PENGEMBANGAN BUKU BACAAN PADA MATA PELAJARAN IPS …digilib.unila.ac.id/32252/20/TESIS TANPA BAB...

96
PENGEMBANGAN BUKU BACAAN PADA MATA PELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA SMP CIPTA KARYA LAMPUNG TIMUR (TESIS) Oleh Lia Apriyanti MAGISTER PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2018

Transcript of PENGEMBANGAN BUKU BACAAN PADA MATA PELAJARAN IPS …digilib.unila.ac.id/32252/20/TESIS TANPA BAB...

PENGEMBANGAN BUKU BACAAN PADA MATA PELAJARAN IPSUNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

SMP CIPTA KARYA LAMPUNG TIMUR

(TESIS)

Oleh

Lia Apriyanti

MAGISTER PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2018

ABSTRAK

PENGEMBANGAN BUKU BACAAN PADA MATA PELAJARAN IPSUNTUK MENINGKATKANAKTIVITAS BELAJAR SISWA

SMP CIPTA KARYA LAMPUNG TIMUR

Oleh:

Lia Apriyanti

Penelitian ini bertujuan: 1) menghasilkan buku bacaan pada mata pelajaran IPSyang dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa. 2)mengetahui efektifitas buku bacaan pada mata pelajaran IPS untuk meningkatkanaktivitas belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembanganatau Research and Development (R&D). Proses pengembangan buku bacaan yangberjudul “Merdeka Indonesiaku” menggunakan model pengembangan Dick andCarey. Produk pengembangan berupa buku bergambar “Merdeka Indonesiaku”diuji cobakan pada siswa kelas VIII di SMP Cipta Karya Lampung Timurditemukan hasil observasi, efektifitas penggunaan buku bacaan “MerdekaIndonesiaku” diuji dengan t test, hasil t hitung sebesar 6,311 dan t tabel sebesar >2,045. Terlihat pada hasil perhitungan bahwa t hitung > dari koefisien t tabel atau6,311 > 2,045 artinya terdapat perbedaan aktivitas belajar siswa kelaseksperimen yang menggunakan buku bacaan “Merdeka Indonesiaku” dengankelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional tanpa menggunakanbuku bacaan “Merdeka Indonesiaku”.

Kata kunci: aktivitas belajar, buku bacaan

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF READING BOOKS OF SOCIAL STUDYTO INCREASE LEARNING ACTIVITY

OF SMP CIPTA KARYALAMPUNG TIMUR

By: Lia Apriyanti

This study aims to: 1) produce reading books in social study that can be used as analternative to improve learning activity of students. 2) determine the effectivenessof reading books in social studies to improve learning activity of students.Thisstudy is a research and development or Research and Development (R & D). Theprocess of developing reading book entitled "Merdeka Indonesiaku" used modelDick and Carey. Product development in the form of reading book " MerdekaIndonesiaku " tested on eighth grade students at SMP Cipta Karya, LampungTimur found the results of observations, the effective use of reading book "Merdeka Indonesiaku" tested by t test, the t count equal to 6,311 and t table of >2.045. Visible on the calculation result that t > of coefficient t table or 6,311 >2.045 means that there are differences in learning activity graders experiment thatuses reading book " Merdeka Indonesiaku " with grade control using conventionallearning without using reading book " Merdeka Indonesiaku ".

Key words: learning activity, reading books

PENGEMBANGAN BUKU BACAAN PADA MATA PELAJARAN IPSUNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

SMP CIPTA KARYA LAMPUNG TIMUR

Oleh:

Lia Apriyanti

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

MAGISTER PENDIDIKAN

Pada

Program Pascasarjana Magister Pendidikan IPS

Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas Lampung

MAGISTER PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2018

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Karya Tani Kecamatan Labuhan Maringgai

Kabupaten Lampung Timur pada tanggal 22 Januari 1989 dengan nama

lengkap Lia Apriyanti. Penulis merupakan anak pertama dari dua

bersaudara, putri dari pasangan bapak Supriono dan ibu Laminah.

Pendidikan formal yang diselesaikan penulis yaitu:

1. SD Negeri Karya Tani pada tahun 2002

2. SMP Negeri 3 Metro pada tahun 2005

3. SMA Kartikatama Metro pada tahun 2008

4. S1 Pendidikan Ekonomi Universitas Lampung 2012

Pada tahun 2012, penulis menyelesaikan SI di Universitas Lampung, penulis diterima sebagai

guru di SMA Garuda Surabaya Jawa Timur, penulis aktif dalam kegiatan di Kelurahan

Gunung Sari, Wonokromo Surabaya Jawa Timur sebagai tenaga pengajar bimbingan belajar

di TPA, PAUD, dan anak-anak Rusun Gunung Sari. Pada akhir tahun 2013 penulis kembali

ke Lampung dan bekerja sebagai pendidik di SMP dan SMK PGRI Pasir Sakti sebagai guru

bidang studi IPS dan paket pemasaran sampai sekarang. Pada bulan September 2014, penulis

melanjutkan kuliah Magister dan diterima sebagai Mahasiswa Magister Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung, pada

bulan November 2015 penulis mengukuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Malang-

Surabaya-Jogjakarta-Bandung.

PERSEMBAHAN

Alhamdullilahirobbil’alamin. Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas izin dan

ridho Nyalah dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, kupersembahkan

karya kecilku ini untuk:

Papi dan Mami ku tercinta yang selalu memberi cinta dan kasih sayang

dengan tulus dan sepenuh hati, memberiku semangat, dan lantunan do’amu,

kasih sayang serta pengorbanan yang tak ternilai, tercurah penuh

keikhlasan, mengantarkan ananda mencapai keberhasilan.

Adik ku tersayang, Ibnu Darmawan makasih atas dukungannya selama ini dan

Penyemangatku Kgs Ismail Ridwan sebagai salah satu alasan untuk segera

menyelesaikan karya ini.

Para pendidikku yang kuhormati

Almamater tercinta

MOTTO

“Sesungguhnya Sesudah Kesulitan Ada Kemudahan”

(Q.S Al-Insyirah: 6)

“Tidak ada harga atas waktu, tapi waktu sangat berharga

Memilik waktu tidak menjadikan kita kaya, tetapi menggunakannya dengan

baik adalah sumber dari semua kekayaan”

(Mario Teguh)

SANWACANA

Alhamdulilah, puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Tesis

dengan judul “Pengembahan Bahan Ajar Buku Bacaan pada Mata Pelajaran IPS

untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa SMP Cipta Karya Lampung Timur”

dengan pembimbing I Dr. H. Pargito, M.Pd, pembimbing II Dr. Pujiati, M.Pd.,

dan pembahas Drs. Trisnaningsih, M.Si. yang telah membimbing saya dalam

menyelesaikan tesis ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Pengetahuan Sosial (IPS)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan tesis ini tidak lepas dari bantuan,

bimbingan, motivasi, saran dan kritik yang telah diberikan oleh semua pihak.

Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih seluruhnya

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas

Lampung;

2. Ibu Dr. Trisnaningsih, M.Si., selaku Ketua Program Studi Magister

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Lampung;

3. Bapak Prof. Dr. Sudjarwo, M.S., selaku Direktur Pascasarjana Universitas

Lampung;

4. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M. Hum., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

5. Bapak dan Ibu Dosen FKIP Universitas Lampung khususnya Program Studi

Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial terima kasih atas

bimbingannya dan ilmu pengetahuan yang telah Bapak Ibu berikan kepada

penulis;

6. Kepala Kepala SMP Cipta Karya Lampung Timur, Bapak Pujo Siswono,

SE.MM dan Seluruh Bapak dan Ibu Guru SMP Cipta Karya Lampung Timur

yang telah mengizinkan dan membantu dalam proses penelitian;

7. Ayahanda Supriono dan Ibunda Laminah, adikku Ibnu Darmawan serta

suamiku Kgs Ismail Ridwan dan semua saudaraku yang telah mendukung dan

menyayangi serta selalu berdo’a untuk kesuksesanku;

8. Untuk teman-teman seperjuanganku Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial 2014, Sahabat tersayang Dwinta Octiara, adiku Septivina Mulya

terimakasih atas segala motivasi dan dukungan kalian,

9. Seluruh Kakak tingkat serta adik-adik tingkat 2012, 2013, dan 2015 yang

sudah selesai studynya maupun yang belum selesai semoga sukses;

10. Rekan-rekan dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

namun penulis berterimakasih atas bantuannya dalam menyelesaikan tesis ini.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu

kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan tangan

terbuka dan ucapan terimakasih. Namun demikian, penulis berharap semoga

tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada

khususnya.

Bandar Lampung, April 2017

Penulis

Lia Apriyanti

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .................................................................................................. i

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ iii

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah..................................................................................... 6

1.3 Pembatasan Masalah .................................................................................... 6

1.4 Rumusan Masalah ........................................................................................ 6

1.5 Tujuan Pengembangan................................................................................. 7

1.6 Spesifikasi Produk yang diharapkan ............................................................ 7

1.7 Pentingnya Pengembangan .......................................................................... 9

1.8 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ................................................. 10

1.9 Manfaat pengembangan ............................................................................. 11

1.10 Definisi Istilah ........................................................................................... 11

1.11 Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 12

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

2.1 Teori Belajar .............................................................................................. 15

2.1.1 Teori Belajar Menurut Robert M. Gagne ................................................. 16

2.1.2 Teori Behaviorisme Skinner ..................................................................... 19

2.1.3 Teori Perkembangan Jean Piaget ............................................................... 21

2.1.4 Teori Perkembangan Kontruktivisme Driver dan Bell .............................. 22

Halaman

2.2 Bahan Ajar ................................................................................................. 23

2.2.1 Pengertian Bahan Ajar ............................................................................... 24

2.2.2 Jenis-jenis Bahan Ajar .............................................................................. 26

2.3 Buku Bacaan .............................................................................................. 29

2.3.1 Pengertian Buku Bacaan ............................................................................ 29

2.3.2 Fungsi dan Peran Cerita bergambar ........................................................... 32

2.4 Aktivitas Belajar ........................................................................................ 33

2.4.1 Aktivitas ..................................................................................................... 33

2.4.2 Aktivitas Belajar......................................................................................... 33

2.4.3 Jenis-Jenis Aktivitas Belajar ...................................................................... 36

2.4.4 Nilai Aktivitas Belajar ............................................................................... 38

2.5 Komponen Pembelajaran ........................................................................... 39

2.5.1 Tujuan pembelajaran ................................................................................. 40

2.5.2 Pembelajaran IPS ....................................................................................... 41

2.6 Penelitian yang Relevan ............................................................................ 42

2.7 Kerangka Pikir ........................................................................................... 44

2.8 Hipotesis .................................................................................................... 46

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian dan pengembangan ................................................ 47

3.2 Desain Penelitian dan Pengembangan ....................................................... 49

3.3 Langkah-langkah Pengembangan .............................................................. 50

3.3.1 Menganalisis Kebutuhan Penelitian dan Pengembangan .......................... 51

3.3.2 Perencanaan ............................................................................................... 51

3.3.3 Pengembangan Produk awal ...................................................................... 52

1. Analisis Karakteristik Siswa ............................................................... 52

2. Merumuskan Tujuan Pembelajaran .................................................... 53

3. Mengembangkan Assesmen Belajar ................................................... 54

4. Mengembangkan dan Pilih Materi pembelajaran ............................... 54

5. Merancang dan Melakukan Evaluasi .................................................. 55

3.3.4 Uji Coba Pendahuluan................................................................................ 58

3.3.5 Revisi Terhadap Produk Utama ................................................................. 60

3.3.6 Uji Coba lapangan ...................................................................................... 60

3.4 Data Penelitian ........................................................................................... 62

Halaman

3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 62

3.6 Teknik analisis Data .................................................................................. 63

3.7 Uji Persyaratan Instrumen ......................................................................... 65

3.8 Uji Persyaratan Analisis Data .................................................................... 67

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian dan Pengembangan .......................................................... 70

4.1.1 Menganalisis Kebutuhan Penelitian dan Pengembangan .......................... 70

4.1.2 Perencanaan ............................................................................................... 72

4.1.3 Pengembangan Produk awal ...................................................................... 78

1. Analisis Karakteristik Siswa ............................................................... 79

2. Merumuskan Tujuan Pembelajaran .................................................... 80

3. Mengembangkan Assesmen Belajar ................................................... 81

4. Mengembangkan dan Pilih Materi pembelajaran ............................... 82

5. Merancang dan Melakukan Evaluasi .................................................. 85

6. Evaluasi dan Revisi ............................................................................. 85

4.1.4 Uji Coba Pendahuluan................................................................................ 89

4.1.5 Revisi Terhadap Produk Utama ................................................................. 94

4.1.6 Uji Coba lapangan ...................................................................................... 95

4.2 Uji Persyaratan Instrumen ......................................................................... 98

4.3 Uji Prsyaratan Analisis Data .................................................................... 100

4.4 Pembahasan ............................................................................................. 105

4.4.1 Keunggulan bahan ajar buku bacaan “Merdeka Indonesiaku” ................ 117

4.4.2 Kelemahan bahan ajar buku bacaan “Merdeka Indonesiaku” ................. 118

4.4.3 Keterbatasan penelitian ............................................................................ 118

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 119

5.2 Implikasi ................................................................................................... 120

5.3 Saran ........................................................................................................ 122

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... iv

LAMPIRAN .......................................................................................................... v

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kombinasi langkah penelitian dan pengembangan................................. 50

3.2 Kisi-kisi reviu ahli materi pembelajaran IPS .......................................... 56

3.3 Kisi-kisi reviu ahli desain pembelajaran bahan ajar buku bacaan

“Merdeka Indonesiaku” .......................................................................... 57

3.4 Kisi-kisi reviu ahli bahasa bahan ajar buku bacaan “Merdeka

Indonesiaku..............................................................................................58

3.5 Kisi-kisi uji peroranan............................................................................. 59

3.6 Kisi-kisi uji kelompok kecil .................................................................... 59

3.7 Kisi-kisi uji lapangan .............................................................................. 61

3.8 Subjek uji coba........................................................................................ 61

3.9 Jenis dan teknik pengumpulan data ........................................................ 63

3.10 Kriteria penilaian responden terhadap produk pengembangan ............... 65

3.11 Tingkat besarnya korelasi ....................................................................... 66

3.12 Tingkat besarnya releabilitas................................................................... 67

4.1 Kondisi harapan, kondisi sebenarnya dan kesenjangan .......................... 71

4.2 Rancangan pembelajaran......................................................................... 73

4.3 Standar Kopetensi dan Kopetensi Dasar ................................................. 73

4.4 Karakteristik siswa sebelum mendapatkan perlakuan............................. 79

4.5 Langkah-langkah pembelajaran .............................................................. 84

4.6 Hasil uji ahli materi ................................................................................. 86

4.7 Hasil uji ahli desain ................................................................................. 87

4.8 Hasil uji ahli bahasa ................................................................................ 88

4.9 Hasil uji coba perorangan........................................................................ 90

4.10 Hasil uji coba kelompok kecil ................................................................. 92

Halaman

4.11 Hasil Reviu.............................................................................................. 95

4.12 Kisi-kisi uji lapangan .............................................................................. 97

4.13 Kisi-kisi observasi aktivitas belajar siswa............................................... 97

4.14 Subjek uji coba ........................................................................................ 98

4.15 Distribusi frekuensi hasil analisis aktivitas belajar kelas eksperimen..... 99

4.16 Distribusi frekuensi hasil analisis aktivitas belajar kelas kontrol............ 99

4.17 Hasil uji normalitas kelas eksperimen................................................... 100

4.18 Hasil uji normalitas kelas kontrol.......................................................... 101

4.19 Hasil uji homogenitas kelas eksperimen ............................................... 102

4.20 Hasil uji homogenitas kelas kontrol ...................................................... 103

4.21 Perbandingan kelas kontrol dan kelas eksperimen................................ 104

4.22 Hasil analisis rata-rata observasi 1 dan 2 .............................................. 105

4.23 Perubahan aktivitas belajar siswa sebelum dan setelah penelitian bahan

ajar buku bacaan “Merdeka Indonesiaku” ............................................ 108

4.24 Perbedaan produk hasil pengembanganproduk..................................... 117

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka pikir......................................................................................... 45

3.1 Prosedur peelitian menggunakan langkah Borg && Gall....................... 48

3.2 Desain penelitian dan pengembangan bahan ajar buku bacaan “Merdeka

Indonesiaku” ........................................................................................... 49

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Pedoman wawancara pra penelitian untuk siswa .................................. 126

2. Pedoman wawancara pra penelitian untuk guru.................................... 127

3. Lembar penilaian ahli desain................................................................. 128

4. Lembar penilaian ahli materi................................................................. 130

5. Lembar penilaian ahli bahasa ................................................................ 132

6. Lembar penilaian siswa terhadap bahan ajar......................................... 134

7. Uji perorangan....................................................................................... 136

8. Uji kelompok kecil ................................................................................ 137

9. Lembar Observasi atau pengamtan aktivitas belajar siswa ................... 138

10. Pedoman observasi aktivitas belajar siswa............................................ 139

11. Rekap aktivitas belajar siswa kelas eksperimen pertemuan Ke 1 ......... 140

12. Rekap aktivitas belajar siswa kelas eksperimen pertemuan Ke 2 ......... 141

13. Rekap aktivitas belajar siswa kelas kontrol pertemuan Ke 1 ................ 142

14. Rekap aktivitas belajar siswa kelas kontrol pertemuan Ke 2 ................ 143

15. Uji normalitas kelas eksperimen ........................................................... 144

16. Uji normalitas kelas kontrol .................................................................. 145

17. Uji Homogenitas ................................................................................... 146

18. Uji Hipotesis.......................................................................................... 147

19. Silabus pembelajaran............................................................................. 148

20. RPP kelas eksperimen ........................................................................... 150

21. RPP kelas Kontrol ................................................................................. 154

22. Surat balasan penelitian......................................................................... 158

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kegiatan proses pembelajaran diselenggarakan sebagai suatu usaha sadar dan

terencana sebagai suatu upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia

sehingga dapat menjangkau ranah-ranah hasil pembelajaran, dalam ranah kognitif,

afektif dan ranah psikomotorik. Undang- Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 menyatakan bahwa “Pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

Bangsa dan Negara”.

Kegiatan proses pembelajaran dalam hal ini adalah aktivitas belajar merupakan

salah satu aspek yang sangat penting dalam pembelajaran. Pembelajaran yang

menekankan aktivitas belajar akan menjadi lebih bermakna dan membawa siswa

pada pengalaman belajar yang mengesankan. Aktivitas belajar siswa dapat

merangsang siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran, sehingga dapat

merangsang otak siswa untuk berpikir kritis dan memecahkan masalah yang

mengaruh terhadap peningkatan hasil belajar.

2

Aktivitas belajar perlu ditingkatkan dalam pembelajaran tak terkecuali dalam

pembelajaran IPS. Peningkatan aktivitas belajar memberkan manfaat dalam

pembelajaran IPS, yaitu pembelajaran IPS menjadi lebih bermakna bagi siswa

sehingga materi atau bahan pelajaran disesuaikan dengan lingkungan,

karakteristik dan kebutuhan siswa. Selain itu, pembelajaran IPS yang semula

hanya sebatas menghafal akan dapat mencakup pemahaman dalam menerima

pembelajaran. Umumnya proses pembelajaran di kelas lebih menuntut siswa

untuk menghafal banyak materi pelajaran. Hal ini menyebabkan kebosanan karena

kurang adanya aktivitas belajar pada siswa seperti siswa tidak memperhatikan

penjelasan guru, siswa tidak menjawab pertanyaan guru, dan siswa tidak

mengemukakan pendapatnya. Agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan

baik dan mencapai tujuan yang diharapkan, maka diperlukan kreativitas guru

dalam mengelola pembelajaran termasuk didalamnya penggunaan bahan ajar yang

menarik bagi siswa. Penggunaa bahan ajar yang menarik dalam pembelajaran

menjadikan suasana pembelajaran berjalan dengan kondusif, sehingga siswa

tertarik dalam mengikuti pembelajaran. Aktivitas belajar dapat merangsang otak

siswa untuk berpikir dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga dapat

berpengaruh terhadap hasil belajar.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan siswa terlihat bahwa minat siswa

pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) rendah, rendahnya aktivitas

belajar siswa, siswa pasif dalam pembelajaran dikarenakan pembelajaran yang

berpusat pada guru. Rendahnya minat dan aktivitas belajar siswa ini disebabkan

oleh terbatasnya media dan bahan ajar yang tersedia di sekolah. Dari hasil

3

wawancara di dapat masukan perlunya sebuah media dan bahan ajar yang

menarik, interaktif, dan dapat menambah minat serta aktivitas belajar siswa.

Berdasarkan hasil need assessment tersebut menggugah untuk dapat mencari

solusi mengatasi keterbatasan media dan bahan ajar IPS. Berdasarkan informasi

yang didapat dilakukan upaya untuk dapat mengembangkan bahan ajar berupa

buku bacaan yang mudah dipahami. Penggunaan bahan ajar dalam pembelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di sekolah masih minim. Guru-guru Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) belum pernah mencoba untuk mengembangkan bahan

ajar baru yang dapat dipakai untuk membantu peserta didik dalam belajar. Hal ini

karena sebagian guru hanya memanfaatkan apa yang sudah ada tanpa berusaha

untuk menciptakan bahan ajar baru. Buku teks IPS lebih banyak memuat teks dan

ulasan suatu materi dan kurang adanya gambar sebagai ilustrasi suatu peristiwa

sehingga membuat siswa sulit memahami isi dari materi.

Konsep Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia termasuk konsep

yang diajarkan pada siswa SMP kelas VIII. Konsep tersebut membutuhkan taraf

berpikir secara abstrak karena konsep tersebut berhubungan dengan proses yang

terjadi di masa lalu yang tidak dapat diamati secara langsung oleh siswa, sehingga

menyulitkan siswa dalam belajar. Apalagi siswa dalam proses pembelajarannya

terkadang kesulitan mengingat apa yang telah dipelajari. Oleh karena itu, bahan

ajar yang digunakan pada materi tersebut hendaknya berupa bahan ajar yang dapat

memperjelas konsep tersebut sekaligus yang dapat menimbulkan ketertarikan

siswa untuk belajar sehingga proses belajar dapat berlangsung optimal.

4

Kenyataan tersebut mendorong peneliti untuk memberikan inovasi dalam

pembelajaran yaitu pengembangan bahan ajar berupa buku bacaan. Buku bacaan

merupakan buku yang berfungsi sebagai bacaan, buku bacaan menampilkan

halaman-halaman lembar yang berisi informasi dalam bentuk cerita dan gambar

sehingga tak membosankan pembacanya. Buku ini diharapkan mampu mengatasi

batasan ruang, waktu, dan pengamatan karena dalam pembelajaran materi

Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak semua benda, objek atau

peristiwa dapat dibawa ke dalam kelas atau siswa dapat mengamati peristiwa

objek tersebut. Buku bacaan berbentuk cerita yang dirancang dilengkapi dengan

ilustrasi yang jelas dan menarik dalam penyampaian materi, informasi terbaru,

latihan berbentuk teka-teki silang, dan umpan balik sehingga bersifat interaktif

terhadap siswa.

Buku bacaan adalah bahan ajar yang berfungsi sebagai bacaan yang disusun

secara sistematis dan menarik perhatian siswa yang mencakup materi, dan

perangkat latihan yang dapat digunakan sebagai perangkat belajar secara mandiri

ataupun berkelompok. Agar siswa tertarik untuk mempelajarinya maka materi

dalam buku bacaan dilengkapi dengan contoh-contoh ilustrasi yang jelas dan

menarik. Bahan ajar buku bacaan sangat cocok untuk diterapkan pada siswa

dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca dan minat baca karena

pelajaran membaca merupakan syarat utama dalam pembelajaran yang harus

dipenuhi.

5

Menurut teori Piaget (dalam Syamsudin, 2001:102), anak usia sekolah berada

pada tahap operasional konkret. Hal ini menunjukkan bahwa anak sangat

menyukai benda-benda yang nyata. Di samping itu, anak juga memiliki daya

fantasi yang sangat tinggi. Berdasarkan asumsi tersebut, agar lebih menarik dan

menumbuhkan motivasi anak terhadap sesuatu hal, diperlukan media yang dapat

menyalurkan imajinasi yang kreatif pada anak.

Salah satu bahan ajar yang dapat dimanfaatkan diantaranya adalah bahan ajar

buku bacaan. Melalui buku bacaan kita dapat membantu mempermudah siswa

untuk menuangkan gagasan-gagasannya ke dalam bentuk bahasa karena gambar

sebahai ilustrasi akan memberikan inspirasi dan motivasi yang sangat tinggi

kepada siswa untuk melakukan proses pembelajaran terutama dalam materi yang

luas. Jika kesulitan belajar berbahasa khususnya membaca dibiarkan begitu saja

tanpa adanya tindak lanjut maka akan banyak siswa yang berkesulitan membaca

dan memahami isi materi.

Buku bacaan merupakan bahan ajar yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar

mengajar di kelas. Buku bacaan dapat diterapkan untuk menyampaikan pesan

dalam berbagai ilmu pengetahuan, dan karena penampilannya yang menarik,

format dan gambar dalam buku bacaan ini seringkali diberikan pada penjelasan

yang sungguh-sungguh dari pada sifat yang hiburan semata-mata (Sudjana dan

Rivai, 2004: 70).

6

Pertimbangan-pertimbangan lain dalam penggunaan buku bacaan antara lain

sebagai berikut: kesesuaian media dengan materi yang akan disampaikan,

tersedianya sarana dan prasarana penunjang, karakteristik siswa, waktu yang ada

serta biaya yang dibutuhkan. Menurut Maharishi Patanjali (dalam Mahesh 2003:

50) visualisasi memainkan peranan penting dalam mengembangkan daya ingat

yang baik, yang pada gilirannya meningkatkan kekuatan konsentrasi manusia.

Kekuatan konsentrasi merupakan dasar dari daya ingat. Berkembangnya daya

ingat akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Buku bacaan memudahkan siswa

memahami materi sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Pada

akhirnya, diharapkan buku bacaan dapat memberikan hasil yang maksimal dalam

mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya pada pembelajaran

Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia siswa kelas VIII.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat diidentifikasi

beberapa permasalahan sebagai berikut.

1. Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS masih rendah.

2. Guru belum menerapkan bahan ajar yang melibatkan siswa untuk lebih

aktif dalam belajar.

3. Kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS, yang

diduga disebabkan minimnya kemampuan guru untuk merancang dan

mengelola pembelajaran dengan baik.

7

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka permasalahan dibatasi

pada pengembangan bahan ajar buku bacaan pada mata pelajaran IPS sebagai

upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa di SMP Cipta Karya Lampung Timur.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah dapat di buat rumusan

masalah, sebagai berikut.

1. Bagaimanakah mengembangkan buku bacaan pada mata pelajaran IPS di

Kelas VIII SMP Cipta Karya Lampung Timur?

2. Apakah buku bacaan pada mata pelajaran IPS efektif dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa di Kelas VIII SMP Cipta Karya Lampung Timur?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian maka dapat dirumuskan bahwa tujuan pengembangan ini

dilakukan dalam penyusunan bahan ajar buku bacaan pada mata pelajaran IPS

sebagai berikut.

1. Menghasilkan buku bacaan pada mata pelajaran IPS yang dapat dijadikan

alternatif untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa SMP Cipta Karya

Lampung Timur.

2. Mengetahui efektifitas buku bacaan pada mata pelajaran IPS dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa SMP Cipta Karya Lampung Timur.

8

1.6 Spesifikasi Produk yang diharapkan

Produk yang dikembangkan dalam karya ilmiah ini berupa buku bacaan yang

memuat konsep-konsep sejarah Terbentuknya Negara Kesatuan Republik

Indonesia dalam mata pelajaran IPS kelas VIII (Delapan). Spesifikasi buku

dengan judul buku bacaan sebagai produk pengembangan terdiri atas.

1. Halaman muka (Cover)

Cover bergambar yang melukiskan kisah kemerdekaan Indonesia.

Gambar di atas adalah rencana cover untuk buku bacaan, cover akan

dibuat dalam ukuran B5, art paper 230 gsm dengan teknik jilid digital

printing (offset) diharapkan kertas tidak akan mudah robek dan warna

yang cerah akan membuat lebih menarik sehingga anak-anak atau peserta

didik lebih tertarik untuk membuka dan membaca perlembarnya isi buku

bacaan tersebut.

2. Kata Pengantar

Kata pengantar berisi tuturan rasa terima kasih terhadap Yang Mahakuasa,

tuturan rasa syukur terhadap orang-orang turut serta, keinginan penulis,

serta doa.

3. Isi

Isi berupa gambar dan cerita peristiwa-peritiwa serta informasi penting

mengenai terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Seperti

peristiwa pemboman Hirosima Nagasaki, peristiwa Rengasdengklok, dan

9

Pembacaan Naskah Proklamasi. Serta dilengkapi pengetahuan berupa

gambar dan keterangan mengenai informasi yang berkaitan peristiwa

kemerdekaan. Gambar-gambar tokoh yang berperan dalam peristiwa

Kemerdekaan Indonesia. Isi menggunakan kertas art paper 150 gsm.

Pada tanggal 6 agustus 1945 pukul 8:16 waktu setempat, 580 meter di atas pusat kota

Hiroshima, Jepang di bom oleh Amerika Serikat. Gelombang panas nuklir membakar

semua tumbuhan, hewan dan pemukiman warga yang mengakibatkan moral tentara

jepang diseluruh dunia menurun.

Gambar di atas adalah salah satu halaman dari buku bacaan “Merdeka

Indonesiaku” rencana buku bacaan akan seperti yang ada di atas.

Spesifikasi Buku Bahan ajar yang akan dikembangkan

Judul: Merdeka Indonesiaku

Jumlah halaman: 25

Ukuran buku (cm): 15 cm x 10 cm

Keterangan: -

Bahan Kertas

Sampul : B5, art paper 230/g

Isi : art paper 150 gsm

Teknik jilid: Digital Printing (offset)

Warna: lebih dari 6 warna

SK : 5. Memahami usaha persiapan kemerdekaan.

KD : 5.2.Mendeskripsikan peristiwa-peristiwa sekitar

proklamasi dan proses terbentuknya negara

kesatuan Republik Indonesia

Lebih banyak memuat gambar yang mendukung

materi

Bentuk latihan soal lebih variatif (teka teki, tebak

gambar)

10

1.7 Pentingnya Pengembangan

Permasalahan di lapangan berupa anggapan siswa terhadap mata pelajaran IPS

adalah pelajaran yang sulit, kesulitan dalam memahami konsep-konsepnya,

rendahnya minat dan prestasi belajar, serta penggunaan bahan ajar yang kurang

menarik perlu dicari pemecahannya. Salah satu pemecahannya yang diharapkan

bisa mengatasi permasalahan ini adalah dengan penggunaan bahan ajar yang

menarik dan membuat peserta didik dapat belajar mandiri. Dengan pengembangan

produk berupa buku bacaan peserta didik diharapkan akan memiliki bahan ajar

yang menarik dan menyenangkan, dan membuat peserta didik merasa nyaman dan

senang saat belajar.

1.8 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

Pada sub bab ini, akan diuraikan mengenai asumsi dan keterbatasan

pengembangan, adapun uraian dari keduanya adalah sebagai berikut.

1. Asumsi Pengembangan

Pengembangan produk berupa bahan ajar buku bacaan dengan judul

“Merdeka Indonesiaku” berpijak pada teori tentang psikologi belajar.

Adapun teori-teori dasar yang dipakai dalam pengembangan buku bacaan

“Merdeka Indonesiaku” ini adalah:

a. segi pemanfaatan buku bacaan dalam menstimulus minat belajar

siswa, maka pengembangan ini berpijak pada teori belajar

behaviorisme dan kognitif,

11

b. kemandirian belajar siswa dengan bahan ajar buku bacaan, maka

pengembangan ini berpijak pada pendekatan kontruktivisme.

2. Keterbatasan Pengembangan

Keterbatasan pengembangan bahan ajar buku bacaan ini adalah uji coba

skala kecil dan hanya dilakukan pada satu sekolah saja yang mungkin

belum representatif mewakili seluruh sekolah yang ada. Selain itu,

penelitian untuk uji efektivitas terbatas pada tiga kopetensi dasar saja

sehingga hasilnya tidak dapat digeneralisasi menjadi hasil penelitian mata

pelajaran IPS kelas VIII.

1.9 Manfaat Penelitian

Hasil pengembangan secara umum diharapkan dapat bermanfaat untuk

meningkatkan aktivitas belajar dan hasil pembelajaran IPS di kelas VIII SMP

Cipta Karya Lampung Timur. Secara khusus manfaat penelitian sebagai berikur.

1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk memberi

masukan bagi guru dalam mengaplikasikan bahan ajar buku bacaan mata

pelajaran IPS.

2. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan bahan ajar

buku bacaan.

12

1.10 Definisi Istilah

Definisi istilah yang berkaitan dengan judul penelitian akan dijelaskan pada uraian

di bawah ini.

a. Pengembangan pembelajaran adalah suatu proses mendesain pembelajaran

secara logis, dan sistematis dalam rangka untuk menetapkan segala sesuatu

yang akan dilaksanakan dalam proses kegiatan belajar dengan

memperhatikan potensi dan kopetensi siswa (Majid, 2005:24)

b. Buku bacaan adalah buku yang hanya berfungsi untuk bahan bacaan saja,

misalnya cerita, legenda, novel, dan lain sebagainya.

c. Mata Pelajaran IPS adalah salah satu mata pelajaran yang dipelajari pada

Sekolah Menengah Pertama. Ilmu Pengetahuan Sosial pada hakekatnya

berfungsi untuk membantu perkembangan peserta didik memiliki konsep

diri yang baik, membantu pengenalan dan apresiasi tentang masyarakat

global dan komposisi budaya, sosialisasi proses sosial, ekonomi, politik,

membantu siswa untuk mengetahui waktu lampau dan sekarang sebagai

dasar untuk mengambil keputusan, mengembangkan kemampuan untuk

memecahkan masalah dan ketrampilan menilai, membantu perkembangan

peserta didik untuk berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan

masyarakat.

d. Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental

(Sardiman, 2005:96). Serangkaian kegiatan fisik atau jasmani maupun

mental atau rohani yang saling berkaitan sehingga tercipta belajar yang

optimal.

13

1.11 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini terdiri dari ruang lingkup ilmu, ruang lingkup

objek penelitian, ruang lingkup subjek penelitian, ruang lingkup tempat dan waktu

penelitian.

1.11.1 Ruang Lingkup Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah desain bahan ajar buku bacaan yang

diaplikasikan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan proses

atau kegiatan pembelajaran IPS dengan menggunakan buku bacaan.

1.11.1 Ruang Lingkup Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas VIII SMP Cipta Karya

Karya Tani Labuhan Maringgai Lampung Timur.

1.11.2 Ruang Lingkup Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Cipta Karya yang berlokasi di Jl. Lintas

Timur Desa Karya Tani Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

Lampung Timur. Waktu penelitian pada tahun pelajaran 2015/2016.

1.11.4 Ruang Lingkup Ilmu

Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai program pendidikan persekolahan yang

dikembangkan atas dasar relevansinya dengan minat, kebutuhan, praksis

kehidupan keseharian siswa atau program pendidikan yang diorganisasi

secara terpadu. IPS memiliki kekhasan dibandingkan dengan mata

pelajaran lain, yakni kajian yang bersifat terpadu. Pendidikan IPS

sebagai mata pelajaran di sekolah cakupan materinya semakin meluas

seiring dengan semakin kompleks dan rumitnya permasalahan sosial

yang memerlukan kajian secara terintegrasi dari berbagai cabang ilmu-

14

ilmu sosial seperti Sosiologi, Antropologi, Geografi, Sejarah, Ilmu

Ekonomi, Ilmu Politik, dan Psikologi.

Penelitian ini termasuk dalam lingkup konsep-konsep pendidikan ilmu

pengetahuan sosial. Menurut Woolever dan Scot (dalam Mariani, 2012:

24) ada lima tradisi Social Studies dalam pendidikan IPS, yakni (1) IPS

sebagai transmisi kewarganegaraan (social studies as citizenship

transmission), (2) IPS sebagai ilmu-ilmu sosial (social studies as social

sciences), (3) IPS sebagai pendidikan reflektif (social studies as

reflektive inquiry), (4) IPS sebagai kritik kehidupan sosial (social studies

as social criticism), dan (5) IPS sebagai pengambil keputusan rasional

dan aksional (social studies as personal development of the individual).

Pengembangan buku bacaan sebagai bahan ajar dapat masuk dalam

tradisi Pendidikan IPS sebagai reflektive inquiry. Ilmu Pengetahuan

Sosial sebagai pendidikan reflektif mengarahkan murid-murid agar

menjadi warga negara yang efektif, tidak hanya menghafalkan isi materi

pelajaran tetapi dapat mengambil keputusan dalam kehidupannya sehari-

hari. Pendidikan IPS harus membekali siswa tentang pengetahuan,

keterampilan, sikap dan nilai, sehingga dapat membentuk jati diri siswa

yang mampu hidup di tengah masyarakat dengan damai.

15

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

2.1. Teori Belajar

Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan

peserta didik, peserta didik dengan sumber belajar dan peserta didik dengan

pendidik. Kegiatan pembelajaran akan bermakna bagi peserta didik jika dilakukan

dalam lingkungan yang nyaman dan aman. Proses belajar bersifat individual dan

kontekstual. Dengan demikian penting bagi guru mempelajari dan menambah

wawasan pembelajaran (Ahmad, 2011: 1).

Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku yaitu guru dan peserta

didik. Perilaku guru adalah mengajar dan perilaku peserta didik adalah belajar.

Pelaku pengajar dan perilaku belajar tersebut terkait dengan bahan pembelajaran.

Bahan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, nilai-nilai kesusilaan, seni, sikap,

dan ketrampilan (Rusman, 2011: 131).

Teori-Teori Belajar dalam Pembelajaran IPS Terpadu

Ada beberapa teori belajar yang bersumber dari aliran psikologi. Akan tetapi

dalam penelitian ini akan dibatasi oleh teori-teori yang relevan dengan

pembelajaran IPS terpadu sebagai pengembangan pembelajaran IPS di SMP Cipta

Karya Lampung Timur.

16

2.1.1 Teori Belajar Kognitif Menurut Robert M. Gagne

Gagne berpendapat bahwa belajar dipengaruhi oleh pertumbuhan dan lingkungan,

namun yang paling besar pengaruhnya adalah lingkungan individu seseorang.

Bagi Gagne, belajar tidak dapat didefinisikan dengan mudah karena belajar itu

bersifat kompleks. Dalam pernyataan tersebut, dinyatakan bahwa hasil belajar

akan mengakibatkan perubahan pada seseorang yang berupa perubahan

kemampuan, perubahan sikap, perubahan minat atau nilai pada seseorang.

Perubahan tersebut bersifat menetap meskipun hanya sementara.

Menurut Gagne, ada tiga elemen belajar, yaitu individu yang belajar, situasi

stimulus, dan responden yang melaksanakan aksi sebagai akibat dari stimulasi

Sistematika “Delapan Tipe Belajar”

Menurut Robert M. Gagne, dalam Sanjaya (2010:233) ada 8 tipe belajar, yaitu:

1. Tipe belajar tanda (Signal learning)

Belajar dengan cara ini dapat dikatakan sama dengan apa yang

dikemukakan oleh Pavlov. Semua jawaban/respons menurut kepada

tanda/sinyal.

2. Tipe belajar rangsang-reaksi (Stimulus-response learning)

Tipe ini hampir serupa dengan tipe satu, namun pada tipe ini, timbulnya

respons juga karena adanya dorongan yang datang dari dalam serta adanya

penguatan sehingga seseorang mau melakukan sesuatu secara berulang-

ulang.

17

3. Tipe belajar berangkai (Chaining Learning)

Pada tahap ini terjadi serangkaian hubungan stimulus-respons, maksudnya

adalah bahwa suatu respons pada gilirannya akan menjadi stimulus baru

dan selanjutnya akan menimbulkan respons baru.

4. Tipe belajar asosiasi verbal (Verbal association learning)

Tipe ini berhubungan dengan penggunaan bahasa, dimana hasil belajarnya

yaitu memberikan reaksi verbal pada stimulus/perangsang.

5. Tipe belajar membedakan (Discrimination learning)

Hasil dari tipe belajar ini adalah kemampuan untuk membeda-bedakan

antar objek-objek yang terdapat dalam lingkungan fisik.

6. Tipe belajar konsep (Concept Learning)

Belajar pada tipe ini terutama dimaksudkan untuk memperoleh

pemahaman atau pengertian tentang suatu yang mendasar.

7. Tipe belajar kaidah (Rule Learning)

Tipe belajar ini menghasilkan suatu kaidah yang terdiri atas penggabungan

beberapa konsep.

8. Tipe belajar pemecahan masalah (Problem solving)

Tipe belajar ini menghasilkan suatu prinsip yang dapat digunakan untuk

memecahkan suatu permasalahan.

18

Sistematika “Lima Jenis Belajar”

Sistematika ini tidak jauh berbeda dengan sistematika delapan tipe belajar, dimana

isinya merupakan bentuk penyederhanaan dari sistematika delapan tipe belajar.

Kelima kategori hasil belajar tersebut adalah:

1. Informasi verbal (Verbal information)

Merupakan pengetahuan yang dimiliki seseorang dan dapat diungkapkan

dalam bentuk bahasa, lisan, dan tertulis.

2. Kemahiran intelektual (Intellectual skill)

Yang dimaksud adalah kemampuan untuk berhubungan dengan

lingkungan hidup dan dirinya sendiri dalam bentuk suatu representasi,

khususnya konsep dan berbagai lambang/simbol (huruf, angka, kata, dan

gambar).

3. Pengaturan kegiatan kognitif (Cognitive strategy)

Merupakan suatu cara seseorang untuk menangani aktivitas belajar dan

berpikirnya sendiri, sehingga ia menggunakan cara yang sama apabila

menemukan kesulitan yang sama.

4. Keterampilan motorik (Motor skill)

Adalah kemampuan seseorang dalam melakukan suatu rangkaian gerak-

gerik jasmani dalam urutan tertentu, dengan mengadakan koordinasi antara

gerak-gerik berbagai anggota badan secara terpadu.

5. Sikap (Attitude)

Merupakan kemampuan seseorang yang sangat berperan sekali dalam

mengambil tindakan, apakah baik atau buruk bagi dirinya sendiri.

19

2.1.2 Teori Behaviorisme Skinner

Teori belajar behaviorisme merupakan suatu perubahan perilaku yang dapat

diamati melalui hubungan antara stimulus dan respon berdasarkan prinsip

mekanistik. Menurut pendapat Thorndike dalam Winansih (2009: 10)

terbentuknya hubungan stimulus dan respon pada suatu organisma, akan

menimbulkan kesan-kesan tertentu dan kesan tersebut akan diolah menjadi

pengalaman. Proses belajar melibatkan terbentuknya hubungan tertentu antara

stimulus-stimulus dan respon-respon.

Stimulus adalah penyebab terjadinya proses belajar yang berasal dari sekitar

individu dan menjadi sumber belajar, bertindak selaku organisma, sehingga

organisma tersebut memberikan respon atau meningkatkan probabilitas terjadinya

respon tersebut. Sedangkan respon yaitu akibat atau efek yang merupakan reaksi

fisik suatu organisma stimulus baik internal maupun eksternal. Seseorang

dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan perubahan tingkah laku.

Menurut teori ini yang terpenting adalah masukan atau Input yang berupa stimulus

dan keluaran atau Output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang

diberikan guru kepada siswa, misalnya daftar perkalian, alat peraga, pedoman

kerja, atau cara-cara tertentu, untuk membantu belajar siswa terhadap stimulus

yang diberikan oleh guru tersebut. Menurut teori behaviorisme, apa yang terjadi

diantara stimulus dan respon dianggap tidak penting diperhatikan karena tidak

dapat diamati dan tidak dapat diukur. Hal yang dapat diamati hanyalah stimulus

dan respon. oleh sebab itu, apa saja yang diberikan guru (stimulus) dan apa yang

dihasilkan siswa (respon), semuanya harus dapat diamati dan diukur.

20

Faktor lain yang juga dianggap penting menurut teori behavioristik adalah faktor

penguatan (reinforcement), yaitu apa saja yang diberikan guru dalam proses

pembelajaran siswa yang dapat memperkuat timbulnya respon. Hal ini

dikemukakan oleh Skinner dalam Hargenhan (2010: 36) bahwa kita semua

dikontrol oleh banyak rancangan penguatan sebagian disengaja sebagian

kebetulan. Jika penguatan positif yang digunakan oleh pemodifikasi perilaku lebih

efektif daripada lainnya sekaligus lebih menyenangkan bagi pelajar lebih bagus

efeknya, maka tidak perlu dikritik. Pendapat lain mengenai belajar sebagai

perubahan behavior, dikemukakan oleh Gagne (dalam Purwanto, 2007: 38)

belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus dengan isi ingatan mempengaruhi

siswa sedemikian rupa, sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum

mengalami situasi dan sewaktu sesudah ia mengalami situasi tadi.

Belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku baik yang dapat diamati atau

tidak dapat diamati, sebagai reaksi yang ditimbulkan oleh adanya stimulus.

Stimulus dapat berupa apa saja yang diberikan guru kepada siswa seperti alat

peraga, pedoman kerja, atau cara-cara tertentu untuk membantu belajar siswa.

Salah satu tujuan mengembangkan bahan ajar buku bergambar dalam rangka

menciptakan stimulus berupa kondisi pembelajaran yang melibatkan peserta didik

secara aktif. Dengan terlibat secara aktif, peserta didik akan termotivasi dalam

belajar dan terhindar dari kejenuhan dan dapat belajar secara efektif. Bukti bahwa

seseorang telah belajar adalah terjadi perubahan sikap atau perilaku dari tidak

mengerti menjadi mengerti dan dari tidak berminat menjadi berminat belajar IPS.

21

2.1.3 Teori Perkembangan Jean Piaget

Menurut jean Piaget dalam Trianto (2009: 106) seorang anak yang maju melalui

empat tahap kognitif, antara lahir sampai dewasa yaitu: tahap sensirimotor (usia 0-

2 tahun) ditandai dengan terbentuknya konsep obyek dan perilaku reflektif ke

perilaku yang mengarah pada tujuan, praoperasional (usia 2-7 tahun) ditandai

perkembangan kemampuan menggunakan simbol untuk menyatakan objek-objek

dunia, operasi konkrit (7-11 tahun) ditandai oleh kemampuan berpikir secara logis

dan operasi formal (11- dewasa) ditandai oleh kemampuan berpikir abstrak dan

murni simbolis dan masalah dapat dipecahkan melalui penggunaan ekprerimentasi

sistematis.

Tahap-tahap perkembangan kognitif tersebut dijabarkan dalam tahap kecepatan

perkembangan tiap individu melalui urutan tahap yang berbeda dan tidak ada

individu yang tidak melalui tahap yang ke satu ke tahap yang lain. Tiap tahap

ditandai oleh adanya kemunculan kemampuan-kemampuan intelektual baru yang

memungkinkan orang memahami cara yang semakin kompleks.

Pola perilaku atau berpikir yang digunakan anak-anak atau orang dewasa dalam

menangani obyek-obyek di dunia disebut Skematik. Pengamatan mereka terhadap

suatu benda atau prilaku mengatakan kepada mereka suatu hal tentang obyek

tersebut. Adaptasi lingkungan melalui proses asimilasi dan akomodasi menurut

Slavin dalam Trianto (2009: 107), bahwa asimilasi merupakan penginterpretasian

pengalaman-pengalaman baru dalam hubungan dengan skema-skema yang lain.

Menurut Piaget dalam Margaret (2011: 345) pada periode sensorimotor, bayi

mengkonstrusi tindakan yang memungkinkannya untuk bereaksi pada lingkungan,

22

contohnya adalah pola “memasukkan benda ke mulut”. Dalam periode

praoperasional, anak membuat keputusan tentang kejadian berdasarkan petunjuk

perseptual dan tidak membedakan antara realitas, kemungkinan dan keniscayaan

dalam situasi pemecahan masalah.

Periode operasional konkrit dan formal dan mempersentasikan penalaran, logis,

meskipun periode ini berbeda secara kualitatif. Pemikiran operasional konkrit

terbatas pada memanipulasi langsung obyek. Tetapi anak mengembangkan

pemikiran logis yang berhubungan dengan jumlah, penggolongan dan konservasi

kuantitas secara kontinu. Dalam pemikiran operasional formal, individu dapat

memecahkan situasi multi faktor karena dia dapat mengkonseptualisasikan semua

kombinasi faktor siuasi tertentu. Individu secara sistematis menguji hipotesis

tentang situasi itu untuk mendapatkan penjelasan yang benar. Pertumbuhan

kecerdasan seorang anak dipengaruhi oleh lingkungan fisik, sosial, maturisasi dan

penyeimbangan pertumbuhan pemikiran logis dari bayi hingga dewasa. Sesuai

tahap perkembangan kognitif Piaget pembelajaran IPS di SMP masuk dalam tahap

formal, karena siswa sudah dewasa dan memiliki pola pikir yang kritis, mampu

berpikir abstrak, menganalisis hingga mengevaluasi.

2.1.4 Teori Perkembangan Kontruktivisme Driver dan Bell

Pada saat guru menggunakan pembelajaran IPS buku bacaan maka peserta didik

mulai belajar dengan merekonstruksi pengetahuannya dari lembaran-lembaran

buku bacaan yang diberikan oleh guru. Mereka yang melakukan kegiatan ini

merupakan awal dari merekontruksi suatu pembelajaran dalam interaksi terhadap

diri dan lingkungan disekitar, dengan menstruktur pemikiran kognitifnya.

23

Berkaitan dengan peserta didik dan lingkungan belajarnya menurut pandangan

konstruksivisme. Mengajukan karakteristik sebagai berikut.

1. Peserta didik tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif melainkanmemiliki tujuan.

2. Belajar mempertimbangkan seoptimal mungkin proses keterlibatan pesertadidik.

3. Pengetahuan bukan sesuatu yang datang dari luar melainkan dikonstruksisecara personal.

4. Pembelajaran bukanlah tranmisi pengetahuan, melainkan melibatkanpengaturan situasi kelas (Ahmad, 2010: 145).

Kurikulum bukanlah, sekadar dipelajari, melainkan seperangkat pembelajaran,

materi dan sumber, namun dari pandangan Piaget dalam Pargito (2011: 33)

tentang perkembangan kognitif anak dapat dipahami bahwa pada tahap tertentu

cara maupun kemampuan anak mengkonstruksi ilmu berbeda-beda berdasarkan

intelektual anak itu sendiri

2.2 Bahan Ajar

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru

atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan

ajar memiliki posisi amat penting dalam pembelajaran, yakni sebagai representasi

(wakil) dari penjelasan guru di depan kelas. Keterangan-keterangan guru, uraian-

uraian yang harus disampaikan guru, dan informasi yang harus disajikan guru

dihimpun di dalam bahan ajar. Dengan demikian, guru juga akan dapat

mengurangi kegiatannya menjelaskan pelajaran, memiliki banyak waktu untuk

membimbing siswa dalam belajar atau membelajarkan siswa (Zulkarnaini,

2009:1). Bahan ajar juga merupakan wujud pelayanan satuan pendidikan terhadap

peserta didik. Peserta didik berhadapan dengan bahan yang terdokumentasi.

Peserta didik berurusan dengan informasi yang konsisten. Peserta yang cepat

24

belajar, akan dapat mengoptimalkan kemampuannya dengan mempelajari bahan

ajar. Peserta didik yang lambat belajar, akan dapat mempelajari bahan ajarnya

berulang-ulang. Dengan demikian, optimalisasi pelayanan belajar terhadap peserta

didik dapat terjadi dengan bahan ajar.

2.2.1 Pengertian Bahan Ajar

Menurut Belawati (2003: 1-3) bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi

pelajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam

proses pembelajaran. Sedangkan menurut Panen dan Purwanto (2004 : 16)

biasanya, bahan ajar bersifat mandiri, artinya dapat dipelajari oleh peserta didik

secara mandiri karena sistematis dan lengkap.

Menurut Majid (2007: 174) bahan ajar adalah segala bentuk bahan, informasi, alat

dan teks yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan

kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa tertulis maupun

bahan yang tidak tertulis. Bahan ajar atau materi kurikulum (curriculum material)

adalah isi atau muatan kurikulum yang harus dipahami oleh siswa dalam upaya

mencapai tujuan kurikulum.

Bahan ajar atau materi pelajaran (instructional materiali) secara garis besar terdiri

dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam

rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci,

jenis-jenis materi pelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip,

prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai yang harus dipelajari siswa dalam

25

rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Bahan atau materi

kurikulum dapat bersumber dari berbagai disiplin ilmu baik yang berumpun ilmu-

ilmu sosial (social science) maupun ilmu-ilmu alam (natural scince). Selanjutnya

yang perlu diperhatikan ialah bagaimana cakupan dan keluasan serta kedalaman

materi atau isi dalam setiap bidang studi. (Sudrajat 2008:1)

Menurut Majid (2007: 175) bahwa bahan ajar mempunyai fungsi sebagai berikut.

1) Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalamproses pembelajaran, sekaligus merupakan subtansi kompetensi yangseharusnya diajarkan kepada siswa.

2) Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalamproses pembelajaran, sekaligus merupakan subtansi kompetensi yangseharusnya dipelajari/dikuasainya.

3) Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.

Berdasarkan hal tersebut, bahwa fungsi bahan ajar sangat akan terkait dengan

kemampuan guru dalam membuat keputusan yang terkait dengan perencanaan

(planning), aktivitas-aktivitas pembelajaran dan pengimplementasian

(implementing) dan penilaian (assessing).

Menurut Majid (2007: 175) bahwa bahan ajar disusun dengan tujuan sebagai

berikut.

a) Membantu siswa dalam mempelajari sesuatu.b) Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar.c) Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.d) Agar kegiatan pembelajaran menjadi menarik.

26

2.2.2 Jenis-jenis Bahan Ajar

Bahan ajar memiliki beragam jenis, ada yang cetak maupun noncetak. Bahan ajar

Cetak yang sering dijumpai antara lain berupa handout, buku, modul, brosur, dan

lembar kerja siswa. Di bawah ini akan diuraikan penjelasan terkait jenis-jenis

bahan ajar.

a) Handout

Handout adalah “segala sesuatu” yang diberikan kepada peserta didik ketika

mengikuti kegiatan pembelajaran. Kemudian, ada juga yang yang mengartikan

handout sebagai bahan tertulis yang disiapkan untuk memperkaya pengetahuan

peserta didik (Prastowo dalam Lestari, 2011: 79). Guru dapat membuat handout

dari beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan kompetensi dasar yang

akan dicapai oleh siswa. Saat ini handout dapat diperoleh melalui download

internet atau menyadur dari berbagai buku dan sumber lainnya.

b) Buku

Buku sebagai bahan ajar merupakan buku yang berisi ilmu pengetahuan hasil

analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis. Buku disusun dengan

menggunakan bahasa sederhana, menarik, dilengkapi gambar, keterangan, isi

buku, dan daftar pustaka. Buku akan sangat membantu guru dan siswa dalam

mendalami ilmu pengetahuan sesuai dengan mata pelajaran masing-masing Secara

umum, buku dibedakan menjadi empat jenis (Prastowo dalam Lestari, 2011: 79)

yaitu sebagai berikut.

1. Buku sumber, yaitu buku yang dapat dijadikan rujukan, referensi, dan sumber

untuk kajian ilmu tertentu, biasanya berisi suatu kajian ilmu yang lengkap.

27

2. Buku bacaan, yaitu buku yang hanya berfungsi untuk bahan bacaan saja, misalnya

cerita, legenda, novel, dan lain sebagainya.

3. Buku pegangan, yaitu buku yang bisa dijadikan pegangan guru atau pengajar

dalam melaksanakan proses pengajaran.

4. Buku bahan ajar atau buku teks, yaitu buku yang disusun untuk proses

pembelajaran dan berisi bahan-bahan atau materi pembelajaran yang akan

diajarkan.

c) Modul

Modul merupakan bahan ajar yang ditulis dengan tujuan agar siswa dapat belajar

secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru. Oleh karena itu, modul harus

berisi tentang petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, isi materi

pelajaran, informasi pendukung, latihan soal, petunjuk kerja, evaluasi, dan balikan

terhadap evaluasi. Dengan pemberian modul, siswa dapat belajar mandiri tanpa

harus dibantu oleh guru.

d) Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah materi ajar yang sudah dikemas sedemikian

rupa sehingga siswa diharapkan dapat materi ajar tersebut secara mandiri. Dalam

LKS, siswa akan mendapat materi, ringkasan, dan tugas yang berkaitan dengan

materi. Selain itu siswa juga dapat menemukan arahan yang terstruktur untuk

memahami materi yang diberikan dan pada saat yang bersamaan siswa diberikan

materi serta tugas yang berkaitan dengan materi tersebut.

28

e) Buku Ajar

Buku ajar adalah sarana belajar yang bisa digunakan di sekolah-sekolah dan di

perguruan tinggi untuk menunjang suatu program pengajaran dan pengertian

moderen dan yang umum dipahami.

f) Buku Teks

Buku teks juga dapat didefinisikan sebagai buku pelajaran dalam bidang studi

tertentu, yang merupakan buku standar yang disusun oleh para pakar dalam

bidang itu buat maksud dan tujuan-tujuan instruksional yang dilengkapi dengan

sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya

di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat menunjang suatu program

pengajaran.

Bahan ajar noncetak meliputi bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio,

piringan hitam, dan compact disc audio. Bahan ajar pandang dengar (audio visual)

seperti video compact disc dan film. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive

teaching material) seperti CIA (Computer Assisted Intruction), compact disc (CD)

multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based

learning materials) (Lestari, 2013: 6).

29

2.3 Produk Pengembangan Buku Bacaan

2.3.1 Pengertian Buku Bacaan

Banyak pendapat mengenai pengertian bahan bacaan. Masing – masing pengertian

mempunyai perspektif sendiri – sendiri. Istilah ini terdiri dari 2 suku kata, yaitu

bahan dan bacaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Bahan diartikan segala

sesuatu yang dapat dipakai atau diperlukan untuk tujuan tertentu. Sedangkan

bacaan memiliki arti buku dsb. yang dibaca. Keputusan Menteri Dalam Negeri

dan Otonomi Daerah Nomor 3 tahun 2001 tentang Perpustakaan Desa/kelurahan

memberikan pengertian bahan bacaan adalah semua media cetak yang disediakan

bagi masyarakat dalam bentuk buku, majalah, tabloit, surat kabar, brosur, leaflet,

dan bahan cetakan lainnya yang bersifat informatif yang dapat dibaca, dipelajari

dan memberi manfaat bagi kehidupan masyarakat.

Bahan bacaan digunakan hanya untuk memperkaya pengetahuan pembaca dalam

menambah pengetahuan dari segi rekreasi intelektual serta khazanah pengetahuan

lainnya yang mendukung dan tidak dijadikan sebagai sitasi dalam karya ilmiah,

seperti informasi – informasi yang ada di Blog, Wikipedia, dan sumber non ilmiah

lainnya. Buku bacaan merupakan buku yang digunakan sebagai bahan bacaan.

Buku bacaan ini memuat materi-materi serta referensi yang informatif. Buku

bacaan ini dapat dibagi menjadi 3 kategori, antara lain:

1. Buku Bacaan Fiksi, buku yang ditulis berdasarkan khayalan pengarang

dalam bentuk cerita dan dapat memberikan hiburan, ketenteraman pikiran,

dan ketenangan.

30

2. Buku Bacaan Non-Fiksi, buku tentang ilmu pengetahuan dan

dimaksudkan untuk menambah pengetahuan para pembacanya.

3. Buku Bacaan Fiksi Ilmiah, buku yang ditulis berdasarkan khayalan

pengarang dalam bentuk cerita serta juga berdasarkan ilmu pengetahuan

yang relevan sehingga mampu mempengaruhi pengembangan daya pikir

ilmiah pembaca

Buku bacaan yang menarik, akan menarik perhatian siswa dan menjadikan siswa

memberikan respon awal terhadap proses pembelajaran. Buku bacaan adalah

buku yang berfungsi sebagai bacaan yang disajikan dengan menggunakan teks

dan ilustrasi atau gambar. Buku ini biasanya ditujukan pada anak-anak, buku

bacaan lebih dapat memotivasi mereka untuk belajar. Dengan buku bacaan

yang baik, anak-anak akan terbantu dalam proses memahami dan memperkaya

pengalaman dari bacaan. Dengan demikian buku anak-anak sebaiknya

diperkaya dengan gambar, baik gambar sebagai alat penceritaan maupun

sebagai ilustrasi.

Buku bacaan adalah buku yang hanya berfungsi untuk bahan bacaan saja,

misalnya cerita, legenda, novel, dan lain sebagainya. Buku bacaan berbentuk

cerita adalah sebuah buku bacaan yang menjajarkan cerita dengan gambar.

Kedua elemen ini bekerjasama untuk menghasilkan cerita dengan ilustrasi

gambar. Biasanya buku-buku bacaan dimaksudkan untuk mendorong ke arah

apresiasi dan kecintaan terhadap buku. Selain ceritanya secara verbal harus

menarik, buku harus mengandung gambar sehingga mempengaruhi minat

siswa untuk membaca.

31

Buku bacaan dalam bentuk cerita dapat membantu anak memahami dunianya

dan kemudian membicarakannya dengan pihak lain. Cerita dapat memotivasi,

memperkaya perbendaharaan kata dan mudah diperoleh. Dengan demikian

membaca cerita diharapkan dapat meningkatkan potensi mengapresiasi karya

sastra (Wright, A., 1995:84). Dengan demikian buku bacaan yang dilegkapi

dengan cerita dan ilustrasi yang menarik tentu akan mendapatkan perhatian

yang lebih banyak dari anak-anak. Penggunaan media gambar yang efektif,

harus mempunyai tujuan yang jelas, pasti dan terperinci. Dalam hal ini media

gambar yang dapat digunakan adalah media gambar yang memiliki hubungan

dengan materi yang akan dibahas dalam proses pembelajaran. Media gambar

termasuk ke dalam media jenis visual. Media gambar dalam proses belajar

mengajar dapat mengembangkan kemampuan visual anak, mengembangkan

imajinasi anak, membantu meningkatkan penguasaan anak terhadap hal-hal yang

abstrak atau peristiwa yang tidak mungkin dihadirkan di dalam kelas.

Penggunaan media gambar sebaiknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Gambar yang ditampilkan harus sesuai dengan materi yang dipelajari.

2. Gambar yang digunakan harus bagus, menarik perhatian dan mudah

dimengerti.

3. Ukuran gambar harus sesuai dengan kebutuhan.

Buku bacaan “Merdeka Indonesiaku” merupakan buku yang hanya berfungsi

untuk bahan bacaan saja, berisi ilustrasi dan teks tertulis yang bertemakan sejarah

Kemerdekaan Indonesia. Dengan buku bacaan, siswa dapat mengenal

karakteristik pelaku, latar, yakni waktu dan tempat terjadinya peristiwa, serta

32

situasi dalam peristiwa. Dari beberapa paparan di atas, dapat diambil kesimpulan

bahwa buku bacaan sangat cocok jika diterapkan dalam proses pembelajaran IPS

khususnya pada materi Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2.3.2 Fungsi dan Peran Bacaan

Buku bacaan merupakan media komunikasi yang kuat. Fungsi-fungsi yang bisa

dimanfaatkan oleh buku bacaan antara lain adalah untuk pendidikan, untuk

advertising, maupun sebagai sarana hiburan. Tiap jenis buku bacaan memiliki

kriteria-kriteria yang harus dipenuhi agar pesan yang ingin disampaikan dapat

dipahami dengan jelas.

1. Buku bacaan dalam bentuk cerita untuk informasi pendidikan, baik cerita

maupun desainnya dirancang khusus untuk menyampaikan pesan-pesan

pendidikan. Inti pesan harus dapat diterima dengan jelas, misalnya

”mengenang jasa para pahlawan.”

2. Buku bacaan sebagai media advertising. Maskot suatu produk dapat dijadikan

tokoh utama dengan sifat-sifat sesuai dengan citra yang diinginkan produk

atau brand tersebut. Sementara pembaca membaca buku bacaan, pesan-pesan

promosi produk atau brand dapat tersampaikan.

3. Buku bacaan sebagai sarana hiburan merupakan jenis yang paling umum

dibaca oleh anak-anak dan remaja. Bahkan sebagai hiburan sekalipun. Buku

bacaan dapat memiliki muatan yang baik. Nilai-nilai seperti kesetiakawanan,

persahabatan, dan pantang menyerah dapat digambarkan secara dramatis dan

menggugah hati pembaca.

33

2.4 Aktivitas Belajar

2.4.1 Aktivitas

Menurut Anton M. Mulyono, (2001: 48) Aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan

Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan - kegiatan yang terjadi baik fisik

maupun non fisik, merupakan suatu aktivitas. Menurut Sriyono aktivitas adalah

segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas

siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya

keinginan siswa untuk belajar.

Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses

belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang

mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

mengerjakan tugas - tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama

dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.

Pembelajaran Efektif. (Soetomo: Hal 104).

2.4.2 Aktivitas Belajar

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang

tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan

mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing -

masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas

yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan

keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.

34

Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam i nteraksi belajar

mengajar (Sardiman, 2006: 96). Saat pembelajaran belangsung siswa mampu

memberikan umpan balik terhadap guru. Sardiman (2006: 100) menyatakan

bahwa aktivitas belajar merupakan aktivitas yang bersifat fisik maupun mental.

Dalam kegiatan belajar keduanya saling berkaitan.

Hamalik (2009: 179) menyatakan bahwa aktivitas belajar merupakan kegiatan

yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran. Aktivitas belajar dapat

terwujud apabila siswa terlibat belajar secara aktif. Martinis Yamin (2007: 82)

mendefinisikan belajar aktif sebagai usaha manusia untuk membangun

pengetahuan dalam dirinya. Pembelajaran akan menghasilkan suatu perubahan

dan peningkatan kemampuan, pengetahuan dan ketrampilan pada diri siswa.

Siswa mampu menggali kemampuannya dengan rasa ingin tahunya sehingga

interaksi yang terjadi akan menjadi pengalaman dan keinginan untuk mengetahui

sesuatu yang baru.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar

merupakan kegiatan atau tindakan baik fisik maupun mental yang dilakukan oleh

individu untuk membangun pengetahuan dan ketrampilan dalam diri dalam

kegiatan pembelajaran. Aktivitas belajarakan menjadikan pembelajaran yang

efektif. Guru tidak hanya menyampaikan pengetahuan dan ketrampilan saja.

Namun, guru harus mampu membawa siswa untuk aktif dalam belajar.

Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan

perubahan pengetahuan-pengetahuan, nilai-nilai sikap, dan keterampilan pada

siswa sebagai latihan yang dilaksanakan secara sengaja. Dapat disimpulkan bahwa

35

aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi

(guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang

dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya

aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif, seperti

yang dikemukakan oleh Rochman Natawijaya dalam Depdiknas, belajar aktif

adalah “Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara

fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa

perpaduan antara aspek koqnitif, afektif dan psikomotor”.

Keaktivan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator

adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki

keaktifan apabila ditemukan cirri-ciri perilaku seperti: sering bertanya kepada

guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu

menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya.

(Natawijaya, 2005: 22) Keaktivan siswa dalam proses pembelajaran akan

menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan

siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan

kondusif, dimana masing-masing siswa dapat melibatkan kemampuannya

semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula

terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada

peningkatan prestasi.

36

2.4.3 Jenis - jenis Aktivitas

Menurut Sardiman (2006: 100), aktivitas belajar meliputi aktivitas yang bersifat

fisik maupun mental. Dalam kegiatanbelajar kedua aktivitas tersebut harus selalu

berkait. Aktivitas belajar siswa sangat kompleks. Paul B. Diedrich (Sardiman,

2006: 101), menyatakan bahwa kegiatan siswa digolongkan sebagai berikut.

1) Visual activities, diantaranya meliputi membaca, memperhatikan gambar

demonstrasi, percobaan;

2) Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,

dan mengeluarkan pendapa;

3) Listening activities, seperti misalnya mendengarkan percakapan, diskusi dan

pidato;

4) Writing activities, misalnya menulis cerita, karangan, laporan dan menyalin;

5) Motor activities, Misalnya melakukan percobaan, membuat konstruksi, model

mereparasi, bermain, berkebun, beternak;

6) Mental activities, misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal, dan

menganalisis;

7) Emotional activities, misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira,

bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Penggolongan aktivitas tersebut menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa

sangat kompleks. Aktivitas belajar dapat diciptakan dengan melaksanakan

pembelajaran yang menyenangkan dengan menyajikan variasi model

pembelajaran yang lebih memicu kegiatan siswa. Dengan demikian siswa akan

lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.

37

Terdapat 9 aspek untuk menumbuhkan aktivitas siswa. Dalam kegiatan

pembelajaran (Martinis Yamin, 2007: 84) yaitu:

1) memberikan motivasi pada siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran.

2) memberikan penjelasan pada siswa mengenai tujuan yang akan dicapai dalam

pembelajaran.

3) mengingatkan kompetensi prasyarat.

4) memberikan topik atau permasalahan sebagai stimulus siswa untuk berpikir

terkait dengan materi yang akan dipelajari.

5) memberikan petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya

6) memunculkan aktivitasdan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.

7) memberikan umpan balik (feed back).

8) memantau pengetahuan siswa dengan memberikan tes.

9) menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir pelajaran.

Beberapa cara di atas yang dilakukan untuk menumbuhkan aktivitas belajar siswa.

Tentunya, dalam hal ini guru menjadi pendorong bagi siswa dalam belajar. Guru

mampu melaksanakan perannya terhadap siswa dalam belajar, membimbing,

mengarahkan bahkan memberikan tes untuk mengukur seberapa besar

kemampuan siswa dalam pembelajaran.

Aktivitas belajar IPS siswa dapat dilihat berdasarkan indikator yang menunjukkan

adanya aktivitas belajar. Indikator aktivitas dalam kegiatan pembelajaran di kelas

antara lain:

1) siswa membaca materi yang akan dipelajari.

38

2) siswa berdiskusi dengan teman.

3) siswa bertanya pada guruatau teman.

4) siswa menyimak penjelasan dari guru.

5) siswa membuat catatan tentang materi pelajaran.

6) siswa menanggapi pendapat teman atau guru.

7) siswa mengerjakan tes dengan kemampuan sendiri.

8) siswa bersemangat dalam mengikuti pelajaran.

2.4.4 Nilai Aktivitas dalam Pembelajaran

Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran merupakan hal yang penting.

Adanya aktivitas siswa dalam kegiatan belajar membawa nilai yang besar bagi

pembelajaran. Aktivitas belajar yang maksimal akan menunjukkan bahwa

pembelajaran berlangsung dengan baik dan optimal, sehingga pembelajaran lebih

berkualitas. Menurut Hamalik (2011: 175), penggunaan asas aktivitas

memberikan nilai yang besar bagi pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan oleh:

1) siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.

2) berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi secara integral.

3) memupuk kerja sama antar siswa sehingga siswa mampu bekerjasama dengan

baik dan harmonis.

4) siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri.

5) memupuk terciptanya disiplin kelas dan suasana belajar menjadi demokratis.

6) mempererat hubungan sekolah dengan masyarakat, dan hubungan antara

orang tua dengan guru.

39

7) pengajaran diselenggarakan untuk mengembangkan pemahaman dan berpikir

kritis siswa.

8) pengajaran di sekolah menjadi hidup dengan aktivitas siswa.

Nilai-nilai aktivitas tersebut memberikan pengaruh positif. Bukan hanya dalam

kegiatan pembelajaran saja, tetapi juga memberikan pengaruh bagi hubungan

antara orang tua dengan sekolah. Hal-hal konkrit yang menjadi bahan kajian juga

menuntun siswa menjadi lebih kritis dalam berpikir dan bertindak.

2.5 Komponen Pembelajaran

Sebagai indikator, guru harus memiliki profesional kesadaran yang tinggi dengan

bidang keahliannya yaitu melaksanakan tugas pendidikan (Educational Job) dan

tugas pembelajaran (Instructional Job) (Trianto, 2009: 9). Bagi guru profesional

hendaknya diartikan sebagai suatu kompetensi yang muncul dari motivasi

instrinsik (dalam diri), terpanggil sebagai kesadaran akan keahlian yang melekat

dalam dirinya. Kesadaran akan pekerjaan yang direalisaikan dalam seperangkat

tugas dan tanggung jawab kependidikan dan pengajaran, pada dasarnya

merupakan syarat pertama dan modal dasar bagi predikat guru hendaknya mampu

memahaminya, menghayati, dan menyadari serta memerankan karakteristik

jabatannya. Dengan demikian, di dalam pendidikan ditentukan oleh suasana

mental antara guru dan peserta didik dalam menuju keberhasilan pendidikan, yaitu

sejak dibukanya pelajaran, dilaksanakan, di evaluasi sampai dengan pembelajaran

di tutup.

40

2.5.1 Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran adalah sasaran akhir dari setiap kegiatan pembelajaran, yaitu

suatu keluaran (Output) yang dapat dicapai dan ditingkatkan sebagai hasil

pembelajaran. Tujuan yang dikonsentrasikan kepada hal-hal seperti kognitif,

afektif dan psikomotor yang terintegrasi dengan aktivitas didalam pembelajaran.

Hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam pelaksnaan pembelajaran bahan

ajar buku bacaan “Merdeka Indonesiaku” di sekolah bahwa pembelajaran ini

dimaksud agar pembelajaran menjadi lebih bermakna dan utuh. Dalam

pelaksanaannya perlu pertimbangan antara lain alokasi waktu, memperhitungkan

banyak sedikitnya bahan yang ada di lingkungan siswa, serta pilihlah tema yang

akrab dan dekat dengan peserta didik namun selalu mengutakan kompetensi dasar

yang kan dicapai dari tema-tema tersebut (Rusman, 2011: 282).

Tujuan Pembelajaran (Goal) akan menjadi kata kunci “Key Word” bagi pemilihan

strategi pembelajaran, karena segala aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan

oleh guru bersama peserta didik senantiasa bermuara pada tujuan pembelajaran.

Pembelajaran yang membutuhkan bahan ajar yang memiliki peran penting dalam

pembelajaran termasuk dalam pembelajaran bahan ajar buku bacaan “Merdeka

Indonesiaku”. Dalam satu topik pembelajaran, dapat diperlukan sejumlah sumber

belajar yang sesuai dengan jumlah Standar Kompetensi (SK) yang merupakan

jumlah kajian yang tercakup di dalamnya (Trianto, 2010: 180).

41

2.5.2 Pembelajaran IPS

Kajian tentang masyarakat dalam IPS dapat dilakukan dalam lingkungan yang

terbatas, yaitu lingkungan sekitar sekolah atau peserta didik atau dalam

lingkungan yang luas, yaitu lingkungan negara lain, baik yang ada di masa

sekarang maupun di masa lampau. Dengan demikian peserta didik yang

mempelajari IPS dapat menghayati masa sekarang dengan dibekali pengetahuan

tentang masa lampau umat manusia.

Pengembangan bahan ajar yang akan dilakukan dalam penelitian ini melalui

bahan ajar buku bacaan “Merdeka Indonesiaku” ialah melakukan modifikasi

materi yang sudah ada dari berbagai sumber belajar untuk dijadikan bahan ajar.

Sumber belajar direncakan akan banyak diperoleh dari buku yang sesuai dengan

konsep bahan ajar buku bacaan “Merdeka Indonesiaku”.

Perlu diingat, dalam menyusun rencana pembelajaran, buku-buku atau terbitan

tersebut hanya merupakan bahan rujukan. Artinya tidaklah tepat jika hanya

menggantungkan pada buku teks sebagai satu-satunya sumber bahan ajar. Tidak

tepat pula tindakan mengganti buku pelajaran pada setiap pergantian semester

atau pergantian tahun. Buku-buku pelajaran atau buku teks yang ada perlu

dipelajari untuk dipilih dan digunakan sebagai sumber yang relevan dengan materi

yang telah dipilih untuk diajarkan. Mengajar bukanlah menyelesaikan satu buku,

tetapi membantu siswa mencapai kompetensi. Karena itu, hendaknya guru

menggunakan banyak sumber materi. Bagi guru, sumber utama untuk

mendapatkan mendapatkan materi pelajaran adalah buku teks dan buku penunjang

yang lain.

42

2.6 Penelitian yang relevan

1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Siwi (2009) yang berjudul

efektifitas Pengajaran Matematika dengan menggunakan Komik

Ditinjau dari Minat Belajar Siswa, Latar belakang penelitian ini adalah

anggapan bahwa matematika adalah mata pelajaran yang menakutkan

sehingga membuat minat belajar siswa rendah. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa ada peningkatan minat belajar siswa setelah

dieksperimenkan media komik untuk pembelajaran matemaika.

2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Miswanto (2012) yang berjudul

Pengembangan Komik Pendidikan Ekonomi Sebagai Sumber Belajar

Siswa. Latar belakang penelitian ini adalah anggapan bahwa ekonomi

adalah mata pelajaran yang sulit dan kurang menarik sehingga membuat

minat belajar siswa rendah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

ada peningkatan minat belajar siswa setelah dieksperimenkan media

komik untuk pembelajaran ekonomi.

3. Hasil penelitian yang dilakukan M Febriani (Jurnal Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia, 2012 - journal.unnes.ac.id) yang berjudul

Pengembangan Bahan Ajar Apresiasi Dongeng Banyumas bagi Siswa

SD Kelas Rendah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahan ajar

Dongeng Banyumas yang dinginkan oleh guru dan siswa adalah bahan

ajar dongeng Banyumasan yang didesain dengan tampilan yang

menarik, sesuai dengan pemahaman siswa, mengajarkan nilai-nilai

positif, dan memberikan pengetahuan budaya Banyumas.

43

4. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lutfiana Khairoh, Ani Rusilowati,

Sri Nurhayati (Unnes Science Education journal, 2014 -

journal.unnes.ac.id) yang berjudul Pengembangan Buku cerita IPA

Terpadu Bermuatan pendidikan Karakter Peduli Lingkungan pada

Tema Pencemaran Lingkungan. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa kelayakan buku cerita sesuai dengan kelayakan yang ditetapkan

BSNP didapatkan kategori sangat layak, respon siswa dan guru

mendapatkan kriteria sangat baik, hasil keterbacaan berada pada

kategori sangat layak, hasil belajar siswa dengan menggunakan uji t

diperoleh bahwa harga t sebesar 7,503 dengan persentase ketuntasan

klasikal sebesar 93,33%, karakter peduli lingkungan dengan melakukan

perhitungan menggunakan rumus n gain didapatkan nilai n gain sebesar

0,44 (sedang) dengan kriteria mulai berkembang.

5. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Syafrida Selfiardy (2014, Jurusan

Geografi FIS Universitas Negeri Malang) yang berjudul Pengembangan

Buku Suplemen Bahan Ajar Mata Pelajaran Geografi Topik Bahasan

Hidrosfer untuk Kelas X SMA. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa buku suplemen ini layak (valid) untuk dijadikan sebagai buku

suplemen materi Hidrosfer yang bisa digunakan siswa untuk belajar.

Hasil uji coba buku suplemen pada 26 subjek uji coba di SMA Negeri 6

Malang menunjukkan angka persentase 82,7%, artinya buku suplemen

hidrosfer ini sangat layak dijadikan sebagai sumber belajar tambahan

selain buku teks.

44

6. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mutohhar, dan Fajrie, Nur dan

Purbasari, Imaniar (2014, Laporan Penelitian/ Pengabdian

Masyarakat, eprints.umk.ac.id) yang berjudul Pengembangan Media

Cerita Bergambar Anak dalam Pembelajaran Bahasa Inggris untuk

Merevitalisasi Budaya Lokal Kabupaten Kudus di Era

Globalisasi.hasil penelitian ini menunjukkan bahwa memperoleh

data informasi di lapangan dan studi literture, membuat klasifikasi

budaya lokal di Kabupaten Kudus, merumuskan materi pembelajaran

bahasa inggris di Sekolah Dasar, merancang produk dengan

membuat sinopsis dan gambar ilustrasi, validasi para ahli yang

bersangkutan dengan hasil ini dan evaluasi dari masukan dan saran

para ahli untuk perbaikan serta produk media cerita bergambar anak

dalam pembelajaran bahasa inggris dalam merevitalisasi budaya

lokal Kabupaten Kudus.

2.7 Kerangka Pikir

Penggunaan bahan ajar yang menarik sangat menentukan minat belajar siswa

yang akhirnya bermuara pada meningkatnya aktivitas belajar siswa. Rancangan

bahan ajar yang menarik akan menjadikan proses pembelajaran menyenangkan,

maka akan semakin sulit terlupakan ilmu yang diperoleh siswa. Pengembangan

bahan ajar yang baik, yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa serta

mengacu pada kurikulum standar nasional yang ditetapkan, akan sangat

membantu proses pembelajaran.

45

Bahan ajar buku bacaan “Merdeka Indonesiaku” adalah bahan ajar berbentuk

buku bacaan dalam bentuk cerita yang disertai gambar-gambar yang berisikan

kisah atau cerita tentang Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

dimuat menjadi sumber penyampaian informasi atau pesan. Dapat dikatakan

bahwa bahan ajar buku bacaan “Merdeka Indonesiaku” adalah sebuah bahan ajar

yang mengharuskan siswa untuk berproses, berfikir kreatif, mengaplikasikan dan

menghadirkan informasi dari yang mereka dapatkan setelah melihat, membaca

dan memahami bahan ajar buku bacaan “Merdeka Indonesiaku”.

Buku bacaan “Merdeka Indonesiaku” sebagai bahan ajar, dapat melibatkan siswa

secara aktif dan optimal dalam proses pembelajaran sehingga meningkatkan

kemampuan dan aktivitas siswa dalam belajar. siswa dapat menggali informasi,

memperoleh modal pengetahuan awal, mengolah informasi melalui proses

asimilasi, akomodasi dan equilibrasi, selanjutnya dapat mengkonstruk

pengetahuan kedalam kehidupan nyata sehari hari. Buku bacaan “Merdeka

Indonesiaku” sebagai bahan ajar, buku bacaan disertai gambar yang berisikan

kisah atau cerita tentang Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

menarik yang mengharuskan siswa untuk berproses, berfikir kreatif,

mengaplikasikan dan menghadirkan informasi dari yang mereka dapatkan dan

sehingga diharapkan aktivitas belajar siswa akan meningkat.

Gambar 2.1. Kerangka Pikir

Bahan ajar buku bacaan“Merdeka Indonesiaku” Aktivitas belajar siswa

46

2.8 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Bahan ajar buku bacaan “Merdeka Indonesiaku” efektif untuk meningkatkan

aktivitas belaja siswa.

47

III. METODE PENELITIAN

3. 1 Pendekatan Penelitian Pengembangan

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian pengembangan model

pembelajaran ini adalah pendekatan penelitian dan pengembangan (Research and

Development). Research and Development adalah sebuah proses yang digunakan

untuk mengembangkan produk pendidikan yang bisa dipertanggung

jawabkan(Sujadi, 2003:164).Merujuk pada pendapat Borg & Gall (2003: 569)

penelitian dan pengembangan bidang pendidikan adalah suatu proses yang

digunakan untuk mengembangkan dan mengesahkan produk baru bidang

pendidikan, yang disusun secara sistematis kemudian mengevaluasi produk

sampai didapatkan kriteria yang lebih efektif, berkualitas atau dapat disebut

berstandar baik. Penelitian ini bermaksud mengembangkan buku bacaan

“Merdeka Indonesiaku” sebagai bahan ajar siswa SMP kelas VIII dan mengetahui

efektivitas penggunaan buku bacaan “Merdeka Indonesiaku” untuk pembelajaran.

Berdasarkan pendapat Borg dan Gall tersebut dikatakan bahwa penelitian dan

pengembangan adalah suatu usaha untuk mengembangkan efektivitas produk

yang digunakan sekolah dalam proses pembelajaran, dengan harapan dapat

menghasilkan media, sistem, pola, model, kurikulum, buku ajar, model alat

evaluasi ataupun perangkat pembelajaran lain yang lebih baik.

48

Menurut Borg and Gall (2003: 570)ada beberapa langkah yang diperlukan dalam

penelitian dan pengembangan meliputi langkah-langkah:

Gambar 3.1 Prosedur penelitian menggunakan langkah Borg&Gall

Langkah-langkah penelitian dan pengembangan berdasarkan menurut Borg and

Gall (2003: 570) yaitu dengan langkah pertama menganalisis kebutuhan,

mengumpulkan berbagai informasi permasalahan pembelajaran dilapangan,

selanjutnya langkah kedua dan ketiga merencanakan dan merumuskan silabus

mata pelajaran yang akan dikembangkan kemudian mengembangkan desain

produk sesuai kebutuhan, pada langkah keempat melakukan uji coba pendahuluan,

pada langkah kelima merevisi produk utama dari berbagai pendapat ahli dijadikan

masukan untuk perbaikan desain produk utama, setelah itu pada langkah keenam

melakukan uji coba utama dilanjutkan pada langkah ketujuh desain diperbaiki,

langkah kedelapan kembali menguji secara terbatas dan sebagai eksperimen

pengujian dapat digunakan pada satu kelas terlebih dahulu selanjutnya pada

langkah kesembilan melakuakn revisi terhadap produk akhir dan langkah terakhir

kesepuluh adalah desiminasi dan implementasi. Brog and Gall (2003: 572)

berpendapat bahwa tahapan R and D dapat disederhanakan menjadi 3 atau 4

tahapan. Oleh karena itu dalam pelaksanaan penelitian ini hanya akan

1.Mengana-lisiskebutuhan

2.PerencanaanMerumuskansilabus (SKdan KD)

3. Pengemba-ngan produk

4. Uji cobapendahuluan

5. Revisiproduk utama

10.Desiminasidanimplementasi

9. Revisiprodukakhir

8. Uji cobaoperasional

7. Revisiprodukoperasional

6. Uji cobautama

49

menggunakan langkah penelitian sampai pada tahap langkah ke 6 uji coba utama,

yaitu langkah penelitian setelah media yang dikembangkan direvisi terlebih

dahulu.

3.2 Desain Penelitian dan Pengembangan

Gambar 3.2 Desain Penelitian dan Pengembangan buku bacaan “Merdeka

Indonesiaku”

MENGANALISIS KEBUTUHAN(1. Research and information collecting)

MENENTUKAN MATA PELAJARAN YANG DIKEMBANGKAN

MERUMUSKAN/IDENTIFIKASI SILABUS MATA PELAJARAN YANG DIKEMBANGKAN(2. Planiining-Includes definingnskills to be learned, stating and sequencing objectives, identififying

activities, and amall-scale feasibility testing)

PENGEMBANGAN PAKET PEMBELAJARAN MENURUT DICK AND CAREY(3. Develop preliminary from of product-includes preparation of instructional materials, procedures

and evaluation instruments).

Melakukan analisispembelajaran

Merumuskantujuan umumpembelajaran(standarKopetensi) Menulis

tujuanKhususPembela-jaran(KD)

Mengembangkanasesmenbelajar

MengmbangkanstrategipembelajaranMengiden-

tifikasiperilaku awal&karakteristiksiswa

VALIDASI

Uji coba pendahulauan Uji coba utama Uji coba lapangan

MerancangEvaluasisumatif

Mengmbangkan& pilihmateripembelajaran

Revisi materi programpembelajaran

Meran-cang &melaku-kanevaluasiformatif

50

Desain penelitian dan pengembangan secara keseluruuhan mengikuti langkah-

langkah penelitian dan pengembangan Borg and Gall. Sepuluh langkah penelitian

dan pengembangan Borg and Gall secara ringkas dibagi menjadi tiga tahapan

penting. Tahapan itu adalah need assessment atau penelitian pendahuluan, tahap

pengembangan model, dimana dalam pengembangan ini mengikuti langkah-

langkah pengembangan Dick and Carey. Desain penelitian dan pengembangan ini

dapat dijelaskan pada gambar desain penelitian dan pengembangan (R&D) yang

diadaptasi dari contoh desain penelitian dan pengembangan (R&D) bidang

pendidikan (Borg & Gall (1983:772).

3.3 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan

Penelitian pengembangan yang dilakukan memadukan langkah-langkah

pengembangan Borg and Gall dengan model pengembangan Dick and carey.

Kombinasi antara langkah penelitian pengembangan ini dapat dilihat pada Tabel

berikut ini.

Tabel 3.1 Kombinasi Langkah Penelitian dan pengembangan

Borg and Gall Dick and carey1.

2.3.

4.5.

6.

MenganalisiskebutuhanPerencanaanPengembanganproduk menurut Dickand Carey

Uji coba pendahuluanRevisi terhadapproduk utamaUji coba utama

1.2.3.4.5.6.

Mengidentifikasi perilaku awal karakteristikMenulis tujuan khusus pembelajaranMengembangkan asesmen belajarMengembangkan strategi pembelajaranMengembangkan dan pilih materipembelajaranMerancang dan melakukan evaluasiformatif& sumatif

51

3.3.1 Menganalisi Kebutuhan, Penelitian dan Pengumpulan Informasi

Tahapan penelitian pendahuluan yang dilakukan dengan need assessment.

Tahapan ini dilakukan melalui pengamatan, pra survey terutama untuk

mendapatkan informasi langsung berkenaan dengan penilaian siswa kelas VIII

terhadap pelajaran IPS dan penggunaan bahan ajar IPS di SMP Cipta Karya. Hasil

penelitian pendahuluan ini diharapkan dapat digunakan untuk merumuskan desain

produk yang akan dikembangkan.

Untuk melengkapi data digunakan sejumlah metode yakni, wawancara, observasi,

survei dan analisis konten pada silabus, RPP dan bahan ajar. Wawancara

digunakan untuk mendapatkan informasi dari siswa kelas VIII dan guru IPS.

Wawancara pada siswa mengenai pembelajaran IPS dan kesulitan yang siswa

alami selama ini, selanjutnya dari informasi siswa yang ada dilanjutkan pada

wawancara terhadap guru IPS tentang bahan ajar yang digunakan.

3.3.2 Perencanaan

Berdasarkan informasi dari hasil observasi temuan dan wawancara kepada guru

IPS kelas VIII ditemukan bahwa kebutuhan bahan ajar sangat nampak akan proses

tersebut. Langkah selanjutnya perencanaan untuk kegiatan pembelajaran dengan

pengembangan bahan ajar.

52

3.3.3 Pengembangan Produk Awal

Pengembangan produk awal bertujuan mengahasilkan prototipe paket

pembelajaran yaitu bahan ajar bagi siswa kelas VIII SMP. Identifikasi

pembelajaran ini mengacu pada kurikulum SMP yang disesuaikan dengan

kurikulum yang berlaku di SMP Cipta Karya yaitu kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Model pengembangan untuk bahan ajar buku bacaan

“Merdeka Indonesiaku” menggunakan model Dick and Carey. Langkah-langkah

pengembangan bahan ajar yaitu.

1. Analisis Karakteristik Siswa

Tujuan utama dalam menganalisis karakteristik siswa adalah untuk mengetahui

kebutuhan belajar siswa yang terpenting, sehingga mereka mampu mendapatkan

tingkatan pengetahuan dalam pembelajaran secara maksimal. Analisis terhadap

karakter siswa meliputi beberapa aspek penting yaitu.

1.1 Karakteristik Umum

Karakteristik umum siswa ditemukan melalui observasi di kelas ketika

pembelajaran IPS dan wawancara permasalahan siswa ketika belajar IPS. Data

yang didapatkan menjadi patokan dalam merumuskan strategi dan bahan yang

tepat dalam menyampaikan bahan pelajaran. Permasalahan yang ditemukan

adalah siswa kurang tertarik terhadap materi pembelajaran IPS yang dijalankan

selama ini, oleh karena itu coba diatasi dengan menggunakan bahan yang

memiliki tingkat stimuli yang tinggi untuk meningkatkan minat belajar siswa

dengan menggunakan bahan ajar buku bacaan.

53

1.2 Mendiagnosis Kemampuan Awal Pembelajar

Pengetahuan awal merupakan sebuah patokan yang berpengaruh bagaimana dan

apa yang dapat mereka pelajari lebih banyak sesuai dengan perkembangan

psikologi siswa. Hal ini akan memudahkan dalam merancang suatu pembelajaran

agar penyamapain materi pelajaran dapat diserap dengan optimal oleh siswa

sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

1.3 Gaya Belajar

Gaya belajar yang dimiliki setiap pelajar berbeda-beda dan mengantarkan peserta

didik dalam pemaknaan pengetahuan termasuk di dalamnya interaksi dengan dan

merespon dengan emosi ketertarikan terhadap pembelajaran. Terdapat tiga macam

gaya belajar yang dimiliki peserta didik, yaitu:

1. Gaya belajar visual (melihat) yaitu dengan lebih banyak melihat seperti

membaca.

2. Gaya belajar audio (mendengarkan), yaitu belajar akan lebih bermakna oleh

peserta didik jika pelajarannya tersebut didengarkan dengan serius.

3. Gaya belajar kinestetik (melakukan), yaitu pelajaran akan lebih mudah

dipahami oleh peserta didik jika dia sudah mempraktekkan sendiri.

2. Merumuskan Tujuan Umum Pembelajaran

Tujuan pembelajaran berdasarkan kurikulum dan silabus. Tujuan pembelajaran

akan menginformasikan apakah yang sudah dipelajari anak dari pengajaran yang

dijalankan. Menyatakan tujuan harus difokuskan kepada pengetahuan, kemahiran,

dan sikap yang baru untuk dipelajari. Dalam merumuskan tujuan pembelajaran

juga perlu memperhatikan dasar dari strategi, bahan ajar dan pemilihan bahan ajar

54

yang tepat. Tujuan umum pembelajaran IPS adalah membina anak didik menjadi

warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan kepedulian

sosial yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara (Nursid

Summadja; 2006).

3. Mengembangkan Assesmen Belajar

Langkah selanjutnya dalam model pembelajaran Dick and Carey adalah

mengembangkan assesmen belajar bahan ajar buku bacaan “Merdeka

Indonesiaku”. Guru menjelaskan akan menggunakan bahan ajar buku bacaan

“Merdeka Indonesiaku” dalam pembelajaran. Untuk bahan ajar buku bacaan

“Merdeka Indonesiaku” yang akan digunakan dimodifikasi dan didesain. Guru

menjelaskan kepada siswa secara rinci bagaimana penggunaan buku bacaan

“Merdeka Indonesiaku” dalam pembelajaran.

4. Mengembangkan dan Pilih Materi Pembelajaran

Langkah keempat dalam model pembelajaran ini adalah mengembangkan dan

memilih materi pembelajaran. Materi pembelajaran yang akan disampaikan

dengan menggunakan bahan ajar buku bacaan “Merdeka Indonesiaku” harus

sesuai dengan isi yang terdapat dalam bahan ajar tersebut. Materi pembelajaran

yang diambil untuk dijadikan atau digunakan dalam bahan ajar buku bacaan

“Merdeka Indonesiaku” adalah materi proses Terbentuknya Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

55

5. Merancang dan Melakukan Evaluasi

Tujuan evaluasi untuk mengumpulkan data yang terkait dengan kekuatan dan

kelemahan prototipe bahan ajar. Hasil proses evaluasi digunakan untuk

memperbaiki prototipe bahan ajar buku bacaan “Merdeka Indonesiaku”. Tahap

evaluasi bahan ajar buku bacaan “Merdeka Indonesiaku” dilakukan oleh ahli

desain, ahli materi IPS, dan siswa kelas VIII.

Sebelum dilakukan evaluasi terhadap bahan ajar yang dikembangkan, terlebih

dahulu dibuat suatu rancangan awal bahan ajar buku bacaan “Merdeka

Indonesiaku” tersebut. Rancangan awal masih berupa suatu bahan ajar yang

dicetak dengan ukuran bukan sebenarnya. Dalam rancangan ini bahan ajar buku

bacaan “Merdeka Indonesiaku” dicetak pada kertas HVS dengan ukuran kertasA4.

Hal ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal mengenai rancangan produk

bahan ajar, sebelum dilakukan pencetakan pada ukuran rancangan sebenarnya.

Evaluasi ahli dilakukan oleh beberapa ahli yang pertama adalah ahli materi

pembelajaran yang melakukan penilaian terhadap kualitas produk dipandang dari

aspek pembelajaran dan isi materi IPS kelas VIII, dan ahli desain melakukan

penilaian terhadap kualitas produk ditinjau dari aspek tampilan, keterpaduan isi

materi dan komunikasi visual. Hasil evaluasi dari ahli yang berupa informasi

kelayakan mengenai produk pengembangan, dan saran-saran pengembangan

dijadikan sebagai bahan memper baiki produk bahan ajar buku bacaan “Merdeka

Indonesiaku”.

56

1.Reviu oleh Ahli Materi buku bacaan “Merdeka Indonesiaku”

Untuk memenuhi obyektivitas hasil reviu, maka reviu dilakukan oleh ahli materi

reviewer dari Universitas Lampung. Beliau bernama Drs. Yon Rizal, M.Si. Salah

satu Dosen pada program studi Pendidikan Ekonomi dan Sekertaris Jurusan IPS

FKIP Universitas Lampung. Kisi-kisi reviu oleh ahli materi sebagai berikut.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Reviu Oleh Ahli Materi Pembelajaran IPSNo Aspek Kriteria Penilaian

SB B CB KB STB1

2

3

Tujuanpembe-lajaran

Isimateripembe-lajaran

Soal

1. Kesesuaian perumusan tujuanpembelajaran dengan SK danKD.

2. Kejelasan tujuan pembelajaran(indikator yang ingin dicapai).

3. Kesesuaian materi yangdikembangkandengankurikulum

4. Kesesuaian materi yangdikembangkan dengan SK , KD

5. Materi spesifik, jelas, dansistematik

6. Kelengkapan, kedalaman, dankebermaknaan materi.

7. Memotivasi dan menarikperhatian siswa

8. Kesesuaian soal dengan tujuanpembelajaran

9. Kesesuaian soal dan tes formatifdengan tujuan pembelajaran.

10.Kemenarikan tampilan soal11.Kelengkapan informasi soal

2.Reviu Oleh Ahli Desain buku bacaan “Merdeka Indonesiaku”

Untuk memenuhi objektivitas hasil reviu, maka reviu oleh ahli desain dilakukan

oleh reviewer dari Universitas Lampung. Reviu oleh ahli desain media dengan

judul “Merdeka Indonesiaku” adalah seorang Kaprodi Pendidikan Ekonomi yang

telah berpengalaman dan memiliki kualitas dibidang desain media untuk

57

pembelajaran. Beliau bernama Drs Tedi Rusman, M.Si.Kisi-kisi reviu oleh ahli

desain pembelajaran seagai berikut.

Tabel 3.3 Kisi-kisi reviu oleh ahli desain dan pembelajaran buku bacaan“Merdeka Indonesiaku”

No Aspek Kriteria PenilaianSB B CB KB STB

1

2

3

Tahapanbahanajar.

Penerapanbahanajar

Desain

1. Tahapan bahan ajar dapatmeningkatkan minat belajarsiswa.

2. Tahapan bahan ajar dapatmerangsang keinginan siswauntuk belajar lebih lanjut.

3. Tahapan bahan ajar dapatmedidik siswa dalam teknikbelajar mandiri

4. Tahapan bahan ajar bersifatsistematis

5. Bahan ajar mampumenempatkan sikap kerja dankompetitif.

6. Bahan ajar dapat membantumengembangkan pengetahuansiswa secara mandiri maupunkelompok.

7. Bahan ajar dapat menumbuhkannilai karakter semangatkebangsaan dan cinta tanah airsiswa

8. Tingkat kemenarikan bahanajar.

9. Kemenarikan kalimat ataucerita.

10. Sistematika penulisan ataucerita

11. Tingkat keterbacaan bahan ajar12. Penggunaan gambar dalam

bahan ajar.13. Tata warna yang digunakan

dalam bahan ajar.14. Penggunaan huruf yang

digunakan dalam bahan ajar.15. Ukuran bahan ajar sesuai

tingkat kemenarikan bahanajar.

58

3.Reviu oleh Ahli Bahasa buku bacaan “Merdeka Indonesiaku”

Ahli bahasa bernama Dr. Nurlaksana Eko R,M.Pd. Beliau menjabat sebagai

kaprodi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas

Lampung. Kisi-kisi reviu oleh ahli materi sebagai berikut.

Tabel 3.4 Kisi-kisi reviu oleh ahli bahasa buku bacaan “MerdekaIndonesiaku”

No Aspek Kriteria PenilaianSB B CB KB STB

1

2

3

Diksi

Struktur

Ejaan

1. Ketepatan penggunaan kata -kata umum dan khusus.

2. Ketepatan penggunaan unsur -unsur serapan.

3. Ketepatan penggunaan istilah-istilah serapan.

4. Ketepatan penggunaan katabaku dan tidak baku.

5. Ketepatan penggunaan kataberimbuhan, kata gabung dankata ulang.

6. Ketepatan penggunaan strukturkata.

7. Ketepatan penggunaan strukturkalimat.

8. Ketepatan Penggunaan tandabaca, titik koma dan perintahsesuai dengan kaidah bahasaIndonesia.

3.3.4.Uji Coba Pendahuluan

1.Uji Perorangan

Penilaian siswa mata pelajaran IPS dibutuhkan untuk mengetahui efektivitas dan

kelayakan terhadap langkah-langkah pada bahan ajar buku bacaan “Merdeka

Indonesiaku”. Siswa sebagai pengguna bahan pembelajaran diharapkan mampu

memilih dan mendesain pembelajaran seefektif mungkin bagi tercapainya tujuan

pembelajaran. Penilaian, saran dan masukan dari siswa sebagai pengguna untuk

penyempurnaan akhir produk sebelum diujicobakan secara terbatas pada tingkat

59

kelas. Uji perorangan diberlakukan pada siswa kelas VIII yang mewakili siswa

berkemampuan tinggi (1 orang), sedang (1 orang), dan rendah (1 orang). Prosedur

pengambilan sampel dengan cara diundi berdasarkan pada perolehan nilai mata

pelajaran IPS. Adapun kisi-kisi uji perorangan adalah sebagai berikut.

Tabel 3.5 Kisi-kisi uji perorangan

Variabel Indikator Penilaian SiswaBerkemam-puan Tinggi

Berkemam-puan

Sedang

Berkemam-puan

RendahSpeak Bloom

Kualitas fisikbuku bacaan“MerdekaIndonesiaku”

a. Keterbacaanb.Kemenarikan isi cerita

a.Kemenarikanb.Karakter tokoh ceritac.Ekspresi tokohd.Ukuran ketikane. Font Style

2. Uji Kelompok Kecil

Uji kelompok kecil dilakukan pada kelas VIII SMP Cipta Karya yang mewakili

kemampuan tinggi 3 (tiga) orang siswa, sedang 3 (tiga) orang siswa dan rendah 3

(tiga) orang siswa, prosedur pengambilan sampel dengan cara diundi berdasarkan

pada perolehan nilai mata pelajaran IPS. Adapun kisi-kisi uji kelompok kecil

sebagai berikut.

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Kelompok Kecil

Variabel Indikator Penilaian SiswaBerkemam-puan Tinggi

Berkemam-puan

Sedang

Berkemam-puan

RendahSpeak Bloom

Kualitas fisikbuku bacaan“MerdekaIndonesiaku”

c. Keterbacaand.Kemenarikan isi cerita

a.Kemenarikanb.Karakter tokoh ceritac.Ekspresi tokohd.Ukuran ketikane. Font Style

60

3.3.5. Revisi Terhadap Produk Utama

Setelah produk utama di uji coba, maka langkah selanjutnya dilakukan revisi

untuk penyempurnaan produk. Bahan ajar buku bacaan “Merdeka Indonesiaku”

yang dilakukan revisi berdasarkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk

penyempurnaan produk sehingga dapat diperoleh media atau bahan ajar yang

lebih baik.

3.3.6. Uji coba Lapangan

Setelah direvisi bahan ajar di uji coba atau melaksanakan evaluasi sumatif, uji

coba lapangan menggunakan dua kelas sebagai sempel dari kelas yang ada.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive

sampling atauteknik pengambilan sampel secara sengaja. Maksudnya, peneliti

menentukan sendiri sampel yang diambil karena ada pertimbangan tertentu. Jadi,

sampel diambil tidak secara acak, tapi ditentukan sendiri oleh peneliti. Menurut

Sugiyono (2008: 124), purposive random sampling adalah teknik penentuan

sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk

penelitian kualitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi.

Alasan menggunakan purposive random sampling disebabkan banyaknya batasan

yang menghalangi peneliti mengambil sampel secara random (acak). Sehingga

kalau menggunakan random sampling (sampel acak), akan menyulitkan peneliti.

Penggunakan purposive random sampling, diharapkan kriteria sampel yang

diperoleh benar-benar sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.

Berdasarkan penggunaan teknik purposive random sampling diperoleh hasil yang

akan menjadi sampel penelitian adalah kelas VIII B sebagai kelas eksperimen dan

61

VIII A sebagai kelas kontrol. Sebelum memulai penelitian kedua kelompok

diobservasi awal untuk gambaran observer tentang aktivitas belajar siswa.

Selanjutnya dilakukan observasi selama pembelajaran untuk kelas eksperimen

yang menggunakan bahan ajar buku bacaan “Merdeka Indonesiaku” maupun kelas

kontrol yang tidak menggunakan bahan ajar buku bacaan “Merdeka Indonesiaku”.

Hasil observasi tentang aktivitas belajar siswa menjadi acuan perbandingan siswa

belajar kelas yang menggunakan bahan ajar buku bacaan “Merdeka Indonesiaku”

maupun tidak. Perbedaan hasil pengamatan (gain skor) dibandingkan untuk

mengetahui aktivitas belajar siswa dari kedua kelompok ini. Kisi- kisi uji

lapangan dan Subjek uji pemakaian produk ditampilkan pada Tabel berikut ini

Tabel 3.7 Kisi-kisi uji lapanganVariabel Indikator Penilaian Siswa

Berkemam-puan Tinggi

Berkemam-puan Sedang

Berkemam-puan Rendah

Speak Bloom

Kualitas fisikbuku bacaan“MerdekaIndonesiaku”

a. Keterbacaanb.Kemenarikan isi ceritaa.Kemenarikanb.Karakter tokoh ceritac.Ekspresi tokohd.Ukuran ketikane. Font Style

Tabel 3.8 Subjek Uji CobaTahapan Responden Jumlah

Uji Ahli Ahli materi Ahli Desain

2

Uji Perorangan Siswa yang memiliki kemampuan tinggi (1) Siswa yang memiliki kemampuan sedang(1) Siswa yang memiliki kemampuan rendah(1)

3

Uji Kelompok Kecil Siswa yang memiliki kemampuan tinggi (3) Siswa yang memiliki kemampuan sedang(3) Siswa yang memiliki kemampuan rendah(3)

9

Uji Lapangan Siswa kelas VIII A(30) Siswa kelas VIII B (32)

64 /2 kelas

62

3.4 Data Penelitian

Data yang dikumpulkan relevan dengan instrumen atau alat pengumpul data,

yaitu.

1. Penelitian pendahuluan instrumen berupa observasi dan wawancara. Data

penelitian diisi berupa pendapat, prilaku, pengetahuan, persepsi, penilaian dan

sikap siswa maupun guru tentang bahan ajar berupa buku bacaan “Merdeka

Indonesiaku”.

2. Tahap pengembangan data berupa angket pendapat atau pernyataan pakar, guru

dan siswa tentang buku bacaan “Merdeka Indonesiaku”.

3. Tahap pengujian pendahuluan atau uji perorangan dan uji kelompok kecil data

yang didapat berupa tanggapan siswa, pada tahap ini data yang dihimpun

dijadikan acuan untuk merevisi produk buku bacaan “Merdeka Indonesiaku”.

4. Tahap uji coba lapanga dilakukan dengan observasi terhadap siswa.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian pengembangan ini alat pengumpul data menggunakan:

1. Asesmen Kebutuhan (Need Assesmen)

Pada tahap asesmen kebutuhan pengumpulan data menggunakan teknik

wawancara dan observasi awal.

2. Pengembangan Produk Utama (Main Product)

Pada tahap pengembangan produk utama, pengumpulan data mengenai

pendapat siswa perorangan dan ahli desain, pembelajaran, ahli materi dan ahli

bahasa menggunakan teknik angket.

3. Pengembangan Produk Operasional (Oprasional Product)

63

Pada tahap pengembangan produk oprasional, pengumpulan data setelah revisi

adalah dengan angket dan observasi yang bertujuan untuk mengamati aktivitas

siswa disaat proses pembelajaran, serta mengamati perubahan prilaku belajar

siswa dengan penggunaan buku cerita bergambar “Merdeka Indonesiaku” yang

telah dikembangkan.

Tabel 3.9 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Variabel Indikator JenisData

TeknikPengumpulanData

Skala JumlahItem

Bahan Ajarbuku bacaan“MerdekaIndonesiaku”

Tujuanpembelajaran

Desain buku Isi buku Kualitas buku

bacaan “MerdekaIndonesiaku”

Kuantitatif Ahli MateriAhli DesainUji PeroranganUji KelompokUji Lapangan

LikertLikertLikertLikertLikert

1315555

AktiviasBelajar

Antusias pesertadidik dalammengikutipembelajaran

Interaksi siswadengan guru

Interaksi antarpeserta didik

Aktivitas pesertadidik dalamkelompok

Paertisipasi psertadidik dalammenyimpulkanhasil pembahasan

Kuantitatif Observasi Likert 20

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam pengembangan bahan ajar buku bacaan “Merdeka

Indonesiaku” adalah sebagai berikut.

1. Tahap asesmen kebutuhan (need asesmen)

Tahap needs assesmen pengembangan ini menggunakan teknik analisis data

kualitatif dengan pendekatan induktif. Artinya peneliti berangkat dari fakta,

informasi, dan data empirik untuk mengembangkan teori. Upaya yang

64

dilakukan dengan cara bekerja dengan data, mengorganisasikan data,

memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, menemukan apa yang

penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan

kepada orang lain. Setelah data diperoleh, ada tahapan yang ditempuh dalam

menganalisis data adalah sebagai berikut.

a. Peneliti membaca dan mempelajari data yang diperoleh melalui observasi

dan angket, menandai kata-kata kunci dan gagasan yang ada pada data.

b. Mereduksi data dengan jalan membuat abstraksi, yaitu usaha membuat

rangkuman yang inti, proses, dan pernyataan-pernyataannya perlu dijaga

sehingga tetap berada didalamnya.

c. Mengadakan peeriksaan kebsahan data.

2. Tahap Pengembangan Produk Utama

Teknik analisis data pada pengembangan produk utama dilakukan dengan

teknik analisis data menggunakan statistik parametrik dan non parametrik.

3. Tahap Pengembangan Produk Oprasional

Teknik analisis data pada pengembangan produk oprasional dilakukan dengan

teknik analisis data kuantitatif menggunakan persentase.

65

Tabel 3.10 Kriteria penilaian responden terhadap produk pengembanganAspek Indikator Keterangan

Ahli materi a. Tujuan pembelajaranb. Isic. Soald. Memudahkan belajar sebagai bentuk bahan

ajar

5. Sangat baik4. Baik3. Cukup baik2. Kurang baik1. Sangat tidak baik

Ahli desain a. Ketetapan merumuskan SK/KDb. Sistematikac. Relevansi isi dialog dengan materi IPSd. Speak Bloome. Kemenarikan

Ahli Bahasa a. Diksib. Strukturc. Ejaan

Perorangan a. Keterbacaanb. Kemenarikan isi ceritac. Kemenarikand. Karakter tokoh ceritae. Ekspresi tokohf. Ukuran ketikang. Font Style

Kelompok

kecil

Uji lapangan

3.7 Uji Persyaratan Instrumen

Instrumen dalam penelitian ini berupa lembar observasi dan angket yang

bertujuan untuk mengukur aktivitas belajar siswa. uji coba dalam penelitian perlu

dilakukan untuk mengetahui instrumen yang digunakan sudah sahih atau belum,

yaitu dengan cara menguji instrumen dengan uji validitas, releabilitas dan uji t.

1. Uji Validitas

Validitas adalah derajat yang menunjukkan dimana suatu tes mengukur apa yang

hendak diukur (Sukardi: 122). Validitas dalam penelitian ini digunakan sebagai

alat ukur yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.

Metode uji validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Korelasi Product Moment.

= ∑ −(∑ )(∑ ){ ∑ (∑ ) }{ ∑ (∑ ) }Keterangan:

66

= Koefesien korelasi antara variabel X dan Yn = Jumlah sampel yang ditelitiX = Jumlah skor XY = Jumlah skor Y

Kriteria pengujian apabila rhitung > rtabel maka valid, apabila rhitung < rtabel maka tidak

valid dengan α = 0,05 dan dk = n

Tabel 3.11 Tingkat besarnya korelasi

Besarnya nilai r Interpretasi

Antara 0,80 sampai 1,00Antara 0,60 sampai 0,79Antara 0,40 sampai 0,59Antara 0,20 sampai 0,39Antara 0,00 sampai 0,19

Sangat tinggiTinggiCukupRendahSangat rendah

Arikunto (2010: 75)

Hasil perhitungan uji validitas menggunakan bantuan komputer yaitu SPSS17.

Dalam perhitungan uji validitas hasil tes minat menggunakan lembar observasi.

2. Uji Releabilitas

Sedangkan untuk relebialitas menggunakan rumus Alfa Cronbach.

= ( − 1) 1 − ∑Keterangan :

= Releabialitas instrumen= Banyaknya soal∑ = Jumlah varians butir= Varian total

Kriteria pengujian apabila rhitung > rtabel dengan taraf signifikansi 0,05 maka

pengukuran tersebut reliabel dan seballiknya jika rhitung < rtabel maka pengukuran

tersebut tidak reliabel.

67

Tabel 3.12 Tingkat Besarnya Releabilitas

Besarnya Nilai r Interpretasi

< 2020 - 4040 - 7070 - 90

90 – 100

Sangat RendahRendahSedangTinggiSangat Tinggi

Guilford (1956: 145)

3.8 Uji Persyaratan Analisis Data

Analisis data yang digunakan merupakan statistik inferensial dengan teknik

statistik parametrik. Penggunaan statistik parametrik memerlukan terpenuhinya

asumsi data harus normal dan homogen, sehingga perlu uji persyaratan yang

berupa uji normalitas dan homogenitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors. Berdasarkan sampel yang

akan diuji hipotesisnya, apakah sampel berdistribusi normal atau sebaliknya.

Lo = F (Zi) – S(Zi)

(Sudjana, 2005: 446)

Keterangan:

Lo = Harga mutlak terbesar

F (Zi) = Peluang angka baku

S (Zi) = Proporsi angka baku

Kriteria pengujiannya adalah jika Lhit<Ltab dengan taraf signifikansi 0,05 maka

variabel tersebut berdistribusi normal, demikian pula sebaliknya.

68

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas menggunakan Uji analisis One-Way ANOVA. Dalam hal ini

berlaku ketentuan bahwa nilai Sig ≥ α (0,05) maka dapat dinyatakan bahwa data

berasal dari populasi yang bervarian homogen (Sudarmanto, 2005: 123).

3. Uji Tingkat Efektifitas Bahan Ajar

Mengetahui tingkat efektifitas produk dalam pembelajaran dilakukan dengan uji

eksperimen menggunakan t test dan uji gaint ternormalisasi untuk mengetahui

perbedaan pembelajaran sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan bahan

ajar buku bacaan “Merdeka Indonesiaku”. Kedua skor sebelum dan sesudah

pembelajaran menggunakan bahan ajar buku bacaan “Merdeka Indonesiaku”

dibandingkan dan dianalisis antara kelompok siswa yang belajar dengan bahan

ajar buku bacaan “Merdeka Indonesiaku” dan kelompok siswa yang belajar

dengan cara konvensional. Hasil pengujian tersebut kemudian disimpulkan untuk

mengetahui pembelajaran sebelum dan sesudah menggunakan bahan ajar buku

bacaan “Merdeka Indonesiaku”. Perbedaaan nilai gain score diuji ecara statistik

dengan t-test berkolasi (related) dengan menggunakan rumus:

= −+ − 2 √ √Keterangan:∶rata-rata sampel 1 (menggunakan bahan ajar buku bacaan “Merdeka

Indonesiaku” hasil pengembangan): rata-rata sampel 2 (tidak menggunakan bahan ajar buku bacaan“Merdeka Indonesiaku”hasil pengembangan)S1 : Simpangan baku sampel 1S2 : Simpangan baku sampel 2

: Varians sampel 1: Varians sampel 2

r : Korelasi antar data dua kelompok(Sugiyono,2012: 307)

69

Hipotesis awal :

H0 = Tidak terdapat perbedaan antara aktivitas belajar siswa kelompok kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

H1 =Terdapat perbedaan antara aktivitas belajar siswa kelompok kelas eksperimen

dan kelas kontrol.

Dasar pengambilan keputusan :

1. Jika nilai signifikansi (2-tailed) > 0,05 maka H0 diterima danH1 ditolak.

2. Jika nilai signifikansi (2-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak danH1 diterima.

Atau cara lain untuk pengambilan keputusan adalah :

H0diterima apabila thitung < ttabel dan H0ditolak apabila thitung > ttabel dengan taraf

signifikan 0,05 dan dk = n1+n2 -2.

119

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian dan pengembangan bahan ajar buku bacaan “Merdeka Indonesiaku”

dapat disimpulkan bahwa:

1. Pengembangan bahan ajar buku bacaan “Merdeka Indonesiaku” ini

menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (Research and

Development). Penelitian pengembangan yang dilakukan memadukan

langkah-langkah pengembangan Borg and Gall dengan model

pengembangan Dick and carey antara lain Penelitian dan pengumpulan

informasi, perencanaan, pengembangan produk awal (mengidentifikasi

perilaku awal karakteristik, menulis tujuan khusus pembelajaran,

mengembangkan asesmen belajar, mengembangkan strategi pembelajaran,

mengembangkan dan pilih materi pembelajaran, merancang dan

melakukan evaluasi formatif & sumatif), uji coba pendahuluan revisi

terhadap produk utama dan uji coba utama. Produk yang dihasilkan dalam

penelitian ini adalah bahan ajar buku bacaan “Merdeka Indonesiaku” berisi

materi pembelajaran yang berbentuk cerita dan dilengkapi dengan ilustrasi

gambar-gambar. Dengan adanya bahan ajar ini siswa dapat lebih memiliki

rasa kemandirian, tanggung jawab, melatih kerjasama dengan kelompok,

dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

2. Pembelajaran IPS pada kelas eksperimen yang diberi perlakuan

menggunakan bahan ajar buku bacaan “Merdeka Indonesiaku” lebih

120

efektif dalam melaksanakan proses pembelajaran dari pada kelas

pembanding yaitu kelas kontrol yang tidak menggunakan bahan ajar buku

bacaan “Merdeka Indonesiaku”. Efektifitas penggunaan bahan ajar buku

bacaan “Merdeka Indonesiaku” diuji dengan T test, hasil t hitung sebesar

6,311 dan t tabel sebesar > 2,045. Terlihat pada hasil perhitungan bahwa t

hitung > dari koefisien t tabel atau 6,311 > 2,045 artinya terdapat

perbedaan aktivitas belajar siswa kelas eksperimen yang menggunakan

bahan ajar buku bacaan “Merdeka Indonesiaku” dengan kelas kontrol.

Berdasarkan uji N-Gain diperoleh tingkat efektivitas perlakuan dengan

menggunakan bahan ajar buku bacaan “Merdeka Indonesiaku” termasuk

dalam katagori sedang (0,30) dan tingkat efektivitas pengguna motode

konvensional termasuk dalam katagori rendah (0,07). Hal ini berarti

penggunaan bahan ajar buku bacaan “Merdeka Indonesiaku” lebih efektif

dibandingkan dengan metode konvensional.

5.2 Implikasi

Berdasarkan kesimpulan diatas, tindak lanjut peneliti ini berimplikasi pada

peningkatan akivitas belajar siswa, Buku bacaan “Merdeka Indonesiaku” akan

mampu membuat siswa aktif dalam pembelajaran, siswa mampu mengkontruksi

pengetahuannya sendiri serta melatih kemampuan berfikir siswa. Implikasi secara

teoritis dan empiris sebagai berikut.

121

5.2.1 Implikasi Teoritis

Guru dapat menggunakan bahan ajar buku bacaan “Merdeka Indonesiaku” untuk

meningkatkan aktivitas belajar siswa, guru dapat menggunakan multimetode yang

telah berkembang dan teruji validitasnya. Pemilihan metode pembelajaran yang

dikolaborasikan dengan bahan ajar buku bacaan “Merdeka Indonesiaku” harus

disesuaikan dengan analisis kebutuhan yang matang. Pertimbangan tersebut

untuk memastikan praktisi pendidikan melakukan hal yang benar-benar

dibutuhkan siswa. Dengan pembelajaran menggunakan bahan ajar buku bacaan

“Merdeka Indonesiaku” pada mata pelajaran IPS terutama pada materi

terbentuknya Negara kesatuan Republik Indonesia serta dipadukan dengan metode

belajar yang menyenangkan seperti bermain peran akan membuat siswa lebih

memahami dan mengingat isi materi (kronologi peristiwa persiapan kemerdekaan)

serta meningkatkan aktivitas belajar siswa.

5.2.2 Implikasi Empiris

Secara empiris, bahan ajar buku bacaan “Merdeka Indonesiaku” pada mata

pelajaran IPS terutama pada materi terbentuknya Negara kesatuan Republik

Indonesia dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Tampilan gambar dan isi

cerita yang ada pada bahan ajar buku bacaan “Merdeka Indonesiaku” dapat

meningkatkan aktivitas belajar peserta didik ketika dikombinasikan dengan

metode pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan peserta didik.

122

5.3 Saran

Hasil penelitian dan pengembangan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya,

anjuran peneliti sebagai berikut:

1. Bagi guru produk penelitian pengembangan ini dapat dijadikan sebagai

alternatif bahan ajar IPS di terutama pada materi kelas VIII Kompetensi

Dasar mengidentifikasi peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi dan

terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Bagi siswa agar lebih giat dalam belajar, dengan bahan ajar buku bacaan

“Merdeka Indonesiaku” diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar

siswa serta nilai hasil belajar IPS.

123

DAFTAR PUSTAKA

Adler, Susan A. 2011. The Eduaction of Social Studies Teacher. University ofMissouri Arkansas City.

Ahmad, Lif, Khoiri dan Amri Sofyan. 2010. Konstruksi PengembanganPembelajaran (Pengaruhnya terhadap Mekanisme dan Praktik Kurikulum).Jakarta: Prenada Media Group.

Ahmad, Lif, Khoiri dan Amri Sofyan. 2011. Mengembangkan Pembelajaran IPSTerpadu. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Ali, Mohammad. 1985. Penelitian Pendidikan, Prosedur dan Strategi. Bandung:Angkasa.

Arend, Richard I. 2008. Learning To Teach (Belajar untuk Mengajar), Buku Satudan Dua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Belawati, Tian. 2003. Materi Pokok Pengembangan Bahan Ajar Edisi ke Satu.Jakarta: Universitas Terbuka.

Borg Walter R. and Meredith D Gall. 1983. Educational Research. DMC andCompany. San Francisco.

Borg Walter R. and Meredith D Gall. 2003. Educational Research AnIntroduction. London: LongmanInc.

Darsono. 2008. Pengembangan Model Inkuiri Sosial dalam Pembelajaran IlmuPengetahuan Sosial di Sekolah Dasar (Disertasi). Sekolah Pascasarjana.Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Depdiknas. 2006. Panduan Pengembangan Pembelajaran IPS Terpadu SMP/MTs.

124

Dick, Walter and Lou Carey. 1996. The Systematic Design of Instruction. SanFransisco: Scott Foresman.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif.Rineka cipta. Jakarta.

Gondo. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Gramedia. Jakarta.

Hamalik, Oemar. 2011. Media Pendidikan. Bandung: Citra Adya Bhakti.

Kamus Besar bahasa Indonesia. Diakses dihttp://kamusbahasaindonesia.org.

Indonesia. Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 3tahun 2001 tentang Perpustakaan Desa/kelurahan. Diakses padahttp://bagianhukum.purwakartakab.go.id

Margareth, E. Gredler. 2011. Learning and Instruction (Teori dan Aplikasi).Jakarta: Prenada Media Group.

Martinis, Yamin. 2007. Aktivitas Belajar. Jakarta: Bumi aksara

Miswanto. 2012. Pengembangan Komik Pendidikan Ekonomi Sebagai SumberBelajar Siswa (Tesisi). M. IPS. FKIP. Universitas Lampung. Lampung

Nasution., S. 2011. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar.Jakarta: PT Bumi Aksara.

Natawijaya, Rohman. 2005. Aktivitas Belajar. Jakarta. Bumi Aksara.

Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Prenada Media Group.

Pargito. 2009. Penelitian dan Pengembangan Bidang Pendidikan. BandarLampung: Pendidikan MPIPS FKIP Universitas Lampung.

Pargito. 2011. Penelitian Berbasis Kelas. Bandar Lampung: Pendidikan MPIPSFKIP Universitas Lampung.

Purwanto, M Ngalim. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rothlein, L & Meinbach,A.M. (1991). The Literatur Connection. USA : ScottForesmen Company

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali.

125

Sardiman S, dkk. 2004. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan danPemanfaatannya. Jakarta: Rajawali pers

Sardiman S, dkk. 2006. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan danPemanfaatannya. Jakarta: Rajawali pers

Sanjaya, Wina. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Kencana. Jakarta

Sanjaya, Wina. 2011. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:Prenada Media Group.

Semiawan, Conny R. 2007. Catatan Kecil Tentang Penelitian dan PengembanganIlmu Pengetahuan. Jakarta: Pranada Media Group.

Setyosari, Punadji. 2012. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.Jakarta: Prenada Media Group.

Stewing, J.W. (1980). Children and Literature. Chicago : Mc.Nally CollegePublishing Company.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R and D.Bandung: Alfabeta.

Sudjana, Nana dan Rivai. 2004. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung

: Sinar Baru Algensindo

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Winansih, Varia. 2009. Piskologi Pendidikan. Medan.

https://www.behance.net/gallery/13983247/MERDEKA

http://ilmu-pendidikan.net/pustaka/buku/jenis-koleksi-buku-di-perpustakaan-sekolah