pengemasan-bahan-pangan

19
Nova Nurfauziawati 240210100003 V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN Praktikum yang dilaksanakan pada tanggal 11 Mei 2011 mengenai pengemasan bahan pangan. Pengemasan merupakan suatu cara dalam memberikan kondisi sekeliling yang tepat bagi bahan pangan dan dengan demikian membutuhkan pemikiran dan perhatian yang lebih besar dari pada yang biasanya diketahui (Buckle, 1987). Pengemasan merupakan suatu usaha yang bertujuan untuk melindungi bahan pangan dari penyebab-penyebab kerusakan, baik kerusakan fisik, kimia, biologis, maupun mekanis, sehingga kemasan dapat sampai ke tangan konsumen dalam keadaan baik dan menarik (Tjahjadi, 2011). Pengemasan bahan pangan harus memperhatikan lima fungsi-fungsi utama: 1. Harus dapat mempertahankan produk agar bersih dan memberikan perlindungan terhadap kotoran dan pencemaran lainnya. 2. Harus memberi perlindungan pada bahan pangan terhadap kerusakan fisik, ar, oksigen dan sinar. 3. Harus berfungsi secara benar, efisien dan ekonomis dalam proses pengepakan yaitu selama pemasukan bahan pangan ke dalam kemasan. Hal ini berarti bahan pengemas harus sudah dirancang untuk siap pakai pada mesin-mesin yang ada atau yang baru akan dibeli atau disewa untuk keperluan tersebut. 4. Harus mempunyai suatu tingkat kemudahan untuk dibentuk menurut rancangan, di mana bukan saja memberi kemudahan pada konsumen misalnyakemudahan dalam membuka aau menutup kembali wadah tersebut, tetapi juga harus dapat mempermudah pada tahap selanjutnya selama pengelolaan digudang atau selama pengangkutan untuk distribusi. Terutama harus dipertimbangkan dalam ukuran, bentuk dan berat dari unit pengepakan. 5. Harus memberi pengenalan, keterangan dan daya tarik penjualan. Unit-unit pengepakan yang dijual harus dapat menjual apa yang dilindunginy dan melindungi apa yang dijual (Buckle, 1987). Persyaratan umum dan fungsi kemasan bagi pangan diantaranya:

Transcript of pengemasan-bahan-pangan

Page 1: pengemasan-bahan-pangan

Nova Nurfauziawati 240210100003

V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Praktikum yang dilaksanakan pada tanggal 11 Mei 2011 mengenai

pengemasan bahan pangan. Pengemasan merupakan suatu cara dalam

memberikan kondisi sekeliling yang tepat bagi bahan pangan dan dengan

demikian membutuhkan pemikiran dan perhatian yang lebih besar dari pada

yang biasanya diketahui (Buckle, 1987). Pengemasan merupakan suatu usaha

yang bertujuan untuk melindungi bahan pangan dari penyebab-penyebab

kerusakan, baik kerusakan fisik, kimia, biologis, maupun mekanis, sehingga

kemasan dapat sampai ke tangan konsumen dalam keadaan baik dan menarik

(Tjahjadi, 2011).

Pengemasan bahan pangan harus memperhatikan lima fungsi-fungsi

utama:

1. Harus dapat mempertahankan produk agar bersih dan memberikan

perlindungan terhadap kotoran dan pencemaran lainnya.

2. Harus memberi perlindungan pada bahan pangan terhadap kerusakan fisik,

ar, oksigen dan sinar.

3. Harus berfungsi secara benar, efisien dan ekonomis dalam proses

pengepakan yaitu selama pemasukan bahan pangan ke dalam kemasan.

Hal ini berarti bahan pengemas harus sudah dirancang untuk siap pakai

pada mesin-mesin yang ada atau yang baru akan dibeli atau disewa untuk

keperluan tersebut.

4. Harus mempunyai suatu tingkat kemudahan untuk dibentuk menurut

rancangan, di mana bukan saja memberi kemudahan pada konsumen

misalnyakemudahan dalam membuka aau menutup kembali wadah

tersebut, tetapi juga harus dapat mempermudah pada tahap selanjutnya

selama pengelolaan digudang atau selama pengangkutan untuk distribusi.

Terutama harus dipertimbangkan dalam ukuran, bentuk dan berat dari unit

pengepakan.

5. Harus memberi pengenalan, keterangan dan daya tarik penjualan. Unit-unit

pengepakan yang dijual harus dapat menjual apa yang dilindunginy dan

melindungi apa yang dijual (Buckle, 1987).

Persyaratan umum dan fungsi kemasan bagi pangan diantaranya:

Page 2: pengemasan-bahan-pangan

Nova Nurfauziawati 240210100003

1. Harus non-toksik dan kompetibel dengan kemasan tersebut.

2. Memberi proteksi terhadap kontaminan.

3. Memberi proteksi terhadap air dan minyak.

4. Memberi proteksi terhadap gas dan bau.

5. Memberi proteksi terhadap benturan.

6. Transparan dan memberi proteksi terhadap cahaya.

7. Fitur tamper resistance/tamper evident.

8. Fitur kemudahan membuka

9. Fitur kemudahan pencurahan

10. Fitur resealability

11. Fitur kemudahan membangun

12. Kemasan ringan dan memberi cukup proteksi (Tjahjadi, 2011).

Tipe-tipe kemasan dibedakan menjadi:

1. Kemasan primer dan kemasan sekunder

Kemasan primer adalah kemasan yang kontak langsung dengan pangan

yang dikemas. Sedangkan kemasan sekunder adalah kemasn kedua yang

berisi kemasn primer dengan kemasan.

2. Kemasan tegar dan kemasan lentur

3. Kemasn pre-Formed dan In-Line Formed

Pada praktikum ini, dilakukan pengamatan terhadap macam-macam

jenis pengemas bahan pangan. Hasil dari pengamatan tersebut dapat dilihat

pada tabel 1.

Tabel 1. Macam-macam Jenis Pengemas Bahan Pangan

No Bahan

Pengemas

Deskripsi Sesuai untuk Produk

1. LDPE Lapisannya tipis, warnanya putih buram,

teksturnya halus, bagian bawah tertutup

bagian atas terbuka, bergemerisik,

ketebalannya 0,01 mm

Untuk mengemas bahan

pangan buah karena

permeabilitasnya tinggi

Page 3: pengemasan-bahan-pangan

Nova Nurfauziawati 240210100003

2. PP tipis Ketebalannya 0,0125 mm, warnanya putih

transparan, teksturnya mudah kusut,

bagian bawah tertutup bagian atas terbuka,

lebih kesat daripada jenis LDPE

Untuk mengemas bahan

pangan yang kering

3. PP tebal Ketebalannya 0,12 mm, warnanya

transparan, lebih kaku dibandingkan

dengan PP tipis, lebih besar ukurannya,

bagian bawah tertutup

Untuk mengemas bahan

pangan kering

4. HDPE Warnanya agak buram, bagian atas

terbuka, bagian bawahnya tertutup,

ketebalannya 0,03 mm

Untuk mengemas bahan

pangan

5. PET Teksturnya lebih tebal, warnanya

transparan, permukaannya halus, mudah

dibentuk, tidak kaku, lebih kecil dari PVC,

ketebalannya 0,10 mm

Untuk mengemas bahan

pangan

6. PVC Teksturnya lebih tipis, warnanya agak

buram, ketebalannya 0,07 mm,

permukaannya halus, bergemerisik,

ukurannya lebih besar dari PET, lebih

kaku dari PET

Untuk mengemas bahan

pangan kering, kue kue,

nasi dll

7. Botol Transparan, keras, mudah pecah, terdapat

leher agak tinggi dan ulir tutp botol, badan

berbentu tabung, alas lingkaran

Untuk mengemas bahan

pangan berbentuk cair,

minuman

8. Jar Transparan, keras, mudah pecah, terdapat

leher pada jar yang pendek, berbentuk

tabung, alas lebih kecil

Untuk mengemas bahan

pangan berbentuk cair,

selai

9. Vail Transparan, keras, ukurannya lebih kecil,

mudah pecah, alas lebih besar daripada

tutup

Untuk mengemas bahan

pangan cair,kering

10. Tumbler Transparan, mudah pecah, alas lebih kecil

disbanding tutup

Untuk bahan pangan

yang kering maupun

cair

Page 4: pengemasan-bahan-pangan

Nova Nurfauziawati 240210100003

11. Hi-Lo Kemasan sekunder, berbentuk balok,

berbahan dari karton tebal

Untuk kemasan susu

12. Richooco Karton balok, ringan, tipis Unyuk kemasan

sekunder bahan pangan

yang padat

13. Karton lipat Teksturnya lebih tebal, ringan, kasar,

mudah dilipat

Untuk kemasan primer

bahan pangan yang

padat

14. Kantung Kertas tebal, mudah dilipat, tidak tembus

cahaya, mudah dirobek

Untuk produk padat

15. Monde Silinder kaleng, bertutup, alumunium,

tidak tembus cahaya

Produk padatan yang

rapuh contoh kue kue

16. Permen Kaleng silinder, bertutup, ringan, tebal Kemasan sekunder,

produk padat

17. Tinplate : 2

pieces

(Nescafe)

Silinder alumunium, kaleng, tebal Produk cair

18. Tinplate : 3

pieces

(Bearbrand)

Silinder alumunium, tipis, tidak tembus

cahaya

Produk cair

19. Dodol Kertas minyak, mudah dilipat, tipis,

ringan, menyerap minyak

Kemasan primer, padat

20. Wajik Berserat, kaku, tebal, ringan, terbuat dari

bahan alam yaitu daun jagung

Kemasan primer, padat

dan semi padat

21. Coklat krim Alumunium foilemas, tipis ,ringan, tidak

tembus cahaya

Coklat dan produk yang

berbentuk padat

22. Clingwrap Plastik tipis, kedap udara, tembus cahaya Produk olahan untuk

disimpan kembali

23. Alumunium

foil

Tipis, berkilat, mudah dilipat, tidak

tembus cahaya

Produk padat dan

mudah rusak oleh sinar

matahari

Page 5: pengemasan-bahan-pangan

Nova Nurfauziawati 240210100003

24. Kertas bond Tebal, kaku Kemasan sekunder

25. Kertas stensil Lebih tebal, warna keruh Kemasan sekunder

26. Kertas

fotocopy

Seperti kertas HVS putih bersih Kemasan sekunder non

pangan

27. Kertas Glisin Tipis, tahan lemak Kemasan sekunder

28. Kertas koran Tipis, rapuh, agak kasar, keruh Kemasan sekunder

29. Kertas kardus Kaku, tebal Kemasan sekunder aqua

30. Kertas lapis Tipis, garis garis Kemasan sekunder

31. Kertas serap Kasar, tipis, mudah sobek Kemasan sekunder

32. Kertas emas Bagian depang emas, belakang berwarna

abu abu

Kemasan sekunder

33. Kertas kraf Coklat kasar Kemasan sekunder

burger di supermarket

34. Kertas lipat Seperti kardus, tipis, mudah dilipat, kotak

kotak

Kemasan unyuk kue

kue, bahan pangan

kering

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2011)

Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa macam-macam bahan

pengemas dapat dikelompokkan menjadi gelas, plastik, logam, kertas dan

lapisan (laminate).

Setiap bahan pangan memiliki bentuk yang beragam sehingga

pengemasan pun harus disesuaikan dengan bahan pangan yang akan

dikemas. Deskripsi dari bentuk pengemas dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel2. Deskripsi Bentuk Pengemas

No Sampel Bentuk Deskripsi Produk yang

sesuai

Gelas

1 Botol Tabung berleher Tebal, transparan, terbuat dari

kaca, memiliki leher yang

Bahan pangan

cair.

Page 6: pengemasan-bahan-pangan

Nova Nurfauziawati 240210100003

mengecil dan terdapat ulir

pada leher

Contoh : sari

buah

2 Jar Tabung berleher

pendek

Tebal(tidak lebih tebal dari

botol), transparan, terbuat

dari kaca, berleher pendek

tidak mengecil dan memiliki

ulir

Selai, manisan,

prosuk pangan

yang

berbentuk

bulat

3 Vial Tabung kecil

Tebal, transparan, terbuat dari

kaca, memiliki leher pendek

yang tidak mengecil dan tidak

terdapat ulir

Obat-obatan,

bahan kimia

cair

4 Tumbler Tabung tak

berleher

Tebal, transparan, terbuat dari

kaca, tidak memiliki leher,

bagian atas membesar

Bahan pangan

serbuk.

Contoh : Kopi

Karton

5 Richoco Persegi panjang

Tipis, mudah dilipat, kemasan

sekunder yang dapat

digunakan sebagai wadah,

bisa dibuka dan ditutup

kembali, terdapat titik potong

yang berupa garis putus-putus

Wafer

6 Hi-Lo Persegi panjang

Lebih tebal dari Richoco,

setelah dibuka tidak dapat

ditutup kembali, kemasan

sekunder, tidak mudah

dilipat, tidak terdapat titik

potong seperti pada Richoco

Susu bubuk

Kaleng

7 Monde Tabung lebar ke

samping

Tidak mudah penyok,

aluminium, 2 pieces Kue kering

8 Permen Tabung tinggi Tidak mudah penyok,

aluminium, 2 pieces, lebih Permen

Page 7: pengemasan-bahan-pangan

Nova Nurfauziawati 240210100003

tebal dari monde

Tinplate

9 Bearbrand Tabung langsing

2 pieces, agak tebal, tidak

mudah penyok, bagian bawah

datar, tidak tembus cahaya

Susu steril

10 Nescafe Tabung langsing

tinggi

3 pieces, mudah penyok,

bagian bawah agak mengecil,

tidak tembus cahaya

Bahan pangan

cair.

Contoh : Kopi

susu

Produk

11 Dodol Persegi panjang

Kertas minyak, tipis, mudah

di sobek, kemasan primer,

licin, mudah dilipat

mengikuti bentuk bahan

pangan

Dodol

12 Wajit Limas persegi

empat

Tebal, berserat, warna krem

kecoklatan, mudah dilipat

mengikuti bentuk bahan

pangan, kemasan primer

Wajit

13 Coklat Bulat, bagian

bawah datar

Tipis, mudah disobek, mudah

mengikuti bentuk bahan

pangan, aluminium foil,

semirigit, kemasan primer,

tahan panas dan dingin,

bagian luar warna emas dan

bagian dalam warna silver

Coklat koin

Sumber: Dokumentasi Pibadi (2011)

Berdasarkan dua tabel di atas, terlihat bahwa pada dasarnya bahan

pengemas itu terdiri atas gelas, plastik, logam, kertas dan lapisan (laminate).

Serta penggunaan bahan kemasan tergantung dari bahan pangan yang akan

dikemas.

Page 8: pengemasan-bahan-pangan

Nova Nurfauziawati 240210100003

A. Gelas

Gelas dibuat dari campuran pasir silika (CiO2) ditambah soda abu,

batu kapur atau campuran alkali lain yang dileburkan pada suhu 1500°C

sehingga menjadi massa cair dengan kekentalan tinggi. Setelah

didinginkan dan masuk cetakan maka terbentuklah massa padat.

Gelas dikenal manusia sejak zaman kuno. Kemasan yang terbuat

dari bahan gelas tetap menarik bagi industri pengemasan, karena gelas

mempunyai kelebihan kelebihan yang tidak didapatkan pada bahan-

bahan kemasan lainnya.

Beberapa keuntungan pemakaian bahan kemasan dari gelas adalah

sebagai berikut: (1) bersifat transparan dan produk yang dikemas dapat

dilihat dengan jelas oleh konsumen; (2) tidak memengaruhi produk

yang dikemas; (3) kedap terhadap gas, rasa dan warna produk yang

dikemas; (4) dapat dibentuk dengan bermacam-macam desain; (5) dapat

diwarnai dengan berbagai macam warna, sesuai dengan berbagai

kebutuhan produk yang dikemas; (6) dapat disterilisasi dan divakum;

clan (7) tahan terhadap perubahan suhu rendah dan tinggi, dengan

catatan suhu tersebut tidak berubah dengan cepat.

Beberapa betuk kemasan gelas yang biasa digunakan adalah botol

(narrow neck), jar (wide mounth), tumblers, jug, carboys, vial dan

ampul. Beberapa jenis tutup kemasan gelas atau kaca antara lain crown

cap (sumbat mahkota), secrew cap, rollon cap, snappit and press-on

cap dan paper-cork-alumunium-plastik and rubber closure (Tjahjadi,

2011).

B. Plastik

Kelebihan plastik sebagai bahan kemasan dibandingkan bahan

kemasan yang lain adalah (1) relatif lebih ringan, (2) praktis dan

fleksibel, (3) harga relatif murah, (4) dapat diberi warna menarik, (5)

dapat menghambat panas/listrik, dan (6) tidak mudah pecah.

Sifat-sifat plastik antara lain tembus pandang (clarity) yang baik,

kekakuan (stiffnes), permeabel terhadap gas, ketahanan terhadap

benturan/gesekan (Marrresistance), dapat dilengkungkan/dibengkokan

Page 9: pengemasan-bahan-pangan

Nova Nurfauziawati 240210100003

(warpage), ketahanan terhadap benturan (impact strenght), ketahanan

terhadap sobekan (tear strenght), dan ketahanan terhadap tegangan

(tensile strenght).

Jenis-jenis plastik pengemas yang banyak digunakan meliputi:

polistiren (PS) polietilen (PE), polipropilen (PP), polikarbonat (PC),

polivinil khlorida/saran (PVC), poliamida/nilon, poliester (PET),

cellophan (selofan) dan lain-lain (Tjahjadi, 2011).

Sifat-sifat utama dari plastik tipis fleksibel yang digunakan untuk

pengemasan bahan pangan dapat diringkas sebgai berikut:

1. Cellulosa acetat digunakan di mana kekakuan, sifat sangat mengkilat

dan kestabilan ukuran sangat penting. Dipergunakan untuk

memamerkan bahan di dalam kotak-kotak karena bahan ini tidak

dapat menyerap debu. Bahan ini mempunyai transmisi gas dan air

yang tinggi yang membuatnya berguna dalam pengemasan.

2. Polyethylene (PE) merupakan volume terbesar dari plastik tipis berlais

tunggal (single film) yang digunakan dalam industri pengemasan

fleksibel. Polyethylene dengan kepadatan yang rendah (dibuat dengan

tekanan dan suhu yang tinggi) merupakan plastik tipis yang murah

dengan ekuatan tegangan yang sedang dan terang, dan merupakan

penahan air yang baik tetapi jelek terhadap oksigen. Keuntungan yang

terbesar adalah kemampuannya untuk ditutup sehingga memberi tutup

yang rapat terhadap cairan. Polyethylene dengan kepadatan tinggi

(suhu dan tekanan rendah) memberi perlindungan yang baik terhadap

air dan meningkatkan stabilitas terhadap panas (Buckle, 1987).

Berdasarkan jenisnya maka ada tiga jenis PE yaitu LDPE (Low

Density Polyethylene), MDPE (Medium Density Polyethylene), dan

HDPE (High Density Polyethylene) (Tjahjadi, 2011).

3. Polypropylene (PP) lebih kaku, kuat dan ringan dari pada

Polyethylene dengan daya tembus uap air yang rendah, ketahanan

yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup

mengkilap. Plastik tipis yang tidak mengkilat mempunyai daya tahan

yang cukup rendah terhadap suhu tetapi bukan penahan gas yang baik.

Page 10: pengemasan-bahan-pangan

Nova Nurfauziawati 240210100003

4. Polyamides (atau nilon) terdapat dalam bermacam-macam mutu.

Nilon 6 mempunyai sifat mudah dikelola dan tahan terhadap gesekan.

Nilon 11 dan 12 adalah penahan yang sangat baik terhadap oksigen

dan uap air dan mempunyai suhu penutupan lebih rendah. Nilon 66

akan mencair pada suhu tunggi dan sukar ditutup dengan panas.

5. Poliester (PET) mempunyai kekuatan cukup baik terhadap tegangan,

tahan terhadap sobekan dan baik untuk maksud-maksud pematangan

(misalnya saran).

6. Polyvilyl chlorida (PVC). Plastik tipis bersifat fleksibel yang

diperoleh dengan penambahan bahan-bahan plastik. Vinyl copolymer

film dipergunakan sebagai plastik tipis yang bersifat mengerut untuk

berbagai produk dan sebagai pelapis.

7. Polyvinylidene chlorida biasanya digunakan sebagai suatu copolimer

dengan vinyl chlorida. Plastik tipis saran adalah tembus cahaya,

mempunyai ketahanan mekanis yang sangat baik dan kecepatan

tembus uap air dan gas yang sangat rendah.

8. Rubber hydrochlorida (pliofilm) dapat diregangkan, tidak bersifat

racun, tahan terhadap minyak dan lemak, tidak berubah oleh asam

atau basa, dan tidak mudah terbakar dan dapat ditutup dengan panas

dan tahan bau. Penyimpanan yang lama dapat mengakibatkan

perubahan warna dan kerapuhan.

9. Polyvinyl acetat terutama digunakan untuk melapisi kertas atau

sebagai copolymer.

10. Alumunium foil digunakan secara luas dalam pelapisan di mana

dibutuhkan sifat-sifat yang rendah terhadap daya tembus gas dan uap

air, odor atau sinar (Buckle, 1987).

Adapun pengertian dari nomor plastik ialah:

1. no 1 yaitu PETE atau PET (polyethylene terephthalate), biasa di pakai

untuk botol plastik tembus pandang/transparan seperti botol air

mineral, PET digunakan untuk bahan serat sintetis atau lebih dikenal

dengan polyster.PET di rekomendaikan hanya untuk sekali pakai.

Page 11: pengemasan-bahan-pangan

Nova Nurfauziawati 240210100003

Apabila di konsumsi terus menerus dalam jangka waktu lama akan

mengakibatkan kanker.

2. no 2 yaitu HDPE (high density polyethylene) memiliki sifat bahan

yang lebih kuat, keras, buram, dan lebih tahan terhadap suhu tinggi.

HDPE biasa di pakai untuk botol obat,botol minuman susu, HDPE di

rekomendasikan hanya untuk sekali pakai karena pelepasan senyawa

antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu.

3. no 3 yaitu PVC (polyvinyl chloride), yaitu jenis plastik yang paling

sulit di daur ulang, jenis plastik PVC biasa di temukan pada plastik

pembungkus (cling warp). PVC mengandung DEHA yang berbahaya

bagi kesehatan.

4. no 4 yaitu LDPE (low density polyethylene) yaitu plastik tipe coklat

(thermoplastik/di buat dari minyak bumi )biasa di pakai untuk botol-

botol lembek. Barang berbahan LDPE sulit dihancurkan.

5. no 5 yaitu PP (polypropylene) ini termasuk bahan plastik terbaik,

terutama untuk tempat makanan dan minuman, bahan berjenis PP bila

di tekan akan kembali seperti semula.

6. no 6 yaitu PS (polystyrene) biasa di pakai sebagai tampat bahan makan

styrofoam, polystyrene dapat mengeluarkan bahan styrene, bahan ini

harus di hindari karena berbahaya untuk kesehatan.

7. no 7 yaitu OTHER untuk jenis 7 OTHER ini ada 4 jenis :

-SAN (styrene acrylonitrile)

-ABS(acrylonitrile butadiene styrene)

-PC(polycarbonate)

-NYLON (Sumber : Anonim, 2009)

C. Logam

Kemasan yang dibuat dari logam masih menempati bagian yang

penting dalam pengemasan pangan, meskipun ada saingan yang sangat

ketat dari kemasan yang terbuat dari plastik dan kertas. Hal ini disebabkan

karena kemasan yang terbuat dari logam mempunyai kekuatan mekanik

yang sangat besar. Jenis logam yang dibuat untuk kemasan makanan

antara lain:

Page 12: pengemasan-bahan-pangan

Nova Nurfauziawati 240210100003

1. Baja (Steel)

Kemasan yang terbuat dari baja digunakan secara luas untuk

transportasi makanan cair dan semi-padat. Beberapa keuntungan

kemasan logam adalah a) tahan penanganan selama pengangkutan; b)

dapat diisi dan disimpan tanpa masalah; dan c) sangat ekonomis untuk

pemakaian jangka panjang karena dapat digunakan berulang-ulang.

Bentuk kemasan baja yang paling umum adalah drum. Produk yang

dapat dikemas dengan kemasan yang terbuat dari bahan baja, selain

makanan cair juga makanan semi-padat, tepung dan produk yang

berbentuk serpihan (Tjahjadi, 2011)..

2. Kaleng (tin-plate)

Kaleng merupakan wadah yang paling kuat yang digunakan

dalam usaha pengawetan makanan. Keuntungan penggunaan bahan

kaleng adalah 1) tahan terhadap panas; 2) tahan dengan kondisi

dingin; 3) tahan terhadap udara lembab; 4) tahan terhadap penanganan

kasar selama transportasi dan penyimpanan; 5) dapat melindungi

bahan dari kontaminasi; 6) dapat mencegah masuk atau keluarnya air

yang dapat menyebabkan kerusakan bahan; 7) melindungi bahan dari

absorbsi O2, bau-bau, gas dan partikel radio aktif; clan 8) melindungi

pigmen produk dari cahaya (Tjahjadi, 2011)..

3. Alumunium

Kemasan yang terbuat dari alumunium dapat dikategorikan

sebagai kemasan kaku (rigid) dan kemasan fleksibel seperti alumunium

laminasi.

Alumunium memiliki sifat antara lain: a) mempunyai bobot yang

lebih ringan dibandingkan dengan baja; b) daya korosif oleh atmosfir

rendah; c) mudah dibentuk karena sifatnya yang lemas dan lentur; d)

cukup melindungi produk dari pengaruh kelembaban, gas dan cahaya;

e) tidak menimbulkan noda dengan adanya sulfur pada produk. Melalui

proses panas (thermo processing), alumunium dapat dilaminasi dengan

plastik khusus atau kertas menjadi kemasan fleksibel yang biasa

Page 13: pengemasan-bahan-pangan

Nova Nurfauziawati 240210100003

digunakan untuk produk pangan cair, semi padat, bakery, serealia, dan

lain-lain.

Dari sifat-sifat alumunium tersebut ditemukan pula beberapa

kelemahan dalam hubungannya dengan bentuk kemasan berupa

kaleng, antara lain: (1) sukar/sulit untuk ditutup atau direkat dengan

solder; (2) dari sifatnya yang lentur clan sulit ditutup, cenderung ada

lubang-lubang yang merugikan; (3) seringkali dapat memudarkan

warna beberapa produk yang dikemas; (4) bila digunakan untuk

mengemas produk pangan cair atau berair, daya awetnya lebih kecil

dari tinplate dan (4) kekuatannya lebih rendah dibandingkan lembaran

timah pada ketebalan yang sama (Tjahjadi, 2011)..

4. Aluminium Foil

Merupakan jenis kemasan yang termasuk golongan semi-tegar.

Foil berupa logam tipis (kurang dari 0,15 mm) terbuat dari bahan

utama alumunium, lebar maksimum 150 - 160 cm. untuk mendapatkan

sifat lembaran yang lebih baik, kemasan perlu diberi bahan campuran

lain seperti Fe, Mg, Mn, Cu, Si dan Cr dengan jumlah antara 1 - 7%.

Penambahan iogam-logam ini bertujuan untuk menambah kekakuan,

kekuatan dan anti-retak. Bila ditinjau dari harganya, alumunium foil

lebih mahal, oleh karena itu biasanya digunakan untuk mengemas

produk-produk yang benar-benar :nenghendaki perlindungan terhadap

gas, oksigen, air dan cahaya.

Bentuk kemasan yang menggunakan alumunium foil antara lain

kotak, lonjong, piring, bulat, persegi, dan lain-lain. Penggunaan

alumunium foil sering disertai dengan laminasi dan bahan-bahan lain

seperti kertas, plastik, dan lain-lain atau dengan pelapisan/coating

dengan nitro-selulosa, polietilena, etil-selulosa, selofan, dan lain-lain.

Keuntungan-keuntungan menggunakan alumunium foil sebagai

bahan pengemas adalah: 1) mempunyai luas permukaan yang lebih

besar per satuan berat; 2) tidak tembus cahaya; 3) untuk ukuran yang

tebal, daya tahan terhadap oksigen dan uap air baik; 4) tidak

terpengaruh cahaya matahari; 5) tidak terbakar; 6) tidak bersifat

Page 14: pengemasan-bahan-pangan

Nova Nurfauziawati 240210100003

menyerap dan 7) tidak mengalami perubahan akibat variasi

kelembaban (Tjahjadi, 2011).

D. Kertas

Kertas adalah jaringan yang dapat diraba, bahan yang dapat

menyerap tinta, yang terbuat dari serat selulosa dan digunakan untuk

menulis, membungkus dan mengemas. Kertas yang digunakan untuk

menulis tergolong fine paper, sedangkan untuk mengemas termasuk tipe

coarse paper. Bahan kertas untuk pengemasan makanan seringkali diberi

lapisan tambahan dalam bentuk coating atau laminasi.

Bahan baku kertas dari pulp kayu dari kayu lunak (kayu pinus) atau

kayu keras (kayu jati) serta dari bahan-bahan berserat selulosa lain seperti

ampas tebu, merang, bambu dan jerami harus dibleach dahulu lalu diberi

pelapisan dengan wax, resin, lacquer, plastik atau diberi laminasi dengan

alumunium foil. Sifat-sifat penting pada jenis kertas ini adalah: sifat

permeabilitas terhadap uap air dan gas, fleksibilitas tahan sobek, tahan

pecah (burst strength), wet strength, grease resistance, sealability,

penampakan dan printability.

Jenis jenis kertas yang digunakan sebagai pengemas bahan pangan

antara lain kertas kraft, kertas kraft untuk kantung besar, kertas manila,

kertas glasin, kertas kedap lemak, kertas pouch, kertas perkamen, kertas

tissu, container board, dan chipboard (Tjahjadi, 2011).

E. Lapisan (laminate)

Kemasan dari laminat termasuk kemsan fleksibel. Terdiri dari beberapa

janis bahan kemsan seperti kertas, film plastik dan alumunium foil yang

memiliki sifat yang berbeda dalam hal water vapor transmission, oxygen

permeability, light tranmission, burst strength, pin hole, crease hole,

sensivity, dan lain-lain. Contoh kemasan lamitat adalah retortable

pouches (Tjahjadi, 2011).

Jenis bahan pengemas sangat beragam, sehingga antara yang satu

dan yang lainnya dapat dibandingkan. Hasil dari beberapa perbandingan

karakteristik bahan pangan dapat dilihat pada tabel 2.

Page 15: pengemasan-bahan-pangan

Nova Nurfauziawati 240210100003

Tabel 2. Membandingkan Karakteristik berbagai Bahan Pangan

Bahan pengemas Perbedaan

Plastik & kertas Plastik: tahan air, tidak mudah sobek, transparan, elastis

Kertas: tidak tahan air, mudah sobek, tidak transparan, tidak

elastis

Plastik &

Alumunium foil

Plastik: tidak mudah sobek, transparan, tidak tahan panas

tetapi tahan dingin, harga terjangkau, sulit disesuaikan

dengan bentuk bahan pangan

Alumunium foil: mudah sobek, tidak transparan, tahan panas,

tahan dingin, umumnya harga lebih mahal dari pada plastik,

dapat disesuaikan dengan bentuk bahan pangan.

Kertas &

Alumunium foil

Kertas: tidak tahan minyak, tidak tahan air, tidak tahan panas,

harga terjangkau, sulit disesuaikan dengan bahan pangan.

Alumunium foil: tahan minyak, tahan air, tahan panas,

umumnya harga lebih mahal dari pada kertas, dapat

disesuaikan dengan bentuk bahan pangan.

Kaleng Tin Plate

& botol

Kaleng tin plate: terbuat dati tin plate, tidak mudah pecah,

elastis (mudah penyok), tidak transparan, kemasan tidak

dapat ditutup kembali setelah dibuka, lebih tipis, harganya

lebih mahal dari pada botol.

Botol: terbuat dari gelas, mudah pecah, plastis, transparan,

kemasan dapat ditutup kembali setelah dibuka, lebih tebal

dan harganya lebih murah dari pada tin plate.

Kaleng

alumunium &

Tin Plate

Kaleng alumunium: lebih tebal, lebbih cepat korosi, dapat

dimanfaatkan kembali setelah digunakan.

Kaleng tin plate: lebih tipis, tidak mudah korosi, tidak dapat

dimanfaatkan kembali

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2011)

Berdasarkan tabel di atas bahwa setiap bahan pengemas mempunyai

kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kelebihan plastik sebagai bahan

kemasan dibandingkan bahan kemasan yang lain adalah (1) relatif lebih

Page 16: pengemasan-bahan-pangan

Nova Nurfauziawati 240210100003

ringan, (2) praktis dan fleksibel, (3) harga relatif murah, (4) dapat diberi

warna menarik, (5) dapat menghambat panas/listrik, dan (6) tidak mudah

pecah (Tjahjadi, 2011).

Keuntungan penggunaan bahan kaleng adalah 1) tahan terhadap panas;

2) tahan dengan kondisi dingin; 3) tahan terhadap udara lembab; 4) tahan

terhadap penanganan kasar selama transportasi dan penyimpanan; 5) dapat

melindungi bahan dari kontaminasi; 6) dapat mencegah masuk atau

keluarnya air yang dapat menyebabkan kerusakan bahan; 7) melindungi

bahan dari absorbsi O2, bau-bau, gas dan partikel radio aktif; clan 8)

melindungi pigmen produk dari cahaya (Tjahjadi, 2011).

Kelemahan kemasan alumunium berupa kaleng antara lain: (1)

sukar/sulit untuk ditutup atau direkat dengan solder; (2) dari sifatnya yang

lentur dan sulit ditutup, cenderung ada lubang-lubang yang merugikan; (3)

seringkali dapat memudarkan warna beberapa produk yang dikemas; (4) bila

digunakan untuk mengemas produk pangan cair atau berair, daya awetnya

lebih kecil dari tinplate dan (4) kekuatannya lebih rendah dibandingkan

lembaran timah pada ketebalan yang sama (Tjahjadi, 2011).

Keuntungan-keuntungan menggunakan alumunium foil sebagai

bahan pengemas adalah: 1) mempunyai luas permukaan yang lebih besar

per satuan berat; 2) tidak tembus cahaya; 3) untuk ukuran yang tebal, daya

tahan terhadap oksigen dan uap air baik; 4) tidak terpengaruh cahaya

matahari; 5) tidak terbakar; 6) tidak bersifat menyerap clan 7) tidak

mengalami perubahan akibat variasi kelembaban (Tjahjadi, 2011).

Beberapa keuntungan pemakaian bahan kemasan dari gelas adalah

sebagai berikut: (1) bersifat transparan dan produk yang dikemas dapat

dilihat dengan jelas oleh konsumen; (2) tidak memengaruhi produk yang

dikemas; (3) kedap terhadap gas, rasa dan warna produk yang dikemas; (4)

dapat dibentuk dengan bermacam-macam desain; (5) dapat diwarnai

dengan berbagai macam warna, sesuai dengan berbagai kebutuhan produk

yang dikemas; (6) dapat disterilisasi dan divakum; clan (7) tahan terhadap

perubahan suhu rendah dan tinggi, dengan catatan suhu tersebut tidak

berubah dengan cepat (Tjahjadi, 2011).

Page 17: pengemasan-bahan-pangan

Nova Nurfauziawati 240210100003

VI. KESIMPULAN

Pengemasan bertujuan untuk untuk melindungi bahan pangan dari

penyebab-penyebab kerusakan, baik kerusakan fisik, kimia, biologis,

maupun mekanis, sehingga kemasan dapat sampai ke tangan konsumen

dalam keadaan baik dan menarik.

bahan pengemas dapat dikelompokkan menjadi gelas, plastik, logam,

kertas dan lapisan (laminate).

Bahan pengemas gelas contohnya botol (narrow neck), jar (wide

mounth), tumblers, jug, carboys, vial dan ampul.

Bahan pengemas plastik yang biasa digunakan meliputi polistiren (PS)

polietilen (PE), polipropilen (PP), polikarbonat (PC), polivinil

khlorida/saran (PVC), poliamida/nilon, poliester (PET), cellophan

(selofan)

Bahan pengemas logam terdiri dari Baja (Steel), Kaleng (tin-plate),

Alumunium dan Aluminium Foil

Kertas yang digunakan untuk bahan pengemas adalah tipe coarse paper.

Contoh kemasan lamitat adalah retortable pouches

Page 18: pengemasan-bahan-pangan

Nova Nurfauziawati 240210100003

DAFTAR PUSTAKA

Anonima. 2009. Jenis Plastik. Available at: http://wulanautis.blogspot.com/ (diakses pada tanggal 16 Mei 2011)

Buckle, K.A., Edwards, G.H. Fleet, dan H. Wooton. 1987. Ilmu Pangan

(Terjemahan). Universitas Indonesia : Jakarta Tjahjadi, C dan Herlina Marta. 2011. Pengantar Teknologi Pangan. Universitas

Padjajaran, Bandung. Tjahjadi,C. dkk. 2011. Praktikum Bahan Pangan dan Dasar-Dasar Pengolahan.

Universitas Padjajaran, Bandung.

Page 19: pengemasan-bahan-pangan

Nova Nurfauziawati 240210100003

Jawaban Pertanyaan

1. Apa bedanya foli alumunium dengan clingwrap?

Jawab : Alumunium foil bersifat tahan panas, sedangkan clingwrap tidak

tahan panas dan biasa digunakan untuk membungkus buah atau

sayur yang dikemas dalam styrofoam.

2. Apa bedanya botol dengan jar?

Jawab : Botol pada umum,lehernya berbentuk mengecil. Biasanya diisi

dengan air minuman. Sedangkan Jar, lehernya berbentuk

melebar, biasanya digunakan untuk menyimpan makanan dalam

skala kecil.