Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

70
Modul 6 Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak Dra. Ida Lestari, M.Pd. A. MANFAAT DAN RELEVANSI Pada modul sebelumnya, Anda belajar alat penilaian menyimak. Setelah memahami penilaian menyimak, Anda akan belajar penilaian keterampilan menyimak (menyimak). Berbagai kompetensi menyimak dengan berbagai ciri khas harus dipelajari siswa di sekolah. Kondisi ini menyebabkan guru dituntut memahami dengan baik prinsip-prinsip menilai kompetensi menyimak. Pada akhirnya, guru juga dituntut untuk bisa menyusun dan mengolah hasil belajar menyimak (menyimak). Calon guru perlu mempelajari pengembangan alat penilaian pada berbagai aspek pembelajaran BI. Menyimak sebagai bagian sasaran pembelajaran BI perlu dinilai sesuai dengan konstruk yang dimiliki. Secara lebih perinci, calon guru mata pelajaran bahasa Indonesia perlu memahami karakteristik alat penilaian menyimak dan prosedur pengembangannya. Di samping itu, diperlukan latihan-latihan mengembangkan alat penilaian menyimak bagi calon guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Dengan latihan yang memadai untuk menyusun alat penilaian menyimak, seorang calon guru BI akan memiliki kompetensi yang memadai. Setelah mempelajari modul ini, secara umum Anda diharapkan dapat berlatih mempraktikkan penyusunan alat penilaian menyimak. Secara khusus, setelah mempelajari modul ini, diharapkan Anda mampu menguasai hal-hal berikut. 1. Mahasiswa mampu menjelaskan pendekatan dalam penilaian kemampuan menyimak dan konstruk menyimak. 2. Mahasiswa mampu menjelaskan ragam alat penilaian kemampuan menyimak dan prinsip penyusunannya. PENDAHULUAN

Transcript of Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

Page 1: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

Modul 6

Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

Dra. Ida Lestari, M.Pd.

A. MANFAAT DAN RELEVANSI

Pada modul sebelumnya, Anda belajar alat penilaian menyimak. Setelah

memahami penilaian menyimak, Anda akan belajar penilaian keterampilan

menyimak (menyimak). Berbagai kompetensi menyimak dengan berbagai

ciri khas harus dipelajari siswa di sekolah. Kondisi ini menyebabkan guru

dituntut memahami dengan baik prinsip-prinsip menilai kompetensi

menyimak. Pada akhirnya, guru juga dituntut untuk bisa menyusun dan

mengolah hasil belajar menyimak (menyimak). Calon guru perlu

mempelajari pengembangan alat penilaian pada berbagai aspek pembelajaran

BI. Menyimak sebagai bagian sasaran pembelajaran BI perlu dinilai sesuai

dengan konstruk yang dimiliki. Secara lebih perinci, calon guru mata

pelajaran bahasa Indonesia perlu memahami karakteristik alat penilaian

menyimak dan prosedur pengembangannya. Di samping itu, diperlukan

latihan-latihan mengembangkan alat penilaian menyimak bagi calon guru

mata pelajaran bahasa Indonesia. Dengan latihan yang memadai untuk

menyusun alat penilaian menyimak, seorang calon guru BI akan memiliki

kompetensi yang memadai.

Setelah mempelajari modul ini, secara umum Anda diharapkan dapat

berlatih mempraktikkan penyusunan alat penilaian menyimak. Secara khusus,

setelah mempelajari modul ini, diharapkan Anda mampu menguasai hal-hal

berikut. 1. Mahasiswa mampu menjelaskan pendekatan dalam penilaian

kemampuan menyimak dan konstruk menyimak.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan ragam alat penilaian kemampuan

menyimak dan prinsip penyusunannya.

PENDAHULUAN

Page 2: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

6.2 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫

3. Mahasiswa mampu merencanakan alat penilaian kemampuan menyimak.

4. Mahasiswa mampu menyusun alat penilaian kemampuan menyimak.

B. DESKRIPSI/CAKUPAN MATERI MODUL

Modul ini penting dipelajari sebagai bekal untuk merencanakan

penyusunan alat penilaian menyimak. Modul ini penting dipelajari karena

dengan memahami prinsip penilaian menyimak, seorang guru dapat

menyusun alat penilaian menyimak secara tepat. Materi yang akan Anda

pelajari mencakup (1) konstruk kemampuan menyimak dan sasaran penilaian

menyimak serta (2) ragam kemampuan menyimak dan alat penilaiannya.

C. SUSUNAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan pembelajaran terdiri atas lima tahap. Tahapan pembelajaran

dalam modul ini dilakukan dengan urutan berikut.

Kegiatan Belajar 1: pendekatan dalam penilaian kemampuan menyimak,

konstruk kemampuan menyimak, serta contoh penilaian

menyimak yang sesuai dengan konstruk dan yang tidak

sesuai dengan konstruk.

Kegiatan Belajar 2: ragam tingkatan kemampuan menyimak contohnya, alat

penilaian hasil dalam pembelajaran menyimak, alat

penilaian proses dalam penilaian menyimak

penilaiannya, serta perencanaan penilaian hasil dan

proses dalam pembelajaran menyimak.

Page 3: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.3

KEGIATAN BELAJAR 1

Pendekatan dan Konstruk Keterampilan Menyimak

onsep kemampuan menyimak tentu akan dipengaruhi pendekatan yang

dianut. Sebelum Anda membahas sasaran penilaian, sebaiknya pahami

dulu pendekatan yang digunakan. Baca dengan saksama paparan berikut

untuk mengenal konstruk (konsep) menyimak dari berbagai pendekatan.

A. PENDEKATAN DALAM PENILAIAN BAHASA INDONESIA

1. Pendekatan Diskrit, Integratif, dan Komunikatif

Pembelajaran bahasa diwarnai pendekatan struktural dan integratif.

Pendekatan struktural melahirkan tes diskrit. Kata ‘diskrit’ diadaptasi dari

bahasa Inggris discrete yang artinya terpisah atau tersendiri. Kemampuan

berbahasa dianggap terdiri atas komponen yang terpisah sehingga diajarkan

secara terpisah dan dinilai secara terpisah. Penilaian lebih terarah pada materi

dan hal-hal teoretis yang berkaitan dengan tata bentuk, tata bunyi, tata

kalimat, dan teori kebahasaan atau kesastraan.

Pendekatan integratif memunculkan tes yang berupa dikte dan tes cloze.

Tes diskrit didasari asumsi bahwa bahasa dapat dipecah-pecah menjadi

bagian-bagian dan dapat dinilai secara terpisah. Pandangan teori diskrit yang

memecah belah unsur kebahasaan dan mengisolasikannya dari konteks

pemakaian berbahasa dipandang orang sebagai kelemahan yang mendasar.

Hal ini seiring dengan munculnya pandangan baru dalam pembelajaran

bahasa. Pendekatan struktural yang selama ini digunakan sebagai landas pijak

dalam pembelajaran bahasa dikritik oleh para pakar pembelajaran bahasa

yang berorientasikan pada fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Hal ini

menandai lahirnya pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa.

Pendekatan ini menekankan aspek fungsi komunikatif bahasa yang bersifat

alami dalam pembelajaran bahasa. Dengan demikian, pengelolaan proses

belajar mengajarnya lebih diarahkan pada pemajanan keterampilan berbahasa

dalam berbagai konteks dan situasi berbahasa.

Pada pendekatan diskrit dan integratif, kemampuan menyimak

difokuskan pada kemampuan memahami lafal, intonasi, makna kata, dan

K

Page 4: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

6.4 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫

kalimat yang masih terlepas dari konteks sehari-hari. Dengan demikian,

latihan-latihan keterampilan menyimak terfokus pada latihan membedakan

bunyi-bunyi bahasa, latihan membedakan makna intonasi, serta latihan

membedakan lafal yang tepat dan kurang tepat. Tes menyimak yang berupa

dikte juga masih mementingkan ketepatan penulisan dengan bunyi yang

diucapkan.

Dengarkan kalimat berikut!

c. Maksudnya, selalu tergantung dari pasaran produk-produk agraris

tersebut.

d. Hal ini kadang-kadang diciptakan oleh negara-negara yang kuat

ekonominya.

e. Perekonomian agraris memang mempunyai banyak kelemahan.

f. Perekonomian agraris antara lain tidak mampu mandiri.

g. Kalau pasaran lesu, perekonomian agraris ikut lesu.

h. Padahal, kelesuan ini tidak selalu merupakan siklus ekonomi yang

alamiah wajar.

Tulis sesuai dengan lafal yang tepat!

Contoh

Sepasang kata mirip

1. kapan - kafan

2. dibawa - di bawah

3. telepon - telfun

4. menyalakan - menyalahkan

5. salahkah - salahkan

a. Menyusun kata-kata acak yang didengar menjadi kalimat

Dalam soal ini, disediakan beberapa buah kata yang belum tersusun

dengan baik dan tidak gramatis. Peserta tes diminta menyusun kata-kata acak

itu menjadi susunan kalimat yang sesuai tuturan yang didengar. Jika tes akan

dibuat dalam bentuk objektif, disediakan beberapa pilihan dan peserta tes

diminta salah satu di antara pilihan itu yang dianggap paling tepat.

Page 5: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.5

Susunlah kata-kata acak berikut menjadi sebuah kalimat sesuai yang kamu

dengar!

Merupakan – harapan - orang tua – jangan – dirimu – merusak - karena -

kamu

Petunjuk

Tulislah kata baku yang Anda simak! Kemudian, gunakan kata baku

tersebut dalam kalimat!

1. aktip - aktiv - aktif

2. apotik - apotek - apotiks

3. aspek - asfek - asvek

4. jadwal - jadual - jaduwal

5. konsekuen - konsekwen - konsekuwen

6. konkrit - konkret - kongkrit

7. paragraf - paragrap - faragraf

8. telefon - telpon - telepon

9. mempersilakan - mempersilahkan

10. menyukseskan - mensukseskan

Tulislah S jika dua kata yang kamu dengar kamu anggap SAMA dan tulislah

jika kamu anggap TIDAK SAMA!

Diperdengarkan sepasang kata berikut secara bergantian.

1. kapan - kafan

2. dibawa - di bawah

3. telepon - telfun

4. menyalakan - menyalahkan

5. salahkah - salahkan

b. Penilaian menyimak pada pendekatan integratif

Oller (1979) menyodorkan alternatif variasi tes dikte ke dalam beberapa

bentuk sebagai berikut.

1) Dikte standar, yakni tes bahasa yang meminta anak untuk menuliskan

wacana yang dibacakan (baik langsung maupun melalui rekaman)

dengan kecepatan normal.

Page 6: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

6.6 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫

2) Dikte sebagian, yakni tes bahasa yang meminta anak untuk menuliskan

bagian kata atau frasa yang secara sengaja tidak diperdengarkan (mirip

teknik isian rumpang, tetapi disampaikan secara lisan) dari wacana yang

didiktekan dengan kecepatan yang relatif lebih lambat dari dikte standar.

3) Dikte dengan gangguan suara, yakni tes bahasa yang pada hakikatnya

sama dengan tes standar, tetapi dalam pendiktean wacana disertai dengan

suara-suara lain sebagai gangguan. Hal ini dimaksudkan untuk

mendekati kenyataan berbahasa yang sesungguhnya yang tidak terlepas

dari gangguan-gangguan suara di sekeliling pelaku komunikasi.

4) Dikte komposisi, yakni tes bahasa yang meminta anak untuk menuliskan

ulang wacana yang didiktekan dalam bentuk komposisi atau karangan.

Itu artinya wacana yang didiktekan berfungsi sebagai rangsang dasar

yang kemudian akan dikembangkan anak dalam bentuk karangan.

5) Dikte produksi lisan imitasi, yakni variasi tes dikte yang pada prinsipnya

sama dengan dikte komposisi, tetapi tuntutan berbahasa pada siswa

diwujudkan dalam bentuk kegiatan berbahasa lisan (menceritakan

kembali).

Berbeda dengan pendekatan diskrit dan integratif, pendekatan

komunikatif berasumsi bahwa pembelajaran bahasa adalah pembelajaran

yang melatih siswa untuk berkomunikasi. Dikaitkan dengan keterampilan

menyimak, pendekatan komunikatif memunculkan konsep bahwa menyimak

adalah kemampuan untuk memahami wacana lisan dalam berbagai konteks.

Dengan demikian, kemampuan menyimak berkaitan dengan kemampuan

mengidentifikasi konteks yang disampaikan melalui bahasa lisan, intonasi,

gesture, dan konteks lisan yang lain.

Pendekatan komunikatif memengaruhi konstruk (bangunan pengertian)

keterampilan berbicara. Penerapan kemampuan komunikatif pada penilaian

menyimak mencakup kemampuan linguistik (linguistic competence),

kemampuan sosiolinguistik (sociolinguistic competence), kemampuan

wacana (discourse competence), dan kemampuan strategis (strategic

competence). Dalam hal ini, kompetensi linguistik berkaitan dengan

kemampuan memahami unsur kebahasaan (tata bunyi, tata makna, tata

bentukan, atau tata kalimat). Kompetensi kewacanaan berkaitan dengan

kemampuan mengidentifikasi struktur wacana lisan sesuai dengan konteks

komunikasi. Kompetensi kewacanaan juga mengacu secara khusus pada

kemampuan mengidentifikasi penggunaan tanda kohesi dan koherensi secara

Page 7: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.7

lisan. Kompetensi strategis mengacu pada kemampuan penulis menggunakan

strategi-strategi tertentu dalam mengidentifikasi wacana lisan.

2. Pendekatan Sistem dan Pendekatan Performansi

Pendekatan penilaian, menurut Baker (1990), terdiri atas dua jenis.

Pendekatan pertama adalah pendekatan yang mendasarkan pada asumsi

bahwa menilai kemampuan berbahasa adalah menilai penguasaan

kemampuan sistem kebahasaan (tata makna, tata bentukan, tata bunyi, dan

tata kalimat). Penilaian bahasa dengan pendekatan sistem terfokus pada aspek

kebahasaan dan aspek pengetahuan kebahasaan ataupun kesastraan. Pada

penilaian dengan pendekatan sistem, aspek keterampilan berbahasa dinilai

dengan fokus ketepatan dan belum mempertimbangkan konteks.

Aspek kebahasaan terbagi dalam kelompok aspek pengetahuan bahasa

atau struktur (gramatika) serta kosakata. Aspek keterampilan berbahasa

terdiri atas keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Aspek

struktur meliputi aspek fonologi (tata bunyi), morfologi (tata bentuk),

sintaksis (tata kalimat), dan tata makna. Aspek kesastraan pun terbagi dalam

beberapa bidang, seperti aspek teori dan sejarah sastra, teori dan kritik sastra,

serta genre karya sastra. Bagian-bagian dari sistem bahasa tersebut diringkas

pada diagram berikut.

Gambar 6.1

Page 8: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

6.8 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫

Dari diagram di atas, tampak bahwa penilaian bahasa dengan pendekatan

sistem lebih mengarah pada bagian-bagian sistem dan lebih banyak

menonjolkan teori. Penilaian bahasa dengan pendekatan sistem terfokus pada

aspek kebahasaan dan aspek pengetahuan kebahasaan ataupun kesastraan.

Pada penilaian dengan pendekatan sistem, aspek keterampilan berbahasa

dinilai dengan fokus ketepatan dan belum mempertimbangkan konteks.

Pendekatan kedua dalam penilaian bahasa adalah pendekatan

performansi. Penilaian pada pendekatan ini mendasarkan pada asumsi bahwa

bahasa adalah suatu aksi berbahasa dalam konteks komunikasi. Pendekatan

performansi dalam penilaian sejajar dengan pendekatan pembelajaran bahasa

disebut pendekatan komunikatif. Pendekatan performansi menilai pemakaian

bahasa dalam berbagai konteks khusus. Dalam kaitannya dengan

keterampilan menyimak, pendekatan performansi memfokuskan pada

kemampuan siswa untuk memahami secara utuh wacana lisan dengan

konteks khusus. Pemahaman wacana lisan dengan konteks khusus berbeda

dengan konteks secara umum. Konteks komunikasi mengacu pada (a) latar

tuturan lisan (latar perkawinan, kematian, kampanye, ceramah di seminar,

perpisahan di sekolah, dan sebagainya); (b) tujuan wicara

(menginformasikan, memengaruhi, dan menjelaskan); (c) partisipan

(audiens) yang menjadi sasaran wicara; (d) ragam komunikasi (formal atau

informal); serta (e) bentuk wicara (menyimak pidato berbeda dengan

menyimak wawancara atau diskusi).

Pendekatan performansi berorientasi pada pengembangan tes

komunikatif berbahasa dengan konteks khusus. Pendekatan ini mengukur

performansi keterampilan berbahasa siswa dalam berbagai konteks secara

khusus. Dikaitkan dengan keterampilan menyimak, pendekatan komunikatif

memunculkan konsep bahwa menyimak adalah kemampuan untuk

memahami wacana lisan dalam berbagai konteks. Konteks diperluas dengan

cakupan peran latar komunikasi, hubungan O1 (pengirim pesan) dengan O2

(penerima pesan), situasi komunikasi (resmi atau tidak), tujuan komunikasi,

media komunikasi (bahasa lisan atau tulis), dan bentuk wacana (genre).

Dari ulasan tentang pendekatan penilaian tersebut, dapat disimpulkan

bahwa terdapat persamaan pada pendekatan diskrit dengan pendekatan

sistem. Ada juga persamaan antara pendekatan komunikatif dan pendekatan

performansi. Karakteristik penilaian keterampilan berbicara dengan kedua

pendekatan tersebut dipaparkan pada tabel berikut.

Page 9: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.9

Alat Penilaian Menyimak pada Pendekatan Sistem

Alat Penilaian Menyimak pada Pendekatan Performansi

Acuan penilaian pada identifikasi makna kata, perbedaan dua kata, serta perbedaan intonasi beberapa kalimat yang mengarah pada ketepatan tata makna, tata bunyi, tata kalimat, dan tata bentukan

Acuan penilaian pada kemampuan memahami bahasa dalam berbagai konteks komunikasi

Berfokus pada kemampuan menggunakan kata dan kalimat secara tepat (ketepatan)

Berfokus pada berbagai keterampilan menyimak dengan menggunakan kata dan kalimat sesuai konteks (kesesuaian konteks)

Format tes identifikasi perbedaan bunyi Tes pemahaman utuh termasuk konteks komunikasi yang melingkupi tuturan

Wacana yang disimak lepas konteks dan umum

Wacana lisan pada konteks yang terjadi sehari-hari

Pertanyaan terfokus pada makna kata dan kalimat secara tersurat

Memperluas tingkatan pemahaman sesuai dalam kehidupan sehari-hari

Penilaian terfokus pada hasil Mencakup hasil dan proses

Aspek kebahasaan menjadi fokus yang akan diukur

Aspek yang diukur mencakup kompetensi kebahasaan, kompetensi kewacanaan, kompetensi sosiolinguistik, dan kompetensi strategi

Bentuk respons siswa cenderung mengerjakan tes

Berbagai ragam respons siswa (menceritakan kembali, menggambar denah, dan memeragakan) sesuai dengan konteks komunikasi

Sesuai dengan karakteristik pendekatan pembelajaran bahasa Indonesia,

pendekatan penilaian yang harus digunakan adalah pendekatan performansi.

Berdasarkan pendekatan performansi tersebut, dirumuskan konstruk

berbicara sebagai sasaran penilaian berbicara, alat penilaian keterampilan

berbicara, dan teknik penilaian berbicara.

B. SASARAN PENILAIAN HASIL BELAJAR MENYIMAK

Kajian definisi kemampuan menyimak dan perincian konstruk

menyimak di atas dijadikan dasar untuk menyusun sasaran penilaian

kemampuan menyimak. Kemampuan menyimak adalah keterampilan reseptif

lisan, yaitu keterampilan memahami berbagai wacana lisan yang didengar

dengan konteks khusus. Pada pendekatan bahasa sebagai sistem,

keterampilan menyimak difokuskan pada ketepatan penggunaan aspek

kebahasaan yang meliputi kemampuan memaknai kata, menentukan makna

Page 10: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

6.10 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫

kalimat yang didengar, serta menentukan makna intonasi dan unsur lisan lain.

Tes dikte lisan banyak digunakan untuk mengukur ketepatan penulisan

semua wacana lisan yang didengar. Ketepatan bahasa lisan dengan yang

dituliskan menjadi ukuran mutlak.

Pada pendekatan performansi, tes menyimak di samping mengukur

keterampilan memilih/menggunakan aspek kebahasaan juga diarahkan pada

kemampuan memahami makna wacana lisan yang didengar secara

kontekstual. Wacana lisan yang digunakan sebagai rangsang juga relevan

dengan komunikasi sehari-hari. Berikut ini dituliskan jabaran umum

keterampilan menyimak.

Menurut Brown (2004), pengembangan sasaran keterampilan menyimak

dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu keterampilan makro dan

keterampilan mikro. Jabaran kemampuan menyimak tersebut dipaparkan

berikut.

Keterampilan mikro

a. Membedakan berbagai makna kata dan kalimat dari wacana lisan yang

didengar.

b. Menentukan makna intonasi (tinggi rendah, cepat lambat, dan

tekanan) dari wacana yang didengar.

c. Menentukan satuan makna berdasarkan penjedaan yang didengar.

d. Menentukan makna kata berdasarkan lafal yang didengar.

Keterampilan makro

a. Menentukan perincian (detail) isi dari wacana yang didengar.

b. Menentukan pokok-pokok isi dari wacana yang didengar.

c. Meringkas isi wacana yang didengar.

d. Menyimpulkan maksud pembicara berdasarkan bentuk retorik wacana

yang didengar.

e. Menyimpulkan makna tersirat melalui intonasi yang didengar.

f. Menyimpulkan isi tersirat dengan menggunakan konteks pembicaraan.

g. Menentukan bias/opini dari wacana yang didengar.

h. Menentukan perincian isi pada pembukaan, inti, dan penutup wacana

lisan yang didengar.

i. Menganalisis hubungan makna pembukaan, inti, dan penutup dari

wacana lisan yang didengar.

j. Menyimpulkan inti (pokok-pokok isi) wacana yang didengar.

Page 11: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.11

k. Mengomentari kebermaknaan isi dari seluruh wacana lisan yang

didengar.

l. Mengomentari ketepatan hubungan makna pembukaan, inti, dan

penutup dari wacana lisan yang didengar.

m. Mengubah kalimat yang didengar dengan kalimat lain yang memiliki

makna sama.

n. Memvariasikan pembukaan, inti, dan penutup dari wacana lisan yang

didengar.

Keterampilan mikro dan indikator makro tersebut dalam penilaian

menyimak diujikan secara kontekstual. Teknik penilaian menyimak dalam

pendekatan performansi menggunakan cara-cara informal. Tes digunakan

dalam bentuk permainan atau kegiatan informal sehingga tidak terasa sedang

diuji.

Dari konstruk (konsep) dan teknik menyimak yang telah dibahas, dapat

disimpulkan bahwa sasaran utama tes kemampuan menyimak adalah

kemampuan peserta tes untuk memahami isi wacana yang dikomunikasikan

secara lisan langsung oleh pembicara atau rekaman audio dan video.

Pemahaman itu dapat mengacu pada pemahaman secara umum, seperti topik

yang dibahas, sekadar garis besar isinya, atau bagian-bagian yang lebih

teperinci, termasuk pelaku, lokasi, waktu, dan beberapa aspek yang

menonjol. Pemahaman lewat menyimak dapat pula berkaitan dengan hal-hal

yang secara tegas dan langsung terungkapkan. Pemahaman semacam itu

hanya dapat diperoleh dengan menghubung-hubungkan bagian-bagian

wacana tertentu atau mengambil kesimpulan dan implikasi berdasarkan

pemahaman terhadap bagian-bagian wacananya. Semua itu merupakan

penjabaran dari apa yang seharusnya dipahami seseorang ketika menyimak

suatu wacana yang dikomunikasikan secara lisan untuk didengarkan.

Penetapan jenis sasaran kemampuan yang dijadikan fokus tes

disesuaikan dengan tingkat kemampuan peserta tes. Untuk tingkat pemula,

dapat digunakan butir-butir tes yang jawabannya memerlukan sekadar

pemahaman tentang hal-hal yang secara langsung, konkret, dan harfiah

termuat dalam wacana. Pertanyaan-pertanyaan yang kurang langsung

sifatnya, termasuk kaitan antara berbagai wacana, menemukan implikasi dan

menarik kesimpulan, sampai dengan menentukan sikap dan melakukan

evaluasi terhadap isi wacana, lebih sesuai bagi peserta tes yang tingkat

kemampuan bahasanya lebih tinggi.

Page 12: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

6.12 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫

Di samping perincian tentang identifikasi dan perincian kemampuan tes

menyimak seperti diuraikan di atas, bagian penting lain adalah pemilihan

wacana untuk dipahami dengan memperdengarkannya kepada peserta tes.

Dari wacana itulah, nantinya sejumlah pertanyaan harus dijawab oleh peserta

tes sesuai dengan pemahamannya terhadap isi wacana. Pemilihan wacana ini

perlu dilakukan atas dasar beberapa rambu, terutama yang berkaitan dengan

isi dan masalah yang dibahas yang disesuaikan dengan bidang yang

dikenalnya secara akrab serta bukannya sesuatu di luar jangkauan bidangnya.

Pendek kata wacana untuk tes menyimak sebaiknya tidak merupakan sesuatu

yang asing dalam berbagai aspek, kecuali isi wacana yang pemahamannya

merupakan sasaran pokok dari tes menyimak.

Sementara itu, amatlah penting untuk digarisbawahi bahwa sasaran tes

menyimak adalah kemampuan memahami wacana dengan perincian dan

tataran tingkat kemampuan seperti diuraikan di atas. Mengarahkan butir-butir

tes menyimak ke aspek-aspek lain, selain kemampuan menyimak—seperti

pengetahuan kosakata dan tata bahasa yang penggunaannya tidak terkait

dengan wacana yang disajikan, bahkan kadang-kadang ejaan, seperti sering

ditemukan—tidak saja mengaburkan sasaran tes yang tepat, melainkan juga

membuang waktu dan tenaga peserta tes secara tidak bermanfaat. Praktik

yang keliru semacam itu perlu dihindarkan.

Dalam kaitan dengan penetapan jenis tes yang digunakan untuk tes

menyimak, khususnya pemilihan bentuk objektif atau subjektif, dan cara-cara

perumusan butir-butir tesnya, amat dianjurkan untuk memastikannya dengan

kecermatan dan kehati-hatian yang tinggi. Seperti juga untuk jenis-jenis tes

bahasa yang lain, tes menyimak perlu disusun dengan mengindahkan

berbagai kaidah dan persyaratan yang perlu dipenuhi bagi tes yang baik.

Selain sasaran penilaian hasil seperti telah dibahas di atas, berikut ini

diberikan contoh sasaran penilaian proses dalam pembelajaran menyimak.

Amati contoh berikut!

Contoh indikator penilaian proses dan penilaian hasil pada penilaian

menyimak dengan KD menyimpulkan dialog interaktif.

Data Aspek-aspek Indikator Alat Prosedur

Penilaian hasil

1. Kelengkapan isi kesimpulan dengan dialog interaktif yang disimak

2. Kesesuaian isi

1. Kemampuan siswa dalam menyimpulkan isi dialog interaktif dengan lengkap.

2. Kemampuan siswa dalam

Tes

Akhir pembelajaran

Page 13: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.13

Data Aspek-aspek Indikator Alat Prosedur

kesimpulan dengan dialog interaktif yang disimak

3, Ketepatan ejaan dan susunan kalimat pada kesimpulan dialog interaktif

menyimpulkan isi dialog interaktif dengan sesuai

3. Kemampuan siswa dalam

menyimpulkan isi dialog interaktif dengan ejaan dan susunan kalimat yang tepat

Tes Tes

Proses 1. Perhatian siswa 2. Keantusiasan siswa 3. Keaktifan siswa 4. Interaksi multiarah 5. Respons positif

terhadap

1. Kemauan siswa memperhatikan penjelasan guru;

kemauan siswa memperhatikan media yang digunakan;

mau berkonsentrasi penuh mendengarkan materi pembelajaran menyimak

2. Keseriusan siswa dalam mendengarkan materi menyimak yang berupa audiovisual; keseriusan siswa dalam merespons mengerjakan tugas menyimak; keantusiasan siswa dalam menanggapi media audiovisual

3. Keaktifan siswa bertanya; keaktifan siswa

mengemukakan pendapat/menyimpulkan;

keaktifan menjawab pertanyaan teman; keaktifan berpartisipasi mengerjakan tugas

4. Terjadi interaksi siswa dengan siswa lain; terjadi interaksi guru dengan kelompok siswa; terjadi interaksi guru dengan individu siswa; terjadi interaksi siswa dengan lingkungan sekitar

5. Respons positif terhadap materi pembelajaran

Lembar Observasi

Selama proses pembelajaran

Page 14: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

6.14 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫

Data Aspek-aspek Indikator Alat Prosedur

pembelajaran menyimak

menyimak; respons positif terhadap guru yang membelajarkan; respons positif terhadap kegiatan yang dilaksanakan; respons positif terhadap media yang digunakan

Angket siswa

Komentar terhadap Proses

Perincian Komentar Tindakan

Mendengarkan tuturan dengan penuh konsentrasi

Ada beberapa siswa belum mampu berkonsentrasi

Pemberian tugas untuk menggabungkan kalimat atau paragraf dan penulisan kalimat efektif

C. PRINSIP PENILAIAN MENYIMAK

Berdasarkan telaah konstruk kemampuan menyimak pada paparan di

atas, disimpulkan prinsip penilaian menyimak berikut. Bacalah paparan

prinsip penilaian berikut dengan saksama!

Secara umum, penilaian berbasis kelas dilakukan dengan prinsip (a)

memandang penilaian sebagai bagian integral dari kegiatan belajar mengajar,

(b) mengembangkan strategi yang mendorong dan memperkuat proses

penilaian sebagai kegiatan refleksi, (c) melakukan berbagai strategi penilaian

dalam program pengajaran untuk menyediakan berbagai jenis informasi

tentang hasil belajar siswa, (d) mengakomodasi kebutuhan khusus siswa, (e)

mengembangkan sistem pencatatan yang menyediakan cara yang bervariasi

dalam pengamatan belajar siswa, serta (f) menggunakan penilaian dalam

rangka mengumpulkan informasi untuk membuat keputusan tentang tingkat

pencapaian siswa.

Di samping prinsip umum tersebut, penilaian menyimak perlu dilakukan

dengan prinsip berikut.

1. Tidak mengulang persis teks yang telah digunakan dalam proses

pembelajaran (tidak menilai hafalan siswa). Yang dinilai dalam penilaian

menyimak adalah kemampuan siswa dapat menyimpulkan isi dialog

interaktif, apa pun bentuk dialog interaktifnya.

2. Wacana lisan penilaian menyimak yang digunakan pada akhir

pembelajaran menggunakan wacana lisan yang telah dibahas pada

pembelajaran.

Page 15: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.15

3. Tidak menggunakan wacana yang isinya sudah dihafal siswa sehingga

dapat dijawab tanpa mendengarkan (kecuali untuk kelas awal yang

dinilai kemampuan dikte imitasinya).

4. Menggunakan rangsangan wacana lisan (BUKAN bacaan). Penilaian

menyimak dimulai dengan kegiatan siswa mendengarkan tuturan lisan

dan siswa melakukan berbagai respons yang menunjukkan pemahaman

siswa terhadap wacana lisan yang didengar.

5. Menuntut siswa merespons berdasarkan pemahaman isi wacana yang

didengar (siswa menjawab pertanyaan tentang isi wacana yang didengar,

berperan sesuai apa yang didengar, serta menggambar/melakukan

tindakan seperti perintah yang didengar.

6. Mengukur jabaran indikator langsung dari keterampilan KD/bukan

pengetahuan tentang materi dalam KD.

7. Mencakup keseluruhan indikator yang ditetapkan/indikator akhir harus

diukur (tidak hanya indikator antara).

Di samping prinsip tersebut, kutipan tuturan yang menjadi bahan kutipan

menyimak harus memiliki syarat-syarat (a) wacana yang disimak adalah jenis

wacana lisan dengan bentuk khusus sesuai kompetensi dasar (pidato,

wawancara, pengumuman, ceramah, dan berita); (b) tidak banyak

menggunakan kalimat panjang (karena lisan); (c) unsur lisan (intonasi,

prosidi, konteks) perlu ditonjolkan; (d) tidak terlalu teknis sehingga

menguntungkan bidang ilmu tertentu (terlalu ke ekonomi, padahal tes untuk

seluruh siswa, baik IPA maupun IPS); (e) tidak terlalu umum (sudah sangat

dihafal siswa walau tanpa menyimak); (f) tidak bias agama, suku/ras, dan

budaya; serta (g) tingkatan kesulitan bahan teks lisan menyimak tidak terlalu

sulit dan tidak terlalu mudah (berada pada tahap instruksional).

1) Buatlah ringkasan perbedaan penilaian menyimak pada pendekatan

sistem dan pendekatan performansi!

2) Jelaskan contoh prinsip penilaian menyimak yang menyarankan! Berilah

alasan ketidaktepatan sasaran penilaian keterampilan menyimak berikut!

LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,

kerjakanlah latihan berikut!

Page 16: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

6.16 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫

3) Jelaskan perbedaan keterampilan mikro dan makro pada keterampilan

menyimak!

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Ciri penilaian menyimak pada pendekatan sistem adalah (a) alat

penilaian cenderung berupa tes, acuan penilaian pada identifikasi makna

kata, perbedaan dua kata, serta perbedaan intonasi beberapa kalimat yang

mengarah pada ketepatan tata makna, tata bunyi, tata kalimat, dan tata

bentukan; (b) berfokus pada kemampuan menggunakan kata dan kalimat

secara tepat (ketepatan); (c) wacana yang disimak lepas konteks dan

umum; serta (d) aspek kebahasaan menjadi fokus yang akan diukur.

Ciri penilaian pada pendekatan performansi adalah (a) acuan penilaian

pada kemampuan memahami bahasa dalam berbagai konteks

komunikasi; (b) berfokus pada berbagai keterampilan menyimak dengan

menggunakan kata dan kalimat sesuai konteks (kesesuaian konteks); (c)

wacana lisan pada konteks yang terjadi sehari-hari; (d) aspek yang

diukur mencakup kompetensi kebahasaan, kompetensi kewacanaan,

kompetensi sosiolinguistik, dan kompetensi strategi; serta (e) berbagai

ragam respons siswa (menceritakan kembali, menggambar denah, dan

memeragakan) sesuai dengan konteks komunikasi.

2) Prinsip penilaian menyimak adalah (a) tidak mengulang persis teks yang

telah digunakan dalam proses pembelajaran (tidak menilai hafalan

siswa); (b) alat penilaian menyimak yang digunakan pada akhir

pembelajaran menggunakan wacana lisan yang telah dibahas pada

pembelajaran; (c) tidak menggunakan wacana yang isinya sudah dihafal

siswa sehingga dapat dijawab tanpa mendengarkan (kecuali untuk kelas

awal yang dinilai kemampuan dikte imitasinya); (d) menggunakan

rangsangan wacana lisan (BUKAN bacaan), penilaian menyimak

dimulai dengan kegiatan siswa mendengarkan tuturan lisan dan siswa

melakukan berbagai respons yang menunjukkan pemahaman siswa

terhadap wacana lisan yang didengar; (e) menuntut siswa merespons

berdasarkan pemahaman isi wacana yang didengar (siswa menjawab

pertanyaan tentang isi wacana yang didengar, berperan sesuai apa yang

didengar, menggambar/melakukan tindakan seperti perintah yang

didengar; (f) mengukur jabaran indikator langsung dari keterampilan

KD, bukan pengetahuan tentang materi dalam KD; serta (g) mencakup

Page 17: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.17

keseluruhan indikator yang ditetapkan/indikator akhir harus diukur (tidak

hanya indikator antara).

Di samping prinsip tersebut, kutipan tuturan yang menjadi bahan kutipan

menyimak harus memiliki syarat-syarat berikut: (a) wacana yang

disimak adalah jenis wacana lisan dengan bentuk khusus sesuai

kompetensi dasar (pidato, wawancara, pengumuman, ceramah, dan

berita); (b) tidak banyak menggunakan kalimat panjang (karena lisan);

(c) unsur lisan (intonasi, prosidi, dan konteks) perlu ditonjolkan; (d)

tidak terlalu teknis sehingga menguntungkan bidang ilmu tertentu

(terlalu ke ekonomi, padahal tes untuk seluruh siswa, baik IPA maupun

IPS); (e) tidak terlalu umum (sudah sangat dihafal siswa walau tanpa

menyimak); (f) tidak bias agama, suku/ras, dan budaya, serta (g)

tingkatan kesulitan bahan teks lisan menyimak tidak terlalu sulit dan

tidak terlalu mudah (berada pada tahap instruksional).

3) Perbedaan antara keterampilan mikro dan makro sebagai berikut.

Keterampilan mikro

a. Membedakan berbagai makna kata dan kalimat dari wacana lisan

yang didengar.

b. Menentukan makna intonasi (tinggi rendah, cepat lambat, dan

tekanan) dari wacana yang didengar.

c. Menentukan satuan makna berdasarkan penjedaan yang didengar.

d. Menentukan makna kata berdasarkan lafal yang didengar.

Keterampilan makro

a. Menentukan perincian (detail) isi dari wacana yang didengar.

b. Menentukan pokok-pokok isi dari wacana yang didengar.

c. Meringkas isi wacana yang didengar.

d. Menyimpulkan maksud pembicara berdasarkan bentuk retorik

wacana yang didengar.

e. Menyimpulkan makna tersirat melalui intonasi yang didengar.

f. Menyimpulkan isi tersirat dengan menggunakan konteks

pembicaraan.

g. Menentukan bias/opini dari wacana yang didengar.

h. Menentukan perincian isi pada pembukaan, inti, dan penutup

wacana lisan yang didengar.

i. Menganalisis hubungan makna pembukaan, inti, dan penutup dari

wacana lisan yang didengar.

Page 18: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

6.18 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫

j. Menyimpulkan inti (pokok-pokok isi) wacana yang didengar.

k. Mengomentari kebermaknaan isi dari seluruh wacana lisan yang

didengar.

l. Mengomentari ketepatan hubungan makna pembukaan, inti, dan

penutup dari wacana lisan yang didengar.

m. Mengubah kalimat yang didengar dengan kalimat lain yang

memiliki makna sama.

n. Memvariasikan pembukaan, inti, dan penutup dari wacana lisan

yang didengar.

Ciri penilaian menyimak pada pendekatan sistem adalah (a) alat

penilaian cenderung berupa tes, acuan penilaian pada identifikasi makna

kata, perbedaan dua kata, perbedaan intonasi beberapa kalimat yang

mengarah pada ketepatan tata makna, tata bunyi, tata kalimat, dan tata

bentukan; (b) berfokus pada kemampuan menggunakan kata dan kalimat

secara tepat (ketepatan); (c) wacana yang disimak lepas konteks dan

umum; serta (d) aspek kebahasaan menjadi fokus yang akan diukur.

Ciri penilaian pada pendekatan performansi adalah (a) acuan

penilaian pada kemampuan memahami bahasa dalam berbagai konteks

komunikasi; (b) berfokus pada berbagai keterampilan menyimak dengan

menggunakan kata dan kalimat sesuai konteks (kesesuaian konteks); (c)

wacana lisan pada konteks yang terjadi sehari-hari; (d) aspek yang

diukur mencakup kompetensi kebahasaan, kompetensi kewacanaan,

kompetensi sosiolinguistik, dan kompetensi strategi; serta (e) berbagai

ragam respons siswa (menceritakan kembali, menggambar denah, dan

memeragakan) sesuai dengan konteks komunikasi. Secara umum, penilaian berbasis kelas dilakukan dengan prinsip (a)

memandang penilaian sebagai bagian integral dari kegiatan belajar

mengajar; (b) mengembangkan strategi yang mendorong dan

memperkuat proses penilaian sebagai kegiatan refleksi; (c) melakukan

berbagai strategi penilaian dalam program pengajaran untuk

menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar siswa; (d)

mengakomodasi kebutuhan khusus siswa; (e) mengembangkan sistem

pencatatan yang menyediakan cara yang bervariasi dalam pengamatan

belajar siswa; serta (f) menggunakan penilaian dalam rangka

mengumpulkan informasi untuk membuat keputusan tentang tingkat

pencapaian siswa.

RANGKUMAN

Page 19: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.19

Prinsip penilaian menyimak adalah (a) tidak mengulang persis teks

yang telah digunakan dalam proses pembelajaran (tidak menilai hafalan

siswa); (b) alat penilaian menyimak yang digunakan pada akhir

pembelajaran menggunakan wacana lisan yang telah dibahas pada

pembelajaran; (c) tidak menggunakan wacana yang isinya sudah dihafal

siswa sehingga dapat dijawab tanpa mendengarkan (kecuali untuk kelas

awal yang dinilai kemampuan dikte imitasinya); (d) menggunakan

rangsangan wacana lisan (BUKAN bacaan), penilaian menyimak

dimulai dengan kegiatan siswa mendengarkan tuturan lisan dan siswa

melakukan berbagai respons yang menunjukkan pemahaman siswa

terhadap wacana lisan yang didengar; (e) menuntut siswa merespons

berdasarkan pemahaman isi wacana yang didengar (siswa menjawab

pertanyaan tentang isi wacana yang didengar, berperan sesuai apa yang

didengar, menggambar/melakukan tindakan seperti perintah yang

didengar; (f) mengukur jabaran indikator langsung dari keterampilan

KD, bukan pengetahuan tentang materi dalam KD; serta (g) mencakup

keseluruhan indikator yang ditetapkan/indikator akhir harus diukur

(tidak hanya indikator antara). Di samping prinsip tersebut, kutipan tuturan yang menjadi bahan

kutipan menyimak harus memiliki syarat-syarat berikut: (a) wacana yang

disimak adalah jenis wacana lisan dengan bentuk khusus sesuai

kompetensi dasar (pidato, wawancara, pengumuman, ceramah, dan

berita); (b) tidak banyak menggunakan kalimat panjang (karena lisan);

(c) unsur lisan (intonasi, prosidi, dan konteks) perlu ditonjolkan; (d)

tidak terlalu teknis sehingga menguntungkan bidang ilmu tertentu

(terlalu ke ekonomi, padahal tes untuk seluruh siswa, baik IPA maupun

IPS); (e) tidak terlalu umum (sudah sangat dihafal siswa walau tanpa

menyimak); (f) tidak bias agama, suku/ras, dan budaya; serta (g)

tingkatan kesulitan bahan teks lisan menyimak tidak terlalu sulit dan

tidak terlalu mudah (berada pada tahap instruksional).

1) Sasaran penilaian keterampilan menyimak yang termasuk keterampilan

mikro adalah kemampuan membedakan ....

A. isi tersurat dan isi tersirat dari tuturan yang didengar

B. isi evaluatif dan kritis dari tuturan yang didengar

C. pertanyaan kritis dan kreatif dari tuturan yang didengar

D. intonasi tanya dan intonasi pernyataan dari tuturan yang didengar

TES FORMATIF 1

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

Page 20: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

6.20 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫

2) Sasaran penilaian keterampilan menyimak yang termasuk keterampilan

makro adalah kemampuan menentukan ....

A. makna tersirat dari tuturan yang didengar

B. makna intonasi tanya dari tuturan yang didengar

C. satuan makna dari tuturan yang didengar

D. makna kata dari tuturan yang didengar

3) Perbedaan rangsang wacana lisan pada penilaian menyimak pendekatan

sistem dan pendekatan performansi adalah penilaian menyimak pada

pendekatan sistem menggunakan rangsang wacana ….

A. kata, sedangkan pada pendekatan performansi rangsang wacana

berupa kalimat

B. lisan, sedangkan pada pendekatan performansi rangsang wacana

bersifat tertulis

C. lisan yang artifisial, sedangkan pada pendekatan performansi

rangsang wacana bersifat kontekstual

D. lisan monolog, sedangkan pada pendekatan performansi rangsang

wacana lisan interaktif

4) Menyimak berita termasuk jenis keterampilan ....

A. reseptif

B. produktif

C. apresiatif

D. konstruktif

5) Komentar yang sesuai terhadap tes menyimak tersebut adalah soal ....

A. salah karena menggunakan soal objektif untuk menilai menyimak

B. benar karena materi sesuai dengan kompetensi dasar, yaitu berita

C. salah karena menyimak isi yang menjadi sasaran kompetensi

menyimak

D. benar karena panjang semua opsi relatif sama

6) Dengarkan berita yang dibacakan berikut!

Presiden ketiga RI memiliki kompetensi di bidang pembuatan pesawat

terbang. Laki-laki dari Sulawesi Selatan ini sangat setia kepada istrinya.

Laki-laki itu hari ini mengadakan peringatan ulang tahun ke-60.

Pertanyaan yang dibuat guru sebagai berikut.

Jelaskan siapa presiden ketiga RI berdasarkan wacana yang kamu

dengar!

Page 21: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.21

Komentar terhadap soal yang dibuat guru adalah ....

A. soal tepat karena sudah sesuai dengan wacana yang didengar siswa

B. soal tepat karena menilai kemampuan menyimak dengan rangsang

lisan

C. soal salah karena menggunakan tes objektif untuk tes menyimak

D. soal salah karena mengukur pengetahuan umum

7) Penilaian menyimak perlu dilakukan dengan prinsip berikut, kecuali ....

A. menggunakan tuturan yang sama dengan pembelajaran

B. tidak menggunakan wacana yang isinya sudah dihafal siswa

sehingga dapat dijawab tanpa mendengarkan (kecuali untuk kelas

awal yang dinilai kemampuan dikte imitasinya)

C. menggunakan rangsangan berupa wacana lisan

D. menuntut siswa merespons setelah mendengar

8) Pak Denias menilai kemampuan menyimak dengan membagikan lembar

wacana berita beserta lembar soal yang harus dijawab siswa. Alasan

ketidaktepatan penilaian menyimak yang dilakukan Pak Denias

adalah ....

A. belum menggunakan jenis wacana yang tepat sesuai kompetensi

B. seharusnya tidak menggunakan berita karena berita untuk dibaca

C. teknik penilaian seharusnya menuntut siswa mendengar

D. belum menggunakan alat audiovisual atau rekaman

9) Bu Daniar melakukan penilaian menyimak dengan model kuis individu

berdasarkan kutipan yang telah dibacakan. Komentar untuk Bu Daniar

adalah penilaian yang dilakukan ....

A. benar karena menggunakan wacana lisan

B. benar karena menggunakan kutipan bacaan

C. salah karena dilakukan dengan kuis

D. salah karena dilakukan secara individu

10) Aspek yang dikoreksi dalam tes menyimak dengan pendekatan sistem

adalah ....

A. ketepatan penggunaan struktur dan ketepatan penulisan lafal

B. kesesuaian dengan tujuan penulisan

C. kesesuaian dengan konteks wacana secara keseluruhan

D. ketepatan pemilihan tema dan kreativitas pilihan kata

Page 22: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

6.22 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫

11) Wacana berikut ini cocok digunakan sebagai kutipan pada tes menyimak

pada pendekatan performansi adalah ....

A. paragraf

B. kalimat

C. kata yang berbeda bunyi

D. dialog di televisi

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang

terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.

Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan

Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali

80 - 89% = baik

70 - 79% = cukup

< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat

meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%,

Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang

belum dikuasai.

Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban yang Benar

100%Jumlah Soal

Page 23: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.23

Kegiatan Belajar 2

Alat Penilaian Keterampilan Menyimak dan Teknik Pelaksanaannya

engan mencermati konstruk kemampuan menyimak pada paparan di

atas, dapat disimpulkan bahwa sasaran penilaian keterampilan

mendengar adalah keterampilan berpikir. Karena itu, alat penilaian yang

sesuai untuk menilai keterampilan menyimak adalah tes.

A. PENGEMBANGAN ALAT PENILAIAN MENYIMAK

BERDASARKAN TINGKATAN BERPIKIR

Menurut Bruce (1998), tes dapat digunakan untuk mengukur banyaknya

pengetahuan yang diperoleh individu dari suatu bahan pelajaran yang terbatas

pada tingkat tertentu. Oleh karena itu, tes merupakan alat ukur yang banyak

dipergunakan dalam dunia pendidikan. Tes adalah suatu alat untuk

memperoleh sampel tingkah laku dari suatu ranah tertentu. Tes adalah suatu

alat yang sistematis untuk mengamati dan memerikan satu atau lebih

karakteristik seseorang dengan menggunakan skala numerik atau sistem

kategori. Menurut Asmawi (2001), tes adalah suatu pertanyaan atau

seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang

atribut psikologis yang respons setiap butir pertanyaannya dapat

dikategorikan benar atau salah.

Menurut Kerlinger (2006), tes adalah prosedur sistematis dengan cara

memberi individu sejumlah rangsang buatan untuk ditanggapi. Dari

tanggapan-tanggapan tersebut, penguji dapat memberikan angka bagi pihak

yang diuji sebagai cerminan benar dan tidaknya sebuah tanggapan.

Amati contoh penggunaan tes objektif dan tes esai sebagai alat penilaian

menyimak!

Sasaran tes menyimak adalah kemampuan memahami (reseptif).

Rangsang yang digunakan dalam tes menyimak adalah tuturan lisan dengan

intonasi, jeda, nada, dan tempo yang ada dalam tuturan nyata.

Ditinjau dari kemampuan yang menjadi sasaran tes, kemampuan yang

akan diukur dalam tes menyimak mencakup (1) kemampuan literal:

kemampuan memahami isi teks berdasarkan aspek kebahasaan yang tersurat;

D

Page 24: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

6.24 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫

(2) kemampuan inferensial: kemampuan memahami isi tuturan yang

tersirat/menyimpulkan isi yang tidak langsung ada dalam teks; (3)

kemampuan reorganisasi: pencarian/penataan kembali ide pokok dan ide

penjelas dalam parafon ataupun ide-ide pokok parafon yang mendukung

tema pembicaraan; (4) kemampuan evaluatif: untuk menilai keakuratan,

kemanfaatan, dan kejelasan isi pembicaraan; serta (5) kemampuan

apresiasi: kemampuan menghargai isi pembicaraan.

Menurut Bloom (Kathrowl, 2002), tingkatan pemahaman mencakup

kemampuan-kemampuan berikut.

1. Kemampuan mengingat, yaitu mendapatkan kembali pengetahuan yang

relevan dari memori jangka panjang. Kemampuan mengingat mencakup

recognizing (mengenali) dan recalling (memanggilan/mengingat

kembali).

2. Kemampuan memahami, yaitu menentukan makna dari pesan lisan,

tertulis, ataupun grafik. Kemampuan tersebut mencakup kemampuan

menginterpretasi, mencontohkan, mengklasifikasi, merangkum,

menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan.

3. Kemampuan menerapkan, yaitu kemampuan mengambil atau

menggunakan suatu prosedur tertentu sesuai situasi yang dihadapi.

Kemampuan menerapkan mencakup kemampuan mengimplementasikan

dan kemampuan melaksanakan (executing).

4. Kemampuan menganalisis, yaitu memecah-mecah materi hingga bagian

yang lebih kecil dan mendeteksi bagian apa yang berhubungan satu sama

lain menuju satu struktur atau maksud tertentu. Kemampuan

menganalisis mencakup kemampuan membedakan, mengorganisasikan,

menghubungkan/menentukan pola hubungan, mengklasifikasi, dan

kemampuan memilah-milah.

5. Kemampuan mengevaluasi, yaitu membuat pertimbangan berdasarkan

kriteria dan standar tertentu. Kemampuan mengevaluasi mencakup

kemampuan memeriksa dan mengkritik dari sudut pandang tertentu.

6. Kemampuan menciptakan, yaitu kemampuan menyusun elemen-elemen

untuk membentuk sesuatu yang berbeda atau membuat produk orisinal.

Kemampuan mencipta mencakup kemampuan menghasilkan dan

kemampuan merencanakan.

Page 25: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.25

Proses kognitif meaningful learning atau yang melibatkan proses

berpikir kompleks bisa digambarkan dari struktur C2 hingga C6 (Krathwohl,

2002).

Lampiran

PENTINGNYA SARAPAN PAGI

Berdasarkan penelitian, sarapan dengan menu makanan yang

mengandung karbohidrat kompleks dan glukosa yang digunakan secara

perlahan dalam tubuh akan membantu meningkatkan konsentrasi dan daya

ingat. Banyak orang yang tidak menyadari manfaat sarapan pagi dan

menganggap sarapan itu tidak penting. Padahal, sarapan sangat penting agar

bisa berenergi sepanjang hari. Menu sarapan harus tepat dan bergizi.

Misalnya, gandum utuh yang banyak mengandung karbohidrat kompleks,

serat, dan protein yang membantu memberikan bahan bakar yang cukup

untuk tubuh. Selain gandum, menu yang lainnya adalah sereal. Sereal

merupakan menu makanan yang baik karena rendah lemak, mengandung

karbohidrat kompleks, serta menjadi sumber serat.

Manfaat sarapan pagi, yaitu mencukupi zat gizi, ketahanan tubuh,

membantu memusatkan pikiran untuk belajar dan memudahkan penyerapan

pelajaran, memberi kekuatan metabolisme, menurunkan berat badan,

memberi otak bahan bakar, dan menghindari makanan tak terkontrol. Sarapan

memberikan proporsi signifikan asupan total nutrisi untuk sepanjang hari dan

memberikan kesempatan untuk mengonsumsi makanan yang penuh nutrisi,

seperti zat besi, vitamin, dan serat. Vitamin, mineral, dan nutrisi hanya dapat

diperoleh dari makanan.

Sementara itu, akibat jika tidak rutin sarapan pagi adalah malas dan tidak

dapat berpikir dengan baik, badan terasa lemah karena kekurangan gizi, serta

tidak dapat melakukan aktivitas atau kegiatan pada pagi hari dengan baik.

Dengan mengetahui pentingnya sarapan pagi, mari kita biasakan sarapan pagi

jika kita belum membiasakannya, mulai dari diri kita.

Berikut adalah contoh perencanaan pertanyaan objektif dan esai untuk

kemampuan menyimak (10 pertanyaan objektif dan tiga pertanyaan esai).

Page 26: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

6.26 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫

Indikator Soal Soal Nomor Soal

Kunci

Diperdengarkan wacana lisan, siswa mampu menjawab pertanyaan literal yang terdapat pada tuturan.

Di bawah ini yang menunjukkan akibat tidak rutin sarapan pagi sesuai dengan tuturan yang kamu dengar adalah …. a. badan lemah karena kekurangan

air putih b. malas dan tidak dapat berpikir

dengan baik c. ketahanan tubuh meningkat d. mata berkunang-kunang

1 B

Diperdengarkan wacana lisan, siswa mampu menjawab pertanyaan literal yang terdapat pada tuturan.

Sesuai dengan bacaan di atas, kebutuhan serat, vitamin, dan mineral dapat diperoleh dengan …. a. mengonsumsi sayur, buah, dan

susu b. berolahraga dengan rutin c. beristirahat dengan cukup d. minum vitamin tambahan atau

suplemen

2 A

Diperdengarkan wacana lisan, siswa mampu menjawab pertanyaan inferensial dari tuturan yang didengar.

Dampak negatif melalaikan sarapan pagi yang dikemukakan pada tuturan yang didengar adalah .... a. penurunan berat badan b. makanan tidak terkontrol c. tidak dapat konsentrasi menerima

pelajaran pada pagi hari d. ketahanan tubuh berkurang

3 C

Diperdengarkan wacana lisan, siswa mampu menjawab pertanyaan kritis yang terdapat pada tuturan.

Sesuai dengan informasi yang kamu dengar, yang memengaruhi ketahanan tubuh adalah …. a. makan makanan yang terpilih,

bergizi, dan banyak b. makan makanan yang

mengandung karbohidrat kompleks, serat, dan gizi

c. rajin berolahraga dan minum air putih pada pagi hari

d. minum vitamin yang banyak dan makan sering

4 B

Diperdengarkan wacana lisan, siswa mampu menjawab pertanyaan reorganisasi yang

Menurut tuturan yang kamu dengar, yang merupakan dampak positif sarapan pagi sebagai berikut, kecuali

5 A

Page 27: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.27

Indikator Soal Soal Nomor Soal

Kunci

terdapat pada tuturan. .… a. tubuh kenyang b. otak lebih cerdas c. aktivitas otak lancar d. mudah konsentrasi

Diperdengarkan wacana lisan, siswa mampu menjawab pertanyaan pemecahan masalah.

Andi setiap hari tidak sarapan pagi. Yang akan terjadi pada Andi adalah …. a. Andi akan mengalami kegemukan

karena makanan tidak terkontrol b. Andi akan mengalami kegemukan

karena gizi terpenuhi pada siang hari

c. Andi akan kurus karena kurang nutrisi dan air putih

d. Andi akan kurus karena kurang karbohidrat

6 A

Diperdengarkan wacana lisan, siswa mampu menjawab pertanyaan pemecahan masalah.

Menu makanan yang baik untuk sarapan sesuai dengan yang dikemukakan adalah .... a. gandum dan sereal b. nasi goreng dan telur c. nasi goreng dan ayam d. nasi putih dan sayur

7 A

Diperdengarkan wacana lisan, siswa mampu menjawab pertanyaan pemecahan masalah.

Dewi biasanya sangat aktif di dalam kelas. Namun, pagi ini, dia lupa sarapan pagi. Yang akan terjadi pada Dewi di kelas nanti adalah …. a. tidak bisa konsentrasi ketika

belajar b. badan menjadi kuat c. konsentrasi semakin meningkat d. berat badan akan turun

8 A

Diperdengarkan wacana lisan, siswa mampu menjawab pertanyaan literal.

Di bawah ini yang bisa membantu memberikan bahan bakar untuk tubuh adalah .... a. vitamin dan nutrisi b. protein dan lemak c. karbohidrat kompleks dan protein d. mineral dan lemak

9 C

Diperdengarkan wacana lisan, siswa mampu menjawab pertanyaan inferensial.

Pengaruh sarapan pagi untuk tubuh adalah …. a. aktivitas kurang maksimal b. konsentrasi meningkat dan

10 B

Page 28: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

6.28 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫

Indikator Soal Soal Nomor Soal

Kunci

ketahanan tubuh meningkat c. badan menjadi sehat karena gizi

terpenuhi d. pikiran lancar karena tubuh

kenyang

Diperdengarkan wacana lisan, siswa mampu menjelaskan kelengkapan informasi yang didengar dengan bukti pada tuturan.

Esai Jelaskan pendapatmu tentang kelengkapan informasi yang kamu dengar tadi!

Diperdengarkan wacana lisan, siswa mampu mengomentari kebermaknaan isi dan buktinya.

Buatlah komentar berkaitan dengan kebermaknaan isi tuturan yang kamu dengar!

Diperdengarkan wacana lisan, siswa mampu mengomentari penggunaan bahasa dan intonasi pada tuturan.

Buatlah komentar berkaitan dengan penggunaan bahasa dan intonasi pada tuturan yang didengar! Tunjukkan bukti yang ada pada tuturan!

B. PENYUSUNAN TES MENYIMAK BERDASARKAN

KOMPETENSI DASAR

Perencanaan tes objektif/esai dalam penilaian keterampilan menyimak

dilakukan dengan langkah (a) mencermati konstruk menyimak yang

tergambar pada SK/KD, (b) menjabarkan KD menjadi indikator, (c)

menyusun indikator soal, (d) memilih bentuk alat penilaian, (e) memilih

rekaman lisan yang sesuai dengan genre wacana pada KD, (f) menyusun

pertanyaan (tiap indikator dapat menjadi satu pertanyaan/lebih dan kata kerja

pada indikator sesuai dengan kata kerja pada soal), serta (g) menyusun

pedoman rambu-rambu jawaban.

Contoh penggunaan tes pada keterampilan menyimak dipaparkan

berikut.

1. KD: Menyimpulkan Pokok- pokok Berita

Contoh

Indikator keterampilan menyimak di SD

Page 29: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.29

KD: menentukan pokok-pokok berita yang didengar

Indikator

1) Mampu menentukan jawaban pertanyaan apa (tentang topik) dari berita

yang didengar.

2) Mampu menentukan jawaban pertanyaan siapa dari berita yang didengar.

3) Mampu menentukan jawaban pertanyaan di mana dari berita yang

didengar

4) Menentukan jawaban pertanyaan kapan dari berita yang didengar

5) Menyimpulkan jawaban pertanyaan mengapa dari berita yang didengar

6) Meringkas bagaimana proses terjadinya peristiwa

a. Teknik tes (bentuk tes esai)

b. Prosedur

Diperdengarkan berita (yang belum pernah didengar siswa)

Ditpol Air (Direktorat Polisi Perairan) Kepolisian Daerah Jawa Timur

berhasil menggagalkan upaya penyelundupan 1.000 ton solar di Alur

Pelayaran Timur Surabaya. Solar tersebut diduga akan dibawa ke Laut

Arafuru dan akan dijual kepada nelayan asing yang banyak menangkap ikan

di perairan tersebut.

Saat Wakil Kepala Badan Pembinaan dan Keamanan Markas Besar

(Mabes) Kepolisian Republik Indonesia (Polri) Inspektur Jenderal Jonny

Yodjana mengunjungi barang bukti, ia mengungkapkan bahwa

penyelundupan dilakukan oleh Motor Tanker Pusaka 2, Tongkang Indo

Ocean, dan Tag Boat Sentausa.

Penyelundupan dilakukan pada Jumat pukul 19.00 di sekitar satu

kilometer sebelah utara Dermaga Zamrud Utara Pelabuhan Tanjung Perak,

tepatnya 07°22’35’ lintang selatan dan 112°59’95’ bujur timur. Saat itu,

Kapal Patroli Rajawali-623 milik Mabes Polri berpatroli di perairan Selat

Madura melihat kegiatan bungker (pemindahan bahan bakar minyak dari satu

kapal ke kapal lain) dari tongkang TK Indo Ocean ke Motor Tanker (MT)

Pusaka 2 dibantu satu unit Tag Boat (TB) Sentausa. Pada saat kejadian, solar

yang sudah dipindahkan ke Kapal Tanker Pusaka 2 sebanyak 728 ton.

Setelah semua ABK dan nakhoda diperiksa, yang ditetapkan sebagai

tersangka adalah nakhoda Indo Ocean, Damous Minggu; nakhoda MT

Pusaka 2, Usman Muhammad; serta mualim 1 MT Pusaka 2 yang

berkebangsaan Thailand dan mualim 1 TK Indo Ocean. Anak buah kapal

(ABK) MT Pusaka 2 yang berjumlah 11 orang berasal dari Thailand akan

Page 30: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

6.30 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫

diperiksa menyangkut keabsahan dokumen kewarganegaraan. Sementara itu,

ABK TK Indo Ocean dan TB Sentausa yang seluruhnya berjumlah 14 orang

dan berkebangsaan Indonesia juga menjalani pemeriksaan. Belum dapat

dipastikan apakah mereka semua atau sebagian akan ditetapkan sebagai

tersangka. Kepolisian akan mengembangkan kasus ini agar dapat menangkap

pemilik solar sesungguhnya.

Atas kejadian itu, semua tersangka akan dijerat dengan Pasal 55 dan 56

KHUP. Juga, Pasal 55 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang

Minyak dan Gas Bumi.

c. Contoh soal

Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan berita yang telah diperdengarkan!

1) Apa topik berita yang kamu didengar?

2) Siapa saja yang diberitakan?

3) Di mana peristiwa yang diperdengarkan terjadi?

4) Kapan peristiwa pada berita yang diperdengarkan terjadi?

5) Mengapa peristiwa dalam berita terjadi?

6) Buatlah ringkasan proses terjadinya peristiwa!

2. KD: Menyimpulkan Isi Dialog Interaktif

Indikator

1) Mampu menentukan pokok-pokok dialog interaktif.

2) Mampu menyimpulkan isi dialog interaktif.

Page 31: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.31

Contoh pertanyaan tes menyimak perbincangan/dialog

Perbincangan kita kali ini akan membahas salah satu penyakit keluarga,

yaitu tuberkulosis atau yang sering disebut TBC. Narasumber kita ada dua

orang, yaitu Dokter Fitri dan Bapak Supadi. Secara perinci, perbincangan

kita akan membahas mengapa orang bisa terserang TBC dan bagaimana

mengatasi jika orang-orang terdekat kita terkena TBC.

Pemandu : Mengapa, Dok, orang bisa terserang TBC?

Dokter : TBC merupakan penyakit infeksi. Dengan terpapar virus

TBC, manusia bisa terserang TBC.

Pemandu : Kondisi lingkungan atau perilaku individu tidak sehat dapat

terkena penyakit TBC?

Dokter : Perilaku hidup sehat dan lingkungan hidup sehat jelas

memengaruhi karena faktor yang menyebabkan TBC adalah

kekebalan tubuh menurun. Virus TBC juga hidup di tempat

yang lembap.

Pemandu : Ciri-ciri apa yang dapat dilihat pada diri penderita TBC?

Bagaimana pengalaman Bapak tentang penyakit ini?

Supadi : Saya sakit dulu dimulai dengan sering batuk-batuk dan makin

lama tubuh saya makin kurus. Sampai akhirnya, ada batuk

darah.

Dokter : Tapi, bukan berarti semua orang yang batuk itu menderita

TBC, lho. Batuk bisa menjadi tanda penyakit lain, misalnya

flu atau bronkitis. Batuk darah juga bisa disebabkan iritasi

atau mimisan. Ciri khas TBC batuk terus-menerus selama tiga

minggu dan nafsu makan menurun sehingga badan semakin

kurus.

Pemandu : Media penularan TBC itu melalui apa saja, Dok?

Dokter : Penularannya lewat dahak yang terbawa lewat udara atau

tempat makan yang terpapar dahak dan belum dicuci dengan

bersih.

tuk bergaul dengan penderita TBC

Pemandu : Pak Supadi ini sekarang bertugas mengingatkan penderita

TBC untuk minum obat. Apa motivasi Bapak?

Supadi : Dulu, saya penderita, sekarang saya ingin menularkan

pengalaman saya dengan mengingatkan minum obat kepada

penderita. Saya ingin jangan sampai penderita TBC salah

dalam menyembuhkan penyakitnya.

Pemandu : Mengapa, Dok, harus ada kelompok pengingat minum obat

seperti Pak Supadi ini?

Dokter : Hal ini berkaitan dengan sifat kuman TBC yang sangat kuat.

Page 32: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

6.32 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫

Kalau minum obat tidak tuntas berturut-turut selama enam

bulan, kuman akan menyebar. Ketidakteraturan minum obat

membuat penderita kebal. Karena itu, perlu pemahaman

pengingat minum obat.

Pemandu : Apa saran dokter sebelum perbincangan ini ditutup?

Dokter : TBC masih cukup banyak. Segeralah ke dokter jika menemui

tanda-tanda yang diuraikan tadi. Jika terbukti memang

menderita TBC, jangan sampai tidak teratur minum obat.

Yang lebih penting, tingkatkan kekebalan tubuh dengan jalan

meningkatkan lingkungan hidup dan makan bergizi.

Pemandu : Pak Supadi, silakan memberikan saran dan harapan kepada

pendengar.

Supadi : Saya hanya ingin menekankan bahwa penyakit TBC bisa

disembuhkan. Syaratnya, harus teratur minum obat dan sabar

minum obat sampai enam bulan meskipun sudah merasa

sehat.

Pemandu : Begitulah para pendengar perbincangan kesehatan kita untuk

minggu ini. Semoga bermanfaat. Salam.

Sumber: ATV, 2 Agustus 2011.

Soal

1) Tulislah pokok-pokok dialog interaktif!

2) Buatlah kesimpulan dari berita interaktif yang kamu dengar!

Dari uraian tersebut, tampak bahwa penulisan soal berdasarkan indikator

kompetensi. Dari kompetensi dasar, dirumuskan indikator yang relevan

dengan bangunan (konstruk) kompetensi dasar. Dari indikator, disusunlah

soal yang sesuai.

C. PENGGUNAAN ALAT PENILAIAN ALTERNATIF DALAM

PENILAIAN PROSES MENYIMAK

Penggunaan berbagai instrumen alternatif dilakukan pada penilaian

kemampuan menyimak dan dimaknai sebagai alat pembelajaran bahasa yang

lebih luas. Murid hendaknya dibimbing menjadi pribadi yang memanfaatkan

kemampuan menyimak sebagai tujuan yang bermakna. Strategi pengamatan

dapat dipadukan dengan teknik catatan anekdotal, wawancara dan survei,

Page 33: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.33

konferensi dan diskusi, ceklis, menceritakan kembali, tes diagnostik, serta

menyimak buku.

1. Penggunaan Portofolio dalam Penilaian Menyimak

Kemampuan menyimak berbagai ragam wacana tulis perlu

didokumentasikan sebagai bukti kemampuan menyimak siswa dan respons

personal siswa terhadap wacana yang didengar. Respons hasil menyimak

siswa bisa diwujudkan dalam bentuk pohon pemahaman atau balon

pemahaman tentang paragraf atau buku yang didengar. Amati contoh-contoh

berikut.

Gambar 6.2

Cara mengatasi

jika ada

seseorang

terserang stroke

Pesan dokter dan

tips jika tidak

terserang stroke

Sebab-sebab

stroke

Ciri-ciri stroke

Mendengarkan Dialog Interaktif Kesehatan

Mengatasi Stroke

Page 34: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

6.34 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫

2. Penggunaan Berbagai Alat Alternatif dalam Penilaian Proses

Menyimak Pemahaman

Penggunaan berbagai instrumen alternatif dilakukan pada penilaian

kemampuan menyimak dimaknai sebagai alat pembelajaran bahasa yang

lebih luas. Murid hendaknya dibimbing menjadi pribadi yang memanfaatkan

kemampuan menyimak dan menulis sebagai tujuan yang bermakna. Strategi

pengamatan dapat dipadukan dengan teknik catatan anekdotal, wawancara

dan survei, konferensi dan diskusi, ceklis, menceritakan kembali, tes

diagnostik, serta menyimak buku.

a. Catatan anekdotal

Catatan anekdotal adalah catatan pengamatan informal yang

menggambarkan perkembangan bahasa dan perkembangan sosial, kebutuhan,

kelebihan, kekurangan, kemajuan, gaya belajar, keterampilan, dan strategi

yang digunakan oleh pembelajar atau apa saja yang tampak bermakna ketika

dilakukan pengamatan. Catatan-catatan ini biasanya berupa komentar singkat

yang sangat spesifik mengenai sesuatu yang dikerjakan dan yang perlu

dikerjakan oleh anak. Wujudnya berupa kumpulan informasi yang

didokumentasikan secara terus-menerus dan menggambarkan perkembangan

kemampuan berbahasa anak secara luas.

Catatan anekdotal dapat dibuat dalam berbagai kegiatan, misalnya

menulis jurnal, memainkan drama, menyimak nyaring, diskusi kompak,

pengucapan, kerja mandiri, dan menulis. Latar pembuatan catatan dapat

berupa kelas secara keseluruhan, kelompok kecil, atau individu. Biasanya,

catatan anekdotal itu mengenai keadaan murid secara individual, murid yang

berhadapan satu per satu dengan guru, guru mengamati murid, atau anak

bekerja dalam konteks tertentu.

b. Konferensi atau diskusi

Konferensi atau diskusi merupakan alat penilaian yang dapat digunakan

untuk memantau proses pembelajaran. Dengan mengikuti keinginan murid

dan tidak memaksakan keinginan guru, konferensi memungkinkan bagi guru

untuk memahami murid-murid sebagai pembelajar dan pembimbing mereka

menghubung-hubungkan kemampuan mereka berbahasa. Banyak guru yang

mulai dengan konferensi (berdiskusi dengan murid) dalam membuat catatan

anekdotal. Di samping konferensi menulis, perlu juga diadakan konferensi

menyimak yang berhubungan dengan kegiatan menyimak secara individual.

Page 35: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.35

c. Menceritakan kembali

Teknik menceritakan atau menuliskan kembali hasil bacaan merupakan

strategi yang efektif untuk menilai pemahaman dan merupakan suatu

alternatif untuk menindaklanjuti pertanyaan-pertanyaan guru. Murid ditugasi

menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri tentang apa yang mereka

pahami. Latar pembelajaran dibuat sesantai dan seinformal mungkin.

Menceritakan kembali dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan

berbahasa lisan dan kemampuan memahami bacaan.

d. Asesmen terhadap strategi menyimak

Dalam kegiatan pembelajaran menyimak, guru sering kali mengamati

siswanya, apakah mereka telah memahami materi yang dipelajari, apakah

mereka dapat merespons dengan tepat, dan apakah mereka menyukai

aktivitas menyimak. Hal inilah yang merupakan esensi asesmen kelas.

Pengamatan dapat diartikan sebagai kegiatan melihat aktivitas anak dalam

belajar, mencatat bagaimana mereka melaksanakan tugas, dan bagaimana

hasilnya. Pengamatan terjadi secara simultan dengan kegiatan pengajaran dan

sering kali dilakukan dengan menggunakan format-format yang telah

disiapkan.

e. Catatan anekdotal

Catatan anekdotal adalah catatan pengamatan informal yang

menggambarkan perkembangan bahasa dan perkembangan sosial, kebutuhan,

kelebihan, kekurangan, kemajuan, gaya belajar, keterampilan, dan strategi

yang digunakan oleh pembelajar atau apa saja yang tampak bermakna ketika

dilakukan pengamatan. Catatan-catatan ini biasanya berupa komentar singkat

yang sangat spesifik mengenai sesuatu yang dikerjakan dan yang perlu

dikerjakan siswa. Wujudnya berupa kumpulan informasi yang

didokumentasikan secara terus-menerus dan menggambarkan perkembangan

kemampuan menyimak siswa secara luas.

Catatan anekdotal dapat dibuat dalam berbagai kegiatan menyimak.

Latar pembuatan catatan dapat berupa kelas secara keseluruhan, kelompok

kecil, atau individu. Biasanya, catatan anekdotal mengenai keadaan murid

secara individual, murid yang berhadapan satu per satu dengan guru, guru

mengamati murid, atau anak bekerja dalam konteks tertentu.

Page 36: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

6.36 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫

f. Asesmen terhadap strategi menyimak

Dalam kegiatan pembelajaran menyimak, guru sering kali mengamati

siswanya, apakah mereka telah memahami materi yang dipelajari, apakah

mereka dapat merespons dengan tepat, dan apakah mereka menyukai

aktivitas menyimak. Hal inilah yang merupakan esensi penilaian proses

pembelajaran menyimak. Pengamatan dilakukan secara simultan dengan

kegiatan pengajaran dan sering kali dilakukan dengan menggunakan format-

format yang telah disiapkan.

g. Pengamatan terstruktur terhadap kesulitan-kesulitan murid dalam

menyimak

Pengamatan merupakan salah satu sarana untuk mengumpulkan

informasi yang berguna bagi guru dalam pengambilan keputusan.

Pengamatan yang dilaksanakan secara teratur dapat membantu guru

mengenali secara dini kelemahan-kelemahan anak sehingga kelemahan

tersebut dapat ditangani dengan baik. Guru sering melakukan pengamatan

secara tak terstruktur dan tidak membuat catatan-catatan hasil pengamatan.

Perlu diingat bahwa bagaimanapun baiknya daya ingat seorang guru, mereka

sulit dapat mengingat semua kegiatan yang dihadapi sehari-hari. Untuk itu,

guru disarankan untuk melakukan pengamatan terstruktur dan mencatat

hasilnya. Selama melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswanya, guru

disarankan untuk membuat catatan atau rekaman dengan fokus atau tujuan

tertentu. Informasi yang didapat selanjutnya didokumentasikan sehingga

dapat dimanfaatkan untuk kepentingan perencanaan program.

Daftar cek pengamatan

Keterampilan menyimak/menyimak

Nama murid : .......................................... kelas

Nama penguji : ..........................................

No. Aspek yang diamati Peng. I (.....) Peng. I (.....)

Baik Kurang Baik Kurang I. Kemampuan berkonsentrasi Persepsi lisan Membedakan bunyi-bunyi II. Pemahaman literal 1. Mengingat fakta 2. Mengingat perincian isi 3. Mengingat perincian peristiwa

Page 37: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.37

4. Mengingat hubungan sebab akibat 5. Mengenali hubungan tambahan 6. Mengingat hubungan perbandingan 7. Mengingat hubungan pertentangan 8. Mengingat hubungan contoh

III. Pemahaman inferensial dan reorganisasi 1. Menyimpulkan ide pokok bacaan 2. Menggambarkan kesimpulan/

generalisasi

3. Menafsirkan hubungan sebab akibat 4. Memberikan contoh lain 5. Menafsirkan gambar dan ilustrasi 6. Merangkum peristiwa atau butir-butir

pokok

7. Menafsirkan makna tersirat IV. Pemahaman kritis 1. Membedakan opini penulis dan fakta 2. Menganalisis kesesuaian contoh

dengan teori yang dikemukakan penulis

3. Menilai maksud penulis 4. Menilai tulisan berdasarkan cita rasa

personal

5. Mempertanyakan pernyataan penulis 6. Menganalisis kesesuaian keseluruhan

ide (tidak ada yang kontradiktif)

7. Menilai dengan kriteria eksternal V. Berkreasi berdasarkan yang didengar 1. Membuat contoh lain 2. Menulis kembali isi wacana dengan

menggunakan bahasa/sudut pandang yang berbeda

3. Menambahkan bagian tertentu dari teks dengan ide yang relevan (sumber lain)

4. Memecahkan masalah berdasarkan informasi/teori dalam

5. Mengembangkan peta semantis berdasarkan apa yang didengar

Page 38: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

6.38 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫

Daftar cek sikap siswa dalam pembelajaran

Nama

Kerja sama (mau berpartisipasi dalam

menyelesaikan tugas kelompok)

Kecermatan dan konsentrasi

(dapat berkonsentrasi/ penuh perhatian

menyimak)

Tanggung jawab (menyelesaikan tugas sampai

selesai)

Taat aturan (ketepatan

prosedur yang disepakati)

Jurnal refleksi menyimak

Jurnal refleksi berisi refleksi langkah yang telah dilakukan siswa dalam

menyimak. Selain itu, jurnal refleksi berisi kesulitan dan bagian yang sudah

dipahami/belum dipahami oleh siswa. Contoh alat penilaian jurnal refleksi

menyimak dipaparkan berikut.

Nama: ..................

Refleksi menyimak

1. Langkah yang saya lakukan dalam menyimak adalah ..............................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

............................................................................................................................

.............................................................................................................................

2. Kesulitan saya dalam menyimak pidato adalah .........................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

............................................................................................................................

3. Upaya yang telah saya lakukan untuk mengatasi kesulitan adalah ……….

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

............................................................................................................................

Page 39: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.39

D. PERENCANAAN PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN

MENYIMAK

Amati perencanaan penilaian pembelajaran menyimak berikut!

KD: menentukan ringkasan pidato

Indikator

1. Mampu menyusun ringkasan isi pidato yang didengar.

2. Mampu menyusun tema isi pidato yang didengar.

Tugas

Dengarkan pidato berikut!

Hasan Wirayuda

Sambutan Menteri Luar Negeri RI pada Resepsi Peringatan Hari Ulang

Tahun ke-61 Departemen Luar Negeri di Gedung Pancasila

Jakarta, 25 Agustus 2006

Para pejabat Departemen Luar Negeri,

Para anggota duta belia yang baru kami kukuhkan beberapa jam yang

lalu,

Hadirin yang saya hormati,

Hari ini adalah hari kita semua. Pada hari ini, kita merayakan hari ulang

tahun ke-61 Departemen Luar Negeri. Deplu lahir dua hari setelah

proklamasi kemerdekaan. Deplu tumbuh dan berkembang sesuai dengan

tumbuh dan berkembangnya republik kita tercinta. Karena itu, kami ingin

mengajak para hadirin yang saya hormati untuk mengenang kembali,

Page 40: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

6.40 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫

mengingat perjuangan para pendahulu kita, para pejuang diplomasi yang

telah ikut mengawal republik kita sejak hari pertama republik

diproklamasikan.

Kita kenang mereka dengan kebanggaan, akan dedikasi dan pengabdian

mereka di bidang diplomasi. Saya ingin kita semua menundukkan kepala,

mendoakan semoga arwah para pejuang diplomat kita mendapat tempat yang

layak di sisi Tuhan.

Pertemuan ini merupakan kesempatan bagi kami untuk terus-menerus

menyampaikan penghargaan kepada para senior dan sesepuh Departemen

Luar Negeri. Deplu yang kita kenal sekarang, yang terus berjaya adalah

berkat perjuangannya. Deplu yang sekarang tidak lepas dari upaya jerih

payah para senior kami dalam membangun Departemen Luar Negeri.

Hadirin yang berbahagia,

Pagi ini, kami baru mengukuhkan 70 duta belia Indonesia. Mereka

adalah pelajar-pelajar terbaik yang mewakili provinsi-provinsi dari seluruh

wilayah Indonesia. Sejumlah 66 siswa siswi wakil terbaik provinsi dan empat

pelajar terbaik yang memenangkan berbagai olimpiade. Mereka telah

memenangkan Olimpiade Fisika Internasional di Singapura dan

memenangkan Junior Nobel Prize. Jadi, bersama kita pada siang ini, para

duta besar senior, para duta besar yang masih menjalankan secara aktif tugas

di Departemen Luar Negeri dan para duta belia, ada konsistensi dan

percayalah dengan ini kami juga ingin membangun keberlanjutan dari apa-

apa yang bapak-bapak dan ibu-ibu telah sumbangkan bagi diplomasi.

Duta belia kami kembangkan sejak tahun 2003. Generasi muda yang di

depan ibu-ibu dan bapak-bapak adalah angkatan ketujuh. Di era globalisasi

ini, kita perlukan pemuda-pemuda yang tidak hanya kuat semangat

kebangsaan, tetapi juga paham akan persoalan-persoalan yang dihadapi oleh

bangsa dan oleh mereka di kemudian hari. Di samping itu, kita juga perlu

pemuda-pemuda yang paham dan kenal dekat dunia di luar kita. Karena itu,

kami kirim mereka juga ke luar negeri. Beberapa tahun lalu, kami kirim

mereka ke Singapura dan Malaysia. Tahun lalu, kami kirim mereka ke

Australia. Tahun ini, kami kirim ke Cina, Beijing, Hong Kong, Shanghai, dan

Guangdong.

Saya menghargai bantuan semua pihak, termasuk perwakilan dan staf

perwakilan yang juga bergotong royong urunan untuk menjadi tuan rumah

dari kunjungan mereka. Kami berharap, dari para duta belia tidak hanya

Page 41: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.41

merupakan bagian konstituen diplomasi jika mereka kembali ke wilayahnya,

ke publiknya masing-masing, tetapi dari mereka juga akan muncul di

kemudian hari duta besar-duta besar Republik Indonesia. Saya juga punya

harapan seperti harapan Pak Alatas, di antara mereka akan lahir menteri-

menteri luar negeri.

Bukan maksud saya untuk memberikan sambutan yang berkepanjangan,

sekali lagi kami ingin ucapkan selamat kepada para senior kami, tetapi juga

kepada kita semua pada hari ulang tahun ke-61 Departemen Luar Negeri.

Semoga Departemen Luar Negeri terus berjaya. Dirgahayu Departemen

Luar Negeri kita.

Terima kasih.

Sumber: Direktorat Informasi dan Media Departemen Luar Negeri Republik

Indonesia.

Soal

1. Buatlah ringkasan isi pidato yang telah kamudengarkan!

2. Buatlah komentar terhadap isi pidato yang kamu dengarkan!

Rubrik menyimak

LEMBAR PEDOMAN PENSKORAN SOAL TAP

No. Aspek/konsep yang dinilai Skor

1.

2.

a. mengenang para pendahulu yang telah berdedikasi dan mengabdi

untuk kemajuan Deplu

5

b. memberitahukan program duta belia dari tahun-tahun sebelumnya

sampai tahun ini

5

Program duta belia merupakan program Deplu untuk untuk mendidik

5

generasi muda memperkenalkan negaranya ke negara lain

5

10

10

Page 42: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

6.42 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫

E. TEKNIK PENILAIAN MENYIMAK

Ditinjau dari segi waktu pelaksanaan, pengumpulan informasi

kompetensi kemampuan menyimak dapat dilakukan terintegrasi atau terpisah

dengan proses pembelajaran. Pelaksanaan secara terintegrasi berarti

melaksanakan penilaian berbicara setelah tahap eksplorasi, elaborasi, dan

konfirmasi (dilaksanakan setelah pembelajaran selesai). Pelaksanaan secara

terpisah berarti dilaksanakan dengan waktu khusus dalam suasana ujian

praktik.

Pelaksanaan penilaian kompetensi menyimak a ditinjau dari jumlah

kompetensi dasar dan waktu pelaksanaannya dibedakan menjadi tiga cara.

Cara pertama adalah melaksanakan penilaian tiap satu kompetensi menyimak

terintegrasi dalam pembelajaran. Pada jenis penilaian ini, seorang guru

menilai satu kompetensi menyimak secara terintegrasi dalam proses

pembelajaran. Cara kedua adalah melaksanakan penilaian beberapa

kompetensi menyimak dengan menyediakan waktu tes tersendiri. Cara kedua

ini juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan yang menonjol pada

cara kedua adalah efisiensi waktu dan kepraktisan pelaksanaan.

Ditinjau dari keterpaduan dengan kompetensi dasar lain, pelaksanaan

penilaian berbicara dapat dilaksanakan terintegrasi dengan penilaian

keterampilan berbicara. Guru merancang pembelajaran menyimak dan

berbicara secara terpadu dan menilainya secara terpadu juga. Pada waktu

siswa membawakan pidato, dinilai kemampuan pidatonya. Pada waktu

menjadi pendengar, siswa dinilai kemampuan menyimak. Pembelajaran dan

penilaian secara terpadu ini dari waktu sangat efisien.

Ditinjau dari segi jumlah siswa, strategi pelaksanaan penilaian

menyimak dikelompokkan menjadi dua cara. Cara pertama adalah

melaksanakan penilaian kompetensi menyimak secara individual. Cara kedua

pelaksanaan penilaian kompetensi berbicara adalah melakukan secara

berkelompok (listening team).

Berdasarkan penggunaan rubrik dan penyusunan rubrik, terdapat

penilaian oleh sejawat (peer assesment) dan penilaian oleh guru (teacher

assesment). Berdasarkan teknik penilaian yang digunakan, terdapat ragam

penilaian keterampilan berbicara yang mencakup (a) penilaian unjuk kerja

individu, (b) penilaian unjuk kerja tim (speking team) dengan peer

assessment, dan (c) penilaian unjuk kerja individu terpadu dengan

keterampilan reseptif.

Page 43: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.43

Pemirsa, investigasi kita kali ini akan menelusuri penggunaan zat

tambahan yang semakin disalahgunakan. Kami berhasil mewawancarai

Edi, bukan nama sebenarnya, yang telah lama menjual siomay dari ikan

busuk.

Pemandu : Sudah berapa lama berdagang siomay dengan ikan busuk dan

boraks?

Edi : Sudah puluhan tahun.

Pemandu : Apa tidak tahu kalau itu berbahaya?

Edi : Semua teman-teman juga begitu, kayaknya biasa-biasa saja.

Pemandu : Dari mana mendapatkan ikan busuk dan zat kimia berbahaya

itu?

Edi : Kami sudah langganan dan kami tahu sama tahu.

Pemandu : Bagaimana ciri-ciri siomay yang mengandung boraks?

Edi : Tidak ditanggapi lalat, siomay lebih kenyal, warnanya

mencolok, dan baunya menyengat.

Pemandu : Apakah Anda tidak memikirkan dampak yang akan

ditimbulkan jika pembeli mengonsumsi makanan itu?

Edi : Ya, gimana, ya, Mbak, saya butuh uang untuk keluarga.

Pemandu : Mengapa Anda tidak memilih bahan campuran lain agar tidak

membahayakan kesehatan pembeli?

Edi : Saya cuma cari yang mudah, Mbak, biar dapat untung yang

lebih.

1. Wacana Lisan dan Menjawab Soal Esai/Objektif dari Tingkatan

Berpikir

Teknik penilaian menyimak dengan menggunakan tes esai atau objektif

yang disusun berdasarkan tingkatan berpikir tertentu. Misalnya, dengan

tingkatan membaca literal, inferensial, reorganisasi, evaluatif/ kritis, dan

kreatif (menggunakan informasi untuk memecahkan masalah yang dihadapi).

Contoh penggunaan tes sebagai alat penilaian menyimak seperti berikut.

Simaklah tuturan berikut!

Tugas

1. Pertanyaan literal

Dari mana pelaku mendapatkan ikan busuk dan zat kimia berbahaya?

2. Pertanyaan inferensial

Page 44: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

6.44 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫

Apakah penjual benar-benar tidak tahu bahaya boraks dan penggunaan

ikan busuk?

3. Pertanyaan reorganisasi

Mengapa pelaku memilih membuat siomay dari bahan ikan busuk?

4. Pertanyaan evaluatif/kritis

Berilah komentar terhadap konsistensi jawaban pedagang siomay pada

dialog tersebut!

5. Pertanyaan pemecahan masalah (menggunakan untuk memecahkan

masalah)

Kalau kamu akan membeli siomay, bagian mana dari isi tuturan yang

akan kamu gunakan untuk memilih siomay yang baik dan sehat?

2. Wacana Lisan dengan Tes Cloze

Tes jenis ini dilakukan dengan memperdengarkan tuturan lisan yang

utuh, kemudian siswa menerima bacaan yang bagian-bagiannya

dirumpangkan. Siswa mendapat tugas untuk melengkapi bagian yang

rumpang sesuai isi wacana yang didengar. Pengisian bagian yang rumpang

bisa individu atau kelompok. Kata yang dirumpangkan adalah kata ke-n atau

kata-kata khusus. Pelesapan kata-kata (word deletion) dari suatu wacana tulis

itu merupakan ciri khas dari tes cloze. Pada format aslinya, pelesapan kata-

kata itu dilakukan secara ajek dan sistematis dengan menerapkan rumus

setiap kata ke-n. Maksudnya adalah pada suatu teks yang telah dipilih

berdasarkan suatu kriteria tertentu, setiap kata ke-n dilesapkan sehingga

meninggalkan bagian-bagian kosong pada teks ada jarak yang ajek, misalnya

setiap kata ketujuh, kesembelina, dan seterusnya. Dengan demikian, pada

suatu teks yang digunakan sebagai bahan tes cloze, akan terdapat sejumlah

tempat kosong yang berjarak ajek setiap kata ke sekian (ke-n). Dalam hal ini,

tugas peserta tes adalah berusaha menemukan kata-kata yang telah

dilesapkan itu dan memasukkannya kembali pada tempatnya semula seperti

teks aslinya (tuturan yang didengarkan).

Menemukan secara tepat kata-kata yang telah dilesapkan semacam itu

hanya dimungkinkan atas dasar kemampuan memahami konteks dan

hubungan suatu kata dengan bagian teks bacaan yang mendahului atau

mengikutinya atau bahkan teks secara keseluruhan. Hal itu jelas menuntut

bukan sekadar penguasaan kemampuan kosakata, melainkan penguasaan

jenis kemampuan dan unsur bahasa lain, termasuk kemampuan menulis, tata

bahasa, penggunaan tanda baca, dan memahami teks. Adapun jumlah kata

Page 45: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.45

yang dilesapkan untuk satu tes cloze biasanya sekitar 50 buah yang berarti 50

buah butir tes.

Pemilihan teks (tuturan) untuk penyusunan tes cloze merupakan hal yang

penting karena berkaitan dengan ciri-ciri pokok tes cloze yang perlu

diperhatikan, terutama dalam kaitan dengan kesesuaian teks bacaan, keutuhan

isi, serta panjang teks yang berkaitan dengan jumlah dan frekuensi pelepasan

kata. Teks bacaan yang digunakan dalam tes cloze perlu disesuaikan dengan

latar belakang peserta tes, baik dalam hal isi, gaya penulisan, maupun tingkat

kesulitannya. Semua itu dimaksudkan agar tes dapat difokuskan pada

penguasaan kemampuan dan aspek bahasa yang relevan serta terhindarkan

dari kesulitan-kesulitan lain yang tidak relevan, termasuk topik bahasan yang

asing, gaya penulisan dan gaya bahasa yang tidak dikenal, serta penggunaan

teks-teks bacaan singkat yang tidak merupakan satu kesatuan wacana yang

utuh seperti yang digunakan dalam tes melengkapi. Di samping semua

persyaratan itu, penggunaan bahasa yang baik dan benar pada teks asli perlu

pula dijadikan pertimbangan sejak awal dengan memperhatikan sumber

aslinya. Perubahan dan penyesuaian mungkin perlu dilakukan terhadap teks

bacaan asli (wacana lisan asli).

Di luar rambu-rambu tentang berbagai jenis kesesuaian seperti

diungkapkan sebelumnya, teks bacaan yang digunakan untuk tes cloze

memiliki ancer-ancer panjang yang ada kaitannya dengan frekuensi

pelesapan kata. Semakin pendek frekuensi pelesapan kata, semakin pendek

pula teks bacaan yang diperlukan. Demikian pula sebaliknya. Karena jumlah

soal tes cloze biasanya mencapai sekitar 50 butir, panjang teks bacaan yang

diperlukan dapat mencapai lebih dari 50 kali frekuensi pelesapan kata.

Dengan frekuensi kata setiap kata kedelapan, misalnya, diperlukan teks

bacaan yang panjangnya kira-kira 8 × 50 kata atau sekitar 400 kata. Semua

itu masih harus diperhitungkan pula penyusunan tes cloze yang

mempersyaratkan dibiarkannya kalimat pertama dan kalimat terakhir dari

teks bacaan asli agar tetap utuh tanpa kata-kata yang dilesapkan. Hal ini

dimaksudkan untuk membantu peserta tes memperoleh gambaran yang utuh

setidak-tidaknya pada awal dan akhir teks bacaan. Dengan demikian, panjang

teks bacaan yang disediakan perlu ditambah dengan perkiraan jumlah kedua

kalimat awal dan kalimat akhir itu.

Pada dasarnya, terdapat dua cara penyusunan tes cloze, yaitu dalam

bentuk tes cloze konvensional dan tes cloze pilihan ganda. Tes cloze

konvensional disusun dengan sekadar melesapkan satu kata secara sistematis

Page 46: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

6.46 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫

setiap kata ke-n mulai dari kalimat kedua dari awal sampai dengan kalimat

kedua dari akhir tes bacaan. Setelah sebuah kata dilesapkan, tempatnya dapat

dibiarkan kosong atau diberi nomor urut sesuai urutan pelesapannya.

Jawaban dalam bentuk isian kata yang telah dilesapkan itu dapat dilakukan

pada naskah yang memuat teks yang digunakan atau dituliskan pada lembar

jawaban yang disediakan. Sebagai variasi sekaligus bantuan kepada peserta,

tes tempat kosong yang ditinggalkan oleh kata yang telah dilesapkan itu

dapat diisi titik-titik atau tanda hubung yang jumlahnya sama dengan jumlah

huruf kata aslinya. Hal itu akan sedikit mempermudah pengerjaan tes cloze

yang pada umumnya termasuk sulit, bahkan bagi penutur asli. Cara lain yang

kadang-kadang digunakan juga adalah membiarkan huruf pertama dari kata

yang dilesapkan diikuti dengan titik-titik atau tanda hubung sebanyak jumlah

huruf kata aslinya. Apabila kata yang telah dilesapkan itu misalnya selesai,

pada teks yang digunakan disediakan tujuh titik _____________ atau dengan

menyisakan huruf pertama dengan sejumlah titik sisanya.

Amati contoh berikut.

Dengarkan tuturan berikut! Guru memperdengarkan wacana lisan secara

utuh. Isilah bagian yang rumpang berikut sesuai dengan pemahamanmu

terhadap isi tuturan yang telah kau dengarkan!

Isotonik pelengkap cairan tubuh

Banyak orang mengabaikan saran para ahli kesehatan agar memenuhi

kecukupan cairan untuk tubuh. Padahal, sungguh berbahaya jika tubuh

sampai mengalami dehidrasi yang kerap tak kita sadari. Cairan yang mudah

diserap tubuh segera ... (1) menggantikan cairan yang hilang itulah yang …

(2) demi menghindari dehidrasi. Idealnya kita perlu … (3) cairan sebanyak 2

liter hingga 2,5 liter … (4) aktivitas normal. Pada manusia dalam kondisi ...

(5), tubuhnya akan mengeluarkan cairan setiap hari. ... (6) cairan tersebut

melalui keringat, urine, saat ... (7) air besar, dan bahkan mendengkur ketika

tidur.

... (8) tidur tubuh mengeluarkan cairan minimal 500 cc ... (9) bisa lebih

banyak ketika udara gerah.

... (10) kita tidak mencukupi kebutuhan cairan dalam tubuh dengan segera,

padahal komposisi cairan dalam tubuh kita sebesar 60 persen. Maka itu, kita

akan mengalami dehidrasi atau kondisi kekurangan cairan yang jika

Page 47: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.47

dibiarkan akan sangat berbahaya dan mengganggu keseimbangan tubuh.

Padahal, gejala dehidrasi tak selalu ditandai dengan munculnya rasa haus.

3. Menyimak Wacana Lisan dan Menceritakan Kembali secara

Berantai

Teknik penilaian menyimak jenis ini menilai kemampuan individu dalam

kelompok. Artinya, setiap individu dinilai secara individu dengan tugas

kelompok yang harus diselesaikan bersama. Hal ini menilai kemampuan

menyimak sekaligus kemampuan siswa bekerja sama untuk mencapai hasil

maksimal. Langkah penilaian jenis ini mencakup (a) siswa dibagi beberapa

kelompok, (b) tiap kelompok mendapatkan tugas menyimak yang berbeda,

(c) tiap kelompok berdiskusi beberapa saat untuk saling mengonfirmasi hasil

simakan, dan (d) tiap kelompok menampilkan hasil simakannya secara

berantai dengan urutan yang ditunjuk guru (semua anggota kelompok perlu

memahami semua isi yang disimak). Penilaian dilakukan pada aspek

kesesuaian isi dengan isi tuturan yang disimak dan kelengkapan isi. Dari segi

afektif, siswa dinilai perhatian dan ketersediaan berbagi untuk saling

melengkapi pada waktu diskusi. Penilaian ini menumbuhkan karakter bekerja

sama untuk saling berkompetisi secara sehat. Skor yang diperoleh siswa

adalah nilai individu.

Contoh teknik penilaian jenis ini seperti berikut.

Berkelompoklah sebanyak lima orang per kelompok. Dengarkan materi

simakan yang diperdengarkan. Diskusikan selama lima menit untuk saling

melengkapi hasil, kemudian jelaskan secara berantai dengan urutan yang

ditunjuk guru. Murid yang lain ikut menjadi penilai dengan guru. Guru dan

siswa yang menjadi penilai mencocokkan dengan rubrik dan simakan yang

disediakan. Isi yang telah dikemukakan anggota kelompok tidak boleh

diulangi lagi oleh anggota kelompok yang lain. Semua siswa yang maju

harus siap bercerita dengan urutan yang ditunjuk guru. Sementara siswa

mendemonstrasikan hasil simakannya, guru dan siswa lain yang tidak maju

menilai dengan rubrik berikut.

Aspek yang dinilai Deskriptor Skor

Kesesuaian isi Individu menceritakan bagian simakan dengan isi yang sesuai

3 = semua isi sesuai 2 = ada yang tidak sesuai 0 = semua isi tidak sesuai

Page 48: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

6.48 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫

Kelengkapan Bagian yang disimak lengkap 3 = isi lengkap dan tidak mengulangi bagian teman yang mendahului

2 = isi ada yang mengulang informasi teman lain

0 = semua isi mengulang teman lain

Pisang bikin tubuh langsing

Buah pisang ternyata adalah salah satu buah kegemaran orang Jepang

dan menjadi makanan untuk diet. Data yang menunjukkan 970.000 ton

pisang dikonsumsi warga Jepang selama tahun 2007. Akibatnya, diet pisang

naik daun dan persediaan pisang di supermarket di beberapa wilayah Jepang

menjadi langka. Tren diet pisang pagi hari bermula dari sebuah program

televisi yang disiarkan pada September 2008. Seorang penyanyi Jepang yang

hadir sebagai bintang tamu mengaku berat badannya turun sekitar 6,75

kilogram dalam waktu 1,5 bulan karena diet pisang. Ia hanya makan pisang

sebanyak-banyaknya di pagi hari sebagai sarapan serta minum air putih, lalu

makan siang seperti biasa dan makan malam tak lewat dari jam delapan

malam.

Rahasia ini kemudian tersebar lewat internet dari tangan Itoshi

Watanabe, 31, mantan karyawan kantor percetakan di Tokyo. Ia mengaku

sukses menurunkan berat badan hingga 17,1 kilogram berkat diet pisang itu.

Menurutnya, kelebihan berat badannya karena sering telat makan malam,

kurang berolahraga, dan stres. Informasi tentang diet pisang ini lalu

menyebar lewat mixi, layanan jejaring sosial terbesar di Jepang, yang bisa

diaskes hanya oleh anggotanya. Gara-gara diet pisang menjadi tren, Hiromi

Otaki dari Dole Japan Co, perusahaan pengimpor terkemuka di Jepang,

melaporkan, impor pisang bertambah dari 25 persen menjadi 27 persen

beberapa bulan terakhir.

Pakar diet Jepang, Miwa Tamura, mengatakan, diet pisang berlangsung

mulai awal 2008 dan mencapai puncaknya pada musim panas dan gugur ini.

Sedikitnya ada 2.400 orang mengakses situs Watanabe, kemudian

menuliskan kesuksesan diet pisang mereka. Menurut Watanabe, pisang

mengandung banyak vitamin dan mineral, tetapi rendah kalori, selain dapat

menghambat pertambahan asam dalam tubuh. Ia juga mengingatkan agar

tetap mengimbangi diet dengan olahraga dan cukup istirahat.

Page 49: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.49

4. Menyimak Wacana Lisan dan Membuat Diagram/Tabel

Berdasarkan yang Didengar

Penilaian menyimak jenis ini menilai kemampuan siswa

mengidentifikasi dan menentukan informasi detail dari isi wacana yang

didengar. Penilaian difokuskan pada ketepatan isi sesuai dengan wacana yang

didengar. Amati contoh berikut.

Dengarkan tuturan berikut!

Budi daya anggrek di Jatim (tuturan yang diperdengarkan)

Bertani anggrek ternyata cukup menjanjikan. Dengan bertani anggrek,

kita mempunyai peluang besar untuk mendapatkan untung. Kebutuhan bunga

anggrek di pasar lokal masih sangat besar. Permintaan yang datang cukup

besar, sedangkan kebun-kebun anggrek tak bisa memenuhi. Tahun 1995,

pasar lokal baru bisa memenuhi 12% kebutuhan pasar lokal. Tahun 1996,

anggrek dapat memenuhi pasar lokal sebesar 23%. Bahkan, sampai sekarang

saja, masih 30—40% kebutuhan pasar lokal yang dapat dilayani petani

anggrek.

Untuk menutup kekurangan pasokan yang cukup besar, negara kita

terpaksa mendatangkan jenis anggrek dari luar negeri, terutama untuk jenis

bunga potong atau bunga yang dijual eceran per kuntum. Bunga potong saat

ini masih diimpor dari Thailand. Anggrek yang diimpor adalah jenis anggrek

silangan terbaru. Selain dari Thailand, anggrek juga diimpor dari India.

Tugas siswa

Buatlah diagram yang menunjukkan pemenuhan persentase pasar lokal

terhadap bunga anggrek!

5. Menyimak Wacana Lisan dan Dinilai Individu dalam Kelompok

secara Berjenjang Menuju Festival

Model penilaian ini adalah siswa menyimak rangsangan lisan dalam

kelompok (tiap kelompok berbeda tuturan yang didengar). Kemudian, tiap

orang membuat pertanyaan dan jawaban serta skornya. Kuis bersama satu

kelompok diambil penyimak terbaik di kelompoknya. Festival menyimak

diikuti wakil dari kelompok dan boleh dibantu dua kali dari anggota

kelompoknya. Nilai dalam kelompok dinilai individu, sedangkan nilai

festival dinilai secara kelompok.

Page 50: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

6.50 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫

6. Menyimak Tiap Bagian untuk Menjawab Kuis Bersama

Teknik penilaian menyimak ini dilakukan dengan penilaian individu

dalam bentuk kuis. Siswa dibagi dalam kelompok dan tiap anggota kelompok

menyimak bagiannya. Respons siswa adalah melakukan atau menjawab

pertanyaan isi simakan secara keseluruhan. Penilaian dilakukan dengan

rubrik yang dibuat guru. Semua pertanyaan dibuat guru dan dilemparkan

dengan cara kuis rebutan. Tiap individu mendapat bagian dengan cara

menuliskan jawaban di kertas yang disediakan. Kemauan bekerja sama siswa

juga dapat diamati guru pada teknik penilaian ini.

7. Adu Cepat Pasang Puzzle Kelompok Setelah Mendengar

Teknik penilaian menyimak ini dilakukan dengan penilaian individu

dalam kelompok dengan cara memasang puzzle sesuai isi yang didengar.

Semua siswa menyimak simakan. Siswa secara kelompok memasangkan

puzzle. Semua siswa diberi pertanyaan/tugas dari guru. Tugas sesuai

indikator yang dirumuskan. Setelah selesai, dikoreksi bersama dengan rubrik

yang disediakan guru. Penilaian individu untuk menjawab isi/tugas

menyimpulkan isi yang disimak. Penilaian kelompok diarahkan pada

ketepatan dan kecepatan kerja sama untuk menata puzzle. Penilaian akhir

digabungkan antara prestasi individu dan kelompok.

8. Bertukar Peran untuk Menjelaskan

Teknik penilaian menyimak ini dilakukan dengan penilaian individu

dalam bentuk bertukar bagian. Siswa berpasangan diberi tugas menyimak

yang berbeda. Siswa anggota pasangan diberi kode ganjil dan genap. Siswa

kode ganjil menceritakan hasil kepada pasangannya kode genap. Begitu pun

sebaliknya sehingga tiap siswa memiliki dua informasi simakan. Siswa

dinilai dengan mengerjakan tes yang berkaitan dengan isi simakan ganjil dan

genap. Siswa tidak boleh saling membantu. Tiap pasangan harus bersungguh-

sungguh memberi yang terbaik kepada pasangannya. Pasangan yang

memiliki nilai tinggi dapat penilaian khusus.

9. Menggambar Denah Setelah Mendengar

Teknik penilaian menyimak ini dilakukan dengan penilaian individu

dalam kelompok. Siswa dibagi dalam kelompok dan tiap anggota kelompok

menyimak deskripsi suatu tempat yang diperdengarkan. Tiap kelompok

menggambar denah. Semua siswa menjawab pertanyaan secara individu

Page 51: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.51

tentang isi denah yang diperdengarkan. Penilaian adalah ketepatan gambar

dengan nilai kelompok dan ketepatan menjawab pertanyaan secara individu.

Pencocokan hasil dilakukan bersama antara siswa dan guru. Kelompok lain

saling menilai ketepatan gambar denah dan ketepatan isi jawaban individu

kelompok.

10. Dengarkan Perintah dan Melakukan yang Didengar

Teknik penilaian menyimak ini dilakukan dengan penilaian individu

dalam kelompok. Siswa dibagi dalam kelompok dan tiap anggota kelompok

menyimak wacana yang diperdengarkan. Respons siswa melakukan perintah

sesuai yang didengar. Perintah disesuaikan dengan indikator. Penilaian

dilakukan dengan rubrik yang dibuat guru.

11. Dengarkan dan Menjawab Pertanyaan pada Pos yang Disediakan

Guru

Teknik penilaian menyimak ini dilakukan dengan penilaian individu

dalam bentuk menuju stan-stan yang disediakan. Guru menyediakan empat

stan yang berisi kumpulan pertanyaan sesuai indikator kompetensi dasar.

Siswa berpindah sesuai aturan untuk menjawab pertanyaan di stan-stan

tersebut sehingga semua siswa mendapat bagian untuk menjawab pertanyaan

di tiap stan. Penilaian difokuskan pada kemampuan menjawab sesuai yang

didengar. Selain itu, penilaian juga difokuskan pada sikap siswa untuk tidak

menyontek teman lain yang bersamaan berada pada suatu stan. Siswa juga

dinilai sikapnya dalam kesediaan berbagi informasi di stan-stan yang

disediakan. Pencocokan hasil dilakukan secara terbuka berdasarkan rubrik

yang disediakan.

Penilaian ini juga dapat divariasikan dengan cara tiap kelompok

membuat pertanyaan dan jawaban sesuai indikator. Pertanyaan dijawab

kelompok lain. Penilaian guru difokuskan pada kesesuaian pertanyaan yang

dibuat dan jawaban yang diberikan sebagai bukti pemahaman terhadap apa

yang disimak.

12. Memilih Informasi yang Sesuai dan Tidak Sesuai dengan Tuturan

yang Diperdengarkan

Teknik penilaian menyimak ini dilakukan dengan penilaian individu

dalam bentuk mencocokkan gambar atau tabel yang sesuai dan tidak sesuai

dengan isi yang didengar. Amati contoh berikut.

Page 52: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

6.52 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫

Cocokkan apa yang kamu dengar dengan tabel berikut! Tentukan informasi

yang sesuai dan tidak sesuai!

Perbandingan Harga Dasar Gabah dan Pembelian Beras oleh Pemerintah

(2001-2003)

Tahun Harga gambar giling (GKG)* Harga beras

2001 Rp1.519 Rp2.470

2002 Rp1.519 Rp2.470

2003 Rp1.725 Rp2.490

13. Penilaian Individu Terintegrasi dengan Kompetensi Reseptif Lisan

Lain

Teknik ini menilai kemampuan menyimak diintegrasikan dengan

beberapa kompetensi menyimak yang lain. Siswa menuju pos-pos tertentu

yang menyediakan berbagai simakan beberapa kompetensi dasar menyimak.

Setiap siswa menjawab pertanyaan berpindah-pindah secara kelompok dari

satu pos ke pos berikutnya. Pencocokan bisa dilakukan kembali dengan

memperdengarkan simakan kembali. Hasil pekerjaan ditukarkan siswa lain.

Siswa mencocokkan jawabannya dengan kunci jawaban yang disediakan

guru. Guru juga menilai hasil pekerjaan siswa. Hasil dikembalikan dan siswa

boleh memprotes jawaban yang tidak sesuai. Guru memberi penghargaan

bagi siswa yang hasil penilaiannya sesuai dengan hasil penilaian guru.

14. Penilaian Individu Terintegrasi dengan Kompetensi Produktif Lisan

Teknik ini menilai kemampuan menyimak diintegrasikan dengan

beberapa kompetensi berbicara. Siswa dibagi ganjil genap. Siswa ganjil

dinilai kemampuan berbicara sesuai dengan kompetensi dasar. Siswa genap

menyimak apa yang dibicarakan siswa ganjil. Siswa ganjil dinilai

kemampuan berbicaranya, sedangkan siswa genap dinilai kemampuan

menyimaknya. Begitu sebaliknya sehingga semua siswa mendapat dua nilai,

yaitu kemampuan berbicara dan menyimak sesuai kompetensi dasar. Teknik

ini hanya cocok untuk kompetensi dasar yang berhubungan. Misalnya,

kompetensi berpidato dengan menyimak pidato.

Page 53: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.53

15. Penggunaan Dikte

Dikte atau imla menugaskan peserta tes untuk menuliskan suatu wacana

yang didengarkan oleh seorang penyelenggara tes. Secara tradisional, dikte

pada umumnya semata-mata dikaitkan dengan kemampuan menyimak, yaitu

kemampuan memahami wacana lisan. Kadang-kadang dikte bahkan dipahami

sekadar sebagai tes kemampuan menyimak bunyi-bunyi bahasa yang terdapat

dalam wacana yang didengarkan. Tidak jarang dikte bahkan dikaitkan

sekadar dengan kemampuan menuliskan kata-kata dengan ejaan yang benar

karena semua yang didengar harus dituliskan oleh peserta sama seperti teks

yang didengarkan, termasuk penggunaan tanda baca yang terdapat di

dalamnya. Pada kenyataannya, dikte meliputi gabungan atau bahkan semua

jenis kemampuan itu seperti yang dipahami dalam pendekatan pragmatik.

Dalam penyelenggaraan pengajaran bahasa dewasa ini, dikte dipahami

dan disikapi secara lebih luas. Penerapannya tidak lagi semata-mata dikaitkan

dengan kemampuan menuliskan wacana yang didiktekan secara langsung

atau melalui rekaman dengan fokus sekadar pada penggunaan ejaan kata-kata

dan tanda baca yang benar. Penggunaan dikte sebagai bentuk pengajaran

bahasa dan bahkan bagian dari tes bahasa dikaitkan dengan kemampuan

bahasa yang lebih kompleks dan beragam. Kemampuan yang dituntut untuk

mengerjakan dikte dengan benar menyangkut kemampuan mengidentifikasi

dan membedakan bunyi-bunyi bahasa, kemampuan mengenali dan memaknai

kosakata, kemampuan mengenali dan memaknai rangkaian kata-kata dalam

susunan tata bahasa yang benar, kemampuan memahami wacana yang

didengar, serta secara tidak langsung kemampuan merekonstruksi dan

menyusun wacana seperti yang dituntut dalam kegiatan menyusun karangan.

Jenis dikte yang banyak digunakan di sekolah-sekolah mengikuti format

biasa yang dapat digolongkan ke dalam dikte standar atau dikte baku dan

dikte sebagian. Pada jenis pertama, dikte diselenggarakan secara

konvensional dengan menggunakan teks lengkap yang telah dipilih

berdasarkan beberapa kriteria, termasuk kesesuaian isi, jenis teks, panjang

teks, penggunaan kosakata dan istilah, dan sebagainya. Teks biasanya

didengar tiga kali. Pembacaan pertama dilakukan terhadap seluruh teks untuk

memberikan kesan dan gambaran umum tentang teks yang digunakan.

Pembacaan ini dilakukan dengan kecepatan membaca biasa dan peserta tes

hanya diharapkan menyimak dengan saksama tanpa menuliskan apa pun.

Pembacaan kedua dilakukan bagian demi bagian, masing-masing diikuti

dengan jeda yang cukup bagi peserta dikte yang menuliskannya. Bagian-

Page 54: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

6.54 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫

bagian itu harus merupakan bagian wacana yang wajar dengan panjang yang

cukup untuk dapat diingat dan dipahami sebagian bahan ingatan jangka

pendek. Pembacaan ketiga yang dilakukan kembali terhadap seluruh teks

dengan kecepatan biasa setelah tahap kedua selesai dilakukan. Maksud

pembacaan terakhir ini adalah memberikan kesempatan kepada peserta dikte

untuk melakukan pemeriksaan akhir terhadap pekerjaannya dan melakukan

pembetulan apabila diperlukan.

Dikte sebagian pada dasarnya merupakan gabungan dari dikte dan tes

cloze. Seperti pada dikte standar, dikte sebagian diawali dengan pembacaan

terhadap teks secara keseluruhan dengan kecepatan membaca biasa.

Perbedaannya adalah sambil menyimak pembacaan teks secara keseluruhan,

peserta dikte memiliki teks tertulis yang pada dasarnya sama dengan teks

yang didengarkan, kecuali beberapa bagian yang dengan sengaja telah

dilesapkan. Bagian-bagian yang telah dilesapkan itulah yang perlu

diperhatikan baik-baik untuk dituliskan pada teks aslinya atau pada lembar

khusus yang disediakan. Bagian-bagian yang dilesapkan itu telah dipilih

berdasarkan kriteria tertentu yang dianggap penting untuk dijadikan fokus

dan sasaran tes, misalnya tentang tempat dan waktu kejadian.

Jenis dikte mana pun yang digunakan, dikte pada umumnya dinilai atas

dasar jumlah kata yang dituliskan dengan benar yang dapat diperhitungkan

dari jumlah kesalahan yang ditemukan. Kesalahan ejaan pada umumnya tidak

diperhitungkan, kecuali apabila disertai dengan penyimpangan yang cukup

jauh dari yang seharusnya. Demikian juga halnya dengan kesalahan sama

yang berulang yang tidak dengan sendirinya diperhitungkan sebagai

tambahan jumlah kesalahan. Dalam pada itu, tambahan kata-kata yang tidak

terdapat pada teks aslinya diperhitungkan sebagai kesalahan.

Berbagai teknik penilaian menyimak yang telah dipaparkan di atas

bertujuan memberikan nilai kepada siswa dengan menumbuhkan sikap

sportif, coopetision (cooperation and competision), menaati aturan kapan

harus bekerja sama dan kapan tidak boleh menyontek (tidak boleh bekerja

sama), serta sikap keterbukaan (tranparansi). Tentunya, aspek hasil

pemahaman dari wacana yang dituturkan masih menjadi hal utama.

Page 55: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.55

F. PELAKSANAAN TES MENYIMAK TERINTEGRASI DENGAN

PEMBELAJARAN

Dengan berbagai alat penilaian dan teknik penilaian tersebut, guru dapat

merancang model pelaksanaan penilaian menyimak terintegrasi pada

pembelajaran menyimak.

Model Pelaksanaan Penilaian

No Kegiatan Aspek yang dinilai Alat

1. Pendahuluan 1. Guru menunjukkan gambar peristiwa yang di

baliknya terdapat pertanyaan dan jawaban. 2. Siswa didorong untuk mengajukan

pertanyaan yang jawabannya ada di balik gambar.

3. Guru menjelaskan kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran dan manfaat yang diperoleh jika siswa menguasai kompetensi tersebut.

Keaktifan siswa Lembar pengamatan

Inti 1. Siswa berpasangan (siswa dengan nomor

absen ganjil genap). 2. Siswa ganjil dan genap diberikan dua jenis

naskah berita yang berbeda. Naskah berita yang diterima siswa tidak boleh diketahui/ didengar pasangannya.

3. Siswa bergantian menyimak naskah berita. Jika siswa yang satu membacakan secara lisan, siswa yang menjadi pasangannya menyimak dan mencatat apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana peristiwa itu terjadi.

4. Hasil tiap pasangan ditukarkan. Dengan permainan, guru menunjuk dua pasangan untuk mempresentasikan hasilnya.

5. Siswa didorong untuk memberi bukti/alasan tentang jawaban yang diberikan.

6. Guru dan siswa menyimpulkan tanda-tanda linguistik jawaban pertanyaan apa, siapa, kapan, mengapa, dan bagaimana.

7. Setiap siswa menyimak lagi sebuah berita yang diperdengarkan guru (berita yang diperdengarkan berbeda dengan yang sudah dibahas guru).

Tanggung jawab Kejujuran Kemandirian Kesulitan/kesalahan penentuan pokok berita yang didengar Kemampuan menyimpulkan pokok-pokok berita

Lembar pengamatan Wawancara/ tanya jawab Bahan rekaman berita yang berbeda dengan pembelajaran Tes esai yang berisi pertanyaan

Page 56: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

6.56 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫

No Kegiatan Aspek yang dinilai Alat

8. Siswa menyimpulkan pokok-pokok berita yang didengar.

tentang apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana peristiwa itu terjadi

Penutup Refleksi Siswa mengungkapkan apa yang sudah dipahami dan kesulitan yang dialami. Siswa diminta menyimak berita di salah satu stasiun TV pada jam tertentu dan menuliskan pokok-pokok isi dari berita yang didengar.

Kemampuan menyimpulkan pokok-pokok berita

Tugas terstruktur

Guru membawa hasil pekerjaan siswa yang berupa jawaban pertanyaan

apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana peristiwa itu terjadi.

Guru memberi skor 5 jika tepat satu butir pertanyaan. Guru memberi tugas

untuk menyimak berita di rumah.

LAPORAN KEGIATAN MENYIMAK BERITA

I. Identitas :

1. N a m a : ...............................................................................

2. Kelas : ...............................................................................

3. Nomor presensi : ...............................................................................

4. Bentuk kegiatan : ...............................................................................

5. Hari/tanggal : ...............................................................................

II. Buku yang dibaca :

1. Judul : ...............................................................................

2. Pengarang : ...............................................................................

3. Tema : ...............................................................................

4. Tokoh : ...............................................................................

5. Watak : ...............................................................................

III. Ringkasan isi cerita :

.....................................................................................................................

Page 57: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.57

.....................................................................................................................

.....................................................................................................................

.....................................................................................................................

.....................................................................................................................

.....................................................................................................................

.....................................................................................................................

.....................................................................................................................

.....................................................................................................................

.....................................................................................................................

.....................................................................................................................

.....................................................................................................................

Aspek : mendengarkan berita

Kompetensi dasar yang akan diukur : menulis simpulan berita yang didengar

Indikator : siswa mampu membuat kesimpulan

dari berita yang sudah didengar

Pemirsa, seperti biasanya acara kriminal kali ini berasal dari Tuban.

Zaenal Abidin (27), warga Dusun Lingkungan Kiring, Kelurahan

Kedungombo, Kecaman Semanding, Tuban, ditemukan tewas dengan leher

menggantung di dalam kamar rumahnya, Minggu (18/9) malam, sekitar

pukul 22.30 WIB. Pihak keluarga ataupun warga mengaku kurang jelas apa

penyebab Zaenal nekat mengakhiri hidupnya dengan cara seperti itu.

Pemirsa, di dekat saya ada Pak Wayan, warga Semanding. Bagaimana

kejadiannya, Pak?

Wayan: Korban diketahui baru saja keluar dari penjara dalam kasus

penipuan dan penggelapan bertepatan dengan peringatan HUT RI pada 17

Agustus 2011 lalu. Penyebabnya apa, kami kurang jelas. Tiba-tiba korban

diketahui sudah dalam keadaan tewas menggantung di dalam kamar.

Ini Dewi, tetangga korban. Apa yang Ibu lihat berkaitan dengan kejadian

itu?

Dewi: Malam itu, sekitar pukul 22.30 WIB, tiba-tiba istri korban

menjerit meminta tolong. Ketika didatangi di rumahnya, ternyata sang istri

melihat Zaenal dalam keadaan lehernya menggantung di belandar kamar.

Dan saat ditemukan itu, dia sudah dalam keadaan tidak bernyawa.

Kapolsek Semanding AKP Mardiyah, menyatakan bahwa pihaknya juga

telah mendatangi lokasi dan melakukan pemeriksaan terhadap jenazah korban

Page 58: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

6.58 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫

serta memeriksa sejumlah saksi untuk mengungkap peristiwa ini. “Korban

hanya menjalani visum luar sebagaimana permintaan pihak keluarga,” jawab

Mardiyah.

Dijelaskan dari hasil pemeriksaan, sementara disimpulkan memang

korban tewas akibat bunuh diri. Mengenai penyebabnya, polisi masih

memeriksa sejumlah saksi.

Surya, 21 Sept 2011

Tugas siswa

a. Tentukan pokok-pokok berita yang kamu dengarkan dari berita kriminal

di salah satu televisi!

b. Buatlah simpulan isi berita yang kamu dengar!

Simpulan isi berita

Minggu, 18 September 2011, Zaenal Abidin (27), warga Dusun Lingkungan

Kiring, Kelurahan Kedungombo, Kecaman Semanding, Tuban, ditemukan

tewas gantung diri di dalam kamar rumahnya dengan alasan yang belum

diketahui, baik dari pihak keluarga maupun saksi. Kejadian tersebut berawal

sekitar pukul 22.30 WIB, tiba-tiba istri korban menjerit meminta tolong.

Ketika didatangi warga di rumahnya, ternyata sang istri melihat Zaenal dalam

keadaan lehernya menggantung di belandar kamar. Saat ditemukan itu, dia

sudah dalam keadaan tidak bernyawa. Yang jelas, dari pihak keluarga

ataupun warga diketahui bahwa ia baru saja keluar dari penjara pada 17

Agustus 2011 lalu dalam kasus penipuan dan penggelapan.

Pedoman penilaian

KD: menyimpulkan pokok berita

Indikator

1. Mampu menentukan jawaban pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana,

mengapa, dan bagaimana.

2. Mampu merumuskan simpulan berita yang berisi ringkasan jawaban

pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana dalam

dua kalimat.

Page 59: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.59

Aspek Perincian indikator Skor

maksimal Ada

Tidak ada

Bukti Skor siswa

Ketepatan isi simpulan

▪ Menerangkan apa yang diberitakan (seseorang yang baru keluar dari penjara bunuh diri dengan cara menggantungkan lehernya di dalam kamar rumahnya).

▪ Siapa yang diberitakan

(Zaenal Abidin, usia 27 tahun).

▪ Di mana kejadian peristiwa

tersebut (di dalam kamar rumah korban, Dusun Lingkungan Kiring, Kelurahan Kedungombo, Kecaman Semanding, Tuban).

▪ Kapan peristiwa itu terjadi

(Minggu, 18 September 2011, pukul 22.30 WIB).

▪ Mengapa peristiwa tersebut

terjadi (penyebab korban bunuh diri belum diketahui, yang jelas korban baru saja keluar dari penjara pada 17 Agustus 2011 lalu dalam kasus penipuan dan penggelapan).

▪ Bagaimana alur peristiwa itu

terjadi (malam hari sekitar pukul 22.30 WIB, tiba-tiba istri korban menjerit meminta tolong. Ketika didatangi warga di rumahnya, ternyata sang istri melihat Zaenal dalam keadaan lehernya menggantung di belandar kamar. Saat ditemukan itu, dia sudah dalam keadaan tidak bernyawa dengan penyebab yang belum diketahui, baik dari pihak keluarga maupun saksi).

10

10

10

10

10

10

Ketepatan rumusan

▪ Menggabungkan pokok-pokok berita menjadi

Page 60: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

6.60 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫

Aspek Perincian indikator Skor

maksimal Ada

Tidak ada

Bukti Skor siswa

simpulan berita

kalimat dengan struktur yang tepat (terjadi peristiwa bunuh diri (1) yang dilakukan;

▪ Zaenal Abidin (2) di Dusun Lingkungan Kiring, Kelurahan Kedungombo, Kecaman Semanding, Tuban, (3) pada Minggu, 18 September 2011 (4) pukul 22.30 (5) WIB, dengan cara menggantungkan lehernya (6) di dalam kamar rumahnya. Penyebab bunuh diri belum diketahui (7).

Gradasi skor

Jawaban ya (lengkap) mendapat skor 10.

Jawaban ya (kurang lengkap) mendapat skor 5.

Jawaban tidak (salah menjawab) mendapat skor 1.

Jawaban tidak (tidak menjawab) mendapat skor 0.

Skor maksimal (10 × 6 = 60).

Dialog interaktif

1) Pemandu acara

Seputar kesehatan siang ini kita akan membahas stroke. Kita akan

mengenali apa penyakit stroke, apa faktor risiko, dan bagaimana

mengatasinya. Kita akan ditemani dokter Erlyn dari

2) Dokter Erlyn

Sebelum membahas lebih jauh, kita kenali dulu berikut ini.

Definisi stroke = penurunan fungsi saraf karena penyakit dalam

pembuluh darah.

Gejala awal stroke adalah gangguan komunikasi, kemampuan menurun,

pandangan mata dobel, kepala pusing, bicara tidak jelas, tidak dapat

LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,

kerjakanlah latihan berikut!

Page 61: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.61

mengontrol fungsi berkemih, perasaan mau jatuh, pingsan, muntah, dan

gangguan alat gerak (tangan, tungkai).

Jenis stroke pertama karena penyumbatan (ada sel-sel di otak yang rusak

karena tidak dapat suplai darah dan aliran darah menjadi); penyumbatan

karena penumpukan kolesterol pada stroke infark; dan sebab lain karena

bekuan darah (sebagai agen penyumbat)- 83% (faktor risiko 4 serangkai

- mengalami kolesterol). Keadaan yang menyebabkan stroke harus

dikelola supaya

3) Pemandu : Bagaimana caranya mencegah stroke, Dok?

4) Dokter: Kita harus menangani faktor risiko. Misalnya, faktor risiko darah

tinggi/kencing manis harus dikelola. Dalam satu tubuh tidak boleh

bertemu. Harus sering kontrol.

5) Pemandu: Penderita hipertensi bisa langsung terserang stroke, ya, Dok?

6) Dokter : Stroke karena pecahnya pembuluh merembes ke otak dan akan

mengganggu fungsinya. Hal ini 70% terjadi pada penderita hipertensi.

Jatuh tiba-tiba lumpuh bisa dicurigai jenis stroke ini.

7) Pemandu: Siapa saja yang terserang stroke, Dok? Apa benar sekarang

semakin muda umur yang terserang stroke?

8) Dokter: Sekarang di bawah usia 30 tahun sudah ada yang terserang.

9) Pak Rudi: Apa yang harus dilakukan agar terhindar dari stroke?

10) Dokter: Perhatikan gaya hidup. Obesitas, kebiasaan merokok, dan

hipertensi merupakan risiko yang perlu dikelola. Perlu rajin mengontrol.

Usia dan ras tidak dapat dikelola. Olahraga, obesitas, dan gaya hidup

bisa dikelola. Dulu, tren 45 tahun dan sekarang tren terakhir 30 tahun

sudah masuk usia risiko. Mungkin tuntutan kerja dan pola makan dapat

mendukung tren ini.

11) Bu Dwi : Saya memilki kadar gula 350. Tiap malam gringgingan.

Apakah yang saya alami gejala stroke?

12) Dokter: Tekanan darah tinggi dan kadar gula ibu tinggi. Ini berarti sudah

ada yang mendasari. Sepanjang hari masih bisa beraktivitas, tetapi

malam baru gringgingan. Bukan stroke, Bu. Stroke pembuluh darah tepi

(kaki atau tangan) bukan pembuluh darah pusat. Tapi, harus terus

mengadakan pengontrolan regulasi kadar gula. Harus lebih lagi

ditingkatkan menyayangi dirinya.

13) Pak Dani: Gula ayah saya tinggi. Bapak saya pernah jatuh karena tiba-

tiba kehilangan kesadaran. Apakah ini juga stroke, Dok?

Page 62: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

6.62 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫

14) Dokter: Jatuh apabila kondisi pingsan sudah gawat karena sudah ada

penurunan kesadaran. Faktor penyebabnya banyak. Tapi, salah satunya

yang dicurigai stroke. Kalau anggota keluarga kita ada yang terkena

gejala-gejala stroke harus segera transportasikan ke rumah sakit terdekat.

Penyiapan kondisi sejak muda penting sehingga ketika tuntutan

pekerjaan tidak bisa dihindari, kita sudah siap dengan kondisi yang baik.

15) Bu Manis: Saya mau check up takut. Gimana, ya, Dok?

16) Dokter: Supaya PD pas sehat check up, ketahuan di awal lebih baik.

Sebelum manifes, ada proses. Kalau check up bagus, berarti hadiah.

Berarti setahun menjalani hidup dengan bahagia. Jika ketakutan sesaat

membuat keputusan terlambat dan kita kehilangan waktu untuk check

up.

17) Bu Manis: Apa saja yang perlu di-check up?

18) Dokter: Bagaimana profil lemak dan kadar gula. Perhatian pada diri

sendiri. Tiap tahun check up. Dasar: rekam jantung, komposisi darah,

dan kolesterol.

19) Mas Dhani: Faktor dominan penyebab stroke faktor makanan atau

psikis?

20) Dokter: Faktor dominan adalah makanan. Faktor psikis sebenarnya tipe

kepribadian tertentu memang bisa, tetapi tidak dominan. Makanan

pencetus utama. Yang suka manis-manis, kadar garam tinggi, dan suka

yang berlemak perlu waspada.

Petunjuk Jawaban Latihan

Untuk mengukur keberhasilan Anda dalam menjawab soal pelatihan di

atas, coba Anda cocokkan dengan rambu-rambu jawaban berikut ini.

Lihat contoh perencanaan tes objektif dan esai pada wacana “Pentingnya

Sarapan Pagi”. Pertanyaan diarahkan pada pertanyaan literal (tersurat

langsung pada tuturan), inferensial (tersirat pada keseluruhan tuturan),

reorganisasi (penataan kembali ide inti dan ide penjelas yang ada pada

tuturan), pertanyaan kritis/evaluatif (pertanyaan untuk menelaah kritis dan

mengevaluasi kepaduan isi, kelengkapan isi, kebermaknaan isi, penggunaan

bahasa, penggunaan intonasi, dan aspek lisan lain), serta pertanyaan kreatif

(penggunaan informasi/konsep/prinsip pada tuturan untuk memecahkan

masalah yang dihadapi).

Page 63: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.63

Sasaran penilaian menyimak mencakup penilaian proses dan hasil.

Sasaran penilaian hasil dalam menyimak adalah kemampuan

menentukan makna kalimat/kata yang didengar, menentukan perincian

isi, menentukan pokok isi, mengevaluasi secara kritis tuturan yang

didengar, dan menggunakan informasi yang didengar untuk

memecahkan masalah. Sasaran penilaian menyimak juga berupa

kemampuan menunjukkan bukti dari wacana yang didengar untuk

mendukung jawabannya. Sasaran penilaian proses adalah tahapan yang

dilakukan siswa dalam menyimak, kesulitan yang dialami dalam

menyimak suatu tuturan, dan aspek afektif yang menjadi fokus. Alat yang digunakan pada penilaian hasil menyimak adalah tes

objektif, tes esai, dan tes lisan penceritaan kembali/menirukan kembali.

Alat yang digunakan pada penilaian proses adalah lembar pengamatan

aspek afektif siswa dalam pembelajaran menyimak, portofolio untuk

mengamati perkembangan kemampuan menyimak, daftar cek perincian

kemampuan menyimak yang paling dikuasai dan yang paling tidak

dikuasai, jurnal refleksi untuk mengetahui langkah yang dilakukan siswa

dalam menyimak, bagian-bagian yang sudah/belum dikuasai siswa, serta

perasaan siswa/pengalaman personal siswa dalam menyimak.

Langkah merencanakan penilaian keterampilan menyimak

mencakup kegiatan (a) mencermati konstruk menyimak yang tergambar

pada standar kompetensi/kompetensi dasar, (b) menjabarkan kompetensi

dasar menjadi indikator-indikator, (c) menyusun indikator soal, (d)

memilih bentuk alat penilaian (tes esai, objektif, penceritaan kembali)

dan memilih teknik penilaian (individu/kelompok/individu dan

kelompok), (e) memilih rekaman lisan yang sesuai dengan genre wacana

pada KD, (f) menyusun pertanyaan (tiap indikator da……………….pat

menjadi satu pertanyaan/lebih dan kata kerja pada indikator sesuai

dengan kata kerja pada soal), serta (g) menyusun pedoman rambu-rambu

jawaban untuk tes esai dan kunci jawaban untuk tes objektif.

Teknik penilaian menyimak bisa dilakukan dengan menilai individu

dalam kelompok, individu keseluruhan, penilaian kelompok dan

penilaian gabungan individu kelompok. Ditinjau dari jumlah dan jenis

kompetensi dasar, penilaian menyimak bisa dilakukan dengan

menggabungkan beberapa kompetensi dasar menyimak dan dinilai pada

waktu bersamaan. Penggabungan juga dapat dilakukan dengan penilaian

kompetensi dasar produktif lisan (berbicara). Pada penilaian teknik ini

siswa dinilai secara bergantian dalam hal kompetensi menyimak dan

berbicara. Prinsip teknik penilaian adalah menilai semua individu bukan

hanya sampel serta menggunakan alat dan proses yang memiliki

RANGKUMAN

Page 64: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

6.64 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫

validitas kontruksi dan validitas isi. Selain itu, berbagai teknik penilaian

menyimak harus mengukur hasil sekaligus mengamati aspek afektif

siswa. Penilaian kepada siswa dengan menumbuhkan sikap sportif,

coopetision (cooperation and competision), menaati aturan kapan harus

bekerja sama dan kapan tidak boleh menyontek (tidak boleh bekerja

sama), serta sikap keterbukaan (tranparansi). Tentunya, aspek hasil

pemahaman dari wacana yang dituturkan masih menjadi hal utama.

Teknik penilaian menyimak harus menggunakan rangsang lisan dan

siswa merespons sesuai indikator pada kompetensi dasar. Semua siswa

harus dinilai kemampuan memahami wacana lisannya.

1) Penilaian dalam pembelajaran menyimak mencakup penilaian terhadap

proses dan ....

A. aspek afektif siswa

B. proses dan kemampuan mendemonstrasikan lafal dan intonasi

C. proses dan kemampuan memahami wacana lisan

D. proses dan hasil mengarang dengan berbagai topik

2) Berikut ini yang merupakan penilaian hasil pada penilaian menyimak

adalah kemampuan ….

A. mendemonstrasikan lafal dan intonasi

B. memaknai intonasi sesuai isi

C. memperbaiki tanda baca

D. memaknai kata-kata sulit

3) Berikut ini merupakan sasaran penilaian proses dalam pembelajaran

menyimak kemampuan, yaitu ....

A. menentukan makna kalimat/kata yang didengar

B. menentukan perincian isi yang didengar

C. menentukan pokok isi yang didengar

D. bekerja sama untuk memadukan hasil

4) Pak Dewa menilai kemampuan menyimak dengan menggunakan tes

objektif. Komentar yang tepat tentang tindakan Pak Dewa adalah ....

A. tindakan Pak Dewa bisa dibenarkan karena tes objektif dapat

digunakan untuk mengukur pemahaman

TES FORMATIF 2

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

Page 65: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.65

B. tindakan Pak Dewa salah karena tes objektif tidak boleh untuk

menilai kemampuan berbahasa

C. tindakan Pak Dewa bisa dibenarkan karena tes objektif memiliki

beberapa keuntungan

D. tindakan Pak Dewa salah karena tes objektif tidak sesuai untuk

mengukur keterampilan berbahasa

5) Penilaian proses dalam pembelajaran menyimak dinilai dengan alat ....

A. tes objektif

B. tes esai

C. lembar pengamatan

D. unjuk kerja

6) Portofolio menyimak digunakan sebagai alat untuk mengetahui ....

A. perhatian siswa dalam pembelajaran menyimak

B. kerja sama siswa dalam menyelesaikan tugas

C. tanggung jawab siswa menyelesaikan tugas sesuai kompetensi dasar

D. perkembangan kemampuan menyimak

7) Jurnal refleksi dalam pembelajaran menyimak berfungsi sebagai ....

A. alat untuk memusatkan perhatian siswa dalam pembelajaran

menyimak

B. alat mendorong kerja sama siswa dalam pembelajaran menyimak

C. alat pendeteksi kesulitan siswa dalam menyelesaikan tugas

menyimak

D. alat pendeteksi kemampuan memaknai kalimat-kalimat yang

didengar

8) Langkah awal Bu Yani menyusun alat penilaian hasil menyimak adalah

membuat pertanyaan berdasarkan taksonomi Bloom dari sebuah wacana

lisan. Pendapat yang tepat untuk tindakan Bu Yani adalah ....

A. tindakan Bu Yani benar karena tolok ukur kemampuan memahami

adalah taksonomi Bloom

B. tindakan Bu Yani benar karena tes objektif dapat digunakan untuk

mengukur pemahaman

C. tindakan Bu Yani salah karena langkah awal seharusnya mencermati

dulu kompetensi dasar dan indikatornya

D. tindakan Bu Yani dibenarkan karena tes esai juga bisa disusun

berdasarkan taksonomi Bloom

Page 66: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

6.66 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫

9) Penilaian menyimak berdasarkan jumlah kompetensinya dilaksanakan

dengan teknik ....

A. memadukan beberapa keterampilan menyimak atau keterampilan

menyimak dengan keterampilan berbicara dinilai bersamaan

B. memadukan penilaian individu dan penilaian kelompok untuk

mencapai hasil yang maksimal

C. memadukan penilaian tertulis dan penilaian lisan dilaksanakan

bersama-sama untuk mengurangi rasa cemas siswa

D. memadukan penilaian individu dan penilaian kelompok atau

keduanya

10) Berikut ini prinsip pemilihan teknik penilaian menyimak, kecuali ....

A. menggunakan alat yang valid

B. menumbuhkan karakter siswa

C. efisien waktu

D. menggunakan video/rekaman

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang

terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.

Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan

Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali

80 - 89% = baik

70 - 79% = cukup

< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat

meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%,

Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang

belum dikuasai.

Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban yang Benar

100%Jumlah Soal

Page 67: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.67

Kunci Jawaban Tes Formatif

Tes Formatif 1

1) D. keterampilan mikro, yang lain merupakan keterampilan makro

2) A. opsi lain termasuk keterampilan makro

3) C. opsi lain bukan ciri dari segi rangsang wacana

4) C. kesalahan dan alasan tepat, sedangkan opsi yang lain alasan tidak

tepat

5) C. kesalahan dan alasan tepat, sedangkan opsi yang lain alasan tidak

tepat

6) D. karena pengetahuan umum

7) A. tidak boleh penilaian menggunakan wacana yang sama dengan

pembelajaran

8) C. prinsip penilaian menyimak harus memfasilitasi siswa untuk

mendengar, bukan membaca teks

9) B. ciri khusus penilaian menyimak, sedangkan opsi yang lain tidak

sesuai

10) A. ketepatan dengan lafal menjadi fokus

11) D. wacana yang bersifat kontekstual, sedangkan yang lain masih

bersifat umum dan artifisial

Tes Formatif 2

1) C. karena mencakup proses dan hasil, sedangkan opsi yang lain tidak

mencakup keduanya

2) B. benar karena sifat menyimak reseptif, sedangkan yang lain alasan

tidak tepat

3) D. benar karena sifat menyimak reseptif, sedangkan yang lain alasan

tidak tepat

4) C. benar karena sifat menyimak reseptif, sedangkan yang lain alasan

tidak tepat

5) C. lembar pengamatan cocok untuk penilaian proses, sedangkan yang

lain untuk menilai hasil

6) D. portofolio untuk perkembangan kemampuan, sedangkan opsi yang

lain aspek afektif

Page 68: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

6.68 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫

7) C. jurnal alat penilaian proses untuk refleksi kesulitan, sedangkan opsi

yang lain merupakan hasil menyimak dan aspek lain yang tidak

berkaitan

8) C. langkah awal menyusun alat penilaian adalah mencermati KD dan

indikatornya supaya mengetahui jenis pemahaman dan tingkat

pemahaman apa yang difokuskan

9) A. mengintegrasikan beberapa keterampilan menyimak dan berbicara

lebih efektif, sedangkan opsi lain bukan dari segi jumlah

kompetensinya

10) D. prinsip pemilihan teknik penilaian adalah efektif dan efisien serta

dapat menumbuhkan karakter siswa, tidak harus menggunakan video

Page 69: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

⚫ PBIN4302/MODUL 6 6.69

Daftar Pustaka

Arikunto, S. 1993. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Alderson, Charles. 2000. Assessing Reading. London: Cambridge University

Press.

Asrijanty. 2004. Penggunaan Kategori Tengah dalam Skala Likert. Jakarta:

Pusat Penilaian Pendidikan.

Athanasou, James. 2002. A Teacher’s Guide to Assessment. Sidney: Social

Science Press.

Baker, David. 1998. Language Testing. London: Edward Arnold Publishing.

Braunger, Jane. 2006. Building a Knowledge Base in Reading. New York:

Dynamic Graphics Inc.

Brown, H. Douglas. 2004. Language Assessment: Principles and Classroom

Practice. New York: Pearson Education, Inc.

Csikszentmihalyi, Mihali. 1996. Creativity. New York: Haper Collin

Publishers Inc.

Djaali dan Pudji Muljono. 2008. Pengukuran dalam Pendidikan. Jakarta:

Grasindo.

Elidjen. 2005. Innovation and Creative Thinking Skills. Jakarta: Binus

University.

Gronlund, Norman. 1993. How to Make Achievement Test and Assessment.

Boston: Allyn and Bacon.

Harsiati, T. 2003. Penilaian Berbasis Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan

Nasional.

Page 70: Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Menyimak

6.70 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫

Harsiati, Titik, M. Daras, dan Endah Tripriyatni. 2007. Membaca dan

Pembelajarannya. Jakarta: Universitas Terbuka.

McDavid, James C., dan Laura R.L. Hawthorn. 2006. Program Evaluation

and Performance Measurement. New Delhi: Sage Publications India Pvt.

Ltd.