PENGELOLAAN ZAKAT PRODUKTIF MENUJU KEMANDIRIAN …etheses.uin-malang.ac.id/15445/1/15540044.pdf ·...
Transcript of PENGELOLAAN ZAKAT PRODUKTIF MENUJU KEMANDIRIAN …etheses.uin-malang.ac.id/15445/1/15540044.pdf ·...
PENGELOLAAN ZAKAT PRODUKTIF MENUJU
KEMANDIRIAN EKONOMI MUSTAHIK BERDASARKAN
STANDAR INDEX ZAKAT NASIONAL
(Studi Pada Yayasan Dana Sosial Al Falah Malang dan Kelompok
Ternak Hutan Rakyat Rukun Amanah Wagir- Malang)
SKRIPSI
Oleh
EGI AGUSTIAN RAHMAT SUKENDAR
NIM: 15540044
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH (S1)
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2019
i
PENGELOLAAN ZAKAT PRODUKTIF MENUJU
KEMANDIRIAN EKONOMI MUSTAHIK BERDASARKAN
STANDAR INDEX ZAKAT NASIONAL
(Studi Pada Yayasan Dana Sosial Al Falah Malang dan Kelompok
Ternak Hutan Rakyat Rukun Amanah Wagir- Malang)
SKRIPSI
Diajukan Kepada:
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Oleh:
EGI AGUSTIAN RAHMAT SUKENDAR
NIM: 15540044
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH (S1)
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2019
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
iii
HALAMAN PENGESAHAN
iv
HALAMAN PERNYATAAN
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Allhamdulillahirabbil’aalamin, karya sederhana ini ku persembahkan untuk:
Ayahanda dan Ibunda tercinta, (Alm) Sukendar, Sri Dewi Hastuti dan
Muhammad Syatir. Berkat kasih sayang yang diberikan, keikhlasan doa yang tak
pernah putus, dan iringan keridhaan yang senantias memudahkan, hingga
mencapai mencapai titik ini.
Kakak- kakakku: kaka Lita & A Kusnadi, Puput & Zaki yang selalu memberikan
motivasi dan dorongan untuk meraih masa depan yang cerah, selalu membantu
kesulitan – kesulitan yang adiknya hadapi.
Adik-adikku: Nazwa, Sulthan, Isa Al Fatih sosok yang menjadikan ku tegar dalam
menghadapi kesulitan, agar bisa menjadi contoh bagai kalian. Sosok pelipur lara
tatkala berada pada titik terendah.
Pahlawan tanpa tanda jasa, guru-guruku yang terus membinaku dengan penuh
kasih sayang dalam melawan kebodohan, sejak taman kanak- kanak hingga
bangku perkuliahan
Kementerian Agama RI khususnya semua pengelola PD Pontren yang telah
memilih saya menjadi bagian dari keluarga besar PBSB
Alan, Ade, Laily, Lulu, Futuh, Ayu, Mufti, Arief, Teguh, Keluarga Mahir 2015,
Persahabatan Ketiga, Keluarga CSSMoRA, Keluarga Besar Insaniyyah, SESCOM
UIN Malang, TOT EL Dinar Fak. Ekonomi yang senantiasa menjadi penguat dan
pembawa tawa dalam perjalanan hidupku.
vi
MOTTO
اللهنلنمنعنالمحسنين ونإن ونالذيننجناهندوافيننالنن نهدي نن همسب لنننا
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami,
benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.
Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang
berbuat baik. (Q.S Al Ankabut: 69)
“Rencanakan apa yang ingin dilakukan dan lakukanlah apa
yang telah direncanakan”
(Egi Cogito)
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-
Nya penelitian ini dapat terselesaikan dengan judul “PENGELOLAAN ZAKAT
PRODUKTIF MENUJU KEMANDIRIAN EKONOMI MUSTAHIK
BERDASARKAN STANDAR INDEX ZAKAT NASIONAL (Studi Pada
Yayasan Dana Sosial Al Falah Malang dan Kelompok Ternak Hutan Rakyat
Rukun Amanah Wagir- Malang)”. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing kita
dari kegelapan menuju jalan kebaikan, yakni Din al-Islam.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir skripsi ini tidak
akan berhasil dengan baik tanpa adanya bimbingan dan sumbangan pemikiran dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang tak
terhingga kepada:
1. Prof. Dr. Abdul Haris, M.Ag. selaku Rektor Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang.
2. Bapak Dr. H. Nur Asnawi, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
3. Bapak Eko Suprayitno, SE., M.Si., Ph.D. selaku Ketua Jurusan Perbankan
Syariah (S1) Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang.
viii
4. Bapak Segaf, SE., M.Sc dan Ibu Dr. Indah Yuliana, SE., MM selaku dosen
pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan sumbangan pemikiran
guna memberi bimbingan, petunjuk, dan pengarahan kepada Penulis dalam
menyusun skripsi ini.
5. Segenap dosen Jurusan Perbankan Syariah (S1) yang telah meluangkan waktu
dan memberi banyak ilmu dan informasi terkait skripsi ini.
6. Ayah dan Ibu serta keluarga tercinta yang dengan sepenuh hati memberikan
motivasi serta ketulusan doa yang selalu terpanjatkan sehingga penulisan
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
7. Keluarga Besar PPTQ Al Mustaqimiyyah yang selalu memberikan siraman
rohani kepada penulis dan motivasi kehidupan.
8. Kementerian Agama RI yang telah memberikan beasiswa PBSB kepada
penulis.
9. Keluarga PBSB UIN Malang angkatan 2015 yang tak henti-hentinya
memberikan semangat kepada penulis khususnya Muh Ardiansyah Amran,
Imam Fikrian, Muh Fhashon Hakim, Ervina Rahmadila, Fat-hi Abdurroofi,
yang telah membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.
10. Teman-teman angkatan ketiga jurusan Perbankan Syariah (S1) khususnya
teman sepembimbingan Angga Dwi Febrianto, Kurnia Prika, Shofi Isnaini
yang telah memberikan makna dari sebuah perjuangan.
11. Rizky Maulana, Ade Iskandar, Laily Awaliyah Azra, Futuh Rabbaniyyah, Ayu
Rahayu, Lulu Maulidiyah yang senantiasa menghibur penulis ketika rasa lelah
dan jenuh dalam menyelesaikan skripsi ini.
ix
12. Serta semua pihak yang telah banyak membantu penulis sehingga tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa
penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan penulisan ini.
Penulis berharap semoga karya yang sederhana ini dapat bermanfaat dengan baik
bagi semua pihak. Aamiin ya Robbal Alamin.
Malang, 17 Juni 2019
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DEPAN
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v
MOTTO ................................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
ABSTRAK .......................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 8
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................................... 9
1.4 Batasan Masalah ............................................................................................ 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................................... 10
2.2 Kajian Teoritis ............................................................................................. 17
2.2.1 Zakat Instrumen Pemberdayaan............................................................ 17
2.2.1.1 Pengertian Zakat, Infaq dan Shadaqah ........................................... 17
2.2.1.2 Dasar Hukum Zakat ....................................................................... 19
2.2.1.3 Prinsip Prinsip Zakat ...................................................................... 19
2.2.1.4 Hikmah dan Manfaat Zakat ............................................................ 20
2.2.1.5 Muzakki dan Mustahik Zakat ........................................................ 21
2.2.2 Pengelolaan Zakat Produktif ................................................................. 24
2.2.2.1 Asas Pengelolaan Zakat ................................................................. 24
2.2.2.2 Tujuan Pengelolaan Zakat .............................................................. 33
2.2.2.3 Jenis Dana yang Dikelola Organisasi Pengelola Zakat .................. 34
2.2.3 Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)................................................. 35
xi
2.2.3.1 Definisi Gabungan Kelompok Tani (Gakpoktan) .......................... 35
2.2.3.2 Pembentukan Gabungan kelompok tani (Gakpoktan) ................... 35
2.2.3.3 Pendekatan Pendampingan............................................................. 36
2.2.3.4 Pemandirian Gabungan kelompok tani (Gakpoktan) ..................... 36
2.2.4 Kemandirian Mustahik ......................................................................... 37
2.2.4.1 Definisi Kemandirian ..................................................................... 37
2.2.4.2 Ajaran Islam tentang Kemandirian ................................................ 38
2.2.4.3 Indikator Kemandirian Ekonomi Mustahik berdasarkan Indeks
Zakat Nasional ...................................................................................... 38
2.3 Kerangka Berfikir ........................................................................................ 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian .................................................................. 41
3.2 Situs Penelitian ............................................................................................ 42
3.3 Informan ...................................................................................................... 42
3.4 Data dan Jenis Data ..................................................................................... 44
3.5 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 45
3.6 Analisis Data ............................................................................................... 47
3.7 Uji Keabsahan Data ..................................................................................... 48
3.8 Panduan Wawancara ................................................................................... 50
BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Paparan Data ................................................................................................ 54
4.1.1 Profil Yayasan Dana Sosial Al Falah Malang ...................................... 54
4.1.2 Profil Kelompok Ternak Hutan Rakyat (KTHR) Rukun Amanah Wagir-
Malang .................................................................................................. 60
4.1.2.1 Sejarah Kelompok Ternak Hutan Rakyat (KTHR) Rukun Amanah
Wagir- Malang ...................................................................................... 60
4.1.2.2 Visi dan Misi Kelompok Ternak Hutan Rakyat (KTHR) Rukun
Amanah Wagir- Malang ....................................................................... 61
4.1.2.3 Struktur Organisasi Kelompok Ternak Hutan Rakyat (KTHR)
Rukun Amanah Wagir- Malang ........................................................... 62
4.1.2.4 Program Kerja Kelompok Ternak Hutan Rakyat (KTHR) Rukun
Amanah Wagir- Malang ....................................................................... 63
4.1.3 Pengelolaan Zakat Produktif Yayasan Dana Sosial Al Falah Malang .. 63
4.1.3.1 Penghimpunan Dana Zakat Yayasan Dana Sosial Al Falah Malang
.............................................................................................................. 63
xii
4.1.3.2. Pendistribusian Dana Zakat Yayasan Dana Sosial Al Falah Malang
.............................................................................................................. 74
4.1.3.2 Pendayagunaan Dana Zakat Yayasan Dana Sosial Al Falah Malang
.............................................................................................................. 82
4.1.4 Kemandiran Mustahik........................................................................... 96
4.1.4.1 Pengertian Kemandirian Mustahik ................................................. 96
4.1.4.2 Kemandirian Mustahik (Anggota) KTHR Wagir Malang sebagai
Subyek Zakat Produktif Berdasarkan Index Zakat Nasional ................ 98
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 103
5.2 Saran .......................................................................................................... 105
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1.Penghimpunan Dana ZIS YDSF Malang 2014 –2018 ............................. 4
Tabel 1.2 Distribusi Program Dana Bid.SosKem YDSF Malang 2015-2018.......... 6
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 13
Tabel 3.1 Nama – Nama Informan ........................................................................ 48
Tabel 4.1 Jumlah Donatur YDSF Malang 2015 – 2018 ....................................... 67
Tabel 4.2 Program Pendistribusian Dana Zakat YDSF Malang ........................... 78
Tabel 4.3 Sumber Pendapatan dan Pengeluaran Anggota KTHR Rukun Amanah
Wagir- Malang .................................................................................................... 100
Tabel 4.4 Skoring Kemandiran Anggota (Mustahik) KTHR Rukun Amanah Wagir
– Malang............................................................................................................... 102
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Persentase Penduduk Miskin di Kab. Malang 2014- 2018 .................. 3
Gambar 1.2 Persentase Dana ZIS YDSF Malang 2015- 2018 ................................ 6
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ............................................................................... 45
Gambar 3.1 Proses Analisis Data Model Interaktif .............................................. 53
Gambar 4.1 Sturktur Organisasi YDSF Malang ................................................... 57
Gambar 4.2 Struktur Organisasi KTHR Rukun Amanah Wagir – Malang .......... 63
Gambar 4.3 Pernyataan Laporan Auditor Independen .......................................... 67
Gambar 4.4 Laporan Keuangan YDSF Malang di Majalah Bulanan ................... 69
Gambar 4.5 Direct Fundraising Melalui Platfrom YDSF Malang ...................... 72
Gambar 4.6 Indirect Fundraising Melalui Kajian Keislaman YDSF Malang ....... 73
Gambar 4.7 Perkembangan Dana Terhimpun YDSF Malang .............................. 74
Gambar 4.8 Bantuan Zakat untuk Mustahik YDSF Malang ................................. 77
Gambar 4.9 Pendistribusan Dana Jalur Proposal YDSF Malang .......................... 80
Gambar 4.10 Pendistribusan Dana Jalur Non-Proposal YDSF Malang ............... 82
Gambar 4.11 Skema Pendistribusian untuk Anggota KTHR Rukun Amanah Wagir
Malang ............................................................................................. 86
Gambar 4.12 Skema Pendistribusian untuk Anggota KTHR Rukun Amanah
Wagir Malang .................................................................................. 87
Gambar 4.13 Pendampingan KTHR Rukun Amanah Wagir – Malang ................ 91
Gambar 4.14 Evaluasi Ternak KTHR Rukun Amanah Wagir – Malang .............. 92
Gambar 4.15 Skema Kolaborasi antara YDSF Malang & KTHR Rukun Amanah
Wagir – Malang ................................................................................ 93
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Reduksi Data Menggunakan Teknik Tringulasi
Lampiran 2 Informan 1 Fandy Bakhtiar
Lampiran 3 Informan 2 Wildan Ismaulandy
Lampiran 4 Informan 3 Mansyur Arif
Lampiran 5 Informan 4 Amin
Lampiran 6 Informan 5 Atmo
Lampiran 7 Informan 6 Suliyadi
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Lampiran 9 Surat selesai penelitian di YDSF Malang
Lampiran 10 Biodata Peneliti
xvi
ABSTRAK
Sukendar, Egi Agustian Rahmat. 2019. SKRIPSI. Judul: Pengelolaan Dana Zakat
Produktif Menuju Kemandirian Mustahik Berdasarkan Standar Index
Zakat Nasional (Studi pada Yayasan Dana Sosial Al Falah Malang
dan Kelompok Ternak Hutan Rakyat Rukun Amanah)
Pembimbing : Segaf, SE., M. Sc dan Dr Indah Yuliana, S.E., M.M
Kata Kunci : Zakat Produktif, Pengeloaan Zakat dan Kemandirian Mustahik
Zakat merupakan ibadah transendental berdimensi sosial- ekonomi, yang
menjadi sarana pemerataan nikmat Allah swt dan ekspresi terhadap kepedulian dan
kepekaan sosial, serta persatuan umat. di samping itu zakat sebagai sarana
pengembangan, perlindungan, dan pemberdayaan masyarakat untuk menciptakan
kemandirian. Pengelolaan zakat produktif dengan pemberian bantuan modal baik
berupa uang maupun peralatan usaha untuk meningkatkan ekonomi mustahik.
Yayasan Dana Sosial Al Falah Malang menjalin mitra dengan Kelompok Ternak
Hutan Rakyat Rukun Amanah Wagir – Malang melakukan pemberdayaan para
mustahik melalui skema ternak bergulir, penggemukan dan pembibitan ternak
kambing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan dana zakat
produktif Yayasan Dana Sosial Al Falah Malang di Kelompok Ternak Hutan
Rakyat Rukun Amanah Wagir – Malang dalam memandirikan mustahik.
Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif dengan metode
deskriptif. Data – data pada penelitian ini didapatkan melalui obeservasi langsung,
wawancara dan dokumentasi. Peneliti menggunakan teknik tringulasi untuk
menguji keabsahan data.
Hasil dari penelitian menunjukan bahwa pengelolaan zakat produktif
Yayasan Dana Sosial Al falah Malang telah menjalankan kegiatan pengelolaan
zakat sesuai dengan UU No.23 Tahun 2011, yaitu penghimpunan dana melalui
direct fundraising dan indirect fundraising, pendistribusian pada bidang
pendidikan, masjid, dakwah, yatim, sosial kemanusian, serta pendayagunaan zakat
secara profesional dan proposional, di mana terdapat proses pembinaan,
pendampingan dan evaluasi mengenai ternak anggota KTHR. Kemandirian
mustahik (anggota) KTHR Rukun Amanah Wagir Malang sudah mencapai
kemandirian ekonomi, dilihat dari sumber pendapatan pendapatan dan/atau usaha
bisnis, tabungan anggota. Dengan nilai kemandirian 0,75 (kemandirian kuat) dan
0,5 (kemandirian cukup)
xvii
ABSTRACT
Sukendar, Egi Agustian Rahmat. 2019. THESIS. Title: Productive Zakah Fund
Management Towards Mustahik Independence Based on National
Zakah Index Standards (Study at Foundation of Al Falah Social Funds
Malang and Community of villagers Forest Animal Rukun Amanah
Wagir - Malang)
Supervisor : Segaf, SE., M. Sc dan Dr Indah Yuliana, SE., MM
Keyword : Productive Zakah, Zakah Management and Mustahik Independence
Zakah is a transcendental worship with a socio-economic dimension,
which is a facility for examining Allah's blessings and emphasizes social care and
sensitivity, as well as the unity of the people. Besides that zakah as a means of
developing, protecting, and empowering the community to create independence.
Managing funds with the help of capital either managing money or equipment to
improve the economy of mustahik. Foundation of Al Falah Social Funds Malang
establishes partners with the Community of villagers Forest Animal Rukun Amanah
Wagir - Malang to empower mustahik through encouraging rolling livestock,
fattening and goat breeding. This study aims to study the management of productive
Zakah Foundation of Al Falah Social Funds Malang in the Community of villagers
Forest Animal Rukun Amanah Wagir - Malang in realizing the independence of
mustahik.
This study uses a qualitative approach with descriptive methods. The data
in this study were obtained through direct observation, interviews and
documentation. The researcher used the tringulation technique to test the validity
of the data.
The results of the study show that the management of productive zakat
Foundation of Al Falah Social Funds Malang has carried out zakat management
activities in accordance with Law No.23 of 2011, namely raising funds through
direct fundraising and indirect fundraising, distributing in the fields of education,
masjid, da'wah, orphanage, social humanity, and the utilization of zakat in a
professional and proportional manner. where there are a process of coaching,
mentoring and evaluation of KTHR member livestock. The independence of the
members of the KTHR Rukun Amanah Wagir Malang have achieved economic
independence, seen from the sources of income and/ or business ventures, members'
savings. There are two value independece of member, 0.75 value of independence
(strong independence) and 0.5 (sufficient independence)
xviii
مستخلص البحثيةلاستقلالالمستحقعلىأساسمعيارالزكاةالالزكاةالإنتاج(،إدارةرأسم2019)إيغي آغستيانالغابية الوطني المواشيالحيوانية الفلاحرأسمالالاجتماعيمالانجومجموعة فيمؤسسة )دراسة
.)المجتمعةأمانة المشرف:الدكتورثغافالماجستيروالدكتورإنداحيوليانا.
لالالمستحق.دارةالزكاة،استقزكاةالإنتاجية،إالكلماتالرئيسية:الزكاةهيعبادةمتعاليةذاتبعداجتماعياقتصادي،وهيوسيلةللمساواةبينعمةالله
كوسيلةلتطويروحماية والتعبيرعنالرعايةالاجتماعيةوالحساسيةووحدةالأمة.إلىجانبذلكالزكاةفيرأسمالوالمعداتتاجيةمنخلالتوفيرالمساعدةالاستقلال.إدارةالزكاةالإنوتمكيالمجتمعلخلق
التجاريةلتحسياقتصادالمستحق.تقوممؤسسةالفلاحرأسمالالاجتماعيمالانجبتأسيسشركاءالمواشالمتناوبوالسمنوالإقامةمعمجموعةالمواشيالحيوانيةالغابيةلتمكيالمستحاربةمنخلال
الغنم. لمبذر البحث هذا صنادييهدف إدارة رأسمالعرفة الفلاح مؤسسة في الإنتاجية الزكاة ق الاجتماعيمالانجفيمجموعةالمواشيالحيوانيةالغابيةأمانةواجيرمالانجلاستقلالالمستحق.
يستخدمهذاالبحثطريقةالكيفيمعالأساليبالوصفية.تمالحصولعلىالبياناتفيالبحثمنخلالالملاحظةالمه والمقابلاتوالوثائق.ذا استخدمالباحثطريقةالتثليثلاختبارباشرة
صحةالبيانات.نتائجهذاالبحثيدلإلىأنإدارةمؤسسةالفلاحرأسمالالاجتماعيمالانجقدنفذت
للقانونرقم الزكاةوفقا لجمعالأموال،أيجمعالأموالمنخلا2011لعام23أنشطةإدارةفيمجالاتالتعليموالمساجدوالدعوةواليتيموالاجتماعيةلأموالغيرالمباشر،والتوزيعالمباشروجمعا
ونسبية مهنية بطريقة الزكاة من والاستفادة وتقييمالإنسانية، وإرشاد تدريب عملية توجد حيثالمواشيعضالأ )ء المجتمع الغابات المزارعي "مست.(KTHRلمجموعات حققت "حقوقد
منالاستقلال المجتمع)عضو( الغابات المزارعي مالانأمجموعات وجير يصلمانة الاستقلالجإلىم استنادا معقيمةدخراتالأعضاءالاقتصادي, الادخار. أعضاء المشاريعالتجارية, أو و/
افيهالكفاية()الاعتمادعلىالذاتبم0.5)استقلالقوي(و0.75الاعتمادعلىالذات
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemiskinan merupakan fenomena multidimensi yang berhubungan dengan
ketidakmampuan masyarakat dalam mengakses kebutuhan hidupnya baik dari
aspek sosial, ekonomi, budaya dan politik. Menurut Nugroho dan Dahuri dalam
Aprianto (2017) kemiskinan merupakan kondisi mutlak dan relatif yang
mengakibatkan seseorang atau kelompok masyarakat dalam suatu wilayah tidak
mampu mencukupi kebutuhan pokoknya sesuai dengan norma yang berlaku di
dalam masyarakat karena faktor-faktor natural, kultural dan struktural. Berkenaan
dengan kemiskinan Badan Pusat Statistik memaparkan jumlah penduduk miskin di
kabupaten malang pada tahun 2015 sebabnyak 292,87 ribu dari total penduduk
sebanyak 2,544, 804 orang atau 11,53 persen, kemudian di tahun 2016 berkurang
0,04 persen yaitu sebesar 11,49 persen (293,74 ribu jiwa dari total penduduk
sebanyak 2,560,675 orang), kemudian di tahun 2017 penduduk miskin berkurang
sebanyak 0,45 persen yaitu 11,04 persen (283,96 ribu jiwa dari total penduduk
2,576,596 orang). Selanjutnya pada tahun 2018 jumlah penduduk miskin mencapai
10,37 persen atau 268,49 ribu jiwa dari total penduduk 2,591,795) berkurang
sebanyak 0.67 dibandingkan tahun sebelumnya.
2
Gambar 1.2
Presentase Penduduk Miskin di Kab. Malang 2014- 2018
Sumber: BPS (2018), Diolah Peneliti
Salah satu solusi dalam upaya membangun perekonomian masyarakat
Indonesia khususnya di pedesaan adalah sektor pedesaan. Sebagaimana paparan
dari kementerian Pertanian bahwa sektor peternakan berperan penting bagi
pertumbuhan ekonomi Indonesia, sektor perternakan adalah sub sektor yang
menjadi katalisator pembangunan khususnya di wilayah pedesaan
(www.economy.okezone.com, 2019).
Ajaran agama islam menyerukan kepada umatnya untuk saling tolong
menolong dan berbagi antara satu sama lainnya, guna mencapai suatu kebahagian
dunia dan akhirat dan keharmonisan dalam bermasyarakat dan larangan untuk
melakukan ke-zhaliman antar sesama. Sebagaimana yang termaktub dalam surat Al
Maidah ayat 2:
ان ون د ع ل ا ون ث واعنلنىالا ن ت نعناون ونلان وى ق ت ال بون واعنلنىال ن ت نعناون ون
اب قن ع ل ا د ي د شن هن نالل ا هن الل وا ت ق ا ون
2015 2016 2017 2018
Penduduk Miskin 11.53 11.49 11.04 10.37
11.53 11.49
11.04
10.37
9.6
9.8
10
10.2
10.4
10.6
10.8
11
11.2
11.4
11.6
11.8
3
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.
Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya.” (Al
Maidah: 2)
Sebagaimana Qardhawi dalam Khasanah (2010) menerangkan bahwa
dalam pandangan Islam, kekayaan harus berorientasi pada sistem kesajahteraan
yang bertumpu pada zakat sebagai wujud rasa syukur atas segala nikmat yang
diberikan Allah swt. Di samping sebagai media untuk menyucikan jiwa dan harta.
Zakat juga sebagai sarana bagi jaminan pengembangan, perlindungan dan peraturan
peredaran serta distribusi kekayaan. Inilah kemudian peranan Lembaga Amil Zakat
memaksimalkan potensi zakat sebagai instrumen kemandirian masyarakat. Zakat
merupakan ibadah transendental berdimensi sosial ekonomi. Di mana zakat sebagai
media pemerataan nikmat Allah swt dan ekspresi terhadap kepedulian sosial, yang
menumbuhkan kepekaan dan persatuan umat. sebagai media keterpautan batiniyyah
antara golongan kaya dan miskin, juga sebagai solusi terhadap jurang kemiskinan
(Sarifah,2018: 19)
Hidayat (2017) dalam penelitiannya menemukan bahwa fungsi manajemen
dan program dana bergulir (zakat produktif) mampu meningkatkan ekonomi
mustahik, melatih kemandirian dan meningkatkan pengetahuan ilmu agama.
Begitupula Syamsuddin, dkk (2017) dalam penelitiannya menemukan bahwa
akuntabilitas, keadilan, transparansi dan profesionalisme berpengaruh terhadap
perolehan dana zakat, dan keberlangsungan bisnis mustahik. Selanjutnya Azhari
(2018) menemukan bahwa besaran dana zakat produktif yang diberikan kepada
4
mustahik berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan usaha mikro dan menaikan
indikator penyerapan tenaga kerja sebesar 70,1 persen. berdasarkan temuan-
temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa zakat produktif mampu menjadi
alternatif atau solusi dalam meningkatkan perekonomian usaha mikro dan
memandirikan mustahik, sehingga diskursus mengenai pengelolaan zakat produktif
perlu diteliti di lembaga- lembaga zakat.
Berkenanan dengan upaya menurunkan tingkat kemisikinan di Kab. Malang
lembaga sosial atau lembaga zakat berperan sebagai lembaga alternatif dalam
mendorong pertumbuhan ekonomi masyakarat pedesaan melalui pemberdayaan
masyarakat, salah satunya yaitu Yayasan Dana Sosial Al Falah Malang. Yayasan
Dana Sosial Al Falah Malang bergerak untuk membantu masyarakat kurang mampu
(Dhuafa) dan memaksimalkan program- program dakwah, dengan menerapkan
konsep manajemen modern yang berlandaskan 3 pilar utama yaitu devisi
penghimpunan (funding), devisi program dan penyaluran (landing) dan devisi
supporting system. Dana yang terhimpun di YDSF Malang selalu mengalami
perubahan setiap tahunnya. Hal tersebut penulis sajikan pada tabel 1.1 berikut ini:
Tabel.1.1
Penghimpunan Dana ZIS YDSF Malang 2014– 2018
Tahun Penghimpunan
2015 Rp 6,819,902,409
2016 Rp 6,672,162,810
2017 Rp 7,001,866,773
2018 Rp 7,915,391,672 Sumber:Yayasan Dana Sosial Al Falah Kota Malang (2019)
Data di atas dana zakat terhimpun di Yayasan Dana Sosial Al Falah Malang
tahun 2015 dana zakat sebesar Rp 6,819,902,409. Kemudian tahun 2016 dana zis
5
terhimpun mengalami penurunan sebesar Rp Rp 6,672,162,810 dan tahun 2017
dana zis meningkat sebesar Rp 7,001,866,773. Selanjutnya di tahun 2018 dana zis
terhimpun kembali meningkat dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp
7,915,391,672. Hal tersebut mengindikasikan profesonalitas pengurus dalam
meningkatkan aspek funding dana zakat di YDSF Malang. Sumber dana terhimpun
itu berasal dari dana zakat, infaq, shadaqah, dan dana lainnya. sehingga dapat
disimpulkan bahwasanya besaran dana terhimpun di YDSF Malang setiap tahunnya
tidak menentu bergantung kepada kesadaran dan strategi fundraising dari pengurus
bagian penghimpunan.
Gambar.1.2
Persentase Dana ZIS YDSF Malang 2015 - 2018
Sumber: Yayasan Dana Sosial Al Falah
Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF) Malang dalam memaksimalkan dana
zakat tersebut distribusikan ke lima bidang pokok yaitu pendidikan, masjid, yatim,
dakwah dan kemanusiaan, serta program zakat dan operasional. Adapun porsi
persentase alokasi dana zis setiap tahun mengalami perubahan, bergantung pada
kebijakan yang ditetapkan pada rapat kerja tahunan YDSF Malang. Jika dilihat dari
gambar1.1 di atas porsi untuk bidang dakwah setiap tahun selalu lebih besar
6
dibandingkan bidang- bidang lain. Kendati demikian, bidang sosial kemanusian
menjadi tumpuan dalam mewujudkan masyarakat mandiri dan berdaya.
Adapun dana zakat dan infaq diditribusikan pada program – program sosial
kemanusian ialah sebagai berikut:
Tabel 1.2
Distribusi Program Dana di Bid. SosKem YDSF Malang 2015- 2018
Nama
Program
Tahun Sumber
Dana 2015 2016 2017 2018
ZUM 233,672,133 187,061,000 285,974,150 805,838,426 Zakat
Kemanusian 438,153,201 120,318,318 485,991,254 2,256,921,439 Infaq
LKS 5,950,000 7,410,571 12,389,206 19,313,000 Infaq
Sahabat
Desa 10,519,000 8,401,697 - 6,000,000 Infaq
Ekonomi
Mandiri 40,000,000 - 18,882,500 - Zakat
Total 692,294,334 323,192,096 803,237,110 3,088,072,865
Sumber: Yayasan Dana Sosial Al Falah
Berdasarakan tabel 1.2 di atas distribusi dana zakat dialokasikan pada tahun
program zakat untuk mustahik (zum) untuk memenuhi kebutuhan hidup dan biaya
rumah sakit mustahi dan Ekonomi Mandiri berupa bantuan modal usaha atau
peralatan usaha, dan dana infaq dialokasikan untuk program kemanusian, layanan
kesehatan, dan program sahabat desa. menurut Wildan Ismaulandy salah satu
pengurus bidang Sosial Kemanusian di YDSF Malang (2019) menyatakan bahwa
dana zakat untuk mustahik diperuntukan pada tiga bagian yaitu, bantuan biaya
hidup berupa uang atau sembako, bantuan biaya rumah sakit atau obat, dan bantuan
modal usaha baik berupa uang maupun peralatan usaha. Sehingga pengelolaan dana
zakat yang bersifat produktif diimplementasikan pada program ekonomi mandiri.
Program Ekonomi Mandiri adalah program yang membantu masyarakat
mustahik Malang Raya mampu menciptakan ekonomi keluarga mandiri, penerima
program ini dipioritaskan mustahik yang memiliki usaha atau akan merintis usaha
7
kecil (www.ydsf-malang.com,2018). Pada tahun 2012 - 2014 konsep yang
digunakan ialah model zakat produktif kreatif yaitu berupa bantuan modal usaha
kepada mustahik yang dinamakan Komunitas Usaha Mandiri (KUM). Di mana
mustahik mengajukan proposal bantuan dana usaha kepada YDSF Malang,
kemudian penanggung jawab program melakukan survei dan wawancara kepada
mustahik tersebut, selanjutnya pencairan dana bantuan modal usaha kepada
mustahik, dikarenakan kurangnya SDM YDSF Malang yang berdampak dari
ketidak mampuan YDSF Malang dalam melakukan pendampingan dan monitoring
perkembangan usaha para mustahik, sehingga proses pendampingan hanya bisa
berjalan setahun.
Berangkat dari hal tersebut, pada tahun 2015 YDSF Malang berkolaborasi
dengan tokoh masyarakat membentuk kelompok - kelompok kemasyarakatan
sebagai upaya memandirikan mustahik khususnya di bidang sosial-ekonomi. Salah
satu kelompok masyarakat yang menjalin mitra dengan YDSF Malang adalah
Kelompok Ternak Hutan Rakyat (KTHR) Rukun Amanah Wagir- Malang. Adapun
hubungan YDSF Malang sebagai pemberi bantuan dana hibah untuk dibelikan
indukan hewan dan fasilitator dalam pemberian edukasi kepada para mustahik
seputar ternak hewan, sehingga pengelolaan dana dan aktifitas ternak hewan
diserahkan kepada para pengurus KTHR tersebut. Pada tahun 2015 YDSF Malang
meyalurkan dana sebanyak 40.000.000 (empat puluh juta) untuk dikelola oleh
KTHR tersebut. Di mana dana tersebut dialokasikan pembelian hewan kambing
sebanyak 25 ekor dan alat pencacah rumput. Kemudian pada tahun 2017 YDSF
8
Malang memberikan dana hibah dalam bentuk hewan kambing sebanyak 15 ekor
kepada KTHR tersebut.
Kelompok Ternak Hutan Rakyat (KTHR) Rukun Amanah Wagir- Malang
merupakan wadah untuk para peternak di Wagir – Malang dalam meningkatkan
kemampuan dalam beternak dan memperluas ekosistem peternakan para mustahik
baik dari aspek pemeliharaan hewan ternak maupun aspek pasarnya. Aktifitas yang
dilakukan KTHR tersebut ialah pembibitan dan penggemukan hewan ternak.
Adapun pengelolaan ternak kambing tersebut berbasis koperasi, di mana mustahik
diberikan induk kambing dan jika sudah sudah tiga kali peranakan, anak kambing
diberikan kepada mustahik lainnya untuk dipelihara.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam
mengenai pengelolaan dana zakat YDSF Malang di Kelompok Ternak Hutan
Rakyat (KTHR) Wagir- Malang dalam memandirikan anggota (mustahik), yang
dalam hal ini penulis rangkum pada judul “Pengelolaan Zakat Produktif Menuju
Kemandirian Mustahik Berdasarkan Standar Index Zakat Nasional (Studi
Pada YDSF Malang dan KTHR Wagir Malang)”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, maka dihasilkan rumusan
masalah yang akan diteliti yaitu, bagaimana pengelolaan dana zakat produktif
YSDF Malang di KTHR Wagir- Malang dalam memandirikan mustahik?
9
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengelolaan dana zakat produktif YDSF Malang di
KTHR Wagir- Malang dalam memandirikan mustahik.
Adapun manfaat penelitian ini dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek
teoritis dan aspek praktis. Yang dimaksud dari dua aspek penelitian ini yakni:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, manfaat dari penelitian ini ialah mengetahui model
pengelolaan zakat produktif dalam program dusun mitra dan kontribusi program
tersebut dalam memandirikan mustahik.
2. Manfaat Praktis
a. Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat memicu daya kritis konstruktif bagi
penulisdalam upaya merespon potensi ZIS terhadap pertumbuhan ekonomi umat.
b. Institusi atau Lembaga
Secara praktis, penelitian dapat dijadikan bahan evaluasi program yang
telah dicanangkan dan pijakan bagi lembaga terkait dalam upaya peningkatan mutu
program sebagai inovasi pemberdayaan ekonomi mustahik binaannya.
1.4 Batasan Masalah
Penulis membatasi penelitian ini, pola pendistribusian zakat produktif
melalui program ekonomi mandiri berupa ternak kambing yang dikelola oleh
Kelompok Ternak Hutan Rakyat Rukun Amanah Mitra Wagir – Malang dan
peranan program tersebut dalam memandirikan mustahik binaan YDSF Malang.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai pendayagunaan zakat produktif telah banyak
dilakukan. Agar penelitian di atas memiliki kejelasan dan pijakan ilmiah yang
bertujuan agar tidak terjadi bahasan yang sama. Berikut adalah telaah yang telah
dikaji oleh para penulis lain: Nafiah (2015) dalam penelitiannya melakukan analisis
pengaruh pendayagunaan zakat produktif melalui program ternak bergulir terhadap
kesejahteraan mustahik penerima program di BAZNAS Kab.Gersik dengan
menggunakan metode kuantitatif dengan model regresi sederhana. Wijaya (2016)
memaparkan bahwa program madrasah ekonomi mandiri di Dompet Dhuafa
Yogyakarta dilaksanakan oleh BMT mitra Dompet Dhuafa Yogyakarta dan
Program tersebut memberikan dampak kemaslahatan dahruriyyah yang terdiri dari
hifzh ad din, hifzh an Nafs, hifzh al Aql, hifzh al Nasl dan Hifzh al Maal.
Pailis dkk (2016) menggunakan metode kuantitatif dengan alat analisis
SEM (Etructural Equation Model) untuk menganalisis pengaruh maqashid syariah
yang meliputi pemahaman agama, jiwa, akal, keturunan dan harta terhadap
pemberdayaan mustahik. Pengaruh pemberdayaan mustahik terhadap kesejahteraan
mustahik di Kota Riau. Syauqi dan Pratama (2016) memaparkan dalam
penelitiannya, bahwa keberadaan program pemanfaatan zakat mampu
meningkatkan kesejahteraan mustahik sebesar 147.74%. Dan indeks kemiskinan
material, indeks kemiskinan spiritual dan indeks kemiskinan absolut di kabupaten
11
Bogor dapat dikurangi melalui program pemanfaatan zakat sebesar 49, 6%, 1,6%,
dan 12%.
Nurzaman (2016) melakukan analisis dampak zakat berbasis produktif
terhadap kesejahteraan rumah tangga miskin dengan pendekatan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) rumah tangga. Alaydrus (2016) dengan situs
penelitian di BAZNAS Kota Pasuruan menghasilkan ZIS produktif berpengaruh
postif siginifikan terhadap pertumbuhan usaha mikro mustahik di Kota Pasuruan.
Juga ZIS produktif tidak berpengaruh terhadap kesejahteraan mustahik di Kota
Pasuruan.
Faisal (2017) menggunakan metode kuantitatif dengan alat analisis PLS
(partial least square) menghasilkan, ZIS produktif berpengaruh postif siginifikan
terhadap pertumbuhan usaha mikro dan kesejahteraan mustahik. Dengan kata lain,
penyertaan modal usaha yang diberikan kepada mustahik mampu meningkatkan
usaha mikro melalui program tersebut. Syamsuddin dalam penelitiaannya mencoba
menganalisis pengaruh akuntabilitas, transparansi dan profesionalisme terhadap
akuisisi zakat. Dan pengaruhnya terhadap peningkatan pendapatan mustahik di
Sulawesi Selatan.
Hidayat (2017) menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan
deskriptif kualitatif menghasilkan bahwa LAZ PKPU Kota Makassar menerapkan
fungsi manajemen dan program dana bergulir (zakat produktif) mampu
meningkatkan ekonomi mustahik, melatih kemandirian dan meningkatkan
pengetahuan mustahik tentang ilmu agama. Suratno (2017) menjelaskan bahwa
12
pandayagunaan zakat produktif berpengaruh postif signifikan terhadap
pemberdayaan mustahik sebesar 35,6%.
Hani’in (2018) dalam penelitiaannya memaparkan bahwa, adanya pengaruh
positif signifikan antara modal, pendapatan, konsumsi, kesehatan, dan pendidikan
terhadap kesejahteraan masyarakat miskin di Sragen baik secara parsial maupun
simultan. Kemudian Atmaja (2018) mencoba menggunakan metode kualitatif
deskriftif, untuk menganalisis dampak pendayagunaan zakat produktif terhadap
pemberdayaan mustahik pada lembaga amil zakat dompet dhuafa yogyakarta.
Azhari (2018) menggunakan metode Kuantitatif yang menghasilkan temuan,
bahwa hasil dan juga besaran zakat produktif yang diberikan kepada mustahik
berpengaruh terhadap pertumbuhaan usaha mikro. Sehingga mampu menaikan
indikator penyerapan tenaga kerja dengan nilai pengaruhnya sebesar 70,1%.
Ubaidilah (2018) menemukan dalam penelitiannya pinjaman lunak LAZ Qiblat
Zakat IPHI Jawa Tengah yang diberikan kepada mustahik dari tingkat pendapatan
mustahik terjadi peningkatan setiap bulannya.
13
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti,
Tahun & Judul
Penelitian
Tujuan
penelitian
Alat
Analisis Hasil Penelitian
1. Lailiyatun Nafiah
(2015), “Pengaruh
Pendyagunaan
Zakat Produktif
Terhadap
Kesejahteraan
Mustahik pada
Program Ternak
Bergulir BAZNAS
Kab. Gresik”
Menganalisis
pengaruh
pendayagunaan
zakat produktif
melalui program
ternak bergulir
terhadap
kesejahteraan
mustahik
penerima
program di
BAZNAS
Kab.Gersik
Kuantitatif,
Regresi
Sederhana
Pendayagunaan zakat
produktif berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap kesejahteraan
mustahik.
2. Andy BPTB
Kep.Riau Wijaya
(2016), “Distribusi
Zakat Produktif
Bagi Fakir Miskin di
Daerah Istimewa
Yogyakarta (Studi
Pelaksanaan
Program Madrasah
Ekonomi Mandiri
Dompet Dhuafa
Yogyakarta)”
Menganalisis
pengaruh atau
dampak
distribusi zakat
produktif
khususnya
program
Madrasah
Ekonomi
Mandiri Dompet
Dhuafa
Yogyakarta
terhadap
kemaslahatan
agama, jiwa,
akal, keturunan
dan harta
Deskrptif
kualitatif
1. Program Madrasah
Ekonomi Mandiri
dilaksanakan dengan
BMT yang merupakan
jejaring Dompet Dhuafa
Yogyakarta
2. Program Madrasah
Ekonomi Mandiri
memberikan dampak
kemaslahatan
dahruriyyat yang terdiri
dari hizh ad Din, hifzh an
Nafs, hifzh al Aql, hifzh al
Nasl, dan hifzh al Mal.
3. E. Armas Pailis,
Dkk., (2016), “The
Influence of Maqashid
syariah toward
Mustahik’sEmpowerm
Menganalisis
pengaruh
maqashid
syariah yang
meliputi
Kuantitatif,
SEM
(Structural
Equation
Model)
1. Pemahaman agama,
pengetahun, dan
kepedulian keluarga
berpengaruh pada
14
ent and Welfare
(Study of Productive
Zakat
Recipients on Baznas
Riau)”
pemahaman
mengenai
agama, jiwa,
akal, keturunan
dan harta
terhadap
pemberdayaan
mustahik dan
pengaruh
pemberdayaan
pada
kesejahteraan
mustahik di
Kota Riau
pemberdayaan
mustahik
2. Pemberdayaan
mustahik berpengaruh
pada individu mustahik
dan kesejahteraan
masyarkat
3. Pengaruh maqashid
syariah terhadap
pemberdayaan
mustahik melalui zakat
produktif memiliki
nilai kontribusi sebesar
40.6%
4. Irfan Syauqi Beik
dan Caesar Pratama
(2016), “Zakat
Impact on Poverty
and Welfare of
Mustahik: A
CIBEST Model
Approach”
Menganalisis
dampak
program zakat
dalam
pengentasan
kemiskinan
rumah tangga
mustahik di
Kabupaten
Bogor
berdasarkan
aspek materi dan
spiritual
Kuantitatif,
Model
CIBEST
1. Keberadaan program
pemanfaatan zakat
mampu meningkatkan
kesejahteraan mustahik
sebesar 147,14%.
2. Indeks kemiskinan
material, indeks
kemiskinan spiritual
dan indeks kemiskinan
absolut dapat
dikurangi melalui
program pemanfaatan
zakat sebesar 49,6%,
1,6% dan 12,3 persen
5. Muhammad Soleh
Nurzaman (2016),
“Evaluating the
Impact of
Productive Based
Zakat in The
Perspective of
Human
Development Index:
A Comparative
Analysis”
Menganalsis
dampak zakat
berbasis
produktif
terhadap
kesejahteraan
rumah tangga
miskin dengan
menggunakan
pendekatan
Indeks
Pembangunan
Manusia (IPM)
rumah tangga
Kuantitatif,
Analisis
Komparatif
1. Zakat berbasis
produktif berpengaruh
positif terhadap
kesejahteraan rumah
tangga miskin.
2. Zakat berbasis
produktif berpengaruh
postif terhadap
penurunan tingkat
kematian keluarga
miskin
6. M Zaid Alaydrus
(2016), “Pengaruh
Zakat Produktif
Terhadap
Menganalisis
pengaruh ZIS
Produktif
terhadap
Kuantitatif,
PLS
(partial
1. ZIS Produktif
berpengaruh positif
signifikan terhadap
pertumbuhan usaha
15
Pertumbuhan Usaha
Mikro dan
Kesejahteraan
Mustahik pada
BAZNAS Kota
Pasuruan”
pertumbuhan
usaha mikro dan
kesejahteraan
mustahik di
Kota Pasuruan
least
squaare)
mikro mustahik di Kota
Pasuruan
2. ZIS Produktif tidak
bepengaruh terhadap
kesejahteraan mustahik
di Kota Pasuruan
7. Agus Faisal (2017),
“Productive Zakat
of Baznas
Yogyakarta on the
Growth of Micro
Business”
Menganalisis
dampak ZIS
produktif
terhadap
pertumbuhan
usaha mikro dan
kesejahteraan
mustahik di
BAZNAS Cab.
Daerah
Istimewa
Yogayakarta
Kuantitatif,
PLS
(parsial
least
square)
ZIS Produktif
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
pertumbuhan usaha
mikro dan
kesejahteraan
mustahik. Dengan kata
lain, penyertaan modal
yang diberikan kepada
mustahik mampu
meningkatkan usaha
mikro melalui
pengembangan
lapangan kerja
8. H.Syamsuddin,Dkk
(2017), “The
Influence of
Governance
Dimension on
Zakah Acquisition
for Mustahik
Business
Continuity in South
Sulawesi”
Menganalisis
pengaruh
akuntabilitas,
transparansi dan
profesionalisme
terhadap akuisisi
zakat. Dan
pengaruhnya
terhadap
peningkatan
pendapatan
mustahik
Kuantitatif,
Regresi
1. Akuntabilitas,
keadilan, transparasi,
dan profesionalisme
mempengaruhi
perolehan dana zakat
2. Akuntabilitas,
keadilan, transparasi,
dan profesionalisme
berpengaruh secara
langsung terhadap
keberlangsungan bisnis
mustahik
9. Rachmat Hidayat
(2017),
“Penerapan
Manajemen Zakat
Produktif dalam
Meningkatkan
Ekonomi Umat di
PKPU (Pos
Keadilan Umat)
Kota Makassar)”
Untuk
mengetahui
sistem
manajemen dan
hasil distribusi
zakat produktif
yang diterapkan
LAZ PKPU
Kota Makassar
Deskriptif
Kualitatif
1. Bahwa pihak LAZ
PKPU Kota Makassar
berupaya melaksanakan
program zakat produktif
dengan menerapkan
fungsi manajemen
(prencanaan,
pengorganisasian,
pelaksanaan)
2. Program dana bergulir
(zakat produktif)
mampu meningkatkan
ekonomi mustahik,
melatih kemandirian,
16
dan meningkatkan
pengetahuan mustahik
tentang ilmu agama.
10. Suratno (2017),
“Pengaruh
Pendayagunaan
Zakat Produktif
Terhadap
Pemberdayaan
Mustahik (Studi
pada Lembaga
Amil Zakat
DPUDT Bandar
Lampung)”
Untuk
mengetahui
pengaruh
pendayagunaan
zakat produktif
terhadap
pemberdayaan
mustahik
DPUDT Bandar
Lampung
Kuantitatif,
Regresi
Sederhana
Secara parsial variabel
pendayagunaan zakat
produktif memiliki
pengaruh postif dan
signifikan terhadap
variabel pemberdayaan
mustahik. Pengaruhnya
sebesar 35,6% terhadap
usaha mustahik.
11. Umi Hani’in
(2017), “Pengaruh
Zakat Produktif
Terhadap
Peningkatan
Kesejahteraan
Masyarakat Miskin
di Kabupaten
Sragen”
Menganalisis
pengaruh modal,
pendapatan,
konsumsi,
kesehatan, dan
pendidikan
terhadap
kesejahteraan
masyarakat
miskin di
Kabupaten
Sragen secara
parsial dan
simultan
Kuantitatif,
Regresi
linear
berganda
Adanya pengaruh postif
dan signifikan antara
modal, pendapatan,
konsumsi, kesehatan, dan
pendidikan terhadap
kesejahteraan masyarakat
miskin di sragen baik
secara simultan maupun
parsial
12. Evita Dwi Atmaja
(2018), “Dampak
Pendayagunaan
Zakat Produktif
Terhadap
Pemberdayaan
Mustahik pada
Lembaga Amil Zakat
Dompet Dhuafa
Yogyakarta”
Menganalisis
dampak
pendayagunaan
zakat produktif
terhadap
pemberdayaan
mustahik pada
lembaga amil
zakat Dompet
Dhuafa
Yogyakarta
Deskriptif
Kualitatif
Indikator pemberdayaan
mustahik berdampak pada
pemberdayaan mustahik
melalui program Institut
Mentas Unggul yaitu
sebanyak 11 orang
mustahik dari 14
responden yang berdaya
segi peningkatan bisnis,
14 orang mustahik
berdaya dari segi
pelaksanaan etika bisnis
islam, dan 13 orang
mustahik berdaya dari
segi pembayaran ZIS
13. Roikha Azhari
(2018), “Pengaruh
Menguji apakah
penyaluran dana
Kuantitatif,
PLS
Hasil dan juga besaran
zakat produktif diberikan
17
Pendayagunaan
Zakat produktif
Terhadap
Pertumbuhan Usaha
Mikro dan
Penyerapan Tenaga
Kerja Mustahik
pada Program Jatim
Makmur BAZNAS
Jawa Timur”
zakat produktif
akan
berpengaruh
pada
perkembangan
UMKM dan
penyerapan
tenaga kerja
(Partial
Least
Squares)
kepada mustahik
berpengaruh terhadap
tingkat pertumbuhan
usaha mikro, dan semakin
tinggi tingkat
pertumbuhan usaha mikro
maka dapat menaikan
indikator penyerapan
tenaga kerja. Dengan nilai
pengarunya sebesar 70,1% Sumber: Data diolah, 2018
Berdasarkan penelitian-penelitan sebelumnya yang mengkaji mengenai
pendayagunaan zakat produktif, distribusi zakat, penerapan maqashid syariah
dalam pemberdayaan mustahik, serta analisis akuntabilitas, transparansi dan
profesionalisme dalam meningkatkan pendapatan mustahik. Dan penelitian ini
mengkaji mengenai pengelolaan dana zakat produktif yang sesuai dengan UU
No.23 Tahun 2011 menuju kemandirian mustahik YDSF malang di KTHR Wagir
– Malang.
2.2 Kajian Teoritis
2.2.1 Zakat Instrumen Pemberdayaan
2.2.1.1 Pengertian Zakat, Infaq dan Shadaqah
Zakat secara etimologi berasal dari kata az-zaka’u berarti an-nama’
(tumbuh), az-ziyadah (bertambah), dan al barokah (berkah) (Rafi', 2011:23). Ibnu
Arabi menjelakan pengertian zakat dalam beberapa istilah seperti kesuburan,
karena dengan zakat Allah akan mendatangkan kesuburan pahala, thaharah
(kesucian) karena zakat merupakan suatu kenyataan jiwa yang suci dari kikir dan
dosa, barakah (keberkatan) (Shiddieqy, 2006:3). Undang undang No.23 Tahun
2011, zakat diartikan sebagai harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim
18
atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan
syariat Islam (BAZNAS, 2016:1). Dari berbagai definisi zakat baik dari segi bahasa
dan istilah, dapat disimpulkan bahwa zakat adalah sebuah kewajiban yang
diperintahkan oleh Allah SWT di mana umat muslim diwajibkan untuk
memberikan harta pada jumlah tertentu kepada yang memerlukan sesuai dengan
syariat Islam yang telah ditetapkan dalam Alquran dan Hadist. Hal tersebut
termaktub dalam Alquran:
ن كن سن تنكن صنلان ن إ م ه لني بناونصنلعن م يه زنك ت ون م ره تطنه قنة صندن ونالم أنم ن م ذ خ
يم عنل يع سمن الله ون م لن
“Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) kententraman jiwa bagi mereka.
Allah maha mendengar, maha penyayang (Qs. at Taubah:103)
Berangkat dari definisi, setidaknya ada tiga prinsip yang terkandung dalam
zakat yaitu:
1. Zakat diambil pada sebagaian jenis harta yaitu jenis harta yang dapat
berkembang seperti hasil bumi, dan binatang ternak;
2. Zakat diambil setelah mencapai nisab;
3. Zakat harta yang diambil tahunan (haul) ((Rafi', 2011:26)
19
2.2.1.2 Dasar Hukum Zakat
Kewajiban mengeluarkan zakat bagi umat islam yang memiliki harta sampai
nisab (batas minimal harta yang harus dikeluarkan zakatnya) merupakan
implementasi dari hukum Islam yang sudah jamak diketahui dan berlaku di
kalangan masyarakat. Oleh sebab itu zakat seyogyanya disadari sebagai proses
pembersihan harta milik individu karena terdapat harta umat di dalamnya.
Kewajiban mengeluarkan zakat merupakan suatu kewajiban yang diperintahkan
Allah SWT dalam Alquran. Indikasi tersebut terbukti ayat- ayat perintah zakat
berbentuk fiil amr (Rafi', 2011:27).
2.2.1.3 Prinsip Prinsip Zakat
Menurut Djuanda (2006) dalam Syarifah (2018:26) memaparkan bahwa
zakat memiliki enam prinsip, yaitu:
1. Prinsip kepercayaan keagamaan
Prinsip kepercayaan keagamaan menerangkan bahwa orang yang
mengelurakan hartanya untuk berzakat meyakini, bahwa pengeluaran
tersebut merupakan salah satu investasi kepercayaan agamanya. Sehingga
jika orang bersangkutan belum menunaikan zakatnya, ibadahnya dirasa
belum sempurna.
2. Prinsip keadilan dan pemerataan
Prinsip keadilan dan pemerataan sudah mencerminkan tujuan zakat, yakni
pembagian kekayaan yang telah diberikan Allah swt kepada umat manusia
sesuai porsinya.
3. Prinsip kematangan dan produktifitas
20
Prinsip Kematangan dan produktifitas menekankan bahwa zakat sudah
seharusnya dibayar dikarenakan milik tertentu yang membuahkan hasil
tertentu. Di mana hasil tersebut hanya boleh dipungut setelah mencapai nisab
atau haul yaitu normalnya satu tahun.
4. Prinsip kebebasan dan penalaran
Prinsip kebebasan dan nalar menerangkan bahwa pembayaran zakat
diperuntukan bagi orang yang bebas dan sehat jasmani serta rohaninya.
Sehingga zakat bukan berasal dari orang yang sedang dihukum atau orang
yang sedang mengalami gangguan jiwa (gila).
5. Prinsip etik dan kewajaran
Prinsip etik dan kewajaran menerangkan bahwa zakat diminta berdasarkan
ketentuan syariat, yakni pemungutannya melihat dari akibat-akibat yang
ditimbulkan.
2.2.1.4 Hikmah dan Manfaat Zakat
Menurut Soemitra (2009) zakat adalah ibadah multidimensi, oleh
karenanya, zakat memiliki beragam makna dalam kehidupan manusia, khususnya
islam. Zakat pun memiliki hikmah -hikmah yang berkaitan dengan hubungan
kepada Allah swt, dan hubungan sosial masyarakat. Adapun hikmah dan manfaat
tersebut, diantaranya:
1. Membantu, membina dan membangun kaum mustadafin dengan materi guna
memenuhi kebutuhan primernya. Dengan situasi tersebut mereka akan mampu
memaksimalkan ibadah (kewajibannya) terhadap Allah swt.
21
2. Menyucikan atau membersihkan harta, jiwa manusia dari sifat kikir dan cinta
dunia, membangun keluasan batin, rasa cinta kepada fakir miskin,tumbuh
kesadaran untuk membantu yang lemah dan sebagai ungkapan syukur atas
nikmat Allah swt, dan mendorong untuk selalu berusaha, kerja keras, kreatif
dan produktif dalam usaha.
3. Sebagai upaya dalam mewujudkan sistem kemasyarakatan yang berlandaskan
atas prinsip-prinsip umat yang satu (ummatan wahidatun), persamaan derajat
(musawah), terjalinnya persaudaran islam (ukhwah islamiyah) dan tanggung
jawab bersama (Takaful ijtima)
4. Mewujudkan tatanan masyarakat yang sejahtera, di mana interaksi seseorang
dengan yang lainnya menjadi rukun, harmonis dan damai, yang kemudian
tercipta kondisi yang tenteram dan aman baik secara dzhoiriyah dan lahiriyah.
5. Sebagai media penunjang seluruh aktifitas di jalan Allaw swt yang disebut
dakwah islamiyyah
2.2.1.5 Muzakki dan Mustahik Zakat
1. Muzakki
Husnan (1996) mengatakan bahwa Muzakki merupakan orang yang memiliki
kewajiban untuk mengeluarkan hartanya. Di mana hartanya telah mencapai nishab
(batas harta kekayaan dalam mengeluarkan zakat). Selanjutnya Inoed (2005)
mengungkapkan Muzzaki merupakan individu atau lembaga yang berkewajiban
untuk membayar zakat. Umat Islam di Indonesia yang mampu memiliki kewajiaban
untuk mengeluarkan zakat (Atmaja,2018).
22
Definisi lain dari Muzakki adalah seorang muslim atau badan usaha yang
berkewajiban menunaikan zakat (Baznas,2016:02). Dari definisi tersebut, Muzakki
dapat diartikan orang yang memiliki kekayaan atau harta yang sudah mencapai
nishab berkewajiban membayar zakat sesuai ketentuan syariah.
2. Mustahik
Menurut Husnan dalam Atmaja (2018) menjelaskan bahwaMustahik ialah
orang yang berhak menerima atas zakat. Allah swt mneyebutkan dalam Qs at-
Taubah ayat 60 mengenai orang- orang yang berhak menerima atas zakat:
ونفي م ه وب ل ق ة لفن ؤن م ل ا اون هن عنلني ين ل عنام ال ون ي اك سن من ونال رناء قن ف ل ل قنات نناالصدن إ
الله ون الله نن م ة فنريضن يل ب الس ن ب ا ون الله يل ب سن ونفي ين غنارم ال ون الرقناب
يم ك حن يم عنل
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-
orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya,
untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah
dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan
yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana”(Q.s at Taubah:60)
Keterangan lebih detail, Rochim menjelaskan dalam Atmaja (2018) mengenai
orang-orang yang berhak atas zakat dari kedelapan golongan tersebut sebagai
berikut:
23
a. Fakir adalah orang – orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
hidupnya sehingga membutuhkan bantuan orang lain;
b. Miskin adalah orang-orang yang memiliki penghasilan dan harta, namun
belum dapat memenuhi kebutuhan pokoknya;
c. Pengurus zakat adalah orang-orang yang mengatur mekanisme zakat dari
penghimpunan sampai penyaluran zakat, yang kemudian didistribusikan
kepada para mustahik;
d. Muallaf adalah orang yang baru menganut ajaran islam dan kondisinya
lemah. Mereka berhak mendapatkan zakat bukan karena kaya, tetapi
mereka membutuhkan bantuan dalam hal hak atas zakat;
e. Riqab (budak) adalah orang -orang yang belum merdeka (akan
dimerdekakan dirinya) sehingga mereka berhak menerima zakat;
f. Gharim (orang yang berhutang) adalah orang tidak memiliki harta untuk
melunasi hutang yang telah jatuh tempo, sehingga mereka berhak atas
zakat untuk membayar hutang maupun memenuhi kebutuhan pokoknya;
g. Fi sabillah adalah orang yang sedang berjuang di jalan Allah. Di mana
fisik, tenaga, lisan maupun tulisannya menjadi jalan perjuangannya untuk
ridha Allah.
h. Ibnu Sabil adalah orang -orang yang telah kehabisan bekal pada saat
perjalanan.
Berdasarkan surat At taubah: 60 tersebut, dari apa yang telah dijelaskan di atas
mengenai delapan golongan yang berhak menerima zakat, para fuqaha membagi
dua kelompok kategori yaitu pertama, mereka yang terdiri dari empat golongan di
24
antaranya fakir, miskin, amil dan muallaf. Kedua, mereka yang terdiri dari riqab,
garim, saibilillah dan ibnu as sabil. Di mana untuk golongan yang pertama para
fuqaha maupun mufassir bependapat bahwa surat At Taubah: 60 tersebut
menggunakan dengan “lam” huruf jar yang mengandung makna bahwa bagian
zakat yang diterima menjadi hak milik penuh mereka, tidak dapat diambil kembali
apabila sudah di tangan mereka. Dalam artian mereka berhak membelanjakan
sesuai kebutuhan mereka. Sedangkan untuk empat golongan yang kedua tidak
memiliki terhadap bagian zakat yang diterimanya. Maksdunya mereka hany
menerima dalam rangka mengentaskan dirinya dari perbudakan, garim untum
melunasi hutang, sabilillah untuk biaya berjihad dan ibnu as sabil hanya untuk
mencukupi ongkos perjalanannya. Alasannya perubahan huruf jar “lam” pada
empat kelompok yang kedua menjadi “fi” yang bermakna tidak menunjukan
kepemilikan melainkan menunjukan tempat. Artinya bagian zakat pada kelompokm
kedua hanya terbatas pada tempat dan posisinya masing-masing (Rafi', 2011:77-
78).
2.2.2 Pengelolaan Zakat Produktif
2.2.2.1 Asas Pengelolaan Zakat
Esensi zakat merupakan pengelolaan sejumlah harta kekayaan yang diambil
dari orang yang sudah wajib membayar zakat untuk disalurkan kepada orang yang
berhak menerimanya. Pengelolaan zakat meliputi aktifitas funding
(penghimpunan), landing (penyaluran), pendayagunaan, pengawasan dan
pertanggungjawaban harta zakat.
25
Pengelolaan zakat harus berdasarkan iman, taqwa, keterbukaan dan
kepastian hukum yang sesuai dengan pancasila dan UUD 1945, juga pengelolaan
zakat untuk meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat
yang berdasarkan ketentuan agama, meningkatkan fungsi dan intermediasi antara
keagamaan dalam mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial, serta
meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat. Asas pelaksanaan zakat tidak
semata-mata dilakukan secara individu, dari muzakki diberikan langsung kepada
mustahik, akan tetapi dilaksanakan oleh sebuah lembaga yang secara khusus
menangani zakat, yang memenuhi persyaratan tertentu yang disebut amil zakat.
Amil zakatlah yang bertugas untuk melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat,
melakukan penagihan, pengambilan dan pendistribusian secara benar dan tepat.
Di dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 mengenai Pengelolaan
Zakat, pasal 1 ayat 1 dijelaskan Pengelolaan Zakat adalah suatu kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, serta pengkoordinasian pada saat pengumpulan,
penyaluran, dan juga penggunaan zakat. Keberadaan lembaga pengelola zakat di
Indonesia diatur dalam UU No.38 Thn 1999 tentang pelaksanaan zakat, Keputusan
Menteri Agama No.581 Thn 1999 tentang pelaksanaan UU No.38 Thn 1999 dan
Keputusan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji No.
D/291 Thn 2000 tentang pedoman teknis pengelolaan zakat. Peraturan bertujuan
agar lembaga pengelola zakat lebih profesional, amanah dan transparan, sehingga
dana yang dikelola memberi dampak positif terhadap pemberdayaan dan
kesejahteraan umat.
26
Di dalam Alquran surah At Taubah ayat 103 juga dijelaskan bahwa zakat
itu diambil atau dipungut dari orang-orang yang berkewajiban zakat (muzakki)
yang kemudian disalurkan kepada orang yang berhak menerima zakat (mustahiq).
Untuk yang bertugas mengambil memungut zakat adalah para petugas dari lembaga
zakat (amil). Pengertian ‘amil adalah orang yang diberi perintah oleh
pemerintah/imam untuk mengambil, menuliskan, serta menghitung dan juga
mencatat zakat yang telah diambil dari para muzakki.
Untuk mengumpulkan zakat, sekarang bisa melalui lembaga zakat dan
lembaga amil zakat tersebut akan mengelola zakat sesuai dengan Undang-Undang
yang berlaku. Menurut Didin Hafiddudin dalam Misbahul dan Djalal (2006:162)
ada beberapa keuntungan apabila zakat dibayarkan oleh muzakki melalui lembaga
amil zakat, yaitu:
a) Dapat dijamin kepastian dalam hal kedispilinan pembayaran
zakat. Karena membayar zakat merupakan suatu kewajiban
yang juga bersifat otoritatif (paksaan).
b) Untuk menjaga perasaan kerendahan hati para mustahiq ketika
ia menerima zakat dari para muzakki.
c) Agar efisien dan efektif dalam penyaluran dan penggunaan
dana zakat menurut skala prioritas yang ada di suatu tempat.
d) Adanya syiar yang terlihat kepada masyarakat mengenai wajib
zakat bagi orang yang memiliki harta kekayaan dan telah
mencapai nisabnya.
Di dalam Alquran Allah swt berfirman:
27
اٱلذيننفضلوابرناديرزقهمعنلنى ونٱللهفنضلنبنعضنكمعنلنىبنعضفيٱلرزق فنمن
حندونن ةٱللهين منامنلنكنتأنينن همف نهمفيهسنوناءأنفنبنعمن
“Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebagian yang lain dalam
hal rezeki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak mau
memberikan rezeki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar
mereka sama (merasakan) rezeki itu. Maka mengapa mereka mengingkari
nikmat Alla”. (QS. An Nahl : 71)
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah memberikan kemampuan
memperoleh rezeki yang berbeda-beda pada setiap umat Muslim. Ada umat muslim
yang mempunyai mata pencaharian dan penghasilannya dapat memenuhi segala
kebutuhan sehari-hari. Akan tetapi, ada juga yang memiliki pekerjaan dan tidak
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Di dalam Islam distribusi kekayaan didasarkan kepada jenis pekerjaan dan
kebutuhan. Sedangkan kebutuhan merupakan salah satu prinsip dasar
pengelompokkan mustahiq (orang yang berhak menerima zakat) maka, zakat
merupakan sebuah instrument redistribusi harta kekayaan. Menurut Misbahul dan
Djalal (2006:167) untuk memanfaatkan dan mendayagunakan dana zakat
diperlukan suatu kebijakan yang dikeluarkan dari pemerintah maupun pengelola
zakat. Dana zakat tidak semuanya harus disalurkan kepada orang yang berhak
menerima zakat secara tunai dan apa adanya, akan tetapi dapat diberikan dalam
bentuk yang lain dan dapat digunakan secara produktif.
28
Menurut Hadist Riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majah disebutkan bahwa
“Sewaktu Rasulullah Saw mengutus Mu’az bin Jabal untuk pergi ke Yaman, Nabi
Saw berkata: “Pungutlah (zakat) biji-bijian dari biji-bijian, kambing dari kambing,
unta dari unta” (Misbahul dan Djalal, 2006:168). Maksud dari hadist ini kita
dianjurkan untuk mengeluarkan zakat sesuai dengan barang yang harus dizakati dan
juga dikeluarkan secepat mungkin. Hadist ini oleh sebagian ulama dijadikan
sebagai rujukan bahwa zakat harus diberikan dengan apa adanya dan digunakan
untuk kebutuhan secara konsumtif. Pemberian zakat yang apa adanya dan
digunakan secara konsumtif sangat berguna apabila zakat tersebut diberikan kepada
fakir dan miskin. Akan tetapi, pemberian dana zakat secara konsumtif kepada fakir
miskin akan cepat habis apabila ia tidak mempunyai suatu keterampilan yang dapat
mengelola zakat yang telah diberikan. Dan apabila itu terjadi, maka mereka diberi
zakat oleh muzakki yang dan dapat mencukupi biaya hidup selama satu tahun atau
selama hidupnya (Misbahul dan Djalal, 2006:168).
Berdasarkan undang- undang no.23 tahun 2011 mengenai pengelolaan zakat
perlu dijelaskan mengenai arah gerak lembaga pengelolaan zakat yang meliputi
penghimpunan, penyaluran dan pendayagunaan zakat.
1. Penghimpunan Zakat
Penghimpunan dana zakat dipadankan dengan kata “fundraising”.
Fundraising menurut Kamus Inggris- Indonesia adalah pengumpulan dana. Dan
orang yang mengumpulkan dana disebut dengan fundraiser. Sedangkan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia pengumpulan adalah proses, cara, perbuatan
29
mengumpulkan; perhimpunan; pengerahan. (www.kbbi.web.id). Oleh karena itu,
fundraising dapat diartikan sebagai kegiatan dalam rangka menghimpun dana dan
sumber daya lainnya seperti donatur dari masyarakat baik individu, kelompok,
organisasi, perusahaan ataupun pemerintah yang digunakan untuk mencapai misi
atau tujuan lembaga dan juga bisa dimaknai sebagai menggalang dana untuk
mengembangkan usaha-usaha sosial (social enterprise). (Huda, Miftahul. 2013:
32).
fundraising adalah sebuah upaya atau proses kegiatan dalam rangka
penggalangan dana dan lainnya dari masyarakat yang digunakan untuk membiayai
program dan kegiatan operasional lembaga sehingga mencapai tujuan (Huda.
Miftahul. 2013: 27-28) Fundraising tidak hanya dipahami dalam konteks
mengumpulkan dana saja sebagaimana penjelasan di atas sebab bentuk
kedermawaan dan kepedulian masyarakat tidak harus dalam bentuk dana segar saja
melainkan bisa dalam wujud sumber-sumber lain. Menurut Miftahul Huda (2012)
Fundraising sangat berhubungan dengan kemampuan perseorangan, organisasi,
dan badan hukum untuk mengajak dan mempengaruhi orang lain sehingga
menimbulkan kesadaran, kepedulian, dan motivasi untuk pemberian donasi. Istilah
fundraising sebenarnya lebih tepat digunakan dalam ruang lingkup Lembaga
Swadya Masyarakat (LSM) atau lembaga – lembaga nirlaba. (Septiyani, Rahmi.
2016: 58)
Aktifitas fundraising yang dijalankan oleh lembaga zakat ada prinsip –
prinsip yang harus dipegang teguh, karena berkaitan dengan hubungan baik yang
terjalin antara lembaga dan donatur. Adapun prinsip- prinsip tersebut di antaranya
30
harus meminta, pendekatan personal, memahami sudut pandang, menggalang dana,
kepercayaan masyarakat, mengucapkan terimakasih, keterlibatan dan kesungguhan
untuk jangka panjang, serta tanggung jawab. Adapun metode fundrasing secara
garis besar ada dua yaitu:
a) Metode Fundraising Langsung (Direct Fundraising)
Metode ini adalah teknik-teknik atau cara-cara yang melibatkan
partisipasi donatur secara langsung. Yaitu bentuk-bentuk fundraising dimana
proses interaksi dan daya akomodasi terhadap respon donatur bisa seketika
(langsung) dilakukan. Dengan metode ini apabila dalam diri donatur muncul
keinginan untuk melakukan donasi setelah mendapatkan promosi dari
fundraiser lembaga, maka segera dapat melakukan dengan mudah dan semua
kelengkapan informasi yang diperlukan untuk melakukan donasi sudah
tersedia. Sebagai contoh dari metode ini adalah: Direct Mail, Direct
Advertising, dan presentasi langsung.
b) Metode Fundraising Tidak Langsung (Indirect Fundraising)
Metode ini adalah teknik-teknik atau cara-cara yang tidak melibatkan
partisipasi donatur secara langsung. Yaitu bentuk-bentuk fundraising dimana
tidak dilakukan dengan memberikan daya akomodasi langsung terhadap respon
donatur seketika. Metode ini misalnya dilakukan dengan metode promosi yang
mengarah kepada pembentukan citra lembaga yang kuat, tanpa diarahkan
untuk transaksi donasi pada saat itu. Sebagai contoh dari metode ini adalah:
advertorial, image compaign dan penyelenggaraan Event, melalui perantara,
31
menjalin relasi, melalui referensi, dan mediasi para tokoh, dan lain sebagainya.
(Septiyani, 2016: 65-67)
2. Pendistribusian Zakat
Penditribusian zakat hanya diberikan kepada delapan kelompok yang
termaktub dalam surat At- Taubah ayat 60 di atas, penyaluran dana zakat secara
garis besar dibedakan menjadi dua yaitu untuk konsumtif dan produktif.
a) Zakat Konsumtif
Zakat yang bersifat konsumtif adalah harta zakat yang secara langsung
diberikan kepada yang tidak mampu contohnya fakir miskin. Harta zakat diarahkan
untuk memenuhi kebutuhan pokok mustahik, seperti sandang pangan dan papan.
Kebutuhan primertersebut dirasakan oleh kelompok fakir, miskin, gharim, anak
yatim piatu. Serta bantuan-bantuan lain yang bersifat insendental seperti: zakat
fitrah, santunan hari raya dan distribusi daging hewan qurban di hari raya idul adha
(Alaydrus, 2016:51). Pendistribusian dalam bentuk konsumtif dibedakan menjadi
dua (Hafidhuddin dkk., 2008:13), yaitu:
1) Konsumtif Tradisional, zakat yang langsung disalurkan kepada mustahik,
seperti jagung dan beras;
2) Konsumtif Kreatif, zakat yang disalurkan dalam bentuk lain, agar memiliki
nilai manfaat lebih, seperti peralatan sekolah, beasiswa dan pakaian anak
yatim.
b) Zakat Produktif
32
Pengeloalaan zakat secara produktif dipahami pada ruang lingkup yang lebih
luas, sesuai dengan nilai esensial dan tujuan syara. Zakat produktif merupakan dana
zakat yang disalurkan kepada mustahik berupa sesuatu yang dapat dirasakan secara
terus menerus. Dimana harta atau dana zakat yang diterima para mustahik tidak
habis dalam jangka pendek, akan tetapi dikembangkan dan digunakan untuk
membantu usaha mereka, sehingga dengan usaha tersebut mereka dapat memenuhi
kebutuhan hidup secara terus- menerus (Alaydrus, 2016:51-52). Pendistribusian
dana zakat produktif yang terkumpul diklasifikasikan dalam dua bentuk
(Hafidhuddin dkk., 2008:13), yaitu:
1) Produktif Tradisional, yakni zakat yang disalurkan dalam bentuk barang-
barang yang dapat dikembangkan atau alat utama kerja, seperti hewan ternak,
alat cukur dan mesin jahit;
2) Produktif Kreatif, yakni zakat yang disalurkan dalam bentuk penyertaan modal
usaha, sehingga penerimanya dapat mengelola dan mengembangkan usahanya
setahap lebih maju.
3. Pendayagunaan Zakat
Pendayagunaan harta zakat secara produktif sebagian ulama telah mengkaji
lebih jauh, di mana ketika menetapkan perlunya memberi bantuan kepada fakir
miskin untuk mencukupi kebutuhan selama hidupnya. Pendayagunaan zakat
merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan usaha pemerintah ata badan amil
zakat kepada sasaran dalam pengeritan lebih luas sesuai dengan cita – cita dan rasa
syara secara tepat guna, efektif dan manfaatnya sistem distribusi yang serba guna
33
dan produktif, sesuai dengan tuntunan syariat Islam dan tujuan sosial ekonomis dari
zakat itu sendiri (Rafi', 2011:83-84).
Untuk mengarahkan kepada pendayagunaan zakat yang tepat dan
cepat,serbaguna, efketif dan produktif, maka perlu perencanaan, pengarahan dan
pembinaan bagi sasaran zakat, baik mustahik yang bersifat pribadi, maupun
lembaga amil zakat yang bersifat kelompok (Rafi', 2011:85).
Sebagaimana Shawki Ismail Shehata menyatakan dana zakat dapat dapat
diberikan berupa in cash (uang tunai) dan dapat pula diberikan berupa in kind
(natura). Pemberian berupa natura mencakup peralatan produktif, alat- alat primer
dan alat- alat pengganti (Rafi'. 2011:135),.
2.2.2.2 Tujuan Pengelolaan Zakat
Di samping zakat bertujuan untuk mensucikan harta dan pemilikinya, juga
bertujuan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Zakat merupakan ibadah yang
memiliki dua dimensi, yaitu dimensi hablu min Allah (ibadah transendental) dan
dimensi hablu min an-nas (ibadah sosial) (Rafi', 2011:41). Berdasarkan UU No. 23
Tahun 2011, tujuan pengelolaan zakat adalah:
1. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat.
Pengelolaan zakat yang maksimal akan memudahkan langkah seuatuunit
pengumpul zakat untuk mencapai tujuan inti dari zakat itu sendiri, yaitu
optimalisasi zakat. Dengan bertindak efisien dan efektif, UPZ mampu
mendayagunakan dana zakat yang ada dengan optimal.
34
2. Meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat
dan penanggulangan kemiskinan. Pendayagunaan zakat dimaksudkan agar
dana zakat yang disalurkan benar-benar sampai pada orang yang berhak
menerimanya melalui pola poroduktif, sehingga akan mampu
mesejahterakan masyarakat. Model produktif bisa dilakukan dengan model
penyertaan modal usaha kepada home industri.
2.2.2.3 Jenis Dana yang Dikelola Organisasi Pengelola Zakat
UPZ mengelola beberapa jenis dana yang terhimpun (Jadidah & Puadi,
2017:125-126), di antaranya:
1. Dana Zakat
Unit Pengumpul Zakat (UPZ) mengelola dua jenis dana zakat, yaitu dana zakat
umum dan dana zakat khusus. Dana zakat umum ialah dana zakat yang ditermia
UPZ dari muzakki tanpa ada disyaratkan apapun. Dan dana zakat khusus ialah dana
zakat yang diterima UPZ dari muzakki dengan ada syarat atau permintaan tertentu,
seperti untuk disalurkan kepada anak yatim.
2. Dana Pengelola
Dana pengelola ialahdana yang menjadi hak amil untuk membiayai kegiatan
operasional lembaga, bersumber dari:
a. Porsi amil dari dana zakat
b. Bagian tertentu dari dana infaq atau shadaqah
c. Sumber lain yang tidak bertentangan dengan syariah
35
2.2.3 Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)
2.2.3.1 Definisi Gabungan Kelompok Tani (Gakpoktan)
Petani ialah seseorang yang bercocok tanam atau yang mengelola lahan
untuk mengusahakan komoditas berbasis makhluk hidup khususnya tumbuhan,
guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Kelompok tani adalah kumpulan petani yang
memiliki kepentingan dan tujuan yang sama atas dasar kemauan bersama untuk
meningkatkan kinerja usahanya. Berdasarkan arahan dari Menteri Pertanian tentang
konsep kelembagaan petani, peternak, dan pekebun, pembentukan Gabungan
kelompok tani (Gakpoktan) ialah proses penggabungan dari kelompok- kelompok
tani yang sejenis bidang usahanya (BPTB Kep.Riau, 2016:12-13). Dengan kata lain
Gakpoktan merupakan suatu wadah masyarakat untuk berkumpul dan bekerjasama
dalam mencapai tujuan mereka. Pengembangan kelompok ialah serangkaian
anggota masyarakat yang memiliki tujuan bersama.
2.2.3.2 Pembentukan Gabungan kelompok tani (Gakpoktan)
Pembentukan Gapoktan pada kegiatan pengembangan model kemitraan
argoindustri dilakukan berdasarkan beberapa kriteria, yaitu:
1. Antara kelompok tani dalam suatu wilayah (desa/kecamatan) sudah
mempunyai media komunikasi, meskipun bersifat informal.
2. Adanya kelompok tani yang siap diinisiasi menjadi gabungan kelompok
tani.
3. Antar kelompok tani dalam satu gapoktan memiliki kedekatan secara
sosiologis dan geografis.
36
4. Kelompok tani yang tergabung dalam gakpoktan memiliki kontinuitas
dalam berusaha tani (BPTB Kep.Riau, 2016: 16).
2.2.3.3 Pendekatan Pendampingan
Pendekatan yang digunakan dalam pendampingan antara lain:
1. Pendekatan budaya, pendmpingan dapat dilakukan dengan memanfaatkan
budaya yang berkembang di daerah tersebut.
2. Pendekatan sosial, pendampingan terhadap masyarakat petani perlu
memperhatikan kondisi sosial-ekonomi. misalnya melibatkan tokoh yang
disegani atau panutan dalam mensosialisasikan baik tokoh formal maupun
non formal.
3. Pendekatan briokrasi, pendampingan dengan memanfaatkan sistem
pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah. Pendekatan ini ditempuh
karena dengan pendekatan ini lebih gampang diperoleh berbagai penunjang
baik tenaga maupun dana (BPTB Kep.Riau, 2016: 69-70).
2.2.3.4 Pemandirian Gabungan kelompok tani (Gakpoktan)
Pemandirian Gapoktan merupakan kegiatan aksi untuk memfasilitasi
Gapoktan sehingga dapat mengelola kelembagaan serta pengembangan Gapoktan
secara mandiri. Kemandirian termasuk dalam peningkatan permodalan, kemitraan,
serta pengembangan unit usaha (BPTB Kep.Riau, 2016:9). Adapun Tujuan
pemandirian Gapoktan adalah:
1. Mampu menjalankan kegiatannya sendiri.
2. Mampu memanfaatkan SDM dan SDA setempat seoptimal mungkin.
37
3. Mampu mengakses pihak – pihak yang dibutuhkan pelayanan ataupun
usahanya oleh masyarakat (seperti bank, pihak, swasta dan sebagainya.
4. Kegatan pendampingan petugas sudah digantikan oleh anggota masyarakat.
Mempelajari bagaimana mampu mengakses informasi, pelayanan dan
sumberdaya lain (uang, narasumber) yang dibutuhkan dari pihak lain (BPTB
Kep.Riau, 2016:77-78).
2.2.4 Kemandirian Mustahik
2.2.4.1 Definisi Kemandirian
Secara terminologi, kata kemandirian berasal dari kata dasar mandiri.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mandiri merupakan suatu kata
sifat yang bermakna “dalam keadaan dapat berdiri sendiri, tidak bergantung pada
orang lain.” Jadi kata bendanya adalah kemandirian, yang berarti hal atau keadaan
dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada bantuan orang lain. Kata mandiri pun
dapat dipadankan dengan kata ‘berdikari’, yang memiliki arti berdiri di atas kaki
sendiri, tidak bergantung pada bantuan orang lain. Sehingga kemandirian
merupakan suatu sikap yang mengutamakan kemampuan diri sendiri dalam
mengatasi berbagai masalah demi mencapai satu tujuan, tanpa menutup diri
terhadap berbagai kemungkinan kerjasama yang saling menguntungkan.
Kemandirian merupakan konsep yang sring dihubungkan dengan
pembangunan dan menjadi faktor yang sangat penting dalam pembangunan.
Tanggung jawab utama dalam program pembangunan adalah mewujudkan
masyarakat berdaya atau memiliki daya, kekuatan dan kemampuan. Kemampuan
38
berdaya tersebut memiliki kesamaan makna dengan kemandirian masyarakat
(Zulfiyah, 2018:71).
2.2.4.2 Ajaran Islam tentang Kemandirian
Dalam ajaran islam, upaya mewujudkan kemandirian ekonomi mendorong
seseorang harus bekerja keras. Allah menegaskan bahwa untuk mengubah
nasibnya, sesorang harus mengusahakannya sendiri karena Allah tidak akan
mengubah nasib seseorang kecuali dengan usahanya sendiri. Hal ini termaktub
dalam surah Ar- Rad ayat 11 sebagai berikut,
حنت اللهنلاني غني رمنابقنوم إن لفهينفنظوننهمنأنمرالله يهونمنخن يندن لنهمعنقبناتمنب ني
ممندونهمنونال ونمنالن سوءافنلانمنرندلنه ونإذناأنرنادناللهبقنوم ي غني روامنابأنن فسهم
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran,
di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”
(Surat Ar Rad: 11)
2.2.4.3 Indikator Kemandirian Ekonomi Mustahik berdasarkan Indeks
Zakat Nasional
Indeks kemandirian mengukur tingkat kemandiran rumah tangga mustahik
berdasarkan tingkat pendapatan, aset yang disewakan dan tabungan (Puskas
BAZNAS, 2017: 18). Tingkat pendapatan merupakan sumber pemasukan dari
39
usaha mustahik seperti karyawan, petani, pedagang, buruh atau lainnya. serta
pendapatan tidak rutin seperti kiriman keluarga, bantuan pemerintah, dan kiriman
pihak lainnya. Aset yang disewakan seperti tanah, rumah, kendaraan, atau peralatan
lainnya. Tabungan dan simpanan ialah bentuk simpanan mustahik kepada lembaga
keuangan baik yang berbasis syariah maupun konvensional dan simpanan pribadi
seperti tabungan dalam bentuk celengan, brankas dan sejenisnya (Farchatunissa,
2017:38-39). Menurut Badan Pusat Statistik tahun 2018 mengenai pendapatan
minimal garis kemiskinan di Kabupaten Malang sebesar 314,55 ribu.
Pengukuran Indeks Kemandirian Mustahik rumah tangga dilakukan
dengan melihat apakah mustahik rumah tangga memiliki pekerjaan tetap,
usaha/bisnis dan tabungan. Skala Likert digunakan untuk mengukur kondisi
kemandirian dari para mustahik rumah tangga. Adapun rumus untuk menghitung
nilai indeks kemandiran yaitu 𝑆𝑐𝑜𝑟𝑒 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙−𝑆𝑐𝑜𝑟𝑒 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙
𝑆𝑐𝑜𝑟𝑒 𝑀𝑎𝑥𝑖𝑚𝑎𝑙−𝑆𝑐𝑜𝑟𝑒 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙. Berikut skoring dimensi
makro aspek kemandiran berdasarkan Index Zakat Nasional,
Tabel 2.2
Skoring Dimensi Mikro Aspek Kemandirian
No Variabel
Kriteria (1= sangat lemah, 2= lemah, 3= cukup, 4= kuat, 5=sangat kuat)
1 2 3 4 5
1 Kemandirian
Tidak
memiliki
pekerjaan dan
usaha/bisnis
Memiliki
pekerjaan
tidak tetap
(serabutan)
Hanya
memiliki
salah satu
dari
pekerjaan
tetap atau
usaha/
bisnis
Memiliki salah
satu tabungan
dari pekerjaan
tetap atau
usaha/ bisnis
dan memiliki
tabungan
Memiliki
pekerjaan
tetap,
usaha/
bisnis dan
tabungan
Sumber: Index Zakat Nasional, 2016
40
2.3 Kerangka Berfikir
Gambar 2.1
Kerangka Berfikir
Sumber: Diolah peneliti,2019
KEMANDIRIAN MUSTAHIK
Yayasan Dana Sosial AL Falah Malang
dan
Kelompok Ternak Hutan Rakyat (KTHR) Rukun Amanah Wagir -
Malang
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Pengkordinasian
Undang Undang No.23 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan Zakat yang mencakup tiga
aspek:
1. Penghimpunan,
2. penyaluran dan
3. pendayagunaan zakat
41
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini bercorak kualitatif (qualitative research), yaitu penelitian
yang berupaya memberikan gambaran secara objektif terhadap objek yang diteliti,
serta menafsirkan dan memberi makna terhadap data yang diperoleh dari penelitian.
Menurut Sugiyono (2010) penelitian kualitatif merupakan penelitian yang objeknya
bersifat alamiah, di mana penulissebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data
secara induktif, dan hasil penelitiannya lebih menekankan makna (Djamal,
2015:15).
Karaktersitik utama penelitian kualitatif, diantaranya lebih mementingkan
proses, latar alamiah, manusia sebagai instrumen, teori dasar, data deskriptif
analisis data secara induktif, desain bersifat sementara (bisa berubah setiap saat),
hasil penelitian dirundingkan dan disepakti bersama, analisis data dilakukan sejak
awal (Djamal, 2015:21).
Selanjutnya, penelitian ini melakukan proses pengumpulan data terkait teori
Zakat produktif, pelaksanaa pengelolaan zakat produktif serta data-data zakat di
Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF) Kota Malang, konsep pemberdayaan, ruang
lingkup usaha mikro, dan kemandirian di sumber-sumber ilmiah, seperti buku-
buku, artikel, makalah, hasil seminar, situs internet dan sumber lainnya yang
memiliki korelasi dengan pembahasan yang penulis angkat.
42
Pendekatan penelitian dilakukan melalui dua tahap yaitu pilot resarch
merupakan penelitian pendahuluan yang berfungsi untuk mempertajam arah kajian
utama. Menurut Iswara (2008) Pilot research dimaksud untuk menelaah prosedur
kelayakan penelitian yang dilakukan dan hal lain masih abstrak. Dalam hal ini,
penulis melakukan pra research sebagai pengamatan awal terhadap situs penelitian.
Yayasan Dana Sosial Kota Malang memiliki beberapa program penyaluran dana
zakat, yaitu: program pendidikan, pogram yatim, program dakwah, program masjid
& musholla, program kemanusian. Akan tetapi, penulis fokus pada porgram
kemanusian, di mana program kemanusian ini lebih kepada pemberdayaan
mustahik menjadi mandiri yang disebut perogram ekonomi mandiri. Hal tersebut
sejalan dengan konsep yang akan penulis kaji pada penelitian ini mengenai konsep
zakat produktif menuju kemandirian mustahik.
3.2 Situs Penelitian
Situs penelitian yang dipilih adalah Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF)
Malang yang berada di Jl.Kahurapan No.12, Kota Malang, Jawa Timur 65119 dan
Kelompok Ternak Hutan Rakyat (KTHR) Rukun Amanah Wagir- Malang.
3.3 Informan
Pada penelitian kualitatif, penulis memasuki situasi sosial serta melakukan
observasi dan wawancara kepada orang-orang yang dipandang tahu tentang situasi
sosial tersebut. Informan dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang dipercaya
paling mengetahui tentang pengelolaan dana zakat yang ada di Yayasan Dana
43
Sosial Al Falah dan Kelompok Ternak Hutan Rakyat (KTHR) Rukun Amanah
Wagir- Malang. Berikut ini dalah kriteria yang bisa digunakan:
1. Informan harus mengalami langsung situasi atau kejadian yang berkaitan dengan
topik penelitian. Untuk mendapatkan diskripsi dari sudut pandang orang
pertama. Maka dalam penelitian ini, penulis mengambil pengurus dari lembaga
keuangan Yayasan Dana Sosial Al Falah Malang, dikarenakan pengurus dari
lembaga keuangan ini mengetahui secara detail. Selain pengurus, peneliti juga
memilih mustahik dan da’i (kordinator) KTHR Rukun Amanah Wagir- Malang
sebagai informan untuk menggali mengenai pengelolaan zakat yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan dan pengkoordinasian. Kemandirian ekonomi
mustahik
2. Informan bisa dan mampu menggambarkan kejadian atau fenomena yang telah
dialaminya. Terutama dalam sifat alamiah dan maknanya. Dengan begitu
diharapkan hasil yang diperoleh data yang alamiah dan refleksi menggambarkan
keadaan yang sebenarnya.
Penentuan subyek pada orang yang diwawancarai dilakukan secara purposive
sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data
dengan pertimbangan tertentu, hingga data yang terkumpul mencapai pada titik
jenuh data. Adapun nama- nama informan sebagai sarana penulis menggali lebih
dalam mengenai diskursus penelitian ini, sebagai berikut:
44
Tabel 3.1
Nama – Nama Informan
NO Nama Jabatan Keterngan
1. M. Fandy Bakhtiar Manajer Penghimpunan
YDSF Malang
Lama kerja 8 Tahun
2 Wildan Ismaulandy Penanggung Jawab Sosial
Kemanusian
Lama Kerja 1,5 tahun
3. Mansyur Arif Ketua KTHR Rukun
Amanah Wagir- Malang
Pengurus selama 4,5
tahun
4. Amin Anggota KTHR Rukun
Amanah Wagir- Malang
Bergabung tahun
2015
5. Atmo Anggota KTHR Rukun
Amanah Wagir- Malang
Bergabung tahun
2015
6. Suliyadi Anggota KTHR Rukun
Amanah Wagir- Malang
Bergabung tahun
2016 Sumber: Data diolah peneliti,2019
3.4 Data dan Jenis Data
Menurut Moleong (2009:158), pencatatan sumber data melalui wawancara atau
pengamatan merupakan hasil gabungan dari kegiatan melihat, mendengar, dan
bertanya. Pada penelitian kualitatif, kegiatan -kegiatan ini dilakukan secara
sadar,terarah dan senantiasa bertujuan memperoleh suatu informasi yang
diperlukan. Berbagai sumber data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1. Data Primer, yakni data yang diambil dari sumber data pertama di lapangan
(Bungin,2001:128). Yaitudata yang langsung memberikan data kepada pengumpul
data. Dalam penelitian ini sumber data yang diperoleh secara langsung dari
sumbernya dengan cara observasi/pengamatan, wawancara, dokumentasi, serta
audio dan visual yang diperoleh dari orang-orang yang terlibat dalam pungutan
zakat produktif dan pengelolaan ternak kambing di Dusun Mitra Wagir- Malang.
45
2. Data Sekunder, yakni data yang diperoleh dari sumber kedua
(bungin,2001:128) Data sekunder pada penelitian ini, meliputi:
a. Buku tentang zakat produktif, pemberdayaan, ruang lingkup usaha mikro,
dan konsep kemandirian;
b. Artikel yang bersangkutan dengan topik penelitian ini;
c. Jurnal tentang zakat produktif, pemberdayaan dan kemandirian;
d. Berita online seperti data kemiskinan, tingkat pertumbuhan ekonomi dan
data pendukung lainnya;
e. Dan lain-lain.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
1. Pengamatan
Angrosino (2007) menyatakan bahwa pengamatan merupakan aktifitas
memperhatikan fenomena di lapangan melalui ke lima indra peneliti, kerapkali
dengan instrumen atau perangkat ,dan merekamnya untuk tujuan ilmiah. Hal serupa
yang dikemukan Marshall (1995) “through observation, the reseacher learn about
behavior and the meaning attached to those behavior”, (Melalui observasi,
penulisbelajar tentang prilaku, dan makna dari prilaku tersebut
(Sugiyono,2013:403). Dalam penelitian ini, observasi yang dilakukan dengan turun
ke lapangan dan melakukan pengamatan langsung yang berkaitan dengan program
Ekonomi Mandiri di Kelompok Ternak Hutan Rakyat Wagir - Malang dan tempat
tinggal atau tempat usaha (ternak) penerima program tersebut.
46
2. Wawancara
Esterberg menjelaskan bahwa wawancara merupakan pertemuan dua orang
untuk bertukar informasi dan gagasan melalui teknik tanya jawab yang
menghasilkan konstruksi makna tentang topik tertentu (Djamal,2015:75).
Menurut Lincoln dan Guba, wawancara berfungsi antara lain: (a)
mengkonstruksi mengenai orang, kegiatan, kejadian, perasaan, pikiran, motivasi,
organisasi; (b) merekonstruksi kebulatan-kebulatan sebagai yang telah diharapkan
untuk dialami masa lalu; (c) memproyeksi kebulatan-kebulatan sebagai yang telah
diharapkan untuk dialami di masa yang akan datang; (d) memverifikasi, mengubah
dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun
bukan manusia; dan (e) memverifikasi, mengubah dan memperluas kontruksi yang
dikembangkan oleh penulis sebagai pengecekan anggota.
3. Dokumentasi
Menurut Guba dan Lincoln mengemukakan bahwa dokumentasi merupakan
setiap bahan tertulis atau film yang tidak dipersiapkan karena ada permintaan
seorang peneliti (Djamal, 2015:86). Artinya studi dokumentasi hanya sebagai
pelengkap dari penggunaan metode pengamatan dan wawancara dalam penelitian
kualitatif. Dalam penelitian ini bentuk dokumen yang digunakan adalah:
a. Dokumen terkait dengan program Ekonomi Mandiri
b. Dokumen terkait YDSF Malang, Dusun Mitra, dan usaha para Mustahik
penerima program tersebut
c. Buku, jurnal dan artikel yang terkait dengan topik penelitian ini.
47
3.6 Analisis Data
Menurut Sugiyono (2010) Analisis data dalam penelitian kualitatif merupakan
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh melalui
wawancara mendalam, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga mudah
dipahami, dan hasil temuannya dapat disampaikan kepada orang lain. Miles dan
Huberman dalam Djamal (2015:145), mengemukakan bahwa aktifitas analisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus hingga
datanya mencapai titik jenuh. Adapun aktifitas analisis data, yiatu data reduction,
data display, dan conclusion drawing/verification.
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi data merupakan bentuk analisis untuk mempertajam, memilih,
memfokuskan, membuang dan menyusun data ke arah pengambilan kesimpulan
(Djamal, 2015:147).
Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui wawnacara, dan hasil pengamatan
dokumen lain. Data tersebut kemudian dirangkum dan diseleksi untuk memberikan
gambaran yang jelas.
2. Data Display (Penyajian Data)
Langkah selanjutnya, Penyajian data merupakan proses menyajikan data
setelah direduksi data. Penyajian data dalam penelitian kualitatif dilakukan dalam
bentuk ikhtisar, bagan, hubungan antar kategori. Dan data yang disajikan perlu
disusun secara sistematis berdasarkan kriteria tertentu seperti urutan, konsep,
kategori, pola, dan lain-lain (Djamal, 2015:148)
48
Dalam penelitian ini, data yang telah tersusun secara sistematis yang
didapatkan dari hasil wawancara dan sumber pustaka dikelompokan untuk
memudahkan pemahaman terhadap konsep penelitian.
3. Conclusion Drawing/ Verification (Kesimpulan)
Langkah terakhir, pada penelitian kualitatif, kesimpulan awal diambil masih
bersifat sementara, sehingga dapat berubah setiap saat apabila tidak didukung bukti-
bukti yang kuat. Tetapi apabila kesimpulan yang telah diambil didukung dengan
bukti-bukti yang shahih atau konsisten, maka kesimpulan yang diambil bersifat
kredibel (Djamal, 2015:148).
Kesimpulan hasil penelitian harus dapat memberikan jawaban terhadap
rumusan masalah yang diajukan. Juga rumusan masalah harus menghasilkan
temuan baru di bidang ilmu yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat
berupa deskripsi tentang suatu objek/ fenomena yang sebelumnya masih samar,
setelah diteliti menjadi lebih jelas (Djamal, 2015:149).
Gambar 3.1
Proses Analisis Data Model Interaktif
Sumber: Djamal, 2015
3.7 Uji Keabsahan Data
Data terkumpul adalah modal awal yang sangat penting dalam sebuah
penelitian. Oleh karenanya, keabsahan data yang terkumpul menjadi rivalitas dalam
Data Collection Data Display
Conclusion
Data Reduction
49
aktifitas penelitian. Sehingga data yang valid merupakan data “tidak berbeda”
antara data yang dilaporkan oleh penulis dengan data yang sesungguhnya terjadi
pada objek penelitian (Sugiyono 2015:117).
Penelitian yang dilakukan menggunakan teknik tringulasi dalam menguji
keabshan data penelitian ini. Tringulasi merupakan pemeriksaan data dari berbagai
metode dan waktu. Triangulasi dibagi menjadi tiga yaitu (Sugiyono, 2015:122):
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber adalah pengujian yang dilakukan guna menguji kredibilitas
data, yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui
beberapa sumber. Proses pelaksanaan triangulasi sumber yang dilakukan oleh
penulis adalah dengan cara melakukan wawancara terhadap beberapa informan
dengan pertanyaan yang sama agar mendapatkan informasi yang valid.
2. Tringulasi Teknik
Tringulasi teknik adalah pengujian yang berfungsi untuk menguji kredibilitas
data yang dilakukan dengan cara memverifikasi data kepada sumber yang sama
dengan teknik berbeda. Proses pelaksanaan tringulasi teknik yang dilakukan oleh
penulis adalah dengan cara melakukan wanwacara kepada informan secara
langsung dan via telepon.
3. Tringulasi Waktu
Tringulasi waktu adalah salah satu faktor yang menjadi tolak ukur kredibilatas
data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara pada pagi hari. Proses
pelaksanaan tringulasi waktu yang dilakukan penulis dengan model wawancara di
waktu yang berbeda.
50
3.8 Panduan Wawancara
Salah satu keberhasilan suatu observasi terletak pada saat proses wawancara
dengan informan. Proses wawancara dapat dikatakan berhasil apabila pembahasaan
dalam wawancara tetap pada koridor penelitian. Dalam persiapan wawancara,
terutama wawancara bebas dan semi terstruktur dibutuhkan panduan wawancara
untuk peneliti yang disebut dengan interview protocol . Panduan wawancara berisi
tentang apa saja yang setidaknya harus digali peneliti kepada informan dalam
wawancara dan juga membantu proses wawancara agar tidak melenceng dari topik
penelitian (Suraso, 2012: 48). Adapun gambaran secara umum wawancara yang
dilakukan oleh peneliti kepada informan yaitu:
1. Wawancara kepada Amil (pengurus YDSF Malang) seputar topik pengelolaan
zakat sesuai dengan UU No.13 Thn 2011 yang meliputi Penghimpunan,
Pensitribusian dan Pendayagunaan. Secara garis besar pertanyaan – pertanyaan
yang diajukan yaitu:
a. Bagaimana latar belakang pendirian YDSF Malang? Bagaimana susunan
struktur organisasi dan job descrption YDSF Malang?
b. Apa saja program kerja YDSF Kota Malang? Mengapa memilih program
– program tersebut?
c. Berapa persen peruntukan dana zakat konsumtif dan produktif?
d. Pengelolaan dana zakat diperuntukan program apa saja? Dan bagaimana?
e. Bagaimana YDSF Malang dalam mencari atau mengambil sumber dana
muzzaki
f. Bagaimana penentuan mustahik YDSF Malang?
51
g. Bagaimana pengelolaan dana zakat produktif YDSF Kota Malang?
h. Bagaiamana bentuk penyaluran dana zakat produktif?
i. Pemberian dana zakat produktif dalam bentuk bantuan murni atau
pinjaman? Dan bagaimana mekanismenya?
j. Bagaimana model bantuan/pemberian dana zakat produktif kepada dusun
mitra di Wagir Malang?
k. Berapa dana yang diberikan kepada dusun mitra di Wagir Malang?
l. Bagaimana sikap YDSF Malang terhadap mustahik penerima bantuan
zakat produktif? Di lepas atau terikat?
2. Wawancara kepada pendamping (Da’i) KTHR Rukun Amanah Wagir Malang
yang menjalankan pendayagunaan zakat produktif. Secara garis besar
pertanyaan – pertanyaan yang diajukan, yaitu:
a. Bagaiamana latar belakang kelompok Tani Ternak Hutan Rakyat Rukun
Amanah (KTHR)? Dan apa visi dan misi KTHR?
b. Berapa banyak anggota dan pengurus KTHR ini? Dan ada berapa devisi?
c. Kapan program bantuan zakat produktif berupa hewan ternak ini dibuat?
d. Berapa hewan ternak atau modal yang diterima dari YDSF Malang?
e. Apakah sebelum menerima bantuan dari YDSF Malang sudah memiliki
hewan ternak? Bagaimana perkembangan hewan ternak yang diterima?
f. Bagaimana perkembangan program hewan ternak ini setiap tahun? Dan
berapa kambing dan mustahik yang bergabung hingga saat ini?
g. Bagaimana pengelolaan zakat produktif dalam bentuk hewan ternak ini?
h. Apakah bantuan yang diterima berupa bantuan murni?
52
i. Apa persyaratan untuk mendapatkan dana zakat produktif dari YDSF
Malang
j. Kapan kegiatan pemberdayaan (pelatihan) di adakan YDSF Malang? Dan
bagaimana model pemberdayaannya?
k. Bagaimana pengelolaan KTHR wagir?
l. Darimana sumber-sumber pemasukan KTHR?
3. Wawancara kepada mustahik (Anggota) KTHR Rukun Amanah Wagir
Malang, secara garis besar pertanyaan- pertanyaan yang diajukan, yaitu:
a. Sejak kapan menerima bantuan hewan ternak dari KTHR ? dan berapa
banyak hewan yang diterima?
b. Apa persyaratan untuk mendapatkan bantuan hewan ternak dari KTHR?
c. Apakah sebelum menerima bantuan sudah memiliki hewan ternak? Dan
kemampuan untuk berternak hewan?
d. Pekerjaan apa saja yang sedang ditekuni dan darimana saja sumber
pendapatan?
e. Apakah memiliki tabungan atau simpanan di lembaga keuanagan atau
simpanan pribadi?
f. Apakah dalam pemberian dana zakat produktif dalam bentuk bantuan
murni?
g. Kapan saja kegiatan pemberdayaan/ pelatihan diadakan dari KTHR dan
YDSF Malang? Dan bagaimana manfaat dari pelatihan tersebut?
h. Apakah ada pekerjaan lain di luar beternak hewan?
i. Bagaimana pengelolaan hewan ternak?
53
j. Apakah dalam mengurusi hewan ternak seorang diri? Dan bagaimana
proses pemeliharaan yang diterapkan?
k. Bagaimana kontribusi bantuan hewan ternak terhadap kondisi ekonomi
mustahik?
l. Apakah bantuan hewan ternak membantu memenuhi kebutuhan keluraga
mustahik?
m. Mengapa anda memilih untuk berternak dan bergabung menjadi anggota
KTHR, tidak pekerjaan yang lain?
54
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 Paparan Data
4.1.1 Profil Yayasan Dana Sosial Al Falah Malang
4.1.1.1 Sejarah Yayasan Dana Sosial Al Falah Malang
Doktrin Yayasan Dana Sosial Al Falah Malang ialah menjadi lembaga
pendayagunaan dana dan penghimpunan dana. YDSF Malang berdiri pada tahun
2001, berangkat dari sebuah momentum kerjasama antara Yayasan Masjid Ahmad
Yani Malang dengan YDSF Surabaya. Dasar dari bentuk kerjasama ini merupakan
suatu kebutuhan untuk membantu masyarakat dhuafa, serta peningkatan program –
program dakwah khususnya di Masjid Ahmad Yani Malang. Melalui Memorendum
of Understanding (MoU) inilah YDSF lahir, di mana pada tahun 2001 YDSF pusat
membuka dua cabang yaitu YDSF Cabang Malang dan YDSF Cabang Jember.
Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan YDSF, per Januari 2010
YDSF Malang sudah mandiri (tidak menjadi kantor cabang) berdasarkan hasil
keputusan rapat pengurus lengkap YDSF Pusat. Dengan konsekuensi pembentukan
yayasan baru yaitu Yayasan Dana Sosial Al Falah Malang, dengan menerapkan
manajemen modern.
Pada tahun 2016, struktur organisasi YDSF Malang ditopang oleh empat
pilar utama yaitu, Departemen Penghimpunan, Departemen Program dan
Pemberdayaan, Departemen Operasional, dan Departemen Bisnis. Pada tahun ini
pun, optimalisasi kerja difokuskan kepada peningkatan kualitas Sumber Daya
Insani, penguatan sistem data, akuntabiliatas, dan perkuatan jaringan. Sebagai
55
pengelola dana zis yang dikelola secara amanah dan profesional, YDSF Malang
telah memberikan dampak positif dalam problematika kemasyarakatan.
4.1.1.2 Visi dan Misi Yayasan Dana Sosial Al Falah Malang
1. Visi Yayasan Dana Sosial Al Falah Malang
“Menjadi organisasi pengelola zakat, infaq, dan shadaqah (zis) terdepan
di Jawa Timur yang selalu mengutamakan kepuasan donatur dan
mustahik”
2. Misi Yayasan Dana Sosial Al Falah Malang
a. Memberikan pelayanan prima kepada donatur melalui program-
program layanan donatur yang didukung oleh jaringan kerja yang luas,
sistem manajemen yang rapi, serta SDM yang amanah dan profesional.
b. Melakukan kegiatan pendayagunaan dana yang terbaik pada sektor
pendidikan, dakwah, yatim, kesehatan dan sosial, untuk menunjang
peningkatan kualitas dan kemandirian mustahik.
c. Memberi keuntungan dan manfaat yang berlipat bagi donatur dan
mustahik.
4.1.1.3 Struktur Organisasi Yayasan Dana Sosial Al Falah Malang
Suatu organisasi dalam mencapai visi dan misinya tentu melakukan upaya-
upaya agar lebih teroganisir dan tertata dengan jelas. Dengan pembagian kerja yang
teroganisir, maka semua elemen yang ada di oraganisasi akan dapat bekerja secara
optimal. Adapun struktur organisasi di Yayasan Dana Sosial Al Falah Malang dapat
dilihat dari gambar di bawah ini.
56
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Yayasan Dana Sosial Al Falah Malang
Sumber: Yayasan Dana Sosial Al Falah Malang, 2019
4.1.1.4 Program Kerja Yayasan Dana Sosial Al Falah Malang
Pada tahun 2010 YDSF Malang mulai melakukan pembenahan di berbagai
aspek, di anataranya: penguatan Sumber Daya Insani, penguatan sistem, penguatan
program, penguatan jaringan serta penguatan layanan. Dalam hal ini program-
program yang dijalankan oleh YDSF Malang lebih mengarah pada program yang
strategis, berkelajutan dan berbasis kebutuhan. Adapun program – program YDSF
Malang, di antaranya:
1. Pendidikan
Program di bidang pendidikan di YDSF Malang, di antaranya:
a. PERMATA (Pendidikan Cerdas Mandiri Generasi untuk Generasi Bangsa),
bertujuan untuk memberikan dukuangan bagi sekolah dan pelaku
DIREKTUR
KESEKERTARITAN UMUM
STAF UMUM
MANAJER PENGHIMPUNAN
ADMIN PENGHIMPUNAN
KOORD. KANTOR PELAYANAN
SINGOSARI BATU
CS & ADMIN
KOORD .FO
FUNDRAISING OFFICER
MANAJER PEMBERDAYAAN
ADMIN PROGRAM
PENYALURAN
STAFF. BID, DAKWAH
STAFF. BID. PENDIDIKAN &
YATIM
STAFF BID.SOSIAL
KEMANUSIAN
STAFF AMBULANCE
MANAJER KEUANGAN
ACCOUNTING
KASIR UMUM
KASIR BANK
MANAJER KOMUNIKASI
KOORD KOMUNIKASI &
LAYANAN DONATUR
KOORS.MEDIA
STAFF.IT
57
pendidikan untuk memberikan yang terbaik bagi negeri ini. adapun bentuk
aktifitasnya berupa: (1) kelas model merupakan program pendampingan
guru kelas/ walikelas dalam mengelola kelas, serta melakukan kegiatan
pembelajaran siswa aktif, (2) Akademi Kepala Sekolah merupakan program
pendampingan kepala sekolah guna memenuhi standar kompetensi yang
merujuk pada kemampuan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah yang
meliputi afektif, kognitif, dan psikomotorik dengan beberapa dimensinya.
b. Back to School, bertujuan untuk men-support dan memotivasi siswa
dhuafauntuk bersekolah dengan memberikan bantuan tas, sepatu, dan
perlengkapan sekolah siswa yatim dan dhuafa pelosok desa.
c. Lembaga Pendidikan Mustahik Permata, bertujuan untuk menjadikan
kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan nyaman dan lancar, dengan
memberikan bantuan kebutuhan sarana dan prsarana lembaga pendidikan.
d. Beasiswa Permata, bertujuan untuk memberikan apresiasi kepada para
siswa berprestasi baik akademik dan non akademik dari keluarga yang tidak
mampu.
e. Sekolah Mitra Permata, bertujuan untuk peningkatan mutu siswa, sarana
prasarana sekolah dan renovasi sekolah, dengan melaksanakan pelatihan
metodologi pengajaran dan lain sebagainya.
2. Program Dakwah
Program dakwah difokuskan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat,
agar masyarakat mampu memahami Islam secara benar.
58
a. Program Griya Tahfizh Balita YDSF Malang, program ini sebagai sarana
untuk belajar menghafal Alquran dengan menggunakan metode tabaraq.
Program ini diperuntukan balita usia minimal 3 tahun.
b. Konsultasi Agama, program ini bertujuan untuk membantu masyarakat
menjawab problematika kehidupan sehari-hari menurut syariat Islam.
Media konsultasi melalui sms, e-mail, website YDSF Malang.
c. Islamic Short Course (ISC), program ini merupakan kegiatan kursus singkat
terkait ilmu agama yang dikemas secara praktis dan mudah. Adapun
materinya yaitu, seputar fiqih, aqidah, sirah nabawiyah, dan akhlaq. Dengan
durasi waktu kursus selama 6 bulan, 2 kali pertemuan setiap minggu.
d. Program Da’i YDSF, progran ini merupakan bentuk pelayanan kepada
msyarakat, dengan aktifitas majelis taklim, konsultasi agama bagi
masyarakat menjadi tokoh agama sekaligus menjadi mitra salur program
YDSF Malang.
3. Program Masjid
a. Layanan Masjid, program ini berupa bantuan pembangunan dan renovasi
masjid dan mushala, serta mendukung kegiatan kajian yang dilakukan
masjid/ mushola, juga bantuan dukungan imam masjid/mushala
b. Masjid Mitra, program ini bertujuan untuk meningkatkan dan memajukan
masjid dari segi jamaah masjid melalui kegiatan yang mengacu pada
pembinaan umat terutama di bidang keagamaan.
59
4. Program Yatim
a. Layanan Lembaga Kesjahteraan Sosial Anak (LKSA) Mitra YDSF
Malang, program ini merupakan kerjasama YDSF Malang dengan LKSA
mitra dengan melakukan pendampingan kepengasuhan LKSA agar
menjadi community centre, pemberian bantuan untuk pengadaan sarana
dan prasarana LKSA.
b. Yatim Ceria, program ini berupa bantuan dana pendidikan kepada yatim
agar mereka tetap bisa melanjutkan sekolah, berprestasi, dan meraih cita-
cita yang diinginkan, serta bantuan biaya hidup keluraga yatim.
5. Program Sosial Kemanusian
a. Program Zakat untuk Mustahik (ZUM), program ini merupakan penyaluran
dana zakat yang dikhususkan kepada delapan asnaf dalam bentuk bantuan
biaya hidup, modal usaha, dan bantuan untuk ghorim.
b. Bakti Sosial, program ini bertujuan memenuhi kebutuhan pokok
masyarakat di suatu daerah untuk jangka pendek, serta pelayanan kesehatan
gratis dan intervensi gizi.
c. Peduli Bencana Kemanusian, program ini merupakan bantuan dana kepada
korban bencana kemanusian baik skala lokal, nasional maupun
internasional. Seperti letusan gunung kelud tahun 2014, Gempa lombok
tahun 2018, tsunami palu – donggala tahun 2018, pengungsi Rohingya di
Aceh, pengepungan dan blokade Gaza Palestina.
d. Relawan Sosial Kemanusian, program ini merupakan bantuan fasilitas
kepada para donatur, mitra kerja, dan seluruh stakeholder YDSF Malang,
60
dengan cara membentuk komunitas relawan YDSF Malang yang akan
mengakomodir setiap potensi individu maupun kelompok masyarakat.
e. Layanan Kesehatan Sosial, program ini merupakan bantuan peduli
kesehatan yang ditujukan untuk masyarakat Malang Raya. Adapun program
layanan kesehatan sosial ini di antaranya, pelayanan kesehatan umum,
pelayanan kesehatan gigi, pelayanan mobil ambulan, pelayanan mobil
jenazah.
f. Program sahabat desa, program ini berupa pendampingan suatu desa agat
terciptanya kemandirian desa tersebut yang dilihat dari aspek kesehatan,
pendidikan, dan ekonomi.
g. Ekonomi Mandiri, program yang berupa bantuan modal usaha dan sarana
prasarana yang dibutuhkan mustahik, pendampingan dan monitoring
perkembangan mustahik.
4.1.2 Profil Kelompok Ternak Hutan Rakyat (KTHR) Rukun Amanah
Wagir- Malang
4.1.2.1 Sejarah Kelompok Ternak Hutan Rakyat (KTHR) Rukun Amanah
Wagir- Malang
Berangkat dari masifnya golongan yang melakukan gerakan pendangkalan
akidah kepada masyarakat di wagir- Malang. Di mana mereka membungkus tujuan
mereka melalui program yang bisa menarik hati warga Sukodadi, Wagir Malang
seperti program bimbel gratis, bantuan ekonomi (sembako, makanan) dan lain-
lainnya. Juga melihat kegiatan masjid yang vakum dan masjid kurang terfungsikan
61
dengan baik, mulailah di tahun 2010 mendirikan TPQ di Masjid dengan
mendatangkan guru-guru mengaji.
Seiring berjalannya waktu, di tahun 2013 ust Mansyur Arif memiliki
gagasan untuk berdakwah di bidang sosial kemanusian. Di mana beliau melakukan
survei potensi-potensi yang dimiliki oleh masyarakat Sukodadi, Wagir – Malang
yaitu peternakan dan pertanian, tetapi potensi tersebut tidak terafiliasi dengan saya
analisis juga masyarakat banyak yang ternak tapi tidak terafiliasi, terintegrasi dan
berkelompok. Juga, tidak ada yang membantu para peternak memasarkan atau
mengakses penjualan kepada konsumen, tidak ada yang mendampingi cara
pemeliharaan yang baik jangka pendek dan jangka panjang. Hal inilah Kemudian,
pada bulan maret 2014 ust Mansyur dengan aperatur desa mengundang peternak-
peternak dan petani – petani Sukodadi, Wagir-Malang dengan harapan terbentuk
wadah untuk saling belajar dan mengembangkan ternak hewan ini menjadi lebih
baik lagi, yang kemudian dibentuklah kelompok masyarkat yang dinamakan
Kelompok Tani Hutan Rakyat (KTHR) Rukun Amanah yang beranggotakan 40
orang dan terdiri dari lima orang pengurus yaitu Ketua, Wakil Ketua, Sekertaris,
Bendahara dan Humas (Hubangan Masyarakat).
4.1.2.2 Visi dan Misi Kelompok Ternak Hutan Rakyat (KTHR) Rukun
Amanah Wagir- Malang
Kelompok Ternak Hutan Rakyat (KTHR) Rukun Amanah Sukodadi, Wagir
Malang yang merupakan organisasi kemasyarakatan di bidang sosial ekonomi ini
memiliki visi “Petani peternak berdaya lebih, lebih berdaya”. Dengan misi
Memaksimalkan potensi masyarakat secara optimal, melakukan pendampingan
62
kepada para peternak, dan mengintegrasikan para peternak dengan potensi warga
lainnya.
4.1.2.3 Struktur Organisasi Kelompok Ternak Hutan Rakyat (KTHR)
Rukun Amanah Wagir- Malang
Suatu organisasi dalam mencapai visi dan misinya tentu melakukan upaya-
upaya agar lebih teroganisir dan tertata dengan jelas. Dengan pembagian kerja yang
teroganisir, maka semua elemen yang ada di oraganisasi akan dapat bekerja secara
optimal.
Kelompok Tani Hutan Rakyat (KTHR) Rukun Amanah memiliki struktur
organisasi relatif sederhana. Adapun struktur organisasinya dapat dilihat dari
gambar di bawah ini.
Gambar 4.2
Struktur Organisasi KTHR Rukun Amanh Wagir- Malang
Sumber: Diolah peneliti,2019
63
4.1.2.4 Program Kerja Kelompok Ternak Hutan Rakyat (KTHR) Rukun
Amanah Wagir- Malang
Kelompok Ternak Hutan Rakyat (KTHR) Rukun Amanah Wagir – Malang
dalam memaksimalkan potensi peternakan di wagir – malang terdapat beberpa
program, di antaranya:
1. Pembibitan dan penggemukan merupakan program kerja yang dilakukan
oleh KTHR dalam mengarahkan anggotanya untuk memelihara kambing
yang diberikan atau dimiliki oleh anggota, di mana pakan ternaknya
disediakan oleh KTHR. Juga anggota dianjurkan mendata berat kambing
ketika awal memelihara sampai panen.
2. Brading merupakan program kerja KTHR dalam pengambilan anak
kambing milik mustahik yang sudah mampu mengurusi kambing selama
tiga kali perankan untuk diberikan kepada mustahik lainnya.
3. Pendampingan merupakan program kerja yang bertujuan untuk memberikan
ilmu mengenai cara berternak secara modern, dan pendampingan ini bersifat
insendental dan fleksibel.
4. Penjualan kambing merupakan program yang memfasilitasi anggota untuk
menjual kambingnya, yang kemudian dari KTHR djual ke pasar.
4.1.3 Pengelolaan Zakat Produktif Yayasan Dana Sosial Al Falah Malang
4.1.3.1 Penghimpunan Dana Zakat Yayasan Dana Sosial Al Falah Malang
Zakat adalah sebuah kewajiban yang diperintahkan oleh Allah SWT di
mana umat muslim diwajibkan untuk memberikan harta pada jumlah tertentu
64
kepada yang memerlukan sesuai dengan syariat Islam yang telah ditetapkan dalam
Alquran dan Hadist. Hal tersebut termaktub dalam Alquran:
ن كن سن تنكن صنلان ن إ م ه لني بناونصنلعن م يه زنك ت ون م ره طنه ت قنة صندن ونالم أنم ن م ذ خ
يم عنل يع سمن الله ون م لن
“Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) kententraman jiwa bagi mereka.
Allah maha mendengar, maha penyayang (Qs. at Taubah:103)
Yayasan Dana Soial Al Falah Malang memandang dana yang diberikan dari
donatur tidak hanya formalitas, akan tetapi mampu menjadi amal zariah untuk
donatur dan mampu memberdayakan mustahik. dengan seperti itu akan
terwujudnya pemerataan di masyarakat dan tidak adanya jarak antara yang
kelebihan harta dan kekurangan harta. sebagaimana yang dipaparkan oleh
Muhammad Fandy Bakhtiar selaku manajer penghimpunan:
“Jadi ibaratnya kita lembaga penghimpun dan penyalur. Dan bagaimana kita
penyaluran ini punya rambu – rambu untuk memberdayakan
masyarakatnya. Jadi tidak hanya sekedar formalitas, tapi bagaimana dengan
donasi yang kita himpun ini. yang donasi mendapatkan amal zariah dan
mereka yang terbantu ini terberdayakan” (wawancara pada tanggal 06 Maret
2019)
Hal serupa yang diungkapkan oleh Wildan Ismaulandy selaku penanggung
jawab sosial kemanusian mengatakan bahwa:
“Donasi yang diberikan dari donatur itu dapat memberikan nilai ibadah yang
terus mengalir untuk mereka. Juga arah kerja devisi penghimpunan ini untuk
bisa menebar kebermanfaatan kepada umat, sehingga masyarakat percaya
untuk berdonasi di YDSF Malang” (Wawancara pada tanggal 29 Januari
2019)
65
Syamsuddin (2017) dalam penelitiannya menemukan bahwa akuntabilitas,
keadilan, transparansi dan profesionalisme mempengaruhi perolehan zakat. Hal
serupa yang dilakukan oleh YDSF Malang di antaranya sebagai berikut:
1. Akuntabilitas
Fitrah (2017:33) menyatakan bahwa syarat yang mengiringi kesuksesaan
zakat adala administrasi yang akuntabel. Akuntabel ialah kata sifat dari
akuntabilitas. Kemudian korealsinya dengan urusan zakat ialah terdapatnya
bagaian bendahara dan pencatatan. Pencatatan merupakan salah satu bagian
dari pekerjaan penting dalam administrasi pelaksanaan zakat, karena transaksi
yang tepat akan atau sesuai dengan keadaan pada akhirnya akan memberikan
kekuatan untuk dapat dipertanggungjawabkan. Di mana pertanggungjawaban
tersebut nantinya ditujukan kepada masyarakat, pemerintah dan lainnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Yayasan Dana Sosial Al Falah Malang dalam
mewujudkan lembaga yang akuntabel melaporkan laporan keuangan kepada
perusahaan akuntan publik yaitu Chatim Atjeng Sugeng & Rekan Registred
Public Accountants (CAS) dengan nomor izin usaha 1259/KM.1/2011, di mana
laporan keuangannya disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No.109 tentang Akuntansi Zakat dan Infaq. Dalam hal ini
CAS menyatakan bahwa laporan keuangan Yayasan Dana Sosial Al Falah
Malang menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan serta kinerja keuangan, perubahaan aset kelolaan dan laporan arus
kasnya. Berikut penulis sajikan pada Gambar 4.3 terkait bukti laporan auditor
independen.
66
Gambar 4.3
Pernyataan Laporan Auditor Independen
Sumber: Laporan Keuangan YDSF Malang,2018
2. Keadilan
Menurut KBBI Adil berarti sama berat, tidak berat sebelah, sepatutnya:
tidak sewenang – wenang. Sehingga hendaknya zakat didistribusikan pada
tempat di mana zakat tersebut ditemukan. Yayasan Dana Sosial Malang dalam
dalam menerapkan prinsip keadilan, melakukan penyebaran dana zis yang
terhimpun ke beberapa daerah sebagai bentuk pemerataan. Sebagaimana
laporan penerima manfaat bulan Februari 2019 dengan jumlah penerima
sebanyak 253 orang dan 14 lembaga yang disebar ke Kota Malang sebesar 40
persen, Kab. Malang sebesar 54 persen, Kota Batu sebesar 3 persen, dan kota
lainya sebesar 3 persen. Di samping itu, Da’i YDSF Malang tersebar di
67
beberapa wilayah untuk berdakwah di antaranya Kediri, Jombang, Sidoarjo,
Sumenep, Pasuruan, Malang, Lumajang, Blitiar dan wilayah lainnya. Berikut
penulis sajikan gambar 4.4 terkait sebaran penerima manfaat dan da’i YDSF
Malang di bawah ini .
Gambar 4.4
Sebaran Penerima Manfaat dan Da’i YDSF Malang
Sumber: Majalah YDSF Malang, 2019
3. Transparansi
Adanya ketidakpercayaan publik terhadap lembaga zakat, akan
menimbulkan kecurigaan dan menjadikan penilaian yang negatif (Fitrah,2017:31).
Yayasan Dana Sosial Malang untuk menjaga dan menciptakan kepercayaan publik
telah memberikan akses informasi terkait aktifitas YDSF Malang dan Pelaporan
keuangan bulanan melalui facebook,website YDSF Malang, dan Majalah bulanan.
Berikut salah satu bentuk laporan keuangan yang diinformasikan di Majalah
bulanan YDSF Malang.
68
Gambar 4.5
Laporan Keuangan YDSF Malang di Majalah Bulanan
Sumber: Majalah YDSF Malang Edisi Maret, 2019
4. Profesionalisme
Selanjutnya dalam dokumen katalog program – progam YDSF Malang
menjelaskan YDSF Malang menerapkan manajemen Wow Management System
dengan struktur organisasi YDSF Malang ditopang 4 pilar utama yaitu Departemen
Penghimpunan, Departemen Program dan Pemberdayaan, Departemen Komunikasi
Media dan juga Departemen Keuangan. Optimalisasi kerja difokuskan pada
peningkatan kualitas SDM, penguatan system data, akuntabilitas dan penguatan
jaringan.
Penghimpunan dana zakat dipadankan dengan kata “fundraising”.
Fundraising dapat diartikan sebagai kegiatan dalam rangka menghimpun dana dan
sumber daya lainnya seperti donatur dari masyarakat baik individu, kelompok,
organisasi, perusahaan ataupun pemerintah yang digunakan untuk mencapai misi
atau tujuan lembaga dan juga bisa dimaknai sebagai menggalang dana untuk
mengembangkan usaha-usaha sosial (social enterprise). (Huda, Miftahul. 2013:
69
32). Hal tersebut dilakukan oleh Yayasan Dana Sosial Al Falah Malang
menghimpun dana yang berasal dari perorangan, lembaga mitra dengan
memaksimalkan dana CSR (corporaat Social responsibility) perusahaan BNI
Syariah, BTN Syariah untuk dialokasikan ke lima bidang pendidikan, yatim,
masjid, dakwah, dan sosial kemanusian. Adapun metode fundrasing secara garis
besar ada dua yaitu:
1. Metode Fundraising Langsung (Direct Fundraising)
Upaya – upaya yang dilakukan oleh Yayasan Dana Sosial Al Falah Malang
dalam menghimpun dana dipaparkan oleh Muhammad Fandy Bakhtiar selaku
manajer penghimpunan bahwa:
“Untuk mencari donatur itu yang pertama mengoptimalkan media online,
media sosial YDSF dengan memberikan program – program YDSF kita
tampilkan, kemudian kita kuatkan dengan quotes – qoutes terkait sedekah
jadi seperti itu, kemudian yang ke dua dalam rangka mencari donatur lagi,
kita biasanya menggunakan donatur rutin yang sudah ada. Jadi misalnya
donatur rutin ini dia punya saudara, punya teman atau relasi, kita biasanya
kita minta tolong, mereka menjadi simbol-simbol YDSF. Untuk mengajak
temennya, jadi isitilahnya testimoni yang disampaikan apa sih manfaatnya
ikut di YDSF. Jadi ibaratnya kita ini menjadi simbol – simbol kebaikan di
YDSF. Atau yang ketiga, kita menggunakan event yang kita lakukan, event
ini bisa berupa seminar bisnis, seminar motivasi atau kajian islam. Nanti di
situ kita ada persentasi YDSF, kita mengenalkan YDSF, kita mengenalkan
YDSF atau kita langsung closing donasi di situ. Itu salah satu mencari
donatur. Nah jadi banyak cara yang dilakukan. Itu kan yang rutin dilakukan.
Tapi kalo kerjasama terkait program ydsf, kita adakalanya menawarkan
program YDSF dengan perusahaan, yang namanya CSR (corporaat Social
responsibility) kita kerjasama dalam bidang ini, kalo tahun – tahun
sebelumnya itu BTN Syariah, BNI Syariah. (Wawancara pada tanggal 06
Maret 2019)
Lebih lanjut, Wildan Ismaulandy selaku penanggung jawab sosial
kemanusian menyatakan bahwa:
70
Penghimpunan dana YDSF dilakukan oleh bidang penghimpunan, biasanya
menjadi tanggung jawab langsung manajer penghimpunan. Dalam mencari
donatur pengurus YDSF memaksimalkan platfrom YDSF kepada publik,
sehingga memicu para donatur baru untuk berdonasi di YDSF seperti di
website dan majalah bulanan YDSF itu ada kolom donasi yang berisikan
langkah- langkah petunjuk berdonasi di YDSF.” (Wawancara pada tanggal
29 Januari 2019)
Metode ini adalah teknik-teknik atau cara-cara yang melibatkan partisipasi
donatur secara langsung. Yaitu bentuk-bentuk fundraising dimana proses interaksi
dan daya akomodasi terhadap respon donatur bisa seketika (langsung) dilakukan.
Adapun YDSF Malang memaksimalkan platform sebagai media iklan donasi,
menyebar majalah bulanan YDSF Malang, melakukan peersentasi kepada calon
donatur manfaat dari berdonasi di YDSF Malang yang biasanya disisipkan ketika
mengadakan event-event seminar dan kajian. Berikut contoh YDSF Malang
mempromosikan menggunak direct fundraising.
Gambar 4.6
Direct Fundraising Melalui Platfrom YDSF Malang
Sumber: Yayasan Dana Sosial Al Falah,2019
71
2. Metode Fundraising Tidak Langsung (Indirect Fundraising)
Metode ini adalah teknik-teknik atau cara-cara yang tidak melibatkan
partisipasi donatur secara langsung. Yaitu bentuk-bentuk fundraising dimana tidak
dilakukan dengan memberikan daya akomodasi langsung terhadap respon donatur
seketika. Metode ini dilakukan oleh YDSF Malang dengan membuat kajian
keislaman yang memberikan stimulus kepada calon donatur untuk berdonasi,
memanfaatkan donatur lama untuk menjadi simbol – simbol kebaikan atau
testimoni manfaat berdonasi di YDSF dengan mengajak relasinya (saudara,
keluarga, kerabat dan lain sebagainya) untuk berdonasi di YDSF Malang, melalui
program love and care YDSF Malang menjaga hubungan dengan para donatur,
dengan maksud tetap berdonasi di YDSF. Sebagaimana paparan dari Muhammad
Fandy Bakhtiar selaku manajer penghimpunan:
“Program penghimpunan untuk donatur itu ada namanya love and care,
program yang kita berikan untuk donatur YDSF, di mana donatur ini, pertama
anaknya atau dirinya menikah, dan yang kedua bila keluarganya atau
saudaranya mininggal dunia, atau sakit entah itu keluarga inti kita kunjungi
yang dinamai program love and care. Atau ketika tidak ada tiga agenda ini, kita
ada kunjungan dalam rangka perawatan donatur, kita biasanya dalam bentuk
cintanya kita kepada donatur. Jadi program love and care itu kita berikan
kepada empat tadi itu, ini berlaku untuk donatur biasa dan donatur premium.
Kemudian yang kedua selain love and care, kita ada program Kais. Tapi ini
bisa digunakan untuk donatur maupun non- donatur, jadi kais ini kita lakukan
tiga bulan sekali atau satu bulan sekali tergantung dari narasumber yang kita
dapatkan untuk kajian.” (Wawancara pada tanggal 06 Maret 2019)
Berikut gambar 4.6 terkait program yang dilaksanakan melalui strategi
inderct fundraising Yayasan Dana Sosial Al Falah Malang.
72
Gambar 4.7
Indirect Fundraising Melalui Kajian Keislaman YDSF Malang
Sumber: Yayasan Dana Sosial Al Falah Malang, 2019
Hasil dari upaya- upaya yang dilakukan oleh Yayasan Dana Sosial Al Falah
Malang untuk mengajak para donatur berdonasi di YDSF. Dana zakat, infaq dan
shadaqah yang terhimpun 2015- 2018 tercatat dipelaporan keuangan. Dana zakat
terhimpun di Yayasan Dana Sosial Al Falah Kota Malang tahun 2015 dana zakat
sebesar Rp 6,819,902,409. Kemudian tahun 2016 dana terhimpun mengalami
penurunan sebesar Rp Rp 6,672,162,810 dan tahun 2017 dana zis meningkat
sebesar Rp 7,001,866,773. Selanjutnya di tahun 2018 dana zis terhimpun kembali
meningkat dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 7,915,391,672.
73
Gambar 4.8
Perkembangan Dana Terhimpun YDSF Malang
Sumber: Diolah Peneliti,2019
Adapun data donatur YDSF Malang ialah sebagai berikut: Tahun 2015
sebanyak 8,532 orang dengan donatur aktif/ rutin sebanyak 7,543 orang dan donatur
pasif 989 orang. Kemudian tahun 2016 total donatur bertambah sebanyak 8,234
orang dengan jumlah donatur aktif/ rutin sebanyak 6,820 orang dan donatur pasif
1,414 orang. kemdian di tahun 2017 jumlah donatur bertambah sebanyak 6,815
orang dengan donatur aktif/ rutin sebanyak 6,427 orang dan donatur pasif 388
orang. Tahun 2018 total donatur sebanyak 7.538 orang dengan donatur aktif/ rutin
sebanyak 6,760 orang dan donatur pasif 778 orang. Sehingga total donatur dari
tahun 2015- 2018 sebanyak 31,119 donatur, donatur rutin sebanyak 27,550 orang
dan donatur pasif sebanyak 3,569.
Tabel 4.1
Jumlah Donatur YDSF Malang 2015- 2018
NO Donatur YDSF
Malang
Tahun
2015 2016 2017 2018
1 Donatur Aktif/
Rutin 7,543 orang 6,820 Orang 6,427 Orang 6,760 Orang
2 Donatur Pasif 989 orang 1,414 Orang 388 Orang 788 Orang
Total 8,532 Orang 8,234 Orang 6,815 Orang 7,538 Orang
Sumber: Laporan Keuangan YDSF Malang 2016-2018
2015 2016 2017 2018
Rp: Miliaran 6.8 6.7 7 7.9
6
6.5
7
7.5
8
74
4.1.3.2. Pendistribusian Dana Zakat Yayasan Dana Sosial Al Falah Malang
Menurut Hadist Riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majah disebutkan bahwa
“Sewaktu Rasulullah Saw mengutus Mu’az bin Jabal untuk pergi ke Yaman, Nabi
Saw berkata: “Pungutlah (zakat) biji-bijian dari biji-bijian, kambing dari kambing,
unta dari unta” (Misbahul dan Djalal, 2006:168). Maksud dari hadist ini kita
dianjurkan untuk mengeluarkan zakat sesuai dengan barang yang harus dizakati dan
juga dikeluarkan secepat mungkin. Hadist ini oleh sebagian ulama dijadikan
sebagai rujukan bahwa zakat harus diberikan dengan apa adanya dan digunakan
untuk kebutuhan secara konsumtif. Pemberian zakat yang apa adanya dan
digunakan secara konsumtif sangat berguna apabila zakat tersebut diberikan kepada
fakir dan miskin. Akan tetapi, pemberian dana zakat secara konsumtif kepada fakir
miskin akan cepat habis apabila ia tidak mempunyai suatu keterampilan yang dapat
mengelola zakat yang telah diberikan. Dan apabila itu terjadi, maka mereka diberi
zakat oleh muzakki yang dan dapat mencukupi biaya hidup selama satu tahun atau
selama hidupnya (Misbahul dan Djalal, 2006:168).
Konsep pendistribusian Yayasan Dana Sosial Al Falah Malang berdasarkan
kebutuhan masyarakat, sebagaimana yang dipaparkan oleh Muhammad Fandy
Bakhtiar selaku manajer penghimpunan bahwa:
“Kalo ini dengan sesuai dengan keadaan di masyarakat. Masyarakat kita kan
butuh pendidikan, dakwah, juga untuk penguatan islam di masyarkat,
kemudian yatim, sosial kemanusian ini terkait kemsyarakatan
pemberdayaan ekonomi, kemudian janda. Dan masjid, kita menjuga
mensupport terkiat penguatan manjemen masjid. Mengapa kita ambil itu,
karena di masyarakat setelah kita assement kebanyakan akan berkutat pada
ke lima bidang ini. dan semua lembaga zakat insyallah akan sama semuanya
berkutat di kelima bidang ini” (wawancara pada tanggal 06 Maret 2019)
75
Selanjutnya Fandy Bakhtiar menjelaskan mengenai distribusi zakat yayasan
dana sosial diarahkan untuk program yang produktif:
kita memang saat ini lembaga zakat dituntut/diwajibkan untuk pemberdayaan.
Tidak lagi ke arah konsumtif. Konsumtif ini untuk janda, duhafa. Janda yang sudah
tua atau yang punya banyak anak tetapi ekonomi belum mencukupi saat ini
dipancing dengan bantuan yang namanya charity untuk konsumtif itu. Kalo di
persentase 70:30 untuk produktif dan konsumtif. Alokasi porsentase paling besar
itu pada bidang sosial kemanusian. Karena di situ ada qurban, qurban itu memakan
porsentase paling besar yah sekitar 2 atau 3 persen, yang paling kecil masjid.
(wawancara pada tanggal 06 Maret 2019)
diperkuat oleh Wildan Ismaulandy yang menyatakan bahwa:
Di YDSF Malang, kalau zakat untuk mustahik ada tiga mas: (1) biaya hidup
bisa berupa uang/ makanan sehari hari untuk dhuafa, (2) modal usaha bisa
uang, maupun peralatan usaha, (3) kesehatan, biaya rumah sakit atau oba.
Nah untuk persentase berarti harus by keuangan mas, karena perbandingan
all mas. (wawancara pada tanggal 07 Maret 2019)
Yayasan Dana Sosial Al Falah Malang menyalurkan dana ZIS ke lima
bidang yaitu pendidikan, yatim, masjid, dakwah, dan sosial kemanusian.
Pendistribusian dana ZIS YDSF Malang dialokasikan kepada lima aspek yaitu
pendidikan, masjid, yatim, dakwah dan kemanusian. Di mana ke lima aspek
tersebut secara garis besar terdapat dua program yaitu program charity (program
yang bersifat langsung dan konsumtif) dan program pemberdayaan (program yang
bersifat jangka panjang dan produktif). Peruntukan dana zakat, infaq/ shadaqah,
serta porsi amil diatur dalam ketetapan rapat kerja tahunan YDSF Malang. Dana
zakat disalurkan sesuai dengan kandungan surat at Taubah ayat 60 yaitu fakir,
miskin, riqab, gharim, muallaf, fisabillah, ibnu sabil dan amil.
76
ونفي م ه وب ل ق ة لفن ؤن م ل ا اون هن عنلني ين ل عنام ال ون ي اك سن من ونال رناء قن ف ل ل قنات نناالصدن إ
الله ون الله نن م ة فنريضن يل ب الس ن ب ا ون الله يل ب سن ونفي ين غنارم ال ون الرقناب
يم ك حن يم عنل
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-
orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya,
untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah
dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan
yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”
(Q.s at Taubah:60)
Kemudian infaq/ shadaqah dalam penentuan jumlah/persentase bagian
untuk para penerima ditentukan oleh amil, sesuai dengan prinsip syariah, kewajaran
dan etika yang dituangkan dalam bentuk kebijakan amil. Selanjutnya dana Amil
digunakan untuk membiayai operasional yayasan, semua beban penghimpunan dan
penyaluran zakat diambil dari porsi amil. Berikut gambar 4.8 pemberian bantuan
zakat untuk mustahik.
77
Gambar 4.9
Bantuan Zakat untuk Mustahik YDSF Malang
Sumber: YDSF Malang, 2019
Pendistribusian zakat secara garis dibedakan menjadi dua yaitu zakat
konsumtif dan produktif. Zakat konsumtif adalah harta zakat yang secara langsung
diberikan kepada yang tidak mampu contohnya fakir miskin. Harta zakat diarahkan
untuk memenuhi kebutuhan pokok mustahik, seperti sandang pangan dan papan.
Kebutuhan primer tersebut dirasakan oleh kelompok fakir, miskin, gharim, anak
yatim piatu. Serta bantuan-bantuan lain yang bersifat insendental seperti: zakat
fitrah, santunan hari raya dan distribusi daging hewan qurban di hari raya idul adha
(Alaydrus, 2016:51). Pendistribusian dalam bentuk konsumtif dibedakan menjadi
dua (Hafidhuddin dkk., 2008:13), yaitu:
1. Konsumtif Tradisional, zakat yang langsung disalurkan kepada mustahik,
seperti jagung dan beras. Adapun program YDSF Malang dalam bentuk
konsumtif di antaranya, Program Zakat untuk Mustahik (ZUM), Bakti Sosial,
Peduli Bencana Kemanusian, Relawan Sosial Kemanusian & Layanan
Kesehatan Sosial, Layanan Masjid dan Masjid Mitra.
78
2. Konsumtif Kreatif, zakat yang disalurkan dalam bentuk lain, agar memiliki
nilai manfaat lebih, seperti peralatan sekolah, beasiswa dan pakaian anak
yatim. Adapun program YDSF Malang yang termasuk konsumtif kreatif di
antaranya, Program Back to School, Beasiswa Permata, Konsultasi Agama,
Islamic Short Course, Layanan Kesehatan Sosial Anak, Yatim Ceria.
Zakat produktif merupakan dana zakat yang disalurkan kepada mustahik
berupa sesuatu yang dapat dirasakan secara terus menerus. Dimana harta atau dana
zakat yang diterima para mustahik tidak habis dalam jangka pendek, akan tetapi
dikembangkan dan digunakan untuk membantu usaha mereka, sehingga dengan
usaha tersebut mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup secara terus- menerus
(Alaydrus, 2016:51-52). Pendistribusian dana zakat produktif yang terkumpul
diklasifikasikan dalam dua bentuk (Hafidhuddin dkk., 2008:13), yaitu:
1) Produktif Tradisional, yakni zakat yang disalurkan dalam bentuk barang- barang
yang dapat dikembangkan atau alat utama kerja, seperti hewan ternak, alat cukur
dan mesin jahit. Adapun program YDSF Malang yang termasuk produktif
tradisional di antaranya Pembibitan, penggemukan dan pengembangan hewan
ternak di Kelompok Ternak Hutan Rakyat (KTHR) Rukun Amanah Wagir –
Malang, Lembaga Pendidikan Mustahik Permata, Sekolah Mitra Permata.
2) Produktif Kreatif, yakni zakat yang disalurkan dalam bentuk penyertaan modal
usaha, sehingga penerimanya dapat mengelola dan mengembangkan usahanya
setahap lebih maju. Adapun program YDSF Malang yang termasuk produktif
kreatif yaitu Ekonomi Mandiri berupa bantuan modal usaha, Program Sahabat
Desa, Program Da’i YDSF.
79
Tabel 4.2
Pendistribusian Dana Zakat di Yayasan Dana Sosial Al Falah Malang
PENDISTRIBUSIAN DANA ZAKAT
KONSUMTIF PRODUKTIF
TRADISIONAL KREATIF TRADISIONAL KREATIF
- Program Zakat untuk
Mustahik (ZUM),
- Bakti Sosial,
- Peduli Bencana
Kemanusian,
- Relawan Sosial
Kemanusian &Layanan
Kesehatan Sosial,
- Layanan Masjid dan Masjid
Mitra.
- Program Back to
School,
- Beasiswa Permata,
- Konsultasi Agama,
- Islamic Short
Course,
- Layanan Kesehatan
Sosial Anak,
- Yatim Ceria.
- Pembibitan,
penggemukan dan
pengembangan hewan
ternak di Kelompok
Ternak Hutan Rakyat
(KTHR) Rukun
Amanah Wagir –
Malang,
- Lembaga Pendidikan
Mustahik Permata,
- Sekolah Mitra Permata.
- Ekonomi
Mandiri
- Program
Sahabat
Desa.
- Program
Da’i
YDSF.
Sumber: Diolah Peneliti,2019
Prosedur pendistribusian dana Yayasan Dana Soial Al Falah Malang
melalui dua cara di antaranya:
a. Pendistribusian dalam bentuk proposal
Bapak Fandi menjelaskan mengenai alur dari pendistribusian dana ZIS
dalam bentuk proposal, sebagai berikut:
“Kalo pengajuan proposal ini alurnya mengajukan proposal dulu ke YDSF,
diterima oleh admin, di situ akan diberi form penerimaan proposal, dilihat
jenisnya. Kalo misal lengkap datanya. Propsal itu diterima lalu diserahkan
kepada bagian program lalu dari bagian program survei. Setelah survei nanti
akan dievaluasi dan musyawarahkan layak atau tidak. Kalo misalnya layak
bantu, berarti berikutnya pengajuan dana kepada bagian keuangan. Setelah
dicairkan di bagian keuangan. Baru realisasi ke penerima manfaat mustahik.
realisasi kalo bantuannya berupa sarana dan prasarana, mustahik atau PJ
peneriman bantuan ini wajib ke YDSF lagi untuk memberikan bukti
pemberian dana berupa nota-notanya. Nah setelah itu, nanti akan dibuatkan
lpj sama tim program penggunaan dana, selanjutnya masuk pada tahap
supervisi, apakah betul program dana ydsf betul digunakan sesuai dengan
akad. Misalnya bantuan beasiswa digunakan untuk beasiswa, bantuan untuk
masjid betul – betul digunakan untuk masjid.” (Wawancara pada 06 Maret
2019)
pendistribusian ini melalui beberapa tahap yaitu: Pertama, mustahik
mengajukan proposal kepada admin YDSF Malang untuk dilihat dan dianalisa
80
proposal tersebut. Kedua, proposal tersebut diserahkan kepada bagian program
dan dilakukan survei lapang atau kondisi mustahik. ketiga, tim program YDSF
Malang melakukan evaluasi dan musyawarah layak atau tidaknya pengajuan
tersebut. Dan keempat, tim program melaporkan kepada bagian keuangan
untuk melakukan pencairan dana ketika proposal tersebut di acc tim program.
Jika realisasi bantuan tersebut berupa sarana dan prasarana, mustahik atau
penanggung jawab penerima manfaat ini wajib datang ke kantor sekaligus
memberikan bukti pemberian dan penggunaan dana tersebut (nota-notanya).
Berikut alur penyaluran dalam bentuk proposal yang penulis sajikan dalam
gambar 4.10 di bawah ini:
Gambar 4.10
Pendistribusian Dana Jalur Proposal YDSF Malang
Sumber: Diolah Peneliti,2019
b. Pendistribusian dalam bentuk non-proposal
Bapak Fandi menjelaskan mengenai alur dari pendistribusian dana ZIS
dalam bentuk non-proposal, sebagai berikut:
“Tapi yang non-proposal, tim program assement di lapangan, jadi
melihat abcd-nya apa yang perlu dibantu di situ. Apa kekuranganya,
misalnya satu desa butuhnya apa, apa yang dibutuhkan program di situ.
Jadi dianalisa atau assement. Kemudian masuk dianalisa. Setelah itu
masuk dikesepakatan program yang akan disepakati di situ, setelah
kesepeakatan nanti adalah pengajuan anggaran atau bisa jadi sebelum
mengajukan anggaran ialah menjalin mitra terlebih dahulu, mencari
mitra pelaksana. Yang akan mendampingi ydsf untuk melaksanakan
program yang telah disepakati. Misal di situ sepakatnya program
pembinaan ekonomi, berarti kita mencari lembaga pendamping yang
pengajuan proposal
Assessment (Survei)
Evaluasi dan Musyawarah
Pencarian Dana
81
bisa mendampingi ydsf untuk melaksanakan program ekonomi, dan
setelah itu tetap pengajuan anggaran kepada bagian keuangan, setelah itu
kita ada program monitoring, monitoring ini melihat program ini berjalan
atau tidak, efeknya kepada masyarakat, bagaimana perubahan,
bagaimana dampaknya setelah diberikan pendampingan selanjutnya
evaluasi. Dan setelah itu kembali ke awal.” (Wawancara pada tanggal 06
Maret 2019)
Yayasan Dana Sosial Al Falah Malang melakukan pendistribusian dalam
bentuk non proposal melalui 5 (lima) tahap, diantaranya: Pertama. tim program
melakukan assessment di lapangan atau kondisi mustahik mengenai
kekurangan dan kebutuhannya, dan program apa yang dibutuhkan (contoh:
desa wagir). Kedua, dilakukan analisa oleh pihak YDSF Malang terkait hasil
penelusuran lapangan. Ketiga, membuat kesepakatan yang meliputi besaran
anggaran dan teknis pelaksanaannya, lalu anggaran dicairkan oleh bagaian
keuangan dan disalurkan kepada penerima manfaat. Keempat, YDSF Malang
mencari mitra pelaksana untuk dijadikan pendamping program YDSF Malang
tersebut, serta melakukan pendampingan pada program tersebut dengan
melihat keberlangsungan program, perubahan yang terjadi pada penerima
manfaat, dan dampak setelah dilakukan pendampingan. Kelima, pengurus
YDSF Malang yang bertanggung jawab atas program tersebut melakukan
monitoring dengan penanggung jawab/ Da’i program terkait perkembangan
dari penerima manfaat dan kebermanfaatan program tersebut. Sebagai contoh
program ternak kambing di Desa Wagir yang didampingi oleh ust Mansyur
selaku Da’i dan ketua Kelompok Tani Hutan Rakyat (KTHR) Rukun Amanah.
Berikut penulis sajikan dalam bentuk gambar 4.11 di bawah ini:
82
Gambar 4.11
Pendistribusian Dana Jalur Non-Proposal YDSF Malang
Sumber: Diolah Peneliti,2019
4.1.3.2 Pendayagunaan Dana Zakat Yayasan Dana Sosial Al Falah Malang
Pendayagunaan harta zakat secara produktif sebagian ulama telah mengkaji
lebih jauh, di mana ketika menetapkan perlunya memberi bantuan kepada fakir
miskin untuk mencukupi kebutuhan selama hidupnya. Pendayagunaan zakat
merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan usaha pemerintah atau badan amil
zakat kepada sasaran dalam pengertian lebih luas sesuai dengan cita – cita dan rasa
syara secara tepat guna, efektif dan manfaatnya sistem distribusi yang serba guna
dan produktif, sesuai dengan tuntunan syariat Islam dan tujuan sosial ekonomis dari
zakat itu sendiri (Rafi', 2011:83-84). Yayasan Dana Sosial Al Falah Malang sebagai
lembaga penghimpun dan penyalur dana zakat dituntut untuk mengarahkan
program kerjanya ke arah produktif sesuai dengan amanah undang- undang no.23
mengenai pelaksanaan zakat, dalam hal ini program ekonomi mandiri sebagai
sarana YDSF Malang mendayagunakan dana zakat pada mustahik. Program
ekonomi mandiri mengalami perubahan konsep di tahun 2015, di mana awalnya
memberikan bantuan modal kepada mustahik yang memiliki usaha yang tergabung
pada Komunitas Usaha Mandiri (KUM). Dikarenakan kesulitan dalam melakukan
monitoring dan pendampingan YDSF Malang mengajak para tokoh masyarakat
Assesment
Analisa
Kesepakatan & Pencairan Dana
Pendampingan Program
Monitoring
83
untuk memberdayakan mustahik, salah satunya yaitu Kelompok Ternak Hutan
Rakyat Rukun Amanah Wagir – Malang. Sebagai mana penjelasan dari Wildan
Ismaulandy selaku penanggung jawab program sosial kemanusian, yaitu:
“Jadi untuk pengembangan usaha, dulu itu perorangan sistemnya. Tapi kalo
kita YDSF yang bagian modal usaha saya sendiri itu kalo bantu perorangan
susahnya itu dampinginya. Jadi untuk membantu dhufa itu mudah tapi kalo
dampingannya susah. Makanya modelnya itu mulai pada kelompok kaya di
wagir itu ternak kambing. Soalnya untuk membina mustahik itu perlu
perhatian lebih gitu mas. Sejak tahun 2013-2014 itu ada yang namanya
KUM itu bantuan modal usaha kepada para mustahik. nah pas 2014 akhir
kita buat programnya modelnya kelompok gitu mas, kaya yang di wagir itu.
supaya pendampingannya bisa berjalan. Klo perorangan kesulitan kitanya
mas.” (Wawancara pada 29 Januari 2019)
Hal tersebut diungkapkan pula oleh ustadz masnyur arif selaku ketua
Kelompok Ternak Hutan Rakyat Rukun Amanah Wagir – Malang:
“Jadi program YDSF masuk itu, awal 40 juta ta belanjakan 25 kambing
jantan 3 bulan menjelang idul adha dan 5 juta untuk membeli peralatan
pencacah rumput. Oh, untungnya saya kasihkan ke penerima manfaat.
Karena itu juga saya sebar. Terus regulasi kedua, dibelikan indukan bunting
dapat 25 ekor dengan sistem perjanjian satu, dua, tiga kali beranak itu bagi
hasil sama KTHR. Setelah tiga kali beranak indukannya ta kasih lepas. Jadi
penerima manfaat, ya dapat anak, dapat indukan setelah tiga kali beranak.
Dan yang bagian KTHR, kita kasihkan orang lagi. Agar tambah banyak
penerima manfaat.” (Wawancara pada tanggal 07 Maret 2019)
Berdasarkan paparan di atas Yayasan Dana Sosial Al Falah Malang dalam
memaksimalkan dana zakat yang terhimpun bermitra dengan KTHR Rukun
Amanah. hal tersebut dilakukan berangkat dari potensi geografis desa wagir yaitu
peternakan, serta terdapat da’i (tokoh masyarakat) yang bersedia mengawal
kelompok ternak tersebut yaitu ust Mansyur Arif. Hal tersebut serupa dengan
pembentukan Gapoktan pada kegiatan pengembangan model kemitraan
argoindustri dilakukan berdasarkan beberapa kriteria, yaitu:
84
1. Antara kelompok tani dalam suatu wilayah (desa/kecamatan) sudah
mempunyai media komunikasi, meskipun bersifat informal.
2. Adanya kelompok tani yang siap diinisiasi menjadi gabungan kelompok
tani.
3. Antar kelompok tani dalam satu gapoktan memiliki kedekatan secara
sosiologis dan geografis.
4. Kelompok tani yang tergabung dalam gakpoktan memiliki kontinuitas
dalam berusaha tani (BPTB Kep.Riau, 2016: 16).
Dalam Islam distribusi kekayaan didasarkan kepada jenis pekerjaan dan
kebutuhan. Sedangkan kebutuhan merupakan salah satu prinsip dasar
pengelompokkan mustahik (orang yang berhak menerima zakat) maka, zakat
merupakan sebuah instrument redistribusi harta kekayaan. Menurut Misbahul dan
Djalal (2006:167) untuk memanfaatkan dan mendayagunakan dana zakat
diperlukan suatu kebijakan yang dikeluarkan dari pemerintah maupun pengelola
zakat. Dana zakat tidak semuanya harus disalurkan kepada orang yang berhak
menerima zakat secara tunai dan apa adanya, akan tetapi dapat diberikan dalam
bentuk yang lain dan dapat digunakan secara produktif. Pendistribusian dana di
KTHR dilihat dari peruntukannya dibedakan menjadi dua, yaitu anggota dan mitra
KTHR.
1. Pendistribusian untuk anggota. Skema yang dilakukan oleh pengurus KTHR
yaitu, (a) Pemberian indukan hewan ternak kepada mustahik/anggota untuk
dipelihara dengan perjanjiaan di saat peranakan yang ketiga, diambil untuk
diberikan kepada penerima manfaat lainnya. (b) Mustahik melakukan
85
pemeliharaan hewan ternak secara perorangan, di mana pakan dan obat-obatan
hewan disediakan dari KTHR.(c) setelah hewan ternaknya tiga kali beranak,
mustahik memberikan satu anaknya kepada KTHR untuk diberikan kepada
mustahik lainnya dan jika hewan ternak tersebut akan dijual terdapat sistem bagi
hasil, yaitu keuntungan yang didapatkan dialokasikan kepada anggota sebesar
45 persen, investor sebesar 45 persen, dan KTHR sebesar 10 persen. Dapat
dilihat pada gambar di bawah ini. Sebagaimana paparan dari bapak Atmo selaku
anggota pertama yang menerima dana hibah dari YDSF Malang:
Dulu dikasih 10 ekor dari mas arif dari YDSF menjelang idul adha, nanti
ditimbang pertama berapa kg, nanti ketika diambil bertambah berapa kg.
Nanti hasilnya sesuai kesepakatan apa dibagi dua dengan makanan dikasih
dari pa arif. untuk kerjasamanya itukan, misalnya 10 ekor itu 1 kintal nanti
jadi dua kintal. Nanti yang satu kintal buat saya. Yah lumayan lah mas,
ketimbangan anu. Kambing saya sekarang itu ada 9 ekor, dan sebentar lagi
dombanya datang sih dari pa arif. Jatahnya bulan ini. (Wawancara pada
tanggal 22 Maret 2019)
Selanjutnya KTHR Rukun AmanahWagir- Malang pun menerima para
investor dalam penanaman modal usaha dengan pembagian keuntungan 45 persen
untuk peternak (anggota), 45 persen untuk investor dan 10 persen untuk KTHR,
sebagaimana yang dijelaskan oleh Ustadz Masnyur Arif selaku ketua Kelompok
Ternak Hutan Rakyat Rukun Amanah Wagir – Malang, “Untuk pembagiannya itu
45,45,10 jadi 45 untuk peternak, inevestor terus 10 itu untuk KTHR”. Hal serupa
yang diungkapkan oleh Amin selaku anggota KTHR Rukun Amanah Wagir-
Malang.
Atau kalo ada investor, memang itu untuk yang melihara 45, 10 persen
untuk KTHR dan 45 persen untuk investor. Kenapa pembagaiannya seperti
itu, gunanya untuk apa, KTHR gampangnya jadi wasit untuk yang
monitoring, untuk yang recording. Jadi ada yang menengahi, kalo dulu itu
sistem tradisional langsung antara investor dengan peternak dan
86
kebanyakan itu investornya sing diakali. Karena kan investor gak setiap hari
monitor, kadang 3 bulan sekali, setahun sekali. (wawancara pada tanggal 05
Mei 2019)
Gambar 4.12
Skema Pendistribusian untuk Anggota KTHR Rukun Amanah Wagir –
Malang
Sumber: Diolah Peneliti,2019
2. Pendistribusian untuk Mitra, skema yang dilakukan ialah tatkala mitra atau
masyarakat yang belum menjadi anggota ingin beternak. (a) Mitra membeli bibit
hewan ternak kepada KTHR. Jika dia tidak memiliki modal, dari KTHR
memberikan akses permodalan melalui akses relasi investor. (b) Kemudian,
Mitra melakukan penggemukan hewan ternak, di mana pihak KTHR
memberikan fasilitas dalam penyedian pakan ternak. (c) Setelah hewan ternak
tersebut panen (sudah layak dijual) dari mitra (masyarakat) menjual hewan
ternaknya kepada KTHR. sebagaimana yang diungkapkan oleh Ustad Mansyur
Arif selaku Ketua KTHR Rukun Amanah Wagir – Malang:
“kalo pemberian ada buat anggota, ada buat mitra. Bedanya mitra sama
anggota itu kalo anggota ada jatah nanti buat ternak kambing kalo mitra itu
beli sama KTHR, kalo gak ada modal kita bantu untuk ngajukan
pembiayaan KUR” (Wawancara pada tanggal 04 pada 2019)
Hal serupa yang diungkapkan oleh bapak Amin selaku anggota KTHR bahwa:
87
Jadi kalo untuk mitranya itu biasanya mereka beli ke kita terus pakan dan
lain-lainya itu kita sediakan, jadi pakannya gak ijo-ijoan murni. Kalo
anggota sama aja tapi kadang ada jatah untuk pemeliharaan. (Wawancara
pada tanggal 07 Maret 2019)
Gambar 4.13
Skema Pendistribusian untuk Mitra KTHR Rukun Amanah Wagir – Malang
Sumber: Diolah Peneliti, 2019
Berdasarkan arahan dari Menteri Pertanian tentang konsep kelembagaan
petani, peternak, dan pekebun, pembentukan Gabungan kelompok tani (Gakpoktan)
ialah proses penggabungan dari kelompok- kelompok tani yang sejenis bidang
usahanya. Kelompok tani adalah kumpulan petani yang memiliki kepentingan dan
tujuan yang sama atas dasar kemauan bersama untuk meningkatkan kinerja
usahanya (BPTB Kep.Riau, 2016:12-13). Serupa dengan Gakpoktan, KTHR
Rukun Amanah merupakan bagian dari kumpulan masyarakat peternak desa guna
mewujudkan kemandiran anggota atau masyarakat melaui Pendayagunaan dana
zakat produktif berupa hewan ternak atau infrastruktur kepada penerima manfaat
di mana pemberian tersebut dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi
kehidupannya, sebagaimana paparan dari Ust Mansyur Arif:
“Masyarakat melihat perkembangannya, ternyata berdampak baik terhadap
lingkungan, kebersamaan, perekonomian. Akhirnya zakat produktif ini
menunjang tambahnya anggota yang dulu ekonominya lemah dan
pekerjaanya biasa. Dan kita tawarkan bagaimana kalo beternak sekalian,
dan ada yang terkendala hewan kita berikan bantuan dari dana itu, bukan
88
hanya dikasih tapi kita dampingi. Di mana hingga sekarang hewannya
bertambah banyak dan bisa mandiri. Artinya betul – betul produktif, di mana
bisa memberi inspirasi orang untuk beternak lagi, bersemangat untuk
beternak, kendalanya ada macam-macam ada yang keracunan makanan,
sakit dan sebagainya.” (Wawancara pada tanggal 04 Maret 2019)
Hal serupa yang dikatakan oleh Amin selaku anggota KTHR:
Biasanya motivasi mereka bergabung ke KTHR itu karena pendampingan
ternaknya sama akses permodalannya. Pendampingan itu biasanya waktu
rapat terkait ilmu perternakan, karena biasanya pengurus itu dapat undangan
seminar atau apa nanti diterapkan di KTHR. Atau waktu kita silaturahami
kepada anggota atau anggota datang kepada pengurus untuk bertanya.
(Wawancara pada tanggal 05 Mei 2019)
Bergitupula pemaparan dari Atmo selaku anggota KTHR bahwa:
“Kan anu mas, saya itu dikasih undangan untuk hadir dalam perkumpulan
itu, pas gabung itu saya tahun 2015. Itukan dipilih yah mas untuk ekonomi
menengah ke bawah. Tujuan untuk membantu untuk saling kerjasama.
Untuk pendaftarannya kan langsung dipilih oleh kepala desa. Terus didata.
Pertama dikasih dua kambing jantan, bantu gituloh mas. Setiap bulan itu
disurvei oleh mas arif dari kesehatan, kurang gemuk atau gimana. Nanti
ditimbang terus disuntik juga kalo sakit dan ini setiap bulan mas arif ke sini
setiap tanggal berapa gitu. Kalo pertemuan itu kan anu mas dikasih tahu dari
mas arif dimana dan kapan jadi fleksibel.” (Wawancara pada tanggal 22
Maret 2019)
Berdasarkan paparan di atas aktifitas Kelompok Ternak Hutan Rakyat Wagir-
Malang meliputi tiga hal, yaitu:
1. Funding
Kelompok Ternak Hutan Rakyat (KTHR) Rukun Amanah Wagir – Malang
dalam mencarikan akses permodalan anggotanya selain menerima bantuan dari
YDSF Malang. Juga menerima investor yang ingin menanamkan modalnya. Hal ini
dalam rangka men-cover dana YDSF Malang tidak cukup memenuhi kebutuhan –
kebutuhan anggota dan mitra KTHR seperti pembelian bibit hewan kambing.
Sistem yang dilakukan pembiayaan ialah anggota disarankan untuk melakukan
89
pembiayaan untuk pembelian bibit kambing dengan pelunasan jangka waktu 3
bulan (perhitungan panen ternak). Kemudian iuran anggota setiap bulan sebesar
lima ribu rupiah dan biaya pendaftaran anggota non-mustahik sebesar lima puluh
ribu, dana tersebut diperuntukan untuk kebutuhan operasional KTHR seperti rapat
pengurus, pertemuan dengan anggota dan biaya transportasi survei kepada para
anggota.
2. Pembinaan dan pendampingan
Pembinaan ialah salah satu upaya pengurus Kelompok Ternak Hutan
Rakyat (KTHR) Sukodadi, Wagir- Malang dalam memberdayakan para anggotanya
agar mampu mencapai kemandiran ekonomi, dan mampu menyelesaikan
probelematikanya secara mandiri. Pembinaan yang dilakukan berupa arahan kepada
anggota untuk memulai model beternak secara modern yaitu dengan mengenalkan
pakan permentasi, pemberian vitamin, obat-obatan dan lain sebagainya. THR
Rukun Amanah Wagir – Malang sebagai wadah dalam memberdayakan anggotanya
dengan memberikan ilmu seputar pengelolaan hewan ternak yang baik dan tepat,
sehingga mampu menjadikan anggota lebih mapan. Dengan tujuan anggota mandiri
dari aspek ekonomi dan lebih terampil dalam berternak. Pendampingan ini
dilakukan fleksibel, bergantung pada keluangan waktu dari para peternak dan
mentor, tapi setidaknya dalam satu tahun itu dilakukan dua atau tiga kali
pembinaan.
Dalam petunjuk teknis pembentukan dan pengembangan Gapoktan (2016:
60-70) pendekatan pendampingan terdapat beberapa cara yaitu: pendekatan budaya,
90
sosial, birokrasi. Adapun KTHR Rukun Amanah Wagir Malang dalam melakukan
pendampingan ialah sebagai berikut:
a. Pendekatan Budaya, pendampingan dapat dilakukan dengan memanfaatkan
budaya yang berkembang di daerah tersebut. Dengan potensi budaya khas
pedesaan yaitu gotong royong, KTHR Rukun Amanah Wagir memanfaatkan
hal tersebut dalam proses pendampingan yaitu di mana anggota lama
mengajarkan anggota baru seputar peternakan, seta tatkala terdapat anggota
yang kesulitan dalam menangani ternaknya yang sakit, pengurus meminta
anggota lain untuk membantu merawat hewan tersebut.
b. Pendekatan sosial, pendampingan terhadap masyarakat petani perlu
memperhatikan kondisi sosial-ekonomi. misalnya melibatkan tokoh yang
disegani atau panutan dalam mensosialisasikan baik tokoh formal maupun non
formal, KTHR Wagir melibatkan kepala desa dan tokoh – tokoh masyarakat
dalam kegiatan pendampingan formal yang dilakukan di balai desa, adapun hal
– hal yang didiskusikan ialah seputar peternakan dan kegaita- kegiatan masjid.
Serta ketua KTHR sebagai da’i dakwah di wagir
c. Pendekatan Birokrasi, pendampingan dengan memanfaatkan sistem
pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah. KTHR bekerjasama dengan
aparatur desa wagir dalam suksesi pendamping ternak para anggota KTHR,
sebagai contoh setiap kegiatan pendampingan formal dilaksanakan di balai
desa.
91
Gambar 4.14
Pendampingan KTHR Rukun Amanah Wagir- Malang
Sumber: Diolah Peneliti,2019
Gambar 4.15
Skema Pendampingan KTHR Rukun Amanah Wagir- Malang
Sumber: Diolah Peneliti, 2019
YDSF Malang KTHR Rukun
Amanah Wagir -
Malang
MoU
Kemitraan
Pertemuan
Formal Pendampingan
Non-Formal
1. Kunjungan pengurus
ke kandang ternak
anggota KTHR.
2. Anggota mendatangi
rumah pengurus
KTHR untuk
berkonsultasi seputar
ternak.
3. Tukar pikiran dan
pengalaman di
aktifitas peternakan
Pembinaan dan Forum
Group Discussion
seputar topik peternakan
dengan para peternak,
kepala desa, dan
pengurus KTHR, serta
narasumber.
Mendatangkan
narasumber
92
d. Evalusi
Evalusi ini merupakan kegiatan yang dilakukan untuk melihat pencapaian
anggota memelihara hewan ternaknya. Ada beberapa hal yang menjadi bahan
evaluasi diantaranya pemberian pakan ternak, vitamin dan obat, kondisi kandang,
perkembangan hewan ternak dilihat dari penambahan berat kambing setiap harinya.
Dan juga kemandirian peternak dalam proses penggemukan hewan ternak dan
pengelolaan ternak hewan mulai dari perhitungan modal dan berat bibit hewan awal
sampai panennya. Dan evalusi ini dilakukan bersamaan dengan proses
pendampingan anggota. berikut gambar evalusi KTHR Rukun Amanah Wagir-
Malang
Gambar 4.16
Evaluasi Ternak KTHR Rukun Amanah Wagir – Malang
Sumber: Diolah Peneliti,2019
93
Gambar 4.17
Model Evaluasi KTHR Rukun Amanah Wagir- Malang
KTHR Rukun
Amanah Wagir -
Malang
Monitoring Formal
Menanyakan
perkembangan dan
kendala – kendala yang
terjadi selama beternak
Monitoring Non-Formal
1. Pengecekan
perkembangan hewan
ternak anggota setiap
minggu
2. Pengecekam
persedian pakan
ternak anggota
3. Monitoring cara
perawatan hewan
ternak anggota
Sumber: Diolah Peneliti, 2019
94
e. Mitra KTHR Rukun Amanah
Peternak non-anggota KTHR Rukun Amanah yang menjalin mitra tidak
mendapatkan pendampingan, pembinaan dan evaluasi. Mereka hanya mendapatkan
akses pinjaman modal untuk membeli bibit hewan kambing dan akses penjualan
hewan ke KTHR dengan harga pasar.
KTHR Rukun Amanah Wagir – Malang menjadi wadah dalam mengumpulkan
dan memberdayakan para peternak khususnya kambing dan domba, dengan
memfasiltasi peternak untuk mengakses modal usaha, melakukan pembinaan,
pendampingan dan evaluasi, dan akses penjulan hewan ternaknya ke pasar.
95
Gambar 4.18
Model Pemberdayaan YDSF Malang Kepada Mustahik Melalui Zakat
Produktif
Sumber: Diolah Peneliti, 2019
Pembinaan Pendampingan Evalusi
Kemandirian Anggota
KTHR Rukun
Amanah Wagir -
Malang
Pemberian dana zakat (hibah)
dalam bentuk hewan
kambing
1. Menganalisis
kebutuhan dan
potensi KTHR
2. Menjalin MOU &
menunjuk Da’i
sebagai
penanggung jawab
kelompok
Ekonomi Mandiri
Muzakki Yayasan Dana Sosial Al Falah
Malang
1. Melaporkan dana hibah
telah dimanfaatkan oleh
anggota secara lisan
kepada YDSF
dibuktikan dengan KTP,
dan nota-nota realisasi
hewan ternak
2. Mengajukan permintaan
narasumber pembinaan
atau fasilitas
infrastruktur
Keterangan
__ _ __ : Aktifitas
______ : Proses
96
4.1.4 Kemandiran Mustahik
4.1.4.1 Pengertian Kemandirian Mustahik
Kemandirian merupakan konsep yang sering dihubungkan dengan
pembangunan dan menjadi faktor yang sangat penting dalam pembangunan.
Tanggung jawab utama dalam program pembangunan adalah mewujudkan
masyarakat berdaya atau memiliki daya, kekuatan dan kemampuan. Kemampuan
berdaya tersebut memiliki kesamaan makna dengan kemandirian masyarakat
(Zulfiyah, 2018:71). Dalam ajaran islam, upaya mewujudkan kemandirian
ekonomi mendorong seseorang harus bekerja keras. Allah menegaskan bahwa
untuk mengubah nasibnya, sesorang harus mengusahakannya sendiri karena Allah
tidak akan mengubah nasib seseorang kecuali dengan usahanya sendiri. Hal ini
termaktub dalam surah Ar- Rad ayat 11 sebagai berikut,
حنت اللهنلاني غني رمنابقنوم إن لفهينفنظوننهمنأنمرالله يهونمنخن يندن لنهمعنقبناتمنب ني
ممندونهمنونال ونمنالن سوءافنلانمنرندلنه ونإذناأنرنادناللهبقنوم ي غني روامنابأنن فسهم
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran,
di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”
(Surat Ar Rad: 11).
97
Peneliti melakukan wawancara dengan Ketua KTHR Rukun Amanah
Wagir Malang, Anggota KTHR yaitu Atmo, Suliyadi, Amin. serta penliti
mengamati aktifitas peternakan di kelompok tetsebut dalam rentan waktu bulan
Maret – Mei. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan KTHR ini sangatlah
direspon baik oleh masyarakat desa wagir di mana potensi geografis yang cocok
untuk beternak terutama para mustahik. dengan dibentuknya KTHR para peternak
mampu terbedayakan dan teroganisir dalam beternak, hal tersebut dilihat dari
KTHR yang selalu bertambah anggotanya dan semakin besar, serta spirit beternak
di Desa Wagir semakin tinggi, sebagaimana ungkapakan dari Ust Mansyur Arif
selaku ketua KTHR Rukun Amanah- Wagir,
“Saya mengumpulkan warga, dari saya menganalisis masyarakat. Bertemu
kepada kepala desa untuk izin mnggunakan balai desa untuk mengumpulkan
warga, untuk berdiskusi membuat wadah peternak-peternak agar jadi satu
kesatuan, jek (agar) teroganisir baik. Saya buat undangan kepada para
warga, kira – kira dari 100 persen yang saya undang sekitar 40 persen yang
datang, yah seleksi alam. dari situ banyak juga anggota saya yang belum
bersemangat untuk beternak, tetapi dengan berjalannya waktu. Masyarakat
melihat perkembangannya, ternyata berdampak baik terhadap lingkungan,
kebersamaan, perekonomian. Akhirnya zakat produktif ini menunjang
tambahnya anggota yang dulu ekonominya lemah dan pekerjaanya biasa.
Dan kita tawarkan bagaimana kalo beternak sekalian, dan ada yang
terkendala hewan kita berikan bantuan dari dana itu, bukan hanya dikasih
tapi kita dampingi. Di mana hingga sekarang hewannya bertambah banyak
dan bisa mandiri. Artinya betul – betul produktif, di mana bisa memberi
inspirasi orang untuk beternak lagi, bersemangat untuk beternak. Saya bisa
buktikan perkembangan dari KTHR dan anggotanya dilihat dari ternaknya
terus berjalan dan tumbuh. Dan KTHR-nya makin besar, salah satu
indikasinya kelompok saya makin besar dan mereka masih beternak.”
(wawancara pada tanggal 04 Maret 2019)
Dari paparaan di atas dapat diketahui bahwa pada saat awal terbentuknya
kelompok tersebut masih kurang mendapat atensi masyarakat, tetapi setelah
berjalannya waktu masyarakat wagir yang belum bergabung melihat manfaat dari
98
KTHR Rukun Amanah, banyak anggota yang tertarik dan bergabung menjadi
anggota KTHR. Adapun respon positif dari para mustahik, sebagaimana yang
diungkapkan oleh Atmo anggota KTHR Rukun Amanah,
“Yah sejak adanya KTHR dan bantuan kambing ini terbantu, kan bisa
dipakai buat bayar sekolah dan kebutuhan yang lainnya. Jadikan merasa ada
hasilnya, kalo gak ada hasilnya mungkin gak bisa lanjut. Karena merasakan
ada hasilnya, jadi bisa berlanjut. Oh suka, kalo gitu melihara seperti ini, kalo
lebih banyak saya akan mendapatkan lebih banyak hasilnya.” (Wawancara
pada tanggal 22 Maret 2019)
Hal serupa yang dikatakan oleh Sulyadi Anggota KTHR Rukun Amanah,
“Setelah gabung KTHR ini allhamdulillah punya kesibukan, yah gimana
kita syukuri gitu mas. Yah gotong royong sama teman- teman. Kalo kerjaan
kadang saya potong kambing. Ternak di KTHR ini yah membantu buat
kebutuhan keluarga.” (Wawancara pada tanggal 07 Mei 2019)
Paparan di atas menjelaskan bahwa, KTHR Rukun Amanah telah mampu
membantu ekonomi masyarakat wagir, serta menjadi wadah para peternak untuk
meningkatkan kemampuan beternak dan memperluas jejaring sosialnya.
4.1.4.2 Kemandirian Mustahik (Anggota) KTHR Wagir Malang sebagai
Subyek Zakat Produktif Berdasarkan Index Zakat Nasional
Indeks kemandirian mengukur tingkat kemandiran rumah tangga mustahik
berdasarkan tingkat pendapatan, aset yang disewakan dan tabungan (Puskas
BAZNAS, 2017: 18). Tingkat pendapatan merupakan sumber pemasukan dari
usaha mustahik seperti karyawan, petani, pedagang, buruh atau lainnya. serta
pendapatan tidak rutin seperti kiriman keluarga, bantuan pemerintah, dan kiriman
pihak lainnya. Aset yang disewakan seperti tanah, rumah, kendaraan, atau peralatan
lainnya. Tabungan dan simpanan ialah bentuk simpanan mustahik kepada lembaga
99
keuangan baik yang berbasis syariah maupun konvensional dan simpanan pribadi
seperti tabungan dalam bentuk celengan, brankas dan sejenisnya (Farchatunissa,
2017:38-39). Berdasarkan paparan tersebut kemandirian mustahik dapat diukur
oleh dua indikator yaitu pekerjaan dan sumber pendapatan anggota, dan tabungan
mustahik. Dalam hal ini, Amin selaku anggota KTHR Rukun Amanah Wagir-
Malang menjelasakan sumber pendapatan dan beban – beban kebutuhan
keluarganya, yaitu:
“Pemasukan selain dari ternak, yah tani mas. Terus untuk pendapatannya
itu perminggu 1,5 juta sd 2 juta mas. Anak saya 4, yang dua SMA, MI, yang
satu’e belum sekolah. Bayar listrik kurang lebih 100 ribu, spp sekolah gratis,
uang saku paling minimal bisaroh 10 ribu per anak, kalo buat makan yah
150 ribu lah segitu. Kalo lahan ditanami sendiri, tani itu. Kalo tabungan gak
ada, dulu ikut asuransi tapi saya putus mas. Paling nyimpen sendiri aja”
(Wawancara pada tanggal 07 Juni 2019)
Berdasarkan penjelasan Amin di atas, dia menyatakan bahwa sumber
pendapatannya yaitu dari peternakan dan pertanian yaitu berkisar 1,5 juta – 2
juta rupiah perminggu, sehingga dalam sebulan penghasilannya sebesar 6 juta
– 8 juta. Dan kebutuhan keluarga meliputi uang saku anak sebesar 10 ribu dikali
4 orang sebesar 40 ribu, jika sebulan menjadi 1,6 juta. pembayaran listrik
sebesar 100 ribu, biaya makan harian 150 ribu dikalikan 30 hari menjadi 4,5
juta. Sehingga simpanan bapak Amin yaitu pendapatan 6 juta dikurangi
pengeluaran 4,5 juta yaitu sebesar 1,5 juta perbulan. Selanjutnya peneliti
melakukan wawancara kepada bapak suliyadi selaku anggota KTHR Rukun
Amanah Wagir - Malang menerangkan bahwa:
“Anak saya dua mas yag satu SMP sekarang mau masuk SMK sama SD,
kalo spp sebulan 40 ribu yang SD sama 350 ribu yang SMP. Bayar listrik
setiap bulan 50 ribu. Terus kalo buat jajan anak- anak itu yang SMP 100
ribu, yang SD 60 ribu perminggu, kalo untuk makan sehari 30 ribu. Saya
100
selain kerja jadi tukang bangunan bayarannya 100 ribu perhari dan istri saya
kerja juga di pabrik rokok gajinya 250 ribu perminggu.” (Wawancara pada
tanggal 07 Juni 2019)
“Kalo betina harga perkilonya 32 ribu kalo jantan perkilo 40 ribu tergantung
kualitas kambingnya 1 ekor minim 200. Perekor untungnya 200 ribu. Kalo
ngisi biasanya Cuma 8 ekor sampe panen. (wawancara pada tanggal 22
Maret 2019)
Pernyataan Suliyadi di atas menerangkan bahwa sumber pendapatan
keluarga meliputi upah bangunan sebesar 100 perhari, upah buruh di pabrik
rokok 250 ribu perhari, dan peternakan 1,6 juta per panen (tiga bulan sekali).
Jika pendapatan keluarga Suliyadi dihitung perbulan, maka dihasilkan upah
bangunan 3 juta, upah buruh pabrik rokok 1 juta, peternakan 533.3 ribu ditotal
sebesar Rp4,533,300. Kemudian beban- beban keluarga Suliyadi meliputi spp
sekolah 390 ribu perbulan, uang saku anak 160 ribu perminggu dikali 4 minggu
menjadi 640 ribu, biaya makan 30 ribu perhari dikali 30 hari menjadi 900 ribu,
bayar listrik 50 ribu perbulan sehingga kebutuhan keluarga Suliyadi perbulan
sebesar Rp1,980,000. Kemudian dana simpanan keluaraga Suliyadi sebesar
Rp2,553,300. Selanjutnya wawancara yang dilakukan peneliti kepada Atmo:
“Yah lumayan lah mas, ketimbangan anu. Kambing saya sekarang itu ada 9
ekor, dan sebentar lagi dombanya datang sih dari pa arif. Jatahnya bulan ini.
Dan untuk harganya 45 ribu per kg di Jamuran dari KTHR. Terus saya jadi
tukang bangunan juga dibayar 100 ribu sehari. Kalo bayar listrik itu 55 ribu
perbulan sama buat kebutuhan sehari hari gak nentu yah rata- rata 45 ribuan
lah. Yah anak- anak sudah mandiri udah pada nikah mas.” (Wawancara
pada tanggal 22 dan 29 Maret 2019)
Berdasarkan pernyataan di atas, sumber pendapatan Atmo berasal dari
peternakan sebesar 4,05 Juta (laba kotor) dikurangi beban pakan dan modal
ternak sebesar Rp2,3 juta menjadi 1,750,000 perpanen (tiga bulan), dan buruh
bangunan sebesar 100 ribu perhari, jika dilihat dalam rentan waktu satu bulan
101
pendapatan total Atmo sebesar Rp2,583,333. Kemudian beban- beban keluarga
meliputi bayar listrik 55 ribu, biaya makan 45 ribu perhari dikali 30 hari sama
dengan 1,350,000. sehingga kebutuhan keluarga Atmo perbulan sebesar
Rp1,900,000. Kemudian dana simpanan keluaraga Atmo sebesar Rp.683,333.
Menurut Badan Pusat Statistik tahun 2018 mengenai pendapatan minimal
garis kemiskinan di Kabupaten Malang sebesar 314,55 ribu. Sehingga anggota
KTHR Rukun Amanah yang peneliti wawancara sudah berada di atas garis
kemiskinan, di mana mereka dapat memenuhi kebutuhan- kebutuhan pokok
keluarganya dan memiliki dana sisa dari pendapatan keluarganya di atas 314,55
ribu yaitu dana sisanya Amin sebesar Rp1,500,000 perbulan, Suliyadi sebesar
Rp2,553,300 perbulan dan Atmo sebesar Rp.683,333. Artinya anggota KTHR
telah mandiri secara ekonomi. Berikut Tabel 4.3 Pendapatan dan pengeluaran
anggota KTHR yang peneliti wawancara.
Tabel 4.3
Sumber Pendapatan dan Pengeluaran Anggota KTHR Rukun Amanah
Wagir- Malang
No Nama Pendapatan Pengeluaran Sisa
1. Amin Rp6,000,000 Rp4,500,000 Rp1,500,000
2. Suliyadi Rp4,533,300 Rp1,980,000 Rp2,553,300.
3. Atmo Rp2,583,333 Rp1,900,000 Rp683,333 Sumber: Diolah Peneliti, 2019
Pengukuran Indeks Kemandirian Mustahik rumah tangga dilakukan
dengan melihat apakah mustahik rumah tangga memiliki pekerjaan tetap,
usaha/bisnis dan tabungan. Skala Likert digunakan untuk mengukur kondisi
kemandirian dari para mustahik rumah tangga, adapun rumus untuk menghitung
nilai indeks kemandiran yaitu 𝑆𝑐𝑜𝑟𝑒 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙−𝑆𝑐𝑜𝑟𝑒 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙
𝑆𝑐𝑜𝑟𝑒 𝑀𝑎𝑥𝑖𝑚𝑎𝑙−𝑆𝑐𝑜𝑟𝑒 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙. Berdasarkan indikator
102
tersebut anggota KTHR Rukun Amanah Wagir – Malang yang memiliki pekerjaan
tetap dan/atau usaha bisnis yaitu Amin dan Suliyadi, sehingga mereka masuk dalam
kategori kemandirian kuat, adapun nilai kemandiriannya yaitu 4−1
5−1= 0,75.
Kemudian Atmo tingkat kemandiriannya cukup, dengan nilai kemandirian 3−1
5−1=
0,50, di mana memiliki pekerjaan dan/atau usaha dan bisnis tetapi tidak memiliki
tabungan. Berikut skoring dimensi makro aspek kemandiran berdasarkan Index
Zakat Nasional,
Tabel 4.4
Skoring Kemandiran Anggota KTHR Rukun Amanah Wagir - Malang
No Variabel
Kriteria (1= sangat lemah, 2= lemah, 3= cukup, 4= kuat, 5=sangat kuat)
1 2 3 4 5
1 Amin √
2 Suliyadi √
3 Atmo √ Sumber: Diolah Peneliti,2019
103
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan di Yayasan Dana Sosial
Al Falah Malang dan Kampung Wagir Mitra YDSF Malang, dapat disimpulkan
beberapa hal di antaranya:
1. Pengelolaan Dana Zakat, Infaq dan Shadaqah di Yayasan Dana Sosial Al Falah
Malang telah sesuai dengan Undang-Undang No.23 Thn 2011. Aspek
penghimpunan Dana ZIS dari tahun 2015 – 2018 fluktuatif, bergantung pada
kesadaran umat dalam berdonasi, strategi fundraising yang dilakukan pengurus
penghimpunan diklasifikasikan pada tiga bagian di antaranya: (a) pencarian
donatur dengan memaksimalkan media online/ Platfrom YDSF Malang,
memaksimalkan donatur rutin sebagai narahubung penyampaian kelebihan dan
manfaat menjadi donatur di YDSF Malang, membuat event- event seperti
seminar motivasi, kajian islam, dan lain sebagianya, serta menjalin kerjasama
dengan perusahaan dalam bentuk CSR (Corporate Responsibility Social) yang
sudah menjalin dengan BTN Syariah dan BNI Syariah. (b) Perawatan Donatur
sebagai upaya menjaga hubungan dan kepercayaan para donatur melalui
program love & care, Kajian Islam dan Forum Komunikasi Donatur. (c)
pengklasifikasian donatur yaitu menggolongkan donatur berdasarkan jumlah
donasi, donatur premium dan donatur donatur biasa. Dengan ketentuan kategori
donatur premium donasi di atas tiga ratus ribu rupiah.
104
2. Pendistribusian dana ZIS YDSF Malang dialokasikan kepada lima aspek yaitu
pendidikan, masjid, yatim, dakwah dan kemanusian. Di mana ke lima aspek
tersebut secara garis besar terdapat dua program yaitu program charity (program
yang bersifat langsung dan konsumtif) dan program pemberdayaan (program
yang bersifat jangka panjang dan produktif). Adapun model pendistrbusian
YDSF Malang dibedakan menjadi dua yaitu pendistribusian dalam bentuk
proposal dan pendistribusian non-proposal dan pendayagunaan zakat produktif.
3. Pendayagunaan Zakat Produktif YDSF Malang direalisasikan dalam bentuk
dana hibah. Kelompok Ternak Hutan Rakyat (KTHR) Rukun Amanah Wagir-
Malang mitra YDSF Malang dalam mendayagunakan dana zakat tersebut
melalui ternak kambing. Adapun kegiatan yang dilakukan yaitu, penggemukan,
pembibitan dan penjualan kambing potong, serta pendampingan anggota baik
yang bersifat formal maupun kultural. KTHR tersebut mengelola peruntukannya
dibedakan menjadi dua yaitu untuk anggota dan mitra ternak KTHR.
4. Berdasarkan Indeks Zakat Nasional dua anggota (mustahik) Kelompok Ternak
Hutan Rakyat (KTHR) Rukun Amanah Wagir- Malang yaitu Amin dan Suliyadi
tergolong kemandirian kuat dengan nilai kemandirian sebesar 0,75 dan satu
anggota yaitu Atmo tergolong kemandirian cukup dengan nilai kemandirian
cukup. Serta anggota KTHR jika dilihat dari pendapatan telah melebihi garis
kemiskinan di Kabupaten Malang.
105
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas, penulis memberikan saran – saran
konstruktif baik untuk pihak terkait maupun untuk perkembangan intelektual yaitu:
1. Pihak terkait: YDSF Malang dalam mencari donatur perlu diperbanyak mitra
selain lembaga keuangan, agar penyerapan dana dari donatur lebih tinggi dan
jangkauan yang luas. Serta ke depan diharapkan perlu adanya identifikasi
mustahik atau penerima manfaat yang lebih mutakhir sebagai contoh membuat
big data mustahik binaan YDSF Malang, agar dapat diakses oleh para donatur.
Selanjutnya program sosial kemanusian persentase aloksi dananya dinaikan
dari bidang yang lainnya, karena bidang ini mampu menciptakan kemandirian
yang berkelanjutan. Dan KTHR Rukun Amanah Wagir- Malang agar
memudahkan pemberdayaan anggota arsip dokument- dokumentnya diperbaiki
dan dijadikan satu, supaya semua data bisa padu.
2. Akademisi: 4,5 tahun KTHR Rukun Amanah Wagir- Malang memberdayakan
masyarakat ternak di wagir dengan anggota yang semakin bertambah dan
membutuhkan dana yang besar. Pada tahun kedua KTHR mulai membangun
relasi investor sebagai akses permodalan anggota di antaranya, Perhutani, Bank
BRI, dan Investor perorangan. Sehingga rekomendasi untuk peneliti
selanjutnya dapat mengkaji mengenai pemberdayaan berbasis mitra kelompok
sosial dalam mewujudkan kemandirian anggota dan memperluas akses
kelompok sosial tersebut, dan tinjauan hukum islam mengenai akses
permodalan KUR Bank Bri di KTHR yang lahir dari instrumen zakat.
DAFTAR PUSTAKA
Alaydrus, M. Z. (2016). Pengaruh Zakat Produktif Terhadap Pertumbuhan Usaha
Mikro dan Kesejahteraan Mustahik pada Badan Amil Zakat Kota Pasuruan
Jawa Timur.
Almizan. (2016). Distribusi Pendapatan: Kesejahteraan Menurut Konsep Ekonomi
Islam. 01(01).
Aprianto, N. E. (2017, Desember). Kemiskinan Dalam Perspektif Ekonomi Politik
Islam. Islamiconomic: Jurnal Ekonomi Islam, 08(02), 169-188.
Asnaini. (2008). Zakat Produktif dalam Prespektif Hukum Islam. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Atmaja, E. D. (2018). Dampak Pendayagunaan Zakat Produktif Terhadap
Pemberdayaan Mustahik pada Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa
Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia .
Azhari, R. (2018). Pengaruh Pendayagunaan Zakat produktif Terhadap
Pertumbuhan Usaha Mikro dan Penyerapan Tenaga Kerja Mustahik pada
Program Jatim Makmur BAZNAS Jawa Timur. Surabaya: UIN Sunan
Ampel.
Putra, Robinson. (2016). Pembentukan dan Pengembangan Gapoktan. Kep. Riau:
BPTP Kep.Riau
BAZNAS. (2016). Kompilasi Peraturan Perundang-undangan. Jakarta: Badan
Amil Zakat Nasional .
Beik, I. S., & Pratama, C. (2016). Zakat Impact on Poverty and Welfare of
Mustahik: A CIBEST Model Approach. Dipetik September 27, 2018, dari
https://www.researchgate.net/publication/315722852
Djamal, M. (2015). Paradigma Penelitian Kualitatif: edisi revisi. yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Faisal, A. (2017). Productive Zakat of Baznas Yogyakarta on the Growth of Micro
Business. 2(3).
Hafidhuddin, D., & Dkk. (2008). The Power of Zakat (Studi Perbandingan
Pengelolaan Zakat Asia Tenggara). Malang: UIN-Malang Press.
Hani'in, U. (2017). Pengaruh Zakat Produktif Terhadap Peningkatan
Kesejahteraan Masyarakat di Kab. Sragen. IAIN Surakarta.
Haratomo, Giri. (2018). Peternakan Jadi Kunci Penting Perekonomian Indonesia,
Ini Penjelasannya. Diakses pada 16 Mei 2019 dari
https://economy.okezone.com/read/2018/07/04/320/1917701/peternakan-
jadi-kunci-penting-perekonomian-indonesia-ini-penjelasannya
Herry Stw. (2013). Kemandirian. di petik 23 Februari 2019 dari
https://herrystw.wordpress.com/2013/01/05/kemandirian/
Hidayat, R. (2017). Penerapan Manajemen Zakat Produktif dalam Meningkatkan
Ekonomi Umat di PKPU (Pos Keadilan Umat) Kota Makassar). XVII(1).
Iswara. (2008, Agustus 17). http://jurnal-sastra.blogspot.com. Dipetik Januari 17,
2019, dari http://jurnal-sastra.blogspot.com/2008/05/penelitian-studi-
pendahuluan-pilot.html
Nafiah, L. (2015). Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif Terhadap
Kesejahteraan Mustahik pada Program Ternak Bergulir BAZNAS
Kab.Gersik.
Nurzaman, M. S. (2016). Evaluating the Impact of Productive Based Zakat in The
Perspective of Human Development Index: A Comparative Analysis.
Pailis, E. A., & dkk. (2016). The Influence of Maqashid syariah toward Mustahik’s
Empowerment and Welfare (Study of Productive Zakat Recipienst on
BAZNAS Riau). 6(2).
Puadi, A. J. (2017). Tata Kelola Kelembagaan Zakat di Malang (BAZNAS, El
ZAWA dan YDSF). 01(02).
Puskas BAZNAS. (2016). Index Zakat Nasional. Jakarta Pusat: Pusat Kajian
Startegis BAZNAS.
Rafi', M. (2011). Potensi Zakat (dari Konsumtif- Karikatif ke Produktif -
Bedayaguna) Prespektif Hukum Islam. Yogyakarta: Citra Pustaka
Yogyakarta.
Shiddieqy, T. M. (2006). Pedoman Zakat. Semarang: Pustaka Rizki BPTB
Kep.Riau .
Statistik, B. P. (2018). Jumlah Penduduk Miskin 2014 - 2018. Jakarta. Dipetik
September 4, 2018, dari
https://www.bps.go.id/statictable/2014/01/30/1494/jumlah-penduduk-
miskin-persentase-penduduk-miskin-dan-garis-kemiskinan-1970-
2017.html
Suratno. (2017). Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif Terhadap
Pemberdayaan Mustahik (Studi pada Lembaga Amil Zakat DPUDT Bandar
Lampung). Lampung: UIN Raden Intan.
Suyatna, Hempri & Agnes Sunartiningsih. 2017. Dinamika dan Kebijakan Ekonomi
Rakyat. Yogyakarta. Tiara Wacana.
Syamsuddin, H., & Dkk. (2017). The Influence of Governance Dimension on Zakah
Acquisition for Mustahik Business Continuity in South Sulawesi. 9(11).
W.Creswell, J. (2015). Penelitian Kualitatif & Desain Riset: Memilih Di Antara
Lima Pendekatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wijaya, A. P. (2016). Distribusi Zakat Produktif Bagi Fakir Miskin di Daerah
Istimewa Yogyakarta (Studi Pelaksanaan Program Madrasah Ekonomi
Mandiri Dompet Dhuafa Yogyakarta).
Winoto, G. N. (2011). Pengaruh Dana Zakat Produktif Terhadap Keuntungan
Mustahik Penerima Zakat (Studi pada BAZ Kota Semarang).
Yusuf, A. A. (2018, Agustus). Kemiskinan di Indonesia dalam Perspektif
Komparatis. Dipetik November 09, 2018, dari
http://sdgcenter.unpad.ac.id/kemiskinan-di-indonesia-dalam-perspektif-
komparatis/
YDSF Malang. Program Sosial Kemanusian. Malang. Diperoleh 14 Oktober 2018,
dari http://www.ydsf-malang.or.id/program
Zulfiyah. (2018) Implementasi Program Linkage dalam Menunjang Kemandirian
Ekonomi Masyarakat: Studi Pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)
Kota Malang. Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Lampiran – Lampiran
Lampiran 1
Reduksi Data Menggunakan Teknik Tringulasi
Pengelolaan Zakat YDSF Malang
Sub Tema Bagian Sumber Keterangan
Penghimpunan Perencanaan Informan 1 Diibaratkan lembaga penghimpun dan penyalur
zakat ini sebagai media untuk memberdayakan
potensi masyarakat. Sehingga dana yang
terhimpun dari donatur menjadi amal zariah dan
manfaatnya mampu dirasakan bagi golongan
yang berhak menerimanya
Informan 2 Donasi yang disalurkan kepada kaum dhuafa
melalui YDSF Malang dapat bermanfaat, serta
menjadi stimulus kepada masyarakat untuk
berdonasi kepada kaum duhafa melalui YDSF
Malang
Pelaksanaan Informan 1 Yayasan Dana Sosial Al Falah Malang dalam
mengelola penghimpunan dana zis
menggunakan tiga tahapan yaitu (1) pencarian
mencari donatur dana ZIS dengan menggunakan
beberapa cara yaitu optmalisasi media online
(webiste, instagram, facebook, dam lainnya),
memaksimalkan donatur rutin untuk
memnyampaikan kelebihan dan manfaat
bersedekah di YDSF Malang kepada keluarga,
saudara dan relasi donatur, menyelenggarkan
event-event seperti seminar bisnis, seminar
motivasi, kajian keislaman. Di mana moment
tersebut dimanfaatkan untuk memperkenalkan
ydsf kepada para donatur. Kemudian menjalin
kerjasama dengan perusahaan- perusahaan
dalam bentuk Corporate Responsibility Social
(CSR) melalui penawaran program penyaluran
mustahik). (2) Perawatan donatur merupakan
upaya menjaga hubungan komunikasi dan
kepercayaan para donatur adapun program
perawatan donatur ini di antaranya, love and
care, program ini merupakan bentuk perhatian
kepada para donatur seperti mengunjungi
undangan pernikahan, menjenguk keluarganya
yang sakit, dan donatur bisa mengajukan nama
mustahik untuk bisa menerima manfaat. Kajian
Islam, program ini bertujuan untuk membekali
para donatur mengenai wawasan keislaman
dengan mendatangkan narasumber, yang
dilakukan tiga bulan sekali. Forum Komunikasi
Donatur (FKD), program ini membentuk
pengurus FKD di masing-masing wilayah,
kegiatan FKD ini melakukan silaturahmi ke
rumah-rumah donatur secara bergantian
bergantung keluangan waktu donatur. (3)
pengklasifikasian Donatur, program ini
bertujuan untuk memetakan donatur- donatur
yang sering berdonasi dan jumlah donasi yang
disalurkan kepada YDSF Malang
Informan 2 Penghimpunan dana YDSF Malang
dilakukan oleh bidang penghimpunan,
biasanya menjadi tanggung jawab langsung
manajer penghimpunan. Dalam mencari
donatur pengurus YDSF Malang
memaksimalkan platfrom YDSF Malang
kepada publik, sehingga memicu para
donatur baru untuk berdonasi di YDSF
Malang seperti di website dan majalah
bulanan YDSF Malang itu ada kolom donasi
yang berisikan langkah- langkah petunjuk
berdonasi di YDSF Malang. Di samping itu
mengoptimalkan donatur yang sudah ada
untuk memberikan informasi kepada
lingkungannya dan merekomendasikan
penyaluran zakat, infaq dan sedekah ke
YDSF Malang. Kemudian untuk donatur
rutin sekitar 6,000-an, untuk lebih validnya
ada di pelaporan keuangan.
Pengkordina
sian
Informan 1 Tugasnya adalah bagaimana mengelola masing-
masing tim sesuai dengan tupoksi nya masing-
masing. Bagaimana penghimpunan tugasnya
adalah berkordinasi dengan timnya untuk
mencari donasi dan membiayai program-
program ydsf dan operasional ydsf. Bagaimana
donasi yang dihimpun bisa menjadi program
yang bermanfaat dan berdaya. Untuk supporting
system ini adalah bagaiamana manager ini
melihat dan mengaca dan memahami program
penghimpuan dan desain seperti membuatkan
konten desain, menyiapkan tools program.
Keuangan mengatur pendanaan, memetakan
dana yang bisa dilakukan di bulan itu yang
berkordinasi setiap departemen dan ke direktur.
Informan 2 Setiap manager devisi bertanggung jawab atas
apa yang dilakukan oleh staffnya, kemudian
berkoordinasi dengan melakukan rapat dan
evalusi internal setiap bulan, dan selanjutnya
diadakan rapat manager dengan pimpinan.
Sehingga aktifitas yang dilakukan YDSF
Malang, salah satunya di bagian penghimpunan
menyampaikan keadaan di lapangan untuk
disampikan ke internal pengurus. Sehingga
semua devisi akan saling berkoordinasi.
Penyaluran Perencanaan Informan 1 Pendistribusian dana yang terhimpun itu
dialoksikan kepada lima bidang yaitu
pendidikan, yatim, masjid, dakwah. Ke lima
bidang tersebut ditentukan berdasarkan
kebutuhan kondisi masyarakat. Serta YDSF
Malang sebagai lembaga zakat dituntut untuk
memberdayakan masyarakat, sehingga arahnya
lebih kepada produktif dibandingkan konsumtif.
Jika dipersentasekan produktif dan konsumtif
70:30 persen.
Informan 2 Di YDSF Malang, kalau zakat untuk
mustahik dialokasikan kepada tiga kategori:
(1) biaya hidup bisa berupa uang/ makanan
sehari hari untuk dhuafa, (2) modal usaha
bisa uang, maupun peralatan usaha, (3)
kesehatan, biaya rumah sakit atau obat.
Pelaksanaan Informan 1 Pendistribusian dana zis secara garis besar
dibedakan menjadi dua yaitu Program
Charity, program ini merupakan penyaluran
dalam bentuk insendental, bantuan
pengelolaan zakat diberikan kepada
seseorang/ sebuah keluarga/komunitas yang
membutuhkan tanpa adanya skema
pemberdayaan di dalamnya. Program
pemberdayaan, program ini merupakan
program pendistribusian yang bersifat long
term dan ada porses pemberdayaannya, yang
akan mengubah mustahik menjadi muzzaki.
Kemudian dana zis didistribusikan kepada
lima bidang dakwah, masjid, pendidikan,
yatim, sosial kemanusian. Di mana dana
zakat lebih banyak dialokasikan pada bidang
sosial kemanusian baik yang bersifat
konsumtif maupun produktif. Dan untuk
skema penyaluran dana zis terdapat dua
kategori yaitu pengajuan dana dalam bentuk
proposal dan pengajuan dalam bentuk non-
proposal.
Informan 2 Secara garis besaar distribusi dana zakat di
YDSF Malang dialokasikan pada tiga bagian
yaitu biaya hidup (uang atau makanan sehari
– hari), modal usaha (uang atau peralatan
usaha, kesehatan berupa biaya rumah sakit
atau obat. Dan untuk dana infaq sesuai
dengan kebijakan dari penanggung jawab
program. Dan untuk penyaluran dengan
model pendayagunaan sifatnya kelompok
agar dapat memaksimalkan dalam proses
pendampingan dan monitoring
Pengkordina
sian
Informan 1 Penyaluran dana YDSF Malang ada dua kategori
yaitu berupa pengajuan proposal dan pengajuan
non-proposal. Penyaluran dalam bentuk
proposal ini melalui beberapa tahap yaitu:
Pertama, mustahik mengajukan proposal
kepada admin YDSF Malang untuk dilihat
dan dianalisa proposal tersebut. Kedua,
proposal tersebut diserahkan kepada bagian
program dan dilakukan survei lapang atau
kondisi mustahik. ketiga, tim program
YDSF Malang melakukan evaluasi dan
musyawarah layak atau tidaknya pengajuan
tersebut. Dan keempat, tim program
melaporkan kepada bagian keuangan untuk
melakukan pencairan dana ketika proposal
tersebut di acc tim program. Jika realisasi
bantuan tersebut berupa sarana dan
prasarana, mustahik atau penanggung jawab
penerima manfaat ini wajib datang ke kantor
sekaligus memberikan bukti pemberian dan
penggunaan dana tersebut (nota-notanya).
Penyaluran bentuk non-proposal melalui
melalui 5 (lima) tahap, diantaranya:
Pertama. tim program melakukan
assessment di lapangan atau kondisi
mustahik mengenai kekurangan dan
kebutuhannya, dan program apa yang
dibutuhkan (contoh: desa wagir). Kedua,
dilakukan analisa oleh pihak YDSF Malang
terkait hasil penelusuran lapangan. Ketiga,
membuat kesepakatan yang meliputi besaran
anggaran dan teknis pelaksanaannya, lalu
anggaran dicairkan oleh bagaian keuangan
dan disalurkan kepada penerima manfaat.
Keempat, YDSF Malang mencari mitra
pelaksana untuk dijadikan pendamping
program YDSF Malang tersebut, serta
melakukan pendampingan pada program
tersebut dengan melihat keberlangsungan
program, perubahan yang terjadi pada
penerima manfaat, dan dampak setelah
dilakukan pendampingan. Kelima, pengurus
YDSF Malang yang bertanggung jawab atas
program tersebut melakukan monitoring
dengan penanggung jawab/ Da’i program
terkait perkembangan dari penerima manfaat
dan kebermanfaatan program tersebut.
Informan 2 Dalam memaksimalkan program - program
penyaluran, YDSF Malang menyampaikan
kebutuhan dana setiap bidang, misalnya bidang
sosial kemanusian. Membuat rancangan
program yang terdiri dari input, proses, output
dan outcome dari program tersebut. Sehingga
program setiap devisi dapat diakomodasi dari
dana yang ada.
Pendayagunaan Perencanaan Informan 2 Pendayagunaan zakat produktif awalnya adalah
penyaluran bantuan modal usaha perorangan
yang dinamakan program Komunitas Usaha
Mandiri, dikarenakan kesulitan dalam
melakukan pendampingan dan monitoring
perkembangan usaha mustahik, YDSF Malang
menjalin mitra dengan kelompok- kelompok
desa salah satunya yaitu KTHR Rukun Ternak
Hutan Rakyat Rukun Amanah.
Informan 3 Program dari YDSF Malang masuk pada tahun
2015 dengan memberikan dan hibah sebanyak
40 juta yang direalisasikan berupa hewan
kambing sebanyak 25 ekor seharga 35 juta dan
sisanya dibelikan alat pencacah rumput.
Kemudian tahun 2017 YDSF Malang
merealisasikan sebanyak 25 ekor dengan sistem
tiga kali peranakan, anak kambing tersebut
diberikan kepada penerima manfaat yang lain.
Informan 5 Awal bergabung yaitu pada saat tiga bulan
menjelang idul adha diberi 10 kambing untuk
digemukan, terus diwaktu idul adha dijual oleh
KTHR dengan sistem bagi hasil.
Pelaksanaan Informan 3 Masyarakat wagir melihat perkembangan KTHR
tersebut dan memiliki dampak terhadap
lingkungan, kebersamaan, dan perekonomian.
Di mana zakat produktif ini mampu membantu
ekonomi anggota KTHR, serta masyarakat
melihat KTHR sebagai wadah untuk para
peternak. Sehingga mereka bisa diskusi dengan
anggota lainnya seputar peternakan. Melihat hal
tersebut, banyak masyarakat yang ikut
bergabung menjadi anggota KTHR. Selanjutnya,
aktifitas yang dilakukan oleh KTHR diantaranya
penggemukan dan pembibitan kambing,
pendampingan ternak, penjualan hewan ternak.
Penggemukan merupakan perawatan kambing
untuk dijual dagingnya dan panen setiap tiga
bulan sekali, pebibitan ialah merawat indukan
kambing dan mengawinkan kambing hingga
melahirkan, waktu yang dibutuhkan rata- rata 10
bulan.
Informan 4 Motivasi mereka bergabung di KTHR itu adalah
pendampingan ternak dan akses permodalannya.
Pendampingan dilakukan pada saat acara formal,
survei ke peternakan anggota, atau anggota yang
datang ke pengurus. Di samping itu KTHR
membuka bagi investor yang ingin menanamkan
modalnya, dengan sistem bagi hasil yaitu 45
persen untuk investor, 45 persen untuk peternak,
dan 10 persen untuk KTHR dari keuntungan
bersih.
Informan 5 Kegiatan pendampingan formal biasanya
anggota diberi undangan untuk hadir, pengurus
KTHR biasanya melakukan survei
perkembangan hewan ternak dan pengurus pun
menyampaikan solusi – solusi ketika terjadi
kendala dalam proses perawatan hewan ternak.
Kemudian, jika ada mitra yang menanamkan
modal kepada KTHR untuk ternak hewan, biaya
pakan, obatan- obatan itu ditanggung investor.
Sehingga peternak tugasnya merawat sampai
panen dan modal berasal dari investor.
Pengkordina
sian
Informan 3 Pengkordinasian anggota KTHR biasanya
keliling ke rumah – rumah anggota untuk
mengecek kondisi hewan ternak mereka,
kemudian memanfaatkan moment perkumpulan
formal sebagai media evaluasi dan diskusi
anggota mengenai dinamika yang terjadi di
peternakan anggota.
Informan 4 Kordinasi dengan anggota itu fleksibel, karena
setiap hari sering bertemu baik berkunjung untuk
survei maupun untuk pengambilan hewan
ternak.
Informan 5 Kordinasi yang dilakukan itu fleksibel
bergantung pada kondisi yang terjadi ketika
proses beternak atau memaksimalkan
perkumpulan formal yang diadakan di balai desa.
Kemandirian Mustahik
Sub Tema Sumber Keterangan
Definisi
Kemandirian
Informan 3
Dengan dibentuknya KTHR, para peternak mampu
terberdayakan dan teroganisir dalam benternak. Di mana
awalnya atensi masyarakat masih minim, tetapi setelah
berjalannya waktu yang belum bergabung melihat manfaat dari
KTHR Rukun Amanah. Hal ini menjadi kemandirian bagi
anggota dan kelompok, di lihat dari anggota yang semakin
semangat beternak dan masih beternak, serta kelompok yang
semakin besar.
Informan 5
Sejak didirikannya KTHR dan bantan kambing bergulir
membantu dalam memenuhi kebutuhan- kebutuhan ekonomi.
karena itulah banyak yang bergabung dengan KTHR.
Informan 6
Aktifitas di KTHR menjadikan kesibukan dan pengetahuan
sendiri bagi anggota, serta membantu untuk memenuhi
kebutuhan keluarga. Juga semangat gotong royong kembali
tumbuh di kalangan masyarakat.
Kemandirian
mustahik
berdasarkan
IZN
Informan 4
Sumber pendapatannya yaitu dari peternakan dan pertanian
yaitu berkisar 1,5 juta – 2 juta rupiah perminggu, sehingga
dalam sebulan penghasilannya sebesar 6 juta – 8 juta. Dan
kebutuhan keluarga meliputi uang saku anak sebesar 10
ribu dikali 4 orang sebesar 40 ribu, jika sebulan menjadi
1,6 juta. pembayaran listrik sebesar 100 ribu, biaya makan
harian 150 ribu dikalikan 30 hari menjadi 4,5 juta.
Sehingga simpanan bapak Amin yaitu pendapatan 6 juta
dikurangi pengeluaran 4,5 juta yaitu sebesar 1,5 juta
perbulan. Tabungan atau simpanan masih menyimpan
sendiri.
Informan 5
sumber pendapatan keluarga meliputi upah bangunan
sebesar 100 perhari, upah buruh di pabrik rokok 250 ribu
perhari, dan peternakan 1,6 juta per panen (tiga bulan
sekali). Jika pendapatan keluarga Suliyadi dihitung
perbulan, maka dihasilkan upah bangunan 3 juta, upah
buruh pabrik rokok 1 juta, peternakan 533.3 ribu ditotal
sebesar Rp4,533,300. Kemudian beban- beban keluarga
Suliyadi meliputi spp sekolah 390 ribu perbulan, uang
saku anak 160 ribu perminggu dikali 4 minggu menjadi
640 ribu, biaya makan 30 ribu perhari dikali 30 hari
menjadi 900 ribu, bayar listrik 50 ribu perbulan sehingga
kebutuhan keluarga Suliyadi perbulan sebesar
Rp1,980,000. Kemudian dana simpanan keluaraga
Suliyadi sebesar Rp2,553,300.
Informan 6
sumber pendapatan Atmo berasal dari peternakan sebesar
4,05 Juta (laba kotor) dikurangi beban pakan dan modal
ternak sebesar Rp2,3 juta menjadi 1,750,000 perpanen
(tiga bulan), dan buruh bangunan sebesar 100 ribu
perhari, jika dilihat dalam rentan waktu satu bulan
pendapatan total Atmo sebesar Rp2,583,333. Kemudian
beban- beban keluarga meliputi bayar listrik 55 ribu, biaya
makan 45 ribu perhari dikali 30 hari sama dengan
1,350,000. sehingga kebutuhan keluarga Atmo perbulan
sebesar Rp1,900,000. Kemudian dana simpanan keluaraga
Atmo sebesar Rp.683,333.
Lampiran 2
Informan 1 Bapak M Fandy Bahtiar Manajer Penghimpun YDSF Malang
Wawancara dilakukan pada tanggal 8 Maret 2019
P: Terkait program YDSF yang ada dipenghimpunan?
J: Program penghimpunan untuk donatur itu ada namanya love and care, program yang
kita berikan untuk donatur YDSF, di mana donatur ini, pertama anaknya atau dirinya
menikah, dan yang kedua bila keluarganya atau saudaranya mininggal dunia, atau sakit
entah itu keluarga inti kita kunjungi yang dinamai program love and care. Atau ketika
tidak ada tiga agenda ini, kita ada kunjungan dalam rangka perawatan donatur, kita
biasanya dalam bentuk cintanya kita kepada donatur. Jadi program love and care itu kita
berikan kepada empat tadi itu, ini berlaku untuk donatur biasa dan donatur premium.
Kemudian yang kedua selain love and care, kita ada program Kais (Kajian Islam). Tapi
ini bisa digunakan untuk donatur maupun non- donatur, jadi kais ini kita lakukan tiga
bulan sekali atau satu bulan sekali tergantung dari narasumber yang kita dapatkan untuk
kajian. Kemudia yang ketiga ada namanya FKD (Forum Komunikasi Donatur) yang
kita lakukan ini tergantung dari masing-masing donaturnya, ini biasanya kita lakukan 2
bulan sekali pertemuan keliling dari rumah ke rumah bergantian. Ini ada pengurusnya
ada ketua, wakilnya begitu, itu sih program yang kita berikan untuk donatur
P: Terkait program YDSF yang ada dipenyaluran?
Satu sisi terkait program untuk penyaluran, ada kemudian prioritas terkait dengan
pengajuan dari donatur, jadi misalnya ada tetangganya yang mengajukan sakit dia
miskin, nah diajukan. Kalo layak nanti mendapatkan program prioritas. Itu yang kita
berikan kepada donatur. Klo yang tadi itu kita perawatan . Untuk mencari donatur itu
yang pertama mengoptimalkan media online, media sosial YDSF dengan memberikan
program – program YDSF kita tampilkan, kemudian kita kuatkan dengan quotes –
qoutes terkait sedekah jadi seperti itu, kemudian yang ke dua dalam rangka mencari
donatur lagi, kita biasanya menggunakan donatur rutin yang sudah ada. Jadi misalnya
donatur rutin ini dia punya saudara, punya teman atau relasi, kita biasanya kita minta
tolong, mereka menjadi simbol-simbol YDSF. Untuk mengajak temennya, jadi
isitilahnya testimoni yang disampaikan apa sih manfaatnya ikut di YDSF. Jadi ibaratnya
kita ini menjadi simmbol – simbol kebaikan di YDSF. Atau yang ketiga, kita
menggunakan event yang kita lakukan, event ini bisa berupa seminar bisnis, seminar
motivasi atau kajian islam. Nanti di situ kita ada persentasi YDSF, kita mengenalkan
YDSF, kita mengenalkan YDSF atau kita langsung closing donasi di situ. Itu salah satu
mencari donatur. Nah jadi banyak cara yang dilakukan. Itu kan yang rutin dilakukan.
Tapi kalo kerjasama terkait program ydsf, kita adakalanya menawarkan program YDSF
dengan perusahaan, yang namanya CSR (corporaat Social responsibility) kita kerjasama
dalam bidang ini, kalo tahun – tahun sebelumnya itu BTN Syariah, BNI Syariah.
Terkiat program penyaluran tahun 2018, program kita tetap sih. Pendidikan, yatim,
dakwah, sosial kemanusian, masjid.
P: Kenapa memilih program- program tersebut?
J: Kalo ini dengan sesuai dengan keadaan di masyarakat. Masyarakat kita kan butuh
pendidikan, dakwah, juga untuk penguatan islam di masyarkat, kemudian yatim, sosial
kemanusian ini terkait kemsyarakatan pemberdayaan ekonomi, kemudian janda. Dan
masjid, kita menjuga mensupport terkiat penguatan manjemen masjid. Mengapa kita
ambil itu, karena di masyarakat setelah kita assement kebanyakan akan berkutat pada ke
lima bidang ini. dan semua lembaga zakat insyallah akan sama semuanya berkutat di
kelima bidang ini. kalo zakat konsumtif dan pemberdayaan, itu kita lebih banyak
pemberdayaan, misalnya di ust mansyur arif, kita memang saat ini lembaga zakat
dituntut/diwajibkan untuk pemberdayaan. Tidak lagi ke arah konsumtif. Konsumtif ini
untuk janda, duhafa. Janda yang sudah tua atau yang punya banyak anak tetapi ekonomi
belum mencukupi saat ini dipancing dengan bantuan yang namanya charity untuk
konsumtif itu. Kalo di persentase 70 : 30 untuk produktif dan konsumtif. Alokasi
porsentase paling besar itu pada bidang sosial kemanusian. Karena di situ ada qurban,
qurban itu memakan porsentase paling besar yah sekitar 2 atau 3 persen, yang paling kecil
masjid. Untuk penentuan mustahik saat ini sih belum ada terkait SOP khusus membahas
mustahik itu. Saat ini kita mengaca pada survei, survei itu masing-masingnya ada form
survei pada Pendidikan, yatim, dakwah, sosial kemanusian, masjid. Nanti di situ bisa
dilihat. Nanti beda – beda masing- masing. Mulai tahun – tahun sebelumnya dananya itu
diberikan hibah, kalo kita belum ada kewajiban untuk mengembalikan ke YDSF. Paling
kita hanya menyampaikna terkait penguatan di solatnya, ngajinya. Tapi untuk kewajiban
mengembalikan gak ada. Jadi ibaratnya kita lembaga penghimpun dan penyalur. Dan
bagaimana kita penyaluran ini punya rambu – rambu untuk membrdayakan
masyarakatnya. Jadi tidak hanya sekedar formalitas, tapi bagaimana dengan donasi yang
kita himpun ini. yang donasi mendapatkan amal zariah dan mereka yang terbantu ini
terberdayakan.
P: Untuk pembinaan kepada mustahik?
J: jadi kita ada kaya pembinaan beasiswa itu seperti ada pertemuan rutin mentoring
namanya, kalo pembinaan ekonomi ada yang mendapatkan bantuan usaha itu ada
pembinaan mentoring juga. Jadi masing-masing itu ada mentoringnya. Didampingi oleh
pihak ketiga. Jadi misalnya yang dapat beasiswa ada mentoring didampingi oleh mitra
kita, lalu yang dapat modal usaha ada mentoring bulanan, ada pendampingnya sendiri.
Jadi tim YDSF ini tidak turun, kita hanya sebatas penyalur dana nanti ada pihak ketiga
yang mengelola mustahiknya seperti da’i itu.Tidak ada agenda yang kita tentukan, bisa
jadi tiga bulan sekali, enam bulan sekali, atau bisa jadi sebulan sekali. Untuk jumlah
mustahiknya sudah ratusan ribu, karena kita menyalurkan juga ke palu, palestina. Untuk
tahun kemarin sekitar 700 ribu
P: Urutan pengelolaan penyaularan dana zakat?
J: Kita ada dua jenis ada pengajuan proposal atau non pengajuan proposal. Kalo pengajuan
propsal ini alurnya mengajukan proposal dulu ke YDSF, diterima oleh admin, di situ akan
diberi form penerimaan proposal, dilihat jenisnya. Kalo misal lengkap datanya. Proposal
itu diterima lalu diserahkan kepada bagian program lalu dari bagian program survei.
Setelah survei nanti akan dievaluasi dan musyawarahkan layak atau tidak. Kalo misalnya
layak bantu berarti berikutnya pengajuan dana kepada bagian keuangan. Setlah dicairkan
dibagian keuangan. Baru realisasi ke penerima manfaat mustahik. realisasi kalo
bantuannya beruapa sarana dan prasarana, mustahik atau PJ peneriman bantuan ini wajib
ke YDSF lagi untuk memberikan bukti pemberian dana berupa nota-notanya. Nah setelah
itu, nanti akan dibuatkan lpj sama tim program penggunaan dana, selanjutnya masuk pada
tahap supervisi, apakah betul program dana ydsf betul digunakan sesuai dengan akad.
Misalnya bantuan beasiswa digunakan untuk beasiswa, bantuan untuk masjid betul –
betul digunakan untuk masjid. Tapi yang non proposal, tim program assement di
lapangan, jadi melihat abcd nya apa yang perlu dibantu di situ. Apa kekuranganya,
misalnya satu desa butuhnya apa, apa yang dibutuhkan program di situ. Jadi dianalisa
atau assement. Kemudian masuk dianalisa. Setelah itu masuk di kesepakatan program
yang akan disepkati di situ, setalah kesepeakatan nanti adalah pengajuan anggaran atau
bisa jadi sebelum mengajukan anggaran ialah menjalin mitra terlebih dahulu, mencari
mitra pelaksana. Yang akan mendampingi ydsf untuk melaksanakan program yang telah
disepakati. Misal di situ sepakatnya program pembinaan ekonomi, berarti kita mencari
lembaga pendamping yang bisa mendampingi ydsf untuk melaksanakan program
ekonomi, dan setelah itu tetap pengajuan anggaran kepada bagian keuangan, setelah itu
kita ada program monitoring, monitoring ini melihat program ini berjalan atau tidak,
efeknya kepada masyarakat, bagaimana perubahan, bagaimana dampaknya setelah
diberikan pendampingan selanjutnya evaluasi. Dan setelah itu kembali ke awal.
P: Apa tugas manager?
J: Tugasnya adalah bagaimana mengelola masing-masing tim sesuai dengan tupoksi nya
masing- masing. Bagiana penghimpunan tugasnya adalah berkordinasi dengan tim nya
untuk mencari donasi dan membisyai program-program ydsf dan operasional ydsf.
Bagaimana donasi yang dihimpun bisa menjadi program yang bermanfaat dan berdaya.
Untuk supporting system ini adalah bagaiamana manager ini melihat dan mengaca dan
memahami program penghimpuan dan desain seperti membuatkan konten desain,
menyiapkan tools program. Keuangan mengatur pendanaan, memetakan dana yang bisa
dilakukan di bulan itu yang berkordinasi ketiap departemen dan ke direktur.
Lampiran 3
Informan 2 Wildan Ismaulandy penanggung jawab bid. sosial kemanusian
Wawancara dilakukan pada tanggal 29 Januari dan 7 Maret 2019
Nama lengkap saya Wildan Ismaulandy, umur 26 tahun, bekerja di YDSF Malang mulai
tahun 2018 awal, Donasi yang diberikan dari donatur itu dapat memberikan nilai ibadah
yang terus mengalir untuk mereka. Juga arah kerja devisi penghimpunan ini untuk bisa
menebar kebermanfaatan kepada umat, sehingga masyarakat percaya untuk berdonasi di
YDSF. Dulu itu kita bantu sekitar 15 atau 30 ternak kambing, itu sekarang sudah bisa cover
150 orang sampai tahun 2018. Kalo yang tiga puluh orang itu, jadi sistemnya koperasi. Jadi
ternak dampingannya koperasi. Jadi untuk pembelian ternak lagi itu, melalui koperasi yang
saat itu kita barengan dirikannya, ada itu di wagir. Jadi misalnya anak kambing tadi punya
anak, nanti dikasihkan kepada yang lain. Totalnya dalam setahun 9 orang, Penghimpunan
dana YDSF dilakukan oleh bidang penghimpunan, biasanya menjadi tanggung
jawab langsung manajer penghimpunan. Dalam mencari donatur pengurus YDSF
memaksimalkan platfrom YDSF kepada publik, sehingga memicu para donatur
baru untuk berdonasi di YDSF seperti di website dan majalah bulanan YDSF itu
ada kolom donasi yang berisikan langkah- langkah petunjuk berdonasi di YDSF.
Di samping itu mengoptimalkan donatur yang sudah ada untuk memberikan
informasi kepada lingkungannya dan merekomendasikan penyaluran zakat, infaq
dan sedekah ke YDSF. Kemudian untuk donatur rutin sekitar 6,000-an, untuk lebih
validnya ada di pelaporan keuangan. Dalam memaksimalkan program – program
penyaluran, YDSF menyampaikan kebutuhan dana setiap bidang, misalnya bidang
sosial kemanusian. Membuat rancangan program yang terdiri dari input, proses,
output dan outcome dari program tersebut. Sehingga program setiap devisi dapat
diakomodasi dari dana yang ada.
- Wawancara pada tanggal 7 Maret 2019
Di YDSF Malang, kalau zakat untuk mustahik ada tiga mas: (1) biaya hidup bisa
berupa uang/ makanan sehari hari untuk dhuafa, (2) modal usaha bisa uang, maupun
peralatan usaha, (3) kesehatan, biaya rumah sakit atau oba. Nah untuk persentase
berarti harus by keuangan mas, karena perbandingan all mas. Kalo pengelolan ke
bu menager keuangan yang tempo hari njnengan temui, kalau untuk penghimpunan,
bisa menghubungi pak fandy. Jadi untuk pengembangan usaha, dulu itu perorangan
sistemnya. Tapi kalo kita YDSF yang bagian modal usaha saya sendiri itu kalo
bantu perorangan susahnya itu dampinginya. Jadi untuk membantu dhufa itu mudah
tapi kalo dampingannya susah. Makanya modelnya itu mulai pada kelompok kaya
di wagir itu ternak kambing. Soalnya untuk membina mustahik itu perlu perhatian
lebih gitu mas. Sejak tahun 2013-2014 itu ada yang namanya KUM itu bantuan
modal usaha kepada para mustahik. nah pas 2014 akhir kita buat programnya
modelnya kelompok gitu mas, kaya yang di wagir itu. supaya pendampingannya
bisa berjalan. Klo perorangan kesulitan kitanya mas.
Lampiran 4
Informan 3 Ust Mansyur Arif Ketua Kelompok Ternak Hutan Rakyat
Wawancara yang dilakukan pada hari Senin, 04 Maret 2019
Berangkat dari golongan yang melakukan gerakan pendangkalan akidah kepada
masyarakat di wagir- Malang dengan di bungus melalui program bimbel gratis,
bantuan ekonomi dan lain-lainnya. Dan melihat kegiatan masjid yang vakum, yang
lalu mendirikan TPQ di Masjid dengan mendatangkan guru-guru mengaji.
Selanjutnya saya mencoba melakukan dakwah di bidang sosial kemanusiaan,
dengan melihat domain geografisnya seperti ini, yaitu potensi pertanian dan
peternakan. Singkat cerita saya dirikanlah kelompok tani, dengan saya analisis juga
masyarakat banyak yang ternak tapi tidak terafiliasi, tidak terintegrasi dan
berkelompok, tidak ada yang membantu mereka memasarkan, tidak ada yang
mendampingi cara pemeliharaan yang baik jangka pendek, jangka panjang dan
sebagainya. Berjalan apa adanya. Hal inilah dibentuk kelompok tani untuk bisa
belajar bareng, mementoring, mendampingi pemasarannya. Dan di tahun 2014
bulan 3 berdirilah Kelompok Tani Ternak Hutan Rakyat Rukun Amanah. Dan di
akhir tahun 2014 menjalin mitra dengan YDSF Malang. Dengan visi dan misinya
“Petani peternak berdaya lebih, lebih berdaya” di mana saya direkrut menjadi mitra
Da’i, karena sudah bergabung dengan YDSF Kita bergabung tiap bulan. Setelah
bergabung saya dikirim ke dompet dhuafa jakarta untuk melakukan penakaran dai
pemberdaya dompet dhuafa. Di sana saya mendapatkan banyak inspirasi yang
kemudian munculah ide untuk meberdayakan masyarkat berupa ternak melalui
dana zakat. Di mana awalnya masyarakat berpandangan zakat itu konotasinya
hanya berupa pemberian saja seperti beras, makanan. Dan coba kita ubah dengan
kegiatan beternak. Akhirnya, awal-awal diberikan 25 ekor, dari situ banyak juga
anggota saya yang belum bersemangat untuk beterna, tetapi dengan berjalannya
waktu. Masayarakat melihat perkembangannya, ternyata berdampak baik terhadap
lingkungan, kebersamaan, perekonomian. Akhirnya zakat produktif ini menunjang
tambahnya anggota yang dulu ekonominya lemah dan pekerjaanya biasa. Dan kita
tawarkan bagaimana kalo beternak sekalian, dan ada yang terkendala hewan kita
berikan bantuan dari dana itu, bukan hanya dikasih tapi kita dampingi. Di mana
hingga sekarang hewannya bertambah banyak dan bisa mandiri. Artinya betul –
betul produktif, di mana bisa memberi inspirasi orang untuk beternak lagi,
bersemangat untuk beternak, kendalanya ada macam-macam ada yang keracunan
makanan, sakit dan sebagainya. KTHR nya sebelum menjadi mitra Dai YDSF
Malang sudah berdiri, berdirinya 2014 bulan tiga dan bermitra dengan YDSFnya
akhir 2014. Awalnya segmen yang dijalankan yaitu beternak kambing. Awalnya
tidak ada bahan diskusi dengan umat, dengan adanya program zakat produktif
menjadi pintu masuk kepada masyarakat yang dituju yang kita sasar penerima
manfaat itu. yang bertujuan untuk kemaslahatan baik spiritual maupun material..
Dan KTHR ini adalah media dakwah kepada masyarakat di bidang ekonomi dengan
mendekati masyarakat di peternakan, kita bantu solusi- solusi, kita bantu
permasalahan di bawah. Perkembangan nya yang tergabung bukan hanya umat
islam, ada umat hindu dan sebagainya. Saya tetap menjadi penggerak di masyarkat.
Yah ada yang berkeinganan ingin bertambah ternak, dan kita bantu mencari solusi.
Saya dirikan yang awalnya beranggotakan 40 orang dan sekarang kurang lebih
sudah 150 orang. Jadi gini organisasi masyarakat ini terdiri dari ketua, wakil ketua,
sekertaris, bendahara, dan humas yang ngurus. Jadi, dengan melihat peternak ada
tapi masih tradisional, sehingga belum maksimal dan belum berdaya.
Saya mengumpulkan warga, dari saya menganalisis masyarakat. Bertemu kepada
kepala desa untuk izin mnggunakan balai desa untuk mengumpulkan warga, untuk
berdiskusi membuat wadah peternak-peternak agar jadi satu kesatuan, jek (agar)
teroganisir baik. Saya buat undangan kepada para warga, kira – kira dari 100 persen
yang saya undang sekitar 40 persen yang datang, yah seleksi alam. Kewajibannya
ada biaya berupa iuran bulanan 5.000 tapi yah masyarkat kadang ada kadang
enggak jadi fleksibel. Untuk biaya pertemuan, akomodasi dll. Dana hibah itu, yang
pas awal yang dibelikan kambing sebanyak 25 ekor seharga 35 juta.
Wawancara Hari Kamis,07 Maret 2019
Jadi program YDSF masuk itu, awal 35 juta ta belanjakan 25 kambing jantan 3
bulan menjelang idul adha. Oh untungnya saya kasihkan ke penerima manfaat.
Karena itu juga saya sebar. Terus regulasi kedua ta belikan indukan bunting dapat
25 ekor, dengan sistem perjanjian satu,dua, tiga kali beranak itu bagi hasil sama
KTHR. Setelah tiga kali beranak indukannya ta kasih lepas. Jadi penerima manfaat,
ya dapat anak, dapat indukan setelah tiga kali beranak. Dan yang bagian KTHR,
kita kasihkan orang lagi. Agar tambah banyak penerima manfaat. Kenapa kok tiga
kali harus beranak? Supaya orang ini sambil belajar, kalo sudah tiga kali bisa
menghasilkan anak ini berarti ini kan ia sudah bisa merawat, akhirnya saya lepas
karena kan ini hibah. Yah dari inilah bertambah peternak-peternak sampai sekarang
semangat beternak banyak, 150 anggota saya. Setelah 150 ngapain? Program
berjalan yah di peternakan, jual beli kambing, ya indukan, ya bakalan, yah
penggemukan dan lain sebagainya. Artinya tujuan visi misi kita apa, untuk
membuat sebanyak-banyaknya peternak. Sumber dananya kalo YDSF
sepesifikasinya media dakwah yang disebut penerima manfaat, yah kalo KTHR
lebih luas lagi bukan hanya umat muslim hindu juga banyak. Dan sumbernya itu
dari dana hibah YDSF, pembiayaan KUR Bank BRI kalo ada anggota yang ingin
belajar ternak dan tidak memiliki kambing. Ini awal-wal di bina dua yah pak laib,
dan allhamdulillah istiqomah sekitar sudah 4 tahun. Ini cocok tambah banyak
ternaknya. Sing iku payu patang ewu paling.
Pertemuan dengan YDSF Malang itu dengan Dai ydsf. Dan saya sudah diberikan
wewenang penuh di KTHR ini. Dan saya melaporkan perkembangannya tiap bulan.
Pertemuan apa di YDSF, pertemuan dengan melaporkan kegiatan yang sudah
dilakukan, apa aja kendalanya dan lainya. Pendampingan itu fleksibel mas, wong
saya namanya media dakwah. Saya datang kepada mereka sewaktu – waktu, saya
mampir kepada pak abduh, bagaimana kabarnya? Cuma secara organisasi ada
pertemuan, sebetulnya rutin tapi kadang saya ada kesibukan. Kadang 3 bulan sekali,
kadang satu tahun dua kali. dari pertemuan itu muncul diskusi tentang cara buat
pakan, buat kandang dan sebaginya. Pendampingan kepada mustahik itu satu tahun
secara intensif, namun setelah itu saya lepas. Karena untuk menjaga perasaan para
musthik, tapi saya bisa buktikan perkembangan dengan dilihat dari ternak nya terus
berjalan dan tumbuh dan KTHR nya makin besar. Salah satu indikasinya kelompok
saya semakin besar, dan mereka masih beternak. Untuk pembagiannya itu 45,45,10
jadi 45 untuk peternak, inevestor terus 10 itu untuk KTHR. Rencananya itukan
awalnya membangun semangat beternak, jadi awal itu sebagai wadah para pternak,
menjaring para peternak. Pelaksanaannya kan dengan dinamika yang ada akhirnya
kan masyarakat, oh saya butuh modal, oh saya butuh pakan akhirnya yah mengalir
aja gitu. Cara menggkordinasikan anggota kan kita dengan cara keliling, dengan
sering keliling kita tahu kebutuhannya apa, nantikan ada diskusi itu, tapi diskusi
paling asyik itu yah pas kumpul di balai desa itu, kita catat pertanyaannya lalu kita
jawab satu persatu. Terus awal pas dapat dari YDSF itu kan kita ngumpul disini,
anggotanya siapa aja terus bawa KTP, ada dari YDSF juga. Jadi udah jelas siapa
yang menerima baru nanti dikucurkan dari YDSF. Terus nantikan saya melaporkan
kondisinya oh baik-baik saja, aktifitasnya lancar.
Lampiran 5
Informan 4 Amin anggota Kelompok Ternak Hutan Rakyat
Wawancara pad a 09.00 wib 07 Maret 2019
Untuk pendaftaran baru kita otomatis ada syarat-syaratnya, termasuk membayar
uang pendaftaran yaitu sebesar 50 ribu. Saya ada ternak juga, dulu itu ternak Cuma
kan tradisional. Awal kita mendirikan KTHR sebenarnya bukan peternakan,
Pternakan ini adalah salah satu usaha produktifnya KTHR. Kita mendirikan KTHR
dikebetulan letak geografis kita di sini dekat dengan hutan. Di sini hutan nya hutan
rakyat dalam artian lahan nya milik probadi. Program KTHR.
Dulu itu, pertama kita mengajukan permodalan ke departemen kehutanan. Yah
berupa pinjaman lunak sampai delapan tahun jatuh temponya, jaminannya kayu.
Itukan salah satu strategi dari departemen kehutanan, biar kayu ini masih kecil-
kecil tidak ditebang. Jadi yang punya kayu, dipinjami modal. Jadi umpama butuh
uang atau modal, tidak menjual kayu-kayunya kecil-kecil. Makanya sampai delapan
tahun cicilannya, harapannya delapan- lima tahun ke depan kayunya baru dipotong
untuk membayar cicilannya. Kalo di peternakannya itu ada penggemukan, brading
(diambil ananknya). Anggota yang tidak beternak berarti dia tani. Anggota yang
tidak pernah ternak itu banyak, yah salah satunya pa mugni itu dia baru memulai
ternak.
Kalo pendampingan itu semuanya pasti, Cuma kan volume pendampingannya itu
macam- macam, ada yang udah punya basic, paling kita kasih dasaar-dasar saja,
kemudian dia yang menjalankan. Tapi yah rata- rata pendampingannya gak penuh
karena udah punya basic, tinggal mengembangkan dari tradisional full menjadi
semi-tradisional, atau bahkan menjadi modern full. Sama aja, yang dimaksud
tardisional itu pakan masih ijoan, terus belum begitu mengenal obat-obatan.
Brading juga semi modern bisa juga modern. Kalo kita modern itu udah tidak ijoan
pakannya, pakannya sudah kita olah pakannya. Yah peruntukannya macam-
macam, kita kan juga ada pertemuan, pertemuan itu kan kita mengumpulkan
anggota dari sekian puluh orang itu butuh konsumsi, terus tempatnya. Kita benar
pakai balai desa, tapi kan paling engga kita ngasih uang kebersihan kepada balai
desa. Terus, untuk sumbernya itu dari anggota ada iuran. Rapat itu kalo dibilang
rutin enggak tapi paling enggak satu tahun itu ada 2 – 3 kali pertemuan besar. Tapi
kalo pengurus yah sering. Atau juga pengurus kalo ada penyuluhan dari
deparetemen – departemen apa, dinas apa, atau bahkan dari swasta kita kan ada
pertemuan juga. KTHR ini berdiri sendiri hanya legalitasnya di bawah desa. Kita
punya komunitas, kita diskusi, buat Ad/Art, pengurusnya terbentuk, baru kita minta
legalitas pa lurah ketika pertama pembentukan. Yah perkembangan anggota itu
setiap tahun meningkat, kalo di rata-rata itu ada 30 an lah yang mendaftar menjadi
anggota KTHR. Kan sekarang anggotanya sekitar 150-160 an. Jadi kalo untuk
mitranya itu biasanya mereka beli ke kita terus pakan dan lain-lainya itu kita
sediakan, jadi pakannya gak ijo-ijoan murni. Kalo anggota sama aja tapi kadang
ada jatah untuk pemeliharaan.
Wawancara pada jam 14.00 5 Mei 2019.
150 lebih kalo sekarang. Setiap bulan itu ada aja yang ikut, Cuma enggak semua
langusng ikut ke peternakannya tapi ikut menjadi anggota. Kadang memang sudah
punya basic ternak, entah itu ternak sapi, ternak kambing atau pertaniannya.
Pertenakan ini kan hanya salah satu usahan. Hampir tiap bulan itu pasti ada entah
satu, dua atu tiga. Yah minimal satu orang lah tiap bulan. ada sekitar desa sukodadi.
Kelompok tani ini ingin legalitasnya meningkat menjadi tingkat kecematan. Saat
ini sudah tiga desa, cuman kurang kalo anggotanya sudah 300 orang baru legalitas
ke kecamatan dengan rata- rata per desa 100 orang. Saat ini itu anggotanya dari
desa Sukodadi, Petung Sewu dan Sido rahayu. Katakan kalo dipersentase petung
sewu itu 10 persen dari total anggota, kalo yang sugeng rahayu 1- 3 persen nah yah
paling banyak itu sukodadi.
Dalam penjualan kambing, kalo milik pribadi keuntungan pure 100 persen kembali
ke anggota, Cuma kelompok tani kan ada iuran pertahun untuk kas, gunanya untuk
pertemuan, konsumsinya sewa gedungnya dan macam- macam. Atau kalo ada
investor, memang itu untuk yang melihara 45, 10 persen untuk KTHR dan 45 persen
untuk investor. Kenapa pembagaiannya seperti itu, gunanya untuk apa, KTHR
gampangnya jadi wasit untuk yang monitoring, untuk yang recording. Jadi ada yang
menengahi, kalo dulu itu sistem tradisional langsung antara investor dengan
peternak dan kebanyakan itu investornya sing diakali. Karena kan investor gak
setiap hari monitor, kadang 3 bulan sekali, setahun sekali.
Biasanya motivasi mereka bergabung ke KTHR itu karena pendampingan
ternaknya sama akses permodalannya. Pendampingan itu biasanya waktu rapat
terkait ilmu perternakan, karena biasanya pengurus itu dapat undangan seminar atau
apa nanti diterapkan di KTHR. Atau waktu kita silaturahami kepada anggota atau
anggota datang kepada pengurus untuk bertanya.
Pasar sudah sampai cirebon, blitar, surabaya, malang raya. Kalo ke nurul hayat itu
sudah continuitas, sementara untuk yang intitusi yang sering itu ke nurul hayat.
Kalo idul adha bisa ke panitia masij, laz-laz. ada nurul hayat, muamalah, sama al
falah itu untuk yayasan moment idul adha. Ada juga kalo warung – warung itu bisa
catering. Sebenernya permintaan itu banyak Cuma barangnya yang kurang.Untuk
anggota yang akitf dalam kegiatan KTHR sekitar 80 persen dari jumlah anggota.
Dari KUR itu kan musiman jadi 12 bulan, Cuma kan rata- rata kambing itu setahun
panen udah tiga kali. ada satu dua yang tidak bisa melunasi, Cuma bukan karena
ternaknya tapi karena sakit, kecelakaan atau keluarganya yang sakit. jadi dari
KTHR nanti menyampaikan bahwa seperti ini kondisinya dan meminta keringanan.
Sekarang malah ada KUR nya itu asuransi jiwa. Itu kan bagian dari salah satu solusi.
Jadi kalo meinggal itu tidak meninggalkan hutang gitu.
Lampiran 6
Informan 5 Pak Atmo anggota KTHR Wagir - Malang
Wawancara dilakukan pada 22 Maret 2019
Penghijauan sedikit tapi tetap harus ada penghijuan, kalo minumnya kan biasannya
itu buat kambing pakai polar. Satu kambing itu satu ons. Itu akan cepat tumbuhnya.
Biasanya dari pembibitan sampai panen, kalo timbangan misalnya 10 kg ketika
pembibitan, setiap bulan harus nambah 5 kg. Dan untuk harganya 40 ribu per kg di
Jamuran dari KTHR. Dulu dikasih 10 ekor dari mas arif dari YDSF menjelang idul
adha, nanti ditimbang pertama berapa kg, nanti ketika diambil bertambah berapa
kg. Nanti hasilnya sesuai kesepakatan apa dibagi dua dengan makanan dikasih dari
pa arif. untuk kerjasamanya itukan, misalnya 10 ekor itu 1 kintal nanti jadi dua
kintal. Nanti yang satu kintal buat saya. Yah lumayan lah mas, ketimbangan anu.
Kambing saya sekarang itu ada 9 ekor, dan sebentar lagi dombanya datang sih dari
pa arif. Jatahnya bulan ini.
Kan anu mas, saya itu dikasih undangan untuk hadir dalam perkumpulan itu, pas
gabung itu saya tahun 2015. Itukan dipilih yah mas untuk ekonomi menengah ke
bawah. Tujuan untuk membantu untuk saling kerjasama. Untuk pendaftarannya kan
langsung dipilih oleh kepala desa. Terus didata. Pertama dikasih dua kambing
jantan, bantu gituloh mas. Terus kambingnya saya pelihara sampe kemudian dijual.
Kan lumayan untungnya mas. Dan untuk kambing jantan itu paling lama 6 bulan
udah harus diganti. Setiap bulan itu disurvei oleh mas arif dari kesehatan, kurang
gemuk atau gimana. Nanti ditimbang terus disuntik juga kalo sakit dan ini setiap
bulan mas arif ke sini setiap tanggal berapa gitu. Kalo pertemuan itu kan anu mas
dikasih tahu dari mas arif dimana dan kapan jadi fleksibel.
Saya dari kecil udah ternak sapi, kambing. Gampang lah mas ngurusinya tinggal
kasih makan pagi terus sore. Tergantung sih bisa dua kali sehari atau tiga kali sehari.
Satu orang bisa melihara 200 sampai 500 kambing kalo pakai pakan permentasi.
Yah sejak adanya KTHR dan bantuan kambing ini terbantu, kan bisa dipakai buat
bayar sekolah dan kebutuhan yang lainnya. Kerja yang lain juga, kadang bongkar-
bongkar bangunan, ngangkut pasir. Yah ternak kambing ini buat celengan nanti
kalo ada kebutuhan – kebutuhan mendesak kaya bayar listrik, sekolah dll. Kalo
kerja tiap harinya itu buat makan dll, yah paling penghasilannya. Dari pa arif itu
paling ngasih pendampingannya ketika survei itu, sama pa arif nanti dikasih tahu
kurang ini itunya. Yah nanti sama pa arif itu di evaluasi perkembangan
kambingnya. Jadi yah ketika survei itulah pendampingannya, seperti cara
pemberian makan, vitamin dan lainnya. Mencari pakan itu pagi buat persedian
sehari, tapi yah tergantung persedian yang ada. Iuran anggota tidak ada untuk
mustahik, jadi Cuma dikumpulkan aja sih. Dan untuk pakannya minimal satu
kambing itu satu kilo penghijuannya setiap hari, kalo permantasi biasanya itu 2,5
kg perhari.
Lampiran 7
Informan 6 Suliyadi
Wawancara dilakukan pada 07 Mei 2019
Saya gabung tahun 2016 nama lengkapnya Suliyadi umurnya 45 tahun, awal – awal
gabung itu pendaftaran dulu sama pa arif, setelah lebarn kita gabung, baru diproses.
Awal itu ngisi formulir itu bayar 50 ribu, nah untuk iuran anggota itu 100 ribu jadi
awal itu 150 KTHR. Kita kan kalo sudah gabung kita dikasih kambing satu pasang.
Kita ternak kita ambil anaknya nanti yang ambil itu pa arif dari YDSF itu loh mas.
Jadi indukan dan anaknya juga buat saya semua, dan untuk penjualanya sendiri itu
per kilo sekitar 34 ribu yang betina kalo yang laki itu 52 ribu kalo gak salah.
Sebelum gabung saya udah ternak Cuma dua, nah pas dapat dari YDSF yang dua
saya jual. Terus saya rawat yang dua. Saya ternak itu dari bujang dulu ternak
kambing. Kambing itu pemberian murni kita kembangkan iya, paling nanti kan kita
ikut kegiatan KTHR sebulan sekali, kita sharing-sharing dengan anggota gitu di
balai desa sana yah sama ust arif, yah masalah pembinaan- pembinaan masalah
penggemukan, ternak, caranya mengobati, caranya ngasih makan. Sharing- sharing
dari semua anggota.
Setelah gabung KTHR ini allhamdulillah punya kesibukan, yah gimana kita syukuri
gitu mas. Yah gotong royong sama teman- teman. Kalo kerjaan kadang saya potong
kambing. Penggemukan domba itu 2 bulan 10 hari itu panen. Kalo nyari pakan saya
satu kali buat sehari. Untuk pakan itu kan ada yang ijoan ada yang permentasi. Kalo
buat penggemukan itu pakannya itu kering tapi kalo brading itu rumput ijoan.
Ngurusinya sendiri.
Ternak ini kita buat bantu- bantu kebutuhan yah celengan lah, kalo sehari – hari itu
ada kerjaan. Kalo ternak itu yah buat kebutuhan mendesak buat bayar sekolah anak
kaya gitu mas. Kalo sehari – hari yah kerja bareng-bareng sama ibu. Ternak di
KTHR ini yah membantu buat kebutuhan keluarga. Kalo kambingnya sakit itu kita
suntik kesehatan, nafsu makan, sama vitamin. Kalo kita ada keluhan ternak kita
sampaikan ke pa arif. Kalo bersihin kandang itu dua kali, nah kotoran kambing itu
nanti jual juga satu sak itu 8 ribu. Kalo kita itu ngukur berat badan itu tiap bulan
kita timbang. Nanti hasilnya naik turunnya keliatan, setiap bulan kita cek.
Cangkruan kita itu kalo kumpul-kumpul itu tanya jawab gitu, misalnya punya si A
berhasil tapi punya si B gak berhasil nanti sharing- sharing, tukar pikiran. Gabung
ke KTHR ini memang kemaun sendiri, tertarik sama kegiatan nya.
Sebelum gabungkan kita gak tahu apa- apa, setelah gabungkan kita bisa diajarin
caranya, kay nyuntik awalnya kan gak bisa terus diajarin dulu sama pa arif yah
sekarang bisa sendiri. Kemarin itu panen 4 kambing keuntungnnya hampir 3 juta.
Sistem pemberian kambingnya itu bergilir, sistemnya drop- dropan jadi berapa
orang yang masuk nanti diproses. Kemarin penggemukan saya dikasih sepuluh ekor
itu dari pa arif. Kalo penggemukan itu dua bulan udah panen, kalo pembibitan
itukan selamanya lama gituloh mas. Dulu itu yah yang ngajarin itu mantri hewan,
jadi pas awal itu datangin mantri hewan, kalo sekarang kan anggotanya udah pada
tahu. Nanti anggota yang dulu- dulu itu nanti ngajari sama anggota yang baru, jadi
anggota yang baru itu gak dibiarin sama anggota yang lama.
Wawancara pada tanggal 24 Mei 2019
kalo betina harga perkilo 32 kalo jantan Per kilo 40 ekor tergantung kualitas
kambingnya 1 ekor minim 200, perekor untungnya 200. Kalo ngisi Cuma 8 ekor
panennya 8 ekor kalo ternaknya sampek beranak sampai besar itu baru hasil. Kalo
saya kerja sampingannya kerja bangunan perhari 100”
Lampiran 8
Dokumentasi Penelitian
Wawancara Bpk Atmo Wawancara Bpk Haris Wawancara Bpk Suliyadi
Wawancara Bpk Amin Pendampingan Anggota Wawancara Ust Mansyur
Penimbangan Kambing Mitra KTHR Pemberian Zakat untuk
Mustahik
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
BIODATA PENULIS
Nama Lengkap : Egi Agustian Rahmat Sukendar
Tempat, tanggal lahir : Bogor, 16 Agustus 1996
Alamat Asal : Jl Sadeng Jalan Rt/Rw 004/001, Desa Sadeng,
Kec.Leuwisadeng – Bogor- Jawa Barat
Alamat di Malang : Perum Bukit Cemara Tidar E6/7, Sukun - Kota Malang
No. Telepon/HP : 085607674243
E-mail : [email protected]
Pendidikan Formal
2002-2008 : MIN 1 Sadeng
2009-2011 : MTSN Model Babakansirna Leuwisadeng
2011-2014 : MAN 1 Leuwiliang
2015-2019 : Jurusan Perbankan Syariah (S1) Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Pendidikan Non Formal
2007 - 2008 : PP Nurul Khoir Sadeng Jalan – Bogor
2008 - 2009 : PP Darussa’dah Bogor
2009 - 2015 : PPTQ Al – Mustaqimiyyah Bogor
2015 - 2016 : Ma’had Sunan Ampel Al-Aly UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang
2015 : Manggala Training Center Pare - Kediri
2015-2016 : Program Khusus Pengembangan Bahasa Arab (PKPBA)
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
2016-2017 : English Language Center (ELC) Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang
2017 - sekarang : PPTQ Nurul Quran Malang
2019 : Indef School of Political Economy and Finance
Pengalaman Organisasi
2016 - 2017 : Staff Dep. Sosial Lingkungan CSSMoRA UIN Malang
2016 - 2017 : Staf Dep. Keilmuan HMJ Perbankan Syariah S1
2017 - 2018 : Pimpinan Redaktur Lensa CSSMoRA UIN Malang
2018 - 2019 : Staff Dep. PSDM CSSMoRA Nasional.
2018 - 2019 : Staff Devisi Maal TOT El Dinar Fak. Ekonomi
2018 - 2019 : Ketua 1 CSSMoRA Nasional
2017 - 2019 : Co.PSDM Ikatan Santri Alumni PPTQ Al Mustaqimiyyah
Aktivitas dan Prestasi
2015: Peserta Pelatihan Peneliti Pemula di LKP2M UIN Malang
2015: Kontributor Buku Sepenggal Perjalanan
2015: Kontributor Artikel website CSSMoRA UIN Malang
2016: Juara 1 Lomba Marketing Development Bank Syariah Mandiri
2016: Juara 1 Volly di East Competition Regional UIN Sunan Ampel Suarabaya
2017: Moderator Talkshow Santri Milineal di Acara Islamic Internatitonal
Education Tangerang – Banten
2017: Juara 1 Lomba Cerpen se- Jawa Timur di Univ. Islam Inkafa Gersik.
2017: Finalis Call for Paper Nasional Univ. Brawijaya Malang
2017: Juara 2 Futsal di East Competition Regional ITS Surabaya
2017: Kontributor Buliten LENSA
2017: Penulis berita Hari Santri di Website Kementrian Agama RI
2017: Editor buku Sepenggal Perjalanan
2018: Kontributor Jurnal El Dinar Fak. Ekonomi UIN Malang
2018: Peserta Workshop Kepenulisan Esai di CSSMoRA UIN Malang