Pengembangan Kecakapan Hidup Dalam Pembelajaran

18
PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN I. PENDAHULUAN Telah diketahui bahwa pendidikan atau pembelajaran menurut Ki Hadjar Dewantara adalah segenap daya dan upaya yang harus dikembangkan oleh pendidik guna mengembangkan budi pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek) dan jasmani anak didik. 1 Maka anak didik tersebut akan tumbuh sesuai dengan kehendak pendidik dan orang tuanya. Pendidikan atau pembelajaran tersebut tumbuh dan berkembang di Indonesia sejak bertahun-tahun yang lalu. Dari tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, mereka merupakan manusia yang terdidik yang dipersiapkan untuk membangun bangsa dan negara sesuai dengan skill yang mereka miliki. Tetapi saat ini banyak lulusan yang kurang atau bahkan tidak ada life skill (kecakapan hidup) pada diri mereka tersebut sehingga banyak pengangguran. II. RUMUSAN MASALAH 1. Latar belakang pengembangan kecakapan hidup dalam pembelajaran 2. Pengertian pengembangan kecakapan hidup dalam pembelajaran 3. Landasan pengembangan kecakapan hidup dalam pembelajaran 4. Aspek pengembangan kecakapan hidup dalam pembelajaran 5. Tujuan pengembangan kecakapan hidup dalam pembelajaran

description

Pengembangan Kecakapan Hidup Dalam Pembelajaran

Transcript of Pengembangan Kecakapan Hidup Dalam Pembelajaran

PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN

I. PENDAHULUANTelah diketahui bahwa pendidikan atau pembelajaran menurut Ki Hadjar Dewantara adalah segenap daya dan upaya yang harus dikembangkan oleh pendidik guna mengembangkan budi pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek) dan jasmani anak didik.1Maka anak didik tersebut akan tumbuh sesuai dengan kehendak pendidik dan orang tuanya.Pendidikan atau pembelajaran tersebut tumbuh dan berkembang di Indonesia sejak bertahun-tahun yang lalu. Dari tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, mereka merupakan manusia yang terdidik yang dipersiapkan untuk membangun bangsa dan negara sesuai denganskillyang mereka miliki. Tetapi saat ini banyak lulusan yang kurang atau bahkan tidak adalifeskill(kecakapan hidup) pada diri mereka tersebut sehingga banyak pengangguran.

II. RUMUSAN MASALAH1. Latar belakang pengembangan kecakapan hidup dalam pembelajaran2. Pengertian pengembangan kecakapan hidup dalam pembelajaran3. Landasan pengembangan kecakapan hidup dalam pembelajaran4. Aspek pengembangan kecakapan hidup dalam pembelajaran5. Tujuan pengembangan kecakapan hidup dalam pembelajaran

III. PEMBAHASAN1. Latar Belakang Pengembangan Kecakapan Hidup Dalam PembelajaranLatar belakang diterapkannya konsep pendidikan atau pembelajaran berorientasi kecakapan hidup (lifeskill) adalah sebagai berikut. Pertama, tantangan globalisasi yang menuntut kualitas sumber daya manusia yang prima dan unggul dalam persaingan di pasar global. Kedua, rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia dibanding negara lain di dunia. Ketiga, tingginya data siswa yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dari semua jenjang. Keempat, rendahnya daya tampung perguruan tinggi, yakni 12,6 persen, sedangkan 88,4 persen masuk dunia kerja tanpa memiliki bakat kecakapan hidup (lifeskill).2

2. Pengertian pengembangan kecakapan hidup dalam pembelajaranPengembangan secara etimologi berasal dari kata kembang yang berarti mekar atau terbuka. Sedangkan secara terminologi, pengembangan berarti proses atau cara atau perbuatan mengembangkan, selalu berusaha dalam pembangunan secara bertahap dan teratur serta menjurus pada sasaran yang dikehendaki.3Definisi yang dikemukakan oleh UNICEF tentang pendidikan kecakapan hidup adalah perubahan perilaku atau pendekatan pengembangan perilaku yang diarahkan untuk menjamin keseimbangan antara pengetahuan, sikap dan ketrampilan.4Sementara itu definisi dari BBE Diknas: kecakapan hidup adalah kecakapan yang dimiliki oleh seseorang untuk mau dan berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara aktif dan proaktif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya.5Pengertian di atas sama dengan Fatah Syukur mendefinisikan bahwa kecakapan hidup (lifeskill) adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mampu menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya.6Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.7Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan kecakapan hidup (lifeskill) dalam pembelajaran adalah suatu ketrampilan atau kecakapan yang dimiliki oleh peserta didik untuk mampu menghadapi problema hidup dan kehidupan tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif mencari serta menemukan solusi dalam mengatasi permasalahan hidup sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.

3. Landasan pengembangan kecakapan hidup dalam pembelajaranLandasan YuridisPendidikan kecakapan hidup bukanlah inisiatif pribadi dari pendidik, melainkan sebagai amanat dari undang-undang yang dijadikan landasan dalam mengembangkan kurikulum kecakapan hidup. Hal ini tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 Ayat 1, 2 dan 3 dan pasal 38 ayat 2.Pasal 36 ayat 1 menyatakan bahwa:8Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.Pasal 36 ayat 2 menyatakan bahwa:Pengembangan kurikulum secara berdiversifikasi dimaksudkan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan pada satuan pendidikan dengan kondisi dan kekhasan potensi yang ada di daerah.

Pasal 36 ayat 3 menyatakan bahwa:Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan:1. Peningkatan iman dan takwa2. Peningkatan akhlak mulia3. Peningkatan potensi, kecerdasan dan minat peserta didik4. Keragaman potensi daerah dan lingkungan5. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional6. Tuntutan dunia kerja7. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni8. Agama9. Dinamika perkembangan global10. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaanPasal 38 ayat 2 menyatakan bahwa:Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah /madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten / kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.Landasan agamaSelain landasan yuridis, Islam pun mewajibkan umatnya memiliki ketrampilan untuk hidup, sebagaimana firman-Nya:

Artinya: Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. ..(QS. Ar-Raad: 11)9

4. Aspek pengembangan kecakapan hidup dalam pembelajaran1. Kecakapan DasarKecakapan dasar meliputi: belajar mandiri, membaca, menulis dan menghitung, kecakapan berkomunikasi, kecakapan berpikir, kecakapan kalbu, kecakapan mengelola raga, kecakapan merumuskan kepentingan dan cara mencapainya, kecakapan berkeluarga dan sosial.2. Kecakapan InstrumentalKecakapan instrumental, meliputi: kecakapan memanfaatkan teknologi, kecakapan mengelola sumber daya, kecakapan bekerjasama dengan orang lain, kecakapan memanfaatkan informasi, kecakapan menggunakan sistem, kecakapan berwirausaha, kecakapan kejuruan, kecakapan memilih dan mengembangkan karier, kecakapan menjaga harmoni dengan lingkungan, kecakapan menyatakan bangsa.3. GeneralLifeSkillGenerallifeskillmeliputi beberapa hal berikut:1. kecakapan kesadaran diri (personalskill), meliputi sadar sebagai makhluk Tuhan, sadar akan potensi diri (fisik dan psikologi), sadar sebagai makhluk sosial, sadar sebagai makhluk lingkungan.2. Kecakapan berpikir (thinkingskill), meliputi kecakapan menggali informasi, kecakapan mengolah informasi, kecakapan menyelesaikan masalah secara kreatif dan aktif, kecakapan mengambil keputusan secara cepat dan tepat.3. Kecakapan sosial / kecakapan antarpersonal(socialskill), meliputi kecakapan berkomunikasi secara lisan dan tulisan, kecakapan bekerjasama.4. SpecificlifeskillYakni kecakapan yang terkait dengan pekerjaan yang ada di lingkungan dan ingin ditekuni,10meliputi beberapa hal berikut:111. Kecakapan akademik / kemampuan berpikir ilmiah (academicskill), meliputi kecakapan mengidentifikasi variabel dan menjelaskan hubungan antara variabel tersebut, kecakapan merumuskan hipotesis, kecakapan merancang dan melaksanakan penelitian.Kecakapan vokasional / kemampuan kejuruan (vocationalskill), meliputi kecakapan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentu yang terdapat di masyarakat.Kecakapan hidup yang bersifat umum (generallifeskill/ GLS) adalah kecakapan yang diperlukan oleh siapapun, baik yang bekerja, yang tidak bekerja dan yang sedang menempuh pendidikan.Kecakapan hidup yang bersifat spesifik (specificlifeskill/ SLS) adalah kecakapan yang diperlukan seseorang untuk menghadapi problema bidang khusus / tertentu disebut juga kompetensi teknis.Dalam kehidupan nyata antaraGeneralLifeSkilldanSpecificLifeSkills tidak berfungsi secara terpisah tetapi melebur menjadi satu tindakan individu yang melibatkan aspek fisik, mental, emosional dan intelektual.

Aplikasi kecakapan hidup dalam pembelajaranDalam pendidikan kecakapan hidup tidak terlepas dari kecakapan hidup yang bersifat umum maupun kecakapan hidup yang bersifat khusus yaitu:a.Kecakapan personalb.Kecakapan sosialc.Kecakapan akademikd.Kecakapan vokasionalKeempat kecakapan hidup ini secara berkelanjutan harus dimiliki oleh peserta didik sejak TK hingga sekolah menengah bahkan perguruan tinggi. Akan tetapi dalam praktik pengembangannya, penekanan pendidikan kecakapan hidup tetap mempertimbangkan tingkat perkembangan peserta didik sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan. Kecakapan hidup pada TK dan sekolah dasar (SD) berbeda dengan sekolah menengah pertama (SMP), demikian pula kecakapan hidup pada sekolah menengah atas (SMA), bergantung pada tingkat perkembangan psikologis dan fisiologis peserta didik.

Pelaksanaannya pada tiap jenjang pendidikanSecara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan kecakapan hidup yang diberikan sampai jenjang sekolah menengah lebih berorientasi pada upaya mempersiapkan peserta didik menghadapi era reformasi dan era globalisasi. Pada intinya pendidikan kecakapan hidup ini membantu dan membekali peserta didik dalam pengembangan kemampuan belajar,menyadari dan mensyukuri potensi diri,berani menghadapi problema kehidupan, serta mampu memecahkan persoalan secara kreatif. Pendidikan kecakapan hidup bukan mata pelajaran baru, akan tetapi sebagai alat dan bukan sebagai tujuan. Penerapan pendidikan kecakapan hidup terkait dengan kondisi peserta didik dan lingkungannya seperti substansi yang dipelajari,karakter peserta didik,kondisi sekolah dan lingkungannya.Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam menjabarkan kecakapan hidup yang berintegrasi dalam mata pelajaran,antara lain:a.Melakukan identifikasi unsur kecakapan hidup yang dikembangkan dalam kehidupan nyata yang dituangkan dalam bemtuk kegiatan pembelajaran.b.Melakukan identifikasi pengetahuan,ketrampilan,sikap dan nilai-nilai yang mendukung kecakapan hidup.c.Mengklasifikasi dalam bentuk topic atau tema dari mata pelajaran yang sesuai dengan kecakapan hidup.d.Menentukan metode pembelajaran.e.Merancang bentuk dan jenis penilai.Kelima langkah diatas yang harus diperhatikan adalah masalah teknik penilaian.Ada berbagai teknik yang dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik,hal ini yang berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar.Teknik mengumpulkan informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara penilaian kemajuan belajar peserta didik berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai.Penilaian kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikator-indikator pencapaian kompetensi yang memuat satu ranah atau lebih.Dengan indikatorr-indikator ini dapat ditentukan penilaian yang sesuai.Untuk itu ada tujuh teknik yang dapat digunakan yaitu: penilaian untuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian produk, penggunaan portofolio, penilaian diri.12

Bentuk-bentuk pendidikan kecakapan hidup

a.Program kelompok belajar usaha

Kelompok Belajar Usaha (KBU) adalah program pembelajaran yang\memberikan peluang kepada masyarakat melalui kelompok belajar untuk

belajar,bekerja dan berusaha, sebagai pasca program KF dan kesetaraan peket B

dan C.Tujuan KBU adalah untuk memperluas kesempatan belajar usaha bagi

masyarakat yang tidak mampu, agar memiliki penghasilan yang tetap, sehingga

dapat meningkatkan taraf hidup keluarganya.Pola pelaksanaan KBU dibedakan menjadi dua,yaitu pola bersama dan pola

sendiri-sendiri.Pola bersama yaitu warga belajar mengelola dana belajar usaha

secara bersama dalam kelompok, karena jenis usahanya sama.Pola sendiri-sendiri

yaitu KBU yang mengelila dana belajar usahanya dikelola atau diusahakan oleh

masing-masing warga belajar secara terpisah karena jenis usahanya berbeda-beda,

tetapi tetap dalam ikatan kelompok.

Program KBU ini dikatakan berhasil apabila warga belajar dapat

mengembangkan dan memasarkan hasil usahanya, memiliki penghasilan yang

tetap, serta dapat memutarkan atau mengembangkan dana belajar usahanya.

b.Kursus

Kursus merupakan salah satu pendidikan pada jalur pendidikan luar sekolah

yang diselenggarakan oleh masyarakat. Penyelenggaraannya yang sangat fleksibel

dengan kebutuhan masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

serta tuntutan dunia usaha atau industri, menjadikan peran kursus sangat strategis

dalam dunia pendidikan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang

berkualitas.

Kursus merupakan salah satu satuan pemdidikan luar sekolah yang

memberikan peningkatan berbagai jenis pengetahuan, ketrampilan dan sikap

mental bagi warga belajar yang memerlukan bekal dalam mengembangkan diri,

bekerja mencari nafkah, dan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih

tinggi.

Pada tahun 2001 jumlah kursus tercatat sebanyak 22.510 buah, terdiri dari

139 jenis ketrampilan. Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan kursus

dilaksanakan dengan bekerha sama dengan organisasi mtra dan subkonsorsium

yang terdiri dari unsur para pakar, praktisi, tenaga pendidik, dan penyelenggara

kursus.

c.Magang dan Beasiswa

Magang adalah bentuk belajar dan berlatih ketrampilan pada dunia kerja

yang lebih menekankan pada praktek dari pada teori. Sedangkan program

beasiswa adalah pemberian bantuan biaya kepada masyarakat untuk mengikuti

magang, kursus,atau satuan pendidikan ketrampilan lainnya.

Program magang dan beasiswa dalam pendidikan masyarakat bertujuan

untuk memberikan ketrampilan kejuruan bagi warga masyarakat yang berasal dari

keluarga kurang mampu,agar mereka memilki bekal ketrampilan untuk bekerja

atau menciptakan lapangan kerja sendiri.13

5. Tujuan pengembangan kecakapan hidup dalam pembelajaranTujuan diterapkannya konsep pendidikan berorientasi kecakapan hidup (lifeskill) adalah sebagai berikut. Pertama, memfungsikan pendidikan sesuai fitrahnya, yaitu mengembangkan potensi manusiawi peserta didik menghadapi perannya di masa yang akan datang. Kedua, memberikan peluang bagi institusi pelaksana pendidikan untuk mengembangkan pembelajaran yang fleksibel dan memanfaatkan potensi sumber daya yang ada di masyarakat sesuai dengan prinsip pendidikan terka (berbasis luas dan mendasar) serta prinsip manajemen pendidikan berbasis sekolah. Ketiga, membekali tamatan dengan kecakapan hidup agar kelak mampu menghadapi dan memecahkan permasalahan hidup dan kehidupan, baik sebagai pribadi yang mandiri, masyarakat dan warga negara.14

IV. ANALISIS

Saat ini perkembangan teknologi yang semakin pesat menjadi tantangan globalisasi yang dengan perkembangan teknologi tersebut menuntut kita agar mempunyai kualitas sumber daya manusia yang kuat, terdepan dan unggul dalam menghadapi persaingan di pasar global. Kualitas pendidikan di Indonesia yang masih rendah jika dibandingkan dengan kualitas pendidikan negara-negara lain di dunia, banyaknya peserta didik yang tidak melanjutkan sekolah hingga perguruan tinggi yang siswa tersebut berasal dari berbagai jenjang, minimnya daya tampung perguruan tinggi, sehingga sebagian besar manusia masuk dunia kerja tanpa memiliki banyak kecakapan hidup. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan diadakannya life skill untuk menyiapkan diri dalam kehidupan ini, maka life skill sangat dibutuhkan.Pengembangan kecakapan hidup itu sendiri ialah suatu ketrampilan yang dimiliki oleh peserta didik agar peserta didik itu mampu menghadapi masalah hidup dan kehidupan tanpa merasa tertekan serta dapat mencari dan menemukan solusi dalam mengatasi permasalahan hidup sehingga terjadilah perilaku ke arah yang lebih baik.Pengembangan kecakapan hidup dalam pembelajaran mempunyai dua landasan yaitu landasan yuridis dan landasan agama, yang masing-masing terdapat pada UU No. 20 tahun 2003 pasal 36 ayat 1, 2, 3 dan pasal 38 ayat 2 serta terdapat pada QS. Ar-Raad ayat 11.Aspek-aspek yang ada dalam life skill meliputi:Kecakapan dasar, yaitu kecakapan yang dimiliki seseorang sejak kecil atau kecakapan yang muncul dari diri sendiri. Kecakapan instrumental yaitu kecakapan yang bersifat misalnya, belajar membaca, menulis, menghitung, komunikasi dan lain-lain. Membantu, misalnya: mengelola sumber daya, memanfaatkan informasi dan lain-lain. Kecakapan umum, meliputi kesadaran diri, berpikir, sosial, sedangkan kecakapan khusus meliputi kecakapan akademik dan kecakapan kejuruan.Tujuan dari kecakapan hidup itu sendiri yaitu untuk mengembangkan potensi manusiawi peserta didik dalam menghadapi perannya di masa yang akan datang dan memberikan peluang bagi instansi pendidikan untuk mengembangkan memanfaatkan potensi sumber daya yang ada di masyarakat serta membekali tamatan sekolah dengan kecakapan hidup agar kelak dalam masyarakat mampu menghadapi dan memecahkan permasalahan hidup sebagai pribadi yang mandiri.

V. KESIMPULANDari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan kecakapan hidup (lifeskills) dalam pembelajaran adalah suatu ketrampilan atau kecakapan yang dimiliki oleh peserta didik untuk mampu menghadapi problema hidup dan kehidupan tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif mencari serta menemukan solusi dalam mengatasi permasalahan hidup sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.Pengembangan kecakapan hidup (lifeskills) dalam pembelajaran memiliki dua landasan:1. Landasan Yuridis: UU NO. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, Pasal 36 ayat 1,2 dan 3 dan pasal 38 ayat 2.2. Landasan Agama: Landasan agama bersandar pada Al-Qur'an surat Ar-Rad ayat 11.Aspek-aspek pengembangan kecakapan hidup dalam pembelajaran:1. Kecakapan dasar2. Kecakapan instrumental3. Generallifeskill: kecakapan yang diperlukan oleh siapapun, baik yang bekerja, yang tidak bekerja dan yang sedang menempuh pendidikan, meliputi: Personalskill Thinkingskill Socialskill4. Specificlifeskill: kecakapan yang diperlukan seseorang untuk menghadapi problema bidang khusus, meliputi:

Academicskill VocationalskillTujuan dari pengembangan kecakapan hidup dalam pembelajaran yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar kelak mampu menghadapi dan memecahkan permasalahan hidup dan kehidupan di masa yang akan datang, baik sebagai pribadi yang mandiri, masyarakat dan warga negara.

VI. PENUTUPTidak ada kebenaran yang mutlak bagi manusia dengan segala keterbatasan nya, tidak ada pula kesempurnaan bagi apa-apa saja yang dihasilkan manusia. Oleh karenanya, makalah inipun tentunya jauh dari potensi untuk meredakan dahaga ilmu bagi para pembaca. Pemakalah mengharapkan kritik dan saran pembaca agar tercapainya hal yang lebih baik di hari esok.