Pengembangan Alat Penilaian Kemampuan Bersastra.pdf

download Pengembangan Alat Penilaian Kemampuan Bersastra.pdf

of 14

Transcript of Pengembangan Alat Penilaian Kemampuan Bersastra.pdf

  • 8/19/2019 Pengembangan Alat Penilaian Kemampuan Bersastra.pdf

    1/32

    64

    80- 89% = baik 70- 79% = cukup

    < 70% = kurang

    Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan

    dengan Kegiatan Belajar 3. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi

    materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum dikuasai.

    DAFTAR PUSTAKA

    Aminuddin. 1995. Pengantar Aspresiasi Karya Sastra. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

    Fananie, Zainuddin. 2000. Telaah Sastra. Surakarta : Muhammadiyah University Press.

    Hoerip, Satyagraha.(Editor). 1982. Sejumlah Masalah Sastra. Jakarta : Sinar Harapaan.

    Harsiati, Titik. Evaluasi Pengajaran Sastra. 1990. OPF: IKIP Malang.

    Modul

    Pengembangan Alat Penilaian Kemampuan Bersastr

    Dr. Titik Harsiati, M.P

    Pendahuluan ______________________________________________________

    A. Manfaat dan Relevansi

    Pada modul-modul sebelumnya Anda telah belajar menyusun alat penilai

    kemampuan berbahasa. Kemampuan berbahasa tersebut mencakup keterampila

    menyimak, membaca, menulis, dan berbicara. Kemampuan seorang guru BI untuk meni

    kemampuan bersastra mutlak diperlukan. Hal ini berkaitan dengan tugas guru Ma

    Pelajaran Bahasa Indonesia (BI) yang memiliki kewajiban mengajarkan dan meni

    kemampuan bersastra sesuai yang tercantum pada Standar Isi. Karena itu, setelah latih

    penyusunan kemampuan berbahasa, calon guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia per

    memahami karakteristik alat penilaian bersastra dan prosedur pengembangannya.

    samping itu, diperlukan latihan – latihan mengembangkan alat penilaian kemampuabersastra bagi calon guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Kemampuan bersast

    mencakup kemampuan apresiasi sastra (reseptif) dan kemampuan melakukan pros

    kreatif sastra (produktif). Dengan latihan yang memadai menyusun alat penilai

    bersastra , seorang calon guru BI akan memiliki kompetensi untuk menilai hasil belaj

    dan proses belajar kemampuan bersastra.

    Setelah mempelajari modul ini, secara umum Anda diharapkan dapat berlat

    mempraktikkan penyusunan alat penilaian bersastra. Secara khusus, setelah mempelaj

    modul ini diharapkan Anda mampu menguasai hal-hal berikut.

    1. Mahasiswa mampu menjelaskan pendekatan dalam penilaian apreasiasi sastra d

    konstruk kemampuan apresiasi sastra.

    2. Mahasiswa mampu menjelaskan model penilaian apresiasi sastra

    3. Mahasiswa mampu merencanakan dan menyusun alat penilaian apresiasi sastra

    4. Mahasiswa mampu menjelaskan pendekatan dalampenilaian proses kreatif siswa

  • 8/19/2019 Pengembangan Alat Penilaian Kemampuan Bersastra.pdf

    2/32

    2

    5. Mahasiswa mampu menjelaskan model penilaian proses kreatif sastra

    6. Mahasiswa mampu merencanakandan menyusun alat penilaian proses kreatif sastra.

    B. Deskripsi/Cakupan Materi Modul

    Modul ini penting dipelajari sebagai bekal untuk merencanakan penyusunan alat

    penilaian apresiasi sastra dan proses kreatif sastra. Modul ini penting dipelajari karena

    dengan memahami prinsip penilaian kemampuan bersastra, seorang guru dapat menyusun

    alat penilaian kemampuan bersastra secara tepat. Materi yang akan Anda pelajari

    mencakup (1) pendekatan dalam penilaian apreasiasi sastra dan konstruk kemampuan

    apresiasi sastra, (2) ragam model penilaian apresiasi sastra, (3) perencanaan dan

    penyusunan alat penilaian apresiasi sastra, (3) pendekatan dalam penilaian proses kreatif 

    siswa, (4) ragam model penilaian proses kreatif sastra, dan (5) perencanaan dan

    penyusunan alat penilaian proses kreatif sastra.

    C. Susunan Kegiatan Pembelajaran

    Kegiatan pembelajaran terdiri atas dua t ahap. Tahapan pembelajaran dalam modul

    ini dilakukan dengan urutan berikut.

    Kegiatan Belajar 1: Pendekatan dalam penilaian apreasiasi sastra dan konstruk 

    kemampuan apresiasi sastra, ragam model penilaian apresiasi

    sastra, perencanaan dan penyusunan alat penilaian apresiasi sastra

    Kegiatan Belajar 2: Pendekatan dalam penilaian proses kreatif siswa, ragam model

    penilaian proses kreatif sastra, perencanaan dan penyusunan alat

    penilaian proses kreatif sastra.

    A. tes esai dan tes objektif B. tugas menulis dan tes objektif C. tugas menulis dan tes esaiD. tugas menulis dan rubrik yang sesuai

    9. Penilaian produk diperlukan tugas kontekstual untuk merangsang siswmenghasilkan suatu karya sastra. Rangsang menulis kreatif benar tepat KECUA...A. berupa rangsang objek/fenomena kemanusiaanB. rangsang gambar emotif 

    C. rangsang konflik dalam kehidupanD. rangsang tes esai

    10. Langkah awal menyusun rubrik menulis karya sastra ...A. menentukan aspek penting/kriteria sesuai dengan hasil karya siswaB. menyusun deskriptor atau perilaku khusus yang menunjukkan kriteria hasil

    karya yang baik C. menentukan skor maksimal dan bobot tiap-tiap deskriptorD. menentukan pedoman penyekoran tingkat ketuntasan.

    Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdap

    di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumu

    berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

    1. A (termasuk kemampuan menulis kreatif yang lain hasil belajar apresiasi BUKA

    menulis kreatif)2. A (penilaian proses sedangkan option lain penilaian hasil)3. D (menyimpulkan alur cerita bukan menulis kreatif tetapi apresiasi/membaca

    sastra)4. A (orisinalitas perlu dijadikan aspek penting dalam penilaian menulis kreatif,

    option yang lain bukan menulis kreatif )5. A (Option A menulis drama, option yang lain memerankan drama)6. A (option D menulis cerpen sedang option yang lain bukan menulis kreatif)7. C (option C termasuk penilaian proses yang berupa afektif, option lain penilaian

    hasil atau penilaian proses apresiasi/membaca sastra)8. D (option D alat yang digunakan dalam menilai produk, option lain yang berupa

    tes tidak digunakan pada penilaian produk 9. D (hanya option D yang tidak sesuai dengan karakteristik menulis kreatif)

    10. A (langkah awal menyusun rubrik. Option lain langkah berikutnya).

    Tingkat penguasaan =Jumlah Jawabanyang Benar

    100%Jumlah Soal

    ×

    Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali

  • 8/19/2019 Pengembangan Alat Penilaian Kemampuan Bersastra.pdf

    3/32

    62

    1. Di bawah ini sasaran penilaian hasil pada menulis kreatif sastra....A. Kemampuan menulis puisi secara orisinalB. Kemampuan memahami unsur intrinsik puisiC. Kemampuan memahami isi cerpenD. Kemampuan membacakan cerpen dengan menarik 

    2. Sasaran penilaian proses dalam pembelajaran menulis kreatif adalah ....A. kemampuan bekerja samaB. kemampuan memilih temaC. kemampuan memilih kalimat puitis

    D. kemampuan mengurutkan kalimat menjadi puisi utuh

    3. Sasaran penilaian hasil menulis kreatif adalah kemampuan menghasilkan produk karya sastra secara bertahap. Tahapan tersebut mencakup tahapan berikut KECUALI..A. menggali ide dari fenomena sekitarB. merumuskan tema/pokok persoalanC. kemampuan memilih kalimat puitisD. kemampuanmenyimpulkan alur cerita

    4. Karya sastra dalam bentuk puisi yang dibuat siswa dinilai guru dari segi ..........A. orisinalitas karyaB. intonasi yang digunakanC. tanda baca yang digunakanD. penggunaan ejaan

    5. Di bawah ini aspek yang perlu dinilai guru jika karya sastra siswa berbentuk naskah drama KECUALI ..........A. keunikan konflik yang dikembangkanB. intonasi yang digunakanC. gerak tubuh yang digunakanD. kostum yang dipakai

    6. Karya sastra dalam bentuk cerita pendek yang dibuat siswa dinilai guru dari segi ..A. intonasi yang digunakanB. tanda baca yang digunakanC. penggunaan ejaan secara tepatD. teknik pengembangan watak tokoh

    7. Sasaran penilaian proses dalam penilaian menulis sastra adalahA. kesulitan yang dialami dalam mengapresiasi sastra

    B. aspek kognitif yang relevan dengan kompetensiC. tanggung jawab mengerjakan proses penulisanD. kesulitan penyimpulan tema puisi yang dibaca

    8. Alat yang digunakan dalam penilaian produk menulis sastra adalah ...

    Kegiatan Belajar 1

    Penilaian Apresiasi Sastra dan Prinsip Penilaiannya

    1. Pendekatan, Tujuan, dan Sasaran Pembelajaran Apresiasi Sastra

    Sebelum mendalami lebih jauh tentang alat penilaian dan cara melakuka

    penilaian apresiasi sastra, Anda perlu memahami konsep apresiasi dan tujuan apresia

    sastra. Anda pahami secara saksama paparan berikut!

    Apresiasi adalah proses pengenalan, pemahaman, penghayatan, dan penikmat

    terhadap karya sastra. Yus Rusyana mengungkapkan bahwa apresiasi mencakup mengen

    menggolongkan, memahami, mengapresiasi, dan mengkomunikasikan. Aspek mengen

    mencakup mengamati, melihat, mendengar, dan membaca. Aspek menggolongkan menca

    persamaan, perbedaan, perbandingan dan pengkontrasan. Memahami berarti menafsirka

    mengartikan, mempreposisikan, menemukan pola, menggeneralisasi, mencari hubunga

    menarik kesimpulan. Aspek apresiasi adalah menikmati dan menghargai nilai-nilai. Asp

    mengkomunikasikan adalah kegiatan melaksanakan dalam kegiatan-kegiat

    (mendiskusikan, mengarang, mendramatisasikan).

    Apresiasi merupakan kegiatan terpadu yang melibatkan sikap, minat, perhatian d

    keterampilan. Apresiasi melibatkan tiga unsur inti yaitu aspek kognitif berkaitan deng

    aspek intelektual pembaca dalam upaya memahami unsur-unsur kesastraan dalam kary

    sastra yang bersifat objektif yang mencakup aspek intrinsrik dan unsur ekstrinsik. Asp

    emotif adalah keterlibatan langsung aspek emotif pembaca untuk memahami unsu

    keindahan secara subjektif. Aspek evaluatif yaitu aspek penilaian baik-buruk, indah/tid

    terhadap karya sastra. Penilaian bersifat kritik sesuai dengan kemampuan apresiator pa

    tahap pemahaman dan penghayatan.

    Pada apresiasi sastra dikenal berbagai pendekatan. Pada modul ini dibah

    pendekatan objektif, ekspresif, dan mimetik dalam apresiasi sastra. Pendekatan objek

    adalah pendekatan yang mendasarkan pada suatu karya sastra. Dengan pendekatan objek

    ini siswa diajak menelaah karya sastra sebagai produk manusia atau artefak. Karya sast

    dalam hal ini, merupakan suatu karya yang otonom yang dipisahkan dari hal-hal di lu

    karya itu sendiri. Dengan demikian, telaah karya sastra dengan pendekatan objek

    beranjak dari aspek-aspek atau unsur-unsur yang langsung membangun karya sastr

    Signifikansi dan nilai karya sastra dilihat dari unsur-unsur dan keterhubungan antaruns

  • 8/19/2019 Pengembangan Alat Penilaian Kemampuan Bersastra.pdf

    4/32

    4

    karya sastra. Telaah karya sastra dengan pendekatan objektif sering dikenal dengan telaah

    struktural yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan tema, peristiwa, tokoh, alur, setting,

    sudut pandangan, diksi yang terdapat dalam karya sastra.

    Pendekatan ekspresif adalah pendekatan yang mendasarkan pada pencipta atau

    pengarang karya sastra. Telaah dengan pendekatan ekspresif ini menitikberatkan penulis,

    imajinasi penulis, pandangan, serta spontanitas penulis/penyair. Telaah ini didasarkan

    pada teori ekspresif yang memandang suatu karya seni yang secara esensial sebagai dunia

    internal (pengarang) yang terungkap sehingga menjadi dunia eksternal (berupa karya seni).

    Telaah karya sastra pada pendekatan ekspresif berfokus pada perwujudan karya sastra

    ditinjau dari proses kreatif penulis dengan titik tolak dorongan perasaan penulis dan

    hasilnya adalah kombinasi antara persepsi, pikiran dan perasaan penulis. Sumber utama

    dan pokok masalah suatu novel, misalnya, adalah sifat-sifat dan tindakan-tindakan yang

    berasal dari pemikiran pengarangnya. Pendekatan ekspresif berkaitan dengan pendekatan

    biografis yang memfokuskan suatu apresiasi terhadap gagasan-gagasan dan kepribadian

    pengarang untuk memahami karyanya. Atas dasar pendekatan ini, karya seni dipandang

    sebagai refleksi kepribadian pengarang. Dengan dasar pengalaman estetis pembaca dapat

    menangkap kesadaran/pengalaman pengarangnya. Untuk itu, dengan pendekatan ekspresif 

    penelaah hendaknya mempelajari pengetahuan tentang pribadi pengarang guna memahami

    karya sastranya. Telaah dengan pendekatan ekspresif dimaksudkan untuk mengetahui

    sejauh mana keberhasilan pengarang dalam mengungkapkan gagasan-gagasan, imajinasi,

    spontanitasnya dan sebagainya.

    Pendekatan mimetik adalah pendekatan yang mendasarkan pada hubungan karya

    sastra dengan universe (semesta) atau lingkungan sosial-budaya yang melatarbelakangi

    lahirnya karya sastra itu. Perhatian penelaah adalah pada hubungan karya sastra dengan

    realitas yang melatarbelakangi kemunculannya. Pendekatan ini memandang seni sebagai

    tiruan dari aspek-aspek realitas, dari gagasan-gagasan eksternal dan abadi, dari pola-pola

    bunyi, pandangan, gerakan, atau bentuk yang muncul secara terus menerus dan tidak 

    pernah berubah. Pendekatan sosiologis-historis menyaran kepada pendekatan yang

    menempatkan karya yang sebenarnya dalam hubungannya dengan peradaban yang

    menghasilkannya. Peradaban di sini dapat didefinisikan sebagai sikap-sikap dan tindakan-

    tindakan kelompok masyarakat tertentu dan memperlihatkan bahwa sastra mewadahi

    mengetahui langkah yang dilakukan siswa dalam menulis kreatif, bagian-bagian yan

    sudah/belum dikuasai siswa, serta perasaan siswa/pengalaman personal siswa dala

    menulis sastra. Selain tugas kontekstual diperlukan rubrik penilaian karya sastra ya

    dibuat siswa.

    Langkah menyusun rubrik menulis karya sastra (a) menentukan aspek pentin

    kriteria sesuai dengan hasil karya siswa (puisi dianggap baik jika memenuhi aspek a

    saja, (b) merumuskan aspek penting menjadi deskriptor atau perilaku khusus ya

    menunjukkan kriteria hasil karya yang baik, (c) menentukan skor maksimal dan bob

    tiap-tiap deskriptor, dan (d) menentukan pedoman penyekoran tingkat ketuntasan.

    Teknik penilaian menulis sastra bisa dilakukan dengan teknik individu d

    dikerjakan di sekolah, atau ditugaskan di rumah dengan pengendalian garis besar is

    Penilaian kelompok bisa dilakukan dengan cara menugaskan siswa mengamati peristiw

    sosial secara kelompok dan menulis karya sastra secara individu. Teknik penilai

    menulis karya sastra bisa dilakukan dengan cara terkontrol dan bebas. Kelemahan tug

    menulis bebas, guru tidak bisa mendeteksi keorisinilan sebuah karya. Tugas terkontr

    bisa dikendalikan tetapi agak membatasi siswa. Keduanya bisa digunakan dengan melih

    kondisi yang ada.

    Prinsip teknik penilaian adalah menilai semua individu bukan hanya sampe

    menggunakan alat dan proses yang memiliki validitas kontruks dan validitas isi. Selain it

    berbagai teknik penilaian menyimak harus mengukur hasil dan sekaligus mengamati aspe

    afektif siswa. Penilaian kepada siswa dengan menumbuhkan sikap sportif, coopetitio

    (cooperation and competition), mentaati aturan kapan harus bekerja sama dan kapan tid

    boleh mencontek (tidak boleh bekerja sama), dan sikap keterbukaan (tranparansi). Tekn

    penilaian apresiasi sastra memberikan/memilih kutipan karya sastra yang dap

    menumbuhkan kemampuan mencipta (model tingkat kesulitan rendah, sedang, tingg

    Selain itu, kutipan yang dipilih dapat menumbuhkan pengalaman batin positif d

    menumbuhkan karakter positif (pendekatan didaktik). Penugasan apresiasi juga

    TES FORMATIF 2

    Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

  • 8/19/2019 Pengembangan Alat Penilaian Kemampuan Bersastra.pdf

    5/32

    60

    2. Carilah contoh kompetensi dasar menulis kreatif sastra pada Standar Isi dan

    rumuskan indikator berdasarkan sasaran penilaian menulis kreatif.

     Petunjuk Jawaban Latihan

    Untuk mengukur keberhasilan Anda dalam menjawab soal pelatihan di atas, coba

    Anda cocokkan dengan rambu-rambu jawaban berikut ini.

    Pendekatan objektif memunculkan hasil belajar yang menganalisis karya sastra dari

    segi isi internal sedangkan pendekatan mimetik memunculkan hasil belajar karya sastra

    yang menuntun respon siswa untuk merefleksikan isi karya sastra dengan kehidupan.

    Sasaran penilaian menulis kreatif sastra mencakup penilaian proses dan hasil.

    Sasaran penilaian hasil menulis kreatif adalah kemampuan menghasilakn produk karya

    sastra tahapan pramenulis, menulis draft, dan kegia tan penyuntingan. Secara rinci sasaran

    hasil pembelajaran menulis kreatif adalah kemampuan menggali ide, memilih ide,

    menyusun garis besar isi, mengembangkan draft penulisan, merevisi draft penulisan

    berdasarkan masukan. Sasaran penilaian proses adalah langkah yang dilakukan dalam

    menulis, kesulitan yang dialami dalam mengapresias i sastra, dan aspek afektif (tanggung

     jawab mengerjakan proses penulisan, kritis menemukan perbaikan karya sendiri maupun

    karya teman, kreativitas mengolah lingkungan/pengalaman menjadi karya sastra,

    kerjasama/ coopetition, menghargai karya orang lain, sportif, dan sikap positif lain yang

    relevan).

    Alat yang digunakan pada keterampilan menulis kreatif sastra adalah penilaian

    produk (hasil akhir dengan mempertimbangkan tahapan penggalian ide, pemilihan ide,

    pengembangan draft). Untuk melakukan penilaian produk diperlukan tugas kontekstual

    untuk merangsang siswa menghasilkan suatu karya sastra. Rangsang menulis kreatif bisa

    berupa rangsang objek, rangsang gambar emotif, rangsang peristiwa, rangsang konflik 

    dalam kehidupan, rangsang pengalaman, rangsang pengamatan objek.

    Selanjutnya alat penilaian proses adalah lembar pengamatan aspek afektif siswa

    dalam pembelajaran menulis kreatif, portofolio untuk mengamati perkembangan

    kemampuan menulis sastra, daftar cek kesulitan menulis sastra, dan jurnal refleksi untuk 

    RANGKUMAN

    sikap-sikap dan tindakan-tindakan mereka sebagai persolan pokoknya (Rohrberger da

    Woods, 1971:9).

    Dengan pendekatan-pendeka tan tersebut muncul asumsi bahwa proses apresia

    sastra adalah proses untuk (a) memahami suatu karya atas dasar teks tertulis,

    memahami karya sastra perlu memahami pengarangnya karena memandang teks kary

    sastra itu sebagai pengungkapan pengalaman, perasaan, imajinasi, persepsi, dan sik

    pengarangnya, dan (c) memahami karya sastra perlu menghubungkannya dengan realit

    yang terjadi di masyarakatnya . Integrasi tiga pendekatan tersebut memunculkan langk

    apresiasi sastra yang perlu dipahami atas dasar teks tertulisnya, kemudian menentuk

    pengalaman, perasaan, dan imajinasi penulis. Setelah itu, siswa perlu menghubungk

    karya sastra dengan realitas atau kehidupan bangsa sebagai latar belakang penulisannya.

    Dari berbagai pendekatan tersebut mengarahkan tujuan pembelajaran apresia

    sastra. Dengan menyatukan ketiga pendekatan tersebut memunculkan rumusan tuju

    apresiasi sastra yang berkaitan dengan aspek intrinsik dan ekstrinsik karya sast

    Bertumpu pada ketiga pendekatan di atas dapat dirumuskan bahwa tujuan pembelajara

    apresiasi sastra adalah memfasilitasi siswa untuk menggauli sastra secara sunggu

    sungguh sehingga menumbuhkan pengertian, penghargaan, kepekaan kritis, dan kepekaa

    perasaan. Belajar sastra adalah belajar tentang hidup. Dengan memahami karya sas

    manusia memperoleh gizi batin sehingga sisi-sisi gelap manusia bisa tercerahkan melal

    kristalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra. Teks sastra merupakan lay

    tempat diproyeksikan pengalaman pskisis manusia. Bekal awal belajar sastra adal

    kepekaan emosi/perasaan, pengetahuan dan pengalaman yang berhubungan deng

    masalah kehidupan dan kemanusiaan (bisa diperoleh dengan cara menghayati kehidupa

    secara intensif atau membaca buku-buku humanitas/psikologi, pemahaman aspe

    kebahasaan, pemahaman unsur intrinsik, sering menggauli karya sastra.

    Sasaran penilaian hasil apresiasi sastra sasaran penilaian mencakup aspek kogni

    aspek emotif, dan aspek evaluatif. Sasaran penilaian proses adalah tahapan apresia

    kesulitan yang dialami siswa dalam mengapresiasi, dan keterlibatan siswa dala

    pembelajaran apresiasi untuk menumbuhkan sikap positif/nilai-nilai tertentu.

    Tujuan pembelajaran apresiasi sastra adalah memfasilitasi siswa untuk menggau

    sastra secara sungguh-sungguh sehingga menumbuhkan pengertian, penghargaa

  • 8/19/2019 Pengembangan Alat Penilaian Kemampuan Bersastra.pdf

    6/32

    6

    kepekaan kritis, dan kepekaan perasaan. Dalam apresiasi sastra sasaran penilaian

    mencakup aspek kognitif, aspek emotif, dan aspek evaluatif. Belajar sastra adalah belajar

    tentang hidup. Memahami karya sastra manusia memperoleh gizi batin sehingga sisi-sisi

    gelap manusia bisa tercerahkan melalui kristalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam

    karya sastra. Teks sastra merupakan layar tempat diproyeksikan pengalaman pskisis

    manusia. Bekal awal belajar sastra adalah kepekaan emosi/perasaan, pengetahuan dan

    pengalaman yang berhubungan dengan masalah kehidupan dan kemanusiaan (bisa

    diperoleh dengan cara menghayati kehidupan secara intensif atau membaca buku-buku

    humanitas/psikologi, pemahaman aspek kebahasaan, pemahaman unsur intrinsik, dan

    sering menggauli karya sastra.

    Secara lebih khusus dijelaskan kategori kemampuan membaca karya sastra.

    Indikator kemampuan membaca karya sastra dibedakan menjadi empat kategori, yakni:

    (1) hasil belajar informasi, (2) hasil belajar konsep, (3) hasil belajar perspektif, dan (4)

    hasil belajar apresiasi. Uraian masing-masing kategori sebagai berikut (Disick, 1990: 101).

    Hasil belajar informasi berkaitan dengan pemahaman hal-hal pokok dalam sastra,

    baik yang menyangkut data tentang suatu karya sastra maupun data lain yang digunakan

    untuk menafsirkan karya sastra. Termasuk dalam kategori ini misalnya, kemampuan

    memahami biografi pengarang (nama, status sosial, riwayat hidup, dll.), kemampuan

    memahami genre sastra, memahami konvensi-konvensi dalam karya sastra, dan

    sebagainya yang terkait dengan teori kesastraan.

    Hasil belajar konsep berkaitan dengan persepsi siswa tentang bagaimana unsur-

    unsur karya sastra itu diorganisasikan. Masalah yang ditekankan berkaitan dengan unsur-

    unsur karya sastra dan hubungan antarunsur tersebut. Siswa diharapkan menganalisis

    dan mensintesis unsur-unsur dalam karya sastra, misalkan saja kemampuan untuk 

    menganalisis mengapa seorang pengarang memilih unsur seperti itu dan apa efeknya

    terhadap karya yang dihasilkan, konflik apa saja yang timbul, atau mengapa penyair

    memilih bentuk tertentu.

    Hasil belajar perspektif berkaitan dengan kemampuan siswa menilai karya sastra

    yang dibaca. Siswa dituntut memberikan pandangan dan mereaksi suatu karya sastra

    setelah siswa memahami karya sastra tersebut. Permasalahan yang dibahas menyangkut

    • Terdapat majasdalam puisi

    √ debu

    1. Buatlah perbandingan pengaruh pendekatan objektif dan pendekatan mimetik 

    terhadap sasaran penilaian menulis kreatif!

    2. Buatlah ringkasan kategori hasil belajar menulis kreatif berdasarkan paparan pada

    modul ini!

    3. Carilah contoh kompetensi dasar menulis kreatif pada Standar Isi dan rumuskan

    indikator berdasarkan sasaran penilaian menulis kreatif.

    4. Buatlah ringkasan ragam alat penilaian untuk menilai hasil pembelajaran menulis

    kreatif!

    5. Jelaskan sasaran penilaian proses dan alat penilaian yang dapat digunakan untuk 

    menilai proses pembelajaranmenulis kreatif!

     Petunjuk Jawaban Latihan

    Untuk mengukur keberhasilan Anda dalam menjawab soal pelatihan di atas, cob

    Anda cocokkan dengan rambu-rambu jawaban berikut ini.

    Pendekatan objektif memunculkan hasil belajar yang menganalisis karya sastra da

    segi isi internal sedangkan pendekatan mimetik memunculkan hasil belajar karya sast

    yang menuntut respon siswa untuk merefleksikan isi karya sastra dengan kehidupan.

    1. Buatlah ringkasan sasaran penilaian hasil dan penilaian proses dalam menulis krea

    sastra!

    LATIHAN 1

     

    LATIHAN 1

     

  • 8/19/2019 Pengembangan Alat Penilaian Kemampuan Bersastra.pdf

    7/32

    58

    Rubrik yang Digunakan

    No Aspek Rincian Indikator Ya Tidak Bukti1. Memilih isi

    puisi sesuaidengan tema

    • Isi puisi sesuaidengan tema yaitutentang sahabat

    yang telah tiada

    • Puisi mengandungnilai kehidupan(amanat)

     Bahagialah di sana kau, dengan iman ini.

    Tuhan, sayangi dirinya disisimu.

    Kedua kutipan puisi tersebut menunjukkanteman si penulis (kau) telah tiada

     Mengalir lembut bersama diri.

    Keraskan hati, kuatkan mimpi.

    Kutipan puisi tersebut memiliki maknabahwa sahabat (dalam puisi disebut kau)mampu membentuk dan menguatkan

    mimpi kita.

    2. Memilih isi

    danperwajahan(bentuk tampilan)

    puisi yangkreatif danotentik 

    • Perwajahan (bentuk 

    tampilan) puisimenarik 

    • Isi puisi bersifatotentik (tidak meniru yang telah

    ada)

    Perwajahan dalam puisi tersebut tidak 

    seperti biasa seperti hanya 1 paragraf dengan beberapa larik baris. Namun puisitersebut memiliki bentuk yang unik.

    Puisi tersebut bersifat otentik karena tidak sama dengan puisi lain

    3. Memili h diksidan struktur

    • Ketepatanpemilihan diksidalam puisi

    sehingga puisi bisamenarik.

    • Ketepatanpemilihan judulpuisi sehingga

    sesuai dengan isi

    puisi secarakeseluruhan

    • Terdapat rimadalam puisi

    Pemilihan diksi juga sudah tepat. MisalnyaKibasan debu mu kemarin

    Kata kibasan debu sangat indah jika kitacermati secara mendalam

    Judul Kau sangat tepat karena telah

    mewakili isi puisi secara keseluruhan.

    Dalam puisi juga terdapat rima yaituasonansi bunyi /i/ di akhir larik kurang

    lazim untuk puisi.

    Dalam puisi terdapat majas seperti majaspersonifikasi yaitu pada kutipan Kibasan

    ada tidaknya manfaat sebuah karya sastra, ada tidaknya kesesuaian karya sastra tersebut

    dengan realitas yang ada, dan sebagainya. Oleh karenanya, siswa dituntut untuk mampu

    menghubungkan sesuatu yang ada dalam karya sastra dan sesuatu yang ada di luar karya

    sastra. Siswa dituntut untuk memahami secara kreatif.

    Pada hasil belajar perspektif siswa dituntut untuk mengenali dan memahami

    bahasa sastra melalui ciri-cirinya kemudian membandingkan efektifitasnya dengan

    penuturan bahasa secara umum. Kategori kognitif yang termasuk di dalamnya antara

    lain: kemampuan mengenal, memahami, menganalisis, membandingkan,

    menggeneralisasi, dan menilai bentuk-bentuk kebahasaan yang dipergunakan dalam

    suatu karya sastra. Termasuk pula dalam kategori ini adalah jawaban atas pertanyaan-

    pertanyaan, mengapa pengarang memilih bentuk-bentuk linguistik tertentu, apa efeknya

    terhadap karya yang dihasilkan, ragam bahasa yang digunakan, dan lain sebagainya.

    Purves (dalam Harsiati, 2003) mengklasifikasikan hasil belajar sastra menjadi

    empat kategori, meliputi: (1) hasil belajar pengetahuan, (2) hasil belajar penerapan, (3)

    hasil belajar respons, dan (4) hasil belajar partisipasi. Hasil belajar kategori pengetahuan

    ini berkaitan dengan hasil belajar kognitif mengenai sastra. Siswa dituntut untuk

    mengenal dan memahami sejumlah fakta yang berkaitan dengan karya sastra.

    Hasil belajar penerapan berkaitan dengan kemampuan siswa mengaplikasikan

    sejumlah konsep, prinsip atau prosedur yang berkaitan dengan masalah kesusastraan.

    Siswa mengaplikasikan kemampuan kognitifnya dalam menganlisis karya sastra.

    Hasil belajar respons mengacu pada keseluruhan persepsi, respon, kognitif

    psikomotor, dan afektif yang terjadi ketika seseorang membaca, mendengar, atau

    mengamati penampilan suatu karya sastra. Kategori ini dibedakan lagi menjadi dua

    macam, yakni hasil belajar respons reseptif, dan hasil belajar respons ekspresif. Hasi

    belajar respons reseptif adalah respons siswa yang berkaitan dengan perilaku kogniti

    sehubungan dengan kegiatan klasifikasi dan analisis suatu karya sastra. Bentuknya

    berupa analisis segmen, hubungan, dan organisasi atau keseluruhan. Analisis resepti

    dibedakan lagi menjadi dua, yakni analisis bentuk dan analisis isi. Hasil analisis respon

    ekspresif adalah respons yang berkaitan dengan rekreasi karya sastra sebagai karya seni

    Bentuknya bisa berupa pembacaan puisi secara lisan, dramatisasi, dan menceritakan

  • 8/19/2019 Pengembangan Alat Penilaian Kemampuan Bersastra.pdf

    8/32

    8

    kembali hasil pembacaan secara artistik, serta mengubah karya sastra dalam berbagai

    bentuk.

    Hasil belajar kategori partisipasi berkaitan dengan unsur afektif. Kategori ini

    perlu dikembangkan, sebab salah satu fungsi pengajaran sastra adalah sebagai alat untuk 

    mengembangkan unsur sikap. Pengukuran aspek ini banyak menggunakan alat-alat

    evaluasi nontes.

    Jika kategori ini yang digunakan, akan lebih cocok jika pendekatan pragmatik 

    (teori respon pembaca) dimanfaatkan sebagai landas tumpu penilaian apresiasi sastra.

    Dengan berpijak pada paparan teori di atas dapat disimpulkan bahwa sasaran penilaian

    kemampuan apresiasi sastra dapat dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu responsi

    reseptif dan responsi ekspresif. Responsi reseptif berkaitan dengan klasifikasi dan

    analisis suatu karya sastra. Indikator kemampuan responsi reseptif berupa kemampuan

    (a) menentukan unsur intrinsik karya sastra dengan menerapkan sejumlah prinsip/cara

    penentuan unsur intrinsik karya sastra, (b) kemampuan menganalisis segmen, hubungan,

    dan organisasi keseluruhan karya sastra (baik isi maupun bentuk), (c) kemampuan

    merefleksikan secara personal, dan (d) kemampuan menilai karya sastra yang

    dibaca/dilihat/didengar. Kemampuan merefleksi secara personal menuntut respon siswa

    seandainya menjadi tokoh tertentu pada karya sastra atau mengalami suasana tertentu

    seperti yang tergambarkan pada karya sastra. Kemampuan menilai karya sastra

    menuntut siswa memberikan pandangan dan mereaksi suatu karya sastra setelah siswa

    memahami karya sastra tersebut. Penilaian dapat dilakukan dengan kriteria internal

    karya sastra maupun kriteria eksternal. Contoh penilaian dengan kriteria eksternal adalah

    penilaian ada tidaknya manfaat sebuah karya sastra atau ada tidaknya kesesuaian karya

    sastra tersebut dengan realitas yang ada sekarang. Oleh karenanya, siswa dituntut untuk 

    mampu menghubungkan sesuatu yang ada dalam karya sastra dan sesuatu yang ada di

    luar karya sastra. Siswa dituntut untuk memahami secara kreatif. Pada indikator responsi

    reseptif penilaian atau yang disebut Purves hasil belajar perspektif, siswa dituntut untuk 

    mengenali dan memahami bahasa sastra melalui ciri-cirinya kemudian membandingkan

    efektifitasnya dengan penuturan bahasa secara umum.

    Secara ringkas kemampuan yang diharapkan pada jenis responsi reseptif ini

    adalah kemampuan mengenal, memahami, menganalisis, membandingkan,

    mengembangkan menjadi puisi,

    memperbaik menjadi produk akhir

    1. Mampu merumuskan tema/ 

    pokok permasalahan daripuisi yang akan ditulis.

    2. Mampu mengembangkankalimat puitis dan pilihankata yang menggambarkan

    perasaan siswa terhadapsahabatnya.

    3. Orisinalitas dan kreativitas ideyang yang tergambar padapuisi keutuhan dan kesatuan

    ide.

    mengembangkan cerpen da

    sinopsis yang telah dibuat (produk dengan tugas memb

    cerpen dan rubrik penilaian

    Dari ilustrasi di atas juga tampak bahwa pada tiap tahapan pembelajaran seoran

    guru melakukan asesmen dengan fokus yang berbeda. Pada tahap eksplorasi, elabora

    dan konfirmasi, guru menilai keaktifan siswa kerjasama, kekritisan, dan tanggung jawa

    Tujuan pada tahap eksploras i dan elaborasi di atas, siswa berlatih secara kelompok unt

    menemukanide penulisan, pokok-pokok isi, dan mengembangkannya menjadi puisi seca

    utuh. Setelah berlatih siswa dan guru menyimpulkan langkah menulis puisi d

    pengembangannya berdasarkan perasaan yang dialami. Pada tahapan eksplorasi, elabora

    dan konfirmasi, guru mengumpulkan informasi dengan lembar pengamatan tentan

    keaktifan, kekritisan, tanggung jawab siswa maupun kerjasama siswa dalam kelompo

    Kesulitan-kesulitan siswa juga diamati guru untuk memahami kesulitan yang dialam

    siswa pada penemuan ide, penentuan pokok isi, dan pengembangannya menjadi pu

    yang memilki kepaduan dan kesatuan. Tahap eksplorasi, elaborasi, dan konfirma

    dilakukan guru selama 2 jam pelajaran (1 pertemuan). Pada pertemuan kedua, gu

    menilai siswa dengan teknik tes produk secara utuh dengan menugaskan siswa seca

    mandiri menyusun puisi berdasarkan perasaan tertentu yang pernah dialami. Penilai

    produk dilakukan dengan rubrik tertentu. Dari skor yang diperoleh guru ak

    membandingkan dengan KKM Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jika skor lebih bes

    daripada ketentuan pada KKM berarti tuntas untuk KD menulis puisi. Sebaliknya, jik

    skor lebih kecil berarti tidak tuntas untuk KD menulis puisi.

    Amati contoh tugas penilaian menulis puisi dan penilaiannya berikut!

    Soal/tugas

    Buatlah puisi yang menggambarkan perasaanmu kepada sahabatmu!

    Penilaian berdasarkan rubrik Contoh puisi yang dihasilkan siswa

    Kau

     Mengalir lembut bersama diri.

    Keraskan hati

    kuatkan mimpi.

    Kibasan debumuhari ini

  • 8/19/2019 Pengembangan Alat Penilaian Kemampuan Bersastra.pdf

    9/32

    56

    Tahap Pembelajara n Tujuan ya ng aka n dicapai Sasara n Asesmen/ Alat

    Pendahuluan

    ApersepsiGuru bertanya jawab tentang

    pengalaman siswa menulis puisi

    (Eksplorasi)

    1. Guru mendemostrasikancara membuat puisiberdasarkan perasaan

    yang dialami dan siswadiminta melengkapi puisi

    yang dibuat guru.2. Siswa diminta guru

    mengomentari puisi yang

    telah dibuat bersama.3. Siswa berkelompok 

    membuat puisi dengantugas menulis yangdiberikan.

    Memotivasi siswa

    1. Siswa berlatih menggaliperasaan untuk menulispuisi.

    2. Siswa mampu melakukanlangkah yang tepat untuk 

    menulis puisi berdasarkanperasaan yang dialami.

    3. Siswa berlatih mendata

    pokok-pokok isi puisi yangakan ditulis Siswa berlatih

    mengembangkan puisidengan kalimat-kalimatyang puitis.

    Rasa ingin tahu siswa

    Keaktifan siswa dan kerjasamasiswa dengan teman dalam

    kelompok (dengan lembarpengamatan)

    Kesulitan siswa dalam membuatpuisi (dengan wawancara/tanya jawab lisan)

    (Elaborasi)Tiap kelompok saling membacadan mengomentari hasil kelompok 

    Menumbuhkan kekritisan siswa danmengomentari

    Partisipasi dalam kelompok,kekritisan siswa, kreativitas ide

    untuk memberi solusi (denganlembar pengamatan)

    Konfirmasi1. Guru memberikan contoh

    sinopsis dan cerpen yangtelah dikembangkan dari

    gambar yang sama.2. Siswa bertanya jawab untuk 

    mendapatkan pemahaman

    tentang langkahmenemukan ide cerpen,merumuskan sinopsis, da

    mengembangkan menjadicerpen secara utuh

    Siswa mampu menyimpulkan

    langkah menemukan ide, membuatsinopsis, dan mengembangkan

    cerpen dari sinopsis yang telahdibuat.

    Kekritisan siswa mengomentari

    hasil kelompok lain, keterlibatanmemberi masukan

    Penilaian Kompetensi(Ulangan Harian)Siswa secara individu menentukanpokok  – pokok perasaan,

    Indikator yang akan diamati padaproduk dirinci berikut.

    Kemampuan siswa menemukan ide,membuat sinopsis, dan

    menggeneralisasi, merefleksi, dan menilai bentuk maupun isi karya sastra. Termasuk

    pula dalam kategori responsi reseptif terhadap bentuk karya sastra adalah jawaban ata

    pertanyaan-pertanyaan, mengapa pengarang memilih bentuk-bentuk linguistik tertentu

    dan apa efeknya terhadap karya yang dihasilkan, ragam bahasa yang digunakan, bentuk

    teknik penokohan yang digunakan dan efeknya terhadap karya sastra. Penilaian terhadap

    isi dapat berupa penilaian kebermaknaan isi yang diungkapkan pengarang atau relevansi

    isi dengan kehidupan saat ini.

    Jadi, responsi reseptif adalah kemampuan memahami dan menyimpulkan uns

    intrinsik karya sastra yang dibaca/didengar dan menganalisisnya bukti simpulan ya

    ditentukan (pembaca menunjukkan bukti yang mendukung simpulannya). Selain it

    kemampuan jenis responsi reseptif ini menganalisis mengapa pengarang/peny

    menggunakan teknik tertentu dan apa efeknya terhadap karya sastra yang dihasilkan d

    dilanjutkan dengan penghargaan terhadap karya sastra yang dihasilkan. Kemampua

    responsi reseptif juga mencakup kemampuan merefleksikan hasil dengan kondisi person

    (seandainya aku menjadi ...., seandainya aku mengalami ....). Termasuk juga kemampua

    merefleksikan isi karya sastra dengan kehidupan masa kini. Tingkatan tertinggi respon

    reseptif adalah kemampuan menilai karya sastra baik dari segi bentuk maupun isi.

    Kategori kedua kemampuan apresiasi sastra adalah kemampuan responsi ekspresKemampuan ini menuntut siswa melakukan rekreasi karya sastra yang dibaca at

    didengar. Kategori ini berupa kemampuan siswa untuk menampilkan kembali ha

    apresiasi sastra ke dalam bentuk lain. Termasuk ke dalam kategori rekreasi karya sas

    adalah musikalisasi puisi, teatrikal cerpen yang dibaca/didengar, atau menampilka

    dramatisasi hasil apresiasi terhadap naskah drama.

    Dengan uraian di atas, secara ringkas dirumuskan kemampuan apresiasi sas

    meliputi kemampuan berikut.

    Responsi Reseptif 

    • Kemampuan memaknai penggunaan kata, simbol, gaya bahasa dalam karya sastra

    • Kemampuan menentukan unsur intrinsik karya sastra

    • Kemampuan menunjukkan bukti unsur intrinsik yang ditentukan

    • Kemampuan merangkum/meringkas isi yang disampaikan pengarang pada kary

    sastra dengan sudut pandang pembaca

  • 8/19/2019 Pengembangan Alat Penilaian Kemampuan Bersastra.pdf

    10/32

    10

    • Kemampuan menganalisis hubungan antarunsur intrinsik sastra

    • Kemampuan menganalisis efek yang ditimbulkan dengan penggunaan bentuk karya

    sastra terhadap isi (efek pemilihan kata tertentu, teknik penokohan, penggunaan

    rima tertentu terhadap karya sastra yang dihasilkan)

    • Kemampuan merefleksikan isi dengan kehidupan nyata

    • Kemampuan mengevaluasi penggunaan kebahasaan sebagai media pengungkapan

    • Kemampuan mengkritisi aspek isi karya sastra

    Responsi Ekspresif 

    • Kemampuan memilih bentuk rekreasi yang sesuai dengan hasil apresiasi

    • Kemampuan menampilkan hasil apresiasi dengan memberikan sentuhan kreativitas

    pada aspek lisan (intonasi, gesture, ekspresi)

    • Kemampuan menampilkan hasil apresiasi dengan memberikan sentuhan kreativitas

    pada penampilan (teknik penyajian pada waktu musikalisasi puisi, memerankan)

    • Kemampuan menampilkan hasil apresiasi dengan memberikan sentuhan kreativitas

    pada isi karya sastra

    • Kemampuan menampilkan hasil apresiasi dengan sentuhan kreativitas pada bentuk 

    (mengubah dari bentuk cerpen menjadi drama)

    • Kemampuan menampilkan hasil apresiasi dengan memberikan sentuhan kreativitas

    pada aspek properti

    Kemampuan responsi reseptif dan kemampuan responsi ekspresif diterapkan dalam

    pembelajaran puisi, pembelajaran prosa fiksi, dan pembelajaran drama. Secara ringkas

    kedua bentuk kemampuan apresiasi tersebut dipaparkan berikut.

    dilakukan penulis pada waktu mengembangkan karya sastra terjadi secara simultan d

    abstrak sehingga tidak mudah diamati.

    Hal penting dalam penilaian menulis sastra dengan teknik penilaian produk adal

    penyusunan tugas menulis dan penyusunan rubrik. Perumusan tugas menu

    mencatumkan tahapan penulisan sehingga dapat dilacak kesulitan siswa. Di samping i

    dengan tugas menulis akan bisa dilacak keautentikan hasil karya yang dibuat. Rubr

    penyekoran dalam penilaian menulis kreatif berisi aspek (a) kreativitas ide yang dipili

    (b) kreativitas cara penggarapan (penggarapan latar, tokoh, penggunaan simbol, da

    sebagainya), (3) kreativitas pemilihan kata/kalimat (kreatif dalam menggunakan maj

    atau imaji tertentu), (4) kebermanfaatan karya, dan (5) kesatuan isi (tidak terdapat ide yan

    kontradiktif).

    Perencanaan Penilaian Menulis Kreatif Sastra dicontohkan berikut.

    Langkah merencanakan penilaian hasil dalam pembelajaran menulis sastra adal

    (a) mencermati kompetensi dasar pada Standar Isi, (b) menentukan konsep apresiasi sas

    dan ciri-cirinya, (c) menentukan indikator hasil belajar dan indikator proses yang aka

    dinilai, (d) memilih teknik dan alat penilaian, (e) memilih tugas menulis kreatif yan

    sesuai sebagai rangsang memunculkan kemampuan menulis, (f) menyusun rubr

    pedoman penyekoran, dan (g) menentukan kriteria ketuntasan.Langkah penilaian proses (a) menentukan aspek karakter yang akan diintegrasik

    pada pelaksanaan kompetensi dasar pada Standar Isi, (b) menentukan indikator pros

    yang berupa adanya keterlibatan siswa dalam pembelajaran apresiasi sastra ya

    menuntun tumbuhnya perilaku-perilaku positif, (c) menentukan indikator hasil belajar d

    indikator proses yang akan dinilai, (d) memilih teknik dan alat penilaian, dan (

    menentukan kriteria teramati/tidaknya perilaku.

    Contoh teknik pelaksanaan penilaian proses kreatif dengan mempertimbangk

    perencanaan dan aspek afektif dipaparkan berikut.

  • 8/19/2019 Pengembangan Alat Penilaian Kemampuan Bersastra.pdf

    11/32

    54

    rancangan garis besar cerita. Rubrik juga dapat dikembangkan dengan hanyaberorientasi pada hasil akhir saja tanpa menilai aspek perencanaan.

    e. Menulis Karya Sastra Berdasarkan Pengalaman Orang LainModel penilaian ini menggunakan teknik tes produk dengan rangsang pengalamanorang lain. Siswa diminta menentukan fokus permasalahan (tema), menentukangaris besar isi, dan mengembangkan secara utuh menjadi karya sastra yang utuhdan padu. Rubrik penilaian dikembangkan untuk menilai hasil akhir danperencanaan. Penilaian tahap perencanaan meliputi penggalian ide dan penulisanrancangan garis besar cerita. Rubrik juga dapat dikembangkan dengan hanya

    berorientasi pada hasil akhir saja tanpa menilai aspek perencanaan.

    f. Menulis Karya Sastra secara BebasModel penilaian ini menggunakan teknik tes produk dengan menugaskan siswamembuat karya sastra secara bebas. Siswa diminta menentukan fokuspermasalahan (tema), menentukan garis besar i si, dan mengembangkan secarautuh menjadi karya sastra yang utuh dan padu. Rubrik penilaian dikembangkanuntuk menilai hasil akhir dan perencanaan. Penilaian tahap perencanaan meliputipenggalian ide dan penulisan rancangan garis besar cerita. Rubrik juga dapatdikembangkan dengan hanya berorientasi pada hasil akhir saja tanpa menilaiaspek perencanaan.

    6. Perencanaan dan Teknik Penilaian Menulis Kreatif Sastra

    Teknik penilaian hasil dalam pembelajaran proses kreatif sastra adalah penilaian

    produk. Penilaian produk adalah penilaian terhadap kemampuan membuat produk 

    teknologi dan seni. Penilaian produk terdiri dari tiga tahap yaitu tahap persiapan/ 

    perencanaan, proses pembuatan, dan tahap penilaian hasil akhir. Pada tahap persiapan

    dinilai kemampuan merencanakan, menggali ide, atau merumuskan gagasan. Pada tahap

    pembuatan dinilai kemampuan menggunakan bahan, alat, dan teknik memproduksi. Pada

    tahap penilaian hasil akhir adalah mengamati hasil akhir dan menilai kemampuan

    menghasilkan produk sesuai yang ditugaskan/sesuai spesifikasi tertentu.

    Penilaian produk ada yang memperhatikan persiapan/perencanaan, proses

    pembuatan, dan hasil akhir. Ada juga penilaian produk yang hanya bertumpu pada

    perencanaan dan hasil akhir saja karena proses sulit diamati. Kegiatan menulis karya sastra

    termasuk penilaian produk yang bertumpu pada perencanaan dan hasil akhir. Teknik yang

    digunakan dan proses pembuatan sulit dideteksi karena berlangsung secara abstrak yang

    melibatkan sikap, minat, dan keterampilan penulis. Proses imajinasi dan asosiasi yang

    Contoh pertanyaan responsi reseptif puisi adalah (1) Apa makna atau tema pa

    puisi itu? (2) Bagaimana kesan yang dikandungnya? (3) Bagaimana nadanya? (4) Apak

    maksud atau tujuan penyair? (5) Bagaimana keselarasan antara keempat unsur itu? (

    Bagaimana diksi yang digunakan? (7) Sesuaikah penggunaan kata konkret (the concre

    word ) pada puisi? (8) Tepatkah penggunaan majasnya? (9) Bagaimana ritme dan rimany

    (10) Bagaimana hubungan antara metode penggarapan unsur intrinsik yang digunak

    dengan dampak pada karya sastra/puisi yang dihasilkan? Jika jawaban atas pertanyaan

    atas sudah diperoleh apresiasi dilanjutkan pada dapat aspek emotif dan reflektif. Kegita

    emotif dilakukan dengan mengajukan pertanyaan apa suasana yang kamu rasakan deng

    membaca karya tersebut, bagaimana perasaanmu jika kamu mengalami pengalaman bat

    seperti yang terdapat pada puisi tersebut, apa yang akan kamu lakukan setel

    memperoleh pengalaman batin seperti pada puisi tersebut, apa pengalaman batin papuisi tersebut berkaitan dengan kehidupan sekarang, bagaimana menggunaka

    pengalaman batin tersebut untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Pertanyaan bi

    KemampuanApresiasi Sastra

    Responsi Reseptif 

    Responsi Ekspresif 

    ProsaFiksi

    Drama

    Puisi

    Puisi

    Prosa Fiksi

    Drama

  • 8/19/2019 Pengembangan Alat Penilaian Kemampuan Bersastra.pdf

    12/32

    12

    terus dilanjutkan pada kemampuan menilai kebermanaan isi dan relevansi isi dengan

    kondisi saat ini.

    Contoh pertanyaan responsi reseptif cerpen adalah (1) siapa tokoh pada cerpen di

    atas? (2) Bagaimana watak tokoh pada cerpen dan tunjukkan bukti kutipan pada cerpen?

    (3) Bagaimana rangkaian sebab-akibat yang terjadi pada cerpen di atas (jelaskan tahapan

    alur cerita dari awal sampai akhir)? (4) Latar apa saja yang terdapat pada cerpen? (5)

    Jelaskan tema cerpen di atas dan beri alasannya! (6) Bagaimana keselarasan antara unsur

    intrinsik cerpen tersebut? (7) Bagaimana efek teknik penokohan, sudut pandang, dan

    pilihan kata yang digunakan terhadap cerpen? (6) Bagaimana diksi yang digunakan dalam

    cerpen? (7) Adakah unsur keunikan pada tema, tokoh, seting pada cerita? Adakah unsur

    keunikan pada penggarapan teknik penokohan, seting, sudut pandang, pembukaan cerita,

    dialog, atau aspek lain pada cerpen? (8) Sesuaikah penggunaan teknik penokohan dengan

    tema yang diungkapkan? (9) Tepatkah penggunaan bahasa pada cerpen tersebut? (10)

    Bagaimana hubungan antara metode penggarapan unsur intrinsik yang digunakan dengan

    dampak pada cerpen yang dihasilkan? (11) bagaimana perasaanmu seandainya menjadi

    tokoh pada cerpen? (12) Apa yang kamu lakukan seandainya kamu mengalami konflik 

    seperti Firman ? (13) Apakah nilai pada cerpen tersebut masih relevan dengan kehidupan

    sekarang? (14) Apakah ada kemanfaatan isi yang dapat kamu petik dari membaca cerpentersebut? (15) Apakah ada keselaranan antar unsur intrinsik dalam cerpen tersebut?

    Jika jawaban atas pertanyaan di atas sudah diperoleh apresiasi dilanjutkan pada

    dapat aspek emotif dan reflektif. Kegiatan emotif dilakukan dengan mengajukan

    pertanyaan apa suasana yang kamu rasakan dengan membaca karya tersebut, bagaimana

    perasaanmu jika kamu mengalami pengalaman batin seperti yang terdapat pada puisi

    tersebut, apa yang akan kamu lakukan setelah memperoleh pengalaman batin seperti pada

    puisi tersebut, apa pengalaman batin pada puisi tersebut berkaitan dengan kehidupan

    sekarang, bagaimana menggunakan pengalaman batin tersebut untuk memecahkan

    masalah yang dihadapi. Pertanyaan bisa terus dilanjutkan pada kemampuan menilai

    kebermanaan isi dan relevansi isi dengan kondisi saat ini.

    Menghasilkan karya sastra akan lebih mudah jika penulis dalam kondisi kejiwaan

    seperti berikut.

    Jiwa sedang iba (trenyuh), yaitu keadaan psikis penulis merasa kasihan terhadap

    sebuah fenomena.

    Jiwa penulis sedang geram, artinya dalam keadaan marah.

    Jiwa penulis merasa kagum, artinya ada rasa heran, penuh tanda tanya, ada rasa

    keagungan (Endraswara, 2008:213).

    Dengan asumsi seperti itu rangsang penulisan karya sastra dapat berupa penciptaan

    kondisi kegelisahan, kekaguman, kesedihan, keindahan, dan perasaan lain.

    Contoh

    - Bukalah album keluargamu! Cari fotomu yang kamu anggap paling berkesan!

    Buatlah puisi berdasarkan perasaan yang kamu rasakan!

    - Berkunjunglah ke rumah sakit! Amati orang-orang yang sedang di ICU! Bandingka

    dengan kondisimu yang sekarang masih sehat! Buatlah puisi untuk 

    mengungkapkan kondisi perasaanmu!

    c.Menulis Karya Sastra Berdasarkan Pengamatan (mewawancarai, mengamati objek)Model penilaian ini menggunakan teknik tes produk dengan rangsang pengamataobjek. Siswa diminta menentukan fokus permasalahan (tema), menentukan garisbesar isi, dan mengembangkan secara utuh menjadi karya sastra yang utuh danpadu. Rubrik penilaian dikembangkan untuk menilai hasil akhir dan perencanaan.Penilaian tahap perencanaan meliputi penggalian ide dan penulisan rancangan garbesar cerita. Rubrik juga dapat dikembangkan dengan hanya berorientasi padahasil akhir saja tanpa menilai aspek perencanaan.Amati objek umum yang menarik di daerahmu! Tulislah puisi berdasrkan objek yang kamu amati

    d. Menulis Karya sastra berdasarkan Pengalaman SendiriModel penilaian ini menggunakan teknik tes produk dengan rangsang pengalama

    pribadinya. Siswa diminta menentukan fokus permasalahan (tema), menentukangaris besar isi, dan mengembangkan secara utuh menjadi karya sastra yang utuhdan padu. Rubrik penilaian dikembangkan untuk menilai hasil akhir danperencanaan. Penilaian tahap perencanaan meliputi penggalian ide dan penulisan

  • 8/19/2019 Pengembangan Alat Penilaian Kemampuan Bersastra.pdf

    13/32

    52

     Menggunakan Teknik yang Memungkinkan Semua Siswa Berkreasi dengan Rubrik yang Diketahui

    Penilaian menulis kreatif terfokus pada keberanian berkreasi secara individu.

    Kelompok hanya digunakan sebagai wadah kerjasama/mengikat siswa dalam tema tertentu

    atau kesamaan objek yang diamati. Tugas individu perlu dilakukan agar semua siswa

    mencoba berkreasi. Semua siswa memiliki pengalaman berkarya, pengalaman menilai

    teman,

     Penilaian Menulis Kreatif Memberikan Kebanggaan Berkarya dan Peer Assessment

    Kegiatan menulis kreatif merupakan sarana untuk menumbuhkan kebanggaan

    berkarya. Guru mengkondisikan penilaian terbuka dengan pelibatan siswa. Penilain juga

    mempertimbangkan karya favorit yang dipilih teman-temannya. Dengan demikian

    penilaian sejawat perlu dibudayakan. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan

    pendapatnya dalam menilai karya sendiri maupun karya orang lain. ru untuk si secara

    individu. Kelompok hanya digunakan sebagai wadah kerjasama/mengikat siswa dalam

    tema tertentu atau kesamaan objek yang diamati.

    5. Ragam Teknik Penilaian Menulis Kreatif SastraPenilaian menulis sastra adalah penilaian produk. Penilaian produk diperlukan

    tugas menulis dan rubrik (pedoman penyekoran). Ragam tugas menulis kreatif dipaparkan

    berikut!

    a)Menulis Karya Sastra Berdasarkan Karya yang sudah Ada (Karya Sastra yang

    Lain)

    Model penilaian ini menggunakan teknik tes produk dengan rangsang karya

    sastra yang sudah ada dan meminta siswa mengubah menjadi bentuk karya sastra

    yang lain. Rubrik penilaian dikembangkan untuk menilai hasil akhir karya sastra

    yang ditugaskan. Rubrik dikembangkan berdasarkan rangsang yang disajikan.

    Contoh

    Ubahlah kutipan cerpen berikut menjadi naskah drama!b)Menulis dengan Rangsangan Emosi

    2. Prinsip Penilaian Apresiasi Sastra

    Penilaian apresiasi sastra harus dilakukan dengan prinsip-prinsip tertentu. Prins

    menilai apresiasi sastra dirumuskan berdasarkan kajian terhadap tujuan apresiasi sastr

    tujuan penilaian, dan sasaran penilaian apresiasi sastra.

    a. Menggunakan rangsang karya sastra (menuntun siswa menggauli karya sastra)

    Tujuan apresias i sastra adalah agar siswa memahami dan mengapresia

    pengalaman pengarang/penyair tentang kehidupan. Karena itu, pembelajaran da

    penilaian apresiasi satra langsung melibatkan siswa untuk membaca/mendeng

    karya sastra. Penilaian apresiasi sastra bukan pada tingkatan pengetahuan at

    informasi. Pengetahuan tentang sastra hanya digunakan pada pembelajaran unt

    mempertajam hasil apresiasi.

    b. Penilaian apresiasi sastra mencakup berbagai tingkatan apresiasi

    Penilaian menuntut siswa untuk membaca/mendengarkan karya sastra kemudia

    memahami, menganalisis, menghayati, dan menghargai karya sastra. Penilai

    Penilaian apresiasi sastra perlu komprehensif yang mencakup keseluruhan tahap

    mengapresiasi karya sastra.

    c. Menuntut siswa memberikan respon setelah membaca/mendengar karya sas

    dengan berbagai tingkatan respon (responsi reseptif dan responsi produktiTujuan pembelajaran apresiasi sastra adalah memfasilitasi siswa untuk menggau

    sastra secara sungguh-sungguh sehingga menumbuhkan pengertian, penghargaa

    kepekaan kritis, dan kepekaan perasaan. Dalam apresiasi sastra sasaran penilai

    mencakup aspek kognitif, aspek emotif, dan aspek evaluatif. Sasaran terseb

    secara komprehensif dan terintegrasi dengan penilaian apresiasi sastra.

    d. Penentuan unsur intrinsik dengan melacak bukti pada karya sastra

    Hal ini dilakukan untuk melatih proses berpikir kritis siswa. Tugas maupun so

    disusun tidak hanya menentukan unsur intrinsik suatu karya sastra tetapi jug

    membuktikan mengapa sampai pada simpulan tertentu.

    e. Penilaian hasil terfokus pada kesesuaian jawaban siswa dengan karya sastra ya

    didengar/didengarnya

    Pedoman penyekoran memberikan rentang apresiasi dengan bukti/argumen yan

    diungkapkan. Kesesuaian argumen dengan hasil apresiasi perlu diadop

  • 8/19/2019 Pengembangan Alat Penilaian Kemampuan Bersastra.pdf

    14/32

    14

    Penyekoran bukan secar eksak tetapi rentangan yang disesuaikan dengan argumen

    yang dikemukakan.

    f. Penilaian harus mencakup penilaian hasil dan penilaian proses

    Penilaian apresiasi sastra harus mencakup penilaian hasil dan proses dalam

    pembelajaran apresiasi sastra. Aspek hasil adalah kemampuan memaknai,

    menentukan unsur intrinsik dan bukti yang mendukung, kemampuan menghargai

    dan merefleksikan karya sastra yang didengar/dibaca. Penilaian proses

    mengumpulkan informasi tentang proses siswa mengapresiasi dan perilaku yang

    tumbuh dalam proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu.

    Hal itu didasarkan pada pendapat bahwa belajar sastra adalah belajar tentang

    hidup. Memahami karya sastra manusia memperoleh gizi batin sehingga sisi-sisi

    gelap manusia bisa tercerahkan melalui kristalisasi nilai-nilai yang terkandung

    dalam karya sastra. Teks sastra merupakan layar tempat diproyeksikan pengalaman

    pskisis manusia. Bekal awal belajar sastra adalah kepekaan emosi/perasaan,

    pengetahuan dan pengalaman yang berhubungan dengan masalah kehidupan dan

    kemanusiaan (bisa diperoleh dengan cara menghayati kehidupan secara intensif 

    atau membaca buku-buku humanitas/psikologi, pemahaman aspek kebahasaan,

    pemahaman unsur intrinsik, sering menggauli karya sastra.g. Penilaian apresiasi sastra menilai kemampuan siswa melakukan transfer

    Penilaian apresiasi sastra menilai kemampuan siswa mentransfer langkah-langkah

    apresiasi yang dikuasai pada karya sastra lain yang memiliki genre sama. Dengan

    demikian, karya sastra yang digunakan sebagai pembelajaran hendaknya berbeda

    dengan kutipan karya sastra yang digunakan untuk penilaian.

    3. Alat Penilaian dalam Penilaian Apresiasi Sastra

    a. Alat Penilaian Proses pada Penilaian Apresiasi Sastra

    Alat penilaian proses dalam apresiasi sastra mencakup portofolio, lembar

    pengamatan, dan jurnal refleksi. Portofolio apresiasi sastra memberikan informasi tentang

    perkembangan apresiasi sastra daalam kurun waktu tertentu. Dari portofolio tersebut dapat

    diketahui minat siswa terhadap karya sastra. Dengan lembar pengamatan dapat diketahui

    keterlibatan siswa dalam pembelajaran, sikap/perilaku yang muncul dalam pembelajaran

     Menilai Teknik-teknik Bersastra secara Integratif (Terpadu dengan Karya yang Dihasilkan)

    Teori menulis sastra tidak selayaknya dinilai tersendiri. Teknik menghasilk

    karya sastra dinilai terintegrasi pada karya yang dihasilkan. Pengamatan penilain ju

    pada teknik yang digunakan pada penulisan (misalnya teknik asosiasi bebas, tekn

    kontemplasi, teknik pengadukan emosi dengan pelibatan langsung pada suasana). Tekn

    asosiasi bebas tidak begitu memperhatikan proses. Siswa dibiarkan menuliskan apa syang masuk ke dalam pikirannya. Setelah ilhamnya habis, barulah ia memeriks

    tulisannya dan mengedit, menambah atau mengurangi, dan menentukan sentuhan akh

    Seringkali dalam melakukan asosiasi ini pengarang mengingat-ingat segala kejadian ya

    pernah dialaminya, khususnya kejadian di masa anak-anak, atau memunculkan kemba

    pikiran-pikiran dan imajinasinya yang paling liar. Teknik yang dilakukan siswa dala

    menulis perlu diamati untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menulis. Tekn

    menampilkan citraan (imagery) atau gambaran angan-angan dalam sajak/prosa fiksi dinil

    dalam proses penulisan bukan dinilai dengan tes objektif tentang jenis-jenis imaji. Tekn

    membuat citraan sehingga pembaca memperoleh gambaran yang jelas, suasana khusu

    atau gambaran yang menghidupkan alam pikiran dan perasaan penyairnya merupaka

    sasaran penilaian.

     Menggunakan Pengalaman Hidup dan Lingkungan Sosial sebagai Tugas Kontekstua

    Menggunakan pengalaman manusia dan lingkungan sosial sebagai sumber i

    penulisan. Hal ini berkaitan dengan pendekatan didaktik yang digunakan dalam

    pembelajaran sastra.

     Menghargai Kreativitas dan Orisinalitas

    Penilaian menulis kreatif harus menghargai kreativitas dan menjunjung ting

    orisinalitas. Aspek kreatif harus mendapat porsi yang cukup dalam penilaian menul

    sastra. Begitu juga orisinalitas karya yang dihasilkan. Latihan menulis sastra jang

    sampai menjebak siswa untuk menjadi plagiat ulung. Untuk itu, tugas menulis per

    dirancang agar guru bisa mengarahkan siswa tidak mencontek. Tugas terkontrol tentun

    lebih dapat membedakan orisinalitas daripada tugas menulis bebas.

  • 8/19/2019 Pengembangan Alat Penilaian Kemampuan Bersastra.pdf

    15/32

    50

    mengetahui langkah yang dilakukan siswa dalam menulis kreatif, bagian-bagian yang

    sudah/belum dikuasai siswa, serta perasaan siswa/pengalaman personal siswa dalam

    menulis sastra. Selain tugas kontekstual diperlukan rubrik penilaian karya sastra yang

    dibuat siswa.

    Langkah menyusun rubrik menulis karya sastra (a) menentukan aspek 

    penting/kriteria sesuai dengan hasil karya siswa (puisi dianggap baik jika memenuhi

    aspek apa saja, (b) merumuskan aspek penting menjadi deskriptor atau perilaku khusus

    yang menunjukkan kriteria hasil karya yang baik, (c) menentukan skor maksimal dan

    bobot tiap-tiap deskriptor, (d) menentukan pedoman penyekoran tingkat ketuntasan.

    Teknik penilaian menulis sastra bisa dilakukan dengan teknik individu dan

    dikerjakan di sekolah, atau ditugaskan di rumah dengan pengendalian garis besar isi.

    Penilaian kelompok bisa dilakukan dengan cara menugaskan siswa mengamati peristiwa

    sosial secara kelompok dan menulis karya sastra secara individu. Teknik penilaian

    menulis karya sastra bisa dilakukan dengan cara terkontrol dan bebas. Kelemahan tugas

    menulis bebas, guru tidak bisa mendeteksi keorisinilan sebuah karya. Tugas terkontrol

    bisa dikendalikan tetapi agak membatasi siswa. Keduanya bisa digunakan dengan melihat

    kondisi yang ada.

     Penilaian Bermakna dan Menumbuhkan Karakter dengan Merangsang dengan Tugas Kontekstual Masalah Sehari-hari

    Manusia dengan segala problemnya adalah objek karya sastra. Problem manusia

    begitu kompleks. Sastrawan tidak bisa menutup mata terhadap problem masyarakatnya.

    Karena itu sastra harus mencerminkan problem-problem sosial masyarakat. Sastra tidak 

    lagi berbicara tentang keindahan semata, tapi juga lorong-lorong kumuh dan penderitaan

    umat manusia. Dengan begitu sastra akan bermakna. Karya sastra merupakan fenomena

    kehidupan manusia, yang secara garis besar menyangkut: (a) persoalan manusia dengan

    dirinya sendiri, (b) hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial termasuk 

    dalam hubungannya dengan lingkungan alam, dan (c) hubungan manusia dengan

    Tuhannya (Nurgiyantoro, l998:323). Banyak sisi kehidupan manusia yang (dapat) dicakup

    oleh karya sastra, misalnya, kesedihan, kegelisahan, kekecewaan, kemarahan, keheranan,

    protes, dan pikiran atau opini. dan lingkungan, tatanan sosial, tatanan politik dan

    sejenisnya.

    tertentu, kesulitan yang dialami pada waktu pembelajaran apresiasi sastra. Jurnal reflek

    memberikan informasi tentang langkah yang dilakukan siswa untuk mencapai has

    kesulitan yang dirasakan, dan kekuatan yang dirasakan siswa dari sudut pandang siswa.

    Contoh Lembar Pengamatan Proses

    Nama Kerjasama (mauberpartisipasi

    dalammenyelesaikan tugas

    kelompok)

    Kecermatan dankonsentrasi (dapat

    berkonsentrasi/penuhperhatian menyimak)

    Tanggung jawab

    (menyelesaikantugas sampai

    selesai)

    Taat atura(ketepatan pro

    yang disepak

    Jurnal Refleksi Apresiasi Sastra

    Jurnal refleksi berisi refleksi langkah yang telah dilakukan siswa dalam apresi

    sastra. Selain itu, jurnal refleksi berisi kesulitan dan bagian yang sudah dipahami/belu

    dipahami oleh siswa. Contoh alat penilaian jurnal refleksi dalam pembelajaran apresia

    sastra dipaparkan berikut.

  • 8/19/2019 Pengembangan Alat Penilaian Kemampuan Bersastra.pdf

    16/32

    16

    Nama:

    Refleksi responsi reseptif 

    1.Langkah yang saya lakukan dalam menentukan tema puisi adalah ....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................2. Kesulitan saya dalam menentukan unsur intrinsik puisi adalah

    .............................................................................................................................

    .............................................................................................................................

    ............................................................................................................................3. Upaya yang telah saya lakukan untuk mengatasi kesulitan adalah......................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

    b. Alat Penilaian Hasil pada Penilaian Apresiasi Sastra

    Dari kajian tujuan dan karakteristik kemampuan apresiasi sastra di atas dapatdisimpulkan bahwa kemampuan apresiasi sastra merupakan keterampilan berpikir yang

    dapat diukur dengan tes. Tes yang digunakan dapat berbentuk objektif maupun esai. Tes

    esai digunakan untuk memperoleh informasi tentang kemampuan responsi reseptif yang

    meliputi keterampilan mentransfer cara mengapresiasi dalam konteks karya satra yang

    berbeda. Tes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa memahami, menganalisis,

    mengkritisi, menghargai, dan merefleksikan pengalaman dari karya sastra yang dibaca.

    Selain tes, alat yang digunakan pada penilaian hasil adalah unjuk kerja. Penilaian dengan

    unjuk kerja digunakan jika guru akan menilai kemampuan responsi ekspresif misalnya

    musikalisasi puisi, teatrikal cerpen, membacakan puisi, dan sebagainya.

    Ada sejumlah langkah yang harus dilakukan untuk menyusun alat penilaian hasil

    apresiasi sastra. Amati contoh bentuk alat penilaian hasil apresiasi sastra sastra berikut!

    4. Prinsip/Karakteristik Alat Penilaian Menulis Kreatif 

    Sasaran Penilaian Mencakup Tahapan Perencanaan sampai Hasil Akhir

    Sasaran penilaian dilakukan mulai tahapan perencanaan (sebelum menul

    pramenulis) sampai hasil akhir. Penilaian pada tahap perencanaan mencak

    kemampuan/kepekaan menggali ide, kemampuan memilih, merumuskan tema, d

    membuat garis besar tulisan. Tahap pengembangan mencakup tahap penulisan draft awa

    Tahap pasca menulis berupa kegiatan penyuntingan draft awal dan revisi prod

    berdasarkan masukan dari guru dan teman. Termasuk tahap pasca menulis adal

    pemajangan hasil akhir atau dijadikan kumpulan puisi atau cerpen.

     Penilaian Memperhatikan Proses dan Produk

    Sasaran penilaian menulis kreatif sastra mencakup penilaian proses dan has

    Sasaran penilaian hasil menulis kreatif adalah kemampuan menghasilakn produk kary

    sastra tahapan pra menulis, menulis draft, dan kegiatan penyuntingan. Secara rin

    sasaran hasil pembelajaran menulis kreatif adalah kemampuan menggali ide, memilih id

    menyusun garis besar isi, mengembangkan buram penulisan, merevisi buram penulis

    berdasarkan masukan. Sasaran penilaian proses adalah langkah yang dilakukan dala

    menulis, kesulitan yang dialami dalam mengapresiasi sastra, dan aspek afektif (tanggun

     jawab mengerjakan proses penulisan, kritis menemukan perbaikan karya sendiri maup

    karya teman, kreativitas mengolah lingkungan/pengalaman menjadi karya sastr

    kerjasama/ coopetition, menghargai karya orang lain, sportif, dan sikap positif lain yan

    relevan).

    Alat yang digunakan pada keterampilan menulis kreatif sastra adalah penilaia

    produk (hasil akhir dengan mempertimbangkan tahapan penggalian ide, pemilihan id

    pengembangan draft). Untuk melakukan penilaian produk diperlukan tugas kontekstu

    untuk merangsang siswa menghasilkan suatu karya sastra. Rangsang menulis kreatif b

    berupa rangsang objek, rangsang gambar emotif, rangsang peristiwa, rangsang konfl

    dalam kehidupan, rangsang pengalaman, rangsang pengamatan objek.

    Selanjutnya alat penilaian proses adalah lembar pengamatan aspek afektif sisw

    dalam pembelajaran menulis kreatif, portofolio untuk mengamati perkembanga

    kemampuan menulis sastra, daftar cek kesulitan menulis sastra, dan jurnal refleksi untu

  • 8/19/2019 Pengembangan Alat Penilaian Kemampuan Bersastra.pdf

    17/32

  • 8/19/2019 Pengembangan Alat Penilaian Kemampuan Bersastra.pdf

    18/32

    18

    Con terdiam. Pikiranku kacau, sukar untuk mengatur. Bambu itu sudah mulai kelihatanlancip. Rakyat banyak datang melihat. Pada wajah mereka tak ada kulihat kasihan. Mereka

    butuh sensasi. Mereka sendiri kerap memukuli orang sampai mati. Atau membacoknya.Meskipun orang itu hanya meliling ketala. Jaman telah membuat mereka kejam.

    “Bagaimana aku harus mengatakan pada ibu, bahwa Jon mati?” kata Con sambilmenutupi mukanya dengan kedua belah tangan.

    “Aku ikut dengan kamu nanti.”“Anak ibu cuma dua,” Ia mengeluh. “Tinggal satu.”Dan aku teringat betapa kasih sayang ibu anak kembar itu pada mereka. Besar nian

    idam-idaman kedua orang tua itu mengenai kedua anaknya itu. Jon harus menjadi dokter dan

    Con harus menjadi insinyur, kata mereka. Dan kebetulan, kedua anak itu cita-citanya jugademikian. Apakah memang mereka yang mengatakan idam-idamannya itu pada orangtuanya,aku tak tahu.

    “Aku takut hati ibu akan patah.”“Ah tidak. Waktu akan mengobati segalanya.”“Ibu punya penyakit jantung.”Aku pandang wajahnya. Aku baru tahu.

    “Bagaimana cara mengatakannya dengan hati-hati?” tanya lagi.

    “Memang aku tidak menggugatmu, Nug. Aku cuma menyesal, bahwa Jon mati. Kautahu, Nug, ia tidak hanya saudara biasa. Ia kawan yang setia. Kami berdua saling mengisi. Iadengan sifat tegasnya, sifat yang cepat memutuskan dan menindakkan. Aku yang terlalu banyak 

     perhitungan. Aku banyak pikir dan banyak timbang. Ia yang impulsif dan penuh aktivitas.”“Aku mengerti, Con. Seandainya Jon bisa hidup kembali, aku mau mati untuk 

    gantinya.”“Dia putra tunggal, katanya tadi waktu kutanyai rupa-rupa. Lainnya perempuan-

    perempuan. Ibunya akan menantinya dengan sia-sia.” Seperti ibu menanti kedatangan Jondengan sia-sia.” Ia memandang tegang kepada Belanda yang terikat pada pohon kelapa itu.

    “Dan mata-mata yang kita tembak bersama-sama?”“Itu suatu hukuman Nug. Hal itu sudah diputus oleh pengadilan militer di medanperang. Kita hanya melaksanakan hukum Negara kita. “Itu lain. Tapi membunuhBelanda ini tidak dilindungi oleh hukum. Menurut hukum internasional, ia tawanan

    yang harus dipelihara. Itu dilihat dari sudut hukum. Kaubilang sendiri kita bukan

    gerombolan, tetapi tentara.”“Hm.”“Nug!”“Heh?”“Pembunuhan itu harus kita cegah”“Wah! Perubahan 180 derajat dalam pikiranmu!”

    “Betul, Nug. Kalau aku sudah berpikir, segalanya berubah.”

    c) Mampu mengendapkan dan mematangkan semua informasi dan pengalam

    sehingga terpilih pengalaman dan informasi yang dapat mendukung poko

    persoalan.

    d) Mampu menerapkan teknik pengembangan menjadi karya sastra secara utuh d

    padu.

    e) Mampu menerapkan teknik penggarapan unsur intrinsik sastra dalam memproduk

    karya sastra.

    f) Mampu menyunting sehingga karya yang dihasilkan menjadi semakin baik.

    3. Sasaran Penilaian Hasil dalam Pembelajaran Menulis Puisi

    Secara umum, sasaran penilaian terhadap hasil belajar menulis kreatif sastra adal

    kemampuan merencanakan, mengembangkan, dan menyunting untuk perbaikan. D

    bawah ini dipaparkan konstruk kemampuan menulis kreatif sastra.

    • Kemampuan memilih fenomena kemanusiaan yang diamati/pengalaman yang

    dialami

    • Kemampuan mengolah fenomena yang diamati menjadi pokok persoalan sebuah

    puisi

    • Kemampuan melakukan imajinasi dan asosiasi dari pengalaman atau fenomena

    yang diamati ke dalam karya yang ditulis

    • Kemampuan memilih pokok persoalan yang akan dijadikan landasan penulisan puis

    • Kemampuan mengurutkan kalimat puitis menjadi larik-larik yang utuh dan padu

    • Kemampuan menggunakan diksi dan rima dalam puisi

    • Kemampuan menyusun kalimat imaji untuk menggambarkan suasana/peras aan

    dalam puisi yang ditulis

    • Kemampuan mengembangkan pokok persoalan menjadi larik-larik puisi yang

    memiliki kepaduan dan keutuhan

    • Kemampuan memilih kalimat yang padat dan figuratif 

  • 8/19/2019 Pengembangan Alat Penilaian Kemampuan Bersastra.pdf

    19/32

    46

    b. Pengendapan Ide

    Pengendapan ide berkaitan dengan perumusan isi yang akan dituliskan sesuai

    dengan karya sastra. Kemudian pencarian dan pengumpulan data. Yaitu mencari bahan

    dan data yang berkaitan dengan persoalan yang kita bahas sebagai dasar untuk menulis.

    Data tersebut bisa berupa buku, artikel, hasil wawancara, pengamatan dan sebagainya.

    Selanjutnya, data-data itu dibaca dan dipahami secara intens untuk diolah sebagai karya

    sastra.

    c. Penulisan

    Jika outline dan data sudah lengkap selanjutnya adalah menuliskannya. Penulisan

    karya sastra membutuhkan kosentrasi karena yang akan kita tuliskan adalah berdasarkan

    sublimasi dan asosiasi.

    d. Editing dan Revisi

    Editing berkaitan dengan koreksi aspek-aspek kebahasaan, sedangkan revisi

    berkaitan dengan aspek isi. Dalam proses ini secara umum minimal dilakukan dua kali.

    Semakin kita banyak melakukan editing dan revisi, maka tingkat kesalahan dan kekeliruan

    esai bisa diminimalisir. Oleh karena itu editing dan revisilah dapat sesuai dengan

    keinginan kita tentang kesempurnaan esai.

    Dari bahasan proses kreatif tersebut berimplikasi pada penilaian menulis kreatif 

    sastra. Dengan adanya tahapan proses penulisan tersebut berimplikasi pada pemberian

    tugas menulis yang berupa tahapan dan bukan mengambil jalan pintas dengan menilai

    hasil akhir saja. Penilaian hasil akhir dilakukan setelah siswa melakukan revisi-revisi

    berdasarkan masukan dari teman/gurunya.

    Dari paparan tentang hakikat dan proses menulis kreatif tersebut, tersebut

    dirumuskan konstruk kemampuan menulis sastra berikut!

    Secara umum kemampuan melakukan proses kreatif untuk menghasilkan karya

    sastra dapat dirinci menjadi kemampuan-kemampuan berikut.

    a) Mampu melibatkan diri dengan perenungan mendalam terhadap pengalaman dan

    informasi lingkungan untuk menemukan fokus penulisan.

    b) Mampu menggali informasi dari fenomena kehidupan/pengalaman menjadi pokok 

    persoalan yang akan dijadikan tema karya sastra.

    Contoh Tes Esai

    Dari cerpen di atas jawablah pertanyaan berikut!

    1) Siapa saja tokoh yang terlibat pada cerpen di atas?

    2) Bagaimana watak Nug, Con, dan tentara Belanda?Tunjukkan bukti kutipan pada

    cerpen!

    3) Di mana peristiwa yang dialami Nug dan Con tersebut terjadi?

    4) Bagaimana urutan peristiwa yang terjadi pada cerpen di atas?

    5) Simpulkan tema cerpen di atas!

    Contoh Tes Objektif 

    1) Di bawah ini adalah tokoh yang terlibat pada cerpen di atas KECUALI .....A. NugB. ConC. J onD. Don

    2) Bukti bahwa Nug berwatak bijaksana adalah ....A. Mencoba menenangkan Con dengan alasan-alasan yang manusiawiB. Mencona menenangkan Jon dengan alasan-alasan logisC. Mencoba menenangkan Con dengan mengingat masa laluD. Mencoba menenangkan Jon dengan aturan-aturan hukum

    3) Latar terjadinya cerpen di atas adalah ....A. Peperangan zaman BelandaB. Peperangan zaman JepangC. Peperangan zaman setelah kemerdekaanD. Peperangan gerilya setelah kemerdekaan

    4) Tema drama di atas adalahA. Balas dendam diperlukan untuk orang-orang yang bersalahB. Lebih baik memaafkan daripada membalas dendamC. Balas dendam mengakibatkan kehancuranD. Tidak boleh melaksanakan tugas berdasarkan dendam pribadi

    Kunci jawaban

    1. D 2.A 3. A 4. D

  • 8/19/2019 Pengembangan Alat Penilaian Kemampuan Bersastra.pdf

    20/32

    20

    Contoh Rubrik Apresiasi Cerpen

    Hal yang DinilaiPertanyaanPemandu/ 

    Rambu Jawaban

    Skor

    3 2 1

    Ketepatanpemahaman

    tokoh

    Apakah tokoh yang ditemukan sesuai?Nug, Con, Jon, tentara Belanda

    Ketepatan

    pemahamanwatak 

    Apakah uraian watak tokoh sesuai dan disertai bukti yang tepat?

    Nug berwatak bijaksana dibuktikan dengan dialog berikut.“Aku mengerti, Con. Seandainya Jon bisa hidup kembali, aku

    mau mati untuk gantinya.”

    “Dia putra tunggal, katanya tadi waktu kutanyai rupa-rupa. Lainnyaperempuan-perempuan. Ibunya akan menantinya dengan sia-sia.” Seperti

    ibu menanti kedatangan Jon dengan sia-sia.” Ia memandang tegang kepadaBelanda yang terikat pada pohon kelapa itu.Con berwatak melankolis dibuktikan dengan

    “Anak ibu cuma dua,” Ia mengeluh. “Tinggal satu.”

    Dan aku teringat betapa kasih sayang ibu anak kembar itu padamereka. Besar nian idam-idaman kedua orang tua itu mengenai kedua

    anaknya itu. Jon harus menjadi dokter dan Con harus menjadi insinyur,kata mereka. Dan kebetulan, kedua anak itu cita-citanya juga demikian.Apakah memang mereka yang mengatakan idam-idamannya itu pada

    orangtuanya, aku tak tahu.“Aku takut hati ibu akan patah.”“Ah tidak. Waktu akan mengobati segalanya.”

    “Ibu punya penyakit jantung.”Aku pandang wajahnya. Aku baru tahu.“Bagaimana cara mengatakannya dengan hati-hati?” tanya lagi.

    “Memang aku tidak menggugatmu, Nug. Aku cuma menyesal,bahwa Jon mati. Kau tahu, Nug, ia t idak hanya saudara biasa. Ia kawan

    yang setia. Kami berdua saling mengisi.

    Con juga tidak berwatak keras kepala karena bukti mau mendengar saran

    teman dan berpikir logis.“Dan mata-mata yang kita tembak bersama-sama?”“Itu suatu hukuman Nug. Hal itu sudah diputus oleh pengadilan militer di

    medan perang. Kita hanya melaksanakan hukum Negara kita. “Itu lain.Tapi membunuh Belanda ini tidak dilindungi oleh hukum. Menurut hukum

    internasional, ia tawanan yang harus dipelihara. Itu dilihat dari suduthukum. Kaubilang sendiri kita bukan gerombolan, tetapi tentara.”

    “Hm.”“Nug!”

    “Heh?”“Pembunuhan itu harus kita cegah”

    “Wah! Perubahan 180 derajat dalam pikiranmu!”“Betul, Nug. Kalau aku sudah berpikir, segalanya berubah.”

    Jon bersifat tegasKau tahu, Nug, ia tidak hanya saudara biasa. Ia kawan yang setia.

    Kami berdua saling mengisi.Jon dengan sifat tegasnya, sifat yang cepat

    memutuskan dan menindakkan. Aku yang terlalu banyak perhitungan. Aku banyak pikir dan banyak timbang. Ia yang impulsif dan penuh aktivitas.”

    Ketepatan tema Apakah tema yang disampaikan sesuai dengan gagasan pokok peristiwayang ditemukan?Tentara dalam melaksanakan tugasnya tidak boleh diwarnai dendam

    pribadi

    tentang hakikat manusia dan kemanusiaan serta memperkaya wawasannya mengenai ar

    hidup dan kehidupan ini. Kedua, karya itu mempunyai daya hidup yang tinggi, yan

    senantiasa menarik bila dibaca kapan saja. Ketiga,karya itu menyuguhkan kenikmata

    kesenangan, dan keindahan karena strukturnya yang tersusun apik dan selaras. Di sampin

    itu, karya sastra juga perlu memiliki norma moral apabila menyajikan, mendukung, d

    menghargai nilai-nilai kehidupan yang berlaku. Nilai keagamaan yang disajikan, misalny

    harus mampu memperkukuh kepercayaan pembaca terhadap agama yang dianutny

    Begitu juga nilai moral yang disajikan hendaknya dapat mendorong tumbuhnya nil

    tertentu pada diri siswa.

    2. Tahapan Proses Menulis Kreatif dan Aspek yang Dinilai

    Menurut Endraswara (2008:224-225), tahapan dalam menghasilkan karya sast

    meliputi (1) tahap persiapan yaitu tahap pengumpulan informasi dan data yan

    dibutuhkan, pengalaman-pengalaman yang mempersiapkan seseorang untuk melakuk

    tugas atau memecahkan masalah tertentu (perlu pemikiran kreatif dan daya imajinasi pa

    tahap ini), (2) tahap inkubasi yaitu mengendapkan semua informasi dan pengalaman yan

    diperoleh pada tahap pertama, (3) tahap iluminasi, yaitu tahap penyelesaian karya sast

    menjadi karya sastra yang utuh dan padu, dan (4) tahap verifikasi, yaitu penulis melakuk

    tinjauan secara kritis terhadap karya yang dihasilkan, (baca lebih lanjut Endraswar

    2008:224-225).

    Secara rinci proses kreatif melibatkan empat proses kreatif ber ikut.

    a. Pencarian Ide Baru

    Sumber penulisan esai yaitu masalah atau persoalan, pencarian idenya deng

    ditemukan masalah yang akan ditulis. Masalah dapat bersumber dari keadaan di sekelilin

    kita, perasaan kita, peristiwa-peristiwa kemanusiaan yang dialami. Langkah yang tep

    untuk menemukan dan mengidentifikasi permasalahan, yaitu dengan tindakan pengamata

    empiris dan sosial disekitar kita dan melakukan kajian pustaka atau membaca persoal

    kesastraan, kemudian melakukan telaah. Dalam penulisan satra mempunyai dua jenis yai

    esai kontekstual dan esai teoretis tekstual.

    44

  • 8/19/2019 Pengembangan Alat Penilaian Kemampuan Bersastra.pdf

    21/32

    44

    Kegiatan Belajar 2

    Penilaian Proses Kreatif Sastra

    Sebelum menyusun alat penilaian proses kreatif perlu lebih dulu Anda memahami

    hakikat proses kreatif sastra dan prinsip penyusunan alat penilaian proses kreatif sastra.

    Bacalah uraian berikut!

    1. Hakikat Proses Kreatif Sastra dan Konstruk Kemampuan Menulis Kreatif 

    Proses kreatif sastra adalah kemampuan menggunakan informasi/lingkungannya

    untuk diabstraksikan menjadi dunia lain dalam karya sastra. Karya sastra bertitik tolak dari

    dorongan perasaan pengarang. Secara tidak langsung karya sastra adalah kombinasi antara

    persepsi, pikiran dan perasaan pengarangnya. Sumber utama dan pokok masalah suatu

    karya sastra adalah sifat-sifat dan tindakan-tindakan yang berasal dari pemikiran

    pengarangnya. Menulis sastra adalah kemampuan menggunakan informasi/lingkungannya

    untuk diabstraksikan menjadi dunia lain dalam karya sastra.

    Tujuan pembelajaran menulis kreatif adalah untuk memberikan kesempatan siswa

    mengekspresikan perasaan, gagasan, dan pengalaman melalui menghasilkan karya sastra.

    Siswa belajar mengolah fenomena, pengalaman, dan perasaannya sehingga lahirlah sebuah

    karya kreatif. Tujuan pembelajaran menulis kreatif adalah melatih kreatif, menumbuhkan

    kebanggaan berkarya, dan menghargai karya orang lain.

    Kriteria karya sastra yang dihasilkan siswa diharapkan memiliki karakteristik 

    berikut. Pertama, karya itu mampu menghidupkan atau memperbarui pengetahuan

    pembaca, menuntunnya melihat berbagai kenyataan kehidupan, dan memberikan orientasi

    baru terhadap apa yang dimiliki. Kedua, karya sastra itu mampu membangkitkan aspirasi

    pembaca untuk berpikir dan berbuat lebih banyak dan lebih baik bagi penyempurnaan

    kehidupannya. Ketiga, karya sastra itu mampu memperlihatkan peristiwa kebudayaan,

    sosial, keagamaan, atau politik masa lalu dalam kaitannya dengan peristiwa masa kini dan

    masa datang. Itulah sebabnya pengalaman (batin) yang diperoleh pembaca dari karya

    sastra yang dibacanya disebut pengalaman estetik.

    Dari segi kebermanfaatannya, karya sastra hendaknya memiliki potensiuntuk manfaat berikut. Pertama, karya itu merefleksi kebenaran kehidupan manusia.

    Artinya, karya itu membekali pembaca dengan pengetahuan dan apresiasi yang mendalam

    Contoh2

    Penilaian Apresiasi (Responsi Ekspresif) Berupa Unjuk Kerja Spontan dan Tugas

    Penilaian unjuk kerja langsung/spontan dilakukan guru dengan menugaskan sisw

    dalam waktu relatif pendek di kelas merancang unjuk kerja. Setelah merancang sekitar 2

    25 menit, siswa secara kelompok menampilkan di depan kelas. Misalnya gu

    memberikan puisi pendek kepada kelompok-kelompok siswa untuk dimusikalisasi (dibe

    nada secara orisinal atau menggunakan nada/lagu yang sudah ada). Siswa diminta berla

    sekitar 20-25 menit baru ditampilkan bergantian di depan kelas.

    Kompetensi Dasar

    Menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasikan dengan berpedoman pad

    kesesuaian isi puisi dan suasana atau irama yang dibangun.

    Indikator

    • Mampu memberinada/lagu yang sesuai suasana isi puisi

    • Mampu menampilkan musikalisasipuisi dengan nada yang sesuai

    • Mampu menampilkan musikalisasi puisi dengan gaya yang selaras untuk semua

    anggota tim.

    • Mampu menampilkan musikalisasi puisi dengan gaya yang selaras untuk semua

    anggota tim.

    22

  • 8/19/2019 Pengembangan Alat Penilaian Kemampuan Bersastra.pdf

    22/32

    22

    No. Kegiatan Aspek yang Diamati Alat

    1.

    Kegiatan awal

    • Berdoa & Presensi

    • Kegiatan apersepsiGuru menggali skemata dan merangsang

    pengetahuan siswa tentang musikalisasi puisi.

    • membuat kontrak kerjadengan siswa meliputi l angkah pembuatan hinggapenilaian

    • Kekritisan dan keaktifan siswadalam merespon tanya jawab guru

    • Keaktifan dan kekritisan siswa

    Lembarpengamatan

    proses

    2.

    Kegiatan inti

    • Siswa mengamati contoh musikalisasi puisi daridemonstrasi guru

    •Guru bertanya jawab tentang ciri dan caramelakukan musikalisasi puisi

    • Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan tiap kelompok diberi sebuah puisi untuk 

    dimusikalisasi

    • Siswa berdiskusi secara berkelompok untuk menentukan suasanapuisi yang akandimusikalisasikan.

    • Siswa juga membuat nada yang tepat atau memilihlagu yang sudah tersedia dan diaplikasikannadanyapada sebuah puisi yang sudah dipilih.

    • Siswa dapat mengkreasikan sesuai keinginan. Alatmusik yang digunakan juga ditentukan, dan boleh

    beragam.

    • Guru menentukan kelompok mana yang tampillebih dulu untuk mendemokan hasil diskusi didepan kelas, dengan cara diundi.

    • Masing-masing kelompok, tampil di depan kelas.

    • Kelompok yang lain menilai dengan mengisirubrik yang sudah dibuatkan oleh guru.

    • Setiap kelompok memberikan komentar, kritik,dan saran yang disertai dengan argumen yang

    tepat.

    • Guru bertanya jawab untuk memilih timmusikalisasi terbaik dengan memberikan alasanyang sesuai

    • Guru memberikan hadiah pada kelompok yangmemiliki hasil paling baik berdasarkan penilaiansiswa.

    • Guru memberikan hadiah pada kelompok yangmampu mengomentari kelompok lain dengan baik.

    • Guru memberi dukungan kepada kelompok yangbelum juara

    • Kekritisan siswa

    • Kekompakan dansaling berbagitugas, keaktifan dalam kelompok 

    (kerjasama)

    • Kekreatifan siswa

    • Kekreatifan siswa dalammenampilkan musikalisasi

    • KEMAMPUANMUSIKALISASI PUISI,kekompakan siswa dalam

    menampilkan musikalisasi,kepercayaan diri, kesungguhan,kreativitas penyajian, kekritisandan objektifitas siswa dalam

    Mengomentari penampilan

    kelompok lain

    Kemampuan memilih secara

    objektif/jujur

    Menghargai keunggulan oranglain

    3.

    Kegiatan akhir

    • Siswa diminta guru mengungkapkan refleksi apayang dipelajari, semua apa yang telah dilakukan

    • Siswa ditugaskan membentuk kelompok yang

    berbeda dengan kelompok yang telah ada danditugaskan memilih puisi yang akan dimusikalisasi

    secara kelompok pada jam pelajaran mingguberikutnya. Siswa diminta berlatih di luar jampelajaran

    • Kejujuran

    • Kerjasama dengan anggota yangberbeda, tanggung jawab,melaksanakan tugas sesuaiprosedur yang disepakati

    Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untu

    mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

    Tingkat penguasaan =Jumlah Jawabanyang Benar

    100%Jumlah Soal

    ×

    Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali80- 89% = baik 

    70- 79% = cukup< 70% = kurang

    Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruska

    dengan Kegiatan Belajar 3. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulan

    materi Kegiatan Belajar 2, teru