Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak
Transcript of Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak
Modul 6
Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak
Dra. Ida Lestari, M.Pd.
A. MANFAAT DAN RELEVANSI
Pada modul sebelumnya, Anda belajar alat penilaian menyimak. Setelah
memahami penilaian menyimak, Anda akan belajar penilaian keterampilan
menyimak (menyimak). Berbagai kompetensi menyimak dengan berbagai
ciri khas harus dipelajari siswa di sekolah. Kondisi ini menyebabkan guru
dituntut memahami dengan baik prinsip-prinsip menilai kompetensi
menyimak. Pada akhirnya, guru juga dituntut untuk bisa menyusun dan
mengolah hasil belajar menyimak (menyimak). Calon guru perlu
mempelajari pengembangan alat penilaian pada berbagai aspek pembelajaran
BI. Menyimak sebagai bagian sasaran pembelajaran BI perlu dinilai sesuai
dengan konstruk yang dimiliki. Secara lebih perinci, calon guru mata
pelajaran bahasa Indonesia perlu memahami karakteristik alat penilaian
menyimak dan prosedur pengembangannya. Di samping itu, diperlukan
latihan-latihan mengembangkan alat penilaian menyimak bagi calon guru
mata pelajaran bahasa Indonesia. Dengan latihan yang memadai untuk
menyusun alat penilaian menyimak, seorang calon guru BI akan memiliki
kompetensi yang memadai.
Setelah mempelajari modul ini, secara umum Anda diharapkan dapat
berlatih mempraktikkan penyusunan alat penilaian menyimak. Secara khusus,
setelah mempelajari modul ini, diharapkan Anda mampu menguasai hal-hal
berikut. 1. Mahasiswa mampu menjelaskan pendekatan dalam penilaian
kemampuan menyimak dan konstruk menyimak.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan ragam alat penilaian kemampuan
menyimak dan prinsip penyusunannya.
PENDAHULUAN
6.2 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
3. Mahasiswa mampu merencanakan alat penilaian kemampuan menyimak.
4. Mahasiswa mampu menyusun alat penilaian kemampuan menyimak.
B. DESKRIPSI/CAKUPAN MATERI MODUL
Modul ini penting dipelajari sebagai bekal untuk merencanakan
penyusunan alat penilaian menyimak. Modul ini penting dipelajari karena
dengan memahami prinsip penilaian menyimak, seorang guru dapat
menyusun alat penilaian menyimak secara tepat. Materi yang akan Anda
pelajari mencakup (1) konstruk kemampuan menyimak dan sasaran penilaian
menyimak serta (2) ragam kemampuan menyimak dan alat penilaiannya.
C. SUSUNAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan pembelajaran terdiri atas lima tahap. Tahapan pembelajaran
dalam modul ini dilakukan dengan urutan berikut.
Kegiatan Belajar 1: pendekatan dalam penilaian kemampuan menyimak,
konstruk kemampuan menyimak, serta contoh penilaian
menyimak yang sesuai dengan konstruk dan yang tidak
sesuai dengan konstruk.
Kegiatan Belajar 2: ragam tingkatan kemampuan menyimak contohnya, alat
penilaian hasil dalam pembelajaran menyimak, alat
penilaian proses dalam penilaian menyimak
penilaiannya, serta perencanaan penilaian hasil dan
proses dalam pembelajaran menyimak.
⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.3
KEGIATAN BELAJAR 1
Pendekatan dan Konstruk Keterampilan Menyimak
onsep kemampuan menyimak tentu akan dipengaruhi pendekatan yang
dianut. Sebelum Anda membahas sasaran penilaian, sebaiknya pahami
dulu pendekatan yang digunakan. Baca dengan saksama paparan berikut
untuk mengenal konstruk (konsep) menyimak dari berbagai pendekatan.
A. PENDEKATAN DALAM PENILAIAN BAHASA INDONESIA
1. Pendekatan Diskrit, Integratif, dan Komunikatif
Pembelajaran bahasa diwarnai pendekatan struktural dan integratif.
Pendekatan struktural melahirkan tes diskrit. Kata ‘diskrit’ diadaptasi dari
bahasa Inggris discrete yang artinya terpisah atau tersendiri. Kemampuan
berbahasa dianggap terdiri atas komponen yang terpisah sehingga diajarkan
secara terpisah dan dinilai secara terpisah. Penilaian lebih terarah pada materi
dan hal-hal teoretis yang berkaitan dengan tata bentuk, tata bunyi, tata
kalimat, dan teori kebahasaan atau kesastraan.
Pendekatan integratif memunculkan tes yang berupa dikte dan tes cloze.
Tes diskrit didasari asumsi bahwa bahasa dapat dipecah-pecah menjadi
bagian-bagian dan dapat dinilai secara terpisah. Pandangan teori diskrit yang
memecah belah unsur kebahasaan dan mengisolasikannya dari konteks
pemakaian berbahasa dipandang orang sebagai kelemahan yang mendasar.
Hal ini seiring dengan munculnya pandangan baru dalam pembelajaran
bahasa. Pendekatan struktural yang selama ini digunakan sebagai landas pijak
dalam pembelajaran bahasa dikritik oleh para pakar pembelajaran bahasa
yang berorientasikan pada fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Hal ini
menandai lahirnya pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa.
Pendekatan ini menekankan aspek fungsi komunikatif bahasa yang bersifat
alami dalam pembelajaran bahasa. Dengan demikian, pengelolaan proses
belajar mengajarnya lebih diarahkan pada pemajanan keterampilan berbahasa
dalam berbagai konteks dan situasi berbahasa.
Pada pendekatan diskrit dan integratif, kemampuan menyimak
difokuskan pada kemampuan memahami lafal, intonasi, makna kata, dan
K
6.4 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
kalimat yang masih terlepas dari konteks sehari-hari. Dengan demikian,
latihan-latihan keterampilan menyimak terfokus pada latihan membedakan
bunyi-bunyi bahasa, latihan membedakan makna intonasi, serta latihan
membedakan lafal yang tepat dan kurang tepat. Tes menyimak yang berupa
dikte juga masih mementingkan ketepatan penulisan dengan bunyi yang
diucapkan.
Dengarkan kalimat berikut!
c. Maksudnya, selalu tergantung dari pasaran produk-produk agraris
tersebut.
d. Hal ini kadang-kadang diciptakan oleh negara-negara yang kuat
ekonominya.
e. Perekonomian agraris memang mempunyai banyak kelemahan.
f. Perekonomian agraris antara lain tidak mampu mandiri.
g. Kalau pasaran lesu, perekonomian agraris ikut lesu.
h. Padahal, kelesuan ini tidak selalu merupakan siklus ekonomi yang
alamiah wajar.
Tulis sesuai dengan lafal yang tepat!
Contoh
Sepasang kata mirip
1. kapan - kafan
2. dibawa - di bawah
3. telepon - telfun
4. menyalakan - menyalahkan
5. salahkah - salahkan
a. Menyusun kata-kata acak yang didengar menjadi kalimat
Dalam soal ini, disediakan beberapa buah kata yang belum tersusun
dengan baik dan tidak gramatis. Peserta tes diminta menyusun kata-kata acak
itu menjadi susunan kalimat yang sesuai tuturan yang didengar. Jika tes akan
dibuat dalam bentuk objektif, disediakan beberapa pilihan dan peserta tes
diminta salah satu di antara pilihan itu yang dianggap paling tepat.
⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.5
Susunlah kata-kata acak berikut menjadi sebuah kalimat sesuai yang kamu
dengar!
Merupakan – harapan - orang tua – jangan – dirimu – merusak - karena -
kamu
Petunjuk
Tulislah kata baku yang Anda simak! Kemudian, gunakan kata baku
tersebut dalam kalimat!
1. aktip - aktiv - aktif
2. apotik - apotek - apotiks
3. aspek - asfek - asvek
4. jadwal - jadual - jaduwal
5. konsekuen - konsekwen - konsekuwen
6. konkrit - konkret - kongkrit
7. paragraf - paragrap - faragraf
8. telefon - telpon - telepon
9. mempersilakan - mempersilahkan
10. menyukseskan - mensukseskan
Tulislah S jika dua kata yang kamu dengar kamu anggap SAMA dan tulislah
jika kamu anggap TIDAK SAMA!
Diperdengarkan sepasang kata berikut secara bergantian.
1. kapan - kafan
2. dibawa - di bawah
3. telepon - telfun
4. menyalakan - menyalahkan
5. salahkah - salahkan
b. Penilaian menyimak pada pendekatan integratif
Oller (1979) menyodorkan alternatif variasi tes dikte ke dalam beberapa
bentuk sebagai berikut.
1) Dikte standar, yakni tes bahasa yang meminta anak untuk menuliskan
wacana yang dibacakan (baik langsung maupun melalui rekaman)
dengan kecepatan normal.
6.6 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
2) Dikte sebagian, yakni tes bahasa yang meminta anak untuk menuliskan
bagian kata atau frasa yang secara sengaja tidak diperdengarkan (mirip
teknik isian rumpang, tetapi disampaikan secara lisan) dari wacana yang
didiktekan dengan kecepatan yang relatif lebih lambat dari dikte standar.
3) Dikte dengan gangguan suara, yakni tes bahasa yang pada hakikatnya
sama dengan tes standar, tetapi dalam pendiktean wacana disertai dengan
suara-suara lain sebagai gangguan. Hal ini dimaksudkan untuk
mendekati kenyataan berbahasa yang sesungguhnya yang tidak terlepas
dari gangguan-gangguan suara di sekeliling pelaku komunikasi.
4) Dikte komposisi, yakni tes bahasa yang meminta anak untuk menuliskan
ulang wacana yang didiktekan dalam bentuk komposisi atau karangan.
Itu artinya wacana yang didiktekan berfungsi sebagai rangsang dasar
yang kemudian akan dikembangkan anak dalam bentuk karangan.
5) Dikte produksi lisan imitasi, yakni variasi tes dikte yang pada prinsipnya
sama dengan dikte komposisi, tetapi tuntutan berbahasa pada siswa
diwujudkan dalam bentuk kegiatan berbahasa lisan (menceritakan
kembali).
Berbeda dengan pendekatan diskrit dan integratif, pendekatan
komunikatif berasumsi bahwa pembelajaran bahasa adalah pembelajaran
yang melatih siswa untuk berkomunikasi. Dikaitkan dengan keterampilan
menyimak, pendekatan komunikatif memunculkan konsep bahwa menyimak
adalah kemampuan untuk memahami wacana lisan dalam berbagai konteks.
Dengan demikian, kemampuan menyimak berkaitan dengan kemampuan
mengidentifikasi konteks yang disampaikan melalui bahasa lisan, intonasi,
gesture, dan konteks lisan yang lain.
Pendekatan komunikatif memengaruhi konstruk (bangunan pengertian)
keterampilan berbicara. Penerapan kemampuan komunikatif pada penilaian
menyimak mencakup kemampuan linguistik (linguistic competence),
kemampuan sosiolinguistik (sociolinguistic competence), kemampuan
wacana (discourse competence), dan kemampuan strategis (strategic
competence). Dalam hal ini, kompetensi linguistik berkaitan dengan
kemampuan memahami unsur kebahasaan (tata bunyi, tata makna, tata
bentukan, atau tata kalimat). Kompetensi kewacanaan berkaitan dengan
kemampuan mengidentifikasi struktur wacana lisan sesuai dengan konteks
komunikasi. Kompetensi kewacanaan juga mengacu secara khusus pada
kemampuan mengidentifikasi penggunaan tanda kohesi dan koherensi secara
⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.7
lisan. Kompetensi strategis mengacu pada kemampuan penulis menggunakan
strategi-strategi tertentu dalam mengidentifikasi wacana lisan.
2. Pendekatan Sistem dan Pendekatan Performansi
Pendekatan penilaian, menurut Baker (1990), terdiri atas dua jenis.
Pendekatan pertama adalah pendekatan yang mendasarkan pada asumsi
bahwa menilai kemampuan berbahasa adalah menilai penguasaan
kemampuan sistem kebahasaan (tata makna, tata bentukan, tata bunyi, dan
tata kalimat). Penilaian bahasa dengan pendekatan sistem terfokus pada aspek
kebahasaan dan aspek pengetahuan kebahasaan ataupun kesastraan. Pada
penilaian dengan pendekatan sistem, aspek keterampilan berbahasa dinilai
dengan fokus ketepatan dan belum mempertimbangkan konteks.
Aspek kebahasaan terbagi dalam kelompok aspek pengetahuan bahasa
atau struktur (gramatika) serta kosakata. Aspek keterampilan berbahasa
terdiri atas keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Aspek
struktur meliputi aspek fonologi (tata bunyi), morfologi (tata bentuk),
sintaksis (tata kalimat), dan tata makna. Aspek kesastraan pun terbagi dalam
beberapa bidang, seperti aspek teori dan sejarah sastra, teori dan kritik sastra,
serta genre karya sastra. Bagian-bagian dari sistem bahasa tersebut diringkas
pada diagram berikut.
Gambar 6.1
6.8 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
Dari diagram di atas, tampak bahwa penilaian bahasa dengan pendekatan
sistem lebih mengarah pada bagian-bagian sistem dan lebih banyak
menonjolkan teori. Penilaian bahasa dengan pendekatan sistem terfokus pada
aspek kebahasaan dan aspek pengetahuan kebahasaan ataupun kesastraan.
Pada penilaian dengan pendekatan sistem, aspek keterampilan berbahasa
dinilai dengan fokus ketepatan dan belum mempertimbangkan konteks.
Pendekatan kedua dalam penilaian bahasa adalah pendekatan
performansi. Penilaian pada pendekatan ini mendasarkan pada asumsi bahwa
bahasa adalah suatu aksi berbahasa dalam konteks komunikasi. Pendekatan
performansi dalam penilaian sejajar dengan pendekatan pembelajaran bahasa
disebut pendekatan komunikatif. Pendekatan performansi menilai pemakaian
bahasa dalam berbagai konteks khusus. Dalam kaitannya dengan
keterampilan menyimak, pendekatan performansi memfokuskan pada
kemampuan siswa untuk memahami secara utuh wacana lisan dengan
konteks khusus. Pemahaman wacana lisan dengan konteks khusus berbeda
dengan konteks secara umum. Konteks komunikasi mengacu pada (a) latar
tuturan lisan (latar perkawinan, kematian, kampanye, ceramah di seminar,
perpisahan di sekolah, dan sebagainya); (b) tujuan wicara
(menginformasikan, memengaruhi, dan menjelaskan); (c) partisipan
(audiens) yang menjadi sasaran wicara; (d) ragam komunikasi (formal atau
informal); serta (e) bentuk wicara (menyimak pidato berbeda dengan
menyimak wawancara atau diskusi).
Pendekatan performansi berorientasi pada pengembangan tes
komunikatif berbahasa dengan konteks khusus. Pendekatan ini mengukur
performansi keterampilan berbahasa siswa dalam berbagai konteks secara
khusus. Dikaitkan dengan keterampilan menyimak, pendekatan komunikatif
memunculkan konsep bahwa menyimak adalah kemampuan untuk
memahami wacana lisan dalam berbagai konteks. Konteks diperluas dengan
cakupan peran latar komunikasi, hubungan O1 (pengirim pesan) dengan O2
(penerima pesan), situasi komunikasi (resmi atau tidak), tujuan komunikasi,
media komunikasi (bahasa lisan atau tulis), dan bentuk wacana (genre).
Dari ulasan tentang pendekatan penilaian tersebut, dapat disimpulkan
bahwa terdapat persamaan pada pendekatan diskrit dengan pendekatan
sistem. Ada juga persamaan antara pendekatan komunikatif dan pendekatan
performansi. Karakteristik penilaian keterampilan berbicara dengan kedua
pendekatan tersebut dipaparkan pada tabel berikut.
⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.9
Alat Penilaian Menyimak pada Pendekatan Sistem
Alat Penilaian Menyimak pada Pendekatan Performansi
Acuan penilaian pada identifikasi makna kata, perbedaan dua kata, serta perbedaan intonasi beberapa kalimat yang mengarah pada ketepatan tata makna, tata bunyi, tata kalimat, dan tata bentukan
Acuan penilaian pada kemampuan memahami bahasa dalam berbagai konteks komunikasi
Berfokus pada kemampuan menggunakan kata dan kalimat secara tepat (ketepatan)
Berfokus pada berbagai keterampilan menyimak dengan menggunakan kata dan kalimat sesuai konteks (kesesuaian konteks)
Format tes identifikasi perbedaan bunyi Tes pemahaman utuh termasuk konteks komunikasi yang melingkupi tuturan
Wacana yang disimak lepas konteks dan umum
Wacana lisan pada konteks yang terjadi sehari-hari
Pertanyaan terfokus pada makna kata dan kalimat secara tersurat
Memperluas tingkatan pemahaman sesuai dalam kehidupan sehari-hari
Penilaian terfokus pada hasil Mencakup hasil dan proses
Aspek kebahasaan menjadi fokus yang akan diukur
Aspek yang diukur mencakup kompetensi kebahasaan, kompetensi kewacanaan, kompetensi sosiolinguistik, dan kompetensi strategi
Bentuk respons siswa cenderung mengerjakan tes
Berbagai ragam respons siswa (menceritakan kembali, menggambar denah, dan memeragakan) sesuai dengan konteks komunikasi
Sesuai dengan karakteristik pendekatan pembelajaran bahasa Indonesia,
pendekatan penilaian yang harus digunakan adalah pendekatan performansi.
Berdasarkan pendekatan performansi tersebut, dirumuskan konstruk
berbicara sebagai sasaran penilaian berbicara, alat penilaian keterampilan
berbicara, dan teknik penilaian berbicara.
B. SASARAN PENILAIAN HASIL BELAJAR MENYIMAK
Kajian definisi kemampuan menyimak dan perincian konstruk
menyimak di atas dijadikan dasar untuk menyusun sasaran penilaian
kemampuan menyimak. Kemampuan menyimak adalah keterampilan reseptif
lisan, yaitu keterampilan memahami berbagai wacana lisan yang didengar
dengan konteks khusus. Pada pendekatan bahasa sebagai sistem,
keterampilan menyimak difokuskan pada ketepatan penggunaan aspek
kebahasaan yang meliputi kemampuan memaknai kata, menentukan makna
6.10 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
kalimat yang didengar, serta menentukan makna intonasi dan unsur lisan lain.
Tes dikte lisan banyak digunakan untuk mengukur ketepatan penulisan
semua wacana lisan yang didengar. Ketepatan bahasa lisan dengan yang
dituliskan menjadi ukuran mutlak.
Pada pendekatan performansi, tes menyimak di samping mengukur
keterampilan memilih/menggunakan aspek kebahasaan juga diarahkan pada
kemampuan memahami makna wacana lisan yang didengar secara
kontekstual. Wacana lisan yang digunakan sebagai rangsang juga relevan
dengan komunikasi sehari-hari. Berikut ini dituliskan jabaran umum
keterampilan menyimak.
Menurut Brown (2004), pengembangan sasaran keterampilan menyimak
dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu keterampilan makro dan
keterampilan mikro. Jabaran kemampuan menyimak tersebut dipaparkan
berikut.
Keterampilan mikro
a. Membedakan berbagai makna kata dan kalimat dari wacana lisan yang
didengar.
b. Menentukan makna intonasi (tinggi rendah, cepat lambat, dan
tekanan) dari wacana yang didengar.
c. Menentukan satuan makna berdasarkan penjedaan yang didengar.
d. Menentukan makna kata berdasarkan lafal yang didengar.
Keterampilan makro
a. Menentukan perincian (detail) isi dari wacana yang didengar.
b. Menentukan pokok-pokok isi dari wacana yang didengar.
c. Meringkas isi wacana yang didengar.
d. Menyimpulkan maksud pembicara berdasarkan bentuk retorik wacana
yang didengar.
e. Menyimpulkan makna tersirat melalui intonasi yang didengar.
f. Menyimpulkan isi tersirat dengan menggunakan konteks pembicaraan.
g. Menentukan bias/opini dari wacana yang didengar.
h. Menentukan perincian isi pada pembukaan, inti, dan penutup wacana
lisan yang didengar.
i. Menganalisis hubungan makna pembukaan, inti, dan penutup dari
wacana lisan yang didengar.
j. Menyimpulkan inti (pokok-pokok isi) wacana yang didengar.
⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.11
k. Mengomentari kebermaknaan isi dari seluruh wacana lisan yang
didengar.
l. Mengomentari ketepatan hubungan makna pembukaan, inti, dan
penutup dari wacana lisan yang didengar.
m. Mengubah kalimat yang didengar dengan kalimat lain yang memiliki
makna sama.
n. Memvariasikan pembukaan, inti, dan penutup dari wacana lisan yang
didengar.
Keterampilan mikro dan indikator makro tersebut dalam penilaian
menyimak diujikan secara kontekstual. Teknik penilaian menyimak dalam
pendekatan performansi menggunakan cara-cara informal. Tes digunakan
dalam bentuk permainan atau kegiatan informal sehingga tidak terasa sedang
diuji.
Dari konstruk (konsep) dan teknik menyimak yang telah dibahas, dapat
disimpulkan bahwa sasaran utama tes kemampuan menyimak adalah
kemampuan peserta tes untuk memahami isi wacana yang dikomunikasikan
secara lisan langsung oleh pembicara atau rekaman audio dan video.
Pemahaman itu dapat mengacu pada pemahaman secara umum, seperti topik
yang dibahas, sekadar garis besar isinya, atau bagian-bagian yang lebih
teperinci, termasuk pelaku, lokasi, waktu, dan beberapa aspek yang
menonjol. Pemahaman lewat menyimak dapat pula berkaitan dengan hal-hal
yang secara tegas dan langsung terungkapkan. Pemahaman semacam itu
hanya dapat diperoleh dengan menghubung-hubungkan bagian-bagian
wacana tertentu atau mengambil kesimpulan dan implikasi berdasarkan
pemahaman terhadap bagian-bagian wacananya. Semua itu merupakan
penjabaran dari apa yang seharusnya dipahami seseorang ketika menyimak
suatu wacana yang dikomunikasikan secara lisan untuk didengarkan.
Penetapan jenis sasaran kemampuan yang dijadikan fokus tes
disesuaikan dengan tingkat kemampuan peserta tes. Untuk tingkat pemula,
dapat digunakan butir-butir tes yang jawabannya memerlukan sekadar
pemahaman tentang hal-hal yang secara langsung, konkret, dan harfiah
termuat dalam wacana. Pertanyaan-pertanyaan yang kurang langsung
sifatnya, termasuk kaitan antara berbagai wacana, menemukan implikasi dan
menarik kesimpulan, sampai dengan menentukan sikap dan melakukan
evaluasi terhadap isi wacana, lebih sesuai bagi peserta tes yang tingkat
kemampuan bahasanya lebih tinggi.
6.12 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
Di samping perincian tentang identifikasi dan perincian kemampuan tes
menyimak seperti diuraikan di atas, bagian penting lain adalah pemilihan
wacana untuk dipahami dengan memperdengarkannya kepada peserta tes.
Dari wacana itulah, nantinya sejumlah pertanyaan harus dijawab oleh peserta
tes sesuai dengan pemahamannya terhadap isi wacana. Pemilihan wacana ini
perlu dilakukan atas dasar beberapa rambu, terutama yang berkaitan dengan
isi dan masalah yang dibahas yang disesuaikan dengan bidang yang
dikenalnya secara akrab serta bukannya sesuatu di luar jangkauan bidangnya.
Pendek kata wacana untuk tes menyimak sebaiknya tidak merupakan sesuatu
yang asing dalam berbagai aspek, kecuali isi wacana yang pemahamannya
merupakan sasaran pokok dari tes menyimak.
Sementara itu, amatlah penting untuk digarisbawahi bahwa sasaran tes
menyimak adalah kemampuan memahami wacana dengan perincian dan
tataran tingkat kemampuan seperti diuraikan di atas. Mengarahkan butir-butir
tes menyimak ke aspek-aspek lain, selain kemampuan menyimak—seperti
pengetahuan kosakata dan tata bahasa yang penggunaannya tidak terkait
dengan wacana yang disajikan, bahkan kadang-kadang ejaan, seperti sering
ditemukan—tidak saja mengaburkan sasaran tes yang tepat, melainkan juga
membuang waktu dan tenaga peserta tes secara tidak bermanfaat. Praktik
yang keliru semacam itu perlu dihindarkan.
Dalam kaitan dengan penetapan jenis tes yang digunakan untuk tes
menyimak, khususnya pemilihan bentuk objektif atau subjektif, dan cara-cara
perumusan butir-butir tesnya, amat dianjurkan untuk memastikannya dengan
kecermatan dan kehati-hatian yang tinggi. Seperti juga untuk jenis-jenis tes
bahasa yang lain, tes menyimak perlu disusun dengan mengindahkan
berbagai kaidah dan persyaratan yang perlu dipenuhi bagi tes yang baik.
Selain sasaran penilaian hasil seperti telah dibahas di atas, berikut ini
diberikan contoh sasaran penilaian proses dalam pembelajaran menyimak.
Amati contoh berikut!
Contoh indikator penilaian proses dan penilaian hasil pada penilaian
menyimak dengan KD menyimpulkan dialog interaktif.
Data Aspek-aspek Indikator Alat Prosedur
Penilaian hasil
1. Kelengkapan isi kesimpulan dengan dialog interaktif yang disimak
2. Kesesuaian isi
1. Kemampuan siswa dalam menyimpulkan isi dialog interaktif dengan lengkap.
2. Kemampuan siswa dalam
Tes
Akhir pembelajaran
⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.13
Data Aspek-aspek Indikator Alat Prosedur
kesimpulan dengan dialog interaktif yang disimak
3, Ketepatan ejaan dan susunan kalimat pada kesimpulan dialog interaktif
menyimpulkan isi dialog interaktif dengan sesuai
3. Kemampuan siswa dalam
menyimpulkan isi dialog interaktif dengan ejaan dan susunan kalimat yang tepat
Tes Tes
Proses 1. Perhatian siswa 2. Keantusiasan siswa 3. Keaktifan siswa 4. Interaksi multiarah 5. Respons positif
terhadap
1. Kemauan siswa memperhatikan penjelasan guru;
kemauan siswa memperhatikan media yang digunakan;
mau berkonsentrasi penuh mendengarkan materi pembelajaran menyimak
2. Keseriusan siswa dalam mendengarkan materi menyimak yang berupa audiovisual; keseriusan siswa dalam merespons mengerjakan tugas menyimak; keantusiasan siswa dalam menanggapi media audiovisual
3. Keaktifan siswa bertanya; keaktifan siswa
mengemukakan pendapat/menyimpulkan;
keaktifan menjawab pertanyaan teman; keaktifan berpartisipasi mengerjakan tugas
4. Terjadi interaksi siswa dengan siswa lain; terjadi interaksi guru dengan kelompok siswa; terjadi interaksi guru dengan individu siswa; terjadi interaksi siswa dengan lingkungan sekitar
5. Respons positif terhadap materi pembelajaran
Lembar Observasi
Selama proses pembelajaran
6.14 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
Data Aspek-aspek Indikator Alat Prosedur
pembelajaran menyimak
menyimak; respons positif terhadap guru yang membelajarkan; respons positif terhadap kegiatan yang dilaksanakan; respons positif terhadap media yang digunakan
Angket siswa
Komentar terhadap Proses
Perincian Komentar Tindakan
Mendengarkan tuturan dengan penuh konsentrasi
Ada beberapa siswa belum mampu berkonsentrasi
Pemberian tugas untuk menggabungkan kalimat atau paragraf dan penulisan kalimat efektif
C. PRINSIP PENILAIAN MENYIMAK
Berdasarkan telaah konstruk kemampuan menyimak pada paparan di
atas, disimpulkan prinsip penilaian menyimak berikut. Bacalah paparan
prinsip penilaian berikut dengan saksama!
Secara umum, penilaian berbasis kelas dilakukan dengan prinsip (a)
memandang penilaian sebagai bagian integral dari kegiatan belajar mengajar,
(b) mengembangkan strategi yang mendorong dan memperkuat proses
penilaian sebagai kegiatan refleksi, (c) melakukan berbagai strategi penilaian
dalam program pengajaran untuk menyediakan berbagai jenis informasi
tentang hasil belajar siswa, (d) mengakomodasi kebutuhan khusus siswa, (e)
mengembangkan sistem pencatatan yang menyediakan cara yang bervariasi
dalam pengamatan belajar siswa, serta (f) menggunakan penilaian dalam
rangka mengumpulkan informasi untuk membuat keputusan tentang tingkat
pencapaian siswa.
Di samping prinsip umum tersebut, penilaian menyimak perlu dilakukan
dengan prinsip berikut.
1. Tidak mengulang persis teks yang telah digunakan dalam proses
pembelajaran (tidak menilai hafalan siswa). Yang dinilai dalam penilaian
menyimak adalah kemampuan siswa dapat menyimpulkan isi dialog
interaktif, apa pun bentuk dialog interaktifnya.
2. Wacana lisan penilaian menyimak yang digunakan pada akhir
pembelajaran menggunakan wacana lisan yang telah dibahas pada
pembelajaran.
⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.15
3. Tidak menggunakan wacana yang isinya sudah dihafal siswa sehingga
dapat dijawab tanpa mendengarkan (kecuali untuk kelas awal yang
dinilai kemampuan dikte imitasinya).
4. Menggunakan rangsangan wacana lisan (BUKAN bacaan). Penilaian
menyimak dimulai dengan kegiatan siswa mendengarkan tuturan lisan
dan siswa melakukan berbagai respons yang menunjukkan pemahaman
siswa terhadap wacana lisan yang didengar.
5. Menuntut siswa merespons berdasarkan pemahaman isi wacana yang
didengar (siswa menjawab pertanyaan tentang isi wacana yang didengar,
berperan sesuai apa yang didengar, serta menggambar/melakukan
tindakan seperti perintah yang didengar.
6. Mengukur jabaran indikator langsung dari keterampilan KD/bukan
pengetahuan tentang materi dalam KD.
7. Mencakup keseluruhan indikator yang ditetapkan/indikator akhir harus
diukur (tidak hanya indikator antara).
Di samping prinsip tersebut, kutipan tuturan yang menjadi bahan kutipan
menyimak harus memiliki syarat-syarat (a) wacana yang disimak adalah jenis
wacana lisan dengan bentuk khusus sesuai kompetensi dasar (pidato,
wawancara, pengumuman, ceramah, dan berita); (b) tidak banyak
menggunakan kalimat panjang (karena lisan); (c) unsur lisan (intonasi,
prosidi, konteks) perlu ditonjolkan; (d) tidak terlalu teknis sehingga
menguntungkan bidang ilmu tertentu (terlalu ke ekonomi, padahal tes untuk
seluruh siswa, baik IPA maupun IPS); (e) tidak terlalu umum (sudah sangat
dihafal siswa walau tanpa menyimak); (f) tidak bias agama, suku/ras, dan
budaya; serta (g) tingkatan kesulitan bahan teks lisan menyimak tidak terlalu
sulit dan tidak terlalu mudah (berada pada tahap instruksional).
1) Buatlah ringkasan perbedaan penilaian menyimak pada pendekatan
sistem dan pendekatan performansi!
2) Jelaskan contoh prinsip penilaian menyimak yang menyarankan! Berilah
alasan ketidaktepatan sasaran penilaian keterampilan menyimak berikut!
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
6.16 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
3) Jelaskan perbedaan keterampilan mikro dan makro pada keterampilan
menyimak!
Petunjuk Jawaban Latihan
1) Ciri penilaian menyimak pada pendekatan sistem adalah (a) alat
penilaian cenderung berupa tes, acuan penilaian pada identifikasi makna
kata, perbedaan dua kata, serta perbedaan intonasi beberapa kalimat yang
mengarah pada ketepatan tata makna, tata bunyi, tata kalimat, dan tata
bentukan; (b) berfokus pada kemampuan menggunakan kata dan kalimat
secara tepat (ketepatan); (c) wacana yang disimak lepas konteks dan
umum; serta (d) aspek kebahasaan menjadi fokus yang akan diukur.
Ciri penilaian pada pendekatan performansi adalah (a) acuan penilaian
pada kemampuan memahami bahasa dalam berbagai konteks
komunikasi; (b) berfokus pada berbagai keterampilan menyimak dengan
menggunakan kata dan kalimat sesuai konteks (kesesuaian konteks); (c)
wacana lisan pada konteks yang terjadi sehari-hari; (d) aspek yang
diukur mencakup kompetensi kebahasaan, kompetensi kewacanaan,
kompetensi sosiolinguistik, dan kompetensi strategi; serta (e) berbagai
ragam respons siswa (menceritakan kembali, menggambar denah, dan
memeragakan) sesuai dengan konteks komunikasi.
2) Prinsip penilaian menyimak adalah (a) tidak mengulang persis teks yang
telah digunakan dalam proses pembelajaran (tidak menilai hafalan
siswa); (b) alat penilaian menyimak yang digunakan pada akhir
pembelajaran menggunakan wacana lisan yang telah dibahas pada
pembelajaran; (c) tidak menggunakan wacana yang isinya sudah dihafal
siswa sehingga dapat dijawab tanpa mendengarkan (kecuali untuk kelas
awal yang dinilai kemampuan dikte imitasinya); (d) menggunakan
rangsangan wacana lisan (BUKAN bacaan), penilaian menyimak
dimulai dengan kegiatan siswa mendengarkan tuturan lisan dan siswa
melakukan berbagai respons yang menunjukkan pemahaman siswa
terhadap wacana lisan yang didengar; (e) menuntut siswa merespons
berdasarkan pemahaman isi wacana yang didengar (siswa menjawab
pertanyaan tentang isi wacana yang didengar, berperan sesuai apa yang
didengar, menggambar/melakukan tindakan seperti perintah yang
didengar; (f) mengukur jabaran indikator langsung dari keterampilan
KD, bukan pengetahuan tentang materi dalam KD; serta (g) mencakup
⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.17
keseluruhan indikator yang ditetapkan/indikator akhir harus diukur (tidak
hanya indikator antara).
Di samping prinsip tersebut, kutipan tuturan yang menjadi bahan kutipan
menyimak harus memiliki syarat-syarat berikut: (a) wacana yang
disimak adalah jenis wacana lisan dengan bentuk khusus sesuai
kompetensi dasar (pidato, wawancara, pengumuman, ceramah, dan
berita); (b) tidak banyak menggunakan kalimat panjang (karena lisan);
(c) unsur lisan (intonasi, prosidi, dan konteks) perlu ditonjolkan; (d)
tidak terlalu teknis sehingga menguntungkan bidang ilmu tertentu
(terlalu ke ekonomi, padahal tes untuk seluruh siswa, baik IPA maupun
IPS); (e) tidak terlalu umum (sudah sangat dihafal siswa walau tanpa
menyimak); (f) tidak bias agama, suku/ras, dan budaya, serta (g)
tingkatan kesulitan bahan teks lisan menyimak tidak terlalu sulit dan
tidak terlalu mudah (berada pada tahap instruksional).
3) Perbedaan antara keterampilan mikro dan makro sebagai berikut.
Keterampilan mikro
a. Membedakan berbagai makna kata dan kalimat dari wacana lisan
yang didengar.
b. Menentukan makna intonasi (tinggi rendah, cepat lambat, dan
tekanan) dari wacana yang didengar.
c. Menentukan satuan makna berdasarkan penjedaan yang didengar.
d. Menentukan makna kata berdasarkan lafal yang didengar.
Keterampilan makro
a. Menentukan perincian (detail) isi dari wacana yang didengar.
b. Menentukan pokok-pokok isi dari wacana yang didengar.
c. Meringkas isi wacana yang didengar.
d. Menyimpulkan maksud pembicara berdasarkan bentuk retorik
wacana yang didengar.
e. Menyimpulkan makna tersirat melalui intonasi yang didengar.
f. Menyimpulkan isi tersirat dengan menggunakan konteks
pembicaraan.
g. Menentukan bias/opini dari wacana yang didengar.
h. Menentukan perincian isi pada pembukaan, inti, dan penutup
wacana lisan yang didengar.
i. Menganalisis hubungan makna pembukaan, inti, dan penutup dari
wacana lisan yang didengar.
6.18 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
j. Menyimpulkan inti (pokok-pokok isi) wacana yang didengar.
k. Mengomentari kebermaknaan isi dari seluruh wacana lisan yang
didengar.
l. Mengomentari ketepatan hubungan makna pembukaan, inti, dan
penutup dari wacana lisan yang didengar.
m. Mengubah kalimat yang didengar dengan kalimat lain yang
memiliki makna sama.
n. Memvariasikan pembukaan, inti, dan penutup dari wacana lisan
yang didengar.
Ciri penilaian menyimak pada pendekatan sistem adalah (a) alat
penilaian cenderung berupa tes, acuan penilaian pada identifikasi makna
kata, perbedaan dua kata, perbedaan intonasi beberapa kalimat yang
mengarah pada ketepatan tata makna, tata bunyi, tata kalimat, dan tata
bentukan; (b) berfokus pada kemampuan menggunakan kata dan kalimat
secara tepat (ketepatan); (c) wacana yang disimak lepas konteks dan
umum; serta (d) aspek kebahasaan menjadi fokus yang akan diukur.
Ciri penilaian pada pendekatan performansi adalah (a) acuan
penilaian pada kemampuan memahami bahasa dalam berbagai konteks
komunikasi; (b) berfokus pada berbagai keterampilan menyimak dengan
menggunakan kata dan kalimat sesuai konteks (kesesuaian konteks); (c)
wacana lisan pada konteks yang terjadi sehari-hari; (d) aspek yang
diukur mencakup kompetensi kebahasaan, kompetensi kewacanaan,
kompetensi sosiolinguistik, dan kompetensi strategi; serta (e) berbagai
ragam respons siswa (menceritakan kembali, menggambar denah, dan
memeragakan) sesuai dengan konteks komunikasi. Secara umum, penilaian berbasis kelas dilakukan dengan prinsip (a)
memandang penilaian sebagai bagian integral dari kegiatan belajar
mengajar; (b) mengembangkan strategi yang mendorong dan
memperkuat proses penilaian sebagai kegiatan refleksi; (c) melakukan
berbagai strategi penilaian dalam program pengajaran untuk
menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar siswa; (d)
mengakomodasi kebutuhan khusus siswa; (e) mengembangkan sistem
pencatatan yang menyediakan cara yang bervariasi dalam pengamatan
belajar siswa; serta (f) menggunakan penilaian dalam rangka
mengumpulkan informasi untuk membuat keputusan tentang tingkat
pencapaian siswa.
RANGKUMAN
⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.19
Prinsip penilaian menyimak adalah (a) tidak mengulang persis teks
yang telah digunakan dalam proses pembelajaran (tidak menilai hafalan
siswa); (b) alat penilaian menyimak yang digunakan pada akhir
pembelajaran menggunakan wacana lisan yang telah dibahas pada
pembelajaran; (c) tidak menggunakan wacana yang isinya sudah dihafal
siswa sehingga dapat dijawab tanpa mendengarkan (kecuali untuk kelas
awal yang dinilai kemampuan dikte imitasinya); (d) menggunakan
rangsangan wacana lisan (BUKAN bacaan), penilaian menyimak
dimulai dengan kegiatan siswa mendengarkan tuturan lisan dan siswa
melakukan berbagai respons yang menunjukkan pemahaman siswa
terhadap wacana lisan yang didengar; (e) menuntut siswa merespons
berdasarkan pemahaman isi wacana yang didengar (siswa menjawab
pertanyaan tentang isi wacana yang didengar, berperan sesuai apa yang
didengar, menggambar/melakukan tindakan seperti perintah yang
didengar; (f) mengukur jabaran indikator langsung dari keterampilan
KD, bukan pengetahuan tentang materi dalam KD; serta (g) mencakup
keseluruhan indikator yang ditetapkan/indikator akhir harus diukur
(tidak hanya indikator antara). Di samping prinsip tersebut, kutipan tuturan yang menjadi bahan
kutipan menyimak harus memiliki syarat-syarat berikut: (a) wacana yang
disimak adalah jenis wacana lisan dengan bentuk khusus sesuai
kompetensi dasar (pidato, wawancara, pengumuman, ceramah, dan
berita); (b) tidak banyak menggunakan kalimat panjang (karena lisan);
(c) unsur lisan (intonasi, prosidi, dan konteks) perlu ditonjolkan; (d)
tidak terlalu teknis sehingga menguntungkan bidang ilmu tertentu
(terlalu ke ekonomi, padahal tes untuk seluruh siswa, baik IPA maupun
IPS); (e) tidak terlalu umum (sudah sangat dihafal siswa walau tanpa
menyimak); (f) tidak bias agama, suku/ras, dan budaya; serta (g)
tingkatan kesulitan bahan teks lisan menyimak tidak terlalu sulit dan
tidak terlalu mudah (berada pada tahap instruksional).
1) Sasaran penilaian keterampilan menyimak yang termasuk keterampilan
mikro adalah kemampuan membedakan ....
A. isi tersurat dan isi tersirat dari tuturan yang didengar
B. isi evaluatif dan kritis dari tuturan yang didengar
C. pertanyaan kritis dan kreatif dari tuturan yang didengar
D. intonasi tanya dan intonasi pernyataan dari tuturan yang didengar
TES FORMATIF 1
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
6.20 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
2) Sasaran penilaian keterampilan menyimak yang termasuk keterampilan
makro adalah kemampuan menentukan ....
A. makna tersirat dari tuturan yang didengar
B. makna intonasi tanya dari tuturan yang didengar
C. satuan makna dari tuturan yang didengar
D. makna kata dari tuturan yang didengar
3) Perbedaan rangsang wacana lisan pada penilaian menyimak pendekatan
sistem dan pendekatan performansi adalah penilaian menyimak pada
pendekatan sistem menggunakan rangsang wacana ….
A. kata, sedangkan pada pendekatan performansi rangsang wacana
berupa kalimat
B. lisan, sedangkan pada pendekatan performansi rangsang wacana
bersifat tertulis
C. lisan yang artifisial, sedangkan pada pendekatan performansi
rangsang wacana bersifat kontekstual
D. lisan monolog, sedangkan pada pendekatan performansi rangsang
wacana lisan interaktif
4) Menyimak berita termasuk jenis keterampilan ....
A. reseptif
B. produktif
C. apresiatif
D. konstruktif
5) Komentar yang sesuai terhadap tes menyimak tersebut adalah soal ....
A. salah karena menggunakan soal objektif untuk menilai menyimak
B. benar karena materi sesuai dengan kompetensi dasar, yaitu berita
C. salah karena menyimak isi yang menjadi sasaran kompetensi
menyimak
D. benar karena panjang semua opsi relatif sama
6) Dengarkan berita yang dibacakan berikut!
Presiden ketiga RI memiliki kompetensi di bidang pembuatan pesawat
terbang. Laki-laki dari Sulawesi Selatan ini sangat setia kepada istrinya.
Laki-laki itu hari ini mengadakan peringatan ulang tahun ke-60.
Pertanyaan yang dibuat guru sebagai berikut.
Jelaskan siapa presiden ketiga RI berdasarkan wacana yang kamu
dengar!
⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.21
Komentar terhadap soal yang dibuat guru adalah ....
A. soal tepat karena sudah sesuai dengan wacana yang didengar siswa
B. soal tepat karena menilai kemampuan menyimak dengan rangsang
lisan
C. soal salah karena menggunakan tes objektif untuk tes menyimak
D. soal salah karena mengukur pengetahuan umum
7) Penilaian menyimak perlu dilakukan dengan prinsip berikut, kecuali ....
A. menggunakan tuturan yang sama dengan pembelajaran
B. tidak menggunakan wacana yang isinya sudah dihafal siswa
sehingga dapat dijawab tanpa mendengarkan (kecuali untuk kelas
awal yang dinilai kemampuan dikte imitasinya)
C. menggunakan rangsangan berupa wacana lisan
D. menuntut siswa merespons setelah mendengar
8) Pak Denias menilai kemampuan menyimak dengan membagikan lembar
wacana berita beserta lembar soal yang harus dijawab siswa. Alasan
ketidaktepatan penilaian menyimak yang dilakukan Pak Denias
adalah ....
A. belum menggunakan jenis wacana yang tepat sesuai kompetensi
B. seharusnya tidak menggunakan berita karena berita untuk dibaca
C. teknik penilaian seharusnya menuntut siswa mendengar
D. belum menggunakan alat audiovisual atau rekaman
9) Bu Daniar melakukan penilaian menyimak dengan model kuis individu
berdasarkan kutipan yang telah dibacakan. Komentar untuk Bu Daniar
adalah penilaian yang dilakukan ....
A. benar karena menggunakan wacana lisan
B. benar karena menggunakan kutipan bacaan
C. salah karena dilakukan dengan kuis
D. salah karena dilakukan secara individu
10) Aspek yang dikoreksi dalam tes menyimak dengan pendekatan sistem
adalah ....
A. ketepatan penggunaan struktur dan ketepatan penulisan lafal
B. kesesuaian dengan tujuan penulisan
C. kesesuaian dengan konteks wacana secara keseluruhan
D. ketepatan pemilihan tema dan kreativitas pilihan kata
6.22 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
11) Wacana berikut ini cocok digunakan sebagai kutipan pada tes menyimak
pada pendekatan performansi adalah ....
A. paragraf
B. kalimat
C. kata yang berbeda bunyi
D. dialog di televisi
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang
belum dikuasai.
Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban yang Benar
100%Jumlah Soal
⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.23
Kegiatan Belajar 2
Alat Penilaian Keterampilan Menyimak dan Teknik Pelaksanaannya
engan mencermati konstruk kemampuan menyimak pada paparan di
atas, dapat disimpulkan bahwa sasaran penilaian keterampilan
mendengar adalah keterampilan berpikir. Karena itu, alat penilaian yang
sesuai untuk menilai keterampilan menyimak adalah tes.
A. PENGEMBANGAN ALAT PENILAIAN MENYIMAK
BERDASARKAN TINGKATAN BERPIKIR
Menurut Bruce (1998), tes dapat digunakan untuk mengukur banyaknya
pengetahuan yang diperoleh individu dari suatu bahan pelajaran yang terbatas
pada tingkat tertentu. Oleh karena itu, tes merupakan alat ukur yang banyak
dipergunakan dalam dunia pendidikan. Tes adalah suatu alat untuk
memperoleh sampel tingkah laku dari suatu ranah tertentu. Tes adalah suatu
alat yang sistematis untuk mengamati dan memerikan satu atau lebih
karakteristik seseorang dengan menggunakan skala numerik atau sistem
kategori. Menurut Asmawi (2001), tes adalah suatu pertanyaan atau
seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang
atribut psikologis yang respons setiap butir pertanyaannya dapat
dikategorikan benar atau salah.
Menurut Kerlinger (2006), tes adalah prosedur sistematis dengan cara
memberi individu sejumlah rangsang buatan untuk ditanggapi. Dari
tanggapan-tanggapan tersebut, penguji dapat memberikan angka bagi pihak
yang diuji sebagai cerminan benar dan tidaknya sebuah tanggapan.
Amati contoh penggunaan tes objektif dan tes esai sebagai alat penilaian
menyimak!
Sasaran tes menyimak adalah kemampuan memahami (reseptif).
Rangsang yang digunakan dalam tes menyimak adalah tuturan lisan dengan
intonasi, jeda, nada, dan tempo yang ada dalam tuturan nyata.
Ditinjau dari kemampuan yang menjadi sasaran tes, kemampuan yang
akan diukur dalam tes menyimak mencakup (1) kemampuan literal:
kemampuan memahami isi teks berdasarkan aspek kebahasaan yang tersurat;
D
6.24 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
(2) kemampuan inferensial: kemampuan memahami isi tuturan yang
tersirat/menyimpulkan isi yang tidak langsung ada dalam teks; (3)
kemampuan reorganisasi: pencarian/penataan kembali ide pokok dan ide
penjelas dalam parafon ataupun ide-ide pokok parafon yang mendukung
tema pembicaraan; (4) kemampuan evaluatif: untuk menilai keakuratan,
kemanfaatan, dan kejelasan isi pembicaraan; serta (5) kemampuan
apresiasi: kemampuan menghargai isi pembicaraan.
Menurut Bloom (Kathrowl, 2002), tingkatan pemahaman mencakup
kemampuan-kemampuan berikut.
1. Kemampuan mengingat, yaitu mendapatkan kembali pengetahuan yang
relevan dari memori jangka panjang. Kemampuan mengingat mencakup
recognizing (mengenali) dan recalling (memanggilan/mengingat
kembali).
2. Kemampuan memahami, yaitu menentukan makna dari pesan lisan,
tertulis, ataupun grafik. Kemampuan tersebut mencakup kemampuan
menginterpretasi, mencontohkan, mengklasifikasi, merangkum,
menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan.
3. Kemampuan menerapkan, yaitu kemampuan mengambil atau
menggunakan suatu prosedur tertentu sesuai situasi yang dihadapi.
Kemampuan menerapkan mencakup kemampuan mengimplementasikan
dan kemampuan melaksanakan (executing).
4. Kemampuan menganalisis, yaitu memecah-mecah materi hingga bagian
yang lebih kecil dan mendeteksi bagian apa yang berhubungan satu sama
lain menuju satu struktur atau maksud tertentu. Kemampuan
menganalisis mencakup kemampuan membedakan, mengorganisasikan,
menghubungkan/menentukan pola hubungan, mengklasifikasi, dan
kemampuan memilah-milah.
5. Kemampuan mengevaluasi, yaitu membuat pertimbangan berdasarkan
kriteria dan standar tertentu. Kemampuan mengevaluasi mencakup
kemampuan memeriksa dan mengkritik dari sudut pandang tertentu.
6. Kemampuan menciptakan, yaitu kemampuan menyusun elemen-elemen
untuk membentuk sesuatu yang berbeda atau membuat produk orisinal.
Kemampuan mencipta mencakup kemampuan menghasilkan dan
kemampuan merencanakan.
⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.25
Proses kognitif meaningful learning atau yang melibatkan proses
berpikir kompleks bisa digambarkan dari struktur C2 hingga C6 (Krathwohl,
2002).
Lampiran
PENTINGNYA SARAPAN PAGI
Berdasarkan penelitian, sarapan dengan menu makanan yang
mengandung karbohidrat kompleks dan glukosa yang digunakan secara
perlahan dalam tubuh akan membantu meningkatkan konsentrasi dan daya
ingat. Banyak orang yang tidak menyadari manfaat sarapan pagi dan
menganggap sarapan itu tidak penting. Padahal, sarapan sangat penting agar
bisa berenergi sepanjang hari. Menu sarapan harus tepat dan bergizi.
Misalnya, gandum utuh yang banyak mengandung karbohidrat kompleks,
serat, dan protein yang membantu memberikan bahan bakar yang cukup
untuk tubuh. Selain gandum, menu yang lainnya adalah sereal. Sereal
merupakan menu makanan yang baik karena rendah lemak, mengandung
karbohidrat kompleks, serta menjadi sumber serat.
Manfaat sarapan pagi, yaitu mencukupi zat gizi, ketahanan tubuh,
membantu memusatkan pikiran untuk belajar dan memudahkan penyerapan
pelajaran, memberi kekuatan metabolisme, menurunkan berat badan,
memberi otak bahan bakar, dan menghindari makanan tak terkontrol. Sarapan
memberikan proporsi signifikan asupan total nutrisi untuk sepanjang hari dan
memberikan kesempatan untuk mengonsumsi makanan yang penuh nutrisi,
seperti zat besi, vitamin, dan serat. Vitamin, mineral, dan nutrisi hanya dapat
diperoleh dari makanan.
Sementara itu, akibat jika tidak rutin sarapan pagi adalah malas dan tidak
dapat berpikir dengan baik, badan terasa lemah karena kekurangan gizi, serta
tidak dapat melakukan aktivitas atau kegiatan pada pagi hari dengan baik.
Dengan mengetahui pentingnya sarapan pagi, mari kita biasakan sarapan pagi
jika kita belum membiasakannya, mulai dari diri kita.
Berikut adalah contoh perencanaan pertanyaan objektif dan esai untuk
kemampuan menyimak (10 pertanyaan objektif dan tiga pertanyaan esai).
6.26 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
Indikator Soal Soal Nomor Soal
Kunci
Diperdengarkan wacana lisan, siswa mampu menjawab pertanyaan literal yang terdapat pada tuturan.
Di bawah ini yang menunjukkan akibat tidak rutin sarapan pagi sesuai dengan tuturan yang kamu dengar adalah …. a. badan lemah karena kekurangan
air putih b. malas dan tidak dapat berpikir
dengan baik c. ketahanan tubuh meningkat d. mata berkunang-kunang
1 B
Diperdengarkan wacana lisan, siswa mampu menjawab pertanyaan literal yang terdapat pada tuturan.
Sesuai dengan bacaan di atas, kebutuhan serat, vitamin, dan mineral dapat diperoleh dengan …. a. mengonsumsi sayur, buah, dan
susu b. berolahraga dengan rutin c. beristirahat dengan cukup d. minum vitamin tambahan atau
suplemen
2 A
Diperdengarkan wacana lisan, siswa mampu menjawab pertanyaan inferensial dari tuturan yang didengar.
Dampak negatif melalaikan sarapan pagi yang dikemukakan pada tuturan yang didengar adalah .... a. penurunan berat badan b. makanan tidak terkontrol c. tidak dapat konsentrasi menerima
pelajaran pada pagi hari d. ketahanan tubuh berkurang
3 C
Diperdengarkan wacana lisan, siswa mampu menjawab pertanyaan kritis yang terdapat pada tuturan.
Sesuai dengan informasi yang kamu dengar, yang memengaruhi ketahanan tubuh adalah …. a. makan makanan yang terpilih,
bergizi, dan banyak b. makan makanan yang
mengandung karbohidrat kompleks, serat, dan gizi
c. rajin berolahraga dan minum air putih pada pagi hari
d. minum vitamin yang banyak dan makan sering
4 B
Diperdengarkan wacana lisan, siswa mampu menjawab pertanyaan reorganisasi yang
Menurut tuturan yang kamu dengar, yang merupakan dampak positif sarapan pagi sebagai berikut, kecuali
5 A
⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.27
Indikator Soal Soal Nomor Soal
Kunci
terdapat pada tuturan. .… a. tubuh kenyang b. otak lebih cerdas c. aktivitas otak lancar d. mudah konsentrasi
Diperdengarkan wacana lisan, siswa mampu menjawab pertanyaan pemecahan masalah.
Andi setiap hari tidak sarapan pagi. Yang akan terjadi pada Andi adalah …. a. Andi akan mengalami kegemukan
karena makanan tidak terkontrol b. Andi akan mengalami kegemukan
karena gizi terpenuhi pada siang hari
c. Andi akan kurus karena kurang nutrisi dan air putih
d. Andi akan kurus karena kurang karbohidrat
6 A
Diperdengarkan wacana lisan, siswa mampu menjawab pertanyaan pemecahan masalah.
Menu makanan yang baik untuk sarapan sesuai dengan yang dikemukakan adalah .... a. gandum dan sereal b. nasi goreng dan telur c. nasi goreng dan ayam d. nasi putih dan sayur
7 A
Diperdengarkan wacana lisan, siswa mampu menjawab pertanyaan pemecahan masalah.
Dewi biasanya sangat aktif di dalam kelas. Namun, pagi ini, dia lupa sarapan pagi. Yang akan terjadi pada Dewi di kelas nanti adalah …. a. tidak bisa konsentrasi ketika
belajar b. badan menjadi kuat c. konsentrasi semakin meningkat d. berat badan akan turun
8 A
Diperdengarkan wacana lisan, siswa mampu menjawab pertanyaan literal.
Di bawah ini yang bisa membantu memberikan bahan bakar untuk tubuh adalah .... a. vitamin dan nutrisi b. protein dan lemak c. karbohidrat kompleks dan protein d. mineral dan lemak
9 C
Diperdengarkan wacana lisan, siswa mampu menjawab pertanyaan inferensial.
Pengaruh sarapan pagi untuk tubuh adalah …. a. aktivitas kurang maksimal b. konsentrasi meningkat dan
10 B
6.28 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
Indikator Soal Soal Nomor Soal
Kunci
ketahanan tubuh meningkat c. badan menjadi sehat karena gizi
terpenuhi d. pikiran lancar karena tubuh
kenyang
Diperdengarkan wacana lisan, siswa mampu menjelaskan kelengkapan informasi yang didengar dengan bukti pada tuturan.
Esai Jelaskan pendapatmu tentang kelengkapan informasi yang kamu dengar tadi!
Diperdengarkan wacana lisan, siswa mampu mengomentari kebermaknaan isi dan buktinya.
Buatlah komentar berkaitan dengan kebermaknaan isi tuturan yang kamu dengar!
Diperdengarkan wacana lisan, siswa mampu mengomentari penggunaan bahasa dan intonasi pada tuturan.
Buatlah komentar berkaitan dengan penggunaan bahasa dan intonasi pada tuturan yang didengar! Tunjukkan bukti yang ada pada tuturan!
B. PENYUSUNAN TES MENYIMAK BERDASARKAN
KOMPETENSI DASAR
Perencanaan tes objektif/esai dalam penilaian keterampilan menyimak
dilakukan dengan langkah (a) mencermati konstruk menyimak yang
tergambar pada SK/KD, (b) menjabarkan KD menjadi indikator, (c)
menyusun indikator soal, (d) memilih bentuk alat penilaian, (e) memilih
rekaman lisan yang sesuai dengan genre wacana pada KD, (f) menyusun
pertanyaan (tiap indikator dapat menjadi satu pertanyaan/lebih dan kata kerja
pada indikator sesuai dengan kata kerja pada soal), serta (g) menyusun
pedoman rambu-rambu jawaban.
Contoh penggunaan tes pada keterampilan menyimak dipaparkan
berikut.
1. KD: Menyimpulkan Pokok- pokok Berita
Contoh
Indikator keterampilan menyimak di SD
⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.29
KD: menentukan pokok-pokok berita yang didengar
Indikator
1) Mampu menentukan jawaban pertanyaan apa (tentang topik) dari berita
yang didengar.
2) Mampu menentukan jawaban pertanyaan siapa dari berita yang didengar.
3) Mampu menentukan jawaban pertanyaan di mana dari berita yang
didengar
4) Menentukan jawaban pertanyaan kapan dari berita yang didengar
5) Menyimpulkan jawaban pertanyaan mengapa dari berita yang didengar
6) Meringkas bagaimana proses terjadinya peristiwa
a. Teknik tes (bentuk tes esai)
b. Prosedur
Diperdengarkan berita (yang belum pernah didengar siswa)
Ditpol Air (Direktorat Polisi Perairan) Kepolisian Daerah Jawa Timur
berhasil menggagalkan upaya penyelundupan 1.000 ton solar di Alur
Pelayaran Timur Surabaya. Solar tersebut diduga akan dibawa ke Laut
Arafuru dan akan dijual kepada nelayan asing yang banyak menangkap ikan
di perairan tersebut.
Saat Wakil Kepala Badan Pembinaan dan Keamanan Markas Besar
(Mabes) Kepolisian Republik Indonesia (Polri) Inspektur Jenderal Jonny
Yodjana mengunjungi barang bukti, ia mengungkapkan bahwa
penyelundupan dilakukan oleh Motor Tanker Pusaka 2, Tongkang Indo
Ocean, dan Tag Boat Sentausa.
Penyelundupan dilakukan pada Jumat pukul 19.00 di sekitar satu
kilometer sebelah utara Dermaga Zamrud Utara Pelabuhan Tanjung Perak,
tepatnya 07°22’35’ lintang selatan dan 112°59’95’ bujur timur. Saat itu,
Kapal Patroli Rajawali-623 milik Mabes Polri berpatroli di perairan Selat
Madura melihat kegiatan bungker (pemindahan bahan bakar minyak dari satu
kapal ke kapal lain) dari tongkang TK Indo Ocean ke Motor Tanker (MT)
Pusaka 2 dibantu satu unit Tag Boat (TB) Sentausa. Pada saat kejadian, solar
yang sudah dipindahkan ke Kapal Tanker Pusaka 2 sebanyak 728 ton.
Setelah semua ABK dan nakhoda diperiksa, yang ditetapkan sebagai
tersangka adalah nakhoda Indo Ocean, Damous Minggu; nakhoda MT
Pusaka 2, Usman Muhammad; serta mualim 1 MT Pusaka 2 yang
berkebangsaan Thailand dan mualim 1 TK Indo Ocean. Anak buah kapal
(ABK) MT Pusaka 2 yang berjumlah 11 orang berasal dari Thailand akan
6.30 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
diperiksa menyangkut keabsahan dokumen kewarganegaraan. Sementara itu,
ABK TK Indo Ocean dan TB Sentausa yang seluruhnya berjumlah 14 orang
dan berkebangsaan Indonesia juga menjalani pemeriksaan. Belum dapat
dipastikan apakah mereka semua atau sebagian akan ditetapkan sebagai
tersangka. Kepolisian akan mengembangkan kasus ini agar dapat menangkap
pemilik solar sesungguhnya.
Atas kejadian itu, semua tersangka akan dijerat dengan Pasal 55 dan 56
KHUP. Juga, Pasal 55 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang
Minyak dan Gas Bumi.
c. Contoh soal
Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan berita yang telah diperdengarkan!
1) Apa topik berita yang kamu didengar?
2) Siapa saja yang diberitakan?
3) Di mana peristiwa yang diperdengarkan terjadi?
4) Kapan peristiwa pada berita yang diperdengarkan terjadi?
5) Mengapa peristiwa dalam berita terjadi?
6) Buatlah ringkasan proses terjadinya peristiwa!
2. KD: Menyimpulkan Isi Dialog Interaktif
Indikator
1) Mampu menentukan pokok-pokok dialog interaktif.
2) Mampu menyimpulkan isi dialog interaktif.
⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.31
Contoh pertanyaan tes menyimak perbincangan/dialog
Perbincangan kita kali ini akan membahas salah satu penyakit keluarga,
yaitu tuberkulosis atau yang sering disebut TBC. Narasumber kita ada dua
orang, yaitu Dokter Fitri dan Bapak Supadi. Secara perinci, perbincangan
kita akan membahas mengapa orang bisa terserang TBC dan bagaimana
mengatasi jika orang-orang terdekat kita terkena TBC.
Pemandu : Mengapa, Dok, orang bisa terserang TBC?
Dokter : TBC merupakan penyakit infeksi. Dengan terpapar virus
TBC, manusia bisa terserang TBC.
Pemandu : Kondisi lingkungan atau perilaku individu tidak sehat dapat
terkena penyakit TBC?
Dokter : Perilaku hidup sehat dan lingkungan hidup sehat jelas
memengaruhi karena faktor yang menyebabkan TBC adalah
kekebalan tubuh menurun. Virus TBC juga hidup di tempat
yang lembap.
Pemandu : Ciri-ciri apa yang dapat dilihat pada diri penderita TBC?
Bagaimana pengalaman Bapak tentang penyakit ini?
Supadi : Saya sakit dulu dimulai dengan sering batuk-batuk dan makin
lama tubuh saya makin kurus. Sampai akhirnya, ada batuk
darah.
Dokter : Tapi, bukan berarti semua orang yang batuk itu menderita
TBC, lho. Batuk bisa menjadi tanda penyakit lain, misalnya
flu atau bronkitis. Batuk darah juga bisa disebabkan iritasi
atau mimisan. Ciri khas TBC batuk terus-menerus selama tiga
minggu dan nafsu makan menurun sehingga badan semakin
kurus.
Pemandu : Media penularan TBC itu melalui apa saja, Dok?
Dokter : Penularannya lewat dahak yang terbawa lewat udara atau
tempat makan yang terpapar dahak dan belum dicuci dengan
bersih.
tuk bergaul dengan penderita TBC
Pemandu : Pak Supadi ini sekarang bertugas mengingatkan penderita
TBC untuk minum obat. Apa motivasi Bapak?
Supadi : Dulu, saya penderita, sekarang saya ingin menularkan
pengalaman saya dengan mengingatkan minum obat kepada
penderita. Saya ingin jangan sampai penderita TBC salah
dalam menyembuhkan penyakitnya.
Pemandu : Mengapa, Dok, harus ada kelompok pengingat minum obat
seperti Pak Supadi ini?
Dokter : Hal ini berkaitan dengan sifat kuman TBC yang sangat kuat.
6.32 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
Kalau minum obat tidak tuntas berturut-turut selama enam
bulan, kuman akan menyebar. Ketidakteraturan minum obat
membuat penderita kebal. Karena itu, perlu pemahaman
pengingat minum obat.
Pemandu : Apa saran dokter sebelum perbincangan ini ditutup?
Dokter : TBC masih cukup banyak. Segeralah ke dokter jika menemui
tanda-tanda yang diuraikan tadi. Jika terbukti memang
menderita TBC, jangan sampai tidak teratur minum obat.
Yang lebih penting, tingkatkan kekebalan tubuh dengan jalan
meningkatkan lingkungan hidup dan makan bergizi.
Pemandu : Pak Supadi, silakan memberikan saran dan harapan kepada
pendengar.
Supadi : Saya hanya ingin menekankan bahwa penyakit TBC bisa
disembuhkan. Syaratnya, harus teratur minum obat dan sabar
minum obat sampai enam bulan meskipun sudah merasa
sehat.
Pemandu : Begitulah para pendengar perbincangan kesehatan kita untuk
minggu ini. Semoga bermanfaat. Salam.
Sumber: ATV, 2 Agustus 2011.
Soal
1) Tulislah pokok-pokok dialog interaktif!
2) Buatlah kesimpulan dari berita interaktif yang kamu dengar!
Dari uraian tersebut, tampak bahwa penulisan soal berdasarkan indikator
kompetensi. Dari kompetensi dasar, dirumuskan indikator yang relevan
dengan bangunan (konstruk) kompetensi dasar. Dari indikator, disusunlah
soal yang sesuai.
C. PENGGUNAAN ALAT PENILAIAN ALTERNATIF DALAM
PENILAIAN PROSES MENYIMAK
Penggunaan berbagai instrumen alternatif dilakukan pada penilaian
kemampuan menyimak dan dimaknai sebagai alat pembelajaran bahasa yang
lebih luas. Murid hendaknya dibimbing menjadi pribadi yang memanfaatkan
kemampuan menyimak sebagai tujuan yang bermakna. Strategi pengamatan
dapat dipadukan dengan teknik catatan anekdotal, wawancara dan survei,
⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.33
konferensi dan diskusi, ceklis, menceritakan kembali, tes diagnostik, serta
menyimak buku.
1. Penggunaan Portofolio dalam Penilaian Menyimak
Kemampuan menyimak berbagai ragam wacana tulis perlu
didokumentasikan sebagai bukti kemampuan menyimak siswa dan respons
personal siswa terhadap wacana yang didengar. Respons hasil menyimak
siswa bisa diwujudkan dalam bentuk pohon pemahaman atau balon
pemahaman tentang paragraf atau buku yang didengar. Amati contoh-contoh
berikut.
Gambar 6.2
Cara mengatasi
jika ada
seseorang
terserang stroke
Pesan dokter dan
tips jika tidak
terserang stroke
Sebab-sebab
stroke
Ciri-ciri stroke
Mendengarkan Dialog Interaktif Kesehatan
Mengatasi Stroke
6.34 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
2. Penggunaan Berbagai Alat Alternatif dalam Penilaian Proses
Menyimak Pemahaman
Penggunaan berbagai instrumen alternatif dilakukan pada penilaian
kemampuan menyimak dimaknai sebagai alat pembelajaran bahasa yang
lebih luas. Murid hendaknya dibimbing menjadi pribadi yang memanfaatkan
kemampuan menyimak dan menulis sebagai tujuan yang bermakna. Strategi
pengamatan dapat dipadukan dengan teknik catatan anekdotal, wawancara
dan survei, konferensi dan diskusi, ceklis, menceritakan kembali, tes
diagnostik, serta menyimak buku.
a. Catatan anekdotal
Catatan anekdotal adalah catatan pengamatan informal yang
menggambarkan perkembangan bahasa dan perkembangan sosial, kebutuhan,
kelebihan, kekurangan, kemajuan, gaya belajar, keterampilan, dan strategi
yang digunakan oleh pembelajar atau apa saja yang tampak bermakna ketika
dilakukan pengamatan. Catatan-catatan ini biasanya berupa komentar singkat
yang sangat spesifik mengenai sesuatu yang dikerjakan dan yang perlu
dikerjakan oleh anak. Wujudnya berupa kumpulan informasi yang
didokumentasikan secara terus-menerus dan menggambarkan perkembangan
kemampuan berbahasa anak secara luas.
Catatan anekdotal dapat dibuat dalam berbagai kegiatan, misalnya
menulis jurnal, memainkan drama, menyimak nyaring, diskusi kompak,
pengucapan, kerja mandiri, dan menulis. Latar pembuatan catatan dapat
berupa kelas secara keseluruhan, kelompok kecil, atau individu. Biasanya,
catatan anekdotal itu mengenai keadaan murid secara individual, murid yang
berhadapan satu per satu dengan guru, guru mengamati murid, atau anak
bekerja dalam konteks tertentu.
b. Konferensi atau diskusi
Konferensi atau diskusi merupakan alat penilaian yang dapat digunakan
untuk memantau proses pembelajaran. Dengan mengikuti keinginan murid
dan tidak memaksakan keinginan guru, konferensi memungkinkan bagi guru
untuk memahami murid-murid sebagai pembelajar dan pembimbing mereka
menghubung-hubungkan kemampuan mereka berbahasa. Banyak guru yang
mulai dengan konferensi (berdiskusi dengan murid) dalam membuat catatan
anekdotal. Di samping konferensi menulis, perlu juga diadakan konferensi
menyimak yang berhubungan dengan kegiatan menyimak secara individual.
⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.35
c. Menceritakan kembali
Teknik menceritakan atau menuliskan kembali hasil bacaan merupakan
strategi yang efektif untuk menilai pemahaman dan merupakan suatu
alternatif untuk menindaklanjuti pertanyaan-pertanyaan guru. Murid ditugasi
menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri tentang apa yang mereka
pahami. Latar pembelajaran dibuat sesantai dan seinformal mungkin.
Menceritakan kembali dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan
berbahasa lisan dan kemampuan memahami bacaan.
d. Asesmen terhadap strategi menyimak
Dalam kegiatan pembelajaran menyimak, guru sering kali mengamati
siswanya, apakah mereka telah memahami materi yang dipelajari, apakah
mereka dapat merespons dengan tepat, dan apakah mereka menyukai
aktivitas menyimak. Hal inilah yang merupakan esensi asesmen kelas.
Pengamatan dapat diartikan sebagai kegiatan melihat aktivitas anak dalam
belajar, mencatat bagaimana mereka melaksanakan tugas, dan bagaimana
hasilnya. Pengamatan terjadi secara simultan dengan kegiatan pengajaran dan
sering kali dilakukan dengan menggunakan format-format yang telah
disiapkan.
e. Catatan anekdotal
Catatan anekdotal adalah catatan pengamatan informal yang
menggambarkan perkembangan bahasa dan perkembangan sosial, kebutuhan,
kelebihan, kekurangan, kemajuan, gaya belajar, keterampilan, dan strategi
yang digunakan oleh pembelajar atau apa saja yang tampak bermakna ketika
dilakukan pengamatan. Catatan-catatan ini biasanya berupa komentar singkat
yang sangat spesifik mengenai sesuatu yang dikerjakan dan yang perlu
dikerjakan siswa. Wujudnya berupa kumpulan informasi yang
didokumentasikan secara terus-menerus dan menggambarkan perkembangan
kemampuan menyimak siswa secara luas.
Catatan anekdotal dapat dibuat dalam berbagai kegiatan menyimak.
Latar pembuatan catatan dapat berupa kelas secara keseluruhan, kelompok
kecil, atau individu. Biasanya, catatan anekdotal mengenai keadaan murid
secara individual, murid yang berhadapan satu per satu dengan guru, guru
mengamati murid, atau anak bekerja dalam konteks tertentu.
6.36 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
f. Asesmen terhadap strategi menyimak
Dalam kegiatan pembelajaran menyimak, guru sering kali mengamati
siswanya, apakah mereka telah memahami materi yang dipelajari, apakah
mereka dapat merespons dengan tepat, dan apakah mereka menyukai
aktivitas menyimak. Hal inilah yang merupakan esensi penilaian proses
pembelajaran menyimak. Pengamatan dilakukan secara simultan dengan
kegiatan pengajaran dan sering kali dilakukan dengan menggunakan format-
format yang telah disiapkan.
g. Pengamatan terstruktur terhadap kesulitan-kesulitan murid dalam
menyimak
Pengamatan merupakan salah satu sarana untuk mengumpulkan
informasi yang berguna bagi guru dalam pengambilan keputusan.
Pengamatan yang dilaksanakan secara teratur dapat membantu guru
mengenali secara dini kelemahan-kelemahan anak sehingga kelemahan
tersebut dapat ditangani dengan baik. Guru sering melakukan pengamatan
secara tak terstruktur dan tidak membuat catatan-catatan hasil pengamatan.
Perlu diingat bahwa bagaimanapun baiknya daya ingat seorang guru, mereka
sulit dapat mengingat semua kegiatan yang dihadapi sehari-hari. Untuk itu,
guru disarankan untuk melakukan pengamatan terstruktur dan mencatat
hasilnya. Selama melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswanya, guru
disarankan untuk membuat catatan atau rekaman dengan fokus atau tujuan
tertentu. Informasi yang didapat selanjutnya didokumentasikan sehingga
dapat dimanfaatkan untuk kepentingan perencanaan program.
Daftar cek pengamatan
Keterampilan menyimak/menyimak
Nama murid : .......................................... kelas
Nama penguji : ..........................................
No. Aspek yang diamati Peng. I (.....) Peng. I (.....)
Baik Kurang Baik Kurang I. Kemampuan berkonsentrasi Persepsi lisan Membedakan bunyi-bunyi II. Pemahaman literal 1. Mengingat fakta 2. Mengingat perincian isi 3. Mengingat perincian peristiwa
⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.37
4. Mengingat hubungan sebab akibat 5. Mengenali hubungan tambahan 6. Mengingat hubungan perbandingan 7. Mengingat hubungan pertentangan 8. Mengingat hubungan contoh
III. Pemahaman inferensial dan reorganisasi 1. Menyimpulkan ide pokok bacaan 2. Menggambarkan kesimpulan/
generalisasi
3. Menafsirkan hubungan sebab akibat 4. Memberikan contoh lain 5. Menafsirkan gambar dan ilustrasi 6. Merangkum peristiwa atau butir-butir
pokok
7. Menafsirkan makna tersirat IV. Pemahaman kritis 1. Membedakan opini penulis dan fakta 2. Menganalisis kesesuaian contoh
dengan teori yang dikemukakan penulis
3. Menilai maksud penulis 4. Menilai tulisan berdasarkan cita rasa
personal
5. Mempertanyakan pernyataan penulis 6. Menganalisis kesesuaian keseluruhan
ide (tidak ada yang kontradiktif)
7. Menilai dengan kriteria eksternal V. Berkreasi berdasarkan yang didengar 1. Membuat contoh lain 2. Menulis kembali isi wacana dengan
menggunakan bahasa/sudut pandang yang berbeda
3. Menambahkan bagian tertentu dari teks dengan ide yang relevan (sumber lain)
4. Memecahkan masalah berdasarkan informasi/teori dalam
5. Mengembangkan peta semantis berdasarkan apa yang didengar
6.38 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
Daftar cek sikap siswa dalam pembelajaran
Nama
Kerja sama (mau berpartisipasi dalam
menyelesaikan tugas kelompok)
Kecermatan dan konsentrasi
(dapat berkonsentrasi/ penuh perhatian
menyimak)
Tanggung jawab (menyelesaikan tugas sampai
selesai)
Taat aturan (ketepatan
prosedur yang disepakati)
Jurnal refleksi menyimak
Jurnal refleksi berisi refleksi langkah yang telah dilakukan siswa dalam
menyimak. Selain itu, jurnal refleksi berisi kesulitan dan bagian yang sudah
dipahami/belum dipahami oleh siswa. Contoh alat penilaian jurnal refleksi
menyimak dipaparkan berikut.
Nama: ..................
Refleksi menyimak
1. Langkah yang saya lakukan dalam menyimak adalah ..............................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
............................................................................................................................
.............................................................................................................................
2. Kesulitan saya dalam menyimak pidato adalah .........................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
............................................................................................................................
3. Upaya yang telah saya lakukan untuk mengatasi kesulitan adalah ……….
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
............................................................................................................................
⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.39
D. PERENCANAAN PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN
MENYIMAK
Amati perencanaan penilaian pembelajaran menyimak berikut!
KD: menentukan ringkasan pidato
Indikator
1. Mampu menyusun ringkasan isi pidato yang didengar.
2. Mampu menyusun tema isi pidato yang didengar.
Tugas
Dengarkan pidato berikut!
Hasan Wirayuda
Sambutan Menteri Luar Negeri RI pada Resepsi Peringatan Hari Ulang
Tahun ke-61 Departemen Luar Negeri di Gedung Pancasila
Jakarta, 25 Agustus 2006
Para pejabat Departemen Luar Negeri,
Para anggota duta belia yang baru kami kukuhkan beberapa jam yang
lalu,
Hadirin yang saya hormati,
Hari ini adalah hari kita semua. Pada hari ini, kita merayakan hari ulang
tahun ke-61 Departemen Luar Negeri. Deplu lahir dua hari setelah
proklamasi kemerdekaan. Deplu tumbuh dan berkembang sesuai dengan
tumbuh dan berkembangnya republik kita tercinta. Karena itu, kami ingin
mengajak para hadirin yang saya hormati untuk mengenang kembali,
6.40 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
mengingat perjuangan para pendahulu kita, para pejuang diplomasi yang
telah ikut mengawal republik kita sejak hari pertama republik
diproklamasikan.
Kita kenang mereka dengan kebanggaan, akan dedikasi dan pengabdian
mereka di bidang diplomasi. Saya ingin kita semua menundukkan kepala,
mendoakan semoga arwah para pejuang diplomat kita mendapat tempat yang
layak di sisi Tuhan.
Pertemuan ini merupakan kesempatan bagi kami untuk terus-menerus
menyampaikan penghargaan kepada para senior dan sesepuh Departemen
Luar Negeri. Deplu yang kita kenal sekarang, yang terus berjaya adalah
berkat perjuangannya. Deplu yang sekarang tidak lepas dari upaya jerih
payah para senior kami dalam membangun Departemen Luar Negeri.
Hadirin yang berbahagia,
Pagi ini, kami baru mengukuhkan 70 duta belia Indonesia. Mereka
adalah pelajar-pelajar terbaik yang mewakili provinsi-provinsi dari seluruh
wilayah Indonesia. Sejumlah 66 siswa siswi wakil terbaik provinsi dan empat
pelajar terbaik yang memenangkan berbagai olimpiade. Mereka telah
memenangkan Olimpiade Fisika Internasional di Singapura dan
memenangkan Junior Nobel Prize. Jadi, bersama kita pada siang ini, para
duta besar senior, para duta besar yang masih menjalankan secara aktif tugas
di Departemen Luar Negeri dan para duta belia, ada konsistensi dan
percayalah dengan ini kami juga ingin membangun keberlanjutan dari apa-
apa yang bapak-bapak dan ibu-ibu telah sumbangkan bagi diplomasi.
Duta belia kami kembangkan sejak tahun 2003. Generasi muda yang di
depan ibu-ibu dan bapak-bapak adalah angkatan ketujuh. Di era globalisasi
ini, kita perlukan pemuda-pemuda yang tidak hanya kuat semangat
kebangsaan, tetapi juga paham akan persoalan-persoalan yang dihadapi oleh
bangsa dan oleh mereka di kemudian hari. Di samping itu, kita juga perlu
pemuda-pemuda yang paham dan kenal dekat dunia di luar kita. Karena itu,
kami kirim mereka juga ke luar negeri. Beberapa tahun lalu, kami kirim
mereka ke Singapura dan Malaysia. Tahun lalu, kami kirim mereka ke
Australia. Tahun ini, kami kirim ke Cina, Beijing, Hong Kong, Shanghai, dan
Guangdong.
Saya menghargai bantuan semua pihak, termasuk perwakilan dan staf
perwakilan yang juga bergotong royong urunan untuk menjadi tuan rumah
dari kunjungan mereka. Kami berharap, dari para duta belia tidak hanya
⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.41
merupakan bagian konstituen diplomasi jika mereka kembali ke wilayahnya,
ke publiknya masing-masing, tetapi dari mereka juga akan muncul di
kemudian hari duta besar-duta besar Republik Indonesia. Saya juga punya
harapan seperti harapan Pak Alatas, di antara mereka akan lahir menteri-
menteri luar negeri.
Bukan maksud saya untuk memberikan sambutan yang berkepanjangan,
sekali lagi kami ingin ucapkan selamat kepada para senior kami, tetapi juga
kepada kita semua pada hari ulang tahun ke-61 Departemen Luar Negeri.
Semoga Departemen Luar Negeri terus berjaya. Dirgahayu Departemen
Luar Negeri kita.
Terima kasih.
Sumber: Direktorat Informasi dan Media Departemen Luar Negeri Republik
Indonesia.
Soal
1. Buatlah ringkasan isi pidato yang telah kamudengarkan!
2. Buatlah komentar terhadap isi pidato yang kamu dengarkan!
Rubrik menyimak
LEMBAR PEDOMAN PENSKORAN SOAL TAP
No. Aspek/konsep yang dinilai Skor
1.
2.
a. mengenang para pendahulu yang telah berdedikasi dan mengabdi
untuk kemajuan Deplu
5
b. memberitahukan program duta belia dari tahun-tahun sebelumnya
sampai tahun ini
5
Program duta belia merupakan program Deplu untuk untuk mendidik
5
generasi muda memperkenalkan negaranya ke negara lain
5
10
10
6.42 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
E. TEKNIK PENILAIAN MENYIMAK
Ditinjau dari segi waktu pelaksanaan, pengumpulan informasi
kompetensi kemampuan menyimak dapat dilakukan terintegrasi atau terpisah
dengan proses pembelajaran. Pelaksanaan secara terintegrasi berarti
melaksanakan penilaian berbicara setelah tahap eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi (dilaksanakan setelah pembelajaran selesai). Pelaksanaan secara
terpisah berarti dilaksanakan dengan waktu khusus dalam suasana ujian
praktik.
Pelaksanaan penilaian kompetensi menyimak a ditinjau dari jumlah
kompetensi dasar dan waktu pelaksanaannya dibedakan menjadi tiga cara.
Cara pertama adalah melaksanakan penilaian tiap satu kompetensi menyimak
terintegrasi dalam pembelajaran. Pada jenis penilaian ini, seorang guru
menilai satu kompetensi menyimak secara terintegrasi dalam proses
pembelajaran. Cara kedua adalah melaksanakan penilaian beberapa
kompetensi menyimak dengan menyediakan waktu tes tersendiri. Cara kedua
ini juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan yang menonjol pada
cara kedua adalah efisiensi waktu dan kepraktisan pelaksanaan.
Ditinjau dari keterpaduan dengan kompetensi dasar lain, pelaksanaan
penilaian berbicara dapat dilaksanakan terintegrasi dengan penilaian
keterampilan berbicara. Guru merancang pembelajaran menyimak dan
berbicara secara terpadu dan menilainya secara terpadu juga. Pada waktu
siswa membawakan pidato, dinilai kemampuan pidatonya. Pada waktu
menjadi pendengar, siswa dinilai kemampuan menyimak. Pembelajaran dan
penilaian secara terpadu ini dari waktu sangat efisien.
Ditinjau dari segi jumlah siswa, strategi pelaksanaan penilaian
menyimak dikelompokkan menjadi dua cara. Cara pertama adalah
melaksanakan penilaian kompetensi menyimak secara individual. Cara kedua
pelaksanaan penilaian kompetensi berbicara adalah melakukan secara
berkelompok (listening team).
Berdasarkan penggunaan rubrik dan penyusunan rubrik, terdapat
penilaian oleh sejawat (peer assesment) dan penilaian oleh guru (teacher
assesment). Berdasarkan teknik penilaian yang digunakan, terdapat ragam
penilaian keterampilan berbicara yang mencakup (a) penilaian unjuk kerja
individu, (b) penilaian unjuk kerja tim (speking team) dengan peer
assessment, dan (c) penilaian unjuk kerja individu terpadu dengan
keterampilan reseptif.
⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.43
Pemirsa, investigasi kita kali ini akan menelusuri penggunaan zat
tambahan yang semakin disalahgunakan. Kami berhasil mewawancarai
Edi, bukan nama sebenarnya, yang telah lama menjual siomay dari ikan
busuk.
Pemandu : Sudah berapa lama berdagang siomay dengan ikan busuk dan
boraks?
Edi : Sudah puluhan tahun.
Pemandu : Apa tidak tahu kalau itu berbahaya?
Edi : Semua teman-teman juga begitu, kayaknya biasa-biasa saja.
Pemandu : Dari mana mendapatkan ikan busuk dan zat kimia berbahaya
itu?
Edi : Kami sudah langganan dan kami tahu sama tahu.
Pemandu : Bagaimana ciri-ciri siomay yang mengandung boraks?
Edi : Tidak ditanggapi lalat, siomay lebih kenyal, warnanya
mencolok, dan baunya menyengat.
Pemandu : Apakah Anda tidak memikirkan dampak yang akan
ditimbulkan jika pembeli mengonsumsi makanan itu?
Edi : Ya, gimana, ya, Mbak, saya butuh uang untuk keluarga.
Pemandu : Mengapa Anda tidak memilih bahan campuran lain agar tidak
membahayakan kesehatan pembeli?
Edi : Saya cuma cari yang mudah, Mbak, biar dapat untung yang
lebih.
1. Wacana Lisan dan Menjawab Soal Esai/Objektif dari Tingkatan
Berpikir
Teknik penilaian menyimak dengan menggunakan tes esai atau objektif
yang disusun berdasarkan tingkatan berpikir tertentu. Misalnya, dengan
tingkatan membaca literal, inferensial, reorganisasi, evaluatif/ kritis, dan
kreatif (menggunakan informasi untuk memecahkan masalah yang dihadapi).
Contoh penggunaan tes sebagai alat penilaian menyimak seperti berikut.
Simaklah tuturan berikut!
Tugas
1. Pertanyaan literal
Dari mana pelaku mendapatkan ikan busuk dan zat kimia berbahaya?
2. Pertanyaan inferensial
6.44 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
Apakah penjual benar-benar tidak tahu bahaya boraks dan penggunaan
ikan busuk?
3. Pertanyaan reorganisasi
Mengapa pelaku memilih membuat siomay dari bahan ikan busuk?
4. Pertanyaan evaluatif/kritis
Berilah komentar terhadap konsistensi jawaban pedagang siomay pada
dialog tersebut!
5. Pertanyaan pemecahan masalah (menggunakan untuk memecahkan
masalah)
Kalau kamu akan membeli siomay, bagian mana dari isi tuturan yang
akan kamu gunakan untuk memilih siomay yang baik dan sehat?
2. Wacana Lisan dengan Tes Cloze
Tes jenis ini dilakukan dengan memperdengarkan tuturan lisan yang
utuh, kemudian siswa menerima bacaan yang bagian-bagiannya
dirumpangkan. Siswa mendapat tugas untuk melengkapi bagian yang
rumpang sesuai isi wacana yang didengar. Pengisian bagian yang rumpang
bisa individu atau kelompok. Kata yang dirumpangkan adalah kata ke-n atau
kata-kata khusus. Pelesapan kata-kata (word deletion) dari suatu wacana tulis
itu merupakan ciri khas dari tes cloze. Pada format aslinya, pelesapan kata-
kata itu dilakukan secara ajek dan sistematis dengan menerapkan rumus
setiap kata ke-n. Maksudnya adalah pada suatu teks yang telah dipilih
berdasarkan suatu kriteria tertentu, setiap kata ke-n dilesapkan sehingga
meninggalkan bagian-bagian kosong pada teks ada jarak yang ajek, misalnya
setiap kata ketujuh, kesembelina, dan seterusnya. Dengan demikian, pada
suatu teks yang digunakan sebagai bahan tes cloze, akan terdapat sejumlah
tempat kosong yang berjarak ajek setiap kata ke sekian (ke-n). Dalam hal ini,
tugas peserta tes adalah berusaha menemukan kata-kata yang telah
dilesapkan itu dan memasukkannya kembali pada tempatnya semula seperti
teks aslinya (tuturan yang didengarkan).
Menemukan secara tepat kata-kata yang telah dilesapkan semacam itu
hanya dimungkinkan atas dasar kemampuan memahami konteks dan
hubungan suatu kata dengan bagian teks bacaan yang mendahului atau
mengikutinya atau bahkan teks secara keseluruhan. Hal itu jelas menuntut
bukan sekadar penguasaan kemampuan kosakata, melainkan penguasaan
jenis kemampuan dan unsur bahasa lain, termasuk kemampuan menulis, tata
bahasa, penggunaan tanda baca, dan memahami teks. Adapun jumlah kata
⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.45
yang dilesapkan untuk satu tes cloze biasanya sekitar 50 buah yang berarti 50
buah butir tes.
Pemilihan teks (tuturan) untuk penyusunan tes cloze merupakan hal yang
penting karena berkaitan dengan ciri-ciri pokok tes cloze yang perlu
diperhatikan, terutama dalam kaitan dengan kesesuaian teks bacaan, keutuhan
isi, serta panjang teks yang berkaitan dengan jumlah dan frekuensi pelepasan
kata. Teks bacaan yang digunakan dalam tes cloze perlu disesuaikan dengan
latar belakang peserta tes, baik dalam hal isi, gaya penulisan, maupun tingkat
kesulitannya. Semua itu dimaksudkan agar tes dapat difokuskan pada
penguasaan kemampuan dan aspek bahasa yang relevan serta terhindarkan
dari kesulitan-kesulitan lain yang tidak relevan, termasuk topik bahasan yang
asing, gaya penulisan dan gaya bahasa yang tidak dikenal, serta penggunaan
teks-teks bacaan singkat yang tidak merupakan satu kesatuan wacana yang
utuh seperti yang digunakan dalam tes melengkapi. Di samping semua
persyaratan itu, penggunaan bahasa yang baik dan benar pada teks asli perlu
pula dijadikan pertimbangan sejak awal dengan memperhatikan sumber
aslinya. Perubahan dan penyesuaian mungkin perlu dilakukan terhadap teks
bacaan asli (wacana lisan asli).
Di luar rambu-rambu tentang berbagai jenis kesesuaian seperti
diungkapkan sebelumnya, teks bacaan yang digunakan untuk tes cloze
memiliki ancer-ancer panjang yang ada kaitannya dengan frekuensi
pelesapan kata. Semakin pendek frekuensi pelesapan kata, semakin pendek
pula teks bacaan yang diperlukan. Demikian pula sebaliknya. Karena jumlah
soal tes cloze biasanya mencapai sekitar 50 butir, panjang teks bacaan yang
diperlukan dapat mencapai lebih dari 50 kali frekuensi pelesapan kata.
Dengan frekuensi kata setiap kata kedelapan, misalnya, diperlukan teks
bacaan yang panjangnya kira-kira 8 × 50 kata atau sekitar 400 kata. Semua
itu masih harus diperhitungkan pula penyusunan tes cloze yang
mempersyaratkan dibiarkannya kalimat pertama dan kalimat terakhir dari
teks bacaan asli agar tetap utuh tanpa kata-kata yang dilesapkan. Hal ini
dimaksudkan untuk membantu peserta tes memperoleh gambaran yang utuh
setidak-tidaknya pada awal dan akhir teks bacaan. Dengan demikian, panjang
teks bacaan yang disediakan perlu ditambah dengan perkiraan jumlah kedua
kalimat awal dan kalimat akhir itu.
Pada dasarnya, terdapat dua cara penyusunan tes cloze, yaitu dalam
bentuk tes cloze konvensional dan tes cloze pilihan ganda. Tes cloze
konvensional disusun dengan sekadar melesapkan satu kata secara sistematis
6.46 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
setiap kata ke-n mulai dari kalimat kedua dari awal sampai dengan kalimat
kedua dari akhir tes bacaan. Setelah sebuah kata dilesapkan, tempatnya dapat
dibiarkan kosong atau diberi nomor urut sesuai urutan pelesapannya.
Jawaban dalam bentuk isian kata yang telah dilesapkan itu dapat dilakukan
pada naskah yang memuat teks yang digunakan atau dituliskan pada lembar
jawaban yang disediakan. Sebagai variasi sekaligus bantuan kepada peserta,
tes tempat kosong yang ditinggalkan oleh kata yang telah dilesapkan itu
dapat diisi titik-titik atau tanda hubung yang jumlahnya sama dengan jumlah
huruf kata aslinya. Hal itu akan sedikit mempermudah pengerjaan tes cloze
yang pada umumnya termasuk sulit, bahkan bagi penutur asli. Cara lain yang
kadang-kadang digunakan juga adalah membiarkan huruf pertama dari kata
yang dilesapkan diikuti dengan titik-titik atau tanda hubung sebanyak jumlah
huruf kata aslinya. Apabila kata yang telah dilesapkan itu misalnya selesai,
pada teks yang digunakan disediakan tujuh titik _____________ atau dengan
menyisakan huruf pertama dengan sejumlah titik sisanya.
Amati contoh berikut.
Dengarkan tuturan berikut! Guru memperdengarkan wacana lisan secara
utuh. Isilah bagian yang rumpang berikut sesuai dengan pemahamanmu
terhadap isi tuturan yang telah kau dengarkan!
Isotonik pelengkap cairan tubuh
Banyak orang mengabaikan saran para ahli kesehatan agar memenuhi
kecukupan cairan untuk tubuh. Padahal, sungguh berbahaya jika tubuh
sampai mengalami dehidrasi yang kerap tak kita sadari. Cairan yang mudah
diserap tubuh segera ... (1) menggantikan cairan yang hilang itulah yang …
(2) demi menghindari dehidrasi. Idealnya kita perlu … (3) cairan sebanyak 2
liter hingga 2,5 liter … (4) aktivitas normal. Pada manusia dalam kondisi ...
(5), tubuhnya akan mengeluarkan cairan setiap hari. ... (6) cairan tersebut
melalui keringat, urine, saat ... (7) air besar, dan bahkan mendengkur ketika
tidur.
... (8) tidur tubuh mengeluarkan cairan minimal 500 cc ... (9) bisa lebih
banyak ketika udara gerah.
... (10) kita tidak mencukupi kebutuhan cairan dalam tubuh dengan segera,
padahal komposisi cairan dalam tubuh kita sebesar 60 persen. Maka itu, kita
akan mengalami dehidrasi atau kondisi kekurangan cairan yang jika
⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.47
dibiarkan akan sangat berbahaya dan mengganggu keseimbangan tubuh.
Padahal, gejala dehidrasi tak selalu ditandai dengan munculnya rasa haus.
3. Menyimak Wacana Lisan dan Menceritakan Kembali secara
Berantai
Teknik penilaian menyimak jenis ini menilai kemampuan individu dalam
kelompok. Artinya, setiap individu dinilai secara individu dengan tugas
kelompok yang harus diselesaikan bersama. Hal ini menilai kemampuan
menyimak sekaligus kemampuan siswa bekerja sama untuk mencapai hasil
maksimal. Langkah penilaian jenis ini mencakup (a) siswa dibagi beberapa
kelompok, (b) tiap kelompok mendapatkan tugas menyimak yang berbeda,
(c) tiap kelompok berdiskusi beberapa saat untuk saling mengonfirmasi hasil
simakan, dan (d) tiap kelompok menampilkan hasil simakannya secara
berantai dengan urutan yang ditunjuk guru (semua anggota kelompok perlu
memahami semua isi yang disimak). Penilaian dilakukan pada aspek
kesesuaian isi dengan isi tuturan yang disimak dan kelengkapan isi. Dari segi
afektif, siswa dinilai perhatian dan ketersediaan berbagi untuk saling
melengkapi pada waktu diskusi. Penilaian ini menumbuhkan karakter bekerja
sama untuk saling berkompetisi secara sehat. Skor yang diperoleh siswa
adalah nilai individu.
Contoh teknik penilaian jenis ini seperti berikut.
Berkelompoklah sebanyak lima orang per kelompok. Dengarkan materi
simakan yang diperdengarkan. Diskusikan selama lima menit untuk saling
melengkapi hasil, kemudian jelaskan secara berantai dengan urutan yang
ditunjuk guru. Murid yang lain ikut menjadi penilai dengan guru. Guru dan
siswa yang menjadi penilai mencocokkan dengan rubrik dan simakan yang
disediakan. Isi yang telah dikemukakan anggota kelompok tidak boleh
diulangi lagi oleh anggota kelompok yang lain. Semua siswa yang maju
harus siap bercerita dengan urutan yang ditunjuk guru. Sementara siswa
mendemonstrasikan hasil simakannya, guru dan siswa lain yang tidak maju
menilai dengan rubrik berikut.
Aspek yang dinilai Deskriptor Skor
Kesesuaian isi Individu menceritakan bagian simakan dengan isi yang sesuai
3 = semua isi sesuai 2 = ada yang tidak sesuai 0 = semua isi tidak sesuai
6.48 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
Kelengkapan Bagian yang disimak lengkap 3 = isi lengkap dan tidak mengulangi bagian teman yang mendahului
2 = isi ada yang mengulang informasi teman lain
0 = semua isi mengulang teman lain
Pisang bikin tubuh langsing
Buah pisang ternyata adalah salah satu buah kegemaran orang Jepang
dan menjadi makanan untuk diet. Data yang menunjukkan 970.000 ton
pisang dikonsumsi warga Jepang selama tahun 2007. Akibatnya, diet pisang
naik daun dan persediaan pisang di supermarket di beberapa wilayah Jepang
menjadi langka. Tren diet pisang pagi hari bermula dari sebuah program
televisi yang disiarkan pada September 2008. Seorang penyanyi Jepang yang
hadir sebagai bintang tamu mengaku berat badannya turun sekitar 6,75
kilogram dalam waktu 1,5 bulan karena diet pisang. Ia hanya makan pisang
sebanyak-banyaknya di pagi hari sebagai sarapan serta minum air putih, lalu
makan siang seperti biasa dan makan malam tak lewat dari jam delapan
malam.
Rahasia ini kemudian tersebar lewat internet dari tangan Itoshi
Watanabe, 31, mantan karyawan kantor percetakan di Tokyo. Ia mengaku
sukses menurunkan berat badan hingga 17,1 kilogram berkat diet pisang itu.
Menurutnya, kelebihan berat badannya karena sering telat makan malam,
kurang berolahraga, dan stres. Informasi tentang diet pisang ini lalu
menyebar lewat mixi, layanan jejaring sosial terbesar di Jepang, yang bisa
diaskes hanya oleh anggotanya. Gara-gara diet pisang menjadi tren, Hiromi
Otaki dari Dole Japan Co, perusahaan pengimpor terkemuka di Jepang,
melaporkan, impor pisang bertambah dari 25 persen menjadi 27 persen
beberapa bulan terakhir.
Pakar diet Jepang, Miwa Tamura, mengatakan, diet pisang berlangsung
mulai awal 2008 dan mencapai puncaknya pada musim panas dan gugur ini.
Sedikitnya ada 2.400 orang mengakses situs Watanabe, kemudian
menuliskan kesuksesan diet pisang mereka. Menurut Watanabe, pisang
mengandung banyak vitamin dan mineral, tetapi rendah kalori, selain dapat
menghambat pertambahan asam dalam tubuh. Ia juga mengingatkan agar
tetap mengimbangi diet dengan olahraga dan cukup istirahat.
⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.49
4. Menyimak Wacana Lisan dan Membuat Diagram/Tabel
Berdasarkan yang Didengar
Penilaian menyimak jenis ini menilai kemampuan siswa
mengidentifikasi dan menentukan informasi detail dari isi wacana yang
didengar. Penilaian difokuskan pada ketepatan isi sesuai dengan wacana yang
didengar. Amati contoh berikut.
Dengarkan tuturan berikut!
Budi daya anggrek di Jatim (tuturan yang diperdengarkan)
Bertani anggrek ternyata cukup menjanjikan. Dengan bertani anggrek,
kita mempunyai peluang besar untuk mendapatkan untung. Kebutuhan bunga
anggrek di pasar lokal masih sangat besar. Permintaan yang datang cukup
besar, sedangkan kebun-kebun anggrek tak bisa memenuhi. Tahun 1995,
pasar lokal baru bisa memenuhi 12% kebutuhan pasar lokal. Tahun 1996,
anggrek dapat memenuhi pasar lokal sebesar 23%. Bahkan, sampai sekarang
saja, masih 30—40% kebutuhan pasar lokal yang dapat dilayani petani
anggrek.
Untuk menutup kekurangan pasokan yang cukup besar, negara kita
terpaksa mendatangkan jenis anggrek dari luar negeri, terutama untuk jenis
bunga potong atau bunga yang dijual eceran per kuntum. Bunga potong saat
ini masih diimpor dari Thailand. Anggrek yang diimpor adalah jenis anggrek
silangan terbaru. Selain dari Thailand, anggrek juga diimpor dari India.
Tugas siswa
Buatlah diagram yang menunjukkan pemenuhan persentase pasar lokal
terhadap bunga anggrek!
5. Menyimak Wacana Lisan dan Dinilai Individu dalam Kelompok
secara Berjenjang Menuju Festival
Model penilaian ini adalah siswa menyimak rangsangan lisan dalam
kelompok (tiap kelompok berbeda tuturan yang didengar). Kemudian, tiap
orang membuat pertanyaan dan jawaban serta skornya. Kuis bersama satu
kelompok diambil penyimak terbaik di kelompoknya. Festival menyimak
diikuti wakil dari kelompok dan boleh dibantu dua kali dari anggota
kelompoknya. Nilai dalam kelompok dinilai individu, sedangkan nilai
festival dinilai secara kelompok.
6.50 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
6. Menyimak Tiap Bagian untuk Menjawab Kuis Bersama
Teknik penilaian menyimak ini dilakukan dengan penilaian individu
dalam bentuk kuis. Siswa dibagi dalam kelompok dan tiap anggota kelompok
menyimak bagiannya. Respons siswa adalah melakukan atau menjawab
pertanyaan isi simakan secara keseluruhan. Penilaian dilakukan dengan
rubrik yang dibuat guru. Semua pertanyaan dibuat guru dan dilemparkan
dengan cara kuis rebutan. Tiap individu mendapat bagian dengan cara
menuliskan jawaban di kertas yang disediakan. Kemauan bekerja sama siswa
juga dapat diamati guru pada teknik penilaian ini.
7. Adu Cepat Pasang Puzzle Kelompok Setelah Mendengar
Teknik penilaian menyimak ini dilakukan dengan penilaian individu
dalam kelompok dengan cara memasang puzzle sesuai isi yang didengar.
Semua siswa menyimak simakan. Siswa secara kelompok memasangkan
puzzle. Semua siswa diberi pertanyaan/tugas dari guru. Tugas sesuai
indikator yang dirumuskan. Setelah selesai, dikoreksi bersama dengan rubrik
yang disediakan guru. Penilaian individu untuk menjawab isi/tugas
menyimpulkan isi yang disimak. Penilaian kelompok diarahkan pada
ketepatan dan kecepatan kerja sama untuk menata puzzle. Penilaian akhir
digabungkan antara prestasi individu dan kelompok.
8. Bertukar Peran untuk Menjelaskan
Teknik penilaian menyimak ini dilakukan dengan penilaian individu
dalam bentuk bertukar bagian. Siswa berpasangan diberi tugas menyimak
yang berbeda. Siswa anggota pasangan diberi kode ganjil dan genap. Siswa
kode ganjil menceritakan hasil kepada pasangannya kode genap. Begitu pun
sebaliknya sehingga tiap siswa memiliki dua informasi simakan. Siswa
dinilai dengan mengerjakan tes yang berkaitan dengan isi simakan ganjil dan
genap. Siswa tidak boleh saling membantu. Tiap pasangan harus bersungguh-
sungguh memberi yang terbaik kepada pasangannya. Pasangan yang
memiliki nilai tinggi dapat penilaian khusus.
9. Menggambar Denah Setelah Mendengar
Teknik penilaian menyimak ini dilakukan dengan penilaian individu
dalam kelompok. Siswa dibagi dalam kelompok dan tiap anggota kelompok
menyimak deskripsi suatu tempat yang diperdengarkan. Tiap kelompok
menggambar denah. Semua siswa menjawab pertanyaan secara individu
⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.51
tentang isi denah yang diperdengarkan. Penilaian adalah ketepatan gambar
dengan nilai kelompok dan ketepatan menjawab pertanyaan secara individu.
Pencocokan hasil dilakukan bersama antara siswa dan guru. Kelompok lain
saling menilai ketepatan gambar denah dan ketepatan isi jawaban individu
kelompok.
10. Dengarkan Perintah dan Melakukan yang Didengar
Teknik penilaian menyimak ini dilakukan dengan penilaian individu
dalam kelompok. Siswa dibagi dalam kelompok dan tiap anggota kelompok
menyimak wacana yang diperdengarkan. Respons siswa melakukan perintah
sesuai yang didengar. Perintah disesuaikan dengan indikator. Penilaian
dilakukan dengan rubrik yang dibuat guru.
11. Dengarkan dan Menjawab Pertanyaan pada Pos yang Disediakan
Guru
Teknik penilaian menyimak ini dilakukan dengan penilaian individu
dalam bentuk menuju stan-stan yang disediakan. Guru menyediakan empat
stan yang berisi kumpulan pertanyaan sesuai indikator kompetensi dasar.
Siswa berpindah sesuai aturan untuk menjawab pertanyaan di stan-stan
tersebut sehingga semua siswa mendapat bagian untuk menjawab pertanyaan
di tiap stan. Penilaian difokuskan pada kemampuan menjawab sesuai yang
didengar. Selain itu, penilaian juga difokuskan pada sikap siswa untuk tidak
menyontek teman lain yang bersamaan berada pada suatu stan. Siswa juga
dinilai sikapnya dalam kesediaan berbagi informasi di stan-stan yang
disediakan. Pencocokan hasil dilakukan secara terbuka berdasarkan rubrik
yang disediakan.
Penilaian ini juga dapat divariasikan dengan cara tiap kelompok
membuat pertanyaan dan jawaban sesuai indikator. Pertanyaan dijawab
kelompok lain. Penilaian guru difokuskan pada kesesuaian pertanyaan yang
dibuat dan jawaban yang diberikan sebagai bukti pemahaman terhadap apa
yang disimak.
12. Memilih Informasi yang Sesuai dan Tidak Sesuai dengan Tuturan
yang Diperdengarkan
Teknik penilaian menyimak ini dilakukan dengan penilaian individu
dalam bentuk mencocokkan gambar atau tabel yang sesuai dan tidak sesuai
dengan isi yang didengar. Amati contoh berikut.
6.52 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
Cocokkan apa yang kamu dengar dengan tabel berikut! Tentukan informasi
yang sesuai dan tidak sesuai!
Perbandingan Harga Dasar Gabah dan Pembelian Beras oleh Pemerintah
(2001-2003)
Tahun Harga gambar giling (GKG)* Harga beras
2001 Rp1.519 Rp2.470
2002 Rp1.519 Rp2.470
2003 Rp1.725 Rp2.490
13. Penilaian Individu Terintegrasi dengan Kompetensi Reseptif Lisan
Lain
Teknik ini menilai kemampuan menyimak diintegrasikan dengan
beberapa kompetensi menyimak yang lain. Siswa menuju pos-pos tertentu
yang menyediakan berbagai simakan beberapa kompetensi dasar menyimak.
Setiap siswa menjawab pertanyaan berpindah-pindah secara kelompok dari
satu pos ke pos berikutnya. Pencocokan bisa dilakukan kembali dengan
memperdengarkan simakan kembali. Hasil pekerjaan ditukarkan siswa lain.
Siswa mencocokkan jawabannya dengan kunci jawaban yang disediakan
guru. Guru juga menilai hasil pekerjaan siswa. Hasil dikembalikan dan siswa
boleh memprotes jawaban yang tidak sesuai. Guru memberi penghargaan
bagi siswa yang hasil penilaiannya sesuai dengan hasil penilaian guru.
14. Penilaian Individu Terintegrasi dengan Kompetensi Produktif Lisan
Teknik ini menilai kemampuan menyimak diintegrasikan dengan
beberapa kompetensi berbicara. Siswa dibagi ganjil genap. Siswa ganjil
dinilai kemampuan berbicara sesuai dengan kompetensi dasar. Siswa genap
menyimak apa yang dibicarakan siswa ganjil. Siswa ganjil dinilai
kemampuan berbicaranya, sedangkan siswa genap dinilai kemampuan
menyimaknya. Begitu sebaliknya sehingga semua siswa mendapat dua nilai,
yaitu kemampuan berbicara dan menyimak sesuai kompetensi dasar. Teknik
ini hanya cocok untuk kompetensi dasar yang berhubungan. Misalnya,
kompetensi berpidato dengan menyimak pidato.
⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.53
15. Penggunaan Dikte
Dikte atau imla menugaskan peserta tes untuk menuliskan suatu wacana
yang didengarkan oleh seorang penyelenggara tes. Secara tradisional, dikte
pada umumnya semata-mata dikaitkan dengan kemampuan menyimak, yaitu
kemampuan memahami wacana lisan. Kadang-kadang dikte bahkan dipahami
sekadar sebagai tes kemampuan menyimak bunyi-bunyi bahasa yang terdapat
dalam wacana yang didengarkan. Tidak jarang dikte bahkan dikaitkan
sekadar dengan kemampuan menuliskan kata-kata dengan ejaan yang benar
karena semua yang didengar harus dituliskan oleh peserta sama seperti teks
yang didengarkan, termasuk penggunaan tanda baca yang terdapat di
dalamnya. Pada kenyataannya, dikte meliputi gabungan atau bahkan semua
jenis kemampuan itu seperti yang dipahami dalam pendekatan pragmatik.
Dalam penyelenggaraan pengajaran bahasa dewasa ini, dikte dipahami
dan disikapi secara lebih luas. Penerapannya tidak lagi semata-mata dikaitkan
dengan kemampuan menuliskan wacana yang didiktekan secara langsung
atau melalui rekaman dengan fokus sekadar pada penggunaan ejaan kata-kata
dan tanda baca yang benar. Penggunaan dikte sebagai bentuk pengajaran
bahasa dan bahkan bagian dari tes bahasa dikaitkan dengan kemampuan
bahasa yang lebih kompleks dan beragam. Kemampuan yang dituntut untuk
mengerjakan dikte dengan benar menyangkut kemampuan mengidentifikasi
dan membedakan bunyi-bunyi bahasa, kemampuan mengenali dan memaknai
kosakata, kemampuan mengenali dan memaknai rangkaian kata-kata dalam
susunan tata bahasa yang benar, kemampuan memahami wacana yang
didengar, serta secara tidak langsung kemampuan merekonstruksi dan
menyusun wacana seperti yang dituntut dalam kegiatan menyusun karangan.
Jenis dikte yang banyak digunakan di sekolah-sekolah mengikuti format
biasa yang dapat digolongkan ke dalam dikte standar atau dikte baku dan
dikte sebagian. Pada jenis pertama, dikte diselenggarakan secara
konvensional dengan menggunakan teks lengkap yang telah dipilih
berdasarkan beberapa kriteria, termasuk kesesuaian isi, jenis teks, panjang
teks, penggunaan kosakata dan istilah, dan sebagainya. Teks biasanya
didengar tiga kali. Pembacaan pertama dilakukan terhadap seluruh teks untuk
memberikan kesan dan gambaran umum tentang teks yang digunakan.
Pembacaan ini dilakukan dengan kecepatan membaca biasa dan peserta tes
hanya diharapkan menyimak dengan saksama tanpa menuliskan apa pun.
Pembacaan kedua dilakukan bagian demi bagian, masing-masing diikuti
dengan jeda yang cukup bagi peserta dikte yang menuliskannya. Bagian-
6.54 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
bagian itu harus merupakan bagian wacana yang wajar dengan panjang yang
cukup untuk dapat diingat dan dipahami sebagian bahan ingatan jangka
pendek. Pembacaan ketiga yang dilakukan kembali terhadap seluruh teks
dengan kecepatan biasa setelah tahap kedua selesai dilakukan. Maksud
pembacaan terakhir ini adalah memberikan kesempatan kepada peserta dikte
untuk melakukan pemeriksaan akhir terhadap pekerjaannya dan melakukan
pembetulan apabila diperlukan.
Dikte sebagian pada dasarnya merupakan gabungan dari dikte dan tes
cloze. Seperti pada dikte standar, dikte sebagian diawali dengan pembacaan
terhadap teks secara keseluruhan dengan kecepatan membaca biasa.
Perbedaannya adalah sambil menyimak pembacaan teks secara keseluruhan,
peserta dikte memiliki teks tertulis yang pada dasarnya sama dengan teks
yang didengarkan, kecuali beberapa bagian yang dengan sengaja telah
dilesapkan. Bagian-bagian yang telah dilesapkan itulah yang perlu
diperhatikan baik-baik untuk dituliskan pada teks aslinya atau pada lembar
khusus yang disediakan. Bagian-bagian yang dilesapkan itu telah dipilih
berdasarkan kriteria tertentu yang dianggap penting untuk dijadikan fokus
dan sasaran tes, misalnya tentang tempat dan waktu kejadian.
Jenis dikte mana pun yang digunakan, dikte pada umumnya dinilai atas
dasar jumlah kata yang dituliskan dengan benar yang dapat diperhitungkan
dari jumlah kesalahan yang ditemukan. Kesalahan ejaan pada umumnya tidak
diperhitungkan, kecuali apabila disertai dengan penyimpangan yang cukup
jauh dari yang seharusnya. Demikian juga halnya dengan kesalahan sama
yang berulang yang tidak dengan sendirinya diperhitungkan sebagai
tambahan jumlah kesalahan. Dalam pada itu, tambahan kata-kata yang tidak
terdapat pada teks aslinya diperhitungkan sebagai kesalahan.
Berbagai teknik penilaian menyimak yang telah dipaparkan di atas
bertujuan memberikan nilai kepada siswa dengan menumbuhkan sikap
sportif, coopetision (cooperation and competision), menaati aturan kapan
harus bekerja sama dan kapan tidak boleh menyontek (tidak boleh bekerja
sama), serta sikap keterbukaan (tranparansi). Tentunya, aspek hasil
pemahaman dari wacana yang dituturkan masih menjadi hal utama.
⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.55
F. PELAKSANAAN TES MENYIMAK TERINTEGRASI DENGAN
PEMBELAJARAN
Dengan berbagai alat penilaian dan teknik penilaian tersebut, guru dapat
merancang model pelaksanaan penilaian menyimak terintegrasi pada
pembelajaran menyimak.
Model Pelaksanaan Penilaian
No Kegiatan Aspek yang dinilai Alat
1. Pendahuluan 1. Guru menunjukkan gambar peristiwa yang di
baliknya terdapat pertanyaan dan jawaban. 2. Siswa didorong untuk mengajukan
pertanyaan yang jawabannya ada di balik gambar.
3. Guru menjelaskan kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran dan manfaat yang diperoleh jika siswa menguasai kompetensi tersebut.
Keaktifan siswa Lembar pengamatan
Inti 1. Siswa berpasangan (siswa dengan nomor
absen ganjil genap). 2. Siswa ganjil dan genap diberikan dua jenis
naskah berita yang berbeda. Naskah berita yang diterima siswa tidak boleh diketahui/ didengar pasangannya.
3. Siswa bergantian menyimak naskah berita. Jika siswa yang satu membacakan secara lisan, siswa yang menjadi pasangannya menyimak dan mencatat apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana peristiwa itu terjadi.
4. Hasil tiap pasangan ditukarkan. Dengan permainan, guru menunjuk dua pasangan untuk mempresentasikan hasilnya.
5. Siswa didorong untuk memberi bukti/alasan tentang jawaban yang diberikan.
6. Guru dan siswa menyimpulkan tanda-tanda linguistik jawaban pertanyaan apa, siapa, kapan, mengapa, dan bagaimana.
7. Setiap siswa menyimak lagi sebuah berita yang diperdengarkan guru (berita yang diperdengarkan berbeda dengan yang sudah dibahas guru).
Tanggung jawab Kejujuran Kemandirian Kesulitan/kesalahan penentuan pokok berita yang didengar Kemampuan menyimpulkan pokok-pokok berita
Lembar pengamatan Wawancara/ tanya jawab Bahan rekaman berita yang berbeda dengan pembelajaran Tes esai yang berisi pertanyaan
6.56 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
No Kegiatan Aspek yang dinilai Alat
8. Siswa menyimpulkan pokok-pokok berita yang didengar.
tentang apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana peristiwa itu terjadi
Penutup Refleksi Siswa mengungkapkan apa yang sudah dipahami dan kesulitan yang dialami. Siswa diminta menyimak berita di salah satu stasiun TV pada jam tertentu dan menuliskan pokok-pokok isi dari berita yang didengar.
Kemampuan menyimpulkan pokok-pokok berita
Tugas terstruktur
Guru membawa hasil pekerjaan siswa yang berupa jawaban pertanyaan
apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana peristiwa itu terjadi.
Guru memberi skor 5 jika tepat satu butir pertanyaan. Guru memberi tugas
untuk menyimak berita di rumah.
LAPORAN KEGIATAN MENYIMAK BERITA
I. Identitas :
1. N a m a : ...............................................................................
2. Kelas : ...............................................................................
3. Nomor presensi : ...............................................................................
4. Bentuk kegiatan : ...............................................................................
5. Hari/tanggal : ...............................................................................
II. Buku yang dibaca :
1. Judul : ...............................................................................
2. Pengarang : ...............................................................................
3. Tema : ...............................................................................
4. Tokoh : ...............................................................................
5. Watak : ...............................................................................
III. Ringkasan isi cerita :
.....................................................................................................................
⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.57
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
Aspek : mendengarkan berita
Kompetensi dasar yang akan diukur : menulis simpulan berita yang didengar
Indikator : siswa mampu membuat kesimpulan
dari berita yang sudah didengar
Pemirsa, seperti biasanya acara kriminal kali ini berasal dari Tuban.
Zaenal Abidin (27), warga Dusun Lingkungan Kiring, Kelurahan
Kedungombo, Kecaman Semanding, Tuban, ditemukan tewas dengan leher
menggantung di dalam kamar rumahnya, Minggu (18/9) malam, sekitar
pukul 22.30 WIB. Pihak keluarga ataupun warga mengaku kurang jelas apa
penyebab Zaenal nekat mengakhiri hidupnya dengan cara seperti itu.
Pemirsa, di dekat saya ada Pak Wayan, warga Semanding. Bagaimana
kejadiannya, Pak?
Wayan: Korban diketahui baru saja keluar dari penjara dalam kasus
penipuan dan penggelapan bertepatan dengan peringatan HUT RI pada 17
Agustus 2011 lalu. Penyebabnya apa, kami kurang jelas. Tiba-tiba korban
diketahui sudah dalam keadaan tewas menggantung di dalam kamar.
Ini Dewi, tetangga korban. Apa yang Ibu lihat berkaitan dengan kejadian
itu?
Dewi: Malam itu, sekitar pukul 22.30 WIB, tiba-tiba istri korban
menjerit meminta tolong. Ketika didatangi di rumahnya, ternyata sang istri
melihat Zaenal dalam keadaan lehernya menggantung di belandar kamar.
Dan saat ditemukan itu, dia sudah dalam keadaan tidak bernyawa.
Kapolsek Semanding AKP Mardiyah, menyatakan bahwa pihaknya juga
telah mendatangi lokasi dan melakukan pemeriksaan terhadap jenazah korban
6.58 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
serta memeriksa sejumlah saksi untuk mengungkap peristiwa ini. “Korban
hanya menjalani visum luar sebagaimana permintaan pihak keluarga,” jawab
Mardiyah.
Dijelaskan dari hasil pemeriksaan, sementara disimpulkan memang
korban tewas akibat bunuh diri. Mengenai penyebabnya, polisi masih
memeriksa sejumlah saksi.
Surya, 21 Sept 2011
Tugas siswa
a. Tentukan pokok-pokok berita yang kamu dengarkan dari berita kriminal
di salah satu televisi!
b. Buatlah simpulan isi berita yang kamu dengar!
Simpulan isi berita
Minggu, 18 September 2011, Zaenal Abidin (27), warga Dusun Lingkungan
Kiring, Kelurahan Kedungombo, Kecaman Semanding, Tuban, ditemukan
tewas gantung diri di dalam kamar rumahnya dengan alasan yang belum
diketahui, baik dari pihak keluarga maupun saksi. Kejadian tersebut berawal
sekitar pukul 22.30 WIB, tiba-tiba istri korban menjerit meminta tolong.
Ketika didatangi warga di rumahnya, ternyata sang istri melihat Zaenal dalam
keadaan lehernya menggantung di belandar kamar. Saat ditemukan itu, dia
sudah dalam keadaan tidak bernyawa. Yang jelas, dari pihak keluarga
ataupun warga diketahui bahwa ia baru saja keluar dari penjara pada 17
Agustus 2011 lalu dalam kasus penipuan dan penggelapan.
Pedoman penilaian
KD: menyimpulkan pokok berita
Indikator
1. Mampu menentukan jawaban pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana,
mengapa, dan bagaimana.
2. Mampu merumuskan simpulan berita yang berisi ringkasan jawaban
pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana dalam
dua kalimat.
⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.59
Aspek Perincian indikator Skor
maksimal Ada
Tidak ada
Bukti Skor siswa
Ketepatan isi simpulan
▪ Menerangkan apa yang diberitakan (seseorang yang baru keluar dari penjara bunuh diri dengan cara menggantungkan lehernya di dalam kamar rumahnya).
▪ Siapa yang diberitakan
(Zaenal Abidin, usia 27 tahun).
▪ Di mana kejadian peristiwa
tersebut (di dalam kamar rumah korban, Dusun Lingkungan Kiring, Kelurahan Kedungombo, Kecaman Semanding, Tuban).
▪ Kapan peristiwa itu terjadi
(Minggu, 18 September 2011, pukul 22.30 WIB).
▪ Mengapa peristiwa tersebut
terjadi (penyebab korban bunuh diri belum diketahui, yang jelas korban baru saja keluar dari penjara pada 17 Agustus 2011 lalu dalam kasus penipuan dan penggelapan).
▪ Bagaimana alur peristiwa itu
terjadi (malam hari sekitar pukul 22.30 WIB, tiba-tiba istri korban menjerit meminta tolong. Ketika didatangi warga di rumahnya, ternyata sang istri melihat Zaenal dalam keadaan lehernya menggantung di belandar kamar. Saat ditemukan itu, dia sudah dalam keadaan tidak bernyawa dengan penyebab yang belum diketahui, baik dari pihak keluarga maupun saksi).
10
10
10
10
10
10
Ketepatan rumusan
▪ Menggabungkan pokok-pokok berita menjadi
6.60 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
Aspek Perincian indikator Skor
maksimal Ada
Tidak ada
Bukti Skor siswa
simpulan berita
kalimat dengan struktur yang tepat (terjadi peristiwa bunuh diri (1) yang dilakukan;
▪ Zaenal Abidin (2) di Dusun Lingkungan Kiring, Kelurahan Kedungombo, Kecaman Semanding, Tuban, (3) pada Minggu, 18 September 2011 (4) pukul 22.30 (5) WIB, dengan cara menggantungkan lehernya (6) di dalam kamar rumahnya. Penyebab bunuh diri belum diketahui (7).
Gradasi skor
Jawaban ya (lengkap) mendapat skor 10.
Jawaban ya (kurang lengkap) mendapat skor 5.
Jawaban tidak (salah menjawab) mendapat skor 1.
Jawaban tidak (tidak menjawab) mendapat skor 0.
Skor maksimal (10 × 6 = 60).
Dialog interaktif
1) Pemandu acara
Seputar kesehatan siang ini kita akan membahas stroke. Kita akan
mengenali apa penyakit stroke, apa faktor risiko, dan bagaimana
mengatasinya. Kita akan ditemani dokter Erlyn dari
2) Dokter Erlyn
Sebelum membahas lebih jauh, kita kenali dulu berikut ini.
Definisi stroke = penurunan fungsi saraf karena penyakit dalam
pembuluh darah.
Gejala awal stroke adalah gangguan komunikasi, kemampuan menurun,
pandangan mata dobel, kepala pusing, bicara tidak jelas, tidak dapat
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.61
mengontrol fungsi berkemih, perasaan mau jatuh, pingsan, muntah, dan
gangguan alat gerak (tangan, tungkai).
Jenis stroke pertama karena penyumbatan (ada sel-sel di otak yang rusak
karena tidak dapat suplai darah dan aliran darah menjadi); penyumbatan
karena penumpukan kolesterol pada stroke infark; dan sebab lain karena
bekuan darah (sebagai agen penyumbat)- 83% (faktor risiko 4 serangkai
- mengalami kolesterol). Keadaan yang menyebabkan stroke harus
dikelola supaya
3) Pemandu : Bagaimana caranya mencegah stroke, Dok?
4) Dokter: Kita harus menangani faktor risiko. Misalnya, faktor risiko darah
tinggi/kencing manis harus dikelola. Dalam satu tubuh tidak boleh
bertemu. Harus sering kontrol.
5) Pemandu: Penderita hipertensi bisa langsung terserang stroke, ya, Dok?
6) Dokter : Stroke karena pecahnya pembuluh merembes ke otak dan akan
mengganggu fungsinya. Hal ini 70% terjadi pada penderita hipertensi.
Jatuh tiba-tiba lumpuh bisa dicurigai jenis stroke ini.
7) Pemandu: Siapa saja yang terserang stroke, Dok? Apa benar sekarang
semakin muda umur yang terserang stroke?
8) Dokter: Sekarang di bawah usia 30 tahun sudah ada yang terserang.
9) Pak Rudi: Apa yang harus dilakukan agar terhindar dari stroke?
10) Dokter: Perhatikan gaya hidup. Obesitas, kebiasaan merokok, dan
hipertensi merupakan risiko yang perlu dikelola. Perlu rajin mengontrol.
Usia dan ras tidak dapat dikelola. Olahraga, obesitas, dan gaya hidup
bisa dikelola. Dulu, tren 45 tahun dan sekarang tren terakhir 30 tahun
sudah masuk usia risiko. Mungkin tuntutan kerja dan pola makan dapat
mendukung tren ini.
11) Bu Dwi : Saya memilki kadar gula 350. Tiap malam gringgingan.
Apakah yang saya alami gejala stroke?
12) Dokter: Tekanan darah tinggi dan kadar gula ibu tinggi. Ini berarti sudah
ada yang mendasari. Sepanjang hari masih bisa beraktivitas, tetapi
malam baru gringgingan. Bukan stroke, Bu. Stroke pembuluh darah tepi
(kaki atau tangan) bukan pembuluh darah pusat. Tapi, harus terus
mengadakan pengontrolan regulasi kadar gula. Harus lebih lagi
ditingkatkan menyayangi dirinya.
13) Pak Dani: Gula ayah saya tinggi. Bapak saya pernah jatuh karena tiba-
tiba kehilangan kesadaran. Apakah ini juga stroke, Dok?
6.62 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
14) Dokter: Jatuh apabila kondisi pingsan sudah gawat karena sudah ada
penurunan kesadaran. Faktor penyebabnya banyak. Tapi, salah satunya
yang dicurigai stroke. Kalau anggota keluarga kita ada yang terkena
gejala-gejala stroke harus segera transportasikan ke rumah sakit terdekat.
Penyiapan kondisi sejak muda penting sehingga ketika tuntutan
pekerjaan tidak bisa dihindari, kita sudah siap dengan kondisi yang baik.
15) Bu Manis: Saya mau check up takut. Gimana, ya, Dok?
16) Dokter: Supaya PD pas sehat check up, ketahuan di awal lebih baik.
Sebelum manifes, ada proses. Kalau check up bagus, berarti hadiah.
Berarti setahun menjalani hidup dengan bahagia. Jika ketakutan sesaat
membuat keputusan terlambat dan kita kehilangan waktu untuk check
up.
17) Bu Manis: Apa saja yang perlu di-check up?
18) Dokter: Bagaimana profil lemak dan kadar gula. Perhatian pada diri
sendiri. Tiap tahun check up. Dasar: rekam jantung, komposisi darah,
dan kolesterol.
19) Mas Dhani: Faktor dominan penyebab stroke faktor makanan atau
psikis?
20) Dokter: Faktor dominan adalah makanan. Faktor psikis sebenarnya tipe
kepribadian tertentu memang bisa, tetapi tidak dominan. Makanan
pencetus utama. Yang suka manis-manis, kadar garam tinggi, dan suka
yang berlemak perlu waspada.
Petunjuk Jawaban Latihan
Untuk mengukur keberhasilan Anda dalam menjawab soal pelatihan di
atas, coba Anda cocokkan dengan rambu-rambu jawaban berikut ini.
Lihat contoh perencanaan tes objektif dan esai pada wacana “Pentingnya
Sarapan Pagi”. Pertanyaan diarahkan pada pertanyaan literal (tersurat
langsung pada tuturan), inferensial (tersirat pada keseluruhan tuturan),
reorganisasi (penataan kembali ide inti dan ide penjelas yang ada pada
tuturan), pertanyaan kritis/evaluatif (pertanyaan untuk menelaah kritis dan
mengevaluasi kepaduan isi, kelengkapan isi, kebermaknaan isi, penggunaan
bahasa, penggunaan intonasi, dan aspek lisan lain), serta pertanyaan kreatif
(penggunaan informasi/konsep/prinsip pada tuturan untuk memecahkan
masalah yang dihadapi).
⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.63
Sasaran penilaian menyimak mencakup penilaian proses dan hasil.
Sasaran penilaian hasil dalam menyimak adalah kemampuan
menentukan makna kalimat/kata yang didengar, menentukan perincian
isi, menentukan pokok isi, mengevaluasi secara kritis tuturan yang
didengar, dan menggunakan informasi yang didengar untuk
memecahkan masalah. Sasaran penilaian menyimak juga berupa
kemampuan menunjukkan bukti dari wacana yang didengar untuk
mendukung jawabannya. Sasaran penilaian proses adalah tahapan yang
dilakukan siswa dalam menyimak, kesulitan yang dialami dalam
menyimak suatu tuturan, dan aspek afektif yang menjadi fokus. Alat yang digunakan pada penilaian hasil menyimak adalah tes
objektif, tes esai, dan tes lisan penceritaan kembali/menirukan kembali.
Alat yang digunakan pada penilaian proses adalah lembar pengamatan
aspek afektif siswa dalam pembelajaran menyimak, portofolio untuk
mengamati perkembangan kemampuan menyimak, daftar cek perincian
kemampuan menyimak yang paling dikuasai dan yang paling tidak
dikuasai, jurnal refleksi untuk mengetahui langkah yang dilakukan siswa
dalam menyimak, bagian-bagian yang sudah/belum dikuasai siswa, serta
perasaan siswa/pengalaman personal siswa dalam menyimak.
Langkah merencanakan penilaian keterampilan menyimak
mencakup kegiatan (a) mencermati konstruk menyimak yang tergambar
pada standar kompetensi/kompetensi dasar, (b) menjabarkan kompetensi
dasar menjadi indikator-indikator, (c) menyusun indikator soal, (d)
memilih bentuk alat penilaian (tes esai, objektif, penceritaan kembali)
dan memilih teknik penilaian (individu/kelompok/individu dan
kelompok), (e) memilih rekaman lisan yang sesuai dengan genre wacana
pada KD, (f) menyusun pertanyaan (tiap indikator da……………….pat
menjadi satu pertanyaan/lebih dan kata kerja pada indikator sesuai
dengan kata kerja pada soal), serta (g) menyusun pedoman rambu-rambu
jawaban untuk tes esai dan kunci jawaban untuk tes objektif.
Teknik penilaian menyimak bisa dilakukan dengan menilai individu
dalam kelompok, individu keseluruhan, penilaian kelompok dan
penilaian gabungan individu kelompok. Ditinjau dari jumlah dan jenis
kompetensi dasar, penilaian menyimak bisa dilakukan dengan
menggabungkan beberapa kompetensi dasar menyimak dan dinilai pada
waktu bersamaan. Penggabungan juga dapat dilakukan dengan penilaian
kompetensi dasar produktif lisan (berbicara). Pada penilaian teknik ini
siswa dinilai secara bergantian dalam hal kompetensi menyimak dan
berbicara. Prinsip teknik penilaian adalah menilai semua individu bukan
hanya sampel serta menggunakan alat dan proses yang memiliki
RANGKUMAN
6.64 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
validitas kontruksi dan validitas isi. Selain itu, berbagai teknik penilaian
menyimak harus mengukur hasil sekaligus mengamati aspek afektif
siswa. Penilaian kepada siswa dengan menumbuhkan sikap sportif,
coopetision (cooperation and competision), menaati aturan kapan harus
bekerja sama dan kapan tidak boleh menyontek (tidak boleh bekerja
sama), serta sikap keterbukaan (tranparansi). Tentunya, aspek hasil
pemahaman dari wacana yang dituturkan masih menjadi hal utama.
Teknik penilaian menyimak harus menggunakan rangsang lisan dan
siswa merespons sesuai indikator pada kompetensi dasar. Semua siswa
harus dinilai kemampuan memahami wacana lisannya.
1) Penilaian dalam pembelajaran menyimak mencakup penilaian terhadap
proses dan ....
A. aspek afektif siswa
B. proses dan kemampuan mendemonstrasikan lafal dan intonasi
C. proses dan kemampuan memahami wacana lisan
D. proses dan hasil mengarang dengan berbagai topik
2) Berikut ini yang merupakan penilaian hasil pada penilaian menyimak
adalah kemampuan ….
A. mendemonstrasikan lafal dan intonasi
B. memaknai intonasi sesuai isi
C. memperbaiki tanda baca
D. memaknai kata-kata sulit
3) Berikut ini merupakan sasaran penilaian proses dalam pembelajaran
menyimak kemampuan, yaitu ....
A. menentukan makna kalimat/kata yang didengar
B. menentukan perincian isi yang didengar
C. menentukan pokok isi yang didengar
D. bekerja sama untuk memadukan hasil
4) Pak Dewa menilai kemampuan menyimak dengan menggunakan tes
objektif. Komentar yang tepat tentang tindakan Pak Dewa adalah ....
A. tindakan Pak Dewa bisa dibenarkan karena tes objektif dapat
digunakan untuk mengukur pemahaman
TES FORMATIF 2
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.65
B. tindakan Pak Dewa salah karena tes objektif tidak boleh untuk
menilai kemampuan berbahasa
C. tindakan Pak Dewa bisa dibenarkan karena tes objektif memiliki
beberapa keuntungan
D. tindakan Pak Dewa salah karena tes objektif tidak sesuai untuk
mengukur keterampilan berbahasa
5) Penilaian proses dalam pembelajaran menyimak dinilai dengan alat ....
A. tes objektif
B. tes esai
C. lembar pengamatan
D. unjuk kerja
6) Portofolio menyimak digunakan sebagai alat untuk mengetahui ....
A. perhatian siswa dalam pembelajaran menyimak
B. kerja sama siswa dalam menyelesaikan tugas
C. tanggung jawab siswa menyelesaikan tugas sesuai kompetensi dasar
D. perkembangan kemampuan menyimak
7) Jurnal refleksi dalam pembelajaran menyimak berfungsi sebagai ....
A. alat untuk memusatkan perhatian siswa dalam pembelajaran
menyimak
B. alat mendorong kerja sama siswa dalam pembelajaran menyimak
C. alat pendeteksi kesulitan siswa dalam menyelesaikan tugas
menyimak
D. alat pendeteksi kemampuan memaknai kalimat-kalimat yang
didengar
8) Langkah awal Bu Yani menyusun alat penilaian hasil menyimak adalah
membuat pertanyaan berdasarkan taksonomi Bloom dari sebuah wacana
lisan. Pendapat yang tepat untuk tindakan Bu Yani adalah ....
A. tindakan Bu Yani benar karena tolok ukur kemampuan memahami
adalah taksonomi Bloom
B. tindakan Bu Yani benar karena tes objektif dapat digunakan untuk
mengukur pemahaman
C. tindakan Bu Yani salah karena langkah awal seharusnya mencermati
dulu kompetensi dasar dan indikatornya
D. tindakan Bu Yani dibenarkan karena tes esai juga bisa disusun
berdasarkan taksonomi Bloom
6.66 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
9) Penilaian menyimak berdasarkan jumlah kompetensinya dilaksanakan
dengan teknik ....
A. memadukan beberapa keterampilan menyimak atau keterampilan
menyimak dengan keterampilan berbicara dinilai bersamaan
B. memadukan penilaian individu dan penilaian kelompok untuk
mencapai hasil yang maksimal
C. memadukan penilaian tertulis dan penilaian lisan dilaksanakan
bersama-sama untuk mengurangi rasa cemas siswa
D. memadukan penilaian individu dan penilaian kelompok atau
keduanya
10) Berikut ini prinsip pemilihan teknik penilaian menyimak, kecuali ....
A. menggunakan alat yang valid
B. menumbuhkan karakter siswa
C. efisien waktu
D. menggunakan video/rekaman
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang
belum dikuasai.
Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban yang Benar
100%Jumlah Soal
⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.67
Kunci Jawaban Tes Formatif
Tes Formatif 1
1) D. keterampilan mikro, yang lain merupakan keterampilan makro
2) A. opsi lain termasuk keterampilan makro
3) C. opsi lain bukan ciri dari segi rangsang wacana
4) C. kesalahan dan alasan tepat, sedangkan opsi yang lain alasan tidak
tepat
5) C. kesalahan dan alasan tepat, sedangkan opsi yang lain alasan tidak
tepat
6) D. karena pengetahuan umum
7) A. tidak boleh penilaian menggunakan wacana yang sama dengan
pembelajaran
8) C. prinsip penilaian menyimak harus memfasilitasi siswa untuk
mendengar, bukan membaca teks
9) B. ciri khusus penilaian menyimak, sedangkan opsi yang lain tidak
sesuai
10) A. ketepatan dengan lafal menjadi fokus
11) D. wacana yang bersifat kontekstual, sedangkan yang lain masih
bersifat umum dan artifisial
Tes Formatif 2
1) C. karena mencakup proses dan hasil, sedangkan opsi yang lain tidak
mencakup keduanya
2) B. benar karena sifat menyimak reseptif, sedangkan yang lain alasan
tidak tepat
3) D. benar karena sifat menyimak reseptif, sedangkan yang lain alasan
tidak tepat
4) C. benar karena sifat menyimak reseptif, sedangkan yang lain alasan
tidak tepat
5) C. lembar pengamatan cocok untuk penilaian proses, sedangkan yang
lain untuk menilai hasil
6) D. portofolio untuk perkembangan kemampuan, sedangkan opsi yang
lain aspek afektif
6.68 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
7) C. jurnal alat penilaian proses untuk refleksi kesulitan, sedangkan opsi
yang lain merupakan hasil menyimak dan aspek lain yang tidak
berkaitan
8) C. langkah awal menyusun alat penilaian adalah mencermati KD dan
indikatornya supaya mengetahui jenis pemahaman dan tingkat
pemahaman apa yang difokuskan
9) A. mengintegrasikan beberapa keterampilan menyimak dan berbicara
lebih efektif, sedangkan opsi lain bukan dari segi jumlah
kompetensinya
10) D. prinsip pemilihan teknik penilaian adalah efektif dan efisien serta
dapat menumbuhkan karakter siswa, tidak harus menggunakan video
⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.69
Daftar Pustaka
Arikunto, S. 1993. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Alderson, Charles. 2000. Assessing Reading. London: Cambridge University
Press.
Asrijanty. 2004. Penggunaan Kategori Tengah dalam Skala Likert. Jakarta:
Pusat Penilaian Pendidikan.
Athanasou, James. 2002. A Teacher’s Guide to Assessment. Sidney: Social
Science Press.
Baker, David. 1998. Language Testing. London: Edward Arnold Publishing.
Braunger, Jane. 2006. Building a Knowledge Base in Reading. New York:
Dynamic Graphics Inc.
Brown, H. Douglas. 2004. Language Assessment: Principles and Classroom
Practice. New York: Pearson Education, Inc.
Csikszentmihalyi, Mihali. 1996. Creativity. New York: Haper Collin
Publishers Inc.
Djaali dan Pudji Muljono. 2008. Pengukuran dalam Pendidikan. Jakarta:
Grasindo.
Elidjen. 2005. Innovation and Creative Thinking Skills. Jakarta: Binus
University.
Gronlund, Norman. 1993. How to Make Achievement Test and Assessment.
Boston: Allyn and Bacon.
Harsiati, T. 2003. Penilaian Berbasis Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
6.70 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
Harsiati, Titik, M. Daras, dan Endah Tripriyatni. 2007. Membaca dan
Pembelajarannya. Jakarta: Universitas Terbuka.
McDavid, James C., dan Laura R.L. Hawthorn. 2006. Program Evaluation
and Performance Measurement. New Delhi: Sage Publications India Pvt.
Ltd.