PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN MEDIA KOMIK …staff.uny.ac.id/sites/default/files/artikel...

15
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN MEDIA KOMIK PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR Sungkono, M.Pd., Dr. Mulyo Prabowo, M.Pd., Isniatun Munawaroh, S.Pd. M.Pd. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menghasilkan instrumen penilaian media komik pembelajaran Sekolah Dasar. Metode yang akan digunakan yaitu menempuh langkah-langkah metode penelitian pengembangan 4D (Four D), yaitu Define, Design, Develop, dan Disseminate. Subjek penelitian adalah ahli assessment, ahli media, dan pengguna. Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan angket dan teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis statistik deskriptif. Pengembangan ini menghasilkan instrumen penilaian media komik pembelajaran Sekolah Dasar untuk ahli media. Kata Kunci : Instrumen, komik pembelajaran, sekolah dasar DEVELOPING INSTRUMENT EVALUATION FOR COMIC INSTRUCTIONAL ELEMENTARY SCHOOL MEDIA Sungkono, M.Pd. Dr. Mulyo Prabowo, M.Pd., Isniatun Munawaroh, S.Pd.,M.Pd. ABSTRACT This research aim was developing an instrument evaluation for comic instructional media. The method for this research were 4D (Four D) research and development method, that contains four steps of development stage, which are Define, Design, Develop and Disseminate. The subject for this research was an expert in assessment, media, user. The data collected using questionnaire and being analyzed using descriptive statistical analysis. This research produce an comic evaluation instrument for media expert. Keyword : Questionnaires, Instructional Comic, Elementary School. PENDAHULUAN Penggunaan media pembelajaran di tingkat Sekolah Dasar sangat penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam rangka mengkongkritkan pesan pembelajaran. Mengingat perkembangan berfikir siswa Sekolah Dasar ada pada tahap operasional kongkrit yang membutuhkan pola pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Media pembelajaran yang dapat

Transcript of PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN MEDIA KOMIK …staff.uny.ac.id/sites/default/files/artikel...

Page 1: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN MEDIA KOMIK …staff.uny.ac.id/sites/default/files/artikel instrumen media komik-upload_0.pdfKomik merupakan suatu bentuk seni yang menggunakan gambar

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN MEDIA KOMIK PEMBELAJARAN

SEKOLAH DASAR

Sungkono, M.Pd., Dr. Mulyo Prabowo, M.Pd., Isniatun Munawaroh, S.Pd. M.Pd.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan menghasilkan instrumen penilaian media komik pembelajaran Sekolah

Dasar. Metode yang akan digunakan yaitu menempuh langkah-langkah metode penelitian

pengembangan 4D (Four D), yaitu Define, Design, Develop, dan Disseminate. Subjek

penelitian adalah ahli assessment, ahli media, dan pengguna. Pengambilan data pada penelitian

ini menggunakan angket dan teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis statistik

deskriptif. Pengembangan ini menghasilkan instrumen penilaian media komik pembelajaran

Sekolah Dasar untuk ahli media.

Kata Kunci : Instrumen, komik pembelajaran, sekolah dasar

DEVELOPING INSTRUMENT EVALUATION FOR COMIC INSTRUCTIONAL

ELEMENTARY SCHOOL MEDIA

Sungkono, M.Pd. Dr. Mulyo Prabowo, M.Pd., Isniatun Munawaroh, S.Pd.,M.Pd.

ABSTRACT

This research aim was developing an instrument evaluation for comic instructional media. The

method for this research were 4D (Four D) research and development method, that contains four

steps of development stage, which are Define, Design, Develop and Disseminate. The subject for

this research was an expert in assessment, media, user. The data collected using questionnaire and

being analyzed using descriptive statistical analysis. This research produce an comic evaluation

instrument for media expert.

Keyword : Questionnaires, Instructional Comic, Elementary School.

PENDAHULUAN

Penggunaan media pembelajaran di tingkat Sekolah Dasar sangat penting untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran dalam rangka mengkongkritkan pesan pembelajaran.

Mengingat perkembangan berfikir siswa Sekolah Dasar ada pada tahap operasional kongkrit yang

membutuhkan pola pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Media pembelajaran yang dapat

Page 2: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN MEDIA KOMIK …staff.uny.ac.id/sites/default/files/artikel instrumen media komik-upload_0.pdfKomik merupakan suatu bentuk seni yang menggunakan gambar

digunakan pada tingkat Sekolah Dasar diantaranya adalah media gambar, multimedia, media tepat

guna dan komik. Berdasarkan hasil penelitian Sungkono (2008) membuktikan bahwa media komik

untuk pembelajaran IPS lebih disukai oleh siswa dibandingkan dengan media belajar yang lain.

Hal tersebut dikarenakan media komik merupakan media yang sangat dekat dengan siswa,

menyenangkan dan mudah digunakan.

Komik merupakan suatu bentuk seni yang menggunakan gambar tidak bergerak yang

disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya, komik dicetak di atas

kertas dan dilengkapi dengan teks. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari

strip dalam koran, dimuat dalam majalah, hingga berbentuk buku tersendiri. Ciri khas suatu komik

dapat dilihat dari tampilannya yang disajikan dalam bentuk panel disertai dengan teks seperti

ballon yang memuat teks sebagai penyampai isi cerita berupa caption yang menunjukkan dialog,

narasi, efek suara, dan informasi lainnya. Ukuran dan susunan panel diatur sedemikian rupa untuk

penyampaian narasi dari ide cerita. Gambar kartun dan ilustrasi gambar lainnya adalah hal yang

umumnya ada dalam komik.

Berdasarkan etimologi Bahasa Indonesia, komik berasal dari kata comic yang berarti lucu,

lelucon. Sedangkan Nurgiyantoro (2005:409) menyebutkan bahwa komik berasal dari bahasa

Belanda “komiek” yang berarti pelawak. McCloud dalam Gumelar (2011: 6) sendiri

menyebutkan, komik adalah gambar yang berjajar dalam urutan yang disengaja, dimaksudkan

untuk menyampaikan atau menghasilkan respon estetik dari pembaca. Menurut Gumelar (2011 :

7), komik adalah urutan-urutan yang ditata sesuai tujuan dan filosofi pembuatnya hingga pesan

cerita tersampaikan, komik cenderung diberi lettering yang diperlukan sesuai kebutuhan.

Sedangkan menurut Eisner dalam Maharsi (2011:3) komik adalah susunan gambar dan kata-kata

untuk menceritakan sesuatu atau mendramatisir suatu ide. Berdasarkan beberapa pendapat ahli

tersebut, dapat disimpulkan bahwa komik adalah suatu susunan gambar yang ditata sedemikian

rupa per adegan dan menjadi suatu rangkaian cerita untuk menyampaikan pesan tertentu kepada

pembaca.

Komik yang telah berkembang dewasa ini, memiliki banyak macamnya. Menurut Maharsi

(2011:15-27), macam-macam komik dapat digolongkan menjadi dua kategori yaitu berdasarkan

bentuk dan jenisnya.

Page 3: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN MEDIA KOMIK …staff.uny.ac.id/sites/default/files/artikel instrumen media komik-upload_0.pdfKomik merupakan suatu bentuk seni yang menggunakan gambar

1. Komik berdasarkan Bentuknya: a) Komik Strip, merupakan komik yang terdiri dari beberapa

panel saja dan biasanya muncul di koran ataupun majalah. b) Buku Komik (Comic Book),

merupakan komik yang disajikan dalam bentuk buku, menyerupai majalah dan terbit secara

rutin. c) Novel Grafis (Graphic Novel), dikemukakan pertama kali oleh Will Eisner. Perbedaan

antara komik biasa dengan novel grafis ini terletak pada tema yang biasanya lebih serius dan

panjang cerita yang memang hampir sama seperti novel. d) Komik Kompilasi, merupakan

kumpulan dari beberapa judul komik dengan komikus yang berbeda-beda. e) Komik Online

(Web Comic), merupakan komik yang dipublikasikan melalui internet, sehingga biaya yang

dihabiskan relatif murah dan jangkauannya sangat luas.

2. Komik berdasarkan Jenisnya: Komik Edukasi, merupakan komik yang berisi nilai-nilai

pendidikan, biasanya dipakai sebagai media alternatif untuk menyampaikan ilmu kepada

pembaca. a) Komik Promosi (Komik Iklan), merupakan komik yang digunakan untuk

mempromosikan suatu produk dan umumnya hanya menampilkan cerita satu halaman tamat

saja. b) Komik Wayang, merupakan komik yang berisi tentang kisah-kisah pewayangan seperti

Mahabharata dan Ramayana. c) Komik Silat, merupakan komik yang didominasi adegan laga

atau pertarungan dan seting ceritanya menyesuaikan budaya negara masing-masing.

Komik memiliki beberapa elemen-elemen, menurut Maharsi (2011:75-104) elemen

tersebut yaitu: 1) Panel, adalah kotak yang berisi ilustrasi dan teks yang nantinya membentuk

sebuah alur cerita. sering disebut dengan frame cerita. 2) Sudut Pandang dan Ukuran Gambar

Sudut Pandang. 3) Balon Kata, sering disebut dengan balon ucapan, balon dialog. 4) Bunyi Huruf,

mempunyai nama lain sound lettering yang digunakan untuk mendramatisir adegan. 5) Ilustrasi,

merupakan seni gambar yang dipakai untuk memberikan penjelasan atas suatu tujuan tertentu

secara visual. ilustrasi hanya terdiri dari beberapa gambar yang memvisualisasikan isi suatu cerita

(Kusrianto dalam Maharsi : 2011), 6) Cerita. Terdapat dua unsur penting didalam komik yaitu

gambar dan narasi, cerita atau sastra. 7) Symbolia, adalah gambaran ikon yang digunakan dalam

komik. Symbolia tervisual dalam benda ataupun huruf.

Elemen-elemen komik tersebut menjadikan media komik pembelajaran menjadi lebih

menarik dan mudah untuk dipahami dalam menyampaikan konten pembelajaran sehingga

memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran.

Page 4: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN MEDIA KOMIK …staff.uny.ac.id/sites/default/files/artikel instrumen media komik-upload_0.pdfKomik merupakan suatu bentuk seni yang menggunakan gambar

Media komik memiliki banyak pengaruh positif sehingga menyebabkan semakin

banyaknya media komik yang digunakan untuk pembelajaran di Sekolah Dasar. Dalam tahap

pengembangannya, media pembelajaran sebelum digunakan secara luas perlu dievaluasi terlebih

dahulu, baik dari segi isi materi, segi edukatif, maupun dari segi teknis permediaan, sehingga

media tersebut ketika digunakan sudah memenuhi persyaratan sebagai media pendidikan yang

baik. Namun Banyak media pembelajaran yang telah dikembangkan termasuk media komik

pembelajaran, begitu selesai diproduksi baik oleh guru maupun pengembang media langsung

digunakan dalam kegiatan pembelajaran, tanpa dilakukan evaluasi terlebih dahulu. Evaluasi media

dimaksudkan untuk melindungi pengguna dari hal-hal yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Hal ini penting untuk diperhatikan dan dilakukan agar apa yang disampaikan kepada peserta didik

sudah benar dan baik, sementara ini masih banyak orang yang beranggapan bahwa media yang

telah dibuat langsung dapat digunakan.

Media pembelajaran yang telah dibuat ketika akan digunakan seharusnya telah dievaluasi

terlebih dahulu dengan menggunakan intrumen yang baik. Tujuan dilakukannya evaluasi terhadap

media yang telah dibuat sebagaimana diungkapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan

Menengah (1988/1989) yaitu: 1) Memberikan pedoman kepada instansi pemerintah dalam

mengadakan media pendidikan yang bermutu. 2) Memberikan pedoman kepada guru dalam

membuat media pendidikan yang bermutu. 3) Memberikan pedoman kepada produsen dalam

memproduksi media pendidikan yang bermutu. 4) Melindungi sekolah dari penggunaan media

pendidikan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dari segi teknis kependidikan.

Penilaian media merupakan salah satu bentuk kegiatan evaluasi media. Evaluasi media

pendidikan menurut Arief S. Sadiman (2006) dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu

evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif adalah proses yang dimaksudkan untuk

mengumpulkan data tentang efektivitas dan efisiensi media untuk mencapai tujuan yang

ditetapkan. Data tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan media yang

bersangkutan agar lebih efektif dan efisien. Evaluasi sumatif adalah proses pengumpulan data

untuk menentukan apakah media yang dibuat patut digunakan dalam situasi-situasi tertentu atau

apakah media tersebut benar-benar efektif atau tidak, setelah media tersebut diperbaiki dan

disempurnakan. Penilaian dalam pembahasan ini merupakan istilah lain dari evaluasi formatif.

Evaluasi formatif terdiri dari tiga tahapan yaitu: evaluasi satu lawan satu (one to one), evaluasi

kelompok kecil (small group evaluation), dan evaluasi lapangan (field evaluation).

Page 5: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN MEDIA KOMIK …staff.uny.ac.id/sites/default/files/artikel instrumen media komik-upload_0.pdfKomik merupakan suatu bentuk seni yang menggunakan gambar

Media pembelajaran sebelum digunakan secara luas perlu dievaluasi terlebih dahulu,

baik dari segi isi materi, segi edukatif, maupun segi teknis permediaan, sehingga media tersebut

ketika digunakan sudah memenuhi persyaratan sebagai media pendidikan yang baik. Evaluasi

media dimaksudkan untuk melindungi pengguna dari hal-hal yang tidak dapat

dipertanggungjawabkan. Hal ini penting untuk diperhatikan dan dilakukan agar apa yang

disampaikan kepada peserta didik sudah benar dan baik, sementara ini masih banyak orang yang

beranggapan bahwa media yang telah dibuat langsung dapat digunakan. Kondisi yang demikian

sering kita jumpai dalam praktek sehari-hari. Untuk dapat mengetahui media yang telah

diproduksi baik atau tidak perlu dievaluasi yang sebelumnya diperlukan adanya instrumen yang

baik.

Dalam mengevaluasi media dapat juga dilakukan dengan cara berkonsultasi/

mencobakannya kepada ahli bidang studi (content expert) dan ahli media/pengkaji media (media

expert). Ahli bidang studi diharapkan akan banyak memberikan masukan kepada pembuat media

dari sisi materi terutama mengenai iisi/materi program. Konsultasi kepada ahli media diharapkan

akan banyak memberikan masukan tentang bentuk fisik dan kemasan serta media performance

secara keseluruhan. Hal terpenting dalam mengevaluasi media pembelajaran perlu

dikembangkan/dibuat instrumennya terlebih dahulu. Instrumen evaluasi media pembelajaran

dapat berupa, tes, pedoman wawancara, angket, pedoman/lembar observasi, dan skala. Dalam

penelitian ini akan dikembangkan jenis angket bentuk tertutup dan skala. Kriteria penilaian

perangkat keras (hardware) media pendidikan dibagi menjadi dua bagian yaitu kriteria yang

bersifat umum dan kriteria penilaian yang bersifat khusus. Kriteria umum berlaku untuk semua

jenis perangkat keras media pendidikan, seperti: 1) Praktis, kuat, dan mudah dioperasikan, 2)

Suku cadang mudah didapat, 3) Memberikan perlindungan keamanan bagi pemakai, dan 4)

standar untuk digunakan di Indonesia. Kriteria khusus perangkat media pendidikan yang bersifat

khusus berlaku hanya untuk jenis perangkat keras yang bersangkutan. Kriteria ini merupakan

pedoman bagi penilai media pendidikan dalam menilai spesifikasi teknis yang dimiliki oleh setiap

perangkat keras yang akan dinilai.

Agar dalam melakukan evaluasi dapat berlangsung efektif maka diperlukan suatu

instrumen evaluasi yang tepat. Instrumen evaluasi media komik yang ada saat ini masih sangat

bervariasi dan belum dilakukan kajian yang cermat. Mengingat kondisi seperti itu maka penelitian

ini dirasa penting dilakukan dalam rangka mengembangkan instrument yang layak.

Page 6: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN MEDIA KOMIK …staff.uny.ac.id/sites/default/files/artikel instrumen media komik-upload_0.pdfKomik merupakan suatu bentuk seni yang menggunakan gambar

Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data (Purwanto,

2007:9). Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif

tentang karakteristik variabel secara objektif (Hadjar, 1996:160). Sementara Subrata (2013:52)

menyatakan, instrumen adalah alat yang digunakan untuk merekam data secara kuantitatif yang

pada umumnya berkaitan dengan keadaan dan aktivitas atribut psikologis. Dari ketiga definisi yang

disampaikan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa, instrumen adalah alat yang digunakan

untuk mengumpulkan atau merekam data (informasi kuantitatif) tentang karakteristik suatu

benda/objek atau atribut psikologis secara objektif.

Untuk mengetahui apakah suatu komik pembelajaran tergolong kategori baik atau tidak,

diperlukan suatu alat ukur yang dilengkapi dengan kriteria yang jelas dan benar menurut teori

tertentu. Alat yang digunakan untuk mengetahui kualitas komik pembelajaran tersebut biasa

dikenal dengan instrumen penilaian komik pembelajaran. Dengan demikian yang dimaksud

dengan instrumen penilaian komim pembelajaran adalah alat yang digunakan evaluator untuk

mengumpulkan data terkait kualitas suatu media komik pembelajaran.

Untuk mengungkap suatu media komik pembelajaran yang layak diperlukan instrumen

penilaian yang valid dan reliabel. Dengan instrumen yang valid dan reliabel, diharapkan akan dapat

mengungkap kemampuan suatu komik pembelajaran dalam memotivasi dan memudahkan para

pembacanya untuk memahami lebih lanjut tentang isi komik tersebut. Secara teori, untuk

menghasilkan instrumen yang valid dan reliabel, proses pengembangan instrumen harus melalui

prosedur pengembangan instrumen, diantaranya sebagai berikut; 1) melakukan kajian pustaka

yang mendalam terkait variabel yang akan dinilai untuk mendapatkan landasan teori yang kokoh

sebagai bahan dasar penyusunan instrumen, 2) menyusun definisi konseptual yang tepat, 3)

merumuskan definisi operasional yang memadai yang mengandung ciri/karakteristik yang ideal

terkait objek yang akan dinilai, 4) menjabarkan definisi operasional ke dalam dimensi atau aspek-

aspek ideal terkait objek yang akan dinilai, 5) menjabarkan setiap dimensi ideal objek yang dinilai

kedalam beberapa indikator dan sub-indikator yang terukur, 6) menyusun kisi-kisi instrumen, 7)

menyusun instrumen penilaian, 8) meminta verifikasi pakar (expert justment) dan melakukan

revisi instrumen, 8) melakukan penilaian produk instrumen, 9) melakukan uji implementasi

instrumen, 10) merevisi instrumen, dan 11) menetapkan perangkat akhir instrumen.

Djali dan Mudjiono dalam Sudaryono, dkk. (2013:83) menguraikan langkah-langkah

pengembangan instrumen pengumpul data, sebagai berikut: 1). Mensintesa teori-teori yang relevan

Page 7: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN MEDIA KOMIK …staff.uny.ac.id/sites/default/files/artikel instrumen media komik-upload_0.pdfKomik merupakan suatu bentuk seni yang menggunakan gambar

dengan konsep variabel yang hendak diukur dan menyusun konstruk variabel. 2).

Mengembangkan dimensi dan indikator variabel relevan dengan rumusan konstruk variabel 3).

Menyusun kisi-kisi instrumen dalam bentuk tabel spesifikasi yang terdiri dari kolom dimensi,

indikator, nomor butir dan jumlah butir untuk setiap dimensi dan indikator. 4). Menentukan

besaran atau parameter yang bergerak dalam rentangan kontinum dari suatu kutub ke kutub lain

yang berlawanan. 5). Menulis butir-butir instrumen baik dalam bentuk pertanyaan maupun

pernyataan. 6). Memvalidasi butir secara teoritik melalui pemeriksaan pakar atau penilaian

panelis. 7). Menggandakan instrumen yang telah dianggap valid secara teoritik secara terbatas

untuk keperluan uji coba. 8). Melakukan uji coba instrumen secara empirik di lapangan, 9).

Melakukan revisi instrumen berdasarkan kriteria validitas internal dan eksternal. 10). Melakukan

ujicoba kembali instrumen sampai sehingga menghasilkan semua butir instrumen yang valid. 11).

Merakit seluruh butir instrumen yang telah disusun menjadi instrumen yang final.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang berorientasi pada produk.

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengembangkan suatu produk yang akan digunakan dalam

pendidikan. Adapun produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah produk instrumen

penilaian yang akan digunakan untuk mengevaluasi media komik pembelajaran Sekolah Dasar.

Prosedur pengembangan yang dirancang dalam penelitian ini mengacu pada langkah-

langkah pengembangan yang dikembangkan oleh Thiagaradjan. Langkah-langkah tersebut

meliputi; Define, Design, Development dan Dessiminenation. Penelitian ini dirancang hanya akan

menggunakan ketiga langkah yaitu define, design dan development. Langkah dessiminetion tidak

dilaksanakan dalam penelitian ini mengingat singkatnya waktu penelitian.

Langkah define dalam penelitian ini merupakan tahapan analisis kebutuhan sebagai dasar

dalam pengembangan. Tahap ini dilakukan dengan kegiatan focus group discussion (FGD) untuk

menggali terkait komik pembelajaran yang bagaimanakah yang sesuai dengan jenjang Sekolah

Dasar sehingga dapat memberikan panduan dalam pengembangan instrument evaluasi untuk

menilai media komik pembelajaran di Sekolah Dasar. Selain kegiatan FGD, pada tahapan ini

dilakukan kajian pustaka terkait untuk menggali teori terkait komik pembelajaran untuk Sekolah

Dasar. Langkah design atau perancangan dilakukan dengan menyusun prototype instrument

meliputi perumusan konstruk instrumen, pengembangan kisi-kisi instrument, pengembangan item

Page 8: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN MEDIA KOMIK …staff.uny.ac.id/sites/default/files/artikel instrumen media komik-upload_0.pdfKomik merupakan suatu bentuk seni yang menggunakan gambar

instrumen dan penentuan skala penilaian. Langkah development dalam penelitian ini mencakup

validasi ahli assessment dan ahli media komik pembelajaran Sekolah Dasar, perbaikan

berdasarkan hasil validasi, analisis data skala penilaian, revisi dan finalisasi produk instrumen.

Penelitian ini dilakukan di lingkungan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Yogyakarta (UNY). Adapun subjek dalam penelitain ini meliputi 5 orang ahli yang terdiri dari

Subjek Validasi Ahli evaluasi pembelajaran sebanyak 1 orang, untuk menilai terkait kualitas

instrumen pembelajaran dari aspek evaluasi dan penilaian. Subjek Validasi Ahli media komik

pembelajaran sekolah dasar sebanyak 1 orang, untuk menilai kualitas instrumen dari aspek media

komik pembelajaran sekolah dasar, dan Subjek try out instrumen sebanyak 3 orang, untuk

mengetahui reliabilitas/keajegan instrumen yang telah dikembangkan.

Teknik Pengumpulan Data dalam penelitian ini diawali dengan kegiatan FGD, teknik

angket dan analisis dokumen. Teknik angket digunakan pada saat validasi ahli, dan pengujian

lapangan terbatas. Sedangkan teknik analisis dokumen hanya digunakan pada saat studi

pendahuluan. Teknik angket pada saat studi pendahuluan digunakan untuk mengungkap

kebutuhan akan produk instrumen penilaian media komik pembelajaran yang layak untuk tingkat

Sekolah Dasar. Untuk memperkuat hasil analisis kebutuhan akan produk instrumen yang akan

dikembangkan tersebut dilakukan analisis dokumen instrumen penilaian media komik

pembelajaran yang selama ini digunakan oleh mahasiswa di lingkungan Universitas Negeri

Yogyakarta dalam penyusunan skripsi dan tesis. Teknik angket pada saat uji validasi ahli

digunakan untuk mengetahui validitas isi dan tampang produk instrumen yang dikembangkan.

Instrumen yang digunakan mencakup: angket validasi ahli penilaian, serta angket validasi ahli

media komik pembelajaran Sekolah Dasar oleh dosen. Angket validasi ahli digunakan untuk

mengumpulkan data kuantitatif dari ahli penilaian dan ahli media komik pembelajaran SD.

Instrumen yang divalidasi ahli instrumen meliputi: format, Bahasa, isi instrument, dan fungsi. Dari

empath al tersebut kemudian dijabarkan menjadi sepuluh pertanyaan yaitu Kejelasan kata

pengantar, Kejelasan petunjuk, Bahasa Komunikatif, mudah dipahami, Jelas/tidak menimbulkan

penafsiran ganda, Kesesuaian dengan EYD, Bahasa yang digunakan baik dan benar, Pernyataan

sesuai dengan tujuan pembuatan instrument, Pernyataan dirumuskan secara jelas, Instrumen

mampu mengukur kualitas media komik pembelajaran SD secara detail tiap aspek

tertentu.Sedangkan instrumen yang divalidasi oleh ahli media komik pembelajaran Cakupan

Page 9: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN MEDIA KOMIK …staff.uny.ac.id/sites/default/files/artikel instrumen media komik-upload_0.pdfKomik merupakan suatu bentuk seni yang menggunakan gambar

Aspek/kriteria media komik, Memuat unsur desain grafis, dan Kesesuaian media komik dengan

tujuan pembelajaran.

Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari jenis data kuantitatif yang bersumber dari skala

penilaian produk instrumen dan jenis data kualitatif berupa catatan dan saran/masukan yang

bersumber dari hasil angket.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik deskriptif kualitatif dan

kuantitatif. Teknik analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis data-data yang

bersifat kualitatif, sedangkan teknik analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisis

data yang besifat kuantitatif, dan selanjutnya dikonversi ke dalam kategori: sangat layak, layak,

cukup layak, dan kurang layak. Adapun patokan kategorisasinya yaitu:

3.26 – 4,00 = sangat layak

2.56 – 3.25 = layak

1.76 – 2.50 = cukup layak

1.00 – 1.75 = kurang layak

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengembangan Produk Awal

Penelitian ini dimaksudkan untuk menghasilkan instrumen penilaian media komik pembelajaran

Sekolah Dasar yang layak digunakan untuk mengevaluasi media komik yang akan digunakan

dalam proses pembelajaran di Sekolah Dasar dari aspek permediaan. Pengembangan instrumen

dalam penelitian ini menempuh langkah-langkah memodifikasi langkah-langkah yang

dikembangkan Thiagaradjan yaitu define, design, dan development. Langkah Define. Ada dua

kegiatan yang dilakukan peneliti dalam langkah ini yaitu FGD dan kajian pustaka. Kegiatan FGD

dilakukan kepada beberapa guru Sekolah Dasar Muhammadiyah Sokonandi yang dalam proses

pembelajarannya sering menggunakan media komik. Dari kegiatan diskusi ini diketahui bahwa

guru-guru ketika menggunakan media komik dalam proses pembelajarannya tidak melakukan

penilaian dengan menggunakan intrumen tertentu terlebih dahulu. Guru-guru hanya melihat topik

komik dengan materi yang dibahas, sehingga guru sebenarnya belum tahu secara pasti kualitas dan

Page 10: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN MEDIA KOMIK …staff.uny.ac.id/sites/default/files/artikel instrumen media komik-upload_0.pdfKomik merupakan suatu bentuk seni yang menggunakan gambar

kelayakan dari media komik yang digunakannya tersebut. Atas dasar hal tersebut sebenarnya

sangat diperlukan sekali instrumen untuk menilai kualitas suatu media komik pembelajaran.

Disamping melakukan FGD dalam penelitian ini juga dilakukan kajian pustaka. Studi pustaka

dilakukan terhadap literatur yang mebahas komik khususnya komik pembelajaran dan instrumen

media komik pembelajaran. Hasil kajian literature digunakan sebagai dasar teori penelitian dan

pengembangan produk instrumen, menyusun kerangka berfikir, pertanyaan penelitian, dan

menyusun instrumen penelitian serta digunakan untuk membahas instrumen yang telah dihasilkan.

Langkah Design, Kegiatan penting yang dilakukan dalam langkah ini yaitu merumuskan konstruk

instrumen, pengembangan kisi-kisi instrumen, dan mengembangan item instrumen. Berdasarkan

kajian pustaka sebagaimana telah diungkap terdahulu maka dapat disusun kisi-kisi instrumen

media komik pembelajaran sebagai berikut:

Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Penilaian Media Komik Pembelajaraan (ahli media)

__________________________________________________________________

No ASPEK YANG DIEVALUASI JUMLAH ITEM

__________________________________________________________________

1 Bentuk fisik 4

2 Penokohan 3

3 Kegrafisan 11

4 Warna 6

5 Pembelajaran 9

_________________________________________________________________

Setelah kisi-kisi disusun kemudian dikembangkan item-item dari masing-masing aspek media

komik pembelajaran.

Langkah Development

Pada langkah ini kegiatan yang dilakukan yaitu validasi instrumen penilaian media komik

pembelajaran Sekolah Dasar yang telah tersusun kepada dua orang ahli/ yaitu ahli

assessment/penilaian dan ahli media komik pembelajaran. Ahli assessment dalam penelitian ini

yaitu Dr. Ali Muhtadi, M.Pd. dan ahli media komik pembelajaran Sekolah Dasar yaitu Unik

Ambarwati, M.Pd.

Page 11: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN MEDIA KOMIK …staff.uny.ac.id/sites/default/files/artikel instrumen media komik-upload_0.pdfKomik merupakan suatu bentuk seni yang menggunakan gambar

1. Hasil Validasi Ahli Assesment

Berdasarkan data yang diperoleh dari validator penilaian/ahli assessment diketahui bahwa skor

total 38 sehingga skor reratanya 3.8, maka dapat disimpulkan instrumen penilaian media komik

yang dikembangkan kategori sangat layak. Bila ditinjau dari masing-masing aspek maka dapat

disajikan sebagai berikut: dilihat dari aspek Format diperoleh skor rerata 4 (sangat layak), aspek

Bahasa diperoleh skor rerata 4 (sangat layak), aspek isi instrument diperoleh skor rerata 3.5 (sangat

layak), dan aspek Fungsi diperoleh skor rerata 3.5 (sangat layak). Namun demikian ahli assessment

memberi masukan yakni 1) perlunya penambahan indikator yaitu: indikator kejelasan ilustrasi,

keharmonisan penggunaan warna, kemampuan media komik mencapai kompetensi dasar. 2)

Beberapa konsep perlu disempurnakan, beberapa redaksi perlu direvisi, dan ada item soal yang

perlu revisi yaitu jenis kertas diubah menjadi kualitas kertas yang digunakan.

2. Hasil Validasi Ahli Media Komik Pembelajaran SD

Instrumen penilaian media komik pembelajaran SD selain divalidasi oleh ahli assessment juga

telah divalidasi oleh ahli media komik pembelajaran SD. Berdasarkan data dari ahli media dapat

diketahui bahwa secara keseluruhan instrumen penilaian media komik pembelajaran yang

dikembangkan diperoleh skor rerata 4 (kategori sangat layak). Hal ini juga tampak dari skor

masing-masing indikator yaitu 1) indicator cakupan aspek/kriteria skor 4 (sangat layak), 2)

indicator unsur desain grafis skor 4 (sangat layak), dan indicator kesesuaian media dengan tujuan

pembelajaran skor 4 (sangat layak). Namun demikian ada saran perlu ditambahkan indikator

kesesuaian materi dengan tema dan kepadatan pesan pada balon kata.

Hasil Uji Coba Produk Instrumen

Uji coba produk ini dilakukan secara terbatas dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan tampang

dan keberfungsian produk yang dikembangkan untuk menilai kualitas atau kelayakan media komik

pembelajaran yang ada sebelum digunakan dalam proses pembelajaran. Uji coba instrumen ini

dilakukan oleh pengguna instrumen dalam hal ini 3 alumni Program Studi Teknologi Pendidikan.

Berdasarkan uji coba pemanfaatan instrumen oleh pengguna instrumen dapat diketahui skor rerata

diperoleh yaitu 3.42 (kategori sangat layak).

Page 12: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN MEDIA KOMIK …staff.uny.ac.id/sites/default/files/artikel instrumen media komik-upload_0.pdfKomik merupakan suatu bentuk seni yang menggunakan gambar

Produk Akhir

Atas dasar masukan-masukan dari ahli assessment dan ahli media komik pembelajaran maka

dilakukan revisi yaitu penambahan 5 indicator, sehingga instrument yang semula berjumlah 28

indikator direvisi menjadi 33 indikator. Adapun instrumen penilaian media komik pembelajaran

Sekolah Dasar hasil revisi adalah sebagai berikut:

PRODUK AKHIR:

INSTRUMEN PENILAIAN MEDIA KOMIK PEMBELAJARAN SD

(AHLI MEDIA KOMIK PEMBELAJARAN SD)

PETUNJUK

Berilah penilaian Bapak/Ibu terhadap Komik Pembelajaran yang telah tersedia dengan cara

memberi tanda cek (√) pada kolom skor yang disediakan. Deskripsi penilaian dijabarkan sebagai

berikut:

1 = Kurang sesuai/kurang tepat/kurang lengkap/kurang awet

2 = Cukup sesuai/cukup tepat/cukup awet

3 = Sesuai/tepat/lengkap/awet

4 = Sangat sesuai/sangat tepat/sangat lengkap/sangat awet

_____________________________________________________________________________

No ASPEK YANG DIEVALUASI 1 2 3 4

_____________________________________________________________________________

ASPEK FISIK

1. Bentuk buku komik

2. Ukuran buku komik

3. Kualitas kertas yang digunakan

4. Keawetan kertas yang digunakan

PENOKOHAN

5. Kesesuaian pemilihan karakter tokoh ceritera dengan karakteristik siswa

6. Kemenarikan desain karakter tokoh

7. Ketepatan karakter tokoh dengan isi ceritera

KEGRAFISAN

8. Kesesuaian jenis/bentuk huruf dengan karakteristik siswa

9. Kesesuaian ukuran huruf dengan karakteristik siswa

10. Bidang susunan teks

11. Penggunaan spasi antar baris

12. Penggunaan tanda baca

13. Ketepatan penempatan ilustrasi

14. Kejelasan ilustrasi

15. Ketepatan penempatan balon kata

16. Kepadatan pesan pada balon kata

Page 13: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN MEDIA KOMIK …staff.uny.ac.id/sites/default/files/artikel instrumen media komik-upload_0.pdfKomik merupakan suatu bentuk seni yang menggunakan gambar

17. Kesesuaian Ilustrasi dengan materi

18. Kelengkapan identitas cover

19. Kekontrasan warna huruf dengan background cover

20. Kekontrasan warna huruf teks dengan background pada balon kata

21. Kemenarikan warna cover buku komik

22. Kemenarikan warna huruf teks dengan background teks

23. Kesesuaian penggunaan warna dengan karakteristik siswa

24. Keharmonisan penggunaan warna

25. Kejelasan judul pada media komik

26. Kesesuaian materi dengan kompetensi dasar

27. Kesesuaian materi dengan indikator

28. Kesesuaian materi dengan tema

29. Kesesuaian media komik dengan karakteristik

30. Ketepatan pemilihan bahasa sesuai karakteristik siswa

31. Keruntutan penyajian materi

32. Kejelasan pemberian contoh

33. Kemampuan media komik mencapai KD

_________________________________________________________________________

SARAN

_________________________________________________________________________

____________ , _________

Ahli media

_______________________

KESIMPULAN:

Berilah lingkangan pada pernyataan berikut:

1. Instrumen layak digunakan tanpa revisi

2. Instrumen layak digunakan dengan revisi sesuai saran

3. Instrumen belum layak digunakan

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa produk instrumen penilaian media komik

pembelajaran Sekolah Dasar yang dikembangkan berada pada kategori sangat layak, namun

demikian jika ditelusuri lebih lanjut belum semua item berada pada kategori sangat layak. Ada 2

item yang dinilai ahli assessment 3 (kategori layak) yaitu Pernyataan dirumuskan secara jelas dan

butir instrument mampu mengukur kualitas media komik pembelajaran secara detail tiap aspek

tertentu. Instrumen yang baik memang pernyataannya harus dirumuskan secara jelas sehingga

tidak menimbulkan secara ganda oleh pengisi instrument. Ataas dasar ini maka instrument

Page 14: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN MEDIA KOMIK …staff.uny.ac.id/sites/default/files/artikel instrumen media komik-upload_0.pdfKomik merupakan suatu bentuk seni yang menggunakan gambar

penilaian ini telah dilakukan revisi. Kemudian juga pada butir instrumen mampu mengukur

kualitas komik secara detail tiap aspek, ini disadari bahwa instrument yang dikembangkan

indicator-indikatornya tidak banyak. Hal ini mempertimbangkan bahwa pengisi angket kadang

kurang maksimal dalam mengisinya karena banyaknya item pertanyaan Namun demikian aspek-

aspek pokok dari media komik telah diungkap.

Keterbatasan penelitian

Penelitian ini dipandang masih memiliki keterbatasan yaitu 1). belum dilakukan uji coba produk

secara luas. 2) Instrumen ini tidak dapat digunakan secara keseluruhan untuk mengevaluasi comic

elektronik (e comic) dan komik lembaran (comicstrip).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pengembangan dapat disimpulkan bahwa instrumen penilaian media

komik pembelajaran Sekolah Dasar sangat layak digunakan. Hal ini terbukti dari hasil validasi ahli

assessment dan ahli media komik pembelajaran Sekolah Dasar dan hasil uji coba pengguna.

Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas dapat disarankan kepada beberapa pihak: 1) Bagi

Pengguna Produk; Instrumen ini dapat dijadikan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk

mengetahui kualitas dari media komik pembelajaran cetak yang akan dimanfaatkannya. 2)

Pengembang Instrumen berikutnya; Mengingat instrumen ini hanya diperuntukkan untuk menilai

kualitas media buku komik pembelajaran cetak maka penelitian selanjutnya dapat dikembangkan

instrumen media komik pembelajaran cetak lembaran/comicstrip dan e-comic (comic electronic)

DAFTAR PUSTAKA

Cloud, S. (2000). Reinventing comics: how imagination and technology are revolutionizing an art

form. US : Paradox Press.

_______. (2006). Making comics: storytelling secrets of comics, manga, and graphic novels. USA

William Morrow Paperbacks.

Comic book creator - http:// www.mycomicbookcreator.com/Retrieved

Maharsi, I. (2011). Komik : dunia kreatif tanpa batas. Yogyakarta : Kata Buku.

Page 15: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN MEDIA KOMIK …staff.uny.ac.id/sites/default/files/artikel instrumen media komik-upload_0.pdfKomik merupakan suatu bentuk seni yang menggunakan gambar

Sadiman, A.S. dkk.(2006). Media pendidikan.Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa.

Sungkono.(2018). Peranan Media Komik Instruksional terhadap Pemahaman Materi Buku Paket

Sekolah Dasar.

Susanti, R. (2014).Media Sederhana. Jakarta: Universitas Terbuka