PENGEMBANGAN FISIK MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN...
Transcript of PENGEMBANGAN FISIK MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN...
i
PENGEMBANGAN FISIK MOTORIK HALUS MELALUI
KEGIATAN MERONCE DENGAN MEDIA TUTUP BOTOL
HIAS
DI KELOMPOK A BA AISYIYAH REPAKING KECAMATAN
WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh
GelarSarjana Pendidikan
Oleh:
ROSIDAH
NIM 116-14-012
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
نيا والبقيت المال والبنىن زينت الحيىة لحت الد ﴾٦٤﴿الكهف:خيرعند ربك ثىاباوخير أمل الص
Artinya : “Harta dan anak-anakmu adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal
kebajikan yang terus menerus adalah lebih baik pahalanya disisi Tuhanmu
serta lebih baik menjadi harapan.”
(Al-Qur’an dan Terjemahannya, Surat Al-Kahfi : 46).
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Semua anggota keluargaku, suami dan anakku, orang tuaku, adik-adikku yang
semuanya telah memotivasiku dan memberikan dukungan serta bantuan.
2. Keluarga besarku yang dengan ikhlas mendo‟akanku dan mendukungku.
3. Semua dosen dan guru-guruku yang dengan ikhlas dan sabar mendidikku.
4. Semua ustadz-dan ustadzahku yang telah mendidikku dengan sabar.
5. Semua sahabatku di IAIN Salatiga, BA‟Aisyiyah Repaking.
6. Semua pihak yang telah berperan dalam penulisan skripsi ini, trimakasih atas
bantuannya.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWt yang telah
memberikan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat-
sahabatnya, serta para pengikutnya yang setia. Beliau adalah utusan Allah
untuk membebaskan manusia dari kejahiliahan dengan membawa agama
Islam.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat dan tugas untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (SPd.I) diInstitutAgama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga. Skripsi ini berjudul .“Pengembangan Fisik
Motorik Halus Melalui Kegiatan Meronce dengan Media Tutup Botol Hias
di Kelompok A BA Aisyiyah Repaking Kecamatan Wonosegoro
Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018”.
Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai
pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd, Selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M. Pd,selakuDekan FTIK IAIN Salatiga
3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si, selaku Ketua Prodi PIAUD IAIN Salatiga.
4. Bapak Imam Mas Arum, S. Pd. M. Pd, selaku Dosen Pembimbing
Skripsiku yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dengan penuh
kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu
pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi
ini.
6. Karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, sehingga
dapat terselesaikan dengan baik. Semoga amal kebaikan mereka diterima
oleh Allah SWT.
ix
Skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dan semoga hasil penelitian ini
dapat berguna bagi penulis khususnya serta para pembaca pada umumnya.
Salatiga, 25 September 2018
Peneliti
x
ABSTRAK
Rosidah. 2018. Pengembangan Fisik Motorik Halus Melalui Kegiatan Meronce
dengan Media Tutup Botol Hias di BA Aisyiyah Repaking Kecamatan
Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun 2017/2018.Prodi Pendidikan Islam
Anak Usia Dini.Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.Institut Agama
Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Imam Mas Arum, S. Pd. M. Pd.
Kata Kunci: Motorikhalus, Meronce, Media tutup botol hias
Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini
adalah Apakah melalui kegiatan meronce dengan media tutup botol hias
dapat mengembangkanfisik motorik halus anak di kelompok A BA
Aisyiyah RepakingKecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun
2017/2018?.
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dua siklus yaitu
siklus I dan siklus II. Tiap siklus masing-masing terdapat perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Adapun metode pengumpulan
data yang digunakan meliputi observasi, tes, dan dokumentasi. Analisis
data yang dilakukan dengan cara menghitung pencapaian nilai hasil
belajar tiap siklus dengan ditandai peningkatan Kriteria Ketuntasan
Klasikal.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa melalui
kegiatan meronce dengan media tutup botol hias dapat mengembangkan
fisik motorik halus di kelompok A BA Aisyiyah Repaking Kecamatan
Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun 2017/2018. Hal ini dapat
dibuktikan dengan hasil penelitian sebagai berikut: Pra-siklus terdapat 17
siswa (56,66%) yang tuntas dan 13 siswa (43,33) yang belum tuntas
dengan nilai rata-rata kelas 58,8. Meningkat pada Siklus I terdapat 23
siswa (76,66%) yang tuntas dan 7 siswa (23,33%) yang belum tuntas
dengan nilai rata-rata kelas 69,7. Meningkat lagi pada Siklus II terdapat
29 siswa (96,66%) yang sudah tuntas dan 1 siswa (3,33%) yang belum
tuntas dengan nilai-rata kelas 91,
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
LEMBAR LOGO IAIN ..................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
DEKLARASI ................................................................................................. v
MOTTO.......................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN .......................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
ABSTRAK ..................................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6
D. Kegunaan Penelitian .................................................................... 7
1. Manfaat Teoritis ..................................................................... 7
2. Manfaat Praktis ........................................................................ 8
xii
E. Hipotesis Penelitian ...................................................................... 9
1. Hipotesis Tindakan .................................................................. 9
2. Indikator Keberhasilan .................................................................9
F. Metode Penelitian..............................................................................10
1. Rancangan Penelitian ....................................................................10
2. Subjek Penelitian ...........................................................................15
3. Langkah-Langkah Penelitian ........................................................16
4. Instrumen Penelitian .....................................................................17
5. Pengumpulan Data................................................................. 18
6. Analisis Data ................................................................................20
7. Sistematika Penulisan ...................................................................22
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Fisik Motorik Halus ........................................................24
1. Pengertian Fisik Motorik Halus ....................................................24
2. Unsur-unsur Keterampilan Motorik Halus....................................26
3. Karakteristik Pengembangan Fisik Motorik Halus .......................28
4. Tujuan Pengembangan Fisik Motorik Halus.................................30
5. Fungsi Pengembangan Fisik Motorik Halus .................................31
6. Metode Pengembangan Motorik Halus Anak TK .........................31
7. Kategori Keterampilan Motorik Halus Anak Usia Dini ...............33
8. Prinsip-prinsip Pengembangan Motorik Halus AUD ..................34
B. Pengertian Meronce ............................................................................35
1. Meronce .......................................................................................35
2. Jenis Bahan Meronce ...................................................................36
3. Aspek Meronce ............................................................................36
4. Meronce Bagi Anak Usia Dini ...................................................37
5. Langkah-langkah Dalam Meronce ..............................................38
C. Pengertian Media Tutup Botol Hias ...................................................48
D. Botol .....................................................................................................40
1. Pengertian Botol ..........................................................................40
2. Sejarah Botol ................................................................................41
xiii
E. Alat Permainan Edukatif untuk Mengembangkan Fisik
Motorik Halus Anak Usia Dini .......................................................42
F. Kajian Pustaka ....................................................................................45
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian .............................48
1. Sejarah Berdirinya BA Aisyiyah Repaking ..................................48
2. Profil Sekolah ...............................................................................49
3. Visi, Misi, dan Tujuan BA Aisyiyah Repaking ...........................49
4. Tenaga Pendidik ...........................................................................50
5. Jumlah Data Siswa .......................................................................50
6. Subjek dan Karakteristik Siswa ...................................................50
7. Sarana dan Prasarana ....................................................................52
8. Pelaksanaan Penelitian ..................................................................52
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ......................................................53
1. Deskripsi Penelitian Pra Siklus ....................................................53
2. Deskripsi Penelitian Siklus I .........................................................53
3. Deskripsi Penelitian Siklus II ........................................................62
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .................................................................................71
1. Data Hasil Belajar Persiklus..........................................................73
a. Pra-Siklus .................................................................................73
b.Siklus I ................................................................................75
c.Siklus II .....................................................................................77
2. Perbandingan Hasil Persentase Pencapaian dengan
Persentase Tolak Ukur Keberhasilan Persiklus .............................80
a. Pra-Siklus ...................................................................................80
b. Siklus I ......................................................................................81
1) Data Hasil Perbandingan Siklus I .........................................81
2) Hasil Pengamatan Siklus I ....................................................83
xiv
c. Siklus II .....................................................................................87
1) Data Hasil Perbandingan SiklusII ........................................87
2) Hasil Pengamatan Siklus II ..................................................90
B. Pembahasan .......................................................................................93
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................98
B. Saran ..................................................................................................99
Daftar Pustaka
.............................................................................................................................
100
Lampiran-Lampiran ............................................................................102
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Lembar Observasi siswa .....................................................................19
Tabel 1.2 Ketentuan Pemberian Nilai Keterampilan Halus dan Meronce
Anak .....................................................................................................21
Tabel 3.1 Daftar Tenaga Pendidik BA Aisyiyah Repakin ..................................49
Tabel 3.2 Daftar Jumlah Siswa BA Aisyiyah Repaking .....................................49
Tabel 3.3 Daftar Nama Siswa BA Aisyiyah Repaking .......................................50
Tabel 3.4 Daftar Ruang BA Aisyiyah Repaking .................................................51
Tabel 3.5 Lembar Observasi Guru Siklus I .........................................................57
Tabel 3.6 Lembar Observasi Siswa Siklus I .......................................................59
Tabel 3.7 Lembar Observasi Guru Siklus I .........................................................67
Tabel 3.8 Lembar Observasi Siswa Siklus II ......................................................68
Tabel 4.9 Ketentuan Pemberian Nilai Keterampilan Halus dan Meronce
Anak ......................................................................................................71
Tabel 4.2 Indikator yang Diamati Tiap Siklus ....................................................71
Tabel 4.3 Hasil Penilaian Pra-Siklus ...................................................................72
Tabel 4.4 Hasil Penilaian Siklus I .......................................................................75
Tabel 4.5 Hasil PenilaianSiklus II .......................................................................77
Tabel 4.6 Nilai Pra-Siklus ...................................................................................79
Tabel 4.7 Perbandingan Hasil Pencapaian Siklus I dengan Tolak
xvi
Ukur Keberhasilan ..............................................................................80
Tabel 4.8 Lembar Observasi Guru Siklus I .........................................................82
Tabel 4.9 Lembar Observasi Siswa Siklus I .......................................................84
Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Pencapaian Siklus II dengan Tolak
Ukur Keberhasilan .............................................................................87
Tabel 4.11 Lembar Oservasi Guru Siklus II .......................................................89
Tabel 4.12 Lembar Observasi Siswa Siklus II ....................................................91
Tabel 4.13 Hasil Rekapitulasi Ketentuan Siswa .................................................94
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Penelitian Tindakan Kelas ............................................................11
Gambar 4.14 Peningkatan Hasil Belajar Siswa yang Tuntas KBM ...................95
Gambar 4.15 Penurunan Hasil Belajar Siswa Yang Belum Tuntas
KBM ...............................................................................................96
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian Siklus I ...........103
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian Siklus II ..........105
Lampiran 3 Lembar Observasi Guru Siklus I ..........................................107
Lampiran 4 Lembar Observasi Siswa Siklus I ........................................109
Lampiran 5 Lembar Observasi Guru Siklus II ........................................110
Lampiran 6 Lembar Observasi Siswa Siklus II .......................................112
Lampiran 7 Hasil Penilaian Pra siklus .....................................................113
Lampiran 8 Hasil Penilaian Siklus I ........................................................114
Lampiran 9 Hasil Penilaian Siklus II ......................................................115
Lampiran 10 Surat Permohonan Ijin Penelitian ........................................116
Lampiran 11 Surat Keterangan Penelitian ................................................117
Lampiran 12 Surat Pengajuan Pembimbing .............................................118
Lampiran 13 Lembar Konsultasi Skripsi ..................................................119
Lampiran 14 Dokumentasi .......................................................................120
Lampiran 15 SKK .....................................................................................130
Lampiran 16 Daftar Riwayat Hidup .........................................................133
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada masa usia dini merupakan masa peletakan dasar atau fondasi
awal bagi pertumuhan dan perkembangan anak. Apa yang diterima anak
pada masa usia dini, apakah itu makanan, minuman, serta stimulasi dari
lingkungannya memberikan kontribusi yang sangat besar pada
pertumbuhan dan perkembangan anak pada usia itu dan berpengaruh besar
terhadap pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. Untuk itu
rangsangan/ stimulus melalui melalui pelayanan pendidikan anak usia dini
sangat diperlukan. Oleh karena itu layanan pendidikan anak usia dini
(PAUD) sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.
Menurut Imas Kurniasih (2009: 5) arti pentingnya pendidikan anak
usia dini saat ini telah menjadi perhatian internasional. Dalam pertemuan
Forum pendidikan dunia tahun 2000 di Dakkar, Senegal, telah
menghasilkan enam kesepakatan sebagai kerangka aksi pendidikan untuk
semua (The Dakkar Frame Work for Action Education for All) yang salah
satu butirnya menyatakan: “Memperluas dan memperbaiki keseluruhan
perawatan dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), terutama bagi anak-
anak yang sangat rawan dan kurang beruntung”.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
2
lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkemangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini diharapkan menjadi
bekal dan kesiapan dalam memasuki pendidikan selanjutnya.
Froebel (Ernawulan Syaodih, 2005: 10) mengungkapkan bahwa
masa kanak-kanak merupakan suatu fase yang sangat penting dan
berharga. Oleh karenanya masa anak sering dipandang sebagai masa emas
(golden age) bagi penyelenggaraan pendidikan. Masa anak –anak
merupakan fase yang sangat fundamental bagi perkembangan individu
karena pada fase inilah terjadinya peluang yang sangat besar untuk
pembentukan dan pengembangan pribadi seseorang. Jika orang dewasa
mampu menyediakan suatu “taman” yang dirancang sesuai dengan potensi
dan bawaan anak maka anak akan berkembang secara wajar dan terbentuk
dengan baik.
Sebagaimana dalam ayat Al-Qur‟an tentang pentingnya pendidikan
anak, tertuang dalam Firman Allah SWT (Q. S. Al-Kahfi: 46)
لحتخيرعند ربك ثىاباوخير أمل﴿الكهف: المال والبنىن زينت الحيىة نيا والبقيتالص ﴾٦٤الد
Artinya : “Harta dan anak-anakmu adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal
kebajikan yang terus menerus adalah lebih baik pahalanya disisi Tuhanmu
serta lebih baik menjadi harapan.” (Al-Qur’an dan Terjemahannya2005:
408 ).
3
Berdasarkan firman Allah tersebut di atas dapat dipahami bahwa
pendidikan bagi anak itu lebih penting dari pada apapun. Dan anak
membutuhkan banyak stimulasi terlebih dari orang tua atau dari para
pendidik di Taman Kanak-Kanak. Ada berbagai macam kemampuan dasar
yang harus dikembangkan, meliputi bahasa, sosial emosional, kognitif,
fisik atau motorik dan seni. Kemampuan motorik meliputi motorik kasar
dan motorik halus. Pada masa ini perkembangan keterampilan yang
berkaitan dengan motorik halus anak sangat penting untuk dikembangkan.
Hal ini didukung oleh Andang Ismail (2006: 84) yang menyatakan bahwa
melatih motorik halus anak adalah berfungsi untuk melatih keterampilan
dan kecermatannya menggunakan jari-jemari dalam kehidupan sehari-hari.
Anak usia dini memiliki energi yang tinggi. Energi ini dibutuhkan
untuk melakukan berbagai aktivitas guna meningkatkan keterampilan
fisik yang berkaitan dengan motorik halus, seperti membentuk atau
memanipulasi dari tanah liat/ lilin/ adonan, menggambar, mewarnai,
menempel, menggunting, memotong, merangkai benda dengan benang
(meronce). Aktivitas aktivitas tersebut berfungsi untuk melatih
koordinasi antara mata dan tangan, yang dapat dikembangkan melalui
kegiatan bermain (Sumantri, 2005: 145). Kenyataannya saat ini banyak
pembelajaran di Taman Kanak-Kanak yang kurang memahami kegiatan
yang cocok agar peserta didik dapat berkembang secara optimal,
misalnya dengan menggunakan kegiatan yang memakai majalah TK.
Pembelajaran yang menggunakan majalah TK tidak dapat sepenuhnya
4
memaksimalkan perkembangan peserta didik karena majalah TK tidak
dapat mengeksplorasi aspek perkembangan anak dan anak bosan dengan
kegiatan tersebut. Seharusnya kegiatan pembelajaran dilakukan dengan
lebih bervariasi agar anak dapat lebih mudah menyerap pembelajaran
yang diajarkan dan apabila media yang diajarkan sesuai dengan tema
anak akan lebih bereksploras dengan berbagai macam kegiatan.
Berdasarkan pengamatan di BA Aisyiyaha Repaking Wonosegoro
di kelompok A menunjukkan bahwa masih rendahnya kemampuan fisik
motorik halus anak. Dari 30 anak, masih terdapat 13 anak atau 43,33%
yang belum mampu memegang crayon, cara memegang pensil masih ada
yang belum benar, mewarnai gambar yang masih keluar garis, melipat
yang belum simetris dan menggunting belum rapi. Kelincahan dan
kelenturan anak belum terlihat jelas dan menulis namanya sendiri.
Dikatakan berhasil apabila kriteria ketuntasan minimal (KBM) yaitu 60
(B), banyaknya siswa memperoleh nilai 60 (B) ke atas atau minimal 85%.
Faktor lain adalah karena pembelajaran meronce memakai media yang
kurang bervariasi dan guru hanya terpaku pada majalah TK, sehingga
guru kurang memahami perkembangan anak didik.
Media yang digunakan untuk perkembangan motorik halus anak
masih monoton selain itu di BA Aisyiyah belum pernah menggunakan
media pembelajaran dari tutup botol bekas/hias baik dalam membentuk
ataupun dalam hal kegiatan meronce yang dapat meningkatkan motorik
halus pada kelompok A. Seharusnya pada anak berumur 4-5 tahun sudah
5
mampu meronce berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran. Kenyataannya
sebagian besar anak pada kelompok A belum mampu meronce
berdasarkan bentuk, warna dan ukuran. Oleh karena itu perlu media
pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran untuk meningkatkan
keterampilan motorik halus yaitu meronce menggunakan tutup botol
bekas/hias.
Saat pembelajaran yang mengembangkan motorik halus melalui
kegiatan meronce anak TK A menunjukkan bahwa masih banyak yang
belum bisa memasukkan benang ke dalam lubang roncean dengan tepat
dan kemampuan anak untuk mengikat tali masih perlu bimbingan dari
guru. Ini menggambarkan perkembangan koordinasi motorik halus belum
berkembang secara optimal.
Ada berbagai macam bahan untuk meronce misalnya dengan bahan
dari kertas, daun dan sedotan. Kertas merupakan suatu bahan yang
berbentuk lembaran. Kertas dibuat dari serat kayu. Kertas banyak
digunakan untuk menggambar, menulis dan sebagainya. Kertas memiliki
kelebihan yaitu lebih ringan. Kertas juga memiliki banyak kelemahan,
antara lain mudah robek, rusak, kotor, terbakar dan basah,apabila kertas
digunakan untuk meronce maka anak akan frustasi karena bahan dari
kertas mudah robek.
Melihat uraian yang telah dikemukakan di atas, penulis ingin
meneliti anak dalam kegiatan meronce, dengan mengambil salah satu cara
pengembangan motorik halus melalui meronce.
6
Dengan keadaan tersebut peneliti bermaksud untuk meneliti
masalah itu agar mengetahui tentang metode yang tepat untuk digunakan
dalam meningkatkan perkembangan fisik motorik halus anak usia dini
dengan judul “Pengembangan fisik motorik halus melalui kegiatan
meronce dengan media tutup botol hias di kelompok A BA Aisyiyah
Repaking Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun
2017/2018”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka didalam penelitian ini dapat
diajukan rumusan masalah “ Apakah melalui kegitan meronce dengan
media tutup botol hias dapat mengembangkan fisik motorik halus anak di
kelompok A BA Aisyiyah Repaking Wonosegoro Boyolali Tahun
2017/2018?”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengembangkan fisik motorik halus
melalui kegiatan meronce dengan media tutup botol hias di kelompok
A BA Aisyiyah Repaking Wonosegoro Boyolali Tahun 2017/2018.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran kondisi motorik halus anak didik sebelum
adanya kegiatan meronce dengan media tutup botol hias.
7
b. Mengetahui proses kegiatan meronce untuk meningkatkan motorik
halus anakdidik dengan media tutup botol bekas yaitu tutup botol
hias.
c. Mengetahui sejauh mana perkembangan motorik halus anak didik
setelah mengikuti kegiatan meronce dengan bahan tutup botol
bekas/hias.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun
praktis.
1. Manfaat teoritis yang dapat disampaikan penulis adalah:
a. Memberi masukan bagi peningkatan mutu pembelajaran yang kreatif
dan inovatif, dan sebagai sarana pengembangan dan peningkatan
profesional guru.
b. Sebagai bahan informasi kepada lembaga lain tentang pentingnya
pengembangan fisik motorik halus melalui kegiatan meronce pada
anak usia dini.
c. Bagi guru RA/ BA dapat menambah wawasan betapa pentingnya
memahami karakteristik anak sehingga dapat menentukan metode
pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan perkembangan fisik
motorik halus melalui kegiatan meronce.
d. Proses belajar dan hasil kegiatan membentuk guru yang lebih kreatif
dalam merancang dan mengelola kegiatan yang menyenangkan
untuk anak didik.
8
2. Manfaat praktis yang dapat dapat disampaikan oleh penulis adalah
a. Bagi Anak Didik
1) Proses belajar mengajar lebih menyenangkan bagi anak.
2) Anak akan lebih terlatih dalam meronce.
3) Meningkatkan keterampilan motorik halus anak.
4) Anak akan senang bergerak (anggota tangan), sehingga akan
tumbuh menjadi anak yang ceria/ senang dalam mengikuti
kegiatan pembelajan.
b. Bagi Guru
1) Mempermudah guru dalam memecahkan masalah tentang
perkembangan motorik halus anak ddidik.
2) Memperbaiki kinerja guru dalam meningkatkan hasil
pembelajaran.
3) Guru lebih percaya diri, jika PTK mampu membuat guru
berkembang sebagai tenaga kerja profesional.
4) Guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri.
c. bagi RA
1) Meningkatkan kualitas pendidikan
2) Memberi sumbangan pemikiran yang positif terhadap kemajuan
sekolah yang tercermin atau peningkatan kemampuan profesional
para guru, perbaikan proses dan hasil belajar serta kondusifnya
iklim pendididikan di Paud tersebut.
9
3) Meningkatkan kualitas BA Aisyiyah Repaking Kecamatan
Wonosegoro.
4) Dapat menarik perhatian masyarakat untuk menyekolahkan
anaknya di BA Aisyiyah Repaking Kecamatan Wonosegoro.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis penelitian merupakan anggapan sementara yang
masih harus dibuktikan kebenarannya melalui penelitian (Dwiloka,
2012: 29). Adapun hipotesis yang peneliti ajukan dalam penelitian
ini adalah:
“Ada perkembangan fisik motorik halus anak melalui kegiatan
meronce dengan media tutup botol hias di kelompok A BA Aisyiyah
Repaking Wonosegoro Boyolali Tahun Ajaran 2017/2018”.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan model kegiatan meronce dengan media tutup botol hias
dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai.
Adapun indikator dapat dikatakan berhasil:
a. apabila hasil belajar tiap siswa kelompok A BA Aisyiyah setelah
menggunakan kegiatan meronce dengan media tutup botol hias
dapat mencapai ketuntasan belajar minimal (KBM) yaitu 60 (B).
b. Dan dikatakan tuntas apabila banyaknya siswa kelompok A BA
Aisyiyah memperoleh nilai 60 (B) ke atas minimal 85%.
Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai formatif tiap akhir siklus. Dan
10
apabila 85% dari jumlah siswa sudah mencapai KBM maka
penelitian ini akan dihentikan.
F. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research,
suatu bentuk kajian merupakan suatu metode penelitian untuk
memecahkan permasalahan pembelajaran yang berbasis evaluasi diri
secara singkat PTK dapat didefisinikan sebagai suatu bentuk kajian
yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk
meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka
dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap
tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kond mereka
dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap
tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi-
kondisi di mana praktik-praktik pembelajaran tersebut dilakukan untuk
mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, PTK dilaksanakan berupa proses
pengkajian berdaur yang terdiri dari empat tahap : merencanakan-
melakukan tindakan-mengamati - merefleksi.
11
SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar 1.1 Penelitian Tindakan Kelas
Kurt Lewin (Arikunto, 2002: 84)
Berdasarkan model yang dibuat oleh Kurt Lewin di atas,
penelitian ini sudah dirancang dalam tiga tahap, yaitu pra siklus,
siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri atas perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi setiap akhir pelaksanaan
tindakan dengan diberi post test untuk mengetahui perkembangan
kemampuan siswa.
PLAN
ACTION &
OBSERVATIONN
ANALYSIS &
REFLECTION
REVISED PLAN
PALAN
ACTION &
OBSERVATION
ANALYSIS &
REFLECTION
REVISED PLAN
12
1. Pra siklus
Tahap pra siklus ini peneliti lakukan dengan cara melihat
secara langsung pembelajaran yang ada di Kelompok A BA
Aisyiyah Repaking Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali.
Di akhir pembelajaran peneliti memberikan tes untuk mengetahui
kemampuan awal anak terhadap kegiatan meronce yang sudah
dilaksanakan.
2. Siklus I
a. Plan (Perencanaan)
1) Perencanaan skenario pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran klasikal yang akan diterapkan dalam
pembelajaran meronce. Penekanan perencanaan disini
adalah menyiapkan anak berada pada suasana penyadaran
diri untuk termotivasi belajar dengan menekankan keaktifan
anak dalam proses pembelajaran dan berada pada
konsentrasi terhadap materi pembelajaran meronce yang
sedang dibahas.
2) Menentukan pokok bahasan yaitu Meronce.
3) Menyusun RPPH dengan pokok bahasan meronce yang
didalamnya kegiatan siswa, lembar observasi untuk guru
pengampu, dan lembar catatan selama aktivitas
pembelajaran Meronce berlangsung.
13
4) Menjelaskan kepada anak tentang kegiatan meronceyang
menggunakan media tutup botol hias bertujuan agar anak
siap mengikuti proses pembelajaran yang sesuai dengan
indikator pencapaian dalam pembelajaran tersebut.
b. Action (Pelaksanaan)
Pada tahap tindakan ini pembelajaran dilaksanakan dengan
model pembelajaran klasikal yang menggunakan media tutup
botol hias dengan pokok bahasan meronce yang sesuai duai
dengan skenario pembelajaran yang telah disusun dan
direncanakan dengan guru kelas (Pelaksana).
c. Observation (Pengamatan)
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas melakukan
pengamatan pelaksanaan tindakan kelas untuk mengetahui
tingkah laku dan sikap anak dan seberapa jauh efek kemajuan
tindakan ketika mengikuti pembelajaran meronce dengan
menerapkan model pembelajaran demonstrasi yang
menggunakan media tutup botol hias. Pengamatan dilaksanakan
bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dengan lembar
observasi yang telah dibuat. Hasil dari analisis data pada tahap
ini akan dijadikan acuan untuk melaksanakan siklus berikutnya.
Juga diperhatikan kendala yang terjadi pada saat diterapkannya
model pembelajaran tersebut.
14
d. Refectin (Refleksi)
Pada tahap ini peneliti dan kolaborator melakukan analisa
hasil observasi untuk mengetahui perubahan yang terjadi selama
diterapkannya pembelajaran dengan model pembelajaran
demonstrasi yang menggunakan media tutup botol hias, apakah
berhasil atau tidak tindakan yang diberikan. Apabila
pelaksanaan siklus I belum tuntas berdasarkan indikator
keberhasilan, maka akan dilaksanakan siklus berikutnya sampai
indikator keberhasilan tercapai.
3. Siklus II
a. Plan (Perencanaan)
1) Identifikasi masalah dan menetapkan alternatif masalah
berdasarkan refleksi siklus pertama.
2) Pengembangan skenario pembelajaran dengan model
pembelajaran klasikal yang menggunakan media tutup botol
hias.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan II sebagai upaya penyempurnaan
model pembelajaran klasikal yang menggunakan media tutup
botol hias berdasarkan hasil refleksi siklus pertama.
c. Pengamatan
Observasi pelaksanaan tindakan ini untuk mengetahui
berapa jauh kemajuan tindakan kedua dengan model
15
pembelajaran klasikal yang menggunakan media tutup botol
hias. Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.
d. Refleksi
Hasil dari tahap observasi pada tindakan kedua meliputi
aktivitas, sikap atau perilaku anak selama mengikuti
pembelajaran yang berlangsung di kelas, cara mengajar, serta
kendala yang ditemui ketika pembelajaran. Hal apa yang perlu
diperbaiki dan apa saja yang perlu menjadi perhatian pada
tindakan berikutnya. Jika permasalahan dirasa cukup, dalam arti
setelah dilakukan tes formatif pada akhir tindakan kedua ini dan
hasilnya sesuai dengan indikator keberhasilan yakni rata-rata
nilai siswa yang mendapat nilai diatas KKM yaitu 60 sudah
mencapai batas minimal yaitu 85% dari jumlah siswa, maka
tindakan ini sudah dihentikan.
2. Subjek Penelitian
a. Subjek
Sujek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah anak didik BA
Aisyiyah kelompok A, Dusun Repaking Rt/Rw 02/04, Desa
Repaking, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali tahun
ajaran 2017/2018 dengan jumlah 30 siswa , yang terdiri dari 15
anak laki-laki dan 15 anak perempuan. Peneliti memilih kelompok
16
A karena anak usia 4-5 tahun masih banyak memerlukan kegiatan-
kegiatan yang dapat menstimulus gerakan fisik motorik halusnya.
b. Lokasi
Lokasi dalam penelitian ini adalah BA Aisyiyah Dusun Repaking,
Desa Repaking, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali.
c. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran
2017/2018.
Model pembelajaran yang digunakan di BA Aisyiyah Repaking
masih menggunakan model klasikal, karena adanya keterbatasan
ruang belajar dan tenaga pendidik.
3. Langkah-langkah Penelitian
Menurut Yanto (2013:40) tahap-tahap dalam penelitian tindakan kelas
terdiri dari 4 tahapan penting, yaitu:
a. Tahap rencana
1) Membuat konsep atau skenario pembelajaran dengan penerapan
metode kreasi gambar huruf abjad yaitu membuat (RKH)
Rencana Kegiatan Harian.
2) Menyiapkan berbagai bahan roncean yang akan diajarkan pada
anak didik.
3) Menyiapkan bahan roncean yang akan ditugaskan kepada anak
kemudian diberi nilai dan dijadikan data untuk dianalisis lebih
lanjut.
17
4) Membuat simulasi perbaikan
b. Tahap tindakan
Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang berupa
penerapan kegiatan meronce sesuai dengan konsep pembelajaran
yang tertulis pada (RKH) Rencana Kegiatan Harian pada tahap
perencanaan.
c. Tahap pengamatan
Pada tahap ini segala aktivitas anak didik dalam proses
pembelajaran diamati, dicatat dan dinilai, kemudian dianalisis
untuk dijadikan umpan balik. Pengamatan tersebut meliputi
beberapa indikator yang telah ditentukan penulis secara
terlampir
d. Tahap analisis dan refleksi
Untuk mengetahui ketercapaian dan keberhasilan tujuan
penelitian, tahap refleksi meliputi :
1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran
2) Evaluasi hasil observasi
Analisis hasil pembelajaran, memperbaiki kelemahan siklus
I untuk dilakukan perbaikan pada siklus II.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian
tindakan kelas adalah :
18
a. Rencana Kegiatan Harian (RKH), yaitu seperangkat pembelajaran
yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan
menyusun untuk tiap putaran. Masing-masing RKH berisi tentang
tingkat pencapaian perkembangan, indikator, kegiatan
pembelajaran, alat dan sumber belajar, hasil penilaian.
b. Dokumentasi, peneliti membutuhkan dokumentasi meliputi :
1) Profil sekolah, data guru dan siswa
2) Foto kegiatan pembelajaran
3) RKH
5. Pengumpulan Data
Ada sejumlah strategi pengumpulan data yang dapat digunakan,
akan tetapi tidak semua strategi cocok untuk semua jenis data. Oleh
karena itu peneliti harus memilih strategi yang tepat. Adapun strategi
yang digunakan peneliti antara lain yaitu :
a. Lembar Observasi
Observasi adalah instrumen yang sering digunakan dalam
penelitian di bidang pendidikan. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan 2 panca inderanya yaitu penglihatan dan tangan
(peraba). Menurut Sukardi (2009 :78) menyatakan bahwa observasi
akan lebih efektif jika informasi yang hendak diambil berupa
kondisi atau fakta alami, tingkah laku dan hasil kerja anak didik
dalam situasi alami. Dalam hal ini peneliti mengamati proses
19
belajar, praktik meronce dengan media tutup botol hias pada anak
didik.
Tabel 1.1 Lembar Observasi Siswa
No Aspek yang diamati Skor Keterangan
1 2 3 4
1. Merespon apersepsi yang
diberikan guru
√ Mulai berkembang
2. Memperhatikan penjelasan
guru
√ Mulai berkembang
3. Menjawab pertanyaan
yang diberikan guru
√ Berkembang sesuai
harapan
4. Berani bertanya kepada
guru
√ Berkembang sesuai
harapan
5. Berani mengemukakan
pendapat
√ Berkembang sesuai
harapan
6. Mampu melaksanakan
kegiatan meronce dengan
baik
√ Mulai berkembang
7. Mengungkapkan informasi
yang telah diketahui
√ Berkembang sesuai
harapan
8. Menyimpulkan pelajaran
yang telah dipelajari
√ Berkembang sesuai
harapanan
9. Mengerjakan evaluasi √ Berkembang sesuai
harapan
Keterangan:
BB = Belum Berkemang (1)
MB = Mulai Berkemang (2)
BSH = Berkembang Sesuai Harapan (3)
BSB = Berkembang Sangat baik (4)
b. Dokumentasi
Cara lain memperoleh data dari penelitian adalah
menggunakan teknik dokumentasi. Pada teknik ini, dimungkinkan
peneliti memperoleh informasi dari berbagai macam sumber
tertulis, dimana anak didik melakukan kegiatan sehari-harinya.
20
Strategi ini menurut Sukardi (2009 : 81) untuk mendapatkan
gambaran umum sekolah, keadaan guru, keadaan sarana prasarana
dan keadaan siswa.
6. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis
yang bersifat diskriptif kualitatif, yaitu mendiskripsikan data yang
diperoleh melalui instrumen penelitian. Setelah data terkumpul
kemudian diklasifikasikan ke dalam dua kelompok data yaitu
kuantitatif yang berbentuk angka – angka dan data kualitatif yang
dinyatakan dalam kata-kata dan simbol.
Analisis data menurut Arikunto (2008 : 128) adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
penelitian dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit- unit, melakukan sintesa, menyusun ke
dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang harus
dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga dapat dipahami oleh
diri sendiri dan orang lain.
21
Tabel 1.2 Ketentuan Pemberian Nilai Keterampilan Halus dan
Meronce Anak
Simbol
Bintang
Skor/
Nilai
Kategori Kriteria/ketuntasan
1 Belum Muncul
(BM)
Jika anak mencoba,
kurang tepat atau anak
tidak mau mencoba.
2 Mulai
Berkembang
(MB)
Jika anak bisa dengan
bantuan meniru teman.
3 Berkembang
Sesuai Harapan
(BSH)
Jika anak bisa dengan
bantuan awalan
4 Berkembang
Sangat Baik
(BSB)
Jika anak bisa tanpa
bantuan
Pada penelitian tindakan kelas ini digunakan analisis
berdasarkan observasi kegiatan pembelajaran maupun dari hasil
tindakan yang telah dilakukan. Analisis data observasi terhadap guru
sebagai pelaksanaan kegiatan pembelajaran digunakan untuk
melakukan refleksi, agar peneliti dapat menentukan tindakan yang
dapat diambil pada siklus berikutnya. Analisi data terhadap anak
dilakukan beberapa tahap seperti Wihardi, (2009: 2.19) yaitu :
1. Menjumlah skor yang dicapai anak pada setiap butir amatan.
2. Menghitung persentase peningkatan kosaka anak. Persentase
pencapaian kemampuan rumusnya, yaitu :
22
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa,
digunakan rumus sebagai berikut:
P =
Keterangan:
P = Persentase keberhasilan kelas
F = Frekuensi
N = Jumlah siswa
7. Sistematika Penulisan
Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca untuk
mengikuti uraian penyajian data skripsi ini, penulis akan memaparkan
sistematika skripsi ini secara garis besar menjadi beberapa bagian:
Bab I Pendahuluan. Bab ini berisi tentang: latar belakang,
rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,hipotesis
tindakan dan indikator keberhasilan, metode penelitian, sistematika
penulisa skripsi.
Bab II Landasan teori. Bab ini berisi tentang pengertian
perkembangan, fisik motorik halus, meronce, dan berbagai macam
Persentase keberhasilan kelas = Total persentase pencapaian kelas x100%
Jumlah siswa
Jumlah skor maksimum = Skor maksimum butir amatan x jumlah butir amatan
Persentase pencapaian anak= Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100%
Jumlah skor maksimum
23
roncean yang dapat digunakan untuk meningkatkan perkembangan
fisik motorik halus pada anak.
Bab III Hasil penelitian, Gambaran umum lokasi, subjek
penelitian, dan penyajian data.
Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan.
Bab V Penutup. Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
24
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengembangan Fisik Motorik Halus
1. Pengertian Fisik Motorik Halus
Perkembangaan fisik merupakan hal yang menjadi dasar bagi
kemajuan perkembangan selanjutnya. Ketika fisik berkembang dengan baik
memungkinkan anak untuk dapat lebih mengembangkan keterampilan
fisiknya dan mengeksplorasi lingkungannya dengan tanpa bantuan dari
orang lain. Perkembangan fisik anak ditandai juga dengan berkembangnya
perkembangan motorik, baik motorik halus maupun motorik kasar.
Fisik motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-
bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil seperti
keterampilan menggunakan jari-jemari tangan dan gerakan pergelangan
tangan. Oleh karena itu, gerakan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga
namungerakan ini menggunakan koordinasi mata dan tangan yang cermat.
Oleh karena itu, koordinasi mata dan tangan sudah semakin baik maka anak
sudah dapat mengurus dirinya sendiri dengan pengawasan orang yang lebih
tua.
Semakin baiknya gerakan motorik halus anak membuat anak dapat
berkreasi. Dalam melakukan gerakan motorik halus anak juga memerlukan
dukungan keterampilan fisik lain serta kematangan mental, misalnya
keterampilan membuat gambar. Dalam membuat gambar, salain anak
memerlukan keterampilan menggerakkan pergelangan dan jari-jari tangan
25
anak juga memerlukan kemampuan kognitif yang memungkinkan
terbentuknya suatu gambar.
Sumantri (2005: 143) menyatakan bahwa motorik halus adalah
pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari
dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dari mata dankoordinasi
dengan tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan menggunakan
alat-alatuntuk mengerjakan suatu objek.
Demikian pula menurut Sujiono (2008: 125) menyatan bahwa
motorik halusa dalah gerakan yang hanya meletakkan bagian-bagian tubuh
tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil saja, seperti keterampilan
menggunakan jari-jemari dan gerakan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani.
Laura E. Berk (2013: 66) menyatakan bahwa gerak motorik halus
adalah meningkatnya pengoordinasian gerak tubuh yang melibatkan
kelompok otot dan saraf kecil lainnya. Kemampuan gerak yang baik juga
mengalami lonjakan pertumbuhan di masa anak-aanak prasekolah. Seiring
membaiknya penguasaan tangan dan jari-jemari,anak kecil mampu
menggabungkan teka-teki, membuat bangunan balok kecil, memotong dan
mencocokkan, dan membuat untaian manik-manik.
Hal yang sama dikemukakan oleh Putra dan Rudyanto (2005: 118)
menyatakan bahwa motorik halus adalah kemampuan anak beraktivitas
dengan menggunakan otot halus (kecil) seperti menulis, meremas,
menggambar, menyusun balok dan memasukkan kelereng.
26
Bambang Sujiono (2008: 13) menyatakan bahwa motorik halus
adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tuuh tertentu saja dan
dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari-
jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Oleh karena itu,
gerakanini tidak terlalu membutuhkan tenaga, namun gerakan ini
membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Semakin baiknya
gerakan motorik halus anak membuat anak berkreasi, seperti menggunting
kertas, menggamba, mewarnai serta menganyam.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa gerakan motorik
halus adalah gerakan yang hanya meliatkan bagian-bagian tubuh tertentu
saja dan dilakukan oleh otot-ototkecil, seperti keterampilan menggunakan
jari-jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yangtepat. Gerakan ini
membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat.
2. Unsur-unsur Keterampilan Motorik Halus
Marisson (2012) menyatakan bahwa motorik halus atau gerak
ringan seperti menggambar, mewanai, melukis, memotong dan menempel.
Aktivitas tersebut sering dilakukan pada anak masa prasekolah di dalam
kegiatannya. Dalam standar kurikulum TK tercantum bahwa tujuan
pendidikan di TK adalah membantu mengembangkan berbagai potensi
anak baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama,
sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni
untuk memasuki pendidikan selanjutnya. Memperkenalkan dan melatih
gerakan motorik halus anak, meningkatkan kemampuan mengelola,
27
mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan
keterampilan tubuh dengan cara hidup sehat sehingga dapat menunjang
pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat dan terampil.
Menggunakan motorik halus adalah dengan cara menggerakkan
otot-otot halus pada jari dan tangan. Gerakan ini keterampilan bergerak,
yang bisa mencakup beberapa fungsi yaitu melalui keterampilan motorik
halus anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang dan
anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolahnya.
Gerakan motorik halus apabila gerakan hanya melibatkan bagian-
bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti
keterampilan menggunakan jari-jemari dan pergelangan tangan yang
tepat. Oleh karena itu, gerakan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga,
namun kegiatan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang
cermat.
Semakin baiknya gerakan motorik halus anak membuat anak dapat
berkreasi, seperti menggunting kertas dengan hasil guntingan yang lurus,
menggambar gambar sederhana dan mewarnai, menggunakan klip untuk
menyatukan dua lembar kertas, menjahit, mengayam kertas serta
menajamkan pensil dengan rautan pensil. Namun tidak semua anak
memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan ini pada tahap yang
sama. Dalam melakukan gerakan motorik halus anak juga memerlukan
dukungan keterampilan fisik lain serta kematangan mental. Kegunaan
motorik halus:
28
a. Mengembangkan kemandirian, contohnya memakai baju sendiri,
mengancingkan baju, mengikat tali sepatu, dll.
b. Sosialisai, contohnya ketika anak menggambar bersama teman-
temannya.
c. Menggembangkan konsepdiri, contohnya anak telah mandiri dalam
melakukan aktivitas tertentu.
d. Kebanggaan diri, anak yang mandiri akan merasa bangga terhadap
kemandirian yang dilakukannya.
e. Berguna bagi keterampilan dalam aktivtas sekolah misalnyamemegang
pensil atau pulpen.
3. Karakteristik Pengembangan Motorik Halus
Satrock (2007: 216) menyatakan bahwa keterampilan motorik
kasar melibatkan aktivitas otot yang besar, keterampilan motorik halus
melibatkan gerakan-gerakan yang diselaraskan. Memegang mainan,
menggunakan sendok, mengancingkan baju, atau meraih sesuatu yang
memerlukan ketangkasan jari menunjukkan keterampilan motorik halus.
Anak usia 3 tahun menunjukkan kemampuan yang lebih matang untuk
mencari dan menangani sesuatu dibandingkan ketika mereka masih bayi.
Pada usia 4 tahun koordinasi motorik halus anak-anak telah meningkat
lebih cepat.
Keterampilan motorik halus yang paling utama adalah kemampuan
memegang pensil dengan tepat yang diperlukan untuk melukis kelak. Pada
awalnya anak memegang pensil dengan menggunakan seluruh jari tangan
29
untuk menggenggam dan digunakan hanya untuk mencoret-coret. Cara ini
dilakukan oleh anak usia 2-3 tahun. Setelah itu cara memegang pensil
sudah berkembang lebih baik lagi, tidak menggunakan seluruh jari
melainkan hanya dengan jari jempol, jari telunjuk dan jari tengah.
Pada saat ini anak tidak lagi lengan dan bahu untuk ikut melakukan
gerakan menulis atau menggambar, melainkan lebih banyak tertumpu pada
gerakan jari. Marisson (2012) karakteristik keterampilan motorik anak
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pada saat anak usia 3 tahun, kemampuan gerakan halus pada anak
belum terlalu berbeda dari kemampuan gerak halus pada masa bayi.
Meskipun anak pada saat ini sudah mampu menjumput benda dengan
menggunakan jempol dan jari telunjuknya, tetapi gerakan itu sendiri
masih sangat kaku.
b. Pada saat anak menginjak usia 4 tahun, koordinasi motorik halus anak
sudah mengalami kemajuan dan geraknya sudah lebih baik dan cepat
dibandingkan pada usia sebelumnya. Sehingga gerakantersebut terlihat
cenderung ingin sempurna.
c. Di usia 5 tahun, anak mengalami peningkatan terhadap koordinasi
motoriknya sehingga lebih sempurna. Tangan, lengan, dan tubuh
bergerak di bawah koordinasi mata.
d. Pada saat usia 6 tahun yaitu pada masa usia akhir kanak-kanak, anak
telah belajar bagaimana cara menggunakan pensil dengan benar,
sehingga mereka menggunakan jari-jemarinya pergelangan tangan
30
untuk menggerakkan ujung pensil.
Perkembangan motorik kasar anak lebih dulu dari pada motorik
halus, misalnya anak akan lebih dulu memegang benda-benda yang
ukuran besar dari pada ukuran yang kecil Karena anak belum mampu
mengontrol gerakan jari-jari tangannya untuk kemampuan motorik
halusnya, seperti meronce, menggunting dan lain-lain.
4. Tujuan Pengembangan Motorik Halus pada Anak TK
Dalam standar kompetensi kurikulum TK tercantum bahwa tujuan
pendidikan di Taman Kanak-kanak adalah membantu mengembangkan
berbagai potensi anak baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-
nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik,
kemandirian, dan seni untuk memasuki pendidikan dasar.
Sedangkan kompetensi dasar motorik anak TK yang dapat
dikembangkan guru saat anak memasuki lembaga prasekolah/TK adalah
anak mampu :
a. Melakukan aktivitas fisik secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan
dan persiapan untuk menulis, keseimbangan, kelincahan, dan melatih
keberanian;
b. Mengekspresikan diri dan berkreasi berbagai gagasan dan imajinasi
dan menggunakan berbagai media/bahan menjadi suatu karya seni.
Kompetensi anak Tk yang diharapkan dapat dikembangkan guru
saat anak memasuki lembaga prasekolah/TK adalah anak mampu
melakukan aktivitas motorik secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan
31
dan kesiapan untuk menulis, keseimbangan, dan melatih keberanian .
5. Fungsi Pengembangan Motorik Halus pada Anak TK
Fungsi pengembangan motorik halus pada anak TK (Depdiknas,
2004:2), sebagai berikut:
a. Melatih kelenturan dan koordinasi otot jari dan tangan.
b. Memacu pertumbuhan dan pengembangan fisik/motorik, rohani dan
kesehatan anak.
c. Membentuk,membangun,danmemperkuattubuhanak.
d. Melatih keterampilan/ketangkasan gerak dan berpikir anak.
e. Meningkatkan perkembangan emosional anak.
f. Meningkatkan perkembangan social anak.
g. Menumbuhkan perasaan menyukai dan memahami manfaat kesehatan
pribadi.
6. Metode Pengembangan Motori Halus Anak TK
Metode merupakan bagian dari strategi kegiatan pembelajaran. Oleh
karena itu, metode dipilih guru berdasarkan strategi kegiatan yang sudah
dipilih dan ditentukan. Metode juga merupakan cara untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Metode yang digunakan adalah metode kegiatan yang dapat memacu
semua kegiatan motorik yang perlu dikembangkan anak, seperti untuk
kegiatan motorik halus anak dapat diberikan aktivitas menggambar,
melipat, membentuk, meronce, dan sebagainya.
Untuk menerapkan beberapa metode yang sesuai untuk
32
pengembangan motorik anak guru perlu menentukan dan merencanakan:
a. Tujuan kegiatan;
b. Tema/topik kegiatan;
c. Metode;
d. Tempat kegiatan;
e. Peralatan dan bahan yang akan digunakan;
f. Urutan langkah kegiatan apa saja yang nantinya akan dilakukan guru
dan anak didiknya.
Metode merupakan cara untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu.Untuk mengembangkan motorik anak, guru dapat menerapkan
metode-metode yang akan menjamin anak tidak mengalami cidera dan
menyesuaikannya dengan karakteristik anak TK. Hal-hal yang perlu
dilakukan guru dalam pemilihan metode untuk meningkatkan motorik
anak TK adalah menciptakan lingkungan yang aman dan kegiatan yang
menantang, menyediakan tempat, bahan dan alat yang dipergunakan
dalam keadaan baik, serta membimbing anak mengikuti kegiatan tanpa
menimbulkan rasa takut dan cemas dalam menggunakannya. Untuk
memilih metode pembelajaran yang sesuai tujuan pengembangan motorik
anak. Selain itu, metode yang akan dipilih harus memungkinkan anak
bergerak dan bermain lebih leluasa, karena gerak adalah unsur utama
pengembangan motorik anak.
33
7. Kategori Keterampilan Motorik Halus Anak Usia Dini
Benyamin Bloom (1956) menyatakan bahwa rentang penguasan
psikomotorik ditunjukkan oleh gerakan yang kaku sampai pada gerakan
yang lancar atau luwes. Bloom mengklasifikasikan domain psikomotorik
ke dalam lima kategori, mulai dari tingkat rendah sampai tingkat yang
paling tinggi. Kelima kategori tersebut adalah sebagai berikut:
a. Imitation(Peniruan)
Imatation adalah keterampilan untuk menentukan suatu gerakan yang
telah dilatih sebelumnya.
b. Manipulation(Penggunaan konsep)
Manipulation adalah kemampuan untuk menggunakan konsep dalam
melakukan kegiatan. Kemampuan ini juga sering disebut sebagai
kemampuan manipulasi.
c. Presition(Ketelitian)
Presitionadalah kemampuan yang berkaitan dengan gerak yang
mengindikasikan tingkat kedetailan tertentu.
d. Articulation(Perangkaian)
Articulation adalah kemampuan untuk melakukan serangkaian gerakan
secara koordinasi antarorgan tubuh, saraf, dan mata secara cermat.
e. Naturalization(Kewajaran/Kealamiahan)
Naturalization adalah kemampuan untuk melakukan gerak secara wajar
atau lues.
34
8. Sumantri (2005: 147), Pengembangan motorik halus anak usia dini
hendaknya memperhatikan beberapa prinsip-prinsip:
a. Berorientasi pada kebutuhan anak.
b. Belajar sambil bermain.
c. Kreatif dan inovatif.
d. Lingkungan kondusif.
e. Tema.
f. Mengembangkan keterampilan hidup.
g. Menggunakan kegiatan terpadu.
h. Kegiatan berorientasi pada prinsip-prinsip perkembangan anak.
Selain itu juga, agar perkembangan motorik halus anak optimal,
anak harus :
1) Memiliki kesiapan mental dan fisik untuk melakukan kegiatan motorik
halus.
2) Di beri kesempatan untuk belajar.
3) Di beri bimbingan dan model yang baik untuk di tiru.
4) Didampingi saat bermain, sehingga dapat diberikan contoh
menggunakan motorik halusnya.
5) Diberi dukungan bila mengalami kesulitan.
6) Menciptakan suasan yang menyenangkan dalam bermain yang
menstimulasi perkembangan motorik halusnya.
7) Tidak terlalu banyak menuntut diluar batas kemampuan anak.
35
B. Pengertian Meronce
1. Meronce
Jika merangkai adalah menyusun bendaatau komponen bentuk
lainnya seperti menata meja, kursi dan lainnya, maka fungsi meronce
juga sama. Akan tetapi kegiatan meronce adalah menata dengan bantuan
mengikat komponen tadi dengan utas atau tali. Dengan teknik ikatan ini,
seseorang akan memanfaatkan bentuk ikatan menjadi lebih lama
dibandingkan dengan benda yang ditata tanpa ikatan. Gambar berikut ini
adalah contoh roncean yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Penataan
bentuk-bentuk yang sama maupun tidak antara benda-benda tersebut
secara tidak sengaja menjadikan lebih menarik. Hasil karya roncean
tersebut menjadi benda seperti kalung, atau hiasan dinding.
Meronce merupakan pekerjaan yang mencerminkan wujud
penghargaan terhadap keindahan benda-benda alam. Hajar Pamadhi dan
Sukardi (2010: 9.4) meronce adalah teknik membuat benda pakai/hias
dari bahan manik-manik, biji-bijian atau bahan lain yang dapat dilubangi
dengan alat tusuk sehingga dapat dipakai. Kegiatan meronce adalah
salah satu materi yang bisa diberikan pada anak usia dini. Kegiatan
memasukkan manik-manik kedalam benang ini merupakan latihan agar
anak dapat berkonsentrasi serta melatih koordinasi antara matadan
tangan.
36
2. Jenis Bahan Meronce
a. BahanAlam
Ada bermacam-macam bahan dari alam yang bisa dibuat menjadi
hiasan dengan teknik meronce, contohnya kulit kerang dan biji-bijian,
batang, buah, cabang serta bebatuan (biji sawo, biji srikaya, biji jarak,
biji kapuk randu).
b. Bahan Buatan
Bahan buatan biasanya adalah bahan hasil olahanyang diproduksi dari
pabrik dan mudah didapat di toko yang menyediakan benda kerajinan
seperti mote-mote atau manik-manik, sedotan yang terbuat dari plastiik,
kaca dan logam, bahan-bahan ini umumnya lebih awet dari pada bahan
alami dari biji-bijian.
3. Aspek Meronce
HajarPamadhidan Evan Sukardi (2010: 9.5) beberapa aspek meronce
yaitu:
a. Permainan
Meronce dapat berfungsi untuk alat bermain anak, dan benda-benda
tersebut juga untuk latihan memperoleh kepuasan rasa dan memahami
keindahan.
b. Kreasi dan Komposisi
Meronce sengaja hanya digunakan untuk bermain imajinasi saja,
sehingga tujuan permainan ini untuk melatih imajinasi atau
bayangananak tentang kontruksi bangun.
37
c. Keindahan
Aspek keindahan dari meronce terletak pada cara menyusun benda-
benda sebagai komponen rangkaian dapat menarik perhatian.
d. Kerajinan dan Ketekunan
Menuntut ketelitian yaitu usaha memberikan pelatihan menyusun,
menata dalam bentuk rangkaian yang sesuai dengan rancangan dan
tidak mudah rusak susunannya.
4. Meronce Bagi Anak Usia Dini
Hajar Pamadhidan Evan Sukardi (2010) kaitan meronce bagi anak usia
dini yaitu :
a. Keterampilan menata dapat diterapkan untuk menata peralatan sekolah
agar mudah dikenali isi buku serta tugasnya, menata tempat tidur agar
anak menyenangi kerapian dan ketertiban, menata barang mainannya
sendiri agar tetaprajin, disiplin sera mandiri.
b. Bagi kejiwaan anak yaitu akan tumbuh sikap percaya diri, kerajinan,
ketelitian, ketepatan, kesesuaian dan keindahan.
c. Kerajinan menata dapat digunakan untuk membantu keluarga dalam
menyelesaikan tugas rumah tangga dan akhirnya mempunyai rasa
tanggung jawab yang tinggi terhadap keluarga.
5. Langkah-langkah yang dapat digunakan dalam meronce:
a. Meronce berdasarkan warna, ini adalah tahapan yang paling rendah
dalam kegiatan meronce.
38
b. Meronce berdasarkan bentuk, ini satu langkah maju yaitu anak dapat
mengenal bentuk manik-manik.
c. Meronce berdasarkan warna dan bentuk, anak mulai bisa
menggabungkan mana yang memiliki bentuk sama atau warna yang
sama, berilah jarak 3 manik-manik atau warna untuk memudahkan
anak.
d. Meronce berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran, tahapan yang cukup
sulit bagi anak karena mulai menggabungkan 3 komponen sekaligus.
C. Pengertian Media Tutup Botol hias
Media tutup botol hias adalah media/alat yang dibuat dari tutup
botol yang sudah tidak dipakai, namun dapat dimanfaatkan menjadi sumber
belajar. Tutup botol yang sudah tidak dipakai tersebut diberi hiasan dari kain
flanel yang sudah dibentuk menjadi buah-buahan atau yang lainnya. Media
tutup botol hias dapat dilihat oleh indera penglihatan dengan kata lain media
visual.
Menurut Arsyad (2002: 91) media visual dapat memperlancar
pemahaman dan memperkuat ingatan, visual dapat pula menumbuhkan minat
sisiwa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan
dunia nyata. Pendapat lain juga mengatakan alat bantu (media) visual dalam
kegiatan belajar mengajar yaitu berupa sarana yang dapat memberikan
pengalaman visual kepada siswa antara lain untuk mendorong motivasi
belajar, memperjelas dan mempermudah konsep yang abstrak, mempertinggi
daya tangkap serap atau retensi belajar (Raharja dalam Miarso, 1986: 255).
39
Sementara itu Wibawa (1991: 28) berpendapat bahwa media visual
dalam proses belajar mengajar dapat berfungsi untuk (a) mengembangkan
visual, (b) mengembangkan imajinasi anak, (c) meningkatkan penguasaan
anak terhadap hal-hal yang abstrak, dan (d) mengembangkan kreativitas
siswa.
Secara umum media visual mempunyai kegunaan untuk mengatasi
hambatan dalam berkomunikasi, keterbatan fisik dalam kelas, sikap pasif
siswa serta mempersatukan pengamatan anak. Hambatan-hambatan yang
timbul disebabkan: (a) verbalisme; ketergantungan pada penggunaan kata-
kata lisan untuk memberikan penjelasan (b) kekacauan penafsiran, istilah
yang sama dapat ditafsirkan berbeda, dan (c) perhatian yang bercabang
(Miarso, 1986: 256).
Levie & Lentz (Arsyad, 2002: 16-17) mengemukakan empat media
pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:
a. Fungsi Atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan
mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran
yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilakan atau menyertai
teks materi pelajaran.
b. Fungsi Afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa
ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar.
c. Fungsi Kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan peniliti yang
mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar mempercapai tujuan
untuk memahami atau mengingat informasi atau pesan yang terkandung
40
dalam gambar.
d. Fungsi Kompensatoris media visual berfungsi untuk mengakomodasikan
siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang
disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.
Media visual memiliki kelebihan sebagai berikut (a) umumnya
murah harganya, (b) mudah didapat, (c) mudah digunakan, (d) dapat
memperjelas suatu masalah, (e) lebih realitis, (f) dapat membantu
mengatasi keterbatan pengamatan, dan (g) dapat mengatasi keterbatasan
ruang dan waktu (Wibawa, 1991: 29).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan media visual
adalah media yang hanya dapat dilihat dan mampu memberikan
pengalaman visual kepada siswa sehingga dapat mengatasi hambatan-
hambatan dalam belajar dan dapat menumbuhkan minat siswa dengan
memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.
D. Botol
1. Pengertian Botol
Botol adalah wadah atau tempat penyimpanan dengan bagian leher
yang lebih sempit dari pada badan dan “mulut”-nya.
Botol umumnya terbuat dari gelas, plastik, atau alumunium, dan
digunakan untuk menyimpan cairan seperti air, susu, minuman ringan, bir,
anggur, obat, sabun cair, tinta, dll. Botol dari plastik biasanya dibuat secara
ekstrusi.
Alat yang digunakan untuk menutup mulut botol disebut tutup
41
botol (eksternal) atau sumbat (internal). Botol dapat juga ditutup dengan
cara segel induksi.
2. Sejarah Botol
Botol gelas dan botol kaca pasti ada disetiap rumah di seluruh
dunia.Kaca pertama kali dibuat sekitar 7000 SM. Manik yang terbuat dari
kaca alami seperti obsidian, batu kristal, batu akik, atau onyk. Botol gelas
pertama diproduksi sekitar 1500 SM.
Industri kaca jar dan botol kaca di Amerika, ditemukan pada tahun
1600-an, ketika pemukiman di Jamestown membangun tungku peleburan
kaca yang pertama. Industri botol kaca yang mahal biasanya menggunakan
mesin peniupan kaca.
Penemuan mesin botol peniup kaca otomatis pada tahun 1903
merubah produk-produk kaca menjadi bentuk-bentuk yang beragam
seperti saat ini.
Di jaman sekarang, memproduksi botol kaca secara massal itu
sudah sangat memungkinkan. Botol juga bisa di produksi dengan tinggi,
berat, dan volume yang seragam maupun beragam sesuai kebutuhan.
Besar produksi-produksi di era modern ini sangat praktis untuk
menghasilkan lebih dari 1.000.000 botol sehari secara otomatis.
E. Alat Permainan Edukatif untuk Mengembangkan Fisik Motorik Halus
Anak Usia Dini.
Sama halnya dengan aspek perkembangan lainnya, aspek
perkembangan fisik motorik halus juga perlu distimulasi agar dapat
42
berkembang dengan baik, karena aspek perkembangan ini juga berpengaruh
terhadap perkembangan aspek lainnya, seperti aspek kognitif, aspek seni, dan
juga aspek lainnya.
Untuk menstimulasi perkembangan aspek fisik motorik anak juga
diperlukan adanya alat permainan edukatif, sebagaimana pada aspek yang
lain juga diperlukan adanya alat permainan edukatif. Karena kita ketahui
bersama bahwa alat permainan edukatif bukan semata-mata sebuah alat
permainan yang dibuat agar anak merasa senang, tetapi merupakan sebuah
alat permainan yang sengaja dirancang untuk tujuan pendidikan. Hal ini
selaras dengan pengertian alat peraga edukatif yang dikemukakan oleh Badru
Zaman (2007:63), bahwa APE untuk anak TK adalah alat yang dirancang
untuk tujuan meningkatkan aspek-aspek perkembangan anak TK.
Berikut ini adalah salah satu contoh alat permainan edukatif yang
dapat digunakan untuk menstimulasi perkembangan fisik motorik halus anak
usia dini yaitu “Tutup Botol Hias‟‟.
Tutup botol hias merupakan sebuah alat peraga edukatif yang
penulis buat sendiri. Diberi nama tutup botol hias karena bentukya yang
beraneka ragam dan diberi hiasan/cantik. APE “tutup botol hias‟‟ini, terbuat
dari bahan dasar tutup botol bekas, yang berasal dari botol minuman yang
sudah tidak terpakai, yang dihias dengan kain flanel.
APE tutup botol hias ini, kami rancang untuk menstimulasi
perkembangan aspek fisik motorik halus anak, khususnya untuk mencapai
STTPA yang berbunyi: mengkoordinasikan mata dan tangan untuk
43
melakukan gerakan yang rumit.
1. Langkah-langkah untuk pembuatan APE “tutup botol hias‟‟, adalah
sebagai berikut:
a. Cuci tutup botol bekas yang telah dikumpulkan
b. Lubangi botol bekas tersebut pada dua sisi yang berlawanan, misal:
kiri-kanan, atau atas-bawah, dengan posisi tutup botol
dimiringkan.Untuk melubangi tutup botol bisa menggunakan paku yang
dipanaskan, dan agar tangan tidak panas waktu memegang paku, maka
jepitlah paku menggunakan tang.
c. Gunting kain flanel sesuai dengan bentuk yang kita inginkan, misal
bentuk buah-buahan, binatang, dan sebagainya. Untuk ukurannya
menyesuaikan dengan besarnya tutup botol.
d. Tempelkan kain flanel yang sudah dibentuk tadi pada bagian depan
tutup botol, menggunakan lem tembak.
e. Gunting benang string sepanjang ukuran yang kita butuhkan, misal 50
cm.
f. Tempelkan potongan kardus pada salah satu ujung benang. Hal ini
dilakukan supaya ketika tutup botol dimasukkan pada benang, tidak
langsung lepas.
g. potong sedotan menjadi 4 bagian.
h. Masukkan tutup botol yang sudah dihiasi dengan kain flanel dan
potongan sedotan ke dalam benang string secara bergantian. Cara
memasukkan tutup botol adalah lewat lubang yang telah dibuat tadi.
44
2. Cara penggunaan
Cara menggunakan APE ini adalah denagan memasukkan tutup
botol dan sedotan satu persatu secara bergantian, ke dalam benang string.
Kegiatan seperti ini dinamakan meronce. Benda yang biasa digunakan
untuk meronce adalah manik-manik, untuk itu kami sengaja merancang
dan membuat tutup botol bekas ini, sebagai alternative pengganti manik-
manik dalam kegiatan meronce, agar lebih variatif.
3. Manfaat dari APE “tutup botol hias‟‟ ini yaitu:
a. Untuk mengembangkan aspek fisik motorik halus anak, khususnya pada
indikator “anak mampu menngkoordinasikan mata dan tangan untuk
melakukan gerakan yang rumit”.
b. Bisa dibuat menjadi hiasan kelas (tirai jendela).
4. Kelebihan dan kekurangan
a. Kelebihan dari APE “tutup botol hias‟‟ yaitu:
1) Alat dan bahan pembuatan mudah di dapatkan.
2) Memanfaatkan barang bekas di lingkungan sekitar.
3) Cara pembuatannya mudah
4) Alat, bahan, bentuk, dan cara penggunaannya aman untuk anak
usiadini.
b. Kekurangan dari APE “tutup botol hias” yaitu: mudah rusak jika
terkena air.
5. Cara penyimpanan dan perawatan
Cara menyimpan APE “tutup botol hias‟‟ ini adalah dengan cara
45
disimpan di toples atau keranjang, dan ditaruh di tempat yang kering,
seperti loker atau lemari. Dan untuk perawatannya bisa dilakukan dengan
cara dibersihkan dari debu dan kotoran menggunakan lap atau kemonceng.
F. Hasil penelitian yang relevan
Untuk menghindari dari tindakan plagiasi, peneliti menyajikan
hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan.
Dalam hal ini peneliti menemukan penelitian dengan judul“ Peningkatan
Kemampuan Motorik Halus dalam Kegiatan Meronce dengan Manik- Manik
Metode Demonstrasi pada Anak Kelompok A di TK Khadijah 2 Surabaya”,
yang dilakukan oleh Tanti Darmastuti. Peneliti ini menggunakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK).Subjek anak dengan jumlah 15 anak terdiri dari 5
anak laki-laki dan 10 anak perempuan.Indicator keberhasilan dalam
penelitian ini sebesar 85%.Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, dimana
setiap siklusnya dilakukan dalam 2 kali pertemuan. PadaSiklus I pertemuan 1
mencapai 45,5%, sedangkanSiklus I pertemuan 2 mencapai 51,7%,
padasiklus II pertemuan 1sebesar 73,9%, sedangkanSiklus II pertemuan 2
sebesar 89,4%.
Penelitian yang kedua berjudul “Penerapan Metode Pemberian
Tugas Melalui Kegiatan Meronce untuk Meningkatkan Perkembangan
Motorik Halus Anak Kelompok B‟‟.penelitian ini dilakukan oleh Ni KD
Surya Watini, I Ketut Ardana dan M. G. Rini Kristiantari. Penelitian ini
dilakukan di TK Tirta Kumara Payangan pada tahun ajaran 2013/2014.
46
Rancangan penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan
dalam dua siklus, subjek penelian ini 20 anak. Hasil penelitian Siklus I
sebesar 53,95% yang berada dalam kriteria sangat rendah. Sementaran itu
pada Siklus II menjadi 80,7% yang berada pada kategori tinggi. Pada siklus I
ke II Siklus II terjadi peningkatan sebesar 26,75%.
Persamaan dan perbedaan hasil penelitian yang relevan dengan
hasil penelitian yang dilakukan :
1. Persamaan
a. Hasil dari 2 penelitian terdahulu dengan yang sekarang, Sama-sama
menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
b. Penelitiannya menggunakan 2 Siklus.
c. Sama-samamembahas tentang fisik motorik halus melalui kegiatan
meronce.
2. Perbedaan
a. Metode yang digunakan pada hasil penelitian yang relevan, pada
penelitian yang pertama (Demonstrasi) berbeda dengan penelitian
yang ke dua (Pemberian tugas).
b. Media yang digunakan pada hasil penelitian yang relevan, pada
penelitian yang pertama (Manik-manik) berbeda dengan penelitian
yang sekarang (tutup botol hias).
c. Hasil peningkatan antara siklus I ke siklus II pada penelitian yang
terdahulu (relevan) dengan penelitian yang sekarang ada perbedaan.
47
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya BA Aisyiyah Repaking Kecamatan Wonosegoro
Di desa Repaking tepatnya di dukuh Repaking RT 02 RW 04 Desa
Repaking Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali terdapat sekolah
Non Formaldi bawah naungan Kementrian Agama Islam. Dinamakan BA
Aisyiyah Repaking didirikan oleh guru-guru Islamiyah Repaking pada
tanggal 10 Oktober 1990 dengan harapan setelah mengenyang bangku di
BA Aisyiyah Repaking langsung masuk kejenjang Sekolah Dasar/MI
Islamiyah Repaking. Tujuan lainnya adalah untuk kemajuan MI Islamiyah
Repaking dan mempermudah mendapatkan Murid Tahun Ajaran Baru.
Dari segi pendidikan di BA Aisyiyah Repaking diperbanyak pendidikan
agama islam. Sehingga anak yang sudah selesai pendidikannya di BA
Aisyiyah Repaking bila masuk ke MI Islamiyah Repaking nanti
pendidikan/pembelajan Agamanya bisa berlanjut. Berawal dari 9 siswa
BA Aisyiyah Repaking berlangsung dengan baik. Selang 8 bulan tepatnya
tanggal 1 Juli 1990BA Aisyiysh Repaking resmi mendapatkan SK
Operaional dari Departemen Agama di waktu itu yang sekarang menjadi
Kementrian Agama. Alhamdulillah sampai sekarang BA Aisyiyah
Repaking semakin maju dan diminati mayarakat karena selain ilmu umum
48
di BA Aisyiyah Repaking juga diperbanyak dengan ilmu
agama/pendidikan islam.
2. Profil Sekolah
Profil atau identitas sekolah adalah sebagai berikut :
Nama : BA Aisyiyah
Tanggal Bardiri : 01 Juli1990
Ijin Operasional : Wk/5-b/1837/RA/Pgm/1990
Alamat BA : Dusun Repaking Rw 04 Rt 02
Desa : Repaking
Kecamatan : Wonosegoro
Kabupaten : Boyolali
Propinsi : Jawa Tengah
Kode POS : 57382
Email : [email protected]
3. Visi, Misi, dan Tujuan
Visi
Terwujudnya siswa-siswi yang terampil, berprestasi, bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
49
Misi
a. Menjadikan anak yang mampu menyelesaikan masalah
b. Menjadikan anak yang gemar membaca, berlatih, mandiri
c. Rajin melaksanakan ibadah
Tujuan
1. Mengembangkan potensi anak seoptimal mungkin
2. Mengembangkan pembelajaranyang INOVATIF
3. Mengembangkan pembelajaran yang mengikuti perkembangan IPTEK
4. Tenaga Pendidik
Tenaga pendidik di BA Aisyiyah Repaking berjumlah 5 guru,
adapun nama dari 5 guru tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Daftar Tenaga Pendidik BA Aisyiyah Repaking
No Nama Jenis kelamin
1 Yatmiyatun, S. Pd. I Perempuan
2 Siti Rohmah, S. Pd. I Perempuan
3 Erna Widiawati, S. Pd Perempuan
4 Rosidah Perempuan
5 Lestari Perempuan
5. Jumlah Data Siswa
Jumlah siswa BA Aisyiyah Repaking pada tahun ajaran 2017/2018
sebanyak 44 siswa. Dengan rincian:
Tabel 3.2 Daftar Jumlah Siswa BA Aisyiyah Repaking
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
A 16 siswa 14 siswa 30 siswa
B 9 siswa 5 siswa 14 siswa
Total 25 siswa 19 siswa 44 siswa
50
6. Subjek dan Karakteristik Siswa
Dalam penelitian ini yang dijadikan subyek penelitian adalah siswa
kelompok A BA Aisyiyah yang berjumlah 30 siswa, terdiri dari 16 laki-
laki dan 14 perempuan. Adapun rincian data siswa kelompok A BA
Aisyiyah adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3 DaftarNama Siswa A Aisyiyah Repaking,
Wonosegoro, Boyolali.
NO Nama Siswa Jenis Kelamin
L P
1 M. Aifan Audi Wardana √
2 Muhammad Erlangga Kurniawan √
3 Dinda Aulia Fitri √
4 Naesya Latifatur Robi‟ah √
5 Hanna Imrotus Shalihah √
6 Yulia Rahmadani √
7 Ahmad Bagus Setiawan Saputra √
8 Muhammad Arif Julianto √
9 Muhammad Adzka Fatih Arrosyid √
10 Yanka lingga Mahatma √
11 Wahyu Bagus Kuncoro √
12 Bagus Mahendra √
13 Galeh Prasetyo √
14 Lisa Ratna Juwita √
15 Shakila Azzahra √
16 Farkhan Maulana Fahruddin √
17 Rafa Avrian Alfauzan √
18 Roby Al Afgani √
19 Maesyafi Naddziroh √
20 Rizki Aditya √
21 Siti Durrotul Hasanah √
22 Aliya Nazwa Jesika √
23 Adinda Falentina Wati √
24 Neno Aisyah √
25 Solehah Wahyuni √
26 Decha Dinati √
51
27 Reno Alvian √
28 Widdya Azzahra Nazila Rahma √
29 Ridwan Dwi Kuncoro √
30 Surya Febian Santoso √
Karakteristik siswa sebagai subjek penelitian dapat digambarkan
sebagai berikut:
1. Usia rata-rata siswa adalah 4,5 tahun.
2. Kemampuan siswa rata-rata sedang.
3. Siswa masih malu untuk bertanya.
4. Semua siswa barasal dari desa.
5. Latar belakang pendidikan orang tua siswa sebagian besar
berpendidikan rendah.
7. Sarana dan Prasarana
Tabel 3.4 Daftar Ruang BA Aisyiyah Repaking, Wonosegoro,
Boyolali
No Nama ruang Jumlah Keadaan
Baik Rusak ringan
1. Ruang kepala sekolah 1 √ -
2. Ruang kelas 2 √ -
3. Ruang guru 1 √ -
4. Tempat bermain 1 √ -
5. Kamar mandi guru 1 √ -
6. Kamar mandi siswa 1 √ -
8. Pelaksanaan Penelitian
52
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada pengembagan fisik
motorik halus tahun ajaran 2017/2018. Pelaksanaan ini dilakukan dalam 2
siklus.waktu pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:
a. Observasi, dilakukan pada hari senin, 19 Maret 2018
b. Kegiatan siklus I, dilakukan pada hari kamis, 19 April 2018
c. Kegiatan siklus II, dilakukan pada hari sabtu, 28 2018
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Bahwa penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK)yang dilakukan dalam 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II, dimana dalam
setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi, berikut ini akan dipaparkan beberapa paparan singkat
tentang pelaksanaan penelitian tindakan kelas berdasarkan siklusnya:
1. Deskripsi Pra Siklus
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti, peneliti
memperoleh dokumen nilai-nilai hasil perkembangan dari wali kelas BA
Aisyiyah tentang pengembangan fisik motorik halus anak yang masih
rendah dan dapat diketahui bahwa kegiatan yang berlangsung selama
pembelajaran masih bersifat monoton yaitu gurucuman menggunakan media
lembar kegiatan anak (LKA) ketika mengajar. Sehingga siswa kesulitan
ketika guru menyuruh siswa untuk melakukan kegiatan yang dapat
meningkatkan fisik motorik anak.
Dari data yang didapat ketika observasi, hasil belajar yang didapat
masih banyak siswa yang mendapat nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan
53
Minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu 60 (B), hasil tersebut diketahui
nilai siswa yang tuntas atau mencapai KKM sebanyak 17 (56,66%) siswa
dan 13 (43,33%) siswa yang nilainya masih dibawah standar KKM.
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Penelitian siklus pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 19 April
2018 dengan pokok bahasan kegiatan meronce dengan media tutup botol
hias menurut bentuknya. Tahapan dan langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut:
a. Perencanaan
Tahap ini peneliti menyusun semua persiapan untuk pelaksanaan
proses pembelajaran yaitu pembuatan RPPH yang mengacu pada RPPM
dan tema serta subtema.Tema yang diangkat pada penelitian iniadalah
tema Tanaman subtema jenis-jenis buah dan gerakan orang yang
sedang memetik buah. Peneliti menggunakan media tutup botol hias,
adapun tahap perencanaan yaitu:
1) Merencanakan proses pelaksanaan pembelajaran dengan media tutup
botol hias di kelompok A BA Aisyiyah Repaking tahun ajaran
2017/2018.
2) Menentukan metode yang akan dilaksanakan yaitu praktek langsung,
tanya jawab,dan demonstrasi.
3) Menentukan waktu pelaksanaan siklus I yaitu kamis, 19 April 2018.
4) Menetapkan materi yang akan diajarkan yaitu materi kegiatan
meronce.
54
5) Menentukan indikator yang akan dicapai dalam kegiatan
pembelajaran.
6) Mempersiapkan media pembelajaran yang akan dipergunakan dalam
proses pembelajaran yang berkaitan dengan materi yang akan
diajarkan.
7) Membuat lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang
perilaku siswa selama proses pembelajaran. Lembar observasi
digunakan sebagai instrumen, karena hasil belajar bisa dicapai jika
siswa benar-benar mengikuti proses pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan
TahapPelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Kamis
tanggal 19 April 2018 yang berlangsung selama 1x 45 menit dari pukul
07.30-90.30. Materi yang diajarkan adalah meronce dengan media tutup
botol hias menurut bentuknya.
Dalam pelaksanaan tindakan pada siklus 1 ini, peneliti menggunakan
metode klasikal yang mana metode pembelajaran ini telah disusun dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran harian (RPPH). Adapun langkah-
langkah pelaksanaanya meliputi:
1) Kegiatan pendahuluan
Apersepsi
a. Membuka pembelajaran dengan salam, berdo‟a bersama dengan
dipimpin salah satu peserta didik.
55
b. Guru bertanya “apa kabar anak-anak?”
c. Guru mengabsen.
d. Guru memberikan motivasi terhadap siswa.
e. Guru menjelaskan tujuan kegiatan meronce.
f. Guru menjelaskan cakupan materi hari ini.
2) Kegiatan inti
a) Eksplorasi
(1) Siswa memperhatikan contoh APE/Media tutup botol hias
yang berjudul “ hiasan dinding” yang disediakan oleh guru.
(2) Siswa berdiskusi dan menentukan ide pokok dari kegiatan
meronce tersebut.
(3) Menjelaskan mengenai menentukan ide pokok dalam meronce
serta pemilihan kegiatan meronce yang mudah, dan menarik
dalam pelaksanaannya.
(4) Siswa diajak untuk melihat dan mengamati gambar buah-
buahan yang disediakan oleh guru.
(5) Guru memanggil satu persatu anak bergantian dalam
pelaksanaan kegiatan meronce.
b) Elaborasi
(1) Siswa diminta maju kedepan kelas untuk mengurutkan
gambar-gambar menjadi urutan yang logis bagi siswa yang
nomor undiannya disebutkan oleh guru.
56
(2) Siswa membuat roncean hasil pengamatannya sesuai dengan
tema yang telah ditentukan oleh guru.
c) Konfirmasi
(1) Guru bertanya mengenai hal-hal yang belum diketahui oleh
siswa.
(2) Guru memberikan media pembelajaran yang akan dilakukan.
3) Penutup
a) Menanyakan perasaan anak pada saat kegiatan pembelajaran hari
ini.
b) Mendiskusikan kegiatan yang paling disukai anak.
c) Guru mengomentari hal-hal yang terjadi pada proses kegiatan
belajar hari ini. Misalnya mengomentari hal-hal baik dan buruk
yang terjadi pada saat pelajaran berlangsung. Memberikan motivasi
agar peserta didik lebih giat belajar.
d) Guru memberikan informasi tentang kegiatan esok hari.
e) Pesan moral
f) Guru menutup pelajaran dengan berdo‟a dan salam.
Hal ini merupakan penerapan pelaksanaan dari semua tahap
perencanaan yang telah disusun. Setiap siklus pembelajaran terbagi
menjadi 3 tahap, yaitu pembukaan, kegiatan inti dan penutup..
c. Tahap Observasi
Tahap yang dilakukan setelah pelaksanaan adalah pengamatan atau
observasi. Tahap ini untuk mengetahui keberhasilan guru dalam
57
mengajar siswa dalam kegiatan meronce. Tahap ini dilakuakan
observasi atau pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran
berlangsung, yaitu:
1) Memperhatikan keaktifan dan partisipasi siswa saat proses
pembelajaran sedang berlangsung.
2) Pengamat mengamati dengan menggunakan lembar observasi guru
dan siswa yang telah disiapkan untuk melakukan pengamatan terhadap
aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang sedang
berlangsung. Berikut ini adalah hasil pengamatan guru dan siswa.
Tabel 3.5Lembar Observasi Guru Siklus I
No Aspek yang diamati Skor
4 3 2 1
Kemampuan guru membuka pelajaran
1 Menarik perhatian siswa √
2 Memberikan motivasi awal √
3 Memberikan apersepsi (kaitannya dengan materi) √
4 Menyampaikan tujuan pembelajaran √
5 Memberikan acuan bahan pelajaran yang akan
dipelajari
√
Penugasan bahan belajar
6 Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah
langkah yang dibuat dalam RPPH
√
7 Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar √
Kegiatan belajar mengajar
8 Kesesuaian metode pembelajaran dengan bahan
ajar yang disampaikan
√
9 Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan
atau indikator yang telah ditetapkan
√
10 Ketepatan dalam menggunakan alokasi waktu yang
telah ditentukan
√
11 Memiliki keterampilan dalam merespon dan
menanggapi pertanyaan siswa
√
Kemampuan guru dalam menggunakan media
tutup botol hias
12 Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. √
58
13 Menyajikan materi sebagai pengantar √
14 Menunjukan atau memperlihatkan gambar-gambar
yang berkaitan dengan materi.
√
15 Menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian
untuk memasang atau mengurutkan tutup botol hias
sesuai bentuk, warna menjadi urutan yang logis.
√
Bersambung...
Selanjutnya...
16 Menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan
tersebut.
√
17 Menanamkan konsep atau materi sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai √
18 Menyampaikan kesimpulan pada kegiatan
pembelajaran √
Evaluasi Pembelajaran
18 Penilaian relevan dengan tujuan yang telah
ditetapkan
√
19 Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPPH √
Kemampuan menutup kegiatan pelajaran
20 Meninjau kembali materi yang telah diberikan √
21 Memberikan kesempatan untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan
√
22 Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran √
Tindak lanjut/ follow up
23 Memberikan tugas kepada siswa √
24 Menginformasikan materi, bahan ajar yang akan
dipelajari berikutnya √
25 Memberikan motivasi untuk selalu terus belajar √
Jumlah 20 36 16 1
Total 16+39+10+3 = 73
Kategori Sedang
Keterangan skor nilai
Skor 4 = sangat baik
Skor 3 = baik
Skor 2 = cukup
59
Skor 1 = kurang
Kategori total kinerja guru
76-100 = baik
51-75 = sedang
25-50 = kurang
Tabel 3.6 Lembar Observasi Siswa Siklus I
No Aspek yang diamati Skor Keterangan
1 2 3 4
1. Merespon apersepsi yang
diberikan guru
√ Mulai berkembang
2. Memperhatikan penjelasan guru √ Mulai berkembang
3. Menjawab pertanyaan yang
diberikan guru
√ Berkembang sesuai
harapan
4. Berani bertanya kepada guru √ Berkembang sesuai
harapan
5. Berani mengemukakan pendapat √ Berkembang sesuai
harapan
6. Mampu melaksanakan kegiatan
meronce dengan baik
√ Mulai berkembang
7. Mengungkapkan informasi yang
telah diketahui
√ Berkembang sesuai
harapan
8. Menyimpulkan pelajaran yang
telah dipelajari
√ Berkembang sesuai
harapanan
9. Mengerjakan evaluasi √ Berkembang sesuai
harapan
Keterangan:
BB = Belum Berkemang (1)
MB = Mulai Berkemang (2)
BSH = Berkembang Sesuai Harapan (3)
BSB = Berkembang Sangat baik
d. Tahap Refleksi
60
Tahap ini untuk mengkaji seluruh tindakan yang dilakukan
berdasarkan data observasi yang telah dikumpulkan. Kemudian
dilakukan evaluasi terhadap kemampuan motorik halus anak melalui
kegiatan meronce. Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti dan
teman sejawat melakukan analisis terhadap proses pembelajaran dan
penguasaan fisik motorik halus anak. Analisis ini dilakukan oleh peneliti
dan teman sejawat dengan cara berdiskusi dan mengevaluasi
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Serta melihat kekurangan-
kekurangan yang ada.Selain itu peneliti dan teman sejawat juga
berpedoman pada indikator lembar observasi penguasaan motorik halus
melalui kegiatan meronce yang diamati.
Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa :
1) Sebagian besar anak tertarik, antusias, semangat dengan metode yang
telah dilaksanakan oleh peneliti.
2) Guru kurang dapat membagi perhatiannya kepada semua anak, karena
terdapat anak yang terus meminta perhatian.
3) Terbatasnya waktu pada saat anak diminta satu per satu mengulang
kegiatan meronceyang telah dicontohkan oleh guru.
4) Sudah ada peningkatan penguasaanfisik motorik halus anak melalui
kegiatan meronce, jika dibandingkan dengan penguasaan meronce
sebelum menggunakan media tutup botol hias, akan tetapi hasil
tersebut belum maksimal, ini berarti bahwa peneliti perlu
memperbaiki proses pembelajaran.
61
5) Peningkatan penguasaan fisik motorik halus anak satu kelas kurang
merata, dikarenakan ada anak yang mempunyai kemampuan lebih
dan ada anak yang mempunyai kemampuan rendah
6) Ada anak yang mudah memasukkan benang straing ke dalam lubang
dan ada pula anak yang sulit memasukkannya, yaitu lubang tutup
botol yang kecil dan sulit melakukannya karena kurang terbiasa.
Dari hasil analisis tersebut, peneliti dan teman sejawat merasa bahwa
hasil penelitian tersebut belum maksimal. Oleh sebab itu peneliti dan
teman sejawat membuat perencanaan untuk tindakan pada Siklus
berikutnya.
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanakan tindakan pada siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu, 28
April 2018 dengan pokok bahasan media tutup botol hias dengan 3 bentuk
buah-buahan. Tahapan dan langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Berdasarkan refleksi yang diperoleh dari observasi dan hasil
perolehan nilai siklus I, maka siklus II merupakan perbaikan dari siklus I.
Rencana tindakan siklus II yang dilakukan oleh peneliti adalah
1) Peneliti memaksimalkan tindakan yang lebih intensif dan interaktif
dengan anak didik, peneliti memberi motivasi, balikan dan penguatan.
2) Menentukan waktu pelaksanaan siklus II yaitu sabtu, 28 April 2018.
62
3) Agar anak tidak bosan, tema dikembangkan lagi menjadi sub tema,
tema yang digunakan adalah “Tanaman” dan sub tema yang digunakan
adalah “Macam-macam buah-buahan”.
4) Adanya anak yang kurang memperhatikan, maka peneliti mencoba
memberikan contoh cara meronce dan memintanya untuk
menirukannya.
5) Peneliti juga memberikan reward kepada anak sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya dengan jumlah porsi yang berbeda.
6) Ada anak yang mudah mengikutinya (memasukkan benang ke dalam
lubang roncean) dan ada juga anak yang sulit untuk mengikuti
(memasukkan benang ke dalam lubang roncean) untuk mengatasi anak
yang sulit mengikuti kegiatan meronce tersebut, cara/kegiatan meronce
tersebut diulang beberapa kali baik pada saat pembelajaran dan pada
saat review.
7) Membuat lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang
perilaku siswa selama proses pembelajaran. Lembar observasi
digunakan sebagai instrumen, karena hasil belajar bisa dicapai jika
siswa benar-benar mengikuti proses pembelajaran.
Urutan tindakan yang telah direncanakan dan akan digunakan pada
Siklus II adalah sebagai berikut :
a) Peneliti mempersiapkan sumber belajar dan alat pembelajaran.
b) Peneliti mengkondisikan anak agar siap untuk belajar.
c) Peneliti membuka pelajaran dengan doa dan mengucapkan salam.
63
d) Tanya jawab tentang meronce yang sudah diajarakan pada pertemuan
yang lalu.
e) Peneliti memberikan apresepsi.
f) Peneliti menunjukkan gambar tentang macam-macam buah.
g) Peneliti mengajak anak untuk memperhatikan dan mengikuti setiap
langkah demi langkah dalam mempraktikkan roncean (meronce
dengan media tutup botol hias).
h) Peneliti mengucapkan namamedia yang telah ditunjukkan oleh guru,
lalu anak menirukan bersama –sama.
i) Peneliti lalu memanggil nama anak satu per satu dan diminta
melakukan cara meronce yang telah diajarkan.
j) Peneliti memberi reward kepada anak, berupa tanda bintang di tangan.
k) Peneliti mengulang lagi cara meronce yang telah diajarkan pada
pertemuan lalu dan pertemuan hari ini.
l) Peneliti menutup pembelajaran dengan meyanyikan lagu lihat
kebunku, macam-macam buah, dan pak tani,.
Secara umum pembelajaran pada Siklus II, seperti tersebut di atas.
Sama proses pembelajaran pada Siklus I, setiap pertemuan pada Siklus
kedua ini, juga sedikit diberi variasi agar anak tidak bosan dan suasana
lebih menyenangkan. Adapun variasi setiap pertemuan adalah menambah
64
kegiatan meronce dengan media yang berbeda dan lebih menarik serta
kegiatan yang lebih bervariasi.
Pada Siklus I anak diajak bergerak dan menyanyi serta menirukan
gerakan dari guru, sedangkan pada Siklus II anak diajak bergerak dan
menyanyi serta menirukan cara untuk meronce dengan teliti dan sabar
agar mendapatkan hasil yang maksimal serta diakhiri dengan menyanyi
bersama dan kegiatan tanya jawab, anak yang mampu melakukan
kegiatan meronce dengan benar akan diberikan reward berupa bintang.
Dalam siklus II peneliti membuat rencana program kegiatan
peningkatan kemampuan motorik halus dengan pembelajaran meronce
sebagai revisi pada siklus I. Peneliti juga membuat lembar observasi
sesuai indikator pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal
28 April 2018 yang berlangsung selama 120 menit dari pukul 07.30-
09.30. Materi yang diajarkan adalah meronce dengan 3 bentuk buah-
buahan.
Dalam pelaksanaan tindakan pada siklus II ini, peneliti
menggunakan media tutup otol hias dengan 3/lebih bentuk buah-buahan
mana yang mana media pembelajaran ini telah disusun dalam Rencana
65
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Adapun langkah-langkah
pelaksanaanya meliputi:
1) Kegiatan pendahuluan
Apersepsi
a) Guru menyiapkan siswa di depan kelas untuk berhitung, melakukan
gerakan fisik motorik kasar, dan membaca ikrar syahadat,
kemudian siswa diminta masuk ke dalam kelas, lalu duduk yang
baik.
b) Membuka pembelajaran dengan salam, berdo‟a bersama dengan
dipimpin salah satu peserta didik.
c) Guru bertanya “apa kabar anak-anak?”
d) Guru mengabsen.
e) Guru memberikan motivasi terhadap siswa.
f) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
g) Guru menjelaskan cakupan materi hari ini
2) Kegiatan inti
a) Eksplorasi
(1) Siswa memperhatikan contoh APE yang dibuat untuk meronce
yang telah disediakan oleh guru.
(2) Siswa berdiskusi dan menentukan ide pokok dari kegiatan
meronce tersebut.
(3) Menjelaskan secara detail mengenai menentukan ide pokok
kegiatan dalam meronce.
66
(4) Menjelaskan bagaimana cara benang staing itu bisa masuk ke
dalam lubang-lubang kecil pada tutup botol hias..
(5) Siswa diajak untuk melihat dan mengamati gambar-gambar
yang disediakan oleh guru.
b) Elaborasi
(1) Siswa diminta maju kedepan kelas untuk mengurutkan gambar
buah-buahan 3 bentuk/lebih supaya menjadi susunan buah-
buahan yang rapi.
(2) Siswa membuat roncean berdasarkan hasil pengamatannya
sesuai dengan tema yang telah ditentukan oleh guru.
c) Konfirmasi
(1) Guru bertanya mengenai hal-hal yang belum diketahui oleh
siswa.
(2) Guru memberikan media pembelajaran yang akan dilakukan.
d) Penutup
1) Menanyakan perasaan anak pada saat kegiatan pembelajaran
hari ini.
2) Mendiskusikan kegiatan yang paling disukai anak.
3) Guru mengomentari hal-hal yang terjadi pada proses kegiatan
belajar hari ini. Misalnya mengomentari hal-hal baik dan buruk
yang terjadi pada saat pelajaran berlangsung. Memberikan
motivasi agar peserta didik lebih giat belajar.
4) Guru memberikan informasi tentang kegiatan esok hari.
67
5) Guru menutup pelajaran dengan berdo‟adan salam.
c. Tahap Observasi
Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data mengenai hasil
pembelajaran kegiatan meronce menggunakan media tutup botol hias
dengan 3/lebih bentuk buah-buahant. Aspek pengamatan dalam
penelitian siklus II sama seperti siklus I, yaitu:
1) Memperhatikan keaktifan dan partisipasi siswa saat proses
pembelajaran sedang berlangsung.
2) Pengamat mengamati dengan menggunakan lembar observasi guru
dan siswa yang telah disiapkan untuk melakukan pengamatan terhadap
aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang sedang
berlangsung. Berikut ini adalah hasil pengamatan guru dan siswa:
Tabel 3.7 Lembar Observasi Guru Siklus II
No Aspek yang diamati Skor
4 3 2 1
Kemampuan guru membuka pelajaran
1 Menarik perhatian siswa √
2 Memberikan motivasi awal √
3 Memberikan apersepsi (kaitannya dengan materi) √
4 Menyampaikan tujuan pembelajaran √
5 Memberikan acuan bahan pelajaran yang akan
dipelajari
√
Penugasan bahan belajar
6 Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah
langkah yang dibuat dalam RPPH
√
7 Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar √
Kegiatan belajar mengajar
8 Kesesuaian metode pembelajaran dengan bahan
ajar yang disampaikan
√
9 Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan √
68
atau indikator yang telah ditetapkan
10 Ketepatan dalam menggunakan alokasi waktu
yang telah ditentukan
√
11 Memiliki keterampilan dalam merespon dan
menanggapi pertanyaan siswa
√
Kemampuan guru dalam menggunakan media
tutup botol hias
12 Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. √
13 Menyajikan materi sebagai pengantar √
14 Menunjukan atau memperlihatkan gambar-
gambar yang berkaitan dengan materi. √
15 Menunjuk atau memanggil siswa secara
bergantian untuk memasang atau mengurutkan
tutup botol hias sesuai bentuk, warna menjadi
urutan yang logis.
√
16 Menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan
gambar tersebut.
√
17 Menanamkan konsep atau materi sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai √
18 Menyampaikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran √
Bersambung...
Selanjutnya...
Evaluasi Pembelajaran
18 Penilaian relevan dengan tujuan yang telah
ditetapkan
√
19 Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPPH √
Kemampuan menutup kegiatan pelajaran
20 Meninjau kembali materi yang telah diberikan √
21 Memberikan kesempatan untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan
√
22 Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran √
Tindak lanjut/ follow up
23 Memberikan tugas kepada siswa √
24 Menginformasikan materi, bahan ajar yang akan
dipelajari berikutnya √
25 Memberikan motivasi untuk selalu terus belajar √
Jumlah 24 57 2 -
Total 28+54+2= 84
Kategori Baik
Keterangan skor nilai
Skor 4 = sangat baik
Skor 3 = baik
69
Skor 2 = cukup
Skor 1 = kurang
Kategori total kinerja guru
76-100 = baik
51-75 = sedang
25-50 = kurang
Tabel 3.9 Lembar Observasi Siswa Siklus II
No Aspek yang diamati Skor Keterangan
1 2 3 4
1. Merespon apersepsi yang
diberikan guru
√ Berkembang sangat
baik
2. Memperhatikan penjelasan
guru
√ Berkembang sesuai
harapan
3. Menjawab pertanyaan yang
diberikan guru
√ Berkembang sangat
baik
4. Berani bertanya kepada guru √ Berkembang sesuai
harapan
5. Berani mengemukakan
pendapat
√ Berkembang sesuai
harapan
Bersamung...
Selanjutnya...
6. Mampu melaksanaka kegiatan meronce dengan baik
√ Berkembang sangat baik
7. Mengungkapkan informasi
yang telah diketahui
√ Berkembang sesuai
harapan
8. Menyimpulkan pelajaran yang
telah dipelajari
√ Berkembang sangat
baik
9. Mengerjakan evaluasi √ Berkembang sangat
baik
Keterangan:
BB = Belum Berkemang (1)
MB = Mulai Berkemang (2)
BSH = Berkembang Sesuai Harapan (3)
BSB = Berkembang Sangat baik (4)
70
d. Refleksi
Proses tindakan pada Siklus II berjalan dengan baik. Kelemahan
yang ada pada Siklus 1 dapat teratasi. Hal ini membuat kualitas
pembelajaran motorik halus meningkat. Peningkatan kualitas
pembelajaran dapat terlihat dari tercapainya indikator yang ditetapkan,
yaitu tampak peningkatan penguasaan motorik halus dari Siklus I ke
Siklus II.
71
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bagian ini disajikan hasil penelitian dan pembahasan sesuai dengan
tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah melalui kegiatan meronce
dengan media tutup botol hias dapat mengembangkan fisik motorik anak
kelompok A di BA Aisyiyah Repaking Wonosegoro Boyolali tahun 2017/2018.
A. Hasil Penelitian
Pengembangan fisik motorik halus yang dilaksanakan di BA Aisyiyah,
Repaking, Wonosegoro, Boyolali sebelum diadakan penelitian ini biasanya
guru hanya menggunakan media LK saja.Sehingga pemahaman siswa yang di
ketahui hanya keterampilan menulis, mewarnai itu-itu saja. Sehingga siswa
kurang memahami tentang kegiatan meronce yang dapat mengembangkan
fisik motorik halus karena kurangnya media yang dapat memacu inspirasi
siswa dalam kegiatan meronce. Adapun nilai Ketuntasa Belajar Minimal
(KBM) di BA Aisyiyah, Repaking, Wonosegoro, Boyolali pada kegiatan
meronce adalah 60 (BSH).
Adapun penilaian yang diberikan pada anak didik, berupa simbol gambar
bintang, yang mana simbol tersebut akan diubah ke data yang bersifat angka
atau kuantitatif untuk sementara, kemudian akan diolah ke dalam bahasa
kualitatif, dengan ketentuan sebagai berikut :
72
Tabel 4. 1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak
Simbol
Bintang
Skor/
Nilai
Kategori Kriteria/Ketentuan
1 Belum Muncul (BM) Jika anak mencoba,
kurang tepat atau anak
tidak mau mencoba.
2 Mulai Muncul (MM) Jika anak bisa dengan
bantuan meniru teman
3 Berkembang Sesuai
Harapan (BSH)
Jika anak bisa dengan
bantuan awalan
4 Berkembang Sangat
Baik (BSB)
Jika anak bisa tanpa
bantuan
Adapun indikator yang digunakan tiap Siklus adalah berbeda, dan
kegiatan meronce yang digunakan pada setiap pertemuan juga bervariasi.
Seperti terlihat pada tabel indikator yang akan diamati tiap Siklus dibawah ini:
Tabel 4. 2 Indikator yang Diamati Tiap Siklus
No Tingkat Pencapaian
Perkembangan
Yang Diamati
Pra
Siklus
Siklus I Siklus II
1 Keterampilan menggunakan jari-
jemari
V V V
2 Bereksplorasi dengan berbagai
media
V V V
3 Koordinasi tangan dengan mata V V V
4 Melatih otot-otot tangan dan jari V V V
73
Peneliti berdiskusi bersama teman sejawat dan kepala sekolah, bahwa
penentuan tolak ukur keberhasilan dalam penguasaan motorik halus melalui
kegiatan meroncejuga penting dibuat, berdasarkan kesepakatan bersama pihak
sekolah, maka diputuskantolak ukur keberhasilan dalam proses pembelajaran
yaitu sebesar 85%. Bila semua anak mampu mencapai nilai/hasil pencapaian
lebih dari 85% pada Siklus II, anak dapat dikatakan sudah menguasai gerakan
dengan baik, dan sebaliknya jika hasil pencapaian kurang dari 85% pada Siklus
II, maka anak dikatakan belum mampu menguasai gerak motorik halus dengan
baik.Berikut ini adalah hasil analisa persiklus:
1. Data Hasil Belajar Persiklus
a. Pra Siklus
Berdasarkan data nilai yang diperoleh peneliti dari wali kelas
kelompok A BA Aisyiyah, Repaking, Wonosegoro, Boyolali pada
pengembangan fisik motorik halus khususnya dalam kegiatan meronce
menunjukkan bahwa siswa yang mencapai KBM hanya beberapa siswa.
Dibawah ini adalah hasil belajar siswa sebelum menggunakan media
tutup botol hias:
Tabel 4.3 Hasil Penilaian Pra Siklus
No Nama
Anak
Nilai pada Indikator Pra Siklus
Persentase
Pencapaian
Keterampilan
menggunakan
jari-jemari
Bereksplorasi
dengan
berbagaimedia
Koordinasi
tangan
dengan
mata
Ketelitian
anak
dalam
bekerja
1 Wardana 3 2 3 2 63
2 Angga 2 2 2 5 50
3 Dinda 4 2 4 2 75
4 Naesya 4 2 4 2 75
Bersamung...
74
Selanjutnya...
5 Hanna 3 2 3 2 63
6 Yulia 2 2 2 2 50
7 Ahmad 3 3 3 2 69
8 Arif 2 2 2 2 50
9 Adzka 2 2 2 2 50
10 Yanka 3 2 3 2 63
11 Wahyu 3 2 3 2 63
12 Bagus 2 2 2 2 50
13 Galeh 3 2 2 2 56
14 Lisa 3 2 3 2 63
15 Shakila 3 2 3 2 63
16 Farkhan 2 2 2 2 50
17 Rafa 2 2 2 2 50
18 Roby 3 2 3 2 63
19 Fina 3 2 3 2 63
20 Risky 3 2 3 2 63
21 Durroh 3 3 3 2 69
22 Aliya 3 2 3 2 63
23 Adinda 3 2 3 2 63
24 Aisyah 3 2 3 2 63
25 Likah 2 2 2 2 50
26 Decha 2 2 2 2 50
27 Reno 3 3 3 2 69
28 Zahra 2 2 2 2 50
29 Febian 2 2 2 2 50
30 Ridwan 2 2 2 1 44
Total Persentase Pencapaian Kelas 1757
Keterangan nilai:
Belum muncul
Mulai muncul
Berkembang sesuai harapan
Berkembang sangat baik
Keterangan :
Jumlah skor maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlah butir amatan
= 4 x 4 = 16
75
Persentase Pencapaian Anak =Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 %
Jumlah skor maksimum
Contoh :
Nama Anak Angga =
=
=50 %
Tolak ukur Keberhasilan Kelas= Total nilai pencapaian kelas
Jumlah siswa
=
= 58,8
Dari tabel tersebut di atas, maka diketahui persentase pencapaian tiap
anak, karena nilainya dibawah tolak ukur keberhasilan yaitu 85%, maka
dapat dikatakan bahwa hasil belajar anak belum maksimal, dan masih
memerlukan perbaikan.Sedangkan rata–rata persentase pencapaian kelas
pada saat Pra Siklus sebesar 5,88%
b. Siklus I
Penelitimulaimelakukan tindakan siklus I dengan menerapkan
kegiatan meronce dengan media tutup botol hias dengan judul “hiasan
dinding” pada tanggal 19 April 2018. Hasil tes evalusi pada siklus I
yang dilakukan pada kelompok A BA Aisyiyah Repaking,
Wonosegoro, Boyolali telah mengalami peningkatan apabila
dibandingkan dengan perolehan nilai pra siklus sebelum menerapakan
76
kegiatan meronce dengan mediatutup botol hias. Berikut ini adalah
hasil pengamatan, pengumpulan data dan pengolahan data pada siklus I
yaitu:
Tabel 4.4 Hasil Penilaian Siklus I
No Nama
Anak
Nilai pada Indikator Siklus I
Tolak ukur
Pencapaian
Keterampilan
menggunakan
jari –jemari
Bereksplorasi
dengan
berbagai
media
Koordinasi
tangan
dengan
mata
Ketelitian
anak
dalam
bekerja
1 Wardana 4 3 3 3 81
2 Angga 3 2 2 2 56
3 Dinda 4 3 4 3 88
4 Naesya 4 3 4 3 88
5 Hanna 4 3 4 3 88
6 Yulia 3 2 3 2 63
7 A.Bagus 4 3 4 3 88
8 Arif 3 2 2 2 56
9 Adzka 3 2 2 2 56
10 Yanka 3 3 3 2 69
11 Wahyu 2 3 3 3 69
12 Bagus 3 2 2 2 56
13 Galeh 3 3 3 3 75
14 Lisa 4 3 3 3 81
15 Shakila 4 3 3 3 81
16 Farkhan 3 2 3 2 63
17 Rafa 3 2 3 2 63
18 Roby 3 3 3 3 75
19 Fina 3 3 3 3 75
20 Risky 4 2 4 2 75
21 Durroh 3 3 3 3 75
22 Aliya 3 2 3 2 63
23 Adinda 4 2 3 3 75
24 Aisyah 3 2 3 2 63
25 Likah 3 2 2 2 56
26 Decha 3 2 2 2 56
27 Reno 4 3 4 3 88
28 Zahra 3 2 3 2 63
29 Febian 3 2 3 2 63
30 Ridwan 2 2 2 2 50
Total Persentase Pencapaian Kelas 2093
77
Keterangan :
Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlah butiramatan
= 4 x 4 = 16
Persentase Pencapaian Anak =
x 100%
Contoh :
Nama Anak Wardana =
x 100 %
=
= 88 %
Tolak ukur Keberhasilan Kelas=
=
= 69,7
Dari tabel tersebut di atas, maka diketahui persentase pencapaian
tiap anak, ada 23siswa atau 76,66 %yang pencapaiannya sudah
memenuhi KBM, akan tetapi 7 siswa atau 23,33% masih dibawah
KBM dengan nilai rata-rata kelas 69,7. Sehingga dapat dikatakan
bahwa hasil belajar anak belum maksimal, dan masih memerlukan
perbaikan.Peningkatan dari rata–rata persentase pencapaian kelas
pada saat Pra Siklus sebesar 58,8 dan pada Siklus I sebesar 69,7.
c. Siklus II
Penelitian siklus II dilaksanakan pada tanggal 28 April 2018.
Dalam siklus II ini peneliti masih menggunakan media tutup botol
hias sama seperti siklus I dengan memperbaiki kekurangan-
78
kekurangan yang ada pada siklus I.Berbeda dengan siklus I pada
siklus ini pembelajaran lebih kondusif dan siswa juga lebih aktif dan
lebih bersemangat. Pengelolaan kondisi dan suasana kelas secara baik
sangat mendukung berjalannya pembelajaran pada siklus II ini lebih
lancar. Dibawah ini adalah nilai hasil evaluasi yang dilakukan pada
kelompok A BA Aisyiyah Repaking, Wonosegoro, Boyolali pada
siklus II yaitu:
Tabel 4.5 Hasil Penilaian Siklus II
No Nama
Anak
Nilai Pada Indikator Siklus II
Tolak ukur
Pencapaian
Keterampilann
menggunakan
jari-jemari
Ereksplorasi
dengan
berbagai
media
Koordinasi
tangan
dengan
mata
Ketelitian
anak
dalam
bekerja
1 Wardana 4 3 4 4 94
2 Angga 4 3 4 3 88
3 Dinda 4 4 4 4 100
4 Naesya 4 4 4 4 100
5 Hanna 4 4 4 4 100
6 Yulia 4 3 4 3 88
7 Ahmad 4 4 4 4 100
8 Arif 4 3 4 3 88
9 Adzka 4 3 4 3 88
10 Yanka 4 4 4 4 100
11 Wahyu 4 3 4 4 94
12 Bagus. 4 3 4 3 88
13 Galeh 4 3 4 4 94
14 Lisa 4 4 4 4 100
15 Shakila 4 4 4 4 100
16 Farkhan 4 3 4 3 88
17 Rafa 4 3 4 3 88
18 Roby 4 3 4 3 88
19 Fina 4 4 4 4 100
20 Risky 4 3 4 4 94
21 Durroh 4 4 4 4 100
22 Aliya 4 3 4 3 88
23 Adinda 4 3 4 4 94
Bersamung...
79
Jumlah skor maksimum
Selanjutnya...
24 Aisyah 4 3 4 3 88 25 Likah 4 3 4 3 88
26 Decha 4 2 4 2 75
27 Reno 4 4 4 4 100
28 Zahra 4 3 4 3 88
29 Febian 4 3 4 3 88
30 Ridwan 3 2 2 2 56
Total Persentase PencapaianKelas 2745
Keterangan :
Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlah butir amatan
= 4 x 4 = 16
Persentase Pencapaian Anak =Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 %
Contoh :
Nama Anak Wardana = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 %
Jumlah skor maksimum
= 15 x 100% = 94 %
16
Tolak ukur Keberhasilan Kelas= Total nilai pencapaian kelas
Jumlah siswa
= 2745
30
= 91,5
80
2. Perbandingan Hasil Persentase Pencapaian dengan Persentase Tolak
Ukur Keberhasilan Persiklus.
a. Pra-Siklus
Adapun hasil pengolahan data dari penelitian Pra Siklusini didapatkan
dari hasilpencapaian penguasaan gerak motorik halus yang sudah ada
sebagai berikut :
Tabel 4.6 Nilai Pra-Siklus
NO Nama Anak Persentase
KBM
Persentase
Pencapaiasn
Status
Pencapaian
1 Wardana 60 63 Tuntas
2 Angga 60 50 Belum tuntas
3 Dinda 60 75 Tuntas
4 Naesya 60 75 Tuntas
5 Hanna 60 63 Tuntas
6 Yulia 60 50 Belum tuntas
7 Ahmad 60 69 Tuntas
8 Arif 60 44 Belum tuntas
9 Adzka 60 50 Belum tuntas
10 Yanka 60 63 Tuntas
11 Wahyu 60 63 Tuntas
12 Bagus 60 50 Belum tuntas
13 Galeh 60 56 Belum tuntas
14 Lisa 60 63 Tuntas
15 Shakila 60 63 Tuntas
16 Farkhan 60 50 Belum tuntas
17 Rafa 60 50 Belum tuntas
18 Roby 60 63 Tuntas
19 Fina 60 63 Tuntas
20 Risky 60 63 Tuntas
21 Durroh 60 69 Tuntas
22 Aliya 60 63 Tuntas
23 Adinda 60 63 Tuntas
24 Aisyah 60 63 Tuntas
25 Likah 60 50 Belum tuntas
26 Decha 60 50 Belum tuntas
Bersambung...
81
Selanjutnya...
27 Reno 60 69 Tuntas
28 Zahra 60 50 Belum tuntas
29 Febian 60 50 Belum tuntas
30 Ridwan 60 44 Belum tuntas
Rata-rata kelas 58,8
Persentase ketuntasan 56,66%
Persentase ketidaktuntasan 43,33%
Dari data di atas diperoleh hasil bahwa siswa kelompok A BA
Aisyiyah Repaking, wonosegoro, Boyolali yang tuntas sebanyak 17siswa
atau sebanyak 56,66% dan 13 siswa belum tuntas atau sebanyak 43,33%,
dengan nilai rata-rata kelas 5,88.
b. Siklus I
1) Data hasil perbandingan siklus I
Adapun hasil pengolahan data dari penelitian Siklus I didapatkan
hasilpencapaian penguasaan gerak motorik halus melalui kegiatan
meronce sebagai berikut:
Tabel 4.7 Perbandingan Hasil Pencapaian Siklus I
DenganTolak Ukur Keberhasilan
No Nama Anak Persentase
KBM
Persentase
Pencapaian
Status
Pencapaian
1 Wardana 60 88 Tuntas
2 Angga 60 56 Belum tuntas
3 Dinda 60 88 Tuntas
4 Naesya 60 88 Tuntas
5 Hanna 60 88 Tuntas
6 Yulia 60 63 Tuntas
7 Ahmad 60 69 Tuntas
8 Arif 60 56 Belum tuntas
9 Adzka 60 56 Belum tuntas
10 Yanka 60 69 Tuntas
Bersamung...
82
Selanjutnya...
11 Wahyu 60 69 Tuntas
12 Bagus 60 56 Belum tuntas
13 Galeh 60 75 Tuntas
14 Lisa 60 81 Tuntas
15 Shakila 60 88 Tuntas
16 Farkhan 60 63 Tuntas
17 Rafa 60 63 Tuntas
18 Roby 60 75 Tuntas
19 Fina 60 75 Tuntas
20 Risky 60 75 Tuntas
21 Durroh 60 75 Tuntas
22 Aliya 60 63 Tuntas
23 Adinda 60 75 Tuntas
24 Aisyah 60 63 Tuntas
25 Likah 60 56 Belum tuntas
26 Decha 60 56 Belum tuntas
27 Reno 60 88 Tuntas
28 Zahra 60 63 Tuntas
29 Febian 60 63 Tuntas
30 Ridwan 60 50 Belumtuntas
Rata-rata kelas 69,7
Persentase ketuntasan 76,66%
Persentaseketidaktuntasan 23,33%
1) Nilai rata-rata kelas siswa siklus I
Tolak ukur keberhasilan kelas =
=
= 69,7
2) Nilai persentase ketuntasan siswa siklus I
P =
x 100%
P =
x 100%
P = 76,66%
83
3) Nilai persentase ketidaktuntasan siswa siklus I
P =
x 100
P =
x 100
P = 23,33%
Dari tabel di atas bahwa hasil penguasaan gerak motorik halus
melalui kegiatan meronce siswa mengalami peningkatan. Pada siklus
I dari 30 siswa kelompok A BA Aisyiyah Repaking, Wonosegoro,
Boyolali terdapat 23 siswa atau sebanyak 76,66% yang mencapai
nilai BSH. Sedangkan 7 siswa atau sebanyak 23,33% yang mencapai
nilai MB, dengan nilai rata-rata kelas 69,7. Dari nilai rata-rata kelas
tersebut, ternyata masih jauh dari tolak ukur keberhasilan yang
disepakati peneliti dengan pihak sekolah yaitu 85%. Sehingga perlu
diadakan tindakan perbaikan yaitu perlu adanya Siklus II.
2) Hasil pengamatan siklus I
Hasil pengamatan guru dan siswa yang lakukan oleh peneliti pada
siklus I, yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.8 Lembar Observasi Guru Siklus I
No Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru membuka pelajaran
1 Menarik perhatian siswa √
2 Memberikan motivasi awal √
3 Memberikan apersepsi (kaitannya dengan materi) √
4 Menyampaikan tujuan pembelajaran √
5 Memberikan acuan bahan pelajaran yang akan
dipelajari
√
Bersamung...
84
Selanjutnya...
Penugasan bahan belajar
6 Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah
langkah yang dibuat dalam RPPH
√
7 Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar √
Kegiatan belajar mengajar
8 Kesesuaian metode pembelajaran dengan bahan
ajar yang disampaikan
√
9 Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan
atau indikator yang telah ditetapkan
√
10 Ketepatan dalam menggunakan alokasi waktu yang
telah ditentukan
√
11 Memiliki keterampilan dalam merespon dan
menanggapi pertanyaan siswa
√
Kemampuan guru dalam menggunakan media
tutup botol hias
12 Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. √
13 Menyajikan materi sebagai pengantar √
14 Menunjukan atau memperlihatkan gambar-gambar
yang berkaitan dengan materi.
√
15 Menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian
untuk memasang atau mengurutkan tutup botol hias
sesuai bentuk, warna menjadi urutan yang logis.
√
16 Menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan
tersebut.
√
17 Menanamkan konsep atau materi sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai √
18 Menyampaikan kesimpulan pada kegiatan
pembelajaran √
Evaluasi Pembelajaran
18 Penilaian relevan dengan tujuan yang telah
ditetapkan
√
19 Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPPH √
Kemampuan menutup kegiatan pelajaran
20 Meninjau kembali materi yang telah diberikan √
21 Memberikan kesempatan untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan
√
22 Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran √
Bersambung...
85
Selanjutnya...
Tindak lanjut/ follow up
23 Memberikan tugas kepada siswa √
24 Menginformasikan materi, bahan ajar yang akan
dipelajari berikutnya √
25 Memberikan motivasi untuk selalu terus belajar √
Jumlah 20 36 16 1
Total 16+39+10+3 = 73
Kategori Sedang
Keterangan skor nilai
A = 4 (sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1 (kurang)
Kategori total kinerja guru
76-100 = baik
51-75 = sedang
25-50 = kurang
Tabel 3.9 Lembar Observasi Siswa Siklus I
N
o
Aspek yang diamati Skor Keterangan
1 2 3 4
1. Merespon apersepsi yang
diberikan guru
√ Mulai berkembang
2. Memperhatikan penjelasan guru √ Mulai berkembang
3. Menjawab pertanyaan yang
diberikan guru
√ Berkembang sesuai
harapan
4. Berani bertanya kepada guru √ Berkembang sesuai
harapan
5. Berani mengemukakan pendapat √ Berkembang sesuai
harapan
6. Mampu melaksanakan kegiatan
meronce dengan baik
√ Mulai berkembang
7. Mengungkapkan informasi yang
telah diketahui
√ Berkembang sesuai
harapan
8. Menyimpulkan pelajaran yang
telah dipelajari
√ Berkembang sesuai
harapanan
9. Mengerjakan evaluasi √ Berkembang sesuai
harapan
86
Keterangan:
BB = Belum Berkemang (1)
MB = Mulai Berkemang (2)
BSH = Berkembang Sesuai Harapan (3)
BSB = Berkembang Sangat baik (4)
3) Tahap Refleksi
Tahap ini untuk mengkaji seluruh tindakan yang dilakukan
berdasarkan data observasi yang telah dikumpulkan.Kemudian
dilakukan evaluasi terhadap kemampuan motorik halus anak melalui
kegiatan meronce.Berdasarkanhasil observasi tersebut, peneliti dan
teman sejawat melakukan analisis terhadap proses pembelajaran dan
penguasaan fisik motorik halus anak. Analisis ini dilakukan oleh
peneliti dan teman sejawat dengan cara berdiskusi dan mengevaluasi
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Serta melihat kekurangan-
kekurangan yang ada.Selain itu peneliti dan teman sejawat juga
berpedoman pada indikator lembar observasi penguasaan motorik
halus melalui kegiatan meronce yang diamati.
Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa :
a) Sebagian besar anak tertarik, antusias, semangat dengan metode
yang telah dilaksanakan oleh peneliti.
b) Guru kurang dapat membagi perhatiannya kepada semua anak,
karena terdapat anak yang terus meminta perhatian.
c) Terbatasnya waktu pada saat anak diminta satu per satu mengulang
kegiatan meronceyang telah dicontohkan oleh guru.
87
d) Sudah ada peningkatan penguasaanfisik motorik halus anak melalui
kegiatan meronce,jika dibandingkan dengan penguasaan meronce
sebelum menggunakan media tutup botol hias, akan tetapi hasil
tersebut belum maksimal, ini berarti bahwa peneliti perlu
memperbaiki proses pembelajaran.
e) Peningkatan penguasaan fisik motorik halus anak satu kelas kurang
merata, dikarenakan ada anak yang mempunyai kemampuan lebih
dan ada anak yang mempunyai kemampuan rendah.
f) Ada anak yang mudah memasukkan benang straing ke dalam
lubang dan ada pula anak yang sulit memasukkannya, yaitu lubang
tutup botol yang kecil dan sulit melakukannya karena kurang
terbiasa.
Dari hasil analisis tersebut, peneliti dan teman sejawat merasa
bahwa hasil penelitian tersebut belum maksimal.Oleh sebab itu
peneliti dan teman sejawat membuat perencanaan untuk tindakan
pada Siklus berikutnya.
c. Siklus II.
1) Hasil perandingan Siklus II
Adapun hasil pengolahan data dari penelitian Siklus II
didapatkan hasilpencapaian penguasaan gerak motorik halus melalui
kegiatan meronce sebagai berikut :
88
Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Pencapaian Siklus II
DenganTolak Ukur Keberhasilan
No Nama Anak
Persentase
KBM
Persentase
Pencapaian
Status
Pencapaian
1 Wardana 60 94 Tuntas
2 Angga 60 88 Tuntas
3 Dinda 60 100 Tuntas
4 Naesya 60 100 Tuntas
5 Hanna 60 100 Tuntas
6 Yulia 60 88 Tuntas
7 Ahmad 60 100 Tuntas
8 Arif 60 88 Tuntas
9 Adzka 60 88 Tuntas
10 Yanka 60 100 Tuntas
11 Wahyu 60 94 Tuntas
12 Bagus 60 88 Tuntas
13 Galeh 60 94 Tuntas
14 Lisa 60 100 Tuntas
15 Shakila 60 100 Tuntas
16 Farkhan 60 88 Tuntas
17 Rafa 60 88 Tuntas
18 Roby 60 88 Tuntas
19 Fina 60 100 Tuntas
20 Risky 60 94 Tuntas
21 Durroh 60 100 Tuntas
22 Aliya 60 88 Tuntas
23 Adinda 60 94 Tuntas
24 Aisyah 60 88 Tuntas
25 Likah 60 88 Tuntas
26 Decha 60 75 Tuntas
27 Reno 60 100 Tuntas
28 Zahra 60 88 Tuntas
29 Febian 60 88 Tuntas
30 Ridwan 60 56 Belumtuntas
Rata-rata kelas 91,5
Persentase ketuntasan 96,66%
Persentase
Ketidaktuntasan 3,33%
89
1) Nilai rata-rata kelas siswa siklus II
Tolak ukur keberhasilan kelas = Total pencapaian kelas
Jumlah siswa
=
= 91,5
2) Nilai persentase ketuntasan siswa siklus II
P =
x 100
P =
x 100
P = 96,66%
3) Nilai persentase ketidaktuntasan siswa siklus II
P =
x 100
P =
x 100
P = 3,33%
Dari tabel tersebut di atas, maka diketahui persentase
pencapaian tiap anak, secara klasikal/keseluruhan nilai rata-rata anak
sudah memenuhi kriteria ketuntasan KBM yaitu 60 (BSH) atau lebih
besar dengan tolak ukur keberhasilan yaitu 85%, sehingga dapat
dikatakan bahwa hasil belajar anak pada siklus II ini mengalami
peningkatan yang sangat baik. Pada siklus II dari 30 siswa terdapat 29
siswa atau sebanyak 96,66% mencapai KBM dan 1 siswa atau 3,33%
belum mencapai KBM dengan nilai rata-rata kelas 91,5. Dari data
diatas bahwa pengembangan fisik motorik halus melalui kegiatan
90
meronce dengan media tutup botol hias dianggap telah berhasil karena
29 siswa telah mencapai KBM dengan persentase 96,6% > 85%.
Artinya bahwa ada peningkatan yang baik dari tiap Siklus.
2) Hasil pengamatan siklus II
Hasil pengamatan guru dan siswa yang dilakukan oleh peneliti
pada siklus II, yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.11 Lembar Observasi Guru Siklus II
No Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru membuka pelajaran
1 Menarik perhatian siswa √
2 Memberikan motivasi awal √
3 Memberikan apersepsi (kaitannya dengan materi) √
4 Menyampaikan tujuan pembelajaran √
5 Memberikan acuan bahan pelajaran yang akan
dipelajari
√
Penugasan bahan belajar
6 Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah
langkah yang dibuat dalam RPPH
√
7 Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar √
Kegiatan belajar mengajar
8 Kesesuaian metode pembelajaran dengan bahan
ajar yang disampaikan
√
9 Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan
atau indikator yang telah ditetapkan
√
10 Ketepatan dalam menggunakan alokasi waktu
yang telah ditentukan
√
11 Memiliki keterampilan dalam merespon dan
menanggapi pertanyaan siswa
√
Kemampuan guru dalam menggunakan media
tutup botol hias
12 Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. √
13 Menyajikan materi sebagai pengantar √
14 Menunjukan atau memperlihatkan gambar-
gambar yang berkaitan dengan materi.
√
Bersambung...
91
Selanjutnya...
15 Menunjuk atau memanggil siswa secara
bergantian untuk memasang atau mengurutkan
tutup botol hias sesuai bentuk, warna menjadi
urutan yang logis.
√
16 Menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan
gambar tersebut.
√
17 Menanamkan konsep atau materi sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai √
18 Menyampaikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran √
Evaluasi Pembelajaran
18 Penilaian relevan dengan tujuan yang telah
ditetapkan
√
19 Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPPH √
Kemampuan menutup kegiatan pelajaran
20 Meninjau kembali materi yang telah diberikan √
21 Memberikan kesempatan untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan
√
22 Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran √
Tindak lanjut/ follow up
23 Memberikan tugas kepada siswa √
24 Menginformasikan materi, bahan ajar yang akan
dipelajari berikutnya √
25 Memberikan motivasi untuk selalu terus belajar √
Jumlah 24 57 2 -
Total 28+54+2= 84
Kategori Baik
Keterangan skor nilai
A = 4(sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1(kurang)
Kategori total kinerja guru
76-100 = baik
51-75 = sedang
25-50 = kurang
92
Tabel 3.12 Lembar Observasi Siswa Siklus II
N
o
Aspek yang diamati Skor Keterangan
1 2 3 4
1. Merespon apersepsi yang
diberikan guru
√ Berkembang sangat
baik
2. Memperhatikan penjelasan guru √ Berkembang sesuai
harapan
3. Menjawab pertanyaan yang
diberikan guru
√ Berkembang sangat
baik
4. Berani bertanya kepada guru √ Berkembang sesuai
harapan
5. Berani mengemukakan pendapat √ Berkembang sesuai
harapan
6. Mampu melaksanaka kegiatan
meronce dengan baik
√ Berkembang sangat
baik
7. Mengungkapkan informasi yang
telah diketahui
√ Berkembang sesuai
harapan
8. Menyimpulkan pelajaran yang
telah dipelajari
√ Berkembang sangat
baik
9. Mengerjakan evaluasi √ Berkembang sangat
baik
Keterangan:
BB = Belum Berkemang (1)
MB = Mulai Berkemang (2)
BSH = Berkembang Sesuai Harapan (3)
BSB = Berkembang Sangat baik (4)
3) Refleksi
Proses tindakan pada Siklus II berjalan dengan baik.
Kelemahan yang ada pada Siklus 1 dapat teratasi. Hal ini membuat
kualitas pembelajaran motorik halus meningkat. Peningkatan
kualitas pembelajaran dapat terlihat dari tercapainya indikator yang
ditetapkan, yaitu tampak peningkatan penguasaan motorik halus dari
Siklus I ke Siklus II.
93
B. Pembahasan
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa dari pra siklus, siklus I,
siklus II, perkembangan siswa yang tuntas dan belum tuntas KKM terus
menurun.
Sebelum diadakan penelitian atau pra siklus, hasil belajar siswa yang
belum memenuhi KBM. Dari 30 siswa terdapat 17 siswa yang memenuhi
nilai BSH (KBM) atau sebesar 56,66%. Hal ini dikarenakan masih ada siswa
yang belum mampu memegang crayon, cara memegang pensil masih ada
yang belum benar, mewarnai gambar yang masih keluar garis, melipat yang
belum simetris dan menggunting belum rapi. Selain itu pembelajaran yang
dilakukan guru masih monoton belum bervariasi, sehingga membuat anak
merasa bosan untuk belajar.
Proses pembelajaran yang terlaksa pada siklus I, peneliti menggunakan
media tutup botol hias. Adapun dalam penelitian ini mencakup 4 tahapan
yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi atau
pengamatan, dan tahap refleksi. Sebelum dilakukan penelitian,
penelitimelakukan observasi ataupun pengamatan ke BA Aisyiyah Repaking.
Pada tahap ini diperoleh data hasil pengembangan kemampuan meronce anak
pada kelompok A tahun pelajaran 2017/2018 adalah 58,8. Siswa yang
mencapai KKM sebanyak 17 anak atau (56,66%), dan yang belum mencapai
KBM sebanyak 13 aanak atau (43,33%), .hasil obsevasi atau pengamatan
guru dalam kegiatan belajar mengajar yang terlaksana pada siklus I
94
memperoleh siswa yang tuntas 23 siswa atau (76,66%), dan yang belum
tuntas 7 siswa atau (23,33%) dengan nilai rata-rata kelas 69.7.
Aktivitas guru pada siklusI ini tergolong dalam predikat sedang. Selain
peneliti melakukan observasi atau pengamatan teahadapanak dengan bantuan
guru yang telah mengetahui karakter anak didikdi kelompok A tersebut.
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II peneliti mempertimbangkan
beberapa kekurangan maupun kendala yang muncul selama proses
pembelajaran pada siklus I. Proses pembelajaran yang dilakukan dengan
menggunakan media tutup botol hias. Melalui data yang diperoleh pada siklus
II dapat dilihat adanya perkembangan yang cukup signifikan. Padabbelajar
siswa sebesar % dari siklus I. Hasil evaluasi yang diperoleh siswa pada siklus
II yaitu 96,66% (29 siswa) yang mencapai KBM, sedangkan 3,33% (1 siswa)
belum mencapai KBM. Dengan hasil persentase nilai yang diperoleh siswa
pada siklus II sudah memenuhi target yang telah ditetapkan peneliti dalam
indikator keberhasilan yaitu 85%. Hasil observasi atau pengamatan terhadap
aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar yang terlaksana pada siklus II
memperoleh skor 91,5 dari skor maksimal yang telah ditetapkan yaitu 85.
Aktivitas guru pada siklus II ini tergolong dalam predikat baik.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukanpada siklus I dan siklus II
menunjukkan perkembangan, yaitu dari 30 siswa ada sebanyak 29 siswa yang
sudah mencapai KBM. Tetapi tetapi masih ada 1 siswa yang belum mencapai
KBM. Maka dari itu guru harus memberikan perhatian khusus pada siswa
tersebut, guru juga harus memberikan motivasi yang lebih untuk siswa
95
tersebut, supaya siswa tersebut menjadi lebih giat dan lebih memperhatiakn
apa yang diajarkan oleh guru seperti teman-teman lainnya. Berikut adalah
data siswa yang berkembang dan belum berkembang, berikut data hasil
penelitian pada siklus I dan siklus II.
Tabel 4.13 Hasil Rekapitulasi Ketuntasan Siswa
Ketuntasan Pra-siklus Siklus I Siklus II
Tuntas 17siswa (56,66%) 23 siswa
(76,66%)
29 siswa
(96,66%)
Tidak Tuntas 13siswa (43,33%) 7 siswa
(23,33%)
1 siswa (3,3%)
Perkembangan hasil belajar siswa yang tuntas KKM dan penurunan hasil
belajar siswa yang tidak tuntas KKM dapat dilihat dengan jelas apabila dibuat
grafik sebagai berikut:
96
Gambar 4.14 Perkembangan Hasil Belajar yang Sudah
Mencapai KBM
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa dari pra siklus,
siklus I dan siklus II hasil belajar siswa yang mencapai KBM terus
meningkat. Pada pra siklus yang tuntas hanya 17 siswa (56,66%), siklus I
hanya 23 siswa (76,66%), pada siklus II ada 29 siswa (96,66%) yang telah
mencapai KBM.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
pra siklussiklus I
siklus II
56,66%
76,66%
96,66%
97
Gambar 4.15 Penurunan Hasil Belajar yang Belum Mencapai KBM
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa dari pra siklus,
siklus I, dan siklus II, hasil belajar siswa yang tidak belum mencapai KBM
terus menurun. Pada pra siklus yang tidak tuntas 13 siswa (43,33%), siklus
I yang tidak tuntas 4 siswa (23,33%), dan pada siklus II hanya 1 siswa
yang tidak tuntas(3,33%).
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
pra siklussiklus I
siklus II
43,33%
23,33%
3,33%
98
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi hasil penelitian yang dilaksanakan pada
Siklus I dan Siklus II dapat disimpulkan bahwa pembelajaran melalui
kegiatan meronce yang disampaikan dengan sistematis dan menarik sesuai
materi, dapat mengembangkan penguasaan gerak motorik halus pada anak
usia dini khususnya kelompok A di BA Aisyiyah Repaking Wonosegoro.
Hal ini dapat dibuktikan dari data hasil observasi pembelajaran pada
tiap siklus. Sebelum tindakan kemampuan penguasaan motorik halus anak
didik melalui kegiatan meronce dengan media tutup botol hias dikatakan
berhasil apabila tiap siswa memperoleh ketuntasan belajar minimal
(KBM) yaitu 60 (BSH), dan dikatakan tuntas apabila semua siswa
memperoleh nilai KBM yaitu 60 (B) ke atas atau minimal 85%. Pada
penelitian pra siklus sesuai data yang sudah ada/sebelum menerapkan
kegiatan meronce dengan media tutup botol hias 56,66% (17 siswa) yang
memenuhi Ketuntasan Belajar Minimal (KBM), sedangkan 43,33% (13
siswa) belum memenuhi KBM dengan nilai rata-rata kelas 58,8
meningkat pada siklus I yang menunjukkan bahwa siswa memenuhi
kriteria ketuntasan klasikal 76,6% (23 siswa yang tuntas) dengan nilai
rata-rata kelas 69,7 sedangkan pada siklus II kriteria ketuntasan klasikal
sebesar 96,6% (29 siswa yang tuntas) dengan nilai rata-rata kelas 91,5.
99
Dengan demikian, hasil yang diperoleh siswa dari siklus I ke siklus II
mengalami peningkatan sebesar 20%. Oleh karena itu, Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) ini dinyatakan berhasil.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian pelaksanaan tindakan dan analisis
peneliti terkait dengan peningkatan penguasaan motorik halus perlu
adanya perbaikan dan saran yang membangun. Adapun saran-saran
tersebut antara lain :
1. Kepada Guru
Guru hendaknya senantiasa meningkatkan kualitas pembelajaran
yang dilaksanakan, dengan menerapkan metode yang bervariasi dan
disertai dengan sumber belajar yang sesuai dengan materi. Dengan
mempertimbangkan kegiatan meronce menggunaan media tutup botol
hias dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan
bagi anak didik. Dan menambah wawasan, ilmu pengetahuan dan
memudahkan mengungkapkan kata-kata bagi anak didik serta hasil
belajar ini akan sangat berguna di kemudian hari.
2. Kepala Sekolah
Kepala sekolah hendaknya meningkatkan kualitas pembelajaran,
khususnya penguasaan gerak motorik kasar, maka kompetensi guru
perlu ditingkatkan. Kompetensi tersebut berpengaruh pada kinerja guru
dalam pembelajaran di kelas. Oleh karena itu Kepala Sekolah
disarankan untuk memotivasi guru, guna untuk meningkatkan
100
kompetensinya, misal dengan melakukan Penelitian Tindakan kelas
dan mengikutsertakan guru dalam forum-forum ilmiah seperti seminar
pendidikan, diklat dan lain sebagainya. Selain itu, Kepala Sekolah
perlu memotivasi guru agar lebih memperluas wawasan mengenai
kegiatan meronce dengan media tutup botol hias yangdapat
mengembangkan fisik motorik halus.
101
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, Durri, dkk. 2012. Metode Penelitian. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, A. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Departemen Agama Repulik Indonesia. 2005. Al-Qur‟an dan Terjemahnya.
Surabaya: CV. Karya Utama.
Departemen Pendidikan Nasional 2007. Pedoman Pembelajaran Bidang
Pengembangan Fisik Motorik di Taman Kanak-Kanak. Dirjen Managemen
Pendidikan Dasar dan Menengah: Jakarta
Dwiloka, Bambang. 2012. Teknis Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: RinekaCipta.
Emzir. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif, Analisis Data. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Fajri, EM Zul. 2008. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Diva Publisher.
Pamadhi, Hajar, dkk. 2010. Seni Keterampilan Anak. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Hildayani, Rini. 2014. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Martuti. 2009. Manajemen Administrasi dan Strategi Pemelajaran. Sidorejo Bumi
Indah: Kreasi Kencana.
Masitoh. 2005. Aspek Perkembangan Anak. Surakarta: Intan Sejati
Mansur. 2005. Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Moeslichatoen R. 2004. Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta:
PT.Asdi Mahasatya.
Mulyasa H E. 2010. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
102
Qodratillah, Meiti Taqdir. 2011. Kamus Bahasa Indonesia untuk Pelajar. Jakarta:
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Seefeld&Wasik. 2008. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks.
Sujiono, dkk. 2007. Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas Teruka.
Sujiono, Yuliani, Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: PT. Indeks.
Sumantri. 2005. Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini.
Jakarta: Depdikbud.
Surtikanti. 2011. Media dan Sumber Belajar Untuk Anak Usia Dini. Surakarta:
Modul Pertama.
Suyadi, ulfah maulidya. 2013. Konsep Dasar PAUD. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Suyadi. 2014. Teori Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Wardani, Kuswaya Wihardit. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Universitas Teruka.
Wiyani, Novan Ardy. 2013. Bina Karakter Anak Usia Dini. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
103
LAMPIRAN
104
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
Semester/Bulan : II/ April
Tema/Sub Tema : Tanaman/Tanaman buah
Kelompok/ Usia : A/4-5 Tahun
Hari/Tanggal : Ka
mis/ 19 April 2018
KD : 1.2,2.7,3.3-4.3, 3.6-4.6,3.12-4.12,3.15-4.15
Materi Kegiatan
1. Menanamkan rasa syukur atas nikmat sehat
2. Maju ke depan ke belakang secara bergantian
3. Meronce menggunakan tutup botol hias
4. Membedakan warna pada gambar buah (Mangga, apel, nanas dan lain-
lain)
5. Menyebutkan nama-nama buah
6. Sabar menunggu giliran saat kegiatan meronce
Materi Pembiasaan
SOP Pemukaan
SOP Inti
SOP Istirahat
SOP Penutup
Alat dan Bahan
1. Buku panduan do‟a sehari-hari
2. Lantai
3. Benang straing, tutup botol yang sudah ditempel dengan kain flanel
4. Kain flanel yang sudah dibentuk menjadi gambar buah-buahan
A. Pembukaan (±15 Menit)
1. Do‟a sebelum belajar
2. Mengucapkan kalimah thoyibah (Tahmid)
3. Menyebutkan nama-nama buah
B. Inti (±60 Menit)
Guru menjelaskan tentang kegiatan inti yang akan dilaksanakan
1. Mengamati : Guru meminta anak untuk mengamati bahan untuk
kegiatan meronce
2. Menanya : Guru memberi kesempatan kepada anak untuk bertanya
tentang kegiatan meronce
3. Anak mengumpulkan Informasi melalui kegiatan bermain
105
4. Anak Menalar dan mengekspresikan ide dan gagasan melalui kegiatan
yang diberikan oleh guru
5. Anak Mengkomunikasikan tentang kegiatan meronce.
106
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
Semester/Bulan : II/ April
Tema/Sub Tema : Tanaman/Tanaman buah
Kelompok/ Usia : A/4-5 Tahun
Hari/Tanggal : Kamis/ 28 April 2018
KD : 1.2,2.7,3.3-4.3, 3.6-4.6,3.12-4.12,3.15-4.15
Materi Kegiatan
1. Menanamkan rasa syukur atas nikmatsehat.
2. Melakukan gerakan tentang lagu “Beberapa tanaman buah”.
3. Meronce menggunakan tutup botol hias.
4. Memedakan konsep kasar-halus pada gambar buah (Mangga, apel,
nanas dan lain-lain)
5. Menirukan kata “Tanaman buah” (Mangga, apel, nanas dan lain-lain)
6. Sabar menunggu giliran saat kegiatan meronce
Materi Pembiasaan
SOP Pemukaan
SOP Inti
SOP Istirahat
SOP Penutup
Alat dan Bahan
1. Buku panduan do‟a sehari-hari
2. Lantai
3. Benang straing, tutup botol yang sudah ditempel dengan kain flanel
4. Kain flanel yang sudah dibentuk menjadi gambar buah-buahan
A. Pembukaan (±15 Menit)
1. Do‟a sebelum belaja
2. Mengucapkan kalimah thoyibah (Tasbih)
3. Membedakan konsep kasar-halus pada gambar buah-buahan
B. Inti (±60 Menit)
Guru menjelaskan tentang kegiatan inti yang akan dilaksanakan
1. Mengamati : Guru meminta anak untuk mengamati bahan untuk
kegiatan meronce
2. Menanya : Guru memberi kesempatan kepada anak untuk bertanya
tentang kegiatan meronce
3. Anak mengumpulkan Informasi melalui kegiatan bermain
107
4. Anak Menalar dan mengekspresikan ide dan gagasan melalui kegiatan
yang diberikan oleh guru
5. Anak Mengkomunikasikan tentang kegiatan meronce
108
109
Lembar Observasi Guru Siklus I
No Aspek yang diamati Skor
4 3 2 1
Kemampuan guru membuka pelajaran
1 Menarik perhatian siswa √
2 Memberikan motivasi awal √
3 Memberikan apersepsi (kaitannya dengan materi) √
4 Menyampaikan tujuan pembelajaran √
5 Memberikan acuan bahan pelajaran yang akan
dipelajari
√
Penugasan bahan belajar
6 Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah
langkah yang dibuat dalam RPPH
√
7 Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar √
Kegiatan belajar mengajar
8 Kesesuaian metode pembelajaran dengan bahan
ajar yang disampaikan
√
9 Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan
atau indikator yang telah ditetapkan
√
10 Ketepatan dalam menggunakan alokasi waktu yang
telah ditentukan
√
11 Memiliki keterampilan dalam merespon dan
menanggapi pertanyaan siswa
√
Kemampuan guru dalam menggunakan media
tutup botol hias
12 Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. √
13 Menyajikan materi sebagai pengantar √
14 Menunjukan atau memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
√
15 Menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian untuk memasang atau mengurutkan tutup botol hias sesuai bentuk, warna menjadi urutan yang logis.
√
16 Menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan tersebut.
√
17 Menanamkan konsep atau materi sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai √
18 Menyampaikan kesimpulan pada kegiatan
pembelajaran √
Evaluasi Pembelajaran
18 Penilaian relevan dengan tujuan yang telah
ditetapkan
√
19 Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPPH √
110
Kemampuan menutup kegiatan pelajaran
20 Meninjau kembali materi yang telah diberikan √
21 Memberikan kesempatan untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan
√
22 Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran √
Tindak lanjut/ follow up
23 Memberikan tugas kepada siswa √
24 Menginformasikan materi, bahan ajar yang akan
dipelajari berikutnya √
25 Memberikan motivasi untuk selalu terus belajar √
Jumlah 20 36 16 1
Total 16+39+10+3 = 73
Kategori Sedang
Keterangan skor nilai
Skor 4 = sangat baik
Skor 3 = baik
Skor 2 = cukup
Skor 1 = kurang
Kategori total kinerja guru
76-100 = baik
51-75 = sedang
25-50 = kurang
111
Lembar Observasi Siswa Siklus I
No Aspek yang diamati Skor Keterangan
1 2 3 4
1. Merespon apersepsi yang
diberikan guru
√ Mulai berkembang
2. Memperhatikan penjelasan guru √ Mulai berkembang
3. Menjawab pertanyaan yang
diberikan guru
√ Berkembang sesuai
harapan
4. Berani bertanya kepada guru √ Berkembang sesuai
harapan
5. Berani mengemukakan pendapat √ Berkembang sesuai
harapan
6. Mampu melaksanakan kegiatan
meronce dengan baik
√ Mulai berkembang
7. Mengungkapkan informasi yang
telah diketahui
√ Berkembang sesuai
harapan
8. Menyimpulkan pelajaran yang
telah dipelajari
√ Berkembang sesuai
harapanan
9. Mengerjakan evaluasi √ Berkembang sesuai
harapan
Keterangan:
BB = Belum Berkemang (1)
MB = Mulai Berkemang (2)
BSH = Berkembang Sesuai Harapan (3)
BSB = Berkembang Sangat baik
112
Lembar Observasi Guru Siklus II
No Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru membuka pelajaran
1 Menarik perhatian siswa √
2 Memberikan motivasi awal √
3 Memberikan apersepsi (kaitannya dengan materi) √
4 Menyampaikan tujuan pembelajaran √
5 Memberikan acuan bahan pelajaran yang akan
dipelajari
√
Penugasan bahan belajar
6 Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah
langkah yang dibuat dalam RPPH
√
7 Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar √
Kegiatan belajar mengajar
8 Kesesuaian metode pembelajaran dengan bahan
ajar yang disampaikan
√
9 Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan
atau indikator yang telah ditetapkan
√
10 Ketepatan dalam menggunakan alokasi waktu
yang telah ditentukan
√
11 Memiliki keterampilan dalam merespon dan
menanggapi pertanyaan siswa
√
Kemampuan guru dalam menggunakan media
tutup botol hias
12 Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. √
13 Menyajikan materi sebagai pengantar √
14 Menunjukan atau memperlihatkan gambar-
gambar yang berkaitan dengan materi.
√
15 Menunjuk atau memanggil siswa secara
bergantian untuk memasang atau mengurutkan
tutup botol hias sesuai bentuk, warna menjadi
urutan yang logis.
√
16 Menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan
gambar tersebut.
√
17 Menanamkan konsep atau materi sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai
√
18 Menyampaikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
√
Evaluasi Pembelajaran
18 Penilaian relevan dengan tujuan yang telah
ditetapkan
√
19 Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPPH √
Kemampuan menutup kegiatan pelajaran
113
20 Meninjau kembali materi yang telah diberikan √
21 Memberikan kesempatan untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan
√
22 Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran √
Tindak lanjut/ follow up
23 Memberikan tugas kepada siswa √
24 Menginformasikan materi, bahan ajar yang akan
dipelajari berikutnya
√
25 Memberikan motivasi untuk selalu terus belajar √
Jumlah 24 57 2 -
Total 28+54+2= 84
Kategori Baik
Keterangan skor nilai
A = 4(sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1(kurang)
Kategori total kinerja guru
76-100 = baik
51-75 = sedang
25-50 = kurang
114
Lembar Observasi Siswa Siklus II
No Aspek yang diamati Skor Keterangan
1 2 3 4
1. Merespon apersepsi yang diberikan guru
√ Berkembang sangat baik
2. Memperhatikan penjelasan guru √ Berkembang sesuai harapan
3. Menjawab pertanyaan yang diberikan guru
√ Berkembang sangat baik
4. Berani bertanya kepada guru √ Berkembang sesuai harapan
5. Berani mengemukakan pendapat √ Berkembang sesuai harapan
6. Mampu melaksanaka kegiatan meronce dengan baik
√ Berkembang sangat baik
7. Mengungkapkan informasi yang telah diketahui
√ Berkembang sesuai harapan
8. Menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari
√ Berkembang sangat baik
9. Mengerjakan evaluasi √ Berkembang sangat baik
Keterangan:
BB = Belum Berkemang (1)
MB = Mulai Berkemang (2)
BSH = Berkembang Sesuai Harapan (3)
BSB = Berkembang Sangat baik (4)
115
Hasil Penilaian Pra Siklus
No Nama
Anak
Nilai pada Indikator Pra Siklus
Persentase
Pencapaian
Keterampilan
menggunakan
jari-jemari
Bereksplorasi
dengan
berbagai
media
Koordinasi
tangan
dengan
mata
Ketelitian
anak
dalam
bekerja
1 Wardana 3 2 3 2 63
2 Angga 2 2 2 5 50
3 Dinda 4 2 4 2 75
4 Naesya 4 2 4 2 75
5 Hanna 3 2 3 2 63
6 Yulia 2 2 2 2 50
7 Ahmad 3 3 3 2 69
8 Arif 2 2 2 2 50
9 Adzka 2 2 2 2 50
10 Yanka 3 2 3 2 63
11 Wahyu 3 2 3 2 63
12 Bagus 2 2 2 2 50
13 Galeh 3 2 2 2 56
14 Lisa 3 2 3 2 63
15 Shakila 3 2 3 2 63
16 Farkhan 2 2 2 2 50
17 Rafa 2 2 2 2 50
18 Roby 3 2 3 2 63
19 Fina 3 2 3 2 63
20 Risky 3 2 3 2 63
21 Durroh 3 3 3 2 69
22 Aliya 3 2 3 2 63
23 Adinda 3 2 3 2 63
24 Aisyah 3 2 3 2 63
25 Likah 2 2 2 2 50
26 Decha 2 2 2 2 50
27 Reno 3 3 3 2 69
28 Zahra 2 2 2 2 50
29 Febian 2 2 2 2 50
30 Ridwan 2 2 2 1 44
Total Persentase Pencapaian Kelas 1757
116
Hasil Penilaian Siklus I
No Nama
Anak
Nilai pada Indikator Siklus I
Tolak ukur
Pencapaian
Keterampilan
menggunakan
jari –jemari
Bereksplorasi
dengan
berbagai
media
Koordinasi
tangan
dengan
mata
Ketelitian
anak
dalam
bekerja
1 Wardana 4 3 3 3 81
2 Angga 3 2 2 2 56
3 Dinda 4 3 4 3 88
4 Naesya 4 3 4 3 88
5 Hanna 4 3 4 3 88
6 Yulia 3 2 3 2 63
7 A.Bagus 4 3 4 3 88
8 Arif 3 2 2 2 56
9 Adzka 3 2 2 2 56
10 Yanka 3 3 3 2 69
11 Wahyu 2 3 3 3 69
12 Bagus 3 2 2 2 56
13 Galeh 3 3 3 3 75
14 Lisa 4 3 3 3 81
15 Shakila 4 3 3 3 81
16 Farkhan 3 2 3 2 63
17 Rafa 3 2 3 2 63
18 Roby 3 3 3 3 75
19 Fina 3 3 3 3 75
20 Risky 4 2 4 2 75
21 Durroh 3 3 3 3 75
22 Aliya 3 2 3 2 63
23 Adinda 4 2 3 3 75
24 Aisyah 3 2 3 2 63
25 Likah 3 2 2 2 56
26 Decha 3 2 2 2 56
27 Reno 4 3 4 3 88
28 Zahra 3 2 3 2 63
29 Febian 3 2 3 2 63
30 Ridwan 2 2 2 2 50
Total Persentase Pencapaian Kelas 2093
117
Hasil Penilaian Siklus II
No Nama
Anak
Nilai Pada Indikator Siklus II
Tolak ukur
Pencapaian
Keterampilann
menggunakan
jari-jemari
Ereksplorasi
dengan
berbagai
media
Koordinasi
tangan
dengan
mata
Ketelitian
anak
dalam
bekerja
1 Wardana 4 3 4 4 94
2 Angga 4 3 4 3 88
3 Dinda 4 4 4 4 100
4 Naesya 4 4 4 4 100
5 Hanna 4 4 4 4 100
6 Yulia 4 3 4 3 88
7 Ahmad 4 4 4 4 100
8 Arif 4 3 4 3 88
9 Adzka 4 3 4 3 88
10 Yanka 4 4 4 4 100
11 Wahyu 4 3 4 4 94
12 Bagus. 4 3 4 3 88
13 Galeh 4 3 4 4 94
14 Lisa 4 4 4 4 100
15 Shakila 4 4 4 4 100
16 Farkhan 4 3 4 3 88
17 Rafa 4 3 4 3 88
18 Roby 4 3 4 3 88
19 Fina 4 4 4 4 100
20 Risky 4 3 4 4 94
21 Durroh 4 4 4 4 100
22 Aliya 4 3 4 3 88
23 Adinda 4 3 4 4 94
24 Aisyah 4 3 4 3 88
25 Likah 4 3 4 3 88
26 Decha 4 2 4 2 75
27 Reno 4 4 4 4 100
28 Zahra 4 3 4 3 88
29 Febian 4 3 4 3 88
30 Ridwan 3 2 2 2 56
Total Persentase Pencapaian Kelas 2745
118
119
120
121
I
Foto saat absensi siklus I
Foto saat guru memberi contoh kegiatan meronce
siklus I
122
Foto saat anak-anak melaksanakan kegiatan
meronce siklus I
Foto hasil kegiatan meronce siklus I
Foto hiasan dinding dari hasil roncean siklus
I
123
Foto saat anak berbaris dan melakukan gerakan tanaman buah pada siklus II
Foto anak saat berdoa sebelum
kegiatan meronce berlangsung pada
siklus II
Alat dan bahan kegiatan meronce
siklus II
124
Foto saat gurumemberikan contoh
kegiatan meronce padasiklus II
Foto saat kegiatan meronce
berlangsung pada siklus II
Foto saat anak sudah selesai dalam kegiatan meronce
siklus II
125
Hasil karya kegiatan meronce siklus II
126
SATUAN KREDIT KEGIATAN
Nama : Rosidah
Nim : 116-14-012
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : SI- Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Dosen PA : Dr. Lilik Sriyanti, M. Si
No Jenis Kegiatan Pelaksanaan Status Skor
1 Workshop Kurikulum RA 2013 yang
diselenggarakan Pengurus Daerah
Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA)
Kabupaten Boyolali dalam rangka
memperingati HAB Kemenag yang ke-
72.
20-23
Desember
2017
Peserta
4
2 JUARA HARAPAN I Lomba
Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ)
dengan Tema : “Dengan Porseni Kita
Tingkatkan Kualitas dan Kreatifitas
Pendidik PAUD Aisyiyahyang
Berkemajuan”.
11November
2017
Peserta
4
3 Pelatihan Tingkat Nasional
pembelajaran motorik dasar dan senam
islami ceria untuk meningkatkan
kecerdasan dan tumbuh kembang anak.
2 Maret2018 Peserta
8
4 Workshop Menghafal Al Qur‟an
Metode Al Qosimi Tingkat Dasar
28 Maret
2015
Peserta 2
5 JUARAHARAPAN I Lomba Tahfidzul
Qur‟an, dengan Tema “ Meningkatkan
28 Oktober
2017
Pesera
4
127
Kualitas dan Kreativitas Guru PAUD
„Aisyiyah Solo Raya”.
6 Surat Keputusan Pimpinan Daerah
„Aisyiyah Boyolali NO: 305 /SK-
PDA/D/VII/2010 Tentang
Pengangkatan Guru BA „Aisyiyah.
10 Juli 2010 Guru
8
7 Surat Keputusan Pimpinan Daerah
„Aisyiyah Boyolali NO: 017 /SK-
PDA/D/VII/2011 Tentang
Pengangkatan Guru BA „Aisyiyah.
01 Juli 2011 Guru
8
8 Surat Keputusan Pimpinan Cabang
„Aisyiyah Wonosegoro NO: 017 /SK-
PCA/A/VII/2012 Tentang
Pengangkatan Guru BA „Aisyiyah.
14 Juli 2012 Guru
8
9 Surat Keputusan Pimpinan Daerah
„Aisyiyah Boyolali NOMOR : 32 /SK-
PDA/D/IX/2013 Tentang
Pengangkatan Guru tetap Yayasan.
21September
2013
Guru
8
10 Surat Keputusan Pimpinan Daerah
„Aisyiyah Boyolali NOMOR : 800 /
265 /VII/2014 Tentang Pengangkatan
Guru tetap Yayasan.
18 Juni 2014 Guru
8
11 Sarasehan dengan Tema:“Kekerasan
Pada Anak Tinjauan Yuridis,
Psikologis dan Agama”
24 Juni 2012 Peserta
4
12 Sertifikat Tema Pelatihan penguatan
konsep dasar PAUD Pendidik PAUD
„Aisyiyah Kabupaten Boyolali.
26 Januari
2014
Peserta
4
13 Surat Keputusan Pimpinan Daerah
„Aisyiyah Boyolali NOMOR : 800 /
5 Juli 2015 Guru 8
128
265 /VII/2015 Tentang Pengangkatan
Guru tetap Yayasan.
14 Surat Keputusan Pimpinan Daerah
„Aisyiyah Boyolali NOMOR : 800 /
265 /VII/2016 Tentang Pengangkatan
Guru tetap Yayasan.
1 Juli 2016 Guru
8
15 Surat Keputusan Pimpinan Daerah
„Aisyiyah Boyolali NOMOR : 800 /
265 /VII/2017 Tentang Pengangkatan
Guru tetap Yayasan.
1 Juli 2017 Guru
8
16 Baitul Arqomguru PAUD „Aisyiyah
se- Kabupaten Boyolali angkatan III.
11 Oktober
2015
Peserta 4
17 Sertifikat sebagai syarat administrasi
untuk Pendidik PAUD „Aisyiyah
Kabupaten Boyolali.
31 Mei 2014 Peserta
4
18 OPAK IAIN Salatiga denganTema
“Penguatan Nilai-nilai Islam Indonesia
Menuju Negara yang Aman dan
Damai”.
14 Agustus
2015
Pesrta 3
19 UPT Perpustakaan (STAIN)Salatiga
sebagai LIBRARY USER
EDUCATION.
28 Agustus
2014
Peserta 3
20 Seminar Nasional dengan Tema
“Esensi Dakwah Kontemporer”.
21 Mei 2016 Peserta 8
21 Seminar Nasional PIK SAHAJASA
dengan Tema “LGBT dalam
Perspektif Psikologi dan Kesehatan”.
26 Mei 2016 Peserta 4
22 Studi Banding Ke Rumah Pintar ABK
Kota Salatiga Tentang Proses
Pembelajaran Anak Berkebutuhan
Khusus (ABK).
20 Mei 2015 Peserta 2
23 Seminar dan Pelatihan dengan Tema
“To Be Creative Teacher”.
10November
2014
Peserta 2
24 Ramadhan in Campus Training
Motivation dan Buka Bersama PIAUD.
10 Juni 2017 Peserta 2
25 Sarasehan Regional : Mengkikis
Radikalisme Agama dan Pendidikan
dengan Akal Sehat.
9 Juni 2016 Peserta 4
129
130