar peserta didik kehilangan panutan atau teladan

gurunya. Figur guru yang ramah, menyenangkan serta mampu

menjadi pendengar dan sahabat bagi peserta didiknya ini artinya

guru adalah orang tua kedua bagi siswanya ketika berada di

sekolah. Apabila telah muncul kedekatan antara guru dan siswa,

guru akan lebih mudah untuk memberikan informasi-informasi

positif kepada siswa dan mampu mencegah munculnya karakter-

karakter negatif.

d) Ustadz/Guru selalu memperhatikan perkembangan siswa dan

perilaku siswa dalam bersikap baik dalam pembelajaran maupun

diluar pembelajaran.

Page 72: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

60

Dalam mengembangkan kecerdasan spiritual siswa melalui

kegiatan keagamaan hendak nya siswa membutuhkan pengarahan,

bimbingan dari seorang guru. Tidak hanya itu peran guru sangat

penting dalam mengembangkan kecerdasan siswa. Sebaliknya, jika

guru tidak mampu menjadi teladan atau sahabat bagi peserta

didiknya, guru akan cenderung dibenci oleh siswa dan setiap

perkataan guru hanya akan menjadi angin lalu dan dianggap

sebagai omong kosong saja. Hal tersebut sesuai dengan apa yang

dikatakan oleh Bp. AM (16 Januari 2016) bahwa:

“Dampaknya nanti akan berimbas dan mencoreng

pendidikan yang ada di Indonesia, saat guru tidak bisa

menjadi teladan bagi peserta didiknya guru tersebut

akan disepelekan oleh peserta didiknya, guru akan

diacuhkan oleh peserta didiknya dan ini akan

mempengaruhi hasil belajar peserta didik karena dalam

proses belajar peserta didik sudah tidak semangat

dengan gurunya. Tidak hanya diacuhkan oleh peserta

didik, guru yang tidak bisa menjadi teladan akan

dikucilkan oleh masyarakat. Kemudian dampak nya

lagi tidak ada komunikasi atau hubungan batin yang

baik antara guru dan siswa, jika guru hanya

menyampaikan pengetahuan siswa saja tidak

membimbing budi pekerti siswa, dengan kata lain

hanya terjadi hubungan secara lahir saja ya mbak, batin

nya tidak ada. Kemudian jika tidak ada keteladanan

pada diri seorang guru apapun nasihat atau materi-

materi yang disampaikan oleh guru tidak akan

membawa efek atau tidak akan diterima oleh siswa,

kemudian dampaknya lagi jika guru tidak bisa menjadi

teladan dalam kategori sering melakukan perbuatan

menyimpang seperti menganiaya muridnya sendiri,

melakukan kekerasan terhadap muridnya maka guru

tersebut akan dikeluarkan dari sekolah.”

Maka salah satu upaya yang dilakukan di SMP Daarul Qur‟an

adalah dengan menjadi teladan bagi peserta didik dan dengan

membiasakan peserta didik untuk turut aktif dalam pelaksanaan

kegiatan keagamaan di SMP Daarul Qur‟an.

Page 73: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

61

e) Setiap ustadz dan staf di SMP Daarul Qur‟an yang selalu berusaha

menciptakan akhlak yang baik bagi siswa nya dengan perilaku

hidup rukun sesuai ajaran agama. Hal ini ditandai dengan kebijakan

senyum, sapa, dan salam yang diaplikasikan melalui salam-salaman

antara guru dengan siswa dan antar sesama siswa sebelum jam

pelajaran dimulai setiap harinya.

f) siswa dibekali pengalaman spiritual berupa kegiatan pendekatan

diri kepada Allah SWT melalui membaca dzikir dan shalawat

menjelang Ujian.

g) Siswa melaksanakan sholat dhuha setelah jam istirahat.

h) Siswa wajib memiliki hafalan 5 juz setiap jenjangnya (Wawancara

dengan Bp. Agus Ma‟arif 17 Januari 2016).

Pengembangan kecerdasan spiritual siswa di SMP Daarul

Qur‟an adalah dengan menanamkan nilai-nilai spiritual pada hati dan

jiwa siswa. Tujuan dari kegiatan keagamaan ini adalah untuk

mengarahkan, membantu, memberi pengetahuan kepada santri tentang

bagaimana hubungan yang baik antara manusia dengan Allah,

interaksi yang baik antara manusia dengan manusia yang mana dari

kegiatan tersebut santri diajarkan untuk berkomunikasi yang baik

dengan guru dan teman-temannya. Sehingga diharapkan nantinya

santri timbul rasa keimanan yang dihayati dengan cara yang

sungguhsungguh, sehingga nantinya bisa membawa santri dalam

kehidupan yang damai dan tentram dibawah ridho-Nya (Wawancara

dengan Bp. AM, 17 Januari 2016).

Pengembangan kecerdasan spiritual di SMP Daarul Qur‟an juga

dilaksanakan melalui pelaksanaan visi dan misi Sekolah/pondok.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bp. AM (16 Januari 2016)

mengatakan bahwa:

“Adapun Visi PP Daarul Qur‟am adalah

menumbuhkembangkan kesadaran sosial dan spiritual

Qur‟ani pada diri siswa (peserta didik) yang berilmu,

beramal dan bertaqwa, terdidik dan berbudaya dengan

Page 74: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

62

makna dan nilai yang terwujud dalam aksi nyata,

sehingga menjadi siswa yang memiliki keindahan moral,

berakhlak mulia dan memiliki kompetensi sesuai dengan

minat bakatnya.

Sedangkan misi SMP Daarul Qur‟an adalah: (1)

Terbentuknya jiwa yang merdeka/Huriyah Tamah yaitu

jiwa yang merdeka sejati lahir dan batin; (2) Mewujudkan

sikap Mahabbah birauhillah, yaitu sikap dan perilaku

yang didasarkan atas jiwa kekeluargaan dan kebersamaan

yang kokoh; (3) Meningkatkan kualitas sumber daya

manajeman dan pengajar/ guru agar produktif siap dengan

perubahan, mandiri, maju, berdaya saing, berwawasan

lingkungan yang berkelanjutan dalam rangka

memberdayakan seluruh civitas dengan mengembangkan

kemampuan, keahlian, bakat siswa dan peningkatan

fasilitas/media dalam proses belajar mengajar.”

Data diatas diperkuat oleh wawancara Bp. AM (16 Januari 2016)

mengatakan bahwa:

Tujuannya sebagai salah satu upaya guru dalam

mengembangkan kecerdasan spiritual santri, dengan cara

membiasakan santri ikut aktif dalam kegiatan keagamaan,

dan terlibat langsung dalam ibadah. Hal ini diupayakan

diharapkan untuk memperluas wawasan, pengetahuan,

kemampuan siswa tentang Islam, meningkatkan generasi

muda untuk mencapai kecerdasan spiritual yang baik,

sehingga akan melahirkan generasi yang menjunjung tinggi

etika, moral dan nilai-nilai religius, kemudian membangun

kesadaran santri bahwa kegiatan keagamaan akan memotivasi

sikap beragama yang baik.

Jadi, penerapan dalam kegiatan tercermin pada upaya pembiasaan

siswa dalam kegiatan ibadah. Kegiatan dan suasanan pembelajaran

dijalin melalui hubungan kekeluargaan dan saling menghormati

sehingga tercipta hubungan yang harmonis. siswa diberi kesempatan

yang sama untuk aktif dalam melakukan kegiatannya, dan mereka

memiliki kesempatan yang sama untuk maju.

Ustadz/Guru juga memberikan kesempatan pada siswa untuk

saling memberi saran guna kemajuan belajar mereka dengan selalu

mengindahkan norma-norma hidup dan kehidupan sebagai anggota

Page 75: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

63

keluarga besar SMP Daarul Qur‟an, serta menghindarkan diri dari

perbuatan yang dapat melanggar syariah Islam, melanggar norma, dan

menyakiti perasaan dan menyinggung harga diri orang lain serta

lingkungan di sekitarnya.

Jadi, substansi pengembangan keceerdasan spiritual di SMP Daarul

Qur‟an adalah pembinaan akhlak serta kepribadian siswa yang

didalamnya berkenaan dengan moral, sikap dan perilaku

keberagamaan seseorang melalui kegiatan-kegiatan pembiasaan dan

penerapan visi dan misi SMP Daarul Qur‟an dalam kehidupan sehari-

hari.

b. Perencanaan Lingkungan Pengembangan Kecerdasan Spiritual

Iklim belajar yang kondusif merupakan tulang punggung dalam

faktor pendorong yang dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi

proses pembelajaran, sebaliknya iklim belajar yang kurang

menyenangkan akan menimbulkan kejenuhan dan rasa bosan.

Berkenaan dengan hal tersebut, sedikitnya terdapat tujuh hal yang

harus diperhatikan, yaitu ruang belajar, penerangan, suhu, pemanasan

sebelum masuk ke materi yang akan dipelajari (pembentukan dan

pengembangan kompetensi), dan bina suasana dalam pembelajaran.

Penuturan Bp. AM pada tanggal 21 Februari 2016 adalah sebagai berikut:

“Agar siswa tidak jenuh dan merasa bosan, ruang kelas

dibuat senyaman mungkin dengan suasana belajar yang

rileks sehingga santri merasa nyaman dalam belajar.

Ventilasi udara dan penerangan dibuat cukup untuk

kenyamanan santri”.

Pernyataan ini dibenarkan oleh salah satu siswa yang diwawancarai pada

tanggal yang sama yang menyatakan,

”Ruangan kelas, ruangan pondok, aula, masjid selalu

dibuat terang dan bersih, sehingga selama kegiatan

pelajaran kami merasa enak”.

Penciptaan susana kelas yang nyaman, bersih, dan konsdusif

membuat santri merasa nyaman dalam belajar. Santri merasa „enjoy‟

Page 76: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

64

selama proses pembelajaran. Dengan suasana kelas yang nyaman, maka

kemampuan siswa dalam menyerap materi juga meningkat.

Berkenaan dengan ruang belajar, penerangan, suhu ruangan kelas,

Bp. AM, menjelaskan bahwa:

”Penataan ruang kelas disini sudah layak sesuai sebagai

tempat untuk belajar, dimana ruang kelas sudah diatur

baik dari segi penerangan, ventilasi udara, dan lain-lain

yang memberikan suasana segar dalam pembelajaran”.

Selain itu, berdasarkan hasil observasi lapangan yang dlaksanakan

pada tanggal yang sama, diketahui bahwa setiap ruangan kelas memiliki

penerangan lampu yang memadai, sehingga pada saat cuaca gelap /

mendung, santri masih dapat belajar dengan nyaman. Apabila tenaga

listrik padam, maka pondok menyediakan genset yang memadai untuk

mensuplai tenaga listrik ke sekolah, sehingga kegiatan administrasi

maupun akademis yang terkait dengan listrik masih dapat berjalan

dengan baik.

Lingkungan pembelajaran memegang peranan penting dalam

pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SMP Daarul Qur‟an. Apabila

lingkungan belajar nyaman, maka keadaan itu akan menciptakan suasana

kondusif dalam pembelajaran di sekolah. Dalam mengelola lingkungan

belajar, kondisi ruangan kelas, ventilasi, penerangan dibuat sebaik

mungkin agar santri merasa nyaman dalam belajar.

c. Pembuatan Silabus dan RPP yang Terintegrasi

Persiapan atau perencanaan merupakan faktor yang sangat

mendukung dan memegang peranan yang sangat penting untuk dapat

melaksanakan suatu penbelajaran yang baik dan untuk dapat

menciptakan sebuah kondisi kegiatan belajar mengajar yang kondusif.

Rencana pembelajaran merupakan rencana kegiatan kelas yang berisi

skenario tahap demi tahap apa yang akan dilakukan oleh guru bersama

siswa sehubungan dengan topik yang akan dipelajarinya. Dalam

persiapan atau perencanaan proses kegiatan belajar mengajar, seorang

Page 77: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

65

pengajar merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam pembelajaran

pengembangan kecerdasan spiritual dalam setiap mata pelajaran.

Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti lakukan pada kurun

waktu bulan November 2015 – Maret 2016, dapat dijelaskan bahwa

sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar pengajar di SMP

Daarul Qur‟an pada umumnya terlebih dahulu membuat perangkat

pembelajaran yang meliputi program tahunan, program semester,

perhitungan minggu efektif, silabus dan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP). Silabus dan RPP di SMP Daarul Qur‟an dibuat oleh

pengajar secara mandiri atau bersama-sama dalam MGMP, disesuaikan

dengan silabus dan kurikulum yang ditetapkan BSNP, difasilitasi dan

disupervisi kepala sekolah atau guru senior yang ditunjuk oleh kepala

sekolah. Selain itu, SMP Daarul Qur‟an juga memiliki silabus dan RPP

keagamaan yang dikembangkan pada tingkat satuan pendidikan yaitu

silabus muatan lokal yang berlaku pada satuan pendidikan yang

bersangkutan.

Pembuatan perangkat pembelajaran dilakukan sebagai langkah

awal pengajar agar kegiatan belajar mengajar berjalan dengan lancar dan

sesuai dengan apa yang diinginkan. Perangkat pembelajaran ini biasanya

dibuat pengajar pada awal semester atau tahun ajaran baru. Berdasarkan

hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa Inggris mengatakan

”Ya saya membuat perangkat pembelajaran di awal

semester, yang saya buat pada awal semester ada analisis

SK KD, ada prota, ada promes,ada satuan pelajaran

(SP)/rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan

evaluasinya. Semua perangkat pembelajaran yang saya

buat Insya Allah sudah mencangkup semua komponen

pembelajaran kontekstual dan mengembangkan

kecerdasan spiritual para santri” (hasil wawancara pada

Desember 2015).

Perangkat pembelajaran yang dibuat oleh pengajar sangat penting

sebagai panduan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam perangkat

pembelajaran terutama dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran),

Page 78: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

66

terdapat komponen yang bisa menunjang keberhasilan proses belajar

mengajar yaitu model pembelajaran. Disinilah kompetensi pengajar

diperlukan dalam pemilihan model pembelajaran yang tepat. Hal ini

dilakukan agar dalam kegiatan belajar mengajar berjalan dengan lancar,

sesuai dengan apa yang diinginkan.

Dalam wawancara dengan pengajar Bahasa Arab, mengungkapkan:

“Model pembelajaran CTL saya gunakan dalam

pembelajaran Bahasa Arab dikarenakan dapat

meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang

diajarkan, mengasosiasikan materi satu dengan materi

yang lainnya, siswa dapat mempraktikan teori-teori dari

dalam kelas di lapangan atau dunia riil. Selain itu

penggunaan model CTL dalam pembelajaran Bahasa Arab

menurut saya memiliki keunggulan sendiri yaitu

pemahaman siswa terhadap materi itu tidak parsial akan

tetapi integral, bisa mengetahui sedikit ilmu dan pisa

dipraktikan di dalam masyarakat, siswa paham tidak hanya

teorinya saja tapi mereka juga mempraktikannya. Prestasi

belajar tercapai seiring dengan kecerdasan spiritualnya”

(hasil wawancara pada Desember 2015).

Selain perangkat pembelajaran, hal lain yang perlu dipersiapkan

sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung adalah mempersiapkan

presensi atau buku absen, buku jurnal atau perkembangan santri yang

berisi semua catatan perkembangan santri di kelas dari satu pertemuan

kepertemuan berikutnya sehingga pengajar dapat mengetahui gambaran

maupun informasi mengenai perkembangan belajar santri di kelas, dan

buku-buku pegangan guru lainnya.

1) Penjabaran Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Materi

Pokok

Penyusunan silabus diawali penjabaran standar kompetensi,

kompetensi dasar dan materi pokok. Standar kompetensi adalah

kemampuan minimal yang harus dapat dilakukan atau ditampilkan

siswa, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa

setelah mengikuti mata pelajaran tertentu.

Page 79: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

67

Tahap selanjutnya adalah penjabaran indikator. Dalam

penjabaran indikator ini pengajar dibantu Kepala Sekolah. Setiap

kompetensi dasar dikembangkan menjadi indikator, biasanya lebih

dari dua. Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penjabaran

indikator yaitu tingkat kata kerja dalam indikator lebih rendah atau

setara dengan kata kerja kompetensi dasar maupun standar

kompetensi. Indikator menggunakan kata kerja operasional yang dapat

diukur dan/atau diobservasi. Prinsip pengembangan indikator adalah

sesuai dengan kepentingan (urgensi), kesinambungan (kontinuitas),

kesesuaian (relevansi) dan kontekstual. Keseluruhan indikator dalam

satu kompetensi dasar merupakan tanda-tanda, perilaku dan lain-lain

untuk pencapaian kompetensi yang merupakan kemampuan bersikap,

berfikir dan bertindak secara konsisten. Berikut penuturan guru

Bahasa Inggris SMP Daarul Qur‟an;

”Pada pokok bahasan teks transaksional, kompetensi yang

ingin dicapai yaitu: Merespon makna dalam percakapan

transaksional (to get things done) dan interpersonal

(bersosialisasi) yang menggunakan ragam bahasa lisan

sangat sederhana secara akurat, lancar, dan berterima

untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat yang

melibatkan tindak tutur: menyapa orang yang belum/sudah

dikenal, memperkenal-kan diri sendiri/orang lain, dan

memerintah atau melarang; Merespon makna dalam

percakapan transaksional (to get things done) dan

interpersonal (bersosialisasi) yang menggunakan ragam

bahasa lisan sangat sederhana secara akurat, lancar, dan

berterima untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat

yang melibatkan tindak tutur: meminta dan memberi

informasi, mengucapkan terima kasih, meminta maaf, dan

mengungkapkan kesantunan (hasil wawancara, Desember

2015).

Tahap selanjutnya adalah penjabaran materi pokok, yaitu dari

indikator yang telah disusun dijabarkan menjadi materi pokok. Materi

pokok inilah yang akan dipelajari oleh siswa sebagai sarana

pencapaian kompetensi dasar. Berikut lanjutan penuturan guru

Bahasa Inggris SMP Daarul Qur‟an;

Page 80: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

68

”....dari masing-masing indikator tersebut dijabarkan

menjadi materi pokok. Untuk satu indikator dijabarkan satu

meteri pokok. Materi pokok itulah yang akan dipelajari oleh

siswa dalam proses belajar mengajar”. (hasil wawancara,

Desember 2015)

2) Silabus dan Penilaian

Setelah standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan

materi pokok ditentukan, tahap selanjutnya penyusunan silabus

penilaian selengkapnya, yaitu dengan penambahan kegiatan

pembelajaran, penilaian, alokasi waktu dan sumber bahan atau

alat.Penilaian merupakan instrumen dan prosedur yang digunakan

untuk menilai pencapaian belajar siswa.

Penilaian di SMP Daarul Qur‟an antara lain berupa tes lisan dan

tes tertulis. Tes lisan adalah tes yang pelaksanaannya dilakukan

dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara pengajar dan

santri, sedangkan tes tertulis adalah tes yang soal-soalnya harus

dijawab santri dengan memberikan jawaban tertulis. Tes tertulis ada

dua macam yaitu jawaban singkat dan uraian. Meski pada prakteknya

tes tertulis lebih sering dilakukan, namun tes lisan juga sesekali

dilakukan. Berikut penuturan guru SMP Daarul Qur‟an;

”Untuk materi tertentu kami bisa menggunakan tes lisan

sebagai evaluasi siswa. Namun memang tes tertulis adalah

yang paling sering dilakukan untuk ulangan siswa”. (hasil

wawancara, Februari 2016)

Alokasi waktu dalam silabus diisi dengan waktu efektif untuk

pembelajaran. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam

pembelajaran setiap minggunya. Kriteria penentuan alokasi waktu

adalah suatu kemampuan dasar tertentu diperhitungkan berdasarkan

analisis dan atau pengalaman penggunaan jam pembelajaran.

Setelah semua langkah penyusunan silabus dilakukan, yang

terakhir adalah penentuan sumber bahan atau alat. Sumber belajar

meliputi sumber bahan atau alat yang digunakan dalam kegiatan

pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.

Page 81: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

69

Pengembangan kecerdasan spiritual dalam silabus dilaksanakan

melalui pengintegrasian nilai-nilai luhur religius dalam silabus dan

kurikulum. Selanjutnya hasil integrasi tersebut dijabarkan dalam materi

pokok, indikator, dan penilaian sehingga memudahkan bagi pengajar /

ustadz dalam pengimplementasian di lapangan.

d. Penyusunan Jadwal Kegiatan Santri secara Konsisten dan

Terprogram (Istiqomah)

Salah satu upaya perencanaan pengembangan kecerdasan spiritual

di SMP Daarul Qur‟an adalah dengan menyusun kegiatan santri secara

konsisten dan terprogram. Kecerdasan spiritual membimbing santri untuk

mendidik hati menjadi benar.Mengingat pentingnya kecerdasan spiritual

bagi kehidupan manusia, termasuk kehidupan anak dan remaja, maka

berbagai konsep dibuat guna membantu santri dalam meningkatkan

kecerdasan spiritual.

Oleh karena itu, dalam upaya mewujudkan remaja yang seutuhnya

atau sumber daya manusia yang berkualitas tersebut, diperlukan upaya-

upaya konkret secara maksimal. Salah satu diantaranya adalah pembinaan

dan penanaman kecerdasan spiritual yang dibentuk melalui beberapa

program yang telah disusun dan dilaksanakan di SMP Daarul Qur‟an

antara lain:

1) Mewajibkan shalat Qiyamullail kepada semua santri;

2) Membangun budaya dzikir pagi, dzikir sore,asmaul husna dan

tadarus setiap pagi;

Dzikir pagi, menambah hafalan dan tadarus ini dilakukan

setiap pagi setelah habis sholat subuh yang dibimbing oleh masing-

masing ustadz. Sedangkan kegiatan asmaul husna dilakukan setiap

isitirahat jam pertama yaitu pukul 09.00-09.30 yang ditambahi

dengan pemberian tausiyah atau motivasi kepada para santri dan

dibimbing oleh ustadz yang bertugas. Kegiatan tadarusan bisa berupa

tilawah/membaca Al-qur‟an secara sendirian terkadang bergantian

Page 82: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

70

atau bersama-sama minimal 1 ruku‟. (wawancara Bp Shidiq guru

mapel 15 Januari 2016)

3) Membangun kewajiban shalat subuh berjama‟ah dan kegiatan

setoran hafalan;

4) Membudayakan Asfus Salam setiap pagi;

5) Membudayakan Sholat Dhuha setiap hari;

6) Mewajibkan muroja‟ah dan menambah hafalan setiap ba‟da shalat

fardhu;

7) Mewajibkan shalat fardhu berjama‟ah dimasjid;

8) Membanguan kebiasaan puasa sunnah senin kamis;

9) Membudayakan Jum‟at bersih dan sehat;

10) Mewajibkan memiliki hafalan minimal 5 juz/tahun(jika tidak

tercapai turun kelas meski nilai akademik diatas rata-rata);

11) Mengadakan Pembinaan kerohanian bagi siswa yang melanggar tata

tertib;

12) Mengadakan spiritual building setiap semester sekali; dan

13) Membangun komunikasi yang baik dengan orang tua siswa

Penyusunan jadwa kegiatan secara konsisten dan terprogram

memiliki beberapa manfaat, diantaranya: melatih santri untuk lebih

mengenal diri sendiri sehingga mampu memaksimalkan kelebihan yang

dimilikinya; melatih kepekaan batin dan jiwa santri terhadap lingkungan

sekitar; melatih kemampuan berpikir santri untuk berpikir dari sudut

pandang yang lebih luas; membuka pikiran dan wawasan santri; melatih

santri untuk selalu bersikap bijaksana; melatih santri agar memiliki rasa

empati, simpati dan belas kasih terhadap orang lain, semua makhluk

ciptaan Tuhan maupun alam semesta; melatih santri menjadi pribadi yang

berkarakter; dan melatih santri menjadi orang yang selalu bijaksana

dalam bertindak.

Page 83: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

71

2. Pelaksanaan Pengembangan Kecerdasan Spiritual pada Santri di SMP

Daarul Qur’an

Pelaksanaan pengembangan kecerdasan spiritual pada santri di SMP

Daarul Qur‟an meliputi beberapa aspek antara lain: pemilihan metode

pengembangan kecerdasan spiritual, pemilihan media pengembangan

kecerdasan spiritual, kegiatan pembiasaan budaya religius, dan kegiatan

ekstrakurikuler dan kegiatan luar sekolah.

a. Pemilihan Metode Pengembangan Kecerdasan Spiritual

Kecerdasan Spiritual menjadi fokus penting yang ditujukan pada

generasi muda dan harus ditanamkan sejak dini bahkan pengembangan

kecerdasan spiritual dinilai tidak kalah penting dengan kecerdasan yang

lain. Kecerdasan spiritual dianggap penting karena kecerdasan ini

merupakan kecerdasan jiwa dimana seseorang dapat mengatur hidupnya

menjadi lebih memiliki makna, dalam kecerdasan ini juga dapat

terbentuk moral dan spiritualitas seseorang yang luhur.

Berdasarkan hasil observasi lapangan pada tanggal 16 Januari

2016, dalam pelaksanaan pengembangan kecerdasan spiritual di SMP

Daarul Qur‟an dilaksanakan secara intensif oleh staff pengajar (ustadz)

dan partisipasi aktif para santrinya. Banyak metode yang dapat

digunakan para ustadz untuk dapat mengembangkan kecerdasan

sipritualsantri di SMP Daarul Qur‟an di antaranya yaitu:

1) Diskusi kelompok : diskusi kelompok besar/kecil; diskusi panel;

2) Simposium; ceramah forum; percakapan forum; seminar;

3) Brainstorming

4) Problem solving dan inquiry

5) Metode proyek

6) Tutorial (Dokumen RPP guru SMP Daarul Qur‟an, 2016).

Metode yang diterapkan oleh ustadz dan staff pengajar di SMP

Daarul Qur‟an bervariasi, meskipun metode ceramah masih menjadi

salah satu metode yang sering digunakan.Disinilah kompetensi ustadz

diperlukan dalam pemilihan metode atau model pembelajaran yang tepat.

Page 84: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

72

Metode yang digunakan selain metode ceramah adalah tanya jawab,

diskusi kelompok, penugasan, pemodelan.

Dalam kegiatan pengenalan Al Qur‟an dan Al Hadits, guru selalu

mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari santri, sehingga mudah

dimengerti dan dipahami oleh santri, dan santri melaksanakan dalam

kehidupan sehari-hari.

Seorang pengajar harus senantiasa menciptakan suasana belajar

yang menarik dan menyenangkan bagi siswa agar mereka lebih

bersemangat dalam mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Suasana belajar harus diformat sedemikian rupa sehingga mampu

menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menjadikan

sekolah laksana rumah bagi siswa, menghindarkan mereka dari

kejenuhan dan menjadikan kebahagiaan siswa sebagai landasan dari

seluruh program.

Dalam pembelajaran IPA, gurujuga pernah mengundang ataupun

kedatangan tamu untuk berbagi informasi kepada anak didik yang

berkaitan dengan materi IPA, seperti penyuluhan dari Puskesmas,

penyuluhan dari BNN terkait dengan bahaya narkoba, serta dari

kepolisian yang memberikan pengarahan tentang kenalakan remaja, dan

lain-lain. Hal ini menjadi sangat menarik karena tidak hanya pengajar

saja yang menjadi sumber tetapi ada narasumber dari berbagai instansi

untuk membagi ilmu dan sebagai bekal kepada para peserta didik untuk

lebih berhati-hati dan selalu menjaga akhlak mereka dimanapun mereka

berada (Observasi, 16 Januari 2016).

b. Pemilihan Sumber dan Media Pengembangan Kecerdasan Spiritual

Dalam kegiatan pembelajaran dan proses pengembangan

kecerdasan spiritual di SMP Daarul Qur‟an telah menggunakan media

pembelajaran yang variatif untuk menunjang pemahaman santri terhadap

meteri pelajaran. Sumber belajar tersebut antara lain buku paket dari

Pemkab Karanganyar, buku-buku penunjang dari beberapa penerbit,

Lembar Kerja Siswa (LKS), serta dari lingkungan sekitar misal

Page 85: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

73

perpustakaan serta dari media-media pemberitaan dari televisi, surat

kabar dan sebagainya.

Dalam pemilihan sumber belajar, agar penggunaan sumber belajar

dapat optimal, maka pengajar SMP Daarul Qur‟an memperhatikan hal-

hal berikut: (1) sumber belajar atau media pembelajaran yang dipilih

dapat dipakai untuk mencapai tujuan atau kompetensi yang ingin dicapai.

(2) sumber belajar atau media pembelajaran yang dipilih dapat

memudahkan pemahaman peserta didik. (3) sumber belajar atau media

pembelajaran dideskripsikan secara spesifik dan sesuai dengan materi

pembelajaran. (4) sumber belajar atau media pembelajarann yang dipilih

sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif, karakteristik afektif, dan

keterampilan motorik peserta didik.

Dalam konsep KTSP proses pembelajaran dan pembentukan

kompetensi perlu dilakukan dengan tenang dan menyenangkan, hal

tersebut tentu saja menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam

menciptakan lingkungan yang kondusif. Dalam pelaksanaan belajar

mengajar di SMP Daarul Qur‟an, guru telah berusaha menggunakan

media pembelajaran yang variatif untuk menciptakan lingkungan belajar

yang kondusif dan menyenangkan. Guru-guru telah menggunakan media-

media pembelajaran untuk menunjang pemahaman santri terhadap materi

pelajaran seperti gambar-gambar, peta konsep dari kertas manila, OHP,

LCD, Microsoft Powerpoint untuk kepentingan presentasi dengan LCD,

televisi dan sebagainya. Namun kadang-kadang guru tidak selalu

menggunakan media dalam pembelajaran, penggunaan media

disesuaikan dengan materi dan waktu yang tersedia.

c. Kegiatan Pembiasaan Budaya Religius

Keberhasilan SMP Daarul Qur‟an dalam membina peserta didiknya

dalam mengembang kecerdasan spiritual tidak bisa lepas dari semua

pihak yang telah membantu proses tersebut. Upaya pengajar dalam

proses mengembang kecerdasan spiritual diterapkan dalam aktivitas

sehari-hari ketika berada di sekolah maupun dalam pondok. Berdasarkan

Page 86: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

74

hasil observasi di pagi hari, tanggal 18 Januari 2016, upaya yang

dilakukan oleh ustadz dalam pembentukan pengembangan kecerdasan

spiritual adalah dengan melalukan pembiasaan-pembiasaan pada para

santri, misalnya ketika datang di madrasah anak-anak dibudayakan untuk

melakukan 5S (salam,senyum, sapa, salim, dan santun). Para siswa

dibiasakan untukmelaksanakan kegiatan rutin salamam pagi (afsus

salam). Jadi ketika siswa masuk gerbang madrasah mereka harus

bersamalan dengan guru atau ustadznya.

Untuk mempersiapkan peserta didik mencintai Al-Qur‟an, setiap

hari sebelum pelajaran dimulai secara bersama-sama peserta didik

tadarus pagi dengan didampingi guru mata pelajaran jam pertama. Dan

juga setoran hafalan yang dilaksanakan pada Ujian Tengan Semester dan

Ujian Semester atau dapat dilaksanakan sesuai kesepakatan guru dengan

siswa. Pada awal pertemuan guru memberikan daftar surah yang harus

dihafal oleh peserta didik selama satu semester beserta kartu hafalannya.

Peserta didik boleh menyetorkan hafalan surah satu per satu kepada guru

maupun langsung beberapa surah. Penilaian didasarkan pada jumlah

surah yang disetorkan kepada guru. Program ini bertujuan untuk

membantu siswa dalam mempraktikkan pembacaan ayat-ayat suci Al-

Qur‟an dalam ibadah sholat dan untuk mencintai Al-Qur‟an. Hal ini

sebagaimana yang ditambahkan guru Al Qur‟an, sebagai berikut:

“Kegiatan pengembangan kecerdasan spiritual selain

pembiasaan 5S juga ada tadarus Al-Qur‟an setiap hari

sebelum pelajaran jam pertama dimulai yaitu pukul 06.45-

07.00 WIB. Kegiatan ini didampingi oleh guru mata

pelajaran jam pertama. Selain tadarus Al-Qur‟an setiap

pagi ada juga hafalan, semua siswa kami wajibkan

menyetorkan hafalan. Setoran hafalan itu biasanya

dilakukan ketika ujian mid semester dan ujian semester.

Ini dilakukan biar siswa itu lebih mencintai dan

memahami Al-Qur‟an.”

Selain menghafal Al Qur‟an, SMP Daarul Qur‟an juga membuka

program keagamaan. Program ini berisikan kegiatan peserta didik yang

berupa kajian kitab dan ilmu-ilmu agama. Pernyataan diatas sejalan

Page 87: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

75

dengan yang diungkapkan oleh bapak kepala SMP Daarul Qur‟an sebagai

berikut:

“Strategi kami agar anak-anak mempunyai

pemahaman lebih dibidang agama, kita adakan kajian

keagamaan. Kalau pelajaran yang diajarkan di kelas itu

kan yang secara umum, untuk kajian keagamaan ini, kita

lebih fokus ke kajian kitab-kitab dan tafsir sehingga anak-

anak di madrasah ini kualitasnya berbeda dengan anak-

anak dari sekolahan lain. kami membuat program ini

untuk memberikan wawasan yang luas tentang kajian Al-

Qur‟an, mengajarkan kepada anak untuk beriman kepada

Kitab SuciNya.”

Pernyataan lain yang berkaitan dengan kajian keagamaan adalah

yang diungkapkan oleh kepala SMP Daarul Qur‟an yaitu sebagai berikut:

“Kegiatan lainnya mbak yang berkaitan dengan

pengembangan agama yang ada di madrasah ini adalah

kajian keagamaan. Ini kami lakukan secara rutin setiap

Jum‟at dan Sabtu sebelum KBM dimulai yakni pukul

05.50-06.50 WIB. Dalam kajian ini, anak-anak diajari

untuk membaca kitab selain itu juga memahami tafsir Al-

Qur‟an. Harapan kami, dengan memahami ayat-ayat Al-

Qur‟an mereka dapat menerapkannya dalam kehidupan

mereka sehari-hari. Ilmu-ilmu agama lebih difokuskan

pada tafsir Al-Qur‟an dan fiqih. Dengan adanya

pembelajaran seperti ini diharapkan nantinya santri-santri

kami dapat mengkaji Al-Qur‟an dan mengamalkannya

secara benar.”

Peserta didik di SMP Daarul Qur‟an semuanya diwajibkan untuk

mengikuti sholat dhuha dan sholat dhuhur berjamaah. Hal ini

sebagaimana yang dungkapkan oleh waka kurikulum SMP Daarul

Qur‟an sebagai berikut:

“Untuk sholat dhuha biasanya kita lakukan pada pukul

09.00-09.45 setelah tadarus pagi. Anak-anak tidak

diwajibkan untuk mengikuti sholat dhuha setiap hari,

ketika jam istirahat, sehingga tidak menggangu proses

belajar mengajar. Dan setelah shalat dhuha anak-anak

melafazkan asmaul husna secara bersama-sama

didampingi oleh guru piket.”

Page 88: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

76

Untuk guru yang bertugas piket pada hari tersebut segera

mengkondisikan peserta didik yang akan mengikuti sholat dhuha.

Pelaksanaan sholat dhuha tersebut berjalan dengan baik dan tertib, dan

peserta didik datang tepat waktu. Sholat dhuha ini juga diikuti oleh

beberapa guru untuk memberi contoh serta mendampingi peserta didik

agar mereka lebih semangat dalam melaksanakan kegiatan tersebut.

Kegiatan sholat dhuhur berjamaah di SMP Daarul Qur‟an

merupakan kegiatan rutin yang harus diikuti oleh seluruh siswa setiap

hari. Sholat dhuhur berjamaah dilaksanakan pada pukul 12.00 – 12.30.

ini sesuai dengan pernyataan yang diungkapkan oleh waka kurikulum

SMP Daarul Qur‟an sebagai berikut:

“Semua peserta didik kami wajibkan untuk

mengikuti sholat dhuhur berjamaah di masjid pondok. Ini

sebagai upaya kami untuk membiasakan mereka

melakukan kewajibannya sebagai umat Islam sekaligus

mengingatkan mereka bahwa sholat berjamaah itu

mempunyai banyak keutamaan. Kalau di sini, sholat

dhuhur itu dilaksanakan setiap pukul 12.00-12.30 WIB.

Ketika bel berbunyi pukul 12.00, mereka akan diingatkan

oleh guru piket untuk segera menuju masjid.”

Sholat dhuhur berjamaah dilaksanakan oleh seluruh peserta didik

kelas VII, VIII, dan kelas IX dan juga diikuti oleh para guru dan

karyawan. Hasil observasi menunjukkan bahwa ketika sudah mulai

waktu melaksanakan sholat dhuhur, guru piket memantau ke kelas-kelas

untuk memastikan bahwa semua peserta didik sudah menuju masjid dan

segera mengambil wudhu untuk melaksanakan sholat dhuhur berjamaah.

d. Memaksimalkan adanya Ma‟had

SMP Daarul Qur‟an mempunyai pondok atau ma‟had bagi santri-

santrinya, ma‟had ini terletak dibelakang sekolah dan sebagai sarana

untuk mendidik peserta didiknya menjadi anak yang benar-benar

berakhlakul karimah. Dengan memaksimalkan ma‟had dalam upaya

mengembangkan kecerdasan spiritual, diharapkan tercapai santri yang

berbudi luhur dan berprestasi secara akademis.

Page 89: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

77

e. Kegiatan Ekstrakurikuler dan Kegiatan Luar Sekolah

Kegiatan ektrakurikuler merupakan kegiatan terprogram yang

dimaksudkan memberi wadah bagi peserta didik untuk mengembangkan

bakat yang dimiliki. Selain itu, kegiatan ini juga dipakai sebagai salah

satu upaya untuk mewujudkan cita-cita SMP Daarul Qur‟an yang tetuang

dalam visi, misi, dan tujuan sekolah. Tujuan adanya kegiatan

ektrakurikuler adalah kegiatan yang fungsinya itu sebagai wadah, wadah

bagi siswa untuk mengembangkan bakat yang mereka miliki.

Di SMP Daarul Qur‟an ada berbagai macam kegiatan

ektrakurikuler yang kesemuanya sudah berjalan sesuai dengan jadwal

yang sudah ada. Masing-masing kegiatan ekstra mempunyai nilai-nilai

pengembangan kecerdasan spiritual. Hal ini sesuai hasil wawancara

dengan koordinator ektrakurikuler SMP Daarul Qur‟an sebagai berikut:

“Kegiatan ekstrakurikuler di madrasah kami ada

kurang lebih 10an mbak, yang kesemuanya di bina oleh

guru-guru yang mempunyai bakat dibidangnya masing-

masing sehingga anak-anak dapat belajar mengembangkan

bakat mereka secara maksimal. Upaya guru dalam

mengembangkan akhlak anak dari kegiatan ekstra ini

sangat banyak, tiap bidang ektra mempunyai cara

tersendiri. Ada rebana, pidato, tartil, tilawah, muhadatsah,

pramuka, PMR dll. Misalnya ektra pramuka, dari kegiatan

ektra pramuka ini anak-anak diajarkan untuk berjiwa

disiplin, saling membantu, saling menghormati dan

menghargai, mempunyai jiwa pekerja keras, dan melatih

anak untuk berorganisasi. Kegiatan lain adalah UKS dan

PMR, dalam kegiatan ekstra ini anak diajarkan untuk

hidup sehat jasmani dan rohani, melatih anak untuk

berjiwa sosial, dan saling tolong menolong. Tiap tiga

bulan sekali kami mendatangkan palang merah untuk

kegiatan donor darah bagi guru dan karyawan yang ingin

mendonorkan darahnya. Kegiatan ekstra keagamaan

merupakan kegiatan yang menjadi pusat dari

pengembangan kecerdasan spiritual yang sesuai dengan

yang mbak tanyakan, disini ada beberapa kegiatan yaitu

ada MTQ dan BTQ, serta pendalaman materi-materi

agama atau mengkaji tentang ilmu agama Islam,

berpidato.”

Page 90: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

78

Lebih lanjut lagi bapak waka kurikulum Daarul Qur‟an

menambahkan bahwa:

“Kegiatan ekstrakurikuler di SMP Daarul Qur‟an ini

dalam proses pengembangan kecerdasan spiritual adalah

yaa melaksanakan kegiatan tersebut sesuai dengan

tujuannya mbak. Tujuan kegiatan ekstrakurikuler kami

adalah pertama, mendalami materi tiap-tiap kegiatan

sehingga anak-anak mengerti dasar dari tujuan masing-

masing kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Kedua adalah

melatih dan mendidik anak untuk menguatkan dan

meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah dan

Rosul-Nya. Menggali potensi, bakat, minat, ketrampilan

peserta didik agar mampu mengenal dirinya sendiri.

Membentuk peserta didik menjadi anak yang mandiri dan

bermanfaat untuk lingkungannya serta mempunyai jiwa

yang berakhakul karimah dan juga beriman kepada Allah”.

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan

ekstrakurikuler dalam proses pembentukan akhlak melalui

pengembangan kecerdasan spiritual peserta didik di SMP Daarul Qur‟an

adalah dengan menjalankan dan melaksanakan tujuan dari kegiatan

ekstra itu sendiri, setiap kegiatan mempunyai nilai-nilai tersendiri dalam

pembentukan akhlak anak. Memiliki pembimbing yang berkompeten

dibidangnya merupakan hal yang harus diperhatikan agar tujuan dari

kegiatan ekstrakurikuler berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Adapun upaya guru dalam pengembangan kecerdasan spiritual

diluar sekolah adalah memberikan kebebasan pada peserta didik untuk

mengembangkan bakatnya di luar sekolah, agar supaya anak didik

mempunyai pengalaman dan belajar untuk mengenal dunia luar. Hal ini

sesuai dengan hasil wawancara dengan salah satu guru Al Qur‟an.,

seperti berikut:

“Kegiatan diluar sekolah yang diikuti anak-anak

kami ini sangat banyak mbak, kami harus bisa

bekerjasama dengan wali murid untuk sama-sama

mengawasi dan memilihkan kegiatan yang positif untuk

santri-santri kami. Diantara kegiatan yang diikuti peserta

didik kami adalah banyak anak yang mengikuti kegiatan di

ponpes sekitar rumah mereka, walaupun mereka tidak

Page 91: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

79

mondok disitu tapi mereka bisa ikut kegiatan pondok

setiap habis maghrib. Ada juga yang menjadi remaja

masjid dilingkungan mereka sehingga anak-anak bisa

belajar berorganisasi dan mengembangkan kegiatan

masjid yang ada di sekitar rumahnya. Kemudian juga

banyak yang ikut kegiatan karang taruna di desa mereka

masing-masing, kegiatan ini bisa melatih anak untuk

berorganisasi dan juga mengembangkan potensi yang ada

di desa mereka. Sebagai guru saya selalu memberikan

motivasi pada anak-anak untuk selalu menjadi orang yang

bermanfaat untuk orang lain, kegiatan-kegiatan yang

diikuti anak-anak diluar sekolah saya pupuk dan suport

sepenuhnya agar mereka mengenal dunia luar, bahwa ilmu

itu tidak hanya dicari lewat sekolah formal tetapi bisa

dicari dimana saja asal mempunyai niat dan tekat yang

kuat. Alhamdulillah mbak anak-anak kami bisa aktif

mengikuti kegiatan positif baik di madrasah maupun di

luar pondok.”

Mengembangkan kecerdasan spiritual anak salah satunya adalah

mengajarkan mereka untuk beriman kepada Allah dan beriman kepada

Rosul Allah, sabagaimana yang diungkapkan oleh bapak kepala SMP

Daarul Qur‟an sebagai berikut:

“Salah satu cara kami dalam mendidik anak untuk

mencintai Allah dan Rosul-Nya adalah dengan selalu

berdzikir dan bersholawat. Untuk menarik minat anak

kami membuat lomba antar kelas setiap event tertentu

mbak biar anak-anak bersemangat. Nah, kalau ada acara

seperti itu saya juga hadir mbak untuk memantau anak-

anak kami yang juga menyukai kegiatan tersebut.”

Dari ungkapan-ungkapan diatas dapat disimpulkan bahwa banyak

cara atau upaya guru dalam pengembangan kecerdasan spiritual peserta

didik diluar sekolah. Kegiatan diluar sekolah memang banyak tetapi

sebagi guru juga harus bisa membina dan mensuport serta memantau

kegiatan peserta didik sesuai dengan kaidah-kaidah Islam sehingga

peserta didik mempunyai jiwa yang religius dan berakhlakul karimah.

Guru juga harus bisa bekerjasama dengan wali murid untuk sama-sama

Page 92: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

80

menjaga dan mengawasi anak-anaknya, karena tanpa kerja sama dengan

semua pihak maka pendidikan akhlak anak tidak akan bisa berhasil.

3. Kontrol dan Evaluasi Pengembangan Kecerdasan Spiritual pada Santri

di SMP Daarul Qur’an

Kontrol dan evaluasi pelaksanaan pengembangan kecerdasan spiritual

di SMP Daarul Qur‟an dilaksanakan melalui kegiatan pengawasan dan

evaluasi.

a. Mengontrol Kegiatan Santri

Cara mengontrol kegiatan siswa dalam pembentukan dan

pengembangan kecerdasan spiritual. Dalam setiap kegiatan yang

diadakan di sekolah ini guru mempunyai cara tersendiri dalam

mengontrol kegiatan siswa. Hal ini dilakukan agar siswa mempunyai

kesadaran tinggi terhadap kewajiban mereka dan melatih budaya religi

sehingga dapat tertanam pada jiwa anak ketika nanti mereka terjun

kemasyarakat.

Cara mengontrolnya antara lain dengan adanya guru piket yang

bertugas setiap harinya mengontrol kegiatan belajar mengajar anak ketika

ada guru yang tidak bisa mengajar/ izin, selain guru piket juga ada guru

pendamping dalam setiap kegiatan misalnya ketika tadarus didampingi

oleh guru mapel jam pertama, ketika sholat dhuha dan jamaah sholat

dhuhur juga ada guru pendamping sehingga jika ada anak yang

membandel atau tidak mengikuti kegiatan tersebut akan mendapatkan

sanksi kecuali yang berhalangan.

Berdasarkan hasil analisis dokumen, diketahui bahwa untuk

mengontrol kegiatan anak dalam pengembangan kecerdasan spiritual

adalah setiap guru mempunyai buku rekam data. Dari buku tersebut akan

diketahui bagaimana prestasi anak setiap harinya dan juga perilaku siswa

ketika berada di pondok. Metode uswatun hasanah adalah memberikan

teladan kepada siswa. Dari metode ini, para asatidz/guru dapat

mengontrol sikap siswa, asatidz/guru memberikan contoh bagaimana

Page 93: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

81

berperilaku yang baik sehingga siswa bisa membedakan mana perilaku

yang baik dan mana perilaku yang buruk. Selain itu asatidz/guru juga

mengontol siswa dari pengamatan, mengamati setiap kagiatan yang

dilakukan santri, mengamati prestasinya meningkat atau malah menurun,

mengamati akhlaknya dari sikap yang ditunjukkan kepada asatidz, orang

yang lebih tua, maupun kepada teman-temannya. Ketika siswa

mendapatkan suatu masalah maka asatidz/guru wajib memberikan

konseling atau memberikan solusi sehingga masalah santri tersebut tidak

menjadi berlarut-larut.

Begitu juga dengan hasil wawancara salah satu guru mata pelajaran

yang memberikan keterangan bahwa cara mengontol kegiatan siswa

adalah menjadi teman bagi siswa, jadi tugas guru selain mengajar dan

mendidik juga menjadi sahabat bagi anak didiknya.Hal ini sangat bagus

dalam pertumbuhan psikologisnya karena mereka merasa nyaman ketika

belajar, konsultasi maupun sekedar berbagi informasi mengenai berbagai

hal.

b. Kegiatan Evaluasi / Penilaian

Evaluasi dalam suatu organisasi memiliki peranan yang sangat

penting dalam strategi untuk mengetahui berbagai hal yang berkaitan

dengan perkembangan suatu organisasi, guna ditindak lanjuti sebagai

langkah improvisasi menuju ke arah yang lebih baik dan maju.

Evaluasi/penilaian merupakan unsur penting untuk mengetahui

tingkat keberhasilan proses belajar mengajar sekaligus sebagai umpan

balik bagi guru guna pembelajaran selanjutnya. Penilaian yang dilakukan

oleh guru merupakan akumulasi dari seluruh kegiatan pembelajaran.

Dengan penilaian seorang guru dapat mengetahui gambaran maupun

informasi mengenai perkembangan belajar siswa dalam kegiatan

pembelajaran di kelas. Hasil penilaian tersebut digunakan guru sebagai

alat evaluasi untuk mengetahui dan mengukur kemampuan siswa dalam

mencapai ketuntasan belajar secara maksimal. Hal demikian sangat

diperlukan bagi guru, karena apabila data siswa yang dikumpulkan

Page 94: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

82

menggambarkan atau mengidentifikasikan bahwa siswa mengalami

kemacetan belajar, maka guru segera mungkin mengambil tindakan guna

mengatasi hal tersebut.

Dalam mengembangkan kecerdasan spiritual, kepala sekolah selalu

mengevaluasi program yang ada dan sudah dijalankan. Evaluasi tersebut

dilaksanakan ketika musyawarah dan pelaksanaan rapat bersama semua

dewan asatidz/guru, baik pada rapat tiga bulanan, maupunsatu bulanan.

Evaluasi juga dilaksanakan pada rapat yang tidak terstruktur/tidak

terjadwal yaitu rapat kondisional.

Evaluasi yang dilakukan kepala sekolah secara kondisional tidak

hanya dilakukan di ruang kantor maupun ketika kita bertemu guru di jam

yang kosong. Evaluasi juga sering dilakukan diluar sekolah dalam

kondisi santai dan kadang sambil makan bersama. Dengan kondisi santai

beliau mengajak ngobrol dan menanyakan tentang bagaimana

perkembangan sekolah, termasuk pengembangan kecerdasan spiritual

yang berjalan disekolah, dan bagaimana masalah-masalah yang

berhubungan dengan siswa.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dapat jelaskan

bahwa alat penilaian yang digunakan oleh guru di SMP Daarul Qur‟an

dalam kegiatan pembelajaran meliputi nilai tugas (penugasan), nilai

ulangan harian, nilai ulangan tengah semester dan nilai ulangan akhir

semester. Alat penilaian yang digunakan asatidz/guru dalam

pembelajaran berupa tes (biasanya saya pakai tes, dalam bentuk uraian

dan esay), ulangan harian, ulangan semester, dan ulangan akhir semester.

Ulangan harian dari guru, ulangan tengah semester berasal dari guru tapi

dilaksanakan secara serentak dalam satu sekolah. Ulangan semester

diadakan oleh kabupaten. Ulangan harian dilakukan pada saat satu

kompetensi dasar atau satu bab terselesaikan, ulangan semester dilakukan

pada pertengahan semester, sedangkan ulangan akhir semester dilakukan

pada akhir semester (Observasi, 22 Desember 2015).

Page 95: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

83

Dalam penilaian tugas (penugasan) guru membaginya menjadi dua,

yaitu tugas individu dan tugas kelompok. Tugas individu meliputi

membaca, merangkum, membuat makalah, mengerjakan soal-soal LKS,

sedangkan tugas kelompok meliputi membuat laporan pengamatan,

diskusi dan keaktifan siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi atau

hasil pengamatan.

Dalam pembelajaran dengan pengembangan materi, pengumpulan

data mengenai perkembangan belajar siswa tidak hanya dengan

menggunakan tes. Prinsip yang digunakan ialah authentic assesment

yaitu penilaian sebenarnya, nilai siswa yang utama diperoleh dari

penampilan siswa sehari-hari ketika belajar. Bagaimana keaktifan dan

antusiasnya dalam mengikuti pelajaran, bagaimana penampilannya ketika

ia menyampaikan ide, berdiskusi, bagaimana buku catatan sekolahnya

(kedisiplinan, kerapian), bagaimana mereka mengerjakan tugas dan

ketepatan mereka dalam mengumpulkan tugas. Semua itu merupakan

sumber penilaian autentik atau nyata yang dilakukan guru disepanjang

kegiatan pembelajaran berlangsung.

Penilaian yang dilakukan oleh guru di SMPdaarul Qur‟an tidak

hanya dilakukan setelah selesai proses pembelajaran atau penilaian

hasilnya saja, akan tetapi juga dilaksanakan pada saat proses

pembelajaran berlangsung. Dalam penilaian proses pembelajaran guru

sosiologi lebih menekankan pada aspek afektif dan aspek psikomotorik,

yaitu dengan memberi catatan mengenai aktivitas siswa selama kegiatan

belajar mengajar, kedisiplinan, kerapian, antusias siswa dalam mengikuti

pelajaran, keaktifan siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan,

maupun ketepatan siswa dalam mengerjakan tugas dan mengumpulkan

tugas, serta pada saat santri melakukan observasi. Sedangkan penilaian

hasil pembelajaran penekanannya yaitu pada aspek kognitif, guru menilai

tingkat kemampuan santri dalam menerima materi pelajaran dengan cara

memberikan tes atau ulangan baik dalam bentuk objektif tes maupun

essay tes.

Page 96: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

84

Dalam pembelajaran di SMP Daarul Qur‟an Standar Ketuntasan

Belajar Minimal (SKBM) atau batas nilai minimalnya adalah 70. Artinya

jika nilai siswa setelah diakumulasikan mencapai nilai 70 atau lebih

maka siswa tersebut dianggap sudah tuntas, sebaliknya jika nilai siswa

setelah diakumulasikan kurang dari nilai 70 maka siswa tersebut

dianggap tidak tuntas. Bagi siswa yang belum mencapai Standar

Ketuntasan Belajar Minimal atau batas minimalnya kurang dari 70 maka

harus mengikuti remidi. Bagi siswa yang sudah mencapai Standar

Ketuntasan Belajar Minimal atau memperoleh nilai 70 atau lebih, guru

melakukan pengayaan. Penilaian dengan teknik tertulis yang dilakukan di

SMP Daarul Qur‟an adalah sebagai berikut:

1) Penilaian Pendidik

Penilaian pendidik adalah penilaian hasil oleh pendidik secara

berkesinambungan untuk memantau proses kemajuan dan perbaikan

hasil. Penilaian pendidik meliputi ulangan harian, ulangan tengah

semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas. Hasil

penilaian pendidik ini digunakan untuk menilai pencapaian

kompetensi peserta didik, bahan penyusunan laporan kemajuan hasil

belajar dan memperbaiki proses belajar dan mengajar.

2) Penilaian Sekolah

Penilaian sekolah adalah penilaian hasil belajar oleh satuan

pendidikan. Tolok ukur dari penilaian hasil evaluasi belajar adalah

dengan Ujian Akhir Sekolah (UAS) yang terdiri dari:

a) Ujian Tertulis, yang meliputi semua mata pelajaran, antara lain:

Agama, PKn, Sosiologi, Geografi, Ekonomi, Sejarah, Bahasa Jawa,

Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS, IPA, TIK, Muatan Lokal

(pilihan sekolah).

b) Ujian Praktek, yang meliputi mata pelajaran, antara lain: Penjaskes,

Pendidikan Agama, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, TIK, Seni.

Tujuan dari penilaian sekolah adalah untuk menilai pencapaian

standar kompetensi lulusan seluruh mata pelajaran.

Page 97: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

85

3) Penilaian Pemerintah

Penilaian pemerintah adalah penilaian yang dilakukan oleh

pemerintah. Bentuk penilaian pemerintah adalah Ujian akhir Sekolah

(UAS) Berstandar Nasional. Tujuan dari Ujian akhir Sekolah (UAS)

Berstandar Nasional tersebut adalah untuk menilai pencapaian

kompetensi lulusan secara nasional yang hanya meliputi ujian tertulis,

yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan IPA. Hasil

dari Ujian Negara tersebut adalah untuk pemetaan mutu program,

dasar masuk seleksi jenjang pendidikan berikutnya, penentuan lulusan

dan pembinaan pemberian bantuan.

Teknik penilaian lainnya adalah tugas. Tugas ini diberikan

kepada siswa dengan tujuan santri lebih memahami materi pelajaran

fisika yang telah disampaikan oleh guru. Tugas-tugas tersebut

dikerjakan oleh siswa, sehingga santri juga memiliki nilai tugas. Nilai

tugas tersebut dapat juga membantu nilai ulangan santri yang masih

kurang.

Bentuk instrumen penilaian pembelajaran di SMP Daarul

Qur‟an yaitu berupa soal isian atau jawaban singkat dan uraian.

Bentuk soal berupa soal dengan jawaban pendek dan jawaban

panjang. Bentuk soal ada dua yaitu bentuk jawaban singkat dan

uraian. Jika soal uraian atau pengerjaannya harus ada tahap-tahapnya,

maka santri harus menuliskan cara/tahap-tahap untuk memeperoleh

jawaban tersebut (Observasi, 22 Desember 2015).

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa kedua bentuk yang

digunakan untuk penilaian yaitu dengan soal jawaban singkat dan

uraian. Tes bentuk isian atau jawaban singkat dibuat dengan

menyediakan tempat kosong yang disediakan bagi santri untuk

menuliskan jawaban. Materi soal-soal ada yang bisa menggunakan

pertanyaan atau tes yang berbentuk isian, namun juga ada materi

tertentu yang mengharuskan santri menulis tahap-tahap pengerjaan

Page 98: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

86

soal tersebut, atau istilahnya mengerjakan dengan diberi cara atau soal

uraian.

Tindak lanjut yang dilakukan guru setelah adanya penilaian

adalah memberikan perbaikan dan pengayaan. Untuk perbaikan

diberikan kepada santri yang nilainya kurang dari Standar SKBM.

Untuk pengayaan diberikan kepada anak yang nilainya melebihi

KKM. Apabila anak masih mengalami kesulitan dalam belajar, maka

langkah yang diambil guru adalah dengan melibatkan orang tua untuk

membahas bersama tentang permasalahan yang dialami anak.

”...tindak lanjut dari evaluasi ya perbaikan dan

pengayaan. Perbaikan diberikan pada santri yang

nilainya kurang dari kriteria ketuntasan nilai atau

KKM, kalau sudah diberi perbaikan kok nilainya masih

kurang, ya...kita libatkan orang tua, biar orang tua tahu

masalah yang dihadapi anaknya dan orang tua dapat

membantu belajar anaknya di rumah”.

Hasil pengamatan peneliti menyimpulkan bahwa guru telah

membuat rencana yang matang dalam mengajar, terbukti adanya RPP

dan silabus yang telah dibuat oleh guru sebelum mengajar. Selain itu

pelaksanaan pembelajaran telah berjalan sesuai dengan rencana

mengajar yang telah dibuat. Guru dalam mengajar hanya sebagai

fasilitator dan santri yang aktif. Dalam pelaksanaannya evaluasi

dilakuakan dengan tes formatif dan sumatif. Perbaikan diberikan

sebagai tindaklanjut dari evaluasi. Jika ada santri yang nilainya masih

di bawah KKM maka guru memberikan perbaikan. Jika nilai santri

telah memenuhi Standar KKM guru memberikan pengayaan.

Pengumpulan data dari dokumentasi dapat dilihat melalui presensi

santri, Silabus, RPP serta daftar nilai yang telah dibuat oleh guru.

C. Pembahasan

1. Perencanaan Pengembangan Kecerdasan Spiritual

Perencanaan pengembangan kecerdasan spiritual santri berada dalam

empat variabel yaitu pendidik (ustadz), peserta didik (siswa), proses belajar,

Page 99: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

87

dan variabel produk berupa perkembangan peserta didik baik jangka pendek

maupun jangka panjang. Pendidik harus dapat mengelola empat variabel

tersebut agar proses belajar berjalan dengan lancar.

Kecerdasan Spiritual bukan merupakan kecerdasan yang permanen

dalam artian kecerdasan ini dalam pembinaan dan pengembangannya perlu

latihan yang rutin dan berkelanjutan sehingga membentuk menjadi

kebiasaan yang merujuk pada pribadi siswa yang lebih menghargai dan

memaknai kehidupan serta bersifat religius, yang senantiasa tertanam dalam

hati. Hal ini membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak baik itu orang tua,

masyarakat, maupun guru guna terbentuk pribadi yang berakhlak mulia.

Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional yang disahkan bulan Juli 2003

Bab X Pasal 36 ayat 3 tertulis bahwa kurikulum disusun dengan jenjang

pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan

memperhatikan diantaranya: a. Peningkatan Iman dan Takwa b. Peningkatan

Akhlak mulia c. Peningkatan Potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik d.

Keragaman potensi daerah dan lingkungan e. Tuntutan pembangunan daerah

dan nasional f. Perkembangan ilmu Pengetahuan, teknologi dan seni g.

Agama.

Dalam Undang-Undang diatas walaupun tidak secara jelas

menyatakan tentang kecerdasan Spiritual siswa tapi pada garis besarnya

kurikulum yang dikehendaki oleh pemerintah mengacu atau mengarah pada

pembinaan kecerdasan spiritual itu sendiri. Hal itu tertuang pada poin

peningkatan Iman dan takwa serta peningkatan akhlak mulia.

Pengembangan kecerdasan spiritual siswa di SMP Daarul Qur‟an

adalah dengan menanamkan nilai-nilai spiritual pada hati dan jiwa santri.

Tujuan dari kegiatan keagamaan ini adalah untuk mengarahkan, membantu,

memberi pengetahuan kepada santri tentang bagaimana hubungan yang baik

antara manusia dengan Allah, interaksi yang baik antara manusia dengan

manusia yang mana dari kegiatan tersebut santri diajarkan untuk

berkomunikasi yang baik dengan guru dan teman-temannya.

Page 100: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

88

Substansi pengembangan kecerdasan spiritual di SMP Daarul Qur‟an

adalah pembinaan akhlak serta kepribadian siswa yang didalamnya

berkenaan dengan moral, sikap dan perilaku keberagamaan seseorang

melalui kegiatan-kegiatan pembiasaan dan penerapan visi dan misi SMP

Daarul Qur‟an dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Zohar dan Marshal (2004) bahwa kecerdasan spiritual adalah

untuk menghadapi dan memecahkan masalah, makna dan nilai,

menempatkan perilaku dan hidup manusia dalam konteks makna yang lebih

luas dan kaya, menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih

bermakna di bandingkan dengan yang lain. Hal ini dilandasi oleh Howard

Gardner yang telah menulis tentang kemungkinan mengenai adanya

kecerdasan yang kesembilan-kecerdasan eksistensial (Gardner, 1995),

sebagai berikut:

Existential intellegence has been valued in every known human

cultur. Cultures divice religious, mystical, or metaphysical

systems for dealing with exixtential issues; and in modern times

or in secular setting, aesthetic, philophical, and scientific works

and systems also speak to this ensembles of human needs.

Yang artinya yaitu “kemampuan untuk menempatkan diri dengan rasa

hormat kepada kekuasaan terbesar di jagat raya yang tak terbatas dan tak

terhingga dan berhubungan dengan kemampuan untuk menempatkan diri

dengan rasa hormat kepada bentuk-bentuk eksistensial dari kondisi manusia

sebagai hal yang signifikan dalam kehidupan, arti dari kematian, takdir asal

dari dunia phisik maupun psikhis dan hal-hal seperti pengalaman-

pengalaman luar biasa besar seperti mencintai seseorang atau pencelupan

total dalam sebuah kerja seni.”

Pendidikan agama tidak sebatas mengajarkan ritus-ritus dan segi-segi

formalitik agama belaka. Ritus dan formalitas agama ibarat bingkai atau

konsep bagi agama. sehingga bingkai atau kerangka, ritus dan formalitas

bukanlah tujuan, sebab itu ritus dan formalitas yang dalam hal ini terwujud

dalam apa yang disebut “rukun Islam” baru mempunyai makna yang hakiki,

jika menghantarkan orang yang bersangkutan kepada tujuannya yang hakiki

Page 101: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

89

pula, yaitu kedekatan (taqorrub) kepada Allah SWT. dan kebaikan kepada

sesama manusia (akhlaq karimah). Untuk mencapai tujuan pembelajaran

yang optimal, maka keempat variabel belajar tersebut diatas harus dikelola

dengan baik. Kesesuaian ini ditunjukkan pada saat tindak mengajar yang

diwali dengan pengkondisian situasi belajar untuk mempersiapkan kondisi

siswa, yang dilanjutkan dengan menginformasikan materi pelajaran yang

akan dipelajari dan mengacu pada silabus dan RPP, serta menggunakan alat

dan media pembelajaran agar lebih mudah dalam manyampaikan materi

yang diakhiri dengan evaluasi.

Persiapan mengajar pada hakikatnya memproyeksikan tentang apa

yang akan dilakukan. Persiapan yang dilakukan guru antara lain

mempersiapkan administrasi kelas meliputi daftar presensi siswa, daftar

nilai, lembar analisis, juga mempersiapkan administasi pembelajaran

misalnya mengembangkan Silabus, membuat RPP, mempersiapkan

lingkungan belajar, mempersiapkan media yang akan dipergunakan, sumber

belajar. Pengembangan kecerdasan spiritual dalam silabus dilaksanakan

melalui pengintegrasian nilai-nilai luhur religius dalam silabus dan

kurikulum. Selanjutnya hasil integrasi tersebut dijabarkan dalam materi

pokok, indikator, dan penilaian sehingga memudahkan bagi pengajar /

ustadz dalam pengimplementasian di lapangan.

Jalaluddin Rakhmat yang dikutip Danah Zohar dan Ian Marshall

mengatakan ada enam jalan menuju kecerdasan spiritual lebih tinggi dan

salah satunya adalah jalan tugas, dimana dalam jalan tersebut tekanan

agamanya yaitu kepatuhan dan praktiknya adalah menjalankan tugas (Zohar

& Marshall, 2000: 200).

Hal ini sesuai dengan Rusnak (1998) bahwa salah satu pendorong

untuk pembelajaran pembentukan akhlak adalah lingkungan sekolah yang

positif (a positive school environment help built character). Guru yang

semangat memainkan peran sebagai model atau pemimpin siswanya akah

berhasil karena kondisi positif mereka ciptakan pada kelasnya. Siswa

memperoleh keuntungan dari fungsi lingkungan yang kondusif dan

Page 102: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

90

mendorong dirinya secara lebih baik. Dengan demikian peranan guru sangat

ugren, dalam rangka membentuk akhlak mulia siswa.

Program-program yang ada di sekolah setidaknya selalu diwarnai

dengan nilai-nilai moral atau akhlak sebagai pengontrol dan mempercepat

proses internalisasi nilai dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan

khususnya yang berbasisikan nilai akhlakul karimah. Sedangkan

keteladanan merupakan pemberian contoh (perilaku) nyata baik kepada para

siswa oleh para guru dan karyawan di madrasah. Beberapa contoh

keteladanan yaitu, (a) berakhlak (budi pekerti) yang baik, para guru dan

karyawan menunjukkan akhlak yang baik dengan cara dan sikap mereka

yang menjunjung tinggi toleransi kepada sesama; (b) menghormati yang

lebih tua, walaupun posisi mereka sebagai tukang kebun atau karyawan; (c)

mengucapkan kata-kata yang baik; (d) memakai busana muslimah; dan (e)

senyum, menyapa dan mengucapkan salam. Keteladanan merupakan

perilaku contoh kepada orang lain dalam hal kebaikan.

2. Pelaksanaan Pengembangan Kecerdasan Spiritual

Pelaksanaan pengembangan kecerdasan spiritual pada santri di SMP

Daarul Qur‟an meliputi beberapa aspek antara lain: pemilihan metode

pengembangan kecerdasan spiritual, pemilihan media pengembangan

kecerdasan spiritual, kegiatan pembiasaan budaya religius, dan kegiatan

ekstrakurikuler dan kegiatan luar sekolah.

Banyak metode Islam yang membuat pendidik dapat menerapkannya

dalam setiap aspek kehidupan anak, baik dari sisi akal maupun kejiwaan.

Karena metode inilah yang nantinya menerangi jalan mereka;

mempresembahkan berbagai solusi untuk permasalahan-permasalahan yang

mereka hadapi dalam membangun kepribadian, bimbingan dan

pembentukan sesuai dengan metode tersebut. Suri teladan yang baik

memiliki dampak yang besar pada kepribadian anak. Sebab, mayoritas yang

ditiru anak berasal dari kedua orangtuanya dan gurunya. Bahkan, dipastikan

pengaruh paling dominan berasal dari kedua orang tuanya. Seperti sabda

Rasulullah SAW yang artinya: “Kedua orangtuanyalah yang menjadikannya

Page 103: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

91

Yahudi, Majusi, atau Nasrani.” Rasulullah SAW memerintahkan orang tua

dan pendidik untuk menjadi suri teladan yang baik dalam bersikap dan

berperilaku jujur dalam berhubungan dengan anak (Suwaid, 2010).

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Hurairah r.a.

“Rasulullah SAW bersabda, Barang siapa yang mengatakan

kepada seorang anak kecil, „kemarilah aku akan beri sesuatu‟.

Namun dia tidak memberinya, maka itu adalah suatu

kedustaan.”

Anak-anak akan selalu memperhatikan dan meneladai sikap dan

perilaku orang dewasa. Apabila mereka melihat orangtua berperilaku jujur,

mereka akan tumbuh dalam kejujuran. Demikian seterusnya. pendidik

dituntut untuk mengerjakan perintah-perintah Allah SWT dan sunah-sunah

Rasulullah SAW dalam sikap dan perilaku selama itu memungkinkan bagi

mereka untuk mengerjakannya. Sebab, anak-anak selalu memperhatikan

gerak gerik mereka setiap saat. “kemampuan seorang anak untuk mengingat

dan mengerti akan segala hal sangat besar sekali. Bahkan, bisa jadi lebih

besar dari yang kita kira. Sementara seringkali kita melihat anak sebagai

makhluk yang tidak bisa mengerti dan mengingat.”

Metode berikutnya adalah metode Ibrah dan Mau‟izah. Metode Ibrah

adalah penyajian bahan pembelajaran yang bertujuan melatih daya nalar

pembelajar dalam menangkap makna terselubung dari suatu pernyataan atau

suatu kondisi psikis yang menyampaikan manusia kepada intisari sesuatu

yang disaksikan, yang dihadapi dengan menggunakan nalar. Sedangkan

metode Mau‟izah adalah pemberian motivasi.

Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Muhaimin, bahwa dorongan

itu penting untuk mengarahkan peserta didik supaya mempunyai perilaku

Islami (Muhaimin, 2003: 189). Dorongan yang diberikan guru kepada

peserta didik dapat berupa motivasi. Memberikan motivasi kepada peserta

didik dapat juga dengan memberikan cerita-cerita inspiratif yang diambil

dari kisah-kisah nyata yang disampaikan secara rutin. Penyampaian kisah

Page 104: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

92

motivasi inspiratif tersebut dapat pula selalu diikutsertakan pada setiap

proses pembelajaran (Saleh, 2012: 17).

Metode yang lain adalah melalui simulasi praktik (experiential

learning), metode ini meliputi bermain peran (role play), demonstrasi, dan

praktik. Dalam proses belajar, setiap informasi akan diterima dan diproses

melalui beberapa jalur dalam otak dengna tingkat penerimaan yang

beragam. Terdapat enam jalur menuju otak, antara lain melalui apa yang

dilihat, didengar, dikecap, disentuh, dicium, dan dilakukan. Bahkan

Confucius, 2400 tahun lalu mengatakan : “What I Hear, I Forget. What I

See, I Remember. What I Do, I Understand”. Apa yang saya dengar, saya

lupa. Apa yang saya lihat, saya ingat. Apa yang saya lakukan, saya paham

(Saleh, 2012: 14).

Sehingga Mel Siberman, mengatakan bahwa apa yang saya dengar,

saya lupa. Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit. Apa yang saya

dengnar, lihat, dan tanyakan atau diskusikan dengan beberapa teman lain,

saya mulai paham. Apa yang saya engar, lihat, diskusikan dan lakukan, saya

memperoleh pengetahuan dan ketrampilan. Apa yang saya ajarkan kepada

orang lain, saya kuasai. Pada masing-masing jalur tersebut memiliki tingkat

presentase efektivitas yang berbeda-beda. Dari sekian jalur yang ada

tersebut, tindakan atau aksi lebih kuat dalam membangun informasi di otak

manusia dari apa yang dilihat, didengar, dan sebagainya. Oleh karena itu

dalam proses pembentukan akhlak melalui pengembangan kecerdasan

spiritual dapat dilakukan dengan menggunakan metode-metode tersebut.

Terlaksananya proses pengembangan kecerdasan spiritual peserta didik

harus melalui suatu pendidikan yang berkualitas, dimana semua elemen dari

sekolahan itu sendiri mempunyai kesadaran diri yang tinggi akan

pentingnya pendidikan akhlak untuk masa depan anak baik didunia maupun

kelak di akhirat.

Pendidikan Islam adalah proses penyampaiann informasi dalam

rangka pembentukan insan yang beriman dan bertakwa agar manusia

menyadari kedudukan, tugas, dan fungsinya di dunia ini baik sebagai abdi

Page 105: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

93

maupun khalifah-Nya di bumi, dengan selalu takwa dalam makna

memelihara hubungan dengan Allah SWT, dirinya sendiri, masyarakat dan

dunia sekitarnya serta bertanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa,

manusia (termasuk dirinya sendiri), dan lingkungan hidupnya (Saleh, 2012:

14).

Ajaran Islam berisi ajaran tentang sikap dan tingkah laku pribadi

masyarakat, menuju kesejahteraan hidup perorangan dan bersama, maka

pendidikan Islam adalah pendidikan individu dan pendidikan masyarakat.

Hakikat pendidikan dalam pandangan Islam adalah mengembangkan dan

menumbuhkan sikap pada diri anak. Selain itu, pendidikan juga membentuk

manusia agar menjadi lebih sempurna secara moral, sehingga hidupnya

senantiasa terbuka bagi kebaikan sekaligus tertutup dari segala kejahatan

pada kondisi atau situasi apapun.

Upaya guru sebagai pembimbing dalam pengembangan kecerdasan

spiritual peserta didik baik jasmani maupun rohani adalah dengan cara

menginternalisasikan nilai-nilai religius ke dalam diri peserta didik. Hal ini

biasa dilakukan dengan pembiasaan terkait dengan kegiatan sehari-hari.Hal

ini sebagaimana diungkapkan oleh Marimba (1990) bahwa pembiasaan

adalah modal utama dalam pengajaran pendidikan agama Islam, tidak hanya

dalam lingkungan keluarga dan kehidupan sehari-hari saja tetapi juga

dilakukan dalam lingkungan sekolah sebagai sarana untuk menuntut

ilmu.Nilai-nilai agama Islam yang terkandung dalam ibadah dan perbuatan

keseharian manusia harus dihayati dan dipahami dengan baik. Dengan

adanya pembiasaan yang dilakukan dalam diri individu akan lebih cepat

untuk mengerti dan memahami nilai-nilai Islam yang terkandung dalam

perbuatan sehari-hari.

Ada beberapa pembiasaan yang diterapkan oleh guru dalam rangka

upaya pengembangan kecerdasan spiritual, diantaranya: mengerjakan sholat

berjamaah, tadaruz Al-Qur‟an, berdo‟a sebelum mulai pelajaran,

melaksanakan istighosah rutin, bersikap jujur, melaksanakan 5S (salam,

Page 106: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

94

senyum, sapa, salim, dan santun), serta mengkaji kitab-kitab tafsir Al-

Qur‟an dan fiqih.

Pembiasaan adalah salah satu modal penting dalam pelaksanaan

proses pembentukan akhlak. Seseorang yang mempunyai kebiasaan tertentu

dapat melaksanakannya dengan mudah dan senang hati. Bahkan, segala

sesuatu yang telah menjadi kebiasaan dalam usia muda sulit untuk diubah

dan tetap berlangsung sampai tua. Untuk mengubahnya sering kali

diperlukan terapi dan pengendalian diri yang serius. Bagi para orang tua dan

guru, pembiasaan hendaknya disertai dengan usaha membangkitkan

kesadaran atau pengertian terus menerus akan maksud dari tingkah laku

yang dibiasakan. Sebab, pembiasaan digunakan bukan untuk memaksa

peserta didik agar melakukan sesuatu secara optimis seperti robot,

melainkan agar ia dapat melaksanakan segala kebaikan dengan mudah tanpa

merasa susah dan berat hati.

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh guru

dan siswa diluar jam sekolah yang telah di tentukan berdasarkan kurikulum

yang berlaku. Kegiatan ini juga di maksudkan untuk lebih mengaitkan

pengetahuan yang diperoleh dalam program kurikuler dengan keadaan dan

kebutuhan lingkungan. Kegiatan ini di samping di laksanakan di sekolah,

dapat juga dilaksanakan diluar sekolah guna memperkaya dan memperluas

wawasan pengetahuan atau kemampuan, meningkatkan nilai sikap dalam

rangka penerapan pengetahuan dan ketrampilan yang telah dipelajari dari

berbagai mata pelajaran dan kurikulum sekolah.

3. Kontrol dan Evaluasi Pengembangan Kecerdasan Spiritual

Penilaian mempunyai peran penting dalam setiap program kegiatan,

termasuk bidang pendidikan. Penilaian yang digunakan adalah

menggunakan jenis tagihan individu dan kelompok. Sedangkan teknik

penilaian yang pembelajaran sosiologi menggunakan teknik menulis dan

tugas. Penilaian dengan teknik tertulis menggunakan penilain pendidik,

penilaian sekolah dan penilaian pemerintah. Selanjutnya, intrumen penilaian

menggunakan soal isian dan jawaban.

Page 107: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

95

Selain itu, terdapat kegiatan kontrol. Cara mengontrol kegiatan siswa

dalam pembentukan dan pengembangan kecerdasan spiritual dengan adanya

guru piket yang bertugas setiap harinya mengontrol kegiatan belajar

mengajar anak ketika ada guru yang tidak bisa mengajar/ izin, selain guru

piket juga ada guru pendamping dalam setiap kegiatan.

Page 108: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

96

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Perencanaan pengembangan kecerdasan spiritual

Upaya guru dalam proses pengembangan kecerdasan spiritual di

dalam pembelajaran di kelas dimulai dari perencanaan visi,misi serta tujuan

yang hendak dicapai, kemudian membudayakan perilaku islami sebagai

wujud dari pengembangan kecerdasan spiritual seperti sholat berjamaah,

tadaruz Al-Qur‟an, berdo‟a sebelum mulai pelajaran, melaksanakan

istighosah rutin, bersikap jujur, melaksanakan 5S (salam,senyum, sapa,

salim, dan santun), serta mengkaji kitab-kitab tafsir Al-Qur‟an dan fiqih.

Pengembangan kecerdasan spiritual dalam silabus dilaksanakan melalui

pengintegrasian nilai-nilai luhur religius dalam silabus dan kurikulum.

Selanjutnya hasil integrasi tersebut dijabarkan dalam materi pokok,

indikator, dan penilaian.

2. Pelaksanaan pengembangan kecerdasan spiritual

Pelaksanaan pengembangan kecerdasan spiritual pada santri di SMP

Daarul Qur‟an meliputi beberapa aspek antara lain: pemilihan metode

pengembangan kecerdasan spiritual, pemilihan media pengembangan

kecerdasan spiritual, kegiatan pembiasaan budaya religius, dan kegiatan

ekstrakurikuler dan kegiatan luar sekolah.Metode yang digunakan guru

dalam proses pembentukan akhlak adalah dengan Metode Pembiasaan ,

Metode Uswatun Hasanah, Metode Diskusi, Metode Hafalan, Metode

Ceramah, Metode Demonstrasi, Metode Praktikum, Pemberian Motivasi,

Mengadakan Seminar, Metode Reward dan funishment, danMetode Ibrah

dan Mau‟izah.

Upaya guru dalam pembentukan akhlak melalui pengembangan

kecerdasan spiritual dalam kegiatan ekstrakurikuler adalah dengan

melaksanakan tujuan dari ektrakurikuler yaitupembiasaan, yaitu pengamalan

dan pembudayaan serta perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari,

95

Page 109: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

97

dan (4) perluasan, yaitu penggalian potensi, bakat, minat, keterampilan dan

kemampuan peserta didik.

Upaya guru dalam proses pengembangan kecerdasan spiritual di luar

sekolah adalah (1) melalui asrama yang bertujuan untuk membentuk peserta

didik menjadi anak yang berjiwa islami, berakhlakul karimah dan cerdas

spiritualnya. (2) Kegiatan di luar jam sekolah bertujuan untuk melatih

peserta didik dalam mengembangkan kecerdasan spiritual mereka sehingga

menjadi anak yang benar-benar memiliki jiwa akhlakul karimah. Upaya

guru adalah dengan mengajarkan peserta didik mendekatkan diri kepada

Allah dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan langsung

dengan Allah SWT, dan mengembangkan kegiatan keagamaan yang sudah

dijadwalkan. (3) Kegiatan diluar sekolah, seorang guru tidak hanya

mengajar tetapi juga mendidik, memberikan bekal ketika peserta didik

melakukan kegiatan di luar sekolah agar tetap bisa membentengi diri dari

hal-hal negatif. Upaya guru adalah menampung dan mengembangkan

kegiatan-kegiatan peserta didik yang dilakukan diluar sekolah untuk

dikembangkan lagi di sekolah, memberikan dukungan dan memotivasi

peserta didik, mengawasi dan menjaga agak tidak terjerumus ke hal-hal

negatif.

3. Kontrol dan evaluasi pengembangan kecerdasan spiritual

Cara mengontrol kegiatan siswa dalam pembentukan dan

pengembangan kecerdasan spiritual dengan adanya guru piket yang bertugas

setiap harinya mengontrol kegiatan belajar mengajar anak. Evaluasi

dilaksanakan setiap akhir pembelajaran dengan adanya penugasan mandiri,

baik terstruktur maupun tidak terstruktu. Selain itu, kemampuan siswa juga

diukur dengan cara tes.

Page 110: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

98

B. Saran

Berdasarkan temuan dan kesimpulan penelitian diatas, maka diajukan

beberapa saran terutama kepada pihak yang terkait sebagai berikut:

1. Kepala SMP Daarul Qur‟an

a. Untuk terus mempertahankan prestasi dan eksistensi PP dan SMP Daarul

Qur‟an, disarankan kebijakan pengembangan sekolah juga diarahkan

kepada peningkatan mutu kegiatan keagamaan dalam rangka intenalisasi

nilai-nilai keagamaan.

b. Menggerakan seluruh stakeholders yang ada untuk senantiasa

mendukung dan menjadi teladan dalam mengapliksikan nilai-nilai

keagamaan untuk menuju ke lembaga pendidikan yang unggul dan cerdas

secara IQ, EQ dan SQ

2. Tenaga pendidik merancang pengembangan kecerdasan spiritual yang

efektif supaya dapat terintenalisasi nilai-nilai religius kepada peserta didik

sehingga berlangsung holistik dan komprehensif.

3. Peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini hanya bersumber dari satu

fenomena dan dalam lingkup yang kecil yaitu satu lokasi penelitian. Agar

diperoleh konsep-konsep, kategori-kategori yang lebih luas, dan dapat

menjadi pendukung/penyempurna satu sama lain mengenai proses

pengembangan kecerdasan spiritual, maka perlu dikembangkan kembali

melalui penelitian lebih lanjut dengan melihat berbagai cabang aspek

yang memiliki keterkaitan, baik dilakukan secara induktif maupun

deduktif sesuai dengan bentuk kebutuhan peneliti kemudian.

Page 111: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

99

DAFTAR PUSTAKA

Agustian, Ary Ginanjar. 2001. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi

dan Spiritual. Jakarta: CV. Arga Wijaya Persada.

. 2003. Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ Power Sebuah Inner

Journey melalui al-Ihsan. Jakarta: Arga.

Al Haddar, Gamar. 2016. Upaya Pengembangan Kecerdasan Spiritual Siswa

melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Rohani Islam di SMP Yapan Indonesia

Depok. Jurnal Pendas Mahakam, Vol. 1 (1), 42-53. Juni 2016, hal. 42-53.

Alwi, Hasan. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Amjad Qosim. 2008. Kaifa Tahfadh Al-Qur‟an Al-Karim fi Syahr (Hafal Al-

Qur‟an dalam SEbukan). Solo: Qiblat Press.

Arikunto, Suharsimi.1998. Manajemen Penelitian. Jakarta :PT Rineka Cipta.

Departemen Agama Republik Indonesia. 1994. Al-Qur‟an dan Terjemahnya.

Semarang: Kumudasmoro Grafindo.

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja.

Rosdakarya.

Efendi, Agus. 2005. Revolusi Kecerdasan Abad 21 “Kritik MI, EI, SQ, AL dan

succesful Intelligence atas IQ”. Bandung: Alfabeta.

Ensiklopedia Islam. 2000. Depdiknas Pusat Pengembangan Bagian Proyek Buku

Agama Pendidikan Dasar. Jakarta: PT. Ikhtiar Van Houve.

Hadi, Sutrisno. 2001. Metodologi Research. Yogyakarta: ANDI.

Khan, Wahiduddin. 2002. Menjadi Generasi Qur‟ani. Yogyakarta: Mitra Pustaka.

Mimi Doe dan Marsha Walch. 2001. 10 Prinsip Spiritual Parenting. Bandung:

Mizan.

Muh. Quthb. 2000. Sistem Pendidikan Islam. Bandung: Al-Ma‟arif.

Monty P. Satiadarma & Fidelis E. Waruwu. 2003. Mendidik Kecerdasan. Jakarta:

Pustaka Populer Obor. cet. Ke-1.

Majalah DAQU Edisi 006 / Tahun VI - Juli 2013 M / Ramadhan 1434 H.

Page 112: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

100

Moleong, Lexi J.2007.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:PT Remaja

Rosdakarya.

Mukhtar. 2007. Bimbingan Skripsi, Tesis dan Artikel Ilmiah. Jakarta:Gaung

Persada Press.

Nasution, S. 1992. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.

.2003.Metode Research (Penelitian Ilmiah).Jakarta: Bumi Aksara.

Rahmat, Jalaludin. 2007. SQ For Kids. Bandung: Mizan Media Utama.

. 2001.”SQ: Psikologi dan Agama”. dalam Danah Zohar dan Ian

Marshall. SQ: Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berfikir

Integralistik dan Holoistik untuk memaknai kehidupan. Bandung: Mizan.

Sinetar, Marsha. 2001. Spiritual Intelligence Kecerdasan Spiritual. Jakarta: PT

Elex Media Komputindo.

Syairozi, Mahfudz. 2001. Konsep Pendidikan Generasi Tiga Dimensi. Jombang:

Jejak Pena.

Sukidi. 2005. Kecerdasan Spiritual: Rahasia Sukses Hidup Bahagia (Mengapa

SQ Lebih Penting daripada IQ dan EQ). Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.

Suharsono. 2002. Melejitkan IQ, IE, IS. Jakarta: Inisiasi Press.

. 2001. Mencerdaskan Anak. Jakarta: Inisiani Press.

Sukardi. 2006. Penelitian Kualitatif-Naturalistik Dalam Pendidikan. Jogjakarta:

Usaha Bersama.

Supriyono, Imam. 2006. FSQ,Memahami, Mengukur, Dan Melenjitkan Financial

Spiritual Quotient Untuk Keunggulan Diri, Perusahaan & Masyarakat.

Surabaya: Lutfansh.

Tasmara, Toto. 2001. Kecerdasan Rohaniah Transcedental Intelegensi. Jakarta:

Gema Insani Press.

Wiyani, Novan Ardy. 2012. Pendidikan Karakter Berbasis Iman dan Taqwa.

Yogyakarta: Teras.

Yuliyatun. 2013. Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Anak melalui Pendidikan

Agama. Thufula, Volume 1, Nomor 1, Juli-Desember 2013, hal.154-172.

Page 113: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

101

Zaini, Muhammad. 2014. Strategi Pengembangan Pondok Pesantren melalui

Usaha Kecil Masyarakat. Jurnal Kependidikan Islam, Volume 4, Nomor 1,

Tahun 2014, hal. 175-199.

Zohar, Danah dan Ian Marshall. 2000. Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam

Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan. Bandung:

Pustaka Mizan.

. 2001. S Q Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berfikir

Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan. Bandung: Mizan.

. 2000. Kecerdasan Spiritual. Bandung: Mizan Media Utama.

Zulaikha, Siti. 2014. Pengaruh Tadarus Al Qur‟an terhadap Kecerdasan Spiritual

(Ikhlas) di SDIT MTA Gemolong Kabupaten Sragen Tahun 2014/2015.

Naskah Publikasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Page 114: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

102

TRANSKIP WAWANCARA

No. Wawancara dengan

H. Agus Ma‟arif Arifin, Lc

(Kepala SMP Daarul Qur‟an Colomadu)

Jawaban

1.

Mohon dijelaskan tujuan kegiatan

keagamaan di SMP Daarul Qur‟an?

1. Tujuan dari kegiatan keagamaan ini adalah untuk mengarahkan, membantu,

memberi pengetahuan kepada santri tentang bagaimana hubungan yang baik

antara manusia dengan Allah, interaksi yang baik antara manusia dengan

manusia yang mana dari kegiatan tersebut santri diajarkan untuk berkomunikasi

yang baik dengan guru dan teman-temannya. Sehingga diharapkan nantinya

santri timbul rasa keimanan yang dihayati dengan cara yang sungguhsungguh,

sehingga nantinya bisa membawa santri dalam kehidupan yang damai dan

tentram dibawah ridho-Nya..

2. Apa substansi kegiatan pengembangan

kecerdasan spiritual di SMP Daarul

Qur‟an?

2. Ya, melalui kegiatan yang khusus dirancang supaya mereka cerdas secara

spiritual. contohnya:

4) Pemberian kewajiban pada santri dalam hal ibadah kepada Allah swt

sebagai bentuk rasa syukur, seperti santri diwajibkan shalat dhuha pada

waktu sebelum istirahat, santri berkewajiban hafal juz amma dengan

tingkatan masing-masing sesuai jenjang kelas, santri berkewajiban shalat

berjamaah.

Page 115: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

103

5) Menanamkan kepada santri untuk memiliki pegangan yang kuat terhadap

ajaran Al-Qur‟an dan Hadits, hal itu ditandai dengan pembelajaran

mengenal Al‟qur‟an dan hadits.

6) Ustadz menanamkan nilai moral yang di terapkan pada setiap

kesempatannya, baik dalam pembelajaran maupun diluar pembelajaran, dan

hasil yang dicapai dalam hal ini dapat terlihat dari perilaku santri yang

memiliki akhlak yang baik dan selalu menunjukan moralitas yang luhur.

7) Ustadz selalu memperhatikan perkembangan santri dan perilaku santri

dalam bersikap baik dalam pembelajaran maupun diluar pembelajaran.

8) Setiap ustadz dan staf di SMP Daarul Qur‟an yang selalu berusaha

menciptakan akhlak yang baik bagi santri nya dengan perilaku hidup rukun

sesuai ajaran agama. Hal ini ditandai dengan kebijakan senyum, sapa, dan

salam yang diaplikasikan melalui salam-salaman antara ustadz dengan

santri dan antar sesama santri sebelum jam pelajaran dimulai setiap harinya.

9) Santri dibekali pengalaman spiritual berupa kegiatan pendekatan diri

kepada Allah SWT melalui membaca dzikir dan shalawat menjelang Ujian.

10) Santri melaksanakan sholat dhuha setelah jam istirahat.

11) Santri wajib memiliki hafalan 5 juz setiap jenjangnya

Page 116: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

104

3. Bagaimana dengan pendidikan moralnya,

Pak? Secara teori dan praktik?

3. Perilaku dan akhlak santri SMP Daarul Qur‟an cukup baik, dibuktikan dengan

cara berpakaian santri yang terlihat sopan, mematuhi peraturan pesantren, jika

berbicara bisa menempatkan pada tempatnya, tanggung jawab, saling

menghargai, dan saling menghormati satu sama lain.Contoh yang diberikan

adalah kerjasama, tanggung jawab, saling menghargai satu sama lain,

berperilaku yang positif dan mempunyai rasa saling percaya satu sama lain.

Adapun hal-hal tersebut diperlihatkan ketika ada kerja bakti, semua personil

pesantren termasuk pengurus pesantren ikut andil dalam kerja bakti tersebut

4. Bagaimana aktivitas guru dan santri

dalam pengembangan kecerdasan

spiritual, pak?

4. Strategi kami agar anak-anak mempunyai pemahaman lebih dibidang agama,

kita adakan kajian keagamaan. Kalau pelajaran yang diajarkan di kelas itu kan

yang secara umum, untuk kajian keagamaan ini, kita lebih fokus ke kajian

kitab-kitab dan tafsir sehingga anak-anak di madrasah ini kualitasnya berbeda

dengan anak-anak dari sekolahan lain. kami membuat program ini untuk

memberikan wawasan yang luas tentang kajian Al-Qur‟an, mengajarkan kepada

anak untuk beriman kepada Kitab SuciNya.

5. Kalau kegiatan di luar pembelajaran

bagaimana, pak?

5. Kegiatan lainnya mbak yang berkaitan dengan pengembangan agama yang ada

di madrasah ini adalah kajian keagamaan. Ini kami lakukan secara rutin setiap

Jum‟at dan Sabtu sebelum KBM dimulai yakni pukul 05.50-06.50 WIB. Dalam

kajian ini, anak-anak diajari untuk membaca kitab selain itu juga memahami

Page 117: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

105

tafsir Al-Qur‟an. Harapan kami, dengan memahami ayat-ayat Al-Qur‟an

mereka dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Ilmu-ilmu

agama lebih difokuskan pada tafsir Al-Qur‟an dan fiqih. Dengan adanya

pembelajaran seperti ini diharapkan nantinya santri-santri kami dapat mengkaji

Al-Qur‟an dan mengamalkannya secara benar.

6. Salah satu cara kami dalam mendidik anak untuk mencintai Allah dan Rosul-

Nya adalah dengan selalu berdzikir dan bersholawat. Untuk menarik minat

anak kami membuat lomba antar kelas setiap event tertentu mbak biar anak-

anak bersemangat. Nah, kalau ada acara seperti itu saya juga hadir mbak untuk

memantau anak-anak kami yang juga menyukai kegiatan tersebut.

6. Shalat dhuha jam berapa , Pak? Apa tidak

mengurangi jam pelajaran?

7. Untuk sholat dhuha biasanya kita lakukan pada pukul 09.00-09.45 setelah

tadarus pagi. Anak-anak tidak diwajibkan untuk mengikuti sholat dhuha setiap

hari, ketika jam istirahat, sehingga tidak menggangu proses belajar mengajar.

Karena di sekolah ini kegiatannya itu banyak, makanya untuk kegiatan-

kegiatan seperti ini kami gilir sehingga anak-anak tetap bisa melakukan

kegiatan yang lainnya.

7. Bagaimana dengan shalat dhuhurnya,

Pak?

8. Semua peserta didik kami wajibkan untuk mengikuti sholat dhuhur berjamaah

di masjid pondok. Ini sebagai upaya kami untuk membiasakan mereka

melakukan kewajibannya sebagai umat Islam sekaligus mengingatkan mereka

Page 118: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

106

bahwa sholat berjamaah itu mempunyai banyak keutamaan. Kalau di sini,

sholat dhuhur itu dilaksanakan setiap pukul 12.00-12.30 WIB. Ketika bel

berbunyi pukul 12.00, mereka akan didingatkan oleh guru piket untuk segera

menuju masjid.

8. Pengembangan kecerdasan spiritual

apakah bisa dilakukan dengan kegiatan

ekstra kurikuler, Pak?

9. Kegiatan ektrakurikuler ini maksudnya adalah kegiatan yang fungsinya itu

sebagai wadah, wadah bagi siswa untuk mengembangkan bakat yang mereka

miliki. Bakat mereka itu kan muacem-macem. Nah, di madrasah ini, kami

berupaya untuk membuat kegiatan yang komplek, sehingga semua bakat siswa

dapat berkembang melalui kegiatan-kegiatan yang telah kami sediakan.

9. Tujuannya apa, Pak? 10. Kegiatan ekstrakurikuler di SMP Daarul Qur‟an ini dalam proses

pengembangan kecerdasan spiritual adalah yaa melaksanakan kegiatan tersebut

sesuai dengan tujuannya mbak. Tujuan kegiatan ekstrakurikuler kami adalah

pertama, mendalami materi tiap-tiap kegiatan sehingga anak-anak mengerti

dasar dari tujuan masing-masing kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Kedua

adalah melatih dan mendidik anak untuk menguatkan dan meningkatkan

keimanan dan ketaqwaan kepada Allah dan Rosul-Nya. Menggali potensi,

bakat, minat, ketrampilan peserta didik agar mampu mengenal dirinya sendiri.

Membentuk peserta didik menjadi anak yang mandiri dan bermanfaat untuk

lingkungannya serta mempunyai jiwa yang berakhakul karimah dan juga

Page 119: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

107

beriman kepada Allah.

10. Bagaimana cara kontrol dan evaluasi

kegiatan pengembangan kecerdasan

spiritual?

11. Cara mengontrol kegiatan anak dalam pengembangan kecerdasan spiritual

adalah setiap guru mempunyai buku rekam data, sehingga dari buku tersebut

akan diketahui bagaimana prestasi anak setiap harinya dan juga perilaku siswa

ketika berada dimadrasah. Metode uswatun hasanah adalah memberikan

teladan kepada siswa, dari metode ini saya dapat mengontrol sikap anak, guru

memberikan contoh bagaimana berperilaku yang baik sehingga anak bisa

membedakan mana perilaku yang baik dan mana perilaku yang buruk. Selain

itu saya juga mengontol anak dari pengamatan, mengamati setiap kagiatan yang

dilakukan siswa, mengamati prestasinya meningkat atau malah menurun,

mengamati akhlaknya dari sikap yang ditunjukkan kepada guru, orang yang

lebih tua, maupun kepada teman-temannya. Ketika anak mendapatkan suatu

masalah maka saya sebagai guru akidah akhlak wajib memberikan konseling

atau memberikan solusi sehingga masalah anak tersebut tidak menjadi berlarut-

larut yang pada akhirnya akan menghancurkan masa depan anak itu sendiri.

11. Tujuan kegiatan itu semua apa, Pak? 12. Tujuannya sebagai salah satu upaya guru dalam mengembangkan kecerdasan

spiritual siswa, dengan cara membiasakan siswa ikut aktif dalam kegiatan

keagamaan, dan terlibat langsung dalam ibadah. Hal ini diupayakan diharapkan

untuk memperluas wawasan, pengetahuan, kemampuan siswa tentang Islam,

Page 120: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

108

meningkatkan generasi muda untuk mencapai kecerdasan spiritual yang baik,

sehingga akan melahirkan generasi yang menjunjung tinggi etika, moral dan

nilai-nilai religius, kemudian membangun kesadaran siswa bahwa kegiatan

keagamaan akan memotivasi sikap beragama yang baik.

Wawancara dengan

Bp. Shiddiq Purnomo

Jawaban

1. Mohon dijelaskan tujuan kegiatan

keagamaan di SMP Daarul Qur‟an?

1.Tujuannya sebagai salah satu upaya guru dalam mengembangkan kecerdasan

spiritual santri, dengan cara membiasakan santri ikut aktif dalam kegiatan

keagamaan, dan terlibat langsung dalam ibadah. Hal ini diupayakan

diharapkan untuk memperluas wawasan, pengetahuan, kemampuan santri

tentang Islam, meningkatkan generasi muda untuk mencapai kecerdasan

spiritual yang baik, sehingga akan melahirkan generasi yang menjunjung

tinggi etika, moral dan nilai-nilai religious, kemudian membangun kesadaran

santri bahwa kegiatan keagamaan akan memotivasi sikap beragama yang baik.

2. Bagaimana upaya pengajar yang lain

secara umum dalam mengembangkan

kecerdasan spiritual santri?

Upaya yang dilakukan pengajar disini dalam mengembangkan kecerdasan

spiritual para santri dengan dilatihnya untuk beristiqomah dalam mengamalkan

ibadah seperti puasa senin kamis, shalat sunnah dhuha, dan shalat lima waktu

berjamaah.

3. Kalau peran guru atau ustadznya Peran guru dalam mengembangkan kecerdasan spiritual siswa melalui kegiatan

Page 121: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

109

bagaimana, Pak? sholat dhuhur jama‟ah mbak. Dalam hal ini adalah guru harus bisa menjadi

panutan yang baik bagi peserta didiknya, seperti ikut dalam pelaksanaan sholat

dhuhur jama‟ah, membimbing dan menasihati siswa agar mau melaksanakan

sholat dhuhur jama‟ah. Dengan motivasi dan dengan keteladanan siswa dapat

mudah diajak dalam kegiatan pembelajaran, khususnya dalam beribadah

seperti sholatdhuha, sholat dhuhur jama‟ah, dan dalam kegiatan-kegiatan

keagamaan yang lain

4. Keteladanan yang bagaimana, Pak? Usaha yang dilakukan madrasah yakni dengan guru menjadi teladan bagi

peserta didik. Kemudian dengan mengikutsertakan anak dalam kegiatan

keagamaan. seperti membiasakan anak untuk melaksanakan ibadah-ibadah

sunnah seperti sholat dhuha, tadarus al-Qur‟an, anak dibiasakan untuk

berdzikir kepada Allah seperti sebelum pelajaran dimulai anak harus membaca

asmaul husna dan doa sebelum belajar dan membaca surat-surat pendek,

kemudian setelah sholat dhuhur jamaah dilanjutkan berdzikir, dan untuk kelas

IX biasanya sebelum menjelang Ujian Nasional diajak untuk beristighosah

bersama. Kemudian biasanya untuk program tahunan pada bulan suci

ramadhan ada pesantren kilat, dan anak diajari untuk zakat fitrah. Itu semua

usaha-usaha yang dilakukan sekolah untuk mengembangkan kecerdasan

spiritual siswa mbak, intinya itu membiasakan anak untuk ikut serta dan

Page 122: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

110

mengalami sendiri dalam kegiatan keagamaan, tentunya dengan bimbingan

seorang guru yang akan mengarahkan

5. Tujuan kegiatan keagamaan itu apa, Pak? Sekolah ini menyelenggarakan kegiatan keagamaan tak lain adalah dengan

tujuan untuk mengembangkan kecerdasan spiritual siswa, dan menanamkan

nilai-nilai spiritual pada hati dan jiwa siswa. Dan menurut saya, tujuan dari

kegiatan keagamaan ini adalah untuk mengarahkan, membantu, memberi

pengetahuan kepada siswa tentang bagaimana hubungan yang baik antara

manusia dengan Allah, interaksi yang baik antara manusia dengan manusia

yang mana dari kegiatan tersebut siswa diajarkan untuk berkomunikasi yang

baik dengan guru dan teman-temannya. Sehingga diharapkan nantinya siswa

timbul rasa keimanan yang dihayati dengan cara yang sungguhsungguh,

sehingga nantinya bisa membawa siswa dalam kehidupan yang damai dan

tentram dibawah ridho-Nya.

Tujuannya sebagai salah satu upaya guru dalam mengembangkan kecerdasan

spiritual santri, dengan cara membiasakan santri ikut aktif dalam kegiatan

keagamaan, dan terlibat langsung dalam ibadah. Hal ini diupayakan

diharapkan untuk memperluas wawasan, pengetahuan, kemampuan santri

tentang Islam, meningkatkan generasi muda untuk mencapai kecerdasan

spiritual yang baik, sehingga akan melahirkan generasi yang menjunjung

Page 123: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

111

tinggi etika, moral dan nilai-nilai religius, kemudian membangun kesadaran

santri bahwa kegiatan keagamaan akan memotivasi sikap beragama yang baik.

6. Bentuk keteladanan guru

implementasinya seperti apa, Pak?

Bentuk keteladanan yang kami ajarkan kepada siswa baik itu yang disengaja

ataupun yang tidak disengaja. Misalnya keteladanan yang disengaja yang kami

lakukan, pagi hari waktu masuk sekolah, sebelum masuk kelas guru sudah

berbaris di depan gerbang untuk bersalaman kepada siswa, hal ini kami

lakukan untuk membiasakan siswa agar melakukan hal-hal yang positif dan

bisa menghormati orang yang lebih tua darinya. Kemudian saat guru

berkomunikasidengan siswa, baik itu dalam proses pembelajaran atau diluar

pembelajaran guru harus berbicara dengan bahasa yang baik dan sopan, kalau

kita kita kan orang jawa jadi melatih siswa untuk berbicara kromo alus, agar

nantinya siswa juga mengikuti apa yang dilakukan oleh guru tersebut, dan

mengerti kalau berbicara dengan orang yang lebih tua itu harus dengan bahasa

yang baik dan sopan. Selain itu guru juga harus berpakaian rapi, bersih dan

sopan pada saat berada di sekolah, mengajari anak-anak sebelum belajar

membaca doa terlebih dahulu, kemudian ada lagi, Mbak, seperti di sini semua

guru dan siswa wajib mengikuti shalat dhuhur jama‟ah di mushola sekolah,

nah, tentunya guru juga harus menjadi contoh untuk mengikuti shalat dhuhur

jama‟ah bersama semua siswa di mushola. Itu tadi yang saya sebutkan contoh

Page 124: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

112

keteladanan yang disengaja yang kami ajarkan kepada siswa, Mbak,kemudian

untuk keteladanan yang tidak disengaja itu memang ucapan atau perbuatan

yang baik yang sudah ada pada guru tersebut yang fitrahnya memang sebagai

manusia harus melakukan hubungan yang baik dengan Allah (hablum

minallah) dan dengan manusia (hablum minannas).

7. Menurut Bapak, apa dampak

pengembangan kecerdasan spiritual yang

gagal?

Wah besak dan luas mbak dampaknya. Dampaknya nanti akan berimbas dan

mencoreng pendidikan yang ada di Indonesia, saat guru tidak bisa menjadi

teladan bagi peserta didiknya guru tersebut akan disepelekan oleh peserta

didiknya, guru akan diacuhkan oleh peserta didiknya dan ini akan

mempengaruhi hasil belajar peserta didik karena dalam proses belajar peserta

didik sudah tidak semangat dengan gurunya. Tidak hanya diacuhkan oleh

peserta didik, guru yang tidak bisa menjadi teladan akan dikucilkan oleh

masyarakat. Kemudian dampak nya lagi tidak ada komunikasi atau hubungan

batin yang baik antara guru dan siswa, jika guru hanya menyampaikan

pengetahuan siswa saja tidak membimbing budi pekerti siswa, dengan kata lain

hanya terjadi hubungan secara lahir saja ya mbak, batin nya tidak ada.

Kemudian jika tidak ada keteladanan pada diri seorang guru apapun nasihat

atau materi-materi yang disampaikan oleh guru tidak akan membawa efek atau

tidak akan diterima oleh siswa, kemudian dampaknya lagi jika guru tidak bisa

Page 125: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

113

menjadi teladan dalam kategori sering melakukan perbuatan menyimpang

seperti menganiaya muridnya sendiri, melakukan kekerasan terhadap muridnya

maka guru tersebut akan dikeluarkan dari sekolah

8. Apa Visi Misi PP Daarul Qur‟an, pak? Adapun Visi PP Daarul Qur‟am adalah menumbuh kembangkan kesadaran

sosial dan spiritual Qur‟ani pada diri santri (peserta didik) yang

berilmu, beramal dan bertaqwa, terdidik dan berbudaya dengan makna

dan nilai yang terwujud dalam aksi nyata, sehingga menjadi santri

yang memiliki keindahan moral, berakhlak mulia dan memiliki kompetensi

sesuai dengan minat bakatnya.

Sedangkan misi SMP Daarul Qur‟an adalah: (1) Terbentuknya jiwa yang

merdeka/Huriyah Tamah yaitu jiwa yang merdeka sejati lahir dan batin; (2)

Mewujudkan sikap Mahabbah bi rauhillah, yaitu sikap dan perilaku yang

didasarkannatas jiwa kekeluargaan dan kebersamaan yang kokoh; (3)

Meningkatkan kualitas sumber daya manajeman dan pengajar/ guru agar

produktif siap dengan perubahan, mandiri, maju, berdaya saing, berwawasan

lingkungan yang berkelanjutan dalam rangka memberdayakan seluruh civitas

dengan mengembangkan kemampuan, keahlian, bakat santri dan peningkatan

fasilitas/media dalam proses belajar mengajar

2. Bagaimana perencanaan lingkungan 2. Kalau terkait lingkungan, ya pastinya terkait lingkungan sekitar, mbak,

Page 126: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

114

pengembangan kecerdasan spiritual di

SMP Daarul Qur‟an?

misalnya ruang-ruang kelas. Agar santri tidak jenuh dan merasa bosan, ruang

kelas dibuat senyaman mungkin dengan suasana belajar yang rileks sehingga

santri merasa nyaman dalam belajar. Ventilasi udara dan penerangan dibuat

cukup untuk kenyamanan santri.

3. Nyaman bagaimana, Pak, riilnya? 13. Ya, ditata sebaik mungkin, senyaman mungkin. Penataan ruang kelas disini

sudah layak sesuai sebagai tempat untuk belajar, dimana ruang kelas sudah

diatur baik dari segi penerangan, ventilasi udara, dan lain-lain yang

memberikan suasana segar dalam pembelajaran.

4. Bagaimana kelengkapan administrasi

mengajar Ibu?

14. Ya saya membuat perangkat pembelajaran di awal semester, yang saya buat

pada awal semester ada prota, ada promes, ada satuan pelajaran (SP)/rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan evaluasinya. Perangkat pembelajaran

yang meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), silabus, Program

Tahunan, Program Semester, Minggu Efektif, buku Daftar Hadir (presensi)

siswa, jadwal pelajaran, dan jurnal harian

5. Bagaimana metode pembelajaran yang

Bapak gunakan untuk pengembangan

kecerdasan spiritual santri?

15. Metode yang saya digunakan untuk proses pengembangan kecerdasan spiritual

adalah metode uswah al-hasanah. Langkah kongkrit dalam pembelajaran

adalah adanya integrasi antara ilmu pengetahuan umum dengan nilai-nilai

religius dan ilmu agama. Membiasakan anak untuk selalu membaca Bismillah

sebelum pembelajaran dimulai atau pun ketika akan mengerjakan sesuatu.

Page 127: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

115

Membiasakan untuk selalu bersyukur atas apa yang didapatkan hari ini.

Menggunakan metode diskusi yakni mengajarkan anak untuk bisa memecahkan

masalah, sehingga dapat mengaktifkan siswa dalam mengeluarkan pendapat.

Metode ini juga juga termasuk dalam pembiasaan akhlakul karimah karena

disini diajari untuk saling menghormati dan menghargai pendapat orang lain.

Page 128: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

116

6. Kalau di luar kegiatan pembelajaran

bagaimana, pak?

Upaya yang dilakukan oleh ustadz dalam pembentukan pengembangan

kecerdasan spiritual adalah dengan melalukan pembiasaan-pembiasaan pada

peserta didik, misalnya ketika datang di madrasah anak-anak dibudayakan

untuk melakukan 5S (salam,senyum, sapa, salim, dan santun). Khusus untuk

salim kami disini membuat kegiatan rutin salamam pagi (afsus salam). Jadi

ketika siswa masuk gerbang madrasah mereka harus bersamalan dengan guru

atau ustadznya.

Page 129: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

FIELD-NOTE 01

Kode : D-01

Informan : Kepala Sekolah

Tempat : SMP Daarul Qur’an Colomadu

Waktu : Tanggal 19 November 2015 Pukul 13.00-13.30 WIB

Pagi sekitar pukul 09.00 WIB saya berkunjung ke SMP Daarul Qur‟an disambut dengan

suasana sekolah yang rindang dan sejuk, serta keriangan dari siswa-siswi yang sedang menikmati

waktu istirahat pertama. Suasana sekolah yang rindang tersebut didukung pula dengan kondisi

sekolah yang tertata rapi dan dilengkapi dengan berbagai tanaman obat atau biasa dibilang apotek

hidup. Pagi itu saya datang ke sekolah dengan maksud ingin menyampaikan proposal penelitian

dan sekaligus memohon ijin kepada Kepala Sekolah untuk segera memulai penelitian dan

memohon bantuan dari Kepala Sekolah agar bisa bekerjasama dalam proses penelitian tersebut.

Selain itu, saya bermaksud untuk membuat janji untuk melakukan wawancara ketika Kepala

Sekolah mempunyai waktu luang. Setelah saya menyampaikan maksud kedatangan dan tujuan

saya, Kepala Sekolah menyambut dengan senang hati dan segera memberi jadwal hari agar saya

bisa melakukan wawancara dengan beliau.

Hari ini saya datang dengan tujuan untuk memberikan surat ijin penelitian dan bertemu

dengan kepala madrasah. Saya datang sekitar pukul 13.00, saya bertanya tentang keberadaan

kepala sekolah kepada salah seorang guru di SMP Daarul Qur‟an. Namun, karena ternyata waktu

itu kepala sekolah sedang tidak ada di SMP karena ada keperluan di luar sekolah maka saya

memutuskan untuk berkeliling di SMP Daarul Qur‟an.

Beberapa menit saya berkeliling melihat keadaan dan lokasi SMP Daarul Qur‟an. Setelah

melakukan pengamatan di dapatkan bahwa SMP Daarul Qur‟an berada di Kampung Sanggir Rt.02

Rw.07 Desa Paulan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar berbatasan tepat disebelah

utara TK Dharma Wanita 2, sedangkan di sebelah selatan Perumahan Paulan resident. Selain itu

terdapat masjid yang cukup luas di samping kanan sebelah selatan kantor SMP Daarul Qur‟an.

Page 130: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

118

FIELD-NOTE 02

Kode : D-02

Judul : Dokumentasi

Informan : Bp Sidiq Purnomo dan Pak Choirudin

Tempat : SMP Daarul Qur‟an Colomadu, Karanganyar

Waktu : Tanggal 22 Januari 2016 Pukul 13.20-14.30 WIB

Hari ini saya datang ke SMP Daarul Qur‟an Colomadu, Karanganyar memohon ijin

penelitian. Surat penelitian saya serahkan ke Bp Choirudin selaku ketua TU. Setelah diserahkan ke

pak kepala sekolah kemudian Bp Choirudin menyerahkan surat penelitian saya ke pak Shidiq

Purnomo selaku waka kurikulum.

Peneliti : Assalamu‟alaikum

Bp Choirudin : Wa‟alaikumussalam. Ada yang bisa saya bantu ?

Peneliti : Ini saya mahasiswi IAIN Surakarta ingin menyerahkan surat ijin penelitian di

SMP pak.

Bp Choirudin : Ohya mbak. Sebentar saya serahkan surat penelitiannya ke bapak kepala

sekolah dulu.

Peneliti : Iya pak. Silahkan.

Bp Choirudin : surat ijin mbak sudah disetujui oleh pak kepala sekolah. Sekarang mbak

menemui pak shidiq purnomo selaku waka kurikulum dikantor ya ?

Peneliti : Ohya pak. Terima kasih pak.

Kemudian saya bertemu dengan Pak shidiq purnomo selaku waka kurikulum.

Pak Choirudin : Mari mbak silahkan duduk. Ini yang mau diwawancarai siapa saja mbak ?

Peneliti : Iya pak terima kasih. Subyeknya bapak kepala sekolah, selain bapak kepala

sekolah saya juga ingin wawancara dengan beberapa guru dan siswa pak.

Pak Choirudin : kalau begitu silahkan nanti kalau mbak mau wawancara langsung

menghubungi ke yang bersangkutan saja ya.

Peneliti : Iya pak terima kasih. Kalau begitu saya pamit pulang pak. Assalamu‟alaikum

Pak Choirudin : Iya sama-sama. Wassalamu‟alaikum

Page 131: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

119

FIELD-NOTE 03

Kode : W-01

Judul : Wawancara

Informan : Pak Choirudin

Tempat : SMP Daarul Qur‟an Colomadu, Karanganyar

Waktu : Tanggal 24 Januari 2016 Pukul 07.45-08.35 WIB

Hari ini saya datang ke SMP Daarul Qur‟an Colomadu untuk wawancara dengan pak

Agus Ma‟arif selaku kepala SMP Daarul Qur‟an Colomadu namun ternyata beliau tidak ada

karena ada acara diluar sekolah. Kemudian saya bertemu dengan pak Choirudin selaku waka

kurikulum dan kemudian saya melakukan wawancara dengan beliau.

Peneliti : Assalamu‟alaikum. Saya mau wawancara dengan pak kepala sekolah tapi

beliau sedang pergi ya pak ?

Pak choirudin : Wa‟alaikumussalam. Iya beliau sedang ada keperluan.

Peneliti : Kalau begitu saya mau wawancara dengan bapak ya karena selaku wakamad

kurikulum. Bisa tidak pak ?

Pak Choirudin : Bisa. Mari duduk. Apa yang mau ditanyakan kepada saya ?

Peneliti : Salah satu program unggulan di sini adanya kegiatan keagamaan ya pak?

Dimana merupakan visi dan misi sekolah ini dalam mengembangkan

kecerdasan spiritual peserta didiknya. Bisa dijelaskan pak tujuan dari

program keagamaan di SMP Daarul Qur‟an?

Pak Choirudin : Tujuan dari kegiatan keagamaan ini adalah untuk mengarahkan, membantu,

memberi pengetahuan kepada santri tentang bagaimana hubungan yang baik

antara manusia dengan Allah, interaksi yang baik antara manusia dengan

manusia yang mana dari kegiatan tersebut santri diajarkan untuk

berkomunikasi yang baik dengan guru dan teman-temannya. Sehingga

diharapkan nantinya santri timbul rasa keimanan yang dihayati dengan cara

yang sungguhsungguh, sehingga nantinya bisa membawa santri dalam

kehidupan yang damai dan tentram dibawah ridho-Nya. Dan itu merupakan

nilai-nilai dari kecerdasan spiritual mbak.

Peneliti : Subtansi kegiatan pengembangan kecerdasan spiritual misal apa saja pak di

SMP Daarul Qur‟an ini?

Pak Choirudin : Ya, melalui kegiatan yang khusus dirancang supaya mereka cerdas secara

spiritual. Contohnya Seperti pembiasaan sunnah mbak. Seperti shalat dhuha,

puasa senin kamis. Selain itu kegiatan tahfidz pula yang menjadi program

unggulan kami dengan target hafalan 15juz lulus dari sini. Jika dalam satu

tahun tidak memenuhi target hafalan maka kami turunkan kelas meski nilai

Page 132: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

120

akademisnya diatas KKM karena hafalan ini yang menjadi unggulan kami

dalam upaya menanamkan nilai spiritual pada anak-anak. Jadi Anak-anak

setiap pagi, pulang sekolah dan malam hari selalu kami pantau untuk

menambah hafalan, setoran dan simakan. Selain praktek keagamaan, teori

keagamaan kami beri dijam-jam pelajaran. Kami juga memberi tausiyah

sehabis shalat dhuha dan membaca asmaul husna secara bersama-sama.

Selain itu mbak, Ustadz disini menanamkan nilai moral yang di terapkan

pada setiap kesempatannya, baik dalam pembelajaran maupun diluar

pembelajaran, dan hasil yang dicapai dalam hal ini dapat terlihat dari perilaku

santri yang memiliki akhlak yang baik dan selalu menunjukan moralitas yang

luhur. Ustadz selalu memperhatikan perkembangan santri dan perilaku santri

dalam bersikap baik dalam pembelajaran maupun diluar pembelajaran. Setiap

ustadz dan staf di SMP Daarul Qur‟an yang selalu berusaha menciptakan

akhlak yang baik bagi santri nya dengan perilaku hidup rukun sesuai ajaran

agama. Hal ini ditandai dengan kebijakan senyum, sapa, dan salam yang

diaplikasikan melalui salam-salaman antara ustadz dengan santri dan antar

sesama santri sebelum jam pelajaran dimulai setiap harinya.

Peneliti : Jadi, Ada pendapat yang menyatakan bahwa pengembangan kecerdasan

spiritual di sekolah hanya merupakan tanggung jawab mata pelajaran

Pendidikan Agama saja. Hal itu salah ya pak?

Pak choirudin : Iya salah mbak. Justru SMP Daarul Qur‟an dengan berusaha untuk menciptakan

lingkungan pembelajaran yang religius yang sesuai dengan yang diharapkan

dan bekerja keras melakukan monitoring dalam proses pengembangan

kecerdasan spiritual di lingkungan sekolah dan pondok.

Peneliti : Lalu pak, dengan adanya program tersebut seperti sholat dhuha secara

berjama‟ah, adanya program dzikir setiap pagi, tahfidz dll, bagaimana

aktivitas guru dan siswa dalam pengembangan kecerdasan spiritual pak?

Pak choirudin : Strategi kami agar anak-anak mempunyai pemahaman lebih dibidang agama, kita

adakan kajian keagamaan. Kalau pelajaran yang diajarkan di kelas itu kan

yang secara umum, untuk kajian keagamaan ini, kita lebih fokus ke kajian

kitab-kitab dan tafsir sehingga anak-anak di madrasah ini kualitasnya berbeda

dengan anak-anak dari sekolahan lain. kami membuat program ini untuk

memberikan wawasan yang luas tentang kajian Al-Qur‟an, mengajarkan

kepada anak untuk beriman kepada Kitab SuciNya.

Peneliti : Bagaimana cara komunikasi kepala sekolah dengan orang tua siswa pak ?

Karena mereka jauh dari orang tua mereka.

Pak choirudin :Dalam menjalin hubungan dengan orang tua terkait pengembangan spiritual

anak-anak didik kami, dilakukan dengan adanya rapat dengan wali setiap

Page 133: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

121

awal tahun ajaran siswa baru terkait visi dan misi sekolah dan program-

program yang ada disekolah dan pondok mbak agar selaras dengan tujuan

visi misi kami.

Peneliti : Terima kasih atas waktunya pak. Saya pamit pulang dulu.

Wassalamu‟alaikum

Pak wartanto : iya mbak. Sama-sama. Wa‟alaikumussalam

Refleksi :

Semua guru / ustadz dan santri mempunyai tugas mengembangkan nilai moral, termasuk

kecerdasan spiritual baik dalam pembelajaran maupun diluar pembelajaran sekolah maupun di

pondok. Semua mata pelajaran memiliki misi melatih kecerdasan spiritual santri baik dalam

kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.

Page 134: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

122

FIELD-NOTE 04

Kode : W-02

Judul : Wawancara

Informan : Pak Agus Ma’arif ( Kepala Sekolah )

Tempat : SMP Daarul Qur’an Colomadu, Karanganyar

Waktu : Tanggal 28 Januari 2016 Pukul 13.00-14.00 WIB

Hari rabu siang saya pergi ke SMP Daarul Qur‟an Colomadu, Karanganyar dengan tujuan

bertemu dengan kepala sekolah. Dan waktu itu kepaa sekolah sedang tidak sibuk dan bisa

diwawancara.

Peneliti : Assalau‟alaikum pak ?

Pak kepsek : Wa‟alaikumussalam. Silahkan masuk duduk dulu ya.

Peneliti : Iya pak terima kasih. Mohon maaf mengganggu. Saya ingin mewawancarai

bapak seputar pengelolaan pengembangan kecerdasan spiritual pada tiap mata

pelajaran pak.

Pak kepsek : Ohya. Silahkan.

Peneliti : bagaimana Upaya yang telah dilakukan oleh kepala sekolah dalam melakukan

pengelolaan pengembangan kecerdasan spiritual pada setiap mata pelajaran?

Pak kepsek :Banyak upaya yang saya dan sekolah lakukan mbak. Upaya tersebut Proses

dilaksanakan terintegrasi pada semua mata pelajaran, dan juga pada kegiatan di

luar jam pelajaran. Kerjasama, disiplin, toleransi, dan saling membantu

merupakan prioritas pada pengembangan kecerdasan spiritual siswa. Nilai-nilai

tersebut dimaksudkan sebagai dasar dalam mengembangkan nilai-nilai dalam

kehidupan seharí-hari yaitu membiasakan siswa hidup secara religius dengan

baik. Aktivitas pembelajaran meliputi:

a. perencanaan: persiapan administrasi, RPP, dan silabus

b. pelaksanaan: penerapan metode, strategi, dan model relajar yang sesuai

c. evaluasi: penilaian terhadap hasil pembelajaran siswa

Peneliti : Bagaimana dengan pendidikan moralnya pak? Secara teori dan praktek?

Pak Kepsek : Perilaku dan akhlak santri SMP Daarul Qur‟an cukup baik, dibuktikan dengan

cara berpakaian santri yang terlihat sopan, mematuhi peraturan pesantren, jika

berbicara bisa menempatkan pada tempatnya, tanggung jawab, saling

menghargai, dan saling menghormati satu sama lain.Contoh yang diberikan

adalah kerjasama, tanggung jawab, saling menghargai satu sama lain,

berperilaku yang positif dan mempunyai rasa saling percaya satu sama lain.

Adapun hal-hal tersebut diperlihatkan ketika ada kerja bakti, semua personil

pesantren termasuk pengurus pesantren ikut andil dalam kerja bakti tersebut.

Page 135: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

123

Peneliti : Bagaimana kalau kegiatan diluar pembelajaran pak?

Pak kepsek : Kegiatan lainnya yang berkaitan dengan pengembangan agama yang ada di

sekolah ini contohnya adalah kajian keagamaan mbak. Ini kami lakukan secara

rutin setiap Jum‟at dan Sabtu sebelum KBM dimulai yakni pukul 05.50-06.50

WIB. Dalam kajian ini, anak-anak diajari untuk membaca kitab selain itu juga

memahami tafsir Al-Qur‟an. Harapan kami, dengan memahami ayat-ayat Al-

Qur‟an mereka dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Ilmu-ilmu agama lebih difokuskan pada tafsir Al-Qur‟an dan fiqih. Dengan

adanya pembelajaran seperti ini diharapkan nantinya santri-santri kami dapat

mengkaji Al-Qur‟an dan mengamalkannya secara benar. Selain itu mbak karena

mereka usia SMP Salah satu cara kami dalam mendidik untuk mencintai Allah

dan Rosul-Nya adalah dengan selalu berdzikir dan bersholawat. Untuk menarik

minat siswa kami membuat lomba antar kelas setiap event tertentu mbak biar

anak-anak bersemangat seperti hadroh, lomba adzan,lomba tahfidz, dan qiro‟ah.

Nah, kalau ada acara seperti itu saya juga hadir mbak untuk memantau anak-

anak kami yang juga menyukai kegiatan tersebut.

Peneliti : Apa upaya yang bapak lakukan agar siswa dalam menjalankan ibadah seperti

sholat dhuha, dzuhur dan jum‟atan dengan benar ? kendala yang dialami apa dan

bagaimana solusinya pak ?

Pak kepsek : Upaya yang saya lakukan yaitu saya mengajak guru atau ustadz dan siswa untuk

segera pergi ke masjid, dengan mengikuti sholat dhuha, dzuhur, jum‟at berarti

saya juga sudah melakukan tauladan kepada guru dan siswa. Diharapkan mereka

termotivasi untuk segera datang ke masjid untuk melaksanakan sholat secara

berjama‟ah. Selain itu, hal tersebut juga merupakan salah satu cara saya

mengawasi dan mengontrol terlaksananya kegiatan sholat secara berjama‟ah.

Untuk mengatasi kendala yang ada tentunya ada penambahan sarana dan

prasarana. Selain itu perlunya memberikan pengertian akan pentingnya sholat

dengan benar kepada siswa. Kesadaran dalam menertibkan siswa juga harus

ditanamkan kepada para guru sebagai pelaksana kegiatan. Selain itu juga

diperlukan pengawasan oleh guru dalam pelaksanaan sholat tersebut karena

masih banyak siswi yang melakukan sholat dengan terburu-buru/cepat. Maka

diperlukan beberapa guru yang bertugas menertibkan siswa untuk segera wudhu

dan menuju tempat sholat dan mengawasi siswi pada barisan belakang sekaligus

menegur agar mereka melakukan gerakan sholat secara benar yaitu tidak cepat-

cepat.

Peneliti : Apa yang menjadi kendala program hafalan pak dan bagaimana solusi dalam

mengatasi kendala tersebut ?

Page 136: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

124

Pak kepsek : Kendala yang dialami yaitu karena satu guru menampung kurang lebih 20 siswa

maka waktu yang dibutuhkan untuk penyetoran kadang kurang. Apalagi ada

beberapa Siswa juga masih kurang lancar dalam menghafal. Penyetoran hafalan

belum disertai muroja‟ah/pengulangan hafalan agar tidak lupa. Solusinya

perlunya penambahan pengajar dalam penyetoran hafalan dan kedepannya perlu

diadakan muroja‟ah/pengulangan hafalan.

Peneliti : Bagaimana komunikasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan orang tua

siswa pak ? Apa kendala yang dialami dan bagaimana solusinya ?

Pak Kepsek : Dalam melakukan komunikasi, pertemuan antara kepala sekolah dengan para

orang tua memang masih terbatas. Itupun hanya terkait dengan pengenalan

sekolah. Agar terjalin hubungan yang baik antara kepala sekolah dengan orang

tua siswa bisa diagendakan untuk pertemuan khusus dengan para orang tua

siswa.

Peneliti : Apa yang menjadi harapan dari berbagai upaya yang telah bapak lakukan ?

Pak Kepsek : Harapannya yaitu Membentuk akhlak/moral siswa yang baik dengan pembiasaan

yang baik di lingkungan sekolah, pondok dan lingkungan masyarakat.

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan bakat dan minat

siswa dalam berorganisasi, Memberikan pengetahuan luas tentang ilmu agama

dan mengamalkannya, Siswa mempunyai bekal ilmu dan pengalaman ketika

bermasyarakat dan Mampu mencegah dan meminimalkan tingkat kenakalan

remaja

Peneliti : Terima kasih pak. Saya pamit pulang dulu. Wassalamu‟alaikum

Pak kepsek : iya mbak. Sama-sama. Wa‟alaikumussalam

Refleksi :

Kepala Madrasah telah melakukan banyak upaya dalam membentuk nilai-nilai spiritual siswa.

Upaya yang telah di lakukan kepala sekolah salah satunya membentuk budaya yang positif, taat

beribadah dan memiliki sikap religius dikembangkan melalui berbagai program-program yang

telah di susun. Baik kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Pada kegiatan intrakurikuler

terintegrasi dengan mata pelajaran. Perlu dukungan dari semua guru, wali kelas, dan orang tua

dalam pelaksanaan pengembangan kecerdasan spiritual siswa agar dapat diterapkan dalam

kehidupan seharí-hari.

Page 137: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

125

FIELD-NOTE 05

Kode : W-03

Judul : Wawancara

Informan : Bp Marno ( Kesiswaan )

Tempat : SMP Daarul Qur‟an Colomadu, Karanganyar

Waktu : Tanggal 31 Januari 2016 Pukul 08.00-10.00 WIB

Hari sabtu saya pergi ke SMP Daarul Qur‟an dengan bertujuan wawancara sekaligus

observasi program program.

Peneliti : Assalamu‟alaikum pak. Maaf mau mengganggu. Saya ingin observasi dan

wawancara pak .

Bp Marno : Wa‟alaikumussalam. Oya mari-mari duduk. Tapi ini bapak kepala baru ada tamu

kalau mau tanya-tanya barangkali dengan saya juga bisa mbak. Saya Bp Marno

koordinator kesiswaan di sekolah ini. Apa yang mau ditanyakan mbak ?

Peneliti : Oya pak ndak apa-apa dengan bapak saja. Mau menanyakan tentang pelaksanaan

program pengembangan kecerdasan spiritual apa bisa dilakukan dengan kegiatan

ekstrakurikuler pak?

Bp Marno : Kegiatan ektrakurikuler ini maksudnya adalah kegiatan yang fungsinya itu

sebagai wadah, wadah bagi siswa untuk mengembangkan bakat yang mereka

miliki. Bakat mereka itu kan macem-macem mbak. Nah, di sekolah ini, kami

berupaya untuk membuat kegiatan yang komplek, sehingga semua bakat siswa

dapat berkembang melalui kegiatan-kegiatan yang telah kami sediakan.

Peneliti : Tujuannya apa pak?

Bp Marno : Kegiatan ekstrakurikuler di SMP Daarul Qur‟an ini dalam proses pengembangan

kecerdasan spiritual yaa melaksanakan kegiatan tersebut sesuai dengan

tujuannya mbak. Tujuan kegiatan ekstrakurikuler kami adalah pertama,

mendalami materi tiap-tiap kegiatan sehingga anak-anak mengerti dasar dari

tujuan masing-masing kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Kedua adalah melatih

dan mendidik anak untuk menguatkan dan meningkatkan keimanan dan

ketaqwaan kepada Allah dan Rosul-Nya. Menggali potensi, bakat, minat,

ketrampilan peserta didik agar mampu mengenal dirinya sendiri. Membentuk

peserta didik menjadi anak yang mandiri dan bermanfaat untuk lingkungannya

serta mempunyai jiwa yang berakhakul karimah dan juga beriman kepada Allah.

Peneliti : Lanjut lagi pak, Bagaimana cara kontrol dan evaluasi kegiatan pengembangan

kecerdasan spiritual?

Bp Marno : Cara mengontrol kegiatan anak dalam pengembangan kecerdasan spiritual adalah

setiap guru mempunyai buku rekam data, sehingga dari buku tersebut akan

Page 138: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

126

diketahui bagaimana prestasi anak setiap harinya dan juga perilaku siswa ketika

berada di sekolah. Metode uswatun hasanah adalah memberikan teladan kepada

siswa, dari metode ini saya dapat mengontrol sikap anak, guru memberikan

contoh bagaimana berperilaku yang baik sehingga anak bisa membedakan mana

perilaku yang baik dan mana perilaku yang buruk. Selain itu saya juga

mengontol anak dari pengamatan, mengamati setiap kagiatan yang dilakukan

siswa, mengamati prestasinya meningkat atau malah menurun, mengamati

akhlaknya dari sikap yang ditunjukkan kepada guru, orang yang lebih tua,

maupun kepada teman-temannya. Ketika anak mendapatkan suatu masalah maka

saya sebagai guru akidah akhlak wajib memberikan konseling atau memberikan

solusi sehingga masalah anak tersebut tidak menjadi berlarut-larut yang pada

akhirnya akan menghancurkan masa depan anak itu sendiri.

Peneliti : Tujuan kegiatan itu semua apa, Pak?

Bp Marno : Tujuannya sebagai salah satu upaya guru dalam mengembangkan kecerdasan

spiritual siswa, dengan cara membiasakan siswa ikut aktif dalam kegiatan

keagamaan, dan terlibat langsung dalam ibadah. Hal ini diupayakan diharapkan

untuk memperluas wawasan, pengetahuan, kemampuan siswa tentang Islam,

meningkatkan generasi muda untuk mencapai kecerdasan spiritual yang baik,

sehingga akan melahirkan generasi yang menjunjung tinggi etika, moral dan

nilai-nilai religius, kemudian membangun kesadaran siswa bahwa kegiatan

keagamaan akan memotivasi sikap beragama yang baik.

Peneliti : Bagaimana keberhasilan pengembangan kecerdasan spiritual siswa kalau pada

mata pelajaran di SMP Daarul Qur‟an?

Bp Marno : Pembelajaran pengembangan kecerdasan spiritual siswa yang dilaksanakan di

SMP Daarul Qur‟an berjalan dengan baik mbak, Alhamdulillah. Terlihat Siswa

bersikap aktif dalam pelajaran, yaitu mereka aktif dalam menjawab pertanyaan

guru misalnya saja, memberikan tanggapan, dan aktif memberikan pendapat dan

bekerjasama dalam diskusi. Dalam diskusi, para siswa tidak memandang status

sosial dalam memilih teman diskusi, dan kerjasama berlangsung lancar dan baik.

Peneliti : Jadi begitu ya pak. Baik Terima kasih pak. Saya mohon ijin untuk keliling

sekolah observasi dulu pak, maaf menganggu. Wassalamu‟alaikum

Bp Marno : Iya mbak silahkan. Sama-sama. Wa‟alaikumussalam

Refleksi :

Adanya kegiatan ektrakurikuler berfungsi sebagai wadah bagi siswa untuk

mengembangkan bakat yang mereka miliki dengan tujuan agar mereka bisa mendalami materi

tiap-tiap kegiatan sehingga anak-anak mengerti dasar dari tujuan masing-masing kegiatan

Page 139: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

127

ekstrakurikuler tersebut. Kedua adalah melatih dan mendidik anak untuk menguatkan dan

meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah dan Rosul-Nya. Menggali potensi, bakat,

minat, ketrampilan peserta didik agar mampu mengenal dirinya sendiri. Cara mengontrol kegiatan

anak dalam pengembangan kecerdasan spiritual adalah setiap guru mempunyai buku rekam data,

sehingga dari buku tersebut akan diketahui bagaimana prestasi anak setiap harinya. Sikap kritis

dan aktif siswa dalam pelajaran menunjukkan bahwa mereka benar-benar memahami materi yang

disampaikan guru. Sikap kerjasama dan toleransi menunjukkan siswa menerapkan nilai-nilai

pengembangan kecerdasan spiritual dengan baik.

Page 140: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

128

FIELD-NOTE 06

Kode : O-02

Judul : Observasi

Informan : Bp Marno ( koordinator kesiswaan )

Tempat : SMP Daarul Qur‟an Colomadu, Karanganyar

Waktu : Tanggal 31 Januari 2016 Pukul 11.00-13.00 WIB

Pagi itu setelah melakukan wawancara dengan Bp Marno, kemudian peneliti meminta ijin

untuk melihat pelaksanaan shalat dhuha Karena waktu itu sudah pukul 09.00 WIB, waktu istirahat

ke pertama yang digunakan untuk melaksanakan sholat dhuha secara berjama‟ah. Banyak siswa

dan guru yang menuju tempat berwudhu kemudian pergi ke masjid. Ada siswa-siswa yang sedang

menggelar tikar. Dan ada yang masih di teras bahkan di kelas mereka.

Setelah melakukan pengamatan, saya menunggu didepan pintu masjid sekolah. Ternyata

banyak sekali murid-murid yang bersemangat untuk bergegas berwudhu dan segera mengambil

barisan shaf didepan dan melakukan shalat tahiyatul masjid. Saat itu, saya begitu takjub melihat

pemandangan sedemikian rupa. Setelah barisan shaf sudah terpenuhi, dan mereka shalat dhuha

dengan begitu khusyuk.

Setelah shalat dhuha selesai, terlihat Bp Ahmad Shuhaib maju ke depan barisan shaf dan berada di

mimbar untuk mengisi tausiyah kemudian bersama-sama murid-murid melafazkan asmaul husna.

Tidak lupa pula muraja‟ah hafalan salah satu surat di dalam Al-Qur‟an.

Page 141: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

129

FIELD-NOTE 7

Kode : O-03

Judul : Observasi

Informan : -

Tempat : SMP Daarul Qur‟an

Waktu : Tanggal 07 Februari 2016 Pukul 10.00-12.00 WIB

Pada hari sabtu ini, setelah melakukan wawancara dengan Pak Luthfi sekaligus meminta

beberapa data dari sekolah, saya meminta ijin untuk melakukan pengamatan di sekitar masjid.

Melakukan pengamatan terhadap luas masjid di dekat sekolah dan tempat wudhu yang digunakan

untuk pelaksanaan sholat dhuha, dzuhur dan jum‟at secara berjama‟ah. Setelah melakukan

pengamatan, peneliti naik ke lantai dua yang digunakan untuk asrama putra karena saat itu SMP

Daarul Qur‟an merupakan sekolah dan pondok yang baru di Surakarta. Peneliti mengamati

disekitar kran/tempat wudhu jumlahnya terbatas, serta kamar mandi yang sedikit. Sudah ada

perluasan disamping masjid untuk para siswa yang lumayan luas.

Page 142: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

130

FIELD-NOTE 08

Kode : W-04

Judul : Wawancara

Informan : Muh Burhan (siswa)

Tempat : SMP Daarul Qur‟an

Waktu : Tanggal 16 Februari 2016 Pukul 09.15-10.45 WIB

Pada hari Rabu, tanggal 16 Februari 2016 pukul 09.15 saya sampai di sekolah saya

bertemu dengan beberapa siswa yang sudah selesai shalat dhuha. Akhirnya saya bertanya dengan

mereka salah satunya yaitu Burhan.

Peneliti : Assalamu‟alaikum dek ?

Burhan : Wa‟alaikumussalam mbak. Ada apa ya ?

Peneliti : Mbak minta waktunya sebentar ya buat tanya-tanya ?

Burhan : Iya mbak. Mau tanya apa mbak ?

Peneliti : Setiap hari pada jam pertama istirahat biasanya shalat dhuha terus asmaul husna

bareng-bareng ya dek ?

Burhan : Iya mbak.

Peneliti : Apakah pelaksanaannya selalu tepat waktu dek ?

Burhan : Pelaksanaan dhuha dilakukan tepat pukul 09.00 mbak, jarang terlambatnya.

Peneliti : Kamu sudah hafal berapa juz dek?kelas berapa?terus benar yah kalau disini

targetnya pertahun 5juz kalau tidak mencapai target turun kelas?

Burhan : Saya kelas delapan mbak, ini alhamdulillah sudah 7,5juz. Iya mbak memang

betul, teman kami ada yang turun kelas walaupun nilai rapot umumnya bagus

tapi karena hafalannya tidak mencapai target dan banyak catatan merah karena

banyak melanggar tata tertib pondok sama sekolah akhirnya ini masih kelas

tujuh lagi.

Peneliti : gitu ya dek. Kalo pembelajaran keagaamaan saat dikelas gimana dek sama

gurunya?

Burhan : Kegiatan pelajaran di kelas kadang sangat menyenangkan mbak soalnya para

guru menyampaikan materinya menjelaskan dengan gamblang. Teman-teman

jadi tertarik dengan pengembangan kecerdasan spiritual karena terkait dengan

kegiatan sehari-harinya.

Peneliti : Ohya dek. Terima kasih ya. Assalamu‟alaikum.

Burhan : Iya mbak. Wassalamu‟alaikum.

Page 143: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

131

Refleksi :

Kegiatan pembelajaran pengembangan kecerdasan spiritual berlangsung menyenangkan dan siswa

menjadi paham menunjukkan adanya komunikasi antara guru dengan siswa terjalin dengan baik.

Dengan komunikasi akan mempererat hubungan kekeluargaan antara siswa dengan guru.

Page 144: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

132

FIELD-NOTE 9

Kode : O-04

Judul : Observasi

Informan : -

Tempat : SMP Daarul Qur‟an

Waktu : Tanggal 17 Februari 2016 Pukul 13.00-14.00 WIB

Siang itu saya datang ke SMP Daarul Qur‟an untuk melihat kegiatan

sekolah yang sedikit berbeda dengan hari biasanya. Setiap hari Kamis sekolah ini

selalu mengadakan kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan oleh sekolah terpusat pada hari Kamis.

Semua kegiatan ektrakurikuler dilaksanakan setelah jam pelajaran selesai yaitu pukul 13.00 WIB

dan berakhir sekitar pukul 16.00 WIB. Kegiatan ekstrakurikuler sekolah ini merupakan kegiatan

yang digunakan untuk mengembangkan kreativitas peserta didik, beberapa diantaranya adalah

latihan pidato, pembeian kosa kata arab dan grammar bahasa inggris. Untuk hari lainnya ada

kegiatan tilawah, qiro‟ah, tartil Al-Qur‟an, morning convertation, pramuka, rebana, dll.

Page 145: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

133

FIELD-NOTE 10

Kode : W-05

Judul : Wawancara

Informan : Bp Agus Ma‟arif (Kepsek)

Tempat : SMP Daarul Qur‟an

Waktu : Tanggal 21 Februari 2016 Pukul 12.30-14.15 WIB

Setelah menghubungi Bp Agus, maka pada hari sabtu tanggal 21 Pebuari 2016 pukul

12.30 saya berangkat menuju ke SMP Daarul Qur‟an dan langsung mencari Bp Agus Ma‟arif di

kantor. Waktu itu Bp Agus Ma‟arif sedang duduk di kantor.

Peneliti :Assalamu‟alaikum pak ?

Bp Agus :Wa‟alaikumussalam mbak. Silahkan duduk. Apa yang bisa saya bantu mbak ?

Peneliti :Saya mau sedikit menanyakan beberapa pertanyaan pak.

Bp Agus :Iya mbak silahkan. Tapi nanti saya sekitar jam 2 ada keperluan

Peneliti :Iya Pak. Yang ingin saya tanyakan apa yang tujuan kegiatan keagamaan di SMP

Daarul Qur‟an?

Bp Agus : Tujuannya sebagai salah satu upaya guru dalam mengembangkan kecerdasan

spiritual santri, dengan cara membiasakan santri ikut aktif dalam kegiatan

keagamaan, dan terlibat langsung dalam ibadah. Hal ini diupayakan diharapkan

untuk memperluas wawasan, pengetahuan, kemampuan santri tentang Islam,

meningkatkan generasi muda untuk mencapai kecerdasan spiritual yang baik,

sehingga akan melahirkan generasi yang menjunjung tinggi etika, moral dan

nilai-nilai religious, kemudian membangun kesadaran santri bahwa kegiatan

keagamaan akan memotivasi sikap beragama yang baik..

Peneliti : Bagaimana upaya pengajar yang lain secara umum dalam mengembangkan

kecerdasan spiritual santri pak?

Bp Agus : Upaya yang dilakukan pengajar disini dalam mengembangkan kecerdasan

spiritual para santri dengan dilatihnya untuk beristiqomah dalam mengamalkan

ibadah seperti puasa senin kamis, shalat sunnah dhuha, dan shalat lima waktu

berjamaah.

Peneliti : Kalau peran guru atau ustadznya bagaimana, Pak?

Bp Agus : Peran guru dalam mengembangkan kecerdasan spiritual siswa melalui kegiatan

sholat dhuhur jama‟ah mbak. Dalam hal ini adalah guru harus bisa menjadi

panutan yang baik bagi peserta didiknya, seperti ikut dalam pelaksanaan sholat

dhuhur jama‟ah, membimbing dan menasihati siswa agar mau melaksanakan

sholat dhuhur jama‟ah. Dengan kami beri motivasi dengan keteladanan agar

Page 146: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

134

siswa dapat mudah diajak dalam kegiatan pembelajaran, khususnya dalam

beribadah seperti sholat dhuha, sholat dhuhur jama‟ah, dan dalam kegiatan-

kegiatan keagamaan yang lain begitu mbak.

Peneliti : Keteladanan yang bagaimana misalnya, Pak?

Bp Agus : Guru menjadi teladan bagi peserta didik. Kemudian dengan mengikutsertakan

anak dalam kegiatan keagamaan. seperti membiasakan anak untuk melaksanakan

ibadah-ibadah sunnah seperti sholat dhuha, tadarus al-Qur‟an, anak dibiasakan

untuk berdzikir kepada Allah seperti sebelum pelajaran dimulai anak harus

membaca asmaul husna dan doa sebelum belajar dan membaca surat-surat

pendek, kemudian setelah sholat dhuhur jamaah dilanjutkan berdzikir, dan untuk

kelas IX biasanya sebelum menjelang Ujian Nasional diajak untuk beristighosah

bersama atau kami tambahi dengan program Spiritual Building. Kemudian

biasanya untuk program tahunan pada bulan suci ramadhan ada pesantren kilat,

dan anak diajari untuk zakat fitrah. Itu semua usaha-usaha yang dilakukan

sekolah untuk mengembangkan kecerdasan spiritual siswa mbak, intinya itu

membiasakan anak untuk ikut serta dan mengalami sendiri dalam kegiatan

keagamaan, tentunya dengan bimbingan seorang guru yang akan mengarahkan

Peneliti : Bentuk keteladanan guru disini implementasinya seperti apa, Pak?

Bp Agus : Bentuk keteladanan yang kami ajarkan kepada siswa baik itu yang disengaja

ataupun yang tidak disengaja. Misalnya keteladanan yang disengaja yang kami

lakukan, pagi hari waktu masuk sekolah, sebelum masuk kelas guru sudah

berbaris di depan gerbang untuk bersalaman kepada siswa, hal ini kami lakukan

untuk membiasakan siswa agar melakukan hal-hal yang positif dan bisa

menghormati orang yang lebih tua darinya. Kemudian saat guru berkomunikasi

dengan siswa, baik itu dalam proses pembelajaran atau diluar pembelajaran guru

harus berbicara dengan bahasa yang baik dan sopan, kalau kita kita kan orang

jawa jadi melatih siswa untuk berbicara kromo alus, agar nantinya siswa juga

mengikuti apa yang dilakukan oleh guru tersebut, dan mengerti kalau berbicara

dengan orang yang lebih tua itu harus dengan bahasa yang baik dan sopan.

Selain itu guru juga harus berpakaian rapi, bersih dan sopan pada saat berada di

sekolah, mengajari anak-anak sebelum belajar membaca doa terlebih dahulu,

kemudian ada lagi, Mbak, seperti di sini semua guru dan siswa wajib mengikuti

shalat dhuhur jama‟ah di mushola sekolah, nah, tentunya guru juga harus

menjadi contoh untuk mengikuti shalat dhuhur jama‟ah bersama semua siswa di

mushola. Itu tadi yang saya sebutkan contoh keteladanan yang disengaja yang

kami ajarkan kepada siswa, Mbak,kemudian untuk keteladanan yang tidak

disengaja itu memang ucapan atau perbuatan yang baik yang sudah ada pada

Page 147: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

135

guru tersebut yang fitrahnya memang sebagai manusia harus melakukan

hubungan yang baik dengan Allah (hablum minallah) dan dengan manusia

(hablum minannas).

Peneliti : Menurut Bapak, apa dampak pengembangan kecerdasan spiritual yang gagal?

Bp Agus : Wah besak dan luas mbak dampaknya. Dampaknya nanti akan berimbas dan

mencoreng pendidikan yang ada di Indonesia, saat guru tidak bisa menjadi

teladan bagi peserta didiknya guru tersebut akan disepelekan oleh peserta

didiknya, guru akan diacuhkan oleh peserta didiknya dan ini akan

mempengaruhi hasil belajar peserta didik karena dalam proses belajar peserta

didik sudah tidak semangat dengan gurunya. Tidak hanya diacuhkan oleh peserta

didik, guru yang tidak bisa menjadi teladan akan dikucilkan oleh masyarakat.

Kemudian dampak nya lagi tidak ada komunikasi atau hubungan batin yang baik

antara guru dan siswa, jika guru hanya menyampaikan pengetahuan siswa saja

tidak membimbing budi pekerti siswa, dengan kata lain hanya terjadi hubungan

secara lahir saja ya mbak, batin nya tidak ada. Kemudian jika tidak ada

keteladanan pada diri seorang guru apapun nasihat atau materi-materi yang

disampaikan oleh guru tidak akan membawa efek atau tidak akan diterima oleh

siswa, kemudian dampaknya lagi jika guru tidak bisa menjadi teladan dalam

kategori sering melakukan perbuatan menyimpang seperti menganiaya muridnya

sendiri, melakukan kekerasan terhadap muridnya maka guru tersebut akan

dikeluarkan dari sekolah.

Peneliti : Lalu pak, Apa Visi Misi PP Daarul Qur‟an, pak?

Bp Agus : Adapun Visi PP Daarul Qur‟am adalah menumbuh kembangkan kesadaran

sosial dan spiritual Qur‟ani pada diri santri (peserta didik) yang

berilmu, beramal dan bertaqwa, terdidik dan berbudaya dengan makna dan

nilai yang terwujud dalam aksi nyata, sehingga menjadi santri yang

memiliki keindahan moral, berakhlak mulia dan memiliki kompetensi sesuai

dengan minat bakatnya.

Sedangkan misi SMP Daarul Qur‟an adalah: (1) Terbentuknya jiwa yang

merdeka/Huriyah Tamah yaitu jiwa yang merdeka sejati lahir dan batin; (2)

Mewujudkan sikap Mahabbah bi rauhillah, yaitu sikap dan perilaku yang

didasarkannatas jiwa kekeluargaan dan kebersamaan yang kokoh; (3)

Meningkatkan kualitas sumber daya manajeman dan pengajar/ guru agar

produktif siap dengan perubahan, mandiri, maju, berdaya saing, berwawasan

lingkungan yang berkelanjutan dalam rangka memberdayakan seluruh civitas

dengan mengembangkan kemampuan, keahlian, bakat santri dan peningkatan

fasilitas/media dalam proses belajar mengajar.

Page 148: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

136

Peneliti : Iya pak, terima kasih jawabannya yang cukup panjang. Saya rasa cukup dulu,

saya mohon izin pamit dulu. Wassalamu‟alaykum

Pak Agus : Oke mbak sama-sama.

Refleksi :

Tujuan dari kegiatan keagamaan salah satunya sebagai upaya guru dalam

mengembangkan kecerdasan spiritual santri, dengan cara membiasakan santri ikut aktif dalam

kegiatan keagamaan, dan terlibat langsung dalam ibadah. Dalam kegiatan keagamaan guru

menjadi teladan bagi siswa. Bentuk keteladanan yang kami ajarkan kepada siswa baik itu yang

disengaja ataupun yang tidak disengaja. Misalnya keteladanan yang disengaja yang kami lakukan,

pagi hari waktu masuk sekolah, sebelum masuk kelas guru sudah berbaris di depan gerbang untuk

bersalaman kepada siswa, hal ini kami lakukan untuk membiasakan siswa agar melakukan hal-hal

yang positif dan bisa menghormati orang yang lebih tua darinya.

Page 149: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

137

FIELD-NOTE 11

Kode : W-06

Judul : Wawancara

Informan : Pak Abdullah Muslim (Guru PAI)

Tempat : SMP Daarul Qur‟an

Waktu : Tanggal 27 Februari 2016 Pukul 12.30-13.30 WIB

Pada hari Sabtu, tanggal 27 Maret 2016 pukul 12.30 saya mencari Bapak Abdullah

Muslim dengan tujuan wawancara dengannya yang merupakan salah satu guru mapel dan guru Al

Qur‟an. Saya langsung menuju ruang guru dan mencari beliau.

Peneliti :Assalamu‟alaikum Pak?

Pak Abdullah : Wa‟alaikumussalam mbak.

Peneliti :Saya minta waktu bapak sebentar untuk wawancara pak bisa pak?

Pak Abdullah : Iya bisa, gimana mbak?

Peneliti : Terkait dalam proses pembelajaran pak. Saya ingin bertanya Bagaimana

perencanaan lingkungan pengembangan kecerdasan spiritual di SMP Daarul

Qur‟an pak?

Pak Abdullah : Kalau terkait lingkungan, ya pastinya terkait lingkungan sekitar, mbak,

misalnya ruang-ruang kelas. Agar santri tidak jenuh dan merasa bosan, ruang

kelas dibuat senyaman mungkin dengan suasana belajar yang rileks sehingga

santri merasa nyaman dalam belajar. Ventilasi udara dan penerangan dibuat

cukup untuk kenyamanan santri.

Peneliti : Nyaman bagaimana, Pak, riilnya?

Pak Abdullah : Ya, ditata sebaik mungkin, senyaman mungkin. Penataan ruang kelas disini

sudah layak sesuai sebagai tempat untuk belajar, dimana ruang kelas sudah

diatur baik dari segi penerangan, ventilasi udara, dan lain-lain yang

memberikan suasana segar dalam pembelajaran.

Peneliti : Kalau untuk kelengkapan administrasi mengajar, bagaimana pak?

Pak Abdullah : Ya saya membuat perangkat pembelajaran di awal semester, yang saya buat

pada awal semester ada prota, ada promes, ada satuan pelajaran (SP)/rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan evaluasinya. Perangkat pembelajaran

yang meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), silabus, Program

Tahunan, Program Semester, Minggu Efektif, buku Daftar Hadir (presensi)

siswa, jadwal pelajaran, dan jurnal harian mbak.

Peneliti : Bagaimana metode pembelajaran yang Bapak gunakan untuk pengembangan

kecerdasan spiritual santri?

Page 150: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

138

Pak Abdullah : Metode yang saya digunakan untuk proses pengembangan kecerdasan

spiritual adalah metode uswah al-hasanah. Langkah kongkrit dalam

pembelajaran adalah adanya integrasi antara ilmu pengetahuan umum dengan

nilai-nilai religius dan ilmu agama. Membiasakan anak untuk selalu

membaca Bismillah sebelum pembelajaran dimulai atau pun ketika akan

mengerjakan sesuatu. Membiasakan untuk selalu bersyukur atas apa yang

didapatkan hari ini. Menggunakan metode diskusi yakni mengajarkan anak

untuk bisa memecahkan masalah, sehingga dapat mengaktifkan siswa dalam

mengeluarkan pendapat. Metode ini juga juga termasuk dalam pembiasaan

akhlakul karimah karena disini diajari untuk saling menghormati dan

menghargai pendapat orang lain.

Peneliti : Kalau di luar kegiatan pembelajaran bagaimana, pak?

Pak Abdullah : Upaya yang dilakukan oleh ustadz dalam pembentukan pengembangan

kecerdasan spiritual adalah dengan melalukan pembiasaan-pembiasaan pada

peserta didik, misalnya ketika datang di madrasah anak-anak dibudayakan

untuk melakukan 5S (salam,senyum, sapa, salim, dan santun). Khusus untuk

salim kami disini membuat kegiatan rutin salamam pagi (afsus salam). Jadi

ketika siswa masuk gerbang madrasah mereka harus bersamalan dengan guru

atau ustadznya.

Peniliti : Baik pak saya rasa wawancara dengan bapak cukup. Terima sekali dengan

jawabannya yang begitu jelas dan saya mohon pamit pulang pak.

Wassalamu‟alaykum

Pak Abdullah : Iya mbak sama-sama. Hati-hati dijalan. Wa‟alaykumussalam.

Refleksi :

Metode pembelajaran di kelas dalam pengembangan kecerdasan spiritual salah

satunya adalah metode uswah al-hasanah. Langkah kongkrit dalam

pembelajaran adalah adanya integrasi antara ilmu pengetahuan umum dengan

nilai-nilai religius dan ilmu agama. Membiasakan anak untuk selalu membaca

Bismillah sebelum pembelajaran dimulai atau pun ketika akan mengerjakan

sesuatu. Membiasakan untuk selalu bersyukur atas apa yang didapatkan hari ini.

Menggunakan metode diskusi yakni mengajarkan anak untuk bisa memecahkan

masalah, sehingga dapat mengaktifkan siswa dalam mengeluarkan pendapat.

Metode ini juga juga termasuk dalam pembiasaan akhlakul karimah karena disini

diajari untuk saling menghormati dan menghargai pendapat orang lain.

Page 151: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

139

Page 152: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

140

Page 153: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

141

Kegiatan Halaqoh Tahfidz

Kegiatan Setoran Hafalan dan simakan

Page 154: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

142

Kegiatan dzikir pagi dan asmaul husna

Kegiatan tadarusan dilanjut muraja‟ah dan tausiyah

Page 155: PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA DI …eprints.iain-surakarta.ac.id/1488/1/SKRIPSI FULL.pdf · antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-

143

Kegiatan shalat berjamaah dilanjut tausiyah

Kegiatan sambung ayat/muroja‟ah